Anda di halaman 1dari 448

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum 1
B. Potensi dan Permasalahan 4

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN


A. Visi & Misi Presiden 10
B. Visi dan Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi 12
C. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan 13
D. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan 14
Perdesaan
BAB III KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 17
B. Arah Kebijakan dan Strategi Pedesaan 21
C. Kerangka Regulasi 23
D. Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas 25
E. Kerangka Kelembagaan 31

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN


A. Target Kinerja 39
B. Kerangka Pendanaan 43

BAB V PENUTUP

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Capaian Target Kinerja Kemendesa, PDT & Transmigrasi
Tahun 2015-2019 sampai dengan Semester I Tahun 2019 Bidang 1
Desa
Tabel 2. Capaian Program dan Kegiatan Unit Kerja Eselon II di Lingkungan
Ditjen PDP Tahun 2015 - 2019 2

Tabel 3. Pertumbuhan Penduduk Miskin tahun 2014-2019 4


Tabel 4. Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
14
tahun 2020 – 2024
Tabel 5. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, Pembangunan
18
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tabel 6. Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan dengan
Direktorat di lingkungan Ditjen PPMD) 21

Tabel 7. Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis


23
Pembangunan Bidang Perdesaan
Tabel 8. Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional 26
Tabel 9. Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian 29

Tabel 10. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK lama 37
Tabel 11. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK baru 37
Tabel 12. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan berdasarkan
37
SOTK lama
Tabel 13. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan
berdasarkan SOTK lama 38

Tabel 14. Target Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun
2020-2024 yang berkaitan dengan Bidang Desa dan Perdesaan 40

Tabel 15. Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Tahun
41
2020-2024
Tabel 16. Kerangka Pendanaan Program Tahun Anggaran 2020 44
Tabel 17. Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024 46

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Laju Penurunan Angka Kemiskinan, 2010-2017 7


Gambar 2. Koefisien Gini Perdesaan-Perkotaan 2015-2018 7
Gambar 3. Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden dan Agenda Pembangunan
11
Nasional
Gambar 4. Rancangan Proses Bisnis Direktorat Jenderal Pembangunan
33
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Gambar 5. Rancangan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal
34
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Gambar 6. Proses Bisnis Pelaksanaan Bidang Desa dan Perdesaan 35
Gambar 7. Struktur Organisasi Bidang Pembangunan Desa dan
36
Perdesaan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 merupakan salah satu unit kerja eselon 1 dari
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang diberikan
mandat untuk melaksanakan urusan desa/perdesaan. Sebagaimana diketahui bahwa
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memiliki tiga
urusan pemerintahan, yaitu: (1) urusan desa dan perdesaan, (2) urusan percepatan
pembangunan daerah tertinggal dan (3) urusan transmigrasi.
Pelaksanaan urusan desa dan perdesaan yang menjadi urusan Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan memfokuskan pada percepatan proses transformasi
dan akselerasi pembangunan wilayah pinggiran untuk memperkuat daerah dan desa
dalam kerangka Negara Kesatuan sebagaimana dimaksud dalam Nawa Cita ke-3 Kabinet
Kerja Pemerintah.
Pada RPJMN 2014 – 2019, telah dicanangkan target kinerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigasi bidang desa adalah “mengurangi
jumlah desa tertinggal sebanyak 5.000 desa dan meningkatkan jumlah desa mandiri
sebanyak 2.000 desa” dan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan telah
membantu dalam pencapaian target kinerja Kementerian, yaitu “telah tercapai nya target
mengurangi jumlah desa tertinggal sebanyak 6.518 desa dan meningkatkan jumlah desa
mandiri sebanyak 2.665 desa”, seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Capaian Target Kinerja Kemendesa, PDT & Transmigrasi
Tahun 2015-2019 sampai dengan Semester I Tahun 2019 Bidang Desa

NO URAIAN SATUAN TARGET CAPAIAN KETERANGAN


1 Mengurangi jumlah desa Desa 5.000 6.518 Tercapai di atas
tertinggal target
2 Meningkatkan Desa 2.000 2.665 Tercapai di atas
jumlah desa mandiri target

Capaian kinerja bidang desa tersebut didukung oleh capaian kinerja program dan
kegiatan dukungan dari Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan dan Pemebrdayaan Masyarakat Desa, yaitu:

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 1
Tabel 2. Capaian Program dan Kegiatan Unit Kerja Eselon II di Lingkungan Ditjen
PDP Tahun 2015 - 2019
Capaian 2015 - 2019
No Bentuk Kegiatan Keterangan
Volume Satuan
1 Pelaksanaan 36.658 Orang progres minggu pertama
pendampingan di 74.954 Desember 2019
Desa
2 Pelaksanaan 224 Desa - Pelaksanaan di provinsi
pendampingan pada Papua dan Papua Barat
Program Pembangunan - Bimtek, coaching clinic dan
Desa Mandiri (PPDM) pelatihan pelaku pertanian
3 Pelaksanaan program 5.789 Desa Pendampingan dan
Generasi Sehat Cerdas penanganan stunting di
dan Konvergensi 5.789 desa pada 499
Pencegahan Stunting Kecamatan, 66 Kabupaten,
dan 11 Provinsi
4 Pembangunan/rehabilitas 330 Unit dilakukan secara swakelola
i embung desa skala kecil oleh masing-masing desa (
dan bangunan progres minggu pertama
penampung air lainnya Desember 2019)
5 Pembangunan Sarana dan 113 desa dilakukan secara swakelola
Prasarana Pendukung oleh masing-masing desa (
Destinasi Wisata progres minggu pertama
Desember 2019)
6 Pelaksanaan bantuan 3.810 unit progres minggu pertama
permodalan BUMDesa Desember 2019
untuk mendukung produk
unggulan desa
7 Pelaksanaan bantuan 48 unit progres minggu pertama
pengembangan BUMDesa Desember 2019
untuk mendukung produk
unggulan desa
8 Pelaksananan bantuan 1.260 Kelomp progres minggu pertama
usaha ekonomi ok Desember 2019
masyarakat Masyara
kat
9 Pelaksanaan Bantuan 90 Desa progres minggu pertama
revitalisasi pasar desa Desember 2019
10 Pelaksanaan bantuan 20 Desa progres minggu pertama
pembangunan rumah Desember 2019
pangan kita

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 2
Capaian 2015 - 2019
No Bentuk Kegiatan Keterangan
Volume Satuan
11 Bantuan Pengembangan 154 Desa Pelaksanaan pendampingan
Ekonomi Lokal dan inkubasi pada PPID PEL
(progres minggu pertama
Desember 2019)
12 Pengembangan 381 Desa progres minggu pertama
Pengelolaan Sumber Daya Desember 2019
Alam dan Teknologi Tepat
Guna (Bantuan Prukades
berupa peralatan pasca
panen)
13 Pelaksanaan 15 Provinsi Pelatihan pemantapan
Pengembangan Sumber operasional RKM
Daya Air Minum PAMSIMAS dan
Berkelanjutan Berbasis Peningkatan kapasitas
Masyarakat kelembagaan PAMSIMAS
14 Bantuan pengembangan 20 Desa progres minggu pertama
literasi desa Desember 2019
15 Pemberdayaan 4 Provinsi - Bantuan stimulan
Masyarakat pada Lokasi- pengembangan prukades
Lokasi Perhutanan Sosial dalam mendukung
program perhutanan
sosial untuk 7 desa
- Pelaksanaan coaching
clinic dan pemberdayaan
masyarakat pada lokasi
perhutanan sosial (Jawa
Barat, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat dan
Jambi)

Saat ini, tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan sebesar 2,75% per tahun, angka
ini lebih besar dari pertumbuhan nasional 1,17% per tahun. Pada tahun 2015 jumlah
penduduk di perkotaan diperkirakan sebesar 59,35%, dan apabila tidak ada kebijakan
yang tepat dan strategis untuk mengatasi hal ini, maka pada tahun 2045 diperkirakan
82,37% penduduk berada di kota (Proyeksi BPS, 2014).
Diberlakukannya UU Desa diharapkan dapat menjadi salah satu solusi terhadap
permasalahan kesenjangan antara perkotaan-perdesaan. Karena tujuan dari lahirnya UU
Desa antara lain adalah untuk memajukan perekonomian masyarakat di pedesaan,
mengatasi kesenjangan pembangunan kota dan desa, memperkuat peran penduduk desa
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 3
dalam pembangunan serta meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa.
Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hak dan wewenang diberikan kepada desa
termasuk pendanaannya yang dialokasikan khusus dari APBN untuk desa, disamping
sumber pendapatan lainnya.
Pembangunan desa dan perdesaan secara komprehensif merupakan faktor penting
bagi pembangunan daerah, pengentasan kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan
antarwilayah. Pembangunan daerah diindikasikan dengan perkembangan jumlah desa di
Indonesia yang meningkat pesat, seiring dengan trend pertumbuhan yang semakin
meningkat. Pada tahun 2005 jumlah desa sebesar 61.409 desa, kemudian menjadi 67.211
desa di 2008, dan meningkat menjadi 74.093 desa di tahun 2014. Kemudian pada tahun
2017 meningkat lagi mejadi 74.954 desa atau naik 200 desa dibandingkan tahun 2016.
Munculnya desa-desa baru ini tersebar di seluruh penjuru nusantara dengan laju
pertumbuhan rata-rata sebesar 2,29 % atau 1.409 desa per tahun. Akan tetapi
peningkatan jumlah desa ini belum diikuti peningkatan kesejahteraan masyarakat di
perdesaan.
Pengentasan kemiskinan perlu segera dilakukan di Kawasan Perdesaan.
Berdasarkan Data BPS Bulan Maret 2019, jumlah atau persentase penduduk miskin
cenderung menurun, namun jumlahnya masih cukup besar di perdesaan. Kemiskinan
Indonesia kini hanya satu digit dan terendah sejak 1998. Sepanjang Maret 2018-Maret
2019, terjadi penurunan 0,81 Juta. Pertumbuhan presentase penduduk miskin di
perdesaan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pertumbuhan Penduduk Miskin tahun 2014-2019

Indikator 2014 2019 Growth


Jumlah Penduduk Miskin Perdesaan 17,77 juta 15,15 juta -14,7%
Persentase Penduduk Miskin Perdesaan 14,17% 12,85% -9,3%

Pada RPJMN 2020 – 2024 dalam Kerangka Pembangunan Rancangan RPJMN 2020-
2024, dimana Visinya adalah Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong, program yang berkaitan dengan Ditjen PDP
adalah Pembangunan Kewilayahan, melalui pemerataan antar wilayah dalam rangka
mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Salah satu kegiatan Prioritas untuk
mendukung program prioritas tersebut adalah Kegiatan Pembangunan Daerah Tertinggal,
Kawasan Perbatasan, Pedesaan dan Transmigrasi.

B. Potensi dan Permasalahan


Pembangunan desa yang dilakukan melalui Rencana Pembangunan yang disusun
oleh Desa melalui mekanisme Musyawarah Desa dimulai pada tahun 2015, dimana alokasi
dana desa yang berupa dana desa ditransfer ke seluruh desa di Indonesia. Pemanfaatan
dana desa tahun 2015-2018 dikelompokkan menjadi dua yaitu pemanfaatan dana desa
untuk menunjang aktivitas ekonomi masyarakat dan pemanfaatan dana desa untuk
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 4
meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa dengan melakukan belanja dana desa pada
bidang Pembangunan melalui pembangunan Sarana Prasarana Desa, Pelayanan Sosial
Dasar, Pembangunan Usaha Ekonomi Desa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan, serta Pemberdayaan Masyarakat.
Dana desa yang ditransfer secara langsung ke seluruh desa di Indonesia telah
memberikan peningkatan kemampuan pada desa untuk memenuhi kebutuhan dasar,
namun masih banyak yang belum mampu memanfaatkan dana tersebut secara baik sesuai
kebutuhan spesifik desa.
Pembangunan bidang desa termasuk dalam Prioritas Nasional Kedua tentang
Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan
pada Kegiatan Prioritas Kelima yaitu Pembangunan Daerah Tertinggal, Kawasan
Perbatasan, Perdesaan dan Kawasan Transmigrasi. Selain adanya mandat dari RPJMN
2020-2024, ada juga mandat dari perundang-undangan, yaitu: Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa dimana yang mengamanatkan untuk memajukan perekonomian
masyarakat desa serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan
merupakan mandat yang cukup kuat untuk mengatasi kesenjangan pembangunan
nasional.
Aspek materialisme undang-undang desa yaitu keuangan desa dipandang sebagai
peluang sekaligus tantangan dalam membangun desa. Dari cara pandang peluang, dana
yang cukup besar yang diberikan kepada desa dapat mendorong percepatan
pembangunan desa, pengentasan kemiskinan, serta pemenuhan pelayanan dasar desa.
Namun dari cara pandang tantangan, fakta lemahnya tata kelola keuangan desa selama ini
berpotensi menggiring desa pada inefisiensi tata kelola desa, tidak tepatnya sasaran
pelaksanaan percepatan pembangunan desa, serta degradasi kultur gotong-royong dan
integritas aparat pemerintah desa. Karena itu, pendampingan desa menjadi agenda besar
dalam implementasi undang-undang desa, termasuk pemanfaatan dana desa bagi
kesejahteraan masyarakat desa.
Meskipun beberapa target dapat dicapai dalam pembangunan desa, namun
berbagai masalah berkenaan dengan upaya percepatan pembangunan perdesaan masih
menyisakan berbagai isu strategis yang harus dihadapi. Salah satu isu yang menjadi
landasan oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi khusus nya Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan untuk dapat memberikan kontribusi terhadap upaya
pengurangan kesenjangan pembangunan nasional adalah isu ketimpangan antarwilayah
yang masih cukup tinggi yang ditandai dengan tiga hal, yaitu: 1) tingkat kemiskinan, 2)
tingkat rasio gini, dan 3) ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara daerah tertinggal dan
non tertinggal.
Berkembangnya kota sebagai pusat-pusat pertumbuhan ternyata tidak memberikan
efek penetesan ke bawah (trickle down effect), tetapi justru menimbulkan efek
pengurasan sumberdaya dari wilayah di sekitarnya (backwash effect). Ada beberapa hal
yang menjadi penyebab terjadinya backwash effect tersebut. Pertama, terbukanya akses ke
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 5
daerah perdesaan seringkali mendorong kaum elit kota, pejabat pemerintah pusat, dan
perusahaan-perusahaan besar untuk mengeksploitasi sumberdaya yang ada di desa.
Masyarakat desa sendiri tidak berdaya karena secara politik dan ekonomi para
pelaku eksploitasi sumberdaya tersebut memiliki posisi tawar yang jauh lebih kuat.
Menurut Anwar (2001), berdasarkan pengalaman ternyata bertambahnya akses pada
pasar yang lebih baik di wilayah perdesaan di Indonesia, tidak selamanya dapat
meningkatkan pertumbuhan produktivitas pertanian karena seringkali hak-hak
(property right) masyarakat lokal terhadap sumberdaya menjadi terampas oleh
kepentingan kaum elit di luar mereka. Kedua, kawasan perdesaan sendiri umumnya dihuni
oleh masyarakat yang kualitas SDM-nya kurang berkembang. Kondisi ini mengakibatkan
ide-ide dan pemikiran modern dari kaum elit kota sulit untuk didesiminasikan. Oleh karena
itu, sebagian besar aktivitas pada akhirnya lebih bersifat enclave dengan mendatangkan
banyak SDM dari luar yang dianggap lebih mempunyai keterampilan dan kemampuan.
Dalam kaitannya dengan sejarah perkembangan wilayah perdesaan di Indonesia,
secara spesifik semakin lemahnya kawasan perdesaan juga didorong oleh kebijakan
nasional yang sangat bersifat urban bias (Anwar 2001). Proses transformasi struktur
ekonomi ke arah industrialisasi dan bertumbuhnya sektor-sektor modern (industri dan
jasa) mulai pertengahan dasawarsa 1980-an, terlalu dipercepat (accelerated) dengan
berbagai proteksi pemerintah sehingga mengarah pada proses yang tidak matang
(immature) dan seringkali merugikan sektor pertanian berupa dikenakannya pajak-pajak
ekspor dan pungutan dalam negeri.Semuanya ini tentunya merugikan bagi para petani
karena harga ekspor pertanian yang menjadi tidak kompetitif dan pada akhirnya juga
berdampak pada melemahnya pembangunan kawasan perdesaan.
Selain itu, menurut Anwar (2001), meskipun jumlah penduduk perdesaan lebih
banyak jika dibandingkan dengan penduduk kota, tetapi bentuk permukiman penduduk
yang lebih tersebar, lebih miskin, tidak berpikiran canggih dan kurang terorganisasi telah
mengakibatkan terjadinya bias dalam pengalokasian sumberdaya. Investasi yang dilakukan
di wilayah perdesaan menjadi sangat terbatas karena secara ekonomi tidak efisien dan
terdapat kecenderungan fasilitas- fasilitas umum hanya terkonsentrasi di pusat-pusat
administrasi wilayah lokal. Sedangkan di wilayah-wilayah perdesaan yang jauh dan miskin,
fasilitas-fasilitas seperti sekolah, puskesmas, dan penyuluh pertanian tidak dapat
dijangkau
Secara umum penanggulangan kemiskinan di Indonesia dihadapkan pada laju
penurunan angka kemiskinan yang semakin melambat. Selama kurun waktu 2010-2017,
rata-rata laju penurunan angka kemiskinan hanya sebesar 0,44%. Pada Gambar 1 dapat
dilihat bahwa laju penurunan angka kemiskinan tertinggi dicapai pada tahun 2011 dengan
penurunan sebesar 0,84%, sementara laju penurunan terendah sebesar 0,03% terjadi
pada tahun 2015 (BPS, 2017 dan Bappenas, 2017).

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 6
Sumber: BPS dan Bappenas, 201

Gambar 1. Laju Penurunan Angka Kemiskinan, 2010-2017

Sementara, dilihat dari Koefisien Gini (Gini Ratio) pada tahun 2016- 2018 cenderung
turun seperti terlihat pada Gambar 2. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang
menempatkan penurunan kesenjangan menjadi prioritas pembangunan dalam tiga tahun
terakhir ini. Nilai koefisien gini pada tahun 2017 berhasil diturunkan menjadi sekitar 0,393
(Susenas, Maret 2017), sementara pada bulan Maret 2018, koefisien gini berada di angka
0,389.

Sumber: diolah dari BPS, 2018

Gambar 2. Koefisien Gini Perdesaan-Perkotaan 2015-2018

Namun demikian, apabila koefisien gini ditinjau dari komposisinya di perdesaan dan
perkotaan, nilai koefisien gini di perdesaan untuk Maret 2018 (0,324) naik bila
dibandingkan dengan nilainya pada September 2017 (0,320). Hal ini menunjukkan bahwa
walaupun secara keseluruhan nilai koefisien gini menurun pada tiga tahun terakhir, namun
prioritas penurunan kesenjangan yang dilaksanakan belum mempengaruhi penurunan
kesenjangan di perdesaan secara signifikan. Kesenjangan yang tercermin dari nilai
koefisien gini ini masih harus terus diturunkan, antara lain melalui pertumbuhan ekonomi
yang inklusif, perluasan lapangan kerja dan perluasan akses terhadap sarana prasarana
pendukung ekonomi di daerah-daerah terpencil. Di sinilah konektivitas antar wilayah
menjadi faktor penting yang perlu menjadi prioritas lima tahun kedepan.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 7
Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan pokok dan isu-isu strategis
pembangunan desa dan perdesaan adalah:
1. Tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan yang masih
rendah;
2. Ketersediaan sarana dan prasarana fisik maupun non-fisik di desa dan kawasan
perdesaan yang belum memadai;
3. Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan akibat faktor ekonomi maupun non
ekonomi;
4. Kualitas lingkungan hidup masyarakat desa memburuk dan sumber pangan yang
terancam berkurang;
5. Pengembangan potensi ekonomi lokal desa yang belum optimal akibat kurangnya
akses dan modal dalam proses produksi, pengolahan, maupun pemasaran hasil
produksi masyarakat desa.
Secara lebih spesifik permasalahan pembangunan desa dan perdesaan adalah
sebagai berikut:
1. Penurunan Kemiskinan perdesaan hanya 0,3% pertahun pada 2014-2019
2. Kemiskinan di desa masih 12,85% (15,15 juta penduduk) pada Maret 2019
3. Kenaikan pendapatan per kapita penduduk desa hanya 6% pertahun
4. Desa yang terdapat angkutan umum tahun 2018 baru 64,52%
5. Tingkat pendidikan pekerja di desa yang tidak bersekolah sampai lulus SD masih 69%
6. Terdapat 3.909 kawasan perdesaan yang belum dikembangkan sesuai komoditas
unggulan.

Sedangkan potensi yang perlu dikembangkan yang ada di desa dan kawasan
perdesaan adalah:
1. Dana Desa meningkat hingga Rp.400 Triliun pada Tahun 2020-2024
2. Gini Ratio perdesaan Maret 2014-2019 tetap bertahan pada 0,32
3. Tingkat pengangguran di desa terus menurun tinggal 3,45% pada Februari 2019
4. Jalan aspal dan atau jalan yang diperkeras telah naik menjadi 88,42% desa pada tahun
2018
5. Desa dengan mata pencaharian utama penduduk pada sektor pertanian masih 92,82%
pada tahun 2018
6. Desa Digital: 82% desa sudah terjangkau internet dan 96% penduduk desa
menggunakan telepon seluler.

Dengan disahkannya UU Desa memberikan harapan dan peluang bagi desa untuk
mendapat perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk mendorong mempercepat pembangunannya. Desa menjadi titik
simpul terkecil pembangunan, sehingga mendinamisasikan pembangunan di desa akan
memberikan dampak terhadap pembangunan pada lingkup kewilayahan yang lebih luas.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 8
Konsekuensinya, pembangunan di desa tidak seharusnya hanya berfokus pada
keberadaan desa tersebut. Desa harus dibangun dalam sebuah kerangka pembangunan
yang koheren, terencana, dan terpadu, sehingga diperlukan perencanaan dan penetapan
pembangunan pada skala kawasan perdesaan.
Dengan demikian, pembangunan di desa didorong dalam perspektif kawasan
sehingga akselerasi pembangunan dapat lebih cepat, mengingat potensi dan
permasalahan desa dapat dipetakan dan diselesaikan dalam perspektif yang lebih
komprehensif. Pemetaan dan penyelesaian secara komprehesif mutlak dilaksanakan
sebagai penentu keberhasilan dari pencapaian target kinerja dari Ditjen PDP.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 9
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia


Visi pembangunan Indonesia pada RPJMN 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM
berkualitas dan berdaya saing.
Visi Presiden dan Wakil Presiden untuk dapat mencapai pembangunan Indonesia
adalah:
“Terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian, berlandaskan gotong-royong”
Visi tersebut dijabarkan dalam 9 (sembilan) Misi, yaitu:
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia;
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh
warga;
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.
Selain upaya mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden
tersebut, terdapat 5 (lima) arahan Presiden dalam mewujudkan agenda pembangunan
nasional, yaitu:
1. Pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM)
Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.
2. Pembangunan infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan Kawasan produksi
dengan Kawasan distribusi, mempermudah akses ke Kawasan wisata, mendongkrak
lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian
rakyat.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 10
3. Penyederhanaan regulasi
Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan Omnibus Law,
terutama menerbitkan 2 (dua) undang-undang. Pertama UU Cipta Lapangan Kerja,
dan Kedua UU Pemberdayaan UMKM
4. Penyederhanaan birokrasi
Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja, memangkas prosedur,
dan birokrasi yang panjang dan menyederhanakan eselonisasi.
5. Transformasi ekonomi.
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA menjadi daya saing
manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi kemakmuran
bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya VISI-MISI dan ARAHAN STRATEGIS tersebut diterjemahkan ke dalam 7
agenda pembangunan yang didalamnya terdapat Program Prioritas, Kegiatan Prioritas,
dan Proyek Prioritas. 7 Agenda Pembangunan RPJMN IV tahun 2020 – 2024, yaitu:
1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan
Berkeadilan;
2. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan
Pelayanan Dasar;
3. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan;
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing;
5. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim; dan
7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik.
Hubungan keterkaitan antara Visi dan Misi Presiden, Arahan Presiden dan Agenda
Pembangunan Nasional adalah:

Gambar 3. Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden


dan Agenda Pembangunan Nasional
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 11
B. Visi dan Misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
1. Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020 – 2024
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Tugas tersebut,
secara spesifik merupakan instrumen untuk melaksanakan misi ketiga Presiden dan
Wakil Presiden yaitu Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan, serta Agenda
Prioritas Nasional ke-2 yaitu Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi
Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan. Sehingga, visi Kementerian Desa, PDT, dan
Transmigrasi pada kurun waktu 2020-2024 adalah:
“Terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing
secara berkelanjutan dalam Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong”
Pengertian dari visi tersebut adalah:
a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan Kawasan transmigrasi
baik di daerah tertinggal maupun di daerah tidak tertinggal yang menjadi urusan
pemerintahan serta menjadi kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan agar perdesaan memiliki
kemampuan untuk membentuk kemitraan dengan wilayah/kawasan lainnya yang
efektif, bermanfaat, dan saling menguntungkan untuk lebih meningkatkan
keunggulan daya saing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan
transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki ketahanan ekonomi, sosial dan
ekologi yang sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan agar perdesaan di
Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam meningkatkan nilai tambah
dibandingkan dengan negara lainnya baik di tingkat regional maupun internasional.
e. Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong-royong: merupakan visi Presiden dan Wakil Presiden yang wajib didukung
oleh visi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
2. Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Untuk mewujudkan Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, maka misi
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020-2024 sebagai berikut:

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 12
a. Mempercepat pembangunan Desa dan Perdesaan yang berkelanjutan;
b. Mengembangkan ekonomi dan investasi Desa dan Perdesaan, Daerah Tertinggal,
dan kawasan Transmigrasi;
c. Menyerasikan kebijakan dan program percepatan pembangunan daerah
tertinggal;
d. Menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan Kawasan transmigrasi;
e. Menyusun dan merumuskan pengembangan daya saing Desa dan Perdesaan,
Daerah Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi berbasis data dan informasi yang
akurat;
f. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat
desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan
g. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang baik.

C. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang ingin dicapai
kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
yakni:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan
dengan perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dan Kawasan transmigrasi,
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal,
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan system pengembangan
dalam mendukung pertumbuhan wilayah;
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan daya saing
melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi dalam
pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan terpercaya.
Dalam mendukung pencapaian tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan fokus pada tujuan “Mendorong
terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan
perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 13
D. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 –
2024
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki sasaran strategis seperti pada
tabel berikut :
Tabel 4. Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
tahun 2020 – 2024
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
1 Mendorong  Jumlah desa mandiri
Berkembangnya status
terwujudnya Desa  Jumlah desa berkembang
pembangunan desa
Berkembang dan  Jumlah desa tertinggal
Mandiri, serta  Indeks rata-rata perkembangan
kolaborasi 62 KPPN (Kawasan Perdesaan
perdesaan dengan Meningkatnya status
Prioritas Nasional)
perkotaan melalui perkembangan Kawasan
 Indeks rata-rata perkembangan
pengembangan Perdesaan
30 Kawasan Perdesaan Prioritas
Kawasan Perdesaan Kementerian
secara berkelanjutan Menurunnya Kemiskinan Persentase kemiskinan di perdesaan
di perdesaan
2 Mendorong tumbuh Terevitalisasinya Badan  Jumlah Bumdes berkembang
dan berkembangnya Usaha Milik Desa  Jumlah Bumdes maju
investasi di desa dan (BUMDes)
perdesaan, daerah Terevitalisasi Badan Usaha  Jumlah Bumdes Bersama
tertinggal, dan Milik Desa Bersama berkembang
Kawasan (Bumdesma)  Jumlah Bumdes Bersama maju
transmigrasi Meningkatnya investasi di Persentase kenaikan investasi di
perdesaan mendukung perdesaan
transformasi ekonomi
3 Berkurangnya Berkurangnya jumlah Jumlah kabupaten daerah tertinggal
jumlah daerah daerah tertinggal yang terentaskan menurut indeks
tertinggal ketertinggalan
Menurunnya penduduk Persentase penurunan penduduk
miskin di daerah tertinggal miskin di daerah tertinggal
Meningkatnya IPM di Nilai rata-rata IPM di daerah
daerah tertinggal tertinggal
4 Terwujudnya Meningkatnya status  Rata-rata indeks perkembangan
kawasan perkembangan Kawasan 52 Kawasan Transmigrasi
transmigrasi sebagai Transmigrasi yang Prioritas Nasional yang
satu kesatuan sistem direvitalisasi direvitalisasi
pengembangan  Rata-rata indeks perkembangan
dalam mendukung 100 Kawasan Transmigrasi
pertumbuhan Prioritas Kementerian yang
wilayah direvitalisasi
5 Meningkatnya Meningkatnya kualitas  Persentase dokumen
kualitas implementasi kebijakan pengembangan kebijakan dan
implementasi yang berbasis pada ilmu perencanaan induk yang
kebijakan dalam pengetahuan, inovasi, menjadi rujukan dalam
pengembangan daya serta data dan informasi pelaksanaan kebijakan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 14
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
saing melalui dalam keterpaduan  Persentase layanan data dan
kreativitas dan rencana untuk system informasi yang
teknologi berbasis meningkatkan daya saing terintegrasi
ilmu pengetahuan, pembangunan desa,
data dan informasi perdesaan, daerah
dalam tertinggal dan transmigrasi
pembangunan desa
dan perdesaan,
daerah tertinggal,
dan transmigrasi
6 Terwujudnya Meningkatnya kapasitas  Persentase Pejabat yang
sumber daya SDM desa dan perdesaan memenuhi Standar Kompetensi
manusia yang unggul daerah tertinggal dan Jabatan
dalam melakukan transmigrasi  Persentase Kader
pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat desa, Perdesaan yang mampu
daerah tertinggal melakukan pendampingan
dan transmigrasi masyarakat perdesaan
7 Terwujudnya tata Meningkatnya kualitas  Nilai Reformasi Birokrasi
kelola pemerintahan reformasi birokrasi dan  Nilai Kesehatan organisasi
yang agile, efektif, kapasitas organisasi  Persentase pelaksanaan e-
efisien dan government (SPBE) Sistem
terpercaya Pemerintahan Berbasis
Elektronik
 Indeks Penerapan Sistem Merit

Meningkatnya  Nilai Opini BPK atas Laporan


pengawasan, Keuangan
pengendalian dan  Nilai integritas
akuntabilitas aparatur  Nilai SAKIP
yang baik serta aturan  Tingkat maturitas SPIP (Sistem
yang efektif Pengendalian Intern
Pemerintah)

Melihat tabel di atas maka sasaran strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020-2024 fokus pada sasaran strategis point 1, yaitu:
1. Meningkatnya status perkembangan desa, dengan indikator:
a. Meningkatnya status desa berkembang menjadi desa mandiri sebanyak 5000 Desa;
b. Meningkatnya status desa tertinggal menjadi desa berkembang sebanyak 10000
Desa.
2. Meningkatnya status perkembangan Kawasan Perdesaan, dengan indikator:
a. Indeks rata-rata perkembangan 62 KPPN (Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional).
b. Indeks rata-rata perkembangan 30 Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 15
3. Menurunnya Kemiskinan di perdesaan, dengan target indikator Persentase kemiskinan di
perdesaan pada akhir RPJM menjadi sebesar 9,90 %.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 16
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal dan Transmigrasi
Penyelenggaraan pembangunan desa dan perdesaan, percepatan pembangunan
daerah tertinggal, serta pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi dalam
RPJM tahun 2020-2024 diarahkan untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan
yaitu mengembangkan wilayah secara makro dalam mengurangi kesenjangan. Akan tetapi
dalam skala mikro pembangunan wilayah perdesaan adalah tetap dalam rangka
pertumbuhan dan penurunan kesenjangan wilayah. Apalagi akibat adanya pandemi Covid-
19 ini untuk pertumbuhan ekonomi dan penguatan struktur perekonomian Indonesia
sumber pertumbuhannya dan motor penggeraknya adalah perdesaan. Pandemi Covid-19
menyebabkan negara-negara lebih berorientasi untuk memperbaiki kondisi negaranya
(inward looking) daripada untuk berinvestasi. Oleh karena itu kebijakan pembangunan
perdesaan ke depan menggunakan model pembangunan perdesaan neo-endogen (neo-
endogenous rural development model), yaitu pembangunan perdesaan lebih diarahkan
untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya perdesaan dengan tetap
memperhatikan adanya transfer dan subsisdi serta investasi. Kebijakan juga diarahkan
untuk memperbaiki iklim investasi di perdesaan dan menumbuhkan pebisnis pemula (start
up business) di perdesaan, khususnya kaum muda dan milenial.
Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi dan daerah
tertinggal sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu kerangka komitmen dan pengarusutamaan untuk
pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan
yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan
kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Secara khusus agenda agenda
pembangunan nasional mengembangkan wilayah dalam mengurangi kesenjangan
termasuk dalam tujunan SDGs ke-10 yaitu berkurangnya kesenjangan. Dalam rangka
mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan desa, Kawasan perdesaan, Kawasan
transmigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun
2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan prioritas pembangunan
desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa, meliputi; (1) Desa tanpa
kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan Desa
berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa layak air bersih dan sanitasi; (7)
Desa berenergi bersih dan terbarukan; (8) Pertumbuhan ekonomi desa merata; (9)
infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa kesenjangan; (11)
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 17
Kawasan pemukiman desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi desa sadar
lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa peduli lingkungan laut; (15) Desa
peduli lingkungan darat; (16) Desa damai berkeadilan; (17) Kemitraan untuk
pembangunan desa; (18) Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
Tujuan SDGs Desa merupakan tanggung jawab bersama lintas Kementerian/Lembaga,
pemerintahan provinsi, pemerintahan kabupaten, pemerintahan desa, dunia usaha,
perguruan tinggi dan masyarakat umum lainnya. Oleh karena itu diperlukan instrument
regulasi yang bisa melandasi dan mensinergikan peran dari masing-masing pihak dalam
pembangunan desa. Dalam rangka memudahkan pengukuran ketercapaian SDGs Desa
akan dietapkan indikator-indikator dan peta strategis sehinga inline dengan tujuan
pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 dan Renstra 2020-2024.
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan transmigrasi dan
percepatan pembangunan daerah tertingal dalam RPJM tahun 2020 2024 diarahkan untuk
melaksanakan salah satu agenda pembangunan dalam mengembangkan wilayah untuk
mengurangi kesenjangan. Arah kebijakan dan strategi Kemendesa, PDT, dan Transmigrasi
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
No Arah Kebijakan Strategi
1. Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen koordinasi
pembangunan Desa lintas pemangku kepentingan dalam pembangunan
Berkelanjutan desa
(SDGs Desa) Menyiapkan data yang tepat, akurat dan real time
berbasis warga dan desa
Mengintegrasikan semua program dan kegiatan di
internal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dalam
mendukung pencapaian SDGs Desa
Meningkatkan koordinasi lintas pemangku kepentingan
(K/L/D/M) dalam mengintegrasikan program dan
kegiatan untuk mendukung tujuan SDGs Desa
2. Peningkatan Mengembangkan aksesibilitas dan infrastruktur
konektivitas intra berbasis komoditas unggulan
dan antar Meningkatkan akses transportasi perdesaan dengan
perdesaan pusat-pusat kegiatan dan pusat pertumbuhan ekonomi
lokal/wilayah, dan akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
Keterpaduan rantai pasok dan rantai nilai berbasis
komoditas unggulan
3. Peningkatan Peningkatan kapasitas sistem untuk mempercepat
kapasitas sistem, pembangunan perdesaan yang efektif dan efisien

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 18
No Arah Kebijakan Strategi
kelembagaan, dan Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia, yaitu
sumberdaya kompetensi teknis, metodologis, sosial, dan personal
manusia perdesaan dalam rangka menyongsong revolusi industri 4.0
(Desa, daerah Peningkatan kapasitas kelembagaan dari mulai desa
tertinggal, dan sampai pusat
transmigrasi) yang Peningkatan kapasitas masyarakat perdesaan dalam
unggul pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
Mengembangkan pendidikan berbasis ketrampilan dan
kewirausahaan
4. Peningkatan Peningkatan iklim investasi yang kondusif di perdesaan
investasi produk Mempermudah administrasi perizinan usaha,
unggulan penyediaan informasi untuk lahan dan modal, juga
perdesaan (Desa, pemasaran dan ekspor
daerah tertinggal, Fasilitasi, pembinaan, maupun pendampingan dalam
dan transmigrasi) pengembangan usaha, bantuan permodalan/kredit,
kesempatan berusaha, pemasaran dan kewirausahaan
5. Pengembangan Pengembangan teknologi untuk kegiatan produksi,
teknologi tepat pengolahan, pemasaran, distribusi, dan pembiayaan
guna dan teknologi Integrasi data dan informasi perdesaan baik numeric
digital maupun spasial
Meningkatkan ketersediaan prasarana teknologi
telekomunikasi
Pengembangan e-commerce, e-logistic dan fintech
di perdesaan
6. Peningkatan Menata ruang perdesaan untuk melindungi lahan
keberlanjutan pertanian dan menekan alih fungsi lahan produktif dan
pembangunan lahan konservasi
perdesaan Pembangunan perdesaan yang ramah lingkungan,
selaras dengan alam, dan pemanfaatan pengolahan
limbah
Menjamin pelaksanaan distribusi lahan dan hak atas
tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan
Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak desa untuk
mengelola sumber daya alam berskala lokal termasuk
pengelolaan hutan negara oleh desa berorientasi pada
keseimbangan lingkungan hidup dan berwawasan
mitigasi bencana untuk meningkatkan produksi pangan
dan mewujudkan ketahanan pangan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 19
No Arah Kebijakan Strategi
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan
masyarakat adat dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya alam lahan dan perairan, serta lingkungan
hidup desa termasuk desa pesisir secara berkelanjutan
7. Peningkatan dan Memanfaatkan modal sosial budaya untuk
pemanfaatan modal meningkatkan kreativitas untuk pengembangan
sosial budaya untuk produk unggulan perdesaan
pembangunan Peningkatan pemanfaatan modal sosial budaya dalam
perdesaan. rangka meningkatkan kerekatan masyarakat
Perlibatan pelaku seni dan budaya untuk mendukung
pengembangan produk unggulan perdesaan
Memberi pengakuan, penghormatan, perlindungan,
dan pemajuan hak-hak masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat
termasuk perempuan, anak, pemuda dan penyandang
disabilitas melalui fasilitasi, pelatihan, dan
pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa
8. Peningkatan Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
sinergitas program/kegiatan antar Kementerian Lembaga dan
pembangunan Daerah (Provinsi, Kabupaten/ Kota, dan Desa), melalui
perdesaan antar penyusunan Grand Design Kawasan Perdesaan untuk
K/L/D/M. pedoman bagi seluruh Stakeholders
Penguatan mekanisme koordinasi Pusat dan
Daerah
Meningkatkan keterpaduan perencanaan,
pemrograman dan penganggaran, monitoring dan
evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa, antar daerah,
dan antar pemerintah-perguruan tinggi/lembaga
penelitian-masyarakat dunia usaha
Melanjutkan pembangunan Kawasan Perdesaan dan
Kawasan Perdesaan
9. Peningkatan Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
kualitas Reformasi Meningkatkan dukungan manajemen, sarana dan
Birokrasi prasarana
Meningkatkan pengembangan SDM aparatur
Meningkatkan dukungan perencanaan, penelitian dan
pengembangan
Sumber: RENSTRA Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (2020-2024)

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 20
B. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan transmigrasi dan
percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam RPJM tahun 2020 – 2024 di arahkan
untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan yaitu mengembangkan wilayah
dalam mengurangi kesenjangan. Arah Kebijakan dan Strategi bidang Desa dan Perdesaan
kurun waktu 2020 – 2024 tentunya mengacu pada arah kebijakan dan strategi dari
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Berdasarkan hal
tersebut, maka arah kebijakan dan strategi bidang Desa dan Perdesaan adalah sebagai
berikut :
Tabel 6. Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan dengan
Direktorat di lingkungan Ditjen PDP)
No Arah Kebijakan Strategi

1 Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen


pembangunan Desa koordinasi lintas pemangku kepentingan dalam
Berkelanjutan (SDGs Desa) pembangunan desa

Mengembangkan program dan kegiatan untuk


mendukung pencapaian SDGs Desa

2 Meningkatkan akses transportasi perdesaan


Peningkatan konektivitas dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
intra dan antar perdesaan pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan akses
masyarakat terhadap fasilitas pelayanan dasar

3 Pengembangan teknologi Integrasi data dan informasi perdesaan baik


tepat guna dan teknologi numeric maupun spasial
digital Meningkatkan ketersediaan prasarana teknologi
telekomunikasi di perdesaan
4 Peningkatan keberlanjutan Pembangunan perdesaan yang ramah
pembangunan perdesaan lingkungan, selaras dengan alam, dan
pemanfaatan pengolahan limbah
Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak
desa untuk mengelola sumber daya alam
berskala lokal termasuk pengelolaan hutan
negara oleh desa berorientasi pada
keseimbangan lingkungan hidup dan
berwawasan mitigasi bencana untuk
meningkatkan produksi pangan dan
mewujudkan ketahanan pangan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 21
No Arah Kebijakan Strategi

Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan


dalam mengelola dan memanfaatkan sumber
daya alam lahan dan perairan, serta lingkungan
hidup desa termasuk desa pesisir secara
berkelanjutan
5 Peningkatan dan Peningkatan pemanfaatan modal sosial budaya
pemanfaatan modal sosial dalam rangka meningkatkan kerekatan
budaya untuk masyarakat dan pengembangan produk
pembangunan perdesaan. unggulan perdesaan
Memberi pengakuan, penghormatan,
perlindungan, dan pemajuan hak-hak
masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring
pembangunan desa
6 Peningkatan sinergitas Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
pembangunan perdesaan program/kegiatan dengan K/L/D/M dalam
antar K/L/D/M. pembangunan desa, pengembangan kerjasama
antar Desa dan pembangunan kawasan
perdesaan
Meningkatkan keterpaduan perencanaan,
pemrograman dan penganggaran, monitoring
dan evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa, antar
daerah, dan antar pemerintah-perguruan
tinggi/lembaga penelitian-masyarakat dunia
usaha
7 Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas
Reformasi Birokrasi aparatur

Meningkatkan dukungan manajemen, sarana dan


prasarana

Meningkatkan pengembangan SDM aparatur

Meningkatkan dukungan perencanaan,


penelitian dan pengembangan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 22
Dalam rangka menjalankan arah kebijakan dan strategi tersebut, pada tahun 2020
terdapat terdapat 1 (satu) program di bidang perdesaan, yaitu program pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa dengan 6 (enam) kegiatan yaitu; (1) Dukungan
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa; (2) Pemberdayaan Masyarakat Desa; (3) Peningkatan Pelayanan Sosial
Dasar; (4) Pembangunan Sarana Prasarana Desa; (5) Peningkatan Pendayagunaan Sumber
Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna; (6) Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.
Pada tahun 2021, sejak perubahan SOTK sesuai Peraturan Menteri Desa PDTT No.
15 Tahun 2020, arah kebijakan dan strategi bidang desa dan perdesaan mulai tahun 2021
sampai dengan 2024 dijalankan melalui 2 (dua) program, yaitu Program (2) Dukungan
Manajemen dan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Desa yang dilaksanakan
melalui (1) Sekretariat Direktorat Jenderal PDP, (2) Direktorat Pengembangan Sarana dan
Prasarana, (3) Direktorat Pengembangan Sosial, Budaya dan Lingkungan, (4) Direktorat
Advokasi dan Kerjasama Desa dan (5) Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa.
C. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dalam upaya mencapai sasaran strategis pembangunan bidang
perdesaan tahun 2020 – 2024 merupakan mandat ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi dan regulasi secara empiris dibutuhkan untuk mengisi
kekosongan hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan dalam bidang perdesaan.
Kerangka regulasi yang diperlukan harus disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yaitu UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Kerangka regulasi dalam mendukung sasaran strategis pembangunan bidang
perdesaan agar dapat dilaksanakan dengan baik dan tercapai target yang diinginkan,
yakni:
Tabel 7. Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis Pembangunan
Bidang Perdesaan
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
A. REGULASI YANG DIAMANATKAN OLEH PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI
1. Ketentuan mengenai PERMEN Amanat Pasal 80 ayat
tahapan, tata cara, dan Berkoordinasi (5) PP Nomor 47
mekanisme penyelenggaraan dengan Mendagri Tahun 2015
musyawarah desa
2 Pedoman umum pelaksanaan PERMEN Amanat Pasal 131
pembangunan Desa, Berkoordinasi ayat (1) PP Nomor 47
pembangunan kawasan dengan Mendagri Tahun 2015
perdesaan, pemberdayaan dan Bappenas
masyarakat Desa, dan
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 23
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
pendampingan masyarakat
Desa
3 Pedoman teknis pelaksanaan PERMEN
Amanat Pasal 131
pembangunan kawasan ayat (2) PP Nomor 47
perdesaan Tahun 2015
4 Reviu Perencanaan PERMEN Mengatur pembagian
Pembangunan Kawasan habis wilayah dalam
Perdesaan klaster kawasan
perdesaan
B REGULASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKSANAKAN KEWENANGAN
1 Koordinasi Sinergis Program Permen
dan Kegiatan Kemendesa
dengan K/L dan Daerah
2 Koordinasi Sinergis Program Permen
dan Kegiatan Internal
Kemendesa berdasarkan
lokus dan focus
3 Kemitraan dengan dunia Permen
usaha, mitra pembangunan,
organisasi masyarakat
madani dalam
penyelenggaraan
pembangunan perdesaan
4 Pedoman pemindahtanganan Permen
BMN
5 Sistem Informasi Manajemen Permen
kepegawaian
6 Petunjuk Teknis Dana Alokasi Permen
Khusus Tahun Anggaran 2021
7 Pedoman Kerja Sama Antar Permen
Lembaga
8 Pengelolaan Pasar Desa Permen

9 Pedoman Pelaksanaan Permen


Reviu Atas Rencana Kerja
Anggaran unit kerja di
lingkungan Kementerian
Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 24
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
10 Pedoman Audit Pengadaan Permen
Barang/Jasa di Lingkungan
Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
11 Pedoman Umum dan Teknis Permen
Reviu Laporan Keuangan
12 Integrasi Program Permen
Pembangunan Perdesaan,
Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
13 Penyusunan Program dan Permen
Anggaran Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
14 Penyusunan Peraturan Permen
Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi mengenai
Prioritas Penggunaan Dana
Desa Tahun 2021, Tahun
2022, Tahun 2023, Tahun
2024, Tahun 2025

D. Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas


Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi merupakan salah satu Kementerian/
Lembaga yang berbasis kewilayahan. Ruang lingkup wilayah kerja meliputi 74.953 desa,
271 kawasan perdesaan, 62 daerah tertinggal, 152 kawasan transmigrasi. Dari lokus
tersebut dikelompokan menjadi lokus prioritas nasional yang menjadi target dalam RPJMN
2020-2024 dan lokus prioritas Kementerian yang meruapakan lanjutan periode RPJMN
sebelumnya yang memerlukan pembinaan. Target sasaran desa prioritas sebanyak 10.000
desa dari 74.953 desa di seluruh Indonesia, kemudian dari 271 kawasan perdesaan
ditetapkan jumlah Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) sebanyak 62 kawasan dan
30 sasaran Kawasan perdesaan non KPPN yang sudah memiliki indeks perkembangan
kawasan perdesaan. Strategi pembangunan Kawasan perdesaan untuk menuju Kawasan
perdesaan yang mandiri dan berdaya saing, melalui pemenuhan kebutuhan pelayanan
dasar, sarana dan prasarana ekonomi Kawasan, pegembangan usaha kecil dan menengah,
revitalisasi Bumdes dan Bumdesa Bersama, pengembangan produk unggulan Kawasan
perdesaan, dan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha dan mitra pembangunan
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 25
lainnya. Selain itu perlu meningkatkan peran koordinasi dan Kerjasama kolaboratif antar
K/L/D/M dalam mengintegrasikan program dan kegiatan di kawasan perdesaan. Oleh
karena itu diperlukan penguatan dokumen perencanaan dalam bentuk masterplan atau
Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) yang implementatif sesuai dengan
peran masing-masing. Pembangunan Kawasan perdesan merupakan bagian integral dari
rencana tata ruang dan wilayah kabupaten, sehingga perlu mendorong peran aktif
pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan kawasan perdesaan.
Tabel 8. Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional

No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan


1 Aceh Aceh Timur Kawasan Perdesaan Minapolitan Idi
Rayeuk
2 Sumatera Utara Toba Samosir Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional Ajibata
3 Sumatera Utara Samosir Kawasan Perdesaan Pasir Putih
Parbaba
4 Jambi Muaro Jambi Kawasan Perdesaan Agribisnis
5 Kepulauan Riau Bintan Kawasan Perdesaan Pesisir Berbasis
Wisata Terpadu
6 Kepulauan Riau Karimun Kawasan Perdesaan Wisata
7 Sumatera Barat Agam Kawasan Perdesaan Perkebunan
Tebu
8 Sumatera Selatan Banyuasin Kawasan Perdesaan Agropolotan
Tanjung Lago
Kawasan Perdesaan
9 Bangka Belitung Bangka Selatan Pengembangan (Budidaya) Lada
Putih
10 Bangka Belitung Belitung Kawasan Perdesaan Mina-
Agrowisata Selat Nasik
Kawasan Perdesaan Minapolitan
11 Bangka Belitung Belitung Timur
Perikanan Tangkap
12 Bengkulu Bengkulu Tengah Kawasan Perdesaan Agropolitan
Pondok Kelapa
13 Lampung Mesuji Kawasan Perdesaan Agropolitan
14 Lampung Tulang Bawang Kawasan Perdesaan Agropolitan
15 Jawa Barat Sukabumi Kawasan Perdesaan Agrowisata
Citaman Sakti
16 Jawa Tengah Magelang Kawasan Perdesaan Borobudur
Manunggal Jaya
17 Jawa Tengah Kendal Kawasan Perdesaan Plasma Petik
Sari
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 26
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
18 Jawa Timur Banyuwangi Kawasan Perdesaan Agrowisata
19 Jawa Timur Pamekasan Kawasan Perdesaan Sentra
Peternakan Sapi Mandiri Bagi Rasa
20 Banten Pandeglang Kawasan Perdesaan Mina-Agro
Wisata Krakatau
21 Bali Buleleng Kawasan Perdesaan Bali Aga
22 Bali Klungkung Kawasan Pariwisata
Kawasan Perdesaan Agropolitan
23 Kalimantan Barat Kubu Raya
Rasau Jaya
Kawasan Perdesaan Pengembangan
24 Kalimantan Barat Sambas
Agro Teknologi
25 Kalimantan Barat Mempawah Kawasan Perdesaan Agropolitan
Sadaniang
26 Kalimantan Barat Kayong Utara Kawasan Perdesaan Agribisnis
Kayong Lestari
27 Kalimantan Barat Bengkayang Kawasan Perdesaan Ledo
28 Kalimantan Barito Kuala Kawasan Perdesaan Pertanian
Selatan Tanaman Pangan
29 Kalimantan Banjar Kawasan Perdesaan
Selatan Agrominapolitan
30 Kalimantan Kotawaringin Barat Kawasan Perdesaan Agro-Mina-
Tengah Wisata
31 Kalimantan Timur Berau Kawasan Perdesaan Mina-Bestari
Tanjung Redep
Kawasan Perdesaan Ekowisata
32 Kalimantan Timur Kutai Timur
Terpadu TNK Kutai Timur
33 Kalimantan Utara Bulungan Kawasan Perdesaan Food Estate
34 NTB Dompu Kawasan Perdesaan Raba
35 NTB Lombok Tengah Kawasan Perdesaan Praya
36 NTB Sumbawa Kawasan Perdesaan Jasa Prima
37 NTB Lombok Timur Kawasan Perdesaan Keruak-
Jerowaru
38 NTT Manggarai Barat Kawasan Perdesaan Labuan Bajo
39 NTT Ngada Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional Soa
40 NTT Sumba Timur Kawasan Perdesaan Agrominapolitan
Kawasan Perdesaan Agrominapolitan
41 Sulawesi Barat Mamuju Klaster Manakarra Berdaya

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 27
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
42 Sulawesi Barat Mamuju Tengah Kawasan Perdesaan Wisata Terpadu
Kambunong
43 Sulawesi Selatan Bone Kawasan Perdesaan Mallusetasi
44 Sulawesi Selatan Pinrang Kawasan Perdesaan Minapolitan
Luwita
45 Sulawesi Selatan Barru Kawasan Perdesaan Agrowisata
Gurilla
46 Sulawesi Selatan Luwu Timur Kawasan Perdesaan Towuti
47 Kawasan Perdesaan Agro Wisata
Sulawesi Tengah Poso Lemba Masale
Berbasis Produk Pangan Sehat
48 Sulawesi Tengah Buol Kawasan Perdesaan Agropolitan
Lipunoto
49 Sulawesi Tengah Morowali Kawasan Perdesaan KPPN
Kolonodale
50 Sulawesi Tenggara Muna Kawasan Perdesaan Agropolitan
Kabawo - Parigi
51 Sulawesi Tenggara Wakatobi Kawasan Perdesaan Pulau Kapota
52 Sulawesi Tenggara Konawe Selatan Kawasan Perdesaan Tinanggea
53 Sulawesi Utara Minahasa Utara Kawasan Perdesaan Agrowisata
Buah
54 Gorontalo Boalemo Kawasan Perdesaan Wonosari
55 Gorontalo Gorontalo Utara Kawasan Perdesaan Wisata Ponelo
Kepulauan
56 Gorontalo Gorontalo Kawasan Perdesaan Agro Ekopolitan
57 Maluku Maluku Tengah Kawasan Perdesaan Tanaman
Pangan
58 Maluku Utara Pulau Morotai Kawasan Perdesaan Daruba
59 Papua Kota Jayapura Kawasan Perdesaan Jopalala
60 Papua Merauke Kawasan Perdesaan Berkelanjutan
61 Papua Barat Raja Ampat Kawasan Perdesaan Misool
62 Papua Barat Manokwari Kawasan Perdesaan Agropolitan
Sidey

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 28
Tabel 9. Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian
No Provinsi Kabupaten Kawasan

1 Sumatera Utara Pakpak Bharat Kawasan Perdesaan Pakpak


Bharat
2 Sumatera Barat Pesisir Selatan Kawasan Perdesaan Berbasis
Industri Pariwisata
3 Bengkulu Bengkulu Utara Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan Padang Jaya

4 Sumatera Selatan Musi Rawas Kawasan Perdesaan Ekonomi


Kreatif
5 Sumatera Selatan OKU Timur Kawasan Perdesaan Sentra
Produksi Padi Organik Penunjang
Pertanian Berkelanjutan

6 Sumatera Selatan Empat Lawang Kawasan Perdesaan Sikap


Dalam
7 Lampung Lampung Timur Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan Sukakarya
8 Jawa Barat Bandung Barat Kawasan Perdesaan Artefak
Goa Pawon dan Geo Wisata
9 Jawa Barat Garut Kawasan Perdesaan
Agrowisata Barudua
10 Jawa Tengah Klaten Kawasan Perdesaan Mandiri
Pangan
11 Jawa Tengah Kudus Kawasan Perdesaan Sentra
Industri Gula Tumbu
12 Jawa Tengah Temanggung Kawasan Perdesaan
Agrowisata Kecamatan

13 Jawa Tengah Karanganyar Kranggan


Kawasan Perdesaan Beras
Organik Bernutrisi Lereng
Gunung Lawu
14 Jawa Timur Trenggalek Kawasan Perdesaan
Agriculture Estate Sapi Perah

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 29
No Provinsi Kabupaten Kawasan

15 Jawa Timur Malang Kawasan Perdesaan Wisata


Lingkar Bendungan Selorejo
16 Jawa Timur Sampang Kawasan
NgantangPerdesaan Wisata
Desa Pantura
17 DI Yogyakarta Kulon Progo Kawasan Perdesaan Agrowisata
Menoreh Terpadu

18 DI Yogyakarta Gunung Kidul Kawasan Perdesaan


Agropolitan Kecamatan

19 Bali Tabanan Karangmojo


Kawasan Perdesaan Shiny
Tabanan
20 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara Kawasan Perdesaan Agro
Mina Pastoral
21 Kalimantan Hulu Sungai Kawasan Perdesaan Sentra
Selatan Selatan Industri Makanan Ringan
22 Kalimantan Barat Kayong Utara Kawasan Perdesaan
Agrobisnis Kayong Lestari
23 Sulawesi Tengah Sigi Kawasan Perdesaan
Agrowisata Magaya
24 Sulawesi Tengah Parigi Moutong Kawasan Perdesaan Paristoba

25 Sulawesi Selatan Sidenreng Kawasan Perdesaan


Rappang Agropolitan Maritengngae
26 Sulawesi Tenggara Muna Barat Kawasan Perdesaan Muna
Barat
27 Nusa Tenggara Ende Kawasan Perdesaan Kelimutu
Timur
28 Maluku Buru Kawasan Perdesaan
Agropolitan Berbasis
Komoditas Unggulan Padi
29 Maluku Seram Bagian Kawasan Perdesaan Mina
Agrowisata Pertanian
Terpadu
30 Maluku Utara Halmahera Timur Kawasan Perdesaan Ekonomi
Terpadu

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 30
E. Kerangka Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang Organisasi
Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang Penataan
Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024,
diperlukan penyempurnaan kelembagaan untuk mewujudkan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap upaya mewujudkan visi
dan misi Presiden terutama visi ketiga “pembangunan yang merata dan berkeadilan” serta
agenda prioritas pembangunan nasional kedua yaitu Pengembangan Wilayah untuk
Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan, secara efektif dan efisien. Dalam
mewujudkan hal tersebut, ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan setelah itu
ditetapkanlah Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi dimana
didalamnya memuat bahwa Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan perdesaan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa dan
perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan, pengembangan
sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan kerja sama desa dan
perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa dan
perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan, pengembangan
sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan kerja sama desa dan
perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan
perdesaan, pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan,
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan
perdesaan, pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan,
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
5. Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa
dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan,
pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan kerja
sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 31
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan;
2. Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan;
3. Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan;
4. Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan;
5. Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan; dan
6. Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
Tugas dan fungsi bidang pembangunan desa dan perdesaan yang dimuat dalam
Peraturan Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 disusun untuk
mendukung pelaksanaan rencana strategis bidang desa dan perdesaan tahun 2020 – 2024.
Berikut telah disusun Proses bisnis dan Struktur Organisasi bidang pembangunan desa dan
perdesaan yang disajikan pada gambar berikut:

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 32
Gambar 4. Rancangan Proses Bisnis Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 33
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA

5.000 desa mandiri Sekretaris


dan 10.000 desa Direktorat Jenderal
berkembang

Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat


Pemberdayaan Pelayanan Sosial Pengembangan Pendayagunaan Pembangunan Sarpras
Masyarakat Desa Dasar Usaha Ekonomi Desa SDA dan TTG Desa

1. Pengembangan 1. Pelayanan Dasar 1. Kelembagaan 1. Sumber Daya 1. Sarana dan Prasarana


Kapasitas 2. Kesejahteraan Badan Usaha Milik Hutan, Pertanian Permukiman Desa
Masyarakat Masyarakat Desa dan 2. Sarana dan Prasarana
2. Perencanaan 3. Adat dan Budaya 2. Pengembangan Pertambangan Transportasi Desa
dan 4. Perlindungan Usaha Badan 2. Sumber Daya 3. Sarana dan Prasarana
Pembangunan Sosial Usaha Milik Desa Air, Pertanahan Pendukung Ekonomi
Pasrtisipatif 5. Pengembangan 3. Perdagangan Desa dan Maritim Desa
3. Advokasi Akses Informasi 4. Permodalan 3. Lingkungan 4. Sarana dan Prasarana
Peraturan Desa Masyarakat Ekonomi Desa Hidup Elektrifikasi Desa
4. Ketahanan 5. Usaha Ekonomi 4. Teknologi Tepat 5. Sarana dan Prasarana
Masyarakat Masyarakat Desa Guna Telekomunikasi Desa
Desa
5. Kerjasama dan
Kemitraan Desa

Gambar 5. Rancangan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 34
K/L/D/M

RENCANA
PENGKAJIAN DAN
LOKUS,
FOKUS DAN
PENGEMBANGAN, INOVASI 8-A 8-B
DAN INFORMAS
TEMPUS

TERSEDIANYA
PEMENUHAN NSPK KEBIJAKAN DAN
PRASARANA DAN REGULASI
3 SARANA PERDESAAN 9 PEMENUHAN SPM 16
(B2) PERDESAAN
1 (B2,1)

TERSEDIANYA
PEMENUHAN KEBIJAKAN DAN
PENGEMBANGAN SOSIAL REGULASI
4 BUDAYA DAN
LINGKUNGAN 10 PENGEMBANGAN SOSIAL
BUDAYA DAN 5.000
RENCANA
(B3) LINGKUNGAN PERDESAAN
DESA MANDIRI,
TERWUJUDNYA
(B3,1)
RENCANA TEKNIS
PEMBANGUNAN PERDESAAN
LOKUS, 17 10.000 DESA
PERDESAAN YANG
2 FOKUS DAN BERKEMBANG, DAN 60
MEMILIKI KEUNGGULAN
(B1) TEMPUS
(B1.1) TERSEDIANYA 18 KOLABORATIF
PUSAT DAN DAYA
PERTUMBUHAN
KEBIJAKAN DAN SAING DESA-
TERINTEGRASI
PEMBINAAN
ADVOKASI KERJA REGULASI KOTA
5 SAMA PERDESAAN 11 PENGEMBANGAN
KERJASAMA
(B4) PERDESAAN
(B4,1)
15
TERSEDIANYA
PEMANFAATAN DAN KEBIJAKAN DAN
PENGENDALIAN REGULASI
6 DANA DESA 12 PEMANFAATAN DAN
PENGENDALIAN DANA
19
7 (B5) DESA
(B5,1)

PENATAA KELOLAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK

14

PENGEMBANGAN
TERWUJUD NYA
SDM PERDESAAN,
PDT, DAN 13 SDM PERD ESAAN
YANG KOMPETEN
TRANSMIGRASI

20

Gambar 6. Proses Bisnis Pelaksanaan Bidang Desa dan Perdesaan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 35
Gambar 7. Struktur Organisasi Bidang Pembangunan Desa dan Perdesaan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 36
Dalam menjalankan tugas dan fungsi yang telah dimandatkan kepada Bidang
Pembangunan Desa dan Perdesaan diperlukan kualitas dan kuantitas SDM yang
memadai. Berdasarkan data dari Bagian umum dan Rumah Tangga Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan komposisi pegawai berdasarkan jabatan dan jenjang
Pendidikan disajikan pada table berikut:
Tabel 10. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan pada SOTK lama
NO. JABATAN JUMLAH PEGAWAI
1. Jabatan Tinggi Madya ( Eselon I) 0
2. Jabatan Tinggi Pratama (Eselon II) 5
3. Jabatan Administrator (Eselon III) 23
4. Jabatan Pengawas (Eselon IV) 64
5. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) 2
6. Jabatan Pelaksana (JFU) 90
JUMLAH 184
Data Bulan November Tahun 2020, sesuai SOTK lama.

Tabel 11. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK baru
NO. JABATAN JUMLAH PEGAWAI

1. Jabatan Tinggi Madya ( Eselon I) 1


2. Jabatan Tinggi Pratama (Eselon II) 6
3. Jabatan Administrator (Eselon III) 1
4. Jabatan Pengawas (Eselon IV) 6
5. JFT Ahli Madya 27
6. JFT Ahli Muda 68
7. JFT Ahli Pertama 3
8. Jabatan Pelaksana (JFU) 81
JUMLAH 193
Data Bulan Januari 2021, hasil penysuain SOTK baru.

Tabel 12. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan


berdasarkan SOTK lama
NO. JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI
1. S3 1
2. S2 56
3. S1/Diploma IV 110
4. D3 9
5. SMA 7
6. SMP 0
7. SD 1
JUMLAH 184
Data Bulan November 2020, sesuai SOTK lama

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 37
Tabel 13. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan
berdasarkan SOTK baru
NO. JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI
1. S3 0
2. S2 67
3. S1/Diploma IV 111
4. D3 9
5. SMA 5
6. SMP 0
7. SD 0
JUMLAH 192
Data Bulan Januari 2021, hasil penysuain SOTK baru.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 38
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. Target Kinerja

Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang akan dicapai oleh
K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu tertentu. Target harus menggambarkan
angka kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap indikator sasaran. Penetapan
target juga harus relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline
data yang jelas. Bagian yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang
akuntabel adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan capaian
kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana pembangunan akan lebih
efisien dan efektif keberhasilannya apabila dilengkapi dengan indikator capaian,
pengukuran kinerjanya, serta kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi,
koherensi dan ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus
dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak, outcomes, output, serta
input sumber daya pendukungnya. Bagian ini merupakan tahap penting dalam
perencanaan kebijakan pembangunan (policy planning).
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertingggal dan Transmigrasi, serta mendukung tercapainya sasaran pembangunan
nasional khususnya pada agenda prioritas pembangunan nasional ke dua, yaitu
Pengembangan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan dan
Kegiatan Prioritas ke empat, yaitu Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan
dan Transmigrasi, ditetapkan 7 (tujuh) tujuan dengan 15 (lima belas) sasaran strategis,
dimana 3 (tiga) tujuan dan 8 (delapan) sasaran strategis sangat terkait dengan bidang
desa dan perdesaan. Tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran strategis yang
sesuai dengan bidang desa dan perdesaan disajikan pada Tabel 14.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 39
Tabel 14. Target Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2020-2024 yang berkaitan dengan Bidang Desa dan Perdesaan
Target Tahun 2020-2024
Sasaran Indikator
No. Tujuan 2020 2021 2022 2023 2024 Satuan Keterangan
Strategis Kinerja

Mendorong terwujudnya Desa Berkembangnya status


Jumlah desa
1 Berkembang dan Mandiri, serta pembangunan desa Desa
mandiri 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
kolaborasi perdesaan dengan
perkotaan melalui pengembangan 10.000 desa
Jumlah desa berkembang dan
Kawasan Perdesaan secara 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Desa
berkembang
berkelanjutan 5.000 desa mandiri
(dalam 5 tahun)
Jumlah desa
2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Desa
tertinggal
Mendorong terwujudnya Desa Meningkatnya status Nilai rata-rata
2 Target akhir tahun
Berkembang dan Mandiri, serta perkembangan Kawasan indeks perkembangan
2024: 10 KP
kolaborasi perdesaan dengan Perdesaan 62
52,5 53,9 55,5 57,2 58,70 Nilai Berkembang; 47
perkotaan melalui pengembangan Kawasan
Perdesaan Prioritas KP Mandiri;
Kawasan Perdesaan secara
Nasional (KPPN) 5 KP berdaya
berkelanjutan saing (dalam 5
Nilai rata-rata tahun)
indeks perkembangan Dari 268 KP Non
30 KPPN yang
Kawasan 51,1 52,5 54,0 55,5 57,00 Nilai diusulakan, baru
Perdesaan 30 KP yang telah
Prioritas memiliki IPKP
Kementerian
Mendorong terwujudnya Desa
Berkembang dan Mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan Menurunnya angka Persentase 12,90 12,30 11,60 10,80 9,90
3 Persen (%)
perkotaan melalui pengembangan kemiskinan di perdesaan kemiskinan di perdesaan
Kawasan Perdesaan secara
berkelanjutan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 40
Seiring dengan kebijakan restrukturisasi program, maka dalam mencapai sasaran-sasaran strategis tersebut, dilaksanakan
melalui dua program yaitu: (1) Program Dukungan Manajemen (Program Generik); dan (2) Program Daerah Tertinggal, Kawasan
Perbatasan, Perdesaan dan Transmigrasi (Program Teknis). Program, sasaran program dan indikator kinerja program yang berkaitan
dengan bidang desa dan perdesaan, disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Tahun 2020-2024

UKE I/PROGRAM/NOMENKLATUR SASARAN TARGET 2020


KODE SATUAN
PROGRAM/INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) 2020 2021 2022 2023 2024

PROGRAM DAERAH TERTINGGAL, KAWASAN PERBATASAN,


067.CT PERDESAAN, DAN TRANSMIGRASI

01 Terpenuhinya indeks desa yang berkembang dan mandiri


Rata-rata perkembangan indeks Desa Berkembang
01.01 0,53 0,55 0,56 0,58 0,59 Nilai
menjadi Mandiri
Rata-rata perkembangan indeks Desa Tertinggal menjadi
01.02 0,72 0,74 0,76 0,79 0,81 Nilai
Berkembang
Terpenuhinya indeks pembangunan kawasan perdesaan
02 yang berkembang, mandiri, dan berdaya saing

Rata-rata perkembangan indeks 10 Kawasan Perdesaan


02.01 20,51 21,88 23,25 24,63 26 Nilai
Prioritas Nasional (KPPN) berkembang
Rata-rata perkembangan indeks 47 Kawasan Perdesaan
02.02 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
Prioritas Nasional (KPPN) berkembang menjadi mandiri
Rata-rata perkembangan indeks 5 Kawasan Perdesaan
02.03 68,35 70,79 73,24 75,68 78,12 Nilai
Prioritas Nasional (KPPN) mandiri menjadi berdaya saing
Rata-rata perkembangan indeks 30 Kawasan Perdesaan
02.04 non KPPN Prioritas Kementerian berkembang menjadi 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
mandiri
Terbangunnya komitmen lintas K/L/D/M dalam
03
Pembangunan kawasan perdesaan
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 41
UKE I/PROGRAM/NOMENKLATUR SASARAN TARGET 2020
KODE SATUAN
PROGRAM/INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) 2020 2021 2022 2023 2024

Persentase afirmasi rencana program/kegiatan K/L/D/M


03.01
yang dialokasikan di Kawasan Prioritas Prioritas Nasional KPPN)
sesuai dengan dokumen Rencana Pembangunan Kawasan
Perdesaan (RPKP/Masterplan/Rencana induk) 40 50 60 70 80 Persen (%)

Persentase afirmasi rencana program/kegiatan K/L/D/M


03.02 yang dialokasikan di kawasan perdesaan non KPPN sesuai
dengan dokumen rencana teknis pembangunan Rencana
Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP/Masterplan/Rencana 40 50 60 70 80 Persen (%)
induk)

04 Menurunnya Kemiskinan di Perdesaan

04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12,9 12,3 11,6 10,8 9,9 Persen (%)

II PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN

01 Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dalam


mendukung Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan

01.01 Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan 71 74 76 78 80 Nilai

01.02 Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 85 85 100 100 100 Nilai
(PMPRB) di Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 42
B. Kerangka Pendanaan

Keberhasilan pelaksanaan program Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan


Perdesaan sangat ditentukan oleh pembiayaan yang disediakan oleh Pemerintah.
Sumber pendanaan salah satunya berasal dari APBN, besaran pembiayaan untuk
program Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang telah
ditetapkan dan yang mampu disediakan oleh Pemerintah selama kurun waktu tahun
2020-2024 berdasarkan Rencana Strategis (renstra) Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Pemenuhan pendanaan dalam
rangka mendukung program Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan, pendanaan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah, swasta, perbankan dan non perbankan, dan masyarakat.
Pemerintah, Pemerintah Daerah,swasta, perbankan dan non perbankan, dan
masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku. Pengelolaan dana untuk mendukung program
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan berdasarkan pada prinsip
keadilan, efsiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Berdasarkan Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Tahun 2020-2024, kerangka pendanaan yang dibutuhkan selama lima tahun sebesar
Rp21.354,17 Milyar. Sedangkan alokasi anggaran untuk Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun 2021-2024 sebesar Rp2.036,05 Milyar
dari Program Teknis sebesar Rp 1.669,67 Milyar dan Program Pendukung (Generik)
sebesar Rp 366,38 Milyar. Perincian kebutuhan anggaran Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi Tahun 2020-2024 disajikan pada Tabel 16 dan Tabel 17.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 43
Tabel 16. Kerangka Pendanaan Program Tahun Anggaran 2020

Perubahan
Kode Program Pagu Awal Penghematan Pagu Akhir Keterangan
On Top Penyesuaian
• Penambahan
anggaran untuk
Wakil Menteri
Program sebesar
067.10 Dukungan 212.198.626 172.198.220 2.379.151 (1.937.294) 172.640.077 Rp2.379.151.000
Manajemen dan • Realokasi belanja gaji
Tugas Teknis sebesar
lainnya Rp1.937.294.000 ke
Ditjen PDT

Program
Tambahan belanja gaji
067.02 Pengawasan dan
51.396.100 27.901.857 462.287 28.364.144 sebesar Rp462.287.000
Akuntabilitas
067.02 Aparatur dari Ditjen PKTrans

Penelitian dan
Pengembangan
067.09 Pendidikan dan 230.420.013 170.663.339 170.663.339
Pelatihan dan
Informasi
Tambahan sebesar
Rp184.388.357.000
terdiri dari:
Pembangunan • Honorarium
dan Pendamping Desa
067.03 2.042.663.767 1.603.456.615 184.388.357 1.787.844.972
Pemberdayaan Rp175.279.463.000
Masyarakat Desa • Percepatan
Penarikan PHLN
TEKAD
Rp9.108.894.000

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 44
Perubahan
Kode Program Pagu Awal Penghematan Pagu Akhir Keterangan
On Top Penyesuaian

Pembangunan
067.04 121.518.278 46.868.603 46.868.603
Kawasan
Perdesaan

Pengembangan
067.05 115.732.573 38.196.530 38.196.530
Daerah Tertentu

Pembangunan Tambahan belanja gaji


067.06 138.110.182 42.619.958 1.937.294 44.557.252
Daerah Tertinggal sebesar Rp1.937.294.000
dari Setjen
Penyiapan
Kawasan dan
067.07
Pembangunan 347.728.971 128.783.704 128.783.704
Permukiman
Transmigrasi

Pengembangan Realokasi belanja gaji


067.08 238.036.385 143.150.949 (462.287) 142.688.662
Kawasan sebesar Rp462.287.000 ke
Transmigrasi Itjen

Total 3.497.804.895 2.373.839.775 186.767.508 2.560.607.283

Catatan:
1. Di dalam pagu awal Rp3.497.804.895.000 terdiri dari anggaran RM sebesar Rp3.389.904.895.000 dan PHLN Rp107.900.000.000
2. Di dalam pagu akhir Rp2.560.607.283.000 terdiri dari anggaran RM sebesar Rp2.443.598.389.000 dan PHLN Rp117.008.894.000
3. Dalam pagu akhir PHLN Rp117.008.894 tersebut pada poin 2, setelah ditambah dengan percepatan penarikan PHLN kegiatan TEKAD di Ditjen PPMD
Rp9.108.894.000

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 45
Tabel 17. Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024

PROGRAM/UNIT KERJA KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2021-2024 (Rp Milyar)


NO JUMLAH

2021 2022 2023 2024

KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI 3.689,81 4.058,79 4.464,67 4.911,13 17.124,40

Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan,


I 2.915,74 3.207,31 3.528,04 3.880,84 13.531,93
Perdesaan dan Transmigrasi

Direktorat Jenderal Pembangunan


1 359,77 395,74 435,32 478,85 1.669,67
Desa dan Perdesaan
Direktorat Jenderal Pengembangan
2 Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah 221,42 243,56 267,92 294,71 1.027,62
Tertinggal dan Transmigrasi

Direktorat Jenderal Percepatan


3 55,52 61,07 67,18 73,90 257,67
Pembangunan Daerah Tertinggal

Direktorat Jenderal Pembangunan Dan


4 477,65 525,42 577,96 635,76 2.216,79
Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Badan Pengembangan dan Informasi Desa.


5 70,67 77,74 85,51 94,06 327,98
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Badan Pengembangan Sumberdaya
6 Manusia dan Pemberdayaan Desa, Daerah 1.730,70 1.903,77 2.094,14 2.303,56 8.032,16
Tertinggal dan Transmigrasi

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 46
KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2021-2024 (Rp Milyar)
NO PROGRAM/UNIT KERJA JUMLAH
2021 2022 2023 2024

II Dukungan Manajemen 774,08 851,48 936,63 1.030,30 1.527,49

1 Sekretariat Jenderal 220,23 242,25 266,47 293,12 1.295,44

2 Inspektorat Jenderal 50,00 55,00 60,50 66,55 232,05

Direktorat Jenderal Pembangunan


3 78,95 86,84 95,52 105,08 366,38
Desa dan Perdesaan
Direktorat Jenderal Pengembangan
4 Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah 89,18 98,10 107,91 118,70 413,88
Tertinggal dan Transmigrasi

Direktorat Jenderal Percepatan


5 41,42 45,56 50,11 55,13 192,22
Pembangunan Daerah Tertinggal

Direktorat Jenderal Pembangunan dan


6 113,84 125,23 137,75 151,52 528,34
Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Badan Pengembangan dan Informasi Desa.


7 48,71 53,58 58,94 64,84 226,08
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Badan Pengembangan Sumberdaya


8 Manusia dan Pemberdayaan Desa. Daerah 131,75 144,93 159,42 175,37 611,47
Tertinggal dan Transmigrasi
Catatan: Anggaran diupdate tahunan dalam RKP, Renja K/L sesuai dengan kapasitas fiskal dan kebijakan Pemerintah

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 47
BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun
2020-2024 merupakan dokumen perencanaan untuk waktu 5 (lima)tahun yang memuat
kondisi umum, potensi dan permasalahan, visi, misi, tujuan, arah kebijakan dan strategi,
program dan kegiatan, kelembagaan, serta target kinerja dan kerangka pendanaan
merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
serta RPJMN 2020-2024.
Penyusunan dokumen Renstra ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai panduan yang
lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan bagi semua unit kerja yang ada di Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan. Renstra ini juga mampu menjadi acuan dalam
penyusunan standar dan penyusunan rencana kerja sehingga penjabaran rencana kerja ke
depannya akan lebih tepat dan lebih sesuai.
Dengan mengacu kepada target kinerja Rencana Strategis yang telah ditetapkan dalam
setiap perencanaan program dan kegiatannya, maka pelaksanaan evaluasi pencapaian
program dan kegiatan akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Demi terwujudnya hal
tersebut maka pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) di desa dan
perdesaan menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Adanya kesadaran bahwa pencapaian pembangunan desa dan perdesaan tidak
mudah, maka hanya dengan tekad dan integritas para penyelenggara negara di lingkup
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, disertai dengan intensitas
koordinasi dengan Eselon I lingkup Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dan Kementerian/Lembaga lainnya, maka tujuan dan sasaran pembangunan
desa dan perdesaan akan dapat dicapai. Kerjasama antar direktorat dalam Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan menjadi keharusan dan mutlak harus dipertegas
sehingga target kinerja dapat dicapai secara efektif dan efisien.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 47
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum 1
B. Potensi dan Permasalahan 4

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN


A. Visi & Misi Presiden 10
B. Visi dan Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi 12
C. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan 13
D. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan 13
E. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan 14
Perdesaan
BAB III KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 17
B. Arah Kebijakan dan Strategi Pedesaan 21
C. Kerangka Regulasi 23
D. Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas 25
E. Kerangka Kelembagaan 29

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN


A. Target Kinerja 38
B. Kerangka Pendanaan 42

BAB V PENUTUP

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Capaian Target Kinerja Kemendesa, PDT & Transmigrasi
Tahun 2015-2019 sampai dengan Semester I Tahun 2019 Bidang 1
Desa
Tabel 2. Capaian Program dan Kegiatan Unit Kerja Eselon II di Lingkungan
Ditjen PDP Tahun 2015 - 2019 2

Tabel 3. Pertumbuhan Penduduk Miskin tahun 2014-2019 4


Tabel 4. Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
14
tahun 2020 – 2024
Tabel 5. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, Pembangunan
18
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tabel 6. Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan dengan
Direktorat di lingkungan Ditjen PPMD) 21

Tabel 7. Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis


23
Pembangunan Bidang Perdesaan
Tabel 8. Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional 26
Tabel 9. Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian 29

Tabel 10. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK lama 36
Tabel 11. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK baru 36
Tabel 12. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan berdasarkan
36
SOTK lama
Tabel 13. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan
berdasarkan SOTK lama 37

Tabel 14. Target Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun
2020-2024 yang berkaitan dengan Bidang Desa dan Perdesaan 39

Tabel 15. Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Tahun
40
2020-2024
Tabel 16. Kerangka Pendanaan Program Tahun Anggaran 2020 43
Tabel 17. Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024 46

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Laju Penurunan Angka Kemiskinan, 2010-2017 7


Gambar 2. Koefisien Gini Perdesaan-Perkotaan 2015-2018 7
Gambar 3. Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden dan Agenda Pembangunan
11
Nasional
Gambar 4. Rancangan Proses Bisnis Direktorat Jenderal Pembangunan
32
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Gambar 5. Rancangan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal
33
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Gambar 6. Proses Bisnis Pelaksanaan Bidang Desa dan Perdesaan 35
Gambar 7. Struktur Organisasi Bidang Pembangunan Desa dan
35
Perdesaan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 merupakan salah satu unit kerja eselon 1 dari
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang diberikan
mandat untuk melaksanakan urusan desa/perdesaan. Sebagaimana diketahui bahwa
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memiliki tiga
urusan pemerintahan, yaitu: (1) urusan desa dan perdesaan, (2) urusan percepatan
pembangunan daerah tertinggal dan (3) urusan transmigrasi.
Pelaksanaan urusan desa dan perdesaan yang menjadi urusan Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan memfokuskan pada percepatan proses transformasi
dan akselerasi pembangunan wilayah pinggiran untuk memperkuat daerah dan desa
dalam kerangka Negara Kesatuan sebagaimana dimaksud dalam Nawa Cita ke-3 Kabinet
Kerja Pemerintah.
Pada RPJMN 2014 – 2019, telah dicanangkan target kinerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigasi bidang desa adalah “mengurangi
jumlah desa tertinggal sebanyak 5.000 desa dan meningkatkan jumlah desa mandiri
sebanyak 2.000 desa” dan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan telah
membantu dalam pencapaian target kinerja Kementerian, yaitu “telah tercapai nya target
mengurangi jumlah desa tertinggal sebanyak 6.518 desa dan meningkatkan jumlah desa
mandiri sebanyak 2.665 desa”, seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Capaian Target Kinerja Kemendesa, PDT & Transmigrasi
Tahun 2015-2019 sampai dengan Semester I Tahun 2019 Bidang Desa

NO URAIAN SATUAN TARGET CAPAIAN KETERANGAN


1 Mengurangi jumlah desa Desa 5.000 6.518 Tercapai di atas
tertinggal target
2 Meningkatkan Desa 2.000 2.665 Tercapai di atas
jumlah desa mandiri target

Capaian kinerja bidang desa tersebut didukung oleh capaian kinerja program dan
kegiatan dukungan dari Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan dan Pemebrdayaan Masyarakat Desa, yaitu:

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 1
Tabel 2. Capaian Program dan Kegiatan Unit Kerja Eselon II di Lingkungan Ditjen
PDP Tahun 2015 - 2019
Capaian 2015 - 2019
No Bentuk Kegiatan Keterangan
Volume Satuan
1 Pelaksanaan 36.658 Orang progres minggu pertama
pendampingan di 74.954 Desember 2019
Desa
2 Pelaksanaan 224 Desa - Pelaksanaan di provinsi
pendampingan pada Papua dan Papua Barat
Program Pembangunan - Bimtek, coaching clinic dan
Desa Mandiri (PPDM) pelatihan pelaku pertanian
3 Pelaksanaan program 5.789 Desa Pendampingan dan
Generasi Sehat Cerdas penanganan stunting di
dan Konvergensi 5.789 desa pada 499
Pencegahan Stunting Kecamatan, 66 Kabupaten,
dan 11 Provinsi
4 Pembangunan/rehabilitas 330 Unit dilakukan secara swakelola
i embung desa skala kecil oleh masing-masing desa (
dan bangunan progres minggu pertama
penampung air lainnya Desember 2019)
5 Pembangunan Sarana dan 113 desa dilakukan secara swakelola
Prasarana Pendukung oleh masing-masing desa (
Destinasi Wisata progres minggu pertama
Desember 2019)
6 Pelaksanaan bantuan 3.810 unit progres minggu pertama
permodalan BUMDesa Desember 2019
untuk mendukung produk
unggulan desa
7 Pelaksanaan bantuan 48 unit progres minggu pertama
pengembangan BUMDesa Desember 2019
untuk mendukung produk
unggulan desa
8 Pelaksananan bantuan 1.260 Kelomp progres minggu pertama
usaha ekonomi ok Desember 2019
masyarakat Masyara
kat
9 Pelaksanaan Bantuan 90 Desa progres minggu pertama
revitalisasi pasar desa Desember 2019
10 Pelaksanaan bantuan 20 Desa progres minggu pertama
pembangunan rumah Desember 2019
pangan kita

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 2
Capaian 2015 - 2019
No Bentuk Kegiatan Keterangan
Volume Satuan
11 Bantuan Pengembangan 154 Desa Pelaksanaan pendampingan
Ekonomi Lokal dan inkubasi pada PPID PEL
(progres minggu pertama
Desember 2019)
12 Pengembangan 381 Desa progres minggu pertama
Pengelolaan Sumber Daya Desember 2019
Alam dan Teknologi Tepat
Guna (Bantuan Prukades
berupa peralatan pasca
panen)
13 Pelaksanaan 15 Provinsi Pelatihan pemantapan
Pengembangan Sumber operasional RKM
Daya Air Minum PAMSIMAS dan
Berkelanjutan Berbasis Peningkatan kapasitas
Masyarakat kelembagaan PAMSIMAS
14 Bantuan pengembangan 20 Desa progres minggu pertama
literasi desa Desember 2019
15 Pemberdayaan 4 Provinsi - Bantuan stimulan
Masyarakat pada Lokasi- pengembangan prukades
Lokasi Perhutanan Sosial dalam mendukung
program perhutanan
sosial untuk 7 desa
- Pelaksanaan coaching
clinic dan pemberdayaan
masyarakat pada lokasi
perhutanan sosial (Jawa
Barat, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat dan
Jambi)

Saat ini, tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan sebesar 2,75% per tahun, angka
ini lebih besar dari pertumbuhan nasional 1,17% per tahun. Pada tahun 2015 jumlah
penduduk di perkotaan diperkirakan sebesar 59,35%, dan apabila tidak ada kebijakan
yang tepat dan strategis untuk mengatasi hal ini, maka pada tahun 2045 diperkirakan
82,37% penduduk berada di kota (Proyeksi BPS, 2014).
Diberlakukannya UU Desa diharapkan dapat menjadi salah satu solusi terhadap
permasalahan kesenjangan antara perkotaan-perdesaan. Karena tujuan dari lahirnya UU
Desa antara lain adalah untuk memajukan perekonomian masyarakat di pedesaan,
mengatasi kesenjangan pembangunan kota dan desa, memperkuat peran penduduk desa
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 3
dalam pembangunan serta meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa.
Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hak dan wewenang diberikan kepada desa
termasuk pendanaannya yang dialokasikan khusus dari APBN untuk desa, disamping
sumber pendapatan lainnya.
Pembangunan desa dan perdesaan secara komprehensif merupakan faktor penting
bagi pembangunan daerah, pengentasan kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan
antarwilayah. Pembangunan daerah diindikasikan dengan perkembangan jumlah desa di
Indonesia yang meningkat pesat, seiring dengan trend pertumbuhan yang semakin
meningkat. Pada tahun 2005 jumlah desa sebesar 61.409 desa, kemudian menjadi 67.211
desa di 2008, dan meningkat menjadi 74.093 desa di tahun 2014. Kemudian pada tahun
2017 meningkat lagi mejadi 74.954 desa atau naik 200 desa dibandingkan tahun 2016.
Munculnya desa-desa baru ini tersebar di seluruh penjuru nusantara dengan laju
pertumbuhan rata-rata sebesar 2,29 % atau 1.409 desa per tahun. Akan tetapi
peningkatan jumlah desa ini belum diikuti peningkatan kesejahteraan masyarakat di
perdesaan.
Pengentasan kemiskinan perlu segera dilakukan di Kawasan Perdesaan.
Berdasarkan Data BPS Bulan Maret 2019, jumlah atau persentase penduduk miskin
cenderung menurun, namun jumlahnya masih cukup besar di perdesaan. Kemiskinan
Indonesia kini hanya satu digit dan terendah sejak 1998. Sepanjang Maret 2018-Maret
2019, terjadi penurunan 0,81 Juta. Pertumbuhan presentase penduduk miskin di
perdesaan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pertumbuhan Penduduk Miskin tahun 2014-2019

Indikator 2014 2019 Growth


Jumlah Penduduk Miskin Perdesaan 17,77 juta 15,15 juta -14,7%
Persentase Penduduk Miskin Perdesaan 14,17% 12,85% -9,3%

Pada RPJMN 2020 – 2024 dalam Kerangka Pembangunan Rancangan RPJMN 2020-
2024, dimana Visinya adalah Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong, program yang berkaitan dengan Ditjen PDP
adalah Pembangunan Kewilayahan, melalui pemerataan antar wilayah dalam rangka
mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Salah satu kegiatan Prioritas untuk
mendukung program prioritas tersebut adalah Kegiatan Pembangunan Daerah Tertinggal,
Kawasan Perbatasan, Pedesaan dan Transmigrasi.

B. Potensi dan Permasalahan


Pembangunan desa yang dilakukan melalui Rencana Pembangunan yang disusun
oleh Desa melalui mekanisme Musyawarah Desa dimulai pada tahun 2015, dimana alokasi
dana desa yang berupa dana desa ditransfer ke seluruh desa di Indonesia. Pemanfaatan
dana desa tahun 2015-2018 dikelompokkan menjadi dua yaitu pemanfaatan dana desa
untuk menunjang aktivitas ekonomi masyarakat dan pemanfaatan dana desa untuk
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 4
meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa dengan melakukan belanja dana desa pada
bidang Pembangunan melalui pembangunan Sarana Prasarana Desa, Pelayanan Sosial
Dasar, Pembangunan Usaha Ekonomi Desa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan, serta Pemberdayaan Masyarakat.
Dana desa yang ditransfer secara langsung ke seluruh desa di Indonesia telah
memberikan peningkatan kemampuan pada desa untuk memenuhi kebutuhan dasar,
namun masih banyak yang belum mampu memanfaatkan dana tersebut secara baik sesuai
kebutuhan spesifik desa.
Pembangunan bidang desa termasuk dalam Prioritas Nasional Kedua tentang
Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan
pada Kegiatan Prioritas Kelima yaitu Pembangunan Daerah Tertinggal, Kawasan
Perbatasan, Perdesaan dan Kawasan Transmigrasi. Selain adanya mandat dari RPJMN
2020-2024, ada juga mandat dari perundang-undangan, yaitu: Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa dimana yang mengamanatkan untuk memajukan perekonomian
masyarakat desa serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan
merupakan mandat yang cukup kuat untuk mengatasi kesenjangan pembangunan
nasional.
Aspek materialisme undang-undang desa yaitu keuangan desa dipandang sebagai
peluang sekaligus tantangan dalam membangun desa. Dari cara pandang peluang, dana
yang cukup besar yang diberikan kepada desa dapat mendorong percepatan
pembangunan desa, pengentasan kemiskinan, serta pemenuhan pelayanan dasar desa.
Namun dari cara pandang tantangan, fakta lemahnya tata kelola keuangan desa selama ini
berpotensi menggiring desa pada inefisiensi tata kelola desa, tidak tepatnya sasaran
pelaksanaan percepatan pembangunan desa, serta degradasi kultur gotong-royong dan
integritas aparat pemerintah desa. Karena itu, pendampingan desa menjadi agenda besar
dalam implementasi undang-undang desa, termasuk pemanfaatan dana desa bagi
kesejahteraan masyarakat desa.
Meskipun beberapa target dapat dicapai dalam pembangunan desa, namun
berbagai masalah berkenaan dengan upaya percepatan pembangunan perdesaan masih
menyisakan berbagai isu strategis yang harus dihadapi. Salah satu isu yang menjadi
landasan oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi khusus nya Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan untuk dapat memberikan kontribusi terhadap upaya
pengurangan kesenjangan pembangunan nasional adalah isu ketimpangan antarwilayah
yang masih cukup tinggi yang ditandai dengan tiga hal, yaitu: 1) tingkat kemiskinan, 2)
tingkat rasio gini, dan 3) ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara daerah tertinggal dan
non tertinggal.
Berkembangnya kota sebagai pusat-pusat pertumbuhan ternyata tidak memberikan
efek penetesan ke bawah (trickle down effect), tetapi justru menimbulkan efek
pengurasan sumberdaya dari wilayah di sekitarnya (backwash effect). Ada beberapa hal
yang menjadi penyebab terjadinya backwash effect tersebut. Pertama, terbukanya akses ke
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 5
daerah perdesaan seringkali mendorong kaum elit kota, pejabat pemerintah pusat, dan
perusahaan-perusahaan besar untuk mengeksploitasi sumberdaya yang ada di desa.
Masyarakat desa sendiri tidak berdaya karena secara politik dan ekonomi para
pelaku eksploitasi sumberdaya tersebut memiliki posisi tawar yang jauh lebih kuat.
Menurut Anwar (2001), berdasarkan pengalaman ternyata bertambahnya akses pada
pasar yang lebih baik di wilayah perdesaan di Indonesia, tidak selamanya dapat
meningkatkan pertumbuhan produktivitas pertanian karena seringkali hak-hak
(property right) masyarakat lokal terhadap sumberdaya menjadi terampas oleh
kepentingan kaum elit di luar mereka. Kedua, kawasan perdesaan sendiri umumnya dihuni
oleh masyarakat yang kualitas SDM-nya kurang berkembang. Kondisi ini mengakibatkan
ide-ide dan pemikiran modern dari kaum elit kota sulit untuk didesiminasikan. Oleh karena
itu, sebagian besar aktivitas pada akhirnya lebih bersifat enclave dengan mendatangkan
banyak SDM dari luar yang dianggap lebih mempunyai keterampilan dan kemampuan.
Dalam kaitannya dengan sejarah perkembangan wilayah perdesaan di Indonesia,
secara spesifik semakin lemahnya kawasan perdesaan juga didorong oleh kebijakan
nasional yang sangat bersifat urban bias (Anwar 2001). Proses transformasi struktur
ekonomi ke arah industrialisasi dan bertumbuhnya sektor-sektor modern (industri dan
jasa) mulai pertengahan dasawarsa 1980-an, terlalu dipercepat (accelerated) dengan
berbagai proteksi pemerintah sehingga mengarah pada proses yang tidak matang
(immature) dan seringkali merugikan sektor pertanian berupa dikenakannya pajak-pajak
ekspor dan pungutan dalam negeri.Semuanya ini tentunya merugikan bagi para petani
karena harga ekspor pertanian yang menjadi tidak kompetitif dan pada akhirnya juga
berdampak pada melemahnya pembangunan kawasan perdesaan.
Selain itu, menurut Anwar (2001), meskipun jumlah penduduk perdesaan lebih
banyak jika dibandingkan dengan penduduk kota, tetapi bentuk permukiman penduduk
yang lebih tersebar, lebih miskin, tidak berpikiran canggih dan kurang terorganisasi telah
mengakibatkan terjadinya bias dalam pengalokasian sumberdaya. Investasi yang dilakukan
di wilayah perdesaan menjadi sangat terbatas karena secara ekonomi tidak efisien dan
terdapat kecenderungan fasilitas- fasilitas umum hanya terkonsentrasi di pusat-pusat
administrasi wilayah lokal. Sedangkan di wilayah-wilayah perdesaan yang jauh dan miskin,
fasilitas-fasilitas seperti sekolah, puskesmas, dan penyuluh pertanian tidak dapat
dijangkau
Secara umum penanggulangan kemiskinan di Indonesia dihadapkan pada laju
penurunan angka kemiskinan yang semakin melambat. Selama kurun waktu 2010-2017,
rata-rata laju penurunan angka kemiskinan hanya sebesar 0,44%. Pada Gambar 1 dapat
dilihat bahwa laju penurunan angka kemiskinan tertinggi dicapai pada tahun 2011 dengan
penurunan sebesar 0,84%, sementara laju penurunan terendah sebesar 0,03% terjadi
pada tahun 2015 (BPS, 2017 dan Bappenas, 2017).

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 6
Sumber: BPS dan Bappenas, 201

Gambar 1. Laju Penurunan Angka Kemiskinan, 2010-2017

Sementara, dilihat dari Koefisien Gini (Gini Ratio) pada tahun 2016- 2018 cenderung
turun seperti terlihat pada Gambar 2. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang
menempatkan penurunan kesenjangan menjadi prioritas pembangunan dalam tiga tahun
terakhir ini. Nilai koefisien gini pada tahun 2017 berhasil diturunkan menjadi sekitar 0,393
(Susenas, Maret 2017), sementara pada bulan Maret 2018, koefisien gini berada di angka
0,389.

Sumber: diolah dari BPS, 2018

Gambar 2. Koefisien Gini Perdesaan-Perkotaan 2015-2018

Namun demikian, apabila koefisien gini ditinjau dari komposisinya di perdesaan dan
perkotaan, nilai koefisien gini di perdesaan untuk Maret 2018 (0,324) naik bila
dibandingkan dengan nilainya pada September 2017 (0,320). Hal ini menunjukkan bahwa
walaupun secara keseluruhan nilai koefisien gini menurun pada tiga tahun terakhir, namun
prioritas penurunan kesenjangan yang dilaksanakan belum mempengaruhi penurunan
kesenjangan di perdesaan secara signifikan. Kesenjangan yang tercermin dari nilai
koefisien gini ini masih harus terus diturunkan, antara lain melalui pertumbuhan ekonomi
yang inklusif, perluasan lapangan kerja dan perluasan akses terhadap sarana prasarana
pendukung ekonomi di daerah-daerah terpencil. Di sinilah konektivitas antar wilayah
menjadi faktor penting yang perlu menjadi prioritas lima tahun kedepan.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 7
Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan pokok dan isu-isu strategis
pembangunan desa dan perdesaan adalah:
1. Tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan yang masih
rendah;
2. Ketersediaan sarana dan prasarana fisik maupun non-fisik di desa dan kawasan
perdesaan yang belum memadai;
3. Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan akibat faktor ekonomi maupun non
ekonomi;
4. Kualitas lingkungan hidup masyarakat desa memburuk dan sumber pangan yang
terancam berkurang;
5. Pengembangan potensi ekonomi lokal desa yang belum optimal akibat kurangnya
akses dan modal dalam proses produksi, pengolahan, maupun pemasaran hasil
produksi masyarakat desa.
Secara lebih spesifik permasalahan pembangunan desa dan perdesaan adalah
sebagai berikut:
1. Penurunan Kemiskinan perdesaan hanya 0,3% pertahun pada 2014-2019
2. Kemiskinan di desa masih 12,85% (15,15 juta penduduk) pada Maret 2019
3. Kenaikan pendapatan per kapita penduduk desa hanya 6% pertahun
4. Desa yang terdapat angkutan umum tahun 2018 baru 64,52%
5. Tingkat pendidikan pekerja di desa yang tidak bersekolah sampai lulus SD masih 69%
6. Terdapat 3.909 kawasan perdesaan yang belum dikembangkan sesuai komoditas
unggulan.

Sedangkan potensi yang perlu dikembangkan yang ada di desa dan kawasan
perdesaan adalah:
1. Dana Desa meningkat hingga Rp.400 Triliun pada Tahun 2020-2024
2. Gini Ratio perdesaan Maret 2014-2019 tetap bertahan pada 0,32
3. Tingkat pengangguran di desa terus menurun tinggal 3,45% pada Februari 2019
4. Jalan aspal dan atau jalan yang diperkeras telah naik menjadi 88,42% desa pada tahun
2018
5. Desa dengan mata pencaharian utama penduduk pada sektor pertanian masih 92,82%
pada tahun 2018
6. Desa Digital: 82% desa sudah terjangkau internet dan 96% penduduk desa
menggunakan telepon seluler.

Dengan disahkannya UU Desa memberikan harapan dan peluang bagi desa untuk
mendapat perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk mendorong mempercepat pembangunannya. Desa menjadi titik
simpul terkecil pembangunan, sehingga mendinamisasikan pembangunan di desa akan
memberikan dampak terhadap pembangunan pada lingkup kewilayahan yang lebih luas.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 8
Konsekuensinya, pembangunan di desa tidak seharusnya hanya berfokus pada
keberadaan desa tersebut. Desa harus dibangun dalam sebuah kerangka pembangunan
yang koheren, terencana, dan terpadu, sehingga diperlukan perencanaan dan penetapan
pembangunan pada skala kawasan perdesaan.
Dengan demikian, pembangunan di desa didorong dalam perspektif kawasan
sehingga akselerasi pembangunan dapat lebih cepat, mengingat potensi dan
permasalahan desa dapat dipetakan dan diselesaikan dalam perspektif yang lebih
komprehensif. Pemetaan dan penyelesaian secara komprehesif mutlak dilaksanakan
sebagai penentu keberhasilan dari pencapaian target kinerja dari Ditjen PDP.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 9
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia


Visi pembangunan Indonesia pada RPJMN 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM
berkualitas dan berdaya saing.
Visi Presiden dan Wakil Presiden untuk dapat mencapai pembangunan Indonesia
adalah:
“Terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian, berlandaskan gotong-royong”
Visi tersebut dijabarkan dalam 9 (sembilan) Misi, yaitu:
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia;
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh
warga;
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.
Selain upaya mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden
tersebut, terdapat 5 (lima) arahan Presiden dalam mewujudkan agenda pembangunan
nasional, yaitu:
1. Pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM)
Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.
2. Pembangunan infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan Kawasan produksi
dengan Kawasan distribusi, mempermudah akses ke Kawasan wisata, mendongkrak
lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian
rakyat.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 10
3. Penyederhanaan regulasi
Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan Omnibus Law,
terutama menerbitkan 2 (dua) undang-undang. Pertama UU Cipta Lapangan Kerja,
dan Kedua UU Pemberdayaan UMKM
4. Penyederhanaan birokrasi
Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja, memangkas prosedur,
dan birokrasi yang panjang dan menyederhanakan eselonisasi.
5. Transformasi ekonomi.
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA menjadi daya saing
manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi kemakmuran
bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya VISI-MISI dan ARAHAN STRATEGIS tersebut diterjemahkan ke dalam 7
agenda pembangunan yang didalamnya terdapat Program Prioritas, Kegiatan Prioritas,
dan Proyek Prioritas. 7 Agenda Pembangunan RPJMN IV tahun 2020 – 2024, yaitu:
1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan
Berkeadilan;
2. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan
Pelayanan Dasar;
3. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan;
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing;
5. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim; dan
7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik.
Hubungan keterkaitan antara Visi dan Misi Presiden, Arahan Presiden dan Agenda
Pembangunan Nasional adalah:

Gambar 3. Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden


dan Agenda Pembangunan Nasional
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 11
B. Visi dan Misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
1. Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020 – 2024
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Tugas tersebut,
secara spesifik merupakan instrumen untuk melaksanakan misi ketiga Presiden dan
Wakil Presiden yaitu Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan, serta Agenda
Prioritas Nasional ke-2 yaitu Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi
Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan. Sehingga, visi Kementerian Desa, PDT, dan
Transmigrasi pada kurun waktu 2020-2024 adalah:
“Terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing
secara berkelanjutan dalam Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong”
Pengertian dari visi tersebut adalah:
a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan Kawasan transmigrasi
baik di daerah tertinggal maupun di daerah tidak tertinggal yang menjadi urusan
pemerintahan serta menjadi kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan agar perdesaan memiliki
kemampuan untuk membentuk kemitraan dengan wilayah/kawasan lainnya yang
efektif, bermanfaat, dan saling menguntungkan untuk lebih meningkatkan
keunggulan daya saing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan
transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki ketahanan ekonomi, sosial dan
ekologi yang sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan agar perdesaan di
Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam meningkatkan nilai tambah
dibandingkan dengan negara lainnya baik di tingkat regional maupun internasional.
e. Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong-royong: merupakan visi Presiden dan Wakil Presiden yang wajib didukung
oleh visi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
2. Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Untuk mewujudkan Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, maka misi
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020-2024 sebagai berikut:

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 12
a. Mempercepat pembangunan Desa dan Perdesaan yang berkelanjutan;
b. Mengembangkan ekonomi dan investasi Desa dan Perdesaan, Daerah Tertinggal,
dan kawasan Transmigrasi;
c. Menyerasikan kebijakan dan program percepatan pembangunan daerah
tertinggal;
d. Menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan Kawasan transmigrasi;
e. Menyusun dan merumuskan pengembangan daya saing Desa dan Perdesaan,
Daerah Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi berbasis data dan informasi yang
akurat;
f. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat
desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan
g. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang baik.

C. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
1. Visi
Visi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun 2020 – 2024
mengacu pada Visi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yaitu:
“Terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing
secara berkelanjutan dalam Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong”.
2. Misi
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan sebagai unit kerja eselon I di
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki misi yang mengacu pada misi
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Khususnya pada misi “Mempercepat
pembangunan Desa dan Perdesaan yang berkelanjutan”.
D. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang ingin dicapai
kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
yakni:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan
dengan perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dan Kawasan transmigrasi,
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal,
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan system pengembangan
dalam mendukung pertumbuhan wilayah;
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 13
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan daya saing
melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi dalam
pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan terpercaya.
Dalam mendukung pencapaian tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan fokus pada tujuan “Mendorong
terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan
perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.
E. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 –
2024
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki sasaran strategis seperti pada
tabel berikut :
Tabel 4. Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
tahun 2020 – 2024
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
1 Mendorong  Jumlah desa mandiri
Berkembangnya status
terwujudnya Desa  Jumlah desa berkembang
pembangunan desa
Berkembang dan  Jumlah desa tertinggal
Mandiri, serta  Indeks rata-rata perkembangan
kolaborasi 62 KPPN (Kawasan Perdesaan
perdesaan dengan Meningkatnya status
Prioritas Nasional)
perkotaan melalui perkembangan Kawasan
 Indeks rata-rata perkembangan
pengembangan Perdesaan
30 Kawasan Perdesaan Prioritas
Kawasan Perdesaan Kementerian
secara berkelanjutan Menurunnya Kemiskinan Persentase kemiskinan di perdesaan
di perdesaan
2 Mendorong tumbuh Terevitalisasinya Badan  Jumlah Bumdes berkembang
dan berkembangnya Usaha Milik Desa  Jumlah Bumdes maju
investasi di desa dan (BUMDes)
perdesaan, daerah Terevitalisasi Badan Usaha  Jumlah Bumdes Bersama
tertinggal, dan Milik Desa Bersama berkembang
Kawasan (Bumdesma)  Jumlah Bumdes Bersama maju
transmigrasi Meningkatnya investasi di Persentase kenaikan investasi di
perdesaan mendukung perdesaan
transformasi ekonomi
3 Berkurangnya Berkurangnya jumlah Jumlah kabupaten daerah tertinggal
jumlah daerah daerah tertinggal yang terentaskan menurut indeks
tertinggal ketertinggalan
Menurunnya penduduk Persentase penurunan penduduk
miskin di daerah tertinggal miskin di daerah tertinggal
Meningkatnya IPM di Nilai rata-rata IPM di daerah
daerah tertinggal tertinggal

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 14
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
4 Terwujudnya Meningkatnya status  Rata-rata indeks perkembangan
kawasan perkembangan Kawasan 52 Kawasan Transmigrasi
transmigrasi sebagai Transmigrasi yang Prioritas Nasional yang
satu kesatuan sistem direvitalisasi direvitalisasi
pengembangan  Rata-rata indeks perkembangan
dalam mendukung 100 Kawasan Transmigrasi
pertumbuhan Prioritas Kementerian yang
wilayah direvitalisasi
5 Meningkatnya Meningkatnya kualitas  Persentase dokumen
kualitas implementasi kebijakan pengembangan kebijakan dan
implementasi yang berbasis pada ilmu perencanaan induk yang
kebijakan dalam pengetahuan, inovasi, menjadi rujukan dalam
pengembangan daya serta data dan informasi pelaksanaan kebijakan
saing melalui dalam keterpaduan  Persentase layanan data dan
kreativitas dan rencana untuk system informasi yang
teknologi berbasis meningkatkan daya saing terintegrasi
ilmu pengetahuan, pembangunan desa,
data dan informasi perdesaan, daerah
dalam tertinggal dan transmigrasi
pembangunan desa
dan perdesaan,
daerah tertinggal,
dan transmigrasi
6 Terwujudnya Meningkatnya kapasitas  Persentase Pejabat yang
sumber daya SDM desa dan perdesaan memenuhi Standar Kompetensi
manusia yang unggul daerah tertinggal dan Jabatan
dalam melakukan transmigrasi  Persentase Kader
pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat desa, Perdesaan yang mampu
daerah tertinggal melakukan pendampingan
dan transmigrasi masyarakat perdesaan
7 Terwujudnya tata Meningkatnya kualitas  Nilai Reformasi Birokrasi
kelola pemerintahan reformasi birokrasi dan  Nilai Kesehatan organisasi
yang agile, efektif, kapasitas organisasi  Persentase pelaksanaan e-
efisien dan government (SPBE) Sistem
terpercaya Pemerintahan Berbasis
Elektronik
 Indeks Penerapan Sistem Merit

Meningkatnya  Nilai Opini BPK atas Laporan


pengawasan, Keuangan
pengendalian dan  Nilai integritas
akuntabilitas aparatur  Nilai SAKIP
yang baik serta aturan  Tingkat maturitas SPIP (Sistem
yang efektif Pengendalian Intern
Pemerintah)

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 15
Melihat tabel di atas maka sasaran strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020-2024 fokus pada sasaran strategis point 1, yaitu:
1. Meningkatnya status perkembangan desa, dengan indikator:
a. Meningkatnya status desa berkembang menjadi desa mandiri sebanyak 5000 Desa;
b. Meningkatnya status desa tertinggal menjadi desa berkembang sebanyak 10000
Desa.
2. Meningkatnya status perkembangan Kawasan Perdesaan, dengan indikator:
a. Indeks rata-rata perkembangan 62 KPPN (Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional).
b. Indeks rata-rata perkembangan 30 Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian.
3. Menurunnya Kemiskinan di perdesaan, dengan target indikator Persentase kemiskinan di
perdesaan pada akhir RPJM menjadi sebesar 9,90 %.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 16
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal dan Transmigrasi
Penyelenggaraan pembangunan desa dan perdesaan, percepatan pembangunan
daerah tertinggal, serta pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi dalam
RPJM tahun 2020-2024 diarahkan untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan
yaitu mengembangkan wilayah secara makro dalam mengurangi kesenjangan. Akan tetapi
dalam skala mikro pembangunan wilayah perdesaan adalah tetap dalam rangka
pertumbuhan dan penurunan kesenjangan wilayah. Apalagi akibat adanya pandemi Covid-
19 ini untuk pertumbuhan ekonomi dan penguatan struktur perekonomian Indonesia
sumber pertumbuhannya dan motor penggeraknya adalah perdesaan. Pandemi Covid-19
menyebabkan negara-negara lebih berorientasi untuk memperbaiki kondisi negaranya
(inward looking) daripada untuk berinvestasi. Oleh karena itu kebijakan pembangunan
perdesaan ke depan menggunakan model pembangunan perdesaan neo-endogen (neo-
endogenous rural development model), yaitu pembangunan perdesaan lebih diarahkan
untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya perdesaan dengan tetap
memperhatikan adanya transfer dan subsisdi serta investasi. Kebijakan juga diarahkan
untuk memperbaiki iklim investasi di perdesaan dan menumbuhkan pebisnis pemula (start
up business) di perdesaan, khususnya kaum muda dan milenial.
Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi dan daerah
tertinggal sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu kerangka komitmen dan pengarusutamaan untuk
pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan
yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan
kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Secara khusus agenda agenda
pembangunan nasional mengembangkan wilayah dalam mengurangi kesenjangan
termasuk dalam tujunan SDGs ke-10 yaitu berkurangnya kesenjangan. Dalam rangka
mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan desa, Kawasan perdesaan, Kawasan
transmigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun
2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan prioritas pembangunan
desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa, meliputi; (1) Desa tanpa
kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan Desa
berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa layak air bersih dan sanitasi; (7)
Desa berenergi bersih dan terbarukan; (8) Pertumbuhan ekonomi desa merata; (9)
infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa kesenjangan; (11)
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 17
Kawasan pemukiman desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi desa sadar
lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa peduli lingkungan laut; (15) Desa
peduli lingkungan darat; (16) Desa damai berkeadilan; (17) Kemitraan untuk
pembangunan desa; (18) Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
Tujuan SDGs Desa merupakan tanggung jawab bersama lintas Kementerian/Lembaga,
pemerintahan provinsi, pemerintahan kabupaten, pemerintahan desa, dunia usaha,
perguruan tinggi dan masyarakat umum lainnya. Oleh karena itu diperlukan instrument
regulasi yang bisa melandasi dan mensinergikan peran dari masing-masing pihak dalam
pembangunan desa. Dalam rangka memudahkan pengukuran ketercapaian SDGs Desa
akan dietapkan indikator-indikator dan peta strategis sehinga inline dengan tujuan
pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 dan Renstra 2020-2024.
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan transmigrasi dan
percepatan pembangunan daerah tertingal dalam RPJM tahun 2020 2024 diarahkan untuk
melaksanakan salah satu agenda pembangunan dalam mengembangkan wilayah untuk
mengurangi kesenjangan. Arah kebijakan dan strategi Kemendesa, PDT, dan Transmigrasi
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
No Arah Kebijakan Strategi
1. Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen koordinasi
pembangunan Desa lintas pemangku kepentingan dalam pembangunan
Berkelanjutan desa
(SDGs Desa) Menyiapkan data yang tepat, akurat dan real time
berbasis warga dan desa
Mengintegrasikan semua program dan kegiatan di
internal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dalam
mendukung pencapaian SDGs Desa
Meningkatkan koordinasi lintas pemangku kepentingan
(K/L/D/M) dalam mengintegrasikan program dan
kegiatan untuk mendukung tujuan SDGs Desa
2. Peningkatan Mengembangkan aksesibilitas dan infrastruktur
konektivitas intra berbasis komoditas unggulan
dan antar Meningkatkan akses transportasi perdesaan dengan
perdesaan pusat-pusat kegiatan dan pusat pertumbuhan ekonomi
lokal/wilayah, dan akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
Keterpaduan rantai pasok dan rantai nilai berbasis
komoditas unggulan
3. Peningkatan Peningkatan kapasitas sistem untuk mempercepat
kapasitas sistem, pembangunan perdesaan yang efektif dan efisien

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 18
No Arah Kebijakan Strategi
kelembagaan, dan Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia, yaitu
sumberdaya kompetensi teknis, metodologis, sosial, dan personal
manusia perdesaan dalam rangka menyongsong revolusi industri 4.0
(Desa, daerah Peningkatan kapasitas kelembagaan dari mulai desa
tertinggal, dan sampai pusat
transmigrasi) yang Peningkatan kapasitas masyarakat perdesaan dalam
unggul pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
Mengembangkan pendidikan berbasis ketrampilan dan
kewirausahaan
4. Peningkatan Peningkatan iklim investasi yang kondusif di perdesaan
investasi produk Mempermudah administrasi perizinan usaha,
unggulan penyediaan informasi untuk lahan dan modal, juga
perdesaan (Desa, pemasaran dan ekspor
daerah tertinggal, Fasilitasi, pembinaan, maupun pendampingan dalam
dan transmigrasi) pengembangan usaha, bantuan permodalan/kredit,
kesempatan berusaha, pemasaran dan kewirausahaan
5. Pengembangan Pengembangan teknologi untuk kegiatan produksi,
teknologi tepat pengolahan, pemasaran, distribusi, dan pembiayaan
guna dan teknologi Integrasi data dan informasi perdesaan baik numeric
digital maupun spasial
Meningkatkan ketersediaan prasarana teknologi
telekomunikasi
Pengembangan e-commerce, e-logistic dan fintech
di perdesaan
6. Peningkatan Menata ruang perdesaan untuk melindungi lahan
keberlanjutan pertanian dan menekan alih fungsi lahan produktif dan
pembangunan lahan konservasi
perdesaan Pembangunan perdesaan yang ramah lingkungan,
selaras dengan alam, dan pemanfaatan pengolahan
limbah
Menjamin pelaksanaan distribusi lahan dan hak atas
tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan
Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak desa untuk
mengelola sumber daya alam berskala lokal termasuk
pengelolaan hutan negara oleh desa berorientasi pada
keseimbangan lingkungan hidup dan berwawasan
mitigasi bencana untuk meningkatkan produksi pangan
dan mewujudkan ketahanan pangan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 19
No Arah Kebijakan Strategi
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan
masyarakat adat dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya alam lahan dan perairan, serta lingkungan
hidup desa termasuk desa pesisir secara berkelanjutan
7. Peningkatan dan Memanfaatkan modal sosial budaya untuk
pemanfaatan modal meningkatkan kreativitas untuk pengembangan
sosial budaya untuk produk unggulan perdesaan
pembangunan Peningkatan pemanfaatan modal sosial budaya dalam
perdesaan. rangka meningkatkan kerekatan masyarakat
Perlibatan pelaku seni dan budaya untuk mendukung
pengembangan produk unggulan perdesaan
Memberi pengakuan, penghormatan, perlindungan,
dan pemajuan hak-hak masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat
termasuk perempuan, anak, pemuda dan penyandang
disabilitas melalui fasilitasi, pelatihan, dan
pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa
8. Peningkatan Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
sinergitas program/kegiatan antar Kementerian Lembaga dan
pembangunan Daerah (Provinsi, Kabupaten/ Kota, dan Desa), melalui
perdesaan antar penyusunan Grand Design Kawasan Perdesaan untuk
K/L/D/M. pedoman bagi seluruh Stakeholders
Penguatan mekanisme koordinasi Pusat dan
Daerah
Meningkatkan keterpaduan perencanaan,
pemrograman dan penganggaran, monitoring dan
evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa, antar daerah,
dan antar pemerintah-perguruan tinggi/lembaga
penelitian-masyarakat dunia usaha
Melanjutkan pembangunan Kawasan Perdesaan dan
Kawasan Perdesaan
9. Peningkatan Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
kualitas Reformasi Meningkatkan dukungan manajemen, sarana dan
Birokrasi prasarana
Meningkatkan pengembangan SDM aparatur
Meningkatkan dukungan perencanaan, penelitian dan
pengembangan
Sumber: RENSTRA Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (2020-2024)

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 20
B. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan transmigrasi dan
percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam RPJM tahun 2020 – 2024 di arahkan
untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan yaitu mengembangkan wilayah
dalam mengurangi kesenjangan. Arah Kebijakan dan Strategi bidang Desa dan Perdesaan
kurun waktu 2020 – 2024 tentunya mengacu pada arah kebijakan dan strategi dari
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Berdasarkan hal
tersebut, maka arah kebijakan dan strategi bidang Desa dan Perdesaan adalah sebagai
berikut :
Tabel 6. Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan dengan
Direktorat di lingkungan Ditjen PDP)
No Arah Kebijakan Strategi

1 Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen


pembangunan Desa koordinasi lintas pemangku kepentingan dalam
Berkelanjutan (SDGs Desa) pembangunan desa

Mengembangkan program dan kegiatan untuk


mendukung pencapaian SDGs Desa

2. Meningkatkan akses transportasi perdesaan


Peningkatan konektivitas dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
intra dan antar perdesaan pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan akses
masyarakat terhadap fasilitas pelayanan dasar

2 Pengembangan teknologi Integrasi data dan informasi perdesaan baik


tepat guna dan teknologi numeric maupun spasial
digital Meningkatkan ketersediaan prasarana teknologi
telekomunikasi di perdesaan
3 Peningkatan keberlanjutan Pembangunan perdesaan yang ramah
pembangunan perdesaan lingkungan, selaras dengan alam, dan
pemanfaatan pengolahan limbah
Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak
desa untuk mengelola sumber daya alam
berskala lokal termasuk pengelolaan hutan
negara oleh desa berorientasi pada
keseimbangan lingkungan hidup dan
berwawasan mitigasi bencana untuk
meningkatkan produksi pangan dan
mewujudkan ketahanan pangan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 21
No Arah Kebijakan Strategi

Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan


dalam mengelola dan memanfaatkan sumber
daya alam lahan dan perairan, serta lingkungan
hidup desa termasuk desa pesisir secara
berkelanjutan
4 Peningkatan dan Peningkatan pemanfaatan modal sosial budaya
pemanfaatan modal sosial dalam rangka meningkatkan kerekatan
budaya untuk masyarakat dan pengembangan produk
pembangunan perdesaan. unggulan perdesaan
Memberi pengakuan, penghormatan,
perlindungan, dan pemajuan hak-hak
masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring
pembangunan desa
5 Peningkatan sinergitas Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
pembangunan perdesaan program/kegiatan dengan K/L/D/M dalam
antar K/L/D/M. pembangunan desa, pengembangan kerjasama
antar Desa dan pembangunan kawasan
perdesaan
Meningkatkan keterpaduan perencanaan,
pemrograman dan penganggaran, monitoring
dan evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa, antar
daerah, dan antar pemerintah-perguruan
tinggi/lembaga penelitian-masyarakat dunia
usaha
6 Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas
Reformasi Birokrasi aparatur

Meningkatkan dukungan manajemen, sarana dan


prasarana

Meningkatkan pengembangan SDM aparatur

Meningkatkan dukungan perencanaan,


penelitian dan pengembangan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 22
Dalam rangka menjalankan arah kebijakan dan strategi tersebut, pada tahun 2020
terdapat terdapat 1 (satu) program di bidang perdesaan, yaitu program pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa dengan 6 (enam) kegiatan yaitu; (1) Dukungan
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa; (2) Pemberdayaan Masyarakat Desa; (3) Peningkatan Pelayanan Sosial
Dasar; (4) Pembangunan Sarana Prasarana Desa; (5) Peningkatan Pendayagunaan Sumber
Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna; (6) Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.
Pada tahun 2021, sejak perubahan SOTK sesuai Peraturan Menteri Desa PDTT No.
15 Tahun 2020, arah kebijakan dan strategi bidang desa dan perdesaan mulai tahun 2021
sampai dengan 2024 dijalankan melalui 2 (dua) program, yaitu Program (2) Dukungan
Manajemen dan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Desa yang dilaksanakan
melalui (1) Sekretariat Direktorat Jenderal PDP, (2) Direktorat Pengembangan Sarana dan
Prasarana, (3) Direktorat Pengembangan Sosial, Budaya dan Lingkungan, (4) Direktorat
Advokasi dan Kerjasama Desa dan (5) Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa.
C. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dalam upaya mencapai sasaran strategis pembangunan bidang
perdesaan tahun 2020 – 2024 merupakan mandat ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi dan regulasi secara empiris dibutuhkan untuk mengisi
kekosongan hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan dalam bidang perdesaan.
Kerangka regulasi yang diperlukan harus disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yaitu UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Kerangka regulasi dalam mendukung sasaran strategis pembangunan bidang
perdesaan agar dapat dilaksanakan dengan baik dan tercapai target yang diinginkan,
yakni:
Tabel 7. Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis Pembangunan
Bidang Perdesaan
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
A. REGULASI YANG DIAMANATKAN OLEH PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI
1. Ketentuan mengenai PERMEN Amanat Pasal 80 ayat
tahapan, tata cara, dan Berkoordinasi (5) PP Nomor 47
mekanisme penyelenggaraan dengan Mendagri Tahun 2015
musyawarah desa
2 Pedoman umum pelaksanaan PERMEN Amanat Pasal 131
pembangunan Desa, Berkoordinasi ayat (1) PP Nomor 47
pembangunan kawasan dengan Mendagri Tahun 2015
perdesaan, pemberdayaan dan Bappenas
masyarakat Desa, dan
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 23
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
pendampingan masyarakat
Desa
3 Pedoman teknis pelaksanaan PERMEN
Amanat Pasal 131
pembangunan kawasan ayat (2) PP Nomor 47
perdesaan Tahun 2015
5 Reviu Perencanaan PERMEN Mengatur pembagian
Pembangunan Kawasan habis wilayah dalam
Perdesaan klaster kawasan
perdesaan
B REGULASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKSANAKAN KEWENANGAN
1 Koordinasi Sinergis Program Permen
dan Kegiatan Kemendesa
dengan K/L dan Daerah
2 Koordinasi Sinergis Program Permen
dan Kegiatan Internal
Kemendesa berdasarkan
lokus dan focus
3 Kemitraan dengan dunia Permen
usaha, mitra pembangunan,
organisasi masyarakat
madani dalam
penyelenggaraan
pembangunan perdesaan
4 Pedoman pemindahtanganan Permen
BMN
5 Sistem Informasi Manajemen Permen
kepegawaian
6 Petunjuk Teknis Dana Alokasi Permen
Khusus Tahun Anggaran 2021
7 Pedoman Kerja Sama Antar Permen
Lembaga
11 Pengelolaan Pasar Desa Permen

12 Pedoman Pelaksanaan Permen


Reviu Atas Rencana Kerja
Anggaran unit kerja di
lingkungan Kementerian
Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 24
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
13 Pedoman Audit Pengadaan Permen
Barang/Jasa di Lingkungan
Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
14 Pedoman Umum dan Teknis Permen
Reviu Laporan Keuangan
15 Integrasi Program Permen
Pembangunan Perdesaan,
Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
16 Penyusunan Program dan Permen
Anggaran Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
17 Penyusunan Peraturan Permen
Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi mengenai
Prioritas Penggunaan Dana
Desa Tahun 2021, Tahun
2022, Tahun 2023, Tahun
2024, Tahun 2025

D. Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas


Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi merupakan salah satu Kementerian/
Lembaga yang berbasis kewilayahan. Ruang lingkup wilayah kerja meliputi 74.953 desa,
271 kawasan perdesaan, 62 daerah tertinggal, 152 kawasan transmigrasi. Dari lokus
tersebut dikelompokan menjadi lokus prioritas nasional yang menjadi target dalam RPJMN
2020-2024 dan lokus prioritas Kementerian yang meruapakan lanjutan periode RPJMN
sebelumnya yang memerlukan pembinaan. Target sasaran desa prioritas sebanyak 10.000
desa dari 74.953 desa di seluruh Indonesia, kemudian dari 271 kawasan perdesaan
ditetapkan jumlah Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) sebanyak 62 kawasan dan
30 sasaran Kawasan perdesaan non KPPN yang sudah memiliki indeks perkembangan
kawasan perdesaan. Strategi pembangunan Kawasan perdesaan untuk menuju Kawasan
perdesaan yang mandiri dan berdaya saing, melalui pemenuhan kebutuhan pelayanan
dasar, sarana dan prasarana ekonomi Kawasan, pegembangan usaha kecil dan menengah,
revitalisasi Bumdes dan Bumdesa Bersama, pengembangan produk unggulan Kawasan
perdesaan, dan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha dan mitra pembangunan
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 25
lainnya. Selain itu perlu meningkatkan peran koordinasi dan Kerjasama kolaboratif antar
K/L/D/M dalam mengintegrasikan program dan kegiatan di kawasan perdesaan. Oleh
karena itu diperlukan penguatan dokumen perencanaan dalam bentuk masterplan atau
Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) yang implementatif sesuai dengan
peran masing-masing. Pembangunan Kawasan perdesan merupakan bagian integral dari
rencana tata ruang dan wilayah kabupaten, sehingga perlu mendorong peran aktif
pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan kawasan perdesaan.
Tabel 8. Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional

No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan


1 Aceh Aceh Timur Kawasan Perdesaan Minapolitan Idi
Rayeuk
2 Sumatera Utara Toba Samosir Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional Ajibata
3 Sumatera Utara Samosir Kawasan Perdesaan Pasir Putih
Parbaba
4 Jambi Muaro Jambi Kawasan Perdesaan Agribisnis
5 Kepulauan Riau Bintan Kawasan Perdesaan Pesisir Berbasis
Wisata Terpadu
6 Kepulauan Riau Karimun Kawasan Perdesaan Wisata
7 Sumatera Barat Agam Kawasan Perdesaan Perkebunan
Tebu
8 Sumatera Selatan Banyuasin Kawasan Perdesaan Agropolotan
Tanjung Lago
Kawasan Perdesaan
9 Bangka Belitung Bangka Selatan Pengembangan (Budidaya) Lada
Putih
10 Bangka Belitung Belitung Kawasan Perdesaan Mina-
Agrowisata Selat Nasik
Kawasan Perdesaan Minapolitan
11 Bangka Belitung Belitung Timur Perikanan Tangkap
12 Bengkulu Bengkulu Tengah Kawasan Perdesaan Agropolitan
Pondok Kelapa
13 Lampung Mesuji Kawasan Perdesaan Agropolitan
14 Lampung Tulang Bawang Kawasan Perdesaan Agropolitan
15 Jawa Barat Sukabumi Kawasan Perdesaan Agrowisata
Citaman Sakti
16 Jawa Tengah Magelang Kawasan Perdesaan Borobudur
Manunggal Jaya
17 Jawa Tengah Kendal Kawasan Perdesaan Plasma Petik
Sari
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 26
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
18 Jawa Timur Banyuwangi Kawasan Perdesaan Agrowisata
19 Jawa Timur Pamekasan Kawasan Perdesaan Sentra
Peternakan Sapi Mandiri Bagi Rasa
20 Banten Pandeglang Kawasan Perdesaan Mina-Agro
Wisata Krakatau
21 Bali Buleleng Kawasan Perdesaan Bali Aga
22 Bali Klungkung Kawasan Pariwisata
23 Kalimantan Barat Kubu Raya Kawasan Perdesaan Agropolitan
Rasau Jaya
Kawasan Perdesaan Pengembangan
24 Kalimantan Barat Sambas Agro Teknologi
25 Kalimantan Barat Mempawah Kawasan Perdesaan Agropolitan
Sadaniang
26 Kalimantan Barat Kayong Utara Kawasan Perdesaan Agribisnis
Kayong Lestari
27 Kalimantan Barat Bengkayang Kawasan Perdesaan Ledo
28 Kalimantan Barito Kuala Kawasan Perdesaan Pertanian
Selatan Tanaman Pangan
29 Kalimantan Banjar Kawasan Perdesaan
Selatan Agrominapolitan
30 Kalimantan Kotawaringin Barat Kawasan Perdesaan Agro-Mina-
Tengah Wisata
31 Kalimantan Timur Berau Kawasan Perdesaan Mina-Bestari
Tanjung Redep
Kawasan Perdesaan Ekowisata
32 Kalimantan Timur Kutai Timur Terpadu TNK Kutai Timur
33 Kalimantan Utara Bulungan Kawasan Perdesaan Food Estate
34 NTB Dompu Kawasan Perdesaan Raba
35 NTB Lombok Tengah Kawasan Perdesaan Praya
36 NTB Sumbawa Kawasan Perdesaan Jasa Prima
37 NTB Lombok Timur Kawasan Perdesaan Keruak-
Jerowaru
38 NTT Manggarai Barat Kawasan Perdesaan Labuan Bajo
39 NTT Ngada Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional Soa
40 NTT Sumba Timur Kawasan Perdesaan Agrominapolitan
Kawasan Perdesaan Agrominapolitan
41 Sulawesi Barat Mamuju Klaster Manakarra Berdaya

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 27
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
42 Sulawesi Barat Mamuju Tengah Kawasan Perdesaan Wisata Terpadu
Kambunong
43 Sulawesi Selatan Bone Kawasan Perdesaan Mallusetasi
44 Sulawesi Selatan Pinrang Kawasan Perdesaan Minapolitan
Luwita
45 Sulawesi Selatan Barru Kawasan Perdesaan Agrowisata
Gurilla
46 Sulawesi Selatan Luwu Timur Kawasan Perdesaan Towuti
47 Kawasan Perdesaan Agro Wisata
Sulawesi Tengah Poso Lemba Masale
Berbasis Produk Pangan Sehat
48 Sulawesi Tengah Buol Kawasan Perdesaan Agropolitan
Lipunoto
49 Sulawesi Tengah Morowali Kawasan Perdesaan KPPN
Kolonodale
50 Sulawesi Tenggara Muna Kawasan Perdesaan Agropolitan
Kabawo - Parigi
51 Sulawesi Tenggara Wakatobi Kawasan Perdesaan Pulau Kapota
52 Sulawesi Tenggara Konawe Selatan Kawasan Perdesaan Tinanggea
53 Sulawesi Utara Minahasa Utara Kawasan Perdesaan Agrowisata
Buah
54 Gorontalo Boalemo Kawasan Perdesaan Wonosari
55 Gorontalo Gorontalo Utara Kawasan Perdesaan Wisata Ponelo
Kepulauan
56 Gorontalo Gorontalo Kawasan Perdesaan Agro Ekopolitan
57 Maluku Maluku Tengah Kawasan Perdesaan Tanaman
Pangan
58 Maluku Utara Pulau Morotai Kawasan Perdesaan Daruba
59 Papua Kota Jayapura Kawasan Perdesaan Jopalala
60 Papua Merauke Kawasan Perdesaan Berkelanjutan
61 Papua Barat Raja Ampat Kawasan Perdesaan Misool
62 Papua Barat Manokwari Kawasan Perdesaan Agropolitan
Sidey

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 28
Tabel 9. Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian
No Provinsi Kabupaten Kawasan
1 Sumatera Utara Pakpak Bharat Kawasan Perdesaan Pakpak Bharat
Kawasan Perdesaan Berbasi Industri
2 Sumatera Barat Pesisir Selatan Pariwisata

Kawasan Perdesaan
3 Bengkulu Bengkulu Utara Agrominapolitan PadangJaya

4 Sumatera Selatan Musi Rawas Kawasan Perdesaan Ekonomi Kreatif


Kawasan Perdesaan Sentra Produksi
5 Sumatera Selatan OKU Timur Padi Organik Penunjang Pertanian
Berkelanjutan
6 Sumatera Selatan Empat Lawang Kawasan Perdesaan Sikap Dalam
Kawasan Perdesaan
7 Lampung Lampung Timur Agrominapolitan Sukakarya

Kawasan Perdesaan Artefak Goa


8 Jawa Barat Bandung Barat Pawon dan Geo Wisata

9 Jawa Barat Garut Kawasan Perdesaan Agrowisata


Barudua
10 Jawa Tengah Klaten Kawasan Perdesaan Mandiri Pangan
Kawasan Perdesaan Sentra Industri
11 Jawa Tengah Kudus GulaTumbu
Kawasan Perdesaan Agrowisata
12 Jawa Tengah Temanggung Kecamatan Kranggan

Kawasan Perdesaan Beras Organik


13 Jawa Tengah Karanganyar Bernutrisi Lereng Gunung Lawu

Kawasan Perdesaan Agriculture


14 Jawa Timur Trenggalek Estate Sapi Perah
Kawasan Perdesaan Wisata Lingkar
15 Jawa Timur Malang Bendungan Selorejo Ngantang
16 Jawa Timur Sampang Kawasan Perdesaan Wisata Desa
Pantura
Kawasan Perdesaan Agrowisata
17 DI Yogyakarta Kulon Progo Menoreh Terpadu

E. Kerangka Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang Organisasi
Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang Penataan
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 29
Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024,
diperlukan penyempurnaan kelembagaan untuk mewujudkan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap upaya mewujudkan visi
dan misi Presiden terutama visi ketiga “pembangunan yang merata dan berkeadilan” serta
agenda prioritas pembangunan nasional kedua yaitu Pengembangan Wilayah untuk
Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan, secara efektif dan efisien. Dalam
mewujudkan hal tersebut, ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan setelah itu
ditetapkanlah Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi dimana
didalamnya memuat bahwa Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan perdesaan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa dan
perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan, pengembangan
sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan kerja sama desa dan
perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa dan
perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan, pengembangan
sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan kerja sama desa dan
perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan
perdesaan, pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan,
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan
perdesaan, pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan,
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
5. Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa
dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan,
pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan kerja
sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan;
2. Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan;
3. Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan;
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 30
4. Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan;
5. Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan; dan
6. Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
Tugas dan fungsi bidang pembangunan desa dan perdesaan yang dimuat dalam
Peraturan Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 disusun untuk
mendukung pelaksanaan rencana strategis bidang desa dan perdesaan tahun 2020 – 2024.
Berikut telah disusun Proses bisnis dan Struktur Organisasi bidang pembangunan desa dan
perdesaan yang disajikan pada gambar berikut:

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 31
Gambar 4. Rancangan Proses Bisnis Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 32
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA

5.000 desa mandiri Sekretaris


dan 10.000 desa Direktorat Jenderal
berkembang

Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat


Pemberdayaan Pelayanan Sosial Pengembangan Pendayagunaan Pembangunan Sarpras
Masyarakat Desa Dasar Usaha Ekonomi Desa SDA dan TTG Desa

1. Pengembangan 1. Pelayanan Dasar 1. Kelembagaan 1. Sumber Daya 1. Sarana dan Prasarana


Kapasitas 2. Kesejahteraan Badan Usaha Milik Hutan, Pertanian Permukiman Desa
Masyarakat Masyarakat Desa dan 2. Sarana dan Prasarana
2. Perencanaan 3. Adat dan Budaya 2. Pengembangan Pertambangan Transportasi Desa
dan 4. Perlindungan Usaha Badan 2. Sumber Daya 3. Sarana dan Prasarana
Pembangunan Sosial Usaha Milik Desa Air, Pertanahan Pendukung Ekonomi
Pasrtisipatif 5. Pengembangan 3. Perdagangan Desa dan Maritim Desa
3. Advokasi Akses Informasi 4. Permodalan 3. Lingkungan 4. Sarana dan Prasarana
Peraturan Desa Masyarakat Ekonomi Desa Hidup Elektrifikasi Desa
4. Ketahanan 5. Usaha Ekonomi 4. Teknologi Tepat 5. Sarana dan Prasarana
Masyarakat Masyarakat Desa Guna Telekomunikasi Desa
Desa
5. Kerjasama dan
Kemitraan Desa

Gambar 5. Rancangan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 33
K/L/D/M

RENCANA
PENGKAJIAN DAN
LOKUS,
FOKUS DAN
PENGEMBANGAN, INOVASI 8-A 8-B
DAN INFORMAS
TEMPUS

TERSEDIANYA
PEMENUHAN NSPK KEBIJAKAN DAN
PRASARANA DAN REGULASI
3 SARANA PERDESAAN 9 PEMENUHAN SPM 16
(B2) PERDESAAN
1 (B2,1)

TERSEDIANYA
PEMENUHAN KEBIJAKAN DAN
PENGEMBANGAN SOSIAL REGULASI
4 BUDAYA DAN
LINGKUNGAN 10 PENGEMBANGAN SOSIAL
BUDAYA DAN 5.000
RENCANA
(B3) LINGKUNGAN PERDESAAN
DESA MANDIRI,
TERWUJUDNYA
(B3,1)
RENCANA TEKNIS
PEMBANGUNAN PERDESAAN
LOKUS, 17 10.000 DESA
PERDESAAN YANG
2 FOKUS DAN BERKEMBANG, DAN 60
MEMILIKI KEUNGGULAN
(B1) TEMPUS
(B1.1) TERSEDIANYA 18 KOLABORATIF
PUSAT DAN DAYA
PERTUMBUHAN
KEBIJAKAN DAN SAING DESA-
TERINTEGRASI
PEMBINAAN
ADVOKASI KERJA REGULASI KOTA
5 SAMA PERDESAAN 11 PENGEMBANGAN
KERJASAMA
(B4) PERDESAAN
(B4,1)
15
TERSEDIANYA
PEMANFAATAN DAN KEBIJAKAN DAN
PENGENDALIAN REGULASI
6 DANA DESA 12 PEMANFAATAN DAN
PENGENDALIAN DANA
19
7 (B5) DESA
(B5,1)

PENATAA KELOLAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK

14

PENGEMBANGAN
TERWUJUD NYA
SDM PERDESAAN,
PDT, DAN 13 SDM PERD ESAAN
YANG KOMPETEN
TRANSMIGRASI

20

Gambar 6. Proses Bisnis Pelaksanaan Bidang Desa dan Perdesaan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 34
Gambar 7. Struktur Organisasi Bidang Pembangunan Desa dan Perdesaan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 35
Dalam menjalankan tugas dan fungsi yang telah dimandatkan kepada Bidang
Pembangunan Desa dan Perdesaan diperlukan kualitas dan kuantitas SDM yang
memadai. Berdasarkan data dari Bagian umum dan Rumah Tangga Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan komposisi pegawai berdasarkan jabatan dan jenjang
Pendidikan disajikan pada table berikut:
Tabel 10. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan pada SOTK lama
NO. JABATAN JUMLAH PEGAWAI
1. Jabatan Tinggi Madya ( Eselon I) 0
2. Jabatan Tinggi Pratama (Eselon II) 5
3. Jabatan Administrator (Eselon III) 23
4. Jabatan Pengawas (Eselon IV) 64
5. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) 2
6. Jabatan Pelaksana (JFU) 90
JUMLAH 184
Data Bulan November Tahun 2020, sesuai SOTK lama.

Tabel 11. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK baru
NO. JABATAN JUMLAH PEGAWAI

1. Jabatan Tinggi Madya ( Eselon I) 1


2. Jabatan Tinggi Pratama (Eselon II) 6
3. Jabatan Administrator (Eselon III) 1
4. Jabatan Pengawas (Eselon IV) 6
5. JFT Ahli Madya 27
6. JFT Ahli Muda 68
7. JFT Ahli Pertama 3
8. Jabatan Pelaksana (JFU) 81
JUMLAH 193
Data Bulan Januari 2021, hasil penysuain SOTK baru.

Tabel 12. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan


berdasarkan SOTK lama
NO. JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI
1. S3 1
2. S2 56
3. S1/Diploma IV 110
4. D3 9
5. SMA 7
6. SMP 0
7. SD 1
JUMLAH 184
Data Bulan November 2020, sesuai SOTK lama

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 36
Tabel 13. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan
berdasarkan SOTK baru
NO. JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI
1. S3 0
2. S2 67
3. S1/Diploma IV 111
4. D3 9
5. SMA 5
6. SMP 0
7. SD 0
JUMLAH 192
Data Bulan Januari 2021, hasil penysuain SOTK baru.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 37
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. Target Kinerja

Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang akan dicapai oleh
K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu tertentu. Target harus menggambarkan
angka kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap indikator sasaran. Penetapan
target juga harus relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline
data yang jelas. Bagian yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang
akuntabel adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan capaian
kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana pembangunan akan lebih
efisien dan efektif keberhasilannya apabila dilengkapi dengan indikator capaian,
pengukuran kinerjanya, serta kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi,
koherensi dan ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus
dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak, outcomes, output, serta
input sumber daya pendukungnya. Bagian ini merupakan tahap penting dalam
perencanaan kebijakan pembangunan (policy planning).
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertingggal dan Transmigrasi, serta mendukung tercapainya sasaran pembangunan
nasional khususnya pada agenda prioritas pembangunan nasional ke dua, yaitu
Pengembangan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan dan
Kegiatan Prioritas ke empat, yaitu Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan
dan Transmigrasi, ditetapkan 7 (tujuh) tujuan dengan 15 (lima belas) sasaran strategis,
dimana 3 (tiga) tujuan dan 8 (delapan) sasaran strategis sangat terkait dengan bidang
desa dan perdesaan. Tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran strategis yang
sesuai dengan bidang desa dan perdesaan disajikan pada Tabel 14.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 38
Tabel 14. Target Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2020-2024 yang berkaitan dengan Bidang Desa dan Perdesaan
Target Tahun 2020-2024
Sasaran Indikator
No. Tujuan 2020 2021 2022 2023 2024 Satuan Keterangan
Strategis Kinerja

Mendorong terwujudnya Desa Berkembangnya status


Jumlah desa
1 Berkembang dan Mandiri, serta pembangunan desa Desa
mandiri 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
kolaborasi perdesaan dengan
perkotaan melalui pengembangan 10.000 desa
Jumlah desa berkembang dan
Kawasan Perdesaan secara 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Desa
berkembang
berkelanjutan 5.000 desa mandiri
(dalam 5 tahun)
Jumlah desa
2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Desa
tertinggal
Mendorong terwujudnya Desa Meningkatnya status Nilai rata-rata
2 Target akhir tahun
Berkembang dan Mandiri, serta perkembangan Kawasan indeks perkembangan
2024: 10 KP
kolaborasi perdesaan dengan Perdesaan 62
52,5 53,9 55,5 57,2 58,70 Nilai Berkembang; 47
perkotaan melalui pengembangan Kawasan
Perdesaan Prioritas KP Mandiri;
Kawasan Perdesaan secara
Nasional (KPPN) 5 KP berdaya
berkelanjutan saing (dalam 5
Nilai rata-rata tahun)
indeks perkembangan Dari 268 KP Non
30 KPPN yang
Kawasan 51,1 52,5 54,0 55,5 57,00 Nilai diusulakan, baru
Perdesaan 30 KP yang telah
Prioritas memiliki IPKP
Kementerian
Mendorong terwujudnya Desa
Berkembang dan Mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan Menurunnya angka Persentase 12,90 12,30 11,60 10,80 9,90
3 Persen (%)
perkotaan melalui pengembangan kemiskinan di perdesaan kemiskinan di perdesaan
Kawasan Perdesaan secara
berkelanjutan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 39
Seiring dengan kebijakan restrukturisasi program, maka dalam mencapai sasaran-sasaran strategis tersebut, dilaksanakan
melalui dua program yaitu: (1) Program Dukungan Manajemen (Program Generik); dan (2) Program Daerah Tertinggal, Kawasan
Perbatasan, Perdesaan dan Transmigrasi (Program Teknis). Program, sasaran program dan indikator kinerja program yang berkaitan
dengan bidang desa dan perdesaan, disajikan pada Tabel 13.

Tabel 15. Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Tahun 2020-2024

UKE I/PROGRAM/NOMENKLATUR SASARAN TARGET 2020


KODE SATUAN
PROGRAM/INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) 202 2021 2022 2023 2024
0
PROGRAM DAERAH TERTINGGAL, KAWASAN PERBATASAN,
067.CT PERDESAAN, DAN TRANSMIGRASI

01 Terpenuhinya indeks desa yang berkembang dan mandiri


Rata-rata perkembangan indeks Desa Berkembang
01.01 0,53 0,55 0,56 0,58 0,59 Nilai
menjadi Mandiri
Rata-rata perkembangan indeks Desa Tertinggal menjadi
01.02 0,72 0,74 0,76 0,79 0,81 Nilai
Berkembang
Terpenuhinya indeks pembangunan kawasan perdesaan
02 yang berkembang, mandiri, dan berdaya saing

Rata-rata perkembangan indeks 10 Kawasan Perdesaan


02.01 20,51 21,88 23,25 24,63 26 Nilai
Prioritas Nasional (KPPN) berkembang
Rata-rata perkembangan indeks 47 Kawasan Perdesaan
02.02 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
Prioritas Nasional (KPPN) berkembang menjadi mandiri
Rata-rata perkembangan indeks 5 Kawasan Perdesaan
02.03 68,35 70,79 73,24 75,68 78,12 Nilai
Prioritas Nasional (KPPN) mandiri menjadi berdaya saing
Rata-rata perkembangan indeks 30 Kawasan Perdesaan
02.04 non KPPN Prioritas Kementerian berkembang menjadi 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
mandiri
Terbangunnya komitmen lintas K/L/D/M dalam
03
Pembangunan kawasan perdesaan
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 40
UKE I/PROGRAM/NOMENKLATUR SASARAN TARGET 2020
KODE SATUAN
PROGRAM/INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) 202 2021 2022 2023 2024
0
Persentase afirmasi rencana program/kegiatan K/L/D/M
03.01
yang dialokasikan di Kawasan Prioritas Prioritas Nasional KPPN)
sesuai dengan dokumen Rencana Pembangunan Kawasan
Perdesaan (RPKP/Masterplan/Rencana induk) 40 50 60 70 80 Persen (%)

Persentase afirmasi rencana program/kegiatan K/L/D/M


03.02 yang dialokasikan di kawasan perdesaan non KPPN sesuai
dengan dokumen rencana teknis pembangunan Rencana
Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP/Masterplan/Rencana 40 50 60 70 80 Persen (%)
induk)

04 Menurunnya Kemiskinan di Perdesaan

04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12, 12,3 11,6 10,8 9,9 Persen (%)
9
II PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN

01 Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dalam


mendukung Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan

01.01 Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan 71 74 76 78 80 Nilai

01.02 Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 85 85 100 100 100 Nilai
(PMPRB) di Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 41
B. Kerangka Pendanaan

Keberhasilan pelaksanaan program Direktorat Pembangunan Desa dan


Perdesaan sangat ditentukan oleh pembiayaan yang disediakan oleh Pemerintah.
Sumber pendanaan salah satunya berasal dari APBN, besaran pembiayaan untuk
program Direktorat Pembangunan Desa dan Perdesaan yang telah ditetapkan dan
yang mampu disediakan oleh Pemerintah selama kurun waktu tahun 2020-2024
berdasarkan Rencana Strategis (renstra) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi. Pemenuhan pendanaan dalam rangka mendukung
program Direktorat Pembangunan Desa dan Perdesaan, pendanaan menjadi
tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta,
perbankan dan non perbankan, dan masyarakat. Pemerintah, Pemerintah
Daerah,swasta, perbankan dan non perbankan, dan masyarakat mengerahkan
sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Pengelolaan dana untuk mendukung program Direktorat Pembangunan Desa dan
Perdesaan berdasarkan pada prinsip keadilan, efsiensi, transparansi, dan
akuntabilitas publik.
Berdasarkan Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Tahun 2020-2024, kerangka pendanaan yang dibutuhkan selama lima tahun sebesar
Rp21.354,17 Milyar. Sedangkan alokasi anggaran untuk Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun 2021-2024 sebesar Rp2.036,05 Milyar
dari Program Teknis sebesar Rp 1.669,67 Milyar dan Program Pendukung (Generik)
sebesar Rp 366,38 Milyar. Perincian kebutuhan anggaran Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi Tahun 2020-2024 disajikan pada Tabel 16 dan Tabel 17.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 42
Tabel 16. Kerangka Pendanaan Program Tahun Anggaran 2020

Perubahan
Kode Program Pagu Awal Penghematan Pagu Akhir Keterangan
On Top Penyesuaian
• Penambahan
anggaran untuk
Wakil Menteri
Program sebesar
067.10 Dukungan 212.198.626 172.198.220 2.379.151 (1.937.294) 172.640.077 Rp2.379.151.000
Manajemen dan • Realokasi belanja gaji
Tugas Teknis sebesar
lainnya Rp1.937.294.000 ke
Ditjen PDT

Program
Tambahan belanja gaji
067.02 Pengawasan dan
51.396.100 27.901.857 462.287 28.364.144 sebesar Rp462.287.000
Akuntabilitas
067.02 Aparatur dari Ditjen PKTrans

Penelitian dan
Pengembangan
067.09 Pendidikan dan 230.420.013 170.663.339 170.663.339
Pelatihan dan
Informasi
Tambahan sebesar
Rp184.388.357.000
terdiri dari:
Pembangunan • Honorarium
dan Pendamping Desa
067.03 2.042.663.767 1.603.456.615 184.388.357 1.787.844.972
Pemberdayaan Rp175.279.463.000
Masyarakat Desa • Percepatan
Penarikan PHLN
TEKAD
Rp9.108.894.000

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 43
Perubahan
Kode Program Pagu Awal Penghematan Pagu Akhir Keterangan
On Top Penyesuaian

Pembangunan
067.04 121.518.278 46.868.603 46.868.603
Kawasan
Perdesaan

Pengembangan
067.05 115.732.573 38.196.530 38.196.530
Daerah Tertentu

Pembangunan Tambahan belanja gaji


067.06 138.110.182 42.619.958 1.937.294 44.557.252
Daerah Tertinggal sebesar Rp1.937.294.000
dari Setjen
Penyiapan
Kawasan dan
067.07
Pembangunan 347.728.971 128.783.704 128.783.704
Permukiman
Transmigrasi

Pengembangan Realokasi belanja gaji


067.08 238.036.385 143.150.949 (462.287) 142.688.662
Kawasan sebesar Rp462.287.000 ke
Transmigrasi Itjen

Total 3.497.804.895 2.373.839.775 186.767.508 2.560.607.283

Catatan:
1. Di dalam pagu awal Rp3.497.804.895.000 terdiri dari anggaran RM sebesar Rp3.389.904.895.000 dan PHLN Rp107.900.000.000
2. Di dalam pagu akhir Rp2.560.607.283.000 terdiri dari anggaran RM sebesar Rp2.443.598.389.000 dan PHLN Rp117.008.894.000
3. Dalam pagu akhir PHLN Rp117.008.894 tersebut pada poin 2, setelah ditambah dengan percepatan penarikan PHLN kegiatan TEKAD di Ditjen PPMD
Rp9.108.894.000

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 44
Tabel 17. Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024

PROGRAM/UNIT KERJA KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2021-2024 (Rp Milyar)


NO JUMLAH

2021 2022 2023 2024

KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI 3.689,81 4.058,79 4.464,67 4.911,13 17.124,40

Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan,


I 2.915,74 3.207,31 3.528,04 3.880,84 13.531,93
Perdesaan dan Transmigrasi

Direktorat Jenderal Pembangunan


1 359,77 395,74 435,32 478,85 1.669,67
Desa dan Perdesaan
Direktorat Jenderal Pengembangan
2 Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah 221,42 243,56 267,92 294,71 1.027,62
Tertinggal dan Transmigrasi

Direktorat Jenderal Percepatan


3 55,52 61,07 67,18 73,90 257,67
Pembangunan Daerah Tertinggal

Direktorat Jenderal Pembangunan Dan


4 477,65 525,42 577,96 635,76 2.216,79
Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Badan Pengembangan dan Informasi Desa.


5 70,67 77,74 85,51 94,06 327,98
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Badan Pengembangan Sumberdaya
6 Manusia dan Pemberdayaan Desa, Daerah 1.730,70 1.903,77 2.094,14 2.303,56 8.032,16
Tertinggal dan Transmigrasi

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 45
KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2021-2024 (Rp Milyar)
NO PROGRAM/UNIT KERJA JUMLAH
2021 2022 2023 2024

II Dukungan Manajemen 774,08 851,48 936,63 1.030,30 1.527,49

1 Sekretariat Jenderal 220,23 242,25 266,47 293,12 1.295,44

2 Inspektorat Jenderal 50,00 55,00 60,50 66,55 232,05

Direktorat Jenderal Pembangunan


3 78,95 86,84 95,52 105,08 366,38
Desa dan Perdesaan
Direktorat Jenderal Pengembangan
4 Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah 89,18 98,10 107,91 118,70 413,88
Tertinggal dan Transmigrasi

Direktorat Jenderal Percepatan


5 41,42 45,56 50,11 55,13 192,22
Pembangunan Daerah Tertinggal

Direktorat Jenderal Pembangunan dan


6 113,84 125,23 137,75 151,52 528,34
Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Badan Pengembangan dan Informasi Desa.


7 48,71 53,58 58,94 64,84 226,08
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Badan Pengembangan Sumberdaya


8 Manusia dan Pemberdayaan Desa. Daerah 131,75 144,93 159,42 175,37 611,47
Tertinggal dan Transmigrasi
Catatan: Anggaran diupdate tahunan dalam RKP, Renja K/L sesuai dengan kapasitas fiskal dan kebijakan Pemerintah

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 46
BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun
2020-2024 merupakan dokumen perencanaan untuk waktu 5 (lima)tahun yang memuat
kondisi umum, potensi dan permasalahan, visi, misi, tujuan, arah kebijakan dan strategi,
program dan kegiatan, kelembagaan, serta target kinerja dan kerangka pendanaan
merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
serta RPJMN 2020-2024.
Penyusunan dokumen Renstra ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai panduan yang
lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan bagi semua unit kerja yang ada di Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan. Renstra ini juga mampu menjadi acuan dalam
penyusunan standar dan penyusunan rencana kerja sehingga penjabaran rencana kerja ke
depannya akan lebih tepat dan lebih sesuai.
Dengan mengacu kepada target kinerja Rencana Strategis yang telah ditetapkan dalam
setiap perencanaan program dan kegiatannya, maka pelaksanaan evaluasi pencapaian
program dan kegiatan akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Demi terwujudnya hal
tersebut maka pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) di desa dan
perdesaan menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Adanya kesadaran bahwa pencapaian pembangunan desa dan perdesaan tidak
mudah, maka hanya dengan tekad dan integritas para penyelenggara negara di lingkup
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, disertai dengan intensitas
koordinasi dengan Eselon I lingkup Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dan Kementerian/Lembaga lainnya, maka tujuan dan sasaran pembangunan
desa dan perdesaan akan dapat dicapai. Kerjasama antar direktorat dalam Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan menjadi keharusan dan mutlak harus dipertegas
sehingga target kinerja dapat dicapai secara efektif dan efisien.

RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 47
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Kondisi Umum 1
B. Potensi dan Permasalahan 2
BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN 6
A. Visi dan Misi Presiden 6
B. Visi dan Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi 8
C. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun
2020-2024 9
D. Sasaraan Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan 10
BAB III. KEBIJAKAN DAN STRATEGI 13
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 13
B. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan 17
C. Kerangka Regulasi 19
D. Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas 22
E. Kerangka Kelembagaan 27
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 33
A. Target Kinerja 33
B. Kerangka Pendanaan 42
BAB V. PENUTUP 47

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 ii


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pertumbuhan Penduduk Miskin Tahun 2014-2019 1


Tabel 2. Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
tahun 2020 – 2024 10
Tabel 3. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 14
Tabel 4. Kebijakan dan Strategis Bidang Perdesaan (disesuaikan
dengan Direktorat di Lingkungan Ditjen PDP) 17
Tabel 5. Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis
Pembangunan Bidang Perdesaan 20
Tabel 6. Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional 22
Tabel 7. Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian 25
Tabel 8. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan pada SOTK Baru 32
Nasional Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan
Tabel 9. Komposisi 32
Tabel 10. Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis 34
Tabel 11. Program, Sasaran Program dan Indikator Program 36
Tabel 12. Indikator Kinerja Utama Sekretariat Ditjen PDP Tahun 2020-2024 38
Tabel 13. Kerangka Pendanaan Progran Tahun Anggaran 2020 43
Tabel 14. Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024 45

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 iii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden dan Agenda Pembangunan


Nasional 7

Gambar 2. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal


31
Pembangunan Desa dan Perdesaan

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 iv


BAB I
PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan merupakan
salah satu Unit Kerja Eselon II dibawah Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan dimana berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 merupakan
salah satu unit kerja eselon 1 dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi yang diberikan mandat untuk melaksanakan urusan desa/perdesaan.
Program yang berkaitan dengan Ditjen PDP berdasarkan Kerangka Pembangunan
rancangan RPJMN 2020-2024 yaitu Pembangunan Kewilayahan melalui pemerataan
antar wilayah dalam rangka mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Salah
satu kegiatan Prioritas untuk mendukung program prioritas tersebut adalah Kegiatan
Pembangunan Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan dan Transmigrasi.
Tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan saat ini sebesar 2,75% per tahun,
angka ini lebih besar dari pertumbuhan nasional 1,17% per tahun. Pada tahun 2015
jumlah penduduk di perkotaan diperkirakan sebesar 59,35%, dan apabila tidak ada
kebijakan yang tepat dan strategis untuk mengatasi hal ini, maka pada tahun 2045
diperkirakan 82,37% penduduk berada di kota (Proyeksi BPS, 2014).
Diberlakukannya UU Desa diharapkan dapat menjadi salah satu solusi terhadap
permasalahan kesenjangan antara perkotaan-perdesaan. Karena tujuan dari lahirnya UU
Desa antara lain adalah untuk memajukan perekonomian masyarakat di pedesaan,
mengatasi kesenjangan pembangunan kota dan desa, memperkuat peran penduduk
desa dalam pembangunan serta meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat
desa. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hak dan wewenang diberikan kepada desa
termasuk pendanaannya yang dialokasikan khusus dari APBN untuk desa, disamping
sumber pendapatan lainnya.
Berdasarkan Data BPS Bulan Maret 2019, jumlah atau persentase penduduk
miskin cenderung menurun, namun jumlahnya masih cukup besar di perdesaan.
Kemiskinan Indonesia kini hanya satu digit dan terendah sejak 1998. Sepanjang Maret
2018-Maret 2019, terjadi penurunan 0,81 juta. Pertumbuhan persentase penduduk
miskin di perdesaan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Pertumbuhan Penduduk Miskin Tahun 2014-2019

Indikator 2014 2019 Growth


Jumlah Penduduk Miskin Perdesaan 17,77 juta 15,15 juta -14,7%
Persentase Penduduk Miskin Perdesaan 14,17% 12,85% -9,3%
Sumber: Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 1


Secara umum penanggulangan kemiskinan di Indonesia dihadapkan pada laju
penurunan angka kemiskinan yang semakin melambat. Selama kurun waktu 2010-2017,
rata-rata laju penurunan angka kemiskinan hanya sebesar 0,44%. Pada Gambar 1 dapat
dilihat bahwa laju penurunan angka kemiskinan tertinggi dicapai pada tahun 2011
dengan penurunan sebesar 0,84%, sementara laju penurunan terendah sebesar 0,03%
terjadi pada tahun 2015 (BPS, 2017 dan Bappenas, 2017).
Pembangunan desa dan perdesaan secara komprehensif merupakan faktor
penting bagi pembangunan daerah, pengentasan kemiskinan, dan pengurangan
kesenjangan antarwilayah. Pembangunan daerah diindikasikan dengan perkembangan
jumlah desa di Indonesia yang meningkat pesat, seiring dengan trend pertumbuhan yang
semakin meningkat. Pada tahun 2005 jumlah desa sebesar 61.409 desa, kemudian
menjadi 67.211 desa di 2008, dan meningkat menjadi 74.093 desa di tahun 2014.
Kemudian pada tahun 2017 meningkat lagi mejadi 74.954 desa atau naik 200 desa
dibandingkan tahun 2016. Munculnya desa-desa baru ini tersebar di seluruh penjuru
nusantara dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 2,29 % atau 1.409 desa per tahun.
Akan tetapi peningkatan jumlah desa ini belum diikuti peningkatan kesejahteraan
masyarakat di perdesaan.

B. Potensi dan Permasalahan


Dalam Prioritas Nasional, Pembangunan Bidang Desa termasuk dalam Prioritas
Nasional Kedua tentang “Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan
dan Menjamin Pemerataan pada Kegiatan Prioritas Kelima yaitu Pembangunan Daerah
Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan dan Kawasan Transmigrasi”. Selain adanya
mandat dari RPJMN 2020-2024, ada juga mandat dari perundang-undangan, yaitu
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dimana yang mengamanatkan untuk
memajukan perekonomian masyarakat desa serta memperkuat masyarakat desa sebagai
subjek pembangunan merupakan mandat yang cukup kuat untuk mengatasi kesenjangan
pembangunan nasional.
Dalam hal ini, pembangunan desa dan kawasan perdesaan tersebut diarahkan
untuk dapat menjalankan mandat dari perundang-undangan tersebut. Terdapat aspek
materialisme dalam undang-undang desa yaitu keuangan desa. Dalam hal ini, keuangan
desa dipandang memiliki dua cara pandang yaitu dapat dijadikan sebagai peluang
sekaligus dapat menjadi tantangan dalam membangun desa. Dari cara pandang peluang,
dana yang cukup besar yang diberikan kepada desa dapat mendorong percepatan
pembangunan desa, pengentasan kemiskinan, serta pemenuhan pelayanan dasar desa.
Namun dari cara pandang tantangan, fakta lemahnya tata kelola keuangan desa selama
ini berpotensi menggiring desa pada inefisiensi tata kelola desa, tidak tepatnya sasaran
pelaksanaan percepatan pembangunan desa, serta degradasi kultur gotong-royong dan
integritas aparat pemerintah desa. Karena itu, pendampingan desa menjadi agenda
besar dalam implementasi undang-undang desa, termasuk pemanfaatan dana desa bagi
kesejahteraan masyarakat desa.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 2


Meskipun demikian, beberapa target dapat dicapai dalam pembangunan desa,
namun berbagai masalah berkenaan dengan upaya percepatan pembangunan perdesaan
masih menyisakan berbagai isu strategis yang harus dihadapi. Salah satu isu yang
menjadi landasan oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi khusus nya Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan untuk dapat memberikan kontribusi
terhadap upaya pengurangan kesenjangan pembangunan nasional adalah isu
ketimpangan antarwilayah yang masih cukup tinggi yang ditandai dengan tiga hal, yaitu:
1) tingkat kemiskinan, 2) tingkat rasio gini, dan 3) ketimpangan pertumbuhan ekonomi
antara daerah tertinggal dan non tertinggal.
Berkembangnya kota sebagai pusat-pusat pertumbuhan ternyata tidak
memberikan efek penetesan ke bawah (trickle down effect), tetapi justru
menimbulkan efek pengurasan sumberdaya dari wilayah di sekitarnya (backwash
effect). Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya backwash effect tersebut.
Pertama, terbukanya akses ke daerah perdesaan seringkali mendorong kaum elit kota,
pejabat pemerintah pusat, dan perusahaan-perusahaan besar untuk mengeksploitasi
sumberdaya yang ada di desa. Masyarakat desa sendiri tidak berdaya karena secara politik
dan ekonomi para pelaku eksploitasi sumberdaya tersebut memiliki posisi tawar yang
jauh lebih kuat. Menurut Anwar (2001), berdasarkan pengalaman ternyata
bertambahnya akses pada pasar yang lebih baik di wilayah perdesaan di Indonesia,
tidak selamanya dapat meningkatkan pertumbuhan produktivitas pertanian karena
seringkali hak-hak (property right) masyarakat lokal terhadap sumberdaya menjadi
terampas oleh kepentingan kaum elit di luar mereka. Kedua, kawasan perdesaan sendiri
umumnya dihuni oleh masyarakat yang kualitas SDM-nya kurang berkembang. Kondisi ini
mengakibatkan ide-ide dan pemikiran modern dari kaum elit kota sulit untuk
didesiminasikan. Oleh karena itu, sebagian besar aktivitas pada akhirnya lebih bersifat
enclave dengan mendatangkan banyak SDM dari luar yang dianggap lebih
mempunyai keterampilan dan kemampuan.
Berdasarkan uraian tersebut, beberapa permasalahan pokok dan isu-isu strategis
pembangunan desa dan perdesaan adalah:
1. Tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan yang masih
rendah;
2. Ketersediaan sarana dan prasarana fisik maupun non-fisik di desa dan kawasan
perdesaan yang belum memadai;
3. Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan akibat faktor ekonomi maupun non
ekonomi;
4. Kualitas lingkungan hidup masyarakat desa memburuk dan sumber pangan yang
terancam berkurang;
5. Pengembangan potensi ekonomi lokal desa yang belum optimal akibat kurangnya
akses dan modal dalam proses produksi, pengolahan, maupun pemasaran hasil
produksi masyarakat desa.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 3


Secara lebih spesifik permasalahan pembangunan desa dan perdesaan adalah
sebagai berikut:
1. Penurunan Kemiskinan perdesaan hanya 0,3% pertahun pada 2014-2019
2. Kemiskinan di desa masih 12,85% (15,15 juta penduduk) pada Maret 2019
3. Kenaikan pendapatan per kapita penduduk desa hanya 6% pertahun
4. Desa yang terdapat angkutan umum tahun 2018 baru 64,52%
5. Tingkat pendidikan pekerja di desa yang tidak bersekolah sampai lulus SD masih 69%
6. Terdapat 3.909 kawasan perdesaan yang belum dikembangkan sesuai komoditas
unggulan.
Sedangkan potensi yang perlu dikembangkan yang ada di desa dan kawasan
perdesaan adalah:
1. Dana Desa meningkat hingga Rp.400 Triliun pada Tahun 2020-2024
2. Gini Ratio perdesaan Maret 2014-2019 tetap bertahan pada 0,32
3. Tingkat pengangguran di desa terus menurun tinggal 3,45% pada Februari 2019
4. Jalan aspal dan atau jalan yang diperkeras telah naik menjadi 88,42% desa pada tahun
2018
5. Desa dengan mata pencaharian utama penduduk pada sektor pertanian masih 92,82%
pada tahun 2018
6. Desa Digital: 82% desa sudah terjangkau internet dan 96% penduduk desa
menggunakan telepon seluler.
Dengan disahkannya UU Desa memberikan harapan dan peluang bagi desa untuk
mendapat perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk mendorong mempercepat pembangunannya. Desa menjadi titik
simpul terkecil pembangunan, sehingga mendinamisasikan pembangunan di desa akan
memberikan dampak terhadap pembangunan pada lingkup kewilayahan yang lebih luas.
Konsekuensinya, pembangunan di desa tidak seharusnya hanya berfokus pada
keberadaan desa tersebut. Desa harus dibangun dalam sebuah kerangka pembangunan
yang koheren, terencana, dan terpadu, sehingga diperlukan perencanaan dan penetapan
pembangunan pada skala kawasan perdesaan.
Dengan demikian, pembangunan di desa didorong dalam perspektif kawasan
sehingga akselerasi pembangunan dapat lebih cepat, mengingat potensi dan
permasalahan desa dapat dipetakan dan diselesaikan dalam perspektif yang lebih
komprehensif. Pemetaan dan penyelesaian secara komprehesif mutlak dilaksanakan
sebagai penentu keberhasilan dari pencapaian target kinerja dari Ditjen PDP.
Dalam pelaksanaannya, arah pembangunan desa dan kawasan perdesaan sejalan
dengan arah Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu kerangka komitmen dan
pengarusutamaan untuk pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga
keberlanjutan keidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas
lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 4


kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada
tahun 2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan prioritas
pembangunan desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa sebagai berikut:
1. Desa tanpa kemiskinan;
2. Desa tanpa kelaparan;
3. Desa sehat dan sejahtera;
4. Pendidikan Desa berkualitas;
5. Keterlibatan perempuan Desa;
6. Desa layak air bersih dan sanitasi;
7. Desa berenergi bersih dan terbarukan;
8. Pertumbuhan ekonomi Desa merata;
9. Infrastruktur dan inovasi Desa sesuai kebutuhan;
10. Desa tanpa kesenjangan;
11. Kawasan permukinan Desa aman dan nyaman;
12. Konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan;
13. Desa tanggap perubahan iklim;
14. Desa peduli lingkungan laut;
15. Desa peduli lingkungan darat;
16. Desa damai berkeadilan;
17. Kemitraan untuk pembangunan Desa;
18. Kelembagaan Desa dinamis dna budaya Desa adaptif.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 5


BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia


Visi pembangunan Indonesia pada RPJMN 2020-2024 adalah mewujudkan
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
Visi Presiden dan Wakil Presiden untuk dapat mencapai pembangunan Indonesia
adalah:
“Terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian, berlandaskan gotong-royong”
Visi tersebut dijabarkan dalam 9 (sembilan) Misi, yaitu:
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia;
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh
warga;
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.
Selain upaya mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden
tersebut, terdapat 5 (lima) arahan Presiden dalam mewujudkan agenda pembangunan
nasional, yaitu:
1. Pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM)
Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.
2. Pembangunan infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan Kawasan produksi
dengan Kawasan distribusi, mempermudah akses ke Kawasan wisata, mendongkrak
lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian
rakyat.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 6


3. Penyederhanaan regulasi
Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan Omnibus Law,
terutama menerbitkan 2 (dua) undang-undang. Pertama UU Cipta Lapangan Kerja,
dan Kedua UU Pemberdayaan UMKM
4. Penyederhanaan birokrasi
Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja, memangkas prosedur,
dan birokrasi yang panjang dan menyederhanakan eselonisasi.
5. Transformasi ekonomi.
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA menjadi daya saing
manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi kemakmuran
bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya VISI-MISI dan ARAHAN STRATEGIS tersebut diterjemahkan ke dalam 7
agenda pembangunan yang didalamnya terdapat Program Prioritas, Kegiatan Prioritas,
dan Proyek Prioritas. 7 Agenda Pembangunan RPJMN IV tahun 2020 – 2024, yaitu:
1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan
Berkeadilan;
2. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan
Pelayanan Dasar;
3. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan;
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing;
5. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim; dan
7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik.
Hubungan keterkaitan antara Visi dan Misi Presiden, Arahan Presiden dan Agenda
Pembangunan Nasional adalah:

Gambar 1. Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden


dan Agenda Pembangunan Nasional

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 7


B. Visi dan Misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
1. Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020 – 2024
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi
untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Tugas
tersebut, secara spesifik merupakan instrumen untuk melaksanakan misi ketiga
Presiden dan Wakil Presiden yaitu Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan, serta
Agenda Prioritas Nasional ke-2 yaitu Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi
Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan. Sehingga, visi Kementerian Desa, PDT, dan
Transmigrasi pada kurun waktu 2020-2024 adalah:
“Terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing
secara berkelanjutan dalam Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong”
Pengertian dari visi tersebut adalah:
a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan Kawasan transmigrasi
baik di daerah tertinggal maupun di daerah tidak tertinggal yang menjadi urusan
pemerintahan serta menjadi kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan agar perdesaan memiliki
kemampuan untuk membentuk kemitraan dengan wilayah/kawasan lainnya yang
efektif, bermanfaat, dan saling menguntungkan untuk lebih meningkatkan
keunggulan daya saing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan
transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki ketahanan ekonomi, sosial dan
ekologi yang sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan agar perdesaan di
Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam meningkatkan nilai tambah
dibandingkan dengan negara lainnya baik di tingkat regional maupun
internasional.
e. Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong-royong: merupakan visi Presiden dan Wakil Presiden yang wajib didukung
oleh visi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
2. Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Untuk mewujudkan Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, maka misi
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020-2024 sebagai berikut:
a. Mempercepat pembangunan Desa dan Perdesaan yang berkelanjutan;

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 8


b. Mengembangkan ekonomi dan investasi Desa dan Perdesaan, Daerah Tertinggal,
dan kawasan Transmigrasi;
c. Menyerasikan kebijakan dan program percepatan pembangunan daerah
tertinggal;
d. Menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan Kawasan transmigrasi;
e. Menyusun dan merumuskan pengembangan daya saing Desa dan Perdesaan,
Daerah Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi berbasis data dan informasi yang
akurat;
f. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat
desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan
g. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang baik.

C. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang ingin dicapai
kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi, yakni:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan
dengan perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dan Kawasan transmigrasi,
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal,
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan system pengembangan
dalam mendukung pertumbuhan wilayah;
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan daya saing
melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi
dalam pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan terpercaya.
Dalam mendukung pencapaian tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan fokus pada tujuan “Mendorong
terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan
perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 9


D. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 –
2024
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki sasaran strategis seperti pada
tabel berikut :
Tabel 2. Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

INDIKATOR SASARAN
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS
STRATEGIS
1 Mendorong terwujudnya Berkembangnya status  Jumlah desa mandiri
Desa Berkembang dan pembangunan desa  Jumlah desa
Mandiri, serta kolaborasi berkembang
perdesaan dengan  Jumlah desa tertinggal
perkotaan melalui Meningkatnya status  Indeks rata-rata
pengembangan Kawasan perkembangan perkembangan 62
Perdesaan secara Kawasan Perdesaan KPPN (Kawasan
berkelanjutan Perdesaan Prioritas
Nasional)
 Indeks rata-rata
perkembangan 30
Kawasan Perdesaan
Prioritas Kementerian
Menurunnya Persentase kemiskinan di
Kemiskinan di perdesaan
perdesaan
2 Mendorong tumbuh dan Terevitalisasinya Badan  Jumlah Bumdes
berkembangnya Usaha Milik Desa berkembang
investasi di desa dan (BUMDes)  Jumlah Bumdes maju
perdesaan, daerah Terevitalisasi Badan  Jumlah Bumdes
tertinggal, dan Kawasan Usaha Milik Desa Bersama berkembang
transmigrasi Bersama (Bumdesma)  Jumlah Bumdes
Bersama maju
Meningkatnya investasi Persentase kenaikan
di perdesaan investasi di perdesaan
mendukung
transformasi ekonomi
3 Berkurangnya jumlah Berkurangnya jumlah Jumlah kabupaten daerah
daerah tertinggal daerah tertinggal tertinggal yang
terentaskan menurut
indeks ketertinggalan
Menurunnya penduduk Persentase penurunan
miskin di daerah penduduk miskin di daerah

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 10


tertinggal tertinggal
Meningkatnya IPM di Nilai rata-rata IPM di
daerah tertinggal daerah tertinggal

4 Terwujudnya kawasan Meningkatnya status  Rata-rata indeks


transmigrasi sebagai satu perkembangan perkembangan 52
kesatuan sistem Kawasan Transmigrasi Kawasan Transmigrasi
pengembangan dalam yang direvitalisasi Prioritas Nasional yang
mendukung direvitalisasi
pertumbuhan wilayah  Rata-rata indeks
perkembangan 100
Kawasan Transmigrasi
Prioritas Kementerian
yang direvitalisasi
5 Meningkatnya kualitas Meningkatnya kualitas  Persentase dokumen
implementasi kebijakan implementasi pengembangan
dalam pengembangan kebijakan yang kebijakan dan
daya saing melalui berbasis pada ilmu perencanaan induk
kreativitas dan teknologi pengetahuan, inovasi, yang menjadi rujukan
berbasis ilmu serta data dan dalam pelaksanaan
pengetahuan, data dan informasi dalam kebijakan
informasi dalam keterpaduan rencana  Persentase layanan
pembangunan desa dan untuk meningkatkan data dan system
perdesaan, daerah daya saing informasi yang
tertinggal, dan pembangunan desa, terintegrasi
transmigrasi perdesaan, daerah
tertinggal dan
transmigrasi
6 Terwujudnya sumber Meningkatnya  Persentase Pejabat
daya manusia yang kapasitas SDM desa yang memenuhi
unggul dalam melakukan dan perdesaan daerah Standar Kompetensi
pemberdayaan tertinggal dan Jabatan
masyarakat desa, daerah transmigrasi  Persentase Kader
tertinggal dan Pemberdayaan
transmigrasi Masyarakat Perdesaan
yang mampu
melakukan
pendampingan
masyarakat perdesaan
7 Terwujudnya tata kelola Meningkatnya kualitas  Nilai Reformasi
pemerintahan yang agile, reformasi birokrasi dan Birokrasi
efektif, efisien dan kapasitas organisasi

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 11


terpercaya  Nilai Kesehatan
organisasi
 Persentase
pelaksanaan e-
government (SPBE)
Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik
 Indeks Penerapan
Sistem Merit
Meningkatnya  Nilai Opini BPK atas
pengawasan, Laporan Keuangan
pengendalian dan  Nilai integritas
akuntabilitas aparatur  Nilai SAKIP
yang baik serta aturan  Tingkat maturitas SPIP
yang efektif (Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah)
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2020-2024

Melihat tabel tersebut maka sasaran strategis Direktorat Jenderal Pembangunan


Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024 fokus pada sasaran strategis point 1, yaitu:
1. Meningkatnya status perkembangan desa, dengan indikator:
a. Meningkatnya status desa berkembang menjadi desa mandiri sebanyak 5000
Desa;
b. Meningkatnya status desa tertinggal menjadi desa berkembang sebanyak 10000
Desa.
2. Meningkatnya status perkembangan Kawasan Perdesaan, dengan indikator:
a. Indeks rata-rata perkembangan 62 KPPN (kawasan Perdesaan Prioritas Nasional);
b. Indeks rata-rata perkembangan 30 Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian.
3. Menurunnya Kemiskinan di perdesaan, dengan target indikator Persentase
kemiskinan di perdesaan pada akhir RPJM menjadi sebesar 9,90 %.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 12


BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal dan Transmigrasi
Penyelenggaraan pembangunan desa dan perdesaan, percepatan pembangunan
daerah tertinggal, serta pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi dalam
RPJM tahun 2020-2024 diarahkan untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan
yaitu mengembangkan wilayah secara makro dalam mengurangi kesenjangan. Akan
tetapi dalam skala mikro pembangunan wilayah perdesaan adalah tetap dalam rangka
pertumbuhan dan penurunan kesenjangan wilayah. Apalagi akibat adanya pandemi
Covid-19 ini untuk pertumbuhan ekonomi dan penguatan struktur perekonomian
Indonesia sumber pertumbuhannya dan motor penggeraknya adalah perdesaan.
Pandemi Covid-19 menyebabkan negara-negara lebih berorientasi untuk memperbaiki
kondisi negaranya (inward looking) daripada untuk berinvestasi. Oleh karena itu
kebijakan pembangunan perdesaan ke depan menggunakan model pembangunan
perdesaan neo-endogen (neo-endogenous rural development model), yaitu
pembangunan perdesaan lebih diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya perdesaan dengan tetap memperhatikan adanya transfer dan subsisdi serta
investasi. Kebijakan juga diarahkan untuk memperbaiki iklim investasi di perdesaan dan
menumbuhkan pebisnis pemula (start up business) di perdesaan, khususnya kaum muda
dan milenial.
Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi dan daerah
tertinggal sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu kerangka komitmen dan pengarusutamaan untuk
pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan
yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga
peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Secara khusus
agenda agenda pembangunan nasional mengembangkan wilayah dalam mengurangi
kesenjangan termasuk dalam tujunan SDGs ke-10 yaitu berkurangnya kesenjangan.
Dalam rangka mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan desa, Kawasan perdesaan,
Kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
pada tahun 2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan prioritas
pembangunan desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa, meliputi; (1)
Desa tanpa kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera; (4)
Pendidikan Desa berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa layak air bersih
dan sanitasi; (7) Desa berenergi bersih dan terbarukan; (8) Pertumbuhan ekonomi desa

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 13


merata; (9) infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa
kesenjangan; (11) Kawasan pemukiman desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan
produksi desa sadar lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa peduli
lingkungan laut; (15) Desa peduli lingkungan darat; (16) Desa damai berkeadilan; (17)
Kemitraan untuk pembangunan desa; (18) Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa
adaptif.
Tujuan SDGs Desa merupakan tanggung jawab bersama lintas
Kementerian/Lembaga, pemerintahan provinsi, pemerintahan kabupaten, pemerintahan
desa, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat umum lainnya. Oleh karena itu
diperlukan instrument regulasi yang bisa melandasi dan mensinergikan peran dari
masing-masing pihak dalam pembangunan desa. Dalam rangka memudahkan
pengukuran ketercapaian SDGs Desa akan dietapkan indikator-indikator dan peta
strategis sehinga inline dengan tujuan pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 dan
Renstra 2020-2024.
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan transmigrasi dan
percepatan pembangunan daerah tertingal dalam RPJM tahun 2020 2024 diarahkan
untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan dalam mengembangkan wilayah
untuk mengurangi kesenjangan. Arah kebijakan dan strategi Kemendesa, PDT, dan
Transmigrasi disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi

No Arah Kebijakan Strategi


1. Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen koordinasi
pembangunan Desa lintas pemangku kepentingan dalam pembangunan
Berkelanjutan (SDGs desa
Desa) Menyiapkan data yang tepat, akurat dan real time
berbasis warga dan desa
Mengintegrasikan semua program dan kegiatan di
internal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
dalam mendukung pencapaian SDGs Desa
Meningkatkan koordinasi lintas pemangku kepentingan
(K/L/D/M) dalam mengintegrasikan program dan
kegiatan untuk mendukung tujuan SDGs Desa
2. Peningkatan Mengembangkan aksesibilitas dan infrastruktur
konektivitas intra dan berbasis komoditas unggulan
antar perdesaan Meningkatkan akses transportasi perdesaan dengan
pusat-pusat kegiatan dan pusat pertumbuhan ekonomi
lokal/wilayah, dan akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 14


Keterpaduan rantai pasok dan rantai nilai berbasis
komoditas unggulan
3. Peningkatan kapasitas Peningkatan kapasitas sistem untuk mempercepat
sistem, kelembagaan, pembangunan perdesaan yang efektif dan efisien
dan sumberdaya Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia, yaitu
manusia perdesaan kompetensi teknis, metodologis, sosial, dan personal
(Desa, daerah dalam rangka menyongsong revolusi industri 4.0
tertinggal, dan Peningkatan kapasitas kelembagaan dari mulai desa
transmigrasi) yang sampai pusat
unggul Peningkatan kapasitas masyarakat perdesaan dalam
pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
Mengembangkan pendidikan berbasis ketrampilan dan
kewirausahaan
4. Peningkatan investasi Peningkatan iklim investasi yang kondusif di perdesaan
produk unggulan Mempermudah administrasi perizinan usaha,
perdesaan (Desa, penyediaan informasi untuk lahan dan modal, juga
daerah tertinggal, dan pemasaran dan ekspor
transmigrasi) Fasilitasi, pembinaan, maupun pendampingan dalam
pengembangan usaha, bantuan permodalan/kredit,
kesempatan berusaha, pemasaran dan kewirausahaan
5. Pengembangan Pengembangan teknologi untuk kegiatan produksi,
teknologi tepat guna pengolahan, pemasaran, distribusi, dan pembiayaan
dan teknologi digital Integrasi data dan informasi perdesaan baik numeric
maupun spasial
Meningkatkan ketersediaan prasarana teknologi
telekomunikasi
Pengembangan e-commerce, e-logistic dan fintech
di perdesaan
6. Peningkatan Menata ruang perdesaan untuk melindungi lahan
keberlanjutan pertanian dan menekan alih fungsi lahan produktif dan
pembangunan lahan konservasi
perdesaan Pembangunan perdesaan yang ramah lingkungan,
selaras dengan alam, dan pemanfaatan pengolahan
limbah
Menjamin pelaksanaan distribusi lahan dan hak atas
tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan
Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak desa
untuk mengelola sumber daya alam berskala lokal
termasuk pengelolaan hutan negara oleh desa
berorientasi pada keseimbangan lingkungan hidup dan

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 15


berwawasan mitigasi bencana untuk meningkatkan
produksi pangan dan mewujudkan ketahanan pangan
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan
masyarakat adat dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya alam lahan dan perairan, serta lingkungan
hidup desa termasuk desa pesisir secara berkelanjutan
7. Peningkatan dan Memanfaatkan modal sosial budaya untuk
pemanfaatan modal meningkatkan kreativitas untuk pengembangan
sosial budaya untuk produk unggulan perdesaan
pembangunan Peningkatan pemanfaatan modal sosial budaya dalam
perdesaan. rangka meningkatkan kerekatan masyarakat
Perlibatan pelaku seni dan budaya untuk mendukung
pengembangan produk unggulan perdesaan
Memberi pengakuan, penghormatan, perlindungan,
dan pemajuan hak-hak masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat
termasuk perempuan, anak, pemuda dan penyandang
disabilitas melalui fasilitasi, pelatihan, dan
pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa
8. Peningkatan sinergitas Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
pembangunan program/kegiatan antar Kementerian Lembaga dan
perdesaan antar Daerah (Provinsi, Kabupaten/ Kota, dan Desa), melalui
K/L/D/M. penyusunan Grand Design Kawasan Perdesaan untuk
pedoman bagi seluruh Stakeholders
Penguatan mekanisme koordinasi Pusat dan
Daerah
Meningkatkan keterpaduan perencanaan,
pemrograman dan penganggaran, monitoring dan
evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa, antar daerah,
dan antar pemerintah-perguruan tinggi/lembaga
penelitian-masyarakat dunia usaha
Melanjutkan pembangunan Kawasan Perdesaan dan
Kawasan Perdesaan

9. Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur


Reformasi Birokrasi Meningkatkan dukungan manajemen, sarana dan
prasarana

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 16


Meningkatkan pengembangan SDM aparatur
Meningkatkan dukungan perencanaan, penelitian dan
pengembangan
Sumber: Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2020-2024

B. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan


Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan transmigrasi dan
percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam RPJM tahun 2020 – 2024 di arahkan
untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan yaitu mengembangkan wilayah
dalam mengurangi kesenjangan. Arah Kebijakan dan Strategi bidang Desa dan Perdesaan
kurun waktu 2020 – 2024 tentunya mengacu pada arah kebijakan dan strategi dari
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Berdasarkan hal
tersebut, maka arah kebijakan dan strategi bidang Desa dan Perdesaan adalah sebagai
berikut :
Tabel 4. Kebijakan dan Strategis Bidang Perdesaan (disesuaikan
dengan Direktorat di Lingkungan Ditjen PDP)

No Arah Kebijakan Strategi

1 Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen koordinasi


pembangunan Desa lintas pemangku kepentingan dalam
Berkelanjutan (SDGs Desa) pembangunan desa

Mengembangkan program dan kegiatan untuk


mendukung pencapaian SDGs Desa

2 Meningkatkan akses transportasi perdesaan


Peningkatan konektivitas dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
intra dan antar perdesaan pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan akses
masyarakat terhadap fasilitas pelayanan dasar

3 Pengembangan teknologi Integrasi data dan informasi perdesaan baik


tepat guna dan teknologi numeric maupun spasial
digital Meningkatkan ketersediaan prasarana teknologi
telekomunikasi di perdesaan
4 Peningkatan keberlanjutan Pembangunan perdesaan yang ramah lingkungan,
pembangunan perdesaan selaras dengan alam, dan pemanfaatan
pengolahan limbah

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 17


No Arah Kebijakan Strategi

Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak desa


untuk mengelola sumber daya alam berskala lokal
termasuk pengelolaan hutan negara oleh desa
berorientasi pada keseimbangan lingkungan
hidup dan berwawasan mitigasi bencana untuk
meningkatkan produksi pangan dan mewujudkan
ketahanan pangan
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan
dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya
alam lahan dan perairan, serta lingkungan hidup
desa termasuk desa pesisir secara berkelanjutan
5 Peningkatan dan Peningkatan pemanfaatan modal sosial budaya
pemanfaatan modal sosial dalam rangka meningkatkan kerekatan
budaya untuk masyarakat dan pengembangan produk unggulan
pembangunan perdesaan. perdesaan
Memberi pengakuan, penghormatan,
perlindungan, dan pemajuan hak-hak masyarakat
adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak, pemuda
dan penyandang disabilitas melalui fasilitasi,
pelatihan, dan pendampingan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring
pembangunan desa
6 Peningkatan sinergitas Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
pembangunan perdesaan program/kegiatan dengan K/L/D/M dalam
antar K/L/D/M. pembangunan desa, pengembangan kerjasama
antar Desa dan pembangunan kawasan
perdesaan
Meningkatkan keterpaduan perencanaan,
pemrograman dan penganggaran, monitoring
dan evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa, antar
daerah, dan antar pemerintah-perguruan
tinggi/lembaga penelitian-masyarakat dunia
usaha
7 Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas
Reformasi Birokrasi aparatur

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 18


No Arah Kebijakan Strategi

Meningkatkan dukungan manajemen, sarana dan


prasarana

Meningkatkan pengembangan SDM aparatur

Meningkatkan dukungan perencanaan, penelitian


dan pengembangan

Sumber: Sumber: Rencana Strategis Direktorat Jenderal PDP Tahun 2020-2024

Dalam rangka menjalankan arah kebijakan dan strategi tersebut, pada tahun 2020
terdapat terdapat 1 (satu) program di bidang perdesaan, yaitu program pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat desa dengan 6 (enam) kegiatan yaitu:
1. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa;
2. Pemberdayaan Masyarakat Desa;
3. Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar;
4. Pembangunan Sarana Prasarana Desa;
5. Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna;
6. Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.
Pada tahun 2021, sejak perubahan SOTK sesuai Peraturan Menteri Desa PDTT No. 15
Tahun 2020, arah kebijakan dan strategi bidang desa dan perdesaan mulai tahun 2021
sampai dengan 2024 dijalankan melalui 2 (dua) program, yaitu Program (2) Dukungan
Manajemen dan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Desa yang dilaksanakan
melalui:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal PDP;
2. Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana;
3. Direktorat Pengembangan Sosial, Budaya dan Lingkungan;
4. Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa;
5. Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa.

C. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dalam upaya mencapai sasaran strategis pembangunan bidang
perdesaan tahun 2020 – 2024 merupakan mandat ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi dan regulasi secara empiris dibutuhkan untuk mengisi
kekosongan hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan dalam bidang perdesaan.
Kerangka regulasi yang diperlukan harus disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yaitu UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
dan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Kerangka regulasi dalam mendukung sasaran strategis pembangunan bidang perdesaan
agar dapat dilaksanakan dengan baik dan tercapai target yang diinginkan, yakni:

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 19


Tabel 5. Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis
Pembangunan Bidang Perdesaan

NO MUATAN REGULASI BENTUK KETERANGAN


REGULASI
A. REGULASI YANG DIAMANATKAN OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG LEBIH TINGGI
1. Ketentuan mengenai PERMEN Amanat Pasal 80 ayat
tahapan, tata cara, dan Berkoordinasi (5) PP Nomor 47 Tahun
mekanisme penyelenggaraan dengan Mendagri 2015
musyawarah desa
2 Pedoman umum pelaksanaan PERMEN Amanat Pasal 131 ayat
pembangunan Desa, Berkoordinasi (1) PP Nomor 47 Tahun
pembangunan kawasan dengan Mendagri 2015
perdesaan, pemberdayaan dan Bappenas
masyarakat Desa, dan
pendampingan masyarakat
Desa
3 Pedoman teknis pelaksanaan PERMEN Amanat Pasal 131 ayat
pembangunan kawasan (2) PP Nomor 47 Tahun
perdesaan 2015
4 Reviu Perencanaan PERMEN Mengatur pembagian
Pembangunan Kawasan habis wilayah dalam
Perdesaan klaster kawasan
perdesaan
B REGULASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKSANAKAN KEWENANGAN
1 Koordinasi Sinergis Program Permen
dan Kegiatan Kemendesa
dengan K/L dan Daerah
2 Koordinasi Sinergis Program Permen
dan Kegiatan Internal
Kemendesa berdasarkan
lokus dan focus
3 Kemitraan dengan dunia Permen
usaha, mitra pembangunan,
organisasi masyarakat
madani dalam
penyelenggaraan
pembangunan perdesaan
4 Pedoman pemindahtanganan Permen
BMN
5 Sistem Informasi Manajemen Permen

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 20


kepegawaian
6 Petunjuk Teknis Dana Alokasi Permen
Khusus Tahun Anggaran 2021
7 Pedoman Kerja Sama Antar Permen
Lembaga
8 Pengelolaan Pasar Desa Permen

9 Pedoman Pelaksanaan Permen


Reviu Atas Rencana Kerja
Anggaran unit kerja di
lingkungan Kementerian
Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
10 Pedoman Audit Pengadaan Permen
Barang/Jasa di Lingkungan
Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
11 Pedoman Umum dan Teknis Permen
Reviu Laporan Keuangan
12 Integrasi Program Permen
Pembangunan Perdesaan,
Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
13 Penyusunan Program dan Permen
Anggaran Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
14 Penyusunan Peraturan Permen
Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi mengenai
Prioritas Penggunaan Dana
Desa Tahun 2021, Tahun
2022, Tahun 2023, Tahun
2024, Tahun 2025
Sumber: Sumber: Rencana Strategis Direktorat Jenderal PDP Tahun 2020-2024

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 21


D. Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi merupakan salah satu Kementerian/
Lembaga yang berbasis kewilayahan. Ruang lingkup wilayah kerja meliputi 74.953 desa,
271 kawasan perdesaan, 62 daerah tertinggal, 152 kawasan transmigrasi. Dari lokus
tersebut dikelompokan menjadi lokus prioritas nasional yang menjadi target dalam
RPJMN 2020-2024 dan lokus prioritas Kementerian yang meruapakan lanjutan periode
RPJMN sebelumnya yang memerlukan pembinaan. Target sasaran desa prioritas
sebanyak 10.000 desa dari 74.953 desa di seluruh Indonesia, kemudian dari 271 kawasan
perdesaan ditetapkan jumlah Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) sebanyak 62
kawasan dan 30 sasaran Kawasan perdesaan non KPPN yang sudah memiliki indeks
perkembangan kawasan perdesaan. Strategi pembangunan Kawasan perdesaan untuk
menuju Kawasan perdesaan yang mandiri dan berdaya saing, melalui pemenuhan
kebutuhan pelayanan dasar, sarana dan prasarana ekonomi Kawasan, pegembangan
usaha kecil dan menengah, revitalisasi Bumdes dan Bumdesa Bersama, pengembangan
produk unggulan Kawasan perdesaan, dan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha dan
mitra pembangunan lainnya. Selain itu perlu meningkatkan peran koordinasi dan
Kerjasama kolaboratif antar K/L/D/M dalam mengintegrasikan program dan kegiatan di
kawasan perdesaan. Oleh karena itu diperlukan penguatan dokumen perencanaan dalam
bentuk masterplan atau Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) yang
implementatif sesuai dengan peran masing-masing. Pembangunan Kawasan perdesan
merupakan bagian integral dari rencana tata ruang dan wilayah kabupaten, sehingga
perlu mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan
kawasan perdesaan.
Tabel 6. Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional

No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan


1 Aceh Aceh Timur Kawasan Perdesaan Minapolitan Idi
Rayeuk
2 Sumatera Utara Toba Samosir Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
Ajibata
3 Sumatera Utara Samosir Kawasan Perdesaan Pasir Putih Parbaba
4 Jambi Muaro Jambi Kawasan Perdesaan Agribisnis
5 Kepulauan Riau Bintan Kawasan Perdesaan Pesisir Berbasis Wisata
Terpadu
6 Kepulauan Riau Karimun Kawasan Perdesaan Wisata
7 Sumatera Barat Agam Kawasan Perdesaan Perkebunan Tebu
8 Sumatera Selatan Banyuasin Kawasan Perdesaan Agropolotan Tanjung
Lago

9 Bangka Belitung Bangka Selatan Kawasan Perdesaan Pengembangan


(Budidaya) Lada Putih

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 22


No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
10 Bangka Belitung Belitung Kawasan Perdesaan Mina-Agrowisata Selat
Nasik
Kawasan Perdesaan Minapolitan Perikanan
11 Bangka Belitung Belitung Timur
Tangkap
12 Bengkulu Bengkulu Tengah Kawasan Perdesaan Agropolitan Pondok
Kelapa
13 Lampung Mesuji Kawasan Perdesaan Agropolitan
14 Lampung Tulang Bawang Kawasan Perdesaan Agropolitan
15 Jawa Barat Sukabumi Kawasan Perdesaan Agrowisata Citaman
Sakti
16 Jawa Tengah Magelang Kawasan Perdesaan Borobudur Manunggal
Jaya
17 Jawa Tengah Kendal Kawasan Perdesaan Plasma Petik Sari
18 Jawa Timur Banyuwangi Kawasan Perdesaan Agrowisata
19 Jawa Timur Pamekasan Kawasan Perdesaan Sentra Peternakan
Sapi Mandiri Bagi Rasa
20 Banten Pandeglang Kawasan Perdesaan Mina-Agro Wisata
Krakatau
21 Bali Buleleng Kawasan Perdesaan Bali Aga
22 Bali Klungkung Kawasan Pariwisata
Kawasan Perdesaan Agropolitan Rasau
23 Kalimantan Barat Kubu Raya
Jaya
Kawasan Perdesaan Pengembangan Agro
24 Kalimantan Barat Sambas
Teknologi
25 Kalimantan Barat Mempawah Kawasan Perdesaan Agropolitan Sadaniang
26 Kalimantan Barat Kayong Utara Kawasan Perdesaan Agribisnis Kayong
Lestari
27 Kalimantan Barat Bengkayang Kawasan Perdesaan Ledo
28 Kalimantan Barito Kuala Kawasan Perdesaan Pertanian Tanaman
Selatan Pangan
29 Kalimantan Banjar Kawasan Perdesaan Agrominapolitan
Selatan
30 Kalimantan Kotawaringin Barat Kawasan Perdesaan Agro-Mina-Wisata
Tengah
31 Kalimantan Timur Berau Kawasan Perdesaan Mina-Bestari Tanjung
Redep
Kawasan Perdesaan Ekowisata Terpadu
32 Kalimantan Timur Kutai Timur
TNK Kutai Timur
33 Kalimantan Utara Bulungan Kawasan Perdesaan Food Estate

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 23


No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
34 NTB Dompu Kawasan Perdesaan Raba
35 NTB Lombok Tengah Kawasan Perdesaan Praya
36 NTB Sumbawa Kawasan Perdesaan Jasa Prima
37 NTB Lombok Timur Kawasan Perdesaan Keruak-Jerowaru
38 NTT Manggarai Barat Kawasan Perdesaan Labuan Bajo
39 NTT Ngada Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional Soa
40 NTT Sumba Timur Kawasan Perdesaan Agrominapolitan
Kawasan Perdesaan Agrominapolitan
41 Sulawesi Barat Mamuju Klaster Manakarra Berdaya
42 Sulawesi Barat Mamuju Tengah Kawasan Perdesaan Wisata Terpadu
Kambunong
43 Sulawesi Selatan Bone Kawasan Perdesaan Mallusetasi
44 Sulawesi Selatan Pinrang Kawasan Perdesaan Minapolitan Luwita
45 Sulawesi Selatan Barru Kawasan Perdesaan Agrowisata Gurilla
46 Sulawesi Selatan Luwu Timur Kawasan Perdesaan Towuti
47 Kawasan Perdesaan Agro Wisata Lemba
Sulawesi Tengah Poso Masale
Berbasis Produk Pangan Sehat
48 Sulawesi Tengah Buol Kawasan Perdesaan Agropolitan Lipunoto
49 Sulawesi Tengah Morowali Kawasan Perdesaan KPPN Kolonodale
50 Sulawesi Tenggara Muna Kawasan Perdesaan Agropolitan Kabawo –
Parigi
51 Sulawesi Tenggara Wakatobi Kawasan Perdesaan Pulau Kapota
52 Sulawesi Tenggara Konawe Selatan Kawasan Perdesaan Tinanggea
53 Sulawesi Utara Minahasa Utara Kawasan Perdesaan Agrowisata Buah
54 Gorontalo Boalemo Kawasan Perdesaan Wonosari
55 Gorontalo Gorontalo Utara Kawasan Perdesaan Wisata Ponelo
Kepulauan
56 Gorontalo Gorontalo Kawasan Perdesaan Agro Ekopolitan
57 Maluku Maluku Tengah Kawasan Perdesaan Tanaman Pangan
58 Maluku Utara Pulau Morotai Kawasan Perdesaan Daruba
59 Papua Kota Jayapura Kawasan Perdesaan Jopalala
60 Papua Merauke Kawasan Perdesaan Berkelanjutan
61 Papua Barat Raja Ampat Kawasan Perdesaan Misool
62 Papua Barat Manokwari Kawasan Perdesaan Agropolitan Sidey
Sumber: Sumber: Rencana Strategis Direktorat Jenderal PDP Tahun 2020-2024

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 24


Tabel 7. Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian

No Provinsi Kabupaten Kawasan

1 Sumatera Utara Pakpak Bharat Kawasan Perdesaan Pakpak


Bharat
2 Sumatera Barat Pesisir Selatan Kawasan Perdesaan Berbasis
Industri Pariwisata
3 Bengkulu Bengkulu Utara Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan Padang Jaya

4 Sumatera Selatan Musi Rawas Kawasan Perdesaan Ekonomi


Kreatif
5 Sumatera Selatan OKU Timur Kawasan Perdesaan Sentra Produksi
Padi Organik Penunjang Pertanian
Berkelanjutan

6 Sumatera Selatan Empat Lawang Kawasan Perdesaan Sikap


Dalam
7 Lampung Lampung Timur Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan Sukakarya
8 Jawa Barat Bandung Barat Kawasan Perdesaan Artefak
Goa Pawon dan Geo Wisata
9 Jawa Barat Garut Kawasan Perdesaan
Agrowisata Barudua
10 Jawa Tengah Klaten Kawasan Perdesaan Mandiri
Pangan
11 Jawa Tengah Kudus Kawasan Perdesaan Sentra
Industri Gula Tumbu
12 Jawa Tengah Temanggung Kawasan Perdesaan
Agrowisata Kecamatan

13 Jawa Tengah Karanganyar Kranggan


Kawasan Perdesaan Beras
Organik Bernutrisi Lereng
Gunung Lawu
14 Jawa Timur Trenggalek Kawasan Perdesaan
Agriculture Estate Sapi Perah

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 25


No Provinsi Kabupaten Kawasan

15 Jawa Timur Malang Kawasan Perdesaan Wisata


Lingkar Bendungan Selorejo
16 Jawa Timur Sampang Kawasan
NgantangPerdesaan Wisata
Desa Pantura
17 DI Yogyakarta Kulon Progo Kawasan Perdesaan Agrowisata
Menoreh Terpadu

18 DI Yogyakarta Gunung Kidul Kawasan Perdesaan


Agropolitan Kecamatan

19 Bali Tabanan Karangmojo


Kawasan Perdesaan Shiny
Tabanan
20 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara Kawasan Perdesaan Agro
Mina Pastoral
21 Kalimantan Hulu Sungai Kawasan Perdesaan Sentra
Selatan Selatan Industri Makanan Ringan
22 Kalimantan Barat Kayong Utara Kawasan Perdesaan
Agrobisnis Kayong Lestari
23 Sulawesi Tengah Sigi Kawasan Perdesaan
Agrowisata Magaya
24 Sulawesi Tengah Parigi Moutong Kawasan Perdesaan Paristoba

25 Sulawesi Selatan Sidenreng Kawasan Perdesaan


Rappang Agropolitan Maritengngae
26 Sulawesi Tenggara Muna Barat Kawasan Perdesaan Muna
Barat
27 Nusa Tenggara Ende Kawasan Perdesaan Kelimutu
Timur
28 Maluku Buru Kawasan Perdesaan
Agropolitan Berbasis
Komoditas Unggulan Padi
29 Maluku Seram Bagian Kawasan Perdesaan Mina
Agrowisata Pertanian
Terpadu
30 Maluku Utara Halmahera Timur Kawasan Perdesaan Ekonomi
Terpadu
Sumber: Sumber: Rencana Strategis Direktorat Jenderal PDP Tahun 2020-2024

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 26


E. Kerangka Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang Organisasi
Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang Penataan
Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-
2024, diperlukan penyempurnaan kelembagaan untuk mewujudkan Kementerian Desa,
PDT dan Transmigrasi yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap upaya
mewujudkan visi dan misi Presiden terutama visi ketiga “pembangunan yang merata dan
berkeadilan” serta agenda prioritas pembangunan nasional kedua yaitu Pengembangan
Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan, secara efektif dan
efisien. Dalam mewujudkan hal tersebut, ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 85
Tahun 2020 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dan setelah itu ditetapkanlah Peraturan Menteri Desa, PDT dan
Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Desa, PDT, dan Transmigrasi, Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan administratif dan
teknis, koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi, serta urusan umum dan
kerumahtanggaan di lingkungan Direktorat Jenderal.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan menyelenggarakan fungsi:
1. Koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, evaluasi dan pelaporan
Direktorat Jenderal;
2. Koordinasi dan pembinaan pengelolaan keuangan dan barang milik negara di
lingkungan Direktorat Jenderal;
3. Pembinaan hukum dan koordinasi penyusunan peratuuran perundang-undangan dan
instrumen hukum di lingkungan Direktorat Jenderal;
4. Pengelolaan urusan kepegawain Direktorat Jenderal;
5. Koordinasi dan fasilitasi pembinaan organisasi, tata laksana dan reformasi birokrasi
Direktorat Jenderal; dan
6. Pelaksanaan urusan umum dan kerumahtanggaan Direktorat Jenderal.
Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan terdiri atas:
1. Bagian Umum dan Rumah Tangga; dan
2. Kelompok Jabatan Fungsional.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 27


Bagian Umum dan Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan tata usaha urusan
umum dan kerumahtanggaan Direktorat Jenderal. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, Bagian Umum dan Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan urusan fasilitasi penyusunan rencana, program dan anggaran, pelaporan
kinerja, koordinasi data dan informasi, koordinasi administrasi penerapan sistem
pengendalian intern, administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, administrasi
keuangan, administrasi barang milik negara, serta urusan tata persuratan, kearsipan
Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan Direktorat Jenderal.
Bagian Umum dan Rumah Tangga terdiri atas:
1. Subbagian Rumah Tangga dn Perlengkapan; dan
2. Kelompok Jabatan Fungsional.
Subbagian Rumah Tanga dan Perlengkapan sebagaimana dimaksud, mempunyai
tugas melaksanakan urusan rumah tangga dan pengelolaan perlengkapan Direktorat
Jenderal.
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2020 tentang Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama dan Tugas Kelompok Jabatan Fungsional di Lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, pengelompokkan uraian
fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal PDP terdiri atas:
1. Kelompok substansi penyusunan kebijakan, rencana, program, evaluasi dan
pelaporan, mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam
pelaksanaan koordinasi penyusuna kebijakan teknis, rencana, program, evaluasi dan
pelaporan Direktorat Jenderal. Kelompok substansi penyusunan kebijakan, rencana,
program, evaluasi dan pelaporan terdiri atas:
a. Sub kelompok subtansi penyusunan kebijakan teknis, rencana, program dan
anggaran, mempunyai tugas melakukan pemberian layanan fungsional dalam
pelaksanaan koordinasi penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program
Direktorat Jenderal;
b. Sub kelompok substansi pengelolaan data dan informasi, mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan koordinasi
pengelolaan data dan pelayanan informasi Direktorat Jenderal;
c. Sub kelompok substansi pemantauan, evaluasi dan pelporan, mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan koordinasi
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Direktorat Jenderal.
2. Kelompok substansi pengelolaan keuangan dan barang milik negara, mempunyai
tugas melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan koordinasi
dan pembinaan pengelolaan keuangan dan pengelolaan sistem akuntansi dan

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 28


pelaporan keuangan dan barang milik negara Direktorat Jenderal. Kelompok
substansi pengelolaan keuangan dan barang milik negara terdiri atas:
a. Sub kelompok substansi pelaksanaan anggaran, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan koordinasi dan pembinaan
penatalaksanaan anggaran Direktorat Jenderal;
b. Sub kelompok substansi pengelolaan perbendaharaan, mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan koordinasi dan
pembinaan pengujian dan penerbitan surat perintah membayar, penyelesaian
tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi, pengelolaan penerimaan
negara bukan pajak, perbendaharaan serta penatausahaan keuangan Direktorat
Jenderal;
c. Sub kelompok substansi akuntansi dan pelaporan keuangan dan barang milik
negara, mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam
pelaksanaan koordinasi dan pembinaan pengelolaan sistem akuntabilitas dan
pelaporan keuangan dan barang milik negara Direktorat Jenderal.
3. Kelompok substansi pembinaan hukum dan koordinasi penyusunan peraturan
perundang-undangan, mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan
fungsional dalam pelaksanaan pembinaan hukum dan koordinasi penyusunan
peraturan perundang-undangan dan instrumen hukum Direktorat Jenderal.
Kelompok substansi pembinaan hukum dan koordinasi penyusunan peraturan
perundang-undangan terdiri atas:
a. Sub kelompok substansi penyuluhan dan bimbingan penerapan peraturan
perundang-undangan, mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
fungsional dalam pelaksanaan penyuluhan hukum dan bimbingan penerapan
peraturan perundang-undangan di lingkungan Direktorat Jenderal;
b. Sub kelompok substansi pelayanan pertimbangan hukum dan advokasi hukum,
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam
pelaksanaan pelayanan pertimbangan hukum dan advokasi hukum di lingkungan
Direktorat Jenderal;
c. Sub kelompok substansi penyusunan peraturan perundang-undangan,
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam
pelaksanaan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan dan
instrumen hukum Direktorat Jenderal.
4. Kelompok substansi pengelolaan urusan kepegawaian, mempunyai tugas
melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan pengelolaan
urusan kepegawain Direktorat Jenderal. Kelompok substansi pengelolaan urusan
kepegawaian terdiri atas:
a. Sub kelompok substansi tata usaha kepegawaian, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan perencanaan pegawai,

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 29


pengelolaan tata usaha kepegawaian dan pelayanan kepegawaian Direktorat
Jenderal;
b. Sub kelompok substansi pengembangan pegawai, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyusunan rencana
pengembangan kompetensi pegawai dan penyusunan rencana kebutuhan
pendidikan dan pelatihan pegawai Direktorat Jenderal;
c. Sub kelompok substansi penilaian kinerja dan pembinaan disiplin pegawai,
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam
pelaksanaan penilaian kinerja pegawai, pembinaan disiplin pegawai dan
pelayanan kesejahteraan pegawai Direktorat Jenderal.
5. Kelompok substansi pembinaan organisasi, tata laksana dan reformasi birokrasi,
mempunyai tugas memberikan pelayanan fungsional dalam pelaksanaan koordinasi
dan fasilitasi penerapan dan pengembangan organisasi, pengembangan tata laksana,
dan penerapan reformasi birokrasi serta pelaksanaan urusan tata persuratan dan
kerarsipan Direktorat Jenderal. Kelompok substansi pembinaan organisasi, tata
laksana dan reformasi birokrasi terdiri atas:
a. Sub kelompok substansi pembinaan organisasi, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi
penerapan tugas dan fungsi serta pengembangan organisasi Direktorat Jendaral;
b. Sub kelompok substansi tata laksana dan reformasi birokrasi mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan koordinasi dan
fasilitasi pengembangan sistem dan tata laksana pelaksanaan organisasi serta
pelayanan penerapan reformasi birokrasi di lingkungan Direktorat Jendaral;
c. Sub kelompok substansi tata persuratan dan kearsipan mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan koordinasi dan
fasilitasi pengelolaan tata persuratan dan kearsipan Direktorat Jendaral.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 30


Sekretariat Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan
Perdesaan

Bagian Umum dan Rumah


Tangga

Subbagian Rumah Tangga dan


Perlengkapan

Kelompok Substansi Kelompok Substansi


Kelompok Substansi Pembinaan Hukum dan Kelompok Substansi Kelompok Substansi
Penyusunan Kebijakan, Pembinaan Organisasi,
Rencana, Program, Pengelolaan Keuangan Koordinasi Penyusunan Urusan Pengelolaan
dan Barang Milik Negara Peraturan Perundang- Kepegawaian Tata Laksana dan
Evaluasi dan Pelaporan Reformasi Birokrasi
Undangan

Sub Kelompok Sub Kelompok Sub Kelompok Sub Kelompok Sub Kelompok
Kebijakan Teknis, Pelaksanaan Substansi Penyuluhan Substansi Tata Usaha Substansi Pembinaan
Rencana, Program Anggaran dan Bimbingan Kepegawain Organisasi
dan Anggaran Penerapan Peraturan
Perundang-Undangan
Sub Kelompok
Sub Kelompok Sub Kelompok Sub Kelompok Substansi Sub Kelompok
Substansi Substansi Substansi Pelayanan Pengembangan Substansi Tata
Pengelolaan Data Pengelolaan Pertimbangan Hukum Pegawai Laksana dan
dan Informasi Perbendaharaan dan Advokasi Hukum Reformasi Birokrasi
Sub Kelompok
Sub Kelompok Sub Kelompok Substansi Penilaian Sub Kelompok
Sub Kelompok Substansi Akuntansi Substansi Penyusunan Substansi Tata
Substansi Kinerja dan
dan Pelaporan Peraturan Perundang- Pembinaan Disiplin Persuratan dan
Pemantauan dan Keuangan dan BMN Undangan Kearsipan
Evaluasi Pegawai

Gambar 2. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa


dan Perdesaan

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 31


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana Dalam menjalankan tugas dan fungsi yang
telah dimandatkan kepada Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan maka diperlukan kualitas dan kuantitas SDM yang memadai. Berdasarkan data
dari Bagian umum dan Rumah Tangga Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan komposisi pegawai berdasarkan jabatan dan jenjang Pendidikan disajikan
pada table berikut:
Tabel 8. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan pada SOTK Baru
NO. JABATAN JUMLAH PEGAWAI
1. Jabatan Tinggi Madya ( Eselon I) 0
2. Jabatan Tinggi Pratama (Eselon II) 1
3. Jabatan Administrator (Eselon III) 1
4. Jabatan Pengawas (Eselon IV) 1
5. JFT Ahli Madya 5
6. JFT Ahli Muda 15
7. JFT Ahli Pertama 4
8. Jabatan Pelaksana (JFU) 33
JUMLAH 60
Data Bulan Maret 2021, hasil penysuain SOTK baru.

Tabel 9. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan


NO. JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI
1. S3 0
2. S2 10
3. S1/Diploma IV 22
4. D3 2
5. SMA 4
6. SMP 0
7. SD 0
JUMLAH 38
Data Bulan Maret 2021, hasil penysuain SOTK baru.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 32


BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Target Kinerja
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang akan dicapai oleh
K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu tertentu. Target harus menggambarkan
angka kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap indikator sasaran. Penetapan
target juga harus relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline
data yang jelas. Bagian yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang
akuntabel adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan capaian
kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana pembangunan akan lebih
efisien dan efektif keberhasilannya apabila dilengkapi dengan indikator capaian,
pengukuran kinerjanya, serta kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi,
koherensi dan ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus
dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak, outcomes, output, serta
input sumber daya pendukungnya. Bagian ini merupakan tahap penting dalam
perencanaan kebijakan pembangunan (policy planning).
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertingggal dan Transmigrasi, serta mendukung tercapainya sasaran pembangunan
nasional khususnya pada agenda prioritas pembangunan nasional ke dua, yaitu
Pengembangan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan dan
Kegiatan Prioritas ke empat, yaitu Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan
dan Transmigrasi, ditetapkan 7 (tujuh) tujuan dengan 15 (lima belas) sasaran strategis,
dimana 3 (tiga) tujuan dan 8 (delapan) sasaran strategis sangat terkait dengan bidang
desa dan perdesaan. Tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran strategis
yang sesuai dengan bidang desa dan perdesaan disajikan pada Tabel 10.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 33


Tabel 10. Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis

Target Tahun 2020-2024


No. Tujuan Sasaran Indikator Satuan Keterangan
Strategis Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024
Mendorong terwujudnya Desa Berkembangnya status
Jumlah desa
1 Berkembang dan Mandiri, serta pembangunan desa Desa
mandiri 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
kolaborasi perdesaan dengan
perkotaan melalui pengembangan 10.000 desa
Jumlah desa berkembang dan
Kawasan Perdesaan secara 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Desa
berkembang
berkelanjutan 5.000 desa mandiri
(dalam 5 tahun)
Jumlah desa
2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Desa
tertinggal
Mendorong terwujudnya Desa Meningkatnya status Nilai rata-rata
2 Target akhir tahun
Berkembang dan Mandiri, serta perkembangan Kawasan indeks perkembangan
2024: 10 KP
kolaborasi perdesaan dengan Perdesaan 62
52,5 53,9 55,5 57,2 58,70 Nilai Berkembang; 47 KP
perkotaan melalui pengembangan Kawasan
Perdesaan Prioritas Mandiri;
Kawasan Perdesaan secara 5 KP berdaya saing
berkelanjutan Nasional (KPPN)
(dalam 5 tahun)
Nilai rata-rata
indeks perkembangan Dari 268 KP Non KPPN
30 yang diusulakan, baru
Kawasan 51,1 52,5 54,0 55,5 57,00 Nilai 30 KP yang telah
Perdesaan memiliki IPKP
Prioritas
Kementerian
Mendorong terwujudnya Desa
Berkembang dan Mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan Menurunnya angka Persentase 12,90 12,30 11,60 10,80 9,90
3 Persen (%)
perkotaan melalui pengembangan kemiskinan di perdesaan kemiskinan di perdesaan
Kawasan Perdesaan secara
berkelanjutan

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 34


Seiring dengan kebijakan restrukturisasi program, maka dalam mencapai sasaran-sasaran
strategis tersebut, dilaksanakan melalui dua program yaitu: (1) Program Dukungan
Manajemen (Program Generik); dan (2) Program Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan,
Perdesaan dan Transmigrasi (Program Teknis). Program, sasaran program dan indikator
kinerja program yang berkaitan dengan bidang desa dan perdesaan, disajikan pada Tabel 11.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 35


Tabel 11. Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program

TARGET
KODE UKE I/PROGRAM/NOMENKLATUR SASARAN SATUAN
PROGRAM/INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) 2020 2021 2022 2023 2024
PROGRAM DAERAH TERTINGGAL, KAWASAN PERBATASAN,
067.CT PERDESAAN, DAN TRANSMIGRASI

01 Terpenuhinya indeks desa yang berkembang dan mandiri


Rata-rata perkembangan indeks Desa Berkembang
01.01 0,53 0,55 0,56 0,58 0,59 Nilai
menjadi Mandiri
Rata-rata perkembangan indeks Desa Tertinggal menjadi 0,72
01.02 Berkembang 0,74 0,76 0,79 0,81 Nilai

Terpenuhinya indeks pembangunan kawasan perdesaan yang


02 berkembang, mandiri, dan berdaya saing

Rata-rata perkembangan indeks 10 Kawasan Perdesaan


02.01 20,51 21,88 23,25 24,63 26 Nilai
Prioritas Nasional (KPPN) berkembang
Rata-rata perkembangan indeks 47 Kawasan Perdesaan 44,25
02.02 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
Prioritas Nasional (KPPN) berkembang menjadi mandiri
Rata-rata perkembangan indeks 5 Kawasan Perdesaan
02.03 68,35 70,79 73,24 75,68 78,12 Nilai
Prioritas Nasional (KPPN) mandiri menjadi berdaya saing
Rata-rata perkembangan indeks 30 Kawasan Perdesaan
02.04 non KPPN Prioritas Kementerian berkembang menjadi 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
mandiri
Terbangunnya komitmen lintas K/L/D/M dalam
03
Pembangunan kawasan perdesaan
Persentase afirmasi rencana program/kegiatan K/L/D/M
03.01
yang dialokasikan di Kawasan Prioritas Prioritas Nasional KPPN) sesuai
dengan dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan
(RPKP/Masterplan/Rencana induk) 40 50 60 70 80 Persen (%)

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 36


TARGET
KODE UKE I/PROGRAM/NOMENKLATUR SASARAN SATUAN
PROGRAM/INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) 2020 2021 2022 2023 2024
Persentase afirmasi rencana program/kegiatan K/L/D/M
03.02 yang dialokasikan di kawasan perdesaan non KPPN sesuai dengan
dokumen rencana teknis pembangunan Rencana Pembangunan
Kawasan Perdesaan (RPKP/Masterplan/Rencana induk) 40 50 60 70 80 Persen (%)

04 Menurunnya Kemiskinan di Perdesaan

04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12,9 12,3 11,6 10,8 9,9 Persen (%)

II PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN

01 Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dalam mendukung


Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan

01.01 Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan 71 74 76 78 80 Nilai

01.02 Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di 85 85 100 100 100 Nilai
Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 37


Tabel 12. Indikator Kinerja Utama Sekretriat Ditjen PDP Tahun 2020-2024

Sasaran Indikator Kinerja Sumber Penanggung Target


No Definisi Operasional Formulasi Perhitungan
Kegiatan Utama Data Jawab
2020 2021 2022 2023 2024
1 Terwujudnya Ditjen Nilai Penilaian Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Nilai Penilaian Mandiri Data Ditjen Sesditjen 30 31 31 32 32
Pembangunan Desa Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah Pelaksanaan Reformasi Pembangunan Pembangunan
dan Perdesaan yang Reformasi Birokrasi Nilai indeks yang diperoleh dari Birokrasi (PMPRB) per tahun Desa dan Desa dan
efektif dan efisien (PMPRB) hasil evaluasi oleh APIP (LKE Utama) Perdesaan Perdesaan
2 Terwujudnya Ditjen Persentase Pejabat Pejabat Pimpinan Tinggi dan Jumlah Pejabat Pimpinan Data Ditjen Sesditjen 80 80 80 80 80
Pembangunan Desa Pimpinan Tinggi dan Pejabat Administrasi di lingkungan Tinggi dan Pejabat Pembangunan Pembangunan
dan Perdesaan yang Pejabat Administrasi Ditjen Pembangunan Desa dan Administrasi di Lingkungan Desa dan Desa dan
efektif dan efisien di lingkungan Ditjen Perdesaan yang mengikuti Ditjen Pembangunan Desa Perdesaan Perdesaan
Pembangunan Desa pengembangan kompetensi selama dan Perdesaan yang
dan Perdesaan yang 20 jam pelajaran per orang per mengikuti pengembangan
mengikuti tahun. kompetensi pada tahun yang
pengembangan Pengembangan kompetensi dapat bersangkutan dibagi jumlah
kompetensi per dilakukan antara lain melalui pejabat pimpinan tinggi dan
tahun pendidikan dan pelatihan, seminar, pejabat administrasi pada
kursus, dan penataran tahun yang bersangkutan
dikali 100%
3 Terwujudnya Ditjen Persentase Pejabat Pejabat fungsional di lingkungan Jumlah Pejabat fungsional di Data Ditjen Sesditjen 80 80 80 80 80
Pembangunan Desa fungsional di Ditjen Pembangunan Desa dan Lingkungan Ditjen Pembangunan Pembangunan
dan Perdesaan yang lingkungan Ditjen Perdesaan yang mengikuti Pembangunan Desa dan Desa dan Desa dan
efektif dan efisien Pembangunan Desa pengembangan kompetensi selama Perdesaan yang mengikuti Perdesaan Perdesaan
dan Perdesaan yang 20 jam pelajaran per orang per pengembangan kompetensi
mengikuti tahun. pada tahun yang
pengembangan Pengembangan kompetensi dapat bersangkutan dibagi jumlah
kompetensi per dilakukan antara lain melalui pejabat fungsional pada
tahun pendidikan dan pelatihan, seminar, tahun yang bersangkutan
kursus, dan penataran dikali 100%
4 Terwujudnya Ditjen Opini atas Penyajian Penyajian Laporan Keuangan dan Opini atas Penyajian Laporan Data Hasil Sesditjen 4 4 4 4 4
Pembangunan Desa Laporan Keuangan BMN yang sesuai SAP adalah Keuangan dan BMN Ditjen Evaluasi APIP Pembangunan
dan Perdesaan yang dan BMN Ditjen laporan di bidang keuangan yang Pembangunan Desa dan Desa dan
bersih, akuntabel Pembangunan Desa memuat: Perdesaan berdasarkan Perdesaan
dan berkinerja dan Perdesaan 1. Neraca Standar Akuntansi
tinggi berdasarkan Standar 2. Laporan Operasional (LO) Pemerintah (SAP) dari hasil
Akuntansi 3. Laporan perubahan Ekuitas (LPE) evaluasi Aparat Pengawas
Pemerintah (SAP) 4. Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Intern Pemerintah (APIP)/Tim

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 38


dari hasil evaluasi serta laporan di bidang BMN yang Penilai PIPK UKE I Per tahun
Aparat Pengawas memuat:
Intern Pemerintah 1. Neraca
(APIP)/Tim Penilai 2. Laporan Barang Intrakomtable
PIPK UKE I 3. Laporan Barang Ekstrakomtable
4.Laporan Barang Intrakomtable
dan Ekstrakomtable
5. Laporan Barang Persediaan
6. Laporan Kondisi Barang
7. Laporan Penyusutan BMN
8. Pelaksanaan Penatausahaan
BMN.
berdasarkan hasil evaluasi Aparat
Pengawas Intern Pemerintah
(APIP).
Sesuai SAP 100% (12 komponen
lengkap) = 4
Sesuai SAP 75% (9-11 komponen
lengkap)= 3
Sesuai SAP 60% (7-8 komponen
lengkap) = 2
Sesuai SAP < 60% (< dari 7
komponen lengkap) = 1
5 Terwujudnya Ditjen Nilai SAKIP Ditjen Evaluasi atas implementasi SAKIP Nilai hasil evaluasi atas Data Hasil Sesditjen 74 75 76 77 78
Pembangunan Desa Pembangunan Desa Ditjen Pembangunan Desa dan implementasi SAKIP Ditjen Evaluasi APIP Pembangunan
dan Perdesaan yang dan Perdesaan Perdesaan Pembangunan Desa dan Desa dan
bersih, akuntabel Perdesaan dari APIP Perdesaan
dan berkinerja
tinggi
6 Terwujudnya Ditjen Nilai Kinerja atas Penilaian Kinerja atas Pelaksanaan Nilai hasil evaluasi atas DJA Sesditjen 80 81 82 83 84
Pembangunan Desa Pelaksanaan Rencana Rencana Kerja dan Anggaran Ditjen Pelaksanaan Rencana Kerja Kementerian Pembangunan
dan Perdesaan yang Kerja dan Anggaran Pembangunan Desa dan Perdesaan dan Anggaran Ditjen Keuangan Desa dan
bersih, akuntabel Ditjen Pembangunan berdasarkan ketentuan peraturan Pembangunan Desa dan Perdesaan
dan berkinerja Desa dan Perdesaan perundang-undangan yang Perdesaan per tahun
tinggi berkenaan dengan pengukuran dan
evaluasi kinerja atas pelaksanaan
RKA-K/L dari Kementerian
Keuangan R.
Penilaian kinerja atas Rencana Kerja
dan Anggaran menggunakan 5
(lima) indikator sebagai berikut:

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 39


1. Penyerapan anggaran;
2. Konsistensi atas rencana
penarikan dana awal;
3. Konsistensi atas penarikan dana
revisi;
4. Pencapaian keluaran; dan
5. Efisiensi
7 Terwujudnya Ditjen Nilai atas Indikator Indikator Kinerja Pelaksanaan Nilai atas Indikator Kinerja Ditjen Sesditjen 90 92 93 94 95
Pembangunan Desa Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) menjadi ukuran Pelaksanaan Anggaran Ditjen Perbendahara Pembangunan
dan Perdesaan yang Anggaran Ditjen evaluasi kinerja pelaksanaan Pembangunan Desa dan an Kemenkeu Desa dan
bersih, akuntabel Pembangunan Desa anggaran yang memuat 12 indikator Perdesaan per tahun Perdesaan
dan berkinerja dan Perdesaan dan mencerminkan aspek
tinggi kesesuaian perencanaan dan
pelaksanaan anggaran, kepatuhan
pada regulasi, serta efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan kegiatan.
IKPA meliputi 12 indikator yakni: (a)
Pengelolaan UP (10%), (b) Data
Kontrak (10%), (c) Kesalahan SPM
(5%), (d) Retur SP2D (5%), (e)
Halaman III DIPA (5%), (f) Revisi
DIPA (5%), (g) Penyelesaian
Tagihan(20%), (h) Rekon LPj (5%), (i)
Renkas (5%), (j) Realisasi (20%), (k)
Pagu Minus (5%), (l) Dispensasi SPM
(5%)
8 Terwujudnya Ditjen Tingkat penerapan Tingkat penerapan pengendalian Tingkat penerapan Data Hasil Sesditjen 2 3 3 4 4
Pembangunan Desa pengendalian intern intern adalah: pengendalian intern Ditjen Evaluasi APIP Pembangunan
dan Perdesaan yang Ditjen Pembangunan Level 0: Belum ada SPIP Pembangunan Desa dan Desa dan
bersih, akuntabel Desa dan Perdesaan Level 1 : Rintisan SPIP Perdesaan per tahun Perdesaan
dan berkinerja Level 2: Berkembang
tinggi Level 3 : Terdefinisi
Level 4 : Terkelola dan terukur
Level 5 : Optimum
Tingkat penerapan pengendalian
intern dikeluarkan oleh BPKP
9 Terwujudnya Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan Hasil survey kepuasan Hasil survey Sesditjen 3 3 4 4 4
pelayanan publik aparatur lingkup penguna layanan/ pegawai internal aparatur lingkup Ditjen kepuasan Pembangunan
Ditjen Ditjen Pembangunan lingkup Ditjen Pembangunan Desa Pembangunan Desa dan aparatur Desa dan
Pembangunan Desa Desa dan Perdesaan dan Perdesaan terhadap kualitas Perdesaan per tahun Ditjen Perdesaan
dan Perdesaan yang atas pelayanan teknis layanan Ditjen Pembangunan Desa Pembangunan

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 40


berkualitas dan dukungan dan Perdesaan pada tahun yang Desa dan
manajemen bersangkutan terhadap kualitas: Perdesaan
a. Layanan kepegawaian dan umum
b. Layanan fasilitasi hukum
c. Layanan fasilitasi keuangan
d. layanan fasilitasi data dan
informasi
e. layanan fasilitasi perencanaa
Kriteria skor penilaian adalah:
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Cukup Baik = 2
Kurang Baik = 1
10 Tersedianya regulasi Jumlah regulasi dan Bahan regulasi dan kebijakan Jumlah regulasi dan kebijakan Internal UKE II Sesditjen 5 5 5 5 5
dan kebijakan kebijakan pembangunan desa dan perdesaan pembangunan desa dan Pembangunan
pembangunan desa pembangunan desa yang disusun mengacu pada perdesaan yang ditetapkan Desa dan
dan perdesaan dan perdesaan Dokumen Rencana Induk Desa dan pada tahun yang Perdesaan
Perdesaan bersangkutan
Bahan regulasi dan kebijakan
pembangunan desa dan perdesaan
terdiri dari:
a. Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi mengenai
Indikator Desa Membangun (target
tahun 2021)
b. Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi mengenai Indeks
Perkembangan Kawasan Perdesaan
(target tahun 2021)
c. Rencana Strategis Ditjen PDP
tahun 2020-2024
d. Rencana Strategis Sekretariat
Direktorat Jenderal Pebangunan
desa dan perdesaan Tahun 2020-
2024
e. Permendesa PDTT tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa
f. dll

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 41


B. Kerangka Pendanaan

Keberhasilan pelaksanaan program Sekretariat Direktorat Pembangunan Desa dan


Perdesaan sangat ditentukan oleh pembiayaan yang disediakan oleh Pemerintah.
Sumber pendanaan salah satunya berasal dari APBN, besaran pembiayaan untuk
program Direktorat Pembangunan Desa dan Perdesaan yang telah ditetapkan dan yang
mampu disediakan oleh Pemerintah selama kurun waktu tahun 2020-2024 berdasarkan
Rencana Strategis (renstra) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi. Pemenuhan pendanaan dalam rangka mendukung program Direktorat
Pembangunan Desa dan Perdesaan, pendanaan menjadi tanggung jawab bersama
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, perbankan dan non perbankan, dan
masyarakat. Pemerintah, Pemerintah Daerah,swasta, perbankan dan non perbankan,
dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku. Pengelolaan dana untuk mendukung program
Direktorat Pembangunan Desa dan Perdesaan berdasarkan pada prinsip keadilan,
efsiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Berdasarkan Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tahun
2020-2024, kerangka pendanaan yang dibutuhkan selama lima tahun sebesar
Rp21.354,17 Milyar. Sedangkan alokasi anggaran untuk Sekretariat Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun 2021-2024 sebesar Rp 366,38 Milyar.
Perincian kebutuhan anggaran Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2020-
2024 disajikan pada Tabel 13 dan Tabel 14.

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 42


Tabel 13. Kerangka Pendanaan Program Tahun Anggaran 2020

Perubahan
Kode Program Pagu Awal Penghematan Pagu Akhir Keterangan
On Top Penyesuaian
• Penambahan
anggaran untuk
Wakil Menteri
Program sebesar Rp2.379.151.000
Dukungan • Realokasi belanja gaji
067.10 Manajemen dan 212.198.626 172.198.220 2.379.151 (1.937.294) 172.640.077
sebesar Rp1.937.294.000
Tugas Teknis ke Ditjen PDT
lainnya

Program
Pengawasan dan Tambahan belanja gaji
067.02 51.396.100 27.901.857 462.287 28.364.144 sebesar Rp462.287.000
Akuntabilitas
067.02 Aparatur dari Ditjen PKTrans

Penelitian dan
Pengembangan
067.09 Pendidikan dan 230.420.013 170.663.339 170.663.339
Pelatihan dan
Informasi
Tambahan sebesar
Rp184.388.357.000 terdiri
dari:
Pembangunan • Honorarium
dan Pendamping Desa
2.042.663.767 1.603.456.615 184.388.357 1.787.844.972
067.03 Pemberdayaan Rp175.279.463.000
Masyarakat Desa • Percepatan
Penarikan PHLN
TEKAD
Rp9.108.894.000

Pembangunan
067.04 121.518.278 46.868.603 46.868.603
Kawasan
Perdesaan

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 43


Perubahan
Kode Program Pagu Awal Penghematan Pagu Akhir Keterangan

Pengembangan
067.05 115.732.573 38.196.530 38.196.530
Daerah Tertentu

Pembangunan Tambahan belanja gaji


067.06 138.110.182 42.619.958 1.937.294 44.557.252
Daerah Tertinggal sebesar Rp1.937.294.000
dari Setjen
Penyiapan
Kawasan dan
067.07
Pembangunan 347.728.971 128.783.704 128.783.704
Permukiman
Transmigrasi

Pengembangan Realokasi belanja gaji


067.08 238.036.385 143.150.949 (462.287) 142.688.662
Kawasan sebesar Rp462.287.000 ke
Transmigrasi Itjen

Total 3.497.804.895 2.373.839.775 186.767.508 2.560.607.283


Catatan:
1. Di dalam pagu awal Rp3.497.804.895.000 terdiri dari anggaran RM sebesar Rp3.389.904.895.000 dan PHLN Rp107.900.000.000
2. Di dalam pagu akhir Rp2.560.607.283.000 terdiri dari anggaran RM sebesar Rp2.443.598.389.000 dan PHLN Rp117.008.894.000
3. Dalam pagu akhir PHLN Rp117.008.894 tersebut pada poin 2, setelah ditambah dengan percepatan penarikan PHLN kegiatan TEKAD di Ditjen PPMD Rp9.108.894.000

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 44


Tabel 14. Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024

KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2021-2024 (Rp Milyar)


NO PROGRAM/UNIT KERJA JUMLAH

2021 2022 2023 2024

KEMENTERIAN DESA, PDT DAN 3.689,81 4.058,79 4.464,67 4.911,13 17.124,40


TRANSMIGRASI
Daerah Tertinggal, Kawasan
I 2.915,74 3.207,31 3.528,04 3.880,84 13.531,93
Perbatasan, Perdesaan dan
Transmigrasi
Direktorat Jenderal Pembangunan
1 359,77 395,74 435,32 478,85 1.669,67
Desa dan Perdesaan
Direktorat Jenderal Pengembangan
2 Ekonomi dan Investasi Desa, 221,42 243,56 267,92 294,71 1.027,62
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Direktorat Jenderal Percepatan
3 55,52 61,07 67,18 73,90 257,67
Pembangunan Daerah Tertinggal

Direktorat Jenderal Pembangunan Dan


4 477,65 525,42 577,96 635,76 2.216,79
Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Badan Pengembangan dan Informasi


5 70,67 77,74 85,51 94,06 327,98
Desa. Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Badan Pengembangan Sumberdaya
6 Manusia dan Pemberdayaan Desa, 1.730,70 1.903,77 2.094,14 2.303,56 8.032,16
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 45


KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2021-2024 (Rp Milyar)
NO PROGRAM/UNIT KERJA JUMLAH
2021 2022 2023 2024

II Dukungan Manajemen 774,08 851,48 936,63 1.030,30 1.527,49

1 Sekretariat Jenderal 220,23 242,25 266,47 293,12 1.295,44

2 Inspektorat Jenderal 50,00 55,00 60,50 66,55 232,05

Direktorat Jenderal Pembangunan


3 Desa dan Perdesaan 78,95 86,84 95,52 105,08 366,38

Direktorat Jenderal Pengembangan


4 Ekonomi dan Investasi Desa, 89,18 98,10 107,91 118,70 413,88
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Direktorat Jenderal Percepatan


5 41,42 45,56 50,11 55,13 192,22
Pembangunan Daerah Tertinggal

Direktorat Jenderal Pembangunan dan


6 113,84 125,23 137,75 151,52 528,34
Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Badan Pengembangan dan Informasi


7 Desa. Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 48,71 53,58 58,94 64,84 226,08

Badan Pengembangan Sumberdaya


8 Manusia dan Pemberdayaan Desa. 131,75 144,93 159,42 175,37 611,47
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Catatan: Anggaran diupdate tahunan dalam RKP, Renja K/L sesuai dengan kapasitas fiskal dan kebijakan Pemerintah

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 46


BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan Tahun 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan untuk waktu 5 (lima)
tahun yang memuat kondisi umum, potensi dan permasalahan, visi, misi, tujuan, arah
kebijakan dan strategi, program dan kegiatan, kelembagaan, serta target kinerja dan
kerangka pendanaan merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan 2020-2024 serta RPJMN 2020-2024.
Penyusunan dokumen Rencana Strategis ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai
panduan yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan bagi semua unit kerja yang ada
di Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan. Rencana Strategis ini
juga mampu menjadi acuan dalam penyusunan standar dan penyusunan rencana kerja
sehingga penjabaran rencana kerja ke depannya akan lebih tepat dan lebih sesuai.
Dengan mengacu kepada target kinerja Rencana Strategis yang telah ditetapkan
dalam setiap perencanaan program dan kegiatannya, maka pelaksanaan evaluasi
pencapaian program dan kegiatan akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Demi
terwujudnya hal tersebut maka pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM)
di desa dan perdesaan menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Adanya kesadaran bahwa pencapaian pembangunan desa dan perdesaan tidak
mudah, maka hanya dengan tekad dan integritas para penyelenggara negara di lingkup
Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, disertai dengan
intensitas koordinasi dengan Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan, Eselon I lingkup Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi serta Kementerian/Lembaga lainnya, maka tujuan dan sasaran
pembangunan desa dan perdesaan akan dapat dicapai. kerjasama antar direktorat dalam
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan menjadi keharusan dan mutlak
harus dipertegas sehingga target kinerja dapat dicapai secara efektif dan efisien .

RENSTRA Sekretariat Direktorat Jenderal PDP 2020 -2024 47


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya


dokumen Penyusunan Rancangan Rencana Strategis (Renstra)
Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2020-
2024. Penyusunan Rancangan RENSTRA ini mengacu kepada Visi
Misi Presiden 2020-2024 dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, sesuai dengan Peraturan
Presiden No. 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan Rancangan
Final Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024

Rencana Strategis Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa


merupakan penjabaran dari Renstra Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan yang diharapkan menjadi
kerangka acuan dan pedoman pelaksanaan dalam penyusunan
kebijakan, perencanaan, program dan anggaran serta kegiatan
tahunan pembangunan desa dan perdesaan. Kami menyadari bahwa
Rancangan RENSTRA ini masih jauh dari sempurna. Namun
setidaknya dokumen ini dapat menjadi landasan dalam upaya
peningkatan kinerja Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi untuk mendukung pencapaian target tahun 2020-2024.
Oleh karena itu kami memerlukan masukan dan saran dari berbagai
pihak untuk menyempurnakan rancangan RENSTRA ini.

Jakarta, Maret 2021


Direktur
Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa,

Drs. Luthfy Latief, M.Si

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 5
1.1 Kondisi Umum 5
1.2 Potensi dan Permasalahan 9

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 13


2.1 Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden RI 13
2.2 Visi dan Misi Kementerian Desa PDTT 16
2.3 Tujuan Direktorat Jenderal PDP 2020-2024 18
2.4 Sasaran Strategis Direktorat Jenderal PDP 2020-2024 19

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN


KERANGKA KELEMBAGAAN 24
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Kementerian Desa PDTT 24
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan 28
3.3 Kerangka Regulasi 32
3.4 Lokus Kawasan 33
3.5 Kerangka Kelembagaan 36

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 48


4.1 Target Kerja 48
4.2 Kerangka Pendanaan 53

BAB V PENUTUP 55

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Kondisi Umum

Sejalan dengan semangat Undang-Undang Desa Nomor 6


tahun 2014 tentang Desa yaitu memajukan perekonomian
masyarakat Desa, mengatasi kesenjangan pembangunan nasional
serta memperkuat masyarakat sebagai subyek pembangunan
merupakan mandat yang diberikan oleh Undang-Undang nomor 6
tahun 2014 tentang Desa untuk dilaksanakan oleh Kementerian
Desa & PDTT serta unit Eselon I yang menangani Pembangunan
Desa dan Perdesaan tersebut, Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan
Dana Desa sebagai unit teknis Eselon II wajib membuat rencana
strategis dalam rangka Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan dan
Kementerian Desa & PDTT, memberikan Dana Desa bagi 74.953
Desa diseluruh Indonesia dengan Skema transfer langsung ke
rekening Desa sejak tahun 2015-2020;
1) Tahun 2015, Rp. 20,67 Triliun di 74.953 Desa dengan
pendapatan per Desa diatas Rp. 280,3 Juta;
2) Tahun 2016, RP. 46,98 Triliun di 74.754 Desa dengan
pendapatan per Desa diatas Rp. 643, 6 Juta;
3) Tahun 2017, Rp. 60 Triliun di 74.910 Desa dengan
pendapatan per Desa diatas 800,4 Juta/Desa;
4) Tahun 2018, Rp. 60 Triliun di 74.957 Desa dengan
pendapatan per Desa diatas 800,4 Juta/Desa;
5) Tahun 2019, Rp. 70 Triliun di 74,953 Desa dengan
masing-masing Desa mendapatkan Rp. 933,9 Juta/ Desa;
6) Tahun 2020 Rp. 71 Triliun pendapatan desa masing-
masing Rp.947.3 Juta/ Desa di 74,953 Desa.

5
Jumlah rata-rata pemberian dana desa secara keseluruhan untuk
74,953 desa tersebut setiap tahunnya meningkat tentunya hal ini
berdampak positif bagi masyarakat desa dengan tujuan agar Desa
berdaya dalam menjalankan dan mengelola untuk mengatur dan
mengurus prioritas bidang pembangunan, pemberdayaan
masyarakat, peningkatan kualitas hidup, penanggulangan
kemiskinan dan peningkatan perekonomian masyarakat di Desa.
Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa sabagai unit eselon II di
lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan Desa & Perdesaan sebagai
unit pelaksanan teknis yang memfaslitisai pemanfaatan Dana Desa
perlu menyusun Rencana kerja Strategis (Renstra) Prioritas dalam
memberikan dukungan kepada Desa sesuai tupoksi kerjanya.
Melihat data BPS angka kemiskinan di Indonesia semakin
melambat, selama kurun waktu 2017-2020, rata-rata laju penurunan
angka kemiskinan sebesar 0,44%. Sesuai dengan data BPS Bulan
maret 2019, jumlah atau persentase penduduk miskin cenderung
menurun, namun jumlahnya masih cukup besar di perdesaan.
Kemiskinan di Indonesia kini hanya satu digit dan terendah sejak
1998. Sepanjang Maret 2018- Maret 2019, terjadi penurunan 0,8
Juta Pertumbuhan persentase penduduk miskin di perdesaan
disajikan pada Tabel 1.1 dibawah ini.

6
Tabel. 1.1. Status Desa Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM)

No Status Desa IDM 2014 % IDM 2019 %


1 Mandiri 173 0.3% 834 1.1%
2 Maju 3,575 5.3% 8,621 11.5%
3 Berkembang 22,522 33.3% 38,276 51.1%
4 Tertinggal 32,256 47.7% 20,537 27.4%
Sangat
5 9,059 13.4% 6,684 8.9%
Tertinggal
Total 67,585 100.0% 74,952 100,0%
Sumber: Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
2020-2024

Kerangka Pembangunan Rancangan RPJMN 2020-2024 memiliki


visi Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong. Program yang
berkaitan dengan Ditjen PDP adalah Pembangunan Kewilayahan
melalui pemerataan antar wilayah dalam rangka mengurangi
kesenjangan dan menjamin pemerataan.
Untuk mendorong pengentasan kemiskinan di atas secara
umum arah kondisi Pembangunan Desa dan kawasan perdesaan,
kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal saat ini sejalan dengan
arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development
Goals (SDGs) yaitu kerangka komitmen dan pengarusutamaan
untuk pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang
menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan
yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang
menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu
menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Secara khusus agenda agenda pembangunan nasional
mengembangkan wilayah dalam mengurangi kesenjangan termasuk

7
dalam tujunan SDGs ke-10 yaitu berkurangnya kesenjangan.
Dalam rangka mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan
desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi dan daerah
tertinggal, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun
2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan
prioritas pembangunan desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan
pembangunan Desa, meliputi; (1) Desa tanpa kemiskinan; (2) Desa
tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan Desa
berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa layak air
bersih dan sanitasi; (7) Desa berenergi bersih dan terbarukan; (8)
Pertumbuhan ekonomi desa merata; (9) infrastruktur dan inovasi
desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa kesenjangan; (11) Kawasan
pemukiman desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi
desa sadar lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14)
Desa peduli lingkungan laut; (15) Desa peduli lingkungan darat; (16)
Desa damai berkeadilan; (17) Kemitraan untuk pembangunan desa;
(18) Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.

Gambar 1.1 Sustainable Development Goals (SDGs) Desa

Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024

8
Gambar.1.2. Tipologi Desa berdasakan SDGs Desa

Untuk mendukung kegiatan Sustainable Development Goals (SDGs)


desa di atas Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa Secara
umum fokus pada tersedianya bahan kebijakan, regulasi Desa dan
Perdesaan, meningkatkan pnggunaan dana desa sesuai dengan
prioritas dan terwujudnyta layanan informasi publik pemanfaatan
dana desa yang baik bagi 74.953 Desa.

1.2. Potensi dan Permasalahan

Dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs)


desa di atas Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa mengacu
pada rencana strategis Kementerian Desa & PDTT 2020-2024
dimana 18 Indikator SDGs serta 8 Tipologi Desa Berdasarkan (SDGs)
Desa menjadi peluang strategis dengan adanya Dana Desa yang
setiap tahunnya meningkat, sehingga Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa membuat regulasi dan kebijakan yang tepat
dengan sasaran pemanfaatan dana desa berjalan sesuai rencana
yang telah disusun sesuai tujuan nasional tujuan pembangunan
nasional dan renstra kementerian Desa & PDTT serta tujuan-tujuan
yang telah di rencanakan yaitu membuat bahan kebijakan dan
regulasi bagi Desa dan Perdesaan dan membuat layanan informasi
publik pemanfaatan dana desa bersama Pendamping Desa di seluruh

9
indonesia. Hal ini dapat mendukung tujuan pembangunan nasional
berbasis kewilayahan pada kurun waktu 2020-2024 adalah
mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi Jawa dan luar Jawa,
meningkatkan keterpaduan antar provinsi dalam satu pulau dan
antar pulau di bidang ekonomi, sosial-budaya dan sarana dan
prasarana. Selanjutnya Pokok-pokok kegiatan Pembangunan Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024 ditetapkan dalam
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024,
sedangkan pelaksanaannya mengacu pada beberapa mandat
peraturan perundang-undangan, yaitu: (1) Undang-Undang Nomor 15
Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009, (2) Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, dan (3) Peraturan Pemerintah Nomor 78
Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
serta ketentuan pelaksanaanya. dalam konteks pembangunan,
undang-undang desa mengamanatkan dua hal yang dilaksanakan
secara kolaboratif, yaitu pembangunan desa dan pembangunan
kawasan perdesaan.
Undang-Undang Desa memandatkan bahwa tujuan
pembangunan Desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan
prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah
pembangunan Desa untuk pemenuhan kebutuhan saat ini dilakukan
tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi Desa di masa
depan. Dengan adanya Dana Desa maka tujuan pembangunan Desa

10
tersebut dapat dicapai dengan mengarahkan pembangunan desa
yang berfokus pada peningkatan perekonomian masyarakat desa dan
menjadikan masyarakat desa sebagai subjek pembangunan. Aspek
materialisme undang-undang desa yaitu keuangan desa dipandang
sebagai peluang sekaligus tantangan dalam membangun desa. Dari
cara pandang peluang, dana yang cukup besar yang diberikan
kepada desa dapat mendorong percepatan pembangunan desa,
pengentasan kemiskinan, serta pemenuhan pelayanan dasar desa.
Namun dari cara pandang tantangan, fakta lemahnya tata kelola
keuangan desa selama ini berpotensi menggiring desa pada
inefisiensi tata kelola desa, tidak tepatnya sasaran pelaksanaan
percepatan pembangunan desa, serta degradasi kultur gotong-royong
dan integritas aparat pemerintah desa. Karena itu, diperlukan
regulasi dan kebijakan terkait dengan prioritas pemanfaatan dana
desa, fasilitasi penyusunan rencana pemanfaatan dana desa secara
partisipatif, fasilitasi pelaksanaan pemanfaaatan dana desa melalui
pendampingan, pembinaan, monitoring dan evaluasi, fasilitasi
pengembangan partisipasi masyarakat dan pengelolaan sistem
informasi Dana Desa.

11
12
BAB II
ISI, MISI DAN TUJUAN

2.1. Visi Dan Misi Presiden Dan Wakil Presiden RI

Visi pembangunan Indonesia pada RPJMN 2020-2024 adalah


mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan
makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang
kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
Visi Presiden dan Wakil Presiden untuk dapat mencapai
pembangunan Indonesia adalah:“Terwujudnya Indonesia Maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong-royong”
Visi tersebut dijabarkan dalam 9 (sembilan) Misi, yaitu:
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia;
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya
saing;
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian
bangsa;
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, danterpercaya;
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman kepadaseluruh warga;
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan
terpercaya; dan
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara
Kesatuan.

Terdapat 5 (lima) arahan Presiden dalam mewujudkan agenda


pembangunan nasional, yaitu:

13
1. Pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM)
Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif,
terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.
2. Pembangunan infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk
menghubungkan Kawasan produksi dengan Kawasan
distribusi, mempermudah akses ke Kawasan wisata,
mendongkrak lapangan kerja baru, dan mempercepat
peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat.
3. Penyederhanaan Regulasi
Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan
Omnibus Law, terutama menerbitkan 2 (dua) undang-undang.
Pertama UU Cipta Lapangan Kerja, dan Kedua UU
Pemberdayaan UMKM.
4. Penyederhanaan Birokrasi
Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan
kerja, memangkas prosedur, dan birokrasi yang panjang
danmenyederhanakan eselonisasi.
5. Transformasi Ekonomi
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA
menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang
mempunyai nilai tambah tinggi kemakmuran bangsa demi
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya VISI-MISI dan ARAHAN STRATEGIS tersebut
diterjemahkan ke dalam 7 agenda pembangunan yang didalamnya
terdapat Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek
Prioritas. 7 Agenda Pembangunan RPJMN IV tahun 2020 – 2024,
yaitu:

14
1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi Untuk Pertumbuhan yang
Berkualitas dan Berkeadilan;
2. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung
Pengembangan Ekonomidan Pelayanan Dasar;
3. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan;
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
dan BerdayaSaing;
5. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan
Bencanadan Perubahan Iklim ; dan
7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi
Pelayanan Publik.

Hubungan keterkaitan antara Visi dan Misi Presiden, Arahan Presiden


danAgenda Pembangunan Nasional adalah

Gambar 2.1 Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden dan


AgendaPembangunan Nasional

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024

15
2.2. Visi dan Misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi

1. Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun


2020-2024

Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi mempunyai tugas


menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan
desa dan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Tugas tersebut, secara spesifik merupakan instrumen
untuk melaksanakan misi ketiga Presiden dan Wakil Presiden yaitu
Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan, serta Agenda Prioritas
Nasional ke-2 yaitu Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi
Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan.
Sehingga, visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi pada
kurun waktu 2020-2024 adalah: “Terwujudnya Perdesaan yang
memiliki keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing secara
berkelanjutan dalam Mendukung Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan
Gotong-Royong”

Pengertian dari Visi tersebut;

a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan


Kawasan transmigrasi baik di daerah tertinggal maupun
di daerah tidak tertinggal yang menjadi urusan
pemerintahan serta menjadi kewenangan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan
agar perdesaan memiliki kemampuan untuk membentuk
kemitraan dengan wilayah/kawasan lainnya yang efektif,
bermanfaat, dan saling menguntungkan untuk lebih
meningkatkan keunggulan dayasaing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan
perdesaan, kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal
yang memiliki ketahanan ekonomi, sosial dan ekologi yang

16
sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau
Sustainable Development Goals (SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan
agar perdesaan di Indonesia memiliki kinerja yang lebih
baik dalam meningkatkan nilai tambah dibandingkan
dengan negara lainnya baik di tingkat regional maupun
internasional.

Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian,


berlandaskan gotong-royong: merupakan visi Presiden dan Wakil
Presiden yang wajib didukung oleh visi Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi.

2. Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Untuk mewujudkan Visi Kementerian Desa, PDT, dan


Transmigrasi, maka misi Kementerian Desa, PDT, dan
Transmigrasi Tahun 2020- 2024 sebagai berikut:
a. Mempercepat pembangunan Desa dan
b. Perdesaan yang berkelanjutanMengembangkan ekonomi
dan investasi Desa dan Perdesaan, Daerah Tertinggal, dan
kawasan Transmigrasi;
c. Menyerasikan kebijakan dan program percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
d. Menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan
Kawasantransmigrasi;
e. Menyusun dan merumuskan pengembangan daya saing
Desa dan Perdesaan, Daerah Tertinggal, dan kawasan
Transmigrasi berbasis data dan informasi yang akurat;
f. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan
pemberdayaan masyarakat desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dantransmigrasi; dan
g. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang
baik.

17
2.3. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan Tahun 2020 – 2024

Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


yang ingin dicapai kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan
Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yakni:

1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta


kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan Kawasan transmigrasi,
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal,
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan
system pengembangan dalam mendukung pertumbuhan
wilayah;
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam
pengembangan daya saing melalui kreativitas dan teknologi
berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi dalam
pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien
dan terpercaya.

Dalam mendukung pencapaian tujuan Kementerian Desa, PDT


dan Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaanfokus pada tujuan

“Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri,


serta kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui
pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.

18
2.4. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki sasaran


strategis seperti pada tabel berikut :
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
1 Mendorong Berkembangnya • Jumlah desa mandiri
terwujudnya status • Jumlah desa
Desa pembangunan desa berkembang
Berkembang • Jumlah desa tertinggal
dan Mandiri, • Indeks rata-rata
serta kolaborasi perkembangan 62
perdesaan KPPN (Kawasan
dengan Perdesaan Prioritas
perkotaan Nasional)
melalui • Indeks rata-rata
pengembangan perkembangan 30
Kawasan Kawasan Perdesaan
Perdesaan Prioritas Kementerian
secara Meningkatnya • Indeks rata-rata
berkelanjutan status perkembangan 62
perkembangan KPPN (Kawasan
Kawasan Perdesaan Perdesaan Prioritas
Nasional)
• Indeks rata-rata
perkembangan 30
Kawasan Perdesaan
Prioritas Kementerian
Menurunnya Persentase kemiskinan di
Kemiskinan perdesaan
di perdesaan

19
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
2 Mendorong Terevitalisasinya • Jumlah Bumdes
tumbuh dan Badan Usaha berkembang
berkembangnya Milik Desa • Jumlah Bumdes maju
investasi di (BUMDes)
desa dan Terevitalisasi • Jumlah Bumdes
perdesaan, Badan Usaha Milik Bersama
daerah Desa Bersama berkembang
tertinggal, dan (Bumdesma) • Jumlah Bumdes
Kawasan Bersama maju
transmigrasi Meningkatnya Persentase kenaikan
investasi di investasi di perdesaan
perdesaan
mendukung
transforma
si ekonomi
3 Berkurangnya Berkurangnya Jumlah kabupaten daerah
jumlah daerah jumlah daerah tertinggal yang
tertinggal tertinggal terentaskan menurut
indeks ketertinggalan

Menurunnya Persentase penurunan


penduduk miskin penduduk miskin di
di daerah tertinggal daerah tertinggal

Meningkatnya IPM Nilai rata-rata IPM di


di daerah tertinggal daerah tertinggal

20
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS

4 Terwujudnya Meningkatnya • Rata-rata indeks


kawasan status perkembangan 52
transmigrasi perkembangan Kawasan
sebagai satu Kawasan Transmigrasi Prioritas
kesatuan Transmigrasi yang Nasional yang
sistem direvitalisasi direvitalisasi
pengembangan • Rata-rata indeks
dalam perkembangan 100
mendukung Kawasan
pertumbuhan Transmigrasi Prioritas
wilayah Kementerian yang
direvitalisasi
5 Meningkatnya Meningkatnya • Persentase dokumen
kualitas kualitas pengembangan
implementasi implementasi kebijakan dan
kebijakan dalam
kebijakan yang perencanaan induk
pengembangan
daya saing berbasis pada ilmu yang menjadi
melalui pengetahuan, rujukan dalam
kreativitas dan inovasi, serta data pelaksanaan
teknologi dan informasi kebijakan
berbasis ilmu dalam keterpaduan • Persentase layanan
pengetahuan, rencana untuk data dan system
data dan
meningkatkan daya informasi yang
informasi dalam
pembangunan saing terintegrasi
desa dan pembangunan
perdesaan, desa, perdesaan,
daerah daerah tertinggal
tertinggal, dan dan transmigrasi
transmigrasi
desa dan
perdesaan,
daerah
tertinggal, dan
transmigrasi

21
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
6 Terwujudnya Meningkatnya • Persentase Pejabat
sumber daya kapasitas SDM yang memenuhi
manusia yang desa dan Standar Kompetensi
unggul dalam perdesaan daerah Jabatan
melakukan tertinggal dan • Persentase Kader
pemberdayaan transmigrasi Pemberdayaan
masyarakat Masyarakat Perdesaan
desa, daerah yang mampu
tertinggal dan melakukan
transmigrasi pendampingan
masyarakat
perdesaan
7 Terwujudnya Meningkatnya • Nilai Reformasi
tata kelola kualitas reformasi Birokrasi
pemerintahan birokrasi dan • Nilai Kesehatan
yang agile, kapasitas organisasi
efektif, efisien organisasi
• Persentase
dan terpercaya
pelaksanaan e-
government (SPBE)
Sistem
Pemerintahan
Berbasis
Elektronik
• Indeks Penerapan
Sistem Merit
Meningkatnya • Nilai Opini BPK
pengawasan, atas Laporan
pengendalian dan Keuangan
akuntabilitas • Nilai integritas
aparatur yang baik • Nilai SAKIP
serta aturan yang
• Tingkat maturitas
efektif
SPIP (Sistem
Pengendalian Intern

22
23
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Desa


PDTT

Penyelenggaraan pembangunan desa dan perdesaan, percepatan


pembangunan daerah tertinggal, serta pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi dalam RPJM tahun 2020-2024
diarahkan untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan
yaitu mengembangkan wilayah secara makro dalam mengurangi
kesenjangan. Sementara itu, skala mikro pembangunan wilayah
perdesaan adalah tetap dalam rangka pertumbuhan dan penurunan
kesenjangan wilayah. Apalagi akibat adanya pandemi Covid-19 ini,
pertumbuhan ekonomi dan penguatan struktur perekonomian
Indonesia sumber pertumbuhannya dan motor penggeraknya adalah
perdesaan. Pandemi Covid-19 menyebabkan negara-negara lebih
berorientasi untuk memperbaiki kondisi negaranya (inward looking)
daripada untuk berinvestasi. Oleh karena itu kebijakan
pembangunan perdesaan ke depan menggunakan model
pembangunan perdesaan neo-endogen (neo-endogenous rural
development model), yaitu pembangunan perdesaan lebih diarahkan
untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya perdesaan dengan
tetap memperhatikan adanya transfer dan subsisdi serta investasi.
Kebijakan juga diarahkan untuk memperbaiki iklim investasi di
perdesaan dan menumbuhkan pebisnis pemula (start up business) di
perdesaan, khususnya kaum muda dan milenial.

Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi


dan daerah tertinggal sejalan dengan arah pembangunan
berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu
kerangka komitmen dan pengarusutamaan untuk pembangunan

24
yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas
lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan
terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas
hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Secara khusus
agenda-agenda pembangunan nasional mengembangkan wilayah
dalam mengurangi kesenjangan termasuk dalam tujunan SDGs ke-
10 yaitu berkurangnya kesenjangan. Dalam rangka
mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan desa, Kawasan
perdesaan, Kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun 2020-2024 telah
merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan prioritas
pembangunan desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan pembangunan
Desa, meliputi; (1) Desa tanpa kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan;
(3) Desa sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan Desa berkualitas; (5)
Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa layak air bersih dan sanitasi;
(7) Desa berenergi bersih dan terbarukan; (8) Pertumbuhan ekonomi
desa merata; (9) Infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan;
(10) Desa tanpa kesenjangan; (11) Kawasan pemukiman desa aman
dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan;
(13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa peduli lingkungan laut;
(15) Desa peduli lingkungan darat; (16) Desa damai berkeadilan; (17)
Kemitraan untuk pembangunan desa; (18) Kelembagaan desa
dinamis dan budaya desa adaptif.

Tujuan SDGs Desa merupakan tanggung jawab bersama lintas


Kementerian/Lembaga, pemerintahan provinsi, pemerintahan
kabupaten, pemerintahan desa, dunia usaha, perguruan tinggi dan
masyarakat umum lainnya. Oleh karena itu diperlukan instrument
regulasi yang bisa melandasi dan mensinergikan peran dari masing-
masing pihak dalam pembangunan desa. Dalam rangka

25
memudahkan pengukuran ketercapaian SDGs Desa akan ditetapkan
indikator- indikator dan peta strategis sehinga inline dengan tujuan
pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 dan Renstra 2020-2024.

Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan


transmigrasi dan percepatan pembangunan daerah tertingal dalam
RPJM tahun 2020-2024 diarahkan untuk melaksanakan salah satu
agenda pembangunan dalam mengembangkan wilayah untuk
mengurangi kesenjangan. Arah kebijakan dan strategi Kemendesa,
PDT, dan Transmigrasi disajikan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

No Arah Kebijakan Strategi


1. Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen
pembangunan Desa koordinasi lintas pemangku kepentingan
Berkelanjutan (SDGs dalam pembangunan desa
Desa)
Menyiapkan data yang tepat, akurat dan
real time berbasis warga dan desa

Mengintegrasikan semua program dan


kegiatan di internal Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi dalam mendukung
pencapaian SDGs Desa
Meningkatkan koordinasi lintas pemangku
kepentingan (K/L/D/M) dalam meng-
integrasikan program dan kegiatan
untuk mendukung tujuan SDGs Desa
2. Peningkatan Mengembangkan aksesibilitas dan
konektivitas dan Infrastruktur berbasis komoditas unggulan
perdesaan

26
Meningkatkan akses transportasi perdesaan
dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan
akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
Keterpaduan rantai pasok dan rantai
nilai berbasis komoditas unggulan

3. Peningkatan kapasitas Peningkatan kapasitas sistem untuk


kelembagaan, dan mempercepat pembangunan perdesaan yang
sumberdaya manusia efektif dan efisien
perdesaan (Desa,
Peningkatan kompetensi sumberdaya
daerah tertinggal, dan manusia, yaitu kompetensi teknis,
transmigrasi) yang metodologis, sosial, dan personal dalam
unggul rangka menyongsong revolusi industri 4.0
Peningkatan kapasitas kelembagaan dari
mulai desa sampai pusat

Peningkatan kapasitas masyarakat


perdesaan dalam pemanfaatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Mengembangkan pendidikan berbasis
ketrampilan dan kewirausahaan

4. Peningkatan investasi Peningkatan iklim investasi yang kondusif di


produk unggulan perdesaan
perdesaan (Desa,
daerah tertinggal, dan
Mempermudah administras perizinan
transmigrasi) usaha, penyediaan informasi untuk lahan
dan modal, juga pemasaran dan ekspor
Fasilitasi, pembinaan, maupun
pendampingan dalam pengembangan usaha,
bantuan permodalan/kredit, kesempatan
berusaha, pemasaran dan kewirausahaan

27
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan

Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan


transmigrasi dan percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam
RPJMN tahun 2020 – 2024 di arahkan untuk melaksanakan salah
satu agenda pembangunan yaitu mengembangkan wilayah dalam
mengurangi kesenjangan. Arah Kebijakan dan Strategi bidang Desa
dan Perdesaan kurun waktu 2020 – 2024 tentunya mengacu pada
arah kebijakan dan strategi dariKementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Berdasarkan hal tersebut, maka
arah kebijakan dan strategi bidang Desa dan Perdesaan adalah
sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan


dengan Direktorat di lingkungan Ditjen PDP)

No Arah Kebijakan Strategi


1 Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen
pembangunan Desa koordinasi lintas pemangku kepentingan
Berkelanjutan (SDGs dalam pembangunan desa
Desa)
Mengembangkan program dan kegiatan
untuk mendukung pencapaian SDGs Desa

2. Peningkatan Meningkatkan akses transportasi perdesaan


konektivitas intra dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
dan antar perdesaan pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan
akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
3. Pengembangan Integrasi data dan informasi perdesaan
teknologi tepat guna baik numeric maupun spasial
dan teknologi digital Meningkatkan ketersediaan prasarana
teknologi telekomunikasi di perdesaan

28
4. Peningkatan Pembangunan perdesaan yang ramah
keberlanjutan lingkungan, selaras dengan alam, dan
pembangunan pemanfaatan pengolahan limbah
perdesaan

Menyiapkan kebijakan tentang akses dan


hak desa untuk mengelola sumber
daya alam berskala lokal termasuk
pengelolaan hutan negara oleh desa
berorientasi pada keseimbangan
lingkungan hidup dan berwawasan
mitigasi bencana untuk meningkatkan
produksi pangan dan mewujudkan
ketahanan pangan

Menguatkan kapasitas masyarakat desa


dan dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya alam lahan dan perairan,
serta lingkungan hidup desa termasuk
desa pesisir secara Berkelanjutan
5 Peningkatan dan Peningkatan pemanfaatan modal sosial
pemanfaatan modal budaya dalam rangka meningkatkan
sosial budaya untuk kerekatan masyarakat dan
pembangunan pengembangan produk unggulan
perdesaan. perdesaan
Memberi pengakuan, penghormatan,
perlindungan, dan pemajuan hak-hak
masyarakat adat

29
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa

6 Peningkatan sinergitasPeningkatan sinergitas dan sinkronisasi


pembangunan program/kegiatan dengan K/L/D/M dalam
perdesaan antarpembangunan desa, pengembangan
K/L/D/M. kerjasama antar Desa dan pembangunan
kawasan perdesaan

Meningkatkan keterpaduan perencanaan,


pemrograman dan penganggaran,
monitoring dan evaluasi

Mengembangkan kolaborasi antar desa,


antar daerah, dan antarpemerintah-
perguruan tinggi/lembaga penelitian-
masyarakat dunia usaha

7 Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas


Reformasi Birokrasi aparatur

Meningkatkan dukungan manajemen,


sarana dan prasarana

30
Meningkatkan pengembangan SDM
aparatur

Meningkatkan dukungan perencanaan,


penelitian dan pengembangan

Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi (2020-2024)

Dalam rangka menjalankan arah kebijakan dan strategi tersebut,


pada tahun 2020 terdapat terdapat 1 (satu) program di bidang
perdesaan, yaitu program pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa dengan 6 (enam) kegiatan yaitu; (1) Dukungan
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa; (2) Pemberdayaan
Masyarakat Desa; (3) Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar; (4)
Pembangunan Sarana Prasarana Desa; (5) Peningkatan
Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna;
(6) Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.

Pada tahun 2021, sejak perubahan SOTK sesuai Peraturan


Menteri Desa PDTT No. 15 Tahun 2020, arah kebijakan dan
strategi bidang desa dan perdesaan mulai tahun 2021 sampai
dengan 2024 dijalankan melalui 2 (dua) program, yaitu Program
(2) Dukungan Manajemen dan Program Pembangunan dan
Pemberdayaan Desa yang dilaksanakan melalui (1) Sekretariat
Direktorat Jenderal PDP, (2) Direktorat Pengembangan Sarana
dan Prasarana, (3) Direktorat Pengembangan Sosial, Budaya
dan Lingkungan, (4) Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan
(5) Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa.

31
3.3 Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dalam upaya mencapai sasaran strategis
pembangunan bidang perdesaan tahun 2020 – 2024 merupakan
mandat ketentuan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi
dan regulasi secara empiris dibutuhkan untuk mengisi kekosongan
hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan dalam bidang
Desa. Kerangka regulasi yang diperlukan harus disesuaikan dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku yaitu UU Nomor 39
Tahun 2008 tentang Kementerian Negara danUU Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Kerangka regulasi dalam
mendukung sasaran strategis pembangunan bidang Desa dan
Perdesaan agar dapat dilaksanakan dengan baik dan tercapai target
yang diinginkan, yakni:

Tabel 3.3 Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis


Pembangunan Bidang Desa

BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI

REGULASI YANG DIAMANATKAN UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI OLEH


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. Pedoman umum Peraturan Menteri Amanat Pasal 131 ayat (1) PP


pemberdayaan Berkoordinasi Nomor 47
masyarakat Desa dengan Mendagri Tahun 2015
2.
Peraturan Menteri Desa,
Menjalankan kewenangan dengan
Pembangunan Daerah Peraturan Menteri
lahirnya Kementerian Desa,
Tertinggal, dan
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi mengenai
Transmigrasi
Indikator Desa
Membangun

32
3.
Menjalankan mandat Pasal 21 ayat (1)
Peraturan Menteri Desa,
Peraturan Menteri Peraturan Pemerintah Nomor 22
Pembangunan Daerah
Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Tertinggal, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 60
Transmigrasi mengenai
Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Prioritas Penggunaan
Bersumber dari Anggaran Pendapatan
Dana Desa Tahun 2021,
dan Belanja Negara sebagaimana
Tahun 2022, Tahun
telah beberapa kali diubah, terakhir
2023, Tahun 2024,
dengan Peraturan Pemerintah Nomor
Tahun 2025
8 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara

3.4 Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi merupakan salah


satu Kementerian/ Lembaga yang berbasis kewilayahan. Ruang
lingkup wilayah kerja meliputi 74.953 desa, 271 kawasan
perdesaan, 62 daerah tertinggal, 52 kawasan transmigrasi. Dari
lokus tersebut dikelompokan menjadi lokus prioritas nasional
yang menjadi target dalam RPJMN 2020-2024 dan lokus
prioritas Kementerian yang meruapakan lanjutan periode
RPJMN sebelumnya yang memerlukan pembinaan. Target
sasaran desa prioritas sebanyak 10.000 desa dari 74.953
desa di seluruh Indonesia, kemudian dari 271 kawasan
perdesaan ditetapkan jumlah Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional (KPPN) sebanyak 62 kawasan dan 30 sasaran
Kawasan perdesaan non KPPN yang sudah

Strategi pembangunan Kawasan perdesaan untuk menuju


Kawasan perdesaan yang mandiri dan berdaya saing, melalui
pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar, sarana dan prasarana
ekonomi Kawasan, pegembangan usaha kecil dan menengah,

33
revitalisasi Bumdes dan Bumdesa Bersama, pengembangan
produk unggulan Kawasan perdesaan, dan kerjasama kemitraan
dengan dunia usaha dan mitra pembangunan lainnya. Selain itu
perlu meningkatkan peran koordinasi dan Kerjasama kolaboratif
antar K/L/D/M dalam mengintegrasikan program dan kegiatan
di kawasan perdesaan. Oleh karena itu diperlukan penguatan
dokumen perencanaan dalam bentuk masterplan atau Rencana
Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) yang implementatif
sesuai dengan peran masing-masing. Pembangunan Kawasan
perdesan merupakan bagian integral dari rencana tata ruang
dan wilayah kabupaten, sehingga perlu mendorong peran aktif
pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan kawasan
perdesaan.

Tabel 3.4 Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas


Kementerian

No Provinsi Kabupaten Kawasan


1 Sumatera Pakpak Bharat Kawasan Perdesaan Pakpak Bharat
Utara
2 Sumatera Pesisir SelatanKawasan Perdesaan Berbasi
Barat Industri Pariwisata
3 Bengkulu Bengkulu Utara Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan PadangJaya
4 Sumatera Musi Rawas Kawasan Perdesaan Ekonomi
Selatan Kreatif
5 Sumatera OKU Timur Kawasan Perdesaan Sentra
Selatan Produksi Padi Organik Penunjang
Pertanian Berkelanjutan
6 Sumatera Empat Lawang Kawasan Perdesaan Sikap Dalam
Selatan
7 Lampung Lampung Timur Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan Sukakarya
8 Jawa Barat Bandung Barat Kawasan Perdesaan Artefak Goa
Pawon dan Geo Wisata
9 Jawa Barat Garut Kawasan Perdesaan Agrowisata
Barudua
10 Jawa Tengah Klaten Kawasan Perdesaan Mandiri Pangan

34
11 Jawa Tengah Kudus Kawasan Perdesaan Sentra
Industri Gula Tumbu
12 Jawa Tengah Temanggung Kawasan Perdesaan Agrowisata
Kecamatan Kranggan

13 Jawa Tengah Karanganyar Kawasan Perdesaan Beras Organik


Bernutrisi Lereng Gunung Lawu
14 Jawa Timur Trenggalek Kawasan Perdesaan Agriculture
Estate Sapi Perah
15 Jawa Timur Malang Kawasan Perdesaan Wisata Lingkar
Bendungan Selorejo Ngantang
16 Jawa Timur Sampang Kawasan Perdesaan Wisata Desa
Pantura
Kawasan Perdesaan Agrowisata
17 DI Yogyakarta Kulon Progo Menoreh Terpadu
Kawasan Perdesaan Agropolitan
18 DI Yogyakarta Gunung Kidul Bejiharjo
Kawasan Perdesaan Shiny
19 Bali Tabanan Tabanan
Kalimantan Kutai Kawasan Perdesaan Agro Mina
20 Pastoral
Timur Kartanegara
Kalimantan Hulu Sungai Kawasan Perdesaan Sentra
21 Industri Makanan Ringan
Selatan Selatan
Kalimantan Kawasan Perdesaan Agribisnis
22 Kayong Utara Kayong Lestari
Barat
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrowisata
23 Sigi Magaya
Tengah
Sulawesi
24 Parigi Moutong Kawasan Perdesaan PARISTOBA
Tengah
Sulawesi Sidenreng Kawasan Perdesaan
25 Maritengngae
Selatan Rappang
Sulawesi Kawasan Perdesaan KPPN Muna
26 Muna Barat Barat
Tenggara
Nusa Tenggara
27 Ende Kawasan Perdesaan Kelimutu
Timur

35
Kawasan Perdesaan Waeapo
28 Maluku Buru Agropolitan Berbasis Komoditas
Unggulan Padi
Seram Bagian Kawasan Perdesaan Agribisnis
29 Maluku Teluk Waru
Timur
Halmahera Kawasan Perdesaan Ekonomi
30 Maluku Utara Terpadu (Pertambangan)
Timur

3.5 Kerangka Kelembagaan


1) Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Trasmigrasi Nomor 15 Tahun 2020
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Trasmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi, Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi pemanfaatan dana desa
dengan fungsi sebagai berikut:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyusunan 

rencana prioritas pemanfaatan dana desa, penyusunan
rencana pemanfaatan dana desa secara partisipatif,
pelaksanaan pemanfaatan dana desa, pengembangan
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana desa, serta
pengelolaan sistem informasi dana desa; 

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan rencana prioritas
pemanfaatan dana desa, penyusunan rencana pemanfaatan
dana desa secara partisipatif, pelaksanaan pemanfaatan dana
desa, pengembangan partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan dana desa, serta pengelolaan sistem informasi
dana desa; 

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penyusunan rencana prioritas pemanfaatan dana desa,
penyusunan rencana pemanfaatan dana desa secara
partisipatif, pelaksanaan pemanfaatan dana desa,

36
pengembangan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan
dana desa, serta pengelolaan sistem informasi dana desa;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyusunan rencana prioritas pemanfaatan dana desa,
penyusunan rencana pemanfaatan dana desa secara
partisipatif, pelaksanaan pemanfaatan dana desa,
pengembangan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan
dana desa, serta pengelolaan sistem informasi dana desa; 

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan
rencana prioritas pemanfaatan dana desa, penyusunan
rencana pemanfaatan dana desa secara partisipatif,
pelaksanaan pemanfaatan dana desa, pengembangan
partisipasi masyarakat dalam 

f. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat

Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa terdiri atas:


a. Subbagian Tata Usaha
b. kelompok jabatan fungsional.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
fasilitasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pelaporan
kinerja, koordinasi data dan informasi, koordinasi administrasi
penerapan sistem pengendalian intern, administrasi kepegawaian,
ketatalaksanaan, administrasi keuangan, administrasi barang milik
negara, tata persuratan, kearsipan, serta kerumahtanggaan
Direktorat.

2) Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal


dan Trasmigrasi Nomor 16 Tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah


Tertinggal dan Trasmigrasi Nomor 16 Tahun 2020 tentang Uraian
Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Dan Tugas

37
Kelompok Jabatan Fungsional Di Lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi, Pengelompokan
uraian fungsi Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa terdiri
atas:
a. Kelompok substansi penyusunan prioritas pemanfaatan 
dana
desa mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan
fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang prioritas
pemanfaatan dana desa. kelompok substansi penyusunan
prioritas pemanfaatan 
dana desa terdiri dari dua subkelompok
yakni:
1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah dan rencana kerja
pemerintah desa mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah dan rencana kerja
pemerintah desa. 


2) Sub kelompok substansi pendataan dan informasi


pembangunan desa mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang pendataan dan informasi
pembangunan desa serta penyiapan penyusunan dan

38
penetapan prioritas pemanfaatan dana desa. 


b. Kelompok substansi fasilitasi penyusunan rencana 



pemanfaatan dana desa secara partisipatif mempunyai tugas
melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang penyusunan rencana pemanfaatan
dana desa secara partisipatif. Kelompok substansi fasilitasi
penyusunan rencana 
 pemanfaatan dana desa secara
partisipatif terdiri dari dua subkelompok yakni:
1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana pemanfaatan
dana desa secara partisipatif mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencana
pemanfaatan dana desa secara partisipatif.
2) Sub kelompok substansi fasilitasi sinkronisasi mempunyai
tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam
pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
sinkronisasi pemanfaatan dana desa dengan dokumen
perencanaan.
c. Kelompok substansi fasilitasi pelaksanaan pemanfaatan 
dana
desa mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan
fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,

39
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
pelaksanaan pemanfaatan dana desa. Kelompok substansi
fasilitasi pelaksanaan pemanfaatan 
 dana memiliki dua
subkelompok yakni:
1) Sub kelompok substansi pemantauan dan evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172 huruf a
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
fungsional dalam pelaksanaan penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pemantauan dan evaluasi
pemanfaatan dana desa.
2) Sub kelompok substansi pelaporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 172 huruf b mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan pelaporan
pemanfaatan dana desa.
d. Kelompok substansi fasilitasi pengembangan partisipasi
masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
pengembangan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan
dana desa. Kelompok substansi fasilitasi pengembangan
partisipasi masyarakat memiliki dua subkelompok yakni:
1) Sub kelompok substansi tata kelola pemanfaatan dana desa

40
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
tata kelola pemanfaatan dana desa.
2) Sub kelompok substansi pembentukan forum pengelolaan
dan publikasi pemanfaatan dana desa mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang pembentukan forum
pengelolaan dan publikasi pemanfaatan dana desa.
e. Kelompok subtansi pengelolaan sistem informasi dana 
desa
mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan
fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
pengelolaan sistem informasi dana desa. Kelompok subtansi
pengelolaan sistem informasi dana 
 desa memiliki dua
subkelompok yakni:
1) Sub kelompok substansi pendataan mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang pendataan pemanfaatan
dana desa.

2) Sub kelompok substansi pengelolaan sistem informasi

41
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
pengelolaan sistem informasi pemanfaatan dana desa.

42
Tabel 3.5 Matriks Supplier Inputs Process Outputs Customer (SIPOC) Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa

PROSES SUB-PROSES KEGIATAN


OUTCOME OUTCOME
SUPPLIER INPUT KODE NAMA OUTPUT COSTUMER
KODE NAMA KODE NAMA PROSES SUB-PROSES
SUB- SUB-
PROSES PROSES KEGIATAN KEGIATAN
PROSES PROSES
Pemerintah, Permintaan Kdpdtt.01 Pemban Kdpdtt.0 Fasilitasi Kdpdtt.01.06. Penyusunan Prioritas Peningkatan Peningkatan Pemerintah,
k/l, setjen pembinaan gunan 1.06 pemanfaa 01 prioritas pemanfaatan kualitas kualitas pemerintah
kemendesa dan desa dan tan dana pemanfaatan dana desa pembinaan kebijakan darah,
pdtt, bpi, fasilitasi perdesaa desa dana desa pemanfaatan pemanfaatan pemerintah desa,
bpsdm, itjen, n dana desa dana desa masyarakat,
pemda, sesuai mitra
pemerintah prioritas pembangunan
desa, lainnya
masyarakat
Kdpdtt.01.06. Fasilitasi Rencana Peningkatan Peningkatan Pemerintah,
02 penyusunan pemanfaatan kualitas kualitas pemerintah
rencana dana desa pembinaan penyusunan darah,
pemanfaatan secara pemanfaatan rencana pemerintah desa,
dana desa partisipatif dana desa pemanfaatan masyarakat,
secara dana desa mitra
partisipatif secara pembangunan
partisipatif lainnya
Kdpdtt.01.06. Fasilitasi Layanan Peningkatan Peningkatan Pemerintah,
03 pelaksanaan pelaksanaan pengendalian kualitas pemerintah
pemanfaatan pemanfaatan pemanfaatan pelaksanaan darah,
dana desa dana desa dana desa pemanfaatan pemerintah desa,
dana desa masyarakat,
sesuai mitra
prioritas pembangunan
lainnya

43
Kdpdtt.01.06. Fasilitasi Layanan Peningkatan Peningkatan Pemerintah,
04 pengembang pengembanga pengendalian kualitas tata pemerintah
an partisipasi n partisipasi pemanfaatan kelola darah,
masyarakat masyarakat dana desa pemanfaatan pemerintah desa,
dana desa masyarakat,
dan forum mitra
komunikasi pembangunan
dan publikasi lainnya
dana desa
Kdpdtt.01.06. Pengelolaan Layanan Peningkatan Peningkatan Pemerintah,
05 sistem pengelolaan pengendalian kualitas pemerintah
informasi sistem pemanfaatan pelaporan darah,
dana desa informasi dana desa sistem pemerintah desa,
dana desa informasi masyarakat,
dana desa mitra
pembangunan
lainnya

44
Tabel 3.6 Struktur Organisasi Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa

45
Tabel 3.7 Komposisi PNS menurut jabatan SOTK
No Jabatan Jumlah Pegawai
1 Jabatan Tinggi Pratama (Eselon II) 1
2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1
3 JFT Ahli Madya 5
4 JFT Ahli Muda 10
5 JFT Ahli Pertama 1
6 JFT Terampil 1
7 Jabatan Pelaksana (JFU) 7
Jumlah 26

Tabel 3.8 Komposisi PNS menurut jenjang pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah Pegawai


1 S2 12
2 S1/Diploma IV 13
3 D3 1
Jumlah 26

46
47
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 Target Kerja
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik,
yang akan dicapai oleh K/L, program dan kegiatan dalam periode
waktu tertentu. Penetapan target juga harus relevan dengan indikator
kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline data yang jelas. Bagian
yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang akuntabel
adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan
capaian kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan
rencana pembangunan akan lebih efisien dan efektif keberhasilannya
apabila dilengkapi dengan indikator capaian, pengukuran kinerjanya,
serta kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi,
koherensi dan ketepatan dari penetapan perumusan indikator
capaian kinerja harus dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari
indikator dampak, outcomes, output, serta input sumber daya
pendukungnya. Bagian ini merupakan tahap penting dalam
perencanaan kebijakan pembangunan (policy planning).
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta mendukung
tercapainya sasaran pembangunan nasional khususnya pada agenda
prioritas pembangunan nasional ke dua, yaitu Pengembangan
Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan
dan Kegiatan Prioritas ke empat, yaitu Daerah Tertinggal, Kawasan
Perbatasan, Perdesaan dan Transmigrasi, ditetapkan 7 (tujuh) tujuan
dengan 16 (Enam belas) sasaran strategis, dimana 4 (empat) tujuan
dan 9 (sembilan) sasaran strategis sangat terkait dengan bidang desa
dan perdesaan. Tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan disajikan
pada Tabel 4.1.1 dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa pada Tabel 4.1.2 sebagai berikut :

48
Tabel 4.1.1 Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024

TARGET
KODE SATUAN
UKE I / PROGRAM / NOMENKLATUR SASARAN
PROGRAM / INDIKATOR KINERJA PROGRAM
(IKP) 2020 2021 2022 2023 2024

067.CT PROGRAM DAERAH TERTINGGAL, KAWASAN PERBATASAN, PERDESAAN DAN TRANSMIGRASI

01 Terpenuhinya indeks desa yang berkembang dan mandiri

01.01 Rata-rata Perkembangan Indeks Desa Tertinggal 0,53 0,55 0,56 0,58 ,59 Nilai
menjadi Berkembang

01.02 Rata-rata Perkembangan Indeks Desa Berkembang 0,72 0,74 0,76 0,79 0,81 Nilai
menjadi Mandiri
02 Terpenuhinya indeks pembangunan kawasan perdesaan yang berkembang, mandiri, dan berdaya saing

Rata-rata perkembangan indeks 10 Kawasan


02.01 Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) 20,51 21,88 23,25 24,63 26,00 Nilai
berkembang
Rata-rata perkembangan indeks 47 Kawasan
02.02 Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
berkembang menjadi mandiri
Rata-rata perkembangan indeks 5 Kawasan
02.03 Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) mandiri 68,35 70,79 73,24 75,68 78,12 Nilai
menjadi berdaya saing

Rata-rata perkembangan indeks 30 Kawasan


02.04 Perdesaan non KPPN Prioritas Kementerian 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
berkembang menjadi mandiri

49
UKE I / PROGRAM / NOMENKLATUR SASARAN TARGET
KODE PROGRAM / INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN
(IKP) 2020 2021 2022 2023 2024

03 Terbangunnya komitmen lintas K/L/D/M dalam Pembangunan kawasan perdesaan

Persentase afirmasi rencana program/kegiatan


K/L/D/M yang dialokasikan di Kawasan
Prioritas Prioritas Nasional KPPN) sesuai Persen
40 50 60 70 80
dengan dokumen Rencana Pembangunan (%)
Kawasan Perdesaan
(RPKP/Masterplan/Rencana induk)

Persentase afirmasi rencana program/kegiatan


K/L/D/M yang dialokasikan di kawasan
perdesaan non KPPN sesuai dengan dokumen
Persen
rencana teknis pembangunan Rencana 40 50 60 70 80
(%)
Pembangunan Kawasan
Perdesaan(RPKP/Masterplan/Rencana
induk)

04 Menurunnya Kemiskinan di Perdesaan

Persen
04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12,9 12,3 11,6 10,8 9,9
(%)

50
Tabel 4.1.2 Indikator Kinerja Utama Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
Formulasi Target
Sasaran Indikator Sumber Penanggung
No Definisi Operasional Penghitungan
Kegiatan Kinerja Utama Data Jawab 2020 2021 2022 2023 2024
IKU
Bahan kebijakan dan regulasi Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa yang disusun
mengacu pada Dokumen Rencana
Induk Desa dan Perdesaan serta
dokumen perencanaan teknis Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa

Bahan kebijakan dan regulasi Fasilitasi


Pemanfaatan Dana Desa terdiri dari:
a. NSPK;
b. Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Jumlah bahan
Transmigrasi mengenai Prioritas
kebijakan dan
Jumlah bahan Penggunaan Dana Desa Tahun 2021,
regulasi
Tersedianya kebijakan dan Tahun 2022, Tahun 2023, Tahun 2024,
Fasilitasi
bahan regulasi Tahun 2025; Direktur
Pemanfaatan
kebijakan dan Fasilitasi c. Rencana Strategis Direktorat Internal Fasilitasi
1 Dana Desa 5 5 5 5 5
regulasi Desa Pemanfaatan Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa UKE II Pemanfaatan
yang
dan Perdesaan Dana Desa Tahun 2020-2024 Dana Desa
ditetapkan
yang d. Dll
pada tahun
ditetapkan
yang
NSPK bidang Fasilitasi Pemanfaatan
bersangkutan
Dana Desa adalah ketentuan peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan
pemerintah pusat sebagai pedoman
dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan konkuren (bersaingan)
serta menjadi kewenangan pemerintah
pusat dan untuk menjadi kewenangan
daerah di bidang Fasilitasi Pemanfaatan
Dana Desa

Kegiatan Fasilitasi Pemanfaatan Dana


Desa meliputi penyiapan perumusan

51
Formulasi Target
Sasaran Indikator Sumber Penanggung
No Definisi Operasional Penghitungan
Kegiatan Kinerja Utama Data Jawab 2020 2021 2022 2023 2024
IKU
kebijakan dan regulasi, bimbingan
teknis dan supervisi pemanfaatan dana
desa, pengelolaan sistem informasi dana
desa, serta evaluasi dan pelaporan
pemanfaatan dana desa

Bimbingan teknis yg dilaksanakan


berupa bimbingan atas pelaksanaan
kegiatan/bantuan fasilitasi
pemanfaatan dana desa
Dana Desa adalah dana yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diperuntukkan bagi Desa
yang ditransfer melalui Anggaran
Jumlah desa
Pendapatan dan Belanja Daerah
yang
Persentase kabupaten/kota dan digunakan untuk Pemerin
Meningkatnya memanfaatkan
desa yang mendanai penyelenggaraan tah Direktur
penggunaan dana desa
memanfaatkan pemerintahan, pelaksanaan Desa Fasilitasi
2 dana desa sesuai dengan 100 100 100 100 100
dana desa pembangunan, pembinaan dan Pemanfaatan
sesuai dengan prioritas dibagi
sesuai dengan kemasyarakatan, dan pemberdayaan Internal Dana Desa
prioritas dengan jumlah
prioritas masyarakat UKE I
seluruh desa
dikali 100%
Evaluasi Penggunaan Dana Desa sesuai
dengan prioritas harus mengacu kepada
prioritas penggunaan Dana Desa sesuai
dengan Peraturan Menteri Desa PDTT
Jumlah desa
Terwujudnya
Persentase yang laporan Pemerin
layanan
desa yang Laporan pemanfaatan dana desa yang pemanfaatan tah Direktur
informasi
laporan terpublikasi melalui baliho, papan dana desanya Desa Fasilitasi
3 publik 100 100 100 100 100
pemanfaatan pengumuman, media cetak dan terpublikasi dan Pemanfaatan
pemanfaatan
dana desanya elektronik dibagi jumlah Internal Dana Desa
Dana Desa
terpublikasi seluruh desa UKE I
yang baik
dikali 100%

52
Gambar 4.1. Strategi Pencapaian IKK Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa

4.2 Kerangka Pendanaan


Keberhasilan pelaksanaan program Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan sangat ditentukan oleh
pembiayaan yang disediakan oleh Pemerintah. Sumber pendanaan
salah satunya berasal dari APBN. Berdasarkan Renstra Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, kerangka
pendanaan yang dibutuhkan selama lima tahun sebesar Rp21.354,17
Milyar. Alokasi anggaran untuk Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa dan Perdesaan tahun 2021-2024 sebesar Rp2.036,05 Milyar
yang terdiri dari Program Teknis sebesar Rp 1.669,67 Milyar dan
Program Pendukung (Generik)sebesar Rp 366,38 Milyar. Sedangkan
untuk mendukung program kegiatan pada Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa pada tahun 2021, dialokasikan anggaran
sebesar Rp 10.750.000.000,00. Perincian kebutuhan anggaran
Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021-2024
disajikan pada Tabel 4.2 berikut.
Program/Unit Kebutuhan Anggaran Tahun 2021-2024 Jumlah
Kerja (Rp Milyar)
2021 2022 2023 2024
Direktorat 10,75 20,00
Fasilitasi
Pemanfaatan
Dana Desa

53
54
BAB V
PENUTUP

Rencana Strategis Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan


Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan
untuk waktu 5 (lima) tahun yang memuat kondisi umum, potensi dan
permasalahan, visi, misi, tujuan, arah kebijakan dan strategi, program dan
kegiatan, kelembagaan, serta target kinerja dan kerangka pendanaan yang
merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementeriaan Desa, PDT dan
Transmigrasi, serta RPJMN 2020-2024.
Penyusunan dokumen RENSTRA ini, diharapkan dapat dijadikan
sebagai panduan yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan bagi
kelompok substansi Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa.
RENSTRA ini juga mampu menjadi acuan dalam penyusunan standar dan
penyusunan rencana kerja sehingga penjabaran rencana kerja dua tahun
ke depannya akan lebih tepat dan lebih sesuai. Dengan mengacu kepada
target kinerja Rencana Strategis yang telah ditetapkan dalam setiap
perencanaan program dan kegiatannya, maka pelaksanaan evaluasi
pencapaian program dan kegiatan akan lebih mudah untuk dilaksanakan.
Pencapaian target perencanaan program dan kegiatan pembangunan
desa dan perdesaan tidak mudah, maka diperlukan tekad dan integritas
para penyelenggara negara di lingkup Direktorat Fasilitasi Dana Desa.
Intensitas koordinasi dan kolaborasi antar Eselon II di lingkup Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan
Kementerian/Lembaga lainnya akan menciptakan sebuah sinergi sehingga
tujuan dan sasaran perencanaan pembangunan desa dan perdesaan akan
dapat dicapai.

55
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum 1
B. Potensi dan Permasalahan 2

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN


A. Visi dan Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi 4
B. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan 5
C. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan 5
D. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaa 6
E. Tujuan Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan 8
F. Sasaran Strategi Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan 8

BAB III KEBIJAKAN DAN STRATEGI


A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 10
B. Arah Kebijakan dan Strategi Pedesaan 14
C. Arah Kebijakan dan Strategi Advokasi dan Kerja Sama Desa dan 16
D. Kerangka Regulasi 17
E. Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas 19
F. Kerangka Kelembagaan 26

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Target Kinerja 31
B. Kerangka Pendanaan 33

BAB V PENUTUP 35

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020- 2024 | ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi 6
tahun 2020 – 2024
Tabel 2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah 11
Tertinggal dan Transmigrasi
Tabel 3. Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan dengan Direktorat di
lingkungan Ditjen PDP) 14

Tabel 4. Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan dengan Direktorat di


lingkungan Ditjen PDP) 16

Tabel 5. Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis


Pembangunan Bidang Advokasi dan Kerja Sama Desa dan 17
Perdesaan

Tabel 6. Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas


19
Nasional
Tabel 7. Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian 22
Tabel 8. Kawasan Perdesaan Prioritas Direktorat Advokasi dan Kerjasama
24
Desa dan Perdesaan Tahun Anggaran 2020 - 2024
Tabel 9. Kawasan Perdesaan Reguler Prioritas 2020 – 2024 (Non KPPN) 25

Tabel 10. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK 30


Tabel 11. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan 30
berdasarkan SOTK
Tabel 12. Target Kinerja Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan 32
Tahun 2020-2024
Tabel 13. Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024 34

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020- 2024 | iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rancangan Proses Bisnis Direktorat Advokasi dan Kerjasama 28


Desa dan Perdesaan

Gambar 2. Rancangan Struktur Organisasi Direktorat Advokasi dan 29

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020- 2024 | iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 15
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa PDTT mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang advokasi dan
kerja sama desa dan perdesaan. Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
merupakan unit organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan di
bidang advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan. Direktorat Advokasi dan Kerja Sama
Desa dan Perdesaan
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 merupakan salah satu unit kerja eselon 1 dari
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang diberikan
mandat untuk melaksanakan urusan desa/perdesaan. Sebagaimana diketahui bahwa
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memiliki tiga
urusan pemerintahan, yaitu: (1) urusan desa dan perdesaan, (2) urusan percepatan
pembangunan daerah tertinggal dan (3) urusan transmigrasi.
Pelaksanaan urusan desa dan perdesaan yang menjadi urusan Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan memfokuskan pada percepatan proses transformasi
dan akselerasi pembangunan wilayah pinggiran untuk memperkuat daerah dan desa
dalam kerangka Negara Kesatuan sebagaimana dimaksud dalam Nawa Cita ke-3 Kabinet
Kerja Pemerintah.
Diberlakukannya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa diharapkan dapat menjadi
salah satu solusi terhadap permasalahan kesenjangan antara perkotaan-perdesaan.
Karena tujuan dari lahirnya UU Desa antara lain adalah untuk memajukan perekonomian
masyarakat di pedesaan, mengatasi kesenjangan pembangunan kota dan desa,
memperkuat peran penduduk desa dalam pembangunan serta meningkatkan pelayanan
publik bagi warga masyarakat desa. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hak dan
wewenang diberikan kepada desa termasuk pendanaannya yang dialokasikan khusus dari
APBN untuk desa, disamping sumber pendapatan lainnya.
Pembangunan desa dan perdesaan secara komprehensif merupakan faktor penting
bagi pembangunan daerah, pengentasan kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan
antarwilayah. Pembangunan daerah diindikasikan dengan perkembangan jumlah desa di
Indonesia yang meningkat pesat, seiring dengan trend pertumbuhan yang semakin
meningkat.
Pada RPJMN 2020 – 2024 dalam Kerangka Pembangunan Rancangan RPJMN 2020-
2024, dimana Visinya adalah Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong. Program yang berkaitan dengan Ditjen PDP

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |1
adalah Pembangunan Kewilayahan, melalui pemerataan antar wilayah dalam rangka
mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Salah satu kegiatan Prioritas untuk
mendukung program prioritas tersebut adalah Kegiatan Pembangunan Daerah Tertinggal,
Kawasan Perbatasan, Pedesaan dan Transmigrasi. Dalam mendukung program Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa
dan Perdesaan berperan dalam memfasilitasi advokasi dan kerja sama, pendampingan,
serta pembentukan dan pengembangan kawasan perdesaan.

B. Potensi dan Permasalahan


Salah satu isu yang menjadi landasan oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
khususnya Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan untuk dapat
memberikan kontribusi terhadap upaya pengurangan kesenjangan pembangunan
nasional adalah isu ketimpangan antarwilayah yang masih cukup tinggi yang ditandai
dengan tiga hal, yaitu: 1) tingkat kemiskinan, 2) tingkat rasio gini, dan 3) ketimpangan
pertumbuhan ekonomi antara daerah tertinggal dan non tertinggal.
Beberapa permasalahan pokok dan isu-isu strategis di bidang advokasi dan kerja
sama desa dan perdesaan adalah:
1. Terbatasnya kemampuan fiskal di desa dan perdesaan
2. Terbatasnya Sumber Daya Manusia desa dan perdesaan
3. Dukungan Pemerintah Daerah yang terbatas
4. Kondisi geografis desa dan perdesaan
5. Lemahnya koordinasi dan sinergi program antar stakeholder
6. Terbatasnya regulasi tentang advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan
Sedangkan potensi yang perlu dikembangkan di bidang advokasi dan kerja sama desa
dan perdesaan adalah:
1. Koordinasi dan konsoldasi multistakeholder di bidang advokasi dan kerja sama desa dan
perdesaan
2. Kebijakan di bidang advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan
3. Fasilitasi advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan dengan stakeholder
4. Penguatan kapasitas sumber daya manusia perdesaan melalui pendampingan
5. Fasilitasi pembentukan dan pengembangan Kawasan perdesaan

Dengan disahkannya UU Desa, memberikan harapan dan peluang bagi desa untuk
mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam rangka percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
desa. Desa sebagai titik simpul terkecil pembangunan, diharapkan dapat memberikan
dampak terhadap pembangunan pada lingkup kewilayahan yang lebih luas.
Konsekuensinya, pembangunan di desa tidak seharusnya hanya berfokus pada keberadaan
desa tersebut. Desa harus dibangun dalam sebuah kerangka pembangunan yang koheren,
terencana, dan terpadu, sehingga diperlukan perencanaan dan penetapan
RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 |2
pembangunan pada skala kawasan perdesaan. Dengan demikian diharapkan akan terjadi
akselerasi pembangunan perdesaan secara komprehensif.

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |3
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Visi dan Misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
1. Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020 – 2024
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Tugas tersebut,
secara spesifik merupakan instrumen untuk melaksanakan misi ketiga Presiden dan
Wakil Presiden yaitu Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan, serta Agenda
Prioritas Nasional ke-2 yaitu Mengembangkan Wilayah untuk MengurangiKesenjangan
dan Menjamin Pemerataan. Sehingga, visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi
pada kurun waktu 2020-2024 adalah:
“Terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing
secara berkelanjutan dalam Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong”
Pengertian dari visi tersebut adalah:
a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan Kawasan transmigrasi
baik di daerah tertinggal maupun di daerah tidak tertinggal yang menjadi urusan
pemerintahan serta menjadi kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan agar perdesaan memiliki
kemampuan untuk membentuk kemitraan dengan wilayah/kawasan lainnya yang
efektif, bermanfaat, dan saling menguntungkan untuk lebih meningkatkan
keunggulan daya saing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan
transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki ketahanan ekonomi, sosial dan
ekologi yang sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan agar perdesaan di
Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam meningkatkan nilai tambah
dibandingkan dengan negara lainnya baik di tingkat regional maupun internasional.
e. Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong-royong: merupakan visi Presiden dan Wakil Presiden yang wajib didukung
oleh visi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |4
2. Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Untuk mewujudkan Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, maka misi
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020-2024 sebagai berikut:
a. Mempercepat pembangunan Desa dan Perdesaan yang berkelanjutan;
b. Mengembangkan ekonomi dan investasi Desa dan Perdesaan, Daerah Tertinggal,
dan kawasan Transmigrasi;
c. Menyerasikan kebijakan dan program percepatan pembangunan daerah
tertinggal;
d. Menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan Kawasan transmigrasi;
e. Menyusun dan merumuskan pengembangan daya saing Desa dan Perdesaan,
Daerah Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi berbasis data dan informasi yang
akurat;
f. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat
desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan
g. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang baik.

B. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
1. Visi
Visi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun 2020 – 2024
mengacu pada Visi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yaitu:
“Terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing
secara berkelanjutan dalam Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong”.
2. Misi
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan sebagai unit kerja eselon I di
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki misi yang mengacu pada misi
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Khususnya pada misi “Mempercepat
pembangunan Desa dan Perdesaan yang berkelanjutan”.

C. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang ingin dicapai
kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
yakni:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan
dengan perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |5
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dan Kawasan transmigrasi,
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal,
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan system pengembangan
dalam mendukung pertumbuhan wilayah;
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan daya saing
melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi dalam
pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan terpercaya.
Dalam mendukung pencapaian tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan fokus pada tujuan “Mendorong
terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan
perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.

D. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 –
2024
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki sasaran strategis seperti pada
tabel berikut:
Tabel 1. Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
tahun 2020 – 2024
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
1 Mendorong • Jumlah desa mandiri
Berkembangnya status
terwujudnya Desa • Jumlah desa berkembang
pembangunan desa
Berkembang dan • Jumlah desa tertinggal
Mandiri, serta • Indeks rata-rata perkembangan
kolaborasi 62 KPPN (Kawasan Perdesaan
perdesaan dengan Meningkatnya status
Prioritas Nasional)
perkotaan melalui perkembangan Kawasan
• Indeks rata-rata perkembangan
pengembangan Perdesaan
30 Kawasan Perdesaan Prioritas
Kawasan Perdesaan Kementerian
secara berkelanjutan Menurunnya Kemiskinan Persentase kemiskinan di perdesaan
di perdesaan
2 Mendorong tumbuh Terevitalisasinya Badan • Jumlah Bumdes berkembang
dan berkembangnya Usaha Milik Desa • Jumlah Bumdes maju
investasi di desa dan (BUMDes)
perdesaan, daerah Terevitalisasi Badan Usaha • Jumlah Bumdes Bersama
tertinggal, dan Milik Desa Bersama berkembang
Kawasan (Bumdesma) • Jumlah Bumdes Bersama maju
transmigrasi Meningkatnya investasi di Persentase kenaikan investasi di
perdesaan mendukung perdesaan
transformasi ekonomi

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |6
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
3 Berkurangnya Berkurangnya jumlah Jumlah kabupaten daerah tertinggal
jumlah daerah daerah tertinggal yang terentaskan menurut indeks
tertinggal ketertinggalan
Menurunnya penduduk Persentase penurunan penduduk
miskin di daerah tertinggal miskin di daerah tertinggal
Meningkatnya IPM di Nilai rata-rata IPM di daerah
daerah tertinggal tertinggal
4 Terwujudnya Meningkatnya status • Rata-rata indeks perkembangan
kawasan perkembangan Kawasan 52 Kawasan Transmigrasi
transmigrasi sebagai Transmigrasi yang Prioritas Nasional yang
satu kesatuan sistem direvitalisasi direvitalisasi
pengembangan • Rata-rata indeks perkembangan
dalam mendukung 100 Kawasan Transmigrasi
pertumbuhan Prioritas Kementerian yang
wilayah direvitalisasi
5 Meningkatnya Meningkatnya kualitas • Persentase dokumen
kualitas implementasi kebijakan pengembangan kebijakan dan
implementasi yang berbasis pada ilmu perencanaan induk yang
kebijakan dalam pengetahuan, inovasi, menjadi rujukan dalam
pengembangan daya serta data dan informasi pelaksanaan kebijakan
saing melalui dalam keterpaduan • Persentase layanan data dan
kreativitas dan rencana untuk system informasi yang
teknologi berbasis meningkatkan daya saing terintegrasi
ilmu pengetahuan, pembangunan desa,
data dan informasi perdesaan, daerah
dalam tertinggal dan transmigrasi
pembangunan desa
dan perdesaan,
daerah tertinggal,
dan transmigrasi
6 Terwujudnya Meningkatnya kapasitas • Persentase Pejabat yang
sumber daya SDM desa dan perdesaan memenuhi Standar Kompetensi
manusia yang unggul daerah tertinggal dan Jabatan
dalam melakukan transmigrasi • Persentase Kader
pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat desa, Perdesaan yang mampu
daerah tertinggal melakukan pendampingan
dan transmigrasi masyarakat perdesaan
7 Terwujudnya tata Meningkatnya kualitas • Nilai Reformasi Birokrasi
kelola pemerintahan reformasi birokrasi dan • Nilai Kesehatan organisasi
yang agile, efektif, kapasitas organisasi • Persentase pelaksanaan e-
efisien dan government (SPBE) Sistem
terpercaya Pemerintahan Berbasis
Elektronik
• Indeks Penerapan Sistem Merit

Meningkatnya • Nilai Opini BPK atas Laporan


pengawasan, Keuangan

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |7
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
pengendalian dan • Nilai integritas
akuntabilitas aparatur • Nilai SAKIP
yang baik serta aturan • Tingkat maturitas SPIP (Sistem
yang efektif Pengendalian Intern
Pemerintah)

Melihat tabel di atas maka sasaran strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020-2024 fokus pada sasaran strategis point 1, yaitu:
1. Meningkatnya status perkembangan desa, dengan indikator:
a. Meningkatnya status desa berkembang menjadi desa mandiri sebanyak 5000 Desa;
b. Meningkatnya status desa tertinggal menjadi desa berkembang sebanyak 10000
Desa.
2. Meningkatnya status perkembangan Kawasan Perdesaan, dengan indikator:
a. Indeks rata-rata perkembangan 62 KPPN (Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional).
b. Indeks rata-rata perkembangan 30 Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian.

3. Menurunnya Kemiskinan di perdesaan, dengan target indikator Persentase kemiskinan


di perdesaan pada akhir RPJM menjadi sebesar 9,90 %.

E. Tujuan Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan Tahun 2020
– 2024
Tujuan Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan yang ingin dicapai
kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi, yaitu “Mendorong terwujudnya
Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui
pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.
Sehingga untuk mendukung tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan, maka tujuan Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan yang
ingin dicapai kurun waktu 2020 – 2024 adalah “Mendorong terwujudnya kolaborasi
perdesaan dan perkotaan melalui pengembangan kawasan perdesaan secara
berkelanjutan dengan melibatkan pendampingan multistakeholder”.

F. Sasaran Strategis Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan Tahun 2020
– 2024
Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024 memiliki
sasaran strategis yang mengacu pada sasaran strategis Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024 yaitu:
1. Tersedianya regulasi dan kebijakan pelaksanaan advokasi dan kerjasama desa dan
RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 |8
perdesaan.
2. Terselenggaranya pelaksanaan advokasi dan kerjasama desa dan perdesaan.
3. Berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dan perdesaan
melalui pendampingan.

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |9
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal dan Transmigrasi
Penyelenggaraan pembangunan desa dan perdesaan, percepatan pembangunan
daerah tertinggal, serta pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi dalam
RPJM tahun 2020-2024 diarahkan untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan
yaitu mengembangkan wilayah secara makro dalam mengurangi kesenjangan. Akan tetapi
dalam skala mikro pembangunan wilayah perdesaan adalah tetap dalam rangka
pertumbuhan dan penurunan kesenjangan wilayah. Apalagi akibat adanya pandemi Covid-
19 ini untuk pertumbuhan ekonomi dan penguatan struktur perekonomian Indonesia
sumber pertumbuhannya dan motor penggeraknya adalah perdesaan. Pandemi Covid-19
menyebabkan negara-negara lebih berorientasi untuk memperbaiki kondisi negaranya
(inward looking) daripada untuk berinvestasi. Oleh karena itu kebijakan pembangunan
perdesaan ke depan menggunakan model pembangunan perdesaan neo-endogen (neo-
endogenous rural development model), yaitu pembangunan perdesaan lebih diarahkan
untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya perdesaan dengan tetap
memperhatikan adanya transfer dan subsisdi serta investasi. Kebijakan juga diarahkan
untuk memperbaiki iklim investasi di perdesaan dan menumbuhkan pebisnis pemula (start
up business) di perdesaan, khususnya kaum muda dan milenial.
Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi dan daerah
tertinggal sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu kerangka komitmen dan pengarusutamaan untuk
pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan
yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan
kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Secara khusus agenda agenda
pembangunan nasional mengembangkan wilayah dalam mengurangi kesenjangan
termasuk dalam tujunan SDGs ke-10 yaitu berkurangnya kesenjangan. Dalam rangka
mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan desa, Kawasan perdesaan, Kawasan
transmigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun
2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan prioritas pembangunan
desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa, meliputi; (1) Desa tanpa
kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan Desa
berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa layak air bersih dan sanitasi; (7)
Desa berenergi bersih dan terbarukan; (8) Pertumbuhan ekonomi desa merata; (9)
infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa kesenjangan; (11)

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |10
Kawasan pemukiman desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi desa sadar
lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa peduli lingkungan laut; (15) Desa
peduli lingkungan darat; (16) Desa damai berkeadilan; (17) Kemitraan untuk
pembangunan desa; (18) Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
Tujuan SDGs Desa merupakan tanggung jawab bersama lintas Kementerian/Lembaga,
pemerintahan provinsi, pemerintahan kabupaten, pemerintahan desa, dunia usaha,
perguruan tinggi dan masyarakat umum lainnya. Oleh karena itu diperlukan instrument
regulasi yang bisa melandasi dan mensinergikan peran dari masing-masing pihak dalam
pembangunan desa. Dalam rangka memudahkan pengukuran ketercapaian SDGs Desa
akan dietapkan indikator-indikator dan peta strategis sehinga inline dengan tujuan
pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 dan Renstra 2020-2024.
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan transmigrasi dan
percepatan pembangunan daerah tertingal dalam RPJM tahun 2020 2024 diarahkan untuk
melaksanakan salah satu agenda pembangunan dalam mengembangkan wilayah untuk
mengurangi kesenjangan. Arah kebijakan dan strategi Kemendesa, PDT, dan Transmigrasi
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
No Arah Kebijakan Strategi
1. Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen koordinasi
pembangunan Desa lintas pemangku kepentingan dalam pembangunan
Berkelanjutan desa
(SDGs Desa) Menyiapkan data yang tepat, akurat dan real time
berbasis warga dan desa
Mengintegrasikan semua program dan kegiatan di
internal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dalam
mendukung pencapaian SDGs Desa
Meningkatkan koordinasi lintas pemangku kepentingan
(K/L/D/M) dalam mengintegrasikan program dan
kegiatan untuk mendukung tujuan SDGs Desa
2. Peningkatan Mengembangkan aksesibilitas dan infrastruktur
konektivitas intra berbasis komoditas unggulan
dan antar Meningkatkan akses transportasi perdesaan dengan
perdesaan pusat-pusat kegiatan dan pusat pertumbuhan ekonomi
lokal/wilayah, dan akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
Keterpaduan rantai pasok dan rantai nilai berbasis
komoditas unggulan
3. Peningkatan Peningkatan kapasitas sistem untuk mempercepat
kapasitas sistem, pembangunan perdesaan yang efektif dan efisien

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |11
No Arah Kebijakan Strategi
kelembagaan, dan Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia, yaitu
sumberdaya kompetensi teknis, metodologis, sosial, dan personal
manusia perdesaan dalam rangka menyongsong revolusi industri 4.0
(Desa, daerah Peningkatan kapasitas kelembagaan dari mulai desa
tertinggal, dan sampai pusat
transmigrasi)yang Peningkatan kapasitas masyarakat perdesaan dalam
unggul pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
Mengembangkan pendidikan berbasis ketrampilan dan
kewirausahaan
4. Peningkatan Peningkatan iklim investasi yang kondusif di perdesaan
investasi produk Mempermudah administrasi perizinan usaha,
unggulan penyediaan informasi untuk lahan dan modal, juga
perdesaan (Desa, pemasaran dan ekspor
daerah tertinggal, Fasilitasi, pembinaan, maupun pendampingan dalam
dan transmigrasi) pengembangan usaha, bantuan permodalan/kredit,
kesempatan berusaha, pemasaran dan kewirausahaan
5. Pengembangan Pengembangan teknologi untuk kegiatan produksi,
teknologi tepat pengolahan, pemasaran, distribusi, dan pembiayaan
guna dan teknologi Integrasi data dan informasi perdesaan baik numeric
digital maupun spasial
Meningkatkan ketersediaan prasarana teknologi
telekomunikasi
Pengembangan e-commerce, e-logistic dan fintech
diperdesaan
6. Peningkatan Menata ruang perdesaan untuk melindungi lahan
keberlanjutan pertanian dan menekan alih fungsi lahan produktif dan
pembangunan lahan konservasi
perdesaan Pembangunan perdesaan yang ramah lingkungan,
selaras dengan alam, dan pemanfaatan pengolahan
limbah
Menjamin pelaksanaan distribusi lahan dan hak atas
tanah bagi petani, buruhlahan, dan nelayan
Menyiapkan kebijakantentang aksesdan hak desa untuk
mengelola sumber daya alam berskala lokal termasuk
pengelolaan hutan negara oleh desa berorientasi pada
keseimbangan lingkungan hidup dan berwawasan
mitigasi bencana untuk meningkatkan produksi pangan
dan mewujudkan ketahanan pangan

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |12
No Arah Kebijakan Strategi
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan
masyarakat adat dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya alam lahan dan perairan, serta lingkungan
hidupdesa termasukdesapesisirsecaraberkelanjutan
7. Peningkatan dan Memanfaatkan modal sosial budaya untuk
pemanfaatan modal meningkatkan kreativitas untuk pengembangan
sosial budaya untuk produk unggulan perdesaan
pembangunan Peningkatan pemanfaatan modal sosial budaya dalam
perdesaan. rangka meningkatkan kerekatan masyarakat
Perlibatan pelaku seni dan budaya untuk mendukung
pengembangan produk unggulan perdesaan
Memberi pengakuan, penghormatan, perlindungan,
dan pemajuan hak-hak masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat
termasuk perempuan, anak, pemuda dan penyandang
disabilitas melalui fasilitasi, pelatihan, dan
pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa
8. Peningkatan Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
sinergitas program/kegiatan antar Kementerian Lembaga dan
pembangunan Daerah (Provinsi, Kabupaten/ Kota, dan Desa), melalui
perdesaan antar penyusunan Grand Design Kawasan Perdesaan untuk
K/L/D/M. pedoman bagi seluruh Stakeholders
Penguatan mekanisme koordinasi Pusat dan
Daerah
Meningkatkan keterpaduan perencanaan,
pemrograman dan penganggaran, monitoring dan
evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa, antar daerah,
dan antar pemerintah-perguruan tinggi/lembaga
penelitian-masyarakat dunia usaha
Melanjutkan pembangunan Kawasan Perdesaan dan
Kawasan Perdesaan
9. Peningkatan Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
kualitas Reformasi Meningkatkan dukungan manajemen, sarana dan
Birokrasi prasarana
Meningkatkan pengembangan SDM aparatur
Meningkatkan dukungan perencanaan, penelitian dan
pengembangan
Sumber: RENSTRA Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (2020-2024)

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |13
B. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan transmigrasi dan
percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam RPJM tahun 2020 – 2024 di arahkan
untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan yaitu mengembangkan wilayah
dalam mengurangi kesenjangan. Arah Kebijakan dan Strategi bidang Desa dan Perdesaan
kurun waktu 2020 – 2024 tentunya mengacu pada arah kebijakan dan strategi dari
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Berdasarkan hal
tersebut, maka arah kebijakan dan strategi bidang Desa dan Perdesaan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan dengan
Direktorat di lingkungan Ditjen PDP)
No Arah Kebijakan Strategi

1 Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen


pembangunan Desa koordinasi lintas pemangku kepentingan dalam
Berkelanjutan (SDGs Desa) pembangunan desa

Mengembangkan program dan kegiatan untuk


mendukung pencapaian SDGs Desa

2. Meningkatkan akses transportasi perdesaan


Peningkatan konektivitas dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
intra dan antar perdesaan pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan akses
masyarakat terhadap fasilitas pelayanan dasar

2 Pengembangan teknologi Integrasi data dan informasi perdesaan baik


tepat guna dan teknologi numeric maupun spasial
digital Meningkatkan ketersediaan prasarana teknologi
telekomunikasi di perdesaan
3 Peningkatan keberlanjutan Pembangunan perdesaan yang ramah
pembangunan perdesaan lingkungan, selaras dengan alam, dan
pemanfaatan pengolahan limbah
Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak
desa untuk mengelola sumber daya alam
berskalalokaltermasukpengelolaan hutan
negara oleh desa berorientasi pada
keseimbangan lingkungan hidup dan
berwawasan mitigasibencana untuk
meningkatkan produksi pangan dan
mewujudkan ketahanan pangan

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |14
No Arah Kebijakan Strategi

Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan


dalam mengelola dan memanfaatkan sumber
daya alam lahan dan perairan, serta lingkungan
hidup desa termasuk desa pesisir secara
berkelanjutan
4 Peningkatan dan Peningkatan pemanfaatan modal sosial budaya
pemanfaatan modal sosial dalam rangka meningkatkan kerekatan
budaya untuk masyarakat dan pengembangan produk
pembangunan perdesaan. unggulan perdesaan
Memberi pengakuan, penghormatan,
perlindungan, dan pemajuan hak-hak
masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemudadanpenyandangdisabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring
pembangunan desa
5 Peningkatan sinergitas Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
pembangunan perdesaan program/kegiatan dengan K/L/D/M dalam
antar K/L/D/M. pembangunan desa, pengembangan kerjasama
antar Desa dan pembangunan kawasan
perdesaan
Meningkatkan keterpaduan perencanaan,
pemrograman dan penganggaran, monitoring
dan evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa, antar
daerah, dan antarpemerintah-perguruan
tinggi/lembaga penelitian-masyarakat dunia
usaha
6 Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas
Reformasi Birokrasi aparatur

Meningkatkan dukungan manajemen, sarana dan


prasarana

Meningkatkan pengembangan SDM aparatur

Meningkatkan dukungan perencanaan,


penelitian dan pengembangan

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |15
Dalam rangka menjalankan arah kebijakan dan strategi tersebut, pada tahun 2020
terdapat terdapat 1 (satu) program di bidang perdesaan, yaitu program pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa dengan 6 (enam) kegiatan yaitu; (1) Dukungan
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa; (2) Pemberdayaan Masyarakat Desa; (3) Peningkatan Pelayanan Sosial
Dasar; (4) Pembangunan Sarana Prasarana Desa; (5) Peningkatan Pendayagunaan Sumber
Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna; (6) Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.
Pada tahun 2021, sejak perubahan SOTK sesuai Peraturan Menteri Desa PDTT No.
15 Tahun 2020, arah kebijakan dan strategi bidang desa dan perdesaan mulai tahun 2021
sampai dengan 2024 dijalankan melalui 2 (dua) program, yaitu Program (2) Dukungan
Manajemen dan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Desa yang dilaksanakan
melalui (1) Sekretariat Direktorat Jenderal PDP, (2) Direktorat Pengembangan Sarana dan
Prasarana, (3) Direktorat Pengembangan Sosial, Budaya dan Lingkungan, (4) Direktorat
Advokasi dan Kerjasama Desa dan (5) Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa.

C. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Arah kebijakan dan strategi Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa tahun 2020 –
2024 mengacu pada arah kebijakan dan strategi bidang Desa dan Perdesaan. Namun
Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan menitikberatkan pada SDG’s (14)
Desa peduli lingkungan laut dan (15) Desa peduli lingkungan darat melalui pengembangan
Kemitraan untuk pembangunan desa (SDG’s 17) dan Kelembagaan desa dinamis dan
budaya desa adaptif (SDG’s 18) untuk mencapai tujuan SDG’s (8) yaitu Pertumbuhan
Ekonomi Desa Merata.
Berdasarkan hal tersebut, maka arah kebijakan dan strategi bidang Advokasi dan
Kerja Sama Desa dan Perdesaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Kebijakan dan Strategi Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan
Perdesaan
No Arah Kebijakan Strategi

1. Mengarusutamakan Membangun dan mengembangkan kemitraan


pembangunan Desa desa dan perdesaan dengan multistakeholder
Berkelanjutan (SDGs Desa)
Mengembangkan lembaga desa dan perdesaan
yang handal melalui advokasi dan kerja sama
desa dan perdesaan

Memelihara kelestarian nilai-nilai budaya dan


kearifan lokal masyarakat desa

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |16
No Arah Kebijakan Strategi

2. Peningkatan keberlanjutan Fasilitasi Pelaksanaan Advokasi Desa dan


pembangunan perdesaan Perdesaan, Kerja Sama Desa dan Perdesaan,
Pendampingan Desa dan Perdesaan, dan
Pembentukan dan Pengembangan Kawasan Desa
dan Perdesaan

Peningkatan sinergitas Meningkatkan sinergitas dan sinkronisasi


3. pembangunan perdesaan program/ kegiatan dengan K/L/D/M dalam
antar K/L/D/M. bidang advokasi desa dan perdesaan, kerja sama
desa dan perdesaan, pendampingan desa dan
kawasan perdesaan, serta pembentukan dan
pengembangan kawasan perdesaan

D. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dalam upaya mencapai sasaran strategis pembangunan bidang
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan tahun 2020 – 2024 merupakan mandat
ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan regulasi secara empiris
dibutuhkan untuk mengisi kekosongan hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan
dalam bidang advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan. Kerangka regulasi yang
diperlukan harus disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu
UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan UU Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
Kerangka regulasi dalam mendukung sasaran strategis pembangunan bidang advokasi
dan kerja sama desa dan perdesaan agar dapat dilaksanakan dengan baik dan tercapai
target yang diinginkan, yakni:
Tabel 5. Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis Pembangunan
Bidang Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
A. REGULASI YANG DIAMANATKAN OLEH PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI
1. Ketentuan mengenai PERMEN Amanat Pasal 80 ayat
tahapan, tata cara, dan Berkoordinasi (5) PP Nomor 47
mekanisme penyelenggaraan dengan Mendagri Tahun 2015
musyawarah desa
2 Pedoman umum pelaksanaan PERMEN Amanat Pasal 131
pembangunan Desa, Berkoordinasi ayat (1) PP Nomor 47
pembangunan kawasan dengan Mendagri Tahun 2015
perdesaan, pemberdayaan dan Bappenas
RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 |17
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
masyarakat Desa, dan
pendampingan masyarakat
Desa
3 Pedoman teknis pelaksanaan PERMEN Permendesa PDTT
pembangunan kawasan No.5 Tahun 2016
perdesaan tentang
Penyelenggaraan
Pembangunan
Kawasan Perdesaan
4 Ketentuan tata cara kerja PERMEN Amanat Pasal 149 PP
sama desa di Bidang Berkoordinasi Nomor 47 Tahun
Pemerintahan Desa dengan Mendagri 2015
5 Pedoman Umum PERMEN Permendesa PDTT
Pendampingan Masyarakat No.19 Tahun 2020
Desa
6 Pedoman Umum PERMEN Permendesa PDTT
Pembangunan dan No. 21 Tahun 2020
Pemberdayaan Masyarakat
Desa
B REGULASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKSANAKAN KEWENANGAN
1 Penyelenggaraan Permen Permendesa PDTT
Pembangunan Kawasan No.5 Tahun 2016
Perdesaan
2 Koordinasi Sinergis Program Permen
dan Kegiatan Kemendesa
dengan K/L dan Daerah
3 Koordinasi Sinergis Program Permen
dan Kegiatan Internal
Kemendesa berdasarkan
lokus dan focus
4 Kemitraan dengan dunia Permen
usaha, mitra pembangunan,
organisasi masyarakat
madani dalam
penyelenggaraan
pembangunan perdesaan

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |18
E. Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi merupakan salah satu Kementerian/
Lembaga yang berbasis kewilayahan. Ruang lingkup wilayah kerja meliputi 74.953 desa,
271 kawasan perdesaan, 62 daerah tertinggal, 152 kawasan transmigrasi. Dari lokus
tersebut dikelompokan menjadi lokus prioritas nasional yang menjadi target dalam RPJMN
2020-2024 dan lokus prioritas Kementerian yang meruapakan lanjutan periode RPJMN
sebelumnya yang memerlukan pembinaan. Target sasaran desa prioritas sebanyak 10.000
desa dari 74.953 desa di seluruh Indonesia, kemudian dari 268 kawasan perdesaan
ditetapkan jumlah Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) sebanyak 62 kawasan dan
30 sasaran Kawasan perdesaan non KPPN yang sudah memiliki indeks perkembangan
kawasan perdesaan. Strategi pembangunan Kawasan perdesaan untuk menuju Kawasan
perdesaan yang mandiri dan berdaya saing, melalui pemenuhan kebutuhan pelayanan
dasar, sarana dan prasarana ekonomi Kawasan, pegembangan usaha kecil dan menengah,
revitalisasi Bumdes dan Bumdesa Bersama, pengembangan produk unggulan Kawasan
perdesaan, dan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha dan mitra pembangunan
lainnya. Selain itu perlu meningkatkan peran koordinasi dan Kerjasama kolaboratif antar
K/L/D/M dalam mengintegrasikan program dan kegiatan di kawasan perdesaan. Oleh
karena itu diperlukan penguatan dokumen perencanaan dalam bentuk masterplan atau
Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) yang implementatif sesuai dengan
peran masing-masing. Pembangunan Kawasan perdesan merupakan bagian integral dari
rencana tata ruang dan wilayah kabupaten, sehingga perlu mendorong peran aktif
pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan kawasan perdesaan.
Tabel 6. Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional

No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan

1 Aceh Aceh Timur Kawasan Perdesaan


Minapolitan Idi Rayeuk
2 Sumatera Utara Toba Samosir Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional Ajibata
3 Sumatera Utara Samosir Kawasan Perdesaan Pasir Putih
Parbaba
4 Jambi Muaro Jambi Kawasan Perdesaan Agribisnis
5 Kepulauan Riau Bintan Kawasan Perdesaan Pesisir
Berbasis Wisata Terpadu
6 Kepulauan Riau Karimun Kawasan Perdesaan Wisata
7 Sumatera Barat Agam Kawasan Perdesaan
Perkebunan Tebu
8 Sumatera Selatan Banyuasin Kawasan Perdesaan
Agropolotan Tanjung Lago

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |19
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan

Kawasan Perdesaan
9 Bangka Belitung Bangka Selatan Pengembangan (Budidaya)
Lada Putih
10 Bangka Belitung Belitung Kawasan Perdesaan Mina-
Agrowisata Selat Nasik
Kawasan Perdesaan
11 Bangka Belitung Belitung Timur Minapolitan Perikanan
Tangkap
12 Bengkulu Bengkulu Tengah Kawasan Perdesaan
Agropolitan Pondok Kelapa
13 Lampung Mesuji Kawasan Perdesaan
Agropolitan
14 Lampung Tulang Bawang Kawasan Perdesaan
Agropolitan
15 Jawa Barat Sukabumi Kawasan Perdesaan
Agrowisata Citaman Sakti
16 Jawa Tengah Magelang Kawasan Perdesaan Borobudur
Manunggal Jaya
17 Jawa Tengah Kendal Kawasan Perdesaan Plasma
Petik Sari
18 Jawa Timur Banyuwangi Kawasan Perdesaan
Agrowisata
19 Jawa Timur Pamekasan Kawasan Perdesaan Sentra
Peternakan Sapi Mandiri Bagi
Rasa
20 Banten Pandeglang Kawasan Perdesaan Mina-Agro
Wisata Krakatau
21 Bali Buleleng Kawasan Perdesaan Bali Aga
22 Bali Klungkung Kawasan Pariwisata
23 Kalimantan Barat Kubu Raya Kawasan Perdesaan
Agropolitan Rasau Jaya
Kawasan Perdesaan
24 Kalimantan Barat Sambas Pengembangan Agro Teknologi
25 Kalimantan Barat Mempawah Kawasan Perdesaan
Agropolitan Sadaniang
26 Kalimantan Barat Kayong Utara Kawasan Perdesaan Agribisnis
Kayong Lestari
27 Kalimantan Barat Bengkayang Kawasan Perdesaan Ledo

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |20
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan

28 Kalimantan Selatan Barito Kuala Kawasan Perdesaan Pertanian


Tanaman Pangan
29 Kalimantan Selatan Banjar Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan
30 Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Kawasan Perdesaan Agro-
Mina-Wisata
31 Kalimantan Timur Berau Kawasan Perdesaan Mina-
Bestari Tanjung Redep
Kawasan Perdesaan Ekowisata
32 Kalimantan Timur Kutai Timur Terpadu TNK Kutai Timur
33 Kalimantan Utara Bulungan Kawasan Perdesaan Food
Estate
34 NTB Dompu Kawasan Perdesaan Raba
35 NTB Lombok Tengah Kawasan Perdesaan Praya
36 NTB Sumbawa Kawasan Perdesaan Jasa Prima
37 NTB Lombok Timur Kawasan Perdesaan Keruak-
Jerowaru
38 NTT Manggarai Barat Kawasan Perdesaan Labuan
Bajo
39 NTT Ngada Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional Soa
40 NTT Sumba Timur Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan
Kawasan Perdesaan
41 Sulawesi Barat Mamuju Agrominapolitan Klaster
Manakarra Berdaya
42 Sulawesi Barat Mamuju Tengah Kawasan Perdesaan Wisata
Terpadu Kambunong
43 Sulawesi Selatan Bone Kawasan Perdesaan
Mallusetasi
44 Sulawesi Selatan Pinrang Kawasan Perdesaan
Minapolitan Luwita
45 Sulawesi Selatan Barru Kawasan Perdesaan
Agrowisata Gurilla
46 Sulawesi Selatan Luwu Timur Kawasan Perdesaan Towuti
47 Kawasan Perdesaan Agro
Sulawesi Tengah Poso Wisata Lemba Masale
Berbasis Produk Pangan Sehat

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |21
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan

48 Sulawesi Tengah Buol Kawasan Perdesaan


Agropolitan Lipunoto
49 Sulawesi Tengah Morowali Kawasan Perdesaan KPPN
Kolonodale
50 Sulawesi Tenggara Muna Kawasan Perdesaan
Agropolitan Kabawo - Parigi
51 Sulawesi Tenggara Wakatobi Kawasan Perdesaan Pulau
Kapota
52 Sulawesi Tenggara Konawe Selatan Kawasan Perdesaan Tinanggea
53 Sulawesi Utara Minahasa Utara Kawasan Perdesaan
Agrowisata Buah
54 Gorontalo Boalemo Kawasan Perdesaan Wonosari
55 Gorontalo Gorontalo Utara Kawasan Perdesaan Wisata
Ponelo Kepulauan
56 Gorontalo Gorontalo Kawasan Perdesaan Agro
Ekopolitan
57 Maluku Maluku Tengah Kawasan Perdesaan Tanaman
Pangan
58 Maluku Utara Pulau Morotai Kawasan Perdesaan Daruba
59 Papua Kota Jayapura Kawasan Perdesaan Jopalala
60 Papua Merauke Kawasan Perdesaan
Berkelanjutan
61 Papua Barat Raja Ampat Kawasan Perdesaan Misool
62 Papua Barat Manokwari Kawasan Perdesaan
Agropolitan Sidey

Tabel 7. Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian


No Provinsi Kabupaten Kawasan
1 Sumatera Utara Pakpak Bharat Kawasan Perdesaan Pakpak Bharat
Kawasan Perdesaan Berbasi
2 Sumatera Barat Pesisir Selatan Industri Pariwisata

Kawasan Perdesaan
3 Bengkulu Bengkulu Utara Agrominapolitan PadangJaya

4 Sumatera Selatan Musi Rawas Kawasan Perdesaan Ekonomi


Kreatif

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |22
Kawasan Perdesaan Sentra
5 Sumatera Selatan OKU Timur Produksi Padi Organik Penunjang
Pertanian Berkelanjutan
6 Sumatera Selatan Empat Lawang Kawasan Perdesaan Sikap Dalam
Kawasan Perdesaan
7 Lampung Lampung Timur Agrominapolitan Sukakarya

Kawasan Perdesaan Artefak Goa


8 Jawa Barat Bandung Barat Pawon dan Geo Wisata

9 Jawa Barat Garut Kawasan Perdesaan Agrowisata


Barudua
10 Jawa Tengah Klaten Kawasan Perdesaan Mandiri
Pangan
Kawasan Perdesaan Sentra Industri
11 Jawa Tengah Kudus GulaTumbu
Kawasan Perdesaan Agrowisata
12 Jawa Tengah Temanggung Kecamatan Kranggan

Kawasan Perdesaan Beras Organik


13 Jawa Tengah Karanganyar Bernutrisi Lereng Gunung Lawu

Kawasan Perdesaan Agriculture


14 Jawa Timur Trenggalek Estate Sapi Perah
Kawasan Perdesaan Wisata Lingkar
15 Jawa Timur Malang Bendungan Selorejo Ngantang
16 Jawa Timur Sampang Kawasan Perdesaan Wisata Desa
Pantura
17 DI Yogyakarta Kulon Progo Kawasan Perdesaan Agrowisata
Menoreh Terpadu
18 DI Yogyakarta Gunung Kidul Kawasan Perdesaan Argopolitan
Keamatan Karangmojo
19 Bali Tabanan Kawasan Perdesaan Shiny
Tabanan
20 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara Kawasan Perdesaan Argo Mina
Pastoral
21 Kalimantan Hulu Sungai Selatan Kawasan Perdesaan Sentra
Selatan
Industri Makanan Ringan
22 Kalimantan Baat Kayong Utara Kawasan Perdesaan Argobisnis
Kayong Lestari
23 Sulawesi Tengah Sigi Kawasan Perdesaan Argowisata
Magaya
RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 |23
24 Sulawesi Tengah Parigi Moutong Kawasan Perdesaan Paristoba
25 Sulawesi Selatan Sidenreng Rappang Kawasan Perdesaan Agropolitan
Maritengngae
26 Sulawesi Muna Barat Kawasan Perdesaan Muna Barat
Tenggara
27 Nusa Tenggara Ende Kawasan Perdesaan Kalimutu
28 Maluku Buru Kawasan Perdesaan Agropolian
Bebasis Komoditas Unggulan
Padi
29 Maluku Seram Bagian Timur Kawasan Perdesaan Mina
Agrowisata Pertanian Terpadu
Kawasan Perdesaan Ekonomi
30 Maluku Utara Halmahera Timur Terpadu

Ada 8 (delapan) kawasan yang akan diintervensi dari exs. Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun Anggaran 2021, diserahkan ke Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang akan dijadikan lokus kegiatan pada
Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan guna pengembangan Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional, sebagaimana tertuang pada Tabel 8.

Tabel 8. Kawasan Perdesaan Prioritas Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan
Perdesaan Tahun Anggaran 2020 - 2024

No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan


1 Jawa Timur Pamekasan Kawasan Perdesaan Sentra Peternakan Sapi
Mandiri Bagi Rasa
2 Sumatera Selatan Banyuasin Kawasa Perdesaan Agropolitan Tanjung
Lago
3 Sulawesi Tengah Buol Kawasan Perdesaan Agropolitan Lipunoto
4 Kalimantan Barat Kubu Raya Kawasan Perdesaan Agropolitan Rasau Raya
5 Maluku Maluku Tengah Kawasan Perdesaan Tanaman Pangan
6 Nusa Tenggara Manggarai Barat Kawasan Perdesaan Labuan Bajo
Timur
7 Nusa Tenggara Lombok Tengah Kawasan Perdesaan KPPN Praya
Barat
8 Kalimantan Barat Mempawah Kawasan Perdesaan Agropolitan Sadaniang

Selain itu untuk mendukung pembangunan di luar Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional,
ditetapkan pula Daftar Kawasan Perdesaan Reguler (Non KPPN) Prioritas Direktorat Advokasi
dan Kerjasama Desa dan Perdesaan Tahun Anggaran 2020-2025.
RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 |24
Tabel 9. Kawasan Perdesaan Reguler Prioritas 2020 – 2024 (Non KPPN)

No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan


1 Aceh Sabang Kawasan Perdesaan Berbasis
Pengembangan Pariwisata
2 Sumatera Barat Pesisir Selatan Kawasan Perdesaan Berbasis Industri
Pariwisata
3 Bangka Belitung Bangka Kawasan Perdesaan Perikanan dan
Pariwisata
4 Jambi Merangin Kawasan Perdesaan Perkebunan
Kopi Rakyat
5 Lampung Pesaweran Kawasan Persdesaan Wisata
Berbasis Bahari dan Warisan Budaya
6 Jawa Barat Kuningan Kawasan Perdesaan Pariwisata Alam
dan Budidaya
7 Jawa Barat Bandung Kawasan Perdesaan Agroforestry
Kopi
8 Jawa Tengah Gunung Kidul Kawasan Perdesaan Wisata Pantai
9 Jawa Tengah Temanggung Kawasan Perdesaan Agropolitan
Candiroto
10 Jawa Timur Malang Kawasan Perdesaan Wisata Lingkar
Bendungan Selorejo Ngantang

11 Kalimantan Hulu Sungai Kawasan Perdesaan Sentra Industri


Selatan Selatan Makanan Ringan
12 Kalimantan Tanah Laut Kawasan Perdesaan Wisata Terpadu
Selatan

13 Kalimantan Utara Nunukan Kawasan Perdesaan di Perbatasan


Negara
14 Kalimantan Hulu Sungai Utara Kawasan Perdesaan Pertanian Rawa
Selatan
15 Kalimantan Barat Kubu Raya Kawasan Perdesaan Agropolitan
Kuala Mandor Tarigas
16 Gorontalo Gorontalo Kawasan Perdesaan Agro Eko Wisata
17 Sulawesi Tengah Sigi Kawasan Perdesaan Agrowisata
Magaya
18 Sulawesi Selatan Jeneponto Kawasan Perdesaan Rumatakasipa
19 Sulawesi Selatan Sidenreng Rappang Kawasan Perdesaan
Maritengngae

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |25
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
20 Nusa Tenggara Lombok Barat Kawasan Perdesaan Pesisir
Barat
21 Nusa Tenggara Lombok Barat Kawasan Perdesaan Ragamadu
Barat (Rambutan, Gula Aren, Manggis,
Durian)
22 Nusa Tenggara Alor Kawasan Perdesaan Mainang/ Tema:
Timur "Pembangunan Berbasis
Pengembangan Pertanian Terpadu"
23 Maluku Seram Bagian Kawasan Perdesaan Agribisnis Teluk
Timur Waru
24 Maluku Buru Kawasan Perdesaan Waeapo
Agropolitan Berbasis
25 Papua Merauke Kawasan Perdesaan Daerah Terluar
dan Tertinggal

F. Kerangka Kelembagaan

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang Organisasi


Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang Penataan
Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024,
diperlukan penyempurnaan kelembagaan untuk mewujudkan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap upaya mewujudkan visi
dan misi Presiden terutama visi ketiga “pembangunan yang merata dan berkeadilan” serta
agenda prioritas pembangunan nasional kedua yaitu Pengembangan Wilayah untuk
Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan, secara efektif dan efisien. Dalam
mewujudkan hal tersebut, ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan setelah itu
ditetapkanlah Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi dimana
didalamnya memuat bahwa Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan perdesaan. Dalam hal ini, Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa
dan Perdesaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Advokasi dan
Kerjasama Desa dan Perdesaan menyelenggarakan fungsi:

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |26
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang advokasi dan diseminasi kebijakan
pembangunan desa dan perdesaan, pendampingan pembangunan desa dan perdesaan,
kerja sama desa dan perdesaan, serta pembentukan dan pengembangan kawasan
perdesaan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang advokasi dan diseminasi kebijakan pembangunan desa
dan perdesaan, pendampingan pembangunan desa dan perdesaan, kerja sama desa dan
perdesaan, serta pembentukan dan pengembangan kawasan perdesaan;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang advokasi dan diseminasi
kebijakan pembangunan desa dan perdesaan, pendampingan pembangunan desa dan
perdesaan, kerja sama desa dan perdesaan, serta pembentukan dan pengembangan
kawasan perdesaan;
4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang advokasi dan diseminasi kebijakan
pembangunan desa dan perdesaan, pendampingan pembangunan desa dan perdesaan,
kerja sama desa dan perdesaan, serta pembentukan dan pengembangan kawasan
perdesaan;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang advokasi dan diseminasi kebijakan
pembangunan desa dan perdesaan, pendampingan pembangunan desa dan perdesaan,
kerja sama desa dan perdesaan, serta pembentukan dan pengembangan kawasan
perdesaan; dan
6. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.

Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan terdiri atas :


a. Subbagian Tata Usaha; dan
b. 4 Kelompok jabatan fungsional, yaitu ;
- Kelompok Substansi Fasilitasi Advokasi dan Diseminasi Kebijakan
Pembangunan
- Kelompok Substansi Fasilitasi Pendampingan
- Kelompok Substansi Kerjasama Desa dan Perdesaan
- Kelompok Substansi Fasilitasi Pembentukan dan Pengembangan Kawasan
Peredaan
Berikut telah disusun Proses Bisnis dan Struktur Organisasi Direktorat Advokasi dan
Kerjasama Desa dan Perdesaan yang disajikan pada gambar berikut:

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |27
Gambar 1. Rancangan Proses Bisnis Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |28
DIREKTORAT ADVOKASI
DAN KERJASAMA DESA
DAN PERDESAAN

Sub Bagian Tata


Usaha

Fasilitasi Advokasi dan Fasilitasi


Diseminasi Kebijakan Fasilitasi Fasilitasi Kerjasama Pembentukan dan
Pembangunan Pendampingan Desa dan Perdesaan Pengembangan
Kawasan Perdesaan

1. Advokasi dan 1. Pendampingan 1. Pengembangan 1. Pembentukan dan


Diseminasi Wilayah I Kerjasama Antar Desa Pengembangan
Kebijakan 2. Pendampingan dan Kawasan Perdesaan Kawasan Perdesaan
2. Fasilitasi Wilayah II 2. Pengembangan 2. Penilaian
Perencanaan 3. Pendampingan Kerjasama Desa dan Perkembangan
Pembangunan Wilayah III Kawasan dengan Pihak Pembangunan Desa
Partisipatif 4. Pendampingan Ketiga dan Perdesaan
Wilayah IV
5. Pendampingan
Wilayah V

Gambar 2. Rancangan Struktur Organisasi Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan
RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 |29
Dalam menjalankan tugas dan fungsi yang telah dimandatkan kepada Bidang
Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan diperlukan kualitas dan kuantitas SDM yang
memadai. Berdasarkan data dari Subbagian Tata Usaha Direktorat Advokasi dan Kerjasama
Desa dan Perdesaan komposisi pegawai berdasarkan jabatan dan jenjang Pendidikan disajikan
pada table berikut:

Tabel 10. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK

NO. JABATAN JUMLAH PEGAWAI

1 Jabatan Tinggi Pratama 1


2 Jabatan Pengawas 1
3 JFT Ahli Madya 4
4 JFT Ahli Muda 10
5 JFT Ahli Pratama 1
6 JFT Terampil 1
7 Jabatan Pelaksana (JFU) 16
JUMLAH 34
Data Bulan Januari 2021, hasil penyesuain SOTK.

Tabel 11. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan


berdasarkan SOTK

NO. JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI


1. S2 10
2. S1/Diploma IV 21
3. D3 3
JUMLAH 34
Data Bulan Januari 2021, hasil penyesuain SOTK.

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |30
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. Target Kinerja

Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang akan dicapai oleh
K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu tertentu. Target harus menggambarkan
angka kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap indikator sasaran. Penetapan
target juga harus relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline
data yang jelas. Bagian yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang
akuntabel adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan capaian
kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana pembangunan akan lebih
efisien dan efektif keberhasilannya apabila dilengkapi dengan indikator capaian,
pengukuran kinerjanya, serta kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi,
koherensi dan ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus
dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak, outcomes, output, serta
input sumber daya pendukungnya. Bagian ini merupakan tahap penting dalam
perencanaan kebijakan pembangunan (policyplanning).

Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan Direktorat Advokasi dan Kerjasama
Desa dan Perdesaan, ditetapkan 3 (tiga) sasaran strategis, yang disajikan pada Tabel 12.

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |31
Tabel 12. Target Kinerja Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024

Target Tahun 2020 - 2024


No Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
2020 2021 2022 2023 2024
Tersedianya regulasi dan
Jumlah bahan kebijakan dan regulasi
kebijakan, pelaksanaan
Pelaksanaan Advokasi dan Kerjasama 1 1 1 1 1 Dokumen
advokasi dan kerjasama desa
Mendorong Desa dan Perdesaan yang ditetapkan
dan perdesaan
Terwujudnya
Kolaborasi Perdesaan Persentase kegiatan pelaksanaan
dan Perkotaan advokasi dan kerjasama desa dan
Terselenggaranya pelaksanaan
melalui perdesaan yang sesuai dengan
advokasi dan kerjasama desa 100 100 100 100 100 Persentase
1 Pengembangan dokumen perencanaan teknis
dan perdesaan
Kawasan Perdesaan pengembangan kerjasama desa dan
secara Berkelanjutan perdesaan
dengan Melibatkan
Pendampingan Multi Berkembangnya partisipasi
Stakeholder masyarakat dalam
Persentase desa dan perdesaan yang
pembangunan desa dan 100 100 100 100 100 Persentase
mendapatkan pendampingan
perdesaan melalui
pendampingan

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |32
B. Kerangka Pendanaan

Keberhasilan pelaksanaan program di Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa


dan Perdesaan sangat ditentukan oleh pembiayaan yang disediakan oleh
Pemerintah. Sumber pendanaan salah satunya berasal dari APBN, besaran
pembiayaan untuk program di Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan
Perdesaan yang telah ditetapkan dan yang mampu disediakan oleh Pemerintah
selama kurun waktu tahun 2020-2024 berdasarkan Rencana Strategis (renstra)
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan. Pemenuhan pendanaan
dalam rangka mendukung program Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan
Perdesaan, menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah, swasta, perbankan dan non perbankan, dan masyarakat mengerahkan
sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Pengelolaan dana untuk mendukung program Direktorat Advokasi dan Kerjasama
Desa dan Perdesaan berdasarkan pada prinsip keadilan, efsiensi, transparansi, dan
akuntabilitas publik.
Berdasarkan Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Tahun 2020-2024, kerangka pendanaan yang dibutuhkan selama lima tahun sebesar
Rp21.354,17 Milyar. Sedangkan alokasi anggaran untuk Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun 2021-2024 sebesar Rp2.036,05 Milyar
dari Program Teknis sebesar Rp 1.669,67 Milyar dan Program Pendukung (Generik)
sebesar Rp 366,38 Milyar. Perincian kebutuhan anggaran Direktorat Advokasi dan
Kerja Sama Desa dan Perdesaan Tahun 2021-2024 disajikan pada Tabel 13.

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024 |33
Tabel 13. Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024

PROGRAM/UNIT KERJA KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2021-2024 (Rp Milyar)


NO JUMLAH
2021 2022 2023 2024

KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI 3.689,81 4.058,79 4.464,67 4.911,13 17.124,40

Direktorat Jenderal Pembangunan


1 359,77 395,74 435,32 478,85 1.669,67
Desa dan Perdesaan

2. Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa 70,80 30 50 70 220.80


dan Perdesaan

Catatan: Anggaran diupdate tahunan dalam RKP, Renja K/L sesuai dengan kapasitas fiskal dan kebijakan Pemerintah

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 34
BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan Tahun
2020-2024 merupakan dokumen perencanaan lima tahun yang memuat kondisi umum,
potensi dan permasalahan, visi, misi, tujuan, arah kebijakan dan strategi, program dan
kegiatan, kelembagaan, serta target kinerja dan kerangka pendanaan merupakan
penjabaran dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
serta Rencana Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, serta RPJMN 2020-2024.
Penyusunan dokumen Renstra ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai panduan yang
lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan bagi semua Kelompok Substansi yang ada di
Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan. Renstra ini juga mampu menjadi
acuan dalam penyusunan standar dan penyusunan rencana kerja sehingga penjabaran
rencana kerja ke depannya akan lebih tepat dan lebih sesuai.
Denganmengacu kepadatarget kinerja Rencana Strategis yang telahditetapkandalam
setiap perencanaan program dan kegiatannya, maka pelaksanaan evaluasi pencapaian
program dan kegiatan akan lebih mudah untuk dilaksanakan.
Adanya kesadaran bahwa pencapaian pembangunan desa dan perdesaan tidak
mudah, maka hanya dengan tekad dan integritas para penyelenggara negara di lingkup
Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan, disertai dengan intensitas
koordinasi dengan Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan,
maka tujuan dan sasaran pembangunan desa dan perdesaan akan dapat dicapai. Kerjasama
antar Kelompok Subtansi dalam Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan
menjadi keharusan dan mutlak harus dipertegas sehingga target kinerja dapat dicapai secara
efektif dan efisien.

RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 - 2024 | 35
RENSTRA DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN 2020-2024
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
i
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. i
1. Kondisi Umum ................................................................................. 2
2. Permasalahan dan Potensi ................................................................ 4
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN .................................................................... 7
1. Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia ........... 8
2. Visi dan Misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi .................................................................................. 10
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN ....................................................................... 17
1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ......................... 18
2. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan................................ 22
3. Kerangka Regulasi .......................................................................... 25
4. Kerangka Kelembagaan................................................................... 31
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................ 41
1. Target Kinerja ................................................................................. 42
2. Kerangka Pendanaan ...................................................................... 75
BAB V PENUTUP........................................................................................ 76

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi…………………..…………………….. 13

Tabel 3.1 Arah Kebijakan Strategi………….………….…………………………………………………………………………… 19

Tabel 3.2 Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan……….……….…………………………………………………….. 23

Tabel 3.3 Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis Pembangunan Bidang Perdesaan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 25

Tabel 3.4 Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional……..……………………….. 27

Tabel 3.5 Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian…….……………………………………. 30

Tabel 3.6 Matriks SIPOC………….….…………………………………………………………………………………………………. 38

Tabel 3.7 Komposisi PNS Berdasarkan SOTK Baru……………..…………………………………………………………… 40

Tabel 3.8 Komposisi PNS Berdasarkan Jenjang Pendidikan……………………………………………………………. 40

Tabel 4.1 Program Sasaran dan Indikator Kinerja …………….……………………………………………………………. 43

Tabel 4.2 Indikator Kinerja Utama…………………………………………………………………………………………………. 45

Tabel 4.3 Kegiatan Direktorat Pengembangan Sosial Budaya Lingkungan Desa dan Perdesaan…….. 47

Tabel 4.4 Rancangan Rencana Kerja 2022-2024……………………………………………………………….……………. 62

Tabel 4.5 Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024……………………………………………………………….………… 81

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 SDG’s Desa ……………………………..…………………………………………..………………………….….…….. 3

Gambar 2.1 Hubungan Visi Misi Arahan Presiden dan Agenda Pembangunan
Nasional…………………………………………………………………….………………………..………………..………………………. 10

Gambar 3.1 Struktur Organisasi ……………………………………………………………………………………………………. 39

Gambar 4.1 Strategi Pencapaian IKK……………………………………………………………………………………………… 46

vi
Gambar 4.1 Strategi Pencapaian IKK
……………………………………………………………………………………………….46

BAB 1 PENDAHULUAN

RENSTRA DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN 2020-2024
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
i
1. Kondisi Umum

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa memandatkan


bahwa tujuan pembangunan Desa adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan
kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana
dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi
dan daerah tertinggal sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan
atau Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan
kesepakatan 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
ditetapkan pada tahun 2015, yaitu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat global termasuk Indonesia. SDGs sebagai agenda
pembangunan global sejalan dengan RPJMN 2020-2024. Ada 17 tujuan
yaitu (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat
dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air
Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8)
Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan
Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan
Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang
Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem
Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan
Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan,
(18) Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
Iskandar (2020) mengatakan bahwa bagi desa-desa di Indonesia,
pelokalan SDGs menjadi SGDs Desa benar-benar dibutuhkan. Bahkan,
SDGs Desa menjadi acuan utama pembangunan jangka menengah desa
seluruh Indonesia. SDGs teruji memudahkan pengukuran
pembangunan. Ukurannya sendiri menyeluruh terhadap aspek-aspek
kehidupan warga dan lingkungannya. Karena itu, pelokalan SDGs
sebagai SGDs Desa membuat arah pembangunan desa menjadi jelas dan
terinci dalam tujuan-tujuan holistik. Tujuan dari mendaratkan konsep
SDGs pada konteks desa Indonesia adalah agar pembangunan desa yang
telah dijalankan tidak lenyap akibat pengukuran yang bersifat global,
nasional, dan daerah.
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun 2020-2024
telah merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan prioritas
pembangunan desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa,
meliputi; (1) Desa tanpa kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan; (3) Desa

2
sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan Desa berkualitas; (5) Keterlibatan
perempuan desa; (6) Desa layak air bersih dan sanitasi; (7) Desa
berenergi bersih dan terbarukan; (8) Pertumbuhan ekonomi desa merata;
(9) Infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa
kesenjangan; (11) Kawasan pemukiman desa aman dan nyaman; (12)
Konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan; (13) Desa tanggap
perubahan iklim; (14) Desa peduli lingkungan laut; (15) Desa peduli
lingkungan darat; (16) Desa damai berkeadilan; (17) Kemitraan untuk
pembangunan desa; dan (18) Kelembagaan desa dinamis dan budaya
desa adaptif. SDGs Desa di atas bisa dikelompokan ke dalam delapan
tipologi desa, yakni (1) Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan; (2) Desa
ekonomi tumbuh merata; (3) Desa peduli kesehatan; (4) Desa peduli
lingkungan; (5) Desa peduli pendidikan; (6) Desa ramah perempuan; (7)
Desa berjejaring); dan (8) Desa tanggap budaya. Direktorat
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
menjalankan 16 SDGs Desa dari 18 SDGs Desa yang ada, yaitu SDGs
Desa 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, dan 18.

Gambar 1.1 Sustainable Development Goals (SDGs) Desa


(Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Trasmigrasi 2020-2024)

3
2. Permasalahan dan Potensi
Kemajuan suatu negara diukur dari adanya perkembangan
pembangunan yang dilakukan. Pada umumnya proses pembangunan
yang dapat dilihat berupa hal fisik seperti sarana dan prasarana,
namun rupanya pembangunan non-fisik atau pembangunan
masyarakat menjadi aspek penting yang tidak dapat dilupakan.
Kesenjangan yang terjadi antarwilayah di Indonesia dapat diukur
melalui aspek ekonomi, sosial-budaya, serta sarana dan prasarana.
Kesenjangan yang paling dapat dilihat adalah di desa dan kota, maka
pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
menjadi salah satu Prioritas Nasional Kedua tentang “Mengembangkan
Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan”.

Amanat untuk membangun desa dan kawasan perdesaan telah


tercantum dalam Undang-undang desa yang dilaksanakan secara
kolaboratif. Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi
ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
secara berkelanjutan. Sedangkan pembangunan Kawasan Perdesaan
yang merupakan perpaduan pembangunan antarDesa dalam 1 (satu)
Kabupaten/Kota, dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan
meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan melalui pendekatan
pembangunan partisipatif.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan Desa tersebut,


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi telah mengeluarkan kebijakan tentang Pedoman Umum
Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat melalui
Permendesa PDTT Nomor 21 Tahun 2020 yang menegaskan bahwa
SDGs Desa merupakan arah kebijakan Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa. Capaian dari SDGs sampai tahun
2030 adalah mengubah kualitas hidup masyarakat secara mendasar
dengan mengedepankan prinsip no one left behind (tidak ada satu
orangpun terlewatkan). Artinya memastikan bahwa seluruh
masyarakat desa termasuk masyarakat rentan dan marginal dapat
terlibat dalam pembangunan dan tata kelola pemerintahan Desa serta
memetik manfaat dari hasil pembangunan Desa. Dari 18 tujuan SDGs
Desa yang ada, Direktorat Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan menyasar pada 16 tujuan SDGs.

4
Permasalahan yang masih dihadapi oleh masyarakat Desa untuk
mencapai SDGs Desa di bidang sosial budaya antara lain: kemiskinan
desa, kesejahteraan keluarga desa, kualitas pendidikan masyarakat
desa, kualitas layanan kesehatan desa, kondisi kesehatan masyarakat
desa, eksklusifisme desa, kesetaraan gender (partisipasi perempuan
dalam pembangunan desa), perlindungan anak, kerawanan pangan,
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan desa, mitigasi
bencana, dan ketahanan sosial masyarakat desa

Secara spesifik permasalahan terkait bidang sosial budaya dan


lingkungan desa dan perdesaan adalah sebagai berikut:

1. Kemiskinan di perdesaan pada Maret 2020 sebesar 12,82 persen


(15,26 juta orang), naik menjadi 13,20 persen (15,51 juta orang)
pada September 2020.
2. Menurut data Riskesdas tahun 2018, prevalensi stunting pada
balita di Indonesia mencapai 30,8%, dimana angka prevalensi
stunting di perdesaan (42,1%) jauh lebih tinggi dibandingkan
perkotaan (32,5%). RPJMN di tahun 2024 menargetkan prevalensi
stunting turun menjadi 14%.
3. Indeks Pembangunan Desa (IPG) Indonesia pada tahun 2019
menunjukkan nilai 91,07 (BPS,2019) dan belum maksimalnya
kesetaraan gender dalam proses pembangunan desa, seperti: Desa
belum memiliki data gender, Desa belum melaksanakan anggaran
yang responsive gender, Desa belum memiliki kebijakan (peraturan
desa) untuk mewujudkan kesetaraan gender, dan kepemimpinan
perempuan yang belum optimal di Desa. Selain itu, kekerasasn
pada perempuan masih perlu dilakukan intervensi, satu dari tiga
perempuan usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik
dan/atau seksual selama hidupnya. Perempuan di perdesaan
mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual sebesar 29,8%.
(SNPHAR, 2018).
4. Kondisi perlindungan anak yang dipresentasikan dalam Indeks
Perlindungan Anak (IPA) pada tahun 2018 mencapai angka 62,72.
Permaslaahan terkait perlindungan anak yang masih dihadapi
antara lain: 7,05 persen anak berusia 10-17 tahun yang bekerja
(Sakernas,2018), terdapat 10,82 persen perempuan usia 20-24
tahun menikah sebelum usia 18 tahun (Susenas, 2019),
Sementara itu, pengasuhan anak juga belum optimal, antara lain
ditandai oleh balita yang mendapatkan pengasuhan tidak layak
sekitar 3,73 persen, sekitar 61,7% laki-laki dan 62% perempuan
usia 13-17 tahun yang pernah mengalami kekerasan sepanjang
hidupnya (SNPHAR, 2018)

5
5. Masih kurangnya keterlibatan kelompok marginal dan rentan
dalam pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
6. Indonesia juga mengalami masalah perubahan iklim dan masalah
pencemaran lingkungan.
7. Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang atau berat
pada 2019 sebesar 5,42% (berdasarkan pada skala pengalaman
kerawanan pangan).
8. Indonesia masih perlu meningkatkan pendidikan di perdesaan dan
menguatkan modal sosial masyarakat desa.

Dalam proses pembangunan dan pemberdayaan masyarakat


Desa yang terfokus pada SDGs Desa, dibutuhkan dukungan dan
sinergi dari berbagai pihak dan pemangku kepentingan yang terkait
dengan pencapaian target SDGs Desa. Potensi seperti kreativitas,
pengetahuan, teknologi dan sumber daya yang ada harus
dioptimalkan. Adapun potensi yang dapat dioptimalkan dalam proses
pengembangan sosial budaya, lingkungan desa dan perdesaan antara
lain:

a. Peningkatan Dana Desa hingga Rp.400 Triliun pada Tahun 2020-


2024, dan refocusing prioritas penggunaan Dana Desa untuk
pencapaian SDGs Desa.
b. Telah terjalin kerja sama dengan Kementerian/Lembaga
Pemerintah serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
memiliki fokus intervensi dalam pencapaian SDGs

Dengan mengoptimalisasi potensi yang ada, diharapkan mampu


mempercepat pencapaian tujuan Pembangunan Desa yang
Berkelanjutan.

6
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN

7
1. Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia

Visi pembangunan Indonesia pada RPJMN 2020-2024 adalah


mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan
makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.

Visi Presiden dan Wakil Presiden untuk dapat mencapai


pembangunan Indonesia adalah:
“Terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian, berlandaskan gotong-royong”

Visi tersebut dijabarkan dalam 9 (sembilan) Misi, yaitu:


1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia;
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya;
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman
kepada seluruh warga;
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya;
dan
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

Terdapat 5 (lima) arahan Presiden dalam mewujudkan agenda


pembangunan nasional, yaitu:

1). Pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM)


Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif,
terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi didukung
dengan kerjasama industri dan talenta global.
2). Pembangunan infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan
Kawasan produksi dengan Kawasan distribusi, mempermudah akses
ke Kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan
mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat.
3). Penyederhanaan regulasi
Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan
Omnibus Law, terutama menerbitkan 2 (dua) undang-undang.

8
Pertama UU Cipta Lapangan Kerja, dan Kedua UU Pemberdayaan
UMKM.
4). Penyederhanaan birokrasi
Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja,
memangkas prosedur, dan birokrasi yang panjang dan
menyederhanakan eselonisasi.
5). Transformasi ekonomi
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA
menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai
nilai tambah tinggi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Selanjutnya VISI-MISI dan ARAHAN STRATEGIS tersebut


diterjemahkan ke dalam 7 agenda pembangunan yang didalamnya
terdapat Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas. 7
Agenda Pembangunan RPJMN IV tahun 2020 – 2024, yaitu:

1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan


yang Berkualitas dan Berkeadilan;
2. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan
Ekonomi dan Pelayanan Dasar;
3. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan;
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan
Berdaya Saing;
5. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana
dan Perubahan Iklim; dan
7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan
Publik.
Hubungan keterkaitan antara Visi dan Misi Presiden, Arahan
Presiden dan Agenda Pembangunan Nasional adalah:

9
Gambar 2.1 Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden dan Agenda
Pembangunan Nasional
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2020-2024

2. Visi dan Misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal


dan Transmigrasi

A. Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020 –


2024
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan
desa dan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Tugas
tersebut, secara spesifik merupakan instrumen untuk melaksanakan
misi ketiga Presiden dan Wakil Presiden yaitu Pembangunan yang
Merata dan Berkeadilan, serta Agenda Prioritas Nasional ke-2 yaitu
Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan
Menjamin Pemerataan.

Sehingga, visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi pada kurun


waktu 2020-2024 adalah:

“Terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif


dan Daya Saing secara berkelanjutan dalam Mendukung
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian,
Berlandaskan Gotong-Royong”
Pengertian dari visi tersebut adalah:

10
a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan Kawasan
transmigrasi baik di daerah tertinggal maupun di daerah tidak
tertinggal yang menjadi urusan pemerintahan serta menjadi
kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan memiliki kemampuan untuk membentuk kemitraan
dengan wilayah/kawasan lainnya yang efektif, bermanfaat, dan
saling menguntungkan untuk lebih meningkatkan keunggulan
daya saing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan,
kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki
ketahanan ekonomi, sosial dan ekologi yang sejalan dengan arah
pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals
(SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan di Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam
meningkatkan nilai tambah dibandingkan dengan negara lainnya
baik di tingkat regional maupun internasional.

Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian,


berlandaskan gotong-royong: merupakan visi Presiden dan Wakil
Presiden yang wajib didukung oleh visi Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi.

B. Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi


Untuk mewujudkan Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi,
maka misi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020-
2024 sebagai berikut:
a. Mempercepat pembangunan Desa dan Perdesaan yang
berkelanjutan;
b. Mengembangkan ekonomi dan investasi Desa dan Perdesaan,
Daerah Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi;
c. Menyerasikan kebijakan dan program percepatan pembangunan
daerah tertinggal;
d. Menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan Kawasan
transmigrasi;
e. Menyusun dan merumuskan pengembangan daya saing Desa dan
Perdesaan, Daerah Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi berbasis
data dan informasi yang akurat;
f. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan

11
transmigrasi; dan
g. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang baik.

C. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020 – 2024

Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


yang ingin dicapai kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yakni:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan Kawasan transmigrasi,
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal,
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan system
pengembangan dalam mendukung pertumbuhan wilayah;
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam
pengembangan daya saing melalui kreativitas dan teknologi
berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi dalam
pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien
dan terpercaya.

Dalam mendukung pencapaian tujuan Kementerian Desa, PDT


dan Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan fokus pada tujuan

“Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta


kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.

D. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan


Perdesaan Tahun 2020 – 2024

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki sasaran


strategis seperti pada tabel berikut :

12
Tabel 2.1 Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Tahun 2020 – 2024
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
1 Mendorong Berkembangnya  Jumlah desa mandiri
terwujudnya status  Jumlah desa
Desa pembangunan desa berkembang
Berkembang  Jumlah desa tertinggal
dan Mandiri,  Indeks rata-rata
serta kolaborasi perkembangan 62
perdesaan KPPN (Kawasan
dengan Perdesaan Prioritas
perkotaan Nasional)
melalui  Indeks rata-rata
pengembangan perkembangan 30
Kawasan Kawasan Perdesaan
Perdesaan Prioritas Kementerian
secara Meningkatnya  Indeks rata-rata
berkelanjutan status perkembangan 62
perkembangan KPPN (Kawasan
Kawasan Perdesaan Perdesaan Prioritas
Nasional)
 Indeks rata-rata
perkembangan 30
Kawasan Perdesaan
Prioritas Kementerian
Menurunnya Persentase kemiskinan di
Kemiskinan perdesaan
di perdesaan
2 Mendorong Terevitalisasinya  Jumlah Bumdes
tumbuh dan Badan Usaha berkembang
berkembangnya Milik Desa  Jumlah Bumdes maju
investasi di (BUMDes)
desa dan Terevitalisasi  Jumlah Bumdes
perdesaan, Badan Usaha Milik Bersama
daerah Desa Bersama berkembang
tertinggal, dan (Bumdesma)  Jumlah Bumdes
Kawasan Bersama maju

13
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
transmigrasi Meningkatnya Persentase kenaikan
investasi di investasi di perdesaan
perdesaan
mendukung
transformasi
ekonomi
3 Berkurangnya Berkurangnya Jumlah kabupaten daerah
jumlah daerah jumlah daerah tertinggal yang
tertinggal tertinggal terentaskan menurut
indeks ketertinggalan
Menurunnya Persentase penurunan
penduduk miskin penduduk miskin di
di daerah tertinggal daerah tertinggal
Meningkatnya IPM Nilai rata-rata IPM di
di daerah tertinggal daerah tertinggal
4 Terwujudnya Meningkatnya  Rata-rata indeks
kawasan status perkembangan 52
transmigrasi perkembangan Kawasan
sebagai satu Kawasan Transmigrasi Prioritas
kesatuan Transmigrasi yang Nasional yang
sistem direvitalisasi direvitalisasi
pengembangan  Rata-rata indeks
dalam perkembangan 100
mendukung Kawasan
pertumbuhan Transmigrasi Prioritas
wilayah Kementerian yang
direvitalisasi

14
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
5 Meningkatnya Meningkatnya  Persentase dokumen
kualitas kualitas pengembangan
implementasi implementasi kebijakan dan
kebijakan kebijakan yang perencanaan induk
dalam berbasis pada ilmu yang menjadi
pengembangan pengetahuan, rujukan dalam
daya saing inovasi, serta data pelaksanaan
melalui dan informasi kebijakan
kreativitas dan dalam keterpaduan  Persentase layanan
teknologi rencana untuk data dan system
berbasis ilmu meningkatkan daya informasi yang
pengetahuan, saing terintegrasi
data dan pembangunan
informasi desa, perdesaan,
dalam daerah tertinggal
pembangunan dan transmigrasi
desa dan
perdesaan,
daerah
tertinggal,
dan
transmigrasi
6 Terwujudnya Meningkatnya  Persentase Pejabat
sumber daya kapasitas SDM yang memenuhi
manusia yang desa dan Standar Kompetensi
unggul dalam perdesaan daerah Jabatan
melakukan tertinggal dan  Persentase Kader
pemberdayaan transmigrasi Pemberdayaan
masyarakat Masyarakat Perdesaan
desa, daerah yang mampu
tertinggal dan melakukan
transmigrasi pendampingan
masyarakat
perdesaan

15
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
7 Terwujudnya Meningkatnya  Nilai Reformasi
tata kelola kualitas reformasi Birokrasi
pemerintahan birokrasi dan  Nilai Kesehatan
yang agile, kapasitas organisasi
efektif, efisien organisasi  Persentase
dan terpercaya pelaksanaan e-
government (SPBE)
Sistem
Pemerintahan
Berbasis
Elektronik
 Indeks Penerapan
Sistem Merit
Meningkatnya  Nilai Opini BPK
pengawasan, atas Laporan
pengendalian dan Keuangan
akuntabilitas  Nilai integritas
aparatur yang baik  Nilai SAKIP
serta aturan yang
 Tingkat maturitas
efektif
SPIP (Sistem
Pengendalian Intern

16
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA
REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

17
1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Penyelenggaraan pembangunan desa dan perdesaan, percepatan


pembangunan daerah tertinggal, serta pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi dalam RPJM tahun 2020-2024
diarahkan untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan
yaitu mengembangkan wilayah secara makro dalam mengurangi
kesenjangan. Sementara itu, skala mikro pembangunan wilayah
perdesaan adalah tetap dalam rangka pertumbuhan dan penurunan
kesenjangan wilayah. Apalagi akibat adanya pandemi Covid-19 ini,
pertumbuhan ekonomi dan penguatan struktur perekonomian
Indonesia sumber pertumbuhannya dan motor penggeraknya adalah
perdesaan. Pandemi Covid-19 menyebabkan negara-negara lebih
berorientasi untuk memperbaiki kondisi negaranya (inward looking)
daripada untuk berinvestasi. Oleh karena itu kebijakan pembangunan
perdesaan ke depan menggunakan model pembangunan perdesaan
neo-endogen (neo-endogenous rural development model), yaitu
pembangunan perdesaan lebih diarahkan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya perdesaan dengan tetap memperhatikan
adanya transfer dan subsisdi serta investasi. Kebijakan juga
diarahkan untuk memperbaiki iklim investasi di perdesaan dan
menumbuhkan pebisnis pemula (start up business) di perdesaan,
khususnya kaum muda dan milenial.

Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan


transmigrasi dan daerah tertinggal sejalan dengan arah pembangunan
berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu
kerangka komitmen dan pengarusutamaan untuk pembangunan yang
menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas
lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan
terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas
hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Secara khusus
agenda-agenda pembangunan nasional mengembangkan wilayah
dalam mengurangi kesenjangan termasuk dalam tujunan SDGs ke-10
yaitu berkurangnya kesenjangan. Dalam rangka mengarusutamakan
SDGs dalam pembangunan desa, Kawasan perdesaan, Kawasan
transmigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi pada tahun 2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa
sebagai arah kebijakan prioritas pembangunan desa, yaitu
ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa, meliputi; (1) Desa tanpa

18
kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera;
(4) Pendidikan Desa berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6)
Desa layak air bersih dan sanitasi; (7) Desa berenergi bersih dan
terbarukan;
(8) Pertumbuhan ekonomi desa merata; (9) Infrastruktur dan inovasi
desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa kesenjangan; (11) Kawasan
pemukiman desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi
desa sadar lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa
peduli lingkungan laut; (15) Desa peduli lingkungan darat; (16) Desa
damai berkeadilan; (17) Kemitraan untuk pembangunan desa; (18)
Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
Tujuan SDGs Desa merupakan tanggung jawab bersama lintas
Kementerian/Lembaga, pemerintahan provinsi, pemerintahan
kabupaten, pemerintahan desa, dunia usaha, perguruan tinggi dan
masyarakat umum lainnya. Oleh karena itu diperlukan instrument
regulasi yang bisa melandasi dan mensinergikan peran dari masing-
masing pihak dalam pembangunan desa. Dalam rangka memudahkan
pengukuran ketercapaian SDGs Desa akan ditetapkan indikator-
indikator dan peta strategis sehinga inline dengan tujuan
pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 dan Renstra 2020-2024.
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan
transmigrasi dan percepatan pembangunan daerah tertingal dalam
RPJM tahun 2020-2024 diarahkan untuk melaksanakan salah satu
agenda pembangunan dalam mengembangkan wilayah untuk
mengurangi kesenjangan. Arah kebijakan dan strategi Kemendesa,
PDT, dan Transmigrasi disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
No Arah Kebijakan Strategi
1. Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen
pembangunan Desa koordinasi lintas pemangku kepentingan
Berkelanjutan (SDGs dalam pembangunan desa
Desa) Menyiapkan data yang tepat, akurat dan
real time berbasis warga dan desa
Mengintegrasikan semua program dan
kegiatan di internal Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi dalam mendukung
pencapaian SDGs Desa
Meningkatkan koordinasi lintas pemangku
kepentingan (K/L/D/M) dalam meng-
integrasikan program dan kegiatan
untuk mendukung tujuan SDGs Desa

19
No Arah Kebijakan Strategi
2. Peningkatan Mengembangkan aksesibilitas dan
konektivitas dan Infrastruktur berbasis komoditas unggulan
perdesaan
Meningkatkan akses transportasi perdesaan
dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan
akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
Keterpaduan rantai pasok dan rantai
n i l a i berbasis komoditas unggulan

3. Peningkatan kapasitas Peningkatan kapasitas sistem untuk


kelembagaan, dan mempercepat pembangunan perdesaan yang
sumberdaya manusia efektif dan efisien
perdesaan (Desa, Peningkatan kompetensi sumberdaya
daerah tertinggal, dan manusia, yaitu kompetensi teknis,
transmigrasi) yang metodologis, sosial, dan personal dalam
unggul rangka menyongsong revolusi industri 4.0
Peningkatan kapasitas kelembagaan dari
mulai desa sampai pusat

Peningkatan kapasitas masyarakat


perdesaan dalam pemanfaatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan
Teknologi
Mengembangkan pendidikan berbasis
ketrampilan dan kewirausahaan

4. Peningkatan investasi Peningkatan iklim investasi yang kondusif di


produk unggulan perdesaan
perdesaan (Desa,
daerah tertinggal, dan Mempermudah administras perizinan
transmigrasi) usaha, penyediaan informasi untuk lahan
dan modal, juga pemasaran dan ekspor
Fasilitasi, pembinaan, maupun
pendampingan dalam pengembangan usaha,
bantuan permodalan/kredit, kesempatan
berusaha, pemasaran dan kewirausahaan
5. Pengembangan Pengembangan teknologi untuk kegiatan
teknologi tepat guna produksi, pengolahan, pemasaran,
dan teknologi digital distribusi, dan pembiayaan

20
No Arah Kebijakan Strategi
Integrasi data dan informasi perdesaan baik
numeric maupun spasial

Meningkatkan ketersediaan prasarana


teknologi telekomunikasi

Pengembangan e-commerce, e-logistic dan


fintech diperdesaan

6. Peningkatan Menata ruang perdesaan untuk melindungi


keberlanjutan lahan pertanian dan menekan alih fungsi
pembangunan lahan produktif dan lahan konservasi
perdesaan
Pembangunan perdesaan yang ramah
lingkungan, selaras dengan alam, dan
pemanfaatan pengolahan limbah
Menjamin pelaksanaan distribusi lahan dan
hak atas tanah bagi petani, buruhlahan, dan
nelayan
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan
masyarakat adat dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam lahan dan
perairan, serta lingkungan hidupdesa
termasuk desa pesisir secara berkelanjutan
7. Peningkatan dan Memanfaatkan modal sosial budaya
pemanfaatan modal untuk meningkatkan kreativitas untuk
sosial budaya untuk pengembangan produk unggulan perdesaan
pembangunan Peningkatan pemanfaatan modal sosial
perdesaan. budaya dalam rangka meningkatkan
kerekatan masyarakat
Perlibatan pelaku seni dan budaya untuk
mendukung pengembangan produk
unggulan perdesaan
Memberi pengakuan, penghormatan,
perlindungan, dan pemajuan hak-hak
masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa

21
No Arah Kebijakan Strategi
8. Peningkatan sinergitas Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
pembangunan program/kegiatan antar Kementerian
perdesaan antar Lembaga dan Daerah (Provinsi, Kabupaten/
K/L/D/M. Kota, dan Desa), melalui penyusunan Grand
Design Kawasan Perdesaan untuk pedoman
bagi seluruh Stakeholders
Penguatan mekanisme koordinasi Pusat dan
Daerah

Meningkatkan keterpaduan perencanaan,


pemrograman dan penganggaran,
monitoring dan evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa,
antar daerah, dan antar pemerintah,
perguruan tinggi/lembaga penelitian-
masyarakat dunia usaha
Melanjutkan pembangunan Kawasan
Perdesaan dan Kawasan Perdesaan

9. Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas


Reformasi Birokrasi aparatur

Meningkatkan dukungan manajemen,


sarana dan prasarana

Meningkatkan pengembangan SDM aparatur

Meningkatkan dukungan perencanaan,


penelitian dan pengembangan

2. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan


Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan
transmigrasi dan percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam
RPJMN tahun 2020 – 2024 di arahkan untuk melaksanakan salah
satu agenda pembangunan yaitu mengembangkan wilayah dalam
mengurangi kesenjangan. Arah Kebijakan dan Strategi bidang Desa
dan Perdesaan kurun waktu 2020 – 2024 tentunya mengacu pada
arah kebijakan dan strategi dari Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Berdasarkan hal tersebut, maka

22
arah kebijakan dan strategi bidang Desa dan Perdesaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan
dengan Direktorat di lingkungan Ditjen PDP)

No Arah Kebijakan Strategi


1 Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen
pembangunan Desa koordinasi lintas pemangku kepentingan
Berkelanjutan (SDGs dalam pembangunan desa
Desa)
Mengembangkan program dan kegiatan
untuk mendukung pencapaian SDGs Desa

2. Peningkatan Meningkatkan akses transportasi perdesaan


konektivitas intra dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
dan antar perdesaan pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan
akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
3. Pengembangan Integrasi data dan informasi perdesaan
teknologi tepat guna baik numeric maupun spasial
dan teknologi digital Meningkatkan ketersediaan prasarana
teknologi telekomunikasi di perdesaan
4. Peningkatan Pembangunan perdesaan yang ramah
keberlanjutan lingkungan, selaras dengan alam, dan
pembangunan pemanfaatan pengolahan limbah
perdesaan Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak
desa untuk mengelola sumber daya alam
berskalalokaltermasukpengelolaan hutan
negara oleh desa berorientasi pada
keseimbangan lingkungan hidup dan
berwawasan mitigasibencana untuk
meningkatkan produksi pangan dan
mewujudkan ketahanan pangan
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan
dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya alam lahan dan perairan, serta
lingkungan hidup desa termasuk desa
pesisir secara
Berkelanjutan
5. Peningkatan dan Peningkatan pemanfaatan modal sosial
pemanfaatan modal budaya dalam rangka meningkatkan
sosial budaya untuk kerekatan masyarakat dan pengembangan

23
No Arah Kebijakan Strategi
pembangunan produk unggulan perdesaan
perdesaan. Memberi pengakuan, penghormatan,
perlindungan, dan pemajuan hak-hak
masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa

6. Peningkatan Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi


sinergitas program/kegiatan dengan K/L/D/M dalam
pembangunan pembangunan desa, pengembangan
perdesaan antar kerjasama antar Desa dan pembangunan
K/L/D/M. kawasan perdesaan
Meningkatkan keterpaduan perencanaan,
pemrograman dan penganggaran,
monitoring dan evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa,
antar daerah, dan antarpemerintah-
perguruan tinggi/lembaga penelitian-
masyarakat dunia usaha
7. Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas
Reformasi Birokrasi aparatur

Meningkatkan dukungan manajemen,


sarana dan prasarana

Meningkatkan pengembangan SDM


aparatur
Meningkatkan dukungan perencanaan,
penelitian dan pengembangan

Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,


dan Transmigrasi (2020-2024)

Dalam rangka menjalankan arah kebijakan dan strategi tersebut,


pada tahun 2020 terdapat terdapat 1 (satu) program di bidang
perdesaan, yaitu program pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa dengan 6 (enam) kegiatan yaitu; (1) Dukungan

24
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa; (2) Pemberdayaan Masyarakat Desa;
(3) Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar; (4) Pembangunan Sarana
Prasarana Desa; (5) Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam
dan Teknologi Tepat Guna; (6) Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.

Pada tahun 2021, sejak perubahan SOTK sesuai Peraturan


Menteri Desa PDTT No. 15 Tahun 2020, arah kebijakan dan strategi
bidang desa dan perdesaan mulai tahun 2021 sampai dengan 2024
dijalankan melalui 2 (dua) program, yaitu Program (2) Dukungan
Manajemen dan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Desa yang
dilaksanakan melalui (1) Sekretariat Direktorat Jenderal PDP, (2)
Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana, (3) Direktorat
Pengembangan Sosial, Budaya dan Lingkungan, (4) Direktorat
Advokasi dan Kerjasama Desa dan (5) Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa.

3. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dalam upaya mencapai sasaran strategis
pembangunan bidang perdesaan tahun 2020 – 2024 merupakan
mandat ketentuan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi
dan regulasi secara empiris dibutuhkan untuk mengisi kekosongan
hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan dalam bidang
perdesaan. Kerangka regulasi yang diperlukan harus disesuaikan
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku yaitu UU
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan UU Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Kerangka regulasi dalam mendukung sasaran strategis


pembangunan bidang perdesaan agar dapat dilaksanakan dengan
baik dan tercapai target yang diinginkan, yakni:

Tabel 3.3 Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis


Pembangunan Bidang Perdesaan
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
REGULASI YANG DIAMANATKAN UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI
OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. Pedoman umum Peraturan Menteri Amanat Pasal 131
pemberdayaan Berkoordinasi ayat (1) PP Nomor 47
masyarakat Desa dengan Mendagri Tahun 2015

25
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
2. Pedoman teknis
Amanat Pasal 131
pelaksanaan
Peraturan Menteri ayat (2) PP Nomor 47
pembangunan kawasan
Tahun 2015
perdesaan
3. Mengatur pembagian
Reviu Perencanaan
habis wilayah dalam
Pembangunan Peraturan Menteri
klaster kawasan
Kawasan Perdesaan
perdesaan

a. Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi merupakan salah satu


Kementerian/ Lembaga yang berbasis kewilayahan. Ruang lingkup
wilayah kerja meliputi 74.953 desa, 271 kawasan perdesaan, 62
daerah tertinggal, 52 kawasan transmigrasi. Dari lokustersebut
dikelompokan menjadi lokus prioritas nasional yang menjadi target
dalam RPJMN 2020-2024 dan lokus prioritas Kementerian yang
meruapakan lanjutan periode RPJMN sebelumnya yang memerlukan
pembinaan. Target sasaran desa prioritas sebanyak 10.000 desa dari
74.953 desa di seluruh Indonesia, kemudian dari 271 kawasan
perdesaan ditetapkan jumlah Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
(KPPN) sebanyak 62 kawasan dan 30 sasaran Kawasan perdesaan non
KPPN yang sudah memiliki indeks perkembangan kawasan perdesaan.

Strategi pembangunan Kawasan perdesaan untuk menuju


Kawasan perdesaan yang mandiri dan berdaya saing, melalui
pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar, sarana dan prasarana
ekonomi Kawasan, pegembangan usaha kecil dan menengah,
revitalisasi Bumdes dan Bumdesa Bersama, pengembangan produk
unggulan Kawasan perdesaan, dan kerjasama kemitraan dengan
dunia usaha dan mitra pembangunan lainnya. Selain itu perlu
meningkatkan peran koordinasi dan Kerjasama kolaboratif antar
K/L/D/M dalam mengintegrasikan program dan kegiatan di kawasan
perdesaan. Oleh karena itu diperlukan penguatan dokumen
perencanaan dalam bentuk masterplan atau Rencana Pembangunan
Kawasan Perdesaan (RPKP) yang implementatif sesuai dengan peran
masing-masing. Pembangunan Kawasan perdesan merupakan bagian
integral dari rencana tata ruang dan wilayah kabupaten, sehingga
perlu mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam percepatan
pembangunan kawasan perdesaan.

26
Tabel 3.4 Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan

Kawasan Perdesaan Minapolitan


1 Aceh Aceh Timur
IdiRayeuk
Sumatera Kawasan Perdesaan Prioritas
2 Toba Samosir
Utara Nasional Ajibata
Sumatera Kawasan Perdesaan Pasir Putih
3 Samosir
Utara Parbaba
4 Jambi Muaro Jambi Kawasan Perdesaan Agribisnis
Kepulauan Kawasan Perdesaan Pesisir Berbasis
5 Bintan
Riau Wisata Terpadu
Kepulauan
6 Karimun Kawasan Perdesaan Wisata
Riau
Sumatera Kawasan Perdesaan Perkebunan
7 Agam
Barat Tebu
Sumatera Kawasan Perdesaan Agropolotan
8 Banyuasin
Selatan Tanjung Lago
Bangka Kawasan Perdesaan Pengembangan
9 Belitung Bangka Selatan (Budidaya) Lada Putih
Bangka Kawasan Perdesaan Mina-
10 Belitung
Belitung AgrowisataSelat Nasik
Bangka Kawasan Perdesaan Minapolitan
11 Belitung Belitung Timur Perikanan Tangkap
Bengkulu Kawasan Perdesaan Agropolitan
12 Bengkulu
Tengah Pondok Kelapa
13 Lampung Mesuji Kawasan Perdesaan Agropolitan
14 Lampung Tulang Bawang Kawasan Perdesaan Agropolitan
Kawasan Perdesaan Agrowisata
15 Jawa Barat Sukabumi Citaman Sakti
Kawasan Perdesaan Borobudur
16 Jawa Tengah Magelang
Manunggal Jaya
Kawasan Perdesaan Plasma Petik
17 Jawa Tengah Kendal
Sari
18 Jawa Timur Banyuwangi Kawasan Perdesaan Agrowisata
Kawasan Perdesaan Sentra
19 Jawa Timur Pamekasan
Peternakan Sapi Mandiri Bagi Rasa
Kawasan Perdesaan Mina-Agro
20 Banten Pandeglang
Wisata Krakatau
21 Bali Buleleng Kawasan Perdesaan Bali Aga

27
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan

22 Bali Klungkung Kawasan Pariwisata


Kalimantan Kawasan Perdesaan Agropolitan
23 Kubu Raya
Barat Rasau Jaya
Kalimantan Kawasan Perdesaan Pengembangan
24 Sambas
Barat Agro Teknologi
Kalimantan Kawasan Perdesaan Agropolitan
25 Mempawah
Barat Sadaniang
Kalimantan Kawasan Perdesaan Agribisnis
26 Kayong Utara
Barat Kayong Lestari
Kalimantan
27 Bengkayang Kawasan Perdesaan Ledo
Barat
Kalimantan Kawasan Perdesaan Pertanian
28 Barito Kuala
Selatan Tanaman Pangan
Kalimantan Kawasan Perdesaan
29 Banjar
Selatan Agrominapolitan
Kalimantan Kotawaringin Kawasan Perdesaan Agro-Mina-
30
Tengah Barat Wisata
Kalimantan Kawasan Perdesaan Mina-Bestari
31 Berau
Timur Tanjung Redep
Kalimantan Kawasan Perdesaan Ekowisata
32 Kutai Timur
Timur Terpadu TNK Kutai Timur
Kalimantan
33 Bulungan Kawasan Perdesaan Food Estate
Utara
34 NTB Dompu Kawasan Perdesaan Raba
35 NTB Lombok Tengah Kawasan Perdesaan Praya
36 NTB Sumbawa Kawasan Perdesaan Jasa Prima
Kawasan Perdesaan Keruak-
37 NTB Lombok Timur
Jerowaru
38 NTT Manggarai Barat Kawasan Perdesaan Labuan Bajo
Kawasan Perdesaan Prioritas
39 NTT Ngada
Nasional Soa
40 NTT Sumba Timur Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan
Sulawesi Kawasan Perdesaan
41 Mamuju Agrominapolitan
Barat
Klaster Manakarra Berdaya
Sulawesi Kawasan Perdesaan Wisata Terpadu
42 Mamuju Tengah
Barat Kambunong
Sulawesi
43 Bone Kawasan Perdesaan Mallusetasi
Selatan

28
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan

Sulawesi Kawasan Perdesaan Minapolitan


44 Pinrang
Selatan Luwita
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrowisata
45 Barru
Selatan Gurilla
Sulawesi
46 Luwu Timur Kawasan Perdesaan Towuti
Selatan
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agro
47 WisataLemba Masale Berbasis
Tengah Poso Produk
Pangan Sehat
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agropolitan
48 Buol
Tengah Lipunoto
Sulawesi
49 Morowali Kawasan Perdesaan KPPN
Tengah
Kolonodale
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agropolitan
50 Muna
Tenggara Kabawo - Parigi
Sulawesi
51 Wakatobi Kawasan Perdesaan Pulau Kapota
Tenggara
Sulawesi
52 Konawe Selatan Kawasan Perdesaan Tinanggea
Tenggara
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrowisata
53 Minahasa Utara
Utara Buah
54 Gorontalo Boalemo Kawasan Perdesaan Wonosari
Kawasan Perdesaan Wisata Ponelo
55 Gorontalo Gorontalo Utara
Kepulauan
56 Gorontalo Gorontalo Kawasan Perdesaan Agro
Ekopolitan
Kawasan Perdesaan Tanaman
57 Maluku Maluku Tengah
Pangan
Maluku
58 Pulau Morotai Kawasan Perdesaan Daruba
Utara
59 Papua Kota Jayapura Kawasan Perdesaan Jopalala
60 Papua Merauke Kawasan Perdesaan Berkelanjutan
61 Papua Barat Raja Ampat Kawasan Perdesaan Misool
Kawasan Perdesaan Agropolitan
62 Papua Barat Manokwari
Sidey
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024

29
Tabel 3.5 Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian

No Provinsi Kabupaten Kawasan


1 Sumatera Pakpak Bharat Kawasan Perdesaan Pakpak Bharat
Utara
2 Sumatera Pesisir SelatanKawasan Perdesaan Berbasi
Barat Industri Pariwisata
3 Bengkulu Bengkulu Utara Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan PadangJaya
4 Sumatera Musi Rawas Kawasan Perdesaan Ekonomi
Selatan Kreatif
5 Sumatera OKU Timur Kawasan Perdesaan Sentra
Selatan Produksi Padi Organik Penunjang
Pertanian Berkelanjutan
6 Sumatera Empat Lawang Kawasan Perdesaan Sikap Dalam
Selatan
7 Lampung Lampung Timur Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan Sukakarya
8 Jawa Barat Bandung Barat Kawasan Perdesaan Artefak Goa
Pawon dan Geo Wisata
9 Jawa Barat Garut Kawasan Perdesaan Agrowisata
Barudua
10 Jawa Tengah Klaten Kawasan Perdesaan Mandiri Pangan
11 Jawa Tengah Kudus Kawasan Perdesaan Sentra
Industri Gula Tumbu
12 Jawa Tengah Temanggung Kawasan Perdesaan Agrowisata
Kecamatan Kranggan

13 Jawa Tengah Karanganyar Kawasan Perdesaan Beras Organik


Bernutrisi Lereng Gunung Lawu
14 Jawa Timur Trenggalek Kawasan Perdesaan Agriculture
Estate Sapi Perah
15 Jawa Timur Malang Kawasan Perdesaan Wisata Lingkar
Bendungan Selorejo Ngantang
16 Jawa Timur Sampang Kawasan Perdesaan Wisata Desa
Pantura
Kawasan Perdesaan Agrowisata
17 DI Yogyakarta Kulon Progo Menoreh Terpadu
Kawasan Perdesaan Agropolitan
18 DI Yogyakarta Gunung Kidul Bejiharjo
Kawasan Perdesaan Shiny
19 Bali Tabanan Tabanan
Kalimantan Kutai Kawasan Perdesaan Agro Mina
20 Pastoral
Timur Kartanegara

30
No Provinsi Kabupaten Kawasan

Kalimantan Hulu Sungai Kawasan Perdesaan Sentra


21 Industri Makanan Ringan
Selatan Selatan
Kalimantan Kawasan Perdesaan Agribisnis
22 Kayong Utara Kayong Lestari
Barat
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrowisata
23 Sigi Magaya
Tengah
Sulawesi
24 Parigi Moutong Kawasan Perdesaan PARISTOBA
Tengah
Sulawesi Sidenreng Kawasan Perdesaan
25 Maritengngae
Selatan Rappang
Sulawesi Kawasan Perdesaan KPPN Muna
26 Muna Barat Barat
Tenggara
Nusa Tenggara
27 Ende Kawasan Perdesaan Kelimutu
Timur
Kawasan Perdesaan Waeapo
28 Maluku Buru Agropolitan Berbasis Komoditas
Unggulan Padi
Seram Bagian Kawasan Perdesaan Agribisnis
29 Maluku Teluk Waru
Timur
Halmahera Kawasan Perdesaan Ekonomi
30 Maluku Utara Terpadu (Pertambangan)
Timur
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024
4. Kerangka Kelembagaan

1) Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Trasmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya Desa dan Perdesaan mempunyai
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan
perdesaan.

Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan


Perdesaan menyelenggarakan fungsi:

31
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan,
peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial desa
dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan modal
sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa
inklusif dan desa adat, pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan,
dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat desa dan
perdesaan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan, peningkatan
kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial desa dan perdesaan,
pelayanan pendidikan dan pengembangan modal sosial budaya
masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa inklusif dan
desa adat, pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan
kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan ketahanan
pangan dan ketahanan sosial masyarakat desa dan perdesaan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pelayanan kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan
perlindungan sosial desa dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan
pengembangan modal sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan,
pengembangan desa inklusif dan desa adat, pengelolaan sumberdaya
alam, lingkungan, dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta
pengembangan ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat
desa dan perdesaan;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan
kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan
sosial desa dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan
modal sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan
desa inklusif dan desa adat, pengelolaan sumberdaya alam,
lingkungan, dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta
pengembangan ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat
desa dan perdesaan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan,
peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial desa
dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan modal
sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa
inklusif dan desa adat, pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan,
dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat desa dan
perdesaan; dan
f. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat

Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan


Perdesaan terdiri atas:

32
a) Subbagian Tata Usaha; dan
b) Kelompok jabatan fungsional.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan fasilitasi
penyusunan rencana, program, dan anggaran, pelaporan kinerja,
koordinasi data dan informasi, koordinasi administrasi penerapan sistem
pengendalian intern, administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan,
administrasi keuangan, administrasi barang milik negara, tata
persuratan, kearsipan, serta kerumahtanggaan Direktorat.

2) Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Trasmigrasi Nomor 16 Tahun 2020 tentang Uraian Fungsi Organisasi
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Dan Tugas Kelompok Jabatan Fungsional
di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi, Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan
Desa dan Perdesaan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan,


peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial desa
dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan modal
sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa
inklusif dan desa adat, pengelolaan sumber daya alam, lingkungan,
dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat desa dan
perdesaan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan, peningkatan
kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial desa dan perdesaan,
pelayanan pendidikan dan pengembangan modal sosial budaya
masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa inklusif dan
desa adat, pengelolaan sumber daya alam, lingkungan, dan
kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan ketahanan
pangan dan ketahanan sosial masyarakat desa dan perdesaan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pelayanan kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan
perlindungan sosial desa dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan
pengembangan modal sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan,
pengembangan desa inklusif dan desa adat, pengelolaan sumber daya
alam, lingkungan, dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta
pengembangan ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat
desa dan perdesaan;

33
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan
kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan
sosial desa dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan
modal sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan
desa inklusif dan desa adat, pengelolaan sumber daya alam,
lingkungan, dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta
pengembangan ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat
desa dan perdesaan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan,
peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial desa
dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan modal
sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa
inklusif dan desa adat, pengelolaan sumber daya alam, lingkungan,
dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat desa dan
perdesaan; dan
f. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.

Pengelompokan uraian fungsi Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan


Lingkungan Desa dan Perdesaan terdiri atas:
a. kelompok substansi fasilitasi pelayanan kesehatan, peningkatan
kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial;
b. kelompok substansi fasilitasi pelayanan pendidikan dan
pengembangan modal sosial budaya masyarakat;
c. kelompok substansi fasilitasi pengembangan desa inklusif dan desa
adat;
d. kelompok substansi fasilitasi pengelolaan sumber daya alam,
lingkungan, dan kebencanaan; dan
e. kelompok substansi fasilitasi pengembangan ketahanan pangan dan
ketahanan sosial masyarakat.

Tugas dari kelompok dan sub kelompok substansi sebagai berikut:

a) Kelompok substansi fasilitasi pelayanan kesehatan, peningkatan


kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial mempunyai tugas
melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pelayanan kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga,
dan perlindungan sosial. Kelompok substansi ini terdiri atas dua sub
kelompok, yaitu:
1. sub kelompok substansi pelayanan kesehatan, gizi keluarga dan
penanganan stunting.

34
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan
kesehatan dan keluarga berencana, peningkatan gizi keluarga, dan
penanganan stunting desa dan perdesaan.
2. sub kelompok substansi pelayanan kependudukan dan
kesejahteraan masyarakat.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan
administrasi kependudukan, dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa dan perdesaan.

b) Kelompok substansi fasilitasi pelayanan pendidikan dan


pengembangan modal sosial budaya masyarakat mempunyai tugas
melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pelayanan pendidikan, dan pengembangan modal sosial
budaya masyarakat desa dan perdesaan.
Kelompok substansi ini terdiri atas tiga sub kelompok, yaitu:
1. sub kelompok substansi pelayanan pendidikan.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan
pendidikan desa dan perdesaan.
2. sub kelompok substansi pengembangan modal sosial budaya
masyarakat.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
modal sosial-budaya masyarakat desa dan perdesaan.
3. sub kelompok substansi ketahanan masyarakat desa, dan
pencegahan dan penanganan konflik sosial.

35
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang peningkatan
ketahanan masyarakat desa, serta pencegahan dan penanganan
konflik sosial desa dan perdesaan.

c) Kelompok substansi fasilitasi pengembangan desa inklusif dan desa


adat mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan
fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang pengembangan desa inklusif dan
pemberdayaan masyarakat desa adat.
Kelompok substansi ini terdiri atas dua sub kelompok, yaitu:
1. sub kelompok substansi pengembangan desa inklusif.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
desa inklusif.
2. sub kelompok substansi pengembangan desa adat dan
pemberdayaan masyarakat adat.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
desa adat dan pemberdayaan masyarakat adat.

d) Kelompok substansi fasilitasi pengelolaan sumber daya alam,


lingkungan, dan kebencanaan mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang fasilitasi
pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan lingkungan, dan
pengelolaan kebencanaan desa dan perdesaan.
Kelompok substansi ini terdiri atas empat sub kelompok, yaitu:
1. sub kelompok substansi pengembangan dan pemanfaatan sumber
daya alam.

36
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
dan pemanfaatan sumber daya alam desa dan perdesaan.
2. sub kelompok substansi pengelolaan lingkungan.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan
lingkungan desa dan perdesaan.
3. sub kelompok substansi pengelolaan kebencanaan.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan
kebencanaan desa dan perdesaan.
4. sub kelompok substansi pendayagunaan teknologi tepat guna.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pendayagunaan
teknologi tepat guna untuk pemanfaatan sumber daya alam,
pengelolaan lingkungan, dan pengelolaan kebencanaan.

e) Kelompok substansi fasilitasi pengembangan ketahanan pangan dan


ketahanan sosial masyarakat mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat.
Kelompok substansi ini terdiri atas dua sub kelompok, yaitu:
1. sub kelompok substansi pengembangan ketahananan pangan.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan

37
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
ketahananan pangan.
2. sub kelompok substansi pengembangan ketahanan sosial budaya
masyarakat.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
ketahanan sosial budaya masyarakat.

38
Tabel 3.6 Matriks Supplier Inputs Process Outputs Customer (SIPOC) Pengembangan Sosial Budaya
dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Pembangunan Desa dan Perdesaan

RENSTRA DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN 2020-2024
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
38
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan Pembangunan Desa dan Perdesaan

DIREKTUR
PENGEMBANGAN SOSIAL
BUDAYA DAN
LINGKUNGAN DESA DAN
PERDESAAN

Kepala Subbag
Tata Usaha

Koordinat Fasilitasi Koordinat Fasilitasi Koordinat Fasilitasi Koordinat Fasilitasi


Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Pendidikan dan Koordinat Fasilitasi Pengelolaan Sumber Daya Pengembangan Ketahanan
Peningkatan Kesejahteraan Pengembangan Modal Pengembangan Desa Alam, Lingkungan, dan Pangan dan Ketahanan
Keluarga dan Perlindungan Sosial Budaya Masyarakat Inklusif dan Desa Adat Kebencanaan Desa dan Sosial Masyarakat Desa dan
Sosial Desa dan Perdesaan Desa dan Perdesaan Perdesaan Perdesaan

39
Tabel 3.7 Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan
SOTK baru
NO JABATAN JUMLAH PEGAWAI

1 Jabatan Tinggi Pratama (Eselon II) 1

2 Kepala Sub Bagian Tata usaha 1

3 JFT Ahli Madya 7

4 JFT Ahli Muda 10

5 JFT Ahli Peratama 24

6 JFT Terampil 2

JUMLAH 45

Tabel 3.8 Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan

GOLONGAN PENDIDIKAN
NO Koordinator
I II III IV D3 S1 S2 S3
1 Fasilitasi Pelayanan 0 0 5 2 0 5 2 0
Kesehatan, Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga,
dan Perlindungan Sosial

2 Fasilitasi Pelayanan 0 0 6 1 0 6 1 0
Pendidikan, dan
Pengembangan Modal
Sosial Budaya
Masyarakat.

3 Fasilitas Pengembangan 0 0 6 1 0 5 2 0
Desa Inklusif dan Desa
Adat

4 Fasilitasi Pengelolaan 0 0 10 2 0 10 2 0
Sumber Daya Alam,
Lingkungan, dan
Kebencanaan

5 Fasilitasi 0 1 6 1 1 7 1 0
Pengembangan
Ketahanan Pangan dan
Ketahanan Sosial

6 Subag Tata Usaha 0 1 2 1 2 3 1 0


JUMLAH 0 2 35 8 3 33 9 0

RENSTRA DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN 2020-2024
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
40
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

RENSTRA DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN 2020-2024
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
41
1. Target Kinerja
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik,
yang akan dicapai oleh K/L, program dan kegiatan dalam periode
waktu tertentu. Penetapan target juga harus relevan dengan indikator
kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline data yang jelas. Bagian
yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang akuntabel
adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan
capaian kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana
pembangunan akan lebih efisien dan efektif keberhasilannya apabila
dilengkapi dengan indikator capaian, pengukuran kinerjanya, serta
kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi, koherensi dan
ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus
dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak,
outcomes, output, serta input sumber daya pendukungnya. Bagian ini
merupakan tahap penting dalam perencanaan kebijakan
pembangunan (policy planning).

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertingggal dan Transmigrasi, serta mendukung
tercapainya sasaran pembangunan nasional khususnya pada agenda
prioritas pembangunan nasional ke dua, yaitu Pengembangan Wilayah
untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan dan
Kegiatan Prioritas ke empat, yaitu Daerah Tertinggal, Kawasan
Perbatasan, Perdesaan dan Transmigrasi ditetapkan sasaran strategis
dan indikator kinerja yang sesuai dengan bidang desa dan perdesaan
serta keterkaitan dengan SDG’s Desa disajikan pada Tabel berikut.

42
Tabel 4.1 Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Direktorat Jendral Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020-2024

UKE I/PROGRAM/NOMENKLATUR TARGET 2020


KODE SASARAN PROGRAM/INDIKATOR KINERJA SATUAN
PROGRAM (IKP) 2020 2021 2022 2023 2024

067.CT PROGRAM DAERAH TERTINGGAL, KAWASAN PERBATASAN, PERDESAAN, DAN TRANSMIGRASI

01 Terpenuhinya indeks desa yang berkembang dan mandiri

Rata-rata perkembangan indeks Desa


01.01 0,53 0,55 0,56 0,58 0,59 Nilai
Tertinggal menjadi Berkembang

Rata-rata perkembangan indeks Desa


01.02 0,72 0,74 0,76 0,79 0,81 Nilai
Berkembang menjadi Mandiri

Terpenuhinya indeks pembangunan kawasan perdesaan yang berkembang, mandiri, dan berdaya
02
saing

Rata-rata perkembangan indeks 10 Kawasan


02.01 Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) 20,51 21,88 23,25 24,63 26,00 Nilai
berkembang
02.02 Rata-rata perkembangan indeks 47 Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
berkembang menjadi mandiri

43
02.03 Rata-rata perkembangan indeks 5 Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) mandiri 68,35 70,79 73,24 75,68 78,12 Nilai
menjadi berdaya saing
Rata-rata perkembangan indeks 30 Kawasan
02.04 Perdesaan non KPPN Prioritas Kementerian 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
berkembang menjadi mandiri
03 Terbangunnya komitmen lintas K/L/D/M dalam Pembangunan kawasan perdesaan

Persentase afirmasi rencana program/kegiatan


K/L/D/M yang dialokasikan di Kawasan
03.01 Prioritas Prioritas Nasional KPPN) sesuai dengan 40 50 60 70 80 Persen(%)
dokumen Rencana Pembangunan Kawasan
Perdesaan (RPKP/Masterplan/Rencana induk)
Persentase afirmasi rencana program/kegiatan
K/L/D/M yang dialokasikan di kawasan
perdesaan non KPPN sesuai dengan dokumen Persen(%)
rencana teknis pembangunan Rencana 40 50 60 70 80
Pembangunan Kawasan
Perdesaan(RPKP/Masterplan/Rencana
03.02
induk)
04 Menurunnya Kemiskinan di Perdesaan

Persen(%)
04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12,9 12,3 11,6 10,8 9,9

44
Tabel 4.2 Indikator Kinerja Utama Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan
Formulasi Target Keterkaitan
Indikator Kinerja Sumber Penanggung
No Sasaran Kegiatan Definisi Operasional Penghitungan Dengan Keterangan
Utama data Jawab 2020 2021 2022 2023 2024
IKU SDGs Desa
1 Tersedianya Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Jumlah bahan Internal Direktur 5 5 5 5 5 SDGs Desa Belum ada di
bahan kebijakan dan Pengembangan Sosial Budaya kebijakan dan UKE II Pengemban No 1: Desa renja
kebijakan dan regulasi dan Lingkungan Desa dan regulasi gan Sosial Tanpa
regulasi Pengembangan Perdesaan yang disusun Pengembangan Budaya dan Kemiskinan
Pengembangan Sosial Budaya mengacu pada Dokumen Sosial Budaya Lingkungan
Sosial Budaya dan Lingkungan Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan SDGs Desa
dan Lingkungan Desa dan dan Lingkungan Desa dan Desa dan Perdesaan No 2: Desa
Desa dan Perdesaan yang Perdesaan Pengembangan Sosial Perdesaan yang Direktur Tanpa
Perdesaan ditetapkan Budaya dan Lingkungan desa ditetapkan Pengemban Kelaparan
dan Perdesaan pada tahun gan Sosial
yang Budaya dan SDGs Desa
Bahan kebijakan dan regulasi bersangkutan Lingkungan No 3: Desa
2 Terpenuhinya Persentase Pengembangan Sosial Budaya Jumlah kegiatan Internal Desa dan 60 60 70 80 90 Sehat dan Target di
Pengembangan kegiatan dan Lingkungan Desa dan Pengembangan Direktorat Perdesaan Sejahtera Renja 60 %
Sosial Budaya dan Pengembangan Perdesaan terdiri dari: Sosial Budaya dan Pengemban pada tahun
Lingkungan Desa Sosial Budaya dan Lingkungan Desa gan Sosial 2021
a. NSPK (Petunjuk Pelaksanaan, SDGs Desa
dan Perdesaan Lingkungan Desa dan Perdesaan Budaya dan
dan Perdesaan Petunjuk Teknis, SOP dll) yang bermanfaat Lingkungan, No 4:
yang bermanfaat b. Rencana Strategis Direktorat bagi masyarakat dan Pendidikan
bagi masyarakat Pengembangan Sosial Budaya sesuai dengan K/L/D/M Desa
sesuai dengan dan lingkungan Desa dan dokumen Berkualitas
dokumen perdesaan tahun 2020-2024 Pengembangan
Pengembangan dll Sosial Budaya dan SDGs Desa
Sosial Budaya dan Lingkungan Desa
No 5:
Lingkungan Desa dan Perdesaan
dan Perdesaan NSPK bidang Pengembangan Keterlibata
Sosial Budaya dan Lingkungan n
Desa dan Perdesaan adalah Perempuan
ketentuan peraturan Desa
perundang-undangan yang
ditetapkan pemerintah pusat SDGs Desa
sebagai pedoman dalam No 6: Desa
menyelenggarakan urusan Layak Air
pemerintahan konkuren Bersih dan
(bersaingan) serta menjadi Sanitasi
kewenangan pemerintah pusat
dan untuk menjadi kewenangan SDGs Desa
daerah di bidang Pengembangan No 13: Desa
Sosial Budaya dan Lingkungan Tanggap
Desa dan Perdesaan Perubahan
Iklim
Kegiatan Pengembangan Sosial
Budaya dan Lingkungan SDGs Desa

45
Formulasi Target Keterkaitan
Indikator Kinerja Sumber Penanggung
No Sasaran Kegiatan Definisi Operasional Penghitungan Dengan Keterangan
Utama data Jawab 2020 2021 2022 2023 2024
IKU SDGs Desa
Perdesaan meliputi: No 14: Desa
fasilitasi kesehatan, Peduli
kesejahteraan keluarga, dan Lingkungan
perlindungan sosial desa dan Laut
perdesaan, fasilitasi Pendidikan
dan pengembangan modal sosial SDGs Desa
budaya masyarakat desa dan No 15: Desa
perdesaan, fasilitasi Peduli
pengembangan desa inklusif Lingkungan
dan desa adat, ketahanan Darat
pangan dan sosial masyarakat
desa dan perdesaan, fasilitasi
pengelolaan lingkungan dan
penanganan kebencanaan desa
dan perdesaan, serta fasilitasi
pendayagunaan sumber daya
alam dan teknologi tepat guna
desa dan perdesaan

Direktorat Pengembangan Sosial


Budaya dan Lingkungan Desa
dan Perdesaan juga melakukan
bimbingan teknis dan supervisi
atas pelaksanaan
kegiatan/bantuan
Pengembangan Sosial Budaya
dan Lingkungan , serta evaluasi
dan pelaporan

Koordinasi,
Kolaborasi, Sosialisasi, Pengembang
Replikasi
Penyusunan Sinergitas Bimbingan an Monitoring Tercapainya
Percontohan
Panduan Program/Keg Teknis, dan Percontohan dan Evaluasi SDGs Desa
Desa Model
iatan dengan Workshop Desa Model
K/L

Gambar 4.1 Strategi Pencapaian IKK Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
Pembangunan Desa dan Perdesaan

46
Tabel 4.3 Kegiatan Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
KETERPADUAN 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Keterpaduan SDGs 1 : Desa Tanpa Kementerian/Lembaga
PENANGGULANGAN Keterpaduan Penanggulangan Keterpaduan Penanggulangan Kemiskinan di Desa Kemiskinan Pemerintah Non
KEMISKINAN DI Kemiskinan di Desa Penanggulangan sesuai norma, standar, prosedur dan Kementerian, Pemda
DESA Kemiskinan di kriteria Provinsi, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Desa Terselenggaranya pembelajaran bagi Kabupaten/Kota, TPP,
Fasilitasi Keterpaduan Penanggulangan pelaksana Fasilitasi Keterpaduan Pihak Ketiga,
Kemiskinan di Desa Penanggulangan Kemiskinan di Desa Pemerintah Desa, BPD
yang sesuai norma, standar, prosedur dan masyarakat Desa
dan kriteria
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi
sosialisasi/diseminasi kebijakan kebijakan Keterpaduan Penanggulangan
Keterpaduan Penanggulangan Kemiskinan di Desa yang sesuai norma,
Kemiskinan di Desa standar, prosedur dan kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Keterpaduan kebijakan Keterpaduan Penanggulangan
Penanggulangan Kemiskinan di Desa Kemiskinan di Desa yang sesuai norma,
kepada Stakeholder di Nasional dan standar, prosedur dan kriteria
Daerah (Kementerian/Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, Pemda
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Keterpaduan Partisipasi aktif para pemangku
Penanggulangan Kemiskinan di Desa kepentingan dalam pelaksanaan
Keterpaduan Penanggulangan
Kemiskinan di Desa
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan
teknis bagi fasilitator Keterpaduan Keterpaduan Penanggulangan
Penanggulangan Kemiskinan di Desa Kemiskinan di Desa yang sesuai norma,
yang berasal dari aparat Pemda Provinsi, standar, prosedur dan kriteria
Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Keterpaduan
Keterpaduan Penanggulangan Penanggulangan Kemiskinan di Desa
Kemiskinan di Desa
8 Dokumentasi Desa Model Keterpaduan
Penanggulangan Kemiskinan di Desa
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik

47
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Model Keterpaduan Penanggulangan Keterpaduan Penanggulangan
Kemiskinan di Desa Kemiskinan di Desa
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Keterpaduan
pelaksanaan Keterpaduan Penanggulangan Kemiskinan di Desa
Penanggulangan Kemiskinan di Desa
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan
Keterpaduan Penanggulangan
Kemiskinan di Desa
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Keterpaduan Penanggulangan
Kemiskinan di Desa
13 Laporan Pelaksanaan Keterpaduan Informasi tentang hasil-hasil
Penanggulangan Kemiskinan di Desa pelaksanaan Keterpaduan
Penanggulangan Kemiskinan di Desa
KETERPADUAN 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Konvergensi Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Konvergensi Kementerian/Lembaga
KONVERGENSI Pencegahan Stunting di Desa Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa sesuai
SDGs Desa Pemerintah Non
PENCEGAHAN Pencegahan norma, standar, prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
STUNTING DI DESA 2 Dokumen bahan/media pembelajaran Stunting di Desa Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Konvergensi Pencegahan pelaksana Fasilitasi Konvergensi Kabupaten/Kota, TPP,
Stunting di Desa Pencegahan Stunting di Desa yang Pihak Ketiga,
sesuai norma, standar, prosedur dan
SDGs Desa 3 : Desa Pemerintah Desa, BPD
kriteria Sehat dan Sejahtera dan masyarakat Desa
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi
sosialisasi/diseminasi kebijakan kebijakan Konvergensi Pencegahan
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa Stunting di Desa yang sesuai norma,
standar, prosedur dan kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Konvergensi kebijakan Konvergensi Pencegahan
Pencegahan Stunting di Desa kepada Stunting di Desa yang sesuai norma,
Stakeholder di Nasional dan Daerah standar, prosedur dan kriteria
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Konvergensi Partisipasi aktif para pemangku
Pencegahan Stunting di Desa kepentingan dalam pelaksanaan
Konvergensi Pencegahan Stunting di
Desa
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan
teknis bagi fasilitator Konvergensi Konvergensi Pencegahan Stunting di
Pencegahan Stunting di Desa yang Desa yang sesuai norma, standar,
berasal dari aparat Pemda Provinsi, prosedur dan kriteria

48
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Konvergensi
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa Pencegahan Stunting di Desa
8 Dokumentasi Desa Model Konvergensi
Pencegahan Stunting di Desa
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik
Model Konvergensi Pencegahan Stunting Konvergensi Pencegahan Stunting di
di Desa Desa
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Konvergensi
pelaksanaan Konvergensi Pencegahan Pencegahan Stunting di Desa
Stunting di Desa berbasis Sistem
Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa
13 Laporan Pelaksanaan Konvergensi Informasi tentang hasil-hasil
Pencegahan Stunting di Desa pelaksanaan Konvergensi Pencegahan
Stunting di Desa
DESA PEDULI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Peduli Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Peduli Kementerian/Lembaga
KESEHATAN Kesehatan Desa Peduli Kesehatan sesuai norma, standar,
SDGs Desa Pemerintah Non
Kesehatan prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Peduli Kesehatan pelaksana Fasilitasi Desa Peduli Kabupaten/Kota, TPP,
Kesehatan yang sesuai norma, standar, Pihak Ketiga,
prosedur dan kriteria
SDGs Desa 3 : Desa Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi Sehat dan Sejahtera dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Peduli Kesehatan yang
Peduli Kesehatan sesuai norma, standar, prosedur dan
kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Peduli kebijakan Desa Peduli Kesehatan yang
Kesehatan kepada Stakeholder di sesuai norma, standar, prosedur dan
Nasional dan Daerah kriteria
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Peduli Partisipasi aktif para pemangku

49
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Kesehatan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Peduli Kesehatan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Peduli Peduli Kesehatan yang sesuai norma,
Kesehatan yang berasal dari aparat standar, prosedur dan kriteria
Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota,
Tenaga Pendamping Profesional dan Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Peduli
Desa Peduli Kesehatan Kesehatan
8 Dokumentasi Desa Model Desa Peduli
Kesehatan
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Peduli Kesehatan Peduli Kesehatan
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Peduli
pelaksanaan Desa Peduli Kesehatan Kesehatan
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Peduli Kesehatan
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Peduli Kesehatan
13 Laporan Pelaksanaan Desa Peduli Informasi tentang hasil-hasil
Kesehatan pelaksanaan Desa Peduli Kesehatan
DESA PEDULI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Peduli Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Peduli Kementerian/Lembaga
KELUARGA Keluarga Desa Peduli Keluarga sesuai norma, standar,
SDGs Desa Pemerintah Non
Keluarga prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Peduli Keluarga pelaksana Fasilitasi Desa Peduli Kabupaten/Kota, TPP,
Keluarga yang sesuai norma, standar, Pihak Ketiga,
prosedur dan kriteria
SDGs Desa 2: Desa Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi Tanpa Kelaparan dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Peduli Keluarga yang
Peduli Keluarga sesuai norma, standar, prosedur dan SDGs Desa 3 : Desa
kriteria
Sehat dan Sejahtera
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Peduli kebijakan Desa Peduli Keluarga yang
Keluarga kepada Stakeholder di Nasional sesuai norma, standar, prosedur dan SDGs Desa 6: Desa
dan Daerah (Kementerian/Lembaga kriteria Layak Air Bersih
Pemerintah Non Kementerian, Pemda dan Sanitasi
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra

50
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Peduli Partisipasi aktif para pemangku
Keluarga kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Peduli Keluarga
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Peduli Peduli Keluarga yang sesuai norma,
Keluarga yang berasal dari aparat Pemda standar, prosedur dan kriteria
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Peduli Keluarga
Desa Peduli Keluarga
8 Dokumentasi Desa Model Desa Peduli
Keluarga
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Peduli Keluarga Peduli Keluarga
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Peduli
pelaksanaan Desa Peduli Keluarga Keluarga
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Peduli Keluarga
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Peduli Keluarga
13 Laporan Pelaksanaan Desa Peduli Informasi tentang hasil-hasil
Keluarga pelaksanaan Desa Peduli Keluarga
DESA PEDULI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Peduli Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Peduli Kementerian/Lembaga
PENDIDIKAN Pendidikan Desa Peduli Pendidikan sesuai norma, standar,
SDGs Desa Pemerintah Non
Pendidikan prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Peduli Pendidikan pelaksana Fasilitasi Desa Peduli Kabupaten/Kota, TPP,
Pendidikan yang sesuai norma, standar, Pihak Ketiga,
prosedur dan kriteria
SDGs Desa Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi 4: Pendidikan Desa dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Peduli Pendidikan yang Berkualitas
Peduli Pendidikan sesuai norma, standar, prosedur dan
kriteria SDGs Desa
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami 5: Keterlibatan
Diseminasi Kebijakan Desa Peduli kebijakan Desa Peduli Pendidikan yang Perempuan Desa
Pendidikan kepada Stakeholder di sesuai norma, standar, prosedur dan
Nasional dan Daerah kriteria
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non SDGs Desa
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda 18: Kelembagaan Desa

51
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM, Dinamis dan Budaya
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR, Desa Adaptif
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Peduli Partisipasi aktif para pemangku
Pendidikan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Peduli Pendidikan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Peduli Peduli Pendidikan yang sesuai norma,
Pendidikan yang berasal dari aparat standar, prosedur dan kriteria
Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota,
Tenaga Pendamping Profesional dan Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Peduli
Desa Peduli Pendidikan Pendidikan
8 Dokumentasi Desa Model Desa Peduli
Pendidikan
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Peduli Pendidikan Peduli Pendidikan
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Peduli
pelaksanaan Desa Peduli Pendidikan Pendidikan
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Peduli Pendidikan
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Peduli Pendidikan
13 Laporan Pelaksanaan Desa Peduli Informasi tentang hasil-hasil
Pendidikan pelaksanaan Desa Peduli Pendidikan
DESA PEMAJUAN 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Kementerian/Lembaga
KEBUDAYAAN Pemajuan Kebudayaan Desa Pemajuan Pemajuan Kebudayaan sesuai norma,
SDGs Desa Pemerintah Non
Kebudayaan standar, prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Pemajuan Kebudayaan pelaksana Fasilitasi Desa Pemajuan Kabupaten/Kota, TPP,
Kebudayaan yang sesuai norma, Pihak Ketiga,
standar, prosedur dan kriteria SDGs Desa 16 : Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi dan masyarakat Desa
Desa Damai
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Pemajuan Kebudayaan
Pemajuan Kebudayaan yang sesuai norma, standar, prosedur Berkeadilan
dan kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Pemajuan kebijakan Desa Pemajuan Kebudayaan SDGs Desa
Kebudayaan kepada Stakeholder di yang sesuai norma, standar, prosedur 18: Kelembagaan Desa
Nasional dan Daerah dan kriteria

52
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Dinamis dan Budaya
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda Desa Adaptif
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Partisipasi aktif para pemangku
Pemajuan Kebudayaan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Pemajuan Kebudayaan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Pemajuan Pemajuan Kebudayaan yang sesuai
Kebudayaan yang berasal dari aparat norma, standar, prosedur dan kriteria
Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota,
Tenaga Pendamping Profesional dan Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Pemajuan
Desa Pemajuan Kebudayaan Kebudayaan
8 Dokumentasi Desa Model Desa Pemajuan
Kebudayaan
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Pemajuan Kebudayaan Pemajuan Kebudayaan
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Pemajuan
pelaksanaan Desa Pemajuan Kebudayaan Kebudayaan
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Pemajuan Kebudayaan
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Pemajuan Kebudayaan
13 Laporan Pelaksanaan Desa Pemajuan Informasi tentang hasil-hasil
Kebudayaan pelaksanaan Desa Pemajuan
Kebudayaan
PEMBERDAYAAN 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Kementerian/Lembaga
MASYARAKAT Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Adat Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
SDGs Desa Pemerintah Non
BERBASIS ADAT dan Budaya Masyarakat Adat dan Budaya sesuai norma, standar, 18: Kelembagaan Desa Kementerian, Pemda
DAN BUDAYA Berbasis Adat prosedur dan kriteria Dinamis dan Budaya Provinsi, Pemda
dan Budaya Desa Adaptif Kabupaten/Kota, TPP,
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi
Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat pelaksana Fasilitasi Pemberdayaan Pihak Ketiga,
Berbasis Adat dan Budaya Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya Pemerintah Desa, BPD
yang sesuai norma, standar, prosedur dan masyarakat Desa
dan kriteria
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi
sosialisasi/diseminasi kebijakan kebijakan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Adat Berbasis Adat dan Budaya yang sesuai

53
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
dan Budaya norma, standar, prosedur dan kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Pemberdayaan kebijakan Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya Berbasis Adat dan Budaya yang sesuai
kepada Stakeholder di Nasional dan norma, standar, prosedur dan kriteria
Daerah (Kementerian/Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, Pemda
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Pemberdayaan Partisipasi aktif para pemangku
Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya kepentingan dalam pelaksanaan
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Adat dan Budaya
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan
teknis bagi fasilitator Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya Adat dan Budaya yang sesuai norma,
yang berasal dari aparat Pemda Provinsi, standar, prosedur dan kriteria
Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Pemberdayaan
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Adat Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya
dan Budaya
8 Dokumentasi Desa Model Pemberdayaan
Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik
Model Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Berbasis Adat dan Budaya Adat dan Budaya
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Pemberdayaan
pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya
Berbasis Adat dan Budaya berbasis
Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Adat
dan Budaya
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Adat
dan Budaya
13 Laporan Pelaksanaan Pemberdayaan Informasi tentang hasil-hasil
Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat

54
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Berbasis Adat dan Budaya
DESA INKLUSIF 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Inklusif Kementerian/Lembaga
Inklusif Desa Inklusif sesuai norma, standar, prosedur dan
SDGs Desa 16 : Pemerintah Non
kriteria Desa Damai Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Inklusif pelaksana Fasilitasi Desa Inklusif yang Berkeadilan Kabupaten/Kota, TPP,
sesuai norma, standar, prosedur dan Pihak Ketiga,
kriteria Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi SDGs Desa dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Inklusif yang sesuai 18: Kelembagaan Desa
Inklusif norma, standar, prosedur dan kriteria Dinamis dan Budaya
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami Desa Adaptif
Diseminasi Kebijakan Desa Inklusif kebijakan Desa Inklusif yang sesuai
kepada Stakeholder di Nasional dan norma, standar, prosedur dan kriteria
Daerah (Kementerian/Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, Pemda
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Inklusif Partisipasi aktif para pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Inklusif
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Inklusif yang Inklusif yang sesuai norma, standar,
berasal dari aparat Pemda Provinsi, prosedur dan kriteria
Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Inklusif
Desa Inklusif
8 Dokumentasi Desa Model Desa Inklusif
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Inklusif Inklusif
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Inklusif
pelaksanaan Desa Inklusif berbasis
Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Inklusif
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Inklusif
13 Laporan Pelaksanaan Desa Inklusif Informasi tentang hasil-hasil

55
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
pelaksanaan Desa Inklusif
DESA RAMAH 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Ramah Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Ramah Kementerian/Lembaga
PEREMPUAN DAN Perempuan dan Peduli Anak Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak sesuai
SDGs Desa Pemerintah Non
PEDULI ANAK Perempuan dan norma, standar, prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Peduli Anak Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Ramah Perempuan dan pelaksana Fasilitasi Desa Ramah Kabupaten/Kota, TPP,
Peduli Anak Perempuan dan Peduli Anak yang sesuai Pihak Ketiga,
norma, standar, prosedur dan kriteria
SDGs Desa 2: Desa Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi Tanpa Kelaparan dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Ramah Perempuan dan
Ramah Perempuan dan Peduli Anak Peduli Anak yang sesuai norma, standar, SDGs Desa 3 : Desa
prosedur dan kriteria
Sehat dan Sejahtera
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Ramah kebijakan Desa Ramah Perempuan dan
Perempuan dan Peduli Anak kepada Peduli Anak yang sesuai norma, standar,
Stakeholder di Nasional dan Daerah prosedur dan kriteria
SDGs Desa
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non 4: Pendidikan Desa
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda Berkualitas
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR, SDGs Desa
Lembaga Mintra Pembangunan)) 5: Keterlibatan
5 Koalisi stake holder untuk Desa Ramah Partisipasi aktif para pemangku Perempuan Desa
Perempuan dan Peduli Anak kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Ramah Perempuan dan Peduli Anak
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa SDGs Desa 16 :
teknis bagi fasilitator Desa Ramah Ramah Perempuan dan Peduli Anak
Perempuan dan Peduli Anak yang berasal yang sesuai norma, standar, prosedur Desa Damai
dari aparat Pemda Provinsi, Pemda dan kriteria
Kabupaten/Kota, Tenaga Pendamping
Berkeadilan
Profesional dan Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan) SDGs Desa
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Ramah 18: Kelembagaan Desa
Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak Perempuan dan Peduli Anak Dinamis dan Budaya
8 Dokumentasi Desa Model Desa Ramah Desa Adaptif
Perempuan dan Peduli Anak
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Ramah Perempuan dan Ramah Perempuan dan Peduli Anak
Peduli Anak
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Ramah
pelaksanaan Desa Ramah Perempuan dan Perempuan dan Peduli Anak
Peduli Anak berbasis Sistem Peringatan
Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa

56
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Ramah Perempuan dan Peduli Anak
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak
13 Laporan Pelaksanaan Desa Ramah Informasi tentang hasil-hasil
Perempuan dan Peduli Anak pelaksanaan Desa Ramah Perempuan
dan Peduli Anak
DESA DAMAI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Damai Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Damai Kementerian/Lembaga
BERKEADILAN Berkeadilan Desa Damai Berkeadilan sesuai norma, standar,
SDGs Desa Pemerintah Non
Berkeadilan prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Damai Berkeadilan pelaksana Fasilitasi Desa Damai Kabupaten/Kota, TPP,
Berkeadilan yang sesuai norma, standar, Pihak Ketiga,
prosedur dan kriteria SDGs Desa 16 : Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi dan masyarakat Desa
Desa Damai
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Damai Berkeadilan yang
Damai Berkeadilan sesuai norma, standar, prosedur dan Berkeadilan
kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Damai kebijakan Desa Damai Berkeadilan yang SDGs Desa
Berkeadilan kepada Stakeholder di sesuai norma, standar, prosedur dan 18: Kelembagaan Desa
Nasional dan Daerah kriteria Dinamis dan Budaya
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Desa Adaptif
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Damai Partisipasi aktif para pemangku
Berkeadilan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Damai Berkeadilan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Damai Damai Berkeadilan yang sesuai norma,
Berkeadilan yang berasal dari aparat standar, prosedur dan kriteria
Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota,
Tenaga Pendamping Profesional dan Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Damai
Desa Damai Berkeadilan Berkeadilan
8 Dokumentasi Desa Model Desa Damai
Berkeadilan
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Damai Berkeadilan Damai Berkeadilan
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Damai

57
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
pelaksanaan Desa Damai Berkeadilan Berkeadilan
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Damai Berkeadilan
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Damai Berkeadilan
13 Laporan Pelaksanaan Desa Damai Informasi tentang hasil-hasil
Berkeadilan pelaksanaan Desa Damai Berkeadilan
DESA PEDULI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Peduli Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Peduli Kementerian/Lembaga
IKLIM Iklim Desa Peduli Iklim Iklim sesuai norma, standar, prosedur
SDGs Desa Pemerintah Non
dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Peduli Iklim pelaksana Fasilitasi Desa Peduli Iklim Kabupaten/Kota, TPP,
yang sesuai norma, standar, prosedur Pihak Ketiga,
dan kriteria
SDGs Desa 12: Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi Konsumsi dan dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Peduli Iklim yang sesuai
Peduli Iklim norma, standar, prosedur dan kriteria Produksi Desa
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami Sadar Linkungan
Diseminasi Kebijakan Desa Peduli Iklim kebijakan Desa Peduli Iklim yang sesuai
kepada Stakeholder di Nasional dan norma, standar, prosedur dan kriteria
Daerah (Kementerian/Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, Pemda
SDGs Desa 13:
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Pihak Desa Tanggap
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra Perubahan Iklim
Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Peduli Partisipasi aktif para pemangku
Iklim kepentingan dalam pelaksanaan Desa SDGs Desa 14:
Peduli Iklim
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
Desa Peduli
teknis bagi fasilitator Desa Peduli Iklim Peduli Iklim yang sesuai norma, standar, Lingkungan Laut
yang berasal dari aparat Pemda Provinsi, prosedur dan kriteria
Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra SDGs Desa 15:
Pembangunan)
Desa Peduli
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Peduli Iklim
Desa Peduli Iklim Lingkungan Darat
8 Dokumentasi Desa Model Desa Peduli
Iklim
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Peduli Iklim Peduli Iklim

58
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Peduli Iklim
pelaksanaan Desa Peduli Iklim berbasis
Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Peduli Iklim
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Peduli Iklim
13 Laporan Pelaksanaan Desa Peduli Iklim Informasi tentang hasil-hasil
pelaksanaan Desa Peduli Iklim
DESA PEDULI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Peduli Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Peduli Kementerian/Lembaga
PENGHIDUPAN Penghidupan Berkelanjutan Desa Peduli Penghidupan Berkelanjutan sesuai
SDGs Desa Pemerintah Non
BERKELANJUTAN Penghidupan norma, standar, prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Berkelanjutan Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Peduli Penghidupan pelaksana Fasilitasi Desa Peduli Kabupaten/Kota, TPP,
Berkelanjutan Penghidupan Berkelanjutan yang sesuai Pihak Ketiga,
norma, standar, prosedur dan kriteria
SDGs Desa 2: Desa Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi Tanpa Kelaparan dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Peduli Penghidupan
Peduli Penghidupan Berkelanjutan Berkelanjutan yang sesuai norma,
standar, prosedur dan kriteria SDGs Desa 6: Desa
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Peduli kebijakan Desa Peduli Penghidupan Layak Air Bersih
Penghidupan Berkelanjutan kepada Berkelanjutan yang sesuai norma,
Stakeholder di Nasional dan Daerah standar, prosedur dan kriteria
dan Sanitasi
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM, SDGs Desa 7: Desa
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR, Berenergi Bersih
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Peduli Partisipasi aktif para pemangku dan Terbarukan
Penghidupan Berkelanjutan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Peduli Penghidupan Berkelanjutan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa SDGs Desa 12:
teknis bagi fasilitator Desa Peduli Peduli Penghidupan Berkelanjutan yang
Penghidupan Berkelanjutan yang berasal sesuai norma, standar, prosedur dan Konsumsi dan
dari aparat Pemda Provinsi, Pemda kriteria Produksi Desa
Kabupaten/Kota, Tenaga Pendamping
Profesional dan Pihak Ketiga (LSM, Sadar Linkungan
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Peduli SDGs Desa 13:
Desa Peduli Penghidupan Berkelanjutan Penghidupan Berkelanjutan
8 Dokumentasi Desa Model Desa Peduli Desa Tanggap
Penghidupan Berkelanjutan

59
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Peduli Penghidupan Peduli Penghidupan Berkelanjutan
Perubahan Iklim
Berkelanjutan
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Peduli
pelaksanaan Desa Peduli Penghidupan Penghidupan Berkelanjutan SDGs Desa 14:
Berkelanjutan berbasis Sistem Peringatan Desa Peduli
Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa Lingkungan Laut
Peduli Penghidupan Berkelanjutan
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Peduli Penghidupan Berkelanjutan SDGs Desa 15:
13 Laporan Pelaksanaan Desa Peduli Informasi tentang hasil-hasil Desa Peduli
Penghidupan Berkelanjutan pelaksanaan Desa Peduli Penghidupan Lingkungan Darat
Berkelanjutan
SDGs Desa 17:
Kemitraan untuk
Pembangunan Desa

SDGs Desa 18:


Kelembagaan Desa
Dinamis dan
Budaya Desa
Adaptif
DESA 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Kementerian/Lembaga
BERKETAHANAN Berketahanan Pangan Desa Berketahanan Pangan sesuai norma,
SDGs Desa Pemerintah Non
PANGAN Berketahanan standar, prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Pangan Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Berketahanan Pangan pelaksana Fasilitasi Desa Berketahanan Kabupaten/Kota, TPP,
Pangan yang sesuai norma, standar, Pihak Ketiga,
prosedur dan kriteria
SDGs Desa 2: Desa Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi Tanpa Kelaparan dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Berketahanan Pangan
Berketahanan Pangan yang sesuai norma, standar, prosedur
dan kriteria SDGs Desa 7: Desa
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Berketahanan kebijakan Desa Berketahanan Pangan Berenergi Bersih
Pangan kepada Stakeholder di Nasional yang sesuai norma, standar, prosedur
dan Daerah (Kementerian/Lembaga dan kriteria
dan Terbarukan
Pemerintah Non Kementerian, Pemda
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas, SDGs Desa 9 :

60
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan))
Infrastruktur dan
5 Koalisi stake holder untuk Desa Partisipasi aktif para pemangku Inovasi Desa Sesuai
Berketahanan Pangan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Berketahanan Pangan Kebutuhan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Berketahanan Berketahanan Pangan yang sesuai
Pangan yang berasal dari aparat Pemda norma, standar, prosedur dan kriteria SDGs Desa 12:
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Konsumsi dan
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas, Produksi Desa
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan) Sadar Linkungan
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Berketahanan
Desa Berketahanan Pangan Pangan
8 Dokumentasi Desa Model Desa SDGs Desa 13:
Berketahanan Pangan
Desa Tanggap
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Berketahanan Pangan Berketahanan Pangan Perubahan Iklim
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Berketahanan
pelaksanaan Desa Berketahanan Pangan Pangan
berbasis Sistem Peringatan Dini SDGs Desa 14:
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Berketahanan Pangan Desa Peduli
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana Lingkungan Laut
Desa Berketahanan Pangan
13 Laporan Pelaksanaan Desa Berketahanan Informasi tentang hasil-hasil
Pangan pelaksanaan Desa Berketahanan Pangan SDGs Desa 15:
Desa Peduli
Lingkungan Darat

SDGs Desa 18:


Kelembagaan Desa
Dinamis dan
Budaya Desa
Adaptif

61
Tabel 4.4 Rancangan Rencana Kerja Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan Tahun 2022-2024

A. Rancangan Rencana Kerja Tahun 2022 :

Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

1 fasilitasi pelayanan 051 - Koordinasi


Rekomendasi data
kesehatan, pelayanan data dan informasi
dan informasi
peningkatan kesehatan, gizi pelayanan
Perumusan AEC - pelayanan
kesejahteraan keluarga dan kesehatan, gizi
Kebijakan Kerjasama kesehatan, gizi 500
keluarga, dan penanganan keluarga dan
keluarga dan
perlindungan sosial stunting penanganan
penanganan stunting
stunting
Rekomendasi data
dan informasi
Perumusan AEC - pelayanan 052 - Dukungan
Kebijakan Kerjasama kesehatan, gizi Teknis Direktorat 1.000
keluarga dan
penanganan stunting
02-
Mengembangkan
QDD-Fasilitasi Desa yang 051 - Pelaksanaan
Wilayah untuk Sasaran 2.1
Pelaksanaan dan Pembinaan Mendapatkan Konvergensi Kelompok
360 Mengurangi SDGs Desa ke
Kebijakan Kelompok Penanganan Pencegahan Masyarakat 5.500
Kesenjangan dan 2;
Masyarakat Konvergensi Stunting Stunting di Desa
Menjamin
Pemerataan

02-
052 - Evaluasi dan
Mengembangkan
QDD-Fasilitasi Desa yang Pelaporan
Wilayah untuk Sasaran 2.1
Evaluasi dan dan Pembinaan Mendapatkan Pelaksanaan Kelompok
360 Mengurangi SDGs Desa ke
Pelaporan Kelompok Penanganan Konvergensi Masyarakat 1.000
Kesenjangan dan 2;
Masyarakat Konvergensi Stunting Pencegahan
Menjamin
Stunting di Desa
Pemerataan

Desa yang 051 - Fasilitasi


QDD-Fasilitasi
Mendapatkan Desa Peduli Sasaran 2.1
Pelaksanaan dan Pembinaan Kelompok
Fasilitasi Desa Peduli Kesehatan dan 15 SDGs Desa ke
Kebijakan Kelompok Masyarakat 1.500
Kesehatan dan Desa Desa Peduli 3;
Masyarakat
Peduli Keluarga Keluarga
2 fasilitasi QDD-Fasilitasi Masyarakat
pengembangan dan Pembinaan Perempuan dan 051 - Desa Ramah Sasaran 1.1,
pengembangan Pelaksanaan Kelompok
desa inklusif dan Kelompok Anak di Desa yang Perempuan dan 10 2.1, 3.1 SDGs
desa inklusif Kebijakan Masyarakat 1.500
desa adat Masyarakat mendapatkan Peduli Anak Desa ke 16;18
mendapatkan fasilitasi peningkatan

62
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

fasilitasi kesejahteraan
peningkatan
kesejahteraan

QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 052 - Desa Damai Kelompok
10 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Berkeadilan Masyarakat 1.500
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 053 Fasilitasi Desa Kelompok
20 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Bersih Narkoba Masyarakat 1.500
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
02-
Desa Digital yang
Mengembangkan
UBB - Fasilitasi dikembangkan 051 - Pelaksanaan Sasaran
Wilayah untuk Sasaran 1.1,
pengembangan Pelaksanaan dan Pembinaan melalui Peningkatan Peningkatan 1.1, 2.1,
200 30.000 Mengurangi 2.1, 3.1 SDGs
desa inklusif Kebijakan Pemerintah Akuntabilitas Sosial Kapasitas dan Desa 3.1 SDGs
Kesenjangan dan Desa ke 16;18
Desa dan Kompetensi Akuntabilitas Sosial ke 16
Menjamin
Masyarakat (P3PD)
Pemerataan

Kelompok
051 Fasilitasi
pengembangan QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
Pemberdayaan Sasaran 1.1,
desa adat dan Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Masyarakat Desa 30 3.1 SDGs Desa
pemberdayaan Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat 2.000
Berbasis Adat dan ke 18;
masyarakat adat Masyarakat Pemajuan
Budaya
Kebudayaan

Kelompok
QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
052 - Fasilitasi Sasaran 1.1,
Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Desa Pemajuan 30 3.1 SDGs Desa
Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat 2.220,322
Kebudayaan ke 18;
Masyarakat Pemajuan
Kebudayaan

3 fasilitasi pelayanan QDD-Fasilitasi Desa yang


pendidikan dan 051 - Fasilitasi Sasaran 1.1,
pelayanan Pelaksanaan dan Pembinaan mendapatkan Kelompok
pengembangan Desa Peduli 30 SDGs Desa ke
pendidikan Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Peduli Masyarakat 2.000
modal sosial Pendidikan 4
Masyarakat pendidikan

63
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

budaya masyarakat

4 fasilitasi pengembangan dan


pengelolaan pemanfaatan ABP - Rekomendasi 051 Identifikasi dan
sumber daya alam, sumber daya alam Kebijakan Pengembangan dan Pemetaan Potensi
Perumusan Rekomendasi
lingkungan, dan Bidang Pemanfaatan SDA Desa dan 1
Kebijakan Keijakan 200
kebencanaan Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan
Wilayah Kawasan Perdesaan Perdesaan

Koordinasi dan
051 koordinasi
Sinkronisasi progam
program antar k/l
kegiatan antar
Perumusan AEA - dlm rangka
Kementerian/Lemba 1 Kegiatan
Kebijakan Koordinasi pemanfaatan sda 150
ga dalam rangka
desa dan kawasan
pengembangan SDA
perdesaan
Kawasan Perdesaan

pengelolaan Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 051 - Peningkatan 300 Orang 06-Membangun Sasaran 4.5
kebencanaan Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kesadaran 2.988,771 Lingkungan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Masyarakat dan Hidup, 1; Sasaran ke
ditingkatkan Aparat Desa Meningkatkan 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di terhadap Risiko Ketahanan ke 11
Daerah Rawan Bencana melalui Bencana, dan
Konflik di Daerah PDRA, PDNA, DTB Perubahan Iklim
Tertinggal
Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 052 - Peningkatan 120 Orang 02- Sasaran 4.5
Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kapasitas Sekolah 1.151,963 Mengembangkan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Tanggap Bencana Wilayah untuk 1; Sasaran ke
ditingkatkan Mengurangi 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di Kesenjangan dan ke 11
Daerah Rawan Menjamin
Konflik di Daerah Pemerataan
Tertinggal
Pelaksanaan Desa yang 051 - Fasilitasi 10 Kelompok Sasaran 4.5
Kebijakan mendapatkan Pengembangan Masyarakat 1.500 SDGs Desa ke
QDD-Fasilitasi
fasilitasi pengelolaan Desa Peduli Iklim 1;12;13;14;15
dan Pembinaan
Sumber Daya Alam,
Kelompok
Lingkungan, dan
Masyarakat
Kebencanaan

64
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

Pelaksanaan Desa yang 052 - Fasilitasi 10 Kelompok Sasaran 4.5


Kebijakan QDD-Fasilitasi mendapatkan Pengembangan Masyarakat 1.500 SDGs Desa ke
dan Pembinaan fasilitasi pengelolaan Desa Peduli 1;2;7;9;12;13;
Kelompok Sumber Daya Alam, Penghidupan 14;15;18
Masyarakat Lingkungan, dan Berkelanjutan
Kebencanaan
Evaluasi dan Desa yang 053 - Supervisi,
Pelaporan mendapatkan Monitoring dan 700
fasilitasi pengelolaan Evaluasi
QDD-Fasilitasi
Sumber Daya Alam, Pelaksanaan
dan Pembinaan
Lingkungan, dan Fasilitasi
Kelompok
Kebencanaan Pengelolaan
Masyarakat
Sumber Daya Alam,
Lingkungan dan
Kebencanaan
5 fasilitasi pengembangan dan Pelaksanaan RAG-Sarana Bantuan Sarana dan 051 - Bantuan 02- Sasaran 1.1
pengembangan pemanfaatan Kebijakan Bidang Prasarana Sarana dan 6 Unit 5.788 Mengembangkan SDGs Desa ke
ketahanan pangan sumber daya alam Pertanian, Pendukung Prasarana Wilayah untuk 1; Sasaran
dan ketahanan Kehutanan dan Pengembangan dan Pendukung Mengurangi 3.1 SDGs Desa
sosial masyarakat Lingkungan Pemanfaatan Potensi Pengembangan Kesenjangan dan ke 3
Hidup Pertanian/ dan Pemanfaatan Menjamin
Peternakan di Potensi Pertanian/ Pemerataan
Kawasan Perdesaan Peternakan di
Kawasan
Perdesaan
051 Fasilitasi Desa
Berketahanan
Desa yang Pangan Sasaran 1.1
QDD - Fasilitasi
pengembangan mendapatkan SDGs Desa ke
Pelaksanaan dan Pembinaan Kelompok
ketahananan Fasilitasi Ketahanan 30 - 1; Sasaran
Kebijakan Kelompok Masyarakat 2.000
pangan Pangan di Desa dan 3.1 SDGs Desa
Masyarakat
Perdesaan ke 2

Fasilitasi 051 – Fasilitasi


Sasaran 1.1
QDD - Fasilitasi Pengembangan Pengembangan
SDGs Desa ke
Pelaksanaan dan Pembinaan Potensi Sumber dan Pemanfaatan Kelompok
60 3.600 1; Sasaran
Kebijakan Kelompok Pangan Lokal Potensi Sumber Masyarakat
3.1 SDGs Desa
Masyarakat di Desa dan Pangan Lokal untuk
ke 5
Perdesaan Ketahanan Pangan
052 - Supervisi,
Fasilitasi
Monitoring dan
QDD - Fasilitasi Pengembangan Sasaran 1.1
Evaluasi
Evaluasi dan dan Pembinaan Potensi Sumber Kelompok SDGs Desa ke
Pelaksanaan 60 800
Pelaporan Kelompok Pangan Lokal Masyarakat 1; Sasaran
Fasilitasi
Masyarakat di Desa dan 3.1 SDGs ke 5
Pengembangan
Perdesaan
Potensi Sumber

65
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

Pangan Lokal
di Desa dan
Perdesaan

66
B. Rancangan Rencana Kerja Tahun 2023 :

Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

1 fasilitasi pelayanan 051 - Koordinasi


Rekomendasi data
kesehatan, pelayanan data dan informasi
dan informasi
peningkatan kesehatan, gizi pelayanan
Perumusan AEC - pelayanan
kesejahteraan keluarga dan kesehatan, gizi
Kebijakan Kerjasama kesehatan, gizi 750
keluarga, dan penanganan keluarga dan
keluarga dan
perlindungan sosial stunting penanganan
penanganan stunting
stunting
Rekomendasi data
dan informasi
Perumusan AEC - pelayanan 052 - Dukungan
Kebijakan Kerjasama kesehatan, gizi Teknis Direktorat 1.500
keluarga dan
penanganan stunting
02-
Mengembangkan
QDD-Fasilitasi Desa yang 051 - Pelaksanaan
Wilayah untuk Sasaran 2.1
Pelaksanaan dan Pembinaan Mendapatkan Konvergensi Kelompok
360 Mengurangi SDGs Desa ke
Kebijakan Kelompok Penanganan Pencegahan Masyarakat 8.250
Kesenjangan dan 2;
Masyarakat Konvergensi Stunting Stunting di Desa
Menjamin
Pemerataan

02-
052 - Evaluasi dan
Mengembangkan
QDD-Fasilitasi Desa yang Pelaporan
Wilayah untuk Sasaran 2.1
Evaluasi dan dan Pembinaan Mendapatkan Pelaksanaan Kelompok
360 Mengurangi SDGs Desa ke
Pelaporan Kelompok Penanganan Konvergensi Masyarakat 1.500
Kesenjangan dan 2;
Masyarakat Konvergensi Stunting Pencegahan
Menjamin
Stunting di Desa
Pemerataan

Desa yang 051 - Fasilitasi


QDD-Fasilitasi
Mendapatkan Desa Peduli
Pelaksanaan dan Pembinaan Kelompok
Fasilitasi Desa Peduli Kesehatan dan 22
Kebijakan Kelompok Masyarakat 2.250
Kesehatan dan Desa Desa Peduli
Masyarakat
Peduli Keluarga Keluarga
2 fasilitasi QDD-Fasilitasi
pengembangan dan Pembinaan Masyarakat
desa inklusif dan Kelompok Perempuan dan
051 - Desa Ramah Sasaran 1.1,
desa adat pengembangan Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang Kelompok
Perempuan dan 15 2.1, 3.1 SDGs
desa inklusif Kebijakan mendapatkan mendapatkan Masyarakat 2.250
Peduli Anak Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan

67
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 052 - Desa Damai Kelompok
15 2.250 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Berkeadilan Masyarakat
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 053 Fasilitasi Desa Kelompok
30 2.250 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Bersih Narkoba Masyarakat
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
02-
Desa Digital yang
Mengembangkan
UBB - Fasilitasi dikembangkan 051 - Pelaksanaan Sasaran
Wilayah untuk Sasaran 1.1,
pengembangan Pelaksanaan dan Pembinaan melalui Peningkatan Peningkatan 1.1, 2.1,
Mengurangi 2.1, 3.1 SDGs
desa inklusif Kebijakan Pemerintah Akuntabilitas Sosial Kapasitas dan 320 Desa 45.000 3.1 SDGs
Kesenjangan dan Desa ke 16;18
Desa dan Kompetensi Akuntabilitas Sosial ke 16
Menjamin
Masyarakat (P3PD)
Pemerataan

Kelompok
051 Fasilitasi
pengembangan QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
Pemberdayaan Sasaran 1.1,
desa adat dan Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Masyarakat Desa 45 3.1 SDGs Desa
pemberdayaan Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat 3.000
Berbasis Adat dan ke 18;
masyarakat adat Masyarakat Pemajuan
Budaya
Kebudayaan

Kelompok
QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
052 - Fasilitasi Sasaran 1.1,
Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Desa Pemajuan 45 3.1 SDGs Desa
Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat 3.330,48
Kebudayaan ke 18;
Masyarakat Pemajuan
Kebudayaan

3 fasilitasi pelayanan
QDD-Fasilitasi Desa yang
pendidikan dan 051 - Fasilitasi Sasaran 1.1,
pelayanan Pelaksanaan dan Pembinaan mendapatkan Kelompok
pengembangan Desa Peduli 45 SDGs Desa ke
pendidikan Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Peduli Masyarakat 3.000
modal sosial Pendidikan 4
Masyarakat pendidikan
budaya masyarakat

68
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

4 fasilitasi pengembangan dan


pengelolaan pemanfaatan ABP - Rekomendasi 051 Identifikasi dan
sumber daya alam, sumber daya alam Kebijakan Pengembangan dan Pemetaan Potensi
Perumusan Rekomendasi
lingkungan, dan Bidang Pemanfaatan SDA Desa dan 1
Kebijakan Keijakan 300
kebencanaan Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan
Wilayah Kawasan Perdesaan Perdesaan

Koordinasi dan
051 koordinasi
Sinkronisasi progam
program antar k/l
kegiatan antar
Perumusan AEA - dlm rangka
Kementerian/Lemba 1 Kegiatan
Kebijakan Koordinasi pemanfaatan sda 225
ga dalam rangka
desa dan kawasan
pengembangan SDA
perdesaan
Kawasan Perdesaan

pengelolaan Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 051 - Peningkatan 450 Orang 06-Membangun Sasaran 4.5
kebencanaan Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kesadaran 4.483,16 Lingkungan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Masyarakat dan Hidup, 1; Sasaran ke
ditingkatkan Aparat Desa Meningkatkan 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di terhadap Risiko Ketahanan ke 11
Daerah Rawan Bencana melalui Bencana, dan
Konflik di Daerah PDRA, PDNA, DTB Perubahan Iklim
Tertinggal
Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 052 - Peningkatan 180 Orang 02- Sasaran 4.5
Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kapasitas Sekolah 1.727,94 Mengembangkan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Tanggap Bencana Wilayah untuk 1; Sasaran ke
ditingkatkan Mengurangi 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di Kesenjangan dan ke 11
Daerah Rawan Menjamin
Konflik di Daerah Pemerataan
Tertinggal
Pelaksanaan Desa yang 051 - Fasilitasi 15 Kelompok Sasaran 4.5
Kebijakan mendapatkan Pengembangan Masyarakat 2.250 SDGs Desa ke
QDD-Fasilitasi
fasilitasi pengelolaan Desa Peduli Iklim 1;12;13;14;15
dan Pembinaan
Sumber Daya Alam,
Kelompok
Lingkungan, dan
Masyarakat
Kebencanaan

Pelaksanaan Desa yang 052 - Fasilitasi 15 Kelompok Sasaran 4.5


Kebijakan QDD-Fasilitasi mendapatkan Pengembangan Masyarakat 2.250 SDGs Desa ke
dan Pembinaan fasilitasi pengelolaan Desa Peduli 1;2;7;9;12;13;
Kelompok Sumber Daya Alam, Penghidupan 14;15;18
Masyarakat Lingkungan, dan Berkelanjutan
Kebencanaan

69
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

Evaluasi dan Desa yang 053 - Supervisi,


Pelaporan mendapatkan Monitoring dan 1.050
fasilitasi pengelolaan Evaluasi
QDD-Fasilitasi
Sumber Daya Alam, Pelaksanaan
dan Pembinaan
Lingkungan, dan Fasilitasi
Kelompok
Kebencanaan Pengelolaan
Masyarakat
Sumber Daya Alam,
Lingkungan dan
Kebencanaan
5 fasilitasi pengembangan dan Pelaksanaan RAG-Sarana Bantuan Sarana dan 051 - Bantuan 02- Sasaran 1.1
pengembangan pemanfaatan Kebijakan Bidang Prasarana Sarana dan 9 Unit 8.682 Mengembangkan SDGs Desa ke
ketahanan pangan sumber daya alam Pertanian, Pendukung Prasarana Wilayah untuk 1; Sasaran
dan ketahanan Kehutanan dan Pengembangan dan Pendukung Mengurangi 3.1 SDGs Desa
sosial masyarakat Lingkungan Pemanfaatan Potensi Pengembangan Kesenjangan dan ke 3
Hidup Pertanian/ dan Pemanfaatan Menjamin
Peternakan di Potensi Pertanian/ Pemerataan
Kawasan Perdesaan Peternakan di
Kawasan
Perdesaan
051 Fasilitasi Desa
Berketahanan
Desa yang Pangan Sasaran 1.1
QDD - Fasilitasi
pengembangan mendapatkan SDGs Desa ke
Pelaksanaan dan Pembinaan Kelompok
ketahananan Fasilitasi Ketahanan 45 - 1; Sasaran
Kebijakan Kelompok Masyarakat 3.000
pangan Pangan di Desa dan 3.1 SDGs Desa
Masyarakat
Perdesaan ke 2

Fasilitasi 051 – Fasilitasi


Sasaran 1.1
QDD - Fasilitasi Pengembangan Pengembangan
SDGs Desa ke
Pelaksanaan dan Pembinaan Potensi Sumber dan Pemanfaatan Kelompok
90 5.400 1; Sasaran
Kebijakan Kelompok Pangan Lokal Potensi Sumber Masyarakat
3.1 SDGs Desa
Masyarakat di Desa dan Pangan Lokal untuk
ke 5
Perdesaan Ketahanan Pangan
052 - Supervisi,
Monitoring dan
Fasilitasi Evaluasi
QDD - Fasilitasi Pengembangan Pelaksanaan Sasaran 1.1
Evaluasi dan dan Pembinaan Potensi Sumber Fasilitasi Kelompok SDGs Desa ke
90 1.200
Pelaporan Kelompok Pangan Lokal Pengembangan Masyarakat 1; Sasaran
Masyarakat di Desa dan Potensi Sumber 3.1 SDGs ke 5
Perdesaan Pangan Lokal
di Desa dan
Perdesaan

70
C. Rancangan Rencana Kerja Tahun 2024 :

Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

1 fasilitasi pelayanan 051 - Koordinasi


Rekomendasi data
kesehatan, pelayanan data dan informasi
dan informasi
peningkatan kesehatan, gizi pelayanan
Perumusan AEC - pelayanan
kesejahteraan keluarga dan kesehatan, gizi 1.125
Kebijakan Kerjasama kesehatan, gizi
keluarga, dan penanganan keluarga dan
keluarga dan
perlindungan sosial stunting penanganan
penanganan stunting
stunting
Rekomendasi data
dan informasi
Perumusan AEC - pelayanan 052 - Dukungan
Kebijakan Kerjasama kesehatan, gizi Teknis Direktorat 2.250
keluarga dan
penanganan stunting
02-
Mengembangkan
QDD-Fasilitasi Desa yang 051 - Pelaksanaan
Wilayah untuk Sasaran 2.1
Pelaksanaan dan Pembinaan Mendapatkan Konvergensi Kelompok
360 12.375 Mengurangi SDGs Desa ke
Kebijakan Kelompok Penanganan Pencegahan Masyarakat
Kesenjangan dan 2;
Masyarakat Konvergensi Stunting Stunting di Desa
Menjamin
Pemerataan

02-
052 - Evaluasi dan
Mengembangkan
QDD-Fasilitasi Desa yang Pelaporan
Wilayah untuk Sasaran 2.1
Evaluasi dan dan Pembinaan Mendapatkan Pelaksanaan Kelompok
360 2.250 Mengurangi SDGs Desa ke
Pelaporan Kelompok Penanganan Konvergensi Masyarakat
Kesenjangan dan 2;
Masyarakat Konvergensi Stunting Pencegahan
Menjamin
Stunting di Desa
Pemerataan

Desa yang 051 - Fasilitasi


QDD-Fasilitasi
Mendapatkan Desa Peduli
Pelaksanaan dan Pembinaan Kelompok
Fasilitasi Desa Peduli Kesehatan dan 30 3.375
Kebijakan Kelompok Masyarakat
Kesehatan dan Desa Desa Peduli
Masyarakat
Peduli Keluarga Keluarga
2 fasilitasi QDD-Fasilitasi
pengembangan dan Pembinaan Masyarakat
desa inklusif dan Kelompok Perempuan dan
051 - Desa Ramah 3.375 Sasaran 1.1,
desa adat pengembangan Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang Kelompok
Perempuan dan 20 2.1, 3.1 SDGs
desa inklusif Kebijakan mendapatkan mendapatkan Masyarakat
Peduli Anak Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan

71
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 052 - Desa Damai Kelompok
20 3.375 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Berkeadilan Masyarakat
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 053 Fasilitasi Desa Kelompok
40 3.375 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Bersih Narkoba Masyarakat
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
02-
Desa Digital yang
Mengembangkan
UBB - Fasilitasi dikembangkan 051 - Pelaksanaan Sasaran
Wilayah untuk Sasaran 1.1,
pengembangan Pelaksanaan dan Pembinaan melalui Peningkatan Peningkatan 1.1, 2.1,
67.500 Mengurangi 2.1, 3.1 SDGs
desa inklusif Kebijakan Pemerintah Akuntabilitas Sosial Kapasitas dan 320 Desa 3.1 SDGs
Kesenjangan dan Desa ke 16;18
Desa dan Kompetensi Akuntabilitas Sosial ke 16
Menjamin
Masyarakat (P3PD)
Pemerataan

Kelompok
051 Fasilitasi
pengembangan QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
Pemberdayaan Sasaran 1.1,
desa adat dan Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Masyarakat Desa 60 3.1 SDGs Desa
pemberdayaan Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat 4.500
Berbasis Adat dan ke 18;
masyarakat adat Masyarakat Pemajuan
Budaya
Kebudayaan

Kelompok
QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
052 - Fasilitasi Sasaran 1.1,
Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Desa Pemajuan 60 4.995,72 3.1 SDGs Desa
Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat
Kebudayaan ke 18;
Masyarakat Pemajuan
Kebudayaan

3 fasilitasi pelayanan
QDD-Fasilitasi Desa yang
pendidikan dan 051 - Fasilitasi Sasaran 1.1,
pelayanan Pelaksanaan dan Pembinaan mendapatkan Kelompok
pengembangan Desa Peduli 60 4.500 SDGs Desa ke
pendidikan Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Peduli Masyarakat
modal sosial Pendidikan 4
Masyarakat pendidikan
budaya masyarakat

72
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

4 fasilitasi pengembangan dan


pengelolaan pemanfaatan ABP - Rekomendasi 051 Identifikasi dan
sumber daya alam, sumber daya alam Kebijakan Pengembangan dan Pemetaan Potensi
Perumusan Rekomendasi
lingkungan, dan Bidang Pemanfaatan SDA Desa dan 1
Kebijakan Keijakan 450
kebencanaan Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan
Wilayah Kawasan Perdesaan Perdesaan

Koordinasi dan
051 koordinasi
Sinkronisasi progam
program antar k/l
kegiatan antar
Perumusan AEA - dlm rangka
Kementerian/Lemba 1 Kegiatan
Kebijakan Koordinasi pemanfaatan sda 337,5
ga dalam rangka
desa dan kawasan
pengembangan SDA
perdesaan
Kawasan Perdesaan

pengelolaan Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 051 - Peningkatan 600 Orang 6.724,73 06-Membangun Sasaran 4.5
kebencanaan Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kesadaran Lingkungan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Masyarakat dan Hidup, 1; Sasaran ke
ditingkatkan Aparat Desa Meningkatkan 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di terhadap Risiko Ketahanan ke 11
Daerah Rawan Bencana melalui Bencana, dan
Konflik di Daerah PDRA, PDNA, DTB Perubahan Iklim
Tertinggal
Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 052 - Peningkatan 02- Sasaran 4.5
Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kapasitas Sekolah 240 Orang 2.591,92 Mengembangkan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Tanggap Bencana Wilayah untuk 1; Sasaran ke
ditingkatkan Mengurangi 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di Kesenjangan dan ke 11
Daerah Rawan Menjamin
Konflik di Daerah Pemerataan
Tertinggal
Pelaksanaan Desa yang 051 - Fasilitasi 20 Kelompok Sasaran 4.5
Kebijakan mendapatkan Pengembangan Masyarakat 3.375 SDGs Desa ke
QDD-Fasilitasi
fasilitasi pengelolaan Desa Peduli Iklim 1;12;13;14;15
dan Pembinaan
Sumber Daya Alam,
Kelompok
Lingkungan, dan
Masyarakat
Kebencanaan

Pelaksanaan Desa yang 052 - Fasilitasi 20 Kelompok Sasaran 4.5


Kebijakan QDD-Fasilitasi mendapatkan Pengembangan Masyarakat 3.375 SDGs Desa ke
dan Pembinaan fasilitasi pengelolaan Desa Peduli 1;2;7;9;12;13;
Kelompok Sumber Daya Alam, Penghidupan 14;15;18
Masyarakat Lingkungan, dan Berkelanjutan
Kebencanaan

73
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs

Evaluasi dan Desa yang 053 - Supervisi,


Pelaporan mendapatkan Monitoring dan 1.575
fasilitasi pengelolaan Evaluasi
QDD-Fasilitasi
Sumber Daya Alam, Pelaksanaan
dan Pembinaan
Lingkungan, dan Fasilitasi
Kelompok
Kebencanaan Pengelolaan
Masyarakat
Sumber Daya Alam,
Lingkungan dan
Kebencanaan
5 fasilitasi pengembangan dan Pelaksanaan RAG-Sarana Bantuan Sarana dan 051 - Bantuan 02- Sasaran 1.1
pengembangan pemanfaatan Kebijakan Bidang Prasarana Sarana dan 12 Unit 13.023 Mengembangkan SDGs Desa ke
ketahanan pangan sumber daya alam Pertanian, Pendukung Prasarana Wilayah untuk 1; Sasaran
dan ketahanan Kehutanan dan Pengembangan dan Pendukung Mengurangi 3.1 SDGs Desa
sosial masyarakat Lingkungan Pemanfaatan Potensi Pengembangan Kesenjangan dan ke 3
Hidup Pertanian/ dan Pemanfaatan Menjamin
Peternakan di Potensi Pertanian/ Pemerataan
Kawasan Perdesaan Peternakan di
Kawasan
Perdesaan
051 Fasilitasi Desa
Berketahanan
Desa yang Pangan Sasaran 1.1
QDD - Fasilitasi
pengembangan mendapatkan 4.500 SDGs Desa ke
Pelaksanaan dan Pembinaan Kelompok
ketahananan Fasilitasi Ketahanan 60 - 1; Sasaran
Kebijakan Kelompok Masyarakat
pangan Pangan di Desa dan 3.1 SDGs Desa
Masyarakat
Perdesaan ke 2

Fasilitasi 051 – Fasilitasi


Sasaran 1.1
QDD - Fasilitasi Pengembangan Pengembangan
SDGs Desa ke
Pelaksanaan dan Pembinaan Potensi Sumber dan Pemanfaatan Kelompok
120 8.100 1; Sasaran
Kebijakan Kelompok Pangan Lokal Potensi Sumber Masyarakat
3.1 SDGs Desa
Masyarakat di Desa dan Pangan Lokal untuk
ke 5
Perdesaan Ketahanan Pangan
052 - Supervisi,
Monitoring dan
Fasilitasi Evaluasi
QDD - Fasilitasi Pengembangan Pelaksanaan Sasaran 1.1
Evaluasi dan dan Pembinaan Potensi Sumber Fasilitasi Kelompok SDGs Desa ke
120 1.800
Pelaporan Kelompok Pangan Lokal Pengembangan Masyarakat 1; Sasaran
Masyarakat di Desa dan Potensi Sumber 3.1 SDGs ke 5
Perdesaan Pangan Lokal
di Desa dan
Perdesaan

74
2. Kerangka Pendanaan

Keberhasilan pelaksanaan program Direktorat Jenderal


Pembangunan Desa dan Perdesaan sangat ditentukan oleh
pembiayaan yang disediakan oleh Pemerintah. Sumber pendanaan
salah satunya berasal dari APBN. Berdasarkan Renstra Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, kerangka
pendanaan yang dibutuhkan selama lima tahun sebesar Rp21.354,17
Milyar. Alokasi anggaran untuk Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa dan Perdesaan tahun 2021-2024 sebesar Rp2.036,05 Milyar
yang terdiri dari Program Teknis sebesar Rp 1.669,67 Milyar dan
Program Pendukung (Generik) sebesar Rp 366,38 Milyar.
Sedangkan untuk mendukung program kegiatan pada Direktorat
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
pada tahun 2021, dialokasikan anggaran sebesar Rp64.075.862.000,-.
Perincian kebutuhan anggaran Direktorat Pengembangan Sosial
Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024
disajikan pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.5 Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024

(dalam ribuan rupiah)


TAHUN
KEGIATAN
2021 2022 2023 2024
Dit. Pengembangan
Sosial Budaya dan
64.075.862 70.599.056 105.898.584 158.847.876
Lingkungan Desa
dan Perdesaan

75
BAB V PENUTUP

76
1
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................... 3
1.1 Kondisi Umum ................................................................................................................... 3
1.2 Potensi dan Permasalahan ............................................................................................. 5
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN ................................................................................................. 10
2.1 Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia ..................... 10
2.2 Visi dan Misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi ................................................................................................................................. 12
2.3 Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun
2020 – 2024 .................................................................................................................................. 14
2.4 Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 .................................................................................................................... 14
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN ............................................................................................................................... 19
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi .................................................................................... 19
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan ................................................... 24
3.3 Kerangka Regulasi .......................................................................................................... 26
3.4 Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas ......................................................................... 27
3.5 Kerangka Kelembagaan ................................................................................................. 33
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN .............................................. 50
4.1 Target Kinerja........................................................................................................................ 50
4.2 Kerangka Pendanaan.......................................................................................................... 55
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................. 57

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Sustainable Development Goals (SDGs) Desa ……………. 5
Gambar 1.2 8 Tipologi Desa berdasarkan SDGs Desa …………………. 5
Gambar 2.1 Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden, dan Agenda
Pembangunan Nasional ……………………………………….. 12
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Direktorat Perencanaan Teknis
Pembangunan Desa dan Perdesaan ………………………… 47
Gambar 4.1 Strategi Pencapaian IKK Direktorat Perencanaan Teknis
Pembangunan Desa dan Perdesaan ………………………… 55

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Penduduk Miskin Tahun 2014-2019 ……… 3


Tabel 1.2 Status Desa Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) 4
Tabel 2.1 Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT, dan
Transmigrasi Tahun 2020-2024 ………………………………. 15
Tabel 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi ……. 20
Tabel 3.2 Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan
dengan Direktorat di Lingkungan Ditjen PDP) …………….. 24
Tabel 3.3 Kerangka Regulasi dalam Mendukung Sasaran Strategis
Pembangunan Bidang Perdesaan …………………………….. 27
Tabel 3.4 Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan
Prioritas Nasional …………………………………………………. 28
Tabel 3.5 Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas
Kementerian ……………………………………………………….. 31
Tabel 3.6 Matriks Supplier – Inputs – Process – Outputs –
Customer (SIPOC) Perencanaan Teknis Pembangunan
Desa dan Perdesaan ……………………………………………… 39
Tabel 3.7 Komposisi Pegawai (PNS) menurut Jabatan berdasarkan
SOTK Baru …………………………………………………………. 48
Tabel 3.8 Komposisi Pegawai (PNS) menurut Jenjang Pendidikan … 48
Tabel 4.1 Program, Sasaran Program, dan Indikator Kinerja
Program Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan Tahun 2020-2024 ………………………………….. 51
Tabel 4.2 Indikator Kinerja Utama Direktorat Perencanaan Teknis
Pembangunan Desa dan Perdesaan ………………………….. 53
Tabel 4.3 Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024 ……………………. 55

iv
Halaman ini sengaja dikosongkan.

v
1
Halaman ini sengaja dikosongkan.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum


Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan
untuk memajukan perekonomian masyarakat desa serta memperkuat
masyarakat desa sebagai subjek pembangunan merupakan mandat yang
cukup kuat untuk mengatasi kesenjangan pembangunan nasional.
Pembangunan desa dan perdesaan secara komprehensif merupakan faktor
penting bagi pembangunan daerah, pengentasan kemiskinan, dan
pengurangan kesenjangan antar wilayah. Pembangunan daerah
diindikasikan dengan perkembangan jumlah desa di Indonesia yang
meningkat pesat, seiring dengan tren pertumbuhan yang semakin
meningkat. Munculnya desa-desa baru ini tersebar di seluruh penjuru
nusantara dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 2,29 % atau 1.409
desa per tahun. Akan tetapi peningkatan jumlah desa ini belum diikuti
peningkatan kesejahteraan masyarakat di perdesaan.
Secara umum penanggulangan kemiskinan di Indonesia dihadapkan
pada laju penurunan angka kemiskinan yang semakin melambat. Selama
kurun waktu 2010-2017, rata-rata laju penurunan angka kemiskinan
sebesar 0,44%. Berdasarkan data tersebut, pengentasan kemiskinan perlu
segera dilakukan. Sesuai dengan data BPS Bulan Maret 2019, jumlah atau
persentase penduduk miskin cenderung menurun, namun jumlahnya
masih cukup besar di perdesaan. Kemiskinan Indonesia kini hanya satu
digit dan terendah sejak 1998. Sepanjang Maret 2018-Maret 2019, terjadi
penurunan 0,81 Juta. Pertumbuhan presentase penduduk miskin di
perdesaan disajikan pada Tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Penduduk Miskin tahun 2014-2019


Indikator 2014 2019 Growth
Jumlah Penduduk Miskin Perdesaan 17,77 juta 15,15 juta -14,7%
Persentase Penduduk Miskin 14,17% 12,85% -9,3%
Perdesaan
Sumber: Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan 2020-2024

Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM), sejak tahun 2014 s.d 2019,
Desa Tertinggal turun 11.668 dan Desa Sangat Tertinggal turun 2.224.
Klasifikasi jumlah desa berdasarkan IDM dapat dilihat pada Tabel 1.2.

3
Tabel 1.2 Status Desa Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM)

No Status Desa IDM 2014 % IDM 2019 %


1 Mandiri 173 0,3% 824 1,1%
2 Maju 3.576 5,3% 8.544 11,4%
3 Berkembang 22.522 33,3% 38.162 50,9%
4 Tertinggal 32.256 47,7% 20.855 27,5%
5 Sangat Tertinggal 9.059 13,4% 6.835 9,1%
Total 67.586 100,0% 74.954 100,0%
Sumber: Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan 2020-2024

Kerangka Pembangunan Rancangan RPJMN 2020- 2024 memiliki visi


Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
berlandaskan Gotong Royong. Program yang berkaitan dengan Ditjen PDP
adalah Pembangunan Kewilayahan melalui pemerataan antar wilayah
dalam rangka mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan.

Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi


dan daerah tertinggal sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan
atau Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu kerangka komitmen dan
pengarusutamaan untuk pembangunan yang menjaga peningkatan
kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan,
pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat,
pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta
pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang
mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Secara khusus agenda agenda pembangunan nasional
mengembangkan wilayah dalam mengurangi kesenjangan termasuk dalam
tujunan SDGs ke-10 yaitu berkurangnya kesenjangan.

Dalam rangka mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan desa,


Kawasan perdesaan, Kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal,
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun 2020-2024 telah
merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan prioritas pembangunan
desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa, meliputi; (1) Desa
tanpa kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera;
(4) Pendidikan Desa berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa
layak air bersih dan sanitasi; (7) Desa berenergi bersih dan terbarukan; (8)
Pertumbuhan ekonomi desa merata; (9) infrastruktur dan inovasi desa
sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa kesenjangan; (11) Kawasan pemukiman
desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi desa sadar
lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa peduli
lingkungan laut; (15) Desa peduli lingkungan darat; (16) Desa damai

4
berkeadilan; (17) Kemitraan untuk pembangunan desa; (18) Kelembagaan
desa dinamis dan budaya desa adaptif.

Gambar 1.1 Sustainable Development Goals (SDGs) Desa


Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024

Gambar 1.2 8 Tipologi Desa berdasarkan SDGs Desa

1.2 Potensi dan Permasalahan


Pengurangan kesenjangan sosial-ekonomi Jawa dan Luar Jawa serta
peningkatan keterpaduan antar provinsi dalam satu pulau dan antar
pulau di bidang ekonomi, sosial-budaya serta sarana dan prasarana
merupakan tujuan pembangunan nasional berbasis kewilayahan pada
kurun waktu 2020- 2024. Pembangunan desa, pembangunan daerah
tertinggal dan transmigrasi termasuk dalam Prioritas Nasional Kedua
tentang “Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan
Menjamin Pemerataan”.

5
Dalam konteks pembangunan, undang-undang desa mengamanatkan
dua hal yang dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu pembangunan desa
dan pembangunan kawasan perdesaan. Pembangunan Desa bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Sedangkan pembangunan
Kawasan Perdesaan yang merupakan perpaduan pembangunan antar-
Desa dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota, dilaksanakan dalam upaya
mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan
pemberdayaan masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan melalui
pendekatan pembangunan partisipatif.
Pembangunan desa dan kawasan perdesaan tersebut diarahkan untuk
memajukan perekonomian masyarakat desa serta memperkuat
masyarakat desa sebagai subjek pembangunan merupakan mandat yang
cukup kuat untuk mengatasi kesenjangan pembangunan nasional. Aspek
materialisme undang-undang desa yaitu keuangan desa dipandang
sebagai peluang sekaligus tantangan dalam membangun desa. Dari cara
pandang peluang, dana yang cukup besar yang diberikan kepada desa
dapat mendorong percepatan pembangunan desa, pengentasan
kemiskinan, serta pemenuhan pelayanan dasar desa. Namun dari cara
pandang tantangan, fakta lemahnya tata kelola keuangan desa selama ini
berpotensi menggiring desa pada inefisiensi tata kelola desa, tidak
tepatnya sasaran pelaksanaan percepatan pembangunan desa, serta
degradasi kultur gotong-royong dan integritas aparat pemerintah desa.
Karena itu, pendampingan desa menjadi agenda besar dalam
implementasi undang-undang desa, termasuk pemanfaatan dana desa
bagi kesejahteraan masyarakat desa. Sedangkan kawasan perdesaan yang
merupakan salah satu kawasan strategis nasional memiliki peran penting
dalam mendukung pengurangan kesenjangan dalam pembangunan
nasional. Berdasarkan undang-undang desa, kawasan perdesaan
diartikan sebagai kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Berdasarkan paparan di atas, keuangan desa dipandang sebagai
peluang sekaligus tantangan dalam membangun desa. Dari cara pandang
peluang, dana yang cukup besar yang diberikan kepada desa dapat
mendorong percepatan pembangunan desa, pengentasan kemiskinan,
serta pemenuhan pelayanan dasar desa. Namun dari cara pandang
tantangan, fakta lemahnya tata kelola keuangan desa selama ini
berpotensi menggiring desa pada inefisiensi tata kelola desa, tidak

6
tepatnya sasaran pelaksanaan percepatan pembangunan desa, serta
degradasi kultur gotong-royong dan integritas aparat pemerintah desa.
Karena itu, pendampingan desa menjadi agenda besar dalam
implementasi undang-undang desa, termasuk pemanfaatan dana desa
bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Berbagai masalah berkenaan dengan upaya percepatan pembangunan
perdesaan masih menyisakan berbagai isu strategis yang harus dihadapi.
Salah satu isu yang menjadi landasan oleh Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi khusus nya Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan untuk dapat memberikan kontribusi terhadap upaya
pengurangan kesenjangan pembangunan nasional adalah isu
ketimpangan antarwilayah yang masih cukup tinggi yang ditandai dengan
tiga hal, yaitu: 1) tingkat kemiskinan, 2) tingkat rasio gini, dan 3)
ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara daerah tertinggal dan non
tertinggal.

Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan pokok dan isu-isu


strategis pembangunan desa dan kawasan perdesaan adalah:
1. Tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan
yang masih rendah;
2. Ketersediaan sarana dan prasarana fisik maupun non-fisik di desa dan
kawasan perdesaan yang belum memadai;
3. Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan akibat faktor ekonomi
maupun non ekonomi;
4. Kualitas lingkungan hidup masyarakat desa memburuk dan sumber
pangan yang terancam berkurang;
5. Pengembangan potensi ekonomi lokal desa yang belum optimal akibat
kurangnya akses dan modal dalam proses produksi, pengolahan,
maupun pemasaran hasil produksi masyarakat desa.

Secara lebih spesifik permasalahan pembangunan desa dan kawasan


perdesaan adalah sebagai berikut:

1. Penurunan Kemiskinan perdesaan hanya 0,3% pertahun pada 2014-


2019
2. Kemiskinan di desa masih 12,85% (15,15 juta penduduk) pada Maret
2019
3. Kenaikan pendapatan per kapita penduduk desa hanya 6% pertahun
4. Desa yang terdapat angkutan umum tahun 2018 baru 64,52%
5. Tingkat pendidikan pekerja di desa yang tidak bersekolah sampai lulus
SD masih 69%
6. Terdapat 3.909 kawasan perdesaan yang belum dikembangkan sesuai
komoditas unggulan.

7
Sedangkan potensi yang perlu dikembangkan yang ada di desa dan
kawasan perdesaan adalah:

1. Dana Desa meningkat hingga Rp.400 Triliun pada Tahun 2020-2024


2. Gini Ratio perdesaan Maret 2014-2019 tetap bertahan pada 0,32
3. Tingkat pengangguran di desa terus menurun tinggal 3,45% pada
Februari 2019
4. Jalan aspal dan atau jalan yang diperkeras telah naik menjadi 88,42%
desa pada tahun 2018
5. Desa dengan mata pencaharian utama penduduk pada sektor
pertanian masih 92,82% pada tahun 2018
6. Desa Digital : 82% desa sudah terjangkau internet dan 96% penduduk
desa menggunakan telepon seluler.

Dengan disahkannya UU Desa memberikan harapan dan peluang bagi


desa untuk mendapat perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mendorong
mempercepat pembangunannya. Desa menjadi titik simpul terkecil
pembangunan, sehingga mendinamisasikan pembangunan di desa akan
memberikan dampak terhadap pembangunan pada lingkup kewilayahan
yang lebih luas.

Konsekuensinya, pembangunan di desa tidak seharusnya hanya


berfokus pada keberadaan desa tersebut. Desa harus dibangun dalam
sebuah kerangka pembangunan yang koheren, terencana, dan terpadu,
sehingga diperlukan perencanaan dan penetapan pembangunan pada
skala kawasan perdesaan. Dengan demikian, pembangunan di desa
didorong dalam perspektif kawasan sehingga akselerasi pembangunan
dapat lebih cepat, mengingat potensi dan permasalahan desa dapat
dipetakan dan diselesaikan dalam perspektif yang lebih komprehensif.
Pemetaan dan penyelesaian secara komprehesif mutlak dilaksanakan
sebagai penentu keberhasilan dari pencapaian target kinerja dari Ditjen
PDP.

8
9
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

2.1 Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
Visi pembangunan Indonesia pada RPJMN 2020-2024 adalah
mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan
makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung
oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.

Visi Presiden dan Wakil Presiden untuk dapat mencapai pembangunan


Indonesia adalah:
“Terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian, berlandaskan gotong-royong”

Visi tersebut dijabarkan dalam 9 (sembilan) Misi, yaitu:


1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia;
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya;
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada
seluruh warga;
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

Terdapat 5 (lima) arahan Presiden dalam mewujudkan agenda


pembangunan nasional, yaitu:

1. Pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM)


Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil,
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi didukung dengan
kerjasama industri dan talenta global.
2. Pembangunan infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan
Kawasan produksi dengan Kawasan distribusi, mempermudah akses
ke Kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan
mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat.

10
3. Penyederhanaan regulasi
Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan Omnibus
Law, terutama menerbitkan 2 (dua) undang-undang. Pertama UU Cipta
Lapangan Kerja, dan Kedua UU Pemberdayaan UMKM.
4. Penyederhanaan birokrasi
Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja,
memangkas prosedur, dan birokrasi yang panjang dan
menyederhanakan eselonisasi.
5. Transformasi ekonomi
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA menjadi
daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah
tinggi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Selanjutnya VISI-MISI dan ARAHAN STRATEGIS tersebut diterjemahkan ke


dalam 7 agenda pembangunan yang didalamnya terdapat Program
Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas. 7 Agenda Pembangunan
RPJMN IV tahun 2020 – 2024, yaitu:

1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang


Berkualitas dan Berkeadilan;
2. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi
dan Pelayanan Dasar;
3. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan;
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya
Saing;
5. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana
dan Perubahan Iklim; dan
7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan
Publik.

11
Hubungan keterkaitan antara Visi dan Misi Presiden, Arahan Presiden dan
Agenda Pembangunan Nasional adalah:

Gambar 2.1 Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden dan Agenda


Pembangunan Nasional
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024

2.2 Visi dan Misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal


dan Transmigrasi

1. Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020 – 2024


Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa
dan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Tugas
tersebut, secara spesifik merupakan instrumen untuk melaksanakan
misi ketiga Presiden dan Wakil Presiden yaitu Pembangunan yang
Merata dan Berkeadilan, serta Agenda Prioritas Nasional ke-2 yaitu
Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan
Menjamin Pemerataan.

Sehingga, visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi pada kurun


waktu 2020-2024 adalah:
“Terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif
dan Daya Saing secara berkelanjutan dalam Mendukung
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian,
Berlandaskan Gotong-Royong”

12
Pengertian dari visi tersebut adalah:

a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan Kawasan


transmigrasi baik di daerah tertinggal maupun di daerah tidak
tertinggal yang menjadi urusan pemerintahan serta menjadi
kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan memiliki kemampuan untuk membentuk kemitraan
dengan wilayah/kawasan lainnya yang efektif, bermanfaat, dan
saling menguntungkan untuk lebih meningkatkan keunggulan daya
saing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan,
kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki
ketahanan ekonomi, sosial dan ekologi yang sejalan dengan arah
pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals
(SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan di Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam
meningkatkan nilai tambah dibandingkan dengan negara lainnya
baik di tingkat regional maupun internasional.

Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian,


berlandaskan gotong-royong: merupakan visi Presiden dan Wakil
Presiden yang wajib didukung oleh visi Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi.

2. Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi


Untuk mewujudkan Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi,
maka misi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020-
2024 sebagai berikut:
a. Mempercepat pembangunan Desa dan Perdesaan yang
berkelanjutan;
b. Mengembangkan ekonomi dan investasi Desa dan Perdesaan,
Daerah Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi;
c. Menyerasikan kebijakan dan program percepatan pembangunan
daerah tertinggal;
d. Menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan Kawasan
transmigrasi;
e. Menyusun dan merumuskan pengembangan daya saing Desa dan
Perdesaan, Daerah Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi berbasis data
dan informasi yang akurat;

13
f. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi; dan
g. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang baik.

2.3 Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun


2020 – 2024
Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang ingin
dicapai kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi, yakni:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan Kawasan transmigrasi,
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal,
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan system
pengembangan dalam mendukung pertumbuhan wilayah;
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan
daya saing melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu
pengetahuan, data dan informasi dalam pembangunan desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan
terpercaya.

Dalam mendukung pencapaian tujuan Kementerian Desa, PDT dan


Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
fokus pada tujuan

“Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta


kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.

2.4 Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan


Perdesaan Tahun 2020 – 2024
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki sasaran strategis
seperti pada tabel berikut :

14
Tabel 2.1 Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi Tahun 2020 – 2024

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN


STRATEGIS STRATEGIS
1 Mendorong Berkembangnya • Jumlah desa mandiri
terwujudnya status • Jumlah desa
Desa pembangunan desa berkembang
Berkembang • Jumlah desa tertinggal
dan Mandiri, • Indeks rata-rata
serta kolaborasi perkembangan 62
perdesaan KPPN (Kawasan
dengan Perdesaan Prioritas
perkotaan Nasional)
melalui • Indeks rata-rata
pengembangan perkembangan 30
Kawasan Kawasan Perdesaan
Perdesaan Prioritas Kementerian
secara Meningkatnya • Indeks rata-rata
berkelanjutan status perkembangan 62
perkembangan KPPN (Kawasan
Kawasan Perdesaan Perdesaan Prioritas
Nasional)
• Indeks rata-rata
perkembangan 30
Kawasan Perdesaan
Prioritas Kementerian
Menurunnya Persentase kemiskinan di
Kemiskinan perdesaan
di perdesaan
2 Mendorong Terevitalisasinya • Jumlah Bumdes
tumbuh dan Badan Usaha berkembang
berkembangnya Milik Desa • Jumlah Bumdes maju
investasi di (BUMDes)
desa dan Terevitalisasi • Jumlah Bumdes
perdesaan, Badan Usaha Milik Bersama
daerah Desa Bersama berkembang
tertinggal, dan (Bumdesma) • Jumlah Bumdes
Kawasan Bersama maju
transmigrasi Meningkatnya Persentase kenaikan
investasi di investasi di perdesaan
perdesaan

15
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
mendukung
transformasi
ekonomi
3 Berkurangnya Berkurangnya Jumlah kabupaten daerah
jumlah daerah jumlah daerah tertinggal yang
tertinggal tertinggal terentaskan menurut
indeks ketertinggalan
Menurunnya Persentase penurunan
penduduk miskin penduduk miskin di
di daerah tertinggal daerah tertinggal
Meningkatnya IPM Nilai rata-rata IPM di
di daerah tertinggal daerah tertinggal
4 Terwujudnya Meningkatnya • Rata-rata indeks
kawasan status perkembangan 52
transmigrasi perkembangan Kawasan
sebagai satu Kawasan Transmigrasi Prioritas
kesatuan Transmigrasi yang Nasional yang
sistem direvitalisasi direvitalisasi
pengembangan • Rata-rata indeks
dalam perkembangan 100
mendukung Kawasan
pertumbuhan Transmigrasi Prioritas
wilayah Kementerian yang
direvitalisasi
5 Meningkatnya Meningkatnya • Persentase dokumen
kualitas kualitas pengembangan
implementasi implementasi kebijakan dan
kebijakan kebijakan yang perencanaan induk
dalam berbasis pada ilmu yang menjadi
pengembangan pengetahuan, rujukan dalam
daya saing inovasi, serta data pelaksanaan
melalui dan informasi kebijakan
kreativitas dan dalam keterpaduan • Persentase layanan
teknologi rencana untuk data dan system
berbasis ilmu meningkatkan daya informasi yang
pengetahuan, saing terintegrasi
data dan pembangunan
informasi desa, perdesaan,
dalam daerah tertinggal
pembangunan dan transmigrasi

16
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
desa dan
perdesaan,
daerah
tertinggal,
dan
transmigrasi
6 Terwujudnya Meningkatnya • Persentase Pejabat
sumber daya kapasitas SDM yang memenuhi
manusia yang desa dan Standar Kompetensi
unggul dalam perdesaan daerah Jabatan
melakukan tertinggal dan • Persentase Kader
pemberdayaan transmigrasi Pemberdayaan
masyarakat Masyarakat Perdesaan
desa, daerah yang mampu
tertinggal dan melakukan
transmigrasi pendampingan
masyarakat
perdesaan
7 Terwujudnya Meningkatnya • Nilai Reformasi
tata kelola kualitas reformasi Birokrasi
pemerintahan birokrasi dan • Nilai Kesehatan
yang agile, kapasitas organisasi
efektif, efisien organisasi • Persentase
dan terpercaya pelaksanaan e-
government (SPBE)
Sistem
Pemerintahan
Berbasis
Elektronik
• Indeks Penerapan
Sistem Merit
Meningkatnya • Nilai Opini BPK
pengawasan, atas Laporan
pengendalian dan Keuangan
akuntabilitas • Nilai integritas
aparatur yang baik • Nilai SAKIP
serta aturan yang
• Tingkat maturitas
efektif
SPIP (Sistem
Pengendalian Intern

17
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
• Pemerintah
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024

Melihat tabel di atas maka sasaran strategis Direktorat Jenderal


Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024 fokus pada
sasaran strategis point 1, yaitu:
1. Meningkatnya status perkembangan desa, dengan indikator:
a. Meningkatnya status desa berkembang menjadi desa mandiri
sebanyak 5000 Desa;
b. Meningkatnya status desa tertinggal menjadi desa berkembang
sebanyak 10000 Desa.
2. Meningkatnya status perkembangan Kawasan Perdesaan, dengan
indikator:

a. Indeks rata-rata perkembangan 62 KPPN (Kawasan Perdesaan


Prioritas Nasional).
b. Indeks rata-rata perkembangan 30 Kawasan Perdesaan Prioritas
Kementerian.
3. Menurunnya Kemiskinan di perdesaan, dengan target indikator
Persentase kemiskinan di perdesaan pada akhir RPJM menjadi
sebesar 9,90 %.

18
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Penyelenggaraan pembangunan desa dan perdesaan, percepatan
pembangunan daerah tertinggal, serta pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi dalam RPJM tahun 2020-2024
diarahkan untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan yaitu
mengembangkan wilayah secara makro dalam mengurangi
kesenjangan. Sementara itu, skala mikro pembangunan wilayah
perdesaan adalah tetap dalam rangka pertumbuhan dan penurunan
kesenjangan wilayah. Apalagi akibat adanya pandemi Covid-19 ini,
pertumbuhan ekonomi dan penguatan struktur perekonomian
Indonesia sumber pertumbuhannya dan motor penggeraknya adalah
perdesaan. Pandemi Covid-19 menyebabkan negara-negara lebih
berorientasi untuk memperbaiki kondisi negaranya (inward looking)
daripada untuk berinvestasi. Oleh karena itu kebijakan pembangunan
perdesaan ke depan menggunakan model pembangunan perdesaan
neo-endogen (neo-endogenous rural development model), yaitu
pembangunan perdesaan lebih diarahkan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya perdesaan dengan tetap memperhatikan
adanya transfer dan subsisdi serta investasi. Kebijakan juga diarahkan
untuk memperbaiki iklim investasi di perdesaan dan menumbuhkan
pebisnis pemula (start up business) di perdesaan, khususnya kaum
muda dan milenial.
Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan
transmigrasi dan daerah tertinggal sejalan dengan arah pembangunan
berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu
kerangka komitmen dan pengarusutamaan untuk pembangunan yang
menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas
lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan
terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas
hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Secara khusus
agenda-agenda pembangunan nasional mengembangkan wilayah
dalam mengurangi kesenjangan termasuk dalam tujunan SDGs ke-10
yaitu berkurangnya kesenjangan. Dalam rangka mengarusutamakan
SDGs dalam pembangunan desa, Kawasan perdesaan, Kawasan
transmigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian Desa, PDT dan

19
Transmigrasi pada tahun 2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa
sebagai arah kebijakan prioritas pembangunan desa, yaitu
ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa, meliputi; (1) Desa tanpa
kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera; (4)
Pendidikan Desa berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa
layak air bersih dan sanitasi; (7) Desa berenergi bersih dan terbarukan;
(8) Pertumbuhan ekonomi desa merata; (9) Infrastruktur dan inovasi
desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa kesenjangan; (11) Kawasan
pemukiman desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi desa
sadar lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa peduli
lingkungan laut; (15) Desa peduli lingkungan darat; (16) Desa damai
berkeadilan; (17) Kemitraan untuk pembangunan desa; (18)
Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
Tujuan SDGs Desa merupakan tanggung jawab bersama lintas
Kementerian/Lembaga, pemerintahan provinsi, pemerintahan
kabupaten, pemerintahan desa, dunia usaha, perguruan tinggi dan
masyarakat umum lainnya. Oleh karena itu diperlukan instrument
regulasi yang bisa melandasi dan mensinergikan peran dari masing-
masing pihak dalam pembangunan desa. Dalam rangka memudahkan
pengukuran ketercapaian SDGs Desa akan ditetapkan indikator-
indikator dan peta strategis sehinga inline dengan tujuan pembangunan
dalam RPJMN 2020-2024 dan Renstra 2020-2024.
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan
transmigrasi dan percepatan pembangunan daerah tertingal dalam
RPJM tahun 2020-2024 diarahkan untuk melaksanakan salah satu
agenda pembangunan dalam mengembangkan wilayah untuk
mengurangi kesenjangan. Arah kebijakan dan strategi Kemendesa,
PDT, dan Transmigrasi disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, Pembangunan


Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

No Arah Kebijakan Strategi


1. Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen
pembangunan Desa koordinasi lintas pemangku kepentingan
Berkelanjutan (SDGs dalam pembangunan desa
Desa) Menyiapkan data yang tepat, akurat dan
real time berbasis warga dan desa
Mengintegrasikan semua program dan
kegiatan di internal Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi dalam mendukung
pencapaian SDGs Desa

20
No Arah Kebijakan Strategi
Meningkatkan koordinasi lintas pemangku
kepentingan (K/L/D/M) dalam meng-
integrasikan program dan kegiatan
untuk mendukung tujuan SDGs Desa
2. Peningkatan Mengembangkan aksesibilitas dan
konektivitas dan Infrastruktur berbasis komoditas unggulan
perdesaan
Meningkatkan akses transportasi perdesaan
dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan
akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
Keterpaduan rantai pasok dan rantai
n i l a i berbasis komoditas unggulan

3. Peningkatan kapasitas Peningkatan kapasitas sistem untuk


kelembagaan, dan mempercepat pembangunan perdesaan yang
sumberdaya manusia efektif dan efisien
perdesaan (Desa, Peningkatan kompetensi sumberdaya
daerah tertinggal, dan manusia, yaitu kompetensi teknis,
transmigrasi) yang metodologis, sosial, dan personal dalam
unggul rangka menyongsong revolusi industri 4.0
Peningkatan kapasitas kelembagaan dari
mulai desa sampai pusat

Peningkatan kapasitas masyarakat


perdesaan dalam pemanfaatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Mengembangkan pendidikan berbasis
ketrampilan dan kewirausahaan

4. Peningkatan investasi Peningkatan iklim investasi yang kondusif di


produk unggulan perdesaan
perdesaan (Desa,
daerah tertinggal, dan Mempermudah administras perizinan
transmigrasi) usaha, penyediaan informasi untuk lahan
dan modal, juga pemasaran dan ekspor
Fasilitasi, pembinaan, maupun
pendampingan dalam pengembangan usaha,
bantuan permodalan/kredit, kesempatan
berusaha, pemasaran dan kewirausahaan

21
No Arah Kebijakan Strategi
5. Pengembangan Pengembangan teknologi untuk kegiatan
teknologi tepat guna produksi, pengolahan, pemasaran,
dan teknologi digital distribusi, dan pembiayaan
Integrasi data dan informasi perdesaan baik
numeric maupun spasial

Meningkatkan ketersediaan prasarana


teknologi telekomunikasi

Pengembangan e-commerce, e-logistic dan


fintech diperdesaan

6. Peningkatan Menata ruang perdesaan untuk melindungi


keberlanjutan lahan pertanian dan menekan alih fungsi
pembangunan lahan produktif dan lahan konservasi
perdesaan Pembangunan perdesaan yang ramah
lingkungan, selaras dengan alam, dan
pemanfaatan pengolahan limbah
Menjamin pelaksanaan distribusi lahan dan
hak atas tanah bagi petani, buruhlahan, dan
nelayan
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan
masyarakat adat dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam lahan dan
perairan, serta lingkungan hidupdesa
termasuk desa pesisir secara berkelanjutan
7. Peningkatan dan Memanfaatkan modal sosial budaya
pemanfaatan modal untuk meningkatkan kreativitas untuk
sosial budaya untuk pengembangan produk unggulan perdesaan
pembangunan Peningkatan pemanfaatan modal sosial
perdesaan. budaya dalam rangka meningkatkan
kerekatan masyarakat
Perlibatan pelaku seni dan budaya untuk
mendukung pengembangan produk
unggulan perdesaan
Memberi pengakuan, penghormatan,
perlindungan, dan pemajuan hak-hak
masyarakat adat

22
No Arah Kebijakan Strategi
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa
8. Peningkatan sinergitas Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
pembangunan program/kegiatan antar Kementerian
perdesaan antar Lembaga dan Daerah (Provinsi, Kabupaten/
K/L/D/M. Kota, dan Desa), melalui penyusunan Grand
Design Kawasan Perdesaan untuk pedoman
bagi seluruh Stakeholders
Penguatan mekanisme koordinasi Pusat dan
Daerah

Meningkatkan keterpaduan perencanaan,


pemrograman dan penganggaran,
monitoring dan evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa,
antar daerah, dan antar pemerintah,
perguruan tinggi/lembaga penelitian-
masyarakat dunia usaha
Melanjutkan pembangunan Kawasan
Perdesaan dan Kawasan Perdesaan

9. Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas


Reformasi Birokrasi aparatur

Meningkatkan dukungan manajemen,


sarana dan prasarana

Meningkatkan pengembangan SDM aparatur

Meningkatkan dukungan perencanaan,


penelitian dan pengembangan

Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal dan Transmigrasi 2020-2024

23
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan
transmigrasi dan percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam
RPJMN tahun 2020 – 2024 di arahkan untuk melaksanakan salah satu
agenda pembangunan yaitu mengembangkan wilayah dalam
mengurangi kesenjangan. Arah Kebijakan dan Strategi bidang Desa dan
Perdesaan kurun waktu 2020 – 2024 tentunya mengacu pada arah
kebijakan dan strategi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi. Berdasarkan hal tersebut, maka arah
kebijakan dan strategi bidang Desa dan Perdesaan adalah sebagai
berikut :

Tabel 3.2 Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan dengan


Direktorat di lingkungan Ditjen PDP)

No Arah Kebijakan Strategi


1 Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen
pembangunan Desa koordinasi lintas pemangku kepentingan
Berkelanjutan (SDGs dalam pembangunan desa
Desa)
Mengembangkan program dan kegiatan
untuk mendukung pencapaian SDGs Desa

2. Peningkatan Meningkatkan akses transportasi perdesaan


konektivitas intra dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
dan antar perdesaan pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan
akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
3. Pengembangan Integrasi data dan informasi perdesaan
teknologi tepat guna baik numeric maupun spasial
dan teknologi digital Meningkatkan ketersediaan prasarana
teknologi telekomunikasi di perdesaan
4. Peningkatan Pembangunan perdesaan yang ramah
keberlanjutan lingkungan, selaras dengan alam, dan
pembangunan pemanfaatan pengolahan limbah

24
No Arah Kebijakan Strategi
perdesaan Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak
desa untuk mengelola sumber daya alam
berskalalokaltermasukpengelolaan hutan
negara oleh desa berorientasi pada
keseimbangan lingkungan hidup dan
berwawasan mitigasibencana untuk
meningkatkan produksi pangan dan
mewujudkan ketahanan pangan
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan
dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya alam lahan dan perairan, serta
lingkungan hidup desa termasuk desa
pesisir secara
Berkelanjutan
5. Peningkatan dan Peningkatan pemanfaatan modal sosial
pemanfaatan modal budaya dalam rangka meningkatkan
sosial budaya untuk kerekatan masyarakat dan pengembangan
pembangunan produk unggulan perdesaan
perdesaan. Memberi pengakuan, penghormatan,
perlindungan, dan pemajuan hak-hak
masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa

6. Peningkatan Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi


sinergitas program/kegiatan dengan K/L/D/M dalam
pembangunan pembangunan desa, pengembangan
perdesaan antar kerjasama antar Desa dan pembangunan
K/L/D/M. kawasan perdesaan
Meningkatkan keterpaduan perencanaan,
pemrograman dan penganggaran,
monitoring dan evaluasi

25
No Arah Kebijakan Strategi
Mengembangkan kolaborasi antar desa,
antar daerah, dan antarpemerintah-
perguruan tinggi/lembaga penelitian-
masyarakat dunia usaha
7. Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas
Reformasi Birokrasi aparatur

Meningkatkan dukungan manajemen,


sarana dan prasarana

Meningkatkan pengembangan SDM


aparatur
Meningkatkan dukungan perencanaan,
penelitian dan pengembangan

Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi (2020-2024)

Dalam rangka menjalankan arah kebijakan dan strategi tersebut,


pada tahun 2020 terdapat terdapat 1 (satu) program di bidang
perdesaan, yaitu program pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa dengan 6 (enam) kegiatan yaitu; (1) Dukungan
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa; (2) Pemberdayaan Masyarakat Desa;
(3) Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar; (4) Pembangunan Sarana
Prasarana Desa; (5) Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam
dan Teknologi Tepat Guna; (6) Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.
Pada tahun 2021, sejak perubahan SOTK sesuai Peraturan Menteri
Desa PDTT No. 15 Tahun 2020, arah kebijakan dan strategi bidang desa
dan perdesaan mulai tahun 2021 sampai dengan 2024 dijalankan
melalui 2 (dua) program, yaitu Program (2) Dukungan Manajemen dan
Program Pembangunan dan Pemberdayaan Desa yang dilaksanakan
melalui (1) Sekretariat Direktorat Jenderal PDP, (2) Direktorat
Pengembangan Sarana dan Prasarana, (3) Direktorat Pengembangan
Sosial, Budaya dan Lingkungan, (4) Direktorat Advokasi dan Kerjasama
Desa dan (5) Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa.
3.3 Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dalam upaya mencapai sasaran strategis
pembangunan bidang perdesaan tahun 2020 – 2024 merupakan
mandat ketentuan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi

26
dan regulasi secara empiris dibutuhkan untuk mengisi kekosongan
hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan dalam bidang
perdesaan. Kerangka regulasi yang diperlukan harus disesuaikan
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku yaitu UU Nomor
39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan UU Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Kerangka regulasi dalam mendukung sasaran strategis
pembangunan bidang perdesaan agar dapat dilaksanakan dengan baik
dan tercapai target yang diinginkan, yakni:

Tabel 3.3 Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis


Pembangunan Bidang Perdesaan

BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
REGULASI YANG DIAMANATKAN UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI
OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. Pedoman umum Peraturan Menteri Amanat Pasal 131
pemberdayaan Berkoordinasi ayat (1) PP Nomor 47
masyarakat Desa dengan Mendagri Tahun 2015
222. Pedoman teknis
Amanat Pasal 131
pelaksanaan
Peraturan Menteri ayat (2) PP Nomor 47
pembangunan kawasan
Tahun 2015
perdesaan
3. Mengatur pembagian
Reviu Perencanaan
habis wilayah dalam
Pembangunan Peraturan Menteri
klaster kawasan
Kawasan Perdesaan
perdesaan

3.4 Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas


Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi merupakan salah satu
Kementerian/ Lembaga yang berbasis kewilayahan. Ruang lingkup
wilayah kerja meliputi 74.953 desa, 271 kawasan perdesaan, 62 daerah
tertinggal, 52 kawasan transmigrasi. Dari lokus tersebut dikelompokan
menjadi lokus prioritas nasional yang menjadi target dalam RPJMN
2020-2024 dan lokus prioritas Kementerian yang meruapakan lanjutan
periode RPJMN sebelumnya yang memerlukan pembinaan. Target
sasaran desa prioritas sebanyak 10.000 desa dari 74.953 desa di
seluruh Indonesia, kemudian dari 271 kawasan perdesaan ditetapkan
jumlah Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) sebanyak 62
kawasan dan 30 sasaran Kawasan perdesaan non KPPN yang sudah

27
memiliki indeks perkembangan kawasan perdesaan.

Strategi pembangunan Kawasan perdesaan untuk menuju Kawasan


perdesaan yang mandiri dan berdaya saing, melalui pemenuhan
kebutuhan pelayanan dasar, sarana dan prasarana ekonomi Kawasan,
pegembangan usaha kecil dan menengah, revitalisasi Bumdes dan
Bumdesa Bersama, pengembangan produk unggulan Kawasan
perdesaan, dan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha dan mitra
pembangunan lainnya. Selain itu perlu meningkatkan peran koordinasi
dan Kerjasama kolaboratif antar K/L/D/M dalam mengintegrasikan
program dan kegiatan di kawasan perdesaan. Oleh karena itu
diperlukan penguatan dokumen perencanaan dalam bentuk
masterplan atau Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP)
yang implementatif sesuai dengan peran masing-masing. Pembangunan
Kawasan perdesan merupakan bagian integral dari rencana tata ruang
dan wilayah kabupaten, sehingga perlu mendorong peran aktif
pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan kawasan
perdesaan.

Tabel 3.4 Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas


Nasional

No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan

Kawasan Perdesaan Minapolitan Idi


1 Aceh Aceh Timur
Rayeuk
Sumatera Kawasan Perdesaan Prioritas
2 Toba Samosir
Utara Nasional Ajibata
Sumatera Kawasan Perdesaan Pasir Putih
3 Samosir
Utara Parbaba
4 Jambi Muaro Jambi Kawasan Perdesaan Agribisnis
Kepulauan Kawasan Perdesaan Pesisir Berbasis
5 Bintan
Riau Wisata Terpadu
Kepulauan
6 Karimun Kawasan Perdesaan Wisata
Riau
Sumatera Kawasan Perdesaan Perkebunan
7 Agam
Barat Tebu
Sumatera Kawasan Perdesaan Agropolotan
8 Banyuasin
Selatan Tanjung Lago
Bangka Kawasan Perdesaan Pengembangan
9 Belitung Bangka Selatan (Budidaya) Lada Putih
Bangka Kawasan Perdesaan Mina-Agrowisata
10 Belitung
Belitung Selat Nasik

28
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan

Bangka Kawasan Perdesaan Minapolitan


11 Belitung Belitung Timur Perikanan Tangkap
Bengkulu Kawasan Perdesaan Agropolitan
12 Bengkulu
Tengah Pondok Kelapa
13 Lampung Mesuji Kawasan Perdesaan Agropolitan
14 Lampung Tulang Bawang Kawasan Perdesaan Agropolitan
Kawasan Perdesaan Agrowisata
15 Jawa Barat Sukabumi
Citaman Sakti
Kawasan Perdesaan Borobudur
16 Jawa Tengah Magelang
Manunggal Jaya
Kawasan Perdesaan Plasma Petik
17 Jawa Tengah Kendal
Sari
18 Jawa Timur Banyuwangi Kawasan Perdesaan Agrowisata
Kawasan Perdesaan Sentra
19 Jawa Timur Pamekasan
Peternakan Sapi Mandiri Bagi Rasa
Kawasan Perdesaan Mina-Agro
20 Banten Pandeglang
Wisata Krakatau
21 Bali Buleleng Kawasan Perdesaan Bali Aga
22 Bali Klungkung Kawasan Pariwisata
Kalimantan Kawasan Perdesaan Agropolitan
23 Kubu Raya
Barat Rasau Jaya
Kalimantan Kawasan Perdesaan Pengembangan
24 Sambas
Barat Agro Teknologi
Kalimantan Kawasan Perdesaan Agropolitan
25 Mempawah
Barat Sadaniang
Kalimantan Kawasan Perdesaan Agribisnis
26 Kayong Utara
Barat Kayong Lestari
Kalimantan
27 Bengkayang Kawasan Perdesaan Ledo
Barat
Kalimantan Kawasan Perdesaan Pertanian
28 Barito Kuala
Selatan Tanaman Pangan
Kalimantan Kawasan Perdesaan
29 Banjar
Selatan Agrominapolitan
Kalimantan Kotawaringin Kawasan Perdesaan Agro-Mina-
30
Tengah Barat Wisata
Kalimantan Kawasan Perdesaan Mina-Bestari
31 Berau
Timur Tanjung Redep
Kalimantan Kawasan Perdesaan Ekowisata
32 Kutai Timur
Timur Terpadu TNK Kutai Timur

29
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
Kalimantan
33 Bulungan Kawasan Perdesaan Food Estate
Utara
34 NTB Dompu Kawasan Perdesaan Raba
35 NTB Lombok Tengah Kawasan Perdesaan Praya
36 NTB Sumbawa Kawasan Perdesaan Jasa Prima
Kawasan Perdesaan Keruak-
37 NTB Lombok Timur
Jerowaru
38 NTT Manggarai Barat Kawasan Perdesaan Labuan Bajo
Kawasan Perdesaan Prioritas
39 NTT Ngada
Nasional Soa
40 NTT Sumba Timur Kawasan Perdesaan Agrominapolitan
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrominapolitan
41 Mamuju
Barat Klaster Manakarra Berdaya
Sulawesi Kawasan Perdesaan Wisata Terpadu
42 Mamuju Tengah
Barat Kambunong
Sulawesi
43 Bone Kawasan Perdesaan Mallusetasi
Selatan
Sulawesi Kawasan Perdesaan Minapolitan
44 Pinrang
Selatan Luwita
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrowisata
45 Barru
Selatan Gurilla
Sulawesi
46 Luwu Timur Kawasan Perdesaan Towuti
Selatan
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agro Wisata
47 Lemba Masale Berbasis Produk
Tengah Poso Pangan Sehat
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agropolitan
48 Buol
Tengah Lipunoto
Sulawesi
49 Morowali Kawasan Perdesaan KPPN Kolonodale
Tengah
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agropolitan
50 Muna
Tenggara Kabawo - Parigi
Sulawesi
51 Wakatobi Kawasan Perdesaan Pulau Kapota
Tenggara
Sulawesi
52 Konawe Selatan Kawasan Perdesaan Tinanggea
Tenggara
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrowisata
53 Minahasa Utara
Utara Buah
54 Gorontalo Boalemo Kawasan Perdesaan Wonosari
Kawasan Perdesaan Wisata Ponelo
55 Gorontalo Gorontalo Utara
Kepulauan

30
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan

56 Gorontalo Gorontalo Kawasan Perdesaan Agro Ekopolitan


Kawasan Perdesaan Tanaman
57 Maluku Maluku Tengah
Pangan
Maluku
58 Pulau Morotai Kawasan Perdesaan Daruba
Utara
59 Papua Kota Jayapura Kawasan Perdesaan Jopalala
60 Papua Merauke Kawasan Perdesaan Berkelanjutan
61 Papua Barat Raja Ampat Kawasan Perdesaan Misool
Kawasan Perdesaan Agropolitan
62 Papua Barat Manokwari
Sidey
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024

Tabel 3.5 Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas


Kementerian
No Provinsi Kabupaten Kawasan
1 Sumatera Pakpak Bharat Kawasan Perdesaan Pakpak Bharat
Utara
2 Sumatera Pesisir SelatanKawasan Perdesaan Berbasi
Barat Industri Pariwisata
3 Bengkulu Bengkulu Utara Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan PadangJaya
4 Sumatera Musi Rawas Kawasan Perdesaan Ekonomi
Selatan Kreatif
5 Sumatera OKU Timur Kawasan Perdesaan Sentra
Selatan Produksi Padi Organik Penunjang
Pertanian Berkelanjutan
6 Sumatera Empat Lawang Kawasan Perdesaan Sikap Dalam
Selatan
7 Lampung Lampung Timur Kawasan Perdesaan
Agrominapolitan Sukakarya
8 Jawa Barat Bandung Barat Kawasan Perdesaan Artefak Goa
Pawon dan Geo Wisata
9 Jawa Barat Garut Kawasan Perdesaan Agrowisata
Barudua
10 Jawa Tengah Klaten Kawasan Perdesaan Mandiri Pangan
11 Jawa Tengah Kudus Kawasan Perdesaan Sentra
Industri Gula Tumbu
12 Jawa Tengah Temanggung Kawasan Perdesaan Agrowisata
Kecamatan Kranggan

31
No Provinsi Kabupaten Kawasan
13 Jawa Tengah Karanganyar Kawasan Perdesaan Beras Organik
Bernutrisi Lereng Gunung Lawu
14 Jawa Timur Trenggalek Kawasan Perdesaan Agriculture
Estate Sapi Perah
15 Jawa Timur Malang Kawasan Perdesaan Wisata Lingkar
Bendungan Selorejo Ngantang
16 Jawa Timur Sampang Kawasan Perdesaan Wisata Desa
Pantura
Kawasan Perdesaan Agrowisata
17 DI Yogyakarta Kulon Progo Menoreh Terpadu
Kawasan Perdesaan Agropolitan
18 DI Yogyakarta Gunung Kidul Bejiharjo
Kawasan Perdesaan Shiny
19 Bali Tabanan Tabanan
Kalimantan Kutai Kawasan Perdesaan Agro Mina
20 Pastoral
Timur Kartanegara
Kalimantan Hulu Sungai Kawasan Perdesaan Sentra
21 Industri Makanan Ringan
Selatan Selatan
Kalimantan Kawasan Perdesaan Agribisnis
22 Kayong Utara Kayong Lestari
Barat
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrowisata
23 Sigi Magaya
Tengah
Sulawesi
24 Parigi Moutong Kawasan Perdesaan PARISTOBA
Tengah
Sulawesi Sidenreng Kawasan Perdesaan
25 Maritengngae
Selatan Rappang
Sulawesi Kawasan Perdesaan KPPN Muna
26 Muna Barat Barat
Tenggara
Nusa Tenggara
27 Ende Kawasan Perdesaan Kelimutu
Timur
Kawasan Perdesaan Waeapo
28 Maluku Buru Agropolitan Berbasis Komoditas
Unggulan Padi
Seram Bagian Kawasan Perdesaan Agribisnis
29 Maluku Teluk Waru
Timur
Halmahera Kawasan Perdesaan Ekonomi
30 Maluku Utara Terpadu (Pertambangan)
Timur
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024

32
3.5 Kerangka Kelembagaan

1) Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Trasmigrasi Nomor 15 Tahun 2020
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Trasmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi, Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan
Desa dan Perdesaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan
teknis pembangunan desa dan perdesaan.
Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan
Perdesaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang perencanaan teknis
pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan
teknis advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta
perencanaan teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa;
b. pelaksanan kebijakan di bidang perencanaan teknis
pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan
teknis advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta
perencanaan teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perencanaan teknis pembangunan sarana dan prasarana,
perencanaan teknis pengembangan sosial budaya dan
lingkungan, perencanaan teknis advokasi dan kerja sama desa
dan perdesaan, serta perencanaan teknis pemanfaatan dan
pengendalian dana desa;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perencanaan teknis pembangunan sarana dan prasarana,
perencanaan teknis pengembangan sosial budaya dan
lingkungan, perencanaan teknis advokasi dan kerja sama desa
dan perdesaan, serta perencanaan teknis pemanfaatan dan
pengendalian dana desa;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
teknis pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan
teknis advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta
perencanaan teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa;
dan
f. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.

33
Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa, dan
Perdesaan terdiri atas:
a. Subbagian Tata Usaha; dan
b. Kelompok jabatan fungsional.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
fasilitasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pelaporan
kinerja, koordinasi data dan informasi, koordinasi administrasi
penerapan sistem pengendalian intern, administrasi kepegawaian,
ketatalaksanaan, administrasi keuangan, administrasi barang milik
negara, tata persuratan, kearsipan, serta kerumahtanggaan
Direktorat.

2) Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Trasmigrasi Nomor 16 Tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah


Tertinggal dan Trasmigrasi Nomor 16 Tahun 2020 tentang Uraian
Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Dan Tugas
Kelompok Jabatan Fungsional Di Lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi, Direktorat
Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang perencanaan teknis
pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan
teknis advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta
perencanaan teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa;
b. pelaksanan kebijakan di bidang perencanaan teknis
pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan
teknis advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta
perencanaan teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perencanaan teknis pembangunan sarana dan prasarana,
perencanaan teknis pengembangan sosial budaya dan
lingkungan, perencanaan teknis advokasi dan kerja sama desa
dan perdesaan, serta perencanaan teknis pemanfaatan dan
pengendalian dana desa;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perencanaan teknis pembangunan sarana dan prasarana,
perencanaan teknis pengembangan sosial budaya dan
lingkungan, perencanaan teknis advokasi dan kerja sama desa

34
dan perdesaan, serta perencanaan teknis pemanfaatan dan
pengendalian dana desa;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
teknis pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan
teknis advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta
perencanaan teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa;
dan
f. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.

Pengelompokan uraian fungsi Direktorat Perencanaan Teknis


Pembangunan Desa dan Perdesaan terdiri atas:

a. kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis pembangunan


sarana dan prasarana, mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
perencanaan teknis pembangunan sarana dan prasarana desa
dan perdesaan. Kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis
pembangunan sarana dan prasarana terdiri dari dua sub
kelompok, yakni:
(1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pembangunan sarana, prasarana, dan utilitas umum, dan
konektifitas, mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang penyusunan rencana teknis
pembangunan sarana, prasarana, dan utilitas umum, serta
prasarana konektifitas desa dan perdesaan.
(2) sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pembangunan prasarana dan sarana ekonomi, sosial budaya,
komunikasi dan informatika, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencana teknis
pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, sarana dan
prasarana sosial budaya, serta sarana dan prasarana
komunikasi dan informatika desa dan perdesaan.

35
b. kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis pengembangan
sosial budaya dan lingkungan, mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
perencanaan teknis pengembangan sosial budaya dan lingkungan
desa dan perdesaan. Kelompok substansi fasilitasi perencanaan
teknis pengembangan sosial budaya dan lingkungan terdiri dari
tiga sub kelompok, yakni:
(1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis layanan
sosial dasar dan perlindungan sosial, mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam
pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencana
teknis layanan sosial dasar dan perlindungan sosial desa dan
perdesaan.
(2) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pengembangan modal sosial, desa inklusif dan desa adat,
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional
dalam pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
penyusunan rencana teknis pengembangan modal sosial,
pengembangan desa inklusif, dan pemberdayaan masyarakat
desa adat.
(3) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, kebencanaan,
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat,
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional
dalam pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
perencanaan teknis pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan, penyusunan rencana teknis pengelolaan
kebencanaan, ketahanan pangan, dan ketahanan sosial
masyarakat desa dan perdesaan.
c. kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis advokasi dan
kerja sama, mempunyai tugas melaksanakan pemberian

36
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
teknis pelaksanaan advokasi, dan pengembangan kerja sama desa
dan perdesaan. Kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis
advokasi dan kerja sama terdiri dari dua sub kelompok, yakni:
(1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pendampingan, advokasi dan diseminasi kebijakan
pembangunan, mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang penyusunan rencana teknis
pelaksanaan pendampingan, penyusunan rencana teknis
advokasi dan diseminasi kebijakan pembangunan desa dan
perdesaan.
(2) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pengembangan kerja sama, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencana teknis
pengembangan kerja sama antar-desa dan kawasan
perdesaan, kerja sama antar-kawasan perdesaan dengan
pihak ketiga, serta kerja sama pembentukan dan
pengembangan kawasan perdesaan.
d. kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis pemanfaatan
dan pengendalian dana desa, mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
perencanaan teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa.
Kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis pemanfaatan
dan pengendalian dana desa terdiri dari tiga sub kelompok, yakni:
(1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis fasilitasi
pemanfaatan dana desa, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan

37
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan
di bidang penyusunan rencana teknis fasilitasi pemanfaatan
dana desa.
(2) Sub kelompok substansi perencanaan teknis pengembangan
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana desa,
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional
dalam penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencana
teknis pengembangan partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan dana desa.

Sub kelompok substansi perencanaan teknis pengelolaan sistem informasi


dana desa, mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional
dalam penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan
rencana teknis pengelolaan sistem informasi dana desa.

38
Tabel 3.6 Matriks Supplier Inputs Process Outputs Customer (SIPOC) Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan
Perdesaan

39
40
41
42
43
44
45
46
47
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan
Dalam menjalankan tugas dan fungsi yang telah dimandatkan kepada
Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan, didukung
pegawai dengan komposisi berdasarkan jabatan dan jenjang pendidikan
disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.7 Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK


baru

NO. JABATAN JUMLAH PEGAWAI

1. Jabatan Tinggi Pratama (Eselon II) 1


2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1
3. JFT Ahli Madya 4
4. JFT Ahli Muda 10
5. JFT Ahli Pertama 1
6. JFT Terampil 1
7. Jabatan Pelaksana (JFU) 18
JUMLAH 36

Data Bulan Maret 2021, hasil penysuain SOTK baru.

Tabel 3.8 Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan

NO. JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI

1. S2 12
2. S1/Diploma IV 21
3. D3 3
JUMLAH 36

Data Bulan Maret 2021, sesuai SOTK baru.

48
49
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja


Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang
akan dicapai oleh K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu
tertentu. Penetapan target juga harus relevan dengan indikator
kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline data yang jelas. Bagian yang
terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang akuntabel
adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan
capaian kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana
pembangunan akan lebih efisien dan efektif keberhasilannya apabila
dilengkapi dengan indikator capaian, pengukuran kinerjanya, serta
kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi, koherensi dan
ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus
dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak,
outcomes, output, serta input sumber daya pendukungnya. Bagian ini
merupakan tahap penting dalam perencanaan kebijakan
pembangunan (policy planning).

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertingggal dan Transmigrasi, serta mendukung
tercapainya sasaran pembangunan nasional khususnya pada agenda
prioritas pembangunan nasional ke dua, yaitu Pengembangan Wilayah
untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan dan
Kegiatan Prioritas ke empat, yaitu Daerah Tertinggal, Kawasan
Perbatasan, Perdesaan dan Transmigrasi, ditetapkan 7 (tujuh) tujuan
dengan 15 (lima belas) sasaran strategis, dimana 3 (tiga) tujuan dan 8
(delapan) sasaran strategis sangat terkait dengan bidang desa dan
perdesaan. Tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja yang sesuai
dengan bidang desa dan perdesaan disajikan pada Tabel 4.1 berikut.

50
Tabel 4.1 Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Direktorat Jendral Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020-2024

UKE I/PROGRAM/NOMENKLATUR TARGET 2020


KODE SASARAN PROGRAM/INDIKATOR KINERJA SATUAN
PROGRAM (IKP) 2020 2021 2022 2023 2024

067.CT PROGRAM DAERAH TERTINGGAL, KAWASAN PERBATASAN, PERDESAAN, DAN TRANSMIGRASI

01 Terpenuhinya indeks desa yang berkembang dan mandiri

51
Rata-rata perkembangan indeks Desa
01.01 0,53 0,55 0,56 0,58 0,59 Nilai
Tertinggal menjadi Berkembang

Rata-rata perkembangan indeks Desa


01.02 0,72 0,74 0,76 0,79 0,81 Nilai
Berkembang menjadi Mandiri

Terpenuhinya indeks pembangunan kawasan perdesaan yang berkembang, mandiri, dan berdaya
02
saing

Rata-rata perkembangan indeks 10 Kawasan


02.01 Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) 20,51 21,88 23,25 24,63 26,00 Nilai
berkembang
02.02 Rata-rata perkembangan indeks 47 Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
berkembang menjadi mandiri
02.03 Rata-rata perkembangan indeks 5 Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) mandiri 68,35 70,79 73,24 75,68 78,12 Nilai
menjadi berdaya saing
UKE I/PROGRAM/NOMENKLATUR TARGET 2020
KODE SASARAN PROGRAM/INDIKATOR KINERJA SATUAN
PROGRAM (IKP)
2020 2021 2022 2023 2024

Rata-rata perkembangan indeks 30 Kawasan


02.04 Perdesaan non KPPN Prioritas Kementerian 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
berkembang menjadi mandiri

03 Terbangunnya komitmen lintas K/L/D/M dalam Pembangunan kawasan perdesaan

Persentase afirmasi rencana program/kegiatan


K/L/D/M yang dialokasikan di Kawasan

52
Prioritas Prioritas Nasional KPPN) sesuai Persen
03.01 40 50 60 70 80
dengan dokumen Rencana Pembangunan (%)
Kawasan Perdesaan
(RPKP/Masterplan/Rencana induk)

Persentase afirmasi rencana program/kegiatan


K/L/D/M yang dialokasikan di kawasan
perdesaan non KPPN sesuai dengan dokumen
Persen
rencana teknis pembangunan Rencana 40 50 60 70 80
(%)
Pembangunan Kawasan
Perdesaan(RPKP/Masterplan/Rencana
03.02 induk)

04 Menurunnya Kemiskinan di Perdesaan

Persen
04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12,9 12,3 11,6 10,8 9,9
(%)
Tabel 4.2 Indikator Kinerja Utama Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan

Target

Formulasi Penghitungan Sumber Penanggung


No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama Definisi Operasinal
IKU Data Jawab 2020 2021 2022 2023 2024

a b c d e f g h i j k l
1 Tersedianya Jumlah dokumen rencana Dokumen rencana teknis Jumlah dokumen rencana Internal Direktur 4 4 4 4 4
dokumen rencana teknis Pembangunan Desa pembangunan Desa dan teknis pembangunan Desa UKE II Perencanaan
teknis dan Perdesaan yang Perdesaan meliputi: dan Perdesaan Teknis
pembangunan Desa ditetapkan 1. Perencanaan Teknis Prasarana yang ditetapkan per Pembangunan
dan Perdesaan dan Sarana Desa tahun Desa dan
2. Perencanaan Teknis Pedesaan
Pengembangan Sosial Budaya
dan Lingkungan Desa
3. Perencanaan Teknis Advokasi
dan Kerjasama Desa

53
4. Perencanaan Teknis Fasilitasi
Pemanfaatan dan Pengendalian
Dana Desa

2 Terbangunnya Persentase afirmasi Afirmasi rencana Realisasi afirmasi rencana Internal Direktur 50% 60% 70% 80% 90%
komitmen lintas rencana program/kegiatan program/kegiatan Unit Kerja program/kegiatan Unit UKE II Perencanaan
K/L/D/M dalam Unit Kerja Internal Internal Kemendesa PDTT yang Kerja Internal Kemendesa Teknis
Pembangunan desa Kemendesa PDTT yang dialokasikan di desa dan PDTT di desa dan Pembangunan
dan perdesaan dialokasikan di kawasan perdesaan adalah jumlah perdesaan dibandingkan Desa dan
perdesaan sesuai dengan rencana program/kegiatan yang dengan rencana Pedesaan
dokumen rencana teknis mendukung kegiatan hasil program/kegiatan yang
pembangunan Desa dan koordinasi dengan Unit Kerja tertuang dalam dokumen
Perdesaan Internal Kemendesa PDTT untuk dokumen rencana teknis
percepatan pembangunan desa pembangunan Desa dan
dan perdesaan sesuai dokumen Perdesaan dikali 100%
rencana teknis pembangunan
Desa dan Perdesaan
Target

Formulasi Penghitungan Sumber Penanggung


No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama Definisi Operasinal
IKU Data Jawab 2020 2021 2022 2023 2024

3 Terbangunnya Persentase afirmasi Afirmasi rencana Realisasi afirmasi rencana Internal UKE II Direktur 50% 60% 70% 80% 90%
komitmen lintas rencana program/kegiatan program/kegiatan K/L/M yang program/kegiatan K/L/M Perencanaan
K/L/D/M dalam K/L/M yang dialokasikan dialokasikan di desa dan di desa dan perdesaan Teknis
Pembangunan desa di kawasan perdesaan perdesaan adalah jumlah dibandingkan dengan Pembangunan
dan perdesaan sesuai dengan dokumen rencana program/kegiatan yang rencana program/kegiatan Desa dan
rencana teknis mendukung kegiatan hasil yang tertuang dalam Pedesaan
pembangunan Desa dan koordinasi dengan K/L/M untuk dokumen dokumen
Perdesaan percepatan pembangunan desa rencana teknis
dan perdesaan sesuai dokumen pembangunan Desa dan
rencana teknis pembangunan Perdesaan dikali 100%
Desa dan Perdesaan

54
4 Terserasikannya Jumlah dokumen hasil Dokumen hasil monitoring dan Jumlah dokumen hasil Direktur Direktur 1 1 1 1 1
rencana dan monitoring dan evaluasi evaluasi afirmasi dan status monitoring dan evaluasi Perencanaa Perencanaan
program percepatan afirmasi dan status perkembangan Desa adalah afirmasi dan status n Teknis Teknis
pembangunan Desa perkembangan Desa laporan hasil evaluasi status perkembangan Desa dan Pembangunan
perkembangan Desa yang Kawasan Perdesaan per Desa dan
disusun pertahun tahun Pedesaan

5 Terserasikannya Jumlah dokumen hasil Dokumen hasil monitoring dan Jumlah dokumen hasil Direktur Direktur 1 1 1 1 1
rencana dan monitoring dan evaluasi evaluasi afirmasi dan status monitoring dan evaluasi Perencanaa Perencanaan
program percepatan afirmasi dan status perkembangan Kawasan afirmasi dan status n Teknis Teknis
pembangunan Desa perkembangan Kawasan Perdesaan adalah laporan hasil perkembangan Desa dan Pembangunan
Perdesaan evaluasi status perkembangan Kawasan Perdesaan per Desa dan
Kawasan Perdesaan yang tahun Pedesaan
disusun pertahun
Gambar 4.1 Strategi Pencapaian IKK Direktorat Perencanaan Teknis
Pembangunan Desa dan Perdesaan

4.2 Kerangka Pendanaan


Keberhasilan pelaksanaan program Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa dan Perdesaan sangat ditentukan oleh pembiayaan yang disediakan
oleh Pemerintah. Sumber pendanaan salah satunya berasal dari APBN.
Berdasarkan Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi, kerangka pendanaan yang dibutuhkan selama lima tahun
sebesar Rp21.354,17 Milyar. Alokasi anggaran untuk Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun 2021-2024 sebesar Rp2.036,05
Milyar yang terdiri dari Program Teknis sebesar Rp 1.669,67 Milyar dan
Program Pendukung (Generik) sebesar Rp 366,38 Milyar.
Sedangkan untuk mendukung program kegiatan pada Direktorat
Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan pada tahun 2021,
dialokasikan anggaran sebesar Rp 4.660.018.000,00. Perincian
kebutuhan anggaran Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020-2024 disajikan pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.3 Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024

Kebutuhan Anggaran
Tahun 2021-2024 (Rp
Program/Unit Kerja Milyar) Jumlah

2021 2022 2023 2024

Direktorat Perencaan
Teknis Pembangunan 4.66 5.13 5.64 6.20 21.63
Desa dan Perdesaan

55
56
BAB V
PENUTUP

Rencana Strategis Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan


Perdesaan Tahun 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan untuk waktu 5
(lima) tahun yang memuat kondisi umum, potensi dan permasalahan, visi, misi,
tujuan, arah kebijakan dan strategi, program dan kegiatan, kelembagaan, serta
target kinerja dan kerangka pendanaan yang merupakan penjabaran dari Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementeriaan
Desa, PDT dan Transmigrasi, serta RPJMN 2020-2024.

Penyusunan dokumen RENSTRA ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai


panduan yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan bagi kelompok substansi
Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan. RENSTRA ini
juga mampu menjadi acuan dalam penyusunan standar dan penyusunan rencana
kerja sehingga penjabaran rencana kerja dua tahun ke depannya akan lebih tepat
dan lebih sesuai. Dengan mengacu kepada target kinerja Rencana Strategis yang
telah ditetapkan dalam setiap perencanaan program dan kegiatannya, maka
pelaksanaan evaluasi pencapaian program dan kegiatan akan lebih mudah untuk
dilaksanakan.

Pencapaian target perencanaan program dan kegiatan pembangunan desa


dan perdesaan tidak mudah, maka diperlukan tekad dan integritas para
penyelenggara negara di lingkup Direktorat Perencanaan Teknis PDP. Intensitas
koordinasi dan kolaborasi antar Eselon II di lingkup Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi dan Kementerian/Lembaga lainnya akan menciptakan
sebuah sinergi sehingga tujuan dan sasaran perencanaan pembangunan desa dan
perdesaan akan dapat dicapai.

57
BAB V

PENUTUP

Rencana Strategis Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan


Tahun 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan untuk waktu 5 (lima) tahun yang
memuat kondisi umum, potensi dan permasalahan, visi, misi, tujuan, arah kebijakan dan
strategi, program dan kegiatan, kelembagaan, serta target kinerja dan kerangka pendanaan
yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan, Kementeriaan Desa, PDT dan Transmigrasi, serta RPJMN 2020-2024.

Penyusunan dokumen RENSTRA ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai panduan yang
lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan bagi kelompok substansi Direktorat Perencanaan
Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan. RENSTRA ini juga mampu menjadi acuan dalam
penyusunan standar dan penyusunan rencana kerja sehingga penjabaran rencana kerja dua
tahun ke depannya akan lebih tepat dan lebih sesuai. Dengan mengacu kepada target kinerja
Rencana Strategis yang telah ditetapkan dalam setiap perencanaan program dan kegiatannya,
maka pelaksanaan evaluasi pencapaian program dan kegiatan akan lebih mudah untuk
dilaksanakan.

Pencapaian target perencanaan program dan kegiatan pembangunan desa dan


perdesaan tidak mudah, maka diperlukan tekad dan integritas para penyelenggara negara di
lingkup Direktorat Perencanaan Teknis PDP. Intensitas koordinasi dan kolaborasi antar Eselon
II di lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Kementerian/Lembaga lainnya akan
menciptakan sebuah sinergi sehingga tujuan dan sasaran perencanaan pembangunan desa
dan perdesaan akan dapat dicapai.

58

Anda mungkin juga menyukai