Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN

STRATEGI DAN PROGRAM


PEMBANGUNAN NASIONAL
BIDANG PERUMAHAN

Disampaikan oleh
Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Perumahan

Tangerang | 15 Desember 2020


01
CAPAIAN BIDANG PERUMAHAN
TAHUN 2015 - 2019
Kondisi Umum Renstra 2015-2019
KEBIJAKAN
2015-2019 CAPAIAN RENSTRA 2015-2019

HAMBATAN PENCAPAIAN
TARGET RENSTRA 2015-2019


memperluas akses terhadap tempat Permasalahan teknis: Lahan,
tinggal yang layak yang dilengkapi Perizinan, Basis Data, Regulasi
dengan sarana dan prasarana dan utilitas
yang memadai untuk seluruh kelompok Delivery system kebijakan
masyarakat secara berkeadilan, melalui dan kelembagaan yang
pengembangan multi-sistem penyediaan kurang efektif
perumahan secara utuh dan seimbang,
meliputi (1) Pengendalian Perumahan Penyusunan target yang
Komersial, (2) Penguatan Perumahan terlalu optimis
Umum & Rumah Susun,
(3)Pemberdayaan Perumahan Swadaya,

dan (4)Fasilitas Perumahan Khusus.

CAPAIAN PROGRAM
TARGET RENSTRA 2015-2019 SEJUTA RUMAH 1.257.852
(Unit Rumah) 1.132.621
TOTAL
904.758 2015-2019
Rumah Susun Rumah 805.169
Swadaya 699.770
550.000 4.800.170
unit 1.750.000
unit rumah
unit
2015 2016 2017 2018 2019

Rumah Khusus Persentase


PSU MBR
50.000 MBR
unit 676.950
unit 65% 71% 75% 70% 80%
Non MBR

3
BEBERAPA DUKUNGAN PEMERINTAH
TERHADAP PROGRAM SATU JUTA RUMAH

1. Bantuan langsung pembangunan hunian (rumah swadaya,


rumah khusus, rumah susun)
2. Bantuan pembiayaan KPR (FLPP, SSB, bantuan uang muka)
3. Kebijakan Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat)
Sisi Demand 4. Insentif perpajakan untuk konsumen
5. Kemudahan Sertifikasi di BPN

1. Kebijakan Ekonomi Paket XIII: Kemudahan Perizinan


Pembangunan Perumahan MBR, ditindaklanjuti Sisi Supply
dengan Penerbitan PP 64/2016
2. Bantuan pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas
(PSU)
3. Pemanfaatan tanah pemerintah/BUMN
4. Insentif perpajakan untuk Pengembang

4
STRATEGI MENDORONG PSR

PENGUATAN PASOKAN LAHAN UNTUK


PERUMAHAN
PENYEDERHANAAN DAN KEMUDAHAN Pencadangan Lahan (Land Bank), Konsolidasi Tanah,
PERIZINAN DAN NON PERIZINAN Pemanfaatan Aset Tanah Negara/ Pemerintah, dan
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MBR Alokasi Lahan Perumahan dalam RTRW
Penghapusan, Penggabungan,
Percepatan dan Kemudahan Perizinan
dan Non Perizinan

PROGRAM PENYEDIAAN DAN SISTEM


PEMBIAYAAN PERUMAHAN DUKUNGAN KEBIJAKAN DAN REGULASI
Rumah Susun Sewa, Rumah Khusus, Rumah Hunian Berimbang, PP Perumnas, Rumah Bebas
Swadaya (PK&PB), PSU Perumahan, KPR FLPP, PPN, Pembiayaan Sekunder Perumahan, Program
SSB, SBUM, dan BP2BT Subsidi KPR, dan jaminan bebas asuransi untuk
rumah bersubsidi

5
KENDALA DAN UPAYA PELAKSANAAN PSR

Belum optimalnya pelaksanaan


regulasi dan kewenangan di daerah
Upaya:
1. Menyusun regulasi dan deregulasi kebijakan yang
mendukung percepatan PSR Kualitas bangunan yang
2. Melakukan pendampingan penyusunan / revisi Belum memenuhi
peraturan kepala daerah tentang percepatan / persyaratan layak huni
penyederhanaan perizinan; Upaya:
3. Percepatan RPP Konkuren dan memperkuat Revisi Kepmen Kimpraswil 403/
nomenklatur program daerah untuk perumahan, KPTS/M/ 2002 tentang
serta 11 indikator sinkronisasi program pusat - daerah Pedoman Teknis
Pembangunan Rumah
Sejahtera Sehat

Terbatasnya akses masyarakat


untuk membeli rumah
Upaya:
1. Bantuan subsidi pembiayaan perumahan berupa FLPP, SSB,
SBUM, dan BP2BT
2. Mendorong skema pembiayaan kreatif seperti: Tingginya harga lahan
‐ Kredit Mikro Upaya:
‐ BP2BT dan Tapera 1. Pemetaan lahan potensial untuk
‐ Kemitraan dan partisipasi masyarakat pembangunan perumahan
3. Kolaborasi stakeholder pembangunan perumahan berbasis 2. Penyusunan RP3KP di daerah
komunitas

6
02
RENSTRA DITJEN PERUMAHAN 2020-2024
PERUBAHAN INDIKATOR RLH BERDASARKAN TARGET SDGs 2030

Pergeseran target dan indikator dari backlog menjadi target SDGs,


yaitu akses terhadap rumah yang adequate, safe, and affordable

INDIKATOR UTAMA INDIKATOR TAMBAHAN

Proporsi rumah tangga yang mampu mengakses


dan tinggal di rumah layak, berdasarkan:
Permukiman kumuh

“Backlog” Perumahan
Ketahanan Konstruksi Akses Air Minum

Keamanan bermukim
(lahan)

Akses Sanitasi Luas per Kapita

Sumber: Bappenas, Januari 2019

8
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN PADA
RPJMN 2020 – 2024
TARGET RPJMN BIDANG PERUMAHAN 2020-2024
Meningkatkan Jumlah Rumah Tangga Target Rumah Tangga ARAH KEBIJAKAN
yang Menghuni Rumah Layak Tahun 2024
100
90
100
90
Rumah tangga Meningkatkan akses masyarakat
eksisting 7,8 juta
80
70
60
80
70
60
secara bertahap terhadap
50
40
50
40
Pertumbuhan perumahan dan permukiman layak,
30
20
30
20
rumah tangga aman dan terjangkau untuk
10 10 baru 3,2 juta mewujudkan kota yang inklusif dan
0 0

11 JUTA RUMAH TANGGA layak huni


56,51% 70%
Sumber: Bappenas, 2020

DEMAND SIDE SUPPLY SIDE ENABLING ENVIRONMENT


1. Pemantapan sistem pembiayaan primer dan 1. Peningkatan penyediaan perumahan yang sesuai 1. Penguatan implementasi standar keandalan dan
sekunder perumahan, termasuk optimalisasi dengan tata ruang dan terpadu dengan layanan tertib bangunan, kemudahan perizinan dan
pemanfaatan sumber pembiayaan jangka infrastruktur dasar permukiman, termasuk sistem administrasi pertanahan, serta pengembangan
panjang seperti TASPEN dan BPJS transportasi publik; teknologi dan bahan bangunan murah;
Ketenagakerjaan; 2. Pengembangan sistem perumahan publik 2. Peningkatan kapasitas pemerintah/pemerintah
2. Reformasi subsidi perumahan yang lebih berbasis rumah susun di perkotaan; daerah, masyarakat dan dunia usaha
efisien dan tepat sasaran; dalam penyediaan perumahan;
3. Peremajaan kota secara inklusif dan konsolidasi
3. Perluasan fasilitas pembiayaan perumahan tanah dalam rangka mewujudkan kota tanpa 3. Peningkatan kolaborasi antara pemerintah,
terutama bagi masyarakat berpenghasilan permukiman kumuh; pemerintah daerah, masyarakat dan dunia
tidak tetap dan membangun rumahnya secara usaha dalam penyediaan perumahan;
4. Pemanfaatan tanah milik negara/BUMN untuk
swadaya; mendukung penyediaan perumahan bagi 4. Pengembangan sistem insentif dan disinsentif
4. Pengembangan layanan BP Tapera masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah; dalam penyediaan perumahan;
untuk memperluas akses 5. Pengembangan peran dunia usaha
pembiayaan perumahan. 5. Pengembangan badan layanan
termasuk BUMN/BUMD dalam umum perumahan nasional
penyediaan perumahan, yaitu dan daerah.
Perumnas, PT. SMF, dan BTN.

9
MAJOR PROJECT BIDANG PERUMAHAN
1 JUTA PUBLIC HOUSING

MANFAAT PROYEK
INDIKASI PENDANAAN
1. Meningkatnya akses masyarakat
380 T terhadap perumahan layak, aman
(tidak termasuk tanah) dan terjangkau untuk sejuta rumah
tangga perkotaan dan menangani
permukiman kumuh;
2. Terbentuknya sistem perumahan
publik yang profesional di
metropolitan (lintas kab/kota)
KETERANGAN
• Fokus di metropolitan dan
Kawasan Industri/KEK
• PELAKSANA
Pengembangan skala besar
MAJOR PROJECT
• Dibiayai dari APBN, APBD,
Pengembang,SBSN, KPBU 1 JUTA PUBLIC HOUSING a.l Kemen PUPR, Pemda, Badan
Usaha (BUMN/Swasta), Masyarakat
• Berupa rusun sewa (500 rb unit)
dan rusun milik (500 rb unit) Sumber: RPJMN 2020-2024
• Subsidi dan non-subsidi
• Dikelola oleh Estate Manager SYARAT PRA-PEMBANGUNAN
yang profesional

Ketersediaan Kepastian Kemudahan Mekanisme Skema Badan


Lahan Hukum Perizinan KPBU Pengelolaan Pengelola
Public Housing

10
SEGMENTASI INTERVENSI PEMERINTAH Sumber: Konsep DJPI, 2020

TINGKAT PENDAPATAN BENTUK INTERVENSI


MBM & MBA
DESIL 10 >12,7 Juta/bulan
• KPR Komersial
• Fasilitas likuiditas KPR FLPP oleh PT SMF
DESIL 9 8,1 – 12,7 Juta/bulan

MBR Fixed Income


DESIL 8 6,2 – 8,1 Juta/bulan • Tabungan Perumahan Rakyat/Tapera
• KPR FLPP & SSB
• Fasilitas likuiditas KPR FLPP oleh PT SMF
DESIL 7 5,0 – 6,2 Juta/bulan • BP2BT

DESIL 6 4,1 – 5,0 Juta/bulan • Tabungan Perumahan • Housing Microcredit /Incremental Housing
Rakyat/Tapera + FLPP (BLU PPDPP)
(fixed income)/BP2BT • Bantuan Sarana Hunian Pendukung KSPN
DESIL 5 3,4 – 4,1 Juta/bulan (non-fixed income) • Public Housing (Rumah Susun)
MBR Non-Fixed Income
DESIL 4 2,8 – 3,4 Juta/bulan*
• Housing Microcredit (BLU PPDPP)
• Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
DESIL 3 2,2 – 2,8 Juta/bulan*
• Public Housing (Rumah Susun)

DESIL 2 1,5 – 2,2 Juta/bulan*


Miskin
DESIL 1 0 - 1,5 Juta/bulan* • Bantuan Perumahan Swadaya Sejahtera
• Social housing (Rumah Khusus)
• Public Housing (Rusunawa Murah)
Gelandangan, Pengemis, Pemulung masuk ke dalam DESIL 1
Keterangan:
* Tidak bisa menjangkau harga terendah yang ada di pasar

11
TARGET INTERVENSI LANGSUNG PEMBANGUNAN BIDANG PERUMAHAN
DALAM RPJMN 2020 – 2024 (5 JUTA UNIT)

(Pelaksana) (Unit) (tower) (Rp Juta)

Ditjen Perumahan, Kementerian PUPR* 875.000 51.081.000


Ditjen PI, Kementerian PUPR* 1.796.819 84.730.000
(termasuk Tapera dan SMF)
Kementerian Sosial 109.000 1.669.400
Kementerian Agama 2.581 119.000
Kementerian Pertahanan 13.936 6.793.000
POLRI 40 16 1.248.900
Pemerintah Daerah 583.600 121.067.500
BUMN* 727.917 48.000.000
Swasta / Dunia Usaha* 500.000 237.500.000
Masyarakat* 25.384 5.076.800

*) Dukungan Major Project

Sumber: RPJMN 2020-2024

12
TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan rumah layak huni, terutama
untuk kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

SASARAN
Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan
kebutuhan rumah layak huni melalui:

Pembangunan Pembangunan Bantuan Stimulan Bantuan


Rumah Susun Rumah Khusus Rumah Swadaya PSU

51.340 10.000 813.660 262.345


Unit Unit Unit Unit

13
KEBIJAKAN DAN STRATEGI (1/4)

KEBIJAKAN

Peningkatan akses masyarakat terhadap hunian layak melalui


penyediaan rumah layak huni secara kolaboratif

STRATEGI 1 STRATEGI 2 STRATEGI 3


Menyediakan sistem regulasi
Mengoptimalkan yang harmonis, memanfaatkan Mempercepat penyediaan
penyediaan rumah layak teknologi, dan meningkatkan rumah layak huni melalui
huni dengan melanjutkan koordinasi untuk mendukung implementasi skema
Program Sejuta Rumah kolaborasi antar stakeholder penyediaan perumahan
dalam rangka memperkuat yang inovatif
Program Sejuta Rumah

14
KEBIJAKAN DAN STRATEGI (2/4)
STRATEGI 1

Mengoptimalkan penyediaan rumah layak huni dengan


melanjutkan Program Sejuta Rumah

Pembangunan rumah susun, terutama untuk Dukungan pengembangan perumahan


UPAYA MBR dan ASN, serta untuk mendukung swadaya bagi MBR, terutama dalam
pengembangan perkotaan (termasuk TOD rangka mengurangi jumlah rumah tidak
dan Public Housing), kawasan industri layak huni, dukungan penanganan
(KI/KEK), Ibu Kota Negara (IKN), dan Kawasan kawasan kumuh perkotaan, serta
pertumbuhan ekonomi lainnya, serta fungsi dukungan pengembangan fungsi
pendidikan strategis lainnya.

Pembangunan rumah khusus terutama bagi Bantuan PSU untuk mendukung


masyarakat terdampak bencana dan program pembangunan perumahan bagi MBR,
pembangunan pemerintah, masyarakat di termasuk perumahan skala besar bagi
perbatasan/tertinggal/terluar, dan kebutuhan MBR dan perumahan yang
khusus lainnya mendapatkan subsidi pembitaan
perumahan serta
perumahan yang dibangun
berbasis komunitas

15
KEBIJAKAN DAN STRATEGI (3/4)
STRATEGI 2

Menyediakan sistem regulasi yang harmonis, mengoptimallkan pemanfaatan


teknologi, dan meningkatkan koordinasi untuk mendukung kolaborasi antar
UPAYA stakeholder dalam rangka memperkuat Program Sejuta Rumah

1 Pemanfaatan tanah BMN/BMD/BUMN/BUMD dan


penerapan pendekatan land banking untuk mendukung
Pemanfaatan inovasi teknologi konstruksi
pengembangan perumahan MBR dan millennials perkotaan
dan material untuk mendukung percepatan

2 Peningkatan Kolaborasi pemerintah, pemda, dunia usaha,


penyediaan perumahan bagi MBR
6
masyarakat, dan pemangku kebijakan lainnya dalam
penyediaan perumahan Peningkatan kapasitas stakeholder melalui
pembinaan dan dukungan kebijakan
7
3 Pendampingan pemda untuk percepatan implementasi
kebijakan kemudahan perizinan pembangunan perumahan
Peningkatan kompetensi dan profesionalisme
Penyusunan dan harmonisasi regulasi bidang perumahan, sumber daya manusia bidang perumahan
4 serta perumusan kebijakan dan strategi nasional jangka 8
panjang bidang perumahan.
Perlindungan konsumen dan pengembang
perumahan
5 Penguatan implementasi standar keamanan dan kesehatan 9
bangunan

16
KEBIJAKAN DAN STRATEGI (4/4)
STRATEGI 3

Mempercepat penyediaan rumah layak huni melalui implementasi skema penyediaan


perumahan yang inovatif

UPAYA
Pengoptimalan potensi masyarakat serta
1 Dukungan pengembangan perumahan skala besar
pemanfaatan skema pembiayaan alternative (kredit 4
dengan pendekatan hunian berimbang
mikro perumahan dan skema lainnya) untuk
mendukung pengembangan perumahan berbasis
2 Dukungan pengintegrasian hunian vertikal untuk
komunitas/kelompok masyarakat dan perumahan
MBR dengan simpul transportasi umum/TOD
swadaya bagi MBR.

3 Dukungan pengembangan sistem rumah umum Pembentukan balai perumahan di tingkat provinsi 5
(public housing) melalui perumusan regulasi,
pembentukan kelembagaan perumahan (Badan
Layanan Umum) nasional dan daerah, serta Pengembangan klinik perumahan di tingkat provinsi 6
pengintegrasian dengan rumah sewa (rental
housing), terutama pada 5 kawasan metropolitan Pengembangan sistem housing career 7

17
03
DUKUNGAN PELAKSANAAN TUGAS PEMDA
DI BIDANG PERUMAHAN
MENYUSUN BASIS DATA Penyusunan Basis Data Perumahan dilaksanakan
secara hierarkis mulai dari tingkat kabupaten/kota,
PERUMAHAN provinsi, dan nasional (UU 1/2011 tentang PKP. Ps 15,
16, 17)

Basis Data Penyediaan Perumahan


INPUTING
DATA SEKTORAL KAB/KOTA 1 gabungan data demand, data supply, data gap, data sebaran pembangunan rumah, data profil
perumahan, data program penyediaan perumahan
Bersumber dari basis data kabupaten/kota bidang
perumahan dan kawasan permukiman (PKP)

Basis Data Perumahan Kewilayahan


ANALISIS DAN INTEGRASI DATA 2 data sektor perumahan per kabupaten/kota yang diperoleh melalui forum antar stakeholder
perumahan
DI PROVINSI
Evaluasi dan pemilahan data berdasarkan struktur
basis data bidang PKP serta mengkompilasi data Basis Data Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
yang bersumber dari instansi lainnya
3 data BNBA RTLH untuk usulan bantuan (program BSPS), melalui MoU dengan Kemensos
(TNP2K) dan diolah oleh Direktorat Rumah Swadaya

INTEGRASI DATA SISTEM


Sesuai kesepakatan, melalui sistem informasi PKP
yang dibangun oleh Disperakim dilakukan integrasi
dengan Single Data System di Diskominfo Provinsi Basis Data Backlog Kepemilikan dan Backlog Penghunian
(system to system)
4 data BNBA backlog perumahan untuk data perencanaan, melalui MoU dengan BPS dan BKKBN

AKSES SINGLE DATA SYSTEM


Data dapat di akses oleh instansi terkait sesuai Basis Data Geospatial
dengan kebutuhan (G to G)
5 data sebaran koordinat penyediaan rusun dan rusus

AKSES OPEN DATA OLEH Basis Data Program Sejuta Rumah


MASYARAKAT 6 data pembangunan rumah baru oleh seluruh stakeholder perumahan (pusat (K/L), pemda,
pengembang, masyarakat)

19
MENINGKATKAN PERAN POKJA DAN FORUM PKP DI DAERAH
Penyelenggaraan PKP yang dilakukan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah perlu
melibatkan peran masyarakat. Peran masyarakat
dilakukan dengan membentuk Forum
Pengembangan Perumahan
dan Kawasan Permukiman
(UU 1/2011 pasal 131 ayat 1 & 3)

Pokja PKP membentuk Forum PKP dan


menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti rapat
koordinasi bersama Forum PKP agar terjalin
koordinasi yang baik dan sinergi di lapangan

POKJA PKP MURNI HANYA BERISIKAN


UNSUR K/L atau OPD:
• Pokja PKP Pusat berisikan K/L di tingkat pusat
yang membidangi/terkait bidang PKP

K/L
• Pokja PKP Provinsi berisikan OPD provinsi yang
OPD
membidangi/terkait bidang PKP
POKJA PKP • Pokja PKP Kab/Kota berisikan OPD kab/kota
membidangi/terkait bidang PKP

Sumber: Peraturan Menteri PUPR No. 12 Tahun 2020 tentang Peran


Masyarakat dalam Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman

20
MENYUSUN RP3KP
LANDASAN HUKUM UU 1/2011 PP 14/2016

1 Tools bagi pemda untuk mengatur dan mengarahkan pembangunan dan pengembangan
URGENSI PKP
Acuan bagi seluruh pelaku pembangunan dalam mendukung
program-program pembangunan dan pengembangan PKP di
daerah
2 Memberikan kepastian hukum bagi setiap orang agar dapat memiliki dan
Memberikan menghuni tempat tinggal yang layak beserta PSU nya dalam suatu lingkungan
Kepastian Bermukim
hunian

Penyediaan lahan PKP Penyediaan rumah layak


Menjawab huni dan terjangkau dalam
Tantangan Keterpaduan PSU lingkungan yang sehat
RP3KP
sebagai
grand desain Menyelesaikan
perencanaan
MANFAAT Masalah
4
bidang PKP di Backlog RTLH PKP Kumuh PKP Liar PSU PKP
Prov/Kab/Kota Mengembangkan LH skala besar dengan KASIBA dan LH bukan skala
Menjawab Kebutuhan
Rumah dan LH besar dengan PSU
Pemenuhan kebutuhan rumah
Menerapkan Mewujudkan pembangunan perumahan dengan menerapkan ketentuan
Hunian Berimbang hunian berimbang

3
Merupakan rencana sektor PKP di daerah
KEDUDUKAN

5 Merupakan bagian yang terintegrasi dengan rencana pembangunan prov/kab/k


JENIS PRODUK
Merupakan program pemanfaatan ruang kawasan permukiman dalam rangka
RP3KP RP3KP RP3KP perwujudan struktur dan pola ruang
PROVINSI KABUPATEN KOTA

21
MENDORONG PERAN PEMDA DALAM PENYEDIAAN
PERUMAHAN MBR

UU No. 1/2011 vs UU N. 23/2014 UU Cipta Kerja


Pembatasan Kewenangan Penyediaan Amanat Pembentukan Badan Percepatan
Perumahan bagi MBR Penyelenggaraan Perumahan (BP3)

Kepmendagri No. 050-3708 Tahun 2020 Rancangan Peraturan Presiden


(Pemutahiran dari Permendagri No. 90/2019) (Proses Pembahasan Antar K/L di Kemenko Perekon )

• Pembentukan BLUD atau BUMD Tujuan


(dilakukan oleh Setda) mempercepat penyediaan Rumah Umum, dan
menjamin bahwa Rumah Umum hanya dimiliki
• Pengadaan tanah untuk kepentingan
dan dihuni oleh MBR
umum (dilakukan oleh Kantor
ATR/BPN), atau PMD kepada Kerja sama dengan K/L/Pemda untuk
BLUD/BUMD untuk membeli tanah penyediaan Rumah bagi MBR
untuk pembangunan rumah 1. Pengelolaan dana konversi dari
umum/rumah sederhana pengembang
• Pembinaan kepada BLUD/BUMD untuk 2. Perolehan dana konversi melalui mekanisme
perijinan
penyelenggaraan rumah umum/rumah
3. Pemanfaatan dan pengelolaan aset
sederhana
pemerintah
22
PERAN PEMDA DALAM MEKANISME PEROLEHAN DANA KONVERSI
HUNIAN BERIMBANG

3
2 BP3

1
PENGEMBANG 4 PEMDA

Keterangan:
1. Pengembang mengajukan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) untuk rumah mewah/
menengah. Pemda mengarahkan pengembang yang pilih bayar dana konversi kepada BP3
2. Pengembang membayarkan dana konversi hunian berimbang kepada BP3 (Pengembang
tidak melakukan pembangunan rumah sederhana)
3. BP3 mengirimkan notifikasi bukti bayar dana konversi kepada Pemda dan Pengembang
4. Pemda menerbitkan PBG

23
MELAKSANAKAN PENGADAAN TANAH

18 JENIS PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN


UMUM
Amanat UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(UU No. 2 Tahun 2012) untuk membentuk Lembaga Bank Tanah
Penyediaan tanah untuk kepentingan umum OPTIMALISASI PERAN PEMERINTAH
termasuk penataan permukiman kumuh perkotaan
dan/atau konsolidasi tanah, serta perumahan
untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan
status sewa KEMENTERIAN ATR/BPN

DI ATAS 5 HA KOMITE BANK TANAH


Dilaksanakan sesuai tahapan Perpres No. 71 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Kepentingan Umum REGULATOR DAN
DEWAN PENGAWAS
REGULATOR ADMINISTRATOR
TATA RUANG PERTANAHAN BANK TANAH

DI BAWAH 5 HA
Dasar : Pasal 121 Perpres No. 148 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pengadaan
ATR BPN BANK TANAH
(LAND MANAGER)

Tanah Bagi Kepentingan Umum

Dapat dilaksanakan langsung oleh instansi yang


memerlukan tanah (jual beli, tukar-menukar, hibah,
bentuk lain yang disepakati).
Dalam hal tertentu/dianggap perlu, dapat dilaksanakan
dengan tahapan sebagaimana UU No. 2 Tahun 2012

Amanat UU 1/2011 Pasal 17 dan UU 2/2012

24
MENDORONG KEMUDAHAN PERIZINAN
Upaya menciptakan iklim usaha perumahan yang
kondusif untuk meningkatkan suplai perumahan,
melalui : Pemda
sebagai
AKTOR
UTAMA
Kepastian Kemudahan Kepastian
waktu persyaratan biaya

Rangkaian Regulasi
PP No. 64/2016 tentang Pembangunan Inpres No. 3/2016 tentang Penyederhanan
Perumahan MBR Perizinan Pembangunan Perumahan

PP No. 24/2018 Pelayanan Perizinan Berusaha


Terintegrasi Secara Elektronik (OSS) Permen PUPR No. 19/2018 tentang
Penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Permendagri No. 55/2017 tentang
Bangunan Gedung Melalui Pelayanan
Pelaksanaan Perizinan dan Nonperizinan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Pembangunan Perumahan Bagi Masyarakat
Elektronik
Berpenghasilan Rendah di Daerah
25
MENDORONG KEMUDAHAN PERIZINAN
SUBSTANSI PERUBAHAN PERATURAN PERIZINAN
BERDASARKAN UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
UU No.28 Tahun 2002 beserta turunannya UU No.11 Tahun 2020 dan RPP Pelaksana Cipta Kerja
Persyaratan Teknis Standar Teknis (diatur lebih rinci dalam PP)
Persyaratan Administratif Dihapus (diatur pada sektor lain)
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)
Penerbitan IMB melalui pengesahan rencana teknis Penerbitan PBG diawali dengan konsultasi dengan
dengan pertimbangan Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) pertimbangan Tim Profesi Ahli (TPA)
Kewajiban penggunaan SIMBG diatur melalui Permen Kewajiban Penerbitan PBG melalui sistem elektronik
PUPR (SIMBG) dengan standar pelayanan yang sama dan
terkontrol oleh Pemerintah Pusat

Penyelenggaraan operasional diatur lebih lanjut melalui Penyelenggaraan operasional oleh Pemda sesuai NSPK
Perda Bangunan Gedung Pemerintah Pusat (tidak lagi diamanatkan adanya Perda)
Pengaturan lebih lanjut diamanatkan ke dalam PP, Perpres, Pengaturan lebih lanjut hanya diamanatkan ke dalam PP
Permen, dan SE. (substansi teknis dari Perpres, Permen, dan SE yang
eksisting sudah diakomodir)
Tidak ada pengaturan terkait inspeksi Penguatan peran Pemerintah Daerah dalam pengawasan
melalui inspeksi penyelenggaraan bangunan gedung di
lapangan.

26
04
KESIMPULAN
1 KONDISI PERUMAHAN & TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL

45,9%
Rumah Tangga
54,1% 70%
Rumah Tangga
TARGET RPJMN
TAHUN 2020-2024
Rumah Tangga
yang menempati
rumah tidak
yang menempati yang menempati
rumah layak huni BIDANG PERUMAHAN
rumah layak huni
layak huni di Tahun 2024

Ditjen Perumahan berkontribusi dalam


meningkatkan pemenuhan kebutuhan rumah
layak huni sebanyak 875.000 Unit melalui:

Pembangunan Rumah Susun

51.340 Unit
Pembangunan Rumah Khusus
10.000 Unit
Bantuan Stimulan Rumah Swadaya
813.660 Unit
Bantuan PSU
Capaian Program Satu Juta Rumah
(unit rumah) 1.132.621
1.257.282 262.345 Unit
904.758


805.169 856.758*
TOTAL 699.770
2015-2019 Untuk mencapai target RPJMN
diperlukan kolaborasi antar
4.800.170 2015 2016 2017 2018 2019 2020
unit rumah stakeholders (Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha,


MBR dan Masyarakat)
Persentase MBR 65% 71% 75% 70% 80% 77%
Non MBR

*Status: 14 Desember 2020


PERAN PEMDA UNTUK MENGOPTIMALKAN PENYEDIAAN HUNIAN LAYAK
2 BAGI MBR PASCA PENERBITAN UU NO. 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

Peran Pemerintah Daerah


BP3 sebagai breakthrough dalam di Bidang Perumahan
mengoptimalkan suplai rumah
Dalam mendukung tugas BP3:
bagi MBR dan mamastikan
• Pemastian penerbitan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) sesuai
penerapan hunian berimbang dengan kebijakan Hunian Berimbang
dalam pembangunan perumahan • Koordinasi dalam penertiban PBG dan melakukan pemantauan
terhadap pembayaran dana konversi hunian berimbang kepada BP3
• Pengawalan kualitas bangunan dan implementasi Hunian
FUNGSI Berimbang
mempercepat penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman Dalam melaksanakan fungsi
Pasal 50 angka 13 Pasal 117A ayat (3) UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja enabling environment:
• Penyusunan Basis Data Perumahan
TUGAS
• berupaya dalam percepatan pembangunan perumahan • Peningkatan Peran Pokja dan Forum PKP
di daerah
• pengelolaan dana konversi dan pembangunan rumah
sederhana serta rumah susun umum • Penyusunan RP3KP
• koordinasi dalam proses perizinan dan pemastian • Penyediaan tanah untuk perumahan
kelayakan hunian (land banking)
• penyediaan tanah bagi perumahan • Mendorong kemudahan perizinan
• pengelolaan rusun umum dan rusun khusus, serta Dalam memberikan dukungan
memfasilitasi penghunian, pengalihan, dan pemanfaatan pembiayaan:
• pengalihan kepemilikan rumah umum • Subsidi pembiayaan perumahan
• koordinasi operasional lintas sector sesuai desil
• pengembangan hubungan kerja sama di bidang rusun • Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
Pasal 50 angka 13 Pasal 117A ayat (4) UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja untuk pembangunan perumahan
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA
Organ Bank Tanah
KOMITE BANK TANAH

▪ Anggota Komite Bank Tanah ditetapkan oleh Presiden


▪ Komite Bank Tanah terdiri dari:
1.Menteri ATR/Kepala BPN, Menteri Keuangan, Menteri PUPR
2.menteri/kepala lembaga lainnya yang ditunjuk oleh Presiden sebagai anggota

DEWAN PENGAWAS

▪ Dewan Pengawas ditetapkan oleh Komite Bank Tanah


▪ Dewan Pengawas berjumlah paling banyak 7 (tujuh) orang yang terdiri dari:
a. 1 (satu) orang sebagai Ketua merangkap anggota yang ditetapkan oleh Komite Bank
Tanah
b. 6 (enam) orang sebagai anggota.
▪ Dewan Pengawas berasal dari 4 (empat) orang unsur profesional dan 3 (tiga) orang yang
dipilih oleh Pemerintah Pusat.

BADAN PELAKSANA

▪ Badan Pelaksana ditetapkan oleh Komite Bank Tanah


▪ Terdiri dari Kepala dan Deputi
Tugas Organ Bank Tanah
KOMITE BANK TANAH
1. mengangkat dan memberhentikan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana;
2. memberikan arah kebijakan dalam pengelolaan tanah;
3. memberikan arah kebijakan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang;
4. mengevaluasi hasil kinerja dari Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana setiap tahunnya;
5. menunjuk Akuntan Publik yang diusulkan oleh Dewan Pengawas; dan
6. melakukan rapat pembahasan bersama paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun yang dihadiri paling sedikit 2
(dua) orang anggota Komite Bank Tanah.

DEWAN PENGAWAS
1. mengawasi kinerja Badan Pelaksana berdasarkan rencana kerja;
2. melakukan pengawasan berdasarkan kebijakan Komite Bank Tanah;
3. memberikan nasihat kepada Badan Pelaksana;
4. memastikan terselenggaranya tata kelola, manajemen risiko, dan sistem pengendalian intern;
5. melakukan monitoring terhadap penanganan benturan kepentingan;
6. menyetujui usulan Akuntan Publik yang diajukan oleh komite audit;
7. melakukan rapat paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

BADAN PELAKSANA
1. melaksanakan kegiatan operasional yang mandiri dalam pengelolaan aset, keuangan, dan kegiatan usaha;
2. menyelenggarakan tata kelola, manajemen risiko, dan sistem pengendalian intern yang efektif;
3. mewakili Bank Tanah di dalam dan di luar pengadilan; dan
4. tugas lain yang diberikan oleh Komite Bank Tanah.
Penyelenggaraan Bank Tanah
Kerjasama dilakukan dengan

1. Pemerintah
Penyelenggaraan Kegiatan 2. Lembaga Negara
Dalam menyelenggarakan kegiatan, 3. Badan Usaha Milik Negara
Bank Tanah dapat: (BUMN)
1. menjalankan sendiri kegiatan 4. Badan Usaha Milik Daerah Pembatalan Kerjasama
perencanaan, perolehan, pengadaan, (BUMD)
pengelolaan, pemanfaatan dan
5. Badan Usaha Milik Desa 1. Apabila pihak lain tidak memanfaatkan tanah
pendistribusian tanah
2. bekerja sama dengan pihak lain (BUMDes) sesuai perjanjian maka Kepala Bank Tanah dapat
mengajukan pembatalan terhadap perjanjian kerja
melalui kegiatan perolehan, 6. badan usaha sama pemanfaatan tanah.
2. Kepala Bank Tanah dapat menghentikan atau
pengadaan, pengelolaan, 7. badan hukum milik negara membatalkan kerja sama secara sepihak apabila
tanah dialihkan, mengalami kerusakan, tidak
pemanfaatan dan pendistribusian 8. badan hukum swasta dimanfaatkan untuk kepentingan umum/strategis
tanah. 9. Masyarakat nasional atau mengalami hal lainnya yang
bertentangan dengan kesepakatan kerja sama.
10. Koperasi 3. Penghentian atau pembatalan kerja sama secara
sepihak tidak menyebabkan Hak Tanggungan
11. pihak lain yang sah. batal.
4. Penghentian atau pembatalan kerja sama
didahului dengan teguran tertulis dari Kepala Bank
Tanah, paling banyak 2 (dua) kali.

Anda mungkin juga menyukai