Anda di halaman 1dari 23

Panduan Pencapaian Target

Pembangunan Perumahan dan


Kawasan Permukiman
Dibuat sebagai bahan fasilitasi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pokja PPAS
16 Desember 2020
KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN

SDGS Target 11.1

RPJPN 2005-2025

RPJMN TAHUN 2020-2024

Pada tahun 2030, memastikan Terpenuhinya kebutuhan Meningkatkan akses masyarakat secara
akses seluruh lapisan hunian yang dilengkapi dengan bertahap terhadap perumahan dan
masyarakat terhadap rumah prasarana dan sarana permukiman layak dan aman yang
yang layak, aman, dan pendukungnya bagi seluruh terjangkau. Strategi dilakukan melalui
terjangkau serta meningkatkan masyarakat yang didukung oleh tiga pendekatan utama,
kualitas permukiman kumuh sistem pembiayaan perumahan a) Sisi permintaan (demand side)
jangka panjang yang b) Sisi pasokan (supply side)
berkelanjutan, efisien, dan c) Enabling environment
akuntabel untuk mewujudkan
kota tanpa permukiman kumuh
.

Pencapaian kota tanpa permukiman Intervensi dari sisi peningkatan akses masyarakat
Penanganan permukiman kumuh melalui
kumuh melalui intervensi berbagai terhadap hunian layak dan aman yang terjangkau
peningkatan akses masyarakat terhadap
sektor, baik perumahan, infrastruktur, untuk mencapai Kota Tanpa Kumuh sesuai
rumah layak, aman, dan terjangkau
dan pembiayaan. amanat
2 RPJPN dan SDGs.
ARAH KEBIJAKAN SUB SEKTOR PERUMAHAN DALAM RPJMN 2020-2024

Arah Kebijakan: Meningkatkan akses masyarakat secara bertahap terhadap perumahan dan TARGET 2024
permukiman layak, aman dan terjangkau untuk mewujudkan kota yang inklusif dan layak huni
Rumah tangga yang menempati hunian
layak dan terjangkau (%)
1. Pemantapan sistem pembiayaan primer dan sekunder perumahan, termasuk optimalisasi
pemanfaatan sumber pembiayaan jangka panjang (Taspen, BPJS);
2. Reformasi subsidi perumahan yang lebih efisien dan tepat sasaran; Baseline 2019 Target 2024
Demand 3. Perluasan fasilitas pembiayaan perumahan terutama bagi masyarakat berpenghasilan tidak
tetap dan membangun rumahnya secara swadaya;
4. Pengembangan layanan Badan Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk memperluas
akses pembiayaan perumahan.
56,5 70
1. Peningkatan penyediaan perumahan yang sesuai dengan tata ruang dan terpadu dengan
layanan infrastruktur dasar permukiman, termasuk sistem transportasi publik;
2. Pengembangan sistem perumahan publik berbasis rumah susun di perkotaan;
Supply 3. Peremajaan kota secara inklusif dan konsolidasi tanah dalam rangka mewujudkan kota tanpa
permukiman kumuh;
4. Pemanfaatan tanah milik negara/BUMN untuk mendukung penyediaan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah;
5. Pengembangan peran dunia usaha termasuk BUMN/BUMD dalam penyediaan perumahan
Rasio KPR terhadap PDB (%)
(Perumnas, SMF, BTN).
1. Penguatan implementasi standar keandalan dan tertib bangunan, kemudahan perizinan dan Baseline 2019
administrasi pertanahan;
Enabling 2. Peningkatan kapasitas pemerintah/pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam 2,9
Env. penyediaan perumahan;
3. Peningkatan kolaborasi antara pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha;
Target 2024
4. Pengembangan sistem insentif dan disinsentif dalam penyediaan perumahan
5. Pengembangan badan layanan umum perumahan nasional dan daerah 4
ILUSTRASI PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

INPUT ACTIVITIES OUTPUTS OUTCOMES GOALS

Hal-hal yang menjadi Program/Kegiatan yang Keluaran yang dihasilkan dari Manfaat/Dampak/Perubahan Tujuan besar yang ingin
modal awal dalam dilaksanakan untuk mencapai program/kegiatan yang diharapkan dari dicapai
penyusunan tujuan. ▪ Unit rumah gabungan berbagai output:
program/kegiatan ▪ Kemudahan perizinan dan terbangun/ditingkatkan Jumlah rumah tangga ❑ MASYARAKAT
▪ Pendanaan administrasi pertanahan kualitasnya yang mengalami SEJAHTERA
▪ Sumber Daya ▪ Bantuan/Subsidi ▪ Layanan air minum, sanitasi peningkatan akses
▪ Regulasi ▪ Prasarana, sarana dan dsb terhadap rumah layak dan ❑ KOTA YANG
▪ Kelembagaan utilitas ▪ Jumlah kawasan kumuh aman yang terjangkau INKLUSIF DAN
▪ Data ▪ Pembangunan public tertangani LAYAK HUNI
housing/social housing ▪ Jumlah rumah tangga MBR
▪ Peningkatan kualitas rumah yang mengakses subsidi
rumah.
▪ Penanganan kumuh
▪ Dll.

Bagaimana agar efektif mencapai • Dihitung menggunakan metode perhitungan


berbasis hasil RPJMN 2020-2024.
outcomes dan goals? • Sudah dilatihkan kepada Pemerintah Daerah
• 11 provinsi sudah menetapkan targetnya.
Indikator Output dan Target RPJMN 2020-2024

1. Jumlah hunian baru layak yang terbangun melalui


869.991 Unit
fasilitasi pemerintah Key Takeaway:
2. Jumlah hunian baru layak yang terbangun melalui peran
1.253.301 Unit
masyarakat dan dunia usaha
3. Jumlah penerbitan SHM/SHGB/SHRS 40.000 Persil Indikator perlu didukung oleh
4. Jumlah rumah tangga berpendapatan rendah yang program/kegiatan, baik di tingkat pemerintah
968.654 pusat atau daerah.
menerima bantuan/subsidi pembiayaan perumahan
Rumah Tangga
berupa bantuan uang muka dan FLPP
5. Jumlah rumah tangga yang mendapatkan fasilitas 550.000
Indikator ini menjadi pegangan pemerintah
pembiayaan dari Lembaga keuangan Rumah Tangga pusat dan daerah setiap pelaksanaan Rakortek
yang dilaksanakan setiap tahun.
6. Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan
983.700 Unit
peningkatan kualitas
7. Jumlah rumah yang dilayani bantuan PSU pada
250.000 Unit
perumahan, termasuk PSU Kawasan Skala Besar
8. Jumlah kabupaten/kota yang menerbitkan izin IMB dan
SLF.
48 Kab/Kota Perlu dipastikan bahwa program/kegiatan yang
ada di pusat dan daerah mendukung secara
9. Jumlah luasan permukiman kumuh yang ditangani
secara terpadu
10.000 Ha langsung pencapaian indikator-indikator
tersebut.
10. Jumlah Kawasan di permukiman kumuh perkotaan yang
10 Kawasan
ditangani melalui peremajaan kota
LINGKUP PROGRAM PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN DALAM RPJMN 2020-2024

PEMBANGUNAN BARU Prinsip Penyusunan Program/Kegiatan


Pembangunan baru rumah dan
permukiman sebagai upaya mendorong Mendukung strategi pelaksanaan pembangunan RPJMN
supply perumahan.
2020-2024 dan juga visi misi pemerintah daerah.

Dilaksanakan dengan semangat pelaksanaan kolaboratif


multiaktor dan multisektor.

Mendukung pencapaian target/indikator pembangunan


nasional dan daerah.

Didukung oleh memorandum program yang sistematis,


PENINGKATAN KUALITAS jelas, dan terukur sampai ke strategi kolaborasi pendanaan
Perbaikan bangunan rumah serta kelembagaannya.
secara terpadu dengan
mempertimbangkan aspek-aspek
kelayakan.
Pembangunan Baru
EXPECTED PROGRAM/KEGIATAN TERKAIT PEMBANGUNAN BARU

Pemerintah daerah diharapkan dapat mendukung pelaksanaan pembangunan perumahan baru, baik yang sifatnya berupa dukungan
terhadap program pemerintah pusat (rumah susun, rumah khusus, rumah swadaya) atau yang dilaksanakan oleh badan usaha/masyarakat.

SUPPLY DEMAND
Pembiayaan Primer Kepenghunian
Penyediaan Lahan Perizinan
Penyediaan fasilitas pembiayaan Pengelolaan Kawasan dan kepenghunian:
Penyediaan lahan matang untuk Pemanfaatan instrumen perizinan dan tata
perumahan untuk MBR: • Subsidi sewa dan pemeliharaan (untuk
pembangunan perumahan MBR: ruang untuk pembangunan perumahan
• Kredit mikro perumahan rumah susun)
• Pengembangan land banking MBR:
• Subsidi kepemilikan rumah. • Pengembangan sistem kepengelolaan
• Pemanfaatan tanah terlantar, tanah • Kemudahan Perizinan bagi rumah MBR.
• Bantuan Uang Muka dan kepenghunian rumah MBR.
negara, tanah pemerintah. • Penerapan kewajiban hunian
• Pengembangan skema sewa-beli.
• Pengembangan Kasiba/Lisiba berimbang bagi pengembang.
• Pemberdayaan komunitas.
• Insentif penyediaan PSU. • Kemudahan penerbitan persetujuan
• Fasilitasi untuk sertifikasi lahan bangunan gedung.
perumahan

Bahan Bangunan Konstruksi Dasar Regulasi yang Dipertimbangkan:


• Undang-Undang 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
1. Pengembangan berbagai fasilitas Permukiman
Penerapan teknologi konstruksi/bahan • Undang-Undang 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
kemudahan konstruksi:
bangunan terjangkau untuk perumahan • Undang-Undang Cipta Kerja
• Penyediaan kredit konstruksi.
MBR: • Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
• Insentif perpajakan PPN dan BPHTB
• Pabrikasi bahan bangunan lokal • Peraturan Pemerintah Nomor 64/2019 tentang Penyelenggaraan
• Pengawasan konstruksi bangunan dan
terjangkau. Perumahan MBR.
penerbitan SLF
• Pengembangan penggunaan bahan • Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 90/2019 (Pemuktahiran).
• Fasilitasi teknis pembangunan rumah
bangunan alternatif.
swadaya.
2. Pembangunan rumah untuk korban relokasi.
BEST PRACTICE PROGRAM/KEGIATAN TERKAIT PEMBANGUNAN BARU

PROVINSI DKI JAKARTA

1 2
Mendayagunakan dana kewajiban Kewajiban
badan usaha untuk pembangunan Kompensasi kelebihan Pembangunan Rusun
KLB di Kawasan bagi sebagian
rumah MBR, meliputi:
strategis. pemegang SIPPT* di
atas 5000 m2

Kompensasi KLB merupakan kewajiban yang perlu dipenuhi oleh masyarakat (baik
Rusun Hijau Daan Mpgot
perorangan maupun badan usaha) atas pemanfaatan ruang yang melampaui KLB
dalam Ketentuan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Kewajiban pembangunan SIPPT di ats 5000 m2 dikenakan jika lahan berada di


Kawasan peruntukan permukiman. Bagi yang tidak melapor, maka dikenakan sanksi.

Hingga tahun 2019, DKI Jakarta mampu mengumpulkan 1,08Triliun (2.000 unit
Rusun Murah) dari kompensasi kelebihan KLB dan Rp440 Milyar dari pemegang
SIPT.
Kampung Susun Akuarium

*) SIPPT: Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah


BEST PRACTICE PROGRAM/KEGIATAN TERKAIT PEMBANGUNAN BARU

PROVINSI JAWA BARAT KAB. POHUWATO PROVINSI SUMATERA SELATAN

Pengembangan Sistem Public Housing Pemanfaatan lahan milik negara/pemerintah Fasilitasi Kerjasama Komunitas dan
Rusun dibangun oleh APBN, namun untuk pembangunan perumahan MBR. Dana Lembaga
penyelenggaraan lahan, sistem pembangunan bersumber dari kolaborasi agar karyawannya bisa mengakses dana
pengelolaan, dan pemberdayaan dana desa, APBN, dan APBD. FLPP, terutama MBR Pekerja Informal.
dikembangkan dengan baik oleh Misal: kerjasama dengan Grab untuk
pemerintah daerah. Melalui skema tersebut, telah dibangun 699 kredit pekerja Grab, Kemdikbud untuk
unit rumah komunal yang tersebar di 18 kredit rumah bagi guru honorer,
Rencana Top Up Subsidi Kepemilikan lokasi. komunitas pekerja pasar, dll.
Rumah (FLPP) dari APBD Pengembangan Koperasi
Subsidi FLPP dari APBD bekerjasama Penerima program akan diberikan sertifikat
hak guna bangunan untuk menjamin Dengan bantuan Kementerian Koperasi
dengan Bank Pembangunan Daerah untuk mendorong pengembangan
(BPD) sebagai penyalur untuk security of tenure
pembiayaan mikro perumahan, yang
menambah kuota FLPP di Jawa Barat. diperuntukan bagi MBR non-bankable.

Rusun Rancaekek-Jawa Barat Perumahan Komunal-Pohuwato Perumahan BPS Land-Palembang


Peningkatan Kualitas
KOMPONEN UTAMA PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Rumah Infrastruktur Dasar

Memastikan MBR memperoleh Memastikan rumah dan permukiman


rumah yang layak memenuhi seluruh dilengkapi layanan infrastruktur dasar
kriteria kelayakan. yang layak.

Pembiayaan Lahan
Pemerintah daerah diharapkan meningkatkan
akses MBR terhadap bantuan peningkatan
kualitas rumah dengan fokus penanganan Memastikan MBR dapat mengakses Memastikan security of tenure dan
fasilitas pembiayaan untuk pemanfaatan ruang yang efektif.
pada: meningkatkan kualitas rumahnya.
1. Penanganan kawasan permukiman
kumuh dan/atau penanganan berbasis
kelompok/komunitas;
Sosial-Ekonomi Rencana Tata Ruang
2. Berorientasi pada pemenuhan kelayakan
4 indikator rumah layak huni.
Mendorong adanya pemberdayaan Mendukung penegakan tata ruang
komunitas dan peningkatan kapasitas dan adanya ruang di perkotaan bagi
ekonomi. perumahan MBR.
EXPECTED PROGRAM/KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (1)
Program/Kegiatan fokus pada upaya pemugaran dan peremajaan permukiman kumuh. Hal-hal terkait relokasi/permukiman kembali sudah
termasuk di dalam program pembangunan baru.

Infrastruktur Dasar
Rumah Pembiayaan Perumahan
Kawasan

Peningkatan kualitas Rumah Tidak Layak Penyediaan dan pengembangan layanan Penyediaan fasiliitasi/bantuan/subsidi
Huni di permukiman kumuh, meliputi: infrastruktur dasar skala Kawasan/komunitas: perbaikan rumah bagi MBR, misal:
Pemugaran • Sistem drainase perumahan dan
• Perbaikan kualitas bangunan rumah • Subsidi bahan bangunan
tidak layak huni permukiman yang terintegrasi. • Dana bergulir perbaikan rumah skala
• Penyediaan akses air minum layak • Jalan lingkungan komunitas
rumah tangga • SPALD terpusat dan setempat. • Pengembangan koperasi untuk kredit
• Penyediaan akses sanitasi layak rumah • Sistem air minum perpipaan mikro perumahan.
tangga • Layanan pengangkutan dan pengelolaan
• Perbaikan luas rumah tidak layak huni. sampah.
• Penanganan kebakaran.

Skala Kecil Penyediaan dan pengembangan layanan Skala Kecil


• Peningkatan kualitas rumah tidak layak infrastruktur dasar skala Kawasan/komunitas: • Dana bergulir perbaikan rumah skala
Peremajaan huni • Sistem drainase perumahan dan komunitas
• Pembangunan baru rumah layak huni. permukiman yang terintegrasi. • Pengembangan kredit mikro perumahan.
• Penyediaan hunian sementara • Jalan lingkungan
• SPALD terpusat dan setempat. Skala Besar (Rusun)
Skala Besar (melibatkan konsolidasi tanah • Sistem air minum perpipaan • Subsidi sewa dan pemeliharaan
vertikal dalam bentuk rusun) • Layanan pengangkutan dan pengelolaan • Pengembangan skema sewa-milik
• Pembangunan Rumah/Kampung Susun sampah.
• Penyediaan hunian sementara • Penanganan kebakaran.
EXPECTED PROGRAM/KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (2)
Program/Kegiatan fokus pada upaya pemugaran dan peremajaan permukiman kumuh. Hal-hal terkait relokasi/permukiman kembali sudah
termasuk di dalam program pembangunan baru.

Lahan Sosial-Ekonomi Rencana Tata Ruang

Memastikan security of tenure, meliputi: • Pemetaan sosial dan analisis potensi


• Penetapan RDTR dan Peraturan Zonasi
• Fasilitas pra sertifikasi rumah kawasan
Pemugaran • Pengawasan terhadap kepatuhan tata
• Fasilitasi keikursertaan dalam program • Advokasi dan Pemberdayaan komunitas
ruang (RDTR dan Peraturan Zonasi)
sertiifkasi pemerintah. • Advokasi dan kampanye perilaku hidup
serta penegakan tata ruang.
bersih dan sehat serta pencegahan kumuh
• Program peningkatan ekonomi masyarakat

Skala Kecil:
Pelaksanaan konsolidasi tanah, dengan: • Penetapan RDTR dan Peraturan Zonasi
• Pemetaan sosial dan analisis potensi
• Pelepasan hak atas tanah dan • Pengawasan terhadap kepatuhan tata
kawasan
penetapan objek KTV ruang (RDTR dan Peraturan Zonasi)
• Advokasi dan Pemberdayaan komunitas
• Program sertifikasi tanah bagi peserta serta penegakan tata ruang.
Peremajaan • Advokasi dan kampanye perilaku hidup
dan sertifikasi tanah bersama
bersih dan sehat serta pencegahan kumuh
Skala Besar:
• Program peningkatan ekonomi masyarakat
• Pelepasan hak atas tanah dan
penetapan objek KTV
• Penerbitan sertifikat
PENGALAMAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
PEMUGARAN - KAB. KOTABARU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (On-Going)

• Peningkatan kualitas
permukiman kumuh
Kondisi Saat Ini secara komprehensif
menyangkut aspek
rumah, infrastruktur
dasar, sosial-ekonomi,
dan penataan ruang.
• Dilakukan kolaborasi
pendanaan pusat-
daerah, salah satunya
DAK Terintegrasi TA
2021.

Rencana Penataan Kawasan

Kondisi Saat Ini Setelah Penanganan (Expected) Aspek Penanganan:


1. Perbaikan Rumah seluruh rumah yang tidak 4. Perbaikan tempat parkir kapal.
• 341 KK/1.319 jiwa hidup di kondisi • Masyarakat hidup di rumah layak huni
memenuhi aspek kelayakan 5. Penyediaan sarana
permukiman kumuh dengan Sebagian dan memperoleh layanan infrastruktur
2. Penyediaan akses air minum, sanitasi (air perekonomian
besar mata pencaharian adalah dasar yang memadai.
limbah, toilet, septic tank) bagi tiap rumah 6. Pengakuan Kawasan dalam tata
nelayan. • Masyarakat difasilitasi oleh sarana
tangga. ruang.
• Kondisi sanitasi, air minum, drainase, pendukung aktifitas perekonomian
3. Penataan jalan lingkungan dan jembatan
dan rumah tidak layak. seperti tempat parkir kapal, jemur ikan,
dsb.
PENGALAMAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PEREMAJAAN SKALA KOMUNITAS-KOTA SURAKARTA (ON GOING)


Warga memperoleh hak untuk hunian dengan status Hak Milik/HGB Jangka Panjang, ditambah dengan dukungan untuk community
development, agar ke depannya mampu menempati rumah milik sendiri.

● 584 KK tinggal di lahan illegal milik pemerintah daerah (HP16) di


SEBELUM

bantaran sungai selama lebih dari 20 tahun


Selain Surakarta, terdapat 10
● Kondisi hunian tidak layak huni dari segi ketahanan bangunan, air
kab/kota lainnya yang sedang
minum, dan sanitasi. melaksanakan hal serupa,
● Aset bangunan dimiliki masyarakat. dengan dukungan DAK
Terintegrasi TA 2021, yaitu:
1. Kab. Kotabaru
● Pemerintah daerah menghibahkan lahan HP 16, seluas 5,36 Ha 2. Kota Ternate
kepada Warga Terdampak Program (WTP), masing-masing 6,7 x 6 Kondisi Rumah Eksisting 3. Kota Tual
SESUDAH

m2/KK. 4. Kab. Kendal


● WTP diberikan: 5. Kab. Tangerang
6. Kota Kediri
a. Hibah tanah dari pemerintah daerah dan bantuan
7. Kab. Pemalang
pembangunan kembali rumah dari pemerintah, atau 8. Kota Langsa
b. Dibangunkan rumah melalui pendanaan DAK Integrasi dengan 9. Kota Bontang
hak milik atau sewa jangka panjang 10. Kota Bitung
DANA

Pemerintah Daerah, Kementerian PUPR, dan DAK


Terintegrasi Tahun 2021
Rencana Kawasan

1
16
6
Persepsi Pemprov terhadap
Program/Kegiatan PKP
Berdasarkan kuesioner yang diisi oleh pemerintah provinsi
Jumlah Responden
Status per 15 Desember 2020 pukul 10.47

18 provinsi telah mengisi, dengan total 26 ragam jawaban.


Provinsi Responden
1. Sumatera Selatan Responden OPD
2. Kepulauan Riau
3. Bengkulu
4. Riau Bappeda/Balitbang 9
5. Lampung
6. Jambi
7. Kalimantan Utara Dinas PUPR/PKP 14
8. Kalimantan Barat
9. Kalimantan Timur
10. Kalimantan Selatan
11. Jawa Barat Dinas Kesehatan 1
12. Banten
13. Jawa Tengah
14. Maluku Setda 1
15. Sulawesi Tenggara
16. Sulawesi Barat
17. Nusa Tenggara Timur
18. Maluku Utara Dinas PMD 1
Penyediaan Lahan
Status per 15 Desember 2020 pukul 10.47
Rekapitulasi Jawaban (%)
Pra sertifikasi 23.1 42.3 23.1 11.5

Kasiba Lisiba 15.4 42.3 34.6 7.7

Pengadaan Tanah 3.8 19.2 26.9 46.2 3.8

Pendayugunaan tanah wakaf 3.8 30.8 34.6 26.9 3.8

Pemanfaatan tanah/barang milik negara 3.8 46.2 34.6 15.4

Pendayagunaan tanah terlantar 19.2 34.6 30.8 15.4

Konsolidasi Tanah 3.8 19.2 50 26.9

Land Banking 3.8 34.6 34.6 26.9

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Sulit Sulit Mungkin Dapat Dilaksanakan Sangat Dapat Dilaksanakan

• Land Banking dan pendayagunaan tanah wakaf merupakan pola penyediaan lahan yang dinilai paling sulit dilaksanakan.
• Pengadaan Tanah, pemanfaatan tanah BMN/BMD, dan Pendayagunaan Tanah Terlantar dinilai paling dapat dilaksanakan.
• Provinsi Banten, Kalimantan Timur, Lampung, dan Jawa Barat paling banyak memberikan jawaban 1-2 (sangat sulit-sulit dilaksanakan) di
setiap pertanyaan
• Sulawesi Barat menjadi provinsi yang paling banyak menjawab kategori 5 (sangat mungkin dilaksanakan) dalam setiap pertanyaan terkait
penyediaan lahan.
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Status per 15 Desember 2020 pukul 10.47
Rekapitulasi Jawaban (%)
Penegakan RDTR 7.7 11.5 38.5 42.3
Peningkatan ekonomi masyarakat 7.7 26.9 53.8 11.5
Kampanye PHBS 3.8 19.2 50 26.9
Pembentukan dan Pendampingan KSM 3.8 26.9 57.7 11.5
Pemberdayaan Komunitas 7.7 46.2 38.5 7.7
Pengurangan resiko kebakaran 3.8 46.2 42.3 7.7
Pelayanan Persampahan 3.8 30.8 53.8 11.5
Air Minum di Permukiman Kumuh 7.7 23.1 50 19.2
SPALD permukiman kumuh 3.8 23.1 38.5 34.6
Jalan Lingkungan Permukiman Kumuh 3.8 15.4 69.2 11.5
Drainase Permukiman Kumuh 15.4 30.8 53.8
Pembangunan Rumah Baru 3.8 7.7 42.3 34.6 11.5
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Sulit Sulit Mungkin Dapat Dilaksanakan Sangat Dapat Dilaksanakan

• Pencegahan kumuh berupa penegakan RDTR, pemberdayaan komunitas, dan pengurangan resiko kebakaran merupakan aspek yang paling sulit dilaksanakan.
• Pembangunan jalan lingkungan merupakan aspek yang paling mudah dilaksanakan
• Kalimantan Timur merupakan provinsi yang paling banyak memberikan jawaban 2 (Sulit) dalam setiap pertanyaan.
• Kalimantan Selatan, Lampung, dan Jawa Barat merupakan provinsi yang paling banyak memberikan jawaban bahwa program penanganan kumuh dapat
dilaksanakan (kategori 4-5).
Pengembangan Pendanaan dan Sistem Pembiayaan
Status per 15 Desember 2020 pukul 10.47

Rekapitulasi Jawaban (%)


Dana bergulir perbaikan rumah skala komunitas 34.6 42.3 15.4 7.7

Subsidi sewa 3.8 15.4 42.3 30.8 7.7

Pengembangan skema sewa-beli untuk rumah susun 19.2 46.2 26.9 7.7

Subsidi kepemilikan rumah 3.8 23.1 42.3 26.9 3.8

Bantuan Uang Muka 7.7 15.4 50 23.1 3.8

Fasilitasi akses pembiayaan bagi masyarakat pekerja informal 23.1 38.5 34.6 3.8

Pengembangan kredit mikro perumahan 3.8 15.4 30.8 50 0

Subsidi bahan bangunan 7.7 19.2 26.9 46.2 0

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Sulit Sulit Mungkin Dapat Dilaksanakan Sangat Dapat Dilaksanakan

• Kredit mikro perumahan merupakan program yang dianggap paling mungkin dilaksanakan di pemerintah daerah.
• Dana bergulir perbaikan rumah skala komunitas dan pemberian subsidi merupakan program yang dianggap paling sulit dilaksanakan.
• Provinsi Riau, Sulawesi Barat, Jawa Barat, dan Jawa Tengah merupakan provinsi yang menjawab pengembangan pendanaan dan system pembiayaan
merupakan program yang dapat dilaksanakan.
• Provinsi Kalimantan Timur, Bengkulu, dan Maluku Utara merupakan pemerintah provinsi yang paling banyak menilai bahwa pembiayaan perumahan
merupakan hal yang sulit dilakukan.
Pembangunan Baru dan Peningkatan Kualitas Rumah
Status per 15 Desember 2020 pukul 10.47

Rekapitulasi Jawaban (%)


Insentif Pajak 19.2 46.2 34.6

Kredit Konstruksi 19.2 42.3 34.6 3.8

Penerbitan SLF 3.8 11.5 46.2 34.6 3.8

Peningkatan Kualitas RTLH 7.7 7.7 53.8 30.8

Pengawasan Konstruksi 3.8 15.4 11.5 61.5 7.7

Pendampingan Teknis Rumah Swadaya 7.7 7.7 69.2 15.4

Penerapan teknologi bahan bangunan alternatif 23.1 38.5 30.8 7.7

Pabrikasi Bahan Bangunan 15.4 42.3 34.6 7.7

Hunian Berimbang 7.7 26.9 53.8 11.5

Kemudahan Perizinan 11.5 23.1 46.2 19.2

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Sulit Sulit Mungkin Dapat Dilaksanakan Sangat Dapat Dilaksanakan

• Pendampingan teknis perumahan swadaya dan pengawasan konstruksi merupakan program yang dinilai paling mungkin dilaksanakan.
• Penerapan teknologi bahan bangunan alternatif, insentif pajak, dan kredit konstruksi merupakan program yang dinilai paling sulit dilaksanakan.
• Provinsi Maluku Utara, Kalimantan Timur, dan Maluku merupakan provinsi yang paling banyak memilih kategori jawaban sulit dalam aspek ini.
• Kalimantan Timur, NTT, Riau, Maluku, Kalimantan Utara, Jawa Tengah, Bengkulu dan Sulawesi Barat merupakan provinsi dengan mayoritas jawaban
mungkin-sangat mungkin dilaksanakan dalam setiap pertanyaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai