Anda di halaman 1dari 100

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

DESA TULUNG SELAPAN ILIR


RPLP KECAMATAN TULUNG SELAPAN
KAB OGANKOMERING ILIR

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH


(KOTAKU)
“LKM SELAPAN BERKEMBANG LESTARI”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas tersusunnya Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Tulung Selapan Ilir 2020 – 2024
Dokumen RPLP Desa Tulung Selapan Ilirtersusun karena didasarkan pada kebutuhan dan permasalahan akan kekumuhan pada lingkungan permukiman. Kekumuhan yang timbul di lingkungan permukiman
tumbuh dari beberapa indicator yang membentuknya, mulai dari; ketersediaan akses air minum, kondisi hunian yang tidak layak, ketersediaan akses lingkungan yang meadai, drainase lingkungan, sarana dan
pengelolaan persampahan, sanitasi lingkungan dan ketersediaan sistem proteksi kebakaran lingkungan. Beberapa indicator tersebut menjadi karakter khusus yang terbentuk baik sengaja atau tidak dalam
sebuah refleksi kekumuhan sebuah permukiman.
Untuk itu, perlu diupayakan suatu penanganan yang lebih mendasar pada akar ataupun pokok permasalahan timbulnya kekumuhan khususnya di wilayah permukiman. Salah satunya adalah
dengan melakukan perencanaan untuk peningkatan kualitas permukiman dan pencegahan permukiman kumuh yang dilakukan melalui pendekatan partisipatif.. Pendekatan tersebut mempertemukan
perencanaan makro (top-down) dengan perencanaan mikro (bottom-up).
Berdasarkan tersebut, di tingkat kelurahan/desa, masyarakat bekerja bersama dengan pemerintahan kelurahan/desa dan kelompok peduli lainnya berpartisipasi aktif dan turut serta dalam
seluruh proses pengambilan keputusan untuk penanganan permukiman kumuh di wilayahnya dan mencapai target 100 – 0 – 100 di wilayah kelurahan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, diperlukan
perencanaan yang dirangkum dalam bentuk kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh didalam sebuah dokumen RPLP. Perencanaan ini dilaksanakan oleh perwakilan masyarakat
melalui TIPP (Tim Inti Perencanaan Partisipatif) dengan Pemerintah Kelurahan - Pemerintah Kecamatan (PJOK) dan didukung oleh Pokja PKP (Perumahan dan Kawasan Permukiman) dalam melakukan
konsultasi dan sinergi program di itngkatan Kota dan tingkat Kelurahan. Dengan disusunnya Dokumen RPLP ini, diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi seluruh pihak dalam pelaksanaan kegiatan
penanganan permukiman kumuh di Desa Tulung Selapan Ilir
Besar harapan, semoga Dokumen RPLP ini dapat bermanfaat bagi Masyarakat, Pemerintah, serta Kelompok Peduli lainnya dalam pencegahan dan peningkatan kualitas lingkungan kumuh
permukiman di perkotaan.

Tulung Selapan Ilir, ....... September 2020

Tim Inti Perencanaan Partisipatif


Kelurahan Cintaraja
DAFTAR ISI 3.1.2. Kajian Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan
COVER 3.1.3. Matrik hasil Kajian Kebijakan (GAP Kebijakan Kota)
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 3.2. Kajian dan Analisa Akar permasalahan perrrmukiman/permukiman kumuh
DAFTAR GAMBAR 3.2.1. Pohon masalah Tematik
DAFTAR TABEL 3.2.2. Kajian dan analisa Livelihood
BAB I. PENDAHULUAN 3.2.3. Kajian dan analisa Pengelolaan dan dampak lingkungan
1.1. Latar Belakang 3.3. Kajian dan analisa daya dukung dan daya tampung
1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran 3.1.1. Proyeksi Penduduk 5 Tahun kedepan
1.3. Lingkup Perencanaan 3.1.2. Proyeksi daya tampung kelurahan
1.4. Kedudukan Dokumen RPLP dalam Pembangunan Kota 3.4 Kajian dan Analisa Livelihood (Pentagonal Asset)
BAB II. GAMBARAN UMUM KELURAHAN 3.5. Kajian dan analisa lingkungan dampak sosial

BAB IV. GAMBARAN UMUM KASAWASN PRIORITAS


2.1. Gambaran Umum Kelurahan
2.1.1. Visi dan Misi Desa Tulung Selapan Ilir 4.1. Profil Kumuh Kawasan Prioritas
2.1.2. Visi dan Misi Kab
2.2. Kondisi Geografis 4.1.1 Profil Kasawan Prioritas
2.3. Kondisi Pengunaan Lahan Exsisiting 4.1.2. Numerik
2.3.1. Tata Guna Lahan di dalam kawasan
2.3.2. Kondisi Bagunan 4.2. Fenomena Kekumuhan
2.3.3. Status Kepemilikan Lahan 4.3. Kondisi Fisik Dasar
2.4. Kondisi Sosial ekonomi
2.5. Kondisi Rawan Bencana 4.3.1 Kondisi Topografi
2.6. Profil Permukiman dan Permukiman Kumuh 4.3.2. Kondisi Tanah
2.6.1. Sebaran Permukiman Kumuh
2.6.2. ProfilPermukiman Kumuh 4.3.3. Kondisi Hidrologi
2.6.3. Data Baseline 4.3.4. Kondisi Geologi
2.7. Matriks Masalah dan Potensi
2.8. Kriteria dan Penentuan Kawasan Prioritas 4.3.5. Kondisi Iklim

4.4. Kondisi Fisik Binaan

4.4.1 Peruntukan Tanah

BAB III. KAJIAN DAN ANALISA 4.4.2. Kebijakan lokal

3.1. Overview Kebijakan 4.4.3. Kondisi utilitas didalam dan sekitar site : Jaringan Jalan, Jaringan Drainase, Air
3.1.1. Isu Strategis Permukiman Bersih, Sanitasi, Persampahan, Kebakaran, Listrik
4.5. Kondisi Sosial Ekonomi

4.4.1 Kondisi Demografi

4.4.2. Kondisi Sosial Kemasyarakatan

4.4.3. Kodisi Ekonomi

4.6. Analisa Kebutuhan Infrastruktur, Ekonomi, Sosial (SEL)

BAB V. RENCANA PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

5.1. Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh

5.2. Skenario Penanganan dan Pentahapan (SEL)

5.3. Matriks Investasi Program (SEL)

5.4. Master Plan Keterpaduan Program

BAB VI. RENCANA TEKNIS PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH


( DESAIN TEKNIS )

6.1. Rencana Aksi Prioritas Penanganan (SEL)


6.2. Site Plan rencana penanganan
6.3. Simulasi perhitungan tingkat kekumuhan awal dan akhir
6.4. Draft Desaian

BAB VII. RENCANA INVESTASI PROGRAM/KEGIATAN (MEMORANDUM


PROGRAM)

7.1. Rencana Investasi Program 5 Tahunan


7.2. Rencana Investasi Tahunan ( Tahun Berjalan )

BAB VIII. RENCANA KEBERLANJUTAN

8.1. Aturan Bersama


8.2. Rencana Pengelolaan Kawasan
permukiman di wilayah kelurahan Cintaraja. Dengan merumuskan sebuah dokumen

BAB I perencanaan yang termuat dalam dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman

PENDAHULUAN dengan kedalaman teknis, diharapkan program / rencana kegiatan di yang direncanakan di
tingkat masyarakat dapat terintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka
Latar Belakang Menengah/Rencana Kerja Pembangunan (RPJM/RKP) Desa atau Rencana Strategis/Rencana
Program KOTAKU (Program Kota Tanpa Kumuh) adalah program pencegahan dan Kerja (Renstra/Renja) Kecamatan. Dengan adanya integrasi tersebut, kolaborasi yang
peningkatan kualitas permukiman kumuh yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan diharapkan dapat berjalan dengan saling mendukung antara pemerintah, masyarakat dan
rencana strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2015-2019. Tujuan Program kelompok peduli dalam menyelesaikan permasalahan permukiman kumuh di lingkungan
KOTAKU (Program Kota Tanpa Kumuh) yakni menciptakan “Kota layak huni, produktif perkotaan.
dan berkelanjutan”. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut maka dilakukan serangkaian
kegiatan yang diterjemahkan ke dalam dua kegiatan yaitu meningkatkan akses terhadap Konsep Livelihood
infrastruktur dan pelayanan dasar di kawasan kumuh perkotaan yang dilakukan melalui Pengembangan ekonomi lokal menjadi prasyarat kunci untuk memperbaiki kondisi
pendekatan partisipatif. Pendekatan tersebut mempertemukan perencanaan makro (top-down) ketertinggalan dan ketimpangan penghidupan kelompok Masyarakat Berpenghasilan
dengan perencanaan mikro (bottom-up). Rendah (MBR) yang umumnya dimanifestasikan oleh rendahnya kemampuan
Perencanaan Partisipatif merupakan suatu perencanaan masyarakat sendiri, dimana ekonomi dan akses
masyarakat merumuskan program atau kegiatan secara bersama-sama dengan azas
mereka terhadap permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Secara umum
keterbukaan dan demokrasi, yang menjadikan hasil Refleksi Kemiskinan dan Pemetaan
kelompok MBR tersebut dapat bertahan hidup di kawasan permukiman kumuh dengan
Swadaya sebagai sumber utama untuk menyusun Dokumen RPLP (Rencana Penataan
mengandalkan pada kegiatan usaha skala mikro dan pekerja rendahan/buruh.
Lingkungan Permukiman).
Di tingkat kelurahan/desa, masyarakat bekerja bersama dengan pemerintahan
kelurahan/desa dan kelompok peduli lainnya berpartisipasi aktif dan turut serta dalam seluruh Livelihood (penghidupan masyarakat) merupakan pendekatan dalam pemberdayaan

proses pengambilan keputusan untuk penanganan permukiman kumuh di kelurahan Cintaraja. ekonomi lokal yang dilakukan Program KOTAKU dalam upaya meningkatkan

Penanganan permukiman kumuh ini membutuhkan kolaborasi banyak sektor dan banyak kesejahteraan dan kualitas penghidupan MBR di kawasan permukiman kumuh.

pihak untuk dapat mengerahkan beragam sumber daya dan dana dari tingkat pusat, provinsi,
kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa, termasuk pihak swasta, perguruan tinggi dan Grand strategy pemberdayaan ekonomi lokal (economic empowerment) bagi MBR yang
kelompok peduli lainnya melalui keterpaduan program. dikembangkan Program KOTAKU adalah mengintegrasikan kegiatan pemberdayaan
Sebagai satu kesatuan sub-sistem wilayah kabupaten/kota, maka pemerintah ekonomi masyarakat di level komunitas/kelurahan dengan level kabupaten/kota, sebagai
kelurahan/desa bersama Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadaayaan berikut:
Masyarakat (BKM/LKM) dirasa perlu melakukan hal yang sama secara sinergi dan
berkolaborasi untuk merumuskan program pencegahan dan peningkatan kualitas
a. Pengembangan kapasitas dan akses ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah melalui Safeguard Lingkungan
strategi pengembangan kelembagaan dan kegiatan usaha Kelompok Swadaya Pelaksanaan safeguard lingkungan meliputi perencanaan, pemanfaatan,
Masyarakat (KSM) di level komunitas/kelurahan melalui kegiatan Peningkatan pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakkan hukum. Perencanaan dilakukan
dengan inventarisasi data dan informasi mengenai sumber daya alam yang meliputi potensi
Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK), serta pengembangan akses dan ketersediaan, jenis yang dimanfaatkan, bentuk kerusakkan, pengetahuan pengelolaan,
pasar, produk dan kapasitas SDM bagi KSM pada level kabupaten/kota melalui dan potensi konflik yang timbul akibat pengelolaan.
kegiatan Pusat Pengembangan Usaha (Business Development Center/BDC). Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan perencanaan yang sudah
disusun dan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan
memperhatikan keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup, keberlanjutan
b. Dalam mendukung pengembangan kapasitas dan akses ekonomi masyarakat produktivitas lingkungan hidup, dan keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan
masyarakat.
berpenghasilan rendah tersebut, maka dirumuskan strategi perluasan akses pembiayaan
bagi masyarakat miskin/berpenghasilan rendah melalui kegiatan pengembangan layanan Pengendalian kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak negatif lingkungan hidup
dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup yang meliputi pencegahan,
Keuangan Mikro UPK-BKM di level komunitas/kelurahan melalui pendekatan penanggulangan, dan pemulihan dengan merujuk pada instrumen pengendalian yaitu tata
konvensional/syariah dan pengembangan kemudahan akses transaksi dan layanan ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, perijinan,
peraturan perundanga‐udangan berbasis lingkungan hidup, dan instrumen lain sesuai
melalui Digital Financial Services (DFS), serta pengembangan layanan keuangan dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.
mikro di level kabupaten/kota melalui FederasiUPK.
Pengawasan dilakukan dengan cara melakukan pemantauan, meminta keterangan,
membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan, meninjau
lokasi, memotret, membuat rekaman audio visual, mengambil sampel, memeriksa
peralatan, memeriksa instalasi dan penghentian kegiatan.

1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran


Maksud dan tujuan dari penyusunan dokumen Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman (RPLP) di kelurahan Cintaraja, kecamatan Kayuagung kota Ogan Komering Ilir
adalah sebagai berikut:
a. Adanya dokumen perencanaan di tingkat kelurahan yang memiliki
keterpaduan/keselarasan perencanaan tingkat keluraha/desa dan perencanaan tingkat
Kabupaten/Kota.
b. Tersusunnya rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh wilayah
Kelurahan Cintaraja untuk kurun waktu 5 tahun. Rencana ini disusun berdasarkan aspirasi,
kebutuhan dan cita-cita masyarakat untuk memperbaiki kondisi lingkungan permukiman.
c. Adanya dokumen yang merupakan pedoman dan alat kontrol/pengawasan
pembangunan kawasan bagi masyarakat, pemerintah, swasta, LSM dan donor yang dalam
kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di ingin berpartisipasi
tingkat kelurahan/desa.
Berdasarkan maksud dari penyusunan dokumen perencanaan ti tingkat kelurahan
ini, makan dapat dirumuskan secara umum tujuan dari kegiatan yang dilakukan yaitu untuk
menciptakan dan tercapainya arah tujuan program yaitu “Kota layak huni, produktif dan 1.4. Kedudukan Dokumen RPLP
berkelanjutan”. Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) ini merupakan
Sebagai turunan dari tujuan, beberapa sasaran dirancang sebagai upaaya untuk dokumen tingkat kelurahan yang akan memuat rencana pencegahan dan peningkatan kualitas
mewujudkan “Kota layak huni, produktif dan berkelanjutan” yaitu: kumuh lingkungan permukiman, dan merupakan dokumen acuan untuk pelaksanaan kegiatan
a. Masyarakat sadar dan memiliki sebuah konsep/gagasan penanganan permukiman di lingkungan masyarakat dan merupakan dokumen acuan yang terintegrasi dengan Rencana
berbasiskan hasil perumusan visi & misi, Pemetaan Swadaya dan hasil kajian/analisis Pembangunan Jangka Menengah/Rencana Kerja Pembangunan (RPJM/RKP) Desa atau
yang dilakukan oleh masyarakat. Rencana Strategis/Rencana Kerja (Renstra/Renja) Kecamatan.
b. Masyarakat dapat melakukan perencanaan peningkatan kualitas permukiman kumuh
dan pencegahan kawasan kumuh baru di lingkungannya.
c. Masyarakat memiliki skenario (road map) program dan kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh, untuk mewujudkan lingkungan permukiman
yang teratur dan layak huni sesuai visi & misi
d. Masyarakat memiliki dan menyepakati sebuah Aturan Bersama yang dibuat oleh
masyarakat untuk menjalankan program dan memelihara keberlanjutan.

1.3. Lingkup Perencanaan


Wilayah perencanaan berada di wilayah Kelurahan Tulung Selapan Ilir kecamatan
kayuagung kabupaten ogan komering ilir dengan deliniasi permukiman kumuh berdasarkan
SK kumuh bupati ogan komering ilir dan hasil perifikasi Kelurahan Tulung Selapan Ilir
memiliki luas 29,37. Ha yang terdiri atas 3 yaitu Rt 1,2,3,5,6,7,8,9,10,14Lingkungan

Gambar 1. Kedudukan RPLP dalam perencanaan makro kawasan

1.5. Visi dan Misi

VISI KELURAHAN VISI KOTA VISI ANALISIS

Terwujudnya Kelurahan Tulung Terwujudnya masyarakat oki yang 1. Visi kelurahan suda
Selapan Ilir indah, tertip rapi dan maju mandiri dan sejahterah selaras dengan visi
aman berlandaskan iman dan takwa kota,

II. MISI Misi. Ada keselarasan misi


Agar tujuan dari Visi Kelurahan Tulung 1. Mewujudkan pembangunan kota denga kelurahan.
Selapan Ilir dapat tercapai maka dari desa
dijabarkan ke dalam bentuk Misi 1. Pada aspek
Kelurahan. Adapun misi dari 2. Meningkatkan kualitas dan pelayanan. 123
propesionallisme aparatur selaras dengan
Kelurahan Tulung Selapan Ilir adalah
pemerintahan daerah dalam pelayanan kelurahan,
sebagai berikut :
menyelenggarakan item no 123 dan di
1. Mningkatkan kualitas sumber daya pemerintahan, pembangunan kota item 2,3
manusi yang propsional dilandasi dengan dan pelayanan masyarakat
iman dak takwa dan berbudi luhur. 3. Meningkatkan kesejahteraan
2. Meningkatkan kuantitas dan rakyat
kualitas pelayanan pada 4. Peningkatan pertumbuhan
masyarakat. ekonomi

3. Meningkatkan kenirja 5. Mewujudkan penataan


pemanpaatan dan peruntukan
aparatur LKM untuk selalu ruangyang rama linkungan
memberikan pelayanan prima
6. Menciptakan kehidupan
kepada masyarakat. keagamaan,kemamanan dan
sosial budaya
4. Meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pembangunan
secara swadaya dan mandiri menuju
masyarakat yang sjahtera.
5. Menciptakan suasana aman
tertif dan kondusif.
Meningkatkan kerjasama dengan pihak
pemerintah dan swasta dengan pola
KOLABORASI
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan yang diharapkan sebagai berikut:
BAB II
1. Tersedianya sarana dan prasarana dalam mendukung pengembangan mata pencaharian
VISI DAN MISI masyarakat dalam segala aspek pengembangan ekonomi (Pertanian, industri rumah tangga dan
jasa).
2. Tersedianya sarana dan prasarana dalam peningkatan pendidikan
3. Tersedianya sarana dan prasarana dalam peningkatan kesehatan
4. Tersedianya sarana dan prasarana dalam pengenbangan infrastruktur dan transportasi
2.1.1. VISI DAN MISI DESA TULUNG SELAPAN ILIR

Visi Desa Tulung Selapan Ilir adalah Menujuh Perubahan Yang Lebih Baik. Dimaksudkan 2.1.2. VISI DAN MISI KAB OGAN KOMERING ILIR
dengan Menujuh Perubahan Yang Lebih Baik adalah Mendengar dan memahami segala aspirasi
masyarakat unutk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik, dengan berlandaskan VISI Terwujudnya masyarakat oki yang maju mandiri dan sejahterah berlandaskan
rasa persatuan dan berazaskan gotong royong dan suatu desa yang dapat mengembangkan dan iman dan takwa
memanfaatkan sumber daya alam didesa secara bersama berdasarkan asas musyawarah dan
mufakat untuk mewujudkan tujuan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
Misi.
masyarakat secara merata dan berkeadilan.
1. Mewujudkan pembangunan dari desa
Dalam rangka mewujudkan Visi Menujuh Perubahan Yang Lebih Baik, secara umum misi yang 2. Meningkatkan kualitas dan propesionallisme aparatur pemerintahan daerah dalam
akan dikembangkan dalam bidang pembangunan desa adalah: menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat
3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
1. Pembangunan Bidang Ekonomi; 4. Peningkatan pertumbuhan ekonomi
a. Mengembangkan kuantitas dan kualitas produksi pertanian tanaman pangan ( Karet, 5. Mewujudkan penataan pemanpaatan dan peruntukan ruangyang rama linkungan
Padi, buah-buahan dan sayuran) 6. Menciptakan kehidupan keagamaan dan sosial budaya
b. Mengembangkan kuantitas dan kualitas produksi peternakan, perikanan sesuai kebutuhan
dan perkembangan pasar.
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas usaha kerajinan Rumah Tangga 2.2. KONDISI GEOGRAFIS DESA TULUNG SELAPAN ILIR
d. Mengembangkan usaha-usaha koperasi
e. Mengembangkan hutan rakyat
Wilayah perencanaan penanganan kawasan kumuh berada di wilayah Desa Tulung Selapan
Ilir, Kecamatan Tulung Selapan yang terdiri dari 17 RT dan 8 RW dengan luas wilayah 10.884 Ha.
2. Pembangunan Bidang Sosial Budaya
Desa Tulung Selapan Ilir ini dihuni sekitar 1.635 KK dan 6.190 jiwaterdiri dari laki-laki 3.156
a. Meningkatkan kualitas pendidikan
b. Meningkatkan kualitas kesehatan sumber daya manusia perempuan 3.034 jiwa yang terdiri dari berbagai macam suku yaitu, Jawa, Oki & Oku, Palembang
c. Meningkatkan keamanan dan ketertiban dll. Dalam keragaman inilah menciptakan suatu interaksi positif sehingga masyarakat Desa Tulung
Selapan Ilir dikenal dengan keramahannya, gotong royong, bahu membahu, cepat beradaptasi dan
mudah menerima hal-hal baru yang bersipat membangun.
3. Pembangunan Bidang Fisik, Prasarana dan Lingkungan
a. Menata dan menertibkan pasar agar para pedagang mendapatkan tempat yang layak Seiring dengan jalannya waktu, tumbuh dan berkembang Desa Tulung Selapan Ilir dengan
b. Meningkatkan sarana jalan dan jembatan penduduknya yang sudah berjalan selama ini, berkembang dengan pesat baik jumlah penduduknya
c. Menyediakan sarana air bersih maupun pembangunannya.
d. Mengembangkan sarana dan prasarana pasar
e. Mengembangkan sarana pendidikan (TK, PAUD, TPA, SD)
f. Mengembangkan Sarana dan Prasarana Kesehatan Ruang lingkup wilayah perencanaan penanganan kawasan kumuh adalah Desa Tulung Selapan Ilir,
Kecamatan Tulung Selapan yang berjarak sekitar 72 km dari pusat pemerintahan dengan luas wilayah
10.884Ha.
4. Pembangunan Bidang Kelembagaan dan Kebijakan.
a. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur Pemerintahan Desa Adapun batas wilayah Desa Tulung Selapan Ilir adalah sebagai berikut :
b. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga-lembaga desa
c. Meningkatkan kualitas pengelola berbagai kelembagaan desa
 Sebelah Utara : Desa Tulung Selapan Ulu, Tabel Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Per RT Desa Tulung Selapan Ilir
 Sebelah Selatan : Desa Talang Rimba Cengal
 Sebelah Barat : Desa Pulu Beruang Lokasi Jumlah KK Luas Wilayah
 Sebelah Timur : Desa Ujung Tanjung, Simpang Tiga 1 126 2
2 171 2
3 120 2
4 104 4
5 41 1.6
6 48 3.2
7 209 5.7
8 107 3
9 129 2.5
10 85 4
11 64 1.5
12 39 3.8
13 63 2.5
14 72 4
15 61 1
16 86 6.9
17 97 5

Sumber PETA : Pemetaan swadaya Kotaku tahun 2020


dihitung dari perbandingan luas seluruh hunian dengan luas wilayah terbangun di setiap RT Luas Dasar
2.3. KONDISI PENGGUNAAN LAHAN EXISTING Bangunan / Luas Area
a. Tata guna lahan di dalam kawasan
Pada kondisi sekarang tataguna lahan didalam kawasan merupakan wilayah permukiman,dan Lokasi Jumlah KK Luas Wilayah
1 126 2
kawasan Perkebunan yang terbentuk secara linier karena mengimbangi fungsi jalan sebagai akses 2 171 2
masyarakat. Selain itu tataguna lahan ditepian sungai merupakan DAS (Daerah Aliran Sungai) yang 3 120 2
diperuntukan sebagai ruang yang tidak boleh dibangun atau diperuntukan sebagai ruang hijau Desa, 4 104 4
5 41 1.6
daerah tepian sungai juga merupakan fungsi utama identitas Desa dan jalur transportasi. Sudah 6 48 3.2
diperlakukan penataan ruang terbuka pada tepian sungai sehingga peruntukan ruang hijau diarea itu 7 209 5.7
bisa sudah dioptimalkan dengan perencanaan yang tepat dan memperindah kawasan tepian sungai. 8 107 3
9 129 2.5
PETA 10 85 4
11 64 1.5
12 39 3.8
13 63 2.5
14 72 4
15 61 1
16 86 6.9
17 97 5

Bangunan Tempat Pribadatan

Tempat peribadatan yang ada diDesa Tulung Selapan Ilir hanya tempat peribadatan umat muslim yang
terdiri dari Tempat peribadatan yaitu mesjid beberapa hasil survey dilapangan tempat peribadatan di
Desa Tulung Selapan Ilir.

b. Kondisi Bangunan (kepadatan, orientasi, dan material bangunan)

Selain perhitungan terhadap rasio jumlah penduduk Penghuni Desa, Kepadatan juga dihitung dari
perbandingan luas seluruh hunian dengan luas wilayah terbangun di setiap RT. Selain perhitungan
terhadap rasio jumlah penduduk Penghuni RT / Penghuni Desa Tulung Selapan Ilir Kepadatan juga
C. Status Kepemilikan Lahan Kondisi Ekonomi

Kegiatan perekonomian yang terdapat di Desa Tulung Selapan Ilir di dominasi oleh kegiatan pertanian
Masyarakat Desa Tulung Selapan Ilir kebanyakan status kepemilikan lahan adalah sendiri, sebagian
dan perdagangan. Untuk pertanian dan perdagangan yang ada di wilayah prioritas di dominasi oleh
lahan merupakan tanah milik Desa Tulung Selapan Ilir. masyarakat, selain itu masyarakat diwilayah prioritas juga terdapat warung dan pasar yang tersebar di
tengah-tengah permukiman penduduk. Untuk warung itu sendiri sampai saat ini hanya memenuhi
kebutuhan penduduk skala lingkungan.

2.4. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI Masyarakat Desa Tulung Selapan Ilir dominasi mata pencaharian utama saat ini adalah Petani sadap
karet dan menangkap ikan disungai. Dalam bidang perdagangan, ada sebagian masyarakat berjualan kain
Dari segi kependudukan, berdasarkan data jumlah penduduk di Desa Tulung Selapan Ilir secara atau pakaian dan juga sembako. Selain dari pada itu Masyarakat Desa Tulung Selapan Ilir bermata
pencaharian juga buruh bangunan, sopir, peternak.
keseluruhan pada tahun 2019 total jumlah penduduk sebanyak 5.916 jiwa dengan jumlah penduduk
laki-laki 2.954 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 2.962 jiwa. Sedangkan jumlah kepala No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang)

keluarga yaitu sebanyak 1.622 KK ( data berdasarkan hasil baseline 2020.) Untuk masyarakat di 1. Petani 1231
wilayah prioritas merupakan campuran dari keturunan Jawa, Oki & Oku, dan Sumatera. Mereka
2. Buruh Tani 1156
datang pertama kali di wilayah tersebut sebagai transmigran dengan membuka lahan Pertanian dan
perdagangan yang sekarang menjadi mata pencaharian utama masyarakat di wilayah tersebut. 3. PNS 85

Jumlah Rumah
RT Jumlah KK MBR laki Perempuan Jumlah Penduduk 4. Pengrajin 10
Tangga
1 76 126 66 185 209 394
5. Pedagang 163
2 135 171 125 330 352 682
3 82 120 5 237 213 450
6. Peternak 12
4 47 104 12 196 181 377
5 26 41 11 62 78 140 7. Montir 25
6 29 48 13 85 92 177
7 143 209 3 374 353 727
8 56 107 45 183 205 388
9 81 129 54 261 228 489
10 49 85 15 162 151 313
11 39 64 26 109 124 233
12 25 39 13 64 75 139
13 34 63 10 108 106 214
14 48 72 46 148 132 280
15 26 61 9 107 116 223
16 57 86 24 169 167 336
17 74 97 66 174 180 354

1,622 2,954 2,962 5,916

( Data baseline 2020)


5. KONDISI RAWAN BENCANA

Desa Tulung Selapan Ilir mempunyai lahan rawa yang sangat luas dan dapat dijumpai di Dusun I dan II.
Lahan rawa di Desa Tulung Selapan Ilir termasuk dalam dataran rawa, yang artinya fluktuasi air di lahan
adalah sangat dipengaruhi oleh besar dan kecilnya dari pasang dan surut air sungai serta curah hujan.
Secara umum masyarakat Desa Tulung Selapan Ilir bercocok tanam di lahan sawah yang telah
diusahakan di sekitar desa atau disekitar tanggul sungai hingga beberapa kilometer ke arah dalam.
Hamparan lahan bekas hutan yang luas tersebut ditumbuhi oleh semak belukar dan hutan sekunder (kayu
gelam) dan rawan terbakar

Berdasarkan pada karakteristik bentang alamnya, seperti topografi yang mendatar dan berawa, serta
kondisi tanah yang secara umum disusun oleh endapan aluvial lempungan, Kabupaten Ogan Komering
Ilir memiliki potensi bencana alam banjir, khususnya pada musim penghujan. Wilayah yang paling
berpotensi secara umum dijumpai di sekitar aliran sungai.

Daerah dengan tingkat kerawanan banjir rendah terlihat di wilayah Kecamatan Pampangan, Pangkalan
Lampam, Mesuji, Mesuji Makmur Mesuji Raya dan Kecamatan Pedamaran Timur. Daerah yang
memiliki tingkat kerawanan banjir sedang di Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, Sungai
Menang, Pedamaran dan Kecamatan Teluk Gelam. Sedangkan yang mempunyai tingkat kerawanan
banjir tinggi di Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya, Tanjung Lubuk, Kayuagung, Sirah Pulau Padang PETA RAWAN KEBAKARAN LAHAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
dan Kecamatan Jejawi. Secara umum daerah dengan tingkat kerawanan banjir tinggi dijumpai di sekitar
aliran-aliran sungai yang mengalir ke Selat Bangka. Sedangkan daerah yang tidak memiliki kerawanan Sumber Peta dari RTRW KAB OKI
banjir sebagian besar berada pada wilayah-wilayah yang relatif jauh dari aliran-aliran sungai.

Selain faktor impermiabilitas tanah, bencana alam banjir kemungkinan diakibatkan pula oleh (1) luapan
air dari sungai-sungai kecil, karena air sungai tidak mengalir akibat sampah buangan yang membendung
aliran sungai, dan (2) sistem pengaliran (drainase) yang kurang baik sehingga terjadi konsentrasi atau
genangan air permukaan, (3) penyempitan areal tangkapan air (catchment areas) akibat penimbunan
untuk areal permukiman dan pembuatan jaringan jalan, (4) naiknya permukaan air rawa, dan (5)
kombinasi dari faktor-faktor tersebut.

Potensi bencana alam lain adalah bencana kebakaran khususnya kebakaran hutan dan lahan terutama
pada lahan rawa bergambut pada saat musim kemarau. Penyebab kebakaran ini dari berbagai faktor baik
disengaja maupun tidak. Faktor kesengajaan antara lain pembakaran lahan untuk keperluan pertanian,
sedangkan faktor alam oleh karena musim kemarau yang mengakibatkan suhu udara yang tinggi
sehingga terjadi percikan api pada tanaman yang kering. Selain dari pada itu bencana alam lain yang
sering terjadi adalah angin puting beliung yang terjadi di sebagian wilayah Kecamatan Kayuagung, Sirah
Pulau Padang, Kecamatan Jejawi, Lempuing Jaya dan Kecamatan Lempuing.

PETA RAWAN BANJIR KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR


SK KUMUH BUPATI KAB OGAN KOMERING ILIR

6. Profil Permukiman dan Permukiman Kumuh

A. Sebaran Permukiman Kumuh Kabupaten

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, mengamanatkan;
1. Pasal 96; disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
dan permukiman kumuh, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan,
strategi, serta pola-pola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan, dan ekonomis
2. Pasal 97; disebutkan bahwa peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 didahului dengan penetapan
lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
3. Pasal 98 ayat 2; disebutkan bahwa penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh wajib didahului proses pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan
melibatkan peran serta masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) menetapkan Peraturan Menteri (Permen) PUPR Nomor 2 tahun 2016 yang kemudian
diperbarui dengan Permen PUPR Nomor 14 tahun 2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
B. Profil Permukiman dan Profil Permukiman Kumuh PETA SEBARAN KUMUH DESA TULUNG SELAPAN ILIR

 Letak Geografis : wilayah Desa Tulung Selapan Ilir terletak antara 19 0,20’ dan 1060,00’
bujur timur dan 20,30’ sampai 40,15’ lintang selatan, dengan ketingian rata-rata 10
meter diatas permukaan laut
Batas Wilayah

 Batas Sebelah Utara : Desa Tulung selapan Timur, Desa tulung Selapan Ulu
 Batas Sebelah Selatan : Desa Talang rimba
 Batas Sebelah Barat : Desa Ujung Tanjung, Desa Simpang Tiga
 Batas Sebelah Timur : Desa Pulu Beruang
 Tipoligi : Wilayah Desa Tulung Selapan Ilir berupa hamparan dataran
rendah yang cukup lus wilayah antara seluas 75 persen dan 25 persen berupa rawa-rawa yang
membentang.
Karakteris DesaTulung Selapan Ilir merupakan Desa yang beriklim tropis, musim kemarau
umum nya berkisar bulan mei sampai dengan oktober sedangkan musim penghujan berkisar
bulan nopember sampai april, peyimpanan musim biasa nya lima tahun sekali, berupa musim
kemarau lebih panjang dari pada musim penghujan dengan rata-rata curah hujan 1,096 mm
pertahun dan rata-rata hari hujan 66 hari pertahun.

A. Luas Permukiman : 55 Ha

B. Penduduk :

1. Jumlah Penduduk : 5.916 Jiwa


Tulung Selapan merupakan salahsatu kecamatan di kabupaten OganKomering Ilir yang letaknya
2.Jumlah Kepala Keluarga : 1.622
berbatasandengan kabupaten Banyuasin dankecamatan lain di kabupaten OganKomering Ilir. Kondisi
3.Komposisi Penduduk :
topografi kecamatanTulung Selapan berupa pantai, beting,lebak, rawa dan talang. Kondisi geografis
a.Laki-Laki : 2.954 Jiwa yang berupa bentang alam pantai, lahan basah dan tanah kering berbukit yang dikelilingi rawa memberi
b.Perempuan : 3.962 Jiwa warna pada mata pencaharian penduduknya.Mata pencaharian dan pekerjaan penduduk kecamatan

4. Jumlah Penduduk Miskin/MBR : 543 Jiwa Tulung Selapan mayoritas adalah petani perkebunan nelayan, peternak, pedagang dan sebagai pegawai
instansi pemerintah dan swasta.
Mata pencaharian penduduk kecamatan sebagai petani, nelayan dan pedagang telah dilakoni secara turun
temurun sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Sebelum dikenal tanaman ekspor karet (hevea
Sp) penduduk kecamatan Selapan akrab dengan tanaman kelapa sebagai tanaman penghasil kelapa untuk
konsumsi bahan makanan dan kopra. Dahulu tanaman kepala adalah tanamanbudidaya pertanian yang Wilayah yang diperuntukan sebagai ruang hijau diantaranya adalah garis sepadan sungai selain itu
umum dibudidayakan oleh masyarakat. Kegiatan budidaya tanaman perkebunan berdampak pembukaan garis sepadan jalan yang dapat diperuntukan sebagai ruang hijau masyarakat.
hutan yang pada gilirannya menghasilkan kayukayu hasil pemotongan yang berkualitas. Kegiatan illegal
logging sampai legal logging berdampak luas pada penyebaran penduduk dan degradasi lingkungan,
seperti hilangnya kawasan hutan sebagai penyangga tempat hidup atau habitat hewan liar. Mata
pencaharian penduduk desa lainnya adalah dari kegiatan perikanan, sehingga kawasan ini dahulunya
merupakan penghasil ikan serta produk turunannya yang beragam seperti ikan asin, ikan salai, rusip,
bekasam, serta terasi. Produk asli dan turunan ini menjadi ikon kawasan ini di dunia luar. Masyarakat
desa di kecamatan Tulung Selapan sangat akrab dengan kawasan talang dan renah. Kondisi ini
menyebabkan budaya masyarakat Tulung Selapan akrab dengan dunia hutan, rawa dan perkebunan.
Seolah budaya dan geografis lahan basah dan talang tidak dapat dipisahkan. Kondisi geografis, sistem
kekerabatan, mata pencaharian masyarakat membentuk sistem budaya masyarakat Tulung Selapan.
Gambar 4: sketsa Ruang terbuka kawasan (hijau dan non hijau) yang berada di sepadan sungai
Kebudayaan Masyarakat Tulung Selapan masih dapat dilihat dan diamati melalui jejak kebudayaan fisik
dan non fisik, yang masih hidup dalam masyarakat desa atau yang sudah berupa artefak.
c. Persampahan
Pola pembuangan sampah terbagi menjadi dua, masyarakt yang berada diarea tepi jalan
a. Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial kolektor di fasilitasi oleh mobil sampah DKK yang beroprasi setiap hari. Sedangkan pola
Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial di Desa Tulung selapan ilir merupakan Fasilitas pendidikan, pembuangan sampah yang biasa dilakukan permukiman bawah adalah dengan cara di bakar,
Kantor Lurah, dan fasilitas agama. Sedangkan fasilitas kesehatan Desa Tulung selapan ilir tidak dibuang kesungai atau membuat lubang-lubang yang kemudian ditimbun atau dibuang ditong
memiliki sarana sendiri, fasilitas kesehatan masyarakat dialihkan ke Puskesmas kecamatan dan sampah seadanya di depan rumah karena Masih minimnya sarana dan prasarana dalam
posyandu di kantor camat menampung sampah yang dihasilkan oleh limbah rumah tangga.
Perlu pembelajaran dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan yang didukung
dengan sarana dan prasarana yang mendukung, sehingga pola hidup yang sehat dan upaya
menciptakan lingkungan yang bersih akan terwujud.

Gambar 3: Peta sebaran Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

b. Ruang Terbuka Kawasan (Hijau dan Non Hijau)


Area ruang terbuka hijau Desa Tulung Selapan Ilir, merupakan lahan tidur milik Desa, Gambar 6: Sebaran penumpukan dan sarana sampah

kebun-kebun dan wilayah-wilayah yang diperuntukan untuk sebagai ruang hijau.


d. Air Bersih

Gambar 9: Peta eksisting Jalan

Gambar 7: Sebaran permasalahan Bangunan yang kurang terpenuhi kebutuhan air bersih

d. MCK-Septictank
Sarana dan prasaran MCK-Septictank tidak dimiliki oleh Desa Tulung Selapan Ilir dikarenakan
masyarakat tidak ingin menghibahkan lahan untuk kepentingan bersama, masyarakat yang tidak f. Drainase Lingkungan

memiliki akses septictank banyak memanfaatkan badan air sebagai pembuangan akhir selain itu
prasarana pembuangan dirumah rumah warga masih banyak prasarana yang tidak memenuhi
standar.

Gambar 9: Peta eksisting Jaringan Drainase

Gambar 8: Sebaran MCK-Septictank l

e. Jalan
Jaringan jalan yang ada di Desa Tulung Selapan Ilir memiliki peranan yang penting dalam roda
perekonomian Masyarakatnya.
Pada umumnya jaringan Listrik sudah masuk semua diDesa Tulung Selapan Ilir dan juga
g. Sistem Proteksi Kebakaran kalau dilihat dari visualisasi Jaringan Listrik yang ada belum tertata dengan Rapi dan semberaut
Untuk kestersediaan proteksi kebakaran di Desa Tulung Selapan Ilir belum mempunyai yang bisa mengakibatkan Arus pendek.
alat khusus atau jaringan yang menyediakan proteksi kebakaran.

i. Kondisi Bangunan (kepadatan, orientasi, dan material bangunan)

Gambar 10: Peta Proteksi Kebakaran

h. Jaringan Listrik

Gambar 11: Peta eksisting Jaringan Listrik


a. Baseline

GRAFIK PERMASALAHAN KUMUH DESA TULUNG SELPAN ILIR


7. Matrik Masalah dan Potensi (SEL)

Matrik Masalah dan Potensi Permukiman dan Permukiman Kumuh


Matrik Masalah dan Potensi Infrastruktur Permukiman Pendudukung Kehidupan Masyarakat

Matrik Masalah dan Potensi Safeguard


b. tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas lingkungan dalam RTBL,
paling sedikit pengaturan blok lingkungan, kapling, bangunan, ketinggian dan elevasi
8. Kriteria dan penentuan kawasan prioritas lantai, konsep identitas lingkungan, konsep orientasi lingkungan, dan wajah jalan.
(3) Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan
rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kondisi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No bangunan gedung pada Perumahan dan Permukiman dengan:
14/PRT/M/2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi ketentuan RDTR, dan/atau RTBL;
dan/atau
PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi ketentuan dalam RDTR, dan/atau
Bagian Kesatu
RTBL.
Kriteria dan Tipologi
Paragraf 1 (4) Kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh huruf c merupakan kondisi bangunan gedung pada Perumahan dan Permukiman yang
Pasal 18 tidak sesuai dengan persyaratan teknis.

(1) Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh merupakan kriteria yang
digunakan untuk menentukan kondisi kekumuhan pada Perumahan Kumuh dan (5) Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri
Permukiman Kumuh. atas:

(2) Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh sebagaimana dimaksud pada a. persyaratan tata bangunan; dan
ayat (1) merupakan kriteria kekumuhan ditinjau dari: b. persyaratan keandalan bangunan gedung.
a. bangunan gedung; (6) Persyaratan tata bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a terdiri atas:
b. jalan lingkungan; a. peruntukan lokasi dan intensitas bangunan gedung;
c. penyediaan air minum; b. arsitektur bangunan gedung;
d. drainase lingkungan; c. pengendalian dampak lingkungan;
e. pengelolaan air limbah; d. rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL); dan
f. pengelolaan persampahan; dan e. pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air dan/atau
g. proteksi kebakaran. Prasarana/Sarana umum.
- 13 - (7) Persyaratan keandalan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf
b terdiri atas:
Pasal 19
a. persyaratan keselamatan bangunan gedung;
(1) Kriteria kekumuhan ditinjau dari bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (2) huruf a mencakup: b. persyaratan kesehatan bangunan gedung;

a. ketidakteraturan bangunan; c. persyaratan kenyamanan bangunan gedung; dan

b. tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan rencana d. persyaratan kemudahan bangunan gedung.
tata ruang; dan/atau
Pasal 20
c. kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat.
(2) Ketidakteraturan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan Dalam hal kabupaten/kota belum memiliki RDTR dan/atau RTBL, maka penilaian
kondisi bangunan gedung pada Perumahan dan Permukiman: ketidakteraturan dan kepadatan bangunan dilakukan dengan merujuk pada persetujuan
mendirikan bangunan untuk jangka waktu sementara.
a. tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Pasal 21
dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), paling sedikit pengaturan bentuk,
(1) Kriteria kekumuhan ditinjau dari jalan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam
besaran, perletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona; dan/atau
Pasal 18 ayat (2) huruf b mencakup:
a. jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan Perumahan atau Pasal 24
Permukiman; dan/atau
(1) Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan air limbah sebagaimana dimaksud
b. kualitas permukaan jalan lingkungan buruk. dalam Pasal 18 ayat (2) huruf e mencakup:
(2) Jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan Perumahan atau a. sistem pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis; dan/atau
Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kondisi
dimana jaringan jalan tidak terhubung antar dan/atau dalam suatu lingkungan b. Prasarana dan Sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis.
Perumahan atau Permukiman. (2) Sistem pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis yang berlaku
(3) Kualitas permukaan jalan lingkungan buruk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kondisi dimana pengelolaan air
huruf b merupakan kondisi sebagian atau seluruh jalan lingkungan terjadi kerusakan limbah pada lingkungan Perumahan atau Permukiman tidak memiliki sistem yang
permukaan jalan yang meliputi retak dan perubahan bentuk. memadai, yaitu terdiri atas kakus/kloset yang terhubung dengan tangki septik baik
secara individual/domestik, komunal maupun terpusat.
Pasal 22
(3) Prasarana dan Sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis
(1) Kriteria kekumuhan ditinjau dari penyediaan air minum sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kondisi Prasarana dan Sarana
dalam Pasal 18 ayat (2) huruf c mencakup: pengelolaan air limbah pada Perumahan atau Permukiman dimana:
a. akses aman air minum tidak tersedia; dan/atau a. kakus/kloset tidak terhubung dengan tangki septik; atau
b. kebutuhan air minum minimal setiap individu tidak terpenuhi. b. tidak tersedianya sistem pengolahan limbah setempat atau terpusat.
(2) Akses aman air minum tidak tersedia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
Pasal 25
merupakan kondisi dimana masyarakat tidak dapat mengakses air minum yang
memenuhi syarat kualitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (1) Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (2) huruf f mencakup:
(3) Kebutuhan air minum minimal setiap individu tidak terpenuhi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kondisi dimana kebutuhan air minum a. Prasarana dan Sarana persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis; dan/atau
masyarakat dalam lingkungan Perumahan atau Permukiman tidak mencapai minimal
sebanyak 60 (enam puluh) liter/orang/hari. b. sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis.
(2) Prasarana dan Sarana persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis
Pasal 23 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kondisi dimana Prasarana dan
(1) Kriteria kekumuhan ditinjau dari drainase lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Sarana persampahan pada lingkungan Perumahan atau Permukiman tidak memadai
Pasal 18 ayat (2) huruf d mencakup: sebagai berikut:

a. drainase lingkungan tidak tersedia; a. tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala domestik atau rumah tangga;

b. drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air hujan sehingga b. tempat pengumpulan sampah (TPS) atau TPS 3R (reduce, reuse, recycle) pada skala
menimbulkan genangan; dan/atau lingkungan;

c. kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk. c. Sarana pengangkut sampah pada skala lingkungan; dan
(2) Drainase lingkungan tidak tersedia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a d. tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) pada skala lingkungan.
merupakan kondisi dimana saluran tersier dan/atau saluran lokal tidak tersedia,
dan/atau tidak terhubung dengan saluran pada hierarki di atasnya sehingga (3) Sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis sebagaimana
menyebabkan air tidak dapat mengalir dan menimbulkan genangan. dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kondisi dimana pengelolaan persampahan
pada lingkungan Perumahan atau
(3) Drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air hujan sehingga Permukiman tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut:
menimbulkan genangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
kondisi dimana jaringan drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air a. pewadahan dan pemilahan domestik;
sehingga menimbulkan genangan dengan tinggi lebih dari 30 cm (tiga puluh sentimeter)
selama lebih dari 2 (dua) jam dan terjadi lebih dari 2 (dua) kali setahun. b. pengumpulan sampah lingkungan;

(4) Kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) c. pengangkutan sampah lingkungan; dan
huruf c merupakan kondisi dimana kualitas konstruksi drainase buruk karena berupa d. pengolahan sampah lingkungan.
galian tanah tanpa material pelapis atau penutup atau telah terjadi kerusakan.
Pasal 26
(1) Kriteria kekumuhan ditinjau dari proteksi kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (2) huruf g mencakup:
a. Prasarana proteksi kebakaran tidak tersedia; dan
b. Sarana proteksi kebakaran tidak tersedia.
(2) Prasarana proteksi kebakaran tidak tersedia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan kondisi dimana tidak tersedianya:
a. pasokan air yang diperoleh dari sumber alam maupun buatan;
b. jalan lingkungan yang memudahkan masuk keluarnya kendaraan pemadam
kebakaran;
c. Sarana komunikasi untuk pemberitahuan terjadinya kebakaran; dan/atau
d. data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan yang mudah diakses.
(3) Sarana proteksi kebakaran tidak tersedia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b terdiri atas:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
b. kendaraan pemadam kebakaran; dan/atau
c. mobil tangga sesuai dengan kebutuhan.

PETA DELINIASI KAWASAN PRIORITAS


Pertumbuhan penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan ruang, sehingga ditemukan
beberapa kasus pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan peruntukan ruang seperti
BAB III KAJIAN DAN ANALISA pembangunan pada sempadan sungai, penimbunan rawa konservasi, pelanggaran sempadan
bangunan, pelanggaran sempadan jalan dan sebagainya.

Masalah sanitasi perkotaan juga merupakan permasalahan lingkungan hidup yang cukup
3.1. OVERVIEW KEBIJAKAN pelik, meliputi semakin tingginya timbunan sampah, pengolahan air limbah yang kurang baik,
buruknya drainase lingkungan.
A. ISU STRATEGIS PERMUKIMAN
Di beberapa wilayah Kecamatan Kayuagung masih terdapat kawasan-kawasan kumuh.
Isu kesenjangan pelayanan muncul karna terbatas nya peluang untuk memperoleh
Karakteristik utama kawasan kumuh di Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah sebagian besar
pelayanan dan kesempatan berperan di bidang perumahan dan permukiman, khusus nya bagi
terletak di pinggir sungai, kurangnya sarana sanitasi, intensitas bangunan padat dan tidak teratur,
kelompok masyarakat miskin dan berpendapatan rendah. Disamping itu juga dapat dikarenakan
penduduk padat, pekerjaan penduduk di sektor informal. Kondisi fisik topografi Kabupaten Ogan
ada komplik kepentingan akibat implementasi kebijakan yang relatif masih belum sepenuh nya
Komering Ilir yang datar menyebabkan arus air tidak begitu lancar sehingga berpotensi terjadi
dapat memberikan perhatian dan keberpihakan kepada kepentingan masyarakat secarah
genangan dan banjir apabila turun hujan. Hal ini harus dapat ditangani agar genangan dan banjir
keseluruhan, oleh karena nya kedepan perlu dikembangkankepenataan dan instrumen dan
tidak menyebabkan kerugiana yang besar kepada penduduk.
penyelenggaran perumahan dan permukiman yang lebih berorientasi kepada kepentingan seluruh
lapisan masyarakat secarah berkeadilan sosial, peningkatan dan pengembangan kapasitas Tulung Selapan merupakan salah satu ibukota Kecamatan yang terletak di kawasan pantai Timur
propesional di bidang bperumahan dan permukiman baik bagi aparat pemerintah pusat dan Kabupaten Ogan Komering Ilir, yang relatif lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan
daerah maupun bagi pelaku pembangunan permukiman yang lain nyan dan pengembagan pungsi, ibukota Kecamatan lain. Faktor akses perhubungan darat sangat berpengaruh terhadap tingginya
sistem dan jejaring informasi serta diseminasi mengenal hidup bermukim yang layak bagi seluruh pertumbuhan ekonomi di kota ini. Tulung Selapan diproyeksikan sebagai pusat utama dengan
masyarakat, sekala pelayanan meliputi beberapa Kecamatan di sekitarnya yakni Kecamatan Tulung Selapan,
Air Sugihan, Pangkalan Lampam, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang.
Isi lingkungan pada kawasan perumahan dan permukiman umum nya muncul karena
dipicu oleh tingkat orbanisasi dan industrialisasi yang tinngi, serta dampak pemanpaatan sumber Pengembangan infrstrukturnya meliputi pengembangan fasilitas pelayanan publik, fasilitas
daya dan teknologi yang kurang terkendali. Kelangkaan sarana dan prasarana dasar, ketidak pelayanan saprotan, jasa jaringan transportasi yang terintegrasi antara transportasi darat dengan
mampuan memelihara dan memperbaiki lingkungan permukiman yang ada, dan masih rendah transportasi air (dermaga pindah moda). Perwujudan Tulung Selapan sebagai Pusat Kegiatan
nya kualitas permukiman baik secara pungsional, lingkungan maupun pisual wujud lingkungan, Lokal (PKL) dilakukan melalui:
merupakan isu utama bagi upaya menciptakan lingkungan permukiman yang sehat ama,harmonis 1. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Tulung Selapan;
dan berkelanjutan. Isu tersebut juga menjadi lebuh berkembang dikaitkan dengan belum 2. Pembangunan dan pengembangan pusat perdagangan khususnya ikan (laut dan tawar) dan
diterapkan nya secara optimal pencapaian standar pelayanan minimal perumahan dan komersial;
permukiman yang berbasis idnek berkelanjutan di masing-masing daerah. Hampir seluruh wilaya 3. Pembangunan dan pengembangan terminal regional tipe B;
dikota kabupaten okimemiliki isi strategis terkat perumahan dan permukiman tidak terkecuali 4. Pembangunan dan pengembangan permukiman perumahan termasuk kasiba dan lisiba;
diDesa Tulung Selapan Ilir merupakan salah satu Desa yang terletak dikecamatan kayuaagung Pembangunan TPA Sampah ramah lingkungan dan sarana dan prasarana persampahan;
kabupaten oki, isu strategis terkait perumahan permukiman khusus nya permukiman kumuh, hasil 5. Pembangunan dan pengembangan perusahaan air minum (PAM);
identifikasi bahawa kawasan permukiman kumuh di Desa Tulung Selapan Ilir dengan luas 6. Peningkatan kapasitas listrik PLN;
deliniasi kawasan 29,37 ha berlokasi didaerah dataran rendah dan rawah. 7. Pembangunan dan pengembangan RSUD;
8. Pembangunan Lapangan Olah Raga dan Gedung Olah Raga;
B. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN 9. Pembangunan Islamic Center;
10. Pembangunan industri (pabrik) Slab Karet dan industry CPO;
Pembangunan fisik daerah yang masih mengakibatkan terus berkurangnya luas Ruang 11. Pembangunan industri hilir berbahan baku slab karet;
Terbuka Hijau, persentase RTH di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2012 masih belum 12. Pembangunan industri hilir berbahan baku kayu (HTI);
mencapai standard yang harus disediakan. Hal ini merupakan permasalahan yang harus ditangani 13. Pembangunan industri berbasis perikanan laut dan tawar;
karena standar pelayanan minimum untuk ketersediaan RTH adalah 30 % dari luas wilayah kota, 14. Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan sampai dengan tingkat
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. perguruan tinggi;
15. Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana kesehatan minimal 2. KAJIAN DAN ANALISA AKAR PERMASLAHAN PERMUKIMAN/PERMUKIMAN
sampai tingkat Puskesmas Rawat Inap; KUMUH

 Aspek Sosial :
Sosial Budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu Desa
C. Matrik Hasil Kajian Kebijakan (Gap kebijakan Kota)
tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berpikir. Perubahan sosial bisa memberikan
dampat positif dan negatif, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat yang sadar akan terciptanya
lingkungan yang sehat dan bebas dari kumuh sehingga dalam mensosialisasikan perencanaan
penanganan kumuh pada masyarakat luas dapat lebih terarah yang terwujudnya kawasan lingkungan
yang layak.

 Aspek Ekonomi :
Terciptanya pasar dan lapangan pekerjaan bisa meningkatkan kesempatan kerja dengan
adanya hal tersebut akan meningkatkan ekonomi masyarakat yang menunjang kehidupan rumah
tangga.

 Aspek Budaya Masyarakat :


Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap pola perencanaan
penanganan kumuh dan kesadaran masyarakat untuk memiliki kawasan yang sehat dan bebas dari
kumuh tanpa memandang dari tingkatannya. Karena itulah penting bagi masyarakat untuk
menciptakan lingkungan yang sehat dengan sarana infrastruktur yang baik, sehingga mereka mengerti
tentang proses perencanaan penataan kawasan kumuh berdasarkan 8 (delapan) indikator kumuh : 1.
Hunian, 2. Air Bersih, 3. Jalan, 4. Drainase, 5. Saluran Limbah rumah tangga, 6. Sampah, 7.
Pemadam Kebakaran, 8. Ruang Terbuka Pulblik/Hijau.

Salah satu faktor yang menentukan kondisi masyarakat itu sendiri, dimana proses terbentuknya
prilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor sosial budaya, bila faktor
tersebut telah tertanam dan terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masyarakat ada
kecendrungan untuk merubah prilaku yang telah terbentuk tersebut sulit untuk dilakukan. Untuk itu,
cara mengatasi dan memahami suatu masalah kawasan kumuh masyarakat harus merubah pola pikir
melalui pembangunan di bidang infrastruktur yang diharapkan akan semakin menurunnya kawasan
kumuh menjadi 0 Ha, sehingga dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat semuanya

Pada dasarnya kondisi jaringan prasarana yang ada di Desa Tulung Selapan Ilir relatif belum
memadai. Hal ini dapat terlihat dari kelengkapan jaringan prasarana yang belum lengkap
membawa dampak kepada perkembangan fisik kawasan-kawasan wilayah, sehingga
mempengaruhi tingkat terhambatnya pencapaian ke wilayah yang lebih luas. Terhambatnya 3. Kajian dan Analisa Daya Dukung dan Daya Tampung
pencapaian akan mempengaruhi orientasi penduduk untuk bertempat tinggal pada suatu kawasan
permukiman. Dalam menganalisis daya dukung dan daya tampung fisik lingkungan , terdapat beberapa kajian
yang perlu diperhatikan yaitu kajian seperti kajian arus masukan dan keluaran, kajian perubahan
Pada dasarnya kondisi jaringan jalan yang ada di Desa Tulung Selapan Ilir relatif memadai. Hal dan kecenderungan, dan kajian mata pencaharian. Proyeksi daya dukung dan daya tampung
ini dapat terlihat dari kelengkapan jaringan jalan menurut jenisnya yaitu terdiri jalan kolektor, penduduk ditampilkan pada tabel di bawah ini
jalan lingkungan dan jalan lokal. Ketersediaan jaringan jalan yang baik, membawa dampak
(Tabel proyeksi jumlah penduduk 5 tahun kedepan)
kepada perkembangan fisik kawasan-kawasan wilayah, sehingga mempengaruhi tingkat
kemudahan pencapaian ke wilayah yang lebih luas. Kemudahan pencapaian akan mempengaruhi
orientasi penduduk untuk bertempat tinggal pada suatu kawasan.

Untuk Desa Tulung Selapan Ilir yang akan dikembangkan sebagai daerah sentra perdagangan
pasar tradisional perlu dilakukan pengembangan jaringan jalan yang ada. Berikut ini rencana
pengembangan jaringan jalan yang ada di Desa Tulung Selapan Ilir :

Pengembangan jalan kolektor sekunder

Jalan kolektor sekunder berfungsi sebagai pengumpul dan penyebar pergerakan dari kawasan
pembangkit dan penarik pergerakan. Untuk rencana pengembangan sistem jaringan jalan kolektor
sekunder ini fleksibel terhadap perubahan kebutuhan pergerakan yang ditentukan oleh
perkembangan selanjutnya.

Pengembangan jaringan jalan local

Jaringan jalan local yang menghubungkan pergerakan masyarakat ke unit perumahan atau unit
fungsional pelayanan lainnya. Rencana pengembangan jaringan jalan local yaitu dengan
pengembangan sistem jaringan jalan yang telah ada sehingga diharapkan modal perdagangan
pasar dapat menjangkau seluruh wilayah Desa Tulung Selapan Ilir.

Pengembangan jaringan jalan lingkungan

Jaringan jalan lingkungan yaitu jaringan jalan yang menghubungkan pergerakan antar individu di
lingkungan permukiman warga. Rencana pengembangan jaringan jalan lingkungan yang akan
dilakukan yaitu dengan peningkatan jaringan jalan dari jalan lingkungan yang masih berupa
tanah di tingkatkan menjadi jalan cor beton. Pembuatan drainase dan bidang resapan, selain itu
juga dengan pembukaan jalur evakuasi bencana terutama untuk bahaya kebakaran.
Tabel Distribusi dan Kepadatan Penduduk Desa Tulung Selapan Ilir Tahun 2020-2025
4. Kajian dan Analisa Livelihood (Pentagonal Aset)

Kajian dan Analisis


No Pentagonal Aset Jawaban Tiap Hasil Sub Aspek Pentagonal
Potensi Masalah Kebutuhan Kegiatan

a b c d e f g
1 Sumber Daya Manusia (SDM) - Tingkat pendidikan anggota KSM - Anggota KSM rata-rata - Anggota KSM dengan - Pembinaan atau pemberian - Pembinaan berkala dari dinas
berbeda, yaitu 70% SMA, 20% SMP, sudah bisa membaca dan pendidikan SD rentan ditipu informasi mengenai usaha perindustrian, koperasi, perbankan,
dan 10% SD yang semuanya termasuk menghitung konsumen yang dilakukan Disnaker, keamanan pangan dan
data MBR kesehatan,tata boga,program
- Harga bahan baku yang - Melakukan usaha tambahan KOTAKU
- Usaha KSM termasuk usaha selalu naik pengolahan daging ikan yg
- Mata pencaharian anggota KSM
potensial dengan bahan bisa awet.
100% jenis pengolahan gandum, - Adanya peralatan yang bias
baku gandum, sagu, ikan - Usaha yang dilakukan hanya
sagu minyak, ikan giling, sayuran dan mendukung untuk penyimpanan
giling, minyak goreng, sebatas produksi makanan - Mendapatkan usaha
berdagang bahan baku yang terkadang
kelapa, ikan, sayur mayur kalangan masyarakat umum sampingan mengalami kenaikan melonjak
- Jumlah pendapatan anggota KSM dan mudah di dapat saja
rata-rata sebesar > Rp 3.500.000,- per - Dibutuhkan sejenis kegiatan - Pengadaan pelatihan pengolahan
- Jumlah tanggungan yang - Banyaknya tanggungan
bulan yang dapat memberdayakan bahan baku gamdum, ikan,gula,
cukup usia bisa direkrut berdampak pada besarnya
anggota keluarga minyak,dll
menjadi tenaga kerja pengeluaran rumah tangga
- Rata-rata pengeluaran anggota KSM
- Pembinaan atau - Mengadakan pelatihan yang
sebesar > Rp 3.000.000,- per bulan - KSM mengerti untuk - Anggota KSM belum bisa
pemberitahuan tentang berhubungan dengan kebutuhan
menjaga keberlangsungan semuanya bermitra pada
kesehatan secara terus KSM pengolahan tata boga kuliner
usaha mereka melalukan pihak lain
menerus yang baik, menjahit dan
- Jumlah tanggungan anggota KSM 70% promosi usaha
keterampilan membuat souvenir
2 s/d 3 Orang dan 30% 4 s/d 5 OrangS - Kekuranngnan tenaga kerja
- Tersedia program atau
yang ahli dan cuaca yang
- Anggota KSM bias saling kegiatan yang dapat - Mengadakan pelatihan dan
- Kecenderungan jenis penyakit yang ektrim
memberikan berbagai meningkatkan keterampilan pembinaan secara rutin dari
kemungkinan diderita adalah
informasi sesuai kebutuhan anggota KSM program KOTAKU, Disperindag,
penyakit pegal linu, batuk dan flu
usaha mereka - Fasilitas kesehatan diskop, Dinkes, Dinketahan
terkadang kurang memadai pangan.seseai dengan kebutuhan
- Puskesmas/Klinik masih menjadi - Tersedianya berobat gratis
KSM (menjahit dan keterampilan
pilihan prioritas dalam berobat - Usaha KSM merupakan jenis dari pemerintah (kartu KIS,
- Kurangnya keterampilan membuat souvenir,tata boga
usaha potensial dan mudah BPJS)
- Biaya berobat anggota KSM 15% pengemasan dan rasa kuliner nusantara)
di terima masyarakat
menggunakan obat tradisional, 85% produk. Serta kurangnya
anggota KSM berobat menggunakan juga keterampilan dalam - Belum maksimalnya - Sosialisasi dan penyuluhan tentang
- Masyarakat sudah mengerti
KIS membuat beraneka ragam pelatihan dan pembinaan PHBS secara berkelanjutan
dan paham dengan fasilitas
bentuk makanan yang dapat usaha secara rutin dari
dari pemerintah
- 100% anggota KSM belum pernah menaik minat konsumen berbagai pihak - Mengadakan pelatihan dan
mendapatkan pelatihan keterampilan pemerintahan pembinaan pada KSM sehingga
- Masyarakat sudah
yang berkaitan dengan usaha dapat menambah skill dan percaya
mengertian dan paham
diri anggota
tentang kebutuhan usaha
mereka yang akan di
- Aneka kuliner makanan, jajanan
kembangkan
pasar, pelatihan menjahit,
keterampilan dll

2 Sosial - KSM melakukan pertemuan rutin - Menjadi ajang silaturahmi - Menjadi ajang silaturahmi - Menjadi ajang silaturahmi dan
sebulan sekali pada saat dan berbagi informasi serta - Terkendala jumlah dan berbagi informasi serta berbagi informasi serta pengalaman
pengembalian angsuran pinjaman pengalaman tanggungan dengan status pengalaman
wajib belajar. Sebenarnya
- Selama ini KSM tidak pernah terjadi - KSM selalu berbagi informasi ingin menabung tetapi tidak - Tersedianya program atau - Pelatihan dan pembinaan secara
cukup untuk memenuhi kegiatan untuk menambah rutin terhadap ksm yang belum
permasalahan antar anggota tentang kebutuhan ksm
kebutuhan sehari-hari pendapatan mahir di bidang keahlian usahanya
pengembangan usaha
contonya menjahit, keterampilan
- KSM memiliki aturan bersama secara - Ada perjanjian agar disiplin - Terkendala waktu kurangnya - Dilakukan pendampingan membuat souvenir. Membuat aneka
tertulis dan dilakukan bersama dalam membayar kontrol dan pengelolaan dalam membuat pembukuan makanan jajanan pasar
keuangan usaha KSM
- KSM menabung sebesar Rp 15.000 - Pinjaman modal usaha lebih - Penyepakatan kembali aturan
per orang per bulan - Tabungan sebagai simpanan tinggi bersama. Diberlakukannya sanksi
KSM penambahan modal - Seringnya meleset waktu bagi KSM yang telat membayar dan
serta bias jadi jaminan pembayaran karena hasil menunggak
- 100% anggota KSM belum memiliki pinjaman penjualan mengalami - Tersedianya program atau
rekening tabungan pribadi/bank kerugian dan uangnya kegiatan untuk bekerja sama
- Tingkat pengembalian tinggi terlanjur terpakai untuk dengan berbagai pihak dalam
- Pertemuan rutin KSM dan
(lancar dalam mengangsur) kebutuhan rumah tangga mengembangkan usaha
- KSM melakukan pencatatan minimal pembinaan membuat pembukuan,
sekali dalam sebulan pengelolaan tabungan KSM
- KSM merupakan usaha - Persediaan bahan baku selalu
sejenis dengan macam- - Adanya niat untuk menabung tersedia dengan harga stabil - Penambahan modal usaha
- 10% KSM saat ini memiliki macam jenis ikan, gandum, akan tetapi kurangnya uang
pembukuan sederhana sagu, minyak, daging sapi yang dihasilkan sehingga
tidak terlaksanakan dengan - Pembukuan KSM yang - Pengadaan bahan baku pembuatan
giling makanan jajan pasar, pelatihan
baik menarik dan mudah
pengerjaannya menjahit dll
- Pinjaman yang diterima anggota KSM - KSM mau membuat
saat ini 90% sebesar maksimal Rp pembukuan dengan pola - KSM hanya menunggu - Pengolahan bahan baku menjadi
3.000.000 per orang yang mudah di mengerti dan bantuan untuk melakukan - Mendapat tambahan dana produk tidak dengan harga yang
sederhana kerjasama stabil dan tidak berubah –ubah
- Pembayaran angsuran KSM secara
rutin dilakukan sebulan sekali - Tertibnya membayar
- KSM bias menambah modal - Harga-harga baku selalu angsuran - Belajar secara rutin tentang
- KSM melakukan pembayaran kepada pinjaman sebesar maksimal berubah mengalami kenaikan pembukuan ksm tanpa bosen dan
UPK secara tunai Rp. 5.000.000,- harga mengeluh
- Perlunya kartu pembayaran
- Hingga saat ini KSM belum - Agar KSM lebih tertib angsuran agar terlihat dengan
melakukan kerja sama dengan pihak - KSM sulit dan malas jelas jumlah angsuran yang - Mendapatkan penambahan modal
membayar
lain, selain KOTAKU membuat pembukuan telah di laksanakan KSM agar KSM menerima tambahan
modal
- Memudahkan UPK
- Tersedianya program atau
menghitung angsuran KSM - Kurangnya modal usaha
dan bias memberikan sehingga membatasi ruang kegiatan untuk bekerja sama - Merescedule anggota KSM yg
tambahan perguliran gerak anggota KSM dengan berbagai pihak dalam menunggak
kembali pada KSM yang mengembangkan usaha
masuk dalam daftar tunggu
- Agar mengetahui anggota - Konsekuen dalam pembayaran
KSM yg menunggak - angsuran KSM
- KSM merupakan usaha yang
beragam dan dapat - Tidak semua anggota - Mampu bekerjasama dengan pihak
dikembangkan membayar tepat waktu luar dan perusahaan

- KSM hanya menunggu


- Mampu bekerjasama dengan pihak
bantuan untuk melakukan
luar, perusahan (CSR) yang berada
kerja sama
di lingkungan tersebut

3 Infrastuktur - Anggota KSM belum memiliki tempat - Tempat usaha di - Tempat yang kurang - Tersedianya tempat usaha - Pengadaan tempat usaha yg lebih
usaha yang memadai, yakni 85% di rumah sendiri dapat memadai rentan terhadap yang memadai layak dan akses jalan yg lebar
rumah sendiri dan 15% di pasar mendorong KSM dalam bahaya yang bisa sehingga memudahkan konsumen
permanen/ ruko memenuhi kebutuhan mengakibatkan kerugian dan pemasaran usaha
- Tersedia alat modern dalam
konsumen di (misalnya terjadi banjir, jalan
proses membuat kemplang - Pengadaan oven pengering
- Jenis alat produksi yang digunakan lingkungan sekitarnya. rusak)
sehingga lebih mudah dalam kemplang dikarenakan cuaca yg
80% tradisonal dan 20% secara
memproduksi kemplang tidak menentu
tradisional - Terkait peralatan yg kurang
mengakibatkan agak
terhambatnya proses
produksi
4 Keuangan - Jumlah aset usaha yang dimiliki - Jenis usaha olahan juga - Tingkat keuntungan masih - Pinjaman modal kerja yang - Bermita dengan pihak pemerintah
anggota KSM 98% masih rendah termasuk usaha yg kecil sehingga hanya cukup lebih memadai yang dapat membina usaha KSM
dibawah Rp 10.000.000,- potensial untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga - Tersedianya kegiatan yang - Mengadakan pelatihan membuat
- Rata-rata omset anggota KSM - Berinovasi untuk mampu meningkatkan beraneka kue jajanan pasar ,serta
dibawah menambah modal usaha - Terhambatnya proses keuntungan usaha atau keterampilan membuat souvenir
Rp 5.000.000 per bulan produksi dan peningkatan membuat usaha sampingan untuk skill tambahan
penghasilan penghidupan
- Segera melakukan
- Berdasarkan omzet, maka persentase pendapatan rumah tangga - Tenaga kerja sesuai dengan - Pelatihan pembukuan dan
pengrekrutan tenaga kerja
keuntungan usaha perbulan 98% < kondisi KSM bergerak di administrasi usaha KSM
yang berpotensi di bidang
10% bidang produksi usaha KSM
produk yg akan di produksi - Tenaga kerja belum ada
sehingga pekerjaan di - Berusaha memiliki kendaraan baru
- Anggota KSM saat ini 85% tidak - Perlunya belajar pembukuan
- Mereka mengerti tentang kerjakan sendiri untuk menambah asset
memiliki pembukuan dan 15% sederhana secara rutin
pembukuan yang
memiliki pembukuan usaha sehingga paham pembukuan
sederhana dan dapat
sederhana - KSM yang belum mengerti
mengetahui keuntungan
pembukuan malas dan tidak
yang mereka peroleh - Perlunya kendaraan yang
- Aset pribadi anggota KSM diluar ada waktu karena capek
baru dan lebih memadai
usaha berupa motor sebesar 99%
- Memperlancar jaringan
- Terbatasnya produk yang
usaha di berbagai wilayah
pasarkan
- Aset yang dimiliki bisa
dijadikan agunan apabila
ingin meminjam untuk
penambahan modal

5 Sumber Daya Alam - Pola usaha anggota KSM 45% sangat - Bahan baku mudah di - Produk yang diproduksi - KSM wajib berinovasi - Pelatihan ,keterampilan dan
tergantung pada alam, 50% peroleh KSM dengan mudah di tiru bentuk dan rasa pembinaan pengolahan
tergantung alam dan teknologi dan harga yang terjangkau masyarakat luas produk lebih kreatif baik
5% modern (teknologi) sesuai anggaran dana - Distributor tetap secara pengolahan rasa,
pengadaan bahan baku - Kondisi cuaca yang sehingga KSM tidak bentuk, packing dan
- Bahan baku anggota KSM 85% tindak mendukung perlu khawatir dalam pemasaran
menggunakan bahan baku lokal 25%- - Bahan baku mudah di memikirkan bahan baku
50% dan 15% menggunakan bahan dapat - Keterampilan pengolahan
baku > 50% bahan-bahan yang lain
sehingga ada inovasi dan
konsumen tidak jenuh
5. Kajian dan Analisa Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial (safeguard)
DAFTAR UJI IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN

1. Kegiataninfrastruktur yang berkaitandenganpolitikpraktis (kampanye, 


Upaya Penanganan Dampak Penanggung Pihak/lemba
demonstrasi, dll);
jawab ga terkait
2. Kegiatan untuk Pembebasanlahan; 
Ya Tidak Jenis Dampak Pra Konstruksi Pasca pelaksanaan
No. Kriteria Evaluasi
konstruksi konstruk
3. Pembangunan gedungkantorpemerintahataukantorBKM/LKM; 
si
4. Kegiatan yang berlokasi di dalam kawasan lindung kecuali secara eksplisit 
A. LINGKUNGAN
sebelumnya sudah ada persetujuan tertulis dari instansi pemerintah yang
bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan atau perlindungan yang ada 1. Apakah rencana kegiatan berada dan/atau
didaerah. Kegiatan yang tidakdapatdilaksanakan di lokasi tersebut, seperti: berbatasan langsung dengan :
a. Taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa, kebun raya, hutan 
a. Kawasan hutan lindung 
konservasi, hutan lindung dan daerah aliran sungai;
b. Cagar budaya nasional, tradisional/ bangunan keagamaan;  b. Kawasan bergambut 

c. Taman laut, garis pantai dan sistem gundukan pasir, hutan bakau, dan  c. Kawasan resapan air 
daerah rawa.
5.  d. Sempadan Sungai 
Kegiatan infrastruktur dasar yang berdampaknegatifterhadaplingkungan,
pendudukasli dan kelestarianbudayalokal dan lain-lain yang dilarangdalam 
e. Sempadan pantai
pengamanan lingkungan dan pengamanan sosial;
6. Pengadaan yang berbahaya, seperti:  f. Rumah Ibadah, Sekolah, kantor 

a. Pengadaan produk apapun yang mengandung asbes; dan  g. Kawasan sekitar waduk/sungai 

b. Pengadaan pestisida atau herbisida;  h. Kawasan sekitar mata air 

8. Kegiatan Destruktif, seperti:  i. Kawasan suaka alam (terdiri dari cagar alam, 
suaka marga satwa, hutan wisata, daerah
a. Pertambangan atau penggalian karang hidup;  perlindungan plasma hutan dan pengungsian
satwa)
 j. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya 
b. Pembangunan jalan menuju kawasan yang dilindungi (hutan lindung, cagar
(termasuk perairan laut, perairan darat
alam); wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang
c. Pembangunan sumber daya air pada sungai-sungai, yang masuk atau keluar  atau terumbu karang, dan/atau yang
dari negara-negara lain; dan mempunyai ciri khas berupa keragaman.
d. Pengubahan aliran sungai.  k. Kawasan pantai berhutan bakau (mangrove) 

9. Lain-lain :  l. Taman nasional 

 m. Taman wisata alam 


a. Reklamasi tanah yang lebih besar dari 50 hektar (ha); dan
 n. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan 
b. Konstruksi penampungan atau penyimpanan air kapasitas lebih besar dari (daerah lokasi situs purbakala, atau
10.000 m3. peninggalan sejarah bernilai tinggi)
o. Kawasan permukiman termasuk kebudayaan  Mengangu Di Di Dilaku KSM
dari Masyarakat Adat/istimewa aktifitas lakuka pasang kan
masyarakat n papan Pemel
sebagai ssosiali pengum iharaa
penguna sasi ke uman n
Upaya Penanganan Dampak Penanggung Pihak/lemba
jawab ga terkait
Ya Tidak Jenis Dampak Pra Konstruksi Pasca pelaksanaan
No. Kriteria Evaluasi
konstruksi konstruk
si

jalan masyar pada


akat setiap
kegiat
an

p. Kawasan rawan bencana alam 

B. LAHAN DAN TANAH


c. Peta Sebaran Kumuh (Delineasi):
BAB IV GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS
 Delineasi Kawasan Permukiman kumuh teridentifikasi dituangkan dalam
peta desa/Desa yang bersakala minimum 1:5000
1. Proful kumuh Kawasan Prioritas  Data-data kawasan permukiman kumuh
 Setelah data diperoleh dilapang, tahap selanjutnya adalah penyusunan profil permukiman  Informasi kawasan permukiman kumuh yang meliputi 7 indikator :
desa/Desa yang terdiri dari dua bagian informasi yaitu : profil permukiman desa/Desa dan  Lengkapi dengan visualisasi (foto) terkait informasi kawasan permukiman kumuh
profil permukiman kumuh. Out put dari kegiatan ini adalah munculnya : Peta dan yang terdelineasi (sudah diperoleh pada proses pendataan).
Informasi Permukiman Desa  Gunakan hasil perhitungan tingkat kekumuhan pada langkah sebelumnya, untuk
 Delineasi dan Visualisasi Permukiman Kumuh Desa mendapatkan informasi berupa : Luas (Hektar) Permukiman Kumuh Desa/Desa
 Data-data dan informasi permukiman kumuh Desa sesuai perhitungan berikut Lokasi administratif Kawasan berada. Serta Luas (Hektar)
Langkah pelaksanaan dalam perumusan profil adalah sebagai berikut : Permukiman Non Kumuh Desa dengan cara mengurangkan Total Luas Permukiman

Gunakan Peta dan informasi hasil observasi dan verifikasi kawasan kumuh yang desa/Desa dengan Total Luas Permukiman kumuh desa/Desa.
diperoleh dari langkah pendataan sebelumnya, yang terdiri dari :  Sajikan pula data dan grafik-grafik profil permukiman desa/Desa, yang bersumber dari

a. Peta Kawasan Permukiman : data SIM yang ada (gunakan grafik yang disediakan dari databaseline SIM)
Lakukan musyawarah tingkat desa/Desa dengan menghadirkan TIPP/PK LKM/Perwakilan masyarakat
 Peta Desa/Desa diupayakan dengan skala minimum 1 : 5000 dan Pemerintah Desa/Desa untuk menyepakati profil permukiman dan permukiman kumuh yang sudah
 Batas administrasi tingkat basis (RT/RW/Dusun) dipetakan sekaligus sebagai media uji publik terhadap profil permukiman desa/Desa yang telah
disusun.

b. Informasi Kawasan Permukiman (Data Baseline) tingkat desa/Desa: Untuk kawasan prioritas di desa tulung selapan ilir terdapat di RT 01, 02, 03, 05, 06, 07, 08, 09, 10, 14

(Pendudk di kawasan Prioritas)


 Luas Kawasan Permukiman Desa/Desa dan jumlah wilayah administratif;
 Data Penduduk ( Jumlah jiwa, jumlah Kepala Keluarga, komposisi penduduk,
jumlah penduduk miskin/MBR);
 Data Fisik (keteraturan bangunan, kepadatan bangunan, kelayakan fisik bangunan,
aksesibilitas lingkungan, drainase lingkungan, pelayanan air minum, pengelolaan
air limbah, pengelolaan persampahan, penmadam kebakaran
 Data Non Fisik (legalitas pendirian bangunan, kepadatan penduduk, mata pencaharian
penduduk, penggunaan listrik, fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan).
PETA SEBARAN KUMUH TABEL NUMERIK
GRAFIK PERMASALAHAN DI KAWASAN PRIORITAS
2. Fenomena Kekumuhan
terdapat di wilayah Kecamatan Lempuing dan Lempuing Jaya, Sedangkan Podsolik
berwarna coklat kekuningan di jumpai di kecamatan Cengal. Selain Podsolik di kecamatan
Tabel masalah di kawasan prioritas
Cengal terdapat jenis tanah Latosol berwarna Coklat dan Litosol. Untuk seri tanah Latosol
yang berwarna merah kekuningan agihannya tidak begitu luas dan terutama tersebar di
Kecamatan Pangkalan Lampam. Jenis tanah yang agihannya tidak terlalu luas namun lebih
beragam pada umumnya dijumpai di kawasan barat Kabupaten OKI. Di Kecamatan SP
Padang dan Jejawi dapat ditemukan jenis tanah litosol dan latosol coklat, serta glei humus
dan organosol. Kecamatan Teluk Gelam dan Kayuagung di dominasi oleh glei humus dan
organosol, sedangkan Kecamatan Tanjung Lubuk memiliki jenis tanah Alluvial Hidromorf
dan Hidromorf Kelabu .
c. Kondisi Hidrologi

Berdasarkan daerah Aliran Sungai (DAS), wilayah OKI dapat dibedakan menjadi tiga sistem
yaitu DAS Musi yang meliputi sub DAS Komering dan arah aliran ke Sungai Musi, DAS
Bulurarinding yang meliputi Sub DAS Sugihan dengan sungai utama Sugihan, Batang dengan
sungai utama Sungai Batang, Riding dengan sungai utama Sungai Batang, Lebong Hitam
dengan sungai utama Sungai Lebong Hitam, Lumpur dengan sungai utama Sungai Lumpur,
Dilihat dari permasalahan yang ada di Desa Tulung Selapan Ilir, memang sangat banyak yang harus dilakukan Jeruju dengan sungai utama Sungai Jeruju. Arah aliran ke Selat Bangka dan Laut Jawa, dan
untuk menangani permasalahn yang ada. Dari 7 indikator yang ada disetiapnya memang harus ada penanganan
DAS Mesuji yang meliputi Sub DAS Mesuji Hulu, Padang Mas Hitam dan Mesuji dengan
terutama di bidang Air minum,persampahan, proteksi kebakaran.
sungai utama Sungai Mesuji. Sub DAS Komering mencakup wilayah Kecamatan Mesuji
Makmur bagian barat, Lempuing, Tanjung Lubuk, Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Kota
3. Kondisi Fisik Dasar Kayuagung, Pampangan bagian utara, SP Padang, dan Kecamatan Jejawi. Sungai –sungai
yang membentuk Sub DAS Sugihan dan Sub DAS Batang mengaliri wilayah Kecamatan Air
a. Kondisi Topografi Tulung Selapan berupa pantai, beting, lebak rawah dan Talang. Kondisi
Sugihan; sedangkan Sub DAS Riding dan Sub DAS Lebong Hitam meliputi wilayah
geografis yang berupa bentang alam pantai, lahan basah dan tanah kering berbukit yang di
Kecamatam Tulung Selapan dan Sub DAS Jeruju berkembang di wilayah Kecamatan Cengal
kelilingi rawah memberiwarna pada mata pencaharian penduduknya.
dan sebagian di Kecamatan Sungai Menang. Disamping sistem sungai, di wilayah OKI banyak
b. Kondisi Tanah terdapat danau, di antara yang cukup besar adalah Danau Deling di Kecamatan Pangkalan

Jenis tanah di wilayah OKI meliputi beberapa jenis mulai dari glei humus dan organosol, Lampam, Danau Air Nilang di Kecamatan Pedamaran, Danau Teluk Gelam yang saat ini
latosol, litosol, podsolik, alluvial hidromorf, sampai hidromorf. Sedangkan jenis tanah yang sudah dikembangkan menjadi salah objek tujuan wisata di Kabupaten OKI dan Teloko di Kota
paling dominan agihannya adalah glei humus dan organosol yang berasosiasi dengan air. kayuagung. Disamping sungai dan danau, dalam sistem hidrologi di Kabupaten OKI terdapat
Litosol dan podsolik. Tanah glei humus dan organosol (+ air) tersebar luas terutama di
lebak, yang kuantitas airnya sangat tergantung dengan musim. Pada masa musim kemarau
wilayah Kecamatan Air Sugihan dan Tulung Selapan. Jenis tanah ini merupakan endapan
rawa. Untuk jenis latosol dijumpai di kecamatan Pampangan dan Pedamaran. Di daerah ini airnya kering, dan saat musim hujan terendam air. Di dalam sistem lebak ini terdapat bagian
Latosol berwarna coklat kemerahan. Seri tanah Podsolik dan hidromorf dapat di jumpai yang dalam dan tidak pernah kering airnya, yang di masyarakat Kabupaten OKI dikenal
agihannya di Kecamatan Mesuji, Mesuji Makmur dan Mesuji Raya. Secara umum jenis
dengan istilah Lebak Lebung. Biasanya kawasan lebak lebung ini memiliki sumberdaya ikan
tanah memperlihatkan warna coklat.
yang besar dan potensial untuk dikembangkan untuk kawasan budidaya perikanan air tawar
Jenis tanah yang lain dan tergolong cukup luas agihannya adalah Podsolik berwarna kuning
yang dijumpai di kecamatan Sungai Menang. Podsolik berwarna kuning dan hidromorf
4. Kondisi Fisik Binaan

d. Kondisi Geologi a. Peruntukan Tanah ( Land Use )

Di daerah penyelidikan tersingkap sedimen yang berumur Tersier dan Kuarter. Sedimen untuk peruntukan lahan di Desa tulung Selapan Ilir di bagi beberapa bagian:
Tersier terdiri dari Formasi Air Benakat, Muaraenim dan Kasai, sedangkan endapan 1. Tanah Rawah/Basah sebesar 8.700 Ha
Kuarter berupa Endapan Rawa. 2. Tanah Perkebunan sebesar 1.400 Ha
3. Lahan Fasilitas Umum sebesar 30Ha
Formasi Air Benakat adalah batuan tertua yang tersingkap, membentuk bukit relief rendah Data tersebut berdasarkan Profil Desa tulung selapan ilir tahun 2019
di sebelah timur dan tenggara daerah penyelidikan. Litologinya terdiri dari batupasir kelabu
kehijauan, berbutir halus, berselingan dengan batulanau, batulempung dan serpih; berumur
Miosen Tengah.

Formasi Muaraenim diendapkan secara selaras di atas Formasi Air Benakat; litologinya
terdiri dari batulempung berselingan dengan batupasir lempungan berwarna kelabu
kekuningan dan batupasir tufaan kekuningan; berumur Miosen Akhir sampai Pliosen yang
menempati bagian tenggara-selatan daerah penyelidikan.

Formasi Kasai tersingkap di bagian timur berupa perbukitan rendah memanjang utara-
selatan, sedangkan di bagian utara membentuk bukit yang juga berrelief
rendah memanjang timur-barat. Litologinya terdiri dari tuf berwarna kekuningan berbutir
halus-kasar, batupasir tufaan, kelabu kekuningan, mengandung kerikil oksida besi ;
berumur Pliosen.

Endapan Rawa berumur kuarter terdiri dari pasir halus berwarna kelabu terang hingga
kotor dan gambut ; menempati 65% luas daerah penyelidikan. Dibatasi oleh empat tanggul
sungai yang berada di daerah penyelidikan, diendapkan secara tidak selaras di atas endapan
tersier.
5. Kondisi Sosial Ekonomi pola pikir melalui pembangunan di bidang infrastruktur yang diharapkan akan semakin
menurunnya kawasan kumuh menjadi 0 Ha, sehingga dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat
a. Kondisi Demografi
semuanya.
Desa tulung selapan ilir terletak di kecamatan tulung selapan kabupaten Ogan Komering
C. Kondisi Ekonomi
Ilir. Dimana penduduk desa Tulung Selapan Ilir terdiri dari berbagai suku, Yaitu Suku
Kegiatan perekonomian yang terdapat di Desa Tulung Selapan Ilir di dominasi oleh kegiatan
Jawa, Komering, Palembang dan Melayu.
pertanian dan perdagangan. Untuk pertanian dan perdagangan yang ada di wilayah prioritas di
(Tabel Penduduk Desa Tulung Selapan Ilir, data dari Baseline 2020) dominasi oleh masyarakat, selain itu masyarakat diwilayah prioritas juga terdapat warung yang
tersebar di tengah-tengah permukiman penduduk. Untuk warung itu sendiri sampai saat ini hanya
memenuhi kebutuhan penduduk skala lingkungan.

PETA

B. Kondisi Sosial Kemasyarakatan

Salah satu faktor yang menentukan kondisi masyarakat itu sendiri, dimana proses terbentuknya
prilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor sosial budaya, bila
faktor tersebut telah tertanam dan terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masyarakat ada
kecendrungan untuk merubah prilaku yang telah terbentuk tersebut sulit untuk dilakukan. Untuk
itu, cara mengatasi dan memahami suatu masalah kawasan kumuh masyarakat harus merubah
6. Analisa Kebutuhan Infrastruktur, Ekonomi, Sosial (SEL) 70% 2 s/d 3 bermitrap yang dapat souvenir
Orang dan 30% 4 - Anggota KSM adapihak meningkatka
s/d 5 OrangS bias lain n - Mengadakan
salingmembe keterampila pelatihandanp
Jawaban Tiap Hasil Kajian dan Analisis - Kecenderungan rikanberbaga - Kekurann n anggota embinaanseca
Pentagon
No Sub Aspek jenis penyakit iinformasises gnantena KSM rarutindari
al Aset Potensi Masalah Kebutuhan Kegiatan
Pentagonal yang uaikebutuha gakerjaya program
kemungkinan nusahamere ng - Tersedianya KOTAKU,
a b c D E f g diderita adalah ka ahlidancu berobat Disperindag,
penyakit pegal aca yang gratis diskop,
1 Sumber - Tingkat - Anggota KSM - Anggota - Pembinaan - Pembinaan
linu, batuk dan - Usaha KSM ektrim daripemerint Dinkes,
Daya pendidikan rata-rata KSM atau berkala dari flu Dinketahanpa
merupakan ah (kartu
Manusia anggota KSM sudah bisa dengan pemberian dinas ngan.seseaide
jenis usaha - Fasilitaske KIS, BPJS)
(SDM) berbeda, yaitu membaca pendidika informasi perindustrian, - Puskesmas/Klinik ngankebutuha
potensialdan sehatante
70% SMA, 20% dan n SD mengenai koperasi,perb masih menjadi n KSM
mudah di rkadangk - Belummaksi
SMP, dan 10% SD menghitung rentan usaha yang ankan,Disnake
pilihan prioritas terimamasya urangme malnyapelati (menjahit dan
yang semuanya ditipu dilakukan r,keamananpa dalam berobat keterampilan
rakat madai handanpem
termasuk data konsumen ngandankeseh membuat
MBR atan,tataboga, binaanusaha
- Melakukan - Masyarakats - Kurangny secararutind souvenir,tatab
program - Biayaberobatang ogakulinernus
- Usaha KSM - Hargabah usaha udahmenger aketeram ariberbagaip
- Mata KOTAKU gota KSM 15%
termasuk anbaku tambahan tidanpahamd pilanpeng ihakpemerin antara)
pencaharian menggunakanob
usaha yang pengolahan enganfasilita emasanda tahan
anggota KSM - Adanyaperalat attradisional,
potensial selalunaik daging sdaripemerin n rasa - Sosialisasi dan
100% jenis an yang bias 85% anggota
dengan ikanygbisaa tah produk. penyuluhan
pengolahangand mendukungun KSM berobat
bahanbakug wet. Serta tentang PHBS
um, tukpenyimpan menggunakan KIS
andum, sagu, - Usaha - Masyarakats kurangny secara
saguminyak,ikang anbahanbaku
ikangiling, yang - Mendapatka udahmenger ajugakete berkelanjutan
iling,sayurandanb yang
minyakgoren dilakukan n usaha - 100% anggota tiandanpaha rampiland
erdagang terkadangmen
g, kelapa, hanya sampingan mtentangkeb alammem - Mengadakan
galamikenaika KSM belum
ikan, sebataspr utuhanusaha buatberan pelatihan
nmelonjak pernah
- Jumlah sayurmayurd oduksima - Dibutuhkan mereka yang ekaragam danpembinaa
mendapatkan
pendapatan anmudah di kanankala sejenis akan di bentukma npada
pelatihan
anggota KSM dapat nganmasy kegiatan - Pengadaan kembangkan kanan KSMsehingga
keterampilan
rata-rata arakatum yang dapat pelatihan yang dapat
yang berkaitan
sebesar> Rp umsaja memberday pengolahanba dapatmen menambah
- Jumlah dengan usaha
3.500.000,- per akan hanbakugamd aikminatk skill dan
tanggungan onsumen percaya diri
bulan anggota um, ikan,gula,
yang cukup - Banyakny anggota
keluarga minyak,dll
usia bisa a
direkrut tanggung - Aneka
- Pembinaan - Mengadakan
menjadi an kulinermakan
atau pelatihan
- Rata-rata tenaga kerja berdampa an,
pemberitahu yang
pengeluaran k pada jajananpasar,p
an tentang berhubungand
anggota KSM - KSM besarnya elatihan
kesehatan engankebutuh
sebesar >Rp mengerti pengeluar menjahit,
secara terus an
3.000.000,- per untuk an rumah keterampiland
menerus KSMpengolah
bulan menjaga tangga ll
antatabogakul
keberlangsu
- Tersedia iner yang baik,
nganusaham - AnggotaK
program menjahit dan
- Jumlah erekamelalu SM
atau keterampilan
tanggungan kanpromosiu belumbisa
kegiatan membuat
anggota KSM saha semuanya
2 Sosial - KSM melakukan - Menjadi - Menjadi ajang - Menjadi ajang sebesar - KSM
pertemuan rutin ajang silaturahmi silaturahmi dan maksimalRp - KSM hanyamenu - Tertibnyamem - Pengolahanbah
sebulan sekali silaturahmi - Terkendala dan berbagi berbagi 3.000.000 per maumembua nggubantua bayarangsura anbakumenjadi
pada saat dan berbagi jumlah informasi informasi serta orang tpembukuan nuntukmel n produktidakde
pengembalian informasi tanggungan serta pengalaman denganpola akukankerj nganhargayang
angsuran serta dengan pengalaman yang mudah asama stabildantidakb
- Perlunyakartu
pinjaman pengalaman status wajib - Pembayaran di erubah –ubah
pembayarana
belajar. angsuran KSM mengertidan - Harga- ngsuran agar
- Selama ini KSM - KSM Sebenarnya - Tersedianya secara rutin sederhana hargabakus - Belajarsecararu
terlihatdenga
tidak pernah selaluberbagi ingin program atau - Pelatihandanpe dilakukan
mbinaansecara elaluberuba njelasjumlaha tintentangpem
terjadi informasiten menabung kegiatan sebulan sekali - KSM bias hmengalam bukuanksmtan
rutinterhadapk ngsuran yang
permasalahan tangkebutuh tetapi tidak untuk
sm yang menambah ikenaikanha telah di pabosendanme
antar anggota anksmpenge cukup menambah modal rga ngeluh
belummahir di - KSM melakukan laksanakan
mbanganusa untuk pendapatan pinjamanseb
bidangkeahlian pembayaran KSM
ha memenuhi esarmaksima
usahanyaconto kepada UPK - KSM - Mendapatkanp
kebutuhan - Dilakukan lRp.
nya menjahit, secara tunai sulitdanmal - Tersedianya enambahan
sehari-hari pendampinga 5.000.000,-
- KSM memiliki - Ada keterampilan asmembuat program atau modal agar
n dalam
aturan bersama membuat - Hingga saat ini pembukuan kegiatan KSM
perjanjian - Terkendala membuat
secaratertulisdan agar disiplin waktukuran pembukuan souvenir. KSM belum - Agar KSM untuk bekerja menerimatamb
dilakukanbersam Membuatanek melakukan kerja lebihtertibm - Kurangnya sama dengan ahan modal
dalam gnyakontrol embayar
a membayar danpengelo amakananjajan sama dengan modal berbagai
laankeuang - Pinjaman anpasar pihak lain, selain usahasehin pihak dalam - Merescedulean
modal usaha KOTAKU - Memudahka ggamembat mengembang ggota KSM
anusaha
- KSM menabung - Tabungan lebih tinggi - Penyepakatank n UPK asiruangger kan usaha ygmenunggak
sebagaisimp KSM
sebesar Rp embaliaturanb menghitunga akanggota
15.000 per orang anan KSM
ersama. ngsuran KSM KSM - - Konsekuendala
per bulan penambahan - Seringnyam dan bias
modal serta elesetwakt Diberlakukanny mpembayarana
asanksibagi memberikan - Agar ngsuran KSM
bias upembayar - Tersedianya tambahanpe
jadijaminanp ankarenaha KSM yang mengetahui
program atau rgulirankemb
telatmembayar anggota - Mampubekerja
injaman silpenjualan kegiatan alipada KSM
- 100% anggota danmenunggak KSM samadenganpi
mengalami untuk bekerja yang
KSMbelummemili - Tingkat kerugianda sama dengan ygmenungg hakluardanper
masukdalam ak usahaan
ki rekening pengembalia nuangnyate berbagai
- Pertemuan daftartunggu
tabungan n tinggi rlanjurterpa pihak dalam
pribadi/bank (lancar kaiuntukke rutin KSM dan - Tidaksemua - Mampubekerja
mengembang
pembinaan - KSM anggotame samadenganpi
dalam butuhanru kan usaha
membuat merupakanu mbayartep hakluar,
mengangsur) mahtangga
- KSM melakukan pembukuan, saha yang atwaktu perusahan
- Persediaanba
pencatatan pengelolaantab beragamdan (CSR) yang
- Adanyaniat hanbakuselalu
minimal sekali - KSM ungan KSM dapatdikemb - KSM hanya berada di
untukmena tersediadenga
dalam sebulan merupakan angkan menunggu lingkunganters
bungakante nhargastabil
usaha sejenis bantuan ebut
tapikurang - Penambahan
- 10% KSM saat ini dengan untuk
nyauang - Pembukuan modal usaha
memiliki macam- melakukan
yang KSM yang
pembukuanseder macam jenis kerja sama
dihasilkans menarikdanm - Pengadaan
hana ikan, ehinggatida udahpengerja bahanbakupem
gandum,
kterlaksana annya buatanmakana
sagu,
kandengan njajanpasar,
- Pinjaman yang minyak, baik
dagingsapigil - Mendapattam pelatihan
diterima anggota
ing bahan dana menjahitdll
KSM saat ini 90%
4 Keuanga - Jumlah aset - Jenis usaha - Tingkat - Pinjaman -
n usaha yang olahan juga keuntungan modal kerja Bermitadenganpi
dimiliki anggota termasuk masih kecil yang hakpemerintah
3 Infrastuk - Anggota KSM - Tempa - Tempat - Tersedianya - Pengadaan KSM 98% masih usaha yg sehingga lebihmemadai yang
tur belum memiliki tusaha yang tempat usaha tempat usaha rendah dibawah potensial hanya dapatmembinaus
tempat usaha di kurang yang memadai yg lebih layak Rp 10.000.000,- cukup - Tersedianya aha KSM
yang memadai, rumah memadai dan akses jalan - Berinovasiu untuk kegiatan yang
yakni 85% di sendiri rentan yg lebar - Rata-rata omset ntukmena memenuhi mampu - Mengadakan
rumah sendiri dapat terhadap sehingga anggota KSM mbah kebutuhan meningkatkan pelatihan
dan 15% di pasar mendo bahaya memudahkan dibawah modal rumah keuntungan membuat
- Tersedia alat
permanen/ ruko rong yang bisa konsumen dan Rp 5.000.000 per usaha tangga usaha atau beranekakuejaj
modern dalam
KSM mengakibat pemasaran bulan membuat ananpasar
proses
- Jenis alat dalam kan usaha - Segeramela - Terhambat usaha ,serta
membuat
produksi yang meme kerugian - Berdasarkan kukanpengr nya proses sampingan keterampilan
kemplang
digunakan 80% nuhike (misalnya omzet, maka ekrutanten produksida membuat
sehingga lebih - Pengadaan
tradisonal dan butuha terjadi persentase agakerja npeningkat - Tenagakerjase souvenir untuk
mudah dalam oven pengering
20% secara nkonsu banjir, keuntungan yang anpenghasil suaidenganko skill tambahan
memproduksi kemplang
tradisional men di jalanrusak) usaha perbulan berpotensi anpenghidu ndisi
kemplang dikarenakan
lingkun 98% < 10% di panpendap KSMbergerak - Pelatihanpemb
gansek - Terkait cuaca yg tidak
bidangprod atanrumaht di ukuandanadmi
itarnya peralatan menentu
- Anggota KSM ukygakan angga bidangproduk nistrasiusaha
. yg kurang saat ini 85% tidak di produksi siusaha KSM KSM
mengakibat memiliki - Tenaga
kan agak pembukuan dan - Merekame kerjabelum - Perlunyabelaj - Berusahamemil
terhambatn 15% memiliki ngertitenta adasehingg arpembukuan ikikendaraanba
ya proses pembukuan ngpembuk apekerjaan sederhanasec ruuntukmenam
produksi usaha sederhana uan yang di ararutinsehing bah asset
sederhanad kerjakansen gapahampem
- Aset pribadi andapatme diri bukuan
anggota KSM ngetahuike
diluar usaha untungan - KSM yang - Perlunyakend
berupa motor yang belummeng araan yang
sebesar 99% merekaper ertipembuk barudanlebih
oleh uanmalasd memadai
antidakada
- Memperlan waktukaren
carjaringan acapek
usaha di
berbagaiwil -
ayah Terbatasnyap
roduk yang
pasarkan
- Aset yang
dimiliki bisa
dijadikan
agunan
apabila
ingin
meminjam
untuk
penambah
an modal
5 Sumber - Pola usaha - Bahan - Prod - KSMwaji - Pelatihan
Daya anggota KSM bakum uk bberino ,keteram
Alam 45% sangat udah yang vasibent pilandan
tergantung pada di dipro ukdan pembina
alam, 50% perole duksi rasa anpengol
tergantung alam h muda ahanpro
dan teknologi KSMde h di - Distribu duklebih
dan 5% modern nganh tirum tor kreatifbai
(teknologi) arga asyar tetapse ksecarap
yang akatl hingga engolaha
- Bahan baku terjang uas KSM n rasa,
anggota KSM kauses tidakper bentuk,
85% uaiang - Kondi lukhawa packing
menggunakan garan sicua tirdalam danpema
bahan baku lokal dana ca memikir saran
25%-50% dan penga yang kanbaha
15% daanb tinda nbaku - Keteram
menggunakan ahanb kmen pilanpen
bahan baku > aku duku golahanb
50% ng ahan-
bahan
- Bahan yang lain
bakum sehingga
udah adainova
di sidankon
dapat sumentid
akjenuh
BAB V RENCANA PENANGANAN PERMUKIMAN
KUMUH

1. Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh


(4 (Empat) Variabel Skenario Penanganan Perumahan dan Permukiman Kumuh)

No

Variabel Keterangan

Skenario kelembagaan merupakan model lembaga- lembaga yang


terlibat di dalam pengembangan kawasan perizinan yang berupa :

a.
1 Kelembagaan Perencanan b.
Perizinan
Penyediaan infrastruktur diskenariokan untuk pelayanan yang bersifat
c.
basicneed dan developmentalneed. Setiap cluster permukiman wajib
Pelaksanaan
terlayani olehd.sistem infrstruktur kawasan dan sistem kota. Oleh
2 Infrastruktur Pembiayaan
karena itu perlu dilakukan kajian dan penyususnan layout kapasitas,
Pembiayaan adalah faktor
dimensi infrastruktur yang kunci
sesuaiuntuk
untukpenanganan perumahan
kawasan permukiman
e. Pengawasan dan pengendalian
dan permukiman kumuh. Pemerintah memiliki kekuatan fiansial
3 Pembiayaan yang cukup dan masyarakat memiliki peran untuk menjalankan
kegiatan penanganan
Lahan selalu menjadi isupenuntasan
sensitif di ini
kalangan masyarakat, oleh
karenanya pemerintah harus berperan aktif untuk menyelesaikan
ketersediaan lahan. Jika tidak, mka akan menimbulkan dampak negatif
terhadap efektifitas penyediaan infrastruktur. Sebagai contoh, jika
Penyediaan pemerintah tidak berperan aktif maka yang
4
Lahan

Terjadi adalah timbulnya lahan-lahan ilegal yang ditempati masyarakat (

bantaran sungai, TNKS, sempadan rel kereta api)


2. Skenario Penanganan dan Pentahapan (SEL)
Dalam pengembangan perumahan & kawasan Permukiman terdapat empat variabel yang
sangat penting, yaitu Kelembagaan, infrastruktur, pembiayaan & penyediaan lahan

(Road Map Penanganan Perumahan & Penuntasan Permukiman Kumuh)


3. Matrik Investasi Program SEL

DATA INVESTASI PRIORIRAS KEGIATAN INFRASTRUKTUR 5 TAHUN


DESA TULUNG SELAPAN ILIR

Tahun Pelaksanaan
No Kegiatan Lokasi Volume Estimasi Biaya Alokasi Dana Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024
1 Pembangunan Jalan Baru RT.001-RW.000 200 M 200,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
2 Pembangunan Jalan Baru RT.002-RW.000 810 M 810,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
3 Pembangunan Jalan Baru RT.003-RW.000 430 M 430,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
4 Pembangunan Jalan Baru RT.005-RW.000 105 M 105,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
5 Pembangunan Jalan Baru RT.006-RW.000 70 M 70,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
6 Pembangunan Jalan Baru RT.007-RW.000 150 M 150,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
7 Pembangunan Jalan Baru RT.008-RW.000 200 M 200,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
8 Pembangunan Jalan Baru RT.009-RW.000 500 M 500,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
9 Pembangunan Jalan Baru RT.0012-RW.000 150 M 150,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
10 Pembangunan Jalan Baru RT.014-RW.000 100 M 100,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
11 Rehabilitasi Jalan RT.002-RW.000 580 M 580,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
12 Rehabilitasi Jalan RT.003-RW.000 410 M 410,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
13 Rehabilitasi Jalan RT.004-RW.000 400 M 400,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
14 Rehabilitasi Jalan RT.005-RW.000 50 M 50,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
15 Rehabilitasi Jalan RT.007-RW.000 421 M 421,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
16 Rehabilitasi Jalan RT.008-RW.000 118 M 118,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
17 Rehabilitasi Jalan RT.009-RW.000 220 M 220,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
18 Rehabilitasi Jalan RT.010-RW.000 50 M 50,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
19 Rehabilitasi Jalan RT.012-RW.000 150 M 150,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
20 Rehabilitasi Jalan RT.014-RW.000 30 M 30,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
21 Rehabilitasi Jalan RT.015-RW.000 200 200,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
22 Rehabilitasi Jalan RT.016-RW.000 300 300,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
23 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.001-RW.000 126 KK 189,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
24 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.002-RW.000 171 KK 256,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
25 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.003-RW.000 120 KK 180,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
26 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.004-RW.000 104 KK 156,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
27 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.005-RW.000 41 KK 61,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
28 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.006-RW.000 48 KK 72,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
29 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.007-RW.000 209 KK 313,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
30 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.008-RW.000 107 KK 160,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
31 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.009-RW.000 129 KK 193,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
32 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.010-RW.000 85 KK 127,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
33 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.012-RW.001 10 KK 15,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
34 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.013-RW.000 63 KK 94,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
35 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.014-RW.000 72 KK 108,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
36 Rehabilitasi Drainase RT.003-RW.000 60 M 60,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
37 Rehabilitasi Drainase RT.005-RW.000 20 M 20,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
38 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.001-RW.000 66 kk 80,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
39 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.002-RW.000 111 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
40 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.003-RW.000 60 kk APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
41 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.003-RW.001 104 KK √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
42 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.006-RW.000 29 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
43 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.007-RW.000 179 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
44 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.008-RW.000 47 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
45 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.009-RW.000 69 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
46 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.009-RW.001 16 KK √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
47 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.001-RW.000 66 kk 500,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
48 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.002-RW.000 111 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
49 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.003-RW.000 9 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
50 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.004-RW.000 104 KK √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
51 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.006-RW.000 29 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
52 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.007-RW.000 178 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
53 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.008-RW.000 46 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
54 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.009-RW.000 68 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
55 MKC/Sanitasi/Ipal RT.001-RW.000 96 kk 72,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
56 MKC/Sanitasi/Ipal RT.002-RW.000 81 kk 60,750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
57 MKC/Sanitasi/Ipal RT.003-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
58 MKC/Sanitasi/Ipal RT.004-RW.000 104 KK 78,000,000 APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
59 MKC/Sanitasi/Ipal RT.005-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
60 MKC/Sanitasi/Ipal RT.007-RW.000 19 kk 14,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
61 MKC/Sanitasi/Ipal RT.008-RW.000 7 kk 5,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
62 MKC/Sanitasi/Ipal RT.014-RW.000 7 kk 5,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
JUMLAH 8,468,500,000
- Sinkronisasi skenario penanganan permukiman kumuh kelurahan/desa dengan skenario
penanganan permukiman kumuh tingkat kabupaten/kota (Konsolidasi RPLP dengan
RP2KPKP).

Konsep dan strategi pencegahan serta peningkatan kualitas permukiman kumuh dirumuskan

berdasarkan kendala yang dihadapi saat ini serta kebutuhan dimasa mendatang pun perlu dirumuskan

untuk dijadikan pijakan dalam pencapaian kota bebas kumuh. Salah satu kendala yang dihadapi saat

ini terkait dengan permukiman adalah kualitas infrastruktur dan prasarana permukiman yang kurang

layak serta tingginya kepadatan bangunan. Konsep dan strategi penanganan yang bisa ditawarkan

adalah dengan menyiapkan dukungan kawasan permukiman, membangun dan meningkatan kualitas

infrastruktur permukiman, melakukan penataan bangunan di sempadan sungai, meningkatan kualitas

bangunan serta lingkungan permukiman, mengintegrasikan permukiman sebagai bagian dari

pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa.

Disamping kendala diatas, beberapa kendala yang dihadapi kawasan adalah pengelolaan permukiman

yang tidak sehat, kurangnya partisipasi kelembagaan dan partisipasi masyaarakat dalam

pembangunan, terbatasnya sarana dan prasarana lingkungan permukiman dan masalah-masalah lain

yang berpengaruh pada lingkungan permukiman. Berikut adalah Konsep dan strategi pencegahan

serta peningkatan kualitas permukiman kumuh sampai dengan pencapaian kota bebas kumuh skala

kota. Untuk lebih jelasnya mengenai konsep dan strategi pencegahan serta peningkatan kualitas

permukiman kumuh dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan Peta strategi Pencegahan dan Peningkatan

Kualitas Permukiman Kumuh Skala Kota


Fungsi Skala Pelayanan dan Arah PengembanganInfrastruktur di Kabupaten
4. Master Plan Keterpaduan Program Ogan Komering Ilir

Sistem Pusat Fungsi Dan Sekala Arahan Pengembangan


No
Kegiatan/Pelayanan Pelayanan Infrastuktur
Pusat utama, sekala
pelayanan meliputi seluruh
Kecamatan (18 Fasilitas pelayanan publik
Kecamatan) dan tingkat Kabupaten, dan jasa
1 PKW Kayuagung Kecamatan sekitarnya jaringan jalan darat yang
yakni Kecamatan Kota terintegrasi serta infrastruktur
Kayuagung, Pedamaran, perkotaan
Pedamaran Timur, Teluk
Gelam, Tanjung Lubuk
Pusat utama, sekala
pelayanan meliputi
beberapa kecamatan di
sekitarnya yakni
Kecamatan Lempuing,
Lempuing Jaya, Mesuji, Fasilitas pelayanan publik,
2 PKL Tugumulyo Mesuji Makmur, Mesuji fasilitas pelayanan saprotan,
Raya. Dan dapat melayani jaringan jalan darat
beberapa Kecamatan lain
baik di dalam Kabupaten
Ogan Komering Ilir seperti
Sungai Menang dan
Pedamaran Timur.
Pusat utama, skala
Fasilitas pelayanan publik,
pelayanan meliputi
fasilitas pelayanan saprotan,
beberapa kecamatan di
jaringan transportasi yang
sekitarnya yakni
3 PKLp Tulung Selapan terintegrasi antara
Kecamatan Tulung
trasnportasi darat dan air
Selapan, Air Sugihan,
(dermaga pindah moda)
Pangkalan Lampam,
Cengal, Sungai Menang
Pusat utama, sekala
pelayanan meliputi
Fasilitas pelayanan publik,
beberapa kecamatan di
4 PKLp Jejawi fasilitas pelayanan saprotan,
sekitarnya yakni
jaringan jalan darat
Kecamatan Jejawi, Sirah
Pulau Padang, Pampangan
Fasilitas pelayanan publik,
fasilitas pelayanan saprotan,
Pusat utama, sekala
jaringan transportasi yang
pelayanan meliputi desa-
5 PPK Cengal terintegrasi antara
desa yang ada dalam
trasnportasi darat dan air
kecamatan
(dermaga pindah moda)

Pusat utama, sekala


Fasilitas pelayanan publik,
pelayanan meliputi desa-
6 PPK Tanjung Lubuk fasilitas pelayanan saprotan,
desa yang ada dalam
jaringan jalan darat
kecamatan
Pusat utama, sekala
PETA RENCANA Fasilitas pelayanan publik,
pelayanan meliputi desa-
7 PPK Sriguna fasilitas pelayanan saprotan,
desa yang ada dalam
jaringan jalan darat
kecamatan
Pusat utama, sekala
Fasilitas pelayanan publik,
pelayanan meliputi desa-
8 PPK Terate fasilitas pelayanan saprotan,
desa yang ada dalam
jaringan jalan darat
kecamatan
Pusat utama, sekala Fasilitas pelayanan publik,
9 PPK Menang Raya
pelayanan meliputi desa- fasilitas pelayanan saprotan,
Sistem Pusat Fungsi Dan Sekala Arahan Pengembangan Sistem Pusat Fungsi Dan Sekala Arahan Pengembangan
No No
Kegiatan/Pelayanan Pelayanan Infrastuktur Kegiatan/Pelayanan Pelayanan Infrastuktur
desa yang ada dalam jaringan jalan darat Rejo, Rantau Durian 1
kecamatan dan Muara Burnai 1.
Pusat utama, sekala (PPL)
Fasilitas pelayanan publik,
pelayanan meliputi desa-
10 PPK Sumber Hidup fasilitas pelayanan saprotan,
desa yang ada dalam
jaringan jalan darat
kecamatan
Pusat utama, sekala
Fasilitas pelayanan publik,
PPK Pangkalan pelayanan meliputi desa-
11 fasilitas pelayanan saprotan,
Lampam desa yang ada dalam
jaringan jalan darat
kecamatan
Pusat utama, sekala Rencana Jaringan Jalan Darat dalam Kabupaten Ogan Komering Ilir
Fasilitas pelayanan publik,
pelayanan meliputi desa-
12 PPK Pampangan fasilitas pelayanan saprotan, No. Fungsi dan Status Jalan Rencana Ruas Jalan
desa yang ada dalam
jaringan jalan darat
kecamatan
Pusat utama, sekala a. Celikah (Batas Kota Kayuagung) – Jalan
Fasilitas pelayanan publik,
pelayanan meliputi desa- Sulaiman Raden Anom (Kayu Agung - Muara
13 PPK Catur Tunggal fasilitas pelayanan saprotan,
desa yang ada dalam
kecamatan
jaringan jalan darat Baru – Talang Pangeran (Teluk Gelam) –
Pusat utama, sekala Lubuk Seberuk (Lempuing Jaya) – Tugumulyo
Fasilitas pelayanan publik, 1. Arteri Primer
14 pelayanan meliputi desa- (Lempuing) – Surya Adi (Mesuji) – Pematang
PPK Kemang Indah fasilitas pelayanan saprotan,
desa yang ada dalam Panggang (Mesuji) – Batas Provinsi Lampung
jaringan jalan darat
kecamatan
Pusat utama, sekala
(jalan lintas timur);
Fasilitas pelayanan publik,
pelayanan meliputi desa-
15 PPK Sungai Menang fasilitas pelayanan saprotan,
desa yang ada dalam
jalan darat yang terintegrasi
kecamatan
Pusat utama, sekala a. Jalan bebas hambatan yang meliputi ruas
Fasilitas pelayanan publik,
pelayanan meliputi desa- jalan Celikah ( Kayu Agung) – Terusan Laut
16 PPK Kertamukti fasilitas pelayanan saprotan,
desa yang ada dalam
jalan darat yang terintegrasi (Sirah Pulau Padang) – Pedu (Jejawi) –
kecamatan
Pusat utama, sekala Palembang dan Ruas Kayu Agung; (Jalan
Fasilitas pelayanan publik,
pelayanan meliputi desa- Rencana Jalan Bebas alternatif menghubungkan ke ibukota
17 PPK Lubuk Seberuk fasilitas pelayanan saprotan, 2
desa yang ada dalam Hambatan provinsi/Palembang dan antar ibukota
jalan darat yang terintegrasi
kecamatan
provinsi serta mengurangi kemacetan Lintas
Pusat utama, sekala
Fasilitas pelayanan publik, Timur ruas Kayuagung-Inderalaya);
PPK Pematang pelayanan meliputi desa-
18 fasilitas pelayanan saprotan,
Panggang desa yang ada dalam
jaringan jalan darat
b. Rencana Jalan Bebas Hambatan Kayuagung –
kecamatan Menggala
Desa Pangarayan,
Pulau Gemantung,
Benawa, Mulyaguna, a. Celikah – Jalan Muchtar Saleh (Kayu
Srinanti, Burnai Timur, Agung) Jalan Merdeka – Jalan Nawawi /
Srigeni lama, Batu
Ampar, Ulak Jermun, Jalan M. Teguh - Jalan Makam Pahlawan
Muara Batun, (Jalan Letkol Singadekane, Kayu Agung)
Sukadarma, Keman,
Tapus, Perigi, Sungai b. Simpang Lubuk Seberuk (Lempuing Jaya) –
Bungin, Simpang Tiga Pusat utama sekala Sumbu Sari (Mesuji Raya) – Surya Adi Blok
Jaya, Simpang Tiga, pelayanan meliputi Fasilitas pelayanan publik, A (Mesuji);
19 Sukamulya, Bukit permukiman dan/atau fasilitas pelayanan saprotan, 3. Kolektor Primer
Batu/Margamulya, desa-desa yang ada jaringan jalan darat c. Simpang Munir – Tulung Harapan – batas
Sungai Lumpur, Sungai disekitarnya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur);
Jeruju, Sungai Ceper,
Bumi Pratama Mandira, d. Kota Kayu Agung – Sirah Pulau Padang –
Pancawarna, Pulau
Jejawi – Rambutan (batas Kabupaten
Geronggang,
Embacang, Balian Banyuasin) (jalan alternatif ke Kota
Makmur, Makarti Palembang);
Mulya, Kali Deras,
Kampung Baru, e. Simpang Talang Pangeran (Teluk Gelam) –
Karyajaya, Dabuk
No. Fungsi dan Status Jalan Rencana Ruas Jalan No. Fungsi dan Status Jalan Rencana Ruas Jalan

Tanjung Lubuk – batas Kabupaten Ogan (Pedamaran Timur);


Komering Ulu Timur; g. Dalam Kota Kecamatan Pedamaran;
h. Simpang Jambu Ilir – Jambu Ilir;
f. Sirah Pulau Padang – Pampangan – Lebung
i. Muara Baru – Batas Ogan Ilir;
Batang (Pangkalan Lampam) - Tulung
j. Simpang Sukadarmo – Sukadarmo;
Selapan;
k. Simpang Rawang Besar – Rawang Besar;
g. Kota Kayu Agung – Sepucuk – Sp 1 Sumber l. Simpang Pematang Kijang – Pematang
Hidup (Pedamaran Timur)- Tanjung Makmur Kijang – Padang Bulan;
– Kayu Labu – Talang Jaya (Sungai m. Semudim – Talang Cempedak – Lubuk
Menang); Ketepeng – Tanjung Aur – Pulau Layang;
h. Talang Jaya (Kec. Sungai Menang) – Cengal; n. Ulak Depati – Tapus – Pulau Layang;
o. Pulau Gemantung – Bumi Agung – Kota
i. Talang Jaya – Sungai Menang – batas Bumi – Tanjung Beringin;
Kabupaten Mesuji (Provinsi Lampung); p. Bumi Agung – Tanjung Laut – Ulak Batam –
j. Talang Jaya – Sp IV (Talang Makmur) – Juk dakdak;
Bumi Mandira - Rencana Pelabuhan Pantai q. Penyandingan – Muara Telang;
Timur; r. Tanjung Lubuk – Benawa – Sri Tanjung;
s. Pedamaran – Suka Pulih;
k. Simpang Bumi Agung (Lempuing) - Cahaya
t. Dalam Kota Kecamatan Tulung Selapan;
Maju – Cahaya Bumi – Sukaramah (Mesuji
u. Simpang Tiga – Sungai Lumpur;
Makmur) – Catur Tunggal – Cahaya Mas –
v. Ujung Tanjung – Simpang Tiga – Talang
batas Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur;
Rimba – Cengal;
l. Simpang Dabuk Rejo (Lempuing) – Kuta w. Simpang Pelimbangan – Pelimbangan;
Pandan (Lempuing) – Cahaya Tani – batas x. Cengal – Simpang Ulak Kedondong – Sungai
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur; Jeruju;
y. Simpang Ulak Kedondong – Ulak Kedondong
m. Lebung Batang – Talang Nangko – Batas
– Sungai Ketupak;
Kabupaten Banyuasin;
z. Simpang Sungai Pasir – Kuala Sungai Pasir;
n. Riding – Air Sugihan – batas Kabupaten aa. Kampung V Sungai Pasir – Sungai Sonor;
Banyuasin; bb. Lebung Batang – Dusun Barat – Sungai
o. Cengal – Simpang Tiga- Tulung Selapan; Bungin – Sukaraja – Pulau Beruang –
Petaling – Tulung Selapan;
p. Simpang Tiga – Sungai Lumpur; cc. Penanggoran Duren – Cambai;
q. Simpang Cinta Marga Batas Kabupaten Ogan Ilir. dd. Simpang Kayuara – Kayuara;
ee. Pangkalan Lampam – Lirik – Talang Daya –
r. Jalan Wahyuni Mandira- Srigading – Gajah
Air Rumbai;
Makmur – SP. 8 Kab.Mesuji Wiralaga
ff. Simpang Rimba Samak – Rimba Samak;
(provinsi Lampung)
gg. Riding – Sunggutan – Riding;
hh. Secondong – Jermun;
ii. Deling – Serdang;
a. dalam Kota Kayu Agung (diluar jalan jj. Riding – Toman;
kolektor primer); kk. Simpang Pulauan – Pulauan;
b. Jua-Jua – Muara Baru; ll. Pampangan – Menggeris;
4. Lokal Primer c. Simpang Lubuk Dalam – Lubuk Dalam mm. Muktisari – Rantau Durian;
d. Simpang Kijang (Kota Kayu Agung) – nn. Bumi Agung – Sumber Agung – Tebing
Terusan Menang (Sirah Pulau Padang); Suluh;
e. Srinanti – Pedamaran – Sriguna (Teluk Gelam); oo. Sumber Agung – Kepayang – Mekar Jaya;
f. Pedamaran IV (Tanjung Nior) – Sepucuk pp. Tebing Suluh – Suka Maju;
No. Fungsi dan Status Jalan Rencana Ruas Jalan pengomposan sampah 1 unit; mobil sampah 4 unit; kontainer 26 buah, gerobak sampah 30 buah. Sistem
qq. Tebing Suluh – Cahaya Maju; pembuangan dengan menggunakan sistem “Open Dumping”.
rr. Bumi Arjo – Blok F;
ss. Tugu Jaya – Sei Belida;
tt. Tugu Agung – Sindang Sari; Untuk rencana pembangunan dan pengembangan pengelolaan persampahan di Kabupaten Ogan
uu. Simpang Panca Tunggal – Bumi Harapan – Komering Ilir, perlu dilakukan perhitungan jumlah timbulan sampah yang dihitung berdasarkan prediksi
Sinar Harapan Mulya;
vv. Dabuk Rejo – Tegal Sari – Catur Tunggal; jumlah penduduk dengan asumsi bahwa setiap orang akan menghasilkan timbulan sampah sebesar 2,5
ww. Kali Deras – Suryakarta – Catur liter setiap hari.
Tunggal;
xx. Mahakarti Mulya – Sungai Sodong;
yy. Kemang Indah – Rotan Mulya – Embacang – Berdasarkan kenyataan di atas maka rencana sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Ogan
Balian – Pagar Dewa;
zz. Cahaya Mas – Kampung Baru; Komering Ilir, adalah:
aaa. HTI (Beringin Jaya) – Mesuji Jaya; 1. Rencana pembangunan tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) dengan sistem “sanitary landfill”di
bbb. Karya Usaha – Gading Sari;
ccc. Surya Adi Blok I – Jaya Bhakti – Suka setiap ibukota kecamatan;
Mulya – Surya Adi Blok J; 2. Rencana pengadaan prasarana dan sarana sampah di setiap ibukota kecamatan;
ddd. Jalan Penghubung desa di Kecamatan Air
Sugihan.
3. Rencana pembangunan tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) dengan sistem “sanitary landfill” di
eee. Jalan Penghubung desa dalam wilayah setiap pusat desa dan/atau permukiman di luar ibukota kecamatan;
transmigrasi Gajah Mati
4. Rencana pengembangan sistem pelayanan pembuangan sampah dari permukiman sampai ke TPA;
fff. Jalan Penghubung desa dalam wilayah
transmigrasi Rantau Lurus 5. Rencana pembangunan tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) dengan sistem “sanitary landfill” di
ggg. Dalam kota kecamatan Lempuing (Tugu
setiap perusahaan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sesuai degan ketentuan
Agung – Tugu Mulyo – Bumi Agung)
hhh. Jalan desa Bubusan – Tol Palembang- perundang-undangan yang berlaku; dan
Kayuagung.
6. Rencana pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) skala regional di Kecamatan
iii. Jalan desa Batun Baru – Tol Palembang-
Kayuagung. Jejawi dengan sistem “sanitary landfill” melayani Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kota
jjj. Jalan desa Pedu – Tol Palembang-
Palembang;
Kayuagung.
kkk. Jalan alternatif Muara Batun – Jejawi – Rencana pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) skala regional di Kecamatan
Bubusan
Lempuing dengan sistem “sanitary landfill” melayani Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan Kabupaten
lll. Jalan desa Pedu – jakabaring
Ogan Komering Ulu Timur.
Sumber RTRW Kab OKI

Rencana Sistem Pengelolaan Persampahan

Pengelolaan persampahan meliputi pengangkutan sampah dari rumah tangga ke TPS kemudian dari TPS
ke TPA. Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, khususnya di Kota
Kayuagung meliputi 10 Kelurahan yang melayani kurang lebih 600 kepala keluarga. Prasarana dan
sarana persampahan yang ada meliputi: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) seluas 4 hektar; tempat pabrik
BAB VI
RENCANA TEKNIS PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH (DESAIN TEKNIS)

6.1 Rencana Aksi Prioritas Penanganan (SEL)

DATA INVESTASI PRIORIRAS KEGIATAN INFRASTRUKTUR 5 TAHUN


DESA TULUNG SELAPAN ILIR

Tahun Pelaksanaan
No Kegiatan Lokasi Volume Estimasi Biaya Alokasi Dana Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024
1 Pembangunan Jalan Baru RT.001-RW.000 200 M 200,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
2 Pembangunan Jalan Baru RT.002-RW.000 810 M 810,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
3 Pembangunan Jalan Baru RT.003-RW.000 430 M 430,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
4 Pembangunan Jalan Baru RT.005-RW.000 105 M 105,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
5 Pembangunan Jalan Baru RT.006-RW.000 70 M 70,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
6 Pembangunan Jalan Baru RT.007-RW.000 150 M 150,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
7 Pembangunan Jalan Baru RT.008-RW.000 200 M 200,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
8 Pembangunan Jalan Baru RT.009-RW.000 500 M 500,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
9 Pembangunan Jalan Baru RT.0012-RW.000 150 M 150,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
10 Pembangunan Jalan Baru RT.014-RW.000 100 M 100,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
11 Rehabilitasi Jalan RT.002-RW.000 580 M 580,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
12 Rehabilitasi Jalan RT.003-RW.000 410 M 410,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
13 Rehabilitasi Jalan RT.004-RW.000 400 M 400,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
14 Rehabilitasi Jalan RT.005-RW.000 50 M 50,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
15 Rehabilitasi Jalan RT.007-RW.000 421 M 421,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
16 Rehabilitasi Jalan RT.008-RW.000 118 M 118,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
17 Rehabilitasi Jalan RT.009-RW.000 220 M 220,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
18 Rehabilitasi Jalan RT.010-RW.000 50 M 50,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
19 Rehabilitasi Jalan RT.012-RW.000 150 M 150,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
20 Rehabilitasi Jalan RT.014-RW.000 30 M 30,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
21 Rehabilitasi Jalan RT.015-RW.000 200 200,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
22 Rehabilitasi Jalan RT.016-RW.000 300 300,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
23 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.001-RW.000 126 KK 189,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
24 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.002-RW.000 171 KK 256,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
25 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.003-RW.000 120 KK 180,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
26 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.004-RW.000 104 KK 156,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
27 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.005-RW.000 41 KK 61,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
28 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.006-RW.000 48 KK 72,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
29 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.007-RW.000 209 KK 313,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
30 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.008-RW.000 107 KK 160,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
31 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.009-RW.000 129 KK 193,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
32 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.010-RW.000 85 KK 127,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
33 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.012-RW.001 10 KK 15,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
34 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.013-RW.000 63 KK 94,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
35 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.014-RW.000 72 KK 108,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
36 Rehabilitasi Drainase RT.003-RW.000 60 M 60,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
37 Rehabilitasi Drainase RT.005-RW.000 20 M 20,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
38 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.001-RW.000 66 kk 80,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
39 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.002-RW.000 111 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
40 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.003-RW.000 60 kk APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
41 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.003-RW.001 104 KK √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
42 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.006-RW.000 29 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
43 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.007-RW.000 179 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
44 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.008-RW.000 47 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
45 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.009-RW.000 69 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
46 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.009-RW.001 16 KK √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
47 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.001-RW.000 66 kk 500,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
48 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.002-RW.000 111 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
49 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.003-RW.000 9 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
50 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.004-RW.000 104 KK √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
51 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.006-RW.000 29 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
52 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.007-RW.000 178 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
53 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.008-RW.000 46 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
54 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.009-RW.000 68 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
55 MKC/Sanitasi/Ipal RT.001-RW.000 96 kk 72,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
56 MKC/Sanitasi/Ipal RT.002-RW.000 81 kk 60,750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
57 MKC/Sanitasi/Ipal RT.003-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
58 MKC/Sanitasi/Ipal RT.004-RW.000 104 KK 78,000,000 APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
59 MKC/Sanitasi/Ipal RT.005-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
60 MKC/Sanitasi/Ipal RT.007-RW.000 19 kk 14,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
61 MKC/Sanitasi/Ipal RT.008-RW.000 7 kk 5,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
62 MKC/Sanitasi/Ipal RT.014-RW.000 7 kk 5,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
JUMLAH 8,468,500,000
PRIORITAS DATA INVESTASI TAHUN PERTAMA

Tahun Pelaksanaan
No Kegiatan Lokasi Volume Estimasi Biaya Alokasi Dana Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024
1 Pembangunan Jalan Baru RT.003-RW.000 430 M 430,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
2 Pembangunan Jalan Baru RT.005-RW.000 105 M 105,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
3 Pembangunan Jalan Baru RT.006-RW.000 70 M 70,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
4 Rehabilitasi Jalan RT.009-RW.000 220 M 220,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
5 Rehabilitasi Jalan RT.010-RW.000 50 M 50,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
6 Rehabilitasi Jalan RT.014-RW.000 30 M 30,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
7 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.005-RW.000 41 KK 61,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
8 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.006-RW.000 48 KK 72,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
9 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.009-RW.000 129 KK 193,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
10 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.010-RW.000 85 KK 127,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
11 MKC/Sanitasi/Ipal RT.003-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
12 MKC/Sanitasi/Ipal RT.005-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
TOTAL 1,361,000,000

DATA INVESTASI PRIORITAS WATSAN

Tahun Pelaksanaan
No Kegiatan Lokasi Volume Estimasi Biaya Alokasi Dana Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024
1 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.001-RW.000 126 KK 189,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
2 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.002-RW.000 171 KK 256,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
3 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.003-RW.000 120 KK 180,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
4 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.004-RW.000 104 KK 156,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
5 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.005-RW.000 41 KK 61,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
6 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.006-RW.000 48 KK 72,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
7 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.007-RW.000 209 KK 313,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
8 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.008-RW.000 107 KK 160,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
9 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.009-RW.000 129 KK 193,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
10 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.010-RW.000 85 KK 127,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
11 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.012-RW.001 10 KK 15,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
12 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.013-RW.000 63 KK 94,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
13 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.014-RW.000 72 KK 108,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
14 Rehabilitasi Drainase RT.003-RW.000 60 M 60,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
15 Rehabilitasi Drainase RT.005-RW.000 20 M 20,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
16 MKC/Sanitasi/Ipal RT.001-RW.000 96 kk 72,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
17 MKC/Sanitasi/Ipal RT.002-RW.000 81 kk 60,750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
18 MKC/Sanitasi/Ipal RT.003-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
19 MKC/Sanitasi/Ipal RT.004-RW.000 104 KK 78,000,000 APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
20 MKC/Sanitasi/Ipal RT.005-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
21 MKC/Sanitasi/Ipal RT.007-RW.000 19 kk 14,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
22 MKC/Sanitasi/Ipal RT.008-RW.000 7 kk 5,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
23 MKC/Sanitasi/Ipal RT.014-RW.000 7 kk 5,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
TOTAL 2,244,500,000

Pengelolaan Safeguard
Kajian Pentagonal Asset

Kajian dan Analisis


No Pentagonal Aset Jawaban Tiap Hasil Sub Aspek Pentagonal
Potensi Masalah Kebutuhan Kegiatan

a b c d e f g

1 Sumber Daya Manusia (SDM) - Tingkat pendidikan anggota KSM berbeda, - Anggota KSM rata-rata sudah bisa - Anggota KSM dengan pendidikan - Pembinaan atau pemberian - Pembinaan berkala dari dinas
yaitu 70% SMA, 20% SMP, dan 10% SD membaca dan menghitung SD rentan ditipu konsumen informasi mengenai usaha yang perindustrian, koperasi, perbankan,
yang semuanya termasuk data MBR dilakukan Disnaker, keamanan pangan dan
- Harga bahan baku yang selalu naik kesehatan,tata boga,program KOTAKU
- Mata pencaharian anggota KSM 100% jenis - Usaha KSM termasuk usaha - Melakukan usaha tambahan
pengolahan gandum, sagu minyak, ikan potensial dengan bahan baku - Usaha yang dilakukan hanya pengolahan daging ikan yg bisa - Adanya peralatan yang bias mendukung
giling, sayuran dan berdagang gandum, sagu, ikan giling, minyak sebatas produksi makanan awet. untuk penyimpanan bahan baku yang
goreng, kelapa, ikan, sayur mayur kalangan masyarakat umum saja terkadang mengalami kenaikan melonjak
- Jumlah pendapatan anggota KSM rata-rata dan mudah di dapat - Mendapatkan usaha sampingan
sebesar > Rp 3.500.000,- per bulan - Banyaknya tanggungan - Pengadaan pelatihan pengolahan bahan
- Jumlah tanggungan yang cukup berdampak pada besarnya - Dibutuhkan sejenis kegiatan yang baku gamdum, ikan,gula, minyak,dll
usia bisa direkrut menjadi tenaga pengeluaran rumah tangga dapat memberdayakan anggota
- Rata-rata pengeluaran anggota KSM sebesar kerja keluarga - Mengadakan pelatihan yang berhubungan
> Rp 3.000.000,- per bulan - Anggota KSM belum bisa dengan kebutuhan KSM pengolahan tata
- KSM mengerti untuk menjaga semuanya bermitra pada pihak - Pembinaan atau pemberitahuan boga kuliner yang baik, menjahit dan
keberlangsungan usaha mereka lain tentang kesehatan secara terus keterampilan membuat souvenir
- Jumlah tanggungan anggota KSM 70% 2 s/d melalukan promosi usaha menerus
3 Orang dan 30% 4 s/d 5 OrangS - Kekuranngnan tenaga kerja yang - Mengadakan pelatihan dan pembinaan
- Anggota KSM bias saling ahli dan cuaca yang ektrim - Tersedia program atau kegiatan secara rutin dari program KOTAKU,
- Kecenderungan jenis penyakit yang memberikan berbagai informasi yang dapat meningkatkan Disperindag, diskop, Dinkes, Dinketahan
kemungkinan diderita adalah penyakit pegal sesuai kebutuhan usaha mereka - Fasilitas kesehatan terkadang keterampilan anggota KSM pangan.seseai dengan kebutuhan KSM
linu, batuk dan flu kurang memadai (menjahit dan keterampilan membuat
- Usaha KSM merupakan jenis - Tersedianya berobat gratis dari souvenir,tata boga kuliner nusantara)
- Puskesmas/Klinik masih menjadi pilihan usaha potensial dan mudah di - Kurangnya keterampilan pemerintah (kartu KIS, BPJS)
prioritas dalam berobat terima masyarakat pengemasan dan rasa produk. - Sosialisasi dan penyuluhan tentang PHBS
Serta kurangnya juga keterampilan - Belum maksimalnya pelatihan dan secara berkelanjutan
- Biaya berobat anggota KSM 15% - Masyarakat sudah mengerti dan dalam membuat beraneka ragam pembinaan usaha secara rutin dari
menggunakan obat tradisional, 85% anggota paham dengan fasilitas dari bentuk makanan yang dapat berbagai pihak pemerintahan - Mengadakan pelatihan dan pembinaan
KSM berobat menggunakan KIS pemerintah menaik minat konsumen pada KSM sehingga dapat menambah skill
dan percaya diri anggota
- 100% anggota KSM belum pernah - Masyarakat sudah mengertian dan
mendapatkan pelatihan keterampilan yang paham tentang kebutuhan usaha - Aneka kuliner makanan, jajanan pasar,
berkaitan dengan usaha mereka yang akan di kembangkan pelatihan menjahit, keterampilan dll

2 Sosial - KSM melakukan pertemuan rutin sebulan - Menjadi ajang silaturahmi dan - Menjadi ajang silaturahmi dan - Menjadi ajang silaturahmi dan berbagi
sekali pada saat pengembalian angsuran berbagi informasi serta - Terkendala jumlah tanggungan berbagi informasi serta pengalaman informasi serta pengalaman
pinjaman pengalaman dengan status wajib belajar.
Sebenarnya ingin menabung tetapi - Tersedianya program atau kegiatan
- Selama ini KSM tidak pernah terjadi - KSM selalu berbagi informasi tidak cukup untuk memenuhi untuk menambah pendapatan - Pelatihan dan pembinaan secara rutin
permasalahan antar anggota tentang kebutuhan ksm kebutuhan sehari-hari terhadap ksm yang belum mahir di bidang
pengembangan usaha - Dilakukan pendampingan dalam keahlian usahanya contonya menjahit,
- Terkendala waktu kurangnya membuat pembukuan keterampilan membuat souvenir. Membuat
- KSM memiliki aturan bersama secara tertulis - Ada perjanjian agar disiplin dalam kontrol dan pengelolaan keuangan aneka makanan jajanan pasar
dan dilakukan bersama membayar usaha KSM - Pinjaman modal usaha lebih tinggi
- Penyepakatan kembali aturan bersama.
- KSM menabung sebesar Rp 15.000 per orang - Tabungan sebagai simpanan KSM - Seringnya meleset waktu Diberlakukannya sanksi bagi KSM yang
per bulan penambahan modal serta bias jadi pembayaran karena hasil penjualan - Tersedianya program atau kegiatan telat membayar dan menunggak
jaminan pinjaman mengalami kerugian dan uangnya untuk bekerja sama dengan berbagai
terlanjur terpakai untuk kebutuhan pihak dalam mengembangkan usaha
- 100% anggota KSM belum memiliki - Tingkat pengembalian tinggi rumah tangga - Pertemuan rutin KSM dan pembinaan
rekening tabungan pribadi/bank (lancar dalam mengangsur) - Persediaan bahan baku selalu membuat pembukuan, pengelolaan
- Adanya niat untuk menabung akan tersedia dengan harga stabil tabungan KSM
- KSM merupakan usaha sejenis tetapi kurangnya uang yang
- KSM melakukan pencatatan minimal sekali dengan macam-macam jenis ikan, dihasilkan sehingga tidak - Pembukuan KSM yang menarik dan - Penambahan modal usaha
dalam sebulan gandum, sagu, minyak, daging sapi terlaksanakan dengan baik mudah pengerjaannya
giling - Pengadaan bahan baku pembuatan makanan
- 10% KSM saat ini memiliki pembukuan - KSM hanya menunggu bantuan - Mendapat tambahan dana jajan pasar, pelatihan menjahit dll
sederhana - KSM mau membuat pembukuan untuk melakukan kerjasama
dengan pola yang mudah di - Tertibnya membayar angsuran - Pengolahan bahan baku menjadi produk
mengerti dan sederhana - Harga-harga baku selalu berubah tidak dengan harga yang stabil dan tidak
- Pinjaman yang diterima anggota KSM saat ini mengalami kenaikan harga - Perlunya kartu pembayaran berubah –ubah
90% sebesar maksimal Rp 3.000.000 per - KSM bias menambah modal angsuran agar terlihat dengan jelas
orang pinjaman sebesar maksimal Rp. - KSM sulit dan malas membuat jumlah angsuran yang telah di - Belajar secara rutin tentang pembukuan ksm
5.000.000,- pembukuan laksanakan KSM tanpa bosen dan mengeluh
- Pembayaran angsuran KSM secara rutin
dilakukan sebulan sekali - Agar KSM lebih tertib membayar - Kurangnya modal usaha sehingga - Tersedianya program atau kegiatan - Mendapatkan penambahan modal agar
membatasi ruang gerak anggota untuk bekerja sama dengan berbagai KSM menerima tambahan modal
- KSM melakukan pembayaran kepada UPK - Memudahkan UPK menghitung KSM pihak dalam mengembangkan usaha
secara tunai angsuran KSM dan bias - Merescedule anggota KSM yg menunggak
memberikan tambahan perguliran - Agar mengetahui anggota KSM yg -
- Hingga saat ini KSM belum melakukan kerja kembali pada KSM yang masuk menunggak - Konsekuen dalam pembayaran angsuran
sama dengan pihak lain, selain KOTAKU dalam daftar tunggu KSM
- Tidak semua anggota membayar
- KSM merupakan usaha yang tepat waktu - Mampu bekerjasama dengan pihak luar dan
beragam dan dapat dikembangkan perusahaan
- KSM hanya menunggu bantuan
untuk melakukan kerja sama - Mampu bekerjasama dengan pihak luar,
perusahan (CSR) yang berada di lingkungan
tersebut

3 Infrastuktur - Anggota KSM belum memiliki tempat usaha - Tempat usaha di rumah - Tempat yang kurang memadai - Tersedianya tempat usaha yang - Pengadaan tempat usaha yg lebih layak dan
yang memadai, yakni 85% di rumah sendiri sendiri dapat mendorong rentan terhadap bahaya yang bisa memadai akses jalan yg lebar sehingga memudahkan
dan 15% di pasar permanen/ ruko KSM dalam memenuhi mengakibatkan kerugian (misalnya konsumen dan pemasaran usaha
kebutuhan konsumen di terjadi banjir, jalan rusak)
- Jenis alat produksi yang digunakan 80% lingkungan sekitarnya. - Tersedia alat modern dalam proses - Pengadaan oven pengering kemplang
tradisonal dan 20% secara tradisional - Terkait peralatan yg kurang membuat kemplang sehingga lebih dikarenakan cuaca yg tidak menentu
mengakibatkan agak terhambatnya mudah dalam memproduksi
proses produksi kemplang
4 Keuangan - Jumlah aset usaha yang dimiliki anggota - Jenis usaha olahan juga termasuk - Tingkat keuntungan masih kecil - Pinjaman modal kerja yang lebih - Bermita dengan pihak pemerintah yang
KSM 98% masih rendah dibawah Rp usaha yg potensial sehingga hanya cukup untuk memadai dapat membina usaha KSM
10.000.000,- memenuhi kebutuhan rumah tangga
- Berinovasi untuk menambah - Tersedianya kegiatan yang mampu - Mengadakan pelatihan membuat beraneka
- Rata-rata omset anggota KSM dibawah modal usaha - Terhambatnya proses produksi dan meningkatkan keuntungan usaha kue jajanan pasar ,serta keterampilan
Rp 5.000.000 per bulan peningkatan penghasilan atau membuat usaha sampingan membuat souvenir untuk skill tambahan
- Segera melakukan pengrekrutan penghidupan pendapatan rumah
- Berdasarkan omzet, maka persentase tenaga kerja yang berpotensi di tangga - Tenaga kerja sesuai dengan kondisi - Pelatihan pembukuan dan administrasi
keuntungan usaha perbulan 98% < 10% bidang produk yg akan di KSM bergerak di bidang produksi usaha KSM
produksi - Tenaga kerja belum ada sehingga usaha KSM
- Anggota KSM saat ini 85% tidak memiliki pekerjaan di kerjakan sendiri - Berusaha memiliki kendaraan baru untuk
pembukuan dan 15% memiliki pembukuan - Mereka mengerti tentang - Perlunya belajar pembukuan menambah asset
usaha sederhana pembukuan yang sederhana dan - KSM yang belum mengerti sederhana secara rutin sehingga
dapat mengetahui keuntungan pembukuan malas dan tidak ada paham pembukuan
- Aset pribadi anggota KSM diluar usaha yang mereka peroleh waktu karena capek
berupa motor sebesar 99% - Perlunya kendaraan yang baru dan
- Memperlancar jaringan usaha di - Terbatasnya produk yang pasarkan lebih memadai
berbagai wilayah

- Aset yang dimiliki bisa dijadikan


agunan apabila ingin meminjam
untuk penambahan modal

5 Sumber Daya Alam - Pola usaha anggota KSM 45% sangat - Bahan baku mudah di - Produk yang diproduksi - KSM wajib berinovasi - Pelatihan ,keterampilan dan
tergantung pada alam, 50% tergantung alam peroleh KSM dengan harga mudah di tiru masyarakat bentuk dan rasa pembinaan pengolahan produk lebih
dan teknologi dan 5% modern (teknologi) yang terjangkau sesuai luas kreatif baik secara pengolahan rasa,
anggaran dana pengadaan - Distributor tetap sehingga bentuk, packing dan pemasaran
- Bahan baku anggota KSM 85% bahan baku - Kondisi cuaca yang tindak KSM tidak perlu khawatir
menggunakan bahan baku lokal 25%-50% mendukung dalam memikirkan bahan - Keterampilan pengolahan bahan-
dan 15% menggunakan bahan baku > 50% - Bahan baku mudah di dapat baku bahan yang lain sehingga ada inovasi
dan konsumen tidak jenuh
2. Site Plan Rencana Penanganan

PETA DELINIASI KUMUH DESA TULUNG SELAPAN ILIR

PETA RENCANA AKSI PRIORITAS


Di beberapa wilayah Kecamatan Kayuagung masih terdapat kawasan-kawasan kumuh.
Karakteristik utama kawasan kumuh di Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah sebagian besar
Isu kesenjangan pelayanan muncul karna terbatas nya peluang untuk memperoleh terletak di pinggir sungai, kurangnya sarana sanitasi, intensitas bangunan padat dan tidak teratur,
pelayanan dan kesempatan berperan di bidang perumahan dan permukiman, khusus nya bagi penduduk padat, pekerjaan penduduk di sektor informal. Kondisi fisik topografi Kabupaten Ogan
kelompok masyarakat miskin dan berpendapatan rendah. Disamping itu juga dapat dikarenakan Komering Ilir yang datar menyebabkan arus air tidak begitu lancar sehingga berpotensi terjadi
ada komplik kepentingan akibat implementasi kebijakan yang relatif masih belum sepenuh nya genangan dan banjir apabila turun hujan. Hal ini harus dapat ditangani agar genangan dan banjir
dapat memberikan perhatian dan keberpihakan kepada kepentingan masyarakat secarah tidak menyebabkan kerugiana yang besar kepada penduduk.
keseluruhan, oleh karena nya kedepan perlu dikembangkankepenataan dan instrumen dan
penyelenggaran perumahan dan permukiman yang lebih berorientasi kepada kepentingan seluruh Tulung Selapan merupakan salah satu ibukota Kecamatan yang terletak di kawasan pantai Timur
lapisan masyarakat secarah berkeadilan sosial, peningkatan dan pengembangan kapasitas Kabupaten Ogan Komering Ilir, yang relatif lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan
propesional di bidang bperumahan dan permukiman baik bagi aparat pemerintah pusat dan ibukota Kecamatan lain. Faktor akses perhubungan darat sangat berpengaruh terhadap tingginya
daerah maupun bagi pelaku pembangunan permukiman yang lain nyan dan pengembagan pungsi, pertumbuhan ekonomi di kota ini. Tulung Selapan diproyeksikan sebagai pusat utama dengan
sistem dan jejaring informasi serta diseminasi mengenal hidup bermukim yang layak bagi seluruh sekala pelayanan meliputi beberapa Kecamatan di sekitarnya yakni Kecamatan Tulung Selapan,
masyarakat, Air Sugihan, Pangkalan Lampam, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang.

Pengembangan infrstrukturnya meliputi pengembangan fasilitas pelayanan publik, fasilitas


Isi lingkungan pada kawasan perumahan dan permukiman umum nya muncul karena
pelayanan saprotan, jasa jaringan transportasi yang terintegrasi antara transportasi darat dengan
dipicu oleh tingkat orbanisasi dan industrialisasi yang tinngi, serta dampak pemanpaatan sumber
transportasi air (dermaga pindah moda). Perwujudan Tulung Selapan sebagai Pusat Kegiatan
daya dan teknologi yang kurang terkendali. Kelangkaan sarana dan prasarana dasar, ketidak
Lokal (PKL) dilakukan melalui:
mampuan memelihara dan memperbaiki lingkungan permukiman yang ada, dan masih rendah
nya kualitas permukiman baik secara pungsional, lingkungan maupun pisual wujud lingkungan, 1. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Tulung Selapan;
merupakan isu utama bagi upaya menciptakan lingkungan permukiman yang sehat ama,harmonis 2. Pembangunan dan pengembangan pusat perdagangan khususnya ikan (laut dan tawar) dan
dan berkelanjutan. Isu tersebut juga menjadi lebuh berkembang dikaitkan dengan belum komersial;
diterapkan nya secara optimal pencapaian standar pelayanan minimal perumahan dan 3. Pembangunan dan pengembangan terminal regional tipe B;
permukiman yang berbasis idnek berkelanjutan di masing-masing daerah. Hampir seluruh wilaya 4. Pembangunan dan pengembangan permukiman perumahan termasuk kasiba dan lisiba;
dikota kabupaten okimemiliki isi strategis terkat perumahan dan permukiman tidak terkecuali Pembangunan TPA Sampah ramah lingkungan dan sarana dan prasarana persampahan;
diDesa Tulung Selapan Ilir merupakan salah satu Desa yang terletak dikecamatan kayuaagung 5. Pembangunan dan pengembangan perusahaan air minum (PAM);
6. Peningkatan kapasitas listrik PLN;
kabupaten oki, isu strategis terkait perumahan permukiman khusus nya permukiman kumuh, hasil
7. Pembangunan dan pengembangan RSUD;
identifikasi bahawa kawasan permukiman kumuh di Desa Tulung Selapan Ilir dengan luas
8. Pembangunan Lapangan Olah Raga dan Gedung Olah Raga;
deliniasi kawasan 29,37 ha berlokasi didaerah dataran rendah dan rawah.
9. Pembangunan Islamic Center;
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN 10. Pembangunan industri (pabrik) Slab Karet dan industry CPO;
11. Pembangunan industri hilir berbahan baku slab karet;
Pembangunan fisik daerah yang masih mengakibatkan terus berkurangnya luas Ruang 12. Pembangunan industri hilir berbahan baku kayu (HTI);
Terbuka Hijau, persentase RTH di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2012 masih belum 13. Pembangunan industri berbasis perikanan laut dan tawar;
mencapai standard yang harus disediakan. Hal ini merupakan permasalahan yang harus ditangani 14. Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan sampai dengan tingkat
karena standar pelayanan minimum untuk ketersediaan RTH adalah 30 % dari luas wilayah kota, perguruan tinggi;
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Pertumbuhan penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan ruang, sehingga ditemukan


beberapa kasus pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan peruntukan ruang seperti
pembangunan pada sempadan sungai, penimbunan rawa konservasi, pelanggaran sempadan
bangunan, pelanggaran sempadan jalan dan sebagainya.

Masalah sanitasi perkotaan juga merupakan permasalahan lingkungan hidup yang cukup
pelik, meliputi semakin tingginya timbunan sampah, pengolahan air limbah yang kurang baik,
buruknya drainase lingkungan.
3. Simulasi Perhitungan Tingkat Kekumuhan awal dan Akhir Peningkatan Kualitas
Permukiman
Perhitungan Kumuh Akhir
Persyaratan, prosedur dan peraturan mengenai pengelolaan lingkungan, pengelolaan benda cagar budaya,
pengadaan tanah dan pemukiman kembali serta penanganan Masyarakat Hukum Adat (MHA) pada
4. Draft Desain
semua tahapan kegiatan, mulai dari persiapan perencanaan, pelaksanaan konstruksi, monitoring &
evaluasi mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan dan Dampak Sosial KOTAKU.
Setelah seluruh ketentuan pengamanan lingkungan dan dampak sosial terpenuhi, kemudian baru dapat
dilaksanakan pembangunan infrastruktur tersebut. b) Survey dan Investigasi (1) Survey Teknis Sebelum
dilakukan penyusunan desain bangunan maka terlebih dahulu harus dilakukan Survey teknis. Sasaran
survey teknis ini adalah untuk mendapatkan data-data/informasi kondisi/situasi awal lokasi
pembangunan infrastruktur yang sebenarnya. Jenis data/informasi yang diperlukan tergantung pada jenis
infrastruktur yang akan dibangun, seperti : kondisi fisik lokasi (luasan, batas-batas, topografi), kondisi
tanah (keras/lunak), keadaan air tanah, peruntukan lahan, rincian penggunaan lahan, perkerasan,
penghijauan, dll. Data-data/informasi tersebut selanjutnya akan dipergunakan dalam menentukan
desain/rancangan dan gambar rencana bangunan yang akan dibangun. Pelaksanaan Survey ini dilakukan
secara partisipatif dengan melibatkan warga. Oleh karena itu, sebelum melakukan survey,
relawan/masyarakat yang akan DRAFT FINAL POS Penyelenggaraan Infrastruktur Skala lingkungan 18
terlibat perlu dibekali dengan pemahaman teknik dan diorganisasi, terutama mencakup : (a). Jadwal,
Urutan kegiatan, cara pelaksanaan dan hasil Survey yang akan diperoleh; (b). Cara penggunaan formulir
survey dan cara penggunaan alat survey yang akan digunakan; (c). Kebutuhan dan penyediaan peralatan
dan instrument yang dibutuhkan, seperti : patok-patok, meteran, formulir suirvey, peta desa, dll; Apabila
jenis kegiatan yang akan disurvey cukup banyak maka sebaiknya TIPP/relawan dibagi atas beberapa tim
kerja sehingga proses survey dapat berlangsung lebih efektif. Perlu menjadi perhatian juga sebelum
melakukan survai untuk perencanaan, harus dilakukan konsultasi awal dengan pemerintah setempat
Kawasan Deliniasi (Lurah/Kepala Desa). Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu koordinasi yang sebaikbaiknya
dengan pihak Institusi, sehingga pekerjaan perencanaan ini tidak akan mendapatkan rintangan. Selain itu
beberapa hal yang harus disurvey adalah: (2) Lokasi Titik Awal dan Akhir Pada kegiatan survey teknis
Kegiatan pembangunan oleh Program KOTAKU dilaksanakan dengan mengikuti prinsip prinsip ini, selain memastikan lokasi kegiatan juga menentukan titik awal kegiatan dan titik akhir kegiatan,
pembangunan berkelanjutan, termasuk pertimbangan lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, sekaligus membuat dokumentasi/photo awal (0%) pada lokasi yang akan dibangun Infrastruktur. Jumlah
sebagaimana telah diatur dalam undang-undang dan peraturan yang berlaku. Mengingat sifat dan skala titik lokasi yang didokumentasikan/dipotret disesuaikan dengan kondisi lapangan dan jenis infrastruktur
kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman yang dilaksanakan Program KOTAKU, berpotensi yang akan dibangun, misalnya untuk jalan/drainase/saluran irigasi/air bersih perpipaan dapat diambil
akan menimbulkan dampak pada lingkungan dan dampak sosial yang merugikan maka dalam tahapan pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap penting),
penyelenggaraan kegiatan memerlukan upaya pengelolaan dampak untuk mitigasi dampak negatif dan sedangkan untuk bangunan seperti MCK, jembatan, air bersih non perpipaan, rehab
memastikan kelayakan kegiatan yang direncanakan. Upaya pemastian tersebut sebagai bagian dari perumahan/pendidikan/kesehatan, dll, cukup diambil dari sisi yang berbeda yaitu sisi depan, samping
penyaringan awal penetapan prioritas kegiatan infrastruktur untuk dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan atau belakang. Penting untuk diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 0%
oleh masyarakat bersama pemerintah daerah sejak awal penyiapan kegiatan pembangunan infrastruktur. ini, nantinya akan menjadi dasar pengambilan gambar pada saat pelaksanaan konstruksi kondisi 50% dan
100%. (3) Kondisi Lahan (Struktur Tanah) Struktur tanah adalah susunan atau agregasi partikel-parikel ditambah biaya/ongkos tarnsportasi material tersebut sampai dilokasi pekerjaan. Secara sederhana
primer tanah (pasir, debu, liat) secara alami menjadi berbagai kelompok partikel yang satu sama lain perhitungannya dapat menggunakan rumus berikut: Adapun data/informasi yang perlu ditanyakan pada
berbeda dalam ukuran dan bentuknya, Jenis tanah dan kondisi tanah yang terdapat pada suatu wilayah saat survey harga adalah harga satuan dasar, biaya transportasi sampai dilokasi proyek. Selain itu perlu
memengaruhi perencanaan infrastruktur. Setiap wilayah memiliki jenis dan kondisi tanah yang berbeda. juga diketahui jumlah stok material yang ada, tatacara pembayaran, termasuk nama yang ditemui.
Perbedaan ini turut Perlu menjadi perhatian agar pemilihan lokasi kegiatan harus memberikan Seluruh informasi tersebut dicatat pada formulir survey harga. Khusus upah, selain informasi dari calon
kemudahan akses dalam pemanfaatan infrastruktur bagi semua pengguna (Difabel, Lansia, Anak-anak, tenaga kerja setempat juga dapat menggunakan sumber informasi yang ditetapkan oleh instansi
ibu-ibu hamil, dll). DRAFT FINAL POS Penyelenggaraan Infrastruktur Skala lingkungan 19 pemerintah terkait atau Upah Minimum Regional (UMR)/setempat. Seluruh informasi hasil kegiatan
memengaruhi pergerakan serta stabilitas tanah. Sebab, semakin padat tanah, maka semakin tahan pula tersebut dicatat sekaligus untuk dilaporkan/disampaikan pada rembug kesepakatan harga nantinya. (6)
bangunan diatasnya. Sebaliknya bila jenis tanahnya memiliki sifat rapuh, maka tanah akan mudah Rembug ”Kesepakatan Harga” Hasil Survey Hasil Survey Harga Satuan Upah/Bahan/Alat yang telah
bergerak. Dengan mengetahui kondisi struktur lahan yang ada, maka perencanaan infrastruktur akan dilaksanakan sebelumnya, harus disepakati bersama oleh warga melalui Rembug atau Musyawarah
menyesuaikan kondisi struktur lahan yang ada. (4) Kondisi eksisting Infrastruktur yang ada Dalam warga. Sasaran kegiatan adalah untuk menyepakati besarnya nilai harga satuan tiap jenis tenaga kerja,
melaksanakan survey teknis ini, juga dilakukan survey kondisi infrastruktur yang ada, apakah kondisi bahan/alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan. Adapun Indikator keluarannya
rusak ringan, rusak sedang atau rusak berat, bisa juga dari fungsinya, apakah masih berfungsi dengan adalah Kesepakatan harga upah/bahan/alat dibuat dalam Berita Acara Kesepakatan dan ada Daftar Hadir
baik, kurang berfungsi atau bahkan sudah tidak berfungsi, atau bahkan kondisi yang ada masih alami, Peserta Rembug; Beberapa Ketentuan Penetapan Harga Satuan yang harus diperhatikan : (a). Harga
seperti jalan tanah, sehingga akan mempengaruhi perencanaan yang dibuat. Selain survey teknis Upah Tenaga Kerja, paling tinggi sama dengan upah standar yang ditetapkan oleh Instansi Pemerintah
prasarana juga perlu dilakukan survey ketersediaan tenaga kerja/bahan/alat. Hal ini untuk membantu Setempat atau UMR yang berlaku untuk wilayah bersangkutan. (b). Bahan/Alat, pada prinsipnya dipilih
dalam pemilihan teknologi konstruksi yang akan dipergunakan dimana sedapat mungkin menggunakan bahan yang berkualitas baik sesuai spesifikasi teknis, dengan harga yang termurah/terendah diantara
konstruksi/bahan lokal yang berkualitas dan konstruksi yang mudah dilaksanakan oleh minimal 3 Toko/Pemasok setempat yang di Survey; (c). Harga Satuan Dasar Bahan/Alat yang dipilih
masyarakat/tenaga kerja setempat. (5) Harga Satuan Upah/Bahan/Alat Untuk meningkatkan transparansi harus sudah merupakan harga sampai dilokasi proyek (termasuk ongkos angkut bila ada); (d). Sebagai
dan akuntabilitas pemanfaatan dana kegiatan maka harga-harga satuan upah/bahan/alat yang akan pembanding Harga Satuan hasil survey, maka digunakan Harga satuan Kabupaten/Kota yang
dipergunakan harus merupakan hasil survey sekurang-kurangnya dari 3 toko/pemasok setempat/terdekat. dikeluarkan oleh Instansi pemerintah setempat. Apabila terdapat Harga Satuan Bahan/Alat Terpilih lebih
Hasil survey tersebut selanjutnya dipilih harga terendah dan disepakati bersama melalui rembug warga. besar HARGA SATUAN BAHAN/ALAT (Rp) = Biaya Satuan Transportasi Bahan/Alat sampai dilokasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penggunaan dari hasil survey Harga satuan Harga Satuan Bahan/Alat yang dinyatakan oleh Toko/pemasok tanpa diantar (Harga Satuan Dasar) +
Bahan/Alat, antara lain : (a). Ukuran satuan, Harga Bahan dari pemasok harus dinyatakan sesuai dengan DRAFT FINAL POS Penyelenggaraan Infrastruktur Skala lingkungan 21 dari Harga Satuan
satuan pengukuran bahan/alat untuk RAB. Apabila dijumpai bahan yang harganya belum sesuai maka Kabupaten/Kota maka Harga Satuan Terpilih tersebut harus di Justifikasi/ada perincian alasannya yang
perlu dilakukan penyesuaian. Misalnya pasir, yang dijual oleh pemasok per mobil angkutannya maka realistis. (e). Apabila dalam 1 (satu) kelurahan/desa terdapat lebih dari 1 (satu) kegiatan/prasarana maka
diperhitungkan dengan cara : Harga 1 m3 pasir sama dengan harga 1 mobil tersebut dibagi dengan harga satuan dasar (bahan/upah/alat) yang digunakan haruslah satu/tidak berbeda-beda. Dalam hal
volume/isi bak mobil (panjang (m) x lebar (m) x tinggi (m)). Ukuran bak mobil penuh (sesuai harga berbeda karena tingkat kesulitan akses kelokasi kegiatan maka harus dibuat justifikasi yang disepakati
pemasok) harus ditanyakan/dicek langsung pada toko pemasok tersebut. Perlu diperhatikan bahwa setiap bersama. c) Pembuatan Desain, Gambar-Gambar Dan Spesifikasi Teknis Persyaratan utama suatu
toko/pemasok menggunakan mobil yang ukuran baknya berbeda-beda dan harganya juga mungkin infrastruktur yang dibangun adalah terpenuhinya mutu/manfaat bangunan tersebut sebagaimana yang
berbeda. (b). Harga satuan bahan/alat harus merupakan harga sampai dilokasi proyek, apabila dijumpai dikehendaki. Oleh karena itu siapapun yang menginginkan suatu bangunan, perlu menentukan syarat
harga yang dinyatakan oleh toko tidak termasuk transport sampai dilokasi proyek maka harga satuan penggunaan seperti apa yang diinginkannya dari bangunan tersebut. Membuat Desain, Spesifikasi dan
tersebut harus disesuaikan. Hal DRAFT FINAL POS Penyelenggaraan Infrastruktur Skala lingkungan 20 Gambar-gambar perencanaan teknik, secara sederhana dapat dikatakan sebagai upaya untuk menentukan
ini dapat dihitung dengan menjumlahkan harga satuan (yang dinyatakan oleh toko tanpa diantar) persyaratan bangunan yang diinginkan agar bangunan dapat berfungsi baik, menjamin keselamatan
(keamanan/kekuatan termasuk kenyamanan) dan kesehatan masyarakat penggunanya. Dalam praktek muncul akibat dari pelaksanaan pekerjaan nanti. Bila bangunan yang dikehendaki cukup kompleks atau
pengelolaan proyek infrastruktur, lazimnya pernyataan-pernyataan tentang mutu bangunan dituangkan kondisi tanah jelek maka seringkali dibuat perhitungan konstruksi untuk memperoleh ukuran/komposisi
secara tertulis dan dalam proses penyusunannya diawali dari proses Desain/perancangan, Gambar- suatu konstruksi guna menjamin keamanan bangunan. Hasil Desain ini kemudian dituangkan dalam
gambar dan Spesifikasi Teknis, kemudian diuraikan juga secara terbatas dalam Daftar Kuantitas (jenis Gambar-Gambar teknik/gambar perencanaan. Kriteria desain untuk setiap jenis infrastruktur yang
pekerjaan dan volumenya), RAB (jenis pekerjaan dan volume yang diperhitungkan/dibiayai) dan Surat direncanakan harus mengacu pada kriteria desain standar yang dikeluarkan oleh Departemnen Pekerjaan
Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan seperti SPPD-L. Kemudian pada tahap pelaksanaan pembangunannya, Umum dan Perumahan Rakyat atau instansi teknis terkait lainnya. DRAFT FINAL POS
semua dokumen tersebut menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan sebagai pedoman mewujudkan Penyelenggaraan Infrastruktur Skala lingkungan 23 (b). Spesifikasi Teknis, dibuat untuk memberikan
mutu bangunan. Selain itu, mengingat bahwa wujud bangunan sebagai tujuan bersama masih merupakan informasi lebih lengkap mengenai persyaratan-persyaratan teknis dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan
sesuatu yang akan datang atau masih bersifat belum nyata maka dokumen-dokumen tersebut sangatlah pekerjaan/bangunan yang ingin diwujudkan tersebut. Spesifikasi Teknis merupakan dokumen
penting keberadaanya sejak awal hingga akhir proyek, sebagai media komunikasi yang sangat penting persyaratan teknis/standar bangunan yang secara garis besarnya berisi : uraian penjelasan dari tiap jenis
bagi semua orang yang berkepentingan, khususnya bagi semua orang yang membutuhkan bangunan pekerjaan (lingkup kegiatan), komposisi campuran, persyaratan material/peralatan, ketentuan/peraturan
tersebut dan yang akan melaksanakan pembangunanannya sehingga memperoleh pemahaman yang sama terkait yang harus diikuti, Metode Pelaksanaan, Cara pengukuran pekerjaan, dll). (c). Gambar-gambar,
tentang wujud tujuan itu (tidak hanya ada dalam bayangan sang perencana/orang-perorangan yang berdasarkan desain/sketsa hasil perhitungan dan spesifikasi teknis ini, lalu dibuat gambar-gambar teknis
mengusulkan saja). Sasaran kegiatan ini adalah untuk menentukan persyaratan mutu sesuai kriteria dan bangunan dimana sering gambargambar tersebut dicantumkan juga hal-hal penting yang berkenaan
persyaratan teknis bangunan. Adapun indikator keluarannya, adalah : DRAFT FINAL POS dengan mutu prasarana tersebut. Terdapat beberapa macam gambar rencana yang dibuat pada tahap ini,
Penyelenggaraan Infrastruktur Skala lingkungan 22 (1). Diketahuinya tingkat pelayanan prasarana yaitu:  Gambar Peta Lokasi, kita dapat mengetahui lokasi dimana bangunan akan dibangun;  Gambar
(siapa/apa dan berapa banyak yang menggunakan) sesuai kebutuhan, termasuk mengetahui apakah ada Site Plan, kita dapat mengetahui tataletak termasuk mana awal dan akhir pekerjaan dan menjelaskan
keterkaitan kesatuan fungsi pelayanan dengan infrastruktur lainnya); (2). Diketahuinya kelengkapan keadaan sekitar dimana bangunan akan dibuat.  Gambar Denah, kita dapat mengetahui (membaca)
system/komponen bangunan sesuai standar teknis bangunan tersebut; (3). Adanya perhitungan dimensi ukuran-ukuran pokok (panjang dan lebar) bangunan termasuk bangunan pelengkap (bila ada).  Gambar
konstruksi sesuai tingkat pelayanan (bila perlu), termasuk bila kondisi tanah dasar jelek; (4). Pandangan/Tampak, kita dapat mengetahui bidang-bidang mana yang terletak dimuka, sampaing
Diketahuinya tataletak (termasuk keadaan sekitar) dimana bangunan akan dibuat sesuai kebutuhan; (5). kiri/kanan dan belakang bangunan.  Gambar Penampang/Potongan, biasanya gambar ini dibuat dalam
Diketahuinya ukuran-ukuran bagian bangunan/konstruksi secara detail, seperti tebal plesteran; ukuran 2 arah (memanjang dan melintang). Dari gambar ini kita dapat mengetahui ukuran tinggi, lebar
daun pintu, ukuran balok/kolom, ukuran papan lantai jembatan, tebal plat beton jembatan/gorong- bangunan/bagian bangunan. Selain itu, pada gambar ini juga dicantumkan spesifikasi teknis tiap
gorong, Dinding pasangan ½ bata/Batako, dll, sesuai persyaratan teknis bangunan; (6). Diketahuinya konstruksi seperti perbandingan campuran yang digunakan, jenis bahan yang digunakan (misalnya kayu
ukuran-ukuran pokok bangunan (panjang, tinggi/kedalaman, lebar/diameter), termasuk bangunan kelas II, atap genteng beton), dll. Untuk lebih memahami hubungan bagian-bagian struktur yang
pelengkap sesuai persyaratan teknis bangunan (bila ada); (7). Diketahuinya bidang-bidang mana yang
dianggap sangat penting maka Perlu menjadi perhatian agar pemilihan rancangan konstruksi:  Harus
terletak dimuka, sampaing kiri/kanan dan belakang bangunan sesuai persyaratan teknis bangunan; (8).
memastikan terpenuhinya seluruh persyaratan kelengkapan komponen bangunan untuk menjamin
Diketahuinya perbandingan campuran yang digunakan, misalnya plesteran campuran 1 semen : 4 pasir;
keselamatan (keamanan/kekuatan termasuk kenyamanan) dan kesehatan masyarakat penggunanya,
pondasi pasangan batu kali camp. 1: 4, beton campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerili, pasangan bata/Batako
termasuk akses jalan keluar/masuk bangunan. Khusus konstruksi Jalan Beton minimal menggunakan
camp 1sm : 5psr dll, sesuai persyaratan teknis bangunan; (9). Diketahuinya jenis bahan yang digunakan,
campuran 1sm :2ps :3kr atau diupayakan menggunakan paving blok/sejenisnya dengan kualitas
misalnya Kuda-kuda/gelagar/lantai kayu kelas II, atap seng/genteng beton, dll. (a).Desain, berdasarkan
memenuhi persyaratan teknis.  Harus memberikan kemudahan akses dalam pemanfaatannya bagi
hasil Survey kondisi lapangan dimana bangunan akan dibuat dan persyaratan/kriteria desain bangunan
semua pengguna (Difabel, Lansia, Anak-anak, ibu-ibu hamil, dll). DRAFT FINAL POS
yang telah ditetapkan maka dipilih alternatif-alternatif desain/rancangan bangunan yang sesuai. Dalam
Penyelenggaraan Infrastruktur Skala lingkungan 24 perlu dibuat gambar lebih detail dari gambar
pemilihan desain ini juga harus telah mempertimbangkan kemungkinan dampak lingkungan yang
potongan, seperti Detail Sambungan Kuda-kuda, detail sambungan balok/kolom, detail Pondasi, detail
Kusen Pintu/Jendela, dll.  Khusus untuk bangunan yang mempunyai bentuk sama seluruhnya atau
sebahagian dapat menggunakan gambar typikal/prototype. Semua Desain/Gambar-Gambar Teknik dan
spesifikasi teknis yang dibuat harus diverifikasi kelayakannya oleh fasilitator Teknik/askot infrastruktur
dan Disetujui oleh Tim Teknis dari SKPD terkait dan PPK. Hasil Verifikasi ini sekurang-kurangnya
harus memberikan jaminan bahwa rencana bangunan dapat bermanfaat bagi warga untuk meningkatkan
kualitas kawasan permukiman terkait 7+1 indikator kumuh, rencana teknis bangunan sesuai standar
teknis (bangunan dapat berfungsi optimal, menjamin keselamatan (kekuatan dan keamanan) dan
kesehatan warga pengguna, tidak menimbulkan dampak negatif atas lingkungan dan sosial-budaya
setempat serta mudah dan aman diakses oleh warga pengguna bangunan). (d).Penyusunan Panduan
Operasi dan Pemeliharaan (O dan P), Penyusunan panduan teknis Operasi dan Pemeliharaan prasarana
dimaksudkan untuk memberikan panduan atau pegangan bagi masyarakat atau Pengelola O dan Sebagai
acuan penyusunan rencana teknis rinci dapat mengacu kepada standar teknis yang digunakan yaitu
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman teknis lainnya, yang antara lain meliputi:  Rencana
Induk Kawasan, standar teknis bidang ini antara lain: SNI 02-2406-1991 dan Pt T-15-2002-C untuk
kawasan yang pertumbuhannya normal dan satuan luas daerah tidak terlampau luas (
BEFORE

AFTER
Peta Rencana Kegiatan
BAB VII RENCANA INVESTASI PROGRAM/KEGIATAN(MEMORANDUM)

7.1 Rencana Investasi Program 5 Tahunan

DATA INVESTASI PRIORIRAS KEGIATAN INFRASTRUKTUR 5 TAHUN


DESA TULUNG SELAPAN ILIR

Tahun Pelaksanaan
No Kegiatan Lokasi Volume Estimasi Biaya Alokasi Dana Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024
1 Pembangunan Jalan Baru RT.001-RW.000 200 M 200,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
2 Pembangunan Jalan Baru RT.002-RW.000 810 M 810,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
3 Pembangunan Jalan Baru RT.003-RW.000 430 M 430,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
4 Pembangunan Jalan Baru RT.005-RW.000 105 M 105,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
5 Pembangunan Jalan Baru RT.006-RW.000 70 M 70,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
6 Pembangunan Jalan Baru RT.007-RW.000 150 M 150,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
7 Pembangunan Jalan Baru RT.008-RW.000 200 M 200,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
8 Pembangunan Jalan Baru RT.009-RW.000 500 M 500,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
9 Pembangunan Jalan Baru RT.0012-RW.000 150 M 150,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
10 Pembangunan Jalan Baru RT.014-RW.000 100 M 100,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
11 Rehabilitasi Jalan RT 001-RW 001 669 M 995,000,000 √ APBN (BPM KOTAKU)
12 Rehabilitasi Jalan RT.002-RW.000 580 M 580,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
13 Rehabilitasi Jalan RT.003-RW.000 410 M 410,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
14 Rehabilitasi Jalan RT.004-RW.000 400 M 400,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
15 Rehabilitasi Jalan RT.005-RW.000 50 M 50,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
16 Rehabilitasi Jalan RT.007-RW.000 421 M 421,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
17 Rehabilitasi Jalan RT.008-RW.000 118 M 118,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
18 Rehabilitasi Jalan RT.009-RW.000 220 M 220,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
19 Rehabilitasi Jalan RT.010-RW.000 50 M 50,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
20 Rehabilitasi Jalan RT.012-RW.000 150 M 150,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
21 Rehabilitasi Jalan RT.014-RW.000 30 M 30,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
22 Rehabilitasi Jalan RT.015-RW.000 200 200,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
23 Rehabilitasi Jalan RT.016-RW.000 300 300,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
24 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.001-RW.000 126 KK 189,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
25 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.002-RW.000 171 KK 256,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
26 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.003-RW.000 120 KK 180,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
27 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.004-RW.000 104 KK 156,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
28 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.005-RW.000 41 KK 61,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
29 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.006-RW.000 48 KK 72,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
30 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.007-RW.000 209 KK 313,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
31 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.008-RW.000 107 KK 160,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
32 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.009-RW.000 129 KK 193,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
33 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.010-RW.000 85 KK 127,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
34 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.012-RW.001 10 KK 15,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
35 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.013-RW.000 63 KK 94,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
36 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.014-RW.000 72 KK 108,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
37 Rehabilitasi Drainase RT.003-RW.000 60 M 60,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
38 Rehabilitasi Drainase RT.005-RW.000 20 M 20,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
39 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.001-RW.000 66 kk 80,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
40 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.002-RW.000 111 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
41 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.003-RW.000 60 kk APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
42 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.003-RW.001 104 KK √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
43 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.006-RW.000 29 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
44 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.007-RW.000 179 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
45 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.008-RW.000 47 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
46 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.009-RW.000 69 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
47 Pengadaan Motor Sampah/Kotak sampah/TPS RT.009-RW.001 16 KK √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
48 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.001-RW.000 66 kk 500,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
49 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.002-RW.000 111 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
50 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.003-RW.000 9 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
51 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.004-RW.000 104 KK √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
52 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.006-RW.000 29 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
53 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.007-RW.000 178 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
54 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.008-RW.000 46 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
55 Pembangunan TPS 3R/TPA RT.009-RW.000 68 kk √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
56 MKC/Sanitasi/Ipal RT.001-RW.000 96 kk 72,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
57 MKC/Sanitasi/Ipal RT.002-RW.000 81 kk 60,750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
58 MKC/Sanitasi/Ipal RT.003-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
59 MKC/Sanitasi/Ipal RT.004-RW.000 104 KK 78,000,000 APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
60 MKC/Sanitasi/Ipal RT.005-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
61 MKC/Sanitasi/Ipal RT.007-RW.000 19 kk 14,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
62 MKC/Sanitasi/Ipal RT.008-RW.000 7 kk 5,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
63 MKC/Sanitasi/Ipal RT.014-RW.000 7 kk 5,250,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
JUMLAH 9,463,500,000
7.2 Rencana Investasi Tahun Berjalan

PRIORITAS DATA INVESTASI TAHUN PERTAMA

Tahun Pelaksanaan
No Kegiatan Lokasi Volume Estimasi Biaya Alokasi Dana Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024
1 Pembangunan Jalan Baru RT.003-RW.000 430 M 430,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
2 Pembangunan Jalan Baru RT.005-RW.000 105 M 105,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
3 Pembangunan Jalan Baru RT.006-RW.000 70 M 70,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
4 Rehabilitasi Jalan RT.009-RW.000 220 M 220,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
5 Rehabilitasi Jalan RT 001-RW001 689 M 995,000,000 √ APBN (BPM KOTAKU)
6 Rehabilitasi Jalan RT.010-RW.000 50 M 50,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
7 Rehabilitasi Jalan RT.014-RW.000 30 M 30,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
8 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.005-RW.000 41 KK 61,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
9 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.006-RW.000 48 KK 72,000,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
10 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.009-RW.000 129 KK 193,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
11 Penyediaan Air Bersih/SR/Sumur bor RT.010-RW.000 85 KK 127,500,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
12 MKC/Sanitasi/Ipal RT.003-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
13 MKC/Sanitasi/Ipal RT.005-RW.000 1 kk 750,000 √ APBD 1/APBD 2/APBN/CSR/Dana Kelurahan/Desa
TOTAL 2,356,000,000
BAB VIII RENCANA KEBERLANJUTAN

1. Aturan Bersama

A. PENGANTAR

Seringkali proses-proses perencanaan yang partisipatif dan baik tidak serta merta menjamin proses pelaksanaan akan baik pula. Tak jarang proses perencanaan yang baik dan partisipatif berhenti
menjadi dokumen yang tidak implementatif/sulit diterapkan. Hal tersebut seringkali disebabkan karena kegagalan dalam membangun kesepakatan-kesepakatan operasional, (termasuk di
dalamnya kesepakatan pengorganisasian pengelolaan). Proses perencanaan partisipatif menyepakati pembangunan sebuah jaringan infrastruktur tertentu seperti jalan, jembatan, drainase dan
lain-lain. Program tersebut amat dibutuhkan oleh masyarakat setempat, sehingga hampir tidak ada penolakan terhadap program, namun pada tataran operasionalisasi, kegiatan menemui banyak
kendala diantaranya misalnya: Tidak disepakatinya siapa-siapa saja yang bertindak sebagai pelaksana pekerjaan tersebut; Siapa pihak yang bertugas memonitor dan mengevaluasi proses
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan standar dan mandat yang diberikan; Apa timbal balik yang diberikan oleh pihak-pihak yang diuntungkan namun tidak terlibat dalam proses partisipatif;
Siapa yang akan mengelola dan memelihara jaringan pasca dibangun; Siapa yang akan bertanggungjawab jika terjadi kerusakan; Dari mana dana bisa diperoleh untuk pemeliharaan dan
perbaikan, serta sejumlah masalah yang lain. Kegagalan membangun kesepakatan-kesepakatan ini mampu menimbulkan permasalahan krusial terutama terkait dengan terjaminnya
keberlangsungan/keberlanjutan. Jika kegagalan pengelolaan tersebut terjadi maka akan mengakibatkan penurunan kepercayaan publik/masyarakat terhadap proses-proses partisipatif yang telah
dikembangkan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka untuk kegiatan pembangunan di Desa Tulung Selapan Ilir, disepakati usulan acuan untuk menjadi Aturan Bersama, dalam 6 (enam)
kelompok, yaitu: Lingkungan Hidup & Tata Ruang, Perumahan dan Bangunan, Sarana dan Prasarana, Pengembangan Ekonomi, pelayanan publik dan bidang kelembagaan. Dalam masing-
masing bidang pembagian tersebut diuraikan lagi secara detail.
B. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA

TABEL ARAHAN ATURAN BERSAMA DESA TULUNG SELAPAN ILIR

BIDANG KONDISI EKSISTING KONDISI IDEAL USULAN ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

LINGKUNGAN HIDUP DAN TATA RUANG

 Masih Banyak Rumah yang tidak  Rumah Seharusnya teratur menghadap kejalan.  Sebelum Membangun Rumah Harus Ada IMB, dan juga
Daerah Permukiman teratur harus tertata menghadap ke jalan dengan jarak 5 meter dari
jalan.

 Masih Banyak Drainase yang rusak dan  Drainase merupakan daerah Aliran Air sehingga  Melarang setiap warga untuk tidak membuang sampah
belum dibangun harus dijaga kebersihannya sembarangan dan bersama sama gotong royong

 Masih ada sebagian kecil masyarakat  Membuang sampah pada tempat yang telah  Kawasan Pinggiran Rel tidak boleh di jadikan tempat
yang membuang sampah di Pinggiran disediakan dan dikelola secara terpadu (pemisahan pembuangan sampah sehingga wajib dijaga kebersihannya
Rel mulai dari sumbernya) organik dan non organic dan menjadi tanggung jawab bersama

 Kurangnya penataan terhadap ruang  Taman di sepanjang bantaran sungai dapat  Program penanaman vegetasi yang berfungsi untuk
Kondisi Ruang Terbuka Hijau
terbuka hijau membantu penghijauan memperkuat struktur tanah dan mampu mengurangi debit
 Kurang dimanfaatkannya ruang terbuka  Ruang terbuka hijau menjadi tempat interaksi banjir ketika terjadi luapan dari sungai
hijau sebagai ruang interaksi masyarakat  Perawatan dan pemeliharaan vegetasi tersebut menjadi
masyarakat tanggung jawab bersama.
 Penataan vegetasi khusus di sepanjang bantaran sungai dan
jalan jangan sampai mengganggu pengguna jalan.
 Disetiap rumah ada tanaman penghijauan, jika
memungkinkan ada tanaman pelindung.
 Disetiap rumah wajib menata , menjaga dan memelihara
taman di halamannya masing-masing
 Di buatkan taman sebagai rekreasi dan hiburan untuk
anak-anak dan masyarakat di lingkungan sekitar
 Pemeliharaan taman tersebut menjadi tanggung jawab
bersama
Potensi rawan bencana di Desa Tulung Setiap kelurahan memiliki rencana mitigasi bencana  Membuat jalur mitigasi bencana sebagai antisipasi
Mitigasi Bencana
Selapan Ilir: untuk antisipasi terjadinya bencana
BIDANG KONDISI EKSISTING KONDISI IDEAL USULAN ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

 Potensi rawan kebakaran  Membuat hidran umum dan racun api untuk antispasi
 Potensi air genangan (banjir) bahaya kebakaran
 Daerah yang sering mengalami genangan dilakukan
perbaikan saluran drainase
 Membuat pengedaman di sepanjang kawasan yang sering
terjadi banjir

PERUMAHAN DAN BANGUNAN

 Saluran air bersih dari PDAM belum  Adanya sumber air bersih selain dari air sumur  Penggunaan air sesuai kebutuhan saja
Sistem Air Bersih
tersedia dan pada saat ini masyarakat seperti pengolahan air sungai menjadi air bersih  Tiap rumah wajib memiliki saluran pembuangan limbah
memanfaatkan air bersih dari sumur dan dapat dimanfaatkan warga untuk mandi dan rumah tangga berupa sumur atau bak peresapan dan
untuk keperluan sehari - hari mencuci drainase
 Disetiap cluster permukiman akan disediakan sumber air
bersih berupa sumur bor

 Belum adanya sistem pengelolaan  Adanyat tempat sampah dari skala RT sampai  Masyarakat wajib membuang sampah pada tempatnya,
Sistem Pengelolaan
sampah terpadu. skala Kelurahan  Diadakan pembersihan rutin, gotong royong, kerja bakti
Persampahan
 Tidak adanya fasilitas tempat sampah di lingkungan tempat tinggal,
 Belum ada kesadaran warga untuk  Melakukan pengelolaan sampah dengan cara :
membuang sampah pada tempatnya - pembelian motor sampah, yang akan bertugas di
wilayah RT/RW
- pengelolaan menjadi tanggung jawab bersama
- memilah dan memisahkan sampah Organik dan Non
Organik
- memberikan pelatihan penggelolaan sampah terhadap
masyarakat sekitar
 Warga tidak boleh BAB di sembarang tempat
Sistem buangan Limbah  Sebagian besar permukiman di Desa  Penanganan pembuangan air kotor membutuhkan
berbagai pertimbangan sehingga secara teknik  Setiap cluster permukiman setidaknya memiliki satu
Tulung Selapan Ilir belum memiliki
dapat diterima masyarakat setempat, murah dan MCK umum dan septitank komunal
kamar mandi dan system
mudah dalam pembangunan dan pemeliharaannya.  Tidak boleh langsung mengalirkan air limbah dr MCK
BIDANG KONDISI EKSISTING KONDISI IDEAL USULAN ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

pembuangannya tidak memadai  Saluran drainase terkoneksi dan menuju ke tempat secara langsung ke aliran sungai tanpa melewati
pembuangan akhir peresapan.
 Saluran drainase masih minim dan
belom terkoneksi ke tempat  Adanya tempat pembuangan limbah rumah tangga
pembuangan akhir

 Belum tersedianya tempat pembuangan


limbah rumah tangga

 Jarak ideal antar rumah adalah ketika air dari  Setiap mendirikan bangunan baru wajib memiliki IMB (
Sistem Perumahan dan  Jarak antar rumah dan jarak rumah
tirisan tidak jatuh ke lahan milik orang lain. Ijin Mendirikan Bangunan ), aturan kesepakatan :
Bangunan dengan sungai kurang dari 1 M
 KDB bangunan 70% - Bangunan dalam kampung harus memiliki ijin dari

 Hampir seluruh bangunan di Desa  Memiliki IMB untuk setiap bangunan RT/RW dan Dusun

Tulung Selapan Ilir menggunakan - Bangunan pinggir jalan Desa harus memiliki ijin dari

kontruksi kayu Desa


- Bangunan pinggir jalan Protokol / Kabupaten / Negara
harus memiliki IMB dari PU
 Dilarang mendirikan bangunan diatas saluran air
 Proses mendirikan bangunan dan desain bangunan tidak
boleh mengganggu kenyamanan lingkungan/umum
 Setiap rumah mempunyai sempadan bangunan ± 2 m batas
pagar
 Rumah dibangun menghadap ke sempadan sungai, atau
menghadap jalan yang dibangun
 Jarak antar bangunan 1m kiri, kanan, belakang rumah dll.
 Setiap bangunan harus memiliki batas tanah yang jelas
dapat berupa patok atau pagar pembatas
 Setiap bangunan wajib memiliki taman

BIDANG SARANA DAN PRASARANA


BIDANG KONDISI EKSISTING KONDISI IDEAL USULAN ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

 Jalan yang akan di kembangkan adalah jalan lingkungan


Jaringan jalan  Tidak memiliki akses jalan yang  Setiap rumah memperoleh akses menuju jalan
ada yang masih jalan tanah, ada juga yang sudah
memadai lingkungan
terbangun, sehingga masyarakat yang lahan nya terkena

 Akses jalan masih banyak yang tidak  Setiap jalan saling terkoneksi satu dengan yang pengembangan jalan harus rela menyumbangkan sedikit

terkoneksi lain lahannya untuk pengembangan jalan.


 Masyarakat bersedia untuk memelihara prasarana jalan
tersebut, jika ada kerusakan kecil akan segera di
lakukan perbaikan dengan swadaya masyarakat.
 Masyarakat bersepakat tidak menggunakan bantaran
jalan :
- Untuk membuat jalan baru untuk kepentingan pribadi
- Untuk berjualan
 Membuatkan Slogan-slogan untuk mengingatkan
masyarakat agar tidak memacu kendaraan dengan
kecepatan tinggi

 Pembuatan dan pemeliharaan adalah tanggung jawab


bersama
 Sebagai penghubung antar wilayah kelurahan
 Setiap rumah wajib membersihkan dan menjaga
Jaringan Drainase  Ada beberapa titik aliran air nya masih  Aliran air harus mengalir
kelancaran aliran air di saluran drainase
tersumbat, itu di karena kan masih
 Jaringan drainase terkoneksi dan menuju ke  Melarang membuang sampah ke drainase
banyak tumpukan sampah .
pembuangan akhir
 Jaringan drainase tidak tekoneksi ke
saluran pembuangan akhir
C. ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

Daerah Permukiman:

1. Sebelum membangun rumah harus ada IMB dan juga harus tertata menghadap ke jalan dengan jarak 5 meter dari jalan
2. Melarang setiap warga untuk tidak membuang sampah sembarangan dan bersam-sama gotong royong
3. Kawasan pinggiran rel tidak boleh di jadikan tempat pembuangan sampah sehingga wajib dijaga kebersihannya dan menjadi tanggung jawab bersama

Daerah Ruang Terbuka Hijau:

1. Program penanaman vegetasi yang berfungsi untuk memperkuat struktur tanah dan mampu mengurangi debit banjir ketika terjadi luapan dari air hujan
2. Perawatan dan pemeliharaan vegetasi tersebut menjadi tanggung jawab bersama.
3. Penataan vegetasi khusus di sepanjang bantaran sungai dan jalan jangan sampai mengganggu pengguna jalan.
4. Disetiap rumah ada tanaman penghijauan, jika memungkinkan ada tanaman pelindung.
5. Disetiap rumah wajib menata , menjaga dan memelihara taman di halamannya masing-masing
6. Di buatkan taman sebagai rekreasi dan hiburan untuk anak-anak dan masyarakat di lingkungan sekitar
7. Pemeliharaan taman tersebut menjadi tanggung jawab bersama

Mitigasi Bencana:

 Membuat jalur mitigasi bencana sebagai antisipasi terjadinya bencana

 Membuat hidran umum dan racun api untuk antispasi bahaya kebakaran

 Daerah yang sering mengalami genangan dilakukan perbaikan saluran drainase

 Membuat pengedaman di sepanjang kawasan yang sering terjadi banjir

D. Bidang Perumahan dan Bangunan

Sistem Air Bersih:

 Penggunaan air sesuai kebutuhan saja

 Tiap rumah wajib memiliki saluran pembuangan limbah rumah tangga berupa sumur atau bak peresapan dan drainase

 Disetiap cluster permukiman akan disediakan sumber air bersih berupa sumur bor
Sistem Persampahan:

1. Masyarakat wajib membuang sampah pada tempatnya


2. Diadakan pembersihan rutin, gotong royong, kerja bakti di lingkungan tempat tinggal,
3. Melakukan pengelolaan sampah dengan cara :
- pembelian motor sampah, yang akan bertugas di wilayah RT/RW
- pengelolaan menjadi tanggung jawab bersama
- memilah dan memisahkan sampah Organik dan Non Organik
- memberikan pelatihan penggelolaan sampah terhadap masyarakat sekitar

Sistem Buangan Limbah:

1. Warga tidak boleh BAB di sembarang tempat


2. Setiap cluster permukiman setidaknya memiliki satu MCK umum dan septitank komunal
3. Tidak boleh langsung mengalirkan air limbah dr MCK secara langsung ke aliran sungai tanpa melewati peresapan

Sistem Perumahan dan Bangunan:

1. Setiap mendirikan bangunan baru wajib memiliki IMB ( Ijin Mendirikan Bangunan ), aturan kesepakatan :
- Bangunan dalam kampung harus memiliki ijin dari RT/RW
- Bangunan pinggir jalan harus memiliki ijin dari RT
- Bangunan pinggir jalan Protokol / Kabupaten / Negara harus memiliki IMB dari PU
2. Dilarang mendirikan bangunan diatas saluran air
3. Proses mendirikan bangunan dan desain bangunan tidak boleh mengganggu kenyamanan lingkungan/umum
4. Setiap rumah mempunyai sempadan bangunan ± 2 m batas pagar
5. Rumah dibangun menghadap ke jalan yang dibangun
6. Jarak antar bangunan 1m kiri, kanan, belakang rumah dll.
7. Setiap bangunan harus memiliki batas tanah yang jelas dapat berupa patok atau pagar pembatas
8. Setiap bangunan wajib memiliki taman
E. Bidang Sarana dan Prasarana

F. Jaringan Jalan

1. Jalan yang akan di kembangkan adalah jalan lingkungan ada yang masih jalan tanah, ada juga yang sudah terbangun, sehingga masyarakat yang lahan nya terkena pengembangan jalan harus rela
menyumbangkan sedikit lahannya untuk pengembangan jalan.
2. Masyarakat bersedia untuk memelihara prasarana jalan tersebut, jika ada kerusakan kecil akan segera di lakukan perbaikan dengan swadaya masyarakat.
3. Masyarakat bersepakat tidak menggunakan bantaran jalan :
- Untuk membuat jalan baru untuk kepentingan pribadi
- Untuk berjualan
4. Membuatkan Slogan-slogan untuk mengingatkan masyarakat agar tidak memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi

Jaringan Drainase
1. Setiap rumah wajib membersihkan dan menjaga kelancaran aliran air di saluran drainase
2. Melarang membuang sampah ke drainase

G. KESEPAKATAN MASYARAKAT

Aturan Bersama (AB), ini merupakan bentuk legal agreement yang dibuat bersama-sama antara Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) PWK Desa Tulung Selapan Ilir melalui Tim Inti Perencanaan
Partisipatif (TIPP) dengan masyarakat Desa Tulung Selapan Ilir. Aturan Bersama (AB), ini diharapkan untuk menjadi rekomendasi peraturan di tingkat kelurahan (peraturan kelurahan), sehingga menjadi pegangan
dalam perencanaan dan pengembangan kelurahan selanjutnya.

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

Kami warga Masyarakat Desa Tulung Selapan Ilir menyatakan:

1. Setuju menerima hasil dokumen RPLP (Rencana Penataan Lingkungan Permukiman) dan akan melaksanakan program kegiatan sesuai dengan prioritas yang telah disebutkan di dalam RPLP dengan
bantuan program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) maupun secara mandiri.
2. Bersedia menerima pengelolaan (fasilitas tersebut) secara keseluruhan ataupun sebagian sebagai Aset Kelurahan (tanpa menghilangkan hak-hak pribadi pemilik yang sah yang lahannya dikenai program);
3. Berkehendak menjalankan proses pembangunan di kelurahan tersebut melalui (gotong-royong) yang (pembentukan panitia pembangunan akan diatur kemudian waktu);
4. Berkehendak menjalankan proses persiapan pembangunan yaitu tindak rembug pentahapan, pembagian pekerjaan, survei material, proses pembangunan dan pemeliharaan yaitu pencatatan, pemantauan,
pendokumentasian, ataupun tindak lain yang diperlukan;
5. Bersedia memberikan dukungan keuangan dan/atau pendampingan kepada proses pembangunan maupun panitia pembangunan dalam upaya pembangunan tersebut melalui (sumbangan sukarela atau
sumbangan tenaga atau sumbangan terkait);
6. Bersedia mengelola pemanfaatan berupa pemeliharaan maupun penyelenggaraan kegiatan publik/sosial di fasilitas yang telah disediakan sekurang-kurangnya dalam bentuk jadwal per minggu selama
sepuluh tahun ke depan, dan bisa diperpanjang sesudahnya sesuai dengan kesepakatan warga;
7. Bertekad untuk tidak menelantarkan, ikut menjaga, memelihara, menanggung biaya operasional fasilitas yang menjadi Aset Kelurahan termasuk dalam hal pengadaan biaya pemeliharaan dengan cara (iuran
rutin, anggaran kelurahan);
8. Akan mengaktifkan dan memberdayakan peran lembaga (Organisasi Lokal) dalam urusan pemeliharaan fasilitas dimaksud.
2. Rencana Pengelolaan Kawasan (Estate Management)

Pengelolaan dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas permukiman secara berkelanjutan dilakukan oleh masyarakat secara swadaya dan dapat juga difasilitasi oleh Pemerintah daerah:
Pemeliharaan dan atau perbaikan : untuk rumah dilakukan oleh setiap orang. Untuk prasarana, sarana dan utilitas umum dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang
1. Peran dan Tanggung Jawab Organisasi

KPP merupakan wadah bagi para penerima manfaat prasarana untuk menjamin terpeliharanya prasarana dan sarana dan juga sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan permukiman yang
berkelanjutan. Organisasi ini bertanggung jawab dalam kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana/sarana yang telah dibangun.
Tugas dan fungsi KPP adalah:
a. Mensosialisasikan perilaku pola hidup bersih & sehat di masyarakat secara terus menerus;
b. Menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi kumuh;
c. Memantau pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai mutu;
d. Menyusun program kerja pemanfaatan & pemeliharaan prasarana & saran;
e. Mensosialisasikan program kerja pemanfaatan & pemeliharaan prasarana & sarana;
f. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan pemeliharaan prasarana & sarana yang berkelanjutan;
g. Mengembangkan prasarana & sarana untuk memperluas jangkauan pelayanan/manfaat;
h. Memberikan dukungan dalam pencapaian kota bebas kumuh dimulai dari lingkungannya dengan kolaborasi berbagai pihak.

2. Struktur Organisasi

Susunan KPP terdiri dari: Rapat Anggota, Pengurus dan Anggota. Dimana Rapat anggota memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi. Rapat anggota mengemban tugas dan
kewenangan sebagai berikut:
a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b. Menetapkan pengurus
c. Mengangkat dan memberhentikan pengurus
d. Menetapkan program kerja
Sedangkan Pengurus KPP dipilih oleh anggota terdiri dari:
a. Ketua KPP
b. Sekretaris
c. Koordinator Bidang Prasarana
d. Ketua Blok (Tingkat RT)
e. Petugas Teknis & Petugas Keuangan untuk setiap bidang prasarana di masing-masing blok
f. Anggota KPP adalah semua warga pemanfaat sarana & prasarana
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 13 Keterlibatan kaum perempuan dalam Kepengurusan KPP minimal tiga puluh (30%) persen dari jumlah Pengurus KPP.
Struktur organisasi Pengurus KPP dapat ditunjukan seperti dalam gambar berikut:
3. Tugas Pengelola/Pengurus KPP
Untuk melaksanakan tugas pokok O&P, maka KPP memerlukan unit atau satuan kerja dan orang-orang yang akan duduk atau bertanggungjawab sehari-hari pada setiap unit kerja tersebut (Tim Pengelola). Sejalan
dengan tugas pokok tersebut, maka tugas-tugas dari setiap unit kerja pengelola pemanfaatan dan pemeliharaan (Tim Pengelola) sehari-hari, adalah :
1) Ketua, bertanggung jawab atas seluruh kegiatan organisasi sesuai peraturan organisasi serta program kerja yang telah diputuskan bersama. Antara lain mencakup tugas :
a) Mengkoordinir pengurus KPP;
b) Mengundang dan menyelenggarakan Rapat-rapat rutin atau Musyawarah;
c) Berkordinasi secara tin dengan BKM;
d) Menerima hasil serah terima prasarana & sarana dari BKM
e) Melakukan kerjasama kemitraan dengan pemerintah kelurahan, Dinas/Instansi terkait dan pihak swasta atau lainnya guna meningkatkan pembiayaan pemeliharaan atau pengembangan layanan prasarana.
f) Mendorong peningkatan kesadaran dan kontribusi warga untuk melakukan
pemeliharaan prasarana.
g) Bersama seluruh pengurus membuat laporan baik secara berkala maupun Pertanggungjawaban Kegiatan KPP;
h) Bersama seluruh pengurus, mensosialisasikan kegiatan-kegiatan pemeliharaan, khususnya kepada warga penerima manfaat;
i) Bersama seluruh pengurus menyusun draft peraturan dasar, program kerja KPP dan rencana pendanaan O&P untuk disosialisasikan dan penyepakatan dalam musyawarah warga.
j) Penetapan peraturan dasar, program kerja KPP dan rencana pendanaan O&P dilakukan dalam Rapat Anggota.

2) Sekretaris atau bagian administrasi, melaksanakan kegiatan administrasi umum/ketatausahaan KPP, antara lain mencakup :
a) Menyiapkan surat menyurat;
b) Mengarsip surat masuk dan surat keluar;
c) Menyimpan dan memelihara dokumen/dokumentasi kegiatan;
d) Membuat notulen rapat/ musyawarah warga penerima manfaat;
e) Menginventarisasi anggota atau warga penerima manfaat;
f) Mencatat keluar masuknya keuangan setiap bidang prasarana dan sarana.

3) Kordinator Bidang, bertugas mengelola kegiatan O&P untuk bidang prasarana dan sarana masing-masing pada setiap blok (tingkat RT) dan melaporkan setiap perkembangan kondisi prasarana/sarana yang ada
secara berkala maupun insidentil jika keadaan mendesak kepada anggota di bkloknya masing-masing. Cakupan wilayah kerja Koordinator Bidang bisa 1 (satu) blok atau lebih.

4) Ketua Blok, bertugas mengelola kegiatan O&P untuk bidang prasarana & sarana masingmasing pada setiap blok (tingkat RT) dan melaporkan setiap perkembangan kondisi prasarana/sarana yang ada secara berkala
maupun insidentil kepada Koordinator Bidang. Cakupan wilayah kerja Ketua Blok hanya pada satu RT. Ketua Blok dibantu oleh Petugas Teknis dan Petugas Keuangan. Pengurus blok di tingkat RT ini bisa menangani
hanya 1 (satu) jenis prasarana sarana atau lebih dari 1 (satu). Untuk menjalankan prinsip transparansi, maka Ketua Blok harus menyampaikan laporan pelaksanaan & keuangan
kepada warga pemanfaat/anggota secara berkala.
5) Petugas Teknik, melakukan :
a) Monitoring dan inventarisasi kondisi prasarana/sarana;
b) Menyusun rencana kebutuhan, biaya dan jadwal pemeliharaan & perbaikan prasarana;
c) Menggerakan dan mengkoordinir pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan oleh warga;
d) Melaporkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan pemeliharaan kepada Ketua Blok;
e) Mendokumentasikan kegiatan pemeliharaan.

6) Petugas Keuangan, melakukan:


a. Mencatat dan membuat laporan keuangan penyelenggaraan pemanfaatan & pemeliharaan setiap prasarana & sarana di masing-masing blok;
b. Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;
c. Melaporkan laporan keuangan kepada Ketua Blok;
d. Mengarsipkan seluruh laporan.

7) Anggota :
a) Mendapatkan informasi, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi yang sama dalam setiap kegiatan;
b) Mentaati aturan O&P yang sudah ditetapkan;
c) Mengikuti rapat-pertemuan/musyawarah yang dilakukan pengurus KPP;
d) Melaksanakan/terlibat aktif dalam setiap kegiatan pemeliharaan yang dilakukan;
e) Mendukung terlaksananya program kerja KPP dan pencapaian visi & misi KPP;
f) Membangun kebersamaan, kekompakan dan suasana yang kondusif;
g) Secara rutin membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan bersama;
h) Memberikan kontribusi/keswadayaan lainnya untuk pemeliharaan prasarana & sarana sesuai kebutuhan. Untuk mendukung tugas-tugas Tim Pengelola yang ada, maka Ketua KPP dapat melakukan penugasan kepada
anggota terkait aspek kegiatan operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan, baik berupa kegiatan yang bersifat rutin maupun yang bersifat insidentil. Kesepakatan mengenai penugasan ini hendaknya diputuskan berdasarkan
kesepakatan bersama warga pemanfaat. Contoh penugasan dalam pelaksanaan kegiatan seperti siapa yang piket atau penugasan pemeliharaan kebersihan MCK secara bergiliran.

Anda mungkin juga menyukai