Disampaikan oleh
Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Perumahan
HAMBATAN PENCAPAIAN
TARGET RENSTRA 2015-2019
“
memperluas akses terhadap tempat Permasalahan teknis: Lahan,
tinggal yang layak yang dilengkapi Perizinan, Basis Data, Regulasi
dengan sarana dan prasarana dan utilitas
yang memadai untuk seluruh kelompok Delivery system kebijakan
masyarakat secara berkeadilan, melalui dan kelembagaan yang
pengembangan multi-sistem penyediaan kurang efektif
perumahan secara utuh dan seimbang,
meliputi (1) Pengendalian Perumahan Penyusunan target yang
Komersial, (2) Penguatan Perumahan terlalu optimis
Umum & Rumah Susun,
(3)Pemberdayaan Perumahan Swadaya,
“
dan (4)Fasilitas Perumahan Khusus.
CAPAIAN PROGRAM
TARGET RENSTRA 2015-2019 SEJUTA RUMAH 1.257.852
(Unit Rumah) 1.132.621
TOTAL
904.758 2015-2019
Rumah Susun Rumah 805.169
Swadaya 699.770
550.000 4.800.170
unit 1.750.000
unit rumah
unit
2015 2016 2017 2018 2019
3
BEBERAPA DUKUNGAN PEMERINTAH
TERHADAP PROGRAM SATU JUTA RUMAH
4
STRATEGI MENDORONG PSR
5
KENDALA DAN UPAYA PELAKSANAAN PSR
6
02
RENSTRA DITJEN PERUMAHAN 2020-2024
PERUBAHAN INDIKATOR RLH BERDASARKAN TARGET SDGs 2030
“Backlog” Perumahan
Ketahanan Konstruksi Akses Air Minum
Keamanan bermukim
(lahan)
8
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN PADA
RPJMN 2020 – 2024
TARGET RPJMN BIDANG PERUMAHAN 2020-2024
Meningkatkan Jumlah Rumah Tangga Target Rumah Tangga ARAH KEBIJAKAN
yang Menghuni Rumah Layak Tahun 2024
100
90
100
90
Rumah tangga Meningkatkan akses masyarakat
eksisting 7,8 juta
80
70
60
80
70
60
secara bertahap terhadap
50
40
50
40
Pertumbuhan perumahan dan permukiman layak,
30
20
30
20
rumah tangga aman dan terjangkau untuk
10 10 baru 3,2 juta mewujudkan kota yang inklusif dan
0 0
9
MAJOR PROJECT BIDANG PERUMAHAN
1 JUTA PUBLIC HOUSING
MANFAAT PROYEK
INDIKASI PENDANAAN
1. Meningkatnya akses masyarakat
380 T terhadap perumahan layak, aman
(tidak termasuk tanah) dan terjangkau untuk sejuta rumah
tangga perkotaan dan menangani
permukiman kumuh;
2. Terbentuknya sistem perumahan
publik yang profesional di
metropolitan (lintas kab/kota)
KETERANGAN
• Fokus di metropolitan dan
Kawasan Industri/KEK
• PELAKSANA
Pengembangan skala besar
MAJOR PROJECT
• Dibiayai dari APBN, APBD,
Pengembang,SBSN, KPBU 1 JUTA PUBLIC HOUSING a.l Kemen PUPR, Pemda, Badan
Usaha (BUMN/Swasta), Masyarakat
• Berupa rusun sewa (500 rb unit)
dan rusun milik (500 rb unit) Sumber: RPJMN 2020-2024
• Subsidi dan non-subsidi
• Dikelola oleh Estate Manager SYARAT PRA-PEMBANGUNAN
yang profesional
10
SEGMENTASI INTERVENSI PEMERINTAH Sumber: Konsep DJPI, 2020
DESIL 6 4,1 – 5,0 Juta/bulan • Tabungan Perumahan • Housing Microcredit /Incremental Housing
Rakyat/Tapera + FLPP (BLU PPDPP)
(fixed income)/BP2BT • Bantuan Sarana Hunian Pendukung KSPN
DESIL 5 3,4 – 4,1 Juta/bulan (non-fixed income) • Public Housing (Rumah Susun)
MBR Non-Fixed Income
DESIL 4 2,8 – 3,4 Juta/bulan*
• Housing Microcredit (BLU PPDPP)
• Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
DESIL 3 2,2 – 2,8 Juta/bulan*
• Public Housing (Rumah Susun)
11
TARGET INTERVENSI LANGSUNG PEMBANGUNAN BIDANG PERUMAHAN
DALAM RPJMN 2020 – 2024 (5 JUTA UNIT)
12
TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan rumah layak huni, terutama
untuk kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
SASARAN
Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan
kebutuhan rumah layak huni melalui:
13
KEBIJAKAN DAN STRATEGI (1/4)
KEBIJAKAN
14
KEBIJAKAN DAN STRATEGI (2/4)
STRATEGI 1
15
KEBIJAKAN DAN STRATEGI (3/4)
STRATEGI 2
16
KEBIJAKAN DAN STRATEGI (4/4)
STRATEGI 3
UPAYA
Pengoptimalan potensi masyarakat serta
1 Dukungan pengembangan perumahan skala besar
pemanfaatan skema pembiayaan alternative (kredit 4
dengan pendekatan hunian berimbang
mikro perumahan dan skema lainnya) untuk
mendukung pengembangan perumahan berbasis
2 Dukungan pengintegrasian hunian vertikal untuk
komunitas/kelompok masyarakat dan perumahan
MBR dengan simpul transportasi umum/TOD
swadaya bagi MBR.
3 Dukungan pengembangan sistem rumah umum Pembentukan balai perumahan di tingkat provinsi 5
(public housing) melalui perumusan regulasi,
pembentukan kelembagaan perumahan (Badan
Layanan Umum) nasional dan daerah, serta Pengembangan klinik perumahan di tingkat provinsi 6
pengintegrasian dengan rumah sewa (rental
housing), terutama pada 5 kawasan metropolitan Pengembangan sistem housing career 7
17
03
DUKUNGAN PELAKSANAAN TUGAS PEMDA
DI BIDANG PERUMAHAN
MENYUSUN BASIS DATA Penyusunan Basis Data Perumahan dilaksanakan
secara hierarkis mulai dari tingkat kabupaten/kota,
PERUMAHAN provinsi, dan nasional (UU 1/2011 tentang PKP. Ps 15,
16, 17)
19
MENINGKATKAN PERAN POKJA DAN FORUM PKP DI DAERAH
Penyelenggaraan PKP yang dilakukan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah perlu
melibatkan peran masyarakat. Peran masyarakat
dilakukan dengan membentuk Forum
Pengembangan Perumahan
dan Kawasan Permukiman
(UU 1/2011 pasal 131 ayat 1 & 3)
K/L
• Pokja PKP Provinsi berisikan OPD provinsi yang
OPD
membidangi/terkait bidang PKP
POKJA PKP • Pokja PKP Kab/Kota berisikan OPD kab/kota
membidangi/terkait bidang PKP
20
MENYUSUN RP3KP
LANDASAN HUKUM UU 1/2011 PP 14/2016
1 Tools bagi pemda untuk mengatur dan mengarahkan pembangunan dan pengembangan
URGENSI PKP
Acuan bagi seluruh pelaku pembangunan dalam mendukung
program-program pembangunan dan pengembangan PKP di
daerah
2 Memberikan kepastian hukum bagi setiap orang agar dapat memiliki dan
Memberikan menghuni tempat tinggal yang layak beserta PSU nya dalam suatu lingkungan
Kepastian Bermukim
hunian
3
Merupakan rencana sektor PKP di daerah
KEDUDUKAN
21
MENDORONG PERAN PEMDA DALAM PENYEDIAAN
PERUMAHAN MBR
3
2 BP3
1
PENGEMBANG 4 PEMDA
Keterangan:
1. Pengembang mengajukan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) untuk rumah mewah/
menengah. Pemda mengarahkan pengembang yang pilih bayar dana konversi kepada BP3
2. Pengembang membayarkan dana konversi hunian berimbang kepada BP3 (Pengembang
tidak melakukan pembangunan rumah sederhana)
3. BP3 mengirimkan notifikasi bukti bayar dana konversi kepada Pemda dan Pengembang
4. Pemda menerbitkan PBG
23
MELAKSANAKAN PENGADAAN TANAH
DI BAWAH 5 HA
Dasar : Pasal 121 Perpres No. 148 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pengadaan
ATR BPN BANK TANAH
(LAND MANAGER)
24
MENDORONG KEMUDAHAN PERIZINAN
Upaya menciptakan iklim usaha perumahan yang
kondusif untuk meningkatkan suplai perumahan,
melalui : Pemda
sebagai
AKTOR
UTAMA
Kepastian Kemudahan Kepastian
waktu persyaratan biaya
Rangkaian Regulasi
PP No. 64/2016 tentang Pembangunan Inpres No. 3/2016 tentang Penyederhanan
Perumahan MBR Perizinan Pembangunan Perumahan
Penyelenggaraan operasional diatur lebih lanjut melalui Penyelenggaraan operasional oleh Pemda sesuai NSPK
Perda Bangunan Gedung Pemerintah Pusat (tidak lagi diamanatkan adanya Perda)
Pengaturan lebih lanjut diamanatkan ke dalam PP, Perpres, Pengaturan lebih lanjut hanya diamanatkan ke dalam PP
Permen, dan SE. (substansi teknis dari Perpres, Permen, dan SE yang
eksisting sudah diakomodir)
Tidak ada pengaturan terkait inspeksi Penguatan peran Pemerintah Daerah dalam pengawasan
melalui inspeksi penyelenggaraan bangunan gedung di
lapangan.
26
04
KESIMPULAN
1 KONDISI PERUMAHAN & TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL
45,9%
Rumah Tangga
54,1% 70%
Rumah Tangga
TARGET RPJMN
TAHUN 2020-2024
Rumah Tangga
yang menempati
rumah tidak
yang menempati yang menempati
rumah layak huni BIDANG PERUMAHAN
rumah layak huni
layak huni di Tahun 2024
51.340 Unit
Pembangunan Rumah Khusus
10.000 Unit
Bantuan Stimulan Rumah Swadaya
813.660 Unit
Bantuan PSU
Capaian Program Satu Juta Rumah
(unit rumah) 1.132.621
1.257.282 262.345 Unit
904.758
“
805.169 856.758*
TOTAL 699.770
2015-2019 Untuk mencapai target RPJMN
diperlukan kolaborasi antar
4.800.170 2015 2016 2017 2018 2019 2020
unit rumah stakeholders (Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha,
”
MBR dan Masyarakat)
Persentase MBR 65% 71% 75% 70% 80% 77%
Non MBR
DEWAN PENGAWAS
BADAN PELAKSANA
DEWAN PENGAWAS
1. mengawasi kinerja Badan Pelaksana berdasarkan rencana kerja;
2. melakukan pengawasan berdasarkan kebijakan Komite Bank Tanah;
3. memberikan nasihat kepada Badan Pelaksana;
4. memastikan terselenggaranya tata kelola, manajemen risiko, dan sistem pengendalian intern;
5. melakukan monitoring terhadap penanganan benturan kepentingan;
6. menyetujui usulan Akuntan Publik yang diajukan oleh komite audit;
7. melakukan rapat paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan
BADAN PELAKSANA
1. melaksanakan kegiatan operasional yang mandiri dalam pengelolaan aset, keuangan, dan kegiatan usaha;
2. menyelenggarakan tata kelola, manajemen risiko, dan sistem pengendalian intern yang efektif;
3. mewakili Bank Tanah di dalam dan di luar pengadilan; dan
4. tugas lain yang diberikan oleh Komite Bank Tanah.
Penyelenggaraan Bank Tanah
Kerjasama dilakukan dengan
1. Pemerintah
Penyelenggaraan Kegiatan 2. Lembaga Negara
Dalam menyelenggarakan kegiatan, 3. Badan Usaha Milik Negara
Bank Tanah dapat: (BUMN)
1. menjalankan sendiri kegiatan 4. Badan Usaha Milik Daerah Pembatalan Kerjasama
perencanaan, perolehan, pengadaan, (BUMD)
pengelolaan, pemanfaatan dan
5. Badan Usaha Milik Desa 1. Apabila pihak lain tidak memanfaatkan tanah
pendistribusian tanah
2. bekerja sama dengan pihak lain (BUMDes) sesuai perjanjian maka Kepala Bank Tanah dapat
mengajukan pembatalan terhadap perjanjian kerja
melalui kegiatan perolehan, 6. badan usaha sama pemanfaatan tanah.
2. Kepala Bank Tanah dapat menghentikan atau
pengadaan, pengelolaan, 7. badan hukum milik negara membatalkan kerja sama secara sepihak apabila
tanah dialihkan, mengalami kerusakan, tidak
pemanfaatan dan pendistribusian 8. badan hukum swasta dimanfaatkan untuk kepentingan umum/strategis
tanah. 9. Masyarakat nasional atau mengalami hal lainnya yang
bertentangan dengan kesepakatan kerja sama.
10. Koperasi 3. Penghentian atau pembatalan kerja sama secara
sepihak tidak menyebabkan Hak Tanggungan
11. pihak lain yang sah. batal.
4. Penghentian atau pembatalan kerja sama
didahului dengan teguran tertulis dari Kepala Bank
Tanah, paling banyak 2 (dua) kali.