Anda di halaman 1dari 741

LAPORANI

NDUK

KLHSRPJ
MD
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAHDAERAHTAHUN2018-2023
KABUPATEN MAGETAN

PEMERI
NTAHDAERAHKABUPATENMAGETAN
TAHUN2020
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGETAN

LAPORAN INDUK

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Terhadap

PERUBAHAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Magetan, 2020
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

KATA PENGANTAR

Saat ini Kabupaten Magetan sedang menyusun dokumen Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magetan Tahun 2018 – 2023. Sebagaimana
diamanatkan dalam UU 32 Tahun 2009, PP 46 Tahun 2016 dan Permendagri 07 Tahun
2018, Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan perlu dikaji kaitannya dengan aspek
lingkungan hidup melalui penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). KLHS
digunakan untuk memberikan masukan terhadap Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan
agar pembangunan yang akan dilaksanakan lebih memperhatikan prinsip dan tujuan
pembangunan berkelanjutan. Dengan diterapkannya KLHS ini, juga merupakan landasan di
dalam mengevaluasi pengaruh lingkungan hidup dan menjamin diintegrasikannya prinsip –
prinsip berkelanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat sinergis dari proses
perencanaan pembangunan. Diharapkan integrasi antara dokumen rencana, isu – isu strategis
dan isu – isu pembangunan berkelanjutan akan menjadikan Perubahan RPJMD Kabupaten
Magetan yang telah disusun nantinya memberikan nilai positif bagi wilayah Kabupaten
Magetan, baik untuk kesejahteraan generasi saat ini sampai dengan generasi yang akan
datang.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhadap Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan
ini merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Magetan dengan Pusat Studi
Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan Laporan Induk KLHS Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan ini
kami ucapkan terima kasih. Kami mohon masukan, saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini.

Magetan, November 2020


Bupati Magetan

Suprawoto

i
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR AKRONIM xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang I-1
1.2 Dasar Hukum I-3
1.3 Maksud dan Tujuan I-4
1.4 Ruang Lingkup I-5
1.5 Sistematika Pembuatan KLHS RPJMD I-5

BAB 2 DASAR TEORI


2.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis II-1
2.2 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) II-4
2.2.1 Tinjauan Umum Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) II-4
2.2.2 Indikator TPB II-6
2.2.3 Forum Politik Tingkat Tinggi Terkait SDGs/TPB II-7
2.2.4 Dokumentasi Penting Terkait TPB/SDGs II-9
2.2.5 Pelaksanaan SDGs/TPB di Indonesia II-10
2.3 Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup II-12
2.3.1 Ekoregion Berbas is Bentang Lahan (landscape) II-14
2.3.2 Jas a Ekosistem (Ecosystem Services) II-16

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN


3.1 Kondisi Umum Daerah III-1
3.1.1 Aspek Geografi III-1
3.1.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah III-1
3.1.2 Aspek Demografi III-23
3.1.2.1 Struktur Penduduk III-23
3.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat III-32
3.2.1 Pertumbuhan PDRB III-32
3.2.2 Laju Inflasi III-41
3.2.3 Indeks Gini/Koefisien Gini III-43
3.2.4 Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan (Jumlah Penduduk III-44
Miskin)
3.2.5 Tingkat Pengangguran Terbuka III-47
3.2.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) III-49
3.3 Gambaran Keuangan Daerah III-50
3.3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu III-52
3.3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD III-52
3.3.1.2 Neraca Daerah III-69
3.3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu III-76
3.3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran III-76
3.3.2.2 Analisis Pembiayaan III-82
3.3.3 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Periode Tahun 2013-2017 III-89
3.3.3.1 Pendapatan Daerah III-89
3.3.3.2 Belanja Daerah III-90
3.3.3.3 Pembiayaan Daerah III-91

ii
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.3.4 Kerangka Pendanaan III-91


3.3.4.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja III-92
3.3.4.2 Perhitungan Kerangka Pendanaan III-97
3.4 Kajian Enam (6) Muatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis III-103
3.4.1 Kajian Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup III-103
3.4.2 Kajian Dampak Risiko Terhadap Lingkungan Hidup III-117
3.4.3 Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung Berdasarkan Jasa III-164
Ekosistem
3.4.4 Kajian Efisiensi dan Pemanfaatan Potensi SDA III-216
3.4.5 Kajian Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi Terhadap III-228
Perubahan Iklim
3.4.6 Kajian Keanekaragaman Hayati di Kabupaten Magetan III-230
3.4 Peran Para Pihak III-246

BAB 4 ANALISIS PENCAPAIAN TPB DI KOTA MAGETAN


4.1 Analisis Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) IV-1
4.2 Indikator yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target Nasional IV-3
4.3 Indikator yang Sudah Dilaksanakan Namun Belum Mencapai Target IV-50
Nasional
4.4 Indikator yang Belum Dilaksanakan dan Belum Mencapai Target IV-82
Nasional
4.5 Indikator yang Belum Mempunyai Data IV-85
4.6 Analisis Pencapaian TPB Berdasarkan Organisasi Pemerintah Daerah IV-96
Kabupaten Magetan

BAB 5 ANALISIS PENCAPAIAN TPB TIAP OPD

BAB 6 PERUMUSAN SKENARIO


6.1 Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan/Isu Utama VI-2
6.2 Perumusan Skenario VI-72

BAB 7 REKOMENDASI

BAB 8 KESIMPULAN
8.1 Hasil Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Daerah VIII-1
8.2 Analisis Pencapaian Indikator TPB Kabupaten Magetan VIII-1
8.3 Perumusan Skenario TPB VIII-3
8.4 Rekomendasi VIII-5

Daftar Pustaka
Lampiran

iii
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Analisis Materi Muatan Kajian KRP II-2
2.2 Sasaran dan Indikator TPB/SDGs II-7
3.1 Luas Kecamatan, Jumlah Desa dan Kelurahan, serta Jarak dari Ibukota III-1
Kabupaten ke Kecamatan di Kabupaten Magetan
3.2 Kelerengan Lahan di Kabupaten Magetan III-5
3.3 Nama dan Panjang Sungai di Kabupaten Magetan III-12
3.4 Jumlah Sumber Mata Air di Setiap Kecamatan di Kabupaten Magetan III-13
3.5 Nama, Luas, dan Volume Waduk/Embung di Kabupaten Magetan III-14
3.6 Curah Hujan, dan Hari Hujan di Kabupaten Magetan Tahun 2019 III-16
3.7 Titik Lokasi Rawan Longsor di Kabupaten Magetan III-21
3.8 Titik titik Lokasi Bencana Banjir di Kabupaten Magetan III-21
3.9 Desa/Kelurahan Rawan Kekeringan di Kabupaten Magetan III-22
3.10 Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Magetan Tahun 2008-2019 III-24
3.11 Jumlah, Kepadatan dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Magetan Tahun III-25
2014-2019
3.12 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Magetan III-26
Tahun 2013-2019
3.13 Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 III-26
3.14 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kabupaten Magetan III-27
Tahun 2008-2019
3.15 Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Magetan Tahun III-29
2013-2019
3.16 Jumlah Pekerja Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kabupaten Magetan III-30
Tahun 2013-2019
3.17 Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 2015-2019 III-31
3.18 Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 – 2019 III-33
3.19 Kontribusi Masing-Masing Sektor Terhadap Total PDRB-ADHB III-34
Tahun 2013 – 2019
3.20 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Kabupaten Magetan Tahun 2013 III-36
– 2019 (Juta Rp)
3.21 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor Kabupaten Magetan III-38
3.22 PDRB Perkapita Kabupaten Magetan III-41
3.23 Laju Inflasi Kabupaten Magetan Tahun 2013 – 2019 III-42
3.24 Indeks Gini Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 III-43
3.25 Angka Kemiskinan di Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 III-45
3.26 Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 III-47
3.27 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 III-49
3.28 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Magetan Tahun III-55
2013-2019
3.29 Persentase Jenis Pendapatan Daerah terhadap Total Pendapatan Daerah III-59
Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019
3.30 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Magetan Tahun III-63
Anggaran 2013-2019
3.31 Target dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Magetan III-66
Tahun Anggaran 2013-2019
3.32 Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Magetan III-66
Tahun Anggaran 2013-2019

iv
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.33 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Magetan III-68


Tahun Anggaran 2013-2019
3.34 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran III-70
2013-2019
3.35 Rata-Rata Pertumbuhan Rasio Keuangan Kabupaten Magetan III-75
Tahun Anggaran 2013-2019
3.36 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Magetan Tahun III-77
2013-2019
3.37 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Magetan III-79
Tahun 2013-2019
3.38 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama III-81
Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019
3.39 Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Magetan III-83
40 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Magetan III-85
41 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Magetan III-87
42 Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kabupaten Magetan III-88
43 Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah Tahun 2019 s/d Tahun III-93
2023 Kabupaten Magetan
44 Kapasitas Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten III-98
Magetan Tahun Anggaran 2013—2017
45 Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Magetan III-100
Tahun Anggaran 2019—2023
46 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten III-102
Magetan Tahun 2019-2023
47 Koefisien Limpasan Air Tanah III-104
48 Perhitungan Daya Dukung Air Menggunakan Metode Koefisien Limpasan III-105
49 Status Daya Dukung Air Tiap Kecamatan dan Proyeksinya III-106
50 Produktivitas Pertanian III-113
51 Produktivitas Peternakan III-114
52 Produktivitas Perikanan III-114
53 Produktivitas Perkebunan III-114
54 Jumlah Limbah Padat dan Cair berdasarkan Sumber Pencemaran di Kabupaten III-146
Magetan Tahun 2019
55 Izin Limbah B3 III-148
56 Neraca Skenario Pengelolaan Persampahan Hingga Tahun 2025 III-150
57 Neraca Skenario Pengelolaan Persampahan Berdasarkan Penanganan dan III-150
Pengurangan
58 Data Bank Sampah di Kabupaten Magetan III-151
59 Data Potensi Relawan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magetan Tahun III-152
2019
60 Titik Lokasi Rawan Longsor di Kabupaten Magetan III-156
61 Titik titik Lokasi Bencana Banjir di Kabupaten Magetan III-158
62 Klasifikasi Jasa Ekosistem untuk Menilai Daya Dukung dan Daya Tampung III-165
Lingkungan Hidup
63 Distribusi Luas dan Kelas Daya Dukung & Daya Tampung Kabupaten Magetan III-166
64 Waduk dan Embung di Kabupaten Magetan III-216
65 Luas Wilayah Menurut Tanah Sawah dan Tanah Kering Menurut Kecamatan di III-219
Kabupaten Magetan Tahun 2019
66 Lahan Sawah Menurut Pengairan III-220
67 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman Pangan Kabupaten III-220
Magetan Tahun 2019
68 Luas Lahan Bukan Sawah Menurut Penggunaannya Menurut Kecamatan di III-221
Kabupaten Magetan Tahun 2019 (hektar)

v
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

69 Perkiraan Jumlah Limbah Padat Berdasarkan Lokasi Obyek Wisata, Jumlah III-226
Pengunjung, dan Luas Kawasan
70 Indek Kapasitas Adaptif, Indeks Kerentanan dan Sensitifitas, Nilai Kerentanan, III-229
Resiko Banjir dan Resiko Kekeringan Kabupaten Magetan Tahun 2018
71 Ringkasan Status Endemisitas, Perlindungan, Keterancaman dan Perdagangan III-234
Flora dan Satwa liar di Kabupaten Magetan
72 Jenis-jenis Flora di Kabupaten Magetan III-235
73 Jenis-jenis Satwa Liar di Kabupaten Magetan III-242
74 Para Pihak Yang Berkontribusi Dalam TPB di Kabupaten Magetan III-246
4.1 Pencapaian TPB di Kabupaten Magetan IV-1
4.2 Persentase Pencapaian TPB di Kabupaten Magetan IV-2
4.3 Kategori TPB yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target Nasional IV-4
4.4 Indikator TPB yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target Nasional IV-5
4.5 Pencapaian Indikator TPB Yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai IV-15
Target
4.6 Kategori TPB yang Sudah Dilaksanakan Namun Belum Mencapai Target IV-50
Nasional
4.7 Tujuan, Target dan Indikator TPB yang Sudah Dilaksanakan Namun Belum IV-51
Mencapai Target Nasional
4.8 Gap Pencapaian Indikator TPB yang Sudah Dilaksanakan Namun Belum IV-60
Mencapai Target Nasional Serta Proyeksi Pencapaian s/d 2023
4.9 Indikator yang Belum Dilaksanakan dan Belum Mencapai Target Nasional IV-82
4.10 Indikator yang Belum Dilaksanakan dan Belum Mencapai Target Nasional IV-83
4.11 Kategori TPB yang Tidak Ada Data IV-85
4.12 Tujuan, Target dan Indikator TPB yang Belum Mempunyai Data IV-86
4.13 Capaian TPB per SOPD di Kabupaten Magetan IV-96
5.1 Capaian TPB Dinas Kesehatan V-1
5.2 Capaian TPB Dinas Lingkungan Hidup V-9
5.3 Capaian Badan Pusat Statistik V-12
5.4 Capaian TPB Dindikpora V-15
5.5 Capaian TPB Dinas Tenaga Kerja V-19
5.6 Capaian TPB Dinas PMDP3A V-21
5.7 Capaian TPB Badan Penanggulangan Bencana Daerah V-23
5.8 Capaian TPB Dinas Sosial V-25
5.9 Capaian TPB Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan V-27
5.10 Capaian TPB Dinas PPKBP3A V-28
5.11 Capaian TPB Dinas Komunikasi & Informasi V-34
5.12 Capaian TPB Badan Keuangan dan Aset Daerah V-36
5.13 Capaian TPB Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang V-38
5.14 Capaian TPB Badan Kepegawaian Daerah V-42
5.15 Capaian TPB Dinas TPHPKP V-43
5.16 Capaian TPB Dinas Pariwisata dan Kebudayaan V-44
5.17 Capaian TPB Dinas Perhubungan V-46
5.18 Capaian TPB Dinas Perindustrian V-48
5.19 Capaian TPB Dinas Dukcapil V-49
5.20 Capaian TPB Bappeda Litbang V-51
5.21 Capaian TPB Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan V-53
5.22 Capaian TPB DPMPTSP V-54
5.23 Capaian TPB Bag. Adm Sumber Daya Alam V-56
5.24 Capaian TPB Bagian Organisasi V-57
5.25 Capaian TPB Bagian Pengadaan V-59
5.26 Capaian TPB Satuan Pol PP Damkar V-60
5.27 Capaian TPB Inspektorat V-61

vi
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

5.28 Capaian TPB Bag. Humas V-63


5.29 Capaian TPB Bakesbangpol V-64
6.1 Daftar Panjang Isu Pembangunan Berkelanjutan Kabupaten Magetan VI-3
6.2 Daftar pendek Isu PB Kabupaten Magetan VI-13
6.3 Penentuan Isu Strategis & Prioritas (Isu Utama) Pembangunan Berkelanjutan di VI-14
Kabupaten Magetan
6.4 Penentuan Isu Utama Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Magetan VI-19
6.5 Keterkaitan antara Pencapaian Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan VI-21
dengan Isu Utama Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Magetan
6.6 Perumusan Skenario Pembangunan Berkelanjutan Kabupaten Magetan VI-74
7.1 Rekomendasi tekait Isu Strategis, Permasalahan, Sasaran Strategis, Program dan VII-2
Kegiatan serta Kerangka Pendanaan terhadap Indikator TPB yang Memerlukan
Upaya Tambahan
8.1 Pencapaian Indikator TPB Kabupaten Magetan VIII-2
8.2 Pencapaian Indikator TPB Berdasarkan OPD di Kabupaten Magetan VIII-2

vii
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
3.1 Grafik Persentase Luas Kecamatan di Kabupaten Magetan III-2
3.2 Peta Batas Administrasi Kabupaten Magetan III-4
3.3 Peta Kelerengan di Kabupaten Magetan III-7
3.4 Peta Kedalaman Tanah di Kabupaten Magetan III-8
3.5 Peta Geologi Kabupaten Magetan III-10
3.6 Peta Jenis Tanah Kabupaten Magetan III-11
3.7 Peta Hidrologi Kabupaten Magetan III-15
3.8 Peta Curah Hujan Kabupaten Magetan III-17
3.9 Peta Rencana Kawasan Lindung Kabupaten Magetan III-19
3.10 Grafik Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magetan III-26
Tahun 2019
3.11 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur III-27
3.12 Grafik Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Kabupaten Magetan III-30
Tahun 2019
3.13 Grafik Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 III-40
3.14 Laju Inflasi kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 III-43
3.15 Grafik Indeks Gini Kabupaten Magetan dan Provinsi Jawa Timur III-44
Tahun 2013-2019
3.16 Grafik Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan di Kabupaten Magetan III-46
Tahun 2013-2019
3.17 Grafik Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Magetan dan Provinsi Jawa III-46
Timur Tahun 2013-2019
3.18 Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 III-48
3.19 Grafik IPM Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 III-50
3.20 Grafik Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 III-54
3.21 Grafik Perkembangan Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Magetan Tahun III-58
2013-2019
3.22 Grafik Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 III-62
3.23 Struktur Persentase Realisasi Belanja APBD Kabupaten Magetan III-65
Tahun 2013-2019
3.24 Grafik Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Magetan III-79
Tahun 2013-2019
3.25 Grafik Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan Kabupaten Magetan III-89
Tahun 2013-2019
3.26 Grafik Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Magetan Tahun III-99
2013-2017
3.27 Status Daya Dukung Air Tiap Kecamatan di Kabupaten Magetan III-106
3.28 Peta Status Neraca Air Kabupaten Magetan III-108
3.29 Peta Neraca Air Minum Tahun 2021 III-110
3.30 Peta Proyeksi Neraca Air Minum Tahun 2026 III-111
3.31 Luas Wilayah Kabupaten Magetan Menurut Penggunaan Lahan Utama III-118
3.32 Luas Hutan Berdasarkan Status III-120
3.33 Hasil Pengukuran Parameter TDS Air Sungai di Kabupaten Magetan III-122
3.34 Hasil Pengukuran Parameter DO Air Sungai di Kabupaten Magetan III-123
3.35 Hasil Pengukuran Parameter BOD Air Sungai di Kabupaten Magetan III-124
3.36 Hasil Pengukuran Parameter COD Air Sungai di Kabupaten Magetan III-125
3.37 Hasil Pengukuran Parameter Nitrit (NO2) Air Sungai di Kabupaten Magetan III-126
3.38 Hasil Pengukuran Parameter Klorin Bebas Air Sungai di Kabupaten Magetan III-127

viii
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.39 Hasil Pengukuran Parameter Detergen Air Sungai di Kabupaten Magetan III-129
3.40 Hasil Pengukuran Parameter Hidrogen Sulfida (H2S) Air Sungai di Kabupaten III-130
Magetan
3.41 Hasil Pengukuran Parameter Fecal Coliform Air Sungai di Kabupaten Magetan III-131
3.42 Hasil Pengukuran Parameter Total Coliform Air Sungai di Kabupaten Magetan III-132
3.43 Hasil Pengukuran Parameter BOD Air Danau/Waduk/Situ/Embung di III-133
Kabupaten Magetan
3.44 Hasil Pengukuran Parameter COD Air Danau/Waduk/Situ/Embung di III-134
Kabupaten Magetan
3.45 Hasil Pengukuran Parameter Nitrit (NO2) Air Danau/Waduk/Situ/Embung di III-135
Kabupaten Magetan
3.46 Hasil Pengukuran Parameter Klorin Bebas Air Danau/Waduk/Situ/Embung di III-136
Kabupaten Magetan
3.47 Hasil Pengukuran Parameter Detergen Air Danau/Waduk/Situ/Embung di III-137
Kabupaten Magetan
3.48 Hasil Pengukuran Parameter Hidrogen Sulfida (H2S) Air III-138
Danau/Waduk/Situ/Embung di Kabupaten Magetan
3.49 Hasil Pengukuran Parameter Total Coliform Air Danau/Waduk/Situ/Embung di III-138
Kabupaten Magetan
3.50 Perbandingan Indeks Kualitas Air di Kabupaten Magetan Pada III-139
Tahun 2014 – 2019
3.51 Kandungan CO Udara Ambien di Kabupaten Magetan Tahun 2019 III-142
3.52 Kandungan Parameter SO2 Udara Ambien di Kabupaten Magetan III-143
Tahun 2019
3.53 Kandungan Parameter NO2 Udara Ambien di Kabupaten Magetan III-144
Tahun 2019
3.54 Penderita ISPA Kabupaten Magetan III-145
3.55 Indeks Kualitas Udara di Kabupaten Magetan Tahun 2015 – 2019 III-145
3.56 Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah Kabupaten Magetan Tahun 2019 III-149
3.57 Peta Kerawanan Bencana Aliran Lahar dan Sedimen III-155
3.58 Peta Kerawanan Longsor Kabupaten Magetan III-157
3.59 Peta Kerawanan Bencana Banjir Kabupaten Magetan III-159
3.60 Peta Kerawanan Kekeringan Kabupaten Magetan III-161
3.61 Peta Kerawanan Bencana Angin Kencang III-163
3.62 Grafik Distribusi Luas Daya Dukung & Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem III-168
Kabupaten Magetan
3.63 Peta Jasa Ekosistem Penyedia Pangan III-172
3.64 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Penyedia Pangan III-173
3.65 Peta Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih III-176
3.66 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Penyedia Air III-177
3.67 Peta Jasa Ekosistem Penyedia Serat III-178
3.68 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Penyedia Serat III-179
3.69 Peta Jasa Ekosistem Penyedia Bahan Bakar III-180
3.70 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Penyedia Bahan Bakar III-181
3.71 Peta Jasa Ekosistem Penyedia Sumber Daya Genetik III-182
3.72 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Penyedia Sumber Genetik III-183
3.73 Peta Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim III-185
3.74 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim III-186
3.75 Peta Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir III-187
3.76 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir III-188
3.77 Peta Jasa Ekosistem Pengaturan dan Perlindungan Terhadap Bencana III-189
3.78 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan dan Perlindungan Terhadap III-190
Bencana

ix
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.79 Peta Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian Air III-191


3.80 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pemurnian Air III-192
3.81 Peta Jasa Ekosistem Pengaturan dan Pemurnian Limbah III-193
3.82 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan Pengelohan dan Pengurai Limbah III-194
3.83 Peta Jasa Ekosistem Pengaturan dan Pemelihara Kualitas Udara III-195
3.84 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan dan Pemelihara Kualitas Udara III-196
3.85 Peta Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami III-197
3.86 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami III-198
3.87 Peta Jasa Ekosistem Pengaturan Pengendalian, Pencegahan Hama dan Penyakit III-199
3.88 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengendalian Hama dan Penyakit III-200
3.89 Peta Jasa Ekosistem Budaya Untuk Tempat Tinggal III-202
3.90 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Budaya Untuk Tempat Tinggal III-203
3.91 Peta Jasa Ekosistem Budaya Untuk Ekowisata III-204
3.92 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Untuk Rekreasi dan Ekowisata III-205
3.93 Peta Jasa Ekosistem Budaya Untuk Estetika Alam III-206
3.94 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Untuk Estetika Alam III-207
3.95 Peta Jasa Ekosistem Pendukung Lapisan dan Kesuburan Tanah III-209
3.96 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pendukung Lapisan Tanah III-210
3.97 Peta Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara III-211
3.98 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara III-212
3.99 Peta Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer III-213
3.100 Grafik Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer III-214
3.101 Peta Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas III-215
3.102 Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas III-216
3.103 Diagram Pemakaian Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija (ton) III-223
3.104 Grafik Perkiraan Volume Limbah Padat Berdasarkan Sarana Transportasi di III-226
Kabupaten Magetan
3.105 Grafik untuk Menentukan Indeks Kapasitas dan Kerentanan Terhadap III-229
Perubahan Iklim
4.1 Persentase Capaian Indikator TPB IV-3
4.2 Indikator TPB yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target Nasional IV-4
4.3 Indikator yang Sudah Dilaksanakan Namun Belum Mencapai Target Nasional IV-51
4.4 Indikator yang Belum Dilaksanakan dan Belum Mencapai Target Nasional IV-83
4.5 Grafik indikator TPB yang Belum Mempunyai Data IV-86
4.6 Capaian TPB per OPD IV-98
5.1 Grafik Capaian TPB Dinas Kesehatan V-9
5.2 Grafik Capaian TPB Dinas Lingkungan Hidup V-12
5.3 Grafik Capaian TPB Badan Pusat Statistik V-14
5.4 Grafik Capaian TPB Dinas Pendidikan V-18
5.5 Grafik Capaian TPB Dinas Tenaga Kerja V-21
5.6 Grafik Capaian TPB Dinas PMD V-22
5.7 Grafik Capaian TPB BPBD V-25
5.8 Grafik Capaian TPB Dinas Sosial V-27
5.9 Grafik Capaian TPB Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman V-28
5.10 Grafik Capaian TPB Dinas PPKBP3A V-34
5.11 Grafik Capaian TPB Dinas Komunikasi & Informasi V-36
5.12 Grafik Capaian TPB BKAD V-38
5.13 Grafik Capaian TPB Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang V-41
5.14 Grafik Capaian TPB Badan Kepegawaian Daerah V-42
5.15 Grafik Capaian TPB Dinas Ketahanan Pangan V-44
5.16 Grafik Capaian TPB Dinas Pariwisata dan Kebudayaan V-46
5.17 Grafik Capaian TPB Dinas Perhubungan V-47
5.18 Grafik Capaian TPB Dinas Perindustrian V-49

x
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

5.19Grafik Capaian TPB Dinas Dukcapil V-51


5.20Grafik Capaian TPB Bappeda Litbang V-53
5.21Grafik Capaian TPB Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan V-54
5.22Grafik Capaian TPB DPMPTSP V-56
5.23Grafik Capaian TPB Bag. Adm Sumber Daya Alam V-57
5.24Grafik Capaian TPB Bagian Organisasi V-59
5.25Grafik Capaian TPB Bagian Pengadaan V-60
5.26Grafik Capaian TPB POL PP DAMKAR V-61
5.27Grafik Capaian TPB Inspektorat V-62
5.28Grafik Capaian TPB Bag. Humas V-63
5.29Grafik Capaian TPB Bakesbangpol V-65
6.1Kerangka Analisis Skenario Pembangunan Berkelanjutan VI-1
6.2Perumusan Skenario Yang Menjadi Problem Solving Isu Strategis Pembangunan VI-2
Berkelanjutan di Daerah Melalui RPJMD
6.3 Pertimbangan DDDTLH Dalam Pelaksanaan Indikator TPB VI-72
6.4 Beberapa Pilihan Skenario Pembangunan Berkelanjutan dengan Upaya VI-73
Tambahan

xi
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

DAFTAR AKRONIM

ADHB Atas Dasar Harga Berlaku


ADHK Atas Dasar Harga Konstan
AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APIK Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan
CSR Corporate Social Responsibility
DAS Daerah Aliran Sungai
DDDTLH Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup
FPTPRB Forum Perguruan Tinggi Pengurangan Risiko Bencana
GRK Gas Rumah Kaca
IPM Indeks Pembangunan Manusia
KAK Kerangka Acuan Kerja
KLHS Kajian Lingkungan Hidup Strategis
KRP Kebijakan, Rencana, dan Program
KPHP Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
PAD Pendapatan Asli Daerah
PDRB Produk Domestik Regional Bruto
PERDA Peraturan Daerah
PKN Pusat Kegiatan Nasional
POKJA PL Kelompok Kerja Pengendalian Lingkungan
PT Perguruan Tinggi
RENSTRA Rencana Strategis
RKPD Rencana Kerja Pembangunan Daerah
RPJM Rencana Pembangunan Jangka Menengah
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RTH Ruang Terbuka Hijau
RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah
RTRWN Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
RTRWP Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
RZWP3K Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
SPAB Satuan Pendidikan Aman Bencana
SOPD Satuan Organisasi Pemerintahan Daerah
SDGs Sustainable Development Goals
TPB Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
TPS Tempat Pengumpulan Sampah
UKL-UPL Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

xii
BAB 1.
Pendahuluan
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan daerah pada dasarnya memiliki tujuan untuk menciptakan
kesejahteraan masyarakat. Hal ini berdasarkan pada tujuan Bangsa Indonesia yang tertera
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,
menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia dan
membantu melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi. Pada saat ini,
permasalahan lingkungan yang terjadi semakin kompleks mengiringi semakin meningkatnya
berbagai tututan kehidupan sosial ekonomi masyarakat baik pada aras lokal, nasional,
bahkan global. Salah satunya terkait dengan terjadinya perubahan iklim (climate change)
yang menyebabkan banjir, kekeringan, pencemaran udara dan air serta bencana lainnya.
Pada akhirnya kondisi ini mendorong munculnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kebijakan–kebijakan pembangunan yang mengutamakan kelestarian lingkungan. Berdasarkan
hal di atas, maka diperlukan suatu instrumen bagi kebijakan pengelolaan lingkungan hidup
yang berprinsip pada pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan tuntutan pembangunan di
suatu wilayah terus meningkat baik dari pembangunan fisik maupun pembangunan manusia.
Di sisi lain, keterbatasan sumber daya alam serta potensi penurunannya baik secara kuantitas
maupun kualitas dapat terjadi, maka pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara
bijaksana, yaitu memperhatikan kemampuan daya dukung dan daya tampung wilayah
tersebut. Hal ini menjadi tantangan suatu wilayah agar dapat mengoptimalkan sumber daya
yang tersedia dengan tetap beorientasi pada pembangunan berkelanjutan sehingga
terciptanya keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan manusia jangka pendek dengan
keberlanjutan dalam pembangunan dengan memperhatikan seluruh aspek pembangunan.
Dalam hal ini, aspek dalam pembangunan berkelanjutan bukan terbatas hanya dalam aspek
lingkungan hidup namun juga dalam aspek sosial, ekonomi dan hukum dan tata kelola. Aspek
tersebut dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan dapat dijelaskan dalam
indikator-indikator capaian dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau
Sustainable Development Goal’s (SDG’s).

I-1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

TPB merupakan kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-


perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak asasi
manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan
hidup. TPB diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk
meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan atau “No-one Left Behind”.
TPB terdiri atas 17 Tujuan dan 169 target dalam rangka melanjutkan upaya dan pencapaian
Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir akhir pada tahun 2015. Dalam
penerapan TPB di Indonesia, Pemerintah menyusun indikator pencapaian TPB sebanyak 319
indikator yang mengacu pada 241 indikator TPB yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB).
Diperlukan kajian mengenai pembangunan berkelanjutan dengan menggunakan
metode ilmiah untuk mengetahui capaian serta isu strategis pembangunan berkelanjutan di
suatu wilayah yang digunakan sebagai salah satu acuan dalam pembangunan selanjutnya.
Analisis kajian lingkungan hidup yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memberikan arahan bahwa
dalam pembangunan daerah seharusnya memperhatikan kondisi lingkungan hidup sehingga
terciptanya keselarasan antara pemanfaatan sumberdaya yang tersedia dengan
penggunannya. Selain itu, dalam undang-undang tersebut juga mengamanatkan adanya
kajian daya dukung dan daya tampung wilayah agar pembangunan berkelanjutan dari aspek
lingkungan hidup dapat direalisasikan dengan baik oleh masing-masing daerah perencanaan.
Pengkajian pembangunan berkelanjutan yang mengacu pada TPB mencakup pada
kondisi umum daerah (daya dukung, daya tampung, geografis, demografi, keuangan
daerah), capaian indikator TPB yang relevan dengan pembagian urusan, kewenangan, dan
karakteristik daerah, serta pembagian peran antara Pemerintah Daerah serta organisasi
masyarakat, filantropi, pelaku usaha, akademisi dan pihak terkait lainnya.
Analisis pembangunan berkelanjutan berdasarkan Undang – Undang No 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah menjelaskan bahwa berdasarkan pembagian urusan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dari keseluruhan indikator TPB baik kewenangan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, indikator
kewenangan pemerintah kabupaten yaitu sejumlah 220 indikator. Seluruh indikator ini
berkaitan dengan urusan pemerintah provinsi yang dilaksanakan oleh setiap OPD (Organisasi
Perangkat Daerah) yang ada di provinsi. Bentuk analisis pembangunan berkelanjutan tersebut
disusun dalam sebuah laporan yaitu KLHS RPJMD (Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam
rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah).

I-2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

KLHS di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016


tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang
mengamanatkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib membuat KLHS untuk
memastikan bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.
Selanjutnya, dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara perencanaan, Pengendalian dan evaluasi pembangunan Daerah, tata cara evaluasi
rancangan Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta tata cara perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Perangkat Daerah mengamanatkan bahwa Rencana pembangunan Daerah Pemerintah
Daerah menyusun KLHS RPJMD dalam rangka mewujudkan RPJMD sesuai dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan. Hal ini tentu berkaitan dengan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang mengamanatkan
bahwa untuk mencapai sasaran TPB mengarahkan Pemerintah Daerah untuk menyusun
dokumen perencanaan salah satunya Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB Kabupaten/Kota,
sehingga dihasilkan rencana aksi TPB yang terukur dan jelas dalam periode waktu tertentu.
Secara umum, maksud pembuatan KLHS Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan
adalah untuk memastikan bahwa isu strategis, permasalahan dan sasaran strategis TPB
termuat dalam Rancangan Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan.

1.2. Dasar Hukum


Landasan hukum yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan KLHS Perubahan
RPJMD Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut:
1. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Undang – Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir

I-3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
5. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
136);
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No
P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No
46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
perencanaan, Pengendalian dan evaluasi pembangunan Daerah, tata cara evaluasi
rancangan Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta tata cara perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1312).
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 07 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi
dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.

1.3. Maksud dan Tujuan


Pembuatan KLHS Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan dimaksudkan untuk:
1. Memastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam penyusunan Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan Tahun
2018 – 2023.
2. Menjadi Acuan dalam Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB Kabupaten
Magetan.

I-4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sedangkan tujuan diselenggarakan KLHS adalah untuk melaksanakan analisis muatan


KLHS sebagaimana dituangkan dalam pasal 16 UU No 32 Tahun 2009 atau Pasal 13 PP No
46 Tahun 2016 untuk mengarahkan Perubahan RPJMD menjadi sebuah produk perencanaan
sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup pembuatan KLHS Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan ini
mencakup:
1. Kondisi Umum daerah
Kondisi umum daerah memuat kondisi daya dukung dan daya tampung, geografis,
demografis dan keuangan daerah.
2. Capaian Indikator TPB
Capaian indikator TPB berupa analisis kondisi pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan.
3. Pembagian Peran
Pembagian peran berupa analisis kontribusi dari pemerintah, pemerintah daerah,
serta organisasi masyarakat, filantropi, pelaku usaha, akademisi dan pihak terkait
lainnya sesuai ketentuan perundang-undangan dalam pembangunan daerah.

1.5. Sistematika Pembuatan KLHS Perubahan RPJMD


Pembuatan KLHS Perubahan RPJMD dilakukan dengan mekanisme:
a. Pembentukan Tim Pembuat KLHS Perubahan RPJMD
Pembentukan tim ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah dan dikoordinasikan
oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Magetan bersama dengan Bappeda litbang dan
Dinas Lingkungan Hidup serta dalam melaksanakan tugasnya tim pembuat KLHS
Perubahan RPJMD melibatkan organisasi masyarakat, filantropi, pelaku usaha,
akademisi dan pihak terkait lainnya sesuai ketentuan perundang – undangan.
b. Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan
Pengkajian pembangunan berkelanjutan dilakukan oleh tim terhadap pencapaian
tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan Pemerintah Pusat melalui
identifikasi, pengumpulan dan analisis data mencakup kondisi umum daerah, capaian
indikator tujuan pembangunan berkelanjutan yang relevan dan pembagian peran
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

I-5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

c. Perumusan Skenario Pembangunan Berkelanjutan.


Perumusan skenario mengacu pada analisis perkembangan pencapaian indikator TPB
di daerah, proyeksi capaian indikator TPB daerah tahun 2023, analisis gap antara
target TPB dengan proyeksi capaian TPB di daerah, menentukan isu strategis
pembangunan berkelanjutan strategis dan prioritas/isu utama serta kondisi daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem. Dilakukan pula
analisis permasalahan dalam pencapaian indikator TPB, serta menentukan sasaran
pencapaian, dan rekomendasi rencana dan program dalam Perubahan RPJMD.
d. Penjaminan Kualitas dan Pendokumentasian KLHS Perubahan RPJMD.
Penjaminan kualitas KLHS Perubahan RPJMD dilakukan oleh kepala daerah dan
ditandatangani oleh kepala daerah tersebut. Laporan KLHS Perubahan RPJMD bersifat
terbuka dan dapat diakses oleh publik.

I-6
BAB 2.

Dasar Teori
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

BAB 2
DASAR TEORI

2.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Sebagaimana ditetapkan dalam UU PPLH No. 32 Tahun 2009 (Pasal 15, ayat 3) KLHS
dilaksanakan dengan mekanisme:
1. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan
hidup di suatu wilayah;
2. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program;
3. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau
program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Dalam praktiknya, ketiga mekanisme utama di atas perlu didukung dengan beberapa
kegiatan atau langkah. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merancang proses
KLHS, agar proses dan hasil KLHS dapat benar-benar efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
KLHS. Dalam merancang proses KLHS ini, beberapa hal yang perlu disiapkan adalah
pentingnya memahami konteks penyusunan dan evaluasi KRP, sehingga proses KLHS nya
nanti dapat diintegrasikan dalam proses KRP dengan baik. Dalam memahami konteks
penyusunan dan evaluasi KRP ini, salah satu yang penting adalah mengetahui jenis KRP-nya
sendiri.
Karena penyelenggaraan KLHS dituntut partisipatif, maka proses KLHS harus
melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat. Dalam konteks ini, perlu
diidentifikasi-kan pemangku kepentingan dan masyarakat untuk setiap proses penyusunan
dan evaluasi KRP, dan berdasar identifikasi ini, kemudian dapat ditentukan siapa saja
pemangku kepentingan dan masyarakat yang akan dilibatkan dalam proses KLHS.
Setelah pemangku kepentingan dan masyarakat ini ditentukan, maka mereka dapat
kita libatkan dalam proses lebih lanjut yaitu identifikasi dan penentuan isu-isu pembangunan
berkelanjutan di wilayah dimana KRP tersebut akan disusun. Proses ini perlu didukung
dengan databased yang baik, agar proses penentuan isu-isu pembangunan berkelanjutan ini
dapat secara rasional dilakukan.

II - 1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Kajian Lingkungan Hidup Strategis di Indonesia juga diatur dalam Peraturan


Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis yang mengamanatkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan,
Rencana, dan/atau Program.
KLHS sangat penting karena menjadi dasar dalam pengambilan keputusan Kebijakan,
Rencana, dan/atau Program. Apabila prinsip – prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah
dipertimbangkan dan diintegrasikan dalam pengambilan keputusan pembangunan maka
diharapkan kemungkinan terjadinya dampak negatif suatu Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program terhadap Lingkungan Hidup dapat dihindari.
Berdasarkan ketentuan pasal 13 PP 46 tahun 2016 dan pasal 23 ayat 4 Permen LHK
No. P 69 tahun 2017 analisis materi muatan KRP dikaji dengan paling sedikit 6 muatan
sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Analisis Materi Muatan Kajian KRP


No Muatan Penjelasan
1. Kapasitas daya dukung dan Kajian ini mengukur kemampuan suatu ekosistem untuk
daya tampung lingkungan mendukung satu/rangkaian aktivitas dan ambang batas
hidup untuk pembangunan kemampuannya berdasarkan kondisi yang ada.
Kepentingan kajian ini terutama adalah untuk
menentukan apakah intensitas pembangunan masih
dapat dikembangkan atau ditambahkan. Bisa diukur
dalam bermacam variabel yang mencerminkan jasa dan
produk dari ekosistem, misalnya daya dukung
tanah/kemampuan lahan, air, habitat spesies, dan lain
sebagainya. Beberapa teknik yang dapat digunakan
antara lain adalah mengukur kinerja jasa lingkungan,
mengukur populasi optimal yang dapat didukung,
maupun mengukur tingkat kerentanan, kerawanan dan
kerusakan. Teknik-teknik perhitungan dan penentuan
daya dukung lingkungan hidup dapat mengikuti
ketentuan yang ada atau metodologi yang telah diakui
secara ilmiah.
Daya tampung lingkungan hidup dapat diukur dari
tingkat asimilasi media (air, tanah, udara) ketika
menerima gangguan dari luar. Indikator yang digunakan
dapat berupa kombinasi antara beban pencemaran
dengan kemampuan media mempertahankan fungsinya
sejalan dengan masuknya pencemaran tersebut.
2. Perkiraan mengenai dampak Kajian ini mengukur besar dan pentingnya dampak
dan risiko lingkungan hidup dan/atau risiko suatu kebijakan, rencana, dan/atau
program terhadap perubahan – perubahan lingkungan
hidup dan kelompok masyarakat yang terkena dampak

II - 2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Muatan Penjelasan
dan/atau risiko. Teknik analisis mengikuti ketentuan yang
telah tersedia (misalnya Pedoman Dampak Penting) dan
metodologi yang diakui secara ilmiah (misalnya
metodologi Environmental Risk Assessment).
3. Kinerja layanan/jasa Kajian ini terutama ditujukan untuk memperkirakan
ekosistem kinerja layanan atau fungsi ekosistem yang terutama
didalamnya adalah yaitu:
a. Layanan/fungsi penyedia (provisioning services):
Ekosistem memberikan jasa/produk darinya, seperti
misalnya sumber daya alam, sumber daya
genetika, air dll.
b. Layanan/fungsi pengatur (regulating services): Ekosistem
memberikan manfaat melalui pengaturan proses alam,
seperti misalnya pengendalian banjir, pengendalian
erosi, pengatur iklim dll.
c. Layanan/fungsi budaya (cultural services): Ekosistem
memberikan manfaat non material yang memperkaya
kehidupan manusia, seperti misalnya pengkayaan
perasaan dan nilai spiritual, pengembangan tradisi dan
adat istiadat, pengalaman batin, nilai-nilai estetika dan
pengetahuan.
d. Layanan/fungsi pendukung kehidupan (supporting
services): Ekosistem menyediakan dan/atau mendukung
pembentukan faktor produksi primer yang diperlukan
makhluk hidup, seperti misalnya produksi biomasa,
produksi oksigen, nutrisi, air, dll.
Kajian yang dilakukan terutama ditujukan untuk
mengidentifikasi jenis-jenis layanan/fungsi suatu
ekosistem serta gambaran kemampuan dan
keberfungsiannya.
4. Efisiensi pemanfaatan Kajian ini mengukur tingkat optimal pemanfaatan
sumber daya alam sumberdaya alam yang dapat dijamin keberlanjutannya.
Dilakukan dengan cara :
a. Mengukur kesesuaian antar tingkat kebutuhan dan
ketersediaannya;
b. Mengukur cadangan yang tersedia, tingkat
pemanfaatannya yang tidak menggerus cadangan,
serta perkiraan proyeksi penyediaan untuk
kebutuhan di masa mendatang; dan
c. Mengukur dengan nilai dan distribusi manfaat
dari sumber daya alam tersebut secara ekonomi
5. Tingkat kerentanan dan Analisis dilakukan dengan cara :
kapasitas adaptasi terhadap a. Mengkaji kerentanan dan risiko perubahan iklim
perubahan iklim sesuai ketentuan yang berlaku
b. Menyusun pilihan adaptasi perubahan iklim
c. Menentukan prioritas pilihan adaptasi perubahan
iklim
6. Tingkat ketahanan dan Analisis dilakukan dengan cara :
potensi keanekaragaman a. Mengkaji pemanfaatann dan pengawetan
hayati spesies/jenis tumbuhan dan satwa, yang meliputi:
• Penetapan dan penggolongan yang dilindungi
atau tidak dilindungi

II - 3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Muatan Penjelasan
• Pengelolaan tumbuhan dan satwa serta
habitatnya
• Pemeliharaan dan pengembangbiakan
• Pendayagunaan jenis atau bagian-bagian dari
tumbuhan dan satwa liarnya
• Tingkat keragaman hayati dan
keseimbangannya
b. Mengkaji ekosistem, yang meliputi :
• Interaksi jenis tumbuhan dan satwa
• Potensi jasa yang diberikan dalam konteks daya
dukung dan daya tampung
c. Mengkaji genetik, yang meliputi :
• Keberlanjutan sumber daya genetic
• Keberlanjutan populasi jenis tumbuhan dan
satwa
Sumber: Lampiran IV huruf D Permen LHK No P.69 tahun 2017

Selanjutnya, dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara perencanaan, Pengendalian dan evaluasi pembangunan Daerah, tata cara evaluasi
rancangan Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta tata cara perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Perangkat Daerah mengamanatkan bahwa Rencana pembangunan Daerah Pemerintah
daerah menyusun KLHS RPJMD dalam rangka mewujudkan RPJMD sesuai dengan prinsip
berkelanjutan. Hal ini tentu berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang telah
ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang mengamanatkan bahwa untuk
mencapai sasaran TPB mengarahkan Pemerintah Daerah untuk menyusun dokumen
perencanaan salah satunya Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB Kabupaten/Kota, sehingga
dihasilkan rencana aksi TPB yang terukur dan jelas dalam periode waktu tertentu.

2.2. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)


2.2.1. Tinjauan Umum Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)
Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke 70 pada bulan September 2015
di New York, Amerika Serikat, menjadi titik sejarah baru dalam pembangunan global.
Sebanyak 193 kepala negara dan pemerintahan dunia hadir untuk menyepakati agenda
pembangunan universal baru yang tertuang dalam dokumen berjudul Transforming Our
World: the 2030 Agenda for Sustainable Development berisi 17 Tujuan dan 169 Sasaran yang

II - 4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

berlaku mulai tahun 2016 hingga tahun 2030. Dokumen ini dikenal dengan istilah Sustainable
Development Goals atau SDGs.
SDGs merupakan kelanjutan Millennium Development Goals (MDGs) yang
disepakati oleh negara anggota PBB pada tahun 2000 dan berakhir pada akhir tahun 2015.
Namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, baik dari segi substansi maupun
proses penyusunannya. MDGs yang disepakati lebih dari 15 tahun lalu hanya berisi 8 Tujuan,
21 Sasaran, dan 60 Indikator. Sasarannya hanya bertujuan mengurangi separuh dari tiap-tiap
masalah pembangunan yang tertuang dalam tujuan dan sasaran.
MDGs memberikan tanggung jawab yang besar pada target capaian pembangunan
bagi negara berkembang dan kurang berkembang, tanpa memberikan peran yang seimbang
terhadap negara maju. Secara proses MDGs juga memiliki kelemahan karena penyusunan
hingga implementasinya eksklusif dan sangat birokratis tanpa melibatkan peran stakeholder
non-pemerintah, seperti Civil Society Organization, Universitas/Akademisi, sektor bisnis dan
swasta, serta kelompok lainnya.
Berbeda dengan pendahulunya, SDGs mengakomodasi masalah – masalah
pembangunan secara lebih komprehensif baik kualitatif (dengan mengakomodir isu
pembangunan yang tidak ada dalam MDGs) maupun kuantitatif menargetkan penyelesaian
tuntas terhadap setiap tujuan dan sasaranya. SDGs juga bersifat universal memberikan peran
yang seimbang kepada seluruh negara baik negara maju, negara berkembang, dan negara
kurang berkembang untuk berkontribusi penuh terhadap pembangunan, sehingga masing -
masing negara memiliki peran dan tanggung jawab yang sama antara satu dengan yang
lain dalam mencapai SDGs.
Proses perumusan SDGs juga mengedepankan proses yang partisipatif. Terbukti sejak
tahun 2013 Sekretaris Jenderal PBB memberikan ruang yang lebih luas kepada stakeholder
non-pemerintah untuk terlibat dalam proses penyusunan Agenda Pembangunan Pasca-2015.
Yakni melalui diadakannya forum konsultasi antar-stakeholder dan my world survey, yang
merupakan survey yang dilaksanakan oleh PBB sebagai bahan masukan untuk penyusunan
SDGs. My world survey adalah global survey bertujuan untuk menangkap pandangan dan
aspirasi warga untuk menentukan agenda baru yang baik untuk dunia yang lebih baik. Hasil
survey ini yang kemudian dijadikan salah satu pertimbangan untuk menentukan ke-17 tujuan
yang ada di SDGs.

II - 5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

SDGs membawa 5 prinsip-prinsip mendasar yang menyeimbangkan dimensi


ekonomi, sosial, dan lingkungan, yaitu 1) People (manusia), 2) Planet (bumi), 3) Prosperity
(kemakmuran), 4) Peace (perdaiaman), dan 5) Partnership (kerjasama). Kelima prinsip
dasar ini dikenal dengan istilah 5 P dan menaungi 17 Tujuan dan 169 sasaran. Kepala
negara dan pemerintahan yang menyepakati SDGs telah meneguhkan komitmen bersama
untuk menghapuskan kemiskinan, menghilangkan kelaparan, memperbaiki kualitas
kesehatan, meningkatkan pendidikan, dan mengurangi ketimpangan. Agenda pembangunan
ini juga menjanjikan semangat bahwa tidak ada seorangpun yang akan ditinggalkan.
Dijelaskan bahwa setiap orang dari semua golongan akan ikut melaksanakan dan merasakan
manfaat SDGs, dengan memprioritaskan kelompok – kelompok yang paling termarginalkan.
SDGs tidak dirumuskan untuk berdiri sendiri. Terdapat kesepakatan – kesepakatan
lain yang sejalan dan dapat menunjang agenda pembangunan berkelanjutan ini. Diantaranya
terdapat Sendai Framework – merupakan kesepakatan dari pertemuan Konferensi PBB
ketiga di Sendai, Jepang – yang menyepakati soal penanganan kebencanaan hingga
tahun 2030. Juga terdapat Addis Ababa Action Agenda (AAAA) yakni kesepakatan antara
Kepala Negara dan Pemerintahan, serta Perwakilan dari berbagai Negara untuk mengatasi
tantangan pembiayaan dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan
berkelanjutan dalam semangat kemitraan dan solidaritas global. Satu kesepakatan lagi selain
Sustainable Development Goals adalah Paris Agreement . Paris Agreement adalah konvensi
atau kesepakatan berbagai pihak (Negara) yang tergabung dalam Konvensi PBB dalam hal
perubahan iklim. Fokus kesepakatan ini adalah upaya bersama untuk mengatasi perubahan
iklim yang jika terjadi di satu wilayah Negara akan memberikan dampak langsung maupun
tidak langsung pada Negara lain.

2.2.2. Indikator TPB


Sidang umum PBB ke-70 menghasilkan outcome document SDGs. Diantara isi dari
outcome document yakni 17 tujuan dan 169 sasaran, dan beberapa indicator yang
kemudian memiliki mekanisme sendiri untuk dilengkapi. Penyusunan indicator dilakukan
menurut masing – masing tujuan. Adalah UN System Task Team on the Post – 2015
Development Agenda yang memberikan masukan subtantif dan melakukan analisis sehingga
menghasilkan outcome document yang memuat tujuan dan sasaran SDGs.
Guna mengukur hasil pembangunan yang ada dalam SDGs, dilakukan proses
tindak lanjut dan pelaporan (follow up and review) dengan mendasarkan pada
rangkaian indikator. Rangkaian indikator dipersiapkan baik pada level global, regional

II - 6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

maupun nasional. Upaya mengidentifikasi kerangka indikator global untuk tujuan dan
sasaran SDGs, Komisi Statistik PBB membentuk Inter-Agency Expert Group (IAEG) on
SDGs Indicators pada bulan Maret 2015. Kelompok kerja ini bertujuan mempersiapkan usulan
indikator global dan metadatanya sebagai pertimbangan untuk selanjutnya diajukan dalam
Pertemuan Tahunan Komisi Statistik PBB yang dilaksanakan pada Maret 2016. Dalam proses
penyusunannya, IAEG telah melakukan beberapa pertemuan dan konsultasi dengan berbagai
pihak hingga akhirnya menghasilkan tepatnya 242 indikator global. Adapun jumlah target
dan indikator global yang disetujui untuk tiap goal dapat dilihat dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Sasaran dan Indikator TPB/SDGs

Goal 10

Goal 12
Goal 13
Goal 14
Goal 15
Goal 16
Goal 17
Goal 11
Goal 2

Goal 3
Goal 4
Goal 5

Goal 6

Goal 7

Goal 8
Goal 9

Jumlah
Goal 1

Sasaran 7 8 13 10 9 8 5 12 8
10 12 12 19 16 10 10 11 5
Indikator 12 14 27 11 14 11 6 17 12
10 14 23 25 24 9 11 15 13 7
2
Secara keseluruhan dokumen indikator dibagi menjadi tiga kategori tier: 1) Tier
I merupakan kategori indikator yang secara konseptual sudah jelas, dengan metodologi
dan standar yang telah tersedia dan data yang secara rutin dikeluarkan oleh negara; 2) Tier
II merupakan kategori indikator yang secara konseptual sudah jelas, dengan memiliki
metodologi dan standar namun negara tidak mengeluarkan data secara rutin; dan 3) Tier
III, yang merupakan kategori indikator yang masih belum memiliki metodologi dan/atau
standar atau masih dalam tahap penyusunan ataupun percobaan. Meskipun telah disetujui,
indikator global ini masih memungkinkan mengalami perubahan terutama dalam
pembahasan metodologis pada indikator global yang berada di Tier III. Hal tersebut
dilakukan untuk memberikan kesepakatan atas definisi dan standar di tingkat internasional
dalam pembahasan indikator global. Selain itu IAEG juga masih memiliki tugas untuk
memberikan usulan mekanisme pelaporan kerangka indikator SDGs.

2.2.3. Forum Politik Tingkat Tinggi Terkait SDGs/TPB


Dokumen Agenda 2030 atau SDGs bukan lahir sebagai dokumen legally binding,
sehingga negara-negara tidak memiliki kewajiban untuk memberikan pelaporan terhadap
progres SDGs yang dilakukan di tingkat nasional, namun bukan berarti pelaksanaan SDGs
lolos tanpa mekanisme pelaporan yang terstruktur dan transparan. High Level Political
Forum (HLPF) dibentuk sebagai suatu forum terpadu yang difasilitasi oleh PBB dengan

II - 7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

menghadirkan berbagai sector stakeholder guna saling memantau progress masing- masing
negara dalam pelaksanaan SDG sebagai salah satu mekanisme monitoring, tindak lanjut dan
pelaporan di tingkat global.
HLPF sendiri merupakan forum lanjutan dari Commission Sustainable Development
(CSD) yang dibentuk setelah Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan
(UNCED) di tahun 1992. Sejak 24 September 2013, HLPF meneruskan tugas CSD dalam hal
menindaklajuti agenda internasional untuk pembangunan berkelanjutan, seperti yang
temasuk dalam Rio Declaration on Environment and Developmentand the Agenda 21 serta
Johannesburg Plan of Implementation (JPOI). HLPF menggunakan mekanisme national
voluntary review yang merupakan pelaporan negara secara sukarela. Setiap tahunnya tidak
semua negara yang akan melaporkan perkembangan pelaksanaan SDGs. Seperti yang
terjadi pada HLPF 2016 dimana ada sekitar 22 negara yang memberikan laporan global
selama 8 hari. Banyak yang menilai bahwa waktu yang disediakan tidak cukup untuk menilai
progres secara mendasar untuk keseluruhan 193 negara, 17 tujuan, 169 target dan 242
indikator.
Adapun pertemuan HLPF meliputi pertemuan tahunan yaitu ministrial meeting yang
dihadiri oleh stakeholder pemerintah dan non pemerintah yang diselenggarakan di bawah
naungan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB. Juga pertemuan empat tahunan yang merupakan
pertemuan antar kepala Negara dinaungi Majelis Umum PBB. HLPF pertama setelah SDGs
disepakati yang diselenggarakan pada bulan Juli 2016 mendorong penguatan komitmen
politik negara dengan disepakatinya Deklarasi Menteri. HLPF menyimpulkan bahwa
dibutuhkan pendekatan yang terintegrasi dalam implementasi SDGs dengan melibatkan
semua stakeholder, baik pemerintah maupun non-pemerintah. HLPF juga menilai perlunya
pemahaman baru untuk mereorientasikan kebutuhan ekonomi yang dapat mendorong
pembangunan manusia, keberlanjutan bumi, dan mensejahterakan masyarakat. HLPF
diselenggarakan pada bulan Juli di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, tahun
ini mengangkat tema ‘Ensuring that No One Left Behind’. HLPF akan diselenggarakan
setiap tahun untuk memastikan monitoring dan pelaporan implementasi SDGs di tingkat
global. Misalnya untuk tahun 2017, HLPF dirancang dengan mengangkat tema ‘Eradicating
Poverty and Promoting Prosperity in a Changing World’.

II - 8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

2.2.4. Dokumentasi Penting Terkait TPB/SDGs


Sejak penandatanganan Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable
Development (September 2016) telah banyak dokumen yang diterbitkan baik oleh PBB,
pemerintah, maupun aktor lainnya. Dokumen-dokumen tersebut diantaranya:
1. Pada bulan January 2016 Sekretaris Jenderal PBB memberikan laporan berjudul
Critical Milestone Towards Coherent, Efficient and Inclusive Follow-Up and Review at
the Global Level sebagai dokumen persiapan HLPF 2016. Laporan ini disusun melalui
konsultasi dengan negara-negara anggota PBB serta memberikan catatan penting
terhadap tindak lanjut dan pelaporan yang koheren, efisien dan inklusif pada level
global.
2. Pada bulan Februari 2016 Inter-Agency Expert Group on SDGs Indicators menyerahkan
proposal Global Indicators Framework sebagai pertimbangan rancangan indicator

global yang akan dibahas dalam 47th Session of the United Nations Statistical
Commission pada 8-11 Maret 2016 di New York.
3. Juni 2016 Laporan Sekjen PBB tentang perkembangan pelaksanaan SDGs ini berisi
tentang ringkasan situasi global yang berkaitan dengan ketujuh belas Tujuan SDGs,
merelasikan dengan indikator global yang telah disahkan melalui Komisi Statistik
PBB. Laporan ini merupakan sebuah langkah awal mempraktekkan pelaporan dengan
indikator yang telah ada.
4. Juli 2016 Follow-up and Review of the 2010 Agenda for Sustainable Development at
the Global Level merupakan draft resolusi yang disusun oleh Presiden Sidang Umum
sebagai tindak lanjut pengadopsian SDGs. Global Sustainable Development Report
2016 adalah sebuah publikasi PBB sebagai dokumen HLPF 2016. GSDR merupakan
publikasi tahunan untuk memperkuat sinergi antara politik dan ilmu pengetahuan serta
dapat menyediakan instrumen evidence-based yang kuat untuk mendukung pembuat
kebijakan dalam mendorong pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan.
5. Komisi Statistik PBB pada bulan Juli juga mengeluarkan The Sustainable Development
Goals Report 2016 merupakan laporan yang disusun oleh Divisi Statistik PBB, dibawah
Departemen Ekonomi dan dan Sosial PBB (UN DESA). Laporan pertama ini merupakan
langkah awal dan dimaksudkan sebagai baseline untuk memulai implementasi
berdasarkan evaluasi yang akurat mengenai kondisi dunia saat ini. Laporan ini
menyajikan ringkasan ketujuh belas Tujuan menggunakan data yang telah tersedia
dengan menekankan pada gaps dan tantangan yang paling signifikan.

II - 9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

2.2.5. Pelaksanaan SDGs/TPB di Indonesia


SDGs merupakan inisiatif global yang bertujuan untuk menciptakan kehidupan
manusia menjadi lebih baik dalam aspek sosial dan ekonomi serta dapat bersinergi dengan
lingkungan. Pada penyusunannya, disadari penuh bahwa inisiatif global ini tidak dapat
menampikkan adanya implementasi di tingkat regional dan nasional. SDGs di tingkat
regional dan nasional pun perlu meneguhkan kembali semangat dan nilai SDGs yang inklusif
dan partisipatif sebagaimana yang telah dibangun dalam SDGs tingkat global. Peran negara
sangat krusial dalam memastikan bahwa pelaksanaan SDGs mendasarkan pada pendekatan
dan strategi yang holistik antara pembangunan ekonomi, inklusi sosial, dan keberlanjutan
lingkungan dengan tetap mengedepankan pada karakteristik dan prioritas tiap-tiap negara.
Belajar dari pengalaman MDGs sebelumnya, Indonesia kini berusaha menghindari
keterlambatan pengimplementasian SDGs. Sebelumnya pelaksanaan MDGs di Inonesia
mengalami keterlambatan sepuluh tahun dari pengesahannya di tahun 2000. Pemerintah
Indonesia menjelaskan bahwa keterlambatan ini disebabkan karena Indonesia masih
dalam pemulihan situasi ekonomi pasca krisis 1998.
Kali ini pemerintah telah menunjukkan keseriusan pelaksanaan SDGs yang tepat
waktu, diawali dengan hadirnya Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Sidang Umum PBB untuk
penandatanganan SDGs pada September 2015 lalu. Pun demikian, untuk mencapai 17
Tujuan dan 169 Sasaran SDGs pada tahun 2030 masih banyak hal lagi yang perlu dilakukan.
Seperti misalnya mengarusutamakan SDGs dalam agenda pembangunan nasional; membuat
pelaksanaan SDGs yang inklusif dan partisipatif baik di tingkat pusat maupun daerah;
memastikan SDGs dilakukan dengan semangat transformatif.
Stakeholder lain juga terlihat sangat aktif berpartisipasi dan mendorong
pemerintah untuk membuka ruang-ruang yang telah disediakan dalam proses SDGs global.
Kelompok masyarakat sipil misalnya, yang telah bertemu dengan beberapa stakeholder kunci
pemerintah untuk mendorong isu SDGs menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.
Hal yang sama mulai dilakukan oleh stakeholder lainnya seperti sektor swasta dan bisnis serta
kalangan akademisi.
Di Indonesia SDGs dipopulerkan dengan nama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
atau disingkat dengan TPB (selanjutnya dalam paper ini akan tetap disebut SDGs, red). Pada
bulan Desember 2015, Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia untuk SDGs telah bertemu Presiden
Republik Indonesia, Joko Widodo. Dalam kesempatan tersebut, dalam kaitannya dengan
implementasi SDGs di Indonesia, CSO menuntut tiga hal kepada Presiden yaitu; 1)
menuntut pemerintah menyusun payung hukum untuk pelaksanaan SDGs; 2) menuntut

II - 10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

pemerintah untuk menyusun Rencana Aksi Nasional bagi pelaksanaan SDGs; dan 3)
menuntut pemerintah untuk membentuk panitia bersama bagi pelaksanaan SDGs.
Lima belas tahun lalu, pada masa MDGs, kerangka hukum yang digunakan sebagai
dasar pelaksanaan di Indonesia adalah Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010. Inspres ini
memberikan haluan besar tentang pelaksanaan pembangunan yang berkeadilan untuk
kesinambungan serta penajaman Prioritas Pembangunan Nasional yang ditujukan kepada
beberapa kepala kepala instansi dan lembaga pemerintah serta kepala daerah. Instruksi
presiden yang bersifat himbauan individual dinilai kurang cukup kuat mengikat terhadap
perencanaan di tingkat kementerian dan lembaga pemerintahan terkait untuk kewajiban
melaksanakan MDGs serta kepala daerah tingkat II untuk mensukseskan pencapaian
MDGs.
Sidang kabinet yang digelar pada akhir tahun 2015 lalu menghasilkan beberapa
keputusan, diantaranya Presiden mengintruksikan menterinya untuk segera menyiapkan
draft dokumen kerangka hukum bagi pelaksanaan SDGs dalam bentuk Peraturan Presiden.
Amanat ini diembankan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dengan
berkoordinasi dengan Kepala Kantor Staff Presiden. Proses penyusunan kerangka hukum
untuk SDGs ini telah dimulai sejak awal tahun 2016 dengan membuka partisipasi masyarakat
melalui diskusi dan konsultasi yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, bersamaan dalam proses ini Koalisi Masyarakat Sipil untuk SDGs pun telah
memberikan usulan Perpres dibawah koordinasi Kantor Staf Presiden.
Perpres SDGs yang tengah disusun nantinya akan memuat dan menghasilkan
beberapa keputusan diantaranya 1) Peta Jalan Nasional Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan, yang merupakan dokumen rencana yang memuat kebijakan strategis tahapan
dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional tahun 2016 hingga tahun 2030 yang
sesuai dengan sasaran pembangunan nasional, yang akan berlaku maksimal 12 bulan sejak
penetapan Perpres; 2) Rencana Aksi Nasional Tujuan Pembangunan Naisonal, yang
merupakan dokumen yang memuat program dan kegiatan rencana kerja lima tahunan untuk
pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung mendukung
pencapaian SDGs yang sesuai dengan sasaran pembangunan nasional, yang akan berlaku
paling lama 6 bulan sejak penetapan Perpres; dan 3) Rencana Aksi Daerah Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan, yang merupakan dokumen rencana kerja lima tahunan untuk
pelaksanaan kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung mendukung pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang sesuai dengan sasaran pembangunan daerah, yang
akan berlaku paling lama 12 bulan sejak penetapan Perpres.

II - 11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Di luar muatan tentang strategi dan kerja yang akan dilaksanakan pemerintah dalam
pencapaian SDGs, Peraturan Presiden ini selain mengatur peran setiap Kementerian dan
Lembaga dalam pelaksanaan SDGs juga mengatur peran tiap-tiap stakeholder non-
pemerintah yang terlibat dalam pelaksanaan SDGs, seperti kelompok masyarakat sipil,
akademisi, filantropi, dan pelaku usaha. Berkaitan dengan hal ini, presiden sekaligus
mengatur pembentukan untuk pelaksanaan SDGs yang disebut Tim Koordinasi Nasional,
yang akan terdiri dari Tim Pengarah, Tim Pelaksana, Kelompok-kelompok Kerja dan
Dewan Pakar. Harapannya, stakeholder kunci yang terlibat dapat terwakili dalam tiap
komponen Tim Koordinasi Nasional.
Penyusunan indikator nasional untuk SDGs dilakukan dalam koordinasi terpusat oleh
Bappenas bersama Badan Pusat Statistik sebagai penyedia data nasional. Hingga saat ini,
proses penyusunan indikator nasional SDGs masih terus berjalan sehingga dapat diupayakan
menjadi dokumen pendukung dalam Peraturan Presiden untuk Pelaksanaan Tujuan
Pembangunan Nasional. Penyusunan indikator nasional dilakukan dalam proses diskusi dan
konsultasi publik dengan berbagai pihak, diantaranya Kementerian/Lembaga terkait,
kelompok masyarakat sipil, akademisi, filantropi, serta pelaku bisnis dan usaha.

2.3. Daya Dukung Daya Tampung Lingungan Hidup


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah melakukan identifikasi
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Indonesia yang secara spasial disusun pada
skala 1 : 1.000.000 dan 1.250.000 dan diukur dengan pendekatan jasa ekosistem (ecosystem
services) sebagaimana yang dilakukan dalam Millenium Ecosystem Assessment United Nation .
Pemerintah Kabupaten Magetan juga telah menindaklanjuti dengan penyusunan Kajian
Daya Dukung dan Daya Tampung berbasis jasa ekosistem tersebut dalam sekala lebih
detail yaitu skala 1 : 25.000.
Asumsinya, semakin tinggi jasa ekosistem semakin tinggi kemampuan daya dukung
dan daya tampung lingkungan. Jasa ekosistem pada habitat bumi ditentuka n oleh keberadaan
factor endogen dan dinamika faktor eksogen yang dicerminkan dengan dua komponen yaitu
kondisi ecoregion dan penutup lahan (landcover/landuse) sebagai penaksir atau proxy.
Dengan demikian terdapat empat konsep penting dalam penyusunan daya dukung lingkungan.

II - 12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Beberapa batasan konsep diantaranya adalah:


1. Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya.
2. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
3. Ekoregion adalah adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air,
flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan
integritas sistem alam dan lingkungan hidup. Penetapan batas ekoregion dengan
mempertimbangkan kesamaan bentang alam, Daerah Aliran Sungai, Keanekaragaman
Hayati dan sosial budaya (UU 32 Tahun 2009). Dalam operasionalisasinya penetapan
ekoregion menggunakan pendekatan bentang lahan (landscape) dengan mengikuti sistem
klasifikasi yang digunakan Verstappen. Selanjutnya jenis-jenis bentang lahan (landscape)
akan dijadikan salah satu komponen penaksir atau proxy jasa ekosistem (landscape based
proxy).
4. Penutup Lahan adalah tutupan biofisik pada permukaan bumi yang dapat diamati, merupakan
suatu hasil pengaturan, aktivitas, dan perlakukan manusia yang dilakukan pada jenis penutup
lahan tertentu untuk melakukan kegiatan produksi, perubahan, ataupun perawatan pada
penutup lahan tersebut. Dalam operasionalisasinya, digunakan sistem klasifikasi penutup lahan
dari SNI 7645-2014, dimana jenis-jenis Penutup lahan tersebut dijadikan salah satu komponen
penaksir atau proxy jasa ekosistem (landcover/landused based proxy).
5. Jasa Ekosistem adalah manfaat yang diperoleh oleh manusia dari berbagai sumberdaya dan
proses alam yang secara bersama-sama diberikan oleh suatu ekosistem yang dikelompokkan ke
dalam empat macam manfaat yaitu manfaat penyediaan (provisioning), produksi pangan dan
air; manfaat pengaturan (regulating) pengendalian iklim dan penyakit; manfaat pendukung
(supporting), seperti siklus nutrien dan polina s i tumbuhan; serta manfaat kultural (cultural),
spiritual dan rekreasional. Sistem klasifikasi jasa ekosistem tersebut menggunakan standar dari
Millenium Ecosystem Assessment (2005).
Berdasarkan batasan konsep tersebut, daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup diukur dengan pendekatan jasa ekosistem. Semakin tinggi nilai jasa ekosistem, maka
semakin tinggi pula kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Untuk
memperoleh nilai jasa ekosistem digunakan dua penaksiran yaitu landscape based proxy
dan landcover/landused based proxy, yang selanjutnya digunakan dasar untuk melakukan
pemetaan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

II - 13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

2.3.1. Ekoregion Berbas is Bentang Lahan (landscape)


Undang – Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup secara eksplisit
mengamanatkan p entingnya penggunaan ekoregion sebagai azas dalam pengelolaan
lingkungan. Sebaliknya dalam UU Penataan Ruang juga menegaskan pentingnya penggunaan
ekoregion sebagai dasar penyusunan tata ruang wilayah. UU Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup memberikan definisi ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki
kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam
yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup. Ekoregion adalah bentuk
metode perwilayahan untuk manajemen pembangunan yang mendasarkan pada batasan dan
karakteristik tertentu (deliniasi ruang). Berdasarkan definisi tersebut karaktersitik yang dapat
digunakan sebagai dasar penentuan batas wilayah diantara kesamaan karakteristik:
a. karakteristik bentang alam;
b. daerah aliran sungai;
c. iklim;
d. flora dan fauna;
e. sosial budaya;
f. ekonomi;
g. kelembagaan masyarakat; dan
h. hasil inventarisasi lingkungan hidup

Kompleksnya karakteristik lingkungan yang dijadikan sebagai dasar penentuan wilayah


ekoregion menyulitkan proses deliniasi ekoregion. Diperlukan pendekatan yang lebih praktis
untuk penyusunan ekoregion. Widiyanto, dkk, (2008) dalam tulisannya tentang bentang lahan
(landscape) untuk pengenalan fenomena geosfer pendekatan teknik bentuk lahan
(landform). Persamaan antara ekoregion dengan bentuk lahan tersebut dapat dicermati dari
definisi berikut:
a. Bentang lahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistemsistem, yang
dibentuk oleh interaksi Dan interdependensi antara bentuk lahan, batuan, bahan
pelapukan batuan, tanah, air, udara, tumbuh-tumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi
dan manusia dengan segala aktivitasnya yang secara keseluruhan membentuk satu
kesatuan (Surastopo, 1982).
b. Bentang lahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh
fenomenanya, yang mencakup: bentuk lahan, tanah, vegetasi, dan atribut-atribut
yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Vink, 1983).

II - 14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

c. Bentang lahan adalah bentangan permukaan bumi yang di dalamnya terjadi hubungan
saling terkait (interrelationship) dan saling ketergantungan (interdependency) antar
berbagai komponen lingkungan, seperti: udara, air, batuan, tanah, dan flora-fauna, yang
mempengaruhi keberlangsungan kehidupan manusia yang tinggal di dalamnya.
(Verstappen, 1983).
Berdasarkan definisi tersebut karaktersitik yang dapat digunakan sebagai dasar
penentuan bentang lahan diantara kesamaan karakteristik yaitu:
a. Geomorfik (G),
b. Litologik (L),
c. Edafik(E),
d. Klimatik (K)
e. Hidrologik (H),
f. Oseanik (O)
g. Biotik (B) flora dan fauna
h. Antropogenik (A)
Berdasarkan perbandingan dua pengertian tersebut di atas (ekoregion dan bentang
lahan), maka terdapat kesamaan substansi antara keduanya, oleh karena itu pendekatan
bentang lahan dapat digunakan sebagai teknik penyusunan ekoregion. Menurut Tuttle (1975),
bentang lahan (landscape) merupakan kombinasi atau gabungan dari bentuk lahan
(landform). Dengan kata lain untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bentang lahan selalu
mendasarkan pada kerangka kerja bentuk lahan (landform). Verstappen (1983) telah
mengklasifikasikan bentuk lahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 macam bentuk lahan asal
proses, yaitu:
a. Bentuk lahan asal proses volkanik (V), merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan
yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Contoh bentuk lahan ini antara lain: kawah,
kerucut gunung api, kaldera, medan lava, lereng kaki, dataran, dataran fluvia l gunung api.
b. Bentuk lahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan bentuk
lahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan lipatan,
pegunungan patahan, perbukitan (monoklinal/homoklina l) , kubah, Graben, gawir,
merupakan contoh-contoh untuk bentuk lahan asal struktural.
c. Bentuk lahan asal fluvial (F) merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang
terjadi akibat aktivitas sungai. Dataran alluvial, kerucut alluvial, kipas alluvial,
dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam, gosong sungai
merupakan contoh-contoh satuan bentuk lahan ini.

II - 15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

d. Bentuk lahan asal proses solusional (S) merupakan kelompok besar satuan bentuk
lahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti
batu gamping dan dolomite karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa
karst, dan logva merupakan contoh-contoh satuan bentuk lahan ini.
e. Bentuk lahan asal proses denudasional (D) merupakan kelompok besar satuan
bentuk lahan yang terjadi akibat proses degradasi, seperti longsor dan erosi. Contoh
satuan bentuk lahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan
rusak.
f. Bentuk lahan asal proses eolian (E) merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat proses angin. Contoh satuan bentuk lahan ini antara lain: gumuk
pasir barkhan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
g. Bentuk lahan asal marine (M) merupakan kelompok besar satuan bentuk lahanyang
terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang -surut. Contoh
satuan bentuk lahan ini antara lain: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo,
laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapatdikatakan
bermuara ke laut, maka sering kali terjadi bentuk lahan yang terjadi akibat kombinas i
proses fluvial dan proses marine. Kombinasi kedua proses itudisebut proses fluvio -
marine. Contoh-contoh satuan bentuk lahan yang terjadi akibat proses fluvio-marine
ini antara lain delta dan estuary.
h. Bentuk lahan asal glasial (G) merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi
akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuk lahan ini antara lain lembah
menggantung dan marine.
i. Bentuk lahan asal organik (O) merupakan kelompok besar satuan bentuk lahanyang terjadi
akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuk lahan ini
adalah pantai mangrove, gambut, dan terumbu karang.
j. Bentuk lahan asal antropogenik (A) merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang
terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, pelabuhan, merupakanc ontoh- contoh satuan
bentuk lahan hasil proses antropogenik.

2.3.2. Jas a Ekosistem (Ecosystem Services)


Ekosistem adalah entitas yang kompleks yang terdiri atas komunitas tumbuhan,
binatang dan mikro organisme yang dinamis beserta lingkungan abiotiknya yang saling
berinteraksi sebagai satu kesatuan unit fungsional (MA, 2005). Fungsi ekosistem adalah
kemampuan komponen ekosistem untuk melakukan proses alam dalam menyediakan materi

II - 16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik secaralangsung maupun
tidak langsung (De Groot, 1992). Jasa ekosistem adalah keuntungan yang diperoleh manusia
dari ekosistem (MA, 2005). Jasa ekosistem dikategorikan menjadi empat, yaitu meliputi jasa
penyediaan (provisioning), jasa pengaturan (regulating), jasa budaya (cultural), dan jasa
pendukung (supporting ) (MA, 2005). Berdasarkan empat kategori ini dikelaskan ada 23
kelas klasifikasi jasa ekosistem, yaitu (De Groots, 2002): a. Jasa penyediaan; (1) bahan
makanan, (2) air bersih, (3) serat, bahan bakar dan bahan dasar lainnya, (4) materi genetik,
(5) bahan obat dan biokimia, (6) spesies hias. b. Jasa Pengaturan; (7) Pengaturan kualitas
udara, (8) Pengaturan iklim, (9) Pencegahan gangguan, (10) Pengaturan air, (11) Pengolahan
limbah, (12) Perlindungan tanah, (13) Penyerbukan, (14) Pengaturan biologis, (15)
Pembentukan tanah. c. Budaya; (16) Estetika, (17) Rekreasi, (18) Warisan dan indentitas
budaya, (20) Spiritual dan keagamaan, (21) Pendidikan. d. Pendukung; (22) Habitat
berkembang biak, (23) Perlindungan plasma nutfah.
Daya dukung merupakan indikasi kemampuan mendukung penggunaan tertentu,
sedangkan daya tampung adalah indikasi toleransi mendukung perubahan penggunaan
tertentu (atau pengelolaan tertentu) pada unit spasial tertentu. Untuk menghitung daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup, perlu beberapa pertimbangan. Adapun pertimbangan
tersebut adalah (a) ruang dan sifatnya, (b) tipe pemanfaatan ruang, (c) ukuran produk
lingkungan hidup utama (udara dan air), (d) penggunaan/penutupan lahan mendukung publik
(hutan), (e) penggunaan tertentu untuk keperluan pribadi. Menurut sistem klasifikasi jasa
ekosistem dari Millenium Ecosystem Assessment (2005), jasa ekosistem dikelompokkan
menjadi empat fungsi layanan, yaitu jasa penyediaan (provisioning), jasa pengaturan
(regulating), jasa pendukung (supporting), dan jasa kultural (cultural), dengan rincian sebagai
berikut:
1. Jas a Ekosistem Penyedia
a. Jas a Ekosistem Penyedia Pangan
Ekosistem memberikan manfaat penyediaan bahan pangan yaitu segala sesuatu yang
berasal dari sumber hayati (tanaman dan hewan) dan air (ikan), baik yang diola h maupun
yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia. Jenis-jenis pangan di Indonesia sangat bervariasi diantaranya seperti beras,
jagung, ketela, gandum, sagu, segala macam buah, ikan, daging, telur dan sebagainya.
Penyediaan pangan oleh ekosistem dapat berasal dari hasil pertanian dan perkebunan,
hasil pangan peternakan, hasil laut dan termasuk pangan dari hutan.

II - 17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

b. Jas a Ekosistem Penyediaan Air B e rsih


Ekosistem memberikan manfaat penyediaan air bersih yaitu ketersediaan air bersih baik
yang berasal dari air permukaan maupun air tanah (termasuk kapasitas penyimpanannya),
bahkan air hujan yang dapat dipergunakan untuk kepentingan domestik, pertanian,
industri maupun jasa. Penyediaan jasa air bersih sangat dipengaruhi oleh kondisi curah
hujan dan lapisan tanah atau batuan yang dapat menyimpan air (akuifer) serta faktor yang
dapat mempengaruhi sistem penyimpana n air tanah seperti Ekoregion Bentanglahan.
c. Jas a Ekosistem Penyediaan Ene rgi
Ekosistem memberikan manfaat penyediaan energi, baik yang berasal dari fosil seperti
minyak bumi dan batubara serta sumber energi alternatif dari alam seperti tenaga air mikro
hidro, tenaga matahari dan tenaga angin serta panas bumi. Selain itu ekosistem juga
menyediaan energi yang berasal dari bio massa minyak tanaman seperti minyak sawit,
minyak buah biji jarak. Hutan dan berbagai macam tanaman kayu-kayuan juga
memberikan sumbangan terhadap sumber energi. Sumber energi fosil dan tenaga alam
dapat diduga berdasarkan struktur geologi dan bentuk lahannya, sedangkan untuk
sumberenergi biomassa dan tanaman kayu-kayuan dapat dilihat dari pola Ekoregion
Bentanglahan ataupun penutup lahan.
d. Jas a Ekosistem Penyediaan Serat (Fibe r)
Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan – potongan komponen yang
membentuk jaringan memanjang yang utuh. Ekosistem menyediakan serat alami yang
meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses geologis. Serat
jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami dapat digolongkan ke dalam (1)
serat tumbuhan/serat pangan, (2) serat kayu, (3) serat hewan, dan (3) serat mineral seperti
logam dan carbon. Serat alami hasil hutan, hasil laut, hasil pertanian & perkebunan
menjadi material dasar dalam proses produksi dan industri serta bio-chemical.
e. Jas a Ekosistem Penyediaan Sumber Daya Genetik
Ekosistem menyediakan beragam sumber daya genetik yang melimpah dan bernilai
ekonomis dan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Sumberdaya genetik berhubungan
erat dengan keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, dimana keanekaragaman
hayati yang tinggi akan diikuti dengan sumber daya genetik yang melimpah. Ketersediaan
dan distribusi sumberdaya genetik ditentukan oleh tipe ekosistem yaitu ekoregion
bentangalam dan penutup lahan khususnya areal bervegetasi. Potensi penyediaan
sumberdaya genetik dimanfaatkan sebagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang semakin beragam dan kompleks.

II - 18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

2. Jasa Ekosistem Pengaturan


a. Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim
Secara alamiah ekosistem memiliki fungsi jasa pengaturan iklim, yang meliputi pengaturan
suhu, kelembaban dan hujan, angin, pengendalian gas rumah kaca & penyerapan karbon.
Fungsi pengaturan iklim dipengaruhi oleh keberadaan faktor biotik khususnya vegetasi,
letak dan faktor fisiografis seperti ketinggian tempat dan bentuk lahan. Kawasan dengan
kepadatan vegetasi yang rapat dan letak ketinggian yang besar seperti pegunungan akan
memiliki sistem pengaturan iklim yang lebih baik yang bermanfaat langsung pada
pengurangan emisi carbon diokasida dan efek rumah kaca serta menurunkan dampak
pemanasan global seperti peningkataan permukaan laut dan perubahan iklim ekstrim Dan
Gelombang Panas.
b. Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Air Dan Banjir
Siklus hidrologi (hydrology cycle), adalah pergerakan air dalam hidrosfer yang meliputi
proses penguapan (evaporasi), pendinginan massa udara (kondensasi), hujan (presipitasi),
dan pengaliran (flow). Siklus hidrologi yang terjadi di atmosfer meliputi terbentuknya
awan hujan, terbentuknya hujan, dan evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi. Sedangkan
siklus hidrologi yang terjadi di biosfer dan litosfer yaitu ekosistem air yang meliputi aliran
permukaan. ekosistem air tawar, dan ekosistem air laut. Siklus hidrologi yang normal akan
berdampak pada pengaturan tata air yang baik untuk berbagai macam kepentingan seperti
penyimpanan air, pengendalian banjir, dan pemeliharaan ketersediaan air. Pengaturan
tata air dengan siklus hidrologi sangat dipengaruhi oleh keberadaan tutupan lahan dan
fisiografi suatu kawasan.
c. Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan Dan Perlindungan Dari Bencana
Ekosistem, didalamnya juga mengandung unsur pengaturan pada infrastruktur alam untuk
pencegahan dan perlindungan dari beberapa tipe bencana khususnya bencana alam.
Beberapa fungsi pencegahan bencana alam dari kebakaran lahan, erosi, abrasi, longsor,
badai dan tsunami berhubungan erat dengan keberadaan liputan lahan dan bentuklahan.
Tempat-tempat yang memiliki liputan vegetasi yang rapat dapat mencegah areanya dari
bencana erosi, longsor, abrasi, dan tsunami. Selain itu bentuklahan secara spesifik
berdampak langsung terhadap sumber bencana, sebagai contoh bencana erosi dan longsor
umumnya terjadi pada bentuk lahan struktural dan denudasional dengan morfologi
perbukitan.

II - 19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

d. Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian Air


Ekosistem memiliki kemampuan untuk “membersihkan” pencemar melalui proses – proses
kimia-fisik-biologi yang berlangsung secara alami dalam badan air. Kemampuan
pemurniah air secara alami (self purification) memerlukan waktu dan dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya beban pencemar dan teknik pemulihan alam khususnya aktivitas bakteri
alam dalam merombak bahan organik, sehingga kapasitas badan air dalam mengencerkan,
mengurai dan menyerap pencemar meningkat.
e. Jasa Ekosistem Pengaturan Pengolahan Dan Penguraian Limbah
Jasa ekosistem meliputi kapasitas lokasi dalam menetralisir, mengurai dan menyerap
limbah dan sampah. Dalam kapasitas yang terbatas, ekosistem memiliki kemampuan untuk
menetralisir zat organik yang ada dalam air limbah. Alam menyediakan berbagai macam
mikroba (aerob) yang mampu menguraikan zat organik yang terdapat dalam limbah dan
sampah menjadi zat anorganik yang stabil dan tidak memberikan dampak pencemaran
bagi lingkungan. Mikroba aerob yang disediakan ekosistem dan berperan dalam proses
menetralisir, mengurai dan menyerap limbah dan sampah diantarnya bakteri, jamur,
protozoa, ganggang.
f. Jasa Ekosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara
Kualitas udara yang baik merupakan salahsatu manfaat yang diberikan oleh ekosistem.
Kualitas udara. sangat dipengaruhi oleh interaksi antar berbagai poluta n yang diemisikan
ke udara dengan faktor – faktor meteorologis (angin, suhu, hujan, sinar matahari) dan
pemanfaatan ruang permukaan bumi. Semakin tinggi intensitas pemanfaatan ruang,
semakin dinamis kualitas udara. Jasa pemeliharaan kualitas udara pada kawasan
bervegetasi dan pada daerah bertopografi tinggi umumnya lebih baik dibanding dengan
daerah non vegetasi.
g. Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami (Pollination)
Penyerbukan alami (pollination) adalah proses penyerbukan (berpindahnya serbuk sari
dari kepala sari ke kepala putik) yang secara khusus terjadi pada bunga yang sama atau
antar bunga yang berbeda tetapi dalam satu tanaman atau di antara bunga pada
klon tanaman yang sama. Ekosistem menyediakan jasa pengaturan penyerbukan alami
khususnya lewat tersedianya habitat spesies yang dapat pembantu proses penyerbukan
alami. Habitat alami seperti hutan dan areal bervegetasi umumnya menyediakan media
spesies pengatur penyerbukan yang lebih melimpah.

II - 20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

h. Jasa Ekosistem Pengaturan Pengendalian Hama & Penyakit


Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-makhluk atau organisme pengganggu
yang disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan manusia, ekologi, atau
ekonomi. Hama dan penyakit merupakan ancaman biotis yang dapat mengurangi hasil
dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Ekosistem secara alami menyediakan sistem
pengendalian hama dan penyakit melalui keberadaan habitat spesies trigger dan
pengendali hama dan penyakit.

3. Jasa Ekositem Fungsi Budaya


a. Jasa Ekosistem Budaya Tempat Tinggal & Ruang Hidup (Sense Of Place)
Ekosistem memberikan manfaat positif bagi manusia khususnya ruang untuk tinggal dan
hidup sejahtera. Ruang hidup ini didukung oleh kemampuan dan kesesuaian lahan yang
tinggi sehingga memberikan dukungan kehidupan baik secara sosial, ekonomi maupun
budaya. Jasa ekosistem sebagai tempat tinggal dan ruang hidup secara sosial sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik dan geografis serta peluang pengembangan
wilayah yang lebih besar.
b. Jasa Ekosistem Budaya Rekreasi dan Ecotourism
Ekosistem menyediakan fitur lansekap, keunikan alam, atau nilai tertentu yang menjadi
daya tarik wisata. Berbagai macam bentuk bentang alam dan keunikan flora dan fauna
serta keanekaragaman hayati yang terdapat dalam ekosistem memberi ciri dan keindahan
bagi para wisatawan. Dari sisi ekonomi, akan diperoleh banyak keuntungan bahkan
menjadi sumber devisa negara yang besar. Variasi bentangalam berpengaruh besar
terhadap nilai jasa budaya rekreasi dan ekowisata.
c. Jasa Ekosistem Budaya Estetika
Ekosistem bentang alam seperti laut, pegunungan, lembah, pantai dan lain sebagainya
telah memberikan nuansa keindahan alam dan nilai-nilai estetika yang mengagumkan dan
memiliki nilai jual. Paduan bentang alam dan bentang budaya semakin memperkuat nilai
keindahan dan estetika yang telah diberikan oleh ekosistem.

4. Jasa Ekosistem Pendukung


a. Jasa Ekosistem Pendukung Pembentukan Lapisan Tanah & Pemeliharaan Kesuburan
Tanah merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur
dengan bahan organik. Tanah mengandung partikel batuan atau mineral, bahan organik
(senyawa organik dan organisme) air dan udara. Mineral merupakan unsur utama tanah

II - 21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

yang terbentuk dari padatan anorganik dan mempunyai komposisi homogen. Ekosistem
memberikan jasa pendukung berupa pembentukan lapisan tanah dan pemeliharaan
kesuburan yang bervariasi antar lokasi. Lokasi yang memiliki jenis batuan cepat lapuk,
dengan kondisi curah hujan dan penyinaran matahari yang tinggi akibat bentuk
permukaan bumi serta didukung oleh keberadaan organisme dalam tanah dan tumbuhan
penutup tanah maka pembentukan tanah semakin cepat.
b. Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara (Nutrient Cycle)
Siklus hara dalam suatu ekosistem merupakan proses yang terintegrasi dari
pergerakan/pemindahan energi dan hara didalam ekosistem itu sendiri dan juga
interaksinya dengan atmosfir, biosfir, geosfir dan hidrosfir. Energi yang dibutuhkan untuk
menggerakkan siklus hara ini didapatkan dari proses yang terjadi pada biosfir yaitu proses
fotosisntesis. Proses dari serapan hara, akumulasi hara pada tubuh tumbuhan dan kembali
ke tanah melalui siklus yang bervarisi sesuai dengan kondisi tumbuhan, iklim dan jenis
tanahnya sendiri sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap kesuburan tanah dan
tingkat produksi pertanian yang tinggi.
c. Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer (Produksi Oksigen, Penyediaan Habitat
Spesies)
Ekosistem memberikan jasa produksi primer berupa kroduksi oksigen dan penyediaan
habitat spesies. Produksi oksigen memberikan dukungan bagi seluruh kehidupan makhluk.
Tanpa adanya oksigen maka tidak akan ada kehidupan. Ekosistem memberikan jasa
penghasil oksigen sekaligus mengurangi kadar karbondioksida dan populasi udara di
bumi. Keberadaan vegetasi seperti hutan yang menyerap karbondioksida untuk pembutan
makanan (fotosintesis). Hasil dari fotosintesis adalah oksigen. Inilah gas yang diperlukan
makhluk hidup di bumi untuk beraktivitas dan memungkinkan tumbuhnya banyak habitat
spesies. Jasa produksi oksigen bervariasi antar lokasi dan berhubungan erat dengan
keberadaan vegetasi dan hutan.
d. Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas (Perlindungan Plasma Nutfah)
Ekosistem telah memberikan jasa keanekaragaman hayati (biodiversity) di antara makhluk
hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem akuatik
lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya;
mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies dan ekosistem yang menjadi
habitat perkembangbiakan flora fauna. Semakin tinggi karakter biodiversitas maka semakin
tinggi fungsi dukungan ekosistem terhadap perikehidupan.

II - 22
BAB 3.
Gambaran Umum Wilayah Kajian
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN

3.1. Kondisi Umum Daerah


3.1.1. Aspek Geografi
3.1.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
A. Luas dan Batas Wilayah
Kabupaten Magetan memiliki luas 688,85 km2, sekitar 1,44% dari luas Provinsi Jawa
Timur dan merupakan Kabupaten terkecil kedua se-Jawa Timur setelah Sidoarjo. Secara
administratif, Kabupaten Magetan memiliki 18 Kecamatan, terdiri dari 235 desa/kelurahan.
Wilayah Kabupaten Magetan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut;
• Sebelah utara : Kabupaten Ngawi
• Sebelah timur : Kabupaten Madiun
• Sebelah selatan : Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur) dan Kabupaten Wonogiri (Jawa
Tengah)
• Sebelah barat : Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)

Mengenai luas masing-masing kecamatan, jumlah desa/kelurahan, serta jarak


kecamatan ke ibu kota kabupaten di Kabupaten Magetan disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Luas Kecamatan, Jumlah Desa dan Kelurahan, serta Jarak dari Ibukota Kabupaten
ke Kecamatan di Kabupaten Magetan
Jarak ke
Jumlah
Luas Wilayah Persentase Ibukota
No. Kecamatan Desa/
(km2) (%) Kabupaten
Kelurahan
(km)
1 Poncol 8 51,31 7,45 14
2 Parang 13 71,64 10,40 15
3 Lembeyan 10 54,85 7,96 21
4 Takeran 12 25,46 3,70 17
5 Nguntoronadi 9 16,72 2,43 17
6 Kawedanan 20 39,45 5,73 13
7 Magetan 14 21,41 3,11 0
8 Ngariboyo 12 39,13 5,68 6
9 Plaosan 15 66,09 9,59 11
10 Sidorejo 10 39,15 5,68 7
11 Panekan 17 64,23 9,32 6

III - 1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Jarak ke
Jumlah
Luas Wilayah Persentase Ibukota
No. Kecamatan Desa/
(km2) (%) Kabupaten
Kelurahan
(km)
12 Sukomoro 14 33,05 4,80 9
13 Bendo 16 42,90 6,23 12
14 Maospati 15 25,26 3,67 13
15 Karangrejo 13 15,15 2,20 18
16 Karas 11 35,29 5,12 15
17 Barat 14 22,72 3,30 19
18 Kartoharjo 12 25,03 3,63 26
Jumlah 235 668,84 100
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2020

Berdasarkan Tabel 3.1, dalam wilayah Kabupaten Magetan, kecamatan yang memiliki
wilayah terluas adalah Kecamatan Parang dengan luas 71,64 km 2 (sekitar 10,4% dari luas
wilayah Kabupaten), sedangkan Kecamatan yang wilayahnya terkecil adalah Kecamatan
Karangrejo seluas 15,15 km2 (2,2% dari luas wilayah Kabupaten). Berdasarkan
administrasinya, kecamatan yang memiliki desa/kelurahan terbanyak yakni Kecamatan
Kawedanan dengan 20 desa/kelurahan, sedangkan kecamatan yang memiliki desa/kelurahan
paling sedikit yaitu Kecamatan Poncol dengan hanya delapan desa.

Karas Kartoharjo
Barat 4% Poncol
5% 7%
Karangrejo 3%
2% Parang
10%
Maospati
4%

Lembeyan
Bendo
8%
6%
Takeran
Sukomoro 4%
5%
Nguntoronadi
2%
Panekan Kawedanan
9% 6%
Magetan
Sidorejo
6% Plaosan Ngariboyo 3%
10% 6%

Sumber: Hasil Olahan, 2018


Gambar 3.1. Grafik Persentase Luas Kecamatan di Kabupaten Magetan

III - 2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

B. Letak dan Kondisi Geografis


Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten yang berada di kaki Gunung
Lawu dan termasuk ke dalam Provinsi Jawa Timur tepatnya di ujung Barat, berbatasan
langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, Kabupaten Magetan terletak pada
posisi 111010’ - 111030’ Bujur Timur dan 7030’ - 7047’ Lintang Selatan. Dengan posisi ini,
Kabupaten Magetan dapat dianggap berada di tengah Pulau Jawa. Letak Kabupaten Magetan
yang tidak berada di pinggir Pulau Jawa dan berada di kaki Gunung Lawu berdampak pada
tidak adanya kawasan pesisir dan memiliki beragam bentang lahan (landscape).

III - 3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber : RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012 – 2032


Gambar 3.2. Peta Batas Administrasi Kabupaten Magetan

III - 4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

C. Topografi
Kondisi topografi Kabupaten Magetan bervariasi, dengan kedudukan terletak pada
ketinggian antara 25 sekitar 100 meter di atas permukaan air laut sekitar 14.334,19 Ha atau
(20,28%); ketinggian antara 100 sampai 500 meter di atas permukaan air laut sekitar
34.078,17 Ha (49,47% dari luas wilayah); sedangkan ketinggian 500 – 1000 meter di atas
permukaan air laut luasnya sekitar 11.206,60 Ha atau (16,27%); ketinggian di atas 1000
meter dpl luasnya 9.255,78 Ha atau (13,44%) dan menunjukkan keadaan yang bervariasi
yaitu kondisi landai sampai kondisi pegunungan.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan memiliki kelerengan rendah, wilayah
dengan kelerengan rendah sebagian besar terletak di Kecamatan Karangrejo dan
Karangmojo, Maospati, Bendo, Kawedanan, dan Takeran. Wilayah bergelombang terletak
di Kecamatan Panekan dan Poncol. Sedangkan daerah yang terjal/perbukitan sebagian besar
terletak di Kecamatan Plaosan.

Tabel 3.2. Kelerengan Lahan di Kabupaten Magetan


No. Kemiringan Klasifikasi Keterangan
1 0 - 2% Datar Luas 37.732,01 Ha atau 54,77% dari
luas wilayah Kabupaten.
2 2 – 15% Landai Luas 10.199,40 Ha atau 14,81 % dari
luas wilayah Kabupaten.
3 15 – 40% Bergelombang Luas 8.442,58 Ha atau 12,26% dari
luas wilayah Kabupaten.
4 > 40% Bergelombang Luas wilayah 12.509,47 Ha atau
18,16 % dari luas wilayah
Kabupaten.
Sumber : SIPD Kabupaten Magetan Tahun 2019

Variasi wilayah dengan kemiringan lereng seperti yang ada di Kabupaten Magetan
tersebut memberikan dampak positif dan negatif bagi Kabupaten Magetan. Dampak
positifnya adalah variasi tersebut merupakan faktor penunjang pengembangan kegiatan
ekonomi yang bertumpu pada alam di Kabupaten Magetan seperti kegiatan pariwisata,
pertanian, dan perkebunan. Sedangkan dampak negatifnya adalah variasi kemiringan lereng
tersebut merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya bencana alam yang sering terjadi
di Kabupaten Magetan yaitu gerakan tanah (tanah longsor).
Dilihat dari segi kedalaman tanah, maka dominasi efektif tanah kurang dari 30 cm
yang tercatat seluas 28.171,46 Ha atau sekitar 40,90 % dari luas wilayah Kabupaten Magetan
dan terletak pada Kecamatan Poncol, Parang, Lembeyan, Kawedanan, Magetan, Bendo,
Plaosan, Panekan, Sukomoro. Sedangkan efektif tanah lebih dari 90 cm luasnya sekitar 5.027

III - 5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Ha atau 7,30 % dari luas kabupaten dan terdapat di Kecamatan Takeran, Sukomoro,
Maospati, Karangmojo, dan Karangrejo.
Berdasarkan kondisi kesuburan tanah, wilayah Kabupaten Magetan terbagi kedalam
beberapa jenis wilayah yaitu :
a) Tipe wilayah pegunungan dengan kondisi tanah subur yaitu Kecamatan Plaosan.
b) Tipe wilayah pegunungan dengan tanah sedang yaitu Kecamatan Panekan, Kecamatan
Poncol bagian barat dan Kecamatan Sidorejo.
c) Tipe wilayah pegunungan dengan tanah kurang subur (kritis) yaitu Kecamatan Parang,
Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Poncol bagian timur, dan Kecamatan Kawedanan bagian
selatan.
d) Tipe wilayah dataran rendah dengan tanah pertanian subur yaitu Kecamatan Barat,
Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Karas, Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Takeran dan
Kecamatan Nguntoronadi.
e) Tipe wilayah dataran rendah dengan tanah pertanian sedang yaitu Kecamatan Maospati,
Kecamatan Magetan, Kecamatan Ngariboyo, sebagian Kecamatan Bendo, sebagian
Kecamatan Kawedanan dan sebagian Kecamatan Sukomoro.
f) Tipe wilayah dataran rendah dengan tanah pertanian kurang subur yaitu sebagian
Kecamatan Bendo dan sebagian Kecamatan Sukomoro.

III - 6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber : RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012 – 2032


Gambar 3.3. Peta Kelerengan di Kabupaten Magetan

III - 7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012 – 2032


Gambar 3.4. Peta Kedalaman Tanah di Kabupaten Magetan

III - 8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

D. Geologi
Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang
terletak di kaki Gunung Lawu. Kondisi Geologi wilayah Kabupaten Magetan dan sekitarnya,
bagian barat laut yang ditempati Gunung Lawu termasuk dalam jalur gunung api kuarter
yang sudah tidak aktif atau sedang dalam fase istirahat, sedang bagian selatan termasuk dalam
jalur pegunungan selatan. Pebukitan di utara Sungai Tirtomoyo merupakan perbukitan
lipatan berarah timur laut barat-barat daya. Pebukitan tinggi di selatannya selain terlipat juga
tersesarkan. Secara morfogenesis perbukitan di Kabupaten Magetan dipengaruhi oleh struktur
lipatan, sesar dan sifat litologi.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan terbentuk dari hasil gunung api kwarter
muda yang terdiri dari lereccia, tuff, dan lakiri yang mempunyai lapisan miring dan sejajar
dengan lereng. Endapan batuan volkanik kwarter juga ditempati oleh gunung-gunung lain
yang berada di Kabupaten Magetan seperti Gunung Lumpang, Gunung Bulusungsang,
Gunung Banyuurip, Gunung Puntukpelok, Gunung Sidoramping, Gunung Jobolarangan, dan
Gunung Cemoropenganten. Sebagian lagi terdiri dari vulkanik, yang merupakan hasil
perombakan dari mineral yang lebih tua, yang terdiri dari lereccia, tuff, pairi, dan lava
andesit, yang tersebar di permukaan dengan komposisi mineral endapan vulkanik berbutir
kasar.Jenis tanah yang ada di Kabupaten Magetan terdiri dari:
• Wilayah utara : grumosol, alluvium dan hidrosol
• Wilayah timur : grumosol, latosol, mediteran, dan alluvium
• Wilayah selatan : mediteran, grumosol, dan andosol
• Wilayah barat : andosol dan latosol
• Wilayah tengah : mediteran dan grumusol

Potensi bahan galian/tambang yang ada di Kabupaten Magetan adalah bahan galian
yang berasal dari permukaan tanah bagian luar seperti pasir, batu, dan tanah liat, di mana
potensi tersebut banyak terdapat di Kecamatan Karangrejo, Sukomoro dan Bendo. Selain itu
ada pula tambang tras yang sudah dimulai sejak tahun 1997 tapi masih dalam skala kecil.
Adapun potensi bahan galian belerang yang berada di kawasan Gunung Lawu masih
memerlukan penelitian tentang kadar dan produktivitasnya.

III - 9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012-2032


Gambar 3.5 Peta Geologi Kabupaten Magetan

III - 10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012-2032


Gambar 3.6. Peta Jenis Tanah Kabupaten Magetan

III - 11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

E. Hidrologi
Kabupaten Magetan terletak pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dan
Madiun. DAS Progo DAS Bengawan Solo ini meliputi sebagian kecil wilayah Kabupaten
Magetan yaitu di sebagian Kecamatan Panekan, Sidorejo, Plaosan, dan Poncol. Sedangkan
DAS Madiun berada di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Magetan. Kabupaten
Magetan memiliki sumber mata air sebanyak 197 titik dengan debit sekitar 3.517 liter/detik
pada Tahun 2004 dan mengalami penurunan menjadi 2.555,8 liter/detik pada Tahun 2007.
Ketersediaan air bersih di Kabupaten Magetan yang diproduksi oleh PDAM adalah
16.008.192 m3/tahun pada Tahun 2005 dan mengalami peningkatan menjadi 16.428.088
m3/tahun pada Tahun 2006. Air bersih ini berasal dari mata air yaitu sebesar 14.246.632
m3/tahun pada Tahun 2006.
Potensi air yang terutama di Kabupaten Magetan adalah air permukaan (yang
direfleksikan dengan debit sungai-sungai, telaga, embung, waduk), sumber-sumber atau mata
air-mata air, air tanah (baik air tanah dangkal maupun air tanah dalam). Sebagian besar air
untuk kepentingan irigasi di jaringan irigasi SIM berasal dari Kali Madiun yang di alirkan dari
Dam Jati. Penggunaan air di Kabupaten Magetan sebagian besar dimanfaatkan untuk irigasi
sebesar 93,9%, air minum (3,6%), pabrik gula (1,1%), kolam air tawar (0,5%), peternakan
(0,3%), penggelontoran kota (0,1%), ketahanan nasional (0,2%), pengenceran limbah
industri (0,1%), dan lain–lain (0,2%).
Kebutuhan air penduduk Kabupaten Magetan dipenuhi oleh sumber-sumber air
setempat yang dikelompokkan atas sungai (ada 8 sungai dengan sungai terbesar Kali
Gandong), 2 buah telaga yaitu Telaga Sarangan seluas 30 Ha dan Telaga Wahyu (10 Ha),
mata air (147 buah mata air) dan sumber lain-lain.

1. Sungai
Sungai besar yang mengalir di wilayah Kabupaten Magetan terdapat 8 (delapan) sungai,
dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Nama dan Panjang Sungai di Kabupaten Magetan


No Nama Sungai Kecamatan Panjang (km)
1. Plaosan, Poncol, Magetan, Sukomoro, Bendo,
Gandong 138,10
Jiwan, Mangunrejo
2. Poncol, Plaosan, Magetan, Kawedanan,
Bringin 56,30
Takeran
3. Sukomoro, Bendo, Maospati, Jiwan,
Semawur 47,10
Mangunrejo
4. Ngelang Jiwan, Barat, Kwadungan 43,10

III - 12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Nama Sungai Kecamatan Panjang (km)


5. Ulo Maospati, Jiwan, Barat, Kwadungan 35,00
6. Sukomoro, Karangrejo, Barat, Geneng,
Purwodadi 124,60
Kwadungan
7. Jungke Karangrejo, Barat, Geneng 27,50
8. Panekan, Sukomoro, Karangrejo, Paron,
Tinil 71,90
Ngawi
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019

2. Telaga
Di Kabupaten Magetan terdapat 2 buah telaga yaitu Telaga Sarangan seluas 30 Ha dan
Telaga Wahyu 10 Ha. Fungsi kedua telaga tersebut selain sebagai irigasi, juga untuk
pariwisata.

3. Mata Air
Saat ini di Kabupaten Magetan terdapat 147 buah mata air yang tersebar di berbagai
kecamatan. Jumlah ini sudah banyak berkurang dari kondisi tahun 2008 yang saat itu
masih terdapat 197 buah mata air, 147 mata air tersebut adalah sebagaimana disajikan
Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Jumlah Sumber Mata Air di Setiap Kecamatan di Kabupaten Magetan
No Kecamatan Jumlah Mata Air (buah)
1 Panekan 31
2 Sidorejo 2
3 Plaosan 57
4 Poncol 17
5 Parang 3
6 Lembeyan 17
7 Kawedanan 6
8 Maospati 5
9 Takeran 6
10 Karangrejo 1
11 Ngariboyo 1
12 Magetan 1
Jumlah 147
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019

4. Waduk/Embung
Jumlah waduk/embung di Kabupaten Magetan sebanyak 11 buah yang tersebar di 5
Kecamatan, dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel 3.5.

III - 13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.5. Nama, Luas, dan Volume Waduk/Embung di Kabupaten Magetan


No Nama dan Lokasi Luas (Ha) Volume (m3)
1. Waduk Gonggang (Ds. Janggan dan Desa Poncol,
11,12 2.000.000
Kec. Poncol)
2. Waduk Telaga Pasir (Ds. Sarangan Kec. Plaosan) 28,00 3.080.000
3. Waduk Telaga Wahyu (Ds. Dadi Kec.. Plaosan) 8,00 600.000
4. Embung Joketro (Ds. Joketro Kec. Parang) 1,36 40.000
5. Embung Bangle (Kec. Sukomoro) 0,20 20.000
6. Embung Banyudono (Ds. Banyudono Kec.
1,36 60.000
Ngariboyo)
7. Embung Kecil Banyudono (3 buah di Ds.
0,02 1.500
Banyudono Kec. Ngariboyo)
8. Embung Tamanarum (Ds. Tamanarum Kec. Parang) 2,00 30.000
9. Embung Titang Krajan (Ds. Baleasri Kec. Ngariboyo) 0,75 25.000
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019

III - 14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012-2032


Gambar 3.7. Peta Hidrologi Kabupaten Magetan

III - 15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

F. Klimatologi
Letak Kabupaten Magetan yang berada dibawah kaki Gunung Lawu menyebabkan
udara yang ada cenderung sejuk. Pada umumnya Kabupaten Magetan terbagi dalam 2
musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau, dengan iklim basah tipe B. Curah hujan
sebagai salah satu sumber daya air yang mempengaruhi besaran debit mata air di Kabupaten
Magetan memiliki rerata tertinggi pada Bulan November dan terendah pada bulan Juli.

Tabel 3.6. Curah Hujan, dan Hari Hujan di Kabupaten Magetan Tahun 2019
No. Kecamatan Curah Hujan (mm) Hari Hujan
1 Januari 7.257 31
2 Februari 8.309 28
3 Maret 5.949 30
4 April 8.410 30
5 Mei 2.308 12
6 Juni 1.779 22
7 Juli 702 5
8 Agustus - -
9 September 1.357 5
10 Oktober 1.458 21
11 November 8.530 27
12 Desember 3.453 30
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2020

III - 16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012-2032


Gambar 3.8. Peta Curah Hujan Kabupaten Magetan

III - 17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

G. Penggunaan Lahan
Luas penggunaan tanah menurut status peruntukan lahan di Kabupaten Magetan
berdasarkan RTRW Kabupaten Magetan tahun 2012 – 2032 adalah sebesar 68.850 Ha terdiri
dari:
a. Kawasan Lindung
Kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten magetan terdiri atas kawasan hutan
lindung dengan luas kurang lebih 3.987 Ha, kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya berupa kawasan resapan air seluas kurang lebih 492 Ha,
kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar
budaya, kawasan bencana alam dan kawasan lindung geologi.
b. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya di Kabupaten Magetan terdiri atas: kawasan peruntukan hutan
produksi dengan luas kurang lebih 3.390 Ha, kawasan peruntukan hutan rakyat dengan
luas kurang lebih 2.825 Ha, kawasan peruntukan pertanian seluas kurang lebih 28.464
Ha terdiri dari 27.272 Ha sawah irigasi dan 1.192 Ha sawah bukan irigasi, kawasan
budidaya lahan kering seluas kurang lebih 40.552 Ha, kawasan hortikultura sayur seluas
kurang lebih 2.387 Ha, kawasan hortikultura buah 2.546 Ha, dan kawasan peruntukan
perkebunan seluas kurang lebih 13.840 Ha.
c. Kawasan Permukiman
Peruntukan kawasan permukiman seluas 13.928 Ha, terdiri dari permukiman perkotaan
seluas 7.958 Ha dan permukiman perdesaan seluas 5.969 Ha.

III - 18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012-2032


Gambar 3.9. Peta Rencana Kawasan Lindung Kabupaten Magetan

III - 19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

H. Wilayah Rawan Bencana


Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang rawan bencana alam khususnya
bencana aliran lahar Gunung Lawu dan gerakan tanah. Bencana alam yang terjadi di wilayah
kabupaten ini merupakan konsekuensi dari kondisi morfologi, geologi, hidrologi wilayah,
dan keberadaan Gunung Lawu. Ancaman bencana yang disebabkan oleh faktor alam yang
pernah terjadi dan area yang rawan bencana di Kabupaten Magetan antara lain:
a. Bencana Aliran Lahar Dan Aliran Sedimen
Kabupaten Magetan terletak di kaki Gunung Lawu yang merupakan jenis gunung api
kwarter yang sudah tidak aktif atau dalam fase istirahat. Oleh sebab itu bahaya yang
dapat ditimbulkan adalah aliran lahar dan aliran sedimen. Ada 6 titik lokasi rawan
bencana aliran lahar dan 3 titik lokasi rawan bencana aliran sedimen, yaitu:
1) Titik Lokasi Rawan Bencana Aliran Lahar
• Kali Gonggang: di Kecamatan Poncol, Parang dan Lembeyan
• Gunung Bancak: Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan dan Kecamatan
Kawedanan
• Perpotongan sungai Trinil, Desa Taji Kecamatan Karas
• Jembatan Ginuk di sungai Trinil, Desa Ginuk Kecamatan Karas
• Jembatan Sedran di sungai Trinil, Dusun Sedran Desa Wates Kecamatan Panekan
• Jembatan Milangasri di kali Catur, Desa Milangasri Kecamatan Panekan
2) Titik Lokasi Rawan Aliran Sedimen:
• Jalan menuju Air Terjun Tirtosari
• Jalan tepi Telaga Sarangan
• Gunung Blego Kecamatan Parang

b. Bencana Tanah Longsor


Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan di bagian barat adalah wilayah rawan tanah
longsor. Hal ini disebabkan kondisi topografi yang sebagian besar berupa pegunungan
dengan kontur yang cukup rapat. Terdapat 12 titik lokasi rawan longsor yang terbagi
menjadi 3 jenis gerakan tanah yaitu rock fall, sliding (translational/rotational) dan debris
flow. Adapun kedua belas titik lokasi tersebut disajikan pada Tabel 3.7.

III - 20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.7 Titik Lokasi Rawan Longsor di Kabupaten Magetan


No Lokasi Jenis Gerakan Tanah
1. Jalan menuju Sarangan Rock fall
2. Jalan menuju air terjun Tirtosari Desa Sliding (translational/rational),
Ngluweng Kec. Plaosan debris flow
3. Jalan menuju desa Wonomulyo Kec. Poncol Rational sliding
4. Desa Wonomulyo Kec. Poncol Rock fall
5. Jalan menuju desa Genilangit kec. Poncol Rational sliding
6. Desa trosono kec. Parang Rational sliding
7. Lereng tegak di kawasan gunung Blego Rock fall
8. Tepi jalan telaga Wahyu Rational sliding
9. Tepi jalan Cemorosewu Rock fall
10. Tepi jalan Tawangmangu-Sarangan Rock fall
11. Tikungan jalan Sarangan Rational sliding
12 RPH Campurejo, Desa Jabung Kec. Panekan Rational sliding, rock fall
Sumber: Studi Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Magetan Tahun 2006

c. Bencana Banjir
Banjir merupakan peristiwa alam yang terjadi karena kanal alami (sungai) tidak mampu
menampung aliran volume air. Kecamatan di Kabupaten Magetan yang sering
mengalami bencana banjir adalah Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Barat, Kecamatan
Takeran dan Kecamatan Bendo.

Tabel 3.8. Titik titik Lokasi Bencana Banjir di Kabupaten Magetan


No Lokasi
1 Kali Kanal, Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo
2 Kali Watu, Desa Jeruk, Kecamatan Kartoharjo
3 Kali Madiun. Desa Kerang, kecamatan Takeran
4 Kali Ngelang, Desa Ngelang, Kecamatan Karangmojo
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019

Sebagian besar bencana alam banjir terjadi di Kecamatan-kecamatan yang terletak di


daerah hilir. Bencana alam tersebut disebabkan karena kondisi penggunaan lahan di
daerah hulu yang sudah rusak ditambah lagi kondisi topografi dengan kemiringan
permukaan lahan yang terjal membuat air hujan tidak bertahan sehingga menimbulkan
fluktuasi debit aliran yang tidak menguntungkan. Di dalam musim penghujan aliran
sungai berlimpah namun hanya berlangsung dalam waktu yang relatif pendek sehingga
banjir air terjadi di daerah hilir.

III - 21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pada musim kemarau aliran sungai-sungai sangat kecil bahkan kering. Sebagian besar
sungai-sungai penyebab banjir di Kabupaten Magetan sudah ditanggul. Hal tersebut
menyebabkan banjir sudah jarang terjadi. Hanya ada sebagian kecil sungai di kabupaten
tersebut yang belum ditanggul sehingga masih menyebabkan banjir seperti Kali Bringin
di Desa Pencol.

d. Bencana Kekeringan
Beberapa daerah di Kabupaten Magetan masuk dalam klas kekeringan lahan tinggi. Hal
ini disebabkan karena kerusakan terjadi akibat penggundulan hutan di Gunung Lawu,
Gunung Blego dan Gunung Bancak. Ada 54 desa di Kabupaten Magetan yang masuk
klas kekeringan lahan tinggi, yaitu:

Tabel 3.9. Desa/Kelurahan Rawan Kekeringan di Kabupaten Magetan


No. Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah Desa
1. Bendo Bendo, Duwet, Setren 3
2. Karas Botok, Kuwon, Taji, Ginuk 4
3. Kawedanan Mangunrejo, Balerejo, Tladan, Ngentep, Genengan,
8
Garon, Mojorejo, Jambangan
4. Lembeyan Tapen, Pupus 2
5. Magetan Kalang, Campursari, Sambirobyong, Tawanganom,
Selosari, Candirejo, Kepolorejo, Ringinagung, 10
Sukowonangun, Kebonagung
6. Ngariboyo Banjarejo, Sumberdukun, Selopanggung, Pendem,
Banyudono, Banjarpanjang, Selotinatah, Baleasri, 9
Bangsri
7. Panekan Widorokandang, Sidokerto, Terung, Panekan,
7
Cepoko, Wates, Sidowayah
8. Parang Joketro, Ngaglik, Parang, Ngunut, Pragak, Trosono,
9
Sayutan, Nglopang, Bungkuk
9. Poncol Alastuwo 1
10. Sukomoro Bibis 1
Sumber: Studi Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Magetan Tahun 2006

III - 22
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.1.2. Aspek Demografi


Demografi merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan pembangunan
wilayah. Demografi menjadi bahan atau input untuk menganalisis dan mempelajari keadaan
suatu wilayah di masa kini, dan menjadi input untuk perencanaan di masa mendatang.

3.1.2.1. Struktur Penduduk


A. Jumlah dan Sebaran Penduduk
Penduduk selain sebagai pihak penerima manfaat pembangunan, penduduk juga
dapat dilihat sebagai potensi sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam proses
pembangunan wilayah. Jumlah penduduk yang banyak dapat menjadi potensi apabila
disertai dengan kualitas yang tinggi. Namun apabila kualitas penduduk rendah maka bisa
menjadi beban pembangunan.
Jumlah penduduk Kabupaten Magetan pada Tahun 2017 sebanyak 687.679 jiwa.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Panekan sebanyak
57.805 jiwa, sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu Kecamatan
Nguntoronadi sebanyak 21.445 jiwa. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk
eksponensial Kabupaten Magetan tahun 2008-2019 sebesar -0,901%.

III - 23
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.10. Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Magetan Tahun 2008-2019


Jumlah Penduduk (jiwa)
No Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 *) 2016 *) 2017 *) 2018* 2019
1 Poncol 29.950 29.950 30.076 30.279 30.242 30.414 30.414 30.501 30.612 31.115 31.272 31.254
2 Parang 46.041 45.990 45.913 45.965 46.366 46.482 46.482 44.524 44.927 45.014 45.675 45.631
3 Lembeyan 41.188 41.251 41.331 41.251 41.201 41.439 41.439 41.741 42.218 41.791 42.850 42.879
4 Takeran 41.304 39.148 39.211 39.230 39.292 39.510 39.510 38.908 39.124 39.192 39.427 39.442
5 Nguntoronadi 23.746 23.748 23.827 23.898 23.960 24.151 24.151 20.578 21.227 21.445 21.572 21.661
6 Kawedanan 46.631 46.159 46.170 46.210 46.212 46.006 46.006 42.978 43.058 43.106 43.434 43.351
7 Magetan 47.624 47.937 47.762 47.682 47.721 47.683 47.683 45.391 45.511 45.788 45.525 45.611
8 Ngariboyo 39.832 40.163 40.282 40.363 40.324 40.372 40.372 38.121 39.272 39.728 39.875 52.302
9 Plaosan 53.182 53.301 53.421 53.621 53.742 53.657 53.657 51.429 51.731 52.184 51.964 52.302
10 Sidorejo 28.131 28.281 28.358 28.497 28.656 28.942 28.942 27.315 28.129 28.513 28.446 28.615
11 Panekan 55.670 55.924 56.014 56.086 56.177 56.529 56.529 56.934 57.338 57.805 58.090 57.795
12 Sukomoro 34.558 34.648 34.684 34.642 34.567 34.479 34.479 32.904 33.029 33.060 33.331 33.435
13 Bendo 40.795 40.904 41.047 40.974 40.769 40.943 40.943 42.286 42.324 42.478 42.778 42.583
14 Maospati 46.753 46.761 46.723 46.733 46.716 46.763 46.763 46.856 46.734 47.111 46.985 46.939
15 Karangrejo 26.414 26.390 26.433 26.379 26.278 26.133 26.133 24.564 24.970 25.162 25.235 25.167
16 Karas 32.236 32.305 32.438 32.669 32.669 33.038 33.038 35.776 36.575 36.775 37.001 37.806
17 Barat 32.873 33.014 33.123 33.183 33.253 33.174 33.174 31.348 31.335 31.408 31.598 31.542
18 Kartoharjo 26.932 26.839 26.533 26.376 26.386 26.409 26.409 25.549 25.939 26.004 26.265 26.332
JUMLAH 693.860 692.713 693.346 694.038 694.531 695.158 696.124 677.703 684.053 687.679 691.323 704.647
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019

III - 24
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

B. Kepadatan, Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk


Jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Magetan pada akhir tahun 2019
berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah 698.250 jiwa,
dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0.96% dari tahun 2018. Dengan wilayah seluas
688,85 km2 kepadatan penduduk akhir tahun 2019 adalah 1.013 jiwa/km2. Perkembangan
penduduk Kabupaten Magetan tahun 2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Jumlah, Kepadatan dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Magetan Tahun
2014-2019
No. Uraian Satuan 2014 2015 2016 2017 2018* 2019*
1. Luas wilayah km2 688,85 688,85 688,85 688,85 688,85 688,85

2. Jumlah penduduk Jiwa 696.124 677.703* 684.053 685.182 691.939 698.250

3. Jumlah Kelahiran Jiwa 5.370 5.945 5.638 - 5.347 7.417

4. Jumlah Kematian Jiwa 4.360 5.247 2.614 4.266 5.534 2.785

5. Jumlah Imigrasi Jiwa 5.118 3.123 2.157 3.736 ** **

6. Jumlah Emigrasi Jiwa 5.494 4.314 2.486 2.901 ** **

Kepadatan
7. Jw/km 1.011 984 993 994 1.004 1.013
penduduk
Pertumbuhan
8. % 0.14 -2,65 0,94 0,17 0,99 0,96
penduduk
Perkembangan
9. Jiwa 966 -18.421 6.350 1.129 691.423 695.366
penduduk
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019

Jumlah penduduk di tahun 2015 mengalami penurunan karena sesuai intruksi dari
Kementerian Dalam Negeri bahwa perlu adanya pembersihan setiap per semester sesuai
intruksi dari kementerian dalam negeri, untuk menghindari duplikat identitas, data.
Secara garis besar, distribusi atau persebaran penduduk menurut kecamatan di
Kabupaten Magetan pada tahun 2017 tergolong cukup merata, dan tidak memperlihatkan
adanya perbedaan yang signifikan pada setiap kecamatan. Kecamatan dengan jumlah
penduduk terbanyak berada di Kecamatan Panekan sebesar 8,37%, sedangkan kecamatan
dengan jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Nguntoronadi sebesar 3,16%.

III - 25
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Kartoharjo Poncol
Barat 3,81% 4,53%
4,58%
Karas
5,40%
Parang Lembeyan
Karangrejo 6,58% 6,15%
3,67%

Takeran
Maospati
5,69%
6,79%
Nguntoronadi
3,16%
Bendo
6,12% Kawedanan
6,24%

Magetan
Sukomoro 6,60%
4,76% Panekan
8,37%
Plaosan
7,56%
Ngariboyo
Sidorejo 5,82%
4,17%

Sumber: Hasil Olahan Tahun 2019


Gambar 3.10. Grafik Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magetan
Tahun 2019

C. Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Jumlah penduduk Kabupaten Magetan pada akhir tahun 2018 sebesar 691.423 jiwa
terdiri dari 339.286 atau 49,26% laki-laki dan 352.137 atau 50,74% perempuan, atau sex
rasio sebesar 100. Perkembangan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Magetan


Tahun 2013-2019
No. Uraian Satuan 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. Penduduk Laki Jiwa 337.373 333.655 333.888 336.076 339.286 342.931
Laki
2. Penduduk Jiwa 358.751 344.048 344.970 349106 352.137 355.319
Perempuan
3. Jumlah Jiwa 696.124 677.703 684.053 685182 691.423 698.250
Penduduk
4. Seks Rasio % 94,04 96,98 96,79 100 100 96,51
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Magetan tahun 2019

Tabel 3.13. Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019
No. Uraian Satuan 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. Penduduk Laki Jiwa 337.373 333.655 333.888 336.076 339.286 342.931
Laki
2. Penduduk Jiwa 358.751 344.048 344.970 349106 352.137 355.319
Perempuan
3. Jumlah Jiwa 696.124 677.703 684.053 685182 691.423 698.250
Penduduk
4. Seks Rasio % 94,04 96,98 96,79 100 100 96,51
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019

III - 26
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

D. Penduduk Menurut Kelompok Umur


Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk menyusun
perencanaan pemenuhan kebutuhan bagi setiap kelompok umur. Hal tersebut karena
masing-masing kelompok umur memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Pengelompokkan
penduduk menurut kelompok umur dapat juga digunakan untuk melihat seberapa banyak
penduduk dengan usia produktif, non produktif, maupun yang belum produktif.

Tabel 3.14. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kabupaten Magetan
Tahun 2008-2019
Kelompok
No. Satuan 2014 2015* 2016* 2017* 2018 2019
Umur
1. 0-4 Jiwa 48.415 39.240 34.343 38.665 29.716* 38.753
2. 5-9 Jiwa 47.594 45.250 44.715 45.984 46.166 46.582
3. 10-14 Jiwa 50.446 44.991 43.954 44.525 45.966 46.194
4. 15-19 Jiwa 50.426 45.239 45.252 45.495 45.636 45.002
5. 20-24 Jiwa 38.597 45.405 46.123 45.490 45.433 44.860
6. 25-29 Jiwa 42.054 43.936 44.215 43.131 43.372 43.356
7. 30-34 Jiwa 48.072 52.868 52.629 49.776 43.933 44.243
8. 35-39 Jiwa 48.169 51.805 52.517 53.042 53.122 53.503
9. 40-44 Jiwa 51.708 49.934 50.749 50.937 51.516 51.817
10. 45-49 Jiwa 52.410 48.198 49.257 50.871 49.270 49.451
11. 50-54 Jiwa 53.735 46.484 47.229 47.320 49.910 49.780
12. 55-59 Jiwa 46.765 46.228 46.293 45.791 44.223 44.027
13. 60-64 Jiwa 36.092 36.164 37.338 38.582 42.470 42.091
14. 65-69 Jiwa 27.131 26.945 27.670 29.311 34.225 33.819
15. 70-74 Jiwa 23.270 20.549 21.149 20.413 24.060 23.590
16. > 75 Jiwa 31.240 34.467 35.428 35.849 42.921 41.182
JUMLAH Jiwa 696.124 677.703 688.053 685.182 691.939 698.250
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019

60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

0
0-4 5-9 10-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-74 > 75

2014 2015* 2016* 2017* 2018 2019

Sumber: Olahan Tahun 2019


Gambar 3.11. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

III - 27
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar 468.885 jiwa (67,77%), penduduk
usia muda (0-14 tahun) sebesar 92.132 jiwa (17,6%) dan penduduk usia tua (>65 tahun)
sebesar 101.206 jiwa (14,63%). Angka dependency ratio sebesar 47,57% yang berarti setiap
100 penduduk usia produktif menanggung secara ekonomi sebanyak 47-48 penduduk usia
tidak produktif.
Sedangkan angka ketergantungan (dependency ratio) sebesar 47,57%, artinya 100
penduduk usia produktif menanggung secara ekonomi 47 sampai dengan 48 penduduk usia
tidak produktif. Komposisi penduduk usia produktif dan tidak produktif (usia muda dan tua)
sebagaimana disajikan pada Gambar 3.11.

E. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Berdasarkan catatan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Magetan, penduduk Kabupaten Magetan sebagian besar (40%) berpendidikan SD sederajad.
Jika melihat komposisi penduduk usia 5-14 tahun yang hanya mencapai 14%, dapat diartikan
bahwa penduduk berpendidikan SD sederajad tersebut juga merupakan penduduk usia kerja.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik sebanyak 44,37% penduduk yang bekerja di
Kabupaten Magetan adalah tenaga kerja berpendidikan SD ke bawah. Gambaran tingkat
pendidikan penduduk Kabupaten Magetan adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 3.15.

III - 28
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.15. Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019
2015 2016 2017 2018 2019
No. Uraian
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tidak/belum sekolah 109.804 104.154 109.804 115.377 115.377 12,42 109.804 12,31 119.177 17,07
2. SD sederajad 220.533 220.725 277.739 59.451 59.451 26,34 277.739 31,14 275.551 39,46
3. SMP sederajat 220.533 223.897 220.533 217.667 217.667 26,72 220.533 24,73 116.394 16,67
4. SMU sederajat 114.124 114.710 114.124 116.852 116.852 13,69 114.124 12,80 150.173 21,51
5. Diploma 140.927 143.310 140.927 147.162 147.162 17,10 140.927 15,80 8.781 1,25
6. Strata 1 5.232 8.330 5.232 8.439 8.439 0,99 5.232 0,59 26.983 3,86
7. Strata 2 22.600 22.014 22.600 25.385 25.385 2,63 22.600 2,53 1.146 0,16
8. Strata 3 881 813 881 1.044 1.044 0,10 881 0,10 45 0,01
Jumlah 834.634 837.953 891.840 691.377 691.377 100 891.840 100 698.250 100
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019/BPS

III - 29
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

300.000

250.000

200.000

150.000

100.000

50.000

0
109.804 104.154 109.804 115.377 115.377 12,42 109.804 12,31 119.177 17,07
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
2015 2016 2017 2018 2019

SD sederajad SMP sederajat SMU sederajat Diploma


Strata 1 Strata 2 Strata 3

Sumber: Hasil Olahan, 2019


Gambar 3.12. Grafik Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Kabupaten Magetan
Tahun 2019

Pada Gambar 3.12. dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten
Magetan adalah lulusan SD sederajat dengan persentase sebesar 39,46%. Terbanyak kedua
yaitu SMA sederajat sebesar 21,51%, diikuti dengan SMP sederajat sebesar 16,67% dan
tidak/belum sekolah sebesar 17,07%. Sisanya merupakan lulusan perguruan tinggi.

F. Penduduk Menurut Mata Pencaharian


Mata pencaharian penduduk didominasi oleh sektor pertanian yang rata-rata
mencapai 59,9%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan rumah makan sebesar 16,40%,
Jasa sosial kemasyarakatan 10,11% dan industri pengolahan 7,15%. Secara rinci dapat di lihat
pada Tabel 3.16.

Tabel 3.16. Jumlah Pekerja Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kabupaten Magetan
Tahun 2013-2019
Sektor Lapangan
No 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Kerja
1 Pertanian 208.728 138.836 - 138.836 139.212 138.746
2 Pertambangan 22 2.067 - 2.968 3.967 1.398
dan Penggalian

III - 30
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sektor Lapangan
No 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Kerja
3 Industri 2.640 32.304 - 33.384 63.868 50.144
Pengolahan
4 Listrik, Gas dan 411 1.620 - 1.630 1.622 1.430
Air Minum
5 Kontruksi 10.323 21.884 - 22.884 26.020 28.785
6 Perdagangan, 51.840 76.015 - 79.815 56.533 75.663
Hotel dan
Rumah Makan
7 Angkutan dan 4.702 8.989 - 8.989 9.139 8.710
Komunikasi
8 Keuangan, 1.001 3.686 3.886 - 3.740
Asuransi, Usaha
Persewaan
Bangunan
9 Jasa Sosial 27.735 46.092 - 49.992 - 32.981
Kemasyarakatan
10 Lain-lain 751 - - - - 14.165
Jumlah 452.599 331.493 343.384 300.361 355.762
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) th 2020

G. Penduduk Menurut Agama


Berdasarkan agama yang dianut pada akhir tahun 2019 mayoritas penduduk
Kabupaten Magetan beragama Islam 98,93%, diikuti oleh Kristen 0,75%, Katholik 0,22%,
Budha 0,08%, dan Hindu 0,01%. Komposisi penduduk Kabupaten Magetan tahun 2015-
2019 disajikan pada Tabel 3.17.
Tabel 3.17. Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 2015-2019
No. Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018 2019
1. Islam Orang 723.539 676.542 67.7690 683.946 690.812
2. Kristen Orang 4.243 5.147 5.136 5.159 5.206
3. Katholik Orang 5.370 1.637 1.628 1.597 1.543
4. Hindu Orang 202 111 110 110 104
5. Budha Orang 758 558 562 560 546
6 Khonghucu Orang - - 39 33 20
7. Kepercayaan Orang - - 17 18 19
Jumlah Orang 734.112 684.053 685.182 691.423 698.250
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Magetan tahun 2019

Sebagian besar penduduk di Kabupaten Magetan menganut agama Islam. Agama


dengan pemeluk terbanyak kedua yaitu Kristen, sementara yang lainnya beragama Katolik,
Budha, Hindu, dan Konghucu dan penghayat kepercayaan.

III - 31
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


Sub bab ini mendeskripsikan kondisi dan perkembangan kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Magetan sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan.
Aspek kesejahteraan masyarakat meliputi fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,
fokus kesejahteraan sosial, dan fokus seni budaya dan olah raga.

3.2.1. Pertumbuhan PDRB


PDRB merupakan salah satu indikator perekonomian di suatu daerah. PDRB
merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di
wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu
periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau
non-residen.
PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun
berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat
struktur perekonomian. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan
oleh setiap setiap lapangan usaha menggambarkan seberapa besar ketergantungan suatu
daerah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun
dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian secara riil di
suatu wilayah.
A. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB Atas Dasar Berlaku Kabupaten Magetan meningkat dari Rp. 17.625.123,86 juta
di tahun 2018 menjadi Rp. 18.856.410,12 juta di tahun 2019 atau meningkat sebesar Rp.
1.231.286,26 juta (6,99%). Secara nominal peningkatan terbesar terjadi pada sektor
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, yang meningkat sebesar
Rp. 255.082,50 juta dan peningkatan terkecil dari sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar
Rp. 741,25 juta. Sedangkan secara persentase peningkatan tertinggi berasal dari sektor
Transportasi dan Pergudangan sebesar 11,99% dan peningkatan terkecil dari sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan sebesar 2,23%. Naiknya nilai PDRB ini dipengaruhi oleh
meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha dan inflasi. Berikut ini perkembangan
PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Magetan tahun 2013-2019 yang disajikan pada
Tabel 3.18.

III - 32
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.18. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 – 2019
No Sektor/ Sub Sektor 2013 2014 2015 2016 2017 2018* 2019**
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.896.630,16 4.345.939,02 4.757.578,90 5.112.565,30 5.242.071,40 5.414.130,60 5.534.862,50
2 Pertambangan dan Penggalian 179.505,52 206.944,53 222.912,79 235.804,93 251.456,00 273.589,87 283.939,99
3 Industri Pengolahan 1.083.530,34 1.212.378,40 1.335.914,40 1.465.921,30 1.643.491,30 1.862.941,20 2.043.180,00
4 Pengadaan Listrik dan Gas 5.738,79 6.613,76 6.982,40 7.485,89 9.042,60 9.979,29 10.720,54
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 23.338,61 24.504,83 25.991,09 27.386,88 29.298,10 31.117,08 32.921,54
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 879.378,08 994.158,26 1.069.920,80 1.181.503,10 1.307.689,70 1.421.711,10 1.540.287,80
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi 1.603.611,47 1.757.047,50 1.986.323,90 2.243.173,50 2.506.985,60 2.761.749,60 3.016.832,10
Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 139.970,63 166.328,75 190.460,37 213.429,44 241.485,17 267.113,42 299.151,34
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan 439.204,85 514.695,42 582.812,73 663.537,13 735.665,15 814.647,57 903.991,88
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 732.639,68 792.202,35 880.671,03 975.021,63 1.066.578,50 1.143.687,40 1.248.626,20
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 284.202,51 326.706,20 368.438,16 412.370,16 443.851,33 474.024,62 497.481,24
12 Real Estate 157.503,16 171.720,24 192.996,99 208.410,19 221.399,25 241.897,51 260.775,04
13 Jasa Perusahaan 36.640,26 41.027,40 45.768,37 50.526,07 55.312,11 61.991,60 67.426,59
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 959.358,48 978.123,13 1.071.485,71 1.164.690,10 1.253.383,30 1.397.048,00 1.544.779,60
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 461.043,03 524.611,26 575.599,02 619.856,99 662.751,82 708.888,54 765.852,17
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 87.970,61 104.838,27 117.355,24 128.383,71 144.231,69 155.873,43 171.989,80
Jasa lainnya 342.650,66 396.160,70 448.916,07 482.879,86 528.675,83 584.732,85 633.591,65
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten 11.312.916,80 2.564.000,08 13.880.128,00 15.192.946,45 16.343.369,22 17.625.123,80 18.856.410,10
Magetan
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Magetan 2019
Keterngan: *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

III - 33
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.19. Kontribusi Masing-Masing Sektor Terhadap Total PDRB-ADHB


Tahun 2013 – 2019
No Sektor/ Sub Sektor 2013 2014 2015 2016 2017 2018* 2019**
1 Pertanian, Kehutanan, 34,44 34,59 34,28 33,65 32,07 30,71 29,35
dan Perikanan
2 Pertambangan dan 1,59 1,65 1,61 1,55 1,54 1,55 1,50
Penggalian
3 Industri Pengolahan 9,58 9,65 9,62 9,65 10,06 10,56 10,83
4 Pengadaan Listrik dan 0,05 0,05 0,05 0,05 0,06 0,05 0,05
Gas
5 Pengadaan Air, 0,21 0,20 0,19 0,18 0,18 0,17 0,17
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang
6 Konstruksi 7,77 7,91 7,71 7,78 8,00 8,06 8,16
Perdagangan Besar 14,18 13,98 14,31 14,76 15,34 15,67 15,99
7 dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan 1,24 1,32 1,37 1,40 1,48 1,52 1,58
8 Pergudangan
9 Penyediaan 3,88 4,10 4,20 4,37 4,50 4,62 4,79
Akomodasi dan
Makan Minum
10 Informasi dan 6,48 6,31 6,34 6,42 6,53 6,49 6,62
Komunikasi
11 Jasa Keuangan dan 2,51 2,60 2,65 2,71 2,72 2,69 2,63
Asuransi
12 Real Estate 1,39 1,37 1,39 1,37 1,35 1,37 1,38
13 Jasa Perusahaan
14 Administrasi 0,32
8,48 0,33
7,79 0,33
7,72 0,33
7,67 0,34
7,67 0,35
7,92 0,35
8,19
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 4,08 4,18 4,15 4,08 4,06 4,02 4,06
16 Jasa Kesehatan dan 0,78 0,83 0,85 0,85 0,88 0,88 0,91
Kegiatan Sosial
17 Jasa lainnya 3,03 3,15 3,23 3,18 3,23 3,31 3,36
Produk Domestik 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Regional Bruto
Kabupaten Magetan
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Magetan 2019
Keterangan: *) Angka sementara
**) Angka sangat sementara

III - 34
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Dari Tabel 3.19. diketahui bahwa 3 (tiga) besar sektor yang memberikan kontribusi
terbesar terhadap total PDRB-ADHB adalah dari sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
sebesar 29,355 disusul oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor sebesar 15,99% dan terakhir adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 10,83%.
Sedangkan yang terkecil adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas dengan kontribusi sebesar
0,05%.

B. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB-ADHK)


PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB-ADHK) Tahun 2010 Kabupaten Magetan
meningkat dari Rp. 12.603.119,90 Juta pada tahun 2018 menjadi Rp. 13.238.380,30 juta
pada tahun 2019 atau meningkat sebesar Rp. 635.260,4 juta. Dengan kata lain telah terjadi
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04%. Perkembangan perkembangan PDRB-ADHK Tahun
2010 Kabupaten Magetan tahun 2013-2019 disajikan pada Tabel 3.20.

III - 35
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.20. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Kabupaten Magetan Tahun 2013 – 2019 (Juta Rp)
No Sektor 2013 2014 2015 2016 2017 2018* 2019**
1 Pertanian, Kehutanan, 3.174.950,50 3.271.262,58 3.372.496,41 3.484.867,88 3.511.148,62 3.501.309,30 3.517.329,50
dan Perikanan
2 Pertambangan dan 161.302,21 166.162,97 170.388,39 173.937,55 181.881,51 187.203,80 190.313,80
Penggalian
3 Industri Pengolahan 951.855,68 1.003.981,76 1.056.521,07 1.116.905,38 1.215.580,17 1.347.135,00 1.451.330,20
4 Pengadaan Listrik dan 6.595,84 7.175,46 7.105,92 7.352,49 7.697,21 8.135,20 8.601,60
Gas
5 Pengadaan Air, 23.769,61 24.400,49 25.358,64 26.094,22 27.500,70 29.010,05 30.612,30
Pengolahan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 768.091,44 819.750,61 852.908,76 899.507,49 972.192,46 1.048.330,60 1.134.194,20
7 Perdagangan Besar dan 1.437.353,21 1.527.098,34 1.645.809,40 1.767.679,69 1.909.763,74 2.061.069,60 2.200.293,70
Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan 130.481,48 144.829,04 156.281,58 168.914,91 183.052,33 198.749,30 218.570,60
Pergudangan
9 Penyediaan Akomodasi 382.482,42 415.213,16 447.684,83 485.198,67 525.610,91 572.625,50 623.580,30
dan Makan Minum
10 Informasi dan 713.886,36 771.782,54 837.717,14 904.583,73 970.563,63 1.040.580,60 1.123.188,50
Komunikasi
11 Jasa Keuangan dan 244.164,14 264.278,31 283.860,31 305.588,54 319.226,54 335.058,10 348.168,10
Asuransi
12 Real Estate 140.404,69 150.562,27 158.337,29 166.684,84 174.068,97 184.635,00 194.918,10
13 Jasa Perusahaan 31.770,83 34.757,29 36.843,05 38.799,41 41.001,53 44.010,30 46.664,40

III - 36
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Sektor 2013 2014 2015 2016 2017 2018* 2019**


14 Administrasi 824.814,36 828.707,49 858.292,34 887.961,58 919.839,41 963.163,80 995.297,30
Pemerintahan,
Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 397.154,45 423.471,49 450.392,40 476.552,94 502.302,77 531.034,50 567.164,50
16 Jasa Kesehatan dan 78.156,98 88.651,73 93.889,25 98.820,18 104.993,32 113.172,30 121.920,30
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 325.400,73 349.597,99 370.032,31 388.681,94 411.634,25 437.896,50 46.232,80
PDRB 9.792.634,93 10.291.683,52 10.823.919,00 11.398.131,40 11.978.058,00 12.603.119,00 13.238.380,30
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Magetan 2019
Keterangan: *) Angka sementara
**) Angka sangat sementara

III - 37
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.21. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor Kabupaten Magetan


No Sektor 2013 2014 2015 2016 2017 2018* 2019**
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,28 3,03 3,09 3,33 0,75 -0,28 0,46

2 Pertambangan dan Penggalian 1,46 3,01 2,54 2,08 4,57 2,93 1,66

3 Industri Pengolahan 5,94 5,48 5,23 5,72 8,83 10,82 7,73

4 Pengadaan Listrik dan Gas 6,06 8,79 -0,97 3,47 4,69 5,69 5,73

5 Pengadaan Air, Pengolahan 4,23 2,65 3,93 2,9 5,39 5,49 5,52
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 6,26 6,73 4,04 5,46 8,08 7,83 8,19
7 Perdagangan Besar dan Eceran; 8,61 6,24 7,77 7,4 8,04 7,92 6,75
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 10,46 11 7,91 8,08 8,37 8,58 9,97
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan 9,08 8,56 7,82 8,38 8,33 8,94 8,90
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 12,17 8,11 8,54 7,98 7,29 7,21 7,94
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 13,90 8,24 7,41 7,65 4,46 4,96 3,91
12 Real Estate 7,44 7,23 5,16 5,27 4,43 6,07 5,57
13 Jasa Perusahaan 6,41 9,4 6 5,31 5,68 7,34 6,03
14 Administrasi Pemerintahan, 1,33 0,47 3,57 3,46 3,59 4,71 3,34
Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan 6,54 6,63 6,36 5,81 5,4 5,72 6,80

III - 38
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Sektor 2013 2014 2015 2016 2017 2018* 2019**


16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,06 13,43 5,91 5,25 6,25 7,79 7,73
17 Jasa Lainnya 6,88 7,44 5,85 5,04 5,91 6,38 6,47
Pertumbuhan Ekonomi 5,85 5,1 5,17 5,31 5,09 5,22 5,04
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan, 2020
Keterangan: *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

III - 39
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan per sektor dapat dilihat bahwa tiga (3)
besar sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi. Yang pertama adalah sektor
Transportasi dan Pergudangan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 9,20%, sekaligus
merupakan yang tertinggi di tahun 2019 sebesar 9,97%. Peringkat kedua adalah sektor
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dengan rata-rata pertumbuhan 8,57% sekaligus
peringkat kedua tertinggi di tahun 2019 sebesar 8,90%. Peringkat ketiga adalah sektor
Informasi dan Komunikasi dengan rata-rata pertumbuhan 8,46%. Namun di tahun 2019
sektor ini menduduki peringkat keempat dengan pertumbuhan sebesar 7,94. Sedangkan
pertumbuhan tertinggi keempat di tahun 2019 adalah sektor konstruksi sebesar 8,19%.
Sedangkan sektor yang rata-rata pertumbuhannya paling kecil adalah sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 1,95% sekaligus merupakan pertumbuhan
terkecil di tahun 2019 sebesar 0,46%. Meskipun secara nominal merupakan penyumbang
terbesar PDRB, namun sektor mengalami tren penurunan pertumbuhan, bahkan tahun 2018
mengalami pertumbuhan minus 0,28%.
Selanjutnya secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan mengalami
penurunan dari 5,08% di tahun 2013 menjadi 5,04% di tahun 2019, dan merupakan
terendah selama 7 (tujuh) tahun terakhir. Dalam kurun waktu tersebut pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Magetan terjadi fluktuasi, sebagaimana terlihat pada Gambar 3.13.

P e r tumbuha n E k o nomi T a h un 2 0 1 3 -2 019


2020 2019 6
2019 5,85 2018 5,8
2018 2017 5,6
2017 2016
2016 5,4
2015 5,31
2015 5,17 5,22 5,2
2014
5,1 5,09
2014 2013 5,04 5
2013
4,8
2012
2011 4,6
2010 4,4
1 2 3 4 5 6 7

Sumber: Hasil Olahan Bappeda Litbang Tahun 2020


Gambar 3.13. Grafik Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019

C. PDRB Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang
digunakan sebagai parameter untuk mengukur peningkatan kesejahteraan masyarakat. PDRB
perkapita sebenarnya belum bisa menggambarkan secara riil pendapatan yang diterima
masing-masing penduduk. Namun PDRB perkapita dapat digunakan sebagai salah satu
pendekatan untuk mengetahui apakah secara rata- rata pendapatan masyarakat mengalami
peningkatan atau tidak. Perkembangan PDRB perkapita Kabupaten Magetan Tahun 2014 -
2018 dapat dilihat pada Tabel 3.22.

III - 40
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.22. PDRB Perkapita Kabupaten Magetan


Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PDRB 11.312.916,83 12.564,00 13.880,13 15.196,42 16.343,37 7.673,23 18.856.410,12
ADHB
(Miliar
Rp)
PDRB 9.792.634,93 10.291,68 10.823,92 11.398,13 11.978,06 12.607,12 13.238.380,30
ADHK
Tahun
2010
(Miliar
Rp)
Jumlah 625.703,00 626.614 627.413 627.984 628.609 628.924 628.977
Penduduk
(Hasil
Proyeksi
SP 20100
PDRB 18,08 20,05 22,12 24,2 26 28,1 29,98
Perkapita
ADHB
(Juta Rp)
PDRB 15,65 16,42 17,25 18,15 19,05 20,05 21,05
Perkapita
ADHK
(Juta Rp)
Sumber: BPS Tahun 2019 (diolah Bappeda Litbang)

3.2.2. Laju Inflasi


Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jas pada umumnya yang
berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat,
maka inflasi mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan
turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai
uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum. Bagi Pemerintah adalah penting untuk
dapat mengendalikan inflasi pada tingkat yang aman. Inflasi yang terlalu rendah akan
menghambat pertumbuhan ekonomi sehingga kondisi perekonomian menjadi lesu.
Sebaliknya inflasi yang terlalu tinggi akan menurunkan daya beli masyarakat dan membuat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai menjadi sia-sia. Batas inflasi yang bisa dikatakan aman
adalah antara 3-4 persen.
Inflasi di Kabupaten Magetan yang dihitung dari perubahan indeks Harga Implisit
PDRB dalam 3 (tiga) tahun sangat rendah. Pada tahun 2019 angka sementara mencapai
1,85%. Inflasi terendah adalah dari sektor konstruksi sebesar 0.14% sedangkan yang tertinggi
dari sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 7,00%.
Perkembangan inflasi per sektor di Kabupaten Magetan tahun 2013-2019 sebagaimana
disajikan pada Tabel 3.23.

III - 41
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.23. Laju Inflasi Kabupaten Magetan Tahun 2013 – 2019


Laju Implisit (%)
No Sektor
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019**
1 Pertanian, Kehutanan, dan 7,89 8,25 6,19 4,09 1,68 3,57 1,76
Perikanan
2 Pertambangan dan 3,96 11,91 5,04 3,62 1,98 5,71 2,09
3 Penggalian
Industri Pengolahan 4,07 6,08 4,71 3,8 3,01 2,28 1,8
4 Pengadaan Listrik dan Gas -5,26 5,94 6,61 3,62 15,39 4,42 1,6
5 Pengadaan Air, Pengolahan - 3,45 2,28 2,06 2,4 1,51 0,68 0,26
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
6 Konstruksi 4,49 5,93 3,44 4,71 2,41 0,82 0,14
7 Perdagangan Besar dan 3,78 3,13 4,89 5,15 1,38 4,15 2,32
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
8 Transportasi dan 4,2 7,06 6,12 5,68 4,41 1,88 1,84
Pergudangan
9 Penyediaan Akomodasi dan 6,13 7,95 5,02 5,05 2,35 1,64 1,9
Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 0,2 0,02 2,42 2,53 1,95 0,01 1,15
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 5,68 6,21 4,99 3,97 3,04 1,75 1
12 Real Estate 5,27 1,67 6,87 2,09 2,22 3,01 2,12
13 Jasa Perusahaan 5,69 2,35 5,24 4,83 3,59 4,41 2,58
14 Administrasi Pemerintahan, 2,04 1,48 5,77 5,07 3,89 6,45 7
Pertahanan, dan Jaminan
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan, Jasa 3,41 6,72 3,16 1,78 1,44 1,17 1,15
kesehatan dan Kegiatan
16 Sosial 6,11 5,07 5,69 3,94 5,74 0,26 2,42
17 Jasa Lainnya 2,74 7,61 7,06 2,4 3,38 3,97 1,77
PDRB 4,88 5,67 5,04 3,97 2,03 2,81 1,85
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Magetan 2019
Keterngan: *) Angka sementara
**) Angka sangat sementara

Secara umum, inflasi di Kabupaten Magetan fluktuatif, tertinggi di tahun 2014


mencapai 5,67% dan terendah pada tahun 2019, sejalan dengan rendahnya pertumbuhan
ekonomi yang hanya mencapai 5,04%. Hal ini tak lepas dari kondisi ekonomi nasional
maupun regional yang kurang stabil. Fluktuasi laju inflasi di Kabupaten Magetan pada
periode 2013 -2019 dapat dilihat pada Gambar 3.14.

III - 42
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

L a j u I n f la si K a b upa ten M a g e tan


6 5,67
4,88 5,04
5
3,97
4
2,81
3
2,03 1,85
2

0
Inflasi

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: BPS Kabupaten Magetan Tahun 2020 Diolah Litbang


Gambar 3.14. Laju Inflasi kabupaten Magetan Tahun 2013-2019

3.2.3. Indeks Gini/Koefisien Gini


Indeks gini merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat kesenjangan
pembagian pendapatan relatif antar penduduk. Nilai indeks gini berkisar antara nol sampai
dengan satu. Nilai indeks gini yang semakin mendekati angka nol menunjukkan bahwa
pemerataan pendapatan semakin baik atau dapat dikatakan bahwa setiap orang memiliki
pendapatan yang hampir sama. Sementara itu, nilai indeks gini yang semakin mendekati
angka satu menunjukkan bahwa kesenjangan pendapatan di dalam masyarakat semakin
besar.
Tabel 3.24. Indeks Gini Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019
No Indikator 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. Indeks Gini 0,31 0,33 0,34 0,32 0,34 0,37 0,37 0,37 -
2. Indeks Gini 0,36 0,36 0,36 0,37 0,42 0,40 0,40 0,37 0,36
Provinsi Jawa
Timur
Sumber: Data Dinamis Provinsi Jatim 2017, SIPD Kab. Magetan

Indeks Gini Kabupaten Magetan memiliki perkembangan angka yang fluktuatif selama
lima tahun terakhir. Pada tahun 2011 indeks gini Kabupaten Magtan mencapai angka 0,31
dan terus meningkat hingga mencapai angka 0,34 pada tahun 2013. Pada tahun 2014, indeks
gini Kabupaten Magetan mengalami penerunan ke angka 0,32. Setelah sempat mengalami
penurunan, angka tersebut kembali mengalami peningkatan ke angka 0,34 pada tahun 2015
dan kembali meningkat menjadi 0,37 pada tahun 2016.

III - 43
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Indeks Gini/ Koefisien Gini


0,45 0,42
0,4 0,4
0,4 0,36 0,36 0,36 0,37 0,37 0,36
0,35
0,37 0,37
0,3
0,31 0,33 0,34 0,32 0,34
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05 0
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Indeks Gini Kabupaten Magetan


Indeks Gini Provinsi Jawa Timur

Sumber: Hasil Olahan Tahun 2019


Gambar 3.15. Grafik Indeks Gini Kabupaten Magetan dan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2013-2019

Pada Gambar 3.15. menggambarkan perbandingan antara indeks gini Kabupaten


Magetan dengan Indeks Gini Provinsi Jawa Timur. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa
baik Kabupaten Magetan maupun Provinsi Jawa Timur memiliki perkembangan angka indeks
gini yang fluktuatif. Indeks gini Provinsi Jawa Timur memiliki angka yang lebih besar
dibandingkan dengan indeks gini Kabupaten Magetan, hal ini mengindikasikan bahwa
ketimpangan Provinsi Jawa Timur lebih besar dibandingkan dengan Kabupaten Magetan.

3.2.4. Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan (Jumlah Penduduk Miskin)


Garis kemiskinan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kemampuan
seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar. Penduduk dengan pengeluaran per kapita per
bulan berada di bawah garis kemikinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Garis
kemiskinan didapatkan dari penjumlahan Garis Kemikinan Makanan (GKM) dan Garis
Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Kemiskinan merupakan salah satu indikator makro
utama untuk mengukur perkembangan ekonomi suatu wilayah. Kemiskinan yang erat
kaitannya dengan tingkat kesejahteraan dapat menjadi fokus yang bisa diintervensi oleh
pemerintah dan menjadi prioritas dalam rencana pembangunan baik jangka menengah
maupun jangka panjang.

III - 44
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.25. Angka Kemiskinan di Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019


No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Kabupaten
Magetan
Garis Rp/Kapita 253.040 262.069 272.972 288.246 297.874 319.909 336.989
Kemiskinan Bulan
Jumlah 76.000 73.970 71.160 69.240 65.870 64.860 60.430
penduduk Jiwa
miskin
Angka 12,14 11,8 11,35 11,01 10,48 10,31 9,61
(%)
Kemiskinan
Persentase 87,86 88,2 88,65 88,99 89,52
Penduduk Di
(%)
Atas Garis
Kemiskinan
2 Provinsi Jawa
Timur
Garis 273.758 289.945 316.464 329.172
Rupiah
Kemiskinan*)
Jumlah 4.893,01 4.748,42 4.775,97 4.638,53 4.110 4,056
penduduk 000 jiwa
miskin
Sumber: BPS & BAPPEDA Kabupaten Magetan 2019, BPS Provinsi Jawa Timur 2019

Persentase penduduk Provinsi Jawa Timur yang berada di atas garis kemiskinan
mengalami fuluktuasi selama lima tahun terakhir. Pada tahun awal, persentase penduduk
Provinsi Jawa Timur yang berada di atas garis kemiskinan mengalami peningkatan yaitu dari
87,27% pada tahun 2013 menjadi 87,72% pada tahun 2014. Pada tahun 2015 persentase
penduduk Provinsi Jawa Timur yang berada di atas garis kemiskinan memiliki nilai tetap
seperti tahun sebelemnya yaitu 87,27%. Angka ini kemudian mengalami peningkatan pada
tahun 2016 menjadi 88,15%.

III - 45
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Persentase Penduduk Diatas Garis Kemiskinan


91 90,39
90,5
89,52 89,69
90
89,5 88,99
88,65 89,63
89
88,2 89,15
88,5 87,86 88,8
88
87,5 88,15
87 87,72 87,72
86,5 87,27
86
85,5
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Kabupaten Magetan
Persentase Penduduk Di Atas Garis
87,86 88,2 88,65 88,99 89,52 89,69 90,39
Kemiskinan (%)
Provinsi Jawa Timur
Persentase Penduduk Di Atas Garis
87,27 87,72 87,72 88,15 88,8 89,15 89,63
Kemiskinan (%)

Sumber: Hasil Olahan Tahun 2019


Gambar 3.16. Grafik Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan di Kabupaten Magetan
Tahun 2013-2019

Persentase penduduk Kabupaten Magetan yang berada di atas garis kemiskinan


mengalami fluktuasi selama lima tahun terakhir. Pada tahun awal, persentase penduduk
Kabupaten Magetan yang berada di atas garis kemiskinan mengalami penurunan yaitu dari
87,86% pada tahun 2013 menjadi 88,20% pada tahun 2014. Namun demikian, pada tahun
berikutnya terus mengalami peningkatan yaitu dari 88,65% pada tahun 2015 menjadi
89,52% pada tahun 2017.

14 Angka Kemiskinan
12,73 12,28 12,28 11,85 11,2
12 10,85
12,14 11,8
11,35 11,01 10,48 10,31 10,37
10
9,31
Persentase

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Kabupaten Magetan Provinsi Jawa timur

Sumber: Hasil Olahan Tahun 2019


Gambar 3.17. Grafik Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Magetan dan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2013-2019

III - 46
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pada Gambar 3.17. menggambarkan perbandingan antara persentase penduduk


miskin Kabupaten Magetan dengan persentase penduduk miskin Provinsi Jawa Timur dan
Nasional. Berdasarkan grafik tersebut, dapat dilihat bahwa baik Kabupaten Magetan,
Provinsi Jawa Timur maupun Nasional, memiliki perkembangan angka persentase penduduk
miskin yang cenderung menurun. Persentase penduduk miskin Kabupaten Magetan berada
di bawah Provinsi Jawa Timur, namun masih berada di atas Nasional. Hal ini menunjukkan
bahwa Kabupaten Magetan masih harus berusha untuk menurunkan angka kemiskinan ini
agar dapat mencapai target Nasional.

3.2.5. Tingkat Pengangguran Terbuka


Pengangguran merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi ketenagakerjaan di suatu wilayah. Pengangguran terbuka terdiri
dari: mereka yang tidak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan, mereka yang tidak punya
pekerjaan dan mempersiapkan usaha, mereka yang tidak punya pekerjaan dan tidak mencari
pekerjaan, karena merasa tidak mungkin medapatkan pekerjaan, dan mereka yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran menjadi penting karena
seringkali menjadi isu pengembangan wilayah dan menghambat pertumbuhan
perekonomian. Tingkat pengangguran terbuka merupakan salah satu perhitungan yang
mewakili gambaran pengangguran di suatu daerah. Tingkat pengangguran terbuka adalah
perbandingan jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja dengan jumlah angkatan kerja secara
keseluruhan.

Tabel 3.26. Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019


No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. Jumlah Orang - - - - 14.835* 15.410
pengangguran
terbuka
2. Jumlah Orang 541.719 518.459 341.414 334.282 386.321* 393.126
penduduk
angkatan kerja
3. Tingkat % 3,86 4,28 6,05 3,02 3,7 3,92 3,08
Pengangguran
Terbuka**
4. Tingkat % 4.30 4.19 4.47 4.21 4 3,85 5,87
Pengangguran
Terbuka Provinsi
Jawa Timur***
5. Tingkat % 6,17 5,94 6,18 5,61 5,50 5,34 5,01
Pengangguran

III - 47
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019


Terbuka
Nasional ****)
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019
*) Bappeda Kabupaten Magetan 2018
**) Dinas Tenaga Kerja dalam LKPJ AMJ Kab. Magetan 2013-2018
***) BPS Provinsi jawa Timur
****) BPS Indonesia

Selama kurun waktu tahun 2014 dan 2015, tingkat pengangguran terbuka lebih tinggi
daripada tingkat pengangguran terbuka Provinsi Jawa Timur. Hal ini menandakan bahwa
tingkat penganguran terbuka Kabupaten Magetan jauh daripada rata-rata Provinsi Jawa
Timur. Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Magetan mengalami fluktuasi dari tahun
2013 hingga tahun 2017. Pada tahun 2013 hingga tahun 2015, tingkat pengangguran terbuka
di Kabupaten Magetan meningkat dari 3,86 pada tahun 2015 menjadi 6,05 pada tahun 2015.
Nilai tersebut jauh lebih tinggi dari tingkat pengangguran terbuka Provinsi Jawa Timur. Pada
tahun 2016 menurun menjadi 3,02, dan pada tahun 2017 naik menjadi 3,1. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Magetan menunjukan
perubahan nilai yang cukup baik. Berdasarkan hasil evaluasi capaian indicator kinerjat tahun
2018 naik menjadi 3,92% dan pada tahun 2019 turun menjadi 3,08%.

7
6,17 6,18
5,94
6 6,05 5,61 5,50

5 4,47
4,19 4,21
4,30 4,00
4,28
4 3,86
3,75 3,10
3 3,50 3,02
3,25 3,10
2

0
2013 2014 2015 2016 2017

Realisasi Tingkat Pengangguran Terbuka Kab Magetan


Target Tingkat Pengangguran Terbuka Kab Magetan
Tingkat Pengangguran Terbuka Prov Jawa Timur
Tingkat Pengangguran Terbuka Nasional

Sumber: Hasil Olahan Tahun 2019


Gambar 3.18. Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019

III - 48
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.2.6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencerminkan kemajuan di bidang pendidikan,
kesehatan, dan ekonomi.
IPM Kabupaten Magetan dibentuk dari 3 (tiga) komponen yaitu indeks pendidikan,
kesehatan dan daya beli. Indeks Pendidikan diukur dengan angka harapan lama sekolah dan
rata-rata lama sekolah usia 25 tahun ke atas. Sedangkan Indeks Kesehatan diukur dengan
angka harapan hidup.
IPM Kabupaten Magetan sejak tahun 2013 meningkat dari 69,86 menjadi 72,60 di
tahun 2017. Dari hasil penghitungan IPM secara nasional, IPM Kabupaten Magetan termasuk
kategori tinggi di Indonesia dan menempati peringkat ke 11 dari 38 Kabupaten/Kota se Jawa
Timur. Berikut ini perkembangan IPM Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019 sebagaimana
disajikan pada Tabel 3.27.

Tabel 3.27. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019
Tahun
Indikator IPM Satuan
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Indeks Indeks 59,69 60,62 63,25 63,62* 72,65
Pendidikan
Indeks Indeks 79,80 79,86 80,01 80,14* 80,36
Kesehatan
Indeks Daya Indeks 71,58 71,74 71,90 73,02* 66,84
Beli
Indeks Indeks 69,86 70,29 71,39 71,94 72,6 73,43 73,49
Pembangunan
Manusia (IPM)
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019

III - 49
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

75,00
73,43 73,49 74,00
73,00
71,94 72,06
71,39 72,00
71,92 71,50
71,39
70,29 71,00
69,86
70,81 70,77 70,00
68,31 70,18 70,27
68,14 69,74
68,95 69,00
69,55
68,90 68,00
67,55 67,00
66,00
65,00
64,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

IPM Kabupaten Magetan IPM Indonesia IPM Provinsi Jawa Timur

Sumber: Hasil Olahan Tahun 2019


Gambar 3.19. Grafik IPM Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019

3.3. Gambaran Keuangan Daerah


Keuangan daerah merupakan seluruh hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Pengelolaan
Keuangan Daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan (terintegrasi) dengan
pengelolaan Keuangan Negara, sehingga prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya tidak
bisa dilepaskan dengan keberadaan Undang-Undang di bidang keuangan negara, yaitu:
Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang – Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang – Undang Nomor 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Ketiga Undang – Undang ini menjadi dasar dari munculnya Undang – Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Khusus terkait dengan pendapatan
daerah terutama untuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, harus memperhatikan juga
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

III - 50
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Asas umum pengelolaan keuangan daerah yang telah menjadi komitmen pemerintah
daerah Kabupaten Magetan adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi, diwujudkan
dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
APBD merupakan instrumen yang menjamin terciptanya disiplin dalam proses
pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah.
Landasan administrasi yang mengatur pengelolaan anggaran daerah antara lain prosedur dan
teknis penganggaran harus diikuti secara tertib dan taat asas agar APBD dapat disusun dan
dilaksanakan dengan baik dan benar. Beberapa prinsip dalam penyusunan anggaran daerah
antara lain adalah: (1) Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur
secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang
dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja; (2) Penganggaran pengeluaran
harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan tidak
dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya
dalam APBD/Perubahan APBD; (3) Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun
anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD, dibukukan dalam rekening Kas
Umum Daerah.
Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan (policy),
perencanaan (planning) dengan penganggaran (budget) antara pemerintah dan pemerintah
daerah agar tidak tumpang tindih. Penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk
menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan
sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi
pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik.
Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk
memberikan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam
mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan
daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan
terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya. Dibutuhkan pemahaman
yang baik tentang realisasi kinerja keuangan daerah sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
sebelumnya. Gambaran keuangan daerah Kabupaten Magetan disajikan ke dalam beberapa
sub bab sebagai berikut:

III - 51
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu


Keuangan Daerah merupakan komponen daerah dalam rangka penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang menyatu dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). APBD hakikatnya merupakan salah satu instrument kebijakan untuk
meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah. APBD sebagai
bentuk penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas pokok
dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah, disusun dalam suatu struktur yang
menggambarkan besarnya pendanaan atas berbagai sasaran yang hendak dicapai, tugas-tugas
pokok dan fungsi sesuai kondisi, potensi, aspirasi dan kebutuhan riil di masyarakat untuk
suatu tahun tertentu.
Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan
pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam: (1) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah; (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; (3) Peraturan
Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011; dan (4) Peraturan Daerah
Kabupaten Magetan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 4
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 8 Tahun
2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Adapun penjelasan kinerja
keuangan daerah mencakup:
3.3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Analisis kinerja pelaksanaan APBD merupakan sebuah aktivitas untuk mengukur
kinerja keuangan daerah menggunakan perhitungan APBD. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri (Permendagri) Nomor: 13 tahun 2006, bahwa Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) meliputi aspek: a) Pendapatan Daerah, b) Belanja Daerah, dan c)
Pembiayaan Daerah. Aspek pendapatan terdiri dari pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Aspek belanja terdiri dari belanja tidak
langsung dan belanja langsung dan aspek pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan
dan pengeluaran pembiayaan.
• Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah adalah penambah nilai kekayaan bersih yang merupakan hak bagi
pemerintah daerah. Pendapatan daerah mencakup seluruh penerimaan uang melalui

III - 52
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak
daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah
serta Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maka sumber pendapatan daerah yang
dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Magetan meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD),
dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Magetan terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan Lain-Lain PAD yang sah. Sementara itu, dana
perimbangan meliputi dana bagi hasil pajak/dana bagi hasil bukan pajak, dana alokasi
umum, dana alokasi khusus. Adapun sumber lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri
dari: hibah, dana bagi hasil pajak provinsi, dana penyesuaian dan otonomi khusus serta
bantuan keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya.

Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah yang dilakukan pada kurun waktu 2013-2017
diarahkan pada intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan pendapatan daerah terutama
sumber penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk pajak daerah dan
retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta penerimaan lain-
lain PAD yang sah. Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah juga dilakukan dengan
mengoptimalkan Dana Perimbangan termasuk dana bagi hasil pajak/bukan pajak, DAU
dan DAK. Demikian juga dengan upaya optimalisasi pendapatan dari Lain-Lain
Pendapatan Daerah Yang Sah dengan berusaha untuk mendapatkan dana hibah, bantuan
keuangan dan lain-lain dari pusat maupun provinsi.

III - 53
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

2.500.000.000.000,00
1.936.559.034.997,
1.828.792.472.409,
60
2.000.000.000.000,00 96
1.670.356.413.328,
1.471.812.527.966, 46 1.757.892.910.553,
1.500.000.000.000,00 69 89
1.544.927.313.562,
30
Rp

1.225.384.220.297,
1.000.000.000.000,00 42

500.000.000.000,00

0,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Pendapatan Daerah Tahun

Sumber: Hasil Olahan, 2019


Gambar 3.20. Grafik Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019

Berdasarkan data selama tahun 2013-2019, perkembangan pendapatan daerah


Pemerintah Kabupaten Magetan terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, total
pendapatan daerah Kabupaten Magetan sebesar Rp. 1.225.384.220.297,42. Angka
tersebut terus mengalami peningkatan hingga tahun 2019 menjadi Rp.
1.936.559.034.997,60. Perkembangan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Magetan
selama kurun waktu lima tahun terakhir yaitu mulai tahun 2013 sampai dengan 2019
dapat dilihat pada Tabel 3.28.

III - 54
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.28. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019
Rata-Rata
No URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan
(%)
1 PENDAPATAN 1.225.384.220.297,42 1.471.812.527.966,69 1.544.927.313.562,30 1.670.356.413.328,46 1.757.892.910.553,89 1.828.792.472.409,96 1.936.559.034.997,60 9,58
1.1 PENDAPATAN 87.859.707.871,42 141.162.943.323,69 164.564.899.426,30 165.617.751.404,46 212.806.288.638,89 196.826.063.935,96 237.377.706.041,60 15,44
ASLI DAERAH
(PAD) - LRA
1.1.1 Pajak daerah - 13.796.586.342,64 33.247.378.505,31 33.753.964.990,08 36.794.662.286,60 42.257.831.746,71 47.290.835.287,57 56.944.046.718,93 41,58
LRA
1.1.2 Retribusi daerah 23.049.578.924,00 18.519.788.296,00 20.017.394.985,00 18.487.561.106,00 19.115.487.393,20 25.384.452.540,00 29.937.450.804,00 (3,95)
- LRA
1.1.3 Hasil 3.542.419.034,08 2.886.343.503,12 2.334.748.993,12 2.272.143.759,00 2.568.034.180,00 4.450.413.560,12 (10,19)
pengelolaan 2.261.660.663,88
kekayaan daerah
yang dipisahkan
- LRA
1.1.4 Lain-lain PAD 47.471.123.570,70 86.509.433.019,26 4.598.782.000 33.342.919.060 148.148.370.770,89 121.582.741.928,19 146.045.794.958,55 -
yang sah - LRA
1.2 PENDAPATAN 867.309.906.662,00 953.331.478.618,00 985.585.834.300,00 1.227.577.469.764,00 1.243.820.501.734,00 1.579.489.488.474,00 1.646.113.968.956,00 9,98
TRANSFER - LRA
Pendapatan 1.280.133.487.395,00 1.303.480.933.039,00
Transfer
Pemerintah Pusat
- LRA
Bagi Hasil Pajak - 33.926.873.725,00 27.478.843.233,00
LRA
Bagi Hasil Bukan 67.505.629.262,00 55.203.077.982,00
Pajak/Sumber
Daya Alam - LRA
1.2.1 Bagi hasil
pajak/bukan 59.508.145.662,00 54.279.901.618,00 49.911.643.300,00 47.101.587.115,00 56.121.666.660,00 (0,82)
pajak
1.2.2 Dana alokasi 761.637.391.000,00 840.086.597.000,00 856.278.521.000,00 916.052.436.000,00 899.960.340.000,00 899.960.340.000,00 935.465.173.000,00 4,36
umum (DAU) -
LRA
1.2.3 Dana alokasi 46.164.370.000,00 58.964.980.000,00 79.395.670.000,00 264.423.446.649,00 287.738.495.074,00 278.740.644.408,00 285.333.838.824,00 76,05
khusus (DAK) -
LRA
Pendapatan 181.198.351.000,00 202.992.820.800,00
Transfer
Pemerintah Pusat
– Lainnya - LRA

III - 55
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Rata-Rata
No URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan
(%)
Dana 181.198.351.000,00 202.992.820.800,00
Penyesuaian –
LRA
Pendapatan 111.837.850.079,00 132.222.156.117,00
Transfer
Pemerintah
Daerah Lainnya -
LRA
Pendapatan Bagi 111.837.850.079,00 132.222.156.117,00
Hasil Pajak –
LRA
Bantuan 6.319.800.000,00 7.418.059.000,00
Keuangan - LRA
Bantuan 6.319.800.000,00 7.418.059.000,00
Keuangan dari
Pemerintah
Daerah Provinsi
Lainnya – LRA
1.3 LAIN-LAIN 270.214.605.764.00 377.318.106.025,00 394.776.579.836,00 277.161.192.160,00 301.266.120.181,00 53.067.360.000,00 52.476.920.000,00 15,55
PENDAPATAN
DAERAH YANG
SAH - LRA
Pendapatan 4.505.000.000,00 3.941.000.000,00
Hibah dari
Pemerintah –
LRA
Pendapatan 47.971.920.000,00 49.126.360.000,00
Hibah BOS –
LRA
1.3.x Pendapatan 3.947.000.000 1.998.000.000
Hibah
1.3.1 Dana bagi hasil 58.948.481.950,00 86.302.763.768,00 78.068.418.884,00 88.926.125.958,00 111.247.186.181,00 18,96
pajak propinsi
dan pemerintah
daerah lainnya
1.3.2 Dana 211.159.024.500,00 259.961.301.000,00 282.090.755.000,00 282.090.755.000,00 169.734.334.000,00 (2,05)
penyesuaian dan
otonomi khusus
1.3.3 Bantuan 63.984.852.869,00 30.959.577.000,00 20.842.063.000,00 39.641.320.000,00 15.637.600.000,00 (13,66)
keuangan dari
provinsi atau

III - 56
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Rata-Rata
No URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan
(%)
pemerintah
daerah lainnya
1.3.4 Dana bagi hasil 6.216.353,00 13.332.094.202,00 6165,22
dari pemerintah 651.782.000,00
pusat
1.3.5 Pendapatan 57.099.314,00 88.247.904,00 9.176.560.952,00 1.020.034.000,00 3421,42
lainnya
Sumber: Laporan Keuangan Daerah Kab. Magetan Tahun 2013-2019 (BPPKAD)

III - 57
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pada Tabel 3.28. menunjukkan bahwa Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Magetan
dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata
dari Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Magetan adalah sebesar 9,58%. Meskipun
demikian, tidak semua sumber pendapatan mengalami peningkatan setiap tahunnya
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.21.

1.800.000.000.000,00

1.600.000.000.000,00

1.400.000.000.000,00

1.200.000.000.000,00
Rp

1.000.000.000.000,00

800.000.000.000,00

600.000.000.000,00

400.000.000.000,00

200.000.000.000,00

0,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PENDAPATAN ASLI DAERAH 87.859.707.8141.162.943.164.564.899.165.617.751.212.806.288.196.826.063.237.377.706.
PENDAPATAN TRANSFER 1.579.489.481.646.113.96
DANA PERIMBANGAN 867.309.906.953.331.478.985.585.834.1.227.577.461.243.820.50
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
270.214.605.377.318.106.394.776.579.277.161.192.301.266.120.52.476.920.053.067.360.0
YANG SAH

Sumber: Hasil Olahan, 2019


Gambar 3.21. Grafik Perkembangan Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Magetan
Tahun 2013-2019

Selama periode tahun 2013-2019 pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan
asli daerah serta dari dana perimbangan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya,
sedangkan untuk pendapatan yang bersumber dari dana lain-lain pendapatan yang sah
sempat mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar Rp. 394.776.579.836,00 pada
tahun 2015 menjadi Rp. 277.161.192.160,00 pada tahun 2016. Sedangkan Persentase
masing-masing jenis pendapatan daerah terhadap total pendapatan daerah adalah
sebagaimana disajikan pada Tabel 3.29.

III - 58
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.29. Persentase Jenis Pendapatan Daerah terhadap Total Pendapatan Daerah
Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019
Rata-
NO URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
rata
A. PENDAPATAN ASLI 7,17 9,59 10,65 9,92 12,05 10,76 12,26 9,88
DAERAH - LRA
1 Pajak daerah - LRA 1,13 2,71 2,18 2,20 2,41 2,59 2,94 2,13
2 Retribusi daerah – 1,88 1,88 1,26 1,30 1,11 1,39 1,55 1,48
LRA
3 Hasil pengelolaan 0,29 0,20 0,15 0,14 1,13 0,14 0,23 0,18
kekayaan daerah
yang dipisahkan -
LRA
4 Lain-lain PAD yang 3,87 5,88 - - 8,43 6,65 7,54 6,06
sah
B. PENDAPATAN 70,78 64,77 63,79 73,49 70,80 86,37 85,00 68,78
TRANSFER – LRA
Pendapatan 70,00 67,31
Transfer Pemerintah
Pusat - LRA
Bagi Hasil Pajak – 1,86 1,42
LRA
3,69 2,85
1 Bagi hasil 4,86 3,69 3,23 2,82 3,19 3,91
pajak/bukan pajak
2 Dana alokasi umum 62,15 57,08 55,43 54,84 51,23 49,21 48,31 56,82
(DAU) - LRA
3 Dana alokasi khusus 3,77 4,01 5,14 15,83 16,38 15,24 14,73 8,05
(DAK) – LRA
Pendapatan 9,91 10,48
Transfer Pemerintah
Pusat Lainnya – LRA
Dana Penyesuaian - 9,91 10,48
LRA
Pendapatan 6,12 6,83
Transfer Pemerintah
Daerah Lainnya –
LRA
Pendapatan Bagi 6,12 6,83
Hasil Pajak - LRA
Bantuan Keuangan 0,35 0,38
– LRA
Bantuan Keuangan 0,35 0,38
dari Pemerintah
Daerah Provinsi
Lainnya - LRA
C. LAIN-LAIN 17,23 25,64 25,55 16,59 17,15 2,87 2,74 20,01
PENDAPATAN
DAERAH YANG
SAH - LRA
Pendapatan Hibah 0,25 0,20
dari Pemerintah –
LRA

III - 59
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Rata-
NO URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
rata
Pendapatan Hibah 2,62 2,54
BOS – LRA
1 Dana bagi hasil 4,81 5,86 5,05 5,32 6,33 5,67
pajak provinsi dan
pemerintah daerah
lainnya
2 Dana penyesuaian 17,23 17,66 18,26 16,89 9,66 14,85
dan otonomi
khusus
3 Bantuan keuangan 5,22 2,10 1,35 2,37 0,89 2,74
dari provinsi atau
pemerintah daerah
lainnya
4 Dana bagi hasil dari 0 0,0004 0,04 0,80 0 0,0001
pemerintah pusat
5 Pendapatan lainnya 0,005 0,006 0,59 0,06 0 0,004
Sumber: Laporan Keuangan Daerah Kab. Magetan Tahun 2013-2019 (BPPKAD)

Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Magetan menunjukkan bahwa sumbangan PAD


terhadap pendapatan daerah rata-rata sebesar 9,88% untuk periode tahun 2013 -2017,
dengan kontribusi PAD pada tahun 2017 sudah mencapai 12,05%. Konstribusi
sumbangan dana perimbangan terhadap pendapatan daerah rata rata sebesar 68,78%
untuk periode tahun 2008 sampai tahun 2012, dengan kontribusi pada tahun 2016
sebesar 73,49%. Hal ini menunjukkan bahwa struktur pendapatan tersebut menegaskan
upaya optimalisasi PAD sebagai sumber utama pendapatan daerah untuk mengurangi
ketergantungan terhadap dana perimbangan, sekalipun terdapat trend penurunan
selama 5 tahun terakhir.

Dari sisi Lain-lain pendapatan daerah yang sah dalam APBD Kabupaten Magetan
bersumber dari: Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya;
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus; Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya; Dana Bagi Hasil dari Pemerintah Pusat; dan Pendapatan
Lainnya. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah di Kabupaten Magetan, mengalami
kenaikan, yaitu dari sekitar 17,23% pada tahun 2013, meningkat menjadi sekitar 20,01%
pada tahun 2017.

Salah satu sumber yang relatif pasti dalam pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
adalah pos dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi, yang sumbernya dari Bagi Hasil
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bagian dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB), dan juga Bagian dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).

III - 60
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sementara pos dana penyesuaian dan otonomi khusus mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena adanya pengalihan dana tunjangan profesi guru PNSD dan dana
tambahan penghasilan guru PNSD, ke pos Lain-Lain PAD Yang Sah. Berdasarkan hal
tersebut maka diperlukan optimalisasi PAD sebagai sumber utama pendapatan daerah
dengan memperhatikan keberlanjutan fiskal dan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Peningkatan PAD dilakukan dengan peningkatan intensitas pemungutan PAD melalui


pendekatan persuasif dan edukatif kepada wajib pajak dan retribusi daerah, baik dalam
bentuk pemungutan pajak dan retribusi terhutang pada tahun berjalan, serta tunggakan
tahun yang lalu. Sedangkan untuk meningkatkan kesadaran para wajib pajak dan
retribusi mematuhi kewajibannya membayar pajak, juga telah diadakan pembinaan
secara rutin oleh para petugas pungut dari dinas teknis pengelola PAD pada saat
melakukan pemungutan/penagihan pajak. Ekstensifikasi, upaya penambahan jenis pajak
dan retribusi belum dapat dilaksanakan karena potensi untuk itu belum ada, sedangkan
ekstensifikasi pengelolaan pendapatan daerah yang dilakukan adalah mengungkap
obyek dan wajib pajak yang belum terdata dan juga telah dilakukan pendataan ulang
terhadap obyek pajak dan wajib pajak yang mengalami perubahan dengan melakukan
pendekatan dan pemetaan terhadap potensi pajak dan retribusi daerah sehingga potensi
PAD dapat diketahui, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

• Belanja Daerah
Belanja daerah adalah pengurang nilai kekayaan bersih yang merupakan kewajiban bagi
pemerintah daerah. Belanja daerah mencakup seluruh pengeluaran dari rekening kas
umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah
dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
daerah. Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 31 ayat
(1) dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi
kewenangan provinsi atau kabupeten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan
dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat
dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah
daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

III - 61
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Belanja daerah dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung.
Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Sementara belanja langsung
merupakan belanja yang dianggarkan yang terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan.

2.500.000.000.000,00

1.984.643.458.387,78
2.000.000.000.000,00
1.775.919.398.049,87
1.716.126.360.246,85
1.589.421.037.874,09
1.500.000.000.000,00 1.378.803.787.285,00 1.642.678.958.518,53
Rp

1.188.654.360.770,91
1.000.000.000.000,00

500.000.000.000,00

0,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Tahun
Belanja Daerah

Sumber: Hasil Olahan, 2019


Gambar 3.22. Grafik Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019

Berdasarkan data untuk periode tahun 2013-2017, perkembangan belanja daerah


Pemerintah Kabupaten Magetan mengalami fluktuasi. Total belanja daerah Kabupaten
Magetan pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.188.654.360.770,91 dan terus mengalami
peningkatan hingga menjadi Rp. 1.775.919.398.049,87 pada tahun 2016. Angka
tersebut kemudian mengalami penurunan pada tahun 2017 menjadi Rp.
1.634.140.803.196,81. Berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja tahun 2018 sebesar Rp.
1.716.126.360.246,85 dan pada tahun 2019 sebesar Rp. 1.984.643.458.387,78.
Perkembangan realisasi belanja daerah Kabupaten Magetan selama kurun waktu lima
tahun terakhir yaitu mulai tahun 2013 sampai dengan 2017 beserta hasil capaian kinerja
tahun 2018-2019 disajikan pada Tabel 3.30.

III - 62
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.30. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2013-2019

Rata² Per-
NO URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
tumbuhan
BELANJA 1.188.654.360.770,91 1.378.803.787.285,00 1.589.421.037.874,09 1.775.919.398.049,87 1.642.678.958.518,53 1.456.407.000.922,85 1.680.820.914.413,78 33,75
A. BELANJA 841.556.579.055,00 916.240.593.489,00 1.046.120.780.674,00 1.152.503.173.625,00 1.091.763.515.701,02 1.261.462.889.234,44 1.320.666.015.641,03 6,93
OPERASI
1 Belanja Pegawai 752.354.689.944,00 822.165.290.777,00 857.168.658.159,00 871.308.319.890,00 770.589.088.219,00 775.150.219.409,00 789.472.754.474,50 0,90

Belanja Barang 420.616.306.031,44 483.963.476.666,53


Jasa
2 Belanja bunga 0 0 0 0 0

3 Belanja hibah 30.818.970.889,00 26.820.610.000,00 22.727.405.000,00 36.560.065.000,00 43.447.672.577,00 62.173.687.044,00 44.118.784.500,00 12,86

4 Belanja bantuan 5.354.935.000,00 4.810.219.500,00 442.762.000,00 4.759.120.000,00 3.861.500.000,00 3.522.676.750,00 3.111.000.000,00 213,76
sosial
5 Belanja bantuan 53.027.983.222,00 62.444.473.212,00 161.667.121.915,00 239.834.443.335,00 271.350.080.571,02 59,53
keuangan
kepada
pemerintah desa
dan partai
politik
6 Belanja tak 0 129.975.600,00 41.225.400,00
terduga
B. BELANJA 347.097.781.715,91 462.563.193.796,00 543.300.257.200,09 623.416.224.424,87 550.915.442.817,51 194.944.111.688,41 349.500.872.689,75 13,21
MODAL
Belanja Modal 72.979.000,00 19.286.944.231,00
Tanah
Belanja Modal 55.677.377.296,28 80.978.199.582,85
Peralatan dan
Mesin
Belanja Modal 38.163.109.891,39 78.097.561.579,11
Gedung dan
Bangunan
Belanja Jalan, 100.633.273.290,74 160.428.721.179,85
Irigasi dan
Jaringan
Belanja Modal 397.372.210,00 10.709.446.116,947
Aset Tetap
Lainnya

III - 63
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Rata² Per-
NO URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
tumbuhan
1 Belanja pegawai 26.531.077.022,06 21.564.660.125,74 24.508.825.975,21 35.432.027.391,31 38.186.234.029,00 11,81

2 Belanja barang 189.500.941.896,85 250.065.977.976,26 279.133.976.017,59 301.040.248.562,69 305.817.459.613,79 13,25


dan jasa
3 Belanja modal 131.065.762.797,00 190.932.555.694,00 239.657.455.207,29 286.943.948.470,87 200.888.768.187,00 15,23

C. BELANJA TAK 0,00 10.654.026.083,00


TERDUGA
Belanja Tak 0,00 10.654.026.083,00
Terduga
Sumber: Laporan Keuangan Daerah Kab. Magetan Tahun 2013-2019 (BPPKAD)

III - 64
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan Tabel 3.30. dapat diketahui bahwa realisasi belanja tidak langsung selama
periode 2013-2019 memiliki rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 6,93%, jauh lebih
rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan total belanja daerah sebesar
33,75%. Sementara untuk pos belanja langsung selama periode 2013-2019 memiliki
rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 13,21%, sehingga mengindikasikan kondisi yang
semakin baik dalam struktur belanja daerah. Pos yang mengalami peningkatan cukup
signifikan adalah belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa karena adanya
kebijakan yang berupa Dana Desa dan Alokasi Dana Desa serta Bagi Hasil Pajak dan
Retribusi Daerah kepada Desa. Adapun gambaran struktur realisasi belanja Kabupaten
Magetan Tahun 2013-2019 dapat dilihat pada Gambar 3.23.

100,00
90,00 86,61
78,57
80,00
70,80
70,00 66,45 65,82 64,9 66,66

60,00
Persen (%)

50,00
40,00 33,55 34,18 35,1 33,34
29,2
30,00
20,79
20,00 13,39
10,00
000 000 000 000 000 000 0 00,63
0,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Belanja Tak Terduga Belanja Operasi Belanja Modal

Sumber: BPPKAD Kabupaten Magetan Tahun 2019


Gambar 3.23. Struktur Persentase Realisasi Belanja APBD Kabupaten Magetan
Tahun 2013-2019

Ditinjau dari komposisi penggunaanya, komponen belanja langsung merupakan


komponen yang masih relatif lebih rendah dibanding belanja tidak langsung. Pada tahun
2013 belanja publik atau belanja langsung menyerap 29,20%, tahun 2014 sebesar
33,55%, tahun 2015 sebesar 34,18%, tahun 2016 sebesar 35,10% dan tahun 2017
sebesar 33,34%. Sementara itu, komponen belanja yang digunakan untuk belanja tidak
langsung di tahun 2013 sebesar 70,80%, tahun 2014 sebesar 66,45%, tahun 2015
sebesar 65,82%, tahun 2016 sebesar 64,90% dan tahun 2017 sebesar 66,66%. Capaian
kinerja tahun 2018 sebesar 86,61% dan tahun 2019 sebesar 78,57%.

III - 65
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Apabila dibandingkan antara target dan realisasi anggaran belanja daerah selama
periode 2013-2017, dapat diketahui bahwa realisasi belanja daerah setiap tahunnya
belum mencapai 100%, hal ini antara lain dikarenakan pedoman pelaksanaan dana
alokasi khusus datangnya sering terlambat sehingga mempengaruhi capaian realisasi
penyerapan, adanya efisiensi pelaksanaan kegiatan (sisa lelang), dan sisa penggunaan
DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) dibatasi oleh Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 28/PMK.07/2016 tentang Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi
DBHCHT sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
222/PMK.07/2017. Akibat peraturan tersebut maka daerah sangat berhati-hati dalam
penggunaannya sehingga berdampak pada realisasi penyerapan anggaran. Adapun
target dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2013-2019
dapat dilihat pada Tabel 3.31.

Tabel 3.31. Target dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Magetan


Tahun Anggaran 2013-2019
Tahun Anggaran Target Realisasi %
2013 1.314.367.922.038,64 1.188.654.360.770,91 90,00
2014 1.535.317.297.729,15 1.378.803.787.285,00 89,98
2015 1.809.402.689.733,84 1.589.421.037.874,09 87,84
2016 1.995.459.139.903,05 1.775.919.398.049,87 88,99
2017 1.748.210.267.060,00 1.634.140.803.196,81 93,47
2018 1.656.987.684.767,78 1.456.407.000.922,85 87,89
2019 1.883.441.203.930,51 1.680.820.914.413,78 89,24
Sumber: BPPKAD Kabupaten Magetan

Sementara itu, target realisasi belanja tidak langsung Kabupaten Magetan Tahun 2013
sampai dengan tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 3.32.

Tabel 3.32. Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Magetan
Tahun Anggaran 2013-2019
Tahun Anggaran Target Realisasi %
2013 915.881.990.219,32 841.556.579.055,00 91,88
2014 1.008.881.601.192,15 916.240.593.489,00 90,81
2015 1.198.428.938.813,96 1.046.120.780.674,00 87,29

III - 66
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Anggaran Target Realisasi %


2016 1.303.045.768.713,00 1.152.503.173.625,00 88,44
2017 1.113.862.206.754,42 1.089.248.341.367,02 97,79
2018 1.173.951.667.341,93 1.088.930.417.983,00 92,76
2019 1.216.522.009.305,29 1.139.794.091.249,50 93,69
Sumber: BPPKAD Kabupaten Magetan

Meskipun Belanja Daerah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2013-2019 dari tahun-
ketahun realisasinya masih fluktuatif, tetapi secara rerata semakin meningkat. Hal ini
mengindikasikan bahwa perencanaan dan pelaksanaan pembangunan semakin baik.

• Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah merupakan seluruh penerimaan yang perlu dibayar kembali dan
atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan mapun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri
atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan
meliputi SiLPA tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, serta hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. Sementara itu, pengeluaran pembiayaan
meliputi pembentukan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah daerah,
pembayaran pokok utang, serta pemberian pinjaman. Realisasi Pembiayaan Daerah
Pemerintah Kabupaten Magetan mulai tahun 2013 sampai dengan 2019 dan rata-rata
perkembangan/kenaikan realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Daerah dapat dilihat
pada Tabel 3.33.

III - 67
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.33. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2013-2019

Rata²
NO URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertumbuhan
A. PENERIMAAN 115.256.783.272,64 147.057.267.799,15 236.769.986.662,84 178.353.189.169,05 56.306.009.447,64 186.718.201.090,00 292.380.712.253,11 (1,12)
PEMBIAYAAN

1 Sisa lebih 92.972.848.272,64 136.670.642.799,15 223.224.008.480,84 166.991.262.351,05 46.948.204.447,64 163.288.961.483,00 292.007.313.253,11 3,31
perhitungan
anggaran tahun
anggaran
sebelumnya
2 Penerimaan 10.783.935.000,00 10.386.625.000,00 13.545.978.182,00 11.361.926.818,00 8.979.978.500,00 1.087.380.000,00 373.399.000,00 (3,06)
kembali Investasi
Non Permanen
Lainnya
3 Penerimaan 0 0 0 0 0 0 0
piutang daerah
4 Pencairan dana 11.500.000.000,00 0,00 0 0 0 22.341.859.607,00 0 -
cadangan
B. PENGELUARAN 15.316.000.000,00 16.842.000.000,00 25.285.000.000,00 25.842.000.000,00 8.231.000.000,00 7.377.000.000,00 5.591.000.000,00 11,34
PEMBIAYAAN
1 Penyertaan 5.400.000.000,00 2.000.000.000,00 4.617.000.000,00 5.998.000.000,00 2.923.684.400,00 7.377.000.000,00 5.591.000.000,00 11,63
modal Pada
BUMD
2 Pembayaran 470.615.678,00 -
pokok utang
3 Pembentukan - - 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 0 -
dana cadangan
4 Pemberian 9.916.000.000,00 14.842.000.000,00 10.668.000.000,00 9.844.000.000,00 11.044.000.000,00 0,79
pinjaman daerah -
Sumber: BPPKAD Kabupaten Magetan

III - 68
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan Tabel 3.33. dapat diketahui bahwa penerimaan pembiayaan selalu lebih
besar dari pengeluaran pembiayaan, hal ini dimanfaatkan untuk menutup defisit.
Penerimaan masih didominasi oleh SiLPA tahun lalu, dan pada 2 (dua) tahun terakhir
(tahun 2015 dan 2017) mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan pada
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa penyusunan perencanaan
pembangunan serta pelaksanaannya di Kabupaten Magetan semakin baik.

Pada pengeluaran pembiayaan, komponen yang setiap tahun rutin direalisasikan adalah
pada komponen penyertaan modal. Hal ini untuk memperkuat kepemilikan saham
Pemerintah Kabupaten Magetan di Bank Jatim dan meningkatkan kemampuan
operasional beberapa perusahaan daerah yakni PDAM dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah Magetan. Sementara itu untuk kepentingan pembentukan dana cadangan yang
dipersiapkan bagi keperluan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
biasanya dilaksanakan dua tahun sebelum pelaksanaan Pilkada (tahun 2015 dan 2016).

3.3.1.2.Neraca Daerah
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005, Neraca
Daerah merupakan neraca yang disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintah secara
bertahap sesuai dengan kondisi masing masing pemerintah. Neraca Daerah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada
tanggal neraca tersebut dikeluarkan.
Aset meliputi seluruh sumber daya yang memberikan manfaat ekonomi dan atau
sosial yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah daerah. Kewajiban merupakan hutang-
hutang yang harus diselesaikan oleh pemerintah daerah. Sementara itu ekuitas dana
merupakan kekayaan bersih dari pemerintah daerah yang didapatkan dari selisih antara aset
dan kewajiban. Aset, kewajiban, dan ekuitas dana merupakan rekening utama yang masih
dapat dirinci lagi menjadi sub rekening sampai level rincian obyek.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah, Neraca Daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang
harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen
pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-
undangan yang berlaku saja, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang
terarah dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah
secara efisien dan efektif. Kinerja Neraca Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan
selama kurun waktu 2013-2017 dijelaskan secara rinci pada Tabel 3.34.

III - 69
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.34. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2013-2019

Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember
No URAIAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 ASET
1.1 ASET LANCAR
1.1.1 Kas di Kas Daerah 135.016.999.735,73 213.258.613.706,44 146.659.104.218,44 33.118.442.943,14 283.914.111.087,00 223.646.999.880,73
1.1.2 Kas di Bendahara 22.720.000,00 47.172.600,00 239.600,00 1.846.692,32 1.000.000,00 00,00 17.545.044,00
Penerimaan
1.1.3 Kas di Bendahara 11.065.021,00 42.470.510,00 86.551.441,51 0 5.586.570,00 89.334.819,00 0,00
Pengeluaran
1.1.4 Kas di BLUD 6.492.423.858,86 4.466.423.613,57 3.195.338.879,62 7.488.649.724,14
Kas di Bendahara 0,00 5.439.277.422,00
FKTP
1.1.5 Kas pada Unit 1.653.643.063,42 9.965.394.774,40 10.310.556.780,61
Swadana RSU
1.1.6 Kas di Bendahara 1.421.801.918,75 631.306.118,76 2.112.599.575,97
BOS
1.1.7 Bagian Lancar 9.500.000,00 - 0 0
TP/TGR
1.1.8 Kas Pada Dinas 10.021.601.352,00 7.335.200.498,00 6.608.966.924,00 4.177.222.348,00 0,00
Kesehatan Dana JKN
1.1.9 Kas Lainnya 668.718.105,08 2.785.850.587,00 0,00 217.216,80
1.1.10 Piutang Pajak - 4.320.305.131,61 5.840.901.261,82
1.1.11 Piutang Retribus 117.374.823,00 112.534.823,00 131.646.117,00
1.1.12 Piutang Pendapatan 45.013.206.236,09 6.671.928.650,82 7.040.229.214,99 7.423.016.640,99
1.1.13 Piutang Lainnya 28.587.136.950,89 23.928.960.737,00 34.978.670.960,70 34.887.617.224,00 24.643.180.624,00 68.148.570.360,00
1.1.14 Penyisihan Piutang -4.456.514.538,92 -4.539.442.047,75 -5.355.406.546,15 -5.114.086.891,15
1.1.15 Penyisihan utang -1.521.658.777,30 -2.418.339.449,80 -4.186.943.831,59 0
tidak tertagih
1.1.16 Persediaan 12.791.553.659,28 13.853.708.723,06 12.449.864.591,67 16.362.015.363,52 25.019.298.392,95 22.949.004.202,62 19.997.682.762,90
JUMLAH ASET 176.688.334.476,02 263.110.821.555,71 216.960.910.597,24 106.652.471.640,01
LANCAR
1.2 INVESTASI JANGKA
PANJANG
1.2.1 Investasi Jangka
Panjang Non
permanen
Dana Bergulir 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 360.416.667,00
Penyisihan -317.114.116,70 -247.785.049,30 -329.210.986,10 0 0 -214.395.831,67 -299.854.166,70
Investasi Non
Permanen Dana
Bergulir

III - 70
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember
No URAIAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Investasi 4.682.885.883,30 4.752.214.950,70 4.670.789.013,90 -304.620.520,23 -250.666.661,80 4.785.604.168,33 60.562.500,00
Nonpermanen
1.2.2 Investasi Jangka
Panjang Permanen
Penyertaan 44.422.197.731,45 44.440.744.295,28 85.181.576.880,80 99.014.860.717,64 99.014.860.717,64 117.785.695.126,05 115.192.644.883,48
Modal
Pemerintah
Daerah
Jumlah Investasi 44.422.197.731,45 44.440.744.295,28 85.181.576.880,80 99.014.860.717,64 99.014.860.717,64
Permanen
JUMLAH INVESTASI 49.105.083.614,75 49.192.959.245,98 89.852.365.894,70 103.710.240.197,41 103.764.194.055,84 117.785.695.126,05 115.192.644.883,48
JANGKA PANJANG
1.3 ASET TETAP
1.3.1 Tanah 339.698.499.772,00 343.217.655.987,00 343.811.617.817,00 344.425.044.417,00 344.297.166.917,00 340.410.658.616,00 381.186.635.426,00
1.3.2 Peralatan dan Mesin 277.265.309.693,00 313.063.537.733,00 338.037.520.372,44 406.639.636.887,31 433.869.304.888,00 450.434.594.111,00 526.282.926.511,00
1.3.3 Gedung dan 776.839.407.548,00 905.194.633.735,00 966.182.330.202,00 1.047.633.508.637,00 1.095.201.717.078,00 1.031.136.406.260,00 1.106.893.008.096,00
Bangunan
1.3.4 Jalan, Irigasi dan 958.091.422.074,90 1.048.118.082.618,00 1.126.244.188.392,00 1.230.038.030.504,00 1.314.219.986.405,00 1.410.489.860.529,00 1.634.175.987.337,00
Jaringan
1.3.5 Aktiva Tetap Lainnya 56.479.783.298,00 119.115.997.634,00 115.587.273.832,00 107.330.358.384,00 101.314.350.707,00 98.488.703.203,00 92.981.216.153,00
1.3.6 Konstruksi dalam 10.795.349.399,00 18.627.173.503,00 32.692.889.886,00 56.690.227.757,00 73.690.586.205,00 77.031.204.408,00 22.541.848.748,00
Pengerjaan
1.3.7 Akumulasi -1.549.038.771.531,00 -1.664.092.928.715,00 -1.780.212.231.945,00 -1.825.671.359.909,00 -1.984.342.377.845,66
Penyusutan
JUMLAH ASET 2.419.169.772.459,00 2.747.337.081.210,00 1.373.517.048.970,44 1.528.663.877.871,31 1.582.380.880.255,00 1.582.320.067.218,00 1.779.719.244.425,74
TETAP
1.4 DANA CADANGAN
1.4.1 Dana Cadangan 0 0 10.000.000.000,00 20.536.319.562,00 20.536.319.562,00 0,00 0,00
JUMLAH DANA 0 0 10.000.000.000,00 20.536.319.562,00 20.536.319.562,00 0,00 0,00
CADANGAN
1.5 ASET LAINNYA
1.5.1 Tagihan Penjualan 0 0 0 0
Angsuran
1.5.2 Tuntutan Ganti Rugi 0 0 0 0
1.5.3 Tagihan Jangka 445.500.000,00
Panjang
1.5.4 Kemitraan Dengan 0 0 0 0
Pihak Ketiga
1.5.5 Aset Tak berwujud 3.149.764.192,00 3.504.090.692,00 3.968.893.192,00 4.804.508.192,00 274.293.800,00 320.224.600,00
1.5.6 Amortisasi -3.129.190.372,80 -3.994.740.382,40 -4.413.474.992,00
1.5.7 Aset Lain-lain 822.000.000,00 1.960.725.000,00 4.292.047.000,00 3.941.047.000,00 2.486.847.529,00 1.204.661.631,00 5.505.758.894,79

III - 71
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember
No URAIAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
JUMLAH ASET 3.971.764.192,00 5.464.815.692,00 5.131.749.819,20 `4.750.814.809,60 3.218.575.729,00 1.478.955.431,00 5.825.983.494,79
LAINNYA
TOTAL ASET 2.648.934.954.741,77 3.065.105.677.703,69 1.695.462.075.281,58 1.764.313.724.080,33 1.784.443.150.848,18 2.047.654.642.691,95 2.229.958.907.039,98
2 KEWAJIBAN
2.1 KEWAJIBAN
JANGKA PENDEK
2.1.1 Utang Perhitungan 187.500,00 0 73.218.600,00 0 0
Pihak Ketiga (PFK)
2.1.2 Utang Pajak 0 0 0 0 0
2.1.3 Utang Bunga 0 0 0 0 0
2.1.4 Bagian Lancar Utang 0 0 0 0 0
Dalam Negeri -
Pemerintah Pusat
2.1.5 Bagian Lancar Utang 0 0 0 0 0
Jangka Panjang
Lainnya
2.1.6 Pendapatan diterima 31.063.333,33 98.630.000,00 189.616.666,67 2.131.588.533,34 1.194.025.006,64
dimuka
2.1.7 Utang Jangka Pendek 4.448.756.012,05 1.588.417.278,30 6.167.484.757,30 9.261.127.017,30 112.568.617,30 3.237.244.206,77 729.464.186,27
Lainnya
2.1.8 Utang Beban 3.356.464.616,00 1.608.896.216,00 4.492.876.409,63 6.297.989.392,92
JUMLAH 4.448.756.012,05 1.588.417.278,30 6.271.766.690,63 12.716.221.633,30 1.911.081.499,97 9.861.709.149,74 8.221.478.585,83
KEWAJIBAN
JANGKA PENDEK
2.2 KEWAJIBAN
JANGKA PANJANG
2.2.1 Utang Dalam Negeri 0 - - - 0
- Pemerintah Pusat
2.2.2 Utang Jangka 0 - - - 0
Panjang Lainnya
JUMLAH 0 - - - 0
KEWAJIBAN
JANGKA PANJANG
JUMLAH 4.448.943.512,05 1.588.417.278,30 6.271.766.690,63 12.716.221.633,30 1.911.081.499,97 9.861.709.149,74 8.221.478.585,83
KEWAJIBAN
3 EKUITAS
3.1 EKUITAS DANA
LANCAR
3.1.1 Sisa Lebih 136.670.642.799,15 223.224.008.480,84
Pembiayaan
Anggaran (SiLPA)

III - 72
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember Neraca 31 Desember
No URAIAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
3.1.2 Pendapatan Yang 33.445.680,00 89.643.110,00
Ditangguhkan
3.1.3 Cadangan Piutang 27.192.352.996,59 25.943.461.241,81
3.1.4 Cadangan Persediaan 12.791.553.659,28 13.853.708.723,06
3.1.5 Dana Yang Harus -4.448.604.171,05 -1.588.417.278,30
Disediakan untuk
Pembayaran
3.1.6 Utang Jangka Pendek 0
JUMLAH EKUITAS 172.239.390.963,97 261.522.404.277,41
DANA LANCAR
3.2 EKUITAS DANA
INVESTASI
3.2.1 Diinvestasikan Dalam 49.105.083.614,75 49.192.959.245,98
Investasi Jangka
Panjang
3.2.2 Diinvestasikan Dalam 2.419.169.772.459,00 2.747.337.081.210,00
Aset Tetap
3.2.3 Diinvestasikan Dalam 3.971.764.192,00 5.464.815.692,00
Aset Lainnya
3.2.4 Dana Yang Harus 0 -
Disediakan untuk
Pembayaran
3.2.5 Utang Jangka -
Panjang
JUMLAH EKUITAS 2.472.246.620.265,75 2.801.994.856.147,98
DANA INVESTASI
3.3 EKUITAS DANA
CADANGAN
3.3.1 Diinvestasikan dalam - -
Dana Cadangan
JUMLAH EKUITAS - -
DANA CADANGAN
EKUITAS 2.037.792.933.542,21 2.221.737.428.454,15
JUMLAH EKUITAS 2.644.486.011.229,72 3.063.517.260.425,39 1.689.190.308.590,95 1.751.597.502.447,03 3.044.794.812.721,96
DANA
JUMLAH 2.648.934.954.741,77 3.065.105.677.703,69 1.695.462.075.281,58 1.764.313.724.080,33 3.046.705.894.221,93 2.047.654.642.691,95 2.229.958.907.039,98
KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
Sumber: BPPKAD Kabupaten Magetan

III - 73
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Selama periode tahun 2013-2017, perkembangan jumlah aset Pemerintah Kabupaten


Magetan menunjukkan angka yang fluktuatif. Pada tahun 2013 total aset Kabupaten Magetan
mencapai Rp. 2.648.934.954.741,77 dan meningkat menjadi Rp. 3.065.105.677.703,69
pada tahun 2014. Setelah sempat mengalami peningkatan, total aset Kabupaten Magetan
mengalami penurunan menjadi Rp. 1.695.462.075.281,58 pada tahun 2015, namun kembali
meningkat untuk tahun-tahun setelahnya hingga mencapai Rp. 2.229.958.907.039,98 pada
akhir tahun 2019. Aset tersebut terdiri atas aset lancar (kas, piutang dan persediaan), investasi
jangka panjang (investasi non permanen dan investasi permanen), aset tetap (tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya,
kontruksi dalam pengerjaan), aset lainnya (tagihan penjualan angsuran, tagihan tuntutan
ganti kerugian daerah, kemitraan dengan pihak kedua, aset tak berwujud, aset lainnya),
semuanya dipergunakan untuk menunjang kelancaran tugas pemerintahan.
Kewajiban Pemerintah Kabupaten Magetan dalam kurun waktu 5 tahun (2013-2017)
juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 total kewajiban pemerintah
Kabupaten Magetan berada di angka Rp. 4.448.943.512,05 dan mengalami penurunan
menjadi Rp. 1.588.417.278,30 pada tahun 2014. Setelah sempat mengalami penurunan, total
kewajiban Kabupaten Magetan mengalami peningkatan menjadi Rp. 6.271.766.690,63 pada
tahun 2015 dan terus meningkat menjadi Rp. 12.716.221.633,30 pada tahun 2016. Pada
tahun 2017 kewajiban pemerintah Kabupaten Magetan mengalami penurunan menjadi Rp.
1.911.081.499,97 dan pada tahun 2018 mengalami peningkatan kembali menjadi Rp.
9.861.709.149,74. Sedangkan pada akhir tahun 2019 kembali menurun menjadi Rp.
8.221.478.585,83. Kewajiban daerah, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim
pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul karena
konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu yang dalam
penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan
datang.
Selanjutnya, tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah dapat diketahui
berdasarkan analisis rasio atau perbandingan antara kelompok/elemen laporan keuangan
yang satu dengan kelompok yang lain. Beberapa rasio yang dapat diterapkan di sektor publik
adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas atau rasio utang. Rasio likuiditas terdiri rasio lancar
(current ratio), rasio kas (cash ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Sementara itu, rasio lancar
(current ratio) adalah rasio standar untuk menilai kesehatan organisasi. Rasio ini
menunjukkan apakah pemerintah daerah memiliki aset yang cukup untuk melunasi
kewajiban yang jatuh tempo. Kualitas pengelolaan keuangan daerah dikategorikan baik
apabila nilai rasio lebih dari satu. Rata-rata pertumbuhan rasio keuangan Kabupaten Magetan
Tahun Anggaran 2013-2017 dapat dilihat pada Tabel 3.35.

III - 74
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.35. Rata-Rata Pertumbuhan Rasio Keuangan Kabupaten Magetan


Tahun Anggaran 2013-2019
Rata-
rata per
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
tahun
(%)
Rasio
Likuiditas
- Rasio 39,72 165,64 34,59 8,39 - 34,61 40,04 53,83
lancar
(current
ratio)
- Rasio 36,84 156,92 32,61 7,10 - 32,28 37,60 50,56
quick
(quick
ratio)
Rasio
Solvabilitas
- Rasio 0,00168 0,00052 0,00369 0,00721 0,00107 0,00482 0,00369 0,00324
total
hutang
terhadap
total aset
- Rasio 0,00184 0,00058 0,00457 0,00832 0,00121 0,00484 0,00370 0,00358
hutang
terhadap
modal
Sumber: BPPKAD Kabupaten Magetan

Berdasarkan Tabel 3.35. dapat dilihat bahwa selama tahun 2013-2017 rasio lancar
mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 62,09%. Hal ini menunjukan bahwa likuiditas
Pemerintah Kabupaten Magetan cukup bagus karena kemampuan membayar hutang yang
tinggi. Namun demikian, rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2016 karena adanya
utang lainnya khususnya tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru
PNSD. Namun angkanya masih jauh diatas 1 sehingga bisa dikatakan masih bagus.
Trend quick ratio memiliki pola yang hampir sama dengan current ratio. Meskipun
sempat mengalami penurunan pada tahun 2016, tetapi tingginya quick ratio memberikan
jaminan bahwa kemampuan Pemerintah Kabupaten Magetan dalam melunasi utang jangka
pendeknya terhitung tinggi.
Rasio utang terhadap aset serta utang terhadap total modal menunjukan tingkat
leverage Pemerintah Kabupaten Magetan. Nilai leverage menunjukan kisaran angka dibawah
1%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas aset Pemerintah Kabupaten Magetan didanai dari
modal sendiri. Rendahnya tingkat leverage mengindikasikan bahwa Pemerintah Kabupaten
Magetan pada memiliki modal dengan kondisi yang sangat kuat.

III - 75
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu


Pengelolaan keuangan daerah merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah. Pengololaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu
sistem terintegrasi yang diwujudkan ke dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan
peraturan daerah. Adapun kebijakan pengelolaan keuangan daerah dititikberatkan pada
kemandirian pemanfaatan sumber daya daerah secara optimal, efisien, dan efektif guna
mengoptimalkan potensi pembangunan. Analisis kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu
mendeskripsikan gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah pada periode tahun 2013-2017. Analisis kebijakan pegelolaan keuangan
terbagi atas proporsi penggunaan anggaran serta analisis pembiayaan sebagai berikut;

3.3.2.1.Proporsi Penggunaan Anggaran


Bentuk dalam penggunaan anggaran daerah adalah untuk pemenuhan kebutuhan
belanja daerah. Belanja daerah merupakan seluruh pengeluaran dari rekening kas umum
daerah yang mengurangi ekuitas dana dan merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah
dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang termasuk di
dalamnya pemenuhan kebutuhan aparatur dan pembangunan. Analisis terkait proporsi
penggunaan anggaran untuk kebutuhan aparatur menjadi dasar untuk menentukan kebijakan
efisiensi anggaran aparatur selama periode terkait.

III - 76
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.36. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019

No Uraian 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp)

A Belanja Operasi 851.031.860.434,00 891.861.913.401,00


1 Belanja Gaji dan Tunjangan 731.293.211.965,00 741.421.605.291,00
2 Belanja Tambahan 25.078.315.699,00 26.921.621.477,00
Penghasilan PNS
3 Belanja Penerimaan 3.869.200.000,00 6.259.500.000,00
Lainnya Pimpinan dan
Anggota DPRD serta
4 KDH/WKDH
Belanja Biaya pemungutan 0,00 0,00
Pajak Bumi dan Bangunan
5 Belanja Insentif 2.012.583.510,00 2.338.306.560,00
Pemungutan Pajak Daerah
6 Belanja Insentif 1.261.383.691,00 1.146.703.364,50
Pemungutan Retribusi
Daerah
7 Belanja Honorarium PNS 7.556.290.558,00 17.298.606.531,00
8 Belanja Uang Lembur 2.920.434.616,00 2.756.875.134,50
9 Belanja Beasiswa 86.000.000,00 79.000.000,00
Pendidikan PNS
10 Belanja Kursus, Pelatihan, 3.300.491.222,00 7.525.484.488,00
Sosialisasi dan Bimbingan
Teknis PNS
11 Belanja Pegawai BLUD 8.715.089.928,00 8.628.142.648,00
12 Belanja Honorarium 6.285.031.751,00 6.314.397.950,00
Pengelola Dana BOS
13 Belanja premi asuransi 10.453.010.000,00 14.370.126.535,00
14 Belanja makanan dan 1.211.065.558,00 1.350.118.995,00
minuman harian pegawai
15 Belanja pakaian dinas dan 2.389.817.150,00 1.132.365.369,00
atributnya
16 Belanja Pakaian Khusus dan 1.434.340.795,00 1.429.984.751,00
Hari-hari Tertentu

III - 77
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Uraian 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp)

17 Belanja perjalanan dinas 43.165.593.991,00 52.889.074.307,00


18 Belanja Modal (Kantor,
Mobil Dinas, Meubelair,
peralatan dan perlengkapan
dll)
B Belanja Langsung 177.226.110.275,00 240.459.000.934,00 301.889.635.803,29 340.635.211.652,87 291.126.879.809,00
1 Belanja Honorarium PNS 8.300.322.374,00 9.160.607.484,00 9.595.177.894,00 12.738.647.670,00 13.558.531.522,00
2 Belanja Uang Lembur 2.511.257.042,00 2.854.780.200,00 2.515.392.600,00 2.819.623.058,00 2.755.680.008,00
3 Belanja Beasiswa 223.400.000,00 206.000.000,00 310.000.000,00 326.000.000,00 234.000.000,00
Pendidikan PNS
4 Belanja Kursus, Pelatihan, 3.207.507.000,00 3.035.111.390,00 4.257.135.080,00 3.155.578.320,00 3.502.307.388,00
Sosialisasi dan Bimbingan
Teknis PNS**)
5 Belanja premi asuransi 341.625.000,00 351.135.000,00 5.127.999.600,00 9.229.680.000,00 11.969.536.875,00
kesehatan
6 Belanja makanan dan 7.732.944.800,00 9.050.138.600,00 10.459.348.446,00 13.557.422.800,00 14.986.223.975,00
minuman pegawai
7 Belanja pakaian dinas dan 426.082.400,00 1.651.491.700,00 8.465.101.625,00 4.102.309.800,00 3.124.282.275,00
atributnya
8 Belanja Pakaian Khusus dan 3.005.081.400,00 1.106.689.800,00 818.534.750,00 4.360.247.372,00 1.288.424.900,00
Hari-hari Tertentu
9 Belanja perjalanan dinas 20.412.127.462,00 22.110.491.066,00 20.693.740.601,00 3.401.754.162,00 38.492.212.379,00
10 Belanja perjalanan pindah
11 tugas
Belanja Pemulangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pegawai
Belanja Modal (Kantor, 131.065.762.797,00 190.932.555.694,00 239.647.205.207,29 286.943.948.470,87 201.215.680.487,00
12 Mobil Dinas, Meubelair,
peralatan dan perlengkapan
dll)
TOTAL 743.771.345.194,00 831.371.826.968,00 1.158.312.987.193,29 1.004.719.130.486,8 858.997.081.305,00
Sumber: BPPKAD Kabupaten Magetan 7

III - 78
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur untuk tahun 2013 berada di angka
Rp. 743.771.345.194,00 dan mengalami peningkatan menjadi Rp. 831.371.826.968,00 pada
tahun 2014. Pada tahun 2015, realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur kembali
mengalami peningkatan menjadi Rp. 1.158.312.987.193,29. Peningkatan tersebut terjadi baik
untuk belanja tidak langsung maupun belanja langsung.

1.400.000.000.000,00

1.200.000.000.000,00 1.158.312.987.193,29
1.004.719.130.486,87
1.000.000.000.000,00 891.861.913.401,00
851.031.860.434,00
831.371.826.968,00
800.000.000.000,00 858.997.081.305,00
Rp

743.771.345.194,00
600.000.000.000,00

400.000.000.000,00

200.000.000.000,00

0,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Sumber: Hasil Olahan, 2019


Gambar 3.24. Grafik Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten
Magetan Tahun 2013-2019

Setelah sempat mengalami peningkatan, realisasi belanja pemenuhan kebutuhan


aparatur mengalami penurunan mejadi Rp. 1.004.719.130.486,87 pada tahun 2016. Angka
tersebut kemudian kembali mengalami penurunan menjadi Rp. 858.997.081.305,00 pada
tahun 2017. Adapun proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total
pengeluaran daerah dapat dilihat pada Tabel 3.37.

Tabel 3.37. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Magetan
Tahun 2013-2019

Total belanja untuk Total pengeluaran


pemenuhan (Belanja + Pembiayaan
Persentase
kebutuhan aparatur Pengeluaran)
No Uraian
(Rp) (Rp)
(a)/ (b) x
(a) (b)
100%
1 Tahun anggaran 2013 743.771.345.194,00 1.340.641.003.579,06 55,48%
2 Tahun anggaran 2014 831.371.826.968,00 1.618.869.795.765,84 51,36%
3 Tahun anggaran 2015 1.158.312.987.193,29 1.614.706.037.874,09 71,74%
4 Tahun anggaran 2016 1.004.719.130.486,87 1.801.761.398.049,87 55,76%

III - 79
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Total belanja untuk Total pengeluaran


pemenuhan (Belanja + Pembiayaan
Persentase
kebutuhan aparatur Pengeluaran)
No Uraian
(Rp) (Rp)
(a)/ (b) x
(a) (b)
100%
5 Tahun anggaran 2017 858.997.081.305,00 1.650.032.911.177,81 52,06%
6 Tahun anggaran 2018 851.031.860.434,00 1.463.784.002.940,85 58,14%
7 Tahun anggaran 2019 891.861.913.401,00 1.686.411.916.432,78 52,89%
Sumber: BPPKAD, 2019

Persentase belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dibandingkan dengan total


pengeluaran daerah pada tahun 2013 adalah sebesar 55,48% dan mengalami penurunan
menjadi 51,36% pada tahun 2014. Angka tersebut kemudian mengalami peningkatan
menjadi 71,74% pada tahun 2015. Setelah sempat mengalami peningkatan, persentase
belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dibandingkan dengan total pengeluaran
daerah mengalami penurunan menjadi 55,76% pada tahun 2016. Angka tersebut kemudian
kembali mengalami penurunan menjadi 52,06% pada tahun 2017. Pada tahun 2018
mengalami kenaikan menjadi 58,14% kemudian tahu 2019 kembali mengalami penurunan
menjadi 52,89%. Berdasarkan persentase belanja kebutuhan aparatur terhadap total
pengeluaran tersebut di atas, maka dapat dilihat bahwa belanja untuk pemenuhan kebutuhan
aparatur cukup besar proporsinya terhadap APBD.
Selain melakukan analisis belanja kebutuhan aparatur, perlu dilakukan pula analisis
dari pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Realisasi
pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama dilakukan untuk menghitung
kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau
harus dibayar dalam suatu tahun anggaran. Adapun gambaran tentang belanja daerah yang
menginformasikan mengenai analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas
utama tertuang pada Tabel 3.38.

III - 80
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.38. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Magetan Tahun 2013-2019

N0 URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

A. BELANJA OPERASI 805.382.673.166,00 884.609.763.989,00 1.018.835.780.074,00 1.111.142.763.225,00 1.041.939.168.790,02 1.054.123.678.661,00 1.108.539.187.041,50

1 Belanja Pegawai 752.354.689.944,00 822.165.290.777,00 857.168.658.159,00 871.308.319.890,00 770.589.088.219,00 775.150.219.409,00 789.472.754.474,50


(Gaji dan tunjangan
termasuk belanja DPRD dan
KDH)
2 Transfer bantuan keuangan 53.027.983.222,00 62.444.473.212,00 161.667.121.915,00 239.834.443.335,00 271.350.080.571,02 259.719.359.324,00 295.989.163.384,00
kepada pemerintah desa dan
partai politik
3 Belanja bunga 0 0 0 0 0 0 0

4 Belanja pegawai BLUD 8.715.089.928,00 8.628.142.648,00

5 Belanja premi asuransi 10.453.010.000,00 14.370.126.535,00

6 Belanja beasiswa PNS 86.000.000,00 79.000.000,00

B. PENGELUARAN 17.100.000.000,00 2.000.000.000,00 25.285.000.000,00 25.842.000.000,00 14.438.300.078,00 7.377.000.000,00 5.591.000.000,00


PEMBIAYAAN
1 Penyertaan modal pada 5.400.000.000,00 2.000.000.000,00 4.617.000.000,00 5.998.000.000,00 2.923.684.400,00 7.377.000.000,00 5.591.000.000,00
BUMD
2 Pembentukan Investasi Non 0,00
Permanen Lainnya
3 Pembayaran pokok utang 0 0 0 0 470.615.678,00

4 Pembentukan dana 0 0 10.000.000.000 10.000.000.000 0


cadangan
5 Pemberian pinjaman daerah 11.700.000.000,00 14.842.000.000,00 10.668.000.000,00 9.844.000.000,00 11.044.000.000,00

6 Belanja premi asuransi 0 0 0 0 0

Jumlah pengeluaran wajib 822.482.673.166,00 886.609.763.989,00 1.044.120.780.074,00 1.136.984.763.225,00 1.056.377.468.868,02 1.061.500.678.661,00 1.114.130.187.042,00
dan mengikat serta prioritas
utama
Persentase pertumbuhan 7,80 17,77 8,89 -7,09

Sumber: Laporan Keuangan Daerah Kab. Magetan Tahun 2013-2019 (BPPKAD)

III - 81
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan Tabel 3.38. dapat terlihat bahwa perkembangan belanja untuk


pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama dari tahun 2013 sampai
dengan tahun 2017 mengalami fluktuasi, dimana peruntukannya dalam rangka optimalisasi
fungsi-fungsi pemerintah yaitu sebagai fasilitator pembangunan dan peningkatan kualitas
pelayanan publik. Adapun rata-rata pertumbuhannya setiap tahun untuk pengeluaran
periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama adalah sebesar 6,84%. Hal ini
menunjukkan alokasi belanja untuk memenuhi belanja wajib dan mengikat cenderung
mengalami peningkatan seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan publik yang
harus dipenuhi.

3.3.2.2. Analisis Pembiayaan


Pembiayaan daerah merupakan seluruh penerimaan yang perlu dibayar kembali dan
atau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah dipergunakan sebagai
transaksi untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Analisis pembiayaan
daerah dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai kebijakan pembiayaan daerah pada
tahun anggaran yang telah lampau sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan
di masa yang akan datang. Analisis pembiayaan daerah terbagi atas:
A. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil
Defisit anggaran daerah merupakan selisih kurang antara pendapatan daerah dan
belanja daerah yang terjadi pada saat pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil dari
anggaran belanja daerah. Apabila diperkirakan akan terjadi defisit, maka akan ditetapkan
pembiayaan untuk menutup defisit tersebut yang diantaranya dapat bersumber dari sisa lebih
perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan
kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang. Analisis sumber penutup defisit riil
dilakukan untuk memberi gambaran periode sebelumnya tentang kebijakan anggaran untuk
menutup defisit riil dari anggaran pemerintah daerah. Analisis sumber penutup defisit riil
Kabupaten Magetan untuk periode tahun 2013-2017 dapat dilihat pada Tabel 3.39.

III - 82
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.39. Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Magetan


No Uraian 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017** (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp)
1. Realisasi 1.225.384.220.297,42 1.471.812.527.966,69 1.544.927.313.562,30 1.670.356.413.328,46 1.756.869.972.489,68 1.828.792.472.409,96 1.936.559.034.997,60
Pendapatan
Daerah
Dikurangi
realisasi:
2. Belanja 1.188.654.360.770,91 1.378.803.787.285,00 1.589.421.037.874,09 1.775.919.398.049,87 1.634.140.803.196,81 1.716.126.360.246,85 1.984.643.458.387,78
Daerah
3. Pengeluaran 151.986.642.799,15 240.066.008.480,84 192.276.262.351,05 72.790.204.447,64 179.035.178.740,51 7.377.000.000,00 5.591.000.000,00
Pembiayaan
Daerah
A Defisit riil -115.256.783.272,64 -147.057.267.799,15 -236.769.986.662,84 -178.353.189.169,05 -56.306.009.447,64 105.289.112.163,11 -53.675.423.390,18
Ditutup oleh
realisasi
Penerimaan
Pembiayaan:
4. Sisa Lebih 92.972.848.272,64 136.670.642.799,15 223.224.008.480,84 166.991.262.351,05 46.948.204.447,64 163.288.961.483,00 292.007.313.253,11
Perhitungan
Anggaran
(SiLPA)
Tahun
Anggaran
sebelumnya
5. Pencairan 11.500.000.000,00 0 0 0 0 22.341.859.607,00 0
Dana
Cadangan
6. Hasil 0 0 0 0 0 0 0
Penjualan
Kekayaan
Daerah Yang
di Pisahkan

III - 83
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Uraian 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017** (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp)
7. Penerimaan 0 0 0 0 0 0 0
Pinjaman
Daerah
8. Penerimaan 10.783.935.000,00 10.386.625.000,00 13.545.978.182,00 11.361.926.818,00 8.979.978.500,00 1.087.380.000,00 373.399.000,00
Kembali
Pemberian
Pinjaman
Daerah
9. Penerimaan 0 0
Piutang
Daerah
B Total 115.256.783.272,64 147.057.267.799,15 236.769.986.662,84 178.353.189.169,05 56.306.009.447,64 186.718.201.090,00 292.380.712.253,11
Realisasi
Penerimaan
Pembiayaan
Daerah
A-B Sisa lebih 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
pembiayaan
anggaran
tahun
berkenaan
Sumber: Data Olahan, 2019

III - 84
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Defisit riil anggaran Kabupaten Magetan untuk periode tahun 2013 sampai dengan
tahun 2016 dapat tertutupi oleh pembiayaan penutup defisit. Pembiayaan tersebut
bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA),
pencairan dana cadangan, serta penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah. Adapun
untuk komposisi penerimaan pembiayaan untuk menutup defisit riil anggaran adalah seperti
pada Tabel 3.40.

Tabel 3.40. Defisit Riil Anggaran Kabupaten Magetan


Proporsi dari total defisit riil
No. Uraian
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Defisit Riil (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1. Sisa Lebih Perhitungan 80,51% 92,94% 94,28% 93,63% 83,38% 87,45% 99,87%
Anggaran (SiLPA) Tahun
Anggaran sebelumnya
2. Pencairan Dana Cadangan 9,96% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 11,97% 0,00%
3. Hasil Penjualan Kekayaan 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Daerah Yang di Pisahkan
4. Penerimaan Pinjaman 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Daerah
5. Penerimaan Kembali 9,53% 7,06% 5,72% 6,37% 15,95% 0,58% 0,13%
Pemberian Pinjaman
Daerah
6. Penerimaan Piutang 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Daerah
Sumber: Data Olahan, 2019

Bedasarkan Tabel 3.40. dapat dilihat bahwa Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Tahun Anggaran sebelumnya memegang proporsi paling besar dalam komposisi penerimaan
pembiayaan untuk menutup defisit riil anggaran Kabupaten Magetan. Setiap tahunnya SiLPA
berkontribusi lebih dari 80% dalam menutup defisit anggaran Kabupaten Magetan dengan
perkembangan yang fluktuatif.

III - 85
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

B. Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran


Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA) merupakan
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.
SiLPA meliputi pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan,
pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah, pelampauan penerimaan
pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir
tahun belum terselesaikan, dan sisa dana kegiatan lanjutan. Analisis Realisasi Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran dilakukan untuk memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih
perhitungan anggaran. Dengan mengetahui SiLPA realisasi periode sebelumnya, maka dapat
diketahui kinerja APBD yang lebih rasional dan terukur pada periode tersebut.

III - 86
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.41. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Magetan

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019


Rata-rata
No. Uraian % % % % % % % pertumbuhan*
Rp dari Rp dari Rp dari Rp dari Rp dari Rp dari Rp dari )
SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA
1 Jumlah SiLPA 92.972.848.272,64 136.670.642.799,15 223.224.008.480,84 166.991.262.351,05 46.948.204.447,64 292.007.313.253,11 238.705.288.862,93
2 Pelampauan 1.000.000.000,00 1,08% 0,00 0%
penerimaan
PAD

3 Pelampauan 6.147.389.128,00 6,61% 0,00 0%


penerimaan
dana
perimbangan
Pelampauan 7.350.386.657,32 7,91% 0,00 0%
4 penerimaan
lain-lain
pendapatan
daerah yang
sah

5 Sisa 74.961.782.887,32 80,63% 136.670.642.799,15 100%


penghematan
belanja atau
akibat
lainnya
Kewajiban 3.513.289.600,00 3,78% 0,00 0%
6 kepada pihak
ketiga sampai
dengan akhir
tahun belum
terselesaikan
7 Kegiatan 0,00 0,00% 0,00 0%
lanjutan
Sumber: Data Olahan, 2019
*Data untuk Tahun 2015-2017 belum tersedia

III - 87
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan Tabel 3.41. dapat dilihat bahwa sisa penghematan belanja atau akibat
lainnya memegang proporsi paling besar dalam komposisi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA) Kabupaten Magetan. Pada tahun 2013 dan 2014 penghematan belanja atau akibat
lainnya berkontribusi lebih dari 80% dalam komposisi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA) Kabupaten Magetan, sedangkan untuk tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 data
belum tersedia.

C. Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan


Analisis sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan bertujuan untuk
memperoleh gambaran secara riil sisa lebih pembiayaan anggaran yang dapat dipergunakan
dalam perhitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Analisis ini dilakukan dengan
mengurangi nilai saldo kas neraca daerah dengan nilai kewajiban kepada pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun belum terselesaikan dan nilai kegiatan lanjutan.

Tabel 3.42. Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kabupaten Magetan
No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. Saldo kas
135.016.999.735,73

213.258.613.706,44

146.659.104.218,44

33.118.442.943,14

150.637.445.040,87

283.914.111.087,73

223.646.999.880,02
neraca daerah

Dikurangi:
2. Kewajiban
4.448.756.012,05

1.588.417.278,30

6.167.484.757,30

22.988.332.763,30

1.575.259.033,30

7.730.120.616,40

7.027.453.579,19

kepada pihak
ketiga sampai
dengan akhir
tahun belum
terselesaikan

3. Kegiatan
lanjutan
Sisa Lebih (Riil)
130.568.243.723,68

211.670.196.428,14

140.491.619.461,14

10.130.110.179,87

149.062.186.007,57

276.183.990.471,33

216.619.546.300,82

Pembiayaan
Anggaran

Sumber: BPPKAD, 2019

III - 88
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenan (SILPA) memiliki angka yang
fluktuatif selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2013, SILPA Kabupaten Magetan berada di
angka Rp. 130.568.243.723,68 dan mengalami peningkatan menjadi Rp.
211.670.196.428,14 pada tahun 2014.

300.000.000.000,00 276.183.990.471,33

250.000.000.000,00 216.619.546.300,82
211.670.196.428,14
200.000.000.000,00

150.000.000.000,00 140.491.619.461,14
Rp

149.062.186.007,57
130.568.243.723,68
100.000.000.000,00

50.000.000.000,00
10.130.110.179,87
0,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan Column1

Sumber: Hasil Olahan, 2019


Gambar 3.25. Grafik Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan Kabupaten
Magetan Tahun 2013-2019

Setelah sempat mengalami peningkatan, SILPA Kabupaten Magetan mengalami


penurunan ke angka Rp. 140.491.619.461,14 pada tahun 2015 dan kembali mengalami
penurunan menjadi Rp. 10.130.110.179,87 pada tahun 2016. Angka tersebut kemudian
mengalami peningkatan menjadi Rp. 149.062.186.007,57 pada tahun 2017.

3.3.3. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Periode Tahun 2013-2017


Kebijakan pengelolaan keuangan Kabupaten Magetan untuk periode tahun 2013
sampai dengan tahun 2017 secara garis besar tercermin pada kebijakan pendapatan, belanja
serta pembiayaan APBD. Kebijakan pengelolaan keuangan Kabupaten Magetan periode
2013-2017 meliputi kebijakan:
3.3.3.1.Pendapatan Daerah
Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah
melalui: (1) Optimalisasi pendapatan daerah sesuai peraturan yang berlaku dan kondisi
daerah; (2) Peningkatan kemampuan dan keterampilan SDM Pengelola Pendapatan Daerah;
(3) Peningkatan intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil

III - 89
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

dan proporsional berdasarkan potensi dan pemerataan; dan (4) Peningkatan kesadaran
masyarakat untuk memenuhi kewajiban pajak/retribusi daerah.
Untuk itu dalam rangka mewujudkan otonomi daerah yakni dengan meningkatkan
kemampuan keuangan daerah melalui peningkatan penerimaan PAD sebagai sumber
pendapatan daerah sehingga ketergantungan keuangan terhadap pemerintah pusat dapat
sedikit demi sedikit terkurangi. Berkaitan dengan hal tersebut, arah kebijakan pengelolaan
pendapatan daerah yang telah dilakukan antara lain:
1) Penertiban sistem dan prosedur pemungutan pendapatan daerah;
2) Meningkatkan penerimaan PAD melalui Intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan PAD;
3) Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap pemungutan pendapatan daerah;
4) Peningkatan pelayanan kepada masyarakat baik kecepatan pelayanan pembayaran
maupun kemudahan memperoleh informasi;
5) Pemanfaatan sumberdaya organisasi pengelolaan pendapatan daerah secara efektif dan
efisien;
6) Peningkatan kompetensi dan profesionalitas sumberdaya manusia pengelola pendapatan
daerah;
7) Peningkatan upaya sosialisasi pendapatan daerah untuk meningkatkan kesadaran wajib
pajak dalam melaksanakan kewajiban membayar pajak;
8) Peningkatan kualitas data dasar seluruh komponen pendapatan daerah;
9) Serta memanfaatkan teknologi informasi untuk peningkatan PAD.

3.3.3.2. Belanja Daerah


Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 31 ayat (1)
menyebutkan bahwa belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan
urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupeten/kota yang terdiri dari
urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang
tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau
antar pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Belanja daerah dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung.
Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Sementara belanja langsung merupakan belanja
yang dianggarkan yang terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Dalam rangka mengatur penggunaan anggaran belanja daerah agar tetap terarah,
efisien dan efektif, maka kebijakan belanja daerah Kabupaten Magetan selama tahun
anggaran 2013 – 2017 diarahkan pada peningkatan proporsi daerah untuk memihak

III - 90
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

kepentingan dan kebutuhan masyarakat lokal, disamping tetap menjaga eksistensi


penyelenggaraan pemerintahan. Kebijakan belanja daerah Kabupaten Magetan tahun
anggaran 2013 – 2017 meliputi kebijakan belanja langsung dan tidak langsung mencakup hal-
hal berikut :
1) Penggunaan belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi maupun efektivitas
sesuai dengan prioritas pembangunan daerah yang diarahkan untuk peningkatan kualitas
pendidikan dan kesehatan, peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan
pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata yang berwawasan lingkungan dan
bertumpu pada pemberdayaan masyarakat, penanggulangan kemiskinan dan
pengangguran, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan
penciptaan tata kepemerintahan yang baik;
2) Peningkatan pengelolaan belanja daerah secara transparan dan berdasar pada prinsip
value for money untuk mengoptimalkan kepentingan publik;
3) Pengelolaan belanja daerah harus mampu menumbuhkan profesionalisme kerja di setiap
organisasi yang terkait, mendasarkan pada standar analisa belanja, standar harga, tolok
ukur kinerja, dan standar pelayanan minimal.

3.3.3.3. Pembiayaan Daerah


Kebijakan pembiayaan daerah selama tahun anggaran 2013 – 2017 adalah sebagai
berikut:
1) Kebijakan umum penerimaan pembiayaan diarahkan pada perhitungan perkiraan sisa
lebih (SiLPA) baik berupa pelapauan pendapatan atas dasar peningkatan kinerja maupun
sisa belanja atas asumsi terjadinya efisiensi belanja;
2) Kebijakan umum pengeluaran pembiayaan diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan
pengeluaran pembiayaan dalam rangka tambahan modal BUMD;
3) Defisit APBD direncanakan akan diatasi melalui selisih antara proyeksi penerimaan
pembiayaan dengan rencana pengeluaran pembiayaan.

3.3.4. Kerangka Pendanaan


Kerangka Pendanaan merupakan analisis pengelolaan keuangan Daerah untuk
menentukan sumber-sumber dana yang digunakan dalam pembangunan, optimalisasi
penggunaan sumber dana, dan peningkatan kualitas belanja dalam membiayai
penyelenggaraan pemerintahan Daerah dalam upaya mencapai visi dan misi Kepala Daerah
serta target pembangunan nasional. Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk
menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan
program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Analisis
ini diawali dengan proyeksi pendapatan dan belanja yang kemudian dilanjutkan perhitungan
kerangka pendanaan.

III - 91
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.3.4.1.Proyeksi Pendapatan dan Belanja


Proyeksi Pendapatan dan Belanja menguraikan hasil proyeksi dari data masa lalu serta
kebijakan kebijakan berdasarkan proyeksi tersebut. Analisis dilakukan dengan proyeksi 5
(lima) tahun ke depan untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah.
Proyeksi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Magetan periode 2018-2023 disajikan pada
Tabel 3.43.

III - 92
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.43. Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah Tahun 2019 s/d Tahun 2023 Kabupaten Magetan
2019 2020 2021 2022 2023
No. Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 PENDAPATAN 1.808.192.912.578 1.931.157.125.823 2.057.822.142.375 2.188.054.393.357 2.322.407.005.090
1.1. Pendapatan Asli 192.749.207.658 215.741.341.288 242.434.278.225 272.694.449.592 307.074.981.708
Daerah
1.1.1. Pajak daerah 46.202.052.212 53.349.862.530 58.523.966.299 64.216.189.527 70.479.996.762
1.1.2. Retribusi daerah 28.065.191.600 34.730.775.592 40.483.162.543 47.261.957.216 55.294.424.223
1.1.3. Hasil 2.958.943.346 3.259.166.211 3.648.119.699 4.074.844.345 4.555.082.998
pengelolaan
keuangan
daerah yang
dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD 115.523.020.500 124.401.536.955 139.779.029.684 157.141.458.504 176.745.477.725
yang sah
1.2. Dana 1.220.477.516.901 1.296.007.029.391 1.371.536.541.882 1.447.066.054.372 1.522.595.566.863
Perimbangan
1.2.1. Dana bagi hasil 72.682.482.074 77.180.453.041 81.678.424.009 86.176.394.976 90.674.365.944
pajak /bagi hasil
bukan pajak
1.2.2. Dana alokasi 1.147.795.034.827 1.218.826.576.350 1.289.858.117.873 1.360.889.659.396 1.431.921.200.919
umum
1.2.3. Dana alokasi 0 0 0 0 0
khusus
1.3. Lain-Lain 394.966.188.019 419.408.755.144 443.851.322.268 468.293.889.393 492.736.456.519
Pendapatan
Daerah yang Sah

III - 93
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

2019 2020 2021 2022 2023


No. Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1.3.1 Dana bagi hasil 103.736.425.349 110.156.176.246 116.575.927.143 122.995.678.040 129.415.428.938
pajak provinsi
dan pemerintah
daerah lainnya
1.3.2 Dana 286.038.579.063 303.740.137.782 321.441.696.500 339.143.255.219 356.844.813.938
penyesuaian dan
otonomi khusus
1.3.3 Bantuan 0 0 0 0 0
keuangan dari
provinsi atau
pemerintah
daerah lainnya
1.3.4 Dana bagi hasil 2.879.143.849 3.057.320.283 3.235.496.716 3.413.673.150 3.591.849.584
dari pemerintah
pusat
1.3.5 Pendapatan 2.312.039.758 2.455.120.833 2.598.201.909 2.741.282.984 2.884.364.060
lainnya

2 BELANJA 1.806.552.482.617 1.952.588.085.800 2.049.555.021.853 2.165.125.625.573 2.332.397.699.707


2.1 Belanja Tidak 1.206.697.678.309 1.251.790.770.260 1.325.089.879.245 1.431.009.467.475 1.619.321.884.225
Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 865.318.997.858 920.266.754.222 975.206.679.449 1.062.779.043.531 1.232.743.978.685
2.1.2 Belanja Bunga - - - - -
2.1.3 Belanja Hibah 35.387.755.000 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000
2.1.4 Belanja Bantuan 682.500.000 6.767.234.942 7.171.238.868 7.574.979.616 7.978.726.029
Sosial

III - 94
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

2019 2020 2021 2022 2023


No. Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
2.1.5 Belanja Bantuan 301.308.425.451 300.756.781.096 318.711.960.928 336.655.444.328 354.599.179.511
Keuangan
Kepada
Pemerintah Desa
dan Partai
Politik
2.1.6 Belanja tak 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000
terduga
2.2 Belanja 599.854.804.308 700.797.315.540 724.465.142.608 734.116.158.098 713.075.815.482
Langsung

3 PEMBIAYAAN
DAERAH
3.1 Penerimaan 27.263.528.039 59.530.959.977 31.832.879.478 15.671.232.216 45.590.694.617
Pembiayaan
3.1.1 Sisa lebih 27.263.528.039 59.530.959.977 31.832.879.478 15.671.232.216 15.590.694.617
perhitungan
anggaran tahun
anggaran
sebelumnya
3.1.2 Penerimaan 0 0 0 0 0
kembali
pemberian
pinjaman
3.1.3 Pencairan dana 0 0 0 0 30.000.000.000
cadangan
3.2 Pengeluaran 28.903.958.000 38.100.000.000 40.100.000.000 38.600.000.000 35.600.000.000
Pembiayaan

III - 95
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

2019 2020 2021 2022 2023


No. Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
3.2.1 Penyertaan 8.303.958.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000
Modal
3.2.2 Pembentukan 0 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 0
dana cadangan
3.2.3 Pemberian 20.600.000.000 18.100.000.000 20.100.000.000 18.600.000.000 25.600.000.000
pinjaman
daerah
Sumber: BPPKAD Tahun 2018 (diolah Bappeda Litbang)

III - 96
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.3.4.2. Perhitungan Kerangka Pendanaan


Perhitungan kerangka pendanaan bertujuan untuk mengetahui kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah dan rencana penggunaannya selama 5 (lima) tahun ke depan.
Perhitungan ini meliputi analisis dan proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah
sebagai berikut ini.
A. Analisis Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Dalam melakukan analisis kapasitas riil keuangan daerah langkah awal yang harus
dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung
pada bagian diatas kemudian dikurangi dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Kapasitas riil tersebut
dipergunakan sebagai sumber pembiayaan bagi program-program prioritas. Secara
keseluruhan gambaran realisasi kapasitas keuangan daerah untuk pendanaan pembangunan
Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2013-2019 disajikan pada Tabel 3.44.

III - 97
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.44. Kapasitas Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2013—2017

NO URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

A. Total kapasitas 1.340.641.003.570,06 1.618.869.795.765,84 1.781.697.300.225,14 1.848.709.602.497,51 1.813.175.981.937,32


keuangan
daerah
B Dikurangi 822.482.673.166,00 886.609.763.989,00 1.044.120.780.074,00 1.136.984.763.225,00 1.056.377.468.868,02
pengeluaran
wajib,
mengikat serta
prioritas
utama
1 Belanja tidak 805.382.673.166,00 884.609.763.989,00 1.018.835.780.074,00 1.111.142.763.225,00 1.041.939.168.790,02
langsung
2 Belanja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
langsung
3 Pengeluaran 17.100.000.000,00 2.000.000.000,00 25.285.000.000,00 25.842.000.000,00 14.438.300.078,00
pembiayaan
Total kapasitas 501.058.330.404,06 730.260.031.776,84 712.291.520.151,14 685.882.839.272,51 742.360.212.991,30
riil
kemampuan
keuangan
daerah
Persentase 45,74 -2,46 -3,71 8,23
pertumbuhan
total kapasitas
riil
kemampuan
keuangan
daerah
Sumber: BPPKAD Tahun 2018

III - 98
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kabupaten Magetan memiliki angka yang
fluktuatif selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2013 kapasitas riil kemampuan keuangan
daerah Kabupaten Magetan berada di angka Rp. 501.058.330.404,06. Angka tersebut
kemudian mengalami peningkatan menjadi Rp. 730.260.031.776,84 atau 45,74% dari
pertumbuhan total kapasitas riil kemampuan keuangan daerah pada tahun 2014.

800.000.000.000,00
730.260.031.776,84 685.882.839.272,51
700.000.000.000,00
742.360.212.991,30
712.291.520.151,14
600.000.000.000,00

500.000.000.000,00
501.058.330.404,06
400.000.000.000,00
Rp

300.000.000.000,00

200.000.000.000,00

100.000.000.000,00

0,00
2013 2014 2015 2016 2017
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Tahun

Sumber: Hasil Olahan, 2018


Gambar 3.26. Grafik Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Magetan
Tahun 2013-2017

Setelah sempat mengalami peningkatan, kapasitas riil kemampuan keuangan daerah


Kabupaten Magetan mengalami penurunan menjadi Rp. 712.291.520.151,14 pada tahun
2015 dan kembali menurun menjadi Rp. 685.882.839.272,51 pada tahun 2016. Angka
tersebut kemudian mengalami peningkatan menjadi Rp. 742.360.212.991,30 pada tahun
2017.

B. Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah


Proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah bertujuan untuk menghitung
kapasitas riil keuangan daerah yang dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan
jangka menengah 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi penerimaan daerah dan
belanja serta pengeluaran pembiayaan wajib dan mengikat serta prioritas utama,
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka dapat diproyeksikan kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai program/kegiatan selama 5 (lima)
tahun ke depan (2018-2022) dalam Rancana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Magetan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.45.

III - 99
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.45. Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2019—2023
No Uraian 2019 2020 2021 2022 2023

1 Total kapasitas 1.833.739.440.617,00 1.990.588.085.800,00 2.089.462.021.853,00 2.203.625.625.573,00 2.367.897.699.707,00


keuangan daerah

2 Dikurangi pengeluaran 1.167.452.423.309,00 1.232.258.535.318,00 1.304.733.640.377,00 1.410.249.487.859,00 1.588.158.158.196,00


wajib, mengikat serta
prioritas utama

Belanja tidak langsung 1.166.627.423.309 1.221.023.535.318 1.293.918.640.377 1.399.434.487.859 1.587.343.158.196

Belanja langsung 825.000.000 1.235.000.000 815.000.000 815.000.000 815.000.000

Pengeluaran 0 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 0


pembiayaan

3 Total kapasitas riil 666.287.017.308,00 758.329.550.482,00 784.728.381.476,00 793.376.137.714,00 779.739.541.511,00


keuangan daerah

Sumber: Bappeda Litbang Tahun 2018

III - 100
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

C. Kerangka Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah


Kapasitas keuangan daerah yang telah diproyeksikan besarannya selama 2019-2023
dan diadakan pembulatan akan dipergunakan untuk mendanai program pembangunan
menengah daerah tahun 2019-2023 maupun belanja daerah lainnya serta pengeluaran
pembiayaan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.46.

III - 101
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.46. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2019-2023
Uraian 2019 2020 2021 2022 2023
PRIORITAS I 1.167.452.423.309,00 1.232.258.535.318,00 1.304.733.640.377,00 1.410.249.487.859,00 1.588.158.158.196,00

PRIORITAS II 420.634.791.000,00 482.413.746.000,00 513.818.525.000,00 519.958.193.800,00 497.012.330.500,00

PRIORITAS III 245.652.226.308,00 275.915.804.482,00 270.909.856.476,00 273.417.943.914,00 282.727.211.011,00

TOTAL KAPASITAS 1.833.739.440.617,00 1.990.588.085.800,00 2.089.462.021.853,00 2.203.625.625.573,00 2.367.897.699.707,00


KEUANGAN DAERAH
Sumber: Bappeda Litbang Kab. Magetan Tahun 2018

Keterangan Berdasarkan Pasal 158, Permendagri No.86 Tahun 2017:

PRIORITAS I : Dialokasikan untuk membiayai belanja langsung wajib dan mengikat serta pemenuhan penerapan pelayanan dasar

PRIORITAS II : Dialokasikan untuk membiayai belanja pemenuhan Visi dsn Misi Kepala Daerah

PRIORITAS III : Dialokasikan untuk membiayai Belanja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Lainnya

III - 102
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.4. Kajian Enam (6) Muatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis


3.4.1. Kajian Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup
A. Daya Dukung Air
Air termasuk dalam kategori sumber daya alam yang dapat diperbarui. Meskipun
demikian kelestarian air perlu dijaga karena air adalah sumber daya yang sangat peka
terhadap degradasi lingkungan. Berkurangnya kualitas dan kuantitas air yang dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan menjadi masalah yang dihadapi banyak wilayah. Menjaga
kelestarian sumber daya air dapat dilakukan dengan menghemat pemakaian air, melakukan
perhitungan mengenai cadangan air, serta memberikan air haknya untuk berada di alam. Air
yang kehilangan haknya di alam akan menimbulkan banyak masalah dan bencana, misalnya
kekeringan ketika musim kemarau, atau tanah longsor dan banjir ketika musim penghujan.
Air hujan yang jatuh di atas suatu wilayah sebagian akan mengalami infiltrasi dan
sebagian lain akan menjadi air limpahan (run-off). Air yang mengalami infiltrasi akan mengisi
kembali (recharge) cadangan air tanah, yang nantinya akan keluar berupa mata air yang
mengisi kembali air permukaan. Sedangkan air limpasan akan mencari tempat yang lebih
memungkinkan untuk meresap atau akan bergabung dengan air pemukaan. Semakin sempit
daerah resapan, dengan asumsi curah hujan tetap, semakin banyak pula air limpasan yang
masuk ke badan air permukaan.
• Perhitungan Air Menggunakan Metode Koefisien Limpasan
Daya dukung air ditinjau dari ketersediaan air (supply air) dan kebutuhan air (demand
air) terdapat dihitung melalui ketersediaan air dengan pendekatan limpasan air dan
potensi air tanah yang dibandingkan dengan kebutuhan air dari total kebutuhan air
domestik dan non domestik. Melalui perhitungan berikut:
DDA = SA/DA,
DDA adalah Daya Dukung Air; SA adalah Ketersediaan Air dan DA adalah Kebutuhan
Air. Dengan kategori sebagai berikut:
DDA > 1 = Surplus
DDA < 1 = Defisit
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah bahwa
penghitungan sumber daya air dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan dan
kebutuhan akan sumber daya air bagi penduduk yang hidup di suatu wilayah.
Ketersediaan air ditentukan dengan menggunakan metode koefisien limpasan

III - 103
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

berdasarkan informasi penggunaan lahan serta data curah hujan tahunan. Sementara itu,
kebutuhan air dihitung dari hasil konversi terhadap kebutuhan hidup layak. Perhitungan
ketersediaan air (supply) menggunakan metode koefisien limpasan dilakukan dengan
rumus sebagai berikut:

𝟏
𝑪 = ∑(𝒄𝒊 𝒙 𝑨𝒊)𝒙
∑ 𝑨𝒊

𝑹 = ∑ 𝑹𝒊/𝒎

𝑺𝑨 = 𝟏𝟎 𝒙 𝑪 𝒙 𝑹 𝒙 𝑨
Keterangan:
SA : Ketersediaan air (m3/tahun)
C : Koefisien limpasan tertimbang
Ci : Koefisien limpasan penggunaan lahan I
Ai : Luas penggunaan lahan I (ha) dari data BPS atau BPN
R : Rata-rata curah hujan tahunan wilayah (mm/tahun) dari data BPS atau
BMKG
Ri : Curah Hujan tahunan pada stasiun i
m : Jumlah stasiun pengamatan curah hujan
A : Luas wilayah (ha)
10 : Faktor konversi dari mm.ha menjadi m3

DA = Jumlah Penduduk x KHLa


Keterangan:
DA : Kebutuhan air (m3/tahun)
KHLa : Kebutuhan hidup layak sumber daya air penduduk. Nilai KHLa
1600m3/kapita/tahun

Berikut koefisien limpasan berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17


Tahun 2009:
Tabel 3.47. Koefisien Limpasan Air Tanah
No Deskripsi permukaan Ci
1 Kota, jalan aspal, atap genteng 0.7 – 0.9
2 Kawasan industry 0.5 – 0.9
3 Permukiman multi unit, pertokoan 0.6 – 0.7
4 Kompleks perumahan 0.4 – 0.6
5 Villa 0.3 – 0.5
6 Taman, pemakaman 0.1 – 0.3
7 Lahan berat 0.4
8 Padang rumput 0.35
9 Lahan budidaya pertanian 0.3
10 Hutan produksi 0.18
Sumber: Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009

III - 104
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.48. Perhitungan Daya Dukung Air Menggunakan Metode Koefisien Limpasan

Koefisien
Penggunaan Lahan Luas Luas x Koefisien
Runoff
Bangunan Permukiman Desa 11571,50854 0,6 6942,905126
Bangunan Permukiman Kota 4036,84028 0,7 2825,788196
Danau 34,25501503 0 0
Embung 5,941857785 0 0
Hutan 7607,565653 0,25 1901,891413
Industri 24,19195509 0,7 16,93436856
Jalan Tol 41,37723921 0,8 33,10179136
Kawasan Militer 526,3405115 0,6 315,8043069
Landas Pacu Militer 362,1252895 0,8 289,7002316
Lapangan 14,1483406 0,4 5,65933624
Makam 3,199996053 0,3 0,959998816
Perkebunan 4677,839846 0,3 1403,351954
Peternakan 25,85592528 0,4 10,34237011
Rel Kereta 25,63553857 0,7 17,944877
Sawah 32054,05632 0,25 8013,51408
Sungai 281,2153714 0 0
Tegalan/Ladang 9397,073138 0,3 2819,121941
Waduk 11,60920177 0 0
Jumlah 70.700,78 24.597,02
Koefisien Limpasan 0,35
Koefisien Limpasan 0,65
Tertimbang
Ketersediaan Air (10 x Curah Hujan x C x ∑A) 1.383.112.800,96
Kebutuhan Air Jumlah Penduduk 1.006.363.200,00
x KHLA
Status Daya Dukung Air 1,37

Berdasarkan rumus perhitungan Permen LH No 17 Tahun 2009 dengan menggunakan


metode rasional/koefisien run-off tersebut, diketahui bahwa dengan rata-rata curah
hujan tahunan 3.000 mm Kabupaten Magetan memiliki ketersediaan air
1.383.112.800,96 m dan kebutuhan airnya 1.006.363.200,00 m per tahun. Sementara
3 3

itu secara umum status daya dukung air Kabupaten Magetan diperoleh sebesar 1,37.
Menurut klasifikasinya, status daya dukung air lebih dari 1 adalah masuk kategori surplus.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan tiap Kecamatan menggunakan metode rasional,
diketahui bahwa Kecamatan Magetan merupakan wilayah dengan status daya dukung
paling rendah, yaitu di angka 0,0002. Hal ini disebabkan oleh kepadatan yang sangat
tinggi dengan luas wilayah yang sangat kecil. Secara alami, kondisi ini membuat resapan
air yang ada menjadi sangat sedikit sementara kebutuhan atau demand sangat tinggi.
Oleh sebab itu, untuk memenuhi kebutuhannya, beberapa Kecamatan di Magetan tidak
dapat memenuhinya dengan menggunakan air tanah dan bergantung pada saluran
PDAM untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

III - 105
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.49. Status Daya Dukung Air Tiap Kecamatan dan Proyeksinya
Status Daya Dukung
Kecamatan Penduduk Ketersediaan
2020 2024 2028 2030
Barat 28.755 44.797.510,8 0,97 0,95 0,94 0,93
Bendo 37.962 89.240.975,9 1,47 1,44 1,41 1,40
Karangrejo 23.045 29.899.746,3 0,81 0,80 0,78 0,77
Karas 41.526 69.358.112,9 1,04 1,02 1,00 0,99
Kartoharjo 23.567 53.859.694,7 1,43 1,40 1,37 1,36
Kawedanan 39.073 77.543.902,5 1,24 1,22 1,19 1,18
Lambeyan 36.756 116.242.347 1,98 1,94 1,90 1,88
Magetan 43.157 1.374,16284 0,00 0,00 0,00 0,00
Maospati 44.530 53.551.833,2 0,75 0,74 0,72 0,72
Ngariboyo 34.383 81064.963,4 1,47 1,44 1,42 1,40
Nguntoronadi 19.884 33.961.093 1,07 1,05 1,03 1,02
Panekan 49.460 131.436.019 1,66 1,63 1,60 1,58
Parang 38.737 149.708.943 2,42 2,37 2,32 2,30
Plaosan 48.291 123.562.044 1,60 1,57 1,54 1,52
Poncol 28.944 108.465.437 2,34 2,30 2,25 2,23
Sidorejo 25.379 63.219.856,7 1,56 1,53 1,50 1,48
Sukomoro 28.940 65.492.620,4 1,41 1,39 1,36 1,35
Takeran 36.588 49.483.751,1 0,85 0,83 0,81 0,81
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Status Daya Dukung Air Kecamatan di Magetan Tahun


2020
Status Daya Dukung

3,00

2,50
2,42 2,34
2,00 1,98
1,66 1,60
1,50 1,47 1,47 1,56
1,43 1,41
1,24
1,00 1,04 1,07
0,97
0,81 0,85
0,75
0,50

0,00 0,000020

Gambar 3.27. Status Daya Dukung Air Tiap Kecamatan di Kabupaten Magetan

III - 106
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

• Perhitungan Air Menggunakan Metode Neraca Air


Analisis neraca air adalah merupakan analisis keseimbangan antara debit tersedia dan
debit kebutuhan. Perhitungan dan analisis neraca disajikan dalam Studi Neraca Air Tahun
2016 dan dimaksudkan untuk perencanaan jangka pendek sampai jangka panjang (5
tahun, 10 Tahun, 15 tahun kedepan) sesuai dengan Perda No. 15 Tahun 2012-2032
tentang RTRW Kabupaten Magetan. Neraca air disajikan secara spasial dengan bentuk
peta status neraca air dan peta status kebutuhan air di Kabupaten Magetan. Dengan
menggunakan peta ini kita dapat mengetahui keseimbangan debit dalam suatu sistem,
sehingga akan dapat dilakukan rencana operasi pemanfaatan sumber daya air yang
optimal. Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil pemetaan dan perhitungan neraca air
berdasarkan titik tinjau di 42 bendung yang ada di wilayah Kabupaten Magetan.

III - 107
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.28. Peta Status Neraca Air Kabupaten Magetan

III - 108
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan peta status neraca air tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa
sumber bendung yang mengalami defisit. Menurut karakteristik dan ketersediaan air
untuk minum, Kabupaten Magetan dibagi menjadi 3 zona suplai. Suplai yang dimaksud
yaitu inventarisasi sumber mata air dan sumur dalam yang ada dalam wilayah zona
tersebut. Adapun pembagian zonanya yaitu:
1. Zona Utara, terdiri dari 6 kecamatan meliputi: Kecamatan Panekan, Kecamatan Karas,
Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Barat, Kecamatan Kartoharjo, dan Kecamatan
Maospati
2. Zona Tengah, terdiri dari 6 kecamatan meliputi: Kecamatan Sidorejo, Kecamatan
Plaosan, Kecamatan Magetan, Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Bendo, dan
Kecamatan Takeran
3. Zona Selatan, terdiri dari 6 kecamatan meliputi: Kecamatan Poncol, Kecamatan
Ngariboyo, Kecamatan Kawedanan, Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Parang, dan
Kecamatan Lembeyan.
Berikut adalah proyeksi peta status neraca air minum tahun 2021 dan tahun 2026 di
Kabupaten Magetan.

III - 109
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.29. Peta Neraca Air Minum Tahun 2021

III - 110
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.30. Peta Proyeksi Neraca Air Minum Tahun 2026

III - 111
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan proyeksi status neraca air minum tersebut, diperkirakan pada tahun 2026
zona tengah mengalami defisit air minum sebesar 0,021 m3/detik dan zona selatan
sebesar 0,182 m3/detik. Sementara itu zona yang mengalami surplus adalah zona utara
yaitu DAS Plosotinil dan DAS Purwodadi dengan nilai 0,081 m3/detik.

B. Daya Dukung Lahan Pertanian


Perhitungan ketersediaan lahan dilakukan berdasarkan Permen LH No. 17 Tahun
2009 tentang pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang
Wilayah. Berdasarkan hal tersebut, data yang diperlukan dalam perhitungan ketersediaan
lahan yaitu produksi tiap jenis komoditi (Pi) dan harga beras di tingkat produsen (Hb), harga
satuan tiap komoditi ditingkat produsen (Hi), dan produktivitas beras di Kabupaten Magetan
(Ptvb). Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai Daya Dukung Lahan Pertanian (DDLP)
dengan rumus dan kategori sebagai berikut:
𝑆𝐿
DDLP = 𝐷𝐿

DDLP > 1 = Surplus


DDLP < 1 = Defisit
𝚺(𝑷𝒊 𝒙 𝑯𝒊) 𝟏
𝑺𝒍 = 𝒙
𝑯𝒃 𝑷𝒕𝒗𝒃
Keterangan:
SL = Ketersediaan lahan (ha)
Pi = Produksi tiap jenis komoditi (satuan tergantung kepada jenis komoditas)
Komoditas yang diperhitungan meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan perikanan.
Hi = Harga satuan tiap jenis komoditas (Rp/satuan) di tingkat produsen
Hb = Harga satuan beras (Rp/kg) di tingkat produsen
Ptvb= Produktivitas beras (kg/ha)

Penghitungan Kebutuhan (demand) Lahan


Rumus: DL = N x KHLL
Keterangan:
DL = Total kebutuhan lahan setara beras (ha)
N = Jumlah penduduk (orang)
KHLL = Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk:
Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk
merupakan kebutuhan hidup layak per penduduk dibagi produktifitas
beras.
Kebutuhan hidup layak per penduduk diasumsikan sebesar 1 ton setara
beras/kapita/tahun. Daerah yang tidak memiliki data produktivitas beras,
dapat menggunaan data rata-rata produktivitas beras nasional sebesar
2400 kg/ha/tahun

III - 112
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Perhitungan total nilai produksi tiap komoditas di Kabupaten Magetan disajikan pada
tabel-tabel tiap komoditas sebagai berikut:
Tabel 3.50. Produktivitas Pertanian
Produksi Harga
Nama Komoditas Pi x Hi
(ton) (Rp)
Alpukat/ Avocado 479 20000 9.580.000.000
Anggur/ Grape -
Apel/ Apple -
Belimbing/ Star Fruit 52 20000 1.040.000.000
Duku/Langsat/Kokosan/ Duku -
Durian/ Durian 1.120 20000 22.400.000.000
Jambu Air/ Rose Apple 56 10000 560.000.000
Jambu Biji/ Guava 208 15000 3.120.000.000
Jeruk Besar/ Pomelo 26.205 25000 655.125.000.000
Jeruk Siam/Keprok/Tangerine/Orange 2.490 11000 27.390.000.000
Jeruk/ Orange (Tangerine + Pomelo) 28.695 12000 344.340.000.000
Mangga/ Mango 12.369 16000 197.904.000.000
Manggis/ Mangosteen 13 16000 208.000.000
Markisa/ Marquisa -
Nangka/Cempedak/ Jack Fruit 1.327 25000 33.175.000.000
Nenas/ Pineapple -
Pepaya/ Papaya 787 4000 3.148.000.000
Pisang/ Banana 4.438 20000 88.760.000.000
Rambutan/ Rambutan 1.350 12000 16.200.000.000
Salak/ Salacca 15 8000 120.000.000
Sawo/Sapodilla/ Star Apple 162 9000 1.458.000.000
Sirsak/ Soursop 3 15000 45.000.000
Sukun/ Bread Fruit 89 8000 712.000.000
Jengkol/ Jengkol -
Melinjo/ Melinjo 1.122 8000 8.976.000.000
Petai/ Twisted Cluster Bean 133 3000 399.000.000
Dlingo/ Dringo/Sweet Root/ Calamus -
Jahe/ Ginger 2.274.155 30000 68.224.650.000
Kapulaga/ Java Cardamon 5.100 25000 127.500.000
Keji Beling/ Kecibeling/Strobilanthes -
Crispa
Kencur/ East Indian Galangal 16.650 35000 582.750.000
Kunyit/ Turmeric 2.052.157 10000 20.521.570.000
Laos/ Lengkuas/ Galanga 122.946 5000 614.730.000
Lempuyang/Zingiber Aromaticum 30.066 20000 601.320.000
Bawang Daun/ Spring Onion 12.256 7500 91.920.000
Bawang Merah/ Onion 2.101 35667 74.929.234
Bawang Putih/ Garlic 185 30000 5.550.000

III - 113
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Produksi Harga
Nama Komoditas Pi x Hi
(ton) (Rp)
Bayam/ Spinach 49 5000
243.000
Buncis/ Bean 2.720 8000 21.760.800
Cabai Besar/ Big Chilli 3.577 22333 79.878.441
Cabai Rawit/ Chilli 436 29000 12.652.700
Jamur/ Mushroom* 111 12000 1.326.600
Beras 349.560 10000 3.495.603.000.000
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka Tahun 2020
Tabel 3.51. Produktivitas Peternakan
Komoditi Produksi Harga Pi x Hi
Sapi Potong 1.131.911 113.333 128.282.869.363
Domba 292.469 120.000 35.096.280.000
Kambing 204.686 120.000 24.562.320.000
Kelinci 21.070 95.000 2.001.650.000
Ayam Buras 613.422 23.667 14.517.858.474
Ayam Ras Pedaging 7.541.427 23.667 178.482.952.809
Ayam Ras Petelur 1.414.203 23.667 33.469.942.401
Burung Dara 2.837 5.000 14.185.000
Burung Puyuh 1.307 5.000 6.535.000
Itik 13.844 30.000 415.320.000
Entok 13.820 45.000 621.900.000
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka Tahun 2020
Tabel 3.52. Produktivitas Perikanan
Komoditi Produksi (ton) Nilai
Tombro 101,62
Tawes 94,63
Lele 30,52
1.215.400.000
Udang 7,73
Nila 118,53
Lainnya 60,47
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka Tahun 2020
Tabel 3.53. Produktivitas Perkebunan
Komoditas Produksi(ton) Pi x Hi
Tebu 363.945 655.101.000.000
Kelapa 906 1.812.500.000
Kakao 304 303.750.000
Tembakau 230 1.382.520.000
Kopi 242 1.208.000.000
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka Tahun 2020

III - 114
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Perhitungan ketersediaan lahan dilakukan dengan asumsi produktivitas beras


Kabupaten Magetan berdasarkan rata-rata produktivitas Kabupaten Magetan sebesar 5.4
kw/ha.

𝟔.𝟎𝟖𝟎.𝟎𝟑𝟏.𝟕𝟑𝟑.𝟖𝟐𝟐 𝟏
SL = 𝒙 = 112,593,18 ha
𝟏𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝟓𝟒𝟎𝟎

Analisis kebutuhan lahan penduduk Kabupaten Magetan dilakukan dengan rumus:

DL = N x KHLL

DL = Jumlah Penduduk Tahun 2019 x Kebutuhan Hidup Layak Lahan Pertanian

𝒃𝒆𝒓𝒂𝒔
𝟏 𝒕𝒐𝒏 /𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
𝒌𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂
DL = 628.977𝒙 = 97.440,28 ha
𝟓𝟒𝟎𝟎

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh di atas dapat disimpulkan nilai


ketersediaan dan kebutuhan lahan sebagai berikut:
• Ketersediaan lahan (SL) adalah 112.593,18 ha
• Kebutuhan lahan (DL) adalah 97.440,28 ha

𝑺𝒍 112.593,18 ha
𝑫𝑫𝑳𝒑 = = = 1,15
𝑫𝒍 𝟗𝟕.𝟒𝟒𝟎,𝟐𝟖 ha

Hasil perhitungan Daya Dukung Lahan Pertanian Kabupaten Magetan adalah 1,15.
Berdasarkan kriteria daya dukung, nilai DDLP di Kabupaten Magetan termasuk ke dalam
kategori surplus. Kategori surplus ini menandakan ketersediaan lahan untuk pertanian masih
dapat mendukung kebutuhan penduduk untuk menghasilkan pangan secara domestik. Selain
menghitung ketersediaan lahan, dilakukan pula perhitungan mengenai Daya Dukung Pangan
atau kecukupan kebutuhan pangan. Kebutuhan pangan Kabupaten Magetan dilakukan
dengan metode membandingkan ketersediaan beras dengan kebutuhan beras.
Ketersediaan Beras = Produksi Padi x Konversi Beras x 3 kali panen
= 349560300 kg x 62,74% x 3 kali panen
= 655.110.958 Kg
Kebutuhan Pangan = Konsumsi Beras/hari x Jumlah Penduduk x 360 hari
= 0,5kg x 628.977 x 360
= 113.215.860 kg
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Daya Dukung Pangan =
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
655.110.958 kg
= = 5,79
113.215.860 kg

III - 115
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan perhitungan Daya Dukung Pangan, Kabupaten Magetan memiliki nilai


sangat tinggi yaitu 5,79. Skor tersebut > 1 sehingga Kabupaten Magetan memiliki Daya
Dukung Pangan yang kategorinya surplus. Untuk memenuhi kebutuhan pangannya,
Kabupaten Magetan dapat memenuhinya secara domestik, bahkan melebihi kebutuhannya
dan dapat memasok pangan ke wilayah lain.

C. Daya Dukung Lahan Bangunan


Daya dukung lahan dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu permukiman (bangunan)
untuk perkotaan dan pertanin untuk perdesaan. Perhitungan daya dukung lahan dengan
pendekatan untuk bangunan menggunakan formula:
𝜶 × 𝑳𝒘
𝑫𝑫𝑳𝑩 =
𝑳𝑻𝒃
LTb = LB + LTp
Keterangan:
DDLB : daya dukung lahan untuk bangunan
LW : Luas Wilayah (Ha)
𝜶 : Koefisien luas lahan terbangun maksimal:
Untuk perkotaan menggunakan 70% sesuai amanat UU No 26 Tahun
2007, yaitu 30% wajib untuk RTH. Untuk Perdesaan menggunakan asumsi
50% (untuk kepentingan lahan pertanian dan fungsi lindung)
LTb : Luas lahan terbangun (Ha)
LB : Luas lahan bangunan (Ha)
LTp : Luas lahan untuk infrastruktur, seperti jalan, sungai, drainase, dan lainnya
(Ha).

Hasil perhitungan dianalisis dengan kategori berikut:


DDLB > 1, daya dukung lahan dinyatakan surplus.
DDLB < 1, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui

Berdasarkan hasil analisis secara spasial menggunakan data penggunaan lahan,


Kabupaten Magetan memiliki luas lahan terbangun sebesar 16.572,5 ha. Sesuai dengan UU
No.26 Tahun 2007, maka koefisien luas lahan terbangun maksimal Kabupaten Magetan
menggunakan asumsi 50%. Perhitungan Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut:
𝟓𝟎%×70.700,78
𝑫𝑫𝑳𝑩 = = 2,13
16.572,50

Berdasarkan hasil analisis, Daya Dukung Lahan Bangunan Kabupaten Magetan adalah
2,13 sehingga masuk kategori surplus.

III - 116
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.4.2. Kajian Dampak Risiko Terhadap Lingkungan Hidup


Dampak dan risiko terhadap lingkungan hidup adalah kajian mengenai isu-isu yang
berkaitan dengan lingkungan hidup. Kajian tersebut adalah kajian yang berkaitan dengan
kondisi lingkungan yang memiliki dampak terhadap keberlangsungan lingkungan hidup dan
ekosistem di dalamnya. Perkembangan suatu daerah tidak dapat lepas dari pengaruh manusia
terhadap alam yang ditempati. Perkembangan tersebut mempengaruhi beberapa aspek
lingkungan, seperti tata guna lahan, kualitas air, kualitas udara, kualitas tutupan lahan, dan
lain sebagainya.
A. Kondisi Tata Guna Lahan
Isu lingkungan pertama yang diangkat di Kabupaten Magetan adalah terjadinya
perubahan tata guna lahan di Kabupaten Magetan. Tataguna lahan ( land use) adalah suatu
upaya dalam merencanakan penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi
pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi – fungsi tertentu, misalnya permukiman,
perdagangan, industri dan lain-lain. Rencana tataguna lahan merupakan kerangka kerja yang
menetapkan keputusan – keputusan terkait tentang lokasi, kapasitas dan jadwal pembuatan
jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedung sekolah, pusat kesehatan, taman dan pusat –
pusat pelayanan serta fasilitas umum lainnya. Tataguna lahan merupakan salah satu faktor
penentu utama dalam pengelolaan lingkungan.
Kegiatan pembangunan yang terus berlangsung serta diiringi dengan laju
pertumbuhan penduduk yang cepat, menyebabkan kebutuhan akan lahan untuk kepentingan
kegiatan pembangunan semakin besar, sehingga menimbulkan tekanan terhadap
ketersediaan lahan sesuai dengan fungsinya. Menurut Luntungan (1998: 1), ketersediaan
lahan dalam menunjang kegiatan pembangunan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu: (1) lahan
tersedia dari segi fisik, dan (2) lahan tersedia dari segi hukum. Lahan tersedia dari segi fisik
dapat diartikan bahwa lahan tersebut dapat menampung kegiatan pembangunan dengan
memperhatikan tingkat kesesuaian maupun daya dukung lahan, sehingga akan tercapai pola
penggunaan lahan secara optimal, seimbang dan lestari. Lahan tersedia dari segi hukum dapat
diartikan bahwa lahan tersebut dapat menampung kegiatan pembangunan.
Dewasa ini dinamika pemanfaatan lahan cenderung mengabaikan dampak
menurunnya kualitas lingkungan dan pada akhirnya akan mengakibatkan menurunnya daya
dukung dan daya tampung lahan. Oleh karena itu, pemanfaatan lahan perlu diarahkan
menurut fungsinya untuk menghindarkan atau meminimalisir dampak negatif dari
pembangunan yang terus berjalan. Arahan fungsi pemanfaatan lahan merupakan salah satu
bagian dari Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah yang biasanya mengacu pada

III - 117
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai unit perencanaan sekaligus sebagai unit wilayah kerja
kegiatan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah. Kondisi tersebut juga terjadi di Kabupaten
Magetan sehingga terjadi perubahan tataguna lahan yang menyebabkan terjadinya
perubahan lingkungan. Penggunaan lahan di Kabupaten Magetan pada Tahun 2019 dapat
dilihat pada Gambar 3.31.

Gambar 3.31. Luas Wilayah Kabupaten Magetan Menurut Penggunaan Lahan Utama

Lahan di Kabupaten Magetan pada Tahun 2019 sebagian besar merupakan lahan
kering 40.635 Ha (34,64%), kemudian untuk sawah yaitu seluas 28.250 Ha (24,08%) diikuti
non pertanian seluas 23.719 Ha (20,22%), perkebunan seluas 13.840 Ha (11,8%) dan paling
sedikit adalah hutan seluas 8.947,39 Ha (7,63%). Sedangkan luas badan air adalah 1.908,20
Ha (1,63%). Perubahan penggunaan lahan tersebut menyebabkan pergeseran dalam
penutupan lahan oleh tanaman yang dapat berdampak pada kualitas lingkungan.
Kecenderungan perubahan penutupan lahan di Kabupaten Magetan mengarah pada
lahan non pertanian berupa permukiman dan penggunaan fasilitas jasa serta perdagangan.
Perubahan penutupan lahan tersebut disebabkan oleh:
• Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Magetan tahun 2018 semakin besar
dengan tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Magetan mencapai 913 jiwa/km2
sehingga akan memerlukan ketersediaan tempat tinggal dan fasilitas pendukung lainnya.
Dalam hal ini penduduk akan melakukan tekanan terhadap lahan, sehingga cenderung
menurunkan daya dukung lahan. Penurunan daya dukung akan berdampak terhadap
penurunan daya tampung lingkungan hidup. Penurunan daya tampung di Kabupaten
Magetan telah dapat dikenali dari indikator lingkungan hidup berupa, kekeringan,
banjir, erosi dan longsor tanah/batuan dan tanah longsor.

III - 118
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

• Perubahan penggunaan lahan yang berdampak pada tutupan lahan karena perbedaan
cara pandang terhadap nilai lahan. Masyarakat hanya mempertimbangkan nilai lahan
sesaat, sehingga pemanfaatan lahan cenderung mengarah untuk mendapatkan rente
ekonomi artinya lebih cepat dilepas untuk tanah – tanah yang lebih menguntungkan
secara ekonomi. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan lahan perkebunan dan
pertanian yang produktif berubah menjadi lahan pertambangan, sehingga menjadi lahan
yang tidak produktif. Kondisi sebaliknya di Kabupaten Magetan terdapat pula proses
pertambangan pada lahan marginal (yang sulit mendapatkan pengairan karena faktor
topografi), tetapi setelah dilakukan pertambangan lahan menjadi lebih produktif, karena
lebih mudah mendapatkan pelayanan irigasi. Kondisi ini akan berdampak terhadap
peningkatan produktivitas lahan. Terdapat kecenderungan bahwa luasan lahan
terbangun semakin bertambah, sehingga luasan lahan non terbangun semakin berkurang.
Kecenderungan perubahan yang paling besar terjadi pada pinggiran kawasan perkotaan
akibat penambahan luasan permukiman dan bangunan fisik jasa dan perdagangan.
Kecenderungan ini perlu diarahkan karena akan mengancam keberadaan sawah lestari
yang bersifat produktif, untuk mendukung ketersedian pangan dalam upaya
swasembada beras, sehingga pengembangan kawasan permukiman diarahkan ke lahan
sawah yang kurang produktif atau pada lahan kering.

Peningkatan lahan kritis dapat disebabkan karena pemanfaatan hutan yang tidak
memperhatikan aspek lingkungan, seperti terjadinya penebangan pohon – pohon untuk
kebutuhan konsumsi masyarakat (terjadinya ilegal logging). Padahal satu sisi hutan
diperlukan untuk penutupan lahan karena hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa
hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Hutan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaruhi. Hutan sebagai salah satu
penentu sistem penyangga kehidupan dan sumber kemakmuran rakyat, cenderung
menurun kondisinya. Oleh sebab itu, keberadaannya harus dipertahankan secara
optimal, dijaga daya dukungnya secara lestari, dan diurus dengan akhlak mulia, adil, arif,
bijaksana, terbuka, profesional serta bertanggung jawab.

III - 119
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

B. Kondisi Tutupan Lahan


Lahan hutan Kabupaten Magetan seluas 8.947 Ha atau 7,63% dari luas total
Kabupaten Magetan. Berdasarkan status hutan dibedakan menjadi hutan Negara, hutan
rakyat dan hutan kota. Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
dan memelihara kesuburan tanah.

Gambar 3.32. Luas Hutan Berdasarkan Status

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaruhi. Hutan sebagai salah satu penentu sistem penyangga kehidupan dan sumber
kemakmuran rakyat, cenderung menurun kondisinya. Oleh sebab itu, keberadaannya harus
dipertahankan secara optimal, dijaga daya dukungnya secara lestari, dan diurus dengan
akhlak mulia, adil, arif, bijaksana, terbuka, profesional serta bertanggung jawab.
Pada wilayah Kabupaten Magetan Tahun 2019 dapat dilihat Hutan Lindung
mempunyai luasan yang lebih besar dibanding Hutan Produksi yaitu seluas 3.982,40 Ha
(54,83%) sedangkan Hutan Produksi seluas 3.281,24 Ha (45,17%). Hal ini menandakan
bahwa Kabupaten Magetan masih mempertahankan kelestarian hutan lindung karena hutan
lindung berfungsi sebagai kawasan resapan air dan ruang terbuka hijau, sehingga mempunyai
fungsi secara hidrologis dan klimatologis. Hal ini akan berpengaruh pada kelestarian fungsi
lingkungan. Realisasi kegiatan penghijauan dan reboisasi dalam kurun waktu satu tahun ini
(2019) Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Madiun

III - 120
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan menyebutkan bahwa di wilayah


Kabupaten Magetan telah melakukan penghijauan seluas 227,89 Ha dengan jumlah pohon
yang ditanam sebanyak 88.626 batang pohon.
Sementara itu, Indeks tutupan lahan di Kabupaten Magetan dihitung atas beberapa
aspek seperti luas tutupan lahan, yaitu hutan maupun perkebunan. Hutan di Kabupaten
Magetan berupa hutan Negara, hutan rakyat dan hutan kota. Hasil perhitungan indeks
tutupan lahan di Kabupaten Magetan menunjukkan Indeks Tutupan Lahan (ITL) sebesar
67,61 dengan perbandingan luas hutan dengan luas wilayah 49,12%. Angka ini masih di atas
syarat minimal yaitu 30%.

C. Kondisi Kualitas Air


Hasil pengukuran air sungai dibandingkan dengan baku mutu kualitas air berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air untuk baku mutu air kelas III. Air Kelas III adalah air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut. Hasil pengukuran parameter kualitas air di Kabupaten Magetan
sebagai berikut:
➢ Kualitas Air Sungai di Kabupaten Magetan
• Parameter TDS (Total Dissolved Solid)
Zat padat terlarut TDS (Total Dissolved Solid) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa
ion, senyawa dan koloid di dalam air. TDS disebabkan oleh bahan anorganik yang
berupa ion – ion yang terlarut di perairan. TDS mengandung berbagai zat terlarut (baik
itu zat organik, anorganik, atau material lainnya) dengan diameter < 10 -3 μm yang
terdapat pada sebuah larutan yang terlarut dalam air. Nilai standar baku mutu TDS
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas III yaitu 1.000 mg/L. Pengukuran
kualitas air sungai untuk parameter TDS di atas baku mutu 1.000 mg/L berada di lokasi
ABA Sungai Sepuh Nikitan dengan konsentrasi 1.181 mg/L, sedangkan lokasi yang lain
masih memenuhi baku mutu. Sumber utama TDS dalam perairan adalah limpahan dari
pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Perubahan dalam konsentrasi TDS dapat
berbahaya karena akan menyebabkan perubahan salinitas, perubahan komposisi ion –
ion, dan toksisitas masing – masing ion. Perubahan salinitas dapat menganggu
keseimbangan biota air, biodiversitas, menimbulkan spesies yang kurang toleran, dan
menyebabkan toksisitas yang tinggi pada tahapan hidup suatu organisme. Hasil
pengukuran parameter TDS air sungai di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar
3.33.

III - 121
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: Analisis data Tabel-29 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.33. Hasil Pengukuran Parameter TDS Air Sungai di Kabupaten Magetan

• Parameter DO (Dissolved Oxygen)


Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut merupakan banyaknya oksigen terlarut
dalam suatu perairan. Semakin besar nilai parameter DO, maka kualitas air tersebut
semakin baik dan sebaliknya jika nilai parameter DO rendah, maka kualitas air
menunjukkan tingkat pencemaran yang tinggi. Nilai standar baku mutu DO berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air Kelas III yaitu 3 mg/L.

Pengukuran kualitas air sungai untuk parameter DO di lokasi Sungai Gandong


(Tempuran Mojopurno) menunjukkan nilai 0,76 mg/L sehingga tidak memenuhi baku
mutu, sedangkan lokasi pemantauan lainnya masih memenuhi baku mutu. Nilai
parameter DO yang rendah di Sungai Gandong (Tempuran Mojopurno)
mengindikasikan tingkat pencemaran kualitas air yang tinggi terutama oleh pencemar
bahan organik. Hal ini juga didukung oleh data parameter BOD di Sungai Gandong
(Tempuran Mojopurno) yang sangat tinggi. Hasil pengukuran parameter DO air sungai
di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar 3.34.

III - 122
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: Analisis data Tabel-29 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.34. Hasil Pengukuran Parameter DO Air Sungai di Kabupaten Magetan

• Parameter BOD (Biologycal Oxygen Demand)


Parameter Biologycal Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biokimiawi
adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan
senyawa organik pada kondisi aerobik. Kebutuhan oksigen biokimiawi ini berbanding
terbalik dengan keberadaan oksigen terlarut. Bila nilai BOD tinggi berarti oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam air banyak, sehingga sisa oksigen yang berada
dalam air sedikit, sebaliknya bila nilai BOD rendah berarti oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme dalam air sedikit, sehingga sisa oksigen dalam air banyak. Nilai standar
baku mutu BOD berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas III yaitu 6 mg/L.

Berdasarkan pengukuran parameter BOD, lokasi sungai yang menunjukkan hasil


melebihi baku mutu (6 mg/L) antara lain: Sungai Gandong (Tempuran Mojopurno)
dengan nilai 100,3 mg/L, Sungai Gandong (Jembatan Sepuh) dengan nilai 15,8 mg/L,
Sungai Gandong (Jembatan Dermo Belotan) dengan nilai 8 mg/L, Sungai Gandong (Hilir
Madigondo) dengan nilai 7,17 mg/L, Sungai Beringin (Jembatan Sampung) dengan nilai
10,1 mg/L, Sungai Beringin dengan nilai 8,24 mg/L dan Air Badan Air Jembatan Sepuh
Nitikan dengan nilai 12 mg/L. BOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen

III - 123
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut
dan tersuspensi dalam air buangan. Besarnya konsentrasi BOD di Kabupaten Magetan
disebabkan oleh besarnya limbah domestik, industri, dan pertanian. Tingginya
parameter BOD akan mengakibatkan kematian pada biota air. Besarnya konsentrasi
BOD di dalam air dapat menyebabkan perairan kekurangan kadar oksigen sehingga tidak
baik terhadap kehidupan biota air. Hasil pengukuran parameter BOD air sungai di
Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar 3.35.

Sumber: Analisis data Tabel-29 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.35. Hasil Pengukuran Parameter BOD Air Sungai di Kabupaten Magetan

• Parameter COD (Chemical Oxygen Demand)


Parameter Chemical Oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia adalah
jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan anorganik yang
terkandung dalam air. Kualitas air sungai untuk parameter COD banyak dipengaruhi
oleh beberapa faktor salah satunya adalah kegiatan industri atau usaha yang berada di
sepanjang aliran sungai. Nilai standar baku mutu COD berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air Kelas III yaitu 50 mg/L. Pengukuran parameter COD di
Sungai Gandong (Tempuran Mojopurno) menunjukkan nilai yang melebihi baku mutu
yaitu 221,5 mg/L. Tingginya nilai parameter COD di Sungai Gandong (Tempuran

III - 124
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Mojopurno) dapat disebabkan oleh degradasi bahan organik maupun anorganik yang
berasal dari aktivitas masyarakat di sekitar sungai maupun limbah yang dihasilkan oleh
industri yang tidak terolah dengan baik. Hasil pengukuran parameter COD air sungai di
Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar 3.36.

Sumber: Analisis data Tabel-29 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.36. Hasil Pengukuran Parameter COD Air Sungai di Kabupaten Magetan

• Paramater Nitrit (NO2)


Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) dan
antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi). Oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil
dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit
sekitar 0,001 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0,06 mg/L adalah bersifat toksik bagi
organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis
perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah. Nilai
standar baku mutu Nitrit (NO2) berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas III yaitu
0,06 mg/L.

III - 125
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pengukuran parameter Nitrit (NO2) air sungai yang sudah melebihi baku mutu antara
lain: lokasi Air Badan Air Jembatan Gandong 3 dengan nilai 0,69 mg/L, ABA Sungai
Barat dengan nilai 0,128 mg/L, ABA Sungai Gandong (Jembatan Gandong II) dengan
nilai 0,731 mg/L, ABA Sungai Gandong (Jembatan Gandong III) dengan nilai 0,486 mg/L,
Dam Jejeruk dengan nilai 0,07 mg/L, dan Sungai Gandong 3 dengan nilai 0,25 mg/L.
Keberadaan nitrat diperairan sangat dipengaruhi oleh air limbah yang dapat berasal dari
industri dan pemupukan. Secara alamiah kadar nitrit biasanya rendah namun kadar nitrit
dapat menjadi tinggi sekali dalam air tanah di daerah yang di beri pupuk nitrit/nitrogen.
Hasil pengukuran parameter Nitrit (NO2) air sungai di Kabupaten Magetan dapat dilihat
pada Gambar 3.37.

Sumber: Analisis data Tabel-29 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.37. Hasil Pengukuran Parameter Nitrit (NO2) Air Sungai di Kabupaten Magetan

• Paramater Klorin Bebas


Klorin yang terdapat dalam air sebagai asam hipoklorit dan ion hipoklorit itulah yang
disebut dengan klorin bebas (free available chlorin). Klorin dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman patogen serta
meninggalkan sisa klor bebas dalam air. Residu klorin disebut juga dengan klorin bebas
atau aktif, dapat diartikan jumlah klorin yang tersedia sebagai desinfektan setelah waktu
kontak tertentu. Residu klorin ini terdapat dalam dua bentuk antara lain residu klorin

III - 126
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

terikat dan residu klorin bebas. Nilai standar baku mutu Klorin Bebas berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air Kelas III yaitu 0,03 mg/L.

Lokasi pengukuran parameter Klorin Bebas air sungai yang sudah melebihi baku mutu
0,03 mg/L antara lain: lokasi Air Badan Air Dam Jejeruk dengan nilai 0,06 mg/L, Air
Badan Air Jembatan Gandong 3 dengan nilai 0,04 mg/L, ABA Sungai Beringin dengan
nilai 0,04 mg/L, ABA Dam Jati dengan nilai 0,05 mg/L, ABA Sungai Barat dengan nilai
0,08 mg/L, ABA Dam Tonggoiro dengan nilai 0,05 mg/L, ABA Sungai Sepuh Nikitan
dengan nilai 0,07 mg/L, ABA Sungai Gandong (Jembatan Gandong II) dengan nilai 0,09
mg/L, ABA Sungai Gandong (Jembatan Gandong III) dengan nilai 0,1 mg/L, Dam Jejeruk
dengan nilai 0,04 mg/L dan Sungai Gandong 3 dengan nilai 0,04 mg/L. Limbah yang
mengandung klorin bisa berasal dari kegiatan pengolahan air bersih/minum, limbah
aktivitas manusia, penyamakan kulit, limbah pestisida pertanian dan limbah rumah sakit.
Limbah yang mengandung klorin tersebut dapat mencemari lingkungan apabila tidak
dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Sifat klorin yang sangat reaktif
akan sangat mudah bagi klorin bereaksi dengan senyawa lain dan membentuk senyawa
– senyawa baru seperti senyawa organoklorin yang merupakan senyawa toksik dan
dapat menimbulkan efek karsinogen bagi manusia. Hasil pengukuran parameter Klorin
Bebas air sungai di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar 3.38.

Sumber: Analisis data Tabel-29 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.38. Hasil Pengukuran Parameter Klorin Bebas Air Sungai di Kabupaten Magetan

III - 127
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

• Paramater Detergen
Detergen merupakan gabungan dari berbagai senyawa dimana komponen utama dari
gabungan tersebut adalah surface active agents atau surfaktan. Pencemaran perairan
akibat limbah detergen diketahui memberikan kontribusi terhadap lingkungan perairan.
Pencemaran akibat limbah detergen menyebabkan timbulnya residu di hampir semua
jenis perairan, seperti danau, sungai, laut dan air tanah dangkal. Surfaktan dalam produk
detergen memiliki sifat sulit terurai yang disebabkan oleh adanya rantai bercabang pada
strukturnya. Surfaktan dalam jumlah tertentu dapat mencemari lingkungan karena dapat
menimbulkan banyak busa pada permukaan air, sehingga mengganggu difusi oksigen
dari udara ke dalam perairan. Nilai standar baku mutu Detergen berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air Kelas III yaitu 200 µg/L.

Pengukuran parameter Detergen air sungai yang sudah melebihi baku mutu antara lain:
lokasi Air Badan Air Dam Bulungan dengan nilai 232 µg/L, Sungai Beringin dengan nilai
897 µg/L, ABA Dam Jati dengan nilai 457 µg/L, ABA Sungai Barat dengan nilai 1.970
µg/L, ABA Dam Tonggoiro dengan nilai 262 µg/L, dan ABA Sungai Sepuh Nikitan dengan
nilai 276 µg/L. Surfaktan dalam detergen dapat mengganggu difusi oksigen dari udara
ke dalam perairan yang secara tidak langsung dapat mengganggu kehidupan organisme
perairan. Selain itu, senyawa fosfor dan nitrogen yang terkandung dalam detergen dapat
menyebabkan terjadinya eutrofikasi di perairan. Pencemaran dari buangan detergen di
perairan dapat berpengaruh pada berbagai organ ikan dan tingkat kerusakan yang
timbul pada organ tersebut tergantung pada konsentrasi pencemaran dan waktu
pemaparan. Hasil pengukuran parameter Detergen air sungai di Kabupaten Magetan
dapat dilihat pada Gambar 3.39.

III - 128
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: Analisis data Tabel-29 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.39. Hasil Pengukuran Parameter Detergen Air Sungai di Kabupaten Magetan

• Paramater Hidrogen Sulfida (H2S)


Hidrogen Sulfida (H2S) merupakan gas yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik
yang dilakukan oleh bakteri anaerobik merupakan gas yang sangat berbahaya bagi
kehidupan biota perairan serta menghasilkan bau yang tidak enak. Hidrogen Sulfida
(H2S) yang tidak terionisasi bersifat toksik terhadap kehidupan biota perairan.
Kandungan Hidrogen Sulfida (H2S) di perairan juga dipengaruhi oleh adanya Sulfat
(SO2) yang direduksi oleh bakteri – bakteri anaerobik. Kandungan Hidrogen Sulfida
(H2S) yang tinggi akan berakibat pada nilai keasaman (pH) air yaitu pada penurunan
nilai pH. Hal ini akan memberikan peluang terjadinya Hidrogen Sulfida (H 2S) yang tidak
terionisasi, sehingga apabila Sulfat (SO2) kontak dengan udara dan menjadi Asam Sulfat
(H2SO4) akibatnya perairan mempunyai tingkat keasaman rendah. Nilai standar baku
mutu Hidrogen Sulfida (H2S) berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas III yaitu
0,002 mg/L.

III - 129
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pengukuran parameter Hidrogen Sulfida (H2S) air sungai yang sudah melebihi baku
mutu antara lain: lokasi Air Badan Air Dam Bulungan dengan nilai 0,044 mg/L, Air Badan
Air Embung Klumpit dengan nilai 0,009 mg/L, Air Badan Air Dam Jati dengan nilai 0,016
mg/L, Air Badan Air Dam Barat dengan nilai 0,004 mg/L, ABA Sungai Beringin dengan
nilai 0,006 mg/L, ABA Dam Tonggoiro dengan nilai 0,0032 mg/L, ABA Sungai Sepuh
Nikitan dengan nilai 0,003 mg/L, ABA Sungai Gandong (Jembatan Gandong II) dengan
nilai 0,0079 mg/L, ABA Sungai Gandong (Jembatan Gandong III) dengan nilai 0,0052
mg/L dan Sungai Gandong 3 dengan nilai 0,014 mg/L. Penyumbang Hidrogen Sulfida
(H2S) terbesar yaitu kawasan permukiman dan industri. Hidrogen Sulfida (H 2S)
merupakan gas beracun dan berbau busuk, selain itu juga dalam jumlah banyak dapat
memperbesar keasaman air. Hasil pengukuran parameter Hidrogen Sulfida (H 2S) air
sungai di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar 3.40.

Sumber: Analisis data Tabel-29 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.40. Hasil Pengukuran Parameter Hidrogen Sulfida (H2S) Air Sungai di
Kabupaten Magetan

• Paramater Fecal Coliform


Bakteri yang umum digunakan sebagai indikator tercemarnya suatu badan air adalah
bakteri Escherichia coli, yang merupakan salah satu bakteri yang tergolong koliform dan
hidup normal di dalam kotoran manusia dan hewan sehingga disebut juga Fecal

III - 130
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Coliform (Effendi, 2003). Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001


tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk baku mutu air
kelas III parameter Fecal Coliform adalah 2.000 jml/100 ml.

Pengukuran parameter Fecal Coliform air sungai yang sudah melebihi baku mutu antara
lain: lokasi Sungai Gandong (Tempuran Mojopurno) dengan nilai 4.100 jml/100 ml,
Sungai Gandong (Jembatan Sepuh) dengan nilai 5.900 jml/100 ml, Sungai Gandong
(Jembatan Dermo Belotan) dengan nilai 3.200 jml/100 ml, Sungai Gandong (Hilir
Madigondo) dengan nilai 3.600 jml/100 ml, Sungai Beringin (Jembatan Sampung)
dengan nilai 2.900 jml/100 ml, Sungai Beringin dengan nilai 3.500 jml/100 ml, Sungai
Purwodadi (Sungai Temenggungan) dengan nilai 6.200 jml/100 ml, Sungai Purwodadi
(Sungai Karang Rejo) dengan nilai 2.700 jml/100 ml dan Sungai Purwodadi (Jembatan
Sambirembe) dengan nilai 4.900 jml/100 ml. Alaerts dan Santika (1994) menyatakan
bahwa Fecal Coliform merupakan bakteri petunjuk adanya pencemaran tinja yang
paling efisien, karena Fecal Coliform hanya dan selalu terdapat dalam tinja manusia. Jika
bakteri tersebut terdapat dalam perairan maka dapat dikatakan perairan tersebut telah
tercemar dan tidak dapat dijadikan sebagai sumber air minum. Hasil pengukuran
parameter Fecal Coliform air sungai di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar
3.41.

Sumber: Analisis data Tabel-29 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.41. Hasil Pengukuran Parameter Fecal Coliform Air Sungai di
Kabupaten Magetan

III - 131
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

• Paramater Total Coliform


Total Coliform merupakan indikator bakteri pertama yang digunakan untuk
menentukan aman tidaknya air untuk dikonsumsi. Bila Total Coliform dalam air
ditemukan dalam jumlah yang tinggi maka kemungkinan adanya bakteri patogenik
seperti Giardia dan Cryptosporidium di dalamnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air untuk baku mutu air kelas III parameter Total Coliform adalah 10.000 jml/100 ml.

Pengukuran parameter Total Coliform air sungai yang sudah melebihi baku mutu antara
lain: lokasi Sungai Gandong (Jembatan Sepuh) dengan nilai 11.200 jml/100 ml dan Sungai
Purwodadi (Sungai Temenggungan) dengan nilai 11.200 jml/100 ml. Hasil pengukuran
parameter Total Coliform air sungai di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar
3.42.

Sumber: Analisis data Tabel-29 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.42. Hasil Pengukuran Parameter Total Coliform Air Sungai di
Kabupaten Magetan

➢ Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung di Kabupaten Magetan


Hasil pengukuran kualitas air danau/waduk/situ/embung dibandingkan dengan baku
mutu kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk baku mutu air kelas
III. Air Kelas III adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain

III - 132
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Hasil
pengukuran parameter kualitas air danau/waduk/situ/embung Kabupaten Magetan
sebagai berikut:
• Parameter BOD (Biologycal Oxygen Demand)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk baku mutu Air Kelas III parameter
BOD (Biologycal Oxygen Demand) adalah 6 mg/L. Hasil Pengukuran kualitas air
danau/waduk/situ/embung untuk parameter BOD menunjukkan hasil pengukuran yang
sudah melebihi baku mutu antara lain berada di lokasi Waduk Gonggang dengan nilai
26 mg/L, Embung Titan Krajan dengan nilai 24 mg/L dan Embung Klumpit Banyudono
dengan nilai 20 mg/L. Hal ini disebabkan banyaknya limbah pertanian yang masuk ke
dalam waduk/embung. Hasil pengukuran parameter BOD air
danau/waduk/situ/embung di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar 3.43.

Sumber: Analisis data Tabel-30 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.43. Hasil Pengukuran Parameter BOD Air Danau/ Waduk/Situ/Embung di
Kabupaten Magetan

• Parameter COD (Chemical Oxygen Demand)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk baku mutu Air Kelas III parameter
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah 50 mg/L. Hasil Pengukuran kualitas air
danau/waduk/situ/embung untuk parameter COD menunjukkan hasil pengukuran yang
sudah melebihi baku mutu antara lain berada di lokasi Waduk Gonggang dengan nilai
79,8 mg/L, Embung Titan Krajan dengan nilai 73,6 mg/L dan Embung Klumpit

III - 133
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Banyudono dengan nilai 60,7 mg/L. Hal ini disebabkan banyaknya limbah pertanian
yang masuk ke dalam waduk/embung. Hasil pengukuran parameter COD air
danau/waduk/situ/embung di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar 3.44.

Sumber: Analisis data Tabel-30 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.44. Hasil Pengukuran Parameter COD Air Danau/ Waduk/Situ/Embung di
Kabupaten Magetan

• Parameter Nitrit (NO2)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk baku mutu Air Kelas III parameter
Nitrit (NO2) adalah 0,06 mg/L. Hasil Pengukuran kualitas air danau/waduk/situ/embung
untuk parameter Nitrit (NO2) menunjukkan hasil pengukuran yang sudah melebihi baku
mutu antara lain berada di lokasi Embung Titan Krajan dengan nilai 0,245 mg/L dan
Embung Klumpit Banyudono dengan nilai 0,165 mg/L. Hal ini disebabkan banyaknya
limbah pertanian yang masuk ke dalam waduk/embung. Hasil pengukuran parameter
Nitrit (NO2) air danau/waduk/situ/embung di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada
Gambar 3.45.

III - 134
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: Analisis data Tabel-30 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.45. Hasil Pengukuran Parameter Nitrit (NO2) Air Danau/Waduk/Situ/Embung di
Kabupaten Magetan

• Parameter Klorin Bebas


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk baku mutu Air Kelas III parameter
Klorin Bebas adalah 0,03 mg/L. Hasil Pengukuran kualitas air danau/waduk/situ/embung
untuk parameter Klorin Bebas menunjukkan hasil pengukuran yang sudah melebihi baku
mutu antara lain berada di lokasi Waduk Gonggang dengan nilai 0,04 mg/L, Embung
Titan Krajan dengan nilai 0,08 mg/L dan Embung Klumpit Banyudono dengan nilai 0,04
mg/L. Hal ini disebabkan banyaknya limbah pertanian dan limbah domestik yang masuk
ke dalam waduk/embung. Hasil pengukuran parameter Klorin Bebas air
danau/waduk/situ/embung di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar 3.46.

III - 135
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: Analisis data Tabel-30 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.46. Hasil Pengukuran Parameter Klorin Bebas Air Danau/Waduk/Situ/Embung di
Kabupaten Magetan

• Parameter Detergen
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk baku mutu Air Kelas III parameter
Detergen adalah 200 µg/L. Hasil Pengukuran kualitas air danau/waduk/situ/embung
untuk parameter Detergen menunjukkan hasil pengukuran yang sudah melebihi baku
mutu antara lain berada di lokasi Waduk Gonggang dengan nilai 2.488 µg/L, Embung
Titan Krajan dengan nilai 2.212 µg/L dan Embung Klumpit Banyudono dengan nilai 397
µg/L. Hal ini disebabkan banyaknya limbah pertanian dan limbah domestik yang masuk
ke dalam waduk/embung. Hasil pengukuran parameter Detergen air
danau/waduk/situ/embung di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar 3.47.

III - 136
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: Analisis data Tabel-30 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.47. Hasil Pengukuran Parameter Detergen Air Danau/Waduk/Situ/Embung di
Kabupaten Magetan

• Parameter Hidrogen Sulfida (H2S)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk baku mutu Air Kelas III parameter
Hidrogen Sulfida (H2S) adalah 0,002 mg/L. Hasil Pengukuran kualitas air
danau/waduk/situ/embung untuk parameter Hidrogen Sulfida (H2S) menunjukkan hasil
pengukuran yang sudah melebihi baku mutu antara lain berada di lokasi Air Badan Air
Telaga Sarangan dengan nilai 0,013 mg/L, Air Badan Air Telaga Wahyu dengan nilai
0,006 mg/L, Waduk Gonggang dengan nilai 0,015 mg/L, Embung Titan Krajan dengan
nilai 0,028 mg/L dan Embung Klumpit Banyudono dengan nilai 0,019 mg/L. Hal ini
disebabkan banyaknya limbah organik yang masuk ke dalam waduk/embung sehingga
badan air kekurangan oksigen dan reaksi berlangsung secara anaerob dan menghasilkan
H2S. Hasil pengukuran parameter Hidrogen Sulfida (H2S) air danau/waduk/situ/embung
di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar 3.48.

III - 137
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sumber: Analisis data Tabel-30 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.48. Hasil Pengukuran Parameter Hidrogen Sulfida (H2S) Air
Danau/Waduk/Situ/Embung di Kabupaten Magetan

• Parameter Total Coliform


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk baku mutu Air Kelas III parameter
Total Coliform adalah 10.000 CFU/100 ml. Hasil Pengukuran kualitas air
danau/waduk/situ/embung untuk parameter Total Coliform menunjukkan hasil
pengukuran yang sudah melebihi baku mutu antara lain berada di lokasi Embung Titan
Krajan dengan nilai 23.100 CFU/100 ml dan Embung Klumpit Banyudono dengan nilai
19.400 CFU/100 ml. Hasil pengukuran parameter Total Coliform air
danau/waduk/situ/embung di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Gambar 3.49.

Sumber: Analisis data Tabel-30 Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan 2019
Gambar 3.49. Hasil Pengukuran Parameter Total Coliform Air Danau/Waduk/Situ/Embung
di Kabupaten Magetan

III - 138
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

➢ Kualitas Air Sumur di Kabupaten Magetan


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Berdasarkan
pengertian tersebut maka untuk sampel air bersih yang diambil adalah air yang berasal
dari air sumur, sesuai dengan sumber air bersih yang masih banyak digunakan oleh
masyarakat Kabupaten Magetan yaitu air sumur. Pengukuran kualitas air sumur di
Kabupaten Magetan pada Tahun 2019 telah dilakukan di 1 titik lokasi pantau air sumur
yaitu Sumur Takeran. Hasil pengukuran air sumur di Kabupaten Magetan dibandingkan
dengan baku mutu kualitas air berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus
Per Aqua, dan Pemandian Umum.

Hasil pengukuran kualitas air sumur untuk parameter Total Coliform di Sumur Takeran
menunjukkan nilai 89 CFU/100 ml yang telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017
yaitu 50 CFU/100 ml. Total Coliform merupakan indikator bakteri yang digunakan
untuk menentukan aman tidaknya air dikonsumsi. Semakin tinggi tingkat kontaminasi
bakteri Coliform, maka semakin tinggi pula risiko akan kehadiran bakteri – bakteri
patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. E. coli bila masuk ke
dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak bisa membahayakan kesehatan.
• Indeks Kualitas Air

Sumber: Analisis Data Hasil Perhitungan Indeks Kualitas Air Dokumen IKPLHD Kabupaten Magetan
2019
Gambar 3.50. Perbandingan Indeks Kualitas Air di Kabupaten Magetan Pada
Tahun 2014 – 2019

III - 139
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Indeks Kualitas Air di Kabupaten Magetan pada Tahun 2014 ke Tahun 2015 dan Tahun
2016 mengalami penurunan dari 51,76 ke 45. Hal ini mungkin disebabkan semakin
banyak berdirinya industri- industri yang mencemari sungai – sungai di Kabupaten
Magetan dan kurangnya upaya pengelolaan dan pemantauan air sungai. Pada Tahun
2016 ke Tahun 2017 mengalami peningkatan dari 45 ke 49. Pada Tahun 2017 ke Tahun
2018 mengalami peningkatan dari 49 ke 51,18 dan pada Tahun 2019 meningkat menjadi
53,13. Hal ini berarti upaya pengelolaan dan pemantauan pencemaran air sungai atau
air permukaan di Kabupaten Magetan sudah baik dan harus lebih ditingkatkan lagi agar
tidak terjadi penurunan indeks kualitas air kembali.

D. Kondisi Kualitas Udara di Kabupaten Magetan


Untuk menghindari terjadinya pencemaran udara di lingkungan ditetapkan baku
mutu udara yang dapat dibedakan atas baku mutu udara ambien dan baku mutu udara emisi.
Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup,
tumbuh – tumbuhan dan atau benda. Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke
udara, sehinga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien.
Pemantauan kualitas udara ambien dapat dilakukan secara aktif dan pasif. Metode
pemantauan secara pasif dilakukan secara manual atau otomatis tetapi tidak secara
berkesinambungan dan tidak dapat secara langsung dapat diinformasikan kepada masyarakat
umum. Sedangkan metode pemantauan secara aktif dapat dilakukan secara manual atau
otomatis, berkesinambungan dan hasilnya dapat diumumkan secara langsung kepada
masyarakat (public data display).
Pengukuran kualitas udara di Kabupaten Magetan pada Tahun 2019 telah dilakukan
di 6 titik yaitu (1) Area Depan Telaga Sarangan, (2) Area Depan Terminal Maospati, (3) Area
Telaga Sarangan, (4) Area Kecamatan Parang, (5) Area Kecamatan Bendo, dan (6) Area
Terminal Maospati. Hasil pengukuran kualitas udara dilakukan terhadap parameter udara
ambien meliputi SO2, CO, NO2, O3, dan Pb.
Berdasarkan hasil pengukuran udara ambien di ruang terbuka tersebut maka
diperoleh hasil belum ada parameter yang melebihi baku mutu udara ambien berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
dan baku mutu berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu
Udara Ambien Dan Emisi Sumber Tidak Bergerak Di Jawa Timur. Faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap penyebaran polutan/zat pencemar adalah: arah angin, kecepatan
angin, tekanan udara, suhu udara, curah hujan dan topografi.

III - 140
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

• Parameter Karbon Monoksida (CO)


Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yang tidak bewarna, tidak berbau dan tidak
berasa dengan jumlah sedikit di udara sekitar 0,1 ppm yang berada di lapisan atmosfer,
oleh karena itu lingkungan yang tercemar oleh gas CO tidak dapat dilihat oleh mata.
Gas CO diproduksi oleh proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan – bahan
yang mengandung karbon. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah – 192°C,
gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara, berupa
gas buangan (Wardhana, 2001). Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara untuk baku mutu parameter CO udara
ambien untuk 1 jam pengukuran adalah 30.000 µg/Nm3.

Pada Tahun 2019 hasil pengukuran parameter CO udara ambien di Kabupaten Magetan
menunjukkan tidak ada lokasi pengukuran yang melebihi baku mutu yang
dipersyaratkan. Bertambahnya gas CO, pada umumnya terjadi karena proses
pembakaran tidak sempurna, terutama dari kendaraan atau mesin bermotor. Gas ini
dapat membentuk senyawa yang stabil dengan hemoglobin darah menjadi
karboksihemoglobin. Senyawa tersebut dalam jumlah kecil tidak berbahaya, namun
dalam jumlah besar akan berbahaya bahkan dapat mematikan. Pengaruhnya terhadap
kesehatan yaitu bahwa karbon monoksida dapat merintangi darah untuk mengangkut
oksigen (Sunu, 2001). Konsentrasi parameter CO udara ambien di Kabupaten Magetan
Tahun 2019 masih memenuhi baku mutu untuk seluruh lokasi pemantauan seperti yang
terlihat pada Gambar 3.51.

III - 141
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.51. Kandungan CO Udara Ambien di Kabupaten Magetan Tahun 2019

• Parameter Sulfur Dioksida (SO2)


Sulfur dioksida (SO2) adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx). Gas ini
sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau, dan tidak berwarna. Sebagaimana O3,
pencemar sekunder yang terbentuk dari SO2, seperti partikel sulfat, dapat berpindah
dan terdeposisi jauh dari sumbernya. SO2 dan gas – gas oksida sulfur lainnya terbentuk
saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Sulfur sendiri
terdapat dalam hampir semua material mentah yang belum diolah seperti minyak
mentah, batu bara, dan bijih – bijih yang mengandung metal seperti alumunium,
tembaga, seng, timbal, dan besi. Di daerah perkotaan, yang menjadi sumber sulfur utama
adalah kegiatan pembangkit tenaga listrik, terutama yang menggunakan batu bara
ataupun minyak diesel sebagai bahan bakarnya, juga gas buang dari kendaraan yang
menggunakan diesel dan industri – industri yang menggunakan bahan bakar batu bara
dan minyak mentah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian


Pencemaran Udara untuk baku mutu parameter SO2 udara ambien yang disyaratkan
adalah 900 µg/Nm3 untuk 1 jam pengukuran. Pada Tahun 2019 hasil pengukuran
parameter SO2 udara ambien di Kabupaten Magetan menunjukkan tidak ada lokasi
pengukuran yang melebihi baku mutu yang dipersyaratkan dan hasilnya jauh dibawah
baku mutu. Aktivitas transportasi dan pembakaran bahan bakar fosil lainnya selama ini
masih dapat ditoleransi dan belum melebihi daya dukung lingkungan. Konsentrasi yang

III - 142
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

fluktuatif tiap tahunnya dipengaruhi oleh kepadatan aktivitas Tingginya kadar SO2 di
udara merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan asam. Hujan asam disebabkan
oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen
di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida.
Zat – zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat
dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti
berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.

Gambar 3.52. Kandungan Parameter SO2 Udara Ambien di Kabupaten Magetan


Tahun 2019

• Parameter Nitrogen Dioksida (NO2)


Sumber utama emisi NO2 adalah kendaraan bermotor. Gas NO2 berbahaya bagi
kesehatan karena dapat menyebabkan gangguan pernapasan (penurunan kapasitas difusi
paru – paru), mengurangi jarak pandang dan resistensi di udara, juga dapat merusak
tanaman.

Hasil pengujian kualitas udara ambien untuk parameter NO2 menunjukkan bahwa di
semua titik pengambilan sampel konsentrasi NO2 masih di bawah baku mutu
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 yaitu 400 μg/Nm3 untuk
1 jam pengukuran. Konsentrasi NO2 tertinggi berada di Area Kecamatan Parang. Polutan
NO2 sebagian besar dihasilkan dari aktivitas transportasi meski demikian konsentrasi
NO2 tertinggi pada kurun waktu tersebut terdapat di area Kecamatan Parang yang

III - 143
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

merupakan Pasar Tradisional Parang bukan di Area Terminal Maospati, hal ini
dimungkinkan karena Pasar Parang berada di jalur segitiga emas Ponorogo – Wonogiri
dan sebagai salah satu pasar besar di Kabupaten Magetan, aktivitas perdagangan cukup
padat disertai aktivitas transportasi pedagang dan pembeli menggunakan motor roda
dua dan mobil angkutan. Konsentrasi NO2 udara ambien di area terminal dan pasar
perlu mendapat perhatian karena terdapat kecenderungan peningkatan konsentrasi.

Gambar 3.53. Kandungan Parameter NO2 Udara Ambien di Kabupaten Magetan


Tahun 2019

Jika terjadi penurunan kualitas udara ambien ini dapat menyebabkan peningkatan
penyakit ISPA. Meskipun demikian, penurunan kualitas udara ambien bukan merupakan
satu-satunya faktor penyebab peningkatan penyakit ISPA. Berdasarkan Gambar 3.54,
penderita ISPA di Kabupaten Magetan mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya.

III - 144
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.54. Penderita ISPA Kabupaten Magetan

Namun, jika ditinjau berdasarkan Indeks Kualitas Udara yang diukur berdasarkan
konsentrasi SO2 dan NO2 dengan baku mutu dan metode perhitungan yang diadaptasi
dari Indeks Udara Model European Union diperoleh bahwa Indeks Kualitas Udara
Kabupaten Magetan mengalami peningkatan, sebagaimana ditampilkan pada Gambar
3.55.

Gambar 3.55. Indeks Kualitas Udara di Kabupaten Magetan Tahun 2015 – 2019

III - 145
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Indeks kualitas udara Tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 2,5% dibandingkan
Tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan penyakit ISPA bukan disebabkan
oleh kualitas udara ambien, mengingat konsentrasi parameter kualitas udara ambien
masih jauh di bawah baku mutu dan indek kualitas udara ambien menunjukkan
peningkatan dari tahun sebelumnya.

E. Kondisi Pengelolaan Limbah B3


Kabupaten Magetan perlu untuk melakukan pengawasan dan pengelolaan terhadap
limbah B3 lebih baik. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa sektor penghasil limbah
B3 yang perlu dilakukan pengawasan, contohnya pada sektor industri. Berdasarkan data
yang dihimpun oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan, terdapat beberapa
sumber pencemar limbah B3. Sumber pencemar bergerak contohnya adalah Terminal
Magetan, Terminal Maospati, Stasiun Barat, dan Lanud Iswahyudi. Sementara itu sumber
tidak bergerak adalah pabrik-pabrik tahu, pabrik gula, industri batik dan kulit, rumah sakit,
dan lain sebagainya. Dampak risiko yang saat ini cukup besar adalah limbah B3 yang
dihasilkan oleh sektor industri batik maupun kulit. Pada proses pengolahannya, industri
tersebut membutuhkan bahan-bahan kimia berbahaya untuk memproses bahan mentah
menjadi barang yang bersifat ekonomis, sehingga menimbulkan limbah sebagai produk sisa.
Sektor-sektor industri ini perlu untuk dilakukan inventarisasi, pendataan, dan penataan dalam
pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan, agar limbah tersebut tidak langsung dibuang sehingga
mencemari lingkungan lebih parah. Secara umum, kondisi pengelolaan limbah B3 yang ada
di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel 3.54.

Tabel 3.54. Jumlah Limbah Padat dan Cair berdasarkan Sumber Pencemaran di Kabupaten
Magetan Tahun 2019
Volume Volume Volume Volume
Sumber Tipe/Jenis/ Luas Limbah Limbah Limbah B3 Limbah
No.
Pencemaran Klasifikasi Padat Cair Padat B3 Cair
(Ha) (ton/tahun) (m3/hari) (ton/tahun) (m3/hari)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A Bergerak
1. Terminal C 0,45 0,01 0,1 0,05 0,001
Magetan
2. Terminal B 0,3 0,1 0,3 0,05 0,001
Maospati
3. Stasiun Barat IV 0,2 0,01 0,1 0,05 0,001
4. Lanud Militer 778 0,1 0,5 0,1 0,006
Iswahyudi
B Tidak
Bergerak

III - 146
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Volume Volume Volume Volume


Sumber Tipe/Jenis/ Luas Limbah Limbah Limbah B3 Limbah
No.
Pencemaran Klasifikasi Padat Cair Padat B3 Cair
(Ha) (ton/tahun) (m3/hari) (ton/tahun) (m3/hari)
1. Tahu UKM 0,01 0,005 0,001 0,01 0
Purwodadi
2. Tahu Ibu UKM 0,01 0,005 0,001 0,01 0
Supardi
3. PT. Carma Industri 0,1 5 90 0,04 0,07
Wira Jatim
4. PT. LIK Industri 0,3 10 1200 5 2
5. Batik UKM 0,04 2,2 5 0,01 0,005
Sidomukti
6. PG. Industri 2,2 2233,8 102 0,31 5,6
Redjosarie
7. PG. Industri 2,2 25,5 7,14 0,18 4,6
Poerwodadi
8. RSUD dr. C 3,9 0,8 1,1 42 90
Sayyidiman
9. RSIA RSIA 2,895 2,1 0,275 0,16 11,25
Sekarwangi
10. RSIA RSIA 2,6 2,1 15 0,15 10
Samudra
Husada
11. RSAU dr C 1,92 2,7 30 0,2 15
Efram
Harsana
Lanud
Iswahyudi
12. RSIA Melati RSIA 0,223 1,8 10 0,01 8
13. Hotel Bintang 1 0,1 0,005 0,2 0,01 0
Bintang 1
14. Hotel Melati Melati 1 2,4 0,002 0,6 0,02 0
1
15. Hotel Melati Melati 2 0,28 0,002 0,3 0,01 0
2
16. Hotel Melati Melati 3 0,24 0,002 0,2 0,01 0
3
17. Telaga Wisata 30 0,4 1 0,03 0
Sarangan
18. Telaga Wisata 8 0,06 0,5 0,01 0
Wahyu
19. Puncak Lawu Wisata Alam 4.000 0,8 0,5 0,01 0
20. Air Terjun Wisata Alam 1 0,15 0,3 0,01 0
Tirtosari
21. Bumi Wisata Buatan 12 0,25 0,5 0,02 0
Perkemahan
Mojosemi
22. Taman Ria Wisata Buatan 2,5 0,002 0,2 0,01 0
Kosala Tirta
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan

III - 147
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Data perusahaan yang telah mempunyai izin limbah B3 sebagai berikut.


Tabel 3.55. Izin Limbah B3
Jenis
No. Nama Perusahaan Jenis Izin Nomor SK
Kegiatan/Usaha
1. PG. Poerwodadi Pabrik Gula TPS B3 188/60/Kept/403.013/2012
2. PG. Redjosari Pabrik Gula TPS B3 188/61/Kept/403.013/2012
3. RSAU dr. Efram Rumah Sakit TPS B3 188/142/Kept/403.013/2017
Harsana LANUD
ISWAHYUDI
4. RSUD dr. Rumah Sakit TPS B3 188/179/Kept/403.013/2017
Sayidiman
Magetan
5. RSIA Melati Rumah Sakit TPS B3 188/180/Kept/403.013/2017
6. PT. Sumber Adi Pengumpulan TPS B3 188/286/Kept/403.013/2017
Mulyo Oli Bekas (Pengumpulan)
7. RSIA Sekar Wangi Rumah Sakit TPS B3 188/197/Kept/403.013/2018
8. PT. Subur Wangi Pabrik Pupuk TPS B3 188/199/Kept/403.013/2018
Sentosa
9. PT. Mustika Pabrik Pupuk TPS B3 188/200/Kept/403.013/2018
Berkah Abadi
10. RSIA Bhakti Rumah Sakit TPS B3 188/001/Kept/403.117/2019
Persada
11. RSIA Samudra Rumah Sakit TPS B3 188/002/Kept/403.117/2019
Husada
12. PT. Pertamina DPPU Lanud TPS B3 188/004/Kept/403.117/2019
(Persero) DPPU Iswahyudi
Lanud Iswahyudi
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan

F. Kondisi Persampahan
Perkembangan dan pertumbuhan perkotaan yang semakin pesat menuntut
peningkatan kualitas hidup yang semakin baik dalam hal kenyamana, keamanan, ketertiban,
keteraturan dan bebas dari dampak lingkungan polusi dan sebagainya. Perkembangan yang
pesat diiringi dengan trend perubahan gaya hidup. Konsekuensi dari adanya aktivitas
masyarakat akan menimbulkan sampah. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan
atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah kota, bertambah pula beban yang harus
diterima kota tersebut. Salah satunya adalah beban akibat dari sampah yang diproduksi oleh
masyarakat perkotaan secara kolektif. Untuk kota – kota besar, sampah akan memberikan
berbagai dampak negatif yang sangat besar apabila penanganannya tidak dilakukan secara
cermat dan serius yaitu mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang
merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah,
air dan udara. Pengelolaan sampah secara efektif dan efisien harus dijalankan oleh semua
pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Semua pihak ini bertanggungjawab terhadap
penanganan sampah sehingga tidak lagi menimbulkan masalah (Gunawan, 2007). Definisi

III - 148
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

sampah adalah material sisa yang tidak terpakai karena telah melalui suatu proses
(Napitupulu, 2013). Sampah adalah benda padat atau semi padat yang tidak dipakai lagi,
tidak diinginkan, dan dibuang yang dihasilkan oleh aktivitas manusia (WHO). Selama ini,
sebagian besar masyarakat masih beranggapan bahwa sampah tidak dapat dipergunakan
kembali. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir (end-
of-pipe) yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir
sampah. Pemicu dari berkembangnya dampak sampah diperkotaan adalah tingginya jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk. Hal ini juga terjadi di Kabupaten Magetan, pemicu
permasalahan sampah adalah kondisi tingkat kepadatan penduduk yang mencapai 913
jiwa/km2 akan menghasilkan rata-rata sampah per hari yang cukup tinggi. Masalah sampah
ini semakin hari semakin bertambah dengan semakin bertambahnya waktu dan
perkembangan penduduk. Perkiraan jumlah timbulan sampah masing – masing kecamatan di
Kabupaten Magetan pada Tahun 2019 dapat dilihat pada Gambar 3.56.

Gambar 3.56. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah Kabupaten Magetan Tahun 2019

Terlihat dalam Gambar 3.56, timbulan sampah di Kabupaten Magetan Tahun 2019
menunjukan bahwa volume sampah berbanding lurus dengan jumlah penduduk di
Kabupaten Magetan. Dimana Kecamatan dengan penduduk terbanyak yaitu Kecamatan
Panekan dengan jumlah 58.135 jiwa menghasilkan sampah terbanyak dengan volume
sebanyak 23.254 kg/orang/hari. Kemudian kecamatan yang memproduksi sampah paling

III - 149
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

sedikit yaitu Kecamatan Nguntoronadi dengan timbulan sampah sebanyak 8.632,40


Kg/orang/hari.
Komposisi sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga berkaitan
dengan karakteristik fisik dan sosial penduduk. Penduduk Kabupaten Magetan cenderung
bercirikan masyarakat rural sehingga bisa dipastikan komposisi sampahnya didominasi oleh
sampah organik. Berdasarkan survey komposisi sampah yang dilakukan Dinas Lingkungan
Hidup Tahun 2018, diperoleh bahwa sepertiga (31,04%) sampah yang dihasilkan adalah
sampah organik. Komposisi terbesar selanjutnya adalah plastik (15,25%) dan kertas
(10,17%).

Tabel 3.56. Neraca Skenario Pengelolaan Persampahan Hingga Tahun 2025


Berat
Jumlah Berat Berat Berat
Timbulan Berat Sampah Penduduk
Penduduk Sampah Sampah Sampah
No Tahun Sampah Sampah Non- Terkelola
Total Domestik Total Terkelola
Domestik
Jiwa (l/org/hari) kg/org/hr ton/hari kg/org/hr ton/hari (%) ton/hari
2019 140,289 1.987 0,399 55.922 11.184 67,11 44,1% 29,6
1 2020 141,253 1.987 0,399 56.306 11.261 67,57 49,1% 33,2
2 2021 142,224 1.987 0,399 56.693 11.339 68,03 60% 40,8
3 2022 143,201 1.987 0,399 57.083 11.417 68,50 70% 47,9
4 2023 144,185 1.987 0,399 57.475 11.495 68,97 80% 55,2
5 2024 145,176 1.987 0,399 57.870 11.574 69,44 90% 62,5
6 2025 146174 1.987 0,399 58.268 11654 70 100% 70%
Sumber: Penyusunan Detail Engineering Design (DED) TPA Kabupaten Magetan, 2020

Tabel 3.57. Neraca Skenario Pengelolaan Persampahan Berdasarkan Penanganan dan


Pengurangan
Berat Penanganan Pengurangan
Penduduk
Sampah Bank ResiduTPS Pengurangan
No Tahun Terkelola Masuk TPA TPS 3R Pemulung Pelapak
Terkelola Sampah 3R
(%) ton/hari ton/hari ton/hari ton/hari ton/hari ton/hari ton/hari % ton/har
2019 44,1% 29,6 27,4 0,3 0,07 0,213 1,5 0 7,2% 2,13
1 2020 49,1% 33,2 28,6 0,3 2,5 0,213 1,5 1,0 10,6% 3,51
2 2021 60% 40,8 36,0 0,4 2,7 0,214 1.510 1,1 9,0% 3,69
3 2022 70% 47,9 42,9 0,5 2,9 0,216 1.521 1,2 8,2% 3,91
4 2023 80% 55,2 49,8 0,6 3,1 0,217 1.531 1,3 7,5% 4,14
5 2024 90% 62,5 56,8 0,7 3,3 0,219 1.542 1,3 7,0% 4,37
6 2025 100% 69,9 63,9 0,8 3,5 0,220 1.552 1,4 6,6% 4,60
Sumber: Penyusunan Detail Engineering Design (DED) TPA Kabupaten Magetan, 2020

III - 150
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan survey inventarisasi data sampah pada Tahun 2018 didapatkan bahwa
Kecamatan Plaosan, Maospati dan Magetan mempunyai total timbulan sampah terbesar
merupakan wilayah yang bersifat/berciri kekotaan, karena ketiga Kecamatan ini merupakan
sentra perdagangan yang ramai dengan aktivitas ekonomi masyarakat yang tinggi. Sedangkan
Kecamatan Nguntoronadi dan Kartoharjo yang mempunyai total timbulan sampah terkecil
merupakan wilayah yang bersifat/berciri pedesaan. Wilayah kota dengan jumlah penduduk
yang besar dan didukung oleh tersedianya fasilitas perkotaan menyebabkan aktivitas
ekonomi penduduk juga semakin meningkat, sehingga menyebabkan besarnya jumlah
timbulan sampah sebagai dampak dari aktivitas penduduk. Sedangkan wilayah pedesaan
dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit dan aktivitas ekonomi yang lebih terbatas,
menyebabkan timbulan sampah yang dihasilkan juga relatif lebih sedikit dibandingkan
dengan wilayah kekotaan.
Pelayanan persampahan eksisting di Kabupaten Magetan meliputi 38 Desa/Kelurahan
dari 138 total Desa/Kelurahan pada wilayah perkotaan menurut Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Magetan tahun 2012-2032. Berdasarkan hasil diskusi dengan
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan, perencanaan DED TPA di Desa Botok-Karas
menyesuaikan dengan pelayanan eksisting, dan tidak menambah cakupan pelayanan. Dalam
perencanaan DED TPA terdapat dua alternatif scenario pengelolaan persampahan. Skenario
tersebut diantaranya adalah Skenario Pengelolaan Persampahan 100% pada tahun 2025.
Pada skenario ini, pengelolaan persampahan tahun 2025 direncanakan 100% pada wilayah
pelayanan eksisting. Persentase peningkatan pengurangan diproyeksikan berdasarkan
peningkatan jumlah penduduk.

G. Kondisi Bank Sampah


Timbulan sampah yang ada di Kabupaten Magetan sebenarnya sudah dikelola, tetapi
permasalahannya belum bisa dituntaskan. Salah satu upaya dalam peningkatan penanganan
sampah di Kabupaten Magetan yaitu telah dimilikinya bank sampah. Data bank sampah di
Kabupaten Magetan tersaji pada Tabel 3.58.

Tabel 3.58. Data Bank Sampah di Kabupaten Magetan


Nama
Jumlah Sampah Wilayah Jumlah Jumlah Omset
No Bank
(Kg/Bulan) Pelayanan Penabung Karyawan (Rp)
Sampah
1 Loh 250 m3/bl Rw 2 Kel. 60 3 200.000
Jinawi II Mangkujayan

III - 151
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Nama
Jumlah Sampah Wilayah Jumlah Jumlah Omset
No Bank
(Kg/Bulan) Pelayanan Penabung Karyawan (Rp)
Sampah
2 Bhakti - Rw 09 KPR Bukit 400 155 20.496.300
Kusuma Selosari Permai
Kel. Selosari
3 Sedap 3
72 m /bl Rt 04 Rw 01 56 3 100.000
Malam Kel. Bulukerto
4 Berseri - Kelurahan - 15 68.000
Bulukerto
5 Gatra 3.483,00 Kabupaten 250 10 6.791.850
Berseri Magetan
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan

Bank sampah yang masih aktif yaitu 5 bank sampah, yang kesemua Bank sampah
terdapat di Kecamatan Magetan, sehingga penyebaran belum ke kecamatan-kecamatan yang
lain.

H. Kondisi Risiko Bencana


Kabupaten Magetan memiliki banyak relawan dalam penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Magetan. Data yang dihimpun BPBD Kabupaten Magetan pada tahun
2019, data potensi relawan penanggulangan bencana di Kabupaten Magetan adalah disajikan
pada Tabel 3.59.

Tabel 3.59. Data Potensi Relawan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magetan Tahun 2019
Potensi Relawan
No. Alamat Sekretariat Jumlah Anggota
Penanggulangan Bencana
1 ORARI M AGETAN Ds. Simbatan Kec. -
Nguntoronadi
2 RAPI MAGETAN Ds. Bayemtaman Wetan Kec. 115
Kartoharjo
3 PGL LAWU Cemorosewu Kec. Plaosan
4 PMI MAGETAN Jl. MT Haryono 14, Magetan 50
5 SENKOM MITRA POLRI Jl. Kelud 06/01 Magetan
6 BAZNAZ TANGGAP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.5
BENCANA Magetan
7 KSB BHAKTI MULYA Ds. Bedagung Kec. Panekan 50
PANEKAN
8 KSB NGEJAR MULYA Ds. Jajar Kec. Kartoharjo 50
KARTOHARJO
9 TARUNA EKA PALA Jl. Salak No.35 Magetan -
10 SAR MTA MAGETAN Ds. Milangsari Kec. Panekan 40
11 D’BONESAL GONGGANG Ds. Gonggang Kec Poncol 20
12 TAGANA MAGETAN Jl. MT Haryono Magetan 40

III - 152
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Potensi Relawan
No. Alamat Sekretariat Jumlah Anggota
Penanggulangan Bencana
13 KARANG TARUNA AKAS Ds. Ringinagung Kec. Magetan
BAKTI
14 SAR FKAM Jl. Kalpataru Tawanganom 25
Magetan
15 RANGGER KPR Asabri Magetan 65
16 TIDAR ERNE Ds. Nguntoronadi Kec.
Nguntoronadi
17 MDMC MAGETAN Jejeruk 02/04 Ds. Candirejo 20
Kec. Magetan
18BRIGADE PENOLONG Kwarcab Magetan 120
19SATGAS EWS Desa Gonggang Kec. Poncol
GONGGANG
20 FORUS SUNGAI JAKA Ds. Jajar Kec. Kartoharjo
NGEPEN KARTOHARJO
21 RUMAH ZAKAT Jl. Pandan Magetan
22 HANOM HANCALA Ds. Sengolangu Kec. Plaosan
23 ILHAM RESQUE Ds. Mangge Kec. Barat 70
24 RELAWAN 24 JAM Ds. Tulung Kec. Kawedanan 19
25 TRC BPBD Jl. Samodra 47 Magetan 30
JUMLAH 714
Sumber: BPBD, 2019

Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang rawan bencana alam khususnya


bencana aliran lahar Gunung Lawu dan gerakan tanah. Bencana alam yang terjadi di wilayah
kabupaten ini merupakan konsekuensi dari kondisi morfologi, geologi, hidrologi wilayah,
dan keberadaan Gunung Lawu. Ancaman bencana yang disebabkan oleh faktor alam yang
pernah terjadi dan area yang rawan bencana di Kabupaten Magetan antara lain:
a. Bencana Aliran Lahar Dan Aliran Sedimen
Kabupaten Magetan terletak di kaki gunung Lawu yang merupakan jenis gunung api
kwarter yang sudah tidak aktif atau dalam fase istirahat. Oleh sebab itu bahaya yang
dapat ditimbulkan adalah aliran lahar dan aliran sedimen. Ada 6 titik lokasi rawan
bencana aliran lahar dan 3 titik lokasi rawan bencana aliran sedimen, yaitu
1) Titik lokasi rawan bencana aliran lahar
• Kali Gonggang: di Kecamatan Poncol, Parang dan Lembeyan
• Gunung Bancak: Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan dan Kecamatan
Kawedanan
• Perpotongan sungai Trinil, Desa Taji Kecamatan Karas
• Jembatan Ginuk di sungai Trinil, Desa Ginuk Kecamatan Karas
• Jembatan Sedran di sungai Trinil, Dusun Sedran Desa Wates Kecamatan Panekan

III - 153
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

• Jembatan Milangasri di kali Catur, Desa Milangasri Kecamatan Panekan


2) Titik lokasi rawan aliran sedimen:
• Jalan menuju air terjun Tirtosari
• Jalan tepi telaga Sarangan
• Gunung Blego Kecamatan Parang

III - 154
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.57. Peta Kerawanan Bencana Aliran Lahar dan Sedimen

III - 155
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

b. Bencana Tanah Longsor


Sebagian besar wilayah kabupaten Magetan di bagian barat adalah wilayah rawan tanah
longsor. Hal ini disebabkan kondisi topografi yang sebagian besar berupa pegunungan
dengan kontur yang cukup rapat. Terdapat 12 titik lokasi rawan longsor yang terbagi
menjadi 3 jenis gerakan tanah yaitu rock fall, sliding (translational/rotational) dan debris
flow. Adapun keduabelas titik lokasi tersebut sebagai berikut.

Tabel 3.60. Titik Lokasi Rawan Longsor di Kabupaten Magetan


No Lokasi Jenis Gerakan Tanah
1. Jalan menuju Sarangan Rock fall
2. Jalan menuju air terjun Tirtosari Desa Ngluweng Sliding (translational/rational),
Kec. Plaosan debris flow
3. Jalan menuju desa Wonomulyo Kec. Poncol Rational sliding
4. Desa Wonomulyo Kec. Poncol Rock fall
5. Jalan menuju desa Genilangit kec. Poncol Rational sliding
6. Desa trosono kec. Parang Rational sliding
7. Lereng tegak di kawasan gunung Blego Rock fall
8. Tepi jalan telaga Wahyu Rational sliding
9. Tepi jalan Cemorosewu Rock fall
10. Tepi jalan Tawangmangu-Sarangan Rock fall
11. Tikungan jalan Sarangan Rational sliding
12 RPH Campurejo, Desa Jabung Kec. Panekan Rational sliding, rock fall
Sumber: Studi Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Magetan Tahun 2006

Selain titik tersebut, kawasan rawan bencana tanah longsor meliputi kecamatan-
kecamatan berikut:
a. Kecamatan Poncol (Desa Poncol, Alastuwi, Genilangit, Gonggang, Cileng, Sombo,
Janggam, Plangkrongan)
b. Kecamatan Plaosan (Patukdoro, Plumpung, Bulugunung, Plaosan, Dadi, Ngancar,
Randugede, Pacalan, Sidomukti, Bulugharjo, Bogoarum)
c. Kecamatan Panekan (Tapak, Jabung, Ngliliran, Bedagung, Sukowidi, Sumberdodol)
d. Kecamatan Ngariboyo (Selotinatah, Pendem)
e. Kecamatan Sidorejo (Sumbersawit, Sidokerto, Sambirobyong, Durenan, Sidomulyo)

III - 156
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.58. Peta Kerawanan Longsor Kabupaten Magetan

III - 157
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

c. Bencana Banjir
Banjir merupakan peristiwa alam yang terjadi karena kanal alami (sungai) tidak mampu
menampugn aliran volume air. Kecamatan di Kabupaten Magetan yang sering
mengalami bencana banjir adlaah Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Barat, Kecamatan
Takeran dan Kecamatan Bendo.

Tabel 3.61. Titik titik Lokasi Bencana Banjir di Kabupaten Magetan


No Lokasi
1 Kali Kanal, Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo
2 Kali Watu, Desa Jeruk, Kecamatan Kartoharjo
3 Kecamatan Kartoharjo (Ngelang, Jajar, Sukowidi)
4 Kali Madiun. Desa Kerang, kecamatan Takeran
5 Kali Ngelang, Desa Ngelang, Kecamatan Karangmojo
6 Kecamatan Lembeyan (Kedungpanji, Dukuh)

Sebagian besar bencana alam banjir terjadi di Kecamatan-Kecamatan yang terletak di


daerah hilir. Bencana alam tersebut disebabkan karena kondisi penggunaan lahan di
daerah hulu yang sudah rusak ditambah lagi kondisi topografi dengan kemiringan
permukaan lahan yang terjal membuat air hujan tidak bertahan sehingga menimbulkan
fluktuasi debit aliran yang tidak menguntungkan. Di dalam musim penghujan aliran
sungai berlimpah namun hanya berlangsung dalam waktu yang relatif pendek sehingga
banjir air terjadi di daerah hilir.

Pada musim kemarau aliran sungai-sungai sangat kecil bahkan kering. Sebagian besar
sungai-sungai penyebab banjir di Kabupaten Magetan sudah ditanggul. Hal tersebut
menyebabkan banjir sudah jarang terjadi. Hanya ada sebagian kecil sungai di Kabupaten
tersebut yang belum ditanggul sehingga masih menyebabkan banjir seperti kali Bringin
di Desa Pencol.

III - 158
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.59. Peta Kerawanan Bencana Banjir Kabupaten Magetan

III - 159
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

d. Bencana Kekeringan
Beberapa daerah di Kabupaten Magetan masuk dalam kelas kekeringan lahan tinggi. Hal
ini disebabkan karena kerusakan terjadi akibat penggundulan hutan di Gunung Lawu,
Gunung Blego dan Gunung Bancak. Ada 2 Kecamatan di Kabupaten Magetan yang
masuk kelas kekeringan lahan tinggi, yaitu:
a. Kecamatan Parang (Trosono, Sayulan, Mategal, Prarag, Ngaglik)
b. Kecamatan Karas (Kuwon, Karas)

III - 160
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.60. Peta Kerawanan Kekeringan Kabupaten Magetan

III - 161
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

e. Bencana Angin Kencang


Kabupaten Magetan memiliki beberapa kawasan yang rentan terhadap bencana angin
kencang ataupun angin puting beliung. Kawasan rawan bencana angin puting beliung
tersebut adalah:
a. Kecamatan Plaosan (Sarangan)
b. Kecamatan Panekan (Jabung, Ngliliran, Bedagung, Sukowidi, Turi, Sumberdodol,
Wates, Banjarejo, Sidowayah, Milangsari)
c. Kecamatan Karas (Jungke, Temboro)
d. Kecamatan Bendo (Bendo, Kleco, Belotan, Dukuh, Duwet, Bulugledeg)
e. Kecamatan Sukomoro (Kembangan, Bandar, Bibis, Sukomoro, Bulu, Tambakmas,
Tamanan)
f. Kecamatan Takeran (Sawojajar, Madigondo, Waduk, Jomblang, Tawangrejo)
g. Driyorejo, Semen, Nguntoronadi, Gorang Gareng)

III - 162
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.61. Peta Kerawanan Bencana Angin Kencang

III - 163
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.4.3. Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung Berdasarkan Jasa Ekosistem
Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam kajian ini menggunakan
pendekatan jasa ekosistem (ecosystem services) sebagaimana yang dilakukan dalam
Millenium Ecosystem Assessment, United Nation (2005). Asumsinya, semakin tinggi jasa
ekosistem semakin tinggi kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Jasa
ekosistem pada habitat bumi ditentukan oleh keberadaan faktor endogen dan dinamika
faktor eksogen yang dicerminkan dengan dua komponen, yaitu: kondisi ekoregion dan
penutup lahan atau penggunaan Lahan (landcover atau landuse) sebagai penaksir atau proxy.
Dengan demikian terdapat 5 (lima) konsep dasar penting dalam penyusunan daya dukung
lingkungan hidup, sebagaimana diuraikan berikut ini.
(1) Daya Dukung (supportive capacity) Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lainnya, dan
keseimbangan antar keduanya (Pasal 1 butir ke-7, UUPPLH Nomor 32 tahun 2009).
(2) Daya Tampung (assimilative capacity) Lingkungan Hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau
di masukan ke dalamnya (Pasal 1 butir ke-8, UUPPLH Nomor 32 tahun 2009).
(3) Ekoregion adalah adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air,
flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan
integritas sistem alam dan lingkungan hidup (Pasal 1 butir ke-29, UUPPLH Nomor 32
tahun 2009). Penetapan batas ekoregion dengan mempertimbangkan kesamaan
bentangalam, daerah aliran sungai, keanekaragaman hayati dan sosial budaya (Pasal 7
ayat (2) UUPPLH Nomor 32 tahun 2009). Secara operasional penetapan ekoregion
menggunakan pendekatan bentangalam (natural landscape) dengan mengikuti sistem
klasifikasi yang digunakan Verstappen (1983). Selanjutnya jenis-jenis bentangalam akan
dijadikan sebagai salah satu komponen penaksir atau proxy jasa ekosistem (landscape
based proxy).
(4) Penutup Lahan (land caver) adalah tutupan biofisik pada permukaan bumi yang dapat
diamati, merupakan suatu hasil pengaturan, aktivitas, dan perlakukan manusia yang
dilakukan pada jenis penutup lahan tertentu untuk melakukan kegiatan produksi,
perubahan, ataupun perawatan pada penutup lahan tersebut. Dalam
operasionalisasinya, digunakan sistem klasifikasi penutup lahan dari SNI 7645-2014, dan
jenis-jenis penutup lahan tersebut dijadikan sebagai salah satu komponen penaksir atau
proxy jasa ekosistem (landcover/landused based proxy).

III - 164
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

(5) Jasa Ekosistem (ecosytem services) adalah manfaat yang diperoleh oleh manusia dari
berbagai sumberdaya dan proses alam yang secara bersama-sama diberikan oleh suatu
ekosistem, yang dikelompokkan ke dalam 4 (empat) macam manfaat, yaitu: manfaat
penyediaan (provisioning), manfaat pengaturan (regulating), manfaat budaya (cultural),
dan manfaat pendukung (supporting), yang merujuk pada sistem klasifikasi jasa
ekosistem menurut standar Millenium Ecosystem Assessment (MEA, 2005).
Jasa ekosistem (ecosystem services) adalah entitas yang kompleks yang terdiri atas
komunitas tumbuhan, binatang, dan mikro organisme yang dinamis beserta lingkungan
abiotiknya yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan unit fungsional (MEA, 2005). Fungsi
ekosistem adalah kemampuan komponen ekosistem untuk melakukan proses alam dalam
menyediakan materi dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik
secara langsung maupun tidak langsung (De Groot, 1992). Jasa ekosistem adalah keuntungan
yang diperoleh manusia dari suatu ekosistem (MEA, 2005). Jasa ekosistem dikategorikan
menjadi empat, yaitu: jasa penyediaan (provisioning), jasa pengaturan (regulating), jasa
budaya (cultural), dan jasa pendukung (supporting) (MEA, 2005), yang selanjutnya dapat
diperinci ke dalam 23 (dua puluh tiga) klas jasa ekosistem (De Groots, 2002), sebagimana
disajikan dalam Tabel 3.62.
Daya dukung merupakan indikasi kemampuan mendukung penggunaan tertentu,
sedangkan daya tampung adalah indikasi toleransi mendukung perubahan penggunaan
tertentu (atau pengelolaan tertentu) pada unit spasial tertentu. Untuk menghitung daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup, perlu beberapa pertimbangan. Adapun
pertimbangan tersebut adalah: (a) ruang dan sifatnya, (b) tipe pemanfaatan ruang, (c) ukuran
produk lingkungan hidup utama (udara dan air), (d) penggunaan/penutupan lahan
mendukung publik (hutan), dan (e) penggunaan tertentu untuk keperluan pribadi. Penentuan
daya dukung dan daya tampung lingkungan dilakukan dengan pendekatan jasa ekosistem,
dan pada kajian di Kabupaten Magetan dilakukan kajian jasa ekosistem sebanyak 20 dengan
rincian pada Tabel 3.62.

Tabel 3.62. Klasifikasi Jasa Ekosistem untuk Menilai Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup
No Jasa Ekosistem Utama Jenis Jasa Ekosistem
1. Jasa Penyediaan 1. Bahan Pangan
(Provisioning) 2. Air Bersih
3. Serat (Fiber)
4. Bahan Bakar (Fuel)
5. Sumberdaya Genetik

III - 165
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Jasa Ekosistem Utama Jenis Jasa Ekosistem


2. Jasa Pengaturan 1.
Iklim
(Regulating) Tata Aliran Air dan Banjir (Siklus Hidrologi)
2.
3.
Pencegahan dan Perlindungan Bencana Alam
4.
Pemurnian Air
5.
Penguraian Limbah
6.
Pemeliharaan Kualitas Udara
Penyerbukan Alami (Pollination)
7.
8.
Pengendalian Hama dan Penyakit
3. Jasa Budaya (Cultural) Tempat Tinggal dan Ruang Hidup (Sense of Place)
1.
Rekreasi dan Ekowisata (Ecotourism)
2.
3.
Estetika Alam
4. Jasa Pendukung 1.
Pembentukan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan
(Supporting) Siklus Hara (Nutrient Cicle)
2.
3.
Produksi Primer
4.
Perlindungan Plasma Nutfah dan Keanekaragaman
Hayati (Biodiversity)
Sumber: Millenium Ecosystem Assessment (2005)

Berdasarkan penentuan klasifikasi tersebut, salah satu hasil kajian daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem adalah menghasilkan nilai indeks.
Nilai ini merupakan representasi dari tinggi rendahnya nilai jenis-jenis jasa ekosistem pada
suatu wilayah. Nilai indeks jasa ekosistem berkisar antara 0 (sangat rendah) 1 (sangat tinggi),
yang ditampilkan menurut administrasi dan ekoregion. Berikut adalah tabel hasil akhir dari
klasifikasi luasan dan kelas tiap fungsi jasa ekosistem di Kabupaten Magetan.

Tabel 3.63. Distribusi Luas dan Kelas Daya Dukung & Daya Tampung Kabupaten Magetan
Sangat Sangat
Fungsi Jasa Rendah Sedang Tinggi
Rendah % % % % Tinggi %
Ekosistem (Ha) (Ha) (Ha)
(Ha) (Ha)
P1 Penyedia 12.227,2 17% 5.830,1 8% 10.539,2 15% 11.315,8 16% 30.576,3 43%
Pangan
P2 Penyedia 5.857,7 8% 16.302,4 23% 12.935,5 18% 16.725,2 24% 18.667,8 26%
Air
P3 Penyedia 3.231,6 5% 17.431,5 25% 37.966,8 54% 11.299,0 16% 559,6 1%
Serat
P4 Penyedia 165,9 0% 39.674,3 56% 15.782,4 22% 10.357,0 15% 4.508,9 6%
Bahan Bakar
P5 Penyedia 1.429,1 2% 15.921,8 23% 3.318,0 5% 46.278,7 66% 3.540,9 5%
Sumber
Genetik
R1 Pengaturan 224,7 0% 14.545,6 21% 12.749,6 18% 32.638,0 46% 10.330,6 15%
Iklim
R2 Pengaturan 9.968,2 14% 10.777,5 15% 26.397,6 37% 16.139,4 23% 7.205,9 10%
Tata Air &
Banjir

III - 166
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sangat Sangat
Fungsi Jasa Rendah Sedang Tinggi
Rendah % % % % Tinggi %
Ekosistem (Ha) (Ha) (Ha)
(Ha) (Ha)
R3 14.582,7 21% 4.105,7 6% 38.422,0 55% 10.925,2 15% 2.452,9 3%
Perlindungan
Bencana
R4 Pemurnian 12.196,2 17% 13.579,9 19% 15.013,1 21% 18.509,5 26% 11.189,9 16%
Air
R5 Pengolah 6.089,3 9% 13.040,1 18% 17.094,6 24% 29.913,5 42% 4.350,9 6%
dan Pengurai
Limbah
R6 Pemelihara 8.547,3 12% 21.923,8 31% 11.812,9 17% 20.907,3 30% 7.297,2 10%
Kualitas Udara
R7 902,7 1% 13.248,9 19% 13.846,2 20% 38.885,3 55% 3.605,4 5%
Penyerbukan
Alami
R8 1.441,9 2% 16.022,9 23% 2.164,0 3% 42.539,0 60% 8.320,7 12%
Pengendalian
Hama &
Penyakit
C1Tempat 15.958,5 23% 16.850,4 24% 16.524,3 23% 17.425,8 25% 3.729,6 5%
Tinggal
C2 Rekreasi & 42.421,6 60% 17.090,2 24% 5.533,5 8% 3.795,7 5% 1.647,5 2%
Ekowisata
C3 Estetika 18.726,3 27% 23.252,1 33% 18.086,0 26% 5.549,2 8% 4.875,0 7%
Alam
D1 Lapisan 9.540,6 14% 9.804,4 14% 20.841,3 30% 25.480,6 36% 4.821,5 7%
Tanah
D2 Siklus Hara 4.040,0 6% 15.597,8 22% 14.960,4 21% 30.633,3 43% 5.257,1 7%
D3 Produksi 1.807,9 3% 2.489,7 4% 21.355,7 30% 39.085,4 55% 5.749,8 8%
Primer
D4 3.191,3 5% 17.868,0 25% 20.081,5 28% 25.552,2 36% 3.795,6 5%
Biodiversitas

III - 167
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Distribusi Luas Jasa Ekosistem Kabupaten Magetan

D4 Biodiversitas
D3 Produksi Primer
D2 Siklus Hara
D1 Lapisan Tanah
C3 Estetika Alam
C2 Rekreasi & Ekowisata
C1Tempat Tinggal
R8 Pengendalian Hama & Penyakit
R7 Penyerbukan Alami
R6 Pemelihara Kualitas Udara
R5 Pengolah dan Pengurai Limbah
R4 Pemurnian Air
R3 Perlindungan Bencana
R2 Pengaturan Tata Air & Banjir
R1 Pengaturan Iklim
P5 Penyedia Sumber Genetik
P4 Penyedia Bahan Bakar
P3 Penyedia Serat
P2 Penyedia Air
P1 Penyedia Pangan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.62. Grafik Distribusi Luas Daya Dukung & Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem
Kabupaten Magetan

A. Jasa Ekosistem Penyediaan


Jasa ekosistem penyediaan atau provision adalah kemampuan suatu ekosistem untuk
menyediakan berbagai macam hal yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh mahluk hidup yang
hidup di dalamnya. Jasa ekosistem penyediaan memiliki fungsi penyediaan pangan, air, serat,
bahan bakar, dan sumber genetik.
• Jasa Ekosistem Penyedia Bahan Pangan
Daya dukung daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem penyedia bahan
pangan (P1) berkaitan dengan kemampuan ekosistem secara alamiah untuk menyediakan

III - 168
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

kebutuhan pangan bagi manusia. Kebutuhan pangan yang dapat disediakan ekosistem
untuk manusia meliputi segala jenis bahan pangan yang berasal dari sumber hayati,
seperti tanaman dan hewan, maupun berasal dari air, yaitu berupa ikan. Faktor utama
yang mempengaruhi kemampuan ekosistem dalam menyediakan kebutuhan pangan
adalah ekoregion bentanglahan dan tutupan lahan. Ekoregion bentanglahan yang
memiliki karakteristik kesuburan tanah yang tinggi, seperti dataran aluvial, cenderung
akan memiliki potensi terhadap penyediaan pangan yang tinggi karena menjadi tempat
yang sesuai untuk tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan. Selain ekoregion bentanglahan,
tutupan vegetasi juga menentukan tingkat kemampuan ekosistem dalam menyediakan
bahwan pangan bagi manusia. Semakin rapat tutupan lahan, maka semakin besar pula
potensi penyediaan bahan pangan yang dapat dihasilkan oleh ekosistem karena
keberadaan berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai sumber
bahan pangan, menunjukan distribusi serta luas jasa penyedia pangan di setiap
Kecamatan di Kabupaten Magetan. Jasa ekosistem tersebut di bagi menjadi lima kelas
yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Jasa ekosistem penyedia
pangan tinggi memberikan gambaran/cerminan bahwa wilayah atau daerah tersebut
memiliki suatu ekosistem dengan daya dukung serta kemampuan dalam menyediakan
pangan yang tinggi. Diamati dari grafik pada Gambar 3.23. menunjukkan bahwa jasa
ekosistem penyedia pangan di Kabupaten Magetan dididominasi oleh jasa ekosistem
penyedia dengan kelas tinggi dan sangat tinggi. Lahan yang berpotensi sangat tinggi
dalam menyediakan bahan pangan memiliki luasan 18.565,05 Ha atau sekitar 25% dari
keseluruhan lahan yang terdapat di Kabupaten Magetan. Lahan yang berpotensi tinggi
dalam penyediaan bahan pangan memiliki luasan sebesar 22.263,69 Ha atau sekitar
33%. Sedangkan lahan yang memiliki potensi rendah dan sangat rendah dalam
penyediaan bahan pangan bagi manusia memiliki luasan masing-masing sebesar 2.813,14
Ha dan 19913,81 Ha atau dengan total sekitar 32% dari keseluruhan lahan yang terdapat
di Kabupaten Magetan. Selain perhitungan untuk Kabupaten Magetan secara
keseluruhan, dari perhitungan 18 kecamatan di Kabupaten Magetan, terdapat 14
Kecamatan yang memiliki kelas jasa penyedia pangan tinggi dan sangat tinggi lebih dari
50% dari luas wilayahnya, hal ini menunjukan bahwa secara umum Kabupaten Magetan
memiliki potensi penyediaan pangan relatif tinggi berdasarkan kondisi ekosistem
wilayahnya. Walau telah disampaikan bahwa 14 Kecamatan memiliki wilayah dengan
potensi tinggi hingga sangat tinggi di atas 50%, terdapat beberapa kecamatan dengan
persentase lahan berpotensi sangat tinggi yang lebih menonjol dibanding kecamatan

III - 169
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

lain. Kecamatan Parang adalah kecamatan dengan lahan penyedia pangan berklasifikasi
jasa ekosistem tinggi dan sangat tinggi terluas di Kabupaten Magetan, Kecamatan Parang
memiliki daerah seluas 1.611,90 Ha yang diklasifikasikan ke dalam jasa ekosistem
penyedia pangan sangat tinggi dan daerah seluas 3.414,74 Ha yang diklasifikasikan
sebagai daerah dengan jasa ekosistem penyedia pangan sangat tinggi. Sedangkan,
Kecamatan Karas merupakan kecamatan dengan persentase lahan dengan jasa ekosistem
penyedia pangan terendah, hanya sekitar 35% lahan di d kecamatan ini yang
dikategorikan sebagai lahan dengan potensi tinggi, sementara 65% sisanya dikategorikan
posisi sedang hingga sangat rendah. Kecamatan lain dengan daya dukung penyedia
pangan relatif rendah dibandingkan kecamatan-kecamatan lain adalah Kecamatan
Plaosan, Maospati dan Karangrejo.

Kecamatan Parang terletak di bagian utara Kabupaten Magetan, kecamatan ini


merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ponorogo dan
Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Parang merupakan kecamatan dengan topografi
pegunungan yang memiliki tingkat kesuburan sedang dengan kondisi hidrologis sedikit
kekurangan karena tidak adanya badan sungai besar yang melewati daerah ini. Tanah di
Kecamatan Parang didominasi oleh jenis tanah mediteran coklat yang sesuai untuk
penanaman palawija, jati, tembakau, dan jambu mete. Berdasarkan analisis tutupan
lahan skala 1:50.000, lahan di Kecamatan Parang didominasi oleh Ladang/Tegalan
dengan Palawija (3.025,93 Ha) diikuti oleh pemukiman (1.196,33 Ha) dan sawah
dengan padi diselingi tanaman lain.

Selain Kecamatan Parang, Kecamatan Kertoharjo juga merupakan kecamatan dengan


potensi jasa ekosistem tinggi. Kecamatan Kartoharjo adalah kecamatan dengan
persentase lahan dengan kelas jasa ekosistem “sangat tinggi” terbesar, daerah seluas
2.101,93 Ha atau sekitar 80% dari luas wilayah Kecamatan ini dikategorikan sebagai
daerah dengan jasa ekosistem penyedia pangan sangat tinggi. Kecamatan Kartoharjo
merupakan kecamatan paling utara dari Kabupaten Magetan yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Ngawi, kecamatan ini merupakan kecamatan yang terletak di
dataran rendah dengan kesuburan tinggi dan curah hujan baik. Kecamatan Kartoharjo
merupakan kecamatan dengan luas lahan panen dan produksi tertinggi di Kabupaten
Magetan (4.940 Ha; 32.107,4 Ton).

III - 170
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Secara keseluruhan, berdasarkan analisis yang dilakukan, jasa ekosistem penyedia pangan
di Kabupaten Magetan dapat dikategorikan tinggi, tingginya jasa ekosistem penyedia
pangan sebanding dengan tingginya daya dukung lingkungan Kabupaten Magetan dalam
pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Untuk mencukupi kebutuhan pangan lokal
Magetan, regional, dan nasional perlu dilakukan perlindungan terhadap lahan pertanian
pangan terutama lahan-lahan dengan jasa ekosistem penyedia pangan tinggi, sehingga
dapat menjamin ketersediaan pangan secara berkelanjutan. Untuk menjamin
ketersediaan pangan masyarakat salah satu upaya yang dapat dilakukan, seperti
tercantum dalam Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)
Kabupaten Magetan, adalah dengan ditetapkannya lahan pertanian pangan
berkelanjutan (LP2B) seluas 19.084 Ha yang meliputi sawah irigasi teknis dan sawah
irigasi setengah teknis. Penetapan lahan seluas 19.084 Ha sebagai LP2B dapat
dikombinasikan dengan hasil analisis daya dukung lingkungan yang telah dilakukan,
penetapan area PL2B di lahan dengan jasa ekosistem penyedia pangan tinggi akan
mengoptimasi hasil produksi pangan yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
pangan Kabupaten Magetan.

III - 171
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.63. Peta Jasa Ekosistem Penyedia Pangan

III - 172
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

P1 Penyedia Pangan P1 Penyedia Pangan


35.000,0 30.576,3
17% 30.000,0
Sangat Rendah 25.000,0
8%
44% Rendah 20.000,0
15.000,0 12.227,2 10.539,211.315,8
Sedang
10.000,0 5.830,1
Tinggi 5.000,0
15% Sangat Tinggi 0,0
16% SANGAT RENDAHSEDANG TINGGI SANGAT
RENDAH TINGGI

Gambar 3.64. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Penyedia Pangan

• Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih (P2)


Selain bahan pangan hal lain yang juga merupakan kebutuhan utama bagi manusia
adalah ketersediaan air bersih. Air bersih merupakan salah satu manfaat yang dapat
diperoleh dari ekosistem. Secara alami, air bersih dapat berasal dari air permukaan,
seperti: sungai dan danau maupun berasal dari air tanah. Ekosistem memberikan manfaat
penyediaan air bersih yaitu ketersediaan air bersih baik yang berasal dari air permukaan
maupun air tanah (termasuk kapasitas penyimpanannya), bahkan air hujan yang dapat
dipergunakan untuk kepentingan domestik, pertanian, industri maupun jasa. Penyediaan
jasa air bersih sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan dan lapisan tanah atau batuan
yang dapat menyimpan air (akuifer) serta faktor yang lain seperti bentang lahan, vegetasi
dan tutupan lahan.

Sama halnya dengan jasa ekosistem penyedia pangan, jasa ekosistem penyedia air bersih
dikategorikan ke dalam lima kelas. Kelas dengan jasa ekosistem tinggi dan sangat tinggi
menunjukan kemampuan wilayah tersebut untuk menyediakan air bersih untuk
penggunaan oleh mahluk hidup, hal ini juga dapat diartikan bahwa area dengan kelas
jasa ekosistem penyedia air bersih tinggi mempunyai daya dukung tinggi untuk
memenuhi kebutuhan air bersih manusia. Pada 26.631,43 Ha area di Kabupaten
Magetan diklasifikasikan sebagai area dengan jasa ekosistem penyedia air bersih sangat
tinggi, sementara 14.074,73 Ha area diklasifikasikan sebagai area dengan jasa ekosistem
penyedia air bersih tinggi. Dua klasifikasi ini mendominasi area di Kabupaten Magetan
yang menandakan bahwa daya dukung penyediaan air bersih di Kabupaten Magetan
relatif baik.

III - 173
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Daya dukung lingkungan dalam aspek penyediaan air bersih di wilayah Kabupaten
Magetan dapat terjadi karena Kabupaten Magetan yang secara topografi berada di
lereng vulkan (gunungapi), berpotensi sebagai Daerah Tangkapan Air (DTA) yang baik
serta pada tekuk lereng atau formasi batuan patahan lereng vulkan dijumpai banyak
kemunculan mata air. Kabupaten Magetan sendiri memiliki 147 sumber mata air, dimana
sebagian besar berada di lereng Gunung Lawu yaitu 57 buah di Kecamatan Plaosan dan
34 buah di Kecamatan Panekan. Selain itu juga terdapat mata air di kecamatan lain
seperti di Kecamatan Poncol 17 mata air, Kecamatan Lembeyan 17 mata air, Kecamatan
Takeran 6 mata air, Kecamatan Kawedanan 6 mata air, Kecamatan Maospati 5 mata air,
Kecamatan Parang 3 mata air, Kecamatan Magetan 3 mata air dan Kecamatan
karangrejo 1 mata air. Sumber mata air ini merupakan mata air 14 sungai yang mengalir
di wilayah Kabupaten Magetan. Sungai-sungai yang berhulu di Gunung Lawu merupakan
jenis sungai effluent yaitu keberadaan air sungai dipasok dari air tanah yang keluar
melalui mataair (spring) dan/atau rembesan (seepage). Akibatnya sungai tersebut akan
mengalir sepanjang tahun walaupun dengan debit aliran yang berbeda antara musim
penghujan dengan musim kemarau. (Laporan SLDH Kabupaten Magetan, 2015).

Sekalipun secara umum seluruh wilayah Kabupaten Magetan memiliki jasa penyedia air
bersih yang tinggi, namun ada beberapa kecamatan yang memiliki jasa ekosistem lebih
tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Berdasarkan hasil perhitungan distribusi
luas kelas jasa penyedia air bersih, Kecamatan Lembeyan merupakan kecamatan yang
memiliki daya dukung lingkungan penyedia air bersih paling baik, kecamatan ini
memiliki kelas jasa ekosistem sangat tinggi paling luas diantara 18 kecamatan lain yaitu
seluas 4141,58 Ha atau sekitar 70% dari luas wilayah kecamatan Lembeyan. Kecamatan
Lembeyan terletak di bagian selatan Kabupaten Magetan yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo, berdasarkan peta hidrogeologi
Kabupaten Magetan Kecamatan Lembeyan digolongkan ke dalam kategori 1-a yaitu area
dengan akuifer produktif tinggi dan persebaran luas. Kondisi ini menyebabkan
Kecamatan Lembeyan dapat dikategorikan memiliki daya dukung penyedia air yang baik
karena akuifer produktif tinggi menjamin bahwa air tanah memiliki kedalaman rendah
sehingga mudah diakses dan menyebabkan tercukupinya kebutuhan air, selain itu
kecamatan Lembeyan juga memiliki 17 sumber mata air dengan 5 mata air yang masih
berfungsi baik dengan debit 16,5 liter/detik. Dilaporkan pada Laporan Statistik
Kecamatan Lembeyan bahwa dari 10 desa/kelurahan yang ada, baru sebagian

III - 174
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

desa/kelurahan menjadi pelanggan air bersih yang dikelola PDAM Magetan. Sehingga di
Kecamatan Lembeyan, pengguna air bersih dengan memanfaatkan sumur bor/pompa
lebih banyak daripada pelanggan PDAM Magetan.

Selain Kecamatan Lembeyan, kecamatan lain dengan jasa ekosistem penyedia air bersih
tinggi adalah Kecamatan Panekan yang memiliki luas kelas jasa ekosistem tinggi dan
sangat tinggi dengan total 4079,43 Ha. Kecamatan Panekan merupakan salah satu
kecamatan dengan mata air terbanyak di Kabupaten Magetan yaitu sebanyak 34 sumber
mata air dengan debit 1.245 liter/detik dan kecamatan ini merupakan salah satu
kecamatan yang dilalui aliran sungai besar yaitu sungai Trinil. Sementara, secara
hidrogeologi Kecamatan Panekan dikategorikan pada kelas akuifer sedang dengan
sebagian wilayah termasuk dalam wilayah akuifer jarang.

Walau masih dapat dikategorikan tinggi, keberadaan jasa ekosistem penyedia air bersih
di Kabupaten Magetan secara fungsinya mengalami penurunan kuantitas dan kualitas,
terbukti banyak sungai yang ada pada saat tidak hujan tidak ada air yang mengalir atau
debitnya turun secara dratis. Hal ini memberikan gambaran bahwa aliran dasar yang
bersumber dari air tanah berkurang secara signifikan. Selama beberapa tahun, pada saat
musim kemarau terjadi kekeringan di beberapa wilayah di Kabupaten Magetan yang
menjadi indikasi bahwa perlu dilakukannya upaya perbaikan lingkungan guna
mengembalikan daya dukung lingkungan penyedia air bersih di Kabupaten Magetan.
Selain itu terjadi juga pencemaran domestik dan pencemaran industri pada badan sungai
yang diakibatkan masih lemahnya upaya pengelolaan limbah buangan ke sungai.

Analisis jasa ekosistem penyedia air bersih yang dilakukan diharapkan mampu menjadi
panduan bagi pengembangan daerah dan perlindungan lingkungan Kabupaten Magetan,
dengan kondisi lingkungan yang terjaga serta didukung dengan keberadaan sumber-
sumber air seperti embung, telaga, waduk, bendungan maka dimungkinkan kebutuhan
air di Kabupaten Magetan masih dapat dipenuhi di masa yang akan datang. Selain itu,
Dinas Kehutanan dan Perkebunan juga memprakarsai pembangunan rorak. Rorak adalah
lubang-lubang buntu dengan ukuran tertentu yang dibuat pada bidang olah dan sejajar
dengan garis kontur dan dibangun di daerah dengan kemiringan lereng tinggi. Fungsi
dari rorak ini adalah menjebak aliran permukaan dan memberikan kesempatan air hujan
untuk terinfiltrasi ke dalam tanah dan meningkatkan ketersediaan air bersih.

III - 175
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.65. Peta Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih

III - 176
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

P2 Penyedia Air 8% P2 Penyedia Air


18.667,8
20.000,0 16.302,4 16.725,2
15.000,0 12.935,5
27%
23% 10.000,0 5.857,7
5.000,0

24% 0,0
18%
Sangat Rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat Tinggi

Gambar 3.66. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Penyedia Air

• Jasa Ekosistem Penyedia Serat Fiber (P3)


Jasa ekosistem penyedia serat fiber (P3) merupakan segala hal yang berkaitan dengan
suatu jenis bahan berupa potongan-potongan memanjang yang utuh, dan utamanya
dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan hewan, maupun proses geologis. Jasa
ekosistem penyedia serat fiber sangat bergantung pada keberadaan hewan dan
tumbuhan serta tutupan lahan dan vegetasi yang terdapat di suatu wilayah. Hal ini
disebabkan karena elemen utama jasa ekosistem penyedia serat fiber berasal dari hewan
dan tumbuhan sebagai produsen utamanya. Luasan kelas jasa ekosistem penyedia serat
fiber di Kabupaten Magetan disajikan pada grafik di bawah ini.

III - 177
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.67. Peta Jasa Ekosistem Penyedia Serat

III - 178
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

P3 Penyedia Serat P3 Penyedia Serat


37.966,8
1% 40.000,0
4%
35.000,0
16% 25% 30.000,0
25.000,0
20.000,0 17.431,5
15.000,0 11.299,0
54%
10.000,0
3.231,6
Sangat Rendah Rendah 5.000,0 559,6
0,0
Sedang Tinggi
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
Sangat Tinggi RENDAH TINGGI

Gambar 3.68. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Penyedia Serat

• Jasa Ekosistem Penyedia Bahan Bakar (P4)


Daya dukung daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem penyedia bahan
bakar (P4) berkaitan dengan segala jenis sumber energi yang berasal dari fosil berupa
minyak bumi atau batu bara; tenaga mikrohidro dari angin, air atau matahari; maupun
biomasa yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti minyak kelapa sawit. Potensi jasa
ekosistem penyedia bahan bakar sangat berhubungan dengan struktur geologi dan
ekoregion bentanglahan suatu wilayah serta karakteristik vegetasi yang terdapat di
dalamnya. Potensi jasa ekosistem penyedia bahan bakar tertinggi, pada umumnya,
terdapat di ekoregion dengan bentanglahan dataran fluvio marin atau dataran alluvial.
Hal ini disebabkan karena kedua ekoregion bentanglahan tersebut memiliki potensi
perkembangan tanah dalam tingkat lanjut dengan karakteristik subur dan memiliki
kandungan unsur hara yang tinggi, Sehingga, kedua jenis bentanglahan tersebut
merupakan ekosistem yang baik untuk tumbuhnya tanaman sebagai penyedia bahan
bakar.

III - 179
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.69. Peta Jasa Ekosistem Penyedia Bahan Bakar

III - 180
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

P4 Penyedia Bahan P4 Penyedia Bahan


Bakar Bakar
0%
7% 50.000,0
15% 39.674,3
40.000,0
22% 56% 30.000,0
20.000,0 15.782,4
10.357,0
10.000,0 4.508,9
165,9
Sangat Rendah Rendah 0,0
Sedang Tinggi
Sangat Tinggi

Gambar 3.70. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Penyedia Bahan Bakar

• Jasa Ekosistem Penyedia Sumber Daya Genetik (P5)


Daya dukung daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem penyedia sumber
daya genetik (P5) berhubungan dengan keanekaragaman hayati yang terdiri dari flora
dan fauna. Jasa ekosistem penyedia sumber daya genetik dipengaruhi oleh tipe
ekosistem, yaitu berupa bentanglahan dengan karakteristik tutupan vegetasi yang rapat.
Pada umumnya, keberadaan tutupan lahan dengan karakteristik vegetasi yang rapat,
seperti hutan lindung dan hutan konservasi, akan memberikan potensi yang tinggi
terhadap keanekaragaman hayati di suatu wilayah. Data hasil analisis terhadap luasan
kelas jasa ekosistem penyedia sumber daya genetik di Kabupaten Magetan disajikan pada
grafik dan peta di bawah.

III - 181
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.71. Peta Jasa Ekosistem Penyedia Sumber Daya Genetik

III - 182
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

P5 Penyedia Sumber Genetik P5 Penyedia Sumber


2%
5%
Genetik 46.278,
15.921, 7
50.000,0
8
22% 1.429,1 3.318,0 3.540,9
0,0
5%
66%

Sangat Rendah Rendah


Sangat Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.72. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Penyedia Sumber Genetik

B. Jasa Ekosistem Pengaturan


Jasa ekosistem pengaturan (regulating) adalah jasa yang dimiliki oleh ekosistem untuk
mengatur kondisi lingkungan. Terdapat 8 (delapan) jenis jasa ekosistem pengatur. Secara
alamiah ekosistem memiliki fungsi jasa pengaturan iklim, yang meliputi pengaturan suhu,
kelembaban dan hujan, angin, pengendalian gas rumah kaca dan penyerapan karbon. Fungsi
pengaturan iklim dipengaruhi oleh keberadaan faktor biotik khususnya vegetasi, letak dan
faktor fisiografis seperti ketinggian tempat dan bentuk lahan.
Kawasan dengan kepadatan vegetasi yang rapat dan letak ketinggian yang besar
seperti pegunungan akan memiliki sistem pengaturan iklim yang lebih baik yang bermanfaat
langsung pada pengurangan emisi carbon dioksida dan efek rumah kaca serta menurunkan
dampak pemanasan global seperti peningkataan permukaan laut dan perubahan iklim
ekstrim dan gelombang panas. Penetuan daya dukung yang dimiliki suatu kawasan
dilakukanlah klasifikasi jasa ekosistem di wilayah tersebut menjadi lima kelas yaitu kelas jasa
pengaturan sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Klasifikasi ini dapat
membantu untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan perencanaan wilayah, area dengan
jasa ekosistem kelas tinggi dan sangat tinggi diartikan bahwa area tersebut memiliki
kemampuan daya dukung lingkungan yang baik, sedangkan klasifikasi sangat rendah dan
rendah sebagai indikasi daya dukung lingkungan yang tidak baik.
• Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim (R1)
Jasa ekosistem pengaturan iklim (R1) merupakan jasa yang dimiliki oleh ekosistem secara
alamiah untuk mengatur suhu, kelmbaban dan hujan, angin, pengendalian gas rumah
kaca, dan penyerapan karbon. Faktor yang mempengaruhi jasa ekosistem pengaturan
iklim adalah tutupan vegetasi, ketinggian tempat, serta bentuklahan. Wilayah yang

III - 183
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

terdapat pada ketinggian yang tinggi serta memiliki tutupan vegetasi yang rapat akan
cenderung memiliki sistim pengaturan iklim yang lebih baik jika dibandingkan dengan
wilayah yang terletak pada dataran rendah dengan tutupan vegetasi yang sedikit. Data
hasil analisis luasan kelas jasa ekosistem pengaturan iklim di Kabupaten Magetan
disajikan dalam peta dan gambar di bawah.

III - 184
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.73. Peta Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim

III - 185
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

R1 Pengaturan Iklim R1 Pengaturan Iklim


40.000,0 32.638,0 15% 0% 21%
30.000,0
20.000,0 14.545,612.749,6
10.330,6
10.000,0 224,7 18%
0,0
46%
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
RENDAH TINGGI Sangat Rendah Rendah
Sangat Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.74. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim

• Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir (R2)


Siklus hidrologi (hydrology cycle) adalah pergerakan air dalam hidrosfer yang meliputi
proses penguapan (evaporasi), pendinginan massa udara (kondensasi), hujan
(presipitasi), dan pengaliran (flow). Siklus hidrologi yang normal akan berdampak pada
pengaturan tata air yang baik untuk berbagai macam kepentingan, seperti: penyimpanan
air, pengendalian banjir, dan pemeliharaan ketersediaan air. Pengaturan tata air dengan
siklus hidrologi sangat dipengaruhi oleh keberadaan tutupan lahan dan fisiografi
(bentangalam) suatu wilayah. Data hasil analisis terhadap luasan kelas jasa ekosistem
pengaturan tata aliran air dan banjir di Kabupaten Magetan disajikan sebagai berikut.

III - 186
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.75. Peta Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir

III - 187
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

R2 Pengaturan Tata R2 Pengaturan Tata


Air & Banjir Air & Banjir
10% 14% 40.000,0 26.397,6
16.139,4
20.000,0 9.968,210.777,5 7.205,9
23% 15% 0,0

38% Sangat Rendah Rendah


Sangat Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.76. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir

• Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan dari Bencana (R3)


Ekosistem juga berfungsi untuk pencegahan dan perlindungan bencana alam,seperti
kebakaran lahan, erosi, longsor, badai, dan tsunami. Bentangalam secara spesifik
memiliki hubungan erat dengan kejadian bencana alam, sebagai contoh bencana erosi
dan longsor umumnya terjadi pada bentangalam struktural dan denudasional dengan
topografi perbukitan atau pegunungan. Kondisi alami bentangalam yang berada pada
topografi perbukitan dan pegunungan dengan lereng curam hingga sangat curam,
dengan tutupan lahan berupa hutan alami, akan mampu menahan laju tetasan air hujan
(memliki erodibilitas tanah yang tinggi), maka bencana erosi tanah dan longsor lahan
akan dapat dikendalikan.

Bentangalam gunungapi dengan kondisi kerucut dan lereng yang tertutup oleh hutam
alami yang rapat, akan mampu menahan laju aliran lava dan lahar ketika terjadi erupsi
gunungapi, sehingga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang tinggal di
bawahnya untuk menyelamatkan diri, Demikian pula keberadaan gisik pantai dan beting
gisiknya, juga mampu meredam gaya kinetik gerakan air laut akiat kejadian gelombang
tsunami. Data hasil analisis terhadap luasan kelas jasa ekosistem pengaturan pencegahan
dan perlindungan bencana di Kabupaten Magetan disajikan sebagai berikut.

III - 188
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.77. Peta Jasa Ekosistem Pengaturan dan Perlindungan Terhadap Bencana

III - 189
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

R3 Perlindungan Bencana R3 Perlindungan Bencana


15% 3% 21% 60.000,0 38.422,0
40.000,0 14.582,7
4.105,7 10.925,22.452,9
20.000,0
6% 0,0

55%
Sangat Rendah Rendah Sangat Rendah Rendah
Sedang Tinggi Sedang Tinggi
Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.78. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan dan Perlindungan Terhadap
Bencana

• Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian air


Ekosistem memiliki kemampuan untuk “membersihkan” pencemar melalui proses-proses
kimia-fisik-biologi yang berlangsung secara alami dalam badan air. Kemampuan
pemurniah air secara alami (self purification) memerlukan waktu dan dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya beban pencemar dan teknik pemulihan alam. Secara fisik, pemurnian
air terjadi karena siklus hidrologi yang salah satu prosesnya adalah penguapan/evaporasi.
Dengan adanya proses evaporasi yang terjadi akibat interaksi antara air dan panas dari
matahari, air yang sudah tercampur dengan material terlarut akan dipisahkan karena
molekul air murni akan menguap dan terkondensasi menjadi awan yang kemudian turun
kembali dalam bentuk hujan.

Selanjutnya, secara biologis, pemurnian air dapat terjadi akibat adanya vegetasi dan
aktivitas bakteri alam dalam merombak bahan organik, sehingga kapasitas badan air
dalam mengencerkan, mengurai dan menyerap pencemar meningkat. Sementara
pemurnian air secara kimia terjadi apabila muncul reaksi antar molekul yang berada di
badan air, namun pemurnian air secara kimia tidak terjadi secara terus-menerus dan
bergantung pada kandungan zat dalam badan air. Data hasil analisis terhadap luasan
kelas jasa ekosistem pengaturan pemurnian air di Kabupaten Magetan disajikan sebagai
berikut.

III - 190
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.79. Peta Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian Air

III - 191
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

R4 Pemurnian Air R4 Pemurnian Air


20.000,0 18.509,5
16% 18%
15.013,1
13.579,9
15.000,0 12.196,2 11.189,9
10.000,0
19%
26% 5.000,0

0,0
21% SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
Sangat Rendah Rendah RENDAH TINGGI

Sedang Tinggi Sangat Rendah Rendah Sedang


Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.80. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pemurnian Air

• Jasa Ekosistem Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah


Berbeda dengan jasa ekosistem yang telah dibahas sebelumnya yang pada umumnya
lebih mengacu pada daya dukung lingkungan, jasa ekosistem pengolahan dan
penguraian limbah (R5) lebih banyak mengacu pada konsep daya tampung lingkungan.
Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya. Secara definisi, daya tampung lingkungan hidup memiliki komponen kedua
daya dukung lingkungan sebagai kapasitas tampung limbah. Namun dalam analisis dan
implementasinya, daya dukung dan daya tamping lingkungan adalah dua aspek yang
berbeda namun sangat terkait satu dengan lain sehingga sulit dipisahkan.

Ekosistem memiliki kemampuan atau kapasitas dalam menetralisir, mengurai, dan


menyerap limbah atau sampah, dalam bentuk kemampuan untuk menetralisir zat
organik yang ada dalam air limbah. Alam menyediakan berbagai macam mikroba
(aerob) yang mampu menguraikan zat organik yang terdapat dalam limbah dan sampah
menjadi zat anorganik yang stabil dan tidak memberikan dampak pencemaran bagi
lingkungan, seperti bakteri, jamur, protozoa, atau ganggang. Kondisi lingkungan yang
mampu memberikan jasa pengaturan untuk mengurai dan menyerap limbah, umumnya
berada pada topografi dengan elevasi tinggi berupa jajaran gunungapi, perbukitan, dan
pegunungan, atau pada lembah-lembah antar-gunungapi yang tersusun atas material
lepas (piroklastik) atau batuan gunungapi tua yang mampu menyerap, menyaring, dan
mengalirkan airtanah dengan baik. Data hasil analisis terhadap luasan kelas jasa
ekosistem pengaturan dan pemurnian limbah di Kabupaten Magetan disajikan sebagai
berikut.

III - 192
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.81. Peta Jasa Ekosistem Pengaturan dan Pemurnian Limbah

III - 193
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

R5 Pengolah dan Pengurai R5 Pengolah dan


Limbah
6%
9% Pengurai Limbah
35.000,0 29.913,5
19% 30.000,0
25.000,0 17.094,6
42% 20.000,0 13.040,1
15.000,0 6.089,3
10.000,0 4.350,9
24% 5.000,0
0,0
Sangat Rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat Tinggi

Gambar 3.82. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan Pengelohan dan Pengurai
Limbah

• Jasa Ekosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara


Ekosistem memiliki kemampuan untuk memberikan manfaat berupa pengaturan
terhadap kualitas udara yang baik. Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh interaksi antar
berbagai polutan yang diemisikan ke udara dengan faktor - faktor meteorologis (angin,
suhu, hujan, sinar matahari) dan pemanfaatan ruang permukaan bumi. Kualitas udara di
Magetan secara umum masih dapat dikatakan cukup baik. Hal tersebut dikarenakan
lahan hijau yang ada di seluruh Kabupaten Magetan cukup besar dan juga aktivitas
pemanfaatan ruang penghasil cemaran udara secara massive tidak banyak didapati di
Magetan, tidak seperti di kota-kota besar lainnya. Kondisi jasa ekosistem di Kabupaten
Magetan dapat dilihat secara lengkap sebagai berikut.

III - 194
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.83. Peta Jasa Ekosistem Pengaturan dan Pemelihara Kualitas Udara

III - 195
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

R6 Pemelihara Kualitas Udara R6 Pemelihara Kualitas Udara


10% 12% 25.000,0 21.923,8 20.907,3
20.000,0
15.000,0 11.812,9
30% 8.547,3 7.297,2
31% 10.000,0
5.000,0
0,0
17% SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
Sangat Rendah Rendah RENDAH TINGGI

Sedang Tinggi Sangat Rendah Rendah Sedang


Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.84. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan dan Pemelihara Kualitas Udara

• Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami


Penyerbukan alami (pollination) adalah proses penyerbukan (berpindahnya serbuk sari
dari kepala sari ke kepala putik) yang secara khusus terjadi pada bunga yang sama atau
antar bunga yang berbeda tetapi dalam satu tanaman atau di antara bunga pada klon
tanaman yang sama. Ekosistem menyediakan jasa pengaturan penyerbukan alami
khususnya lewat tersedianya habitat spesies yang dapat pembantu proses penyerbukan
alami. Habitat alami seperti hutan dan areal bervegetasi umumnya menyediakan media
spesies pengatur penyerbukan yang lebih melimpah. Penyerbukan alami pada tumbuhan
karena bantuan hewan sebagai perantaranya disebut juga zoidiogam.

III - 196
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.85. Peta Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami

III - 197
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

R7 Penyerbukan Alami R7 Penyerbukan Alami


5%
1% 60.000,0
19% 38.885,3
40.000,0
13.248,913.846,2
20.000,0 902,7 3.605,4
0,0
55% 20%

Sangat Rendah Rendah Sedang Sangat Rendah Rendah Sedang


Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.86. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami

• Jasa Ekosistem Pengaturan Pengendalian Hama dan Penyakit


Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-makhluk atau organisme pengganggu
yang disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan manusia, ekologi, atau
ekonomi. Hama dan penyakit merupakan ancaman biotis yang dapat mengurangi hasil
dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Ekosistem secara alami menyediakan
sistem pengendalian hama dan penyakit melalui keberadaan habitat spesies trigger dan
pengendali hama dan penyakit. Hasil analisis mengenai distribusi luasan kelas jasa
ekosistem pengaturan pengendalian hama dan penyakit di Kabupaten Magetan adalah
sebagai berikut.

III - 198
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.87. Peta Jasa Ekosistem Pengaturan Pengendalian, Pencegahan Hama dan Penyakit

III - 199
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

R8 Pengendalian Hama & Penyakit R8 Pengendalian Hama & Penyakit


12% 2% 50.000,0 42.539,0
23% 40.000,0
30.000,0
16.022,9
20.000,0 8.320,7
3% 10.000,0 1.441,9 2.164,0
60%
0,0
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
RENDAH TINGGI

Sangat Rendah Rendah Sedang Sangat Rendah Rendah Sedang


Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.88. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pengendalian Hama dan Penyakit

C. Jasa Ekosistem Budaya


Budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia, budaya merupakan suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Alam dapat menyediakan jasa budaya yang dapat dinikmati oleh mahluk hidup
terutama oleh manusia sebagai pengguna jasa. Setiap alam memiliki karakteristik yang
berbeda antar satu tempat dengan tempat lainnya. Oleh sebab itu secara tidak langsung alam
turut serta dalam membatasi dan mengatur prilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari
demi keberlangsungan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan yang ditempatinya agar
dapat betahan pada lingkungan hidup tersebut. Ketergantungan manusia terhadap
lingkungan menghasilkan berbagai budaya yang dikembangkan oleh masyarakat untuk
mempertahankan kelestarian lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari kearifan lokal yang
terbentuk dari hubungan antara manusia dan lingkungan pada ekoregion ini lebih banyak
daripada ekoregion lainnya.

III - 200
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Hubungan antara manusia dan lingkungan pada suatu ekoregion ini lebih kepada
hubungan determinisme lingkungan. Artinya alam dan lingkungan sebagai faktor utama
sekaligus sebagai sumber kelangsungan hidup bagi manusia. Berdasarkan kondisi budaya
masyarakatnya, maka dapat menghadirkan sistem kekeluargaan dan kekerabatan pada
ekoregion yang tinggi sebagai upaya dalam mepertahankan kehidupan dan dalam rangka
melestarikan lingkungan sebagai tempat tinggal. Jasa budaya yang dihasilkan suatu ekoregion
berupa jasa budaya tempat tinggal dan ruang hidup, rekreasi dan ecoturism, dan estetika
alam.
• Jasa Ekosistem Fungsi Budaya untuk Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
Jasa ekosistem untuk tempat tinggal dan ruang hidup (sense of place) dicerminkan oleh
kelas kemampuan dan kesesuaian lahan yang tinggi, sehingga memberikan dukungan
kehidupan secara sosial, ekonomi maupun budaya, yang dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan fisik dan geografis serta peluang pengembangan wilayah yang lebih besar.
Kondisi ekoregion bentangalam yang memiliki jasa untuk lokasi tempat tinggal, pada
umumnya berada pada topografi yang datar hingga landai, didukung oleh material
tanah dan batuan dasar yang stabil, terdapar akuifer yang memiliki potensi tinggi dalam
penyediaan sumber air bersih, mampu mendukung untuk pembangunan infrastruktur
dan aksesibilitas dengan mudah, dan tidak terdapat ancaman bencana alam, seperti:
banjir, tanah longsor, dan beresiko terhadap gempabumi tektonik maupun vulkanik
yang rendah. Berikut adalah kondisi jasa ekosistem tempat tinggal di Kabupaten
Magetan.

III - 201
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.89. Peta Jasa Ekosistem Budaya Untuk Tempat Tinggal

III - 202
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

C1Tempat Tinggal C1Tempat Tinggal


5%
23% 20.000,0 15.958,516.850,416.524,317.425,8
25% 15.000,0
10.000,0
3.729,6
5.000,0
24% 0,0
23%
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
Sangat Rendah Rendah RENDAH TINGGI

Sedang Tinggi Sangat Rendah Rendah Sedang


Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.90. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Budaya Untuk Tempat Tinggal

• Jasa Ekosistem Fungsi Budaya untuk Rekreasi dan Ekowisata


Ekosistem menyediakan fitur lansekap, keunikan alam, atau nilai tertentu yang menjadi
daya tarik wisata. Berbagai macam bentuk bentangalam dan keunikan flora dan fauna
serta keanekaragaman hayati yang terdapat dalam ekosistem memberi ciri dan
keindahan bagi para wisatawan. Suatu ekosistem memiliki jasa atau berpotensi untuk
pengembangan ekowisata lebih ditentukan oleh kondisi alaminya, seperti: bentangalam
gunungapi atau pegunungan dengan tutupan lahan hutan alami dan keanekaragaman
flora fauna, bentangalam dengan keunikan yang khas sebagaimana pada perbukitan
karst dan wilayah kepesisiran karst, atau lembah-lembah fluvial dengan aliran sungai
yang jernih dan banyak kenampakan batu-batu alami sebagai media wisata minat
khusus, dan berbagai fenomena alam yang masih asri dan memiliki daya tarik untuk
pengembangan wisata alam. Kabupaten Magetan sendiri memiliki berbagai macam
wilayah yang berpotensi untuk menjadi tempat rekreasi dan ekowisata, seperti Gunung
Lawu dan Telaga Sarangan. Walaupun demikian, secara jasa ekosistem Kabupaten
Sarangan termasuk memiliki kondisi yang rendah.

III - 203
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.91. Peta Jasa Ekosistem Budaya Untuk Ekowisata

III - 204
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

C2 Rekreasi & Ekowisata C2 Rekreasi & Ekowisata


6% 2% 50.000,0 42.421,6
8% 40.000,0
30.000,0
17.090,2
24% 60% 20.000,0
10.000,0 5.533,5 3.795,7
1.647,5
0,0
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
Sangat Rendah Rendah RENDAH TINGGI

Sedang Tinggi Sangat Rendah Rendah Sedang


Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.92. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Untuk Rekreasi dan Ekowisata

• Jasa Ekosistem Fungsi Budaya untuk Estetika Alam


Ekosistem bentangalam laut, pegunungan, lembah, pantai, dan lain sebagainya
memberikan nuansa keindahan alam dan nilai-nilai estetika alam yang mengagumkan
dan memiliki nilai jual. Suatu ekosistem memiliki jasa estetika alam, pada dasarnya
memiliki potensi untuk pengembangan ekowisata, seperti: bentangalam gunungapi,
pegunungan, hutan alami dan keanekaragaman flora fauna, perbukitan karst, dan
bentangalam dengan fenomena alam yang masih asri dan memiliki daya tarik untuk
pengembangan wisata alam, seperti: mataair, air terjun, pantai, dan Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa faktor pendukung jasa ekosistem untuk estetika alam relatif sama
dengan faktor pendukung jasa ekosistem untuk rekreasi dan ekowisata. Hasil analisis
penyusunan daya dukung daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem fungsi
budaya untuk estetika alam disajikan dalam bentuk gambar grafik serta peta yang dapat
diamati pada gambar berikut.

III - 205
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.93. Peta Jasa Ekosistem Budaya Untuk Estetika Alam

III - 206
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

C3 Estetika Alam C3 Estetika Alam


7% 23.252,1
25.000,0
8% 18.726,3 18.086,0
20.000,0
26% 15.000,0
26% 10.000,0 5.549,2 4.875,0
33%
5.000,0
0,0
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
Sangat Rendah Rendah RENDAH TINGGI

Sedang Tinggi Sangat Rendah Rendah Sedang


Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.94. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Untuk Estetika Alam

D. Jasa Ekosistem Pendukung


Jasa pendukung adalah kemampuan alam sebagai bentang lahan yang bersifat
penunjang atau pendukung dari kegiatan utama. Jasa tersebut dapat bermanfaat dalam siklus
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainya dalam berkembangbiak tumbuh kembang
sesuai dengan kodrat dan karakterisitik makhluk hidup tersebut. Jasa pendukung tersebut
adalah berupa jasa pembentukan lapisan tanah dan pemeliharaan kesuburan (D1), siklus hara
(D2), produksi primer (D3), dan biodversitas atau perlindungan plasma nutfah (D4).
• Jasa Ekosistem Pendukung Pembentukan Tanah dan Pemelihara Kesuburan
Ekosistem memberikan jasa pendukung berupa pembentukan lapisan tanah dan
pemeliharaan kesuburan yang bervariasi antar lokasi. Bentangalam yang memiliki jenis
batuan cepat lapuk, dengan kondisi curah hujan dan penyinaran matahari yang tinggi,
bentuk permukaan bumi, serta didukung oleh keberadaan organisme dalam tanah dan
tumbuhan penutup tanah, mampu mendukung pembentukan tanah dengan baik. Tanah
(soil) adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri
dari bahan mineral dan bahan organik, serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan
mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.

Tanah merupakan akumulasi tubuh alam bebas yang menduduki sebagian besar
permukaan bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai
akibat pengaruh iklim dan jazad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam
relief tertentu dan selama jangka waktu tertentu (Isa Darmawijaya, 1990). Berdasarkan
definisi tersebut, paling tidak terdapat 6 (enam) faktor pembentukan tanah, yaitu: iklim,
mikro-organisme (pengurai), bahan induk (regolit), morfologi, ruang dan waktu.

III - 207
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Intensitas hujan dan penyinaran matahari sebagai dua anasir iklim sangat berperan
penting bagi proses pembentukan tanah, khususnya membantu dalam proses pelapukan
batuan menjadi bahan induk tanah, yang secara tidak langsung juag dipengaruhi oleh
bentuk morfologi permukaan bumi. Organisme dalam tanah juga sangat membantu
dalam menghancurkan atau mengurai unsur-unsur dalam tanah, sehingga memicu
pembentukan unsur hara dan tanah yang dapat menyuburkan tanah. Bahan induk akan
berpengaruh terhadap kandungan unsur atau mineral-mineral tertentu dalam tanah,
sehingga akan menentukan jenis tanah dan kesuburan tanah yang terbentuk. Semua
proses pembentukan tanah (pedogenesis) tersebut, berjalan memerlukan waktu yang
lama dengan persebaran tertentu di permukaan bumi, yang dipengaruhi oleh genesis
dan karakteristik bentang alamnya.

Setiap bentangalam akan memberikan respon yang spesifik terhadap pembentukan


tanah di suatu wilayah. Genesis dan karakteristik bentangalam yang berbeda, akan
berpengaruh terhadap pembentukan tanah dengan karakteristik dan tingkat kesuburan
yang berbeda-beda pula. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000,
menyatakan bahwa tanah sebagai salah satu sumberdaya alam, wilayah hidup, media
lingkungan, dan faktor produksi biomassa yang mendukung kehidupan manusia serta
makhluk hidup lainnya, harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya. Pada
kenyataannya, meningkatnya kegiatan produksi biomassa dengan memanfaatkan tanah
secara tidak terkendali, dapat mengakibatkan kerusakan tanah untuk produksi biomassa,
sehingga dapat menurunkan mutu dan fungsi tanah, yang pada akhirnya dapat
mengancam kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu
pemahaman tentang bentangalam dan aktivitas manusia dalam memanfaatkan atau
mengolah tanah, merupakan dua aspek penting dalam upaya pemeliharaan tanah,
pelestarian fungsinya, dan pengendalian kerusakannya. DDDTLH berdasarkan jasa
ekosistem untuk mendukung pembentukan dan pemeliharaan kesuburan tanah, sangat
dipengaruhi oleh genesis dan karakteristik bentangalam dan bentuk penggunaan lahan
yang ada di dalamnya. Hasil analisis jasa ekosistem pendukung pembentukan tanah dan
pemeliharaan kesuburan disajikan pada gambar berikut.

III - 208
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.95. Peta Jasa Ekosistem Pendukung Lapisan dan Kesuburan Tanah

III - 209
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

D1 Lapisan Tanah D1 Lapisan Tanah


7%
13% 30.000,0 25.480,6
20.841,3
14% 20.000,0
36% 9.540,6 9.804,4
10.000,0 4.821,5
0,0
30% SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
Sangat Rendah Rendah RENDAH TINGGI

Sedang Tinggi Sangat Rendah Rendah Sedang


Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.96. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pendukung Lapisan Tanah

• Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara


Ekosistem memiliki kemampuan untuk memberikan dukungan kepada proses siklus hara,
siklus hara sendiri diartikan sebagai pergerakan atau perpindahan materi berupa unsur-
unsur hara/organik penting bagi metabolisme tumbuhan secara alami di alam. Siklus hara
ini merupakan proses penting bagi suplai dan penyerapan dari senyawa kimia yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman yang pemanfaatannya dapat
dirasakan langsung oleh manusia. Siklus hara dalam suatu ekosistem merupakan proses
yang terintegrasi dari pergerakan/pemindahan energi dan hara didalam ekosistem itu
sendiri dan juga interaksinya dengan atmosfir, biosfir, geosfir dan hidrosfir. Energi yang
dibutuhkan untuk menggerakkan siklus hara ini didapatkan dari proses yang terjadi pada
biosfir yaitu transformasi energi matahari pada proses fotosintesis. Hasil analisis jasa
ekosistem pendukung siklus hara ditunjukkan pada gambar berikut.

III - 210
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.97. Peta Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara

III - 211
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

D2 Siklus Hara D2 Siklus Hara


7% 6%
40.000,0 30.633,3
22% 30.000,0
20.000,0
15.597,814.960,4
10.000,0 4.040,0 5.257,1
44%
0,0
SANGAT RENDAHSEDANG TINGGI SANGAT
21% RENDAH TINGGI

Sangat Rendah Rendah Sangat Rendah Rendah


Sedang Tinggi Sedang Tinggi
Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.98. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara

• Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer


Ekosistem memberikan jasa produksi primer berupa produksi oksigen dan penyediaan
habitat spesies. Produksi oksigen memberikan dukungan bagi seluruh kehidupan
makhluk. Tanpa adanya oksigen maka tidak akan ada kehidupan. Ekosistem memberikan
jasa penghasil oksigen sekaligus mengurangi kadar karbondioksida dan populasi udara
di bumi. Keberadaan vegetasi seperti hutan yang menyerap karbondioksida untuk
pembentukan oksigen dan karbon dalam bentuk glukosa melalui proses fotosintesis
menjadi aspek penting dalam kehidupan manusia. Hasil dari fotosintesis adalah oksigen
dan glukosa, oksigen dan glukosa inilah yang menjadi kebutuhan utama yang diperlukan
makhluk hidup di bumi untuk bertahan hidup, sehingga fotositesis menjadi salah satu
proses produksi primer bagi kelangsungan hidup manusia. Hasil analisis jasa ekosistem
pendukung produksi primer ditampilkan pada gambar berikut.

III - 212
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.99. Peta Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer

III - 213
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

D3 Produksi Primer D3 Produksi Primer


8% 3% 4% 50.000,0
39.085,4
40.000,0
30.000,0 21.355,7
30%
20.000,0
55%
10.000,0 5.749,8
1.807,9 2.489,7
0,0
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
Sangat Rendah Rendah RENDAH TINGGI

Sedang Tinggi Sangat Rendah Rendah Sedang


Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.100. Grafik Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer

• Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas


Ekosistem mampu memberikan jasa yang mendukung keanekaragaman hayati
(biodiversity), seperti: perbukitan atau pegunungan berhutan, wilayah kepesisiran
bermangrove atau berterumbu karang, menjadi habitat perkembangbiakan flora fauna.
Semakin tinggi karakteristik biodiversitas, maka semakin tinggi fungsi dukungan
ekosistem terhadap perikehidupan dan keanekaragaman hayati. Kondisi ekoregion
bentangalam yang masih alami, seperti: lereng gunungapi, perbukitan dan pegunungan
struktural, dan perbukitan karst, merupakan bentuk-bentuk ekoregion yang mampu
menyediakan habitat bagi perkembangbiakan flora fauna, sehingga memungkinkan
untuk meningkatkan keanekaragaman hayati di suatu wilayah. Hasil analisis jasa
ekosisten pendukung biodiversitas disajikan pada gambar berikut.

III - 214
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.101. Peta Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas

III - 215
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

D4 Biodiversitas
5% 5% D4 Biodiversitas
30.000,0 25.552,2
25% 17.868,020.081,5
20.000,0
36% 10.000,0 3.191,3 3.795,6
0,0
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
29% RENDAH TINGGI

Sangat Rendah Rendah Sedang Sangat Rendah Rendah Sedang


Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 3.102. Grafik Klasifikasi Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas

3.4.4. Kajian Efisiensi dan Pemanfaatan Potensi SDA


A. Potensi Pemanfaatan Embung dan Waduk
Kabupaten Magetan memiliki banyak embung dan waduk yang berfungsi sebagai
salah satu sumber atau cadangan air untuk saluran irigasi maupun kebutuhan domestik lain.
Akan tetapi tidak semua embung atau waduk saja yang pemanfaatannya dilakukan secara
maksimal. Selain permasalahan berupa pendangkalan atau sedimentasi, kondisi waduk atau
embung di Kabupaten Magetan perlu dilakukan pembenahan dan pemeliharaan yang baik
agar fungsi dan potensinya tetap terjaga dengan baik. Berikut adalah daftar dari
embung/waduk yang ada di Kabupaten Magetan.

Tabel 3.64 Waduk dan Embung di Kabupaten Magetan


Luas* Volume* Upaya
No. Nama/Lokasi*) Permasalahan Peruntukan Keterangan
(Ha) (m3) Konservasi**)
1 Waduk 11,12 2000000 - Penetapan Air
Gonggang Ds. kawasan Minum,
Janggang dan lindung, Irigasi
Ds. Poncol Penetapan Pertanian
Kec. Poncol Sedimen,
Penghijauan
2 Embung - - Sedimentasi sda Irigasi Kondisi
Jokerto 1 Pertanian normal
(DP.1) Ds.
Jokerto Kec.
Parang
3 Embung - - Sedimentasi sda Irigasi Kondisi
Jokerto 2 Pertanian normal
(DP.2) Ds.
Jokerto Kec.
Parang

III - 216
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Luas* Volume* Upaya


No. Nama/Lokasi*) Permasalahan Peruntukan Keterangan
(Ha) (m3) Konservasi**)
4 Embung - - Sedimentasi sda Irigasi Kondisi
Jokerto 3 Ds. Pertanian normal
Jokerto Kec.
Parang
5 Embung 0,2 20.000 - sda Irigasi Renc.
Bangke Kec. Pertanian perluasan
Sukomoro
6 Embung 1,36 60.000 - sda Irigasi Kondisi
Banyudono Pertanian normal
Ds.
Banyudono,
Kec.
Ngariboyo
7 Embung Kecil 0,02 1.500 - sda Irigasi
(3 Buah) Ds. Pertanian
Banyudodo,
Kec.
Ngariboyo
8 Embung 2 30000 Sedimentasi Penetapan Irigasi Perlu
Tamaranum kawasan Pertanian nornalisasi
Ds. lindung, dan kajian
Tamanarum, Penetapan kembali
Kec. Parang Sedimen,
Penghijauan
9 Embung 0,75 25000 - Penetapan Irigasi Kondisi
Titang Krajan kawasan Pertanian normal
Ds. Baleasri, lindung,
Kec. Penetapan
Ngariboyo Sedimen,
Penghijauan
10 Waduk Telaga 28 3.080.000 - sda Irigasi Kondisi
Pasir Ds. Pertanian, normal
Sarangan, Kec. Pariwisata
Plaosan
11 Waduk Telaga 8 600.000 - sda Recarge Perlu
Wahyu Ds. Mata Air, pembenahan
Plaosan, Kec. Pariwisata
Plaosan
12 Embung kecil - - Sedimentasi Perlu Irigasi -Dibangun
(2 buah) di Ds. nornalisasi Pertanian 1994/1995
Nglopang, dan kajian -Perlu
Kec. Parang kembali nornalisasi
dan kajian
kembali
13 Embung kecil 0,6 35.000 Sedimentasi Irigasi Kondisi
di Ds. Dukuh, Pertanian normal
Kec. Bendo

III - 217
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Luas* Volume* Upaya


No. Nama/Lokasi*) Permasalahan Peruntukan Keterangan
(Ha) (m3) Konservasi**)
14 Embung 2 30.000 Irigasi Dalam
Selotinatah, Pertanian proses
Kec. pengerjaan
Ngariboyo
15 Embung 2 30.000 Irigasi Dalam
Temboro, kec. Pertanian proses
Karas pengerjaan

B. Potensi dan kondisi Pertambangan


Pertambangan adalah segala upaya yang dilakukan untuk mengambil dan
memanfaatkan semua bahan galian dari muka bumi yang mempunyai nilai ekonomi yang
rangkaian kegiatannya dimulai dari penyelidikan bahan galian sampai pemasaran bahan
galian. Kegiatan pertambangan juga dapat berpotensi menimbulkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
Kawasan pertambangan di Kabupaten Magetan terdiri atas pertambangan mineral
dan pertambangan panas bumi. Pertambangan mineral berupa pertambangan batuan andesit
di Kecamatan Parang, Kecamatan Poncol, Kecamatan Plaosan, Kecamatan Sukomoro, dan
Kecamatan Bendo. Sedangkan pertambangan pasir bangunan di wilayah Kecamatan Takeran,
Kecamatan Bendo, Kecamatan Parang, Kecamtan Sukomoro, Kecamatan Lembeyan,
Kecamatan Karangrejo, dan Kecamatan Karas. Pertambangan panas bumi berada di Gunung
Lawu Kecamatan Plaosan.
Pada sektor pengembangan pertambangan yang termasuk bahan galian tipe batuan
hanya dapat diambil dengan cara penggalian. Adapun bahan galian yang terdapat pada saat
ini hanya batu dan pasir saja. Apabila penggalian terus dilakukan tidak melihat kaidah
kelestarian lingkungan maka akan cukup serius menimbulkan dampak terjadinya erosi
ataupun kerusakan lingkungan, sehingga perlu adanya pembatasan dalam penggalian
tersebut.
Kawasan yang banyak digali dalam pengembangan hasil tambang batu adalah di
sekitar Kecamatan Plaosan dan Kecamatan Parang yang dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan, tapi pemanfaatan/pengelolaan hasil tambang tersebut masih dilakukan secara
sederhana oleh masyarakat, sehingga sulit untuk dipantau keberadaannya. Aktivitas
penambangan di Kecamatan Parang berjenis penambangan terbuka bahan galian tipe batuan,
sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang luas. Dampak aktivitas pertambangan
terhadap lingkungan dipengaruhi oleh metode penambangan yang dilakukan, kondisi
geologi lokasi dan volume serta durasi waktu penambangan. Diharapkan adanya

III - 218
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

pemantauan secara berkala untuk menghindari pelongsoran tanah yang dapat menyebabkan
melebarnya sungai, begitu juga dengan proses pembuatan batu bata yang memanfaatkan
tanah dimana pada tanah tersebut memilki unsur kesuburan, maka apabila tanah tersebut
terus digali sebagai bahan pembuatan batu bata dan tidak mengindahkan kaidah kelestarian
lingkungan akan menimbulkan kerusakan tatanan tanah dan lingkungan.

C. Potensi dan Kondisi Pertanian


Pertanian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada suatu lahan
tertentu. Lahan tersebut digunakan untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Lahan pertanian selain
berfungsi sebagai penghasil komoditi bahan makanan dan produk pertanian lainnya, juga
berperan dalam pemeliharaan lingkungan berupa kemampuan mencegah kerusakan alam
(lahan, air, udara dan keragaman hayati) yang sering tidak divaluasi secara ekonomi.
Salah satu kebutuhan pokok sektor pertanian adalah air. Saat ini, upaya peningkatan
efisiensi penggunaan air untuk kegiatan pertanian akan lebih banyak bertumpu pada
perbaikan infrastruktur irigasi yang rusak, pembenahan kelembagaan pengelola sumber daya
air, dan penggunaan jenis tanaman dan/atau varietas yang toleran terhadap ketersediaan air
yang terbatas. Sistem sawah seperti itu tidak akan menghabiskan air terlalu banyak hanya
untuk mengairi sepetak sawah, tetapi air itu juga bisa terus mengairi sawah-sawah lainnya
yang posisinya berada di bagian bawahnya. Pada Tabel 3.65 adalah kondisi luas wilayah
sawah yang dibedakan menjadi sawah dengan lahan kering maupun sawah dengan sistem
irigasi.

Tabel 3.65 Luas Wilayah Menurut Tanah Sawah dan Tanah Kering Menurut Kecamatan di
Kabupaten Magetan Tahun 2019
No. Kecamatan Tanah Sawah Tanah Kering Jumlah
1. Poncol 647 2.338 2.985
2. Parang 1.840 2.102 3.942
3. Lembeyan 2.603 647 3.250
4. Takeran 1.360 353 1.713
5. Nguntoronadi 1.084 74 1.158
6. Kawedanan 2.088 986 3.074
7. Magetan 1.243 34 1.277
8. Ngariboyo 1.790 1.275 3.065
9. Plaosan 1.171 1.735 2.908
10. Sidorejo 914 689 1.603
11. Panekan 2.502 610 3.112
12. Sukomoro 1.918 770 2.688
13. Bendo 1.371 972 2.343

III - 219
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Kecamatan Tanah Sawah Tanah Kering Jumlah


14. Maospati 1.285 315 1.600
15. Karangrejo 913 98 1.011
16. Karas 2.033 684 2.717
17. Barat 1.568 140 1.708
18. Kartoharjo 1.911 138 2.049
Jumlah/Total 28.241 13.960 42.201
Sumber: Dinas TPHPKP Kabupaten Magetan

Tabel 3.66 Lahan Sawah Menurut Pengairan


Tehnis Setengah
Desa/Non Tadah
No Kecamatan Rice Tehnis Sederhana Jumlah
-PU Hujan
Field Dry Land
1. Poncol 368 65 179 35 647
2. Parang 1.271 168 401 1.840
3. Lembeyan 2.443 160 2.603
4. Takeran 1.016 298 46 1.360
5. Nguntoronadi 954 109 21 1.084
6. Kawedanan 2.058 30 2.088
7. Magetan 1.243 4 1.243
8. Ngariboyo 1.616 75 99 1.790
9. Plaosan 1.086 85 1.171
10. Sidorejo 901 13 914
11. Panekan 2.500 2 2.502
12. Sukomoro 1.916 2 1.918
13. Bendo 953 294 47 77 1.371
14. Maospati 1.285 1.285
15. Karangrejo 913 913
16. Karas 1.487 490 56 2.033
17. Barat 1.568 1.568
18. Kartoharjo 1.911 1.911
Jumlah/Total 25.489 1.416 347 47 947 28.241
Sumber: Dinas TPHPKP Kabupaten Magetan

Tabel 3.67 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman Pangan Kabupaten
Magetan Tahun 2019
Luas Panen Produksi Rata-rata Produksi
No. Jenis Tanaman
(Ha) (Kw) (Kw/Ha)
1. Padi 52.754 3.960.670 75,08
2. Padi sawah 51.998 3.912.920 75,25
3. Padi Ladang 756 47.750 63,17
4. Jagung 12.636 995.717 78,80
5. Ubi kayu 1.767 501.687 283,92
6. Ubi Jalar 1.161 430.661 370,94
7. Kacang Tanah 3.963 82.906 20,92
8. Kedelai 1.625 45.841 28,21
9. Kacang Hijau 52 634 12,2
Sumber: Dinas TPHPKP Kabupaten Magetan

III - 220
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Frekuensi penanaman di Kabupaten Magetan bervariasi, pada umumnya dua kali


sampai tiga kali dalam setahun. Berdasarkan pola tanam, ada pola tanam padi sebanyak 2
kali dalam satu tahunnya, sedangkan palawija 1 kali. Tetapi ada juga yang memakai pola
tanam padi satu kali setahun, palawija satu kali setahun. Penerapan pola tanam tersebut
tergantung lokasi wilayah. Wilayah-wilayah yang menerapkan pola tanam setahun sekali
biasanya perbukitan atau daerah yang hanya mengandalkan curah hujan, sedangkan yang
dua kali setahun sudah memanfaatkan jaringan irigasi. Luas lahan dan panen sawah menurut
frekuensi penanaman dan produksi per hektar dapat dilihat pada Tabel 3.67. Pada dasarnya,
tumbuhan yang tumbuh di atas lahan tergantung pada tanah kerena tanah merupakan
tempat tersedianya air dan unsur-unsur hara.
• Lahan dan Produksi Perkebunan
Luas lahan bukan sawah di Kabupaten Magetan mencapai 37.147 Ha ditanami berbagai
jenis tanaman. Luas lahan paling besar terdapat pada Kecamatan Plaosan dengan luas
5.321 Ha. Kecamatan lain yang memiliki lahan besar kedua dan ketiga adalah Kecamatan
Poncol dan Parang dengan masing-masing seluas 4.857 Ha dan 4.720 Ha.

Tabel 3.68 Luas Lahan Bukan Sawah Menurut Penggunaannya Menurut Kecamatan di
Kabupaten Magetan Tahun 2019 (hektar)
Pekarangan/
Tegal dan Ladang dan Hutan Hutan
No Kecamatan Bangunan Lainnya Jumlah
Kebun Huma Rakyat Negara
dan Halaman
1. Poncol 658 2.338 0 0 1.348 513 4.857
2. Parang 952 2.102 0 0 703 963 4.720
3. Lembeyan 827 647 0 400 445 336 2.655
4. Takeran 1.026 353 0 0 0 1 1.380
5. Nguntoronadi 353 74 0 0 0 119 546
6. Kawedanan 87 986 0 0 0 0 1.073
7. Magetan 685 34 0 0 0 0 719
8. Ngariboyo 744 1.275 0 0 0 0 2.019
9. Plaosan 685 1.735 0 0 2.901 0 5.321
10. Sidorejo 677 689 0 0 1.730 0 3.096
11. Panekan 1.078 610 0 375 1.820 0 3.883
12. Sukomoro 99 770 0 0 0 0 869
13. Bendo 1.708 972 0 0 0 0 2.680
14. Maospati 276 315 0 18 0 2 611
15. Karangrejo 466 98 0 0 0 8 572
16. Karas 852 684 0 8 0 0 1.544
17. Barat 175 140 0 0 0 0 315
18. Kartoharjo 149 138 0 0 0 0 287
Jumlah / Total 11.497 13.960 0 801 8.947 1.942 37.147
Sumber: Dinas TPHPKP Kabupaten Magetan

III - 221
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

• Penggunaan Pupuk untuk Lahan Pertanian dan Perkebunan


Dalam kegiatan pertanian, para petani tidak dapat lepas dari kebutuhan akan pupuk.
Peningkatan produksi pada lahan pertanian menyebabkan ketergantungan petani
terhadap pupuk maupun pestisida. Penggunaan pupuk-pupuk kimia ini lebih
menunjukkan hasil dibandingkan penggunaan pupuk organik. Akan tetapi jika
penggunaan pupuk kimia yang melebihi dari kebutuhan akan menyebabkan
menurunnya kesuburan tanah dan dapat menyebabkan pencemaran serta berakibat
kepada kerusakan lingkungan.

Jenis-jenis pupuk kimia yang digunakan untuk tanaman padi dan palawija antara lain
pupuk urea, SP.36, ZA dan NPK. Penggunaan pupuk di Kabupaten Magetan masih di
dominasi dengan pupuk kimia, akan tetapi penggunaan pupuk organik juga telah banyak
digunakan. Hal ini dikarenakan sudah semakin pahamnya masyarakat akan kelestarian
lingkungan.

Penggunaan pupuk yang paling banyak digunakan untuk tanaman padi dan palawija
adalah jenis pupuk kimia yang terdiri dari pupuk urea, SP.36, ZA dan NPK dengan total
penggunaan pupuk kimia sebesar 6,28 ton. Penggunaan pupuk kimia yang terbesar
adalah pupuk urea dengan total penggunaan 1,895 ton yang paling banyak digunakan
untuk pupuk tanaman sayuran dan buah sebesar masing-masing 0,375 ton, sedangkan
untuk padi sebesar 0,3 ton. Penggunaan pupuk kimia terbesar kedua adalah jenis pupuk
NPK dengan total penggunaan 1,85 ton yang paling banyak digunakan untuk tanaman
kacang hijau, sayuran dan buah-buahan sebesar 0,25 ton untuk masing-masing jenis
tanaman. Penggunaan pupuk kimia terbesar ketiga adalah jenis pupuk ZA dengan total
penggunaan 1,595 ton yang paling banyak digunakan untuk tanaman sayuran dan buah-
buahan sebesar 0,3 ton untuk masing-masing jenis tanaman. Sedangkan total
penggunaan pupuk kimia jenis SP.36 sebesar 0,94 ton yang paling banyak digunakan
untuk tanaman ubi jalar sebesar 0,75 ton.

Perlu menjadi perhatian bahwa kandungan Nitrogen yang terdapat dalam pupuk kimia
akan mengalami perubahan apabila berada di dalam tanah, seperti dalam bentuk
amonium (NH2), nitrat (NO3) dan atau nitrit (NO2). Selain itu ada yang menguap ke
udara (volatilisasi) dan hilang melalui pencucian atau erosi. Nitrogen yang menguap ke
udara berpotensi mencemari lingkungan, sedangkan yang hilang melalui pencucian atau
erosi akan menyebabkan pencemaran pada badan-badan air sehingga sekarang petani

III - 222
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

sudah mulai mengimbangi penggunaan pupuk kimia dengan Penggunaan pupuk organik
dengan total penggunaan 2,565 ton. Pupuk organik paling banyak digunakan untuk
pupuk tanaman sayuran dan buah-buahan sebesar 0,35 ton. Dan rata-rata semua jenis
tanaman padi dan palawija menggunakan pupuk organik.

Pada Gambar 3.103 dapat dilihat bahwa persentase penggunaan pupuk untuk tanaman
padi dan palawija untuk jenis pupuk organik sebesar 29%. Penggunaan pupuk organik
ini masih jauh jika dibandingkan penggunaan pupuk kimia (urea, SP.36, ZA dan NPK)
yang mencapai 71%.

Gambar 3.103 Diagram Pemakaian Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija (ton)

Selain digunakan untuk tanaman padi dan palawija, pupuk juga digunakan untuk
tanaman perkebunan. Pupuk ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Penggunaan pupuk untuk tanaman perkebunan yang paling banyak
digunakan adalah jenis pupuk kimia (urea, SP.36, ZA, NPK dan KCL).

Penggunaan urea untuk tanaman perkebunan mencapai 7045,714 ton, SP.36 mencapai
1674,701 ton dan KCL mencapai 1.732,653 ton. Pemakaian pupuk berimbang yang
diselingi pupuk organik diharapkan dapat meningkat, sehingga tingkat kesuburan tanah
untuk jangka panjang dapat terjaga.

III - 223
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

• Peternakan
Sektor peternakan merupakan bagian yang tidak terpisah dengan dunia pertanian dan
berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Ternak adalah hewan
yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri,
atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Usaha peternakan di Kabupaten Magetan
meliputi peternakan hewan ternak dan unggas. Peternakan hewan ternak meliputi
ternak sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing, domba dan babi. Sedangkan
peternakan unggas meliputi ayam kampung, ayam petelur, ayam pedaging dan itik.

Peternakan hewan ternak di Kabupaten Magetan yang paling banyak adalah jenis sapi
potong yang berjumlah 120.677 ekor dan paling sedikit adalah kuda yang berjumlah
229 ekor. Ternak jenis sapi potong paling banyak terdapat di Kecamatan Plaosan dengan
jumlah sapi potong berjumlah 14.457 ekor. Jenis kuda paling banyak terdapat di
Kecamatan Plaosan dengan jumlah 102 ekor. Jenis ternak kambing dan domba paling
banyak terdapat di Kecamatan Parang dengan jumlah kambing berjumlah 8.254 ekor
dan domba terbanyak di Kecamatan Plaosan berjumlah 8.467 ekor. Ternak jenis kerbau
paling banyak terdapat di Kecamatan Ngariboyo dengan jumlah kerbau berjumlah 66
ekor, sedangkan ternak jenis babi paling banyak terdapat di Kecamatan Kawedanan
dengan jumlah babi berjumlah 5.000 ekor. Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok
burung yang dimanfaatkan untuk daging dan/atau telurnya. Unggas merupakan salah
satu komoditi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kabupaten Magetan memiliki
jumlah hewan unggas yang cukup banyak. Jenis unggas yang terbanyak yaitu ayam
pedaging sejumlah 21.452.508 ekor, sedangkan ayam petelur sejumlah 2.881.100 ekor,
ayam kampung berjumlah 594.931 ekor, dan itik berjumlah 72.322 ekor.

D. Potensi dan Kondisi Industri


Industri adalah salah satu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan. Di Kabupaten Magetan terdapat beberapa industri yang sangat potensial
dengan kegiatan usaha skala menengah dan besar di antaranya industri penyamakan kulit (di
Lingkungan Industri Kulit atau LIK di Desa Mojopurna serta Banjarejo), industri gula (Pabrik
Gula Purwodadi dan Pabrik Gula Rejosari), jelly, pupuk organik, tahu tempe, makanan
olahan roti dan kerupuk, genteng, batu bata, batik dan pengolahan kayu serta pemecah batu,
serta didominasi oleh industri kecil menengah yang menyebar di beberapa wilayah.

III - 224
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Industri mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi


tetapi industri juga berpotensi dalam pencemaran terhadap lingkungan. Oleh karena itu
semua kegiatan industri juga harus menjaga kelestarian lingkungan, memahami dan
mematuhi peraturan pengelolaan lingkungan yang ada. Skala industri menentukan jumlah
kapasitas produksi, semakin besar skala industri maka kapasitas produksinya juga semakin
besar. Jumlah kapasitas produksi akan berpengaruh besar terhadap lingkungan baik segi sosial
maupun ekonomi.

E. Potensi dan Kondisi Transportasi


Sebagai prasana transportasi keberadaan jalan menjadi faktor utama dalam mengurai
permasalahan lalu lintas. Dalam perkembanganya pertumbuhan kendaraan selalu tidak
sebanding dengan pembangunan jalan. Untuk memberikan tanggung jawab pembangunan
dan pemeliharaanya pemerintah membagi kewenangan jalan yang terdiri dari:
1) Jalan Nasional merupakan kewenangan pemerintah pusat dalam pemeliharan maupun
pembangunanya. Jalan di Kabupaten Magetan yang termasuk dalam kategori ini
mempunyai total panjang 12,010 Km. Selain itu juga terdapat Jalan Tol sepanjang 6,7
Km.
2) Jalan Provinsi menjadi kewenangan propinsi dalam pemeliharan maupun
pembangunanya. Jalan di Kabupaten Magetan yang termasuk dalam kategori ini
mempunyai total panjang 34,430 Km.
3) Jalan Kabupaten menjadi kewenangan Daerah Tk. I dalam hal ini Kabupaten/Kota
termasuk jalan Desa. Jalan di Kabupaten Magetan yang termasuk dalam kategori ini
mempunyai total panjang 524,410 Km.

Kepadatan lalu lintas di Kabupaten Magetan relatif lancar, hanya terjadi kepadatan
saat hari libur Nasional dan hari Raya. Salah satu sarana transportasi yang berperan di
Kabupaten Magetan adalah sarana angkutan umum dan pribadi.
Layanan angkutan terdiri dari layanan angkutan penumpang dan layanan angkutan
barang. Kabupaten Magetan memiliki terminal tipe B yang berada di Kecamatan Maospati
yang melayani jalur bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan terminal tipe C sebagai
terminal dalam kota. Kabupaten Magetan juga memiliki stasiun kereta api. Sistem
lintasan/jalur kereta api di wilayah Kabupaten Magetan sangat pendek dengan jarak ±8 Km
yang terdapat di wilayah Kecamatan Barat tepatnya di wilayah Tebon. Sistem lintasan pada

III - 225
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

wilayah ini merupakan lintasan transit dimana kereta api berhenti pada stasiun pusat yang
berlokasi di wilayah Kabupaten Madiun.
Sarana transportasi yang terdiri dari terminal dan stasiun yang melayani penumpang
berpotensi menimbulkan limbah, diantaranya limbah padat dan limbah cair. Perkiraan
volume limbah padat yang diakibatkan sarana transportasi dapat dilihat pada Gambar 3.104
dalam bentuk grafik.

Gambar 3.104 Grafik Perkiraan Volume Limbah Padat Berdasarkan Sarana Transportasi di
Kabupaten Magetan

Dari Gambar ….. dapat dilihat bahwa volume limbah padat yang paling besar
terdapat di Landasan Udara Iswahyudi yaitu sebesar 2,3 m 3/hari, untuk Terminal Maospati
sebesar 2,2 m3/hari, sedangkan di Terminal Magetan dan di Stasiun Barat diperkirakan
menghasilkan volume limbah padat yang sama yaitu 0,2 m3/hari.

F. Potensi dan Kondisi Pariwisata


Pariwisata merupakan salah satu komoditi penyumbang devisa daerah yang
menjanjikan. Kabupaten Magetan mempunyai beberapa Obyek wisata potensial yang
dikembangkan, obyek-obyek tersebut dapat dilihat di pada Tabel 3.69.

Tabel 3.69 Perkiraan Jumlah Limbah Padat Berdasarkan Lokasi Obyek Wisata, Jumlah
Pengunjung, dan Luas Kawasan
Jumlah Volume
Luas
Nama Obyek Jenis Obyek Pengunjung Limbah
No. Kawasan
Wisata Wisata (orang per Padat
(Ha)
tahun) (m3/hari)
1. Telaga Sarangan Wisata alam 627.198 30 34,360
2. Air terjun Tirtosari Wisata alam 46.505 1 25,482

III - 226
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Jumlah Volume
Luas
Nama Obyek Jenis Obyek Pengunjung Limbah
No. Kawasan
Wisata Wisata (orang per Padat
(Ha)
tahun) (m3/hari)
3. Telaga Wahyu Wisata alam 600 8 0,329
4. Puncak Lawu Wisata alam 24.399 4.000 1,337
5. Air terjun Pundak Kiwo Wisata alam 100 5 0,041
6. Air Terjun Tirto Gumarang Wisata alam 0 1 0
7. Waduk Gonggang Wisata alam 100 11,12 0,055
8. Makam G.B.R.Ay. Wisata 150 0,25 0,082
Maduretno dan K.P.A.H. Budaya
Ronggo Prawirodirdjo III
9. Monumen Suco Wisata 250 0,5 0,068
Budaya
10. Candi Simbatan dan Arca Wisata 50 0,25 0,014
Dewi Sri Budaya
11. Candi Reog Wisata 50 0,25 0,014
Budaya
12. Prasasti Watu Ongko Wisata 50 0,25 0,014
Budaya
13. Bumi Perkemahan Mojosemi Wisata 3.442 12 1,186
Buatan
14. Bumi Perkemahan Sarangsari Wisata 250 5 0,205
Buatan
15. Taman Ria Kosala Tirta Wisata 150.000 2,5 123,288
Buatan
16. Sumber Clelek Wisata 25 1 0,007
Buatan
17. Air Terjun Waton Jamas Wisata alam 2.097 3 10
Ndak Tuo
18. Camping Ground Wisata 4.564 10 5,2
Buatan
Sumber: Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magetan

Berdasarkan Tabel 3.69. dapat dilihat bahwa obyek wisata dengan jumlah
pengunjung terbanyak adalah obyek wisata Telaga Sarangan dengan jumlah pengunjung
627.198 orang/tahun, diikuti Obyek Wisata Taman Ria Kosala Tirta dengan jumlah
pengunjung 150.000 orang/tahun. Dengan adanya obyek wisata juga menimbulkan limbah
padat yang dihasilkan oleh pengunjung obyek wisata. Perkiraan volume limbah padat yang
paling banyak dihasilkan oleh pengunjung obyek wisata Taman Ria Kosala Tirta yang
menghasilkan limbah padat sebesar 123,288 m3/hari.

III - 227
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Jumlah sarana hotel/penginapan di Kabupaten Magetan terdapat 103


hotel/penginapan, yang terbagi dalam tiga klasifikasi yaitu Hotel Bintang sebanyak 2 hotel,
Hotel Melati sebanyak 73 hotel dan 28 Pondok Wisata. Tingkat hunian/okupasi rata-rata
pada saat liburan dapat mencapai 90%. Pada saat bukan liburan rata-rata 30%.

3.4.5. Kajian Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim
Pembangunan berkelanjutan dikonstruksikan berlandaskan pada sinergitas basis
ekologi, basis ekonomi, dan basis sosial pembangunan pada semua sektor. Indonesia
merupakan negara kepulauan dengan daerah dataran rendah yang luas, Indonesia sangat
rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Indonesia telah mengalami kejadian iklim
ekstrim seperti banjir dan kekeringan, dan kemungkinan akan mengalami efek jangka panjang
dari kenaikan permukaan air laut. Dengan pertambahan penduduk, maka bencana alam yang
disebabkan perubahan iklim akan berdampak lebih banyak pada manusia dan mata
pencaharaiannya, sehingga akan lebih sulit untuk bangkit mengurangi kemiskinan. Sebagian
masyarakat miskin cenderung tinggal di daerah berisiko tinggi terhadap rawan banjir, tanah
longsor, kenaikan permukaan air laut, dan kekurangan air dimusim kemarau.
Pemerintah Indonesia memandang konsep yang terintegrasi antara mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim sebagai upaya dalam membangun ketahanan dan pengamanan
terhadap banjir, ketersediaan air, dan sumber energi, dan telah melakukan upaya signifikan
dalam menyusun dan melaksanakan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-
API) yang terdiri dari kerangka kerja untuk inisiatif adaptasi yang telah diarusutamakan ke
dalam Rencana Pembangunan Nasional. Dengan pemahaman bahwa membangun
ketahanan membutuhkan proses yang panjang, biaya adaptasi perubahan iklim Indonesia
akan terus bertambah. Oleh karena itu, tujuan adaptasi Indonesia adalah untuk
mempertahankan ekonomi masyarakat yang kuat, untuk menjamin keamanan pangan, serta
untuk melindungi mata pencaharian dan kesejahteraan rakyat dengan membangun
ketahanan bagi masyarakat yang terkena dampak serta ketahanan sektor seperti ketahanan
ekosistem, ekonomi dan sistem penghidupan. Tindakan adaptasi akan diarahkan untuk
pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kapasitas ketahanan dalam
mengatasi dampak perubahan iklim. Tingkat kerentanan terhadap perubahan iklim
ditentukan oleh indikator – indikator yang mempengaruhi keterpaparan, sensitivitas, dan
kapasitas adaptasi suatu sistem. Ketiga faktor tersebut berubah menurut waktu sejalan dengan
dilaksanakannya kegiatan pembangunan dan upaya-upaya adaptasi. Tingkat keterpaparan

III - 228
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

dan tingkat sensitivitas dapat dicerminkan oleh kondisi biofisik dan lingkungan, serta kondisi
sosial-ekonomi.
Penentuan Kelas Kerentanan adalah kelas kerentanan sebagai fungsi dari Indek
Kapasitas Adaptif (IKA) dan Indek Keterpaparan dan Sesitifitas (IKS) yang sudah dikonversi
ke interval [-0.5,0.5]. Dalam hal ini ada 5 kelas yang didasarkan pada level IKA dan IKS
(Rendah, Sedang, ataupun Tinggi), yaitu:
Kuadran 1 (Sangat Rendah) : IKA tinggi, IKS rendah
Kuadran 2 (Agak Rentan) : IKA tinggi, IKS tinggi
Kuadran 3 (Sedang) : IKA sedang, IKS sedang
Kuadran 4 (Tinggi) : IKA rendah, IKS rendah
Kuadran 5 (Sangat Tinggi) : IKA rendah, IKS rendah

Gambar 3.105 Grafik untuk Menentukan Indeks Kapasitas dan Kerentanan Terhadap
Perubahan Iklim

Nilai Indek Kapasitas Adaptif, Indeks Kerentanan dan Sensitifitas, Nilai Kerentanan,
Resiko Banjir dan Resiko Kekeringan Kabupaten Magetan tahun 2018 berdasarkan data SIDIK
dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2018) dapat dilihat pada Tabel 3.70.

Tabel 3.70 Indek Kapasitas Adaptif, Indeks Kerentanan dan Sensitifitas, Nilai Kerentanan,
Resiko Banjir dan Resiko Kekeringan Kabupaten Magetan Tahun 2018
Kecamatan IKA IKS Kerentanan Risiko Banjir Risiko Kering
PONCOL 0,61852 0,641 2 2 2
PARANG 0,6178 0,593 3 3 3
LEMBEYAN 0,53102 0,5345 3 3 3
TAKERAN 0,52956 0,51 3 3 3
NGUNTORONADI 0,55114 0,596 3 3 3

III - 229
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Kecamatan IKA IKS Kerentanan Risiko Banjir Risiko Kering


KAWEDANAN 0,68078 0,527 3 3 3
MAGETAN 0,69212 0,459 3 3 3
NGARIBOYO 0,57002 0,4755 3 3 3
PLAOSAN 0,64318 0,5815 3 3 3
SIDOREJO 0,57854 0,56 3 3 3
PANEKAN 0,64058 0,568 3 3 3
SUKOMORO 0,53728 0,5055 3 3 3
BENDO 0,59406 0,5235 3 3 3
MAOSPATI 0,60404 0,4845 3 3 3
KARANGREJO 0,6245 0,5485 3 3 3
KARAS 0,56886 0,5105 3 3 3
BARAT 0,60652 0,564 3 3 3
KARTOHARJO 0,60316 0,511 3 3 3
Sumber: SIDIK Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2018

Berdasarkan hasil analisis SIDIK yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup
Tahun 2018, diketahui bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan memiliki kondisi
yang cukup rentan (scoring 3) terhadap perubahan iklim. Hanya ada satu wilayah di
Kabupaten Magetan yang indeks kerentanannya memiliki scoring 2 yang artinya agak rentan
yaitu di Kecamatan Poncol.

3.4.6. Kajian Keanekaragaman Hayati di Kabupaten Magetan


Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi flora dan satwa liar di Kabupaten
Magetan dari tahun 2013 hingga 2018, Kabupaten Magetan memiliki keanekaragaman hayati
yang cukup tinggi. Terdapat 340 jenis tumbuhan dan 129 jenis satwa liar. Di Kabupaten
Magetan terdapat 3 (tiga) jenis satwa liar endemik yaitu elang jawa (Nisaetus bartelsi),
serindit jawa (Loriculus pusillus) dan lutung budeng (Trachypithecus auratus). Selain itu juga
terdapat jenis satwa liar yang memiliki sebaran terbatas, yaitu burung cekakak jawa ( Halcyon
cyanoventris) dan ciung-batu kecil (Myophonus glaucinus) yang memiliki sebaran di pulau
jawa dan bali, burung cinenen jawa (Orthotomus sepium) dan landak (Hystrix javanica)
dengan sebaran di pulau jawa hingga nusa tenggara.
Kabupaten Magetan memiliki flora dan fauna identitas. Flora identitas Kabupaten
Magetan adalah durian tawang (Durio zibethinus kultivar Tawang), sedangkan fauna
identitas Kabupaten Magetan adalah elangular bido (Spilornis cheela).
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia NOMOR P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tentang Perubahan Kedua

III - 230
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor


P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi, di
Kabupaten Magetan dijumpai 1 jenis tumbuhan dan 18 jenis satwa liar dilindungi. Jenis
tumbuhan dilindungi yaitu anggrek kantong semar pinggang seksi (Nepenthes
gymnamphora). Jenis fauna dilindungi meliputi 7 jenis mamalia dan 11 jenis burung. Jenis
mamalia dilindungi di Kabupaten Magetan adalah lutung budeng (Trachypithecus auratus),
kijang muncak (Muntiacus muntjak), macan tutul (Panthera pardus melas ), kucing kuwuk
(Prionailurus bengalensis), landak (Hystrix javanica), trenggiling (Manis javanica) dan musang
lingsang (Prionodon linsang), sedangkan jenis burung dilindungi adalah elang jawa (Nisaetus
bartelsi), elangular bido (Spilornis cheela), elang hitam (Ictinaetus malayensis), cangak besar
(Ardea alba), bambangan coklat (Ixobrychus eurhythmus), cica daun besar (Chloropsis
sonnerati), bangau sandang-lawe (Ciconia episcopus), alap-alap (Falco sp.), takur tohtor
(Megalaima armillaris), serindit jawa (Loriculus pusillus), dan kipasan belang (Rhipidura
javanica).
Pada tahun 2020 Bupati Magetan mengeluarkan peraturan dalam rangka
menghindari kerusakan lingkungan hidup, ekosistem dan habitat kehidupan di perairan
umum daratan di Telaga Sarangan, yaitu Peraturan Bupati Magetan Nomor 23 Tahun 2020
Tentang Konservasi Sumber Daya Ikan Di Perairan Umum Daratan Telaga Sarangan.
Peraturan tersebut bertujuan guna menjaga keseimbangan ekosistem dan habitat ikan di
Telaga Sarangan sebagai upaya menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga
kehidupan serta untuk mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat
dan pemanfaatan yang tidak terkendali. Berdasarkan Peraturan Bupati Magetan Nomor 23
Tahun 2020 Tentang Konservasi Sumber Daya Ikan di Perairan Umum Daratan Sarangan,
terdapat 2 (dua) jenis ikan yang dilindungi di Kabupaten Magetan yaitu ikan dewa dan ikan
flamboyan.
Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati
Kehilangan habitat merupakan ancaman serius terhadap keanekaragaman hayati.
Pada umumnya manusia merupakan penyebab pengurangan keanekaragaman hayati,
diantaranya adalah rusaknya habitat, kehadiran jenis pendatang dan invasif, serta
pemanfaatan atupun perburuan secara berlebihan dan pencemaran. Selain itu juga dapat
dipengaruhi oleh perubahan iklim. Selain penetapan jenis tumbuhan dan satwa dilindungi di
Indonesia, dalam rangka melindungi jenis tumbuhan dan satwa, Indonesia menjadi anggota
CITES (Konvensi perdagangan internasional untuk species-species flora dan satwa liar)
dimana Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai otoritas pengelola CITES dan

III - 231
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

LIPI sebagai otoritas keilmuan CITES di Indonesia. CITES merupakan pakta perjanjian untuk
melindungi species tumbuhan dan satwa liar terhadap perdagangan internasional. Species-
species tumbuhan dan satwa liar yang berada dalam pengawasan CITES dikelompokkan
menjadi 3 kelompok yang dinamakan Apendiks I, Apendiks II dan Apendiks III.
- Apendiks I adalah daftar seluruh jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam
segala bentuk perdagangan Internasional.
- Apendiks II adalah daftar species tumbuhan dan satwa liar yang tidak terancam
kepunahan, tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa
adanya pengaturan.
- Apendiks III adalah daftar species tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi negara
tertentu dalam batas-batas kawasan habitatnya dan suatu saat peringkatnya bisa
dinaikkan ke dalam Apendiks I atau Apendiks II.
Berdasarkan kategori CITES, di Kabupaten Magetan terdapat 14 jenis satwa liar yang
termasuk dalam kategori CITES. Satwa liar yang termasuk dalam daftar Apendiks I adalah
macan tutul, dan trenggiling. Terdapat 2 (dua) jenis tumbuhan di Kabupaten Magetan yang
termasuk dalam daftar Apendiks II yaitu pakis haji dan sonokeling, sedangkan jenis satwa liar
yang termasuk dalam daftar Apendiks II adalah lutung budeng, kijang muncak, kucing kuwuk,
jelarang, musang lingsang, elang jawa, elangular bido, elang hitam dan alap-alap. Satwa liar
yang termasuk dalam daftar Apendiks III adalah garangan, luwak dan musang.
Untuk memberikan informasi, status, tren populasi, dan ancaman terhadap species
tumbuhan dan satwa liar digagas IUCN Red List (Daftar merah IUCN) sebagai upaya untuk
mempertimbangkan upaya konservasi keanekaragaman hayati. Pada daftar merah IUCN
terdapat beberapa kategori konservasi IUCN untuk mengklasifikasi species-species yang
terancam kepunahan. Berdasarkan kategori pada IUCN Redlist, terdapat kriteria-kriteria
tingkat keterancaman, yaitu:
- Punah (Extinct; EX): contoh harimau jawa.
- Punah di alam liar (Extinct in the wild; EW): status konservasi bagi species yang diketahui
hanya ada di penangkaran atau di luar habitat alaminya.
- Kritis atau sangat terancam punah (Critically endangered; CR): sangat terancam
kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang.
- Genting atau Terancam (Endangered; EN): diberikan kepada species yang terancam
terhadap kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang.
- Rentan (Vulnarable; VU): rentan atau rawan terhadap kepunahan di alam liar.
- Hampir Terancam (Near Threatened; NT)

III - 232
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

- Risiko Rendah (Least Concern; LC)


- Data Kurang (Data Deficient; DD)
- Tidak Dievaluasi (Not Evaluated; NE)
Berdasarkan kriteria pada IUCN Redlist, di kabupaten Magetan terdapat tumbuhan
dan satwa liar yang terdapat pada daftar kriteria yang memerlukan perhatian. Jenis
tumbuhan yang memiliki kriteria rentan (Vulnarable; VU) adalah cemara norflok, sempur,
sonokeling, mahoni daun besar, pinus dan cendana. Jenis tumbuhan yang memiliki kriteria
hampir terancam (Near Threatened; NT) adalah cemara kipas, pakis haji, mahoni daun kecil
dan kelengkeng. Jenis tumbuhan yang memiliki kriteria genting atau terancam (Endangered;
EN) adalah hoya, angsana dan zamia. Jenis tumbuhan yang memiliki kriteria kritis atau sangat
terancam punah (Critically endangered; CR) adalah alokasia. Selain itu juga terdapat 1 (satu)
jenis tumbuhan yang telah memiliki kriteria punah di alam liar (Extinct in the wild; EW) yaitu
bunga terompet (Brugmansia arborea).
Pada jenis-jenis satwa liar di Kabupaten Magetan, Jenis satwa liar yang memiliki
kriteria rentan (Vulnarable; VU) adalah lutung budeng, macan tutul, bangau sandang-lawe
dan kerak kerbau. Jenis satwa liar yang memiliki kriteria hampir terancam (Near Threatened;
NT) adalah jelarang, punai salung, poksai mantel, berencet besar dan serindit jawa. Jenis
satwa liar yang memiliki kriteria genting atau terancam (Endangered; EN) adalah elang jawa
dan cica daun besar. Jenis satwa liar yang memiliki kriteria kritis atau sangat terancam punah
(Critically endangered; CR) adalah trenggiling. Ringkasan hasil analisis data terhadap status
endemisitas, perlindungan, tingkat keterancaman, perdagangan tumbuhan dan satwa liar
yang ada di Kabupaten Magetan disajikan pada Tabel 3.71.

Tabel 3.71 Ringkasan Status Endemisitas, Perlindungan, Keterancaman dan Perdagangan


Flora dan Satwa liar di Kabupaten Magetan
Status Konservasi
No Nama Ilmiah Nama Lokal Keterangan
IUCN CITES P.106
Flora
1 Alocasia sanderiana alokasia CR
2 Araucaria heterophylla cemara norflok VU
3 Brugmansia arborea bunga terompet EW
4 Cycas rumphii Miq. pakis haji NT Apendiks II
5 Dalbergia latifolia Roxb. sonokeling VU Apendiks II
6 Dillenia reifferscheidia sempur VU
7 Dimocarpus longan Lour. kelengkeng NT
8 Hoya bhutanica hoya EN
9 Pinus merkusii pinus VU
10 Pterocarpus indicus angsana EN
11 Santalum album cendana VU

III - 233
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Status Konservasi
No Nama Ilmiah Nama Lokal Keterangan
IUCN CITES P.106
12 Swietenia macrophylla King mahoni VU
13 Swietenia mahagoni mahoni NT
14 Zamia furfuracea zamia EN
Satwa Liar
Kelas Mammalia
1 Herpestes javanicus garangan LC Apendiks III
2 Hystrix javanica landak LC dilindungi
3 Macaca fascicularis monyet ekorpanjang VU
4 Manis javanica trenggiling CR Apendiks I dilindungi
5 Muntiacus muntjak kijang muncak LC dilindungi
6 Panthera pardus melas macan tutul VU Apendiks I dilindungi
7 Paradoxurus hermaphroditus luwak LC Apendiks III
8 Prionailurus bengalensis kucing kuwuk LC Apendiks II dilindungi
9 Prionodon linsang musang lingsang LC Apendiks II dilindungi
10 Ratufa bicolor jelarang NT Apendiks II
11 Trachypithecus auratus lutung budeng VU dilindungi endemik
12 Viverricula indica musang LC Apendiks III
Kelas Aves
1 Acridotheres javanicus kerak kerbau VU
2 Ardea alba cangak besar LC dilindungi
3 Chloropsis sonnerati cica daun besar EN dilindungi
4 Ciconia episcopus bangau sandang-lawe VU dilindungi
5 Falco sp. alap-alap - Apendiks II dilindungi
6 Garrulax palliatus poksai mantel NT
7 Ictinaetus malayensis elang hitam LC Apendiks II dilindungi
8 Ixobrychus eurhythmus bambangan coklat LC dilindungi
9 Loriculus pusillus serindit jawa NT dilindungi endemik
10 Megalaima armillaris takur tohtor LC dilindungi
11 Nisaetus bartelsi elang jawa EN Apendiks II dilindungi endemik
12 Prinia familiaris prenjak jawa NT
13 Rhipidura javanica kipasan belang LC dilindungi
14 Spilornis cheela elangular bido LC Apendiks II dilindungi
15 Treron oxyurus punai salung NT
16 Turdinus macrodactylus berencet besar NT
Ikan
1 ikan flamboyan Dilindungi berdasarkan Peraturan Bupati
Magetan Nomor 23 Tahun 2020 Tentang
Konservasi Sumber Daya Ikan di Perairan
2 Tor sorro dewa Umum Daratan Sarangan
Sumber: Hasil analisa data (2020)

Keanekaragamahan flora dan fauna di Kabupaten Magetan yang merupakan hasil


inventarisasi dan identifikasi keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Kab. Magetan bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta
disajikan pada Tabel 3.72 dan Tabel 3.73.

III - 234
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.72 Jenis-jenis Flora di Kabupaten Magetan


No Famili Nama Ilmiah Nama Lokal
1 Acanthaceae Andrographis paniculata (Burm.f.) Sambiloto
Nees
2 Acanthaceae Ruellia tuberosa L. Pletekan
3 Acanthaceae Strobilanthes crispa Bl. kecibeling
4 Altingiaceae Liquidambar excelsa Rasamala
5 Amaranthaceae Achyranthes aspera L. Sangketan
6 Amaranthaceae Aerva sanguinolenta Bayam merah
7 Amaranthaceae Amaranthus hybridus L. Bayam
8 Amaranthaceae Amaranthus tricolor L. Bayam
9 Amaranthaceae Amaranthus viridis L. Bayam coklat
10 Amaranthaceae Celosia argentea L. Jengger ayam
11 Amaranthaceae Cyathula prostrata (L.) Bl. Ranggitan
12 Amaranthaceae Gomphrena globosa L. Udel -Udelan
13 Amaranthaceae Gomphrena serrata L. Bunga Kenop
14 Amaryllidaceae Hippeastrum vittatum (L›Hér.) Herb. Bunga Terompet
15 Anacardiaceae Anacardium occidentale L. Jambu Mete
16 Anacardiaceae Gluta renghas L. Ingas
17 Anacardiaceae Mangifera foetida Lour. Pakel
18 Anacardiaceae Mangifera indica L. Mangga
19 Anacardiaceae Spondias dulcis Parkinson Kedondong
20 Annonaceae Annona muricata L. Sirsak
21 Annonaceae Annona squamosa L. Srikaya
22 Annonaceae Cananga odorata Kenanga
23 Annonaceae Polyalthia longifolia Glodokan tiang
24 Apocynaceae Adenium obesum Kamboja Jepang
25 Apocynaceae Allamanda cathartica L. Alamanda
26 Apocynaceae Alstonia scholaris (L.) R. Br. Pule
27 Apocynaceae Calotropis gigantea (L.) Dryand. Biduri
28 Apocynaceae Cascabela pinifolia Thevetia
29 Apocynaceae Cascabela thevetia (L.) H. Lippold Yellow Oleander
30 Apocynaceae Catharanthus roseus (L.) G. Don Tapak dara
31 Apocynaceae Cerbera manghas L. Bintaro
32 Apocynaceae Hoya bhutanica R.Br Hoya
33 Apocynaceae Plumeria alba L. Kamboja
34 Apocynaceae Plumeria acuminata Kamboja
35 Apocynaceae Tabernaemontana divaricata Mondodaki
36 Araceae Alocasia macrorrhizos Sente
37 Araceae Alocasia sanderiana W.Bull Alokasia
38 Araceae Amorphophallus paeoniifolius Suweg
39 Araceae Anthurium andraeanum Linden Gelombang Cinta

III - 235
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Famili Nama Ilmiah Nama Lokal


40 Araceae Anthurium crystallinum Linden & Anthurium
André
41 Araceae Colocasia esculenta (L.) Schott Tales
42 Araceae Dieffenbachia amoena Bull. Daun bahagia
43 Araceae Pistia stratiotes L. Kayu apu
44 Araceae Zamioculcas zamiifolia (G.Lodd.) Engl. Pohon Dolar
45 Araliaceae Panax quinquefolius Kayu ginseng
46 Araliaceae Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg Mangkokan
47 Araliaceae Schefflera arboricola (Hayata) Merr. Walisongo
48 Araucariaceae Araucaria heterophylla (Salisb.) Franco Cemara Norflok
49 Arecaceae Veitchia merrillii Paelm Putri
50 Arecaceae Amorphophallus variabilis Bl. Suweg
51 Arecaceae Arenga pinnata (Wurmb) Merr. Aren
52 Arecaceae Cocos nucifera L. Kelapa
53 Arecaceae Colocasia esculenta (L.) Schott Tales
54 Arecaceae Cyrtostachys lakka Becc. Palem
55 Arecaceae Phoenix canariensis Kurma kanari
56 Arecaceae Roystonea regia (Kunth) O.F.Cook Palem Raja
57 Arecaceae Salacca zalacca (Gaertn.) Voss Salak
58 Arecaceae Wodyetia bifurcata A. K. Irvine Palem Ekor Tupai
59 Asparagaceae Beaucarnea recurvate Nolina
60 Asparagaceae Chlorophytum comosum Lor-Loran
61 Asparagaceae Cordyline fruticosa (L.) A.Chev. Andong Merah
62 Asparagaceae Dracaena angustifolia (Medik.) Roxb. Suji
63 Asparagaceae Dracaena fragrans Andong
64 Asparagaceae Dracaena marginata hort. Bunga Manggar
65 Asparagaceae Sansevieria trifasciata Prain Lidah Mertua
66 Asphodelaceae Haworthiopsis limifolia -
67 Asteraceae Ageratum conyzoides (L.) L. Wedusan
68 Asteraceae Artemisia scoparia Waldst. & Kitam. Rumput Gajah
69 Asteraceae Austroeupatorium inulifolium kirinyu
70 Asteraceae Centipeda cunninghamii Cehami
71 Asteraceae Chromolaena odorata (L.) Kirinyuh
72 Asteraceae Chrysanthemum indicum L. Krisan
73 Asteraceae Cosmos caudatus Kunth Kenikir
74 Asteraceae Cyanthillium cinereum Sawi langit
75 Asteraceae Elephantopus scaber L. Tapak Liman
76 Asteraceae Gynura procumbens (Lour.) Merr. Sambung Nyawa
77 Asteraceae Helianthus annuus Bunga matahari
78 Asteraceae Pluchea indica (L.) Less. Beluntas
79 Asteraceae Synedrella nodiflora (L.) Gaertn. Serunen
80 Asteraceae Tithonia diversifolia (Hemsl.) A.Gray Insulin

III - 236
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Famili Nama Ilmiah Nama Lokal


81 Asteraceae Tridax procumbens (L.) L. Londotan
82 Asteraceae Vernonia cinerea (L.) Less. Sawi Langit
83 Asteraceae Zinnia elegans L. Bunga Kertas
84 Basellaceae Anredera cordifolia (Ten.) Steenis Binahong
85 Boraginaceae Heliotropium indicum L. Daun Sangketan
86 Brassicaceae Brassica rapa chinensis (L.) Hanelt Sawi Hjau
87 Brassicaceae Brassica oleracea L. Kol
88 Bromeliaceae Ananas comosus (L.) Merr. Nanas
89 Cactaceae Epiphyllum anguliger Wijaya Kusuma
90 Cactaceae Hylocereus undatus Buah naga
91 Cactaceae Opuntia cochenillifera Kaktus
92 Campanulaceae Hippobroma longiflora (L.) G.Don Ki Tolod
93 Capparaceae Crateva nurvala Jaranan
94 Caricaceae Hylocereus undatus Buah Naga
95 Caricaceae Carica papaya L. Pepaya
96 Casuarinaceae Casuarina equisetifolia Cemara laut
97 Clusiaceae Garcinia mangostana L. Manggis
98 Clusiaceae Mesua ferrea L. Dewadaru/Nagasari
99 Colchicaceae Gloriosa superba Kembang sungsang
100 Combretaceae Terminalia catappa Ketapang
101 Commelinaceae Commelina benghalensis L. Gewor
102 Commelinaceae Tradescantia spathacea Sw. Adam Hawa
103 Convolvulaceae Ipomoea aquatica Forssk. Kangkung
104 Convolvulaceae Ipomoea batatas (L.) Lam. Tela Rambat
105 Convolvulaceae Ipomoea carnea Jace -
106 Costaceae Cheilocostus speciosus Pacing Tawar
107 Crassulaceae Bryophyllum pinnatum (Lam.) Oken Cocor Bebek
108 Cucurbitaceae Coccinia grandis (L.) Voigt Papasan
109 Cucurbitaceae Cucurbita maxima Duchesne Labu
110 Cucurbitaceae Cucumis melo Melon
111 Cucurbitaceae Gymnopetalum scabrum Kemarongan
112 Cucurbitaceae Luffa aegyptiaca Mill. Belustru
113 Cucurbitaceae Momordica charantia L. Pare
114 Cupressaceae Platycladus orientalis Cemara kipas
115 Cupressaceae Cupressus sempervirens L. Cemara Lilin
116 Cyatheaceae Sphaeropteris glauca pakis
117 Cycadaceae Cycas rumphii Miq. Pakis Haji
118 Dilleniaceae Dillenia reifferscheidia Sempur
119 Dioscoreaceae Dioscorea hispida Gadung
120 Dipterocarpaceae Shorea sp. Meranti
121 Ebenaceae Diospyros blancoi A.DC. Bisbul
122 Ericaceae Vaccinium varingiifolium Manis rejo

III - 237
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Famili Nama Ilmiah Nama Lokal


123 Euphorbiaceae Acalypha indica L. Anting - Anting
124 Euphorbiaceae Acalypha siamensis Oliv. ex Gage Teh-tehan
125 Euphorbiaceae Aleurites moluccana (L.) Wild Miri
126 Euphorbiaceae Cnidoscolus aconitifolius Pepaya Jepang
127 Euphorbiaceae Codiaeum variegatum Puring
128 Euphorbiaceae Euphorbia hirta L. Patikan Kebo
129 Euphorbiaceae Euphorbia milii Des Moul. Mahkota Duri
130 Euphorbiaceae Euphorbia pulcherrima Kastuba
131 Euphorbiaceae Euphorbia neriifolia bunga euphorbia
132 Euphorbiaceae Euphorbia tirucalli L. Patah tulang
133 Euphorbiaceae Manihot carthaginensis Singkong karet
134 Euphorbiaceae Manihot utilissima Singkong
135 Euphorbiaceae Jatropha multifida L. Yodium
136 Euphorbiaceae Jatropha podagrica Hook. Jarak Gajah
137 Euphorbiaceae Ricinus communis L. Jarak
138 Fabaceae Acacia auriculiformis Benth. Akasia
139 Fabaceae Albizia chinensis (Osbeck) Merr. Sengon
140 Fabaceae Arachis hypogaea Kacang tanah
141 Fabaceae Archidendron pauciflorum Jengkol
142 Fabaceae Bauhinia purpurea Daun kupu- kupu
143 Fabaceae Caesalpinia pulcherrima Bunga merak
144 Fabaceae Calliandra calothyrsus Kaliandra
145 Fabaceae Dalbergia latifolia Roxb. Sonokeling
146 Fabaceae Delonix regia (Hook.) Raf. Flamboyan
147 Fabaceae Erythrina crista-galli L. Dadap Merah
148 Fabaceae Erythrina subumbrans Dadap
149 Fabaceae Erythrina variegata L. Dadap serep
150 Fabaceae Flemingia strobilifera Gatak kebo
151 Fabaceae Gliricidia sepium (Jacq) Walp. Gamal
152 Fabaceae Glycine max (L.) Merr. Kedelai
153 Fabaceae Inocarpus fagifer Gayam
154 Fabaceae Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit Lamtoro
155 Fabaceae Mimosa pudica L. Putri malu
156 Fabaceae Parkia roxburghii G.Don Dawung
157 Fabaceae Parkia speciosa Hassk. Petai
158 Fabaceae Pithecellobium dulce Asem Londo
159 Fabaceae Pterocarpus indicus Angsana
160 Fabaceae Samanea saman Trembesi
161 Fabaceae Senna siamea Johar
162 Fabaceae Sesamum indicum L. Wijen
163 Fabaceae Sesbania grandiflora (L.) Pers. Turi
164 Fabaceae Tamarindus indica L. Asam Jawa

III - 238
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Famili Nama Ilmiah Nama Lokal


165 Fabaceae Vigna radiata Kacang hijau
166 Fabaceae Vigna unguiculata (L.) Verdc. Kacang
167 Fagaceae Quercus sp. Pasang kapur
168 Fagaceae Quercus sp. Pasang kengkeng
169 Fagaceae Quercus sp. Pasang kenteng
170 Fagaceae Quercus sp. Pasang pranak
171 Gnetaceae Gnetum gnemon L. Melinjo
172 Heliconiaceae Heliconia rostrata Ruiz & Pav Supit Udang
173 Lamiaceae Basilicum polystachyon (L.) Moench Sangket
174 Lamiaceae Gmelina arborea Gamelina
175 Lamiaceae Hyptis capitata Jacq. Gringsingan
176 Lamiaceae Ocimum basilicum L. Kemangi
177 Lamiaceae Ocimum citriodorum Vis. Kemangi
178 Lamiaceae Pogostemon cablin Dilem
179 Lamiaceae Premna oblongifolia Merr. Cincau hijau
180 Lamiaceae Prunella vulgaris L. Genteng cengkeng
181 Lamiaceae Tectona grandis L.f. Jati
182 Lauracaea Persea americana Mill. Alpukat
183 Lythraceae Punica granatum L. Delima
184 Magnoliaceae Michelia alba DC. Kantil Putih
185 Malvaceae Ceiba pentandra (L.) Gaertn. Kapuk Randu
186 Malvaceae Durio zibethinus Durian
187 Malvaceae Bombax ceiba L. Randu Alas
188 Malvaceae Hibiscus rosa-sinensis L. Bunga Sepatu
189 Malvaceae Corchorus aestuans L. Yute
190 Malvaceae Helicteres isora kayu ules
191 Malvaceae Hibiscus tilliaceus L. Waru
192 Malvaceae Ochroma lagopus Balsa
193 Malvaceae Sterculia foetida L. Kepuh
194 Malvaceae Theobroma cacao L. Coklat
195 Malvaceae Urena lobata Pulutan
196 Marantaceae Calathea lancifolia Boom Kalatea
197 Marsiliaceae Marsilea crenata C. Presl Semanggi
198 Meliaceae Azadirachta indica A.Juss. Mimba
199 Meliaceae Swietenia macrophylla King Mahoni
200 Meliaceae Swietenia mahagoni (L.) Jacq. Mahoni
201 Melastomaceae Melastoma candidum Senggani
202 Menispermaceae Cyclea barbata Miers Daun Cincau
203 Menispermaceae Tinospora crispa (L.) Hook. f. Brotowali
204 Moraceae Artocarpus altilis Sukun
205 Moraceae Artocarpus communis Kluwih
206 Moraceae Artocarpus elasticus Bendo

III - 239
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Famili Nama Ilmiah Nama Lokal


207 Moraceae Artocarpus heterophyllus Lam. Nangka
208 Moraceae Artocarpus integer (Thunb.) Merr. Cempedak
209 Moraceae Cudrania cochinchinensis Sisir
210 Moraceae Ficus annulata Blume Bulu
211 Moraceae Ficus benjamina L. Beringin
212 Moraceae Ficus callosa Wild. Ilat Ilatan
213 Moraceae Ficus elastica Karet kebo
214 Moraceae Ficus microcarpa L.F. Kepreh
215 Moraceae Ficus pumila L. Beringin Dolar
216 Moraceae Ficus racemosa L Pohon Lo
217 Moraceae Ficus retusa L. Ipik
218 Moraceae Ficus religiosa L. Pohon Bodi
219 Moraceae Ficus variegata gondang
220 Moraceae Morus alba L. Murbei
221 Moraceae Radermachera gigantea Dali
222 Moraceae Streblus asper Lour. Serut
223 Moringaceae Moringa oleifera Lam. Kelor
224 Muntingiaceae Muntingia calabura L. Talok
225 Musaceae Musa × paradisiaca L. Pisang
226 Myrtaceae Psidium guajava L. Jambu Biji
227 Myrtaceae Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston Jambu Air
228 Myrtaceae Syzygium cumini (L.) Skeels. Duwet
229 Myrtaceae Syzygium polyanthum Salam
230 Myrtaceae Syzygium malaccense Jambu Darsono
231 Myrtaceae Syzygium myrtifolium Walp. Pucuk Merah
232 Myrtaceae Syzygium samarangense klampok
233 Myrtaceae Tristaniopsis merguensis Tristania
234 Nepenthaceae Nepenthes gymnamphora kantong semar pinggang
seksi
235 Nyctaginaceae Bougainvillea spectabilis Willd. Bougenvil
236 Nyctaginaceae Mirabilis jalapa L. Bunga Pukul Empat
237 Nyctaginaceae Pisonia alba Kol Banda
238 Oleaceae Jasminum sambac (L.) Aiton Melati
239 Orchidaceae Aerides sp. Anggrek
240 Orchidaceae Dendrobium aphyllum Anggrek Terompet
241 Orchidaceae Dendrobium crumenatum Sw. Anggrek merpati
242 Orchidaceae Didymoplexis pallens Anggrek bambu
243 Orchidaceae Pecteilis susannae Anggrek Puserbumi
244 Orchidaceae Phalaenopsis amabilis (L.) Bl. Anggrek Bulan
245 Orchidaceae Phalaenopsis pulcherrima Anggrek Dorotis
246 Oxalidaceae Averrhoa bilimbi L. Belimbing wuluh
247 Oxalidaceae Averrhoa carambola L. Belimbing Buah
248 Oxalidaceae Oxalis dehradunensis Raizada Semanggi gunung
249 Pandanaceae Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandan wangi
250 Passifloraceae Passiflora foetida L. Rambusa
251 Phyllantaceae Antidesma bunius (L) Spreng Wuni
252 Phyllantaceae Bischofia javanica Apak

III - 240
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Famili Nama Ilmiah Nama Lokal


253 Phyllantaceae Phyllanthus acidus (L.) Skeels Cermai
254 Phyllantaceae Phyllanthus emblica Kemloko
255 Phyllantaceae Phyllanthus reticulatus Poir. Mangsi
256 Phyllantaceae Sauropus androgynus (L.) Merr. Katuk
257 Phyllanthaceae Phyllanthus fraternus Meniran
258 Phyllanthaceae Phyllanthus obscurus Meniran
259 Pinaceae Pinus merkusii Jungh. et de Vries Pinus
260 Piperaceae Piper betle L. Sirih
261 Piperaceae Piper crocatum Ruiz & Pav. Sirih Merah
262 Primulaceae Myrsine avenis Mircin
263 Poaceae Bambusa vulgaris Schrad. Bambu Kuning
264 Poaceae Cymbopogon citratus (DC.) Stapf Sereh
265 Poaceae Cynodon dactylon (L.) Pers. Rumput Grinting
266 Poaceae Dendrocalamus sp. Bambu
267 Poaceae Echinochloa colona (L.) Link. Rumput Bebek
268 Poaceae Echinochloa crus-galli Suket Jawan
269 Poaceae Eleusine indica (L.) Gaertn. Rumput Belulang
270 Poaceae Eragrostis amabilis Rumut Emprit
271 Poaceae Gigantochloa apus Pring apus
272 Poaceae Gigantochloa atroviolacea Pring wulung
273 Poaceae Gigantochloa atter Pring legi
274 Poaceae Imperata cylindrica (L.) Raeusch. Ilalang
275 Poaceae Paspalum conjugatum P.J.Bergius Rumput Paitan
276 Poaceae Pennisetum purpureum Rumput Gajah
277 Poaceae Cenchrus purpureus rumput gajah
278 Poaceae Saccharum officinarum L. Tebu
279 Poaceae Thryrsostachys siamensis bambu jepang
280 Poaceae Vangueria spinosa Rijanjang
281 Poaceae Zea mays L. Jagung
282 Polypodiaceae Platycerium bifurcatum (Cav.) C. Chr. Paku Tanduk Rusa
283 Pontederiaceae Monochoria vaginalis Eceng Sawah
284 Portulacaceae Portulaca oleracea L. Krokot
285 Portulacaceae Portulaca grandiflora Hook. Krokot
286 Pteridaceae Adiantum peruvianum Klotzsch Suplir
287 Rosaceae Coffea arabica Kopi
288 Rosaceae Rosa hybrida L. Mawar
289 Rosaceae Gardenia augusta Kaca Piring
290 Rubiaceae Gardenia jasminoides J. Ellis Kaca Piring
291 Rubiaceae Ixora javanica Soka
292 Rubiaceae Ixora paludosa Soka
293 Rubiaceae Ixora pendula Jack Soka Kecil
294 Rubiaceae Morinda citrifolia L. Pace
295 Rubiaceae Mussaenda philippica Nusa indah papili
296 Rubiaceae Nauclea orientalis (L.) L. Gempol
297 Rubiaceae Neolamarckia cadamba Jabon
298 Rubiaceae Paederia scandens Sembukan
299 Ruscaceae Sansevieria trifasciata Prain Lidah Mertua
300 Rutaceae Citrus × aurantium L. Jeruk Sunkiss
301 Rutaceae Citrus hystrix DC. Jeruk Purut
302 Rutaceae Citrus medica L. Jeruk Nipis
303 Rutaceae Citrus maxima (Burm.) Merr. Jeruk Pamelo/Bali
304 Rutaceae Citrus reticulata Blanco Jeruk Buah

III - 241
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Famili Nama Ilmiah Nama Lokal


305 Rutaceae Murraya paniculata (L.) Jack Kemuning
306 Salicaseae Pangium edule Reinw. Pocung
307 Santalaceae Santalum album Cendana
308 Sapindaceae Dimocarpus longan Lour. Kelengkeng
309 Sapindaceae Filicium decipiens Kerai payung
310 Sapindaceae Nephelium lappaceum L. Rambutan
311 Sapindaceae Pometia pinnata Matoa
312 Sapindaceae Schleichera oleosa Kesambi
313 Sapotaceae Chrysophyllum cainito L. Kenitu
314 Sapotaceae Manilkara kauki Sawo kecik
315 Sapotaceae Manilkara zapota (L.) P. Royen Sawo Manila
316 Sapotaceae Mimusops elengi Tanjung
317 Solanaceae Brugmansia arborea (L.) Steud. Bunga Terompet
318 Solanaceae Capsicum annuum L. Cabe
319 Solanaceae Capsicum frutescens Cabe
320 Solanaceae Physalis angulata L. Ciplukan
321 Solanaceae Solanum lycopersicum L. Tomat
322 Solanaceae Solanum melongena L. Terong
323 Solanaceae Solanum torvum Sw. Pokak/kokak
324 Talinaceae Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn. Ginseng Jawa
325 Tetramelaceae Tetrameles nudiflora Winong
326 Theaceae Schima wallichii Puspa
327 Thymelaeaceae Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Mahkota Dewa
328 Urticaceae Dendrocnide stimulans (LF) Chew. Maduh
329 Usneaceae usnea sp. Lumut jenggot
330 Verbenaceae Lantana camara L. Tembelekan
331 Vitaceae Leea indica (Burm. f.) Merr. Jolok- jolok
332 Vitaceae Vitis vinifera L. Anggur
333 Xanthorhoeaceae Aloe vera (L.) Burm. F. Lidah Buaya
334 Zamiaceae Zamia furfuracea L.f. ex Aiton Zamia
335 Zingiberaceae Alpinia galanga (L.) Willd. Lengkuas
336 Zingiberaceae Boesenbergia rotunda (L.) Mansf. Temu Kunci
337 Zingiberaceae Curcuma aeruginosa Roxb. Temu Ireng
338 Zingiberaceae Curcuma zanthorrhiza Roxb. Temu Lawak
339 Zingiberaceae Zingiber officinale Roscoe Jahe
340 Zingiberaceae Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm. Kecombrang
Sumber: Hasil Analisis Data 2020

Tabel 3.73 Jenis-jenis Satwa Liar di Kabupaten Magetan


No Famili Nama Jenis Nama Indonesia
Kelas Mammalia
1 Cercopithecidae Macaca fascicularis monyet ekorpanjang
2 Cercopithecidae Trachypithecus auratus lutung budeng
3 Cervidae Muntiacus muntjak kijang muncak
4 Felidae Panthera pardus melas macan tutul
5 Felidae Prionailurus bengalensis kucing kuwuk
6 Herpestidae Herpestes javanicus garangan
7 Hystricidae Hystrix javanica landak

III - 242
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Famili Nama Jenis Nama Indonesia


8 Manidae Manis javanica trenggiling
9 Muridae Rattus sp. tikus
10 Sciuridae Callosciurus notatus bajing
11 Sciuridae Ratufa bicolor jelarang
12 Suidae Sus scrofa babi hutan
13 Tupaiidae Tupaia javanica tupai kekes
14 Viverridae Paradoxurus hermaphroditus luwak
15 Viverridae Viverricula indica musang
16 Prionodontidae Prionodon linsang musang lingsang
Kelas Aves
1 Accipitridae Nisaetus bartelsi elang jawa
2 Accipitridae Spilornis cheela elangular bido
3 Accipitridae Ictinaetus malayensis elang hitam
4 Aegithinidae Aegithina tiphia cipoh kacat
5 Alcedinidae Alcedo meninting raja-udang meninting
6 Alcedinidae Todiramphus chloris cekakak sungai
7 Alcedinidae Halcyon cyanoventris cekakak jawa
8 Apodidae Apus nipalensis kapinis rumah
9 Apodidae Collocalia linchi walet linci
10 Ardeidae Ardeola speciosa blekok sawah
11 Ardeidae Bubulcus ibis kuntul kerbau
12 Ardeidae Ardea alba cangak besar
13 Ardeidae Ixobrychus eurhythmus bambangan coklat
14 Ardeidae Nycticorax nycticorax kowak malam abu
15 Artamidae Artamus leucoryn kekep babi
16 Campephagidae Pericrocotus cinnamomeus sepah kecil
17 Campephagidae pericrocotus flammeus sepah hutan
18 Campephagidae Pericrocotus miniatus sepah gunung
19 Campephagidae Coracina larvata kepudangsungu gunung
20 Cettidae Horornis flavolivaceus ceret gunung
21 Chloropseidae Chloropsis sonnerati cica daun besar
22 Ciconiidae Ciconia episcopus bangau sandang-lawe
23 Cisticolidae Prinia familiaris prenjak jawa
24 Cisticolidae Cisticola juncidis cici padi
25 Cisticolidae Prinia inornata prenjak padi
26 Cisticolidae Orthotomus sutorius cienen pisang
27 Cisticolidae Orthotomus sepium cinenen jawa
28 Cisticolidae Prinia polychroa perenjak coklat
29 Cisticolidae Orthotomus ruficeps cinenen kelabu
30 Columbidae Columba livia merpati karang
31 Columbidae Geopelia striata perkutut jawa
32 Columbidae Spilopelia chinensis tekukur biasa

III - 243
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Famili Nama Jenis Nama Indonesia


33 Columbidae Macropygia emiliana uncal buau
34 Columbidae Macropygia ruficeps uncal kouran
35 Columbidae Treron oxyurus punai salung
36 Columbidae Streptopelia bitorquata dederuk jawa
37 Corvidae Corvus macrorhynchos gagak kampung
38 Cuculidae Cacomantis merulinus wiwik kelabu
39 Cuculidae Cacomantis sepulcralis wiwik uncuing
40 Cuculidae Phaenicophaeus curvirostris kadalan rumah
41 Cuculidae Cuculus saturatus kangkok ranting
42 Cuculidae Centropus bengalensis bubut alang-alang
43 Cuculidae Centropus sinensis bubut besar
44 Dicaeidae Dicaeum trochileum cabai jawa
45 Dicruridae Dicrurus macrocercus srigunting hitam
46 Dicruridae Dicrurus leucophaeus srigunting kelabu
47 Estrildidae Lonchura leucogastroides bondol jawa
48 Estrildidae Lonchura punctulata bondol peking
49 Falconidae Falco sp. alap-alap
50 Hemiprocnidae Hemiprocne longipennis tepekong jambul
51 Hirundinidae Cecropis daurica layang-layang asia
52 Hirundinidae Cecropis striolata layang-layang loreng
53 Hirundinidae Hirundo tahitica layang-layang batu
54 Laniidae Lanius schach bentet kelabu
55 Leiothrichidae Garrulax palliatus poksai mantel
56 Locustellidae Megalurus palustris cica-koreng jawa
57 Megalaimidae Psilopogon cyanotis takur tenggeret
58 Megalaimidae Psilopogon haemacephalus takur ungkut-ungkut
59 Megalaimidae Megalaima armillaris takur tohtor
60 Meropidae Merops leschenaulti kirik-kirik senja
61 Muscicapidae Cyornis unicolor sikatan biru-muda
62 Muscicapidae Kittacincla malabarica kucica hutan
63 Muscicapidae Brachypteryx leucophris cingcoang coklat
64 Muscicapidae Enicurus velatus meninting kecil
65 Muscicapidae Enicurus leschenaulti meninting besar
66 Muscicapidae Myophonus glaucinus ciung-batu kecil
67 Nectariniidae Anthreptes malacensis burung madu kelapa
68 Nectariniidae Cinnyris jugularis burung madu sriganti
69 Oriolidae Oriolus chinensis kepodang kuduk hitam
70 Paridae Parus major gelatik batu
71 Passeridae Passer montanus gereja erasia
72 Pellorneidae Turdinus macrodactylus berencet besar
73 Phasianidae Gallus varius ayam hutanhijau
74 Phylloscopidae Seicercus grammiceps cikrak muda

III - 244
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No Famili Nama Jenis Nama Indonesia


75 Picidae Dendrocopos macei caladi ulam
76 Picidae Picoides moluccensis caladi tilik
77 Picidae Picoides canicapillus caladi belacan
78 Pnoepygidae Pnoepyga pusilla berencet kerdil
79 Psittacidae Loriculus pusillus serindit jawa
80 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster cucak kutilang
81 Pycnonotidae Pycnonotus goiavier merbah cerukcuk
82 Pycnonotidae Iole virIdescens brinji gunung
83 Rallidae Amaurornis phoenicurus kareo padi
84 Rhipiduridae Rhipidura javanica kipasan belang
85 Strigidae Otus lempiji celepuk reban
86 Sturnidae Acridotheres javanicus kerak kerbau
87 Sturnidae Gracupica contra jalak suren
88 Sturnidae Aplonis panayensis perling kumbang
89 Turdidae Turdus poliocephalus anis gunung
90 Turdidae Zoothera dauma anis sisik
91 Turnicidae Turnix suscitator gemak loreng
92 Tytonidae Tyto alba serak jawa
93 Zosteropidae Zosterops palpebrosus kacamata biasa
Kelas Amfibi
1 Bufonidae Duttaphrynus melanostictus kodok buduk
2 Bufonidae Phrynoidis aspera bangkong sungai
3 Dicroglossidae Fejervarya cancrivora katak hijau
4 Dicroglossidae Occydozyga sumatrana bancet rawa
5 Dicroglossidae Fejervarya limnocharis katak tegalan
6 Ranidae Rana chalconota kongkang kolam
7 Ranidae Huia masonii kongkang jeram
8 Ranidae Rana hosii kongkang racun
Kelas Reptil
1 Agamidae Bronchocela jubata bunglon surai
2 Colubridae Dendrelaphis pictus ular tambang
3 Colubridae Ahaetulla prasina ular pucuk
4 Colubridae Lycodon capucinus ular cecak
5 Colubridae Ptyas korros ular koros
6 Viperidae Trimeresurus albolabris ular gadung luwuk
7 Elapidae Bungarus candidus ular weling
8 Gekkonidae Gekko gecko tokek
9 Gekkonidae Cyrtodactylus sp. cecak rumah
10 Gekkonidae Cyrtodactylus marmorotus cecak batu
11 Scincidae Eutropis multifasciata kadal
12 Varanidae Varanus salvator biawak air asia
Sumber: Hasil Analisis Data 2020

III - 245
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

3.5. Peran Para Pihak


Peran para pihak dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di
Kabupaten Magetan yang terdiri dari Stakeholder Aktif misalnya LPM (Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat) dan BKM, sedangkan ASOSIASI/FORUM/ORMAS/LSM yang
masih aktif dan berkontribusi untuk Kabupaten Magetan. Dalam konteks ini, aktif yang
dimaksud adalah masih melakukan aktifitas program dan kegiatan secara rutin sesuai
bidangnya. Hal ini disebabkan belum adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Magetan yang
mengatur lebih lanjut peran para pihak yang terlibat dalam aktifitas tersebut. Kontribusi dari
masing-masing para pihak tersebut juga merupakan bagian dari indikator Tujuan
Pembangunan Bereklanjutan yang harus dilakukan oleh tiap-tiap daerah di Indonesia. Itu
artinya, para pihak ini sudah berkontribusi dan membantu Pemerintah Kabupaten Magetan
dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Akan tetapi, masih banyak urusan-urusan atau indikator yang dapat dilakukan oleh
para pihak selain organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Magetan. Dalam hal ini,
Kabupaten Magetan dapat memberdayakan para pihak yang saat ini keberadannya kurang
aktif dengan cara membangkitkan kembali para pihak yang sudah tidak aktif dengan cara
memberikan arahan program dan kegiatan untuk membantu Kabupaten Magetan dalam
upaya pelaksanaan dan pencapaian indikator TPB. Adapun Peran para pihak dalam
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Magetan disajikan pada Tabel
3.74.
Tabel 3.74 Para Pihak Yang Berkontribusi Dalam TPB di Kabupaten Magetan
No. Nama Stakeholder Peran Bidang
Stakeholder Aktif
1 PC. Nahdlatul 'Ulama Perkumpulan kegiatan keagamaan Keagamaan
Magetan
2 Persyarikatan Perkumpulan kegiatan keagamaan Keagamaan
MUHAMMADIYAH
Kabupaten Magetan
3 Forum Peduli Masyarakat Perkumpulan Masyarakat Peduli Sosial
Ekonomi Lemah (FORMEL) Kemasyarakatan
Magetan
4 Komite Nasional Pemuda Wadah pemberdayaan pemuda Kepemudaan
Indonesia
5 Lembaga Pengawasan Pengawasan terhadap kebijakan Hukum
Kebijakan Pemerintah dan pemerintah
Keadilan (LP-KPK)
6 Lembaga Perlindungan Pengawasan dan perlindungan Hukum
Konsumen Indonesia konsumen
(LPKNI)
7 Paguyuban Wong Magetan Perkumpulan warga magetan Sosial
(PWM ) Kemasyarakatan

III - 246
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Nama Stakeholder Peran Bidang


8 Dewan Pimpinan Majelis Perwakilan perkumpulan ulama Keagamaan dan
Ulama Indonesia (DP-MUI) Sosial
Kabupaten Magetan Kemasyarakatan
9 Pusat Pendidikan Wawasan Pendidikan dan nasionalisme Forum Pendidikan
Kebangsaan (PPWK) Ideologi dan
Kabupaten Magetan Wasbang
10 Badan Amil Zakat Nasional Badan penanggungjawab dan Sosial
(BAZNAS) Kabupaten pengelolaan zakat Kemasyarakatan
Magetan
ASOSIASI/FORUM/ORMAS/LSM
1 Perhimpunan Purnawirawan Perkumpulan pensiunan Angkatan Sosial
Angkatan Udara (PP AU) Udara
2 Persaudaraan Setia Hati Perkumpulan pemuda berbasis bela diri Kepemudaan,
Terate Magetan Olahraga
3 Organisasi Amatir Radio Perkumpulan pelaku radio amatir Sosial, Profesi
Indonesia (ORARI)
Kabupaten Magetan
4 Perkumpulan Persatuan Perkumpulan pensiunan aparatur sipil Sosial, Profesi
Wredatama Republik negara
Indonesia (PWRI) Kabupaten
Magetan
5 Lembaga Dakwah Islam Organisasi keagamaan Keagamaan
Indonesia (LDII) Kabupaten
Magetan
6 Perkumpulan Dharma Organisasi kewanitaaan Gender, Sosial
Wanita Persatuan (DWP)
Kabupaten Magetan
7 Perkumpulan Gerakan Wadah dan forum diskusi masyarakat Sosial, ekonomi
Rakyat Magetan Peduli Desa
(GRMPD) Kabupaten
Magetan
8 Lembaga Kanker Indonesia Organisasi yang menaungi penyitas Kesehatan
Mandiri (LKIM) Kabupaten kanker
Magetan
9 Persaudaraan Setia Hati Organisasi kepemudaan berbasis bela Kepemudaan,
Winongo (PSHW) diri Olahraga
Kabupaten Magetan
10 Ikatan Kera Sakti Putra Organisasi kepemudaan berbasis bela diri Kepemudaan,
Indonesia Olahraga
(IKS-PI) Kabupaten Magetan
11 Ikatan Guru Taman Kanak- Perkumpulan guru taman kanak kanak Profesi
Kanak Indonesia (IGTKI) -
GOPTKI
12 Perkumpulan Lembaga Perkumpulan dan forum pengawasan Hukum
Swadaya Masyarakat
"MAGETAN CENTER POLICE
WATCH" Kabupaten Magetan
13 Lembaga Manajemen Infaq Organisasi pengurus bantuan infaq Keagamaan, Sosial
"UKUWAH ISLAMIYAH"
(LMI-UI) Kabupaten Magetan
14 Pimpinan Cabang Fatayat Organisasi keagamaan Keagamaan
Nahdlatul 'Ulama (Fatayat -
NU) Kabupaten Magetan

III - 247
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Nama Stakeholder Peran Bidang


15 Perkumpulan Pendidikan Perkumpulan olahraga silat Olahraga
Olah Raga Silat Indah Garuda
Loncat (PORSIGAL)
Kabupaten Magetan
16 Persatuan Purnawiran POLRI Perkumpulan pensiunan Polisi Profesi
(PP POLRI)
17 Persatuan Putra Nusantara Organisasi Kepemudaan Kepemudaan
(PPN)
18. Yayasan Pendidikan Islam - Lembaga pengelola pendidikan Pendidikan
Plumpung (YPIP) Kabupaten
Magetan
19 Dewan Dakwah Islam Organisasi keagamaan Keagamaan
Indonesia (DDII) Kabupaten
Magetan
20 Masyarakat Anti Korupsi Organisasi masyarakat pengamat Hukum
(MAKI) Kabupaten Magetan perilaku korupsi
RUMAH SAKIT
1 RSUD Dr. Sayidiman Pelayanan kesehatan terhadap Kesehatan
masyarakat
2 RSAU dr. Efram Harsana Pelayanan kesehatan terhadap Kesehatan
masyarakat
3 RSIA Bhakti Persada Pelayanan kesehatan terhadap Kesehatan
masyarakat
4 RSIA Melati Magetan Pelayanan kesehatan terhadap Kesehatan
masyarakat
5 RSIA Samudra Husada Pelayanan kesehatan terhadap Kesehatan
masyarakat
6 RSIA Sekar Wangi Pelayanan kesehatan terhadap Kesehatan
masyarakat
PERGURUAN TINGGI
1 Universitas Doktor Nugroho Pendidikan, Penelitian serta Pengabdian Tri Dharma
pada Masyarakat (Tri Dharma) Perguruan Tinggi
2 Akademi Kebidanan Berlian Pendidikan, Penelitian serta Pengabdian Tri Dharma
Nusantara pada Masyarakat (Tri Dharma) Perguruan Tinggi
3 STAI Ma’arif Magetan Pendidikan, Penelitian serta Pengabdian Tri Dharma
pada Masyarakat (Tri Dharma) Perguruan Tinggi
4 Universitas Terbuka (UT) Pendidikan, Penelitian serta Pengabdian Tri Dharma
Magetan pada Masyarakat (Tri Dharma) Perguruan Tinggi
5 Poltekkes Kemenkes Pendidikan, Penelitian serta Pengabdian Tri Dharma
Magetan pada Masyarakat (Tri Dharma) Perguruan Tinggi
DUNIA USAHA
1 PT. Telkom Cabang
2 PT. PLN Cabang
3 PT. KAI
4 PT. Jasa Marga
5 PDAM Kab. Magetan
6 PT. Pos Indonesia
7 PT. Pegadaian Persero
ORGANISASI PROFESI
1 Paguyuban Pedagang Sayur Perkumpulan pedagang Ekonomi
Magetan (P3SM)

III - 248
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Nama Stakeholder Peran Bidang


2 Perkumpulan Pabrik Rokok Wadah perkumpulan pabrik dan petani Ekonomi
dan Petani Tembakau tembakau
Indonesia (P2RTPTI)
3 Perkumpulan Pedagang dan Wadah perkumpulan pedagang di Ekonomi
Pengusaha Pasar Baru pasar baru
Magetan (P4BM)
4 Organisasi Amatir Radio Wadah perkumpulan pelaku radio Keprofesian
Indonesia (ORARI) amatir
Kabupaten Magetan
5 Perkumpulan Aliansi Perkumpulan keprofesian wartawan Keprofesian
Wartawan Indonesia (AWI)
Kabupaten Magetan
6 Persatuan Guru Republik Perkumpulan profesi keguruan Pendidikan
Indonesia (PGRI)

III - 249
BAB 4.

Analisis Pencapaian TPB di Kabupaten Magetan


KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

BAB 4
ANALISIS PENCAPAIAN TPB DI
KABUPATEN MAGETAN

4.1. Analisis Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)


Penilaian dan analisis capaian indikator TPB di Kabupaten Magetan akan dijelaskan dalam
Bab 4 ini. Terlebih dahulu akan dibahas capaian indikator TPB secara keseluruhan di Kabupaten
Magetan. Kategori capaian indikator TPB Kabupaten Magetan berdasarkan hasil analisis data
terbagi atas 4 (empat) kategori yaitu: (1) sudah dilaksanakan dan sudah mencapai indikator
nasional. (2) sudah dilaksanakan namun belum mencapai indikator nasional, (3) belum
dilaksanakan dan belum mencapai indikator nasional, dan (4) belum ada data. Pencapaian TPB
di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Pencapaian TPB di Kabupaten Magetan


Sudah Sudah Belum
dilaksanakan, dilaksanakan, dilaksanakan,
Tidak ada
No TPB sudah belum belum
data
mencapai mencapai mencapai
target target target
TPB 1. Tanpa Kemiskinan 11 9 0 4
TPB 2. Tanpa Kelaparan 5 3 0 3
TPB 3. Kehidupan Sehat dan
16 6 0 12
Sejahtera
TPB 4. Pendidikan Berkualitas 6 4 0 3
TPB 5. Kesetaraan Gender 6 4 0 4
TPB. 6 Air Bersih 8 4 1 5
TPB 7. Akses Energi 0 0 0 2
TPB 8. Pertumbuhan
10 5 0 4
Ekonomi
TPB 9. Inovasi Industri
5 2 0 6
Infrastruktur
TPB 10. Berkurangnya
4 3 0 4
Kesenjangan

IV - 1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sudah Sudah Belum


dilaksanakan, dilaksanakan, dilaksanakan,
Tidak ada
No TPB sudah belum belum
data
mencapai mencapai mencapai
target target target
TPB 11. Kota dan
4 3 0 6
Permukiman Berkelanjutan
TPB 12. Produksi
1 1 1 2
Berkelanjutan
TPB 13. Perubahan Iklim 2 0 0 0
TPB 15. Ekosistem Daratan 0 1 1 2
TPB 16. Perdamaian dan
11 2 0 8
Keadilan
TPB 17. Kemitraan
8 3 2 3
Berkelanjutan
Jumlah 98 49 5 68

Rincian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berdasarkan pencapaian terhadap indikator


nasional dapat dilihat pada Tabel 4.2. dan Gambar 4.1.

Tabel 4.2. Persentase Pencapaian TPB di Kabupaten Magetan


No Indikator Jumlah Capaian %
1 Indikator Ekonomi 61 27%
2 Indikator Hukum & Tata Kelola 21 9%
3 Indikator Sosial 96 46%
4 Indikator Lingkungan 42 18%
Jumlah 220 100%

IV - 2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian TPB Kab. Magetan

Sudah dilaksanakan, sudah


31% mencapai target
45% Sudah dilaksanakan, belum
mencapai target
2%
Belum dilaksanakan, belum
22% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 4.1. Persentase Capaian Indikator TPB

Secara umum Kabupaten Magetan sudah cukup baik dalam pencapaian target TPB
dimana berdasarkan perhitungan untuk capaian sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target
memiliki presentase sebanyak 45%, hal tersebut menandakan bahwa indikator yang sudah
dilaksanakan dan sudah mencapai target sudah cukup banyak dan memiliki porsi terbanyak.
Tantangan utama yang dihadapi oleh Kabupaten Magetan untuk tahun-tahun mendatang yaitu
untuk indikator yang belum mencapai target, harapannya dalam kurun waktu 5 tahun ke depan
22% indikator tersebut sudah dapat mencapai target nasional.

4.2. Indikator yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target Nasional
Dari keseluruhan indikator TPB untuk Kabupaten yang berjumlah 220 indikator,
indikator yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target nasional berjumlah 98 indikator
(45%). Indikator yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target nasional terbanyak adalah
indikator pada TPB-3, TPB-1, TPB-16 dan TPB-8. Sedangkan TPB yang belum ada capaian sudah
dilaksanakan dan sudah mencapai target adalah TPB 7 dan TPB 15. Secara lengkap TPB yang
sudah mencapai target dapat dilihat pada Tabel 4.3.

IV - 3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 4.3. Kategori TPB yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target Nasional
Indikator TPB yang sudah dilaksanakan
Nomor Indikator TPB
dan sudah mencapai target nasional
TPB 1. Tanpa Kemiskinan 11
TPB 2. Tanpa Kelaparan 5
TPB 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera 16
TPB 4. Pendidikan Berkualitas 6
TPB 5. Kesetaraan Gender 6
TPB 6 Air Bersih 8
TPB 7. Akses Energi 0
TPB 8. Pertumbuhan Ekonomi 10
TPB 9. Inovasi Industri Infrastruktur 5
TPB 10. Berkurangnya Kesenjangan 4
TPB 11. Kota dan Permukiman Berkelanjutan 4
TPB 12. Produksi Berkelanjutan 1
TPB 13. Perubahan Iklim 2
TPB 15. Ekosistem Daratan 0
TPB 16. Perdamaian dan Keadilan 11
TPB 17. Kemitraan Berkelanjutan 8
Jumlah 98

Indikator Sudah Dilaksanakan,


Sudah Mencapai Target

16

11 10 11
8 8
5 6 6 0 5 4 4 1 2 0

Gambar 4.2. Indikator TPB yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target Nasional

Rincian tujuan TPB, target dan indikator TPB yang sudah dilaksanakan dan sudah
mencapai target nasional dapat dilihat pada Tabel 4.4

IV - 4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 4.4. Indikator TPB yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target Nasional
No. Tujuan Pembangunan No.
Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
1 Mengakhiri Kemiskinan Pada tahun 2030, membangun 1.5.1* 4
dalam Segala Bentuk ketahanan masyarakat miskin dan 1.5.1.(a)
Dimanapun mereka yang berada dalam kondisi 1.5.1.(e)
rentan, dan mengurangi kerentanan 1.5.3*
mereka terhadap kejadian ekstrim
terkait iklim dan guncangan
ekonomi, sosial, lingkungan, dan
bencana.
1 Mengakhiri Kemiskinan Pada tahun 2030, menjamin bahwa 1.4.1.(a) 7
dalam Segala Bentuk semua laki-laki dan perempuan, 1.4.1.(b)
Dimanapun khususnya masyarakat miskin dan 1.4.1.(c)
rentan, memiliki hak yang sama 1.4.1.(g)
terhadap sumber daya ekonomi, 1.4.1.(h)
serta akses terhadap pelayanan 1.4.1.(j)
dasar, kepemilikan dan kontrol atas 1.4.1.(k)
tanah dan bentuk kepemilikan lain,
warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan
yang tepat, termasuk keuangan
mikro.
2 Menghilangkan Pada tahun 2030, menggandakan 2.3.1* 1
Kelaparan, Mencapai produktivitas pertanian dan
Ketahanan Pangan dan pendapatan produsen makanan
Gizi yang Baik, serta skala kecil, khususnya perempuan,
Meningkatkan Pertanian masyarakat penduduk asli, keluarga
Berkelanjutan petani, penggembala dan nelayan,
termasuk melalui akses yang aman
dan sama terhadap lahan, sumber
daya produktif, dan input lainnya,
pengetahuan, jasa keuangan, pasar,
dan peluang nilai tambah, dan
pekerjaan nonpertanian.
2 Menghilangkan Pada tahun 2030, menghilangkan 2.1.1.(a) 1
Kelaparan, Mencapai kelaparan dan menjamin akses bagi
Ketahanan Pangan dan semua orang, khususnya orang
Gizi yang Baik, serta miskin dan mereka yang berada
Meningkatkan Pertanian dalam kondisi rentan, termasuk bayi,
Berkelanjutan terhadap makanan yang aman,
bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

IV - 5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
2 Menghilangkan Pada tahun 2030, menghilangkan 2.2.1* 3
Kelaparan, Mencapai segala bentuk kekurangan gizi, 2.2.1.(a)
Ketahanan Pangan dan termasuk pada tahun 2025 2.2.2.(b)
Gizi yang Baik, serta mencapai target yang disepakati
Meningkatkan Pertanian secara internasional untuk anak
Berkelanjutan pendek dan kurus di bawah usia 5
tahun, dan memenuhi kebutuhan
gizi remaja perempuan, ibu hamil
dan menyusui, serta manula.
3 Menjamin Kehidupan Mendukung penelitian dan 3.b.1.(a) 1
yang Sehat dan pengembangan vaksin dan obat
Meningkatkan penyakit menular dan tidak menular
Kesejahteraan Seluruh yang terutama berpengaruh
Penduduk Semua Usia terhadap negara berkembang,
menyediakan akses terhadap obat
dan vaksin dasar yang terjangkau,
sesuai the Doha Declaration tentang
the TRIPS Agreement and Public
Health, yang menegaskan hak
negara berkembang untuk
menggunakan secara penuh
ketentuan dalam Kesepakatan atas
Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak
Kekayaan Intelektual terkait
keleluasaan untuk melindungi
kesehatan masyarakat, dan
khususnya, menyediakan akses obat
bagi semua.
3 Menjamin Kehidupan Meningkatkan secara signifikan 3.c.1* 1
yang Sehat dan pembiayaan kesehatan dan
Meningkatkan rekrutmen, pengembangan,
Kesejahteraan Seluruh pelatihan, dan retensi tenaga
Penduduk Semua Usia kesehatan di negara berkembang,
khususnya negara kurang
berkembang, dan negara
berkembang pulau kecil.
3 Menjamin Kehidupan Pada tahun 2030, mengakhiri 3.3.1.(a) 4
yang Sehat dan epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, 3.3.2.(a)
Meningkatkan dan penyakit tropis yang terabaikan, 3.3.3*
Kesejahteraan Seluruh dan memerangi hepatitis, penyakit 3.3.5*
Penduduk Semua Usia bersumber air, serta penyakit
menular lainnya.

IV - 6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
3 Menjamin Kehidupan Pada tahun 2030, mengakhiri 3.2.1* 3
yang Sehat dan kematian bayi baru lahir dan balita 3.2.2*
Meningkatkan yang dapat dicegah, dengan seluruh 3.2.2.(a)
Kesejahteraan Seluruh negara berusaha menurunkan Angka
Penduduk Semua Usia Kematian Neonatal setidaknya
hingga 12 per 1000 KH (Kelahiran
Hidup) dan Angka Kematian Balita
25 per 1000.
3 Menjamin Kehidupan Pada tahun 2030, mengurangi rasio 3.1.1* 3
yang Sehat dan angka kematian ibu hingga kurang 3.1.2*
Meningkatkan dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. 3.1.2.(a)
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan Pada tahun 2030, menjamin akses 3.7.1* 3
yang Sehat dan universal terhadap layanan 3.7.1.(a)
Meningkatkan kesehatan seksual dan reproduksi, 3.7.2.(a)
Kesejahteraan Seluruh termasuk keluarga berencana,
Penduduk Semua Usia informasi dan pendidikan, dan
integrasi kesehatan reproduksi ke
dalam strategi dan program
nasional.
3 Menjamin Kehidupan Pada tahun 2030, secara signifikan 3.9.3.(a) 1
yang Sehat dan mengurangi jumlah kematian dan
Meningkatkan kesakitan akibat bahan kimia
Kesejahteraan Seluruh berbahaya, serta polusi dan
Penduduk Semua Usia kontaminasi udara, air, dan tanah.
4 Menjamin Kualitas Pada tahun 2030, menghilangkan 4.5.1* 1
Pendidikan yang Inklusif disparitas gender dalam pendidikan,
dan Merata serta dan menjamin akses yang sama
Meningkatkan untuk semua tingkat pendidikan dan
Kesempatan Belajar pelatihan kejuruan, bagi masyarakat
Sepanjang Hayat untuk rentan termasuk penyandang cacat,
Semua masyarakat penduduk asli, dan anak-
anak dalam kondisi rentan.
4 Menjamin Kualitas Pada tahun 2030, meningkatkan 4.4.1* 1
Pendidikan yang Inklusif secara signifikan jumlah pemuda dan
dan Merata serta orang dewasa yang memiliki
Meningkatkan keterampilan yang relevan, termasuk
Kesempatan Belajar keterampilan teknik dan kejuruan,
Sepanjang Hayat untuk untuk pekerjaan, pekerjaan yang
Semua layak dan kewirausahaan.

IV - 7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
4 Menjamin Kualitas Pada tahun 2030, menjamin bahwa 4.2.2.(a) 1
Pendidikan yang Inklusif semua anak perempuan dan laki-laki
dan Merata serta memiliki akses terhadap
Meningkatkan perkembangan dan pengasuhan
Kesempatan Belajar anak usia dini, pengasuhan,
Sepanjang Hayat untuk pendidikan pra-sekolah dasar yang
Semua berkualitas, sehingga mereka siap
untuk menempuh pendidikan dasar.
4 Menjamin Kualitas Pada tahun 2030, menjamin bahwa 4.6.1.(a) 2
Pendidikan yang Inklusif semua remaja dan proporsi 4.6.1.(b)
dan Merata serta kelompok dewasa tertentu, baik
Meningkatkan laki-laki maupun perempuan,
Kesempatan Belajar memiliki kemampuan literasi dan
Sepanjang Hayat untuk numerasi.
Semua
4 Menjamin Kualitas Pada tahun 2030, secara signifikan 4.c.1* 1
Pendidikan yang Inklusif meningkatkan pasokan guru yang
dan Merata serta berkualitas, termasuk melalui
Meningkatkan kerjasama internasional dalam
Kesempatan Belajar pelatihan guru di negara
Sepanjang Hayat untuk berkembang, terutama negara
Semua kurang berkembang, dan negara
berkembang kepulauan kecil.
5 Mencapai Kesetaraan Mengakhiri segala bentuk 5.1.1* 1
Gender dan diskriminasi terhadap kaum
Memberdayakan Kaum perempuan dimanapun.
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan Menghapuskan segala bentuk 5.2.1* 3
Gender dan kekerasan terhadap kaum 5.2.1.(a)
Memberdayakan Kaum perempuan di ruang publik dan 5.2.2*
Perempuan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta
berbagai jenis eksploitasi lainnya.
5 Mencapai Kesetaraan Meningkatkan penggunaan 5.b.1* 1
Gender dan teknologi yang memampukan,
Memberdayakan Kaum khususnya teknologi informasi dan
Perempuan komunikasi untuk meningkatkan
pemberdayaan perempuan.
5 Mencapai Kesetaraan Menjamin partisipasi penuh dan 5.5.2* 1
Gender dan efektif, dan kesempatan yang sama
Memberdayakan Kaum bagi perempuan untuk memimpin di
Perempuan semua tingkat pengambilan
keputusan dalam kehidupan politik,
ekonomi, dan masyarakat.

IV - 8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
6 Menjamin Ketersediaan Pada tahun 2030, mencapai akses 6.2.1.(a) 4
serta Pengelolaan Air terhadap sanitasi dan kebersihan 6.2.1.(c)
Bersih dan Sanitasi yang yang memadai dan merata bagi 6.2.1.(d)
Berkelanjutan semua, dan menghentikan praktik 6.2.1.(e)
buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada
kebutuhan kaum perempuan, serta
kelompok masyarakat rentan.
6 Menjamin Ketersediaan Pada tahun 2030, menerapkan 6.5.1.(c) 3
serta Pengelolaan Air pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(f)
Bersih dan Sanitasi yang terpadu di semua tingkatan, 6.5.1.(g)
Berkelanjutan termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.
6 Menjamin Ketersediaan Pada tahun 2030, meningkatkan 6.3.2.(b) 1
serta Pengelolaan Air kualitas air dengan mengurangi
Bersih dan Sanitasi yang polusi, menghilangkan pembuangan,
Berkelanjutan dan meminimalkan pelepasan
material dan bahan kimia
berbahaya, mengurangi setengah
proporsi air limbah yang tidak
diolah, dan secara signifikan
meningkatkan daur ulang, serta
penggunaan kembali barang daur
ulang yang aman secara global.
8 Meningkatkan Memperkuat kapasitas lembaga 8.10.1* 3
Pertumbuhan Ekonomi keuangan domestik untuk 8.10.1.(a)
yang Inklusif dan mendorong dan memperluas akses 8.10.1.(b)
Berkelanjutan, terhadap perbankan, asuransi dan
Kesempatan Kerja yang jasa keuangan bagi semua.
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan Mempertahankan pertumbuhan 8.1.1.(a) 1
Pertumbuhan Ekonomi ekonomi per kapita sesuai dengan
yang Inklusif dan kondisi nasional dan, khususnya,
Berkelanjutan, setidaknya 7 persen pertumbuhan
Kesempatan Kerja yang produk domestik bruto per tahun di
Produktif dan negara kurang berkembang.
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua

IV - 9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
8 Meningkatkan Mencapai tingkat produktivitas 8.2.1* 1
Pertumbuhan Ekonomi ekonomi yang lebih tinggi, melalui
yang Inklusif dan diversifikasi, peningkatan dan
Berkelanjutan, inovasi teknologi, termasuk melalui
Kesempatan Kerja yang fokus pada sektor yang memberi
Produktif dan nilai tambah tinggi dan padat karya.
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan Pada tahun 2020, secara substansial 8.6.1* 1
Pertumbuhan Ekonomi mengurangi proporsi usia muda
yang Inklusif dan yang tidak bekerja, tidak menempuh
Berkelanjutan, pendidikan atau pelatihan.
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan Pada tahun 2030, mencapai 8.5.1* 2
Pertumbuhan Ekonomi pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2*
yang Inklusif dan pekerjaan yang layak bagi semua
Berkelanjutan, perempuan dan laki-laki, termasuk
Kesempatan Kerja yang bagi pemuda dan penyandang
Produktif dan difabilitas, dan upah yang sama
Menyeluruh, serta untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan Pada tahun 2030, menyusun dan 8.9.1.(b) 2
Pertumbuhan Ekonomi melaksanakan kebijakan untuk 8.9.2*
yang Inklusif dan mempromosikan pariwisata
Berkelanjutan, berkelanjutan yang menciptakan
Kesempatan Kerja yang lapangan kerja dan mempromosikan
Produktif dan budaya dan produk lokal.
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
9 Membangun Mengembangkan infrastruktur yang 9.1.2.(b) 2
Infrastruktur yang berkualitas, andal, berkelanjutan dan 9.1.2.(c)
Tangguh, Meningkatkan tangguh, termasuk infrastruktur
Industri Inklusif dan regional dan lintas batas, untuk
Berkelanjutan, serta mendukung pembangunan ekonomi
Mendorong Inovasi dan kesejahteraan manusia, dengan
fokus pada akses yang terjangkau
dan merata bagi semua.

IV - 10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
9 Membangun Mempromosikan industrialisasi 9.2.1.(a)
Infrastruktur yang inklusif dan berkelanjutan, dan pada
Tangguh, Meningkatkan tahun 2030, secara signifikan
Industri Inklusif dan meningkatkan proporsi industri
Berkelanjutan, serta dalam lapangan kerja dan produk
Mendorong Inovasi domestik bruto, sejalan dengan
kondisi nasional, dan meningkatkan
dua kali lipat proporsinya di negara
kurang berkembang.
9 Membangun Secara signifikan meningkatkan akses 9.c.1.(a) 2
Infrastruktur yang terhadap teknologi informasi dan 9.c.1.(b)
Tangguh, Meningkatkan komunikasi, dan mengusahakan
Industri Inklusif dan penyediaan akses universal dan
Berkelanjutan, serta terjangkau internet di negara-negara
Mendorong Inovasi kurang berkembang pada tahun
2020.
10 Mengurangi Pada tahun 2030, secara progresif 10.1.1* 4
Kesenjangan Intra- dan mencapai dan mempertahankan 10.1.1.(b)
Antarnegara pertumbuhan pendapatan penduduk 10.1.1.(c)
yang berada di bawah 40% dari 10.1.1.(d)
populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.
11 Menjadikan Kota dan Pada tahun 2030, menjamin akses 11.1.1.(a) 1
Permukiman Inklusif, bagi semua terhadap perumahan
Aman, Tangguh dan yang layak, aman, terjangkau, dan
Berkelanjutan pelayanan dasar, serta menata
kawasan kumuh.
11 Menjadikan Kota dan Pada tahun 2030, menyediakan 11.7.1.(a) 1
Permukiman Inklusif, ruang publik dan ruang terbuka hijau
Aman, Tangguh dan yang aman, inklusif dan mudah
Berkelanjutan dijangkau terutama untuk
perempuan dan anak, manula dan
penyandang difabilitas.
11 Menjadikan Kota dan Pada tahun 2030, secara signifikan 11.5.1* 2
Permukiman Inklusif, mengurangi jumlah kematian dan 11.5.1.(c)
Aman, Tangguh dan jumlah orang terdampak, dan secara
Berkelanjutan substansial mengurangi kerugian
ekonomi relatif terhadap PDB global
yang disebabkan oleh bencana,
dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam
situasi rentan.

IV - 11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
12 Menjamin Pola Produksi Pada tahun 2030, secara substansial 12.5.1.(a) 1
dan Konsumsi yang mengurangi produksi limbah melalui
Berkelanjutan pencegahan, pengurangan, daur
ulang, dan penggunaan kembali.

13 Mengambil Tindakan Memperkuat kapasitas ketahanan 13.1.1* 2


Cepat untuk Mengatasi dan adaptasi terhadap bahaya 13.1.2*
Perubahan Iklim dan terkait iklim dan bencana alam di
Dampaknya semua negara.
16 Menguatkan Masyarakat Mengembangkan lembaga yang 16.6.1* 6
yang Inklusif dan Damai efektif, akuntabel, dan transparan di 16.6.1.(a)
untuk Pembangunan semua tingkat. 16.6.1.(b)
Berkelanjutan, 16.6.1.(c)
Menyediaan Akses 16.6.1.(d)
Keadilan untuk Semua, 16.6.2.(a)
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat Menghentikan perlakuan kejam, 16.2.1.(b) 1
yang Inklusif dan Damai eksploitasi, perdagangan, dan segala
untuk Pembangunan bentuk kekerasan dan penyiksaan
Berkelanjutan, terhadap anak.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat Menjamin pengambilan keputusan 16.7.1.(b) 1
yang Inklusif dan Damai yang responsif, inklusif, partisipatif
untuk Pembangunan dan representatif di setiap tingkatan.
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

IV - 12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
16 Menguatkan Masyarakat Pada tahun 2030, memberikan 16.9.1.(b) 1
yang Inklusif dan Damai identitas yang syah bagi semua,
untuk Pembangunan termasuk pencatatan kelahiran.
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat Secara signifikan mengurangi segala 16.1.1.(a) 3
yang Inklusif dan Damai bentuk kekerasan dan terkait angka 16.1.2.(a)
untuk Pembangunan kematian dimanapun. 16.1.4*
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
17 Menguatkan Sarana Memperkuat mobilisasi sumber daya 17.1.1* 2
Pelaksanaan dan domestik, termasuk melalui 17.1.2*
Merevitalisasi Kemitraan dukungan internasional kepada
Global untuk negara berkembang, untuk
Pembangunan meningkatkan kapasitas lokal bagi
Berkelanjutan pengumpulan pajak dan pendapatan
lainnya.
17 Menguatkan Sarana Mengoperasionalisasikan secara 17.8.1* 2
Pelaksanaan dan penuh bank teknologi dan sains, 17.8.1.(a)
Merevitalisasi Kemitraan mekanisme pembangunan kapasitas
Global untuk teknologi dan inovasi untuk negara
Pembangunan kurang berkembang pada tahun
Berkelanjutan 2017 dan meningkatkan penggunaan
teknologi yang memampukan,
khususnya teknologi informasi dan
komunikasi.
17 Menguatkan Sarana Meningkatkan kerjasama Utara- 17.6.2.(c) 1
Pelaksanaan dan Selatan, Selatan-Selatan dan
Merevitalisasi Kemitraan kerjasama triangular secara regional
Global untuk dan internasional terkait dan akses
Pembangunan terhadap sains, teknologi dan
Berkelanjutan inovasi, dan meningkatkan berbagi

IV - 13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui
koordinasi yang lebih baik antara
mekanisme yang telah ada,
khususnya di tingkat Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui
mekanisme fasilitasi teknologi global.
17 Menguatkan Sarana Pada tahun 2020, meningkatkan 17.18.1.(a) 2
Pelaksanaan dan dukungan pengembangan kapasitas 17.18.1.(c)
Merevitalisasi Kemitraan untuk negara berkembang, termasuk
Global untuk negara kurang berkembang dan
Pembangunan negara berkembang pulau kecil,
Berkelanjutan untuk meningkatkan secara signifikan
ketersediaan data berkualitas tinggi,
tepat waktu dan dapat dipercaya,
yang terpilah berdasarkan
pendapatan, gender, umur, ras,
etnis, status migrasi, difabilitas, lokasi
geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks
nasional.
17 Menguatkan Sarana Pada tahun 2030, mengandalkan 17.19.2.(c) 1
Pelaksanaan dan inisiatif yang sudah ada, untuk
Merevitalisasi Kemitraan mengembangkan pengukuran atas
Global untuk kemajuan pembangunan
Pembangunan berkelanjutan yang melengkapi
Berkelanjutan Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan
kapasitas statistik di negara
berkembang.

IV - 14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 4.5. Pencapaian Indikator TPB Yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target
No. No. No. Target (Perpres
Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
1 Mengakhiri 1,4 Pada tahun 1.4.1.(a) Persentase Dinas 85,52 91,87 91,26 95,01 96,07% 98,16 98,52 Meningkatnya Sudah
Kemiskinan 2030, menjamin perempuan Kesehatan cakupan dilaksana
dalam Segala bahwa semua pernah kawin persalinan di kan,
Bentuk laki-laki dan umur 15-49 fasilitas sudah
Dimanapun perempuan, tahun yang pelayanan mencapai
khususnya proses kesehatan untuk target
masyarakat melahirkan 40% penduduk
miskin dan terakhirnya di berpendapatan
rentan, memiliki fasilitas terbawah pada
hak yang sama kesehatan. tahun 2019
terhadap sumber (Pelayanan menjadi 70%
daya ekonomi, kesehatan ibu
serta akses bersalin sesuai
terhadap standar
pelayanan dasar, pelayanan
kepemilikan dan persalinan)
kontrol atas
tanah dan
bentuk
kepemilikan lain,
warisan, sumber
daya alam,
teknologi baru,
dan jasa
keuangan yang
tepat, termasuk
keuangan mikro.
1 Mengakhiri 1,4 Pada tahun 1.4.1.(b) Persentase Dinas 88% 90% 91% 92% 93,64% 95,34% 97,06% Meningkatnya Sudah
Kemiskinan 2030, menjamin anak umur 12- Kesehatan cakupan dilaksana
dalam Segala bahwa semua 23 bulan yang imunisasi dasar kan,
Bentuk laki-laki dan menerima lengkap pada sudah
Dimanapun perempuan, imunisasi dasar anak usia 12-23 mencapai
khususnya lengkap. bulan untuk target
masyarakat (Persentase 40% penduduk
miskin dan Anak Usia 1 berpendapatan
rentan, memiliki Tahun yang terbawah pada
hak yang sama Diimunisasi tahun 2024
terhadap sumber dasar lengkap) menjadi 90%.
daya ekonomi,
serta akses
terhadap
pelayanan dasar,
kepemilikan dan

IV - 15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
kontrol atas
tanah dan
bentuk
kepemilikan lain,
warisan, sumber
daya alam,
teknologi baru,
dan jasa
keuangan yang
tepat, termasuk
keuangan mikro.
1 Mengakhiri 1,4 Pada tahun 1.4.1.(c) Prevalensi Dinas PPKB 73,58 77,62 74,60% 74,62% 74,62% 76,50% 70,44% Meningkatnya Sudah
Kemiskinan 2030, menjamin penggunaan dan P3A % % cakupan angka dilaksana
dalam Segala bahwa semua metode pemakaian kan,
Bentuk laki-laki dan kontrasepsi kontrasepsi sudah
Dimanapun perempuan, (CPR) semua semua cara pada mencapai
khususnya cara pada perempuan usia target
masyarakat Pasangan Usia 15-49 tahun
miskin dan Subur (PUS) untuk 40%
rentan, memiliki usia 15-49 penduduk
hak yang sama tahun yang berpendapatan
terhadap sumber berstatus terbawah pada
daya ekonomi, kawin (Tingkat tahun 2019
serta akses prevalensi menjadi 65%.
terhadap kontrasepsi
pelayanan dasar, (CPR))
kepemilikan dan
kontrol atas
tanah dan
bentuk
kepemilikan lain,
warisan, sumber
daya alam,
teknologi baru,
dan jasa
keuangan yang
tepat, termasuk
keuangan mikro.
1 Mengakhiri 1,4 Pada tahun 1.4.1.(g) Angka Dindikpora 98,03 98,49 98,86 98,96 98,97% 99,31% 99,33% Meningkatnya Sudah
Kemiskinan 2030, menjamin Partisipasi Angka Partisipasi dilaksana
dalam Segala bahwa semua Murni (APM) Murni SD/MI/ kan,
Bentuk laki-laki dan SD/MI/ Sederajat pada sudah
Dimanapun perempuan, sederajat. tahun 2019 mencapai
khususnya menjadi 94,78% target
masyarakat (2015: 91,23%).

IV - 16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
miskin dan
rentan, memiliki
hak yang sama
terhadap sumber
daya ekonomi,
serta akses
terhadap
pelayanan dasar,
kepemilikan dan
kontrol atas
tanah dan
bentuk
kepemilikan lain,
warisan, sumber
daya alam,
teknologi baru,
dan jasa
keuangan yang
tepat, termasuk
keuangan mikro.
1 Mengakhiri 1,4 Pada tahun 1.4.1.(h) Angka Dindikpora 91,81 92,41 92,61 92,82 93,20% 93,25% 93,90% Meningkatnya Sudah
Kemiskinan 2030, menjamin Partisipasi Angka Partisipasi dilaksana
dalam Segala bahwa semua Murni (APM) Murni SMP/MTs/ kan,
Bentuk laki-laki dan SMP/MTs/ Sederajat pada sudah
Dimanapun perempuan, sederajat. tahun 2019 mencapai
khususnya menjadi 82,2% target
masyarakat (2015: 79,97%).
miskin dan
rentan, memiliki
hak yang sama
terhadap sumber
daya ekonomi,
serta akses
terhadap
pelayanan dasar,
kepemilikan dan
kontrol atas
tanah dan
bentuk
kepemilikan lain,
warisan, sumber
daya alam,
teknologi baru,
dan jasa
keuangan yang

IV - 17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
tepat, termasuk
keuangan mikro.
1 Mengakhiri 1,4 Pada tahun 1.4.1.(j) Persentase Dispenduk- 76,38 55,49 65,73 80,76 88,49% 90,00% 97,79% Kepemilikan akte Sudah
Kemiskinan 2030, menjamin penduduk capil lahir untuk dilaksana
dalam Segala bahwa semua umur 0-17 penduduk 40% kan,
Bentuk laki-laki dan tahun dengan berpendapatan sudah
Dimanapun perempuan, kepemilikan terbawah pada mencapai
khususnya akta kelahiran. tahun 2019 target
masyarakat (umur 0-18) menjadi 77,4%.
miskin dan
rentan, memiliki
hak yang sama
terhadap sumber
daya ekonomi,
serta akses
terhadap
pelayanan dasar,
kepemilikan dan
kontrol atas
tanah dan
bentuk
kepemilikan lain,
warisan, sumber
daya alam,
teknologi baru,
dan jasa
keuangan yang
tepat, termasuk
keuangan mikro.
1 Mengakhiri 1,4 Pada tahun 1.4.1.(k) Persentase Dinas 99,65 99,9 100 100 100% 100% 100% Meningkatnya Sudah
Kemiskinan 2030, menjamin rumah tangga PMPTSP akses penerangan dilaksana
dalam Segala bahwa semua miskin dan untuk penduduk kan,
Bentuk laki-laki dan rentan yang 40% sudah
Dimanapun perempuan, sumber berpendapatan mencapai
khususnya penerangan terbawah target
masyarakat utamanya menjadi 100%
miskin dan listrik baik dari pada tahun
rentan, memiliki PLN dan 2019.
hak yang sama bukan PLN.
terhadap sumber (Persentase
daya ekonomi, rumah tangga
serta akses pengguna
terhadap listrik)
pelayanan dasar,
kepemilikan dan

IV - 18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
kontrol atas
tanah dan
bentuk
kepemilikan lain,
warisan, sumber
daya alam,
teknologi baru,
dan jasa
keuangan yang
tepat, termasuk
keuangan mikro.
1 Mengakhiri 1,5 Pada tahun 1.5.1* Jumlah korban BPBD 0% 0% 0% 0% 0% (tidak ada dalam Sudah
Kemiskinan 2030, meninggal, lampiran Perpres dilaksana
dalam Segala membangun hilang, dan 59/2017) kan,
Bentuk ketahanan terkena sudah
Dimanapun masyarakat dampak mencapai
miskin dan bencana per target
mereka yang 100.000
berada dalam orang.
kondisi rentan,
dan mengurangi
kerentanan
mereka terhadap
kejadian ekstrim
terkait iklim dan
guncangan
ekonomi, sosial,
lingkungan, dan
bencana.
1 1,5 Pada tahun 1.5.1.(a) Jumlah lokasi BPBD - - - - 1 3 4 Meningkatnya Sudah
2030, penguatan jumlah lokasi dilaksana
membangun pengurangan penguatan kan,
ketahanan risiko bencana pengurangan sudah
masyarakat daerah. risiko bencana mencapai
miskin dan (Jumlah Desa daerah pada target
mereka yang Tangguh tahun 2019
berada dalam Bencana menjadi 39
kondisi rentan, Tingkat Madya daerah (2015: 35
dan mengurangi di Daerah daerah).
kerentanan Rawan
mereka terhadap Bencana)
kejadian ekstrim
terkait iklim dan
guncangan
ekonomi, sosial,

IV - 19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
lingkungan, dan
bencana.
1 1,5 Pada tahun 1.5.1.(e) Indeks risiko BPBD 153 153 153 153 153 153 152,8 Menurunnya Sudah
2030, bencana pada (2013) (2013) (2013) (2013) (2013) indeks risiko dilaksana
membangun pusat-pusat bencana pada kan,
ketahanan pertumbuhan pusat-pusat sudah
masyarakat yang berisiko pertumbuhan mencapai
miskin dan tinggi. yang berisiko target
mereka yang *INDIKATOR tinggi dari 58
berada dalam KHUSUS menjadi 118,6 di
kondisi rentan, 133
dan mengurangi Kabupaten/Kota
kerentanan (2014:169,4).
mereka terhadap
kejadian ekstrim
terkait iklim dan
guncangan
ekonomi, sosial,
lingkungan, dan
bencana.
1 Mengakhiri 1,5 Pada tahun 1.5.3* Dokumen BPBD - - - - - - Ada (tidak ada dalam Sudah
Kemiskinan 2030, strategi lampiran Perpres dilaksana
dalam Segala membangun pengurangan 59/2017) kan,
Bentuk ketahanan risiko bencana sudah
Dimanapun masyarakat (PRB) tingkat mencapai
miskin dan nasional dan target
mereka yang daerah.
berada dalam
kondisi rentan,
dan mengurangi
kerentanan
mereka terhadap
kejadian ekstrim
terkait iklim dan
guncangan
ekonomi, sosial,
lingkungan, dan
bencana.
10 Mengurangi 10,1 Pada tahun 10.1.1* Koefisien Gini. BAPPEDA 0,34 0,32 0,34 0,37 0,37 0,37 0,37 Indeks gini Sudah
Kesenjangan 2030, secara (Indeks Gini) nasional menjadi dilaksana
Intra- dan progresif 0,36-0,37 kan,
Antarnegara mencapai dan sudah
mempertahan- mencapai
kan target
pertumbuhan

IV - 20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
pendapatan
penduduk yang
berada di bawah
40% dari
populasi pada
tingkat yang
lebih tinggi dari
rata-rata
nasional.
10 10,1 Pada tahun 10.1.1.(b) Jumlah daerah Dinas PMD 3 3 Jumlah daerah Sudah
2030, secara tertinggal yang tertinggal yang dilaksana
progresif terentaskan. terentaskan kan,
mencapai dan *INDIKATOR sebanyak 80 sudah
mempertahanka KHUSUS kabupaten pada mencapai
n pertumbuhan tahun 2019. target
pendapatan
penduduk yang
berada di bawah
40% dari
populasi pada
tingkat yang
lebih tinggi dari
rata-rata
nasional.
10 10,1 Pada tahun 10.1.1.(c) Jumlah desa Dinas PMD Tdk Tdk 6 3 - Berkurangnya Sudah
2030, secara tertinggal. ada ada Desa Tertinggal dilaksana
progresif *INDIKATOR data data sebanyak 5.000 kan,
mencapai dan KHUSUS desa. sudah
mempertahan- mencapai
kan target
pertumbuhan
pendapatan
penduduk yang
berada di bawah
40% dari
populasi pada
tingkat yang
lebih tinggi dari
rata-rata
nasional.
10 10,1 Pada tahun 10.1.1.(d) Jumlah Desa Dinas PMD - - - - - - 6 Meningkatnya Sudah
2030, secara Mandiri. Desa Mandiri dilaksana
progresif paling sedikit kan,
mencapai dan sebanyak 2.000 sudah
mempertahan- desa.

IV - 21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
kan mencapai
pertumbuhan target
pendapatan
penduduk yang
berada di bawah
40% dari
populasi pada
tingkat yang
lebih tinggi dari
rata-rata
nasional.
11 Menjadikan 11,1 Pada tahun 11.1.1.(a) Proporsi Dinas 97,79 98% 98,50% 98,88% 97,60% 82,29% 92,15% Tersedianya Sudah
Kota dan 2030, menjamin rumah tangga Perkim % akses bagi 3,7 dilaksana
Permukiman akses bagi semua yang memiliki juta rumah kan,
Inklusif, terhadap akses terhadap tangga terhadap sudah
Aman, perumahan yang hunian yang hunian yang mencapai
Tangguh dan layak, aman, layak dan layak dan target
Berkelanjutan terjangkau, dan terjangkau. terjangkau
pelayanan dasar, (Rasio Rumah hingga tahun
serta menata Layak Huni) 2019
kawasan kumuh.
11 Menjadikan 11,5 Pada tahun 11.5.1* Jumlah korban BPBD 0 0 0 0 0 0 0 (tidak ada dalam Sudah
Kota dan 2030, secara meninggal, lampiran Perpres dilaksana
Permukiman signifikan hilang dan 59/2017) kan,
Inklusif, mengurangi terkena sudah
Aman, jumlah kematian dampak mencapai
Tangguh dan dan jumlah bencana per target
Berkelanjutan orang 100.000
terdampak, dan orang.
secara substansial
mengurangi
kerugian
ekonomi relatif
terhadap PDB
global yang
disebabkan oleh
bencana, dengan
fokus melindungi
orang miskin dan
orang-orang
dalam situasi
rentan.
11 11,5 Pada tahun 11.5.1.(c) Jumlah sistem BPBD - - - - 1 3 4 Tersedianya Sudah
2030, secara peringatan dini sistem peringatan dilaksana
signifikan cuaca dan dini cuaca dan kan,

IV - 22
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
mengurangi iklim serta iklim serta sudah
jumlah kematian kebencanaan. kebencanaan. mencapai
dan jumlah (Jumlah Desa target
orang Tangguh
terdampak, dan Bencana
secara substansial Tingkat Madya
mengurangi di Daerah
kerugian Rawan
ekonomi relatif Bencana)
terhadap PDB
global yang
disebabkan oleh
bencana, dengan
fokus melindungi
orang miskin dan
orang-orang
dalam situasi
rentan.
11 11,7 Pada tahun 11.7.1.(a) Jumlah kota Dinas 24 26 28 18,02 22,61 Terwujudnya Sudah
2030, hijau yang Perkim kota hijau yang dilaksana
menyediakan menyediakan berketahanan kan,
ruang publik dan ruang terbuka iklim, melalui sudah
ruang terbuka hijau di penyediaan mencapai
hijau yang aman, kawasan ruang terbuka target
inklusif dan perkotaan hijau, paling
mudah dijangkau metropolitan sedikit di 12
terutama untuk dan kota kawasan
perempuan dan sedang perkotaan
anak, manula (Persentase metropolitan
dan penyandang luas RTH). dan 20 kota
difabilitas. *INDIKATOR sedang, hingga
KHUSUS tahun 2019.
12 Menjamin 12 Pada tahun 12.5.1.(a) Jumlah Dinas Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah 18.412,3 Meningkatnya Sudah
Pola Produksi 2030, secara timbulan Lingkungan dilakukan dilakukan, dilakukan, dilakukan, dilakukan, dilakukan, 0 ton pengelolaan dilaksana
dan Konsumsi substansial sampah yang Hidup , namun namun namun namun namun namun sampah terpadu kan,
yang mengurangi didaur ulang. belum di belum di belum di belum di belum di belum di (reduce, reuse, sudah
Berkelanjutan produksi limbah data data data data data data and recycle/3R) mencapai
melalui melalui target
pencegahan, beroperasinya
pengurangan, 115 unit recycle
daur ulang, dan center skala kota
penggunaan dengan kapasitas
kembali. 20 ton per hari
hingga tahun

IV - 23
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
2019 (2015: 1
unit).
13 Mengambil 13,1 Memperkuat 13.1.1* Dokumen BPBD - - - - - - ada Menurunnya Sudah
Tindakan kapasitas strategi Indeks Risiko dilaksana
Cepat untuk ketahanan dan pengurangan Bencana kan,
Mengatasi adaptasi risiko bencana melalui strategi sudah
Perubahan terhadap bahaya (PRB) tingkat pengurangan mencapai
Iklim dan terkait iklim dan nasional dan risiko bencana target
Dampaknya bencana alam di daerah. tingkat nasional
semua negara. dan daerah
hingga tahun
2019.
13 Mengambil 13,1 Memperkuat 13.1.2* Jumlah korban BPBD 0 0 0 0 0 0 0 (tidak ada dalam Sudah
Tindakan kapasitas meninggal, lampiran Perpres dilaksana
Cepat untuk ketahanan dan hilang dan 59/2017) kan,
Mengatasi adaptasi terkena sudah
Perubahan terhadap bahaya dampak mencapai
Iklim dan terkait iklim dan bencana per target
Dampaknya bencana alam di 100.000
semua negara. orang.
16 Menguatkan 16,1 Secara signifikan 16.1.1.(a) Jumlah kasus Bakesbang- - - - - - 4 - (tidak ada dalam Sudah
Masyarakat mengurangi kejahatan pol data BPS lampiran Perpres dilaksana
yang Inklusif segala bentuk pembunuhan 59/2017) kan,
dan Damai kekerasan dan pada satu sudah
untuk terkait angka tahun terakhir. mencapai
Pembangunan kematian target
Berkelanjutan, dimanapun.
Menyediaan
Akses Keadilan
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 Menguatkan 16,1 Secara signifikan 16.1.2.(a) Kematian Bakesbangp 0 0 0 0 0 0 0 (tidak ada dalam Sudah
Masyarakat mengurangi disebabkan ol lampiran Perpres dilaksana
yang Inklusif segala bentuk konflik per 59/2017) kan,
dan Damai kekerasan dan 100.000 sudah
untuk terkait angka penduduk. mencapai
Pembangunan kematian target
Berkelanjutan, dimanapun.

IV - 24
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
Menyediaan
Akses Keadilan
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 Menguatkan 16,1 Secara signifikan 16.1.4* Proporsi SATPOL PP 70,1 75,1 80,8 93,5 95,5 95 97 Meningkatnya Sudah
Masyarakat mengurangi penduduk DAMKAR upaya dilaksana
yang Inklusif segala bentuk yang merasa keberlanjutan kan,
dan Damai kekerasan dan aman berjalan pembangunan sudah
untuk terkait angka sendirian di sosial yang mencapai
Pembangunan kematian area tempat ditandai dengan target
Berkelanjutan, dimanapun. tinggalnya. terkendalinya
Menyediaan Tingkat kekerasan
Akses Keadilan penyelesaian terhadap anak,
untuk Semua, penyelenggara perkelahian,
dan an K3 Kekerasan Dalam
Membangun (Ketertiban, Rumah Tangga
Kelembagaan Ketentraman, (KDRT), dan
yang Efektif, Keindahan) meningkatnya
Akuntabel, keamanan yang
dan Inklusif di tercermin dalam
Semua rendahnya
Tingkatan konflik
horizontal dan
rendahnya
tingkat
kriminalitas.
16 16,2 Menghentikan 16.2.1.(b) Prevalensi Dinas PPKB - 15 8 38 31 Menurunnya Sudah
perlakuan kejam, kekerasan dan P3A prevalensi dilaksana
eksploitasi, terhadap anak kekerasan kan,
perdagangan, laki-laki dan terhadap anak sudah
dan segala anak pada tahun 2019 mencapai
bentuk kekerasan perempuan. (2013: 38,62% target
dan penyiksaan untuk anak laki-
terhadap anak. laki dan 20,48%
untuk anak
perempuan).

IV - 25
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
16 Menguatkan 16,6 Mengembangkan 16.6.1* Proporsi BPPKAD 90,44 89,81 87,84 89 91,89 89,3 90,69 (tidak ada dalam Sudah
Masyarakat lembaga yang pengeluaran lampiran Perpres dilaksana
yang Inklusif efektif, utama 59/2017) kan,
dan Damai akuntabel, dan pemerintah sudah
untuk transparan di terhadap mencapai
Pembangunan semua tingkat. anggaran yang target
Berkelanjutan, disetujui.
Menyediaan
Akses Keadilan
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 16,6 Mengembangkan 16.6.1.(a) Persentase Inspektorat WDP WTP WTP WTP WTP Meningkatnya Sudah
lembaga yang peningkatan persentase opini dilaksana
efektif, Opini Wajar Wajar Tanpa kan,
akuntabel, dan Tanpa Pengeculian sudah
transparan di Pengecualian (WTP) atas mencapai
semua tingkat. (WTP) atas laporan target
Laporan keuangan pada
Keuangan tahun 2019
Kementerian/ untuk
Lembaga dan Kementerian/Le
Pemerintah mbaga: 95%,
Daerah Provinsi: 85%,
(Provinsi/Kabu Kabupaten:60%,
paten/Kota). Kota: 65% (2015
untuk K/L: 74%,
Provinsi: 52%,
Kabupaten:
30%,
Kota:41%).
16 16,6 Mengembangkan 16.6.1.(b) Persentase BAGIAN C C CC B B B B Meningkatnya Sudah
lembaga yang peningkatan ORGANISASI persentase Skor B dilaksana
efektif, Sistem atas Sistem kan,
akuntabel, dan Akuntabilitas Akuntabilitas sudah
transparan di Kinerja Kinerja Instansi mencapai
semua tingkat. Pemerintah Pemerintah target
(SAKIP) (SAKIP) untuk
Kementerian/L Kementerian/Le

IV - 26
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
embaga dan mbaga: 85%,
Pemerintah Provinsi: 75%,
Daerah Kabupaten/Kota:
(Provinsi/ 50% pada tahun
Kabupaten/ 2019 (2015: K/L:
Kota). 60,24%,
Provinsi:
30,30%,
Kabupaten/Kota:
2,38%).
16 16,6 Mengembangkan 16.6.1.(c) Persentase Bag. PBJ - - - - 93,32 Meningkatnya Sudah
lembaga yang penggunaan E- penggunaan E- dilaksana
efektif, procurement procurement kan,
akuntabel, dan terhadap terhadap belanja sudah
transparan di belanja pengadaan mencapai
semua tingkat. pengadaan. menjadi 80% target
pada tahun 2019
(2013: 30%).
16 16,6 Mengembangkan 16.6.1.(d) Persentase BAGIAN 9% 27% 40% 67% 74% 100% 100% Meningkatnya Sudah
lembaga yang instansi ORGANISASI persentase dilaksana
efektif, pemerintah instansi kan,
akuntabel, dan yang memiliki pemerintah yang sudah
transparan di nilai Indeks memiliki nilai mencapai
semua tingkat. Reformasi Indeks Reformasi target
Birokrasi Baik Birokrasi Baik
Kementerian/ untuk
Lembaga dan Kementerian/
Pemerintah Lembaga
Daerah menjadi 75%,
(Provinsi/ Provinsi: 60%,
Kabupaten/ Kabupaten/Kota:
Kota). 45% pada tahun
2019 (2015:
untuk K/L: 47%,
Provinsi: NA,
Kabupaten/Kota:
NA).
16 16,6 Mengembangkan 16.6.2.(a) Persentase BAGIAN 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Meningkatnya Sudah
lembaga yang Kepatuhan ORGANISASI persentase dilaksana
efektif, pelaksanaan Kepatuhan kan,
akuntabel, dan UU Pelayanan pelaksanaan UU sudah
transparan di Publik Pelayanan Publik mencapai
semua tingkat. Kementerian/L untuk target
embaga dan Kementerian:
Pemerintah 100%, Lembaga:

IV - 27
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
Daerah 100%, Provinsi:
(Provinsi/ 100%,
Kabupaten/ Kabupaten/Kota:
Kota). 80% pada tahun
2019.
16 16,7 Menjamin 16.7.1.(b) Persentase BKD 10,71 11,11 11,53 10,71 15,78 19 21 Meningkatnya Sudah
pengambilan keterwakilan keterwakilan dilaksana
keputusan yang perempuan perempuan kan,
responsif, sebagai sebagai sudah
inklusif, pengambilan pengambil mencapai
partisipatif dan keputusan di keputusan di target
representatif di lembaga lembaga
setiap tingkatan. eksekutif eksekutif (Eselon
(Eselon I dan I dan II) (2014:
II). Eselon I =
20,66% dan
Eselon II =
16,39%).
16 16,9 Pada tahun 16.9.1.(b) Persentase Dispendukca 92,5 96,6 92,1 94,7 96,35 90 97.79 Meningkatnya Sudah
2030, anak yang pil persentase anak dilaksana
memberikan memiliki akta yang memiliki kan,
identitas yang kelahiran. akte kelahiran sudah
syah bagi semua, menjadi 85% mencapai
termasuk pada tahun 2019 target
pencatatan (2015: 75%).
kelahiran.
2 Menghilangka 2,1 Pada tahun 2.1.1.(a) Prevalensi Dinas 3,49 3,66% 3,96% 3,66% 4,12% 5,80% 7,10% Menurunnya Sudah
n Kelaparan, 2030, kekurangan Kesehatan % prevalensi dilaksana
Mencapai menghilangkan gizi kekurangan gizi kan,
Ketahanan kelaparan dan (underweight) (underweight) sudah
Pangan dan menjamin akses pada anak pada anak balita mencapai
Gizi yang bagi semua balita. pada tahun 2019 target
Baik, serta orang, khususnya (Prevalensi menjadi 17%
Meningkatkan orang miskin dan Balita Gizi (2013: 19,6 %).
Pertanian mereka yang Kurang)
Berkelanjutan berada dalam
kondisi rentan,
termasuk bayi,
terhadap
makanan yang
aman, bergizi,
dan cukup
sepanjang tahun.

IV - 28
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
2 Menghilangka 2,2 Pada tahun 2.2.1* Prevalensi Dinas 27,9 27,5 22,4 22,1 24,8 30,2 10,8 Prevalensi Sudah
n Kelaparan, 2030, stunting Kesehatan stunting 18% dilaksana
Mencapai menghilangkan (pendek dan pada 2024 kan,
Ketahanan segala bentuk sangat pendek) sudah
Pangan dan kekurangan gizi, pada anak di mencapai
Gizi yang termasuk pada bawah lima target
Baik, serta tahun 2025 tahun/balita.
Meningkatkan mencapai target
Pertanian yang disepakati
Berkelanjutan secara
internasional
untuk anak
pendek dan
kurus di bawah
usia 5 tahun, dan
memenuhi
kebutuhan gizi
remaja
perempuan, ibu
hamil dan
menyusui, serta
manula.
2 2,2 Pada tahun 2.2.1.(a) Prevalensi Dinas 27,9 27,5 22,4 22,1 24,8 30,2 10,8 Menurunnya Sudah
2030, stunting Kesehatan prevalensi dilaksana
menghilangkan (pendek dan stunting (pendek kan,
segala bentuk sangat pendek) dan sangat sudah
kekurangan gizi, pada anak di pendek) pada mencapai
termasuk pada bawah dua anak di bawah target
tahun 2025 tahun/baduta. dua
mencapai target tahun/baduta
yang disepakati pada tahun 2019
secara menjadi 28%
internasional (2013: 32,9%).
untuk anak
pendek dan
kurus di bawah
usia 5 tahun, dan
memenuhi
kebutuhan gizi
remaja
perempuan, ibu
hamil dan
menyusui, serta
manula.

IV - 29
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
2 2,2 Pada tahun 2.2.2.(b) Persentase bayi Dinas 75,6 77,38 79,8 80,6 71,2 84 76,1 Persentase bayi Sudah
2030, usia kurang Kesehatan usia kurang dari dilaksana
menghilangkan dari 6 bulan 6 bulan yang kan,
segala bentuk yang mendapat ASI sudah
kekurangan gizi, mendapatkan eksklusif menjadi mencapai
termasuk pada ASI eksklusif. 50% pada tahun target
tahun 2025 (2013: 38%).
mencapai target
yang disepakati
secara
internasional
untuk anak
pendek dan
kurus di bawah
usia 5 tahun, dan
memenuhi
kebutuhan gizi
remaja
perempuan, ibu
hamil dan
menyusui, serta
manula.
2 Menghilangka 2,3 Pada tahun 2.3.1* Nilai Tambah DTPHPKP 104,5 104,75 104,84 104,62 104,1 2020 target Rp Sudah
n Kelaparan, 2030, Pertanian 9 36,19 juta/ dilaksana
Mencapai menggandakan dibagi jumlah tenaga kerja kan,
Ketahanan produktivitas tenaga kerja di sudah
Pangan dan pertanian dan sektor 2024 target Rp mencapai
Gizi yang pendapatan pertanian 45,44 target
Baik, serta produsen (rupiah per juta/tenaga
Meningkatkan makanan skala tenaga kerja). kerja
Pertanian kecil, khususnya
Berkelanjutan perempuan,
masyarakat
penduduk asli,
keluarga petani,
penggembala
dan nelayan,
termasuk melalui
akses yang aman
dan sama
terhadap lahan,
sumber daya
produktif, dan
input lainnya,
pengetahuan,
jasa keuangan,

IV - 30
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
pasar, dan
peluang nilai
tambah, dan
pekerjaan
nonpertanian.
3 Menjamin 3,1 Pada tahun 3.1.1* Angka Dinas 89,2 113,79 59,8 106,43 98,63 158,07 110,58 183 per 100.000 Sudah
Kehidupan 2030, Kematian Ibu Kesehatan kelahiran hidup dilaksana
yang Sehat mengurangi rasio (AKI). angka kematian kan,
dan angka kematian ibu sudah
Meningkatkan ibu hingga mencapai
Kesejahteraan kurang dari 70 target
Seluruh per 100.000
Penduduk kelahiran hidup.
Semua Usia
3 3,1 Pada tahun 3.1.2* Proporsi Dinas 91,87 91,26 95,01 97,59 96,07% 98,17 98,57 Meningkatnya Sudah
2030, perempuan Kesehatan persentase dilaksana
mengurangi rasio pernah kawin persalinan oleh kan,
angka kematian umur 15-49 tenaga kesehatan sudah
ibu hingga tahun yang terampil pada mencapai
kurang dari 70 proses tahun 2019 target
per 100.000 melahirkan menjadi 95 %
kelahiran hidup. terakhirnya (2015: 91,51%).
ditolong oleh
tenaga
kesehatan
terlatih.
3 3,1 Pada tahun 3.1.2.(a) Persentase Dinas 85,52 91,87 91,26 95,01 96,07% 98,16% 98,52% Meningkatnya Sudah
2030, perempuan Kesehatan persentase dilaksana
mengurangi rasio pernah kawin persalinan di kan,
angka kematian umur 15-49 fasilitas sudah
ibu hingga tahun yang pelayanan mencapai
kurang dari 70 proses kesehatan pada target
per 100.000 melahirkan tahun 2019
kelahiran hidup. terakhirnya di menjadi 85 %
fasilitas (2015: 75%).
kesehatan.
3 Menjamin 3,2 Pada tahun 3.2.1* Angka Dinas 11,9 11,3 11,7 12,2 10,73 11,07 10,81 (tidak ada dalam Sudah
Kehidupan 2030, Kematian Kesehatan lampiran Perpres dilaksana
yang Sehat mengakhiri Balita (AKBa) 59/2017) kan,
dan kematian bayi per 1000 sudah
Meningkatkan baru lahir dan kelahiran mencapai
Kesejahteraan balita yang dapat hidup. target
Seluruh dicegah, dengan
Penduduk seluruh negara
Semua Usia berusaha

IV - 31
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
menurunkan
Angka Kematian
Neonatal
setidaknya
hingga 12 per
1000 KH
(Kelahiran
Hidup) dan
Angka Kematian
Balita 25 per
1000.
3 Menjamin 3,2 Pada tahun 3.2.2* Angka Dinas 8,58 7,17 7,53 8,04 8,26 7,9 7,37 (tidak ada dalam Sudah
Kehidupan 2030, Kematian Kesehatan lampiran Perpres dilaksana
yang Sehat mengakhiri Neonatal 59/2017) kan,
dan kematian bayi (AKN) per sudah
Meningkatkan baru lahir dan 1000 kelahiran mencapai
Kesejahteraan balita yang dapat hidup. target
Seluruh dicegah, dengan
Penduduk seluruh negara
Semua Usia berusaha
menurunkan
Angka Kematian
Neonatal
setidaknya
hingga 12 per
1000 KH
(Kelahiran
Hidup) dan
Angka Kematian
Balita 25 per
1000.
3 3,2 Pada tahun 3.2.2.(a) Angka Dinas 11,15 10,36 10,53 10,88 10,48 10,09 9,71 Menurunnya Sudah
2030, Kematian Bayi Kesehatan angka kematian dilaksana
mengakhiri (AKB) per bayi per 1000 kan,
kematian bayi 1000 kelahiran kelahiran hidup sudah
baru lahir dan hidup. pada tahun 2019 mencapai
balita yang dapat menjadi 24 target
dicegah, dengan (2012-2013: 32).
seluruh negara
berusaha
menurunkan
Angka Kematian
Neonatal
setidaknya
hingga 12 per

IV - 32
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
1000 KH
(Kelahiran
Hidup) dan
Angka Kematian
Balita 25 per
1000.
3 3,3 Pada tahun 3.3.1.(a) Prevalensi HIV Dinas 101 13 16 22 33 <0,008 0,1 Menurunnya Sudah
2030, pada populasi Kesehatan prevalensi HIV dilaksana
mengakhiri dewasa. pada populasi kan,
epidemi AIDS, dewasa tahun sudah
tuberkulosis, 2019 menjadi mencapai
malaria, dan <0,5% (2014: target
penyakit tropis 0,46%).
yang terabaikan,
dan memerangi
hepatitis,
penyakit
bersumber air,
serta penyakit
menular lainnya.
3 3,3 Pada tahun 3.3.2.(a) Insiden Dinas 118,57 58,54 92,26 106,05 116,13 122,9 121,7 Menurunnya Sudah
2030, Tuberkulosis Kesehatan prevalensi dilaksana
mengakhiri (ITB) per Tuberculosis (TB) kan,
epidemi AIDS, 100.000 per 100.000 sudah
tuberkulosis, penduduk. penduduk pada mencapai
malaria, dan tahun 2024 target
penyakit tropis menjadi 190
yang terabaikan,
dan memerangi
hepatitis,
penyakit
bersumber air,
serta penyakit
menular lainnya.
3 Menjamin 3,3 Pada tahun 3.3.3* Kejadian Dinas 0 0 4 0 4 0 0 (tidak ada dalam Sudah
Kehidupan 2030, Malaria per Kesehatan lampiran Perpres dilaksana
yang Sehat mengakhiri 1000 orang. 59/2017) kan,
dan epidemi AIDS, sudah
Meningkatkan tuberkulosis, mencapai
Kesejahteraan malaria, dan target
Seluruh penyakit tropis
Penduduk yang terabaikan,
Semua Usia dan memerangi
hepatitis,
penyakit

IV - 33
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
bersumber air,
serta penyakit
menular lainnya.
3 Menjamin 3,3 Pada tahun 3.3.5* Jumlah orang Dinas (Kusta (Kusta (Kusta (Kusta (Kusta (Kusta.... (Kusta (tidak ada dalam Sudah
Kehidupan 2030, yang Kesehatan 34), 33), 43), 30), 35), ..), 25) lampiran Perpres dilaksana
yang Sehat mengakhiri memerlukan (Filari (Filarias (Filariasi (Filariasis (Filariasis (Filariasis 59/2017) kan,
dan epidemi AIDS, intervensi asis 0) is 0) s 0) )0 3) 5 sudah
Meningkatkan tuberkulosis, terhadap mencapai
Kesejahteraan malaria, dan penyakit tropis target
Seluruh penyakit tropis yang
Penduduk yang terabaikan, terabaikan
Semua Usia dan memerangi (Filariasis dan
hepatitis, Kusta).
penyakit
bersumber air,
serta penyakit
menular lainnya.
3 3,7 Pada tahun 3.7.1* Proporsi Dinas PPKB 79,4 74 74,9 76,1 76,5 Meningkatnya Sudah
2030, menjamin perempuan dan P3A angka prevalensi dilaksana
akses universal usia reproduksi pemakaian kan,
terhadap (15-49 tahun) kontrasepsi suatu sudah
layanan atau cara pada tahun mencapai
kesehatan seksual pasangannya 2019 menjadi target
dan reproduksi, yang memiliki 66% (2012-2013
termasuk kebutuhan :61,9%).
keluarga keluarga
berencana, berencana dan
informasi dan menggunakan
pendidikan, dan alat
integrasi kontrasepsi
kesehatan metode
reproduksi ke modern.
dalam strategi
dan program
nasional.
3 3,7 Pada tahun 3.7.1.(a) Angka Dinas PPKB 79,4 74 74,9 76,1 76,5 72.5 70.44 Meningkatnya Sudah
2030, menjamin prevalensi dan P3A cakupan angka dilaksana
akses universal penggunaan pemakaian kan,
terhadap metode kontrasepsi sudah
layanan kontrasepsi semua cara pada mencapai
kesehatan seksual (CPR) semua perempuan usia target
dan reproduksi, cara pada 15-49 tahun
termasuk Pasangan Usia untuk 40%
keluarga Subur (PUS) penduduk
berencana, usia 15-49 berpendapatan

IV - 34
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
informasi dan tahun yang terbawah pada
pendidikan, dan berstatus tahun 2019
integrasi kawin.(angka menjadi 65%.
kesehatan pemakaian
reproduksi ke kontrasepsi/CP
dalam strategi R bagi
dan program perempuan
nasional. menikah usia
15-49 tahun)
3 3,7 Pada tahun 3.7.2.(a) Total Fertility Dinas PPKB 2,28 - 2,22 2,22 2,17 2,17 2.16 Menurunnya Sudah
2030, menjamin Rate (TFR). dan P3A Total Fertility dilaksana
akses universal Rate (TFR) pada kan,
terhadap tahun 2019 sudah
layanan menjadi 2,28 mencapai
kesehatan seksual (2012:2,6). target
dan reproduksi,
termasuk
keluarga
berencana,
informasi dan
pendidikan, dan
integrasi
kesehatan
reproduksi ke
dalam strategi
dan program
nasional.
3 Menjamin 3,9 Pada tahun 3.9.3.(a) Proporsi Dinas 0 0 (tidak ada dalam Sudah
Kehidupan 2030, secara kematian Kesehatan lampiran Perpres dilaksana
yang Sehat signifikan akibat 59/2017) kan,
dan mengurangi keracunan. sudah
Meningkatkan jumlah kematian mencapai
Kesejahteraan dan kesakitan target
Seluruh akibat bahan
Penduduk kimia berbahaya,
Semua Usia serta polusi dan
kontaminasi
udara, air, dan
tanah.
3 Menjamin 3.b Mendukung 3.b.1.(a) Persentase Dinas - - - - 82,78% 83,86% 100% (tidak ada dalam Sudah
Kehidupan penelitian dan ketersediaan Kesehatan lampiran Perpres dilaksana
yang Sehat pengembangan obat dan 59/2017) kan,
dan vaksin dan obat vaksin di sudah
Meningkatkan penyakit Puskesmas. mencapai
Kesejahteraan menular dan target

IV - 35
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
Seluruh tidak menular
Penduduk yang terutama
Semua Usia berpengaruh
terhadap negara
berkembang,
menyediakan
akses terhadap
obat dan vaksin
dasar yang
terjangkau,
sesuai the Doha
Declaration
tentang the
TRIPS Agreement
and Public
Health, yang
menegaskan hak
negara
berkembang
untuk
menggunakan
secara penuh
ketentuan dalam
Kesepakatan atas
Aspek-Aspek
Perdagangan
dari Hak
Kekayaan
Intelektual
terkait
keleluasaan
untuk
melindungi
kesehatan
masyarakat, dan
khususnya,
menyediakan
akses obat bagi
semua.
3 Menjamin 3.c Meningkatkan 3.c.1* Kepadatan dan Dinas 153,97 189,6 145,84 191,09 204,9 (tidak ada dalam Sudah
Kehidupan secara signifikan distribusi Kesehatan lampiran Perpres dilaksana
yang Sehat pembiayaan tenaga 59/2017) kan,
dan kesehatan dan kesehatan. sudah
Meningkatkan rekrutmen, (Rasio tenaga mencapai
Kesejahteraan pengembangan, kesehatan per target
Seluruh pelatihan, dan

IV - 36
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
Penduduk retensi tenaga 100.000
Semua Usia kesehatan di penduduk)
negara
berkembang,
khususnya
negara kurang
berkembang,
dan negara
berkembang
pulau kecil.
4 4,2 Pada tahun 4.2.2.(a) Angka Dindikpora 44,37 46,65 47,54 96,67 97 97,25 95,38 Meningkatnya Sudah
2030, menjamin Partisipasi APK anak yang dilaksana
bahwa semua Kasar (APK) mengikuti kan,
anak perempuan Pendidikan Pendidikan Anak sudah
dan laki-laki Anak Usia Dini Usia Dini mencapai
memiliki akses (PAUD). (PAUD) pada target
terhadap tahun 2019
perkembangan menjadi 77,2%
dan pengasuhan (2015: 70,06%).
anak usia dini,
pengasuhan,
pendidikan pra-
sekolah dasar
yang berkualitas,
sehingga mereka
siap untuk
menempuh
pendidikan
dasar.
4 4,5 Pada tahun 4.5.1* Rasio Angka Dindikpora 95,9 93,88 101,25 92,41 95,27 99,31 99,33 4.1. Rasio Angka Sudah
2030, Partisipasi Partisipasi Murni dilaksana
menghilangkan Murni (APM) (APM) kan,
disparitas gender perempuan/ perempuan/laki- sudah
dalam laki-laki di (1) laki di mencapai
pendidikan, dan SD/MI/ SD/MI/paket A target
menjamin akses sederajat; (2) yang setara
yang sama untuk SMP/MTs/ gender pada
semua tingkat sederajat; (3) tahun 2019. 4.2
pendidikan dan SMA/SMK/MA Rasio APM
pelatihan /sederajat; dan perempuan/laki-
kejuruan, bagi Rasio Angka laki di SMP/MTs/
masyarakat Partisipasi Paket B yang
rentan termasuk Kasar (APK) setara gender
penyandang perempuan/ pada tahun
cacat, laki-laki di (4) 2019. 4.3 Rasio

IV - 37
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
masyarakat Perguruan APK
penduduk asli, Tinggi. (APM perempuan/laki-
dan anak-anak SD) laki di
dalam kondisi SMA/SMK/MA
rentan. yang setara
gender pada
tahun 2019. 4.4
Rasio APK
perempuan/laki-
laki pada PT dan
PTA yang setara
gender pada
tahun 2019.
4 4,6 Pada tahun 4.6.1.(a) Persentase Dindikpora 97,82 99,37 99,46 99,35 99,83 99,83 99,95 Meningkatnya Sudah
2030, menjamin angka melek rata-rata angka dilaksana
bahwa semua aksara melek aksara kan,
remaja dan penduduk penduduk usia di sudah
proporsi umur ≥15 atas 15 tahun mencapai
kelompok tahun. pada tahun 2019 target
dewasa tertentu, menjadi 96,1%
baik laki-laki (2015: 95,2%).
maupun
perempuan,
memiliki
kemampuan
literasi dan
numerasi.
4 4,6 Pada tahun 4.6.1.(b) Persentase Dindikpora 82,25 88,78 99,36 99,56 99,83 99,83 99,95 Meningkatnya Sudah
2030, menjamin angka melek persentase angka dilaksana
bahwa semua aksara melek aksara kan,
remaja dan penduduk penduduk usia sudah
proporsi umur 15-24 dewasa usia 15- mencapai
kelompok tahun dan 59 tahun pada target
dewasa tertentu, umur 15-59 tahun 2019.
baik laki-laki tahun.
maupun
perempuan,
memiliki
kemampuan
literasi dan
numerasi.
4 Menjamin 4.c Pada tahun 4.c.1* Persentase Dindikpora 62,44 75,2 81,25 89,75 92,97 Persentase guru Sudah
Kualitas 2030, secara guru TK, SD, profesional dilaksana
Pendidikan signifikan SMP, SMA, 22,8% kan,
yang Inklusif meningkatkan SMK, dan PLB sudah

IV - 38
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
dan Merata pasokan guru yang mencapai
serta yang berkualitas, bersertifikat target
Meningkatkan termasuk melalui pendidik.
Kesempatan kerjasama
Belajar internasional
Sepanjang dalam pelatihan
Hayat untuk guru di negara
Semua berkembang,
terutama negara
kurang
berkembang,
dan negara
berkembang
kepulauan kecil.
5 Mencapai 5,1 Mengakhiri 5.1.1* Jumlah Dinas PPKB - - - - 16 Meningkatnya Sudah
Kesetaraan segala bentuk kebijakan yang dan P3A jumlah kebijakan dilaksana
Gender dan diskriminasi responsif yang responsif kan,
Memberdayak terhadap kaum gender gender sudah
an Kaum perempuan mendukung mendukung mencapai
Perempuan dimanapun. pemberdayaan pemberdayaan target
perempuan. perempuan pada
tahun 2019
bertambah
sebanyak 16
(2015: 19).
5 Mencapai 5,2 Menghapuskan 5.2.1* Proporsi Dinas PPKB 164 119 105 68 (tidak ada dalam Sudah
Kesetaraan segala bentuk perempuan dan P3A lampiran Perpres dilaksana
Gender dan kekerasan dewasa dan 59/2017) kan,
Memberdayak terhadap kaum anak sudah
an Kaum perempuan di perempuan mencapai
Perempuan ruang publik dan (umur 15-64 target
pribadi, tahun)
termasuk mengalami
perdagangan kekerasan
orang dan (fisik, seksual,
eksploitasi atau
seksual, serta emosional)
berbagai jenis oleh pasangan
eksploitasi atau mantan
lainnya. pasangan
dalam 12
bulan terakhir.
5 5,2 Menghapuskan 5.2.1.(a) Prevalensi Dinas PPKB - - - - 20 Menurunnya Sudah
segala bentuk kekerasan dan P3A prevalensi kasus dilaksana
kekerasan kekerasan kan,

IV - 39
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
terhadap kaum terhadap anak terhadap anak sudah
perempuan di perempuan. perempuan pada mencapai
ruang publik dan tahun 2019 target
pribadi, (2013: 20,48
termasuk %).
perdagangan
orang dan
eksploitasi
seksual, serta
berbagai jenis
eksploitasi
lainnya.
5 Mencapai 5,2 Menghapuskan 5.2.2* Proporsi Dinas PPKB 1 6 0 1 - (tidak ada dalam Sudah
Kesetaraan segala bentuk perempuan dan P3A lampiran Perpres dilaksana
Gender dan kekerasan dewasa dan 59/2017) kan,
Memberdayak terhadap kaum anak sudah
an Kaum perempuan di perempuan mencapai
Perempuan ruang publik dan (umur 15-64 target
pribadi, tahun)
termasuk mengalami
perdagangan kekerasan
orang dan seksual oleh
eksploitasi orang lain
seksual, serta selain
berbagai jenis pasangan
eksploitasi dalam 12
lainnya. bulan terakhir.
(jumlah kasus
kekerasan
seksual)
5 5,5 Menjamin 5.5.2* Proporsi Dinas PPKB - 29,8 - 31,7 - Meningkatnya Sudah
partisipasi penuh perempuan dan P3A keterwakilan dilaksana
dan efektif, dan yang berada di perempuan kan,suda
kesempatan yang posisi sebagai h
sama bagi managerial. pengambil mencapai
perempuan keputusan di target
untuk memimpin lembaga
di semua tingkat eksekutif (Eselon
pengambilan I dan II) (2014:
keputusan dalam Eselon I =
kehidupan 20,66% dan
politik, ekonomi, Eselon II =
dan masyarakat. 16,39%).

IV - 40
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
5 Mencapai 5.b Meningkatkan 5.b.1* Proporsi Dinas - - 54,11 55,73 - 74,51 76,21 (tidak ada dalam Sudah
Kesetaraan penggunaan individu yang Kominfo lampiran Perpres dilaksana
Gender dan teknologi yang menguasai/me 59/2017) kan,
Memberdayak memampukan, miliki telepon sudah
an Kaum khususnya genggam. mencapai
Perempuan teknologi (persentase target
informasi dan penduduk usia
komunikasi 15 tahun ke
untuk atas yang
meningkatkan memiliki/meng
pemberdayaan uasai
perempuan. handphone)
6 Menjamin 6,2 Pada tahun 6.2.1.(a) Proporsi Dinas 95,70% 96,12% (tidak ada dalam Sudah
Ketersediaan 2030, mencapai populasi yang Kesehatan lampiran Perpres dilaksana
serta akses terhadap memiliki 59/2017) kan,
Pengelolaan sanitasi dan fasilitas cuci sudah
Air Bersih dan kebersihan yang tangan dengan mencapai
Sanitasi yang memadai dan sabun dan air. target
Berkelanjutan merata bagi
semua, dan
menghentikan
praktik buang air
besar di tempat
terbuka,
memberikan
perhatian khusus
pada kebutuhan
kaum
perempuan, serta
kelompok
masyarakat
rentan.
6 Menjamin 6,2 Pada tahun 6.2.1.(c) Jumlah Dinas PUPR - - - - 96 Meningkatnya Sudah
Ketersediaan 2030, mencapai desa/kelurahan jumlah dilaksana
serta akses terhadap yang desa/kelurahan kan,
Pengelolaan sanitasi dan melaksanakan yang sudah
Air Bersih dan kebersihan yang Sanitasi Total melaksanakan mencapai
Sanitasi yang memadai dan Berbasis Sanitasi Total target
Berkelanjutan merata bagi Masyarakat Berbasis
semua, dan (STBM). Masyarakat
menghentikan (STBM) menjadi
praktik buang air 45.000 pada
besar di tempat tahun 2019
terbuka, (2015: 25.000).
memberikan

IV - 41
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
perhatian khusus
pada kebutuhan
kaum
perempuan, serta
kelompok
masyarakat
rentan.
6 Menjamin 6,2 Pada tahun 6.2.1.(d) Jumlah Dinas 100 100 100 100 100 100 100 (tidak ada dalam Sudah
Ketersediaan 2030, mencapai desa/kelurahan Kesehatan lampiran Perpres dilaksana
serta akses terhadap yang Open 59/2017) kan,
Pengelolaan sanitasi dan Defecation sudah
Air Bersih dan kebersihan yang Free (ODF)/ mencapai
Sanitasi yang memadai dan Stop Buang Air target
Berkelanjutan merata bagi Besar
semua, dan Sembarangan
menghentikan (SBS).
praktik buang air
besar di tempat
terbuka,
memberikan
perhatian khusus
pada kebutuhan
kaum
perempuan, serta
kelompok
masyarakat
rentan.
6 Menjamin 6,2 Pada tahun 6.2.1.(e) Jumlah Dinas PUPR Ada Terbangunnya Sudah
Ketersediaan 2030, mencapai kabupaten/kot infrastruktur air dilaksana
serta akses terhadap a yang limbah dengan kan,
Pengelolaan sanitasi dan terbangun sistem terpusat sudah
Air Bersih dan kebersihan yang infrastruktur skala kota, mencapai
Sanitasi yang memadai dan air limbah kawasan, target
Berkelanjutan merata bagi dengan sistem komunal pada
semua, dan terpusat skala tahun 2019 di
menghentikan kota, kawasan 438
praktik buang air dan komunal. kabupaten/kota.
besar di tempat (skala
terbuka, diperkecil)
memberikan
perhatian khusus
pada kebutuhan
kaum
perempuan, serta
kelompok

IV - 42
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
masyarakat
rentan.
6 6,3 Pada tahun 6.3.2.(b) Kualitas air Dinas - 51,76 45 45 49 51,18 53,13 Peningkatan Sudah
2030, sungai sebagai Lingkungan kualitas air dilaksana
meningkatkan sumber air Hidup sungai sebagai kan,
kualitas air baku. sumber air baku sudah
dengan menuju baku mencapai
mengurangi mutu rata-rata target
polusi, air sungai kelas
menghilangkan II.
pembuangan,
dan
meminimalkan
pelepasan
material dan
bahan kimia
berbahaya,
mengurangi
setengah
proporsi air
limbah yang
tidak diolah, dan
secara signifikan
meningkatkan
daur ulang, serta
penggunaan
kembali barang
daur ulang yang
aman secara
global.
6 6,5 Pada tahun 6.5.1.(c) Jumlah Dinas PUPR 90 79 - - - Pembentukan Sudah
2030, jaringan Jaringan Jaringan jaringan dilaksana
menerapkan informasi Irigasi Irigasi informasi sumber kan,
pengelolaan sumber daya daya air di 8 sudah
sumber daya air air yang Wilayah Sungai. mencapai
terpadu di semua dibentuk. target
tingkatan,
termasuk melalui
kerjasama lintas
batas yang tepat.
6 6,5 Pada tahun 6.5.1.(f) Jumlah Dinas PUPR - - - - - Peningkatan Sudah
2030, wilayah sungai partisipasi dilaksana
menerapkan yang memiliki masyarakat kan,
pengelolaan partisipasi dalam sudah
sumber daya air masyarakat pengelolaan

IV - 43
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
terpadu di semua dalam daerah mencapai
tingkatan, pengelolaan tangkapan sungai target
termasuk melalui daerah dan danau di 10
kerjasama lintas tangkapan Wilayah Sungai
batas yang tepat. sungai dan
danau.
6 6,5 Pada tahun 6.5.1.(g) Kegiatan Dinas PUPR 6 6 6 6 1 Melanjutkan Sudah
2030, penataan GHIPPA GHIPPA GHIPPA GHIPPA GHIPPA penataan dilaksana
menerapkan kelembagaan kelembagaan kan,
pengelolaan sumber daya sumber daya air, sudah
sumber daya air air. antara lain mencapai
terpadu di semua dengan: target
tingkatan, Mensinergikan
termasuk melalui pengaturan
kerjasama lintas kewenangan dan
batas yang tepat. tanggung jawab
di semua tingkat
pemerintahan
beserta seluruh
pemang-ku
kepentingan
serta
menjalankannya
secara konsisten;
Meningkatkan
ke-mampuan
komunikasi,
kerjasama, dan
koordinasi
antarlembaga
serta antar-
wadah
koordinasi
pengelolaan
sumber daya air
yang telah
terbentuk; dan
Meningkatkan
kapasitas
kelembagaan
pengelolaan
sumber daya air.
8 Meningkatkan 8,1 Mempertahanka 8.1.1.(a) PDRB per BAPPEDA 15,65 16,42 17,25 18,15 19,05 20,05 21,05 Meningkatnya Sudah
Pertumbuhan n pertumbuhan kapita (ADHK) Produk Domestik dilaksana
Ekonomi yang ekonomi per Bruto (PDB) per kan,

IV - 44
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
Inklusif dan kapita sesuai kapita per tahun sudah
Berkelanjutan, dengan kondisi menjadi lebih mencapai
Kesempatan nasional dan, dari Rp 50 juta target
Kerja yang khususnya, pada tahun 2019
Produktif dan setidaknya 7 (2015: Rp 45,2
Menyeluruh, persen juta).
serta pertumbuhan
Pekerjaan produk domestik
yang Layak bruto per tahun
untuk Semua di negara kurang
berkembang.
8 Meningkatkan 8,1 Memperkuat 8.10.1* Jumlah kantor Dinas 28 45 51 143 151 (tidak ada dalam Sudah
Pertumbuhan kapasitas bank dan ATM PMPTSP lampiran Perpres dilaksana
Ekonomi yang lembaga per 100.000 59/2017) kan,
Inklusif dan keuangan penduduk sudah
Berkelanjutan, domestik untuk dewasa(data mencapai
Kesempatan mendorong dan penyedia target
Kerja yang memperluas layanan
Produktif dan akses terhadap simpan
Menyeluruh, perbankan, pinjam)
serta asuransi dan jasa
Pekerjaan keuangan bagi
yang Layak semua.
untuk Semua
8 8,1 Memperkuat 8.10.1.(a) Rata-rata jarak Dinas 28/627, 45/627, 51/627,7 143/627, 151/627, Meningkatnya Sudah
kapasitas lembaga PMPTSP 7km2 7km2 km2 7km2 7km2 perluasan akses dilaksana
lembaga keuangan permodalan dan kan,
keuangan (Bank layanan sudah
domestik untuk Umum).(meng keuangan mencapai
mendorong dan gunakan data melalui target
memperluas lembaga penguatan
akses terhadap penyedia layanan
perbankan, simpan keuangan hingga
asuransi dan jasa pinjam) tahun 2019.
keuangan bagi
semua.
8 8,1 Memperkuat 8.10.1.(b) Proporsi kredit Dinkop UM 38,85 41,46 49,5 50,55 51,58 Meningkatnya Sudah
kapasitas UMKM perluasan akses dilaksana
lembaga terhadap total permodalan dan kan,
keuangan kredit. layanan sudah
domestik untuk keuangan mencapai
mendorong dan melalui target
memperluas penguatan
akses terhadap layanan
perbankan,

IV - 45
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
asuransi dan jasa keuangan hingga
keuangan bagi tahun 2019.
semua.
8 8,2 Mencapai tingkat 8.2.1* Laju BAPPEDA 16,27 18,04 20,47 22,21 23,76 20,04 21,05 Pertumbuhan Sudah
produktivitas pertumbuhan PDB riil per dilaksana
ekonomi yang PDRB per orang yang kan,
lebih tinggi, tenaga bekerja sudah
melalui kerja/Tingkat meningkat mencapai
diversifikasi, pertumbuhan hingga tahun target
peningkatan dan PDRB riil per 2019.
inovasi orang bekerja Tahun 2020 =
teknologi, per tahun. 3,0-4,0% Tahun
termasuk melalui 2024 = 3,5-
fokus pada 4,5%
sektor yang
memberi nilai
tambah tinggi
dan padat karya.
8 Meningkatkan 8,5 Pada tahun 8.5.1* Upah rata-rata Disnaker - - - - - 9.436,3 11.958,2 (tidak ada dalam Sudah
Pertumbuhan 2030, mencapai per jam 5 6 lampiran Perpres dilaksana
Ekonomi yang pekerjaan tetap pekerja. 59/2017) kan,
Inklusif dan dan produktif sudah
Berkelanjutan, dan pekerjaan mencapai
Kesempatan yang layak bagi target
Kerja yang semua
Produktif dan perempuan dan
Menyeluruh, laki-laki,
serta termasuk bagi
Pekerjaan pemuda dan
yang Layak penyandang
untuk Semua difabilitas, dan
upah yang sama
untuk pekerjaan
yang sama
nilainya.
8 Meningkatkan 8,5 Pada tahun 8.5.2* Tingkat Disnaker 3,02 4,28 6,05 3,02 3,1 TPT menurun Sudah
Pertumbuhan 2030, mencapai pengangguran 3,6 - 4,3 persen dilaksana
Ekonomi yang pekerjaan tetap terbuka kan,
Inklusif dan dan produktif berdasarkan sudah
Berkelanjutan, dan pekerjaan jenis kelamin mencapai
Kesempatan yang layak bagi dan kelompok target
Kerja yang semua umur.
Produktif dan perempuan dan
Menyeluruh, laki-laki,
serta termasuk bagi

IV - 46
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
Pekerjaan pemuda dan
yang Layak penyandang
untuk Semua difabilitas, dan
upah yang sama
untuk pekerjaan
yang sama
nilainya.
8 8,6 Pada tahun 8.6.1* Persentase usia Disnaker 9,31 12,89 14,72 14,7 15,02 Meningkatnya Sudah
2020, secara muda (15-24 keterampilan dilaksana
substansial tahun) yang pekerja rentan kan,
mengurangi sedang tidak agar dapat sudah
proporsi usia sekolah, memasuki pasar mencapai
muda yang tidak bekerja atau tenaga kerja. target
bekerja, tidak mengikuti
menempuh pelatihan
pendidikan atau (NEET).
pelatihan.
8 Meningkatkan 8,9 Pada tahun 8.9.1.(b) Jumlah Disparbud 577.373 627.198 752.83 828.913 921.031 762.865 929.078 (tidak ada dalam Sudah
Pertumbuhan 2030, menyusun kunjungan lampiran Perpres dilaksana
Ekonomi yang dan wisatawan 59/2017) kan,
Inklusif dan melaksanakan nusantara. 2020 = 312 juta sudah
Berkelanjutan, kebijakan untuk (Kunjungan perjalanan 2024 mencapai
Kesempatan mempromosikan wisata) = 350-400 juta target
Kerja yang pariwisata perjalanan
Produktif dan berkelanjutan
Menyeluruh, yang
serta menciptakan
Pekerjaan lapangan kerja
yang Layak dan
untuk Semua mempromosikan
budaya dan
produk lokal.
8 Meningkatkan 8,9 Pada tahun 8.9.2* Jumlah pekerja Disparbud 402 - - - - 787 (tidak ada dalam Sudah
Pertumbuhan 2030, menyusun pada industri lampiran Perpres dilaksana
Ekonomi yang dan pariwisata 59/2017) kan,
Inklusif dan melaksanakan dalam 2020 = 13 juta sudah
Berkelanjutan, kebijakan untuk proporsi orang mencapai
Kesempatan mempromosikan terhadap total 2024 = 15 juta target
Kerja yang pariwisata pekerja. orang
Produktif dan berkelanjutan
Menyeluruh, yang
serta menciptakan
Pekerjaan lapangan kerja
yang Layak dan
untuk Semua mempromosikan

IV - 47
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
budaya dan
produk lokal.
9 Membangun 9,1 Mengembangkan 9.1.1.(b) Panjang Dinas 6,7 Terbangunnya Sudah
Infrastruktur infrastruktur pembangunan Perhubungan jalan tol dilaksana
yang Tangguh, yang berkualitas, jalan tol. sepanjang 1.000 kan,
Meningkatkan andal, km pada tahun sudah
Industri berkelanjutan 2019 (2014: 820 mencapai
Inklusif dan dan tangguh, km). target
Berkelanjutan, termasuk
serta infrastruktur
Mendorong regional dan
Inovasi lintas batas,
untuk
mendukung
pembangunan
ekonomi dan
kesejahteraan
manusia, dengan
fokus pada akses
yang terjangkau
dan merata bagi
semua.
9 Membangun 9,1 Mengembangkan 9.1.1.(c) Panjang jalur Dinas 8 8 8 8 8 8 8 Bertambahnya Sudah
Infrastruktur infrastruktur kereta api. Perhubungan panjang jalur dilaksana
yang Tangguh, yang berkualitas, kereta api kan,
Meningkatkan andal, sepanjang 3.258 sudah
Industri berkelanjutan km pada tahun mencapai
Inklusif dan dan tangguh, 2019 (2014: target
Berkelanjutan, termasuk 237).
serta infrastruktur
Mendorong regional dan
Inovasi lintas batas,
untuk
mendukung
pembangunan
ekonomi dan
kesejahteraan
manusia, dengan
fokus pada akses
yang terjangkau
dan merata bagi
semua.
9 Membangun 9.c Secara signifikan 9.c.1.(a) Proporsi Dinas 62,68 76,34 (tidak ada dalam Sudah
Infrastruktur meningkatkan individu yang Kominfo lampiran Perpres dilaksana
yang Tangguh, akses terhadap menguasai/me 59/2017) kan,

IV - 48
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No. No. Target (Perpres


Tujuan Target Indikator OPD 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Capaian
TPB Target Indikator 59/2017)
Meningkatkan teknologi miliki telepon sudah
Industri informasi dan genggam mencapai
Inklusif dan komunikasi, dan target
Berkelanjutan, mengusahakan
serta penyediaan akses
Mendorong universal dan
Inovasi terjangkau
internet di
negara-negara
kurang
berkembang
pada tahun
2020.
9 Membangun 9.c Secara signifikan 9.c.1.(b) Proporsi Dinas - - - 22,53 - 38,89 48,17 (tidak ada dalam Sudah
Infrastruktur meningkatkan individu yang Kominfo lampiran Perpres dilaksana
yang Tangguh, akses terhadap menggunakan 59/2017) kan,
Meningkatkan teknologi internet sudah
Industri informasi dan (penduduk mencapai
Inklusif dan komunikasi, dan usia 5 tahun ke target
Berkelanjutan, mengusahakan atas yang
serta penyediaan akses mengakses
Mendorong universal dan internet)
Inovasi terjangkau
internet di
negara-negara
kurang
berkembang
pada tahun
2020.

IV - 49
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

4.3. Indikator yang Sudah Dilaksanakan Namun Belum Mencapai Target Nasional
Dari keseluruhan indikator TPB untuk Kabupaten Magetan yang berjumlah 220
indikator, indikator yang sudah dilaksanakan namun belum mencapai target nasional berjumlah
49 indikator (22 %). Indikator yang belum mencapai target banyak terdapat pada TPB-1, TPB-
3, TPB-4 dan TPB-8. Indikator TPB yang sudah dilaksanakan namun belum mencapai target
nasional ini menjadi salah satu prioritas utama dalam menentukan skenario dalam pencapaian
target nasional dalam kurun waktu perencanaan RPJMD ke depan.

Tabel 4.6. Kategori TPB yang Sudah Dilaksanakan Namun Belum Mencapai Target Nasional
Indikator yang sudah dilaksanakan
Nomor Indikator
namun belum mencapai target nasional
TPB 1. Tanpa Kemiskinan 9
TPB 2. Tanpa Kelaparan 3
TPB 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera 6
TPB 4. Pendidikan Berkualitas 4
TPB 5. Kesetaraan Gender 4
TPB. 6 Air Bersih 4
TPB 7. Akses Energi 0
TPB 8. Pertumbuhan Ekonomi 5
TPB 9. Inovasi Industri Infrastruktur 2
TPB 10. Berkurangnya Kesenjangan 3
TPB 11. Kota dan Permukiman Berkelanjutan 3
TPB 12. Produksi Berkelanjutan 1
TPB 13. Perubahan Iklim 0
TPB 15. Ekosistem Daratan 1
TPB 16. Perdamaian dan Keadilan 2
TPB 17. Kemitraan Berkelanjutan 3
Jumlah 49

IV - 50
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Indikator Sudah Dilaksanakan,


Belum Mencapai Target

6
5 5
4 4
3 0 2 3 3 1 0 1 2 3

Gambar 4.3. Indikator yang Sudah Dilaksanakan Namun Belum Mencapai Target Nasional

Rincian tujuan TPB, target dan indikator TPB yang sudah dilaksanakan namun belum
mencapai target nasional dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Tujuan, Target dan Indikator TPB yang Sudah Dilaksanakan Namun Belum
Mencapai Target Nasional
Tujuan
No.
Pembangunan Target No. Indikator Jumlah
TPB
Berkelanjutan
1 Mengakhiri Menerapkan secara nasional 1.3.1.(a) 5
Kemiskinan dalam sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(b)
Segala Bentuk sosial yang tepat bagi semua, 1.3.1.(c)
Dimanapun termasuk kelompok yang paling 1.3.1.(d)
miskin, dan pada tahun 2030 9.c.1.(b)
mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.
1 Mengakhiri Menjamin mobilisasi yang 1.a.2* 1
Kemiskinan dalam signifikan terkait sumber daya dari
Segala Bentuk berbagai sumber, termasuk
Dimanapun melalui kerjasama pembangunan
yang lebih baik, untuk
menyediakan sarana yang
memadai dan terjangkau bagi
negara berkembang, khususnya
negara kurang berkembang untuk
melaksanakan program dan

IV - 51
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tujuan
No.
Pembangunan Target No. Indikator Jumlah
TPB
Berkelanjutan
kebijakan mengakhiri kemiskinan
di semua dimensi.
1 Mengakhiri Pada tahun 2030, membangun 1.5.2.(a) 1
Kemiskinan dalam ketahanan masyarakat miskin dan
Segala Bentuk mereka yang berada dalam
Dimanapun kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap
kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial,
lingkungan, dan bencana.
1 Mengakhiri Pada tahun 2030, mengurangi 1.2.1* 1
Kemiskinan dalam setidaknya setengah proporsi laki-
Segala Bentuk laki, perempuan dan anak-anak
Dimanapun dari semua usia, yang hidup
dalam kemiskinan di semua
dimensi, sesuai dengan definisi
nasional.
1 Mengakhiri Pada tahun 2030, menjamin 1.4.1.(d) 2
Kemiskinan dalam bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(e)
Segala Bentuk perempuan, khususnya
Dimanapun masyarakat miskin dan rentan,
memiliki hak yang sama terhadap
sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar,
kepemilikan dan kontrol atas
tanah dan bentuk kepemilikan
lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan
yang tepat, termasuk keuangan
mikro.
2 Menghilangkan Pada tahun 2030, menghilangkan 2.1.2* 1
Kelaparan, Mencapai kelaparan dan menjamin akses
Ketahanan Pangan bagi semua orang, khususnya
dan Gizi yang Baik, orang miskin dan mereka yang
serta Meningkatkan berada dalam kondisi rentan,
Pertanian termasuk bayi, terhadap makanan
Berkelanjutan yang aman, bergizi, dan cukup
sepanjang tahun.

IV - 52
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tujuan
No.
Pembangunan Target No. Indikator Jumlah
TPB
Berkelanjutan
2 Menghilangkan Pada tahun 2030, menghilangkan 2.2.2* 2
Kelaparan, Mencapaisegala bentuk kekurangan gizi, 2.2.2.(c)
Ketahanan Pangan termasuk pada tahun 2025
dan Gizi yang Baik,mencapai target yang disepakati
serta Meningkatkan secara internasional untuk anak
Pertanian pendek dan kurus di bawah usia 5
Berkelanjutan tahun, dan memenuhi kebutuhan
gizi remaja perempuan, ibu hamil
dan menyusui, serta manula.
3 Menjamin Kehidupan Memperkuat pelaksanaan the 3.a.1* 1
yang Sehat dan Framework Convention on
Meningkatkan Tobacco Control WHO di seluruh
Kesejahteraan negara sebagai langkah yang
Seluruh Penduduk tepat.
Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan Mencapai cakupan kesehatan 3.8.1.(a) 2
yang Sehat dan universal, termasuk perlindungan 3.8.2.(a)
Meningkatkan risiko keuangan, akses terhadap
Kesejahteraan pelayanan kesehatan dasar yang
Seluruh Penduduk baik, dan akses terhadap obat-
Semua Usia obatan dan vaksin dasar yang
aman, efektif, berkualitas, dan
terjangkau bagi semua orang.
3 Menjamin Kehidupan Pada tahun 2030, mengakhiri 3.2.2.(b) 1
yang Sehat dan kematian bayi baru lahir dan
Meningkatkan balita yang dapat dicegah, dengan
Kesejahteraan seluruh negara berusaha
Seluruh Penduduk menurunkan Angka Kematian
Semua Usia Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup)
dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
3 Menjamin Kehidupan Pada tahun 2030, mengurangi 3.4.1.(b) 1
yang Sehat dan hingga sepertiga angka kematian
Meningkatkan dini akibat penyakit tidak
Kesejahteraan menular, melalui pencegahan dan
Seluruh Penduduk pengobatan, serta meningkatkan
Semua Usia kesehatan mental dan
kesejahteraan.
3 Menjamin Kehidupan Pada tahun 2030, menjamin akses 3.7.1.(b) 1
yang Sehat dan universal terhadap layanan
Meningkatkan kesehatan seksual dan reproduksi,
Kesejahteraan termasuk keluarga berencana,

IV - 53
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tujuan
No.
Pembangunan Target No. Indikator Jumlah
TPB
Berkelanjutan
Seluruh Penduduk informasi dan pendidikan, dan
Semua Usia integrasi kesehatan reproduksi ke
dalam strategi dan program
nasional.
4 Menjamin Kualitas Pada tahun 2030, menjamin 4.1.1.(a) 5
Pendidikan yang bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(b)
Inklusif dan Merata dan laki-laki menyelesaikan 4.1.1.(d)
serta Meningkatkan pendidikan dasar dan menengah 4.1.1.(e)
Kesempatan Belajar tanpa dipungut biaya, setara, dan 4.1.1.(g)
Sepanjang Hayat berkualitas, yang mengarah pada
untuk Semua capaian pembelajaran yang
relevan dan efektif.
5 Mencapai Kesetaraan Menghapuskan segala bentuk 5.2.2.(a) 1
Gender dan kekerasan terhadap kaum
Memberdayakan perempuan di ruang publik dan
Kaum Perempuan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual,
serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.
5 Mencapai Kesetaraan Menghapuskan semua praktik 5.3.1.(a) 1
Gender dan berbahaya, seperti perkawinan
Memberdayakan usia anak, perkawinan dini dan
Kaum Perempuan paksa, serta sunat perempuan.

5 Mencapai Kesetaraan Menjamin akses universal 5.6.1.(a) 1


Gender dan terhadap kesehatan seksual dan
Memberdayakan reproduksi, dan hak reproduksi
Kaum Perempuan seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of
Action of the International
Conference on Population and
Development and the Beijing
Platform serta dokumen-
dokumen hasil reviu dari
konferensi-konferensi tersebut.
5 Mencapai Kesetaraan Menjamin partisipasi penuh dan 5.5.1* 1
Gender dan efektif, dan kesempatan yang
Memberdayakan sama bagi perempuan untuk
Kaum Perempuan memimpin di semua tingkat
pengambilan keputusan dalam
kehidupan politik, ekonomi, dan
masyarakat.

IV - 54
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tujuan
No.
Pembangunan Target No. Indikator Jumlah
TPB
Berkelanjutan
6 Menjamin Pada tahun 2030, mencapai akses 6.2.1.(b) 2
Ketersediaan serta terhadap sanitasi dan kebersihan 6.2.1.(f)
Pengelolaan Air yang memadai dan merata bagi
Bersih dan Sanitasi semua, dan menghentikan praktik
yang Berkelanjutan buang air besar di tempat
terbuka, memberikan perhatian
khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok
masyarakat rentan.
6 Menjamin Pada tahun 2030, mencapai akses 6.1.1.(a) 2
Ketersediaan serta universal dan merata terhadap air 6.1.1.(c)
Pengelolaan Air minum yang aman dan terjangkau
Bersih dan Sanitasi bagi semua.
yang Berkelanjutan
8 Meningkatkan Memperkuat kapasitas lembaga 8.10.1.(b) 1
Pertumbuhan keuangan domestik untuk
Ekonomi yang mendorong dan memperluas
Inklusif dan akses terhadap perbankan,
Berkelanjutan, asuransi dan jasa keuangan bagi
Kesempatan Kerja semua.
yang Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan Mempertahankan pertumbuhan 8.1.1* 1
Pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai dengan
Ekonomi yang kondisi nasional dan, khususnya,
Inklusif dan setidaknya 7 persen pertumbuhan
Berkelanjutan, produk domestik bruto per tahun
Kesempatan Kerja di negara kurang berkembang.
yang Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan Menggalakkan kebijakan 8.3.1* 3
Pertumbuhan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(a)
Ekonomi yang kegiatan produktif, penciptaan 8.3.1.(b)
Inklusif dan lapangan kerja layak,
Berkelanjutan, kewirausahaan, kreativitas dan
Kesempatan Kerja inovasi, dan mendorong
yang Produktif dan formalisasi dan pertumbuhan
Menyeluruh, serta usaha mikro, kecil, dan

IV - 55
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tujuan
No.
Pembangunan Target No. Indikator Jumlah
TPB
Berkelanjutan
Pekerjaan yang Layak menengah, termasuk melalui akses
untuk Semua terhadap jasa keuangan.
8 Meningkatkan Pada tahun 2030, menyusun dan 8.9.1* 1
Pertumbuhan melaksanakan kebijakan untuk
Ekonomi yang mempromosikan pariwisata
Inklusif dan berkelanjutan yang menciptakan
Berkelanjutan, lapangan kerja dan
Kesempatan Kerja mempromosikan budaya dan
yang Produktif dan produk lokal.
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
9 Membangun Mempromosikan industrialisasi 9.2.1.(a) 1
Infrastruktur yang inklusif dan berkelanjutan, dan
Tangguh, pada tahun 2030, secara
Meningkatkan signifikan meningkatkan proporsi
Industri Inklusif dan industri dalam lapangan kerja dan
Berkelanjutan, serta produk domestik bruto, sejalan
Mendorong Inovasi dengan kondisi nasional, dan
meningkatkan dua kali lipat
proporsinya di negara kurang
berkembang.
9 Membangun Meningkatkan akses industri dan 9.3.1* 1
Infrastruktur yang perusahaan skala kecil, khususnya
Tangguh, di negara berkembang, terhadap
Meningkatkan jasa keuangan, termasuk kredit
Industri Inklusif dan terjangkau, dan mengintegrasikan
Berkelanjutan, serta ke dalam rantai nilai dan pasar.
Mendorong Inovasi
10 Mengurangi Mengadopsi kebijakan, terutama 10.4.1.(b) 1
Kesenjangan Intra- kebijakan fiskal, upah dan
dan Antarnegara perlindungan sosial, serta secara
progresif mencapai kesetaraan
yang lebih besar.
10 Mengurangi Menjamin kesempatan yang sama 10.3.1.(a) 1
Kesenjangan Intra- dan mengurangi kesenjangan
dan Antarnegara hasil, termasuk dengan
menghapus hukum, kebijakan dan
praktik yang diskriminatif, dan
mempromosikan legislasi,
kebijakan dan tindakan yang
tepat terkait legislasi dan
kebijakan tersebut.

IV - 56
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tujuan
No.
Pembangunan Target No. Indikator Jumlah
TPB
Berkelanjutan
10 Mengurangi Pada tahun 2030, secara progresif 10.1.1.(a) 1
Kesenjangan Intra- mencapai dan mempertahankan
dan Antarnegara pertumbuhan pendapatan
penduduk yang berada di bawah
40% dari populasi pada tingkat
yang lebih tinggi dari rata-rata
nasional.
11 Menjadikan Kota Pada tahun 2030, mengurangi 11.6.1.(a) 1
dan Permukiman dampak lingkungan perkotaan
Inklusif, Aman, per kapita yang merugikan,
Tangguh dan termasuk dengan memberi
Berkelanjutan perhatian khusus pada kualitas
udara, termasuk penanganan
sampah kota.
11 Menjadikan Kota Pada tahun 2030, secara 11.5.1.(a) 2
dan Permukiman signifikan mengurangi jumlah 11.5.2.(a)
Inklusif, Aman, kematian dan jumlah orang
Tangguh dan terdampak, dan secara substansial
Berkelanjutan mengurangi kerugian ekonomi
relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan
fokus melindungi orang miskin
dan orang-orang dalam situasi
rentan.
12 Menjamin Pola Pada tahun 2030, menjamin 12.8.1.(a) 1
Produksi dan bahwa masyarakat di mana pun
Konsumsi yang memiliki informasi yang relevan
Berkelanjutan dan kesadaran terhadap
pembangunan berkelanjutan dan
gaya hidup yang selaras dengan
alam.
15 Melindungi, Pada tahun 2020, menjamin 15.1.1.(a) 1
Merestorasi dan pelestarian, restorasi dan
Meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan dari
Pemanfaatan ekosistem daratan dan perairan
Berkelanjutan darat serta jasa lingkungannya,
Ekosistem Daratan, khususnya ekosistem hutan, lahan
Mengelola Hutan basah, pegunungan dan lahan
secara Lestari, kering, sejalan dengan kewajiban
Menghentikan berdasarkan perjanjian
Penggurunan, internasional.
Memulihkan
Degradasi Lahan,

IV - 57
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tujuan
No.
Pembangunan Target No. Indikator Jumlah
TPB
Berkelanjutan
serta Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman
Hayati
16 Menguatkan Menjamin akses publik terhadap 16.10.2.(c) 1
Masyarakat yang informasi dan melindungi
Inklusif dan Damai kebebasan mendasar, sesuai
untuk Pembangunan dengan peraturan nasional dan
Berkelanjutan, kesepakatan internasional.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk
Semua, dan
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Menjamin pengambilan 16.7.1.(a) 1
Masyarakat yang keputusan yang responsif, inklusif,
Inklusif dan Damai partisipatif dan representatif di
untuk Pembangunan setiap tingkatan.
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk
Semua, dan
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di Semua
Tingkatan
17 Menguatkan Sarana Memperkuat mobilisasi sumber 17.1.1.(a) 1
Pelaksanaan dan daya domestik, termasuk melalui
Merevitalisasi dukungan internasional kepada
Kemitraan Global negara berkembang, untuk
untuk Pembangunan meningkatkan kapasitas lokal bagi
Berkelanjutan pengumpulan pajak dan
pendapatan lainnya.
17 Menguatkan Sarana Pada tahun 2020, meningkatkan 17.18.1.(b) 1
Pelaksanaan dan dukungan pengembangan
Merevitalisasi kapasitas untuk negara
Kemitraan Global berkembang, termasuk negara
untuk Pembangunan kurang berkembang dan negara
Berkelanjutan berkembang pulau kecil, untuk

IV - 58
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tujuan
No.
Pembangunan Target No. Indikator Jumlah
TPB
Berkelanjutan
meningkatkan secara signifikan
ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat
dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender,
umur, ras, etnis, status migrasi,
difabilitas, lokasi geografis dan
karakteristik lainnya yang relevan
dengan konteks nasional.
17 Menguatkan Sarana Pada tahun 2030, mengandalkan 17.19.2.(d) 1
Pelaksanaan dan inisiatif yang sudah ada, untuk
Merevitalisasi mengembangkan pengukuran atas
Kemitraan Global kemajuan pembangunan
untuk Pembangunan berkelanjutan yang melengkapi
Berkelanjutan Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan
kapasitas statistik di negara
berkembang.

IV - 59
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 4.8. Gap Pencapaian Indikator TPB yang Sudah Dilaksanakan Namun Belum Mencapai Target Nasional Serta
Proyeksi Pencapaian s/d 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
1 Mengakhiri Pada tahun 2030, 1.2.1* Persentase penduduk Menurunnya Menurun SB

Dinsos

11,35%

11,30%

10,48%

10,48%

9,61%

2,61%

9%

8%

7%
Kemiskinan mengurangi yang hidup di bawah tingkat menjadi 6-
dalam Segala setidaknya garis kemiskinan kemiskinan pada 7%
Bentuk setengah proporsi nasional, menurut tahun 2024
Dimanapun laki-laki, jenis kelamin dan menjadi 6-7%
perempuan dan kelompok umur.
anak-anak dari (Angka kemiskinan)
semua usia, yang
hidup dalam
kemiskinan di
semua dimensi,
sesuai dengan
definisi nasional.
1 Mengakhiri Menerapkan 1.3.1.(a) Proporsi peserta 98% penduduk Meningkat SB

Dinas Kesehatan

431.034 (68,57%)

65,78

69,01

28,99%

75%

89%

98%
Kemiskinan secara nasional jaminan kesehatan mendapatkan menjadi
dalam Segala sistem dan upaya melalui SJSN Bidang perlindungan 98%
Bentuk perlindungan sosial Kesehatan. sosial
Dimanapun yang tepat bagi berdasarkan
semua, termasuk RPJMN 2020-
kelompok yang 2024
paling miskin, dan
pada tahun 2030
mencapai cakupan
substansial bagi
kelompok miskin
dan rentan.

IV - 60
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
1 Mengakhiri Menerapkan 1.3.1.(b) Presentase Meningkatnya Meningkat SB

Disnaker

-55,11%

56,21%

47,35%

menurun

55%

67%

75%
Kemiskinan secara nasional pekerja/buruh yang Kepesertaan menjadi 62,4
dalam Segala sistem dan upaya menjadi peserta Program Sistem juta pekerja
Bentuk perlindungan sosial program jamsostek Jaminan Sosial formal; 3,5
Dimanapun yang tepat bagi Nasional (SJSN) juta pekerja
semua, termasuk Bidang informal
kelompok yang Ketenagakerjaan
paling miskin, dan pada tahun 2019
pada tahun 2030 menjadi 62,4
mencapai cakupan juta pekerja
substansial bagi formal dan 3,5
kelompok miskin juta pekerja
dan rentan. informal (2014:
Formal 29,5
juta; Informal
1,3 juta).
1 Mengakhiri Menerapkan 1.3.1.(c) Persentase Meningkatnya Meningkat SB

Dinsos

12,19%

18,99%

18,00%

7,60%

7,60%

9,52%

9,60%

14,70%

17,20%
Kemiskinan secara nasional penyandang persentase menjadi
dalam Segala sistem dan upaya disabilitas yang penyandang 17,12%
Bentuk perlindungan sosial miskin dan rentan difabilitas miskin
Dimanapun yang tepat bagi yang terpenuhi hak dan rentan yang
semua, termasuk dasarnya dan menerima
kelompok yang inklusivitas. bantuan
paling miskin, dan (Persentase PMKS pemenuhan
pada tahun 2030 yang memperoleh kebutuhan dasar
mencapai cakupan bantuan sosial) pada tahun 2019
substansial bagi menjadi 17,12%
kelompok miskin (2015: 14,84%).
dan rentan.
1 Mengakhiri Menerapkan 1.3.1.(d) Jumlah rumah Menurunnya Menurun SB
Dinsos

10.619

16.357

15.754

meningkat

10.000

5000

0
Kemiskinan secara nasional tangga yang jumlah keluarga menjadi 2,8
dalam Segala sistem dan upaya mendapatkan sangat miskin juta
Bentuk perlindungan sosial bantuan tunai yang
Dimanapun yang tepat bagi bersyarat/Program mendapatkan
semua, termasuk Keluarga Harapan. bantuan tunai
kelompok yang *INDIKATOR bersyarat
paling miskin, dan KHUSUS menjadi 2,8 juta
pada tahun 2030 pada tahun 2019
mencapai cakupan (2015: 3 juta).
substansial bagi
kelompok miskin
dan rentan.

IV - 61
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
1 Mengakhiri Pada tahun 2030, 1.4.1.(d) Persentase rumah Meningkatnya Meningkat SB

Dinas PUPR

95,6

95,6

96,81%

93,05%

93,84%

6,16

95%

98%

100%
Kemiskinan menjamin bahwa tangga yang akses air minum menjadi
dalam Segala semua laki-laki dan memiliki akses layak untuk 40% 100%
Bentuk perempuan, terhadap layanan penduduk
Dimanapun khususnya sumber air minum berpendapatan
masyarakat miskin layak dan terbawah pada
dan rentan, berkelanjutan. tahun 2019
memiliki hak yang (Proporsi rumah menjadi 100%.
sama terhadap tangga dengan akses
sumber daya berkelanjutan
ekonomi, serta terhadap air minum
akses terhadap layak, perkotaan dan
pelayanan dasar, perdesaan)
kepemilikan dan
kontrol atas tanah
dan bentuk
kepemilikan lain,
warisan, sumber
daya alam,
teknologi baru,
dan jasa keuangan
yang tepat,
termasuk keuangan
mikro.

IV - 62
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
1 Mengakhiri Pada tahun 2030, 1.4.1.(e) Persentase rumah Meningkatnya Meningkat SB

Dinas PUPR

81,7

81,77

92,91%

92,91%

93,75%

6,25%

95%

97%

100%
Kemiskinan menjamin bahwa tangga yang akses sanitasi menjadi
dalam Segala semua laki-laki dan memiliki akses layak untuk 40% 100%
Bentuk perempuan, terhadap layanan penduduk
Dimanapun khususnya sanitasi layak dan berpendapatan
masyarakat miskin berkelanjutan. terbawah pada
dan rentan, (Persentase rumah tahun 2019
memiliki hak yang tinggal bersanitasi) menjadi 100%.
sama terhadap
sumber daya
ekonomi, serta
akses terhadap
pelayanan dasar,
kepemilikan dan
kontrol atas tanah
dan bentuk
kepemilikan lain,
warisan, sumber
daya alam,
teknologi baru,
dan jasa keuangan
yang tepat,
termasuk keuangan
mikro.
1 Mengakhiri Pada tahun 2030, 1.5.2.(a) Jumlah kerugian (tidak ada dalam Menurun SB
BPBD

185 RIBU

11,94 JUTA

meningkat

9 juta

4 juta

0
Kemiskinan membangun ekonomi langsung lampiran Perpres
dalam Segala ketahanan akibat bencana. 59/2017)
Bentuk masyarakat miskin
Dimanapun dan mereka yang
berada dalam
kondisi rentan,
dan mengurangi
kerentanan mereka
terhadap kejadian
ekstrim terkait
iklim dan
guncangan
ekonomi, sosial,
lingkungan, dan
bencana.

IV - 63
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
1 Mengakhiri Menjamin 1.a.2* Pengeluaran untuk (tidak ada dalam Meningkat SB

BPPKAD

12,21 (Bid. Kesehatan) 43,44 (Bid Pendidikan) 0,72 (Bid Sosial)

15,42 (Bid. Kesehatan) 37,63 (Bid Pendidikan) 0,73 (Bid Sosial)

14,12 (Bid. Kesehatan) 38,23 (Bid Pendidikan) 0,67 (Bid Sosial)

15,12 (Bid. Kesehatan) 35,65 (Bid Pendidikan) 0,71 (Bid Sosial)

14,42 (Bid. Kesehatan) 32,22 (Bid Pendidikan) 0,89 (Bid Sosial)

menurun

15,2

15,8

16
Kemiskinan mobilisasi yang layanan pokok lampiran Perpres
dalam Segala signifikan terkait (pendidikan, 59/2017)
Bentuk sumber daya dari kesehatan dan
Dimanapun berbagai sumber, perlindungan sosial)
termasuk melalui sebagai persentase
kerjasama dari total belanja
pembangunan pemerintah.
yang lebih baik,
untuk
menyediakan
sarana yang
memadai dan
terjangkau bagi
negara
berkembang,
khususnya negara
kurang
berkembang untuk
melaksanakan
program dan
kebijakan
mengakhiri
kemiskinan di
semua dimensi.
10 Pada tahun 2030, 10.1.1.(a) Persentase penduduk Menurunnya Menurun SB
Dinsos

11,35

11,3

10,48%

10,31%

9,61%

2,61%

9%

8%

7%
secara progresif yang hidup di bawah tingkat menjadi 7-
mencapai dan garis kemiskinan kemiskinan pada 8%
mempertahankan nasional, menurut tahun 2019
pertumbuhan jenis kelamin dan menjadi 7-8%
pendapatan kelompok umur. (2015: 11,13%).
penduduk yang (Angka kemiskinan)
berada di bawah
40% dari populasi
pada tingkat yang
lebih tinggi dari
rata-rata nasional.

IV - 64
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
10 Menjamin 10.3.1.(a) Indeks Kebebasan Meningkatnya Meningkat SB

Bakesbangpol

77,21

data iks provinsi jawa timur


72,14

14,86

76,7

82.3

87
kesempatan yang Sipil. Indeks menjadi 87
sama dan Kebebasan Sipil
mengurangi menjadi 87 pada
kesenjangan hasil, tahun 2019
termasuk dengan (2015: 80,3).
menghapus
hukum, kebijakan
dan praktik yang
diskriminatif, dan
mempromosikan
legislasi, kebijakan
dan tindakan yang
tepat terkait
legislasi dan
kebijakan tersebut.
10 Mengadopsi 10.4.1.(b) Proporsi peserta Meningkatnya Meningkat SB

Disnaker

53,92

54

55,11

56,21%

47,35%

menurun

50,50%

65%

75%
kebijakan, Program Jaminan kepesertaan menjadi: TK
terutama kebijakan Sosial Bidang Sistem Jaminan formal 62,4
fiskal, upah dan Ketenagakerjaan. Sosial Nasional juta; TK
perlindungan bidang informal 3,5
sosial, serta secara ketenagakerjaan juta
progresif mencapai untuk tenaga
kesetaraan yang kerja formal
lebih besar. pada tahun 2019
menjadi 62,4
juta dan tenaga
kerja informal
pada tahun 2019
menjadi 3,5 juta
(2014: Formal
29,5 juta;
Informal 1,3
juta).

IV - 65
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
11 Menjadikan Pada tahun 2030, 11.5.2.(a) Jumlah kerugian (tidak ada dalam Menurun SB

BPBD

185 RIBU

11,94 JUTA

meningkat

9 juta

4 juta

0
Kota dan secara signifikan ekonomi langsung lampiran Perpres
Permukiman mengurangi jumlah akibat bencana. 59/2017)
Inklusif, Aman, kematian dan
Tangguh dan jumlah orang
Berkelanjutan terdampak, dan
secara substansial
mengurangi
kerugian ekonomi
relatif terhadap
PDB global yang
disebabkan oleh
bencana, dengan
fokus melindungi
orang miskin dan
orang-orang dalam
situasi rentan.
11 Pada tahun 2030, 11.6.1.(a) Persentase sampah Meningkatnya Meningkat SB

Dinas Lingkungan Hidup

70

81.82

74

74,38

78,27

1,73

78,8

79

80
mengurangi perkotaan yang cakupan menjadi
dampak tertangani. penanganan 80%
lingkungan (Persentase Timbulan sampah
perkotaan per Sampah Yang perkotaan
kapita yang tertangani) menjadi 80%
merugikan, pada tahun 2019
termasuk dengan (2013: 46%).
memberi perhatian
khusus pada
kualitas udara,
termasuk
penanganan
sampah kota.

IV - 66
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
12 Menjamin Pola Pada tahun 2030, 12.8.1.(a) Jumlah fasilitas (tidak ada dalam Meningkat SB

BAGIAN ORGANISASI

15

15

15

menurun

13

16
Produksi dan menjamin bahwa publik yang lampiran Perpres
Konsumsi yang masyarakat di menerapkan Standar 59/2017)
Berkelanjutan mana pun memiliki Pelayanan
informasi yang Masyarakat (SPM)
relevan dan dan teregister.
kesadaran
terhadap
pembangunan
berkelanjutan dan
gaya hidup yang
selaras dengan
alam.
15 Melindungi, Pada tahun 2020, 15.1.1.(a) Proporsi tutupan Meningkatnya Meningkat SB

Dinas Lingkungan Hidup

67,61

67,61

67,61

67,61

67,61

stagnan

69

70

71
Merestorasi dan menjamin hutan terhadap luas kualitas
Meningkatkan pelestarian, lahan lingkungan
Pemanfaatan restorasi dan keseluruhan.(Indeks hidup melalui
Berkelanjutan pemanfaatan tutupan lahan) peningkatan
Ekosistem berkelanjutan dari tutupan
Daratan, ekosistem daratan lahan/hutan
Mengelola dan perairan darat hingga tahun
Hutan secara serta jasa 2019
Lestari, lingkungannya,
Menghentikan khususnya
Penggurunan, ekosistem hutan,
Memulihkan lahan basah,
Degradasi Lahan, pegunungan dan
serta lahan kering,
Menghentikan sejalan dengan
Kehilangan kewajiban
Keanekaragaman berdasarkan
Hayati perjanjian
internasional.

IV - 67
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
16 Menjamin akses 16.10.2.(c) Jumlah kepemilikan Meningkatnya Meningkat SB

BAGIAN HUMAS

menurun

9
publik terhadap sertifikat Pejabat kualitas Pejabat
informasi dan Pengelola Informasi Pengelola
melindungi dan Dokumentasi Informasi dan
kebebasan (PPID) untuk Dokumentasi
mendasar, sesuai mengukur kualitas (PPID) dalam
dengan peraturan PPID dalam menjalankan
nasional dan menjalankan tugas tugas dan fungsi
kesepakatan dan fungsi sebagaimana
internasional. sebagaimana diatur diatur dalam
dalam peraturan peraturan
perundang- perundang-
undangan. undangan yang
ditandai dengan
adanya sertifikasi
PPID.
16 Menjamin 16.7.1.(a) Persentase Meningkatnya Meningkat SB

P3A
Dinas PPKB dan

6,67

6,67

6,67

9,93%

9,70%

14,60%

17,20%
pengambilan keterwakilan keterwakilan
keputusan yang perempuan di perempuan di
responsif, inklusif, Dewan Perwakilan DPR dan DPRD
partisipatif dan Rakyat (DPR) dan (Hasil Pemilu
representatif di Dewan Perwakilan 2014 untuk DPR:
setiap tingkatan. Rakyat Daerah 16,6%).
(DPRD).
17 Menguatkan Memperkuat 17.1.1.(a) Rasio penerimaan Tercapainya Di atas 12% SB
BPPKAD

0,22

0,28

0,23

0,19

0,15

11,85%

4,20%

9,70%

12%
Sarana mobilisasi sumber pajak terhadap PDB. rasio penerimaan
Pelaksanaan dan daya domestik, perpajakan
Merevitalisasi termasuk melalui terhadap PDB di
Kemitraan dukungan atas 12% per
Global untuk internasional tahun (2015:
Pembangunan kepada negara 10,7%).Tahun
Berkelanjutan berkembang, 2020 = 10,4-
untuk 10,7% Tahun
meningkatkan 2024 = 11,2-
kapasitas lokal bagi 12,8%
pengumpulan
pajak dan
pendapatan
lainnya.

IV - 68
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
17 Menguatkan Pada tahun 2020, 17.18.1.(b) Persentase konsumen (tidak ada dalam Meningkat SB

Badan Pusat Statistik

Tidak ada data (Belum ada Survei Kepuasan Data)

Tidak ada data (Belum ada Survei Kepuasan Data)

Tidak ada data (Belum ada Survei Kepuasan Data)

90,91

84,38

menurun

86,7

94,5

100
Sarana meningkatkan yang menjadikan lampiran Perpres
Pelaksanaan dan dukungan data dan informasi 59/2017)
Merevitalisasi pengembangan statistik BPS sebagai
Kemitraan kapasitas untuk rujukan utama.
Global untuk negara
Pembangunan berkembang,
Berkelanjutan termasuk negara
kurang
berkembang dan
negara
berkembang pulau
kecil, untuk
meningkatkan
secara signifikan
ketersediaan data
berkualitas tinggi,
tepat waktu dan
dapat dipercaya,
yang terpilah
berdasarkan
pendapatan,
gender, umur, ras,
etnis, status
migrasi, difabilitas,
lokasi geografis
dan karakteristik
lainnya yang
relevan dengan
konteks nasional.

IV - 69
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
17 Menguatkan Pada tahun 2030, 17.19.2.(d) Persentase konsumen (tidak ada dalam Meningkat SB

Badan Pusat Statistik

Kepuasan Data)
Tidak ada data (Belum ada Survei

Kepuasan Data)
Tidak ada data (Belum ada Survei

Kepuasan Data)
Tidak ada data (Belum ada Survei

100

96,88

menurun

97,4

98,8

100
Sarana mengandalkan yang puas terhadap lampiran Perpres
Pelaksanaan dan inisiatif yang sudah akses data Badan 59/2017)
Merevitalisasi ada, untuk Pusat Statistik (BPS).
Kemitraan mengembangkan
Global untuk pengukuran atas
Pembangunan kemajuan
Berkelanjutan pembangunan
berkelanjutan yang
melengkapi
Produk Domestik
Bruto, dan
mendukung
pengembangan
kapasitas statistik
di negara
berkembang.
2 Menghilangkan Pada tahun 2030, 2.1.2* Prevalensi penduduk (tidak ada dalam Menurun SB

DTPHPKP

20

stagnan

15

10

0
Kelaparan, menghilangkan dengan kerawanan lampiran Perpres
Mencapai kelaparan dan pangan sedang atau 59/2017)
Ketahanan menjamin akses berat, berdasarkan
Pangan dan Gizi bagi semua orang, pada Skala
yang Baik, serta khususnya orang Pengalaman
Meningkatkan miskin dan mereka Kerawanan Pangan.
Pertanian yang berada dalam (Penanganan Daerah
Berkelanjutan kondisi rentan, Rawan Pagan)
termasuk bayi,
terhadap makanan
yang aman,
bergizi, dan cukup
sepanjang tahun.

IV - 70
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
2 Menghilangkan Pada tahun 2030, 2.2.2* Prevalensi malnutrisi (tidak ada dalam Menurun SB

Dinas Kesehatan

1758 (5,3%)

stagnan

4,20%

2,30%

0%
Kelaparan, menghilangkan (berat badan/tinggi lampiran Perpres
Mencapai segala bentuk badan) anak pada 59/2017)
Ketahanan kekurangan gizi, usia kurang dari 5
Pangan dan Gizi termasuk pada tahun, berdasarkan
yang Baik, serta tahun 2025 tipe.
Meningkatkan mencapai target
Pertanian yang disepakati
Berkelanjutan secara
internasional untuk
anak pendek dan
kurus di bawah
usia 5 tahun, dan
memenuhi
kebutuhan gizi
remaja
perempuan, ibu
hamil dan
menyusui, serta
manula.
2 Pada tahun 2030, 2.2.2.(c) Kualitas konsumsi Meningkatnya Meningkat SB

DTPHPKP

82,4 ; Tingkat konsumsi ikan : 12,51 kg/kapita/tahun

83 ; Tingkat konsumsi ikan : 13,76 kg/kapita/tahun

PPH : 89,1 Tingkat konsumsi ikan : 15,14 kg/kapita/tahun

PPH : 89,3 Tingkat konsumsi ikan : 15,14 kg/kapita/tahun

PPH : 90,1 Tingkat konsumsi ikan : 15,14 kg/kapita/tahun

Tingkat konsumsi ikan : 39,36 kg/kapita/tahun


PPH : 5,1

Tingkat konsumsi ikan : 26 kg/kapita/tahun


PPH :92

Tingkat konsumsi ikan : 39 kg/kapita/tahun


PPH : 94

Tingkat konsumsi ikan : 54,5 kg/kapita/tahun


PPH : 96
menghilangkan pangan yang kualitas menjadi:
segala bentuk diindikasikan oleh konsumsi pangan skor PPH
kekurangan gizi, skor Pola Pangan yang 95,2; tingkat
termasuk pada Harapan (PPH) diindikasikan konsumsi
tahun 2025 mencapai; dan oleh skor Pola ikan 54,5
mencapai target tingkat konsumsi Pangan Harapan kg/kapita/tah
yang disepakati ikan. (PPH) mencapai un
secara 92,5 (2014: 62
internasional untuk 81,8), dan kg/kapita/
anak pendek dan tingkat konsumsi tahun
kurus di bawah ikan menjadi
usia 5 tahun, dan 54,5
memenuhi kg/kapita/tahun
kebutuhan gizi pada tahun 2019
remaja (2015: 40,9
perempuan, ibu kg/kapita/tahun)
hamil dan .
menyusui, serta . Skor Pola
manula. Pangan Harapan
2020: 90,4 /
Tahun 2024 :
95,2

IV - 71
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
3 Pada tahun 2030, 3.2.2.(b) Persentase Meningkatnya Meningkat SB

Dinas Kesehatan

88,51%

6,49%

90%

93%

95%
mengakhiri kabupaten/kota yang persentase menjadi
kematian bayi baru mencapai 80% kabupaten/ kota 95%
lahir dan balita imunisasi dasar yang mencapai
yang dapat lengkap pada bayi. 80% imunisasi
dicegah, dengan (apakah magetan dasar lengkap
seluruh negara sudah mencapai pada bayi pada
berusaha 80% imunisasi dasar tahun 2019
menurunkan lengkap?) menjadi 95%
Angka Kematian (2015: 71,2%).
Neonatal
setidaknya hingga
12 per 1000 KH
(Kelahiran Hidup)
dan Angka
Kematian Balita 25
per 1000.
3 Pada tahun 2030, 3.4.1.(b) Prevalensi tekanan Menurunnya Menurun SB

Dinas Kesehatan

69,24%

67%

56%

31,70%

50%

33,20%

24%
mengurangi hingga darah tinggi. prevalensi menjadi
sepertiga angka tekanan darah 24,3%
kematian dini tinggi pada
akibat penyakit tahun 2019
tidak menular, menjadi 24,3%
melalui (2013: 25,8%).
pencegahan dan
pengobatan, serta
meningkatkan
kesehatan mental
dan kesejahteraan.
3 Pada tahun 2030, 3.7.1.(b) Angka penggunaan Meningkatnya Meningkat SB
Dinas PPKB dan P3A

32,4

32,5

33,1

21.41

2,09%

21,90%

22,40%

23,50%
menjamin akses metode kontrasepsi angka menjadi
universal terhadap jangka panjang penggunaan 23,5%
layanan kesehatan (MKJP) cara metode
seksual dan modern. kontrasepsi
reproduksi, jangka panjang
termasuk keluarga (MKJP) cara
berencana, modern pada
informasi dan tahun 2019
pendidikan, dan menjadi 23,5%
integrasi kesehatan (2012-
reproduksi ke 2013:18,3%).
dalam strategi dan
program nasional.

IV - 72
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
3 Mencapai cakupan 3.8.1.(a) Unmet need Menurunnya Menurun SB

Dinas PPKB dan P3A

12,36

12,54

16,01

6,10%

14%

11%

9,50%
kesehatan pelayanan unmeet need menjadi
universal, termasuk kesehatan. (Cakupan pelayanan 9,91%
perlindungan risiko PUS yang ingin ber- kesehatan pada
keuangan, akses KB tidak terpenuhi tahun 2019
terhadap (unmet need)) menjadi 9,91%
pelayanan (2012-
kesehatan dasar 2013:11,4%).
yang baik, dan
akses terhadap
obat- obatan dan
vaksin dasar yang
aman, efektif,
berkualitas, dan
terjangkau bagi
semua orang.
3 Mencapai cakupan 3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Meningkatnya Meningkat SB

Dinas Kesehatan

431.034 (68,57%)

467086 (74,27%)

20,73%

83%

91%

96%
kesehatan Kesehatan Nasional cakupan menjadi
universal, termasuk (JKN). Jaminan minimal
perlindungan risiko Kesehatan 95%
keuangan, akses Nasional (JKN)
terhadap pada tahun 2019
pelayanan minimal 95%
kesehatan dasar (2015:60%).
yang baik, dan
akses terhadap
obat- obatan dan
vaksin dasar yang
aman, efektif,
berkualitas, dan
terjangkau bagi
semua orang.
3 Menjamin Memperkuat 3.a.1* Persentase merokok (tidak ada dalam 8,7 SB
Dinas Kesehatan

9,29%

64,32%

65,17%
Kehidupan yang pelaksanaan the pada penduduk lampiran Perpres
Sehat dan Framework umur ≥15 tahun. 59/2017)
Meningkatkan Convention on
Kesejahteraan Tobacco Control
Seluruh WHO di seluruh
Penduduk negara sebagai
Semua Usia langkah yang
tepat.

IV - 73
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
4 Menjamin Pada tahun 2030, 4.1.1.(a) Persentase SD/MI Meningkatnya Meningkat SB

Dindikpora

60% (Akreditasi B)

68% (Akreditasi B)

72% (Akreditasi B)

13 % (Akreditasi A)

9,35% (Akreditasi A)

74,85%

34,60%

69.9%

85%
Kualitas menjamin bahwa berakreditasi persentase menjadi
Pendidikan yang semua anak minimal A SD/MI 84,2%
Inklusif dan perempuan dan berakreditasi
Merata serta laki-laki minimal B pada
Meningkatkan menyelesaikan tahun 2019
Kesempatan pendidikan dasar menjadi 84,2%
Belajar dan menengah (2015:68,7%).
Sepanjang Hayat tanpa dipungut
untuk Semua biaya, setara, dan
berkualitas, yang
mengarah pada
capaian
pembelajaran yang
relevan dan
efektif.
4 Pada tahun 2030, 4.1.1.(b) Persentase SMP/MTs Meningkatnya Meningkat SB

Dindikpora

56% (Akrediatasi B)

62% (Akrediatasi B)

68% (Akrediatasi B)

87% (Akreditasi B)

48,35 % (Akreditasi A)

32,65%

55,94%

73,20%

82%
menjamin bahwa berakreditasi persentase menjadi 81%
semua anak minimal A SMP/MTs
perempuan dan berakreditasi
laki-laki minimal B pada
menyelesaikan tahun 2019
pendidikan dasar menjadi 81%
dan menengah (2015:62,5%).
tanpa dipungut
biaya, setara, dan
berkualitas, yang
mengarah pada
capaian
pembelajaran yang
relevan dan
efektif.

IV - 74
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
4 Pada tahun 2030, 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Meningkatnya Meningkat SB

Dindikpora

105,73

108,4

108,5

100

107,96

6,13%

109,70%

112,90%

115%
menjamin bahwa Kasar (APK) Angka Partisipasi menjadi
semua anak SD/MI/sederajat. Kasar (APK) 114,09%
perempuan dan SD/MI/sederajat
laki-laki pada tahun 2019
menyelesaikan menjadi
pendidikan dasar 114,09% (2015:
dan menengah 108%).
tanpa dipungut
biaya, setara, dan
berkualitas, yang
mengarah pada
capaian
pembelajaran yang
relevan dan
efektif.
4 Pada tahun 2030, 4.1.1.(g) Rata-rata lama Meningkatnya Meningkat SB

Dindikpora

6,73

6,73

8,25

7,95

7,96

1,22

8,3

8,9

9,2
menjamin bahwa sekolah penduduk rata-rata lama menjadi 9,18
semua anak umur ≥15 tahun. sekolah tahun
perempuan dan (Angka rata-rata penduduk usia di
laki-laki lama sekolah) atas 15 tahun
menyelesaikan pada tahun
pendidikan dasar 2024 menjadi
dan menengah 9,18 tahun
tanpa dipungut (2015: 8,25
biaya, setara, dan tahun).
berkualitas, yang
mengarah pada
capaian
pembelajaran yang
relevan dan
efektif.

IV - 75
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
5 Menghapuskan 5.2.2.(a) Persentase korban Meningkatnya Meningkat SB

Dinas PPKB dan P3A

23,62

16,08

32,94

37,06

41,4

56,5

70
segala bentuk kekerasan terhadap persentase kasus menjadi
kekerasan perempuan yang kekerasan 70%
terhadap kaum mendapat layanan terhadap
perempuan di komprehensif. perempuan yang
ruang publik dan mendapat
pribadi, termasuk layanan
perdagangan komprehensif
orang dan pada tahun 2019
eksploitasi seksual, menjadi 70%
serta berbagai jenis (2015: 50%).
eksploitasi lainnya.
5 Menghapuskan 5.3.1.(a) Median usia kawin Meningkatnya Meningkat SB

Dinas PPKB dan P3A

20,01

20,02

20,05

0,5

20,06

20,09

21
semua praktik pertama perempuan median usia menjadi 21
berbahaya, seperti pernah kawin umur kawin pertama tahun
perkawinan usia 25-49 tahun. (Rata- perempuan
anak, perkawinan rata usia kawin (pendewasaan
dini dan paksa, pertama wanita) usia kawin
serta sunat pertama) pada
perempuan. tahun 2019
menjadi 21
tahun (2012:
20,1 tahun).
5 Menjamin 5.5.1* Proporsi kursi yang Meningkatnya Meningkat SB
Dinas PPKB dan P3A

6,67

6,67

6,67

9,93%

9,70%

14,60%

17,20%
partisipasi penuh diduduki perempuan keterwakilan
dan efektif, dan di parlemen tingkat perempuan di
kesempatan yang pusat, parlemen DPR (Hasil
sama bagi daerah dan Pemilu 2014:
perempuan untuk pemerintah daerah. 16,6%).
memimpin di (Proporsi kursi yang
semua tingkat diduduki perempuan
pengambilan di DPRD)
keputusan dalam
kehidupan politik,
ekonomi, dan
masyarakat.

IV - 76
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
5 Menjamin akses 5.6.1.(a) Unmet need KB Menurunnya Menurun SB

Dinas PPKB dan P3A

11,42

12,54

11,45

4,05%

10%

8,70%

7,40%
universal terhadap (Kebutuhan Keluarga unmeet need menjadi
kesehatan seksual Berencana/KB yang kebutuhan ber- 7,4%
dan reproduksi, tidak terpenuhi). KB pada tahun
dan hak reproduksi 2024 7,4%
seperti yang telah
disepakati sesuai
dengan
Programme of
Action of the
International
Conference on
Population
andDevelopment
and the Beijing
Platform serta
dokumen-
dokumen hasil
reviu dari
konferensi-
konferensi
tersebut.
6 Menjamin Pada tahun 2030, 6.1.1.(a) Persentase rumah Dinas PUPR Meningkatnya Meningkat SB

95,6

95,6

96,81

3,19

98,90%

99,30%

100%
Ketersediaan mencapai akses tangga yang akses terhadap menjadi
serta universal dan memiliki akses layanan air 100%
Pengelolaan Air merata terhadap terhadap layanan minum layak
Bersih dan air minum yang sumber air minum pada tahun 2019
Sanitasi yang aman dan layak. (Proporsi menjadi 100%
Berkelanjutan terjangkau bagi rumah tangga (2014: 70%).
semua. dengan akses
berkelanjutan
terhadap air minum
layak, perkotaan dan
perdesaan)
6 Menjamin Pada tahun 2030, 6.1.1.(c) Proporsi populasi Di 86,3 90,8 91,0 Meningkatnya Meningkat SB

8,95%

94,40%

97,80%

100%
Ketersediaan mencapai akses yang memiliki akses na 7 5 akses terhadap menjadi
serta universal dan layanan sumber air s layanan air 100%
Pengelolaan Air merata terhadap minum aman dan PU minum layak
Bersih dan air minum yang berkelanjutan. PR pada tahun 2019
Sanitasi yang aman dan menjadi 100%
Berkelanjutan terjangkau bagi (2014: 70%).
semua.

IV - 77
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
6 Menjamin Pada tahun 2030, 6.2.1.(b) Persentase rumah Meningkatnya Meningkat SB

Dinas PUPR

81,7

81,77

92,91

7,09%

94,70%

97,60%

100%
Ketersediaan mencapai akses tangga yang akses terhadap menjadi
serta terhadap sanitasi memiliki akses sanitasi yang 100%
Pengelolaan Air dan kebersihan terhadap layanan layak pada tahun
Bersih dan yang memadai dan sanitasi layak. 2019 menjadi
Sanitasi yang merata bagi 100% (2014:
Berkelanjutan semua, dan 60,9%).
menghentikan
praktik buang air
besar di tempat
terbuka,
memberikan
perhatian khusus
pada kebutuhan
kaum perempuan,
serta kelompok
masyarakat rentan.
6 Menjamin Pada tahun 2030, 6.2.1.(f) Proporsi rumah Meningkatnya Meningkat SB

Dinas PUPR

81,7

81,77

92,91%

7,09%

94,70%

97,60%

100%
Ketersediaan mencapai akses tangga yang akses sanitasi menjadi
serta terhadap sanitasi terlayani sistem layak untuk 40% 100%
Pengelolaan Air dan kebersihan pengelolaan air penduduk
Bersih dan yang memadai dan limbah terpusat. berpendapatan
Sanitasi yang merata bagi terbawah pada
Berkelanjutan semua, dan tahun 2019
menghentikan menjadi 100%.
praktik buang air
besar di tempat
terbuka,
memberikan
perhatian khusus
pada kebutuhan
kaum perempuan,
serta kelompok
masyarakat rentan.

IV - 78
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
8 Meningkatkan Mempertahankan 8.1.1* Laju pertumbuhan (tidak ada dalam Meningkat SB

BAPPEDA

5,17

5,31

5,09

5,09

5,04

menurun

5,1

5,4

5,7
Pertumbuhan pertumbuhan PDRB per kapita lampiran Perpres
Ekonomi yang ekonomi per 59/2017)
Inklusif dan kapita sesuai
Berkelanjutan, dengan kondisi
Kesempatan nasional dan,
Kerja yang khususnya,
Produktif dan setidaknya 7
Menyeluruh, persen
serta Pekerjaan pertumbuhan
yang Layak produk domestik
untuk Semua bruto per tahun di
negara kurang
berkembang.
8 Meningkatkan Menggalakkan 8.3.1* Proporsi lapangan (tidak ada dalam Meningkat SB

Disnaker

29,15

24,25

menurun

27,2

29,9

35,6
Pertumbuhan kebijakan kerja informal sektor lampiran Perpres
Ekonomi yang pembangunan non-pertanian, 59/2017)
Inklusif dan yang mendukung berdasarkan jenis
Berkelanjutan, kegiatan produktif, kelamin.
Kesempatan penciptaan
Kerja yang lapangan kerja
Produktif dan layak,
Menyeluruh, kewirausahaan,
serta Pekerjaan kreativitas dan
yang Layak inovasi, dan
untuk Semua mendorong
formalisasi dan
pertumbuhan
usaha mikro, kecil,
dan menengah,
termasuk melalui
akses terhadap jasa
keuangan.

IV - 79
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
8 Menggalakkan 8.3.1.(a) Persentase tenaga - - - Persentase 51% SB

Disnaker

26,61%

24,39%

29,70%

36,60%

51%
kebijakan kerja formal. tenaga kerja
pembangunan formal mencapai
yang mendukung 51% pada tahun
kegiatan produktif, 2019 (2015:
penciptaan 42,2%).
lapangan kerja
layak,
kewirausahaan,
kreativitas dan
inovasi, dan
mendorong
formalisasi dan
pertumbuhan
usaha mikro, kecil,
dan menengah,
termasuk melalui
akses terhadap jasa
keuangan.
8 Meningkatkan Menggalakkan 8.3.1.(b) Persentase tenaga - - (tidak ada dalam Meningkat SB

Disnaker

8,09

5,43

menurun

7,2

8,4

9,2
Pertumbuhan kebijakan kerja informal sektor lampiran Perpres
Ekonomi yang pembangunan pertanian. 59/2017)
Inklusif dan yang mendukung
Berkelanjutan, kegiatan produktif,
Kesempatan penciptaan
Kerja yang lapangan kerja
Produktif dan layak,
Menyeluruh, kewirausahaan,
serta Pekerjaan kreativitas dan
yang Layak inovasi, dan
untuk Semua mendorong
formalisasi dan
pertumbuhan
usaha mikro, kecil,
dan menengah,
termasuk melalui
akses terhadap jasa
keuangan.

IV - 80
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tahun Proyeksi
Target
No. No. Target (Perpres

OPD

GAP
Tujuan TARGET Indikator RPJMN Capaian

2022

2023
2015

2016

2017

2018

2019

2021
TPB Indikator 59/2017)
Tahun 2019
8 Pada tahun 2030, 8.9.1* Proporsi kontribusi Meningkatnya Meningkat SB

Disparbud

3,9

4,26

3,69

3,25

3,31

4,69

4,5

6,7

8
menyusun dan pariwisata terhadap kontribusi menjadi 8%
melaksanakan PDB. (Kontribusi pariwisata
kebijakan untuk sektor pariwisata menjadi 8%
mempromosikan terhadap PAD) terhadap PDB
pariwisata pada tahun 2019
berkelanjutan yang (2014: 4,2%).
menciptakan
lapangan kerja dan
mempromosikan
budaya dan
produk lokal.
9 Membangun Meningkatkan 9.3.1* Proporsi nilai - - - 3,9 (tidak ada dalam Meningkat SB

Disperindag

16,1

9,4

15,4

20
Infrastruktur akses industri dan tambah industri kecil lampiran Perpres Tahun
yang Tangguh, perusahaan skala terhadap total nilai 59/2017) Tahun 2020=
Meningkatkan kecil, khususnya di tambah industri. 2020= 18,5% 18,5%
Industri Inklusif negara Tahun 2024 = Tahun 2024
dan berkembang, 20% = 20%
Berkelanjutan, terhadap jasa
serta keuangan,
Mendorong termasuk kredit
Inovasi terjangkau, dan
mengintegrasikan
ke dalam rantai
nilai dan pasar.
9 Membangun Mempromosikan 9.2.1* Proporsi nilai (tidak ada dalam Meningkat SB
Badan Pusat Statistik

9,62

9,65

(Angka Diperbaiki)
10,09
(Angka Sementara)
10,57

(Angka Sangat Sementara)


10,84

9,06

13,50%

17,80%

20%
Infrastruktur industrialisasi tambah sektor lampiran Perpres
yang Tangguh, inklusif dan industri manufaktur 59/2017) Tahun
Meningkatkan berkelanjutan, dan terhadap PDB dan 2024= 19,9-
Industri Inklusif pada tahun 2030, per kapita. Tahun 2020= 21,1%
dan secara signifikan (diperkecil 19,6% Tahun
meningkatkan
Berkelanjutan, menggunakan PDRB) 2024= 19,9-
proporsi industri
serta 21,1%
dalam lapangan
Mendorong kerja dan produk
Inovasi domestik bruto,
sejalan dengan
kondisi nasional,
dan meningkatkan
dua kali lipat
proporsinya di
negara kurang
berkembang.

IV - 81
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

4.4. Indikator yang Belum Dilaksanakan dan Belum Mencapai Target Nasional
Dari keseluruhan indikator TPB untuk Kabupaten Magetan yang berjumlah 220
indikator, indikator yang belum dilaksanakan dan belum mencapai target nasional berjumlah 5
indikator (2%) dengan TPB-17 yang paling banyak.

Tabel 4.9. Indikator yang Belum Dilaksanakan dan Belum Mencapai Target Nasional
Indikator yang belum dilaksanakan, belum
Nomor Indikator TPB
mencapai target nasional
TPB 1. Tanpa Kemiskinan 0
TPB 2. Tanpa Kelaparan 0
TPB 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera 0
TPB 4. Pendidikan Berkualitas 0
TPB 5. Kesetaraan Gender 0
TPB. 6 Air Bersih 1
TPB 7. Akses Energi 0
TPB 8. Pertumbuhan Ekonomi 0
TPB 9. Inovasi Industri Infrastruktur 0
TPB 10. Berkurangnya Kesenjangan 0
TPB 11. Kota dan Permukiman Berkelanjutan 0
TPB 12. Produksi Berkelanjutan 1
TPB 13. Perubahan Iklim 0
TPB 15. Ekosistem Daratan 1
TPB 16. Perdamaian dan Keadilan 0
TPB 17. Kemitraan Berkelanjutan 2
Jumlah 5

IV - 82
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Indikator Belum Dilaksanakan,


Belum Mencapai Target

1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Gambar 4.4. Indikator yang Belum Dilaksanakan dan Belum Mencapai Target Nasional

Rincian tujuan TPB, target dan indikator TPB yang belum dilaksanakan dan belum
mencapai target nasional dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Indikator yang Belum Dilaksanakan dan Belum Mencapai Target Nasional
Tujuan
No. No.
Pembangunan Target Jumlah
TPB Indikator
Berkelanjutan
6 Menjamin Pada tahun 2030, meningkatkan 6.3.1.(a) 1
Ketersediaan serta kualitas air dengan mengurangi
Pengelolaan Air polusi, menghilangkan
Bersih dan Sanitasi pembuangan, dan meminimalkan
yang pelepasan material dan bahan
Berkelanjutan kimia berbahaya, mengurangi
setengah proporsi air limbah yang
tidak diolah, dan secara signifikan
meningkatkan daur ulang, serta
penggunaan kembali barang daur
ulang yang aman secara global.

IV - 83
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tujuan
No. No.
Pembangunan Target Jumlah
TPB Indikator
Berkelanjutan
12 Menjamin Pola Pada tahun 2020 mencapai 12.4.2.(a) 1
Produksi dan pengelolaan bahan kimia dan
Konsumsi yang semua jenis limbah yang ramah
Berkelanjutan lingkungan, di sepanjang siklus
hidupnya, sesuai kerangka kerja
internasional yang disepakati dan
secara signifikan mengurangi
pencemaran bahan kimia dan
limbah tersebut ke udara, air, dan
tanah untuk meminimalkan
dampak buruk terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan.
15 Melindungi, Pada tahun 2020, 15.9.1.(a) 1
Merestorasi dan mengintegrasikan nilai-nilai
Meningkatkan ekosistem dan keanekaragaman
Pemanfaatan hayati ke dalam perencanaan
Berkelanjutan nasional dan daerah, proses
Ekosistem pembangunan, strategi dan
Daratan, penganggaran pengurangan
Mengelola Hutan kemiskinan.
secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan
Degradasi Lahan,
serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman
Hayati
17 Menguatkan Mendorong dan meningkatkan 17.17.1.(a) 2
Sarana kerjasama pemerintah-swasta dan 17.17.1.(b)
Pelaksanaan dan masyarakat sipil yang efektif,
Merevitalisasi berdasarkan pengalaman dan
Kemitraan Global bersumber pada strategi kerjasama.
untuk
Pembangunan
Berkelanjutan

IV - 84
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

4.5. Indikator yang Belum Mempunyai Data


Dari keseluruhan indikator TPB untuk Kabupaten Magetan yang berjumlah 220
indikator, indikator yang belum mempunyai data berjumlah 68 indikator (31 %). Paling banyak
adalah indikator TPB-3 sebanyak 12 indikator. Indikator TPB yang belum mempunyai data ini
juga menjadi salah satu prioritas dalam menentukan skenario dalam pencapaian target nasional
dalam kurun waktu perencanaan RPJMD lima tahun ke depan.

Tabel 4.11. Kategori TPB yang Tidak Ada Data

Nomor Indikator TPB Indikator yang tidak ada data


TPB 1. Tanpa Kemiskinan 4
TPB 2. Tanpa Kelaparan 3
TPB 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera 12
TPB 4. Pendidikan Berkualitas 3
TPB 5. Kesetaraan Gender 4
TPB. 6 Air Bersih 5
TPB 7. Akses Energi 2
TPB 8. Pertumbuhan Ekonomi 4
TPB 9. Inovasi Industri Infrastruktur 6
TPB 10. Berkurangnya Kesenjangan 4
TPB 11. Kota dan Permukiman Berkelanjutan 6
TPB 12. Produksi Berkelanjutan 2
TPB 13. Perubahan Iklim 0
TPB 15. Ekosistem Daratan 2
TPB 16. Perdamaian dan Keadilan 8
TPB 17. Kemitraan Berkelanjutan 3
Jumlah 68

IV - 85
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Indikator Tidak Ada Data

12

8
6 6
5
4 3 3 4 2 4 4 2 0 2 3

Gambar 4.5. Grafik indikator TPB yang Belum Mempunyai Data

Rincian tujuan, target dan indikator TPB yang belum mempunyai data dapat dilihat pada
Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Tujuan, Target dan Indikator TPB yang Belum Mempunyai Data
No. Tujuan Pembangunan No.
Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
1 Mengakhiri Kemiskinan Menerapkan secara nasional 1.a.1* 1
dalam Segala Bentuk sistem dan upaya perlindungan
Dimanapun sosial yang tepat bagi semua,
termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030
mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan
rentan.
1 Mengakhiri Kemiskinan Pada tahun 2030, membangun 1.5.1.(b) 3
dalam Segala Bentuk ketahanan masyarakat miskin dan 1.5.1.(c)
Dimanapun mereka yang berada dalam 1.5.1.(d)
kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap
kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial,
lingkungan, dan bencana.

IV - 86
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
2 Menghilangkan Pada tahun 2030, menghilangkan 2.2.2.(a) 1
Kelaparan, Mencapai segala bentuk kekurangan gizi,
Ketahanan Pangan dan termasuk pada tahun 2025
Gizi yang Baik, serta mencapai target yang disepakati
Meningkatkan Pertanian secara internasional untuk anak
Berkelanjutan pendek dan kurus di bawah usia
5 tahun, dan memenuhi
kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan
menyusui, serta manula.
2 Menghilangkan Pada tahun 2030, menghilangkan 2.1.1* 2
Kelaparan, Mencapai kelaparan dan menjamin akses 2.1.2.(a)
Ketahanan Pangan dan bagi semua orang, khususnya
Gizi yang Baik, serta orang miskin dan mereka yang
Meningkatkan Pertanian berada dalam kondisi rentan,
Berkelanjutan termasuk bayi, terhadap makanan
yang aman, bergizi, dan cukup
sepanjang tahun.
3 Menjamin Kehidupan Memperkuat pencegahan dan 3.5.1.(e) 2
yang Sehat dan pengobatan penyalahgunaan zat, 3.5.2*
Meningkatkan termasuk penyalahgunaan
Kesejahteraan Seluruh narkotika dan penggunaan
Penduduk Semua Usia alkohol yang membahayakan.
3 Menjamin Kehidupan Mencapai cakupan kesehatan 3.8.2* 1
yang Sehat dan universal, termasuk perlindungan
Meningkatkan risiko keuangan, akses terhadap
Kesejahteraan Seluruh pelayanan kesehatan dasar yang
Penduduk Semua Usia baik, dan akses terhadap obat-
obatan dan vaksin dasar yang
aman, efektif, berkualitas, dan
terjangkau bagi semua orang.
3 Menjamin Kehidupan Pada tahun 2030, mengakhiri 3.3.3.(a) 4
yang Sehat dan epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.4.(a)
Meningkatkan malaria, dan penyakit tropis yang 3.3.5.(a)
Kesejahteraan Seluruh terabaikan, dan memerangi 3.3.5.(b)
Penduduk Semua Usia hepatitis, penyakit bersumber air,
serta penyakit menular lainnya.
3 Menjamin Kehidupan Pada tahun 2030, mengurangi 3.4.1.(a) 4
yang Sehat dan hingga sepertiga angka kematian 3.4.1.(c)
Meningkatkan dini akibat penyakit tidak 3.4.2*
Kesejahteraan Seluruh menular, melalui pencegahan dan 3.4.2.(a)
Penduduk Semua Usia pengobatan, serta meningkatkan
kesehatan mental dan
kesejahteraan.

IV - 87
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
3 Menjamin Kehidupan Pada tahun 2030, menjamin 3.7.2* 1
yang Sehat dan akses universal terhadap layanan
Meningkatkan kesehatan seksual dan reproduksi,
Kesejahteraan Seluruh termasuk keluarga berencana,
Penduduk Semua Usia informasi dan pendidikan, dan
integrasi kesehatan reproduksi ke
dalam strategi dan program
nasional.
4 Menjamin Kualitas Membangun dan meningkatkan 4.a.1* 1
Pendidikan yang Inklusif fasilitas pendidikan yang ramah
dan Merata serta anak, ramah penyandang cacat
Meningkatkan dan gender, serta menyediakan
Kesempatan Belajar lingkungan belajar yang aman,
Sepanjang Hayat untuk anti kekerasan, inklusif dan efektif
Semua bagi semua.
4 Menjamin Kualitas Pada tahun 2030, meningkatkan 4.4.1* 1
Pendidikan yang Inklusif secara signifikan jumlah pemuda
dan Merata serta dan orang dewasa yang memiliki
Meningkatkan keterampilan yang relevan,
Kesempatan Belajar termasuk keterampilan teknik dan
Sepanjang Hayat untuk kejuruan, untuk pekerjaan,
Semua pekerjaan yang layak dan
kewirausahaan.
4 Menjamin Kualitas Pada tahun 2030, menjamin 4.1.1* 1
Pendidikan yang Inklusif bahwa semua anak perempuan
dan Merata serta dan laki-laki menyelesaikan
Meningkatkan pendidikan dasar dan menengah
Kesempatan Belajar tanpa dipungut biaya, setara, dan
Sepanjang Hayat untuk berkualitas, yang mengarah pada
Semua capaian pembelajaran yang
relevan dan efektif.
5 Mencapai Kesetaraan Menghapuskan semua praktik 5.3.1* 2
Gender dan berbahaya, seperti perkawinan 5.3.1.(a)
Memberdayakan Kaum usia anak, perkawinan dini dan
Perempuan paksa, serta sunat perempuan.
5 Mencapai Kesetaraan Menjamin akses universal 5.6.1* 2
Gender dan terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1.(b)
Memberdayakan Kaum reproduksi, dan hak reproduksi
Perempuan seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of
Action of the International
Conference on Population
andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-

IV - 88
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
dokumen hasil reviu dari
konferensi-konferensi tersebut.
6 Menjamin Ketersediaan Pada tahun 2030, mencapai akses 6.1.1.(b) 1
serta Pengelolaan Air universal dan merata terhadap air
Bersih dan Sanitasi yang minum yang aman dan
Berkelanjutan terjangkau bagi semua.
6 Menjamin Ketersediaan Pada tahun 2030, menerapkan 6.5.1.(a) 1
serta Pengelolaan Air pengelolaan sumber daya air
Bersih dan Sanitasi yang terpadu di semua tingkatan,
Berkelanjutan termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.
6 Menjamin Ketersediaan Pada tahun 2030, meningkatkan 6.3.1.(b) 2
serta Pengelolaan Air kualitas air dengan mengurangi 6.3.2.(a)
Bersih dan Sanitasi yang polusi, menghilangkan
Berkelanjutan pembuangan, dan meminimalkan
pelepasan material dan bahan
kimia berbahaya, mengurangi
setengah proporsi air limbah yang
tidak diolah, dan secara signifikan
meningkatkan daur ulang, serta
penggunaan kembali barang daur
ulang yang aman secara global.
6 Menjamin Ketersediaan Pada tahun 2030, secara 6.4.1.(b) 1
serta Pengelolaan Air signifikan meningkatkan efisiensi
Bersih dan Sanitasi yang penggunaan air di semua sektor,
Berkelanjutan dan menjamin penggunaan dan
pasokan air tawar yang
berkelanjutan untuk mengatasi
kelangkaan air, dan secara
signifikan mengurangi jumlah
orang yang menderita akibat
kelangkaan air.
7 Menjamin Akses Energi Pada tahun 2030, melakukan 7.3.1* 1
yang Terjangkau, Andal, perbaikan efisiensi energi di
Berkelanjutan dan tingkat global sebanyak dua kali
Modern untuk Semua lipat.
7 Menjamin Akses Energi Pada tahun 2030, meningkat 7.2.1* 1
yang Terjangkau, Andal, secara substansial pangsa energi
Berkelanjutan dan terbarukan dalam bauran energi
Modern untuk Semua global.

IV - 89
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
8 Meningkatkan Menggalakkan kebijakan 8.3.1.(c) 1
Pertumbuhan Ekonomi pembangunan yang mendukung
yang Inklusif dan kegiatan produktif, penciptaan
Berkelanjutan, lapangan kerja layak,
Kesempatan Kerja yang kewirausahaan, kreativitas dan
Produktif dan inovasi, dan mendorong
Menyeluruh, serta formalisasi dan pertumbuhan
Pekerjaan yang Layak usaha mikro, kecil, dan
untuk Semua menengah, termasuk melalui
akses terhadap jasa keuangan.
8 Meningkatkan Pada tahun 2030, mencapai 8.5.2.(a) 1
Pertumbuhan Ekonomi pekerjaan tetap dan produktif
yang Inklusif dan dan pekerjaan yang layak bagi
Berkelanjutan, semua perempuan dan laki-laki,
Kesempatan Kerja yang termasuk bagi pemuda dan
Produktif dan penyandang difabilitas, dan upah
Menyeluruh, serta yang sama untuk pekerjaan yang
Pekerjaan yang Layak sama nilainya.
untuk Semua
8 Meningkatkan Pada tahun 2030, menyusun dan 8.9.1.(a) 2
Pertumbuhan Ekonomi melaksanakan kebijakan untuk 8.9.1.(c)
yang Inklusif dan mempromosikan pariwisata
Berkelanjutan, berkelanjutan yang menciptakan
Kesempatan Kerja yang lapangan kerja dan
Produktif dan mempromosikan budaya dan
Menyeluruh, serta produk lokal.
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
9 Membangun Memperkuat riset ilmiah, 9.5.1* 1
Infrastruktur yang meningkatkan kapabilitas
Tangguh, Meningkatkan teknologi sektor industri di semua
Industri Inklusif dan negara, terutama negara-negara
Berkelanjutan, serta berkembang, termasuk pada
Mendorong Inovasi tahun 2030, mendorong inovasi
dan secara substansial
meningkatkan jumlah pekerja
penelitian dan pengembangan
per 1 juta orang dan
meningkatkan pembelanjaan
publik dan swasta untuk
penelitian dan pengembangan.

IV - 90
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
9 Membangun Mempromosikan industrialisasi 9.2.2* 1
Infrastruktur yang inklusif dan berkelanjutan, dan
Tangguh, Meningkatkan pada tahun 2030, secara
Industri Inklusif dan signifikan meningkatkan proporsi
Berkelanjutan, serta industri dalam lapangan kerja
Mendorong Inovasi dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional,
dan meningkatkan dua kali lipat
proporsinya di negara kurang
berkembang.
9 Membangun Mengembangkan infrastruktur 9.1.2.(b) 2
Infrastruktur yang yang berkualitas, andal, 9.1.2.(c)
Tangguh, Meningkatkan berkelanjutan dan tangguh,
Industri Inklusif dan termasuk infrastruktur regional
Berkelanjutan, serta dan lintas batas, untuk
Mendorong Inovasi mendukung pembangunan
ekonomi dan kesejahteraan
manusia, dengan fokus pada
akses yang terjangkau dan merata
bagi semua.
9 Membangun Meningkatkan akses industri dan 9.3.2* 1
Infrastruktur yang perusahaan skala kecil, khususnya
Tangguh, Meningkatkan di negara berkembang, terhadap
Industri Inklusif dan jasa keuangan, termasuk kredit
Berkelanjutan, serta terjangkau, dan mengintegrasikan
Mendorong Inovasi ke dalam rantai nilai dan pasar.
9 Membangun Secara signifikan meningkatkan 9.c.1* 1
Infrastruktur yang akses terhadap teknologi
Tangguh, Meningkatkan informasi dan komunikasi, dan
Industri Inklusif dan mengusahakan penyediaan akses
Berkelanjutan, serta universal dan terjangkau internet
Mendorong Inovasi di negara-negara kurang
berkembang pada tahun 2020.
10 Mengurangi Menjamin kesempatan yang sama 10.3.1.(d) 1
Kesenjangan Intra- dan dan mengurangi kesenjangan
Antarnegara hasil, termasuk dengan
menghapus hukum, kebijakan
dan praktik yang diskriminatif,
dan mempromosikan legislasi,
kebijakan dan tindakan yang
tepat terkait legislasi dan
kebijakan tersebut.

IV - 91
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
10 Mengurangi Pada tahun 2030, 10.2.1* 1
Kesenjangan Intra- dan memberdayakan dan
Antarnegara meningkatkan inklusi sosial,
ekonomi dan politik bagi semua,
terlepas dari usia, jenis kelamin,
difabilitas, ras, suku, asal, agama
atau kemampuan ekonomi atau
status lainnya.
10 Mengurangi Pada tahun 2030, secara 10.1.1.(e) 2
Kesenjangan Intra- dan progresif mencapai dan 10.1.1.(f)
Antarnegara mempertahankan pertumbuhan
pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari
populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.
11 Menjadikan Kota dan Mempromosikan dan menjaga 11.4.1.(a) 1
Permukiman Inklusif, warisan budaya dunia dan
Aman, Tangguh dan warisan alam dunia.
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan Pada tahun 2020, meningkatkan 11.b.2* 1
Permukiman Inklusif, secara substansial jumlah kota
Aman, Tangguh dan dan permukiman yang
Berkelanjutan mengadopsi dan
mengimplementasi kebijakan dan
perencanaan yang terintegrasi
tentang penyertaan, efisiensi
sumber daya, mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan
iklim, ketahanan terhadap
bencana, serta mengembangkan
dan mengimplementasikan
penanganan holistik risiko
bencana di semua lini, sesuai
dengan the Sendai Framework
for Disaster Risk Reduction 2015-
2030.
11 Menjadikan Kota dan Pada tahun 2030, memperkuat 11.3.1.(b) 2
Permukiman Inklusif, urbanisasi yang inklusif dan 11.3.2.(b)
Aman, Tangguh dan berkelanjutan serta kapasitas
Berkelanjutan partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang
berkelanjutan dan terintegrasi di
semua negara.

IV - 92
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
11 Menjadikan Kota dan Pada tahun 2030, mengurangi 11.6.1.(b) 1
Permukiman Inklusif, dampak lingkungan perkotaan
Aman, Tangguh dan per kapita yang merugikan,
Berkelanjutan termasuk dengan memberi
perhatian khusus pada kualitas
udara, termasuk penanganan
sampah kota.
11 Menjadikan Kota dan Pada tahun 2030, menjamin 11.1.1.(b) 1
Permukiman Inklusif, akses bagi semua terhadap
Aman, Tangguh dan perumahan yang layak, aman,
Berkelanjutan terjangkau, dan pelayanan dasar,
serta menata kawasan kumuh.
12 Menjamin Pola Produksi Mempromosikan praktek 12.7.1.(a) 1
dan Konsumsi yang peMagetanan publik yang
Berkelanjutan berkelanjutan, sesuai dengan
kebijakan dan prioritas nasional.
12 Menjamin Pola Produksi Mendorong perusahaan, 12.6.1.(a) 1
dan Konsumsi yang terutama perusahaan besar dan
Berkelanjutan transnasional, untuk mengadopsi
praktek-praktek berkelanjutan
dan mengintegrasikan informasi
keberlanjutan dalam siklus
pelaporan mereka.
13 Mengambil Tindakan Pada tahun 2020 mencapai 12.4.2.(a) 1
Cepat untuk Mengatasi pengelolaan bahan kimia dan
Perubahan Iklim dan semua jenis limbah yang ramah
Dampaknya lingkungan, di sepanjang siklus
hidupnya, sesuai kerangka kerja
internasional yang disepakati dan
secara signifikan mengurangi
pencemaran bahan kimia dan
limbah tersebut ke udara, air, dan
tanah untuk meminimalkan
dampak buruk terhadap
kesehatan manusia dan
lingkungan.
15 Melindungi, Merestorasi Meningkatkan pembagian 15.6.1* 1
dan Meningkatkan keuntungan yang adil dan merata
Pemanfaatan dari pemanfaatan sumber daya
Berkelanjutan Ekosistem genetik, dan meningkatkan akses
Daratan, Mengelola yang tepat terhadap sumber daya
Hutan secara Lestari, tersebut, sesuai kesepakatan
Menghentikan internasional.
Penggurunan,

IV - 93
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
15 Melindungi, Merestorasi Pada tahun 2020, menghentikan 15.3.1.(a) 1
dan Meningkatkan penggurunan, memulihkan lahan
Pemanfaatan dan tanah kritis, termasuk lahan
Berkelanjutan Ekosistem yang terkena penggurunan,
Daratan, Mengelola kekeringan dan banjir, dan
Hutan secara Lestari, berusaha mencapai dunia yang
Menghentikan bebas dari lahan terdegradasi.
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
16 Menguatkan Menggalakkan dan menegakkan 16.b.1.(a) 1
Masyarakat yang undang-undang dan kebijakan
Inklusif dan Damai yang tidak diskriminatif untuk
untuk Pembangunan pembangunan berkelanjutan.
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Menghentikan perlakuan kejam, 16.2.1.(a) 2
Masyarakat yang eksploitasi, perdagangan, dan 16.2.3.(a)
Inklusif dan Damai segala bentuk kekerasan dan
untuk Pembangunan penyiksaan terhadap anak.
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

IV - 94
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
16 Menguatkan Pada tahun 2030, memberikan 16.9.1* 2
Masyarakat yang identitas yang syah bagi semua, 16.9.1.(a)
Inklusif dan Damai termasuk pencatatan kelahiran.
untuk Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Menjamin akses publik terhadap 16.10.2.(c) 1
Masyarakat yang informasi dan melindungi
Inklusif dan Damai kebebasan mendasar, sesuai
untuk Pembangunan dengan peraturan nasional dan
Berkelanjutan, kesepakatan internasional.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Secara signifikan mengurangi 16.1.3.(a) 1
Masyarakat yang segala bentuk kekerasan dan
Inklusif dan Damai terkait angka kematian
untuk Pembangunan dimanapun.
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Secara substansial mengurangi 16.5.1.(a) 1
Masyarakat yang korupsi dan penyuapan dalam
Inklusif dan Damai segala bentuknya.
untuk Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun

IV - 95
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. Tujuan Pembangunan No.


Target Jumlah
TPB Berkelanjutan Indikator
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

4.6. Analisis Pencapaian TPB Berdasarkan Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten


Magetan
Berdasarkan analisis pencapaian indikator TPB Kabupaten Magetan per SOPD dapat
diketahui bahwa pelaksanaan TPB sudah dilakukan pada masing-masing SOPD selama 5 tahun
terakhir. Berdasarkan jumlah indikator TPB, Dinas Kesehatan mempunyai tanggung jawab paling
banyak dalam pelaksanaan indikator TPB, yaitu 40 indikator. Dari 40 indikator tersebut terdapat
21 indikator yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target nasional, 6 indikator sudah
dilaksanakan namun belum mencapai target nasional, 0 indikator belum dilaksanakan sehngga
belum mencapai target nasional dan 13 indikator TPB belum ada data. Ada beberapa SOPD yang
paling sedikit bertanggung jawab dalam melaksanakan indikator TPB, namun untuk yang
memiliki tanggung jawab paling sedikit dan belum terdapat capaian yang sudah mencapai target
adalah Bag. Humas dan Bag. SDA yang memiliki 1 dan 2 indikator. Capaian indikator TPB tiap
SOPD di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel 4.13. Bahasan Capaian Indikator TPB tiap
SOPD secara lebih rinci dapat dilihat pada Bab 5.

Tabel 4.13. Capaian TPB per SOPD di Kabupaten Magetan


Sudah Sudah Belum
dilaksanakan, dilaksanakan, dilaksanakan, Tidak
Nama OPD sudah belum belum ada Jumlah
mencapai mencapai mencapai data
target target target
Badan Pusat Statistik 3 3 0 1 7
Bag. SDA 0 0 0 2 2
Bag. Pengadaan 1 0 0 0 1
Bag. Humas 0 1 0 0 1
Bag. Organisasi 3 1 0 0 4
Bakesbangpol 2 1 0 1 4
Bappeda 3 1 0 4 8
Badan Kepegawaian Daerah 1 0 0 0 1
BPBD 8 3 0 1 12

IV - 96
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sudah Sudah Belum


dilaksanakan, dilaksanakan, dilaksanakan, Tidak
Nama OPD sudah belum belum ada Jumlah
mencapai mencapai mencapai data
target target target
BPPKAD 2 2 0 3 7
Dinas Kesehatan 21 6 0 13 40
Diskominfo 6 0 0 2 8
Dinas Lingkungan Hidup 2 2 2 3 9
Dinas Perhubungan 2 0 0 2 4
Dinas Perkim 2 0 0 0 2
Dinas PMD 3 0 0 2 5
Dinas PMPTSP 3 0 2 0 5
Dinas PPKBP3A 10 7 0 8 25
Dinas PUPR 5 6 1 7 19
Dindikpora 8 4 0 3 15
Dinkopum 1 0 0 2 3
Dinas Sosial 0 4 0 4 8
Disnaker 3 4 0 2 9
Disparbud 2 1 0 1 4
Dispendukcapil 2 0 0 2 4
Disperindag 1 1 0 2 4
DTPHPKP 1 2 0 1 4
Inspektorat 1 0 0 1 2
Pol PP damkar 1 0 0 1 2
Jumlah 98 49 5 68 220

IV - 97
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pol PP damkar
Inspektorat
DTPHPKP
Disperindag
Dispendukcapil
Disparbud
Disnaker
Dinas Sosial
Dinkopum
Dindikpora
Dinas PUPR
Dinas PPKBP3A
Dinas PMPTSP
Dinas PMD
Dinas Perkim
Dinas Perhubungan
Dinas Lingkungan Hidup
Diskominfo
Dinas Kesehatan
BPPKAD
BPBD
Badan Kepegawaian Daerah
Bappeda
Bakesbangpol
Bag. Organisasi
Bag. Humas
Bag. Pengadaan
Bag. SDA
Badan Pusat Statistik

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sudah dilaksanakan, sudah mencapai target Sudah dilaksanakan, belum mencapai target
Belum dilaksanakan, belum mencapai target Tidak ada data

Gambar 4.6. Capaian TPB per OPD

IV - 98
BAB 5.
Analisis Pencapaian TPB Tiap OPD
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

BAB 5
ANALISIS PENCAPAIAN
TPB TIAP OPD

Pada Bab 5 akan dilakukan pembahasan terkait dengan capaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan tiap Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD). Tiap OPD akan dianalisa capaian
indikator TPB dengan menggunakan 4 kriteria. Kriteria-1 adalah indikator yang sudah
dilaksanakan oleh OPD dan sudah mencapai target nasional, Kriteria-2 adalah indikator TPB
yang sudah dilaksanakan oleh OPD namun belum mencapai target nasional, Kriteria-3 adalah
indikator TPB yang belum dilaksanakan oleh OPD dan belum mencapai target nasional dan
Kriteria-4 adalah indikator TPB yang belum ada data di OPD tersebut. Capaian indikator TPB
per satuan OPD adalah sebagai berikut:
1. Dinas Kesehatan
Tabel 5.1. Capaian TPB Dinas Kesehatan
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
1 Mengakhiri 1.3.1.(a) Proporsi peserta jaminan Dinas Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan kesehatan melalui SJSN Kesehatan belum mencapai
dalam Segala Bidang Kesehatan. target
Bentuk
Dimanapun
1 Mengakhiri 1.4.1.(a) Persentase perempuan Dinas Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan pernah kawin umur 15- Kesehatan sudah mencapai
dalam Segala 49 tahun yang proses target
Bentuk melahirkan terakhirnya
Dimanapun di fasilitas kesehatan.
(Pelayanan kesehatan ibu
bersalin sesuai standar
pelayanan persalinan)
1 Mengakhiri 1.4.1.(b) Persentase anak umur 12- Dinas Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan 23 bulan yang menerima Kesehatan sudah mencapai
dalam Segala imunisasi dasar lengkap. target
Bentuk (Persentase Anak Usia 1
Dimanapun Tahun yang Diimunisasi
dasar lengkap)

V-1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
2 Menghilangkan 2.1.1.(a) Prevalensi kekurangan Dinas Sudah dilaksanakan,
Kelaparan, gizi (underweight) pada Kesehatan sudah mencapai
Mencapai anak balita. (Prevalensi target
Ketahanan Balita Gizi Kurang)
Pangan dan
Gizi yang Baik,
serta
Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.1.2.(a) Proporsi penduduk Dinas Tidak ada data
Kelaparan, dengan asupan kalori Kesehatan
Mencapai minimum di bawah 1400
Ketahanan kkal/kapita/hari.
Pangan dan
Gizi yang Baik,
serta
Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.1* Prevalensi stunting Dinas Sudah dilaksanakan,
Kelaparan, (pendek dan sangat Kesehatan sudah mencapai
Mencapai pendek) pada anak di target
Ketahanan bawah lima tahun/balita.
Pangan dan
Gizi yang Baik,
serta
Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.1.(a) Prevalensi stunting Dinas Sudah dilaksanakan,
Kelaparan, (pendek dan sangat Kesehatan sudah mencapai
Mencapai pendek) pada anak di target
Ketahanan bawah dua
Pangan dan tahun/baduta.
Gizi yang Baik,
serta
Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.2* Prevalensi malnutrisi Dinas Sudah dilaksanakan,
Kelaparan, (berat badan/tinggi Kesehatan belum mencapai
Mencapai badan) anak pada usia target
Ketahanan kurang dari 5 tahun,
Pangan dan berdasarkan tipe.
Gizi yang Baik,
serta
Meningkatkan

V-2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada Dinas Tidak ada data
Kelaparan, ibu hamil. Kesehatan
Mencapai
Ketahanan
Pangan dan
Gizi yang Baik,
serta
Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.2.(b) Persentase bayi usia Dinas Sudah dilaksanakan,
Kelaparan, kurang dari 6 bulan yang Kesehatan sudah mencapai
Mencapai mendapatkan ASI target
Ketahanan eksklusif.
Pangan dan
Gizi yang Baik,
serta
Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan
3 Menjamin 3.1.1* Angka Kematian Ibu Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan (AKI). Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan target
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.1.2* Proporsi perempuan Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan pernah kawin umur 15- Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan 49 tahun yang proses target
Meningkatkan melahirkan terakhirnya
Kesejahteraan ditolong oleh tenaga
Seluruh kesehatan terlatih.
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.1.2.(a) Persentase perempuan Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan pernah kawin umur 15- Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan 49 tahun yang proses target
Meningkatkan melahirkan terakhirnya
Kesejahteraan di fasilitas kesehatan.
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.2.1* Angka Kematian Balita Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan (AKBa) per 1000 Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan kelahiran hidup. target

V-3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.2.2* Angka Kematian Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan Neonatal (AKN) per Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan 1000 kelahiran hidup. target
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan (AKB) per 1000 kelahiran Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan hidup. target
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.2.2.(b) Persentase Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan kabupaten/kota yang Kesehatan belum mencapai
yang Sehat dan mencapai 80% imunisasi target
Meningkatkan dasar lengkap pada bayi.
Kesejahteraan (apakah magetan sudah
Seluruh mencapai 80% imunisasi
Penduduk dasar lengkap?)
Semua Usia
3 Menjamin 3.3.1.(a) Prevalensi HIV pada Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan populasi dewasa. Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan target
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.3.2.(a) Insiden Tuberkulosis Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan (ITB) per 100.000 Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan penduduk. target
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.3.3* Kejadian Malaria per Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan 1000 orang. Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan target
Meningkatkan

V-4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.3.3.(a) Jumlah kabupaten/kota Dinas Tidak ada data
Kehidupan yang mencapai eliminasi Kesehatan
yang Sehat dan malaria. (skala indikator
Meningkatkan disesuaikan apakah
Kesejahteraan kota/kabupaten tsb
Seluruh sudah mencapai eliminasi
Penduduk malaria)
Semua Usia
3 Menjamin 3.3.4.(a) Persentase Dinas Tidak ada data
Kehidupan kabupaten/kota yang Kesehatan
yang Sehat dan melakukan deteksi dini
Meningkatkan untuk infeksi Hepatitis B.
Kesejahteraan (Skala diperkecil apakah
Seluruh kabupaten/kota tsb
Penduduk sudah melakukan deteksi
Semua Usia dini Hepatitits B)
3 Menjamin 3.3.5* Jumlah orang yang Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan memerlukan intervensi Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan terhadap penyakit tropis target
Meningkatkan yang terabaikan
Kesejahteraan (Filariasis dan Kusta).
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.3.5.(a) Jumlah provinsi dengan Dinas Tidak ada data
Kehidupan eliminasi Kusta. (Skala Kesehatan
yang Sehat dan diperkecil)
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.3.5.(b) Jumlah kabupaten/kota Dinas Tidak ada data
Kehidupan dengan eliminasi filariasis Kesehatan
yang Sehat dan (berhasil lolos dalam
Meningkatkan survei penilaian transmisi
Kesejahteraan tahap I). (Skala
Seluruh diperkecil)
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.4.1.(a) Persentase merokok pada Dinas Tidak ada data
Kehidupan penduduk umur ≤18 Kesehatan
yang Sehat dan tahun.
Meningkatkan
Kesejahteraan

V-5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.4.1.(b) Prevalensi tekanan darah Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan tinggi. Kesehatan belum mencapai
yang Sehat dan target
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.4.1.(c) Prevalensi obesitas pada Dinas Tidak ada data
Kehidupan penduduk umur ≥18 Kesehatan
yang Sehat dan tahun.
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.4.2* Angka kematian (insidens Dinas Tidak ada data
Kehidupan rate) akibat bunuh diri. Kesehatan
yang Sehat dan
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.4.2.(a) Jumlah kabupaten/kota Dinas Tidak ada data
Kehidupan yang memiliki puskesmas Kesehatan
yang Sehat dan yang menyelenggarakan
Meningkatkan upaya kesehatan jiwa.
Kesejahteraan (jumlah fasilitas
Seluruh kesehatan yang
Penduduk menyelenggarakan upaya
Semua Usia kesehatan jiwa)
3 Menjamin 3.5.1.(e) Prevalensi Dinas Tidak ada data
Kehidupan penyalahgunaan Kesehatan
yang Sehat dan narkoba.
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.5.2* Konsumsi alkohol (liter Dinas Tidak ada data
Kehidupan per kapita) oleh Kesehatan
yang Sehat dan penduduk umur ≥ 15
Meningkatkan tahun dalam satu tahun
Kesejahteraan terakhir.
Seluruh

V-6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.8.2* Jumlah penduduk yang Dinas Tidak ada data
Kehidupan dicakup asuransi Kesehatan
yang Sehat dan kesehatan atau sistem
Meningkatkan kesehatan masyarakat
Kesejahteraan per 1000 penduduk.
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan Kesehatan Nasional Kesehatan belum mencapai
yang Sehat dan (JKN). target
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.9.3.(a) Proporsi kematian akibat Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan keracunan. Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan target
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.a.1* Persentase merokok pada Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan penduduk umur ≥15 Kesehatan belum mencapai
yang Sehat dan tahun. target
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.b.1.(a) Persentase ketersediaan Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan obat dan vaksin di Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan Puskesmas. target
Meningkatkan
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.c.1* Kepadatan dan distribusi Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan tenaga kesehatan. (Rasio Kesehatan sudah mencapai
yang Sehat dan tenaga kesehatan per target
Meningkatkan 100.000 penduduk)
Kesejahteraan
Seluruh

V-7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Penduduk
Semua Usia
6 Menjamin 6.2.1.(a) Proporsi populasi yang Dinas Sudah dilaksanakan,
Ketersediaan memiliki fasilitas cuci Kesehatan sudah mencapai
serta tangan dengan sabun target
Pengelolaan Air dan air.
Bersih dan
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.2.1.(d) Jumlah desa/kelurahan Dinas Sudah dilaksanakan,
Ketersediaan yang Open Defecation Kesehatan sudah mencapai
serta Free (ODF)/ Stop Buang target
Pengelolaan Air Air Besar Sembarangan
Bersih dan (SBS).
Sanitasi yang
Berkelanjutan

Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan memiliki 40 indikator TPB, hasil analisis dari
capaian tersebut terdapat 52% atau 21 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah
mencapai target diantaranya yaitu Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang
proses melahirkan terakhirnya di fasilitas Kesehatan, Prevalensi kekurangan gizi (underweight)
pada anak balita, Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di bawah lima
tahun/balita dan beberapa indikator lainnya yang dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Selanjutnya terdapat 15% atau sebanyak 6 indikator yang capaiannya sudah
dilaksanakan namun belum mencapai target, indikator tersebut diantaranya Proporsi peserta
jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan, Prevalensi malnutrisi (berat badan/tinggi
badan) anak pada usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe dan beberapa indikator lainnya.
Kemudian terdapat 33% atau sebanyak 13 indikator yang capaiannya tidak ada data
yaitu indikator Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah 1400
kkal/kapita/hari, Prevalensi anemia pada ibu hamil, Persentase kabupaten/kota yang melakukan
deteksi dini untuk infeksi Hepatitis B. (Skala diperkecil apakah kabupaten/kota tsb sudah
melakukan deteksi dini Hepatitits B). Diharapkan indikator untuk Dinas Kesehatan Kabupaten
Magetan yang memiliki capaian sudah dilaksanakan namun belum mencapai target dapat dicapai
dalam 5 tahun mendatang dan untuk indikator yang belum memiliki data agar kedepannya data
tersebut dapat tersedia.

V-8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Dinas Kesehatan

Sudah dilaksanakan, sudah


33% mencapai target
Sudah dilaksanakan, belum
52% mencapai target
0%
Belum dilaksanakan, belum
15%
mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.1. Grafik Capaian TPB Dinas Kesehatan

2. Dinas Lingkungan Hidup


Tabel 5.2. Capaian TPB Dinas Lingkungan Hidup
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
11 Menjadikan Kota dan 11.6.1.(a) Persentase sampah Dinas Sudah
Permukiman Inklusif, perkotaan yang Lingkungan dilaksanakan,
Aman, Tangguh dan tertangani. (Persentase Hidup belum
Berkelanjutan Timbulan Sampah Yang mencapai
tertangani) target
11 Menjadikan Kota dan 11.6.1.(b) Jumlah kota hijau yang Dinas Tidak ada
Permukiman Inklusif, mengembangkan dan Lingkungan data
Aman, Tangguh dan menerapkan green Hidup
Berkelanjutan waste di kawasan
perkotaan
metropolitan.
*INDIKATOR KHUSUS
12 Menjamin Pola 12.4.2.(a) Jumlah limbah B3 yang Dinas Belum
Produksi dan terkelola dan proporsi Lingkungan dilaksanakan,
Konsumsi yang limbah B3 yang diolah Hidup belum
Berkelanjutan sesuai peraturan mencapai
perundangan (sektor target
industri).
12 Menjamin Pola 12.5.1.(a) Jumlah timbulan Dinas Sudah
Produksi dan sampah yang didaur Lingkungan dilaksanakan,
Konsumsi yang ulang. Hidup sudah
Berkelanjutan mencapai
target

V-9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
15 Melindungi, 15.1.1.(a) Proporsi tutupan hutan Dinas Sudah
Merestorasi dan terhadap luas lahan Lingkungan dilaksanakan,
Meningkatkan keseluruhan. (Indeks Hidup belum
Pemanfaatan tutupan lahan) mencapai
Berkelanjutan target
Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan
secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman
Hayati
15 Melindungi, 15.3.1.(a) Proporsi luas lahan Dinas Tidak ada
Merestorasi dan kritis yang direhabilitasi Lingkungan data
Meningkatkan terhadap luas lahan Hidup
Pemanfaatan keseluruhan.
Berkelanjutan
Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan
secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman
Hayati
15 Melindungi, 15.9.1.(a) Dokumen rencana Dinas Belum
Merestorasi dan pemanfaatan Lingkungan dilaksanakan,
Meningkatkan keanekaragaman Hidup belum
Pemanfaatan hayati. mencapai
Berkelanjutan target
Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan
secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman
Hayati

V - 10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
6 Menjamin 6.3.2.(a) Kualitas air danau. Dinas Tidak ada
Ketersediaan serta (Indeks Kualitas Air) Lingkungan data
Pengelolaan Air Bersih *INDIKATOR KHUSUS Hidup
dan Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.3.2.(b) Kualitas air sungai Dinas Sudah
Ketersediaan serta sebagai sumber air Lingkungan dilaksanakan,
Pengelolaan Air Bersih baku. Hidup sudah
dan Sanitasi yang mencapai
Berkelanjutan target

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan memiliki 9 indikator pada TPB, hasil
capaian dari pengisian TPB tersebut yaitu untuk indikator yang sudah dilaksanakan dan sudah
mencapai target terdapat 22% atau sebanyak 2 indikator, indikator tersebut adalah indikator
Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang dan Kualitas air sungai sebagai sumber air baku.
Selanjutnya terdapat 22% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan
namun belum mencapai target, indikator tersebut yaitu Persentase sampah perkotaan yang
tertangani. (Persentase Timbulan Sampah Yang tertangani) dan Proporsi tutupan hutan terhadap
luas lahan keseluruhan. (Indeks tutupan lahan).
Lalu terdapat 22% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya belum dilaksanakan dan
belum mencapai target, indikator tersebut yaitu Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi
limbah B3 yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri) dan Dokumen rencana
pemanfaatan keanekaragaman hayati. Kemudian yang terakhir terdapat 34% atau sebanyak 3
indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator tersebut yaitu Jumlah kota hijau yang
mengembangkan dan menerapkan green waste di kawasan perkotaan metropolitan, Proporsi
luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas lahan keseluruhan dan Kualitas air danau.
(Indeks Kualitas Air). Untuk dua dari tiga indikator yang tidak ada data merupakan indikator
khusus sehingga untuk Kabupaten Magetan tidak perlu untuk mengisikan indikator tersebut,
sehingga untuk tahun mendatang Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan bisa berfokus
pada indikator yang belum mencapai target dan indikator yang belum dilaksanakan.

V - 11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Dinas Lingkungan Hidup

Sudah dilaksanakan, sudah


22% mencapai target
34%
Sudah dilaksanakan, belum
mencapai target
22%
Belum dilaksanakan, belum
22% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.2. Grafik Capaian TPB Dinas Lingkungan Hidup

3. Badan Pusat Statistik


Tabel 5.3. Capaian Badan Pusat Statistik
No. No.
Tujuan Indikator OPD Penanggungjawab Capaian
TPB Indikator
17 Menguatkan 17.18.1.(a) Persentase Badan Pusat Statistik Sudah
Sarana konsumen dilaksanakan,
Pelaksanaan Badan Pusat sudah mencapai
dan Statistik (BPS) target
Merevitalisasi yang merasa
Kemitraan puas dengan
Global untuk kualitas data
Pembangunan statistik.
Berkelanjutan
17 Menguatkan 17.18.1.(b) Persentase Badan Pusat Statistik Sudah
Sarana konsumen dilaksanakan,
Pelaksanaan yang belum mencapai
dan menjadikan target
Merevitalisasi data dan
Kemitraan informasi
Global untuk statistik BPS
Pembangunan sebagai
Berkelanjutan rujukan utama.
17 Menguatkan 17.18.1.(c) Jumlah Badan Pusat Statistik Sudah
Sarana metadata dilaksanakan,
Pelaksanaan kegiatan sudah mencapai
dan statistik dasar, target
Merevitalisasi sektoral, dan
Kemitraan khusus yang
Global untuk terdapat dalam

V - 12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Penanggungjawab Capaian
TPB Indikator
Pembangunan Sistem
Berkelanjutan Informasi
Rujukan
Statistik
(SIRuSa).
17 Menguatkan 17.19.2.(b) Tersedianya Badan Pusat Statistik Tidak ada data
Sarana data registrasi
Pelaksanaan terkait
dan kelahiran dan
Merevitalisasi kematian (Vital
Kemitraan Statistics
Global untuk Register)
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan 17.19.2.(c) Jumlah Badan Pusat Statistik Sudah
Sarana pengunjung dilaksanakan,
Pelaksanaan eksternal yang sudah mencapai
dan mengakses target
Merevitalisasi data dan
Kemitraan informasi
Global untuk statistik melalui
Pembangunan website.
Berkelanjutan
17 Menguatkan 17.19.2.(d) Persentase Badan Pusat Statistik Sudah
Sarana konsumen dilaksanakan,
Pelaksanaan yang puas belum mencapai
dan terhadap akses target
Merevitalisasi data Badan
Kemitraan Pusat Statistik
Global untuk (BPS).
Pembangunan
Berkelanjutan
9 Membangun 9.2.1* Proporsi nilai Badan Pusat Statistik Sudah
Infrastruktur tambah sektor dilaksanakan,
yang Tangguh, industri belum mencapai
Meningkatkan manufaktur target
Industri Inklusif terhadap PDB
dan dan per kapita.
Berkelanjutan, (diperkecil
serta menggunakan
Mendorong PDRB)
Inovasi

Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan memiliki 15 indikator yang harus perlu terkait
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, capaian dari 15 indikator tersebut diantaranya terdapat
33% atau sebanyak 5 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target,
indikator tersebut diantaranya adalah Persentase konsumen yang menjadikan data dan informasi

V - 13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

statistik BPS sebagai rujukan utama, Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, sektoral, dan
khusus yang terdapat dalam Sistem Informasi Rujukan Statistik (SIRuSa), Tersedianya data
registrasi terkait kelahiran dan kematian ( Vital Statistics Register) Jumlah pengunjung eksternal
yang mengakses data dan informasi statistik melalui website dan Persentase konsumen yang puas
terhadap akses data Badan Pusat Statistik (BPS). Selanjutnya terdapat 27% atau sebanyak 4
indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan namun belum mencapai target, indikator tersebut
diantaranya Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber penerangan utamanya
listrik baik dari PLN dan bukan PLN, Laju pertumbuhan PDB per kapita. PDB per kapita dan
Persentase konsumen Badan Pusat Statistik (BPS) yang merasa puas dengan kualitas data statistik.
Kemudian terdapat 40% atau sebanyak 6 indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator
tersebut diantaranya Bauran energi terbarukan. Intensitas energi primer. Laju pertumbuhan PDB
per tenaga kerja/Tingkat pertumbuhan PDB riil per orang bekerja per tahun dan beberapa
indikator lainnya yang dapat dilihat pada table di atas. Diharapkan kedepannya untuk indikator
yang belum mencapai target dapat dicapai untuk 5 tahun mendatang dan untuk indikator yang
tidak ada data kedepannya data tersebut dapat tersedia.

Capaian Badan Pusat Statistik

Sudah dilaksanakan, sudah


14% mencapai target
0%
43% Sudah dilaksanakan, belum
mencapai target
43% Belum dilaksanakan, belum
mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.3. Grafik Capaian TPB Badan Pusat Statistik

V - 14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

4. Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga


Tabel 5.4. Capaian TPB Dindikpora
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
1 Mengakhiri 1.4.1.(g) Angka Partisipasi Murni (APM) Dindikpora Sudah
Kemiskinan dalam SD/MI/sederajat. dilaksanakan,
Segala Bentuk sudah
Dimanapun mencapai
target
1 Mengakhiri 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Murni (APM) Dindikpora Sudah
Kemiskinan dalam SMP/MTs/sederajat. dilaksanakan,
Segala Bentuk sudah
Dimanapun mencapai
target
4 Menjamin Kualitas 4.1.1* Proporsi anak-anak dan remaja: Dindikpora Tidak ada
Pendidikan yang (a) pada kelas 4, (b) tingkat data
Inklusif dan Merata akhir SD/kelas 6, (c) tingkat
serta akhir SMP/kelas 9 yang
Meningkatkan mencapai standar kemampuan
Kesempatan minimum dalam: (i) membaca,
Belajar Sepanjang (ii) matematika.
Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(a) Persentase SD/MI berakreditasi Dindikpora Sudah
Pendidikan yang minimal A dilaksanakan,
Inklusif dan Merata belum
serta mencapai
Meningkatkan target
Kesempatan
Belajar Sepanjang
Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(b) Persentase SMP/MTs Dindikpora Sudah
Pendidikan yang berakreditasi minimal A dilaksanakan,
Inklusif dan Merata belum
serta mencapai
Meningkatkan target
Kesempatan
Belajar Sepanjang
Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) Dindikpora Sudah
Pendidikan yang SD/MI/sederajat. dilaksanakan,
Inklusif dan Merata belum
serta mencapai
Meningkatkan target
Kesempatan
Belajar Sepanjang

V - 15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) Dindikpora Sudah
Pendidikan yang SMP/MTs/sederajat. dilaksanakan,
Inklusif dan Merata sudah
serta mencapai
Meningkatkan target
Kesempatan
Belajar Sepanjang
Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(g) Rata-rata lama sekolah Dindikpora Sudah
Pendidikan yang penduduk umur ≥15 tahun. dilaksanakan,
Inklusif dan Merata (Angka rata-rata lama sekolah) belum
serta mencapai
Meningkatkan target
Kesempatan
Belajar Sepanjang
Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.2.2.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Dindikpora Sudah
Pendidikan yang Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan,
Inklusif dan Merata (PAUD). sudah
serta mencapai
Meningkatkan target
Kesempatan
Belajar Sepanjang
Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.4.1* Proporsi remaja dan dewasa Dindikpora Tidak ada
Pendidikan yang dengan keterampilan teknologi data
Inklusif dan Merata informasi dan komunikasi
serta (TIK).
Meningkatkan
Kesempatan
Belajar Sepanjang
Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.5.1* Rasio Angka Partisipasi Murni Dindikpora Sudah
Pendidikan yang (APM) perempuan/laki-laki di dilaksanakan,
Inklusif dan Merata (1) SD/MI/sederajat; (2) sudah
serta SMP/MTs/sederajat; (3) mencapai
Meningkatkan SMA/SMK/MA/sederajat; dan target
Kesempatan Rasio Angka Partisipasi Kasar
Belajar Sepanjang (APK) perempuan/laki-laki di
Hayat untuk (4) Perguruan Tinggi. (APM SD)
Semua

V - 16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
4 Menjamin Kualitas 4.6.1.(a) Persentase angka melek aksara Dindikpora Sudah
Pendidikan yang penduduk umur ≥15 tahun. dilaksanakan,
Inklusif dan Merata sudah
serta mencapai
Meningkatkan target
Kesempatan
Belajar Sepanjang
Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.6.1.(b) Persentase angka melek aksara Dindikpora Sudah
Pendidikan yang penduduk umur 15-24 tahun dilaksanakan,
Inklusif dan Merata dan umur 15-59 tahun. sudah
serta mencapai
Meningkatkan target
Kesempatan
Belajar Sepanjang
Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.a.1* Proporsi sekolah dengan akses Dindikpora Tidak ada
Pendidikan yang ke: (a) listrik (b) internet untuk data
Inklusif dan Merata tujuan pengajaran, (c)
serta komputer untuk tujuan
Meningkatkan pengajaran, (d) infrastruktur
Kesempatan dan materi memadai bagi siswa
Belajar Sepanjang disabilitas, (e) air minum layak,
Hayat untuk (f) fasilitas sanitasi dasar per
Semua jenis kelamin, (g) fasilitas cuci
tangan (terdiri air, sanitasi, dan
higienis bagi semua (WASH).
4 Menjamin Kualitas 4.c.1* Persentase guru TK, SD, SMP, Dindikpora Sudah
Pendidikan yang SMA, SMK, dan PLB yang dilaksanakan,
Inklusif dan Merata bersertifikat pendidik. sudah
serta mencapai
Meningkatkan target
Kesempatan
Belajar Sepanjang
Hayat untuk
Semua

Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magetan memiliki 15 indikator


yang perlu diisi sebagai capaian pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, capaian dari indikator
tersebut diantaranya terdapat 53% atau sebanyak 8 indikator yang capaiannya sudah
dilaksanakan dan sudah mencapai target, indikator tersebut yaitu Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/sederajat, Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/sederajat, Angka Partisipasi Kasar
(APK) SMP/MTs/sederajat dan beberapa indikator lainnya.

V - 17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Selanjutnya terdapat sebanyak 27% atau sebanyak 4 indikator yang capaiannya sudah
dilaksanakan namun belum mencapai target, indikator tersebut diantaranya Persentase Angka
Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/sederajat, Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun.
(Angka rata-rata lama sekolah) dan dua indikator lainnya.
Kemudian terdapat 20% atau sebanyak 3 indikator yang capaiannya tidak ada data,
indikator tersebut diantaranya Proporsi anak-anak dan remaja: (a) pada kelas 4, (b) tingkat akhir
SD/kelas 6, (c) tingkat akhir SMP/kelas 9 yang mencapai standar kemampuan minimum dalam:
(i) membaca, (ii) matematika, Proporsi remaja dan dewasa dengan keterampilan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), dan Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (b) internet
untuk tujuan pengajaran, (c) komputer untuk tujuan pengajaran, (d) infrastruktur dan materi
memadai bagi siswa disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas sanitasi dasar per jenis kelamin,
(g) fasilitas cuci tangan (terdiri air, sanitasi, dan higienis bagi semua (WASH). Diharapkan untuk
indikator yang capaiannya belum mencapai target dapat diperbaiki kedepannya sehingga dalam
kurun waktu 5 tahun ke depan indikator tersebut dapat mencapai target nasional.

Capaian Dindikpora

Sudah dilaksanakan, sudah


20%
mencapai target
0%
Sudah dilaksanakan, belum
53% mencapai target
27%
Belum dilaksanakan, belum
mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.4. Grafik Capaian TPB Dinas Pendidikan

V - 18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

5. Dinas Tenaga Kerja


Tabel 5.5. Capaian TPB Dinas Tenaga Kerja
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.3.1.(b) Presentase Disnaker Sudah
dalam Segala Bentuk pekerja/buruh yang dilaksanakan,
Dimanapun menjadi peserta belum mencapai
program jamsostek target
10 Mengurangi 10.4.1.(b) Proporsi peserta Disnaker Sudah
Kesenjangan Intra- dan Program Jaminan dilaksanakan,
Antarnegara Sosial Bidang belum mencapai
Ketenagakerjaan. target
8 Meningkatkan 8.3.1* Proporsi lapangan Disnaker Sudah
Pertumbuhan Ekonomi kerja informal sektor dilaksanakan,
yang Inklusif dan non-pertanian, belum mencapai
Berkelanjutan, berdasarkan jenis target
Kesempatan Kerja yang kelamin.
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja Disnaker Sudah
Pertumbuhan Ekonomi formal. dilaksanakan,
yang Inklusif dan belum mencapai
Berkelanjutan, target
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.3.1.(b) Persentase tenaga kerja Disnaker Sudah
Pertumbuhan Ekonomi informal sektor dilaksanakan,
yang Inklusif dan pertanian. belum mencapai
Berkelanjutan, target
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.5.1* Upah rata-rata per jam Disnaker Sudah
Pertumbuhan Ekonomi pekerja. dilaksanakan,
yang Inklusif dan sudah mencapai
Berkelanjutan, target
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua

V - 19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
8 Meningkatkan 8.5.2* Tingkat pengangguran Disnaker Sudah
Pertumbuhan Ekonomi terbuka berdasarkan dilaksanakan,
yang Inklusif dan jenis kelamin dan sudah mencapai
Berkelanjutan, kelompok umur. target
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.5.2.(a) Tingkat setengah Disnaker Tidak ada data
Pertumbuhan Ekonomi pengangguran.
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.6.1* Persentase usia muda Disnaker Sudah
Pertumbuhan Ekonomi (15-24 tahun) yang dilaksanakan,
yang Inklusif dan sedang tidak sekolah, sudah mencapai
Berkelanjutan, bekerja atau mengikuti target
Kesempatan Kerja yang pelatihan (NEET).
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
9 Membangun 9.2.2* Proporsi tenaga kerja Disnaker Tidak ada data
Infrastruktur yang pada sektor industri
Tangguh, Meningkatkan manufaktur.
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Magetan memiliki 10 indikator TPB, capaian dari
indikator tersebut diantaranya terdapat 30% atau sebanyak 3 indikator yang capaiannya sudah
dilaksanakan dan sudah mencapai target, indikator tersebut diantaranya Upah rata-rata per jam
pekerja, Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur dan
Persentase usia muda (15-24 tahun) yang sedang tidak sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan
(NEET). Selanjutnya terdapat 50% atau sebanyak 5 indikator yang capaiannya sudah
dilaksanakan namun belum mencapai target, indikator tersebut yaitu Presentase pekerja/buruh
yang menjadi peserta program jamsostek, Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang
Ketenagakerjaan dan dua indikator lainnya. Kemudian terdapat 20% atau sebanyak 2 indikator

V - 20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

yang capaiannya tidak ada data, indikator tersebut adalah Tingkat setengah pengangguran dan
Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur. Diharapkan kedepannya untuk indikator
yang capaiannya sudah dilaksanakan namun belum mencapai target dapat meningkatkan
strategi, program dan kegiatannya agar kedepannya indikator tersebut dapat mencapai target.

Capaian Disnaker

Sudah dilaksanakan,
20% sudah mencapai target
30%
0% Sudah dilaksanakan,
belum mencapai target
Belum dilaksanakan,
50% belum mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.5. Grafik Capaian TPB Dinas Tenaga Kerja

6. Dinas PMDP3A
Tabel 5.6. Capaian TPB Dinas PMDP3A
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
10 Mengurangi 10.1.1.(b) Jumlah daerah Dinas Sudah dilaksanakan,
Kesenjangan tertinggal yang PMD sudah mencapai target
Intra- dan terentaskan.
Antarnegara *INDIKATOR
KHUSUS
10 Mengurangi 10.1.1.(c) Jumlah desa Dinas Sudah dilaksanakan,
Kesenjangan tertinggal. PMD sudah mencapai target
Intra- dan *INDIKATOR
Antarnegara KHUSUS
10 Mengurangi 10.1.1.(d) Jumlah Desa Dinas Sudah dilaksanakan,
Kesenjangan Mandiri. PMD sudah mencapai target
Intra- dan
Antarnegara
10 Mengurangi 10.1.1.(e) Rata-rata Dinas Tidak ada data
Kesenjangan pertumbuhan PMD
Intra- dan ekonomi di
Antarnegara daerah tertinggal.

V - 21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
10 Mengurangi 10.1.1.(f) Persentase Dinas Tidak ada data
Kesenjangan penduduk miskin PMD
Intra- dan di daerah
Antarnegara tertinggal.
(persentase
penduduk miskin
di desa tertinggal)

Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Magetan memiliki 5 indikator yang


perlu diisi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian dari indikator tersebut
diantaranya terdapat 60% atau sebanyak 3 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan
sudah mencapai target, indikator tersebut diantaranya Jumlah daerah tertinggal yang
terentaskan, Jumlah desa tertinggal dan Jumlah Desa Mandiri. Dua dari 3 indikator yang sudah
mencapai target merupakan indikator khusus untuk daerah yang memiliki desa/daerah tertinggal.
Kemudian terdapat 40% atau sebanyak 2 Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal
dan Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal. (persentase penduduk miskin di desa
tertinggal).

Capaian Dinas PMD

Sudah dilaksanakan, sudah


mencapai target
40%
Sudah dilaksanakan, belum
60% mencapai target
Belum dilaksanakan, belum
0%
mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.6. Grafik Capaian TPB Dinas PMD

V - 22
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

7. Badan Penanggulangan Bencana Daerah


Tabel 5.7. Capaian TPB Badan Penanggulangan Bencana Daerah
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
1 Mengakhiri 1.5.1* Jumlah korban BPBD Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan dalam meninggal, hilang, sudah mencapai target
Segala Bentuk dan terkena
Dimanapun dampak bencana
per 100.000
orang.
1 Mengakhiri 1.5.1.(a) Jumlah lokasi BPBD Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan dalam penguatan sudah mencapai target
Segala Bentuk pengurangan risiko
Dimanapun bencana daerah.
(Jumlah Desa
Tangguh Bencana
Tingkat Madya di
Daerah Rawan
Bencana)
1 Mengakhiri 1.5.1.(e) Indeks risiko BPBD Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan dalam bencana pada sudah mencapai target
Segala Bentuk pusat-pusat
Dimanapun pertumbuhan yang
berisiko tinggi.
*INDIKATOR
KHUSUS
1 Mengakhiri 1.5.2.(a) Jumlah kerugian BPBD Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan dalam ekonomi langsung belum mencapai
Segala Bentuk akibat bencana. target
Dimanapun
1 Mengakhiri 1.5.3* Dokumen strategi BPBD Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan dalam pengurangan risiko sudah mencapai target
Segala Bentuk bencana (PRB)
Dimanapun tingkat nasional
dan daerah.
11 Menjadikan Kota 11.5.1* Jumlah korban BPBD Sudah dilaksanakan,
dan Permukiman meninggal, hilang sudah mencapai target
Inklusif, Aman, dan terkena
Tangguh dan dampak bencana
Berkelanjutan per 100.000
orang.
11 Menjadikan Kota 11.5.1.(a) Indeks Risiko BPBD Sudah dilaksanakan,
dan Permukiman Bencana Indonesia sudah mencapai target
Inklusif, Aman, (IRBI).
Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota 11.5.1.(c) Jumlah sistem BPBD Sudah dilaksanakan,
dan Permukiman peringatan dini sudah mencapai target
Inklusif, Aman, cuaca dan iklim

V - 23
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Tangguh dan serta kebencanaan.
Berkelanjutan (Jumlah Desa
Tangguh Bencana
Tingkat Madya di
Daerah Rawan
Bencana)
11 Menjadikan Kota 11.5.2.(a) Jumlah kerugian BPBD Sudah dilaksanakan,
dan Permukiman ekonomi langsung belum mencapai
Inklusif, Aman, akibat bencana. target
Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota 11.b.2* Dokumen strategi BPBD Tidak ada data
dan Permukiman pengurangan risiko
Inklusif, Aman, bencana (PRB)
Tangguh dan tingkat daerah.
Berkelanjutan
13 Mengambil 13.1.1* Dokumen strategi BPBD Sudah dilaksanakan,
Tindakan Cepat pengurangan risiko sudah mencapai target
untuk Mengatasi bencana (PRB)
Perubahan Iklim tingkat nasional
dan Dampaknya dan daerah.
13 Mengambil 13.1.2* Jumlah korban BPBD Sudah dilaksanakan,
Tindakan Cepat meninggal, hilang sudah mencapai target
untuk Mengatasi dan terkena
Perubahan Iklim dampak bencana
dan Dampaknya per 100.000
orang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magetan memiliki 12 indikator yang


perlu diisi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian dari indikator tersebut
diantaranya terdapat 75% atau sebanyak 5 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan
sudah mencapai target, indikator tersebut diantaranya Jumlah korban meninggal, hilang, dan
terkena dampak bencana per 100.000 orang, Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko
bencana daerah. (Jumlah Desa Tangguh Bencana Tingkat Madya di Daerah Rawan Bencana),
Indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi dan beberapa
indikator lainnya. Selanjutnya terdapat 16% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya sudah
dilaksanakan namun belum mencapai target, indikator tersebut yaitu Jumlah kerugian ekonomi
langsung akibat bencana, Kemudian terdapat 17% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya
tidak ada data, indikator tersebut yaitu Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB)
tingkat daerah. Diharapkan kedepannya capaiannya yg belum mencapai target dapat mencapai
target dalam 5 tahun kedepan.

V - 24
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Dinas BPBD

17% Sudah dilaksanakan, sudah


0% mencapai target

16% Sudah dilaksanakan, belum


mencapai target
67%
Belum dilaksanakan, belum
mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.7. Grafik Capaian TPB BPBD

8. Dinas Sosial
Tabel 5.8. Capaian TPB Dinas Sosial
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
1 Mengakhiri 1.2.1* Persentase penduduk Dinsos Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan yang hidup di bawah belum mencapai
dalam Segala garis kemiskinan target
Bentuk nasional, menurut jenis
Dimanapun kelamin dan kelompok
umur. (Angka
kemiskinan)
1 Mengakhiri 1.3.1.(c) Persentase penyandang Dinsos Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan disabilitas yang miskin belum mencapai
dalam Segala dan rentan yang target
Bentuk terpenuhi hak dasarnya
Dimanapun dan inklusivitas.
(Persentase PMKS yang
memperoleh bantuan
sosial)
1 Mengakhiri 1.3.1.(d) Jumlah rumah tangga Dinsos Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan yang mendapatkan belum mencapai
dalam Segala bantuan tunai target
Bentuk bersyarat/Program
Dimanapun Keluarga Harapan.
*INDIKATOR KHUSUS
1 Mengakhiri 1.5.1.(b) Pemenuhan kebutuhan Dinsos Tidak ada data
Kemiskinan dasar korban bencana
dalam Segala sosial.

V - 25
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Bentuk
Dimanapun
1 Mengakhiri 1.5.1.(c) Pendampingan Dinsos Tidak ada data
Kemiskinan psikososial korban
dalam Segala bencana sosial.
Bentuk
Dimanapun
1 Mengakhiri 1.5.1.(d) Jumlah daerah bencana Dinsos Tidak ada data
Kemiskinan alam/bencana sosial
dalam Segala yang mendapat
Bentuk pendidikan layanan
Dimanapun khusus.
(SMAB=Sekolah/
Madrasah Aman
Bencana)
10 Mengakhiri 10.1.1.(a) Persentase penduduk Dinsos Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan yang hidup di bawah belum mencapai
dalam Segala garis kemiskinan target
Bentuk nasional, menurut jenis
Dimanapun kelamin dan kelompok
umur. (Angka
kemiskinan)
10 Mengurangi 10.2.1* Proporsi penduduk Dinsos Tidak ada data
Kesenjangan yang hidup di bawah
Intra- dan 50 persen dari median
Antarnegara pendapatan, menurut
jenis kelamin dan
penyandang difabilitas.

Dinas Sosial Kabupaten Magetan memiliki 8 indikator yang perlu diisi pada Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian dari indikator tersebut diantaranya terdapat 50%
atau sebanyak 4 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan namun belum mencapai target,
indikator tersebut diantaranya Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur. (Angka kemiskinan), Persentase
penyandang disabilitas yang miskin dan rentan yang terpenuhi hak dasarnya dan inklusivitas.
(Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial) dan beberapa indikator lainnya. Selanjutnya
terdapat 40% atau sebanyak 4 indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator tersebut
diantaranya Proporsi penduduk yang hidup di bawah 50 persen dari median pendapatan,
menurut jenis kelamin dan penyandang difabilitas, Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana
sosial dan beberapa indikator lainnya. Diharapkan kedepannya untuk indikator yang belum
mencapai target dapat mencapai target dalam waktu 5 tahun kedepan dengan menambahkan
strategi, program maupun kegiatan.

V - 26
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Dinas Sosial

0% Sudah dilaksanakan, sudah


mencapai target

50% 50% Sudah dilaksanakan, belum


mencapai target
Belum dilaksanakan, belum
0% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.8. Grafik Capaian TPB Dinas Sosial

9. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Tabel 5.9. Capaian TPB Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
11 Menjadikan Kota 11.1.1.(a) Proporsi rumah Dinas Sudah dilaksanakan,
dan Permukiman tangga yang Perkim sudah mencapai target
Inklusif, Aman, memiliki akses
Tangguh dan terhadap hunian
Berkelanjutan yang layak dan
terjangkau. (Rasio
Rumah Layak
Huni)
11 Menjadikan Kota 11.7.1.(a) Jumlah kota hijau Dinas Sudah dilaksanakan,
dan Permukiman yang Perkim sudah mencapai target
Inklusif, Aman, menyediakan
Tangguh dan ruang terbuka
Berkelanjutan hijau di kawasan
perkotaan
metropolitan dan
kota sedang
(Persentase luas
RTH).
*INDIKATOR
KHUSUS

V - 27
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Magetan memiliki


2 indikator yang perlu diisi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), kedua indikator
tersebut capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target meskipun salah satunya
merupakan indikator khusus.

Capaian Dinas Perkim

0% Sudah dilaksanakan, sudah


mencapai target
Sudah dilaksanakan, belum
mencapai target
Belum dilaksanakan, belum
100% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.9. Grafik Capaian TPB Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

10. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak
Tabel 5.10. Capaian TPB Dinas PPKBP3A
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
1 Mengakhiri 1.4.1.(c) Prevalensi Dinas Sudah dilaksanakan,
Kemiskinan dalam penggunaan metode PPKB sudah mencapai
Segala Bentuk kontrasepsi (CPR) dan target
Dimanapun semua cara pada P3A
Pasangan Usia Subur
(PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus
kawin. (Tingkat
prevalensi
kontrasepsi (CPR))
10 Mengurangi 10.3.1.(d) Jumlah kebijakan Dinas Tidak ada data
Kesenjangan Intra- yang diskriminatif PPKB
dan Antarnegara dalam 12 bulan lalu dan
berdasarkan P3A
pelarangan
diskriminasi menurut
hukum HAM
Internasional.

V - 28
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
16 Menguatkan 16.2.1.(a) Proporsi rumah Dinas Tidak ada data
Masyarakat yang tangga yang PPKB
Inklusif dan Damai memiliki anak umur dan
untuk Pembangunan 1-17 tahun yang P3A
Berkelanjutan, mengalami
Menyediaan Akses hukuman fisik
Keadilan untuk dan/atau agresi
Semua, dan psikologis dari
Membangun pengasuh dalam
Kelembagaan yang setahun terakhir.
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan 16.2.1.(b) Prevalensi kekerasan Dinas Sudah dilaksanakan,
Masyarakat yang terhadap anak laki- PPKB sudah mencapai
Inklusif dan Damai laki dan anak dan target
untuk Pembangunan perempuan. P3A
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk
Semua, dan
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan 16.2.3.(a) Proporsi perempuan Dinas Tidak ada data
Masyarakat yang dan laki-laki muda PPKB
Inklusif dan Damai umur 18-24 tahun dan
untuk Pembangunan yang mengalami P3A
Berkelanjutan, kekerasan seksual
Menyediaan Akses sebelum umur 18
Keadilan untuk tahun.
Semua, dan
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan 16.7.1.(a) Persentase Dinas Sudah dilaksanakan,
Masyarakat yang keterwakilan PPKB belum mencapai
Inklusif dan Damai perempuan di dan target
untuk Pembangunan Dewan Perwakilan P3A
Berkelanjutan, Rakyat (DPR) dan
Menyediaan Akses Dewan Perwakilan
Keadilan untuk Rakyat Daerah
Semua, dan (DPRD).
Membangun
Kelembagaan yang

V - 29
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di Semua
Tingkatan
3 Menjamin 3.7.1* Proporsi perempuan Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan yang usia reproduksi (15- PPKB sudah mencapai
Sehat dan 49 tahun) atau dan target
Meningkatkan pasangannya yang P3A
Kesejahteraan memiliki kebutuhan
Seluruh Penduduk keluarga berencana
Semua Usia dan menggunakan
alat kontrasepsi
metode modern.
3 Menjamin 3.7.1.(a) Angka prevalensi Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan yang penggunaan metode PPKB sudah mencapai
Sehat dan kontrasepsi (CPR) dan target
Meningkatkan semua cara pada P3A
Kesejahteraan Pasangan Usia Subur
Seluruh Penduduk (PUS) usia 15-49
Semua Usia tahun yang berstatus
kawin. (angka
pemakaian
kontrasepsi/CPR
bagi perempuan
menikah usia 15-49
tahun)
3 Menjamin 3.7.1.(b) Angka penggunaan Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan yang metode kontrasepsi PPKB belum mencapai
Sehat dan jangka panjang dan target
Meningkatkan (MKJP) cara P3A
Kesejahteraan modern.
Seluruh Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.7.2* Angka kelahiran Dinas Tidak ada data
Kehidupan yang pada perempuan PPKB
Sehat dan umur 15-19 tahun dan
Meningkatkan (Age Specific Fertility P3A
Kesejahteraan Rate/ASFR).
Seluruh Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.7.2.(a) Total Fertility Rate Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan yang (TFR). PPKB sudah mencapai
Sehat dan dan target
Meningkatkan P3A
Kesejahteraan
Seluruh Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin 3.8.1.(a) Unmet need Dinas Sudah dilaksanakan,
Kehidupan yang pelayanan PPKB belum mencapai
Sehat dan kesehatan. (Cakupan target

V - 30
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Meningkatkan PUS yang ingin ber- dan
Kesejahteraan KB tidak terpenuhi P3A
Seluruh Penduduk (unmet need))
Semua Usia
5 Mencapai Kesetaraan 5.1.1* Jumlah kebijakan Dinas Sudah dilaksanakan,
Gender dan yang responsif PPKB sudah mencapai
Memberdayakan gender mendukung dan target
Kaum Perempuan pemberdayaan P3A
perempuan.
5 Mencapai Kesetaraan 5.2.1* Proporsi perempuan Dinas Sudah dilaksanakan,
Gender dan dewasa dan anak PPKB sudah mencapai
Memberdayakan perempuan (umur dan target
Kaum Perempuan 15-64 tahun) P3A
mengalami
kekerasan (fisik,
seksual, atau
emosional) oleh
pasangan atau
mantan pasangan
dalam 12 bulan
terakhir.
5 Mencapai Kesetaraan 5.2.1.(a) Prevalensi kekerasan Dinas Sudah dilaksanakan,
Gender dan terhadap anak PPKB sudah mencapai
Memberdayakan perempuan. dan target
Kaum Perempuan P3A
5 Mencapai Kesetaraan 5.2.2* Proporsi perempuan Dinas Sudah dilaksanakan,
Gender dan dewasa dan anak PPKB sudah mencapai
Memberdayakan perempuan (umur dan target
Kaum Perempuan 15-64 tahun) P3A
mengalami
kekerasan seksual
oleh orang lain
selain pasangan
dalam 12 bulan
terakhir. (jumlah
kasus kekerasan
seksual)
5 Mencapai Kesetaraan 5.2.2.(a) Persentase korban Dinas Sudah dilaksanakan,
Gender dan kekerasan terhadap PPKB belum mencapai
Memberdayakan perempuan yang dan target
Kaum Perempuan mendapat layanan P3A
komprehensif.
5 Mencapai Kesetaraan 5.3.1* Proporsi perempuan Dinas Tidak ada data
Gender dan umur 20-24 tahun PPKB
Memberdayakan yang berstatus dan
Kaum Perempuan kawin atau berstatus P3A
hidup bersama
sebelum umur 15

V - 31
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
tahun dan sebelum
umur 18 tahun.
5 Mencapai Kesetaraan 5.3.1.(a) Median usia kawin Dinas Sudah dilaksanakan,
Gender dan pertama perempuan PPKB belum mencapai
Memberdayakan pernah kawin umur dan target
Kaum Perempuan 25-49 tahun. (Rata- P3A
rata usia kawin
pertama wanita)
5 Mencapai Kesetaraan 5.3.1.(b) Angka kelahiran Dinas Tidak ada data
Gender dan pada perempuan PPKB
Memberdayakan umur 15-19 tahun dan
Kaum Perempuan (Age Specific Fertility P3A
Rate/ASFR).
5 Mencapai Kesetaraan 5.5.1* Proporsi kursi yang Dinas Sudah dilaksanakan,
Gender dan diduduki PPKB belum mencapai
Memberdayakan perempuan di dan target
Kaum Perempuan parlemen tingkat P3A
pusat, parlemen
daerah dan
pemerintah daerah.
(Proporsi kursi yang
diduduki
perempuan di
DPRD)
5 Mencapai Kesetaraan 5.5.2* Proporsi perempuan Dinas Sudah dilaksanakan,
Gender dan yang berada di PPKB sudah mencapai
Memberdayakan posisi managerial. dan target
Kaum Perempuan P3A
5 Mencapai Kesetaraan 5.6.1* Proporsi perempuan Dinas Tidak ada data
Gender dan umur 15-49 tahun PPKB
Memberdayakan yang membuat dan
Kaum Perempuan keputusan sendiri P3A
terkait hubungan
seksual, penggunaan
kontrasepsi, dan
layanan kesehatan
reproduksi.
5 Mencapai Kesetaraan 5.6.1.(a) Unmet need KB Dinas Sudah dilaksanakan,
Gender dan (Kebutuhan PPKB belum mencapai
Memberdayakan Keluarga dan target
Kaum Perempuan Berencana/KB yang P3A
tidak terpenuhi).
5 Mencapai Kesetaraan 5.6.1.(b) Pengetahuan dan Dinas Tidak ada data
Gender dan pemahaman PPKB
Memberdayakan Pasangan Usia Subur dan
Kaum Perempuan (PUS) tentang P3A
metode kontrasepsi
modern.

V - 32
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak


memiliki 25 indikator yang perlu diisi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian
dari indikator tersebut diantaranya terdapat 40% atau sebanyak 10 indikator yang capaiannya
sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target, indikator tersebut antara lain Prevalensi
penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin. (Tingkat prevalensi kontrasepsi (CPR)), Prevalensi kekerasan
terhadap anak laki-laki dan anak perempuan, Proporsi perempuan usia reproduksi (15-49 tahun)
atau pasangannya yang memiliki kebutuhan keluarga berencana dan menggunakan alat
kontrasepsi metode modern dan beberapa indikator lainnya.
Kemudian terdapat 28% atau sebanyak 7 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan
namun belum mencapai target nasional, indikator tersebut diantara lain Persentase keterwakilan
perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),
Angka penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) cara modern, Unmet need
pelayanan kesehatan. (Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need)) dan
beberapa indikator lainnya. Selanjutnya terdapat 32% atau sebanyak 8 indikator yang
capaiannya tidak ada data, indikator tersebut yaitu Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang
berstatus kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15 tahun dan sebelum umur 18
tahun. Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR),
Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang membuat keputusan sendiri terkait hubungan
seksual, penggunaan kontrasepsi, dan layanan kesehatan reproduksi dan beberapa indikator
lainnya.

V - 33
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Dinas PPKBP3A

Sudah dilaksanakan, sudah


32% mencapai target
40%
Sudah dilaksanakan, belum
mencapai target
0%
Belum dilaksanakan, belum
28% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.10. Grafik Capaian TPB Dinas PPKBP3A

11. Dinas Komunikasi & Informasi


Tabel 5.11. Capaian TPB Dinas Komunikasi & Informasi
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
17 Menguatkan Sarana 17.6.2.(b) Tingkat penetrasi akses Dinas Tidak ada data
Pelaksanaan dan tetap pitalebar (fixed Kominfo
Merevitalisasi broadband) di
Kemitraan Global Perkotaan dan di
untuk Perdesaan.
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.6.2.(c) Proporsi penduduk Dinas Sudah
Pelaksanaan dan terlayani mobile Kominfo dilaksanakan,
Merevitalisasi broadband sudah mencapai
Kemitraan Global target
untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.8.1* Proporsi individu yang Dinas Sudah
Pelaksanaan dan menggunakan internet. Kominfo dilaksanakan,
Merevitalisasi sudah mencapai
Kemitraan Global target
untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.8.1.(a) Persentase kabupaten Dinas Sudah
Pelaksanaan dan 3T yang terjangkau Kominfo dilaksanakan,
Merevitalisasi layanan akses

V - 34
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Kemitraan Global telekomunikasi sudah mencapai
untuk universal dan internet. target
Pembangunan (Proporsi rumah
Berkelanjutan tangga dengan akses
internet)
*INDIKATOR KHUSUS
5 Mencapai 5.b.1* Proporsi individu yang Dinas Sudah
Kesetaraan Gender menguasai/memiliki Kominfo dilaksanakan,
dan telepon genggam. sudah mencapai
Memberdayakan (persentase penduduk target
Kaum Perempuan usia 15 tahun ke atas
yang
memiliki/menguasai
handphone)
9 Membangun 9.c.1* Proporsi penduduk Dinas Tidak ada data
Infrastruktur yang yang terlayani mobile Kominfo
Tangguh, broadband.
Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun 9.c.1.(a) Proporsi individu yang Dinas Sudah
Infrastruktur yang menguasai/memiliki Kominfo dilaksanakan,
Tangguh, telepon genggam sudah mencapai
Meningkatkan target
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Magetan memiliki 8 indikator yang perlu
diisi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian indikator tersebut diantara lain
terdapat 75% atau sebanyak 6 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah
mencapai target, indikator tersebut yaitu Proporsi penduduk terlayani mobile broadband,
"Persentase kabupaten 3T yang terjangkau layanan akses telekomunikasi universal dan internet,
(Proporsi rumah tangga dengan akses internet), Proporsi individu yang menguasai/memiliki
telepon genggam. (persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang memiliki/menguasai
handphone) dan beberapa indikator lainnya. Selanjutnya terdapat 22% atau sebanyak 2
indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator tersebut yaitu Proporsi penduduk yang
terlayani mobile broadband dan Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed broadband) di
Perkotaan dan di Perdesaan.

V - 35
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Dinas Kominfo

Sudah dilaksanakan, sudah


25% mencapai target
Sudah dilaksanakan,
0% belum mencapai target
75% Belum dilaksanakan,
belum mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.11. Grafik Capaian TPB Dinas Komunikasi & Informasi

12. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah


Tabel 5.12. Capaian TPB Badan Keuangan dan Aset Daerah
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam 1.a.1* Proporsi sumber daya BPPKAD Tidak ada
Segala Bentuk Dimanapun yang dialokasikan oleh data
pemerintah secara
langsung untuk
program
pemberantasan
kemiskinan.
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam 1.a.2* Pengeluaran untuk BPPKAD Sudah
Segala Bentuk Dimanapun layanan pokok dilaksanakan,
(pendidikan, kesehatan belum
dan perlindungan mencapai
sosial) sebagai target
persentase dari total
belanja pemerintah.
16 Menguatkan Masyarakat yang 16.6.1* Proporsi pengeluaran BPPKAD Sudah
Inklusif dan Damai untuk utama pemerintah dilaksanakan,
Pembangunan Berkelanjutan, terhadap anggaran sudah
Menyediaan Akses Keadilan yang disetujui. mencapai
untuk Semua, dan target
Membangun Kelembagaan
yang Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua Tingkatan
17 Menguatkan Sarana 17.1.1* Total pendapatan BPPKAD Sudah
Pelaksanaan dan pemerintah sebagai dilaksanakan,
Merevitalisasi Kemitraan proporsi terhadap PDB sudah
menurut sumbernya.

V - 36
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Global untuk Pembangunan mencapai
Berkelanjutan target
17 Menguatkan Sarana 17.1.1.(a) Rasio penerimaan BPPKAD Sudah
Pelaksanaan dan pajak terhadap PDB. dilaksanakan,
Merevitalisasi Kemitraan belum
Global untuk Pembangunan mencapai
Berkelanjutan target
17 Menguatkan Sarana 17.1.2* Proporsi anggaran BPPKAD Sudah
Pelaksanaan dan domestik yang didanai dilaksanakan,
Merevitalisasi Kemitraan oleh pajak domestik. sudah
Global untuk Pembangunan mencapai
Berkelanjutan target
8 Meningkatkan Pertumbuhan 8.9.1.(c) Jumlah devisa sektor BPPKAD Tidak ada
Ekonomi yang Inklusif dan pariwisata. data
Berkelanjutan, Kesempatan
Kerja yang Produktif dan
Menyeluruh, serta Pekerjaan
yang Layak untuk Semua

Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Magetan memiliki 7 indikator yang perlu
diisi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian dari indikator tersebut diantaranya
adalah terdapat 43% atau sebanyak 3 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah
mencapai target, indikator tersebut yaitu Proporsi pengeluaran utama pemerintah terhadap
anggaran yang disetujui, Proporsi anggaran domestik yang didanai oleh pajak domestik. dan
Total pendapatan pemerintah sebagai proporsi terhadap PDB menurut sumbernya.
Selanjutnya terdapat 28% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya sudah
dilaksanakan namun belum mencapai target, indikator tersebut yaitu Pengeluaran untuk layanan
pokok (pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial) sebagai persentase dari total belanja
pemerintah dan Rasio penerimaan pajak terhadap PDB. Terakhir terdapat 29% atau sebanyak
2 indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator tersebut diantaranya Proporsi sumber
daya yang dialokasikan oleh pemerintah secara langsung untuk program pemberantasan
kemiskinan dan Jumlah devisa sektor pariwisata.

V - 37
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian BPKAD

Sudah dilaksanakan, sudah


mencapai target
29%
43% Sudah dilaksanakan, belum
0% mencapai target
Belum dilaksanakan,
28% belum mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.12. Grafik Capaian TPB BKAD

13. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Tabel 5.13. Capaian TPB Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
1 Mengakhiri 1.4.1.(d) Persentase rumah tangga yang Dinas Sudah
Kemiskinan memiliki akses terhadap layanan PUPR dilaksanakan,
dalam Segala sumber air minum layak dan belum mencapai
Bentuk berkelanjutan. (Proporsi rumah target
Dimanapun tangga dengan akses berkelanjutan
terhadap air minum layak,
perkotaan dan perdesaan)
1 Mengakhiri 1.4.1.(e) Persentase rumah tangga yang Dinas Sudah
Kemiskinan memiliki akses terhadap layanan PUPR dilaksanakan,
dalam Segala sanitasi layak dan berkelanjutan. belum mencapai
Bentuk (Persentase rumah tinggal target
Dimanapun bersanitasi)
11 Mengakhiri 11.1.1.(b) Jumlah kawasan perkotaan Dinas Tidak ada data
Kemiskinan metropolitan yang terpenuhi PUPR
dalam Segala standar pelayanan perkotaan (SPP).
Bentuk *INDIKATOR KHUSUS
Dimanapun
11 Mengakhiri 11.3.1.(b) Jumlah Metropolitan baru di luar Dinas Tidak ada data
Kemiskinan Jawa sebagai Pusat Kegiatan PUPR
dalam Segala Nasional (PKN).
Bentuk *INDIKATOR KHUSUS
Dimanapun
11 Mengakhiri 11.4.1.(a) Jumlah kota pusaka di kawasan Dinas Tidak ada data
Kemiskinan perkotaan metropolitan, kota PUPR
dalam Segala besar, kota sedang dan kota kecil.
*INDIKATOR KHUSUS

V - 38
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Bentuk
Dimanapun
6 Menjamin 6.1.1.(a) Persentase rumah tangga yang Dinas Sudah
Ketersediaan memiliki akses terhadap layanan PUPR dilaksanakan,
serta Pengelolaan sumber air minum layak. (Proporsi belum mencapai
Air Bersih dan rumah tangga dengan akses target
Sanitasi yang berkelanjutan terhadap air minum
Berkelanjutan layak, perkotaan dan perdesaan)
6 Menjamin 6.1.1.(b) Kapasitas prasarana air baku untuk Dinas Tidak ada data
Ketersediaan melayani rumah tangga, perkotaan PUPR
serta Pengelolaan dan industri, serta penyediaan air
Air Bersih dan baku untuk pulau-pulau.
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.1.1.(c) Proporsi populasi yang memiliki Dinas Sudah
Ketersediaan akses layanan sumber air minum PUPR dilaksanakan,
serta Pengelolaan aman dan berkelanjutan. belum mencapai
Air Bersih dan target
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.2.1.(b) Persentase rumah tangga yang Dinas Sudah
Ketersediaan memiliki akses terhadap layanan PUPR dilaksanakan,
serta Pengelolaan sanitasi layak. belum mencapai
Air Bersih dan target
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.2.1.(c) Jumlah desa/kelurahan yang Dinas Sudah
Ketersediaan melaksanakan Sanitasi Total PUPR dilaksanakan,
serta Pengelolaan Berbasis Masyarakat (STBM). sudah mencapai
Air Bersih dan target
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.2.1.(e) Jumlah kabupaten/kota yang Dinas Sudah
Ketersediaan terbangun infrastruktur air limbah PUPR dilaksanakan,
serta Pengelolaan dengan sistem terpusat skala kota, sudah mencapai
Air Bersih dan kawasan dan komunal. (skala target
Sanitasi yang diperkecil)
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.2.1.(f) Proporsi rumah tangga yang Dinas Sudah
Ketersediaan terlayani sistem pengelolaan air PUPR dilaksanakan,
serta Pengelolaan limbah terpusat. belum mencapai
Air Bersih dan target
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.3.1.(a) Jumlah kabupaten/kota yang DInas Belum
Ketersediaan ditingkatkan kualitas pengelolaan PUPR dilaksanakan,
serta Pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan belum mencapai
Air Bersih dan dilakukan pembangunan Instalasi target

V - 39
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Sanitasi yang Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Berkelanjutan (skala diperkecil)
6 Menjamin 6.3.1.(b) Proporsi rumah tangga yang Dinas Tidak ada data
Ketersediaan terlayani sistem pengelolaan PUPR
serta Pengelolaan lumpur tinja.
Air Bersih dan
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.4.1.(b) Insentif penghematan air Dinas Tidak ada data
Ketersediaan pertanian/perkebunan dan industri. PUPR
serta Pengelolaan
Air Bersih dan
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.5.1.(a) Jumlah Rencana Pengelolaan Dinas Tidak ada data
Ketersediaan Daerah Aliran Sungai Terpadu PUPR
serta Pengelolaan (RPDAST) yang diinternalisasi ke
Air Bersih dan dalam Rencana Tata Ruang
Sanitasi yang Wilayah (RTRW).
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.5.1.(c) Jumlah jaringan informasi sumber Dinas Sudah
Ketersediaan daya air yang dibentuk. PUPR dilaksanakan,
serta Pengelolaan sudah mencapai
Air Bersih dan target
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.5.1.(f) Jumlah wilayah sungai yang Dinas Sudah
Ketersediaan memiliki partisipasi masyarakat PUPR dilaksanakan,
serta Pengelolaan dalam pengelolaan daerah sudah mencapai
Air Bersih dan tangkapan sungai dan danau. target
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin 6.5.1.(g) Kegiatan penataan kelembagaan Dinas Sudah
Ketersediaan sumber daya air. PUPR dilaksanakan,
serta Pengelolaan sudah mencapai
Air Bersih dan target
Sanitasi yang
Berkelanjutan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Magetan memiliki 19 indikator
yang perlu diisi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, capaian dari indikator tersebut
diantaranya terdapat 26% atau sebanyak 5 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan
sudah mencapai target, indikator tersebut diantara lain Jumlah desa/kelurahan yang
melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Jumlah kabupaten/kota yang
terbangun infrastruktur air limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan dan komunal.

V - 40
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

(skala diperkecil), Jumlah jaringan informasi sumber daya air yang dibentuk dan beberapa
indikator lainnya. Selanjutnya terdapat 32% atau sebanyak 6 indikator yang capaiannya sudah
dilaksanakan namun belum mencapai target, indikator tersebut diantara lain Persentase rumah
tangga yang memiliki akses terhadap layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan.
(Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan
perdesaan), Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak dan
berkelanjutan. (Persentase rumah tinggal bersanitasi), Persentase rumah tangga yang memiliki
akses terhadap layanan sumber air minum layak. (Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan) dan beberapa indikator
lainnya.
Kemudian terdapat 5 % atau sebanyak 1 indikator yang capaiannya belum dilaksanakan
dan belum mencapai target, indikator tersebut yaitu Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan
kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan pembangunan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT). (skala diperkecil). Terakhir terdapat 37% atau sebanyak 7 indiaktor yang
capaiannya tidak ada data, indikator tersebut yaitu Jumlah kawasan perkotaan metropolitan
yang terpenuhi standar pelayanan perkotaan (SPP), Jumlah Metropolitan baru di luar Jawa
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan beberapa indikator lainnya. Diharapkan kedepannya
untuk indikator yang belum mencapai target, belum dilaksanakan dan tidak ada data dapat
diperbaiki capaiannya di tahun-tahun mendatang.

Capaian Dinas PUPR

Sudah dilaksanakan,
26% sudah mencapai target
37%
Sudah dilaksanakan,
belum mencapai target

5% Belum dilaksanakan,
32%
belum mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.13. Grafik Capaian TPB Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

V - 41
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

14. Badan Kepegawaian Daerah


Tabel 5.14. Capaian TPB Badan Kepegawaian Daerah
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
16 Menguatkan 16.7.1.(b) Persentase BKD Sudah dilaksanakan,
Masyarakat yang keterwakilan sudah mencapai
Inklusif dan Damai perempuan target
untuk sebagai
Pembangunan pengambilan
Berkelanjutan, keputusan di
Menyediaan Akses lembaga
Keadilan untuk eksekutif (Eselon
Semua, dan I dan II).
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua Tingkatan

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Magetan memiliki 1 indikator yang perlu diisi
pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, indikator tersebut capaiannya sudah dilaksanakan
dan sudah mencapai target nasional sehingga capaiannya sudah 100%.

Capaian TPB BKD

Sudah dilaksanakan, sudah


0% mencapai target
Sudah dilaksanakan, belum
mencapai target

100% Belum dilaksanakan,


belum mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.14. Grafik Capaian TPB Badan Kepegawaian Daerah

V - 42
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

15. Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Dan Ketahanan Pangan


Tabel 5.15. Capaian TPB Dinas TPHPKP
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
2 Menghilangkan 2.1.1* Prevalensi Ketidakcukupan DTPHPKP Tidak ada
Kelaparan, Mencapai Konsumsi Pangan (Prevalence data
Ketahanan Pangan of Undernourishment).
dan Gizi yang Baik,
serta Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.1.2* Prevalensi penduduk dengan DTPHPKP Sudah
Kelaparan, Mencapai kerawanan pangan sedang dilaksanakan,
Ketahanan Pangan atau berat, berdasarkan pada belum
dan Gizi yang Baik, Skala Pengalaman mencapai
serta Meningkatkan Kerawanan Pangan. target
Pertanian (Penanganan Daerah Rawan
Berkelanjutan Pagan)
2 Menghilangkan 2.2.2.(c) Kualitas konsumsi pangan DTPHPKP Sudah
Kelaparan, Mencapai yang diindikasikan oleh skor dilaksanakan,
Ketahanan Pangan Pola Pangan Harapan (PPH) belum
dan Gizi yang Baik, mencapai; dan tingkat mencapai
serta Meningkatkan konsumsi ikan. target
Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.3.1* Nilai Tambah Pertanian DTPHPKP Sudah
Kelaparan, Mencapai dibagi jumlah tenaga kerja di dilaksanakan,
Ketahanan Pangan sektor pertanian (rupiah per sudah
dan Gizi yang Baik, tenaga kerja). mencapai
serta Meningkatkan target
Pertanian
Berkelanjutan

Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Dan Ketahanan Pangan Kabupaten


Magetan memiliki 4 indikator yang perlu diisi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB),
capaian untuk indikator tersebut diantaranya terdapat 25% atau sebanyak 1 indikator yang
capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target, indikator tersebut yaitu Nilai
Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor pertanian (rupiah per tenaga kerja).
Selanjutnya terdapat 50% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan
namun belum mencapai target, indikator tersebut yaitu Kualitas konsumsi pangan yang
diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi ikan dan
Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang atau berat, berdasarkan pada Skala
Pengalaman Kerawanan Pangan. (Penanganan Daerah Rawan Pangan). Kemudian terdapat 25%
atau sebanyak 1 indikator yang capaiannya tidak ada target, indikator tersebut yaitu Prevalensi
Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (Prevalence of Undernourishment).

V - 43
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Dinas DTPHPKP

Sudah dilaksanakan, sudah


25% 25% mencapai target

0% Sudah dilaksanakan, belum


mencapai target
Belum dilaksanakan, belum
50% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.15. Grafik Capaian TPB Dinas Ketahanan Pangan

16. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan


Tabel 5.16. Capaian TPB Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
8 Meningkatkan 8.9.1* Proporsi kontribusi Disparbud Sudah
Pertumbuhan pariwisata terhadap dilaksanakan,
Ekonomi yang PDB. (Kontribusi sektor belum mencapai
Inklusif dan pariwisata terhadap target
Berkelanjutan, PAD)
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan Disparbud Tidak ada data
Pertumbuhan mancanegara.
Ekonomi yang
Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua

V - 44
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
8 Meningkatkan 8.9.1.(b) Jumlah kunjungan Disparbud Sudah
Pertumbuhan wisatawan nusantara. dilaksanakan,
Ekonomi yang (Kunjungan wisata) sudah mencapai
Inklusif dan target
Berkelanjutan,
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.9.2* Jumlah pekerja pada Disparbud Sudah
Pertumbuhan industri pariwisata dalam dilaksanakan,
Ekonomi yang proporsi terhadap total sudah mencapai
Inklusif dan pekerja. target
Berkelanjutan,
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan memiliki 4 indikator yang perlu
diisi dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian dari indikator tersebut
diantaranya terdapat 50% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan
sudah mencapai target, indikator tersebut yaitu Jumlah kunjungan wisatawan nusantara.
(Kunjungan wisata) dan Jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam proporsi terhadap total
pekerja. Kemudian terdapat 25% atau sebanyak 1 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan
namun belum mencapai target, indikator tersebut yaitu Proporsi kontribusi pariwisata terhadap
PDB. (Kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD). Selanjutnya terdapat 25% atau sebanyak 1
indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator tersebut yaitu Jumlah wisatawan
mancanegara.

V - 45
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Disparbud

Sudah dilaksanakan, sudah


25% mencapai target
Sudah dilaksanakan, belum
0% 50%
mencapai target
25% Belum dilaksanakan, belum
mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.16. Grafik Capaian TPB Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

17. Dinas Perhubungan


Tabel 5.17. Capaian TPB Dinas Perhubungan
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
9 Membangun 9.1.1.(b) Panjang Dinas Sudah
Infrastruktur pembangunan Perhubungan dilaksanakan, sudah
yang Tangguh, jalan tol. mencapai target
Meningkatkan
Industri Inklusif
dan
Berkelanjutan,
serta Mendorong
Inovasi
9 Membangun 9.1.1.(c) Panjang jalur Dinas Sudah
Infrastruktur kereta api. Perhubungan dilaksanakan, sudah
yang Tangguh, mencapai target
Meningkatkan
Industri Inklusif
dan
Berkelanjutan,
serta Mendorong
Inovasi
9 Membangun 9.1.2.(b) Jumlah dermaga Dinas Tidak ada data
Infrastruktur penyeberangan. Perhubungan
yang Tangguh,
Meningkatkan
Industri Inklusif
dan
Berkelanjutan,

V - 46
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
serta Mendorong
Inovasi
9 Membangun 9.1.2.(c) Jumlah pelabuhan Dinas Tidak ada data
Infrastruktur strategis. Perhubungan
yang Tangguh, *INDIKATOR
Meningkatkan KHUSUS
Industri Inklusif
dan
Berkelanjutan,
serta Mendorong
Inovasi

Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan memiliki 4 indikator yang perlu diisi dalam
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian indikator tersebut diantaranya yaitu
terdapat 50% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah
mencapai target, indikator tersebut yaitu Panjang pembangunan jalan tol dan Panjang jalur
kereta api. Selanjutnya terdapat 50% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya tidak ada data,
indikator tersebut yaitu Jumlah dermaga penyeberangan dan Jumlah pelabuhan strategis yang
merupakan indikator Khusus daerah yang terdapat 24 pelabuhan tol laut.

Capaian TPB Dinas Perhubungan

Sudah dilaksanakan, sudah


mencapai target
Sudah dilaksanakan, belum
50% 50% mencapai target
Belum dilaksanakan, belum
0% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.17. Grafik Capaian TPB Dinas Perhubungan

V - 47
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

18. Dinas Perindustrian


Tabel 5.18. Capaian TPB Dinas Perindustrian
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
12 12.6.1.(a) Jumlah Disperindag Tidak ada data
perusahaan yang
menerapkan
sertifikasi SNI
ISO 14001.
12 12.7.1.(a) Jumlah produk Disperindag Tidak ada data
ramah
lingkungan yang
teregister.
9 Membangun 9.3.1* Proporsi nilai Disperindag Sudah dilaksanakan,
Infrastruktur yang tambah industri belum mencapai
Tangguh, kecil terhadap target
Meningkatkan total nilai
Industri Inklusif tambah industri.
dan
Berkelanjutan,
serta Mendorong
Inovasi
9 Membangun 9.2.1.(a) Laju Disperindag Sudah dilaksanakan,
Infrastruktur yang pertumbuhan sudah mencapai
Tangguh, PDRB industri target
Meningkatkan manufaktur.
Industri Inklusif
dan
Berkelanjutan,
serta Mendorong
Inovasi

Dinas Perindustrian Kabupaten Magetan memiliki 4 indikator yang perlu diisi dalam
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian indikator tersebut diantara lain terdapat
25% atau sebanyak 1 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target,
indikator tersebut yaitu Laju pertumbuhan PDRB industri manufaktur. Selanjutnya terdapat 25%
atau sebanyak 1 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan namun belum mencapai target,
indikator tersebut yaitu Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap total nilai tambah industri.
Kemudian terdapat 50% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator
tersebut yaitu Jumlah perusahaan yang menerapkan sertifikasi SNI ISO 14001 dan Jumlah produk
ramah lingkungan yang teregister. Diharapkan kedepannya indikator yang belum mencapai
target dapat diperbaiki capaiannya dan indikator yang tidak memiliki data dapat disediakan
kedepannya.

V - 48
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Disperindag

Sudah dilaksanakan, sudah


25% mencapai target

50% Sudah dilaksanakan, belum


mencapai target

25% Belum dilaksanakan, belum


0% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.18. Grafik Capaian TPB Dinas Perindustrian

19. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Tabel 5.19. Capaian TPB Dinas Dukcapil
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
1 Mengakhiri 1.4.1.(j) Persentase Dispendukcapil Sudah
Kemiskinan dalam penduduk umur 0- dilaksanakan,
Segala Bentuk 17 tahun dengan sudah mencapai
Dimanapun kepemilikan akta target
kelahiran. (umur
0-18)
16 Menguatkan 16.9.1* Proporsi anak Dispendukcapil Tidak ada data
Masyarakat yang umur di bawah 5
Inklusif dan Damai tahun yang
untuk kelahirannya
Pembangunan dicatat oleh
Berkelanjutan, lembaga
Menyediaan Akses pencatatan sipil,
Keadilan untuk menurut umur.
Semua, dan
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua Tingkatan
16 Menguatkan 16.9.1.(a) Persentase Dispendukcapil Tidak ada data
Masyarakat yang kepemilikan akta
Inklusif dan Damai lahir untuk
untuk penduduk 40%

V - 49
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Pembangunan berpendapatan
Berkelanjutan, bawah.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk
Semua, dan
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua Tingkatan
16 Menguatkan 16.9.1.(b) Persentase anak Dispendukcapil Sudah
Masyarakat yang yang memiliki akta dilaksanakan,
Inklusif dan Damai kelahiran. sudah mencapai
untuk target
Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk
Semua, dan
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua Tingkatan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Magetan memiliki 4 indikator yang
perlu diisi dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian dari indiaktor tersebut
diantaranya terdapat 50% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan
sudah mencapai target, indikator tersebut yaitu Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan
kepemilikan akta kelahiran. (umur 0-18) dan Persentase anak yang memiliki akta kelahiran.
Selanjutnya terdapat 50% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator
tersebut yaitu Proporsi anak umur di bawah 5 tahun yang kelahirannya dicatat oleh lembaga
pencatatan sipil, menurut umur dan Persentase kepemilikan akta lahir untuk penduduk 40%
berpendapatan bawah.

V - 50
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Disdukcapil

Sudah dilaksanakan, sudah


mencapai target
Sudah dilaksanakan, belum
50% 50%
mencapai target
Belum dilaksanakan, belum
0% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.19. Grafik Capaian TPB Dinas Dukcapil

20. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Litbang


Tabel 5.20. Capaian TPB Bappeda Litbang
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
10 Mengurangi Kesenjangan 10.1.1* Koefisien Gini. BAPPEDA Sudah
Intra- dan Antarnegara (Indeks Gini) dilaksanakan,
sudah
mencapai
target
11 Menjadikan Kota dan 11.3.2.(b) Jumlah lembaga BAPPEDA Tidak ada data
Permukiman Inklusif, Aman, pembiayaan
Tangguh dan Berkelanjutan infrastruktur.
15 Melindungi, Merestorasi dan 15.6.1* Tersedianya BAPPEDA Tidak ada data
Meningkatkan Pemanfaatan kerangka legislasi,
Berkelanjutan Ekosistem administrasi dan
Daratan, Mengelola Hutan kebijakan untuk
secara Lestari, Menghentikan memastikan
Penggurunan, Memulihkan pembagian
Degradasi Lahan, serta keuntungan yang
Menghentikan Kehilangan adil dan merata.
Keanekaragaman Hayati
17 Menguatkan Sarana 17.18.1.(d) Persentase BAPPEDA Tidak ada data
Pelaksanaan dan indikator SDGs
Merevitalisasi Kemitraan terpilah yang
Global untuk Pembangunan relevan dengan
Berkelanjutan target.
8 Meningkatkan Pertumbuhan 8.1.1* Laju pertumbuhan BAPPEDA Sudah
Ekonomi yang Inklusif dan PDRB per kapita dilaksanakan,
Berkelanjutan, Kesempatan belum

V - 51
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Kerja yang Produktif dan mencapai
Menyeluruh, serta Pekerjaan target
yang Layak untuk Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan 8.1.1.(a) PDRB per kapita BAPPEDA Sudah
Ekonomi yang Inklusif dan (ADHK) dilaksanakan,
Berkelanjutan, Kesempatan sudah
Kerja yang Produktif dan mencapai
Menyeluruh, serta Pekerjaan target
yang Layak untuk Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan 8.2.1* Laju pertumbuhan BAPPEDA Sudah
Ekonomi yang Inklusif dan PDRB per tenaga dilaksanakan,
Berkelanjutan, Kesempatan kerja/Tingkat sudah
Kerja yang Produktif dan pertumbuhan mencapai
Menyeluruh, serta Pekerjaan PDRB riil per orang target
yang Layak untuk Semua bekerja per tahun.
9 Membangun Infrastruktur 9.5.1* Proporsi anggaran BAPPEDA Tidak ada data
yang Tangguh, Meningkatkan riset pemerintah
Industri Inklusif dan terhadap PDB.
Berkelanjutan, serta (proporsi anggaran
Mendorong Inovasi litbang terhadap
APBD)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Litbang Kabupaten Magetan memiliki 8


indikator yang perlu diisi dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian dari
indikator tersebut diantaranya terdaate 37% atau sebanyak 3 indikator yang capaiannya sudah
dilaksanakan dan sudah mencapai target, indikator tersebut yaitu Koefisien Gini. (Indeks Gini),
Laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja/Tingkat pertumbuhan PDRB riil per orang bekerja per
tahun dan PDRB per kapita (ADHK). Selanjutnya terdapat 13% atau sebanyak 1 indikator yang
capaiannya sudah dilaksanakan namun belum mencapai target, indikator tersebut yaitu Laju
pertumbuhan PDRB per kapita. Kemudian terdapat 50% atau sebanyak 4 indikator yang
capaiannya tidak ada data, indikator tersebut yaitu Jumlah lembaga pembiayaan infrastruktur,
Tersedianya kerangka legislasi, administrasi dan kebijakan untuk memastikan pembagian
keuntungan yang adil dan merata, Persentase indikator SDGs terpilah yang relevan dengan target
dan Proporsi anggaran riset pemerintah terhadap PDB. (proporsi anggaran litbang terhadap
APBD).

V - 52
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Bappeda

Sudah dilaksanakan, sudah


mencapai target
37%
Sudah dilaksanakan, belum
50%
mencapai target
Belum dilaksanakan, belum
0% 13% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.20. Grafik Capaian TPB Bappeda Litbang

21. Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan


Tabel 5.21. Capaian TPB Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
8 Meningkatkan 8.10.1.(b) Proporsi kredit Dinkop Sudah
Pertumbuhan Ekonomi UMKM terhadap UM dilaksanakan,
yang Inklusif dan total kredit. sudah mencapai
Berkelanjutan, target
Kesempatan Kerja
yang Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.3.1.(c) Persentase akses Dinkop Tidak ada data
Pertumbuhan Ekonomi UMKM (Usaha UM
yang Inklusif dan Mikro, Kecil, dan
Berkelanjutan, Menengah) ke
Kesempatan Kerja layanan
yang Produktif dan keuangan.
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
9 Membangun 9.3.2* Proporsi industri Dinkop Tidak ada data
Infrastruktur yang kecil dengan UM
Tangguh, pinjaman atau
Meningkatkan Industri kredit.
Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

V - 53
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan memiliki 3 indikator yang perlu diisi dalam
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian dari indikator tersebut diantaranya terdapat
33% atau sebanyak 1 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target,
indiaktor tersebut yaitu Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit. Selanjutnya terdapat 67%
atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator tersebut diantaranya
Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) ke layanan keuangan dan Proporsi
industri kecil dengan pinjaman atau kredit.

Capaian Dinkop UM

Sudah dilaksanakan, sudah


mencapai target
33%
Sudah dilaksanakan, belum
mencapai target
67% 0%
Belum dilaksanakan, belum
mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.21. Grafik Capaian TPB Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan

22. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu


Tabel 5.22. Capaian TPB DPMPTSP
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
1 Mengakhiri 1.4.1.(k) Persentase rumah tangga Dinas Sudah
Kemiskinan miskin dan rentan yang PMPTSP dilaksanakan,
dalam Segala sumber penerangan sudah mencapai
Bentuk utamanya listrik baik dari target
Dimanapun PLN dan bukan PLN.
(Persentase rumah tangga
pengguna listrik)
17 Menguatkan 17.17.1.(a) Jumlah proyek yang Dinas Belum
Sarana ditawarkan untuk PMPTSP dilaksanakan,
Pelaksanaan dan dilaksanakan dengan skema belum
Merevitalisasi Kerjasama Pemerintah dan mencapai target
Kemitraan Badan Usaha (KPBU).

V - 54
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan 17.17.1.(b) Jumlah alokasi pemerintah Dinas Belum
Sarana untuk penyiapan proyek, PMPTSP dilaksanakan,
Pelaksanaan dan transaksi proyek, dan belum
Merevitalisasi dukungan pemerintah mencapai target
Kemitraan dalam Kerjasama
Global untuk Pemerintah dan Badan
Pembangunan Usaha (KPBU).
Berkelanjutan
8 Meningkatkan 8.10.1* Jumlah kantor bank dan Dinas Sudah
Pertumbuhan ATM per 100.000 PMPTSP dilaksanakan,
Ekonomi yang penduduk dewasa (data sudah mencapai
Inklusif dan penyedia layanan simpan target
Berkelanjutan, pinjam)
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.10.1.(a) Rata-rata jarak lembaga Dinas Sudah
Pertumbuhan keuangan (Bank Umum). PMPTSP dilaksanakan,
Ekonomi yang (menggunakan data sudah mencapai
Inklusif dan lembaga penyedia simpan target
Berkelanjutan, pinjam)
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Magetan
memiliki 5 indikator yang perlu diisi dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian
dari indikator tersebut terdapat 60% atau sebanyak 3 indikator yang capaiannya sudah
dilaksanakan dan sudah mencapai target, indikator tersebut yaitu Persentase rumah tangga
miskin dan rentan yang sumber penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN.
(Persentase rumah tangga pengguna listrik), Jumlah kantor bank dan ATM per 100.000
penduduk dewasa (data penyedia layanan simpan pinjam), dan Rata-rata jarak lembaga

V - 55
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

keuangan (Bank Umum) (menggunakan data lembaga penyedia simpan pinjam). Selanjutnya
terdapat 40% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya Belum dilaksanakan dan belum
mencapai target, indikator tersebut yaitu Jumlah proyek yang ditawarkan untuk dilaksanakan
dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Jumlah alokasi pemerintah
untuk penyiapan proyek, transaksi proyek, dan dukungan pemerintah dalam Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Capaian DPMPTSP

0% Sudah dilaksanakan,
sudah mencapai target
40%
Sudah dilaksanakan,
60% belum mencapai target
Belum dilaksanakan,
0%
belum mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.22. Grafik Capaian TPB DPMPTSP

23. Bag. Adm Sumber Daya Alam


Tabel 5.23. Capaian TPB Bag. Adm Sumber Daya Alam
No.
Tujuan No. Indikator Indikator OPD Capaian
TPB
7 Menjamin Akses Energi 7.2.1* Bauran energi Bag. Adm Tidak ada
yang Terjangkau, Andal, terbarukan. Sumber data
Berkelanjutan dan Daya Alam
Modern untuk Semua
7 Menjamin Akses Energi 7.3.1* Intensitas energi Bag. Adm Tidak ada
yang Terjangkau, Andal, primer. Sumber data
Berkelanjutan dan Daya Alam
Modern untuk Semua

V - 56
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Bag. Adm Sumber Daya Alam Kabupaten Magetan memiliki 2 indikator yang perlu diisi
dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), indikator tersebut yaitu Bauran energi
terbarukan. (Jumlah proporsi persentase) dan Intensitas energi primer, kedua indikator
capaiannya tidak ada data, diharapkan kedepannya data tersebut dapat tersedia.

Capaian Bag. Adm Sumber Daya


Alam
Sudah dilaksanakan, sudah
0% mencapai target
Sudah dilaksanakan, belum
mencapai target
Belum dilaksanakan, belum
100% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.23. Grafik Capaian TPB Bag. Adm Sumber Daya Alam

24. Bagian Organisasi


Tabel 5.24. Capaian TPB Bagian Organisasi
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
12 Menjamin Pola 12.8.1.(a) Jumlah fasilitas publik BAGIAN Sudah
Produksi dan Konsumsi yang menerapkan ORGANISASI dilaksanakan,
yang Berkelanjutan Standar Pelayanan belum
Masyarakat (SPM) mencapai
dan teregister. target
16 Menguatkan 16.6.1.(b) Persentase BAGIAN Sudah
Masyarakat yang peningkatan Sistem ORGANISASI dilaksanakan,
Inklusif dan Damai Akuntabilitas Kinerja sudah
untuk Pembangunan Pemerintah (SAKIP) mencapai
Berkelanjutan, Kementerian/Lembaga target
Menyediaan Akses dan Pemerintah
Keadilan untuk Semua, Daerah (Provinsi/
dan Membangun Kabupaten/Kota).
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

V - 57
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
16 Menguatkan 16.6.1.(d) Persentase instansi BAGIAN Sudah
Masyarakat yang pemerintah yang ORGANISASI dilaksanakan,
Inklusif dan Damai memiliki nilai Indeks sudah
untuk Pembangunan Reformasi Birokrasi mencapai
Berkelanjutan, Baik target
Menyediaan Akses Kementerian/Lembaga
Keadilan untuk Semua, dan Pemerintah
dan Membangun Daerah (Provinsi/
Kelembagaan yang Kabupaten/Kota).
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan 16.6.2.(a) Persentase Kepatuhan BAGIAN Sudah
Masyarakat yang pelaksanaan UU ORGANISASI dilaksanakan,
Inklusif dan Damai Pelayanan Publik sudah
untuk Pembangunan Kementerian/Lembaga mencapai
Berkelanjutan, dan Pemerintah target
Menyediaan Akses Daerah (Provinsi/
Keadilan untuk Semua, Kabupaten/Kota).
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

Bagian Organisasi Kabupaten Magetan memiliki 4 indikator yang perlu diisi dalam Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian indikator tersebut diantaranya terdapat 75% atau
sebanyak 3 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target, indikator
tersebut yaitu Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP)
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota), Persentase instansi
pemerintah yang memiliki nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) dan Persentase Kepatuhan pelaksanaan UU
Pelayanan Publik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
Selanjutnya terdapat 25% atau sebanyak 1 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan namun
belum mencapai target, indikator tersebut yaitu Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Standar
Pelayanan Masyarakat (SPM) dan teregister.

V - 58
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Bag. Organisasi

Sudah dilaksanakan, sudah


0%
25% mencapai target
Sudah dilaksanakan, belum
mencapai target
75% Belum dilaksanakan, belum
mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.24 Grafik Capaian TPB Bagian Organisasi

25. Bagian Pengadaan


Tabel 5.25. Capaian TPB Bagian Pengadaan
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
16 Menguatkan Masyarakat 16.6.1.(c) Persentase Bag. PBJ Sudah
yang Inklusif dan Damai penggunaan E- dilaksanakan,
untuk Pembangunan procurement sudah mencapai
Berkelanjutan, terhadap belanja target
Menyediaan Akses pengadaan.
Keadilan untuk Semua, dan
Membangun Kelembagaan
yang Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di Semua
Tingkatan

Bagian Pengadaan Kabupaten Magetan memiliki 1 indikator yang berkaitan dengan


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), indikator tersebut yaitu Persentase penggunaan E-
procurement terhadap belanja pengadaan yang capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah
mencapai target.

V - 59
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Capaian Bag. Pengadaan

Sudah dilaksanakan, sudah


0% mencapai target
Sudah dilaksanakan,
belum mencapai target
Belum dilaksanakan,
100% belum mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.25 Grafik Capaian TPB Bagian Pengadaan

26. Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran


Tabel 5.26. Capaian TPB Satuan Pol PP Damkar
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
16 Menguatkan 16.1.3.(a) Proporsi penduduk SATPOL Tidak ada
Masyarakat yang yang menjadi korban PP data
Inklusif dan Damai kejahatan kekerasan DAMKAR
untuk Pembangunan dalam 12 bulan
Berkelanjutan, terakhir.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan 16.1.4* Proporsi penduduk SATPOL Sudah
Masyarakat yang yang merasa aman PP dilaksanakan,
Inklusif dan Damai berjalan sendirian di DAMKAR sudah
untuk Pembangunan area tempat mencapai
Berkelanjutan, tinggalnya. Tingkat target
Menyediaan Akses penyelesaian
Keadilan untuk Semua, penyelenggaraan K3
dan Membangun (Ketertiban,
Kelembagaan yang Ketentraman,
Efektif, Akuntabel, dan Keindahan)
Inklusif di Semua
Tingkatan

V - 60
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Magetan memiliki 2
indikator yang berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Indikator tersebut
memiliki capaian diantaranya terdapat 50% atau sebanyak 1 indikator yang capaiannya sudah
dilaksanakan dan sudah mencapai target, indikator tersebut yaitu Proporsi penduduk yang
merasa aman berjalan sendirian di area tempat tinggalnya. Tingkat penyelesaian
penyelenggaraan K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan). Kemudian terdapat 50% atau
sebanyak 1 indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator tersebut yaitu Proporsi penduduk
yang menjadi korban kejahatan kekerasan dalam 12 bulan terakhir.

Capaian Pol PP Damkar

Sudah dilaksanakan, sudah


mencapai target
Sudah dilaksanakan, belum
50% 50% mencapai target
Belum dilaksanakan, belum
0% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.26 Grafik Capaian TPB POL PP DAMKAR

27. Inspektorat
Tabel 5.27. Capaian TPB Inspektorat
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
16 Menguatkan 16.5.1.(a) Indeks Perilaku Anti Inspektorat Tidak ada
Masyarakat yang Korupsi (IPAK). data
Inklusif dan Damai
untuk Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk
Semua, dan
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,

V - 61
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan 16.6.1.(a) Persentase peningkatan Inspektorat Sudah
Masyarakat yang Opini Wajar Tanpa dilaksanakan,
Inklusif dan Damai Pengecualian (WTP) atas sudah
untuk Pembangunan Laporan Keuangan mencapai
Berkelanjutan, Kementerian/ Lembaga target
Menyediaan Akses dan Pemerintah Daerah
Keadilan untuk (Provinsi/Kabupaten/Kota).
Semua, dan
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di Semua
Tingkatan

Inspektorat Kabupaten Magetan memiliki 2 indikator yang perlu diisi dalam Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB), capaian dari indikator tersebut diantaranya terdapat 50%
atau sebanyak 1 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target,
indikator tersebut yaitu Persentase peningkatan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
Selanjutnya terdapat 50% atau sebanyak 1 indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator
tersebut yaitu Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK).

Capaian TPB Inspektorat


Sudah dilaksanakan,
sudah mencapai target
Sudah dilaksanakan,
50% 50% belum mencapai target

0% Belum dilaksanakan,
belum mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.27 Grafik Capaian TPB Inspektorat

V - 62
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

28. Bagian Humas


Tabel 5.28. Capaian TPB Bag. Humas
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
16 Menguatkan 16.10.2.(c) Jumlah kepemilikan BAGIAN Sudah dilaksanakan,
Masyarakat yang sertifikat Pejabat HUMAS belum mencapai
Inklusif dan Damai Pengelola Informasi target
untuk dan Dokumentasi
Pembangunan (PPID) untuk
Berkelanjutan, mengukur kualitas
Menyediaan Akses PPID dalam
Keadilan untuk menjalankan tugas
Semua, dan dan fungsi
Membangun sebagaimana diatur
Kelembagaan yang dalam peraturan
Efektif, Akuntabel, perundang-
dan Inklusif di undangan.
Semua Tingkatan

Bagian Humas Kabupaten Magetan memiliki 1 indikator yang berkaitan dengan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB), indikator tersebut yaitu Jumlah kepemilikan sertifikat
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) untuk mengukur kualitas PPID dalam
menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dengan
capaian sudah dilaksanakan namun belum mencapai target. Diharapkan untuk indikator tersebut
dapat mencapai target nasional pada tahun-tahun mendatang.

Capaian Bag. Humas

0% Sudah dilaksanakan, sudah


mencapai target
Sudah dilaksanakan, belum
mencapai target
Belum dilaksanakan, belum
100% mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.28 Grafik Capaian TPB Bag. Humas

V - 63
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

29. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik


Tabel 5.29. Capaian TPB Bakesbangpol
No. No.
Tujuan Indikator OPD Capaian
TPB Indikator
10 Mengurangi 10.3.1.(a) Indeks Bakesbangpol Sudah dilaksanakan,
Kesenjangan Intra- Kebebasan Sipil. belum mencapai
dan Antarnegara target
16 Menguatkan 16.1.1.(a) Jumlah kasus Bakesbangpol Sudah dilaksanakan,
Masyarakat yang kejahatan sudah mencapai
Inklusif dan Damai pembunuhan target
untuk Pembangunan pada satu tahun
Berkelanjutan, terakhir.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk
Semua, dan
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan 16.1.2.(a) Kematian Bakesbangpol Sudah dilaksanakan,
Masyarakat yang disebabkan sudah mencapai
Inklusif dan Damai konflik per target
untuk Pembangunan 100.000
Berkelanjutan, penduduk.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk
Semua, dan
Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan 16.b.1.(a) Jumlah Bakesbangpol Tidak ada data
Masyarakat yang kebijakan yang
Inklusif dan Damai diskriminatif
untuk Pembangunan dalam 12 bulan
Berkelanjutan, lalu berdasarkan
Menyediaan Akses pelarangan
Keadilan untuk diskriminasi
Semua, dan menurut hukum
Membangun HAM
Kelembagaan yang Internasional.
Efektif, Akuntabel,
dan Inklusif di Semua
Tingkatan

V - 64
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Magetan memiliki 4 indikator yang
berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) capaian dari indikator tersebut
diantaranya terdapat 50% atau sebanyak 2 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan dan
sudah mencapai target, indikator tersebut antara lain Jumlah kasus kejahatan pembunuhan pada
satu tahun terakhir dan Kematian disebabkan konflik per 100.000 penduduk. Selanjutnya
terdapat 25% atau sebanyak 1 indikator yang capaiannya sudah dilaksanakan namun belum
mencapai target, indikator tersebut yaitu Indeks Kebebasan Sipil. Kemudian terdapat 25% atau
sebanyak 1 indikator yang capaiannya tidak ada data, indikator tersebut yaitu Jumlah kebijakan
yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum
HAM Internasional.

Capaian Bakesbangpol

Sudah dilaksanakan, sudah


25% mencapai target
Sudah dilaksanakan, belum
0% 50%
mencapai target
25% Belum dilaksanakan, belum
mencapai target
Tidak ada data

Gambar 5.29 Grafik Capaian TPB Bakesbangpol

V - 65
BAB 6.
Perumusan Skenario
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

BAB 6
PERUMUSAN SKENARIO

Perumusan skenario pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan


mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya adalah;
1) Kondisi Geografis, Demografis serta Keuangan Daerah
2) Kondisi Pencapaian TPB berdasarkan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat
3) Kondisi DDDTLH Jasa Ekosistem dan 6 muatan kajian KLHS di Kabupaten Magetan .
4) Potensi, daya saing dan inovasi daerah
5) Isu Utama/Isu Strategis Pembangunan Berkanjutan

Gambar 6.1. Kerangka Analisis Skenario Pembangunan Berkelanjutan

VI - 1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Skenario menghasilkan dua pilihan utama, pelaksanaan TPB tanpa upaya tambahan
dan pelaksanaan TPB dengan upaya tambahan. Perumusan skenario pembangunan
berkelanjutan juga harus mampu menjadi jawaban atas isu utama/isu strategis pembangunan
berkelanjutan di suatu wilayah sehingga mampu menjadi problem solving melalui
pengintegrasian TPB dengan RPJMD selama lima tahun ke depan.

Gambar 6.2. Perumusan Skenario Yang Menjadi Problem Solving Isu Strategis
Pembangunan Berkelanjutan di Daerah Melalui RPJMD

6.1. Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan/Isu Utama


Pasal 16 Permendagri 07 Tahun 2018 menyatakan bahwa laporan KLHS RPJMD yang
dimanfaatkan dalam penyusunan dokumen RPJMD digunakan untuk: a. gambaran umum
kondisi daerah; b. permasalahan dan isu strategis daerah; c. tujuan; dan d. sasaran strategis.
Pasal 18 Permendagri 07 Tahun 2018 menyatakan bahwa Permasalahan dan isu Strategis
daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b berupa identifikasi isu Pembangunan
Berkelanjutan. Karena di dalam Permendagri 07 Tahun 2018 tidak dijelaskan tentang
bagaimana melakukan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan, maka identifikasi isu
pembangunan berkelanjutan mengacu pada pasal 7 s/d 9 PP 46 tahun 2016.
Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan dirumuskan pada saat dilakukan Uji Publik
– I. Pada penyusunan KLHS Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan ini, Uji Publik – 1
dilakukan pada tanggal 12 November 2020 di Magetan. Uji publik dihadiri oleh penyusun
KLHS, OPD terkait, akademisi, LSM, filantropi, organisasi masyarakat dan perusahaan

VI - 2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

swasta. Isu utama didapatkan dengan mengumpulkan permasalahan dalam pencapaian TPB
serta isu pembangunan berkelanjutan dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan hidup serta
hukum dan tata kelola. Berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan, daftar panjang
isu pembangunan berkelanjutan terdiri dari 160 isu pembangunan berkelanjutan.
Daftar panjang isu pembangunan berkelanjutan tersebut kemudian dilakukan
pemusatan isu dengan mencari kesamaan tema dari masing – masing isu. Tema yang sama
kemudian disatukan menjadi satu kelompok isu.

Tabel 6.1. Daftar Panjang Isu Pembangunan Berkelanjutan Kabupaten Magetan


Masukan Isu Pembangunan Berkelanjutan
No Kategori Kode
dan Permasalahan Pencapaian TPB
1 Sampah non B3 di LIK Magetan belum Pencemaran dan Kerusakan A
ada penanganan Lingkungan
2 Sampah terlalu banyak, kurangnya Pencemaran dan Kerusakan A
penanganan Lingkungan
3 Pengelolaan sampah pasar & di daerah Pencemaran dan Kerusakan A
wisata serta pondok pesantren belum Lingkungan
tertangani secara optimal
4 Pengelolaan sampah rumah tangga belum Pencemaran dan Kerusakan A
optimal terutama di daerah yang Lingkungan
rawan/risiko tinggi di kec. Lembeyan,
Takeran, Nguntoronadi, Ngariboyo,
Plaosan, Sukomoro, Karangrejo & Karas
5 Pengelolaan pembuangan sampah Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
6 Sampah Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
7 Perlu peningkatan pengelolaan sanitasi Pencemaran dan Kerusakan A
lingkungan Lingkungan
8 Sampah dan penanganannya Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
9 Sampah yang menumpuk Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
10 Ada banyak penumpukan sampah yang Pencemaran dan Kerusakan A
tidak bisa terurai Lingkungan
11 Sampah belum dikelola dengan baik, Pencemaran dan Kerusakan A
banyak dibuang di pinggir jalan. Lingkungan
12 Pengelolaan sampah belum tertangani Pencemaran dan Kerusakan A
dengan baik. Lingkungan
13 Permasalahan pengelolaan sampah. Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
14 Pengelolaan sampah dampak wisata. Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
15 Masalah sampah (sampah plastik). Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan

VI - 3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Masukan Isu Pembangunan Berkelanjutan


No Kategori Kode
dan Permasalahan Pencapaian TPB
16 Sampah bingung buangnya. Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
17 Gejolak sosial yang disebabkan Pencemaran dan Kerusakan A
IPAL/Limbah kulit di Magetan, harap Lingkungan
terus diredam oleh pemerintah
18 Sinkronisasi antara DLH, UPT LIK Pencemaran dan Kerusakan A
(pengelola limbah) dan APKI dalam Lingkungan
pengelolaan limbah, sehingga solusi yang
dihasilkan merupakan solusi yang tepat
sasaran
19 Pengelolaan limbah pempers bagaimana Pencemaran dan Kerusakan A
tindak lanjutnya Lingkungan
20 Sampah -> seluruh kecamatan-kecamatan Pencemaran dan Kerusakan A
di Magetan Lingkungan
21 Pencemaran air -> akibat sampah Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
22 Pencemaran Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
23 Kualitas air ada penurunan yang Pencemaran dan Kerusakan A
disebabkan oleh pencemaran lingkungan Lingkungan
24 Pencemaran lingkungan (sungai) masih Pencemaran dan Kerusakan A
cukup banyak sampah anorganik di Lingkungan
sungai (plastik, kain bekas)
25 Limbah pabrik kulit yang berada di Pencemaran dan Kerusakan A
Magetan, sangat-sangat mengganggu Lingkungan
lingkungan, Bau limbah kulit yang belum
ada pemecahan dari dahulu kala.
Dimohon solusi dari pemerintah untuk
menangani limbah kulit tersebut.
26 Pencemaran lingkungan limbah Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
27 Pembenahan aliran sungai/Kali Gandong Pencemaran dan Kerusakan A
untuk segera dilakukan tindakan yang Lingkungan
nyata dalam hal ini pencemaran air
sungai oleh LIK.
28 Pencemaran air sungai Gandong. Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
29 Pencemaran lingkungan (sungai) masih Pencemaran dan Kerusakan A
cukup banyak sampah anorganik (plastik Lingkungan
dan barang bekas lain).
30 Bau yang menyengat ketika melewati Pencemaran dan Kerusakan A
IPAL LIK. Lingkungan
31 Sungai Gandong di kota Magetan sering Pencemaran dan Kerusakan A
mengeluarkan bau yang tidak sedap Lingkungan
karena limbah dari LIK yang masih
dibuang ke sungai.

VI - 4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Masukan Isu Pembangunan Berkelanjutan


No Kategori Kode
dan Permasalahan Pencapaian TPB
32 Magetan punya LIK (Lingkungan Industri Pencemaran dan Kerusakan A
Kecil), pembuangan limbah akan bau Lingkungan
masih menyengat.
33 Pencemaran lingkungan kulit (LIK). Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
34 Pencemaran di industri-industri rumah Pencemaran dan Kerusakan A
tangga Lingkungan
-pabrik/industri batik
-tahu
-olah kulitdi lingkunganperumahan yang
tersebar dan industri yang menimbulkan
bahan pencemar lainnya.
35 Belum terakomodirnya hasil (sludge) Pencemaran dan Kerusakan A
pengolahan limbah B3 di LIK Magetan Lingkungan
36 Saat ini hanya di tampung di kolam Pencemaran dan Kerusakan A
sementara di LIK Magetan Lingkungan
37 Pemisahan saluran limbah di LIK Magetan Pencemaran dan Kerusakan A
(B3 dan non B3) Lingkungan
38 Pupuk Pencemaran dan Kerusakan A
Lingkungan
39 Pengembangan daerah wisata perlu Pencemaran dan Kerusakan A
diimbangi dengan regulasi yang Lingkungan
mempertimbangkan kelestarian
lingkungan.
40 Harapan dari masyarakat petani di Pencemaran dan Kerusakan A
wilayah G. Hippa Gandong tengah Lingkungan
semoga kedepan pipa-pipa ilegal
ditertibkan baik untuk pertanian atau
kondumsi rumah tangga.
41 OPD terkait mengevaluasi Amdal yang Kurang optimalnya peran B
akan dikeluarkan untuk suatu usaha stakeholder
tertentu dengan rutin atau berkala
42 OPD terkait pengadaan secara optimal Kurang optimalnya peran B
pengendalian penduduk stakeholder
43 Pengendalian dan monev untuk Kurang optimalnya peran B
mengawal OPD dalam rangka stakeholder
pencapaian target TPB.
44 Perencanaan kebijakan belum terintegrasi Kurang optimalnya peran B
antat OPD. stakeholder
45 Dilibatkannya usaha kecil dalam setiap Kurang optimalnya peran B
kebijakan pemerintah daerah. stakeholder
46 Produk kulit lembaran/barang jadi kurang Pertumbuhan ekonomi C
dipromosikan dan kurang di fasilitasi oleh yang terbatas (akibat
pemerintah Covid-19)
47 Turunnya roda perekonomian akibat Pertumbuhan ekonomi C
banyak kegiatan ekonomi yang berhenti yang terbatas (akibat
oleh karena covid Covid-19)

VI - 5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Masukan Isu Pembangunan Berkelanjutan


No Kategori Kode
dan Permasalahan Pencapaian TPB
48 Bantuan buat kaum duafa yang sebatang Pertumbuhan ekonomi C
kara yang terbatas (akibat
Covid-19)
49 Dengan adanya pandemi covid19 banyak Pertumbuhan ekonomi C
UMKM dari Magetan yang mengalami yang terbatas (akibat
kesulitan dalam pengembangan dan Covid-19)
keberlangsungan usaha
50 Dampak ekonomi Pertumbuhan ekonomi C
yang terbatas (akibat
Covid-19)
51 Pemasaran kreasi daur ulang Pertumbuhan ekonomi C
yang terbatas (akibat
Covid-19)
52 Harga komoditi petani rendah -> Pertumbuhan ekonomi C
kesejahteraan menurun yang terbatas (akibat
Covid-19)
53 Lapangan kerja berbasis potensi pertanian Pertumbuhan ekonomi C
baik yang berhubungan dengan On Farm yang terbatas (akibat
maupun Off Farm Covid-19)
54 Pembangunan ekonomi berbasis Pertumbuhan ekonomi C
pedesaan dan potensi pertanian lokal yang terbatas (akibat
Covid-19)
55 Peningkatankegiatan UMKM yang Pertumbuhan ekonomi C
berbasis pada potensi daerah untuk yang terbatas (akibat
mendukung perekonomian dan Covid-19)
produktivitas masyarakat.
56 Daya beli masyarakat menurun. Pertumbuhan ekonomi C
yang terbatas (akibat
Covid-19)
57 Menurunnya dana bantuan dari pusat Pertumbuhan ekonomi C
untuk daerah. yang terbatas (akibat
Covid-19)
58 Kurangnya kesempatan kerja terutama Pertumbuhan ekonomi C
sangat kurangnya investasi di Magetan, yang terbatas (akibat
padahal SDA sangan banyak. Covid-19)
59 Pelatihan UMKM Pertumbuhan ekonomi C
yang terbatas (akibat
Covid-19)
60 Mendorong UMKM untuk lebih kreatif Pertumbuhan ekonomi C
dalam menyelenggarakan event / yang terbatas (akibat
pameran skala nasional. Covid-19)
61 Tercukupinya segala sesuatu kebutuhan Pertumbuhan ekonomi C
yang memadai, terjangkaunya buat yang terbatas (akibat
masyarakat mangetan. Covid-19)
62 Ketika buka aplikasi grabfood, pilihan Pertumbuhan ekonomi C
untuk memesan makanan/minuman yang terbatas (akibat
belum terlalu banyak padahal di wilayah Covid-19)
Kab. Magetan banyak UMKM

VI - 6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Masukan Isu Pembangunan Berkelanjutan


No Kategori Kode
dan Permasalahan Pencapaian TPB
makanan/minuman, perlu adanya
dorongan untuk menuju digitalisasi
produk supaya perekonomian bisa
meningkat.
63 Industri fashion kulit yang modelnya Pertumbuhan ekonomi C
kurang kekinian. yang terbatas (akibat
Covid-19)
64 Petani kesulitan mencari pupuk, kalaupun Pertumbuhan ekonomi C
ada mahal sehingga menambah yang terbatas (akibat
beban/biaya tanam, dan saat masa panen Covid-19)
harga hasil panen rendah sehingga
perekonomian petani tidak dapat naik.
65 Data penerima bantuan yang valid. Pertumbuhan ekonomi C
yang terbatas (akibat
Covid-19)
66 Perlu adanya wadah bagi ibu RT yang Pertumbuhan ekonomi C
tidak bekerja akan ketrampilan di daur yang terbatas (akibat
ulang plastik (seorang motivator). Covid-19)
67 PHK akibat efek ekonomi di waktu Pengangguran dan D
pandemi Kemiskinan
68 Pengangguran meningkat akibat PHK Pengangguran dan D
(efek covid-19) Kemiskinan
69 Banyak pengangguran daya beli Pengangguran dan D
masyarakat berkurang Kemiskinan
70 Kemiskinan Pengangguran dan D
Kemiskinan
71 Tenaga kerja Pengangguran dan D
Kemiskinan
72 Bertambahnya pengangguran akibat Pengangguran dan D
covid19 banyak usaha yang Kemiskinan
merumahkan/PHK karyawan
73 Pengurangan pengangguran Pengangguran dan D
Kemiskinan
74 Kemiskinan yang bertambah Pengangguran dan D
Kemiskinan
75 Kondisi ekonomi di masa pandemi Pengangguran dan D
sehingga menyebabkan perekonomian Kemiskinan
menurun dan menyebabkan kemiskinan
bertambah
76 Akibat dari pandemi juga menyebabkan Pengangguran dan D
terjadi banyak pengangguran. Hal ini Kemiskinan
juga mengakibatkan kondisi ekonomi
masyarakat menurun (menambah jumlah
kemiskinan).
77 Dengan adanya pandemi virus covid iini Pengangguran dan D
banyak mekiskinan bertambah, Kemiskinan
dikarenakan jenis usaha juga terbatas.
Anak-anak sekolah berkeliaran tidak

VI - 7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Masukan Isu Pembangunan Berkelanjutan


No Kategori Kode
dan Permasalahan Pencapaian TPB
tentu/jarang sekali mau membantu orang
tua
78 Pengangguran bertambah karena covid. Pengangguran dan D
Mau bikin usaha terkendala modal dan Kemiskinan
sepi pembeli bagi pedagang, serta banyak
yang takut keluar rumah karena wabah
covid.
79 Angka kemiskinan naik. Pengangguran dan D
Kemiskinan
80 Data kemiskinan yang belum terverifikasi Pengangguran dan D
dengan baik. Kemiskinan
81 Pengangguran meningkat. Pengangguran dan D
Kemiskinan
82 Kondisi pandemi Covid-19 berdampak Pengangguran dan D
peningkatan pengangguran karena Kemiskinan
adanya PHK dari beberapa industri dan
perusahaan.
83 Tingginya angka kemiskinan terutama Pengangguran dan D
karena kurangnya lapangan pekerjaan. Kemiskinan
84 Kurangnya lapangan kerja. Pengangguran dan D
Kemiskinan
85 Banyak usaha yang tidak berjalan akibat Pengangguran dan D
pandemi. Kemiskinan
86 Pengangguran. Pengangguran dan D
Kemiskinan
87 Pengamen di lampu merah (Maospati) Pengangguran dan D
Kemiskinan
88 Pengemis di lampu merah (Maospati) Pengangguran dan D
Kemiskinan
89 Di wilayah Magetan terutama di wilayah Pengangguran dan D
kecamatan-kecamatan muncul Kemiskinan
pengamen-pengamen yang terdiri dari 2-
5 orang perkelompok.
90 Banyaknya pengemis di pertigaan Pengangguran dan D
terminal Maospati. Kemiskinan
91 UMKM terdampak untuk segera Pengangguran dan D
dicarikan solusi. Perlu memperbesar Kemiskinan
peluang kerja untuk mengurangi
pengangguran.
92 Munculnya perumahan-perumahan baru Alih Fungsi Lahan E
93 Alih fungsi hutan milik perhutani menjadi Alih Fungsi Lahan E
obyek daya tarik wisata di sekitar gunung
lawu (dampak lingkungan)
94 Berkurangnya lahan hutan di daerah Alih Fungsi Lahan E
lereng lawu, di kecamatan Plaosan,
Sidorejo, Panekan
95 Penanaman pohon kembali tidak Alih Fungsi Lahan E
sebanding dengan kerusakan lahan

VI - 8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Masukan Isu Pembangunan Berkelanjutan


No Kategori Kode
dan Permasalahan Pencapaian TPB
96 Pengendalian perubahan fungsi lahan. Alih Fungsi Lahan E
Belum mempunyai dokumen RDTR.
97 Perubahan alih fungsi lahan yang kurang Alih Fungsi Lahan E
terkontrol menyebabkan berkurangnya
kualitas lingkungan. Terutama alih fingsi
lahan pertanian menjadi kawasan
perumahan, industri dll.
98 Masih banyak bangunan yang tidak Alih Fungsi Lahan E
sesuai dengan peruntukan sesuai RTRW
Kab. Magetan.
99 Perlu dipikirkan penghijauan kembali Alih Fungsi Lahan E
yang berkelanjutan dan terus menerus
pada lahan yang tidak produktif
100 Kurangnya support pemerintah untuk Alih Fungsi Lahan E
penghijauan kembali pada lahan-lahan
yang kritis di daerah tangkapan air
khususnya di lereng gunung lawu
101 Upaya perlindungan sumber mata air dan Alih Fungsi Lahan E
konservasi alam pada lahan-lahan hijau.
102 Reboisasi; perlu digalakkan lebih intens Alih Fungsi Lahan E
utnuk menjaga sumber air.
103 Reboisasi Alih Fungsi Lahan E
104 Surplus pangan agar di pertahankan Alih Fungsi Lahan E
105 Pembatasan penggunaan lahan untuk Alih Fungsi Lahan E
perumahan melalui regulasi
106 Pendayagunaan sumberdaya air sudah Kurangnya kesadaran F
maksimal, namun tidak masyarakat
mempertimbangkan terhadap kelestarian
lingkungan hidup
107 Kesadaran masyarakat yang rendah akan Kurangnya kesadaran F
masalah persampahan masyarakat
108 Paling dekat dengan dunia pariwisata di Kurangnya kesadaran F
Magetan adalah sampah, daerah sekitar masyarakat
sarangan-jalan tembus-cemoro sewu,
khususnya di tepi jalan raya menjadi
tempat sarang sampah yang tidak
terkontrol
109 Wawasan anak muda tentang menjaga Kurangnya kesadaran F
lingkungan hidup sangat minim masyarakat
110 Penyumbang sampah terbesar Kurangnya kesadaran F
(pengamatan kami) adalah sampah dari masyarakat
anak-anak muda membeli bakso/pentol,
es, tempat minum kemasan plastik
111 Para pelaku pengusaha "susah" Kurangnya kesadaran F
menerapkan kemasan eco-pack/reusable masyarakat
dari segi efisiensi, harga dan permintaan
pasar

VI - 9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Masukan Isu Pembangunan Berkelanjutan


No Kategori Kode
dan Permasalahan Pencapaian TPB
112 Banyak sampah yang masih di buang Kurangnya kesadaran F
sembarangan masyarakat
113 Kesadaran masyarakat terkait Kurangnya kesadaran F
pengelolaan sampah masih perlu di masyarakat
tingkatkan
114 Usaha ekonomi masyarakat yang kurang Kurangnya kesadaran F
berwawasan lingkungan - limbah marak masyarakat
langsung terbuang ke sungai
115 Kesadaran masyarakat kurang terhadap Kurangnya kesadaran F
lingkungan hidup, masih banyak yang masyarakat
buang sampah sembarangan
116 Perubahan perilaku masyarakat yang Kurangnya kesadaran F
kurang perhatian terhadap lingkungan masyarakat
(budaya buang sampah rumah tangga,
popok bayi, dll ke daerah alirang sungai)
117 Masih ada masyarakat yang kesadaran Kurangnya kesadaran F
masih rendah tentang ber KB masyarakat
118 Perilaku yang tidak ramah lingkungan. Kurangnya kesadaran F
Limbah produksi dan plesterisasi, maka masyarakat
diperlukan biopori.
119 Masih banyaknya warga di pedesaan Kurangnya kesadaran F
yang membuang sampah di sungai. masyarakat
120 Penerapan protokol kesehatan kurang Kurangnya kesadaran F
begitu diperhatikan di masyarakat dalam masyarakat
Covid-19 karena semakin hari semakin
banyak pertambahan jumlah masyarakat
yang terkena. Penerapan Prokes dianggap
sepele.
121 Kesadaran masyarakat kurang Kurangnya kesadaran F
masyarakat
122 Pengurangan risiko bencana Kerawanan Bencana G
123 Banyak lahan yang kemiringan di atas Kerawanan Bencana G
40% banyak tanam yang rusak sehingga
risiko terjadinya bencana
124 Longsor. Kerawanan Bencana G
125 Banjir daerah kec. Kartoharjo. Kerawanan Bencana G
126 Penanganan covid19 Akses Pendidikan dan H
Kesehatan
127 Kesempatan mendapatkan pendidikan. Akses Pendidikan dan H
Kesehatan
128 Peningkatan kualitas pendidikan. Akses Pendidikan dan H
Kesehatan
129 Penyediaan air bersih masyarakat Ketersediaan Air Terbatas I
terutama daerah bawah yang air tanah
penduduk (sumur) sudah tercemar dan
tidak memenuhi baku utu air untuk
dikonsumsi belum terpenuhi secara
optimal

VI - 10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Masukan Isu Pembangunan Berkelanjutan


No Kategori Kode
dan Permasalahan Pencapaian TPB
130 Perlu Dinkes menambah anggaran untuk Ketersediaan Air Terbatas I
memfasilitasi Uji Laboratorium terhadap
air yang dikonsumsi masyarakat
131 Perlu peningkatan konservasi sumberdaya Ketersediaan Air Terbatas I
air (baik airtanah atau air permukaan)
dengan memperbanyak embung-embung
kecil di setiap desa/kelurahan
132 Berkurangnya sumber mata air Ketersediaan Air Terbatas I
133 Karena kekurangan air untuk bercocok Ketersediaan Air Terbatas I
tanam banyak lahan di musim kemarau
(tahun-tahun sebelumnya masih bisa di
tanami karena cukup air)
134 Kesejahteraan petani menurun (kurang Ketersediaan Air Terbatas I
air, banyak sumber air yang mati, lahan
hutan berkurang)
135 Kawasan Tangkapan air Ketersediaan Air Terbatas I
136 Musim kemarau banyak lahan pertanian Ketersediaan Air Terbatas I
yang kering.
137 Penurunan debit di beberapa titik sumber Ketersediaan Air Terbatas I
mata air seiring perkembangan alih fungsi
lahan. Penyediaan air bersih (minum)
yang berkualitas.
138 Defisit air di 2 kecamatan (karangrejo Ketersediaan Air Terbatas I
dan beberapa titik di kec. Takeran).
139 Penyediaan air minum layak dan sanitasi Ketersediaan Air Terbatas I
layak di perkotaan.
140 Konflik sosial terkait pemanfaatan air, Ketersediaan Air Terbatas I
padahal daya dukung air surplus.
141 Rendahnya kualitas air (IKN) di Kab. Ketersediaan Air Terbatas I
Magetan pada beberapa
indikator/parameter yang disebabkan
oleh limbah domestik, sehingga
diperlukan upaya peningkatan IKA.
142 Rembung sebagai daya tampung air Ketersediaan Air Terbatas I
hujan untuk pengairan.
143 Penurunan muka air tanah. Usaha untuk Ketersediaan Air Terbatas I
menekan penurunan muka air tanah,
mengingat saat ini banyak sekali
pemompaan/sumur bor. Keberadaan air
tanah perlu dijaga baik secara kualitas
dan kuantitas.
144 Kekeringan di Sayutan Parang. Ketersediaan Air Terbatas I
145 Kualitas air minum belum sesuai harapan. Ketersediaan Air Terbatas I
146 Penegasan status tanah basah/kering. Ketersediaan Air Terbatas I
Tanah kering bisa mendapatkan
pengairan melalui pipanisasi ilegal.
Sedang tanah basah mencakup ±412 ha.
Suplai sangat kurang karena suplai dari

VI - 11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Masukan Isu Pembangunan Berkelanjutan


No Kategori Kode
dan Permasalahan Pencapaian TPB
hulu sangat kecil sudah diambil pipa
(splinger) secara ilegal.
147 Dampak dari pipa-pipa ilegal tersebut Ketersediaan Air Terbatas I
diatas sangat dirasakan bagi masyarakat
petani.
148 Pipa ilegal air minum untuk hotel-hotel di Ketersediaan Air Terbatas I
kawasan telaga sarangan sangat dirasakan
masyarakat di daerah hilir Gandong
tengah/PAM sering mati.
149 Akibat dari air irigasi sangat susah. Hasil Ketersediaan Air Terbatas I
pertanian sangat berkurang belum lagi
hasil pertanian harga jatuh akibat
dampak pandemi covid19.
150 Wisatawan jalan-jalan, lihat view yang Sarana dan Prasarana J
indah, menepi dan membuang sampah belum optimal
sembarangan karena tepi jalan tersebut
memang di luar area kawasan wisata
yang dikelola oleh pengelola, jadi tolong
LH berilah tempat sampah disepanjang
jalan tersebut
151 Pengelolaan limbah/di sungai Sarana dan Prasarana J
belum optimal
152 Perlu penambahan fasilitas IPAL pada Sarana dan Prasarana J
industri pengelolaan kulit (LIK) agar belum optimal
limbah tidak mencemari lingkungan
153 pengalokasian/tanggapan yang terbentur Sarana dan Prasarana J
dengan kapasitas/kemampuan APBD. belum optimal
154 Pembenahan jalur wisata yang Sarana dan Prasarana J
menghubungkan setiap destinasi wisata di belum optimal
sekitar Magetan.
155 Perlu diperbanyak baik secara individu Sarana dan Prasarana J
ataupun kelompok Bank Sampah. belum optimal
156 Sampah; perlu TPA yang tersebar di Sarana dan Prasarana J
beberapa tempat. belum optimal
157 Distribusi/penanganan masalah sosial. Ketimpangan Sosial K
158 Lingkungan tenang, aman, damai. Ketimpangan Sosial K
159 Hidup rukun, damai, sejahtera Ketimpangan Sosial K
160 Kehidupan sosial untuk perbaiki supaya Ketimpangan Sosial K
lebih harmonis seperti dulu lagi.
Sumber: Uji Publik-1, 2020

Dari daftar panjang isu pembangunan berkelanjutan kemudian dirumuskan menjadi


daftar pendek isu pembangunan berkelanjutan. Daftar pendek isu pembangunan
berkelanjutan merupakan hasil pengelompokan berdasarkan kesamaan tema. Daftar pendek
isu pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut:

VI - 12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 6.2. Daftar pendek Isu PB Kabupaten Magetan


No Kategori Kode
1 Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan A
2 Kurang optimalnya peran stakeholder B
3 Pertumbuhan ekonomi yang terbatas (akibat Covid-19) C
4 Pengangguran dan Kemiskinan D
5 Alih Fungsi Lahan E
6 Kurangnya kesadaran masyarakat F
7 Kerawanan Bencana G
8 Akses Pendidikan dan Kesehatan H
9 Ketersediaan Air Terbatas I
10 Sarana dan Prasarana belum optimal J
11 Ketimpangan Sosial cukup tinggi K
Sumber: Hasil Analisis Tim Pembuat KLHS, 2020

Hasil identifikasi isu pembangunan berkelanjutan kemudian dilakukan penilaian silang


dengan 10 kriteria sesuai dengan muatan pasal 9 ayat (2) PP 46/2016 yang memuat daftar
paling sedikit berkaitan dengan:
1) Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
2) Prakiraan dampak dan resiko lingkungan hidup
3) Kinerja layanan atau jasa ekosistem
4) Intensitas dan cakupan wilayah bencana alam
5) Status mutu dan ketersediaan sumber daya alam
6) Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
7) Kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim
8) Tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok masyarakat
serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat
9) Resiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat; dan/atau
10) Ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang
dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat.

Berdasarkan identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan tersebut, tim Penyusun KLHS


RPJMD dan pemangku kepentingan merumuskan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas.
Isu Pembangunan berkelanjutan strategis dan prioritas ditentukan melalui diskusi kelompok
yang diikuti oleh penyusun KLHS dan para pemangku kepentingan. Hasil perumusan isu
pembangunan berkelanjutan strategis dan prioritas dapat dilihat pada Tabel 6.3.

VI - 13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 6.3. Penentuan Isu Strategis & Prioritas (Isu Utama) Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Magetan
Telaah Karakteristik wilayah Tingkat Pentingnya Potensi Keterkaitan Hasil
Keterkaitan dengan KLHS
Indikasi Muatan
Isu Peta Tutupan Frekuensi dan antar Isu Materi RTRW
Peta RBI Peta RTRW Cakupan RPPLH
Pembangunan Lahan atau Intensitas PB Muatan Kabupaten Ket.
Wilayah
Berkelanjutan KRP Magetan
Lokasi dan Jenis pola Bervegetasi/Lahan indikasi sering/tidak;
ada/tidak ada/tidak ada/tidak ada/tidak
Topografi Ruang terbuka/Laut luas kecil/sedang/besar
Pencemaran dan Hampir di semua Permukiman, Bervegetasi dan 2.000 Pencemaran ada ada RPPLH ada Isu
Kerusakan wilayah Lahan Lahan terbuka s/d lingkungan sering belum strategis
Lingkungan kecamatan di Pertanian, 4.000 terjadi dengan disahkan
Kabupaten Hutan, Badan ha intensitas sedang.
Magetan, Air Kerusakan
terutama di Lingkungan sering
Kecamatan terjadi dengan
Magetan, intensitas sedang-
Plaosan, Sidorejo, kecil
Panekan,
Lembeyan,
Takeran,
Nguntoronadi,
Ngariboyo,
Sukomoro,
Karangrejo &
Karas
Kurang Hampir di semua Permukiman, Bervegetasi dan - Sering dengan ada tidak ada RPPLH tidak ada Bukan
optimalnya wilayah Lahan non vegetasi intensitas sedang belum Isu
peran kecamatan di Pertanian, disahkan strategis
stakeholder Kabupaten Hutan, Badan
dalam Magetan, Air
mengelola terutama di
lingkungan Kecamatan
Magetan,
Plaosan, Sidorejo,

VI - 14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Telaah Karakteristik wilayah Tingkat Pentingnya Potensi Keterkaitan Hasil


Keterkaitan dengan KLHS
Indikasi Muatan
Isu Peta Tutupan Frekuensi dan antar Isu Materi RTRW
Peta RBI Peta RTRW Cakupan RPPLH
Pembangunan Lahan atau Intensitas PB Muatan Kabupaten Ket.
Wilayah
Berkelanjutan KRP Magetan
Lokasi dan Jenis pola Bervegetasi/Lahan indikasi sering/tidak;
ada/tidak ada/tidak ada/tidak ada/tidak
Topografi Ruang terbuka/Laut luas kecil/sedang/besar
Panekan,
Lembeyan,
Takeran,
Nguntoronadi,
Ngariboyo,
Sukomoro,
Karangrejo &
Karas
Pertumbuhan Hampir di semua Kawasan Bervegetasi dan Sering dengan ada ada RPPLH tidak ada Isu
ekonomi yang wilayah permukiman, non vegetasi intensitas kecil belum strategis
terbatas (akibat kecamatan di Jasa dan - sampai sedang disahkan
Covid-19) Kabupaten perdagangan
Magetan.
Pengangguran Hampir di semua Kawasan Bervegetasi dan Sering dengan ada ada RPPLH tidak ada
dan Kemiskinan wilayah permukiman, non vegetasi intensitas kecil belum
kecamatan di Jasa dan - sampai sedang disahkan
Kabupaten perdagangan
Magetan.
Alih Fungsi Hampir di semua Hutan, Lahan Vegetasi dan Non Sering dengan ada ada RPPLH ada
Lahan wilayah Pertanian, vegetasi intensitas kecil belum
kecamatan di Permukiman sampai sedang disahkan
Kabupaten 5.000
Magetan, s/d
terutama di 10.000
Kecamatan Ha
Magetan,
Plaosan, Sidorejo,
Panekan

VI - 15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Telaah Karakteristik wilayah Tingkat Pentingnya Potensi Keterkaitan Hasil


Keterkaitan dengan KLHS
Indikasi Muatan
Isu Peta Tutupan Frekuensi dan antar Isu Materi RTRW
Peta RBI Peta RTRW Cakupan RPPLH
Pembangunan Lahan atau Intensitas PB Muatan Kabupaten Ket.
Wilayah
Berkelanjutan KRP Magetan
Lokasi dan Jenis pola Bervegetasi/Lahan indikasi sering/tidak;
ada/tidak ada/tidak ada/tidak ada/tidak
Topografi Ruang terbuka/Laut luas kecil/sedang/besar
Kurangnya Hampir di semua Permukiman Non vegetasi - Sering dengan ada tidak ada RPPLH tidak ada bukan
Kesadaran wilayah intensitas kecil belum isu
Masyarakat kecamatan di sampai sedang disahkan strategi
dalam Kabupaten
Mengelola Magetan
Lingkungan
Kerawanan Kecamatan Hutan, Bervegetasi dan Longsor Longsor : ada ada RPPLH ada Isu
Bencana Sidorejo, Permukiman, non vegetasi : 500 - frekwensi sering belum strategis
Panekan, Plaosan, Lahan 1000 ha dengan intensitas disahkan
Kartoharjo Pertanian Banjir : sedang
2000 - Banjir : frekwensi
3000 ha sering dengan
intensitas sedang
sampai besar
Kekeringan :
frekwensi sering
dengan intensitas
sedang sampai
besar.
Akses Hampir seluruh Permukiman Non vegetasi - Sering dengan ada ada RPPLH tidak ada Bukan
Pendidikan dan kecamatan di intensitas rendah- belum Isu
Kesehatan Kabupaten sedang disahkan strategis
Magetan
Ketersediaan Air Kecamatan Permukiman, Vegetasi dan Non 2.000 Sering dengan ada ada RPPLH ada Isu
Terbatas Karangrejo, Lahan vegetasi ha - intensitas rendah- belum strategis
Takeran, Parang, Pertanian 3.000 sedang-tinggi disahkan
Magetan Ha

VI - 16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Telaah Karakteristik wilayah Tingkat Pentingnya Potensi Keterkaitan Hasil


Keterkaitan dengan KLHS
Indikasi Muatan
Isu Peta Tutupan Frekuensi dan antar Isu Materi RTRW
Peta RBI Peta RTRW Cakupan RPPLH
Pembangunan Lahan atau Intensitas PB Muatan Kabupaten Ket.
Wilayah
Berkelanjutan KRP Magetan
Lokasi dan Jenis pola Bervegetasi/Lahan indikasi sering/tidak;
ada/tidak ada/tidak ada/tidak ada/tidak
Topografi Ruang terbuka/Laut luas kecil/sedang/besar
Sarana dan Hampir di semua Permukiman, Vegetasi dan Non 1000 - Sering dengan ada ada RPPLH ada Isu
Prasarana belum kecamatan di Pengembangan vegetasi 1500 Ha intensitas rendah- belum strategis
optimal Kabupaten Pariwisata, sedang disahkan
Magetan, Perdagangan
terutama dan Jasa
Kecamatan
Magetan,
Plaosan,
Ketimpangan Hampir seluruh Permukiman Non vegetasi - Sering dengan ada tidak ada RPPLH tidak ada Bukan
Sosial kecamatan di intensitas rendah- belum Isu
Kabupaten sedang disahkan strategis
Magetan
Sumber: Analisis Tim Pembuat KLHS RPJMD Kabupaten Magetan , 2020

VI - 17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Hasil identifikasi isu pembangunan berkelanjutan strategis yang telah dirumuskan


tersebut selanjutnya dianalisis untuk menentukan isu utama. Penilaian untuk menentukan isu
utama dilakukan oleh tim penyusun KLHS. Penentuan isu utama ini didasarkan pada
penentuan isu prioritas berdasarkan pasal 9 ayat (2) PP 46/2016 yang dimodifikasi sesuai
dengan Permendagri 07/2018. Hasil penentuan isu utama, dapat dilihat pada Tabel 6.4.

VI - 18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 6.4. Penentuan Isu Utama Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Magetan


Ancaman
Terhadap
Dampak Status Dampak Status dan Resiko
Kinerja Cakupan Kawasan
dan Mutu dan Terhadap Keanekaragaman Jumlah Terhadap
No Isu PB Strategis DDDT Jasa Wilayah tertentu secara Jumlah Prioritas
Resiko Kualitas Perubahan Hayati Penduduk Kesehatan
Ekosistem Bencana Tradisional dan
LH SDA Iklim Miskin Masyarakat
Masyarakat
Adat
1 Pencemaran 5 5 5 4 5 4 4 3 5 3 43 1
dan Kerusakan
Lingkungan
2 Alih Fungsi 5 5 5 4 5 4 4 3 3 4 42 2
Lahan
3 Kerawanan 5 5 4 5 5 4 3 4 3 3 41 3
Bencana
4 Ketersediaan 4 3 5 4 4 3 4 4 5 3 39 4
Air Terbatas
5 Sarana dan 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 37 5
Prasarana
belum optimal
6 Pengangguran 4 3 3 4 4 3 3 5 4 3 36 6
dan
Kemiskinan
7 Akses 4 3 3 3 4 3 3 4 5 3 35 7
Pendidikan
dan Kesehatan
8 Pertumbuhan 4 3 3 3 3 3 3 5 4 3 34 8
ekonomi yang
terbatas
(akibat Covid-
19)
Keterangan :
1 : Sangat Tidak Berpengaruh; 2 : Pengaruh Kecil; 3 : Pengaruh Sedang; 4 : Pengaruh Besar; 5 : Pengaruh Sangat Besar
Sumber : Analisis Tim Pembuat KLHS dan Uji Publik-1, 2020

VI - 19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan analisis Tabel 6.2 dan Tabel 6.3 serta pelaksanaan Uji Publik-1 disepakati
Isu utama/Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Magetan adalah:
1 Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
2 Alih Fungsi Lahan
3 Kerawanan Bencana
4 Ketersediaan Air Terbatas
5 Sarana dan Prasarana belum optimal
6 Pengangguran dan Kemiskinan
7 Akses Pendidikan dan Kesehatan

Selanjutnya, Isu Utama Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Magetan apabila


dikaitkan dengan Capaian Indikator TPB Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut:

VI - 20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel. 6.5. Keterkaitan antara Pencapaian Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan Isu Utama Pembangunan Berkelanjutan di
Kabupaten Magetan
Pencapaian Indikator TPB Gap dg
No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
1 Mengakhiri SOSIAL 1.2.1* Persentase 12,14% 11,80% 11,35% 11,30% 10,48% 10,48% 9,61% Menurun 2,61% SB Pengangguran
Kemiskinan penduduk yang menjadi 6-7% dan Kemiskinan
dalam Segala hidup di bawah yang masih
Bentuk garis kemiskinan cukup tinggi
Dimanapun nasional,
menurut jenis
kelamin dan
kelompok umur.
(Angka
kemiskinan)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.3.1.(a) Proporsi peserta 68,57% 65,78% 69,01% Meningkat 28,99% SB Akses Pendidikan
Kemiskinan jaminan menjadi 98% dan Kesehatan
dalam Segala kesehatan yang belum
Bentuk melalui SJSN optimal
Dimanapun Bidang
Kesehatan.
1 Mengakhiri SOSIAL 1.3.1.(b) Presentase - - - - -55,11% 56,21% 47,35% Meningkat SB Pengangguran
Kemiskinan pekerja/buruh menjadi 62,4 dan Kemiskinan
dalam Segala yang menjadi juta pekerja yang masih
Bentuk peserta program formal; 3,5 juta cukup tinggi
Dimanapun jamsostek pekerja informal
1 Mengakhiri SOSIAL 1.3.1.(c) Persentase 28,50% 10,04% 12,19% 18,99% 18,00% 7,60% 7,60% Meningkat belum SB Pengangguran
Kemiskinan penyandang menjadi 17,12% mencapai dan Kemiskinan
dalam Segala disabilitas yang target yang masih
Bentuk miskin dan nasional cukup tinggi
Dimanapun rentan yang
terpenuhi hak
dasarnya dan
inklusivitas.
(Persentase
PMKS yang
memperoleh
bantuan sosial)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.3.1.(d) Jumlah rumah 9.128 8.697 10.619 16.357 15.754 Menurun SB Pengangguran
Kemiskinan tangga yang menjadi 2,8 juta dan Kemiskinan

VI - 21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
dalam Segala mendapatkan yang masih
Bentuk bantuan tunai cukup tinggi
Dimanapun bersyarat/Progra
m Keluarga
Harapan.
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(a) Persentase 85,52% 91,87% 91,26% 95,01% 96,07% 98,16% 98,52% Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
Kemiskinan perempuan menjadi 70% mencapai dan Kesehatan
dalam Segala pernah kawin target yang belum
Bentuk umur 15-49 nasional optimal
Dimanapun tahun yang
proses
melahirkan
terakhirnya di
fasilitas
kesehatan.
(Pelayanan
kesehatan ibu
bersalin sesuai
standar
pelayanan
persalinan)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(b) Persentase anak 88% 90% 91% 92% 93,64% 95,34% 97,06% Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
Kemiskinan umur 12-23 menjadi 90% mencapai dan Kesehatan
dalam Segala bulan yang target yang belum
Bentuk menerima nasional optimal
Dimanapun imunisasi dasar
lengkap.
(Persentase Anak
Usia 1 Tahun
yang Diimunisasi
dasar lengkap)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(c) Prevalensi 73,58% 77,62% 74,60% 74,62% 74,62% 76,50% 70,44% Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
Kemiskinan penggunaan menjadi 65% mencapai dan Kesehatan
dalam Segala metode target yang belum
Bentuk kontrasepsi nasional optimal
Dimanapun (CPR) semua
cara pada
Pasangan Usia
Subur (PUS) usia
15-49 tahun

VI - 22
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
yang berstatus
kawin. (Tingkat
prevalensi
kontrasepsi
(CPR))
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(d) Persentase 85% 89,63% 95,60% 95,60% 96,81% 93,05% 93,84% Meningkat Hampir SB Sarana dan
Kemiskinan rumah tangga menjadi 100% mencapai Prasarana Belum
dalam Segala yang memiliki target Optimal
Bentuk akses terhadap nasional
Dimanapun layanan sumber
air minum layak
dan
berkelanjutan.
(Proporsi rumah
tangga dengan
akses
berkelanjutan
terhadap air
minum layak,
perkotaan dan
perdesaan)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(e) Persentase 81% 81,57% 81,70% 81,77% 92,91% 92,91% 93,75% Meningkat Hampir SB Sarana dan
Kemiskinan rumah tangga menjadi 100% mencapai Prasarana Belum
dalam Segala yang memiliki target Optimal
Bentuk akses terhadap nasional
Dimanapun layanan sanitasi
layak dan
berkelanjutan.
(Persentase
rumah tinggal
bersanitasi)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(g) Angka Partisipasi 98,03 98,49 98,86 98,96 98,97% 99,31% 99,33% Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
Kemiskinan Murni (APM) menjadi 94,78% mencapai dan Kesehatan
dalam Segala SD/MI/sederajat. target yang belum
Bentuk nasional optimal
Dimanapun
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(h) Angka Partisipasi 91,81 92,41 92,61 92,82 93,20% 93,25% 93,90% Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
Kemiskinan Murni (APM) menjadi 82,2% mencapai dan Kesehatan
dalam Segala

VI - 23
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Bentuk SMP/MTs/ target yang belum
Dimanapun sederajat. nasional optimal
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(j) Persentase 76,38 55,49 65,73 80,76 88,49% 90,00% 97,79% Meningkat Telah SS Tidak Terkait Isu
Kemiskinan penduduk umur menjadi 77,4%. mencapai Prioritas
dalam Segala 0-17 tahun target
Bentuk dengan nasional
Dimanapun kepemilikan akta
kelahiran. (umur
0-18)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(k) Persentase 99,65 99,9 100 100 100% 100% 100% Meningkat Telah SS Sarana dan
Kemiskinan rumah tangga menjadi 100% mencapai Prasarana Belum
dalam Segala miskin dan target Optimal
Bentuk rentan yang nasional
Dimanapun sumber
penerangan
utamanya listrik
baik dari PLN
dan bukan PLN.
(Persentase
rumah tangga
pengguna listrik)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.5.1* Jumlah korban 0% 0% 0% 0% 0% Menurun SS Kerawanan
Kemiskinan meninggal, Bencana
dalam Segala hilang, dan
Bentuk terkena dampak
Dimanapun bencana per
100.000 orang.
1 SOSIAL 1.5.1.(a) Jumlah lokasi - - - - 1 3 4 Meningkat belum SS Kerawanan
penguatan menjadi 39 mencapai Bencana
pengurangan daerah target
risiko bencana nasional
daerah. (Jumlah
Desa Tangguh
Bencana Tingkat
Madya di
Daerah Rawan
Bencana)
1 SOSIAL 1.5.1.(b) Pemenuhan - - - - - Meningkat n/a TD Kerawanan
kebutuhan dasar menjadi 151 ribu Bencana

VI - 24
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
korban bencana
sosial.
1 SOSIAL 1.5.1.(c) Pendampingan - - - - - Meningkat n/a TD Kerawanan
psikososial menjadi 81,5 Bencana
korban bencana ribu
sosial.
1 SOSIAL 1.5.1.(d) Jumlah daerah - - - - - Meningkat n/a TD Kerawanan
bencana menjadi 450 Bencana
alam/bencana
sosial yang
mendapat
pendidikan
layanan khusus.
(SMAB=
Sekolah/
Madrasah Aman
Bencana)
1 SOSIAL 1.5.1.(e) Indeks risiko 153 153 153 153 153 153 152,8 Menurun belum SS Kerawanan
bencana pada (2013) (2013) (2013) (2013) (2013) menjadi 118,6 mencapai Bencana
pusat-pusat target
pertumbuhan nasional
yang berisiko
tinggi.
(Indikator
Khusus)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.5.2.(a) Jumlah kerugian 575 RIBU 575 185 11,94 - Menurun Meningkat SB Kerawanan
Kemiskinan ekonomi RIBU RIBU JUTA Bencana
dalam Segala langsung akibat
Bentuk bencana.
Dimanapun
1 Mengakhiri SOSIAL 1.5.3* Dokumen - - - - - - Ada ada Telah SS Kerawanan
Kemiskinan strategi mencapai Bencana
dalam Segala pengurangan target
Bentuk risiko bencana nasional
Dimanapun (PRB) tingkat
nasional dan
daerah.
1 Mengakhiri SOSIAL 1.a.1* Proporsi sumber data untuk Meningkat TD Pengangguran
Kemiskinan daya yang alokasi dan Kemiskinan

VI - 25
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
dalam Segala dialokasikan dana yang masih
Bentuk oleh pemerintah penanaggul cukup tinggi
Dimanapun secara langsung angan dari
untuk program seluruh
pemberantasan sektor di
kemiskinan. BPPKAD
tidak ada
1 Mengakhiri SOSIAL 1.a.2* Pengeluaran 12,11 (Bid. 12,45 (Bid. 12,21 (Bid. 15,42 (Bid. 14,12 (Bid. 15,12 (Bid. 14,42 (Bid. Meningkat SB Akses Pendidikan
Kemiskinan untuk layanan Kesehatan) Kesehatan) Kesehatan) Kesehatan) Kesehatan) Kesehatan) Kesehatan) dan Kesehatan
dalam Segala pokok 51,94 (Bid 49 (Bid 43,44 (Bid 37,63 (Bid 38,23 (Bid 35,65 (Bid 32,22 (Bid yang belum
Bentuk (pendidikan, Pendidikan) Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan optimal
Dimanapun kesehatan dan 0,85 (Bid ) 0,88 (Bid ) 0,72 (Bid ) 0,73 (Bid ) 0,67 (Bid ) 0,71 (Bid ) 0,89 (Bid
perlindungan Sosial) Sosial) Sosial) Sosial) Sosial) Sosial) Sosial)
sosial) sebagai
persentase dari
total belanja
pemerintah.
10 Mengurangi EKONOMI 10.1.1* Koefisien Gini. 0,34 0,32 0,34 0,37 0,37 0,37 0,37 Menurun Belum SS Pengangguran
Kesenjangan (Indeks Gini) menjadi 0,36 - mencapai dan Kemiskinan
Intra- dan 0,37 target yang masih
Antarnegara nasional cukup tinggi
10 EKONOMI 10.1.1.(a) Persentase 12,14 11,8 11,35 11,3 10,48% 10,31% 9,61% Menurun 2,11% SB Pengangguran
penduduk yang menjadi 7-8% dan Kemiskinan
hidup di bawah yang masih
garis kemiskinan cukup tinggi
nasional,
menurut jenis
kelamin dan
kelompok umur.
(Angka
kemiskinan)
EKONOMI 10.1.1.(b) Jumlah daerah 3 3 80 Kabupaten SS Pengangguran
tertinggal yang (skala nasional) dan Kemiskinan
10 terentaskan. yang masih
(Indikator cukup tinggi
Khusus)
10 EKONOMI 10.1.1.(c) Jumlah desa Tdk ada Tdk ada 6 3 - Berkurang SS Pengangguran
tertinggal. data data sebanyak 5.000 dan Kemiskinan

VI - 26
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
(Indikator desa (skala yang masih
Khusus) nasional) cukup tinggi
10 EKONOMI 10.1.1.(d) Jumlah Desa - - - - - - 6 Meningkat Telah SS Pengangguran
Mandiri. paling sedikit mencapai dan Kemiskinan
2.000 desa target yang masih
nasional cukup tinggi
10 Mengurangi EKONOMI 10.1.1.(e) Rata-rata Meningkat TD Pengangguran
Kesenjangan pertumbuhan dan Kemiskinan
Intra- dan ekonomi di yang masih
Antarnegara daerah cukup tinggi
tertinggal.
(Indikator
Khusus)
10 EKONOMI 10.1.1.(f) Persentase - - - - - Menurun TD Pengangguran
penduduk miskin menjadi 14% dan Kemiskinan
di daerah yang masih
tertinggal. cukup tinggi
(persentase
penduduk miskin
di desa
tertinggal)
10 Mengurangi EKONOMI 10.2.1* Proporsi Menurun TD Pengangguran
Kesenjangan penduduk yang dan Kemiskinan
Intra- dan hidup di bawah yang masih
Antarnegara 50 persen dari cukup tinggi
median
pendapatan,
menurut jenis
kelamin dan
penyandang
difabilitas.
10 EKONOMI 10.3.1.(a) Indeks - - - - - 77,21 72,14 Meningkat Kewenangan SB Tidak Terkait Isu
Kebebasan Sipil. data iks menjadi 87 Provinsi Prioritas
provinsi
jawa
timur
10 Mengurangi EKONOMI 10.3.1.(d) Jumlah ada TD Tidak Terkait Isu
Kesenjangan kebijakan yang Prioritas
diskriminatif

VI - 27
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Intra- dan dalam 12 bulan
Antarnegara lalu berdasarkan
pelarangan
diskriminasi
menurut hukum
HAM
Internasional.
10 EKONOMI 10.4.1.(b) Proporsi peserta 52,83% 53,23% 53,92% 54% 55,11% 56,21% 47,35% Meningkat SB Pengangguran
Program menjadi: TK dan Kemiskinan
Jaminan Sosial formal 62,4 juta; yang masih
Bidang TK informal 3,5 cukup tinggi
Ketenagakerjaan. juta
11 Menjadikan LINGKUNGAN 11.1.1.(a) Proporsi rumah 97,79% 98% 98,50% 98,88% 97,60% 82,29% 92,15% 3,7 juta rumah Telah SS Sarana dan
Kota dan tangga yang tangga mencapai Prasarana Belum
Permukiman memiliki akses target Optimal
Inklusif, Aman, terhadap hunian nasional
Tangguh dan yang layak dan
Berkelanjutan terjangkau.
(Rasio Rumah
Layak Huni)
11 LINGKUNGAN 11.1.1.(b) Jumlah kawasan 12 kawasan TD Sarana dan
perkotaan perkotaan Prasarana Belum
metropolitan metropolitan Optimal
yang terpenuhi (skala nasional)
standar
pelayanan
perkotaan (SPP).
(Indikator
Khusus)
11 LINGKUNGAN 11.3.1.(b) Jumlah 5 metropolitan TD Tidak Terkait Isu
Metropolitan (skala nasional) Prioritas
baru di luar
Jawa sebagai
Pusat Kegiatan
Nasional (PKN).
(Indikator
Khusus)

VI - 28
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
11 LINGKUNGAN 11.3.2.(b) Jumlah lembaga 0 0 0 0 0 Ada Tidak TD Tidak Terkait Isu
pembiayaan Ada Prioritas
infrastruktur.
11 LINGKUNGAN 11.4.1.(a) Jumlah kota ada TD Tidak Terkait Isu
pusaka di Prioritas
kawasan
perkotaan
metropolitan,
kota besar, kota
sedang dan kota
kecil. (Indikator
Khusus)
11 Menjadikan LINGKUNGAN 11.5.1* Jumlah korban 0 0 0 0 0 0 0 Menurun Telah SS Kerawanan
Kota dan meninggal, mencapai Bencana
Permukiman hilang dan target
Inklusif, Aman, terkena dampak nasional
Tangguh dan bencana per
Berkelanjutan 100.000 orang.
11 LINGKUNGAN 11.5.1.(a) Indeks Risiko 153 153 153 153 153 153 152,8 Menurun Belum SB Kerawanan
Bencana menjadi 30% mencapai Bencana
Indonesia (IRBI). target
nasional
11 LINGKUNGAN 11.5.1.(c) Jumlah sistem - - - - 1 3 4 ada Telah SS Kerawanan
peringatan dini mencapai Bencana
cuaca dan iklim target
serta nasional
kebencanaan.
(Jumlah Desa
Tangguh
Bencana Tingkat
Madya di
Daerah Rawan
Bencana)
11 Menjadikan LINGKUNGAN 11.5.2.(a) Jumlah kerugian 575 RIBU 575 185 11,94 Menurun SB Kerawanan
Kota dan ekonomi RIBU RIBU JUTA Bencana
Permukiman langsung akibat
Inklusif, Aman, bencana.
Tangguh dan
Berkelanjutan

VI - 29
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
11 LINGKUNGAN 11.6.1.(a) Persentase 65 68 70 81.82 74 74,38 78,27 Meningkat SB Pencemaran dan
sampah menjadi 80% Kerusakan
perkotaan yang Lingkungan
tertangani.
(Persentase
Timbulan
Sampah Yang
tertangani)
11 LINGKUNGAN 11.6.1.(b) Jumlah kota - - - - - - - Meningkat/ada TD Tidak Terkait Isu
hijau yang Prioritas
mengembangkan
dan menerapkan
green waste di
kawasan
perkotaan
metropolitan.
(Indikator
Khusus)
11 LINGKUNGAN 11.7.1.(a) Jumlah kota 24 26 28 18,02 22,61 Meningkat/ada Kewenangan SS Tidak Terkait Isu
hijau yang Provinsi Prioritas
menyediakan
ruang terbuka
hijau di kawasan
perkotaan
metropolitan
dan kota sedang
(Persentase luas
RTH).(Indikator
Khusus)
11 Menjadikan LINGKUNGAN 11.b.2* Dokumen ada TD Kerawanan
Kota dan strategi Bencana
Permukiman pengurangan
Inklusif, Aman, risiko bencana
Tangguh dan (PRB) tingkat
Berkelanjutan daerah.
12 Menjamin LINGKUNGAN 12.4.2.(a) Jumlah limbah - - - - - - - Meningkat BB Pencemaran dan
Pola Produksi B3 yang menjadi 150 juta Kerusakan
dan Konsumsi terkelola dan ton (skala Lingkungan
proporsi limbah nasional)

VI - 30
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
yang B3 yang diolah
Berkelanjutan sesuai peraturan
perundangan
(sektor industri).
12 LINGKUNGAN 12.5.1.(a) Jumlah timbulan Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah 18.412,30 20 ton per hari SS Pencemaran dan
sampah yang dilakukan, dilakukan, dilakukan, dilakukan, dilakukan, dilakukan, ton (skala nasional) Kerusakan
didaur ulang. namun namun namun namun namun namun Lingkungan
belum di belum di belum di belum di belum di belum di
data data data data data data
12 LINGKUNGAN 12.6.1.(a) Jumlah - - - - - Meningkat TD Tidak Terkait Isu
perusahaan yang Prioritas
menerapkan
sertifikasi SNI
ISO 14001.
12 LINGKUNGAN 12.7.1.(a) Jumlah produk - - - - - Meningkat TD Tidak Terkait Isu
ramah Prioritas
lingkungan yang
teregister.
12 Menjamin LINGKUNGAN 12.8.1.(a) Jumlah fasilitas 15 15 15 15 15 7 7 Meningkat Sudah SB Sarana dan
Pola Produksi publik yang mencapai Prasarana Belum
dan Konsumsi menerapkan target Optimal
yang Standar nasional
Berkelanjutan Pelayanan
Masyarakat
(SPM) dan
teregister.
13 Mengambil LINGKUNGAN 13.1.1* Dokumen - - - - - - ada ada Telah SS Kerawanan
Tindakan strategi mencapai Bencana
Cepat untuk pengurangan target
Mengatasi risiko bencana nasional
Perubahan (PRB) tingkat
Iklim dan nasional dan
Dampaknya daerah.
13 Mengambil LINGKUNGAN 13.1.2* Jumlah korban 0 0 0 0 0 0 0 Menurun SS Kerawanan
Tindakan meninggal, Bencana
Cepat untuk hilang dan
Mengatasi terkena dampak
Perubahan bencana per
100.000 orang.

VI - 31
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Iklim dan
Dampaknya
15 Melindungi, LINGKUNGAN 15.1.1.(a) Proporsi tutupan 67,61 67,61 67,61 67,61 67,61 Meningkat SB Alih Fungsi
Merestorasi hutan terhadap Lahan
dan luas lahan
Meningkatkan keseluruhan.
Pemanfaatan (Indeks tutupan
Berkelanjutan lahan)
Ekosistem
Daratan,
Mengelola
Hutan secara
Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan
Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragam
an Hayati
15 LINGKUNGAN 15.3.1.(a) Proporsi luas 5,5 juta ha (skala TD Alih Fungsi
lahan kritis yang nasional) Lahan
direhabilitasi
terhadap luas
lahan
keseluruhan.
15 Melindungi, LINGKUNGAN 15.6.1* Tersedianya ada TD Tidak Terkait Isu
Merestorasi kerangka Prioritas
dan legislasi,
Meningkatkan administrasi dan
Pemanfaatan kebijakan untuk
Berkelanjutan memastikan
Ekosistem pembagian
Daratan, keuntungan yang
Mengelola adil dan merata.
Hutan secara
Lestari,
Menghentikan

VI - 32
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Penggurunan,
Memulihkan
Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragam
an Hayati
15 LINGKUNGAN 15.9.1.(a) Dokumen - - - - - - - Meningkat BB Sarana dan
rencana Prasarana Belum
pemanfaatan Optimal
keanekaragaman
hayati.
16 Menguatkan HUKUM & 16.1.1.(a) Jumlah kasus - - - - - 4 - Menurun SS Tidak Terkait Isu
Masyarakat TATA kejahatan data BPS Prioritas
yang Inklusif KELOLA pembunuhan
dan Damai pada satu tahun
untuk terakhir.
Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan
Akses Keadilan
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 Menguatkan HUKUM & 16.1.2.(a) Kematian 0 0 0 0 0 0 0 Menurun Sudah SS Tidak Terkait Isu
Masyarakat TATA disebabkan mencapai Prioritas
yang Inklusif KELOLA konflik per target
dan Damai 100.000 nasional
untuk penduduk.
Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan
Akses Keadilan

VI - 33
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 Menguatkan HUKUM & 16.1.3.(a) Proporsi - - - - - Menurun TD Tidak Terkait Isu
Masyarakat TATA penduduk yang Prioritas
yang Inklusif KELOLA menjadi korban
dan Damai kejahatan
untuk kekerasan dalam
Pembangunan 12 bulan
Berkelanjutan, terakhir.
Menyediaan
Akses Keadilan
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 Menguatkan HUKUM & 16.1.4* Proporsi 70,1 75,1 80,8 93,5 95,5 95 97 Meningkat SS Tidak Terkait Isu
Masyarakat TATA penduduk yang Prioritas
yang Inklusif KELOLA merasa aman
dan Damai berjalan
untuk sendirian di area
Pembangunan tempat
Berkelanjutan, tinggalnya.
Menyediaan Tingkat
Akses Keadilan penyelesaian
untuk Semua, penyelenggaraan
dan K3 (Ketertiban,
Membangun Ketentraman,
Kelembagaan Keindahan)

VI - 34
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 HUKUM & 16.10.2.(c) Jumlah - - - 1 - - - Meningkat SB Sarana dan
TATA kepemilikan Prasarana Belum
KELOLA sertifikat Pejabat Optimal
Pengelola
Informasi dan
Dokumentasi
(PPID) untuk
mengukur
kualitas PPID
dalam
menjalankan
tugas dan fungsi
sebagaimana
diatur dalam
peraturan
perundang-
undangan.
16 Menguatkan HUKUM & 16.2.1.(a) Proporsi rumah 0 0 0 0 0 Menurun TD Tidak Terkait Isu
Masyarakat TATA tangga yang Prioritas
yang Inklusif KELOLA memiliki anak
dan Damai umur 1-17 tahun
untuk yang mengalami
Pembangunan hukuman fisik
Berkelanjutan, dan/atau agresi
Menyediaan psikologis dari
Akses Keadilan pengasuh dalam
untuk Semua, setahun terakhir.
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan

VI - 35
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
16 HUKUM & 16.2.1.(b) Prevalensi - 15 8 38 31 Menurun SS Tidak Terkait Isu
TATA kekerasan Prioritas
KELOLA terhadap anak
laki-laki dan
anak
perempuan.
16 Menguatkan HUKUM & 16.2.3.(a) Proporsi - - - - - Menurun TD Tidak Terkait Isu
Masyarakat TATA perempuan dan Prioritas
yang Inklusif KELOLA laki-laki muda
dan Damai umur 18-24
untuk tahun yang
Pembangunan mengalami
Berkelanjutan, kekerasan
Menyediaan seksual sebelum
Akses Keadilan umur 18 tahun.
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 HUKUM & 16.5.1.(a) Indeks Perilaku - - - - - Meningkat TD Tidak Terkait Isu
TATA Anti Korupsi menjadi 4,0 Prioritas
KELOLA (IPAK).
16 Menguatkan HUKUM & 16.6.1* Proporsi 90,44 89,81 87,84 89 91,89 89,3 90,69 Meningkat TD Tidak Terkait Isu
Masyarakat TATA pengeluaran Prioritas
yang Inklusif KELOLA utama
dan Damai pemerintah
untuk terhadap
Pembangunan anggaran yang
Berkelanjutan, disetujui.
Menyediaan
Akses Keadilan
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan

VI - 36
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 HUKUM & 16.6.1.(a) Persentase WDP WTP WTP WTP WTP Meningkat Telah SS Tidak Terkait Isu
TATA peningkatan menjadi: mencapai Prioritas
KELOLA Opini Wajar Kementerian/Le target
Tanpa mbaga: 95%, nasional
Pengecualian Provinsi: 85%,
(WTP) atas Kabupaten:60%,
Laporan Kota: 65%
Keuangan
Kementerian/
Lembaga dan
Pemerintah
Daerah
(Provinsi/Kabupa
ten/Kota).
16 HUKUM & 16.6.1.(b) Persentase C C CC B B B B Meningkat Meningkat SS Tidak Terkait Isu
TATA peningkatan menjadi: Prioritas
KELOLA Sistem Kementerian/Le
Akuntabilitas mbaga: 85%,
Kinerja Provinsi: 75%,
Pemerintah Kabupaten/Kota:
(SAKIP) 50%
Kementerian/Le
mbaga dan
Pemerintah
Daerah
(Provinsi/
Kabupaten/Kota)
16 HUKUM & 16.6.1.(c) Persentase - - - - 93,32 Menjadi menjadi SS Tidak Terkait Isu
TATA penggunaan E- 80% Prioritas
KELOLA procurement
terhadap belanja
pengadaan.

VI - 37
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
16 HUKUM & 16.6.1.(d) Persentase 9% 27% 40% 67% 74% 100% 100% Meningkatk Mencapai SS Tidak Terkait Isu
TATA instansi menjadi: Target Prioritas
KELOLA pemerintah yang Kementerian/ Nasional
memiliki nilai Lembaga 75%,
Indeks Reformasi Provinsi: 60%,
Birokrasi Baik Kabupaten/Kota:
Kementerian/ 45%
Lembaga dan
Pemerintah
Daerah
(Provinsi/
Kabupaten/Kota)
16 HUKUM & 16.6.2.(a) Persentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Meningkat Mencapai SS Tidak Terkait Isu
TATA Kepatuhan menjadi: Target Prioritas
KELOLA pelaksanaan UU Kementerian: Nasional
Pelayanan Publik 100%, Lembaga:
Kementerian/ 100%, Provinsi:
Lembaga dan 100%,
Pemerintah Kabupaten/Kota:
Daerah 80%
(Provinsi/
Kabupaten/Kota)
16 HUKUM & 16.7.1.(a) Persentase 13,33 6,67 6,67 6,67 6,67 Meningkat Telah SB Tidak Terkait Isu
TATA keterwakilan mencapai Prioritas
KELOLA perempuan di target
Dewan nasional
Perwakilan
Rakyat (DPR)
dan Dewan
Perwakilan
Rakyat Daerah
(DPRD).
16 HUKUM & 16.7.1.(b) Persentase 10,71 11,11 11,53 10,71 15,78 19 21 Meningkat SS Tidak Terkait Isu
TATA keterwakilan Prioritas
KELOLA perempuan
sebagai
pengambilan
keputusan di
lembaga

VI - 38
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
eksekutif (Eselon
I dan II).
16 Menguatkan HUKUM & 16.9.1* Proporsi anak Meningkat TD Tidak Terkait Isu
Masyarakat TATA umur di bawah Prioritas
yang Inklusif KELOLA 5 tahun yang
dan Damai kelahirannya
untuk dicatat oleh
Pembangunan lembaga
Berkelanjutan, pencatatan sipil,
Menyediaan menurut umur.
Akses Keadilan
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 HUKUM & 16.9.1.(a) Persentase Meningkat TD Pengangguran
TATA kepemilikan akta menjadi 77,4% dan Kemiskinan
KELOLA lahir untuk yang masih
penduduk 40% cukup tinggi
berpendapatan
bawah.
16 HUKUM & 16.9.1.(b) Persentase anak 92,5 96,6 92,1 94,7 96,35 90 97.79 Meningkat Telah SS Tidak Terkait Isu
TATA yang memiliki menjadi 85% mencapai Prioritas
KELOLA akta kelahiran. target
nasional
16 Menguatkan HUKUM & 16.b.1.(a) Jumlah - - - - - - - ada Tidak TD Tidak Terkait Isu
Masyarakat TATA kebijakan yang Ada Data Prioritas
yang Inklusif KELOLA diskriminatif
dan Damai dalam 12 bulan
untuk lalu berdasarkan
Pembangunan pelarangan
Berkelanjutan, diskriminasi
Menyediaan menurut hukum
Akses Keadilan

VI - 39
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
untuk Semua, HAM
dan Internasional.
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
17 Menguatkan EKONOMI 17.1.1* Total 7,17 9,59 10,65 10 12,11 Meningkat SS Tidak Terkait Isu
Sarana pendapatan Prioritas
Pelaksanaan pemerintah
dan sebagai proporsi
Merevitalisasi terhadap PDB
Kemitraan menurut
Global untuk sumbernya.
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.1.1.(a) Rasio 0,39 0,26 0,22 0,28 0,23 0,19 0,15 Di atas 12% SB Tidak Terkait Isu
Sarana penerimaan Prioritas
Pelaksanaan pajak terhadap
dan PDB.
Merevitalisasi
Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.1.2* Proporsi 1,16 2,41 2,12 2,07 2,57 2,76 2,87 Meningkat SS Tidak Terkait Isu
Sarana anggaran Prioritas
Pelaksanaan domestik yang
dan didanai oleh
Merevitalisasi pajak domestik.
Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 EKONOMI 17.17.1.(a) Jumlah proyek - - - - - ada BB Tidak Terkait Isu
yang ditawarkan Prioritas
untuk

VI - 40
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
dilaksanakan
dengan skema
Kerjasama
Pemerintah dan
Badan Usaha
(KPBU).
17 EKONOMI 17.17.1.(b) Jumlah alokasi - - - - - ada BB Tidak Terkait Isu
pemerintah Prioritas
untuk penyiapan
proyek, transaksi
proyek, dan
dukungan
pemerintah
dalam Kerjasama
Pemerintah dan
Badan Usaha
(KPBU).
17 Menguatkan EKONOMI 17.18.1.(a) Persentase Tidak ada Tidak Tidak Tidak Tidak 100 100 Meningkat SS Tidak Terkait Isu
Sarana konsumen Badan data ada data ada data ada data ada data Prioritas
Pelaksanaan Pusat Statistik (Belum (Belum (Belum (Belum (Belum
dan (BPS) yang ada Survei ada ada ada ada
Merevitalisasi merasa puas Kepuasan Survei Survei Survei Survei
Kemitraan dengan kualitas Data) Kepuasan Kepuasan Kepuasan Kepuasan
Global untuk data statistik. Data) Data) Data) Data)
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.18.1.(b) Persentase Tidak ada Tidak Tidak Tidak Tidak 90,91 84,38 Meningkat SB Tidak Terkait Isu
Sarana konsumen yang data ada data ada data ada data ada data Prioritas
Pelaksanaan menjadikan data (Belum (Belum (Belum (Belum (Belum
dan dan informasi ada Survei ada ada ada ada
Merevitalisasi statistik BPS Kepuasan Survei Survei Survei Survei
Kemitraan sebagai rujukan Data) Kepuasan Kepuasan Kepuasan Kepuasan
Global untuk utama. Data) Data) Data) Data)
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.18.1.(c) Jumlah metadata Tidak ada Tidak Tidak Tidak Tidak 7 15 Meningkat SS Tidak Terkait Isu
Sarana kegiatan statistik data ada data ada data ada data ada data Prioritas
Pelaksanaan dasar, sektoral,
dan dan khusus yang

VI - 41
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Merevitalisasi terdapat dalam
Kemitraan Sistem Informasi
Global untuk Rujukan Statistik
Pembangunan (SIRuSa).
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.18.1.(d) Persentase Meningkat TD Tidak Terkait Isu
Sarana indikator SDGs Prioritas
Pelaksanaan terpilah yang
dan relevan dengan
Merevitalisasi target.
Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.19.2.(b) Tersedianya data Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak Tidak ada TD Tidak Terkait Isu
Sarana registrasi terkait data data data data ada data ada data ada data Prioritas
Pelaksanaan kelahiran dan
dan kematian (Vital
Merevitalisasi Statistics
Kemitraan Register)
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.19.2.(c) Jumlah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 10294 10898 16258 Meningkat SS Tidak Terkait Isu
Sarana pengunjung data data data data Prioritas
Pelaksanaan eksternal yang
dan mengakses data
Merevitalisasi dan informasi
Kemitraan statistik melalui
Global untuk website.
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.19.2.(d) Persentase Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 100 96,88 Meningkat SB Tidak Terkait Isu
Sarana konsumen yang data data data data data Prioritas
Pelaksanaan puas terhadap (Belum (Belum (Belum (Belum (Belum
dan akses data Badan ada Survei ada ada ada ada Survei
Merevitalisasi Pusat Statistik Kepuasan Survei Survei Survei Kepuasan
Kemitraan (BPS). Data) Kepuasan Kepuasan Kepuasan Data)
Global untuk Data) Data) Data)

VI - 42
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Pembangunan
Berkelanjutan
17 EKONOMI 17.6.2.(b) Tingkat penetrasi - - - - - Meningkat TD Sarana dan
akses tetap menjadi: Prasarana Belum
pitalebar (fixed Perkotaan (20 Optimal
broadband) di Mbps) 71%
Perkotaan dan di rumah tangga
Perdesaan. dan 30%
populasi;
Perdesaan (10
Mbps) 49%
rumah tangga
dan 6% populasi
17 EKONOMI 17.6.2.(c) Proporsi 40,51 45,98 54,11 58,72 59,73 Meningkat Telah SS Sarana dan
penduduk menjadi: mencapai Prasarana Belum
terlayani mobile Perkotaan 100% target Optimal
broadband populasi; nasional
Perdesaan 52%
populasi.
17 Menguatkan EKONOMI 17.8.1* Proporsi individu 39,01 48,29 Meningkat SS Akses Pendidikan
Sarana yang dan Kesehatan
Pelaksanaan menggunakan yang belum
dan internet. optimal
Merevitalisasi
Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 EKONOMI 17.8.1.(a) Persentase 26,76 33,59 40,48 50,54 55,05% 100% SS Sarana dan
kabupaten 3T Prasarana Belum
yang terjangkau Optimal
layanan akses
telekomunikasi
universal dan
internet.
(Proporsi rumah
tangga dengan
akses internet)

VI - 43
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
(Indikator
Khusus)
2 Menghilangkan SOSIAL 2.1.1* Prevalensi Menurun TD Pengangguran
Kelaparan, Ketidakcukupan dan Kemiskinan
Mencapai Konsumsi Pangan yang masih
Ketahanan (Prevalence of cukup tinggi
Pangan dan Gizi Undernourishment).
yang Baik, serta
Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan SOSIAL 2.1.1.(a) Prevalensi 3,49% 3,66% 3,96% 3,66% 4,12% 5,80% 7,10% Menurun Telah SS Akses Pendidikan
Kelaparan, kekurangan gizi menjadi 17% mencapai dan Kesehatan
Mencapai (underweight) target yang belum
Ketahanan pada anak balita. nasional optimal
Pangan dan Gizi (Prevalensi Balita
yang Baik, serta Gizi Kurang)
Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan SOSIAL 2.1.2* Prevalensi - - - - - - 20 Menurun SB Pengangguran
Kelaparan, penduduk dan Kemiskinan
Mencapai dengan yang masih
Ketahanan kerawanan cukup tinggi
Pangan dan Gizi pangan sedang
yang Baik, serta atau berat,
Meningkatkan berdasarkan
Pertanian pada Skala
Berkelanjutan Pengalaman
Kerawanan
Pangan.
(Penanganan
Daerah Rawan
Pagan)
2 SOSIAL 2.1.2.(a) Proporsi - - - - - - - Menurun n/a TD Pengangguran
penduduk menjadi 8,5 % dan Kemiskinan
dengan asupan yang masih
kalori minimum cukup tinggi

VI - 44
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
di bawah 1400
kkal/kapita/hari.
2 Menghilangkan SOSIAL 2.2.1* Prevalensi 27,9 27,5 22,4 22,1 24,8 30,2 10,8 19% Telah SS Akses Pendidikan
Kelaparan, stunting (pendek mencapai dan Kesehatan
Mencapai dan sangat target yang belum
Ketahanan pendek) pada nasional optimal
Pangan dan Gizi anak di bawah
yang Baik, serta lima
Meningkatkan tahun/balita.
Pertanian
Berkelanjutan
2 SOSIAL 2.2.1.(a) Prevalensi 27,9 27,5 22,4 22,1 24,8 30,2 10,8 Menurun Telah SS Akses Pendidikan
stunting (pendek menjadi 28% mencapai dan Kesehatan
dan sangat target yang belum
pendek) pada nasional optimal
anak di bawah
dua
tahun/baduta.
2 Menghilangkan SOSIAL 2.2.2* Prevalensi 1758 Menurun SB Akses Pendidikan
Kelaparan, malnutrisi (berat (5,3%) dan Kesehatan
Mencapai badan/tinggi yang belum
Ketahanan badan) anak optimal
Pangan dan Gizi pada usia kurang
yang Baik, serta dari 5 tahun,
Meningkatkan berdasarkan tipe.
Pertanian
Berkelanjutan
2 SOSIAL 2.2.2.(a) Prevalensi - - - - - 1859 (...) 1936 (...) Menurun n/a TD Akses Pendidikan
anemia pada ibu menjadi 28% dan Kesehatan
hamil. yang belum
optimal
2 SOSIAL 2.2.2.(b) Persentase bayi 75,6 77,38 79,8 80,6 71,2 84 76,1 Meningkat n/a SS Akses Pendidikan
usia kurang dari menjadi 50% dan Kesehatan
6 bulan yang yang belum
mendapatkan optimal
ASI eksklusif.
2 SOSIAL 2.2.2.(c) Kualitas 68 ; 74 ; 82,4 ; 83 ; PPH : PPH : PPH : Meningkat PPH : SB Akses Pendidikan
konsumsi pangan Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat 89,1 89,3 90,1 menjadi: skor 3,4 dan Kesehatan
yang konsumsi konsumsi konsumsi konsumsi Tingkat Tingkat Tingkat PPH 95,2; Tingkat

VI - 45
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
diindikasikan ikan : 11 ikan : ikan : ikan : konsumsi konsumsi konsumsi tingkat konsumsi konsumsi yang belum
oleh skor Pola kg/kapita/ 11,37 12,51 13,76 ikan : ikan : ikan : ikan 54,5 ikan : optimal
Pangan Harapan tahun kg/kapita kg/kapita kg/kapita 15,14 15,14 15,14 kg/kapita/tahun 39,36
(PPH) mencapai; /tahun /tahun /tahun kg/kapita kg/kapita kg/kapita 62 kg/kapita/ kg/kapita
dan tingkat /tahun /tahun /tahun tahun /tahun
konsumsi ikan.
2 Menghilangka SOSIAL 2.3.1* Nilai Tambah 104,59 104,75 104,84 104,62 104,1 Meningkat SS Pengangguran
n Kelaparan, Pertanian dibagi dan Kemiskinan
Mencapai jumlah tenaga 2024: Rp 45,44 yang masih
Ketahanan kerja di sektor juta/tenaga cukup tinggi
Pangan dan pertanian kerja
Gizi yang Baik, (rupiah per
serta tenaga kerja).
Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan
3 Menjamin SOSIAL 3.1.1* Angka Kematian 89,2 113,79 59,8 106,43 98,63 158,07 110,58 Menurun Telah SS Akses Pendidikan
Kehidupan Ibu (AKI). menjadi 183 mencapai dan Kesehatan
yang Sehat dan target yang belum
Meningkatkan nasional optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 SOSIAL 3.1.2* Proporsi 91,87 91,26 95,01 97,59 96,07% 98,17 98,57 Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
perempuan menjadi 95% mencapai dan Kesehatan
pernah kawin target yang belum
umur 15-49 nasional optimal
tahun yang
proses
melahirkan
terakhirnya
ditolong oleh
tenaga kesehatan
terlatih.
3 SOSIAL 3.1.2.(a) Persentase 85,52 91,87 91,26 95,01 96,07% 98,16% 98,52% Meningkat n/a SS Akses Pendidikan
perempuan menjadi 85 % dan Kesehatan
pernah kawin yang belum
umur 15-49 optimal

VI - 46
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
tahun yang
proses
melahirkan
terakhirnya di
fasilitas
kesehatan.
3 Menjamin SOSIAL 3.2.1* Angka Kematian 11,9 11,3 11,7 12,2 10,73 11,07 10,81 Menurun Telah SS Akses Pendidikan
Kehidupan Balita (AKBa) mencapai dan Kesehatan
yang Sehat dan per 1000 target yang belum
Meningkatkan kelahiran hidup. nasional optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin SOSIAL 3.2.2* Angka Kematian 8,58 7,17 7,53 8,04 8,26 7,9 7,37 Menurun Telah SS Akses Pendidikan
Kehidupan Neonatal (AKN) mencapai dan Kesehatan
yang Sehat dan per 1000 target yang belum
Meningkatkan kelahiran hidup. nasional optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 SOSIAL 3.2.2.(a) Angka Kematian 11,15 10,36 10,53 10,88 10,48 10,09 9,71 Menurun Telah SS Akses Pendidikan
Bayi (AKB) per menjadi 24 mencapai dan Kesehatan
1000 kelahiran target yang belum
hidup. nasional optimal
3 SOSIAL 3.2.2.(b) Persentase 88,51% Meningkat Kewenangan SB Akses Pendidikan
kabupaten/kota menjadi 95% Provinsi dan Kesehatan
yang mencapai yang belum
80% imunisasi optimal
dasar lengkap
pada bayi.
(apakah
magetan sudah
mencapai 80%
imunisasi dasar
lengkap?)

VI - 47
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
3 SOSIAL 3.3.1.(a) Prevalensi HIV 101 13 16 22 33 <0,008 0,1 Menurun Telah SS Akses Pendidikan
pada populasi menjadi <0,5% mencapai dan Kesehatan
dewasa. target yang belum
nasional optimal
3 SOSIAL 3.3.2.(a) Insiden 118,57 58,54 92,26 106,05 116,13 122,9 121,7 Menurun Telah SS Akses Pendidikan
Tuberkulosis menjadi 190 mencapai dan Kesehatan
(ITB) per target yang belum
100.000 nasional optimal
penduduk.
3 Menjamin SOSIAL 3.3.3* Kejadian Malaria 0 0 4 0 4 0 0 Menurun Telah SS Akses Pendidikan
Kehidupan per 1000 orang. mencapai dan Kesehatan
yang Sehat dan target yang belum
Meningkatkan nasional optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 SOSIAL 3.3.3.(a) Jumlah Meningkat TD Akses Pendidikan
kabupaten/kota menjadi 405 dan Kesehatan
yang mencapai yang belum
eliminasi optimal
malaria. (skala
indikator
disesuaikan
apakah
kota/kabupaten
tsb sudah
mencapai
eliminasi
malaria)
3 Menjamin SOSIAL 3.3.4.(a) Persentase Meningkat TD Akses Pendidikan
Kehidupan kabupaten/kota dan Kesehatan
yang Sehat dan yang melakukan yang belum
Meningkatkan deteksi dini optimal
Kesejahteraan untuk infeksi
Seluruh Hepatitis B.
Penduduk (Skala diperkecil
Semua Usia apakah
kabupaten/kota

VI - 48
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
tsb sudah
melakukan
deteksi dini
Hepatitits B)
3 Menjamin SOSIAL 3.3.5* Jumlah orang (Kusta (Kusta (Kusta (Kusta (Kusta (Kusta.... (Kusta Menurun SS Akses Pendidikan
Kehidupan yang 34), 33), 43), 30), 35), ..), 25) dan Kesehatan
yang Sehat dan memerlukan (Filariasis (Filariasis (Filariasis (Filariasis (Filariasis (Filariasis yang belum
Meningkatkan intervensi 0) 0) 0) )0 3) 5 optimal
Kesejahteraan terhadap
Seluruh penyakit tropis
Penduduk yang terabaikan
Semua Usia (Filariasis dan
Kusta).
3 SOSIAL 3.3.5.(a) Jumlah provinsi Meningkat TD Akses Pendidikan
dengan eliminasi menjadi 34 dan Kesehatan
Kusta. (Skala provinsi yang belum
diperkecil) optimal
3 SOSIAL 3.3.5.(b) Jumlah Meningkat TD Akses Pendidikan
kabupaten/kota menjadi 35. dan Kesehatan
dengan eliminasi yang belum
filariasis (berhasil optimal
lolos dalam
survei penilaian
transmisi tahap
I). (Skala
diperkecil)
3 SOSIAL 3.4.1.(a) Persentase - - - - - - - Menurun n/a TD Akses Pendidikan
merokok pada menjadi 5,4% dan Kesehatan
penduduk umur yang belum
≤18 tahun. optimal
3 SOSIAL 3.4.1.(b) Prevalensi - - - - 69,24% 67% 56% Menurun belum SB Akses Pendidikan
tekanan darah menjadi 24,3% mencapai dan Kesehatan
tinggi. target yang belum
nasional optimal
3 SOSIAL 3.4.1.(c) Prevalensi - - - - - - - Menurun n/a TD Akses Pendidikan
obesitas pada dan Kesehatan
penduduk umur yang belum
≥18 tahun. optimal

VI - 49
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
3 Menjamin SOSIAL 3.4.2* Angka kematian - - - - - - - Menurun n/a TD Akses Pendidikan
Kehidupan (insidens rate) dan Kesehatan
yang Sehat dan akibat bunuh yang belum
Meningkatkan diri. optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 SOSIAL 3.4.2.(a) Jumlah - - - - - - - Meningkat n/a TD Akses Pendidikan
kabupaten/kota menjadi 280 dan Kesehatan
yang memiliki yang belum
puskesmas yang optimal
menyelenggarak
an upaya
kesehatan jiwa.
(jumlah fasilitas
kesehatan yang
menyelenggarak
an upaya
kesehatan jiwa)
3 SOSIAL 3.5.1.(e) Prevalensi - - - - - - - Menurun n/a TD Akses Pendidikan
penyalahgunaan menjadi angka dan Kesehatan
narkoba. 0,02% yang belum
optimal
3 Menjamin SOSIAL 3.5.2* Konsumsi - - - - - - - Menurun n/a TD Akses Pendidikan
Kehidupan alkohol (liter per dan Kesehatan
yang Sehat dan kapita) oleh yang belum
Meningkatkan penduduk umur optimal
Kesejahteraan ≥ 15 tahun
Seluruh dalam satu tahun
Penduduk terakhir.
Semua Usia
3 SOSIAL 3.7.1* Proporsi 79,4 74 74,9 76,1 76,5 Meningkat SS Akses Pendidikan
perempuan usia menjadi 66% dan Kesehatan
reproduksi (15- yang belum
49 tahun) atau optimal
pasangannya
yang memiliki
kebutuhan

VI - 50
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
keluarga
berencana dan
menggunakan
alat kontrasepsi
metode modern.
3 SOSIAL 3.7.1.(a) Angka prevalensi 79,4 74 74,9 76,1 76,5 72.5 70.44 Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
penggunaan menjadi 65% mencapai dan Kesehatan
metode target yang belum
kontrasepsi nasional optimal
(CPR) semua
cara pada
Pasangan Usia
Subur (PUS) usia
15-49 tahun
yang berstatus
kawin. (angka
pemakaian
kontrasepsi/CPR
bagi perempuan
menikah usia 15-
49 tahun)
3 SOSIAL 3.7.1.(b) Angka 33,30% 36,20% 32,40% 32,50% 33,10% 33,10% 21.41% Meningkat Telah SB Akses Pendidikan
penggunaan menjadi 23,5% mencapai dan Kesehatan
metode target yang belum
kontrasepsi nasional optimal
jangka panjang
(MKJP) cara
modern.
3 SOSIAL 3.7.2* Angka kelahiran - - - - - Menurun TD Akses Pendidikan
pada perempuan menjadi 18 dan Kesehatan
umur 15-19 yang belum
tahun (Age optimal
Specific Fertility
Rate/ASFR).
3 SOSIAL 3.7.2.(a) Total Fertility 2,28 - 2,22 2,22 2,17 2,17 2.16 Menurun Telah SS Akses Pendidikan
Rate (TFR). menjadi 2,28 mencapai dan Kesehatan
target yang belum
nasional optimal

VI - 51
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
3 SOSIAL 3.8.1.(a) Unmet need 12,8 10,73 12,36 12,54 16,01 Menurun 6,10% SB Akses Pendidikan
pelayanan menjadi 9,91% dan Kesehatan
kesehatan. yang belum
(Cakupan PUS optimal
yang ingin ber-
KB tidak
terpenuhi
(unmet need))
3 Menjamin SOSIAL 3.8.2* Jumlah - - - - - - - Meningkat n/a TD Akses Pendidikan
Kehidupan penduduk yang dan Kesehatan
yang Sehat dan dicakup asuransi yang belum
Meningkatkan kesehatan atau optimal
Kesejahteraan sistem kesehatan
Seluruh masyarakat per
Penduduk 1000 penduduk.
Semua Usia
3 SOSIAL 3.8.2.(a) Cakupan - - - - 431.034 467086 Meningkat SB Akses Pendidikan
Jaminan (68,57%) (74,27%) menjadi minimal dan Kesehatan
Kesehatan 95% yang belum
Nasional (JKN). optimal
3 Menjamin SOSIAL 3.9.3.(a) Proporsi 0 0 Menurun SS Akses Pendidikan
Kehidupan kematian akibat dan Kesehatan
yang Sehat dan keracunan. yang belum
Meningkatkan optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin SOSIAL 3.a.1* Persentase - - - - 9,29% 64,32% 65,17% 8,7 SB Akses Pendidikan
Kehidupan merokok pada dan Kesehatan
yang Sehat dan penduduk umur yang belum
Meningkatkan ≥15 tahun. optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin SOSIAL 3.b.1.(a) Persentase - - - - 82,78% 83,86% 100% Meningkat SS Akses Pendidikan
Kehidupan ketersediaan dan Kesehatan
yang Sehat dan

VI - 52
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Meningkatkan obat dan vaksin yang belum
Kesejahteraan di Puskesmas. optimal
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin SOSIAL 3.c.1* Kepadatan dan 153,97 189,6 145,84 191,09 204,9 Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
Kehidupan distribusi tenaga mencapai dan Kesehatan
yang Sehat dan kesehatan. target yang belum
Meningkatkan (Rasio tenaga nasional optimal
Kesejahteraan kesehatan per
Seluruh 100.000
Penduduk penduduk)
Semua Usia
4 Menjamin SOSIAL 4.1.1* Proporsi anak- Meningkat TD Akses Pendidikan
Kualitas anak dan dan Kesehatan
Pendidikan remaja: (a) pada yang belum
yang Inklusif kelas 4, (b) optimal
dan Merata tingkat akhir
serta SD/kelas 6, (c)
Meningkatkan tingkat akhir
Kesempatan SMP/kelas 9
Belajar yang mencapai
Sepanjang standar
Hayat untuk kemampuan
Semua minimum dalam:
(i) membaca, (ii)
matematika.
4 Menjamin SOSIAL 4.1.1.(a) Persentase - 55% 60% 68% 72% 13 % 9,35% Meningkat Diatas SB Akses Pendidikan
Kualitas SD/MI (Akreditasi (Akreditasi (Akreditasi (Akreditasi (Akreditasi (Akreditasi menjadi 84,2% Target dan Kesehatan
Pendidikan berakreditasi B) B) B) B) A) A) Nasional yang belum
yang Inklusif minimal A (Target optimal
dan Merata Akreditas
serta i A)
Meningkatkan
Kesempatan
Belajar
Sepanjang
Hayat untuk
Semua

VI - 53
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
4 SOSIAL 4.1.1.(b) Persentase - 50,5% 56% 62% 68% 87% 48,35 % Meningkat Diatas SB Akses Pendidikan
SMP/MTs (Akreditasi (Akreditasi (Akreditasi (Akreditasi (Akreditasi (Akreditasi menjadi 81% Target dan Kesehatan
berakreditasi B) B) B) B) B) A) Nasional yang belum
minimal A (Target optimal
Akreditasi
A)
4 SOSIAL 4.1.1.(d) Angka Partisipasi 111,39 112,01 105,73 108,4 108,5 100 107,96 Meningkat 6,13% SB Akses Pendidikan
Kasar (APK) menjadi dan Kesehatan
SD/MI/sederajat. 114,09% yang belum
optimal
4 SOSIAL 4.1.1.(e) Angka Partisipasi 101,24 102 104,11 115,63 116,05 100 116,07 Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
Kasar (APK) menjadi mencapai dan Kesehatan
SMP/MTs/ 106,94% target yang belum
sederajat. nasional optimal
4 SOSIAL 4.1.1.(g) Rata-rata lama 7,65 6,29 6,73 6,73 8,25 7,95 7,96 Meningkat 0,84 SB Akses Pendidikan
sekolah menjadi 9,18 dan Kesehatan
penduduk umur tahun yang belum
≥15 tahun. optimal
(Angka rata-rata
lama sekolah)
4 SOSIAL 4.2.2.(a) Angka Partisipasi 44,37 46,65 47,54 96,67 97 97,25 95,38 Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
Kasar (APK) menjadi 77,2% mencapai dan Kesehatan
Pendidikan Anak target yang belum
Usia Dini nasional optimal
(PAUD).
4 Menjamin SOSIAL 4.4.1* Proporsi remaja Meningkat TD Akses Pendidikan
Kualitas dan dewasa dan Kesehatan
Pendidikan dengan yang belum
yang Inklusif keterampilan optimal
dan Merata teknologi
serta informasi dan
Meningkatkan komunikasi
Kesempatan (TIK).
Belajar
Sepanjang
Hayat untuk
Semua
4 SOSIAL 4.5.1* Rasio Angka 95,9 93,88 101,25 92,41 95,27 99,31 99,33 Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
Partisipasi Murni mencapai dan Kesehatan

VI - 54
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
(APM) target yang belum
perempuan/laki- nasional optimal
laki di (1)
SD/MI/sederajat;
(2) SMP/MTs/
sederajat; (3)
SMA/SMK/MA/
sederajat; dan
Rasio Angka
Partisipasi Kasar
(APK)
perempuan/laki-
laki di (4)
Perguruan
Tinggi. (APM
SD)
4 SOSIAL 4.6.1.(a) Persentase angka 97,82 99,37 99,46 99,35 99,83 99,83 99,95 Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
melek aksara menjadi 96,1% mencapai dan Kesehatan
penduduk umur target yang belum
≥15 tahun. nasional optimal
4 SOSIAL 4.6.1.(b) Persentase angka 82,25 88,78 99,36 99,56 99,83 99,83 99,95 Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
melek aksara mencapai dan Kesehatan
penduduk umur target yang belum
15-24 tahun dan nasional optimal
umur 15-59
tahun.
4 Menjamin SOSIAL 4.a.1* Proporsi sekolah - - - - - - - Meningkat n/a TD Sarana dan
Kualitas dengan akses ke: Prasarana Belum
Pendidikan (a) listrik (b) Optimal
yang Inklusif internet untuk
dan Merata tujuan
serta pengajaran, (c)
Meningkatkan komputer untuk
Kesempatan tujuan
Belajar pengajaran, (d)
Sepanjang infrastruktur dan
Hayat untuk materi memadai
Semua bagi siswa
disabilitas, (e) air
minum layak, (f)

VI - 55
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
fasilitas sanitasi
dasar per jenis
kelamin, (g)
fasilitas cuci
tangan (terdiri
air, sanitasi, dan
higienis bagi
semua (WASH).
4 Menjamin SOSIAL 4.c.1* Persentase guru 62,44 75,2 81,25 89,75 92,97 Meningkat SS Akses Pendidikan
Kualitas TK, SD, SMP, 22,8% dan Kesehatan
Pendidikan SMA, SMK, dan yang belum
yang Inklusif PLB yang optimal
dan Merata bersertifikat
serta pendidik.
Meningkatkan
Kesempatan
Belajar
Sepanjang
Hayat untuk
Semua
5 Mencapai SOSIAL 5.1.1* Jumlah - - - - 16 bertambah SS Tidak Terkait Isu
Kesetaraan kebijakan yang sebanyak 16 Prioritas
Gender dan responsif gender
Memberdayak mendukung
an Kaum pemberdayaan
Perempuan perempuan.
5 Mencapai SOSIAL 5.2.1* Proporsi 164 119 105 68 Menurun SS Tidak Terkait Isu
Kesetaraan perempuan Prioritas
Gender dan dewasa dan
Memberdayak anak perempuan
an Kaum (umur 15-64
Perempuan tahun)
mengalami
kekerasan (fisik,
seksual, atau
emosional) oleh
pasangan atau
mantan
pasangan dalam

VI - 56
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
12 bulan
terakhir.
5 SOSIAL 5.2.1.(a) Prevalensi - - - - 20 Menurun SS Tidak Terkait Isu
kekerasan menjadi kurang Prioritas
terhadap anak dari 20,48%
perempuan.
5 Mencapai SOSIAL 5.2.2* Proporsi 1 6 0 1 - Menurun Telah SS Tidak Terkait Isu
Kesetaraan perempuan mencapai Prioritas
Gender dan dewasa dan target
Memberdayak anak perempuan nasional
an Kaum (umur 15-64
Perempuan tahun)
mengalami
kekerasan
seksual oleh
orang lain selain
pasangan dalam
12 bulan
terakhir. (jumlah
kasus kekerasan
seksual)
5 SOSIAL 5.2.2.(a) Persentase 10,1 11,17 23,62 16,08 32,94 Meningkat 37,06 SB Tidak Terkait Isu
korban menjadi 70% Prioritas
kekerasan
terhadap
perempuan yang
mendapat
layanan
komprehensif.
5 Mencapai SOSIAL 5.3.1* Proporsi - - - - - Menurun TD Tidak Terkait Isu
Kesetaraan perempuan Prioritas
Gender dan umur 20-24
Memberdayak tahun yang
an Kaum berstatus kawin
Perempuan atau berstatus
hidup bersama
sebelum umur 15
tahun dan
sebelum umur 18

VI - 57
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
tahun. (Jumlah
pernikahan dini
sebelum usia
……tahun)
5 SOSIAL 5.3.1.(a) Median usia 20,04 20,03 20,01 20,02 20,05 Meningkat 1 tahun SB Tidak Terkait Isu
kawin pertama menjadi 21 Prioritas
perempuan tahun
pernah kawin
umur 25-49
tahun. (Rata-rata
usia kawin
pertama wanita)
5 SOSIAL 5.3.1.(b) Angka kelahiran - - - - - Menurun TD Tidak Terkait Isu
pada perempuan menjadi 38 Prioritas
umur 15-19 tahun
tahun (Age
Specific Fertility
Rate/ASFR).
5 SOSIAL 5.5.1* Proporsi kursi 13,33 6,67 6,67 6,67 6,67 Meningkat Belum SB Tidak Terkait Isu
yang diduduki mencapai Prioritas
perempuan di target
parlemen tingkat nasional
pusat, parlemen
daerah dan
pemerintah
daerah.
(Proporsi kursi
yang diduduki
perempuan di
DPRD)
5 SOSIAL 5.5.2* Proporsi - 29,8 - 31,7 - Meningkat SS Tidak Terkait Isu
perempuan yang Prioritas
berada di posisi
managerial.
5 Mencapai SOSIAL 5.6.1* Proporsi Meningkat TD Akses Pendidikan
Kesetaraan perempuan dan Kesehatan
Gender dan umur 15-49 yang belum
Memberdayakan tahun yang optimal
Kaum Perempuan membuat

VI - 58
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
keputusan
sendiri terkait
hubungan
seksual,
penggunaan
kontrasepsi, dan
layanan
kesehatan
reproduksi.
5 SOSIAL 5.6.1.(a) Unmet need KB 12,8 13,02 11,42 12,54 11,45 Menurun 1,55 SB Akses Pendidikan
(Kebutuhan menjadi 7,4% dan Kesehatan
Keluarga yang belum
Berencana/KB optimal
yang tidak
terpenuhi).
5 SOSIAL 5.6.1.(b) Pengetahuan - - - - - Meningkat TD Akses Pendidikan
dan pemahaman menjadi 85% dan Kesehatan
Pasangan Usia yang belum
Subur (PUS) optimal
tentang metode
kontrasepsi
modern.
5 Mencapai SOSIAL 5.b.1* Proporsi individu - - 54,11 55,73 - 74,51 76,21 Meningkat Telah SS Akses Pendidikan
Kesetaraan yang mencapai dan Kesehatan
Gender dan menguasai/memi target yang belum
Memberdayak liki telepon nasional optimal
an Kaum genggam.
Perempuan (persentase
penduduk usia
15 tahun ke atas
yang memiliki/
menguasai
handphone)
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.1.1.(a) Persentase 85 89,63 95,6 95,6 96,81 Meningkat 3,19 SB Ketersediaan Air
Ketersediaan rumah tangga menjadi 100% Terbatas
serta yang memiliki
Pengelolaan akses terhadap
Air Bersih dan layanan sumber
air minum layak.

VI - 59
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Sanitasi yang (Proporsi rumah
Berkelanjutan tangga dengan
akses
berkelanjutan
terhadap air
minum layak,
perkotaan dan
perdesaan)
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.1.1.(b) Kapasitas - - - - - Meningkat TD Ketersediaan Air
Ketersediaan prasarana air menjadi 118,6 Terbatas
serta baku untuk m3/detik
Pengelolaan melayani rumah
Air Bersih dan tangga,
Sanitasi yang perkotaan dan
Berkelanjutan industri, serta
penyediaan air
baku untuk
pulau-pulau.
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.1.1.(c) Proporsi 51,06 85,4 86,3 90,87 91,05 Meningkat 8,95 SB Ketersediaan Air
Ketersediaan populasi yang menjadi 100% Terbatas
serta memiliki akses
Pengelolaan layanan sumber
Air Bersih dan air minum aman
Sanitasi yang dan
Berkelanjutan berkelanjutan.
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(a) Proporsi 95,70% 96,12% Meningkat SS Sarana dan
Ketersediaan populasi yang Prasarana Belum
serta memiliki fasilitas Optimal
Pengelolaan cuci tangan
Air Bersih dan dengan sabun
Sanitasi yang dan air.
Berkelanjutan
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(b) Persentase 81 81,57 81,7 81,77 92,91 Meningkat 7,09 SB Sarana dan
Ketersediaan rumah tangga menjadi 100% Prasarana Belum
serta yang memiliki Optimal
Pengelolaan akses terhadap
Air Bersih dan layanan sanitasi
Sanitasi yang layak.
Berkelanjutan

VI - 60
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(c) Jumlah - - - - 96 Meningkat SS Pencemaran dan
Ketersediaan desa/kelurahan menjadi 45.000 Kerusakan
serta yang (skala nasional) Lingkungan
Pengelolaan melaksanakan
Air Bersih dan Sanitasi Total
Sanitasi yang Berbasis
Berkelanjutan Masyarakat
(STBM).
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(d) Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 Meningkat Telah SS Pencemaran dan
Ketersediaan desa/kelurahan mencapai Kerusakan
serta yang Open target Lingkungan
Pengelolaan Defecation Free nasional
Air Bersih dan (ODF)/ Stop
Sanitasi yang Buang Air Besar
Berkelanjutan Sembarangan
(SBS).
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(e) Jumlah Ada Meningkat SS Pencemaran dan
Ketersediaan kabupaten/kota menjadi 438 Kerusakan
serta yang terbangun kabupaten/kota. Lingkungan
Pengelolaan infrastruktur air
Air Bersih dan limbah dengan
Sanitasi yang sistem terpusat
Berkelanjutan skala kota,
kawasan dan
komunal. (skala
diperkecil)
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(f) Proporsi rumah 81 81,57 81,7 81,77 92,91% Meningkat 7,09% SB Pencemaran dan
Ketersediaan tangga yang menjadi 100% Kerusakan
serta terlayani sistem Lingkungan
Pengelolaan pengelolaan air
Air Bersih dan limbah terpusat.
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.3.1.(a) Jumlah tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada Sedang Meningkat BB Pencemaran dan
Ketersediaan kabupaten/kota dalam menjadi 409 Kerusakan
serta yang perencan kabupaten/kota Lingkungan
Pengelolaan ditingkatkan aan
Air Bersih dan kualitas
pengelolaan

VI - 61
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Sanitasi yang lumpur tinja
Berkelanjutan perkotaan dan
dilakukan
pembangunan
Instalasi
Pengolahan
Lumpur Tinja
(IPLT). (skala
diperkecil)
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.3.1.(b) Proporsi rumah - - - - - Meningkat TD Pencemaran dan
Ketersediaan tangga yang Kerusakan
serta terlayani sistem Lingkungan
Pengelolaan pengelolaan
Air Bersih dan lumpur tinja.
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 LINGKUNGAN 6.3.2.(a) Kualitas air - - - - - - - Meningkat TD Pencemaran dan
danau. (Indeks Kerusakan
Kualitas Lingkungan
Air)(Indikator
Khusus)
6 LINGKUNGAN 6.3.2.(b) Kualitas air - 51,76 45 45 49 51,18 53,13 Meningkat SS Ketersediaan Air
sungai sebagai Terbatas
sumber air baku.
6 LINGKUNGAN 6.4.1.(b) Insentif - - - - - ada TD Ketersediaan Air
penghematan air Terbatas
pertanian/perkeb
unan dan
industri.
6 LINGKUNGAN 6.5.1.(a) Jumlah Rencana - - - - - ada TD Tidak Terkait Isu
Pengelolaan Prioritas
Daerah Aliran
Sungai Terpadu
(RPDAST) yang
diinternalisasi ke
dalam Rencana
Tata Ruang
Wilayah

VI - 62
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
(RTRW).(Indikat
or Khusus)
6 LINGKUNGAN 6.5.1.(c) Jumlah jaringan 90 79 - - - 8 WS SS Ketersediaan Air
informasi sumber Jaringan Jaringan Terbatas
daya air yang Irigasi Irigasi
dibentuk.
6 LINGKUNGAN 6.5.1.(f) Jumlah wilayah - - - - - 10 WS (skala SS Ketersediaan Air
sungai yang nasional) Terbatas
memiliki
partisipasi
masyarakat
dalam
pengelolaan
daerah
tangkapan
sungai dan
danau.
6 LINGKUNGAN 6.5.1.(g) Kegiatan 6 GHIPPA 6 6 6 1 ada n/a SS Ketersediaan Air
penataan GHIPPA GHIPPA GHIPPA GHIPPA Terbatas
kelembagaan
sumber daya air.
7 Menjamin EKONOMI 7.2.1* Bauran energi 10-16% Tidak TD Tidak Terkait Isu
Akses Energi terbarukan. ada data Prioritas
yang
Terjangkau,
Andal,
Berkelanjutan
dan Modern
untuk Semua
7 Menjamin EKONOMI 7.3.1* Intensitas energi Menurun Kewenan TD Tidak Terkait Isu
Akses Energi primer. menjadi 463,2 gan Prioritas
yang SBM (skala Provinsi
Terjangkau, nasional)
Andal,
Berkelanjutan
dan Modern
untuk Semua

VI - 63
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
8 Meningkatkan EKONOMI 8.1.1* Laju 5,85 5,1 5,17 5,31 5,09 5,09 5,04 Meningkat Belum SB Tidak Terkait Isu
Pertumbuhan pertumbuhan mencapai Prioritas
Ekonomi yang PDRB per kapita target
Inklusif dan nasional
Berkelanjutan,
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.1.1.(a) PDRB per kapita 15,65 16,42 17,25 18,15 19,05 20,05 21,05 Meningkat Meningkat SS Tidak Terkait Isu
Pertumbuhan (ADHK) menjadi lebih TETAPI Prioritas
Ekonomi yang dari Rp 50 juta Belum
Inklusif dan mencapai
Berkelanjutan, target
Kesempatan nasional
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.10.1* Jumlah kantor Meningkat TD Sarana dan
Pertumbuhan bank dan ATM Prasarana Belum
Ekonomi yang per 100.000 Optimal
Inklusif dan penduduk
Berkelanjutan, dewasa
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 EKONOMI 8.10.1.(a) Rata-rata jarak Menurun TD Sarana dan
lembaga (mendekat) Prasarana Belum
keuangan (Bank Optimal
Umum).

VI - 64
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
8 EKONOMI 8.10.1.(b) Proporsi kredit 38,85 41,46 49,5 50,55 51,58 Meningkat Telah SS Tidak Terkait Isu
UMKM terhadap mencapai Prioritas
total kredit. target
nasional
8 EKONOMI 8.2.1* Laju 16,27 18,04 20,47 22,21 23,76 20,04 21,05 Meningkat Mencapai SS Pengangguran
pertumbuhan Tahun 2020 = Target dan Kemiskinan
PDRB per tenaga 3,0-4,0% Tahun Nasional yang masih
kerja/Tingkat 2024 = 3,5- cukup tinggi
pertumbuhan 4,5%
PDRB riil per
orang bekerja
per tahun.
8 Meningkatkan EKONOMI 8.3.1* Proporsi 29,15 24,25 Meningkat SB Pengangguran
Pertumbuhan lapangan kerja dan Kemiskinan
Ekonomi yang informal sektor yang masih
Inklusif dan non-pertanian, cukup tinggi
Berkelanjutan, berdasarkan jenis
Kesempatan kelamin.
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 EKONOMI 8.3.1.(a) Persentase - - - - - 26,61% 51% SB Pengangguran
tenaga kerja dan Kemiskinan
formal. yang masih
cukup tinggi
8 Meningkatkan EKONOMI 8.3.1.(b) Persentase - - - - 8,09 5,43 Meningkat SB Pengangguran
Pertumbuhan tenaga kerja dan Kemiskinan
Ekonomi yang informal sektor yang masih
Inklusif dan pertanian. cukup tinggi
Berkelanjutan,
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan

VI - 65
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
yang Layak
untuk Semua
8 EKONOMI 8.3.1.(c) Persentase akses - - - - - 25% TD Tidak Terkait Isu
UMKM (Usaha Prioritas
Mikro, Kecil,
dan Menengah)
ke layanan
keuangan.
8 Meningkatkan EKONOMI 8.5.1* Upah rata-rata - - - - - 9.436,35 11.958,26 Meningkat SS Pengangguran
Pertumbuhan per jam pekerja. dan Kemiskinan
Ekonomi yang yang masih
Inklusif dan cukup tinggi
Berkelanjutan,
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.5.2* Tingkat 3,02 4,28 6,05 3,02 3,1 Menurun 3,6 - Belum SS Pengangguran
Pertumbuhan pengangguran 4,3 % mencapai dan Kemiskinan
Ekonomi yang terbuka target yang masih
Inklusif dan berdasarkan jenis nasional cukup tinggi
Berkelanjutan, kelamin dan
Kesempatan kelompok umur.
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.5.2.(a) Tingkat setengah Menurun TD Pengangguran
Pertumbuhan pengangguran. dan Kemiskinan
Ekonomi yang yang masih
Inklusif dan cukup tinggi
Berkelanjutan,
Kesempatan
Kerja yang

VI - 66
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 EKONOMI 8.6.1* Persentase usia 9,31 12,89 14,72 14,7 15,02 Meningkat SS Pengangguran
muda (15-24 dan Kemiskinan
tahun) yang yang masih
sedang tidak cukup tinggi
sekolah, bekerja
atau mengikuti
pelatihan
(NEET).
8 EKONOMI 8.9.1* Proporsi 5,58 3,8 3,9 4,26 3,69 3,25 3,31 Meningkat Belum SB Sarana dan
kontribusi menjadi 8% mencapai Prasarana Belum
pariwisata target Optimal
terhadap PDB. nasional
(Kontribusi
sektor pariwisata
terhadap PAD)
8 EKONOMI 8.9.1.(a) Jumlah - - - - - Meningkat TD Tidak Terkait Isu
wisatawan menjadi 20 juta Prioritas
mancanegara. (skala nasional)
8 Meningkatkan EKONOMI 8.9.1.(b) Jumlah 577.373 627.198 752.83 828.913 921.031 762.865 929.078 Meningkat Telah SS Tidak Terkait Isu
Pertumbuhan kunjungan mencapai Prioritas
Ekonomi yang wisatawan target
Inklusif dan nusantara. nasional
Berkelanjutan, (Kunjungan
Kesempatan wisata)
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.9.1.(c) Jumlah devisa Data tidak Meningkat n/a TD Tidak Terkait Isu
Pertumbuhan sektor ada Prioritas
Ekonomi yang pariwisata.
Inklusif dan

VI - 67
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Berkelanjutan,
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.9.2* Jumlah pekerja 402 - - - - 787 Meningkat n/a SS Pengangguran
Pertumbuhan pada industri dan Kemiskinan
Ekonomi yang pariwisata dalam yang masih
Inklusif dan proporsi cukup tinggi
Berkelanjutan, terhadap total
Kesempatan pekerja.
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
9 Membangun EKONOMI 9.1.1.(b) Panjang 6,7 1000 Km (skala SS Sarana dan
Infrastruktur pembangunan nasional) Prasarana Belum
yang Tangguh, jalan tol. Optimal
Meningkatkan
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.1.1.(c) Panjang jalur 8 8 8 8 8 8 8 Bertambah SS Sarana dan
Infrastruktur kereta api. 3.258 km Prasarana Belum
yang Tangguh, Optimal
Meningkatkan
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi

VI - 68
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
9 Membangun EKONOMI 9.1.2.(b) Jumlah dermaga Meningkat TD Sarana dan
Infrastruktur penyeberangan. Prasarana Belum
yang Tangguh, Optimal
Meningkatkan
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.1.2.(c) Jumlah 24 pelabuhan TD Sarana dan
Infrastruktur pelabuhan (skala nasional) Prasarana Belum
yang Tangguh, strategis. Optimal
Meningkatkan (Indikator
Industri Khusus)
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.2.1* Proporsi nilai 9,58 9,65 9,62 9,65 10,09 10,57 10,84 Meningkat SB Tidak Terkait Isu
Infrastruktur tambah sektor (Angka (Angka (Angka Prioritas
yang Tangguh, industri Diperbaiki) Sementara) Sangat Tahun 2024=
Meningkatkan manufaktur Sementara) 19,9-21,1%
Industri terhadap PDB
Inklusif dan dan per kapita.
Berkelanjutan, (diperkecil
serta menggunakan
Mendorong PDRB)
Inovasi
9 EKONOMI 9.2.1.(a) Laju - - - 5,72 8,83 10,82 7,73 Lebih tinggi dari SB Tidak Terkait Isu
pertumbuhan pertumbuhan Prioritas
PDRB industri PDB
manufaktur.
Tahun 2024 =
5,9-8,4%
9 Membangun EKONOMI 9.2.2* Proporsi tenaga - - - - - Meningkat TD Pengangguran
Infrastruktur kerja pada sektor 15,7% dan Kemiskinan
yang Tangguh,

VI - 69
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
Meningkatkan industri yang masih
Industri manufaktur. cukup tinggi
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.3.1* Proporsi nilai - - - - - 3,9 Meningkat SB Tidak Terkait Isu
Infrastruktur tambah industri Tahun 2020= Prioritas
yang Tangguh, kecil terhadap 18,5%
Meningkatkan total nilai Tahun 2024 =
Industri tambah industri. 20%
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.3.2* Proporsi industri Meningkat TD Tidak Terkait Isu
Infrastruktur kecil dengan Tahun 2020 = Prioritas
yang Tangguh, pinjaman atau 2,4%
Meningkatkan kredit.
Industri Tahun 2024 =
Inklusif dan 5%
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.5.1* Proporsi - - - - - Meningkat TD Tidak Terkait Isu
Infrastruktur anggaran riset Prioritas
yang Tangguh, pemerintah
Meningkatkan terhadap PDB.
Industri (proporsi
Inklusif dan anggaran litbang
Berkelanjutan, terhadap APBD)
serta
Mendorong
Inovasi

VI - 70
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pencapaian Indikator TPB Gap dg


No. No. Target RPJMN Target
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama
TPB Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tahun 2024 RPJMN
2024
9 Membangun EKONOMI 9.c.1* Proporsi - - - - - Meningkat TD Sarana dan
Infrastruktur penduduk yang Prasarana Belum
yang Tangguh, terlayani mobile Optimal
Meningkatkan broadband.
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.c.1.(a) Proporsi individu 62,68 76,34 Meningkat SS Sarana dan
Infrastruktur yang Prasarana Belum
yang Tangguh, menguasai/memi Optimal
Meningkatkan liki telepon
Industri genggam
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.c.1.(b) Proporsi individu - - - 22,53 - 38,89 48,17 Meningkat SS Sarana dan
Infrastruktur yang Prasarana Belum
yang Tangguh, menggunakan Optimal
Meningkatkan internet
Industri (penduduk usia
Inklusif dan 5 tahun ke atas
Berkelanjutan, yang mengakses
serta internet)
Mendorong
Inovasi
Sumber: Analisis Tim Pembuat KLHS RPJMD Kabupaten Magetan , 2020
Keterangan Capaian TPB = SS : Sudah dilaksanakan sudah mencapai terget nasional, SB : Sudah dilaksanakan belum mencapai target nasional, BB : Belum
dilaksanakan, belum mencapai target nasional, TD : Tidak ada data

VI - 71
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Dari 220 indikator yang menjadi kewenangan Kabupaten, 151 Indikator TPB terkait
dengan Isu Utama Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Magetan. Dari 153 indikator
tersebut sebanyak 68 indikator sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target nasional, 39
indikator sudah dilaksanakan namun belum mencapai target nasional dan 43 indikator tidak
ada data. Indikator TPB yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target nasional
menjadi prioritas untuk perumusan skenario tanpa upaya tambahan, sedangkan indikator
yang sudah dilaksanakan namun belum mencapai target nasional menjadi prioritas untuk
perumusan skenario dengan upaya tambahan. Indikator TPB yang belum ada data dan masuk
dalam isu utama diharapkan dapat dijadikan acuan untuk dilaksanakan dalam Perubahan
RPJMD Kabupaten Magetan 2018 – 2023.

6.2. Perumusan Skenario


Perumusan Skenario Pembangunan Berkelanjutan ditentukan berdasarkan beberapa
pertimbangan, diantaranya adalah:
1. Indikator yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target nasional, namun daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup sudah terlampaui. Indikator dengan
pertimbangan ini bisa dilaksanakan pada Perubahan RPJMD tahun 2018 – 2023 namun
perlu upaya kehati-hatian dalam melakukan implementasi program dan kegiatan agar
supaya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidupnya tidak menjadi semakin
menurun kemampuannya.

2018
Gambar 6.3. Pertimbangan DDDTLH Dalam Pelaksanaan Indikator TPB

VI - 72
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

2. Indikator sudah dilaksanakan namun belum mencapat target nasional. Indikator dengan
pertimbangan ini bisa dilaksanakan pada Perubahan RPJMD Tahun 2018 – 2023 dengan
upaya-upaya tambahan. Upaya tambahan diperlukan agar target nasional bisa tercapai
pada akhir masa perencanaan. Upaya-upaya tambahan yang dilakukan tetap harus
mempertimbangkan kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan (DDDTLH).
3. Indikator yang menjadi isu utama pembangunan berkelanjutan berdasarkan masukan
dari pemangku kepentingan melalui uji publik-1. Indikator dengan pertimbangan ini
dapat dilaksanakan pada Perubahan RPJMD 2018 – 2023 dengan upaya tambahan,
namun perlu mempertimbangkan kondisi daya dukung dan daya tampung
lingkungannya.
4. Kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup (DDDTLH) jasa ekosistem
serta 6 muatan kajian KLHS yang terkait dengan TPB. Indikator yang terkait dengan
kondisi DDDTLH difokuskan pada kriteria DDDTLH yang sudah melampaui kemampuan
DDDTLH-nya serta mempunyai keterkaitan dengan 6 muatan KLHS. Tujuannya adalah
agar supaya kemampuan DDDTLH menjadi lebih baik pada akhir masa perencanaan.
Keterkaitan antara indikator TPB dengan DDDTLH dan 6 muatan KLHS dilakukan secara
partisipatif dengan mempertimbangkan kondisi DDDTLH dan 6 muatan yang telah
dibahas pada Bab III, hasil kesepakatan tim pembuat kemudian dimasukkan pada Tabel
6.6.

Gambar 6.4. Beberapa Pilihan Skenario Pembangunan Berkelanjutan dengan Upaya


Tambahan

VI - 73
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 6.6. Perumusan Skenario Pembangunan Berkelanjutan Kabupaten Magetan


JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

1 Mengakhiri SOSIAL 1.2.1* Persentase SB Pengangguran P1 17% 8% 15% 16% 43% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kemiskinan penduduk yang dan (Penyediaan Tambahan
dalam Segala hidup di bawah Kemiskinan Pangan)
Bentuk garis kemiskinan yang masih
Dimanapun nasional, cukup tinggi
menurut jenis
kelamin dan
kelompok umur.
(Angka
kemiskinan)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.3.1.(a) Proporsi peserta SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kemiskinan jaminan Pendidikan Berkaitan Tambahan
dalam Segala kesehatan dan Kesehatan
Bentuk melalui SJSN yang belum
Dimanapun Bidang optimal
Kesehatan.
1 Mengakhiri SOSIAL 1.3.1.(b) Presentase SB Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kemiskinan pekerja/buruh dan Berkaitan Tambahan
dalam Segala yang menjadi Kemiskinan
Bentuk peserta program yang masih
Dimanapun jamsostek cukup tinggi
1 Mengakhiri SOSIAL 1.3.1.(c) Persentase SB Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kemiskinan penyandang dan Berkaitan Tambahan
dalam Segala disabilitas yang Kemiskinan
Bentuk miskin dan yang masih
Dimanapun rentan yang cukup tinggi
terpenuhi hak
dasarnya dan
inklusivitas.
(Persentase
PMKS yang
memperoleh
bantuan sosial)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.3.1.(d) Jumlah rumah SB Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kemiskinan tangga yang dan Berkaitan Tambahan
dalam Segala mendapatkan Kemiskinan

VI - 74
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Bentuk bantuan tunai yang masih


Dimanapun bersyarat/ cukup tinggi
Program
Keluarga
Harapan.
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(a) Persentase SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kemiskinan perempuan Pendidikan Berkaitan
dalam Segala pernah kawin dan Kesehatan
Bentuk umur 15-49 yang belum
Dimanapun tahun yang optimal
proses
melahirkan
terakhirnya di
fasilitas
kesehatan.
(Pelayanan
kesehatan ibu
bersalin sesuai
standar
pelayanan
persalinan)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(b) Persentase anak SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kemiskinan umur 12-23 Pendidikan Berkaitan
dalam Segala bulan yang dan Kesehatan
Bentuk menerima yang belum
Dimanapun imunisasi dasar optimal
lengkap.
(Persentase Anak
Usia 1 Tahun
yang Diimunisasi
dasar lengkap)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(c) Prevalensi SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kemiskinan penggunaan Pendidikan Berkaitan
dalam Segala metode dan Kesehatan
Bentuk kontrasepsi yang belum
Dimanapun (CPR) semua optimal
cara pada
Pasangan Usia

VI - 75
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Subur (PUS) usia


15-49 tahun
yang berstatus
kawin.(Tingkat
prevalensi
kontrasepsi
(CPR))
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(d) Persentase SB Sarana dan P2 8% 23% 18% 24% 26% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kemiskinan rumah tangga Prasarana (Penyediaan Tambahan
dalam Segala yang memiliki Belum Air Bersih)
Bentuk akses terhadap Optimal
Dimanapun layanan sumber
air minum layak
dan
berkelanjutan.
(Proporsi rumah
tangga dengan
akses
berkelanjutan
terhadap air
minum layak,
perkotaan dan
perdesaan)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(e) Persentase SB Sarana dan C1 (Tempat 23% 24% 23% 25% 5% 3 4 3 3 3 4 Upaya
Kemiskinan rumah tangga Prasarana tinggal dan Tambahan
dalam Segala yang memiliki Belum Ruang
Bentuk akses terhadap Optimal hidup)
Dimanapun layanan sanitasi
layak dan
berkelanjutan.
(Persentase
rumah tinggal
bersanitasi)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(g) Angka Partisipasi SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kemiskinan Murni (APM) Pendidikan Berkaitan
dalam Segala SD/MI/sederajat. dan Kesehatan
Bentuk yang belum
Dimanapun optimal

VI - 76
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(h) Angka Partisipasi SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU


Kemiskinan Murni (APM) Pendidikan Berkaitan
dalam Segala SMP/MTs/ dan Kesehatan
Bentuk sederajat. yang belum
Dimanapun optimal
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(j) Persentase SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kemiskinan penduduk umur Isu Prioritas Berkaitan
dalam Segala 0-17 tahun
Bentuk dengan
Dimanapun kepemilikan akta
kelahiran. (umur
0-18)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.4.1.(k) Persentase SS Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kemiskinan rumah tangga Prasarana Berkaitan
dalam Segala miskin dan Belum
Bentuk rentan yang Optimal
Dimanapun sumber
penerangan
utamanya listrik
baik dari PLN
dan bukan PLN.
(Persentase
rumah tangga
pengguna listrik)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.5.1* Jumlah korban SS Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4 BAU
Kemiskinan meninggal, Bencana (Pencegahan
dalam Segala hilang, dan Bencana)
Bentuk terkena dampak
Dimanapun bencana per
100.000 orang.
1 SOSIAL 1.5.1.(a) Jumlah lokasi SS Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4 BAU
penguatan Bencana (Pencegahan
pengurangan Bencana)
risiko bencana
daerah. (Jumlah
Desa Tangguh
Bencana Tingkat
Madya di

VI - 77
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Daerah Rawan
Bencana)
1 SOSIAL 1.5.1.(b) Pemenuhan TD Kerawanan Tidak 4 4 4 3 3 4
kebutuhan dasar Bencana Berkaitan
korban bencana
sosial.
1 SOSIAL 1.5.1.(c) Pendampingan TD Kerawanan Tidak 4 4 4 3 3 4
psikososial Bencana Berkaitan
korban bencana
sosial.
1 SOSIAL 1.5.1.(d) Jumlah daerah TD Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4
bencana Bencana (Pencegahan
alam/bencana Bencana)
sosial yang
mendapat
pendidikan
layanan khusus.
(SMAB=Sekolah/
Madrasah Aman
Bencana)
1 SOSIAL 1.5.1.(e) Indeks risiko SS Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4 BAU
bencana pada Bencana (Pencegahan
pusat-pusat Bencana)
pertumbuhan
yang berisiko
tinggi.
(Indikator
Khusus)
1 Mengakhiri SOSIAL 1.5.2.(a) Jumlah kerugian SB Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4 Upaya
Kemiskinan ekonomi Bencana (Pencegahan Tambahan
dalam Segala langsung akibat Bencana)
Bentuk bencana.
Dimanapun
1 Mengakhiri SOSIAL 1.5.3* Dokumen SS Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4 BAU
Kemiskinan strategi Bencana (Pencegahan
dalam Segala pengurangan Bencana)
Bentuk risiko bencana
Dimanapun (PRB) tingkat

VI - 78
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

nasional dan
daerah.
1 Mengakhiri SOSIAL 1.a.1* Proporsi sumber TD Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4
Kemiskinan daya yang dan Berkaitan
dalam Segala dialokasikan Kemiskinan
Bentuk oleh pemerintah yang masih
Dimanapun secara langsung cukup tinggi
untuk program
pemberantasan
kemiskinan.
1 Mengakhiri SOSIAL 1.a.2* Pengeluaran SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kemiskinan untuk layanan Pendidikan Berkaitan Tambahan
dalam Segala pokok dan Kesehatan
Bentuk (pendidikan, yang belum
Dimanapun kesehatan dan optimal
perlindungan
sosial) sebagai
persentase dari
total belanja
pemerintah.
10 Mengurangi EKONOMI 10.1.1* Koefisien Gini. SS Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kesenjangan (Indeks Gini) dan Berkaitan
Intra- dan Kemiskinan
Antarnegara yang masih
cukup tinggi
10 EKONOMI 10.1.1.(a) Persentase SB Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
penduduk yang dan Berkaitan Tambahan
hidup di bawah Kemiskinan
garis kemiskinan yang masih
nasional, cukup tinggi
menurut jenis
kelamin dan
kelompok umur.
(Angka
kemiskinan)
10 EKONOMI 10.1.1.(b) Jumlah daerah SS Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
tertinggal yang dan Berkaitan
terentaskan. Kemiskinan

VI - 79
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

(Indikator yang masih


Khusus) cukup tinggi
10 EKONOMI 10.1.1.(c) Jumlah desa SS Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
tertinggal. dan Berkaitan
(Indikator Kemiskinan
Khusus) yang masih
cukup tinggi
10 EKONOMI 10.1.1.(d) Jumlah Desa SS Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Mandiri. dan Berkaitan
Kemiskinan
yang masih
cukup tinggi
10 Mengurangi EKONOMI 10.1.1.(e) Rata-rata TD Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4
Kesenjangan pertumbuhan dan Berkaitan
Intra- dan ekonomi di Kemiskinan
Antarnegara daerah yang masih
tertinggal. cukup tinggi
(Indikator
Khusus)
10 EKONOMI 10.1.1.(f) Persentase TD Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4
penduduk miskin dan Berkaitan
di daerah Kemiskinan
tertinggal. yang masih
(persentase cukup tinggi
penduduk miskin
di desa
tertinggal)
10 Mengurangi EKONOMI 10.2.1* Proporsi TD Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4
Kesenjangan penduduk yang dan Berkaitan
Intra- dan hidup di bawah Kemiskinan
Antarnegara 50 persen dari yang masih
median cukup tinggi
pendapatan,
menurut jenis
kelamin dan
penyandang
difabilitas.

VI - 80
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

10 EKONOMI 10.3.1.(a) Indeks SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya


Kebebasan Sipil. Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
10 Mengurangi EKONOMI 10.3.1.(d) Jumlah kebijakan TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Kesenjangan yang Isu Prioritas Berkaitan
Intra- dan diskriminatif
Antarnegara dalam 12 bulan
lalu berdasarkan
pelarangan
diskriminasi
menurut hukum
HAM
Internasional.
10 EKONOMI 10.4.1.(b) Proporsi peserta SB Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Program dan Berkaitan Tambahan
Jaminan Sosial Kemiskinan
Bidang yang masih
Ketenagakerjaan. cukup tinggi
11 Menjadikan LINGKUNGAN 11.1.1.(a) Proporsi rumah SS Sarana dan C1 (Tempat 23% 24% 23% 25% 5% 3 4 3 3 3 4 BAU
Kota dan tangga yang Prasarana tinggal dan
Permukiman memiliki akses Belum Ruang
Inklusif, terhadap hunian Optimal hidup)
Aman, yang layak dan
Tangguh dan terjangkau.
Berkelanjutan (Rasio Rumah
Layak Huni)
11 LINGKUNGAN 11.1.1.(b) Jumlah kawasan TD Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4
perkotaan Prasarana Berkaitan
metropolitan Belum
yang terpenuhi Optimal
standar
pelayanan
perkotaan
(SPP).(Indikator
Khusus)
11 LINGKUNGAN 11.3.1.(b) Jumlah TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Metropolitan Isu Prioritas Berkaitan
baru di luar
Jawa sebagai

VI - 81
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Pusat Kegiatan
Nasional (PKN).
(Indikator
Khusus)
11 LINGKUNGAN 11.3.2.(b) Jumlah lembaga TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
pembiayaan Isu Prioritas Berkaitan
infrastruktur.
11 LINGKUNGAN 11.4.1.(a) Jumlah kota TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
pusaka di Isu Prioritas Berkaitan
kawasan
perkotaan
metropolitan,
kota besar, kota
sedang dan kota
kecil. (Indikator
Khusus)
11 Menjadikan LINGKUNGAN 11.5.1* Jumlah korban SS Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4 BAU
Kota dan meninggal, Bencana (Pencegahan
Permukiman hilang dan Bencana)
Inklusif, terkena dampak
Aman, bencana per
Tangguh dan 100.000 orang.
Berkelanjutan
11 LINGKUNGAN 11.5.1.(a) Indeks Risiko SB Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4 Upaya
Bencana Bencana (Pencegahan Tambahan
Indonesia (IRBI). Bencana)
11 LINGKUNGAN 11.5.1.(c) Jumlah sistem SS Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4 BAU
peringatan dini Bencana (Pencegahan
cuaca dan iklim Bencana)
serta
kebencanaan.
(Jumlah Desa
Tangguh
Bencana Tingkat
Madya di
Daerah Rawan
Bencana)

VI - 82
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

11 Menjadikan LINGKUNGAN 11.5.2.(a) Jumlah kerugian SB Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4 Upaya
Kota dan ekonomi Bencana (Pencegahan Tambahan
Permukiman langsung akibat Bencana)
Inklusif, bencana.
Aman,
Tangguh dan
Berkelanjutan
11 LINGKUNGAN 11.6.1.(a) Persentase SB Pencemaran R5 9% 18% 24% 42% 6% 4 4 4 3 3 4 Upaya
sampah dan Kerusakan (Pengelohan Tambahan
perkotaan yang Lingkungan dan
tertangani. Penguraian
(Persentase Limbah)
Timbulan
Sampah Yang
tertangani)
11 LINGKUNGAN 11.6.1.(b) Jumlah kota TD Tidak Terkait C1 (Tempat 23% 24% 23% 25% 5% 3 4 3 3 3 4
hijau yang Isu Prioritas tinggal dan
mengembangkan Ruang hidup)
dan menerapkan
green waste di
kawasan
perkotaan
metropolitan.
(Indikator
Khusus)
11 LINGKUNGAN 11.7.1.(a) Jumlah kota SS Tidak Terkait R6 12% 31% 17% 30% 10% 3 4 3 3 3 4 BAU
hijau yang Isu Prioritas Pemeliharaan
menyediakan Kualitas Udara
ruang terbuka
hijau di kawasan
perkotaan
metropolitan
dan kota sedang
(Persentase luas
RTH).(Indikator
Khusus)

VI - 83
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

11 Menjadikan LINGKUNGAN 11.b.2* Dokumen TD Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4


Kota dan strategi Bencana (Pencegahan
Permukiman pengurangan Bencana)
Inklusif, risiko bencana
Aman, (PRB) tingkat
Tangguh dan daerah.
Berkelanjutan
12 Menjamin LINGKUNGAN 12.4.2.(a) Jumlah limbah BB Pencemaran R5 9% 18% 24% 42% 6% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Pola Produksi B3 yang dan Kerusakan (Pengelohan Tambahan
dan Konsumsi terkelola dan Lingkungan dan
yang proporsi limbah Penguraian
Berkelanjutan B3 yang diolah Limbah)
sesuai peraturan
perundangan
(sektor industri).
12 LINGKUNGAN 12.5.1.(a) Jumlah timbulan SS Pencemaran R5 9% 18% 24% 42% 6% 4 4 4 3 3 4 BAU
sampah yang dan Kerusakan (Pengelohan
didaur ulang. Lingkungan dan
Penguraian
Limbah)
12 LINGKUNGAN 12.6.1.(a) Jumlah TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
perusahaan yang Isu Prioritas Berkaitan
menerapkan
sertifikasi SNI
ISO 14001.
12 LINGKUNGAN 12.7.1.(a) Jumlah produk TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
ramah Isu Prioritas Berkaitan
lingkungan yang
teregister.
12 Menjamin LINGKUNGAN 12.8.1.(a) Jumlah fasilitas SB Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Pola Produksi publik yang Prasarana Berkaitan Tambahan
dan Konsumsi menerapkan Belum
yang Standar Optimal
Berkelanjutan Pelayanan
Masyarakat
(SPM) dan
teregister.

VI - 84
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

13 Mengambil LINGKUNGAN 13.1.1* Dokumen SS Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4 BAU


Tindakan strategi Bencana (Pencegahan
Cepat untuk pengurangan Bencana)
Mengatasi risiko bencana
Perubahan (PRB) tingkat
Iklim dan nasional dan
Dampaknya daerah.
13 Mengambil LINGKUNGAN 13.1.2* Jumlah korban SS Kerawanan R3 21% 6% 55% 15% 3% 3 4 3 3 3 4 BAU
Tindakan meninggal, Bencana (Pencegahan
Cepat untuk hilang dan Bencana)
Mengatasi terkena dampak
Perubahan bencana per
Iklim dan 100.000 orang.
Dampaknya
15 Melindungi, LINGKUNGAN 15.1.1.(a) Proporsi tutupan Alih Fungsi R1 0% 21% 18% 46% 15% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Merestorasi hutan terhadap Lahan (Pengaturan Tambahan
dan luas lahan Iklim)
Meningkatkan keseluruhan.
Pemanfaatan (Indeks tutupan
Berkelanjutan lahan)
Ekosistem
Daratan,
Mengelola
Hutan secara
Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan
Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragam
an Hayati
15 LINGKUNGAN 15.3.1.(a) Proporsi luas TD Alih Fungsi R1 0% 21% 18% 46% 15% 4 4 4 3 3 4
lahan kritis yang Lahan (Pengaturan
direhabilitasi Iklim)
terhadap luas

VI - 85
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

lahan
keseluruhan.
15 Melindungi, LINGKUNGAN 15.6.1* Tersedianya TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Merestorasi kerangka Isu Prioritas Berkaitan
dan legislasi,
Meningkatkan administrasi dan
Pemanfaatan kebijakan untuk
Berkelanjutan memastikan
Ekosistem pembagian
Daratan, keuntungan yang
Mengelola adil dan merata.
Hutan secara
Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan
Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragam
an Hayati
15 LINGKUNGAN 15.9.1.(a) Dokumen BB Sarana dan S4 5% 25% 28% 36% 5% 4 4 4 3 3 4
rencana Prasarana (Biodiversitas)
pemanfaatan Belum
keanekaragaman Optimal
hayati.
16 Menguatkan HUKUM & 16.1.1.(a) Jumlah kasus SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Masyarakat TATA KELOLA kejahatan Isu Prioritas Berkaitan
yang Inklusif pembunuhan
dan Damai pada satu tahun
untuk terakhir.
Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan
Akses
Keadilan
untuk Semua,

VI - 86
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 Menguatkan HUKUM & 16.1.2.(a) Kematian SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Masyarakat TATA KELOLA disebabkan Isu Prioritas Berkaitan
yang Inklusif konflik per
dan Damai 100.000
untuk penduduk.
Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan
Akses
Keadilan
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 Menguatkan HUKUM & 16.1.3.(a) Proporsi TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Masyarakat TATA KELOLA penduduk yang Isu Prioritas Berkaitan
yang Inklusif menjadi korban
dan Damai kejahatan
untuk kekerasan dalam
Pembangunan 12 bulan
Berkelanjutan, terakhir.
Menyediaan
Akses
Keadilan
untuk Semua,

VI - 87
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 Menguatkan HUKUM & 16.1.4* Proporsi SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Masyarakat TATA KELOLA penduduk yang Isu Prioritas Berkaitan
yang Inklusif merasa aman
dan Damai berjalan
untuk sendirian di area
Pembangunan tempat
Berkelanjutan, tinggalnya.
Menyediaan Tingkat
Akses penyelesaian
Keadilan penyelenggaraan
untuk Semua, K3 (Ketertiban,
dan Ketentraman,
Membangun Keindahan)
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 HUKUM & 16.10.2.(c) Jumlah SB Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
TATA KELOLA kepemilikan Prasarana Berkaitan Tambahan
sertifikat Pejabat Belum
Pengelola Optimal
Informasi dan
Dokumentasi
(PPID) untuk
mengukur
kualitas PPID
dalam
menjalankan

VI - 88
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

tugas dan fungsi


sebagaimana
diatur dalam
peraturan
perundang-
undangan.
16 Menguatkan HUKUM & 16.2.1.(a) Proporsi rumah TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Masyarakat TATA KELOLA tangga yang Isu Prioritas Berkaitan
yang Inklusif memiliki anak
dan Damai umur 1-17 tahun
untuk yang mengalami
Pembangunan hukuman fisik
Berkelanjutan, dan/atau agresi
Menyediaan psikologis dari
Akses pengasuh dalam
Keadilan setahun terakhir.
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 HUKUM & 16.2.1.(b) Prevalensi SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
TATA KELOLA kekerasan Isu Prioritas Berkaitan
terhadap anak
laki-laki dan
anak
perempuan.
16 Menguatkan HUKUM & 16.2.3.(a) Proporsi TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Masyarakat TATA KELOLA perempuan dan Isu Prioritas Berkaitan
yang Inklusif laki-laki muda
dan Damai umur 18-24
untuk tahun yang
Pembangunan mengalami
Berkelanjutan, kekerasan seksual

VI - 89
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Menyediaan sebelum umur 18


Akses tahun.
Keadilan
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 HUKUM & 16.5.1.(a) Indeks Perilaku TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
TATA KELOLA Anti Korupsi Isu Prioritas Berkaitan
(IPAK).
16 Menguatkan HUKUM & 16.6.1* Proporsi TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Masyarakat TATA KELOLA pengeluaran Isu Prioritas Berkaitan
yang Inklusif utama
dan Damai pemerintah
untuk terhadap
Pembangunan anggaran yang
Berkelanjutan, disetujui.
Menyediaan
Akses
Keadilan
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 HUKUM & 16.6.1.(a) Persentase SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
TATA KELOLA peningkatan Isu Prioritas Berkaitan
Opini Wajar
Tanpa

VI - 90
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Pengecualian
(WTP) atas
Laporan
Keuangan
Kementerian/
Lembaga dan
Pemerintah
Daerah
(Provinsi/Kabupa
ten/Kota).
16 HUKUM & 16.6.1.(b) Persentase SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
TATA KELOLA peningkatan Isu Prioritas Berkaitan
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Pemerintah
(SAKIP)
Kementerian/
Lembaga dan
Pemerintah
Daerah
(Provinsi/
Kabupaten/Kota)
16 HUKUM & 16.6.1.(c) Persentase SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
TATA KELOLA penggunaan E- Isu Prioritas Berkaitan
procurement
terhadap belanja
pengadaan.
16 HUKUM & 16.6.1.(d) Persentase SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
TATA KELOLA instansi Isu Prioritas Berkaitan
pemerintah yang
memiliki nilai
Indeks Reformasi
Birokrasi Baik
Kementerian/
Lembaga dan
Pemerintah
Daerah

VI - 91
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

(Provinsi/
Kabupaten/Kota)
16 HUKUM & 16.6.2.(a) Persentase SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
TATA KELOLA Kepatuhan Isu Prioritas Berkaitan
pelaksanaan UU
Pelayanan Publik
Kementerian/
Lembaga dan
Pemerintah
Daerah
(Provinsi/
Kabupaten/Kota)
16 HUKUM & 16.7.1.(a) Persentase SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
TATA KELOLA keterwakilan Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
perempuan di
Dewan
Perwakilan
Rakyat (DPR)
dan Dewan
Perwakilan
Rakyat Daerah
(DPRD).
16 HUKUM & 16.7.1.(b) Persentase SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
TATA KELOLA keterwakilan Isu Prioritas Berkaitan
perempuan
sebagai
pengambilan
keputusan di
lembaga
eksekutif (Eselon
I dan II).
16 Menguatkan HUKUM & 16.9.1* Proporsi anak TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Masyarakat TATA KELOLA umur di bawah 5 Isu Prioritas Berkaitan
yang Inklusif tahun yang
dan Damai kelahirannya
untuk dicatat oleh
Pembangunan lembaga
Berkelanjutan,

VI - 92
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Menyediaan pencatatan sipil,


Akses menurut umur.
Keadilan
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 HUKUM & 16.9.1.(a) Persentase TD Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4
TATA KELOLA kepemilikan akta dan Berkaitan
lahir untuk Kemiskinan
penduduk 40% yang masih
berpendapatan cukup tinggi
bawah.
16 HUKUM & 16.9.1.(b) Persentase anak SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
TATA KELOLA yang memiliki Isu Prioritas Berkaitan
akta kelahiran.
16 Menguatkan HUKUM & 16.b.1.(a) Jumlah kebijakan TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Masyarakat TATA KELOLA yang Isu Prioritas Berkaitan
yang Inklusif diskriminatif
dan Damai dalam 12 bulan
untuk lalu berdasarkan
Pembangunan pelarangan
Berkelanjutan, diskriminasi
Menyediaan menurut hukum
Akses HAM
Keadilan Internasional.
untuk Semua,
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif,
Akuntabel,
dan Inklusif di

VI - 93
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Semua
Tingkatan
17 Menguatkan EKONOMI 17.1.1* Total SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Sarana pendapatan Isu Prioritas Berkaitan
Pelaksanaan pemerintah
dan sebagai proporsi
Merevitalisasi terhadap PDB
Kemitraan menurut
Global untuk sumbernya.
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.1.1.(a) Rasio SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Sarana penerimaan Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
Pelaksanaan pajak terhadap
dan PDB.
Merevitalisasi
Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.1.2* Proporsi SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Sarana anggaran Isu Prioritas Berkaitan
Pelaksanaan domestik yang
dan didanai oleh
Merevitalisasi pajak domestik.
Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 EKONOMI 17.17.1.(a) Jumlah proyek BB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
yang ditawarkan Isu Prioritas Berkaitan
untuk
dilaksanakan
dengan skema
Kerjasama
Pemerintah dan
Badan Usaha
(KPBU).

VI - 94
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

17 EKONOMI 17.17.1.(b) Jumlah alokasi BB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4


pemerintah Isu Prioritas Berkaitan
untuk penyiapan
proyek, transaksi
proyek, dan
dukungan
pemerintah
dalam Kerjasama
Pemerintah dan
Badan Usaha
(KPBU).
17 Menguatkan EKONOMI 17.18.1.(a) Persentase SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Sarana konsumen Badan Isu Prioritas Berkaitan
Pelaksanaan Pusat Statistik
dan (BPS) yang
Merevitalisasi merasa puas
Kemitraan dengan kualitas
Global untuk data statistik.
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.18.1.(b) Persentase SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Sarana konsumen yang Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
Pelaksanaan menjadikan data
dan dan informasi
Merevitalisasi statistik BPS
Kemitraan sebagai rujukan
Global untuk utama.
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.18.1.(c) Jumlah metadata SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Sarana kegiatan statistik Isu Prioritas Berkaitan
Pelaksanaan dasar, sektoral,
dan dan khusus yang
Merevitalisasi terdapat dalam
Kemitraan Sistem Informasi
Global untuk Rujukan Statistik
Pembangunan (SIRuSa).
Berkelanjutan

VI - 95
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

17 Menguatkan EKONOMI 17.18.1.(d) Persentase TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4


Sarana indikator SDGs Isu Prioritas Berkaitan
Pelaksanaan terpilah yang
dan relevan dengan
Merevitalisasi target.
Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.19.2.(b) Tersedianya data TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Sarana registrasi terkait Isu Prioritas Berkaitan
Pelaksanaan kelahiran dan
dan kematian (Vital
Merevitalisasi Statistics
Kemitraan Register)
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.19.2.(c) Jumlah SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Sarana pengunjung Isu Prioritas Berkaitan
Pelaksanaan eksternal yang
dan mengakses data
Merevitalisasi dan informasi
Kemitraan statistik melalui
Global untuk website.
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan EKONOMI 17.19.2.(d) Persentase SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Sarana konsumen yang Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
Pelaksanaan puas terhadap
dan akses data Badan
Merevitalisasi Pusat Statistik
Kemitraan (BPS).
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 EKONOMI 17.6.2.(b) Tingkat penetrasi TD Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4
akses tetap Prasarana Berkaitan

VI - 96
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

pitalebar (fixed Belum


broadband) di Optimal
Perkotaan dan di
Perdesaan.
17 EKONOMI 17.6.2.(c) Proporsi SS Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
penduduk Prasarana Berkaitan
terlayani mobile Belum
broadband Optimal
17 Menguatkan EKONOMI 17.8.1* Proporsi individu SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Sarana yang Pendidikan Berkaitan
Pelaksanaan menggunakan dan Kesehatan
dan internet. yang belum
Merevitalisasi optimal
Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 EKONOMI 17.8.1.(a) Persentase SS Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
kabupaten 3T Prasarana Berkaitan
yang terjangkau Belum
layanan akses Optimal
telekomunikasi
universal dan
internet.
(Proporsi rumah
tangga dengan
akses internet)
(Indikator
Khusus)
2 Menghilangkan SOSIAL 2.1.1* Prevalensi TD Pengangguran P1 17% 8% 15% 16% 43% 4 4 4 3 3 4
Kelaparan, Ketidakcukupan dan (Penyediaan
Mencapai Konsumsi Pangan Kemiskinan Pangan)
Ketahanan (Prevalence of yang masih
Pangan dan Gizi Undernourishment). cukup tinggi
yang Baik, serta
Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan

VI - 97
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

2 Menghilangkan SOSIAL 2.1.1.(a) Prevalensi SS Akses P1 17% 8% 15% 16% 43% 4 4 4 3 3 4 BAU
Kelaparan, kekurangan gizi Pendidikan (Penyediaan
Mencapai (underweight) dan Kesehatan Pangan)
Ketahanan pada anak balita. yang belum
Pangan dan Gizi (Prevalensi Balita optimal
yang Baik, serta Gizi Kurang)
Meningkatkan
Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan SOSIAL 2.1.2* Prevalensi SB Pengangguran P1 17% 8% 15% 16% 43% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kelaparan, penduduk dan (Penyediaan Tambahan
Mencapai dengan Kemiskinan Pangan)
Ketahanan kerawanan yang masih
Pangan dan Gizi pangan sedang cukup tinggi
yang Baik, serta atau berat,
Meningkatkan berdasarkan
Pertanian pada Skala
Berkelanjutan Pengalaman
Kerawanan
Pangan.
(Penanganan
Daerah Rawan
Pagan)
2 SOSIAL 2.1.2.(a) Proporsi TD Pengangguran P1 17% 8% 15% 16% 43% 4 4 4 3 3 4
penduduk dan (Penyediaan
dengan asupan Kemiskinan Pangan)
kalori minimum yang masih
di bawah 1400 cukup tinggi
kkal/kapita/hari.
2 Menghilangkan SOSIAL 2.2.1* Prevalensi SS Akses P1 17% 8% 15% 16% 43% 4 4 4 3 3 4 BAU
Kelaparan, stunting (pendek Pendidikan (Penyediaan
Mencapai dan sangat dan Kesehatan Pangan)
Ketahanan pendek) pada yang belum
Pangan dan Gizi anak di bawah optimal
yang Baik, serta lima
Meningkatkan tahun/balita.
Pertanian
Berkelanjutan

VI - 98
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

2 SOSIAL 2.2.1.(a) Prevalensi SS Akses P1 17% 8% 15% 16% 43% 4 4 4 3 3 4 BAU


stunting (pendek Pendidikan (Penyediaan
dan sangat dan Kesehatan Pangan)
pendek) pada yang belum
anak di bawah optimal
dua
tahun/baduta.
2 Menghilangkan SOSIAL 2.2.2* Prevalensi SB Akses P1 17% 8% 15% 16% 43% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kelaparan, malnutrisi (berat Pendidikan (Penyediaan Tambahan
Mencapai badan/tinggi dan Kesehatan Pangan)
Ketahanan badan) anak yang belum
Pangan dan Gizi pada usia kurang optimal
yang Baik, serta dari 5 tahun,
Meningkatkan berdasarkan tipe.
Pertanian
Berkelanjutan
2 SOSIAL 2.2.2.(a) Prevalensi TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
anemia pada ibu Pendidikan Berkaitan
hamil. dan Kesehatan
yang belum
optimal
2 SOSIAL 2.2.2.(b) Persentase bayi SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
usia kurang dari Pendidikan Berkaitan
6 bulan yang dan Kesehatan
mendapatkan yang belum
ASI eksklusif. optimal
2 SOSIAL 2.2.2.(c) Kualitas SB Akses P1 17% 8% 15% 16% 43% 4 4 4 3 3 4 Upaya
konsumsi pangan Pendidikan (Penyediaan Tambahan
yang dan Kesehatan Pangan)
diindikasikan yang belum
oleh skor Pola optimal
Pangan Harapan
(PPH) mencapai;
dan tingkat
konsumsi ikan.
2 Menghilangkan SOSIAL 2.3.1* Nilai Tambah SS Pengangguran P1 17% 8% 15% 16% 43% 4 4 4 3 3 4 BAU
Kelaparan, Pertanian dibagi dan (Penyediaan
Mencapai jumlah tenaga Kemiskinan Pangan)

VI - 99
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Ketahanan kerja di sektor yang masih


Pangan dan Gizi pertanian cukup tinggi
yang Baik, serta (rupiah per
Meningkatkan tenaga kerja).
Pertanian
Berkelanjutan
3 Menjamin SOSIAL 3.1.1* Angka Kematian SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kehidupan Ibu (AKI). Pendidikan Berkaitan
yang Sehat dan Kesehatan
dan yang belum
Meningkatkan optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 SOSIAL 3.1.2* Proporsi SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
perempuan Pendidikan Berkaitan
pernah kawin dan Kesehatan
umur 15-49 yang belum
tahun yang optimal
proses
melahirkan
terakhirnya
ditolong oleh
tenaga kesehatan
terlatih.
3 SOSIAL 3.1.2.(a) Persentase SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
perempuan Pendidikan Berkaitan
pernah kawin dan Kesehatan
umur 15-49 yang belum
tahun yang optimal
proses
melahirkan
terakhirnya di
fasilitas
kesehatan.
3 Menjamin SOSIAL 3.2.1* Angka Kematian SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kehidupan Balita (AKBa) per Pendidikan Berkaitan

VI - 100
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

yang Sehat 1000 kelahiran dan Kesehatan


dan hidup. yang belum
Meningkatkan optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin SOSIAL 3.2.2* Angka Kematian SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kehidupan Neonatal (AKN) Pendidikan Berkaitan
yang Sehat per 1000 dan Kesehatan
dan kelahiran hidup. yang belum
Meningkatkan optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 SOSIAL 3.2.2.(a) Angka Kematian SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Bayi (AKB) per Pendidikan Berkaitan
1000 kelahiran dan Kesehatan
hidup. yang belum
optimal
3 SOSIAL 3.2.2.(b) Persentase SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
kabupaten/kota Pendidikan Berkaitan Tambahan
yang mencapai dan Kesehatan
80% imunisasi yang belum
dasar lengkap optimal
pada bayi.
(apakah magetan
sudah mencapai
80% imunisasi
dasar lengkap?)
3 SOSIAL 3.3.1.(a) Prevalensi HIV SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
pada populasi Pendidikan Berkaitan
dewasa. dan Kesehatan
yang belum
optimal
3 SOSIAL 3.3.2.(a) Insiden SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Tuberkulosis Pendidikan Berkaitan

VI - 101
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

(ITB) per dan Kesehatan


100.000 yang belum
penduduk. optimal
3 Menjamin SOSIAL 3.3.3* Kejadian Malaria SS Akses R8 2% 23% 3% 60% 12% 4 4 4 3 3 4 BAU
Kehidupan per 1000 orang. Pendidikan (Pengendalian
yang Sehat dan Kesehatan Hama &
dan yang belum Penyakit)
Meningkatkan optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 SOSIAL 3.3.3.(a) Jumlah TD Akses R8 2% 23% 3% 60% 12% 4 4 4 3 3 4
kabupaten/kota Pendidikan (Pengendalian
yang mencapai dan Kesehatan Hama &
eliminasi yang belum Penyakit)
malaria. (skala optimal
indikator
disesuaikan
apakah
kota/kabupaten
tsb sudah
mencapai
eliminasi
malaria)
3 Menjamin SOSIAL 3.3.4.(a) Persentase TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
Kehidupan kabupaten/kota Pendidikan Berkaitan
yang Sehat yang melakukan dan Kesehatan
dan deteksi dini yang belum
Meningkatkan untuk infeksi optimal
Kesejahteraan Hepatitis B.
Seluruh (Skala diperkecil
Penduduk apakah
Semua Usia kabupaten/kota
tsb sudah
melakukan
deteksi dini
Hepatitits B)

VI - 102
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

3 Menjamin SOSIAL 3.3.5* Jumlah orang SS Akses R8 2% 23% 3% 60% 12% 4 4 4 3 3 4 BAU
Kehidupan yang Pendidikan (Pengendalian
yang Sehat memerlukan dan Kesehatan Hama &
dan intervensi yang belum Penyakit)
Meningkatkan terhadap optimal
Kesejahteraan penyakit tropis
Seluruh yang terabaikan
Penduduk (Filariasis dan
Semua Usia Kusta).
3 SOSIAL 3.3.5.(a) Jumlah provinsi TD Akses R8 2% 23% 3% 60% 12% 4 4 4 3 3 4
dengan eliminasi Pendidikan (Pengendalian
Kusta. (Skala dan Kesehatan Hama &
diperkecil) yang belum Penyakit)
optimal
3 SOSIAL 3.3.5.(b) Jumlah TD Akses R8 2% 23% 3% 60% 12% 4 4 4 3 3 4
kabupaten/kota Pendidikan (Pengendalian
dengan eliminasi dan Kesehatan Hama &
filariasis (berhasil yang belum Penyakit)
lolos dalam optimal
survei penilaian
transmisi tahap
I). (Skala
diperkecil)
3 SOSIAL 3.4.1.(a) Persentase TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
merokok pada Pendidikan Berkaitan
penduduk umur dan Kesehatan
≤18 tahun. yang belum
optimal
3 SOSIAL 3.4.1.(b) Prevalensi SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
tekanan darah Pendidikan Berkaitan Tambahan
tinggi. dan Kesehatan
yang belum
optimal
3 SOSIAL 3.4.1.(c) Prevalensi TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
obesitas pada Pendidikan Berkaitan
penduduk umur dan Kesehatan
≥18 tahun. yang belum
optimal

VI - 103
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

3 Menjamin SOSIAL 3.4.2* Angka kematian TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4


Kehidupan (insidens rate) Pendidikan Berkaitan
yang Sehat akibat bunuh dan Kesehatan
dan diri. yang belum
Meningkatkan optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 SOSIAL 3.4.2.(a) Jumlah TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
kabupaten/kota Pendidikan Berkaitan
yang memiliki dan Kesehatan
puskesmas yang yang belum
menyelenggarak optimal
an upaya
kesehatan jiwa.
(jumlah fasilitas
kesehatan yang
menyelenggarak
an upaya
kesehatan jiwa)
3 SOSIAL 3.5.1.(e) Prevalensi TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
penyalahgunaan Pendidikan Berkaitan
narkoba. dan Kesehatan
yang belum
optimal
3 Menjamin SOSIAL 3.5.2* Konsumsi TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
Kehidupan alkohol (liter per Pendidikan Berkaitan
yang Sehat kapita) oleh dan Kesehatan
dan penduduk umur yang belum
Meningkatkan ≥ 15 tahun optimal
Kesejahteraan dalam satu tahun
Seluruh terakhir.
Penduduk
Semua Usia
3 SOSIAL 3.7.1* Proporsi SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
perempuan usia Pendidikan Berkaitan
reproduksi (15- dan Kesehatan

VI - 104
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

49 tahun) atau yang belum


pasangannya optimal
yang memiliki
kebutuhan
keluarga
berencana dan
menggunakan
alat kontrasepsi
metode modern.
3 SOSIAL 3.7.1.(a) Angka prevalensi SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
penggunaan Pendidikan Berkaitan
metode dan Kesehatan
kontrasepsi yang belum
(CPR) semua optimal
cara pada
Pasangan Usia
Subur (PUS) usia
15-49 tahun
yang berstatus
kawin. (angka
pemakaian
kontrasepsi/CPR
bagi perempuan
menikah usia 15-
49 tahun)
3 SOSIAL 3.7.1.(b) Angka SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
penggunaan Pendidikan Berkaitan Tambahan
metode dan Kesehatan
kontrasepsi yang belum
jangka panjang optimal
(MKJP) cara
modern.
3 SOSIAL 3.7.2* Angka kelahiran TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
pada perempuan Pendidikan Berkaitan
umur 15-19 dan Kesehatan
tahun (Age yang belum
Specific Fertility optimal
Rate/ASFR).

VI - 105
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

3 SOSIAL 3.7.2.(a) Total Fertility SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU


Rate (TFR). Pendidikan Berkaitan
dan Kesehatan
yang belum
optimal
3 SOSIAL 3.8.1.(a) Unmet need SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
pelayanan Pendidikan Berkaitan Tambahan
kesehatan. dan Kesehatan
(Cakupan PUS yang belum
yang ingin ber- optimal
KB tidak
terpenuhi
(unmet need))
3 Menjamin SOSIAL 3.8.2* Jumlah TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
Kehidupan penduduk yang Pendidikan Berkaitan
yang Sehat dicakup asuransi dan Kesehatan
dan kesehatan atau yang belum
Meningkatkan sistem kesehatan optimal
Kesejahteraan masyarakat per
Seluruh 1000 penduduk.
Penduduk
Semua Usia
3 SOSIAL 3.8.2.(a) Cakupan SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Jaminan Pendidikan Berkaitan Tambahan
Kesehatan dan Kesehatan
Nasional (JKN). yang belum
optimal
3 Menjamin SOSIAL 3.9.3.(a) Proporsi SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kehidupan kematian akibat Pendidikan Berkaitan
yang Sehat keracunan. dan Kesehatan
dan yang belum
Meningkatkan optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin SOSIAL 3.a.1* Persentase SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kehidupan merokok pada Pendidikan Berkaitan Tambahan

VI - 106
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

yang Sehat penduduk umur dan Kesehatan


dan ≥15 tahun. yang belum
Meningkatkan optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin SOSIAL 3.b.1.(a) Persentase SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kehidupan ketersediaan Pendidikan Berkaitan
yang Sehat obat dan vaksin dan Kesehatan
dan di Puskesmas. yang belum
Meningkatkan optimal
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
3 Menjamin SOSIAL 3.c.1* Kepadatan dan SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kehidupan distribusi tenaga Pendidikan Berkaitan
yang Sehat kesehatan. (Rasio dan Kesehatan
dan tenaga kesehatan yang belum
Meningkatkan per 100.000 optimal
Kesejahteraan penduduk)
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
4 Menjamin SOSIAL 4.1.1* Proporsi anak- TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
Kualitas anak dan Pendidikan Berkaitan
Pendidikan remaja: (a) pada dan Kesehatan
yang Inklusif kelas 4, (b) yang belum
dan Merata tingkat akhir optimal
serta SD/kelas 6, (c)
Meningkatkan tingkat akhir
Kesempatan SMP/kelas 9
Belajar yang mencapai
Sepanjang standar
Hayat untuk kemampuan
Semua minimum dalam:

VI - 107
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

(i) membaca, (ii)


matematika.
4 Menjamin SOSIAL 4.1.1.(a) Persentase SD/MI SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kualitas berakreditasi Pendidikan Berkaitan Tambahan
Pendidikan minimal A dan Kesehatan
yang Inklusif yang belum
dan Merata optimal
serta
Meningkatkan
Kesempatan
Belajar
Sepanjang
Hayat untuk
Semua
4 SOSIAL 4.1.1.(b) Persentase SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
SMP/MTs Pendidikan Berkaitan Tambahan
berakreditasi dan Kesehatan
minimal A yang belum
optimal
4 SOSIAL 4.1.1.(d) Angka Partisipasi SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Kasar (APK) Pendidikan Berkaitan Tambahan
SD/MI/sederajat. dan Kesehatan
yang belum
optimal
4 SOSIAL 4.1.1.(e) Angka Partisipasi SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kasar (APK) Pendidikan Berkaitan
SMP/MTs/ dan Kesehatan
sederajat. yang belum
optimal
4 SOSIAL 4.1.1.(g) Rata-rata lama SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
sekolah Pendidikan Berkaitan Tambahan
penduduk umur dan Kesehatan
≥15 tahun. yang belum
(Angka rata-rata optimal
lama sekolah)
4 SOSIAL 4.2.2.(a) Angka Partisipasi SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kasar (APK) Pendidikan Berkaitan
Pendidikan Anak dan Kesehatan

VI - 108
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Usia Dini yang belum


(PAUD). optimal
4 Menjamin SOSIAL 4.4.1* Proporsi remaja TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
Kualitas dan dewasa Pendidikan Berkaitan
Pendidikan dengan dan Kesehatan
yang Inklusif keterampilan yang belum
dan Merata teknologi optimal
serta informasi dan
Meningkatkan komunikasi
Kesempatan (TIK).
Belajar
Sepanjang
Hayat untuk
Semua
4 SOSIAL 4.5.1* Rasio Angka SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Partisipasi Murni Pendidikan Berkaitan
(APM) dan Kesehatan
perempuan/laki- yang belum
laki di (1) optimal
SD/MI/sederajat;
(2) SMP/MTs/
sederajat; (3)
SMA/SMK/MA/
sederajat; dan
Rasio Angka
Partisipasi Kasar
(APK)
perempuan/laki-
laki di (4)
Perguruan
Tinggi. (APM
SD)
4 SOSIAL 4.6.1.(a) Persentase angka SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
melek aksara Pendidikan Berkaitan
penduduk umur dan Kesehatan
≥15 tahun. yang belum
optimal

VI - 109
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

4 SOSIAL 4.6.1.(b) Persentase angka SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU


melek aksara Pendidikan Berkaitan
penduduk umur dan Kesehatan
15-24 tahun dan yang belum
umur 15-59 optimal
tahun.
4 Menjamin SOSIAL 4.a.1* Proporsi sekolah TD Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4
Kualitas dengan akses ke: Prasarana Berkaitan
Pendidikan (a) listrik (b) Belum
yang Inklusif internet untuk Optimal
dan Merata tujuan
serta pengajaran, (c)
Meningkatkan komputer untuk
Kesempatan tujuan
Belajar pengajaran, (d)
Sepanjang infrastruktur dan
Hayat untuk materi memadai
Semua bagi siswa
disabilitas, (e) air
minum layak, (f)
fasilitas sanitasi
dasar per jenis
kelamin, (g)
fasilitas cuci
tangan (terdiri
air, sanitasi, dan
higienis bagi
semua (WASH).
4 Menjamin SOSIAL 4.c.1* Persentase guru SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kualitas TK, SD, SMP, Pendidikan Berkaitan
Pendidikan SMA, SMK, dan dan Kesehatan
yang Inklusif PLB yang yang belum
dan Merata bersertifikat optimal
serta pendidik.
Meningkatkan
Kesempatan
Belajar
Sepanjang

VI - 110
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Hayat untuk
Semua
5 Mencapai SOSIAL 5.1.1* Jumlah kebijakan SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kesetaraan yang responsif Isu Prioritas Berkaitan
Gender dan gender
Memberdayak mendukung
an Kaum pemberdayaan
Perempuan perempuan.
5 Mencapai SOSIAL 5.2.1* Proporsi SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kesetaraan perempuan Isu Prioritas Berkaitan
Gender dan dewasa dan anak
Memberdayak perempuan
an Kaum (umur 15-64
Perempuan tahun)
mengalami
kekerasan (fisik,
seksual, atau
emosional) oleh
pasangan atau
mantan
pasangan dalam
12 bulan
terakhir.
5 SOSIAL 5.2.1.(a) Prevalensi SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
kekerasan Isu Prioritas Berkaitan
terhadap anak
perempuan.
5 Mencapai SOSIAL 5.2.2* Proporsi SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kesetaraan perempuan Isu Prioritas Berkaitan
Gender dan dewasa dan anak
Memberdayak perempuan
an Kaum (umur 15-64
Perempuan tahun)
mengalami
kekerasan seksual
oleh orang lain
selain pasangan
dalam 12 bulan

VI - 111
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

terakhir. (jumlah
kasus kekerasan
seksual)
5 SOSIAL 5.2.2.(a) Persentase SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
korban Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
kekerasan
terhadap
perempuan yang
mendapat
layanan
komprehensif.
5 Mencapai SOSIAL 5.3.1* Proporsi TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Kesetaraan perempuan Isu Prioritas Berkaitan
Gender dan umur 20-24
Memberday tahun yang
akan Kaum berstatus kawin
Perempuan atau berstatus
hidup bersama
sebelum umur 15
tahun dan
sebelum umur 18
tahun. (Jumlah
pernikahan dini
sebelum usia
……tahun)
5 SOSIAL 5.3.1.(a) Median usia SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
kawin pertama Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
perempuan
pernah kawin
umur 25-49
tahun. (Rata-rata
usia kawin
pertama wanita)
5 SOSIAL 5.3.1.(b) Angka kelahiran TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
pada perempuan Isu Prioritas Berkaitan
umur 15-19
tahun (Age

VI - 112
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Specific Fertility
Rate/ASFR).
5 SOSIAL 5.5.1* Proporsi kursi SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
yang diduduki Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
perempuan di
parlemen tingkat
pusat, parlemen
daerah dan
pemerintah
daerah.
(Proporsi kursi
yang diduduki
perempuan di
DPRD)
5 SOSIAL 5.5.2* Proporsi SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
perempuan yang Isu Prioritas Berkaitan
berada di posisi
managerial.
5 Mencapai SOSIAL 5.6.1* Proporsi TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4
Kesetaraan perempuan Pendidikan Berkaitan
Gender dan umur 15-49 dan Kesehatan
Memberday tahun yang yang belum
akan Kaum membuat optimal
Perempuan keputusan
sendiri terkait
hubungan
seksual,
penggunaan
kontrasepsi, dan
layanan
kesehatan
reproduksi.
5 SOSIAL 5.6.1.(a) Unmet need KB SB Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
(Kebutuhan Pendidikan Berkaitan Tambahan
Keluarga dan Kesehatan
Berencana/KB yang belum
yang tidak optimal
terpenuhi).

VI - 113
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

5 SOSIAL 5.6.1.(b) Pengetahuan dan TD Akses Tidak 4 4 4 3 3 4


pemahaman Pendidikan Berkaitan
Pasangan Usia dan Kesehatan
Subur (PUS) yang belum
tentang metode optimal
kontrasepsi
modern.
5 Mencapai SOSIAL 5.b.1* Proporsi individu SS Akses Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Kesetaraan yang Pendidikan Berkaitan
Gender dan menguasai/memi dan Kesehatan
Memberday liki telepon yang belum
akan Kaum genggam. optimal
Perempuan (persentase
penduduk usia
15 tahun ke atas
yang
memiliki/mengua
sai handphone)
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.1.1.(a) Persentase SB Ketersediaan P2 8% 23% 18% 24% 26% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Ketersediaan rumah tangga Air Terbatas (Penyediaan Tambahan
serta yang memiliki Air Bersih)
Pengelolaan akses terhadap
Air Bersih dan layanan sumber
Sanitasi yang air minum layak.
Berkelanjutan (Proporsi rumah
tangga dengan
akses
berkelanjutan
terhadap air
minum layak,
perkotaan dan
perdesaan)
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.1.1.(b) Kapasitas TD Ketersediaan P2 8% 23% 18% 24% 26% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Ketersediaan prasarana air Air Terbatas (Penyediaan Tambahan
serta baku untuk Air Bersih)
Pengelolaan Air melayani rumah
Bersih dan tangga,
perkotaan dan

VI - 114
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Sanitasi yang industri, serta


Berkelanjutan penyediaan air
baku untuk
pulau-pulau.
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.1.1.(c) Proporsi SB Ketersediaan P2 8% 23% 18% 24% 26% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Ketersediaan populasi yang Air Terbatas (Penyediaan Tambahan
serta memiliki akses Air Bersih)
Pengelolaan layanan sumber
Air Bersih dan air minum aman
Sanitasi yang dan
Berkelanjutan berkelanjutan.
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(a) Proporsi SS Sarana dan R5 9% 18% 24% 42% 6% 4 4 4 3 3 4 BAU
Ketersediaan populasi yang Prasarana (Pengelohan
serta memiliki fasilitas Belum dan
Pengelolaan cuci tangan Optimal Penguraian
Air Bersih dan dengan sabun Limbah)
Sanitasi yang dan air.
Berkelanjutan
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(b) Persentase SB Sarana dan P2 8% 23% 18% 24% 26% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Ketersediaan rumah tangga Prasarana (Penyediaan Tambahan
serta yang memiliki Belum Air Bersih)
Pengelolaan akses terhadap Optimal
Air Bersih dan layanan sanitasi
Sanitasi yang layak.
Berkelanjutan
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(c) Jumlah SS Pencemaran R5 9% 18% 24% 42% 6% 4 4 4 3 3 4 BAU
Ketersediaan desa/kelurahan dan Kerusakan (Pengelohan
serta yang Lingkungan dan
Pengelolaan melaksanakan Penguraian
Air Bersih dan Sanitasi Total Limbah)
Sanitasi yang Berbasis
Berkelanjutan Masyarakat
(STBM).
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(d) Jumlah SS Pencemaran R5 9% 18% 24% 42% 6% 4 4 4 3 3 4 BAU
Ketersediaan desa/kelurahan dan Kerusakan (Pengelohan
serta yang Open Lingkungan dan
Pengelolaan Defecation Free Penguraian
Air Bersih dan (ODF)/ Stop Limbah)

VI - 115
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Sanitasi yang Buang Air Besar


Berkelanjutan Sembarangan
(SBS).
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(e) Jumlah SS Pencemaran R5 9% 18% 24% 42% 6% 4 4 4 3 3 4 BAU
Ketersediaan kabupaten/kota dan Kerusakan (Pengelohan
serta yang terbangun Lingkungan dan
Pengelolaan infrastruktur air Penguraian
Air Bersih dan limbah dengan Limbah)
Sanitasi yang sistem terpusat
Berkelanjutan skala kota,
kawasan dan
komunal. (skala
diperkecil)
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.2.1.(f) Proporsi rumah SB Pencemaran R5 9% 18% 24% 42% 6% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Ketersediaan tangga yang dan Kerusakan (Pengelohan Tambahan
serta terlayani sistem Lingkungan dan
Pengelolaan pengelolaan air Penguraian
Air Bersih dan limbah terpusat. Limbah)
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.3.1.(a) Jumlah BB Pencemaran R5 9% 18% 24% 42% 6% 4 4 4 3 3 4
Ketersediaan kabupaten/kota dan Kerusakan (Pengelohan
serta yang Lingkungan dan
Pengelolaan ditingkatkan Penguraian
Air Bersih dan kualitas Limbah)
Sanitasi yang pengelolaan
Berkelanjutan lumpur tinja
perkotaan dan
dilakukan
pembangunan
Instalasi
Pengolahan
Lumpur Tinja
(IPLT). (skala
diperkecil)
6 Menjamin LINGKUNGAN 6.3.1.(b) Proporsi rumah TD Pencemaran R5 9% 18% 24% 42% 6% 4 4 4 3 3 4
Ketersediaan tangga yang dan Kerusakan (Pengelohan
serta terlayani sistem Lingkungan dan

VI - 116
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Pengelolaan pengelolaan Penguraian


Air Bersih dan lumpur tinja. Limbah)
Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 LINGKUNGAN 6.3.2.(a) Kualitas air TD Pencemaran P2 8% 23% 18% 24% 26% 4 4 4 3 3 4
danau. (Indeks dan Kerusakan (Penyediaan
Kualitas Air) Lingkungan Air Bersih)
(Indikator
Khusus)
6 LINGKUNGAN 6.3.2.(b) Kualitas air SS Ketersediaan P2 8% 23% 18% 24% 26% 4 4 4 3 3 4 BAU
sungai sebagai Air Terbatas (Penyediaan
sumber air baku. Air Bersih)
6 LINGKUNGAN 6.4.1.(b) Insentif TD Ketersediaan P2 8% 23% 18% 24% 26% 4 4 4 3 3 4
penghematan air Air Terbatas (Penyediaan
pertanian/ Air Bersih)
perkebunan dan
industri.
6 LINGKUNGAN 6.5.1.(a) Jumlah Rencana TD Tidak Terkait R2 14% 15% 37% 23% 10% 3 4 3 3 3 4
Pengelolaan Isu Prioritas (Pengaturan
Daerah Aliran Tata Air)
Sungai Terpadu
(RPDAST) yang
diinternalisasi ke
dalam Rencana
Tata Ruang
Wilayah
(RTRW).
(Indikator
Khusus)
6 LINGKUNGAN 6.5.1.(c) Jumlah jaringan SS Ketersediaan Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
informasi sumber Air Terbatas Berkaitan
daya air yang
dibentuk.
6 LINGKUNGAN 6.5.1.(f) Jumlah wilayah SS Ketersediaan R2 14% 15% 37% 23% 10% 3 4 3 3 3 4 BAU
sungai yang Air Terbatas (Pengaturan
memiliki Tata Air)
partisipasi
masyarakat

VI - 117
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

dalam
pengelolaan
daerah
tangkapan sungai
dan danau.
6 LINGKUNGAN 6.5.1.(g) Kegiatan SS Ketersediaan R2 14% 15% 37% 23% 10% 3 4 3 3 3 4 BAU
penataan Air Terbatas (Pengaturan
kelembagaan Tata Air)
sumber daya air.
7 Menjamin EKONOMI 7.2.1* Bauran energi TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Akses Energi terbarukan. Isu Prioritas Berkaitan
yang
Terjangkau,
Andal,
Berkelanjutan
dan Modern
untuk Semua
7 Menjamin EKONOMI 7.3.1* Intensitas energi TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Akses Energi primer. Isu Prioritas Berkaitan
yang
Terjangkau,
Andal,
Berkelanjutan
dan Modern
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.1.1* Laju SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Pertumbuhan pertumbuhan Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
Ekonomi yang PDRB per kapita
Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta
Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua

VI - 118
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

8 Meningkatkan EKONOMI 8.1.1.(a) PDRB per kapita SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Pertumbuhan (ADHK) Isu Prioritas Berkaitan
Ekonomi yang
Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta
Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.10.1* Jumlah kantor TD Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4
Pertumbuhan bank dan ATM Prasarana Berkaitan
Ekonomi yang per 100.000 Belum
Inklusif dan penduduk Optimal
Berkelanjutan, dewasa
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta
Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 EKONOMI 8.10.1.(a) Rata-rata jarak TD Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4
lembaga Prasarana Berkaitan
keuangan (Bank Belum
Umum). Optimal
8 EKONOMI 8.10.1.(b) Proporsi kredit SS Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
UMKM terhadap Isu Prioritas Berkaitan
total kredit.
8 EKONOMI 8.2.1* Laju SS Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
pertumbuhan dan Berkaitan
PDRB per tenaga Kemiskinan
kerja/Tingkat yang masih
pertumbuhan cukup tinggi

VI - 119
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

PDRB riil per


orang bekerja
per tahun.
8 Meningkatkan EKONOMI 8.3.1* Proporsi SB Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Pertumbuhan lapangan kerja dan Berkaitan Tambahan
Ekonomi yang informal sektor Kemiskinan
Inklusif dan non-pertanian, yang masih
Berkelanjutan, berdasarkan jenis cukup tinggi
Kesempatan kelamin.
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta
Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 EKONOMI 8.3.1.(a) Persentase SB Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
tenaga kerja dan Berkaitan Tambahan
formal. Kemiskinan
yang masih
cukup tinggi
8 Meningkatkan EKONOMI 8.3.1.(b) Persentase SB Pengangguran P1 17% 8% 15% 16% 43% 4 4 4 3 3 4 Upaya
Pertumbuhan tenaga kerja dan (Penyediaan Tambahan
Ekonomi yang informal sektor Kemiskinan Pangan)
Inklusif dan pertanian. yang masih
Berkelanjutan, cukup tinggi
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta
Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 EKONOMI 8.3.1.(c) Persentase akses TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
UMKM (Usaha Isu Prioritas Berkaitan
Mikro, Kecil, dan
Menengah) ke

VI - 120
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

layanan
keuangan.
8 Meningkatkan EKONOMI 8.5.1* Upah rata-rata SS Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Pertumbuhan per jam pekerja. dan Berkaitan
Ekonomi yang Kemiskinan
Inklusif dan yang masih
Berkelanjutan, cukup tinggi
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta
Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.5.2* Tingkat SS Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Pertumbuhan pengangguran dan Berkaitan
Ekonomi yang terbuka Kemiskinan
Inklusif dan berdasarkan jenis yang masih
Berkelanjutan, kelamin dan cukup tinggi
Kesempatan kelompok umur.
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta
Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.5.2.(a) Tingkat setengah TD Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4
Pertumbuhan pengangguran. dan Berkaitan
Ekonomi yang Kemiskinan
Inklusif dan yang masih
Berkelanjutan, cukup tinggi
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta

VI - 121
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 EKONOMI 8.6.1* Persentase usia SS Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
muda (15-24 dan Berkaitan
tahun) yang Kemiskinan
sedang tidak yang masih
sekolah, bekerja cukup tinggi
atau mengikuti
pelatihan
(NEET).
8 EKONOMI 8.9.1* Proporsi SB Sarana dan C2 (Rekreasi 60% 24% 8% 5% 2% 2 4 2 3 3 4 Upaya
kontribusi Prasarana dan Tambahan
pariwisata Belum Ecotourism)
terhadap PDB. Optimal
(Kontribusi
sektor pariwisata
terhadap PAD)
8 EKONOMI 8.9.1.(a) Jumlah TD Tidak Terkait C2 (Rekreasi 60% 24% 8% 5% 2% 2 4 2 3 3 4
wisatawan Isu Prioritas dan
mancanegara. Ecotourism)
8 Meningkatkan EKONOMI 8.9.1.(b) Jumlah SS Tidak Terkait C2 (Rekreasi 60% 24% 8% 5% 2% 2 4 2 3 3 4 BAU
Pertumbuhan kunjungan Isu Prioritas dan
Ekonomi yang wisatawan Ecotourism)
Inklusif dan nusantara.
Berkelanjutan, (Kunjungan
Kesempatan wisata)
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta
Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.9.1.(c) Jumlah devisa TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Pertumbuhan sektor Isu Prioritas Berkaitan
Ekonomi yang pariwisata.
Inklusif dan

VI - 122
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Berkelanjutan,
Kesempatan
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta
Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan EKONOMI 8.9.2* Jumlah pekerja SS Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Pertumbuhan pada industri dan Berkaitan
Ekonomi yang pariwisata dalam Kemiskinan
Inklusif dan proporsi yang masih
Berkelanjutan, terhadap total cukup tinggi
Kesempatan pekerja.
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh,
serta
Pekerjaan
yang Layak
untuk Semua
9 Membangun EKONOMI 9.1.1.(b) Panjang SS Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Infrastruktur pembangunan Prasarana Berkaitan
yang jalan tol. Belum
Tangguh, Optimal
Meningkatkan
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.1.1.(c) Panjang jalur SS Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Infrastruktur kereta api. Prasarana Berkaitan
yang Belum
Tangguh, Optimal
Meningkatkan

VI - 123
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.1.2.(b) Jumlah dermaga TD Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4
Infrastruktur penyeberangan. Prasarana Berkaitan
yang Belum
Tangguh, Optimal
Meningkatkan
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.1.2.(c) Jumlah TD Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4
Infrastruktur pelabuhan Prasarana Berkaitan
yang strategis. Belum
Tangguh, (Indikator Optimal
Meningkatkan Khusus)
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.2.1* Proporsi nilai SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Infrastruktur tambah sektor Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
yang industri
Tangguh, manufaktur
Meningkatkan terhadap PDB
Industri dan per kapita.
Inklusif dan (diperkecil
Berkelanjutan, menggunakan
serta PDRB)

VI - 124
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Mendorong
Inovasi
9 EKONOMI 9.2.1.(a) Laju SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
pertumbuhan Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
PDRB industri
manufaktur.
9 Membangun EKONOMI 9.2.2* Proporsi tenaga TD Pengangguran Tidak 4 4 4 3 3 4
Infrastruktur kerja pada sektor dan Berkaitan
yang industri Kemiskinan
Tangguh, manufaktur. yang masih
Meningkatkan cukup tinggi
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.3.1* Proporsi nilai SB Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4 Upaya
Infrastruktur tambah industri Isu Prioritas Berkaitan Tambahan
yang kecil terhadap
Tangguh, total nilai
Meningkatkan tambah industri.
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.3.2* Proporsi industri TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Infrastruktur kecil dengan Isu Prioritas Berkaitan
yang pinjaman atau
Tangguh, kredit.
Meningkatkan
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta

VI - 125
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.5.1* Proporsi TD Tidak Terkait Tidak 4 4 4 3 3 4
Infrastruktur anggaran riset Isu Prioritas Berkaitan
yang pemerintah
Tangguh, terhadap PDB.
Meningkatkan (proporsi
Industri anggaran litbang
Inklusif dan terhadap APBD)
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.c.1* Proporsi TD Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4
Infrastruktur penduduk yang Prasarana Berkaitan
yang terlayani mobile Belum
Tangguh, broadband. Optimal
Meningkatkan
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.c.1.(a) Proporsi individu SS Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Infrastruktur yang menguasai/ Prasarana Berkaitan
yang memiliki telepon Belum
Tangguh, genggam Optimal
Meningkatkan
Industri
Inklusif dan
Berkelanjutan,
serta
Mendorong
Inovasi
9 Membangun EKONOMI 9.c.1.(b) Proporsi individu SS Sarana dan Tidak 4 4 4 3 3 4 BAU
Infrastruktur yang Prasarana Berkaitan
yang menggunakan

VI - 126
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

JASA EKOSISTEM 6 MUATAN KLHS

Keanekaragaman
Perubahan Iklim
Dampak Risiko
Sangat Rendah

Jasa Ekosistem
Sangat Tinggi

Efisiensi SDA

Kerentanan
Kaitan Jasa
Ekosistem
No. No. Perumusan

Rendah

D3TLH
Sedang

Hayati
Tinggi
Tujuan Pilar Indikator Capaian Isu Utama

LH
TPB Indikator Skenario

Tangguh, internet Belum


Meningkatkan (penduduk usia Optimal
Industri 5 tahun ke atas
Inklusif dan yang mengakses
Berkelanjutan, internet)
serta
Mendorong
Inovasi
Capaian TPB = SS ; Sudah dilaksanakan sudah mencapai target nasional, SB : Sudah dilaksanakan belum mencapai target nasional, BB : Belum
dilaksanakan belum mencapai target nasional, TD : Tidak ada data
Sumber: Analisis Tim Pembuat KLHS, 2020 *) Keterangan:
1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3 : Sedang
4 : Tinggi
5 : Sangat Tinggi

VI - 127
BAB 7.

Rekomendasi
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

BAB 7
REKOMENDASI

Bab ini memuat rekomendasi yang dapat diacu pada penyusunan Perubahan RPJMD
Kabupaten Magetan tahun 2018 – 2023 maupun pada pembuatan RAD TPB. Beberapa
rekomendasi yang dapat dihasilkan dalam KLHS Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan
2018 – 2023 ini adalah :
1. Memasukkan Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup dan Kajian 6
muatan KLHS ke dalam penyusunan Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan Tahun 2018
- 2023.
2. Memasukkan Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan/Isu Utama ke dalam Isu
Pembangunan Daerah dalam Dokumen Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan tahun
2018 - 2023.
3. Untuk indikator yang sudah mencapai target nasional (RPJMN 2019) rekomendasi
terkait dengan rumusan isu strategis, permasalahan, sasaran strategis, program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan pada Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan Tahun
2018 – 2023 dapat mengacu pada rumusan isu strategis, permasalahan, sasaran strategis
serta program dan kegiatan yang sudah dilaksanakan pada RPJMD Kabupaten Magetan
2018-2020.
4. Mengintegrasikan indikator TPB hasil perumusan skenario dengan upaya tambahan
berupa rumusan isu strategis/isu utama, permasalahan, sasaran strategis, program,
kegiatan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Magetan serta RAD TPB sesuai dengan
ketentuan pasal 21 Permendagri 07 tahun 2018.
5. Untuk Indikator TPB yang belum ada, terutama yang terkait dengan isu utama
direkomendasikan untuk dapat dilaksanakan dalam RPJMD Kabupaten Magetan sesuai
dengan kondisi daerah.

Rekomendasi untuk indikator yang memerlukan upaya tambahan sesuai dengan hasil
perumusan skenario pada bab sebelumnya mengacu pada hasil Uji Publik-2 yang
dilaksanakan pada tanggal 11 November 2020. Pada saat Uji Publik-2, peserta memberikan
masukan secara tertulis terkait dengan permasalahan, sasaran strategis, program dan kegiatan
yang direkomendasikan untuk dapat diacu pada penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten
Magetan Tahun 2018 – 2023 maupun dalam pembuatan RAD TPB. Rekomendasi yang
dihasilkan pada saat Uji Publik-2 dapat dilihat pada Tabel 7.1.

VII - 1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Tabel 7.1. Rekomendasi tekait Isu Strategis, Permasalahan, Sasaran Strategis, Program dan Kegiatan serta Kerangka Pendanaan terhadap
Indikator TPB yang Memerlukan Upaya Tambahan
Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
1.3.1.(a) Proporsi Akses Masih ada Meningkatnya 1. PROGRAM 1.Penyediaan Layanan Dinas 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 Program CSR
peserta Pendidikan masyarakat kesadaran PEMENUHAN UPAYA Kesehatan untuk UKM dan Kesehatan Bank BNI dan
jaminan dan yang belum masyarakat KESEHATAN UKP Rujukan Tingkat Bank BRI
kesehatan Kesehatan memiliki ikut serta PERORANGAN DAN Daerah Kabupaten/Kota
melalui SJSN jaminan dalam UPAYA KESEHATAN
Bidang kesehatan program MASYARAKAT
Kesehatan. penjaminan
kesehatan
1.a.2* Pengeluaran Akses Memaksimal- PROGRAM Koordinasi dan Penyusunan BPPKAD 680.000.000 1.530.000.000 1.615.000.000
untuk layanan Pendidikan kan PENGELOLAAN Rencana Anggaran
pokok dan pengeluaran KEUANGAN DAERAH Daerah - (Peningkatan
(pendidikan, Kesehatan untuk layanan angggaran untuk layanan
kesehatan dan pokok pokok)
perlindungan
sosial) sebagai
persentase dari
total belanja
pemerintah.
2.2.2* Prevalensi Akses Belum Penurunan 1. PROGRAM 1.1.Penyediaan Fasilitas Dinas 1.000.000.000 1.100.000.000 1.200.000.000
malnutrisi Pendidikan optimalnya stunting dan PEMENUHAN UPAYA Pelayanan Kesehatan untuk Kesehatan
(berat dan penanganan kasus gizi KESEHATANPERORAN UKM dan UKP
badan/tinggi Kesehatan masalah gizi buruk GAN DAN UPAYA Kewenangan Daerah
badan) anak masyarakat KESEHATAN Kabupaten/ Kota
pada usia MASYARAKAT 1.2.Penyediaan Layanan
kurang dari 5 Kesehatan untuk UKM dan
tahun, 2. PROGRAM UKP Rujukan Tingkat
berdasarkan PEMBERDAYAAN Daerah Kabupaten/Kota
tipe. MASYARAKAT 2.1.Pelaksadan Sehat dalam
BIDANG KESEHATAN Rangka Promotif
Preventif Tingkat Daerah
Kabupaten/ Kota
2.2.Pengembangan dan
Pelaksanaan Upaya
Kesehatan Bersumber daya
Masyarakat (UKBM)

VII - 2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
2.2.2.(c) Kualitas Akses 1. Kurangnya Meningkatnya 1. PROGRAM 1. Penyusunan, DTPHPKP 690.000.000 690.000.000 690.000.000
konsumsi Pendidikan kesadaran derajat PENGELOLAAN Pemutakhiran dan Analisis dan
pangan yang dan prilaku kesehatan PERIKANAN Peta Ketahanan dan DISNAKAN
diindikasikan Kesehatan masyarakat masyarakat BUDIDAYA Kerentanan Pangan
oleh skor Pola untuk 2. PROGRAM 2. Penyediaan Informasi
Pangan menghasilkan PENINGKATAN Harga Pangan dan Neraca
Harapan produk DIVERSIFIKASI DAN Bahan Makanan
(PPH) pangan yang KETAHANAN PANGAN 3. Penyediaan Pangan
mencapai; dan sehat MASYARAKAT Berbasis Sumber Daya Lokal
tingkat 2. Kurangya 3. PROGRAM 4. Pemantauan Stok,
konsumsi ikan. kesadaran PENGAWASAN Pasokan dan Harga Pangan
masyarakat KEAMANAN PANGAN 5. Pengembangan
untuk Kelembagaan dan Jaringan
penerapan Distribusi Pangan
pola 6. Penyusunan dan
konsumsi Penetapan Target Konsumsi
B2SA. Pangan per Kapita per
Tahun
7. Penguatan Kelembagaan
Keamanan Pangan Segar
Daerah Kabupaten/Kota
8. Sertifikasi Keamanan
Pangan Segar Asal
Tumbuhan Daerah
Kabupaten/Kota
3.2.2.(b) Persentase Akses Belum Edukasi 1.PROGRAM 1.1.Penyediaan Fasilitas Dinas 300.000.000 300.000.000 300.000.000
kabupaten/ Pendidikan optimalnya masyarakat PEMENUHAN UPAYA Pelayanan Kesehatan untuk Kesehatan
kota yang dan pelayanan dengan cara KESEHATANPERORAN UKM dan UKP
mencapai Kesehatan imunisasi, yang tepat GAN DAN UPAYA Kewenangan Daerah
80% imunisasi masih ada agar konsep KESEHATAN Kabupaten
dasar lengkap bayi yang imunisasi MASYARAKAT Kota
pada bayi. belum dapat 1.2.Penyediaan Layanan
(apakah mendapatkan diterima 2.PROGRAM Kesehatan untuk UKM dan
magetan imunisasi dengan baik, PEMBERDAYAAN UKP Rujukan Tingkat
sudah dasar lengkap sehingga tidak MASYARAKAT Daerah Kabupaten/Kota
mencapai dikarenakan hanya BIDANG KESEHATAN
80% imunisasi ada sebagian memberikan 2.1.Pelaksadan Sehat dalam
masyarakat manfaat ke Rangka Promotif

VII - 3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
dasar yang tidak anak tapi juga Preventif Tingkat Daerah
lengkap?) setuju dan kepada Kabupaten/Kota
menolak masyarakat 2.2.Pengembangan dan
imunisasi sekitar dalam Pelaksanaan Upaya
karena rangka Kesehatan Bersumber daya
kepercayaan menekan Masyarakat (UKBM)
tertentu resiko Tingkat Daerah
berkembang- Kabupaten/Kota
nya penyakit
3.4.1.(b) Prevalensi Akses Meningkat- Upaya 1. PROGRAM 1.1.Penyediaan Fasilitas Dinas 4.246.500.000 4.367.000.000 ( 4.434.500.000
tekanan darah Pendidikan nya daya beli promotif dan PEMENUHAN UPAYA Pelayanan Kesehatan untuk Kesehatan ( Program Program ( Program
tinggi. dan masyarakat preventif KESEHATANPERORAN UKM dan UKP Pencegahan dan Pencegahan dan Pencegahan
Kesehatan yang tidak melalui GAN DAN UPAYA Kewenangan Daerah Pengendalian Pengendalian dan
diimbangi gerakan KESEHATAN Kabupaten Penyakit ) Penyakit ) Pengendalian
dengan pola masyarakat MASYARAKAT Kota Penyakit )
hidup sehat : hidup sehat 1.2.Penyediaan Layanan
konsumsi 2. PROGRAM Kesehatan untuk UKM dan
makanan PEMBERDAYAAN UKP Rujukan Tingkat
tinggi lemak, MASYARAKAT Daerah Kabupaten/Kota
rendah serat BIDANG KESEHATAN
dan vitamin, 2.1.Pelaksadan Sehat dalam
kurang Rangka Promotif
aktivitas fisik Preventif Tingkat Daerah
dapat Kabupaten/ Kota
memicu 2.2.Pengembangan dan
meningkat- Pelaksanaan Upaya
nya angka Kesehatan Bersumber daya
penyakit Masyarakat (UKBM)
degeneratif. Tingkat Daerah
Pelayanan Kabupaten/Kota
kesehatan
untuk
pencegahan
penyakit
degeratif juga
belum
optimal
3.7.1.(b) Angka Akses PROGRAM 1.Pelaksanaan Advokasi, Dinas PPKB 1.110.000.000 1.110.000.000 1.110.000.000
penggunaan Pendidikan PEMBINAAN Komunikasi, Informasi dan P3A
metode KELUARGA dan Edukasi (KIE)

VII - 4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
kontrasepsi dan BERENCANA Pengendalian Penduduk dan
jangka Kesehatan (KB) KB Sesuai Kearifan Budaya
panjang Lokal
(MKJP) cara 2.Pendayagunaan Tenaga
modern. Penyuluh KB/ Petugas
Lapangan KB (PKB/PLKB)
3.Pengendalian dan
Pendistribusian Kebutuhan
Alat dan Obat Kontrasepsi
Serta Pelaksanaan
Pelayanan KB Di Daerah
Kabupaten/Kota
4.4.Pemberdayaan dan
Peningkatan Peran Serta
Organisasi Kemasyarakatan
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota Dalam
Pelaksanaan Pelayanan
dan Pembinaan Kesertaan
Ber-KB
3.8.1.(a) Unmet need Akses PROGRAM 1.Pelaksanaan Advokasi, Dinas PPKB
pelayanan Pendidikan PEMBINAAN Komunikasi, Informasi dan P3A 1.110.000.000 1.110.000.000 1.110.000.000
kesehatan. dan KELUARGA dan Edukasi (KIE)
(Cakupan PUS Kesehatan BERENCANA Pengendalian Penduduk
yang ingin ber- (KB) dan
KB tidak KB Sesuai Kearifan Budaya
terpenuhi Lokal
(unmet need)) 2.Pendayagunaan Tenaga
Penyuluh KB/ Petugas
Lapangan KB (PKB/PLKB)
3.Pengendalian dan
Pendistribusian Kebutuhan
Alat dan Obat Kontrasepsi
Serta Pelaksanaan
Pelayanan KB Di Daerah
Kabupaten/Kota
4.4.Pemberdayaan dan
Peningkatan Peran Serta
Organisasi Kemasyarakatan
Tingkat Daerah

VII - 5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
Kabupaten/Kota Dalam
Pelaksanaan Pelayanan
dan Pembinaan Kesertaan
Ber-KB
3.8.2.(a) Cakupan Akses Masih ada Meningkatnya 1.PROGRAM 1.1.Penyediaan Fasilitas Dinas
Jaminan Pendidikan masyarakat kesadaran PEMENUHAN UPAYA Pelayanan Kesehatan untuk Kesehatan 14.100.000.000 13.100.000.000 12.600.000.000
Kesehatan dan yang belum masyarakat KESEHATANPERORAN UKM dan UKP
Nasional Kesehatan memiliki ikut serta GAN DAN UPAYA Kewenangan Daerah
(JKN). jaminan dalam KESEHATAN Kabupaten
kesehatan program MASYARAKAT Kota
penjaminan 1.2.Penyediaan Layanan
kesehatan Kesehatan untuk UKM dan
UKP Rujukan Tingkat
Daerah Kabupaten/Kota
3.a.1* Persentase Akses Upaya PROGRAM 1.Advokasi, Dinas 1.670.000.000 1.680.000.000 1.700.000.000
merokok pada Pendidikan promotif dan PEMBERDAYAAN Pemberdayaan, Kesehatan
penduduk dan preventif MASYARAKAT Kemitraan,
umur ≥15 Kesehatan melalui BIDANG KESEHATAN Peningkatan Peran serta
tahun. gerakan Masyarakat dan Lintas
masyarakat Sektor Tingkat Daerah
hidup sehat Kabupaten/ Kota
2.Pelaksaan Sehat dalam
Rangka Promotif
Preventif Tingkat Daerah
Kabupaten/ Kota
3.Pengembangan dan
Pelaksanaan Upaya
Kesehatan Bersumber daya
Masyarakat (UKBM)
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
4.1.1.(a) Persentase Akses 1.PROGRAM 1.Pengelolaan Pendidikan Dindikpora 3.321.240.000 3.446.000.000 Program CSR
SD/MI Pendidikan PENGELOLAAN Sekolah Dasar Bank BNI dan
berakreditasi dan PENDIDIKAN Bank BRI
minimal A Kesehatan
4.1.1.(b) Persentase Akses 1.PROGRAM 1.Pengelolaan Pendidikan Dindikpora 2.658.500.000 .190.200.000 3.278.000.000
SMP/MTs Pendidikan PENGELOLAAN SMP
berakreditasi dan PENDIDIKAN
minimal A Kesehatan

VII - 6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
4.1.1.(d) Angka Akses 1.PROGRAM 1.Pengelolaan Pendidikan Dindikpora 2.767.700.000 .321.240.000 3.446.000.000
Partisipasi Pendidikan PENGELOLAAN Sekolah Dasar
Kasar (APK) dan PENDIDIKAN
SD/MI/ Kesehatan
sederajat.
4.1.1.(e) Angka Akses 1.PROGRAM 1.Pengelolaan Pendidikan Dindikpora 2.658.500.000 3.190.200.000 3.278.000.000
Partisipasi Pendidikan PENGELOLAAN SMP
Kasar (APK) dan PENDIDIKAN
SMP/MTs/sede Kesehatan
rajat.
4.1.1.(g) Rata-rata lama Akses 1.PROGRAM 1.1.Pengelolaan Pendidikan Dindikpora 1.1 1.1 1.1
sekolah Pendidikan PENGELOLAAN Sekolah Dasar 2.767.700.000 3.321.240.000 3.446.000.000
penduduk dan PENDIDIKAN 1.2.Pengelolaan Pendidikan 1.2 1.2 1.2
umur ≥15 Kesehatan 2.PROGRAM PENDIDIK SMP 2.658.500.000 3.190.200.000 3.278.000.000
tahun. (Angka DAN TENAGA 1.3. Pengelolaan 1.3 1.3 1.3
rata-rata lama KEPENDIDIKAN Pendidikan PAUD 3.432.600.000 4.119.120.000 4.320.000.000
sekolah) 1.4. Pengelolaan 1.4 1.4 1.4 423.000.000
Pendidikan Kesetaraan 340.000.000 408.000.000 2.1
2.1.Pemerataan Kuantitas 2.1 2.1 6.466.000.000
dan Kualitas Pendidik 5.200.000.000 6.240.000.000
danTenaga Kependidikan
bagi Satuan Pendidikan
Dasar, PAUD, dan
Pendidikan
Nonformal/Kesetaraan
5.6.1.(a) Unmet need Akses PROGRAM 1.Pelaksanaan Advokasi, Dinas PPKB
KB Pendidikan PEMBINAAN Komunikasi, Informasi dan P3A
(Kebutuhan dan KELUARGA dan Edukasi (KIE)
Keluarga Kesehatan BERENCANA Pengendalian Penduduk
Berencana/KB (KB) dan
yang tidak KB Sesuai Kearifan Budaya
terpenuhi). Lokal
2.Pendayagunaan Tenaga
Penyuluh KB/ Petugas
Lapangan KB (PKB/PLKB)
3.Pengendalian dan
Pendistribusian Kebutuhan
Alat dan Obat Kontrasepsi
Serta Pelaksanaan

VII - 7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
Pelayanan KB Di Daerah
Kabupaten/Kota
4.4.Pemberdayaan dan
Peningkatan Peran Serta
Organisasi Kemasyarakatan
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota Dalam
Pelaksanaan Pelayanan
dan Pembinaan Kesertaan
Ber-KB
15.1.1.(a) Proporsi Alih Fungsi - Aktivitas Perubahan PROGRAM Pengelolaan Dinas Kelompok
tutupan hutan Lahan Pertanian tata guna PENGELOLAAN Keanekaragaman Hayati Lingkungan 1.257.998.422 1.300.000.000 1.350.000.000 Peduli
terhadap luas - Aktivitas lahan KEANEKARAGAMAN Kabupaten/ Kota Hidup Lingkungan,
lahan Industri Meningkatkan HAYATI Pemanfaatan hutan Lembaga
keseluruhan. - Aktivitas Proporsi Pengkajian dan Masyarakat
(Indeks Pembangunan tutupan lahan meningkaykan produk Desa Hutan
tutupan lahan) Infrastruktur produk hutan dari hutan
Lainnya rakyat
- Aktivitas
pertambangan
1.5.2.(a) Jumlah Kerawanan Program Pelayanan Pencegahan dan BPBD
kerugian Bencana Penanggulangan Kesiapsiagaan Terhadap
ekonomi Bencana bencana
langsung
akibat
bencana.
11.5.1.(a) Indeks Risiko Kerawanan Program Penataan Sistem Dasar BPBD
Bencana Bencana Penanggulangan Penanggulangan Bencana
Indonesia Bencana
(IRBI).
11.5.2.(a) Jumlah Kerawanan Program 1.Pelayanan Pencegahan BPBD
kerugian Bencana Penanggulangan dan Kesiapsiagaan Terhadap
ekonomi Bencana bencana
langsung 2.Perlindungan Sosial
akibat Korban Bencana Alam dan
bencana. Sosial Kabupaten/Kota
6.1.1.(a) Persentase Ketersediaan Kurangnya Menigkatnya 1. PROGRAM 1.Pengelolaan dan Dinas PUPR PDAM
rumah tangga Air Terbatas cakupan cakupan PENGELOLAAN Pengembangan 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
yang memiliki layanan akses layanan air DAN SistemPenyediaan Air

VII - 8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
akses terhadap air minum minum yang PENGEMBANGAN Minum (SPAM) di
layanan layak layak bagi SISTEM PENYEDIAAN DaerahKabupaten/Kota
sumber air masyarkat AIR 2. Pengelolaan sumber air
minum layak. berpenghasila MINUM berdasarkan kebutuhan air
(Proporsi n rendah 2. PENJADWALAN minum, pengairan dan
rumah tangga untuk PROGRAM REBOISASI industri
dengan akses meningkatkan DI LINGKUNGAN
berkelanjutan kesejahteraan SUMBER AIR
terhadap air Reboisasi
minum layak, daerah sekitar
perkotaan dan sumber mata
perdesaan) air
6.1.1.(b) Kapasitas Ketersediaan Pengadaan Pengendalian PROGRAM 1.Pengembangan sistem Dinas PUPR PDAM
prasarana air Air Terbatas air baku yang pengelolaan PENGEMBANGAN penyediaan air minum 500.000.000 500.000.000 500.000.000
baku untuk belum air baku untuk SISTEM PENYEDIAAN 2.Operasi dan pemeliharaan
melayani memadai tercapainya AIR MINUM sistem penyediaan air
rumah tangga, air minum minum
perkotaan dan yang layak 3. Perbaikan sistmen
industri, serta penyediaan air minum
penyediaan air 4. Pembinaan teknis
baku untuk pengelola sistem
pulau-pulau. penyediaan air minum
6.1.1.(c) Proporsi Ketersediaan Kurangnya Pembinaan 1. PROGRAM 1.Pengelolaan dan Dinas PUPR PDAM
populasi yang Air Terbatas cakupan akses kelompok PENGELOLAAN Pengembangan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000
memiliki akses air minum pengelola dan DAN SistemPenyediaan Air
layanan dan perluasan PENGEMBANGAN Minum (SPAM) di Daerah
sumber air kurangnya cakupan SISTEM PENYEDIAAN Kabupaten/Kota
minum aman kesadaran layanan AIR
dan masyarakat MINUM
berkelanjutan. dalam
penggunaan
air minum
11.6.1.(a) Persentase Pencemaran - Semakin Meningkatnya 1.PROGRAM 1.1. Pengembangan Sistem Dinas Bank Sampah,
sampah dan meningkatnya jumlah PENGEMBANGAN dan Lingkungan 5.037.477.625 19.270.000.000 20.410.000.000 Kelompok
perkotaan Kerusakan jumlah timbulan SISTEM DAN PengelolaanPersampahan di Hidup Swadaya
yang Lingkungan penduduk dan sampah PENGELOLAAN Daerah Kabupaten/Kota Masyarakat
tertangani. kepadatan Terkelolanya PERSAMPAHAN 2.1.Pengelolaan Sampah TPS3R, Kader
(Persentase penduduk sampah REGIONAL Penyediaan sarana dan Lingkungan
Timbulan - kurang dengan baik 2.PROGRAM prasarana persampahan

VII - 9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
Sampah Yang disiplinnya PENGELOLAAN Peningkatan penyediaan
tertangani) masyarakat PERSAMPAHAN tukang sampah
dalam 3. Tersedianya sarana
membuang dan prasarana
sampah yaitu pengangkut sampah
tidak tepat 4. Meningkatkan
waktu, tidak kesadaran masyarakat
tepat tempat tentang pengelolaan
- Sumber Daya sampah
Manusia (SDM)
yang
mengurusi
sampah tidak
sebanding
dengan
cakupan luas
penanganan
sampah
- sarana dan
prasarana yang
tersedia hanya
dapat
menangani
diwilayah
tertentu
- TPA (Tempat
Pembuangan
Akhir)
Milangasri
dengan kondisi
saat ini
yang overload
- Rendahnya
perilaku
masyarakat
dalam
pengelolaan
sampah
- Kurangnya
partisipasi

VII - 10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
masyarakat
dalam
pengelolaan
sampah
- Rendahnya
pengelolaan
sampah di
sumber sampah
12.4.2.(a) Jumlah limbah Pencemaran 1. Pengetahuan Meningkatnya PROGRAM Verifikasi lapangan untuk Dinas
B3 yang dan masyarakat/ jumlah PENGENDALIAN memastikan pemenuhan Lingkungan 99.999.900 200.000.000 200.000.000
terkelola dan Kerusakan pelaku usaha timbulan BAHAN BERBAHAYA persyaratan administrasi Hidup
proporsi Lingkungan tentang limbah sampah DAN BERACUN (B3) dan teknis penyimpanan
limbah B3 B3 masih limbah B3 DAN LIMBAH BAHAN sementara limbah B3
yang diolah minim BERBAHAYA DAN
sesuai 2. Aparatur BERACUN (LIMBAH B3)
peraturan yang
perundangan berkompeten
(sektor tentang limbah
industri). B3 masih
sangat terbatas
3. Belum
adanya target
dan strategi
daerah dalam
pengelolaan
Limbah B3
4. Semakin
meningkatnya
kegiatan yang
menghasilkan
limbah padat,
air limbah,
limbah B3
padat, dan
limbah B3 cair
dari kegiatan
industri, rumah
sakit, fasilitas
umum dan
area wisata di

VII - 11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
Kabupaten
Magetan
6.2.1.(f) Proporsi Pencemaran Kurangnya Pengelolaan dan PROGRAM Pengelolaan dan Dinas PUPR
rumah tangga dan prasarana pengembangan PENGELOLAAN Pengembangan Sistem Air 700.000.000 700.000.000 700.000.000
yang terlayani Kerusakan dan sarana air sistem air limbah DAN Limbah Domestik dalam
sistem Lingkungan limbah yang yang memadai PENGEMBANGAN Daerah Kabupaten/Kota
pengelolaan memadai Pengelolaan dan SISTEM AIR LIMBAH
air limbah pengembangan Pembangunan Ipal
terpusat. sistem air limbah komunal
domestik sesuai
standar
1.2.1* Persentase Pengangguran 1. Tingkat 1) Menyediakan 1. PROGRAM 1. Pengembangan Potensi Dinsos
penduduk dan penganggura data kemiskinan PERLINDUNGAN DAN Sumber Kesejahteraan Sosial 4.685.000.000 4.825.000.000 5.550.000.000
yang hidup di Kemiskinan n tinggi yang valid, JAMINAN Daerah Kabupaten/Kota
bawah garis 2. Pandemi akurat, dan SOSIAL 2. Rehabilitasi Sosial Dasar
kemiskinan Covid-19 terbaru sebagai 2. PROGRAM Penyandang Disabilitas
nasional, 3. Rendahnya dasar PEMBERDAYAAN Terlantar, Anak Terlantar,
menurut jenis SDM penyelenggaraa SOSIAL Lanjut Usia Terlantar, serta
kelamin dan n pengentasan 3.PROGRAM Gelandangan Pengemis di
kelompok kemiskinan REHABILITASI SOSIAL Luar Panti Sosial
umur. (Angka secara terpadu 3. Rehabilitasi Sosial
kemiskinan) 2) Penyandang Masalah
Menyelenggarak Kesejahteraan Sosial (PMKS)
an perlindungan Lainnya Bukan Korban
sosial dalam HIV/AIDS dan NAPZA di
rangka Luar Panti Sosial
meningkatkan 4.Pemeliharaan Anak-Anak
pemenuhan Terlantar
kebutuhan dasar 5. Pengelolaan Data Fakir
bagi maskin dan Miskin Cakupan Daerah
PMKS lainnya Kabupaten/Kota
3)
Pemberdayaan
ekonomi warga
miskin dan
PMKS lainnya
1.3.1.(b) Presentase Pengangguran 1. Masih Meningkatnya PROGRAM Penyelenggaraan Pendataan Disnaker 52.077.400 55.000.000 60.000.000
pekerja/buruh dan adanya jumlah HUBUNGAN dan Informasi
yang menjadi Kemiskinan perusahaan INDUSTRIAL Sarana Hubungan

VII - 12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
peserta yang tidak peserta Industrial dan Jaminan
program mendaftarkan jaminan sosial Sosial
jamsostek pekerjanya Tenaga Kerja
sebagai
anggota
Jaminan
sosial 2.
Banyaknya
peserta
Jamsostek
yang
mengajukan
klaim/
pencairan 3.
Minimnya
pengetahuan
masyarakat
akan
pentingnya
jaminan sosial
bagi
kehidupan 4.
Minimnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai
manfaat
jaminan sosial
terutama
pada pekerja
informal
1.3.1.(c) Persentase Pengangguran 1. Tingkat Menyelenggar 1.PROGRAM 1.Rehabilitasi Sosial Dasar Dinsos
penyandang dan penganggura akan REHABILITASI SOSIAL Penyandang Disabilitas 1.575.000.000 1.400.000.000 1.700.000.000
disabilitas Kemiskinan n tinggi perlindungan Terlantar, Anak Terlantar,
yang miskin 2. Pandemi sosial dalam Lanjut Usia Terlantar, serta
dan rentan Covid-19 rangka Gelandangan Pengemis di
yang 3. Rendahnya meningkatkan Luar Panti Sosial
terpenuhi hak SDM pemenuhan 2.Rehabilitasi Sosial
dasarnya dan kebutuhan Penyandang Masalah
inklusivitas. dasar bagi Kesejahteraan Sosial

VII - 13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
(Persentase maskin dan (PMKS) Lainnya Bukan
PMKS yang PMKS lainnya Korban HIV/Aids dan
memperoleh Napza di Luar Panti Sosia
bantuan sosial)
1.3.1.(d) Jumlah rumah Pengangguran 1. Tingkat Menurunkan PROGRAM Pemberdayaan Usaha Kecil Dinkop
tangga yang dan penganggura jumlah PEMBERDAYAAN yang dilakukan
mendapatkan Kemiskinan n masih tinggi peneria USAHA MENENGAH, Melalui Pendataan,
bantuan tunai 2. Usaha Program USAHA KECIL, DAN Kemitraan, Kemudahan
bersyarat/Prog Mikro Keluarga USAHA MIKRO Perijinan, Penguatan
ram Keluarga Kecil/Meneng Harapan (UMKM) Kelembagaan dan
Harapan. ah belum Koordinasi Dengan Para
optimal Pemangku Kepentingan
10.1.1.(a) Persentase Pengangguran 1. Tingkat 1) Menyediakan 1. PROGRAM 1. Pengembangan Potensi Dinsos
penduduk dan penganggura data kemiskinan PERLINDUNGAN DAN Sumber Kesejahteraan Sosial 4.685.000.000 4.825.000.000 5.550.000.000
yang hidup di Kemiskinan n tinggi 2. yang valid, JAMINAN Daerah Kabupaten/Kota
bawah garis Pandemi akurat, dan SOSIAL 2. Rehabilitasi Sosial Dasar
kemiskinan Covid-19 3. terbaru sebagai 2. PROGRAM Penyandang Disabilitas
nasional, Rendahnya dasar PEMBERDAYAAN Terlantar, Anak Terlantar,
menurut jenis SDM penyelenggaraa SOSIAL Lanjut Usia Terlantar, serta
kelamin dan n pengentasan 3.PROGRAM Gelandangan Pengemis di
kelompok kemiskinan REHABILITASI SOSIAL Luar Panti Sosial
umur. (Angka secara terpadu 3. Rehabilitasi Sosial
kemiskinan) 2) Penyandang Masalah
Menyelenggarak Kesejahteraan Sosial (PMKS)
an perlindungan Lainnya Bukan Korban
sosial dalam HIV/AIDS dan NAPZA di
rangka Luar Panti Sosial
meningkatkan 4.Pemeliharaan Anak-Anak
pemenuhan Terlantar
kebutuhan dasar 5. Pengelolaan Data Fakir
bagi maskin dan Miskin Cakupan Daerah
PMKS lainnya Kabupaten/Kota
3)
Pemberdayaan
ekonomi warga
miskin dan
PMKS lainnya

VII - 14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
10.4.1.(b Proporsi peserta Pengangguran 1. Minimnya Meningkatnya PROGRAM Penyelenggaraan Pendataan Disnaker 52.077.400 55.000.000 60.000.000
) Program dan pengetahuan jumlah HUBUNGAN dan Informasi
Jaminan Sosial Kemiskinan masyarakat peserta INDUSTRIAL Sarana Hubungan
Bidang akan jaminan sosial Industrial dan Jaminan
Ketenagakerjaan pentingnya Sosial
. jaminan sosial Tenaga Kerja
bagi
kehidupan 2.
Minimnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai
manfaat
jaminan sosial
terutama
pada pekerja
informal
2.1.2* Prevalensi Pengangguran 1. Adanya Meningkatnya 1. PROGRAM 1. Koordinasi dan DTPHPKP 770.000.000 770.000.000 770.000.000
penduduk dan Angka derajat PENANGANAN Sinkronisasi Penyediaan
dengan Kemiskinan kemiskinan kesehatan KERAWANAN Infrastruktur Logistik
kerawanan 2. Adanya masyarakat PANGAN 2. PROGRAM 2. Penyusunan,
pangan sedang Kejadian PENGELOLAAN Pemutakhiran dan Analisis
atau berat, Stunting SUMBER DAYA Peta Ketahanan dan
berdasarkan 3. Kejadian EKONOMI UNTUK Kerentanan Pangan
pada Skala bencana, KEDAULATAN DAN 3. Koordinasi dan
Pengalaman wabah yang KEMANDIRIAN Sinkronisasi Penanganan
Kerawanan tdk bisa PANGAN Kerawanan Pangan
Pangan. diperediksi Kabupaten/Kota
(Penanganan 4. Pelaksanaan Pengadaan,
Daerah Rawan Pengelolaan, dan
Pagan) Penyaluran Cadangan
Pangan pada Kerawanan
Pangan yang Mencakup
dalam 1 (satu) Daerah
8.3.1* Proporsi Pengangguran Terbatasnya Meningkatny Program Pelatihan Kerja 1. Proses Pelaksanaan Disnaker 1. 750.252.235 1. 1.
lapangan kerja dan kesempatan/p kesempatan/ dan Produktivitas Pendidikan dan Pelatihan 2. 56.248.920 770.000.000 790.000.000
informal Kemiskinan eluang kerja peluang kerja Tenaga Kerja Keterampilan bagi Pencari 3. 125.626.150 2. 2.
sektor non- yang tersedia yang tersedia Kerja berdasarkan Klaster 57.000.000 58.000.000
pertanian, Kompetensi 3. 3.

VII - 15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
berdasarkan 2. Pembinaan Lembaga 127.000.000 128.000.000
jenis kelamin. Pelatihan Kerja Swasta
3. Pengukuran Kompetensi
dan Produktivitas
Tenaga Kerja
8.3.1.(a) Persentase Pengangguran 1. Kualifikasi Meningkatnya 1. Program Pelatihan 1. Proses Pelaksanaan Disnaker 1. 750.252.235 1. 1.
tenaga kerja dan pencari kerja jumlah tenaga Kerja dan Produktivitas Pendidikan dan Pelatihan 2. 56.248.920 770.000.000 790.000.000
formal. Kemiskinan yang tidak kerja terampil Tenaga Kerja Keterampilan bagi Pencari 3. 125.626.150 2. 57.000.000 2. 58.000.000
sesuai dengan dan terlatih 2. Program Penempatan Kerja berdasarkan Klaster 4. 249.896.800 3. 127.000.000 3.
kebutuhan sesuai dengan Tenaga Kerja Kompetensi 5. 34.879.425 4. 270.000.000 128.000.000
dunia kerja kebutuhan 2. Pembinaan Lembaga 6. 37.873.250 5. 36.000.000 4.
2. kerja Pelatihan Kerja Swasta 6. 39.000.000 290.000.000
Belum Optimal 3. Pengukuran Kompetensi 5. 37.000.000
nya Meningkatnya dan Produktivitas 6. 40.000.000
Pelatihan Kerja penyerapan Tenaga Kerja
dalam tenaga kerja 4. Job Fair/Bursa Kerja
Meningkatkan 5. Pelayanan Antar Kerja 6.
Jumlah Penyuluhan dan Bimbingan
Tenaga Kerja Jabatan bagi Pencari Kerja
yang Terlatih
8.3.1.(b) Persentase Pengangguran Meningkatnya 1. PROGRAM 1. Pengawasan Penggunaan DTPHPKP 20.271.200.000 20.271.200.000 20.271.200.000
tenaga kerja dan kegiatan PENYEDIAAN DAN Sarana Pendukung
informal Kemiskinan sektor PENGEMBANGAN Pertanian sesuai dengan
sektor pertanian SARANA PERTANIAN Komoditas, Teknologi dan
pertanian. 2. PROGRAM Spesifik Lokasi
PENYEDIAAN DAN 2. Pendampingan
PENGEMBANGAN Penggunaan Sarana
PRASARANA Pendukung Pertanian
PERTANIAN 3. Penjaminan Kemurnian
3.PROGRAM dan Kelestarian SDG
PENYULUHAN Hewan/Tanaman
PERTANIAN 4. 4. Pemanfaatan SDG
PROGRAM Hewan/Tanaman
PENGENDALIAN DAN 5. Pengelolaan Lahan
PENANGGULANGAN Pertanian Pangan
BENCANA PERTANIAN Berkelanjutan/LP2B,
Kawasan Pertanian Pangan
Berkelanjutan/KP2B dan
Lahan Cadangan Pertanian
Pangan

VII - 16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
Berkelanjutan/LCP2B
6. Koordinasi dan
Sinkronisasi Prasarana
Pendukung Pertanian
lainnya
7. Pembangunan,
Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Jaringan
Irigasi Usaha Tani
8. Pembangunan,
Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Jalan Usaha
Tani
9. Pembangunan,
Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana
Pertanian Lainnya
10. Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan Penyuluhan
Pertanian di Kecamatan dan
Desa
11. Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan Petani di
Kecamatan dan Desa
12. Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan
(OPT) Tanaman Pangan,
Hortikultura, dan
Perkebunan
1.4.1.(d) Persentase Sarana dan Kurangnya Meningkatnya 1. PROGRAM 1.Pengelolaan dan Dinas PUPR
rumah tangga Prasarana cakupan cakupan PENGELOLAAN Pengembangan 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
yang memiliki Belum layanan akses layanan air DAN SistemPenyediaan Air
akses terhadap Optimal air minum minum yang PENGEMBANGAN Minum (SPAM) di
layanan layak layak bagi SISTEM PENYEDIAAN DaerahKabupaten/Kota
sumber air masyarakat AIR
minum layak berpenghasilan MINUM
dan rendah untuk
berkelanjutan. meningkatkan
(Proporsi kesejahteraan
rumah tangga

VII - 17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
dengan akses
berkelanjutan
terhadap air
minum layak,
perkotaan dan
perdesaan)
1.4.1.(e) Persentase Sarana dan Kurangnya Meningkatnya PROGRAM Urusan Penyelenggaraan Dinas PUPR
rumah tangga Prasarana prasarana cakupan PENINGKATAN PSU Perumahan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000
yang memiliki Belum dan sarana layanan PRASARANA, SARANA
akses terhadap Optimal akses sanitasi sanitasi layak DAN UTILITAS UMUM
layanan layak dan untuk (PSU)
sanitasi layak kesadaran mengurangi
dan masyarakat angka
berkelanjutan. terhadap kemiskinan
(Persentase akses sanitasi
rumah tinggal layak
bersanitasi)
12.8.1.(a) Jumlah fasilitas Sarana dan PROGRAM Koordinasi Perencanaan BAGIAN *tentantif *tentantif *tentantif
publik yang Prasarana PERENCANAAN, Pembangunan Daerah ORGANISASI
menerapkan Belum PENGENDALIAN DAN (Mulai tahun
Standar Optimal EVALUASI 2018 kegiatan
Pelayanan PEMBANGUNAN SPM Dipindah
Masyarakat DAERAH ke Bagian
(SPM) dan Pemerintahan
teregister.
16.10.2.(c) Jumlah Sarana dan 1.Meningkatn PROGRAM Peningkatan Kapastitas ASN BAGIAN 100.000.000 150.000.000 175.000.000 200.000.000
kepemilikan Prasarana ya akses KEPEGAWAIAN Bimtek penguatan PPID HUMAS
sertifikat Belum informasi DAERAH Pengelolaan informasi dan Kominfo
Pejabat Optimal yang Program informasi & komunikasi publik
Pengelola dibutuhkan komunikasi publik pemerintah daerah
Informasi dan masyarakat
Dokumentasi 2.
(PPID) untuk Peningkatan
mengukur SDM ASN,
kualitas PPID sarana dan
dalam prasarana
menjalankan 3.
tugas dan mengikutserta
fungsi kan ASN

VII - 18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
sebagaimana dalam bimtek
diatur dalam PPID
peraturan
perundang-
undangan.
6.2.1.(b) Persentase Sarana dan Kurangnya Meningkatnya PROGRAM Urusan Penyelenggaraan Dinas PUPR
rumah tangga Prasarana cakupan kualitas dan PENINGKATAN PSU Perumahan 800.000.000 800.000.000 800.000.000
yang memiliki Belum layanan akses kuantitas PRASARANA, SARANA
akses terhadap Optimal sanitasi dan prasarana dan DAN UTILITAS UMUM
layanan kurangnya sarana sanitasi (PSU)
sanitasi layak. kesadaran layak
masyarakat
tentang
lingkungan
8.9.1* Proporsi Sarana dan 1. Kurangnya 1. Tahun 2021 1.PROGRAM 1.1.Pengelolaan Daya Tarik Disparbud 4.937.749.772 18.059.125.000 18.669.125.000
kontribusi Prasarana lahan parkir akan PENINGKATAN DAYA Wisata Kabupaten/Kota
pariwisata Belum di kawasan dibangun TARIK DESTINASI 1.2.Pengelolaan Kawasan
terhadap PDB. Optimal wisata Telaga lahan parkir di PARIWISATA Strategis Pariwisata
(Kontribusi Sarangan kawasan 2.PROGRAM Kabupaten/Kota
sektor 2. Banyaknya wisata Telaga PEMASARAN 1.3. Pengelolaan Destinasi
pariwisata PKL yang Sarangan akan PARIWISATA Pariwisata Kabupaten/kota
terhadap PAD) berjualan di tetapi perlu 2.1.Pemasaran Pariwisata
pinggir telaga penambahan Dalam dan Luar Negeri
sarangan lahan parkir Daya Tarik, Destinasi dan
3.Belum baru 2. Kawasan Strategis
adanya TPA Penataan PKL Pariwisata Kabupaten/Kota
sampah di secara sentral
sekitar agar tidak
kawasan mengganggu
wisata Telaga kenyaman
Sarangan pengunjung
4. perlu 3.Pengadaan
adanya jalan TPA di sekitar
lingkar diluar kawasan
telaga wisata Telaga
sarangan Sarangan oleh
untuk dinas/instansi
mobilitas terkait 4.
warga di sudah
dusun diusulkan

VII - 19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
ngluweng pembangunan
agar roda 4 jalan lingkar
tidak lewat pada ta. 2022
pinggir telaga sesuai dgn
sarangan perpres 80
tahun 2019
10.3.1.(a) Indeks Tidak 1.PROGRAM 1.1.Perumusan Kebijakan Bakesbangpol
Kebebasan Terkait Isu PENINGKATAN PERAN Teknis Dan Pemantapan
Sipil. Utama PARTAI Pelaksanaan Bidang
POLITIK DAN Pendidikan Politik, Etika
LEMBAGA PENDIDIKAN Budaya Politik,
MELALUI Peningkatan Demokrasi,
PENDIDIKAN POLITIK Fasilitasi
DAN PENGEMBANGAN Kelembagaan
ETIKA SERTA BUDAYA Pemerintahan, Perwakilan
POLITIK dan
2.PROGRAM Partai Politik, Pemilihan
PEMBERDAYAAN DAN Umum/Pemilihan Umum
PENGAWASAN Kepala Daerah, serta
ORGANISASI Pemantauan Situasi Politik
KEMASYARAKATAN 2.1.Perumusan Kebijakan
Teknis dan Pemantapan
Pelaksanaan Bidang
Pemberdayaan dan
Pengawasan Organisasi
Kemasyarakatan
16.7.1.(a) Persentase Tidak memberikan PROGRAM PENGARUS 1. Pemberdayaan Dinas PPKB
keterwakilan Terkait Isu bekal UTAMAAN GENDER Perempuan Bidang Politik, dan P3A 40.000.000 40.800.000 41.616.000
perempuan di Utama keterampilan DAN Hukum, Sosial, dan
Dewan pada PEMBERDAYAAN Ekonomi pada Organisasi
Perwakilan perempuan, PEREMPUAN Kemasyarakatan
Rakyat (DPR) memberikan Program peningkatan Kewenangan
dan Dewan motivasi agar perempuan di semua Kabupaten/Kota
Perwakilan para bidang pendidikan dan 2. Pembukaan dan
Rakyat Daerah perempuan pekerjaan komunikasi informasi dan
(DPRD). mau dan edukasi
mampu untuk
ambil bagian
pekerjaan di
bidang apa

VII - 20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
saja termasik
jabatan politik
17.1.1.(a) Rasio Tidak 1. Persentase 1. 1, PROGRAM 1.Kegiatan Pengelolaan BPPKAD a) a) a)
penerimaan Terkait Isu aset tanah Mewujudkan PENGELOLAAN Pendapatan Daerah 1.902.248.450 3.450.000.000 3.550.000.000
pajak Utama yang tertib PENDAPATANDAERAH 2.Koordinasi dan b) 680.000.000 b) b)
terhadap PDB. bersertifikat pengelolaan 2.PROGRAM Penyusunan Rencana c) 487.420.000 1.530.000.000 c) 1.615.000.000
masih rendah administrasi PENGELOLAAN Anggaran d) 510.000.000 1.110.000.000 d) c)
2. keuangan KEUANGAN DAERAH Daerah 830.000.000 1.170.000.000
Kurangnnya daerah 2. 3.Koordinasi dan d)
kesadaran Meningkatkan Pengelolaan 835.000.000
wajib pajak kualiatas aset Perbendaharaan
3. SDM yang daerah 3. Daerah
kurang melaksanakan 4.Koordinasi dan
memadai pemungutan Pelaksanaan Akuntansi dan
pajak daerah Pelaporan Keuangan
secara optimal Daerah
17.18.1.(b) Persentase Tidak PROGRAM Penyelenggaraan Statistik Badan Pusat
konsumen Terkait Isu PENYELENGGARAAN Sektoral di Lingkup Daerah Statistik 1.980.000 1.980.000 1.980.000
yang Utama STATISTIK
menjadikan SEKTORAL
data dan
informasi
statistik BPS
sebagai
rujukan
utama.
17.19.2.(d) Persentase Tidak PROGRAM Penyelenggaraan Statistik Badan Pusat
konsumen Terkait Isu PENYELENGGARAAN Sektoral di Lingkup Statistik
yang puas Utama STATISTIK
terhadap akses SEKTORAL
data Badan
Pusat Statistik
(BPS).
5.2.2.(a) Persentase Tidak 1. Program Peningkatan 1. Kegiatan Koordinasi dan Dinas PPKB
korban Terkait Isu Kualitas Hidup dan singkronisasi pelaksanaan dan P3A 240.000.000 240.000.000 240.000.000
kekerasan Utama Perlindungan kebijakan, program dan
terhadap Perempuan kegiatan pencegahan
perempuan 2. Program Penguatan kekerasan terhadap
yang Kelembagaan perempuan lingkup daerah

VII - 21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
mendapat Pengarusutamaan Kab/Kota
layanan Gender dan Anak 2. Pencegahan Kekerasan
komprehensif. Terhadap Anak yang
Melibatkan Para Pihak
Lingkup Daerah Kab/Kota
Sebagai Mediator,
Fasilitator dan pelaksana
kegiatan; pencegahan
kekerasan terhadap
perempuan dan anak
3. Penyediaan Layanan
Pengaduan Masyarakat Bagi
Anak yang Memerlukan
Perlindungan Khusus
Daerah Kab/Kota
5.3.1.(a) Median usia Tidak PROGRAM PENGARUS 1.Pelembagaan Dinas PPKB
kawin Terkait Isu UTAMAAN GENDER Pengarusutamaan Gender dan P3A 235.000.000 235.000.000 235.000.000
pertama Utama DAN (PUG)pada Lembaga
perempuan PEMBERDAYAAN Pemerintah Kewenangan
pernah kawin PEREMPUAN Kabupaten/Kota
umur 25-49 2.Pemberdayaan Perempuan
tahun. (Rata- Bidang Politik,
rata usia Hukum, Sosial, dan Ekonomi
kawin pada Organisasi
pertama Kemasyarakatan
wanita) Kewenangan Kabupaten/Kota
3.Penguatan dan
Pengembangan Lembaga
Penyedia
Layanan Pemberdayaan
Perempuan Kewenangan
Kabupaten/Kota
5.5.1* Proporsi kursi Tidak PROGRAM PENGARUS Pemberdayaan Perempuan Dinas PPKB
yang diduduki Terkait Isu UTAMAAN GENDER Bidang Politik, dan P3A 75.000.000 75.000.000 75.000.000
perempuan di Utama DAN Hukum, Sosial, dan
parlemen PEMBERDAYAAN Ekonomi pada Organisasi
tingkat pusat, PEREMPUAN Kemasyarakatan
parlemen Kewenangan
daerah dan Kabupaten/Kota
pemerintah

VII - 22
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
daerah.
(Proporsi kursi
yang diduduki
perempuan di
DPRD)
8.1.1* Laju Tidak 1. Persentase 1. 1, PROGRAM 1.Perencanaan, BPKAD 1) 1.902.248.450 1) 3.450.000.000 1)3.550.000.000
pertumbuhan Terkait Isu aset tanah Mewujudkan PENGELOLAAN Pengembangan, 2) 680.000.000 3) 2)1.530.000.000 2) 1.615.000.000
PDRB per Utama yang tertib PENDAPATANDAERAH Pengendalian dan 487.420.000 4) 3)1.110.000.000 3) 1.170.000.000
kapita bersertifikat pengelolaan 2.PROGRAM Evaluasi Pendapatan 510.000.000 4)830.000.000 4) 835.000.000
masih rendah administrasi PENGELOLAAN Daerah
2. Kurangnya keuangan KEUANGAN DAERAH 2.Koordinasi dan
kesadaran daerah Penyusunan Rencana
wajib pajak 2. Anggaran
3. SDM yang Meningkatkan Daerah
kurang kualitas aset 3.Koordinasi dan
memadai daerah Pengelolaan
3. Perbendaharaan
Melaksanakan Daerah
pemungutan 4.Koordinasi dan
pajak daerah Pelaksanaan Akuntansi dan
secara optimal Pelaporan Keuangan
Daerah
9.2.1* Proporsi nilai Tidak Meningkatkan 1.PROGRAM 1. Penyusunan dan Badan Pusat
tambah sektor Terkait Isu Realisasi PERENCANAAN DAN Evaluasi Rencana Statistik 9.274.000 9.274.000 9.274.000
industri Utama investasi dan PEMBANGUNAN Pembangunan Industri
manufaktur optimalisasi INDUSTRI Kabupaten/Kota
terhadap PDB pelayanan 2.PROGRAM 2.Penerbitan Izin Usaha
dan per terpadu satu PENGENDALIAN Industri (IUI) Kecil dan IUI
kapita. pintu IZIN USAHA Menengah
(diperkecil INDUSTRI
menggunakan KABUPATEN/KOTA
PDRB) 3. Program pengendalian,
pelaksanaan dan pelayanan
penanaman modal
9.2.1.(a) Laju Tidak 1.PROGRAM 1. Penyusunan dan Disperindag
pertumbuhan Terkait Isu PERENCANAAN DAN Evaluasi Rencana
PDRB industri Utama PEMBANGUNAN Pembangunan Industri
manufaktur. INDUSTRI Kabupaten/Kota
2.PROGRAM 2.Penerbitan Izin Usaha

VII - 23
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Peran Non
OPD Rencana Rencana Rencana
No. ISU Sasaran OPD (LSM,
INDIKATOR Permasalahan Program Kegiatan Penanggung Anggaran Anggaran Anggaran
Indikator UTAMA Strategis Filantropi,
Jawab 2021 2022 2023
Dunia Usaha)
PENGENDALIAN Industri (IUI) Kecil dan IUI
IZIN USAHA Menengah
INDUSTRI
KABUPATEN/KOTA
9.3.1* Proporsi nilai Tidak Meningkatkan 1.PROGRAM 1. Pemberdayaan Usaha Disperindag
tambah Terkait Isu Realisasi PEMBERDAYAAN Mikro yang Dilakukan
industri kecil Utama investasi dan USAHA Melalui Pendataan,
terhadap total optimalisasi MENENGAH, USAHA Kemitraan, Kemudahan
nilai tambah pelayanan KECIL, DAN USAHA Perijinan, Penguatan
industri. terpadu satu MIKRO (UMKM) Kelembagaan
pintu 2.PROGRAM danKoordinasi dengan Para
PENGEMBANGAN Pemangku Kepentingan
UMKM 2.Pengembangan Usaha
3. Program Mikro dengan Orientasi
pengendalian, Peningkatan Skala Usaha
pelaksanaan dan Menjadi Usaha Kecil
pelayanan penanaman 3. Pengendalian
modal pelaksanaan penanaman
modal yang menjadi
kewenangan daerah
kabupaten kota
4. Pelayanan perizinan dan
non perizinan secara
terpadu satu pintu di bidang
penanaman modal yang
menjadi kewenangan
daerah
Sumber: Uji Publik-2 dan Analsis Tim Pembuat KLHS, 2020

VII - 24
BAB 8.

Kesimpulan
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

BAB 8
KESIMPULAN

Hasil analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Daerah, pengkajian TPB,
perumusan Skenario dan Rekomendasi dapat dapat disimpulkan sebagai berikut :

8.1. Hasil Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Daerah


Jasa Ekosistem ditentukan oleh dua komponen penting yang mempengaruhinya,
yakni ekoregion dan tutupan lahan. Ekoregion yang mendominasi di Kabupaten Magetan
adalah Dataran Fluvio-vulkanik. Material piroklastik 31.866,90 hektar atau sekitar 44,37%
dari keseluruhan luas Kabupaten Magetan. Tutupan lahan di Kabupaten Magetan yang paling
mendominasi adalah sawah dengan padi diselingi tanaman lain/beras seluas 23.018,65 Ha
(32,05 % dari total luas wilayah Kabupaten Magetan).
Kabupaten Magetan memilki nilai rerata indeks jasa ekosistem tertinggi pada jasa
ekosistem penyedia pangan dan penyedia air bersih 0,06. Sedangkan untuk nilai rerata
indeks terendah adalah jasa ekosistem budaya fungsi rekreasi dan ekowisata serta jasa
ekosistem fungsi budaya estetika 0.03. Jasa ekosistem yang berada dalam kelas sangat tinggi
dengan luasan terluas adalah jasa ekosistem penyedia air bersih yakni 37.08%, atau seluas
26.631,43 Ha. Sedangkan yang memiliki luasan terluas pada kelas yang sangat rendah adalah
Jasa Budaya Fungsi Rekreasi & Ekowisata yakni 43.209,67 hektar atau 60.16 % dari Luas
Keseluruhan wilayah Kabupaten Magetan.

8.2. Analisis Pencapaian Indikator TPB Kabupaten Magetan


Secara umum Kabupaten Magetan telah memperoleh pencapaian indikator TPB yang
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah capaian jumlah indikator TPB yang telah
mencapai target nasional. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data menunjukan
bahwa indikator TPB yang telah dilaksanakan dan telah mancapai target nasional mencapai
43 % (95 indikator) dari total 220 indikator yang menjadi kewenangan kabupaten.
Indikator yang sudah dilaksanakan namun belum mencapai target nasional berjumlah
52 indikator (24%). Indikator TPB yang sudah dilaksanakan namun belum mencapai target
nasional ini menjadi salah satu prioritas utama dalam menentukan skenario dalam
pencapaian target nasional dalam kurun waktu perencanaan RPJMD lima tahun ke depan.

VIII - 1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Indikator yang belum dilaksanakan dan belum mencapai target nasional berjumlah
5 indikator (2%). Indikator TPB yang sudah dilaksanakan namun belum mencapai target
nasional ini menjadi salah satu prioritas utama untuk dapat dilaksanakan dalam RPJMD lima
tahun ke depan. Indikator yang belum mempunyai data berjumlah 68 indikator (31 %).
Indikator TPB yang belum ada data ini juga menjadi salah satu prioritas untuk dilaksanakan
dalam kurun waktu perencanaan RPJMD lima tahun ke depan sesuai dengan kondisi daerah
Kabupaten Magetan.

Tabel 8.1. Pencapaian Indikator TPB Kabupaten Magetan


No Indikator Jumlah Capaian %
1 Sudah dilaksanakan dan sudah 95 43%
mencapai target Nasional
2 Sudah dilaksanakan namun belum 52 24%
mencapai target nasional
3 Belum dilaksanakan belum 5 2%
mencapai target
4 Tidak ada data 68 31%
Jumlah 220 100%

Pencapaian indikator TPB berdasarkan pencapaian tiap OPD di Kabupaten Magetan


dapat dilihat pada Tabel 8.2.

Tabel 8.2. Pencapaian Indikator TPB Berdasarkan OPD di Kabupaten Magetan


Sudah Sudah Belum
dilaksanakan, dilaksanakan, dilaksanakan,
Tidak
Nama OPD sudah belum belum Jumlah
ada data
mencapai mencapai mencapai
target target target
BPS 3 3 0 1 7
Bag. SDA 0 0 0 2 2
Bag. Pengadaan 1 0 0 0 1
Bag. Humas 0 1 0 0 1
Bag. Organisasi 3 1 0 0 4
Bakesbangpol 2 1 0 1 4
Bappeda 3 1 0 4 8
Badan Kepegawaian 1 0 0 0 1
Daerah
BPBD 8 3 0 1 12
BPPKAD 2 2 0 3 7
Dinas Kesehatan 21 6 0 13 40
Diskominfo 6 0 0 2 8
Dinas Lingkungan 2 2 2 3 9
Hidup

VIII - 2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Sudah Sudah Belum


dilaksanakan, dilaksanakan, dilaksanakan,
Tidak
Nama OPD sudah belum belum Jumlah
ada data
mencapai mencapai mencapai
target target target
Dinas Perhubungan 2 0 0 2 4
Dinas Perkim 2 0 0 0 2
Dinas PMD 3 0 0 2 5
Dinas PMPTSP 3 0 2 0 5
Dinas PPKBP3A 10 7 0 8 25
Dinas PUPR 5 6 1 7 19
Dindikpora 7 5 0 3 15
Dinkopum 1 0 0 2 3
Dinas Sosial 0 4 0 4 8
Disnaker 3 4 0 2 9
Disparbud 2 1 0 1 4
Dispendukcapil 2 0 0 2 4
Disperindag 0 2 0 2 4
DTPHPKP 1 3 0 1 5
Inspektorat 1 0 0 1 2
Pol PP damkar 1 0 0 1 2
Jumlah 95 52 5 68 220

8.3. Perumusan Skenario TPB


Perumusan skenario pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan
mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya adalah; 1) Kondisi Geografis, Demografis
serta Keuangan Daerah, 2) Kondisi Pencapaian TPB berdasarkan target yang telah ditetapkan
oleh pemerintah pusat, 3) Kondisi DDDTLH Jasa Ekosistem dan 6 muatan kajian KLHS di
Kabupaten Magetan, 4) Potensi, daya saing dan inovasi daerah,
Isu Utama/Isu Strategis Pembangunan Berkanjutan berdasarkan penilaian dan
kesepakatan seluruh peserta uji publk-1, disepakati 7 isu utama pembangunan berkelanjutan
di Kabupaten Magetan.
a. Isu Utama
Isu Utama Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Magetan berdsaarkan hasil
kesepakatan pemangku kepentingan adalah sebagai berikut berikut:
1 Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
2 Alih Fungsi Lahan
3 Kerawanan Bencana
4 Ketersediaan Air Terbatas
5 Sarana dan Prasarana belum optimal
6 Pengangguran dan Kemiskinan
7 Akses Pendidikan dan Kesehatan

VIII - 3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

b. Permasalahan
Permasalahan dalam pencapaian indikator TPB berdasarkan Isu Utama/ISu Strategis
Pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Magetan adalah :
1. Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, adalah; 1) Semakin meningkatnya jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk, 2) Kurang disiplinnya masyarakat dalam
membuang sampah yaitu tidak tepat waktu, tidak tepat tempat, 3) Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mengurusi sampah tidak sebanding dengan cakupan luas
penanganan sampah, 4) Sarana dan prasarana yang tersedia hanya dapat
menangani diwilayah tertentu, 5) TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Milangasri
dengan kondisi saat ini yang overload, 6) Rendahnya perilaku masyarakat dalam
pengelolaan sampah, 7) kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sampah, 8) Rendahnya pengelolaan sampah di sumber sampah, 9) Pengetahuan
masyarakat/ pelaku usaha tentang limbah B3 masih minim, 10) Aparatur yang
berkompeten tentang limbah B3 masih sangat terbatas, 11) Belum adanya target dan
strategi daerah dalam pengelolaan Limbah B3, 12) Semakin meningkatnya kegiatan
yang menghasilkan limbah padat, air limbah, limbah B3 padat, dan limbah B3 cair
dari kegiatan industri, rumah sakit, fasilitas umum dan area wisata di Kabupaten
Magetan, 13) Kurangnya prasarana dan sarana pengelolaan air limbah yang
memadahi.
2. Alih Fungsi lahan, adalah : 1) Semakin meningkatnya aktivitas Pertanian, 2) Semakin
meningkatnya aktivitas industry, 3) Semakin meningkatnya aktivitas pembangunan
infrastruktur, termasuk perumahan, 4) Aktivitas pertambangan yang semakin
meningkat.
3. Kerawanan Bencana, adalah: 1) Masih perlu ditingkatkannya kesiap-siagaan terkait
dengan bencana, 2) Masih perlunya koordinasi antar semua pemangku kepentingan
terkait dengan kejadian bencana.
4. Ketersediaan Air yang terbatas, adalah: 1) Masih kurangnya cakupan layanan air
minum layak, 2) Pengadaan air baku belum mencukupi, 3) Kurangnya kesadaran
masyarakat dalam menjaga dan mengelola sumber air.
5. Prasarana dan Sarana yang belum optimal, adalah : 1) Kurangnya cakupan sarana
dan prasarana air minum layak, 2) Sanitasi yang belum tertangani dengan baik, 3)
Lahan parkir yang masih belum mencukupi terutama di sekitar opyek wisata
Sarangan, 4) Lahan untuk PKL di sekitar obyek wisata Telaga Sarangan yang belum
mencukupi, 5) Sarana dan prasana pengelolaan sampah (TPA) di kawasan obyek

VIII - 4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

wisata Telaga Sarangan yang masih belum optimal, 6) Sarana jalan di sekitar obyek
wisata Telaga Sarangan yang belum optimal.
6. Pengangguran dan Kemiskinan, adalah : 1) Tingkat pengangguran yang masih tinggi,
2) Kualitas SDM yang masih rendah, 3) Adanya Pandemi Cofid-19, 4) Masih adanya
perusahaan yang tidak mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota Jaminan Sosial, 5)
Banyaknya peserta Jamsostek yang mengajukan klaim/pencairan. 6) Minimnya
pengetahuan masyarakat akan pentingnya jaminan sosial, 7) Minimnya
pengetahuan masyarakat mengenai manfaat jaminan sosial terutama pada pekerja
informal, 8) Usaha Mikro Kecil/Menengah belum optimal, 9) Terbatasnya
kesempatan/peluang kerja yang tersedia, 10) Kualifikasi pencari kerja yang tidak
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, 11) Belum optimalnya pelatihan kerja dalam
meningkatkan jumlah tenaga kerja yang terlatih/terampil,
7. Akses Pendidikan dan Kesehatan, adalah : 1) Masih ada masyarakat yang belum
memiliki jaminan Kesehatan, 2) Belum optimalnya penanganan masalah gizi
masyarakat, 3) Kurangnya kesadaran prilaku masyarakat untuk menghasilkan
produk pangan yang sehat, 4) Kurangya kesadaran masyarakat untuk penerapan
pola konsumsi B2SA, 5) Belum optimalnya pelayanan imunisasi, masih ada bayi
yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap dikarenakan ada sebagian
masyarakat yang tidak setuju dan menolak imunisasi karena kepercayaan tertentu,
6) Meningkatnya daya beli masyarakat yang tidak diimbangi dengan pola hidup
sehat : konsumsi makanan tinggi lemak, rendah serat dan vitamin, kurang aktivitas
fisik dapat memicu meningkatnya angka penyakit degeneratif. Pelayanan kesehatan
untuk pencegahan penyakit degeratif juga belum optimal.

8.4. Rekomendasi
Rekomendasi untuk indikator yang memerlukan upaya tambahan sesuai dengan hasil
perumusan skenario mengacu pada hasil Uji Publik-2. Pada saat Uji Publik-2, peserta
memberikan masukan secara tertulis terkait dengan sasaran strategis, program dan kegiatan
serta pembagian peran yang direkomendasikan untuk dapat diacu pada penyusunan
Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan 2018-2023 maupun diacu oleh RAD TPB. Tim
penyusun KLHS Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan kemudian menghitung kebutuhan
anggaran terkait dengan program dan kegiatan yang diusulkan dengan proyeksi sampai
dengan tahun 2023.

VIII - 5
DAFTAR PUSTAKA
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

DAFTAR PUSTAKA

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur dan Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Sebelas Maret Surakarta.2013. Laporan Akhir Inventarisasi dan Identifikasi Keanekaragaman
Hayati Kabupaten Magetan.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur dan Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 2014. Inventarisasi dan Identifikasi Keanekaragaman Hayati Kec.
Poncol dan kec. Parang Kabupaten Magetan Jawa Timur.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur dan Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 2017. Inventarisasi dan Identifikasi Keanekaragaman Hayati
Magetan.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan. 2018. Penyusunan Dokumen Inventarisasi Daya
Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem Kabupaten Magetan Tahun 2018. Magetan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan. 2017. Kabupaten Magetan Dalam Angka Tahun 2017.
Magetan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan. 2018. Kabupaten Magetan Dalam Angka Tahun 2018.
Magetan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan. 2019. Kabupaten Magetan Dalam Angka Tahun 2019.
Magetan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan. 2020. Kabupaten Magetan Dalam Angka Tahun 2020.
Magetan
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan dan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (LPPM-
UNS). 2018. Inventarisasi Keanekaragaman Hayati Kecamatan Maospati, Barat dan
Kartoharjo Kabupaten Magetan Jawa Timur.
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta.
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun
2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah. Jakarta.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2017 Tentang
Pelaksanaan PP No 45 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan
Hidup. Jakarta.
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. 2018. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia No. 7 Tahun 2018, Tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Jakarta.
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016. Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis. Jakarta.
Peraturan Bupati Magetan Nomor 23 Tahun 2020 Tentang Konservasi Sumber Daya Ikan Di
Perairan Umum Daratan Telaga Sarangan.
Ridwan, Muhammad Dan Diagal Wisnu Pamungkas. 2015. Keanekaragaman Vegetasi Pohon di
Sekitar Sumber Mata Air di Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. PROS
SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1 Nomor 6 p.1375-1379, September 2015. ISSN:
2407-8050. DOI: 10.13057/psnmbi/m010619.
Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta.

P-1
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

IIR

1. SK Tim Pembuat KLHS


2. Bimtek KLHS Perubahan
ANRPJMD
3. Uji Publik I KLHS Perubahan RPJMD
4. Berita Acara Uji Publik I
5. Uji Publik II KLHS Perubahan RPJMD
6. Berita Acara Uji Publik II
7. Dokumentasi
8. KAK KLHS Perubahan RPJMD
9. Penjaminan Kualitas KLHS Perubahan RPJMD
10. Tahapan Proses Pembuatan KLHS Perubahan
RPJMD Kabupaten Magetan
LAMPIRAN 1
SK Tim Pembuat KLHS
LAMPIRAN 2
Bimtek KLHS Perubahan RPJMD
LAMPIRAN 3
Uji Publik I KLHS Perubahan RPJMD
LAMPIRAN 4
Berita Acara Uji Publik I
BERITA ACARA
UJI PUBLIK – I PENYUSUNAN KLHS PERUBAHAN RPJMD
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pada hari ini Jumat, tanggal 6 November 2020 telah dilaksanakan Uji Publik – I Penyusunan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magetan Tahun 2018 – 2023 dalam rangka menyepakati
isu utama, tantangan, dan kondisi pencapaian TPB dalam penyusunan KLHS Perubahan RPJMD
Kabupaten Magetan dengan hasil sebagai berikut:

I. Tim Pembahas
No. Nama Instansi
1. Ir. Budiharto Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan
2. Siti Rukmini, S.Sos, M.Si Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian
dan Pengembangan Daerah Kabupaten Magetan
3. Ahsan Nurhadi, S.Si. M.Eng PSLH UGM
4. Safrudin Himpunan Kelompok Tani Indonesia
5. Andrean Wicaksono Asosiasi Pengusaha Kulit Indonesia
6. Sunarto Heri Siswanto Paguyuban Wong Magetan

II. Hasil Kesepakatan


Diskusi dalam rangka menyepakati isu utama, tantangan, dan kondisi pencapaian TPB
memperoleh hasil kesepakatan sebagai berikut:
1. Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
2. Alih Fungsi Lahan
3. Kerawanan Bencana
4. Ketersediaan Air Terbatas
5. Sarana dan Prasarana Belum Optimal
6. Pengangguran dan Kemiskinan
7. Akses Pendidikan dan Kesehatan

III. Rencana Tindak Lanjut Hasil Pembahasan


Hasil kesepakatan akan ditindaklanjuti dengan:
1. Penyusunan skenario pelaksanaan indikator TPB berdasarkan Isu Utama;
2. Ditindaklanjuti dengan Uji Publik – II pada hari Rabu, tanggal 11 November 2020.

1
LAMPIRAN 5
Uji Publik II KLHS Perubahan RPJMD
FORM MASUKAN UJI PUBLIK-2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA : NUAiL HuOA


INSTANSI
MASUKAN

KODEINDIKATOR: 16O, 1 e)
| SASARAN: Mcninga4o4a alkses In formaç 0v d ouhunwsn Masyaralu

STRATEGI& ARAH KEBIJAKAN:

meuglouk serk la Ka dsly biutell Ppld


PROGRAM:

Proqrau YeFeqauana Daeyal

KEGIATAN sHGCLOlasl 18poeArsi a 06luu EHTasi ?EANERUA TAH DAE4H

PEA efa Capaskas


iweu peuquaka- p?t0

PERAN SERTA OPD: MteAGLSN 1CELEA6ug qsH PPD pouBAHTU

PERAN SERTANON OPD:

O SEOYAT Murtó6LIH OISETA TO2


FORM MASUKAN UJI PUBLIK 2
KLHS PERUBAHAN RPIMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA Andrie
INSTANSI DPM PTSP
MASUKAN

KODEINDIKATOR )9.2.I .4.3.1


SASARAN Pelako Usaun

STRATEGI&ARAH KEBIJAKAN:
Aa enmg eateon eeaises NUesosi don optimaliseS pe(auayau
rpadu 9atv Pnto
PROGRAM:
Rrogcam Yengeudalan Palatsonaan famano wan Mcdel
.Poqtam Peayanan Penanawau Madal

KEGIATAN:
Yonyaucdaliou olakavan PenavaMon alol Youo Me)jodt keutnCMGi
Daemh kabopaten | Fota

. telayanan Periznan don Don Pet12nan stca tepodo Stu Pintu


di Bidang Povnanam an Moda ana Mennaoli ceweuaugan Daerd h
Caoup aen (tota

PERAN SERTAa OPD () Ccodna Si dau StugeonsapmOntauan lelak eanaa v,


Pembinaau tan Pençawasau Peuau@au MczlaL
RERANSERTANON OPD
Yenye dta an tlozanaan Torpddu Berbesis Sisthn
Pelamana , Per2man ftrus aa trukq1z
&oa FlcCtronte
PROGRAM Peningkatan BAGIAN
16.10. Jumlah Saranadan Meningka 5

2.c) kepemilikan Prasarana KEPEGAWAIAN Kapastitas ASN HUMAS


sertifikat Belum DAERAH
Pejabat Optimal
Pengelola
Inform.
ast
an

okr menta
si (PPID)
untuk

nenngukur
kualitas
PPID dalam
menjalanka
n tugas dan
fungsi
agaiman
a diatur
dalam

perat 'an

perundang
undangan
16.7.1 PersentaseTidak Meningka SB PROGRAM Pemberdayaan Dinas
(a) keterwakila TerkaitIsu t PENGARUs Perempuan PPKB dan
n Priorit UTAMAAN GENDERBidang Politik, P3A
perempuan DAN Hukum, S0sial,
O Dewan PEMBERDAYAAN dan Ekonomi
Perwakilan PEREMPUAN pada Organisasi
Rakyat Kemasyarakata
(DPR) dan n Kewenangan
Dewan
Kabupaten/Kota |
Perwakilan
Rakyat
Daerah
OFRD).
17.1.1 Rasio Tidak Di atas SB 1, PROGRAM 1.Perencanaan, BPPKAD
a) penerimaan TerkaitIsu 12% PENGELOLAAN Pengembangan,
pajak Prioritas PENDAPATANDAER Pengendalian
terhadapP dan
PDB 2.PROGRAM Evaluasi
FORM MASUKAN UJI PUBLIK-2
KLHS PERUBAHAN RPIMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA
INSTANSI DPPLI PPPA
MASUKAN

KODEINDIKATOR: 7.1. Ca)


SASARAN: Anal analu &utam &mm ena ja

STRATEGI & ARAH KEBJAKAN:


Meuko enlav bdhal Kuhunpilan aa Percmpuam. eulhunlan wohvn r
mau Awn mampu Umhu ambul aaLm Ythrma di oAamg
ap a tumasul zrbatm Potuh
PROGRAM:
LAUmakin Pampuon dsemua brdmq pndidsluur aan pthrn4

KEGIATAN
Penbunaam dan Kommman asprman dm ZhmAm CKUE).

PERAN SERTA OPD: udorou & Mmakhan peranpempuan


&gala AanA
PERAN SERTA NON OPD: Suhta MutaUnhua dapa euuathan r m

Prtpua dadawr &sala ndaug tenman Potuh


5,9-8,4% 1ZIN USAHA 2.Penerbitan
INDUSTRI Izin Usaha
KABUPATEN/KOTA| Industri (UI)
Kecil dan lU

9.3.1 Proporsi Tidak Meningk SB Menengah


1.PROGRAM 1.
Disperind
nilai tambah Terkait Isu at PEMBERDAYAAN Pemberdayaan a8
industri Prioritas Tahun
USAHA Usaha Mikro
kecil 2020
18,5% MENENGAH, yang Dilakukan
terhadap USAHA KECIL, DAN Melalui
total nilai Tahun
2024 USAHA Pendataan,
tambah
industri. 20% MIKRO(UMKM) Kemitraan,
2.PROGRAM Kemudahan
PENGEMBANGAN Perijinan,
UMKM Penguatan
Kelembagaan
danKoordinasi
dengan Para
Pemangku
Kepentingan
2.Pengembanga
n Usaha Mikro
dengan
orientasi

Peningkatan
ka3laUsaha

Menjadi Usaha
Kecil

9-3.1 Popo rsi ilai tan bah (ndutty kecil 4thd


niLa tambah nd u tri

Seharus nya Progam ibidan9 pertndu Ntria


tK ) ndustri kecil enengah adg dli

dinas ndaq
Kegiatan mEngesua:kan Ke9. lndlag
dM KOP
Bukan di Programnya
PENGELOLAAN Pengelolaan Per
yang Lingkungan ampahan di
PERSAMPAHAN
tertangani. REGIONAL aerah
(Persentase
Timbulan
2.PROGRAM
Kabupaten/Kota
PENGELOLAAN 2.1.Pengelolaan
Sampah
PERSAMPAHAN Sampah
Yang
tertangani) PROGRAM Pengelolaan Dinas
Pencemaran Meningka BB
12.4.2|Jumlah PENGELOLAMN dan Lingkunga
(a) limbah 83 dan tmenjao Pengembangan n Hidup
dng
Kerusakan
150 DAN
PENGEMBANGAN SistemAir
terkelola Lingkungan ton(skala
nasional
SISTEM AIR LIMBAH Limbah
dan
Domestik dalam
proporsi
limbah B
Daerah
Kabupaten/Kota
yang diolah
sesuai

peratura
perundanga
n(sektorr
lustri).
12.8.1 Jumlan Sarana dan Meningka SB PROGRAM Koordinasi BAGIANY
(a) tasilitas Prasarana PERENCANAAN, Perencanaan ORGANIS
rembangunan AS
publik yang Belum AENALIAN

menerapka Optimal DAN Daerah

Standar EVALUASI
Pelayanan PEMBANGUNAN
Masyarakat DAERAH
(SPM) dan
teregister
15.1.1 Proporsi Alih FungSi Meningka SB PROGRAM Pengelolaan Dinas
(a) tutupan Lahan KONSERVAS Taman Hutan Lingkunga
nutdn SUMBER DAYA Raya (TAHURA) n Hidup
terhadap ALAM Kabupaten/Kota
luas lahan
keseluruhan
(indeks
tutupan
lahan)

Ccldtan
3.1 Ca)
Ind l ator N o 2 . ersebul Sudah d pndah
2018 keqidtan
Seah fah un sekdtkdb Mdgekdn
erntdhon
ce aqan lemer
Teknis dan
Pemantapan
Pelaksanaan
Bidang
Pemberdayaan
dan
Pengawasan

Organisasi
Kemasyarakata
n_
10.4.1 Proporsi Penganggur MeningkaS8 PROGRAM Penyelenggaraa|Disnaker
(6) peserta an dan t menjadi: HUBUNGAN n Pendataan

Kemiskinan TK formal INDUSTRIAL dan Informasi


Program
Jaminan 62,4 juta; Sarana
Sosial Hubungan
Industrial dan
Bidang inlormal

3,5 juta Jaminan SoSia


Ketenagake
rjaan. Tenaga Kerja
Kerawanan Menurun SB Program Penataan BPBO
11.5.1 Indeks
Bencana enjadi Penanggulangan Sistem Dasar
a) Risiko
Bencana 30% Bencana Penanggulanga
n Bencana
Indonesia
IRRI.
Program 1.Pelayanan BPBD
11.5.2Jumlah Kerawanan Menurun S8
Penanggulangan Pencegahan
(a) kerugian Bencana
sencana dan
exonomi

langsung Kesiapsiogaan
akibat Terhadap
bencana
bencana.
2.Perlindungan
Sosial Korban
Bencana Alam
dan
Sosial
Kabupaten/Kota

1.PROGRAM 1.1. inas


11.6.1 Persentase PencemaranMeningkka PENGEMBANGAN PengembanganLingKun83
sampah dan menjad
SISTEM DAN SiStem dan n Hidup
perkotaan Kerusakan 070

nomOr
6l.Ca)
Indihcta
ersentase SaNpah perhoBaan
dtambdh
dtfanbdh parsenase
prsentaSe
1ndt katdrnyo
bogcumona koldu erusdluan ltquungon. dig
end
pedesau n u r destr
SaM pdh tt dd edJah
pedesuan
Lbct dmpdn
dctn
ddn dtsebun
dt Sun904
Carpdh
deso Mnu b
Many
FORM MASUKAN UJI PUBLIK-2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA :Dyah Muharini


INSTANSI
MASUKAN
Bagian PRI Setctatab. Mag-tn

KODE INDIKATOR: f. G Plar Hakn& Tata aoa


SASARAN:

STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN:

PROGRAM:

KEGIATANN:

uegucu perseutAcR -Procurnueu


PERANSERTA OPD:Parkauyadu taelunha pugadaasburpt
h
MEton enelaccm eletrouk nacupu qun
nelaluu
PERANSERTA NONOPD: bailbane qang
vcnua N N enelaç
akau OMA yaug elekronk Sala
drdna 0an Meningka SB PROGRAM Peningkatan BAGIAN
16.10. Jumlan
KEPEGAWAIAN Kapastitas ASN HUMAS
2.c) kepemilikan|
sertifikat
Prasarana
Belum DAERAH

Pejabat Optimal
Pengelola
Infornasi
dan
Dokumenta
si (PPID)
untuk

mengukur
kualitas
PPID dalam
menjalanka
n tugas dan

fungsi
sebagaiman
a diatur
dalam
peratura
perundan8
16.7.1
undangan: Tidak
Persentase Meningka SB PROGRAM Pemberdayaan Dinas
(a) keterwakila TerkaitIsu t PENGAR erempuan PPKBdan
Prioritas UTAMAAN GENDER Bidang Politik, P3A

perempuan DAN Hukum, Sosial,


di Dewan PEMBERDAYAAN dan Ekonomi
Perwakilan PEREMPUAN pada Organisasi
Rakyat Kemasyarakata
(DPR) dan n Kewena gan
Dewan Kabupaten/Kota
Perwakilan
Rakyat
Daerah
(DPRD).
17.1.1 Rasio Tidak Di atas 1, PROGRAM 1.Perencanaan,BPPKAD
penerir
imaan Terkait Isu 12% PENGELOLAAN Pengembangan,
pajak Prioritas PENDAPATANDAER Pengendalian
terhadap H jan

| PDB. 2.PROGRAM Evaluasi

Masukan. untu ndkatto


dan
G.l0.2lc). indika terlecut Serttteas ejobat Pengelola normasi
dokumenkasi PPiD)
7umutProgramna dnambikcn proram dan keqoBan yg dcla
pacla Opd pongelola
BOLYNIONI

wwwin nsi

6T0Z unye1
NWdd ade

uejede

ueyejeseuad

sIda]ens ueeses
mOS 'wos imbnnA

weiaoid

uejeay

qemer
3un33ueuad ado

Tzoz uese3auy
euesua

OI 0 OQ aSl zzoz uee3


eueuay

Ueu

Qa' 99O 097| 2Ozueeoy


eUeua

(eyesn eung
1donueya wsil
ado uoN uead
FORM MASUKAN UJI PUBLIK-2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA wwk umanyas, ®7,Mm


INSTANSI
MASUKAN
:Otras Aokoon Maee
Aome A . MoGek
/PAL

KODE INDIKATOR:

SASARAN: Pnee to laan ardn ng emóngan Csem n bh onahk


ng xva
IPAL hsto los' y o (han
STRATEGI &ARAH KEBIJAKAN: - Embng unan
Ai imbh nslalar
Peho aon lmbr4
Rnbn 7una
komanal
dan in éo
PROGRAM:
Ppgelo Coo

KEGIATAN: Prge lo (ao


Clmes
9alom cero Aobupohn

imbs h a/omashk
PERAN SERTA OPD: oia lta
s fonco
PAL pembvoo o

PERAN SERTA NON OPD: embopgonan


9 oNahon Oin Limba 4 Secor Aomuna,
huh erh Seeara a kip
M4ryara kaf Qu' Gmbo h &are
alalam pembva tan goa han
Fomune
Pembangunan dengan berbasis lingkungan, manusia dan budaya (KLHS-RPJMD)

Latarbelakang
.Program KB berhasil, ketersediaan tenaga kerja berkurang
Sawah semakin menyempit, tidak diperlukan lagi banyak lantai jemur atau rumah
yang besar.
Hutan semakin menyempit, persediaan kayu bahan bangunan menurun.
Angka stres masyarakat akan beban hidup meningkat, diperlukan penyeimbang.
Teknologi informasi semakin pesat

Analisa:
Harga upah naik, setiap keluarga man powernya terbatas, sehingga untuk
merecovery diri diperlukan campur tangan pihak luar keluarga.
Lay out rumah saat ini sudah banyak yang tidakfungsional, terlalu luas
dibanding dengan jumlah jiwa (1 jiwa =9m2)
Harga kayu sebagai bahan bangunan mahal dan tidak ramah lingkungan,
sementara rumah/bangunan masih banyak yang menggunakan material kayu
bila rusak biayanya terlalu mahal untuk rehabilitasinya.
Menurunnya ketersediaan air bersih, air pertanian dan jumlah oksigen diudara.
Kurangnya RTH/ sarana/fasilitas umum yang murah dan rekreatif untuk semua
lapisan masyarakat.
Kurangnya akses informasi yang murah cepat dan merata guna mengejar arus
informasi dan data, khususnya bagi pelajar.

SOLUSI
Ditumbuhkan komunitas-komunitas sosial dan CSR untuk membantu recovery
masalah keluarga, program bansos pemerintah ditingkatkan dan dipermudah
aksesnya, birokrasi diperpendek tanpa meninggalkan akuntabilitas.
Dibukanya program bantuan peningkatan kualitas lingkungan berbasis GOTONG
ROYONG.
Mitigasilsosialisasi kepada masyarakat APA itu Rumah Layak Huni? Teori
vitruvius bangunan harus : 1. Kuat2. Fungsi 3. Indah. indah yang dimaksud
mungkin diarahkan pada pencapaian FUNGSI lay out bangunan. (less is more
more is less)
Diperlukannya bahan pengganti kayu dan kebijakan peraturan (SNI) tentang
bahan bangunan yang kuat, murah dan aman.
Diperluas dan diperbanyak bendungan, waduk/embung untuk pemanfaatan
manajemen air permukaan guna peningkatan ketersediaan air.
Perluasan dan memperbanyak RTH atau hutan kota sebagai sarana umum yang
rekreatif murah, manusiawi dan ramah dan peningkatan PRODUKSI OKSIGEN.
Semakin diperbanyak ditingkat RT, gang/jalan juga bisa sebagai RUANG HIJAU.
Dan dilombakan.
Perluasaan dan memperbanyak Ketersediaan spot wifi yang gratis/murah dan
ramah.

"Tidak ada planet lain untuk kita tinggal"

Selamat berdiskusi, Bumi Pertiwi merestui.

Inisiator Komunitas Gotong Royong "Omah Kopen


YOSEF CAHYO W, ST
m
2

2
FORM MASUKAN UJI PUBLIK-2
KLHS PERUBAHAN RPIMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA
:Veridha Tuli Rahmawati
INSTANSI Dinas Ten a9a Fecj
MASUKAN

KODEINDIKATOR: 8..1ta)
SASARAN: Meningfatnya Pen rerapan tenaga Ferjo

STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN


lo Fal untuF bersan9 di pasar
Mennqtatfan temampuân enaga Ferfo
melaluí pem berí an bimbingan dan
lat+han erfa diSert
dengan kerjo
LGNa9a Peroleha Strtri Fat projesi ang sesuaí dengan Febutuhan Ferja
PROGRAM:

dan froduttívítas t enag a Ferja


Program pelakihan rria

KEGIATAN

Feeranpijon oagi pCn Cor


Proses elafsanaan panclidFan don pejatrhan
kerjo berdasar kan Flaster fompee enSi

PERAN SERTA OPD: eni n9Fak Fan PeoTerapan tnaga e r a (nelalur kegiatoa
Pdatihan ferja dan perluasan Fesempatan fero
PERAN SERTA NON OPD
FORM MASUKAN UJI PUBLIK-2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JoGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA
INSTANSI
MASUKAN /UA l Ta
KODE INDIKATOR:/ .
SASARAN:

ocdehafon ungArngon AR LARA


STRATEGI&ARAHKEBIJAKAN: SRUas tm-kttoy enr SauPa
-udata
PROGRAM
fonyalan /Pinee mata Crora

ue e rrah fart 28
Urm bnquoon {id maR Riopo
KEGIATAN:
nan Tayn kerai kay Ctda rO

PERAN SERTA OPD:

PERAN SERTA NON OPD


FORM MASUKAN UJI PUBLIK-2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA
:Eny Puruant
INSTANSI :DLH
MASUKAN

KODE INDIKATOR: 11.6.1.Ca) g suoilan P LP) l PEP)


SASARAN:
12. 4.3.(A) , Lawbuh 83 elale t e r o l 7ln n aaln
demeskic Shg Yregrean egaton ueabh
STRATEGI & ARAH KEBJAKAN

Pernasalahan
-

pengaahuan masyouaka /pelakw veha


PROGRAM:
- bgravr
Y t erkoupat en f
u h 83 mash Gnatteroat
Gelum eanya rnet k sate
pauoelolaan QuiGt y 63|
ajaran safris
KEGIATAN: peSaku vuun k maSy
apawa hr, aaitas palaauan esehan
Capoian S 8

PERAN SERTA OPD:

PERAN SERTA NON OPD:


1
FORM MASUKAN UJI PUBLIK-2
KLHS PERUBAHAN RPIMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018- 2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA :Elsabet T Lasmi


INSTANSI GPS Fab. tagttan
MASUKAN
fndator 1.a.1
dllm 4akel
melihat dari anqka To disa)1kan
KODEINDIKATOR:i.2. uha
berSumbef|
cemishin an
angha kb adola anga
SASARAN:
Y dirlus Brs
dati Brs e m i s k inGn

dan hasil Sur ve Sofia


STRATEGI &ARAH KEBIJAKAN: adalah ersumber
CSuwnas Y oufn
honomi astond
kemskinan
nam Plken angha
hanya dinc
enurut

tidau bi5
PROGRAM: Febupet en ,

Jinis lamin 7umur.

2evi Pa lCemiskinan

.3S
20IS
KEGIATAN
2o 16 .63

lo.48
201
2018 lo.3

PERAN SERTA OPD:

PERAN SERTA NON OPD


FORM MASUKAN UJI PUBLIK-2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-
2023
HARMADHA.
DI RM. JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA
INSTANSI ap Otaun
MASUKAN : e n tugLatn &umn ler ain da eng mctup an etn brl
KODE INDIKATOR:

SASARAN: Penm katan


hagefa
STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN:
men dala Swr lor alr
men a t a Sunn lelr air
y ud th me
Men dala an seei ltoq Sumber wmaa atf
PROGRAM Mdata

uon erVan han


Y7 uemr nga ebi,
ahan YY72andulo daesa
a pan a r , kuusuwya daere ereng Gleu te g
anyu
Menang m po o n penauyaun e m bal tanaanain Ya h Prlla
KEGIATAN:Myqauaf

mevN maG yohou Re Lolsn


nem buat lukann io por pan ya umung letn aadra
tangupan
menutp laha Y Quu dul 4n
on Servan
onals a
Qmcal
tahan
mgidpRn a YaAa o daerah

penyan Aa 2 Yag ada


egralan
PERAN SERTA OPD:.
ber tau9gu ng zwalo dfos ueler ursil
Sum per maa
PERAN SERTA NON OPD:
qr
Cleorfqurnya
bali Suwn lpe qu Meun4 luzl) dtn mengwdupa-
mellurdirn soNzlgmn. pen tnh a Peung eaaa da mbt.
men/eqya ueRe ta^ian hufav
3
Melatu uan men dluluu ng uglnlau eebot a
Me(qtw a Sohaltron A penm oyatan beoy bp.
Ms 7aaf Yg ryuaovyn menanbah
S uem dufcraf Caun Aan Mengger la n bagn enkaya
masyaalat ufula
benduluny luegta au þeuay leglan
Jum vev u aa a
FORM MASUKAN UJI PUBLIK 2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA sra
INSTANSI HPPA GANDON6 TENGA.
MASUKAN
teica TERCUKUPI_
KODE INDIKATOR:

SASARAN: P6ASL TERCuFUPI Di WIL, GANDONO TENGAH

STRATEGI & ARAH KEBJAKAN


PENERTIBAN PFNSAMBILA AIR dr. HuLu AAAa

ILEBA cdepan Mohon di LEsAutrn bak dr PIpA?


MAU PdAn RIGAS
PROGRAM:
sELAMA th. 2019-202 wArg & Dea ialitan
hur mcraa ergau99u &gn ataa beugambilan
air iri9asi dtaupum ousums1 umah Taugop (PM)
sei ugga alama a faun un samgat nrasallay
euraugan air irngos PAM CA MINUM ).
KEGIATAN:

TErHenhuk ma HIPPA &ANDON6 TENGAH


mulai e19. gad Porti rn penoairan Sowa|
bertanian Gi wil. 8.Dea qu Mas 412 Ha.
bisa erairi Furama kbik 0o Ha. Mohon Sgn

&nugat euruh pengar


mulai t OO 21 M. T
iwil. GKNOND TenAH Bi ercakupr

PERAN SERTA OPD: selawa iu


lerlkai4 aru isa
pihek
PUPPRMEpLA supyA pIpatlegal ufk 1AGASI ferta
wian ba i napuus &pY tauah sdwah
PERAN SERTA NON OPD:
sA GAND0 NG TENGAH DIsa etcukupt

6 HIPPA wil 6ANDON TeN6ZHtalan ank


PeMERINTAH meui eui ugut kan
Oua Mm ymtu
Proua A PaRTANIAN
FORM MASUKAN UJI PUBLIK -2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA ENDAH: F
INSTANSI ispUrCAPtL
MASUKAN

KODEINDIKATOR: G.1 CE)

SASARAN

STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN

PROGRAM: Pehabiútaci Social

Terlantar serta gelandavgan


KEGIATAN: Pehautasi osial datar penyandang pisatfúta
diunr Panh oslal
Pevgenvit

otas
PERAN SERTA OPD: Pemantaatan Data rependydoFan pevberi in hat akec

dalan ang Ferevcann Pemanngonan


dats fependudutan

PERAN SERTA NON OPD


FORM MASUKAN UJI PUBLIK-2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA :Lbeery Man tha Detnormot


INSTANSI :Dnas Ominfo
MASUKAN

KODE INDIKATOR: l6. \o. 2 (C)


deEgarizzncss aagetpm
peaydzngsaaanebean
SASARAN: emuihauznci tomun (ta
\ayaNanA IMFOr masidan
qubles
Moningtot njs

STRATEGI &ARAH KEBIJAKAN: dagn M


Caluan loondaNas
Opou Soci nouwsoom ,
eninoKatan pRo dUsi
(ontw oa

tomunitosi pous
PROGRAM: ProgaM nealaan (nRotmasi%

núan ckrucaa_pEuk
dalaePngtta peloksa
EOIAIAN:
ngeaiaan x PelaHainan Jatooma sblac enennd aeay |abupakn /la
engeloan n a Sí dan komunlkagi Rbcut

S kag1atan peoganon mpa masi pubu

6 1 / Feehf qos.013 1019 ntuny


omor
chi Magcpm
PERAN : ( Sejvas dnear kphcan
SERTA OPD
dan Do Uenasi
dan (unaPan
cyovnan nrorma (Veg"

Peee benbian ten gelola lere«wa (obpath


gengelota lutrmasi oerenta s d ungnga»
a frvtol ,beauh k
Dnds
ov
PERAN SERTA NON OPD: PP1o yg mAony a a d a d Lag humoi P
2
PP(0 to, MaRan ahn
kantor kwiv uahe
Tiban Aangan vangan
yao. Mag ebu
J01PIpU ON

80LVNIGNI

vwin nsi

6TOZuunyei
NWd 13iei

uejede

ueyejeseuad

si3ajens ueJeses

weiaoid

S.
uejeday

qEMer
3un33ueuad ddo

TZOT uejesuy
eueoua

ZZOZ ueieTIuy
uejuay

ETOZ ueies3uy
EUeua

TOZ ueie33uy

eueua

(eyesn ejuna
ydonuej!4 'Wsi)
ado uoN uead
FORM MASUKAN UJI PUBLIK -2
KLHS PERUBAHAN RPIMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA
INSTANSI C
MASUKAN

KODEINDIKATOR: H t 1/.6. 7.)


SASARAN Tululslaugs Stunpu durge Boi

STRATEGI&ARAH KEBIJAKAN: .Jmdronys S huarans htuaganaJmps


2. Kanadsea i dn tesrgrakk hupq
PROGRAM:

KEGIATAN

. itlnk

3. {minuh uysdm

PERAN SERTA OPD

PERAN SERTA NON OPD


FORM MASUKAN UJI PUBLIK -2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 2023
DI RM. HARMADHA JoGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

: PHARTD
NAMA
INSTANSI DCH
MASUKAN

KODE INDIKATOR: IS.1.1. (a).


SASARAN:

STRATEGI &ARAH KEBUAKAN:


e predrh z idan das

PROGRAM:

KEGIATAN:

- 1udday lanalu

PERAN SERTA OPD:

PERANSERTA NON OPD:


FORM MASUKAN UJI PUBLIK 2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN
MAGETAN TAHUN 2018- 2023
DI RM. HARMADHA JOGLO
MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020
NAMA :CHAMDRA DARUSMAN
INSTANSI PWM
MASUKAN

KODE INDIKATOR: ANYMKNYA SAMOH ER SRAKMn


SASARAN: MSYRNaA / PeDupuK MaMATM

STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN:

4he beaky of 3Ua

PROGRAM
wal ua
MMMeNn lunm s k i i S ,tulus
pewrwnn TPs /T9A
penbolaaM SA

KEGIATAN: -

SKRman oL swpH
Piaalonn anK SemwpaH

PERAN SERTA OPD: DL MiMoSu+SI SaRMA pMMaimTM


T S 4TRA
PERAN SERTA NON OPD:mclKMMM GUM KAAV G AM NOL SAwpH
FORM MASUKAN UJI PUBLIK-2
KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JoGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

NAMA :AFuli
INSTANSI T
MASUKAN

KODE INDIKATOR:

SASARAN
atan
STRATEGI &ARAH KEBIJAKAN

SeR
PROGRAM

Paueduwalon Csbeise) Caon

beloianSuumor i1 a i p a n . Enba
KEGIATAN

Lebo to .. bumunun
Pqara peanias

PERANSERTA OPD: ,SDA,TR ePDTPH PKP .

PERAN SERTA NON OPD:


FORM MASUKAN UJI PUBLIK -2
KLHS PERUBAHAN RPIMD KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018-2023
DI RM. HARMADHA JOGLO MAGETAN, TANGGAL11NOVEMBER 2020

ST
NAMA
Kenny Maratus Sho ukha,
INSTANSI DPUPR Kab Magetctn
MASUKAN

C6)
KODEINDIKATOR: .1.
SASARAN - istem trgasi Prtmer.penejceaan embuq unlie moMenuhi bobuluha

STRATEGI&ARAH KEBIUAKAN: Memperbayak yembangunan emounq &erq.

PROGRAM: Program cengelblaan gumber daya a SA)

ngaman Panto paba wayoah


KEGIATAN: fongolbtaon SDA an Barqunan Kota
alanm gohu deoteth abupoten/
Sunaai WT)
paba
ongembangan
*
Pehg elblaan stem rtgosi prtmer &gundor
atu
Abcuah lc Ha atan
daerctn trtgas yanguasnya
deerch Kabupaten kota

erta
momotat F Cfisbtuhy Sh) San ED
PERANSERTA OPD: OPD

mehoangaprtan huk Pokerjoon fokaya


foiknya.
PERAN SERTA NON OPD:-Dosa menyiapcan ahan
LAMPIRAN 6
Berita Acara Uji Publik II
BERITA ACARA
UJI PUBLIK – II PENYUSUNAN KLHS PERUBAHAN RPJMD
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Pada hari ini Rabu, 11 November 2020 telah dilaksanakan Uji Publik – II Penyusunan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Magetan Tahun 2018 – 2023 dalam rangka menyepakati
rekomendasi pencapaian TPB dalam penyusunan KLHS RPJMD dengan hasil sebagai berikut:

I. Tim Pembahas

No. Nama Instansi


1. Ir. Budiharto Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan
2. Rizka Fitri Elawati,ST Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian
dan Pengembangan Daerah Kabupaten Magetan
3. Ahsan Nurhadi, S.Si., M. Eng. PSLH – UGM
4. Chandra Darusman Paguyuban Wong Magetan

II. Hasil Kesepakatan


Diskusi dalam rangka menyepakati rekomendasi pencapaian TPB memperoleh hasil
kesepakatan sebagai berikut:
1. Menyepakati Isu Strategis, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan untuk Indikator TPB yang
perlu upaya tambahan;
2. Menyepakati program dan kegiatan pada masing-masing indikator;
3. Menyepakati pembagian peran dalam pencapaian indikator TPB antara OPD, pihak Swasta,
Filantropi, LSM dan Perguruan Tinggi;
4. Masukan dari seluruh peserta Uji Publik-2 menjadi bagian tidak terpisahkan dari Berita
Acara ini.

III. Rencana Tindak Lanjut Hasil Pembahasan


Hasil kesepakatan akan ditindaklanjuti dengan:
1. Pembuatan Laporan KLHS Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan;
2. Penelaahan Rekomendasi KLHS dalam Dokumen Perubahan RPJMD dan Rancangan
Aksi Daerah TPB Kabupaten Magetan.

1
LAMPIRAN 7
Dokumentasi
DOKUMENTASI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS PERUBAHAN RPJMD
KABUPATEN MAGETAN TAHUN
2018-2023
03 NOVEMBER 2020

BIMBINGAN
TEKNIS
06 NOVEMBER 2020

UJI PUBLIK 1
11 NOVEMBER 2020

UJI PUBLIK 2
LAMPIRAN 8
KAK KLHS Perubahan RPJMD
LAMPIRAN 9

Penjaminan Kualitas KLHS Perubahan RPJMD


PENJAMINAN KUALITAS
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2018 – 2023

Penjaminan kualitas KLHS dilakukan dengan penilaian mandiri yang kriteria pokoknya adalah
sebagai berikut:
Penanggung Jawab Bupati Magetan
Tim Penyusun Keputusan Bupati Magetan Nomor 188/293/Kept./403.013/2020
Tahun 2020

Keterangan: (√) = sudah tersedia/dilaksanakan, (X) = belum tersedia/dilaksanakan


1. Penilaian: Desain Proses Pembuatan KLHS
Kriteria Penilaian Keterangan
1. KLHS RPJMD dilakukan sebagai satu
kesatuan proses perencanaan √
RPJMD.
2. Terdapat mekanisme komunikasi Laporan pelaksanaan kerja
antara tim pembuat KLHS RPJMD √ tim
dengan tim perencana.
3. Rekomendasi yang diusulkan dalam Jadwal rencana kerja tim
KLHS RPJMD telah didiskusikan pembuat KLHS dengaan tim

dengan tim perencana dalam Penyusun RPJMD
penyusunan RPJMD.
4. KLHS RPJMD telah disusun oleh tim SK tim
pembuat yang ditetapkan dengan √
SK.

2. Penilaian: Laporan KLHS RPJMD


Kriteria Penilaian Keterangan
Laporan KLHS telah memuat:
1. Metode, teknik, rangkaian langkah- Tertuang dalam pengkajian
langkah pengkajian kondisi umum pembangunan

daerah. berkelanjutan laporan
induk KLHS RPJMD
2. Metode, teknik, rangkaian langkah- Tertuang dalam pengkajian
langkah pengkajian dan hasil pembangunan
pengkajian capaian indikator Tujuan √ berkelanjutan laporan
Pembangunan Berkelanjutan yang induk KLHS RPJMD
relevan.
3. Metode, teknik, rangkaian langkah- Tertuang dalam pengkajian
langkah pengkajian dan hasil pembangunan
pengkajian pembagian peran antara berkelanjutan laporan

pemerintah, pemerintah daerah, induk KLHS RPJMD
ormas, filantropi, pelaku usaha, serta
akademisi dan pihak terkait lainnya.

1
2. Penilaian: Laporan KLHS RPJMD
Kriteria Penilaian Keterangan
4. Metode, teknik, rangkaian langkah- Tertuang dalam perumusan
langkah pengkajian dan hasil peng- skenario laporan induk

kajian perumusan alternatif skenario KLHS RPJMD
pembangunan berkelanjutan.
5. Gambaran pengintegrasian hasil KLHS Tertuang dalam perumusan
dalam RPJMD. skenario/rekomendasi

laporan induk KLHS
RPJMD
6. Hasil penjaminan kualitas KLHS. Form penjaminan kualitas
√ yang sudah ditandatangani
kepala daerah
7. Ringkasan eksekutif yang menuang- Ringkasan eksekutif KLHS
kan rekomendasi – rekomendasi RPJMD

KLHS untuk pengambilan keputusan
secara jelas.
8. Tahapan proses pembuatan KLHS Laporan tahapan proses

RPJMD. pembuatan KLHS RPJMD

3. Penilaian: Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas


Kriteria Penilaian Keterangan
1. Isu-isu pembangunan berkelanjutan Tertuang dalam Bab VI
telah disepakati oleh pemangku Identifikasi Isu PB

kepentingan dan akar masalah telah
disampaikan dengan jelas.
2. Hasil identifikasi isu strategis telah Identifikasi isu strategis
sedikitnya mempertimbangkan: telah mempertimbangkan
a. Karakteristik wilayah √ muatan KLHS berdasarkan
b. Tingkat pentingnya potensi penilaian menggunakan

dampak kriteria pada halaman VI-14
c. Daya Dukung dan Daya

Tampung lingkungan hidup
3. Hasil rumusan prioritas isu strategis Tertuang pada halaman VI-
sudah memperhatikan aspek-aspek 19
sebagai berikut:
a. Kapasitas Daya Dukung dan
Daya Tampung lingkungan hidup √
untuk pembangunan.
b. Perkiraan mengenai dampak dan

risiko lingkungan hidup.
c. Kinerja layanan/jasa ekosistem. √
d. Intensitas dan cakupan wilayah

bencana alam.
e. Status mutu dan ketersediaan

SDA.
f. Ketahanan dan potensi

keanekaragaman hayati.

2
3. Penilaian: Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas
Kriteria Penilaian Keterangan
g. Kerentanan dan kapasitas Tertuang pada halaman VI-
adaptasi terhadap perubahan √ 19
iklim.
h. Tingkat dan status jumlah
penduduk miskin atau
penghidupan sekelompok

masyarakat serta terancamnya
keberlanjutan penghidupan
masyarakat.
i. Risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan masyarakat; √
dan/atau
j. Ancaman terhadap perlindungan
terhadap kawasan tertentu secara
tradisional yang dilakukan oleh √
masyarakat dan masyarakat
hukum adat.

4. Penilaian: Analisis DDDT dan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas


Kriteria Penilaian Keterangan
1. Tersedia informasi yang menjelaskan Informasi proyeksi
capaian dan proyeksi indikator terdapat pada tabel TPB di

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan halaman IV-60
yang relevan.
2. Tersedia informasi yang menjelaskan Termuat di Bab III-103
kondisi Daya Dukung dan Daya

Tampung lingkungan terkini dan/atau
kecenderungannya.
3. Telah dilakukan analisis pengaruh Termuat dalam tabel 6.6.
kondisi Daya Dukung dan Daya di halaman VI-74
Tampung lingkungan terhadap √
pencapaian target indikator Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan.
4. Telah dilakukan analisis keterkaitan Analisis keterkaitan sudah
kondisi Daya Dukung dan Daya dilakukan oleh tim
Tampung lingkungan terhadap √ pembuat
sasaran strategis pembangunan yang
ditentukan.

5. Penilaian: Pengkajian
Kriteria Penilaian Keterangan
Muatan pengkajian KLHS RPJMD
mencakup subtansi :
1. Kondisi umum daerah berupa Daya Tertuang dalam Bab III
Dukung dan Daya Tampung laporan akhir KLHS RPJMD

lingkungan, kondisi geografis,
demografis, dan keuangan daerah.

3
5. Penilaian: Pengkajian
Kriteria Penilaian Keterangan
2. Capaian indikator Tujuan Tertuang dalam pengkajian
Pembangunan Berkelanjutan yang √ dalam Bab IV dan Bab V
relevan.
3. Pembagian peran antara pemerintah, Tertuang dalam pengkajian
pemerintah daerah, ormas, peran para pihak halaman

filantropi, pelaku usaha, serta III-246
akademisi dan pihak terkait lainnya.
4. Alternatif proyeksi kondisi Tertuang pada tabel 6.6
pencapaian Tujuan Pembangunan halaman VI-74
Berkelanjutan berupa target √
pencapaian tanpa upaya tambahan
dan dengan upaya tambahan.
5. Rumusan isu strategis, permasalahan, Tertuang dalam perumusan
dan sasaran strategis daerah. skenario/rekomendasi

laporan induk KLHS
RPJMD halaman VII-2

6. Penilaian : Alternatif dan Rekomendasi


Kriteria Penilaian Keterangan
Bentuk rekomendasi alternatif skenario
pembangunan berkelanjutan mencakup:
1. Isu strategis yang dirumuskan dengan Tertuang dalam
pertimbangan kondisi capaian perumusan
indikator Tujuan Pembangunan skenario/rekomendasi
Berkelanjutan yang relevan, kondisi √ laporan induk KLHS
Daya Dukung dan Daya Tampung RPJMD halaman VII-2
lingkungan, serta target pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
2. Permasalahan berupa tantangan
pelaksanaan Tujuan Pembangunan √
Berkelanjutan.
3. Sasaran strategis berupa kondisi
pencapaian Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan berdasarkan isu
strategis dan permasalahan.
4. Dijelaskan bagaimana cara menyusun Tertuang di penjelasan
dan memutuskan alternatif skenario √ halaman VI-72
pembangunan berkelanjutan.
5. Langkah-langkah mitigasi Pembahasan mengenai
mencantumkan perkiraan dampak risiko dijabarkan
dampak/risiko tambahan/sisa √ pada halaman III-117
dampak risiko yang mungkin/masih
akan muncul.
6. Rekomendasi KLHS terkait hasil Rekomendasi telah melalui
kajian Daya Dukung dan Daya kajian daya dukung dan

Tampung lingkungan daya tampung hasilnya
diidentifikasikan dengan jelas. tertuang dalam tabel

4
6. Penilaian : Alternatif dan Rekomendasi
Kriteria Penilaian Keterangan
7. Hasil rekomendasi konsisten dan rekomendasi di halaman
relevan sebagai hasil dari pengkajian VII-2

pembangunan berkelanjutan dan
penyusunan alternatif skenario.
8. Disusun rekomendasi tindak lanjut
tambahan sebagai konsekuensi

implementasi KLHS untuk kebijakan,
rencana, dan program.

7. Penilaian : Dokumentasi Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS


Kriteria Penilaian Keterangan
Apakah telah terpenuhi:
1. Dokumen SK pembentukan tim Ada pada Lampiran

pembuat KLHS RPJMD
2. Laporan induk KLHS RPJMD √ Ada
3. Ringkasan eksekutif KLHS RPJMD √ Ada
4. Laporan tahapan proses pembuatan Ada

KLHS RPJMD
5. Data pendukung proses konsultasi Ada pada Lampiran
publik (dokumentasi, kehadiran, √
berita acara)
6. Dokumen penjaminan kualitas √ Ada pada Lampiran

8. Penilaian : Partisipasi pemangku kepentingan


Kriteria Penilaian Keterangan
1. Telah dijelaskan pada tahapan Pada saat Uji Publik-1 dan
mana saja dilakukan konsultasi √ Uji Publik-2
publik.
2. Pemangku kepentingan yang Daftar Hadir Uji Publik-1
dilibatkan dalam KLHS √ dan Uji Publik-2
disebutkan dengan jelas.
3. Semua pemangku kepentingan Masukan dari pemangku
yang dilibatkan memiliki kepentingan ada pada

kesempatan untuk memberikan Lampiran
masukan selama proses KLHS.
4. Semua dokumen terkait KLHS
dapat diakses oleh publik selama √
dan setelah proses KLHS.

Bupati Magetan

Suprawoto

5
*Penilaian:

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂/𝒅𝒊𝒍𝒂𝒌𝒔𝒂𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 (𝑽)


𝑰𝒏𝒅𝒆𝒌𝒔 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒆𝒓𝒊𝒂

Dengan kategori penilaian sebagai berikut:


A B C D E
0,8 – 1 0,6 – 0,79 0,4 – 0,59 0,2 – 0,39 0 – 0,19

𝟓𝟑
𝑰𝒏𝒅𝒆𝒌𝒔 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = = 𝟏 maka memperoleh kategori nilai A
𝟓𝟑

6
LAMPIRAN 10

Tahapan Proses Pembuatan


KLHS Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan
TAHAPAN PROSES
PEMBUATAN KLHS PERUBAHAN RPJMD KABUPATEN MAGETAN
TAHUN 2018 – 2023

1) Pembentukan Tim Pembuat KLHS Perubahan RPJMD Kabupaten Magetan


Tahapan pembentukan Tim Pembuat KLHS Perubahan RPJMD terdiri atas: a) rapat
pembentukan Tim Pembuat KLHS Perubahan RPJMD; b) kick-off meeting.
a) Rapat pembentukan Tim Pembuat KLHS Perubahan RPJMD
Kegiatan ini berupa rapat koordinasi antar OPD untuk menentukan anggota Tim
Pembuat KLHS Perubahan RPJMD, yang bertujuan untuk membentuk Tim
Pembuat KLHS Perubahan RPJMD. Keluaran dari kegiatan ini berupa SK
pembentukan tim pembuat KLHS Perubahan RPJMD. Pelaksanaan dilakukan
dengan bekerjasama dengan tenaga ahli dari Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
b) Kick off meeting
Kick off meeting berupa kegiatan pemberian bimbingan teknis (Bimtek) yang
bertujuan untuk memberi pengarahan, pembekalan, penjelasan pembuatan
KLHS Perubahan RPJMD kepada Tim Pembuat KLHS Perubahan RPJMD dan para
pihak terkait, serta pembagian tugas dan tanggung jawab Tim Pembuat KLHS
Perubahan RPJMD. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 03 November
2020 bertempat di Gedung Pertemuan Joglo Harmadha Kabupaten Magetan.
Disamping itu juga menyepakati dalam pembuatan KLHS mengikuti Permendagri
07/2018 secara resmi.

2) Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan


Pengkajian pembangunan berkelanjutan terdiri atas: a) identifikasi dan
pengumpulan data; b) analisis data; c) uji publik.
a) Identifikasi dan pengumpulan data
Identifikasi dan pengumpulan data berupa rapat koordinasi antar OPD yang
bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan data yang dibutuhkan
dalam pembuatan KLHS Perubahan RPJMD. Kegiatan ini telah dilakukan pada
tanggal 03 – 05 November 2020.
b) Analisis data
Analisis data berupa rapat koordinasi antar OPD yang bertujuan untuk
menganalisis data yang dibutuhkan dalam pembuatan KLHS Perubahan RPJMD.
Keluaran dari kegiatan ini berupa dokumen data, laporan rapat, notulensi.
Analisis data dilakukan tanggal 03 – 05 November 2020.

1
c) Uji Publik - 1
Uji publik-1 berupa rapat koordinasi antara Tim Pembuat KLHS Perubahan
RPJMD dengan para pihak terkait yang bertujuan untuk menyepakati isu utama,
tantangan, dan kondisi pencapaian TPB. Pelaksanaan uji publik terdiri atas 3
sesi, yaitu:

Tabel 1. Pelaksanaan Uji Publik-1


Paparan kondisi existing isu utama, tantangan, dan pencapaian TPB di
Sesi 1
daerah oleh Bappeda, DLH dan Narasumber dari PSLH UGM

Diskusi terkait isu utama, tantangan, dan pencapaian TPB di daerah:


• Masukan dari pemerintah
Sesi 2
• Masukan dari non-pemerintah
• Arahan, pertimbangan, dan dasar teori dari narasumber
Menyepakati prioritasi isu utama, tantangan, dan kondisi pencapaian
Sesi 3
TPB

Uji Publik-1 dilaksanakan pada tanggal 06 November 2020 bertempat di Aula


Taman Wisata Randugede Hidden Paradise Kabupaten Magetan. Jumlah peserta
diprakirakan sekitar 50 orang dengan protokol kesehatan dengan adanya
pandemic Covid – 19, terdiri dari perwakilan OPD, LSM, Akademisi, Dunia Usaha,
Filantropi dan Narasumber dari PSLH-UGM. Hasil dari Uji Publik-1 adalah Isu
Utama, tantangan dan pencapaian TPB masing-masing indikator.

3) Perumusan Skenario Pembangunan Berkelanjutan


Perumusan skenario pembangunan berkelanjutan terdiri atas: a) penyusunan
alternatif proyeksi; b) Uji publik-2; c) pembuatan laporan
a) Penyusunan alternatif proyeksi
Perumusan skenario berupa rapat koordinasi Tim Pembuat KLHS Perubahan
RPJMD yang bertujuan untuk menyusun alternatif proyeksi pencapaian TPB.
Keluaran dari kegiatan ini berupa dokumen data, laporan rapat dan notulensi.
b) Uji Publik-2
Uji Publik-2 berupa rapat koordinasi antara Tim Pembuat KLHS Perubahan
RPJMD dengan para pihak terkait yang bertujuan untuk menyepakati
rekomendasi hasil perumusan skenario. Pelaksanaan uji publik II terdiri atas 3
sesi, yaitu:

2
Tabel 2. Pelaksanaan Uji Publik-2
Sesi 1 Paparan rekomendasi hasil perumusan skenario dari Kepala DLH
Kabupaten Magetan dan Narasumber dari PSLH-UGM

Sesi 2 Diskusi terkait rekomendasi hasil perumusan skenario:

• Masukan dari pemerintah


• Masukan dari non-pemerintah
• Arahan dan pertimbangan dari narasumber

Sesi 3 Menyepakati rekomendasi hasil perumusan skenario

Keluaran dari konsultasi publik ini berupa dokumentasi acara, laporan, berita
acara. Pelaksanaan dilakukan pada tanggal 11 November 2020 diikuti sekitar 50
orang dengan protokol kesehatan dengan adanya pandemic Covid – 19.
c) Pembuatan laporan
Pembuatan laporan berupa rapat koordinasi Tim Pembuat KLHS Perubahan
RPJMD yang bertujuan untuk membuat laporan KLHS Perubahan RPJMD.
Keluaran dari kegiatan ini berupa laporan akhir dan ringkasan eksekutif.
Penyusunan laporan sudah mulai dilakukan sejak selesainya Uji Publik-1 sampai
dengan selesainya laporan akhir KLHS dan ringkasan eksekutif.

4) Penjaminan Kualitas dan Pendokumentasian


Penjaminan kualitas dan pendokumentasian terdiri atas: a) penjaminan kualitas; b)
pendokumentasian;
a) Penjaminan kualitas
Penjaminan kualitas berupa rapat koordinasi Tim Pembuat KLHS Perubahan
RPJMD yang bertujuan untuk menjamin kualitas laporan KLHS Perubahan
RPJMD agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keluaran berupa form
penjaminan kualitas. Pelaksanaan dilakukan oleh Penyusun Perubahan RPJMD
serta Penyusun KLHS. Form penjaminan kualitas ditandatangani oleh Bupati
Magetan.
b) Pendokumentasian
Pendokumentasian berupa rapat koordinasi Tim Pembuat KLHS Perubahan
RPJMD yang bertujuan untuk memeriksa kelengkapan dokumentasi dari setiap
tahapan proses pembuatan KLHS Perubahan RPJMD. Keluaran dari kegiatan ini
berupa checklist kelengkapan dokumentasi pembuatan KLHS Perubahan RPJMD.
Pelaksanaan dilakukan oleh penyusun KLHS.

3
Tabel 3. Tahapan Proses Penyusunan KLHS Perubahan RPJMD Kabupaten
Magetan Tahun 2018 – 2023

November Desember
NO KEGIATAN KETERANGN
I II III IV I II III IV
1 Membentuk Tim Pembuat KLHS RPJMD Rapat Intrernal
2 Kick off meeting Half Day Meeting
3 Bimtek Workshop
4 Identifikasi dan Pengumpulan Data Rapat internal
5 Analisis Data Rapat internal
6 Uji Publik I Workshop
7 Alternatif Proyeksi dan Penyusunan Skenario Rapat internal
8 Uji Publik II Workshop
9 Pembuatan Laporan Rapat internal
10 Penjaminan Kualitas Rapat internal
11 Pendokumentasian Rapat internal

Anda mungkin juga menyukai