Anda di halaman 1dari 34

KEBIJAKAN PENGENDALIAN

KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI


INDONESIA

Oleh:
Dr. Endang Hernawan, S.Hut., M.AP
Ir. Agung Setyabudi, M.Sc (Narasumber)
Ir. Raffles Brotestes Panjaitan, M.Sc. (Narasumber)
Bernad TF Pangaribuan, S.Hut.*
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat:
1. Menjelaskan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016 tentang
Perubahan PP Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Ekosistem Gambut
2. Menjelaskan Peraturan Menteri LHK Nomor
P.32/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan
3. Menjelaskan Maklumat Polri tentang Kebakaran Hutan dan Lahan
4. Menjelaskan dampak kebakaran hutan dan lahan
Pokok Bahasan
1. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016
tentang Perubahan PP Nomor 71 Tahun
2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut
2. Peraturan Menteri LHK Nomor
P.32/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
3. Maklumat Polri tentang Kebakaran Hutan
dan Lahan
4. Dampak kebakaran hutan dan lahan
PERATURAN DAN KEBIJAKAN
PENGENDALIAN KARHUTLA
2. Regulasi/ Peraturan Terkait Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 1 15
4

UU No. 5 UU No. 41 UU No. 32 UU No. 18 UU No. 39 PP No 4 PP No. 45 PP No. 57 Inpres No. 11 PermenLHK PermenLHK PermenLHK PermenLHK PermenLHK Peraturan
Tahun 1990 Tahun 1999 Tahun 2013 Tahun 2001 No. 32/2016 No. P.17 No. P.15 No. P.16 No. P.17/ Pendukung
Tahun 2009 Tahun 2014 Tahun 2004 Tahun 2016 Tahun 2015
Tahun 2017 Tahun 2017 Tahun 2017 Tahun 2017
Lainnya :
tentang tentang tentang tentang tentang tentang
tentang tentang tentang
Konservasi Pencegahan dan tentang Pengendalian Perlindungan Pengendalian Tentang Tentang Pedoman Tentang Tata
Perubahan Peningkatan
Sumber Daya Kehutanan Perlindungan Pemberantasan
Perkebunan Degradasi Kebakaran Tata Cara Tata Cara Teknis Cara SOP,
Hutan PP 71 tahun Pengelolaan
Alam dan dan Degradasi Hutan Lingkungan 2014 tentang Kebakaran Hutan dan Pengukuran Pengukuran Pemulihan Inventarisasi Petunjuk
Ekosistemnya Pengelolaan dan Lahan Muka Air Muka Air Fungsi Dan Teknis, dsb
Perlindungan Hutan
Lingkungan Pencemaran Tanah Di Titik Tanah Di Ekosistem Penetapan
dan dan Lahan
Hidup dalam Penaatan Titik Gambut Fungsi
Pengelolaan
Korelasi Ekosistem Penaatan Ekosistem
Ekosistem
dengan Gambut Ekosistem Gambut
Gambut
Kebakaran Gambut
Hutan dan
Lahan

• PERATURAN MENTERI LHK NOMOR P.8/ME NLHK/SETJEN/KUM.1/3/2018 TENTANG PROSEDUR TETAP PENGECEKAN LAPANGAN
INFORMASI TITIK PANAS DAN/ATAU INFORMASI KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
• PERATURAN MENTERI LHK NOMOR P.9/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2018 TENTANG KRITERIA TEKNIS STATUS KESIAGAAN DAN DARURAT
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
• PERATURAN DIRJEN PPI NOMOR P.08/PPI/PKHL/PPI.4/10/2018 TENTANG PELAPORAN PENGENDALIAN KARHUTLA.
• PERATURAN DIRJEN PPI NOMOR P.11/PPI/PKHL/KUM.1/12/2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENAKSIRAN LUAS KARHUTLA.
Sanksi Bagi Pelanggar Tindak Pidana Pembakaran Hutan dan Lahan
No Peraturan Perundangan Pasal yang dilanggar Sanksi
.
1 UU No.41/1999 Pasal 50 ayat 3 (d): Pasal 78 Ayat 3:
tentang KEHUTANAN Setiap orang dilarang Barang siapa dengan SENGAJA melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 Ayat 3 Huruf d, diancam
membakar hutan (baca dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
penjelasannya) denda paling banyak Rp.5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).

Pasal 78 Ayat 4:
Barang siapa karena KELALAIANNYA melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 Ayat 3 Huruf d, diancam
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda
paling banyak Rp.1.500.000.000,- (satu miliar lima ratus juta
rupiah).

2 UU No. 32/2009 Pasal 69 ayat (1) Setiap Pasal 108


tentang Perlindungan orang dilarang : Setiap orang yang melakukan pembakaran lahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h, dipidana dengan
dan Pengelolaan h. melakukan pembukaan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10
Lingkungan Hidup lahan dengan cara (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00
membakar; (sepuluh miliar rupiah).
Sanksi Bagi Pelanggar Tindak Pidana Pembakaran Hutan dan Lahan
No Peraturan Perundangan Pasal yang dilanggar Sanksi
.
3 UU No. 39/2014 Pasal 56 Pasal 108
tentang Perkebunan (1) Setiap Pelaku Usaha Setiap Pelaku Usaha Perkebunan yang
Perkebunan dilarang membuka dan/atau mengolah lahan dengan
membuka dan/atau cara membakar sebagaimana dimaksud dalam
mengolah lahan dengan Pasal 56 ayat (1) dipidana dengan pidana
cara membakar. penjara lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
(2) Setiap Pelaku Usaha paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
Perkebunan berkewajiban miliar rupiah).
memiliki sistem, sarana,
dan prasarana
pengendalian kebakaran
lahan dan kebun.
(3) Ketentuan lebih lanjut
mengenai pembukaan
lahan tanpa membakar
diatur dengan Peraturan
Menteri
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2014
TTG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT

Pasal 26 (2) Penanggulangan kerusakan Ekosistem Gambut


Setiap orang dilarang: sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
a. membuka lahan di Ekosistem Gambut dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha
dengan fungsi lindung; dan/atau kegiatan terhadap kerusakan akibat:
b. membuat saluran drainase yang a. terjadinya kebakaran Gambut;
mengakibatkan Gambut menjadi kering; b. tereksposnya sedimen berpirit dan/atau kwarsa;
c. membakar lahan gambut; dan/atau c. pembangunan drainase yang mengakibatkan
Gambut menjadi kering; dan/atau
d. melakukan kegiatan lain yang
d. pembukaan lahan pada Ekosistem Gambut.
mengakibatkan terlampauinya kriteria baku
(3) Penanggulangan kerusakan Ekosistem Gambut
kerusakan Ekosistem Gambut (dalam Pasal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
23 ayat (2) dan ayat (3)) melalui:
Pasal 27 a. pemadaman kebakaran;
b. pengisolasian area yang sedimen berpiritnya
(1) Penanggung jawab usaha dan/atau dan/atau kwarsanya terekspos;
kegiatan yang melakukan pemanfaatan c. pembuatan tabat atau bangunan pengendali air;
Ekosistem Gambut yang menyebabkan dan/atau
kerusakan Ekosistem Gambut di dalam d. cara lain yang tidak menimbulkan dampak
atau di luar areal usaha dan/atau kegiatan negatif terhadap Ekosistem Gambut.
wajib melakukan penanggulangan Lainnya : Pasal 28,29, 40, 43
sesuai kewajiban yang tercantum dalam
izin lingkungan.
PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN
GAMBUT
• Menjamin pengelolaan gambut berkelanjutan
• Menjamin gambut tetap basah, pencegahan kebakaran dan dapat
dikelola sesuai fungsi

PermenLHK Nomor P.77/2015 Tentang Tata Cara Penanganan


Areal yang Terbakar dalam Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Pada Hutan Produksi

PermenLHK Nomor P. 14/MenLHK/Setjen/KUM.1/2/2017 tentang


Tata Cara Inventarisasi dan Penetapan Fungsi Ekosistem Gambut.

PermenLHK Nomor P. 15/MenLHK/Setjen/KUM.1/2/2017 tentang


Tata Cara Pengukuran Muka Air Tanah di Titik Penataan Ekosistem
Gambut.

PermenLHK Nomor P. 16/MenLHK/Setjen/KUM.1/2/2017 tentang


Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi Ekosistem Gambut.

PermenLHK Nomor P. 17/MenLHK/Setjen/KUM.1/2/2017 ttg


Perubahan atas PermenLHK P.12/MenLHK-II/2015 tentang
pembangunan HTI
PERMENLHK NOMOR P. 32/ Menlhk/ Setjen/ Kum.1/ 3/ 2016
Tentang PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Bab I. Ketentuan Umum


Bab II. Organisasi Dalkarhut
Bab III. Sumber Daya Manusia Dalkarhut
• SDM tingkat pemerintah, pemerintah provinsi dan Kabupaten/Kota
• SDM Pada KPHP, KPHL, KPHK dan KPH Perum Perhutani
• SDM IUPHHK/IUPHHBK atau IUPHHK Restorasi ekosistem ,
IUPHHK/IUPHHBK pada HTI atau HTHR dan pemegang ijin pinjam
pakai kawasan hutan pada hutan lindung dan produksi untuk
pertambangan
• SDM IUPK/IUPJL/IPHHBK, pemegang ijin pinjam non pertambangan,
HKM, Hutan desa, Hutan adat, Hutan Hak KHDTK, pelaku usaha
perkebunan/kelompok unit desa
Bab IV. Sarana Prasarana Dalkarhut (item yang sama dengan SDM)
Bab V. Kegiatan Dalkarhutla
Bab VI. Pengembangan Inovasi Dalkarhutla
Bab VII. Pemberdayaan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan P A RA
I B A N
Bab VIII. Pelaporan dan Pengawasan
W A J
N T UK R
Bab IX. Penghargaan dan sanksi KE A K U N DA
PIH ST A
Bab X. Pembiayaan H I
Bab XI. Ketentuan Penutup ME NU
M E
Ps 1
71 (3)
ISTILAH
PENGELO
(2) LAAN
PENGE SARPRAS (4)
LOLAAN OPERASIONA
L PENCE
D SDM GAHAN

A
Pasal 2
L (1) Pasal 3
K PENGOR NSPK PARA
USAHA/ (5)
GANISA OPERASIONAL 11 BAB, PIHAK
A SIAN KEGIATAN/ PEMADAMAN
111 PASAL
TINDAKAN
R
H
(9)
U DUKUNGAN (7)
MANAJEMEN PENANGAN
T DALKAR
HUTLA
(8)
DUKUNGAN
AN PASCA
KARHUTLA
L EVAKUASI &
PENYELAMA
TAN
A
PERATURAN MENTERI LHK NOMOR P.32 TAHUN 2016
TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

1. Memandatkan kewajiban pemenuhan kewajiban


terkait sumberdaya manusia, sarpras, program dan
anggaran dalam pengendalian kebakaran hutan dan
lahan
2. Perlunya kelembagaan dan optimalisasi peran semua
pihak dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan
SDM DALKARHUTLA
Pada KPHP, KPHL, KPHK
dan KPH Perum SARPRAS DALKARHUTLA
Perhutani PADA KPHP, KPHL, KPHK, KPH
PERUM PERHUTANI, IUPHHK
Pasal 31 ATAU IUPHHBK atau IUPHHK
RE dalam HA/HP, IUPHHK atau
PENINGKATAN
IUPHHBK DALAM HTI atau
KAPASITAS SDM
HTHR IZIN PINJAM PAKAI
DALKARHUTLA
KAWASAN HUTAN PADA HL
dan HP UNTUK KEGIATAN
Pasal 44-45
PERTAMBANGAN
KEGIATAN
DALKARHUTLA PASAL 51
Pasal 66-74
WAJIB DIPENUHI
PERMENLHK NOMOR P. 32/ Menlhk/ Setjen/ Kum.1/ 3/ 2016
Tentang PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Bab I. Ketentuan Umum


Bab II. Organisasi Dalkarhut
Bab III. Sumber Daya Manusia Dalkarhut
• SDM tingkat pemerintah, pemerintah provinsi dan Kabupaten/Kota
• SDM Pada KPHP, KPHL, KPHK dan KPH Perum Perhutani
• SDM IUPHHK/IUPHHBK atau IUPHHK Restorasi ekosistem ,
IUPHHK/IUPHHBK pada HTI atau HTHR dan pemegang ijin pinjam
pakai kawasan hutan pada hutan lindung dan produksi untuk
pertambangan
• SDM IUPK/IUPJL/IPHHBK, pemegang ijin pinjam non pertambangan,
HKM, Hutan desa, Hutan adat, Hutan Hak KHDTK, pelaku usaha
perkebunan/kelompok unit desa
Bab IV. Sarana Prasarana Dalkarhut (item yang sama dengan SDM)
Bab V. Kegiatan Dalkarhutla
Bab VI. Pengembangan Inovasi Dalkarhutla
Bab VII. Pemberdayaan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan P A RA
I B A N
Bab VIII. Pelaporan dan Pengawasan
W A J
N T UK R
Bab IX. Penghargaan dan sanksi KE A K U N DA
PIH ST A
Bab X. Pembiayaan H I
Bab XI. Ketentuan Penutup ME NU
M E
Skema Pemenuhan SDM Dalkarhutla
Berdasarkan PERMENLHK Nomor P. 32 Tahun 2016
Tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
SDM untuk
SDM DALKARHUTLA mengisi
Pada KPHP, KPHL,
KPHK dan KPH
Perum Perhutani Organisasi Regu
Brigdalkarhut Brigdalkarhut
Pasal 31

Wajib menyiapkan
SDM dalkarhutla REGU INTI REGU
dalam KPHP, KPHL, KPHK DAN PERBANTUAN
BRIGDALKARHUTLA BKPH PERUM PERHUTANI,
Sekurang-kurangnya • Beranggotakan
memiliki 1 (satu) REGU masyarakat dari desa
INTI terdiri dari : binaan
1. 1 org Kepala regu • Jumlah, tugas dan
2. 14 anggota regu fungsi diatur
keputusan Pejabat
KOMPETENSI DAN KPH
SERTIFIKAT
Anggota Masyarakat
berbagai profesi

Perduli
Dalkarhutla

APA ITU
MASYARAKAT
PEDULI API Sukarela/Tanpa
diberdayakan honor/Gaji
(MPA)?
Permen LHK
32/2016

Melakukakan
membantu
Sesuai
keahliab/terlatih
Organisasi Kelompok MPA
Berdasarkan Perdirjen PPI No. P.3/PPI/SET/Kum.1/I/2018
Tentang Pembentukan dan Pembinaan MPA

CAMAT/LURAH/
KEPALA DESA

Melaksanakan tugas perencanaan, pengorganisasian,


Ketua Tugas
operasional, pengawasan dan evaluasi dalam setiap usaha
dalkarhutla dan/atau upaya adaptasi dan mitigasi perubahan
Kelompok iklim di desanya
Sekretaris
Melaksanakan tugas untuk mengelola administrasi keuangan
merangkap Tugas
dan tugas-tugas kesekretariatan
Bendahara
Melaksanakan tugas operasional dalkarhutla dan/atau upaya
Kepala Regu Tugas
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
PENINGKATAN PERANSERTA MASYARAKAT
DALAM PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DENGAN MASYARAKAT BERKESADARAN HUKUM

Sumber: paparan BNPB (2020)


• Himbauan dari Menteri LHK dan Kapolri kepada
setiap penanggungjawab usaha dan atau kegiatan
untuk mematuhi peraturan perundangan tentang
pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan
dan lahan (KUHP, UU No. 41 tahun 1999 tentang
Kehutanan, UU No. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
UU No. 39 tahun 2014 tentang Perkebunan
• Penegakan Hukum terhadap para pelanggar tindak
pidana kebakaran hutan dan lahan sesuai
peraturan perundangan di atas
Permenlhk No. P.9/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2018
Tentang kriteria Teknis Status Kesiapsiagaan dan Darurat Kebakaran
Hutan dan Lahan

Status ditetapkan berdasarkan penilaian parameter


(Pasal 6):
1. Peringkat Bahaya Kebakaran
Status Kesiagaan dan Darurat Karhutla
2. Suhu Udara
(Pasal 5):
3. Hari Tanpa Hujan
1. Siaga 3 (tiga) atau Normal
4. Analisa Curah Hujan
2. Siaga 2 (dua) atau Waspada
5. Prakiraan Curah Hujan
3. Siaga 1 (satu) atau Siaga Darurat
6. Titik panas atau Hotspot
4. Darurart atau Tanggap Darurart
7. Kejadian Karhutla
Daerah Kabupaten/Kota, Provinsi atau
8. Kondisi asap
Nasional
9. Kondisi kualitas udara
10. Jarak pandang
11. Jumlah penderita gangguan kesehatan
Permenlhk No. P.9/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2018
Tentang kriteria Teknis Status Kesiapsiagaan dan Darurat Kebakaran
Hutan dan Lahan

Dalam keadaan tertentu, Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat


menentukan status kesiagaan atau Darurat dengan pertimbangan
meliputi:
1. terjadinya pencemaran asap lintas batas
2. Fenomena El Nino
3. periode musim kemarau
4. Jumlah masyarakat yang terkena dampak
5. Ancaman bagi objek vital nasional
6. Agenda resmi daerah, nasional dan internasional
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN
Meliputi dampak
terhadap :

ASPEK
DAMPAK
KEBAKARAN LINGKUNGAN
HUTAN ASPEK
SOSEKBUDPOL
ASPEK
KESEHATAN
Dampak Karhutla
– Ekonomi  terganggunya sektor ekonomi (penerbangan, wisata, dll)
– Sosial
– Politik – nama baik di dunia internasional, lemahnya pasar produk2 pertanian & kehutanan, dsb
– Kesehatan – berbagai penyakit akibat kualitas udara yang rendah
– Ancaman hilangnya habitat dan punahnya keanekaragaman hayati
– Fungsi pencegah erosi, regulasi gangguan, suplai air, formasi tanah, daur nutrisi dan pengolah sampah

– Dan sebagainya.
A STABILITAS NUTRISI TERGANGGU
Dampak
pada aspek A PERUBAHAN FISIK TANAH
L A PENURUNAN PROSES DEKOMPOSISI
I A PENURUNAN ZAT RENIK
N
A SIKLUS HIDROLOGI TERGANGGU
G
K A HILANG/BERKURANGNYA PLASMA
U NUTFAH
N A PENINGKATAN SUHU GLOBAL
G A PERUBAHAN IKLIM MIKRO
A
A STABILITAS EKOLOGI/SUKSESI
N ALAMI TERGANGGU
DAMPAK
DAMPAK PADA
PADA ASPEK
ASPEK
SOSIAL
SOSIAL EKONOMI
EKONOMI

 MEROSOTNYA PRODUKSI PERTANIAN, KEHUTANAN,


PERIKANAN DAN PETERNAKAN
 PENDIDIKAN TERGANGGU
 KEGIATAN TRANSPORTASI TERGANGGU
 AKTIVITAS MASYARAKAT MEROSOT
 RUSAK/HILANGNYA HARTA BENDA
 INDUSTRI PARIWISATA ATAU WISATAWAN BERKURANG
 BIAYA PEMADAMAN MAHAL
 HUBUNGAN DENGAN NEGARA TETANGGA TERGANGGU
Timbulnya beberapa
penyakit
KERUGIAN DI INDONESIA
TAHUN 1997

1. NO. TIPE DI INDONESIA DI NEGARA LAIN


(Dalam Juta Dollar)
1 Kayu 493,7 -
2 Pertanian 470,4 -
KERUSAKAN 3 Manfaat Langsung 705,0 -
dari Hutan
YANG 4 Manfaat Industri 1.077,1 -
DISEBABKAN Kehutanan
5 Biodiversity 30,0 -
KEBAKARAN 6 Biaya Pemadaman 11,7 13,4
TAHUN 1997 7 Pertukaran karbon - 272,1
Jumlah 2.787,9 285,5
Tantangan Pengendalian Karhutla 2020-
2024
01 02 03 04

Prediksi kemarau  Indonesia harus  Belum semua PEMDA Masih banyak praktek
lebih panjang dari menjamin tidak adanya mengalokasikan anggaran penyiapan lahan
2019 asap lintas batas yang memadai. dengan membakar di
Bahan bakaran di  Diplomasi internasional  Pengoptimalan
masyarakat, proses
lapangan menumpuk terkait PI perlu terus penggunaan dana APBN,
dilakukan APBD, DBH-DR dan penyadartahuan
Lokasi karhutla di masyarakat
sumber lainnya.
daerah remote, sumber membutuhkan
air untuk pemadaman pendampingan dan
sangat terbatas dan waktu yang intensif
jauh
Strategi dan Upaya Pengendalian Karhutla

1. Tingkatkan dan efektifkan upaya 2. Prioritas tetap mengutamakan upaya


peringatan dan deteksi dini karhutla pencegahan dengan pelibatan unsur-unsur
satuan wilayah, aparat daerah,
stakeholder, masyarakat pada tingkat
desa/tapak.

3. Segera laksanakan TMC pada bulan Maret ini di 4. Tingkatkan dan gerakkan patroli rutin
Provinsi Riau, dilanjutkan dengan Bulan Mei di pengendalian karhutla
Provinsi rawan

5. Lakukan revitalisasi sarana dan 6. Masyarakat ditingkatkan kapasitasnya


prasarana dan peningkatan kapasitas regu/ dan kesadarannya melalui pelatihan
brigdalkarhutla dengan memberikan dukungan-dukungan
atau insentif

7. Gubernur agar memperhatikan dan 8. Tingkatkan koordinasi dan sinergitas


memantau terus prediksi dari antar Kementerian/Lembaga ditingkat
BMKG/LAPAN sehingga penetapan status pusat dan daerah dengan membentuk
siaga darurat lebih tepat dan akurat satgas gabungan di pusat dan daerah
Strategi dan Upaya Pengendalian Karhutla
9. Pemerintah Daerah harus
mengalokasikan anggaran, tenaga dan 10. Terus ditingkatkan penegakan hukum
sarpras pengendalian kebakaran hutan dan bagi para pembakar hutan
lahan di wilayahnya;

11. Aparat penegak hukum (POLRI, Jaksa, 12. Kementerian/Lembaga, Pemerintah


PPNS) harus melakukan penegakan Daerah Provinsi/Kabupaten/ Kota hingga
hukum secara tegas kepada pelaku tingkat tapak harus dapat meningkatkan
pembakar hutan dan lahan kesejahteraan masyarakat melalui
diversifikasi usaha-usaha di lahan
masyarakat
13. Kementerian/Lembaga harus meningkatkan
14. Kemenkes dan Pemerintah Daerah
upaya pemulihan ekosistem gambut secara
menyeluruh dengan mengimplementasikan PP harus menyiapkan dan mengantisipasi
Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Pengelolaan Ekosistem Gambut ketika terjadi dampak asap akibat karhutla

15. Memperkuat koordinasi dalam


penyiapan informasi publik di tingkat
nasional dan daerah
Target Pencegahan Karhutla
di 1200 Desa Rawan Tahun 2020

Kalimantan Tgt
Sulawesi Tgt
W. Kal 455 132
W. Sulawesi 28 -
C. Kal 565 164
SE Sulawesi 9 3 Mollucas
S. Kal 579 168
N. Sulawesi 8 - Maluku 7
E. Kal 224 65
Sumatera Tgt N Maluku 6
N. Kal 18 -
Aceh 36 -
N. Sum 137 -
Riau 749 217
W. Sum 9 -
Jambi 433 126
S.Sum 733 212
Papua
Papua 39
W Papua 11
Java – South East Nusa Tgt
E. Java 5 -
W. Nusa 25 7
E. Nusa 64 -
STRATEGI PENGENDALIAN KARHUTLA 2020

AKSI PENCEGAHAN YANG HARUS DILAKUKAN DI TINGKAT TAPAK


BERBASIS DESA
Inventarisasi potensi Mengembangkan Meningkatkan livelihood Perusahaan bidang Dukungan anggaran
setiap desa-desa rawan penerapan teknologi masyarakat desa, melalui kehutanan dan terkait pencegahan
karhutla pada wil. pembukaaan lahan tanpa diversifikasi usaha pertanian. perkebunan diharuskan karhutla, dari
rawan karhutla, meliputi bakar (PLTB) melalui Pemerintah memberikan menjalankan kewajiban- Pemerintah Pusat
: jumlah masyarakat, pengolahan kompos, insentif sesuai potensi desa, kewajiban dalam (APBN), Dana Desa,
cuka kayu, briket arang contoh : potensi perikanan pencegahan karhutla
jumlah pemilik lahan Pemerintah daerah
harus diberikan dukungan
pertanian/ perkebunan, dan mekanisasi pertanian yang telah diatur oleh (APBD, DBH-DR)
bibit dari KKP, pembangunan
luas lahan eksisting, yang disertai dengan infrastruktur (embung, saluran
regulasi, dan membantu
peruntukan lahan pelatihan/ pendampingan. air) oleh PUPR, masyarakat desa sekitar
tersedia. pendampingan, sampai kawasannya untuk
dengan pemasaran yang mengembangkan
dapat didukung melalui alternatif usaha
program CSR. perekonomian

PENDAMPINGAN PIHAK DESA OLEH:


- Pemerintah Daerah
- Manggala Agni
- Penyuluh (Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan)
- Tokoh Masyarakat
- LSM
- Swasta (CSR)
Beberapa link video terkait pembelajaran mata pelatihan
Kebijakan Pengendalian Karhutla

https://www.youtube.com/watch?v=bPek7fDAJb8
https://www.youtube.com/watch?v=R25uEgraxhk
https://www.youtube.com/watch?v=s9vgZZZYgqE
https://www.youtube.com/watch?v=g7GAB2nILEM
https://www.youtube.com/watch?v=C9kbxaOSNPw
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai