Kertas dll
30% pengurangan
TPS 3R
Gelas dll
RESIDU
PEMILAHAN
Organik
DAN
PEWADAHAN TPST,
Bahan termasuk
SUMBER Beracun
SAMPAH Berbahaya 70% penanganan infrastruktur
WTE
Residu
TEMPAT 20%
PENAMPUNGAN
WTE (Waste to Energy), merupakan proses pengkonversian B3
pengolahan sampah menjadi energi (listrik dan panas) yang
menggunakan teknologi termal atau non termal.
Perpres No.35/2018
Perpres 97/2017 Perpres 185/2014
Ttg Percepatan
tentang
Peraturan Pembangunan Instalasi tentang
Percepatan Penyediaan
Pengolah Sampah Menjadi Kebijakan dan Strategi Nasional
Presiden energi Listrik Berbasis Pengelolaan Sampah Rumah Air Minum dan Sanitasi
Teknologi Ramah Tangga dan Sampah Sejenis
Lingkungan Rumah Tangga
Urusan Pemerintahan
UU 32/2009
tentang PASAL 2
PermenLHK Peraturan Menteri in bertujuan untuk
Perlindungan P.59/Menlhk/ memberikan acuan mengenai baku mutu
Perpres
35/2018
UU 18/2008
tentang Pengelolaan Sampah
PASAL 2
Ruang Lingkup PASAL 3-4
a. Sampah rumah tangga
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak
Asas dan Tujuan
termasuk tinja dan sampah spesifik
Pasal 19
Pasal 20-21
Pengurangan Sampah
Pasal 22
PENANGANAN PENGANG- dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat
KUTAN penampungan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir.
SAMPAH
PENGOLAHAN
dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi dan jumlah sampah.
SAMPAH
a. Pembatasan
timbulan sampah; a. Pemilahan;
b. Pendauran ulang b. Pengumpulan;
sampah; dan/atau c. Pengangkutan;
d. Pengolahan; dan
c. Pemanfaatan e. Pemrosesan Akhir
kembali sampah.
Pasal 24
(1) Pengoperasian TPA harus memenuhi
persyaratan teknis pengoperasian TPA.
(2) Dalam hal TPA tidak dioperasikan sesuai
dengan persyaratan teknis harus dilakukan
penutupan dan/atau rehabilitasi.
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT
ASAS
MAKSUD
TUJUAN dan SASARAN
(filosofis dan sosiologis)
PENGAWASAN
TANGGA SAMPAH RUMAH TANGGA
PEMBINAAN
KELEMBAGAAN PERIZINAN
PASAL 14
Penanganan Sampah
PEMILAHAN SAMPAH
Pasal 15 ayat (1)
Pemilahan sampah dilakukan melalui kegiatan pengelompokkan sampah
yang menjadi paling sedikit 5 (lima) jenis sampah, yang terdiri atas:
mengandung bahan mudah terurai dapat digunakan kembali dapat didaur ulang sampah lainnya
dan limbah B3
Komunal
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT
PENGUMPULAN SAMPAH
PENGANGKUTAN SAMPAH
PASAL 27
PASAL 22
PENGOLAHAN SAMPAH
KEGIATAN
PENGOLAHAN SAMPAH
Pemadatan
Pengomposan
TEKNOLOGI
PENGOLAHAN SAMPAH
FISIK KIMIA
BIOLOGI TERMAL
REFUSED DERIVED FUEL
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT
PENGOLAHAN SAMPAH
Pasal 29 Ayat (3)
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
MENYEDIAKAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI LOKASI
PENGANG-
TPS 3R SPA TPA TPST
KUTAN
PERSYARATAN TEKNIS YANG HARUS DIPENUHI
a. Luas TPS 3R, lebih besar dari 200 m2; SKALA KOTA a. Luas TPST, lebih besar dari 20.000 m2;
a. Luas SPA lebih besar dari 20.000 m2;
b. Tersedia sarana untuk b. Penempatan lokasi TPST dapat di
b. Produksi timbulan sampah lebih besar
mengelompokkan sampah menjadi dalam kota atau di TPA;
dari 500 ton/hari;
paling sedikit 5 (lima) jenis sampah; c. Penempatan lokasi SPA dapat di dalam c. Jarak TPST ke permukiman terdekat
c. TPS 3R dilengkapi dengan ruang kota; paling sedikit 500 m.
pemilahan, pengomposan sampah d. Fasilitas SPA skala kota dilengkapi dengan
organik, dan/atau unit penghasil gas ramp, sarana pemadatan, sarana alat
bio, gudang, zona penyangga, dan angkut khusus, dan penampungan lindi;
tidak mengganggu estetika serta lalu e. Pengolahan lindi dapat dilakukan di SPA
lintas atau TPA; dan
f. Lokasi penempatan SPA ke permukiman
Keberadaan TPS 3R dapat terdekat paling sedikit 1 km
diintegrasikan dengan sistem SKALA LINGKUNGAN
pengolahan sampah berbasis a. Luas SPA paling sedikit 600 m2;
masyarakat seperti bank sampah. b. Produksi timbulan sampah 20-30 ton/hari;
c. Fasilitas SPA skala kota dilengkapi dengan
(Pasal 30 Ayat (3))
ramp dan sarana pemadatan dan
penampungan lindi;
d. Pengolahan lindi dapat dilakukan di SPA
atau TPA
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT
PEMROSESAN AKHIR
Pasal 37 Ayat (1)
PRASARANA DAN SARANA TPA
FASILITAS PERLINDUNGAN
FASILITAS DASAR FASILITAS OPERASIONAL FASILITAS PENUNJANG TPA dapat dilengkapi
LINGKUNGAN
dengan fasilitas pendaur
ulang, pengomposan, atau
a. Jalan masuk; a. Lapisan kedap air; a. Alat berat; a. Bengkel; gas bio.
b. Jalan operasional;; b. Saluran pengumpul lindi; b. Truk pengangkut tanah; b. Garasi;
c. Drainase; c. Instalasi pengolahan lindi; dan Pasal 37 Ayat (6)
c. Tempat pencucian alat
d. Air bersih; d. Zona penyangga; c. Tanah
angkut dan alat berat;
e. Pagar e. Sumur uji atau pantau;
f. kantor dan d. Alat pertolongan
g. Papan Nama f. Penanganan gas. pertama pada
g. Penutupan Tanah kecelakaan;
e. Jembatan timbang;
f. Laboratorium; dan
g. Tempat parkir
Pasal 37 Ayat (2) Pasal 37 Ayat (3) Pasal 37 Ayat (4) Pasal 37 Ayat (5)
FASILITAS DASAR
c. Bangunan penunjang
a. Jalan masuk Bangunan penunjang ini adalah sebagai pusat pengendalian
Jalan masuk TPA harus memenuhi kriteria sebagai berikut kegiatan di TPA baik teknis maupun administrasi,
1) Dapat dilalui kendaraan truk sampah dari 2 arah pencatatan sampah, tampilan rencana tapak dan rencana
2) Lebar jalan 8 m, kemiringan permukaan jalan 2 – 3 % pengoperasian TPA, tempat cuci kendaraan, kamar
kearah saluran drainase, tipe jalan kelas 3 dan mampu mandi/wc, gudang, bengkel dan alat pemadam kebakaran.
menahan beban perlintasan dengan tekanan gandar
d. Drainase TPA berfungsi untuk mengurangi volume air hujan
10 ton dan kecepatan kendaraan 30 km/jam (sesuai
dengan ketentuan Ditjen. Bina Marga) yang jatuh pada area timbunan sampah.
b. Jalan operasi Jenis drainase dapat berupa drainase permanen (jalan
Jalan operasi yang dibutuhkan dalam pengoperasian TPA utama, disekeliling timbunan terakhir, daerah kantor,
terdiri dari 3 jenis, yaitu : gudang, bengkel, tempat cuci) dan drainase sementara
1) Jalan operasi penimbunan sampah, jenis jalan bersifat (dibuat secara lokal pada zone yang akan dioperasikan)
temporer, setiap saat dapat ditimbun dengan sampah. e. Pagar
2) Jalan operasi yang mengelilingi TPA, jenis jalan bersifat Pagar yang berfungsi untuk menjaga keamanan TPA dapat
permanen dapat berupa jalan beton, aspal atau
berupa pagar tanaman sehingga sekaligus dapat juga
perkerasan jalan sesuai beban dan kondisi jalan.
3) Jalan penghubung antar fasilitas, yaitu kantor/pos jaga berfungsi sebagai daerah penyangga minimal setebal 5 m
bengkel, tempat parkir, tempat cuci kendaraan. Jenis dan dapat pula dilengkapi dengan pagar kawat atau lainnya.
jalan bersifat permanen. f. Papan nama
Papan nama berisi nama TPA, pengelola, jenis sampah dan
waktu kerja yang dipasang di depan pintu masuk TPA
FASILITAS PERLINDUNGAN LINGKUNGAN b. Pengumpulan dan Pengolahan Lindi :
1) Penyaluran Lindi
Saluran pengumpul lindi terdiri dari saluran pengumpul
a. Lapisan dasar TPA
sekunder dan primer.
1) Lapisan dasar TPA harus kedap air sehingga lindi
terhambat meresap kedalam tanah dan tidak a) Kriteria saluran pengumpul sekunder adalah sebagai
mencemari air tanah. Koefisien permeabilitas lapisan berikut :
dasar TPA harus lebih kecil dari 10 –6 cm/det • Dipasang memanjang ditengah blok/zona
2) Pelapisan dasar kedap air dapat dilakukan dengan cara penimbun
melapisi dasar TPA dengan tanah lempung yang • Saluran pengumpul tersebut menerima aliran
dipadatkan (30 cm x 2) atau geomembran setebal 1,5 – dari dasar lahan dengan kemiringan minimal 2 %
2 mm, terkandung pada kondisi tanah. • Saluran pengumpul terdiri dari rangkaian pipa
3) Dasar TPA harus dilengkapi saluran pipa pengumpul lindi
PVC
dan kemiringan minimal 2 % kearah saluran pengumpul
maupun penampung lindi. • Dasar saluran dapat dilapisi dengan liner (lapisan
4) Pembentukan dasar TPA harus dilakukan secara kedap air)
bertahap sesuai dengan urutan zona/blok dengan b) Kriteria saluran pengumpul primer :
urutan pertama sedekat mungkin ke kolam Menggunakan pipa PVC/HDPE dengan diameter
pengolahan lindi. minimal 3`00 mm
5) Bila menurut desain perlu digunakan geositentis seperti • Pengaliran lindi dilakukan seoptimal mungkin
geomembran, geotekstil, non woven, geonet, dan dengan metode gravitasi, dengan kecepatan
sebagainya, pemasangan bahan ini hendaknya
pengaliran 0,6 – 3 m/det.
disesuaikan spesifikasi teknis yang telah direncanakan,
dan dilaksanakan oleh kontraktor yang berpengalaman • Kedalaman air dalam saluran / pipa (d/D) maksimal
dalam bidang ini. 80 %, dimana d = tinggi air dan D= diameter pipa.
FASILITAS PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
2) Pengolahan lindi
Beberapa pilihan alternatif teknologi yang diterapkan di Indonesia adalah:
Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan Biofilter (alternatif I)
Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan Landtreatment/ Wetland (alternatif 2).
Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dengan Aerated Lagoon (alternatif 3).
Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi, Kolam Anaerobik atau ABR (alternatif 4).
Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi I, Aerated Lagoon,Sedimentasi II (alternatif 5).
c. Penanganan Gas
Ventilasi gas yang berfungsi untuk mengalirkan dan mengurangi akumulasi tekanan gas
d. Daerah penyangga/zone penyangga
Daerah penyangga dapat berfungsi untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pembuangan akhir sampah
terhadap lingkungan sekitarnya. Daerah penyangga ini dapat berupa jalur hijau atau pagar tanaman disekeliling TPA, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jenis tanaman adalah tanaman tinggi dikombinasi dengan tanaman perdu yang mudah tumbuh dan rimbun.
2) Kerapatan pohon adalah 2 – 5 m untuk tanaman keras.
3) Lebar jalur hijau minimal.
e. Penutupan tanah
Tanah penutup dibutuhkan untuk mencegah sampah berserakan, bahaya kebakaran, timbulnya bau,berkembang biaknya lalat atau
binatang pengerat dan mengurangi timbulan lindi.
f. Sumur uji
Sumur uji ini berfungsi untuk memantau kemungkinan terjadinya pencemaran lindi terhadap air tanah disekitar TPA dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Lokasi sumur uji harus terletak pada area pos jaga (sebelum lokasi penimbunan sampah), dilokasi sekitar penimbunan dan pada
lokasi setelah penimbunan.
2) Penempatan lokasi harus tidak pada daerah yang akan tertimbun sampah
FASILITAS PENUNJANG
a. Jembatan timbang
Jembatan timbang berfungsi untuk menghitung berat sampah yang masuk ke TPA dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Jembatan timbang diwajibkan untuk kota atau kabupaten dengan timbulan sampah min, 5 ton/hari.
(2) Lokasi jembatan timbang harus dekat dengan kantor / pos jaga dan terletak pada jalan masuk TPA.
(3) Jembatan timbang harus dapat menahan beban minimal 5 ton
(4) Lebar jembatan timbang minimal 3,5 m.
b. Fasilitas Air bersih
Fasilitas air bersih akan digunakan terutama untuk kebutuhan kantor, pencucian kendaraan (truck dan alat berat), maupun fasilitas
TPA ainnya. Penyediaan air bersih ini dapat dilakukan dengan sumur bor dan pompa.
c. Bengkel / Hangar
Bengkel/garasi/hangar berfungsi untuk menyimpan dan atau memperbaiki kendaraan atau alat besar yang rusak. Luas bangunan yang
akan direncanakan harus dapat menampung 3 kendaraan. Peralatan bengkel minimal yang harus ada di TPA adalah peralatan untuk
pemeliharaan dan kerusakan ringan.
FASILITAS OPERASIONAL
PEMROSESAN AKHIR
Pasal 40
TAHAPAN PENYEDIAAN FASILITAS
PENGOLAHAN DAN PEMROSESAN
AKHIR SAMPAH
PENGOPERASIAN DAN
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMELIHARAAN
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT
PEMELIHARAAN
Kegiatan pemeliharaan bertujuan
agar PSP dapat diandalkan.
PENGOPERASIAN Kegiatan pemeliharaan meliputi:
a. Pemeliharaan rutin
a. Pengolahan sampah berupa PENGOPERASIAN → dilakukan secara rutin guna
operasi TPS 3R, SPA, dan DAN menjaga usia pakai PSP tanpa
TPST; dan PEMELIHARAAN penggantian peralatan atau
b. Pemrosesan Akhir berupa PSP suku cadang.
operasi TPA, pengolahan b. Pemeliharaan berkala
→ pemeliharaan yang dilakukan
lindi, dan penanganan gas.
Penyelenggaraan pengoperasian dan secara periodik guna
pemeliharaan harus didukung dengan memperpanjang usia pakai PSP
dengan penggantian peralatan
biaya pengoperasian dan pemeliharaan
atau suku cadang.
yang memadai sesuai dengan perhitungan
dalam analisis keuangan.
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT
PENGOPERASIAN
PENGOLAHAN
Pasal 44 - 46
SAMPAH
a. Penampungan sampah;
b. Pemilahan sampah;
c. Pengolahan sampah organik;
TPS 3R
d. Pendaur ulangan sampah non organik;
e. Pengelolaan sampah spesifik rumah tangga
dan B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
TPST
dan
f. Pengumpulan sampah residu ke dalam
kontainer untuk diangkut ke TPA sampah.
Pengumpulan dan pengangkutan
dilakukan bila kontainer telah penuh
dan/atau sesuai dengan jadwal
pengangkutan
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT
b 1. Dilakukan untuk menurunkan kadar d Dilakukan dengan penyediaan zona f Dilakukan apabila:
pencemar lindi penyangga dan revegetasi 1. Terjadi kebakaran dalam TPA pemadaman
2. Penurunan kadar pencemar lindi api dengan menggunakan:
dipengaruhi oleh: Pemeliharaan Estetika sekitar a. Menggunakan air
• Proses operasional TPA b. Menggali dan membongkar tumpukan
• Curah hujan
Lingkungan sampah; dan
• Dimensi Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) c. Mengatasi oksigen kontak langsung
• Waktu detensi; dan sampah
• Kedalaman kolam pengolahan 2. Terjadi kelongsoran. Penanganan
3. Pengaliran lindi diutamakan dengan sistem dilaksanakan berdasarkan:
gravitasi a. Skala kelongsoran
4. Pengolahan lindi dilakukan dengan proses b. Korban kelongsoran; dan
biologis, fisik, dan/atau kimia c. Kerusakan fasilitas
5. Efluen hasil pengolahan lindi harus sesuai Penanangann evakuasi korban bencana perlu
baku mutu melakukan koordinasi dengan instansi terkait
6. Dalam hal kualitas efluen belum memenuhi penanganan bencana di kabupaten/kota terkait.
baku mutu dilakukan resirkulasi efluen
Pasal 55 – Pasal 58
a. TPA telah penuh dan tidak mungkin a. TPA telah menimbulkan masalah (1) Menteri melibatkan Kementerian (1) Pemanfaatan lahan
diperluas; lingkungan; Lingkungan Hidup dalam penilaian bekas TPA pasca
b. Keberadaan TPA sudah tidak sesuai b. TPA telah mengalami bencana tetapi indeks risiko untuk kota metropolitan, penutupan
lagi dengan RTRW/RTRK masih layak secara teknis; kota besar, dan TPA regional. diperuntukan ruang
kota/kabupaten; dan/atau c. TPA dioperasikan dengan cara (2) Menteri mengeluarkan rekomendasi terbuka hijau.
c. Dioperasikan dengan cara penimbunan terbuka; penutupan atau rehabilitasi TPA untuk (2) Tanaman yang
penimbunan terbuka d. Pemerintah kota/kabupaten masih kota metropolitan, kota besar, dan digunakan untuk
Kegiatan penutupan TPA sulit mendapatkan calon lahan TPA regional. ruang terbuka hijau
pengembangan TPA baru; (3) Gubernur melakukan penilaian indeks bukan merupakan
Penyusunan e. Kondisi TPA masih memungkinkan risiko dan mengeluarkan rekomendasi tanaman pangan
rancangan teknis Pra penutupan untuk direhabilitasi, baik melalui penutupan atau rehabilitasi TPA untuk
penutupan*)
proses penambangan kompos kota sedang dan kecil.
terlebih dahulu atau langung (4) Pemerintah kabupaten/kota wajib
digunakan kembali; melaksanakan penutupan atau
Pasca Pelaksanaan f. TPA masih dapat diperasikan dalam rehabilitasi TPA paling lambat 2 (dua)
penutupan penutupan
jangka waktu minimal 5 tahun tahun setelah dikeluarkan surat
dan/atau memiliki luas lebih dari 2 ha. rekomendasi.
*) Disiapkan minimal 1 tahun sebelum TPA ditutup
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT
PASAL 75
Penyediaan Fasilitas Pengelolaan
dan Pemrosesan Akhir Sampah
LAMPIRAN V :
TATA CARA PENYEDIAAN FASILITAS PENGOLAHAN & PEMROSESAN AKHIR SAMPAH
PermenPU 03/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT
PASAL 61
Penutupan/Rehabilitasi TPA