Anda di halaman 1dari 105

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

1/1/2017
KAtA PII'IGAT{TAR

Segala P"ji dan Syulw kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineraf Provinsi Tahun
Anggaran 24fi. r
Dalam'rangka memenuhi aklmtabilitas implementasi program dan
kegiatan berdasarkan Rencana Kerja Tahun 2017, disusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Enetgi dan Sumber Daya
Mineral Propinsi Sulawesi Tengah sebagai salah satu bentuk
pertanggungiawaban pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan sumber daya di
lingkungan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Propinsi Sulawesi Tengah
sepanjangtahun 2017.
LAKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Propinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2017 berisi garrrbaran perkembangan pelaksanaan program dan
kegiatan serta capaian sasnran stategis yang dilaksanakan pada Tatrun Z0l7,yang
merupakan capaian kinerja pelaksanaan Rensta Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2A$-2A2L Laporan ini juga
merupakan wujud tansparansi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Propinsi Sulawesi Tengah dalam melalsanakan kewajiban sesuai tugas daa
fungsinya
Selama tahrm 2At7, sejumlah target indikator kinerja utama yang
ditargetkan dalam rercana strategis telah berhasil dicapai, namun demikian
masih cukup banyak pula perrrasalahan dan tantangan ke depan yang masih harus
diselesaikan. Untuk itu diperlukan komitmen dalam mengawal perkembangan
dan dinamika di bidang pembangunan, pemerintahan dan sosial
kemasyarakatan daerah secara konsisten dan berkesinambungan oleh seluruh
Jajaran Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) sesuai dengan visi dan misi dalam
lingkup tugas serta perannya masing-masing.
Kiranya laporan ini dapat menjadi masukan bagi perumusan kebijakan
selanjutnya, dan diikuti dengan peningkatan manajemen kinerja yang lebih baik
serta kerja keras oleh seluruh jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Tengafu sebagai salah satu wujrid pengabdian kepada bang*n dan negara pada
umumnya dan daerah Sulawesi Tengah pada khususnya.

Palu,3l JanuafiZ0l7

KEPALA DIN.A.S

Muda
26 199103 1 004
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR TABEL iii
IKHTISAR EKSEKUTIF iv

BAB I PENDAHULUAN I-1


A. LATAR BELAKANG I-1
B. TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN I-3
C. ASPEK STRATEGIS I-7
D. SISTEMATIKA PENULISAN I-10

BAB II PERENCANAAN KINERJA II-1


A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI II-1
1. VISI II-1
2. MISI II-1
3. TUJUAN II-2
4. SASARAN II-2
5. STRATEGI DAN KEBIJAKAN II-3
6. PROGRAM II-5
B. RENCANA KINERJA II-5
C. PERJANJIAN KINERJA II-9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III-1


A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI III-1
B. REALISASI ANGGARAN III-68

BAB IV PENUTUP IV-1


A. KESIMPULAN IV-1
B. SARAN DAN REKOMENDASI IV-2

i
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gbr. 1.1 Struktur Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral I-6
Provinsi Sulawesi Tengah
Gbr. 1.2 Grafik Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya I-9
Mineral Provinsi Sulawesi Tengah Per Desember 2017
Gbr. 3.1 Peta Rencana Perluasan Jaringan Listrik di Dusun II Desa III-41
Bentean
Gbr. 3.2 Peta Lokasi Desa Bone Baru Dusun I dan I III-42
Gbr. 3.3 Lahan yang disiapkan untuk pembangunan PLTS Terpusat III-50
di Desa Kasuari
Gbr. 3.4 Verifikasi lahan dan Pengambilan titik koordinat lokasi di III-51
Desa Sonit
Gbr. 3.5 Pelaksanaan Penyuluhan Konservasi Energi Tingkat SMA di III-53
Kota Palu
Gbr. 3.6 Survei Potensi Air Tanah di Kel. Ganti, Kec. Banawa, Kab. III-54
Donggala
Gbr. 3.7 Survey air tanah di Desa Santigi III-55
Gbr. 3.8 Peta Hidrogeologi daerah Poso dan sekitarnya III-56
Gbr. 3.9 Peta Hidrogeologi Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli III-58
Gbr. 3.10 Peta hidrogeologi Kecamatan Biau Kabupaten Buol III-58
Gbr. 3.11 Peta hidrogeologi Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi III-59
Gbr. 3.12 Peta hidrogeologi Kecamatan Mantikulore Kota Palu III-59
Gbr. 3.13 Pemasangan Alat Bor III-60
Gbr. 3.14 Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Pemboran Air Tanah Desa III-61
Nunurantai Kec.Taopa Kab.Parigi Moutong
Gbr. 3.15 Peta zona pemanfaatan dan konservasi air tanah Kabupaten III-62
Poso
Gbr. 3.16 Peta Konservasi Air Tanah di Kecamatan Tatanga III-63
Gbr. 3.17 Peta Konservasi Air Tanah di Kecamatan Luwuk Timur III-64
Gbr. 3.18 Peta Konservasi Air Tanah di Kecamatan Bungku Barat III-65

ii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Dinas ESDM Propinsi Sulawesi Tengah II-10
TA 2017
Tabel 3.1 Target Kinerja Berdasarkan Sasaran Strategis dan Indikator III-2
Kinerja Tahun Anggaran 2017
Tabel 3.2 Pencapaian Kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral III-4
Tahun 2017
Tabel 3.3 Capaian Kinerja Berdasarkan Indikator Kinerja dan III-6
Program/ Kegiatan TA. 2017
Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Realisasi Kinerja III-18
dan Capaian Kinerja Tahun 2011 sd. 2016
Tabel 3.5 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Realisasi Kinerja III-20
dan Capaian Kinerja Tahun 2017
Tabel 3.6 Pengukuran Kinerja berdasarkan Target III-22
Renstra/RPJMD dan Realisasi Kinerja Tahun 2017
Tabel 3.7 Capaian Kinerja berdasarkan input pendanaan terhadap III-29
sasaran strategis
Tabel 3.8 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumber Daya III-36
Alam Mineral dan Batubara Provinsi Sulawesi Tengah Per
November Tahun 2017
Tabel 3.9 PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian ADHB III-38
Tahun 2013 - 2017
Tabel 3.10 Daftar Desa Belum Berlistrik di Kabupaten Buol III-43
Tabel 3.11 Rasio Elektrifikasi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 - III-48
2017
Tabel 3.12 Daftar Minatan Pemanfaatan Air Tanah Kabupaten Banggai III-67
Tabel 3.13 Realisasi Keuangan APBD Dinas Energi dan Sumber Daya III-68
Mineral Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2017

iii
IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Energi dan Sumber Daya


Mineral Propinsi Sulawesi Tengah disusun dengan maksud memberikan
gambaran mengenai pelaksanaan program dan kegiatan berbasis kinerja,
sebagaimana terdapat dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017. Laporan ini
menyajikan: uraian singkat organisasi; rencana dan target kinerja yang ditetapkan;
pengukuran kinerja; dan evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran
strategis atau hasil program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya
terwujud guna menyajikan satu informasi yang utuh atas upaya yang telah
dilakukan dan tingkat capaian dari target pada tingkat sasaran program.
Dalam penyusunan Laporan Kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Propinsi Sulawesi Tengah disajikan tentang Indikator Keberhasilan dan
Kegagalan dalam pencapain sasaran, tujuan dan target yang telah ditetapkan
dalam Penjanjian Kinerja, sehingga diperlukan pola pengukuran kinerja mulai
Rencana Strategis, dan berakhir sampai dengan pengukuran kinerja atas sasaran
program kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapain visi, misi, tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Propinsi Sulawesi Tengah
mempunyai 4 (empat) sasaran strategis dan 4 (empat) indikator strategis yang
kemudian dijabarkan dalam 10 (sepuluh) Program dan 30 (tiga puluh) kegiatan.
Secara umum capaian kinerja berdasarkan Sasaran pada tahun 2017 mencapai
tingkat persentase 60% hingga ≥100% dengan kategori cukup berhasil.
Sedangkan berdasarkan kegiatan secara umum dapat direalisasikan sesuai dengan
rencana, kecuali untuk kegiatan Pengusahaan Kegiatan Energi Baru Terbarukan
dikarenakan alasan teknis. Berdasarkan pengukuran akuntabilitas keuangan, Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral dengan sumber dana APBD Perubahan Tahun
Anggaran 2017 sebesar Rp. 35.349.085.728,79 , terdiri dari belanja tidak
langsung Rp. 6.201.926.380,79 dan belanja langsung Rp. 29.147.159.348,-.
Realisasi serapan anggaran menurut perhitungan pada akhir T.A. 2017 adalah
sebesar Rp. 23.871.430.655,- (67,53%) dengan perincian Belanja Tidak Langsung
Rp. 6.008.542.612,- atau 96,88% (untuk gaji dan Tunjangan Pegawai) dan Belanja
Langsung sebesar Rp. 17.862.888.043 atau 61,29% sehingga terdapat sisa
anggaran sebesar Rp. 11.477.655.073,79,- (32,47%)
Dari hasil capaian kinerja yang ada diharapkan mampu menjadi sumber
informasi serta referensi yang efektif bagi upaya perbaikan serta optimalisasi
kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah
khususnya dan bagi Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah umumnya,
yang selanjutnya mampu mendukung cita-cita nasional dalam rangka
mewujudkan reformasi birokrasi di semua lini.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Daerah merupakan salah satu sub sistem dari


pembangunan nasional yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara yang ditujukan untuk meningkatkan harkat, martabat dan
memperkuat jati diri serta kepribadian masyarakat dalam pendekatan
lokal, nasional dan global. Dalam perspektif perencanaan pembangunan,
Pemerintah Daerah harus memperhatikan keseimbangan berbagai aspek dalam
satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi, hukum, sosial, budaya,
politik, pemerintahan dan lingkungan hidup untuk mendukung
pembangunan yang berkelanjutan, dengan diikuti oleh penyelenggaraan
pemerintahan yang akuntabel (Good Governance).

Salah satu tuntutan publik pada saat ini adalah adanya transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Muara tuntutan ini pada
intinya adalah terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (Good
Governance), sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung-jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Untuk penerapan pelaksanaan manajemen pemerintahan yang


efisien, efektif, bersih, akuntabel serta berorientasi pada hasil, maka setiap
instansi pemerintah serta unit-unit kerja yang ada menyusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP disusun sebagai
perwujudan pertanggungjawaban instansi pemerintah selaku pengelola
sumber daya yang tersedia dalam rangka menjalankan program dan kegiatan
dalam melaksanakan misi organisasi untuk mencapai sasaran serta tujuan
yang telah ditetapkan. Laporan akuntabilitas yang dibuat haruslah
memberikan informasi yang menggambarkan kinerja secara jelas,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman I- 1


transparan, sesuai dengan prinsip penyusunan laporan yang relevan,
konsisten, akurat, obyektif dan wajar.

Laporan ini memuat sejauh mana pelaksanaan program dan kegiatan


berjalan sesuai dengan misi dan sejalan dengan sasaran serta tujuan organisasi.
Evaluasi kinerja dilakukan untuk dapat memberikan masukan dalam
mengatasi permasalahan yang ada sehingga dapat mendorong usaha-
usaha yang berkelanjutan dalam perbaikan dan peningkatan kinerja instansi
pemerintah di masa mendatang. Evaluasi kinerja bermanfaat untuk
perbaikan perencanaan, pengambilan keputusan, pengendalian program
kegiatan, perbaikan input, proses dan output maupun perbaikan terhadap
sistem dan prosedur yang ada. LAKIP ini disusun untuk memberikan
gambaran yang obyektif atas program dan kegiatan yang telah dilakukan
dalam rangka pelaksanaan misi untuk mencapai sasaran dan tujuan.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Daerah Provinsi Sulawesi


Tengah merupakan salah satu lembaga teknis yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah (Perda) No. 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah
berkedudukan sebagai unsur penunjang Pemerintah daerah di bidang
Pertambangan dan Energi yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas eselon II
a yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Sulawesi
Tengah.
Dalam rangka penyelenggaraan Good Government Instansi Pemerintah
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah dalam
mewujudkan pelaksanaan kegiatan Program yang sudah ditetapkan
berdasarkan Rencana Strategi dan Arah Kebijakan Umum Sulawesi Tengah
Tahun 2016, maka sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman I- 2


Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petujuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas
Laporan Kinerja Instansi, maka Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Sulawesi Tengah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Tahun 2017.
Pelaporan kinerja ini bertujuan untuk memberikan informasi kinerja
yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya
dicapai serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi
pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Laporan kinerja disusun oleh
setiap organisasi yang menyusun perjanjian kinerja dan menyajikan informasi
tentang Uraian singkat organisasi; rencana dan target kinerja yang ditetapkan;
pengukuran kinerja; evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran
strategis atau hasil program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya
terwujud serta efisiensi penggunaan sumber daya.

B. TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN


Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 79
Tahun 2016 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, dinas mempunyai tugas
membantu Gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang energi
dan sumber daya mineral yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah provinsi.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. perumusan kebijakan di bidang Geologi, Mineral, Batubara, Energi Baru
Terbarukan dan ketenagalistrikan
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Geologi, Mineral, Batubara, Energi Baru
Terbarukan dan ketenagalistrikan
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Geologi, Mineral, Batubara,
Energi Baru Terbarukan dan ketenagalistrikan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman I- 3


d. pelaksanaan administrasi Dinas di bidang Geologi, Mineral, Batubara,
Energi Baru Terbarukan dan ketenagalistrikan
e. pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
Berkaitan dengan tugas dan fungsi tersebut, maka sesuai Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pembagian
urusan Pemerintahan bidang Energi dan Sumber Daya Mineral terbagi
menjadi 4 Sub Urusan dengan pembagian urusan pada Pemerintah Daerah
Provinsi yaitu:
a. Sub Urusan Geologi terdiri dari 3 urusan.
b. Sub Urusan Mineral dan Batubara terdiri dari 7 urusan.
c. Sub Urusan Energi Baru Terbarukan terdiri dari 3 urusan
d. Sub Urusan Ketenagalistrikan terdiri dari 6 urusan

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah


dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris dan
4 (empat) Kepala Bidang.
Sekretariat membawahi 3 (tiga) Sub Bagian dan tiap Bidang membawahi
masing-masing 3 (tiga) Seksi.
Struktur Organisasi Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi
Tengah, dapat dilihat pada gambar dibawah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman I- 4


STRUKTUR ORGANISASI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

SUB BAGIAN JABATAN FUNGSIONAL


PROGRAM

SUB BAGIAN
KEUANGAN DAN ASSET

SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN DAN UMUM

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


GEOLOGI MINERAL DAN BATUBARA ENERGI BARU TERBARUKAN KETENAGALISTRIKAN

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


PENGEMBANGAN WILAYAH
PENGEMBANGAN GEOLOGI PENGEMBANGAN ENERGI PENGEMBANGAN
PERTAMBANGAN MINERAL
DAN AIR TANAH BARU TERBARUKAN KETENAGALISTRIKAN
DAN BATUBARA

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


PENGUSAHAAN MINERAL PENGUSAHAAN ENERGI PENGUSAHAAN
PENGUSAHAAN AIR TANAH
DAN BATUBARA BARU TERBARUKAN KETENAGALISTRIKAN

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


KONSERVASI MINERAL DAN PENGENDALIAN
KONSERVASI AIR TANAH KONSERVASI ENERGI
BATUBARA KETENAGALISTRIKAN

UNIT PELAYANAN TEKNIS

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman I- 6


C. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

Pembahasan aspek strategis dimaksudkan untuk memberikan


gambaran singkat dan latar belakang keberadaan suatu instansi. Adapun
aspek strategis yang berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah secara
garis besar dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Aspek Ketenagalistrikan dengan isu-isu strategis terkait peningkatan sarana
dan prasarana ketenagalistrikan, dengan permasalahan-permasalahan yang
ada berupa:
a) Rasio elektrifikasi Sulawesi Tengah yang mencapai 79,56% sehingga
masih 20,44% belum terlistriki yang berada di daerah terpencil/ perdesaan
sedangkan target elektrifikasi nasional di tahun ini mencapai 92,75%.
b) Banyak daerah yang dilalui jaringan listrik PLN, tetapi belum
mendapatkan pelayanan listrik.
c) Belum optimalnya penyediaan listrik untuk pedesaan bagi masyarakat
kurang mampu.
d) Kekurangan suplai Daya Listrik akibat ketersediaan pembangkit tidak
sebanding dengan pertumbuhan ekonomi/pembangunan di Sulawesi
Tengah.
e) Kebutuhan listrik sektor industri meningkat, khususnya untuk kebutuhan
KEK dan Kawasan Industri.
f) Sistem Ketenagalistrikan yang belum terinterkoneksi secara keseluruhan.
g) Rendahnya pengawasan sektor ketenagalistrikan.
2. Aspek Energi Baru Terbarukan dengan isu-isu strategis terkait pengembangan
dan pemanfaatan energi baru terbarukan serta konservasi energi, dengan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
a) Banyaknya potensi energi baru terbarukan yang belum termanfaatkan
secara maksimal dikarenakan adanya konflik pemanfaatan.
b) Belum optimalnya pengembangan dan pemanfaatan energi baru
terbarukan karena masih tingginya nilai investasi dan keterbatasan
penguasaan teknologi Energi Baru Terbarukan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman I- 7
c) Belum tersedianya infrastruktur pendistribusian Bahan Bakar
Nabati/Biofuel yang memadai.
d) Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap
kegiatan konservasi energi.
3. Aspek Mineral dan Batubara dengan isu strategis yaitu:
a) Banyak potensi sumberdaya mineral dan bahan galian yang belum
diketahui depositnya secara akurat.
b) Belum optimalnya informasi pengembangan Wilayah Pertambangan
mineral dan batubara.
c) Maraknya pertambangan tanpa izin (PETI) di daerah menimbulkan
masalah serius baik lingkungan, sosial maupun keamanan.
d) Masih rendahnya kesadaran pengelolaan kegiatan usaha pertambangan
dalam penerapan K3 dan Lingkungan Pertambangan sesuai kaidah-kaidah
pertambangan yang baik dan benar.
e) Rendahnya kemampuan pengawasan kegiatan usaha pertambangan.
f) Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB masih rendah.
g) Belum optimalnya pengembangan industri pengolahan dan pemurnian
mineral dalam upaya peningkatan nilai tambah mineral.
h) Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi tambang.
4. Aspek Geologi dan Air Tanah dengan isu strategis sebagai berikut:
a) Belum tersedianya data potensi pengembangan air tanah, peta
hidrogeologi dan zona konservasi air tanah.
b) Belum optimalnya pengawasan, pembinaan dan pengendalian
penggunaan air tanah.
c) Rendahnya kemampuan fiskal daerah untuk membiayai pembangunan
infrastruktur air tanah di Provinsi Sulawesi Tengah khususnya di daerah
sulit air.
d) Secara geologi daerah Sulawesi Tengah rentan terhadap bencana alam dan
belum ada peta mitigasi bencana alam dalam skala detail.
5. Aspek Peraturan dan Kebijakan dengan isu strategis yaitu Penataan Kawasan
Pertambangan, dimana kondisi saat ini perlu penyempurnaan Rencana Tata

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman I- 8


Ruang Wilayah Sulawesi Tengah baik tingkat provinsi maupun kabupaten /
kota sebagai acuan pengembangan investasi; Penetapan Wilayah
Pertambangan (WP) Pulau Sulawesi berdasarkan Kepmen No. 2737
K/30/MEM/2013; Tumpang tindihnya ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota.
6. Aspek Sumber Daya Manusia, Dinas ESDM Prov. Sulteng memiliki
ketersediaan keseluruhan sumber daya manusia yang berkualitas.
Hal ini dapat dicerminkan dari 90 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
ditempatkan pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi
Tengah, 21 orang atau 23,3% PNS mempunyai tingkat pendidikan Pasca
Sarjana (S -2) , Sarjana (S-1) sebanyak 43 orang atau 47,8 %, Sarjana Muda
(D-3) sebanyak 1 orang atau 1,1%, pendidikan Sekolah Menengah Umum
sebanyak 24 orang atau 26,7% dan pendidikan Sekolah Menengah Pertama
sebanyak 1 orang atau 1,1%. Di samping pegawai inti dinas, Dinas ESDM
Provinsi Sulawesi Tengah juga diperkuat dengan penempatan inspektur
tambang yang melaksanakan fungsi pengawasan tambang di daerah sejumlah
22 orang. Kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan Inspektur
Tambang (IT) ada pada Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang berkualitas akan mendukung
terwujudnya kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah.

Gambar 1.2 Grafik Jumlah Pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi
Tengah Per Desember 2017

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman I- 9


Disamping itu, lingkungan internal yang dapat diidentifikasi sebagai
kekuatan adalah ketersediaan dana yang bersumber dari APBD untuk
mendukung pelaksanaan Program dan Kegiatan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah
Nomor 01 Tahun 2017, tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
2017 Nomor 91, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Nomor 77); Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 04 Tahun 2017
tentang Penjabaran Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2017 (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017, Nomor
537); Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 028/DPA-
SKPD/BPKAD-2017 tentang Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Tahun Anggaran 2017, maka anggaran Dinas
ESDM Provinsi Sulawesi Tengah sebesar Rp. 36.952.913.373,60.
Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah Nomor 8
Tahun 2017 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2017; Peraturan Gubernur Nomor
62 Tahun 2017 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2017; Keputusan
Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 032/DPPA-OPD/BPKAD-2017 tentang
Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah
(DPPA-OPD) Tahun Anggaran 2017; maka anggaran perubahan Dinas ESDM
Provinsi Sulawesi Tengah sebesar Rp. 35.349.085.728,79,-.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

LAKIP ini menyajikan pencapaian kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Sulawesi Tengah atas program dan kegiatan yang telah
dilaksanakan selama tahun 2017. Capaian kinerja (performance results)
Tahun 2017 tersebut dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja Tahun
2017 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian
kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasinya

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman I- 10


sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di
masa datang.

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


(LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2017 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kierja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dengan Sistematika penyajian
Laporan sebagai berikut:

Bab I – Pendahuluan, penjelasan umum organisasi, dengan penekanan


kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issued) yang sedang dihadapi organisasi

Bab II – Perencanaan Kinerja, uraian ringkasan/ikhtiar perjanjian kinerja Tahun


Anggaran 2017

Bab III – Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi, disajikan capaian kinerja organisasi


untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai
dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja
sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja
tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis orgaisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
nasional (jika ada);

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman I- 11


5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

B. Realisasi Anggaran, diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan


yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV – Penutup, diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja


organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan
organisasi untuk meningkatkan kinerjanya .

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman I- 12


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI


1. VISI

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah merupakan
lembaga teknis daerah yang berkedudukan sebagai unsur penunjang Pemerintah
Daerah di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral. Visi yang ingin diwujudkan
oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah adalah
“Terwujudnya pengelolaan dan kemandirian energi sumber daya mineral yang
berkelanjutan, berwawasan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat
sulawesi tengah”.

2. MISI
Sebagai penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan sebelumnya, maka
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah mengemban
misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengelolaan dan pengendalian kegiatan pertambangan yang
memberi nilai tambah, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
2. Meningkatkan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik untuk
menjamin ketersediaan pasokan listrik yang aman, andal dan ramah
lingkungan.
3. Mengembangkan potensi energi baru dan terbarukan
4. Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan kebutuhan air tanah dan
pengelolaan mitigasi bencana geologi.
5. Meningkatkan kinerja pelayanan publik yang profesional di bidang energi dan
sumber daya mineral

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman II- 1


3. TUJUAN
Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu 1(satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ini ditetapkan dengan
mengacu kepada Visi dan Misi yang selanjutnya dilakukan perumusan sasaran,
kebijakan, program dan kegiatan dalam merealisasikan Misi.
Adapun tujuan yang ingin dicapai Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Sulawesi Tengah dalam jangka waktu 5(lima) tahun sesuai dengan
rencana strategis dari Tahun 2016 – 2021 adalah:
1. Meningkatnya pemanfaatan potensi pertambangan yang berkelanjutan dan
memberi nilai tambah
2. Menyediakan pasokan listrik yang aman, andal dan ramah lingkungan
3. Menyediakan pasokan energi perdesaan yang bersumber dari Energi Baru
Terbarukan
4. Meningkatnya pemanfaatan dan pengelolaan air tanah yang berwawasan
lingkungan
5. Penguatan kelembagaan dan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik
dan profesional.

4. SASARAN
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
Pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang
lebih pendek daripada tujuan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Sulawesi Tengah, dari masing-masing tujuan adalah:
1. Meningkatnya usaha pertambangan yang baik dan benar serta berwawasan
lingkungan
2. Meningkatnya persentasi rasio elektrifikasi sektor masyarakat dan industri
3. Meningkatnya persentasi pemanfaatan Energi Baru Terbarukan
4. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya geologi dan air tanah
5. Meningkatkan tatakelola administrasi dan mutu pelayanan pembangunan
energi dan sumber daya mineral.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman II- 2


5. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Sebagai upaya mencapai tujuan dan sasaran diperlukan suatu strategi yang
dijabarkan dalam kebijakan – kebijakan dan program –program. Kebijakan pada
dasarnya merupakan ketentuan – ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang
berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam
pengembangan ataupun pelaksanaan program dan kegiatan guna tercapainya
kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta Visi dan
Misi instansi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah.
Dalam hal ini Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi
Tengah menetapkan strategi sebagai berikut :
1. Pengembangan Wilayah pertambangan mineral dan batubara
2. Penataan pengelolaan sumberdaya mineral dan batubara serta revitalisasi
pertambangan rakyat
3. Pembinaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
4. Pelaksanaan konservasi pertambangan yang berkelanjutan, berwawasan
lingkungan dan memberi nilai tambah
5. Menyediakan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD)
6. Pengembangan infrastruktur jaringan di wilayah perdesaan dan daerah
terpencil yang belum terjangkau layanan listrik
7. Pembinaan dan pengawasan pengelolaan ketenagalistrikaan
8. Pengembangan kegiatan Energi Baru Terbarukan melalui inventarisasi, survey
dan studi kelayakan
9. Menyediakan Rencana Umum Energi daerah (RUED)
10. Meningkatkan pengelolaan dan Pengusahaan Energi Baru Terbarukan
11. Meningkatkan kegiatan konservasi energi
12. Inventarisasi data dan informasi geologi dan air tanah
13. Pemanfaatan, pengelolaan dan pengusahaan air tanah
14. Penelitian zona konservasi air tanah pada cekungan air tanah
15. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian air tanah
16. Koordinasi perencanaan pembangunan antara pusat dan daerah
17. Pembinaan dan pengembangan kapasitas sumber daya aparatur

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman II- 3


18. Penyediaan data dan informasi sektor ESDM
19. Penyediaan sarana dan prasarana uji mutu

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah juga
menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Memberikan fasilitasi dan dukungan kemudahan rekomendasi perizinan
pertambangan, dukungan infrastruktur dan menjamin ketersediaan energi
2. Meningkatkan program pemberdayaan masyarakat sekitar tambang
3. Fasilitasi pembangunan ketenagalistrikan dalam daerah
4. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat perdesaan, daerah terpencil dan
wilayah kepulauan terhadap pelayanan listrik yang murah dan berkualitas
5. Meningkatkan pelayanan listrik pada rumah tangga kurang mampu
6. Meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik
7. Mendukung percepatan kemandirian energi baru terbarukan
8. Meningkatkan Pemanfaatan potensi sumber energi baru terbarukan
9. Peningkatan hubungan yang baik dengan Pemerintah Pusat dan pihak swasta
dalam pengembangan energi baru terbarukan
10. Memberikan dukungan dan kemudahan untuk investasi pemanfaatan Energi
Baru Terbarukan
11. Pemberian insentif terhadap pengusahaan energi baru terbarukan
12. Meningkatkan penyelidikan potensi air tanah, eksplorasi dan pembangunan
sumur bor air tanah
13. Memberikan fasilitasi dan dukungan kemudahan rekomendasi perizinan air
tanah
14. Meningkatkan kualitas perencanaan dan kerjasama sektor ESDM yang
efektif dan efisien
15. Meningkatkan pelayanan dan tertib administrasi keuangan, asset dan
kepegawaian serta administrasi umum.
16. Meningkatkan daya dukung pengelolaan data dan informasi sektor ESDM

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman II- 4


17. Memberikan kesempatan kepada aparatur dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral untuk mengembangkan diri melalui jalur pendidikan formal,
Pendidikan dan Pelatihan (diklat) teknis sesuai dengan kebutuhan di bidang
energi dan sumber daya mineral
18. Meningkatkan mutu pelayanan pengujian air tanah, mineral dan batubara

6. PROGRAM
Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk
mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah
guna mencapai sasaran tertentu. Selanjutnya program Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah berkaitan dengan kebijakan secara
berurutan meliputi:
1) Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
3) Peningkatan Disiplin Aparatur
4) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
5) Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan.
6) Peningkatan Kualitas Perencanaan
7) Pengelolaan Kegiatan Usaha Pertambangan.
8) Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan
9) Pengembangan Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT)
10) Pengembangan Bidang Geologi dan Air Tanah

B. RENCANA KINERJA
Untuk mencapai 5 (lima) sasaran sebagaimana yang telah disebutkan
sebelumnya, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah
menetapkan 10 program prioritas. Program tersebut selanjutnya dijabarkan dalam
30 kegiatan strategis.
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2017
sebesar Rp. 36.952.913.373,60,- terdiri dari; Belanja Tidak Langsung sebesar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman II- 5
Rp.6.805.754.025,60,- (Enam Milyar Delapan Ratus Lima Juta Tujuh Ratus Lima
Puluh Empat Ribu Dua Puluh Lima Koma Enam Rupiah) dan Belanja Langsung
sebesar Rp 30.147.159.348,- (Tiga Puluh Milyar Seratus Empat Puluh Tujuh Juta
Seratus Lima Puluh Sembilan Ribu Tiga Ratus Empat Puluh Delapan Rupiah) dan
berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (DPPA-SKPD) Tahun 2017, Total anggaran berubah menjadi
Rp.35.349.085.728,79,- yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar
Rp.6.201.926.380,79,- dan Belanja Langsung sebesar Rp. 29.147.159.348,-

Rincian pelaksanaan program kegiatan yang berbasis kinerja (Belanja Langsung)


sebagai berikut :
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan :
a) Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam dan Luar Daerah.
b) Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran.
c) Pengelolaan Sumber Daya Aparatur dan Pengembangan Organisasi
ESDM.
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan :
a) Pengadaan Sarana dan Prasarana Aparatur.
b) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur.
3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur
a) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya.
4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan :
a) Pendidikan dan Pelatihan Non Formal.
5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Kegiatan:
a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja
SKPD

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman II- 6


b) Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah/Asset.
6) Program Peningkatan Kualitas Perencanaan
Kegiatan :
a) Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan
b) Penyusunan Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi Program.
c) Pengelolaan Data dan Informasi ESDM
7) Program Pengelolaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Kegiatan:
a) Inventarisasi Potensi Pengusahaan Mineral dan Batubara
b) Pembinaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
c) Pengusahaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Batubara
d) Monitoring dan Pembinaan Pelaksanaan Konservasi Pertambangan
e) Inventarisasi Lahan Terganggu dan Pertambangan Rakyat.
8) Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Kegiatan :
a) Inventarisasi dan Pengelolaan Data Ketenagalistrikan
b) Survey Pengembangan Ketenagalistrikan
c) Pengusahaan Ketenagalistrikan
d) Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Usaha Ketenagalistrikan
9) Program Pengembangan Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT)
Kegiatan :
a) Pengembangan Kegiatan Energi.
b) Pengusahaan Kegiatan Energi Baru Terbarukan.
c) Pembinaan dan Pengendalian Pengusahaan Bidang Energi.
d) Pembinaan dan Pengendalian Program Konservasi Energi.
10) Program Pengembangan Bidang Geologi dan Air Tanah
Kegiatan:
a) Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Air Tanah.
b) Inventarisasi Data Geologi dan Air Tanah.
c) Pemanfaatan, Pengelolaan dan Pengusahaan Air Tanah.
d) Pemetaan Zona Konservasi Air Tanah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman II- 7


e) Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Pengusahaan Air Tanah.

Jika ditinjau berdasarkan RPJMD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016-


2021 dan berdasarkan Indikator Kinerja Utama Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Sulawesi Tengah, maka program/kegiatan Dinas ESDM Prov.
Sulteng dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) Kelompok sasaran strategis,
yaitu:
1. Meningkatnya usaha pertambangan yang baik dan benar serta berwawasan
lingkungan:
a) Pengelolaan Kegiatan Usaha Pertambangan
2. Meningkatnya persentasi rasio elektrifikasi sektor masyarakat dan industri:
a) Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan
3. Meningkatnya persentasi pemanfaatan Energi Baru Terbarukan:
a) Pengembangan Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT)
4. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya geologi dan air tanah:
a) Pengembangan Bidang Geologi dan Air Tanah
5. Meningkatkan tatakelola administrasi dan mutu pelayanan pembangunan
energi dan sumber daya mineral:
a) Pelayanan Administrasi Perkantoran
b) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
c) Peningkatan Disiplin Aparatur
d) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
e) Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan.
f) Peningkatan Kualitas Perencanaan

Adapun rencana kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Sulawesi Tengah dalam kaitannya dengan tujuan, sasaran, kebijakan dan program
secara sistematis dapat dilihat pada Penetapan Kinerja.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman II- 8


C. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata
cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah, adalah lembar/dokumen yang
berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan
instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai
dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen
penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas
kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber
daya yang tersedia.

Target Kinerja yang ingin dicapai Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2017 dengan indikator dan target
capaiannya secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman II- 9


Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Dinas ESDM Propinsi Sulawesi Tengah TA 2017

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target


(1) (2) (3) (4)
1 Meningkatnya Usaha Meningkatnya Jumlah Usaha 170 IUP
Pertambangan yang Baik Pertambangan yang Baik
dan Benar Serta dan Benar serta Ramah
Berwawasan Lingkungan Lingkungan
2 Meningkatnya persentasi Meningkatnya persentase 78%
rasio elektrifikasi sektor rasio elektrifikasi sektor
masyarakat, pemerintah masyarakat, pemerintah dan
dan industri industri
3 Meningkatnya persentasi Meningkatnya persentase 5%
pemenfaatan energi baru pemanfaatan EBT
terbarukan
4 Meningkatnya Meningkatnya pemanfaatan 5 Titik
pemanfaatan sumber daya sumber daya geologi dan air Sumur
geologi dan air tanah tanah Bor

Anggaran
Program Keterangan
(Rp)
1. Pengelolaan Kegiatan Usaha 1.743.111.800,00
Pertambangan
2. Pembinaan dan 1.759.519.400,00
Pengembangan
Ketenagalistrikan
3. Pengembangan Bidang Energi 22.077.947.948,00
Baru Terbarukan (EBT)
4. Pengembangan Bidang 2.278.048.046,00
Geologi dan Air Tanah
TOTAL Rp. 27.858.627.194,00

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman II- 10


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006


tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi, maka dalam prakteknya, pembuatan dokumen penetapan
kinerja serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) harus
benar-benar mengacu pada kaidah-kaidah yang terkandung dalam peraturan
ini.

Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari suatu


tujuan dan sasaran strategis organisasi. Tujuan penetapan IKU di Lingkungan
Instansi Pemerintah adalah untuk memperoleh informasi kinerja yang penting
dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik dan
benar untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan
dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan
peningkatan akuntabilitas kinerja.
Rencana dan Target kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Propinsi
Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2017 dapat diilustrasikan dalam tabel berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 1


Tabel 3.1. Target Kinerja berdasarkan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Tahun
Anggaran 2017

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target


(1) (2) (3) (4)
1 Meningkatnya Usaha Meningkatnya Jumlah Usaha 170 IUP
Pertambangan yang Baik Pertambangan yang Baik dan
dan Benar Serta Benar serta Ramah
Berwawasan Lingkungan Lingkungan
2 Meningkatnya persentasi Meningkatnya persentase 78%
rasio elektrifikasi sektor rasio elektrifikasi sektor
masyarakat, pemerintah dan masyarakat, pemerintah dan
industri industri
3 Meningkatnya persentasi Meningkatnya persentase 5%
pemenfaatan energi baru pemanfaatan EBT
terbarukan
4 Meningkatnya pemanfaatan Meningkatnya pemanfaatan 5 Titik
sumber daya geologi dan sumber daya geologi dan air Sumur
air tanah tanah Bor

PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target dan realisasi.


Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin
baik atau semakin rendah realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang
semakin buruk, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Capaian Indikator Kinerja = ( Realisasi/Rencana ) x 100 %

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada


level sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja
pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara
sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan
rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu,
untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 2


outcome atau minimal output dari kegiatan yang terkait langsung
dengan sasaran yang diinginkan.

Kemudian nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran


ordinal sebagai berikut:

X > 85 : Sangat Berhasil


70 < X < 85 : Berhasil
55 < X < 70 : Cukup Berhasil
X < 55 : Tidak Berhasil

Capaian kinerja yang dapat dilaporkan cenderung lebih dititikberatkan


pada sejauh mana program dan kegiatan pembangunan telah membawa manfaat
bagi masyarakat, pemerintah maupun stakeholder lainnya, dengan indikator
kinerja yang ditetapkan secara mandiri.

Hasil pengukuran kinerja sesuai mekanisme perhitungan pencapaian


kinerja yang diperoleh melalui pengukuran kinerja atas pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Sulawesi Tengah. Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian
sistematik yang sebagian besar didasarkan pada kelompok indikator kinerja
kegiatan yang berupa indikator masukan, keluaran dan hasil.

Sedangkan hasil pencapaian kinerja sasaran ditentukan oleh indikator


kinerja sasaran yang meliputi indikator makro dan indikator mikro penetapan
indikator-indikator ini harus didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan
memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan, serta data pendukung yang
terorganisasi, sehingga keberhasilan pencapaiannya dapat mengindikasikan
sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran pada tahun yang bersangkutan.

Pengukuran kinerja yang dilakukan mencakup:

1. Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing--


masing kelompok indikator kegiatan;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 3


2. Tingkat pencapaian sasaran merupakan tingkat pencapaian target
dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan, sebagaimana
telah dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dimana
tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja
kegiatan.
Upaya pengukuran kinerja diakui tidak selalu mudah karena hasil capaian
suatu indikator tidak semata-mata merupakan output dari suatu program atau
sumber dana, tetapi merupakan akumulasi, korelasi, dan sinergi antara berbagai
program. Dengan demikian, keberhasilan pembangunan tidak dapat diklaim
sebagai hasil dari suatu sumber dana atau oleh suatu pihak saja.
Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah dilakukan analisis capaian
kinerja sebagai berikut:

I. MEMBANDINGKAN ANTARA TARGET DAN REALISASI


KINERJA TAHUN 2017
Pengukuran capaian kinerja berdasarkan target dari sasaran sasaran strategis dan
indikator kinerja terhadap realisasi kinerja dapat dijelaskan melalui tabel dibawah
ini.
Tabel 3.2. Pencapaian Kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Meningkatnya Usaha Meningkatnya Jumlah 170 IUP 170 IUP 100%
Pertambangan yang Usaha Pertambangan
Baik dan Benar Serta yang Baik dan Benar
Berwawasan serta Ramah
Lingkungan Lingkungan
2 Meningkatnya Meningkatnya 78% 79,56% 102%
persentasi rasio persentase rasio
elektrifikasi sektor elektrifikasi sektor
masyarakat, masyarakat, pemerintah
pemerintah dan dan industri
industry

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 4


No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

3 Meningkatnya Meningkatnya 5% 3% 60%


persentasi persentase
pemenfaatan energi pemanfaatan EBT
baru terbarukan
4 Meningkatnya Meningkatnya 5 Titik Sumur 6 Titik Sumur 120%
pemanfaatan sumber pemanfaatan sumber Bor Bor
daya geologi dan air daya geologi dan air
tanah tanah

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari keempat sasaran strategis, terdapat 3


(tiga) sasaran yang dapat mencapai realisasi ≥100% dengan kategori capaian
sasaran sangat berhasil. Sedangkan 1 (satu) sasaran strategis yaitu
peningkatan persentase pemanfaatan energi baru terbarukan tidak
menunjukkan realisasi yang signifikan dikarenakan gagalnya proses
lelang untuk pekerjaan Pembangunan PLTMH Off-grid yang
pendanaannya berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017 tidak hanya berisi tingkat keberhasilan
atau kegagalan yang dicerminkan dari perolehan hasil perhitungan pencapaian
indikator kinerja kegiatan, tetapi juga menyajikan data dan informasi yang
relevan dengan kebutuhan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan dan
kegagalan dalam suatu kebijakan pembangunan secara lebih meluas dan
mendalam.
Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan
kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, dan agar dapat dinilai
dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang
akan datang. Di samping itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis
efisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk
rencana maupun realisasi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 5


Tabel 3.3. Capaian Kinerja Berdasarkan Indikator Kinerja dan
Program/Kegiatan TA. 2017

No Sasaran Strategis Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Program : 20% 20% 100%
Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Kegiatan :
- Rapat-rapat koordinasi dan 35 Laporan 35 Laporan 100%
konsultasi ke dalam dan luar
daerah
- Penyediaan jasa pelayanan 2 Paket 2 Paket 100%
perkantoran
- Pengelolaan Sumber Daya 8 Laporan 8 Laporan 100%
Aparatur dan
Pengembangan Organisasi
ESDM
Program : 20% 20% 100%
Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Kegiatan :
- Pengadaan sarana dan 6 Paket 6 Paket 100%
prasarana aparatur
- Pemeliharaan sarana dan 5 Paket 5 Paket 100%
prasarana aparatur

Program : 20% 20% 100%


Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan:
Pengadaan Pakaian Dinas 8 buah 8 buah 100%
Beserta Perlengkapannya
Program : 20% 20 % 100%
Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Kegiatan :
- Pendidikan dan Pelatihan 7 Orang 7 Orang 100%
Non Formal
Program :
Peningkatan Pengembangan 100% 100% 100%
Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Kegiatan :
- Penyusunan laporan capaian 2 Laporan 2 Laporan 100%
kinerja dan ikhtisar realisasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 6


No Sasaran Strategis Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian
kinerja SKPD
- Pengelolaan Barang Milik 9 Laporan 9 Laporan 100%
Negara/Daerah/Asset
Program :
Peningkatan Kualitas 100% 100% 100%
Perencanaan
Kegiatan :
- Rapat koordinasi dan 10 Laporan 10 Laporan 100%
sinkronisasi program
kegiatan
- Penyusunan perencanaan, 6 Laporan 6 Laporan 100%
monitoring dan evaluasi
program
- Pengelolaan Data dan 9 Laporan 8 Laporan 88,9%
Informasi ESDM

1 Meningkatnya Usaha Program :


Pertambangan yang Baik Pengelolaan Kegiatan Usaha 170 IUP 170 IUP 100%
dan Benar Serta Pertambangan
Berwawasan Lingkungan Kegiatan:
- Inventarisasi Potensi 13 13 100%
Pengusahaan Mineral dan Dokumen Dokumen
Batubara
- Pembinaan Usaha 12 Laporan 12 Laporan 100%
Pertambangan Mineral dan
Batubara
- Pengusahaan dan 4 Kabupaten 4 100%
Pemanfaatan Sumber Daya Kabupaten
Mineral dan Batubara
- Monitoring dan Pembinaan 22 22 100%
Pelaksanaan Konservasi Dokumen Dokumen
Pertambangan
- Inventarisasi Lahan 8 Dokumen 8 Dokumen 100%
Terganggu dan
Pertambangan Rakyat
2 Meningkatnya persentasi Program :
rasio elektrifikasi sektor Pembinaan dan Pengembangan 78% 79,56% 102%
masyarakat, pemerintah Ketenagalistrikan
dan industri Kegiatan:
- Inventarisasi dan 6 Dokumen 6 100%
Pengelolaan Data Dokumen
Ketenagalistrikan
- Survey Pengembangan 7 Dokumen 7 100%
Ketenagalistrikan Dokumen
- Pengusahaan 1 kms 1 kms 100%
Ketenagalistrikan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 7


No Sasaran Strategis Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian
- Pembinaan dan Pengawasan 27 27 100%
Pelaksanaan Usaha Dokumen Dokumen
Ketenagalistrikan

Program :
3 Meningkatnya persentasi Pengembangan Bidang Energi 5% 3% 60%
pemenfaatan energi baru Baru Terbarukan (EBT)
terbarukan Kegiatan:
- Pengembangan Kegiatan 15 14 Dokumen 93%
Energi Dokumen
- Pengusahaan Kegiatan 25 KK 20 KK 80%
Energi Baru Terbarukan
- Pembinaan dan 3 Dokumen 3 Dokumen 100%
Pengendalian Pengusahaan
Bidang Energi
- Pembinaan dan 7 Dokumen 7 Dokumen 100%
Pengendalian Program
Konservasi Energi
4 Meningkatnya Program:
pemanfaatan sumber daya Pengembangan Bidang 5 Unit 6 Unit 120%
geologi dan air tanah Geologi dan Air Tanah sumur bor Sumur bor
Kegiatan:
- Pembinaan, Pengawasan 4 Laporan 4 Laporan 100%
dan Pengendalian Air Tanah
- Inventarisasi Data Geologi 7 Dokumen 7 Dokumen 100%
dan Air Tanah
- Pemanfaatan, Pengelolaan 6 titik 6 titik sumur 100%
dan Pengusahaan Air Tanah sumur bor bor
- Pemetaan Zona Konservasi 4 Kabupaten 4 Kab/Kota 100%
Air Tanah
- Monitoring dan Evaluasi 2 Kabupaten 2 Kabupaten 100%
Pengelolaan Pengusahaan
Air Tanah

Evaluasi capaian kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral


Propinsi Sulawesi Tegah berdasarkan RPJMD 2016-2021 memiliki 4 sasaran
strategi yang diuraikan dalam 4 Indikator Kinerja Instansi, yaitu:

1. Meningkatnya Jumlah Usaha Pertambangan yang Baik dan Benar serta


Ramah Lingkungan, didukung Program dan Kegiatan sebagai berikut:

1) Pengelolaan Kegiatan Usaha Pertambangan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 8


Kegiatan :
a) Inventarisasi Potensi Pengusahaan Mineral dan Batubara;
dengan target 13 dokumen dan outcome tersedianya data spasial
mengenai mineral dan batubara serta informasi untuk pengembangan
wilayah pertambangan mineral dan batubara, tingkat pencapaian
fisik 100%.
b) Pembinaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara;
Dengan target 12 laporan dan outcome kegiatan adalah terciptanya
kegiatan pertambangan mineral dan batubara sesuai kaidah
pertambangan yang baik dan b enar, tingkat pencapaian fisik 100%.
c) Pengusahaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Batubara;
Dengan target 4 kabupaten dan outcome tersedianya pertimbangan
teknis perizinan pertambangan mineral dan batubara terkait
penerbitan perizinan pertambangan, dengan tingkat pencapaian fisik
100%.
d) Monitoring dan Pembinaan Pelaksanaan Konservasi Pertambangan;
Dengan target 22 dokumen dan outcome terwujudnya pelaksanaan
konservasi pertambangan yang berkelanjutan, berwawasan
lingkungan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat di sekitar
lokasi tambang, dengan tingkat pencapaian fisik 100%.
e) Inventarisasi Lahan Terganggu dan Pertambangan Rakyat;
Dengan target 8 dokumen dan outcome terkendalinya kegiatan di
lahan tambang mineral dan batubara, dengan tingkat pencapaian
fisik 100%.

2. Meningkatnya persentasi rasio elektrifikasi sektor masyarakat, pemerintah


dan industri, didukung program dan kegiatan sebagai berikut:
1) Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Kegiatan :
a) Inventarisasi dan Pengelolaan Data Ketenagalistrikan;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 9


Dengan target 6 dokumen dan outcome tersedianya data
pengembangan ketenagalistrikan yang lengkap untuk pengelolaan dan
pengembangan ketenagalistrikan daerah, tingkat pencapaian fisik
100%.
b) Survey Pengembangan Ketenagalistrikan;
Dengan target 7 dokumen dengan outcome tersedianya data detail
dalam rangka pengembangan dan pembangunan listrik pedesaan yang
terencana dan tepat sasaran, tingkat pencapaian fisik 100%.
c) Pengusahaan Ketenagalistrikan;
Dengan target 1 kms dan outcome tersedianya infrastruktur
ketenagalistrikan khususnya jaringan listrik pedesaan yang belum
terjangkau listrik, tingkat pencapaian fisik 100%.
d) Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Usaha Ketenagalistrikan;
Dengan target 27 dokumen dengan outcome terciptanya usaha
ketenagalistrikan yang andal, aman dan akrab lingkungan, tingkat
pencapaian fisik 100%.

3. Meningkatnya persentasi pemenfaatan energi baru terbarukan, didukung


program dan kegiatan sebagai berikut:
1) Program Pengembangan Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT)
Kegiatan :
a) Pengembangan Kegiatan Energi;
Dengan target 15 dokumen dengan outcome Terwujudnya perencanaan
pengembangan dan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan yang
terencana dan tepat sasaran, tingkat pencapaian fisik 93%
b) Pengusahaan Kegiatan Energi Baru Terbarukan;
Dengan target 25 KK dan outcome tersedianya kebutuhan energi
pedesaan berbasis Energi Baru Terbarukan serta meningkatnya
Pengelolaan dan Pengusahaan Energi Baru Terbarukan, tingkat
pencapaian fisik 80%.
c) Pembinaan dan Pengendalian Pengusahaan Bidang Energi;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 10


Dengan target 3 dokumen dan outcome termanfaatkannya energi Baru
Terbarukan secara maksimal, terkendali dan berkelanjutan, tingkat
pencapaian fisik 100%.
d) Pembinaan dan Pengendalian Program Konservasi Energi;
Dengan target 7 dokumen dan outcome terwujudnya penggunaan
energi yang efisien dan rasional, tingkat pencapaian fisik 100%.

4. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya geologi dan air tanah, didukung


program dan kegiatan sebagai berikut:
1) Program Pengembangan Bidang Geologi dan Air Tanah
Kegiatan :
a) Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Air Tanah;

Dengan target 4 laporan dan outcome terwujudnya pemanfaatan air


tanah yang optimal, berkelanjutan dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, tingkat pencapaian fisik 100%.
b) Inventarisasi Data Geologi dan Air Tanah;
Dengan target 7 dokumen dan outcome tersedianya data untuk
pengembangan dan pemanfaatan air tanah, tingkat pencapaian fisik
100%.

c) Pemanfaatan, Pengelolaan dan Pengusahaan Air Tanah

Dengan target 6 titik sumur bor dan outcome terpenuhinya kebutuhan


air bersih bagi masyarakat di daerah sulit air, tingkat pencapaian fisik
100%.

d) Pemetaan zona konservasi air tanah

Dengan target 4 kabupaten dan outcome terciptanya pemanfaatan air


tanah yang efisien dan terkendali serta menjaga kelestarian air tanah,
tingkat pencapaian fisik 100%.

e) Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Pengusahaan Air Tanah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 11


Dengan target 2 Kabupaten dan outcome terciptanya ketertiban dalam
pengelolaan pengusahaan air tanah, tingkat pencapaian fisik 100%.

Di samping evaluasi yang dilakukan pada program/kegiatan yang


mendukung sasaran strategis, evaluasi juga dilakukan pada program/kegiatan
kesekretariatan. Program/Kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan:
a) Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam dan Luar Daerah;
dengan target 35 Laporan serta outcome terciptanya koordinasi sektor
ESDM antara Pemerintah Pusat dan Daerah, tingkat pencapaian fisik
100%.
b) Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran;
dengan target 2 paket dan outcome terciptanya pelayanan prima bagi
mesyarakat, tingkat pencapaian fisik 100%.
c) Pengelolaan sumber daya aparatur dan pengembangan organisasi ESDM
Dengan target 8 laporan dan outcome terciptanya tatakelola
pemerintahan yang baik, tingkat pencapaian fisik 100%

Dengan adanya program ini dapat mewujudkan koordinasi yang baik antara
Pemerintah Daerah dan Pusat agar terjalin suatu kesepahaman di bidang
energi dan sumber daya mineral. Selain itu, dengan peningkatan pelayanan
administrasi kantor dan perlengkapan kantor yang memadai dapat
meningkatkan produktivitas kerja aparatur di lingkup Dinas ESDM Provinsi
Sulawesi Tengah.
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan:
a) Pengadaan Sarana dan Prasarana Aparatur;
dengan target 6 paket dan outcome terciptanya kenyamanan dan
kelancaran dalam pelaksanaan tugas kedinasan, tingkat pencapaian fisik
100%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 12


b) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
Dengan target 5 paket dan outcome terciptanya kenyamanan dan
kelancaran dalam pelaksanaan tugas kedinasan, tingkat pencapaian fisik
100%.
3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan:
a) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Dengan target 8 buah pakaian seragam Sulteng Expo dan outcome
terciptanya kedisiplinan aparatur, tingkat pencapaian fisik 100%.
4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan:
a) Pendidikan dan Pelatihan Non Formal;
Dengan target 7 orang, outcome berupa meningkatnya kapasitas
kemampuan sumber daya aparatur dinas dalam menjalankan tugas
fungsi, tingkat pencapaian fisik 100 %.
5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Kegiatan:
a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja
SKPD;
dengan target tersedianya 2 laporan dan outcome terwujudnya sistem
pelaporan kinerja yang akuntable dan tepat waktu, tingkat pencapaian
fisik 100%.
Dengan adanya laporan-laporan tersebut, maka pekerjaan menjadi lebih
teratur dan dapat dipertanggungjawabkan baik itu dari segi keuangan maupun
dari segi kinerja aparatur, serta dapat menjadi bahan referensi untuk perbaikan
kinerja di masa mendatang.
b) Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah/Aset
Dengan target 9 Laporan dan outcome terwujudnya pelaporan asset
yang akuntable dan tepat waktu, tingkat pencapaian fisik 100%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 13


6) Program Peningkatan Kualitas Perencanaan
Kegiatan:
a) Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan;
Dengan target 10 laporan, outcome meningkatnya kualitas perencanaan
dan kerjasama sektor ESDM, tingkat pencapaian fisik 100%.
b) Penyusunan Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Program
Dengan target 6 laporan. Outcome kegiatan berupa terwujudnya
perencanaan pembangunan sektor ESDM yang efektif, efisien dan
berkelanjutan, tingkat pencapaian fisik 100%.
c) Pengelolaan Data dan Informasi ESDM;
Dengan target 9 laporan dan outcome peningkatan inventarisasi data dan
penyediaan informasi energy dan sumber daya mineral kepada publik,
tingkat pencapaian fisik 88,9%.
Dengan adanya program ini maka sinkronisasi program di bidang ESDM
dapat terselenggara dan terwujudnya program kegiatan yang saling bersinergi
di bidang pertambangan dan energi. Hasil lain yang diperoleh berupa data
statistik sektor energi dan sumberdaya mineral.

Dari hasil pengukuran kinerja Program kegiatan Tahun 2017 Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah memiliki kinerja yang tinggi
untuk 6 (enam) program rutin dari bidang kesekretariatan, Program Pengelolaan
Kegiatan Usaha Pertambangan, Program Pengembangan Bidang Geologi dan Air
Tanah serta Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan . Realisasi
target output dari kegiatan-kegiatan yang ada di kesembilan program tersebut
mencapai 100%.
Pencapaian hasil kinerja yang kurang maksimal terlihat pada Program
Pengembangan Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT), dimana salah satu
kegiatan pendukung terpenuhinya indicator kinerja utama yaitu Kegiatan
Pengusahaan Kegiatan Energi Baru Terbarukan menunjukkan kinerja yang kurang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 14


baik. Kegiatan ini hanya mampu mencapai realisasi 80% dari target output yang
telah ditentukan.
Secara keseluruhan, kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Sulawesi Tengah dapat dikatakan belum maksimal pada tahun 2017 yang
dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut akan dibahas lebih lanjut
pada bagian analisis program/kinerja kegiatan. Dalam hal indikasi manfaat dan
dampak belum dapat diketahui dalam waktu yang relatif pendek, sehingga pada
saat berakhirnya jangka waktu pelaksanaan kegiatan belum dapat diukur secara
detail. Dalam hal ini manfaat dan dampak hanya sebatas identifikasi.

II. MEMBANDINGKAN ANTARA REALISASI KINERJA SERTA


CAPAIAN KINERJA TAHUN INI DENGAN TAHUN LALU
DAN BEBERAPA TAHUN TERAKHIR;

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaran Pemerintahan Daerah mengalami
perubahan yang cukup signifikan, termasuk di dalamnya perubahan nomenklatur
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral. Oleh karena itu, mulai tahun 2017 Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah memiliki program-
program baru yang sekiranya dapat lebih efektif dalam membantu mewujudkan
visi misi Provinsi Sulawesi Tengah di bidang energi dan sumber daya mineral.
Dikarenakan oleh telah terbentuknya program-program baru, maka
Pengukuran Kinerja dalam bentuk realisasi dan capaian kinerja Tahun Anggaran
2017 tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan tahun-tahun sebelumnya.
Untuk kegiatan kesekretariatan mengalami peningkatan 5%-10%
pertahun dari tahun 2011 hingga 2016, menyesuaikan dengan kebutuhan
operasional kantor dan ketersediaan anggaran dengan capaian kinerja setiap
tahunnya 100%, kecuali untuk indikator peningkatan sumber daya aparatur
yang mengalami non-realisasi di tahun 2016 yang disebabkan oleh
penjadwalan diklat yang tidak sesuai dengan proposal permintaan diklat.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 15


Tahun anggaran 2016 merupakan tahun akhir Renstra Dinas ESDM Provinsi
Sulawesi Tengah periode 2011-2016, sehingga hampir seluruh kegiatan
kesekretariatan telah mencapai realisasi 100%. Dengan adanya Renstra Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah yang baru yaitu
Renstra periode 2016 - 2021, maka target indikator kinerja program untuk
beberapa program rutin kesekretariatan tahun anggaran 2017 dimulai kembali
dengan persentase awal di tahun pertama Renstra.
Pada Renstra periode 2011 – 2016, program Pembinaan dan
Pengembangan Listrik dan Pemanfaatan Energi memiliki realisasi kinerja
dengan output Jumlah SHS terpasang dari tahun 2011 sampai dengan 2013
mengalami kenaikan, kemudian mengalami penurunan hingga tahun 2015.
Penurunan jumlah pemasangan SHS lebih dikarenakan oleh keterbatasan
anggaran. Lalu pada tahun 2016, jumlah SHS terpasang mengalami kenaikan
kembali 7(tujuh) kali lipat dari jumlah tahun 2015. Hal ini dikarenakan adanya
bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk akses energi listrik bagi
masyarakat daerah terpencil. Namun, peningkatan signifikan yang sama
belum terlihat untuk pembangunan PLTMH. Dari tahun 2012 hingga tahun
2015, output pembangunan PLTMH belum dapat terelaisasi dengan baik,
mengingat kemampuan daerah dalam hal pembangunan PLTMH masih sangat
minim serta belum adanya studi detail untuk pembangunannya. Hingga pada
tahun 2016 barulah pembangunan PLTMH dapat terealisasi kembali setelah
beberapa tahun vakum. Hal ini dikarenakan oleh telah siapnya studi kelayakan
untuk pembangunan PLTMH tersebut yang juga didukung oleh bantuan Dana
Alokasi Khusus (DAK). Capaian kinerja dari tahun 2011 – 2016 mencapai
100%. Namun program ini tidak lagi dijalankan dalam Renstra periode 2016 –
2021. Pada periode Renstra sebelumnya, program ini mencakup penyediaan
tenaga listrik untuk masyarakat miskin dan terpencil dari sisi pembangkitan,
transmisi hingga distribusi. Kemudian, pada Renstra 2016 – 2021, program ini
dibagi menjadi 2 (dua) program yaitu Program Pembinaan dan Pengembangan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 16


Ketenagalistrikan dan Program Pengembangan Bidang Energi Baru
Terbarukan.
Pada tahun anggaran 2017, Program Pembinaan dan Pengembangan
Ketenagalistrikan memiliki capaian kinerja hingga 103% dengan target rasio
elektrifikasi sebesar 78% dan pencapaian rasio elektrifikasi sebesar 79,56%.
Untuk Program Pengembangan Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT),
realisasi kinerja belum menunjukkan capaian yang signifikan yaitu hanya
mencapai 60%. Target kinerja dari program ini adalah 5% pemanfaatan energi
baru terbarukan (EBT) dari total potensi EBT. Namun potensi EBT yang
dapat termanfaatkan hanya 3%.
Pada program pembinaan dan pengawasan kegiatan usaha
pertambangan, realisasi kinerja pada tahun 2011 – 2013 mengalami
peningkatan, sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan realisasi
kinerja lebih dikarenakan masalah keterbatasan penganggaran. Lalu realisasi
mengalami peningkatan kembali mulai tahun 2015 hingga 2016. Capaian
kinerja dari tahun 2011 – 2016 mencapai 100%. Pada program konservasi
kegiatan usaha pertambangan, realisasi kinerja cenderung tetap pada tahun
2011 – 2015, lalu meningkat drastis pada tahun 2016 dengan capaian kinerja
sebesar 100%. Pada Renstra periode 2016 – 2021, kedua program ini dilebur
menjadi 1 (satu) program yaitu Program Pengelolaan Kegiatan Usaha
Pertambangan. Kinerja program ini mencapai 100% dengan pencapaian target
sebanyak 170 IUP.
Pada program pengembangan peningkatan bidang geologi, sumber
daya mineral, air tanah, panas bumi dan mitigasi bencana alam geologi,
realisasi kinerja pada tahun 2011 – 2015 cenderung mengalami peningkatan,
kemudian mengalami penurunan di tahun 2016 dengan capaian kinerja
sebesar 90%. Dalam Renstra periode 2016 – 2021, nama program ini diganti
menjadi Program Pengembangan Bidang Geologi dan Air Tanah. Realisasi
kinerja program ini mencapai 120% dengan target kinerja 5 (lima) unit sumur
bor dan pencapaian realisasi hingga 6 (enam) unit sumur bor.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 17


Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2011 sd. 2016
Indikator Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 2015 2016
Kinerja Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
(2) (3) (4) (3) (4) (3) (4) (3) (4)
Tingkat Layanan Administrasi 50% 100% 55% 100% 60% 100% 65% 100% 70% 100% 75% 100%
yang Tepat Waktu

Tingkat pemenuhan kebutuhan 60% 100% 70% 100% 75% 100% 80% 100% 85% 100% 90% 100%
sarana dan prasaran kerja sesuai
standar daerah

Tingkat Pemeliharaan Sarana dan 60% 100% 70% 100% 75% 100% 80% 100% - - - -
Prasarana Operasional SKPD

Tingkat Kedisiplinan Aparatur 50% 100% 60% 100% 70% 100% 75% 100% 97 Buah 100% - -
dalam melaksanakan tugas

Peningkatan Sumber Daya 8 Orang 100% 0 orang 0%


Aparatur
Pelaporan capaian kinerja Tepat 50% 100% 60% 100% 70% 100% 75% 100% 80% 100% 80% 100%
Waktu

Jumlah dokumen perencanaan 1 Dok 100% 1 Dok 100% 1 Dok 100% 1 Dok 100% 1 100% 1 Dok 100%
SKPD yang dihasilkan Dokumen
Terwujudnya pemanfaatan energi 1 Unit 100% 546 Unit/ 100% 1083Unit 100% 782 Unit/ 100% 628 Unit/ 100% 3 Unit 100%
baru terbarukan, konservasi energi PLTMH KK SHS /KK SHS KK SHS KK SHS PLTMH,
dan pengembangan energi dan 4539
ketenagalistrikan PLTS
Terwujudnya pendistribusian 16 Dok. 100% 20 Dok. 100% 30 Dok. 100% 27 Dok. 100% 19 Dok 100% 8 Dok 100%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 18


Indikator Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 2015 2016
Kinerja Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
BBM yang merata sesuai dengan
kuota
Terwujudnya usaha pertambangan 12 Dok 100% 17 Dok 100% 28 Dok 100% 21 Dok 100% 29 Dok 100% 35 Dok 100%
yang baik dan benar serta ramah
lingkungan. . . . .
Optimalisasi penggunaan lahan 5 Dok 100% 7 Dok 100% 6 Dok 100% 6 Dok 100% 5 Dok 100% 35 Dok 100%
pertambangan dan pemanfaatan
sumber daya mineral
Ketersediaan data dan informasi 18 Dok 100% 16 Dok 100% 26 Dok 100% 26 Dok 100% 28 Dok 100% 9 dok 90%
dalam rangka pengembangan dan
peningkatan energi dan sumber
daya mineral, air tanah dan panas
bumi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 19


Tabel 3.5 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Realisasi Kinerja dan
Capaian Kinerja Tahun 2017

Tahun 2017
Indikator Kinerja
Realisasi Kinerja Capaian Kinerja

Cakupan layanan administrasi


20% 100%
perkantoran

Persentase peningkatan disiplin aparatur 20% 100%

Cakupan layanan sarana dan prasarana


20% 100%
aparatur

Persentase sumberdaya aparatur yang


20% 100%
memiliki kompetensi sesuai bidangnya

Tingkat ketepatan waktu pelaporan


100% 100%
capaian kinerja dan keuangan

Tercapainya perencanaan pembangunan


100% 100%
daerah yang berkualitas

Meningkatnya jumlah usaha


pertambangan yang baik dan benar 170 IUP 100%
serta ramah lingkungan
Meningkatnya Persentase Rasio
Elektrifikasi sektor masyarakat, 79,56% 103%
pemerintah dan industri

Meningkatnya persentase pemanfaatan


EBT 3% 60%

Meningkatnya Pemanfaatan Sumber


Daya Geologi dan Air Tanah 6 titik Sumur Bor 120%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 20


III. MEMBANDINGKAN REALISASI KINERJA SAMPAI DENGAN
TAHUN INI DENGAN TARGET JANGKA MENENGAH YANG
TERDAPAT DALAM DOKUMEN PERENCANAAN
STRATEGIS ORGANISASI;

Pengukuran kinerja berdasarkan indikator kinerja dilakukan


dengan cara membandingkan realisasi kinerja terhadap target RPJMD
Sulawesi Tengah yang tertuang dalam rencana strategis organisasi. Untuk
kegiatan kesekretariatan, realisasi kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Sulawesi Tengah dapat memenuhi target kinerja yang
tertuang dalam RPJMD/Renstra.
Pada indikator kinerja meningkatnya jumlah usaha pertambangan
yang baik dan benar serta ramah lingkungan, target Renstra pada tahun
2017 adalah tercapainya 170 dokumen IUP yang berstatus C&C (clean
and clear). Pada pelaksanaannya, target 170 dokumen IUP tersebut dapat
tercapai 100%.
Pada indikator kinerja meningkatnya persentase rasio elektrifikasi
sektor masyarakat, pemerintah dan industri, realisasi kinerja tahun 2017
melampaui target 2017 Renstra. Target awal adalah pencapaian rasio
elektrifikasi (RE) sebesar 78% dan dapat dipenuhi dengan pencapaian RE
79,56%.
Pada indikator kinerja meningkatnya persentase pemanfaatan
EBT, realisasi kinerja di tahun 2017 tidak dapat mencapai target kinerja
Renstra berupa pemanfaatan EBT sebesar 5% dari total potensi EBT di
Provinsi Sulawesi Tengah. Pemanfaatan EBT hanya dapat terpenuhi
sebesar 2405,7 SBM dari total potensi sebesar 80.190 SBM atau sebesar
3% dari total potensi, sehingga realisasi kinerja hanya mencapai 60%.
Pada indikator kinerja meningkatnya pemanfaatan sumber daya
geologi dan air tanah, realisasi kinerja di tahun 2017 melebihi target

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 21


kinerja Renstra. Target berupa pembangunan 5 (lima) titik sumur bor dan
realisasinya mencapai 6 (enam) titik sumur bor.

Tabel. 3.6. Pengukuran Kinerja berdasarkan Target Renstra/RPJMD dan


Realisasi Kinerja Tahun 2017
Indikator Tahun 2017
Kinerja Target Realisasi
RPJMD Kinerja
(2) (3) (3)
Cakupan layanan administrasi 20% 20%
perkantoran

Persentase peningkatan disiplin 20% 20%


aparatur

Cakupan layanan sarana dan 20% 20%


prasarana aparatur

Persentase sumberdaya aparatur 20% 20%


yang memiliki kompetensi sesuai
bidangnya
Tingkat ketepatan waktu pelaporan 100% 100%
capaian kinerja dan keuangan

Tercapainya perencanaan 100% 100%


pembangunan daerah yang
berkualitas
Meningkatnya jumlah usaha 170 IUP 170 IUP
pertambangan yang baik dan benar
serta ramah lingkungan
Meningkatnya Persentase Rasio 78% 79,56%
Elektrifikasi sektor masyarakat,
pemerintah dan industri
Meningkatnya persentase 5% 3%
pemanfaatan EBT
Meningkatnya Pemanfaatan 5 titik 6 titik
Sumber Daya Geologi dan Air sumur bor sumur
Tanah bor
.
.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 22


IV. ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN ATAU
PENINGKATAN/PENURUNAN KINERJA SERTA
ALTERNATIF SOLUSI YANG TELAH DILAKUKAN

Analisis tentang pencapaian Akuntabasilitas Kinerja Dinas Energi dan


Sumber Daya Mineral provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017 diperlukan untuk
penyusunan LAKIP yang harus menyajikan data dan informasi relevan bagi
pembuat keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan dan kegagalan
secara lebih luas dan mendalam.
Analisis tersebut meliputi uraian keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan
dengan program dan kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan dan misi serta
visi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis.
Adapun kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi
Tengah yang ingin diwujudkan dalam Tahun 2017 tercermin dalam 4 sasaran
strategis dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Meningkatnya Usaha Pertambangan yang Baik dan Benar Serta


Berwawasan Lingkungan

Faktor Pendorong Keberhasilan


1) Tersedianya dukungan dana pelaksanaan Program Pengelolaan Kegiatan
Usaha Pertambangan
2) Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi yang baik dan benar
mengenai kebijakan dan potensi daerah sektor energi dan sumber daya
mineral.

Permasalahan dan kendala

1) Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi


(pengetahuan, keahlian, dan perilaku) yang memadai.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 23


2) Adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, yang mengubah kewenangan Pemerintah sektor ESDM

3) Kurangnya pemahaman dan kepatuhan pelaku tambang terhadap


peraturan perundangan sektor pertambangan, terutama dalam hal
memenuhi kewajiban-kewajiban pelaku tambang.

Langkah Strategi Penanganannya


Terhadap permasalahan dan kendala utama yang dihadapi tersebut diatas
langkah strategi penanganan yang dapat dilakukan adalah :
1) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang ada saat ini, melalui
pelatihan sesuai dengan tugas dan fungsi OPD.
2) Perlu adanya kesiapan terhadap implementasi UU 23 Tahun 2014.
Peningkatan usaha pertambangan yang baik dan benar serta ramah lingkungan
melalui pengawasan, pembinaan terhadap aparatur daerah maupun pelaku
usaha tambang serta penegakan hukum pelaku usaha pertambangan yang
tidak tertib aturan.

2. Meningkatnya Persentase Rasio Elektrifikasi sektor masyarakat,


pemerintah dan industri

Faktor Pendorong Keberhasilan


1) Tersedianya dukungan dana pelaksanaan Program Pembinaan dan
Pengembangan Ketenagalistrikan.
2) Adanya dukungan dari stakeholders bidang ketenagalistrikan dan seluruh
jajaran aparatur Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Tengah
3) Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi yang baik dan benar
mengenai kebijakan sektor energi yang dipenuhi melalui kegiatan
penyuluhan/sosialisasi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 24


Permasalahan dan kendala

1) Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi


(pengetahuan, keahlian, dan perilaku) yang memadai.

2) Adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah, yang mengubah kewenangan Pemerintah sektor ESDM

3) Kondisi geografis Sulawesi Tengah dan belum adanya alat transportasi


komersial menuju daerah/pulau-pulau terpencil yang menyebabkan
susahnya akses ke daerah-daerah tersebut.

4) Belum adanya rencana detail pelaksanaan pembangunan infrastruktur


energi dan ketenagalistrikan di Sulawesi Tengah

5) Kurangnya jumlah penyedia jasa konsultansi bidang ketenagalistrikan di


Sulawesi Tengah yang dapat memenuhi kualifikasi usaha jasa penunjang
ketenagalistrikan.

6) Kurangnya partisipasi masyarakat, terutama dalam menjaga hasil-hasil


pembangunan.

Langkah Strategi Penanganannya


Terhadap permasalahan dan kendala utama yang dihadapi tersebut di atas
langkah strategi penanganan yang dapat dilakukan adalah:
1) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang ada saat ini, melalui
pelatihan sesuai dengan tugas dan fungsi OPD.
2) Perlu adanya kesiapan terhadap implementasi UU 23 Tahun 2014.
3) Perlu adanya perencanaan yang matang mengenai akses transportasi
menuju daerah-daerah terpencil di Sulawesi Tengah.
4) Perlu penyusunan Rencana Detail pembangunan infrastruktur sektor
ketenagalistrikan.
5) Memberikan sosialisasi kepada para pelaku usaha di bidang
ketenagalistrikan untuk memenuhi kewajibannya sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 25


Ketenagalistrikan, Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi dan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang
Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik.
6) Peningkatan partisipasi masyarakat melalui koordinasi intensif dengan
pemerintah daerah dalam menjaga dan memelihara hasil-hasil
pembangunan.

3. Meningkatnya persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan

Faktor Pendorong Keberhasilan


1) Tersedianya dukungan dana pelaksanaan Program Pengembangan
Bidang Energi Baru Terbarukan.
2) Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi yang baik dan benar
mengenai kebijakan dan potensi daerah sektor energi dan sumber daya
mineral.

Permasalahan dan kendala

1) Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi


(pengetahuan, keahlian, dan perilaku) yang memadai.

2) Adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah, yang mengubah kewenangan Pemerintah sektor ESDM

3) Kondisi geografis Sulawesi Tengah dan belum adanya alat transportasi


komersial menuju daerah/pulau-pulau terpencil yang menyebabkan
susahnya akses ke daerah-daerah tersebut.

4) Kurangnya jumlah penyedia usaha jasa penunjang tenaga listrik di


Sulawesi Tengah yang dapat memenuhi klasifikasi dan kualifikasi usaha
jasa penunjang ketenagalistrikan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 26


Langkah Strategi Penanganannya
Terhadap permasalahan dan kendala utama yang dihadapi tersebut diatas
langkah strategi penanganan yang dapat dilakukan adalah:
1) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang ada saat ini, melalui
pelatihan sesuai dengan tugas dan fungsi OPD.
2) Perlu adanya kesiapan terhadap implementasi UU 23 Tahun 2014.
3) Perlu adanya perencanaan yang matang mengenai akses transportasi
menuju daerah-daerah terpencil di Sulawesi Tengah.
4) Memberikan sosialisasi kepada para pelaku usaha di bidang
ketenagalistrikan untuk memenuhi kewajibannya sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan, Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi dan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang
Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik.

4. Meningkatnya Pemanfaatan Sumber Daya Geologi dan Air Tanah

Faktor Pendorong Keberhasilan


1) Tersedianya dukungan dana pelaksanaan Program Pengembangan
Bidang Geologi dan Air Tanah.
2) Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi yang baik dan benar
mengenai kebijakan dan potensi daerah sektor energi dan sumber daya
mineral.

Permasalahan dan kendala

1) Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi


(pengetahuan, keahlian, dan perilaku) yang memadai.

2) Adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah, yang mengubah kewenangan Pemerintah sektor ESDM

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 27


3) Minimnya data detail terkait potensi dan pemanfaatan sumber daya
mineral, air tanah, panas bumi serta mitigasi bencana alam

Langkah Strategi Penanganannya


Terhadap permasalahan dan kendala utama yang dihadapi tersebut diatas
langkah strategi penanganan yang dapat dilakukan adalah:
1) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang ada saat ini, melalui
pelatihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi OPD.
2) Perlu adanya kesiapan terhadap implementasi UU 23 Tahun 2014.
3) Menyiapkan data informasi dalam rangka pengembangan dan
peningkatan bidang ESDM, air tanah dan panas bumi serta mitigasi
bencana alam

V. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA


Dalam hal evaluasi kinerja, perlu disertakan juga dengan analisis efisiensi dan
efektifitas. Analisis efisiensi dilakukan untuk mendapatkan gambaran tingkat
efisiensi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah
dengan memperhatikan nilai output yang dihasilkan oleh suatu input tertentu.
Analisis efisensi dilakukan untuk mendapatkan gambaran tingkat kesesuaian
antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Dari hasil efektifitas ini
diharapkan dapat diketahui hal-hal yang mendukung keberhasilan maupun
kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan guna perbaikan pelaksanaan program /
kegiatan di masa yang akan datang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 28


Tabel 3.7.Capaian Kinerja berdasarkan input pendanaan terhadap sasaran strategis

Sasaran Capaian Target Realisasi Capaian


Strategi Fisik Pendanaan Pendanaan Pendanan
(%) (Rp.) (Rp.) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya Usaha 100% 1.853.154.925 1.583.548.523 85,45
Pertambangan yang Baik dan
Benar Serta Berwawasan
Lingkungan
Meningkatnya persentasi rasio 102% 1.429.074.400 1.286.672.664 90,04
elektrifikasi sektor masyarakat,
pemerintah dan industri
Meningkatnya persentasi 60% 20.448.007.948 9.978.932.784 48,80
pemanfaatan energi baru
terbarukan
Meningkatnya pemanfaatan 120% 2.278.048.046 2.143.412.629 94,09
sumber daya geologi dan air tanah

Adapun pengukuran kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral


Provinsi Sulawesi Tengah terhadap analisis efisiensi penggunaan sumber daya,
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Meningkatnya Usaha Pertambangan yang Baik dan Benar serta
Berwawasan Lingkungan
Indikator kinerja dari sasaran ini adalah meningkatnya jumlah usaha
pertambangan yang baik dan benar serta berwawasan lingkungan. Secara
keseluruhan, realisasi fisik untuk program pendukung sasaran strategis ini
mencapai 100%. Penyediaan dana untuk program tersebut sebesar Rp.
1.853.154.925,- terealisasi sebesar Rp. 1.583.548.523,-. Sisa dana yang
tidak terserap merupakan sisa dari kegiatan pendukung sasaran strategis
seperti sisa dari belanja honorarium PNS, perjalanan dinas dan paket
pengadaan jasa-jasa konsultansi. Hal ini menunjukkan efisiensi anggaran
yang cukup baik dengan penyerapan sebesar 85,45% namun dapat
mencapai realisasi fisik sebesar 100%.
2. Meningkatnya persentasi rasio elektrifikasi sektor masyarakat,
pemerintah dan industri

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 29


Indikator kinerja dari sasaran ini adalah meningkatnya persentasi rasio
elektrifikasi sektor masyarakat, pemerintah dan industri, dengan target rasio
elektrifikasi sebesar 78%. Secara keseluruhan, realisasi melampaui target yaitu
rasio elektrifikasi Sulawesi Tengah sebesar 79,56%, sehingga capaian fisiknya
mencapai 102%. Penyediaan dana untuk program pendukung sasaran strategis
ini secara keseluruhan dari target anggaran pada tahun 2017 sebesar Rp.
1.429.074.400,- terealisasi sebesar Rp. 1.286.672.664,- atau sebesar
90,04%.
Sisa dana yang tidak terserap merupakan sisa biaya perjalanan dinas, jasa
konsultansi, belanja makan dan minum serta belanja honorarium PNS.
Dari perbandingan realisasi keuangan dan realisasi capaian fisiknya, maka
dapat disimpulkan bahwa penggunaan anggaran untuk pencapaian target
sasaran strategis ini sudah sangat efisien.
3. Meningkatnya persentasi pemanfaatan energi baru terbarukan
Indikator kinerja dari sasaran ini adalah meningkatnya persentasi pemanfaatan
energi baru terbarukan. Rencana pengganggaran dana untuk memenuhi target
dari sasaran strategis ini sebesar Rp. 20.448.007.948,- yang terdiri dari Rp.
10.131.432.948,- yang bersumber dari APBD Sulawesi Tengah dan Rp.
10.316.575.000,- dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Energi Skala
Kecil. Namun, realisasi penyerapan anggarannya hanya mencapai Rp.
9.978.932.784,- atau 48,80% . Faktor utama kegagalan pencapaian target ini
adalah adanya perubahan regulasi Sertifikasi Badan Usaha (SBU) oleh
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen
EBTKE), dimana hal ini menyulitkan perusahaan peserta lelang untuk dapat
memenuhi kualifikasi yang ditentukan. Mengingat sisa waktu tahun anggaran
berjalan, maka proses lelang pun tidak dapat dipaksakan untuk diteruskan
sehingga proses lelang dinyatakan gagal. Karena gagalnya pengadaan
pembangunan PLTMH dari dana DAK tersebut, maka target pemanfaatan
EBT tidak sepenuhnya dapat dipenuhi. Realisasi fisik dari sasaran strategis ini

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 30


hanya dapat mencapai 60% atau 3% pemanfaatan potensi energi baru
terbarukan.
Dalam hal efisiensi penyerapan anggaran, dapat dikatakan bahwa penyerapan
anggaran untuk sasaran strategis ini masuk dalam kategori tidak efisien.
4. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya geologi dan air tanah
Indikator kinerja dari sasaran ini adalah meningkatnya pemanfaatan sumber daya
geologi dan air tanah. Kebutuhan dana untuk memenuhi sasaran strategis ini
dianggarkan sebesar Rp. 2.278.048.046,- dengan realisasi sebesar Rp.
2.143.412.629,- atau sebesar 94,09%. Sisa dana yang tidak terserap berasal
dari sisa perjalanan dinas, sisa belanja ATK, sisa penggandaan, sisa jasa
konsultansi, sisa pekerjaan pengeboran air tanah dan sisa belanja modal.
Pencapaian indikator kinerja sasaran strategis ini melampaui target semula
yaitu 5 titik sumur bor menjadi 6 titik sumur bor, sehingga realisasi fisiknya
mencapai 120%. Oleh karena itu, penggunaan anggaran untuk pencapaian
target indicator kinerja dapat dikatakan sudah efisien.

VI. ANALISIS PROGRAM/KINERJA KEGIATAN YANG MENUNJANG


KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN PENCAPAIAN
PERNYATAAN KINERJA
Jika dilihat pada Tabel 3.2, capaian fisik dari tiap sasaran strategis Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah mencapai
≥100%. Keberhasilan pencapaian target ini tidak lepas dari peran
program/kegiatan penunjang di tahun 2017, di antaranya yaitu:
1. Program Pengelolaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Program ini memiliki 5 (lima) kegiatan, yaitu:
a. Inventarisasi Potensi Pengusahaan Mineral dan Batubara
Inventarisasi Potensi Pengusahaan Mineral dan Batubara
dilaksanakan di 4 (empat) kabupaten di Sulawesi Tengah yaitu
Kabupaten Morowali, Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten
Banggai dan Kabupaten Buol. Selain itu, dilakukan juga Studi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 31


Lingkungan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) serta Penyusunan
Dokumen Lingkungan WPR.
Hasil dari kegiatan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Bahan galian nikel di Kabupaten Morowali tersebar di Kecamatan
Bungku Utara, Bungku Selatan, Bungku Tengah, Bungku Pesisir
dengan cadangan terduga sebesar 8.000.000 WMT. Blok
Ungkaya potensi inferred Limonit 3,1 juta ton dengan kadar Ni
1,37 %, Saprolit 0,2 juta Ton dengan kadar Ni 2,63 %, Bijih
Fe2O3 23,7 – 28,7 % dan mineral ikutan Chrom, Titan. Di
Bahodopi cadangan diperkirakan dalam bentuk bijih 53.000.000
ton. Untuk bahan galian bijih besi tersebar di Kecamatan Bungku
Tengah dan Bungku Selatan. Sedangkan Pasir Besi tersebar di
Pantai Kola Kecamatan Bungku Tengah. dimana sumber daya
tereka dalam bentuk bijih 355.331 ton dan logam 88.832,75 ton.
Bijih Fe2o3 23,7 – 28,7 % dan mineral ikutan Chrom, Titan. Bijih
TiO2 0,9 – 1,25 %. Sumber daya terunjuk bijih 470.718,95 ton
dan logam 4.942,55 ton. Dari potensi bahan galian logam dan
batuan yang ada di Kabupaten Morowali, di antaranya telah
dilakukan pengusahaan pertambangan dengan Izin Usaha
Pertambangan (IUP) yang masih berlaku sebanyak 39 IUP C&C.
- Bahan galian nikel di Kabupaten Morowali Utara tersebar di
Kec.Lembo, Kec.Petasia dengan sumber daya terkira dalam
bentuk bijih 41.870.000 ton dan dalam bentuk logam 628.050 ton.
Di Kec. Kolonodale sumberdaya hipotetik dalam bentuk bijih
20.000.000 ton dan dalam bentuk logam 280.000 ton. Bahan
galian bijih besi tersebar di Kec.Petasia dengan kadar 43 %.
- Hasil peninjauan lapangan di Desa Nipa Kalemoa Kecamatan
Bualemo Kabupaten Banggai menunjukkan bahwa terdapat
potensi batu gamping terumbu/koral di daerah tersebut. Oleh
penduduk setempat koral dimanfaatkan sebagai bahan pondasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 32


bangunan. Namun, untuk mengetahui sebaran dan cadangan yang
ada, perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
- Dari total potensi bahan galian logam dan batuan yang ada di
Kabupaten Buol, di antaranya telah dilakukan pengusahaan
pertambangan dengan IUP yang masih berlaku sebanyak 16 IUP
C&C. Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) yang telah
dicadangkan untuk kegiatan pertambangan di Kabupaten Buol
meliputi 20.050 Ha untuk bahan logam dasar dan 82.863,8 Ha
untuk bahan galian tembaga.
- Studi Lingkungan WPR dilakukan di Desa Uwelolu, Kecamatan
toili, Kabupaten Banggai. Kerusakann lingkungan yang terjadi di
wilayah study adalah erosi dan sedimentasi, sehingga dilakukan
upaya pengelolaan lingkungan dengan melakukan pengolahan
lahan secara bertahap dan pembuatan kolam pengendap sedimen
sebelum masuk ke badan air/sungai serta secara berkala dilakukan
pengerukan untuk mencegah terjadinya penumpukan sedimen.
- Untuk Penyusunan Dokumen Lingkungan WPR, penelitian
dilaksanakan di Desa Topogaro, Kecamatan Bungku Barat,
Kabupaten Morowali. Dampak kegiatan penambangan rakyat
Desa Topogaro ini adalah perubahan bentang lahan. Dampak ini
bersumber dari pengerukan tanah pada saat penambangan
chromite.
b. Pembinaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
Kegiatan ini meliputi evaluasi pengendalian pemegang perijinan
pertambangan minerba yang dilaksanakan di beberapa kabupaten,
di antaranya Kabupaten Morowali, Kabupaten Morowali Utara,
Kabupaten Banggai dan Kabupaten Tolitoli. Dari hasil evaluasi
tersebut, diperoleh data IUP batuan dan mineral logam. Di
Kabupaten Morowali, terdata IUP batuan sebanyak 52 IUP
sedangkan IUP mineral logam berjumlah 39 IUP. Untuk

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 33


Kabupaten Morowali Utara, terdapat 30 IUP mineral logam CnC
yang belum berakhir sedangkan IUP batuan yang terdata sebanyak
29 IUP.
Di wilayah Kabupaten Toli-Toli terdapat 7 perusahaan pemegang
IUP Batuan pada tahapan WIUP, Eksplorasi dan Operasi Produksi.
Selain itu, juga terdapat 9 IUP mineral logam OP dengan Status CnC
dan 5 IUP eksplorasi, 4 IUP OP telah dicabut oleh Pemerintah
Kab.Toli-Toli dan 4 IUP telah direkomnedasikan ke Dirjen Minerba
untuk proses CnC. Izin Usaha Pertambangan (IUP) perlu
mendapatkan jaminan kepastian hukum dan kepastian usaha dari
pemerintah agar pengusaha tambang dapat mengelola usaha
pertambangan secara berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan
kontribusi terhadap penerimaan negara, menciptakan lapangan
pekerjaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Sulawesi
Tengah.
c. Pengusahaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Batubara
Kegiatan ini meliputi verifikasi pertimbangan teknis perizinan
pertambangan untuk beberapa kabupaten di antaranya Kabupaten
Morowali, Kabupaten Donggala, Kabupaten Banggai dan
Kabupaten Tojo Una-una. Dari peninjauan langsung di lapangan,
maka diperoleh hasil verifikasi sebagai berikut:
- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi
Tengah mengambil titik koordinat lokasi IUP serta meninjau
akses jalan dari lokasi tambang ke lokasi rencana stockpile
pengolahan PT. Kencana Nusantara Sakti, CV. Karya Mandiri
Siumbatu dan PT. Cipta Mineral Perkasa di Kabupaten Morowali,
kemudian mengeluarkan pertimbangan teknis permohonan IUP
eksplorasi dan menyatakan bahwa peta permohonan ketiga
perusahaan tersebut tidak tumpang tindih dengan IUP lainnya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 34


- Sebelum pemberlakuan moratorium oleh Gubernur Sulawesi
Tengah, terdapat 4 (empat) perusahaan di Kabupaten Donggala
yang bermohon WIUP. Setelah pemberlakuan moratorium, 3
perusahaan bermohon WIUP Penataan, 6 perusahaan bermohon
peningkatan dari WIUP menjadi IUP Eksplorasi, 5 perusahaan
yang bermohon peningkatan dari WIUP Penataan menjadi IUP
Eksplorasi dan 6 Perusahaan bermohon peningkatan dari IUP
Eksplorasi menjadi IUP Operasi Produksi.
- Tinjauan langsung di lapangan dilakukan terhadap salah satu
perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
komoditas batuan jenis bahan galian batugamping di Kabupaten
Banggai yaitu PT. Bobby Chandra Global Indonesia dengan
maksud pengambilan titik koordinat lokasi IUP dan lokasi
Rencana jetty/pelabuhan serta akses jalan dari lokasi bukaan
tambang ke lokasi Rencana jetty. Selanjutnya, Dinas ESDM
Provinsi Sulawesi Tengah mengeluarkan pertimbangan teknis
permohonan IUP Operasi Produksi dan menyatakan bahwa peta
permohonan perusahaan tersebut tidak tumpang tindih dengan
IUP lainnya.
- Tinjauan langsung di lapangan dilakukan terhadap salah satu
perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
komoditas batuan yaitu PT. Jade Energi Indonesia dengan
maksud pengambilan titik koordinat lokasi IUP dan akses jalan
dari lokasi bukaan tambang, untuk kemudian dibuatkan
pertimbangan teknis yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut
telah memenuhi syarat untuk peningkatan ke tahap IUP Operasi
Produksi.
d. Monitoring dan Pembinaan Pelaksanaan Konservasi Pertambangan
Kegiatan ini terdiri dari inventarisasi data potensi produksi
pertambangan mineral dan batubara; pengendalian produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 35


mineral dan pengawasan konservasi/pengelolaan lingkungan
hidup, reklamasi pasca tambang/Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)/Keselamatan Operasi Pertambangan/Teknis
Pertambangan Perusahaan Pertambangan.
Data Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) Tahun
2017 yang berada di wilayah Sulawesi Tengah berjumlah sekitar 169
IUP yang terdiri dari IUP OP Batuan 82 IUP dan IUP OP Mineral
Logam 87 IUP.
Tabel 3.8 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumber Daya
Alam Mineral dan Batubara Provinsi Sulawesi Tengah Per
November Tahun 2017
KABUPATEN Produksi
No Nama Perusahaan Komoditi Landrent Royalty
PENGHASIL (MT)
PT. Anugerah Mining Persada POSO Rp1.996.449
1
Marmer
2 Rp66.930.000
PT. Globalindo Dewata Agung TOJO UNA-UNA
3 PT. Bina Daya Lahan Pertiwi BUOL Rp205.701.664
4 PT.Billy Indonesia BANGGAI Rp146.789.656
5 PT. Anugrah Sakti Utama BANGGAI Rp652.761.310
PT. GEMILANG MANDIRI Rp
6
PERKASA BANGGAI 252.876.036
PT. SINAR MAKMUR
7 Rp167.556.732
CEMERLANG BANGGAI
8 PT. Trio Kencana PARIGI EMAS Rp421.335.650
9 PT. Sumber Permata Selaras MOROWALI UTARA Nikel 376.200,49 Rp388.553.335
10 PT.COCOMAN MOROWALI UTARA Nikel 4062 Rp54.105.840
Rp
11 271500 Rp1.941.273.780
PT. Hoffman International MOROWALI UTARA 8.266.720
12 PT.Cipta Hutama Maranti MOROWALI UTARA Rp199.010.328
13 PT. Sinosteel Indonesia Mining MOROWALI UTARA Nikel Rp275.487.036
14 PT. Ghanesa Wana Utama MOROWALI UTARA Rp11.340.881
PT. Bukit Makmur Istindo MOROWALI UTARA
15 Rp267.992.760
Nikeltama
16 PT. Mulia Pasific Resources MOROWALI UTARA Nikel Rp255.959.440
17 PT. Itamatra Nusantara MOROWALI UTARA Nikel Rp52.155.752
PT. INTEGRA Rp
18
TECHNOLOGY MOROWALI UTARA 34.101.124
Rp
19
CV. TIGA UTAMA MOROWALI UTARA 133.470.136
20 PT. Bintang Delapan Mineral MOROWALI Nikel 2.226.364,78 Rp1.162.725.630 Rp40.398.298.538

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 36


KABUPATEN Produksi
No Nama Perusahaan Komoditi Landrent Royalty
PENGHASIL (MT)
21 PT. Teknik Alum Service MOROWALI Nikel 250213,22 Rp153.791.562 Rp2.084.509.641
22 PT. Total Prima Indonesia MOROWALI Nikel 103190,08 Rp1.255.936.310
23 PT. Mahligai Artha Sejahtera MOROWALI Nikel 56107,93 Rp 439.132.195
24 PT. Mulia Pasifik Resources MOROWALI Nikel Rp255.959.440
25 PT. Ang And Fang Brother MOROWALI Rp12.814.000
26 PT. Mega Nur MOROWALI Rp41.796.000
27 PT. Hengjaya Mineralindo MOROWALI Nikel 218588,69 Rp8.145.402.367
PT. GENBA MULTI
28 Nikel Rp3.893.844.906
MINERAL MOROWALI
29 PT. Vale Indonesia,Tbk MOROWALI Nikel Rp1.212.489.784
30 PT. Bintang Sinar Perkasa MOROWALI Rp27.029.585
31 PT. Pingxiang Mining Industry MOROWALI 5000 Rp 33.000.000
Group Indonesia

TOTAL Rp9.914.182.581 Rp54.740.212.007

e. Inventarisasi Lahan Terganggu dan Pertambangan Rakyat


Pada tahun anggaran 2017, luasan lahan terganggu yang terdata
adalah sebagai berikut:
Kabupaten Banggai:
- PT.Billy Indonesia luas lahan terganggu 2 Ha dan telah
direklamasi seluas 2 Ha
- PT.Ani Nusantara International, luas lahan terganggu 66,3 Ha dan
telah direklamasi seluas 30 Ha dan sampai saat ini masih terus
melakukan kegiatan reklamasi
- PT.Anugrah Sakti Utama, luas lahan terganggu 50 Ha dan telah
direklamasi
- PT. Pantas Indomining, luas lahan terganggu 12 Ha dan belum
direklamasi
Kabupaten Morowali Utara:
- PT. Mulia Pacific Resources, luas lahan terganggu 105,58 Ha
Kabupaten Morowali:
- PT. Bintang Delapan Mineral, luas lahan terganggu 120 Ha

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 37


Kabupaten Poso:
- Pertambangan Tanpa Izin (PETI) mineral logam komoditas
emas di Desa Bakekau, Kecamatan Lore Selatan, luas lahan
terganggu ± 3 Ha
Pelaksanaan program ini mendukung pencapaian PDRB sektor
pertambangan dan penggalian atas dasar harga berlaku (ADHB)
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017 sebesar 17229 milyar rupiah.
Data runtun waktu dari PDRB sektor pertambangan dan penggalian
ADHB ditunjukkan oleh tabel berikut.
Tabel 3.9 PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian ADHB Tahun
2013 - 2017
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
PDRB (Milyar Rupiah) 10492 8645 11027 14190 17229
Sumber: BPS Sulawesi Tengah
Dari tabel di atas, terlihat bahwa PDRB sektor pertambangan dan
penggalian Provinsi Sulawesi Tengah mengalami trend naik dari
tahun 2014 hingga tahun 2017 dari yang sebelumnya mengalami
penurunan nilai dari tahun 2013 ke tahun 2014. Laju pertumbuhan
rata-rata dari tahun 2014 hingga 2017 sebesar 25,9%. Hal ini
menunjukkan kinerja yang baik dalam pelaksanaan program
pendukung pencapaian peningkatan nilai PDRB sektor pertambangan
dan penggalian.
2. Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Program ini memiliki 4 (empat) kegiatan, yaitu:
a. Inventarisasi dan Pengelolaan Data Ketenagalistrikan
Kegiatan ini berfokus pada penyusunan Rencana Umum
Ketenagalistrikan Daerah (RUKD), sebagaimana yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan. Inventarisasi data ketenagalistrikan dilaksanakan
di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan
Kabupaten Tolitoli. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait juga

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 38


dilakukan guna sinkronisasi dan penyempurnaan data serta
pengambilan data sekunder. PT. PLN berperan besar dalam
penyediaan data pengusahaan ketenagalistrikan dan perencanaannya
untuk beberapa tahun ke depan. Untuk data demografis dan PDRB
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah.
Dinas/Badan terkait seperti Bappeda dan Dinas Perindustrian
Provinsi Sulawesi Tengah juga dilibatkan dalam penyusunan RUKD
agar proyeksi pertumbuhan supply dan demand sektor
ketenagalistrikan dapat diselaraskan dengan RPJMD periode 2016 -
2021 Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil dari kegiatan ini dapat
ditunjukkan oleh data-data berikut:
 Rasio Elektrifikasi per Desember 2017 = 79,56 %
 Konsumsi listrik 2016 = 1.030 GWh yang terbagi menjadi 4
kelompok konsumen:
o Konsumsi Rumah tangga = 686 GWh
o Konsumsi Bisnis = 169 GWh
o Konsumsi Publik = 158 GWh
o Konsumsi Industri = 68 GWh
 Kebutuhan daya listrik = 117,57 MW
 Kapasitas Pembangkit Listtrik eksisting :
o Kapasitas terpasang = 453.268 kW
o Daya Mampu Netto (DMN) = 385.222 kW
o Daya Mampu Pasok (DMP) tertinggi = 267.636 Kw
 Kondisi Listrik Perdesaan
o Jaringan Tegangan Menengah (JTM) = 1.094,15 kms
o Jaringan Tegangan Rendah (JTR) = 410,682 kms
o Gardu Distribusi = 13.978 MVA
o Rumah Tangga Sasaran (RTS) = 46.383 rumah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 39


b. Survey Pengembangan Ketenagalistrikan
Pada tahun anggaran 2017, Bidang Ketenagalistrikan Dinas ESDM
Provinsi Sulawesi Tengah melalui Kegiatan Survey Pengembangan
Ketenagalistrikan menyusun Perencanaan Jaringan Listrik Pedesaan
yang dilaksanakan di 2 (dua) desa di Kabupaten Banggai Laut, yaitu
Desa Benteang Kec. Banggai Selatan dan Desa Bone Baru Kec.
Banggai Utara.
Hasil kegiatan Perencanaan pembangunan jaringan listrik perdesaan
di Desa Benteang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembangunan jaringan distribusi listrik tegangan
rendah bertujuan untuk melakukan pembenahan terhadap
sambungan paralel maupun sambungan seri yang dilakukan
pada jaringan tegangan rendah di Dusun II Desa Bentean.
2. Perencanaan jaringan listrik yang dilaksanakan mengikuti
Standar teknis Perusahaan Listrik Negara (SPLN) dengan
mempertimbangkan kondisi lokasi agar efisiensi dan efektifitas
dapat terpenuhi dalam proses pembangunannya.
3. Rencana pembangunan jaringan listrik di Desa Bentean
Kabupaten Banggai Laut nantinya akan mengikuti jalur
eksisting dan menambah jaringan tegangan rendah pada titik
tertentu sehingga mampu melayani ± 44 unit rumah penduduk.
4. Estimasi biaya pembangunan jaringan listrik tegangan rendah
sebesar Rp. 265.023.000,- (Dua ratus enam puluh lima juta dua
puluh tiga ribu rupiah) termasuk PPN 10%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 40


Gbr. 3.1 Peta Rencana Perluasan Jaringan Listrik di Dusun II Desa Bentean

Hasil pekerjaan jasa konsultansi Perencanaan Pembangunan Jaringan


Listrik di Desa Bone Baru Kecamatan Banggai Utara dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Lokasi objek perluasan jaringan tegangan rendah terletak di
Dusun I dan Dusun II Desa Bone Baru. Area perluasan jaringan
ini menjangkau area pemukiman penduduk dan menyambung ke
± 47 unit rumah penduduk.
2. Perencanaan pembangunan jaringan distribusi tenaga listrik
mengacu kepada standar teknis yang berlaku (SPLN) untuk
menjamin keamanan dan kehandalan jaringan listrik.
3. Perkiraan biaya pembangunan jaringan listrik di Desa Bone Baru
sebesar Rp. 236.945.000,- (Dua ratus tiga puluh enam juta
sembilan ratus empat puluh lima ribu rupiah), biaya tersebut
sudah termasuk PPN.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 41


Gbr 3.2. Peta Lokasi Desa Bone Baru Dusun I dan I
Selain kegiatan perencanaan pembangunan jaringan listrik pedesaan
di kedua desa tersebut, identifikasi awal perencanaan pemetaan rasio
elektrifikasi juga dilakukan di Kabupaten Buol, dengan hasil sebagai
berikut.
1. Kondisi kelistrikan di Kabupaten Buol:
a. Daya terpasang = 7,4 MW
b. Daya mampu = 7,3 MW
c. Beban Puncak = 6,4 MW
d. Kelebihan beban/ surplus = 900 kW
2. Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang dibiayai oleh
Pemerintah Kabupaten Buol:
a. Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Desa Ilambe;
b. Gardu listrik dan jaringan tegangan rendah di Kelurahan
Kumaligon;
c. Jaringan Tegangan Rendah di Dusun Buol Tanjung;
d. Jaringan Tegangan Rendah di Jalan Padat Kelurahan Kali;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 42


e. Gardu listrik di Terminal Kampung Bugis.
3. Daftar desa belum berlistrik di Kabupaten Buol dan direncanakan
pembangunan jaringan listrik di Tahun 2018, yang dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.10 Daftar Desa Belum Berlistrik di Kabupaten Buol
No Kecamatan Desa/Kelurahan Titik Koordinat
1 Bukal Yugut 01002.393 N
121025.290 E
2 Bukal Binuang 00056.360 N
121028.237 E
3 Bukal Rantemaranu 00057.205 N
121026.791 E
4 Bukal Winangun 00057.624 N
121025.724 E
5 Bukal UPT Bukal I/ 00056.804 N
Modo 5 121024.821 E
6 Paleleh Lilito 01003.521 N
122004.695 E
7 Paleleh Pionoto 01001.819 N
122003.881 E
8 Tiloan Jatimulyo 01002.397 N
121017.613 E
9 Tiloan Kokobuka 00059.146 N
121015.706 E

c. Pengusahaan Ketenagalistrikan
Kegiatan ini terdiri dari beberapa sub kegiatan, yaitu:
1) Sosialisasi Sertifikat Laik Operasi (SLO)
Maksud pelaksanaan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman
kepada peserta kegiatan sebagai pemilik instalasi mengenai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 43


proses dan prosedur penerbitan sertifikat laik operasi (SLO) yang
wajib dimiliki oleh setiap instalasi tenaga listrik maupun
pembangkit tenaga listrik. Kelompok sasaran dari sosialisasi ini
adalah penyedia tenaga listrik untuk kepentingan sendiri seperti
BUMN, Perusahaan Tambang, Hotel dan Pusat Perbelanjaan.
2) Supervisi dalam rangka pertimbangan teknis penertiban perijinan
terkait usaha ketenagalistrikan
Kegiatan ini dilaksanakan di 3 (tiga) kabupaten di Sulawesi
Tengah yaitu Kabupaten Buol, Kabupaten Donggala dan
Kabupaten Poso. Dalam pelaksanaannya, banyak ditemukan
badan usaha/perusahaan yang lokasinya jauh dari jangkauan
listrik PLN sehingga untuk aktivitasnya, badan-badan usaha
tersebut menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)
baik sebagai sumber tenaga listrik primer atau sebagai cadangan.
Namun, hanya beberapa badan usaha saja yang memiliki izin
operasi (IO) karena kurangnya pemahaman tentang IO. Oleh
karena itu, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Sulawesi Tengah melakukan inventarisasi dan verifikasi terhadap
IO badan-badan usaha tersebut dan nantinya akan dilaksanakan
sosialisasi sebagai upaya tindak lanjut dari kegiatan ini.
3) Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU) Hemat Energi
Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Lere, Kota Palu. Maksud
dari pelaksanaan pemasangan PJU ini adalah untuk mendukung
aktifitas masyarakat sekitar pada malam hari. Terdapat 7 (tujuh)
unit PJU yang dipasang dengan menggunakan lampu solar cell
kapasitas 24 watt, tiang 7 (tujuh) meter dan stang lampu.
4) Inventarisasi Perizinan Usaha Penyediaan dan Jasa Penunjang
Ketenagalistrikan
Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Morowali dan Kota Palu.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data usaha

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 44


ketenagalistrikan baik usaha penyediaan tenaga listrik maupun
usaha penunjang tenaga listrik.
Dari hasil inventarisasi, dapat diperoleh data usaha penyediaan
tenaga listrik untuk kepentingan sendiri dan untuk kepentingan
umum yang ada di Kabupaten Morowali berjumlah 23
Pembangkit yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Badan Usaha yang memiliki pembangkit listrik dengan
kapasitas sampai dengan 25 KVA sebanyak 7 pembangkit.
2. Badan Usaha yang memiliki pembangkit listrik dengan
kapasitas antara 25 KVA sampai dengan 200 KVA sebanyak 7
pembangkit.
3. Badan Usaha yang memiliki pembangkit listrik dengan
kapasitas di atas 200 KVA sebanyak 9 pembangkit.
Sedangkan hasil inventarisasi yang diperoleh di Kota Palu adalah
sebagai berikut:
1. Badan Usaha yang memiliki pembangkit listrik dengan
kapasitas sampai dengan 25 KVA sebanyak 2 pembangkit.
2. Badan Usaha yang memiliki pembangkit listrik dengan
kapasitas antara 25 KVA sampai dengan 200 KVA sebanyak
31 pembangkit.
3. Badan Usaha yang memiliki pembangkit listrik dengan
kapasitas di atas 200 KVA sebanyak 37 pembangkit.

d. Pembinaan dan Pengawasan Usaha Ketenagalistrikan


Kegiatan ini memiliki beberapa sub kegiatan, diantaranya yaitu:
1. Inventarisasi data teknik, lingkungan dan keselamatan usaha
ketenagalistrikan
Maksud kegiatan ini adalah untuk melakukan pendataan
terhadap semua jenis usaha penyediaan tenaga listrik. Kegiatan
ini dilaksanakan di 3 (tiga) kabupaten/kota yaitu Kota Palu,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 45


Kabupaten Donggala dan Kabupaten Morowali. Tujuannya
adalah untuk mengetahui sejauh mana usaha penyediaan tenaga
listrik di ketiga kabupaten/kota tersebut telah menerapkan teknik
lingkungan dan keselamatan usaha ketenagalistrikan yang
meliputi:
a. Pemenuhan standarisasi peralatan dan pemanfaat tenaga
listrik.
b. Pengamanan instalasi tenaga listrik
c. Pengamanan pemanfaat tenaga listrik.
Dari kegiatan inventarisasi ini, dapat diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Terdapat 19 usaha penyedia tenaga listrik untuk
kepentingan sendiri di Kabupaten Morowali, 30 usaha
penyedia tenaga listrik untuk kepentingan sendiri di
Kabupaten Donggala dan 69 usaha penyedia tenaga listrik
untuk kepentingan sendiri di Kota Palu.
b. Di Kota Palu, usaha penyediaan tenaga listrik berupa
pembangkit tenaga listrik pada umumnya berfungsi sebagai
penunjang suplai tenaga listrik untuk kegiatan usaha berupa
usaha perbankan, usaha perhotelan, industri, usaha bisnis
(swalayan), rumah sakit, dan gedumg perkantoran.
c. Di Kabupaten Donggala, jenis usaha yang menyediakan
pembangkit tenaga listrik untuk menunjang terlaksananya
kegiatan/usahanya adalah industri tambang mineral batuan,
industri pupuk, industri pengantongan semen, perkebunan
kelapa sawit, rumah sakit, depot pertamina dan UPT
Perikanan dan Pelabuhan Donggala.
d. Di Kabupaten Morowali, Sertifikat Laik Operasi (SLO)
hanya ditemui pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
PT. Sakita.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 46


e. Kepedulian pihak pengusaha terhadap keselamatan
ketenagalistrikan atas keberadaan pembangkit tenaga listrik
yang dimiliki masih sangat rendah karen banyak hal-hal
teknis yang dipersyaratkan dalam peraturan perundanga-
undangan belum dilaksanakan

2. Pembinaan Teknis Pelaksanaan Usaha Ketenagalistrikan


Maksud dari kegiatan ini yaitu agar pelaku usaha ketenagalistrikan
dalam menjalankan usahanya sesuai dengan amanat Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku. Tujuannya adalah
untuk mewujudkan keselamatan ketenagalistrikan yang andal,
aman bagi manusia dan makhluk hidup lainnya serta ramah
lingkungan.
Peserta kegiatan ini berjumlah 60 orang, diantaranya yaitu pelaku
usaha penyedia tenaga listrik untuk kepentingan sendiri (hotel,
pusat perbelanjaan dan perusahaan tambang), instansi
pemerintah/swasta yang mempunyai pembangkit sendiri (genset)
yang kapasitasnya diatas 25 KV (pemda dan bank) serta asosiasi
kelistrikan.

3. Pengawasan lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap usaha penyediaan tenaga listrik untuk
kepentingan sendiri. Kegiatan ini dilaksanakan di 4 Kabupaten
yaitu Kabupaten Poso, Tojo Una-Una, Morowali dan Morowali
Utara.
Dari hasil yang diperoleh dari kegiatan ini, dapat disimpulkan
bahwa semua usaha penyediaan tenaga listrik di keempat
kabupaten tersebut, khususnya pemakaian sendiri belum
mempunyai sertifikat laik operasi, belum terdaftar, belum melapor,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 47


belum mempunyai izin operasi dan tenaga tekniknya belum
mempunyai sertifikat kompetensi.
4. Pengalihan asset daerah/hibah SHS, PLTS, PLTMH dan biogas
skala rumah tangga
Kegiatan ini dilaksanakan sehubungan dengan berita acara hasil
pemeriksaan BPK RI pada pada kegiatan
pembangunan/pemasangan SHS dan PLTS terpusat serta
pembangunan PLTMH yang sumber anggarannya dari dana DAK
Kementerian ESDM Tahun Anggaran 2016. Berdasarkan berita
acara tersebut, maka Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral wajib menghibahkan bantuan
tersebut ke masyarakat penerima. Sebanyak 20 tim melaksanakan
perjalanan dinas yang tersebar di 11 Kabupaten 45 Kecamatan dan
87 Desa untuk menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah
dengan jumlah SHS tersebar sebanyak 4129 unit, PLTS terpusat
sebanyak 2 unit dan PLTMH sebanyak 1 unit.

Dari pelaksanaan program ini, maka rasio elektrifikasi yang dapat dicapai
pada tahun 2017 adalah sebesar 79,56%. Capaian tersebut melampaui
target yang telah ditentukan sehingga capaian kinerja menjadi 102% yang
dapat dikategorikan sangat berhasil. Data runtun waktu untuk rasio
elektrifikasi Sulawesi Tengah ditunjukkan oleh tabel berikut.
Tabel 3.11 Rasio Elektrifikasi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 -
2017
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Elektrifikasi (%) 70,92 74,62 77,8 78 79,56

Dari tabel di atas, RE Sulawesi Tengah mengalami peningkatan dari


tahun ke tahun. Faktor lain penyebab pencapaian kinerja ini adalah
karena adanya kerjasama yang baik dari seluruh stakeholders di bidang
energi dan ketenagalistrikan baik dari PT. PLN sebagai satu-satunya
BUMN di sektor ketenagalistrikan maupun dari pihak masyarakat yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 48


memiliki andil yang besar dalam pemanfaatan dan konservasi energi
khususnya energi listrik.
3. Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Program ini mendukung sasaran strategis meningkatnya persentasi
pemanfaatan energi baru terbarukan dengan 4 (empat) kegiatan yang
menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian target, yaitu:
a. Pengembangan Kegiatan Energi
Pada tahun anggaran 2017, kegiatan ini menitikberatkan pada
pelaksanaan verifikasi usulan pembangunan PLTMH/PLTS terpusat.
Verifikasi ini dilaksanakan untuk memberikan informasi terbaru
mengenai keadaan geografis, debit air, curah hujan dan faktor-faktor
lain yang nantinya dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan
pelaksanaan pembangunan PLTMH atau PLTS terpusat. Verifikasi
ini dilaksanakan di 6 lokasi untuk PLTMH dan 1 lokasi untuk PLTS
terpusat. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa:
1. Lokasi perencanaan Pembangunan PLTMH di Desa Bulan II
Kabupaten Tojo Una-Una tidak memungkinkan untuk diteruskan
rencana pembangunannya karena debit air tidak mencukupi,
berada pada daerah rawan longsor dan banjir serta telah ada
pembangunan PLTMH yang belum rampung pembangunannya
pada lokasi perencanaan.
2. Usulan pembangunan PLTMH di Desa Parangisi Kecamatan
Mamosalato Kabupaten Morowali Utara untuk tahun 2018 tidak
perlu lagi untuk ditindaklanjuti dikarenakan daerah tersebut sudah
surplus pasokan listrik. Desa ini sudah mendapatkan bantuan dari
pemerintah Kabupaten Morowali Utara sebesar Rp. 300.000.000,-
(tiga ratus juta rupiah) untuk pembangunan PLTMH yang
dilaksanakan secara swakelola. Selain itu, telah ada bantuan SHS
sebanyak 65 rumah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 49


3. Lokasi rencana Pembangunan PLTS Terpusat di Desa sonit, Desa
Kasuari dan Desa Mbuang-mbuang Kecamatan Bokan Kepulauan
Kabupaten Banggai Laut, berdasarkan hasil verifikasi telah
memenuhi syarat untuk diberikan bantuan PLTS terpusat. Desa-
desa tersebut merupakan bagian dari Kawasan Strategis Provinsi
(KSP) untuk pengembangan pariwisata di bidang kelautan yang
harus dikembangkan dalam pemenuhan energinya khususnya
energi listrik untuk menunjang perekonomian masyarakat
setempat.

Gbr 3.3. Lahan yang disiapkan untuk pembangunan PLTS


Terpusat di Desa Kasuari

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 50


Gbr. 3.4. Verifikasi lahan dan Pengambilan titik koordinat lokasi
di Desa Sonit
4. Hasil verifikasi lokasi usulan rencana pembangunan PLTMH di
Desa Pobolobia Kabupaten Sigi menunjukkan bahwa dari potensi
daya yang diperoleh (14,52 kW) serta keadaan di lapangan yang
sebenarnya dapat disimpulkan bahwa rencana pembangunan
pltmh ini belum layak untuk direalisasikan karena losses daya
yang sangat banyak serta jarak lokasi ke pemukiman warga
sangat jauh sehingga dapat menyebabkan daya yang disalurkan ke
masyarakat menjadi sangat minim sementara biaya
pembangunannya sangat besar.

b. Pengusahaan Kegiatan Energi Baru Terbarukan


Kegiatan ini berfokus pada pemanfaatan energi baru terbarukan untuk
selanjutnya dikonversi menjadi tenaga listrik ataupun untuk
keperluan memasak (biogas skala rumah tangga). Pada tahun
anggaran 2017, target rencana pembangunan digester biogas
sebanyak 25 unit di Desa Balingara Kecamatan Amapana Tete di
Kabupaten Tojo Una-Una, namun dalam pelaksanaannya hanya dapat

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 51


terealisasi sebanyak 20 unit yang dikarenakan oleh pergeseran
anggaran.
Di samping itu, Provinsi Sulawesi Tengah menerima bantuan Dana
Alokasi Khusus (DAK) energi skala kecil melalui Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral. DAK tersebut dialokasikan untuk
pembangunan PLTMH di 5 lokasi di antaranya Desa Balingara
Kecamatan Ampana Tete Kabupaten Tojo Una-una, Desa Bulan II
Kecamatan Ampana Tete Kabupaten Tojo Una-una, Desa Parangisi
Kecamatan Mamosalato Kabupaten Morowali Utara, Desa Lewara
Kecamatan Marawola Barat Kabupaten Sigi dan Desa Pobolobia
Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi. Namun pada kenyataannya,
pelaksanaan administrasi pekerjaan pembangunan PLTMH ini
mengalami kegagalan yang disebabkan oleh adanya perubahan
regulasi Sertifikasi Badan Usaha (SBU) oleh Direktorat Jenderal
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE),
dimana hal ini menyulitkan perusahaan peserta lelang untuk dapat
memenuhi kualifikasi yang ditentukan. Mengingat sisa waktu tahun
anggaran berjalan, maka proses lelang pun tidak dapat dipaksakan
untuk diteruskan sehingga proses lelang dinyatakan gagal.
c. Pembinaan dan Pengendalian Pengusahaan Bidang Energi
Dalam tahun pertama Renstra periode 2016-2021, kegiatan ini masih
berfokus pada pelaksanaan kegiatan Workshop pengelolaan
pengusahaan bidang energi baru terbarukan di Kota Palu. Kelompok
sasaran dari workshop ini adalah perwakilan dari pemerintah
kabupaten/kota, aparat desa, karang taruna serta para pelaku usaha di
bidang energi baru terbarukan.
d. Pembinaan dan Pengendalian Program Konservasi Energi
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi energi.
Penyuluhan/sosialisasi konservasi energi dilaksanakan sebanyak 7

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 52


(tujuh) kali dengan kelompok sasaran yang berbeda yaitu siswa
SMA, mahasiswa universitas, ibu-ibu PKK dan masyarakat pada
umumnya. Tiga penyuluhan dilaksanakan di Kabupaten Poso,
Morowali Utara dan Banggai.

Gbr. 3.5.Pelaksanaan Penyuluhan Konservasi Energi Tingkat SMA


di Kota Palu

4. Program Pengembangan Bidang Geologi dan Air Tanah


Program ini terdiri dari 5 (lima) kegiatan, yaitu:
a. Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian Air Tanah
Pada tahun anggaran 2017, kegiatan ini memiliki 2 (dua) sub
kegiatan yaitu:
1) Sosialisasi Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Air Tanah
Sosialisasi ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang pemanfaatan air tanah,
salah satunya dalam bentuk pengeboran sumur air tanah dalam.
Sosialisasi dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali di Kelurahan
Kabonena dan Kota Palu. Peserta sosialisasi berasal dari kalangan
masyarakat yang bergerak di bidang pengusahaan air tanah
seperti perhotelan, air minum dalam kemasan, pencucian
kendaraan, dan lain-lain.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 53


2) Pengawasan air tanah
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan pengawasan terhadap
penggunaan air tanah sehingga bisa menjadi dasar atau acuan
dalam penerapan upaya konservasi air tanah. Pengawasan air
tanah dilaksanakan di 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Poso
dan Kabupaten Tolitoli.
b. Inventarisasi Data Geologi dan Air Tanah
Kegiatan ini terdiri dari beberapa sub kegiatan, di antaranya yaitu:
1) Survey Air Tanah
Kegiatan ini dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi yaitu Kec. Banawa
Kabupaten Donggala, Desa Santigi Kabupaten Parigi Moutong
dan Kecamatan Ulubongka Kabupaten Tojo Una-una.
Hasil dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
- Dalam survey yang dilaksanakan di Kecamatan Banawa
Kabupaten Donggala dapat diidentifikasi keberadaan air tanah,
hanya saja dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan metode VLF (Very Low Frequency) untuk
mengukur potensi air tanah dengan tingkat keakuratan yang
lebih tinggi.

Gbr.3.6. Survei Potensi Air Tanah di Kel. Ganti, Kec.


Banawa, Kab. Donggala

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 54


- Survey yang dilaksanakan di Kecamatan Ulubongka
Kabupaten Tojo Una-una menunjukkan bahwa di kedalaman
30 – 71 meter teridentifikasi adanya air yang mengisi pori
batuan yang dapat dinterpretasi sebagai lapisan aquifer.
- Di lokasi penelitian di Desa Santigi Kabupaten Parigi Moutong
didominasi oleh batuan beku yang keras sehingga tidak
berpotensi untuk dieksploitasi.

Gbr. 3.7. Survey air tanah di Desa Santigi


2) Inventarisasi data geologi
Inventarisasi data geologi dilaksanakan di 2 (dua) lokasi di
Kabupaten Poso yaitu di Kecamatan Poso Pesisir dan Kecamatan
Pamona Puselemba.
Hasil dari kegiatan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Jenis gerakan tanah di Kecamatan Poso Pesisir berupa
longsoran dan runtuhan. Longsoran banyak ditemui di daerah
Desa Tambarana dan Desa Kalora, sedangakan runtuhan sering

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 55


terjadi di daerah Desa Kilo, Desa Kawende dan Desa
Trimulya.
- Inventarisasi di Kecamatan Pamona Puselemba dilakukan
dengan air terjun Saloupa sebagai objek pengamatan.

Gbr. 3.8. Peta Hidrogeologi daerah Poso dan sekitarnya


Dari hasil inventarisasi, maka dapat disimpulkan bahwa air
terjun Saloupa dapat diusulkan menjadi salah satu kawasan
wisata geologi (Geopark) di Kabupaten Poso karena didukung
oleh proses pembentukannya yang kompleks secara geologi.
3) Survey dan Pemetaan Hidrogeologi
Survey dan pemetaan hidrogeologi dilaksanakan di 4 (empat)
kabupaten/kota yaitu Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten
Tolitoli dan Kabupaten Buol. Hasil dari survey dan pemetaan
hidrogeologi tersebut daapt diuraikan sebagai berikut:
- Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kecamatan Baolan
Kabupaten Tolitoli, reservoir air tanah dapat ditemukan di
kedalaman 30 hingga 40 meter, dengan ketebalan 15 – 20
meter dan volume reservoir sebesar 1.766,5 m3.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 56


- Lokasi penelitian di Kabupaten Buol bertempat di Kecamatan
Biau. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
reservoir air tanah tidak tertekan di kecamatan Biau berada
pada kedalaman 3 hingga 5 meter dengan volume aquifer
sebesar 123,6 juta m3. Sementara untuk reservoir air tanah
tertekan berada pada kedalaman 45 hingga 60 meter dengan
volume aquifer sekitar 1.588,8 juta m3.
- Survey dan pemetaan hidrogeologi di Kabupaten Sigi
dilaksanakan di Kecamatan Sigi Biromaru. Berdasarkan
penelitian tersebut, maka data yang diperoleh yaitu reservoir
air tanah di Kecamatan Sigi Biromaru memiliki ketebalan 30
hingga 70 meter dengan volume akuifer sebesar 17,705 juta
m3. Total cadangan air tanah diperkirakan mencapai 8,852 juta
m3 .
- Kecamatan Mantikulore dipilih untuk menjadi lokasi penelitian
kegiatan survey dan pemetaan hidrogeologi di Kota Palu.
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
reservoir air tanah tidak tertekan di Kecamatan Mantikulore
memiliki ketebalan 3 hingga 15 meter dan kedalaman 5 hingga
20 meter dengan volume aquifer sebesar 473,8 juta m3.
Aquifer ini tidak membawa air di beberapa kelurahan yaitu
Poboya, Kawatuna dan Tondo.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 57


Gbr. 3.9. Peta Hidrogeologi Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli

Gbr. 3.10. Peta hidrogeologi Kecamatan Biau Kabupaten Buol

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 58


Gbr. 3.11. Peta hidrogeologi Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi

Gbr. 3.12. Peta hidrogeologi Kecamatan Mantikulore Kota Palu

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 59


c. Pemanfaatan, Pengelolaan dan Pengusahaan Air Tanah
Kegiatan ini menitikberatkan pada pekerjaan pemboran air tanah
yang dilaksanakan di 6 (enam) lokasi yang meliputi:
- Pemboran air tanah di Kel.Tegal Rejo Kec.Poso Utara Kab.Poso,
pemboran air tanah sampai kedalaman 110 m;
- Pemboran air tanah di Desa Sidomukti Kec.Bolano Kab. Parigi
Moutong, pemboran air tanah sampai kedalaman 110 m;
- Pemboran air tanah di Desa Ngatabaru Kec.Sigi Biromaru
Kab.Sigi, pemboran air tanah sampai kedalaman 110 m;
- Pemboran air tanah di Desa Nunurantai Kec.Taopa Kab.Parigi
Moutong, pemboran air tanah sampai kedalaman 110 m;
- Pemboran air tanah di Kel. Baiya Kec.Tawaeli Kota Palu,
pemboran air tanah sampai kedalaman 110 m;
- Pemboran air tanah di Kel.Kabonena Kota Palu, pemboran air
tanah sampai kedalaman 110 m;

Gbr 3.13. Pemasangan Alat Bor

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 60


Gbr. 3.14. Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Pemboran Air Tanah
Desa Nunurantai Kec.Taopa Kab.Parigi Moutong

d. Pemetaan Zona Konservasi Air Tanah


Pemetaan zona konservasi tanah dilaksanakan di 4 (empat)
kabupaten/kota yaitu Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai,
Kabupaten Morowali dan Kota Palu. Data zona konservasi air tanah
dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW). Hasil dari kegiatan ini dapat diuraikan
sebagai berikut.
- Pemetaan zona konservasi air tanah di Kabupaten Poso dapat
digambarkan dengan peta berikut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 61


Gbr.3.15. Peta zona pemanfaatan dan konservasi air tanah Kabupaten
Poso

- Pemetaan zona konservasi air tanah Kota Palu dilakukan di


Kecamatan Tatanga. Kondisi hidrogeologi daerah tersebut
merupakan sistem akuifer bebas degan litologi berupa endapan
pasir dan kerikil dan akuifer tertekan dengan litologi berupa
batupasir. Volume air tanah yang terdapat pada akuifer bebas
adalah 28.881.329,4 m3.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 62


Gbr.3.16 Peta Konservasi Air Tanah di Kecamatan Tatanga

Di zona 1 terdapat dua mata air yang menjadi sumber air


penduduk sekitar yang pemanfaatannya sebatas untuk keperluan
rumahtangga. Zona 2 terdiri dari zona imbuhan dan sebagian
besar zona lepasan/agihan air tanah. Untuk zona imbuhan
pemanfaatan air tanah pada akuifer bebas diperbolehkan untuk
keperluan air minum dan rumah tangga. Namun, pemanfaatan air
tanah pada sistem akuifer ini dibatasi dengan debit maksimum
100 m³/bulan/sumur. Untuk zona lepasan/agihan air tanah,
pemanfaatan air tanah pada akuifer bebas sebaiknya hanya untuk
keperluan rumah tangga sedangkan untuk keperluan aktivitas
industri menengah-besar menggunakan sumber air permukaan
atau air tanah pada akuifer dalam. Untuk melindungi kuantitas air
tanah pada zona 3, sebaiknya dimanfaatkan untuk kebutuhan
rumahtangga.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 63


- Pemetaan zona konservasi air tanah Kabupaten Banggai
dilakukan di Kecamatan Luwuk Timur. Kondisi hidrogeologi
daerah tersebut merupakan sistem akuifer rekahan dengan litologi
berupa batugamping.

Gbr.3.17. Peta Konservasi Air Tanah di Kecamatan Luwuk Timur


Zona 1 merupakan zona imbuhan air tanah. Zona ini dapat
dimanfaatkan untuk keperluan air minum dan rumah tangga. Zona
2 terdiri dari zona lepasan/agihan air tanah. Untuk zona ini,
pemanfaatan air tanah pada akuifer rekahan sebaiknya hanya
untuk keperluan rumah tangga sedangkan untuk keperluan lain
menggunakan sumber air permukaan. Zona 3 merupakan zona
transisi (buffer). Untuk melindungi kuantitas airtanah, pada zona
ini pemanfaatan air tanah pada akuifer rekahan sebaiknya untuk
kebutuhan rumahtangga dengan membuat sumur-sumur resapan
sebagai area imbuhan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 64


- Pemetaan zona konservasi air tanah Kabupaten Morowali
dilakukan di Kecamatan Bungku Barat. Kondisi hidrogeologi
daerah ini merupakan sistem akuifer bebas dengan litologi berupa
endapan pasir, kerikil, dan kerakal. Volume air tanah yang
terdapat pada akuifer bebas pada daerah penelitian cukup besar
yaitu 201.276.257,7 m3.

Gbr. 3.18. Peta Konservasi Air Tanah di Kecamatan Bungku Barat


Zona 1 merupakan zona imbuhan air tanah. Pemanfaatan air tanah
pada akuifer bebas diperbolehkan untuk keperluan air minum dan
rumah tangga. Namun, pemanfaatannya dibatasi sampai dengan debit
maksimum 100 m³/bulan/sumur. Zona 2 terdiri dari zona transisi dan
sebagian besar zona lepasan/agihan air tanah. Untuk zona
lepasan/agihan air tanah, pemanfaatan air tanah pada akuifer bebas
sebaiknya hanya untuk keperluan rumah tangga sedangkan untuk
keperluan lain menggunakan sumber air permukaan atau air tanah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 65


pada akuifer dalam. Pemanfaatan air tanah pada akuifer bebas di
Zona 3 diperbolehkan dengan catatan hanya untuk kebutuhan
rumahtangga.
e. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Pengusahaan Air Tanah
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan pendataan pemanfaatan air
tanah di Kabupaten Poso dan Kabupaten Banggai. Kegiatan
pendataan pemanfaatan air tanah dimaksudkan untuk melakukan
pendataan sebagai bentuk pengawasan air tanah sehingga terciptanya
ketertiban dalam pengelolaan pengusahaan air tanah. Pemanfaatan
air tanah di Kabupaten Poso lebih banyak dijumpai di hotel-hotel.
Masyarakat sekitar masih menggunakan air dari Sungai Poso untuk
keperluan sehari-hari.
Dari hasil pendataan di Kabupaten Banggai, maka diperoleh data
sebagai berikut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 66


Tabel 3.12 Daftar Minatan Pemanfaatan Air Tanah Kabupaten Banggai
Nama Perusahaan Jenis Jenis Jumlah Titik
No Lokasi Penggunaan Keterangan
Pengguna Air Tanah Minatan Usaha SB, SG, Penurapan
Perorangan
1 Mess Karyawan Desa Uso Sumur Bor Mess Karyawan 1 titik sumur dangkal Desa Uso, Kec. Batui Keperluan Air bersih
Karyawan
2 Mess Karyawan Desa Honbola Sumur bor Mess Karyawan 5 titik sumur dangkal Desa Honbola, Kec. Batui Keperluan Air bersih
Karyawan
3 Mess Karyawan Desa Tolitan Sumur bor Mess Karyawan 4 titik sumur dangkal Desa Tolitan, Kec. Kintom Keperluan Air bersih
Karyawan
4 Mess Karyawan Desa Manyula Sumur bor Mess Karyawan 2 titik sumur dangkal Desa Manyula, Kec. Kintom Keperluan Air bersih
Karyawan
Hotel
1 Hotel Fitz Royal Manyula Penurapan Perhotelan 1 titik mata air Desa Manyula, Kec. Kintom Kebutuhan air bersih Belum ada
mata air operasional hotel Izin
2 Hotel Igora Luwuk Sumur bor Perhotelan 1 titik sumur bor Kel. Maahas / Tanjung Tuwis Kebutuhan air bersih Belum ada
Kec. Luwuk Selatan operasional hotel Izin
3 Hotel Permai Keraton Sumur bor Perhotelan 1 titik sumur bor Jl. Tj. Branjangan No. 34 Kebutuhan air bersih Belum ada
Kel. Keraton Luwuk operasional hotel Izin
4 Hotel Santika Luwuk Sumur bor Perhotelan 1 titik sumur dangkal Kel. Tanjung Tuwis Kebutuhan air bersih
Kec. Luwuk Selatan operasional hotel
5 Hotel Swissbell Sumur bor Perhotelan Kel. Tanjung Tuwis Kebutuhan air bersih Belum ada
Kec. Luwuk Selatan operasional hotel Izin
6 Hotel Estrella Sumur bor Perhotelan Kel. Tanjung Tuwis Kebutuhan air bersih Belum ada
Kec. Luwuk Selatan operasional hotel Izin
Industri
1 CV. Indotropic Sumur bor Pabrik pengolahan 4 titik sumur bor Jl. Trans Sulawesi Km. 9 Kebutuhan air bersih Belum ada
ikan Desa Biak, Kec. Luwuk Utara untuk pengolahan ikan Izin
2 CV. Mitra Utama Sumur bor Pabrik pengolahan 1 titik sumur bor Jl. Trans Sulawesi, Desa Boyou, Kebutuhan air bersih Belum ada
ikan Kec.Luwuk Utara untuk pengolahan ikan Izin

3 PT. Dwi Bahari Sumur bor Pabrik pembuatan es batu 2 titik sumur bor Jl. Trans Sulawesi Km. 9 Kebutuhan air bersih Belum ada
dan pengolahan gurita Desa Biak, Kec. Luwuk Utara untuk pembuatan es batu Izin
dan pengolahan gurita
4 PT. Patrako Sumur bor Dealer Mobil 1 titik sumur dangkal Kel. Tj. Tuwis Kebutuhan air bersih
Kec. Luwuk Selatan karyawan dan bengkel
5 PT. Kaltim Industri East Sumur bor Subkon jasa konstruksi 2 titik sumur dangkal Area PT. PAU Desa Uso Kebutuhan air bersih
Kec. Batui karyawan dan bengkel
6 PT. Panca Duta Perkasa Sumur bor Subkon jasa konstruksi 1 titik sumur dangkal Area PT. PAU Desa Uso Kebutuhan air bersih
jetty 1 titik sumur gali Kec. Batui karyawan dan bengkel
7 PT. Bumi Sarana Beton - Subkon jasa konstruksi - Area PT. PAU Desa Uso Tidak menggunakan
(Batching Plant) Kec. Batui air tanah
8 PT. Rekon Sarana Utama Sumur bor Subkon jasa konstruksi 1 titik sumur dangkal Area PT. PAU Desa Uso Kebutuhan air bersih
(Pembuatan Tanki) Kec. Batui MCK
9 PT. Eptco Dian Persada Sumur bor Subkon jasa konstruksi 1 titik sumur dangkal Area PT. PAU Desa Uso Kebutuhan air bersih
(Pondasi bangunan) Kec. Batui MCK
10 PT. Total Bangun Persada Sumur bor Subkon jasa konstruksi 2 titik sumur dangkal Area PT. PAU Desa Uso Kebutuhan air bersih
(Konstruksi Pabrik) Kec. Batui MCK
11 PT. Murindo Sumur bor Subkon jasa konstruksi 3 titik sumur dangkal Area PT. PAU Desa Uso Kebutuhan air bersih
(Landasan/pondasi Kec. Batui MCK
pabrik)
AMDK
1 Depot air minum Alaska Penurapan AMDK 1 titik mata air Jl. Sutardjo, Kel. Luwuk AMDK Belum ada
mata air Kab. Banggai Izin
2 Depot air minum D'Limas Penurapan AMDK 1 titik mata air Jl. Sutardjo, Kel. Luwuk AMDK Belum ada
mata air Kab. Banggai Izin
3 Depot air minum Albani Penurapan AMDK 1 titik mata air Jl. Imam Bonjol Km. 1 AMDK Belum ada
mata air Kel. Bungin, Kec. Luwuk Izin
4 Depot air minum Novita Penurapan AMDK 1 titik mata air Jl. Imam Bonjol Km. 1 AMDK Belum ada
mata air Kel. Bungin, Kec. Luwuk Izin
5 Depot air minum Mangkio 2 Penurapan AMDK 1 titik mata air Jl. M. Hatta, Kel. Maahas AMDK Belum ada
mata air Kec. Luwuk Selatan Izin
6 Depot air minum Prima Air Penurapan AMDK 1 titik mata air Jl. Cakalang, Kel. Maahas AMDK Belum ada
mata air Kec. Luwuk Selatan Izin

7 Depot air minum Mambual Penurapan AMDK 1 titik mata air Jl. Cakalang, Kel. Maahas AMDK Belum ada
mata air Kec. Luwuk Selatan Izin
8 Depot air minum Tirta Yasa Sumur gali AMDK 1 titik sumur gali Jl. P. Nias, Kel. Simpong AMDK
Kec. Luwuk Selatan
9 Depot air minum Mangkio Mata air AMDK 1 titik mata air Jl. G. Merapi / Balai Nikah AMDK Belum ada
Mangkio Kel. Baru, Kec. Luwuk Izin
10 Depot air minum Iksan Mata air AMDK 1 titik mata air Jl. G. Julutumpu / Balai Nikah AMDK Belum ada
Mangkio Kel. Baru, Kec. Luwuk Izin
11 Depot air minum Q Water Sumur bor AMDK 1 titik sumur bor Jl. Trans Sulawesi, Ds. Unjulan AMDK Belum ada
Kec. Luwuk Utara Izin
12 Erlan Hamuto Sumur bor AMDK 1 titik sumur bor BTN Pepabri, Kel. Kilongan AMDK Belum ada
Kec. Luwuk Utara Izin
13 Sansui Luwuk Penurapan AMDK 1 titik mata air Jl. Sultan Hasanuddin AMDK Belum ada
mata air Kel. Luwuk, Kec. Luwuk Izin

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 67


B. REALISASI ANGGARAN
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga teknis yang membantu
Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang Energi dan Sumber
Daya Mineral, maka Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi
Tengah mendapat dukungan dana yang bersumber dari Dana Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2017 dengan perincian sebagai
berikut :

Tabel 3.13. Realisasi Keuangan APBD Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2017

TARGET REALISASI KEUANGAN REALIS


PAGU ANGGARAN ASI
No. PROGRAM / KEGIATAN
KINERJA (Rp) TOTAL (Rp) % FISIK
(%)
1 2 3 4 5 6 7

BELANJA TIDAK LANGSUNG 6.201.926.380,79 6.008.542.612,00


96,88

Gaji dan Tunjangan 6.201.926.380,79 6.008.542.612 96,88 100

BELANJA LANGSUNG 29.147.159.348 17.862.888.043


61,29

Program Pelayanan Administrasi


20%
I. Perkantoran 1.126.930.805 990.836.939 87,92
- Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke
35 Laporan 508.024.500 403.685.825 79,46 100
dalam dan Luar Daerah

- Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran


2 Paket 411.631.305 383.159.714 93,08 98,54
Pengelolaan Sumber Daya Aparatur dan
- 8 Laporan 207.275.000 203.991.400 98,42 100
Pengembangan Organisasi ESDM

Program Peningkatan Sarana dan


II. 20% 1.048.187.300 1.031.897.300 98,45
Prasarana Aparatur

- Pengadaan Sarana dan Prasarana


Aparatur 6 Paket 509.729.175 505.407.600 99,15 100
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
- Aparatur 5 Paket 538.458.125 526.489.700 97,78 100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 68


TARGET REALISASI KEUANGAN REALIS
PAGU ANGGARAN ASI
No. PROGRAM / KEGIATAN
KINERJA (Rp) TOTAL (Rp) % FISIK
(%)
1 2 3 4 5 6 7

III. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 20% 2.800.000 2.800.000 100,00


Pengadaan Pakaian Dinas Beserta
- Kelengkapannya 8 Buah 2.800.000 2.800.000 100,00 100

Program Peningkatan Kapasitas


IV 20% 54.360.400 52.609.215 96,78
Sumberdaya Aparatur

- Pendidikan dan Pelatihan Non Formal 7 Orang 54.360.400 52.609.215 96,78 100

Program Peningkatan Pengembangan


V. Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan 100% 282.942.550 274.764.800 97,11
Keuangan
- Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan 2 Laporan 89.887.000 87.297.000 97,12 100
Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
- Pengelolaan barang milik negara/daerah/asset 9 Laporan 193.055.550 187.467.800 97,11 100

Program Peningkatan Kualitas


100% 623.652.974 517.413.189 82,96
VI. Perencanaan
- Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi
Program Kegiatan 10 Laporan 241.237.974 197.999.968 82,08 100

- Penyusunan Perencanaan, Monitoring dan 6 Laporan 184.560.000 160.813.650 87,13 100


Evaluasi Program

- Pengelolaan data dan informasi ESDM 9 Laporan 197.855.000 158.599.571 80,16 100

Program Pengelolaan Kegiatan Usaha


Pertambangan 170 IUP 1.853.154.925 1.583.548.523 85,45
VII.
- Inventarisasi Potensi Pengusahaan Mineral dan 13 Dokumen 401.662.200 378.542.400 94,24 98,03
Batubara

- Pembinaan Usaha Pertambangan Mineral dan 12 Laporan 370.106.500 335.409.304 90,63 100
Batubara
Pengusahaan dan Pemanfaatan Sumber
- 4 Kab 166.237.800 144.274.243 86,79 100
Daya Mineral dan Batubara

-
Monitoring dan Pembinaan Pelaksanaan
22 Dok 670.351.325 502.660.901 74,98 100
Konservasi Pertambangan
Inventarisasi Lahan Terganggu dan
- Pertambangan Rakyat 8 Dok 244.797.100 222.661.675 90,96 94,26

Program Pembinaan dan Pengembangan


IX. Ketenagalistrikan 78% 1.429.074.400 1.286.672.664 90,04

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 69


TARGET REALISASI KEUANGAN REALIS
PAGU ANGGARAN ASI
No. PROGRAM / KEGIATAN
KINERJA (Rp) TOTAL (Rp) % FISIK
(%)
1 2 3 4 5 6 7

Inventarisasi dan Pengelolaan Data


- 6 Dok 112.910.000 84.062.000 74,45 85,21
Ketenagalistrikan

- Survey Pengembangan Ketenagalistrikan 7 Dok 302.217.600 287.594.510 95,16 98,58

- Pengusahaan Ketenagalistrikan 1 kms 381.681.800 358.840.554 94,02 100

Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan


- 27 Dokumen 632.265.000 556.175.600 87,97 100
Usaha Ketenagalistrikan

Program Pengembangan Bidang Energi


X. Baru Terbarukan (EBT) 5% 20.448.007.948 9.978.932.784 48,80

Pengembangan Kegiatan Energi


- 15 dok 335.965.000 249.867.076 74,37 93,72

- Pengusahaan Kegiatan Energi Baru 25 KK 19.650.494.348 9.299.643.085 47,33 45,44


Terbarukan
Pembinaan dan Pengendalian
- 3 dok 144.413.600 131.263.900 90,89 100
Pengusahaan Bidang Energi

Pembinaan dan Pengendalian Program


- 7 dok 317.135.000 298.158.723 94,02 95,35
Konservasi Energi

Program Pengembangan Bidang Geologi


XI. 5 unit 2.278.048.046 2.143.412.629 94,09
dan Air Tanah
sumur bor
Pembinaan, Pengawasan dan
- 4 laporan 195.415.425 137.168.100 70,19 100
Pengendalian Air Tanah

- Inventarisasi Data Geologi dan Air Tanah 7 dokumen 379.761.246 340.411.604 89,64 99,94
- Pemanfaatan, Pengelolaan dan 6 titik sumur 1.374.656.375 1.361.271.925 99,03 100
Pengusahaan Air Tanah bor

- Pemetaan Zona Konservasi Air Tanah 4 kabupaten 227.100.000 212.208.000 93,44 100
Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan
- 2 kabupaten 101.115.000 92.353.000 91,33 100
Pengusahaan Air Tanah

TOTAL 35.349.085.728,79 23.871.430.655,00 67,53 69,37

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 70


Anggaran belanja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Propinsi
Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2017 yang bersumber pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2017 terdiri dari belanja tidak
langsung dan belanja langsung langsung. Total anggaran sebesar.
Rp.35.349.085.728,79 terdiri dari belanja tidak langsung Rp. 6.201.926.380,79
dan belanja langsung Rp. 29.147.159.348,-.

Dari keseluruhan anggaran program/kegiatan yang direncanakan Dinas


Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran
2017 ternyata realisasi serapan anggaran menurut perhitungan pada akhir T.A.
2017 adalah sebesar Rp. 23.871.430.655,- (67,53%) dengan perincian Belanja
Tidak Langsung Rp. 6.008.542.612,- atau 96,88% (untuk gaji dan Tunjangan
Pegawai) dan Belanja Langsung sebesar Rp. 17.862.888.043,- atau 61,29%
sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 11.477.655.073,79.

Walaupun secara umum capaian kinerja APBD pada Dinas Energi dan
Sumber daya Mineral Tahun Anggaran 2017 dapat tercapai namun dalam
pelaksanaannya juga ditemui beberapa kendala dan hambatan antara lain :

1) Capaian realiasasi Belanja tidak langsung sebesar 96,88% disebabkan adanya


sisa dari anggaran belanja pegawai yang tidak terserap sampai dengan akhir
Tahun 2017.
2) Capaian realisasi Belanja langsung sebesar 61,29 % disebabkan adanya sisa
dari anggaran barang dan jasa serta belanja modal di lingkungan Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah yang juga tidak
terserap sampai dengan akhir tahun. Gagalnya proses lelang pengadaan yang
bersumber dari DAK berupa Pembangunan PLTMH di beberapa desa
berperan besar dalam minimnya penyerapan anggaran Dinas ESDM Provinsi
Sulawesi Tengah. Pagu anggaran pembangunan PLTMH beserta kegiatan
pendukungnya berkontribusi sebesar 35,4% dari total belanja langsung. Sisa
anggaran lainnya berasal dari sisa biaya operasional kantor, honorarium,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 71


penggandaan, cetak, sisa biaya perjalanan dinas, sisa jasa konsultansi dan
sisa belanja barang yang akan diserahkan kepada masyarakat.
3) Adanya keterbatasan Sumber daya manusia dalam mengelola penatausahaan
keuangan dan sistem pengelolaan keuangannya yang belum optimal.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman III- 72


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari keseluruhan 4 (empat) sasaran strategis, tiga sasaran telah


memenuhi capaian target sasaran pada tahun 2017. Satu sasaran strategis tidak
dapat dipenuhi dengan baik dikarenakan hal teknis di luar perencanaan. Hal ini
menunjukkan adanya komitmen untuk mewujudkan Visi dan Misinya. Secara
ringkas seluruh capaian kinerja sasaran tersebut di atas, telah memberikan
pelajaran yang sangat berharga bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Propinsi Sulawesi tengah untuk meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang.
Oleh karena itu telah dirumuskan beberapa langkah penting sebagai
strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan dasar memperbaiki
kebijakan dan program yang dapat memacu pembangunan di Sulawesi Tengah
Keberhasilan tersebut dapat terwujud karena adanya berbagai macam hal
yang mendukung. Dilihat dari faktor-faktor tertentu penentu keberhasilan, maka
dukungan utama terhadap keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain :
adanya komitmen yang tinggi dari aparatur Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Sulawesi Tengah. Tingginya komitmen tersebut dilatarbelakangi
oleh dukungan kepala dinas dan tugas pokok dan fungsi serta kualitas sumberdaya
manusia yang relatif baik. Selain keberhasilan yang ada juga terdapat kendala
yang dapat diidentifikasikan dalam pencapaian sasaran Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah yaitu perencanaan kinerja dan
penganggaran masih belum dilakukan secara baik.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Energi dan


Sumber Daya Mineral Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017 diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja untuk
menyempurnakan dokumen perencanaan periode yang akan datang,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman IV- 1


menyempurnakan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, serta
menyempurnakan berbagai kebijakan yang diperlukan.

B. SARAN DAN REKOMENDASI


1. Perlu dipertahankannya kerjasama yang baik antara unsur staf dan lini
manajerial serta hubungan yang baik dengan pihak BUMN dan swasta yang
berkaitan dengan pelayanan tugas-tugas pertambangan dan energi untuk
peningkatan kinerja instansi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Sulawesi Tengah pada masa yang akan datang.
2. Memberikan kemudahan bagi aparatur pemerintah untuk meningkatkan
profesionalismenya melalui pendidikan kedinasan maupun di luar
kedinasan, meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
aparatur perencana dan penempatan tugas sesuai dengan dasar keilmuan yang
dimiliki.
3. Meningkatkan kualitas pendataan sektor energi dan sumber daya mineral
untuk mendukung kualitas perencanaan yang lebih baik.
4. Penyiapan produk hukum daerah yang menaungi kegiatan Sektor Energi dan
Sumber Daya Mineral.
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sektor energi dan sumber daya
mineral.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
dibuat sebagai bahan pertanggungjawaban terhadap program dan kegiatan Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran
2017.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah DESDM Prov.SULTENG TA.2017 Halaman IV- 2


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai