Anda di halaman 1dari 40

KOMPETENSI KHUSUS

PENYELENGGARAAN SARANA DAN


PRASARANA PERSAMPAHAN
Sistem Pengelolaan Persampahan

Kertas dll

30% pengurangan
TPS 3R
Gelas dll

RESIDU
PEMILAHAN
Organik
DAN
PEWADAHAN TPST,
Bahan termasuk
SUMBER Beracun
SAMPAH Berbahaya 70% penanganan infrastruktur
WTE
Residu

TEMPAT 20%
PENAMPUNGAN
WTE (Waste to Energy), merupakan proses pengkonversian B3
pengolahan sampah menjadi energi (listrik dan panas) yang
menggunakan teknologi termal atau non termal.

 Teknologi termal termasuk: insinerasi, gasifikasi, pirolisis, TPA


dll SAMPAH
 Teknologi non termal termasuk: anaerobic digestion,
fermentasi, dan Mechanical Biological Treatment (MBT).
TPS 3R: Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recyle, berbasis masyarakat
TPST: Tempat Pengolahan Sampah Terpadu, berbasis institusi
2
Kerangka Peraturan Perundang-undangan
Bidang Persampahan UUD 1945

UU 26/2007 UU 18/2008 UU 32/2009 UU 36/2009 UU 23/2014


Undang- tentang
Penataan Ruang
tentang
Pengelolaan Sampah
tentang
Perlindungan dan
tentang
Kesehatan
tentang
Pemerintahan
Undang Pengelolaan Daerah
Lingkungan Hidup

PP 81/2012 PP 22/2021 PP PP No. PP 02/2018 PP


Peraturan tentang tentang 18/2016 54/2017 ttg tentang 28/2018
Pengelolaan Sampah Rumah Penyelenggaraan Badan Usaha Standar tentang
Pemerintah Tangga dan Sampah Sejenis PPLH
tentang
Perangkat Milik Daerah Pelayanan Kerjasama
Rumah Tangga Daerah Minimal Daerah

Perpres No.35/2018
Perpres 97/2017 Perpres 185/2014
Ttg Percepatan
tentang
Peraturan Pembangunan Instalasi tentang
Percepatan Penyediaan
Pengolah Sampah Menjadi Kebijakan dan Strategi Nasional
Presiden energi Listrik Berbasis Pengelolaan Sampah Rumah Air Minum dan Sanitasi
Teknologi Ramah Tangga dan Sampah Sejenis
Lingkungan Rumah Tangga

PermenPU PermenPU PermenLHK PermenLHK Permendagri Permendagri No. PermenLH No.


No. 12/2017 106/2017 ttg P.74/Menlhk/Setjen/Kum.1/8
Peraturan 19/2012 03/2013 04/2021 59/2016
ttg Pedoman Pedoman /2016 Ttg
tentang tentang tentang tentang
Menteri Pedoman Penataan Penyelenggaraan Daftar usaha Baku Mutu Lindi Pembentukan Nomenklatur Pedoman Nomenklatur
Ruang Kawasan Prasarana dan Sarana bagi Usaha dan Klasifikasi Perangkat Daerah Perangkat Daerah Provinsi Dan
dan/ atau yang Melaksanakan Kab/Kota Yang Melaksanakan
Sekitar Tempat Persampahan dalam dan/atau Cabang Dinas
Pemrosesan Akhir Penanganan Sampah kegiatan yang Kegiatan Tempat dan Unit Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan Bidang
Sampah RT dan Sampah wajib memiliki Pemrosesan Pelaksana Bidang Pekerjaan Lingkungan Hidup Dan Urusan
Sejenis RT AMDAL, UKL Akhir Sampah Umum dan Penataan Pemerintahan Bidang
Teknis Daerah
UPL, dan SPPL Ruang Kehutanan
3
UU 23/2014
tentang Pemerintahan Daerah

Urusan Pemerintahan

Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan


Absolut Konkuren Umum

Urusan Wajib Urusan Pilihan

Urusan Wajib Berkaitan dengan Urusan Wajib Tidak Berkaitan


Pelayanan Dasar dengan Pelayanan Dasar

Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Urusan Pemerintahan Bidang


Umum dan Penataan Ruang Lingkungan Hidup

• Perencanaan Lingkungan Hidup • Pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat


• Sumber Daya Air • Bangunan Gedung
• Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang terkait
• Air Minum • Penataan Bangunan
• Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan dengan PPLH
• Persampahan & Lingkungannya
Lingkungan Hidup • Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan
• Air Limbah • Jalan
• Keanekaragaman Hayati (Kehati) Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat
• Drainase • Jasa Konstruksi
• Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan Limbah • Penghargaan Lingkungan Hidup Untuk
• Permukiman • Penataan Ruang
Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) Masyarakat
• Pembinaan dan pengawasan terhadap izin • Pengaduan Lingkungan Hidup
lingkungan dan izin perlindungan dan • Persampahan 4
pengelolaan lingkungan hidup (PPLH)
UU 23/2014
tentang Pemerintahan Dearah

PASAL 12 AYAT (1) PASAL 18


Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan (1) Penyelenggara Pemerintahan Daerah
Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 memprioritaskan pelaksanaan Urusan
Ayat 2 meliputi: Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
a. pendidikan; Pelayanan Dasar.
b. kesehatan; (2) Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan
c. pekerjaan umum dan penataan ruang; Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman; Pelayanan Dasar berpedoman pada standar
e. ketentraman, ketertiban umum, dan pelindungan pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
masyarakat; dan Pemerintah Pusat.
f. sosial.
Lampiran UU 23/2014
Pembagian Sub Urusan Persampahan
Pemerintah Pusat Provinsi Kabupaten/Kota
Lampiran UU No. 23
Tahun 2014 menjelaskan Sub Urusan a. Penetapan pengembangan sistem Pengembangan Pengembangan sistem dan
lingkup kewenangan Persampahan pengelolaan persampahan secara sistem dan pengelolaan persampahan
Pusat dan Daerah Pada pada Urusan nasional. pengelolaan dalam Daerah
Sub Urusan Pekerjaan Umum b. Pengembangan sistem pengelolaan persampahan kabupaten/kota
Persampahan. & Penataan persampahan lintas Daerah provinsi regional.
Ruang dan sistem pengelolaan persampahan
(Lampiran C) untuk kepentingan strategis nasional.
Persampahan a. Penerbitan izin insenerator pengolah Penanganan sampah a. Pengelolaan sampah.
pada Urusan sampah menjadi energi listrik. di TPA/TPST regional b. Penerbitan izin
Lingkungan Hidup b. Penerbitan izin pemanfaatan gas pendaurulangan
(Lampiran K) metana (landfill gas) untuk energi listrik sampah/pengolahan
di tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah, pengangkutan
regional oleh pihak swasta. sampah dan pemrosesan
c. Pembinaan dan pengawasan akhir sampah yang
penanganan sampah di TPA/tempat diselenggarakan oleh
pengolahan sampah terpadu (TPST) swasta.
regional oleh pihak swasta. c. Pembinaan dan
d. Penetapan dan pengawasan tanggung pengawasan pengelolaan
jawab produsen dalam pengurangan sampah yang
sampah. diselenggarakan oleh
e. Pembinaan dan pengawasan tanggung pihak swasta
jawab produsen dalam pengurangan
sampah.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
yang meliputi: perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

UU 32/2009
tentang PASAL 2
PermenLHK Peraturan Menteri in bertujuan untuk
Perlindungan P.59/Menlhk/ memberikan acuan mengenai baku mutu

PP 22/2021 dan Pengelolaan Setjen/Kum.1/ lindi kepada:


PASAL 3 a. gubernur dalam menetapkan baku
(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang Lingkungan 7/2016
tentang mutu lindi;
berdampak penting terhadap Hidup tentang b. pejabat pemberi izin lingkungan
lingkungan wajib memiliki Amdal. Penyelenggaraan dalam penerbitan izin lingkungan;
Baku Mutu Lindi bagi
(2) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang PPLH dan
tidak termasuk dalam kriteria wajib Usaha dan/atau Kegatan c. penanggung jawab usaha dan/atau
Amdal sebagaimana dimaksud pada Tempat Pemrosesan kegiatan TPA dalam merencanakan
ayat (1) wajib memiliki UKL-UPL.
Akhir Sampah pengolahan lindi dan penyusunan
PASAL 5 AYAT (1) PermennegLH dokumen lingkungan.
Penyusunan Amdal dituangkan ke dalam
dokumen Amdal yang terdiri atas: 04/2021 PASAL 2
a. Kerangka Acuan; tentang
b. Andal; dan (1) Setiap rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang memiliki Dampak
c. RKL-RPL
Daftar usaha dan/ atau Penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal.
kegiatan yang wajib (2) Kriteria Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap
memiliki AMDAL, UKL lingkungan hidup yang wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud
(3) Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal
UPL, dan SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. jenis rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang besaran/skalanya wajib Amdal; dan/atau b.
jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang lokasi Usaha dan/atau
Kegiatan dilakukan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan
kawasan lindung
DAFTAR JENIS RENCANA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB
MEMILIKI AMDAL, UKL UPL, dan SPPL
Lampiran I (PermenLH 04/2021)

Jenis Usaha dan/ Skala/Besaran Skala/Besaran Skala/Besaran


No. No KBLI Alasan Ilmiah Khusus
atau Kegiatan AMDAL UKL UPL SPPL
42203 Pembangunan TPA apasitas ≥ 500 Kapasitas < 500 Besaran diperhitungkan berdasarkan:
19 sampah dengan sistem ton/hari ton/hari ≥10 ha a. Pembebasan lahan.
controlled ≥10.000 ton b. Daya dukung lahan.
landfill/sanitary landfill c. Tingkat kebutuhan air sehari-hari.
termasuk instalasi d. Limbah yang dihasilkan.
penunjangnya. e. Efek pembangunan terhadap lingkungan
sekitar (getaran, kebisingan, polusi udara,
dan lain-lain).
f. KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB.
Pembangunan Tempat Pembangunan Tempat Pembangunan Tempat Pembangunan Tempat
(koefisien luas bangunan)
pengolahan sampah pengolahan sampah pengolahan sampah pengolahan sampah
g. Jumlah dan jenis pohon yang mungkin
terpadu/TPST terpadu/TPST terpadu/TPST terpadu/TPST
hilang.
a. Pengolahan fisik; ≥ 500 ton/hari 50 ton/hari ≤ x < 500 < 50 ton/hari
h. Konflik sosial akibat pembebasan lahan
ton/hari
(umumnya berlokasi dekat pusat kota yang
b. Pengolahan ≥ 500 ton/hari 50 ton/hari ≤ x < 500 < 50 ton/har
memiliki kepadatan tinggi).
mekanis-biologis; ton/hari
i. Struktur bangunan bertingkat tinggi dan
basement menyebabkan masalah
c. Pengolahan ≥ 50 ton/hari < 50 ton/har -
dewatering dan gangguan tiangtiang
thermal
pancang terhadap akuifer sumber air sekitar.
j. Bangkitan pergerakan (traffic) dan
kebutuhan permukiman dari tenaga kerja
Pembangunan TPA Semua besaran yang besar.
untuk daerah pasang k. Bangkitan pergerakan dan kebutuhan parkir
surut pengunjung.
l. Produksi sampah, limbah domestik
m.Genangan/banjir lokal.
BAKU MUTU LINDI
(Lampiran PermenLHK Nomor P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016)

Kadar Paling Tinggi


Parameter
Nilai Satuan
pH 6-9 -
BOD 150 mg/l
COD 300 mg/l
TSS 100 mg/l
N Total 60 mg/l
Merkuri 0.005 mg/l
Kadmium 0.1 mg/l
UU PP Perpres PermenPU
18/2008 81/2012 97/2017 03/2013

Perpres
35/2018
UU 18/2008
tentang Pengelolaan Sampah

PASAL 2
Ruang Lingkup PASAL 3-4
a. Sampah rumah tangga
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak
Asas dan Tujuan
termasuk tinja dan sampah spesifik

b. Sampah sejenis sampah rumah tangga


berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
ASAS
Pengelolaan sampah
c. Sampah spesifik diselenggarakan
berdasarkan asas tanggung
1) Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
2) Sampah yang mengangdung limbah bahan berbahaya dan
jawab, asas berkelanjutan, TUJUAN
asas manfaat, asas
beracun Pengelolaan sampah
keadilan, asas kesadaran,
3) Sampah yang timbul akibat bencana bertujuan untuk
asas kebersamaan, asas
meningkatkan
4) Puing bongkaran bangunan keselamatan, asas
kesehatan masyarakat
5) Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau keamanan, dan asas nilai
dan kualitas lingkungan
6) Sampah yang timbul secara tidak periodik ekonomi.
serta menjadikan
sampah sebagai
sumber daya
UU 18/2008
tentang Pengelolaan Sampah

Pasal 19

Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah terdiri


atas:
a. Pengurangan Sampah; dan
b. Penanganan Sampah
UU 18/2008
tentang Pengelolaan Sampah

Pasal 20-21
Pengurangan Sampah

Pengurangan sampah; meliputi


kegiatan:
1) Pembatasan timbulan sampah Pemerintah dan pemerintahan daerah wajib
2) Pendauran ulang sampah; melakukan kegiatan terkait pengurangan sampah:
dan/atau 1) Menetapkan target pengurangan sampah
3) Pemanfaatan kembali sampah. secara bertahap dalam jangka waktu tertentu
2) Memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah
lingkungan
3) Memfasilitasi penerapan label produk yang Insentif dan Disinsentif
ramah lingkungan Pemerintah memberikan:
4) Memfasilitiasi penerapan label produk yang a. Insentif kepada setiap
ramah lingkungan orang yang melakukan
5) Memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan pengurangan sampah; dan
mendaur ulang; dan b. Disinsentif kepada setiap
6) Memfasilitasi pemasaran produk-produk daur orang yang tidak
ulang. melakukan pengurangan
sampah
UU 18/2008
tentang Pengelolaan Sampah

dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah, sesuai dengan


PEMILAHAN
jenis, jumlah dan/atau sifat sampah.

dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber


PENGUMPULAN sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan
sampah terpadu.

Pasal 22
PENANGANAN PENGANG- dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat
KUTAN penampungan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir.
SAMPAH

PENGOLAHAN
dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi dan jumlah sampah.
SAMPAH

PEMROSESAN dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil


AKHIR pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman
PP 81/2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Rumah Tangga

Setiap orang wajib melakukan penyelenggaraan pengelolaan sampah

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH

a. Pembatasan
timbulan sampah; a. Pemilahan;
b. Pendauran ulang b. Pengumpulan;
sampah; dan/atau c. Pengangkutan;
d. Pengolahan; dan
c. Pemanfaatan e. Pemrosesan Akhir
kembali sampah.

Pengurangan Sampah Penanganan Sampah

Pasal 10 ayat (1)


PP 81/2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Rumah Tangga

1. Dilakukan oleh: setiap orang pada sumbernya, pengelola kawasan, dan


PEMILAHAN pemerintah kabupaten/kota
2. Mengelompokkan sampah menjadi lima jenis sampah

1. Dilakukan oleh: Pengelola kawasan, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;


2. Pengelola kawasan menyediakan TPS, TPS 3R dan alat pengumpul untuk
PENGUMPULAN sampah terpilah; dan
3. Pemerintah Kabupaten(Kota menyediakan TPS dan TPS 3R.

Pasal 16 1. Dilakukan oleh: Pemerintah Kabupaten/Kota


PENANGANAN PENGANG- 2. Pemerintah kabupaten/kota : menyediakan alat angkut untuk sampah terpilah
3. Melakukan pengangkutan sampah dari TPS dan/atau TPS 3R ke TPA, TPST, atau
KUTAN
SAMPAH SPA

1. Dilakukan oleh: setiap orang pada sumbernya, pengelola kawasan, pemerintah


kabupaten/kota
PENGOLAHAN 2. Pengolahan sampah meliputi kegiatan pemadatan, pengomposan, daur ulang
materi dan/atau daur ulang energi
3. Fasilitas pengolahan sampah : TPS 3R, SPA, TPA dan/atau TPST

1. Dilakukan oleh Pemrintah Kabupaten/kota


PEMROSESAN
2. Dalam melakukan pemrosesan akhir sampah pemerintah kabupaten/kota wajib
AKHIR menyediakan dan mengoperasikan TPA
PP 81/2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Rumah Tangga

PEMROSESAN AKHIR SAMPAH

Pasal 22 Ayat (1)


Pemrosesan akhir sampah
dilakukan dengan :

Metode lahan Teknologi ramah Metode lahan


urug terkendali lingkungan urug saniter

Pasal 24
(1) Pengoperasian TPA harus memenuhi
persyaratan teknis pengoperasian TPA.
(2) Dalam hal TPA tidak dioperasikan sesuai
dengan persyaratan teknis harus dilakukan
penutupan dan/atau rehabilitasi.
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

ASAS
MAKSUD
TUJUAN dan SASARAN
(filosofis dan sosiologis)

TUGAS DAN WEWENANG HAK dan KEWAJIBAN


(Pusat dan Daerah) (masyarakat)

PENYELENGGARA SARANA DAN PRASARANA PERSAMPAHAN


PENANGANAN SAMPAH RUMAH PENANGANAN SAMPAH SEJENIS

PENGAWASAN
TANGGA SAMPAH RUMAH TANGGA
PEMBINAAN

PRASARANA PERSAMPAHAN SARANA PERSAMPAHAN


LARANGAN

KERJA SAMA KEMITRAAN

KELEMBAGAAN PERIZINAN

PERAN SERTA MASYARAKAT

INSENTIF PENDANAAN/PEMBIAYAAN DISINSENTIF


PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PASAL 14
Penanganan Sampah

PENGANG- PENGOLAHAN PEMROSESAN


PEMILAHAN PENGUMPULAN AKHIR
KUTAN SAMPAH
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PEMILAHAN SAMPAH
Pasal 15 ayat (1)
Pemilahan sampah dilakukan melalui kegiatan pengelompokkan sampah
yang menjadi paling sedikit 5 (lima) jenis sampah, yang terdiri atas:

mengandung bahan mudah terurai dapat digunakan kembali dapat didaur ulang sampah lainnya
dan limbah B3

Pasal 16 Ayat (1) Pasal 17 Ayat (1)


Pengumpulan sampah dilakukan oleh: Persyaratan sarana pemilahan dan pewadahan didasarkan pada:
a. Setiap orang pada sumbernya; a. Volume sampah;
b. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, b. Jenis sampah;
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas c. Penempatan
sosial, dan fasilitas lainnya; dan
d. Jadwal pengumpulan; dan
c. Pemerintah kabupaten/kota.
e. Jenis sarana pengumpulan dan pewadahan.
Individual

Komunal
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PENGUMPULAN SAMPAH

Pasal 19 Ayat (1) Pasal 20 Ayat (1)


Pengumpulan sampah tidak boleh dicampur kembali Pengumpulan sampah dilakukan oleh:
setelah dilakukan pemiliahan dan pengawasan a. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas
sosial, dan fasilitas lainnya; dan
b. Pemerintah kabupaten/kota.
Pasal 19 Ayat (4)
Jenis sarana pengumpulan sampah:

Motor Sampah Gerobak Sampah Sepeda Sampah


PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PENGANGKUTAN SAMPAH

(1) Pengangkutan dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota.


(2) Pemerintah kabupaten/kota dalam melakukan pengangkutan sampah:
Pengangkutan sampah yang a. Menyediakan alat angkut sampah termasuk untuk sampah terpilah
mengandung B3 serta limbah yang tidak mencemari lingkungan; dan
B3mengikuti ketentuan peraturan b. Melakukan pengangkutan sampah dari TPS dan/atau TPS 3R ke

PASAL 27
PASAL 22

perundang-undangan TPA atau TPST


(3) Dalam pengangkutan sampah, pemerintah kabupaten/kota dapat
menyediakan stasiun peralihan antara.
Pengangkutan sampah dari TPS dan/atau
TPS 3R ke TPA atau TPST tidak boleh (4) Dalam hal dua atau lebih kabupaten/kota melakukan pengolahan
dicampur kembali setelah dilakukan sampah bersama dan memerlukan pengangkutan sampah lintas
pemilahan dan pewadahan kabupaten/kota, pemerintah kabupaten/kota dapat mengusulkan
kepada pemerintah provinsi untuk menyediakan stasiun peralihan antara
dan alat angkutnya.
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PENGOLAHAN SAMPAH

Pasal 28 Ayat (1)

KEGIATAN
PENGOLAHAN SAMPAH

Pemadatan

Pengomposan

Daur ulang materi

Mengubah sampah menjadi energi

Pasal 28 Ayat (3)

TEKNOLOGI
PENGOLAHAN SAMPAH
FISIK KIMIA
BIOLOGI TERMAL
REFUSED DERIVED FUEL
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PENGOLAHAN SAMPAH
Pasal 29 Ayat (3)
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
MENYEDIAKAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI LOKASI

PENGANG-
TPS 3R SPA TPA TPST
KUTAN
PERSYARATAN TEKNIS YANG HARUS DIPENUHI

a. Luas TPS 3R, lebih besar dari 200 m2; SKALA KOTA a. Luas TPST, lebih besar dari 20.000 m2;
a. Luas SPA lebih besar dari 20.000 m2;
b. Tersedia sarana untuk b. Penempatan lokasi TPST dapat di
b. Produksi timbulan sampah lebih besar
mengelompokkan sampah menjadi dalam kota atau di TPA;
dari 500 ton/hari;
paling sedikit 5 (lima) jenis sampah; c. Penempatan lokasi SPA dapat di dalam c. Jarak TPST ke permukiman terdekat
c. TPS 3R dilengkapi dengan ruang kota; paling sedikit 500 m.
pemilahan, pengomposan sampah d. Fasilitas SPA skala kota dilengkapi dengan
organik, dan/atau unit penghasil gas ramp, sarana pemadatan, sarana alat
bio, gudang, zona penyangga, dan angkut khusus, dan penampungan lindi;
tidak mengganggu estetika serta lalu e. Pengolahan lindi dapat dilakukan di SPA
lintas atau TPA; dan
f. Lokasi penempatan SPA ke permukiman
Keberadaan TPS 3R dapat terdekat paling sedikit 1 km
diintegrasikan dengan sistem SKALA LINGKUNGAN
pengolahan sampah berbasis a. Luas SPA paling sedikit 600 m2;
masyarakat seperti bank sampah. b. Produksi timbulan sampah 20-30 ton/hari;
c. Fasilitas SPA skala kota dilengkapi dengan
(Pasal 30 Ayat (3))
ramp dan sarana pemadatan dan
penampungan lindi;
d. Pengolahan lindi dapat dilakukan di SPA
atau TPA
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PEMROSESAN AKHIR
Pasal 37 Ayat (1)
PRASARANA DAN SARANA TPA

FASILITAS PERLINDUNGAN
FASILITAS DASAR FASILITAS OPERASIONAL FASILITAS PENUNJANG TPA dapat dilengkapi
LINGKUNGAN
dengan fasilitas pendaur
ulang, pengomposan, atau
a. Jalan masuk; a. Lapisan kedap air; a. Alat berat; a. Bengkel; gas bio.
b. Jalan operasional;; b. Saluran pengumpul lindi; b. Truk pengangkut tanah; b. Garasi;
c. Drainase; c. Instalasi pengolahan lindi; dan Pasal 37 Ayat (6)
c. Tempat pencucian alat
d. Air bersih; d. Zona penyangga; c. Tanah
angkut dan alat berat;
e. Pagar e. Sumur uji atau pantau;
f. kantor dan d. Alat pertolongan
g. Papan Nama f. Penanganan gas. pertama pada
g. Penutupan Tanah kecelakaan;
e. Jembatan timbang;
f. Laboratorium; dan
g. Tempat parkir

Pasal 37 Ayat (2) Pasal 37 Ayat (3) Pasal 37 Ayat (4) Pasal 37 Ayat (5)
FASILITAS DASAR

c. Bangunan penunjang
a. Jalan masuk Bangunan penunjang ini adalah sebagai pusat pengendalian
Jalan masuk TPA harus memenuhi kriteria sebagai berikut kegiatan di TPA baik teknis maupun administrasi,
1) Dapat dilalui kendaraan truk sampah dari 2 arah pencatatan sampah, tampilan rencana tapak dan rencana
2) Lebar jalan 8 m, kemiringan permukaan jalan 2 – 3 % pengoperasian TPA, tempat cuci kendaraan, kamar
kearah saluran drainase, tipe jalan kelas 3 dan mampu mandi/wc, gudang, bengkel dan alat pemadam kebakaran.
menahan beban perlintasan dengan tekanan gandar
d. Drainase TPA berfungsi untuk mengurangi volume air hujan
10 ton dan kecepatan kendaraan 30 km/jam (sesuai
dengan ketentuan Ditjen. Bina Marga) yang jatuh pada area timbunan sampah.
b. Jalan operasi Jenis drainase dapat berupa drainase permanen (jalan
Jalan operasi yang dibutuhkan dalam pengoperasian TPA utama, disekeliling timbunan terakhir, daerah kantor,
terdiri dari 3 jenis, yaitu : gudang, bengkel, tempat cuci) dan drainase sementara
1) Jalan operasi penimbunan sampah, jenis jalan bersifat (dibuat secara lokal pada zone yang akan dioperasikan)
temporer, setiap saat dapat ditimbun dengan sampah. e. Pagar
2) Jalan operasi yang mengelilingi TPA, jenis jalan bersifat Pagar yang berfungsi untuk menjaga keamanan TPA dapat
permanen dapat berupa jalan beton, aspal atau
berupa pagar tanaman sehingga sekaligus dapat juga
perkerasan jalan sesuai beban dan kondisi jalan.
3) Jalan penghubung antar fasilitas, yaitu kantor/pos jaga berfungsi sebagai daerah penyangga minimal setebal 5 m
bengkel, tempat parkir, tempat cuci kendaraan. Jenis dan dapat pula dilengkapi dengan pagar kawat atau lainnya.
jalan bersifat permanen. f. Papan nama
Papan nama berisi nama TPA, pengelola, jenis sampah dan
waktu kerja yang dipasang di depan pintu masuk TPA
FASILITAS PERLINDUNGAN LINGKUNGAN b. Pengumpulan dan Pengolahan Lindi :
1) Penyaluran Lindi
Saluran pengumpul lindi terdiri dari saluran pengumpul
a. Lapisan dasar TPA
sekunder dan primer.
1) Lapisan dasar TPA harus kedap air sehingga lindi
terhambat meresap kedalam tanah dan tidak a) Kriteria saluran pengumpul sekunder adalah sebagai
mencemari air tanah. Koefisien permeabilitas lapisan berikut :
dasar TPA harus lebih kecil dari 10 –6 cm/det • Dipasang memanjang ditengah blok/zona
2) Pelapisan dasar kedap air dapat dilakukan dengan cara penimbun
melapisi dasar TPA dengan tanah lempung yang • Saluran pengumpul tersebut menerima aliran
dipadatkan (30 cm x 2) atau geomembran setebal 1,5 – dari dasar lahan dengan kemiringan minimal 2 %
2 mm, terkandung pada kondisi tanah. • Saluran pengumpul terdiri dari rangkaian pipa
3) Dasar TPA harus dilengkapi saluran pipa pengumpul lindi
PVC
dan kemiringan minimal 2 % kearah saluran pengumpul
maupun penampung lindi. • Dasar saluran dapat dilapisi dengan liner (lapisan
4) Pembentukan dasar TPA harus dilakukan secara kedap air)
bertahap sesuai dengan urutan zona/blok dengan b) Kriteria saluran pengumpul primer :
urutan pertama sedekat mungkin ke kolam Menggunakan pipa PVC/HDPE dengan diameter
pengolahan lindi. minimal 3`00 mm
5) Bila menurut desain perlu digunakan geositentis seperti • Pengaliran lindi dilakukan seoptimal mungkin
geomembran, geotekstil, non woven, geonet, dan dengan metode gravitasi, dengan kecepatan
sebagainya, pemasangan bahan ini hendaknya
pengaliran 0,6 – 3 m/det.
disesuaikan spesifikasi teknis yang telah direncanakan,
dan dilaksanakan oleh kontraktor yang berpengalaman • Kedalaman air dalam saluran / pipa (d/D) maksimal
dalam bidang ini. 80 %, dimana d = tinggi air dan D= diameter pipa.
FASILITAS PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

2) Pengolahan lindi
Beberapa pilihan alternatif teknologi yang diterapkan di Indonesia adalah:
 Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan Biofilter (alternatif I)
 Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan Landtreatment/ Wetland (alternatif 2).
 Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dengan Aerated Lagoon (alternatif 3).
 Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi, Kolam Anaerobik atau ABR (alternatif 4).
 Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi I, Aerated Lagoon,Sedimentasi II (alternatif 5).
c. Penanganan Gas
Ventilasi gas yang berfungsi untuk mengalirkan dan mengurangi akumulasi tekanan gas
d. Daerah penyangga/zone penyangga
Daerah penyangga dapat berfungsi untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pembuangan akhir sampah
terhadap lingkungan sekitarnya. Daerah penyangga ini dapat berupa jalur hijau atau pagar tanaman disekeliling TPA, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jenis tanaman adalah tanaman tinggi dikombinasi dengan tanaman perdu yang mudah tumbuh dan rimbun.
2) Kerapatan pohon adalah 2 – 5 m untuk tanaman keras.
3) Lebar jalur hijau minimal.
e. Penutupan tanah
Tanah penutup dibutuhkan untuk mencegah sampah berserakan, bahaya kebakaran, timbulnya bau,berkembang biaknya lalat atau
binatang pengerat dan mengurangi timbulan lindi.
f. Sumur uji
Sumur uji ini berfungsi untuk memantau kemungkinan terjadinya pencemaran lindi terhadap air tanah disekitar TPA dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Lokasi sumur uji harus terletak pada area pos jaga (sebelum lokasi penimbunan sampah), dilokasi sekitar penimbunan dan pada
lokasi setelah penimbunan.
2) Penempatan lokasi harus tidak pada daerah yang akan tertimbun sampah
FASILITAS PENUNJANG

a. Jembatan timbang
Jembatan timbang berfungsi untuk menghitung berat sampah yang masuk ke TPA dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Jembatan timbang diwajibkan untuk kota atau kabupaten dengan timbulan sampah min, 5 ton/hari.
(2) Lokasi jembatan timbang harus dekat dengan kantor / pos jaga dan terletak pada jalan masuk TPA.
(3) Jembatan timbang harus dapat menahan beban minimal 5 ton
(4) Lebar jembatan timbang minimal 3,5 m.
b. Fasilitas Air bersih
Fasilitas air bersih akan digunakan terutama untuk kebutuhan kantor, pencucian kendaraan (truck dan alat berat), maupun fasilitas
TPA ainnya. Penyediaan air bersih ini dapat dilakukan dengan sumur bor dan pompa.
c. Bengkel / Hangar
Bengkel/garasi/hangar berfungsi untuk menyimpan dan atau memperbaiki kendaraan atau alat besar yang rusak. Luas bangunan yang
akan direncanakan harus dapat menampung 3 kendaraan. Peralatan bengkel minimal yang harus ada di TPA adalah peralatan untuk
pemeliharaan dan kerusakan ringan.

FASILITAS OPERASIONAL

Fasilitas operasional di lokasi TPA berupa alat berat.


Pemilihan alat berat harus mempertimbangkan kegiatan pemrosesan akhir seperti pemindahan sampah, pemadatan sampah,
penggalian/pemindahan tanah. Pemilihan alat berat harus disesuaikan dengan kebutuhan (jumlah, jenis dan ukuran).
a. Bulldozer
b. Whell/truck loader
c. Excavator/backhoe
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PEMROSESAN AKHIR

PERENCANAAN TEKNIK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

Pasal 40
TAHAPAN PENYEDIAAN FASILITAS
PENGOLAHAN DAN PEMROSESAN
AKHIR SAMPAH

PENGOPERASIAN DAN
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMELIHARAAN
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PEMELIHARAAN
Kegiatan pemeliharaan bertujuan
agar PSP dapat diandalkan.
PENGOPERASIAN Kegiatan pemeliharaan meliputi:
a. Pemeliharaan rutin
a. Pengolahan sampah berupa PENGOPERASIAN → dilakukan secara rutin guna
operasi TPS 3R, SPA, dan DAN menjaga usia pakai PSP tanpa
TPST; dan PEMELIHARAAN penggantian peralatan atau
b. Pemrosesan Akhir berupa PSP suku cadang.
operasi TPA, pengolahan b. Pemeliharaan berkala
→ pemeliharaan yang dilakukan
lindi, dan penanganan gas.
Penyelenggaraan pengoperasian dan secara periodik guna
pemeliharaan harus didukung dengan memperpanjang usia pakai PSP
dengan penggantian peralatan
biaya pengoperasian dan pemeliharaan
atau suku cadang.
yang memadai sesuai dengan perhitungan
dalam analisis keuangan.
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PENGOPERASIAN
PENGOLAHAN
Pasal 44 - 46
SAMPAH

SPA a. Sampah tidak boleh berada di SPA lebih dari 24


jam;
b. Kegiatan penyapuan dan penyiraman secara
teratur dilakukan untuk menjamin bahwa tidak
ada gangguan kebersihan baik di dalam
maupun di sekitar TPA; dan
c. Semua air yang bercampur dengan sampah
dikategorikan terkontaminasi dan langsung
dimasukkan ke dalam wadah untuk selanjutnya
dibawa menuju pengolahan lindi.

a. Penampungan sampah;
b. Pemilahan sampah;
c. Pengolahan sampah organik;
TPS 3R
d. Pendaur ulangan sampah non organik;
e. Pengelolaan sampah spesifik rumah tangga
dan B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
TPST
dan
f. Pengumpulan sampah residu ke dalam
kontainer untuk diangkut ke TPA sampah.
Pengumpulan dan pengangkutan
dilakukan bila kontainer telah penuh
dan/atau sesuai dengan jadwal
pengangkutan
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

Pengoperasian TPA Sampah baik dengan lahan urug terkendali


maupun lahan urug saniter harus dapat menjamin fungsi:
Pengendalian Vektor Penyakit
Dilakukan dengan cara:
1. Pemadatan sampah
dengan menggunakan alat berat untuk
mencapai kepadatan 600 kg/m3 dan
Penanganan Gas
kemiringan timbunan 30° 1. Dilaksanakan dengan tujuan untuk
2. Penutupan sampah mengurangi efek gas rumah kaca
dengan menggunakan tanah dan/atau a. Gas yang dihasilkan selama proses
material lainnya yang dapat meloloskan air. dekomposisi TPA tidak diperkenankan Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Penutupan sampah pada: dialirkan ke udara terbuka
Dilakukan dengan penyediaan fasilitas
• Lahan urug terkendali ( 7 hari) b. Menggunakan pipa gas vertikal
kesehatan di lokasi TPA dan menggunakan
• Lahan urug saniter (setiap hari) dan/atau horizontal
3. Penyemprotan insektisida secara aman dan 2. Timbulan gas harus dimonitor dan di peralatan kerja standar untuk menjamin
a terkendali c kontrol secara berkala e keselamatan kerja

b 1. Dilakukan untuk menurunkan kadar d Dilakukan dengan penyediaan zona f Dilakukan apabila:
pencemar lindi penyangga dan revegetasi 1. Terjadi kebakaran dalam TPA pemadaman
2. Penurunan kadar pencemar lindi api dengan menggunakan:
dipengaruhi oleh: Pemeliharaan Estetika sekitar a. Menggunakan air
• Proses operasional TPA b. Menggali dan membongkar tumpukan
• Curah hujan
Lingkungan sampah; dan
• Dimensi Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) c. Mengatasi oksigen kontak langsung
• Waktu detensi; dan sampah
• Kedalaman kolam pengolahan 2. Terjadi kelongsoran. Penanganan
3. Pengaliran lindi diutamakan dengan sistem dilaksanakan berdasarkan:
gravitasi a. Skala kelongsoran
4. Pengolahan lindi dilakukan dengan proses b. Korban kelongsoran; dan
biologis, fisik, dan/atau kimia c. Kerusakan fasilitas
5. Efluen hasil pengolahan lindi harus sesuai Penanangann evakuasi korban bencana perlu
baku mutu melakukan koordinasi dengan instansi terkait
6. Dalam hal kualitas efluen belum memenuhi penanganan bencana di kabupaten/kota terkait.
baku mutu dilakukan resirkulasi efluen

Sistem Pengumpulan dan Pengolahan Lindi Penanganan Tanggap Darurat


PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 55 – Pasal 58

Kegiatan pemantauan dan evaluasi meliputi pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

PEMANTAUAN EVALUASI PELAPORAN

Tujuan: • Kegiatan evaluasi dilaksanakan (2) Laporan penyelenggaraan PSP


Mendapatkan data dan/atau dengan membandingkan hasil meliputi laporan volume dan
informasi kinerja teknis dan non pemantauan dengan Standar, jumlah timbulan, karakteristik
teknis penyelenggaraan PSP. Pedoman, Manual serta SNI, sampah, sampling kualitas
Kinerja teknis: baik yang bersifat teknis efluen instalasi pengolahan
a. kondisi dan fungsi PSP; maupun non teknis. lindi, sumur pantau, dan udara.
b. operasional PSP; dan (4) Laporan penyelenggaraan
c. kualitas lingkungan. pengelolaan sampah disimpan,
Kinerja non teknis: dikumpulkan dan diolah
a. kelembagaan; sebagai database untuk
b. manajemen; pengembangan sistem
c. keuangan; informasi persampahan.
d. peran masyarakat; dan
e. hukum.
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PENUTUPAN ATAU REHABILITASI TPA

Pasal 61 Ayat (1) Pasal 61 Ayat (2) Pasal 62


Pasal 70
PENUTUPAN TPA REHABILITASI TPA PENUTUPAN
DILAKUKAN JIKA DILAKUKAN JIKA REHABILITASI PASCA
PENUTUPAN TPA

a. TPA telah penuh dan tidak mungkin a. TPA telah menimbulkan masalah (1) Menteri melibatkan Kementerian (1) Pemanfaatan lahan
diperluas; lingkungan; Lingkungan Hidup dalam penilaian bekas TPA pasca
b. Keberadaan TPA sudah tidak sesuai b. TPA telah mengalami bencana tetapi indeks risiko untuk kota metropolitan, penutupan
lagi dengan RTRW/RTRK masih layak secara teknis; kota besar, dan TPA regional. diperuntukan ruang
kota/kabupaten; dan/atau c. TPA dioperasikan dengan cara (2) Menteri mengeluarkan rekomendasi terbuka hijau.
c. Dioperasikan dengan cara penimbunan terbuka; penutupan atau rehabilitasi TPA untuk (2) Tanaman yang
penimbunan terbuka d. Pemerintah kota/kabupaten masih kota metropolitan, kota besar, dan digunakan untuk
Kegiatan penutupan TPA sulit mendapatkan calon lahan TPA regional. ruang terbuka hijau
pengembangan TPA baru; (3) Gubernur melakukan penilaian indeks bukan merupakan
Penyusunan e. Kondisi TPA masih memungkinkan risiko dan mengeluarkan rekomendasi tanaman pangan
rancangan teknis Pra penutupan untuk direhabilitasi, baik melalui penutupan atau rehabilitasi TPA untuk
penutupan*)
proses penambangan kompos kota sedang dan kecil.
terlebih dahulu atau langung (4) Pemerintah kabupaten/kota wajib
digunakan kembali; melaksanakan penutupan atau
Pasca Pelaksanaan f. TPA masih dapat diperasikan dalam rehabilitasi TPA paling lambat 2 (dua)
penutupan penutupan
jangka waktu minimal 5 tahun tahun setelah dikeluarkan surat
dan/atau memiliki luas lebih dari 2 ha. rekomendasi.
*) Disiapkan minimal 1 tahun sebelum TPA ditutup
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PASAL 75
Penyediaan Fasilitas Pengelolaan
dan Pemrosesan Akhir Sampah

Penyediaan fasilitas pengolahan dan pemrosesan akhir sampah


melalui tahapan :
a. Perencanaan teknik;
b. Pelaksanaan pembangunan;
c. Pengoperasian dan pemeliharaan;
d. Pemantauan dan evaluasi.

LAMPIRAN V :
TATA CARA PENYEDIAAN FASILITAS PENGOLAHAN & PEMROSESAN AKHIR SAMPAH
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

PASAL 61
Penutupan/Rehabilitasi TPA

Kriteria Penutupan TPA : Kriteria Rehabilitasi TPA:


a. Menimbulkan masalah lingkungan;
a. TPA penuh dan tidak mungkin
b. Mengalami bencana tetapi masih layak secara teknis
diperluas; c. Dioperasikan cara penimbunan terbuka;
b. Keberadaan TPA sudah tidak d. Pemerintah kota /kab. sulit mendapatkan calon lahan
sesuai RTRW/RTRK TPA baru
kota/kabupaten; dan/atau e. Kondisi TPA memungkinkan direhabilitasi, melalui
proses penambangan kompos dahulu / langsung
c. Dioperasikan dengan cara
digunakan kembali
penimbunan terbuka. f. Masih dapat dioperasikan jangka waktu min. 5 th dan
atau luas > 2 ha
g. Lokasi memenuhi ketentuan teknis pemilihan lokasi
TPA
h. Peruntukan lahan sesuai RTRW/K
LAMPIRAN V : i. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar lokasi
INDEKS RISIKO PENUTUPAN mendukung.
atau REHABILITASI TPA
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT

KRITERIA PERENCANAAN TPA SAMPAH


Persyaratan penyediaan dan pengoperasian TPA harus memperhatikan (Pasal 35):
a. Pemilihan lokasi
Memperhatikan aspek:
• Geologi: tidak berada di daerah sesar/patahan
• Hidrogeologi: kondisi muka air tanah tidak kurang dari 3m, jarak dari sumber air min. 100 m,
kelulusan tanah tidak lebih besar dari 10-6 cm/detik
• Kemiringan zona (maks. 20%)
• Jarak dari lapangan terbang >3000 m (Jarak dari lapangan terbang 1.500 m (pesawat baling-
baling) – 3.000 meter (pesawat jet)
• Jarak dari permukiman >1 km (500 m-1 km )
• Tidak berada di kawasan lindung
• Bukan daerah banjir periode ulang 25 tahun
• Lokasi pada TPA lama yang sudah beroperasi harus dioperasikan dengan metode lahan urug
terkendali/lahan urug saniter
b. Kondisi fisik
c. Kemudahan operasi
d. Aspek lingkungan dan sosial: diperlukan kajian sosial, dan kajian lingkungan melalui dokumen
AMDAL/UKL dan UPL (Pasal 11)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai