UUD 1945
Pasal 28 H
Permen PUPR PermenPU 03/2013 PermenPU 19/2012 PermenLHK PermenLHK 38/2019 PermenLHK 59/2016 PermenPUPR
tentang tentang 68/2016 tentang Jenis Rencana tentang 29/PRT/M/2018
Peraturan 04/2017
tentang
Penyelenggaraan Pedoman Penataan tentang Usaha Dan/Atau Baku Mutu Lindi bagi Standar Teknis Standar
Prasarana dan Sarana
Menteri Penyelenggaraan Persampahan dalam
Ruang Kawasan
Sekitar Tempat
Baku Mutu Air
Limbah
Kegiatan Yang Wajib
Memiliki Analisis
Usaha dan/atau Kegiatan
Tempat Pemrosesan
Pelayanan Minimal
Pekerjaan Umum Dan
SPALD Penanganan Sampah RT Pemrosesan Akhir Domestik Mengenai Dampak Akhir Sampah Perumahan Rakyat
dan Sampah Sejenis RT Sampah Lingkungan Hidup
AMANAT PENGELOLAAN SANITASI DALAM SDG’S 2030
MENJAMIN KETERSEDIAAN SERTA PENGELOLAAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG BERKELANJUTAN UNTUK
SEMUA
Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihanyang memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di
6.2 tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat rentan
MENJADIKAN KOTA DAN PERMUKIMAN INKLUSIF, AMAN DAN TANGGUH, DAN BERKELANJUTAN
Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk
11.6 PENANGANAN SAMPAH KOTA.
12.3 Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi produksi limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali
AMANAT PENGELOLAAN SANITASI DALAM RPJMN 2020-2024
PP NO. 2/ 2018
Petunjuk Teknis PermenPUPR No. 29/PRT/M/2018
AIR LIMBAH Rumah tangga yang masih mempraktikkan BABS di tempat terbuka (%)
DOMESTIK 0 % BABS di tempat terbuka
7,61 Target 2024
Baseline 2019
Rumah Tangga yang menempati hunian dengan akses sanitasi (air limbah domestik) layak dan aman
77,4 % Layak 90 % Layak
7,5 %Aman 15 % Aman
Baseline 2019* Target 2024
SAMPAH
80% Penanganan PERKOTAAN
59,08% Penanganan
1,55% Pengurangan 20% Pengurangan
Baseline 2016** Target 2024
DEFINISI AKSES AIR LIMBAH DOMESTIK
RPJMN (2020 – 2024) dan (WHO, 2018)
PENDEKATAN
PENANGANAN
• Skala Individual Sarana untuk Prasarana dan • Sub Sistem Pelayanan → Sub Sistem Pengolahan
Contoh : Tangki memindahkan sarana untuk pipa tinja, pipa non tinja,
Septik Individual lumpur tinja dari mengolah lumpur bak perangkap lemak, pipa • Skala Perkotaan (melayani
pengolahan tinja berupa IPLT persil, bak kontrol minimum 20.000 jiwa)
• Skala Komunal setempat ke sub • Skala Permukiman
(2-10 KK) sistem • Sub Sistem Pengumpulan → • Skala Kawasan Tertentu
Contoh : Tangki pengolahan pipa retikulasi, pipa induk, ps (melayani kawasan
Septik Komunal, lumpur tinja (truk pelengkap komersil dan rumah susun)
MCK tinja)
KONSEP PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
PERMEN PUPR NO. 03/PRT/M/2013
PENGURANGAN PENANGANAN
1 DI SUMBER 1 TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU
• Reduce (TPST)
• Reuse 2 TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA)
• Recycle
• Pengomposan
2 SKALA KAWASAN 3 PENANGANAN SAMPAH MENJADI ENERGI
• Pengomposan & Daur Ulang di fasilitas
TPS3R
• Pemanfaatan kembali di fasilitas Bank
PEMBAGIAN PERAN
PENGELOLA SANITASI
PEMBAGIAN PERAN PENANGANAN SANITASI
UU 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
Rumah Tangga
Sampah
Sarana Peralihan Sarana
Sumber Pewadahan Pengumpulan Antara Pengangkutan Pembuangan/
Timbulan TPST/ Intermediate Treatment
Facility/ Bank Sampah/Recycle Pengolahan:
Center TPA/Landfill
SAMPAH
Waste to Energy
• APBD
Sampah Sejenis
Rumah Tangga
• APBN (KLHK,
• Pembangunan :
Kemenkes, • Pembangunan TPA:
• APBD • APBD APBD, APBN (KLHK, • APBD
Kemendikbud, APBD, APBN,
• APBN (KLHK) • Masyara Kemen PUPR, Kemen • APBN swasta
Kominfo,
• Masyarakat kat ESDM, Kementan, (KLHK)
Kemendes, • OM:
• Swasta • Swasta KemenBUMN) • Pemda
Kemendagri) Pemda/Swasta
• OM: Masy/Pemda
• Masyarakat
• Swasta
• Produsen Limbah
• APBN (KLHK, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian)
15
SINKRONISASI DOKUMEN PERENCANAAN STRATEGIS KAB/KOTA
DALAM PENGANGGARAN PROGRAM SANITASI
• Penyiapan Lahan • Pembangunan Sambungan Rumah (SR) • Kampanye dan edukasi masyarakat
Pemda
Peran
• Kajian Lingkungan • Institusi Pengelola Pasca Konstruksi • Penyediaan prasarana pengangkutan dan
• Dokumen rencana teknik rinci • Biaya Operasi dan Pemeliharaan penyedotan lumpur tinja (truk/mobil tinja)
BIDANG PERSAMPAHAN
• Kajian Lingkungan • Institusi Pengelola Pasca Konstruksi • Penyediaan prasarana pengumpulan dan
• Dokumen rencana teknik rinci • Biaya Operasi dan Pemeliharaan pengangkutan (truk sampah)
KEGIATAN PEMBINAAN DIREKTORAT SANITASI
PENGAWASA
PERATURAN PEMBINAAN
N
NO KRITERIA PELAKSANA
OPERASI &
PERSIAPAN KONSTRUKSI PEMELIHARAAN
a. Pengajuan usulan sesuai dokumen
perencanaan sanitasi kab/kota a. Penyediaan anggaran Operasi dan
b. Sosialisasi dan edukasi masyarakat & Pemeliharaan
pihak terkait Penyiapan fasilitas b. Penyiapan lembaga pengelola
c. Penyiapan regulasi pendukung
c. Penyiapan Lahan (sertifikat & surat pendukung
penunjukan lahan sebagai lokasi), (Perda terkait Pengelolaan
termasuk Pematangan Lahan (jika Persampahan & Perda Retribusi Jasa
diperlukan) Umum)
d. Penyiapan jalan akses, listrik, dan air d. Penyiapan SDM, meliputi : Sertifikasi
bersih petugas & Peningkatan kompetensi
e. Penyiapan dokumen rencana rinci tenaga kerja
(DED) e. Penyiapan sarana/prasarana
f. Penyiapan Dokumen Lingkungan (UKL- pendukung (truk sampah)
UPL/ AMDAL)
TERIMA KASIH
RENSTRA
DIT. SANITASI 2020-2024
TUGAS & FUNGSI DIREKTORAT SANITASI
TUGAS
Melaksanakan penyusunan dan perumusan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, pelaksanaan kebijakan, pembinaan
dan pengawasan, pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kinerja, serta fasilitasi pemberdayaan bidang pengembangan pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan,
dan drainase lingkungan.
FUNGSI
a. penyusunan dan perumusan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan bidang pengembangan pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan
drainase lingkungan;
b. pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang pengembangan pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi bidang pengembangan pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan;
d. pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang pengembangan pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan;
e. pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja pengembangan pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan,
dan drainase lingkungan.
f. fasilitasi pemberdayaan dan pembinaan kelembagaan serta pengembangan jejaring kemitraan bidang pengembangan pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan
drainase lingkungan; dan
g. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR SANITASI
DIREKTORAT SANITASI
KASUBBAG TU
ISU & TANTANGAN BIDANG SANITASI
TEKNIS UMUM
• O&P Infrastruktur belum sesuai SOP • Terdapat Gap target dan capaian akses sanitasi
• Kualitas Dokumen Perencanaan yang belum memadai • Tantangan Pemenuhan SPM Kab/Kota
• Infrastruktur yang ada sulit memenuhi Baku Mutu Effluen Air • Pemenuhan target Sanitasi belum menjadi prioritas kab/kota
Limbah Domestik
• Terbatasnya penerapan inovasi teknologi
REGULASI
KELEMBAGAAN • Belum tersedianya Payung Hukum Nasional untuk Air Limbah
Domestik
• Kurangnya Komitmen Kepala Daerah
• Banyak kab/kota yang belum memiliki Perda yang mengatur tentang
• Sebagian besar kab/kota belum melakukan pemisahan operator &
Sanitasi
regulator
• Lemahnya penegakan hukum
• Kualitas SDM Pengelola masih rendah dan belum tersertifikasinya
• Kurangnya diseminasi NSPK Bidang Sanitasi
pelaksana pengelolaan sanitasi
• Lemahnya pembinaan operasional sarana prasarana IBM
PENDANAAN
• Terdapat GAP ketersediaan dana pembangunan sanitasi dengan kebutuhan
PERAN SERTA MASYARAKAT • Rendahnya utilisasi Dana DAK & Hibah Sanitasi
• Rendahnya kesadaran masyarakat terkait akses layak dan aman • Rendahnya alokasi Biaya O&P Bidang Sanitasi
sanitasi ditunjukkan dengan tingginya angka BABS dan BABS • Skema tarif layanan sanitasi yang belum full cost recovery
terselubung • Belum tergali & termanfaatka nya sumber pendanaan alternatif
• Belum maksimalnya penciptaan supply & demand untuk sanitasi di • Potensi kerjasama dengan swasta belum dioptimalkan
level masyarakat dan penyedia barang /jasa
MULTI ASPEK LAYANAN AIR LIMBAH DOMESTIK
• Penyediaan infrastruktur ALD
• Optimalisasi infrastruktur eksisting
• Ketersediaan regulasi
(termasuk pengaturan tariff)
• Komitmen kepala daerah
KOMUNIKASI • Penegakan hukum
• Demand creation
& ADVOKASI ASPEK TEKNIS
Aspek
Pengaturan
Sasaran Kegiatan **) Persampahan 80 % hunian dengan akses sampah terkelola baik di perkotaan
*) Capaian akses disusun dengan mempertimbangkan belanja multi stakeholder (APBN, APBD, DAK, masyarakat, dll)
**) Capaian akses hanya disusun berdasarkan belanja APBN PUPR untuk sanitasi
28
TARGET DIREKTORAT SANITASI 2020-2024 (DRAFT)
TARGET
OUTPUT KEGIATAN SATUAN
2020 2021 2022 2023 2024 TOTAL
1 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman
Jumlah kab/kota yang mendapatkan pembinaan
dan pengawasan pengembangan penyehatan Kab/
509 509 509 509 509 509
lingkungan permukiman Kota
2 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
Jumlah kepala keluarga (KK) yang mendapatkan
layanan sistem pengelolaan air limbah KK 104.000 331.000 407.000 407.000 377.000 1.626.000
3 Sistem Pengelolaan Drainase Lingkungan
Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang mendapatkan
layanan sistem pengelolaan drainase lingkungan KK 2.625 3.500 3.500 3.500 4.375 17.500
4 Sistem Pengelolaan Persampahan
Jumlah kepala keluarga (KK) yang mendapatkan
layanan sistem pengelolaan persampahan KK 411.000 684.000 1.003.000 1.003.000 994.000 4.095.000
5 Sanitasi Berbasis Masyarakat
Jumlah kepala keluarga (KK) yang mendapatkan KK
layanan sanitasi berbasis masyarakat 18.812 50.800 64.796 64.796 64.796 264.000
KEBIJAKAN & STRATEGI DIT. SANITASI (DRAFT)
Sistem layanan sanitasi berkelanjutan diwujudkan melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang
diterjemahkan menjadi 5 arah kebijakan:
• Mendorong dan menjaga komitmen kepala daerah dan pemangku kepentingan lain dalam pengarusutamaan
Pengembangan perangkat regulasi pembangunan sanitasi di daerah;
penyelenggaraan pengelolaan sanitasi • Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola sanitasi di daerah;
• Mendorong pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola sanitasi ditingkat masyarakat;
• Mengembangkan dan mengkoordinasikan mekanisme serah terima aset sarpras terbangun kepada daerah yang lebih
Penguatan kelembagaan pengelolaan efektif
sanitasi
• Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah domestik baik melalui penyediaan sarpras
SPALD setempat maupun terpusat dan persampahan khususnya pada Kabupaten/Kota Prioritas;
Peningkatan cakupan pelayanan dan • Fasilitasi pemerintah daerah dalam peningkatan utilitasi sarana prasarana terbangun;
kualitas sistem pengelolaan sanitasi • Fasilitasi penyiapan readiness criteria pada Kab/Kota Prioritas;
• Mengembangkan dan penerapan kajian inovasi teknologi;
• Optimalisasi pemanfaatan sistem informasi yang terintegrasi dengan platform database sanitasi lainnya;
Peningkatan peran masyarakat dan • Penguatan monitoring dan evaluasi implementasi keberlanjutan program sanitasi.
dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan sanitasi
• Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan, pengembangan sistem pengelolaan sanitasi;
• Mendorong perubahan perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sanitasi;
Pengembangan alternatif sumber
pembiayaan
• Mendorong peningkatan pemulihan biaya (circular economy) dalam pengelolaan sanitasi;
• Sinkronisasi pemrograman pada berbagai sumber pendanaan untuk penyelenggaraan sanitasi;
• Mendorong kerjasama pendanaan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam bidang sanitasi.
KAB/KOTA SASARAN PRIORITAS DIT. SANITASI (DRAFT)
SASARAN PRIORITASI
• Memberikan kontribusi optimal pencapaian target peningkatan akses
• Melakukan investasi dengan potensi keberlanjutan tinggi untuk menjadi model layanan,
terdapat manajemen sanitasi yang berkelanjutan
• Dukungan pusat pada daerah dengan kemampuan pendanaan rendah
KEMAMPUAN UTILISASI
KELEMBAGAAN REGULASI KOMITMEN PIMPINAN ALTERNATIF SUMBER MASYAYARAKAT INFRASTRUKTUR
DAERAH PENDANAAN MEMBAYAR TERBANGUN
STAKEHOLDER BIDANG SANITASI