KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum 1
B. Potensi dan Permasalahan 4
BAB V PENUTUP
Tabel 10. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK lama 37
Tabel 11. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK baru 37
Tabel 12. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan berdasarkan
37
SOTK lama
Tabel 13. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan
berdasarkan SOTK lama 38
Tabel 14. Target Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun
2020-2024 yang berkaitan dengan Bidang Desa dan Perdesaan 40
Tabel 15. Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Tahun
41
2020-2024
Tabel 16. Kerangka Pendanaan Program Tahun Anggaran 2020 44
Tabel 17. Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024 46
Capaian kinerja bidang desa tersebut didukung oleh capaian kinerja program dan
kegiatan dukungan dari Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan dan Pemebrdayaan Masyarakat Desa, yaitu:
Saat ini, tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan sebesar 2,75% per tahun, angka
ini lebih besar dari pertumbuhan nasional 1,17% per tahun. Pada tahun 2015 jumlah
penduduk di perkotaan diperkirakan sebesar 59,35%, dan apabila tidak ada kebijakan
yang tepat dan strategis untuk mengatasi hal ini, maka pada tahun 2045 diperkirakan
82,37% penduduk berada di kota (Proyeksi BPS, 2014).
Diberlakukannya UU Desa diharapkan dapat menjadi salah satu solusi terhadap
permasalahan kesenjangan antara perkotaan-perdesaan. Karena tujuan dari lahirnya UU
Desa antara lain adalah untuk memajukan perekonomian masyarakat di pedesaan,
mengatasi kesenjangan pembangunan kota dan desa, memperkuat peran penduduk desa
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 3
dalam pembangunan serta meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa.
Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hak dan wewenang diberikan kepada desa
termasuk pendanaannya yang dialokasikan khusus dari APBN untuk desa, disamping
sumber pendapatan lainnya.
Pembangunan desa dan perdesaan secara komprehensif merupakan faktor penting
bagi pembangunan daerah, pengentasan kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan
antarwilayah. Pembangunan daerah diindikasikan dengan perkembangan jumlah desa di
Indonesia yang meningkat pesat, seiring dengan trend pertumbuhan yang semakin
meningkat. Pada tahun 2005 jumlah desa sebesar 61.409 desa, kemudian menjadi 67.211
desa di 2008, dan meningkat menjadi 74.093 desa di tahun 2014. Kemudian pada tahun
2017 meningkat lagi mejadi 74.954 desa atau naik 200 desa dibandingkan tahun 2016.
Munculnya desa-desa baru ini tersebar di seluruh penjuru nusantara dengan laju
pertumbuhan rata-rata sebesar 2,29 % atau 1.409 desa per tahun. Akan tetapi
peningkatan jumlah desa ini belum diikuti peningkatan kesejahteraan masyarakat di
perdesaan.
Pengentasan kemiskinan perlu segera dilakukan di Kawasan Perdesaan.
Berdasarkan Data BPS Bulan Maret 2019, jumlah atau persentase penduduk miskin
cenderung menurun, namun jumlahnya masih cukup besar di perdesaan. Kemiskinan
Indonesia kini hanya satu digit dan terendah sejak 1998. Sepanjang Maret 2018-Maret
2019, terjadi penurunan 0,81 Juta. Pertumbuhan presentase penduduk miskin di
perdesaan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pertumbuhan Penduduk Miskin tahun 2014-2019
Pada RPJMN 2020 – 2024 dalam Kerangka Pembangunan Rancangan RPJMN 2020-
2024, dimana Visinya adalah Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong, program yang berkaitan dengan Ditjen PDP
adalah Pembangunan Kewilayahan, melalui pemerataan antar wilayah dalam rangka
mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Salah satu kegiatan Prioritas untuk
mendukung program prioritas tersebut adalah Kegiatan Pembangunan Daerah Tertinggal,
Kawasan Perbatasan, Pedesaan dan Transmigrasi.
Sementara, dilihat dari Koefisien Gini (Gini Ratio) pada tahun 2016- 2018 cenderung
turun seperti terlihat pada Gambar 2. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang
menempatkan penurunan kesenjangan menjadi prioritas pembangunan dalam tiga tahun
terakhir ini. Nilai koefisien gini pada tahun 2017 berhasil diturunkan menjadi sekitar 0,393
(Susenas, Maret 2017), sementara pada bulan Maret 2018, koefisien gini berada di angka
0,389.
Namun demikian, apabila koefisien gini ditinjau dari komposisinya di perdesaan dan
perkotaan, nilai koefisien gini di perdesaan untuk Maret 2018 (0,324) naik bila
dibandingkan dengan nilainya pada September 2017 (0,320). Hal ini menunjukkan bahwa
walaupun secara keseluruhan nilai koefisien gini menurun pada tiga tahun terakhir, namun
prioritas penurunan kesenjangan yang dilaksanakan belum mempengaruhi penurunan
kesenjangan di perdesaan secara signifikan. Kesenjangan yang tercermin dari nilai
koefisien gini ini masih harus terus diturunkan, antara lain melalui pertumbuhan ekonomi
yang inklusif, perluasan lapangan kerja dan perluasan akses terhadap sarana prasarana
pendukung ekonomi di daerah-daerah terpencil. Di sinilah konektivitas antar wilayah
menjadi faktor penting yang perlu menjadi prioritas lima tahun kedepan.
Sedangkan potensi yang perlu dikembangkan yang ada di desa dan kawasan
perdesaan adalah:
1. Dana Desa meningkat hingga Rp.400 Triliun pada Tahun 2020-2024
2. Gini Ratio perdesaan Maret 2014-2019 tetap bertahan pada 0,32
3. Tingkat pengangguran di desa terus menurun tinggal 3,45% pada Februari 2019
4. Jalan aspal dan atau jalan yang diperkeras telah naik menjadi 88,42% desa pada tahun
2018
5. Desa dengan mata pencaharian utama penduduk pada sektor pertanian masih 92,82%
pada tahun 2018
6. Desa Digital: 82% desa sudah terjangkau internet dan 96% penduduk desa
menggunakan telepon seluler.
Dengan disahkannya UU Desa memberikan harapan dan peluang bagi desa untuk
mendapat perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk mendorong mempercepat pembangunannya. Desa menjadi titik
simpul terkecil pembangunan, sehingga mendinamisasikan pembangunan di desa akan
memberikan dampak terhadap pembangunan pada lingkup kewilayahan yang lebih luas.
C. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang ingin dicapai
kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
yakni:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan
dengan perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dan Kawasan transmigrasi,
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal,
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan system pengembangan
dalam mendukung pertumbuhan wilayah;
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan daya saing
melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi dalam
pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan terpercaya.
Dalam mendukung pencapaian tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan fokus pada tujuan “Mendorong
terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan
perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.
Melihat tabel di atas maka sasaran strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020-2024 fokus pada sasaran strategis point 1, yaitu:
1. Meningkatnya status perkembangan desa, dengan indikator:
a. Meningkatnya status desa berkembang menjadi desa mandiri sebanyak 5000 Desa;
b. Meningkatnya status desa tertinggal menjadi desa berkembang sebanyak 10000
Desa.
2. Meningkatnya status perkembangan Kawasan Perdesaan, dengan indikator:
a. Indeks rata-rata perkembangan 62 KPPN (Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional).
b. Indeks rata-rata perkembangan 30 Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian.
Gambar 5. Rancangan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
RENCANA
PENGKAJIAN DAN
LOKUS,
FOKUS DAN
PENGEMBANGAN, INOVASI 8-A 8-B
DAN INFORMAS
TEMPUS
TERSEDIANYA
PEMENUHAN NSPK KEBIJAKAN DAN
PRASARANA DAN REGULASI
3 SARANA PERDESAAN 9 PEMENUHAN SPM 16
(B2) PERDESAAN
1 (B2,1)
TERSEDIANYA
PEMENUHAN KEBIJAKAN DAN
PENGEMBANGAN SOSIAL REGULASI
4 BUDAYA DAN
LINGKUNGAN 10 PENGEMBANGAN SOSIAL
BUDAYA DAN 5.000
RENCANA
(B3) LINGKUNGAN PERDESAAN
DESA MANDIRI,
TERWUJUDNYA
(B3,1)
RENCANA TEKNIS
PEMBANGUNAN PERDESAAN
LOKUS, 17 10.000 DESA
PERDESAAN YANG
2 FOKUS DAN BERKEMBANG, DAN 60
MEMILIKI KEUNGGULAN
(B1) TEMPUS
(B1.1) TERSEDIANYA 18 KOLABORATIF
PUSAT DAN DAYA
PERTUMBUHAN
KEBIJAKAN DAN SAING DESA-
TERINTEGRASI
PEMBINAAN
ADVOKASI KERJA REGULASI KOTA
5 SAMA PERDESAAN 11 PENGEMBANGAN
KERJASAMA
(B4) PERDESAAN
(B4,1)
15
TERSEDIANYA
PEMANFAATAN DAN KEBIJAKAN DAN
PENGENDALIAN REGULASI
6 DANA DESA 12 PEMANFAATAN DAN
PENGENDALIAN DANA
19
7 (B5) DESA
(B5,1)
14
PENGEMBANGAN
TERWUJUD NYA
SDM PERDESAAN,
PDT, DAN 13 SDM PERD ESAAN
YANG KOMPETEN
TRANSMIGRASI
20
Tabel 11. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK baru
NO. JABATAN JUMLAH PEGAWAI
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang akan dicapai oleh
K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu tertentu. Target harus menggambarkan
angka kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap indikator sasaran. Penetapan
target juga harus relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline
data yang jelas. Bagian yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang
akuntabel adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan capaian
kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana pembangunan akan lebih
efisien dan efektif keberhasilannya apabila dilengkapi dengan indikator capaian,
pengukuran kinerjanya, serta kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi,
koherensi dan ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus
dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak, outcomes, output, serta
input sumber daya pendukungnya. Bagian ini merupakan tahap penting dalam
perencanaan kebijakan pembangunan (policy planning).
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertingggal dan Transmigrasi, serta mendukung tercapainya sasaran pembangunan
nasional khususnya pada agenda prioritas pembangunan nasional ke dua, yaitu
Pengembangan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan dan
Kegiatan Prioritas ke empat, yaitu Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan
dan Transmigrasi, ditetapkan 7 (tujuh) tujuan dengan 15 (lima belas) sasaran strategis,
dimana 3 (tiga) tujuan dan 8 (delapan) sasaran strategis sangat terkait dengan bidang
desa dan perdesaan. Tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran strategis yang
sesuai dengan bidang desa dan perdesaan disajikan pada Tabel 14.
Tabel 15. Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Tahun 2020-2024
04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12,9 12,3 11,6 10,8 9,9 Persen (%)
01.02 Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 85 85 100 100 100 Nilai
(PMPRB) di Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan
Perubahan
Kode Program Pagu Awal Penghematan Pagu Akhir Keterangan
On Top Penyesuaian
• Penambahan
anggaran untuk
Wakil Menteri
Program sebesar
067.10 Dukungan 212.198.626 172.198.220 2.379.151 (1.937.294) 172.640.077 Rp2.379.151.000
Manajemen dan • Realokasi belanja gaji
Tugas Teknis sebesar
lainnya Rp1.937.294.000 ke
Ditjen PDT
Program
Tambahan belanja gaji
067.02 Pengawasan dan
51.396.100 27.901.857 462.287 28.364.144 sebesar Rp462.287.000
Akuntabilitas
067.02 Aparatur dari Ditjen PKTrans
Penelitian dan
Pengembangan
067.09 Pendidikan dan 230.420.013 170.663.339 170.663.339
Pelatihan dan
Informasi
Tambahan sebesar
Rp184.388.357.000
terdiri dari:
Pembangunan • Honorarium
dan Pendamping Desa
067.03 2.042.663.767 1.603.456.615 184.388.357 1.787.844.972
Pemberdayaan Rp175.279.463.000
Masyarakat Desa • Percepatan
Penarikan PHLN
TEKAD
Rp9.108.894.000
Pembangunan
067.04 121.518.278 46.868.603 46.868.603
Kawasan
Perdesaan
Pengembangan
067.05 115.732.573 38.196.530 38.196.530
Daerah Tertentu
Catatan:
1. Di dalam pagu awal Rp3.497.804.895.000 terdiri dari anggaran RM sebesar Rp3.389.904.895.000 dan PHLN Rp107.900.000.000
2. Di dalam pagu akhir Rp2.560.607.283.000 terdiri dari anggaran RM sebesar Rp2.443.598.389.000 dan PHLN Rp117.008.894.000
3. Dalam pagu akhir PHLN Rp117.008.894 tersebut pada poin 2, setelah ditambah dengan percepatan penarikan PHLN kegiatan TEKAD di Ditjen PPMD
Rp9.108.894.000
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI 3.689,81 4.058,79 4.464,67 4.911,13 17.124,40
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum 1
B. Potensi dan Permasalahan 4
BAB V PENUTUP
Tabel 10. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK lama 36
Tabel 11. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK baru 36
Tabel 12. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan berdasarkan
36
SOTK lama
Tabel 13. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jenjang Pendidikan
berdasarkan SOTK lama 37
Tabel 14. Target Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun
2020-2024 yang berkaitan dengan Bidang Desa dan Perdesaan 39
Tabel 15. Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Tahun
40
2020-2024
Tabel 16. Kerangka Pendanaan Program Tahun Anggaran 2020 43
Tabel 17. Kerangka Pendanaan Tahun 2021-2024 46
Capaian kinerja bidang desa tersebut didukung oleh capaian kinerja program dan
kegiatan dukungan dari Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan dan Pemebrdayaan Masyarakat Desa, yaitu:
Saat ini, tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan sebesar 2,75% per tahun, angka
ini lebih besar dari pertumbuhan nasional 1,17% per tahun. Pada tahun 2015 jumlah
penduduk di perkotaan diperkirakan sebesar 59,35%, dan apabila tidak ada kebijakan
yang tepat dan strategis untuk mengatasi hal ini, maka pada tahun 2045 diperkirakan
82,37% penduduk berada di kota (Proyeksi BPS, 2014).
Diberlakukannya UU Desa diharapkan dapat menjadi salah satu solusi terhadap
permasalahan kesenjangan antara perkotaan-perdesaan. Karena tujuan dari lahirnya UU
Desa antara lain adalah untuk memajukan perekonomian masyarakat di pedesaan,
mengatasi kesenjangan pembangunan kota dan desa, memperkuat peran penduduk desa
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 3
dalam pembangunan serta meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa.
Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hak dan wewenang diberikan kepada desa
termasuk pendanaannya yang dialokasikan khusus dari APBN untuk desa, disamping
sumber pendapatan lainnya.
Pembangunan desa dan perdesaan secara komprehensif merupakan faktor penting
bagi pembangunan daerah, pengentasan kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan
antarwilayah. Pembangunan daerah diindikasikan dengan perkembangan jumlah desa di
Indonesia yang meningkat pesat, seiring dengan trend pertumbuhan yang semakin
meningkat. Pada tahun 2005 jumlah desa sebesar 61.409 desa, kemudian menjadi 67.211
desa di 2008, dan meningkat menjadi 74.093 desa di tahun 2014. Kemudian pada tahun
2017 meningkat lagi mejadi 74.954 desa atau naik 200 desa dibandingkan tahun 2016.
Munculnya desa-desa baru ini tersebar di seluruh penjuru nusantara dengan laju
pertumbuhan rata-rata sebesar 2,29 % atau 1.409 desa per tahun. Akan tetapi
peningkatan jumlah desa ini belum diikuti peningkatan kesejahteraan masyarakat di
perdesaan.
Pengentasan kemiskinan perlu segera dilakukan di Kawasan Perdesaan.
Berdasarkan Data BPS Bulan Maret 2019, jumlah atau persentase penduduk miskin
cenderung menurun, namun jumlahnya masih cukup besar di perdesaan. Kemiskinan
Indonesia kini hanya satu digit dan terendah sejak 1998. Sepanjang Maret 2018-Maret
2019, terjadi penurunan 0,81 Juta. Pertumbuhan presentase penduduk miskin di
perdesaan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pertumbuhan Penduduk Miskin tahun 2014-2019
Pada RPJMN 2020 – 2024 dalam Kerangka Pembangunan Rancangan RPJMN 2020-
2024, dimana Visinya adalah Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong, program yang berkaitan dengan Ditjen PDP
adalah Pembangunan Kewilayahan, melalui pemerataan antar wilayah dalam rangka
mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Salah satu kegiatan Prioritas untuk
mendukung program prioritas tersebut adalah Kegiatan Pembangunan Daerah Tertinggal,
Kawasan Perbatasan, Pedesaan dan Transmigrasi.
Sementara, dilihat dari Koefisien Gini (Gini Ratio) pada tahun 2016- 2018 cenderung
turun seperti terlihat pada Gambar 2. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang
menempatkan penurunan kesenjangan menjadi prioritas pembangunan dalam tiga tahun
terakhir ini. Nilai koefisien gini pada tahun 2017 berhasil diturunkan menjadi sekitar 0,393
(Susenas, Maret 2017), sementara pada bulan Maret 2018, koefisien gini berada di angka
0,389.
Namun demikian, apabila koefisien gini ditinjau dari komposisinya di perdesaan dan
perkotaan, nilai koefisien gini di perdesaan untuk Maret 2018 (0,324) naik bila
dibandingkan dengan nilainya pada September 2017 (0,320). Hal ini menunjukkan bahwa
walaupun secara keseluruhan nilai koefisien gini menurun pada tiga tahun terakhir, namun
prioritas penurunan kesenjangan yang dilaksanakan belum mempengaruhi penurunan
kesenjangan di perdesaan secara signifikan. Kesenjangan yang tercermin dari nilai
koefisien gini ini masih harus terus diturunkan, antara lain melalui pertumbuhan ekonomi
yang inklusif, perluasan lapangan kerja dan perluasan akses terhadap sarana prasarana
pendukung ekonomi di daerah-daerah terpencil. Di sinilah konektivitas antar wilayah
menjadi faktor penting yang perlu menjadi prioritas lima tahun kedepan.
Sedangkan potensi yang perlu dikembangkan yang ada di desa dan kawasan
perdesaan adalah:
1. Dana Desa meningkat hingga Rp.400 Triliun pada Tahun 2020-2024
2. Gini Ratio perdesaan Maret 2014-2019 tetap bertahan pada 0,32
3. Tingkat pengangguran di desa terus menurun tinggal 3,45% pada Februari 2019
4. Jalan aspal dan atau jalan yang diperkeras telah naik menjadi 88,42% desa pada tahun
2018
5. Desa dengan mata pencaharian utama penduduk pada sektor pertanian masih 92,82%
pada tahun 2018
6. Desa Digital: 82% desa sudah terjangkau internet dan 96% penduduk desa
menggunakan telepon seluler.
Dengan disahkannya UU Desa memberikan harapan dan peluang bagi desa untuk
mendapat perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk mendorong mempercepat pembangunannya. Desa menjadi titik
simpul terkecil pembangunan, sehingga mendinamisasikan pembangunan di desa akan
memberikan dampak terhadap pembangunan pada lingkup kewilayahan yang lebih luas.
C. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
1. Visi
Visi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun 2020 – 2024
mengacu pada Visi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yaitu:
“Terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing
secara berkelanjutan dalam Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong”.
2. Misi
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan sebagai unit kerja eselon I di
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki misi yang mengacu pada misi
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Khususnya pada misi “Mempercepat
pembangunan Desa dan Perdesaan yang berkelanjutan”.
D. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang ingin dicapai
kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
yakni:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan
dengan perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dan Kawasan transmigrasi,
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal,
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan system pengembangan
dalam mendukung pertumbuhan wilayah;
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 13
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan daya saing
melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi dalam
pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan terpercaya.
Dalam mendukung pencapaian tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan fokus pada tujuan “Mendorong
terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan
perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.
E. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 –
2024
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki sasaran strategis seperti pada
tabel berikut :
Tabel 4. Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
tahun 2020 – 2024
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
1 Mendorong Jumlah desa mandiri
Berkembangnya status
terwujudnya Desa Jumlah desa berkembang
pembangunan desa
Berkembang dan Jumlah desa tertinggal
Mandiri, serta Indeks rata-rata perkembangan
kolaborasi 62 KPPN (Kawasan Perdesaan
perdesaan dengan Meningkatnya status
Prioritas Nasional)
perkotaan melalui perkembangan Kawasan
Indeks rata-rata perkembangan
pengembangan Perdesaan
30 Kawasan Perdesaan Prioritas
Kawasan Perdesaan Kementerian
secara berkelanjutan Menurunnya Kemiskinan Persentase kemiskinan di perdesaan
di perdesaan
2 Mendorong tumbuh Terevitalisasinya Badan Jumlah Bumdes berkembang
dan berkembangnya Usaha Milik Desa Jumlah Bumdes maju
investasi di desa dan (BUMDes)
perdesaan, daerah Terevitalisasi Badan Usaha Jumlah Bumdes Bersama
tertinggal, dan Milik Desa Bersama berkembang
Kawasan (Bumdesma) Jumlah Bumdes Bersama maju
transmigrasi Meningkatnya investasi di Persentase kenaikan investasi di
perdesaan mendukung perdesaan
transformasi ekonomi
3 Berkurangnya Berkurangnya jumlah Jumlah kabupaten daerah tertinggal
jumlah daerah daerah tertinggal yang terentaskan menurut indeks
tertinggal ketertinggalan
Menurunnya penduduk Persentase penurunan penduduk
miskin di daerah tertinggal miskin di daerah tertinggal
Meningkatnya IPM di Nilai rata-rata IPM di daerah
daerah tertinggal tertinggal
Kawasan Perdesaan
3 Bengkulu Bengkulu Utara Agrominapolitan PadangJaya
E. Kerangka Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang Organisasi
Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang Penataan
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 29
Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024,
diperlukan penyempurnaan kelembagaan untuk mewujudkan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap upaya mewujudkan visi
dan misi Presiden terutama visi ketiga “pembangunan yang merata dan berkeadilan” serta
agenda prioritas pembangunan nasional kedua yaitu Pengembangan Wilayah untuk
Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan, secara efektif dan efisien. Dalam
mewujudkan hal tersebut, ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan setelah itu
ditetapkanlah Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi dimana
didalamnya memuat bahwa Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan perdesaan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa dan
perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan, pengembangan
sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan kerja sama desa dan
perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa dan
perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan, pengembangan
sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan kerja sama desa dan
perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan
perdesaan, pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan,
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan
perdesaan, pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan,
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
5. Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa
dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan,
pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan kerja
sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan;
2. Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan;
3. Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan;
RENSTRA Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 - 2024 | 30
4. Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan;
5. Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan; dan
6. Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
Tugas dan fungsi bidang pembangunan desa dan perdesaan yang dimuat dalam
Peraturan Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 disusun untuk
mendukung pelaksanaan rencana strategis bidang desa dan perdesaan tahun 2020 – 2024.
Berikut telah disusun Proses bisnis dan Struktur Organisasi bidang pembangunan desa dan
perdesaan yang disajikan pada gambar berikut:
Gambar 5. Rancangan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
RENCANA
PENGKAJIAN DAN
LOKUS,
FOKUS DAN
PENGEMBANGAN, INOVASI 8-A 8-B
DAN INFORMAS
TEMPUS
TERSEDIANYA
PEMENUHAN NSPK KEBIJAKAN DAN
PRASARANA DAN REGULASI
3 SARANA PERDESAAN 9 PEMENUHAN SPM 16
(B2) PERDESAAN
1 (B2,1)
TERSEDIANYA
PEMENUHAN KEBIJAKAN DAN
PENGEMBANGAN SOSIAL REGULASI
4 BUDAYA DAN
LINGKUNGAN 10 PENGEMBANGAN SOSIAL
BUDAYA DAN 5.000
RENCANA
(B3) LINGKUNGAN PERDESAAN
DESA MANDIRI,
TERWUJUDNYA
(B3,1)
RENCANA TEKNIS
PEMBANGUNAN PERDESAAN
LOKUS, 17 10.000 DESA
PERDESAAN YANG
2 FOKUS DAN BERKEMBANG, DAN 60
MEMILIKI KEUNGGULAN
(B1) TEMPUS
(B1.1) TERSEDIANYA 18 KOLABORATIF
PUSAT DAN DAYA
PERTUMBUHAN
KEBIJAKAN DAN SAING DESA-
TERINTEGRASI
PEMBINAAN
ADVOKASI KERJA REGULASI KOTA
5 SAMA PERDESAAN 11 PENGEMBANGAN
KERJASAMA
(B4) PERDESAAN
(B4,1)
15
TERSEDIANYA
PEMANFAATAN DAN KEBIJAKAN DAN
PENGENDALIAN REGULASI
6 DANA DESA 12 PEMANFAATAN DAN
PENGENDALIAN DANA
19
7 (B5) DESA
(B5,1)
14
PENGEMBANGAN
TERWUJUD NYA
SDM PERDESAAN,
PDT, DAN 13 SDM PERD ESAAN
YANG KOMPETEN
TRANSMIGRASI
20
Tabel 11. Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan SOTK baru
NO. JABATAN JUMLAH PEGAWAI
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang akan dicapai oleh
K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu tertentu. Target harus menggambarkan
angka kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap indikator sasaran. Penetapan
target juga harus relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline
data yang jelas. Bagian yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang
akuntabel adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan capaian
kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana pembangunan akan lebih
efisien dan efektif keberhasilannya apabila dilengkapi dengan indikator capaian,
pengukuran kinerjanya, serta kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi,
koherensi dan ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus
dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak, outcomes, output, serta
input sumber daya pendukungnya. Bagian ini merupakan tahap penting dalam
perencanaan kebijakan pembangunan (policy planning).
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertingggal dan Transmigrasi, serta mendukung tercapainya sasaran pembangunan
nasional khususnya pada agenda prioritas pembangunan nasional ke dua, yaitu
Pengembangan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan dan
Kegiatan Prioritas ke empat, yaitu Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan
dan Transmigrasi, ditetapkan 7 (tujuh) tujuan dengan 15 (lima belas) sasaran strategis,
dimana 3 (tiga) tujuan dan 8 (delapan) sasaran strategis sangat terkait dengan bidang
desa dan perdesaan. Tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran strategis yang
sesuai dengan bidang desa dan perdesaan disajikan pada Tabel 14.
Tabel 15. Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Tahun 2020-2024
04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12, 12,3 11,6 10,8 9,9 Persen (%)
9
II PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN
01.02 Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 85 85 100 100 100 Nilai
(PMPRB) di Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan
Perubahan
Kode Program Pagu Awal Penghematan Pagu Akhir Keterangan
On Top Penyesuaian
• Penambahan
anggaran untuk
Wakil Menteri
Program sebesar
067.10 Dukungan 212.198.626 172.198.220 2.379.151 (1.937.294) 172.640.077 Rp2.379.151.000
Manajemen dan • Realokasi belanja gaji
Tugas Teknis sebesar
lainnya Rp1.937.294.000 ke
Ditjen PDT
Program
Tambahan belanja gaji
067.02 Pengawasan dan
51.396.100 27.901.857 462.287 28.364.144 sebesar Rp462.287.000
Akuntabilitas
067.02 Aparatur dari Ditjen PKTrans
Penelitian dan
Pengembangan
067.09 Pendidikan dan 230.420.013 170.663.339 170.663.339
Pelatihan dan
Informasi
Tambahan sebesar
Rp184.388.357.000
terdiri dari:
Pembangunan • Honorarium
dan Pendamping Desa
067.03 2.042.663.767 1.603.456.615 184.388.357 1.787.844.972
Pemberdayaan Rp175.279.463.000
Masyarakat Desa • Percepatan
Penarikan PHLN
TEKAD
Rp9.108.894.000
Pembangunan
067.04 121.518.278 46.868.603 46.868.603
Kawasan
Perdesaan
Pengembangan
067.05 115.732.573 38.196.530 38.196.530
Daerah Tertentu
Catatan:
1. Di dalam pagu awal Rp3.497.804.895.000 terdiri dari anggaran RM sebesar Rp3.389.904.895.000 dan PHLN Rp107.900.000.000
2. Di dalam pagu akhir Rp2.560.607.283.000 terdiri dari anggaran RM sebesar Rp2.443.598.389.000 dan PHLN Rp117.008.894.000
3. Dalam pagu akhir PHLN Rp117.008.894 tersebut pada poin 2, setelah ditambah dengan percepatan penarikan PHLN kegiatan TEKAD di Ditjen PPMD
Rp9.108.894.000
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI 3.689,81 4.058,79 4.464,67 4.911,13 17.124,40
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Kondisi Umum 1
B. Potensi dan Permasalahan 2
BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN 6
A. Visi dan Misi Presiden 6
B. Visi dan Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi 8
C. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun
2020-2024 9
D. Sasaraan Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan 10
BAB III. KEBIJAKAN DAN STRATEGI 13
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 13
B. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan 17
C. Kerangka Regulasi 19
D. Lokus Kawasan Perdesaan Prioritas 22
E. Kerangka Kelembagaan 27
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 33
A. Target Kinerja 33
B. Kerangka Pendanaan 42
BAB V. PENUTUP 47
C. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang ingin dicapai
kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi, yakni:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan
dengan perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dan Kawasan transmigrasi,
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal,
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan system pengembangan
dalam mendukung pertumbuhan wilayah;
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan daya saing
melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi
dalam pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan terpercaya.
Dalam mendukung pencapaian tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan fokus pada tujuan “Mendorong
terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan
perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.
INDIKATOR SASARAN
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS
STRATEGIS
1 Mendorong terwujudnya Berkembangnya status Jumlah desa mandiri
Desa Berkembang dan pembangunan desa Jumlah desa
Mandiri, serta kolaborasi berkembang
perdesaan dengan Jumlah desa tertinggal
perkotaan melalui Meningkatnya status Indeks rata-rata
pengembangan Kawasan perkembangan perkembangan 62
Perdesaan secara Kawasan Perdesaan KPPN (Kawasan
berkelanjutan Perdesaan Prioritas
Nasional)
Indeks rata-rata
perkembangan 30
Kawasan Perdesaan
Prioritas Kementerian
Menurunnya Persentase kemiskinan di
Kemiskinan di perdesaan
perdesaan
2 Mendorong tumbuh dan Terevitalisasinya Badan Jumlah Bumdes
berkembangnya Usaha Milik Desa berkembang
investasi di desa dan (BUMDes) Jumlah Bumdes maju
perdesaan, daerah Terevitalisasi Badan Jumlah Bumdes
tertinggal, dan Kawasan Usaha Milik Desa Bersama berkembang
transmigrasi Bersama (Bumdesma) Jumlah Bumdes
Bersama maju
Meningkatnya investasi Persentase kenaikan
di perdesaan investasi di perdesaan
mendukung
transformasi ekonomi
3 Berkurangnya jumlah Berkurangnya jumlah Jumlah kabupaten daerah
daerah tertinggal daerah tertinggal tertinggal yang
terentaskan menurut
indeks ketertinggalan
Menurunnya penduduk Persentase penurunan
miskin di daerah penduduk miskin di daerah
Dalam rangka menjalankan arah kebijakan dan strategi tersebut, pada tahun 2020
terdapat terdapat 1 (satu) program di bidang perdesaan, yaitu program pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat desa dengan 6 (enam) kegiatan yaitu:
1. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa;
2. Pemberdayaan Masyarakat Desa;
3. Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar;
4. Pembangunan Sarana Prasarana Desa;
5. Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna;
6. Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.
Pada tahun 2021, sejak perubahan SOTK sesuai Peraturan Menteri Desa PDTT No. 15
Tahun 2020, arah kebijakan dan strategi bidang desa dan perdesaan mulai tahun 2021
sampai dengan 2024 dijalankan melalui 2 (dua) program, yaitu Program (2) Dukungan
Manajemen dan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Desa yang dilaksanakan
melalui:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal PDP;
2. Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana;
3. Direktorat Pengembangan Sosial, Budaya dan Lingkungan;
4. Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa;
5. Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa.
C. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dalam upaya mencapai sasaran strategis pembangunan bidang
perdesaan tahun 2020 – 2024 merupakan mandat ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi dan regulasi secara empiris dibutuhkan untuk mengisi
kekosongan hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan dalam bidang perdesaan.
Kerangka regulasi yang diperlukan harus disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yaitu UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
dan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Kerangka regulasi dalam mendukung sasaran strategis pembangunan bidang perdesaan
agar dapat dilaksanakan dengan baik dan tercapai target yang diinginkan, yakni:
Sub Kelompok Sub Kelompok Sub Kelompok Sub Kelompok Sub Kelompok
Kebijakan Teknis, Pelaksanaan Substansi Penyuluhan Substansi Tata Usaha Substansi Pembinaan
Rencana, Program Anggaran dan Bimbingan Kepegawain Organisasi
dan Anggaran Penerapan Peraturan
Perundang-Undangan
Sub Kelompok
Sub Kelompok Sub Kelompok Sub Kelompok Substansi Sub Kelompok
Substansi Substansi Substansi Pelayanan Pengembangan Substansi Tata
Pengelolaan Data Pengelolaan Pertimbangan Hukum Pegawai Laksana dan
dan Informasi Perbendaharaan dan Advokasi Hukum Reformasi Birokrasi
Sub Kelompok
Sub Kelompok Sub Kelompok Substansi Penilaian Sub Kelompok
Sub Kelompok Substansi Akuntansi Substansi Penyusunan Substansi Tata
Substansi Kinerja dan
dan Pelaporan Peraturan Perundang- Pembinaan Disiplin Persuratan dan
Pemantauan dan Keuangan dan BMN Undangan Kearsipan
Evaluasi Pegawai
A. Target Kinerja
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang akan dicapai oleh
K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu tertentu. Target harus menggambarkan
angka kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap indikator sasaran. Penetapan
target juga harus relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline
data yang jelas. Bagian yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang
akuntabel adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan capaian
kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana pembangunan akan lebih
efisien dan efektif keberhasilannya apabila dilengkapi dengan indikator capaian,
pengukuran kinerjanya, serta kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi,
koherensi dan ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus
dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak, outcomes, output, serta
input sumber daya pendukungnya. Bagian ini merupakan tahap penting dalam
perencanaan kebijakan pembangunan (policy planning).
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertingggal dan Transmigrasi, serta mendukung tercapainya sasaran pembangunan
nasional khususnya pada agenda prioritas pembangunan nasional ke dua, yaitu
Pengembangan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan dan
Kegiatan Prioritas ke empat, yaitu Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan
dan Transmigrasi, ditetapkan 7 (tujuh) tujuan dengan 15 (lima belas) sasaran strategis,
dimana 3 (tiga) tujuan dan 8 (delapan) sasaran strategis sangat terkait dengan bidang
desa dan perdesaan. Tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran strategis
yang sesuai dengan bidang desa dan perdesaan disajikan pada Tabel 10.
TARGET
KODE UKE I/PROGRAM/NOMENKLATUR SASARAN SATUAN
PROGRAM/INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) 2020 2021 2022 2023 2024
PROGRAM DAERAH TERTINGGAL, KAWASAN PERBATASAN,
067.CT PERDESAAN, DAN TRANSMIGRASI
04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12,9 12,3 11,6 10,8 9,9 Persen (%)
01.02 Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di 85 85 100 100 100 Nilai
Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan
Perubahan
Kode Program Pagu Awal Penghematan Pagu Akhir Keterangan
On Top Penyesuaian
• Penambahan
anggaran untuk
Wakil Menteri
Program sebesar Rp2.379.151.000
Dukungan • Realokasi belanja gaji
067.10 Manajemen dan 212.198.626 172.198.220 2.379.151 (1.937.294) 172.640.077
sebesar Rp1.937.294.000
Tugas Teknis ke Ditjen PDT
lainnya
Program
Pengawasan dan Tambahan belanja gaji
067.02 51.396.100 27.901.857 462.287 28.364.144 sebesar Rp462.287.000
Akuntabilitas
067.02 Aparatur dari Ditjen PKTrans
Penelitian dan
Pengembangan
067.09 Pendidikan dan 230.420.013 170.663.339 170.663.339
Pelatihan dan
Informasi
Tambahan sebesar
Rp184.388.357.000 terdiri
dari:
Pembangunan • Honorarium
dan Pendamping Desa
2.042.663.767 1.603.456.615 184.388.357 1.787.844.972
067.03 Pemberdayaan Rp175.279.463.000
Masyarakat Desa • Percepatan
Penarikan PHLN
TEKAD
Rp9.108.894.000
Pembangunan
067.04 121.518.278 46.868.603 46.868.603
Kawasan
Perdesaan
Pengembangan
067.05 115.732.573 38.196.530 38.196.530
Daerah Tertentu
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 5
1.1 Kondisi Umum 5
1.2 Potensi dan Permasalahan 9
BAB V PENUTUP 55
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Jumlah rata-rata pemberian dana desa secara keseluruhan untuk
74,953 desa tersebut setiap tahunnya meningkat tentunya hal ini
berdampak positif bagi masyarakat desa dengan tujuan agar Desa
berdaya dalam menjalankan dan mengelola untuk mengatur dan
mengurus prioritas bidang pembangunan, pemberdayaan
masyarakat, peningkatan kualitas hidup, penanggulangan
kemiskinan dan peningkatan perekonomian masyarakat di Desa.
Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa sabagai unit eselon II di
lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan Desa & Perdesaan sebagai
unit pelaksanan teknis yang memfaslitisai pemanfaatan Dana Desa
perlu menyusun Rencana kerja Strategis (Renstra) Prioritas dalam
memberikan dukungan kepada Desa sesuai tupoksi kerjanya.
Melihat data BPS angka kemiskinan di Indonesia semakin
melambat, selama kurun waktu 2017-2020, rata-rata laju penurunan
angka kemiskinan sebesar 0,44%. Sesuai dengan data BPS Bulan
maret 2019, jumlah atau persentase penduduk miskin cenderung
menurun, namun jumlahnya masih cukup besar di perdesaan.
Kemiskinan di Indonesia kini hanya satu digit dan terendah sejak
1998. Sepanjang Maret 2018- Maret 2019, terjadi penurunan 0,8
Juta Pertumbuhan persentase penduduk miskin di perdesaan
disajikan pada Tabel 1.1 dibawah ini.
6
Tabel. 1.1. Status Desa Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM)
7
dalam tujunan SDGs ke-10 yaitu berkurangnya kesenjangan.
Dalam rangka mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan
desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi dan daerah
tertinggal, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun
2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan
prioritas pembangunan desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan
pembangunan Desa, meliputi; (1) Desa tanpa kemiskinan; (2) Desa
tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan Desa
berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa layak air
bersih dan sanitasi; (7) Desa berenergi bersih dan terbarukan; (8)
Pertumbuhan ekonomi desa merata; (9) infrastruktur dan inovasi
desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa kesenjangan; (11) Kawasan
pemukiman desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi
desa sadar lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14)
Desa peduli lingkungan laut; (15) Desa peduli lingkungan darat; (16)
Desa damai berkeadilan; (17) Kemitraan untuk pembangunan desa;
(18) Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
8
Gambar.1.2. Tipologi Desa berdasakan SDGs Desa
9
indonesia. Hal ini dapat mendukung tujuan pembangunan nasional
berbasis kewilayahan pada kurun waktu 2020-2024 adalah
mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi Jawa dan luar Jawa,
meningkatkan keterpaduan antar provinsi dalam satu pulau dan
antar pulau di bidang ekonomi, sosial-budaya dan sarana dan
prasarana. Selanjutnya Pokok-pokok kegiatan Pembangunan Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024 ditetapkan dalam
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024,
sedangkan pelaksanaannya mengacu pada beberapa mandat
peraturan perundang-undangan, yaitu: (1) Undang-Undang Nomor 15
Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009, (2) Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, dan (3) Peraturan Pemerintah Nomor 78
Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
serta ketentuan pelaksanaanya. dalam konteks pembangunan,
undang-undang desa mengamanatkan dua hal yang dilaksanakan
secara kolaboratif, yaitu pembangunan desa dan pembangunan
kawasan perdesaan.
Undang-Undang Desa memandatkan bahwa tujuan
pembangunan Desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan
prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah
pembangunan Desa untuk pemenuhan kebutuhan saat ini dilakukan
tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi Desa di masa
depan. Dengan adanya Dana Desa maka tujuan pembangunan Desa
10
tersebut dapat dicapai dengan mengarahkan pembangunan desa
yang berfokus pada peningkatan perekonomian masyarakat desa dan
menjadikan masyarakat desa sebagai subjek pembangunan. Aspek
materialisme undang-undang desa yaitu keuangan desa dipandang
sebagai peluang sekaligus tantangan dalam membangun desa. Dari
cara pandang peluang, dana yang cukup besar yang diberikan
kepada desa dapat mendorong percepatan pembangunan desa,
pengentasan kemiskinan, serta pemenuhan pelayanan dasar desa.
Namun dari cara pandang tantangan, fakta lemahnya tata kelola
keuangan desa selama ini berpotensi menggiring desa pada
inefisiensi tata kelola desa, tidak tepatnya sasaran pelaksanaan
percepatan pembangunan desa, serta degradasi kultur gotong-royong
dan integritas aparat pemerintah desa. Karena itu, diperlukan
regulasi dan kebijakan terkait dengan prioritas pemanfaatan dana
desa, fasilitasi penyusunan rencana pemanfaatan dana desa secara
partisipatif, fasilitasi pelaksanaan pemanfaaatan dana desa melalui
pendampingan, pembinaan, monitoring dan evaluasi, fasilitasi
pengembangan partisipasi masyarakat dan pengelolaan sistem
informasi Dana Desa.
11
12
BAB II
ISI, MISI DAN TUJUAN
13
1. Pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM)
Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif,
terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.
2. Pembangunan infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk
menghubungkan Kawasan produksi dengan Kawasan
distribusi, mempermudah akses ke Kawasan wisata,
mendongkrak lapangan kerja baru, dan mempercepat
peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat.
3. Penyederhanaan Regulasi
Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan
Omnibus Law, terutama menerbitkan 2 (dua) undang-undang.
Pertama UU Cipta Lapangan Kerja, dan Kedua UU
Pemberdayaan UMKM.
4. Penyederhanaan Birokrasi
Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan
kerja, memangkas prosedur, dan birokrasi yang panjang
danmenyederhanakan eselonisasi.
5. Transformasi Ekonomi
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA
menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang
mempunyai nilai tambah tinggi kemakmuran bangsa demi
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya VISI-MISI dan ARAHAN STRATEGIS tersebut
diterjemahkan ke dalam 7 agenda pembangunan yang didalamnya
terdapat Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek
Prioritas. 7 Agenda Pembangunan RPJMN IV tahun 2020 – 2024,
yaitu:
14
1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi Untuk Pertumbuhan yang
Berkualitas dan Berkeadilan;
2. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung
Pengembangan Ekonomidan Pelayanan Dasar;
3. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan;
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
dan BerdayaSaing;
5. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan
Bencanadan Perubahan Iklim ; dan
7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi
Pelayanan Publik.
15
2.2. Visi dan Misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
16
sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau
Sustainable Development Goals (SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan
agar perdesaan di Indonesia memiliki kinerja yang lebih
baik dalam meningkatkan nilai tambah dibandingkan
dengan negara lainnya baik di tingkat regional maupun
internasional.
17
2.3. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan Tahun 2020 – 2024
18
2.4. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
19
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
2 Mendorong Terevitalisasinya • Jumlah Bumdes
tumbuh dan Badan Usaha berkembang
berkembangnya Milik Desa • Jumlah Bumdes maju
investasi di (BUMDes)
desa dan Terevitalisasi • Jumlah Bumdes
perdesaan, Badan Usaha Milik Bersama
daerah Desa Bersama berkembang
tertinggal, dan (Bumdesma) • Jumlah Bumdes
Kawasan Bersama maju
transmigrasi Meningkatnya Persentase kenaikan
investasi di investasi di perdesaan
perdesaan
mendukung
transforma
si ekonomi
3 Berkurangnya Berkurangnya Jumlah kabupaten daerah
jumlah daerah jumlah daerah tertinggal yang
tertinggal tertinggal terentaskan menurut
indeks ketertinggalan
20
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
21
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
6 Terwujudnya Meningkatnya • Persentase Pejabat
sumber daya kapasitas SDM yang memenuhi
manusia yang desa dan Standar Kompetensi
unggul dalam perdesaan daerah Jabatan
melakukan tertinggal dan • Persentase Kader
pemberdayaan transmigrasi Pemberdayaan
masyarakat Masyarakat Perdesaan
desa, daerah yang mampu
tertinggal dan melakukan
transmigrasi pendampingan
masyarakat
perdesaan
7 Terwujudnya Meningkatnya • Nilai Reformasi
tata kelola kualitas reformasi Birokrasi
pemerintahan birokrasi dan • Nilai Kesehatan
yang agile, kapasitas organisasi
efektif, efisien organisasi
• Persentase
dan terpercaya
pelaksanaan e-
government (SPBE)
Sistem
Pemerintahan
Berbasis
Elektronik
• Indeks Penerapan
Sistem Merit
Meningkatnya • Nilai Opini BPK
pengawasan, atas Laporan
pengendalian dan Keuangan
akuntabilitas • Nilai integritas
aparatur yang baik • Nilai SAKIP
serta aturan yang
• Tingkat maturitas
efektif
SPIP (Sistem
Pengendalian Intern
22
23
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
24
yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas
lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan
terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas
hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Secara khusus
agenda-agenda pembangunan nasional mengembangkan wilayah
dalam mengurangi kesenjangan termasuk dalam tujunan SDGs ke-
10 yaitu berkurangnya kesenjangan. Dalam rangka
mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan desa, Kawasan
perdesaan, Kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun 2020-2024 telah
merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan prioritas
pembangunan desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan pembangunan
Desa, meliputi; (1) Desa tanpa kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan;
(3) Desa sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan Desa berkualitas; (5)
Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa layak air bersih dan sanitasi;
(7) Desa berenergi bersih dan terbarukan; (8) Pertumbuhan ekonomi
desa merata; (9) Infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan;
(10) Desa tanpa kesenjangan; (11) Kawasan pemukiman desa aman
dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan;
(13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa peduli lingkungan laut;
(15) Desa peduli lingkungan darat; (16) Desa damai berkeadilan; (17)
Kemitraan untuk pembangunan desa; (18) Kelembagaan desa
dinamis dan budaya desa adaptif.
25
memudahkan pengukuran ketercapaian SDGs Desa akan ditetapkan
indikator- indikator dan peta strategis sehinga inline dengan tujuan
pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 dan Renstra 2020-2024.
26
Meningkatkan akses transportasi perdesaan
dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan
akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
Keterpaduan rantai pasok dan rantai
nilai berbasis komoditas unggulan
27
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan
28
4. Peningkatan Pembangunan perdesaan yang ramah
keberlanjutan lingkungan, selaras dengan alam, dan
pembangunan pemanfaatan pengolahan limbah
perdesaan
29
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa
30
Meningkatkan pengembangan SDM
aparatur
31
3.3 Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dalam upaya mencapai sasaran strategis
pembangunan bidang perdesaan tahun 2020 – 2024 merupakan
mandat ketentuan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi
dan regulasi secara empiris dibutuhkan untuk mengisi kekosongan
hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan dalam bidang
Desa. Kerangka regulasi yang diperlukan harus disesuaikan dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku yaitu UU Nomor 39
Tahun 2008 tentang Kementerian Negara danUU Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Kerangka regulasi dalam
mendukung sasaran strategis pembangunan bidang Desa dan
Perdesaan agar dapat dilaksanakan dengan baik dan tercapai target
yang diinginkan, yakni:
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
32
3.
Menjalankan mandat Pasal 21 ayat (1)
Peraturan Menteri Desa,
Peraturan Menteri Peraturan Pemerintah Nomor 22
Pembangunan Daerah
Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Tertinggal, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 60
Transmigrasi mengenai
Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Prioritas Penggunaan
Bersumber dari Anggaran Pendapatan
Dana Desa Tahun 2021,
dan Belanja Negara sebagaimana
Tahun 2022, Tahun
telah beberapa kali diubah, terakhir
2023, Tahun 2024,
dengan Peraturan Pemerintah Nomor
Tahun 2025
8 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
33
revitalisasi Bumdes dan Bumdesa Bersama, pengembangan
produk unggulan Kawasan perdesaan, dan kerjasama kemitraan
dengan dunia usaha dan mitra pembangunan lainnya. Selain itu
perlu meningkatkan peran koordinasi dan Kerjasama kolaboratif
antar K/L/D/M dalam mengintegrasikan program dan kegiatan
di kawasan perdesaan. Oleh karena itu diperlukan penguatan
dokumen perencanaan dalam bentuk masterplan atau Rencana
Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) yang implementatif
sesuai dengan peran masing-masing. Pembangunan Kawasan
perdesan merupakan bagian integral dari rencana tata ruang
dan wilayah kabupaten, sehingga perlu mendorong peran aktif
pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan kawasan
perdesaan.
34
11 Jawa Tengah Kudus Kawasan Perdesaan Sentra
Industri Gula Tumbu
12 Jawa Tengah Temanggung Kawasan Perdesaan Agrowisata
Kecamatan Kranggan
35
Kawasan Perdesaan Waeapo
28 Maluku Buru Agropolitan Berbasis Komoditas
Unggulan Padi
Seram Bagian Kawasan Perdesaan Agribisnis
29 Maluku Teluk Waru
Timur
Halmahera Kawasan Perdesaan Ekonomi
30 Maluku Utara Terpadu (Pertambangan)
Timur
36
pengembangan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan
dana desa, serta pengelolaan sistem informasi dana desa;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyusunan rencana prioritas pemanfaatan dana desa,
penyusunan rencana pemanfaatan dana desa secara
partisipatif, pelaksanaan pemanfaatan dana desa,
pengembangan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan
dana desa, serta pengelolaan sistem informasi dana desa;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan
rencana prioritas pemanfaatan dana desa, penyusunan
rencana pemanfaatan dana desa secara partisipatif,
pelaksanaan pemanfaatan dana desa, pengembangan
partisipasi masyarakat dalam
f. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat
37
Kelompok Jabatan Fungsional Di Lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi, Pengelompokan
uraian fungsi Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa terdiri
atas:
a. Kelompok substansi penyusunan prioritas pemanfaatan
dana
desa mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan
fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang prioritas
pemanfaatan dana desa. kelompok substansi penyusunan
prioritas pemanfaatan
dana desa terdiri dari dua subkelompok
yakni:
1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah dan rencana kerja
pemerintah desa mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah dan rencana kerja
pemerintah desa.
38
penetapan prioritas pemanfaatan dana desa.
39
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
pelaksanaan pemanfaatan dana desa. Kelompok substansi
fasilitasi pelaksanaan pemanfaatan
dana memiliki dua
subkelompok yakni:
1) Sub kelompok substansi pemantauan dan evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172 huruf a
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
fungsional dalam pelaksanaan penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pemantauan dan evaluasi
pemanfaatan dana desa.
2) Sub kelompok substansi pelaporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 172 huruf b mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan pelaporan
pemanfaatan dana desa.
d. Kelompok substansi fasilitasi pengembangan partisipasi
masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
pengembangan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan
dana desa. Kelompok substansi fasilitasi pengembangan
partisipasi masyarakat memiliki dua subkelompok yakni:
1) Sub kelompok substansi tata kelola pemanfaatan dana desa
40
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
tata kelola pemanfaatan dana desa.
2) Sub kelompok substansi pembentukan forum pengelolaan
dan publikasi pemanfaatan dana desa mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang pembentukan forum
pengelolaan dan publikasi pemanfaatan dana desa.
e. Kelompok subtansi pengelolaan sistem informasi dana
desa
mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan
fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
pengelolaan sistem informasi dana desa. Kelompok subtansi
pengelolaan sistem informasi dana
desa memiliki dua
subkelompok yakni:
1) Sub kelompok substansi pendataan mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang pendataan pemanfaatan
dana desa.
41
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
pengelolaan sistem informasi pemanfaatan dana desa.
42
Tabel 3.5 Matriks Supplier Inputs Process Outputs Customer (SIPOC) Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa
43
Kdpdtt.01.06. Fasilitasi Layanan Peningkatan Peningkatan Pemerintah,
04 pengembang pengembanga pengendalian kualitas tata pemerintah
an partisipasi n partisipasi pemanfaatan kelola darah,
masyarakat masyarakat dana desa pemanfaatan pemerintah desa,
dana desa masyarakat,
dan forum mitra
komunikasi pembangunan
dan publikasi lainnya
dana desa
Kdpdtt.01.06. Pengelolaan Layanan Peningkatan Peningkatan Pemerintah,
05 sistem pengelolaan pengendalian kualitas pemerintah
informasi sistem pemanfaatan pelaporan darah,
dana desa informasi dana desa sistem pemerintah desa,
dana desa informasi masyarakat,
dana desa mitra
pembangunan
lainnya
44
Tabel 3.6 Struktur Organisasi Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
45
Tabel 3.7 Komposisi PNS menurut jabatan SOTK
No Jabatan Jumlah Pegawai
1 Jabatan Tinggi Pratama (Eselon II) 1
2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1
3 JFT Ahli Madya 5
4 JFT Ahli Muda 10
5 JFT Ahli Pertama 1
6 JFT Terampil 1
7 Jabatan Pelaksana (JFU) 7
Jumlah 26
46
47
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 Target Kerja
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik,
yang akan dicapai oleh K/L, program dan kegiatan dalam periode
waktu tertentu. Penetapan target juga harus relevan dengan indikator
kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline data yang jelas. Bagian
yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang akuntabel
adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan
capaian kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan
rencana pembangunan akan lebih efisien dan efektif keberhasilannya
apabila dilengkapi dengan indikator capaian, pengukuran kinerjanya,
serta kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi,
koherensi dan ketepatan dari penetapan perumusan indikator
capaian kinerja harus dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari
indikator dampak, outcomes, output, serta input sumber daya
pendukungnya. Bagian ini merupakan tahap penting dalam
perencanaan kebijakan pembangunan (policy planning).
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta mendukung
tercapainya sasaran pembangunan nasional khususnya pada agenda
prioritas pembangunan nasional ke dua, yaitu Pengembangan
Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan
dan Kegiatan Prioritas ke empat, yaitu Daerah Tertinggal, Kawasan
Perbatasan, Perdesaan dan Transmigrasi, ditetapkan 7 (tujuh) tujuan
dengan 16 (Enam belas) sasaran strategis, dimana 4 (empat) tujuan
dan 9 (sembilan) sasaran strategis sangat terkait dengan bidang desa
dan perdesaan. Tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan disajikan
pada Tabel 4.1.1 dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa pada Tabel 4.1.2 sebagai berikut :
48
Tabel 4.1.1 Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024
TARGET
KODE SATUAN
UKE I / PROGRAM / NOMENKLATUR SASARAN
PROGRAM / INDIKATOR KINERJA PROGRAM
(IKP) 2020 2021 2022 2023 2024
01.01 Rata-rata Perkembangan Indeks Desa Tertinggal 0,53 0,55 0,56 0,58 ,59 Nilai
menjadi Berkembang
01.02 Rata-rata Perkembangan Indeks Desa Berkembang 0,72 0,74 0,76 0,79 0,81 Nilai
menjadi Mandiri
02 Terpenuhinya indeks pembangunan kawasan perdesaan yang berkembang, mandiri, dan berdaya saing
49
UKE I / PROGRAM / NOMENKLATUR SASARAN TARGET
KODE PROGRAM / INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN
(IKP) 2020 2021 2022 2023 2024
Persen
04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12,9 12,3 11,6 10,8 9,9
(%)
50
Tabel 4.1.2 Indikator Kinerja Utama Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
Formulasi Target
Sasaran Indikator Sumber Penanggung
No Definisi Operasional Penghitungan
Kegiatan Kinerja Utama Data Jawab 2020 2021 2022 2023 2024
IKU
Bahan kebijakan dan regulasi Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa yang disusun
mengacu pada Dokumen Rencana
Induk Desa dan Perdesaan serta
dokumen perencanaan teknis Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa
51
Formulasi Target
Sasaran Indikator Sumber Penanggung
No Definisi Operasional Penghitungan
Kegiatan Kinerja Utama Data Jawab 2020 2021 2022 2023 2024
IKU
kebijakan dan regulasi, bimbingan
teknis dan supervisi pemanfaatan dana
desa, pengelolaan sistem informasi dana
desa, serta evaluasi dan pelaporan
pemanfaatan dana desa
52
Gambar 4.1. Strategi Pencapaian IKK Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa
53
54
BAB V
PENUTUP
55
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum 1
B. Potensi dan Permasalahan 2
A. Target Kinerja 31
B. Kerangka Pendanaan 33
BAB V PENUTUP 35
Dengan disahkannya UU Desa, memberikan harapan dan peluang bagi desa untuk
mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam rangka percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
desa. Desa sebagai titik simpul terkecil pembangunan, diharapkan dapat memberikan
dampak terhadap pembangunan pada lingkup kewilayahan yang lebih luas.
Konsekuensinya, pembangunan di desa tidak seharusnya hanya berfokus pada keberadaan
desa tersebut. Desa harus dibangun dalam sebuah kerangka pembangunan yang koheren,
terencana, dan terpadu, sehingga diperlukan perencanaan dan penetapan
RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 |2
pembangunan pada skala kawasan perdesaan. Dengan demikian diharapkan akan terjadi
akselerasi pembangunan perdesaan secara komprehensif.
A. Visi dan Misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
1. Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2020 – 2024
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Tugas tersebut,
secara spesifik merupakan instrumen untuk melaksanakan misi ketiga Presiden dan
Wakil Presiden yaitu Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan, serta Agenda
Prioritas Nasional ke-2 yaitu Mengembangkan Wilayah untuk MengurangiKesenjangan
dan Menjamin Pemerataan. Sehingga, visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi
pada kurun waktu 2020-2024 adalah:
“Terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing
secara berkelanjutan dalam Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong”
Pengertian dari visi tersebut adalah:
a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan Kawasan transmigrasi
baik di daerah tertinggal maupun di daerah tidak tertinggal yang menjadi urusan
pemerintahan serta menjadi kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan agar perdesaan memiliki
kemampuan untuk membentuk kemitraan dengan wilayah/kawasan lainnya yang
efektif, bermanfaat, dan saling menguntungkan untuk lebih meningkatkan
keunggulan daya saing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan
transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki ketahanan ekonomi, sosial dan
ekologi yang sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan agar perdesaan di
Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam meningkatkan nilai tambah
dibandingkan dengan negara lainnya baik di tingkat regional maupun internasional.
e. Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong-royong: merupakan visi Presiden dan Wakil Presiden yang wajib didukung
oleh visi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
B. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
1. Visi
Visi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun 2020 – 2024
mengacu pada Visi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yaitu:
“Terwujudnya Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing
secara berkelanjutan dalam Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong”.
2. Misi
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan sebagai unit kerja eselon I di
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki misi yang mengacu pada misi
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Khususnya pada misi “Mempercepat
pembangunan Desa dan Perdesaan yang berkelanjutan”.
C. Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 – 2024
Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang ingin dicapai
kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
yakni:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan
dengan perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,
D. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020 –
2024
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki sasaran strategis seperti pada
tabel berikut:
Tabel 1. Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
tahun 2020 – 2024
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
1 Mendorong • Jumlah desa mandiri
Berkembangnya status
terwujudnya Desa • Jumlah desa berkembang
pembangunan desa
Berkembang dan • Jumlah desa tertinggal
Mandiri, serta • Indeks rata-rata perkembangan
kolaborasi 62 KPPN (Kawasan Perdesaan
perdesaan dengan Meningkatnya status
Prioritas Nasional)
perkotaan melalui perkembangan Kawasan
• Indeks rata-rata perkembangan
pengembangan Perdesaan
30 Kawasan Perdesaan Prioritas
Kawasan Perdesaan Kementerian
secara berkelanjutan Menurunnya Kemiskinan Persentase kemiskinan di perdesaan
di perdesaan
2 Mendorong tumbuh Terevitalisasinya Badan • Jumlah Bumdes berkembang
dan berkembangnya Usaha Milik Desa • Jumlah Bumdes maju
investasi di desa dan (BUMDes)
perdesaan, daerah Terevitalisasi Badan Usaha • Jumlah Bumdes Bersama
tertinggal, dan Milik Desa Bersama berkembang
Kawasan (Bumdesma) • Jumlah Bumdes Bersama maju
transmigrasi Meningkatnya investasi di Persentase kenaikan investasi di
perdesaan mendukung perdesaan
transformasi ekonomi
Melihat tabel di atas maka sasaran strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020-2024 fokus pada sasaran strategis point 1, yaitu:
1. Meningkatnya status perkembangan desa, dengan indikator:
a. Meningkatnya status desa berkembang menjadi desa mandiri sebanyak 5000 Desa;
b. Meningkatnya status desa tertinggal menjadi desa berkembang sebanyak 10000
Desa.
2. Meningkatnya status perkembangan Kawasan Perdesaan, dengan indikator:
a. Indeks rata-rata perkembangan 62 KPPN (Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional).
b. Indeks rata-rata perkembangan 30 Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian.
E. Tujuan Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan Tahun 2020
– 2024
Tujuan Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan yang ingin dicapai
kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi, yaitu “Mendorong terwujudnya
Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui
pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.
Sehingga untuk mendukung tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan, maka tujuan Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan yang
ingin dicapai kurun waktu 2020 – 2024 adalah “Mendorong terwujudnya kolaborasi
perdesaan dan perkotaan melalui pengembangan kawasan perdesaan secara
berkelanjutan dengan melibatkan pendampingan multistakeholder”.
F. Sasaran Strategis Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan Tahun 2020
– 2024
Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024 memiliki
sasaran strategis yang mengacu pada sasaran strategis Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024 yaitu:
1. Tersedianya regulasi dan kebijakan pelaksanaan advokasi dan kerjasama desa dan
RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 |8
perdesaan.
2. Terselenggaranya pelaksanaan advokasi dan kerjasama desa dan perdesaan.
3. Berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dan perdesaan
melalui pendampingan.
C. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Arah kebijakan dan strategi Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa tahun 2020 –
2024 mengacu pada arah kebijakan dan strategi bidang Desa dan Perdesaan. Namun
Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan menitikberatkan pada SDG’s (14)
Desa peduli lingkungan laut dan (15) Desa peduli lingkungan darat melalui pengembangan
Kemitraan untuk pembangunan desa (SDG’s 17) dan Kelembagaan desa dinamis dan
budaya desa adaptif (SDG’s 18) untuk mencapai tujuan SDG’s (8) yaitu Pertumbuhan
Ekonomi Desa Merata.
Berdasarkan hal tersebut, maka arah kebijakan dan strategi bidang Advokasi dan
Kerja Sama Desa dan Perdesaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Kebijakan dan Strategi Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan
Perdesaan
No Arah Kebijakan Strategi
D. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dalam upaya mencapai sasaran strategis pembangunan bidang
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan tahun 2020 – 2024 merupakan mandat
ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan regulasi secara empiris
dibutuhkan untuk mengisi kekosongan hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan
dalam bidang advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan. Kerangka regulasi yang
diperlukan harus disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu
UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan UU Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
Kerangka regulasi dalam mendukung sasaran strategis pembangunan bidang advokasi
dan kerja sama desa dan perdesaan agar dapat dilaksanakan dengan baik dan tercapai
target yang diinginkan, yakni:
Tabel 5. Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis Pembangunan
Bidang Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
A. REGULASI YANG DIAMANATKAN OLEH PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI
1. Ketentuan mengenai PERMEN Amanat Pasal 80 ayat
tahapan, tata cara, dan Berkoordinasi (5) PP Nomor 47
mekanisme penyelenggaraan dengan Mendagri Tahun 2015
musyawarah desa
2 Pedoman umum pelaksanaan PERMEN Amanat Pasal 131
pembangunan Desa, Berkoordinasi ayat (1) PP Nomor 47
pembangunan kawasan dengan Mendagri Tahun 2015
perdesaan, pemberdayaan dan Bappenas
RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 |17
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
masyarakat Desa, dan
pendampingan masyarakat
Desa
3 Pedoman teknis pelaksanaan PERMEN Permendesa PDTT
pembangunan kawasan No.5 Tahun 2016
perdesaan tentang
Penyelenggaraan
Pembangunan
Kawasan Perdesaan
4 Ketentuan tata cara kerja PERMEN Amanat Pasal 149 PP
sama desa di Bidang Berkoordinasi Nomor 47 Tahun
Pemerintahan Desa dengan Mendagri 2015
5 Pedoman Umum PERMEN Permendesa PDTT
Pendampingan Masyarakat No.19 Tahun 2020
Desa
6 Pedoman Umum PERMEN Permendesa PDTT
Pembangunan dan No. 21 Tahun 2020
Pemberdayaan Masyarakat
Desa
B REGULASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKSANAKAN KEWENANGAN
1 Penyelenggaraan Permen Permendesa PDTT
Pembangunan Kawasan No.5 Tahun 2016
Perdesaan
2 Koordinasi Sinergis Program Permen
dan Kegiatan Kemendesa
dengan K/L dan Daerah
3 Koordinasi Sinergis Program Permen
dan Kegiatan Internal
Kemendesa berdasarkan
lokus dan focus
4 Kemitraan dengan dunia Permen
usaha, mitra pembangunan,
organisasi masyarakat
madani dalam
penyelenggaraan
pembangunan perdesaan
Kawasan Perdesaan
9 Bangka Belitung Bangka Selatan Pengembangan (Budidaya)
Lada Putih
10 Bangka Belitung Belitung Kawasan Perdesaan Mina-
Agrowisata Selat Nasik
Kawasan Perdesaan
11 Bangka Belitung Belitung Timur Minapolitan Perikanan
Tangkap
12 Bengkulu Bengkulu Tengah Kawasan Perdesaan
Agropolitan Pondok Kelapa
13 Lampung Mesuji Kawasan Perdesaan
Agropolitan
14 Lampung Tulang Bawang Kawasan Perdesaan
Agropolitan
15 Jawa Barat Sukabumi Kawasan Perdesaan
Agrowisata Citaman Sakti
16 Jawa Tengah Magelang Kawasan Perdesaan Borobudur
Manunggal Jaya
17 Jawa Tengah Kendal Kawasan Perdesaan Plasma
Petik Sari
18 Jawa Timur Banyuwangi Kawasan Perdesaan
Agrowisata
19 Jawa Timur Pamekasan Kawasan Perdesaan Sentra
Peternakan Sapi Mandiri Bagi
Rasa
20 Banten Pandeglang Kawasan Perdesaan Mina-Agro
Wisata Krakatau
21 Bali Buleleng Kawasan Perdesaan Bali Aga
22 Bali Klungkung Kawasan Pariwisata
23 Kalimantan Barat Kubu Raya Kawasan Perdesaan
Agropolitan Rasau Jaya
Kawasan Perdesaan
24 Kalimantan Barat Sambas Pengembangan Agro Teknologi
25 Kalimantan Barat Mempawah Kawasan Perdesaan
Agropolitan Sadaniang
26 Kalimantan Barat Kayong Utara Kawasan Perdesaan Agribisnis
Kayong Lestari
27 Kalimantan Barat Bengkayang Kawasan Perdesaan Ledo
Kawasan Perdesaan
3 Bengkulu Bengkulu Utara Agrominapolitan PadangJaya
Ada 8 (delapan) kawasan yang akan diintervensi dari exs. Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun Anggaran 2021, diserahkan ke Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang akan dijadikan lokus kegiatan pada
Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan guna pengembangan Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional, sebagaimana tertuang pada Tabel 8.
Tabel 8. Kawasan Perdesaan Prioritas Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan
Perdesaan Tahun Anggaran 2020 - 2024
Selain itu untuk mendukung pembangunan di luar Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional,
ditetapkan pula Daftar Kawasan Perdesaan Reguler (Non KPPN) Prioritas Direktorat Advokasi
dan Kerjasama Desa dan Perdesaan Tahun Anggaran 2020-2025.
RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 |24
Tabel 9. Kawasan Perdesaan Reguler Prioritas 2020 – 2024 (Non KPPN)
F. Kerangka Kelembagaan
Gambar 2. Rancangan Struktur Organisasi Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan
RENSTRA Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
Tahun 2020 – 2024 |29
Dalam menjalankan tugas dan fungsi yang telah dimandatkan kepada Bidang
Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan diperlukan kualitas dan kuantitas SDM yang
memadai. Berdasarkan data dari Subbagian Tata Usaha Direktorat Advokasi dan Kerjasama
Desa dan Perdesaan komposisi pegawai berdasarkan jabatan dan jenjang Pendidikan disajikan
pada table berikut:
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang akan dicapai oleh
K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu tertentu. Target harus menggambarkan
angka kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap indikator sasaran. Penetapan
target juga harus relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline
data yang jelas. Bagian yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang
akuntabel adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan capaian
kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana pembangunan akan lebih
efisien dan efektif keberhasilannya apabila dilengkapi dengan indikator capaian,
pengukuran kinerjanya, serta kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi,
koherensi dan ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus
dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak, outcomes, output, serta
input sumber daya pendukungnya. Bagian ini merupakan tahap penting dalam
perencanaan kebijakan pembangunan (policyplanning).
Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan Direktorat Advokasi dan Kerjasama
Desa dan Perdesaan, ditetapkan 3 (tiga) sasaran strategis, yang disajikan pada Tabel 12.
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI 3.689,81 4.058,79 4.464,67 4.911,13 17.124,40
Catatan: Anggaran diupdate tahunan dalam RKP, Renja K/L sesuai dengan kapasitas fiskal dan kebijakan Pemerintah
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3 Kerangka Regulasi Dalam Mendukung Sasaran Strategis Pembangunan Bidang Perdesaan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 25
Tabel 4.3 Kegiatan Direktorat Pengembangan Sosial Budaya Lingkungan Desa dan Perdesaan…….. 47
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Visi Misi Arahan Presiden dan Agenda Pembangunan
Nasional…………………………………………………………………….………………………..………………..………………………. 10
vi
Gambar 4.1 Strategi Pencapaian IKK
……………………………………………………………………………………………….46
BAB 1 PENDAHULUAN
RENSTRA DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN 2020-2024
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
i
1. Kondisi Umum
2
sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan Desa berkualitas; (5) Keterlibatan
perempuan desa; (6) Desa layak air bersih dan sanitasi; (7) Desa
berenergi bersih dan terbarukan; (8) Pertumbuhan ekonomi desa merata;
(9) Infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa
kesenjangan; (11) Kawasan pemukiman desa aman dan nyaman; (12)
Konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan; (13) Desa tanggap
perubahan iklim; (14) Desa peduli lingkungan laut; (15) Desa peduli
lingkungan darat; (16) Desa damai berkeadilan; (17) Kemitraan untuk
pembangunan desa; dan (18) Kelembagaan desa dinamis dan budaya
desa adaptif. SDGs Desa di atas bisa dikelompokan ke dalam delapan
tipologi desa, yakni (1) Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan; (2) Desa
ekonomi tumbuh merata; (3) Desa peduli kesehatan; (4) Desa peduli
lingkungan; (5) Desa peduli pendidikan; (6) Desa ramah perempuan; (7)
Desa berjejaring); dan (8) Desa tanggap budaya. Direktorat
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
menjalankan 16 SDGs Desa dari 18 SDGs Desa yang ada, yaitu SDGs
Desa 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, dan 18.
3
2. Permasalahan dan Potensi
Kemajuan suatu negara diukur dari adanya perkembangan
pembangunan yang dilakukan. Pada umumnya proses pembangunan
yang dapat dilihat berupa hal fisik seperti sarana dan prasarana,
namun rupanya pembangunan non-fisik atau pembangunan
masyarakat menjadi aspek penting yang tidak dapat dilupakan.
Kesenjangan yang terjadi antarwilayah di Indonesia dapat diukur
melalui aspek ekonomi, sosial-budaya, serta sarana dan prasarana.
Kesenjangan yang paling dapat dilihat adalah di desa dan kota, maka
pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
menjadi salah satu Prioritas Nasional Kedua tentang “Mengembangkan
Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan”.
4
Permasalahan yang masih dihadapi oleh masyarakat Desa untuk
mencapai SDGs Desa di bidang sosial budaya antara lain: kemiskinan
desa, kesejahteraan keluarga desa, kualitas pendidikan masyarakat
desa, kualitas layanan kesehatan desa, kondisi kesehatan masyarakat
desa, eksklusifisme desa, kesetaraan gender (partisipasi perempuan
dalam pembangunan desa), perlindungan anak, kerawanan pangan,
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan desa, mitigasi
bencana, dan ketahanan sosial masyarakat desa
5
5. Masih kurangnya keterlibatan kelompok marginal dan rentan
dalam pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
6. Indonesia juga mengalami masalah perubahan iklim dan masalah
pencemaran lingkungan.
7. Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang atau berat
pada 2019 sebesar 5,42% (berdasarkan pada skala pengalaman
kerawanan pangan).
8. Indonesia masih perlu meningkatkan pendidikan di perdesaan dan
menguatkan modal sosial masyarakat desa.
6
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN
7
1. Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
8
Pertama UU Cipta Lapangan Kerja, dan Kedua UU Pemberdayaan
UMKM.
4). Penyederhanaan birokrasi
Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja,
memangkas prosedur, dan birokrasi yang panjang dan
menyederhanakan eselonisasi.
5). Transformasi ekonomi
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA
menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai
nilai tambah tinggi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
9
Gambar 2.1 Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden dan Agenda
Pembangunan Nasional
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2020-2024
10
a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan Kawasan
transmigrasi baik di daerah tertinggal maupun di daerah tidak
tertinggal yang menjadi urusan pemerintahan serta menjadi
kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan memiliki kemampuan untuk membentuk kemitraan
dengan wilayah/kawasan lainnya yang efektif, bermanfaat, dan
saling menguntungkan untuk lebih meningkatkan keunggulan
daya saing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan,
kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki
ketahanan ekonomi, sosial dan ekologi yang sejalan dengan arah
pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals
(SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan di Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam
meningkatkan nilai tambah dibandingkan dengan negara lainnya
baik di tingkat regional maupun internasional.
11
transmigrasi; dan
g. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang baik.
12
Tabel 2.1 Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Tahun 2020 – 2024
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
1 Mendorong Berkembangnya Jumlah desa mandiri
terwujudnya status Jumlah desa
Desa pembangunan desa berkembang
Berkembang Jumlah desa tertinggal
dan Mandiri, Indeks rata-rata
serta kolaborasi perkembangan 62
perdesaan KPPN (Kawasan
dengan Perdesaan Prioritas
perkotaan Nasional)
melalui Indeks rata-rata
pengembangan perkembangan 30
Kawasan Kawasan Perdesaan
Perdesaan Prioritas Kementerian
secara Meningkatnya Indeks rata-rata
berkelanjutan status perkembangan 62
perkembangan KPPN (Kawasan
Kawasan Perdesaan Perdesaan Prioritas
Nasional)
Indeks rata-rata
perkembangan 30
Kawasan Perdesaan
Prioritas Kementerian
Menurunnya Persentase kemiskinan di
Kemiskinan perdesaan
di perdesaan
2 Mendorong Terevitalisasinya Jumlah Bumdes
tumbuh dan Badan Usaha berkembang
berkembangnya Milik Desa Jumlah Bumdes maju
investasi di (BUMDes)
desa dan Terevitalisasi Jumlah Bumdes
perdesaan, Badan Usaha Milik Bersama
daerah Desa Bersama berkembang
tertinggal, dan (Bumdesma) Jumlah Bumdes
Kawasan Bersama maju
13
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
transmigrasi Meningkatnya Persentase kenaikan
investasi di investasi di perdesaan
perdesaan
mendukung
transformasi
ekonomi
3 Berkurangnya Berkurangnya Jumlah kabupaten daerah
jumlah daerah jumlah daerah tertinggal yang
tertinggal tertinggal terentaskan menurut
indeks ketertinggalan
Menurunnya Persentase penurunan
penduduk miskin penduduk miskin di
di daerah tertinggal daerah tertinggal
Meningkatnya IPM Nilai rata-rata IPM di
di daerah tertinggal daerah tertinggal
4 Terwujudnya Meningkatnya Rata-rata indeks
kawasan status perkembangan 52
transmigrasi perkembangan Kawasan
sebagai satu Kawasan Transmigrasi Prioritas
kesatuan Transmigrasi yang Nasional yang
sistem direvitalisasi direvitalisasi
pengembangan Rata-rata indeks
dalam perkembangan 100
mendukung Kawasan
pertumbuhan Transmigrasi Prioritas
wilayah Kementerian yang
direvitalisasi
14
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
5 Meningkatnya Meningkatnya Persentase dokumen
kualitas kualitas pengembangan
implementasi implementasi kebijakan dan
kebijakan kebijakan yang perencanaan induk
dalam berbasis pada ilmu yang menjadi
pengembangan pengetahuan, rujukan dalam
daya saing inovasi, serta data pelaksanaan
melalui dan informasi kebijakan
kreativitas dan dalam keterpaduan Persentase layanan
teknologi rencana untuk data dan system
berbasis ilmu meningkatkan daya informasi yang
pengetahuan, saing terintegrasi
data dan pembangunan
informasi desa, perdesaan,
dalam daerah tertinggal
pembangunan dan transmigrasi
desa dan
perdesaan,
daerah
tertinggal,
dan
transmigrasi
6 Terwujudnya Meningkatnya Persentase Pejabat
sumber daya kapasitas SDM yang memenuhi
manusia yang desa dan Standar Kompetensi
unggul dalam perdesaan daerah Jabatan
melakukan tertinggal dan Persentase Kader
pemberdayaan transmigrasi Pemberdayaan
masyarakat Masyarakat Perdesaan
desa, daerah yang mampu
tertinggal dan melakukan
transmigrasi pendampingan
masyarakat
perdesaan
15
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
7 Terwujudnya Meningkatnya Nilai Reformasi
tata kelola kualitas reformasi Birokrasi
pemerintahan birokrasi dan Nilai Kesehatan
yang agile, kapasitas organisasi
efektif, efisien organisasi Persentase
dan terpercaya pelaksanaan e-
government (SPBE)
Sistem
Pemerintahan
Berbasis
Elektronik
Indeks Penerapan
Sistem Merit
Meningkatnya Nilai Opini BPK
pengawasan, atas Laporan
pengendalian dan Keuangan
akuntabilitas Nilai integritas
aparatur yang baik Nilai SAKIP
serta aturan yang
Tingkat maturitas
efektif
SPIP (Sistem
Pengendalian Intern
16
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA
REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
17
1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
18
kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera;
(4) Pendidikan Desa berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6)
Desa layak air bersih dan sanitasi; (7) Desa berenergi bersih dan
terbarukan;
(8) Pertumbuhan ekonomi desa merata; (9) Infrastruktur dan inovasi
desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa kesenjangan; (11) Kawasan
pemukiman desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi
desa sadar lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa
peduli lingkungan laut; (15) Desa peduli lingkungan darat; (16) Desa
damai berkeadilan; (17) Kemitraan untuk pembangunan desa; (18)
Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
Tujuan SDGs Desa merupakan tanggung jawab bersama lintas
Kementerian/Lembaga, pemerintahan provinsi, pemerintahan
kabupaten, pemerintahan desa, dunia usaha, perguruan tinggi dan
masyarakat umum lainnya. Oleh karena itu diperlukan instrument
regulasi yang bisa melandasi dan mensinergikan peran dari masing-
masing pihak dalam pembangunan desa. Dalam rangka memudahkan
pengukuran ketercapaian SDGs Desa akan ditetapkan indikator-
indikator dan peta strategis sehinga inline dengan tujuan
pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 dan Renstra 2020-2024.
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan
transmigrasi dan percepatan pembangunan daerah tertingal dalam
RPJM tahun 2020-2024 diarahkan untuk melaksanakan salah satu
agenda pembangunan dalam mengembangkan wilayah untuk
mengurangi kesenjangan. Arah kebijakan dan strategi Kemendesa,
PDT, dan Transmigrasi disajikan pada Tabel 3.1.
19
No Arah Kebijakan Strategi
2. Peningkatan Mengembangkan aksesibilitas dan
konektivitas dan Infrastruktur berbasis komoditas unggulan
perdesaan
Meningkatkan akses transportasi perdesaan
dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan
akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
Keterpaduan rantai pasok dan rantai
n i l a i berbasis komoditas unggulan
20
No Arah Kebijakan Strategi
Integrasi data dan informasi perdesaan baik
numeric maupun spasial
21
No Arah Kebijakan Strategi
8. Peningkatan sinergitas Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
pembangunan program/kegiatan antar Kementerian
perdesaan antar Lembaga dan Daerah (Provinsi, Kabupaten/
K/L/D/M. Kota, dan Desa), melalui penyusunan Grand
Design Kawasan Perdesaan untuk pedoman
bagi seluruh Stakeholders
Penguatan mekanisme koordinasi Pusat dan
Daerah
22
arah kebijakan dan strategi bidang Desa dan Perdesaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan (disesuaikan
dengan Direktorat di lingkungan Ditjen PDP)
23
No Arah Kebijakan Strategi
pembangunan produk unggulan perdesaan
perdesaan. Memberi pengakuan, penghormatan,
perlindungan, dan pemajuan hak-hak
masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa
24
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa; (2) Pemberdayaan Masyarakat Desa;
(3) Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar; (4) Pembangunan Sarana
Prasarana Desa; (5) Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam
dan Teknologi Tepat Guna; (6) Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.
3. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dalam upaya mencapai sasaran strategis
pembangunan bidang perdesaan tahun 2020 – 2024 merupakan
mandat ketentuan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi
dan regulasi secara empiris dibutuhkan untuk mengisi kekosongan
hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan dalam bidang
perdesaan. Kerangka regulasi yang diperlukan harus disesuaikan
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku yaitu UU
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan UU Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
25
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
2. Pedoman teknis
Amanat Pasal 131
pelaksanaan
Peraturan Menteri ayat (2) PP Nomor 47
pembangunan kawasan
Tahun 2015
perdesaan
3. Mengatur pembagian
Reviu Perencanaan
habis wilayah dalam
Pembangunan Peraturan Menteri
klaster kawasan
Kawasan Perdesaan
perdesaan
26
Tabel 3.4 Distribusi Lokus Prioritas 62 Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
27
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
28
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
29
Tabel 3.5 Distribusi Lokasi Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian
30
No Provinsi Kabupaten Kawasan
31
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan,
peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial desa
dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan modal
sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa
inklusif dan desa adat, pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan,
dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat desa dan
perdesaan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan, peningkatan
kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial desa dan perdesaan,
pelayanan pendidikan dan pengembangan modal sosial budaya
masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa inklusif dan
desa adat, pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan
kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan ketahanan
pangan dan ketahanan sosial masyarakat desa dan perdesaan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pelayanan kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan
perlindungan sosial desa dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan
pengembangan modal sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan,
pengembangan desa inklusif dan desa adat, pengelolaan sumberdaya
alam, lingkungan, dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta
pengembangan ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat
desa dan perdesaan;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan
kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan
sosial desa dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan
modal sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan
desa inklusif dan desa adat, pengelolaan sumberdaya alam,
lingkungan, dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta
pengembangan ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat
desa dan perdesaan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan,
peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial desa
dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan modal
sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa
inklusif dan desa adat, pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan,
dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat desa dan
perdesaan; dan
f. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat
32
a) Subbagian Tata Usaha; dan
b) Kelompok jabatan fungsional.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan fasilitasi
penyusunan rencana, program, dan anggaran, pelaporan kinerja,
koordinasi data dan informasi, koordinasi administrasi penerapan sistem
pengendalian intern, administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan,
administrasi keuangan, administrasi barang milik negara, tata
persuratan, kearsipan, serta kerumahtanggaan Direktorat.
33
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan
kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan
sosial desa dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan
modal sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan
desa inklusif dan desa adat, pengelolaan sumber daya alam,
lingkungan, dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta
pengembangan ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat
desa dan perdesaan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan,
peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan sosial desa
dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan modal
sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa
inklusif dan desa adat, pengelolaan sumber daya alam, lingkungan,
dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat desa dan
perdesaan; dan
f. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.
34
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan
kesehatan dan keluarga berencana, peningkatan gizi keluarga, dan
penanganan stunting desa dan perdesaan.
2. sub kelompok substansi pelayanan kependudukan dan
kesejahteraan masyarakat.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan
administrasi kependudukan, dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa dan perdesaan.
35
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang peningkatan
ketahanan masyarakat desa, serta pencegahan dan penanganan
konflik sosial desa dan perdesaan.
36
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
dan pemanfaatan sumber daya alam desa dan perdesaan.
2. sub kelompok substansi pengelolaan lingkungan.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan
lingkungan desa dan perdesaan.
3. sub kelompok substansi pengelolaan kebencanaan.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan
kebencanaan desa dan perdesaan.
4. sub kelompok substansi pendayagunaan teknologi tepat guna.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pendayagunaan
teknologi tepat guna untuk pemanfaatan sumber daya alam,
pengelolaan lingkungan, dan pengelolaan kebencanaan.
37
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
ketahananan pangan.
2. sub kelompok substansi pengembangan ketahanan sosial budaya
masyarakat.
Sub kelompok ini mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
ketahanan sosial budaya masyarakat.
38
Tabel 3.6 Matriks Supplier Inputs Process Outputs Customer (SIPOC) Pengembangan Sosial Budaya
dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Pembangunan Desa dan Perdesaan
RENSTRA DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN 2020-2024
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
38
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan Pembangunan Desa dan Perdesaan
DIREKTUR
PENGEMBANGAN SOSIAL
BUDAYA DAN
LINGKUNGAN DESA DAN
PERDESAAN
Kepala Subbag
Tata Usaha
39
Tabel 3.7 Komposisi Pegawai (PNS) Menurut Jabatan berdasarkan
SOTK baru
NO JABATAN JUMLAH PEGAWAI
6 JFT Terampil 2
JUMLAH 45
GOLONGAN PENDIDIKAN
NO Koordinator
I II III IV D3 S1 S2 S3
1 Fasilitasi Pelayanan 0 0 5 2 0 5 2 0
Kesehatan, Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga,
dan Perlindungan Sosial
2 Fasilitasi Pelayanan 0 0 6 1 0 6 1 0
Pendidikan, dan
Pengembangan Modal
Sosial Budaya
Masyarakat.
3 Fasilitas Pengembangan 0 0 6 1 0 5 2 0
Desa Inklusif dan Desa
Adat
4 Fasilitasi Pengelolaan 0 0 10 2 0 10 2 0
Sumber Daya Alam,
Lingkungan, dan
Kebencanaan
5 Fasilitasi 0 1 6 1 1 7 1 0
Pengembangan
Ketahanan Pangan dan
Ketahanan Sosial
RENSTRA DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN 2020-2024
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
40
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
RENSTRA DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN 2020-2024
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
41
1. Target Kinerja
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik,
yang akan dicapai oleh K/L, program dan kegiatan dalam periode
waktu tertentu. Penetapan target juga harus relevan dengan indikator
kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline data yang jelas. Bagian
yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang akuntabel
adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan
capaian kinerja atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana
pembangunan akan lebih efisien dan efektif keberhasilannya apabila
dilengkapi dengan indikator capaian, pengukuran kinerjanya, serta
kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi, koherensi dan
ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus
dijaga sesuai dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak,
outcomes, output, serta input sumber daya pendukungnya. Bagian ini
merupakan tahap penting dalam perencanaan kebijakan
pembangunan (policy planning).
42
Tabel 4.1 Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Direktorat Jendral Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020-2024
Terpenuhinya indeks pembangunan kawasan perdesaan yang berkembang, mandiri, dan berdaya
02
saing
43
02.03 Rata-rata perkembangan indeks 5 Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) mandiri 68,35 70,79 73,24 75,68 78,12 Nilai
menjadi berdaya saing
Rata-rata perkembangan indeks 30 Kawasan
02.04 Perdesaan non KPPN Prioritas Kementerian 44,25 46,65 49,05 51,45 53,85 Nilai
berkembang menjadi mandiri
03 Terbangunnya komitmen lintas K/L/D/M dalam Pembangunan kawasan perdesaan
Persen(%)
04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12,9 12,3 11,6 10,8 9,9
44
Tabel 4.2 Indikator Kinerja Utama Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan
Formulasi Target Keterkaitan
Indikator Kinerja Sumber Penanggung
No Sasaran Kegiatan Definisi Operasional Penghitungan Dengan Keterangan
Utama data Jawab 2020 2021 2022 2023 2024
IKU SDGs Desa
1 Tersedianya Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Jumlah bahan Internal Direktur 5 5 5 5 5 SDGs Desa Belum ada di
bahan kebijakan dan Pengembangan Sosial Budaya kebijakan dan UKE II Pengemban No 1: Desa renja
kebijakan dan regulasi dan Lingkungan Desa dan regulasi gan Sosial Tanpa
regulasi Pengembangan Perdesaan yang disusun Pengembangan Budaya dan Kemiskinan
Pengembangan Sosial Budaya mengacu pada Dokumen Sosial Budaya Lingkungan
Sosial Budaya dan Lingkungan Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan SDGs Desa
dan Lingkungan Desa dan dan Lingkungan Desa dan Desa dan Perdesaan No 2: Desa
Desa dan Perdesaan yang Perdesaan Pengembangan Sosial Perdesaan yang Direktur Tanpa
Perdesaan ditetapkan Budaya dan Lingkungan desa ditetapkan Pengemban Kelaparan
dan Perdesaan pada tahun gan Sosial
yang Budaya dan SDGs Desa
Bahan kebijakan dan regulasi bersangkutan Lingkungan No 3: Desa
2 Terpenuhinya Persentase Pengembangan Sosial Budaya Jumlah kegiatan Internal Desa dan 60 60 70 80 90 Sehat dan Target di
Pengembangan kegiatan dan Lingkungan Desa dan Pengembangan Direktorat Perdesaan Sejahtera Renja 60 %
Sosial Budaya dan Pengembangan Perdesaan terdiri dari: Sosial Budaya dan Pengemban pada tahun
Lingkungan Desa Sosial Budaya dan Lingkungan Desa gan Sosial 2021
a. NSPK (Petunjuk Pelaksanaan, SDGs Desa
dan Perdesaan Lingkungan Desa dan Perdesaan Budaya dan
dan Perdesaan Petunjuk Teknis, SOP dll) yang bermanfaat Lingkungan, No 4:
yang bermanfaat b. Rencana Strategis Direktorat bagi masyarakat dan Pendidikan
bagi masyarakat Pengembangan Sosial Budaya sesuai dengan K/L/D/M Desa
sesuai dengan dan lingkungan Desa dan dokumen Berkualitas
dokumen perdesaan tahun 2020-2024 Pengembangan
Pengembangan dll Sosial Budaya dan SDGs Desa
Sosial Budaya dan Lingkungan Desa
No 5:
Lingkungan Desa dan Perdesaan
dan Perdesaan NSPK bidang Pengembangan Keterlibata
Sosial Budaya dan Lingkungan n
Desa dan Perdesaan adalah Perempuan
ketentuan peraturan Desa
perundang-undangan yang
ditetapkan pemerintah pusat SDGs Desa
sebagai pedoman dalam No 6: Desa
menyelenggarakan urusan Layak Air
pemerintahan konkuren Bersih dan
(bersaingan) serta menjadi Sanitasi
kewenangan pemerintah pusat
dan untuk menjadi kewenangan SDGs Desa
daerah di bidang Pengembangan No 13: Desa
Sosial Budaya dan Lingkungan Tanggap
Desa dan Perdesaan Perubahan
Iklim
Kegiatan Pengembangan Sosial
Budaya dan Lingkungan SDGs Desa
45
Formulasi Target Keterkaitan
Indikator Kinerja Sumber Penanggung
No Sasaran Kegiatan Definisi Operasional Penghitungan Dengan Keterangan
Utama data Jawab 2020 2021 2022 2023 2024
IKU SDGs Desa
Perdesaan meliputi: No 14: Desa
fasilitasi kesehatan, Peduli
kesejahteraan keluarga, dan Lingkungan
perlindungan sosial desa dan Laut
perdesaan, fasilitasi Pendidikan
dan pengembangan modal sosial SDGs Desa
budaya masyarakat desa dan No 15: Desa
perdesaan, fasilitasi Peduli
pengembangan desa inklusif Lingkungan
dan desa adat, ketahanan Darat
pangan dan sosial masyarakat
desa dan perdesaan, fasilitasi
pengelolaan lingkungan dan
penanganan kebencanaan desa
dan perdesaan, serta fasilitasi
pendayagunaan sumber daya
alam dan teknologi tepat guna
desa dan perdesaan
Koordinasi,
Kolaborasi, Sosialisasi, Pengembang
Replikasi
Penyusunan Sinergitas Bimbingan an Monitoring Tercapainya
Percontohan
Panduan Program/Keg Teknis, dan Percontohan dan Evaluasi SDGs Desa
Desa Model
iatan dengan Workshop Desa Model
K/L
Gambar 4.1 Strategi Pencapaian IKK Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
Pembangunan Desa dan Perdesaan
46
Tabel 4.3 Kegiatan Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
KETERPADUAN 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Keterpaduan SDGs 1 : Desa Tanpa Kementerian/Lembaga
PENANGGULANGAN Keterpaduan Penanggulangan Keterpaduan Penanggulangan Kemiskinan di Desa Kemiskinan Pemerintah Non
KEMISKINAN DI Kemiskinan di Desa Penanggulangan sesuai norma, standar, prosedur dan Kementerian, Pemda
DESA Kemiskinan di kriteria Provinsi, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Desa Terselenggaranya pembelajaran bagi Kabupaten/Kota, TPP,
Fasilitasi Keterpaduan Penanggulangan pelaksana Fasilitasi Keterpaduan Pihak Ketiga,
Kemiskinan di Desa Penanggulangan Kemiskinan di Desa Pemerintah Desa, BPD
yang sesuai norma, standar, prosedur dan masyarakat Desa
dan kriteria
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi
sosialisasi/diseminasi kebijakan kebijakan Keterpaduan Penanggulangan
Keterpaduan Penanggulangan Kemiskinan di Desa yang sesuai norma,
Kemiskinan di Desa standar, prosedur dan kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Keterpaduan kebijakan Keterpaduan Penanggulangan
Penanggulangan Kemiskinan di Desa Kemiskinan di Desa yang sesuai norma,
kepada Stakeholder di Nasional dan standar, prosedur dan kriteria
Daerah (Kementerian/Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, Pemda
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Keterpaduan Partisipasi aktif para pemangku
Penanggulangan Kemiskinan di Desa kepentingan dalam pelaksanaan
Keterpaduan Penanggulangan
Kemiskinan di Desa
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan
teknis bagi fasilitator Keterpaduan Keterpaduan Penanggulangan
Penanggulangan Kemiskinan di Desa Kemiskinan di Desa yang sesuai norma,
yang berasal dari aparat Pemda Provinsi, standar, prosedur dan kriteria
Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Keterpaduan
Keterpaduan Penanggulangan Penanggulangan Kemiskinan di Desa
Kemiskinan di Desa
8 Dokumentasi Desa Model Keterpaduan
Penanggulangan Kemiskinan di Desa
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik
47
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Model Keterpaduan Penanggulangan Keterpaduan Penanggulangan
Kemiskinan di Desa Kemiskinan di Desa
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Keterpaduan
pelaksanaan Keterpaduan Penanggulangan Kemiskinan di Desa
Penanggulangan Kemiskinan di Desa
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan
Keterpaduan Penanggulangan
Kemiskinan di Desa
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Keterpaduan Penanggulangan
Kemiskinan di Desa
13 Laporan Pelaksanaan Keterpaduan Informasi tentang hasil-hasil
Penanggulangan Kemiskinan di Desa pelaksanaan Keterpaduan
Penanggulangan Kemiskinan di Desa
KETERPADUAN 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Konvergensi Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Konvergensi Kementerian/Lembaga
KONVERGENSI Pencegahan Stunting di Desa Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa sesuai
SDGs Desa Pemerintah Non
PENCEGAHAN Pencegahan norma, standar, prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
STUNTING DI DESA 2 Dokumen bahan/media pembelajaran Stunting di Desa Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Konvergensi Pencegahan pelaksana Fasilitasi Konvergensi Kabupaten/Kota, TPP,
Stunting di Desa Pencegahan Stunting di Desa yang Pihak Ketiga,
sesuai norma, standar, prosedur dan
SDGs Desa 3 : Desa Pemerintah Desa, BPD
kriteria Sehat dan Sejahtera dan masyarakat Desa
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi
sosialisasi/diseminasi kebijakan kebijakan Konvergensi Pencegahan
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa Stunting di Desa yang sesuai norma,
standar, prosedur dan kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Konvergensi kebijakan Konvergensi Pencegahan
Pencegahan Stunting di Desa kepada Stunting di Desa yang sesuai norma,
Stakeholder di Nasional dan Daerah standar, prosedur dan kriteria
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Konvergensi Partisipasi aktif para pemangku
Pencegahan Stunting di Desa kepentingan dalam pelaksanaan
Konvergensi Pencegahan Stunting di
Desa
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan
teknis bagi fasilitator Konvergensi Konvergensi Pencegahan Stunting di
Pencegahan Stunting di Desa yang Desa yang sesuai norma, standar,
berasal dari aparat Pemda Provinsi, prosedur dan kriteria
48
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Konvergensi
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa Pencegahan Stunting di Desa
8 Dokumentasi Desa Model Konvergensi
Pencegahan Stunting di Desa
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik
Model Konvergensi Pencegahan Stunting Konvergensi Pencegahan Stunting di
di Desa Desa
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Konvergensi
pelaksanaan Konvergensi Pencegahan Pencegahan Stunting di Desa
Stunting di Desa berbasis Sistem
Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa
13 Laporan Pelaksanaan Konvergensi Informasi tentang hasil-hasil
Pencegahan Stunting di Desa pelaksanaan Konvergensi Pencegahan
Stunting di Desa
DESA PEDULI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Peduli Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Peduli Kementerian/Lembaga
KESEHATAN Kesehatan Desa Peduli Kesehatan sesuai norma, standar,
SDGs Desa Pemerintah Non
Kesehatan prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Peduli Kesehatan pelaksana Fasilitasi Desa Peduli Kabupaten/Kota, TPP,
Kesehatan yang sesuai norma, standar, Pihak Ketiga,
prosedur dan kriteria
SDGs Desa 3 : Desa Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi Sehat dan Sejahtera dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Peduli Kesehatan yang
Peduli Kesehatan sesuai norma, standar, prosedur dan
kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Peduli kebijakan Desa Peduli Kesehatan yang
Kesehatan kepada Stakeholder di sesuai norma, standar, prosedur dan
Nasional dan Daerah kriteria
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Peduli Partisipasi aktif para pemangku
49
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Kesehatan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Peduli Kesehatan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Peduli Peduli Kesehatan yang sesuai norma,
Kesehatan yang berasal dari aparat standar, prosedur dan kriteria
Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota,
Tenaga Pendamping Profesional dan Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Peduli
Desa Peduli Kesehatan Kesehatan
8 Dokumentasi Desa Model Desa Peduli
Kesehatan
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Peduli Kesehatan Peduli Kesehatan
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Peduli
pelaksanaan Desa Peduli Kesehatan Kesehatan
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Peduli Kesehatan
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Peduli Kesehatan
13 Laporan Pelaksanaan Desa Peduli Informasi tentang hasil-hasil
Kesehatan pelaksanaan Desa Peduli Kesehatan
DESA PEDULI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Peduli Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Peduli Kementerian/Lembaga
KELUARGA Keluarga Desa Peduli Keluarga sesuai norma, standar,
SDGs Desa Pemerintah Non
Keluarga prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Peduli Keluarga pelaksana Fasilitasi Desa Peduli Kabupaten/Kota, TPP,
Keluarga yang sesuai norma, standar, Pihak Ketiga,
prosedur dan kriteria
SDGs Desa 2: Desa Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi Tanpa Kelaparan dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Peduli Keluarga yang
Peduli Keluarga sesuai norma, standar, prosedur dan SDGs Desa 3 : Desa
kriteria
Sehat dan Sejahtera
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Peduli kebijakan Desa Peduli Keluarga yang
Keluarga kepada Stakeholder di Nasional sesuai norma, standar, prosedur dan SDGs Desa 6: Desa
dan Daerah (Kementerian/Lembaga kriteria Layak Air Bersih
Pemerintah Non Kementerian, Pemda dan Sanitasi
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
50
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Peduli Partisipasi aktif para pemangku
Keluarga kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Peduli Keluarga
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Peduli Peduli Keluarga yang sesuai norma,
Keluarga yang berasal dari aparat Pemda standar, prosedur dan kriteria
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Peduli Keluarga
Desa Peduli Keluarga
8 Dokumentasi Desa Model Desa Peduli
Keluarga
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Peduli Keluarga Peduli Keluarga
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Peduli
pelaksanaan Desa Peduli Keluarga Keluarga
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Peduli Keluarga
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Peduli Keluarga
13 Laporan Pelaksanaan Desa Peduli Informasi tentang hasil-hasil
Keluarga pelaksanaan Desa Peduli Keluarga
DESA PEDULI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Peduli Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Peduli Kementerian/Lembaga
PENDIDIKAN Pendidikan Desa Peduli Pendidikan sesuai norma, standar,
SDGs Desa Pemerintah Non
Pendidikan prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Peduli Pendidikan pelaksana Fasilitasi Desa Peduli Kabupaten/Kota, TPP,
Pendidikan yang sesuai norma, standar, Pihak Ketiga,
prosedur dan kriteria
SDGs Desa Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi 4: Pendidikan Desa dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Peduli Pendidikan yang Berkualitas
Peduli Pendidikan sesuai norma, standar, prosedur dan
kriteria SDGs Desa
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami 5: Keterlibatan
Diseminasi Kebijakan Desa Peduli kebijakan Desa Peduli Pendidikan yang Perempuan Desa
Pendidikan kepada Stakeholder di sesuai norma, standar, prosedur dan
Nasional dan Daerah kriteria
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non SDGs Desa
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda 18: Kelembagaan Desa
51
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM, Dinamis dan Budaya
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR, Desa Adaptif
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Peduli Partisipasi aktif para pemangku
Pendidikan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Peduli Pendidikan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Peduli Peduli Pendidikan yang sesuai norma,
Pendidikan yang berasal dari aparat standar, prosedur dan kriteria
Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota,
Tenaga Pendamping Profesional dan Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Peduli
Desa Peduli Pendidikan Pendidikan
8 Dokumentasi Desa Model Desa Peduli
Pendidikan
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Peduli Pendidikan Peduli Pendidikan
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Peduli
pelaksanaan Desa Peduli Pendidikan Pendidikan
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Peduli Pendidikan
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Peduli Pendidikan
13 Laporan Pelaksanaan Desa Peduli Informasi tentang hasil-hasil
Pendidikan pelaksanaan Desa Peduli Pendidikan
DESA PEMAJUAN 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Kementerian/Lembaga
KEBUDAYAAN Pemajuan Kebudayaan Desa Pemajuan Pemajuan Kebudayaan sesuai norma,
SDGs Desa Pemerintah Non
Kebudayaan standar, prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Pemajuan Kebudayaan pelaksana Fasilitasi Desa Pemajuan Kabupaten/Kota, TPP,
Kebudayaan yang sesuai norma, Pihak Ketiga,
standar, prosedur dan kriteria SDGs Desa 16 : Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi dan masyarakat Desa
Desa Damai
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Pemajuan Kebudayaan
Pemajuan Kebudayaan yang sesuai norma, standar, prosedur Berkeadilan
dan kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Pemajuan kebijakan Desa Pemajuan Kebudayaan SDGs Desa
Kebudayaan kepada Stakeholder di yang sesuai norma, standar, prosedur 18: Kelembagaan Desa
Nasional dan Daerah dan kriteria
52
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Dinamis dan Budaya
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda Desa Adaptif
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Partisipasi aktif para pemangku
Pemajuan Kebudayaan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Pemajuan Kebudayaan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Pemajuan Pemajuan Kebudayaan yang sesuai
Kebudayaan yang berasal dari aparat norma, standar, prosedur dan kriteria
Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota,
Tenaga Pendamping Profesional dan Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Pemajuan
Desa Pemajuan Kebudayaan Kebudayaan
8 Dokumentasi Desa Model Desa Pemajuan
Kebudayaan
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Pemajuan Kebudayaan Pemajuan Kebudayaan
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Pemajuan
pelaksanaan Desa Pemajuan Kebudayaan Kebudayaan
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Pemajuan Kebudayaan
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Pemajuan Kebudayaan
13 Laporan Pelaksanaan Desa Pemajuan Informasi tentang hasil-hasil
Kebudayaan pelaksanaan Desa Pemajuan
Kebudayaan
PEMBERDAYAAN 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Kementerian/Lembaga
MASYARAKAT Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Adat Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
SDGs Desa Pemerintah Non
BERBASIS ADAT dan Budaya Masyarakat Adat dan Budaya sesuai norma, standar, 18: Kelembagaan Desa Kementerian, Pemda
DAN BUDAYA Berbasis Adat prosedur dan kriteria Dinamis dan Budaya Provinsi, Pemda
dan Budaya Desa Adaptif Kabupaten/Kota, TPP,
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi
Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat pelaksana Fasilitasi Pemberdayaan Pihak Ketiga,
Berbasis Adat dan Budaya Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya Pemerintah Desa, BPD
yang sesuai norma, standar, prosedur dan masyarakat Desa
dan kriteria
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi
sosialisasi/diseminasi kebijakan kebijakan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Adat Berbasis Adat dan Budaya yang sesuai
53
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
dan Budaya norma, standar, prosedur dan kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Pemberdayaan kebijakan Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya Berbasis Adat dan Budaya yang sesuai
kepada Stakeholder di Nasional dan norma, standar, prosedur dan kriteria
Daerah (Kementerian/Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, Pemda
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Pemberdayaan Partisipasi aktif para pemangku
Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya kepentingan dalam pelaksanaan
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Adat dan Budaya
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan
teknis bagi fasilitator Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya Adat dan Budaya yang sesuai norma,
yang berasal dari aparat Pemda Provinsi, standar, prosedur dan kriteria
Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Pemberdayaan
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Adat Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya
dan Budaya
8 Dokumentasi Desa Model Pemberdayaan
Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik
Model Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Berbasis Adat dan Budaya Adat dan Budaya
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Pemberdayaan
pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya
Berbasis Adat dan Budaya berbasis
Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Adat
dan Budaya
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Adat
dan Budaya
13 Laporan Pelaksanaan Pemberdayaan Informasi tentang hasil-hasil
Masyarakat Berbasis Adat dan Budaya pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat
54
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Berbasis Adat dan Budaya
DESA INKLUSIF 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Inklusif Kementerian/Lembaga
Inklusif Desa Inklusif sesuai norma, standar, prosedur dan
SDGs Desa 16 : Pemerintah Non
kriteria Desa Damai Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Inklusif pelaksana Fasilitasi Desa Inklusif yang Berkeadilan Kabupaten/Kota, TPP,
sesuai norma, standar, prosedur dan Pihak Ketiga,
kriteria Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi SDGs Desa dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Inklusif yang sesuai 18: Kelembagaan Desa
Inklusif norma, standar, prosedur dan kriteria Dinamis dan Budaya
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami Desa Adaptif
Diseminasi Kebijakan Desa Inklusif kebijakan Desa Inklusif yang sesuai
kepada Stakeholder di Nasional dan norma, standar, prosedur dan kriteria
Daerah (Kementerian/Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, Pemda
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Inklusif Partisipasi aktif para pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Inklusif
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Inklusif yang Inklusif yang sesuai norma, standar,
berasal dari aparat Pemda Provinsi, prosedur dan kriteria
Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Inklusif
Desa Inklusif
8 Dokumentasi Desa Model Desa Inklusif
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Inklusif Inklusif
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Inklusif
pelaksanaan Desa Inklusif berbasis
Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Inklusif
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Inklusif
13 Laporan Pelaksanaan Desa Inklusif Informasi tentang hasil-hasil
55
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
pelaksanaan Desa Inklusif
DESA RAMAH 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Ramah Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Ramah Kementerian/Lembaga
PEREMPUAN DAN Perempuan dan Peduli Anak Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak sesuai
SDGs Desa Pemerintah Non
PEDULI ANAK Perempuan dan norma, standar, prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Peduli Anak Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Ramah Perempuan dan pelaksana Fasilitasi Desa Ramah Kabupaten/Kota, TPP,
Peduli Anak Perempuan dan Peduli Anak yang sesuai Pihak Ketiga,
norma, standar, prosedur dan kriteria
SDGs Desa 2: Desa Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi Tanpa Kelaparan dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Ramah Perempuan dan
Ramah Perempuan dan Peduli Anak Peduli Anak yang sesuai norma, standar, SDGs Desa 3 : Desa
prosedur dan kriteria
Sehat dan Sejahtera
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Ramah kebijakan Desa Ramah Perempuan dan
Perempuan dan Peduli Anak kepada Peduli Anak yang sesuai norma, standar,
Stakeholder di Nasional dan Daerah prosedur dan kriteria
SDGs Desa
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non 4: Pendidikan Desa
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda Berkualitas
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR, SDGs Desa
Lembaga Mintra Pembangunan)) 5: Keterlibatan
5 Koalisi stake holder untuk Desa Ramah Partisipasi aktif para pemangku Perempuan Desa
Perempuan dan Peduli Anak kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Ramah Perempuan dan Peduli Anak
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa SDGs Desa 16 :
teknis bagi fasilitator Desa Ramah Ramah Perempuan dan Peduli Anak
Perempuan dan Peduli Anak yang berasal yang sesuai norma, standar, prosedur Desa Damai
dari aparat Pemda Provinsi, Pemda dan kriteria
Kabupaten/Kota, Tenaga Pendamping
Berkeadilan
Profesional dan Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan) SDGs Desa
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Ramah 18: Kelembagaan Desa
Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak Perempuan dan Peduli Anak Dinamis dan Budaya
8 Dokumentasi Desa Model Desa Ramah Desa Adaptif
Perempuan dan Peduli Anak
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Ramah Perempuan dan Ramah Perempuan dan Peduli Anak
Peduli Anak
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Ramah
pelaksanaan Desa Ramah Perempuan dan Perempuan dan Peduli Anak
Peduli Anak berbasis Sistem Peringatan
Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
56
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Ramah Perempuan dan Peduli Anak
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak
13 Laporan Pelaksanaan Desa Ramah Informasi tentang hasil-hasil
Perempuan dan Peduli Anak pelaksanaan Desa Ramah Perempuan
dan Peduli Anak
DESA DAMAI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Damai Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Damai Kementerian/Lembaga
BERKEADILAN Berkeadilan Desa Damai Berkeadilan sesuai norma, standar,
SDGs Desa Pemerintah Non
Berkeadilan prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Damai Berkeadilan pelaksana Fasilitasi Desa Damai Kabupaten/Kota, TPP,
Berkeadilan yang sesuai norma, standar, Pihak Ketiga,
prosedur dan kriteria SDGs Desa 16 : Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi dan masyarakat Desa
Desa Damai
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Damai Berkeadilan yang
Damai Berkeadilan sesuai norma, standar, prosedur dan Berkeadilan
kriteria
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Damai kebijakan Desa Damai Berkeadilan yang SDGs Desa
Berkeadilan kepada Stakeholder di sesuai norma, standar, prosedur dan 18: Kelembagaan Desa
Nasional dan Daerah kriteria Dinamis dan Budaya
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Desa Adaptif
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM,
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Damai Partisipasi aktif para pemangku
Berkeadilan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Damai Berkeadilan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Damai Damai Berkeadilan yang sesuai norma,
Berkeadilan yang berasal dari aparat standar, prosedur dan kriteria
Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota,
Tenaga Pendamping Profesional dan Pihak
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Damai
Desa Damai Berkeadilan Berkeadilan
8 Dokumentasi Desa Model Desa Damai
Berkeadilan
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Damai Berkeadilan Damai Berkeadilan
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Damai
57
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
pelaksanaan Desa Damai Berkeadilan Berkeadilan
berbasis Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Damai Berkeadilan
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Damai Berkeadilan
13 Laporan Pelaksanaan Desa Damai Informasi tentang hasil-hasil
Berkeadilan pelaksanaan Desa Damai Berkeadilan
DESA PEDULI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Peduli Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Peduli Kementerian/Lembaga
IKLIM Iklim Desa Peduli Iklim Iklim sesuai norma, standar, prosedur
SDGs Desa Pemerintah Non
dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Peduli Iklim pelaksana Fasilitasi Desa Peduli Iklim Kabupaten/Kota, TPP,
yang sesuai norma, standar, prosedur Pihak Ketiga,
dan kriteria
SDGs Desa 12: Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi Konsumsi dan dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Peduli Iklim yang sesuai
Peduli Iklim norma, standar, prosedur dan kriteria Produksi Desa
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami Sadar Linkungan
Diseminasi Kebijakan Desa Peduli Iklim kebijakan Desa Peduli Iklim yang sesuai
kepada Stakeholder di Nasional dan norma, standar, prosedur dan kriteria
Daerah (Kementerian/Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, Pemda
SDGs Desa 13:
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Pihak Desa Tanggap
Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra Perubahan Iklim
Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Peduli Partisipasi aktif para pemangku
Iklim kepentingan dalam pelaksanaan Desa SDGs Desa 14:
Peduli Iklim
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
Desa Peduli
teknis bagi fasilitator Desa Peduli Iklim Peduli Iklim yang sesuai norma, standar, Lingkungan Laut
yang berasal dari aparat Pemda Provinsi, prosedur dan kriteria
Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas,
Swasta/CSR, Lembaga Mintra SDGs Desa 15:
Pembangunan)
Desa Peduli
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Peduli Iklim
Desa Peduli Iklim Lingkungan Darat
8 Dokumentasi Desa Model Desa Peduli
Iklim
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Peduli Iklim Peduli Iklim
58
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Peduli Iklim
pelaksanaan Desa Peduli Iklim berbasis
Sistem Peringatan Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Peduli Iklim
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Peduli Iklim
13 Laporan Pelaksanaan Desa Peduli Iklim Informasi tentang hasil-hasil
pelaksanaan Desa Peduli Iklim
DESA PEDULI 1 Dokumen Panduan Fasilitasi Desa Peduli Terselenggaranya Terselenggaranya Fasilitasi Desa Peduli Kementerian/Lembaga
PENGHIDUPAN Penghidupan Berkelanjutan Desa Peduli Penghidupan Berkelanjutan sesuai
SDGs Desa Pemerintah Non
BERKELANJUTAN Penghidupan norma, standar, prosedur dan kriteria 1: Desa Tanpa Kementerian, Pemda
2 Dokumen bahan/media pembelajaran Berkelanjutan Terselenggaranya pembelajaran bagi Kemiskinan Provinsi, Pemda
Fasilitasi Desa Peduli Penghidupan pelaksana Fasilitasi Desa Peduli Kabupaten/Kota, TPP,
Berkelanjutan Penghidupan Berkelanjutan yang sesuai Pihak Ketiga,
norma, standar, prosedur dan kriteria
SDGs Desa 2: Desa Pemerintah Desa, BPD
3 Dokumen bahan/media Terselenggaranya sosialisasi/diseminasi Tanpa Kelaparan dan masyarakat Desa
sosialisasi/diseminasi kebijakan Desa kebijakan Desa Peduli Penghidupan
Peduli Penghidupan Berkelanjutan Berkelanjutan yang sesuai norma,
standar, prosedur dan kriteria SDGs Desa 6: Desa
4 Laporan pelaksanaan Sosialisasi dan Para pemangku kepentingan memahami
Diseminasi Kebijakan Desa Peduli kebijakan Desa Peduli Penghidupan Layak Air Bersih
Penghidupan Berkelanjutan kepada Berkelanjutan yang sesuai norma,
Stakeholder di Nasional dan Daerah standar, prosedur dan kriteria
dan Sanitasi
(Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, Pemda Provinsi, Pemda
Kabupaten/Kota, Pihak Ketiga (LSM, SDGs Desa 7: Desa
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR, Berenergi Bersih
Lembaga Mintra Pembangunan))
5 Koalisi stake holder untuk Desa Peduli Partisipasi aktif para pemangku dan Terbarukan
Penghidupan Berkelanjutan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Peduli Penghidupan Berkelanjutan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa SDGs Desa 12:
teknis bagi fasilitator Desa Peduli Peduli Penghidupan Berkelanjutan yang
Penghidupan Berkelanjutan yang berasal sesuai norma, standar, prosedur dan Konsumsi dan
dari aparat Pemda Provinsi, Pemda kriteria Produksi Desa
Kabupaten/Kota, Tenaga Pendamping
Profesional dan Pihak Ketiga (LSM, Sadar Linkungan
Perguruan Tinggi, Ormas, Swasta/CSR,
Lembaga Mintra Pembangunan)
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Peduli SDGs Desa 13:
Desa Peduli Penghidupan Berkelanjutan Penghidupan Berkelanjutan
8 Dokumentasi Desa Model Desa Peduli Desa Tanggap
Penghidupan Berkelanjutan
59
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Peduli Penghidupan Peduli Penghidupan Berkelanjutan
Perubahan Iklim
Berkelanjutan
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Peduli
pelaksanaan Desa Peduli Penghidupan Penghidupan Berkelanjutan SDGs Desa 14:
Berkelanjutan berbasis Sistem Peringatan Desa Peduli
Dini
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa Lingkungan Laut
Peduli Penghidupan Berkelanjutan
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana
Desa Peduli Penghidupan Berkelanjutan SDGs Desa 15:
13 Laporan Pelaksanaan Desa Peduli Informasi tentang hasil-hasil Desa Peduli
Penghidupan Berkelanjutan pelaksanaan Desa Peduli Penghidupan Lingkungan Darat
Berkelanjutan
SDGs Desa 17:
Kemitraan untuk
Pembangunan Desa
60
MITRA
KETERKAITAN
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME SUB OUTCOME KEMENTERIAN/
DENGAN SDGs DESA
LEMBAGA/NGO
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan))
Infrastruktur dan
5 Koalisi stake holder untuk Desa Partisipasi aktif para pemangku Inovasi Desa Sesuai
Berketahanan Pangan kepentingan dalam pelaksanaan Desa
Berketahanan Pangan Kebutuhan
6 Laporan penyelenggaraan bimbingan Fasilitator memahami kebijakan Desa
teknis bagi fasilitator Desa Berketahanan Berketahanan Pangan yang sesuai
Pangan yang berasal dari aparat Pemda norma, standar, prosedur dan kriteria SDGs Desa 12:
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Tenaga
Konsumsi dan
Pendamping Profesional dan Pihak Ketiga
(LSM, Perguruan Tinggi, Ormas, Produksi Desa
Swasta/CSR, Lembaga Mintra
Pembangunan) Sadar Linkungan
7 Laporan penyelenggaraan Desa Model Contoh pratek baik Desa Berketahanan
Desa Berketahanan Pangan Pangan
8 Dokumentasi Desa Model Desa SDGs Desa 13:
Berketahanan Pangan
Desa Tanggap
9 Laporan penyelenggaraan replikasi Desa Adopsi dan adaptasi praktek baik Desa
Model Desa Berketahanan Pangan Berketahanan Pangan Perubahan Iklim
10 Laporan monitoring/pemantauan Peningkatan kinerja Desa Berketahanan
pelaksanaan Desa Berketahanan Pangan Pangan
berbasis Sistem Peringatan Dini SDGs Desa 14:
11 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan Desa
Berketahanan Pangan Desa Peduli
12 Laporan hasil pembinaan para pelaksana Lingkungan Laut
Desa Berketahanan Pangan
13 Laporan Pelaksanaan Desa Berketahanan Informasi tentang hasil-hasil
Pangan pelaksanaan Desa Berketahanan Pangan SDGs Desa 15:
Desa Peduli
Lingkungan Darat
61
Tabel 4.4 Rancangan Rencana Kerja Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan Tahun 2022-2024
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
02-
052 - Evaluasi dan
Mengembangkan
QDD-Fasilitasi Desa yang Pelaporan
Wilayah untuk Sasaran 2.1
Evaluasi dan dan Pembinaan Mendapatkan Pelaksanaan Kelompok
360 Mengurangi SDGs Desa ke
Pelaporan Kelompok Penanganan Konvergensi Masyarakat 1.000
Kesenjangan dan 2;
Masyarakat Konvergensi Stunting Pencegahan
Menjamin
Stunting di Desa
Pemerataan
62
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
fasilitasi kesejahteraan
peningkatan
kesejahteraan
QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 052 - Desa Damai Kelompok
10 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Berkeadilan Masyarakat 1.500
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 053 Fasilitasi Desa Kelompok
20 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Bersih Narkoba Masyarakat 1.500
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
02-
Desa Digital yang
Mengembangkan
UBB - Fasilitasi dikembangkan 051 - Pelaksanaan Sasaran
Wilayah untuk Sasaran 1.1,
pengembangan Pelaksanaan dan Pembinaan melalui Peningkatan Peningkatan 1.1, 2.1,
200 30.000 Mengurangi 2.1, 3.1 SDGs
desa inklusif Kebijakan Pemerintah Akuntabilitas Sosial Kapasitas dan Desa 3.1 SDGs
Kesenjangan dan Desa ke 16;18
Desa dan Kompetensi Akuntabilitas Sosial ke 16
Menjamin
Masyarakat (P3PD)
Pemerataan
Kelompok
051 Fasilitasi
pengembangan QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
Pemberdayaan Sasaran 1.1,
desa adat dan Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Masyarakat Desa 30 3.1 SDGs Desa
pemberdayaan Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat 2.000
Berbasis Adat dan ke 18;
masyarakat adat Masyarakat Pemajuan
Budaya
Kebudayaan
Kelompok
QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
052 - Fasilitasi Sasaran 1.1,
Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Desa Pemajuan 30 3.1 SDGs Desa
Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat 2.220,322
Kebudayaan ke 18;
Masyarakat Pemajuan
Kebudayaan
63
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
budaya masyarakat
Koordinasi dan
051 koordinasi
Sinkronisasi progam
program antar k/l
kegiatan antar
Perumusan AEA - dlm rangka
Kementerian/Lemba 1 Kegiatan
Kebijakan Koordinasi pemanfaatan sda 150
ga dalam rangka
desa dan kawasan
pengembangan SDA
perdesaan
Kawasan Perdesaan
pengelolaan Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 051 - Peningkatan 300 Orang 06-Membangun Sasaran 4.5
kebencanaan Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kesadaran 2.988,771 Lingkungan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Masyarakat dan Hidup, 1; Sasaran ke
ditingkatkan Aparat Desa Meningkatkan 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di terhadap Risiko Ketahanan ke 11
Daerah Rawan Bencana melalui Bencana, dan
Konflik di Daerah PDRA, PDNA, DTB Perubahan Iklim
Tertinggal
Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 052 - Peningkatan 120 Orang 02- Sasaran 4.5
Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kapasitas Sekolah 1.151,963 Mengembangkan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Tanggap Bencana Wilayah untuk 1; Sasaran ke
ditingkatkan Mengurangi 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di Kesenjangan dan ke 11
Daerah Rawan Menjamin
Konflik di Daerah Pemerataan
Tertinggal
Pelaksanaan Desa yang 051 - Fasilitasi 10 Kelompok Sasaran 4.5
Kebijakan mendapatkan Pengembangan Masyarakat 1.500 SDGs Desa ke
QDD-Fasilitasi
fasilitasi pengelolaan Desa Peduli Iklim 1;12;13;14;15
dan Pembinaan
Sumber Daya Alam,
Kelompok
Lingkungan, dan
Masyarakat
Kebencanaan
64
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
65
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
Pangan Lokal
di Desa dan
Perdesaan
66
B. Rancangan Rencana Kerja Tahun 2023 :
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
02-
052 - Evaluasi dan
Mengembangkan
QDD-Fasilitasi Desa yang Pelaporan
Wilayah untuk Sasaran 2.1
Evaluasi dan dan Pembinaan Mendapatkan Pelaksanaan Kelompok
360 Mengurangi SDGs Desa ke
Pelaporan Kelompok Penanganan Konvergensi Masyarakat 1.500
Kesenjangan dan 2;
Masyarakat Konvergensi Stunting Pencegahan
Menjamin
Stunting di Desa
Pemerataan
67
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 052 - Desa Damai Kelompok
15 2.250 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Berkeadilan Masyarakat
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 053 Fasilitasi Desa Kelompok
30 2.250 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Bersih Narkoba Masyarakat
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
02-
Desa Digital yang
Mengembangkan
UBB - Fasilitasi dikembangkan 051 - Pelaksanaan Sasaran
Wilayah untuk Sasaran 1.1,
pengembangan Pelaksanaan dan Pembinaan melalui Peningkatan Peningkatan 1.1, 2.1,
Mengurangi 2.1, 3.1 SDGs
desa inklusif Kebijakan Pemerintah Akuntabilitas Sosial Kapasitas dan 320 Desa 45.000 3.1 SDGs
Kesenjangan dan Desa ke 16;18
Desa dan Kompetensi Akuntabilitas Sosial ke 16
Menjamin
Masyarakat (P3PD)
Pemerataan
Kelompok
051 Fasilitasi
pengembangan QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
Pemberdayaan Sasaran 1.1,
desa adat dan Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Masyarakat Desa 45 3.1 SDGs Desa
pemberdayaan Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat 3.000
Berbasis Adat dan ke 18;
masyarakat adat Masyarakat Pemajuan
Budaya
Kebudayaan
Kelompok
QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
052 - Fasilitasi Sasaran 1.1,
Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Desa Pemajuan 45 3.1 SDGs Desa
Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat 3.330,48
Kebudayaan ke 18;
Masyarakat Pemajuan
Kebudayaan
3 fasilitasi pelayanan
QDD-Fasilitasi Desa yang
pendidikan dan 051 - Fasilitasi Sasaran 1.1,
pelayanan Pelaksanaan dan Pembinaan mendapatkan Kelompok
pengembangan Desa Peduli 45 SDGs Desa ke
pendidikan Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Peduli Masyarakat 3.000
modal sosial Pendidikan 4
Masyarakat pendidikan
budaya masyarakat
68
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
Koordinasi dan
051 koordinasi
Sinkronisasi progam
program antar k/l
kegiatan antar
Perumusan AEA - dlm rangka
Kementerian/Lemba 1 Kegiatan
Kebijakan Koordinasi pemanfaatan sda 225
ga dalam rangka
desa dan kawasan
pengembangan SDA
perdesaan
Kawasan Perdesaan
pengelolaan Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 051 - Peningkatan 450 Orang 06-Membangun Sasaran 4.5
kebencanaan Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kesadaran 4.483,16 Lingkungan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Masyarakat dan Hidup, 1; Sasaran ke
ditingkatkan Aparat Desa Meningkatkan 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di terhadap Risiko Ketahanan ke 11
Daerah Rawan Bencana melalui Bencana, dan
Konflik di Daerah PDRA, PDNA, DTB Perubahan Iklim
Tertinggal
Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 052 - Peningkatan 180 Orang 02- Sasaran 4.5
Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kapasitas Sekolah 1.727,94 Mengembangkan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Tanggap Bencana Wilayah untuk 1; Sasaran ke
ditingkatkan Mengurangi 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di Kesenjangan dan ke 11
Daerah Rawan Menjamin
Konflik di Daerah Pemerataan
Tertinggal
Pelaksanaan Desa yang 051 - Fasilitasi 15 Kelompok Sasaran 4.5
Kebijakan mendapatkan Pengembangan Masyarakat 2.250 SDGs Desa ke
QDD-Fasilitasi
fasilitasi pengelolaan Desa Peduli Iklim 1;12;13;14;15
dan Pembinaan
Sumber Daya Alam,
Kelompok
Lingkungan, dan
Masyarakat
Kebencanaan
69
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
70
C. Rancangan Rencana Kerja Tahun 2024 :
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
02-
052 - Evaluasi dan
Mengembangkan
QDD-Fasilitasi Desa yang Pelaporan
Wilayah untuk Sasaran 2.1
Evaluasi dan dan Pembinaan Mendapatkan Pelaksanaan Kelompok
360 2.250 Mengurangi SDGs Desa ke
Pelaporan Kelompok Penanganan Konvergensi Masyarakat
Kesenjangan dan 2;
Masyarakat Konvergensi Stunting Pencegahan
Menjamin
Stunting di Desa
Pemerataan
71
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 052 - Desa Damai Kelompok
20 3.375 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Berkeadilan Masyarakat
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
QDD-Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat
Kelompok Perempuan dan
Sasaran 1.1,
Pelaksanaan Masyarakat Anak di Desa yang 053 Fasilitasi Desa Kelompok
40 3.375 2.1, 3.1 SDGs
Kebijakan mendapatkan mendapatkan Bersih Narkoba Masyarakat
Desa ke 16;18
fasilitasi fasilitasi peningkatan
peningkatan kesejahteraan
kesejahteraan
02-
Desa Digital yang
Mengembangkan
UBB - Fasilitasi dikembangkan 051 - Pelaksanaan Sasaran
Wilayah untuk Sasaran 1.1,
pengembangan Pelaksanaan dan Pembinaan melalui Peningkatan Peningkatan 1.1, 2.1,
67.500 Mengurangi 2.1, 3.1 SDGs
desa inklusif Kebijakan Pemerintah Akuntabilitas Sosial Kapasitas dan 320 Desa 3.1 SDGs
Kesenjangan dan Desa ke 16;18
Desa dan Kompetensi Akuntabilitas Sosial ke 16
Menjamin
Masyarakat (P3PD)
Pemerataan
Kelompok
051 Fasilitasi
pengembangan QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
Pemberdayaan Sasaran 1.1,
desa adat dan Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Masyarakat Desa 60 3.1 SDGs Desa
pemberdayaan Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat 4.500
Berbasis Adat dan ke 18;
masyarakat adat Masyarakat Pemajuan
Budaya
Kebudayaan
Kelompok
QDD-Fasilitasi Masyarakat Desa
052 - Fasilitasi Sasaran 1.1,
Pelaksanaan dan Pembinaan yang mendapatkan Kelompok
Desa Pemajuan 60 4.995,72 3.1 SDGs Desa
Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Masyarakat
Kebudayaan ke 18;
Masyarakat Pemajuan
Kebudayaan
3 fasilitasi pelayanan
QDD-Fasilitasi Desa yang
pendidikan dan 051 - Fasilitasi Sasaran 1.1,
pelayanan Pelaksanaan dan Pembinaan mendapatkan Kelompok
pengembangan Desa Peduli 60 4.500 SDGs Desa ke
pendidikan Kebijakan Kelompok fasilitasi Desa Peduli Masyarakat
modal sosial Pendidikan 4
Masyarakat pendidikan
budaya masyarakat
72
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
Koordinasi dan
051 koordinasi
Sinkronisasi progam
program antar k/l
kegiatan antar
Perumusan AEA - dlm rangka
Kementerian/Lemba 1 Kegiatan
Kebijakan Koordinasi pemanfaatan sda 337,5
ga dalam rangka
desa dan kawasan
pengembangan SDA
perdesaan
Kawasan Perdesaan
pengelolaan Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 051 - Peningkatan 600 Orang 6.724,73 06-Membangun Sasaran 4.5
kebencanaan Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kesadaran Lingkungan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Masyarakat dan Hidup, 1; Sasaran ke
ditingkatkan Aparat Desa Meningkatkan 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di terhadap Risiko Ketahanan ke 11
Daerah Rawan Bencana melalui Bencana, dan
Konflik di Daerah PDRA, PDNA, DTB Perubahan Iklim
Tertinggal
Pelaksanaan QDC-Fasilitasi Masyarakat dan 052 - Peningkatan 02- Sasaran 4.5
Kebijakan dan Pembinaan Aparatur Pemerintah Kapasitas Sekolah 240 Orang 2.591,92 Mengembangkan SDGs Desa ke
Masyarakat Desa yang Tanggap Bencana Wilayah untuk 1; Sasaran ke
ditingkatkan Mengurangi 5.1 SDGs Desa
kapasitasnya di Kesenjangan dan ke 11
Daerah Rawan Menjamin
Konflik di Daerah Pemerataan
Tertinggal
Pelaksanaan Desa yang 051 - Fasilitasi 20 Kelompok Sasaran 4.5
Kebijakan mendapatkan Pengembangan Masyarakat 3.375 SDGs Desa ke
QDD-Fasilitasi
fasilitasi pengelolaan Desa Peduli Iklim 1;12;13;14;15
dan Pembinaan
Sumber Daya Alam,
Kelompok
Lingkungan, dan
Masyarakat
Kebencanaan
73
Indikasi Dukungan
Kelompok Sub Kelompok
No Tugas KRO RO Komponen Target Satuan Anggaran PN Lokasi terhadap Ket
Substansi Substansi
(000.000) SDGs
74
2. Kerangka Pendanaan
75
BAB V PENUTUP
76
1
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Sustainable Development Goals (SDGs) Desa ……………. 5
Gambar 1.2 8 Tipologi Desa berdasarkan SDGs Desa …………………. 5
Gambar 2.1 Hubungan Visi, Misi, Arahan Presiden, dan Agenda
Pembangunan Nasional ……………………………………….. 12
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Direktorat Perencanaan Teknis
Pembangunan Desa dan Perdesaan ………………………… 47
Gambar 4.1 Strategi Pencapaian IKK Direktorat Perencanaan Teknis
Pembangunan Desa dan Perdesaan ………………………… 55
iii
DAFTAR TABEL
iv
Halaman ini sengaja dikosongkan.
v
1
Halaman ini sengaja dikosongkan.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM), sejak tahun 2014 s.d 2019,
Desa Tertinggal turun 11.668 dan Desa Sangat Tertinggal turun 2.224.
Klasifikasi jumlah desa berdasarkan IDM dapat dilihat pada Tabel 1.2.
3
Tabel 1.2 Status Desa Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM)
4
berkeadilan; (17) Kemitraan untuk pembangunan desa; (18) Kelembagaan
desa dinamis dan budaya desa adaptif.
5
Dalam konteks pembangunan, undang-undang desa mengamanatkan
dua hal yang dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu pembangunan desa
dan pembangunan kawasan perdesaan. Pembangunan Desa bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Sedangkan pembangunan
Kawasan Perdesaan yang merupakan perpaduan pembangunan antar-
Desa dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota, dilaksanakan dalam upaya
mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan
pemberdayaan masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan melalui
pendekatan pembangunan partisipatif.
Pembangunan desa dan kawasan perdesaan tersebut diarahkan untuk
memajukan perekonomian masyarakat desa serta memperkuat
masyarakat desa sebagai subjek pembangunan merupakan mandat yang
cukup kuat untuk mengatasi kesenjangan pembangunan nasional. Aspek
materialisme undang-undang desa yaitu keuangan desa dipandang
sebagai peluang sekaligus tantangan dalam membangun desa. Dari cara
pandang peluang, dana yang cukup besar yang diberikan kepada desa
dapat mendorong percepatan pembangunan desa, pengentasan
kemiskinan, serta pemenuhan pelayanan dasar desa. Namun dari cara
pandang tantangan, fakta lemahnya tata kelola keuangan desa selama ini
berpotensi menggiring desa pada inefisiensi tata kelola desa, tidak
tepatnya sasaran pelaksanaan percepatan pembangunan desa, serta
degradasi kultur gotong-royong dan integritas aparat pemerintah desa.
Karena itu, pendampingan desa menjadi agenda besar dalam
implementasi undang-undang desa, termasuk pemanfaatan dana desa
bagi kesejahteraan masyarakat desa. Sedangkan kawasan perdesaan yang
merupakan salah satu kawasan strategis nasional memiliki peran penting
dalam mendukung pengurangan kesenjangan dalam pembangunan
nasional. Berdasarkan undang-undang desa, kawasan perdesaan
diartikan sebagai kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Berdasarkan paparan di atas, keuangan desa dipandang sebagai
peluang sekaligus tantangan dalam membangun desa. Dari cara pandang
peluang, dana yang cukup besar yang diberikan kepada desa dapat
mendorong percepatan pembangunan desa, pengentasan kemiskinan,
serta pemenuhan pelayanan dasar desa. Namun dari cara pandang
tantangan, fakta lemahnya tata kelola keuangan desa selama ini
berpotensi menggiring desa pada inefisiensi tata kelola desa, tidak
6
tepatnya sasaran pelaksanaan percepatan pembangunan desa, serta
degradasi kultur gotong-royong dan integritas aparat pemerintah desa.
Karena itu, pendampingan desa menjadi agenda besar dalam
implementasi undang-undang desa, termasuk pemanfaatan dana desa
bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Berbagai masalah berkenaan dengan upaya percepatan pembangunan
perdesaan masih menyisakan berbagai isu strategis yang harus dihadapi.
Salah satu isu yang menjadi landasan oleh Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi khusus nya Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan untuk dapat memberikan kontribusi terhadap upaya
pengurangan kesenjangan pembangunan nasional adalah isu
ketimpangan antarwilayah yang masih cukup tinggi yang ditandai dengan
tiga hal, yaitu: 1) tingkat kemiskinan, 2) tingkat rasio gini, dan 3)
ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara daerah tertinggal dan non
tertinggal.
7
Sedangkan potensi yang perlu dikembangkan yang ada di desa dan
kawasan perdesaan adalah:
8
9
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
2.1 Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
Visi pembangunan Indonesia pada RPJMN 2020-2024 adalah
mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan
makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung
oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
10
3. Penyederhanaan regulasi
Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan Omnibus
Law, terutama menerbitkan 2 (dua) undang-undang. Pertama UU Cipta
Lapangan Kerja, dan Kedua UU Pemberdayaan UMKM.
4. Penyederhanaan birokrasi
Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja,
memangkas prosedur, dan birokrasi yang panjang dan
menyederhanakan eselonisasi.
5. Transformasi ekonomi
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA menjadi
daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah
tinggi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
11
Hubungan keterkaitan antara Visi dan Misi Presiden, Arahan Presiden dan
Agenda Pembangunan Nasional adalah:
12
Pengertian dari visi tersebut adalah:
13
f. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi; dan
g. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang baik.
14
Tabel 2.1 Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi Tahun 2020 – 2024
15
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
mendukung
transformasi
ekonomi
3 Berkurangnya Berkurangnya Jumlah kabupaten daerah
jumlah daerah jumlah daerah tertinggal yang
tertinggal tertinggal terentaskan menurut
indeks ketertinggalan
Menurunnya Persentase penurunan
penduduk miskin penduduk miskin di
di daerah tertinggal daerah tertinggal
Meningkatnya IPM Nilai rata-rata IPM di
di daerah tertinggal daerah tertinggal
4 Terwujudnya Meningkatnya • Rata-rata indeks
kawasan status perkembangan 52
transmigrasi perkembangan Kawasan
sebagai satu Kawasan Transmigrasi Prioritas
kesatuan Transmigrasi yang Nasional yang
sistem direvitalisasi direvitalisasi
pengembangan • Rata-rata indeks
dalam perkembangan 100
mendukung Kawasan
pertumbuhan Transmigrasi Prioritas
wilayah Kementerian yang
direvitalisasi
5 Meningkatnya Meningkatnya • Persentase dokumen
kualitas kualitas pengembangan
implementasi implementasi kebijakan dan
kebijakan kebijakan yang perencanaan induk
dalam berbasis pada ilmu yang menjadi
pengembangan pengetahuan, rujukan dalam
daya saing inovasi, serta data pelaksanaan
melalui dan informasi kebijakan
kreativitas dan dalam keterpaduan • Persentase layanan
teknologi rencana untuk data dan system
berbasis ilmu meningkatkan daya informasi yang
pengetahuan, saing terintegrasi
data dan pembangunan
informasi desa, perdesaan,
dalam daerah tertinggal
pembangunan dan transmigrasi
16
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
desa dan
perdesaan,
daerah
tertinggal,
dan
transmigrasi
6 Terwujudnya Meningkatnya • Persentase Pejabat
sumber daya kapasitas SDM yang memenuhi
manusia yang desa dan Standar Kompetensi
unggul dalam perdesaan daerah Jabatan
melakukan tertinggal dan • Persentase Kader
pemberdayaan transmigrasi Pemberdayaan
masyarakat Masyarakat Perdesaan
desa, daerah yang mampu
tertinggal dan melakukan
transmigrasi pendampingan
masyarakat
perdesaan
7 Terwujudnya Meningkatnya • Nilai Reformasi
tata kelola kualitas reformasi Birokrasi
pemerintahan birokrasi dan • Nilai Kesehatan
yang agile, kapasitas organisasi
efektif, efisien organisasi • Persentase
dan terpercaya pelaksanaan e-
government (SPBE)
Sistem
Pemerintahan
Berbasis
Elektronik
• Indeks Penerapan
Sistem Merit
Meningkatnya • Nilai Opini BPK
pengawasan, atas Laporan
pengendalian dan Keuangan
akuntabilitas • Nilai integritas
aparatur yang baik • Nilai SAKIP
serta aturan yang
• Tingkat maturitas
efektif
SPIP (Sistem
Pengendalian Intern
17
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS
• Pemerintah
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024
18
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
19
Transmigrasi pada tahun 2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa
sebagai arah kebijakan prioritas pembangunan desa, yaitu
ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa, meliputi; (1) Desa tanpa
kemiskinan; (2) Desa tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera; (4)
Pendidikan Desa berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa
layak air bersih dan sanitasi; (7) Desa berenergi bersih dan terbarukan;
(8) Pertumbuhan ekonomi desa merata; (9) Infrastruktur dan inovasi
desa sesuai kebutuhan; (10) Desa tanpa kesenjangan; (11) Kawasan
pemukiman desa aman dan nyaman; (12) Konsumsi dan produksi desa
sadar lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan iklim; (14) Desa peduli
lingkungan laut; (15) Desa peduli lingkungan darat; (16) Desa damai
berkeadilan; (17) Kemitraan untuk pembangunan desa; (18)
Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
Tujuan SDGs Desa merupakan tanggung jawab bersama lintas
Kementerian/Lembaga, pemerintahan provinsi, pemerintahan
kabupaten, pemerintahan desa, dunia usaha, perguruan tinggi dan
masyarakat umum lainnya. Oleh karena itu diperlukan instrument
regulasi yang bisa melandasi dan mensinergikan peran dari masing-
masing pihak dalam pembangunan desa. Dalam rangka memudahkan
pengukuran ketercapaian SDGs Desa akan ditetapkan indikator-
indikator dan peta strategis sehinga inline dengan tujuan pembangunan
dalam RPJMN 2020-2024 dan Renstra 2020-2024.
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan
transmigrasi dan percepatan pembangunan daerah tertingal dalam
RPJM tahun 2020-2024 diarahkan untuk melaksanakan salah satu
agenda pembangunan dalam mengembangkan wilayah untuk
mengurangi kesenjangan. Arah kebijakan dan strategi Kemendesa,
PDT, dan Transmigrasi disajikan pada Tabel 3.1.
20
No Arah Kebijakan Strategi
Meningkatkan koordinasi lintas pemangku
kepentingan (K/L/D/M) dalam meng-
integrasikan program dan kegiatan
untuk mendukung tujuan SDGs Desa
2. Peningkatan Mengembangkan aksesibilitas dan
konektivitas dan Infrastruktur berbasis komoditas unggulan
perdesaan
Meningkatkan akses transportasi perdesaan
dengan pusat-pusat kegiatan dan pusat
pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan
akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar
Keterpaduan rantai pasok dan rantai
n i l a i berbasis komoditas unggulan
21
No Arah Kebijakan Strategi
5. Pengembangan Pengembangan teknologi untuk kegiatan
teknologi tepat guna produksi, pengolahan, pemasaran,
dan teknologi digital distribusi, dan pembiayaan
Integrasi data dan informasi perdesaan baik
numeric maupun spasial
22
No Arah Kebijakan Strategi
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa
8. Peningkatan sinergitas Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
pembangunan program/kegiatan antar Kementerian
perdesaan antar Lembaga dan Daerah (Provinsi, Kabupaten/
K/L/D/M. Kota, dan Desa), melalui penyusunan Grand
Design Kawasan Perdesaan untuk pedoman
bagi seluruh Stakeholders
Penguatan mekanisme koordinasi Pusat dan
Daerah
23
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Perdesaan
Penyelenggaraan pembangunan desa, perdesaan, kawasan
transmigrasi dan percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam
RPJMN tahun 2020 – 2024 di arahkan untuk melaksanakan salah satu
agenda pembangunan yaitu mengembangkan wilayah dalam
mengurangi kesenjangan. Arah Kebijakan dan Strategi bidang Desa dan
Perdesaan kurun waktu 2020 – 2024 tentunya mengacu pada arah
kebijakan dan strategi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi. Berdasarkan hal tersebut, maka arah
kebijakan dan strategi bidang Desa dan Perdesaan adalah sebagai
berikut :
24
No Arah Kebijakan Strategi
perdesaan Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak
desa untuk mengelola sumber daya alam
berskalalokaltermasukpengelolaan hutan
negara oleh desa berorientasi pada
keseimbangan lingkungan hidup dan
berwawasan mitigasibencana untuk
meningkatkan produksi pangan dan
mewujudkan ketahanan pangan
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan
dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya alam lahan dan perairan, serta
lingkungan hidup desa termasuk desa
pesisir secara
Berkelanjutan
5. Peningkatan dan Peningkatan pemanfaatan modal sosial
pemanfaatan modal budaya dalam rangka meningkatkan
sosial budaya untuk kerekatan masyarakat dan pengembangan
pembangunan produk unggulan perdesaan
perdesaan. Memberi pengakuan, penghormatan,
perlindungan, dan pemajuan hak-hak
masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi
masyarakat termasuk perempuan, anak,
pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa
25
No Arah Kebijakan Strategi
Mengembangkan kolaborasi antar desa,
antar daerah, dan antarpemerintah-
perguruan tinggi/lembaga penelitian-
masyarakat dunia usaha
7. Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas
Reformasi Birokrasi aparatur
26
dan regulasi secara empiris dibutuhkan untuk mengisi kekosongan
hukum maupun untuk melaksanakan kewenangan dalam bidang
perdesaan. Kerangka regulasi yang diperlukan harus disesuaikan
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku yaitu UU Nomor
39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan UU Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Kerangka regulasi dalam mendukung sasaran strategis
pembangunan bidang perdesaan agar dapat dilaksanakan dengan baik
dan tercapai target yang diinginkan, yakni:
BENTUK
NO MUATAN REGULASI KETERANGAN
REGULASI
REGULASI YANG DIAMANATKAN UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI
OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. Pedoman umum Peraturan Menteri Amanat Pasal 131
pemberdayaan Berkoordinasi ayat (1) PP Nomor 47
masyarakat Desa dengan Mendagri Tahun 2015
222. Pedoman teknis
Amanat Pasal 131
pelaksanaan
Peraturan Menteri ayat (2) PP Nomor 47
pembangunan kawasan
Tahun 2015
perdesaan
3. Mengatur pembagian
Reviu Perencanaan
habis wilayah dalam
Pembangunan Peraturan Menteri
klaster kawasan
Kawasan Perdesaan
perdesaan
27
memiliki indeks perkembangan kawasan perdesaan.
28
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
29
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
Kalimantan
33 Bulungan Kawasan Perdesaan Food Estate
Utara
34 NTB Dompu Kawasan Perdesaan Raba
35 NTB Lombok Tengah Kawasan Perdesaan Praya
36 NTB Sumbawa Kawasan Perdesaan Jasa Prima
Kawasan Perdesaan Keruak-
37 NTB Lombok Timur
Jerowaru
38 NTT Manggarai Barat Kawasan Perdesaan Labuan Bajo
Kawasan Perdesaan Prioritas
39 NTT Ngada
Nasional Soa
40 NTT Sumba Timur Kawasan Perdesaan Agrominapolitan
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrominapolitan
41 Mamuju
Barat Klaster Manakarra Berdaya
Sulawesi Kawasan Perdesaan Wisata Terpadu
42 Mamuju Tengah
Barat Kambunong
Sulawesi
43 Bone Kawasan Perdesaan Mallusetasi
Selatan
Sulawesi Kawasan Perdesaan Minapolitan
44 Pinrang
Selatan Luwita
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrowisata
45 Barru
Selatan Gurilla
Sulawesi
46 Luwu Timur Kawasan Perdesaan Towuti
Selatan
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agro Wisata
47 Lemba Masale Berbasis Produk
Tengah Poso Pangan Sehat
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agropolitan
48 Buol
Tengah Lipunoto
Sulawesi
49 Morowali Kawasan Perdesaan KPPN Kolonodale
Tengah
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agropolitan
50 Muna
Tenggara Kabawo - Parigi
Sulawesi
51 Wakatobi Kawasan Perdesaan Pulau Kapota
Tenggara
Sulawesi
52 Konawe Selatan Kawasan Perdesaan Tinanggea
Tenggara
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrowisata
53 Minahasa Utara
Utara Buah
54 Gorontalo Boalemo Kawasan Perdesaan Wonosari
Kawasan Perdesaan Wisata Ponelo
55 Gorontalo Gorontalo Utara
Kepulauan
30
No Provinsi Kabupaten Nama Kawasan Perdesaan
31
No Provinsi Kabupaten Kawasan
13 Jawa Tengah Karanganyar Kawasan Perdesaan Beras Organik
Bernutrisi Lereng Gunung Lawu
14 Jawa Timur Trenggalek Kawasan Perdesaan Agriculture
Estate Sapi Perah
15 Jawa Timur Malang Kawasan Perdesaan Wisata Lingkar
Bendungan Selorejo Ngantang
16 Jawa Timur Sampang Kawasan Perdesaan Wisata Desa
Pantura
Kawasan Perdesaan Agrowisata
17 DI Yogyakarta Kulon Progo Menoreh Terpadu
Kawasan Perdesaan Agropolitan
18 DI Yogyakarta Gunung Kidul Bejiharjo
Kawasan Perdesaan Shiny
19 Bali Tabanan Tabanan
Kalimantan Kutai Kawasan Perdesaan Agro Mina
20 Pastoral
Timur Kartanegara
Kalimantan Hulu Sungai Kawasan Perdesaan Sentra
21 Industri Makanan Ringan
Selatan Selatan
Kalimantan Kawasan Perdesaan Agribisnis
22 Kayong Utara Kayong Lestari
Barat
Sulawesi Kawasan Perdesaan Agrowisata
23 Sigi Magaya
Tengah
Sulawesi
24 Parigi Moutong Kawasan Perdesaan PARISTOBA
Tengah
Sulawesi Sidenreng Kawasan Perdesaan
25 Maritengngae
Selatan Rappang
Sulawesi Kawasan Perdesaan KPPN Muna
26 Muna Barat Barat
Tenggara
Nusa Tenggara
27 Ende Kawasan Perdesaan Kelimutu
Timur
Kawasan Perdesaan Waeapo
28 Maluku Buru Agropolitan Berbasis Komoditas
Unggulan Padi
Seram Bagian Kawasan Perdesaan Agribisnis
29 Maluku Teluk Waru
Timur
Halmahera Kawasan Perdesaan Ekonomi
30 Maluku Utara Terpadu (Pertambangan)
Timur
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024
32
3.5 Kerangka Kelembagaan
33
Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa, dan
Perdesaan terdiri atas:
a. Subbagian Tata Usaha; dan
b. Kelompok jabatan fungsional.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
fasilitasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pelaporan
kinerja, koordinasi data dan informasi, koordinasi administrasi
penerapan sistem pengendalian intern, administrasi kepegawaian,
ketatalaksanaan, administrasi keuangan, administrasi barang milik
negara, tata persuratan, kearsipan, serta kerumahtanggaan
Direktorat.
34
dan perdesaan, serta perencanaan teknis pemanfaatan dan
pengendalian dana desa;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
teknis pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan
teknis advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta
perencanaan teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa;
dan
f. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.
35
b. kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis pengembangan
sosial budaya dan lingkungan, mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
perencanaan teknis pengembangan sosial budaya dan lingkungan
desa dan perdesaan. Kelompok substansi fasilitasi perencanaan
teknis pengembangan sosial budaya dan lingkungan terdiri dari
tiga sub kelompok, yakni:
(1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis layanan
sosial dasar dan perlindungan sosial, mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam
pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencana
teknis layanan sosial dasar dan perlindungan sosial desa dan
perdesaan.
(2) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pengembangan modal sosial, desa inklusif dan desa adat,
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional
dalam pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
penyusunan rencana teknis pengembangan modal sosial,
pengembangan desa inklusif, dan pemberdayaan masyarakat
desa adat.
(3) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, kebencanaan,
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat,
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional
dalam pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis
dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
perencanaan teknis pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan, penyusunan rencana teknis pengelolaan
kebencanaan, ketahanan pangan, dan ketahanan sosial
masyarakat desa dan perdesaan.
c. kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis advokasi dan
kerja sama, mempunyai tugas melaksanakan pemberian
36
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
teknis pelaksanaan advokasi, dan pengembangan kerja sama desa
dan perdesaan. Kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis
advokasi dan kerja sama terdiri dari dua sub kelompok, yakni:
(1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pendampingan, advokasi dan diseminasi kebijakan
pembangunan, mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang penyusunan rencana teknis
pelaksanaan pendampingan, penyusunan rencana teknis
advokasi dan diseminasi kebijakan pembangunan desa dan
perdesaan.
(2) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pengembangan kerja sama, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencana teknis
pengembangan kerja sama antar-desa dan kawasan
perdesaan, kerja sama antar-kawasan perdesaan dengan
pihak ketiga, serta kerja sama pembentukan dan
pengembangan kawasan perdesaan.
d. kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis pemanfaatan
dan pengendalian dana desa, mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
perencanaan teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa.
Kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis pemanfaatan
dan pengendalian dana desa terdiri dari tiga sub kelompok, yakni:
(1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis fasilitasi
pemanfaatan dana desa, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
37
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan
di bidang penyusunan rencana teknis fasilitasi pemanfaatan
dana desa.
(2) Sub kelompok substansi perencanaan teknis pengembangan
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana desa,
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional
dalam penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencana
teknis pengembangan partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan dana desa.
38
Tabel 3.6 Matriks Supplier Inputs Process Outputs Customer (SIPOC) Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan
Perdesaan
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan
Dalam menjalankan tugas dan fungsi yang telah dimandatkan kepada
Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan, didukung
pegawai dengan komposisi berdasarkan jabatan dan jenjang pendidikan
disajikan pada tabel berikut:
1. S2 12
2. S1/Diploma IV 21
3. D3 3
JUMLAH 36
48
49
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
50
Tabel 4.1 Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Direktorat Jendral Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020-2024
51
Rata-rata perkembangan indeks Desa
01.01 0,53 0,55 0,56 0,58 0,59 Nilai
Tertinggal menjadi Berkembang
Terpenuhinya indeks pembangunan kawasan perdesaan yang berkembang, mandiri, dan berdaya
02
saing
52
Prioritas Prioritas Nasional KPPN) sesuai Persen
03.01 40 50 60 70 80
dengan dokumen Rencana Pembangunan (%)
Kawasan Perdesaan
(RPKP/Masterplan/Rencana induk)
Persen
04.01 Persentase kemiskinan di perdesaan 12,9 12,3 11,6 10,8 9,9
(%)
Tabel 4.2 Indikator Kinerja Utama Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan
Target
a b c d e f g h i j k l
1 Tersedianya Jumlah dokumen rencana Dokumen rencana teknis Jumlah dokumen rencana Internal Direktur 4 4 4 4 4
dokumen rencana teknis Pembangunan Desa pembangunan Desa dan teknis pembangunan Desa UKE II Perencanaan
teknis dan Perdesaan yang Perdesaan meliputi: dan Perdesaan Teknis
pembangunan Desa ditetapkan 1. Perencanaan Teknis Prasarana yang ditetapkan per Pembangunan
dan Perdesaan dan Sarana Desa tahun Desa dan
2. Perencanaan Teknis Pedesaan
Pengembangan Sosial Budaya
dan Lingkungan Desa
3. Perencanaan Teknis Advokasi
dan Kerjasama Desa
53
4. Perencanaan Teknis Fasilitasi
Pemanfaatan dan Pengendalian
Dana Desa
2 Terbangunnya Persentase afirmasi Afirmasi rencana Realisasi afirmasi rencana Internal Direktur 50% 60% 70% 80% 90%
komitmen lintas rencana program/kegiatan program/kegiatan Unit Kerja program/kegiatan Unit UKE II Perencanaan
K/L/D/M dalam Unit Kerja Internal Internal Kemendesa PDTT yang Kerja Internal Kemendesa Teknis
Pembangunan desa Kemendesa PDTT yang dialokasikan di desa dan PDTT di desa dan Pembangunan
dan perdesaan dialokasikan di kawasan perdesaan adalah jumlah perdesaan dibandingkan Desa dan
perdesaan sesuai dengan rencana program/kegiatan yang dengan rencana Pedesaan
dokumen rencana teknis mendukung kegiatan hasil program/kegiatan yang
pembangunan Desa dan koordinasi dengan Unit Kerja tertuang dalam dokumen
Perdesaan Internal Kemendesa PDTT untuk dokumen rencana teknis
percepatan pembangunan desa pembangunan Desa dan
dan perdesaan sesuai dokumen Perdesaan dikali 100%
rencana teknis pembangunan
Desa dan Perdesaan
Target
3 Terbangunnya Persentase afirmasi Afirmasi rencana Realisasi afirmasi rencana Internal UKE II Direktur 50% 60% 70% 80% 90%
komitmen lintas rencana program/kegiatan program/kegiatan K/L/M yang program/kegiatan K/L/M Perencanaan
K/L/D/M dalam K/L/M yang dialokasikan dialokasikan di desa dan di desa dan perdesaan Teknis
Pembangunan desa di kawasan perdesaan perdesaan adalah jumlah dibandingkan dengan Pembangunan
dan perdesaan sesuai dengan dokumen rencana program/kegiatan yang rencana program/kegiatan Desa dan
rencana teknis mendukung kegiatan hasil yang tertuang dalam Pedesaan
pembangunan Desa dan koordinasi dengan K/L/M untuk dokumen dokumen
Perdesaan percepatan pembangunan desa rencana teknis
dan perdesaan sesuai dokumen pembangunan Desa dan
rencana teknis pembangunan Perdesaan dikali 100%
Desa dan Perdesaan
54
4 Terserasikannya Jumlah dokumen hasil Dokumen hasil monitoring dan Jumlah dokumen hasil Direktur Direktur 1 1 1 1 1
rencana dan monitoring dan evaluasi evaluasi afirmasi dan status monitoring dan evaluasi Perencanaa Perencanaan
program percepatan afirmasi dan status perkembangan Desa adalah afirmasi dan status n Teknis Teknis
pembangunan Desa perkembangan Desa laporan hasil evaluasi status perkembangan Desa dan Pembangunan
perkembangan Desa yang Kawasan Perdesaan per Desa dan
disusun pertahun tahun Pedesaan
5 Terserasikannya Jumlah dokumen hasil Dokumen hasil monitoring dan Jumlah dokumen hasil Direktur Direktur 1 1 1 1 1
rencana dan monitoring dan evaluasi evaluasi afirmasi dan status monitoring dan evaluasi Perencanaa Perencanaan
program percepatan afirmasi dan status perkembangan Kawasan afirmasi dan status n Teknis Teknis
pembangunan Desa perkembangan Kawasan Perdesaan adalah laporan hasil perkembangan Desa dan Pembangunan
Perdesaan evaluasi status perkembangan Kawasan Perdesaan per Desa dan
Kawasan Perdesaan yang tahun Pedesaan
disusun pertahun
Gambar 4.1 Strategi Pencapaian IKK Direktorat Perencanaan Teknis
Pembangunan Desa dan Perdesaan
Kebutuhan Anggaran
Tahun 2021-2024 (Rp
Program/Unit Kerja Milyar) Jumlah
Direktorat Perencaan
Teknis Pembangunan 4.66 5.13 5.64 6.20 21.63
Desa dan Perdesaan
55
56
BAB V
PENUTUP
57
BAB V
PENUTUP
Penyusunan dokumen RENSTRA ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai panduan yang
lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan bagi kelompok substansi Direktorat Perencanaan
Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan. RENSTRA ini juga mampu menjadi acuan dalam
penyusunan standar dan penyusunan rencana kerja sehingga penjabaran rencana kerja dua
tahun ke depannya akan lebih tepat dan lebih sesuai. Dengan mengacu kepada target kinerja
Rencana Strategis yang telah ditetapkan dalam setiap perencanaan program dan kegiatannya,
maka pelaksanaan evaluasi pencapaian program dan kegiatan akan lebih mudah untuk
dilaksanakan.
58