Anda di halaman 1dari 100

RENSTRA

2018 - 2023

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
Jalan Asia Afrika No. 79 40111 Telp. 022-4231602-4214135
BANDUNG
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….……………………………………….…. I-1

1.2 Landasan Hukum …………………………………………………………..…………………….…….……… I-4

1.3 Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………..………….……..….. I-5

1.4 Sistematika Penulisan…………………………………………………………………………….…….….…. I-6

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang ............................................................................................................... II-1

Sumber Daya Manusia Dan Peralatan............................................................... II-6

2.2 Kinerja Pelayanan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

2.2.1 Sub Bidang Kebinamargaan ...................................................... II-10-14

2.2.2 Sub Bidang Jasa Konstruksi........................................................ II-14-15

2.2.3 Sub Bidang Penataan Ruang....................................................... II-15-19

2.3 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang ……………………………………………………………………………………………………..II-19-20

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang ....................................................................................III-1-2

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur Jawa Barat ...............................III-2-16

3.2.1 Visi dan Misi ................................................................................III-2-4


3.2.2 Tujuan dan Sasaran..................................................................... III-4-16

3.2.3 Program Rindu ..............................................................................III-17-18

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum .........................................III-19-22

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis III-23-28

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ....................................................................III-29-42

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang .......................................IV-1-3

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang.... IV-3-5

4.3 Strategi dan Kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang........................ IV-5-15

BAB 5 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN

PENDANAAN INDIKATIF

5.1 Rencana Program dan Kegiatan .................................................................V-1-4

5.2 Pendanaan Indikatif................................................................................. V-4-5

BAB 6 INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN PADA RPJMD

6.1 Indikator Kinerja .....................................................................................VI-1-2

6.2 Penetapan Kinerja ...................................................................................VI-2-3

BAB 7 PENUTUP ...............................................................................................VII-1-2


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Proses Penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi

Jawa Barat

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Gambar 2.2 Grafik Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan

Gambar 2.3 Kebutuhan Alat Bulan Desember 2018

Gambar 2.4 Peta Jaringan Jalan

Gambar 3.1 Konsep Pembangunan Jawa Barat

Gambar 3.2 Rencana Wilayah Pengembangan (WP)

Gambar 3.3 Gambaran Proyeksi Jumlah Penduduk di Jawa Barat

Gambar 3.4 Tiga Koridor Lintas Jalan Jawa Barat

Gambar 3.5 Ilustrasi Disparitas Wilayah Utara vs Selatan

Gambar 3.6 Grafik Pengertian Umum Tentang Kondisi Jalan, Kemantapan Jalan Dan

Penanganan Jalan

Gambar 3.7 Ilustrasi Permasalahan Umur Jalan

Gambar 3.8 Hubungan Tingkat Kerusakan Jalan Dengan Sumbu Muatan Terberat

Gambar 3.9 Ilustrasi Muatan Lebih

Gambar 3.10 Ilustras Permasalahan Kemacetan


DAFTAR TABEL

Tabel II-1 Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan Bulan Desember 2018

Tabel II-2 Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan Bulan Desember 2018

Tabel II-3 Data Jumlah Peralatan Jalan Pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Tabel II-4 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Terhadap Sasaran Renstra Kabupaten/Kota dan Kementerian Pekerjaan Umum

Tahun 2018

Tabel II.5 Evaluasi Kinerja Sistem Kota – kota di Jawa Barat

Tabel II.6 Evaluasi Kinerja Kawasan Andalan Jawa Barat

Tabel II-7 Capaian Kinerja Bidang Tata Ruang Kawasan

Tabel III-1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang

Tabel III.2 Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Pembangunan Jangka Menengah

Provinsi Jawa Barat 2018-2023

Tabel III-3 Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Berdasarkan

Sasaran Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Beserta Faktor Penghambat dan

Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Tabel III-4 Sistem Perkotaan Provinsi

Tabel III-5 Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Berdasarkan

Telaahan RTRW Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan

Penanganannya
Tabel III-6 Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Berdasarkan

Analisis KLHS Berserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan

Penanganannya

Tabel III-7 Skor Kriteria Penentuan Isu-isu Strategis

Tabel III-8 Nilai Skala Kriteria

Tabel III-9 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis

Tabel IV-1 Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang

Tabel IV-2 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Tabel V-1 Matrik Rencana Program Dan Kegiatan Serta Pendanaan Dinas Bina Marga Dan

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat

Tabel VI-1 Indikator Kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Mengacu Pada Tujuan Dan

Sasaran RPJMD
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program yang dilaksanakan,


Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat harus terus menerus
melakukan perubahan menuju perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun
dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat
meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil
yang lebih baik. Untuk itu Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat perlu membuat suatu perencanaan yang dinamakan Rencana Strategis
(Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat). Rencana
Strategis ini merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar
yang dibuat oleh Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
untuk diimplementasikan oleh seluruh jajarannya dalam rangka mencapai tujuan
yang diinginkan.
Rencana Strategis (Renstra) merupakan proses sistematis yang
berkelanjutan dari pembuatan keputusan, dengan memanfaatkan sebanyak-
banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis segala
usaha untuk melaksanakan keputusan tersebut. Pada akhirnya keputusan tersebut
harus dapat dievaluasi dan diukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi
dan sistematis.
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat sebagai salah
satu unsur pelaksana Pemerintah Daerah melaksanakan urusan-urusan
pemerintahan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya di bidang
kebinamargaan dengan tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang kebinamargaan, berdasarkan azas ekonomi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan. Dengan demikian maka Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat memiliki keleluasaan dalam pengambilan keputusan yang

I-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

terbaik dalam batas-batas kewenangan, untuk mengembangkan seluruh potensi


yang dimilikinya dalam mendukung kualitas pelayanan publik di bidang
kebinamargaan kepada masyarakat. Bentuk konkrit dari pelaksanaan perumusan
kebijakan operasional atas kewenangan desentralisasi dan pelimpahan
kewenangan adalah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat.
Sesuai dengan paradigma baru pembangunan serta tuntutan bagi
penyelenggaraan pemerintahan yang makin efektif dan efisien, peran pemerintah
dalam penyelenggaraan pembangunan akan lebih berfungsi sebagai pengarah dan
fasilitator. Sedangkan fungsi–fungsi pelaksanaan akan lebih banyak dijalankan
oleh sektor swasta dan masyarakat. Untuk itu pemberdayaan dan tanggung jawab
sektor swasta dan masyarakat perlu ditingkatkan.
Rencana Strategis memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang
mungkin timbul, serta mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program
dan kegiatan yang realistis.
Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat dibuat
oleh Kepala Dinas Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Daerah Nomor
6 Tahun 2008 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) wajib membuat dokumen perencanaan lima
tahunan yaitu Rencana Strategis OPD yang berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Renstra ini merupakan perencanaan tindakan dan kegiatan mendasar
untuk diimplementasikan dan mengikat seluruh komponen/jajaran Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang, untuk dijadikan rujukan dan acuan dalam
merencanakan dan melaksanakan penyelenggaraan jalan.
Secara skematis, alur proses penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada skema Gambar 1.1.

I-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

GAMBAR 1.1
ALUR PROSES PENYUSUNAN RENSTRA
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT

RPJMD Prov. RTRWN Peraturan perundang-undangan Sinkronisasi Renstra


Jawa Barat DBMPR yang
2018 - 2023 akomodatif terhadap:
- Renstra dan kebijakan
RTRWP pembangunan nasional
- Visi, misi, RPJMD
Prov. Jabar
- Renstra dan kebijakan
Kebijakan Kab/Kota
Sekretariat
- Kebijakan lainnya
Visi dan Misi Kebijakan dan Kebijakan yang terkait.
Pemerntah Jawa strategi Penataan
pembangunan Ruang Bidang Teknik
Barat
Jalan

Bidang Rumusan
PemeliharaanPem strategi Renstra
bangunan Jalan pembangunan: DBMPR Prov.
Renstra Kebijakan, Jabar 2018-
DBMPR - Kebijakan
program, Kebijakan 2023
2018 - 2023 - Prioritas
kegiatan visi, misim Bidang Jasa
program dan
isu Konstruksi
kegiatan
strategis - Prioritas
Analisis Visi dan Misi dan arahan Bidang Penataan strategis
Lingkungan Pemerintah kebijakan Ruang
Strategis Jawa Barat
(SWOT)
UPTD Pengelolaan
Review Jalan & Jembatan
Wilayah Pelayanan
1 s/d 6

UPTD
PeraturanPerudangan
Laboratorium
terkait
Bahan Konstruksi

Renstra dan PJM Isu stretgis nasional Visi-Misi, Kebijakan,


Kementerian/lembaga bidang kebinamargaan Program, Sasaran dan
nasional dan penataan ruang Kegiatan

I-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

1.2 Landasan Hukum

Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat disusun
berdasarkan beberapa landasan hukum (azas legalitas), sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa
Barat;
2. Undang – undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
3. Undang – undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
4. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian,dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
7. Undang – undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
8. Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
9. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
10. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
11. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;
12. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah;
13. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan
Tol;
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional;

I-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas
peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah;
19. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Jasa Konstruksi;
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengendalian Kawasan Bandung Utara sebagai Kawasan Strategis Provinsi
Jawa Barat;
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 24 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005 – 2025;
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 9 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat;
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah, perlu diatur lebih lanjut Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas
Unit dan Tata Kerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat.

1.3 Maksud dan Tujuan

A. Maksud
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat adalah sebagai pedoman bagi
seluruh personil organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan untuk jangka waktu lima tahun mendatang sebagai
implementasi RPJMD Tahun 2018 – 2013.

I-5
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

B. Tujuan
Adapun penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018 - 2023 ini ditujukan untuk :
1. Menjamin konsistensi perencanaan dan pemilihan program dan kegiatan
sesuai dengan prioritas serta kebutuhan daerah/lapangan;
2. Untuk menetapkan prioritas program dan kegiatan yang strategis selama
lima tahun.
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khususnya urusan
wajib yaitu sub urusan Bina Marga, sub urusan penataan ruang dan sub
urusan jasa konstruksi.
4. Memantapkan pelaksanaan akuntabilitas dan kinerja instansi (SKPD)
sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian Visi, Misi, tujuan,
sasaran dan kebijakan pembangunan daerah yang terdapat dalam
RPJMD.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang ini dibagi dalam
7 (tujuh) bab dengan perincian sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang penyusunan Renstra, maksud dan tujuan,
landasan hukum penyusunan dan sistematika penulisan.

BAB 2 GAMBARAN UMUM DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN


RUANG
Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, sumber daya yang dimiliki dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi, capaian-capaian penting yang
telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra Perangkat Daerah
periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas
Perangkat Daerah yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD

I-6
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama


yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi Daerah ini.

BAB 3 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS


Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang, permasalahan pelayanan
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selanjutnya disampai-
kan telaahan visi, misi dan program Gubernur Jawa Barat, telaahan
Renstra Kementerian Pekerjaan Umum ditinjau dari sasaran jangka
menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat. Terakhir disampaikan penentuan isu-isu strategis.

BAB 4 TUJUAN DAN SASARAN


Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan
sasaran jangka menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat.

BAB 5 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan arah
kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat dalam lima tahun mendatang

BAB 6 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN


Berisi rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok
sasaran dan pendanaan indikatif.

BAB 7 KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KEBINAMARGAAN


DAN PENATAAN RUANG
Pada bagian ini dikemukakan kinerja Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai sampai dengan tahun 2023
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran RPJMD.

I-7
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB 8 PENUTUP
Berisi ringkasan Renstra, langkah-langkah yang akan dilaksanakan
oleh Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang dalam
mengimplementasikan Renstra serta harapan-harapan yang
diharapkan guna tercapainya visi dan misi Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Jawa Barat.

I-8
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB II

GAMBARAN UMUM
DINAS BINA MARGA DAN
PENATAAN RUANG

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang

Keberadaan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran
Daerah Tahun 2016 Nomor 196 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor).
Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan bidang
pekerjaan umum dan penataan ruang, meliputi sub urusan jalan, jasa konstruksi,
dan penataan ruang yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas
dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas,
Dinas mempunyai fungsi :
a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang, sub bidang Bina Marga, Sub Bidang Penataan Ruang, dan Sub
Bidang Jasa Konstruksi yang menjadi kewenangan Provinsi;
b. penyelenggaraan pengelolaan pekerjaan umum dan penataan ruang, sub
bidang Bina Marga, Sub Bidang Penataan Ruang, dan Sub Bidang Jasa
Konstruksi yang menjadi kewenangan provinsi;
c. penyelenggaraan administrasi Dinas;
d. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan
e. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

II-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas.
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, membina,
mengendalikan, dan menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan
umum dan penataan ruang, sub urusan jalan, jasa konstruksi, dan penataan ruang
yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai
dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat serta
melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.
Susunan Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat, adalah :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi Dinas,
meliputi perencanaan dan pelaporan, keuangan dan aset, kepegawaian dan
umum serta membantu Kepala Dinas mengkoordinasikan Bidang-Bidang.
Sekretariat membawahkan:
 Subbagian Perencanaan dan Pelaporan;
 Subbagian Keuangan dan Aset; dan
 Subbagian Kepegawaian dan Umum.
c. Bidang Teknik Jalan
Bidang Teknik Jalan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang aspek teknik jalan,
meliputi regulasi dan kerjasama, sistem jaringan dan leger jalan serta rekayasa
teknik.
Bidang Teknik Jalan membawahkan:
 Seksi Rekayasa Teknik;
 Seksi Sistem Jaringan dan Leger Jalan; dan
 Seksi Regulasi dan Kerjasama.

d. Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan


Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang aspek pemeliharaan dan pembangunan jalan, meliputi
pemeliharaan, pembangunan serta pengawasan dan pemanfaatan.
Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan membawahkan:

II-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

 Seksi Pemeliharaan;
 Seksi Pembangunan; dan
 Seksi Pengawasan dan Pemanfaatan.
e. Bidang Jasa Konstruksi
Bidang Jasa Konstruksi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan jasa
konstruksi, meliputi pengaturan jasa konstruksi, pemberdayaan jasa konstruksi
serta pengawasan, data dan informasi.
Bidang Jasa Konstruksi membawahkan:
 Seksi Pengaturan Jasa Konstruksi;
 Seksi Pemberdayaan Jasa Konstruksi; dan
 Seksi Pengawasan, Data dan Informasi.
f. Bidang Penataan Ruang
Bidang Penataan Ruang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan
penataan ruang, meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Bidang Penataan Ruang membawahkan:
 Seksi Perencanaan Tata Ruang;
 Seksi Pemanfaatan Ruang; dan
 Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
Di samping itu, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
memiliki Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengelolaan Jalan dan Jembatan
Wilayah Pelayanan I sampai dengan VI yang tersebar di Cianjur, Sukabumi,
Bandung, Sumedang, Tasikmalaya, dan Cirebon serta Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Laboratorium Bahan Konstruksi.
Tugas pokok UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan yaitu melaksanakan
sebagian fungsi Dinas di bidang teknis operasional pelayanan pengelolaan jalan
dan jembatan serta kegiatan teknis penunjang dinas. Sedangkan fungsi UPTD
Pengelolaan Jalan dan Jembatan yaitu:
a. penyusunan petunjuk teknis pelayanan pengelolaan jalan dan jembatan;
b. Penyelenggaraan pelayanan pengelolaan jalan dan jembatan.
Susunan Organisasi UPTD Pengelolaan Jalan dan jembatan yaitu:
a. Kepala;

II-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

b. Subbagian Tata Usaha;


c. Seksi Pembangunan;
d. Seksi Pemeliharaan;
e. Kelompok Jabatan Fungsional;
f. Sub Unit Pelayanan.
Tugas pokok UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi yaitu melaksanakan
sebagian fungsi Dinas di bidang pengujian mutu konstruksi. Sedangkan fungsi
UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi yaitu:
a. penyelenggaraan pelayanan di bidang konstruksi, meliputi pelayanan jasa
pengujian mutu tanah, bangunan, dan jalan dan jembatan; dan
b. penyelenggaraan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan, meliputi
umum, keuangan, perlengkapan dan kepegawaian.
Susunan Organisasi UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi, terdiri atas:
a. Kepala;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Kelompok Jabatan Fungsional;

II-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 2.1
Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

KEPALA
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


PERENCANAAN DAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN
PELAPORAN DAN ASET DAN UMUM

BIDANG PEMELIHARAAN
BIDANG TEKNIK JALAN PEMBANGUNAN JALAN BIDANG JASA KONSTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG

SEKSI SEKSI PENGATURAN SEKSI PERENCANAAN


REKAYASA TEKNIK SEKSI PEMELIHARAAN JASA KONSTRUKSI TATA RUANG

SEKSI SISTEM
JARINGAN DAN LEGER SEKSI PEMBERDAYAAN SEKSI
SEKSI PEMBANGUNAN
JALAN JASA KONSTRUKSI PEMANFAATAN RUANG
PENGAWASAN
SEKSI REGULASI DAN SEKSI PENGAWASAN,
KERJASAMA SEKSI PENGAWASAN DAN SEKSI PENGENDALIAN
PEMANFAATAN DATA DAN INFORMASI PEMANFAATAN RUANG

KELOMPOK JABATAN UPTD


FUNGSIONAL

II-5
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 2.2
Bagan Struktur Organisasi UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan
pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

KEPALA

SUB BAGIAN
TATA USAHA

KELOMPOK SEKSI SEKSI


JAFUNG PEMBANGUNAN PEMELIHARAAN

SUB UNIT
PELAYANAN

II-6
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 2.3
Bagan Struktur Organisasi Balai Pengelolaan Jalan Bina Marga dan Penataan Ruang

KEPALA

SUB BAGIAN
TATA USAHA

KELOMPOK SEKSI UJI TANAH SEKSI UJI JALAN


JAFUNG DAN BANGUNAN DAN JEMBATAN

SUB UNIT
PELAYANAN

II-7
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

2.2 Sumber Daya Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Berdasarkan Daftar Nominatif, Jumlah Sumber Daya Manusia yang ada di


Lingkungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat per
Desember 2018 sebanyak 696 orang, dengan penempatan sebagai berikut:
- Kantor pusat (Jalan Asia Afrika No. 79 Bandung) = 170 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP I = 89 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP II = 81 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP III = 127 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP IV = 54 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP V = 63 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP VI = 91 orang
- UPTD Bahan Konstruksi = 21 orang

Jika diklasifikasikan berdasarkan golongan Sumber Daya Manusia di


Lingkungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat terdiri dari
: 31 orang menduduki golongan IV, 257 orang golongan III, 325 orang golongan
II, dan 81 orang golongan I. Sedangkan jika diklasifikasikan berdasarkan latar
belakang pendidikan maka jumlah Sumber Daya Manusia yang berlatar belakang
pendidikan teknik sebanyak 187 orang dari 696 orang atau hanya 26,86% dari
jumlah seluruhnya.
Jumlah peralatan jalan dirasakan belum mencukupi dibandingkan dengan
panjang jalan yang ditangani. Jumlah peralatan jalan yang ada serta prediksi
kebutuhannya dapat dilihat pada tabel berikut:

II-8
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel II-1
Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan Bulan Desember 2018
GOLONGAN
JENIS KELAMIN
NO. UNIT KERJA IV III II I JUMLAH KET
JML JML JML JML
a b c d e a b c d a b c d a b c d L W
13 =
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14
(4+6+8+10)
I DINAS PUSAT
1 KEPALA DINAS 1 1 1 1

1 SEKRETARIAT 5 1 - - 6 12 5 15 6 38 6 1 20 1 28 1 - 2 1 4 54 23 76

2 BIDANG TEKNIK JALAN 1 2 - - 3 4 2 7 - 13 1 - 5 - 6 - - - - - 14 8 22

3 BIDANG JASA KONSTRUKSI 1 1 - - 2 2 2 3 4 11 1 - 1 - 2 - - - - - 13 3 15


BIDANG PEMELIHARAAN
4 3 1 - - 4 3 4 6 3 16 - 2 12 - 14 - - - - - 27 7 34
DAN PEMBANGUNAN JALAN
5 BIDANG PENATAAN RUANG 1 1 - - 2 1 3 7 3 14 2 - 4 - 6 - - 1 - 1 20 3 23

JUMLAH I 11 6 - - - 17 22 16 38 16 92 10 3 42 1 56 1 - 3 1 5 128 44 170


II UPTD WIL. PEL I S/D VI
1 UPTD WIL.PEL I 2 1 - - 3 4 5 13 4 26 12 4 26 2 44 5 7 - 4 16 78 11 89

2 UPTD WIL.PEL II 3 - - - 3 5 3 9 3 20 5 25 12 3 45 7 - 5 1 13 76 5 81

3 UPTD WIL.PEL III 3 - - - 3 16 7 13 7 43 16 20 28 - 64 1 7 7 2 17 109 18 127

4 UPTD WIL.PEL IV 1 - - - 1 8 5 8 1 22 1 4 16 1 22 2 3 1 3 9 50 4 54

5 UPTD WIL.PEL V 2 - - - 2 6 3 7 1 17 5 8 24 - 37 1 1 4 1 7 54 9 63

6 UPTD WIL.PEL VI 2 - - - 2 4 7 13 1 25 13 17 13 7 50 1 1 10 2 14 81 11 91
UPTD LAB. BAHAN
7 - - - - - - 1 4 8 13 1 1 5 - 7 - 1 - - - 20 1 21
KONSTRUKSI
JUMLAH II 13 1 - - - 14 43 31 67 24 165 53 79 124 13 269 17 19 27 13 76 469 59 526

JUMLAH ( I +II ) 24 7 - - - 31 65 47 105 40 257 63 82 166 14 325 18 19 30 14 81 597 103 697

II-9
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel II-2
Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan
Bulan Desember 2018
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
1. SD 47
2. SMP 70
3. SMA
- Teknik 94
- Non Teknik 207
4. D3
- Teknik 12
- Non Teknik 15
5. D4
- Teknik 2
- Non Teknik 1
6. S1
- Teknik 51
- Non Teknik 110
7. S2
- Teknik 28
- Non Teknik 58
8. S3
- Teknik 0
- Non Teknik 1
Total 696

350
300
250
200
150 NON TEKNIK
100 TEKNIK
50
0
SD-SMP
SMA
D3
D4
S1-S2-S3

Gambar 2.4
Grafik Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan

II-10
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel II-3
Data Jumlah Peralatan Jalan Pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

JUMLAH
JUMLAH JUMLAH
NO. NAMA ALAT KEKURANGAN
KEBUTUHAN KETERSEDIAAN
ALAT
1 Vibrator Roller 4 Ton Combinasi 71 53,00 18,00
2 Vibrator Rammer 71 56,00 15,00
3 Vibrator Plate Tamper 71 65,00 6,00

4 Jack Hammer 71 36,00 35,00

5 Motor Roda 3 355 41,00 314,00

6 Grass Cutter 355 129,00 226,00

7 Chain saw 71 32,00 39,00

8 Asphalt Sprayer 71 - 71,00

9 Pick Up 117 44,00 73,00

10 Concrete Mixer 45 1,00 44,00

11 Lampu Penerangan 1 Set 33 - 33,00

12 Rear Dump Truck 4 M3 104 62,00 42,00

13 Vibrator Roller < 2,5 Ton 33 26,00 7,00

14 Flatbed Truck w Crane 6 Ton 6 - 6,00

15 Trailler 8 -12 Ton 6 1,00 5,00

16 Vibrator Roller 6-10 Ton 6 5,00 1,00

17 Wheel Loader 12 8,00 4,00

18 Motor Grader 6 4,00 2,00


19 Excavator 6 - 6,00
20 Power Pack 35 - 35,00

II-11
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

400
350
300
250
200
150
100
50
0

KEKURANGAN ALAT
KETERSEDIAAN ALAT

Gambar 2.5
Kebutuhan Alat Bulan Desember 2018

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang


Provinsi Jawa Barat disajikan pada tabel 2.11 berikut ini. Sedangkan untuk
Anggaran dan Realisasi Pendanaan disajikan pada Tabel 2.11.

II-12
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel II.4
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
TARGET RENSTRA TAHUN KE REALISASI CAPAIAN TAHUN KE - RASIO CAPAIAN PADA TAHUN KE
INDIKATOR KENERJA
NO. SESUAI TUGAS DAN SATUAN
FUNGSI 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

1. Tingkat aksesibilitas
menuju kawasan
potensial dan pusat-
pusat kegiatan yang
dibangun
2. Tingkat kemantapan
jalan
3. Terwujudnya
penyelenggaran
penataan ruang yang
efisien, berkelanjutan,
dan berdaya saing

II-13
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel II.5
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan
Tahun ke-
NO. Uraian
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

1. Sub Bidang Jalan


2. Sub Bidang Penataan
Ruang
3. Sub Bidang Jasa
Konstruksi

II-14
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Bina


Marga dan Penataan Ruang

2.4.1 Tantangan

Terdapat beberapa tantangan umum dalam pembangunan sub bidang Bina


Marga, Jasa Konstruksi, dan Penataan Ruang antara lain :
a. Tingkat urbanisasi yang relatif tinggi dan belum disertai oleh tingkat
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur.
b. Adanya disparitas regional secara ekonomi dan sangat terkait dengan tidak
meratanya ketersediaan infrastruktur. Hal ini disebabkan karena belum
optimalnya peran perencanaan tata ruang untuk dijadikan acuan
pembangunan berbasis kawasan.
c. Melaksanakan amanat global yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/
SDGs
d. Keterbatasan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan infrastruktur
khususnya di bidang pembiayaan. Belum optimalnya partisipasi swasta dalam
hal pembiayaan pembangunan infrastrukur.

2.4.2 Peluang

Adapun peluang pengembangan bidang pekerjaan Umum dan Penataan


Ruang, sub bidang Bina Marga, Jasa Konstruksi, dan Penataan Ruang antara lain
antara lain sebagai berikut :
a. Amanat peraturan perundangan tentang penyelenggaraan pemerintahan
(Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-undang sektor Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang) yang
menguatkan kembali peran provinsi dalam otonomi daerah.
b. Adanya Peraturan Perundang-undangan tentang jalan.

II-15
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

c. Adanya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor ... Tahun ..., yaitu
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat.
d. Potensi pendanaan dari berbagai sumber (APBN, CSR, Investasi Swasta).
e. Permen ATR nomor 1 tahun 2018 tentang Penyusunan RTRW Provinsi,
Kabupaten dan Kota.
f. Pendanaan melalui pembagian peran antara pusat, provinsi, kab/kota serta
tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan.

II-16
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU


STRATEGIS

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas


Bina Marga dan Penataan Ruang

Berikut ini disampaikan identifikasi permasalahan yang ada berdasarkan


tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat,
sebagai berikut:

a) Peran Jaringan Jalan

Semakin meningkatnya mobilitas fisik dan sosial masyarakat, peranan jalan


juga semakin meningkat sehingga dewasa ini bukan hanya untuk mempermudah
arus transportasi, melainkan pula berkaitan dengan kehidupan sosial, ekonomi,
budaya dan pertahanan keamanan. Pengembangan jaringan jalan dilakukan
dengan pendekatan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan antardaerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional
serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan.
Dalam Undang-Undang nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan pada bab III
pasal 5 dinyatakan bahwa:
1 Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam
bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan
keamanan, serta dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
2 Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
3 Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan
dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.

III-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan
khusus. Jalan umum diperuntukkan untuk lalu lintas umum dalam rangka distribusi
barang dan jasa yang dibutuhkan, dan dikelompokkan menurut sistem jaringan,
fungsi, status, dan kelas. Jalan khusus tidak diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
Sistem jaringan jalan dapat dibagi menjadi sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem
jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan
semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem jaringan
jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distibusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
Jalan umum dikelompokkan menurut fungsinya menjadi jalan arteri,
kolektor, lokal dan lingkungan. Jalan arteri berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri-ciri pelayanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan kolektor berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-
rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata
rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lingkungan berfungsi
melayani angkutan lingkungan dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat dan
kecepatan rata-rata rendah.
Jalan umum dikelompokkan menurut statusnya menjadi jalan nasional,
jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa. Jalan nasional
merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan antar ibukota Provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan
tol. Jalan Provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota Provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antaribukota kabupaten/kota, dan jalan-jalan strategis Provinsi. Jalan kabupaten
merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk ke
dalam jalan nasional maupun jalan Provinsi, yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, serta jalan strategis kabupaten. Jalan kota
adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan

III-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

antar pusat pelayanan dalam kota, pusat pelayanan dengan persil antar persil serta
antar pusat permukiman dalam kota.
Sistem jaringan jalan yang ada pada Provinsi Jawa Barat, berdasarkan
status jalan adalah :
1. Jaringan Jalan Nasional = 1.789,200 Km
(Kepmen PU PERA No. 290/KPTS/M/2015 Tanggal 25 Mei 2015)
2. Jaringan Jalan Provinsi = 2.360,580 Km
(Kepgub Jawa Barat Tanggal 14 Oktober 2016)
3. Jaringan Jalan Kabupaten/Kota = 43.570,184 Km
(Kep. Gub Jabar No. 620/Kep.1350-Rek/2016)

III-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

Gambar 2.4
Peta Jaringan Jalan

III-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

b) Perkembangan kewilayahan perkotaan dan peningkatan jumlah


penduduk

Perkembangan kewilayahan perkotaan dan peningkatan jumlah penduduk


merupakan isu sentral dalam pembangunan sub bidang jalan, jasa konstruksi
dan penataan ruang, baik di tingkat nasional maupun daerah. Letak Jawa Barat
yang berbatasan langsung dengan Ibukota Jakarta, serta keanekaragaman dan
kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya, menumbuhkan berbagai
aktivitas pembangunan seperti industrialisasi atau pembangunan permukiman,
dan disisi lain ternyata turut memicu naiknya tingkat urbanisasi di
berbagai pusat kegiatan nasional dan wilayah yang ada di Jawa Barat.
Penanganan kependudukan berkonsekuensi terhadap penataan ruang Jawa
Barat, khususnya terhadap guna lahan, kondisi iklim, ketahanan pangan,
kesempatan kerja, kecukupan energi dan air baku. Meningkatnya jumlah
penduduk yang berakibat pada kebutuhan ruang dan lahan untuk kegiatan
permukiman mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan yang cukup besar di
Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan tingkat urbanisasi di
Indonesia adalah 68% pada tahun 2025, naik dari sekitar 48% pada tahun
2005. Di kawasan perkotaan metropolitan seperti PKN Bodebek, Bandung dan
Cirebon, fenomena urbanisasi sudah mengemuka dimana persentase jumlah
keluarga perkotaan lebih besar dari keluarga perdesaan.
Menurut prediksi United Nation Development Program (UNDP) dan BPS seperti
tergambar pada Gambar 3.1 di atas, jumlah penduduk Jawa Barat diperkirakan
akan mencapai 54,16 juta jiwa pada tahun 2029, dan diperkirakan 81,4 %
penduduk akan tinggal di perkotaan.

III-5
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 3.1
Gambaran Proyeksi Jumlah Penduduk di Jawa Barat

Beberapa dampak negatif yang muncul dari intensifnya urbanisasi dan


pembangunan di Jawa Barat adalah terjadinya alih fungsi lahan, berbagai
persoalan perkotaan, menurunnya kualitas lingkungan, meningkatnya risiko
bencana alam, dan berkembang luas pada indikasi munculnya kesenjangan
antar wilayah.
Dampak kumulatif dari urbanisasi adalah kesenjangan pembangunan antar
wilayah khususnya antara perkotaan dan perdesaan sebagai akibat dari
perkembangan kota yang sangat cepat dan tidak terkendali, namun di sisi
lain justru muncul indikasi menurunnya produktivitas di kawasan perdesaan.
Bila fenomena tersebut terus berlangsung dikhawatirkan kesenjangan yang
terjadi antara perkotaan dan perdesaan akan bertambah besar. Perkembangan
perkotaan di wilayah tengah, barat, dan bagian utara atau kawasan Bodebek
dan Cekungan Bandung, khususnya pada koridor Bandung-Bekasi dan
Bandung-Bogor-Depok berjalan begitu cepat, sedangkan pembangunan di
bagian timur berjalan lambat, apalagi pembangunan di bagian selatan Jawa
Barat yang terkesan sangat lamban. Demikian pula kondisi pembangunan di
berbagai wilayah perbatasan, baik perbatasan dengan provinsi lain (Jateng,
Banten, DKI Jakarta) maupun antar kabupaten di Jawa Barat, khususnya
perbatasan kota dan kabupaten, yang sering tidak sinkron dan seimbang bila
dilihat dari sarana prasarana serta infrastruktur wilayah yang harus tersedia.

III-6
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Minimnya sarana prasarana dan infrastruktur merupakan salah satu faktor


yang menimbulkan kesenjangan antara perdesaan dan perkotaan.

c) Disparitas Wilayah Utara vs Selatan

Konsep pola jaringan jalan raya di Jawa Barat terdiri dari tiga jaringan utama
yaitu :
1. Koridor Utara : DKI Jakarta - Cikampek - Cirebon.
2. Koridor Tengah : Jasinga - Bogor - Cianjur - Bandung - Banjar.
3. Koridor Selatan : Pelabuhanratu - Sagaranten - Sindangbarang -
Pameungpeuk - Cipatujah - Kalapagenep -
Pangandaran.

Di Kawasan Jabar Bagian Tengah dan Bagian Utara, akses dari satu tempat ke
tempat lain cukup mudah. Sebaliknya dengan Jabar Bagian Selatan, masih
aksesibilitas masih sulit sehingga untuk menjangkaunya perlu lama.
Wilayah Jabar Bagian Selatan merupakan suatu lajur dataran tinggi, yang
membentang luas dari Cibareno Kab. Sukabumi hingga ke sekitar perbatasan
pantai selatan Ciamis dengan Nusakambangan (timur). Jabar Selatan meliputi
beberapa Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dibatasi oleh punggung
bukit yang memisahkan aliran air permukaan ke utara dan ke selatan. Yang
dimaksud adalah DAS Cibareno, Cimandiri-Ciletuh, Cibuni-Cilaki dan DAS
Ciputra-Pinggan. Wilayah Jabar Bagian Tengah, relatif bergunung, berdataran
tinggi, dan memiliki karakter perkembangan yang pesat dibandingkan Jabar
Selatan. Sedangkan Daerah Jabar Utara memiliki karakteristik dinamis, agraris,
dan berkembang karena industri dan mobilitas yang tinggi.

Permasalahan yang paling penting di Jabar Selatan adalah aksesibilitas


jalannya yang rendah. Secara umum, kondisi jaringan jalan di Jabar Bagian
Utara dan Tengah relatif baik, terutama untuk sistem horizontal. Sebaliknya di
Jabar Selatan, baik sistem jaringan lintas vertikal maupun horizontal, keduanya
masih belum baik, termasuk koridor Pelabuhanratu – Tegalbuleud –
Sindangbarang – Pameungpeuk – Cipatujah – Kalapagenep - Pangandaran.
Panjang jalannya relatif pendek dengan indeks aksesibilitas terkecil bila
dibandingkan dengan Jabar Tengah dan Utara.

III-7
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Permasalahan Kondisi Umum Pemecahan


 Membutuhkan  Peningkatan
Disparitas
waktu lama struktur dan
Wilayah Utara pelebaran
untuk
menjangkaunya. jalur
 Sistem jaringan vertikal.
lintas vertikal  Peningkatan
maupun struktur dan
horizontal, pelebaran
masih belum jalur
baik. horizontal.
 Masih terdapat
lebar jalan yang
di bawah
standar.
 Merupakan
bagian dari Jalur
Selatan Pulau
Jawa.
 Penghubung
PKN dengan
PKNP Pelabuhan
Ratu dan PKNP
Pangandaran
dan PKN Cilacap.
 Merupakan
jalan.
 Penghubung
PKNP Pelabuhan
Ratu dengan
hinterland-nya.
 Penghubung
PKNP
Pangandaran
dengan
hinterland-nya.
 Jalur Wisata.

Gambar 3.2
Ilustrasi Disparitas Wilayah Utara vs Selatan

III-8
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

d) Sebagian besar dari jalan Provinsi sudah habis umur rencananya

Habisnya umur rencana jalan ini menyebabkan kondisi struktur sebagian jalan
tersebut sangat labil dan sangat rentan terhadap penurunan kondisi akibat
kelebihan beban maupun gangguan seperti air, erosi dan lain-lain. Umur
rencana pelayanan jalan sudah jauh terlewati atau ada yang sudah berumur
antara 7 sampai dengan 15 tahun. Kalau dilihat dari grafik di bawah ini Nilai
Konstruksi/Serviceability Index Akhir sudah berada pada batas kemantapan.
Untuk itu perlu dilakukan peningkatan jalan agar kembali pada nilai
kontruksi/Serviceability Index Awal (Po).

Idealnya setiap ruas jalan dilakukan program peningkatan setiap 5 - 10 tahun


sekali (tergantung umur rencana). Oleh karena keterbatasan dana yang
tersedia, maka saat ini ruas-ruas jalan tersebut hanya dilakukan pemeliharaan
rutin saja, dan sebagian dilakukan pemeliharaan berkala.

Pemel. Rutin Pemel. Berkala Peningkatan


Po
kalau ada Pemeliharaan baik
N ila i K o n s tr u k si J a la n
(S e r v ic e a b ility I n d e x )

Rutin maupun Berkala

M a n ta p
Batas Kemantapan
Konstruksi Jalan

Pt
M a n ta p
T id a k

Batas Kritis

Masa Pelayanan Jalan

Po : Nilai Konstruksi / Serviceability Index Awal (Baru)


Pt : Nilai Konstruksi / Serviceability Index Akhir (terminal, batas kemantapan)
Nilai Po dan Pt tergantung pada klasifikasi jalan ( N, P dan K ) serta LHR ( < 1000; 3000 – 10.000; dan > 10.000)

Gambar 3.3
Grafik Pengertian Umum Tentang Kondisi Jalan,
Kemantapan Jalan Dan Penanganan Jalan

III-9
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Permasalahan Kondisi Umum Pemecahan


Masalah
Umur teknis jalan  Sebagian besar  Peningkatan jalan
dan jembatan jaringan jalan secara bertahap.
sebagian besar sudah belum pernah  Perbaikan jalan
terlewati. ditingkatkan pada lokasi yang
selama 10 tahun. rusak berat
 Masih banyak dari secara modul.
jembatan sudah  Penggantian
berumur di atas jembatan secara
50 tahun. bertahap.
 Keterbatasan  Pemantauan
anggaran secara rutin
pemerintah. terhadap
jembatan yang
sudah berumur di
atas 50 tahun.
 Dilakukan
pemeliharaan
rutin secara
khusus.

Gambar 3.4
Ilustrasi Permasalahan Umur Jalan

e) Sebagian dari ruas jalan Provinsi berada pada jalur rawan bencana

Kondisi ini terutama terdapat pada ruas-ruas jalan yang berada di Jawa Barat
Bagian Selatan. Terjadinya banjir/bencana alam, hal ini salah satunya
disebabkan oleh penebangan pohon atau pembabatan hutan secara liar,
sehingga air permukaan tidak bisa ditampung pada saluran drainase yang ada.

f) Muatan Lebih

Untuk ruas-ruas jalan tertentu, terutama ruas jalan yang termasuk akses
terhadap lokasi sumber quarry (Galian C), beban lalu lintas yang ada sering
melebihi standar Muatan Sumbu Terberat (MST) dari 2 sampai 3 kalinya.
Semakin besar muatan sumbu maka tingkat penurunan kondisi jalan makin
cepat. Kelebihan muatan pada beban as maka mengakibatkan tingkat
kerusakan sebesar 16 kalinya.

III-10
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 3.5
Hubungan Tingkat Kerusakan Jalan Dengan Sumbu Muatan Terberat

Permasalahan Kondisi Umum Pemecahan


 Kerusakan  Sebagian jalan
Masalah
 Perbaikan
Dini. berada pada badan jalan.
daerah rawan  Melakukan
bencana. sosialisasi.
 Muatan melebihi  Penerapan
(MST). hukum yang
 Sistem drainase lebih tegas.
jalan juga  Perbaikan dan
dimanfaatkan pemeliharaan
untuk sistem drainase.
drainase wilayah.  Memisahkan
 Penutupan sistem drainase
saluran oleh jalan dengan
sampah. sistem drainase
 Pentupan saluran wilayah/
oleh kegiatan
ekonomi
(pedagang, akses
jalan dll).

Gambar 3.6
Ilustrasi Muatan Lebih

III-11
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

g) Pemanfaatan Yang Tidak Sesuai

Masih kurangnya pengertian warga masyarakat akan pentingnya bagian-


bagian jalan sehingga sering ditemui masyarakat yang membuat bangunan di
atas saluran jalan, adanya tempat berjualan pada bahu jalan, pasar tumpah,
parkir dan lain-lain.

h) Peralatan untuk pemeliharaan jalan belum memadai

Peralatan untuk pemeliharaan jalan belum mencukupi dibandingkan dengan


panjang jalan yang harus dipelihara. (lihat pembahasan pada bab II).

i) Pertumbuhan kendaraan tidak diikuti dengan pertambahan jalan

Pertumbuhan jumlah kendaraan akibat meningkatnya tingkat perekonomian


dan aktivitas masyarakat belum dapat diikuti dengan pertambahan jaringan
jalan. Kondisi ini mengakibatkan banyak jalan yang nilai Volume Kapasitas
Rasio (VCR) –nya di atas 0,8.

III-12
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Permasalahan Kondisi Pemecahan


 Perkembangan  Pelebaran
Kemacetan
jumlah jalan.
Jalan.
kendaraan  Melaksanakan
tidak perkerasan
sebanding pada bahu
dengan untuk solusi
perkembangan jangka
jalan. pendek.
 Terjadi  Pembangunan
kemacetan jalan lingkar.
pada jalur  Pembangunan
jalan yang Fly Over.
melintasi
pusat kota dan
persimpangan
 Terdapat
banyak
persimpangan
dengan kereta
api.
 Masih
terdapat lebar
jalan yang di
bawah standar
terutama pada
jalur jalan di
selatan jabar.

Gambar 3.7
Ilustras Permasalahan Kemacetan

j) Belum Optimalnya Kinerja Penataan Ruang Jawa Barat

 Aspek perencanaan tata ruang dipenuhi melalui penyusunan Rencana Tata


Ruang, baik Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maupun Rencana Rinci
Tata Ruang (RRTR). RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
mengamanatkan penyusunan 24 RTR Kawasan Strategis Provinsi (KSP)
yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Namun, progress penyusunan
masih berupa hasil kajian, dan belum satupun yang ditetapkan dalam
peraturan daerah. Salah satu kendala penyusunan KSP adalah belum
terbitnya pedoman penyusunan KSP. Setelah pedoman penyusunan KSP
terbit pada tahun 2016, kajian RTR KSP perlu disesuaikan dengan pedoman

III-13
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

tersebut, dan perlu menyesuaikan pula dengan perubahan KSP dalam


Revisi RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.
 Aspek pemanfaatan ruang ditinjau dari indikasi program utama
pemanfaatan ruang yang sudah terwujud atau dilaksanakan oleh pelaksana
program. Berdasarkan peninjauan kembali RTRW Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2029 pada Tahun 2015, sebagian besar indikasi program
belum dilaksanakan, dan disamping itu terdapat pelaksanaan pemanfaatan
ruang (pembangunan) yang tidak tercantum dalam RTRW Provinsi Jawa
Barat Tahun 2009-2029. Salah satu kendalanya adalah karena RTRW belum
menjadi acuan/ pedoman dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 penyusunan
rencana pembangunan atau pelaksanaan pembangunan oleh seluruh
pemangku kepentingan.
 Aspek pengendalian pemanfaatan ruang belum dipenuhi dari ketersediaan
perangkat pengendalian pemanfataan ruang sebagai acuan pelaksanaan
tertib tata ruang dan pengawasan penataan ruang. Perangkat
pengendalian terdiri dari Peraturan Zonasi, Arahan Perizinan, Pemberian
Insentif dan Disinsentif, dan Pengenaan Sanksi. Arahan perizinan telah
dipenuhi dalam Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, sedangkan
perangkat lainnya belum secara khusus diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Selain itu pelaksanaan pengendalian dan pengawasan penataan
ruang belum dilaksanakan secara menyeluruh mengacu pada RTRW
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.

Tabel III-1
Pemetaan Permasalahan Untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Daerah

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH


1. Umur Jalan tidak Muatan Lebih  Untuk ruas-ruas jalan
terpenuhi tertentu, terutama ruas
jalan yang termasuk akses
terhadap lokasi sumber
quarry (Galian C), beban
lalu lintas yang ada sering
melebihi standar Muatan

III-14
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH


Sumbu Terberat (MST) dari
2 sampai 3 kalinya.
Semakin besar muatan
sumbu maka tingkat
penurunan kondisi jalan
makin cepat. Kelebihan
muatan pada beban as
maka mengakibatkan
tingkat kerusakan sebesar
16 kalinya.
 Kurangnya kesadaran dari
masyarakat.
 Penegakan hukum yang
masih lemah.

Sistem Drinase  Suatu perkerasan jalan


sekuat apapun tanpa
didukung oleh fasilitas
drainase akan dengan
mudah menurun
kekuatannya sebagai akibat
dari melemahnya
kepadatan subgrade,
lapisan pondasi dan
terurainya butiran agregat
dari bahan pengikatnya.
 Genangan air hujan akan
melemahkan struktur
perkerasan secara
menyeluruh.
 Retak rambut pada lapisan
permukaan suatu
perkerasan bila tidak segera
ditutup akan semakin
membesar dan dimasuki air
hujan yang berdampak
terurainya ikatan antara
butiran agregat dari bahan
pengikatnya, dan menjadi
kerusakan yang lebih besar.
 Koefisien pengaliran yang
dipengaruhi oleh kondisi
permukaan tanah sudah
jauh berubah,
 Intensitas curah hujan
meningkat
 Luas daerah pengaliran
juga semakin besar karena
adanya perubahan guna

III-15
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH


lahan sehingga air tang
tidak terserap makin besar.
 Masih kurangnya
pengertian warga
masyarakat akan
pentingnya bagian-bagian
jalan sehingga sering
ditemui masyarakat yang
membuat bangunan di atas
saluran jalan, adanya
tempat berjualan pada
bahu jalan, pasar tumpah,
parkir dan lain-lain.

Bencana Alam Kondisi ini terutama terdapat


pada ruas-ruas jalan yang
berada di Jawa Barat Bagian
Selatan. Terjadinya banjir/
bencana alam, hal ini salah
satunya disebabkan oleh
penebangan pohon atau
pembabatan hutan secara liar,
sehingga air permukaan tidak
bisa ditampung pada saluran
drainase yang ada.

Sebagian besar Habisnya umur rencana jalan


dari jalan Provinsi ini menyebabkan kondisi
sudah habis umur struktur sebagian jalan tersebut
rencananya sangat labil dan sangat rentan
terhadap penurunan kondisi
akibat kelebihan beban
maupun gangguan seperti air,
erosi dan lain-lain. Umur
rencana pelayanan jalan sudah
jauh terlewati atau ada yang
sudah berumur antara 7 sampai
dengan 15 tahun. Kalau dilihat
dari grafik di bawah ini Nilai
Konstruksi/Serviceability Index
Akhir sudah berada pada batas
kemantapan. Untuk itu perlu
dilakukan peningkatan jalan
agar kembali pada nilai
kontruksi/Serviceability Index
Awal (Po).
Idealnya setiap ruas jalan
dilakukan program peningkatan

III-16
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH


setiap 5 - 10 tahun sekali
(tergantung umur rencana).
Oleh karena keterbatasan dana
yang tersedia, maka saat ini
ruas-ruas jalan tersebut hanya
dilakukan pemeliharaan rutin
saja, dan sebagian dilakukan
pemeliharaan berkala.

2. Pengelolaan Peralatan masih Peralatan untuk pemeliharaan


jaringan jalan belum kurang jalan belum mencukupi
optimal dibandingkan dengan panjang
jalan yang harus dipelihara
Kapasitas SDM  SDM yang ada di Dinas Bina
masih lemah Marga dan penataan ruang
secara kualitas dan jumlah
masih kurang.
 Jumlah PNS yang pensiun
lebih banyak dari
penerimaan PNS.
 Jumlah tenaga teknik lebih
sedikit dari jumlah tenaga
non teknis.
Lemahnya peran  Sikap tanggungjawab dan
penyedia jasa profesionalisme penyedia
jasa masih kurang.
 Belum ada insentif dan
disintensif bagi penyedia
jasa.
 Proses lelang yang ada
belum sepenuhnya akan
mendapatkan penyedia
jasa yang baik.
Rentang kendali Cakupan luas wilayah Jawa
yang cukup luas Barat sebesar 3.710.061,32
hektar, dengan 27
kabupaten/kota serta panjang
jalan yang dikelola 2.360,58 Km
menyebabkan rentang kendali
yang sangat luas dan besar.
Renntang kendali ini akan
mempengaruhi kelancaran
dan percepatan penanganan
serta efisiensi dan efektifitas
proses pengelolaan jaringan
jalan di Jawa Barat,

III-17
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH


Saat ini terdapat 6 UPTD.
Untuk memperkecil rentang
kendali tersebut idealnya
dibutuhkan 9 UPTD.
3. Sistem jaringan Disparitas antara Di Kawasan Jabar Bagian
jalan belum optimal utara dan selatan Tengah dan Bagian Utara,
akses dari satu tempat ke
tempat lain cukup mudah.
Sebaliknya dengan Jabar
Bagian Selatan, masih
aksesibilitas masih sulit
sehingga untuk
menjangkaunya perlu lama.

4. Jaringan jalan belum


bisa menggerakkan
ekonomi secara
siknifikan
5. Peran jasa  Belum optimalnya sistem
konstruksi belum informasi jasa konstruksi.
optimal dalam  Jumlah SDM jasa konstruksi
mendukung lebih besar dari
pembangunan kemampuan untuk
melakukan pelatihan dan
sertifikasi jasa konstruksi.
 Kerjasama dan kolaborasi
dengan berbagai
stakeholder belum berjalan
dengan baik.

5. Belum Optimalnya Sumber Daya  Kurangnya kapasitas SDM


Kinerja Penataan Manusia dan pada Dinas Bina Marga dan
Ruang Jawa Barat kelembagaan Penataan Ruang di bidang
penataan ruang.
 Belum optimalnya fungsi
kelembagaan dalam
penataan ruang
 Kurangnya pemahaman
stakeholders terhadap
penyelenggaraan penataan
ruang meliputi
perencanaan, pemanfaatan
dan pengendalian
pemanfaatan ruang

III-18
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH


Aspek RTRW Provinsi Jawa Barat
perencanaan tata Tahun 2009-2029
ruang, belum mengamanatkan penyusunan
terpenuhinya 24 RTR Kawasan Strategis
penyusunan Provinsi (KSP) yang ditetapkan
Rencana Tata dalam Peraturan Daerah.
Ruang, baik Namun, progress penyusunan
Rencana Tata masih berupa hasil kajian, dan
Ruang Wilayah belum satupun yang ditetapkan
(RTRW) maupun dalam peraturan daerah. Salah
Rencana Rinci satu kendala penyusunan KSP
Tata Ruang adalah belum terbitnya
(RRTR). pedoman penyusunan KSP.
Setelah pedoman penyusunan
KSP terbit pada tahun 2016,
kajian RTR KSP perlu
disesuaikan dengan pedoman
tersebut, dan perlu
menyesuaikan pula dengan
perubahan KSP dalam Revisi
RTRW Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2029.
Sebagian besar Kendalanya adalah karena
indikasi program RTRW belum menjadi acuan/
belum pedoman dalam Rencana
dilaksanakan, dan Pembangunan Jangka
disamping itu Menengah Daerah (RPJMD)
terdapat Provinsi Jawa Barat Tahun
pelaksanaan 2018-2023 penyusunan
pemanfaatan rencana pembangunan atau
ruang pelaksanaan pembangunan
(pembangunan) oleh seluruh pemangku
yang tidak kepentingan.
tercantum dalam
RTRW Provinsi
Jawa Barat Tahun
2009-2029.
Aspek Perangkat pengendalian terdiri
pengendalian dari Peraturan Zonasi, Arahan
pemanfaatan Perizinan, Pemberian Insentif
ruang belum dan Disinsentif, dan Pengenaan
dipenuhi dari Sanksi. Arahan perizinan telah
ketersediaan dipenuhi dalam Peraturan
perangkat Daerah dan Peraturan
pengendalian Gubernur, sedangkan
pemanfataan perangkat lainnya belum secara
ruang sebagai khusus diatur dalam peraturan
acuan perundang-undangan. Selain

III-19
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH


pelaksanaan itu pelaksanaan pengendalian
tertib tata ruang dan pengawasan penataan
dan pengawasan ruang belum dilaksanakan
penataan ruang secara menyeluruh mengacu
pada RTRW Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2029.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur Jawa Barat


3.2.1 Visi dan Misi

Visi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023


merupakan penjabaran dari visi gubernur dan wakil gubernur terpilih serta menjadi
dasar perumusan prioritas pembangunan Provinsi Jawa Barat. Pernyataan visi Provinsi
Jawa Barat periode 2018-2023 menjadi arah bagi pembangunan sampai dengan 5
(lima) tahun mendatang. Berbagai kebijakan pembangunan jangka menengah Jawa
Barat sampai dengan Tahun 2023 difokuskan untuk mewujudkan visi. Adapun visi
pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, adalah:

“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin


dengan Inovasi dan Kolaborasi”

Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat 2018-2023 memiliki makna sebagai


berikut:
Jabar Juara Lahir Batin: pembangunan Jawa Barat ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat baik lahir maupun batin.
Inovasi: pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor dan wilayah didukung
dengan inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik, kualitas hidup,
dan pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi: perwujudan visi dilakukan dengan kolaborasi antartingkatan
pemerintahan, antarwilayah, dan antarpelaku pembangunan untuk memanfaatkan
potensi dan peluang serta menjawab permasalahan dan tantangan pembangunan.

Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan


beberapa misi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, yaitu:

III-20
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

1. Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran


Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban.
2. Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan
Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif.
3. Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis
Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan
Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah.
4. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang
Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi
dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan.
5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan
Kepemimpinan yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota.

Perwujudan visi dan misi pembangunan Provinsi Jawa Barat berdasarkan pada
nilai-nilai yang menjadi prinsip pembangunan. Tata nilai tersebut hidup dan menjadi
jiwa bagi masyarakat Jawa Barat. Nilai pembangunan Jawa Barat 2018-2023, meliputi:

Relijius – Bahagia – Adil – Inovatif – Kolaboratif

Jabar Juara dicapai dengan menerapkan konsep pembangunan yang terdiri


atas: Pro Perubahan; Pro Kesetaraan; Pro Ekonomi Umat dan Golongan Ekonomi
Lemah (Golekmah); Pro Lingkungan dan Tata Ruang; dan Pro Pembangunan
Berkelanjutan. Konsep pembangunan Jawa Barat 2018-2023 tersebut sejalan dengan
konsep pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017.
Pembangunan daerah diarahkan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan
masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan publik dan daya saing daerah serta kualitas lingkungan hidup.

III-21
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 3.1
Konsep Pembangunan Jawa Barat

3.2.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran merupakan hasil perumusan capaian strategis yang


menunjukkan tingkat kinerja pembangunan tertinggi sebagai dasar penyusunan
arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Bab ini memuat tujuan
dan sasaran pembangunan Provinsi Jawa Barat yang dirumuskan berdasarkan
pendekatan teknokratik, yaitu dilaksanakan dengan menggunakan metode dan
kerangka berpikir ilmiah berdasarkan data dan informasi yang telah digali dan
dianalisis pada bab-bab sebelumnya.
Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun. Perumusan tujuan pembangunan jangka menengah Provinsi
Jawa Barat secara teknokratik ditempuh dengan menelaah arah kebijakan dan
sasaran pokok RPJPD Provinsi Jawa Barat, kebijakan pembangunan janga memengah
nasional dan isu-isu strategis pembangunan Jawa Barat yang telah ditetapkan pada
bab sebelumnya. Selanjutnya, tujuan tersebut dikolaborasi dengan visi dan misi
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat terpilih untuk menghasilkan rumusan tujuan
pembangunan Jawa Barat sampai dengan Tahun 2023.
Pernyataan tujuan yang telah dirumuskan, selanjutnya dijabarkan ke sasaran.
Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan, berupa
hasil pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian hasil (outcome) program
perangkat daerah. Sasaran RPJMD selain menerjemahkan tujuan dari visi dan misi

III-22
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

kepala daerah terpilih, sekurang-kurangnya berisi sasaran pokok RPJPD periode


berkenaan. Hal ini dimaksudkan agar sasaran pembangunan jangka menengah
Provinsi Jawa Barat merupakan sarana untuk melaksanakan dan sekaligus upaya
untuk mewujudkan sasaran pembangunan jangka panjang Jawa Barat 2005-2025.
Perumusan tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Jawa
Barat periode 2018-2023 selain sebagai penjabaran visi dan misi Provinsi Jawa
Barat Tahun 2018-2023, juga dilakukan dalam upaya mencapaian arah kebijakan
dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-
2025 periode berkenaan.
Indikasi terwujudnya pencapaian visi pembangunan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2025 sebagaimana termuat dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat, ditandai
dengan:
1. Provinsi termaju dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan yang bermutu,
akuntabel dan berbasis ilmu pengetahuan.
2. Provinsi termaju dalam bidang pengembangan masyarakat yang cerdas,
produktif dan berdaya saing tinggi (society development).
3. Provinsi termaju dalam bidang pengelolaan pertanian dan kelautan.
4. Provinsi termaju dalam bidang energi baru dan terbaharukan.
5. Provinsi termaju dalam bidang industri manufaktur, industri jasa dan industri
kreatif.
6. Provinsi termaju dalam bidang infrastruktur yang handal dan pengelolaan
lingkungan hidup yang berimbang untuk pembangunan berkelanjutan.
7. Provinsi termaju dalam bidang pengembangan budaya lokal dan menjadi
destinasi wisata dunia.

Selain hal-hal yang disebutkan diatas, penyusunan tujuan dan sasaran


pembangunan jangka menengah Jawa Barat 5 (lima) tahun yang akan datang, juga
memperhatikan modal dasar Provinsi Jawa Barat, yaitu:
1. Karakteristik masyarakat Jawa Barat yang religius dan berbudaya adiluhung
mendorong terciptanya kondisi yang kondusif untuk pelaksanaan pembangunan;
2. Posisi geografis Jawa Barat yang berbatasan dengan ibukota negara menjadikan
jawa barat sebagai lintasan utama arus regional penumpang dan barang
Sumatera – Jawa – Bali;

III-23
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

3. Keanekaragaman sumber daya alam hayati dan sumber daya buatan serta sumber
daya manusia produktif menjadi potensi pembangunan yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat;
4. Keragaman budaya Jawa Barat merupakan modal sosial yang akan mempercepat
proses pembangunan; dan
5. Keamanan dan ketertiban yang relatif stabil menjadi pendukung pelaksanaan
pembangunan.

Dalam proses perumusan tujuan dan sasaran pembangunan Jawa Barat,


digunakan pendekatan holistik-tematik dan integratif. Pendekatan holistik-tematik
dilaksanakan dengan mempertimbangkan keseluruhan aspek pembangunan serta
unsur penting dan strategik yang berperan dalam pencapaian visi dan misi. Sementara
pendekatan integratif dilaksanakan dengan menyatukan beberapa kewenangan untuk
merumuskan sasarn pembangunan yang fokus dan terukur dalam upaya pencapaian
tujuan pembangunan.
Tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023 dilengkapi dengan indikator kinerja yang terukur. Dengan demikian,
apa yang mau dicapai atau diubah dalam pembangunan lima tahun kedepan menjadi
semakin jelas dan dapat diukur pencapaiannya.
Berdasarkan hasil perumusan, maka penjabaran visi dan misi pembangunan
jangka menengah Jawa Barat 2018-2023 terdiri dari 7 (tujuh) tujuan dan 22 (dua
puluh dua) sasaran. Setiap tujuan dan sasaran pembangunan disertai dengan
indikator dan target pembangunan setiap tahun selama 5 (lima) tahun. Beberapa
target pembangunan ditetapkan dengan nilai yang sama selama 2 atau 3 tahun
terturut-turut, sebab penghitungan indikator tersebut oleh pihak yang
mempublikasikannya dilakukan tidak setiap tahun. Adapun tujuan dan sasaran
pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat disajikan pada Tabel III.2.

III-24
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel III.2
Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Pembangunan Jangka Menengah
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN KONDISI TARGET KONDISI
TUJUAN/SASARAN AWAL AKHIR
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
VISI: TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI

Misi 1 : Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban

1.1. Terwujudnya manusia Indeks Kerukunan Persen 68.7 68.6- 69.1- 69.6- 70.1- 70.6- 70.6-71
yang berketuhanan, Umat Beragama 69 69.5 70 70.5 71
berdemokrasi,
berkebangsaan dan
berkeadilan sosial 1.1.1. Meningkatnya keimanan a. Indeks Kerukunan Persen 68.7 68.6- 69.1- 69.6- 70.1- 70.6- 70.6-71
dan kerukunan umat Umat Beragama 69 69.5 70 70.5 71
beragama dalam
kerangka demokrasi
b. Indeks Demokrasi Poin 73.91 68.79- 70.79- 71.79- 72.79- 73.79- 73.79-
70.78 71.78 72.78 79.78 74.78 74.78

III-25
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

KONDISI TARGET
INDIKATOR KINERJA KONDISI
TUJUAN SASARAN SATUAN AWAL
TUJUAN/SASARAN AKHIR
(2018) 2019 2020 2021 2022 2023

Misi 2 : Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif

Indeks
71- 71- 73,6-
2.1. Meningkatkan a Pembangunan Poin 70-71 70-71 70-71 73,6-76
73,5 73,5 76
Kebahagiaan dan Manusia
Kesejahteraan Meningkatnya
71- 71- 73,6-
Masyarakat 2.1.1. kualitas dan taraf b Indeks Kebahagiaan Poin 70-71 70-71 70-71 73,6-76
73,5 73,5 76
hidup masyarakat
Meningkatnya
Kualitas
Kesehatan
Usia Harapan 73.69- 74.87- 76.07- 77.27- 78.47- 78.47-
2.1.2 Masyarakat dan a Poin 72.76
Hidup (tahun) 74.87 76.07 77.27 78.47 79.67 79.67
Jangkauan
Pelayanan
Kesehatan
Meningkatnya
Indeks
Pengarusutamaan
Pemberdayaan
2.1.3. Gender dan a Poin 70.14 70.34 71 72 72.3 73.25 73.25
Gender (IDG)
Perlindungan
(Poin)
Anak
Indeks
PembanguGender
b Persen 89.52 89.32 89.82 90.5 91 92 92
(IPG)
(Persen)
Rata–Rata
2.1.4. a. lama sekolah Poin 8.18 8.28 8.39 8.49 8.60 8.70 8.70
Meningkatnya
(tahun
Aksesibilitas dan
Harapan
Mutu Pendidikan
b. Lama Sekolah Poin 12.88 13.15 13.39 13.64 13.89 14.14 14.14
(tahun))
Meningkatnya
Peran Pemuda
dalam Indek Pembangunan
2.1.5. a. Poin 49 53.63 56.31 59.13 62.09 65.19 65.19
Pembangunan, Pemuda
Masyarakat
Berolahraga dan

III-26
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

KONDISI TARGET
INDIKATOR KINERJA KONDISI
TUJUAN SASARAN SATUAN AWAL
TUJUAN/SASARAN AKHIR
(2018) 2019 2020 2021 2022 2023
Prestasi Olahraga
Jawa Barat di
Tingkat Nasional
Persentase
Terwujudnya Pemajuan
2.2. kehidupan a Kebudayaan persen N/A 16.63 18.65 20.72 21.83 22.16 22.16
masyarakat Jawa Barat
yang tertib dan (Persen
tentram
Persentase
berbasiskan
Meningkatnya pelestarian Pemajuan
kearifan lokal
2.2.1. dan pengembangan a Kebudayaan Persen N/A 16.63 18.65 20.72 21.83 22.16 22.16
dan seni
kebudayaan lokal Jawa Barat
budaya daerah
(Persen)
TerwujudnyaKetertiban dan
Ketentraman
Indeks
Masyarakat dan
Ketentraman
Kenyamanan 71- 71- 73.6-
2.2.2 a dan Poin 69.61 70-71 70-71 73.6-76
Lingkungan 73.5 73.5 76
Ketertiban
Sosial
(poin)

III-27
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

INDIKATOR KONDISI TARGET KONDISI


TUJUAN SASARAN KINERJA SATUAN AWAL
AKHIR
TUJUAN/SASARAN (2018) 2019 2020 2021 2022 2023
Misi 3: Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan Konektivitas
Wilayah dan Penataan Daerah
Tingkat
Konektivitas
3.1. a Persen 40.90-41 41-43 44-46 47-49 50-52 53-55 53-55
Antar Wilayah
(Persen)
Terwujudnya
percepat
pertumbuhan dan
pemerataan Meningkatnya infrastruktur
pembangunan yang energi listrik yang
berkelanjutan mendukung pertumbuhan Konsumsi listrik
3.1.1. kWh 1.231 1.300 1.340 1.386 1.447 1.503 1.503
ekonomi dan akses listrik per kapita
terhadap rumah tangga
hingga ke pelosok

Meningkatnya Aksesibilitas Tingkat


dan Mobilitas Transportasi Konektivitas
3.1.2. a. Persen 40.9-41 41-43 44-46 47-49 50-52 53-55 53-55
menuju pusat-pusat Antar Wilayah
perekonomian (Persen)
Meningkatnya
pembangunan dan Indeks Desa
3.1.3. poin 0.64 0.65 0.66 0.67 0.68 0.69 0.69
pemberdayaan masyarakat Membangun
desa
Usulan
Terbentuknya
pembentukan
Daerah Otonomi
Daerah
3.1.4. Baru untuk a DOB 0 0 1 1 2 1 2
persiapan
Pemerataan
otonomi baru
Pembangunan
(Usulan)
Meningkatkan daya Indeks Kualitas
3.2. dukung dan daya Lingkungan Hidup Poin 49.54 49.76 49.98 50.20 50.42 50.64 50.64
tampung lingkungan (IKLH)

III-28
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

INDIKATOR KONDISI TARGET KONDISI


TUJUAN SASARAN KINERJA SATUAN AWAL
AKHIR
TUJUAN/SASARAN (2018) 2019 2020 2021 2022 2023

Indeks Kualitas
3.2.1. a. Lingkungan Hidup Poin 49.54 49.76 49.98 50.20 50.42 50.64 50.64
Meningkatnya kualitas
(IKLH)
lingkungan hidup dan
pengendalian dampak
perubahan iklim untuk Tingkat
kesejahteraan masyarakat UpayPenurunan
b. Persen 2.38 2.80 3.92 5.87 7.11 7.72 7.72
Emisi Gas
Rumah Kaca(%)

Meningkatkan ketersedian
Indeks m3/
air untuk menunjang
3.2.2. Penggunaan kapita/ N/A 1.1923 1.1910 1.1834 1.1822 1.1811 1.1811
produktifitas ekonomi dan
Air (Poin) tahun
domestik

Meningkatnya
ketangguhan terhadap
bencana
Indeks Risiko
3.2.3. Poin 166 165 164 163 162 161 161
Bencana (IRB)

III-29
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

INDIKATOR KONDISI TARGET KONDISI


TUJUAN SASARAN KINERJA SATUAN AWAL
AKHIR
TUJUAN/SASARAN (2018) 2019 2020 2021 2022 2023

Misi 4: Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi Dengan
Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan
Produk
Terwujudkan Domestik
4.1. pertumbuhan a. Regional Persen 1.962,23 2.288,75 2.471,85 2.669,60 2.883,16 3.113,82 3.113,82
ekonomi yang Bruto (ADHB)
berkualitas dan (Rp. Triliun)
berdaya saing serta Jawa Barat
mengurangi sebagai daerah Skor Pola Pangan
disparitas ekonomi 4.1.1. pertanian, a. poin 81.6 82.4 83.2 84 84.8 85.6 85.6
Harapan (SPPH)
Kehutanan,
Kelautan dan
perikanan yang
mandiri Nilai Tukar Petani
b. poin 110.90 113.11 115.36 117.65 120.00 122.38 122.38
(NTP)

Tercapainya
pariwisata sebagai Kontribusi
2.30- 3.01- 3.16- 3.31- 3.46-
4.1.2. sumber Pariwisata Persen 2.85 3.46-3.50
3.00 3.15 3.30 3.45 3.50
pertumbuhan terhadap PDRB
ekonomi inklusif

Laju
pertumbuhan
4.1.3. Meningkatnya a. Persen 6.49 2.63 2.70 2.77 2.85 2.94 2.94
Sektor
peran industri dan
Industri (%)
perdagangan dalam
Laju
stabilitas
pertumbuhan
perekonomian Jawa
b. Sektor Persen 4.19 3 3 4 4 5 5
Barat
Perdagangan
(%)

III-30
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

INDIKATOR KONDISI TARGET KONDISI


TUJUAN SASARAN KINERJA SATUAN AWAL
AKHIR
TUJUAN/SASARAN (2018) 2019 2020 2021 2022 2023
Pembentukan
Meningkatnya Modal Tetap
Triliun
4.1.4. kualitas iklim usaha a. Bruto (PMTB) 473.00 495.40 520.17 546.18 573.48 602.15 602.15
Rupiah
dan investasi ADHB (Triliun
Rupiah)
Proporsi
kredit UMKM
b. terhadap total Persen 20.01 21 22 23 24 25 25
kredit (%)

III-31
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

KONDISI TARGET
INDIKATOR KINERJA KONDISI
TUJUAN SASARAN SATUAN AWAL
TUJUAN/SASARAN AKHIR
(2018) 2019 2020 2021 2022 2023

Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Inovatif dan Kepemimpinan Yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota

Indeks
Reformasi
5.1. a Poin B B A A A A A
Mewujudkan good Birokrasi
governance dan (Kategori)
whole of government Terwujudnya inovasi tata Indeks
kelola pemerintahan yang Reformasi
5.1.1. b. Poin B B A A A A A
smart, bersih dan akuntabel Birokrasi
(Kategori)
Terwujudnya
kolaborasi antara
pemerintah
pusat, provinsi, Tingkat
kabupaten/kota efektivitas
5.1.2 a Persen N/A 50 60 70 80 90 90
dan pihak lainnya kerjasama
dalam Daerah (%)
pembangunan
yang sinergis dan
integratif.

III-32
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

3.2.3 Program Unggulan RINDU


Program unggulan gubernur dan wakil gubernur terpilih Jawa Barat
merupakan hal-hal yang strategik dan untuk itu perlu dikedepankan dalam upaya
mencapai visi dan misi. Program unggulan RINDU, meliputi:
1. Akses pendidikan untuk semua, meliputi:
a. Kelas pintar untuk semua
b. 1 Universitas di setiap kabupaten/kota
2. Desentralisasi pelayanan kesehatan, meliputi:
a. Layat rawat
b. Pembangunan dan perbaikan rumah sakit
c. Posyandu Juara
3. Pertumbuhan ekonomi umat berbasis inovasi, meliputi:
a. Ekonomi digital
b. Inkubator bisnis
c. Creative/Start-up hub
d. Gudang tani dan ikan Juara
e. Kredit 0%
4. Pengembangan destinasi dan infrastrukur pariwisata, meliputi:
a. 1 kabupaten/kota 1 destinasi wisata unggul
b. Infrastruktur pariwisata
c. Pengembangam SDM pariwisata
5. Pesantren juara, meliputi:
a. Modernisasi dana umat
b. Tunjangan santri dan ulama
c. Modernisasi manajemen pesantren
d. 1 pesantren 1 produk (trenmarket)
6. Insfrastruktur konektivitas wilayah, meliputi:
a. 100% jalan mulus di Jawa Barat
b. Pembangunan dan perbaikan jalan kereta
7. Gerakan bangun desa (Gerbang desa), meliputi:
a. 1 desa 1 Bumdes (OVOP)
b. Tunjangan desa
c. Irigasi pertanian desa
d. Internet masuk desa

III-33
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

8. Subsidi gratis golekmah, meliputi:


a. Rumah gratis
b. Transportasi gratis
c. Layanan kesehatan gratis
d. Pendidikan gratis
e. Sembako gratis
9. Inovasi pelayanan publik dan penataan daerah, meliputi:
a. Provinsi pintar (E-planning budgeting, E-money, E-remunerasi kinerja, dll)
b. Kota/desa pintar
c. Pemekaran wilayah

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum


Pembangunan infrastrukur pekerjaan umum diselenggarakan dalam rangka
mencapai visi jangka panjang :

“TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT YANG HANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA
YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
GOTONG ROYONG”

Berdasarkan hal tersebut ditetapkan misi, yaitu :


1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber
daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan
kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas
guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik
nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus
pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat
untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka
mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip
‘infrastruktur untuk semua’;

III-34
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan


rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang
berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di
kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam
kerangka NKRI;
5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan
pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk
mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu,
pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang
ketat.
Selanjutnya keterkaitan antara tujuan dan sasaran strategis adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan 1 : Menyelenggarakan pembangunan pekerjaan umum dan
perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri
konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah,
terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan.
Sasaran strategis, yaitu:
a. Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan rakyat antardaerah, antar sektor dan antar tingkat
pemerintahan
b. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan
penganggaran.
c. Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional.
2. Tujuan 2: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan
kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik dalam rangka kemandirian ekonomi.
Sasaran strategis, yaitu:
a. Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan energi;
b. Meningkatnya ketahanan air.
3. Tujuan 3: Menyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan
produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan

III-35
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan


konektivitas daratan dan maritim.
Sasaran strategis, yaitu:
a. Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing;
b. Meningkatnya kemantapan jalan nasional
4. Tujuan 4: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak
guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip
“infrastruktur untuk semua”.
Sasaran strategis, yaitu:
a. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan
perumahan.
b. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman.
c. Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan.
5. Tujuan 5: Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia,
pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan
pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efiesien, transparan dan
akuntabel.
Sasaran strategis, yaitu:
a. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan
b. Meningatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegrasi
c. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas
d. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaan umum
dan perumahan rakyat.
e. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi
publik, serta sarana dan prasarana
Permasalahan pelayanan Dinas Marga berdasarkan sasaran Renstra
Kementerian Pekerjaan Umum beserta faktor penghambat dan pendorong dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

III-36
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel III-3
Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Beserta
Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Permasalahan Sebagai Faktor
Sasaran Jangka
Pelayanan Dinas
No Menegah Renstra
Bina Marga dan Penghambat Pendorong
Kement PU
Penataan Ruang
1 Meningkatnya Kualitas dan Kemampuan Bantuan
keterpaduan kapasitas jaringan antardaerah keuangan
pembangunan jalan belum tidak seragam Pemerintah
infrastruktur sepenuhnya Daerah
pekerjaan umum seragam Kab/Kota.
dan perumahan antardaerah
rakyat antardaerah,
antar sektor dan
antar tingkat
pemerintahan
2 Meningkatnya Keterbatasan Masing-masing Adanya forum
keterpaduan anggaran membuat daerah musrenbang
perencanaan, kesulitan dalam mempunyai dan Konreg
pemrograman dan menentukan skala prioritas masing- dan lain-lain.
penganggaran. prioritas. masing sesuai
dengan RPJM
dan janji
kampanye
kepala pemerin-
tahannya
3 Meningkatnya Pertumbuhan Masih banyak Meningkatkan
kapasitas dan jumlah penyedia penyedia jasa pembinaan jasa
pengendalian jasa konstruksi konstruksi yang konstruksi
kualitas konstruksi tidak diiringi kurang
nasional dengan profesional
peningkatan
kualitas.
4 Meningkatnya Kualitas dan Sulitnya Adanya
dukungan kapasitas jaringan pembebasan kesepakatan
konektivitas bagi jalan belum lahan antara hirarki
penguatan daya sepenuhnya dapat pemerintah
saing mendukung untuk
pengembangan pembebasan
wilayah lahan
5 Meningkatnya Kualitas dan Ketersediaan Investasi di
kemantapan jalan kapasitas jaringan anggaran belum Jawa Barat
nasional jalan belum sesuai dengan semakin
sepenuhnya dapat kebutuhan meningkat,
mendukung sehingga perlu
pengembangan dukungan
wilayah anggaran dari
pemerintah
pusat

III-37
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis

Rencana pengembangan sistem perkotaan di Provinsi Jawa Barat


menetapkan PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL, sesuai dengan konteks kebijakan
dan strategi pembangunan wilayah Provinsi Jawa Barat dan berdasarkan
pertimbangan teknis yang telah dilakukan dalam proses penyusunan RTRWP.
Rencana pengembangan sistem perkotaan bertujuan untuk :
1. Menata perkembangan PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL yang mendukung
keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antarwilayah yang lebih
merata.
2. Mendorong perkembangan pusat-pusat kegiatan di kawasan-kawasan yang
belum berkembang sesuai dengan fungsi kota yang diharapkan.
3. Mengendalikan perkembangan pusat-pusat kegiatan di kawasan-kawasan
yang berkembang dengan cepat.
Rencana pengembangan sistem perkotaan provinsi sebagaimana tercantum
dalam tabel berikut ini.

Tabel III-4
Sistem Perkotaan Provinsi
PKL PKL
NO KAB./KOTA PKN PKNP PKW PKWp
PERKOTAAN PERDESAAN
1. Kota Bekasi
2. Kab Bekasi Kawasan
3. Kota Bogor Perkotaan
4. Kab Bogor Bodebek
5. Kota Depok
6. Kota Sukabumi Sukabumi
Jampang
kulon
7. Kab Sukabumi Palabuhanratu Palabuhanratu Sagaranten
Jampang
tengah
Cianjur
8. Kab Cianjur Sukanagara
Sindangbarang
Purwakarta Wanayasa
9. Kab Purwakarta
Plered
Cikopo-
Rengasdengkl
Cikampek
10. Kab Karawang Karawang ok
Cilamaya
11. Kota Bandung
Ciwidey
Banjaran
Majalaya
12. Kab Bandung Soreang Ciparay
Kawasan Cicalengka
Perkotaan Rancaekek
Bandung Raya Cilengkrang
Cililin
Kab Bandung Padalarang
13. Ngamprah
Barat Cisarua
Lembang
14. Kota Cimahi Cimahi

III-38
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

PKL PKL
NO KAB./KOTA PKN PKNP PKW PKWp
PERKOTAAN PERDESAAN
Tanjungsari
Wado
15. Kab Sumedang Sumedang
Tomo
Conggeang
Ciasem
Pamanukan
Pagaden
16. Kab Subang Subang
Kalijati
Jalan Jagak
Pusakanagara
Karangampel
Kandanghaur
17. Kab Indramayu Indramayu Jatibarang
Patrol
Gantar
18. Kota Cirebon

Arjawinangun
Cirebon Palimanan
19. Kab Cirebon Sumber
Lemahabang
Ciledug

Kertajati
Jatiwangi
20. Kab Majalengka Kadipaten Majalengka Rajagaluh
Cikijing
Talaga
Cilimus
Ciawigebang
21. Kab Kuningan Kuningan
Luragung
Kadugede

Garut Cikajang
22. Kab Garut Rancabuaya
Pameungpeuk Bungbulang

23. Kota Tasikmalaya Tasikmalaya

Karangnungg
24. Kab Tasikmalaya Singaparna
al

Kawali
Cijeungjing
Cikoneng
Ciamis
25. Kab Ciamis Pangandaran Pangandaran Rancah
Banjarsari
Panjalu
Pamarican
Cijulang

26. Kota Banjar Banjar

Wilayah Jawa Barat ditetapkan menjadi 6 (enam) Wilayah Pengembangan


(WP) yang merupakan ruang dalam menempatkan rencana pembangunan antar
wilayah dan antar sektor yang akan dilakukan hingga tahun 2025. Sudut pandang
pengembangan WP, pada awalnya merujuk pada isu strategis kewilayahan yang
terbagi dalam 5 (lima) wilayah kerja koordinasi pembangunan di Jawa Barat, yang
terdiri dari Wilayah Priangan Timur, Wilayah Cekungan Bandung, Wilayah
Purwakarta, Wilayah Bogor dan Wilayah Cirebon. Secara garis besar isu strategis
kewilayahan ini menggambarkan kondisi kesenjangan kesejahteraan masyarakat
antar wilayah, dalam hal ini kesenjangan antarwilayah baik antar Kabupaten/Kota
maupun antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Selanjutnya ditetapkan
kebijakan pembangunan kewilayahan, dalam hal ini salah satunya adalah

III-39
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

berdasarkan wilayah pengembangan yang ditentukan berdasarkan potensi


wilayah, aglomerasi pusat-pusat permukiman perkotaan dan kegiatan produksi
serta perkembangan daerah sekitarnya tetap dipertahankan. Wilayah
pengembangan juga mengacu pada skenario pengembangan wilayah sesuai target
pencapaian penataan ruang dan arah pengembangan ekonomi.
Wilayah Pengembangan (WP) ditetapkan dalam 6 (enam) wilayah, meliputi
WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP Cekungan Bandung, WP Ciayumaja
kuning, WP Priangan Timur dan Pangandaran, serta WP Sukabumi dan sekitarnya.
Rencana WP dilaksanakan berdasarkan penetapan tema, sektor unggulan,
fokus pengembangan, serta pengembangan infrastruktur wilayah di setiap WP.
Rencana Wilayah Pengembangan dapat dilihat pada gambar berikut.

Tabel III-5
Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Berdasarkan Telaahan RTRW Beserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Permasalahan Faktor
RTRW Terkait tugas Pelayanan Dinas
No
dan fungsi OPD Bina Marga dan Penghambat Pendorong
Penataan Ruang
1 Pengembangan Kualitas jaringan Lebar jalan rata- Adanya
jaringan jalan primer jalan belum rata yang masih di kesadaran
yang melayani sepenuhnya bawah standar, bahwa jaringan
distribusi barang dan dapat terjadinya jalan merupakan
jasa yang mendukung kerusakan jalan urat nadi dari
menghubungkan PKN, pengembangan akibat umur teknis pembangunan
PKNp, PKW, PKWp, wilayah dan yang sudah habis, yang perlu
dan PKL pengembangan adanya muatan dikelola dengan
ekonomi lebih, bencana baik
alam dan lain-lain
2 Pengembangan Terbatasnya Sulitnya Adanya
jaringan jalan tol wewenang Dinas pembebasan lahan kesepakatan
dalam kota maupun Bina Marga dan antara
antar kota sebagai Penataan Ruang pemerintah
penghubung antar dalam pusat, provinsi
pusat kegiatan utama pengelolaan jalan dan kab/kota
jaringan jalan tol untuk
pembebasan
lahan

III-40
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

Gambar 3.2
Rencana Wilayah Pengembangan (WP)

III-41
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

Tabel III-6
Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Berdasarkan Analisis KLHS Berserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Permasalahan Faktor
Hasil KLHS Terkait
Pelayanan Dinas
No Tugas dan Fungsi
Bina Marga dan Penghambat Pendorong
OPD
Penataan Ruang
1. Pembangunan yang Kegiatan Kajian Adanya
dilakukan harus pembangunan dan lingkungan peraturan
berwawasan pengadaan jaringan hidup sering pemerintah
lingkungan hidup jalan umumnya membutuhkan yang mengatur
sebagai upaya sadar berfungsi untuk waktu yang perlunya kajian
dan berencana melayani lama sehingga lingkungan
mengelola sumber kepentingan konstruksi juga hidup
daya secara masyarakat. Potensi terhambat
bijaksana dalam konflik yang timbul
pembangunan yang sangat berkaitan
berkelanjutan untuk dengan umumnya
meningkatkan membutuhkan
kesejahteraan dan lahan yang luas dan
mutu hidup, perlu seringkali
dijaga keserasian mengubah tata
antar berbagai guna lahan dan
usaha dan/atau ekosistem yang ada
kegiatan. Pada
dasarnya
pembangunan
tersebut
menimbulkan
dampak terhadap
lingkungan hidup
yang perlu dianalisis
sejak awal
perencanaannya,
sehingga langkah
pengendalian
dampak negatif dan
pengembangan
dampak positif dapat
dipersiapkan sedini
mungkin

III-42
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dengan menggunakan


metoda pembobotan dirumuskan isu-isu strategis pada pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Dinas PU SDA TARU Provinsi Jawa Tengah, dengan memperhatikan
bahwa isu tersebut :

a) Memiliki pengaruh yang besar terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L dan
Provinsi
b) Merupakan tugas dan tanggung jawab OPD
c) Berdampak besar pada publik
d) Memiliki daya ungkit terhadap pembangunan daerah
e) Kemudahan untuk menangani, dan
f) Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Berdasarkan pertimbangan pembobotan tersebut, diperoleh hasil isu-isu


strategis sebagai beriku :

Berdasarkan analisis tersebut di atas, isu-isu strategis yang akan ditangani melalui
Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yaitu:
1. Sebagian besar jaringan jalan sudah habis umur rencananya.
2. Disparitas perkembangan wilayah Utara vs Selatan.
3. Belum terhubungkan sistem kota-kota (PKN, PKW, dan PKL) dan Wilayah
Pengembangan (WP) dengan sistem jaringan jalan yang memadai.
Program yang perlu dilakukan adalah peningkatan jalan dan penggantian
jembatan penghubung antar sistem kota-kota di Jawa Barat.
4. Pertumbuhan kendaraan tidak diikuti dengan pertumbuhan panjang jalan
5. Sistem jaringan jalan belum sepenuhnya dapat mendukung terjadinya
pertumbuhan ekonomi.
6. Peralatan untuk pemeliharaan jalan belum memadai.
7. Belum Optimalnya Kinerja Penataan Ruang Jawa Barat
8. Masih rendahnya Kinerja Jasa Konstruksi
9. Sebagian dari ruas jalan provinsi berada pada jalur rawan bencana.

Untuk isu-isu meningkatnya pertumbuhan jumlah penyedia jasa yang tidak


diikuti dengan sikap professional, pemanfaatan jalan yang tidak sesuai dan

III-43
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

pengguna jalan melebihi Muatan Sumbu Terberat (MST) yang diizinkan, kegiatan
yang dilakukan yaitu koordinasi dengan instansi lain seperti Dinas Perhubungan,
pemerintah Kabupaten/Kota, asosiasi penyedia jasa dan lain-lain.

10. Potensi terhambatnya pembangunan akibat terjadinya ketidakharmonisan


antar sektor serta kerusakan lingkungan hidup karena belum adanya Rencana
Tata Ruang sebagai dasar / pedoman pemanfaatan ruang;
11. Perwujudan RTR tidak sesuai dengan rencana pembanguan yang pada
akhirnya hasil pembangunan akan tidak sesuai dengan RTR;
12. Terjadinya pelanggaran tata ruang & belum tertangani dengan baik;
13. Ketaatan terhadap RTRW dan RDTR dalam hal struktur ruang, pola ruang, dan
indikasi program belum optimal; 16. Pelanggaran tata ruang yang diakibatkan
masyarakat dan stakeholders kurang memahami tentang Rencana Tata Ruang

III-44
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang

Sebagaimana visi dan misi yang telah ditetapkan, untuk keberhasilannya


perlu ditetapkan tujuan, yang ditempuh melalui penetapan beberapa sasaran yang
satu dengan lainnya saling terkait. Sasaran yang dikemukakan dalam Renstra ini
yaitu sasaran dalam waktu 5 tahun (tahun 2018 - 2023). Tujuan merupakan
penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Tujuan mempertajam fokus
pelaksanaan misi. Tujuan meletakan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah
semua program dan aktivitas dalam melaksanakan misi. Tujuan adalah hasil akhir
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) tahun. Tujuan harus konsisten dengan tugas dan fungsi, secara kolektif,
tujuan menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan–perbaikan yang
ingin diciptakan sesuai tugas dan fungsi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat. Tujuan merupakan jawaban dari prioritas atau permasalahan
yang teridentifikasi dalam kajian lingkungan internal dan eksternal serta
dikembangkan untuk menjawab isu–isu strategis.
Tujuan bersifat idealistik yang berarti mengandung nilai–nilai keluhuran
dan keinginan kuat untuk menjadi baik dan berhasil. Tujuan tidak bersifat
kuantitatif dalam arti hampir-hampir tidak tergambar dalam angka–angka. Dengan
karakteristik tersebut upaya pencapaian tujuan akhir berlangsung secara terus-
menerus. Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai
melalui tindakan berupa kebijakan alokasi sumber daya, program dan kegiatan.
Penetapan tujuan dan sasaran Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor kunci
keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan. Hal ini dimaksudkan agar dinas
mampu mencapai tujuan dan sasarannya, sehingga tidak ada suatu sasaran
ataupun aktivitas yang terbengkalai atau tidak tercapai, karena dengan

IV-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

mengetahui faktor-faktor kunci keberhasilan berarti sudah mengetahui


kelebihan/kekuatan untuk melaksanakan suatu sasaran, aktivitas dan tidak
melakukan suatu kegiatan dimana ada kekurangan/kelemahan.
Tujuan jangka menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi
Jawa Barat adalah:
1. Meningkatkan kinerja jaringan jalan untuk menunjang aktivitas perekonomian
masyarakat dan pemerataan pembangunan.
2. Meningkatkan pelayanan jasa konstruksi.
3. Mewujudkan tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat yang efisien,
berkelanjutan, dan berdaya saing.
4. Meningkatkan tata kelola organisasi perangkat daerah
Sedangkan sasaran jangka menengah Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang Provinsi Jawa Barat adalah:
1. Meningkatnya peran jalan dalam meningkatkan pengembangan wilayah
2. Meningkatnya kemampuan struktur dan kapasitas jalan dan jembatan pada
ruas-ruas jalan Provinsi di Jawa Barat.
3. Meningkatnya kualitas sistem jasa konstruksi dan sumber daya manusia Jasa
Konstruksi.
4. Terselenggaranya pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan
penataan ruang.
5. Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah.
6. Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah.

Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat beserta indikator kinerjanya dapat dilihat
pada tabel 4.1 di bawah ini.

IV-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

TARGET KINERJA SASARAN


NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Meningkatkan kinerja 88,91 89,11 89,31 89,50 89,70


Tingkat aksesibilitas
jaringan jalan untuk
menuju kawasan
menunjang aktivitas Meningkatnya peran jalan
potensial dan pusat-
perekonomian dalam meningkatkan
pusat kegiatan yang
masyarakat dan pengembangan wilayah
dibangun
pemerataan
pembangunan
Meningkatnya kemampuan
struktur dan kapasitas
Tingkat kemantapan
jalan dan jembatan pada 91,48 95,53 99,28 99,97 100
jalan
ruas-ruas jalan Provinsi di
Jawa Barat
Meningkatnya kualitas Tingkat kualitas sistem
Meningkatkan pelayanan sistem jasa konstruksi dan jasa konstruksi dan
2 34,75 56,25 74,00 87,00 100,00
jasa konstruksi sumber daya manusia Jasa sumber daya manusia
Konstruksi Jasa Konstruksi
Terwujudnya tata ruang Terselenggaranya Persentase
wilayah Provinsi Jawa pengaturan, pembinaan, penyelenggaraan
Barat yang efisien, pelaksanaan, dan pengaturan, pembinaan, 79,25 83,00 88,75 93,00 97,50
berkelanjutan, dan pengawasan penataan pelaksanaan, dan % % % % %
berdaya saing ruang pengawasan penataan
ruang

IV-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

TARGET KINERJA SASARAN


NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Meningkatnya kualitas
Mewujudkan tata kelola
pelayanan perangkat Nilai Kepuasan
pemerintahan yang baik, 80 81 83 84 85
daerah. Masyarakat
efektif dan efisien
Meningkatnya
akuntabilitas kinerja Nilai Sakip PD 80 81 83 84 85
perangkat daerah

IV-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB V
STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Strategi dan Kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Untuk mencapai tujuan dan sasaran diperlukan suatu strategi. Strategi


dijabarkan dalam kebijaksanaan, program dan kegiatan selama 5 (lima) tahun.
Kebijakan adalah pedoman pelaksanaan tertentu untuk mempertajam makna dari
strategi dan menjadi pedoman bagi keputusan-keputusan yang mendukung
strategi. Program merupakan penjabaran tentang langkah-langkah yang diambil
untuk menjabarkan kebijakan. Kegiatan adalah segala sesuatu yang harus
dilakukan dalam merealisasikan program. Kegiatan dilakukan secara bertahap per
tahun selama 5 (lima) tahun.
Tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang dihasilkan dari analisis lingkungan internal dan eksternal (analisis SWOT),
sebagaimana Tabel V-1.

V-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel V.1
Tujuan, Sasaran,Strategi, dan Kebijakan

Visi : Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi

Misi : Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis


Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan
Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


Meningkatnya Meningkatnya peran Meningkatkan  Pembangunan
kinerja jaringan jalan dalam aksesibilitas menuju jalan baru
jalan untuk meningkatkan kawasan strategis diprioritaskan
menunjang pengembangan provinsi pada wilayah-
aktivitas wilayah wilayah strategis
perekonomian dan memberi
masyarakat dan dampak siknifikan
pemerataan terhadap
pembangunan pengembangan
wilayah.
 Pembangunan
jalan lingkar dan
FO untuk
memperlancar lalu
lintas di pusat-
pusat
perekonomian.
 Pelebaran jalan
pada ruas-ruas
jalan yang belum
standar.

Meningkatnya Meningkatkankondisi  Pemeliharaan rutin


kemampuan struktur jalan dan jembatan dan berkala
dan kapasitas jalan pada ruas-ruas jalan dilakukan dengan
dan jembatan pada provinsi untuk seksama untuk
ruas-ruas jalan menunjang aktivitas mempertahankan
provinsi di Jawa perekonomian umur rencana
Barat masyarakat dan jalan.
mengatasi kemacetan  Peningkatan jalan
dilakukan untuk
ruas-ruas jalan
yang umur
teknisnya sudah
terlewati dengan
prioritas pada
ruas-ruas jalan
strategis.

V-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan  Pengembangan


pelayanan jasa kualitas sistem jasa sinergitas pelaku dan sistem jasa
konstruksi konstruksi dan pengguna jasa konstruksi
sumber daya konstruksi  Pengembangan
manusia Jasa Sumber Daya
Konstruksi Manusia Jasa
Konstruksi
Terwujudnya Terselenggaranya  Meningkatkan
tata ruang penataan ruang proses
wilayah Provinsi kawasan strategis perencanaan
Jawa Barat berbasis daya dukung penataan ruang
yang efisien, lingkungan dan  Menyiapkan
berkelanjutan, potensi lokal pranata
dan berdaya pelaksanaan
saing penataan ruang
kawasan
 Menyiapkan
perangkat dan
pemantapan
pelaksanaan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
Terselenggaranya  Menyiapkan SDM
tertib penataan ruang yang berkualitas.
melalui penguatan  Menyiapkan
perangkat dan perangkat
pelaksanaan pemantapan
pengendalian dan pelaksanaan
pengawasan penataan pengendali
ruang pemanfaatan
ruang.
 Meningkatkan
penguatan
pengawasan
pemanfaatan
ruang.
Meningkatnya Meningkatkan
Mewujudkan kualitas pelayanan pemenuhan Meningkatkan kualitas
tata kelola perangkat daerah. kebutuhan pelayanan Dinas Bina
pemerintahan perkantoran, Marga dan Penataan
yang baik, kepegawaian dan Ruang Provinsi Jawa
efektif dan keuangan administrasi Barat
efisien pelayanan
Meningkatnya Meningkatkan kualitas Meningkatkan
akuntabilitas kinerja perencanaan dan akuntabilitas kinerja
perangkat daerah evaluasi perangkat Dinas Bina Marga dan
daerah Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat

V-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

V-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

V-5
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB VI

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,


SERTA PENDANAAN

5.1 Rencana Program dan Kegiatan

Rencana Strategis Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat ini juga berisi Indikator Kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Jawa
Barat Tahun 2018 – 2023 yang terdiri dari rencana program pembangunan daerah
yang menunjang secara langsung pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan
program prioritas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah termasuk
pemenuhan pelayanan dasar kepada masyarakat sesuai Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang selanjutnya dijabarkan dalam Renstra Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat. Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan
untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi misi
kepala daerah dan wakil kepala daerah dari sisi penyelenggaraan pemerintahan
daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukkan dengan akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau
indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun, sehingga kondisi kinerja yang
diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. lndikator kinerja daerah secara
teknis pada dasarnya dirumuskan dengan mengambil indikator dari program
prioritas yang telah ditetapkan (outcome) atau kompositnya (impact). Suatu
indikator kinerja daerah dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari
satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat
capaian indikator kinerja daerah berkenaan setelah program dan kegiatan prioritas
ditetapkan. Selanjutnya, indikator kinerja daerah dibagi menjadi 3 (tiga) aspek
yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, serta aspek daya
saing daerah.
Program prioritas untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan
daerah terbagi ke dalam urusan wajib dan urusan pilihan. Dinas Bina Marga dan

VI-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat termasuk dalam urusan wajib Bidang
Pekerjaan Umum, sub bidang Bina Marga, Sub Bidang Jasa Konstruksi dan Sub
Bidang Penataan Ruang dengan Program yang dilaksanakan adalah :
1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan.
Outcome yang akan dicapai yaitu meningkatnya keterhubungan pada kawasan
potensial dan pusat-pusat kegiatan.
Indikatornya adalah presentase peningkatan aksesibilitas menuju sentra-
sentra ekonomi dan kawasan potensial

2) Program Peningkatan, Pemeliharaan Berkala dan Pemeliharaan Rutin Jalan dan


Jembatan.
Outcome yang akan dicapai yaitu kembalinya nilai struktur jalan dan jembatan
sesuai dengan umur rencana,kembalinya kondisi badan jalan yang rusak akibat
bencana dan teralirkannya air hujan dengan sistem drainase yang baik agar
tidak merusak jalan
Indikatornya adalah tingkat kemantapan jalan

3) Program Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan


Outcome yang akan dicapai yaitu meningkatnya manajemen mutu konstruksi
jalan dan jembatan
Indikatornya adalah persentase ketersediaan dokumen perencanaan teknis
yang siap bangun

4) Program Pengawasan dan Pemanfaatan Jalan dan Jembatan


Outcome yang akan dicapai yaitu terciptanya efisiensi dan efektifitas
pengelolaan jaringan jalan dan jembatan
Indikatornya adalah persentase pengawasan teknis pelaksanaan
pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan

5) Program Pembinaan Jasa Konstruksi


Outcome yang akan dicapai yaitu meningkatnya kualitas sistem jasa konstruksi
dan sumber daya manusia Jasa Konstruksi

VI-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Indikatornya adalah tingkat ketercapaian pengembangan sistem jasa


konstruksi dan pengembangan Sumber Daya Manusia Jasa Konstruksi

6) Program Penataan ruang


Outcome yang akan dicapai yaitu terwujudnya rencana tata ruang sebagai
acuan pembangunan daerah dan tertib pemanfaatan ruang
Indikatornya adalah persentase ketersediaan rencana tata ruang, rekomendasi
pemanfaatan ruang yang diberikan, rekomendasi gubernur yang diproses
terhadap rancangan perda rencana tata ruang kabupaten/kota, dan
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penataan ruang.

Selain program urusan wajib sub bidang jalan, sub bidang jasa konstruksi,
dan sub bidang penataan ruang, terdapat juga program-program pendukung,
yaitu:
1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang
2) Program Dukungan Manajemen Perkantoran Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang

5.2 Pendanaan Indikatif


Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah
Tahun 2018 - 2023 disusun pendanaan indikatif dalam melaksanakan program dan
kegiatan di atas, dengan berorientasi pada pencapaian dari indikator kinerja yang
telah ditetapkan.
Sumber pendanaan pelaksanaan program kegiatan yang sudah
direncanakan di atas yaitu APBD Provinsi dan APBN. APBD Provinsi akan
menangani jalan provinsi yang sudah menjadi kewajibannya serta mendukung
kegiatan-kegiatan strategis seperti pembebasan lahan untuk kebutuhan
penanganan jalan, jasa konstruksi dan penataan ruang.
Di samping itu terdapat beberapa ruas jalan yang diusulkan untuk ditangani
dan dibiayai secara bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan
pemerintah pusat sebagaimana dalam tabel berikut ini.

VI-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel VI-
Rencana Pembangunan Jalan dan Jembatan di Provinsi Jawa Barat

SUMBER
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM RENCANA ANGGARAN (RP)
DANA
(KM)
a. Kawasan Agro Techno Park

1 Jalan Sp. Muara Cikadu - Sp. Pancuh Tilu dan Kab. Cianjur RPJMD 20,00 220.000.000.000 APBD
Sp. Pancuh Tilu - Cikadu

b. Kawasan Puspiptek

1 Jalan Bts. Tangerang/Bogor - Parung Kab. Bogor RPJMD 1,15 17.250.000.000 APBD
c. Solusi Kemacetan
1 FO Dewi Sartika, Depok Kota Depok RPJMD 0,50 110.000.000.000 APBD
2 FO Lembang Kab. Bandung Barat RPJMD 0,50 110.000.000.000 APBD
3 FO Jalan Supratman di Kota Bandung Kota Bandung RTRW, RPJMD 0,50 40.000.000.000 APBD
4 FO Laswi di Kota Bandung Kota Bandung RPJMD 0,50 40.000.000.000 APBD
5 FO Kadungora, Kab. Garut Kab. Garut RPJMD 0,50 62.500.000.000 APBD
6 FO Simpang Kadipaten, Kab. Majalengka Kab. Majalengka RPJMD, Rebana 0,50 62.500.000.000 APBD
7 FO Kopo Kota Bandung RTRW, RPJMD 1,30 500.400.000.000 APBN,
APBD
8 FO Buah Batu - Kiaracondong Kota Bandung RTRW, RPJMD 1,96 665.900.000.000 APBN,
APBD
9 FO Moh. Toha Kota Bandung RPJMD 1,00 384.923.000.000 APBN
10 FO Nurtanio di Kota Bandung Kota Bandung RPJMD 0,72 276.374.000.000 APBN
11 FO Cimareme – Batujajar Kab. Bandung Barat RTRW, RPJMD 0,50 192.461.000.000 APBN
12 FO Simpang Tiga Padalarang - Purwakarta Kab. Bandung Barat RTRW, RPJMD 1,50 577.384.000.000 APBN

VI-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

SUMBER
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM RENCANA ANGGARAN (RP)
DANA
(KM)
13 FO Gedebage Kota Bandung RTRW APBN
14 FO Cileunyi Kota Bandung RTRW APBN
15 FO Ledeng Setiabudi Kota Bandung RTRW APBN
16 FO Cibitung Kab. Bekasi RTRW APBN
17 Jalan Lingkar Sukabumi Kab. Kota Sukabumi RPJMD 6,90 422.566.674.000 APBD
18 Jalan Lingkar Gentong Kab. Tasikmalaya RPJMD 10,40 218.400.000.000 APBD
19 Jalan Lingkar Cirebon Kota Cirebon RTRW, RPJMD, 20,00 420.000.000.000 APBD
Rebana
20 Jalan Lingkar Kuningan (Ruas Jalan Sampora – Kab. Kuningan RTRW, RPJMD 13,70 411.000.000.000 APBN
Caracas – Panawuan -Kedungarum -
Kertawangunan – Cipondok)
21 Jalan Lingkar Banjaran Kab. Bandung RTRW APBD
22 Jalan Lingkar Majalaya Kab. Bandung RTRW APBD
23 Jalan Lingkar Utara dan Selatan Kabupaten Kab. Cirebon RTRW, Rebana APBD
Cirebon
24 Jalan Lingkar Utara Bandung Raya Kab. Bandung, Kota RTRW APBD
Bandung, Kab.
Bandung Barat
25 Jalan Lingkar Karawang Kab. Karawang RTRW APBD
26 Jalan Lingkar Palabuhanratu Kab. Sukabumi RTRW APBN
27 Jalan Lingkar ruas Ciseureuh – Arca, Kab. Kab. Cianjur RTRW APBD
Cianjur
28 Jalan Lingkar Kota Subang Kab. Subang RTRW APBD
29 Jalan Lintas Cepat Jalur Pantai Utara Subang - Kab. Subang, Kab. RTRW, Rebana APBN
Karawang - Bekasi - Tanjung Priok Karawang, Bekasi, DKI

VI-5
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

SUMBER
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM RENCANA ANGGARAN (RP)
DANA
(KM)
30 Lingkar Kadipaten Kab. Majalengka RTRW, Rebana APBD
31 Jalan Puncak II (Sentul – Sp. Sukamakmur – Kab. Bogor dan Kab. RPJMD 67,65 1.014.750.000.000 APBN,
Kota Bunga – Cipanas (Cianjur) Cianjur APBD,
SWASTA
32 Jalan Alternatif Bandung – Lembang Kota Bandung, Kab. RTRW APBD
Bandung Barat
33 Jalan Sukasari – Lembang Kab. Sumedang, Kab. RPJMD 22,00 462.000.000.000 APBD
Bandung, Kab.
Bandung Barat
34 Tol NS - Link Kota Bandung Kota Bandung RTRW 14,30 8.491.000.000.000
SWASTA
35 Jalan Poros Tengah - Purwakarta - Jonggol - Kab. Cianjur, Kab. RPJMD 89,64 APBD
Sukamakmur Purwakarta
d. Pengembangan Infrastuktur Wilayah
Bodebekpunjur
1 Jalan Tol Bogor Ring Road Kota Bogor, Kab. RTRW, PSN, 11,00 2.049.000.000.000
Bogor RPJMD SWASTA
2 Jalan Tol Depok - Antasari Kota Depok RTRW, PSN, 21,54 2.990.000.000.000
RPJMD SWASTA
3 Jalan Tol Cinere - Jagorawi Kab. Bogor RTRW, PSN, 14,64 3.210.000.000.000
RPJMD SWASTA
4 Jalan Tol Cimanggis - Cibitung Kab. Bogor RTRW, PSN, 25,40 4.520.000.000.000
RPJMD SWASTA
5 Jalan Tol Cikarang - Tanjung Priok Kab. Bekasi RTRW 34,50
SWASTA

VI-6
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

SUMBER
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM RENCANA ANGGARAN (RP)
DANA
(KM)
6 Jalan Tol Bekasi - Cawang - Kp. Melayu Kab. Bekasi RTRW, PSN, 21,04 8.540.000.000.000
RPJMD SWASTA
7 Jalan Tol Serpong - Cinere Kota Depok, Banten RTRW, PSN, 10,10 2.210.000.000.000
RPJMD SWASTA
e. Cekungan Bandung
1 Jalan Tol Ciranjang - Padalarang Kab. Cianjur, Kab. PSN, Cekungan 33,00 3.247.000.000.000
Bandung Barat Bandung, RPJMD SWASTA
2 Jalan Tol Cileunyi - Sumedang – Dawuan Kab. Bandung, Kab. RTRW, PSN, 59,00 8.410.000.000.000 APBN,
Sumedang, Kab. Cekungan SWASTA
Majalengka Bandung, RPJMD,
Rebana

3 Tol Padalarang – Nanjung – Cipatik - Soreang Kab. Bandung Barat, RTRW, Cekungan
– Banjaran – Arjasari –Majalaya – Cicalengka – Kab. Bandung Bandung SWASTA
Nagreg
4 Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) Kota Bandung RTRW, Cekungan 27,30 3.363.000.000.000 APBN,
Bandung APBD,
SWASTA
f. Mengatasi Disparitas Utara dan Selatan
1 Pembangungan dan peningkatan jalan jalur Kab. Sukabumi, Kab. RPJMD APBD
tengah tengah selatan Jawa Barat Selatan Cianjur, Kab.
Bandung, Kab. Garut,
Kab. Tasikmalata,
Kab. Ciamis

2 Pembangunan Jembatan Benteng - Manonjaya Kab. Ciamis, Kab. RTRW APBD


(batas Kab. Ciamis dan Kab. Tasikmalaya) Tasikmalaya

VI-7
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

SUMBER
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM RENCANA ANGGARAN (RP)
DANA
(KM)
g. Alternatif Jalan Khusus dan Keselamatan
1 Jalan Tambang Parung Kab. Bogor RPJMD 15,00 292.500.000.000 APBD,
SWASTA
2 Jalan Alternatif Bts. Bandung/Subang - Subang Kab. Subang RTRW, RPJMD 7,30 153.300.000.000 APBD
(Tanjakan Emen)
3 Jalan inspeksi di pinggir tanggul irigasi di Kab. Kab. Bekasi, Kab. RTRW APBD
Karawang (Bekasi-Curug-Purwakarta) Purwakarta
h. Jalan Akses Bandara dan Pelabuhan
1 Akses Tol BIJB Kab. Majalengka RTRW, Rebana 1,80 456.000.000.000 APBD,
SWASTA
2 Akses Tol Patimban Kab. Subang RTRW, Rebana 37,70 6.400.000.000.000 APBN,
SWASTA
i. Rencana Umum Jaringan Jalan Tol
1 Jalan Tol Ciawi - Sukabumi Kab. Bogor, Kab. RTRW, PSN, 54,00 5.900.000.000.000 APBN,
Sukabumi RPJMD SWASTA
2 Jalan Tol Sukabumi - Ciranjang Kab. Skabumi, Kab. RTRW, PSN, 28,00 1.855.000.000.000 APBN,
Cianjur RPJMD SWASTA
3 Jalan Tol Cibitung - Cilincing Kab. Bekasi RTRW, PSN, 34,00 4.220.000.000.000
RPJMD SWASTA
4 Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Sisi Selatan DKI, Kab. Bekasi, Kab. RTRW, PSN, 64,00 14.690.000.000.000
Karawang, Kab. RPJMD SWASTA
Purwakarta
5 Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Elevated DKI, Kab. Bekasi, Kab. RTRW, PSN, 36,40 16.230.000.000.000
Karawang RPJMD SWASTA

VI-8
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

SUMBER
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM RENCANA ANGGARAN (RP)
DANA
(KM)
6 Jalan Tol Cikarang - Ciranjang Kab. Bekasi, Kab. RTRW 52,30 5.146.003.000.000
Cianjur SWASTA
7 Jalan Tol Bojonggede - Balaraja Banten, Kab. Bogor RTRW
SWASTA
8 Jalan Tol Subang - Patimban Kab. Subang RTRW, Rebana
SWASTA
9 Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road III Ruas Kab. Bekasi, DKI, RTRW
Cibinong - Tangerang Banten SWASTA
10 Jalan Tol Akses Sentul Selatan - Cipambuan Kab. Bogor RTRW
SWASTA
11 Jalan Tol Jagorawi - Cinere Kab. Bogor RTRW
SWASTA
12 Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap Kab. Bandung, Kab. RTRW, Cekungan 184,00 46.600.000.000.000 APBN,
Garut, Kab. Bandung SWASTA
Tasikmalaya, Kab.
Ciamis, Kab.
Pangandaran

VI-9
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Hitungan pendanaan indikatif dapat dilihat pada Tabel VI-1 berikut :

VI-10
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

VI-11
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB VII

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG


URUSAN

Dalam bab ini memuat indikator kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang Provinsi Jawa Barat, termasuk Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yang merupakan indikator tujuan
dan/atau sasaran yang telah dirumuskan. Selain IKU Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat juga ditetapkan indikator kinerja
penyelenggaraan bidang urusan yang merujuk pada indikator program.
Indikator makro tidak hanya merupakan kinerja dari Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, melainkan merupakan kinerja bersama antara Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Kota, Pemerintah Pusat serta swasta
dan masyarakat. Rencana indikator kinerja dapat dilihat pada tebel berikut :

VII-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel VII-1
Indikator Kinerja Utama Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD

KONDISI
KINERJA PADA KONDISI
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN (%) KINERJA PADA
AWAL PERIODE
No. INDIKATOR RPJMD AKHIR
PERIODE
TAHUN 2018 2019 2020 2021 2022 2023 RPJMD

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Persentase aksesibilitas
menuju kawasan potensial dan
1. 88,91% 89,11% 89,31% 89,50% 89,70% 89,70%
pusat-pusat kegiatan yang
dibangun
2. Tingkat kemantapan jalan 91,48% 95,53% 99,28% 99,97% 100,00% 100,00%
Tingkat kualitas sistem jasa
3. konstruksi dan sumber daya 34,75 56,25 74,00 87,00 100,00 100,00%
manusia Jasa Konstruksi
Persentase penyelenggaraan
pengaturan, pembinaan,
4. pelaksanaan, dan pengawasan 79,25% 83,00% 88,75% 93,00% 97,50% 97,50%
penataan ruang

5. Nilai Kepuasan Masyarakat 81 83 84 85 86 86

VII-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

KONDISI
KINERJA PADA KONDISI
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN (%) KINERJA PADA
AWAL PERIODE
No. INDIKATOR RPJMD AKHIR
PERIODE
TAHUN 2018 2019 2020 2021 2022 2023 RPJMD

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Nilai Sakip Dinas Bina Marga
6. dan Penataan Ruang Provinsi 81 83 84 85 86 86
Jawa Barat

VII-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel VII-1
Indikator Kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD

(AMBIL DARI TABEL SEBELUMNYA)

KONDISI KINERJA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN (%) KONDISI


SA UNIT KERJA
PADA AWAL KINERJA PADA
No. PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR TU PENANGGUNG
PERIODE RPJMD AKHIR PERIODE
AN JAWAB
TAHUN 2018 2019 2020 2021 2022 2023 RPJMD

VII-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
. PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB VIII
PENUTUP

Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yang
akan dioperasionalkan pada kurun waktu tahun 2018 sampai 2023, merupakan
komitmen aparat Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat dalam
rangka ikut menentukan irama perubahan sesuai dengan tuntutan yang terus
berkembang serta sekaligus mengatur arah perkembangan guna meningkatkan
keberhasilan di masa datang.
Faktor–faktor penentu keberhasilan adalah unsur–unsur dari pemerintah,
masyarakat dan swasta yang menentukan keberhasilan dan kegagalan Dinas Bina
Marga dan Penatan Ruang Provinsi Jawa Barat dalam mencapai target yang telah
ditentukan. Faktor–faktor penentu keberhasilan juga dapat diartikan sebagai
beberapa hal yang harus berjalan baik jika ingin meyakinkan keberhasilan
pembangunan.
Dalam kaitannya dengan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi
Jawa Barat, maka faktor–faktor penentu keberhasilan tersebut dapat dianalisis dari
faktor–faktor internal dan eksternal. Keberhasilan Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang Provinsi Jawa Barat ditentukan oleh faktor-faktor kunci keberhasilan yang
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Tersedianya sumber daya aparatur yang beriman, bertaqwa, profesional dan
bertanggung jawab.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan, teknologi dan
potensi alam yang ada.
3. Adanya komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan legislatif dalam
mengalokasikan penyediaan dana yang memadai bagi pemecahan masalah-
masalah kebinamargaan, serta optimasi penggunaan dana dan penajaman
prioritas penanganan jalan.
4. Tersedianya mitra kerja (penyedia jasa) yang memiliki kompetensi tinggi,
bertanggungjawab dan profesional.

VIII-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
. PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

5. Adanya koordinasi yang baik antar instansi di Provinsi Jawa Barat, Kemeterian
Pekerjaan Umum dan Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Jawa Barat serta
dunia usaha dan masyarakat.
6. Terciptanya partisipasi dan kepatuhan masyarakat dalam penggunaan dan
pemanfaatan jalan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Renstra ini akan merupakan sarana operasional dalam mewujudkan tugas


pokok yang diembannya, yaitu dalam rangka perumusan kebijakan teknis,
pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang kebinamargaan.
Oleh karenanya, Rencana Strategis ini merupakan perwujudan dari suatu
komitmen penuh seluruh jajaran Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi
Jawa Barat.
Dalam tahap implementasi, amanat yang digariskan dalam Renstra ini,
keberhasilannya sangat ditentukan oleh kesungguhan dan dukungan dari semua
pihak yang berkepentingan, di samping sikap konsisten seluruh jajaran Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat terhadap komitmen tersebut di
atas.

VIII-2

Anda mungkin juga menyukai