Anda di halaman 1dari 109

3 kelom pok tiga

studio perencanaan wilayah


BU KU REN CAN A

GROBOGAN
2017-2037

PERENCANAAN W ILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R TA
demogr
afi
DEVI
f
isi
kdasar
DARA
t
atagunal
ahan
KOKOH
ARIEFKEVI
N
sosi
albudaya

pr
asar
ana
NASA

3
NI
RMAsarana

kebi
jakan ekonomi
MI
RZA FI
STI
RA
kel
embagaan
ELDORA
pembi
ayaan
RENA
DARUL
t
ranspor
tasi
KATAPENGANTAR
Puj
ser
isyukurkehadi
t
ar ahmat-
ratTuhan Yang Maha Esa at
Nya sehingga kamidapatmenyel
asl i
mpahan kar
esaikan Lapor
uni
an
a

AkhirRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan


Tahun 2017 -2037.Tuj uan daripenyusunan Lapor an Akhiriniadalah
untukmemper mudah pel aksanaan dar iset
iap t
ahapan dal am proses
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gr obogan.

Buku Laporan Pendahuluan i


nimer upakan t
ahap akhirdariserangkaian
pelaporan yang akan di
hasil
kan darikegiat
an penyusunan Rencana Tat
a
Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan.Secara materi
albuku inimemuat
(1)Pendahul uan,( 2)Tujuan Konsep,( 3)StrukturRuang ( 4)Pola Ruang
(5)Kawasan St rat
egis,(6)Arahan Pemanf aat
an Ruang,( 7)Arahan
Pengendal ian Ruang,( 8)Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat .

Dal am penyusunan Laporan AkhiriniTim Penyusun tel


ah mendapat kan
masukan dar iberbagaipi hak,untuki t
u kamimengucapkan t eri
makasi h
atasper hati
an dan kerj
asamanya kepada semua pi hakyang t er
kait.
Ucapan t er
ima kasi
hj uga kamihat urkan kepada BapakEr rydariBPBD
Kabupat en Grobogan yang tel
ah mengi zinkan f
oto-
foto aeri
aldaril angit
Gr obogan untukditampilkan pada sampul -sampuldepan laporan kami .

Kamimenyadar ibahwa masi ht erdapatbanyakkekur angan dal


am
laporan i
ni.Ol eh karena i
tu,kamimenghar apkan kr
iti
kdan saran yang
membangun demiper baikan dan penyempur naan.Semoga Laporan
AkhirKelompok3 i nidapatber manfaatbagisemua pi hakyang
berkepentingan dan dapatmenj adiref
erensibagipengembangan ilmu
terut
ama dibi dang Perencanaan Wi l
ayah dan Kota.

Sur
akar
ta,J
anuar
i2016

Ti
m Penyusun
daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang // 2
1.2 Ruang Lingkup
1.2.1 Ruang Lingkup Wilayah // 5
1.2.2 Ruang Lingkup Waktu // 5
1.2.3 Ruang Lingkup Substansi // 5
1.3 Landasan Hukum // 6
1.4 Tinjauan RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029
1.4.1 Arahan Struktur Ruang Kabupaten Grobogan // 6
1.4.2 Arahan Pola Ruang Kabupaten Grobogan // 7
1.5 Tinjauan RTRW // 7

BAB II TUJUAN, KONSEP, KEBIJAKAN, STRATEGI PENATAAN DAN PENGEMBANGAN


WILAYAH
2.1 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah
2.1.1 Tujuan // 10
2.1.2 Sasaran // 10
2.2 Konsep Dasar Penataan dan Pengembangan Wilayah
2.2.1 Konsep Pengembangan Agropolitan // 11
2.2.2 Konsep Pengembangan Industri // 12
2.2.3 Konsep Pengembangan Pariwisata // 12
2.2.4 Konsep Pengembangan Konektifitas dan Sinergitas Antar Sektor Unggulan // 13
2.3 Kebijakan Strategi Penataan Ruang
2.3.1 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kawasan // 14
2.3.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kawasan // 14

BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG


3.1 Konsep Struktur Ruang Wilayah
3.1.1 Rencana Pusat Pelayanan // 16
3.1.2 Rencana Sistem Perwilayahan // 20
3.1.3 Rencana Sistem Pergerakan // 23
3.1.4 Rencana Sistem Evakuasi // 1
3.1.4.1 Rencana Jalur Evakuasi // 1
3.1.3.2 Rencana Moda Transportasi Evakuasi // 24
3.2 Rencana Sosial Demografi
3.2.1 Kependudukan // 30
3.2.2 Ketenagakerjaan // 32
3.2.3 Sosial Budaya // 33
3.3 Rencana Pembangunan Sarana
3.3.1 Rencana Pengembangan Sarana Pendidikan // 33
3.3.2 Rencana Pengembangan Sarana Kesehatan // 35
3.3.3 Rencana Pengembangan Sarana Peribadatan // 36
3.3.4 Rencana Pengembangan Sarana Perdagangan // 36
3.4 Rencana Pengembangan Jaringan
3.4.1 Rencana Jaringan Air Bersih // 36
3.4.2 Rencana Jaringan Drainase // 39
daftar isi
3.4.3 Jaringan Irigasi // 39
3.4.4 Jaringan Persampahan // 39
3.4.5 Jaringan Air Limbah // 40
3.4.6 Jaringan Listrik // 40
3.5 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Grobogan // 40

BAB IV RENCANA POLA RUANG


4.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
4.1.1 Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan di bawahnya // 42
4.1.2 Hutan Lindung // 42
4.1.3 Kawasan Perlindungan Setempat // 43
4.1.4 Sawah Lestari // 42
4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
4.2.1 Permukiman // 44
4.2.2 Industri // 45
4.2.3 Hutan Budidaya // 45
4.2.4 Pertanian // 45
4.2.5 Pariwisata // 45
4.2.6 Kebun // 45

BAB V RENCANA KAWASAN STRATEGIS


5.1 Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi
5.1.1 Rencana Pengembangan Kawasan Industri // 48
5.1.2 Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata // 51
5.1.3 Rencana Koridor Pengembangan // 51
5.1.4 Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan // 54
5.1.5 Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan // 56
5.2 Rencana Kawasan Strategis Daya Dukung Lingkungan // 61
5.3 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Grobogan // 62

BAB VI ARAHAN PEMANFAATAN RUANG


6.1 Usulan Program Pemanfaatan Ruang // 66
6.2 Pendanaan dan Sumbernya // 67
6.3 Pelaksana Program Pemanfaatan Ruang // 67
6.4 Tahapan Waktu Pelaksanaan Program // 67

BAB VII PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG


7.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Pola Ruang Wilayah Kabupaten
7.1.1 Ketentuan Perizinan // 84
7.2 Ketentuan Insentif-Disinsentif // 88
7.3 Ketentuan Sanksi // 91

BAB VIII KELEMBAGAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT


8.1 Kelembagaan // 81
8.1.1 Badan Usaha Milik Desa // 93
8.1.2 Arahan Hubungan Antarlembaga // 94
8.2 Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat // 97
daftar tabel
Tabel 1.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan // 5
Tabel 1.2 Pusat-pusat Kegiatan // 7
Tabel 3.1 Pusat Pelayanan // 17
Tabel 3.2 Pembagian BWP // 20
Tabel 3.3 Rencana Proyeksi Penduduk Berdasarkan Pembagian BWP dan Pusatnya // 30
Tabel 3.4 Rencana Proyeksi Kepadatan Penduduk Berdasarkan Pembagian BWP dan Pu-
satnya // 31
Tabel 3.5 Perbandingan Rencana Daya Tampung dengan Proyeksi Penduduk // 31
Tabel 3.6 Rencana Penambahan Sarana Pendidikan di Kabupaten Grobogan // 34
Tabel 3.7 Rencana Penambahan Sarana Kesehatan di Kabupaten Grobogan per Sub BWP
Tahun 2037Tahun 2037 // 35
Tabel 5.1 Rencana Pengembangan Sub-Sistem Pra-Produksi Pertanian // 57
Tabel 5.2 Rencana Pengembangan Sub Sistem Produksi Pertanian // 58
Tabel 5.4 Rencana Pengembangan Sub Sistem Pasca Produksi Pertanian // 59
Tabel 5.5 Komoditas Olahan Kabupaten Grobogan // 61
Tabel 6.1 Program Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan // 68
Tabel 7.1 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang // 85
Tabel 7.2 Tindakan Insentif dan Disinsentif Kabupaten Grobogan // 90
Tabel 8.1 Kelembagaan Dinas Daerah Terkait Inovasi // 95


daftar gambar
Gambar 2.1 Konsep Pengembangan Sinergitas Antar Sektor Unggulan // 13
Gambar 2.2 Konsep Pengembangan Agropolitan Didukung Industri dan Wisata Lokal // 14
Gambar 3.1 Grafik Produktifitas Tenaga Kerja Kabupaten Grobogan Tahun 2016 // 32
Gambar 8.1 Diagram Venn Kelembagaan // 93
Gambar 8.2 Ilustrasi Arahan Hubungan Antarlembaga Agropolitan // 94
Gambar 8.3 Konsep Pengembangan Sinergitas Antar Sektor Unggulan // 94
Gambar 8.4 Alur Koordinasi Kelembagaan Terkait Inovasi // 95
daftar peta
Peta 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Grobogan // 4
Peta 3.1 Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten Grobogan // 19
Peta 3.2 Rencana Pembagian Bagian Wilayah Perencanaan Kabupaten Grobogan // 22
Peta 3.3 Rencana Pengembangan Sistem Transportasi // 25
Peta 3.4 Rencana Pegembangan Sarana Prasarana Penunjang Transportasi // 26
Peta 3.5 Rencana Pengembangan Efektivitas Pengembangan Moda Transportasi
Evakuasi Kabupaten Grobogan // 27
Peta 3.6 Rencana Evakuasi Kabupaten Grobogan // 29
Peta 3.7 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Grobogan // 41
Peta 4.1 Rencana Pola Ruang Kabupaten Grobogan 2017 – 2037 // 46
Peta 5.1 Rencana Pengembangan Kawasan Industri // 49
Peta 5.2 Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata // 52
Peta 5.3 Rencana Koridor Pengembangan // 53
Peta 5.4 Kawasan Strategis Perkotaan // 55
Peta 5.5 Rencana Kawasan Strategis Pertanian // 60
Peta 5.6 Peta Kawasan Strategis Karst // 63
Peta 5.7 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Grobogan // 64
1 • pendahuluan

1.1
Latar Belakang
Kabupaten Grobogan merupakan
wilayah bagian dari KEDUNGSEPUR. KE-
DUNGSEPUR merupakan sebuah wilayah
kerjasama yang meliputi lima wilayah
administratif, yaitu Kendal, Demak, Un-
garan, Semarang, dan Purwodadi. Pur-
wodadi merupakan wilayah bagian di
dalam Kabupaten Grobogan. Di dalam
RTR Jawa Bali disebutkan bahwa wilayah
KEDUNGSEPUR merupakan wilayah po-
tensial agropolitan, dimana agropoli-
tan meliputi potensi di sektor pertanian,
perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Potensi tersebut juga ter-
dapat di Kabupaten Grobogan.

Salah satu kegiatan yang unggul di Ka-


bupaten Grobogan adalah pertanian. 2
Sektor pertanian di Kabupaten Grobogan
berperan penting bagi masyarakat. Hal
ini terlihat dari sebagian besar wilayah
Grobogan merupakan lahan sawah dan
mayoritas masyarakatnya bermata penca-
harian sebagai petani. Sektor pertanian
sangat berperan dalam meningkatkan
perekonomian wilayah. Ini juga dibukti-
kan dalam PDRB Kabupaten Grobogan, s
bahwa sektor pertanian merupakan
penyumbang terbesar Selain dari sektor
pertanian, masyarakat juga mengandal- u
kan sektor perkebunan, perikanan, dan
peternakan untuk memenuhi kebutuhan.
Akan tetapi, potensi dari sektor perke-
bunan, perikanan, dan peternakan tidak i
sebesar potensi pertanian di Kabupaten
Grobogan. Sektor-sektor tersebut han-
ya sebagai pendukung bagi masyarakat.
2
Oleh karena itu, sektor pendukung ti-
dak dapat dikesampingkan, melain-
kan harus tetap dipertimbangkan
dalam upaya mendukung pengem- 1
bangan potensi unggulan wilayah.
Dalam Bab I Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Kabu-
paten Grobogan 2017-2037, akan dijelaskan mengenai Latar
Belakang, Ruang Lingkup, Landasan Hukum, Tinjauan RTRW
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 dan Tinjauan RTRW Kabu-
paten Grobogan Tahun 2011-2031 terkait wilayah perencanaan.

Pendahuluan
bab satu
Dilihat dari letaknya Kabupaten Grobogan Konsep yang dapat mewujud-
memiliki posisi yang strategis karena ber- kan penataan ruang pertani-
batasan langsung dengan wilayah SUBO- an dan potensi alam tersebut adalah
SUKOWONOSRATEN dan KEDUNGSEPUR. Ini
juga berpengaruh dalam pengembangan
“ A g r o p o l i t a n
kegiatan-kegiatan sekunder atau kegia- didukung
tan-kegiatan selain kegiatan agropolitan.
Salah satu kegiatan yang ada yaitu kegia- industri dan
tan industri. Sektor industri tersebar cukup
banyak di Kabupaten Grobogan. Akan teta-
wisata lokal”
Konsep Agropolitan merupakan salah satu
3 pi, industri yang terdapat di wilayah per-
encanaan didominasi oleh industri-indus- alternatif bagi Pemerintah Daerah untuk
mengembangkan perekonomian wilayahn-
tri pengolahan pertanian dan perkebunan.
ya. Menurut Departemen Pertanian (2002),
Wilayah yang didominasi pedesaan ini Agropolitan terdiri dari kata agro dan poli-
juga memiliki keunikan-keunikan yang pa- tan (polis). Agro berarti pertanian dan pol-
tut dipertimbangkan khususnya dalam hal itan berarti kota. Dengan demikian Agro-
penataan ruang. Keunikan tersebut terlihat politan dapat didefinisikan sebagai kota
dari budaya yang dimiliki masyarakatnya pertanian atau kota di daerah lahan per-
serta sarana-sarana wisata yang terse- tanian atau pertanian di daerah kota. Se-
bar. Budaya dan wisata yang terdapat mentara didukung industri dan wisata lo-
di wilayah perencanaan mayoritas mer- kal (local tourism) yang dimaksud adalah
pengembangan potensi kota pertanian
t upakan sektor alami, atau wisata alam.
atau kota di daerah lahan pertanian atau
Karena hal itu, Kabupaten Grobogan memer-
lukan sebuah konsep penataan ruang yang pertanian di daerah kota harus tetap mem-
memprioritaskan pertanian dengan tetap perhatikan potensi-potensi alam yang di-
w memperhatikanbudaya sertapotensialamnya. miliki wilayah perencaaan. Artinya dalam
pengembangan industri harus tetap indus-
tri-industri yang berbahan dasar dari alam,
pengembangan wisata-wisata alam perlu
l digalakkan untuk mendukung pengemban-
gan pertanian, dan begitupun sebaliknya.

Penataan ruang wilayah Kabupaten Grobo-


0 gan harus tetap mempertimbangkan berb-
agai karakteristik wilayah yang ada. Tindakan
yang dapat dilakukan dapat berupa peru-
musan arahan pengembangan tata ruang.
6
4

1
Peta 1.1 Administrasi Kabupaten Grobogan
Sumber : Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
1 • pendahuluan

1.2
Ruang Lingkup
Tabel 1.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan
1.2.1 Ruang Lingkup
Wilayah
Ruang lingkup wilayah perencanaan
dalam Studio Perencanaan Wilayah
dengan konsep “Agropolitan Berbasis
Kearifan Lokal” ini terdiri dari 19
kecamatan. Adapun 19 kecamatan ini
memiliki potensi dalam meningkat-
kan pertumbuhan ekonomi wilayah.

1.2.2 Ruang Lingkup


Waktu

5
Sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang,
maka periode Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Grobo-
gan ini adalah 20 (dua pu-
luh) tahun ke depan yaitu tahun

2 0 1 7 - 2 0 3 7
Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka, 2016

t
1.2.3 Ruang Lingkup 1.
Kebijakan, program, dan rencana
pembangunan berjalan yang berlaku,
w Substansi baik meliputi kebijakan lokal maupun
regional
Dalam dokumen Rencana Tata Ruang
Kabupaten Grobogan memakai salah satu 2. Fisik dasar dan sumberdaya alam
l prinsip perencanaan yaitu komprehen-
sif. Prinsip perencanaan komprehensif ini
3. Demografi dan sosial-budaya penduduk
berarti mencakup semua aspek-aspek 4. Perekonomian dan kegiatan usaha
perencanaan sehingga ruang lingkup 5.
Sarana prasarana dan sistem
substansi dari rencana ini meliputi:
0 transportasi
6. Tata guna lahan dan tata lingkungan
7.
Kelembagaan dan pembiayaan
6 pembangunan
1 • pendahuluan

10.
1.3
PP No.10 Tahun 2000 tentang
Ketelitian Peta untuk Penataan

Landasan Hukum
11.
Ruang Wilayah
PP No. 16 Tahun 2004 tentang
Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Penatagunaan Tanah
Wilayah dengan konsep “Agropolitan Berbasis
Kearifan Lokal” ini didasarkan pada peraturan
12. PP No. 20 Tahun 2006 tentang
Irigasi
dan undang-undang sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun
13.
PP No. 34 Tahun 2006 tentang
Jalan
2007 tentang Penataan Ruang
2. UU Nomor 38 tahun 2004
14.
PP No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
tentang Jalan
Nasional
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang
15. Peraturan Pemerintah Nomor 47
Pemerintahan Daerah
Tahun 1997 tentang Rencana
4.
UU No. 10 Tahun 2009 tentang Tata Ruang Wilayah Nasional
Kepariwisataan
16. UU No. 25 Tahun 2000 tentang
5. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Propenas menyusul Undang-
Perlindungan dan Pengelolaan undang No. 7 1996 tentang
Lingkungan Hidup Pangan yang Menyebutkan
6.
Undang-Undang No. 24 Tahun Perlunya Dibangun Ketahanan
2007 tentang Penanggulangan
Bencana


Pangan yang meliputi
Ketersediaan, Distribusi dan
6
Konsumsi Pangan untuk
7. PP No. 69 Tahun 1996 tentang Mengantisipasi Kemungkinan
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Terjadinya Kerawanan Pangan
Bentuk dan Tata Cara Peran serta jika Dikaitkan dengan
Masyarakat dalam Penataan Ruang Peningkatan Laju Pertumbuhan
8. Peraturan Menteri Pertanian Penduduk (LPP)
Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria 17. Peraturan Daerah Kabupaten
Teknis Kawasan Grobogan Nomor 13 Tahun 2013
Peruntukan Pertanian Tentang Pedoman Tata Cara
s
9. Peraturan Menteri PU No. 41 Pembentukan Dan Pengelolaan
Tahun 2007 tentang Pedoman Badan Usaha Milik Desa
Kriteria Teknis Kawasan Budidaya u
1.4
Tinjauan RTRW Provinsi Jawa Tengah i
Tahun 2009-2029
Peninjauan RTRW Provinsi Jawa Tengah dilakukan untuk mengetahui kebijakan
provinsi Jawa Tengah dalam mengatur penataan ruang Kabupaten Grobogan.
1.4.1 Arahan Struktur Ruang Kabupaten Grobogan 2
Dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah disebutkan bahwa konsep struktur ruang Provinsi
Jawa Tengah terhadap Kabupaten Grobogan yaitu:
1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani 1
kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
2. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
1 • pendahuluan
1.4.2 Arahan Pola Ruang Kabupaten Grobogan
Pola ruang untuk Kabupaten Grobogan disebutkan dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah antara lain:
1. Kawasan lindung : merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
2. Kawasan Budidaya : merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dib-
udidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber
daya buatan.

1.5 Penetapan Kawasan Lindung berupa :


•Kawasan cagar budaya dan ilmu penge-
Tinjauan RTRW tahuan meliputi Kawasan Bledug Kuwu di
Kecamatan Kradenan, Kawasan Api Abadi
Mrapen di Kecamatan Godong, Kawasan
PPL meliputi : Gua Lawa dan Macan di Kecamatan
a. Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Grobogan, Kawasan Gua Urang, Kawasan
b. Desa Boloh Kecamatan Toroh Makam Ki Ageng Selo, dan Kawasan Makam
Ki Ageng Tarub di Kecamatan Tawangharjo.
c. Desa Jeketro Kecamatan Gubug
•Kawasan rawan bencana banjir, longsor
d. Desa Nambuhan Kecamatan Purwodadi dan kekeringan.
e. Desa Putatsari Kecamatan Grobogan •Kawasan lindung karst yang merupkan ba-
f. Desa Truwolu Kecamatan Ngaringan gian dari bentang alam karst Sukolilo di Ke-
g. Desa Simo Kecamatan Kradenan camatan Brati dan Kecamatan Grobogan.
7 h. Desa Kapung Kecamatan Tanggungharjo
Penetapan Kawasan Budidaya berupa
i. Desa Sedadi Kecamatan Penawangan
kawasan peruntukan hutan produksi, ka-
j. Desa Telawah Kecamatan Karangrayung
wasan peruntukan hutan rakyat, kawasan
peruntukan pertanian, kawasan peruntu-
Penetapan kawasan lindung, kawasan budi- kan perikanan, kawasan peruntukan per-
daya, dan kawasan strategis dapat dilihat se- tambangan, kawasan peruntukan industri,
bagai berikut kawasan peruntukan pariwisata, kawasan
peruntukan permukiman, dan kawasan pe-
runtukan lainnya.

Tabel 1.2 Pusat-pusat Kegiatan


t

Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka, 2016


1 • pendahuluan

Penetapan Kawasan Strategis yaitu me-


liputi :
•Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Per-
tumbuhan Ekonomi meliputi :

Koridor pengembangan Tegowanu – Gubug –


Godong – Penawangan – Purwodadi sebagai
bagian dari KSN Kedungsepur;

Kawasan agropolitan Kutosaringan, di Ke-


camatan Pulokulon dengan produksi jagung
dan kedelai, Kecamatan Toroh dengan pro-
duksi jagung, Kecamatan Wirosari dengan
produksi sapi potong dan jagung dan Keca-
matan Penawangan dengan produksi melon,
semangka dan kacang hijau.

Kawasan strategis perkotaan, meliputi


perkotaan Wirosari di Kecamatan Wirosari
danperkotaan Kradenan di Kecamatan Kra-
denan.

•Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan


Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup 8
berupa kawasan karst Sukolilo
•Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan
Fungsi Sosial dan Budaya meliputi Kawasan
Mrapen di Kecamatan Godong dan Kawasan
Bledug Kuwu di Kecamatan Kradenan.

1
bab Tujuan, Konsep, Kebijakan,
dua Strategi, dan
Pengembangan Wilayah
Dalam Bab II Laporan Akhir Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan 2017-
2037, akan dijelaskan mengenai Tujuan dan
Sasaran Pengembangan Wilayah, Konsep
Dasar Penataan dan Pengembangan Wilayah,
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang.

2.1
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran dapat dirumuskan berdasarkan atas visi misi yang telah disusun. Visi
dan misi haruslah sesuai dengan karakteristik wilayah perencanaan. Adapun visi Kabupat-
en Grobogan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan 2017-2037 adalah:

“Mewujudkan masyarakat Kabupaten Grobogan yang 10


mandiri dan sejahtera dengan mengoptimalkan potensi
wilayah”
Untuk mencapai misi tersebut, disusun misi antara lain:
1. Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan pelayanan sarana prasarana
2. Meningkatkan pengembangan potensi wilayah
3. Pemberdayaan produktifitas masyarakat terkait sektor pertanian
4. Perlindungan usaha pengolahan dalam kesempatan peningkatan ekonomi
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam rangka menyelesaikan isu atau perma- s
salahan yang ada di dalam kawasan. Pencapaian yang diinginkan ini bersifat memperbai-
ki keadaan, memecahkan masalah, serta memastikan masa depan yang dapat lebih baik.
Dengan demikian tujuan diikuti oleh sasaran yang menunjukkan langkah-langkah yang dapat u
diambil untuk menjaga supaya tindakan yang direncanakan tidak meleset dari tujuan awal.

SASARAN i
Adapun sasaran yang ditetapkan guna
TUJUAN sebagai langkah-langkah guna mencapai
tujuan tersebut antara lain adalah sebagai
Tujuan dari rencana pengembangan Ka- berikut:
wasan Agropolitan Didukung Potensi Lokal a. Meningkatan kualitas dan jangkauan pe 2
ini adalah untuk mewujudkan efektivitas layanan infrastruktur wilayah secara terpadu
manajemen ruang dan distribusi pemasaran b. Mengembangkan potensi pertanian, in-
untuk mengembangkan kawasan unggulan dustri, dan pariwisata 1
pertanian serta potensi industri dan pari- c. Mengintegrasikan sistem produksi untuk
wisata di Kabupaten Grobogan Tahun 2017- meningkatkan pertumbuhan ekonomi
2037. d. Membentuk pusat-pusat kegiatan baru
2 • tujuan, konsep, kebijakan, strategi
penataan dan pengembangan wilayah

2.2
Konsep Dasar Penataan dan Pengembangan Wilayah
Konsep diturunkan dari tujuan dan sasaran yang dapat disinergikan satu sama lain ser-
rencana yang diformulasikan secara lebih ta adanya sektor pariwisata yang dapat di-
spesifik sehingga memperjelas arah penata-
an dan pengembangan kawasan. Dalam ren- jadikan prime mover diantara sek-
cana pengembangan Kawasan Agropolitan tor-sektor lain, place branding
Didukung Potensi Lokal ini, terdapat beberapa dapat terbentuk dengan baik. Place branding
konsep pengembangan yang dirumuskan ber- yaitu pembentukan citra pada suatu tempat
dasarkan potensi, masalah, peluang, dan tan- atau kawasan dapat menjadi penarik yang
tangan yang sudah dianalisis sebelumnya. Ber- kuat bagi berbagai macam investasi kare-
dasarkan hasil analisis multisektoral, diketahui na nilai jualnya yang tinggi. Dengan demikian
bahwa Kawasan Agropolitan Didukung Potensi perekonomian kawasan diharapkan dapat
Lokal ini memiliki 3 sektor yang dapat dimaksi- meningkat akibat adanya dorongan dari
malkan pengelolaannya, yaitu sektor pertanian, pengembangan klaster-klaster sektor unggu-
industri, dan pariwisata. lan yang terpadu dan berkelanjutan ini.
Ketiga sektor tersebut selain dapat dikembang-
kan sebagai sebuah sektor yang masing-mas-
ing membentuk sebuah klaster secara terpadu
juga dapat disinergikan antar sektornya.
11 Dengan potensi dari masing-masing sektor

2.2.1 Konsep Pengembangan Agropolitan


Agropolitan berada pada sektor pertanian. Sektor agropolitan yang
berkembang pada kawasan studi adalah pertanian tanaman pangan
terutama padi dan jagung. Konsep dasar dari pengembangan sek-
tor agropolitan dengan peningkatan daya saing komoditas unggulan
melalui peningkatan kualitas, kuantitas, dan jaringan pemasaran. Kon-
sep pengembangan untuk sektor agropolitan pada Kawasan Agropoli-
tan didukung potensi lokal ini dapat lebih dirinci sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas, kuantitas, serta jaringan pemasaran produk
t agropolitan
b .Bagi komoditas potensial, pengembangan dilakukan dengan mening
katkan nilai jual
produk yaitu dengan cara diolah terlebih dahulu (memanfaatkan in
w
dustri yang sudah ada di kawasan.
c. Bagi komoditas non potensial, pengembangan dilakukan dengan
peningkatan kualitas dan jumlah produksi sehingga dapat meningka
l tkan daya saingnya sehingga menjadi komoditas potensial.
Secara spasial, kawasan agropolitan dikembangkan pada kawasan
yang sudah memiliki dan/atau berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini
juga didasarkan pada hasil analisis sebelumnya mengenai kemampuan
tanah, arahan pemanfaatan ruang, serta klaster kawasan yang sudah
0 terbentuk sebelumnya. Adapun sektor agropolitan akan ditata dan
dikembangkan khususnya pada desa/kelurahan yang berada di Keca-
matan Gubug, Kecamatan Penawangan, Kecamatan Toroh, Kecamatan
6 Geyer, dan Kecamatan Ngaringan.
2 • tujuan, konsep, kebijakan, strategi
penataan dan pengembangan wilayah

2.2.2 Konsep Pengembangan c. Bagi komoditas potensial, pengemban


Industri gan dilakukan dengan meningkatkan
Sektor industri yang berkembang pada Kawasan jangkauan pemasaran dan volume ek
ini terbagi dalam 3 jenis yaitu industri besar, in- spor baik di dalam maupun di luar
dustri menengah, dan industri kecil atau rumah negeri.
tangga. Sektor industri pengolahan memberikan d. Bagi komoditas non potensial, pengem
kontribusi yang cukup tinggi dalam hal penyer- bangan dilakukan dengan meningkatkan
apan tenaga kerja pada kawasan. Potensi yang kualitas dan kuantitas produk dengan in
dimiliki oleh sektor industri inilah yang menja- tervensi teknologi.
dikan sektor industri dapat dikembangkan lagi Secara spasial, industri yang akan dikembangkan
pengelolaannya karena juga merupakan salah adalah pada kawasan yang sudah memiliki dan/
satu sektor basis pada kawasan. Selain itu, sek- atau berpotensi untuk dikembangkan sebagai
tor industri pengolahan merupakan sektor yang kawasan andalan industri pengolahan. Seperti
dapat disinergikan dengan sektor-sektor yang halnya sektor agropolitan, hal ini juga didasar-
lain karena memiliki forward dan backward kan pada hasil analisis sebelumnya mengenai
linkage yang dapat dikembangkan. kemampuan tanah, arahan pemanfaatan ruang.
Konsep dasar dari penataan dan pengembangan Penentuan kawasan pengembangan industri ini
sektor industri pengolahan adalah pengopti- dilengkapi dengan satu tambahan pertimban-
malan posisi sektor industri sebagai sektor basis gan yaitu letaknya yang dilalui oleh jalan kolek-
pada kawasan dengan meningkatkan nilai jual tor primer yang menghubungkan Semarang
produk pada skala regional, nasional, maupun dan Surakarta sehingga akan memudahkan alur
internasional. Konsep pengembangan untuk produksi dan distribusi. Adapun sektor indus-
sektor industri pengolahan dapat lebih dirinci tri pengolahan akan dikembangkan pada desa/
sebagai berikut: kelurahan yang berada di Kecamatan Gubug,
12
a. Memaksimalkan penggunaan bahan Godong, Purwodadi, dan Klambu.
baku untuk industri yang berasal dari
dalam kawasan sehingga volume impor
dapat itekan dan biaya pun dapat
dikurangi. Hal ini juga dapat
memacu sektor pemasok bahan baku
untuk dapat meningkatkan kinerjanya.
b. Meningkatkan kinerja teknis, manaje s
men pengolahan, serta manajemen pe
masaran produk olahan industri baik in
dustri skala kecil, sedang, maupun besar
u

2.2.3 Konsep Pengembangan Pariwisata


Sektor pariwisata dikonsepkan sebagai pengikat dari sektor-sektor lain atau menjadi prime i
mover dalam kawasan sehingga akan membentuk place branding tersendiri. Hal ini dimaksudkan
bahwa sektor agropolitandan industri selain akan dikembangkan secara sektoral dengan konsep
yang sudah disebutkan sebelumnya, ketiga sektor ini juga akan ditarik pengembangannya untuk
dapat dilebur dengan sektor pariwisata. Namun demikian, Kabupaten Grobogan sendiri juga telah
memiliki kawasan pariwisata yang berpotensi untuk dikembangkan, baik wisata alam, wisata ro- 2
hani, wisata edukasi, dan lain-lain. Kawasan pariwisata pada Kabupaten Grobogan ini belum ter-
lalu nampak keberadaannya apabila dibandingkan dengan kawasan wisata lain pada kabupaten di
sekitarnya. Maka dari itulah konsep dasar pengembangan kawasan wisata yang dirumuskan adalah
1
peningkatan kualitas, daya tarik, serta pelayanan kawasan pariwisata sebagai salah satu penggerak
perekonomian. Secara lebih rinci berikut merupakan konsep dasar dari pengembangan sektor pari-
wisata :
2 • tujuan, konsep, kebijakan, strategi
penataan dan pengembangan wilayah

a. Meningkatkan promosi dan pelayanan kawasan wisata yang sudah ada


b. Meningkatkan kualitas, amenitas, atraksi, aksesibilitas, dan aktivitas
c. Mensinergikan sektor agropolitan, dan industri sebagai salah satu destinasi wisata edukasi
baru.
Secara spasial, wisata yang akan dikembangkan adalah pada kawasan yang sudah memiliki dan atau
berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan pariwisata. Seperti halnya pada sektor-sektor lain,
hal ini juga didasarkan pada hasil analisis sebelumnya mengenai kemampuan tanah, arahan peman-
faatan ruang. Adapun kawasan yang akan dikembangkan adalah kecamatan Godong, Purwodadi,
Geyer, Pulokulon, Kradenan, Gabus, Grobogan, Tawangharjo, dan Wirosari.

2.2.4 Konsep Pengembangan Konektifitas dan Sinergitas


Antar Sektor Unggulan
Seperti telah disebutkan sebelumnya, Kabupaten Grobogan memiliki 3 sektor yang dapat diunggul-
kan, yaitu sektor agropolitan, industri, dan pariwisata. Ketiga sektor ini bukanlah sektor yang harus
berdiri sendiri dalam pengembangannya melainkan dapat disinergikan satu sama lain. Oleh karena
itulah konsep pengembangannya dengan cara mensinergikan sistem pengelolaan sektor pariwisata
dan industri dengan sektor agropolitan sebagai penggerak sekaligus pengikat utama sehingga dapat
membentuk sebuah place branding. Berikut merupakan bagan ilustrasi konsep pengembangan sin-
13 ergitas antar sektor unggulan :

Gambar 2.1 Konsep Pengembangan Sinergitas Antar Sektor Unggulan


w Sumber: Rencana Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan,, 2016

Dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa terdapat irisan antar ketiga sektor menunjukkan bahwa
terdapat keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lain. Sinergitas yang terbentuk antar 3 sektor
l ini dapat memberikan snowball effect dalam arti positif karena akan memunculkan banyak nilai
tambah dalam upaya pengembangan.
Keuntungan yang pertama adalah munculnya berbagai kawasan baru dengan potensi yang belum
dimiliki oleh kabupaten lain pada wilayah di sekitarnya dam akan memberikan keuntungan kare-
0 na dengan adanya daya tariknya yang tinggi maka akan adanya peluang investasi. Tingginya angka
investasi yang masuk tentu akan meningkatkan perekonomian di dalam kawasan, kemunculan
kawasan terpadu sebagai place branding juga dapat memicu pertumbuhan kawasan di sekitarnya.
Dengan banyaknya manfaat yang muncul dari konsep pengembangan ini yang tentu saja didukung
6 dengan pelayanan sarana dan prasarana yang memadai.
2 • tujuan, konsep, kebijakan, strategi
penataan dan pengembangan wilayah

2.3
Kebijakan dan Strategi 2.3.2. Kebijakan dan Strategi
Penataan Ruang Pengembangan Pola
Ruang Kawasan
Kebijakan dan strategi penataan
ruang di wilayah perencanaan terdiri dari Kebijakan dan strategi pengem-
kebijakan dan strategi pengembangan bangan pola ruang terdiri dari 2 kebija-
struktur ruang kawasan serta kebijakan dan kan. Kebijakan dan strategi pengemban-
strategi pengembangan pola ruang ka- gan pola ruang dapat dijabarkan seperti
wasan. Kebijakan dan strategi pengemban- berikut ini:
gan struktur ruang kawasan dan pola ruang 1. Kebijakan kawasan lindung,
dijabarkan dari penjelasan berikut ini. dengan strategi :
a. Menjaga dan mengemba
likan fungsi kawasan lindung
2.3.1. Kebijakan dan Strategi dari dampak kerusakan
Pengembangan Struktur akibat letusan;
b. Membatasi perkembangan
Ruang Kawasan dan memulihkan secara
bertahap kawasan lindung
Kebijakan dan strategi pengembangan yang telah berubah fungsi
struktur ruang terdiri dari beberapa dan/atau menurun akibat
kebijakan beserta strateginya yang dijabarkan
14
pengembangan kegiatan
seperti berikut ini: budidaya.
1.
Pengembangan sistem pusat kegia
2.
Kebijakan pengembangan kawasan
tan yang terintegrasi dan tersebar mer
budidaya, dengan strategi :
ata di seluruh bagian wilayah, dengan
a. Terwujudnya ruang kawasan
strategi:
budidaya yang terintegrasi
a. Mengembangkan pusat-pusat
antar aktivitas;
pelayanan umum dan sosial;
b. Mengarahkan pengemban
b. Mengembangkan jejaring wisata
gan kawasan terbangun ke
terpadu;
arah timur dan selatan, men
c. Meningkatkan kualitas dan kuan
jauhi kawasan rawan s
titas sarana-prasarana;
bencana;dan
d. Mengembangkan jaringan peng
c. Pengoptimalan penggunaan
hubung antar pusat kegiatan;
lahan yang tidak produktif.
dan u
e. Meningkatkan aksesibilitas
wilayah terhadap daerah sekitar.

2.
Pengembangan sistem jaringan infra i
struktur transportasi, mitigasi dan adap
tasi untuk penyelamatan (jalur evakua
si), dengan strategi :
a. Mengembangkan moda dan rute 2
angkutan umum yang mendukung
pengebangan kawasan;
b. Penetapan jalur evakuasi den
gan mengoptomalkan jaringan 1
jalan yang ada

Gambar 2.2 Konsep Pengembangan Agropolitan Didukung Indsutri dan Wisata Lokal
Sumber: Rencana Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan,, 2016
3.1
Rencana struktur ruang dimaksudkan untuk
dapat membentuk pola pusat-pusat kegia-
tan yang dapat melayani permukiman perko-
Konsep taan dan permukiman perdesaan dengan
dukungan sistem jaringan prasarana wilayah.
Struktur
Ruang
Wilayah

3.1.1 Rencana Pusat


Pelayanan
Di Kabupaten Grobogan terdapat bebera-
pa pusat aktivitas meliputi pusat kegiatan
pertanian, pelayanan umum, pariwisata -pusat pelayanan di dua kecamatan
dan pusat pelayanan trasportasi, kemudi- tersebut dari yang semula PKLp dihara-
an pusat kegiatan industri serta pusat per- pkan bisa meningkat menjadi PKL di
mukiman. akhir tahun perencanaan agar mampu
mencukupi pelayanan lokal serta dapat
Berdasarkan karakteristik wilayah dan ket- berkontribusi pada skala wilayah.
erjangkauannya, di Kabupaten Grobogan
Setelah merencanakan pusat-pusat per-
16
memiliki tingkat pelayanan yang berbe-
tumbuhan, maka harus dipastikan bah-
da-beda dimana pusat hirarki pelayanan
wa pusat-pusat kegiatan tersebut mam-
tertinggi ada di empat kecamatan yakni
pu terintegrasi dan terhubung secara
Purwodadi, Gubug, Godong dan Wiro-
langsung satu sama lain untuk menja-
sari. Dua kecamatan lain yakni Kradenan
min keseimbangan interaksi antar pusat
dan Toroh memiliki potensi pelayanan
kegiatan. Antar pusat-pusat kegiatan
yang bisa dikembangkan sehingga kedua
tersebut sudah terhubung dengan jalan
kecamatan selanjutnya ditetapkan se-
lokal maupun kolektor sehingga diharap-
bagai PKLp. Oleh karenanya akan dilaku-
kan intervensi dengan meningkatkan-
kan mampu menunjang peningkatan pu- s
sat-pusat aktifitas.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana u
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
yang saling berhirarkis dan membentuk suatu keterkaitan fungsional. Dalam struktur ru-
ang wilayah sistem yang terbentuk menggambarkan karakter pemanfaatan ruang yang
i
terdiri dari strata pusat-pusat pelayanan yang terkait dengan pola transportasi dan
sistem prasarana wilayah lainnya dalam ruang wilayah daerah. Struktur ruang wilayah
diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan
dan sistem pusat permukiman serta arahan sistem prasarana wilayah.
2

Rencana Struktur Ruang 1


bab tiga
3 •rencana struktur ruang

Tabel 3.1 Pusat Pelayanan

17

6 Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan 2016


3 •rencana struktur ruang

Tabel 3.1 Pusat Pelayanan

18

Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan 2016 2

1
3 •rencana struktur ruang

19

Peta 3.1 Peta Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten Grobogan 2017 –


6 2037
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan 2016
3 •rencana struktur ruang

3.1.2 Rencana Sistem Pembagian BWP dalam wilayah perencanaan


bertujuan untuk memudahkan pembagian fung-
Perwilayahan si antara satu bagian wilayah perencanaan ter-
hadap bagian wilayah perencanaan lainnya.
Sehingga dapat mewujudkan kesinambungan antar pelayanan fungsi dalam satu ka-
bupaten. Adapun beberapa pertimbangan yang digunakan dalam menentukan pem-
bagian BWP adalah sebagai berikut:
a) Kemiripan karakteristik dominasi c) Jaringan Pergerakan
penggunaan lahan
Jaringan pergerakan memungkinkan
Penggunaan lahan dalam wilayah per- terjadinya interaksi antar BWP, sehing-
encanaan memiliki pola-pola tertentu, ga keberadaan jaringan jalan tersebut
dimana lahan yang memiliki karakter se- akan turut berperan dalam menentu-
jenis serta memiliki potensi wilayah yang kan perkembangan pusat pertumbuhan
serupa, cenderung memiliki penggunaan wilayah dalam masing-masing BWP.
lahan yang serupa pula. Kawasan-ka- d) Arah Pengembangan Pusat Akti-
wasan dengan guna lahan yang seru- vitas Wilayah
pa tersebut akan dikelompokkan dalam
satu BWP yang sama. e) Dibatasi oleh Batasan Fisik sep-
erti jalan dan sungai
b) Persebaran pusat kegiatan
Berdasarkan pertimbangan tersebut,
Pusat kegiatan merupakan titik-titik tem-
Kabupaten Grobogan dibagi menjadi
pat terjadinya pertumbuhan wilayah.
Pembagian persebaran pusat kegiatan
6 bagian wilayah pengembangan dan
pada setiap bagian wilayah pengem-
20
secara berimbang antar BWP, dihara-
bangan memiliki pusat pelayanan ber-
pkan dapat miminimalkan kesenjangan
dasarkan pusat yang ditentukan pada
pertumbuhan antar BWP tersebut
rencana pusat pelayanan. Setiap ba-
gian wilayah perencanaan memiliki
fungsi utama dan fungsi pendukung.
Fungsi utama merupakan aktivitas yang dominan yang terdapat pada pusat bagian
wilayah perencanaan, sedangkan fungsi pendukung adalah aktivitas lain yang ter-
dapat di wilayah pendukungnya
s
Tabel 3.2 Pembagian BWP

Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan 2016


3 •rencana struktur ruang
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa di Kabupaten Grobogan akan dibagi
menjadi enam Bagian Wilayah Perencanaan (BWP). Yaitu :

BWP I BWP II
BWP I meliputi kecamatan: Tegowanu, BWP II meliputi kecamatan: Godong, Ka-
Gubug, Tanggungharjo dan Kedungjati. rangrayung, sebagian Klambu dan Pen-
Pusat dari BWP I berada di Desa gubug awangan. Pusatnya berada di desa
yang merupakan ibukota dari kecamatan Godong. Dengan perencanaan fungsi
Gubug, dengan perencanaan fungsi uta- utama sebagai pusat permukiman, indus-
ma sebagai pusat permukiman, trans- tri dan pariwisata. Karena pada pusat BWP
portasi dan industri. Hal ini dikarenakan II terdapat tempat pariwisata yang sudah
BWP I merupakan pintu masuk Kabupaten terkenal yaitu Api Abadi Mrapen. Selain
Grobogan dari sebelah barat yang memi- itu juga terdapat industri besar yang juga
liki kegiatan ekonomi industri besar akibat merupakan dampak dari kegiatan ekonomi
pengaruh dari Kota Semarang dan juga kota Semarang. BWP II memiliki fungsi pen-
merupakan simpul transportasi utama dukung pertanian, yang juga sebagai salah
menuju kota Salatiga dan Kota Semarang. satu aspek penting untuk pengembangan
BWP I juga mempertahankan kawasan HPT kabupaten Grobogan.
untuk tetap membawa kelestarian hutan
yang ada di Kabupaten Grobogan. BWP IV
BWP IV meliputi Kecamatan : sebagian To-
BWP III roh dan Geyer. Pusat dari BWP IV terletak
21
BWP III meliputi kecamatan: Purwodadi, di desa Toroh, dan memiliki fungsi kegia-
Grobogan, sebagian Tawangharjo, se- tan utama sebagai kawasan pertanian di
bagian Klambu dan Brati. Sebagai ibu- sebelah utara dan pengembangan pari-
kota Kabupaten Grobogan, Purwodadi wisata Kedung Ombo. Selain dua fungsi
memiliki fungsi utama sebagai pusat pe- utama tadi, BWP IV juag memiliki fungsi
layanan kabupaten, simpul transportasi transportasi sebagai pintu masuk Kabu-
utama kabupaten, serta sebagai pusat paten Grobogan dari arah Kota Surakarta,
kegiatan perdagangan dan jasa. Selain yang menjadi penting adanya. Serta pe-
itu, BWP III memiliki fungsi pendukung meliharaan kawasan HPT baik penetapan
berupa pertanian yang berada di seki- fungsi sebagai kawasan Hutan dan juga
tar pusat Purwodadi, serta industri besar mengembangkan kawasan HPT tersebut
yang juga merupakan lanjutan kegiatan sebagai obyek wisata alternatif.
t ekonomi Kota Semarang.
BWP VI
BWP VI meliputi Kecamatan : Pulokulon,
BWP V Kradenan, Gabus dan sebagian Ngarin-
w BWP V meliputi Kecamatan : sebagian
gan. BWP VI memiliki pusat kegiatan di
Tawangharjo, Wirosari dan sebagian
desa Kradenan yang memiliki fungsi utama
Ngaringan. BWP V berpusat di desa Wiro-
sebagai Pariwisata bledug Kuwu di desa
sari dan memiliki fungsi utama sebagai
l simpul transportasi dari timur Kabupaten
Kuwu, yang memiliki pengaruh terhadap
desa-desa di sekitarnya.Sedangkan desa
Grobogan yang hendak menuju Purwo-
Kradenan sebagai pusat BWP VI memili-
dadi atau Semarang. Selain itu, pari-
ki fungsi utama sebagai berkembangnya
wisata yang terdapat di Wirosari juga
sektor perdagangan jasa kawasan. Hal ini
0 menjadi fungsi utama dalam pengem-
didukung bahwa Kradenan memiliki fungsi
bangan BWP V. Pertanian yang terdapat
penunjang berupa simpul transportasi dari
di BWP V merupakan fungsi penunjang
Wirosari menuju kawasan Strategis Nasi-
dari pusat kegiatan BWP V.
6 onal Pertambangan di Blok Cepu.
3 •rencana struktur ruang

22

Peta 3.2 Rencana Pembagian Bagian Wilayah Perencanaan Kabupaten 1


Grobogan
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
3 •rencana struktur ruang
3.1.3 Rencana Sistem Pergerakan
Rencana sistem pergerakan pada wilayah perencanaan meliputi : rencana pengembangan
sistem transportasi yang meliputi rencana pengembangan jalan dan rel kereta api; rencana
penambahan sarana prasarana penunjang transportasi yang meliputi rencana pengemban-
gan stasiun, terminal, halte, dan tempat pemberhentian sementara; rencana peningkatan
efektivitas moda transportasi umum yang meliputi rencana perbaikan dan pengembangan
moda transportasi; serta rencana pengembangan jalur pariwisata. Dalam rencana sistem
pergerakan ini mendukung adanya konsep pengembangan yang ada di wilayah perenca-
naan, dimana konsep pengembangannya berupa agropolitan didukung potensi lokal. Seh-
ingga rencana yang terkait dengan sistem pergerakan ini menunjang keberlanjutan konsep
pengembangan tersebut.

a) Rencana Pengembangan sistem


transportasi

Rencana pengembangan sistem transpor-


tasi Kabupaten Grobogan dibagi menjadi
dua yaitu: rencana pengembangan jarin-
gan jalan dan rencana pengembangan ja-
ringan rel kereta api. Pusat-pusat kegiatan wilayah yang men-
jadi potensi wilayah Kabupaten Grobogan
Rencana pengembangan jalan meliputi dapat dilakukan upaya peningkatan fungsi

23
rencana perbaikan jalan, pelebaran jalan, jalan guna mendukung pergerakan antar
dan peningkatan fungsi jalan. Rencana pusat-pusat kegiatan, sehingga integrasi
ini merupakan upaya untuk memperlancar antar pusat kegiatan dapat berjalan den-
pergerakan dari dalam wilayah maupun gan baik.
luar wilayah, khususnya dalam hal men-
dukung pengembangan potensi wilayah. Selain pengembangan jaringan jalan,
Kabupaten Grobogan memiliki potensi pengembangan jaringan rel kereta api
alam yang tidak diragukan lagi, mulai dari juga diperlukan guna mendukung pengem-
potensi pertanian, industri, dan pariwisata. bangan potensi wilayah hingga ke luar Ka-
Akan tetapi, potensi-potensi yang dimiliki bupaten Grobogan. Apabila dilihat dari
tidak dapat berkembang dikarenakan ti- topografi wilayah, Kabupaten Grobogan
dak tersedianya aksesibilitas yang mema- bagian utara dan selatan memiliki topogra-
t dai. Oleh sebab itu perbaikan jalan diuta- fi yang lebih tinggi dibandingkan wilayah
makan pada wilayah-wilayah pedesaan bagian tengah. Hal ini membuat sistem
yang memiliki potensi pertanian, industri, jaringan rel kereta api hanya terpusat di
dan pariwisata. sepanjang wilayah bagian tengah. Sehing-
w ga pengembangan jaringan rel kereta api
Berdasarkan konsep agropolitan didukung hanya berupa perbaikan jaringan rel kere-
potensi lokal, maka tidak hanya upaya per- ta api tanpa ada penambahan jaringan rel
l baikan jalan yang dilakukan di Kabupat- kereta api.
en Grobogan, melainkan juga diimbangi
dengan pelebaran ruas jalan khususnya di Berdasarkan rencana pengembangan
wilayah perkotaan Kabupaten Grobogan sistem transportasi diharapkan dapat
dan di wilayah pusat-pusat kegiatan. Hal menunjang segala kegiatan masyarakat
0 ini guna mendukung upaya pengintegra- Kabupaten Grobogan, khususnya dalam
sian dan aglomerasi antar potensi wilayah mendukung pengembangan pertanian mu-
sehingga dapat berkembang secara efektif lai dari proses produksi hingga proses pe-
dan efisien serta meningkatkan perekono- masaran dan potensi lainnya seperti indus-
6
mian wilayah. tri dan pariwisata.
3 •rencana struktur ruang
c) Rencana Peningkatan Efektivitas b) Rencana Penambahan Sarana
Moda Transportasi Prasarana Penunjang Transportasi

Rencana peningkatan efektivitas moda Rencana penambahan sarana prasarana


transportasi ini dibagi ke dalam dua jenis penunjang transportasi merupakan upaya
yaitu moda transportasi umum dan moda untuk meningkatkan pelayanan kepada
transportasi pemasaran. Moda transpor- masyarakat serta upaya untuk mengem-
tasi umum meliputi bus AKAP, AKDP, angku- bangkan potensi wilayah hingga ke luar
tan perkotaan, dan angkutan perdesaan. wilayah Kabupaten Grobogan, yaitu
Peningkatan efektivitas moda tranportasi melalui sistem transportasi regional. Ada-
umum ini meliputi upaya penertiban moda pun rencana pengembangan ini meliputi
sehingga moda beroperasi sebagaimana rencana penambahan dan peningkatan
ketentuan yang berlaku guna mendukung kualitas sarana terminal, rencana pen-
pelayanan terhadap masyarakat, terma- ingkatan fasilitas sarana stasiun, rencana
suk pelayanan menuju lokasi-lokasi wisata penambahan sarana halte, serta rencana
Grobogan. Hal ini juga merupakan salah penambahan sarana pemberhentian se-
satu upaya untuk mengurangi kemacetan mentara angkutan umum.
oleh kendaraan-kendaraan pribadi.
d) Rencana Pengembangan Jalur
Sementara itu, rencana peningkatan Pariwisata
efektivitas moda transportasi pemasaran
meliputi penambahan truck dan pick up Potensi-potensi wisata di Kabupaten
sebagai sarana pendistribusian hasil-hasil Grobogan merupakan wisata-wisata alam
pertanian dan hasil industri pengolahan.
Dengan penambahan sarana distribusi
yang mayoritas terdapat di dalam wilayah
desa. Sehingga perlu adanya upaya 24
maka selanjutnya dapat dibentuk inte- pengembangan jalur pariwisata mengin-
grasi antar pusat-pusat potensi pertanian gat saat ini jalan di daerah pedesaan ma-
dan industri pengolahan, sehingga kegia- sih kurang memadai serta tidak adanya
tan pengembangan potensi dapat ber- petunjuk jalan menuju lokasi wisata. Ren-
jalan seimbang. Untuk menentukan jum- cana pengembangan jalur pariwisata ini
lah moda transportasi pemasaran perlu didasarkan pada keberadaan kluster-klus-
mempertimbangkan jumlah produksi hasil ter wisata. Pengembangan jalur yang
pertanian dan hasil industri pengolahan dilakukan meliputi upaya perbaikan jalan
serta mempertimbangkan asal tujuan dari dan pelebaran jalan guna mengakomodir s
bahan-bahan tersebut. kendaraan-kendaraan wisatawan.

Selain moda transportasi pemasaran da- 3.1.4 Rencana Sistem u


lam sektor pertanian dan industri, rencana
penambahan moda juga dilakukan beru- Evakuasi
pa moda transportasi pemasaran pari- Rencana sistem evakuasi merupakan
wisata. Moda ini merupakan moda sewa salah satu bagian dari rencana mitigasi i
yang dapat disewa oleh wisatawan guna yang ada pada wilayah perencanaan
berkeliling lokasi-lokasi wisata di Kabu- mengingat wilayah perencanaan memiliki
paten Grobogan. Sehingga wisatawan kawasan rawan bencana banjir dan tanah
diberi kemudahan untuk tidak bergan- longsor. Upaya mitigasi yang dilakukan
ti-ganti moda seperti apabila wisatawan khususnya guna melindungi kemungkinan
2
memanfaatkan moda transportasi umum. terburuk terhadap potensi agropolitan
wilayah Kabupaten Grobogan. Dalam
rencana sistem evakuasi ini meliputi ren- 1
cana jalur evakuasi dan rencana moda
transportasi evakuasi.
3 •rencana struktur ruang

25

Peta 3.3 Rencana Pengembangan Sistem Transportasi


6 Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
3 •rencana struktur ruang

26

Peta 3.4 Rencana Pegembangan Sarana Prasarana Penunjang Trans- 1


portasi
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
3 •rencana struktur ruang

27

6 Peta 3.5 Rencana Pengembangan Efektivitas Moda Transportasi


Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
3 •rencana struktur ruang
3.1.4.1 3.1.4.2
Rencana Jalur Rencana Moda
Evakuasi -Rencana jalur evakuasi ini
Transportasi
Jalur evakuasi dari wilayah
meliputi rencana perbaikan Evakuasi
perencanaan memiliki jal-
jalan, rencana pemberi-
ur yang sama dengan jalur
an tanda-tanda petunjuk Dalam rencana sistem
trayek angkutan. Hal ini di-
evakuasi hingga menuju titik evakuasi pada wilayah
dasarkan pada kriteria yaitu
kumpul, serta rencana pem- perencanaan, moda trans-
bahwa jalur evakuasi harus
berian peringatan dini. portasi merupakan salah
memiliki aksesibilitas yang
satu hal yang penting.
mudah dan tidak melalui ka- Rencana lokasi evakua- Karena moda transportasi
wasan-kawasan yang rawan si banjir berada pada ka- evakuasi dapat memper-
bencana misalnya sungai. wasan yang luas seper- mudah masyarakat dalam
Dengan adanya arahan un- ti kantor kelurahan atau menyelamatkan diri. Moda
tuk adanya rencana evakua- kantor kecamatan serta transportasi untuk evakua-
si dan mempertimbangkan lapangan. Kantor kelurah- si ini diperuntukkan bagi
kondisi dari jaringan jalan an atau kantor kecamatan masyarakat, hasil perta-
yang dilalui sebagai jal- dan lapangan biasanya nian, dan hewan ternakn-
ur evakuasi, maka dilaku- berada di pusat desa. ya. Rencana moda trans-
kan rencana jalur evakuasi.
Sementara untuk lokasi portasi dapat disatukan
Rencana jalur evakuasi ini
evakuasi tanah longsor lo- dengan rencana moda
dilakukan untuk menanggu-
transportasi pemasaran.
langi kemungkinan kerugian
besar terhadap kehidupan
kasinya dapat sama den-
gan lokasi evakuasi bencana Untuk mengangkut mas- 28
banjir. Akan tetapi, lokasi yarakat, hasil pertanian,
masyarakat Kabupaten
evakuasi tanah longsor leb- dan hewan ternak secara
Grobogan, khusunya terkait
ih menyesuaikan dimana keseluruhan menggunakan
potensi pertanian, indus-
titik terjadinya bencana. truck dan pick up.
tri, dan pariwisata wilayah
pada BWP I hingga BWP IV. -

1
3 •rencana struktur ruang

29

6 Peta 3.6 Rencana Evakuasi Kabupaten Grobogan


Sumber: Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
3 •rencana struktur ruang

3.2
Rencana Sosial
Demografi

3.2.1
Kependudukan
-Oleh karena itu, dapat direncanakan
Kabupaten Grobogan selama ini memi-
pusat-pusat baru melalui pembentukan
liki masalah distribusi penduduk dimana
Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) yang
hanya terkonsentrasi di Kecamatan Pur-
memiliki pusat-pusat tersendiri sehingga
wodadi. Kecamatan Purwodadi memang
diharapkan dapat mengurai kepadatan
memiliki daya tarik bagi penduduk dikare-
yang ada di Kecamatan Purwodadi.Selain
nakan kelengkapan fasilitas perkotaan-
melihat dari segi penduduk, perlu diper-
nya. Distribusi penduduk yang rendah
timbangkan daya tampung lahan yang
dapat menimbulkan masalah yang rumit.
ada sehingga bisa perencanaan per-
Jika penduduk hanya terorientasi ting-
mukiman lebih terarah sesuai dengan tata
gal di kota maka akan menambah be-
30
ruang dan kapasitasnya. Berikut adalah
ban kota dimana nantinya pembangu-
rencana proyeksi, kepadatan penduduk
nan akan terfokus disana padahal masih
dan daya tampung beserta pembagian
ada tempat lain yang masih tertinggal.-
wilayah di Kabupaten Grobogan :

Tabel 3.3 Rencana Proyeksi Penduduk Berdasarkan Pembagian BWP dan Pusatnya

Sumber: Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016


3 •rencana struktur ruang

Tabel 3.4 Rencana Proyeksi Kepadatan Penduduk Berdasarkan Pembagian BWP dan
Pusatnya

31 Sumber: Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016

Tabel 3.5 Perbandingan Rencana Daya Tampung dengan Proyeksi Penduduk

Sumber: Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016


6 *) pusat dari BWP
3 •rencana struktur ruang
Dengan adanya Bagian Wilayah Perenca- -Namun perlu diperhatikan pada penga-
naan (BWP) disertai peletakkan pusat baru turan daya tampung lahan yang mana
maka diharapkan distribusi penduduk sema- bisa mengarahkan pola pembangunan
kin merata dan kesenjangan dapat teratasi. permukiman. Klasifikasi akan mempen-
Selain itu, dapat direncanakan pula penye- garuhi pola distribusi penduduk dan
diaan sarana dan prasarana yang memadai permukimannya. Jika klasifkasi daya
dan mudah diakses oleh penduduk di seti- tampung rendah maka permukiman dan
ap BWP sehingga tidak perlu bermobilitas pertumbuhan penduduk setempat perlu
jauh ke kota. Daya tampung lahan Kabu- dikendalikan secara intensif bahkan di-
paten Grobogan untuk 20 tahun ke depan batasi dan sebaliknya.
masih bisa memenuhi pertumbuhan pen-
duduk dan permukiman yang akan muncul.-

3.2.2 Ketenagakerjaan
Kabupaten Grobogan memiliki tingkat pengangguran rendah yaitu sebesar 4,2% dan
20,7% untuk tingkat penggangguran terbuka. Selain tingkat pengangguran, ketenagaker-
jaan dapat dilihat di Kabupaten Grobogan terfokus pada sektor pertanian. Hal ini dikare-
nakan sektor pertanian merupakan sektor basis perekonomian kabupaten ini. Walaupun
demikian, sektor tersebut ternyata memiliki produktivitas rendah terhadap tenaga kerja
yang ada. Akibatnya, pendapatan yang didapat oleh tenaga kerja menjadi rendah dan
dapat menghasilkan masalah sosial khususnya kerentanan terhadap kemiskinan.

Gambar 3.1 Grafik Produktivitas Tenaga Kerja Kabupaten Grobogan Tahun 2016 32

s
Sumber: Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016

Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperlukan adanya perenca Rencana yang diper- u
lukan dalam bidang ketenagakerjaan terfokus pada peningkatan sumberdaya manusia.
Adapun langkah-langkah rencana tersebut antara lain:
1. P e n i n g k a t a n i
lapangan pekerjaan
yang dapat menyer-
ap pengangguran
2. Peningkatan keter- 3. Peningkatan kuali-
ampilan penduduk dengan tas dan kuantitas pendi-
Peningkatan lapangan
pemberian pelatihan dan dikan baik secara formal 2
pekerjaaan dapat dilaku-
penyuluhan maupun informal
kan dengan dua cara yai-
tu dengan pengemban-
gan usaha padat karya 1
ataupun pembukaan
lapangan pekerjaan baru.
3 •rencana struktur ruang
3.2.3 masih belum terwada- menambah nilai pro-
hi oleh lembaga sehingga duk yang berimbas pada
Sosial Budaya seakan-akan terabaikan peningkatan pendapatan
padahal jika terkoordinasi tenaga kerja berkaitan
dengan baik dapat meng-
Pertanian di Kabupaten hasilkan manfaat bagi 3. Pelestarian bu-
Grobogan bisa dikatakan masyarakat. daya yang ada melalui
sebuah budaya. Hal ini pembentukan lemba-
dikarenakan bahwa Ka- Dari beberapa penjela- ga yang mewadahi bu-
bupaten Grobogan san- san di atas maka ren- daya seperti POKDARWIS
gat bergantung pada sek- cana yang dapat dire- (Kelompok Sadar Wisata).
tor pertanian yang mana komendasikan antara lain: 4. P e n g e m b a n g a n
praktis kegiatan ekonomi
terfokus pada sektor
1. Peningkatan parti- budaya sebagai sumber
sipasi masyarakat terha- atraksi pariwisata
tersebut. Sebagian be-
dap pengembangan per-
sar masyarakat Kabupat-
tanian, industri dan wisata
en Grobogan pun banyak
yang bermatapencaharian 2. P e n g e m b a n g a n
di sektor agraris khususnya sistem produksi berkelanju-
bercocoktanam. Konsen- tan dari pertanian ke industri
trasi sektor ini justru cend- dan pariwisata sehingga -
eruAng melupakan potensi
pengembangan sektor lain

33
yang ada sehingga menye-
babkan kerugian. Produkti-
3.3
vitas tenaga kerja pertani-
an yang rendah merupakan
Rencana
bukti nyata kerugian terse-
but. Padahal sektor agrar- Pembangunan
is dapat dikaitkan dengan
produksi industri yang jus- Sarana
tru menambah nilai guna
produk yang dihasilkan dari Rencana pengembangan sarana merupakan perenca-
sektor pertanian. naan penambahan sarana yang ada pada wilayah pe-
rencanaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
t masyarakat dari tahun 2017-2037. Berikut adalah ren-
Selain pertanian, ke- cana pengembangan yang ada pada wilayah perenca-
beradaan budaya dan tra- naan.
disi juga menambah poten-
w si pengembangan wilayah
3.3.1 Rencana Pengembangan
Kabupaten Grobogan. Sarana Pendidikan
Budaya yang ada dapat Sumber daya manusia perlu Rencana penambahan
dijadikan sebuah atrak-
l diperhatikan untuk memenuhi sarana pendidikan diten-
si pengembangan sektor kebutuhan dalam menjalani tukan dengan memper-
pariwisata. Beberapa ke- setiap aktivitas .Salah satu hatikan eksisting sarana
budayaan yang ada di Ka- sarana yang perlu diperha- pendidikan, jumlah pen-
bupaten Grobogan juga tikan adalah sarana pen- duduk, proyeksi kebutu-
0 masih berkaitan dengan didikan.Sarana Pendidikan han sarana pendidikan
pertanian seperti sedekah dengan fasilitas pendidikan tahun 2037.
bumi, keliling punden, dan yang baik sangat perlu untuk
agroexpo. Namun sayangn-
6 ya beberapa kebudayaan-
direncanakan.
3 •rencana struktur ruang

34

1
Tabel 3.6 Rencana Penambahan Sarana Pendidikan di Kabupaten Grobogan Tahun 2037
Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Grobogan,2016
3 •rencana struktur ruang
3.3.2 -adanya masyarakat yang mengeluh ten-
tang kualitas sarana kesehatan di Kabu-
Rencana Pengembangan paten Grobogan.
Sarana Kesehatan
Sumber daya manusia perlu diperhatikan a) Rumah Sakit
dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat di Kabupaten Grobo- Untuk sarana kesehatan rumah sakit di
gan .Hal ini dilakukan dengan menyediakan Kabupaten Grobogan tidak perlu adanya
fasilitas kesehatan yang memadai sesuai penambahan kuantitas. Sehingga di fokus-
dengan kebutuhan penduduknya.Adapun kan pada peningkatan kualitas. Karena
sarana kesehatan di Kabupaten Grobogan sudah mampu memenuhi kebutuhan mas-
terdiri dari rumah sakit, puskesmas, posyan- yarakat sampat tahun 2037
du dan praktek dokter. Rencana yang dilaku-
kan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan b) Puskesmas dan posyandu
kesehatan penduduk Kabupaten Grobogan
dengan berdasarkan pada hasil analisis Untuk sarana kesehatan berupa puskes-
yang sudah dilakukan sebelumnya. Rencana mas dan posyandu, berdasarkan anali-
penambahan sarana kesehatan ini ditentu- sis proyeksi kebutuhan tahun 2037, tidak
kan dengan memperhatikan eksisting sarana diperlukan adanya penambahan, karena
kesehatan, jumlah penduduk, proyeksi kebu- puskesmas dan posyandu yang ada di ta-
tuhan sarana kesehatan tahun 2037. Selain hun 2016 sudah memiliki tingkat keterse-
dari segi kuantitas adanya perbaikan dari diaan yang mampu mencukupi kebutuhan
segi kualitas hal ini dilakukan karena masih - masyarakat sampai tahun 2037
35 Tabel 3.7 Rencana Penambahan Sarana Kesehatan di Kabupaten Grobogan per Sub BWP
Tahun 2037

6
Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Grobogan,2016
3 •rencana struktur ruang
c) Praktek Dokter

Untuk sarana kesehatan Praktek Dokter saat ini jumlah eksistingnya belum mencukupi ke-
butuhan masyarakat dan dalam pengembangannya dibutuhkan penambahan sarana kes-
ehatan praktek dokter.

3.3.3 3.3.4
Rencana Pengembangan Rencana Pengembangan
Sarana Peribadatan Sarana Perdagangan
Sumber daya manusia perlu diperhatikan Sarana perdagangan Kabupaten Grobo-
dalam upaya untuk meningkatkan keroha- gan berupa pasar diperlukan penambahan
nian di Kabupaten Grobogan. Sehingga di di beberapa kecamatan seperti Kedungja-
perlukan perhatian terhadap kuantitas dan ti, Karangrayung, Penawangan, Toroh, Ga-
kualitas, adanya penambahan sarana ag- bus, Ngaringan, Tawangahrjo, Brati, Klambu,
ama lain di Kabupaten Grobogan. hal ini Tanggungharjo.
dapat terjadi karena adanya peningkatan
jumlah penduduk yang sudah diproyeksikan
sampai tahun 2037. Tidak terdapat penam-
bahan kuantitas untuk sarana masjid dan
mushola tetapi diperlukannya penambahan
sarana peribadatan Gereja di Kecamatan
Toroh dan Kradenan, untuk sarana periba-
datan pura, vihara dan klenteng di Keca-
36
matan Purwodadi dan vihara di Kecamatan
Brati

3.4
Rencana 3.4.1 s
Rencana jaringan air
Pengembangan bersih
Jaringan Pengembangan jaringan air bersih dilaku-
u
kan melalui perpipaan dengan melihat
sumber mata air alami maupun buatan
(waduk, embung, serta sumber air bawah i
Rencana pengembangan jaringan prasa- tanah) dilihat jangkauan pelayanan dan
rana Kabupaten Grobogan merupakan ketersediaan atau potensi air bersih yang
salah satu perencanaan jaringan yang di- dimiliki daerah tersebut. Seluruh Kabu-
gunakan untuk menyusun rencana struktur paten Grobogan telah mendapatkan
ruang. Diperlukan pengembangan jaringan 2
supplay air bersih dari PDAM dan dari
prasarana di Kabupaten Grobogan pada sumber mata air yang tersebar merata
seluruh wilayah seperti jaringan air bersih, di Kabupaten Grobogan. Namun untuk
jaringan drainase, jaringan irigasi, jaringan Kecamatan Tegowanu, Kedungjati, Pen- 1
persampahan, serta jaringan listrik. awangan, dan Kradenan hanya terapat
sumber mata air sumur.
3 •rencana struktur ruang
Serta debit mata air yang kecil mengakibatkan adanya penggiliran penyediaan air bersih
dari satu daerah ke daerah lainnya sehingga masyarakat kekurangan air. Oleh karena itu
untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Grobogan dilakukan perencanaan pengem-
bangan sebagai berikut :

a. Pada BWP I, me-


b. Pada BWP II, melipu- c. Pada BWP III, meli-
ti kecamatan: Godong, Ka- puti kecamatan: sebagian
liputi kecamatan: Te-
rangrayung, sebagian Klambu Penawangan, Purwoda-
gowanu, Gubug, Tanggu-
dan sebagian Penawangan. di, Grobogan, sebagian
ngharjo dan Kedungjati.
Pusatnya berada di desa Tawangharjo, sebagian
Pusat dari BWP I bera-
Godong. Dengan perenca- Klambu dan Brati. Sebagai
da di Desa gubug yang
naan fungsi utama sebagai ibukota Kabupaten Grobo-
merupakan ibukota dari
pusat permukiman, industri gan, Purwodadi memiliki
kecamatan Gubug, den-
dan pariwisata. Karena pada fungsi utama sebagai pusat
gan perencanaan fung-
pusat BWP II terdapat tempat pelayanan kabupaten, sim-
si utama sebagai pusat
pariwisata yang sudah terke- pul transportasi utama ka-
permukiman, transpor-
nal yaitu Api Abadi Mrapen. bupaten, serta sebagai pu-
tasi dan industri.. Seh-
Selain itu juga terdapat in- sat kegiatan perdagangan
ingga fungsi pelayanan
dustri besar yang juga mer- dan jasa. Selain itu, BWP III
jaringan air bersih ini di-
upakan dampak dari kegiatan memiliki fungsi pendukung
gunakan untuk penduduk
ekonomi kota Semarang. BWP berupa pertanian yang be-
dan sektor industri. Pada
II memiliki fungsi pendukung rada di sekitar pusat Pur-
kawasan BWP ini, su-
pertanian, yang juga sebagai wodadi, serta industri besar
dah terjangkau jaringan
salah satu aspek penting untuk yang juga merupakan lanju-
37 PDAM serta terdapat
pula sumber mata air
pengembangan kabupaten tan kegiatan ekonomi Kota
Grobogan. Dimana di wilayah Semarang. Apabila dilihat
lain baik buatan maupun
BWP II sudah terjangkau jarin- dari suber mata air yang
alami yang tersedia di
gan PDAM dan sumber mata tersedia dan potensi ket-
wilayah ini serta memiliki
air lainnya yang telah tersedia ersediaan air, Kecamatan
potensi ketersediaan air
di wilayah terebut dan memi- Purwodadi telah memi-
yang tinggi. Namun, ma-
liki potensi ketersediaan air liki potensi ketersediaan
sih diperlukannya pen-
yang tinggi. Namun sebagian pengembangan air bersih
gelolaan pada Embung
besar wilayah ini masih memi- yang tinggi.
Kalimaro di Kecamatan
liki debit air yang rendah, se-
Kedungjati dalam pen-
hingga perlu adanya rencana
gendalian untuk menun-
pengembangan jaringan
t jang aktivitas pada BWP
air bersih di Embung Kidang
I.
Kencono dan Embung Tungu
(Penawangan) serta Embung
w Mangin (Karangrayung) ini
untuk memenuhi kebutuhan
air bersih permukiman, indus-
tri dan pariwisata.
l

6
3 •rencana struktur ruang
d. Pada BWP IV me- e. BWP V, melipu- f. BWP VI meliputi Ke-
liputi Kecamatan : Toroh, ti Kecamatan : sebagian camatan : sebagian Pu-
Geyer, sebagian Pen- Tawangharjo, Wirosari dan lokulon, Kradenan, Gabus
awangan dan sebagian sebagian Ngaringan. BWP dan sebagian Ngaringan.
Pulokulon. Pusat dari BWP V berpusat di desa Wiro- BWP VI memiliki pusat ke-
IV terletak di desa Toroh, sari dan memiliki fung- giatan di desa Kradenan
dan memiliki fungsi ke- si utama sebagai simpul yang memiliki fungsi utama
giatan utama sebagai transportasi dari timur Ka- sebagai Pariwisata Di ke-
kawasan pertanian di se- bupaten Grobogan yang camatan ini hanya terdapat
belah utara dan pengem- hendak menuju Purwoda- sumber mata air sumur, dan
bangan pariwisata Kedung di atau Semarang. Se- memanfaatkan embung
Ombo. Selain dua fungsi lain itu, pariwisata yang yang perlu ditingkatkan
utama tadi, BWP IV juag terdapat di Wirosari juga pengelolaannya yaitu Em-
memiliki fungsi transportasi menjadi fungsi utama da- bung Jambon (Kec.Puloku-
sebagai pintu masuk Kabu- lam pengembangan BWP lon), Embung Tahunan, Su-
paten Grobogan dari arah V. Pertanian yang terdapat lursari, Pelem (Kec.Gabus)
Kota Surakarta, yang men- di BWP V merupakan fung- serta belum terjangkau
jadi penting adanya. Ser- si penunjang dari pusat jaringan PDAM. Sehingga
ta pemeliharaan kawasan kegiatan BWP V sehingga di BWP ini diperlukannya
HPT baik penetapan fung- perlu direncanakan pen- jangkauan jaringan PDAM
si sebagai kawasan Hutan ingkatan pengelolaan em- untuk keberlangsungan ke-
dan juga mengembang- bung terutama Embung butuhan masyarakat per-
kan kawasan HPT tersebut Plosorejo (Kec. Tawanghar- mukiman serta pariwisata.
sebagai obyek wisata al-
ternatif. Berdasarkan hasil
jo), dan Embung Mojorebo
(Kec.Wirosari). 38
eksisting jaringan air bersih
telah terjangkau jaringan Juga dilakukan rencana pengembangan lainnya, seperti :
PDAM dan terdapat sum-
ber mata air yang berpo- a.
Penambahan sistem perpipaan jaringan Air Bersih
tensi tinggi menjadi sumber PDAM
mata air lanjutan. Namun
perlu rencana peningka- b. Meningkatkan produksi air bersih PDAM
tan pengelolaan waduk c. Mengurangi tingkat kebocoran dan/atau
dan embung, diantaranya kehilangan air s
Waduk Sanggeh, Waduk
Gambrengan, Waduk Ken-
d. Meningkatkan pelayanan suplai air bersih
teng (Kec. Toroh) serta f. Peningkatan pelayanan jaringan primer air bersih
Embung Boloh, Embung u
Sindurejo (Kec. Toroh) dan
Embung Kidang Kencono,
Embung Tungu (Kec. Pen- i
awangan) karena seba-
gian besar wilayah ini ma-
sih memiliki debit air yang
rendah, sehingga perlu
adanya rencana pengem- 2
bangan jaringan air bersih
untuk memenuhi kebutuhan
air bersih. 1
3 •rencana struktur ruang
3.4.2 3.4.3
Rencana Jaringan Jaringan Irigasi
Drainase
Jaringan irigasi di kabupaten Grobogan ter-
Pada Kabupaten Grobogan, jaringan diri atas aliran irigasi yang mengikuti aliran
drainase mengikuti pola jaringan jalan drainase primer yang terpecah menjadi be-
yang ada. Berupa jaringan drainase prim- berapa anak sungai, dimana pecahan anak
er yaitu 3 sungai utama yang melintasi sungai tersebut mengalir ke petak-petak
Kabupaten Grobogan, jaringan drainase sawah yang terdapat di kabupaten Grobo-
sekunder merupakan jalan utama serta gan. Selain aliran irigasi juga terdapat
jaringan tersier merupakan jalan lingkun- waduk serta bendungan yang ada sebagai
gan. Sebagian besar wilayah sudah ter- pelengkap dari jaringan irigasi. Sehingga
aliri oleh saluran drainase, namun kondis- hanya diperlukan pengoptimalan penge-
inya yang buruk terutama untuk aliran lolaan pengendalian jaringan irigasi untuk
sistem drainase sekunder, akibat adanya kedepannya. Selain digunakan untuk megai-
sedimentasi/pengendapan serta tumpu- ri petak-petak sawah, pecahan anak sungai
kan sampah. juga digunakan untuk mengairi petak-petak
lahan yang mengalami kekeringan. Menam-
Seluruh wilayah sudah tersedia, sehing- bah sumber mata air baru di Kecamatan
ga tidak diperlukan adanya penambah- Klambu, Brati, Grobogan, Tawangharjo, Wiro-
an drainase baru. Hanya saja diperlukan sari, Kedungjati, Karangrayung, Toroh, Geyer,
permbersihan drainase secara berkala Pulokulon, Kradenan dan Gabus. Jadi dapat
untuk membersihakn tumpukan sampah,
39
mengurangi dampak dari bencana kekerin-
atau sedimentasi. Sehingga jaringan gan.
drainase bisa dimanfaatkan secara op-
timal. Alternatif pengembangan jaringan
drainase terletak pada seluruh kawasan
baik untuk BWP I, BWP II, BWP III, dan BWP
VI pada jaringan drainase sekunder be-
rupa jaringan drainase yang mengikuti
pola jaringan jalan utama di Kabupat-
en Grobogan. Pengembangan jarin-
gan drainase seperti pelebaran dimensi
drainase sekunder yang mengikuti pola
jalan khususnya di Kecamatan tegowanu,
t grobogan, karangrayung, geyer, brati,
toroh, purwodadi, klambu, penawangan,
kedungjati, godong, gubug, kradenan,
w serta kecamatan Pulokulon guna mengu- 3.4.4 Jaringan Persampahan
rangi dampak dari bencana banjir. Selain
diadakannya penambahan volume drain- Pengembangan jaringan persampahan yai-
ase juga diadakannya pembangunan tu dilakukan dengan rencana pengelolaan
l tanggul dan pintu serta penegasan nor- TPA serta rencana pengembangan lokasi
malisasi sungai. Dengan adanya penam- TPSST. Kabupaten Grobogan telah memili-
bahan tersebut akan maka genangan air ki 4 TPA namun hanya 1 yang sampai seka-
akan berkurang. Serta juga dibangunnya rang masih berfungsi, yaitu TPA Ngembak,
talut dan ditanami bakau di daerah sem-
0 Purwodadi. Sehingga, untuk menanggulangi
padan sungai sehingga dapat mengu- masalah persampahan Kabupaten Grobo-
rangi dampak banjir. gan diperlukan rencana pengembangan se-
bagai berikut :
6
3 •rencana struktur ruang

a. Rencana pengelolaan TPA dengan c. Pola operasi pewadahan sampah indi-


sistem sanitary landfill yang terdapat di Ke- vidu dan komunal
camatan Purwodadi.
d. Pengangkutan dilakukan dari trans-
b. Rencana penambahan lokasi TPS, me- fer depo dan wadah komunal ke TPA atau
liputi : untuk pengumpulan langsung dari sum-
ber-sumber sampah besar langsung ke TPA.
1. Revitalisasi TPS eksisting di Kecamatan
Gubug, Kecamatan Godong, dan Keca- e. Sampah dikelola dari sumbernya den-
matan Wirosari. gan prinsip 3R (reuse, reduce, recycle).
2. Pembangunan TPS baru yang tersebar di
Kec.Tegowanu, Tanggungharjo, Kedungjati,
Penawangan, Karangrayung, Toroh, Geyer,
Pulokulon, Kradenan, Gabus, Klambu, Brati,
Grobogan, Tawangharjo dan Ngaringan.

3.4.5
Jaringan Air Limbah
Pada wilayah perencanaan sudah terdapat 1 IPAL dan 10 IPLT dengan metode Sanitasi
Lingkungan Berbasis Masyarakat. Namun dalam perencanaan pengembangan Kabupaten
Grobogan sekiranya masih perlu penambahan IPAL ditempat peruntukan industri, diantara-
nya:
40
a. Kecamatan Tegowanu f. Kecamatan Karangrayung
b. Kecamatan Gubug g. Kecamatan Purwodadi
c. Kecamatan Tanggungharjo h. Kecamatan Wirosari
d. Kecamatan Godong i. Kecamatan Pulokulon
e. Kecamatan Penawangan
s
3.4.6 Jaringan Listrik
Pada wilayah perencanaan, mendapat pa- u
sokan listrik dari PLN. Seluruh Kabupaten
Gobogan sudah terjangkau jaringan listrik,
ditambah dari PLTU Cilacap yang memban-
tu pelayanan jaringan listrik di Kabupaten i
Grobogan yang berada di luar kawasan
perencanaan.
3.5
Rencana
2
Berdasarkan rencana pengembangan yang Struktur Ruang
terdiri dari rencana pergerakan, sistem
evakuasi, rencana pengembangan sara- Kabupaten 1
na prasarana maka dapat disusun peta
rencana struktur ruang sebagai berikut : Grobogan
3 •rencana struktur ruang

41

Peta 3.7 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Grobogan


6 Sumber: Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
Kawasan lindung adalah
wilayah yang ditetapkan Kawasan Lindung pada
4.1.2
dengan fungsi utama me- Kabupaten Grobogan me- Hutan Lindung
lindungi kelestarian lingkun- liputi:
gan hidup yang mencakup Zona hutan lindung ada-
sumber daya alam dan lah kawasan hutan yang
sumber daya buatan, dan dipertahankan sebagai
nilai sejarah serta budaya 4.1.1 Kawasan kawasan hutan yang
bangsa guna kepentingan yang memberikan fungsi pokoknya sebagai
pembangunan berkelan- perlindungan sistem pen-
jutan. Pengelolaan ka-
perlindungan yangga kehidupan untuk
wasan lindung bertujuan kawasan di mengatur tata air, mence-
untuk mencegah kerusakan bawahnya gah banjir, mengenda-
fungsi lingkungan Penge- likan erosi, mencegah
lolaan kawasan lindung intrusi air laut, dan meme-
bertujuan untuk mencegah Kawasan ini adalah kawasan lihara kesuburan tanah.
timbulnya kerusakan fungsi dimana memiliki kelerengan Kawasan hutan lindung
lingkungan hidup. Sasaran di atas 40% yang dari hasil sepenuhnya diperuntuk-
pengelolaan kawasan lind- analisis daya dukung dika- kan bagi konservasi hi-
ung meliputi: takan bahwa lahan ini mer- drologis. Kawasan lain di
upakan lahan kelas C yang
1. Meningkatkan fung- artinya merupakan lahan bu-
luar kawasan hutan, juga
si lindung terhadap tanah, dimungkinkan ditetapkan
didaya terbatas. Kawasan ini menjadi kawasan lindung
air, iklim, tumbuhan dan ditetapkan pada sebagian asalkan sesuai dengan
42
satwa, serta nilai sejarah Kecamatan Klambu, Grobo-
dan budaya. kriteria yang ada. Zona
gan, Brati, Tawangharjo,Wiro- kawasan hutan lindung
2. Mempertahankan sari dan Kecamatan Ngarin- direncakan di Kecamatan
keanekaragaman hayati gan. Kawasan ini direncakan Pulokulon yang mana
meliputi tumbuhan, sat- sebagai kawasan Cagar Bu- hutan lindung difungsikan
wa, tipe ekosistem, dan daya dan Ilmu Pengetahuan untuk melindung sumber
keunikan alam. dan Bentang alam Karst. daya mata air Coyo agar
tidak terjadi pencemaran
pada mata air tersebut.

4.1 Hutan Lindung tersebut


yaitu seluas 1921,0571 Ha. s

Rencana Pola 4.1.4


Sawah Lestari u
Ruang
Berdasarkan PP No 1 Tahun 2011 tentang Penetapan
Kawasan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
i
yang mana menyatakan bahwa Kawasan yang dapat
Lindung ditetapkan menjadi Kawasan Pertanian Pangan Berke-
lanjutan harus memenuhi kriteria:

1. 2. Menghasilkan pangan pokok den-


Memiliki hamparan lahan dengan
gan tingkat produksi yang dapat me- 2
luasan tertentu sebagai Lahan Pertanian
menuhi kebutuhan pangan sebagian besar
Pangan Berkelanjutan dan/atau Lahan
masyarakat setempat, kabupaten/kota,
Cadangan Pertanian Pangan Berkelanju-
provinsi, dan/atau nasional ini merupakan 1
tan
lahan pertanian sawah yang mana sawah
tersebut dilindungi dan harus tetap ada
karena alasan tertentu.
4 •rencana pola ruang
4.1.3 Kawasan lindung ini berfungsi untuk meminimal-
Kawasan Perlindungan isasi dampak apabila terjadi bencana disekitar
Setempat sungai dan memberikan ruang bagi rel kereta
serta untuk memberikan keamanan bagi trans-
Kawasan perlindungan setempat yai- portasi perkereta apian.
tu meliputi kawasan sempadan sungai
dan waduk dan kawasan sempadan rel
kereta api. Untuk kawasan sempadan
sungai yaitu berjarak 50 meter dari bi-
Pola ruang adalah distribusi peruntukan
bir sungai / waduk terluar sedangkan
untuk kawasan sempadan rel kereta api ruang dalam suatu wilayah yang melipu-
dengan asumsi rel kereta tidak ada yang ti peruntukan ruang untuk fungsi lindung
dinaiikan dan sejajar dengan jalan yai- dan peruntukan ruang untuk fungsi budi
tu berjarak 6 meter dari batas manfaat daya. Pola ruang di Kabupaten Grobo-
jalan rel. gan ditentukan dengan memperhatikan
fisik lingkungan Kabupaten Grobogan,
kelengkapan sarana dan prasarana,
potensi dari masing masing kawasan,
dan jenis kegiatan dari masing masing
kawasan. Prinsip dasar penentuan pola
Kemudian untuk kriteria penetapan ruang di Kabupaten Grobogan antara
43
kawasan pertanian pangan berke- lain :
lanjutan antara lain :
1. Kawasan Lindung berupa ka-
wasan yang perlu dilindungi dan diper-
1. Lahan yang dapat ditetapkan
tahankan agar tidak merusak sumber
menjadi Lahan Pertanian Pangan Berke-
lanjutan harus memenuhi kriteria: daya lingkungan ataupun ekosistem
yang ada disekitarnya
a. berada pada kesatuan ham- 2. Kawasan Budidaya, yang merupa-
paran lahan yang mendukung produkti- kan bukan kawasan yang dilindungi dan
vitas dan efisiensi produksi dapat digunakan untuk suatu budidaya
t b. memiliki potensi teknis dan kese- tertentu dimana pengembangannya
suaian lahan yang sangat sesuai, sesuai, harus mengikuti karakter fisik lingkun-
atau agak sesuai untukperuntukan per-
gan dan potensi kawasan. Kawasan bu-
tanian pangan
w didaya memberikan peluang bagi mas-
c. didukung infrastruktur dasar
yarakat untuk bisa mengembangkan
d. telah dimanfaatkan sebagai lah-
an pertanian pangan kawasanya untuk kegiatan budidaya
l tertentu
2. Kriteria lahan yang berada pada

0
kesatuan hamparan lahan sebagaimana
dimaksud ditentukan dengan memper-
timbangkan aspek ekonomi dan sosial
Rencana
Pola Ruang
budaya masyarakat.

6
bab empat
4 •rencana pola ruang

3. Kriteria lahan yang memiliki potensi 4. Kriteria lahan yang telah diman-
teknis dan kesesuaian lahan sebagaimana faatkan sebagai lahan pertanian pangan
dimaksud ditentukan dengan mempertim- sebagaimana dimaksud pada ditentukan
bangkan: dengan pertimbangan:

a. kelerengan a. produktivitas
b. iklim b. intensitas pertanaman
c. sifat fisik, kimia, dan biologi tanah c. ketersediaan air
yang cocok untuk dikembangkan menjadi d. konservasi
lahan pertanian pangan dengan memper- e. berwawasan lingkungan
hatikan daya dukung lingkungan.
f. berkelanjutan

Pada rencana pola ruang Kabupaten Grobogan ini sawah lestari ditetapkan di Kecamatan
Tanggungharjo, Kecamatan Tegowanu, Kecamatan Tawangharjo, dan Kecamatan Wirosari
karena memiliki tingkat produktivitas lahan sawah yang paling besar daripada kecamatan
lain di Kabupaten Grobogan dan karena Kecamatan Tanggungharjo dijadikan kawasan
percontohan pertanian.

4.2
Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 41/PRT/M Tahun 2007 kawasan budidaya adalah 44
wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Rencana pola
ruang untuk kawasan budi daya, yaitu meliputi:

4.2.1 Permukiman
Kemudian untuk kawasan yang memiliki Ti-
Kawasan permukiman adalah kawasan
pologi fisik A dan C dan tidak rawan ben-
di luar kawasan lindung yang diperlukan
cana diperkenankan untuk pengembangan
sebagai lingkungan tempat tinggal atau
hunian baru namun harus tetap memperha- s
lingkungan hunian. Tujuan pengelolaan ka-
tikan ekosistem lingkungan. Pada pola ru-
wasan ini adalah untuk menyediakan tem-
ang ini permukiman dibedakan menjadi 2
pat permukiman yang sehat dan aman dari
macam yaitu permukiman perkotaan yang u
bencana alam serta memberikan lingkun-
terdapat di sebagian Kecamatan Purwo-
gan yang sesuai untuk pengembangan
dadi, Kecamatan Penawangan, Kecamatan
masyarakat, dengan tetap memperhatikan
Godong, Kecamatan Kradenan, Kecamatan
kelestarian lingkungan. Kriteria umum ka-
Wirosari, Kecamatan Toroh, Kecamatan i
wasan permukiman adalah kawasan yang
Gubug dan untuk yang kedua adalah
secara teknis dapat digunakan untuk per-
permukiman perdesaan terletak tersebar
mukiman yang aman dari bahaya bencana
diseluruh Kecamatan di Kabupaten Grobo-
alam, sehat, dan mempunyai akses untuk
gan
kesempatan berusaha. Pada rencana pola 2
ruang Kabupaten Grobogan, pada ka-
wasan Tipologi C tidak boleh adanya huni-
an baru dikembangan. Hunian yang ada
pada kondisi eksisting kawasan akan tetap 1
dibiarkan disana dengan syarat tidak boleh
adanya pengembangan permukiman baru.
4 •rencana pola ruang

4.2.2 Industri 4.2.3 Hutan Budidaya


Industri adalah kegiatan ekonomi yang Hutan budidaya di sini adalah fungsi hutan
mengolah bahan mentah, bahan baku, ba- dimana tidak perlu dilindungi keberadaan
rang setengah jadi, dan/atau barang jadi nya dapat digunakan untuk peruntukan ter-
menjadi barang dengan nilai yang lebih tentu hutan dapat diambil hasilnya. Hutan
tinggi untuk penggunaannya, termasuk ke- sebagian kecil direncanakan untuk zona
giatan rancang bangun dan perekayasa- permukiman, jadi akan adanya konversi
an industri. Zona industri yang ada di Ka- Hutan menjadi permukiman dan hal tersebut
bupaten Grobogan berupa zona industri diarahkan di Kecamatan Geyer.
besar, menengah dan industri kecil. Untuk
budidaya perindustrian diarahkan perkem-
bangan nya di Kecamatan Tanggungharjo,
Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Klam-
bu, dan Kecamatan Godong.

4.2.4 Pertanian
Pertanian pada rencana pola ruang Kabupaten Grobogan meliputi sawah irigasi dan sawah tadah
hujan. Dimana pengembangan budidaya pertanian diarahkan di bagian tengah wilayah Kabupaten
Grobogan yang memiliki Tipologi A dan ketersediaan air mencukupi.

45

w 4.2.5 Pariwisata kecamatan Klambu, Kecamatan Purwodadi,


Kecamatan Toroh, Kecamatan Brati, Keca-
Kawasan Pariwisata merupakan peruntu- matan Pulokulon, Kecamatan Tawangharjo,
l kan tanah yang merupakan bagian dari ka- Kecamatan Grobogan, Kecamatan Godong,
wasan budidaya yang dikembangkan untuk Kecamatan Kradenan dan Kecamatan Geyer.
mengembangkan kegiatan pariwisata baik
alam, buatan, maupun budaya. Kawasan 4.2.6 Kebun
wisata di Kabupaten Grobogan adalah
0 Waduk Kedung Ombo, Bledug Kuwu, Api Kebun dalam rencana pola ruang Kabupaten
Abadi Mrapen, Gua Macan dan Gua Lowo. Grobogan diarahkan tetap seperti keadaan
Gua Urang, Air Terjun Widuri, Sendang Coyo, eksistingnya yang selama tahun perenca-
6 Waduk Klambu, Jatipohon, Kolam Renang naan sebagian lahan kebun akan digunakan
Ayodya, Cindelaras dimana terletak di - untuk konversi ke lahan permukiman.
46

1
Peta 4.1 Rencana Pola Ruang Kabupaten Grobogan 2017 – 2037
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan 2016
5 • rencana kawasan strategis

RENCANA KAWASAN
STRATEGIS bab lima
Rencana pengembangan kawasan strategis ekonomi merupakan rencana pengemban-
gan potensi agropolitan yang didukung oleh rencana pengembangan kawasan indus-
tri, rencana pengembangan kawasan pariwisata, rencana koridor pengembangan,
dan rencana pengembangan kawasan perkotaan.

5.1.1 Rencana Pengembangan Rencana untuk pengembangan kawasan


industri adalah :
Kawasan Industri • Pemenuhan infrstruktur industri dan in-
Menurut Permen PU Nomor 16 tahun 2009 frastruktur penunjang
tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabu-
Infrastruktur penunjang :
paten, telah disebutkan bahwa kawasan yang
• Perumahan
memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
• Pendidikan dan pelatihan
ekonomi yang berpengaruh terhadap pertum-
• Penelitian dan pengembangan
buhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan
• Kesehatan
aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang
• Pemadam kebakaran
memiliki dengan ciri sebagai berikut :
• Tempat pembuangan sampah
• potensi ekonomi cepat tumbuh;
• sektor unggulan yang dapat menggerakkan
pertumbuhan ekonomi;
Infrastruktur industri adalah :
• Jaringan energi dan listrik memenuhi 48
• potensi ekspor; kebutuhan kegiatan industri baik dalam
• dukungan jaringan prasarana dan fasilitas hal ketersediaan, kualitas, kuantitas dan
penunjang kegiatan ekonomi; kepastian pasokan
• kegiatan ekonomi yang memanfaatkan te- • Jaringan telekomunikasi untuk kebutu-
knologi tinggi; han telepon dan komunikasi data
• fungsi untuk mempertahankan tingkat pro- • Jaringan sumberdaya air dan jaminan
duksi pangan dalam rangka mewujudkan pasokan air baku yang bersumber dari
ketahanan pangan; air permukaan, PDAM, air tanah dalam;
• fungsi untuk mempertahankan tingkat pro- dengan prioritas utama yang berasal s
duksi sumber energi dalam rangka mewujud- dari air permukaan yang dikelola oleh
kan ketahanan energi; atau Perusahaan Kawasan Industri (Water
Treatment Plant)
• kawasan yang dapat mempercepat pertum-
• Sanitasi u
buhan kawasan tertinggal di dalam wilayah
kabupaten • Jaringan transportasi untuk memenuhi
kelancaran lalu lintas industri
Tetapi untuk kawasan industri di Kabupaten • Jaringan pengelolaan air limbah i
Grobogan sendiri, dilihat dari persebarannya • Jaringan drainase
di berbagai kecamatan. Ada kawasan indus-
tri pertanian, tetapi ada juga kawasan industri
non pertanian yang bisa dikembangkan.
Kawasan-kawasan industri ini tersebar di 2
semua kecamtan dan cenderung terletak di
pinggir jalan agar aksesibilitasnya mudah.
1
5.1
Rencana Pengembangan
Kawasaan Strategis Ekonomi
49

Peta 5.1 Rencana Pengembangan Kawasan Industri


6 Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
5 • rencana kawasan strategis

• Membangun fasilitas trade center guna tempat pameran produksi, tempat promosi ka-
wasan industri dan pelaku industri, serta bisa menjadi obyek wisata.
• Mengutamakan jenis industri pengolahan pertanian karena pertanian merupakan produksi
utama di Kabupaten Grobogan
• Melakukan pendataan terhadap industri skala kecil, agar dapat diintegrasikan menjadi
industri berskala besar terutama di Kecamatan Grobogan dan Wirosari yang sudah memiliki
banyak industri skala kecil
• Membuat sistem yang benar-benar terpadu, melibatkan seluruh Kecamatan yang berpo-
tensi agar sirkulasi dapat berjalan dengan baik

Arahan program utama untuk mengembangkan kawasan strategis industri adalah :


• Pengembangan instalasi pengolah limbah industri terpadu
• Pengelolaan dan pengendalian kawasan industri

5.1.2 Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata


Berdasarkan pada studi dokumen dan kondisi eksisting di Kabupaten Grobogan, po-
tensi wisata yang ada di kawasan cukup baik karena sudah ada sarana pariwisata yang cuk-
up banyak hanya saja belum dikembangkan. Mengingat dengan adanya wisata yang dapat
dikembangkan sehingga dapat menarik jumlah wisatawan agar terus meningkat. Maka ren-
cana pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Grobogan adalah terkait dengan 4A,
yaitu amenity, atraction, accesibility, and activity. Rencana pengembangan sektor pariwisa-
ta ini bertujuan untuk meningkatkan sektor pariwisata di Kabupaten Grobogan sehingga
mampu menjadi daya tarik wisatawan untuk datang serta menarik investor untuk menana-
mkan modalnya. Rencana pengembangan sektor pariwisata diharapkan dapat mendukung
50
perkembangan sektor lain seperti agropolitan dan industri. Rencana pengembangan sektor
pariwisata terdapat di beberapa kecamatan di Kabupaten Grobogan seperti : Godong,
Purwodadi, Geyer, Pulokulon, Kradenan, Gabus, Grobogan, Tawangharjo, dan Wirosari.

4A untuk
Kabupaten Grobogan
Amenity
Rencana sarana penunjang pariwisata yang terdiri dari penginapan, rumah makan, s
pusat oleh-oleh yang menggunakan konsep ikut menyertakan masyarakat sekitar kawasan
wisata terkait pengadaan sarana pariwisata, dimana nantinya konsep ini akan tercipta apa-
bila terjadi sinergi antara pemerintah-swasta untuk mengelola bersama potensi wisata yang u
ada. Terkait penyediaan serta peningkatan sarana-prasarana dan untuk membantu perger-
akan wisatawan nantinya akan ada terminal
Pengadaan sarana penunjang pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat sekitar
kawasan wisata dengan cara menjadikan permukiman warga menjadi tempat usaha, dian- i
taranya:
• Penambahan hotel karena pada tahun 2016 letak hotel masih memusat di satu kecamatan
sehingga diperlukannya penambahan kuantitas. Penambahan hotel dilakukan di kecamatan
yang memiliki pusat kegiatan perkotaan guna mendukung wisata di kawasan perkotaan. 2
• Selain hotel, untuk penginapan nantinya lebih ke arah homestay sehingga akan menaikkan
perekonomian masyarakat sekitar kawasan wisata, lokasinya dapat di sekitar jalan lokal
primer atau sekitar 100-250 meter dari objek wisata
• Untuk rumah makan dan pusat oleh-oleh nantinya juga menggunakan permukiman warga 1
sebagai tempat usahanya sehingga akan menaikkan perekonomian masyarakat sekitar ka-
wasan wisata
5 • rencana kawasan strategis

Attraction Accesibillity Activity


Atraksi wisata di Kabupaten Rencana pengembangan ak- Rencana peningkatan ak-
Grobogan saat ini didomi- sesibilitas dari dan ke arah tivitas di sekitar kawasan
nasi oleh wisata wisata alam lokasi wisata diperukan untuk wisata dapat menunjang ke-
dan wisata rohani. Rencana mempermudah wisatawan un- berlangsungan objek wisata
pengembangan atraksi wisa- tuk datang. Akses yang baik tersebut. Rencana pengem-
ta di Kabupaten Grobogan dapat menjadi daya tarik bangan aktivitas di Kabupat-
adalah dengan memperbaiki wisatawan untuk datang. Pen- en Grobogan adalah dengan
atraksi wisata yang ada, serta ingkatan aksesibilitas wisa- menyediakan zona komersil
dengan mengembangkan at- ta di Kabupaten Grobogan yang menjual oleh-oleh di
raksi wisata edukasi pertanian direncanakan untuk melaku- sekitar kawasan wisata. Adan-
dan industri sehingga dapat kan perbaikan akses, serta ya area komersil di sekitar ka-
mengoptimalkan potensi dan pembuatan jalan/rute yang wasan wisata dapat mening-
sebagai sarana penunjang menghubungkan antar objek katkan aktivitas yang ada
sektor-sektor yang berkaitan. wisata dan sarana penunjang serta mampu menarik wisa-
wisata. Rencana peningka- tawan untuk datang.
tan aksesibilitas lainnya ada-
lah dengan menyediakan rute
trayek angkutan umum dan
halte sehingga wisatawan
dapat menuju lokasi wisata
menggunakan transportasi
51 umum.

5.1.3 Rencana Koridor Pengembangan


Koridor pengembangan merupa- Sehingga Kecamatan Purwodadi,
kan suatu jalur yang strategis dalam men- Gubug, Godong, dan Wirosari berpotensi
dukung peningkatan potensi wilayah guna sebagai koridor pengembangan Kabupat-
meningkatkan perekonomian wilayah. Ren- en Grobogan. Dengan begitu potensi yang
cana koridor pengembangan didasarkan dimiliki Kabupaten Grobogan dapat dikem-
atas kemudahan aksesibiltas serta pusat bangkan hingga antar kecamatan bahkan
pelayanan kegiatan. Rencana ini dilakukan keluar kabupaten.
sebagai upaya mempermudah pemasaran Selain itu, Kecamatan Purwodadi
t hasil pertanian maupun industri di Kabu- merupakan pusat dari Kabupaten Grobo-
paten Grobogan. Di dalam menentukan ko- gan yang memiliki kelengkapan fasilitas
ridor pengembangan, fungsi suatu wilayah guna mendukung kegiatan yang ada. Ak-
w juga menjadi pertimbangan. Baik itu fungsi sesibilitas di Kecamatan Purwodadi juga
struktur ruang maupun fungsi pusat kegia- sudah memadai. Sementara Kecamatan
tan wilayah. Gubug, Godong, dan Wirosari merupakan
Berdasarkan fungsi struktur ruang pusat dari wilayah Kabupaten Grobogan
l dan fungsi pusat kegiatan wilayah, Keca- di bagian timur dan barat. Apabila dilihat
matan Purwodadi, Gubug, Godong, dan dari trayek angkutan, keempat kecamatan
Wirosari memiliki posisi yang baik dalam ini juga sudah dilalui trayek angkutan umum
mendukung rencana koridor pengemban- dan bahkan memiliki sarana penunjang
0 gan. Kecamatan Purwodadi merupakan transportasi berupa terminal dan stasiun.
KSN dari wilayah Kedungsepur, sedangkan Sehingga pengembangan potensi wilayah
Kecamatan Gubug, Godong, dan Wirosari dapat dikembangkan melalui koridor Gu-
merupakan pusat kegiatan lokal di Kabu- bug, Godong, Purwodadi, dan Wirosari.
6 paten Grobogan.
52

1
Peta 5.2 Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
53

Peta 5.3 Rencana Koridor Pengembangan


6
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
5 • rencana kawasan strategis

5.1.4 Rencana Pengemban- b. Memanfaatkan ruang yang sesuai un-


tuk tempat bermukim dengan menyediakan
gan Kawasan Perkotaan lingkungan yang sehat dan aman dari ben-
Kawasan strategis perkotaan dapat
cana alam serta dapat memberikan lingkun-
dilihat dari karakteristik penduduk perkota-
gan hidup yang sesuai bagi pengembangan
annya. Kawasan peruntukan permukiman me-
masyarakat, dengan tetap memperhatikan
liputi permukiman perdesaan dan perkotaan.
kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Kawasan permukiman perkotaan memiliki
fungsi sebagai berikut : c. Kawasan permukiman harus dilengkapi
dengan jaringan-jaringan yang mampu men-
a. Melayani kegiatan yang menjangkau be- gakomodasi kebutuhan masyarakat.
berapa kecamatan di sekitarnya.
Penyediaan sarana-sarana umum ses-
b. Memenuhi kebutuhan sarana-sarana uai standar yang sudah ada untuk memenuhi
dasar yang memiliki jangkauan pelayanan kebutuhan masyarakat skala luas.
skala minimal Kecamatan. Kawasan strategis perkotaan ini san-
Kawasan Permukiman perkotaan di gat berperan dalam hal pemasaran hasil-ha-
Kabupten Grobogan terdapat di pusat-pusat sil pertanian khususnya dalam skala ekspor.
pelayanan kecamatan dan pusat-pusat ke- Sehingga potensi agropolitan wilayah Kabu-
giatan lokal. Kawasan permukiman perkota- paten Grobogan mampu berkembang ke luar
an ditetapkan melalui kriteria teknis sebagai wilayah bahkan hingga ke luar negara.
berikut:
a. Penggunaan lahan untuk pengembangan
lahan permukiman baru memperhatikan daya
dukung lingkungan
54

1
5 • rencana kawasan strategis

55

6 Peta 5.4 Kawasan Strategis Perkotaan


Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
5 • rencana kawasan strategis

5.1.5 Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan


Analisis yang telah dilakukan pada sektor pertanian menunjukkan bahwa komoditas
pertanian di Kabupaten Grobogan antara lain:
KOMODITAS UNGGULAN

Kabpupaten Grobogan
PERTANIAN

Rencana untuk mengembangkan sektor per- Dengan bertambahnya jumlah penduduk


maka kebutuhan lahan untuk memenuhi ke- 56
tanian adalah dengan meningkatkan kualitas
dan kuantitas pada komoditas unggulan per- butuhan penduduk akan lahan untuk per-
tanian sehingga dapat menjadi komoditas mukiman dan sebagainya pun bertambah.
ekspor, sedangkan untuk komoditas potensi- Dan lahan untuk penyediaan lahan per-
al berkembang rencana yang dilakukan lebih mukiman tersebut seringkali menggunakan
fokus pada peningkatan kuantitas produksi lahan pertanian. Jika tidak ada tindakan
sehingga dapat menjadi komoditas unggu- untuk menanggulangi hal tersebut dapat
lan pertanian. Untuk meningkatkan kualitas mengakibatkan berkurangnya luas lahan
dan kuantitas hasil produksi pertanian diper- pertanian serta berkurang pula kuantitas
produksi pertanian. Maka diperlukan ren-
lukan rencana pengembangan pertanian s
dari tahap pra produksi pertanian, produksi, cana untuk mengurangi eksploitasi lahan
dan pasca produksi pertanian, yang akan di- pertanian, dengan mengadakan penyulu-
jabarkan sebagai berikut: han pada para pemilik lahan untuk tidak
menggunakan atau menjual seluruh lahan u
1. Rencana Sub-sistem Pra- pertanian yang mereka miliki untuk peng-
Produksi Pertanian gunaan lahan selain pertanian sehingga
Rencana pra produksi pertanian merupakan jumlah lahan akan tetap terjaga dan tidak
rencana pengembangan pertanian sebelum
i
mengurangi kuantitas produksi pertanian.
memulai proses produksi pertanian. Rencana Selain itu pemerintah juga perlu melaku-
pra produksi pertanian antara lain peren- kan pengawasan terkait penggunaan la-
canaan pengembangan dan pemanfaatan han sehingga tidak terjadi penyimpangan
lahan pertanian, perencanaan penyediaan penggunaan lahan, terutama lahan untuk 2
bibit, pupuk, dan perencanaan pengadaan pertanian.
mesin dan alat pertanian, serta rencana Mayoritas masyarakat di Kabupaten Grobo-
pemberdayaan petani. gan merupakan petani dan telah memili-
Sebagian besar Kabupaten Grobogan mer- ki kelompok tani di setiap kecamatannya. 1
upakan lahan pertanian. Akan tetapi, seiring Ajkan tetapi, masyarakat masih memiliki
berjalannya waktu peningkatan penduduk di tingkat produktifitas rendah. Hal ini men-
Kabupaten Grobogan juga terus bertambah.
5 • rencana kawasan strategis
gakibatkan produksi pertanian masih dilaku- tuhan petani akan pupuk dan distribusi pu-
kan secara sederhana dan belum semuan- puk per KUD, mengingat BWP 1, BWP IV, dna
ya mampu diolah secara modern. Kegiatan BWP VI merupakan wilayah dengan lahan
pertanian di Kabupaten Grobogan juga ter- pertanian yang luas.
gantung oleh musim, pada musim penghujan Rencana sub sistem pra produksi pertanian
komoditas yang ditanam adalah padi, akan lainnya adalah perencanaan penyediaan
tetapi pada musim kemarau komoditas yang mesin dan alat pertanian sehingga dapat
ditanam adalah tanaman pangan selain mendorong peningkatan kualitas dan kuan-
padi. titas produksi pertanian. Rencana pada
Bahan baku pertanian Kabupaten Grobogan penyediaan mesin dan alat pertanian ini ber-
berasal dari Balai Benih Induk dari Departe- kaitan dengan kegiatan distribusi mesin dan
men Pertanian yang didistribusikan ke UPTD alat-alat pertanian kepada petani melalui
terkait tiap kecamatan. Akan tetapi meng- toko alat pertanian tersebut. Pada Kabupat-
ingat di Kabupaten Grobogan juga memiliki en Grobogan berdasarkan pada hasil anal-
kegiatan industri, khususnya industri pengo- isis yang telah dilakukan sebelumnya, belum
lahan pertanian, maka pada sektor pertanian ada toko alat pertanian sehingga petani ke-
direncanakan perlu peningkatan penyediaan sulitan untuk mendapatkan alat pertanian.
benih bahan baku non-padi, agar dapat dio- Sehingga direncanakan penyediaan toko
lah menjadi makanan yang memiliki nilai jual alat pertanian di masing-masing BWP yang
lebih tinggi. Selain itu, peningkatan distri- dapat membantu petani untuk mendapatkan
busi benih non-padi disesuaikan dengan po- mesin dan alat pertanian. Rencana pengem-
tensi wilayah sehingga benih nantinya dapat bangan sarana pertanian secara lebih rinci
menghasilkan kualitas terbaik. ada pada bab sebelumnya.
57 Rencana sub sistem pra produksi pertanian
selanjutnya adalah perencanaan penye-
Rencana pemberdayaan petani terkait
pengembangan pertanian dapat dilakukan
diaan pupuk. Berdasarkan pada hasil anali- dengan penyuluhan serta pelatihan kepada
sis, penyediaan pupuk kawasan berasal dari petani melalui dinas dan LSM terkait. Pen-
toko pupuk atau KUD unit pertanian yang ter- yuluhan dan pelatihan yang dilakukan ada-
sedia di beberapa kawasan. Saat ini produk- lah dengan memberikan informasi terkait
si pupuk berada di Kecamatan Brati dan di teknologi pertanian sehingga dapat meng-
Kabupaten Grobogan telah tersedia 62 KUD hasilkan produksi tani yang berkualitas.
sebagai distributor penyediaan pupuk bagi Berikut merupakan daftar rencana pengem-
petani. Akan tetapi perlu adanya penamba- bangan sub-sistem pra-produksi pertanian
han 2 KUD Pertanian di Sub BWP I, Sub BWP di Kabupaten Grobogan:
IV dan Sub BWP VI dalam pemenuhan kebu-
t
Tabel 5.1 Rencana Pengembangan Sub-Sistem Pra-Produksi Pertanian

6 Sumber: Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016


5 • rencana kawasan strategis
rencana penyuluhan terkait teknologi per-
2. Rencana Produksi Pertanian tanian terbaru yang cocok digunakan un-
Pengembangan sub sistem produksi pertanian
tuk pengembangan pertanian yang sesuai
merupakan kegiatan terkait dengan teknologi
dengan kondisi kawasan kepada petani se-
yang digunakan dalam rangka penggunaan
hingga mereka dapat menggunakan teknik
dan pemanfaatan bahan baku yang tersedia.
yang lebih maju dan dapat meningkatkan
Tujuan dari rencana ini adalah meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi pertanian.
kualitas dan kuantitas hasil pertanian sehing-
Rencana pada pengembangan sistem iri-
ga dapat mendukung komoditas unggulan
gasi di Kabupaten Grobogan berupa ren-
untuk dapat menjadi komoditas ekspor dan
cana pengembangan irigasi di setiap BWP,
menjadikan komoditas potensial berkembang
mengingat kondisi irigasi di setiap BWP yang
untuk menjadi sektor unggulan. Pengemban-
buruk dan tidak terawat. Rencana pengem-
gan sub sistem ini berisi tentang teknologi
bangannya antara lain pengembangan ja-
pertanian, serta sistem irigasi.
ringan irigasi non teknis menjadi jaringan
Teknologi pertanian yang digunakan petani
irigasi tenik desa, dan penanganan reha-
dalam kegiatan produksi pertanian masih ter-
bilitasi jaringan irigasi dan pelaksanaan
golong sederhana. Alat-alat yang digunakan
operasional dan pemeliharaan pengairan
serta teknik yang digunakan juga tergolong
secara terus menerus. Berikut merupakan
tradisional sehingga proses untuk mendapa-
rencana sub sistem produksi pertanian di
tkan hasil pertanian cukup lama dan kuali-
Kabupaten Grobogan:
tasnya kurang bagus. Sehingga diperlukan
Tabel 5.2 Rencana Pengembangan Sub-Sistem Produksi Pertanian

58

Sumber: Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016

3. Rencana Sub-sistem Pasca pertanian. Di Kabupaten Grobogan sendiri s


sudah banyak berkembang industri-industri
Produksi Pertanian pengolahan hasil pertanian seperti keripik
Rencana pada sub sistem pasca produksi per-
singkong, emping jagung, criping pisang,
tanian merupakan rencana pengembangan
krupuk, susu kedelai, selai pisang, opak ja-
u
pada pengolahan, pelatihan SDM dan pe-
gung, roti pisang, tepung jagung, tempe
masaran hasil produksi pertanian. Rencana
kedelai, brondong jagung, marning, dan
yang dikembangkan pada sub sistem pasca
produksi adalah pengembangan industri pen-
sebagainya. Dengan banyaknya hasil per- i
tanian yang dihasilkan seharusnya dapat
golahan maupun industri kecil rumah tangga
menujang berkembangnya industri-industri
pengolah hasil pertanian berupa makanan rin-
pengolahan hasil pertanian sehingga dapat
gan yang terbuat dari hasil pertanian unggulan
meningkatkan nilai jual dan perekonomian
Kabupaten Grobogan, pelatihan kepada para
wilayah. Sehingga direncanakan pengem- 2
pelaku industri kecil rumah tangga pengolah
bangan industri pengolahan melalui pem-
hasil pertanian, serta rencana pemasaran hasil
berian pelatihan kepada pelaku usaha ten-
produksi.
Pengembangan industri pengolahan dan
tang teknik dan inovasi pengolahan hasil 1
pertanian, pengadaan teknologi pengola-
industri kecil rumah tangga di Kabupaten
han sehingga pengolahan menjadi efisien,
Grobogan berupa industri pengolahan hasil
serta pemberian bantuan modal.
5 • rencana kawasan strategis

Rencana pada sub sistem pasca produk- Dalam pemasaran hasil pertanian diper-
si selanjutnya adalah terkait pemasaran lukan juga rencana pengembangan moda
hasil produksi pertanian. Hasil pertanian pemasaran, hal ini mengingat jarak an-
yang dipasarkan tidak hanya hasil perta- tara pusat produksi dan pusat pemasaran
nian yang telah diolah akan tetapi juga yang tidak dekat. Moda pemasaran yang
hasil pertanian yang belum diolah. Ren- digunakan adalah truck dan pick up. Truck
cana pemasaran hasil pertanian adalah dan pick up akan menjadi sarana distribusi
pusat-pusat perbelanjaan dan perda- dari pusat produksi menuju lokasi penyim-
gangan jasa, seperti pasar dan swalayan. panan maupun menuju lokasi pemasaran.
Selain itu, juga diperlukan rencana pen- Untuk lokasi penyimpanan atau gudang,
ingkatan jumlah sarana pemasaran hasil direncanakan setiap kawasan pertanian
pertanian seperti tempat toko oleh-oleh di memiliki minimal satu lokasi penyimpanan.

59 pusat-pusat pariwisata. Rencana terkait


pemasaran hasil produksi pertanian beru-
Hal ini ditujukan agar setiap hasil pertani-
an di suatu wilayah dapat dikontrol keluar
pa rencana jalur distribusi hasil pertanian masuknya. Sehingga rasa persaingan an-
yang menuju ke lokasi-lokasi pemasaran. tar petani dapat dihindari.
Target pemasaran hasil produksi pertani- Berikut merupakan daftar rencana pada
an Kabupaten Grobogan adalah seluruh sub sistem pasca produksi hasil pertani-
wilayah di Kabupaten Grobogan bahkan an pada Kawasan Andalan Kabupaten
dapat hingga ke luar wilayah Kabupaten Boyolali:
Grobogan.

Tabel 5.3 Rencana Pengembangan Sub-Sistem Pasca Produksi Pertanian

6 Sumber: Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016


60

1
Peta 5.5 Rencana Kawasan Pertanian Strategis Kabupaten Grobogan
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
5 • rencana kawasan strategis

Berdasarkan peta di atas dapat diketahui kawasan strategis pertanian berada di wilayah bagian
Kecamatan Toroh, Godong, Tanggungharjo, Tegowanu, Tawangharjo, Pulokulon, Kradenan, dan
Gabus. Adapun pembagian komoditasnya didasarkan pada jenis hasil olahan industri, yaitu:

Tabel 5.4 Komoditas Olahan Kabupaten Grobogan

Sumber: Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016


61
5.2.
Rencana Kawasan Strategis
Daya Dukung Lingkungan
Penetapan bentang alam karst Sukolilo se-
bagai cagar budaya geologi yang dimuat
dalam Keputusan Menteri Energi dan Sum-
ber Daya Mineral Nomor 2641 K/40/MEM/
t 2014 Tentang Penetapan Kawasan Bentang
Alam Karst Sukolilo, Jawa Tengah. Keputu-
san Menteri ESDM berlaku sejak tanggal
w 16 Mei 2014 dan RTRW Provinsi Jawa Ten-
gah tahun 2009 - 2029 merupakan acuan
dalam penetapan kawasan strategis dari
sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
l lingkungan hidup Kabupaten Grobogan.
Letak karst sukolilo berada di tiga Kabupat-
en yaitu Kabupaten Pati, Blora, dan salah
satunya yaitu Kabupaten Grobogan. Karst
Sukolilo di Kabupaten Grobogan berada
0
di Pegunungan Kendeng Utara dengan lu-
asan paling banyak dibanding dua kabu-
paten lainnya yaitu 112,20 km2 yang men-
6 cakup Kecamatan Klambu, Brati, Grobogan,
5 • rencana kawasan strategis
Tawangharjo, Wirosari, dan Ngaringan. las I yang berfungsi sebagai kawasan yang
Penetapan Bentang Alam Karst Sukolilo se- menyimpan air, terdapat gua-gua dan sungai
bagai cagar budaya geologi diambil den- bawah tanah yang aktif, gua-gua yang ada
gan pertimbangan kawasan karst tersebut peninggalan sejarah.
memiliki komponen geologi yang unik ser- Meskipun letak karst sukolilo berada pada
ta berfungsi sebagai pengatur alami air daya dukung lahan kelas C dengan budidaya
tanah dan menyimpan nilai ilmiah sehing- terbatas, namun aktivitas yang ada di kawasan
ga perlu untuk dilestarikan dan dilindungi tersebut tidak boleh sampai merusak karst
keberadaanya dalam rangka mencegah yang ada terutama kegiatan pertambangan
kerusakan guna menunjang pembangunan yang akan berdampak merusak potensi air.
berkelanjutan dan pengembangan ilmu Perwujudan pengelolaan kawasan karst yang
pengetahuan. Salah satu mata air yang dilakukan diantaranya:
ada di Kabupaten Grobogan adalah Mata
Air Widuri dan goa berair yaitu Goa Urang
1. Pemetaan kawasan karst
yang terdapat di Kecamatan Tawangharjo. 2. Rehabilitasi dan konservasi kawasan
Keberadaan mata air dan goa ini digunakan 3. Pengembangan potensi objek wisata
untuk kepentingan pengairan, pariwisata, Dalam peta 5.6. terlihat persebaran wisa-
serta kegiatan ekonomi pertanian. ta yang ada di Kabupaten Grobogan, salah
Kawasan bentang alam karst ditetapkan satunya persebaran yang ada di dalam ka-
berdasarkan kemunculan eksokarst ( ter- wasan karst yaitu wisata sumber jatipohon,
diri dari bukit karst dengan bentuk keru- goa lawa/goa macan yang ada di Kecamatan
cut, membulat, menara, atau bentuk lain- Grobogan, serta air terjun ngayongan di Ke-
nya, telaga, dan Mata air permanen) dan camatan Wirosari yang salah satunya sebagai
endokarst ( gua berair yang diperkirakan
terhubung dengan aliran sungai bawah
perwujudan pengelolaan pengembangan po-
tensi objek wisata di kawasan karst Sukolilo.
62
tanah) serta mempertimbangkan kawasan
perbukitan batu gamping yang telah dikla-
sifikasikan atau ditetapkan gubernur/bu-
pati/walikota sebagai kawasan karst ke-

5.3.
Rencana Kawasan Strategis s
Kabupaten Grobogan
u
Berdasarkan rencana
pengembangan kawasan
strategis ekonomi dan ren-
cana pengembangan ka- i
wasan strategis daya dukung
lingkungan dapat dirumuskan
kawasan-kawasan strategis
Kabupaten Grobogan dita- 2
mpilkan dalam peta 5.7. se-
bagai berikut:

1
63

6 Gambar 5.6 Peta Kawasan Strategis Karst


Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
64

1
Peta 5.7 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Grobogan
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

Pemanfaatan ruang merupakan upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
pada wilayah Kabupaten Grobogan, sehingga dapat sesuai dengan rencana tata ruang,
melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya. Pemanfaatan ruang
ini disusun dengan:
(a) Mengacu pada fungsi ruang wilayah sebagai kawasan agropolitan yang didukung
potensi lokal yang ditetapkan dalam rencana tata ruang,
(b) Mensinkronkan dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah sekitarnya,
(c) Memperhatikan standar pelayanan minimal dalam penyediaan sarana dan prasarana,
(d)
Mengacu standar kualitas lingkungan, daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup.

Arahan Pemanfaatan
Ruang
bab enam 66
Untuk melaksanaan pemanfaatan ruang 6.1 Usulan Program
Kabupaten Grobogan sebagai kawasan
agropolitan yang didukung potensi lo- Pemanfaatan Ruang
kal, maka dilakukan penyusunan matriks
yang memuat: Merupakan program-program sektoral yang
dijabarkan dari indikasi program utama yang
tercantum dalam rencana tata ruang. Program
(i) perumusan usulan program peman- s
pemanfaatan ruang Kabupaten Grobogan se-
faatan ruang kawasan agropolitan yang bagai kawasan agropolitan yang didukung po-
didukung potensi lokal; tensi lokal disusun berdasarkan penjabaran dari
(ii) perumusan perkiraan pendanaan konsep penataan pengembangan wilayah yang u
dan sumbernya; telah ditetapkan, dengan prioritas pengem-
bangan kawasan sebagai berikut:
(iii)pelaksana program pemanfaatan
1. Penerapan Kebijakan Kawasan Agropol-
ruang kawasan agropolitan yang i
itan yang Didukung Potensi Lokal
didukung potensi lokal, dan 2. Pengembangan Sektor Pertanian
(iv) tahapan waktu pelaksanaan pro- 3. Pengembangan Sektor Industri
gram. 4. Pengembangan Sektor Pariwisata
5. Pengembangan Jaringan Utilitas 2
6. Pengembangan Sarana
Selanjutnya masing-masing prioritas pengem-
bangan kawasan tersebut akan dirinci menjadi
usulan program-program pemanfaatan ruang. 1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

6.2 6.3
Pendanaan dan Pelaksana Program
Sumbernya Pemanfaatan Ruang

Sumber-sumber pembiayaan Pelaksana program pemanfaatan ruang


dapat diidentifikasi bersumber merupakan instansi atau pihak yang melak-
dari: pemerintah pusat berupa sanakan dan bertanggung jawab terhadap
APBN (Anggaran Pendapatan pelaksanaan program pemanfaatan ruang
dan Belanja Negara), pemerintah kawasan agropolitan berbasis kearifan lo-
daerah Provinsi Jawa Tengah be- kal Kabupaten Grobogan.
rupa APBD (Anggaran Pendapa-
tan dan Belanja Daerah) Jateng,
pemerintah daerah Kabupaten
Grobogan berupa APBD Grobo-
gan, bersumber dari swasta/
masyarakat, maupun bersumber

67
dari kerjasama pembiayaan an-
tara pemerintah dengan swasta/
masyarakat.

6.4
Tahapan Waktu Pelaksanaan Program
t
Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Grobogan ini memiliki jangka waktu 20 tahun,
dari tahun 2017-2037, yang terbagi dalam 4 kelompok PJM (Pembangunan Jangka Me-
nengah). Penentuan waktu pelaksanaan program didasarkan pada tingkat kepentingan
w program, serta melihat pada ketersedianaan dana.

6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

68

1
Tabel 6.1 Program Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan
Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Grobogan,2016
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

69

6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

70

1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

71

6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

72

1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

73

6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

74

1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

75

6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

76

1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

77

6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

78

1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

79

6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

80

1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

81

6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

82

1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

83

6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

84

1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

85

6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang

86

1
7. pengendalian pemanfaatan
ruang
• Pemanfaatan diizinkan (I), karena
7.1 sifatnya sesuai dengan peruntukan tanah
Ketentuan Umum yang direncanakan. Hal ini berarti tidak akan
ada peninjauan atau pembahasan atau tin-
Peraturan Zonasi dakan lain dari pemerintah kabupaten/kota
Untuk Pola Ruang terhadap pemanfaatan tersebut.
• Pemanfaatan memerlukan izin peng-

Wilayah Kabupaten gunaan bersyarat/conditional (B), izin ini


sehubungan dengan usaha menanggu-
langi dampak pembangunan di sekitarnya
Aturan kegiatan dan pemanfaatan ruang adalah (menginternalisasi dampak); dapat berupa
aturan yang berisi kegiatan yang diperbolehkan, AMDAL, RKL dan RPL.
diperbolehkan bersyarat, diperbolehkan terbatas • Pemanfaatan yang tidak diijinkan (X),
atau dilarang pada suatu zona. Aturan kegiatan karena sifatnya tidak sesuai dengan perun-
dan penggunaan lahan pada suatu zonasi dinya- tukan lahan yang direncanakan dan dapat
takan dengan klasifikasi sebagai berikut: menimbulkan dampak yang cukup besar
bagi lingkungan di sekitarnya.

Pengendalian pemanfaatan ruang berisi tentang peraturan zonasi di wilayah perencanaan


ketentuan perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta ketentuan sanksi administratif
yang diberikan di Kabupaten Grobogan.

84

pengendalian
pemanfaatan s

ruang bab tujuh u

Ketentuan perizinan adalah ketentuan-keten- i


tuan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah 7.1.1
kabupaten sesuai kewenangannya yang harus
dipenuhi oleh setiap pihak sebelum peman-
Ketentuan
faatan ruang, yang digunakan sebagai alat Perizinan 2
dalam melaksanakan pembangunan keruan-
gan yang tertib sesuai dengan rencana tata kegiatan pemanfaatan ruang dilaksanakan,
ruang yang telah disusun dan ditetapkan se- untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan
bagaimana dimaksud berupa proses adminis- ruang dengan rencana tata ruang 1
trasi dan teknis yang harus dipenuhi sebelum
7. pengendalian pemanfaatan
ruang
Tabel 7.1 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

85

6
7. pengendalian pemanfaatan
ruang

86

1
7. pengendalian pemanfaatan
ruang

87

0
Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Grobogan,2016

6
7. pengendalian pemanfaatan
ruang

7.2 setiap orang yang melakukan aktivitas yang


dapat mempertahankan atau mendukung
Ketentuan Insentif fungsi lindung pada kawasan tersebut. Aktivi-
dan Disinsentif tas yang mampu mendukung kondisi lingkun-
gan misalnya saja: kegiatan pengembangan
Insentif merupakan perangkat untuk memberikan sektor pertanian menggunakan jenis vege-
imbalan dengan tujuan untuk memberikan rang- tasi yang sesuai dengan kondisi lingkungan,
sangan terhadap pelaksanaan kegiatan yang kegiatan wisata, maupun kegiatan pengem-
sesuai dengan rencana tata ruang atau sesuai bangan industri skala kecil sampai dengan
dengan tujuan pemanfaatan ruang Kabupaten skala besar berbasis agropolitan pada ka-
Grobogan. Sehingga insentif diberikan kepada wasan budidaya.

Kawasan Pertanian
•Penambahan dana alokasi khu- Kawasan Perumahan
sus kawasan pertanian Toroh, •Kemudahan prosedur perizinan
Godong, Tanggungharjo, Tegowa- •Pembangunan dan pengadaan
nu, Tawangharjo, Pulokulon, Krade- infrastruktur perumahan
nan, dan Gabus •Subsidi silang
•Pembangunan dan pengadaan
infrastruktur pertanian Kbupaten
Grobogan
•Penghargaan pemerintah daerah
kepada masyarakat 88
•Bantuan dana penerbitan serti-
fikat hak atas tanah pada Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan
•Jaminan penerbitan sertipikat hak
atas tanah pada Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan;
•Pembiayaan penelitian dan
pengembangan benih dan varietas
unggul Kawasan Pariwisata s
•Penambahan dana
alokasi khusus kawasan
indsutri Kecamatan Pur-
Kawasan Industri wodadi, Gubug, dan u
Kawasan Ruang Evakuasi •Penambahan dana alokasi Godong
Bencana khusus kawasan pariwisata •Pembangunan dan
•Penghargaan pemerintah Kecamatan Purwodadi, Pu- pengadaan infrastruk- i
daerah kepada masyarakat lokulon, Kradenan, Grobogan, tur industri
•Penambahan dana aloka- Tawangharjo, dan Wirosari •Kemudahan prosedur
si khusus kawasan evakuasi •Pembangunan dan pen- perizinan
bencana gadaan infrastruktur pari-
•Pembangunan dan pen- wisata 2
gadaan infrastruktur evakuasi •Kemudahan prosedur perizin-
bencana an
•Keringanan pajak daerah 1
dan restribusi daerah
Tindakan Insentif Berdasarkan Topologi Kawasan
7. pengendalian pemanfaatan
ruang
Sedangkan disinsentif merupakan perangkat yang hilang akibat penetapan lahan mas-
yang bertujuan untuk mencegah atau men- yarakat sebagai kawasan lindung; Subsidi sil-
gurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan ang; Imbalan; Sewa ruang; Urun saham; serta
rencana tata ruang. Aktivitas yang tidak ses- Pemudahan proses perizinan.
uai dengan rencana tata ruang misalnya saja: Sedangkan tindakan disinsentif yang biasanya
kegiatan pengembangan permukiman, infras- diterapkan dapat berupa: pengenaan pajak
truktur, serta pembangunan pusat-pusat baru tinggi disesuaikan dengan besarnya biaya
dengan fungsi budidaya terbatas. yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak
Baik perangkat insentif maupun disinsentif yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang
dapat diberikan dari pemerintah kepada pe- yang bertentangan dengan ketentuan peman-
merintah daerah, antar pemerintah daerah faatan ruang; pembatasan penyediaan sarana
yang saling berhubungan, ataupun antara pe- dan prasarana/infrastruktur untuk mencegah
merintah dan swasta/perseorangan. berkembangnya kegiatan budidaya maupun
Secara umum ketentuan insentif yang biasa memperketat mekanisme perizinan dan diber-
diterapkan antara lain: pembangunan ser- ikan secara berkala (periodik) yang dapat
ta pengadaan sarana dan prasarana seperti diperpanjang setelah melalui mekanisme mon-
jalan, listrik, air minum, telepon dan sebagain- itoring dan evaluasi terhadap kegiatan budi
ya untuk melayani pengembangan kawasan daya yang dilakukan.
yang sesuai dengan rencana tata ruang; Pem- Berikut merupakan tabel berisi macam-ma-
berian penghargaan dan kemudahan dalam cam tindakan insentif maupun disinsentif yang
melaksanakan aktivitas; Keringanan pajak; dilakukan untuk mengendalikan pemanfaatan
Pemberian kompensasi atas opportunity cost ruang pada Kabupaten Grobogan.
89
Kawasan Pertanian Kawasan Perumahan
•Pengawasan efektif terkait pola •Pengawasan efektif terkait pola
ruang Kabupaten Grobogan ruang Kabupaten Grobogan
•Pemberian status tertentu dari pe- •Pemberian status tertentu dari
merintah daerah pemerintah daerah

Kawasan Ruang
Evakuasi Bencana
t •Pengawasan efektif
terkait pola ruang Ka- Kawasan Industri
bupaten Grobogan •Memperketat perizinan
•Pemberian status ter- •Pengawasan efektif ter-
w tentu dari pemerintah kait pola ruang Kabupaten
daerah Grobogan
•Pajak dan retribusi yang
l tinggi Pemberian status
tertentu dari pemerintah
Kawasan Pariwisata daerah
•Pengawasan efektif terkait pola
0 ruang Kabupaten Grobogan
•Pemberian status tertentu dari
pemerintah daerah

6
Tindakan Disinsentif Berdasarkan Topologi Kawasan
7. pengendalian pemanfaatan
ruang
Tabel 7.2 Tindakan Insentif dan Disinsentif pada Kabupaten Grobogan

90

Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Grobogan,2016


7. pengendalian pemanfaatan
ruang

7.3 Ketentuan Sanksi


Pemberian sanksi dalam pemanfaatan kawasan Kabupaten Grobogan dikenakan terhadap
setiap pelaku instansi maupun individu yang terlibat terhadap segala bentuk pelanggaran
yang dihasilkan oleh kegiatan pemanfaatan kawasan Kabupaten Grobogan. Kriteria pelang-
garan dapat dinilai dari indikator seperti berikut :
1. Pengalihfungsian kawasan pertanian
2. Pemanfaatan dan pengelolaan lahan yang tidak sesuai dengan kesesuaian lahan
3. Penanganan limbah dan bangunan tidak dilengkapi dokumen Amdal
4. Pemanfaatan dan pengelolaan lahan mengganggu fungsi lindung
Setiap penanggung jawab usaha yang melanggar indikator tersebut dikenai sanksi pidana
juga dikenai sanksi administrasif seperti :

1. Penghentian kegiatan yang 2. Pencabutan izin kegiatan yang tidak sesuai


menyebabkan tercemarnya dengan kesesuaian lahan
lingkungan

91

w
4. Pembongkaran bangunan yang berdiri di 3. Pemberian denda administratif
kawasan yang tidak sesuai dengan kesesuaian bagi para pelanggar penyalah-
lahannya. gunaan kawasan lindung
l

Sanksi Pidana dan Administratif Pelanggaran


0
Pemanfaatan Ruang

6
8 • kelembagaan
dan peran serta
masyarakat
8.1
Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No-
Dalam melakukan pengendalian
mor 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria Teknis Ka-
pemanfaatan ruang wilayah Kabu- wasan Peruntukan Pertanian, badan/lembaga
paten Grobogan sebagai kawasan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan
agropolitan berbasis potensi lo- agropolitan berbasis potensi lokal sekurang-ku-
kal, Pemerintah Daerah Kabupat- rangnya mempunyai tugas :
en Grobogan mengacu pada Un-
dang-Undang No. 26 Tahun 2007
(1) Menentukan kawasan peruntukan agro-
politan melalui proses:
tentang Penataan Ruang, Un-
dang-Undang No. 24 Tahun 2007
• Identifikasi kawasan agropolitan, lalu
mengelompokkannya menjadi kawasan po-
tentang Penanggulangan Bencana,
tensi pertanian, perkebunan, peternakan,
Peraturan Menteri Pertanian No- perikanan dengan menggunakan peta pada
mor 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria tingkat ketelitian rencana rinci tata ruang
Teknis Kawasan Peruntukan Pertani-
an, Peraturan Menteri PU No. 41 Ta-
• Pengusulan kawasan potensi pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan sebagai
hun 2007 tentang Pedoman Kriteria
kawasan strategis pada tingkat provinsi/
Teknis Kawasan Budidaya, UU No. 32 kabupaten/kota
Tahun 2009 tentang Perlindungan
(2) Memberikan masukan kepada pemerin-
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
serta pedoman yang terkait den-
tah daerah dalam menyusun rencana rinci tata 92
ruang wilayah strategis serta arahan peraturan
gan bidang penataan ruang lainnya. zonasi pada setiap zona dengan tingkat kete-
litian peta skala sebagai dasar perizinan pe-
Untuk melakukan pengendalian pe- manfaatan ruang.
manfaatan ruang pada kawasan
agropolitan berbasis potensi lokal, (3) Mengkoordinasikan pelaksanaan pen-
dalam rangka memaksimalkan po- gendalian secara terpadu, lintas sektoral, dan
tensi yang ada, maka perlu dilakukan lintas daerah terhadap pelaksanaan peman-
upaya memperkuat kelembagaan faatan ruang kawasan strategis dengan mem-
perhatikan masukan dari masyarakat. s
pada masing-masing tingkat pe-
merintahan dalam lingkup wilayah,
baik di tingkat pusat, provinsi dan (4) Melakukan pengawasan melalui kegia-
kabupaten/kota, serta mengop- tan pemantauan, evaluasi dan pelaporan. u
timalkan peran serta masyarakat.
(5) Memfasilitasi penyelesaian konflik bila
terjadi benturan antar sektor pemerintah daer- i
ah dan masyarakat.

Kelembagaan dan Peran 2

Serta Masyarakat 1
bab delapan
8 • kelembagaan dan peran serta
masyarakat

8.1.1 Dalam hal ini terlihat jelas bahwa BUMDesa Ka-


Badan Usaha Milik Desa bupaten Grobogan merupakan ujung tombak da-
lam pengembangan potensi wilayah di Kabupat-
Terkait lembaga yang terdapat di Ka- en Grobogan. BUMDes harus dapat menjalankan
bupaten Grobogan dalam penyeleng- tugasnya dengan baik agar mampu mengem-
garaan kawasan agropolitan berbasis bangkan potensi daerah secara efektif dan
potensi lokal sudah diatur dalam Pera- efisien. Dalam menjalankan tugasnya BUMDes
turan Daerah Kabupaten Grobogan harus berasaskan demokrasi ekonomi, pengay-
Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman oman, pemberdayaan, keterbukaan, dan akunt-
Tata Cara Pembentukan Dan Penge- abilitas. BUMDes harus sesuai dengan peraturan
lolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM- desa dengan berpedoman pada ketentuan pera-
Des). Tugas pokok BUMDes adalah turan perundang-undangan dan diawali dengan
mengelola seluruh kegiatan perekono- musyawarah desa, penyusan AD, dan ART yang
mian desa guna meningkatkan pend- disepakati bersama. Organisasi BUMDes terpi-
paatan masyarakat dan desa. Sedang- sah dari organisasi pemerintah desa. Oleh sebab
kan tujuan dari BUMDes Kabupaten itu, BUMDes bertanggung jawab kepada Kepala
Grobogan adalah sebagai berikut: Desa dan BPD. Dalam hal ini, Gapoktan sebagai
lembaga terdekat masyarakat tani menjadi BUM-
(1)
Meningkatkan perekonomian Des yang memiliki pengaruh besar dalam pelak-
desa sanaan pr¬oses kelembagaan yang komprehensif

93
demi mewujudkan cita-cita Kabupaten Grobo-
(2) Meningkatkan pendapatan
gan sebagai kawasan Agropolitan yang unggul.
asli desa
(3)
Meningkatkan pengelolaan
Untuk merealisasikan hal tersebut, pemerin-
potensi desa sesuai
tah pusat juga perlu memfasilitasi pemerintah
kebutuhan
daerah dalam pengembangan infrastruktur dan
(4) Menjadi tulang punggung berbagai penunjang aktivitas pertanian sehing-
pertumbuhan dan ga potensi sektor agrikultural Kabupaten Grobo-
pemerataan ekonomi desa gan dapat tumbuh secara optimal.

Gambar 8.1 Diagram Venn Kelembagaan


t

6
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
8 • kelembagaan dan peran serta
masyarakat

Gambar 8.2 Ilustrasi Arahan Hubungan Antarlembaga Agropolitan

Sumber : Rencana Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016


94
Koordinasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah lewat BAPPEDA akan mengintegrasikan
berbagai stakeholder yang mengarahkan strategi pada sektor pertanian. Dalam hal ini, Di-
nas Pertanian TPH akan menjadi sektor utama dalam pelaksanaan program-program terkait
pengembangan agropolitan, dan GAPOKTAN menjadi katalis yang menghubungkan pemer-
intah dengan kelompok-kelompok tani yang terdaftar didalamnya. Sehingga akan terjadi
sebuah hubungan yang timbal balik antara Dinas Pertanian TPH sebagai perumus strategi
dan masyarakat tani sebagai pelaku sekaligus penerima manfaat dari program-program
tersebut. Berikut adalah ilustrasi rencana hubungan partisipatif kelembagaan.
s
8.1.2 Arahan Hubungan Antarlembaga
Gambar 8.3 Konsep Pengembangan Sinergitas Antar
Sektor Unggulan u

1
Sumber : Rencana Kelompok 3 Studio Perencanaan
Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
8 • kelembagaan dan peran serta
masyarakat

Konsep dasar pengembangan tata ruang Kabupaten Grobogan tahun 2017-2018 adalah ka-
wasan agropolitan berbasis potensi lokal. Sehingga untuk mewujudkan inovasi mengenai sin-
ergi dari tiga sektor unggulan di Kabupaten Grobogan tersebut diperlukan adanya sebuah
rencana arahan koordinasi antarlembaga terkait penerapan konsep tersebut dalam pelak-
sanaan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Grobogan Tahun 2017-2037. Dalam pelaksa-
naannya, terdapat setidaknya tiga dinas daerah yang memiliki peran sangat penting dalam
pelaksanaanya, yakni Dispertan TPH (sektor pertanian, leading sector), Disperindag PE (sektor
industri) dan Disporabudpar (sektor pariwisata). Tiga dinas ini memiliki representatif dari mas-
ing-masing dinas yang diwakilkan dari bidang setiap dinas. Perwakilan tersebut kemudian
menjadi koneksi bagi tiga dinas tersebut untuk saling berhubungan secara terintegrasi.
Tabel 8.1 Kelembagaan Dinas Daerah Terkait Inovasi

95

t Sumber : Rencana Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016

Gambar 8.4 Alur Koordinasi Kelembagaan Terkait Inovasi


w

6 Sumber : Rencana Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016


8 • kelembagaan dan peran serta
masyarakat

96

1
8 • kelembagaan dan peran serta
masyarakat

8.2
Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat
Dalam Undang-Undang No.26 Ta-
hun 2007 tentang Penataan Ruang,
4. Mengajukan keberatan kepada
pejabat berwenang terhadap
diuraikan berbagai bentuk hak, kewa-
pembangunan yang tidak sesuai
jiban dan peran masyarakat dalam pe-
dengan rencana tata ruang di
nataan ruang. Pada pasal 60 disebut-
kan bahwa setiap orang berhak untuk: wilayahnya;
5. Mengajukan tuntutan pembata
1. Mengetahui rencana tata ruang; lan izin dan penghentian pemba
2. Menikmati pertambahan nilai ngunan yang tidak sesuai dengan
ruang sebagai akibat penataan rencana tata ruang kepada peja
ruang; bat berwenang; dan
3. Memperoleh penggantian yang 6. Mengajukan gugatan ganti rugi
layak atas kerugian yang timbul kepada pemerintah dan/atau
akibat pelaksanaan kegiatan pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang sesuai den pembangunan yang tidak sesuai
gan rencana tata ruang; dengan rencana tata ruang me
97 nimbulkan kerugian.

Sedangkan pada Pasal 61, disebutkan


bahwa setiap orang diwajibkan untuk: 3. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan
dalam persyaratan izin pemanfaatan
ruang; dan
1. Menaati rencana tata ruang
yang telah ditetapkan; 4. Memberikan akses terhadap kawasan
yang oleh ketentuan peraturan perun
2. Memanfaatkan ruang sesuai
dang-undangan dinyatakan sebagai
dengan izin pemanfaatan ruang
milik umum.
dari pejabat yang berwenang;

t
Pada Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria Teknis 2. Petani bersedia dan atau sudah
Kawasan Peruntukan Pertanian, juga dise- melaksanakan operasional dan
w pemeliharaan infrastruktur pertani
butkan peran serta masyarakat dalam pe-
nataan ruang wilayah, khususnya dalam hal an di tingkat usaha
kawasan pertanian. Adapun masyarakat tani secara swadaya dan
l dapat berpartisipasi atau ikut serta melalui: atau swadana
maupun alokasi dana dan pemenin
1. Petani tergabung dalam wadah tah dan atau pemerintah daerah.
kelompok tani, gabung kelom 3. Petani bersedia untuk tidak menga
pok tani, Perkumpulan Petani Pemakai lihfungsikan lahannya menjadi lahan
0 Air yang diarahkan menjadi kelompok bukan pertanian
usaha atau koperasi, sehingga dapat
berpartisipasi dalam perencanaan 4. Petani berdomisili di desa atau
dan pelaksanaan program-program desa yang berdekatan dan lahan
6
pertanian oleh GAPOKTAN dan Dinas usahatani tersebut.
Pertanian TPH

Anda mungkin juga menyukai