Bismillaahirrahmaanirrahiim,
L
aporan Keterangan Pertanggungjawaban
(LKPJ) Bupati Bandung Akhir Tahun
Anggaran 2016, merupakan gambaran
kinerja pemerintah daerah secara utuh sepanjang
tahun 2016, berdasarkan tolok ukur kinerja yang
telah disepakati oleh Kepala Daerah bersama
DPRD sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Bandung Nomor 7 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016–
2021 dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 23
Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) Kabupaten Bandung Tahun
2016.
Akhirnya, semoga Alloh SWT senantiasa meridhoi seluruh upaya dan kinerja
yang dilakukan, dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan, peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat
di Kabupaten Bandung. Amiin.
Daftar Tabel vi
DaftarGrafik Xii
BAB I PENDAHULUAN I –1
1. Visi Daerah II – 1
2. Misi Daerah II – 3
4. URUSAN WAJIB IV – 2
Hal
No. Judul Tabel
3.3 Anggaran dan Realisasi Pajak Daerah Menurut Jenis Pajak III - 8
Tahun Anggaran 2016
3.6 Rincian Anggaran dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah III - 17
Tahun Anggaran 2016
3.9 Anggaran dan Realisasi Bagi Hasil Pajak Menurut Jenis III - 21
Pendapatan Tahun Anggaran 2016
3.10 Anggaran dan Realisasi Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber III - 21
Daya Alam) Menurut Jenis Pendapatan Tahun Anggaran
2016
3.11 Anggaran dan Realisasi Dana Alokasi Umum dan Dana III - 22
Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2016
4.52 Permasalahan dan Solusi Urusan Koperasi dan Usaha Kecil IV - 149
Menengah Tahun Anggaran 2016
4.81 Permasalahan dan Solusi Urusan Energi dan Sumber Daya IV - 214
Mineral Tahun Anggaran 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. DASAR HUKUM
Peraturan perundangan - undangan yang melatarbelakangi
penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun
Anggaran 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2016 *)
0-4 370.686
5-9 358.641
10-14 335.499
15-19 330.705
20-24 307.994
25-29 311.425
30-34 316.185
35-39 287.433
40-44 247.351
45-49 204.499
50-54 162.035
55-59 128.134
60-64 836.50
65+ 152.387
3. Kondisi Ekonomi
Tabel 1.2
*) : Sumber perkiraan / estimasi relisasi capaian tahun 2016 hasil analisis tim LKPJ
Tabel 1.3
(Juta Rupiah)
*) Sumber Perkiraan/estimasi realisasi Capaian Tahun 2016 hasil analisis Tim LKPJ
Hal yang sama untuk nilai tambah bruto adalah konstan (2010)
dimana terdapat penambahan beberapa sector yang semula 9 sektor menjadi
17 sektor, menduduki peringkat pertama sector Industri Pengolahan sebesar
34,95 Triliun, diikuti sector Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor sebesar 9,6 Triliun, Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan sebesar 4,90 Triliun, Sektor Konstruksi sebesar 4,38 Triliun, Sektor
Transportasi dan Pergudangan sebesar 2,55 Triliun, Sektor Jasa Pendidikan
sebesar 2,12 Triliun, Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
sebesar 1,63 Triliun, Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib sebesar 1,53 Triliun, Sektor Pertambangan dan
Penggalian sebesar 1,53 Triliun, Sektor Informasi dan Komunikasi sebesar
1,39 Triliun, Sektor Jasa lainnya sebesar 1,39 Triliun, Sektor Real Estate
sebesar 0,80 Triliun, sector Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 0,49
Trilliun, Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 0,47 Triliun, Sektor Jasa
Perusahaan sebesar 0,30 Triliun, Sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar
0,08 Triliun, dan Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur ulang sebesar 0,02 Triliun.
BAB II
Tabel 2.1
2. Misi Daerah
Dengan memperhatikan isu dan pencapaian visi Kabupaten Bandung yang
maju, mandiri dan mampu bersaing tersebut, maka dirumuskan 9 (sembilan) Misi
Kabupaten Bandung dalam rangka pencapaian Visi Kabupaten Bandung 2016 –
2021, sebagai berikut :
MisiPertama: “Meningkatkankualitasdancakupanlayananpendidikan”
Misi peningkatan kualitas dan cakupan layan pendidikan sejalan dengan
visi Kabupaten Bandung, khususnya dalam upaya membangun “Sumber Daya
Manusia yang Berkualitas”.Perbaikan dalam sektor pendidikan menjadi misi
pertama yang diusung dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021. Penetapan sektor pendidikan sebagai
prioritas pertama didasari oleh pentingnya aspek ini dalam pembangunan
Kabupaten Bandung, masyarakat Kabupaten Bandung sebagai aktor utama
dalam penyelenggaraan pembangunan Kabupaten Bandung perlu memiliki
kapasitas dan daya saing dalam mendukung keberhasilan pembangunan
Kabupaten Bandung.
Adapun definisi pendidikan dalam hal ini yaitu mengacu pada Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana
lingkup pendidikan tidak hanya meliputi pendidikan formal, tetapi juga
meliputi pendidikan nonformal seperti pendidikan anak usia dini serta
pendidikan informal seperti kursus dan pelatihan.
c. Sektor Permukiman
Untuk sektor permukiman, arah kebijakan lebih ditekankan pada
upaya yang sejalan dengan strategi mengembangkan serta meningkatkan
kualitas kawasan permukiman. Beberapa arah kebijakan tersebut antara
lain sebagai berikut:
c. Sektor Pariwisata
sektor perdagangan/ jasa, industri dan agrobisnis, sektor lain yang
berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi Kabupaten Bandung yaitu
sektor pariwisata. Untuk sektor pariwisata ini, arah kebijakan meliputi:
1. Pengembangan mesin dan peralatan IKM pada sentra dan klaster UMKM;
2. Pengembangan jaringan dan kemitraan quadrohelix;
3. Pengembangan komunitas dan penguatan kelembagaan;
4. Peningkatan Pangsa Pasar dan perluasan pemasaran;
5. Peningkatan akses permodalan terutama melalui koperasi;
6. Penguatan permodalan koperasi melalui penyertaan modal;
7. Peningkatan keanggotaan koperasi dari sektor pertanian, perdagangan
dan usaha kecil menengah;
8. Peningkatan penggunaan teknologi tinggi serta teknologi pengolahan
limbah dalam sektor industri;
9. Meningkatkan jumlah kerjasama antara pemerintah dengan dunia usaha
dalam sektor industri teknologi tinggi dan ramah lingkungan;
10.Mendorong perbaikan teknologi proses produksi produk unggulan yang
mampu bersaing di pasar internasional;
11.Peningkatan kemampuan dan kualitas SDM pelaku usaha / UKM / IKM;
12.Peningkatkan mutu pengelolaan (management), proses produksi UMKM
dan IKM;
13.Peningkatkan jaminan mutu produk-produk UMKM dan IKM;
14.Pegembangan Desain dan Kemasan produk-produk UKM dan IKM;
15.Pengembangan Legailitas Hak Cipta;
16.Peningkatan pendampingan dan pembinaan dalam mengembangkan ciri
khas / keunikan produk;
17.Pengembangan regulasi dan kebijakan yang menunjang pertumbuhan
industri olahan berbasis masyarakat;
18.Pengembangan litbang yang menunjang pertumbuhan industri olahan
berbasis masyarakat.
Tahun 2016-2021
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius,
Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
2.2.1.2. Peningkatan
kualitas pelayanan
kesehatan pada
sarana kesehatan
2.2.2. Meningkatkan 2.2.2.1. Peningkatan
Angka Harapan kualitas asupan gizi
Hidup Penduduk masyarakat
2.2.3. Meningkatkan 2.2.3.1. Peningkatan
pelayanan pelayanan
kesehatan bagi kesehatan rujukan
keluarga pasien yang masuk
prasejahtera kriteria prasejahtera
2.2.4. Mengendalikan 2.2.4.1. Peningkatan
kelahiran serta pembinaan keluarga
mengurangi berencana dan
persentase keluarga sejahtera
pernikahan usia
dini
2.2.5. Meningkatkan 2.2.5.1. Peningkatan
akses pelayanan pelayanan
kesehatan bagi ibu, kesehatan bagi ibu,
anak, remaja dan anak, remaja, dan
lansia lansia di fasilitas-
fasilitas kesehatan
masyarakat
2.2.6. Meningkatkan 2.2.6.1. Peningkatan peran
pemberdayaan fungsi wanitas
perempuan sebagai dalam pembinaan
aktor kunci dalam keluarga
pembangunan
keluarga
2.2.6.2. Peningkatan
emansipasi
perempuan di
sectorpemerintahan
2.3. Meningkatnya 2.3.1. Meningkatkan 2.3.1.1. Peningkatan
kesadaran penduduk promosi kesehatan penyebarluasan
untukmenerapkan untuk infornmasi/
perilaku hidup pemberdayaan kampanye tentang
bersih masyarakat dalam PHBS
mencapai PHBS
melalui kerjasama
lintas sektor dan
lintas program
2.3.1.2. Penginisiasian desa
siaga aktif
3 Misi 3 :Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu tataruang wilayah dengan
memperhatikan aspek kebencanaan
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius,
Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
pengoperasian
kendaraan umum
3.1.4. Pengembangan 3.1.4.1. Reaktivasi jalur
Sistem kereta api
Transportasi eksisting sebagai
Umum Masal upaya peningkatan
layanan
transportasi publik
3.1.4.2. Pembebasan lahan
Jalur Bus Rapid
Transit (BRT)
3.1.5. Menyusun data 3.1.5.1. Meningkatkan
base dan rencana perencanaan
transportasi yang sektoral bidang
terintegrasi transportasi
3.2. Meningkatnya 3.2.1. Meningkatkan 3.2.1.1. Meningkatkan
aksesbilitas, kapasitas cakupan pelayanan ketersediaan air
dan kualitas air bersih bersih yang
infrastruktur sumber menjangkau
air seluruh wilayah
Kabupaten
Bandung
3.2.1. Meningkatkan 3.2.1.1. Peningkatan
kualitas dan sistem pengelolaan
kapasitas jaringan irigasi partisipatif
irigasi
3.2.2. Meningkatkan 3.2.2.1. Optimalisasi
ketersediaan air potensi dan
baku pemanfaatan air
baku
3.2.2.2. Penyelelamatanma
ta air dan sumber
daya air lainnya
3.3. Meningkatnya 3.3.1 Meningkatkan 3.3.1.1 Pengembangan
penataan kawasan penataan sistem jaringan
ibu kota Kabupaten infrastruktur jalan dan
Bandung kawasan ibu kota drainaseKawasan
Kabupaten Perkotaan Soreang
Bandung
3.4.1.3. Pengembangan
Hunian Vertikal
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius,
Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
bagi (MBR)
Masyrakat
Berpenghasilan
Rendah
3.4.2. Meningkatnya 3.4.2.2. Peningkatan
jumlah dokumen ketersediaan
perencanaan/data dokumen
dan informasi perencanaan /data
bidang dan informasi
keciptakaryaan bidang
keciptakaryaan
sebagai pedoman
pelaksanaan
pembangunan
sektor Cipta Karya
3.5. Optimalnya sistem 3.5.1. Meningkatkan 3.5.1.2. Pengembangan
telekomunikasi dan keterpaduan sistem infrastruktur
informatika yang informasi telekomunikasi
terpadu melalui perhubungan bidang
pemanfaatan perhubungan
teknologi dan
komunikasi
3.5.2. Meningkatkan 3.5.2.2. Peningkatan
ketersampaian alternatif media
informasi komunikasi
pemerintah kepada pemerintah
masyarakat terhadap publik
3.6. Meningkatnya 3.6.1. Meningkatkan 3.6.1.1 Peningkatan
ketersediaan cakupan cakupan layanan
infrastruktur listrik infrastruktur jaringan listrik di
dan energi yang jairngan listrik setiap kecamatan
merata mencakup
seluruh wilayah
3.7. Meningkatnya 3.7.1. Meningkatkan 3.7.1.1. Peningkatan
efiektivitas kualitas produk ketersediaan
perencanaan tata perencanaan tata dokumen
ruang ruang perencanaan tata
ruang
3.7.2. Meningkatkan 3.7.2.1. Intensifikasi
keterpaduan kerjasama
perencanaan tata penyelenggaraan
ruang antar perencanaan tata
wilayah ruang dengan
kabupaten/kota
yang berbatasan
3.8. Meningkatnya 3.8.1. Mengurangi 3.8.1.1. Peningkatan
efektivitas ketidaksesuaian efektivitas
pemanfaatan ruang rencana tata pemanfaatan
wilayah ruang dengan ruang
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius,
Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
pemanfaatan
ruang
3.8.2. Meningkatkan 3.8.2.1. Intensifikasi
sinergitas penyelenggaraan
pemanfaatan koordinasi
ruang dalam pemanfaatan
lingkup internal ruang dalam
lingkup
pemerintah
3.9. Optimalnya 3.9.1. Meningkatkan 3.9.1.1. Peningkatan
pengendalian kontrol peraturan dan
pemanfaatan ruang terhadap dokumen
pemanfaatan perencanaan yang
ruang mendukung
terhadap upaya
penertiban
pengendalian
pemanfaatan
ruang
3.10. Meningkatnya 3.10.1. Meningkatkan 3.10.1.1. Peningkatan
upaya kualitas dan kapasitas
pengelolaan cakupan pemerintah
sarana dan pelayanan dalam
prasarana sanitasi menyediakan
sanitasi infrastruktur
sanitasi
lingkungan
3.10.1.2. Peningkatan
kemampuan
masyarakat
dalam penyediaan
sanitasi
lingkungan
5.4.2.2.Pengembangan
pemberdayaan dan
peningkatan
kualitas
pengelolaan pasar
rakyat
5.4.2.3. Penataan dan
pemberdayaan PKL
5.4.3. Meningkatkan 5.4.3.1. Meningkatkan
Efisiensi Distribusi pengawasan Barang
Dan Perdagangan dan/atau Jasa yang
Dalam Negeri Dan diperdagangkan
Luar Negeri
5.4.3.2. Pengendalian
ketersediaan barang
kebutuhan pokok
dan atau barang
penting
5.4.3.3. Memperpendek
jalur / rantai
distribusi ,
khususnya produk-
produk pertanian
dengan
Meningkatkan
kerjasama dan
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius,
Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
kemitraan produsen
dengan pedagang
pasar
5.4.3.4. Peningkatan
Penggunaan Produk
Dalam Negeri / P3
DN
5.4.3.5. Peningkatan
Perlindungan
konsumen
5.4.4. Meningkatkan 5.4.4.1. Peningkatan
Pangsa Pasar dan branding, promosi
Memperluas dan pemasaran
Pemasaran Barang produk
dan Jasa
5.4.4.2. Pengembangan ukm
ikm di wilayah
pariwisata
5.4.4.3. Pengembangan E-
Commerce
5.4.4.4. Peningkatan ekspor
produk barang dan
jasa
5.4.4.5. Pengurangan Impor
dengan Upaya
Peningkatan
Penggunaan Produk
Dalam Negeri
5.4.4.6. Pembentukan dan
Pengembangan
Komite Promosi dan
Pemasaran dalam
wadah Bussiness
Development Center
5.5. Meningkatkan 5.5.2. Mengembangkan 5.5.2.1. Pengembangan
kapasitas, kapabilitas sentra dan klaster mesin dan
serta produktivitas pengembangan peralatan IKM pada
UMKM-IKM dan UMKM unggulan sentra dan klaster
kualitas produk berbasis eknomi UMKM
unggulan kreatif
5.5.2.2.Pengembangan
jaringan dan
kemitraan
quadrohelix
5.5.2.3.Pengembangan
komunitas dan
penguatan
kelembagaan
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius,
Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
5.5.2.4.Peningkatan Pangsa
Pasar dan
perluasan
pemasaran
5.5.3. Meningkatkan 5.5.3.1. Peningkatan akses
akumulasi, permodalan
aksesibilitas dan terutama melalui
kemampuan koperasi
permodalan
5.5.3.2. Penguatan
permodalan
koperasi melalui
penyertaan modal
5.5.3.3. Peningkatan
keanggotaan
koperasi dari sektor
pertanian,
perdagangan dan
usaha kecil
menengah
5.5.4. Meningkatkan 5.5.4.1. Peningkatan
SDM, Sarana penggunaan
Prasarana dan teknologi tinggi
Implementasi serta teknologi
Teknologi Serta pengolahan limbah
Pengembangan dalam sektor
Sistem inovasi di industri
bidang produksi
dan produk
unggulan yang
mampu bersaing
di pasar
internasional;
5.5.4.2. Meningkatkan
jumlah kerjasama
antara pemerintah
dengan dunia
usaha dalam sektor
industri teknologi
tinggi dan ramah
lingkungan
5.5.4.3. Mendorong
perbaikan teknologi
proses produksi
produk unggulan
yang mampu
bersaing di pasar
internasional;
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius,
Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
5.6.2.2. Pengembangan
pariwisata yang
berkelanjutan
melalui
pengembangan
ekowisata
5.6.3. Meningkatkan 5.6.3.1. Peningkatan
jumlah wisatawan promosi pariwisata
5.6.4. Meningkatkan 5.6.4.1. Peningkatan peran
dampak ekonomi serta masyarakat
bagi masyarakat lokal dalam
lokal di sekitar pengelolaan objek
objek wisata wisata serta
pengembangan
pariwisata berbasis
masyarakat
5.6.5. Meningkatkan 5.6.5.1.Peningkatan
aksesibilitas penyediaan jaringan
destinasi wisata transporatasi yang
memadai menuju
kawasan objek
wisata
5.7. Meningkatnya 5.7.1. Meningkatkan 5.7.1.1. Peningkatan
investasi investasi/ fasilitasi kerjasama
penanaman modal bidang investasi
dalam negeri dan oleh pemerintah
penanaman modal
luar negeri
5.7.1.2. Peningkatan
branding daerah,
promosi dan potensi
investasi
5.7.2. Menyederhanakan 5.7.2.1. Peningkatan
prosedur investasi efektivitas prosedur
perijinan investasi
6 Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup
memberlakukan
sistem reward and
punishment
8.1.2.2.Penyelenggaraan
penilaian terhadap
kinerja aparatur
pemerintah daerah
8.2. Meningkatkan 8.2.1. Meningkatkan 8.2.1.1.Penataan
efisiensi kinerja dan kinerja Kelembagaan
fungsi kelembagaan kelembagaan
pemerintah
8.3. Meningkatkan 8.3.1. Inventarisasi 8.3.1.1.Penyusunan data
pemanfaatan potensi potensi daerah potensi wilayah
daerah kecamatan
8.4. Meningkatkan 8.4.1. Meningkatkan 8.4.1.1.Optimalisasi
efisiensi pelayanan pengelolaan arsip penataan arsip
administrasi publik daerah daerah melalui
peingkatan
kapasitas SDM
pengelola arsip
daerah serta
peningkatan
kualitas
infrastruktur
kearsipan
8.4.2. Meningkatkan 8.4.2.1. Peningkatan
transparansi penyampaian
informasi dan informasi kinerja
pelayanan publik pemerintah melalui
media diseminasi
informasi sesuai
Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
Bidang Kominfo
8.4.3. Meningkatkan 8.4.3.1. Peningkatan
kualitas pelayanan pelayanan
publik pencatatan
administrasi
kependudukan
8.4.4. Meningkatkan 8.4.4.1.Penyelenggaraan
kepuasan survei kepuasan
masyarakat masayrakat
terhadap
pelayanan publik
8.5. Meningkatkan 8.5.1. Menyelenggarakan 8.5.1.1.Penyelenggaraan
pemanfaatan E-Government di Layanan Jaringan
Teknologi Informasi lingkungan Komunikasi Data di
dan Komunikasi (TIK) Pemkab Bandung Lingkungan
Pemkab Bandung
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius,
Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
8.5.1.2.Penyediaan Aplikasi
Penunjang E-
Government
8.5.1.3.Peningkatan
kompetensi SDM
Aparatur bidang
Teknologi Informasi
dan Komunikasi
(TIK)
8.6. Meningkatnya 8.6.1. Meningkatkan 8.6.1.1. Optimalisasi
kapasitas dan akuntabilitas pendapatan daerah
akuntabilitas pengelolaan yang bersumber
pengelolaan keuangan keuangan daerah dari pajak dan
dan aset daerah retribusi
8.6.2. Meningkatkan 8.6.2.1. Optimalisasi
efiktivitas pemanfaatan aset
manjemen aset daerah untuk
daerah mendukung
peningkatan
pendapatan daerah
8.7. Terwujudnya regulasi 8.7.1. Meningkatnya 8.7.1.1.Memfasilitasi
penyelengaraan kepastian hukum penyusunan,
pemerintahan daerah terhadap pembahasan dan
perencanaan, penetapan regulasi
pelaksanaan dan penyelenggaraan
evaluasi pemerintahan
pembangunan daerah
8.8. Meningkatnya 8.8.1. Optimalisasi 8.8.1.1. Mengoptimalkan
Kualitas Perencanaan akurasi dan kesesuai program
Pembangunan Daerah ketepatan waktu yang direncanakan
perencanaan dengan yang
pembangunan dianggarkan
9 Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Umum Wilayah
terhadap mengamankan
Peraturan Daerah wilayah
9.1.2.2. Pencegahan tindak
kriminal melalui
sosialisasi
kewaspadaan dini/
deteksi dini
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
A. PENDAPATAN DAERAH
a. Pajak Daerah
Tabel 3.1
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2016
KODE
URA
REKENING
4 PENDAPATAN
Sumber : Laporan Keuangan SKPD dan DPPK Kabupaten Bandung 2016
1.1 Pendapatan Asli Daerah
Sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari empat jenis, yaitu:
Pendapatan Pajak Daerah, Pendapatan Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah. Rincian Anggaran dan realisasi masing-masing jenis sampai
akhir tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2
Anggaran dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
Menurut Jenis Pendapatan Tahun Anggaran 2016
KODE
URAIAN
REKENING
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total Anggaran PAD Tahun 2016
sebesar Rp 760.763.107.744,68 dan terealisasi sebesar Rp 856.514.244.254,37
atau 112,59%. Dari empat komponen PAD tersebut di atas, pendapatan pajak
daerah merupakan komponen penyumbang terbesar dengan kontribusi sebesar
44,88%, sedangkan yang paling kecil adalah pendapatan retribusi daerah yang
memberikan kontribusi sebesar 3,14%. Rincian capaian kinerja PAD dari masing-
masing komponen adalah sebagai berikut :
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan yang berasal dari Pajak Daerah Tahun 2016 dianggarkan
sebesar Rp334.229.109.236,00 dan terealisasi sebesar Rp 384.495.956.018,00
atau 115,04%. Dari 10 (Sepuluh) jenis pajak yang dipungut, seluruhnya
berhasil melampaui target yang telah ditetapkan.
Kontribusi yang paling besar untuk jenis pajak daerah kabupaten
bandung didominasi oleh 3 jenis pajak, yaitu Pajak Penerangan Jalan PLN
yang memberikan kontribusi sebesar Rp131.591.826.182,00 atau 34,22%, Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang memberikan kontribusi sebesar
Rp125.795.268.885,00 atau 32,72% dan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan
dan Perkotaan yang memberikan kontribusi sebesar Rp93.198.190.759,00
atau 24,24%. Sedangkan kontribusi yang paling kecil adalah Pajak Mineral
Bukan Logam dan Batuan yang hanya memberikan kontribusi sebesar
Rp151.490.752,00 atau 0,04% dan Pajak Parkir yang hanya memberikan
kontribusi sebesar Rp520.316.508,00 atau 0,14%. Rincian selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Anggaran dan Realisasi Pajak Daerah
Menurut Jenis Pajak Tahun Anggaran 2016
KODE
URAIAN
REKENING
Dari tabel 3.3 tersebut dapat dilihat bahwa pajak daerah secara
keseluruhan realisasinya mencapai 115,04%. Keberhasilan pencapaian target
pajak daerah dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pajak Hotel dianggarkan sebesar Rp3.000.000.000,00 terealisasi sebesar
Rp4.204.098.463,00 atau 140,14%. Keberhasilan ini dicapai dengan
mengoptimalkan sosialisasi secara simultan, upaya penagihan aktif dan
adanya potensi baru.
2. Pajak Restoran dianggarkan sebesar Rp9.500.000.000,00 terealisasi sebesar
Rp12.774.005.471,00 atau 134,46%. Capaian tersebut karena adanya
potensi baru, perluasan basis pungutan dari jasa catering dan upaya
penagihan aktif yang dilakukan secara intens terhadap Para Wajib Pajak
yang menunggak.
3. Pajak Hiburan dianggarkan sebesar Rp1.400.000.000,00 terealisasi sebesar
Rp1.773.066.735,00 atau 126,65%. Capaian tersebut seiring dengan adanya
penambahan jumlah pertandingan yang dilaksanakan di Stadion Si Jalak
Harupat oleh PANPEL PERSIB Bandung.
4. Pajak Reklame dianggarkan sebesar Rp2.850.000.000,00 terealisasi sebesar
Rp3.239.576.910,00 atau 113,67%. Keberhasilan tersebut adanya upaya
penagihan aktif dan penerapan sanksi terhadap Para Wajib Pajak yang tidak
memenuhi kewajiban membayar pajak reklame melalui penertiban atau
pembongkaran reklame yang dilaksanakan oleh Tim Pengawasan Pajak
Daerah.
5. Pajak Penerangan Jalan dianggarkan sebesar Rp127.000.000.000,00
terealisasi sebesar Rp131.591.826.182,00 atau 103,62%. Keberhasilan ini
karena meningkatnya jumlah pemasangan baru.
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan dianggarkan sebesar
Rp150.000.000,00 terealisasi sebesar Rp151.490.752,00 atau 100,99%.
Capaian ini ditunjang oleh pelaksanaan Intensifikasi pemungutan Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap obyek yang ada.
7. Pajak Parkir dianggarkan sebesar Rp500.000.000,00 terealisasi sebesar
Rp520.316.508,00 atau 104,06%. Keberhasilan ini dicapai dengan upaya-
upaya Intensifikasi pemungutan Pajak parkir dan adanya potensi baru.
8. Pajak Air Tanah dianggarkan sebesar Rp10.500.000.000,00 terealisasi
sebesar Rp11.248.115.353,00 atau 107,12%. Capaian ini diperoleh dengan
peningkatan jumlah pemakaian air, adanya potensi baru dan upaya
penagihan aktif.
9. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan baru dilaksanakan
pada tahun 2016 dan dianggarkan sebesar Rp82.829.109.236,00 terealisasi
sebesar Rp93.198.190.759,00 atau 112,52%. Capaian ini diperoleh dengan
pelaksanaan Intensifikasi objek dan subjek PBB-P2, sosialisasi kepada wajib
pajak, dan pemutakhiran data piutang melalui sensus piutang PBB-P2
secara bertahap.
10. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dianggarkan sebesar
Rp96.500.000.000,00 terealisasi sebesar Rp125.795.268.885,00 atau
130,36%. Capaian ini diperoleh seiring meningkatnya perbuatan hukum
peralihan hak atas tanah dan bangunan di wilayah Kabupaten Bandung.
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah
Penerimaan Retribusi Daerah Tahun 2016 terbagi menjadi 3 (tiga)
kolompok Retribusi, yaitu Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan
Retribusi Perijinan Tertentu dari anggaran sebesar Rp26.449.348.063,00
terealisasi sebesar Rp26.937.588.476,00 atau 101,85% dengan kontribusi
terbesar diperoleh dari Retribusi Perizinan Tertentu yaitu 51,76%. Sedangkan
kontribusi paling kecil adalah Retibusi Jasa Usaha yang hanya memberikan
kontribusi sebesar 14,32% terhadap retribusi daerah. Anggaran dan realisasi
peerimaan Retribusi Daerah secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4
Anggaran dan Realisasi Retribusi Daerah
Menurut Jenis Retribusi Tahun Anggaran 2016
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada Retribusi Daerah yang
mencapai target dan ada yang tidak mencapai target. Adapun Penjelasan
Retribusi yang mencapai target sebagai berikut:
1. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat dianggarkan
sebesar Rp11.500.000,00 terealisasi sebesar Rp13.175.000,00 atau
114,57%. Keberhasilan ini adanya pemakaman baru, perpanjangan makam
per dua tahun, penembokan/ tanda nisan, pemindahan rangka/jenasah
tanah makam akibat adanya pembebasan tanah untuk jalan Tol Seroja,
dan penarikan retribusi dari penggunaan Ambulance.
2. Retribusi Pelayanan Kesehatan- Labkes dianggarkan sebesar
Rp200.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp363.225.500,00 atau 181,61%
merupakan pendapatan dari retribusi daerah yaitu pendapatan dari
laboratorium. Pencapaian ini karena adanya pelayanan UPTD Laboratorium
yang terus mengalami peningkatan seiring dengan keberadaan UPTD
Laboratorium yang sudah dikenal oleh masyarakat dan meningkatnya mutu
layanan UPTD Laboratorium, peralatan pemeriksaan yang digunakan dalam
pemeriksaan juga lebih lengkap.
3. Retribusi Rumah Potong Hewan dianggarkan sebesar Rp277.400.000,00
terealisasi sebesar Rp278.960.000,00 atau 100,56%. Pencapaian target ini
dikarenakan stabilnya pemotongan di RPH Pemerintah dengan rata-rata
pemotongan 20 ekor/hari sedangkan untuk RPH swasta 5 ekor/hari.
4. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga dianggarkan sebesar
Rp580.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp926.550.000,00 atau 159,75%
terdiri dari retribusi pelayanan tempat olahraga Stadion Si Jalak Harupat
sebesar Rp861.400.000,00, retribusi tempat pariwisata Objek Wisata Situ
Cileunca sebesar Rp65.150.000,00. Keberhasilan ini dengan digelarnya
pertandingan laga piala presiden dan event PON yang ke XIX di Stadion Si
Jalak Harupat dan penambahan jumlah pengunjung ke tempat Objek
Wisata,
5. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dianggarkan sebesar
Rp113.027.500,00 terealisasi sebesar Rp118.100.000,00 atau 104,49%.
Pencapaian target ini karena dalam proses produksi pembenihan ikan
berjalan dengan baik, tidak ada gangguan cuaca dan suhu normal.
6. Retribusi tempat khusus parkir dianggarkan sebesar Rp75.004.000,00
terealisasi sebesar Rp111.040.000,00 atau 148,04%.
7. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dianggarkan sebesar
Rp7.631.578.112,00 terealisasi sebesar Rp8.890.817.444,00 atau 116,50%.
Pencapaian ini berasal dari sektor Perumahan, Pembangunan komplek
pergudangan, Mall/ Pusat perdagangan hasil industri Kabupaten Bandung
dan terkoordinirnya pengawasan dan pengendalian yang dilaksanakan oleh
petugas lapangan.
8. Retribusi Ijin Gangguan tempat Usaha/Kegiatan Orang Pribadi
dianggarkan sebesar Rp2.094.425.341,00 dan terealisasi sebesar
Rp2.815.906.812,00 atau 134,45%. Pencapaian target ini disebabkan:
- Adanya sosialisasi kepada pengusaha/perusahaan dengan surat
pemberitahuan Ijin Gangguan bagi perusahaan yang belum mempunyai
Ijin Gangguan dan yang telah habis masa berlakunya ijin (wajib
heregistrasi).
- Terbitnya IMB baru dan atau Perluasan Bangunan sehingga bisa ditindak
lanjuti IG/HO baru dan atau perluasan.
- Sesuai data perusahaan yang telah habisnya masa berlaku IG/HO,
sehingga banyak pemohon/perusahaan melaksanakan heregistrasi.
9. Retribusi Pemberian Izin Trayek dianggarkan sebesar Rp104.400.000,00
terealisasi sebesar Rp112.000.000,00 atau 107,28%. Pencapaian ini karena:
- Potensi kendaraan penumpang umum Kabupaten Bandung yang jatuh
tempo pada tahun 2016 sebanyak 261 kendaraan telah mencukupi target
retribusi Izin Trayek, realisasi sampai tanggal 31 Desember 2016
sebanyak 280 kendaraan.
- Menghimbau kendaraan yang sudah tua untuk segera diremajakan
jumlah peremajaan pada tahun 2016 sebanyak 21%.
- Penempelan stiker register pada kendaraan yang izin trayeknya telah
diregistrasi/diperpanjang.
- Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung bekerja sama dengan instansi
terkait telah melakukan penyuluhan terhadap awak kendaraan umum
(AKUT) sebagai forum untuk mensosialisasikan Peraturan tentang Lalu
lintas.
- Memberikan Surat Himbauan maupun Surat Peringatan terhadap para
pengusaha angkutan penumpang umum yang melakukan daftar ulang
Izin Trayek.
- Dalam rangka memberikan pelayanan prima khususnya Bidang
Angkutan telah melaksanakan pelayanan langsung ke daerah-daerah.
- Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak DPC Organda,KKU
serta Korwil pada masing- masing wilayah lintasan trayek se Kabupaten
Bandung.
10. Retribusi Ijin Usaha Perikanan dianggarkan sebesar Rp19.572.500,00 dan
terealisasi sebesar Rp19.600.000,00 atau 100,14%. Pencapaian ini
dikarenakan adanya perluasan kolam sehingga pengenaan retribusi
bertambah.
11. Retribusi Izin Memperkerjakan Tenaga Asing (IMTA) dianggarkan sebesar
Rp2.050.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp2.094.359.200,00 atau
102,16%. Pencapaian ini karena jumlah tenaga kerja asing bertambah
dari jumlah sebelumnya.
12. Retribusi Ijin Gangguan tempat Usaha/Kegiatan kepada Badan
dianggarkan sebesar Rp8.000.000,00 dan terealisasi sebesar
Rp9.196.320,00 atau 114,95%. Pencapaian ini karena adanya
optimalisasi pemungutan retribusi HO melalui jemput bola ke
Perusahaan- Perusahaan yang telah jatuh tempo (Heregistrasi) dan
adanya optimalisasi melalui potensi sumber PAD untuk retribusi HO dari
IMB yang telah terbit.
Tabel 3.5
Anggaran dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan Tahun 2016 Menurut Bagian Laba atas Penyertaan Modal
Pada Perusahaan Milik Daerah (BUMD)
KODE
URAIAN
REKENING
Tabel 3.8
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Dana
Perimbangan Tahun Anggaran 2016
KODE
URAIAN
REKENING
Tabel 3.11
Anggaran dan Realisasi Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus
Tahun Anggaran 2016
Tabel 3.12
Anggaran dan Realisasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Tahun Anggaran 2016
4.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
4 . 3 . 3 . 01 Pendapatan Bagi Hasil Pajak
4 . 3 . 3 . 01 . 01 Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
4 . 3 . 3 . 01 . 03 Bagi Hasil dari Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
4 . 3 . 3 . 01 . 05 Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor (PBBKB)
4 . 3 . 3 . 01 . 07 Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan
Sumber: DPPK Kabupaten Bandung 2016
B. BELANJA DAERAH
1. Kebijakan Belanja Daerah
Kebijakan belanja daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 menetapkan
target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja
perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk
meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas
dan efisiensi penggunaan anggaran.
Namun demikian dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat Pemerintah Kabupaten Bandung mengambil langkah Kebijakan
belanja daerah diarahkan untuk mendukung pencapaian target IPM yang tertuang
dalam Prioritas pembangunan Kabupaten Bandung Tahun 2016 dan telah
ditetapkan dalam RPJMD. Perencanaan pembangunan yang mendukung
pencapaian IPM diarahkan untuk memperkuat bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, infrastruktur, dan suprastruktur.
Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2016 diarahkan dengan
pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien, efektif dan produktif.
Kebijakan Perubahan Belanja Daerah tahun anggaran 2016 meliputi:
Insentif Linmas;
a) Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
tahun 2015 disesuaikan dengan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan
RI.
b) Pengeluaran Pembiayaan
Rincian anggaran dan realisasi belanja tidak langsung dapat dilihat pada
tabel 3.17 berikut :
Tabel 3.16
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung
Tahun Anggaran 2016
KODE
URAIAN
REKENING
5.1 Belanja Tidak Langsung
5.1.1 Belanja Pegawai
5.1.2 Belanja Hibah
5.1.3 Belanja Bantuan Sosial
5.1.4 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
Sumber : DPPK Kabupaten Bandung , Tahun 2016
Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung pada setiap SKPD dapat dilihat
pada tabel 3.18 sebagai berikut:
Tabel 3.17
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung
Tahun Anggaran 2016 Menurut Satuan Kerja Perangkat Daerah
ANGGARAN
NO URAIAN
(Rp)
1 Dinas Pendidikan & Kebudayaan 1,708,940,387,978.00
2 Dinas Kesehatan 127,872,885,038.00
3 Rumah Sakit Majaya 22,231,269,744.00
4 Rumah Sakit Soreang 25,200,297,143.00
5 Rumah Sakit Cicalengka 9,436,751,683.00
6 Dinas Binamarga 20,223,236,350.00
7 Dinas Perumahan, Penataan Ruang & Kebersihan 27,392,742,260.00
8 Badan Perencanaan & Pembangunan Daerah 6,558,978,308.00
9 Dinas Perhubungan 22,451,422,607.00
10 Badan Pengendalian Lingkungan Hidup 6,751,203,400.00
11 Dinas Kependudukan & Catatan Sipil 5,412,358,800.00
12 Badan Keluarga Berencana & Pemberdayaan Perempuan 23,643,637,467.00
14 Dinas Sosial 5,321,332,400.00
15 Dinas Tenaga Kerja 7,822,841,800.00
16 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian & Perdagangan 29,586,852,182.50
17 Badan Penanaman Modal & Perijinan 5,794,222,475.00
18 Dinas Pemuda, Olahraga & Pariwisata 5,929,374,841.58
19 Badan Kesbang, Politik & Linmas 3,519,399,200.00
20 Satuan Polisi Pamong Praja 6,662,599,400.00
21 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3,687,486,800.00
22 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 17,039,066,888.00
23 Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah 757,119,080.00
24 Sekretariat Daerah 24,444,103,877.00
25 Sekretariat DPRD 6,084,422,100.00
26 Dinas Pendapatan & Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) 583,757,964,461.66
27 Dinas Pendapatan & Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPD) 34,407,777,271.03
28 Inspektorat 7,114,428,400.00
29 Badan Kepegawaian, Pendidikan & Pelatihan 48,117,724,787.00
32 Badan Ketahanan Pangan & Pelaksanaan Penyuluhan 17,111,302,279.00
Sumber : DPPK Kabupaten Bandung , Tahun 2016
Tabel 3.19
Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2016
Menurut Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
ANGGARAN REALISASI
NO URAIAN
(Rp) (Rp)
1 Dinas Pendidikan & Kebudayaan 195,137,143,450.00 181,717,298,298.00
2 Dinas Kesehatan 309,300,162,055.00 228,731,434,312.49
3 Rumah Sakit Majaya 150,449,952,337.00 143,738,875,389.00
4 Rumah Sakit Soreang 118,184,290,801.44 99,286,432,646.00
5 Rumah Sakit Cicalengka 48,502,062,425.00 39,355,161,332.00
6 Dinas Binamarga 579,306,226,890.00 564,492,954,366.00
7 Dinas Perumahan, Penataan Ruang & Kebersihan 106,141,071,190.00 99,563,405,118.00
8 Badan Perencanaan & Pembangunan Daerah 10,287,569,000.00 9,584,571,172.00
9 Dinas Perhubungan 17,282,764,600.00 17,080,397,915.00
10 Badan Pengendalian Lingkungan Hidup 11,228,399,200.00 10,616,620,376.00
11 Dinas Kependudukan & Catatan Sipil 13,802,600,450.00 12,935,918,952.00
12 Badan Keluarga Berencana & Pemberdayaan Perempuan 15,055,075,461.00 14,301,391,121.00
14 Dinas Sosial 21,465,409,660.00 20,278,639,250.00
15 Dinas Tenaga Kerja 30,293,112,726.00 29,919,974,748.00
16 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian & Perdagangan 18,179,594,557.00 13,484,240,224.00
17 Badan Penanaman Modal & Perijinan 5,963,200,000.00 5,669,362,789.00
18 Dinas Pemuda, Olahraga & Pariwisata 131,936,426,025.00 126,801,009,059.00
19 Badan Kesbang, Politik & Linmas 6,191,259,600.00 6,156,534,099.00
20 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 24,934,301,000.00 24,716,089,950.00
21 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 10,156,494,772.00 8,953,370,625.00
22 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 0.00 0.00
23 Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah 0.00 0.00
24 Sekretariat Daerah 59,441,208,389.00 51,628,001,549.00
25 Sekretariat DPRD 32,437,068,090.00 28,523,561,617.00
26 Dinas Pendapatan & Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) 0.00 0.00
27 Dinas Pendapatan & Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPD) 21,139,337,834.66 18,954,313,068.00
28 Inspektorat 7,743,017,000.00 6,752,913,813.00
C. PEMBIAYAAN DAERAH
1. Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah terbagi ke dalam dua komponen yaitu :
sebesar Rp(503.364,15).
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan
dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 ayat (2) dan
ayat (5). Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran
serta masyarakat.
Daerah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai otonomi berwenang mengatur
dan mengurus Daerahnya sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakatnya sepanjang tidak
bertentangan dengan tatanan hukum nasional dan kepentingan umum. Pemerintahan Daerah
dilaksanakan oleh DPRD dan kepala daerah, berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang diberi mandat rakyat untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang
diserahkan kepada Daerah. Dengan demikian maka DPRD dan kepala daerah berkedudukan sebagai
mitra sejajar yang mempunyai fungsi yang berbeda.
Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
terdapat Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat yang
dikenal dengan istilah urusan pemerintahan absolut dan ada urusan pemerintahan konkuren. Urusan
pemerintahan konkuren terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan
yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi, dan Daerah kabupaten/kota. Urusan
Pemerintahan Wajib dibagi dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar dan
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak terkait Pelayanan Dasar. Untuk Urusan Pemerintahan Wajib
yang terkait Pelayanan Dasar ditentukan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjamin hak-hak
konstitusional masyarakat.
Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Daerah provinsi dengan Daerah kabupaten/kota
walaupun Urusan Pemerintahan sama, perbedaannya akan nampak dari skala atau ruang lingkup
Urusan Pemerintahan tersebut. Walaupun Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota mempunyai
Urusan Pemerintahan masing-masing yang sifatnya tidak hierarki, namun tetap akan terdapat
hubungan antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota dalam
pelaksanaannya dengan mengacu pada NSPK yang dibuat oleh Pemerintah Pusat. Adapun
pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung
meliputi:
4. URUSAN WAJIB
Urusan Wajib Pelayanan Dasar
Pendidikan
Kesehatan
Tenaga Kerja
Pangan
Pertanahan
Lingkungan Hidup
Perhubungan
Penanaman Modal
Statistik
Persandian
Kebudayaan
Pepustakaan
Kearsipan
Urusan Pilihan
Kelautan dan Perikanan
Pariwisata
Pertanian
Kehutanan
Perdagangan
Perindustrian
Transmigrasi
Perencanaan
Pengawasan
Keuangan
Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Penyelenggaraan Pemerintahan
Pelayanan Publik
Urusan wajib Pelayanan Dasar adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
pemerintahan daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic services) bagi masyarakat, seperti :
Urusan Pendidikan;
Urusan Kesehatan;
Urusan Perumahan Rakyat dan Penataan Ruang;
Urusan Sosial;
Pelaksanaan urusan wajib pelayanan dasar yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah,
seyogyanya berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan pemerintah dan
dilaksanakan secara bertahap. Semenjak ditetapkannya UU nomor 23 tahun 2014 pasal 18 ayat 2
“Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan
Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada standar pelayanan minimal yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat“, namun hingga akhir tahun 2016 belum terbit peraturan tersebut.
Pelaksanaan Urusan Wajib pelayanan dasar yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung
tahun 2016 masih menggunakan ketentuan standar pelayanan minimal yang sebelumnya. Hal ini
terkait dengan keterbatasan kemampuan sumber daya yang tersedia namun tetap berupaya untuk
terus meningkatkannya.
Berikut ini adalah rincian upaya-upaya, hasil/capaian serta permasalahan dan solusi yang dihadapi
dalam penyelenggaraan pembangunan Urusan Wajib Pelayanan Dasar Pemerintah Kabupaten
Bandung pada tahun 2016.
Urusan Pendidikan
Urusan pendidikan merupakan urusan strategis menyangkut pelayanan dasar yang diberikan kepada
masyarakat Kabupaten Bandung dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan pendidikan
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di dalam memanfaatkan,
mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan didalam
pembangunan dibidang politik, ekonomi, hukum dan sosial budaya serta bidang-bidang lainnya.
Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan adanya sumber daya manusia yang
berkualitas. Melalui program dan kegiatan pada urusan pendidikan, Pemerintah Kabupaten Bandung
berupaya untuk menghasilkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Urusan ini
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta 26 SKPD Kecamatan, dengan anggaran
sebesar Rp.173.174.802.200,00,- dan terealisasi sebesar Rp.162.856.863.867,00,- atau 94,04%.
Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 6 program yang terdiri dari 154 kegiatan yang di
fokuskan pada 3 target sasaran utama yaitu : Optimalnya ketersediaan fasilitas pendidikan formal
baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas, Meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah
dan Meningkatnya jumlah guru profesional, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1
Rincian Program/Kegiatan Urusan Pendidikan
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM/ INDIKATOR
REALISAS SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
I
PAUD
APM SMP
dan
sederajat
guru AN
beserta
mebelairnny
a
SMP
perpustakaa
n untuk
SMP
Laboratoriu
m dan
Praktikum
Sekolah
terdiri dari 3
Lomba
(Lomba
dongeng,
lukis, cerita
gambar dan
sosiodrama)
Parkir SMP
untuk SMK
8
kecamatan
Rancabali
(orang)
Pendidikan
hidup AN
melalui
kegiatan
kursus-
kursus
SMA/SMK
Sekolah
kegiatan
pembangun
an
pendidikan
dan
kebudayaan
Tahun
Anggaran
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM/ INDIKATOR
REALISAS SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
I
2016
sanitary KEBUDAYA
award AN
Jumlah
173.174.802 162.856.863
.200 .867
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Dinas Pedidikan dan Kebudayaan memiliki 185 kegiatan dari beberapa yang terdiri dari Belanja
SKPD sebanyak 25 kegiatan dan Belanja Program sebanyak 160 kegiatan.
Dari 160 kegiatan memiliki sumber dana yang berbeda , dengan rincian sebagai berikut :
Bersumber dari dana APBD sebanyak 150 kegiatan
Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terdapat beberapa kegiatan yang anggarannya tidak
terserap 100 % diantaranya :
Kegiatan yang tidak terserap yaitu : Kegiatan Hadiah Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Berprestasi Tingkat Kabupaten terealisasi ,adapun sisa 10.000.000 berasal dari sewa tenda yang
tidak terpakai karena dilakukan di gedong Budaya sehingga di kembalikan ke Kasda.
Teacher Development Profesional (BANGUB) SMP, Kegiatan ini adalah memberangkatkan guru ke
Australia terdapat sisa anggaran sebanyak 96.820.072,- disebabkan satu orang peserta tidak ikut
karena keterlambatan penerbitan visa
Pengembangan Potensi Sosial Guru melalui Outdoor Activity (BANGUB) SMP tidak terealisasi karena
keterlambatan penerbitan SP2D Propinsi.
Pembangunan Ruang Kelas Baru SMP Negeri/MTS Negeri (BANGUB), Kegiatan ini memberikan
Bantuan kepada 10 sekolah, terealisasi 5 sekolah sehingga terdapat sisa anggaran Rp.
1.726.650.000,- disebabkan tidak siap lahan.
DAK Bidang SD. Pada kegiatan ini target kinerja terealisasi 100% adapun sisa anggaran sebesar Rp.
323.901.342,- karena sisa lelang.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah :
Tabel 4.2
URUSAN KESEHATAN
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan (DINKES), RSD Soreang, RSD Majalaya, RSD Cicalengka
dan Kecamatan dengan anggaran sebesar Rp.617.711.816.298,00,- dan terealisasi sebesar
Rp.503.177.582.996,00,-. atau 81,46%. Dalam RKPD Perubahan Kabupaten Bandung Urusan
Kesehatan menempati Prioritas 2 dan 4. Pelaksanaan Kegiatan tersebut digunakan untuk
melaksanakan 14 program yang terdiri dari 92 kegiatan dengan fokus sasaran Optimalnya
penyediaan layanan kesehatan oleh pemerintah, Meningkatnya drajat kesehatan penduduk sejalan
dengan upaya membangun keluarga berencana dan keluarga sejahtera, serta Meningkatnya
kesadaran penduduk untuk menerapkan perilaku hidup bersih, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.3
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
kesehatan
berbahaya minuman,terla
ksananya SPP-
IRTP,pembinaa
n dan
heregistrasi
IRTP,penyuluh
an pedagang
jajanan
makanan,oper
asi pasar dan
pertemuan
lintas sektor
NGIN
campak dan
DT & TD
tanah
puskesmas
kurang puskesmas,pe
mampu mbinaan PKPR,
kegiatan AMP,
pendampingan
ibu hamil,
pengadaan
buku KIA dan
format KIA
617.711.816.2 503.177.582.9
Jumlah
98 96
Sumber : Dinkes, RSD Majalaya, RSD Cicalengka dan RSD Soreang Kab. Bandung, Tahun 2016
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Indeks Kesehatan di Kabupaten Bandung Tahun 2015 sebesar 76,72 poin dan Tahun 2016
diproyeksikan mencapai 81,81 poin meningkat 5,09 poin, namun angka indeks kesehatan di
Kabupaten Bandung di tahun 2016 ini adalah angka perkiraan hasil tim analisis LKPJ yang di dampingi
oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung dan perhitungannya menggunakan metode
pengukuran yang baru.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bidang kesehatan di Kabupaten Bandung yang diukur oleh salah
satu indikator yaitu Angka Harapan Hidup (AHH) pada Tahun 2015 adalah 71,03 tahun dan pada
Tahun 2016 adalah 73,18 tahun (meningkat 2,15 Tahun), adapun AHH ini juga merupakan hasil
perkiraan tim analisis LKPJ yang didampingi oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung.
Interprestasinya dari angka harapan hidup ini adalah seorang bayi yang dilahirkan di Kabupaten
Bandung pada tahun 2016 mempunyai harapan untuk hidup selama 73,18 tahun ke depan;
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bandung tahun 2015 sebesar 33,64 per 1000 kelahiran
hidup, sedangkan di tahun 2016 angka kematian bayi belum dirilis. Namun kami punya target AKB
tahun 2016 sebesar 33,62 per 1000 kelahiran hidup.
Jumlah balita gizi buruk tahun 2015 sebanyak 66 dan tahun 2016 sebanyak 107 orang, ada
peningkatan sebanyak 51 balita dan seluruhnya telah mendapatkan perawatan dan penanganan dan
ditahun 2016 Prevalensi balita stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (bawah dua
tahun) mencapai 7,98% artinya angka prevalensi ini masih cukup baik dari yang ditargetkan 12%.
Prevalensi balita stunting pada anak baduta ini didapatkan dari hasil bulan penimbangan balita
dengan membandingkan tinggi badan menurut umur (TB/U).
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin pada tahun 2016 dengan realisasi
sebesar 100% dan mencapai target, dengan jumlah masyarakat miskin yang memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan yaitu sebesar 634.461 jiwa angka ini didapat dari frekuensi masyarakat miskin
yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan dasar (puskesmas & jaringannya) terlayani
seluruhnya dari kunjungan masyarakat miskin.
Salah satu indikator pelayanan kesehatan dapat terlihat dari capaian dari Indek Kepuasan Masyarakat
(IKM) pada pelayanan di Puskesmas. Adapun capaian pada Tahun 2015 sebesar 75,90 poin dan Tahun
2016 mencapai 77,04 poin, mengalami peningkatan sekitar 1,14 poin. Dari data tersebut secara
umum memperlihatkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Bandung
semakin membaik.
Persentase Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) pada Rumah Tangga pada Tahun 2016 mencapai
53,2% sedangkan pada Tahun 2015 cakupan PHBS pada Rumah Tangga 43,7% mengalami kenaikan
sekitar 9,5%. Dari data tersebut memperlihatkan bahwa PHBS pada Rumah Tangga semakin
membaik.
Terpeliharanya kendaraan dinas operasional secara rutin dan berkala di RSUD Soreang sebanyak 17
unit kendaraan
Terselenggaranya kegiatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat miskin
khususnya SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) selama 12 bulan
Terealisasinya pembangunan rumah sakit sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebanyak dua
paket yaitu pekerjaan pematangan lahan RSUD Soreang di reloksi dan pekerjaan infra struktur yaitu
pekerjaan DPT, pagar dan saluran
Terealisasinya pengadaan 10 unit alat-alat rumah sakit dan 4 unit alat-alat kesehatan rumah sakit
Tercapainya sasaran strategis rumah sakit untuk tahun 2016 antara lain
IKM
Program Upaya Kesehatan Masyarakat, diselenggarakan sebagai Program RSUD Majalaya yang
diharapkan dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja dan peningkatan kualitas pelayanan
Kesehatan kepada masyarakat. Program ini dapat diselenggarakan melalui kegiatan Penyediaan biaya
operasional dan pemeliharaan, dengan hasil capaian pada program ini adalah :
Dengan BOR (Bed Occupation Rate) sebesar 78.26 %, LOS (Length Of Stay) sebesar 3.82 dan TOI
(Turn Over Interval) sebesar 0.82 , nasional yaitu BOR sebesar 60 – 85%, LOS sebesar 6-9 hari dan
TOI sebesar 1-3 hari.
Dengan capaian nilai IKM dengan target sebesar 75 Point, tercapai 77,16 Point. Nilai IKM unit
pelayanan kesehatan RSUD Majalaya diperoleh angka 77,16, yang mana nilai IKM ini dapat dari hasil
survey yang dilakukan sendiri dalam rangka mendukung proses peningkatan kinerja pelayanan publik
di Kabupaten Bandung. Untuk mengetahui Nilai Persepsi, Nilai Interval IKM, Nilai Interval Konversi
IKM, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan kita dapat berpedoman pada keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : Kep/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum
Penyusunan IKM Unit Pelayanan Instansi Pemarintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Pendayagunaaan Aparatur Negara Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survei
Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pelayanan.
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat miskin dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
bagi masyarakat miskin pengguna yang memiliki jaminan kesehatan SKTM (Surat Keterangan Tidak
Mampu). HAsil capaian kinerja RSUD MAjalaya pada program ini ditujukan dengan capaian nilai
cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien masyarakat miskin sebesar 100%.
Program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumahsakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit
Paru-paru/rumah sakit mata. Program ini diselenggarakan melalui dua kegiatan yaitu penambahan
ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I, II, dan III) bersumber dari DAK dan Kegiatan
pengadaan alat-alat kesehatan bersumber APBD. Program ini bertujuan untuk meningkatkan Mutu
Pelayanan rumah sakit dengan indicator kinerja yaitu:
Persentase Peningkatan Pelayanan jumlah Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap RS yang mendapatkan
capaian 119,13% dengan jumlah kunjungan pasien RSUD Majalaya memiliki trand meningkat dari
tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan pasien Rawat Jalan tahun 2016 yaitu
173.284 orang (19,19%) artinya rawat jalan mampu meningkatkan kinerja dari tahun sebelumnya
hingga mencapai persentase 119,19% dari jumlah kunjungan tahun 2015 naik menjadi 21.251 orang
atau 18,60% dari tahun sebelumnya yang berjumlah 17.918 orang.
Capaian IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) pada tahun 2016 berada pada angka 77,16 melebihi dari
target yang telah ditentukan yaitu pada angka 75. Hal ini menunjukan adanya eningkatan
kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di RSUD Kelas B Majalaya.
Dan data serta informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan RSUD Majalaya
ini diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan RSUD Cicalengka bertujuan untuk
menunjang peningkatan kinerja dan kualitas pelayanan. Program ini diselenggarakan melalui
kegiatan :
Dengan hasil capaian kegiatan berupa BOR (Bed Occupation Rate) sebesar 59,6 %, LOS (Length Of
Stay) sebesar 2,7 dan TOI (Turn Over Interval) sebesar 2,1. Jumlah kunjungan pasien pelayanan
Rawat Jalan di RSUD Cicalengka pada tahun 2016 adalah sebesar 43.836 orang meningkat 1.755
orang dibanding kunjungan tahun 2015 sebesar 42.081 orang, meningkat 4,17 %. Jumlah kunjungan
pasien pelayanan Rawat Inap di RSUD Cicalengka pada tahun 2016 adalah sebesar 7.868 orang
meningkat sekian 1.174 orang dibanding kunjungan tahun 2015 sebesar 6.694 orang, meningkat
17,5 %.
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin dilaksanakan melalui kegiatan Pelayanan Kesehatan
Rujukan bagi masyarakat miskin sebagai pengguna Jaminan Kesehatan Daerah/SKTM. Hasil capaian
kinerja pelaksanaan program kesehatan penduduk miskin merupakan satu kesatuan pelayanan
Rawat Jalan dan Rawat Inap di RSUD Cicalengka dengan hasil kegiatan berupa BOR (Bed Occupation
Rate) sebesar 59,6 %, LOS (Length Of Stay) sebesar 2,7 dan TOI (Turn Over Interval) sebesar 2,1.
Jumlah kunjungan pasien pelayanan Rawat Jalan pengguna SKTM di RSUD Cicalengka pada tahun
2016 adalah sebesar 620 orang menurun185 orang dibanding kunjungan tahun 2015 sebesar 805
orang, menurun 29,8 %.
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit
paru-paru/rumah sakit mata melalui kegiatan :
Program ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit . Seiring dengan peningkatan
kebutuhan masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan, RSUD Cicalengka berupaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan standar kamar operasi dan penyediaan alat-alat kesehatan
yang dibutuhkan untuk pelayanan bedah, rawat inap, IGD, dan ruang rawat serta ruang pelayanan
lainnya. Jumlah kunjungan pasien pelayanan Rawat Jalan di RSUD Cicalengka pada tahun 2016 adalah
sebesar 43.836 orang meningkat 1.755 orang dibanding kunjungan tahun 2015 sebesar 42.081 orang,
meningkat 4,17 %. Jumlah kunjungan pasien pelayanan Rawat Inap di RSUD Cicalengka pada tahun
2016 adalah sebesar 7.868 orang meningkat sekian 1.174 orang dibanding kunjungan tahun 2015
sebesar 6.694 orang, meningkat 17,5 %.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.4
Belum Optimalnya sumber daya tenaga Optimalisasi sumber daya yang ada dan
No. Permasalahan Solusi
6. Jumlah anggaran untuk relokasi Berusaha mencari sumber dana yang lainnya
pembangunan RSUD Soreang masih dengan banyak mengusulkan kepada pihak-
banyak kekurangannya jika ingin segera pihak yang dirasa bisa membantu
mewujudkan RSUD Soreang yang lebih
representatif
Sarana lahan Parkir RSD Majalaya tidak Perlu dilakukan pengadaan penigkatan
memadai karena belum memiliki lahan sarana dan prasarana Rumah Sakit ,
khusus untuk parkir, apalagi dengan khususnya penambahan atau pengadaan
adanya peningkatan kunjungan Pasien tanah untuk lahan parkir RSD Majalaya.
yang signifikan.
No. Permasalahan Solusi
Akses jalan menuju Rumah Sakit Perlu Perlu dilakukan koordinasi dengan pihak
dibenahi. terkait
Sumber : Dinkes Kab Bandung, RSD Majalaya, RSD Cicalengka dan RSD Soreang Tahun 2016
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga, Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi
(SDAPE), Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Kebersihan (Dispertasih), Badan Perencanaan
Pembangunan, Kecamatan Margahayu dan Kecamatan Majalaya, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.560.966.041.647,00,- dan terealisasi sebesar Rp.545.242.587.627,00,- atau 97,20%. Anggaran
tersebut digunakan untuk melaksanakan 15 program yang terdiri dari 49 kegiatan dengan fokus
sasaran : Meningkatnya aksesbilitas, kapasitas dan keselamatan terhadap pelayanan sarana dan
prasarana transportasi (%),Meningkatnya aksesbilitas, kapasitas dan kualitas infrastruktur sumber
air, Meningkatnya penataan kawasan ibu kota Kabupaten Bandung, Meningkatnya efiektivitas
perencanaan tata ruang, Meningkatnya efektivitas pemanfaatan ruang wilayah, Optimalnya
pengendalian pemanfaatan ruang, serta Meningkatnya upaya penanganan masyarakat yang
tergenang banjir, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.5
KEUANGAN KINERJA
PROGRAM / INDIKATOR
KODERING REALISA SKPD
KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
n Jalan
1.03.15.10 Pembangun
Terbangunny
an akses 35.000.000.0 33.676.841.7 4,212 0,812 BINA
a Akses Jalan
jalan tol 00 87 Km Km MARGA
Tol
(Bangub)
1.03.16 Program
Pembangun Terbangunny
an Saluran 20.846.891.0 20.648.885.5 a saluran 33,31 BINA
55 Km
Drainase/G 00 00 drainase/gor Km MARGA
orong- ong-gorong
gorong
103.16.03 Pembangun
an saluran Terbangunan
drainase/ 17.791.796.0 17.644.012.0 saluran 171 171 BINA
00 00 drainase/gor Lokasi Lokasi MARGA
gorong- ong-gorong
gorong
1.03.17 Program
Pembangun Terbangunny
an 54.346.581.1 53.115.574.8 a 21,24 BINA
Turap/Talud turap/talud/ 75 Km
00 50 Km MARGA
/
Bronjong
Bronjong
Bronjong
bronjong
Jembatan
Baik
1.03.18.03 Rehabilitasi/
194.576.206. 191.833.971. Terpeliharany 776 776 BINA
pemelihara
822 355 a jalan Lokasi Lokasi MARGA
an jalan
1.03.18.04 Rehabilitasi/
pemelihara 21.679.469.0 20.674.913.3 Terpeliharany 104 104 BINA
an 00 00 a Jembatan Lokasi Lokasi MARGA
jembatan
secara digital
1.03.18.06 Rehabilitasi/
pemelihara 102.598.810. 102.310.151. Terpeliharany 33 33 BINA
an jalan 000 682 a jalan Lokasi Lokasi MARGA
(DAK)
1.03.18.07 Rehabilitasi/
pemelihara 9.406.000.00 9.387.929.00 Terpeliharany 51 51 BINA
an jalan 0 0 a Jalan Lokasi Lokasi MARGA
(Bangub)
1.03.22 Program
Pembangun Prosentase
an Sistem ketersediaan
Informasi/ data kondisi BINA
375.000.000 371.178.550 100% 100%
sarana dan MARGA
Database prasarana
Jalan Dan transportasi
Jembatan
1.03.23.05 Pengadaan
peralatan Tersedianya
dan peralatan dan
BINA
perlengkapa 112.726.000 112.055.000 perlengkapan 1 Paket 1 Paket
MARGA
n bengkel bengkel alat-
alat-alat alat berat
berat
1.03.23.06 Pengadaan
alat-alat
Tersedianya
ukur dan
alat-alat
bahan BINA
250.000.000 249.449.000 laboratorium 4 Jenis 4 Jenis
laboratoriu MARGA
kebinamarga
m
an
kebinamarg
aan
berat
1.03.26 Program
Pengemban Prosentase
gan, ketersediaan
Pengelolaan dokumen
Dan perencanaan
Konversi 219.350.000 201.720.221 penanganan 100% 100% SDAPE
Sungai, drainase
Danau Dan skala
Sumber kawasan dan
Daya Air skala kota
Lainnya
cipariuk
1.03.28.03 Rehabilitasi 25 25
dan sungai/ sungai/
kondisi
pemelihara 6.910.940.70 6.325.682.50
tanggul dan Saluran Saluran SDAPE
an bantaran 0 0
bataran baik pembua pembua
dan tanggul
sungai ng ng
1.03.29.02 Pembangun
Tertatanya
an/
7.483.460.00 6.865.764.00 Infrastruktur 17 17 BINA
peningkatan
0 0 Perkotaan Lokasi Lokasi MARGA
infrastruktu
dan Trotoar
r
1.03.33 Program
Rehabilitasi/
Prosentase
Pemeliharaa terbangunnya
54.717.619.0 54.231.763.9 BINA
n Saluran saluran 100% 98,24%
00 00 MARGA
Drainase/ drainase/gor
ong-gorong
Gorong-
gorong
drainase
Gorong-
gorong-
gorong
gorong
1.05.15.05 Penyusunan
Dokumen
rencana
1.525.425.00 1.507.305.40 RDTRK dan 1.03 DISPER-
detail tata 2 Paket
0 0 Zoning Paket TASIH
ruang
Regulation
kawasan
an Sistem
Informasi
Perencanaan
Tata Ruang
dan
Infrastruktur
1.05.16.13 Implementa
si Terlaksanany
pelaksanaan a
0.4
kerja badan ketertiban/ke 1 DISPER-
61.337.500 61.262.500 Kegiata
koordinasi teraturan Kegiatan TASIH
n
pengendalia pemanfaatan
n ruang ruang
daerah
1.05.17 Program
Pengendalia Prosentase
DISPER-
n 707.923.000 695.660.600 bangunan ber 8% 0%
TASIH
Pemanfaata IMB
n Ruang
pengendalia pengendalian
n pemanfaatan
pemanfaata ruang DED
n ruang Kampung
Sunda
560.966.041. 545.242.587.
TOTAL
647 627
Sumber : Dinas Bina Marga, Dinas SDAPE dan Kecamatan di Kab. Bandung, Tahun 2016.
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Bina Marga
Terbangunnya turap/talud/bronjong
Kinerja jaringan jalan berdasarkan kondisi dapat dikategorikan dengan : jalan kondisi baik, rusak
sedang dan rusak berat. Pada tahun 2016, kondisi jalan berdasarkan kategori tersebut hampir
seluruhnya mengalami perkembangan yang cukup baik, kecuali panjang jalan kondisi rusak. Panjang
jalan kondisi rusak ringan mengalami kenaikan sebesar 1,15%. Dimana pada tahun 2015 panjang
jalan kondisi rusak ringan mencapai 101,659 km dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 100,490
km, sedangkan panjang jalan kondisi rusak berat mengalami penurunan sebesar 42,18% dimana pada
tahun 2015 panjang jalan kondisi rusak berat mencapai 121,523 km dan pada tahun 2016 menurun
menjadi 70,270 km. Hal ini berpengaruh terhadap proporsinya, dimana pada tahun 2015 proporsi
jalan kondisi rusak sebesar 8,80 % dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 8,70% atau panjang jalan
kondisi rusak mengalami peningkatan sebesar 1,15%.
Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai proporsi dan panjang jaringan jalan di Kabupaten
Bandung berdasarkan kondisi selama kurun waktu 2015-2016.
Tabel 4.6
Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai proporsi jembatan di Kabupaten Bandung
berdasarkan kondisi selama kurun waktu 2015-2016.
Jumlah jembatan berdasarkan kondisi pada tahun 2016 mengalami perkembangan yang cukup baik.
Hal ini diketahui bahwa jumlah jembatan kondisi baik di Kabupaten Bandung pada tahun 2016
sebanyak 781 buah, jumlah ini meningkat sebesar 11,10 % dibandingkan tahun 2015, di mana pada
tahun 2015 jumlah jembatan kondisi baik sebanyak 703 buah. Dikarenakan adanya penambahan
jumlah jembatan maka untuk kondisi rusak mengalami kenaikan. Kondisi jembatan rusak menurun
sebesar 37,80%
Proporsi jembatan kondisi baik naik 88,45%, kondisi rusak meningkat 11,55%. Berikut adalah
gambaran secara lengkap mengenai proporsi dan jumlah jembatan di Kabupaten Bandung
berdasarkan kondisi selama kurun waktu 2015–2016;
Tabel 4.7
Tahun 2015-2016
Pembangunan saluran drainase pada tahun 2016 sebanyak 586 ruas jalan, sepanjang 33,31 km.
Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2015, di mana pada tahun 2015 jumlah saluran drainase
yang dibangun sebanyak 449 ruas jalan, sepanjang 20,56 km. Pembangunan TPT pada tahun 2016
sebanyak 336 TPT, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 514 TPT.
Dispertasih
Tersedianya peta digital dan peta garis yang berbasis pada foto udara;
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi
yang digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.8
9. Kondisi sungai sudah menunjukkan dampak Meningkatkan koordinasi dengan Balai Besar
ketidakseimbangan pada bagian hulu Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) dan Dinas
sungai, yang telah mengalami degradasi Pengelolaan Sumber Daya Air (DPSDA)
dan longsoran-longsoran tebing yang Provinsi Jawa Barat serta DISKIMRUM
diakibatkan oleh arus sungai yang cukup Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan
deras dan daerah konservasi yang mulai upaya pemeliharaan sungai di Kabupaten
mengalami penurunan fungsi, sedangkan Bandung dan penataan Dranaise lintas
daerah hilir sungai sudah menunjukkan Kab/Kota;
adanya abrasi yang cenderung membentuk
badan sungai menjadi lebar dan dangkal. Melakukan upaya pencegahan terhadap
penggunaan sarana dan prasarana sumber air
(sungai dan saluan pembuang) melalui
pemberian rekomendasi teknis atau peil
banjir,
10. Keterbatasan kemampuan anggaran dalam Untuk sungai yang sudah tersedia
rangka penanganan banjir. perencanaan teknisnya diupayakan melalui
pola sharing pembiayaan dengan pemerintah
pusat dan pemerintah propinsi
11. Masih banyaknya masyarakat yang belum Meningkatkan sosialisasi dan koordinasi
peduli terhadap lingkungan seperti dengan pemerintah daerah setempat, dalam
membuang sampah/material ke saluran, hal ini dea, kecamatan, dan masyarakat agar
No. Permasalahan Solusi
menyebabkan ruang palung sungai/saluran bisa bekerja sama dan penataan kegiatan
dan masih sulitnya birokrasi pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan lancar,
kegiatan di lapangan karena terbatas oleh
kewenangan lintas kewilayahan dan sedang Melakukan upaya koordinasi dan pengarahan
dipengaruhi oleh orang – orang yang tidak kepada masyarakat untuk kesadaran serta
bertanggung jawab, sehingga kami sulit kepedulian terhadap lingkungan dan
untuk melaksanakan kegiatan berupaya untuk merasakan saling memiliki.
penataan/pelaksanaan yang sudah
direncanakan oleh dinas.
14. Belum lengkapnya dokumen perencanaan Melakukan Inventarisasi aset irigasi dan
teknis (OP dan DED) untuk DI di 4 Sub DAS kondisinya di lapangan
dan sistem drainase perkotaan.
Membuat manual OP dari setiap kegiatan
perencanaan lain yang memerlukan OP
nantinya pada saat rencana tersebut
direalisasikan pada tahap konstruksi
Sumber : Dinas Bina Marga dan Dinas SDAPE Kab. Bandung, Tahun 2016
URUSAN PERUMAHAN RAKYAT
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan (DISPERTASIH),
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta SKPD Kecamatan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.63.241.307.982,00,- dan terealisasi sebesar Rp. 58.832.453.103,00-atau 93,03%.
Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 6 program yang terdiri dari 22 kegiatan dengan
fokus sasaran : Meningkatnya kualitas kawasan permukiman, Meningkatnya upaya pengelolaan
sarana dan prasarana sanitasi, serta Meningkatnya mitigasi dan adaptasi terhadap resiko bencana.
Khusus untuk urusan wajib perumahan dari oleh BPBD, dengan anggaran sebesar Rp.
367.000.000,00,-, telah terealisasi sebesar Rp. 100.372.000,00,- atau (27,34%), anggaran tersebut
digunakan untuk melaksanakan 1 program yang terdiri dari 2 kegiatan dengan fokus 2 sasaran:
meningkatnya pemenuhian infrastruktur dasar wilayah dan berkurangnya tingkat resiko bencanan
dan kebakaran. Secara leseluruhan rincaiannya sebagai berikut:
Tabel 4.9
Prosentase
Program
1.4.15 cakupan
Pengemban DISPERTASI
23.153.293.2 21.589.533. ketersediaan 85,89% 92,24%
gan H
72 656 rumah layak
Perumahan
huni
Prosentase
PSU yang DISPERTASI
6% 6,6%
sudah diserah H
terimakan
Prosentase
DISPERTASI
Infrastruktur 91,38% 91,38%
H
pedesaan
dan Manual
n
(NSPM)
Koordinasi
penyelengga Inventarisasi
raan dan verifikasi DISPERTASI
1.4.15.3 128.221.200 125.144.400 6% 6.6%
pengemban PSU dan TPU H
gan di 20 Lokasi
perumahan
Pembangun
an sarana Perencanaan,
dan pengawasan
1.471.000.91 1.246.626.1 DISPERTASI
1.4.15.7 prasarana serta 91.38% 91.38%
8 22 H
rumah pembanguna
sederhana n sapras
sehat
Pembangun
an Jalan
Setapak dan Pembanguna
TPT Desa n jalan
Pangguh setapak dan DISPERTASI
1.4.15.18 143.000.000 141.816.000 1 Lokasi 1 Lokasi
Kecamatan TPT Desa H
Ibun Pangguh Kec.
Kabupaten Ibun
Bandung
(BANGUB)
Tpt Desa
Neglasari
Kecamatan TPT Desa
Ibun Neglasari Kec.
Kabupaten Ibun
Bandung
(BANGUB)
Pembangun
an Jalan
Setapak dan Pembanguna
TPT Desa n jalan
Cibeet setapak dan DISPERTASI
1.4.15.20 122.500.000 121.649.000 1 Lokasi 1 Lokasi
Kecamatan TPT Desa H
Ibun Cibeet Kec.
Kabupaten Ibun
Bandung
(BANGUB)
Pembangun
an Jalan
Setapak dan Pembanguna
TPT Desa n jalan
Pangauban setapak dan DISPERTASI
1.4.15.21 122.500.000 121.972.000 1 Lokasi 1 Lokasi
Kecamatan TPT Desa H
Pacet Pangauban
Kabupaten Kec. Pacet
Bandung
(BANGUB)
Pembangun
an Jalan
Setapak dan Pembanguna
TPT Desa n jalan
Nagrak setapak dan DISPERTASI
1.4.15.22 122.500.000 120.421.000 1 Lokasi 1 Lokasi
Kecamatan TPT Desa H
Pacet Nagrak Kec.
Kabupaten Pacet
Bandung
(BANGUB)
KODERIN PROGRAM / KEUANGAN INDIKATOR KINERJA
SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET REALISASI
Pembangun
an Jalan
Setapak dan Pembanguna
TPT Desa n jalan
Tangsimekar setapak dan DISPERTASI
1.4.15.23 102.000.000 100.495.500 1 Lokasi 1 Lokasi
Kecamatan TPT Desa H
Paseh Tangsimekar
Kabupaten Kec. Paseh
Bandung
(BANGUB)
Pembangun
Pembanguna
an Jalan
n jalan
Lingkungan
lingkungan
Perdesaan DISPERTASI
1.4.15.24 175.000.000 173.748.000 perdesaan 1 Lokasi 1 Lokasi
Desa H
Desa
Panyirapan
Panyirapan
Kec. Soreang
Kec. Soreang
(BANGUB)
Pembangun
an Jalan Pembanguna
Lingkungan n jalan
Perdesaan setapak dan
DISPERTASI
1.4.15.25 Desa 150.000.000 148.742.000 TPT Desa 1 Lokasi 1 Lokasi
H
Karamatmul Karamatmuly
ya Kec. a Kec.
Soreang Soreang
(BANGUB)
Pembangun
Pembanguna
an Jalan
n jalan
Lingkungan
lingkungan
Perdesaan DISPERTASI
1.4.15.26 150.000.000 148.049.000 perdesaan 1 Lokasi 1 Lokasi
Desa H
Desa
Rawabogo
Rawabogo
Kec. Ciwidey
kec. Ciwidey
(BANGUB)
Lingkungan
lingkungan
Perdesaan
perdesaan
Desa
Desa
Nengkelan
Nengkelan
Kec. Ciwidey
kec. Ciwidey
(BANGUB)
Pembangun
Pembanguna
an Jalan
n jalan
Lingkungan
lingkungan
Perdesaan DISPERTASI
1.4.15.28 150.000.000 148.885.000 perdesaan 1 Lokasi 1 Lokasi
Desa H
Desa
Sukawening
Sukawening
Kec. Ciwidey
kec. Ciwidey
(BANGUB)
Akses aman
Program
1.4.16 terhadap air
Lingkungan DISPERTASI
35.612.207.9 32.921.519. bersih di 30% 13,44%
Sehat H
85 492 kawasan
Perumahan
pedesaan
Penyediaan
sarana air Terbangunny
bersih dan a prasarana
sanitasi dan sarana air
10.985.183.9 10.764.229. 133 DISPERTASI
1.4.16.2 dasar minum di 105 133 Desa
89 299 Desa H
terutama Desa dan
bagi SPAL di 28
masyarakat Desa
miskin
hunian
berimbang
Terbangunny
a potensi
Penyediaan sarana
sarana sanitasi
sanitasi komunal pada
1.086.369.19 1.073.915.1 daerah DISPERTASI
1.4.16.8 komunal 60% 53.77%
6 82 dengan H
bagi
masyarakat kepadatan
miskin tinggi/kumuh
/
miskin
Terbangunny
a potensi
sarana
sanitasi
komunal pada
daerah
Penyediaan
dengan
sarana
kepadatan
sanitasi
tinggi/kumuh DISPERTASI
1.4.16.9 komunal 823.609.000 816.199.186 5 unit 5 unit
/miskin, H
bagi
sehingga
masyarakat
dapat
miskin (DAK)
meningkatkan
akses sebesar
0,037% dari
52,935%
menjadi
52,972%
bagi
masyarakat
miskin (DAK)
Terbangunny
a potensi
sarana
sanitasi
komunal pada
Penyediaan daerah
Sarana dengan
Sanitasi kepadatan
Komunal 2.676.162.00 2.327.142.5 tinggi/kumuh DISPERTASI
1.4.16.19 6 unit 6 unit
bagi 0 00 /miskin, H
Masyarakat sehingga
Miskin ( DAK dapat
IPD ) meningkatkan
akses sebesar
0,037% dari
52,935%
menjadi
52,972%
Penyediaan
Sarana Air
Bersih dan
Sanitasi Terbangunny
Dasar 4.435.000.00 4.298.730.7 a prasarana DISPERTASI
1.4.16.21 7 desa 7 desa
terutama 0 00 dan sarana air H
bagi minum
Masyarakat
Miskin ( DAK
IPD )
KODERIN PROGRAM / KEUANGAN INDIKATOR KINERJA
SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET REALISASI
SANI-
Terbangunny
Sanitasi
a potensi
Bertumpu
14.180.050.0 12.248.256. sarana DISPERTASI
1.4.16.22 Pada 27 Unit 27 Unit
00 400 sanitasi H
Masyarakat
sebanyak 27
(Sabermas)
unit
(BANGUB)
Penyediaan
Sarana Air
Bersih dan
Sanitasi Tersedianya
Dasar prasarana DISPERTASI
1.4.16.23 680.050.000 636.203.800 100% 100%
Terutama pendukung H
Bagi kegiatan
Masyarakat
Miskin (DAK
Non Fisik)
Jumlah
Program
pembinaan
1.4.17 Pemberdaya 173
kelompok 173 DISPERTASI
an 216.435.000 214.656.600 Kelomp
pengelola air Kelompok H
komunitas ok
bersih dan
Perumahan
sanitasi
Peningkatan
peran serta
masyarakat Prasarana
6 orang, 6 orang, 12 DISPERTASI
1.4.17.3 dalam 216.435.000 214.656.600 Pendukung
12 bulan bulan H
pelestarian kegiatan
lingkungan
perumahan
barang
Terlaksanany BPBD
Monitoring,
a monitoring, 151
1.4.18.3 evaluasi dan 47.920.000 0 0 kegiatan
evaluasi dan satuan
pelaporan
pelaporan
Program
peningkatan Meningkatny
1.4.19 kesiagaan a cakupan
3.117.210.02 2.977.705.7 DISPERTASI
dan pelayanan
5 30 H
pencegahan penanggulang
bahaya an kebakaran
kebakaran
Terlaksanany
a pendataan,
pemeriksaan
dan pengujian
sistem 40%
proteksi dari 30 % dari
kebakaran/pe bangun bangunan
Pengawasan
meberian an gedung/
pelaksanaan
rekomendasi gedung/ DISPERTASI
1.4.19.4 kebijakan 50.000.000 49.850.000
teknis sistem pabrik/ H
pencegahan
proteksi pabrik/ mall/
kebakaran
kebakaran
dan mall/ hotel
kesiapsiagaan hotel
tim MKKG
pada
bangunan
gedung
KODERIN PROGRAM / KEUANGAN INDIKATOR KINERJA
SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET REALISASI
Pendidikan 30%
Terpeliharany
dan dari 80 30% dari 80
a
pelatihan orang orang
keterampilan DISPERTASI
1.4.19.5 pertolongan 74.690.000 74.670.000 petugas petugas
teknis H
dan damkar damkar (24
petugas
pencegahan (24 Orang)
damkar
kebakaran Orang)
Terciptanya
peningkatan
kepedulian,
kesadaran
dan
keterampilan, 20%
pemilik dari 100 10 % dari
Penyuluhan bangunan bangun 100
pencegahan gedung/pabri an bangunan DISPERTASI
1.4.19.7 81.019.025 80.820.000
bencana k/ gedung/ gedung/Pa H
kebakaran brik
mobil Pabrik Sekolah
dalamupaya Sekolah
pencegahan
dan
penanggulana
gn dini
kebakaran
Tertanggulan
ginya setiap
kejadian
Pemeliharaa kebakaran di 60%
100 %
n sarana dan wilayah dari
tertanggula
prasarana Kabupaten pemelih DISPERTASI
1.4.19.9 896.496.000 886.955.800 nginya 203
pencegahan Bandung araan H
Kali
bahaya dengan secara
Kebakaran
kebakaran dukungan rutin
ketersediaan
BBM yang
memadai
peningkatan
kesiagaan
Terciptanya
petugas
dari kesiapsiaga
damkar
Pelayan an petugas
dan dalam
an damkar
pengendalia pelaksanaan
0 80 Penangg dalam H
n bahaya tugas siaga
ulangan menanggul
kebakaran piket jaga 24
Kebakar angi 203
jam dengan
an Kejadian
terpenuhinya
Kebakaran
insentif
piket/lembur
Meningkatny
a kualitas
Program
1.4.20 sarana
pengelolaan 1.142.161.70 1.129.037.6 DISPERTASI
prasarana 100% 100%
areal 0 25 H
areal TPU di
pemakaman
wilayah Kab.
Bandung
Pemeliharaa Tersedianya
n sarana dan 1.142.161.70 1.129.037.6 sarana DISPERTASI
1.4.20.7 35% 35%
prasarana 0 25 penunjang H
pemakaman areal TPU
63.260.327.9 58.250.007.
Jumlah 92,08
82 153
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Tersedianya rencana program pembangunan yang sesuai antara rencana pemerintah pusat, propinsi
dan Kabupaten sesuai RTRW dan RPJM;
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat miskin terhadap
pelayanan sarana dan prasarana sanitasi pada daerah sekitar DAS Citarum;
Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan tidak dapat dilaksanakan terkait dengan bantuan sosial
yang pelaksanaannya pada akhir tahun 2016 atau pada bulan Desember, atau dengan kata lain hasil
dan atau capain pelaksanaan pembangunan pada urusan ini terealisasi sebesar Rp. 0,- atau 0 %.
( BPBD).
Tabel 4.10
No Tahun
Uraian Perkembangan (%)
. 2015 2016
Persentase Luas
3. 93,78 93,81 1,0003
Permukiman yang Tertata
No Tahun Perkembangan
Uraian
. 2015 2016 (%)
Cakupan pelayanan air bersih yang dilakukan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan
Kabupaten Bandung pada tahun 2016 mencapai 61.46% terhadap total jumlah penduduk Kabupaten
Bandung Daerah pelayanan (536.831 jiwa), dengan jumlah Desa yang telah mendapatkan pelayanan
air bersih sebanyak 275 Desa dari 280 Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Bandung.
Tabel 4.12
Tahun Perkembangan
No. Uraian
2015 2016 (%)
(Jiwa)
Jumlah rumah tangga di Kabupaten Bandung yang mempunyai akses sanitasi (mempunyai fasilitas
pembuangan air besar/tinja) telah mencapai 59,00% pada tahun 2016. Kondisi ini naik 1,384 point
dibandingkan tahun 2015, di mana pada tahun 2015 jumlah rumah tangga yang telah mempunyai
akses sanitasi mencapai 42,63 %.
Tabel 4.13
Tahun Perkembangan
No. Uraian
2015 2016 (%)
Jumlah TPU di Kabupaten Bandung pada tahun 2016 sebanyak 175 lokasi, dengan luas keseluruhan
sebesar 319.568 m2, mempunyai daya tampung sebanyak 66,310 unit pemakaman.
Tabel 4.14
2015 2016
N
Uraian Jumlah Luas Daya Jumlah Luas Daya
o
(lokasi) (m2) Tampung (lokasi) (m2) Tampung
Tempat
1. pemakaman 165 318.168 66,020 166 319.568 66.310
umum (TPU)
Tempat
Pemakaman
2. 9 328,852 67,821 9 328.852 67.821
bukan umum
(TPBU)
Tempat
3. pemakaman
khusus (TPK)
4. Lain-Lain
Jumlah Tempat
5. 174 645.020 133,841 175 648.420 134.131
Pemakaman
Jumlah
6. penduduk 3.494.026 3.512.189
(jiwa)
Rasio TPU
7. persatuan 1 : 52 1 : 53
penduduk (1/6)
Kondisi existing Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung tahun 2016 adalah memiliki 9 (Sembilan)
unit mobil Damkar, memiliki 3 wilayah manajemen kebakaran (WMK)/Pos Damkar serta hanya
memiliki 81 Petugas Damkar. Kondisi tersebut tidak meningkat signifikan bila dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya (2015), sehingga sangat tidak sebanding dengan luas wilayah pelayanan
dan jumlah penduduk yang harus terlindungi dari ancaman bahaya kebakaran di Kabupaten
Bandung.
Jumlah kebakaran yang terjadi sepanjang tahun 2016 sebanyak 303 kali, sedangkan luas wilayah
Kabupaten Bandung adalah 176.238,67 ha, dengan jumlah penduduk sebanyak +3.512.189 jiwa. Dari
data ini dapat diketahui rasio mobil pemadam kebakaran terhadap luas wilayah Kabupaten Bandung,
yaitu 1:19,582. Sedangkan rasio mobil pemadam kebakaran terhadap jumlah penduduk Kabupaten
Bandung tahun 2016 adalah 1 : 388,225
Aspek penilaian pelayanan penanggulangan kebakaran ditetapkan dalam standar pelayanan minimal
(SPM) yang tertuang dalam Permendagri No. 69 Tahun 2012 yang mengacu pada 4 indikator yaitu :
1.Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran; 2.Tingkat Waktu Tanggap (Respon Time) Penanggulangan
Kebakaran; 3.Standard jumlah Mobil Pemadam kebakaran berkapasitas 3000 – 5000 liter; 4.Standar
jumlah petugas pemadam kebakaran yang telah tersertifikasi.
Tingkat cakupan pelayanan kebakaran didefinisikan sebagai presentase kondisi existing wilayah
manajemen kebakaran (WMK) atau Pos Damkar dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten
Bandung yang terlayani.
Sedangkan Tingkat waktu tanggap (respon time rate) daerah layanan WMK di definisikan sebagai
Prosentase capaian respon time yang < 15 menit terhadap suatu kebakaran di dalam covering area
WMK tersebut.
SPM tersebut mensyaratkan bahwa 1 (satu) WMK/Pos Damkar melayani covering area maksimal
radius 7,5 km2 sehingga mampu mencapai respon time yang standard yaitu 15 menit..
Dengan kondisi jumlah mobil pemadam kebakaran dan jumlah wilayah manajemen kebakaran
(WMK)/Pos Damkar saat ini, maka cakupan pelayanan kebakaran di Kabupaten Bandung tahun 2015-
2016 baru mencapai 49,52 % dengan tingkat waktu tanggap (respon time) penanggulangan
kebakaran rata-rata di atas 20 menit (sedangkan standar respon time yang ditetapkan dalam
Permendagri No. 69 Tahun 2012 adalah 15 menit).
Nilai presentase cakupan pelayanan kebakaran akan tetap/konstan apabila tidak ada penambahan
WMK atau Pos Damkar (sedangkan standard presentase cakupan pelayanan kebakaran yang
ditetapkan dalam Permendagri No. 69 Tahun 2013 adalah mencapai (75 %).
Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai cakupan pelayanan bencana kebakaran di
Kabupaten Bandung selama kurun waktu tahun 2015-2016.
Tabel 4.15
Tahun 2015–2016
Perkembangan
No Uraian 2015 2016
(%)
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.16
No Permasalahan Solusi
belum terjangkau jaringan perpipaan air penyediaan air bersih yang akan digunakan,
bersih karena wilayah pelayanan sangat diantaranya dengan system perpipaan
luas, tersebar dan berbukit-bukit secara gravitasi atau pemompaan ataupun
dibangun sumur dalam atau sumur dangkal
Belum adanya mekanisme pelaporan Perlu adanya pembaharuan data base setiap
perkembangan pengelolaan air bersih tahunnya terkait pengelolaan air bersih
pedesaan pedesaan
Terbatasnya sumber air baku yang layak Dilakukan pengambilan mata air dari desa
kualitas dan kuantitas lain dan untuk desa yang tidak memiliki mata
air dibangun sumur dalam atau sumur
dangkal
Tidak adanya sumber air/system hydrant Perlunya pembuatan system hydrant kota
kota untuk pemadaman kebakaran dan penyediaan sumber air / ground tank di
setiap wilayah kecamatan
Masih banyaknya Rumah Tidak layak huni Stimulasi dan fasilitasi Perbaikan RTLH
dengan penambahan anggaran.
Sarana dan prasarana terutama akses Perlu adanya perbaikan sapras akses jalan
jalan menuju TPU kurang memadai menuju TPU
Proses kriteria dan besaran bantuan sosial Memaksimalkan tenaga yang ada
yang lama, karena verifikasinya
melibatkan pihak luar seperti Dispertasih,
kecamatan dan desa
Urusan ini dilaksanakan oleh 35 (tiga puluh lima) SKPD, dengan total alokasi anggaran mencapai
Rp.37.456.425.100,00,- dan telah terealisasi sebesar Rp.36.197.176.810,00,- atau 96,64%, dengan
rincian anggaran sebagai berikut :
Kantor / Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Perlindungan Masyarakat dengan anggaran sebesar
Rp. 5.042.151.600,00,- dan terealisasi Rp. 5.028.270.200,00,- (99,72 %);
Satuan Polisi Pamong Praja dengan anggaran sebesar Rp. 20.846.545.500,00,- terealisasi Rp.
20.678.690.864,00,- (99,19%);
Sekretariat Daerah (Setda) dengan anggaran sebesar Rp. 3.088.638.500,00,- terealisasi sebesar Rp.
3.023.451.500,00 (97,89%);
31 Kecamatan dengan anggaran sebesar Rp.4.007.077.000,00,- dan terealisasi Rp 3.887.591.871,00,-
(97,02%).
Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 7 program yang terdiri dari 163 kegiatan, dengan
fokus sasaran: Meningkatnya kemanan dan ketertiban masyarakat , dengan rincian kegiatan sebagai
berikut:
Tabel 4.17
Rincian Program/Kegiatan
1.19.15 Program
Peningkatan 17.994.840. 17.977.493.
Satuan Polisi
Keamanan 500 264
Pamong
Dan
Praja
Kenyamanan
Lingkungan
maupun
Linmas Siaga
serta tetap
berkoordinasi
dengan jajaran
samping
seperti Polres
Bandung
memberikan
bahan dan
materi untuk
generasi
penerus dalam
menjaga
ketentraman
dan ketertiban
umum dalam
bermasyarakat
.
PUSDALOPS
1.19.16 Program
Badan
Pemeliharaan 7.011.374.1 6.804.707.7
Kesatuan
Kantrantibmas 26 46
Bangsa,
Dan
Politik &
Pencegahan
Perlindungan
Tindak
Mas
Kriminal
Tingkat
Kabupaten
melalui
kegiatan
Pengamanan
dan Konsultasi
baik dalam
maupun
koordinasi
dengan
Provinsi
a didaerah
siskamswakars pengamanan
a didaerah hari-hari besar
keagamaan
dan nasional
pelaksanaan pelaksanaan
siskamswakars SISKAMSWAKA
a didaerah RSA di daerah
kejahatan keamanan
tindak kriminal
kehidupan kerukunan
beragama dalam
kehidupan
beragama
kehidupan
beragama
1.19.17.0 Peningkatan - - -
1 toleransi dan - -
kerukunan KECAMATAN
dalam CIPARAY
kehidupan
beragama
1.19.18 Program
Kemitraan 3.088.638.5 3.023.451.5
Sekretariat
Pengembanga 00 00
Daerah
n Wawasan
Kebangsaan
1.19.20 Program
Peningkatan 300.000.00 298.182.600
Satuan Polisi
Pemberantasa 0
Pamong
n Penyakit
Praja
Masyarakat
(Pekat)
n Bencana
dasar tingkat
Kecamatan,
Bintek Dapur
lapangan
(DUMLAP) dan
Sosialisasi
pengurangan
risiko bencana
shampo,
pembalut),
terpal (4x6),
tikar, selimut,
karung plastik
(50 kg),
singkup,
cangkul
korban
bencana alam
an bencana kebencanaan
alam
penduduk dari
ancaman/korb
an bencana
alam
alam
37.456.425. 36.197.176.
Jumlah
100 810
Sumber : Badan Kesbangpol, Satpol PP, SETDA dan BPBD dan Kecamatan Kab. Bandung,Tahun
2016.
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Terlaksananya pelaksanaan tugas, piket, patroli dan operasi penegakan Perda baik unsure mako,
kecamatan maupun linmas Siaga serta tetap berkoordinasi dengan jajaran samping seperti Polres
Bandung
Terlaksananya pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan pada Satpol PP untuk
meningkatkan peran dan fungsi Satpol PP di lapangan
Terlaksananya kegiatan sosialisasi-sosialisasi ke sekolah-sekolah sebagai langkah Satpol PP
memberikan bahan dan materi untuk generasi penerus dalam menjaga ketentraman dan ketertiban
umum dalam bermasyarakat;
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.18
Permasalahan dan Solusi Urusan Keamanan, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat Tahun
Anggaran 2016
No Permasalahan Solusi
6 Masih kurangnya tenaga PPNS maupun Tambahan Tenaga pendukung Sumber Daya
tenaga yang handal sebagai pendukung manusia (aparatur) dalam penyelenggaraan
Sumber Daya manusia bagi pelaksanaan ketertiban umum, ketentraman masyarakat
penyelenggaraan ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat di Kabupaten
ketentraman masyarakat dan Bandung segera dapat direalisasikan. Apalagi
perlindungan masyarakat dikaitkan telah terbentuknya Unit Pelaksana Satuan
dengan pembentukan Unit Pelaksana Pelaksana SATPOL PP Kecamatan di
SATPOL PP Kecamatan di Kabupaten Kabupaten Bandung
Bandung.
Sumber : Badan Kesbangpol, Satpol PP, SETDA dan BPBD dan Kecamatan Kab. Bandung,Tahun 2016.
URUSAN SOSIAL
Urusan ini dilaksakan oleh Dinas Sosial (DINSOS), Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan
Rancaekek dengan alokasi anggaran sebesar Rp.15.714.654.725,00,- dan terealisasi sebesar
Rp.14.882.624.550,00,- atau 94,71%. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 7 program
yang terdiri dari 33 kegiatan 1 sasaran : 4.1. Berkurangnya jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS), dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.19
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
1.13.15 Program
Pemberdayaa
n Fakir Miskin,
Rata-rata
Komunitas
persentase
Adat Terpencil
4.440.818.00 4.227.815.2 (%) PMKS Dinas
(KAT), Dan 15,62% 15,62%
0 00 memiliki Sosial
Penyandang
kemandirian
Masalah
ekonomi
Kesejahteraan
Sosial (PMKS)
Lainnya
1.13.15.0 Peningkatan
1 kemampuan
(capacity Jumlah
building) Pendamping
petugas KFM yang 146 146 Dinas
pendamping 567.998.000 551.636.500 ditingkatkan Orang Orang Sosial
social Kapasitasnya.
pemberdayaa
n fakir miskin, ( Orang )
KAT dan PMKS
lainnya
miskin
1.13.15.0 Fasilitasi
Terselenggar
3 manajemen
anyaBimbing 150 150 Dinas
usaha bagi 436.750.000 429.972.000
an Sosial UEP Orang Orang Sosial
keluarga
Bagi WRSE
miskin
1.13.15.0 Pengadaan
Terselenggar
4 sarana dan
anyaBimbing
prasarana
2.507.316.00 2.352.046.9 an Sosial 770 Dinas
pendukung 770 KFM
0 00 KUBE bagi KFM Sosial
usaha bagi
Keluarga
keluarga
Fakir Miskin
miskin
1.13.15.0 Pelatihan
Terselenggar
5 keterampilan
anyaBimbing
bagi
an Sosial dan 45 Dinas
penyandang 86.624.500 86.624.500 45 Orang
kampanye Orang Sosial
masalah
social bagi
kesejahteraan
Tuna Sosial
social
1.13.15.0 Pelatihan
Pelatihan KECAMAT
2 keterampilan
keterampilan 200 200 AN
berusaha bagi 75.000.000 75.000.000
bagikeluarga peserta peserta RANCAEK
keluarga
miskin EK
miskin
Dan mampu
Rehabilitasi mengurus diri
Kesejahteraan 0 55 sendiri dan Sosial
Sosial menghadapi
situasi kritis
1.13.16.0 Pelatihan
4 keterampilan
dan praktek
Terselenggar
belajar kerja
anya Latihan
bagi anak
Keterampilan Dinas
terlantar 147.970.000 147.970.000 80 AT 80 AT
Praktek bagi Sosial
termasuk
Anak
anak jalanan,
Terlantar
anak cacat
dan anak
nakal
1.13.16.0 Peningkatan
7 kualitas
pelayanan, Terpenuhinya
15
sarana dan pemenuhan 15 PKPRI,
PKPRI, Dinas
prasarana 283.500.000 277.898.000 kebutahan TMP& 2
TMP& 2 Sosial
rehabilitasi dasar bagi Tugu
Tugu
kesejahteraan janda PKPRI.
social bagi
PMKS
1.13.16.0 Penyusunan
8 kebijakan
116 116 Dinas
pelayanan dan 150.000.000 150.000.000
Orang Orang Sosial
rehabilitasi
sosial
1.13.16.1 Bimbingan
Terselenggar
4 social
anyaBimbing
keterampilan 315 315 Dinas
983.919.000 902.512.050 an Sosial bagi
usaha bagi Orang Orang Sosial
lanjut usia
lanjut usia
Potensial
potensial
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
1.13.17.0 Pelayanan
7 social bagi Terselenggar
anak terlantar anyapelayana
melalui 1.051.384.95 1.005.949.8 n social bagi 372 Dinas
372 orang
penguatan 0 20 orang tua orang Sosial
usaha anak
ekonomi terlantar
keluarga
Penyandang ditangani
Cacat Dan berfungsi
Trauma secara fisik
ti
1.13.20 Program
Pembinaan
eks
Rata-rata
Penyandang
PMKS yang
Penyakit
ditangani Dinas
Sosial (eks 336.990.000 333.620.000 77,63% 77,63%
mampu Sosial
Narapidana,
berintegrasi
PSK, Narkoba
social (%)
Dan
PenyakitSosial
Lainnya)
1.13.20.0 Pendidikan
1 dan pelatihan Terselenggar
keterampilan nya pelatihan
32 Dinas
berusaha bagi 136.480.000 135.840.000 keterampilan 32 Orang
Orang Sosial
eks menjahit bagi
penyandang eks. PSK.
penyakit sosial
n social
masyarakat
dan kalangan
dunia uasaha
yang
berperan
dalam
pembanguna
n bidang
kesejahteraa
n social (%)
1.13.21.0 Peningkatan
Terselenggar
1 peran aktif
anyasosialisa 195 195 Dinas
masyarakat 135.974.900 135.974.900
si PUB dan Orang Orang Sosial
dan dunia
UGB.
usaha
n desa
Tansosmas.
1.13.21.0 Peningkatan
Pelatihan KECAMAT
3 kualitas SDM
SDM AN
kesejahteraan 30.000.000 30.000.000 1 tahun 1 tahun
kesejahteraa RANCAEK
social
n sosial EK
masyarakat
15.714.654.7 14.882.624.
Jumlah
25 550
Jumlah Orang yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial yang mendapat bantuan social;
Jumlah Pilar-pilar Partisipasi Masyarakat meningkat serta jumlah Dunia usaha yang melaksanakan
aktipitas sosial/CSR;
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah :
Tabel 4.20
URUSAN KETENAGAKERJAAN
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja (DISNAKER), dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.28.118.040.250,00,- dan terealisasi sebesar Rp.27.774.371.240,00,- atau 98,78%. Anggaran
tersebut digunakan untuk melaksanakan 3 program 8 kegiatan 1 sasaran : 4.2. Meningkatkan kualitas
dan produktivitas dalam sektor ketenagakerjaan, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.21
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALIS SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
ASI
1.14.15.0 Pendidikan 6.609.530.00 6.582.389.57 Jumlah Pencari 1460 orang 1460 DINAS
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALIS SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
ASI
1.14.16.0 Penyiapan 5.258.255.00 5.243.435.56 - Jumlah pencari - 500 orang - 500 DINAS
4 tenaga kerja 0 5 kerja ynag orang TENAGA
siap pakai mengikuti KERJA
bimbingan
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALIS SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
ASI
teknis teknologi
tepat guna
(orang)
- Jumlah peserta
sosialisasi - 420 orang - 420
penempatan orang
tenaga kerja
(orang)
- Jumlah peserta
temu konsultasi
pengelola bursa - 50 orang
kerja khusus - 50
(orang) orang
- Jumlah peserta
penyuluhan dan
bimbingan
jabatan (orang) - 300 orang
- Jumlah peserta
- 300
bimbingan
orang
jabatan (orang)
- Jumlah
informasi pasar
- 200 orang
kerja (buku)
- Jumlah peserta
tenaga kerja - 200
sarjana (orang) orang
- 180 buku
- 62 orang
- 180
buku
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALIS SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
ASI
- 62
orang
dan an Kesehatan
kesehatan Kerja (kegiatan)
kerja
28.118.040.2 27.774.371.2
Jumlah 50 40
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Terdatanya jumlah tenaga kerja, angkatan kerja dan penganguran di kabupaten bandung;
Terbentuknya kelompok usaha di Kecamatan hasil dari pendidikan dan pelatihan keterampilan;
Terwujudnya pola pikir masyarakat perihal mekanisme dan prosedur penempatan AKL, AKAD dan
AKAN dan tersampaikannya informasi pasar kerja, bursa kerja dan lowongan kerja;
Terbentuknya Pemandu Bursa Kerja Khusus di satuan pendidikan yang bersertifikat menurut
peraturan setiap penanggungjawab BKK harus memiliki sertifikat pemanduan;
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah :
Tabel 4.22
NO PERMASALAHAN UPAYA
Urusan ini dilaksakan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemeberdayaan Perempuan (BKBPP) serta
31 SKPD Kecamatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.4.134.407.000,00,- dan terealisasi sebesar
Rp3.933.683.640,00,- atau 95,15%. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 3 program
yang terdiridari 38 kegiatan 2 sasaran :. Meningkatnya drajat kesehatan penduduk sejalan dengan
upaya membangun keluarga berencana dan keluarga sejahtera, , Meningkatnya kesadaran penduduk
untuk menerapkan perilaku hidup bersih, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.23
Rincian Program/Kegiatan
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
pemberdayaa
pemulihan
n perempuan
korban
(P2TP2A)
PEKKA
KRANG
keluarga dalam
sejahtera membangun
keluarga
sejahtera
tingkat
kecamatan
(LSM dan Non
LSM) (satuan
organisasi)
perempuan
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Tersedianya layanan fasilitasi pengaduan dan pelayanan korban KDRT dan Trafficking melalui
pembangunan gedung P2TP2A;
Tersosialisasikannya program terpadu P2WKSS, Pencegahan KDRT, Keadilan dan Kesetaraan Gender
Juga Keterampilan 100 Ibu Rumah Tangga Di Lokasi P2WKSS;
Adanya Komitmen Bersama Dalam Penanganan dan Pencegahan KDRT dan Trafficking dengan
Babinsa dan Babinkamitibnas;
Tersusun Surat Keputusan Bupati Tentang Gugus Tugas Kabupaten Bandung Layak Anak;
Terbina 3 (tiga) Rintisan Desa Layak Anak, Yaitu Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Desa Pamekaran
Kecamatan Soreang dan Desa Pasirhuni Kecamatan Cimaung
Tersosialisasikannya Kabupaten Layak Anak pada SKPD Di Lingkugan Kabupaten Bandung, TP PKK
Kabupaten Bandung, Para Camat, Kepala UPT PPB Kecamatan , Ketuan TP PKK Kecamatan, Kasie
Sosial Budaya, Para Kepala Desa dan PKB / TPD se Kabupaten Bandung;
Tersedianya 2 (dua) Gapura Rintisan Desa Ramah Anak di Desa Pasirhuni Kecamatan Cimaung dan
Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.24
No Permasalahan Solusi
PANGAN
Urusan ini dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP), dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 19.868.862.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 19.858.324.625,- atau
99,95%. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 2 program yang terdiri dari 15 kegiatan, 1
sasaran : Tercapainya Kondisi Ketahanan Pangan, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.25
Rincian Program/Kegiatan
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
1.21.15.0 Koordinasi 14.300.000 14.300.000 Peningkatan 2-3 jenis 2-3 jenis KECAMATA
7 kebijakan Pengetahuan N
perberasan Jenis KUTAWARIN
Alternatif GIN
Tanaman
Pangan yang
di Konsumsi
Masyarakat
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
Tingkat
Kecamatan
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Terhitungnya Skor PPH masyarakat Kabupaten Bandung dari indikator ketersediaan pangan dan pola
konsumsi pangan.
Tersedianya bahan olahan pangan lokal, pengawasannya dalam menunjang diversifikasi pangan.
Tersalurkannya Raskin kepada RTS-PM untuk 280 desa dan terpenuhinya indikator 6T (Tepat Kualitas,
Tepat Kuantitas, Tepat Waktu, Tepat Administrasi, Tepat Bayar, Tepat Sasaran).
Terlaksananya pemantauan dan sosialisasi terhadap kelompok penerima LDPM, Usaha Ekonomi
Produktif dan Kelompok Pengolah Pupuk Organik.
Terlaksananya bimtek dan sosialisai pengolahan sumber pangan alternative di 100 kk miskin dan
Kader Wanita Tani (KWT).
Terlaksananya opersional pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) di 31
Kecamatan.
Terlaksananya pembangunan KRPL di pekarangan rumah yang mendukung Raksa Desa serta
ketersediaan sumber pangan dan gizi keluarga di 33 KWT.
Tabel 4.26
No Permasalahan Solusi
3. Distribusi bahan pangan terutama antar daerah Meningkatkan kerjasama melalui kegiatan
(baik antar kecamatan maupun diinternal kemitraan dengan pihak lain
kecamatan) di Kabupaten masih belum optimal.
URUSAN PERTANAHAN
Sesuai dengan amanat UUD 1945 bahwa pada dasarnya tanah dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kepentingan rakyat. Di dalamnya terkandung makna bahwa setiap rakyat Indonesia mempunyai hak
dan kewajiban dalam pengelolaan tanah yang kemudian dituangkan lebih lanjut kedalam peraturan
perundangan.
Pada saat ini permasalahan pertanahan telah menjadi hal yang sensitif dan berkaitan erat dengan
permasalahan hukum serta nilai ekonominya, bahkan permasalahan telah merambat pada
kepentingan negara. Hal ini dapat dilihat dengan begitu sulitnya proses pelaksanaan pembangunan
yang diakibatkan munculnya permasalahan pembebasan lahan untuk kepentingan umum. Dalam hal
ini Pemerintah Daerah berada pada posisi garda depan yang secara langsung berhadapan dengan
masyarakat baik yang bersifat pelayanan maupun dalam hal pencapaian tingkat keberhasilan
pembangunan terutama yang bersifat fisik.
Urusan ini dilaksanakan oleh Setda dan Kecamatan Katapang dengan anggaran sebesar
Rp.456.351.000,00,-dan terealisasi sebesar Rp.420.716.183,00,-atau 92,19 %. Anggaran tersebut
digunakan untuk melaksanakan 1 program yang terdiri dari 3 kegiatan, 1 sasaran : Terwujudnya
regulasi penyelengaraan pemerintahan daerah, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.27
Program
Penataan,
Penguasaan,
456.351.00 420.716.1
1.09.16 Pemilikan,
0 83
Penggunaan Dan
Pemanfaatan
Tanah
Penataan, jumlah
penguasaan, Pemanfaatan
1.09.16.0 pemilikan, 301.000.00 269.502.8 aset 25 31 Sekretaria
1 penggunaan dan 0 24 tanah/bangu Bidang Bidang t Daerah
pemanfaatan nan yang di
tanah manfaatkan
Penyuluhan Terlaksanany
hukum a penyuluhan 1
1.09.16.0 143.251.00 139.113.3 1 Sekretaria
pertanahan hukum Kegiata
2 0 59 Kegiatan t Daerah
pertanahan n
bagi Aparatur
Penyuluhan Terlaksanany
hukum a penyuluhan
pertanahan hukum
pertanahan KECAMAT
1
1.09.16.0 12.100.00 bagi aparatur 1 AN
12.100.000 Kegiata
2 0 dan Kegiatan KATAPAN
n
masyarakat di G
wilayah
kecamatan
katapang
456.351.00 420.716.1
Jumlah
0 83
Hasil yang dicapai dari urusan ini adalah meningkatnya kapasitas aparatur kecamatan, kelurahan dan
desa se-Kabupaten Bandung mengenai pemahaman di bidang hukum pertanahan.
Tabel 4.28
Urusan ini dilaksanakan oleh Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH),Dinas Perumahan,
Penataan Ruang dan Kebersihan (DISPERTASIH) serta 31 SKPD Kecamatan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.40.409.940.225,00,- dan terealisasi sebesar Rp.38.431.428.113,00,- atau 95,1%. Anggaran
tersebut digunakan untuk melaksanakan 6 program yang terdiri dari 73 kegiatan dengan fokus
sasaran : Meningkatnya pengawasan dan pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan
lingkungan, Terselenggaranya adaptasi perubahan iklim dan terselenggaranya konservasi sumber
daya alam, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.29
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
SKPD
G KEGIATAN KINERJA REALISA
TARGET REALISASI TARGET
SI
1.08.15 Program
Pengembanga
23,884,793,60 22,649,400,4
n Kinerja
0 05
Pengelolaan
Persampahan
manajemen perencanaan
pengelolaan pendampinga
sampah n/bimbingan
teknis
pengelolaan
bank sampah
dan data n n Dispertasih
pelayanan
pengankutan
sampah
berbasis
teknologi
informasi
n sampah
UPTD
Soreang,
Baleendah,
Rancaekek,
Ciparay serta
KJP TPPAS
Sarimukti
persampahan
an sampah
pengelolaan prasarana
persampahan pengelolaan
sampah
persampahan persampahan
hidup
egiatan egiatan
SPM, 75 SPM, 75
lokasi lokasi
pemanta pemanta
uan uan
kualitas kualitas
air air
sungai sungai
dan 10 dan 10
lokasi lokasi
pemanta pemanta
uan uan
kualitas kualitas
udara udara
ambien, ambien,
1 paket 1 paket
- Tersedianya
dokumen
KLHS RPJMD
kabupaten
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
SKPD
G KEGIATAN KINERJA REALISA
TARGET REALISASI TARGET
SI
bandung
tahun 2016-
2021
sebanyak 1
paket
16 evaluasi dan a
kegiatan kegiatan
pelaporan pemantauan
/ /
kegiatan yang
perusah perusah
wajib amdal
aan aan
dan ukl-upl
- Tersedianya
kajian
konservasi
sumber daya
air
- Tersedianya
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
SKPD
G KEGIATAN KINERJA REALISA
TARGET REALISASI TARGET
SI
dokumen
perencanaan
dan
pengawasan
SR (sumur
resapan)
-
Terbangunny
a 20 SR
1.08.19 Program
Peningkatan
Kualitas Dan Peningkatan
Akses Kualitas akses
Informasi 299,850,000 297,907,500 informasi
Sumber Daya sumber daya
Alam Dan alam dan
Lingkungan lingkungan
Hidup hidup
1.08.20 Program
Peningkatan 3,058,951,53
3,363,900,000
Pengendalian 2
Polusi
pengendalian
pencemaran
lingkungan
05 kawasan
Rumah hijau KRHL KRHL
N
lestari , dan dan 20 dan 20
CILENGKRA
20 lubang lubang lubang
NG
resapan Biopori Biopori
Biopori
CICALENGK
Terbuka Hijau gantung gantung
A
40,409,940,22 38.431.428.1
Jumlah
5 13
Luas RTH di Kabupaten Bandung tahun 2016 mencapai 53,961 Ha dibanding tahun 2015 mencapai
38,283 ha atau naik sebesar 40,95% terhadap luas wilayah Kabupaten Bandung (176.238,67 ha).
Tabel 4.30
Tahun
No. Uraian
2015 2016
Tabel 4.31
No Permasalahan Solusi
3 Masih terbatasnya data aktual yang dapat Penggunaan asumsi-asumsi yang logis
dijadikan dasar penyusunan Masterplan sebagai pengganti tidak adanya data yang
IPAL Komunal akurat dan aktual
Belum dapat dihitungnya jumlah air yang Melakukan perhitungan dengan data
dapat dikonservasi yang dihasilkan dari asumsi dan data yang tersedia
pembuatan sumur resapan dan lubang
resapan biopori yang ada dimasyarakat Melaksanakan koordinasi dengan instansi
terkait
iklim
12. Kurangnya tempat penyimpanan seperti Penyediaan lemari dan rak secara bertahap
lemari dan rak untuk peralatan sampling, dengan jenis lemari yang sesuai dengan
alat gelas, alat K3, alat kebersihan, dan peralatan yang akan disimpannya
lemari dokumen
Pembuatan/pengadaan wastafel baru di
Kurangnya tempat pencucian alat gelas ruangan AAS
14. Banyaknya peserta sosialisasi yang bukan Menekankan dalam setiap sosialisasi dan
pengambil keputusan mencantumnkan pada undangan agar yang
hadir adalah pimpinan, atau meminta yang
Banyaknya isu aktual yang harus hadir agar menyampaikan hasil sosialisasi
disosialisasikan, sementara anggaran kepada pimpinan
terbatas
Adanya anggaran yang memadai untuk
mengakomodasi sosialisasi yang diperlukan
Urusan ini dilaksakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (DISDUKCASIP) serta SKPD
Kecamatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.8.765.600.100,00,-,-dan terealisasi sebesar
Rp.8.496.961.375,00,-,-atau 96,94%. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 1 program
40 Kegiatan, 1 sasaran : Meningkatkan efisiensi pelayanan administrasi publik dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 4.32
- Jumlah KK
yang
diterbitkan
an adminduk
an
kependuduk bidang
an kependudukan
5 publik dalam
bidang
kependuduk kuantitas
an pelyanan
(Pelayanan public dalam
KTP, KK dan bidang
pelaksanaan kependudukan
penerapan
e-KTP)
bidang bidang
kependuduk kependudukan n
an
bidang kependudukan G
kependuduk
an
10.940.722. 10.638.893.8
Jumlah
200 03
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Pengoperasian dan Pemeliharaan Jaringan SIAK Online di 31 Kecamatan dan Penyempunaan Aplikasi
SIAK;
Terlaksananya Implementasi Aplikasi Yandesduk dan Aplikasi Integrasi Data Kependudukan dengan
OPD terkait;
Pemasangan Jaringan Vsat IP pada mobil pelayanan untuk meningkatkan pelayanan akta kelahiran
secara mobile di daerah;
Terbantunya warga kurang mampu untuk melaksanakan Isbat Nikah dalam rangka Penerbitan Akta
Kelahiran anaknya;
Tersedianya Profil Perkembangan Penduduk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Bandung;
Tersusunnya Peraturan Bupati Nomor 103 Tahun 2016 tentang Pedoman Pendataan Penduduk Non
Permanen;
Pencapaian Pelayanan Administrasi Kependudukan berupa KTP Elektronik, Jumlah Penduduk Wajib
KTPElektronik Tahun 2016 berjumlah 2.465.179 yang telah memiliki KTP Elektronik berjumlah
2.198.931 (89,20%) dan yang telah direkam KTP Elektronik 2.288.000 (92,81%);
Pencapaian Pelayanan Administrasi Kependudukan berupa Pembuatan Akta Kelahiran Tahun 2016
Terbit 91.898 Sehingga pencapaian Penduduk yang telah memiliki Akta Kelahiran dapat dilihat dari
perbandingan antara jumlah penduduk yang telah memiliki Akta Kelahiran 2.276.697 sedangkan
jumlah penduduk 3.512.189 Dengan demikian rasio penduduk yang telah memiliki Akta Kelahiran
mencapai 64,82%;
Pelayanan Administrasi Kependudukan berupa Pembuatan Akta Nikah non muslim Tahun 2016
menerbitkan sebanyak 358 Akta Nikah. Pasangan Nikah Non Muslim yang telah memiliki Akta Nikah
sampai dengan Tahun 2016 sebanyak 6.893;
Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2016 berjumlah 3.512.189 terdiri dari Laki-laki berjumlah
1.797.990 dan Perempuan berjumlah 1.714.199.
Tabel 4.33
2. KK KK (SIAK) KK (SIAK)
3. Akta Kelahiran
b. Belum Memiliki - -
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.34
NO PERMASALAHAN SOLUSI
Urusan ini pada tahun 2016 dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMPD),
Dinas Perumahan Penataan Ruang dan Kebersihan (DISPERTASIH) (Anggaran DAK), Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan SKPD Kecamatan dengan jumlah anggaran sebesar
Rp.8.570.458.700,00,- realisasi sebesar Rp.8.128.119.674,00,- atau 94,84%. Pelaksanaan Urusan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mempunyai sasaran Pembangunan Daerah yaitu :
meningkatnya infrastruktur desa, meningkatnya perkembangan kemandirian desa, dan terwujudnya
regulasi penyelengaraan pemerintahan daerah.Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 4
program yang terdiri dari 23 kegiatan, 2 sasaran : Meningkatnya pemberdayaan masyarakat
perdesaan, Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 4.35
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
desa terselenggarany
a sosialisasi
program
pemerintah dapil dapil
melalui
rembug/ saba
desa
program pokok
PKK,
terlaksananya
penilaian
Posyandu dan
Monev 10
Program pokok
PKK tk.
Kabupaten dan
tingkat nasional
sehat pemerintah
(PSPM) kabupaten
bandung dan
terselenggarany
a program
penanggulanga
n kemiskinan di
perkotaan
masyarakat a penanganan
mengenai dan pengaduan
pronangkis masyarakat
yang dilakukan
oleh setiap
pengelola
kegiatan
penanggulanga
n kemiskinan
3 pemerintah
desa dalam
aparatur desa
bidang
dan kerjasama
manajemen
kajian perda
pemerintaha
n desa
8.570.458.70 8.128.119.6
Jumlah
0 74
Sumber : BPMPD, DISPERTASIH, BPBD dan SKPD Kecamatan Kab. Bandung, Tahun 2016
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Terlaksannya Kegiatan Kajian Raperda BPD Tahun 2016 yang menghasilkan Peraturan Daerah
Kabupaten Bandung Nomor 22 tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD);
Tersusunnya Pedoman Petunjuk Teknis Pengelolaan dan Penyusunan data Profil Desa/Kelurahan
Tahun 2016;
Tersusunnya Daftar Isian Potensi dan Perkembangan Desa/Kelurahan Tahun 2016 Sebanyak 65.000
KK;
Hasil dan Capaian Sub Kegiatan Profil Desa/Kelurahan terangkum dalam daftar keputusan-keputusan;
Terpilihnya 3 Posyandu Terbaik dan 3 Desa Terbaik dalam Pelaksanaan 10 Program Pokok PKK Tk.
Kabupaten Bandung untuk Diajukan Dalam Monev Tk. Provinsi;
Tersusunnya SK Juara Lomba Posyandu Terbaik Tk. Kabupaten Bandung Tahun 2016, dan SK 10
Program Pokok PKK Tk. Kabupaten Bandung Tahun 2016;
Termotivasinya PKK untuk Meningkatkan Kinerjanya sebagai Pencatat, Penyuluh, dan Penggerak
Masyarakat;
Sosialisasi, Pembinaan dan Monitoring Kegiatan Bantuan Keuangan Khusus (Raksa Desa)
Tersusunnya Peraturan Bupati Bandung Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Bantuan
Keuangan Program Raksa Desa di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2016;
Terlaksananya Kegiatan Sosialisasi Pembinaan dan Monitoring Bantuan Keuangan Raksa Desa tahun
2016;
Tersedianya Sarana dan Prasarana Perdesaan yang dibutuhkan di 270 Desa se Kabupaten Bandung.
Terlaksananya Pemberian Penghargaan Kepada Desa yang Menjadi Juara I, II dan III Lomba Desa
Tingkat Kabupaten Bandung Tahun 2016;
Penyelenggaraan Pembangunan dan Demokrasi Masyarakat Perdesaan
Tersusunnya Peraturan Bupati Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Alokasi Dana Perimbangan Desa di kabupaten Bandung;
Terlaksananya Fasilitasi Dokumen Kegiatan ADPD yang Akan Dilaksanakan Oleh Desa;
Terlaksananya kegiatan sosialisasi Peraturan Bupati Bandung mengenai ADPD Tahun 2016;
Tersusunnya Peraturan Bupati Bandung Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Dana
Desa di Kabupaten Bandung Tahun 2016;
Terlaksananya Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Dana Desa bagi Desa Tahun 2016;
Terlaksananya Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Dana Desa bagi Kecamatan Tahun 2016;
Terkelolanya Manajemen Bumdes serta Meningkatnya Pengetahuan dan Kapasitas Pengurus Bumdes
Terhadap Kelembagaan Bumdes di masing-Masing Desa Melalui Pelaksanaan Bimbingan Teknis
Bumdes di Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2016
Terlaksananya koordinasi yang baik antara Pokja Posyandu Desa, Pokjanal Posyandu Kecamatan dan
Pokjanal Posyandu Kabupaten Bandung serta SKPD terkait;
Meningkatnya gotong royong masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta
tersedianya data swadaya masyarakat;
Meningkatnya Pengetahuan, Kemampuan dan Keterampilan Kader Posyandu dalam Melaksanakan
Kegiatan Posyandu;
Terjalinnya Komunikasi Pro Aktif antara Kader Posyandu dengan Pokja Posyandu serta Pokjanal
Posyandu Kecamatan maupun Kabupaten;
Meningkatnya Kepedualian Sosial Masyarakat Memlaui Budaya Gotong Royong Sebagai Wujud
Partisipasi/Swadaya Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pembangunan di Kabupaten Bandung;
Terwujudnya Optimalisasi Pembangunan Desa yang Distimulasi oleh SKPD Terkait dan Dilaksanakan
dengan Mengedepankan Partisipasi dan Gotong-Royong Masyarakat;
Ditetapkannya Juara I, II dan III Bulan Bhakti Gotong Royong Tahun 2016 Tk. Kabupaten Bandung;
Meningkatnya kapasitas dan sikap tanggap pengelola kegiatan penanggulangan kemiskinan dalam
penanganan pengaduan serta aspirasi masyarakat;
Terkoordinasinya Tim Penanggulangan Kemiskinan Tk. Kabupaten dalam Menemukan Titik Solusi dari
Pengaduan-Pengaduan Masyarakat yang Terhimpun;
Tersusunnya Keputusan Bupati Bandung tentang Pembentukan Tim Asistensi Kegiatan TNI
Manunggal Membangun Desa dan Bhakti Siliwangi Satata sariksa Tahun 2016;
Terlaksannya Gelar TTG Tk. Kabupaten Bandung Tahun 2016 di Gedong Budaya Sabilulungan;
Terlaksananya Gelar TTG Tk Provinsi Tahun 2016 di Gedung Sate Provinsi Jawa Barat;
Terlaksannya Gelar TTG Tk. Nasional Tahun 2016 di Kota Mataram – Lombok;
Pembuatan Alat Pengolahan Sampah (Hibah mesin pengolah sampah komposter untuk Posyandu
Mandiri di 10 Kecamatan se Kabupaten Bandung) sehingga diharapkan dapat Memberikan Kontribusi
Kepada Lingkungan dalam Penanggulangan Sampah Di Kabupaten Bandung.
Terfasilitasinya infrastruktur prasarana umum seperti Pembangunan jalan desa/ jalan lingkungan,
Tembok Penahan Tanah (TPT), Drainase, Irigasi Desa,Jembatan Desa, Pasar Desa dan Sarana dan
Prasarana air Bersih;
Terlaksananya Sosialisasi Penunjang Bantuan Keuangan Infrastruktur Desa bagi desa se kabupaten
bandung;
Terfasilitasinya monitoring dan evaluasi bagi desa yang sudah mendapatkan program infrastruktur
desa (Bantuan Keuangan bersumber dari APBD Provinsi Jabar).
Terlaksannya Bimbingan Teknis bagi Aparat Pemerintahan Desa Dalam Pengelolaan Keuangan dan
Administrasi Desa;
Meningkatnya Pengetahuan dan Kemampuan Perangkat Desa Dalam Pengelolaan Keuangan dan
Administrasi Desa;
Terfasilitasinya Raperdes tentang APBDes Tahun 2016 yang Diajukan Pemerintahan Desa dan BPD
melalui Evaluasi Raperdes tentang APBDes;
Terlaksannya Kegiatan Kajian Peraturan daerah Kabupaten Bandung yang menghasilkan Peraturan
Daerah Kabupaten BandungNomor 08 Tahun 2016 tentang Pembangunan Desa dan Peraturan
DaerahNomor 10 tahun 2016 tentang SOTK Perangkat Desa;
Terlaksannya Sosialisasi Pengelolaan Barang Milik Desa dan Inventarisasi Aset Desa Tahun 2016;
Rencana Tindak Pemerintah Desa untuk Melakukan Pengelolaan Barang Milik Desa dan
Menginventarisasi Aset-Aset Desa
Tabel Tabel 4.36
3. Badan Usaha Milik Desa yang dinilai sudah Pelaksanaan pembinaan secara
maju relatif baru sedikit, dimana badan usaha berkesinambungan oleh pihak kabupaten
milik desa ini seharusnya mendukung dalam serta dianggarkannya penambahan modal
kemadirian desa itu sendiri. Badan Usaha Milik Desa
Urusan ini dilaksakan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemeberdayaan Perempuan
(BKBPP) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.9.540.582.000,00- dan terealisasi sebesar
Rp.9.126.191.105,00-atau 95,66,00%. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 6 program
yang terdiri dari 10 kegiatan 1 sasaran : Meningkatnya drajat kesehatan penduduk sejalan dengan
upaya membangun keluarga berencana dan keluarga sejahtera, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.37
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALISAS SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
I
berencana
Kecamatan
(DAK non fisik)
9.540.582.0 9.126.191.1
Jumlah
00 05
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Tabel 4.38
1 Kecamatan 31 31 100
Kesimpulan : Bahwa kondisi umum capaian dan realisasi kegiatan DP2KBP3A di tingkat lini lapangnan
di 31 Kecamatan yang ada di wilayah admnistratif pemerintah Kabupaten Bandung, walaupun tidak
menunjukkan total angka 100%, namun secara keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan
lancar, karena hasil kegiatan yang dicapai masih di atas 90%.
Tabel 4.39
NO URAIAN JUMLAH %
Kesimpulan : bahwa peran serta anggota Poktan BKB dalam mengikuti pertemuan/penyuluhan
(74,17%) dan tingkat kesertaan ber-KB (75,31%) secara administratif sudah relatif baik, untuk itu
para pengelola Program KB di tingkat Kecamatan agar terus melaksanakan pembinaan secara
intensif, terpadu dan berkesinambungan, kemudian ditindaklanjuti pembinaan oleh tingkat
Kabupaten.
Tabel 4.40
NO URAIAN JUMLAH %
1. TUMBUH 77 73 94,81
2. TEGAK 35 30 85,71
3. TEGAR 20 20 100,00
Kelompok kegiatan PIKR (Pusat Informasi Dan Kosultasi Remaja) menjadi indikator kinerja tersendiri
seperti yang telah dijelaskan pada poin indikator kinerja sebelumnya.
Capaian kinerja tersebut bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan tapi memerlukan
keberpihakan dari berbagai sektor lembaga, organisasi dan instansi, karena pada dasarnya untuk
mencapai kinerja tersebut disamping kegiatan pelayanan reguler yang dilakukan oleh Puskesmas,
Rumah Sakit atau Klinik KB swasta, juga memanpaatkan momen-momen strategis dengan pokok
kegiatan “Pelayanana KB bagi keluarga miskin” diantaranya adalah :
Pelayanan KB di wilayah tertentu dengan peserta pelayanan dari Kecamatan terdekat pada titik
pelayanan.
Capaian kinerja dari kegiatan-kegiatan tersebut, yaitu jumlah peserta KB aktif sampai dengan bulan
DESEMBER 2016tercatat sebanyak 580.334 akseptor atau 82,50% dari PUS sebesar 703.383, dengan
rincian mix kontrasepsi sebagai berikut :
Tabel 4.42
Keadaan Peserta KB Drop Out s/d bulan DESEMBER 2016 tercatat sebanyak 41.463 akseptor atau
7,14 %
peserta KB drop out per Mix Kontrasepsi bulan DESEMBER 2016 di atas rata-rata total DO Kabupaten
terdapat pada kontrasepsi MOP 7,78 %, Suntik 10,77 %
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.43
1. Cakupan pasangan usia subur yang ingin ber Melaksanakan pelayanan untuk peserta KB
KB tidak terpenuhi (unmet need) relative baru di setiap even atau kegiatan yang
masih tinggi, yaitu 7.97% strategis
2. Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang Pengayoman dan pembinaan oleh petugas
menjadi peserta KB aktif sudah relative tinggi, KB terhadap peserta KB aktif di berbagai
yaitu 82,51% tingkatan, dari tingkat RT, RW, Desa dan
Kecamatan
3. Masih terdapat pasangan usia subur yang Kegiatan PUP (pendewasaan usia
istrinya di bawah 20 tahun perkawinan) lebih ditingkatkan dengan
sasaran daerah legokan dan pinggiran
4 Cakupan penyediaan alat dan obat Pembuatan data basis yang lebih berkualitas
kontrasepsi untuk memenuhi permintaan dengan mengedepankan aturan yang ada
masyarakat, masih sering terjadi salah
No. Permasalahan Solusi
7 Cakupan penyediaan alat dan media Pembentukan BKB untuk seluruh kelompok
informasi pengasuhan dan tumbuh kembang umur, dari bayi sampai anak usia 5 tahun
anak (belum seluruh anak mendapatkan
KKA/kartu kembang anak) Pengadaan KKA untuk setiap tahunnya
dialokasikan kepada sasaran baru
URUSAN PERHUBUNGAN
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan (DISHUB) dan Dinas Bina Marga dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.38.409.349.483,00,- dan terealisasi sebesar Rp.37.699.260.697,00,-atau
98,15%. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 6 program yang terdiri dari 20 kegiatan
dengan fokus sasaran : Optimalnya sistem telekomunikasi dan informatika yang terpadu melalui
pemanfaatan teknologi dan komunikasi, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.44
Program
Pembangunan Capaian Target
DISHU
1.07.15 Prasarana dan 26.638.626.0 26.049.906.7 PAD Bidang
B
Fasilitas 00 24 Perhubungan
Perhubungan
Koordinasi
dalam Pelaksanaan 1
1
pembangunan Lomba Tata rangkaia DISHU
1.07.15.09 66.544.000 66.544.000 rangkaian
prasarana dan Tertib Lalu n B
kegiatan
fasilitas Lintas (WTN) kegiatan
perhubungan
Perencanaan Pengadaan
dan dan DISHU
1.07.15.03 118.550.000 118.150.400 656 SRP 656 SRP
Pembangunan Pemasangan B
Fasilitas Parkir Marka Parkir
Perencanaan
dan
Penyusunan 1
Operasionalisa 1 DISHU
1.07.15.10 358.532.000 350.107.000 Rencana Induk dokume
si Terminal dokumen B
Terminal n
Angkutan
Penumpang
Program
Tingkat
Rehabilitasi
Ketersediaan
dan DISHU
1.07.16 130.000.000 117.440.000 Pelayanan PKB
Pemeliharaan B
per Populasi
Prasarana dan
4000 KWU
Fasilitas LLAJ
Rehabilitasi/
pemeliharaan
67.4092
sarana alat Pemeliharaan 1 paket DISHU
1.07.16.01 130.000.000 117.440.000 paket
pengujian Alat Uji Kegiatan B
Kegiatan
kendaraan
bermotor
Tingkat
Ketersediaan
layanan
Angkutan
Program
Umum
peningkatan DISHU
1.07.17 Terhadap
pelayanan 599.686.000 599.686.000 B
Perjalanan
angkutan
(Moda Share,
Kinerja
Penyediaan
Supply)
Dokumen
Perencanaan
Pelelalangan
Pengembanga
Penyenggaraa
n sarana dan 1
n Angkutan 1 DISHU
1.07.17.12 prasarana 266.442.000 266.442.000 Dokume
Umum Massal Dokumen B
pelayanan jasa n
Berbasis Jalan
angkutan
(BUS) dalam
Jaringan
Trayek Lokal
ketertiban
lalulintas dan
angkutan
Pemilihan dan
pemberian Penyuluhan
penghargaan Awak
sopir/juru Kendaraan 40 DISHU
1.07.17.15 122.310.000 122.310.000 40 orang
mudi/awak Angkutan orang B
kendaraan Penumpang
angkutan Umum
umum teladan
Pembinaan Pembinaan
angkutan Awak
110 DISHU
1.07.17.19 penumpang 52.359.000 52.359.000 Angkutan 110 awak
awak B
umum tidak Kawasan
dalam trayek Tertentu
Pembinaan
Pembinaan
Awak 50 DISHU
1.07.17.20 Angkutan 54.070.000 54.070.000 50 orang
Angkutan orang B
Barang
Barang
Tingkat
Ketersediaan
Program
Halte di Lokasi
Pembangunan
yang Telah DISHU
1.07.18 Sarana dan 12.750.000 12.750.000
Dilayani B
Prasarana
Angkutan
Perhubungan
Umum dalam
Trayek
Pembangunan Pengadaan
halte bus, taxi dan DISHU
1.07.18.02 12.750.000 12.750.000 15 buah 15 buah
gedung Pemasangan B
terminal Rambu Halte
rata rambu,
marka dan
lalulintas guardrail)
pada Jalan
Kabupaten
Manajemen
dan rekayasa
DISHU
1.07.19.04 lalulintas dan 36.860.000 36.860.000 Survey LHR 30 titik 30 titik
B
angkutan jalan
di kawasan
Pengadaan
Pengadaan
Dan
dan 22.81 DISHU
1.07.19.09 Pemasangan 340.980.000 340.980.000 23 buah
Pemasangan buah B
Perlengkapan
RPPJ
Jalan (DAK)
Pengadaan
Pengadaan
Dan
dan DISHU
1.07.19.11 Pemasangan 214.585.000 214.585.000 6000 m' 6000 m'
Pemasangan B
Perlengkapan
Marka Jalan
Jalan
Kajian OD
Angkutan
Pengendalian Barang dan 1
1 DISHU
1.07.19.13 Angkutan 237.400.000 228.202.000 Penetapan Dokume
Dokumen B
Barang jaringan Lintas n
Angkutan
Barang
PAM Rutin di
Optimalisasi
Koridor Utama
Operasional 1.101.035.00 1.101.035.00 DISHU
1.07.19.14 Wilayah 282 hari 320 hari
Rekayasa Lalu 0 0 B
Kabupaten
Lintas
Bandung
kendaraan
4000 KWU
bermotor
Pembangunan
Updating dan
balai
Pemeliharaan DISHU
1.07.20.01 pengujian 147.964.000 147.964.000 1 paket 1 paket
Aplikasi B
kendaraan
Database
bermotor
Uji Petik
Pelaksanaan Kelaikan
uji petik Kendaraan DISHU
1.07.20.03 66.486.000 64.995.000 7 lokasi 7 lokasi
kendaraan Persiapan B
bermotor Angkutan
Lebaran
Pembinaan
Pendataan 31 31
Bengkel DISHU
1.07.20.05 76.450.000 76.450.000 Bengkel kecamat kecamata
Kendaraan B
Umum an n
Bermotor
29.602.822.0 28.990.853.7
Jumlah
00 24
Sumber : Dinas Perhubungan dan Dinas Bina Marga Kab. Bandung, Tahun 2016.
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini sampai dengan tahun 2016
adalah sebagai berikut:
Dinas Perhubungan
Tingkat ketersediaan perlengkapan jalan mencapai 15,97% dari total kebutuhan kondisi 100%.
Tabel 4.45
13 Ruang parker on dan offstreet 3.091 SRP 656 21,22 656 21,22
Adapun yang menjadi alasan persentase capaian indikator kinerja tidak 100%
(capaian 99,75%) adalah dikarenakan target kinerja didasarkan pada RENSTRA (merekam anggaran
Tahun 2016 s.d. DPA) yang ditetapkan sebelum penetapan DPPA 2016. Sementara anggaran belanja
langsung DISHUB Kab. Bandung dalam DPPA 2016 dikurangi dari DPA 2016, sehingga output kegiatan
pun menjadi berkurang. Hal tersebut dikarenakan di antaranya oleh:
Kebijakan Pemerintah Pusat terkait efisiensi DAK sebesar 10%, sehingga output pengadaan dan
pemasangan RPPJ dikurangi sebanyak 4 unit (mengurangi realisasi rambu lalu lintas).
Anggaran belanja langsung kegiatan ‘pengendalian angkutan barang’ dikurangi dari Rp. 480.000.000,-
menjadi sebesar Rp. 237.400.000,- sehingga sehingga output pengadaan dan pemasangan rambu
kelas jalan dieliminasi sebanyak 108 unit (mengurangi realisasi rambu lalu lintas).
Namun demikian, pengadaan rambu lalu lintas di kegiatan ‘manajemen dan rekayasa lalu lintas dan
angkutan jalan’ sebanyak 29 unit belum terekam dalam target pengadaan dan pemasangan rambu
lalu lintas sampai dengan Tahun 2016.
Kesimpulan, realisasi pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas di Tahun 2016 adalah = 391 – 4 –
108 + 29 = 308 unit (dan sampai dengan Tahun 2016 adalah 1.701 unit).
LoS (Level of Service) atau tingkat pelayanan jalan dengan indeks 3,467 atau sama dengan LoS D
mendekati C.
LoS dikategorikan ke dalam level A (terbaik dengan nilai kuantitatif atau indeks 6) sampai dengan
level F (terburuk dengan indeks 1). Oleh karena itu, target LoS sebagaimana tertuang dalam BAB 9
RPJMD Kab. Bandung 2016 – 2021 adalah sebagai berikut:
Th 2015 = D (2,89)
Th 2016 = D (3)
Th 2017 = D (3,2)
Th 2018 = D (3,5)
Th 2019 = D (3,7)
Th 2020 = C (4)
Dengan demikian, LoS jalan Tahun 2016 tercapai melebihi target 115,67%. LoS jalan dapat terukur
dengan sangat dominan oleh kecepatan lalu lintas dan kapasitas jalan, di mana hal ini menjadi fungsi
Dinas Bina Marga pada Tahun 2016. Peran DISHUB dalam perbaikan tingkat pelayanan jalan adalah
mengatur dan mengendalikan pergerakan kendaraan, melalui penyediaan perlengkapan jalan
sebagai wujud dari manajemen dan rekayasa lalu lintas, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi
volume lalu lintas sebagai salah satu alat ukur tingkat pelayanan jalan.
Tingkat penggunaan angkutan umum (moda share) tahun 2016 mencapai 1,41%.
Moda share terukur dengan membandingkan jumlah pengguna angkutan umum, terhadap
total pergerakan lalu lintas yang terbangkitkan di suatu wilayah. Mengingat bahwa pergerakan lalu
lintas merupakan dampak dari fungsi tata guna lahan, maka sasaran ini menjadi sangat dipengaruhi
oleh kebijakan guna lahan yang mengadopsi transit oriented development, yang perlu diinisiasi oleh
Dinas Pertasih selaku instansi di bidang penataan ruang pada Tahun 2016. Peran DISHUB dalam
peningkatan moda share adalah penyediaan layanan angkutan umum dan fasilitasnya seperti
terminal.Merujuk data primer Tahun 2016, bahwa jumlah penumpang angkutan umum yang
beroperasi di Kabupaten Bandung (baik trayek lokal, AKDP, maupun perbatasan) di Tahun 2016
terhitung mencapai 262.114 orang per hari, dengan ketersediaan layanan angkutan sebanyak
358.158 seat per hari. Target seat yang disediakan setiap tahunnya, diharapkan mampu mendorong
jumlah pengguna angkutan umum, yang mana jumlah pengguna yang diharapkan di Tahun 2020
‘setidaknya’ sama dengan pengguna di Tahun 2013 (setara dengan 670.940 penumpang per hari).
Dengan prinsip ‘planning by design, not by demand ‘ maka jumlah layanan angkutan umum yang
1
harus tersedia di Tahun 2020 = x target jumlah penumpang = 958.486 seat per
70 %
hari.
Tabel 4.46
yaitu persentase daripada kendaraan wajib uji yang melaksanakan uji berkala, di Tahun
2016mencapai 95,11%. Adapun jumlah kendaraan wajib uji yang ditargetkan melaksanakan uji
berkala (sebagaimana DPPA-SKPD DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016) adalah sebanyak 45.970
kendaraan, dan sejumlah 43.722 kendaraan sudah melaksanakan uji berkala di Tahun 2016.
Diukur melalui indikator kinerja peningkatan jumlah kendaraan melakukan uji emisi dari tahun 0
(tahun 2015) ditargetkan meraih angka 53,87% dan tercapai 84,87%. Dengan demikian capaian
kinerjanya adalah 157,55%. Operasionalisasi indikator peningkatan jumlah kendaraan melakukan uji
emisi dari Tahun 0 adalah sebagai berikut:
Kendaraan yang melakukan uji emisi adalah kendaraan yang melakukan uji emisi gas buang
kendaraan, di luar kendaraan yang melaksanakan uji baru dan uji berkala.
Tahun 0 adalah tahun untuk kondisi awal periode RPJMD Kab. Bandung 2016 - 2021, yaitu Tahun
2015.
Di tahun 2015, jumlah kendaraan yang melakukan uji emisi gas buang kendaraan mencapai 271
kendaraan.
Tahun 2016 tercapai sejumlah 501 kendaraan yang melaksanakan uji emisi.Maka peningkatan jumlah
kendaraan melakukan uji emisi dari Tahun 0 adalah sebesar 84,87%.
Bina Marga
Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai jumlah PJU di wilayah Kabupaten Bandung
selama kurun waktu 2015 -2016.
Tabel 4.47
Tahun
No
Uraian Perkembangan
. 2015 2016
(%)
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah :
Tabel 4.48
3 Kendala teknis, sosial dan pendanaan Inovasi sistem dan teknologi angkutan
dalam promosi penggunaan angkutan, umum serta penyuluhan dan
yang merupakan penilaian IKK Dinas penghargaan terhadap masyarakat
Perhubungan Kabupaten Bandung pengguna maupun penyelenggara
angkutan umum
Urusan ini dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan, Arsip, dan Pengembangan Sistem Informasi
(BAPAPSI), dengan alokasi anggaran sebesar Rp.5.034.913.250,- dan terealisasi sebesar Rp.
4.021.389.575,- atau 95.44%. Urusan ini dilaksanakan untuk mendukung Meningkatnya pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang menjadi sasaran RPJMD Perubahan 2015 -2021 Kabupaten
Bandung. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 3 (tiga) program yang terdiridari 8
(delapan) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.49
KEUANGAN KINERJA
KODERI PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
NG KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
Jumlah kegiatan 3 3
roadshow/ kegiatan kegiatan
seminar/ diskusi
bidang TIK
1.25.18 Program
Kerjasama 500.000.00 267.800.00
Informasi 0 0
Dengan Mas
Media
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Meningkatnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi melalui penyediaan akses internet
60 Mbps dan pemeliharaan jaringan komunikasi data Pemkab Bandung dan pengembangan ruang
server (1 Paket).
Meningkatnya pengetahuan masyarakat melalui kegiatan Roadshow TIK di sekolah (300 orang),
Seminar UMKM (100 orang), pelatihan masyarakat terdiri dari computer dasar, pelatihan menulis
dan pembuatan blog (450 orang)
Meningkatnya pengetahuan aparatur Petugas Dokumentasi dan Informasi Publik (PDIP) melalui
Bimtek Sistem Informasi Perkantoran Maya (SiMaya), Aplikasi Keterbukaan Informasi Publik (KIP),
website dan e-gov.
Terselenggaranya Pameran Gebyar Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Tahun 2016.
Pada bulan September 2016, SOR Si Jalak Harupat menjadi venue beberapa cabang olah raga yang
dipertandingkan pada PON ke XIX. Dalam rangka memeriahkan PON ke XIX maka pihak
penyelenggara PON XIX menggelar Pameran Gebyar PON XIX tahun 2016 pada tanggal 18 September
s/d 27 September 2016 yang berlokasi di kawasan / halaman utama SOR Si Jalak Harupat. Sebagai
SKPD yang salah satu tupoksinya mendiseminasikan informasi kepada masyarakat maka pada
kegiatan pameran tersebut BAPAPSI menjadi salah satu peserta Pameran mewakili Pemerintah
Kabupaten Bandung dengan konten yang ditampilkan berupa informasi berbagai potensi dan
sosialisasi program serta capaian kinerja Kabupaten Bandung dengan tema stand yang diusung
“Kabupaten Bandung : Dulu, Kini dan Nanti”.
Selain untuk mensosialisasikan berbagai informasi tersebut diatas, keikutsertaan BAPAPSI menjadi
peserta Pameran Gebyar PON XIX tahun 2016 adalah untuk menampilkan beberapa hasil kreativitas
masyarakat kab. Bandung yang telah dan akan dikembangkan, serta membuka wawasan masyarakat
Kab. Bandung terhadap potensi daerahnya sendiri
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah :
Tabel 4.50
1. Belum memadainya SDM Bidang Teknologi Peningkatan kapasitas bagi JFU Bidang TIK
Informasi dan Komunikasi (TIK); dan Petugas Dokumentasi dan Informasi
Publik (PDIP) SKPD melalui Bimtek;
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
(DISKOPERINDAG), Kecamatan Katapang dan Kecamatan Kutawaringin dengan anggaran sebesar
Rp.3.240.341.325,- dan terealisasi sebesar Rp.3.105.018.569,- atau 95,82%. Anggaran tersebut
digunakan untuk melaksanakan 4 program yang terdiri dari 13 kegiatan 1 sasaran : Meningkatkan
kapasitas, kapabilitas serta produktivitas UMKM-IKM dan kualitas produk unggulan, dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel4.51
Program Jumlah
Penciptaan pelaku
Iklim Usaha UMKM 576 1.150
1.15.15 355.070.00 328.222.24
Kecil (satuan UMKM UMKM
0 5
Menengah pelaku
yang kondusif UMKM)
Penyelengga
raan
Sosialisasi
Peningkatan
kebijakan
1.15.15.0 Iklim Usaha Kec.Kuta
tentang Usaha 15.070.000 15.070.000 66 Orang 66 orang
6 Kecil waringin
Kecil
Menengah
Menengah
Pelaku
UMKM
Pembuatan
Aplikasi buat
Perencanaan, Data Base
koordinasi, dan UMKM
1.15.15.0 200.000.00 177.390.62 DISKOPE
pengembangan Spasial 1 paket 1 paket
8 0 0 RINDAG
Usaha Kecil Berbasis
Menengah Web Data
base UMKM,
IKM dan
Koperasi
KODERIN PROGRAM / KEUANGAN INDIKATOR KINERJA
SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET REALISASI
kegiatan 4
sosialisasi kegiatan 4 kegiatan
tentang (1 kali (1 kali
Peraturan sosialisasi sosialisasi
dan (120 (120
Perundang- orang),1 orang),1
undangan kali kali
Pengembangan
1.15.15.0 140.000.00 135.761.62 UMKM serta pendataa pendataan DISKOPE
Usaha Kecil
2 0 5 Pendataan n basisi basisi data RINDAG
Menengah
Basi Data data UMKM,
UMKM, UMKM, paket
Katalog serta paket katalog &
CD produk katalog & CD, 5
UMKM dan CD, 5 Papan
Papan Sentra Papan Sentra)
UMKM Sentra)
Jumlah
Program Pelaku 576 1.150
Pengembangan UMKM UMKM UMKM
Kewirausahaan (UMKM) 2.
dan 1.589.058.8 1.532.557.4 Jumlah 38.500 1.150 DISKOPE
1.15.16
Keunggulan 25 00 Tenaga Kerja UMKM UMKM RINDAG
Kompetitif UMKM 3.
Usaha Kecil Jumlah 3.305.648 3.106.638.
Menengah Omzet .709.979 027.825
UMKM (Rp)
Pertemuan
Usaha
Peningkatan Mikro, Kecil
kemitraan dan
1.15.16.0 usaha bagi 216.483.82 199.826.82 Menengah DISKOPE
150 orang 150 orang
3 Usaha Mikro 5 5 (UMKM) RINDAG
Kecil dengan
Menengah BUMN/PKBL
Perbankan
dan Buyer
UMKM
Anggota
Koperasi
(Hasil
Kerajinan,Ko
sarana promosi nveksi)
0 RINDAG
hasil produksi melalui
Event
Pamerah
Hari
Koperasi
Nasional
penyelengga
ran kegiatan
Penyelenggara
1.15.16.0 983.500.00 955.416.07 pelatihan 1150 1150 DISKOPE
an pelatihan
6 0 5 kewirausaha UMKM UMKM RINDAG
kewirausahaan
an bagi
UMKM
Terselenggar
anya
pelatihan
kewirausaha KECAMA
Penyelenggara
1.15.16.0 an bagi 1 TAN
an pelatihan 14.600.000 14.600.000 1 Kegiatan
7 masyarakat Kegiatan KATAPAN
kewirausahaan
produktif di G
wilayah
kecamatan
katapang
pelatihan
Pelatihan
manajemen 60 orang 60 orang
1.15.16.1 manajemen 120.000.00 119.999.92 DISKOPE
pengelolaan Pengurus Pengurus
0 pengelolaan 0 5 RINDAG
koperasi/KU Koperasi Koperasi
koperasi/ KUD
D
anjungan anjungan
sistem sistem
informasi informasi
pengemb pengemba
angan ngan
koperasi koperasi
Jumlah
Program
Sertifikasi
Pengembangan
Produk
Sistem 100% 100%
Industri
Pendukung 334.350.00 328.957.12 DISKOPE
1.15.17 Rumah 170 PIRT 170 PIRT
Usaha Bagi 0 4 RINDAG
Tangga dan Halal dan Halal
Usaha Mikro
(PIRT) dan
Kecil
Sertifikasi
Menengah
Halal
pemberian
fasilitasi
Penyelenggara
Sertifikasi 110 110
an pembinaan
kesehatan Sertifikasi Sertifikasi
industri rumah
1.15.17.0 300.000.00 294.622.12 (PIRT) dan PIRT dan PIRT dan DISKOPE
tangga, industri
8 0 4 sertifikasi 60 60 RINDAG
kecil dan
halal produk Sertifikai Sertifikai
industri
bagi produk Halal Halal
menengah
olahan
makanan.
kegiatan
monitoring
Monitoring, UMKM
1.15.17.1 DISKOPE
evaluasi dan 34.350.000 34.335.000 (penerima 171 orang 171 orang
1 RINDAG
pelaporan Bantuan
Modal,PIRT
dan Halal)
KODERIN PROGRAM / KEUANGAN INDIKATOR KINERJA
SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET REALISASI
Program Jumlah
Peningkatan Koperasi
961.862.50 915.281.80 1668 1722 DISKOPE
1.15.18 Kualitas Jumlah
0 0 koperasi koperasi RINDAG
Kelembagaan Koperasi
Koperasi Aktif
kegiatan
Sosialisasi
Koordinasi
Kebijakan
pelaksanaan
Pemerintah
1.15.18.0 kebijakan dan DISKOPE
65.000.000 62.014.600 Pusat dan 100 orang 100 orang
1 program RINDAG
Daerah
pembangunan
mengenai
koperasi
Perkoperasia
n
2 paket (1 2 paket (1
Pembangunan Grand
Grand Grand
sistem Design
Desind, 1 Desind, 1
1.15.18.0 informasi 200.000.00 187.974.97 Pengembang DISKOPE
kali kali
3 perencanaan 0 5 an Koperasi RINDAG
sosialisasi sosialisasi
pengembangan dan kegiatan
(30 (30
perkopersian Sosialisasi
orang)) orang))
kegiatan
sosialisasi 3 kali
Sosialisasi dan (285 3 kali (285
1.15.18.0 prinsip-prinsip 340.000.00 328.684.87 penyampaia 0rang), 1 0rang), 1 DISKOPE
4 pemahaman 0 5 n informasi kali FGD kali FGD RINDAG
perkoperasian tentang (40 (40 orang)
perkoperasia orang)
n
kegiatan
Pembinaan,
Bimtek,peng
pengawasan, 1 kali (40 1 kali (40
awasan dan
1.15.18.0 dan koperasi), koperasi), DISKOPE
67.000.000 61.720.000 penilaian
5 perhargaan 214 214 RINDAG
kesehatan
koperasi koperasi koperasi
usaha
berprestasi
simpan
pinjam
KODERIN PROGRAM / KEUANGAN INDIKATOR KINERJA
SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET REALISASI
3 kali
3 kali
Peningkatan kegiatan kegiatan
kegiatan
dan sosialisasi (2 kali
(2 kali
1.15.18.0 pengembangan dan sosialisasi DISKOPE
99.862.500 96.862.450 sosialisasi
6 jaringan Pameran (80 RINDAG
(80 orang)
kerjasama Cooperatif orang)
dan1 kali
usaha koperasi Fair dan1 kali
pameran)
pameran)
kegiatan
Rintisan pelatihan
penerapan penerapan
teknologi teknologi
1 kali (38 1 kali (38
1.15.18.0 sederhana/ma sederhana/ DISKOPE
90.000.000 89.999.900 Pengurus Pengurus
8 najemen manajemen RINDAG
koperasi) koperasi)
modern pada modern
jenis usaha pada jenis
koperasi usaha
koperasi
memonitorin
g koperasi
Monitoring, yang
1.15.18.0 100.000.00 110 110 DISKOPE
evaluasi dan 88.025.000 mendapat
9 0 koperasi koperasi RINDAG
pelaporan fasilitas
bantuan
permodalan
3.240.341.3 3.105.018.5
Jumlah
25 69
Hasil dan / atau capaian pelaksanan pembangunan dari urusan Usaha Kecil Menengah ini
diantaranya :
Dengan adanya aplikasi database UMKM memudahkan dalam penyusunan laporan kegiatan dan
pemberian informasi tentang data UMKM.
Tersedianya Katalog dan CD produk UMKM sebanyak 180 buah diwilayah Kabupaten Bandung tahun
2016.
Kecamatan Soreang
Kecamatan Cikancung
Kecamatan Baleendah
Kecamatan Pacet
Kecamatan Pasirjambu
Terfasilitasinya para UMKM dengan BUMN/PKBL, Perbankandan Buyer baik local maupun regional.
Terlaksananya pelatihan kewirausahaan bagi 1150 UMKM diwilayah Kabupaten Bandung pada tahun
2016.
Terfasilitasinya UMKM dalam sertifikasi PIRT sebanyak 110 UMKM dan sertifikasi HALAL sebanyak 60
UMKM di tahun 2016
Termonitoringnya 171 UMKM yang telah mendapatkan sertifikat PIRT dan sertifikat HALAL.
Tersampaikannya informasi tentang kebijakan pemerintah pusat dan daerah serta peraturan
perundang-undangan perkoperasian terhadap masyarakat, perangkat pemerintahan serta pengurus
koperasi.
Terlatihnya para pengurus koperasi sebanyak 60 pengurus di tahun 2016 dalam pengelolaan
manajemen perkoperasian.
Terlaksananya pameran Cooverative Fair serta terfasilitasinya 4 koperasi dalam event tersebut.
Tersedianya data koperasi yang direvitalisasi tidak aktif atau dibubarkan dan koperasi yang mendapat
bantuan permodalan dari pihak perbankan.
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dalam mencapai pertumbuhan UMKM melalui urusan
Usaha Kecil Menegah di tahun 2016 ini mencapai 11,96%, atau 9.615 UMKM pada tahun 2015 dan
10.675 UMKM di tahun 2016 dengan menyerap tenaga kerja mencapai 4,925, atau 67.209 orang
pada tahun 2015 dan pada tahun 2016 sebanyak 70.518 orang dengan peningkatan omset UMKM
sebesar 0.32%, atau Rp. 3,099,772,278,625 (tiga triliyun Sembilan puluh Sembilan miliyar tujuh ratus
tujuh puluh dua juta dua ratus tujuh puluh delapan ribu enam ratus dua puluh lima rupiah) ditahun
2015 dan pada tahun 2016 mencapai Rp. 3.106.638.027.825 (tiga triliyun serratus enam miliyar enam
ratus tiga puluh delapan juta dua puluh tujuh ribu delapan ratus dua puluh lima rupiah).
Ditahun 2016 ini jumlah koperasi sebanyak 1.722 koperasi sedangkan ditahun 2015 sebanyak 1.686
koperasi, walaupun mengalami kenaikan jumlah koperasi akan tetapi jumlah koperasi yang aktif
mengalami penurunan yaitu 964 koperasi aktif ditahun 2015 dan 861 koperasi aktif ditahun 2016 dan
koperasi tidak aktif mengalami kenaikan, ditahun 2015 koperasi tidak aktif sebanyak 722 koperasi
sedangkan ditahun 2016 koperasi tidak aktif sebanyak 861 koperasi, hal ini menunjukan bahwa
dalam pengelolaan koperasi, pengurus serta anggota koperasi masih perlu adanya pembinaan dan
bimbingan kembali. Dari jumlah koperasi yang tidak aktif ada diantaranya 395 koperasi dalam proses
pembubaran. Untuk jumlah anggota koperasi mengalami penambahan sebanyak 2.843 orang
anggota, ditahun 2015 sebanyak 1.182.971 orang anggota dan pada tahun 2016 sebanyak 1.185.814
orang anggota koperasi. Dinas koperasi, Usaha kecil dan Menengah ditahun 2016 melakukan
penilaian kesehatan terhadap koperasi di wilayah Kabupaten Bandung dengan hasil diantaranya :
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.52
Permasalahan dan Solusi Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tahun Anggaran 2016
No Permasalahan Solusi
2 Keterbatasan permodalan yang dimiliki Memfasilitasi para pelaku usaha mikro untuk
UMKM sehungga sulit untuk memperoleh modal usaha dengan
No Permasalahan Solusi
3 Masih kurangnya pengetahuan para pelaku Melakukan sosialisasi serta bimbingan teknis
UMKM terhadap pentingnya label PIRT dan terhadap pelaku UMKM akan pentingnya
HALAL dalam pencapaian kualitas produk label PIRT dan HALAl
UMKM untuk meningkatkan dayasaing
produk dipasaran
6 Kurangnya keakuratan data koperasi yang Membuat sistem atau formula untuk
ada, hal ini terjadi tidak adanya informasi pendataan koperasi seperti menyusun
tentang keeradaan koperasi tersebur baik kelompok kerja yang melibatkan berbagai
status ataupun pengurus koperasi. pihak seperti pemrintaha kecamatan dan
pemerintahan desa.
No Permasalahan Solusi
8 Masih adanya koperasi yang tidak aktif, hal Memberikan pemahaman tentang
ini terjadi karena adanya anggotan koperasi perkoperasian bahwa koperasi dibangun
yang tidak bisa mengembalikan/menyicil atas dasar kekeluargaan dan gotong royong
kembali pinjamannya ataupun pengurus yang dibangun dari dan untuk anggota.
koperasi yang tidak bertanggungjawab
pada pelaksanaan tugas sebagai pengurus.
Urusan ini dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan (BPMP), dengan anggaran
sebesar Rp3.664.000.000 dan terealisasi sebesar Rp3.456.380.869 atau 94,33%. Anggaran tersebut
digunakan untuk melaksanakan 3 program yang terdiri dari 10 kegiatan, 1 sasaran : Meningkatnya
Investasi, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel4.53
1.16.15. Peningkatan 470.000.00 458.444.000 Jumlah 100 Buku 100 Buku BPM
kegiatan 0 Laporan Laporan Laporan P
KODERIN PROGRAM / KEUANGAN INDIKATOR KINERJA SKP
G KEGIATAN KINERJA D
TARGET REALISASI TARGET REALISASI
penyederhan
aan perizinan
di kab.
Bandung
Promosi
peluang
investasi
keluar Negeri
(Soeul Korea
Selatan)
Penanaman
Modal
1.16.16. Penyusunan 450.000.00 433.189.000 Jumlah Kajian 1 Buah 1 Buah Kajian BPM
01 kebijakan 0 Terhadap Kajian Naskah P
investasi bagi Revisi Perda Naskah Akademik
pembanguna No.23/2011 Akademik thd Perda
n fasilitas tentang Izin thd Perda No. 23/2011
Insfrastruktur Gangguan, No. Ttg Izin
23/2011 Gangguan,
Kajian Ttg Izin
tentang Gangguan, 1 Buah Kajian
Perubahan Naskah
Perda No. 12 1 Buah Akademik ttg
Tahun 2011 Kajian Perubahn
tentang Naskah Perda No. 12
Perijinan Akademik Thn 2011 Ttg
Industri ttg Perijinan
Perubaha Industri dan
Perbup Perda n Perda
Penyelenggar No. 12 1 buah Draft
aan PTSP di Thn 2011 Perbup
Kabupaten Ttg Penyelenggar
Bandung Perijinan aan PTSP di
Industri Kab.
dan Bandung
1 buah
Draft
Perbup
KODERIN PROGRAM / KEUANGAN INDIKATOR KINERJA SKP
G KEGIATAN KINERJA D
TARGET REALISASI TARGET REALISASI
Penyeleng
garaan
PTSP di
Kab.
Bandung
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
1 Data Realisasi Kerjasama Kemitraan UMKM dengan Dunia Usaha dalam Bentuk CSR.
Fasilitasi Kerjasama UMKM Antar Daerah
100 Buku laporan LKPM, 100 CD LKPM,100 CD realisasi investasi, 100 buah perlengkapan sosialisasi
dan 2 spanduk sosialisasi.
Sosialisasi LKPM terhadap 100 perwakilan perusahaan PMA/PMDN pada tanggal 19 Mei 2016 di
sutan Raja Hotel Kabupaten Bandung.
Workshop LKPM online terhadap 100 perwakilan perusahaan PMA/PMDN pada tanggal 15
september 2016 di sutan Raja Hotel Kabupaten Bandung.
Koordinasi ke BKPM RI Jakarta, BPMPT Provinsi Jawa Barat, terkait dengan pemantauan pembinaan
dan pengawasan pelaksanaan Penanaman Modal.
buku basis data Realisasi Investasi berdasarkan sektor primer sekunder, dan tersier di kabupaten
Bandung tahun 2016.
1 buah laporan perkembangan Penanaman Modal dan realisasi investasi triwulan I, II, III dan IV tahun
2016.
Terlaksananya1 kali sosialisasi Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 12 tentang PTSP dan
diskusi publik penyempurnaan draft perbup Bandung tentang penyederhanaan perizinan di kab.
Bandung dalm upaya Peningkatan Kualitas SDM Aparatur dalam Pelayanan Publik (1 kali kegiatan, 50
orang)
Terlaksananya 5 kali Pameran Investasi dan 1 kali promosi peluang Investasi ke Luar Negeri:
Pameran De Syukronke 6 HUT PROV JABAR ke 71 tanggal1-3 September 2016 di area Gd.
SateBandung.
Pameran PON XIX tanggal 17-29 September 2016 di area parker Stadion Si Jalak Harupat.
Terlaksanaya kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan tehadap kinerja program dan kegiatan
Badan Penanaman Modal dan Perijinan.
1 Buah Kajian Naskah Akademik thd Perda No. 23/2011 Ttg Izin Gangguan.
1 Buah Kajian Naskah Akademik ttg Perubahan Perda No. 12 Thn 2011 Ttg Perijinan Industri.
Meningkatnya Pelayanan Perijinan, Nilai Investasi dan Index Kepuasan Masyarakat terhadap kinerja
pelayanan Badan Penanaman Modal dan Perijinan di Kabupaten Bandung.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah :
Tabel 4.54
1. Peluang investasi yang dipromosikan belum Perlu dilakukan kajian yang mendalam
menggambarkan permintaan pasar yang dengan pendekatan yang konfrehensif
membuat calon investor tertarik berinvestasi untuk semua peluang investasi yang
di Kabupaten Bandung. ditawarkan.
2. Regulasi yang ada di tingkat lebih atas sering Perlu penyesuaian dan Harmonisasi
berubah sesuai perkembangan dan Regulasi di tingkat Kabupaten dengan
penyesuaian dengan kondisi yang terkini. tingkat yang lebih atas untuk menjawab
dan penyesuaian dengan peraturan yang
ada.
4. Belum optimal proses pelayanan PPTSP pada Melakukan koordinasi kepada SKPD
pelayanan perizinan sesuai dengan SOP pengolah rekomendasi untuk
karena kewenangan perlengkapan mempedomani SOP PPTSP dalam
persyaratan perizinan ada pada SKPD
No. Permasalahan Solusi
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (DISPOPAR) dan 31 SKPD
Kecamatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.131.936.025,00,- dan telah terealisasi sebesar Rp.
126.801.009.059,00,- atau 95,90%. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 7 program
yang terdiri dari. 29 kegiatan, dan 1 sasaran : Meningkatnya kompetensi penduduk melalui
penguasaan budaya lokal, olah raga, dan pendidikan non formal, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.55
1.18.16.0 Pembinaan 474.000.000 472.700.000 Pengukuhan 150 org 150 org Dispopar
1 organisasi anggota
kepemudaan marching
band peserta
150 orang
1.18.16.0 Pendidikan 200.000.000 200.000.000 Diklat 140 org 140 org Dispopar
2 dan pendidikan
pelatihan dan pelatihan
dasar dasar
kepemimpin kepemimpina
an n, peserta 140
orang
pemuda G
olahraga
organisasi
kepemudaan
Hidup
Pemuda
tanah
sosialisasi
PON XIX
1.18.20.0 Pemberian 1.500.000.000 1.499.350.000 Pemberian 300 org 300 org Dispopar
8 penghargaan uang
bagi insan kadeudeuh
olahraga bagi atlet PON
yang XIX dari
berdedikasi Bupati
dan Kabupaten
berprestasi Bandung
1.18.20.1 Pembinaan 150.000.000 148.930.000 Festival 150 org 150 org Dispopar
4 olahraga Pencak Silat
yang sebanyak 150
berkembang atlet dan
dimasyarakat masuk ke
tingkat
propinsi
sebanyak 13
atlet.
Kecamatan
kecamatan
katapang
dimasyarakat lomba-lomba
cabang olah
raga
prestasi pemasyarakat
ditingkat an olah raga
daerah
ditingkat berprestasi di
daerah daerah
Olahraga
tanam.
- Rehab atap
gedung dan
perbaikan
gedung
softball.
-
pembanguna
n lapang
latihan.
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Meningkatnya prestasi olahraga Pelajar, SD, SMP dan SMA dan pelaku olahraga PNS maupun umum
di tingkat Kabupaten Bandung, Provinsi, Nasional maupun Internasional, serta meningkatnya peran
serta kepemuda dalam peningkatan baik secara program maupun kegiatan dalam pembangunan
kepemudaan di Kabupaten.
Pemeliharaan dan Pembangunan sarana dan prasarana Venue-venue yang ada di kawasan SOR Si
Jalak Harupat dalam menunjang kegiatan Pekan Olah Raga (PON) XIX Tahun2016.
Meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan para atlet baik dari segi sarana dan prasarana
Memberikan penghargaan berupa bonus terhadap atlit-atlit yang berasal dari Kabupaten Bandung
yang berprestasi baik yang meraih medali emas, perak maupun perunggu pada saat pelaksanaan
Pekan Olahraga Nasional (PON) ke. XIX.
Koordinasi antar SKPD di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Pusat berjalan dengan baik
Meningkatnya kualitas dan kuantitas kegiatan penyelenggaraan pertandingan olahraga baik di tingkat
Kabupaten maupun Provinsi sehingga menghasilkan atlet-atlit yang berprestasi.
Tabel 4.56
3 Kurang optimalnya pembinaan atlet usia Perlu peningkatan pembinaan bagi para
dini mengingat usia dini merupakan usia atlet usia dini dan dorongan dari pihak
permasalahan dan pembibitan olah raga terkait Sosialisasi bagi para guru/ pelatih
serta perlu peningkatan kualitas sumber tingkat SD dan SMP, anak usia dini tentang
cabang olahraga antusias guru olahraga/ tata cara kepelatihan dalam bidang
pelatihsekolah tingkat SD, SMP dan anak olahraga
usia dini untuk di berikan pemahaman
mengenai cara kepelatihan yang benar
URUSAN STATISTIK
Urusan Statistik berkaitan erat dengan pengumpulan dan pengolahan data sebagai bahan informasi
serta bahan perencanaan berikutnya dan dapat dijadikan ukurun keberhasilan pembangunan.
Urusan ini dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dengan anggaran
sebesar Rp.408.903.000,00,- dan terealisasi sebesar Rp. 381.592.377,00,- atau 93.32%. Urusan
Statistik dilaksanakan untuk memenuhi sasaran RPJMD Kabupaten Bandung Pemenuhan Data Dan
Informasi. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 1 program yang terdiri dari 2 kegiatan,
1 sasaran : Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 4.57
408.903.00 381.592.3
Jumlah
0 77
Tabel 4.58
Urusan kebudayaan merupakan urusan strategis menyangkut pelayanan dasar yang diberikan kepada
masyarakat Kabupaten Bandung dalam ikut serta meningkatkan kesadaran dan kecintaan budaya
sunda serta pengembangan dan pelestarian kekayaan budaya dengan ketahanan budaya masyarakat
di Kabupaten Bandung.
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Perumahan, Tata Ruang dan
Kebersihan (DISPERTASIH) dan SKPD Kecamatan Kutawaringin dan Katapang, dengan anggaran
sebesar Rp.12.607.603.400,00,- dan terealisasi sebesar Rp.11.923.835.525,00,-atau 94,58%.
Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 4 program yang terdiri dari 20 kegiatan 1
sasaran : Meningkatnya kompetensi penduduk melalui penguasaan budaya lokal, olah raga, dan
pendidikan non formal, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.59
1.17.15. Buku 193.200.000 193.193.000 Tersedianya 750 set 750 set Disdikbu
21 promosi dokumentasi penyusun penyusun d
potensi seni dan an buku an buku
dan budaya informasi promosi promosi
kabupaten secara cetak potensi potensi
bandung maupun seni seni
secara
elektronik
Kabupaten
Bandung
utuk SD
1.17.16. Pengelolaan 700.160.000 688.199.500 Terlaksanany 111 Juru 111 Juru Disdikbu
05 dan a Bintek pelihara pelihara d
pengembang Konservasi dan 15 dan 15
an Cagar buah buah
pelestarian Budaya yang Plang Plang
peninggalan dihadiri oleh Nama Nama
sejarah seluruh Juru Cagar Cagar
purbakala, pelihara se Budaya Budaya
museum dan kabupaten
peninggalan Bandung,
bawah air terlaksanany
a pembagian
Honor Juru
pelihara dan
pengadaan
Plang Nama
Cagar
Budaya
Bandung
1.17.16. Pengawasan, 400.000.000 397.871.875 Terlaksanany 100 orang 100 orang Disdikbu
10 monitoring, a kegiatan dan dan d
evaluasi dan workshop pengadaa pengadaa
pelaporan untuk guru n 2.475 n 2.475
pelaksanaan se- buah buah
program Kabupaten buku buku
pengelolaan Bandung
kekayaan dalam upaya
budaya pembinaan
kurikulum
sejarah dan
budaya Kab.
Bandung
swerta
terlaksanany
a pengadaan
buku
perangkat
pembelajara
n SD dan
Buku
pedoman
khusus
sejarah lokal
SMA/SMK/M
A
tercetaknya
Buku
Penunjang
Sejarah dan
Budaya
Kabupaten
Bandung
untuk
SMA/SMK/M
A
tercetaknya
Buku
Penunjang
Sejarah Lokal
dan Budaya
Kabupaten
Bandung
untuk
SMP/MTs
Percetakan
dan
Pengadaan
Buku
Pedoman
Umum
Khusus
(Kemilau
Nusantara)
daerah budaya di G
wilayah
kecamatan
katapang
Terlaksananya penyusunan kebijakan tentang budaya lokal daerah untuk pengelolaan kawasan
budaya sabilulungan kabupaten bandung.
Terlaksananya pembuatan buku tentang potensi seni dan budaya yang ada di Kabupaten Bandung.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah :
Tabel 4.60
No Permasalahan Solusi
Urusan ini dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan, Arsip, dan Pengembangan Sistem Informasi
(BAPAPSI) dan Kecamatan Cimenyan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.121.828.000,00,- dan
telah terealisasi sebesar Rp.1.117.247.854,00,- atau 99.59%. Urusan ini dilaksanakan untuk
mendukung meningkatkan budaya baca masyarakat Kabupaten Bandung. Anggaran tersebut
digunakan untuk melaksanakan 1 (satu) program yang terdiri dari 6 (enam) kegiatan, dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel 4.61
KEUANGAN KINERJA
KODERI PROGRAM / INDIKATOR
TARGE REALISA SKPD
NG KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA
T SI
1.26.21 Pengembangan
Budaya Baca Dan 1.121.828.000 1.117.247.8
Pembinaan 54
Perpustakaan
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini, diantaranya adalah :
Terlayaninya pemustaka (Pengunjung, pengguna, anggota, non anggota) oleh jenis perpustakaan di
Kabupaten Bandung sebanyak 187.768 orang pengunjung.
Bertambahnya koleksi bahan pustaka di perpustakaan Kabupaten Bandung sebanyak 22.873 judul.
Terhimpunya bahan informasi (indeks artikel surat kabar/majalah, accession list, directory dan
kliping) sebanyak 24 judul
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah :
Tabel 4.62
URUSAN KEARSIPAN
Urusan ini dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan, Arsip, Pengembangan Sistem Informasi (BAPAPSI)
dan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.1.120.943.000,00,- dan telah terealisasi sebesar Rp.956.475.300,00,-atau 85.32 %. Urusan ini
dilaksanakan untuk mendukung meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan, yang menjadi
sasaran RPJMD 2016 sampai 2021 Kabupaten Bandung. Anggaran tersebut digunakan untuk
melaksanakan 4 (empat) program yang terdiri dari 11 (sebelas) kegiatan dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel4.63
KEUANGAN KINERJA
KODERI PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
NG KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
1.24.15 Program
Perbaikan 87.900.000 86.042.50
Sistem 0
Administrasi
Kearsipan
/Arsip)
Sejarah
Pemkab
Bandung
1.24.16 Program
Penyelamatan 469.888.00 368.153.3
Dan 0 00
Pelestarian
Dokumen/Arsi
p Daerah
di depo arsip
sesuai kode
klasifikasi
1.24.17 Program
Pemeliharaan 169.690.00 151.575.0
Rutin/Berkala 0 00
Sarana Dan
Prasarana
Kearsipan
khusus
1.24.18 Program
Peningkatan 393.465.00 350.704.5
Kualitas 0 00
Pelayanan
Informasi
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini, diantaranya adalah :
Meningkatnya khazanah kearsipan, dengan bertambahnya bukti fisik (peta, photo, dokumen/arsip)
sejarah Pemerintah Kabupaten Bandung yaitu berupa peta, photo dan dokumen/arsip;
Bertambahnya regulasi kearsipan, dengan tersusunya Peraturan Bupati Bandung Nomor 43 Tahun
2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Kearsipan dan Keputusan Bupati Nomor 045/Kep.498-Bapapsi/2016 tentang Kode
Klarifikasi Arsip;
Tersediannya Film Sejarah dan Potensi Kabupaten Bandung dan Film Proses pengelolaan arsip statis
menjadi arsip dinamis;
Terlaksananya Sosialisasi/Bimtek Kearsipan terdiri dari OPD, Kecamatan, Kelurahan, Kepala TU SMPN
dan Kepala TU TK/SD dan SMPN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung yang dibagi menjadi 2
(dua) angkatan sebanyak 150 orang peserta;
Terlaksananya pemeliharaan dan perawatan arsip melalui fumigasi di 4 ruang bidang kearsipan dan 1
ruang perpustakaan;
Tersedianya 5 buah Peta, 25 Photo, 50 Berkas Dokumen/Arsip dan 2 Dokumen, arsip – arsip
merupakan arsip visual yang berkaitan dengan sejarah Kabupaten Bandung;
Terlaksananya pemusnahan arsip lembaga yang dilikuidasi sebanya 35 boks terdiri dari 9335 berkas.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel4.64
2. Keputusan Bupati No. 3 Tahun 2003 masih Mensosialisasikan Keputusan Bupati No.
digunakan sebagai dasar penomoran surat 045/Kep.498-Bapapsi/2016 tentang Kode
oleh petugas penerima surat padahal isi dari Klarifikasi Arsip sebagai dasar penomoran
keputusan tersebut sudah tidak relevan. Surat.
No. Permasalahan Solusi
4. Aplikasi e-Arsip yang ada, baru sebatas entry Melaksanakan pengembangan aplikasi e-
data arsip fisik, dan belum dapat mengentry Arsip yaitu penambahan modul entry data
arsip audio visual. arsip audio visual dan e-Arsip offline.
10. Belum adanya tim penilai dan pemusnah Membentuktim penilai dan pemusnah arsip.
arsip.
11. Masih banyak arsip – arsip potensi budaya, Melaksanakan koordinasi dan konsultasi
adat dan wisata yang berkaitan dengan dengan lembaga kearsipan baik di
Kabupaten Bandung yang belum Pemerintahan Pusat maupun di
terakomodir. Pemerintahan Daerah Lain.
Urusan Pariwisata;
Urusan Pertanian;
Urusan Kehutanan;
Urusan Perdagangan;
Urusan Ketransmigrasian.
Berikut ini adalah rincian upaya-upaya, hasil/capaian serta permasalahan dan solusi yang dihadapi
dalam penyelenggaraan pembangunan urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun
2016.
Urusan ini dilaksanakan Dinas Peternakan dan Perikanan (DISNAKAN) dengan anggaran sebesar Rp.
4.699.578.050,- dan terealisasi sebesar Rp. 4.317.000.798,- atau 91,86% yang digunakan untuk
melaksanakan 3 program dan 9 kegiatan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.65
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM \ INDIKATOR
TARGE REALIS SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA
T ASI
Meningkatnya 35 48
pelaku usaha
budidaya
perikanan
bersertifikat CBIB
dan CPIB (orang)
Meningkatnya 4 4,09
pelayanan
penyediaan benih
ikan berkualitas
berwawasan
lingkungan
(kecamatan)
4.699.578.0 4.317.000.7
50 98
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini adalah sebagai berikut:
Capaian produksi benih ikan nila, mas, lele, ikan hias dan aneka ikan di UPTD Pembenihan Ikan
meningkat sebesar 4,04% dari 19,8 juta ekor pada tahun 2015 menjadi 20,6 juta ekor pada tahun
2016. Produksi tersebut diharapkan dapat terus ditingkatkan dengan adanya penambahan sarana
prasarana instalasi pembenihan ikan di UPTD pada tahun 2016 (DAK 2016). Adapun capaian produksi
benih ikan di masyarakat melebihi dari target yakni sebesar 4,92%, yaitu dari 1.615,05 juta ekor pada
tahun 2015 menjadi 1.694,52 juta ekor pada tahun 2016. Sedangkan produksi ikan konsumsi pada
tahun 2016 meningkat sebesar 3,97% dari tahun 2015, yakni dari 12.970,35 ton menjadi 13.485.82
ton.
Capaian produksi benih dan ikan konsumsi tersebut seiring dengan upaya fasilitasi peningkatan
kapasitas usaha UPR melalui pengembangan sarana prasarana/bangunan serta peralatan budidaya
untuk UPR di 6 lokasi (DAK 2016). Selain itu juga terlaksananya upaya fasilitasi pengembangan
budidaya ikan hias di 1 lokasi berupa pembangunan kolam dan peralatan budidaya ikan hias;
Semakin banyaknya pelaku usaha budidaya perikanan yang teraudit untuk sertifikasi CBIB, yakni dari
usulan yang hanya 19 kelompok menjadi 43 unit usaha. Selain sertifikasi CBIB, pada tahun 2016 juga
dilaksanakan fasilitasi sertifikasi CPIB untuk 5 UPR;
Capaian produksi olahan ikan pada tahun 2016 sebesar 17.186,55 ton atau meningkat 1.818,08 ton
(11,83%) dari tahun 2015. Salah satu faktor pendorong dari capaian tersebut adalah banyaknya
kegiatan promosi produk olahan ikan yang dilaksanakan pada tahun 2016, dimana Kabupaten
bandung menjadi salah satu tuan rumah kegiatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX. Tercatat
akumulasi jumlah pelaku pengolahan hasil olahan perikanan mencapai 964 RTP (65 kelompok) di
tahun 2016. Selain juga, didukung dengan semakin meluasnya segmen pasar olahan hasil perikanan
ke pasar modern seperti Carefour, Yogya Dept store dan lainnya.
Tabel 4.66
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah :
Tabel4.67
Permasalahan Solusi
Pemerintah Daerah khususnya dalam pasal 298 2014 tentang kelompok masyarakat
ayat (5) yang mensyaratkan penerima Hibah penerima bantuan hibah harus berbadan
adalah badan, lembaga, dan organisasi hukum, yakni Permendagri 14 Tahun 2016.
kemasyarakatan yang berbadan Hukum
Indonesia. Hal tersebut berdampak pada tidak Peningkatan fasilitasi kegiatan minapadi;
adanya pemberian stimulan bantuan kepada Peningkatan upaya pemantauan kualitas
kelompok masyarakat. daerah/kawasan budidaya perikanan; dan
Penurunan target dan realisasi produksi Masih perlu ditingkatkannya fasilitasi dan
minapadi; pengetahuan, sikap dan ketrampilan
Kualitas dan kuantitas sumber air di beberapa pembudidaya ikan dalam hal penanganan
daerah tertentu dan waktu tertentu kurang penyakit ikan dan manajemen usaha;
mendukung untuk budidaya ikan mas dan nila; 5) Adanya pasar ikan yang
Terbatasnya sarana dan prasarana pemantauan ditangani pemerintah;
kualitas air dan penyakit di tingkat
pembudidaya;
URUSAN PARIWISATA
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (DISPOPAR), dengan anggaran
sebesar Rp. 2.787.976.000,-dan terealisasi sebesar Rp.2.718.302.750,- atau 97,50%. Anggaran
tersebut digunakan untuk melaksanakan 3 program yang terdiri dari 8 kegiatan 1 sasaran yaitu
Meningkatnya destinasi wisata , dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.68
dan hospilaty
2.787.976.0 2.718.302.7
JUMLAH
00 50
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Terlaksananya kegiatan city tour ke objek wisata di bandung selatan serta penyusunan masterplan
pengembangan situ sipatahunan serta tersedianya petugas PIP
Terlaksanya pelatihan bagi pengelola desa wisata untuk pengembangan potensi wisata perdesaan
Terlaksananya pelatihan bagi masyarakat sekitar daerah pariwisata serta pendukung tentang
pariwisata dan hospilaty
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.69
1. Belum adanya Analisa pasar untuk promosi Melakukan kegiatan kajian Analisa pasar
dan pemasaran objek wisata untuk promosi dan pemasaran objek wisata
URUSAN PERTANIAN
Urusan ini dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP), Dinas
Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DISTANBUNHUT), dan Dinas Peternakan dan Perikanan
(DISNAKAN), dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 36.388.304.524,- realisasi sebesar
Rp.34.691.173.761,- atau 95,34% yang digunakan untuk melaksanakan 11 program terdiri dari 57
kegiatan 2 sasaran yaitu Meningkatnya daya saing komoditas pertanian dan Meningkatnya
kesejahteraan petani, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.70
Rincian Program/Kegiatan
Pertanian di
Perdesaan dan
Tumbuhnya
Lembaga
Ekonomi
Perdesaan
Pemerintah Masyarakat
Daerah tentang
dalam Keberhasilan
Meningkatk Bidang
an Ketahanan
Kesejahtera Pangan
an Petani
PTT Padi,
jagung, kedelai
Jumlah 10 10 Distanbun
pertemuan SL- Kelomp Kelompok ut
OPT, GP-PTT ok
diversifikasi teknis ut
tanaman agribisnis
ubikayu
Pengadaan 2 2 Distanbun
bibit komodit komodita ut
florikultura as s
untuk
mendukung
kegiatan
pengembanga
n kawasan
florikultura
Pengadaan 4 4 Distanbun
bibit buah- komodit komodita ut
buahan untuk as s
mendukung
pengembanga
n kawasan
buah
Penyelenggara 20 20 Distanbun
an pelatih Peserta Peserta ut
penangkaran
benih buah-
buahan
Pelaksanaan 15 15 Distanbun
pelatihan Petugas Petugas ut
pertanian
dengan
hidroponik
Kerjasama 1 1 Distanbun
pelaksanaan Kegiata Kegiatan ut
bimbingan n
penerapan
teknologi
budidaya
ramah
lingkungan
KODERIN PROGRAM / KEUANGAN INDIKATOR KINERJA
SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET REALISASI
Tersusunnya 2 2 Distanbun
standar komodit komodita ut
operasional as s
prosedur
budidaya
tanaman hias
dan buah
Terlaksanya 7 Ha 7 Ha Distanbun
penangkaran ut
benih padi
UPTD (5 unit)
pertanian
penyimpan
bawang)
teknis ut
pengembanga
n desa PHT
pertanian/p
erkebunan
tepat guna
Terlaksananya 70 70 Distanbun
kelembagaan kelomp kelompok ut
petani ok
tanam
pendukung ut
promosi
perkebunan
tersedia
erkebunan
dan Penyuluh
Kehutanan
(Bantuan
Gubernur)
2.1.21.3 Pemusnaha 132.365.000 127.316.405 Jumlah kontrol 150 150 ekor DISNAKA
n ternak populasi ekor N
yang Hewan
terjangkit Pembawa
penyakit Rabies
endemik
Laboratorium
tersedia
sarana N
Inseminasi
buatan
industri
hasil
tembakau
melalui
bantuan
peternakan
provinsi dan
pusat
Sosialisasi 8 8 DISNAKA
sertifikasi Kelomp Kelompok N
produk hasil ok
olehan ternak
Bimtek 5 5 DISNAKA
manajemen Kelomp Kelompok N
pasca panen ok
dan mutu hasil
ternak (produk
susu)
dan olahannya
Bimtek 5 5 DISNAKA
manajemen Kelomp Kelompok N
pasca panen ok
dan mutu hasil
ternak (produk
daging dan
telur)
Bimtek 4 4 DISNAKA
pengolahan kelomp kelompok N
dan ok
pemasaran
hasil ternak
(Produk
daging dan
telur)
Bimtek 5 5 DISNAKA
pengolahan Kelomp Kelompok N
dan ok
pemasaran
hasil ternak
(produk susu)
Pasca Panen
2.1.25.1 Pengawasan 581.645.000 487.686.000 Jumlah Bintek, 170 170 orang DISNAKA
dan sosialisasi orang N
pembinaan kesmavet
penerapan dilaksanakan
Kesmavet
dan
Kesrawan
Pengawasan/ 4 4 DISNAKA
monitoring Kecama Kecamata N
pemotongan tan n
hewan
Pengawasan 5 5 DISNAKA
daging masuk Kecama Kecamata N
tan n
masuk RPH
Pangalengan
tekel karkas N
2015)
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Secara keseluruhan produksi padipada Tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 10,9% dari
Tahun 2015, yaitu dari 546.594 ton menjadi 606.162 ton. Peningkatan tersebut berbanding lurus
dengan meningkatnya luas tanam sebesar 12,16% dan luas panen sebesar 11,26%. Capaian produksi
tersebut salah satunya ditunjang dengan adanya Program Upaya Khusus (UPSUS) Pajale diantaranya
stimulan benih, sarana produksi dan perbaikan-perbaikan infrastruktur irigasi serta adanya
pembinaan dan pendampingan yang intensif dari petugas pertanian juga adanya keterlibatan TNI
dalam mendorong gerakan tambah tanam.Selain mendorong produktivas dan produksi padi,
dilakukan pengembangan usaha melalui budidaya padi organik. Pada Tahun 2016 terdapat 73 Ha
lahan pertanian padi yang dibudidayakan secara organik, di 3 desa pada 2 kecamatan yaitu Desa
Ciapus Kec. Banjaran serta Desa Bumiwangi dan Desa Serangmekar Kecamatan Banjaran.
Tabel 4.71
A PADI
1 Padi Sawah
2 Padi Gogo
JUMLAH PADI
B JAGUNG
C KEDELAI
D KACANG TANAH
E UBI KAYU
F UBI JALAR
Pengembangan agribisnis hortikultura melalui upaya peningkatan nilai tambah produk dan
pengembangan kemitraan usaha, fasilitasi promisi serta pemasaran hasil menjadikan produk sayuran
Kabupaten Bandung mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif. Terdapat lima komoditas
utama sayuran di Kabupaten Bandung adalah kentang, tomat, cabe, bawang merah, dan kubis,
Disamping itu, terdapat komoditas-komoditas spesifikasi lokal dan eksklusif yang dikembangkan atas
kerjasama antara petani dengan pelaku pasar (ritel, industri, dan eksportir), seperti wortel, brokoli,
paprika, dan sayuran eksklusif jepang, Komoditas tersebut tersebar di Kecamatan Pangalengan,
Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali, Cimenyan, dan Kertasari. Secara keseluruhan, jumlah produksi
sayuran Kabupaten Bandung Tahun 2016 mencapai 837.293 ton atau 138,18% dari yang ditargetkan
sebesar 605.927 ton. Capaian tersebut meningkat sebesar 31,53%, dimana produksi total sayuran
pada Tahun 2015 sebesar 636.603 ton.
Tabel 4.72
1 Bawang Merah
2 Kentang
3 Kubis
4* Cabe
5* Tomat
6 Bawang Daun
7 Kembang Kol
8 Petsai/Sawi/Sosin
9 Wortel
10 Lobak
11 Kacang Merah
13* Jamur
14* Terung
15* Buncis
16* Ketimun
18* Kangkung
19* Bayam
20* Seledri
22* Strowberry**)
guna pengembangan pertanian lahan kering, selain fasilitasi dan pembinaan petani sayuran juga
dilakukan pengembangan terhadap komoditas buah-buahan. Konsep pengembangan tanaman buah-
buahan yang dilakukan melalui pendekatan kawasan buah yang khas (lokal) dan unggul. Salah satu
komoditi buah khas lokal yang dikembangkan adalah jeruk dekopon di kecamatan ciwidey. walaupun
jeruk ini hasil kloning dari jepang tapi dengan berbagai pengembangan serta adaptifnya sehingga
jeruk ini dapat menjadi murni khas Kabupaten Bandung. Sebagai upaya sertifikasi benih/varietas,
pada Tahun 2016 varietas ini mendapat pengakuan/sertifikasi dari kementrian sebagai jeruk dekopon
dengan Varietas (DN) Sabilulungan, dan di launching pada tanggal 6 Oktober 2016.
Komoditi unggulan perkebunan Kabupaten Bandung diantaranya cengkeh, tembakau, teh dan kopi.
Peningkatan usaha agribisnis produk perkebunan tidak hanya dilakukan pada sektor hulu saja, tetapi
juga pada sektor hilir yaitu pengelolaan pasca panen dan pemasaran mendapatkan fasilitasi guna
meningkatkan nilai tambah produk sekaligus taraf hidup petani (pelaku usaha). Di antara komoditi
tersebut, kopi merupakan salah satu andalan yang menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Pada usaha budidaya tanaman kopi petani difasilisi pembinaan mulai dari pembibitan, pemeliharaan
dan perlindungan tanaman, dalam pencapaian produksi dan produktivitas budidaya. Produktivitas
kopi pada Tahun 2016 sebesar 1,05 Ton/Ha dan pada akhir tahun dapat mencapai produksi sebesar
7.034,68 Ton dengan luas baku lahan sebesar 10.273 Ha. Adapun pada sektor hilir difasilitasi
pembinaan pengelolaan pasca panen, pendampingan dan fasilitasi pemasaran melalui berbagai
promosi. Pada Tahun 2016, kopi yang berasal dari Kabupaten Bandung khususnya Pangalengan
memiliki prestasi yang membanggakan. Dalam ajang Specialty Coffee Association of America (SCAA)
Expo 2016 di Atlanta, kopi yang berasal dari Pangalengan/Cimaung atau yang ditanam di sekitar
Gunung Puntang menjadi yang terbaik dalam uji cita rasa dan harga lelang, dengan mendapat nilai
86,25 dengan harga lelang $55/kg greenbean atau setara Rp 700,000/kg greenbean, sehingga apabila
telah diroasting harganya dapat melebihi Rp.1.000.000/kg. Kopi dari daerah Gunung Puntang
memiliki keunggulan dibanding kopi-kopi lain dari daerah Indonesia yang lebih dulu populer seperti
kopi dari Manggarai, Flores, Gayo, Toraja dan Temanggung, Kopi Gunung Puntang terpilih sebagai
salah satu dari 20 kopi terbaik Indonesia,
Tabel 4.73
Produktivitas
No Uraian komoditi Produksi (Ton) (Ton/Ha)
Guna menunjang produksi pertanian harus didukung dengan ketersediaan sarana produksi yang
memadai, salah satu di antaranya adalah ketersediaan pupuk. Capaian penyaluran pupuk pada Tahun
2016 sebesar 57.483,02 ton atau 135,64% dari yang ditargetkan sebesar 42.377,55%. Berikut data
target dan realisasi ketersediaan pupuk pada Tahun 2016.
Tabel 4.74
Dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat terutama protein hewani dilakukan melalui penyediaan
produk peternakan berupa daging, telur dan susu. Produksi daging, telur dan susu pada Tahun 2016
tersaji dalam tabel berikut.
Tabel 4.75
Capaian produk peternakan tersebut di atas di antaranya ditunjang dengan budidaya ternak di
masyarakat. Adapun jumlah populasi ternak pada Tahun 2016 tersaji pada tabel berikut.
Tabel 4.76
Populasi Ternak
Meningkatnya fasilitas dan pelayanan UPTD lingkup peternakan (pelayanan keswan aktif di UPTD
Puskeswan dan Laboratorium sebanyak 15.250 ekor; Pelayanan penyediaan bibit ternak di UPTD
Perbibitan Ternak sebanyak 21 ekor sapi perah dan 41.034 liter susu; dan Pelayanan pemotongan
ternak di UPTD Pemotongan Hewan sebanyak 15.769 ekor).
Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) yang ditangani sebanyak 8 Jenis penyakit, yaitu AI (flu
burung), ND (tetelo), Brucellosis, Anthrax, IBR, Helminthiasis, Babesiosis dan Rabies dari total 25
PHMS yang harus ditangani sesuai Kepmentan nomor 4026/kpts/OT.140/4/2013 tentang Penetapan
Jenis Penyakit Hewan Menular Strategis.
Meningkatnya Status Kesehatan Hewan sebesar 4.9% dari 69,40% pada tahun 2015 menjadi 74,3%
pada tahun 2016. Peningkatan tersebut ditunjang dengan pengendalian penyakit ternak melalui
vaksinasi, pelayanan pengobatan, surveillance dan peningkatan sarana pelayanan keswan (5
puskeswan). Pada tahun 2016 ini terdapat beberapa pencegahan penyakit ternak yang meningkat
dimana pengendalian PHMS pada tahun 2016 ini melebihi target yang sudah ditetapkan yaitu
sebanyak 53.951 ekor dari target yang ditetapkan sebesar 52.500. ekor atau terealisasi sebesar
102,76%, yang ditunjang pula oleh adanya tambahan vaksin dari pemerintah pusat.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah
Tabel 4.77
No Permasalahan Solusi
Alih fungsi lahan pertanian menjadi non Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait
pertanian dalam perlindungan kawasan budidaya. Di sisi
lain perlu dilakukan peningkatan upaya teknis
guna menjaga ketersediaan padi palawija
seperti peningkatan infrastruktur irigasi agar
lahan yang kurang produktif menjadi produktif
dan program Upaya Khusus (UPSUS).
Urusan ini dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP) serta
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DISTANBUNHUT) dengan alokasi anggararan sebesar
Rp.5.013.894.000,- dengan realisasi sebesar Rp 4.550.817.200,- atau 90,76% yang digunakan untuk
melaksanakan 4 program yang terdiri dari 6 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.78
KEUANGAN KINERJA
KODE PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
REK KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
n lebah madu
Terlaksananya 1 1 Distanbun
sertifikasi Dokume Dokume hut
tanah n n
Identifikasi 1 1 Distanbun
dan verifikasi Dokume Dokume hut
kelompok tani n n
hutan rakyat
penyuluh
(Film), Leaflet
materi
penyuluh,
Demplot
budidaya
Gaharu dan
Bibit Desa
Luas lahan kritis di Kabupaten Bandung Tahun 2016 sebesar 1048 ha. Dari luasan tersebut 67,08%
atau seluas 703 Ha pengelolaan lahan kritis dilakukan secara vegetative melalui anggaran Kabupaten
Bandung, Provinsi Jawa Barat dan swadaya oleh masyarakat. Sampai akhir Tahun 2016 masih
terdapat 345 ha lahan kritis yang belum ditanami.
Tabel 4.79
1 Arjasari 40 400 0
2 Baleendah 2 75 0
3 Banjaran 112 55 0
4 Bojongsoang 0 0 0
5 Cangkuang 0 145 0
7 Cikancung 77 73 160
8 Cilengkrang 43 131 50
9 Cileunyi 43 5 20
10 Cimaung 46 355 0
LUAS PENANAMAN HUTAN DAN LAHAN KRITIS 2014 2015 2016
No
(KECAMATAN) (Ha) (Ha) (Ha)
11 Cimenyan 1 70 0
12 Ciparay 0 250 0
13 Ciwidey 2 225 0
14 Dayeuhkolot 0 0 0
15 Ibun 45 215 65
16 Katapang 0 0 0
17 Kertasari 56 155 50
18 Kutawaringin 1 190 30
19 Majalaya 1 0 0
20 Margaasih 0 0 0
21 Margahayu 4 0 0
22 Nagreg 43 45 25
23 Pacet 61 665 60
24 Pameungpeuk 5 0 0
27 Pasirjambu 5 225 50
28 Rancabali 44 0 0
29 Rancaekek 1 0 0
30 Solokanjeruk 4 0 0
31 Soreang 93 143 43
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi (SDAPE) dialokasikan
anggaran sebesar Rp. 1.857.418.000,- realisasi Rp 1.467.140.750,- atau 78,99 % yang digunakan
untuk melaksanakan 3 program yang terdiri dari 10 kegiatan 2 sasaran yaitu Meningkatnya
aksesbilitas, kapasitas dan kualitas infrastruktur sumber air serta Meningkatnya ketersediaan
infrastruktur listrik dan energi yang merata mencakup seluruh wilayah, dengan rincian sebagai
berikut
Tabel 4.80
Lingkungan
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Adanya pemahaman mengenai peraturan air tanah dan pertambangan kepada para Stake Holder
pengguna untuk ditaati sehingga tercipta tertib secara administrasi dan teknis ;
Adanya pemahaman dari masyarakat yang beresiko terkena bencana geologi sehingga mengurangi
dampak dari bencana geologi ;
Tersedianya data kegiatan usaha hilir migas sebagai bahan untuk pemanyauan distribusi SPBE, SPBU,
dan elpiji 3 Kg dan dimanfaatkan lebih lanjut.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah :
Tabel 4.81
Permasalahan dan Solusi Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
No Permasalahan Solusi
.
Belum optimalnya pelaksanaan Good Melaksanakan Bin Wasdal yang intensif dan
Mining Practice oleh pengusaha kontinu pada kegiatan pertambangan untuk
pertambangan, antara lain akibat meningkatkan pelaksanaan Good Mining
rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
No Permasalahan Solusi
.
Belum optimalnya pembinaan dan Wasdal Menyusun program pengadaan sarana dan
(pengawasan, pengendalian) bidang prasarana penunjang kegiatan dan
Pertambangan oleh stake holder terkait pemantauan kegiatan pertambangan.
akibat terbatasnya sarana-prasarana.
URUSAN PERDAGANGAN
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DISKOPERINDAG)
dengan anggaran sebesar Rp. 8.516.750.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 4.434.095.148 atau 52,06%.
Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 4 program yang terdiri dari 22 kegiatan 1 sasaran
yaitu Meningkatnya transaksi pada sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Bandung sebagai
berikut :
Tabel 4.82
2.06.17. Program
Peningkatan Nilai Ekspor
dan 469.987.000 389.939.865 Barang dan
Pengembang Jasa
an Ekspor
an ekspor dag
dengan Penanganan
instansi Hambatan
terkait/asosia Eskpor Daerah
si/pengusaha
produk prasarana
penunjang
perdagangan
pameran
kegiatan Diskoperi
Pameran n-
2.06.18. Penyelenggar untuk
200.000.000 1 kali 1 kali dag
21 aan PON XIX 196.382.000 Kegiatan PON
XIX Tahun
2016
penyuluhan Kegiatan n-
peningkatan
disiplin dag
pedagang kaki
lima dan
asongan
8.516.750.00
JUMLAH 4.434.095.148
0
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan tercermin dari pencapaian indikator
kinerja kunci sebagai berikut :
Terjalinnya komunikasi dan hubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif sesama Lembaga
Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) maupun dengan pihak Dinas / Instansi terkait.
Peredaran barang dan jasa yang tidak sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku dapat
terawasi dengan lebih baik.
Terpromosikannya produk-produk unggulan UKM dan IKM Kabupaten Bandung baik secara
regegional maupun Nasional.
Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan barang dan/atau jasa yang telah
diberlakukan SNI wajib maupun Non SNI serta memenuhi aspek K3L.
Tersusunnya Database Pelaku Usaha dan Produk Unggulan yang memiliki potensi ekspor, baik itu
IKM,UMKM dan Petani Kopi.
Keberadaan dan operasional toko modern benar-benar termonitor dan terkendali serta mengikuti
semua peraturan yang berlaku.
Temu Konsultansi Pelaku UMKM dengan Pelaku Usaha Toko Modern di Wilayah Kabupaten Bandung.
Tersusunya Kajian Grand Design Penataan Pedagang Kaki Lima di 10 Kecamatan Kabupaten Bandung
Bertambahnya pengetahuan dan wawasan para PKL dan Asongan tentang manajemen usaha dan
disiplin terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
Perbaikan sarana dan prasarana pasar tradisional berupa perbaikan atap Pasar St. Majalaya dan
Banjaran, perbaikan jalan Pasar Sayati, perbaikan pintu pagar dan TPS serta pemeliharaan jalan serta
saluran air Pasar Majalaya serta perbaikan hanggar Pasar Margahayu, serta terbangunya Pasar Sehat
Sabilulungan Cicalengka.
Pemberian bantuan fasilitasi sarana dan prasaran usaha bagi pedagang kaki lima di Kecamatan
Rancabali khususnya dilokasi wisata, berupa bantuan gerobak dan tenda untuk usaha.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.83
Masih banyak toko modern yang enggan Melakukan monitoring dan evaluasi
mengurus perijinan atau beroprasi terhadap operasional dan perijinan
sebelum permohonan ijinnya diterima toko modern serta memberikan
sehingga terkesan banyak pelanggaran pemahaman tentang keberlangsungan
ijin pendirian toko modern tersebut. hidup/usaha toko modern tidak
ditujukan untuk mematikan usaha
No. Permasalahan Solusi
Masih ada para Pedagang Kaki Lima (PKL) Perlu diadakan penyuluhan/ sosialisasi
dan Asongan kurang memahami dari terhadap PKL dan Asongan pada tahun
manfaat kegiatan ini untuk berikutnya yang dilaksanakan secara
mengembangkan jiwa kewirausahaan. konsisten dan berkesinambungan.
Para PKL lebih mementingkan berjualan Memberikan arahan kepada para PKL
daripada menghadiri kegiatan ini. Para dan Asongan untuk membentuk
PKL lebih mengharapkan bantuan berupa koperasi pedagang.
modal atau pinjaman lunak.
URUSAN INDUSTRI
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
(DISKOPERINDAG), dengan anggaran sebesar Rp. 2.973.337.500,- dan terealisasi sebesar Rp.
2.916.512.000 atau 98,09%. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 4 program yang
terdiridari 12 kegiatan, 1 sasaran yaitu Meningkatkan kapasitas, kapabilitas serta produktivitas
UMKM-IKM dan kualitas produk unggulan, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.84
KEUANGAN KINERJA
PROGRAM / INDIKATOR
KODE REK TARGE REALISAS SKPD
KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA
T I
2.07.16.33 Pemberian merk 38.000.000 29.225.000 Jumlah peserta 20 IKM 20 IKM DISKOP
dagang IKM kulit yang di ERINDA
dan produk kulit Fasilitasi Merek G
Dagang bagi
Idustri Kecil
Menengah
2.07.17.01 Pembinaan 867.700.000 857.479.000 Jumlah Peserta 770 770 ikm DISKOP
kemampuan pembinaan/pel ikm ERINDA
teknologi industri atihan G
penigkatan
teknologi
industri
Terlaksananya Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi dalam Penguatan Kemampuan Industri
Berbasis Teknologi bagi industri kecil sebanyak 180 IKM
Terlaksananya Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan bagi industri kecil menengah dalam mendukung
program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi terhadap 80 peserta industri kecil konveksi.
Fasilitasi HAKI Merek Dagang bagi Idustri Kecil Menengah dalam mendukung program peningkatan
kapasitas iptek sistem produksi terhadap 45industri kecil dan menengah di wilayah Kabupaten
Bandung.
Pelayanan Desain Kemasan produk-produk olahan dari Kabupaten Bandung menjadi lebih baik
sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi para pelaku usaha industri kecil olahan makanan dan dapat
meningkatkan daya saing produk selama tahun 2016 telah melayani 300 IKM.
Terdapat 2 pelaku industri kecil binaan di Kabupaten Bandung yang mendapatkan penghargaan
tingkat Nasional dari Kementerian Perdagangan yaitu :
Piagam Pengahargaan UKM Pangan Awarg 2016 dari Kementerian Perdagangan bagi IK DHEA dengan
produk Bawang Goreng Jeung Teri (Bangjeri) sebagai Pemenang Pertama kategori Bumbu Skala
Usaha Mikro Kecil
Piagam Pengahargaan UKM Pangan Awarg 2016 dari Kementerian Perdagangan bagi IK RESTU
MANDE dengan Produk Randang Padang sebagai Runner-Up kategori Makanan Olahan Siap Saji Skala
Usaha Menengah.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.85
No
Permasalahan Solusi
.
2. Keterbatasan sarana dan prasarana serta Pendampingan dan memfasilitasi IKM dalam
penguasaan teknologi Industri, minimnya akses permodalan,
akses permodalan, perijinan, pemasaran.
perijinan, dan pemasaran produk yang
dihasilkan oleh pelaku industri kecil
4. Kurang menyadarinya para pelaku IKM Fasilitasi melalui pelatihan dan pembinaan
akan manfaat kemajuan teknologi dan IKM tentang pemanfaatan kemajuan
kurangnya sarana dan prasarana yang teknologi informasi baik untuk pemasaran
dimiliki IKM untuk mengakses ( Online ) maupun teknologi proses
perkembangan teknologi. produksi.
5. Desain dan Kemasan olahan makanan Perlu adanya pelatihan teknologi produksi
kebanyakan masih sangat sederhana dan olahan makanan dan kemasan yang
belum menerapkan persyaratan yang baik berkelanjutan dan dibukanya peluang pasar
dan benar. hasil olahan para pelaku usaha industri kecil.
URUSAN KETRANSMIGRASIAN
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja (DISNAKER), dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.189.945.000,00,-dan terealisasi sebesar Rp.186.465.000,00,- atau 98.17%. Anggaran tersebut
digunakan untuk melaksanakan 1 program yang terdiri dari 1 kegiatan 1 sasaranya itu Meningkatkan
kualitas dan produktivitas dalam sektor ketenagakerjaan, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.86
2.08.17 Program - 3 3
Transmigrasi 189.945.000 186.465.00 Jumlahlokasitra
Regional 0 nsmigran yang
terjajagi (prov)
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini diantaranya adalah :
Untuk Tahun 2016 pembinaan kepada calon transmigran dengan jumlah Pendaftar Calon
Transmigran yang siap untuk diberangkatkan sebanyak 8 (Delapan) Kepala Keluarga atau 31 Jiwa.
Dalam rangka penempatan Transmigran, Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja
mengirimkan Calon Transmigran untuk dilatih Pendidikan Dasar Umum (PDU) oleh Balai Latihan
transmigrasi Provinsi Jawa Barat sebanyak 8 Kepala Keluarga.
Penempatan Transmigrasi pada Tahun 2016 sebanyak 8 Kepala Keluarga 31 Jiwa yang ditempatkan di
UPT Sinyonyoi Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat sebagaimana daftar terlampir.
Pelaksanaan Monitoring dan penjajagan transmigrasi pada Tahun 2016 ke 2 (dua) Provinsi yaitu 1
(satu) Provinsi Sulawesi Utara yang meliputi Kabupaten Bolang Mongondow, Kabupaten Tomohon,
Kabupaten Amurang dan Kabupaten Minahasa Selatan. 2 (dua) Provinsi Kalimantan Selatan meliputi
Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Kota Baru, Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah :
Tabel 4.87
Permasalahan dan Solusi Urusan Ketransmigrasian
NO PERMASALAHAN SOLUSI
Urusan ini dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas
Perumahan, Tata Ruang dan Kebersihan (Dispertasih) ,Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD), Sekretariat Daerah (SETDA), dan 31 SKPD Kecamatan dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.9.220.073.875,- dan terealisasi sebesar Rp.8.424.430.936,-,atau 91,37%. Anggaran tersebut
digunakan untuk melaksanakan 8 program yang terdiri dari 78 kegiatan dengan fokus sasaran :
meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah, Meningkatnya mitigasi dan adaptasi
terhadap resiko bencana, dan Optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang, dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 4.88
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
1.06.15 Program
Pengembangan 678.002.500 660.262.725
Data/Informasi
berbasis web
Awal RPJMD
Kabupaten
Bandung
Tahun 2016-
2021
2017
1 pembangunan dokumen
prosiding
pemantauan,
pengendalian
, pelaksanaan
dan hasil
perencanaan
pembanguna
n dan hasil
rekomendasi
nya
rencana
pembangunan
daerah
kebijakan layanan
publik
publik
publik
- Jumlah
dokumen
kerangka
kebijakan
perekonomia
n daerah
pembangunan prosiding
bidang ekonomi pemantauan,
pengendalian
, pelaksanaan
dan hasil
perencanaan
pembanguna
n
Perekonomia
n meliputi 9
sektor
pembanguna
n.
dan hasil
perencanaan
pembanguna
n lingkup
kesos dan
pemerintaha
n dan Jumlah
pelaksanaan
Bintek
Penyusunan
Renstra
Kecamatan
Berdasarkan
Road Map
Perencanaan
Pengembang
an
Kecamatan
2016-2021
perencanaan
meliputi
perumahan,
permukiman,
kebersihan,
penataan
ruang,
lingkungan
hidup dan
sumberdaya
air serta
pendampinga
n WISP
Sumber : BAPPEDA, DISPERTASIH, BPBD, SETDA, dan Kecamatan Kab. Bandung, Tahun 2016.
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan dari urusan ini diantaranya adalah :
Dokumen rancangan RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021 sebagai bahan Musrenbang
RPJMD dan Perda RPJMD;
Buku Laporan Perencanaan Sarana Perdagangan dan Jasa Daerah Kabupaten Bandung;
Kajian perencanaan teknis kelitbangan dalam mengembangkan karakteristik inovasi daerah berbasis
potensi wilayah serta penyusunan rumusan tatalaksana dan pedoman kelitbangan daerah Tahun
2016.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.89
Urusan ini dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten Bandung dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.5.744.495.800,- dan terealisasi sebesar Rp.5.016.236.680,-,atau 87,32%. Anggaran tersebut
digunakan untuk melaksanakan 2 program yang terdiri dari 14 kegiatan . dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 4.90
KEUANGAN KINERJA
KODERIN PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
G KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
Bandung
sesuai PKPT
Tahun 2016
wilayah 0
pemerintahan
dibawahnya
3. 50 50 INSPEKT
Pemeriksaa Sekolah Sekolah ORAT
n khusus
Dana BOS.
4. 72 SKPD 72 INSPEKT
Pemeriksaa SKPD, ORAT
n Cash
Opname
dan Stock
Opname
Tahun 2015
7. 50 titik INSPEKT
Pemeriksaa ORAT
n khusus
Fisik Proyek
Prasarana
Pembangun
an Tahun
2016
Perubah Perubah
an an
Anggara Anggara
n 2016, n 2016,
Reviu Reviu
RKA RKA
Tahun Tahun
2017 2017
dan dan
Reviu Reviu
Penyera Penyera
pan pan
Anggara Anggara
n Tahun n Tahun
2016 2016
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini yang dilaksanakan oleh beberapa
SKPD, yaitu :
Bantuan Operasional Pemeriksaan Bantuan Hibah, Bansos, Bantuan keuangan Provinsi Jawa Barat
(Bantuan Gubernur)
Pemantauan Pengendalian Intern atas Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di
Kabupaten Bandung
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.91
3. Masih adanya pihak obyek yang diperiksa Meningkatkan Koordinasi dan Konsultasi
belum memahami atas temuan dan lebih optimal dengan Provinsi Jawa Barat
rekomendasi yang tercantum dalam untuk sinergitas pelaksanaan
Laporan Hasil Pemeriksaan. Program/Kegiatan yang dananya dibiayai
APBD Provinsi Jawa Barat.
Tabel 4.92
KEUANGAN KINERJA
KODERI PROGRAM / INDIKATOR
REALISA SKPD
NG KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA TARGET
SI
yang sah
12.135.279.5 11.205.806.5
Total
41 52
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini yang dilaksanakan oleh DPPK,
yaitu
Terlaksananya kegiatan pengembangan dan pemeliharaan sistem PBB-P2 dan BPHTB (software,
hardware dan braineware)
Pengendalian Penerimaan untuk mencapai target penerimaan PBB dan BPHTB yang ditetapkan
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.93
Permasalahan dan solusi kegiatan urusan Penunjang Pemerintahan Keuangan Daerah Tahun
Anggaran 2016
NO Permasalahan Solusi
4 Belum optimalnya penerapan sanksi Penerapan sanksi hukum secara tegas terhadap
hukum terhadap Wajib Pajak yang Wajib Pajak yang tidak memenuhi ketentuan
tidak memenuhi ketentuan perpajakan;
perpajakan;
5 Basis Data Potensi perlu dilaksanakan Meningkatkan kualitas data potensi Pajak
perbaikan dan penyempurnaan Daerah melalui pemutakhiran data potensi;
secara berkesinambungan untuk
mengoptimalkan Pendapatan
Daerah;
Urusan ini dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan (BKPP) dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.9.779.481.400,-dan terealisasi sebesar Rp.9.278.460.463,-,atau 94,88%.
Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 2 program yang terdiri dari 14 kegiatan dengan
fokus sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.94
Rincian Program/Kegiatan Urusan Penunjang Pemerintahan Kepegawaian
di lingkungan
Pemerintah
Kabupten
Bandung
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan penunjang ini adalah adanya
peningkatan kompetensi sumber daya aparatur di linkungan Pemerintah Kabupaten Bandung yang
pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 18,19 % dan terealisasi 18,22 % (capaian realisasi melebihi
target yang direncanakan disebabkan oleh adanya peserta peningkatan komptensi sumber daya
aparatur yang beban biaya ditanggung oleh APBN), sedangkan untuk pengembangan dan pembinaan
aparatur pada tahun 2016 dari target sebesar 20 % terealisasi 201%
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.95
Permasalahan dan solusi kegiatan urusan Penunjang Pemerintahan Kepegawaian Daerah Tahun
Anggaran 2016
No Permasalahan Solusi
3 Belum optimalnya penempatan pegawai Perlu dibuatnya Peta Potensi Pegawai Sesuai
sesuai kompetensi ANJAB dan ABK
No Permasalahan Solusi
Urusan ini dilaksanakan oleh Bappeda dengan alokasi anggaran sebesar Rp.494.580.000,- dan
terealisasi sebesar Rp.487.271.180,-,atau 98,52 %. Anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan
1 program yang terdiri dari 2 kegiatan dengan fokus sasaran : meningkatnya kualitas perencanaan
pembangunan daerah, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel4.96
KEUANGAN KINERJA
KODERI PROGRAM / INDIKATOR
TARGE REALISAS SKPD
NG KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA
T I
TOTAL
494.580.0 487.271.180
00
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan pada urusan ini yang dilaksanakan oleh beberapa
SKPD, yaitu :
Tersedianya Dokuman Kajian Analisis dan Kebijakan Kelitbangan untuk menunjang Perencanaan
pembangunan Daerah sebagai dasar Pedoman Kelitbangan Daerah.
Tersedianya Dokumen Himpunan/Kumpulan Hasil-hasil Kajian dan Penelitian dari Berbagai Lembaga
Penelitian.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel4.97
Permasalahan dan solusi kegiatan urusan Penunjang Pemerintahan Penelitian dan Pengembangan
Tahun Anggaran 2016
No Permasalahan Solusi
Urusan ini dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.19.670.376.501,- dan terealisasi sebesar Rp.17.065.007.748,-,atau 86,75%. Anggaran tersebut
digunakan untuk melaksanakan 8 program yang terdiri dari 21 kegiatan , dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 4.98
Daerah
Daerah
Jumlah
Kegiatan
Sosialisasi,
Jumlah
Sosialisasi
aplikasi
Produk Hukum
berbasis
website, dan
Jumlah
Pelaksanaan
diseminasi
HAM dan
Pembinaan
kadarkum di
kecamatan
(Hukum)
- Jumlah
inventarisasi
data
penunjang
pembentukan
Perangkat
Daerah
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan dari urusan ini diantaranya adalah :
Tersedianya Dokumen DKBMD dan DKPBMD serta RKBMD dan RKPBMD Tahun 2016
Tersedianya Dokumen laporan hasil pengadaan barang milik Daerah Tahun 2016
Terlaksananya penyusunan dan penyampaian LKPJ Bupati Bandung Akhir Tahun Anggaran Tahun
2016 kepada DPRD, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Akhir Tahun Anggaran
Tahun 2016 kepada Pemerintah melalui Gubernur dan ILPPD kepada Masyarakat
Terlaksananya Sosialisasi Produk Hukum Pusat dan Daerah serta termodifikasinya Produk Pusat dan
Daerah
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.99
No Permasalahan Solusi
Urusan ini dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD, dengan total alokasi anggaran mencapai Rp
21.877.833.050,- dan telah terealisasi sebesar Rp 18.282.924.642,- atau 87,94%, Anggaran tersebut
digunakan untuk melaksanakan 2 program yang terdiri dari 9kegiatan, dengan rincian kegiatan
sebagai berikut:
Tabel 4.100
KEUANGAN KINERJA
KODERI PROGRAM / INDIKATOR
TARGE REALISA SKPD
NG KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA
T SI
Program Sekretari
Peningkatan at DPRD
Kapasitas
1.20.15 Lembaga
Perwakilan
Rakyat 21.251.022.0 17.720.380.8
Daerah 50 66
KEUANGAN KINERJA
KODERI PROGRAM / INDIKATOR
TARGE REALISA SKPD
NG KEGIATAN TARGET REALISASI KINERJA
T SI
Peraturan
Perundang-
Undangan
21.877.833.0 18.282.924.6
Jumlah
50 42
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan dari urusan ini diantaranya adalah :
Terfasilitasinya pelaksanaan rapat panitia khusus dan rapat panitia anggaran dengan ditetapkannya
20 Raperda, terbahasnya Raperda Prakarsa DPRD dan Raperda yang diajukan oleh Eksekutif untuk
tertibnya penyelenggaraan Pemerintahan.
Terfasilitasinya penampungan aspirasi masyarakat dilapangan dan menjadi referensi pembangunan
di daerah.
Terfasilitasinya kelancaran tugas DPRD sesuai jadwal mengenai kegiatan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
Terfasilitasinya perwujudnya produk-produk DPRD, program dan kegiatan memiliki dasar hukum
yang jelas sehingga pembangunan terkendali.
Terfasilitasinya hasil kunjungan kerja ke 31 wilayah Kecamatan, sebagai upaya penyerapan aspirasi
masyarakat dalam perumusan kebijakan Daerah.
Terfasilitasinya evaluasi terhadap dampak kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah,
sebagai upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan daerah dan
terakomodirnya permasalahan sesungguhnya yang terjadi dilapangan dengan penanggulangan lebih
efektif.
Terfasilitasinya perwujudan peningkatan kapasitas Pimpinan dan anggota DPRD serta terjaminnya
kesehatan Pimpinan dan anggota DPRD beserta keluarga sehingga dapat memperlancar proses
kegiatan bekerja Ketua DPRD dan anggota DPRD.
Terfasilitasinya pelaksanaan sosialisasi Perda Prakarsa DPRD yang digunakan sebagai referensi bagi
yang berkepentingan dan kegiatan yang dilaksanakan memiliki dasar hokum yang jelas.
Terfasilitasinya kajian terhadap tiga Raperda Prakarsa DPRD dapat dijadikan draft Raperda Prakarsa
DPRD.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.101
2 Masih belum optimalnya peran dan fungsi Pengaturan kembali jadwal kegiatan
Lembaga DPRD; Lembaga DPRD;
No. Permasalahan Solusi
Pelaksanaan urusan ini dilaksanakan oleh 31 Kecamatan dan 10 Kelurahan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.14.707.524.620,- dan terealisasi sebesar Rp.14.319.289.956,-,atau 97,36 %. Anggaran
tersebut digunakan untuk melaksanakan 7 program yang terdiri dari 126 kegiatan dengan fokus
sasaran : Penyelenggaraan Pemerintahan, Pelayanan Publik dan Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.102
daerah Daerah
daerah
sumber- sumber
sumber pendapatan
pendapatan Daerah
daerah
daerah
sumber- pelaksaan
sumber kebijakan KDH
pendapatan
daerah
1.20.19 Program
Pembinaan 35.350.000 35.350.000
Dan Fasilitasi
Pengelolaan
Keuangan
Desa
(APBDes dan
bantuan Desa
lainnya)
( Jumlah
kegiatan
Penunjang
KDH yang
dilaksanakan
oleh
Kecamatan
dan
Monitoring
Dana Desa,
LLI,
Moka,ADD,
ADPD dan
Honor PATEN )
Camat
kebijakan KDH
pelayanan
terpadu untuk
masyarakat
kecamatan
Pedesaan
perdesaan
pemerintahan APBDes)
desa
pemerintahan Desa
desa
pemerintahan manajemen
desa pemerintahan
Desa
desa
Total
14.707.524.6 14.319.289.9
20 56
Hasil dan/atau capaian pelaksanaan pembangunan dari urusan ini diantaranya adalah :
Terlaksananya sosialisasi dan pembinaan terhadap organisasi kewanitaan dan peran serta wanita
(jender).
Tersedianya data program dan kebijakan publik yang lebih berkualitas Sinergitas Pengawasan
Aparatur Pengawas
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pada urusan ini serta solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Tabel 4.103
No Permasalahan Solusi
1. Jumlah dan kualitas pelimpahan sebagian urusan Meningkatkan kinerja aparat kecamatan
kewenangan Bupati kepada Camat yang belum sehingga dapat melaksanakan
dapat ditangani semuanya karena belum pelimpahan urusan kewenangan Bupati
seimbang dengan sumber-sumber pembiayaan kepada Camat
dan personil terlebih dikarenakan petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis yang belum ada
3. Rendahnya kualitas SDM perangkat Desa yang Mengadakan pembinaan terhadap SDM
berimplikasi terhadap kinerja pemerintahan desa perangkat Desa dalam peningkatan
yang belum optimal kinerja Pemerintah Desa