GROBOGAN
2017-2037
S U R A K A R TA
demogr
afi
DEVI
f
isi
kdasar
DARA
t
atagunal
ahan
KOKOH
ARIEFKEVI
N
sosi
albudaya
pr
asar
ana
NASA
3
NI
RMAsarana
kebi
jakan ekonomi
MI
RZA FI
STI
RA
kel
embagaan
ELDORA
pembi
ayaan
RENA
DARUL
t
ranspor
tasi
KATAPENGANTAR
Puj
ser
isyukurkehadi
t
ar ahmat-
ratTuhan Yang Maha Esa at
Nya sehingga kamidapatmenyel
asl i
mpahan kar
esaikan Lapor
uni
an
a
Sur
akar
ta,J
anuar
i2016
Ti
m Penyusun
daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang // 2
1.2 Ruang Lingkup
1.2.1 Ruang Lingkup Wilayah // 5
1.2.2 Ruang Lingkup Waktu // 5
1.2.3 Ruang Lingkup Substansi // 5
1.3 Landasan Hukum // 6
1.4 Tinjauan RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029
1.4.1 Arahan Struktur Ruang Kabupaten Grobogan // 6
1.4.2 Arahan Pola Ruang Kabupaten Grobogan // 7
1.5 Tinjauan RTRW // 7
daftar gambar
Gambar 2.1 Konsep Pengembangan Sinergitas Antar Sektor Unggulan // 13
Gambar 2.2 Konsep Pengembangan Agropolitan Didukung Industri dan Wisata Lokal // 14
Gambar 3.1 Grafik Produktifitas Tenaga Kerja Kabupaten Grobogan Tahun 2016 // 32
Gambar 8.1 Diagram Venn Kelembagaan // 93
Gambar 8.2 Ilustrasi Arahan Hubungan Antarlembaga Agropolitan // 94
Gambar 8.3 Konsep Pengembangan Sinergitas Antar Sektor Unggulan // 94
Gambar 8.4 Alur Koordinasi Kelembagaan Terkait Inovasi // 95
daftar peta
Peta 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Grobogan // 4
Peta 3.1 Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten Grobogan // 19
Peta 3.2 Rencana Pembagian Bagian Wilayah Perencanaan Kabupaten Grobogan // 22
Peta 3.3 Rencana Pengembangan Sistem Transportasi // 25
Peta 3.4 Rencana Pegembangan Sarana Prasarana Penunjang Transportasi // 26
Peta 3.5 Rencana Pengembangan Efektivitas Pengembangan Moda Transportasi
Evakuasi Kabupaten Grobogan // 27
Peta 3.6 Rencana Evakuasi Kabupaten Grobogan // 29
Peta 3.7 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Grobogan // 41
Peta 4.1 Rencana Pola Ruang Kabupaten Grobogan 2017 – 2037 // 46
Peta 5.1 Rencana Pengembangan Kawasan Industri // 49
Peta 5.2 Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata // 52
Peta 5.3 Rencana Koridor Pengembangan // 53
Peta 5.4 Kawasan Strategis Perkotaan // 55
Peta 5.5 Rencana Kawasan Strategis Pertanian // 60
Peta 5.6 Peta Kawasan Strategis Karst // 63
Peta 5.7 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Grobogan // 64
1 • pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Kabupaten Grobogan merupakan
wilayah bagian dari KEDUNGSEPUR. KE-
DUNGSEPUR merupakan sebuah wilayah
kerjasama yang meliputi lima wilayah
administratif, yaitu Kendal, Demak, Un-
garan, Semarang, dan Purwodadi. Pur-
wodadi merupakan wilayah bagian di
dalam Kabupaten Grobogan. Di dalam
RTR Jawa Bali disebutkan bahwa wilayah
KEDUNGSEPUR merupakan wilayah po-
tensial agropolitan, dimana agropoli-
tan meliputi potensi di sektor pertanian,
perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Potensi tersebut juga ter-
dapat di Kabupaten Grobogan.
Pendahuluan
bab satu
Dilihat dari letaknya Kabupaten Grobogan Konsep yang dapat mewujud-
memiliki posisi yang strategis karena ber- kan penataan ruang pertani-
batasan langsung dengan wilayah SUBO- an dan potensi alam tersebut adalah
SUKOWONOSRATEN dan KEDUNGSEPUR. Ini
juga berpengaruh dalam pengembangan
“ A g r o p o l i t a n
kegiatan-kegiatan sekunder atau kegia- didukung
tan-kegiatan selain kegiatan agropolitan.
Salah satu kegiatan yang ada yaitu kegia- industri dan
tan industri. Sektor industri tersebar cukup
banyak di Kabupaten Grobogan. Akan teta-
wisata lokal”
Konsep Agropolitan merupakan salah satu
3 pi, industri yang terdapat di wilayah per-
encanaan didominasi oleh industri-indus- alternatif bagi Pemerintah Daerah untuk
mengembangkan perekonomian wilayahn-
tri pengolahan pertanian dan perkebunan.
ya. Menurut Departemen Pertanian (2002),
Wilayah yang didominasi pedesaan ini Agropolitan terdiri dari kata agro dan poli-
juga memiliki keunikan-keunikan yang pa- tan (polis). Agro berarti pertanian dan pol-
tut dipertimbangkan khususnya dalam hal itan berarti kota. Dengan demikian Agro-
penataan ruang. Keunikan tersebut terlihat politan dapat didefinisikan sebagai kota
dari budaya yang dimiliki masyarakatnya pertanian atau kota di daerah lahan per-
serta sarana-sarana wisata yang terse- tanian atau pertanian di daerah kota. Se-
bar. Budaya dan wisata yang terdapat mentara didukung industri dan wisata lo-
di wilayah perencanaan mayoritas mer- kal (local tourism) yang dimaksud adalah
pengembangan potensi kota pertanian
t upakan sektor alami, atau wisata alam.
atau kota di daerah lahan pertanian atau
Karena hal itu, Kabupaten Grobogan memer-
lukan sebuah konsep penataan ruang yang pertanian di daerah kota harus tetap mem-
memprioritaskan pertanian dengan tetap perhatikan potensi-potensi alam yang di-
w memperhatikanbudaya sertapotensialamnya. miliki wilayah perencaaan. Artinya dalam
pengembangan industri harus tetap indus-
tri-industri yang berbahan dasar dari alam,
pengembangan wisata-wisata alam perlu
l digalakkan untuk mendukung pengemban-
gan pertanian, dan begitupun sebaliknya.
1
Peta 1.1 Administrasi Kabupaten Grobogan
Sumber : Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
1 • pendahuluan
1.2
Ruang Lingkup
Tabel 1.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan
1.2.1 Ruang Lingkup
Wilayah
Ruang lingkup wilayah perencanaan
dalam Studio Perencanaan Wilayah
dengan konsep “Agropolitan Berbasis
Kearifan Lokal” ini terdiri dari 19
kecamatan. Adapun 19 kecamatan ini
memiliki potensi dalam meningkat-
kan pertumbuhan ekonomi wilayah.
5
Sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang,
maka periode Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Grobo-
gan ini adalah 20 (dua pu-
luh) tahun ke depan yaitu tahun
2 0 1 7 - 2 0 3 7
Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka, 2016
t
1.2.3 Ruang Lingkup 1.
Kebijakan, program, dan rencana
pembangunan berjalan yang berlaku,
w Substansi baik meliputi kebijakan lokal maupun
regional
Dalam dokumen Rencana Tata Ruang
Kabupaten Grobogan memakai salah satu 2. Fisik dasar dan sumberdaya alam
l prinsip perencanaan yaitu komprehen-
sif. Prinsip perencanaan komprehensif ini
3. Demografi dan sosial-budaya penduduk
berarti mencakup semua aspek-aspek 4. Perekonomian dan kegiatan usaha
perencanaan sehingga ruang lingkup 5.
Sarana prasarana dan sistem
substansi dari rencana ini meliputi:
0 transportasi
6. Tata guna lahan dan tata lingkungan
7.
Kelembagaan dan pembiayaan
6 pembangunan
1 • pendahuluan
10.
1.3
PP No.10 Tahun 2000 tentang
Ketelitian Peta untuk Penataan
Landasan Hukum
11.
Ruang Wilayah
PP No. 16 Tahun 2004 tentang
Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Penatagunaan Tanah
Wilayah dengan konsep “Agropolitan Berbasis
Kearifan Lokal” ini didasarkan pada peraturan
12. PP No. 20 Tahun 2006 tentang
Irigasi
dan undang-undang sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun
13.
PP No. 34 Tahun 2006 tentang
Jalan
2007 tentang Penataan Ruang
2. UU Nomor 38 tahun 2004
14.
PP No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
tentang Jalan
Nasional
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang
15. Peraturan Pemerintah Nomor 47
Pemerintahan Daerah
Tahun 1997 tentang Rencana
4.
UU No. 10 Tahun 2009 tentang Tata Ruang Wilayah Nasional
Kepariwisataan
16. UU No. 25 Tahun 2000 tentang
5. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Propenas menyusul Undang-
Perlindungan dan Pengelolaan undang No. 7 1996 tentang
Lingkungan Hidup Pangan yang Menyebutkan
6.
Undang-Undang No. 24 Tahun Perlunya Dibangun Ketahanan
2007 tentang Penanggulangan
Bencana
Pangan yang meliputi
Ketersediaan, Distribusi dan
6
Konsumsi Pangan untuk
7. PP No. 69 Tahun 1996 tentang Mengantisipasi Kemungkinan
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Terjadinya Kerawanan Pangan
Bentuk dan Tata Cara Peran serta jika Dikaitkan dengan
Masyarakat dalam Penataan Ruang Peningkatan Laju Pertumbuhan
8. Peraturan Menteri Pertanian Penduduk (LPP)
Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria 17. Peraturan Daerah Kabupaten
Teknis Kawasan Grobogan Nomor 13 Tahun 2013
Peruntukan Pertanian Tentang Pedoman Tata Cara
s
9. Peraturan Menteri PU No. 41 Pembentukan Dan Pengelolaan
Tahun 2007 tentang Pedoman Badan Usaha Milik Desa
Kriteria Teknis Kawasan Budidaya u
1.4
Tinjauan RTRW Provinsi Jawa Tengah i
Tahun 2009-2029
Peninjauan RTRW Provinsi Jawa Tengah dilakukan untuk mengetahui kebijakan
provinsi Jawa Tengah dalam mengatur penataan ruang Kabupaten Grobogan.
1.4.1 Arahan Struktur Ruang Kabupaten Grobogan 2
Dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah disebutkan bahwa konsep struktur ruang Provinsi
Jawa Tengah terhadap Kabupaten Grobogan yaitu:
1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani 1
kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
2. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
1 • pendahuluan
1.4.2 Arahan Pola Ruang Kabupaten Grobogan
Pola ruang untuk Kabupaten Grobogan disebutkan dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah antara lain:
1. Kawasan lindung : merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
2. Kawasan Budidaya : merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dib-
udidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber
daya buatan.
1
bab Tujuan, Konsep, Kebijakan,
dua Strategi, dan
Pengembangan Wilayah
Dalam Bab II Laporan Akhir Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan 2017-
2037, akan dijelaskan mengenai Tujuan dan
Sasaran Pengembangan Wilayah, Konsep
Dasar Penataan dan Pengembangan Wilayah,
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang.
2.1
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran dapat dirumuskan berdasarkan atas visi misi yang telah disusun. Visi
dan misi haruslah sesuai dengan karakteristik wilayah perencanaan. Adapun visi Kabupat-
en Grobogan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan 2017-2037 adalah:
SASARAN i
Adapun sasaran yang ditetapkan guna
TUJUAN sebagai langkah-langkah guna mencapai
tujuan tersebut antara lain adalah sebagai
Tujuan dari rencana pengembangan Ka- berikut:
wasan Agropolitan Didukung Potensi Lokal a. Meningkatan kualitas dan jangkauan pe 2
ini adalah untuk mewujudkan efektivitas layanan infrastruktur wilayah secara terpadu
manajemen ruang dan distribusi pemasaran b. Mengembangkan potensi pertanian, in-
untuk mengembangkan kawasan unggulan dustri, dan pariwisata 1
pertanian serta potensi industri dan pari- c. Mengintegrasikan sistem produksi untuk
wisata di Kabupaten Grobogan Tahun 2017- meningkatkan pertumbuhan ekonomi
2037. d. Membentuk pusat-pusat kegiatan baru
2 • tujuan, konsep, kebijakan, strategi
penataan dan pengembangan wilayah
2.2
Konsep Dasar Penataan dan Pengembangan Wilayah
Konsep diturunkan dari tujuan dan sasaran yang dapat disinergikan satu sama lain ser-
rencana yang diformulasikan secara lebih ta adanya sektor pariwisata yang dapat di-
spesifik sehingga memperjelas arah penata-
an dan pengembangan kawasan. Dalam ren- jadikan prime mover diantara sek-
cana pengembangan Kawasan Agropolitan tor-sektor lain, place branding
Didukung Potensi Lokal ini, terdapat beberapa dapat terbentuk dengan baik. Place branding
konsep pengembangan yang dirumuskan ber- yaitu pembentukan citra pada suatu tempat
dasarkan potensi, masalah, peluang, dan tan- atau kawasan dapat menjadi penarik yang
tangan yang sudah dianalisis sebelumnya. Ber- kuat bagi berbagai macam investasi kare-
dasarkan hasil analisis multisektoral, diketahui na nilai jualnya yang tinggi. Dengan demikian
bahwa Kawasan Agropolitan Didukung Potensi perekonomian kawasan diharapkan dapat
Lokal ini memiliki 3 sektor yang dapat dimaksi- meningkat akibat adanya dorongan dari
malkan pengelolaannya, yaitu sektor pertanian, pengembangan klaster-klaster sektor unggu-
industri, dan pariwisata. lan yang terpadu dan berkelanjutan ini.
Ketiga sektor tersebut selain dapat dikembang-
kan sebagai sebuah sektor yang masing-mas-
ing membentuk sebuah klaster secara terpadu
juga dapat disinergikan antar sektornya.
11 Dengan potensi dari masing-masing sektor
Dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa terdapat irisan antar ketiga sektor menunjukkan bahwa
terdapat keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lain. Sinergitas yang terbentuk antar 3 sektor
l ini dapat memberikan snowball effect dalam arti positif karena akan memunculkan banyak nilai
tambah dalam upaya pengembangan.
Keuntungan yang pertama adalah munculnya berbagai kawasan baru dengan potensi yang belum
dimiliki oleh kabupaten lain pada wilayah di sekitarnya dam akan memberikan keuntungan kare-
0 na dengan adanya daya tariknya yang tinggi maka akan adanya peluang investasi. Tingginya angka
investasi yang masuk tentu akan meningkatkan perekonomian di dalam kawasan, kemunculan
kawasan terpadu sebagai place branding juga dapat memicu pertumbuhan kawasan di sekitarnya.
Dengan banyaknya manfaat yang muncul dari konsep pengembangan ini yang tentu saja didukung
6 dengan pelayanan sarana dan prasarana yang memadai.
2 • tujuan, konsep, kebijakan, strategi
penataan dan pengembangan wilayah
2.3
Kebijakan dan Strategi 2.3.2. Kebijakan dan Strategi
Penataan Ruang Pengembangan Pola
Ruang Kawasan
Kebijakan dan strategi penataan
ruang di wilayah perencanaan terdiri dari Kebijakan dan strategi pengem-
kebijakan dan strategi pengembangan bangan pola ruang terdiri dari 2 kebija-
struktur ruang kawasan serta kebijakan dan kan. Kebijakan dan strategi pengemban-
strategi pengembangan pola ruang ka- gan pola ruang dapat dijabarkan seperti
wasan. Kebijakan dan strategi pengemban- berikut ini:
gan struktur ruang kawasan dan pola ruang 1. Kebijakan kawasan lindung,
dijabarkan dari penjelasan berikut ini. dengan strategi :
a. Menjaga dan mengemba
likan fungsi kawasan lindung
2.3.1. Kebijakan dan Strategi dari dampak kerusakan
Pengembangan Struktur akibat letusan;
b. Membatasi perkembangan
Ruang Kawasan dan memulihkan secara
bertahap kawasan lindung
Kebijakan dan strategi pengembangan yang telah berubah fungsi
struktur ruang terdiri dari beberapa dan/atau menurun akibat
kebijakan beserta strateginya yang dijabarkan
14
pengembangan kegiatan
seperti berikut ini: budidaya.
1.
Pengembangan sistem pusat kegia
2.
Kebijakan pengembangan kawasan
tan yang terintegrasi dan tersebar mer
budidaya, dengan strategi :
ata di seluruh bagian wilayah, dengan
a. Terwujudnya ruang kawasan
strategi:
budidaya yang terintegrasi
a. Mengembangkan pusat-pusat
antar aktivitas;
pelayanan umum dan sosial;
b. Mengarahkan pengemban
b. Mengembangkan jejaring wisata
gan kawasan terbangun ke
terpadu;
arah timur dan selatan, men
c. Meningkatkan kualitas dan kuan
jauhi kawasan rawan s
titas sarana-prasarana;
bencana;dan
d. Mengembangkan jaringan peng
c. Pengoptimalan penggunaan
hubung antar pusat kegiatan;
lahan yang tidak produktif.
dan u
e. Meningkatkan aksesibilitas
wilayah terhadap daerah sekitar.
2.
Pengembangan sistem jaringan infra i
struktur transportasi, mitigasi dan adap
tasi untuk penyelamatan (jalur evakua
si), dengan strategi :
a. Mengembangkan moda dan rute 2
angkutan umum yang mendukung
pengebangan kawasan;
b. Penetapan jalur evakuasi den
gan mengoptomalkan jaringan 1
jalan yang ada
Gambar 2.2 Konsep Pengembangan Agropolitan Didukung Indsutri dan Wisata Lokal
Sumber: Rencana Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan,, 2016
3.1
Rencana struktur ruang dimaksudkan untuk
dapat membentuk pola pusat-pusat kegia-
tan yang dapat melayani permukiman perko-
Konsep taan dan permukiman perdesaan dengan
dukungan sistem jaringan prasarana wilayah.
Struktur
Ruang
Wilayah
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana u
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
yang saling berhirarkis dan membentuk suatu keterkaitan fungsional. Dalam struktur ru-
ang wilayah sistem yang terbentuk menggambarkan karakter pemanfaatan ruang yang
i
terdiri dari strata pusat-pusat pelayanan yang terkait dengan pola transportasi dan
sistem prasarana wilayah lainnya dalam ruang wilayah daerah. Struktur ruang wilayah
diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan
dan sistem pusat permukiman serta arahan sistem prasarana wilayah.
2
17
18
1
3 •rencana struktur ruang
19
BWP I BWP II
BWP I meliputi kecamatan: Tegowanu, BWP II meliputi kecamatan: Godong, Ka-
Gubug, Tanggungharjo dan Kedungjati. rangrayung, sebagian Klambu dan Pen-
Pusat dari BWP I berada di Desa gubug awangan. Pusatnya berada di desa
yang merupakan ibukota dari kecamatan Godong. Dengan perencanaan fungsi
Gubug, dengan perencanaan fungsi uta- utama sebagai pusat permukiman, indus-
ma sebagai pusat permukiman, trans- tri dan pariwisata. Karena pada pusat BWP
portasi dan industri. Hal ini dikarenakan II terdapat tempat pariwisata yang sudah
BWP I merupakan pintu masuk Kabupaten terkenal yaitu Api Abadi Mrapen. Selain
Grobogan dari sebelah barat yang memi- itu juga terdapat industri besar yang juga
liki kegiatan ekonomi industri besar akibat merupakan dampak dari kegiatan ekonomi
pengaruh dari Kota Semarang dan juga kota Semarang. BWP II memiliki fungsi pen-
merupakan simpul transportasi utama dukung pertanian, yang juga sebagai salah
menuju kota Salatiga dan Kota Semarang. satu aspek penting untuk pengembangan
BWP I juga mempertahankan kawasan HPT kabupaten Grobogan.
untuk tetap membawa kelestarian hutan
yang ada di Kabupaten Grobogan. BWP IV
BWP IV meliputi Kecamatan : sebagian To-
BWP III roh dan Geyer. Pusat dari BWP IV terletak
21
BWP III meliputi kecamatan: Purwodadi, di desa Toroh, dan memiliki fungsi kegia-
Grobogan, sebagian Tawangharjo, se- tan utama sebagai kawasan pertanian di
bagian Klambu dan Brati. Sebagai ibu- sebelah utara dan pengembangan pari-
kota Kabupaten Grobogan, Purwodadi wisata Kedung Ombo. Selain dua fungsi
memiliki fungsi utama sebagai pusat pe- utama tadi, BWP IV juag memiliki fungsi
layanan kabupaten, simpul transportasi transportasi sebagai pintu masuk Kabu-
utama kabupaten, serta sebagai pusat paten Grobogan dari arah Kota Surakarta,
kegiatan perdagangan dan jasa. Selain yang menjadi penting adanya. Serta pe-
itu, BWP III memiliki fungsi pendukung meliharaan kawasan HPT baik penetapan
berupa pertanian yang berada di seki- fungsi sebagai kawasan Hutan dan juga
tar pusat Purwodadi, serta industri besar mengembangkan kawasan HPT tersebut
yang juga merupakan lanjutan kegiatan sebagai obyek wisata alternatif.
t ekonomi Kota Semarang.
BWP VI
BWP VI meliputi Kecamatan : Pulokulon,
BWP V Kradenan, Gabus dan sebagian Ngarin-
w BWP V meliputi Kecamatan : sebagian
gan. BWP VI memiliki pusat kegiatan di
Tawangharjo, Wirosari dan sebagian
desa Kradenan yang memiliki fungsi utama
Ngaringan. BWP V berpusat di desa Wiro-
sebagai Pariwisata bledug Kuwu di desa
sari dan memiliki fungsi utama sebagai
l simpul transportasi dari timur Kabupaten
Kuwu, yang memiliki pengaruh terhadap
desa-desa di sekitarnya.Sedangkan desa
Grobogan yang hendak menuju Purwo-
Kradenan sebagai pusat BWP VI memili-
dadi atau Semarang. Selain itu, pari-
ki fungsi utama sebagai berkembangnya
wisata yang terdapat di Wirosari juga
sektor perdagangan jasa kawasan. Hal ini
0 menjadi fungsi utama dalam pengem-
didukung bahwa Kradenan memiliki fungsi
bangan BWP V. Pertanian yang terdapat
penunjang berupa simpul transportasi dari
di BWP V merupakan fungsi penunjang
Wirosari menuju kawasan Strategis Nasi-
dari pusat kegiatan BWP V.
6 onal Pertambangan di Blok Cepu.
3 •rencana struktur ruang
22
23
rencana perbaikan jalan, pelebaran jalan, jalan guna mendukung pergerakan antar
dan peningkatan fungsi jalan. Rencana pusat-pusat kegiatan, sehingga integrasi
ini merupakan upaya untuk memperlancar antar pusat kegiatan dapat berjalan den-
pergerakan dari dalam wilayah maupun gan baik.
luar wilayah, khususnya dalam hal men-
dukung pengembangan potensi wilayah. Selain pengembangan jaringan jalan,
Kabupaten Grobogan memiliki potensi pengembangan jaringan rel kereta api
alam yang tidak diragukan lagi, mulai dari juga diperlukan guna mendukung pengem-
potensi pertanian, industri, dan pariwisata. bangan potensi wilayah hingga ke luar Ka-
Akan tetapi, potensi-potensi yang dimiliki bupaten Grobogan. Apabila dilihat dari
tidak dapat berkembang dikarenakan ti- topografi wilayah, Kabupaten Grobogan
dak tersedianya aksesibilitas yang mema- bagian utara dan selatan memiliki topogra-
t dai. Oleh sebab itu perbaikan jalan diuta- fi yang lebih tinggi dibandingkan wilayah
makan pada wilayah-wilayah pedesaan bagian tengah. Hal ini membuat sistem
yang memiliki potensi pertanian, industri, jaringan rel kereta api hanya terpusat di
dan pariwisata. sepanjang wilayah bagian tengah. Sehing-
w ga pengembangan jaringan rel kereta api
Berdasarkan konsep agropolitan didukung hanya berupa perbaikan jaringan rel kere-
potensi lokal, maka tidak hanya upaya per- ta api tanpa ada penambahan jaringan rel
l baikan jalan yang dilakukan di Kabupat- kereta api.
en Grobogan, melainkan juga diimbangi
dengan pelebaran ruas jalan khususnya di Berdasarkan rencana pengembangan
wilayah perkotaan Kabupaten Grobogan sistem transportasi diharapkan dapat
dan di wilayah pusat-pusat kegiatan. Hal menunjang segala kegiatan masyarakat
0 ini guna mendukung upaya pengintegra- Kabupaten Grobogan, khususnya dalam
sian dan aglomerasi antar potensi wilayah mendukung pengembangan pertanian mu-
sehingga dapat berkembang secara efektif lai dari proses produksi hingga proses pe-
dan efisien serta meningkatkan perekono- masaran dan potensi lainnya seperti indus-
6
mian wilayah. tri dan pariwisata.
3 •rencana struktur ruang
c) Rencana Peningkatan Efektivitas b) Rencana Penambahan Sarana
Moda Transportasi Prasarana Penunjang Transportasi
25
26
27
1
3 •rencana struktur ruang
29
3.2
Rencana Sosial
Demografi
3.2.1
Kependudukan
-Oleh karena itu, dapat direncanakan
Kabupaten Grobogan selama ini memi-
pusat-pusat baru melalui pembentukan
liki masalah distribusi penduduk dimana
Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) yang
hanya terkonsentrasi di Kecamatan Pur-
memiliki pusat-pusat tersendiri sehingga
wodadi. Kecamatan Purwodadi memang
diharapkan dapat mengurai kepadatan
memiliki daya tarik bagi penduduk dikare-
yang ada di Kecamatan Purwodadi.Selain
nakan kelengkapan fasilitas perkotaan-
melihat dari segi penduduk, perlu diper-
nya. Distribusi penduduk yang rendah
timbangkan daya tampung lahan yang
dapat menimbulkan masalah yang rumit.
ada sehingga bisa perencanaan per-
Jika penduduk hanya terorientasi ting-
mukiman lebih terarah sesuai dengan tata
gal di kota maka akan menambah be-
30
ruang dan kapasitasnya. Berikut adalah
ban kota dimana nantinya pembangu-
rencana proyeksi, kepadatan penduduk
nan akan terfokus disana padahal masih
dan daya tampung beserta pembagian
ada tempat lain yang masih tertinggal.-
wilayah di Kabupaten Grobogan :
Tabel 3.3 Rencana Proyeksi Penduduk Berdasarkan Pembagian BWP dan Pusatnya
Tabel 3.4 Rencana Proyeksi Kepadatan Penduduk Berdasarkan Pembagian BWP dan
Pusatnya
3.2.2 Ketenagakerjaan
Kabupaten Grobogan memiliki tingkat pengangguran rendah yaitu sebesar 4,2% dan
20,7% untuk tingkat penggangguran terbuka. Selain tingkat pengangguran, ketenagaker-
jaan dapat dilihat di Kabupaten Grobogan terfokus pada sektor pertanian. Hal ini dikare-
nakan sektor pertanian merupakan sektor basis perekonomian kabupaten ini. Walaupun
demikian, sektor tersebut ternyata memiliki produktivitas rendah terhadap tenaga kerja
yang ada. Akibatnya, pendapatan yang didapat oleh tenaga kerja menjadi rendah dan
dapat menghasilkan masalah sosial khususnya kerentanan terhadap kemiskinan.
Gambar 3.1 Grafik Produktivitas Tenaga Kerja Kabupaten Grobogan Tahun 2016 32
s
Sumber: Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperlukan adanya perenca Rencana yang diper- u
lukan dalam bidang ketenagakerjaan terfokus pada peningkatan sumberdaya manusia.
Adapun langkah-langkah rencana tersebut antara lain:
1. P e n i n g k a t a n i
lapangan pekerjaan
yang dapat menyer-
ap pengangguran
2. Peningkatan keter- 3. Peningkatan kuali-
ampilan penduduk dengan tas dan kuantitas pendi-
Peningkatan lapangan
pemberian pelatihan dan dikan baik secara formal 2
pekerjaaan dapat dilaku-
penyuluhan maupun informal
kan dengan dua cara yai-
tu dengan pengemban-
gan usaha padat karya 1
ataupun pembukaan
lapangan pekerjaan baru.
3 •rencana struktur ruang
3.2.3 masih belum terwada- menambah nilai pro-
hi oleh lembaga sehingga duk yang berimbas pada
Sosial Budaya seakan-akan terabaikan peningkatan pendapatan
padahal jika terkoordinasi tenaga kerja berkaitan
dengan baik dapat meng-
Pertanian di Kabupaten hasilkan manfaat bagi 3. Pelestarian bu-
Grobogan bisa dikatakan masyarakat. daya yang ada melalui
sebuah budaya. Hal ini pembentukan lemba-
dikarenakan bahwa Ka- Dari beberapa penjela- ga yang mewadahi bu-
bupaten Grobogan san- san di atas maka ren- daya seperti POKDARWIS
gat bergantung pada sek- cana yang dapat dire- (Kelompok Sadar Wisata).
tor pertanian yang mana komendasikan antara lain: 4. P e n g e m b a n g a n
praktis kegiatan ekonomi
terfokus pada sektor
1. Peningkatan parti- budaya sebagai sumber
sipasi masyarakat terha- atraksi pariwisata
tersebut. Sebagian be-
dap pengembangan per-
sar masyarakat Kabupat-
tanian, industri dan wisata
en Grobogan pun banyak
yang bermatapencaharian 2. P e n g e m b a n g a n
di sektor agraris khususnya sistem produksi berkelanju-
bercocoktanam. Konsen- tan dari pertanian ke industri
trasi sektor ini justru cend- dan pariwisata sehingga -
eruAng melupakan potensi
pengembangan sektor lain
33
yang ada sehingga menye-
babkan kerugian. Produkti-
3.3
vitas tenaga kerja pertani-
an yang rendah merupakan
Rencana
bukti nyata kerugian terse-
but. Padahal sektor agrar- Pembangunan
is dapat dikaitkan dengan
produksi industri yang jus- Sarana
tru menambah nilai guna
produk yang dihasilkan dari Rencana pengembangan sarana merupakan perenca-
sektor pertanian. naan penambahan sarana yang ada pada wilayah pe-
rencanaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
t masyarakat dari tahun 2017-2037. Berikut adalah ren-
Selain pertanian, ke- cana pengembangan yang ada pada wilayah perenca-
beradaan budaya dan tra- naan.
disi juga menambah poten-
w si pengembangan wilayah
3.3.1 Rencana Pengembangan
Kabupaten Grobogan. Sarana Pendidikan
Budaya yang ada dapat Sumber daya manusia perlu Rencana penambahan
dijadikan sebuah atrak-
l diperhatikan untuk memenuhi sarana pendidikan diten-
si pengembangan sektor kebutuhan dalam menjalani tukan dengan memper-
pariwisata. Beberapa ke- setiap aktivitas .Salah satu hatikan eksisting sarana
budayaan yang ada di Ka- sarana yang perlu diperha- pendidikan, jumlah pen-
bupaten Grobogan juga tikan adalah sarana pen- duduk, proyeksi kebutu-
0 masih berkaitan dengan didikan.Sarana Pendidikan han sarana pendidikan
pertanian seperti sedekah dengan fasilitas pendidikan tahun 2037.
bumi, keliling punden, dan yang baik sangat perlu untuk
agroexpo. Namun sayangn-
6 ya beberapa kebudayaan-
direncanakan.
3 •rencana struktur ruang
34
1
Tabel 3.6 Rencana Penambahan Sarana Pendidikan di Kabupaten Grobogan Tahun 2037
Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Grobogan,2016
3 •rencana struktur ruang
3.3.2 -adanya masyarakat yang mengeluh ten-
tang kualitas sarana kesehatan di Kabu-
Rencana Pengembangan paten Grobogan.
Sarana Kesehatan
Sumber daya manusia perlu diperhatikan a) Rumah Sakit
dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat di Kabupaten Grobo- Untuk sarana kesehatan rumah sakit di
gan .Hal ini dilakukan dengan menyediakan Kabupaten Grobogan tidak perlu adanya
fasilitas kesehatan yang memadai sesuai penambahan kuantitas. Sehingga di fokus-
dengan kebutuhan penduduknya.Adapun kan pada peningkatan kualitas. Karena
sarana kesehatan di Kabupaten Grobogan sudah mampu memenuhi kebutuhan mas-
terdiri dari rumah sakit, puskesmas, posyan- yarakat sampat tahun 2037
du dan praktek dokter. Rencana yang dilaku-
kan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan b) Puskesmas dan posyandu
kesehatan penduduk Kabupaten Grobogan
dengan berdasarkan pada hasil analisis Untuk sarana kesehatan berupa puskes-
yang sudah dilakukan sebelumnya. Rencana mas dan posyandu, berdasarkan anali-
penambahan sarana kesehatan ini ditentu- sis proyeksi kebutuhan tahun 2037, tidak
kan dengan memperhatikan eksisting sarana diperlukan adanya penambahan, karena
kesehatan, jumlah penduduk, proyeksi kebu- puskesmas dan posyandu yang ada di ta-
tuhan sarana kesehatan tahun 2037. Selain hun 2016 sudah memiliki tingkat keterse-
dari segi kuantitas adanya perbaikan dari diaan yang mampu mencukupi kebutuhan
segi kualitas hal ini dilakukan karena masih - masyarakat sampai tahun 2037
35 Tabel 3.7 Rencana Penambahan Sarana Kesehatan di Kabupaten Grobogan per Sub BWP
Tahun 2037
6
Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Grobogan,2016
3 •rencana struktur ruang
c) Praktek Dokter
Untuk sarana kesehatan Praktek Dokter saat ini jumlah eksistingnya belum mencukupi ke-
butuhan masyarakat dan dalam pengembangannya dibutuhkan penambahan sarana kes-
ehatan praktek dokter.
3.3.3 3.3.4
Rencana Pengembangan Rencana Pengembangan
Sarana Peribadatan Sarana Perdagangan
Sumber daya manusia perlu diperhatikan Sarana perdagangan Kabupaten Grobo-
dalam upaya untuk meningkatkan keroha- gan berupa pasar diperlukan penambahan
nian di Kabupaten Grobogan. Sehingga di di beberapa kecamatan seperti Kedungja-
perlukan perhatian terhadap kuantitas dan ti, Karangrayung, Penawangan, Toroh, Ga-
kualitas, adanya penambahan sarana ag- bus, Ngaringan, Tawangahrjo, Brati, Klambu,
ama lain di Kabupaten Grobogan. hal ini Tanggungharjo.
dapat terjadi karena adanya peningkatan
jumlah penduduk yang sudah diproyeksikan
sampai tahun 2037. Tidak terdapat penam-
bahan kuantitas untuk sarana masjid dan
mushola tetapi diperlukannya penambahan
sarana peribadatan Gereja di Kecamatan
Toroh dan Kradenan, untuk sarana periba-
datan pura, vihara dan klenteng di Keca-
36
matan Purwodadi dan vihara di Kecamatan
Brati
3.4
Rencana 3.4.1 s
Rencana jaringan air
Pengembangan bersih
Jaringan Pengembangan jaringan air bersih dilaku-
u
kan melalui perpipaan dengan melihat
sumber mata air alami maupun buatan
(waduk, embung, serta sumber air bawah i
Rencana pengembangan jaringan prasa- tanah) dilihat jangkauan pelayanan dan
rana Kabupaten Grobogan merupakan ketersediaan atau potensi air bersih yang
salah satu perencanaan jaringan yang di- dimiliki daerah tersebut. Seluruh Kabu-
gunakan untuk menyusun rencana struktur paten Grobogan telah mendapatkan
ruang. Diperlukan pengembangan jaringan 2
supplay air bersih dari PDAM dan dari
prasarana di Kabupaten Grobogan pada sumber mata air yang tersebar merata
seluruh wilayah seperti jaringan air bersih, di Kabupaten Grobogan. Namun untuk
jaringan drainase, jaringan irigasi, jaringan Kecamatan Tegowanu, Kedungjati, Pen- 1
persampahan, serta jaringan listrik. awangan, dan Kradenan hanya terapat
sumber mata air sumur.
3 •rencana struktur ruang
Serta debit mata air yang kecil mengakibatkan adanya penggiliran penyediaan air bersih
dari satu daerah ke daerah lainnya sehingga masyarakat kekurangan air. Oleh karena itu
untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Grobogan dilakukan perencanaan pengem-
bangan sebagai berikut :
6
3 •rencana struktur ruang
d. Pada BWP IV me- e. BWP V, melipu- f. BWP VI meliputi Ke-
liputi Kecamatan : Toroh, ti Kecamatan : sebagian camatan : sebagian Pu-
Geyer, sebagian Pen- Tawangharjo, Wirosari dan lokulon, Kradenan, Gabus
awangan dan sebagian sebagian Ngaringan. BWP dan sebagian Ngaringan.
Pulokulon. Pusat dari BWP V berpusat di desa Wiro- BWP VI memiliki pusat ke-
IV terletak di desa Toroh, sari dan memiliki fung- giatan di desa Kradenan
dan memiliki fungsi ke- si utama sebagai simpul yang memiliki fungsi utama
giatan utama sebagai transportasi dari timur Ka- sebagai Pariwisata Di ke-
kawasan pertanian di se- bupaten Grobogan yang camatan ini hanya terdapat
belah utara dan pengem- hendak menuju Purwoda- sumber mata air sumur, dan
bangan pariwisata Kedung di atau Semarang. Se- memanfaatkan embung
Ombo. Selain dua fungsi lain itu, pariwisata yang yang perlu ditingkatkan
utama tadi, BWP IV juag terdapat di Wirosari juga pengelolaannya yaitu Em-
memiliki fungsi transportasi menjadi fungsi utama da- bung Jambon (Kec.Puloku-
sebagai pintu masuk Kabu- lam pengembangan BWP lon), Embung Tahunan, Su-
paten Grobogan dari arah V. Pertanian yang terdapat lursari, Pelem (Kec.Gabus)
Kota Surakarta, yang men- di BWP V merupakan fung- serta belum terjangkau
jadi penting adanya. Ser- si penunjang dari pusat jaringan PDAM. Sehingga
ta pemeliharaan kawasan kegiatan BWP V sehingga di BWP ini diperlukannya
HPT baik penetapan fung- perlu direncanakan pen- jangkauan jaringan PDAM
si sebagai kawasan Hutan ingkatan pengelolaan em- untuk keberlangsungan ke-
dan juga mengembang- bung terutama Embung butuhan masyarakat per-
kan kawasan HPT tersebut Plosorejo (Kec. Tawanghar- mukiman serta pariwisata.
sebagai obyek wisata al-
ternatif. Berdasarkan hasil
jo), dan Embung Mojorebo
(Kec.Wirosari). 38
eksisting jaringan air bersih
telah terjangkau jaringan Juga dilakukan rencana pengembangan lainnya, seperti :
PDAM dan terdapat sum-
ber mata air yang berpo- a.
Penambahan sistem perpipaan jaringan Air Bersih
tensi tinggi menjadi sumber PDAM
mata air lanjutan. Namun
perlu rencana peningka- b. Meningkatkan produksi air bersih PDAM
tan pengelolaan waduk c. Mengurangi tingkat kebocoran dan/atau
dan embung, diantaranya kehilangan air s
Waduk Sanggeh, Waduk
Gambrengan, Waduk Ken-
d. Meningkatkan pelayanan suplai air bersih
teng (Kec. Toroh) serta f. Peningkatan pelayanan jaringan primer air bersih
Embung Boloh, Embung u
Sindurejo (Kec. Toroh) dan
Embung Kidang Kencono,
Embung Tungu (Kec. Pen- i
awangan) karena seba-
gian besar wilayah ini ma-
sih memiliki debit air yang
rendah, sehingga perlu
adanya rencana pengem- 2
bangan jaringan air bersih
untuk memenuhi kebutuhan
air bersih. 1
3 •rencana struktur ruang
3.4.2 3.4.3
Rencana Jaringan Jaringan Irigasi
Drainase
Jaringan irigasi di kabupaten Grobogan ter-
Pada Kabupaten Grobogan, jaringan diri atas aliran irigasi yang mengikuti aliran
drainase mengikuti pola jaringan jalan drainase primer yang terpecah menjadi be-
yang ada. Berupa jaringan drainase prim- berapa anak sungai, dimana pecahan anak
er yaitu 3 sungai utama yang melintasi sungai tersebut mengalir ke petak-petak
Kabupaten Grobogan, jaringan drainase sawah yang terdapat di kabupaten Grobo-
sekunder merupakan jalan utama serta gan. Selain aliran irigasi juga terdapat
jaringan tersier merupakan jalan lingkun- waduk serta bendungan yang ada sebagai
gan. Sebagian besar wilayah sudah ter- pelengkap dari jaringan irigasi. Sehingga
aliri oleh saluran drainase, namun kondis- hanya diperlukan pengoptimalan penge-
inya yang buruk terutama untuk aliran lolaan pengendalian jaringan irigasi untuk
sistem drainase sekunder, akibat adanya kedepannya. Selain digunakan untuk megai-
sedimentasi/pengendapan serta tumpu- ri petak-petak sawah, pecahan anak sungai
kan sampah. juga digunakan untuk mengairi petak-petak
lahan yang mengalami kekeringan. Menam-
Seluruh wilayah sudah tersedia, sehing- bah sumber mata air baru di Kecamatan
ga tidak diperlukan adanya penambah- Klambu, Brati, Grobogan, Tawangharjo, Wiro-
an drainase baru. Hanya saja diperlukan sari, Kedungjati, Karangrayung, Toroh, Geyer,
permbersihan drainase secara berkala Pulokulon, Kradenan dan Gabus. Jadi dapat
untuk membersihakn tumpukan sampah,
39
mengurangi dampak dari bencana kekerin-
atau sedimentasi. Sehingga jaringan gan.
drainase bisa dimanfaatkan secara op-
timal. Alternatif pengembangan jaringan
drainase terletak pada seluruh kawasan
baik untuk BWP I, BWP II, BWP III, dan BWP
VI pada jaringan drainase sekunder be-
rupa jaringan drainase yang mengikuti
pola jaringan jalan utama di Kabupat-
en Grobogan. Pengembangan jarin-
gan drainase seperti pelebaran dimensi
drainase sekunder yang mengikuti pola
jalan khususnya di Kecamatan tegowanu,
t grobogan, karangrayung, geyer, brati,
toroh, purwodadi, klambu, penawangan,
kedungjati, godong, gubug, kradenan,
w serta kecamatan Pulokulon guna mengu- 3.4.4 Jaringan Persampahan
rangi dampak dari bencana banjir. Selain
diadakannya penambahan volume drain- Pengembangan jaringan persampahan yai-
ase juga diadakannya pembangunan tu dilakukan dengan rencana pengelolaan
l tanggul dan pintu serta penegasan nor- TPA serta rencana pengembangan lokasi
malisasi sungai. Dengan adanya penam- TPSST. Kabupaten Grobogan telah memili-
bahan tersebut akan maka genangan air ki 4 TPA namun hanya 1 yang sampai seka-
akan berkurang. Serta juga dibangunnya rang masih berfungsi, yaitu TPA Ngembak,
talut dan ditanami bakau di daerah sem-
0 Purwodadi. Sehingga, untuk menanggulangi
padan sungai sehingga dapat mengu- masalah persampahan Kabupaten Grobo-
rangi dampak banjir. gan diperlukan rencana pengembangan se-
bagai berikut :
6
3 •rencana struktur ruang
3.4.5
Jaringan Air Limbah
Pada wilayah perencanaan sudah terdapat 1 IPAL dan 10 IPLT dengan metode Sanitasi
Lingkungan Berbasis Masyarakat. Namun dalam perencanaan pengembangan Kabupaten
Grobogan sekiranya masih perlu penambahan IPAL ditempat peruntukan industri, diantara-
nya:
40
a. Kecamatan Tegowanu f. Kecamatan Karangrayung
b. Kecamatan Gubug g. Kecamatan Purwodadi
c. Kecamatan Tanggungharjo h. Kecamatan Wirosari
d. Kecamatan Godong i. Kecamatan Pulokulon
e. Kecamatan Penawangan
s
3.4.6 Jaringan Listrik
Pada wilayah perencanaan, mendapat pa- u
sokan listrik dari PLN. Seluruh Kabupaten
Gobogan sudah terjangkau jaringan listrik,
ditambah dari PLTU Cilacap yang memban-
tu pelayanan jaringan listrik di Kabupaten i
Grobogan yang berada di luar kawasan
perencanaan.
3.5
Rencana
2
Berdasarkan rencana pengembangan yang Struktur Ruang
terdiri dari rencana pergerakan, sistem
evakuasi, rencana pengembangan sara- Kabupaten 1
na prasarana maka dapat disusun peta
rencana struktur ruang sebagai berikut : Grobogan
3 •rencana struktur ruang
41
0
kesatuan hamparan lahan sebagaimana
dimaksud ditentukan dengan memper-
timbangkan aspek ekonomi dan sosial
Rencana
Pola Ruang
budaya masyarakat.
6
bab empat
4 •rencana pola ruang
3. Kriteria lahan yang memiliki potensi 4. Kriteria lahan yang telah diman-
teknis dan kesesuaian lahan sebagaimana faatkan sebagai lahan pertanian pangan
dimaksud ditentukan dengan mempertim- sebagaimana dimaksud pada ditentukan
bangkan: dengan pertimbangan:
a. kelerengan a. produktivitas
b. iklim b. intensitas pertanaman
c. sifat fisik, kimia, dan biologi tanah c. ketersediaan air
yang cocok untuk dikembangkan menjadi d. konservasi
lahan pertanian pangan dengan memper- e. berwawasan lingkungan
hatikan daya dukung lingkungan.
f. berkelanjutan
Pada rencana pola ruang Kabupaten Grobogan ini sawah lestari ditetapkan di Kecamatan
Tanggungharjo, Kecamatan Tegowanu, Kecamatan Tawangharjo, dan Kecamatan Wirosari
karena memiliki tingkat produktivitas lahan sawah yang paling besar daripada kecamatan
lain di Kabupaten Grobogan dan karena Kecamatan Tanggungharjo dijadikan kawasan
percontohan pertanian.
4.2
Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 41/PRT/M Tahun 2007 kawasan budidaya adalah 44
wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Rencana pola
ruang untuk kawasan budi daya, yaitu meliputi:
4.2.1 Permukiman
Kemudian untuk kawasan yang memiliki Ti-
Kawasan permukiman adalah kawasan
pologi fisik A dan C dan tidak rawan ben-
di luar kawasan lindung yang diperlukan
cana diperkenankan untuk pengembangan
sebagai lingkungan tempat tinggal atau
hunian baru namun harus tetap memperha- s
lingkungan hunian. Tujuan pengelolaan ka-
tikan ekosistem lingkungan. Pada pola ru-
wasan ini adalah untuk menyediakan tem-
ang ini permukiman dibedakan menjadi 2
pat permukiman yang sehat dan aman dari
macam yaitu permukiman perkotaan yang u
bencana alam serta memberikan lingkun-
terdapat di sebagian Kecamatan Purwo-
gan yang sesuai untuk pengembangan
dadi, Kecamatan Penawangan, Kecamatan
masyarakat, dengan tetap memperhatikan
Godong, Kecamatan Kradenan, Kecamatan
kelestarian lingkungan. Kriteria umum ka-
Wirosari, Kecamatan Toroh, Kecamatan i
wasan permukiman adalah kawasan yang
Gubug dan untuk yang kedua adalah
secara teknis dapat digunakan untuk per-
permukiman perdesaan terletak tersebar
mukiman yang aman dari bahaya bencana
diseluruh Kecamatan di Kabupaten Grobo-
alam, sehat, dan mempunyai akses untuk
gan
kesempatan berusaha. Pada rencana pola 2
ruang Kabupaten Grobogan, pada ka-
wasan Tipologi C tidak boleh adanya huni-
an baru dikembangan. Hunian yang ada
pada kondisi eksisting kawasan akan tetap 1
dibiarkan disana dengan syarat tidak boleh
adanya pengembangan permukiman baru.
4 •rencana pola ruang
4.2.4 Pertanian
Pertanian pada rencana pola ruang Kabupaten Grobogan meliputi sawah irigasi dan sawah tadah
hujan. Dimana pengembangan budidaya pertanian diarahkan di bagian tengah wilayah Kabupaten
Grobogan yang memiliki Tipologi A dan ketersediaan air mencukupi.
45
1
Peta 4.1 Rencana Pola Ruang Kabupaten Grobogan 2017 – 2037
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan 2016
5 • rencana kawasan strategis
RENCANA KAWASAN
STRATEGIS bab lima
Rencana pengembangan kawasan strategis ekonomi merupakan rencana pengemban-
gan potensi agropolitan yang didukung oleh rencana pengembangan kawasan indus-
tri, rencana pengembangan kawasan pariwisata, rencana koridor pengembangan,
dan rencana pengembangan kawasan perkotaan.
• Membangun fasilitas trade center guna tempat pameran produksi, tempat promosi ka-
wasan industri dan pelaku industri, serta bisa menjadi obyek wisata.
• Mengutamakan jenis industri pengolahan pertanian karena pertanian merupakan produksi
utama di Kabupaten Grobogan
• Melakukan pendataan terhadap industri skala kecil, agar dapat diintegrasikan menjadi
industri berskala besar terutama di Kecamatan Grobogan dan Wirosari yang sudah memiliki
banyak industri skala kecil
• Membuat sistem yang benar-benar terpadu, melibatkan seluruh Kecamatan yang berpo-
tensi agar sirkulasi dapat berjalan dengan baik
4A untuk
Kabupaten Grobogan
Amenity
Rencana sarana penunjang pariwisata yang terdiri dari penginapan, rumah makan, s
pusat oleh-oleh yang menggunakan konsep ikut menyertakan masyarakat sekitar kawasan
wisata terkait pengadaan sarana pariwisata, dimana nantinya konsep ini akan tercipta apa-
bila terjadi sinergi antara pemerintah-swasta untuk mengelola bersama potensi wisata yang u
ada. Terkait penyediaan serta peningkatan sarana-prasarana dan untuk membantu perger-
akan wisatawan nantinya akan ada terminal
Pengadaan sarana penunjang pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat sekitar
kawasan wisata dengan cara menjadikan permukiman warga menjadi tempat usaha, dian- i
taranya:
• Penambahan hotel karena pada tahun 2016 letak hotel masih memusat di satu kecamatan
sehingga diperlukannya penambahan kuantitas. Penambahan hotel dilakukan di kecamatan
yang memiliki pusat kegiatan perkotaan guna mendukung wisata di kawasan perkotaan. 2
• Selain hotel, untuk penginapan nantinya lebih ke arah homestay sehingga akan menaikkan
perekonomian masyarakat sekitar kawasan wisata, lokasinya dapat di sekitar jalan lokal
primer atau sekitar 100-250 meter dari objek wisata
• Untuk rumah makan dan pusat oleh-oleh nantinya juga menggunakan permukiman warga 1
sebagai tempat usahanya sehingga akan menaikkan perekonomian masyarakat sekitar ka-
wasan wisata
5 • rencana kawasan strategis
1
Peta 5.2 Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
53
1
5 • rencana kawasan strategis
55
Kabpupaten Grobogan
PERTANIAN
58
Rencana pada sub sistem pasca produk- Dalam pemasaran hasil pertanian diper-
si selanjutnya adalah terkait pemasaran lukan juga rencana pengembangan moda
hasil produksi pertanian. Hasil pertanian pemasaran, hal ini mengingat jarak an-
yang dipasarkan tidak hanya hasil perta- tara pusat produksi dan pusat pemasaran
nian yang telah diolah akan tetapi juga yang tidak dekat. Moda pemasaran yang
hasil pertanian yang belum diolah. Ren- digunakan adalah truck dan pick up. Truck
cana pemasaran hasil pertanian adalah dan pick up akan menjadi sarana distribusi
pusat-pusat perbelanjaan dan perda- dari pusat produksi menuju lokasi penyim-
gangan jasa, seperti pasar dan swalayan. panan maupun menuju lokasi pemasaran.
Selain itu, juga diperlukan rencana pen- Untuk lokasi penyimpanan atau gudang,
ingkatan jumlah sarana pemasaran hasil direncanakan setiap kawasan pertanian
pertanian seperti tempat toko oleh-oleh di memiliki minimal satu lokasi penyimpanan.
1
Peta 5.5 Rencana Kawasan Pertanian Strategis Kabupaten Grobogan
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
5 • rencana kawasan strategis
Berdasarkan peta di atas dapat diketahui kawasan strategis pertanian berada di wilayah bagian
Kecamatan Toroh, Godong, Tanggungharjo, Tegowanu, Tawangharjo, Pulokulon, Kradenan, dan
Gabus. Adapun pembagian komoditasnya didasarkan pada jenis hasil olahan industri, yaitu:
5.3.
Rencana Kawasan Strategis s
Kabupaten Grobogan
u
Berdasarkan rencana
pengembangan kawasan
strategis ekonomi dan ren-
cana pengembangan ka- i
wasan strategis daya dukung
lingkungan dapat dirumuskan
kawasan-kawasan strategis
Kabupaten Grobogan dita- 2
mpilkan dalam peta 5.7. se-
bagai berikut:
1
63
1
Peta 5.7 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Grobogan
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan ruang merupakan upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
pada wilayah Kabupaten Grobogan, sehingga dapat sesuai dengan rencana tata ruang,
melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya. Pemanfaatan ruang
ini disusun dengan:
(a) Mengacu pada fungsi ruang wilayah sebagai kawasan agropolitan yang didukung
potensi lokal yang ditetapkan dalam rencana tata ruang,
(b) Mensinkronkan dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah sekitarnya,
(c) Memperhatikan standar pelayanan minimal dalam penyediaan sarana dan prasarana,
(d)
Mengacu standar kualitas lingkungan, daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup.
Arahan Pemanfaatan
Ruang
bab enam 66
Untuk melaksanaan pemanfaatan ruang 6.1 Usulan Program
Kabupaten Grobogan sebagai kawasan
agropolitan yang didukung potensi lo- Pemanfaatan Ruang
kal, maka dilakukan penyusunan matriks
yang memuat: Merupakan program-program sektoral yang
dijabarkan dari indikasi program utama yang
tercantum dalam rencana tata ruang. Program
(i) perumusan usulan program peman- s
pemanfaatan ruang Kabupaten Grobogan se-
faatan ruang kawasan agropolitan yang bagai kawasan agropolitan yang didukung po-
didukung potensi lokal; tensi lokal disusun berdasarkan penjabaran dari
(ii) perumusan perkiraan pendanaan konsep penataan pengembangan wilayah yang u
dan sumbernya; telah ditetapkan, dengan prioritas pengem-
bangan kawasan sebagai berikut:
(iii)pelaksana program pemanfaatan
1. Penerapan Kebijakan Kawasan Agropol-
ruang kawasan agropolitan yang i
itan yang Didukung Potensi Lokal
didukung potensi lokal, dan 2. Pengembangan Sektor Pertanian
(iv) tahapan waktu pelaksanaan pro- 3. Pengembangan Sektor Industri
gram. 4. Pengembangan Sektor Pariwisata
5. Pengembangan Jaringan Utilitas 2
6. Pengembangan Sarana
Selanjutnya masing-masing prioritas pengem-
bangan kawasan tersebut akan dirinci menjadi
usulan program-program pemanfaatan ruang. 1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
6.2 6.3
Pendanaan dan Pelaksana Program
Sumbernya Pemanfaatan Ruang
67
dari kerjasama pembiayaan an-
tara pemerintah dengan swasta/
masyarakat.
6.4
Tahapan Waktu Pelaksanaan Program
t
Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Grobogan ini memiliki jangka waktu 20 tahun,
dari tahun 2017-2037, yang terbagi dalam 4 kelompok PJM (Pembangunan Jangka Me-
nengah). Penentuan waktu pelaksanaan program didasarkan pada tingkat kepentingan
w program, serta melihat pada ketersedianaan dana.
6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
68
1
Tabel 6.1 Program Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan
Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Grobogan,2016
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
69
6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
70
1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
71
6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
72
1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
73
6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
74
1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
75
6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
76
1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
77
6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
78
1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
79
6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
80
1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
81
6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
82
1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
83
6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
84
1
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
85
6
6 • Arahan Pemanfaatan Ruang
86
1
7. pengendalian pemanfaatan
ruang
• Pemanfaatan diizinkan (I), karena
7.1 sifatnya sesuai dengan peruntukan tanah
Ketentuan Umum yang direncanakan. Hal ini berarti tidak akan
ada peninjauan atau pembahasan atau tin-
Peraturan Zonasi dakan lain dari pemerintah kabupaten/kota
Untuk Pola Ruang terhadap pemanfaatan tersebut.
• Pemanfaatan memerlukan izin peng-
84
pengendalian
pemanfaatan s
85
6
7. pengendalian pemanfaatan
ruang
86
1
7. pengendalian pemanfaatan
ruang
87
0
Sumber: Kelompok Studio Perencanaan Wilayah Grobogan,2016
6
7. pengendalian pemanfaatan
ruang
Kawasan Pertanian
•Penambahan dana alokasi khu- Kawasan Perumahan
sus kawasan pertanian Toroh, •Kemudahan prosedur perizinan
Godong, Tanggungharjo, Tegowa- •Pembangunan dan pengadaan
nu, Tawangharjo, Pulokulon, Krade- infrastruktur perumahan
nan, dan Gabus •Subsidi silang
•Pembangunan dan pengadaan
infrastruktur pertanian Kbupaten
Grobogan
•Penghargaan pemerintah daerah
kepada masyarakat 88
•Bantuan dana penerbitan serti-
fikat hak atas tanah pada Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan
•Jaminan penerbitan sertipikat hak
atas tanah pada Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan;
•Pembiayaan penelitian dan
pengembangan benih dan varietas
unggul Kawasan Pariwisata s
•Penambahan dana
alokasi khusus kawasan
indsutri Kecamatan Pur-
Kawasan Industri wodadi, Gubug, dan u
Kawasan Ruang Evakuasi •Penambahan dana alokasi Godong
Bencana khusus kawasan pariwisata •Pembangunan dan
•Penghargaan pemerintah Kecamatan Purwodadi, Pu- pengadaan infrastruk- i
daerah kepada masyarakat lokulon, Kradenan, Grobogan, tur industri
•Penambahan dana aloka- Tawangharjo, dan Wirosari •Kemudahan prosedur
si khusus kawasan evakuasi •Pembangunan dan pen- perizinan
bencana gadaan infrastruktur pari-
•Pembangunan dan pen- wisata 2
gadaan infrastruktur evakuasi •Kemudahan prosedur perizin-
bencana an
•Keringanan pajak daerah 1
dan restribusi daerah
Tindakan Insentif Berdasarkan Topologi Kawasan
7. pengendalian pemanfaatan
ruang
Sedangkan disinsentif merupakan perangkat yang hilang akibat penetapan lahan mas-
yang bertujuan untuk mencegah atau men- yarakat sebagai kawasan lindung; Subsidi sil-
gurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan ang; Imbalan; Sewa ruang; Urun saham; serta
rencana tata ruang. Aktivitas yang tidak ses- Pemudahan proses perizinan.
uai dengan rencana tata ruang misalnya saja: Sedangkan tindakan disinsentif yang biasanya
kegiatan pengembangan permukiman, infras- diterapkan dapat berupa: pengenaan pajak
truktur, serta pembangunan pusat-pusat baru tinggi disesuaikan dengan besarnya biaya
dengan fungsi budidaya terbatas. yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak
Baik perangkat insentif maupun disinsentif yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang
dapat diberikan dari pemerintah kepada pe- yang bertentangan dengan ketentuan peman-
merintah daerah, antar pemerintah daerah faatan ruang; pembatasan penyediaan sarana
yang saling berhubungan, ataupun antara pe- dan prasarana/infrastruktur untuk mencegah
merintah dan swasta/perseorangan. berkembangnya kegiatan budidaya maupun
Secara umum ketentuan insentif yang biasa memperketat mekanisme perizinan dan diber-
diterapkan antara lain: pembangunan ser- ikan secara berkala (periodik) yang dapat
ta pengadaan sarana dan prasarana seperti diperpanjang setelah melalui mekanisme mon-
jalan, listrik, air minum, telepon dan sebagain- itoring dan evaluasi terhadap kegiatan budi
ya untuk melayani pengembangan kawasan daya yang dilakukan.
yang sesuai dengan rencana tata ruang; Pem- Berikut merupakan tabel berisi macam-ma-
berian penghargaan dan kemudahan dalam cam tindakan insentif maupun disinsentif yang
melaksanakan aktivitas; Keringanan pajak; dilakukan untuk mengendalikan pemanfaatan
Pemberian kompensasi atas opportunity cost ruang pada Kabupaten Grobogan.
89
Kawasan Pertanian Kawasan Perumahan
•Pengawasan efektif terkait pola •Pengawasan efektif terkait pola
ruang Kabupaten Grobogan ruang Kabupaten Grobogan
•Pemberian status tertentu dari pe- •Pemberian status tertentu dari
merintah daerah pemerintah daerah
Kawasan Ruang
Evakuasi Bencana
t •Pengawasan efektif
terkait pola ruang Ka- Kawasan Industri
bupaten Grobogan •Memperketat perizinan
•Pemberian status ter- •Pengawasan efektif ter-
w tentu dari pemerintah kait pola ruang Kabupaten
daerah Grobogan
•Pajak dan retribusi yang
l tinggi Pemberian status
tertentu dari pemerintah
Kawasan Pariwisata daerah
•Pengawasan efektif terkait pola
0 ruang Kabupaten Grobogan
•Pemberian status tertentu dari
pemerintah daerah
6
Tindakan Disinsentif Berdasarkan Topologi Kawasan
7. pengendalian pemanfaatan
ruang
Tabel 7.2 Tindakan Insentif dan Disinsentif pada Kabupaten Grobogan
90
91
w
4. Pembongkaran bangunan yang berdiri di 3. Pemberian denda administratif
kawasan yang tidak sesuai dengan kesesuaian bagi para pelanggar penyalah-
lahannya. gunaan kawasan lindung
l
6
8 • kelembagaan
dan peran serta
masyarakat
8.1
Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No-
Dalam melakukan pengendalian
mor 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria Teknis Ka-
pemanfaatan ruang wilayah Kabu- wasan Peruntukan Pertanian, badan/lembaga
paten Grobogan sebagai kawasan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan
agropolitan berbasis potensi lo- agropolitan berbasis potensi lokal sekurang-ku-
kal, Pemerintah Daerah Kabupat- rangnya mempunyai tugas :
en Grobogan mengacu pada Un-
dang-Undang No. 26 Tahun 2007
(1) Menentukan kawasan peruntukan agro-
politan melalui proses:
tentang Penataan Ruang, Un-
dang-Undang No. 24 Tahun 2007
• Identifikasi kawasan agropolitan, lalu
mengelompokkannya menjadi kawasan po-
tentang Penanggulangan Bencana,
tensi pertanian, perkebunan, peternakan,
Peraturan Menteri Pertanian No- perikanan dengan menggunakan peta pada
mor 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria tingkat ketelitian rencana rinci tata ruang
Teknis Kawasan Peruntukan Pertani-
an, Peraturan Menteri PU No. 41 Ta-
• Pengusulan kawasan potensi pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan sebagai
hun 2007 tentang Pedoman Kriteria
kawasan strategis pada tingkat provinsi/
Teknis Kawasan Budidaya, UU No. 32 kabupaten/kota
Tahun 2009 tentang Perlindungan
(2) Memberikan masukan kepada pemerin-
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
serta pedoman yang terkait den-
tah daerah dalam menyusun rencana rinci tata 92
ruang wilayah strategis serta arahan peraturan
gan bidang penataan ruang lainnya. zonasi pada setiap zona dengan tingkat kete-
litian peta skala sebagai dasar perizinan pe-
Untuk melakukan pengendalian pe- manfaatan ruang.
manfaatan ruang pada kawasan
agropolitan berbasis potensi lokal, (3) Mengkoordinasikan pelaksanaan pen-
dalam rangka memaksimalkan po- gendalian secara terpadu, lintas sektoral, dan
tensi yang ada, maka perlu dilakukan lintas daerah terhadap pelaksanaan peman-
upaya memperkuat kelembagaan faatan ruang kawasan strategis dengan mem-
perhatikan masukan dari masyarakat. s
pada masing-masing tingkat pe-
merintahan dalam lingkup wilayah,
baik di tingkat pusat, provinsi dan (4) Melakukan pengawasan melalui kegia-
kabupaten/kota, serta mengop- tan pemantauan, evaluasi dan pelaporan. u
timalkan peran serta masyarakat.
(5) Memfasilitasi penyelesaian konflik bila
terjadi benturan antar sektor pemerintah daer- i
ah dan masyarakat.
Serta Masyarakat 1
bab delapan
8 • kelembagaan dan peran serta
masyarakat
93
demi mewujudkan cita-cita Kabupaten Grobo-
(2) Meningkatkan pendapatan
gan sebagai kawasan Agropolitan yang unggul.
asli desa
(3)
Meningkatkan pengelolaan
Untuk merealisasikan hal tersebut, pemerin-
potensi desa sesuai
tah pusat juga perlu memfasilitasi pemerintah
kebutuhan
daerah dalam pengembangan infrastruktur dan
(4) Menjadi tulang punggung berbagai penunjang aktivitas pertanian sehing-
pertumbuhan dan ga potensi sektor agrikultural Kabupaten Grobo-
pemerataan ekonomi desa gan dapat tumbuh secara optimal.
6
Sumber : Analisis Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
8 • kelembagaan dan peran serta
masyarakat
1
Sumber : Rencana Kelompok 3 Studio Perencanaan
Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016
8 • kelembagaan dan peran serta
masyarakat
Konsep dasar pengembangan tata ruang Kabupaten Grobogan tahun 2017-2018 adalah ka-
wasan agropolitan berbasis potensi lokal. Sehingga untuk mewujudkan inovasi mengenai sin-
ergi dari tiga sektor unggulan di Kabupaten Grobogan tersebut diperlukan adanya sebuah
rencana arahan koordinasi antarlembaga terkait penerapan konsep tersebut dalam pelak-
sanaan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Grobogan Tahun 2017-2037. Dalam pelaksa-
naannya, terdapat setidaknya tiga dinas daerah yang memiliki peran sangat penting dalam
pelaksanaanya, yakni Dispertan TPH (sektor pertanian, leading sector), Disperindag PE (sektor
industri) dan Disporabudpar (sektor pariwisata). Tiga dinas ini memiliki representatif dari mas-
ing-masing dinas yang diwakilkan dari bidang setiap dinas. Perwakilan tersebut kemudian
menjadi koneksi bagi tiga dinas tersebut untuk saling berhubungan secara terintegrasi.
Tabel 8.1 Kelembagaan Dinas Daerah Terkait Inovasi
95
96
1
8 • kelembagaan dan peran serta
masyarakat
8.2
Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat
Dalam Undang-Undang No.26 Ta-
hun 2007 tentang Penataan Ruang,
4. Mengajukan keberatan kepada
pejabat berwenang terhadap
diuraikan berbagai bentuk hak, kewa-
pembangunan yang tidak sesuai
jiban dan peran masyarakat dalam pe-
dengan rencana tata ruang di
nataan ruang. Pada pasal 60 disebut-
kan bahwa setiap orang berhak untuk: wilayahnya;
5. Mengajukan tuntutan pembata
1. Mengetahui rencana tata ruang; lan izin dan penghentian pemba
2. Menikmati pertambahan nilai ngunan yang tidak sesuai dengan
ruang sebagai akibat penataan rencana tata ruang kepada peja
ruang; bat berwenang; dan
3. Memperoleh penggantian yang 6. Mengajukan gugatan ganti rugi
layak atas kerugian yang timbul kepada pemerintah dan/atau
akibat pelaksanaan kegiatan pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang sesuai den pembangunan yang tidak sesuai
gan rencana tata ruang; dengan rencana tata ruang me
97 nimbulkan kerugian.
t
Pada Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria Teknis 2. Petani bersedia dan atau sudah
Kawasan Peruntukan Pertanian, juga dise- melaksanakan operasional dan
w pemeliharaan infrastruktur pertani
butkan peran serta masyarakat dalam pe-
nataan ruang wilayah, khususnya dalam hal an di tingkat usaha
kawasan pertanian. Adapun masyarakat tani secara swadaya dan
l dapat berpartisipasi atau ikut serta melalui: atau swadana
maupun alokasi dana dan pemenin
1. Petani tergabung dalam wadah tah dan atau pemerintah daerah.
kelompok tani, gabung kelom 3. Petani bersedia untuk tidak menga
pok tani, Perkumpulan Petani Pemakai lihfungsikan lahannya menjadi lahan
0 Air yang diarahkan menjadi kelompok bukan pertanian
usaha atau koperasi, sehingga dapat
berpartisipasi dalam perencanaan 4. Petani berdomisili di desa atau
dan pelaksanaan program-program desa yang berdekatan dan lahan
6
pertanian oleh GAPOKTAN dan Dinas usahatani tersebut.
Pertanian TPH