Anda di halaman 1dari 66

RENCANA USAHA ATAU

KEGIATAN

2.1. Nama Usaha dan/atau Kegiatan

Nama usaha dan/atau kegiatan dalam penyusunan Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup (UKL-UPL) ini adalah Pembangunan TPA (Tempat Pemrosesan

Akhir) Sampah dengan total luas lahan ± 8,23 hektar.

2.2. Lokasi Rencana Kegiatan

Rencana lokasi pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) berada

pada Kecamatan Bengkalis yang terletak di Jalan Poros Desa Sungai

Alam, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, yang

terletak pada titik koordinat sebagai berikut :

Tabel 2.1 Titik Koordinat Lokasi TPA Bengkalis


TITIK KOORDINAT KETERANGAN
T1 102o 9’ 22,726” E 01o28’46,690” N Kondisi lahan semak
T2 102o 9’ 28,911” E 01o28’40,384" N belukar dengan Status Hak
T3 102o 9’ 18,534” E 01o28’41,737” N Milik Pemerintah
o o
T4 102 9’ 28,751” E 01 28’31,319” N Kabupaten Bengkalis
T5 102o9’ 31,196” E 01o28’34,207” N
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis, 2020

Lahan yang disediakan untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di

Desa Sungai Alam yang merupakan tanah milik Pemerintah Daerah

Kabupaten Bengkalis. Jalan masuk menuju lokasi adalah jalan poros yang

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-1


telah dilakukan perkerasan dengan sirtu dalam kondisi sedikit rusak

namun layak untuk dipergunakan. Lokasi perencanaan teknis TPA berupa

dataran rendah dengan kondisi miring ke arah utara dan punggung bukit

dengan kemiringan lahan antara 5% sampai 10% dengan kondisi tapak

masih berupa semak belukar dan sedikit pohon besar sisa penebangan

sedangkan sisi kanan dan belakang merupakan hutan milik warga

yang dikelola untuk berladang. Kondisi topografi wilayah Kabupaten

Bengkalis pada umumnya relatif datar dengan kemiringan lereng rata-rata

2-6 m diatas permukaan laut.

Adapun jenis tanah rencana lokasi TPA di Kecamatan Bengkalis

yaitu Histosol atau Organosol atau gambut. Dari hasil penyelidikan tanah

menunjukkan bahwa lapisan tanah di lokasi kegiatan adalah Lunak,

Sedang, Keras sampai Sangat Keras dengan titik aman lebih dari 27 (dua

puluh tujuh) meter untuk kedalaman tiang pancang. Sebagaimana

dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik

Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 penyebaran bau dan pencemaran lindi

memilki jangkauan 1 km dari permukiman dan aktivitas masyarakat yang

tinggi seperti fasilitas sekolah. Sementara untuk lokasi di TPA

bengkalis jarak rencana TPA ke permukiman terdekat sekitar 2.100 meter

(2,1 km) dan jarak ke fasilitas sekolah terdekat sekitar 2.300 meter (2,3

km)serta jarak dari pantai Selat Baru yaitu 16 kilometer maka tidak terlalu

berpengaruh terhadap pasang tertinggi. Hal ini berarti disimpulkan bahwa

radius yang diharapkan sudah tercapai. Peta lokasi kegiatan dan Peta

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-2


Lokasi Dalam Administrasi Kabupaten Bengkalis ditunjukkan pada

Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.

2.3. Skala Usaha dan/atau Kegiatan TPA (Tempat Pemrosesan

Akhir) Sampah Kecamatan Bengkalis

Paradigma lama pengelolaan sampah dengan pendekatan

penanganan akhir yaitu “kumpul – angkut – buang” ke TPA sampah sudah

saatnya ditinggalkan. TPA yang dahulu dijadikan sebagai Tempat

Pembuangan Akhir kini menjadi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah.

Perubahan paradigma dari tempat pembuangan akhir menjadi tempat

pemrosesan akhir sampah sesuai Undang – Undang No 18/2008, dimana

memandang sampah sebagai sumberdaya yang mempunyai nilai ekonomi

dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk kompos, energi, bahan

bangunan maupun sebagai bahan baku industri, sedangkan yang dibuang

adalah sampah yang benar-benar sudah tidak dapat dimanfaatkan,

karena tidak mempunyai nilai ekonomi .

Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang

komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan dari produk yang

berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir yaitu pada fase produk

sesudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian

dikembalikan secara aman ke media lingkungan. Konsep ini biasa disebut

dengan 3 R yaitu Reduce (Pengurangan) – Reuse (Penggunaan kembali)

– Recycle (Pendaurulangan), dengan menggunakan paradigma baru

penanganan sampah yaitu “kumpul – pilah – olah – angkut”.

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-3


Saat ini TPA Sampah di pulau Bengkalis yang melayani 2

kecamatan yaitu Bengkalis dan Bantan berada di daerah Bantan. Kegiatan

yang mendesak terkait dengan permasalahan pemrosesan akhir di

Kabupaten Bengkalis adalah perlunya dilakukan peningkatan TPA yang

melayani pulau Bengkalis. TPA Bantan yang melayani 2 (dua) kecamatan

di pulau Bengkalis yaitu Kecamatan Bengkalis dan Kecamatan Bantan

perlu ditingkatkan karena :

 Saat ini daya tampung TPA Bantan sudah over capacity.

 TPA Bantan melayani Kota Bengkalis yang merupakan Ibukota

Kabupaten Bengkalis sebagai tempat penilaian Adipura.

 Luas TPA Bantan hanya 3,5 Ha, tidak memenuhi persyaratan Luas

lahan TPA minimal yaitu 5 Ha.

Skala/besaran usaha dan/atau kegiatan pembangunan Tempat

Pemrosesan Akhir Sampah Sampah (TPA) Bengkalis yang akan

dibangun menggunakan metode control landfill dengan “sistem sel”.

Metode controlled landfill merupakan peningkatan dari sistem open

dumping dimana secara periodik sampah yang telah tertimbun ditutup

dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan

yang ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga dilakukan perataan dan

pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan

kestabilan permukaan TPA.

Sumber Timbulan Sampah

Sampah, berdasarkan sumbernya dapat berasal dari permukiman,

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-4


komersial, fasilitas umum, kawasan pendidikan, fasilitas kesehatan,

pasar dan industri.

1) Permukiman

Timbunan sampah di permukiman merupakan yang terbesar

dibandingkan dengan sumber lainnya. Dua faktor yang

mempengaruhi kuantitas timbulan sampah, khususnya sampah

rumah tangga adalah jumlah penduduk dan tingkat perekonomian

penduduk

2) Kawasan Komersial/ non permukiman.

Kawasan komersil yang terdiri dari kawasan bisnis dan

perdagangan seperti Pusat Pertokoan, Penginapan (hotel),

Perkantoran, Tempat Rekreasi, dan Rumah Makan hampir

tersebar diseluruh kecamatan di Kecamatan Bengkalis dan

Bantan.

3) Fasilitas Umum

Sumber sampah dari fasilitas umum lebih banyak dihasilkan dari

penunjang transportasi seperti jalan raya terminal dan pelabuhan.

4) Kawasan Pendidikan

5) Sarana Kesehatan

Sampah yang dihasilkan sarana kesehatan dikategorikan ke

dalam dua bagian yaitu sampah medis dan sampah non medis.

Sampah medis adalah sampah hasil aktivitas pelayanan

kesehatan seperti botol inful, jarum suntik, perban, masker, sarung

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-5


tangan dan sampah lainnya yang berkaitan dengan pelayanan

kesehatan. Sampah non medis adalah sampah lain yang

karekristinya sama dengan sampah ruma tangga. Yang diproses

di TPA hanya berupa sampah non medis

6) Pasar

Sampah pasar umumnya adalah sampah organic seperti sisa

sayuran dan makanan yang biasa juga disebut sampah basah

yaitu yang berasal dari sayur mayur, ikan basah, dan lauk pauk

Iainnya yang harus diangkut tepat waktu untuk menghindari bauk

busuk yang akan ditimbulkan.

7) Industri

Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi

(bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan

pengemasan produk (kertas, kayu, plastik)

Timbulan, Komposisi Dan Karakteristik Sampah

Dalam Master Plan Persampahan Kabupaten Bengkalis Tahun 2016,

telah ditetapkan bahwa rata- rata timbulan sampah permukiman

Kabupaten Bengkalis adalah 1.690 L/org/hari atau 0,447 Kg/org/hari.

Angka ini menjadi dasar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten

Bengkalis untuk membuat proyeksi dan kinerja pengelolaan persampahan.

Sedangkan untuk komposisi dan berat sampah di Kabupaten Bengkalis

ditunjukkan pada Tabel 2.2 dibawah ini

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-6


Tabel 2.2. Pengelompokkan Sampah Kabupaten Bengkalis

PENGELOMPOKAN
JENIS SAMPAH SAMPAH SAMPAH GUNA SAMPAH
RESIDU
B3 ORGANIK ULANG DAUR ULANG
Sampah Organik 73,35 %
Kertas 2,46 %
Kayu 3,78 %
Kain/Tekstil 0,86 %
Karet/Kulit 0,82 %
Plastik 5,38 %
Logam 0,32 %
Gelas/Kaca 1,43 %
Lain-lain (Pembalut,
Pampers, Keramik, dsb) 10,26 %
B3 (Baterai, Lampu,
1,35 %
Obat, Spray)
JUMLAH 11,61 % 73,35 % 6,80 % 2,46 % 16,03 %
Sumber : Master Plan Persampahan Bengkalis Tahun 2016

Adapun jumlah eksisting timbulan sampah dari 2 (dua) kecamatan yaitu


Bengkalis dan Bantan yang saat ini diolah TPA Bantan ditunjukkan pada
Tabel 2.3
Tabel 2.3. Jumlah Eksisting Timbulan Sampah dari Kecamatan Bengkalis
dan Bantan Yang Diolah di TPA Bantan Pada Tahun 2019

Sampah Yang
Potensi Sampah Yang
Terkurangi di Total Penanganan
Timbulan Terangkut ke TPA
NO KECAMATAN Sumber Sampah
Sampah
(ton/Tahun) Volume Volume Volume
(ton/Tahun) % (ton/Thn) % (ton/Thn) %
1 Bengkalis 69996,76 6892,66 98 139,99 2 7032,65 100
2 Bantan 21117,15 1563,66 74 253,41 12 1817,07 86
TOTAL 35542,61 35542,61 59,49 7830,10 13,11 43372,71 72,60
Sumber : DLH Kabupaten Bengkalis, 2020

Sistem Pengelolaan Sampah

Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Bengkalis saat ini dapat

dikatakan masih cukup berjalan dengan baik. Pengelolaan persampahan

di Kabupaten Bengkalis dilakukan dengan 2 cara yaitu pengelolaan

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-7


sampah setempat dan pengelolaan sampah terpusat. Pengelolaan

sampah setempat dilakukan oleh sebagian masyarakat terutama

masyarakat perdesaan dengan menggunakan sistem konvensional yaitu

menimbun dalam lubang setiap pekarangan rumah atau membakar untuk

dijadikan pupuk atau dibiarkan. Pengelolaan sampah terpusat dilakukan

oleh masyarakat perkotaan yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.

Cakupan pelayanan pengelolaan persampahan sampah di Bengkalis

seperti Tabel 2.4. dibawah ini :

Tabel 2.4. Cakupan Pelayanan Pengelolaan Persampahan Kabupaten


Bengkalis Tahun 2019
JUMLAH JUMLAH PELAYANAN
NO KECAMATAN PENDUDUK PENDUDUK PERSAMPAHAN
(Jiwa) PERKOTAAN (%)
1 Bengkalis 81.614 (Jiwa)
42.902 52,57
2 Bantan 43.025 12.943 30,08
TOTAL 124.639 55.845 41,325
Sumber : PTMP, 2020

Berdasarkan data dari DLH Kabupaten Bengkalis, pada Tabel 2.4.

dibawah ini dapat dilihat Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah Area

Layanan Perkotaan di Bengkalis Tahun 2019 yaitu 41,325%

Penanganan Terhadap Pengelolaan 3R

Konsep 3R adalah paradigma baru dalam pola konsumsi dan

produksi disemua tingkatan dengan memberikan prioritas tertinggi pada

pengelolaan limbah yang berorientasi pada pencegahan timbulan

sampah, minimisasi limbah dengan mendorong barang yang

dapat digunakan lagi dan barang yang dapat didekomposisi secara

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-8


biologi (biodegradable) dan penerapan pembuangan limbah yang ramah

lingkungan. Pelaksanaan 3R tidak hanya menyangkut masalah sosial

dalam rangka mendorong perubahan sikap dan pola pikir menuju

terwujudnya masyarakat yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

tetapi juga menyangkut pengaturan (manajemen) yang tepat dalam

pelaksanaannya.

Prinsip pertama Reduce adalah segala aktifitas yang mampu

mengurangi dan mencegah timbulan sampah. Prinsip kedua Reuse

adalah kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk

fungsi yang sama atau yang lain. Prinsip ketiga Recyle adalah

kegiatan mengelola sampah untuk dijadikan produk baru.

Untuk mewujudkan konsep 3R salah satu cara penerapannya

di Kecamatan Bantan dan Kecamatan Bengkalis adalah melalui

pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat, yang diarahkan

kepada daur ulang sampah (recycle). Hal ini dipertimbangkan sebagai

upaya mengurangi sampah sejak dari sumbernya, karena adanya

potensi pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku kompos dan

komponen non organik sebagai bahan sekunder kegiatan industri

seperti plastik, kertas, logam, gelas,dan lain-lain.

Sesuai dengan Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan dan

strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan,

diperlukan suatu perubahan paradigma yang lebih mengedepankan

proses pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, yaitu dengan

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-9


melakukan upaya pengurangan dan pemanfaatan sampah sebelum

akhirnya sampah dibuang ke TPA.

Estimasi Jumlah Timbulan Sampah Diproses di TPA

Proyeksi penduduk dibutuhkan untuk mengestimasikan jumah potensi

timbulan sampah di masa mendatang. Proyeksi penduduk dilakukan

dengan menggunakan data jumlah penduduk dan laju pertumbuhan

penduduk eksisting di Kecamatan Bengkalis dan Bantan. Proyeksi jumlah

penduduk dilakukan dengan metode geometrik dengan persamaan umum

sebagai berikut.

Pn = Po (1 + r)n

Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = Jumlah penduduk awal
r = Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam %)
n = Jangka waktu dalam tahun

Tabel 2.5. Proyeksi Target Penduduk Terlayani TPA Bengkalis


Jumlah Penduduk (Jiwa)
Tahun Keterangan

2022 91,988
2023 93,507 Tahap 1
2024 95,050
2025 125,953
2026 128,034
2027 130,148 Tahap 2
2028 132,298
2029 134,483
2030 136,704
2031 159,182
2032 161,810
2033 164,481
2034 167,196

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-10


Jumlah Penduduk (Jiwa)
Tahun Keterangan

2035 169,955
Tahap 3
2036 172,761
2037 175,613
2038 178,511
2039 181,458
2040 184,453
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan Konsultan, 2020

Tingkat layanan TPA Bengkalis yang akan dibangun di Desa Sungai

Alam dapat dihitung sesuai dengan jumlah timbulan sampah serta

proyeksi jumlah penduduk. Mengacu pada dokumen Masterplan

Persampahan Kabupaten Bengkalis, jumlah sampah yang akan diangkut

ke TPA ini bervariasi sesuai dengan skenario penanganan sampah yang

direncanakan dapat dilihat pada Tabel 2.6. berikut :

Tabel 2.6. Proyeksi Sampah Terangkut TPA Bengkalis


Jumlah Volume
Pelayanan Jml Pddk
Tahapan Tahun Penduduk Sampah
(%) Terlayani
(Jiwa) (Jiwa) Terangkut ke TPA
(m3/hari)
2022 91,988 70 78,227.54 99.03
Tahap 1 2023 93,507 %
75 83,442.75 105.48
2024 95,050 %
80 84,820.08 109.23
2025 125,953 %
85 64,391.95 151.98
2026 128,034 %
90 70,130.19 159.69
Tahap 2 2027 130,148 %
95 76,040.32 167.16
2028 132,298 %
100 107,060.22 174.40
2029 134,483 %
100 115,230.21 172.73
2030 136,704 %
100 123,640.89 173.27
2031 159,182 %
100 132,297.97 193.69
2032 161,810 %
100 134,483.15 188.69
2033 164,481 %
100 136,704.42 183.46
2034 167,196 %
100 159,182.15 178.01
Tahap 3 2035 169,955 %
100 161,809.70 172.33
2036 172,761 %
100 164,480.62 166.42
2037 175,613 %
100 167,195.63 160.26
%

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-11


Jumlah Volume
Pelayanan Jml Pddk
Tahapan Tahun Penduduk Sampah
(%) Terlayani
(Jiwa) (Jiwa) Terangkut ke TPA
(m3/hari)
2038 178,511 100 169,955.46 153.86
2039 181,458 %
100 172,760.85 147.20
2040 184,453 %
100 175,612.56 155.86
Sumber : PTMP Bengkalis, 2020 %

Analisis Perhitungan Umur TPA di Desa Sungai Alam

Masa pakai atau umur TPA pengembangan dapat dihitung dengan

membandingkan volume sampah yang akan ditimbun di TPA dengan

kapasitas sel yang tersedia.

1) Tahap A

Volume sampah 2032 = 56,627.24 m3/tahun

= 4,718.94 m3/bulan

= 157.30 m3/hari

Volume Daya Tampung cell tahap 1 = 76.000 m3

Selisih = 19.372 m3/tahun

Total Volume sampai Agustus 2032 = 4 x 4,718.94 m3/bulan

= 18.875,75 m3

Selisih = 19.372 m3 - 18.875,75 m3

= 497,01 m3

Total Volume harian = 3 x 497,01 m3 = 471,89 m3

TPA tahap A akan penuh pada tahun 2031 bulan April hari ke -3

atau 10 tahun 4 bulan 3 hari.

2) Tahap B
Volume sampah 2032 = 45,567.46 m3/tahun
= 3.797,29 m3/bulan

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-12


= 126,58 m3/hari

Volume Daya Tampung cell tahap 1 = 76.000 m3

Selisih = 30.432,54 m3/tahun

Total Volume sampai Agustus 2032 = 8x 3.797,29 m3/bulan

= 30.378,31 m3

Selisih = 30.432,54 m3 - 30.378,31 m3

= 54,24 m3
TPA tahap A akan penuh pada tahun 2040 bulan Oktober hari ke -1
atau 9 tahun 8 bulan 1 hari.
Kebutuhan Kapasitas Lahan TPA

Kebutuhan lahan TPA bergantung dari banyaknya sampah yang diurug

di TPA. Oleh karena itu untuk setiap skenario penanganan sampah

memiliki kebutuhan TPA yang berbeda-beda.

1. Kebutuhan Tanah Penutup

Kebutuhan tanah penutup diestimasikan sejumlah 20% dari total

volume sampah yang diurug setelah dikompaksi.

2. Kebutuhan luas lahan landfill

Kebutuhan luas lahan landfill merupakan kebutuhan lahan untuk

penimbunan sampah yang dihitung dengan menggunakan estimasi tinggi

sel sampah sebesar 10 m dan faktor kemiringan 0,8

3. Kebutuhan luas lahan TPA

Luas lahan TPA ini terdiri dari kebutuhan luas lahan landfill dan lahan

penunjang yang diestimasikan sebesar 20% dari total luas lahan TPA.

Lahan penunjang TPA ini antara lain digunakan untuk bangunan kolam

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-13


pengolahan lindi, workshop/bengkel, pos jaga, area buffer, dan lainnya.

Perhitungan awal kebutuhan lahan TPA per tahun adalah sebagai berikut

L = V x 300 x 0,70 x 1,15


T
dimana :
L = Luas lahan yang d setiap tahun (m2)
V = Volume sarnpah yang telah dipadatkan (m3/hari)
V =AxE
dimana :
A = Volume sampah yang akan dibuang
E = Tingkat pemadatan (kg/m3) rata-rata 600 kg/rn3;
(persantase pengurangan volue akibat pemadatan
(50% s.d 70%)
T = Ketinggian timbunan yang direncanakan (m) 15 %
rasio tanah penutup
Kebutuhan luas lahan adalah :
H = L x I x J; dimana :
H = Luas total lahan (m2)

L = Luas lahan setahun

I = Umur lahan (tahun)

J = Ratio luas lahan total dengan luas lahan efektif 1,2


TPA Bengkalis didesain dapat menampung 8 lift sampah. Tinggi 1 lift 1,5

meter. Persentase pemadatan sampah oleh Buldozer mencapai 60% dari

total sampah yang masuk ke TPA. Tabel 2.7 berikut menunjukan

kapasitas lahan yang dibutuhkan untuk TPA Bengkalis.

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-14


Tabel 2.7. Proyeksi Volume Timbulan Sampah Dan Luas Lahan Efektif di
TPA Bengkalis
Volume Sampah Padat + Luas Lahan
Volume Sampah Padat Tanah Penutup
Tahapan Efektif
Kumulatif
(m3/hari) (m3/tahun) (m3/hari) (m3/tahun) Ha
Tahap 1 68.97 25,175.24 79.32 28,951.53 0.10
73.47 26,816.10 84.49 30,838.52 0.21
76.08 27,769.21 87.49 31,934.59 0.32
Tahap 2 105.86 38,637.42 121.73 44,433.03 0.47
111.22 40,595.78 127.90 46,685.15 0.63
116.43 42,496.47 133.89 48,870.93 0.80
121.47 44,335.18 139.69 50,985.46 0.98
120.31 43,911.89 138.35 50,498.68 1.15
Tahap 3 120.68 44,049.86 138.79 50,657.34 1.33
134.91 49,241.08 155.14 56,627.24 1.52
131.42 47,968.30 151.13 55,163.55 0.19
127.78 46,640.09 146.95 53,636.10 0.38
123.99 45,254.96 142.58 52,043.20 0.56
120.03 43,811.39 138.04 50,383.10 0.73
115.91 42,307.84 133.30 48,654.02 0.90
111.62 40,742.72 128.37 46,854.13 1.06
107.16 39,114.40 123.24 44,981.56 1.21
102.52 37,421.22 117.90 43,034.40 1.36
108.56 39,623.88 124.84 45,567.46 1.52
Sumber : PTMP Bengkalis, 2020

Berdasarkan kondisi eksisting lapangan, dengan Luas Area TPA 5


Ha, direncanakan 2 tahap Landfill dengan luas :
 Tahap A = 1,52 Ha
 Tahap B =1,52 Ha
 Luas Landfill adalah 3,04 Ha

Perencanaan TPA

Luas total lahan TPA Bengkalis yaitu 8,23 hektar. Pembangunan TPA

tahap awal akan dilakukan di lahan seluas 5 (lima) hektar. Persentase

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-15


pembagian zona kawasan akan digunakan untuk lahan efektif penanganan

persampahan sebanyak 60%; sedangkan 10% merupakan area service

dan perkantoran; 20% untuk buffer zone dan tanah timbun kemudian

10% untuk area IPLT. Secara garis besar dikembangkan 3 zona utama

dalam perencanaan tapak TPA Bengkalis, yaitu :

a. Zona Perkantoran dan Parkir

Zona perkantoran dan parkir akan digunakan untuk mengembangkan

fasilitas dasar dan fasilitas penunjang TPA, seperti perkantoran TPA,

rumah penjaga TPA, area parkir, laboratorium, fasiltias ibadah,

bangunan utilitas dan prasarana untuk kendaraan dan alat seperti;

Garasi alat dan kendaraan operasional, bengkel dan tempat

pencucian kenderaaan. Luas kawasan zona perkantoran ini

direncanakan maksimal 20% dari luas total areal TPA Bengkalis yaitu

seluas 1 Ha.

b. Zona Operasional TPA

Zona Operasional TPA ini akan digunakan untuk mengembangkan

beberapa fasilitas dasar dan fasilitas perlindungan lingkungan, seperti;

jaringan jalan, drainase, kolam landfill, sarana prasarana pengolahan

lindi dan gas, jembatan timbang, bangunan komposting, area tanah

timbun, dll. Luas kawasan ini direncanakan maksimal 60% dari luas

total areal TPA Bengkalis seluas 3 Ha.

c. Zona Hijau

Zona hijau merupakan ruang pembatas yang digunakan untuk

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-16


menjaga dan melindungi kawasan TPA dari pencemaran lingkungan.

Zona hijau ini terdiri area jalur hijau dan pagar pembatas yang

mengelilingi lokasi keseluruhan TPA Bengkalis, area taman TPA

diletakkan berdekatan dan diseberang zona perkantoran. Zona hijau

direncanakan juga untuk area zona timbun. Luas 20% dari total luas

lahan 5 hektar.

Layout Rencana TPA Bengkalis ditampilkan pada Gambar 2.3

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-17


Gambar 2.1. Peta Lokasi Rencana Pembangunan TPA Bengkalis

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-18


Gambar 2.2. Peta Lokasi Dalam Administrasi Kabupaten Bengkalis

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-19


Gambar 2.3. Layout Rencana Pembangunan TPA Bengkalis

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-20


2.3.1. KEGIATAN UTAMA

Kegiatan utama pengelolaan sampah di TPA secara garis besar meliputi:

1) Perataan dan pemadatan sampah.

Sampah akan mengalami penyusutan volume setelah dilakukan

perataan dan pemadatan hingga + 60%. Lapisan sampah maksimum

3 lapis dengan tinggi maksimum tiap lapis + 1 m dan tebal lapisan

tanah + 20 cm. Luas tiap petak sampah + 5x20 m. Perataan dan

pemadatan sampah dilakukan tiap hari dengan buldozer/trackdozer.

Fungsi perataan dan pemadatan adalah :

 mengurangi dan mengoptimalisasi kebutuhan lahan

 mengurangi penghamburan sampah yang belum ditutup

lapisan tanah oleh angin seminimal mungkin

 proses pembusukan sampah relatif akan lebih cepat

 mengurangi proses methanisasi (keluarnya gas Methan)

2) Proses pengisian sampah dan pelapisan/penutupan tanah.

Penutupan lapisan tanah akhir setelah lapisan sampah mencapai

tinggi yang dikehendaki + 1 m dan tebal lapisan tanah + 20 cm. Tanah

penutup diperoleh dari lokasi kegiatan maupun sekeliling lokasi rencana

kegiatan yang memiliki karakteristik sama dengan tanah pelapis dasar.

Proses yang dilakukan adalah menggali tanah untuk petak penimbunan

sampah, lalu tanah hasil galian dimanfaatkan sebagai lapisan tanah

penutup sampah. Kemudian dilakukan pengisian sampah sebagai lapisan

ke dua, dimana luas hamparan sampah ke dua lebih sempit daripada

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-21


lapisan sampah pertama untuk mencegah kelongsoran, selanjutnya

setelah mencapai ketinggian satu lapis ditutup tanah. Hal ini juga berlaku

pada lapisan selanjutnya. Setelah lapisan sampah telah mencapai

jumlah/tinggi lapisan maksimum dilakukan penutupan tanah sebagai

lapisan tanah akhir. Fasilitas operasional yang harus disediakan

berupa alat berat (buldozer, excavator, loader dan atau landfill

compactor) dan stok tanah penutup.

Adapun SOP Pengelolaan dan Penanganan Sampah di Bengkalis


antara lain :

1) SUMBER SAMPAH

Secara umum sampah yang dihasilkan oleh masyarakat di Bengkalis

terdiri atas:

a. Sampah Permukiman, Sampah ini berasal dari rumah tangga

perkampungan maupun permukiman jalan Kabupaten. Sampah ini

berasal dari aktivitas dapur, sampah pohon di halaman maupun

kegiatan rumah tangga lain.

b. Sampah Pasar Tradisional, Merupakan sampah dari kegiatan

pasar, baik sisa bahan pembungkus maupun sisa bahan-bahan

yang diperjualbelikan yang tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Kebanyakan merupakan sisa sayur-mayur dan buah-buahan.

c. Sampah Hotel dan Penginapan, Sumber sampah ini berasal dari

semua kegiatan hotel atau penginapan. Sampah yang dihasilkan

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-22


biasanya berupa sampah kertas, makanan, sampah dapur dan

lain-lain.

d. Sampah Rumah Sakit, Merupakan sampah yang berasal dari

aktifitas rumah sakit baik termasuk sampah yang berasal dari

kegiatan laboratorium. Biasanya sampah yang dibuang di TPA

adalah sampah jenis non B3.

e. Sampah Industri. Sampah jenis ini berasal dari sisa - sisa aktifitas

pemrosesan di industri.

f. Sampah Jalan, merupakan sampah yang berasal dari pejalan kaki,

pengendara kendaraan maupun berasal dari pengguna jalan yang

lain. Sampah jalan ditangani oleh penyapu jalan baik dalam

pengumpulan maupun pengangkutan.

g. Sampah Perkantoran, merupakan sampah yang berasal dari

kantor-kantor di lingkup Kabupaten Bengkalis. Dikelola oleh Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis.

Tahapan pelayanan TPA Bengkalis dibagi kedalam 3 tahapan selama 20

tahun perencanaan, yaitu :

 Tahap 1 (Tahun 2022 s.d. 2024) meliputi : Meskom, Prapat

Tunggal, Teluk Latak, Sebauk, Senderak, Pangkalan Batang,

Pangkalan Batang Barat, Pedekik, Kelapa Pati, Kuala Alam, Damai,

Simpang Ayam, Damon, Wonosari, Senggoro, Bengkalis Kota, Air

Putih, Sungai Alam, Penampi, Tameran, Kelebuk, Rimba

Sekampung (Kecamatan Bengkalis), Jangkang, Selat Baru, Bantan

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-23


Tua, Ulu Pulau, Kembung baru, Resam Lapis, Berancah, Pasiran

(Kecamatan Bantan)

 Tahap 2 (Tahun 2025 s.d. 2030), meliputi : wilayah tahap 1 +

Panebal, Pematang Duku, Pematang Duku Timur, Ketam Putih,

Sungai Batang, (Kecamatan Bengkalis) Bantan Tengah, Bantan Air,

Muntai, Pambang Baru, Suka Maju, Muntai Barat, Bantan Sari,

Bantan Timur, Teluk Papal, Mentayan (Kecamatan Bantan)

 Tahap 3 (Tahun 2031 s.d. 2040) meliputi keseluruhan kecamatan

Bantan dan Bengkalis.

2) PENGUMPULAN SAMPAH

Pengumpulan sampah di Bengkalis dilakukan dengan cara atau proses

pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan atau

penampungan sampai ke Tempat Penampungan Sementara (TPS)

Sampah yang akhirnya ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah.

Pengambilan sampah dilakukan setiap hari. TPS Sampah yang berupa

kontainer hanya sebatas pegumpulan sementara yang diletakan pada

beberapa lokasi. Jumlah kontainer yang ada di Kabupaten Bengkalis

berjumlah 4 unit dengan penyebaran sebagai berikut :

Tabel. 2.8. Data Jumlah Kontainer di TPS Persampahan Kabupaten


Bengkalis Tahun 2019
NO KECAMATAN NAMA TPS KAPASITAS
(m3)
1 Bengkalis TPS Jl. Panglima Minal Air Mutih 12,00
2 Bengkalis TPS Jl. Kelapapati Darat 12,00
3 Bengkalis TPS Sei Arang 12,00
4 Bantan TPS Jl. Jend A. Yani 12,00
Sumber : DLH Kabupaten Bengkalis, 2020

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-24


3) PENGANGKUTAN SAMPAH

Pola pengangkutan sampah di Kabupaten Bengkalis ini

menggunakan pola pengangkutan langsung dengan truk dimana kontainer

langsung diganti dengan kontainer yang ada di badan truk. Selain itu

juga dilaksanakan pola pengangkutan sampah dengan menggunakan

Dumptruk ataupun Pick Up. Sarana armada pengangkutan sampah yang

dikelola oleh DLH Kabupaten Bengkalis di Kecamatan Bengkalis dan

Bantan dapat dilihat pada Tabel 2.9 dibawah ini :

Tabel. 2 . 9 . Sarana Armada Persampahan Bengkalis

JUMLAH
NO KECAMATAN Dump Armrol Pick Up Roda Tiga
1 Bengkalis 12 - 3 4
2 Bantan Truk
2 1 3 3
Jumlah 27 4 30 21
Sumber : DLH Kabupaten Bengkalis, 2020

4) PENANGANAN SAMPAH DI TPA

Tahap-tahap pengelolaan sampah di TPA secara garis besar meliputi:

a. Pemilihan/seleksi sampah yang tidak bisa hancur.

Sampah yang tidak bisa hancur umumnya terdiri atas plastik, kaca

dan gelas.

b. Perataan dan pemadatan sampah.

Sampah akan mengalami penyusutan volume setelah dilakukan

perataan dan pemadatan hingga + 60%. Lapisan sampah

maksimum 3 lapis dengan tinggi maksimum tiap lapis + 1 m dan

tebal lapisan tanah + 20 cm. Luas tiap petak sampah + 5x20 m.

Perataan dan pemadatan sampah dilakukan tiap hari dengan

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-25


buldozer/trackdozer.

Fungsi perataan dan pemadatan adalah :

 mengurangi dan mengoptimalisasi kebutuhan lahan

 mengurangi penghamburan sampah yang belum ditutup

lapisan tanah oleh angin seminimal mungkin

 proses pembusukan sampah relatif akan lebih cepat

 mengurangi proses methanisasi (keluarnya gas Methan)

c. Proses pengisian sampah dan pelapisan/penutupan tanah.

Penutupan lapisan tanah akhir setelah lapisan sampah mencapai

tinggi yang dikehendaki + 1 m dan tebal lapisan tanah + 20 cm.

Proses yang dilakukan adalah menggali tanah untuk petak

penimbunan sampah, lalu tanah hasil galian dimanfaatkan sebagai

lapisan tanah penutup sampah. Kemudian dilakukan pengisian

sampah sebagai lapisan ke dua, dimana luas hamparan sampah ke

dua lebih sempit daripada lapisan sampah pertama untuk

mencegah kelongsoran, selanjutnya setelah mencapai ketinggian

satu lapis ditutup tanah. Hal ini juga berlaku pada lapisan

selanjutnya. Setelah lapisan sampah telah mencapai jumlah/tinggi

lapisan maksimum dilakukan penutupan tanah sebagai lapisan

tanah akhir. Selain itu kebutuhan represtatif di TPA adalah:

 2 (dua) unit Buldozer 80 HP dengan 2 orang operator yang

bekerja bergiliran (sebagai sarana perataan, pemadatan dan

penimbun tanah penutup).

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-26


 2 (dua) Unit excavator dengan 2 orang operator bergiliran

(sebagai sarana pengolahan penutupan sampah dengan tanah

penutup).

 4 (empat) orang, tenaga kerja dengan pembagian tugas

 1 (satu) orang Kepala TPA

 1 (satu) orang pencatat administrative

 2 (dua) orang pekerja

 tenaga kerja yang direkrut berdasarkan sesifikasi yang

dibutuhkan khusus kepala TPA dapat berasal dari kepala

TPA sebelumnya jika sesuai kalsifikasi, sementara tenaga

administrasi dan pekerja berupa tenaga kerja yang

direkrut saat proses pembangunan selesai.

Fasilitas Utama

Adapun fasilitas utama di rencana lokasi TPA Bengkalis berupa lahan

landfill dengan luas 60% dari luas total TPA yaitu 3 hektar.

2.3.2. KEGIATAN PENDUKUNG

Kegiatan pendukung di rencana lokasi TPA Bengkalis, antara lain :

1) Pengolahan Air Lindi (Leachate)

Selain pengolahan sampah dengan metode controlled landfill, di

lokasi TPA juga direncanakan pembangunan IPLT (Instalasi Pengolahan

Limbah Terpadu) yang terdiri dari beberapa unit kolam. IPLT merupakan

rangkaian terpadu pengolahan air lindi dari landfill sebelum dibuang ke

badan air penerima. IPLT tidak hanya diperuntukkan guna mengolah lindi

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-27


saja akan tetapi influent nya juga berasal dari limbah tinja. Fasilitas IPLT

yang akan dibangun nantinya mengacu ke Peraturan Menteri PU No 03

Tahun 2013 pada alternatif 2 yaitu Kolam Anaerobik, Kolam Fakultatif,

Kolam Maturasi dan Wetland.

2) Pemilahan Sampah

Pemilahan atau seleksi sampah non biodegradable (tidak bisa diurai

secara biologi) dan non recyclable (tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak

dapat diolah kembali) . Sampah yang bersifat non biodegradable dan non

recyclable terdiri atas plastik, kaca dan gelas.

3) Pemeliharaan fasilitas utama dan pendukung

Pemeliharaan fasilitas utama dan pendukung antara lain :

pemeliharaan jembatan timbang, pemeliharaan jalan operasional TPA,

pemeliharaan drainase TPA, pemeliharaan fasilitas air bersih,

pemeliharaan pagar, pemeliharaan bangunan TPA, pemeliharaan alat

bermesin, pemeliharaan lapisan penutup, pemeliharaan fasilitas

penanganan lindi serta pemeliharaan fasilitas lainnya.

4) Rencana penggunaan energi listrik

Sumber energi utama berasal dari PLN yang berfungsi untuk

penerangan dan operasional area TPA dengan kapasitas 10.000 Watt.

Namun untuk menjaga kontinuitas penerangan TPA dan suplai air maka

dibutuhkan generator diesel dengan kapasitas 10 KVA

5) Rencana penggunaan air

Air bersih akan dimanfaatkan untuk kebutuhan kantor, pencucian

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-28


kendaraan (truk dan alat berat) maupun kebutuhan TPA lainnya.

Fasiltas pendukung TPA Bengkalis terdiri dari sarana dan prasarana

pendukung, antara lain :

2.3.2.1. Sarana Pendukung

a. Jalan Masuk

Jalan masuk TPA Bengkalis sesuai dengan kriteria SNI No. 03-

3241-1997 tentang “persyaratan teknis penyediaan pengoperasian,

penutupan atau rehabilitasi TPA” sebagai berikut :

 Dapat dilalui kendaraan truk sampah dari 2 arah;

 Lebar jalan 8 m, kemiringan permukaan jalan 2 – 3 % ke arah

saluran drainase, tipe jalan kelas 3 dan mampu menahan beban

perlintasan dengan tekanan gandar 10 ton dan

kecepatankendaraan 30 km/jam (sesuai dengan ketentuan Ditjen.

Bina Marga);

 Lapisan perkerasan jalan TPA Bengkalis terdiri dari lapisan

semenisasi K-225.

b. Jalan Operasi

Jalan operasi dalam pengoperasian TPA Bengkalis telah

disesuaikan dengan kriteria SNI No. 03-3241-1997 tentang

“Persyaratan teknis penyediaan pengoperasian, penutupan atau

rehabilitasi TPA” terdiri dari 3 jenis, yaitu :

 Jalan operasi penimbunan sampah, jenis jalan bersifat temporer,

setiap saat dapat ditimbun dengan sampah. Jalan Operasi ini

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-29


memiliki lebar 8 meter.

 Jalan operasi yang mengelilingi TPA memiliki lebar 6 meter,

dengan jenis jalan bersifat permanen dapat berupa jalan beton,

aspal atau perkerasan jalan sesuaibeban dan kondisi jalan.

 Jalan penghubung antar fasilitas, yaitu kantor/pos jaga bengkel,

tempat parkir, tempat cuci kendaraan. Jenis jalan

bersifatpermanen. Jalan penghubung memiliki lebar 6 meter,

kecuali area komposting didesain dengan lebar 6 meter.

c. Kantor/pos jaga

Pos jaga dan kantor untuk kegiatan administrasi direncanakan

dibangun menjadi satu bangunan. Luas pos jaga adalah 7 m2.

d. Jembatan Timbang

Jembatan timbang berfungsi untuk menghitung berat sampah yang

masuk ke TPA dengan ketentuan sebagai berikut :

 Lokasi jembatan timbang harus dekat dengan kantor / pos jaga

dan terletak pada jalan masuk TPA.

 Jembatan timbang harus dapat menahan beban minimal 5 ton

 Lebar jembatan timbang 5 m.


2
 Luas jembatan timbang adalah 25 m .

e. Pagar

Pagar yang berfungsi untuk menjaga keamanan TPA dapat berupa

pagar tanaman sehingga sekaligus dapat juga berfungsi sebagal

daerah penyangga setebal 5 m. TPA diberi pagar keliling dengan

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-30


tanaman dan kawat berduri (untuk faktor keamanan) dan tiang beton

sebagai pengikat. Pagar dibuat setinggi 1,5 m dengan panjang

908,45 m dengan panjang gerbang 10 meter.

f. Tempat cuci kendaraan

Truk yang telah selesai membongkar muatannya di lahan urug akan

masuk ke tempat cuci kendaraan untuk dibersihkan dari segala

macam kotoran yang menempel pada kendaraan sehingga

kebersihan dapat terjaga serta untuk meminimalisasi

penyebaran vektor penyakit yang ada pada sampah. Direncanakan

tempat cuci kendaraan di TPA Bengkalis untuk 2 kendaraan dengan

sumber airnya berasal dari sumur bor. Luas Bangunan tempat cuci
2
kendaraan adalah 88,467 m .

g. Bengkel dan Garasi

Bengkel dan garasi direncanakan dapat menampung 2 kendaraan dan

berfungsi sebagai tempat perbaikan apabila ada kerusakan pada

kendaraan. Luas bengkel dan garasi adalah 891,94 m2.

h. Bangunan Pengolahan Sampah

Sampah yang masuk ke TPA Bengkalis merupakan sampah

tercampur sehingga harus dipilah antara sampah basah dan kering.

Sampah yang masuk ke TPA terlebih dahulu dilakukan

proses pengolahan. Perencanaan pengolahan sampah yang masuk

ke TPA, sebagai berikut:

 Sampah yang masuk ke TPA dibawa ke bangunan pengolahan

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-31


sampah oleh truk dengan luas total 20 meter x 10 meter

 Tahap pertama pengolah sampah yaitu Ruang Pemilah dengan

dimensi 10 meter x 8 meter (80 m 2). Di dalam ruang pemilah

terdapat conveyor pemilah, mesin pencacah anorganik dan mesin

pencacah organik. Di dalam ruangan ini terjadi kegiatan

pemilahan antara sampah organik dan anorganik di conveyor

pemilah.

 Sampah organik akan diteruskan ke conveyor feeder

sedangkan sampah anorganik dimasukkan ke mesin pencacah

anorganik, seperti: botol plastik minuman;

 Melalui conveyor feeder sampah organik yang telah

dicacah masuk ke mesin pencacah organic yang berada di

Ruang Daur Ulang Organik seluas 8 meter x 5 meter (40m 2)

 Selanjutnya sampah organik yang telah dicacah

dimasukkan ke mesin pengaduk kompos. Ruang pengaduk

kompos ini seluas 8 meter x 5 meter (40 m 2). Dalam ruangan ini

sampah organik akan dicampurkan dengan bahan tambahan

pembuat kompos seperti EM-4. Pencampuran bahan-bahan

tersebut dapat mempercepat waktu pengomposan. Sampah

yang telah tercampur dengan EM-4 dimasukkan ke dalam

karung sebagai wadah pengomposan

 Kompos yang telah matang dimasukkan ke mesin

pengayak kompos untuk mendapatkan kompos yang baik

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-32


dengan ukuran yang seragam. Sisa kompos yang tidak lolos

saringan akan dibuang ke landfill. Metode pengomposan yang

akan diterapkan adalah metode pengomposan menggunakan

larutan EM-4 sebagai katalisator pengomposan.

Denah bangunan pengolahan sampah ditunjukkan pada Gambar 2.4

Gambar 2.4. Denah Bangunan Pengolah Sampah

i. Jaringan Drainase

Drainase TPA berfungsi untuk mengurangi volume air hujan yang

jatuh pada area timbunan sampah. Jenis drainase dapat berupa

drainase pemanen (jalan utama, disekeliling timbunan terakhir, daerah

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-33


kantor, gudang, bengkel, tempat cuci) dan drainase sementara (dibuat

secara lokal pada zone yang akan dioperasikan). Pengelompokan

drainase dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan daerah tangkapan air :

 Drainase I : Daerah tangkapan sekeliling pos jaga, jembatan

timbang, kantor, mushalla, rumah jaga, garasi dan bengkel serta

composting dengan luas pengaliran 0,08 hektar

 Drainase II : Daerah tangkapan sekeliling jalan akses, terdapat 2

saluran kiri dan kanan dengan luas area pengaliran 0,3 hektar

 Drainase III : Daerah tangkapan sekeliling landfill terdapat empat

saluran dengan luas total area pengaliran 1,52 hektar

Dimensi drainase desain dan layout drainase ditunjukkan pada Tabel 2.10

dan Gambar 2.5. di bawah ini

Tabel 2.10. Dimensi Drainase Desain

Lokasi Drainase Tipe drainase d (dalam) b (lebar)


Drainase 1 Persegi 30 50
Drainase 2 Persegi 30 50
Drainase 3 Persegi 50 75
Sumber : PTMP Kabupaten Bengkalis, 2020

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-34


Gambar 2.5. Layout Drainase Landfill

j. Ventilasi Gas

Sistem ventilasi gas yang direncanakan menngacu pada Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No.3 Tahun 2013, sebagai berikut :

 Pipa ventilasi gas berupa pipa PVC diameter 150 mm(diameter

lubang perforasi maksimum 1,5 cm) yang dikelilingi oleh saluran

bronjong berdiameter 400 mm dan diisi batu pecah diameter 50

– 100 mm

 Ketinggian pipa ventilasi tergantung pada rencana tinggi timbunan

(setiap lapisan sampah ditambah 50 cm)

 Pipa ventilasi pada akhir timbunan harus ditambah dengan pipa

besi diameter 150 mm

 Gas yang keluar dari ujung pipa besi harus dibakar atau

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-35


dimanfaatkan sebagai energi alternative

 Jarak antara pipa ventilasi gas 50 – 70 m (digunakan jarak 50 m)

Sistem penangkap gas dapat berupa :

 Ventilasi horizontal: yang bertujuan untuk menangkap aliran gas

dalam dari satu sel atau lapisan sampah

 Ventilasi vertikal: merupakan ventilasi yang mengarahkan dan

mengalirkan gas yang terbentuk ke atas.

Layout ventilasi gas ditunjukkan pada Gambar 2.6

Gambar 2.6. Layout Sistem Ventilasi Gas

k. Sistem Penangkap Leachate

Sistem penangkap leachate diarahkan menuju pipa berdiameter 300

mm atau saluran pengumpul leachate. Pertemuan antar pipa penangkap

atau antara pipa penangkap dengan pipa pengumpul dibuat bak kontrol

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-36


(juction-box), yang dihubungkan sistem ventilisasi vertikal penangkap atau

pengumpul gas. Tipikal dimensi pipa adalah 6 – 8 inch (15 –20 cm),

penggunaan diameter tersebut memperhatikan kemudahan

pembersihan. Kedalaman air dalam saluran/pipa (d/D) maksimal 80%,

dimana d = tinggi air dan D = diameter pipa minimum 30 cm. Kriteria

desain untuk slope pipa pengumpul adalah 1,2 – 1,8 % dengan kecepatan

0,6-3 m/detik. Pemasangan pipa pengumpul setiap rentang 6 m (20 ft).

Selain itu pada satu jalur pipa diberikan 3 jalur pipa

pengumpul. Dalam perencanaan ini digunakan jarak antar pipa sejauh 40

m dengan pola garis lurus. Adapun dimensi pipa leachate dan layout pipa

leachate ditampilkan pada Tabel 2.11 dan Gambar 2.7

Tabel 2.11. Dimensi Pipa Leacheate


Q v d D D D D
Kolam lindi
(m3/dtk) (m/s) (m) (m) (mm) pasaran desain DPU

Pipa Kolam 0.0027 0.6 0.076 0.190 190.17 200 200


Pipa Outlet 0.0027 0.6 0.076 0.190 190.17 200 200
Sumber : PTMP Kabupaten bengkalis, 2020

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-37


Gambar 2.7. Layout Pipa Leachate

2.3.2.2. Prasarana Pendukung

Prasarana penunjang di TPA Bengkalis, baik yang berhubungan dengan

landfill maupun unit-unit pendukungnya antara lain:

a. Hidran Kebakaran

Berfungsi sebagai prasarana pengurang bahaya kebakaran yang

terletak di dekat perkantoran.

b. Alat Penangkal Petir

Terletak di zone bangunan penunjang sebagai daerah yang berada

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-38


di lokasi tertinggi.

c. Sumur Pemompaan Dari Mata Air

Terletak di zone bangunan penunjang. Mata air yang harus diambil

merupakan sumber mata air yang terdapat di sekitar lokasi.

d. Reservoir Penampungan Air/ tangki

Sebagai penampung air untuk kebutuhan air yang berlokasi di zone

bangunan penunjang

e. Sumur Pemantauan

Merupakan sumur untuk pemantauan migrasi gas kualitas air tanah

dengan jumlah 3 (tiga) unit.

f. Sarana Penerangan

Tersebar di lokasi dan mengelilingi lahan

g. Rambu-Rambu Lalu-Lintas

Berfungsi sebagai pengendalian debu, pembimbing kendaraan

transportasi membuang sampah.

h. Papan Nama Lokasi

Lokasi terletak di pintu gerbang untuk papan nama dengan

keterangan yang lengkap serta di ujung barat laut sisi pertama dari

arah daerah layanan.

j. Deposit tanah penutup

Deposit tanah penutup berfungsi sebagai tempat tanah penutup harian

maupun penutup antara. Deposit tanah penutup ditempatkan pada

lokasi zona tanah timbun yang terdapat dilokasi TPA Bengkalis.

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-39


l. Alat berat

Alat berat yang dibutuhkan yaitu Backhoe Loader karena sangat

efisien dalam pemindahan baik tanah maupun sampah.

kemudian untuk proses pemadatan maka diperlukan penambahan alat

berat yaitu Bulldozer yang sangat efisien dalam operasi perataan dan

pemadatan.

m. Kendaraan Operasional

Selain itu diperlukan kendaraan operasional seperti Dump Truck dan

Amroll juga diperlukan dimana truk ini akan berfungsi untuk

mengangkut tanah dari deposit tanah penutup menuju sel sampah

yang akan diurug. Kendaraan operasional saat mengangkut sampah

dapat melakukan pemadatan sekitar 50%.

2.4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

TPA Kecamatan Bengkalis

2.4.1. Kesesuaian Lokasi Kegiatan Dengan Tata Ruang

Informasi peruntukan pola ruang terhadap lokasi dan atau kegiatan

pembangunan TPA Bengkalis yang diterbitkan oleh Dinas Pekerjaan

Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Pertanahan Provinsi Riau

disampaikan bahwasanya merujuk kepada Peraturan Daerah Provinsi

Riau Nomor 10 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Provinsi Riau Tahun 2018-2038 diketahui bahwa lokasi TPA Bengkalis

berada pada Kawasan Pertanian seluas ± 8,23 hektar. Peta kesesuaian

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-40


lokasi TPA Kecamatan Bengkalis dengan Peta Pola Ruang Provinsi Riau

ditunjukkan pada Gambar 2.8

2.4.2. Kesesuaian Terhadap Lokasi Kegiatan Berdasarkan Peta

Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru (PIPPIB)

Lokasi pembangunan TPA Bengkalis yang berada di Desa Sungai

Alam Kecamatan Bengkalis perlu dilakukan klarifikasi terhadap status

kawasan hutan dan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru

(PIPPIB). Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.4945/MENLHK-

PKTL/IPSDH/PLA.1/8/2020 Tentang Penetapan Peta Indikatif

Penghentian Pemberian Izin Baru Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut

Tahun 2020 Periode II diketahui bahwa TPA Bengkalis berada pada

Kawasan Lahan Gambut seluas ± 8,23 hektar

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-41


GAMBAR 2.8. Peta Kesesuaian TPA Kecamatan Bengkalis dengan Peta Pola Ruang Provinsi Riau

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-42


2.5. Uraian Mengenai Komponen yang Dapat Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Dalam rencana kegiatan ini dikelompokkan menjadi kegiatan pra-

konstruksi, konstruksi, operasional dan pasca operasional.

2.5.1.TAHAP PRA KONSTRUKSI

Tahap pra konstruksi pembangunan Tempat Pembuangan Akhir

(TPA) Bengkalis yang berada di Desa Sungai Alam berupa kegiatan

pengurusan perizinan (yang saat ini sedang dilaksanakan) dan penyiapan

lahan seluas ±8,23 hektar. Sebelum lahan TPA diisi dengan sampah

maka perlu dilakukan penyiapan lahan agar kegiatan berikutnya

dapat berjalan dengan lancar. Beberapa kegiatan penyiapan lahan

tersebut akan meliputi:

 Pembersihan lahan

 Penutupan lapisan kedap air dengan lapisan tanah setempat yang

dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerusakan atas lapisan

tersebut akibat operasi alat berat di atasnya. Umumnya diperlukan

lapisan tanah setebal 50 cm yang dipadatkan di atas lapisan kedap air

tersebut.

 Persediaan tanah penutup perlu disiapkan di dekat lahan yang

akan dioperasikan untuk membantu kelancaran penutupan

sampah.

 Sebagai bagian dari persiapan lahan maka perlu dilakukan

pemancangan batas-batas kegiatan konstruksi sesuai dengan lay-out

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-43


yang disiapkan.

2.5.2.TAHAP KONSTRUKSI

Kegiatan pada tahap konstruksi berupa penerimaan tenaga kerja

konstruksi, mobilisasi peralatan dan material, pembangunan infrastruktur

TPA.

2.5.2.1.Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi

Total kebutuhan tenaga kerja untuk tahap konstruksi ini diprakirakan

sebanyak 30 orang. Dalam hal penerimaan tenaga kerja akan

memanfaatkan semaksimal mungkin dari tenaga kerja lokal sesuai

kualifikasi tingkat pendidikan, ketrampilan dan pengalaman yang

dibutuhkan. Spesifikasi kebutuhan tenaga kerja pada tahap kontruksi ini

dapat di lihat pada Tabel 2.12 berikut ini :

Tabel 2.12. Rencana Penerimaan Tenaga Kerja Tahap Konstruksi


No Jabatan/Pekerjaan Jumlah tenaga Asal Tenaga Kerja
kerja
1 Manager Proyek 1 Luar Daerah/Lokal
2 Ahli Mekanikal dan Elektrikal 2 Lokal
3 Pengawas 1 Lokal
4 Kepala Tukang 3 Lokal
6 Operator 3 Lokal
6 Buruh 20 Lokal
Jumlah 30
Sumber : Analisa Konsultan, 2020

2.5.2.2.Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material

Peralatan yang akan dimobilisasi ke lokasi kegiatan TPA umumnya

berupa: bulldozer dan excavator masing-masing sebanyak 1 (satu) unit.

Setiap jenis peralatan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-44


dalam operasionalnya. Bulldozer sangat efisien dalam operasi perataan

sedangkan excavator berfungsi dalam operasi penggalian.

Pengadaan material bangunan seperti pasir, besi, batu dan kerikil serta

semen akan didatangkan dari sekitar lokasi proyek. Untuk material-material

yang tidak tersedia secara lokal akan didatangkan dari daerah lain sesuai

dengan kebutuhan proyek. Pengangkutan material bangunan

menggunakan gerobak, mobil pick up maupun truck. Kegiatan mobilisasi

peralatan dan bahan adalah melewati Jalan Pramuka Kecamatan

Bengkalis sebagai jalan utama sebelum memasuki areal rencana lokasi

usaha dan/atau kegiatan (jalan Poros) Desa Sungai Alam. :Alat dan

Peralatan Yang Dibutuhan Saat Konstruksi ditunjukkan di Tabel 2.13

Tabel 2.13. Alat dan Peralatan Yang Dibutuhan Saat Konstruksi TPA
Bengkalis
No Alat dan Peralatan Unit Fungsi
1 Excavator 1 Pekerjaan penggalian
2 Buldozer 1 Perataan tanah atau material
3 Wheel Loader 1 Mengangkat atau
memindahkan material
4 Dump truck 5 Mobilisasi peralatan dan
material
Jumlah 8

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-45


2.5.2.3.Pembangunan Infrastruktur TPA

Pekerjaan infrastruktur meliputi pekerjaan jalan dan bangunan-bangunan

utama dan bangunan penunjang operasional TPA. Kegiatan

pembangunan infrastruktur TPA diperkirakan akan menimbulkan dampak

berupa debu dan kebisingan yang dapat mengganggu kenyamanan atau

kesehatan masyarakat setempat. Rencana pembangunan infrastruktur

TPA Bengkalis di Desa Sungai Alam dapat dilihat pada Tabel 2.14

Tabel 2.14. Rencana Pekerjaan Pembangunan Infrastruktur TPA

NO TAHAPAN PEKERJAAN LUAS

A PEKERJAAN SITE LANDFILL


A1 PEKERJAAN PERSIAPAN
A2 (1) PEKERJAAN BLOCK LANDFILL ZONA A 1,52 ha
A2 (2) PEKERJAAN BLOCK LANDFILL ZONA B 1,52 ha
A3 PEKERJAAN SUMUR PANTAU
B PEKERJAAN JARINGAN DRAINASE DAN JALAN
B.1.(1) PEKERJAAN DRAINASE BLOCK LANDFILL ZONA 0,08 ha
A
B.1.(2) PEKERJAAN DRAINASE BLOCK LANDFILL ZONA 0,30 ha
B
B.1.(3) PEKERJAAN DRAINASE KELILING JALAN DAN 0,38 ha
BANGUNAN
B.2. PEKERJAAN JALAN OPERASIONAL
C PEKERJAAN INSTALASI PENGOLAHAN
C.1. LEACHEATE PENDAHULUAN
PEKERJAAN
2
C.2. PEKERJAAN KOLAM ANAEROBIK 36 m
2
C.3. PEKERJAAN KOLAM FAKULTATIF 36 m
2
C.4. PEKERJAAN KOLAM MATURASI 20 m
2
C.5. PEKERJAAN KOLAM WETLAND 20 m
C.6. PEKERJAAN PAGAR PENGAMAN IPL
D PEKERJAAN PERLENGKAPAN
E PEKERJAAN BANGUNAN PENUNJANG
2
E.1. PEKERJAAN PEMBANGUNAN POS JAGA 7m
2
E.2. PEKERJAAN RUMAH JAGA 40 m
2
E.3. PEKERJAAN PEMBANGUNAN BENGKEL DAN 891,94 m
GARASI ALAT
2
E.4 PEKERJAAN PEMBANGUNAN KANTOR TPA 80 m
2
E.5 PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN 25 m
TIMBANG
2
E.6. PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH GENSET 5m

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-46


NO TAHAPAN PEKERJAAN LUAS

2
E.7. PEKERJAAN PEMBANGUNAN INSTALASI 300 m
PENGOLAHAN
2
E.8. PEMBANGUNAN PEKERJAAN TEMPAT CUCI 88,467m
KENDARAAN
2
E.9. PEMBANGUNAN PEKERJAAN GUDANG 12,5m
2
E.10 PEMBANGUNAN PEKERJAAN RAMP 630m
F. PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN
F.1 PENDUKUNG
PENGADAAN PERALATAN TAHAP 1
(1)
F.1. PENGADAAN PERALATAN TAHAP 2
(2)
G PEKERJAAN PEMBANGUNAN MENARA AIR
H PEKERJAAN PELENGKAP
H PEKERJAAN BUFFER AREA
. PEKERJAAN LANDSCAPE
H
.1
H PEKERJAAN PAGAR KELILING T =1,5 m; p = 908,45m
I .2. PEKERJAAN GAPURA DAN GERBANG
Sumber :3 . PTMP Kabupaten Bengkalis, 2020
.
2.5.3.TAHAP OPERASIONAL

2.5.3.1.Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Operasional

Total kebutuhan tenaga kerja untuk tahap operasional diprakirakan

sebanyak 11 (sebelas) orang. Dalam hal penerimaan tenaga kerja akan

memanfaatkan semaksimal mungkin dari tenaga kerja lokal sesuai

kualifikasi tingkat pendidikan, ketrampilan dan pengalaman yang

dibutuhkan. Spesifikasi kebutuhan tenaga kerja pada tahap operasional ini

dapat di lihat pada Tabel 2.15. berikut ini :

Tabel 2.15. Rincian Kebutuhan Tenaga Kerja Operasional

No Pekerjaan Jumlah tenaga kerja


1 Kepala TPA 1
2 Administrasi 1
3 Operator Buldozer 2
4 Operator Excavator 2
5 Teknisi Alat Berat 1
6 Pekerja 2

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-47


No Pekerjaan Jumlah tenaga kerja
7 Tenaga keamanan 2
Jumlah 11
Sumber : PTMP Kab Bengkalis,2020

2.5.3.2.Kegiatan Operasional Utama

Adapun kegiatan operasional utama di TPA Sampah Bengkalis antara lain

1) Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah dalam keadaan terbuka dapat

menyebabkan bau dan sampah berceceran di sepanjang jalan yang dilalui

truk. Pola pengangkutan sampah di Kecamatan Bengkalis dan Bantan

menggunakan pola pengangkutan langsung dengan truk, dimana

kontainer langsung diganti dengan container yang ada di badan truk.

Selain itu juga dilaksanakan pola pengangkutan sampah dengan

menggunakan dumptruck, armroll maupun pick up. Sarana armada

pengangkutan sampah saat ini yang dikelola oleh Dinas Lingkungan

Hidup Kabupaten Bengkalis untuk Kecamatan Bengkalis dan Bantan

dapat dilihat pada Tabel 2.16 berikut ini :

Tabel 2.16. Sarana Armada Persampahan di Kecamatan Bengkalis dan Bantan

No Kecamatan JUMLAH
Dump Truk Armrol Pick Up Roda Tiga
1 Bengkalis 12 - 3 4
2 Bantan 2 1 3 3
Sumber : DLH Kabupaten Bengkalis, 2020

2) Pemilahan Sampah

Sampah yang masuk ke TPA terlebih dahulu dilakukan

proses pengolahan. Perencanaan pengolahan sampah yang masuk ke

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-48


TPA, sebagai berikut:

 Tahap pertama pengolah sampah Di dalam ruangan ini terjadi

kegiatan pemilahan antara sampah organik dan anorganik di

conveyor pemilah.

 Sampah organik akan diteruskan ke conveyor feeder

sedangkan sampah anorganik dimasukkan ke mesin pencacah

anorganik, seperti: botol plastik minuman;

 Melalui conveyor feeder sampah organik yang telah

dicacah masuk ke mesin pencacah organic yang berada di

Ruang Daur Ulang Organik

 Selanjutnya sampah organik yang telah dicacah

dimasukkan ke mesin pengaduk kompos. Dalam ruangan ini

sampah organik akan dicampurkan dengan bahan tambahan

pembuat kompos seperti EM-4. Pencampuran bahan-bahan

tersebut dapat mempercepat waktu pengomposan. Sampah

yang telah tercampur dengan EM-4 dimasukkan ke dalam

karung sebagai wadah pengomposan. Kompos yang telah

matang dimasukkan ke mesin pengayak kompos untuk

mendapatkan kompos yang baik dengan ukuran yang seragam.

Sisa kompos yang tidak lolos saringan akan dibuang ke landfill.

3) Penimbunan dan pemadatan sampah

Kegiatan penimbunan dan pemadatan sampah menimbulkan

dampak terhadap penurunan kualitas air tanah dan air permukaan,

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-49


penurunan kualitas udara dari bau dan gas yang dihasilkan dari

dekomposisi sampah, selain itu juga menyebabkan gangguan kesehatan

masyarakat (berkembangnya vektor penyakit) para pekerja dan pemulung

yang ada di sekitar TPA.

4) Penutupan tanah

Penutupan tanah yang tidak memadai dapat menyebabkan bau,

populasi lalat tinggi dan pencemaran udara.

5) Ventilasi Gas

Ventilasi gas yang tidak memadai menyebabkan pemcemaran

udara, kebakaran dan bahaya asap

5) Aktivitas Karyawan

Aktivitas karyawan tentunya membutuhkan air bersih. Penyediaan

air bersih bersumber dari sumur tanah dangkal yang dipompakan ke

tandon. Kebutuhan air bersih per hari diperkirakan sebesar 2 - 5 m3/hari.

Disiapkan pula tandon air bervolume 2m3.

Selain untuk kebutuhan karyawan di kantor, air bersih didistribusikan juga

untuk kegiatan kegiatan, antara lain : pencucian kendaraan operasional,

penyiraman tanaman dan mushalla, kebutuhan air pemulung. Estimasi

prakiraan kebutuhan air bersih dan timbulan air limbah domestik tahap

operasional diperlihatkan pada Tabel 2.17. dan Diagram alir (flow chart)

pengolahan sampah di TPA ditampilkan di Gambar 2.9; sedangkan

Neraca air dapat dilihat pada Gambar 2.10

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-50


Tabel 2.17. Estimasi Kebutuhan Air Bersih dan Timbulan Air Limbah
Domestik Tahap Operasional TPA Bengkalis
Kebutuhan Kebutuhan Air limbah yang
Sumber Jumlah
Sumber Pemakaian (liter/orang air bersih dihasilkan
air bersih (orang)
/hr) Q(m3/hari) Q(m3/hari)

1 2 3 4= (2*3)/1000 4*0.8

Toilet Kantor TPA 10 100 1 0,8


Air Tanah Pencucian kendaraan
Dangkal 2 1,6
operasional
Penyiraman tanaman 0,2 0,16
Mushalla (Wudhu) 10 10 0,1 0,08
2,48
Total kebutuhan air bersih dan air (terkecuali
3,3
limbah yang dihasilkan penyiraman
tanaman)
Sumber data : PTMP Kabupaten Bengkalis, 2020

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-51


SUMBER TIMBULAN
SAMPAH

PENGANGKUTAN

PEMILAHAN SAMPAH
ORGANIK DAN ANORGANIK

SAMPAH ANORGANIK
SAMPAH ORGANIK

PENCACAHAN DAUR ULANG


GUNA ULANG RESIDU
LAYAK JUAL

KOMPOSTING
(+ EM4)
CONTROLLED
LANDFILL

PENGAYAKAN RESIDU
PENIMBUNAN

PENGEMASAN

PERATAAN

GAMBAR 2.9. DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN SAMPAH DI TPA BENGKALIS

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-52


Operasional TPA

Toilet Kantor TPA Mushalla Pencucian Kendaraan Penyiraman Tanaman


(Q=1 m3/hari) (Q=0,1 m3/hari) (Q=2 m3/hari) (Q=0,2 m3/hari)

Septic tank
(Q=0,8 m3/hari) Saluran Drainase
(Q=1,84 m3/hari)

Bidang peresapan

Gambar 2.10. Neraca Penggunaan Air Operasional TPA

Pemeliharaan TPA

Adapun kegiatan pemeliharaan TPA pada tahap operasional di TPA

Bengkalis antara lain :

1) Pemeliharaan Jembatan Timbang

Sarana pendukung operasional TPA Bengkalis perlu rutin

dipelihara seperti jembatan timbang yang berfungsi untuk

menghitung volume sampah yang masuk ke TPA. Jembatan

timbang harus mampu menahan beban 10-20 ton, lebar jembatan

harus mengakomodasi lebar truk.

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-53


2) Pemeliharaan Jalan Operasional TPA

Jalan operasional TPA berfungsi sebagai akses operasional TPA

Bengkalis. Jalan ini perlu dipelihara agar tidak mudah rusak.

Kerusakan jalan TPA umumnya dijumpai pada ruas jalan masuk

dimana kondisi jalan bergelombang maupun berlubang yang

disebabkan oleh beratnya beban truk sampah yang melintasinya.

Jalan yang berlubang/ bergelombang menyebabkan kendaraan

tidak dapat melintasinya dengan lancar, sehingga menurunkan

efisiensi pengangkutan.

3) Pemeliharaan Drainase TPA

Saluran drainase perlu dipelihara dari tanaman rumput ataupun

semak yang mudah sekali tumbuh akibat tertinggalnya endapan

tanah hasil erosi tanah penutup TPA di dasar saluran.

4) Pemeliharaan Bangunan TPA

Pemeliharaan bangunan TPA Bengkalis meliputi pembersihan,

pemeriksaan, pengujian, perbaikan dan penggantian bahan dan

perlengkapan bangunan.

5) Pemeliharaan Alat Bermesin

Alat berat dan peralatan bermesin seperti pompa air lindi sangat

vital bagi operasi TPA Bengkalis sehingga kehandalan dan unjuk

kerjanya harus dipelihara dengan prioritas tinggi. Buku manual

pengoperasian dan pemeliharaan alat berat harus selalu dijalankan

dengan benar agar peralatan tersebut terhindar dari kerusakan.

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-54


Kegiatan perawatan seperti penggantian minyak pelumas baik

mesin maupun transmisi harus diperhatikan sesuai ketentuan

pemeliharaannya. Demikian pula dengan pemeliharaan komponen

seperti baterai, filter-filter, dan lain-lain tidak boleh dilalaikan

ataupun dihemat seperti banyak dilakukan.

6) Pemeliharaan Lapisan Penutup

Lapisan penutup TPA Bengkalis perlu dijaga kondisinya agar

tetap dapat berfungsi dengan baik. Perubahan temperatur dan

kelembaban udara dapat menyebabkan timbulnya retakan

permukaan tanah yang memungkinkan terjadinya aliran gas

keluar dari TPA ataupun mempercepat rembesan air pada saat

hari hujan.

7) Pemeliharaan Fasilitas Penanganan Lindi

Kolam penampung dan pengolah lindi seringkali mengalami

pendangkalan akibat endapan suspensi. Hal ini akan menyebabkan

semakin kecilnya volume efektif kolam yang berarti semakin

berkurangnya waktu tinggal; yang akan berakibat pada rendahnya

efisiensi pengolahan yang berlangsung. Untuk itu perlu diperhatikan

agar kedalaman efektif kolam dapat dijaga.

8) Pemeliharaan Fasilitas Lainnya

Fasilitas-fasilitas lain seperti bangunan kantor / pos, garasi dan

sebagainya perlu dipelihara sebagaimana lazimnya bangunan

umum seperti kebersihan, pengecatan dan lain-lain.

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-55


2.5.4. TAHAP PASCA OPERASIONAL

Kegiatan pada tahap pasca operasi adalah pemutusan hubungan

kerja dan pengembalian lahan bekas TPA.

2.5.4.1.Pemutusan Hubungan Kerja

Setelah kegiatan operasional selesai sesuai perencanaan umur TPA

Bengkalis di Desa Sungai Alam yaitu 20 tahun maka akan dilakukan

pemutusan hubungan kerja tenaga kerja operasional.

2.5.4.2.Pengembalian Lahan Bekas TPA

Tahap pasca operasional akan berdampak negatif bagi kesehatan

masyarakat di sekitar areal TPA yang telah ditinggalkan dikarenakan akan

meninggalkan sisa limbah atau leachate dan gas serta keadaan tanah

yang tidak stabil, penurunan kualitas air tanah dan permukaan yang pada

akhirnya akan menyebabkan penurunan kesehatan masyarakat. Maka

dari itu diperlukan upaya guna meminimalisir dampak negatif dari tahap

pasca operasional TPA Kecamatan Bengkalis; antara lain

1) Pengendalian Lalat

Perkembangan lalat dapat terjadi dengan cepat yang umumnya

disebabkan oleh terlambatnya penutupan sampah dengan tanah

sehingga tersedia cukup waktu bagi telur lalat untuk

berkembang menjadi larva dan lalat dewasa. Karenanya perlu

diperhatikan dengan seksama batasan waktu paling lama untuk

penutupan tanah.

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-56


2) Pencegahan kebakaran atau asap

Kebakaran/asap terjadi karena gas metan terlepas tanpa kendali

dan bertemu dengan sumber api. Terlepasnya gas metan seperti

telah dibahas sebelumnya sangat ditentukan oleh kondisi dan

kualitas tanah penutup. Sampah yang tidak tertutup tanah sangat

rawan terhadap bahaya kebakaran karena gas tersebar di seluruh

permukaan TPA Bengkalis. Untuk mencegah kasus ini perlu

diperhatikan pemeliharaan lapisan tanah penutup TPA.

3) Pencegahan pencemaran air

Pencegahan pencemaran air di sekitar TPA Bengkalis perlu

dilakukan dengan menjaga agar leachate yang dihasilkan di TPA

dapat terbentuk sesedikit mungkin; dengan cara mencegah

rembesan air hujan melalui konstruksi drainase dan tanah penutup

yang baik dan diolah dengan baik pada kolam pengolahan; yang

kualitasnya secara periodik diperiksa.

4) Pencegahan bahaya kebakaran

Kontrol kebakaran yang muncul akibat pembakaran liar di lokasi,

ataukarena terbakarnya bagian sampah yang mudah terbakar,

serta tersedianya bahan bakar gas bio pada timbunan.

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-57


2.6. RONA LINGKUNGAN HIDUP

2.6.1 Kondisi Geofisik Kimia

TPA yang direncakanan di Kecamatan Bengkalis berada di

Jalan Poros Desa Sungai Alam, Kecamatan Bengkalis. Lokasi TPA ini

memiliki luas lahan + 8,23Ha berada di koordinat 1°27’55” N-

102°08’59”. Tanah yang akan digunakan sendiri merupakan lahan milik

Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis. Jalan masuk menuju lokasi

adalah jalan poros yang telah dilakukan perkerasan dalam kondisi rusak

yang layak untuk dipergunakan.

2.6.1.1.Kondisi Topografi

Lokasi Perencanaan Teknis TPA Bengkalis berupa dataran rendah

dengan kondisi miring ke arah utara. dan punggung bukit dengan

kemiringan lahan antara 5 % sampai 10 %, dilihat dari hasil topografi

lokasi ini cukup ideal untuk perencanaan TPA dengan system control

landfill.

2.6.1.2.Intensitas Hujan

Data curah hujan dibutuhkan untuk kapasitas perancangan

pengolahan leachate di TPA, dimana debit pengumpulan leachate dihitung

dari rata-rata hujan maksimum harian. Berikut perhitungan curah hujan

rata-rata ditunjukkan pada Tabel 2.18 berikut ini :

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-58


Tabel 2.18. Perhitungan Curah Hujan Rata-Rata

Curah Hujan Bulanan (mm) CH Harian


Tahun Jumlah
Maks
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2005 51 32.8 71.1 51.2 30.6 51 22.4 53 71.2 16.3 63.8 69.5 584 71.2
2006 50.4 25.2 46.6 68.2 29.4 19.7 28.5 68.8 77.6 61.2 56.4 98.7 631 98.7
2007 54.8 35.5 64.5 64 46.2 25 25.2 47.1 82.4 53.5 67.2 53.2 619 82.4
2008 36 41.5 69.4 39.2 45.2 22.1 51.5 72.2 62 58.7 57.3 44.5 600 72.2
2009 43.7 34.5 62.5 46.5 35 51.8 31 26.5 48.2 43.2 48.1 38 509 62.5
2010 50.2 14 62.5 41.8 51.4 20.3 43.1 62.1 47.1 31.6 42.2 57.1 523 62.5
2011 49.9 26.4 64.4 51.2 45.5 32.8 28.4 74 15.3 41.5 51.8 59 540 74
2012 36.8 28 40.7 51.7 35.6 98.4 61.8 35 64.8 51.8 46.9 45 597 98.4
2013 22.3 19.8 96.7 58.9 28.7 23.8 74.8 18.5 59 62.8 71 54.2 591 96.7
2014 51.4 85.4 44.2 74.6 78.3 16 18.2 66.2 41.4 85.9 27.4 25.8 615 85.9
2015 53.8 84.8 71.2 28.2 24.8 49.8 32.4 37.1 87.3 26.8 23.3 52.8 572 87.3
2016 46.2 20.3 17.9 37.2 36.2 20.3 34.3 21 58.6 52.9 46.3 62 453 62
2017 14.4 38.3 27.2 45.6 42.3 32 67.4 36.3 42.7 26.2 62.4 15 450 67.4
2018 35.6 41.5 31.1 26.3 39.7 18.9 22.4 53 71.2 16.3 63.8 69.5 489 71.2
2019 21.6 0 45.4 50.5 33.6 27.5 29 23.5 28.8 19.2 11.2 22.6 313 50.5
Sumber : PMP Bengkalis, 2020

2.6.1.3.Topografi

Lokasi perencanaan teknis TPA berupa dataran rendah dengan

kondisi miring ke arah utara dan punggung bukit dengan kemiringan lahan

antara 5% sampai 10% dengan kondisi tapak masih berupa semak

belukar dan sedikit pohon besar sisa penebangan sedangkan sisi kanan

dan belakang merupakan hutan milik warga yang dikelola untuk

berladang. Kondisi topografi wilayah Kabupaten Bengkalis pada umumnya

relative datar dengan kemiringan lereng rata-rata 2-6 m diatas permukaan

laut.

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-59


2.6.1.4.Kondisi Geoteknik

Penyelidikan tanah dengan metode ini bertujuan menentukan jenis

dan sifat-sifat tanah (soil properties) pada lokasi yang akan dibangun

pondasi dari tiap tebal lapisannya. Hasil sondir disimpulkan kondisi

lapisan tanah di permukaan lunak dengan kedalaman tiang pancang /

bore pile lebih dari 27.00 Meter, tergantung pada beban bangunan yang

akan direncanakan.

2.6.1.5.Kondisi Geomorfologi dan Potensi Arah Angin

Berdasarkan kondisi Geomorfologi, maka daerah rencana TPA

berada pada tahap morfologi dataran rendah pedalaman, dimana

berupa mempunyai ketinggian ketinggian 50-100 m. Secara geomorfologi

terhadap rencana TPA lokasi tersebut merupakan daerah yang relatif

aman terhadap bahaya gerakan tanah/longsor dan potensi erosi lahannya

kecil. Potensi bahaya gerakan tanah yang kecil ini sesuai juga dalam peta

gerakan tanah termasuk tahap rendah terhadap ancaman gerakan tanah

(BNPB, 2000).

2.6.1.6.Kondisi Tata Guna Lahan

Sebelah utara rencana lokasi TPA berbatasan dengan Jalan Poros

menuju ke Selat Baru. Sebelah selatan dan barat merupakan lahan

milik warga yang saat ini dikelola untuk penanaman kayu gelonggong .

2.6.1.7.Kondisi Air Permukaan

Untuk mengetahui kualitas air permukaan dilakukan pengambilan

sampel pada 2 titik yaitu parit drainase dan air kanal lokasi rencana

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-60


pembuangan lindi. Selanjutnya untuk data hasil analisis laboratorium

dan status baku mutu air dari beberapa parameter yang digunakan

meliputi aspek fisik dan kimia. Hasil analisa laboratorium kualitas air

permukaan di TPA Bengkalis ditunjukkan pada Tabel 2.19

Tabel 2.19. Hasil Analisa Kualitas Air Permukaan


HASIL ANALISA BAKU MUTU
No PARAMETER SATUAN
TITIK 1 TITIK 2 KLS 1 KLS 2 KLS 3 KLS 4
TDS (Zat
1 122 154 1000 1000 1000 2000 mg/L
Padat Terlarut)
2 Sulfat (SO4) 94 110 400 - - - mg/L
3 Besi (Fe) 0,56 0,87 0,3 - - - mg/L
4 Nitrat (NO3) 0,87 1,04 10 10 20 20 mg/L
5 BOD5 1,23 1,88 2 3 6 12 mg/L
6 COD 3,87 4,56 10 25 50 100 mg/L
7 pH 7,43 7,56 6-9 6-9 6-9 5-9 -
Amonia
8 0,056 0,087 0.5 - - - mg/L
(NH3N)
9 Chlorida (Cl) 121 165 600 - - - mg/L
Ket : Titik 1 : Air Parit Batas
Titik 2 : Air Kanal

Berdasarkan hasil uji laboratorium kualitas air permukaan di TPA

Bengkalis menunjukkan bahwa air permukaan dalam kondisi baik (belum

tercemar) yang dibuktikan dengan nilai parameter masih berada di bawah

baku mutu yang dipersyaratkan sesuai PP 82 Tahun 2001 Tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Terkecuali

parameter Fe (besi) berada diatas baku mutu bahkan untuk kelas IV

sekalipun hal ini dikarenakan karakter tanah di sekitar rencana lokasi TPA

yang merupakan tanah gambut yang mengandung logam besi dengan

kadar cukup tinggi.

2.6.1.8.Kondisi Air Tanah

Pengambilan kualitas air tanah untuk kegiatan TPA Bengkalis

dilakukan pada 1 (satu) titik sampel yaitu lokasi sumber air tanah di

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-61


permukiman masyarakat sekitar yang memiliki topografi lebih rendah dari

rencana lokasi TPA Bengkalis. Hasil analisa kualitas air tanah di sekitar

rencana lokasi TPA dapat dilihat pada Tabel 2.20 berikut :

Tabel 2.20. Hasil Analisa Kualitas Air Tanah Sekitar Rencana Lokasi TPA

No Parameter Hasil Baku Mutu Satuan Metode


Pengujian
FISIKA
1 Odor (Kebauan) Tidak berbau Tidak berbau - Organoleptik
2 Tota Dissolved 936 1000 mg/L SNI 06-6989.27-
Solid(TDS) 2005
3 Turbidity 0,522 25 NTU 5.5-IK-GQA-027
4 Rasa n/a Tidak berasa - Organoleptik
5 Suhu 28,8 Suhu udara ±3 - 5.5-IK-GQA-003
6 Warna 2 50 TCU 5.4-IK-GQA-WQ-046
KIMIA
1 Mercury, Hg <0,00009 0,001 mg/L SNI 6989.78.2009
2 Arsenic , As <0,00006 0,05 mg/L SNI 06-6989.54-
2005
3 Iron, Fe <0,013 1 mg/L SNI 6989.4.2009
4 Fluoride, F 1,11 1,5 mg/L SNI 06-6989.29-
2005
5 Cadmium, Cd <0,00004 0,005 mg/L SNI 06-6989.38-
2005
6 Hardness Total, CaCO3 <3,6 500 mg/L SNI 06-6989.12-
2004
7 Chromium Hexavalent, <0,001 0,05 mg/L SNI 6989.71.2009
Cr
8 Manganese, Mn <0,007 0,5 mg/L SNI 6989.5.2009
9 Nitrogen as N (NO3-N) 0,033 10 mg/L 5.4-IK-GQA-WQ-043
10 Nitrogen as N (NO2-N) 0,052 1 mg/L SNI 06-6989.9-2004
11 PH 7,8 6,5 – 8,5 - 5.5/IK/GQA/023
12 Selenium, Se <0,0001 0,01 mg/L US EPA 7741 A
13 Zinc, Zn <0,004 15 mg/L SNI 6989.7.2009
14 Cyanide, CN 0,005 0,1 mg/L 5.4-IK-GQA-WQ-058
15 Sulphate, SO4 5,68 400 mg/L SNI 6989.20.2009
16 Lead, Pb <0,0002 0,05 mg/L SNI 6989.46.2009
17 Surfactant, MBAS <0,006 0,05 mg/L SNI 06-6989.51-
2005
18 Total Organic Matter, 0,4 10 SNI 06-6989.22-
KMnO4 2004
BIOLOGI
1 Total Coliform 2 50 MPN/100 mL APHA 9221 B ed
22nd
2 E.Coli 0 0 MPN/100 mL APHA 9221 F ed
22nd

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-62


Dari hasil analisis laboratorium kualitas air tanah kemudian

dibandingkan dengan Baku Mutu Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku

Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk

Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan

Pemandian Umum maka didapat kesimpulan bahwa air tanah di

permukiman masyarakat terdekat rencana lokasi TPA dalam kondisi baik

dan belum tercemar dikarenakan semua parameter berada di bawah baku

mutu yang dipersyaratkan.

2.6.1.9.Kualitas Udara di Rencana Lokasi Kegiatan

Pengambilan kualitas udara dan kebisingan dilakukan di 1 (satu)

titik yaitu berada di bagian depan rencana lokasi TPA. Adapun hasil

analisa kualitas udara dan intensitas kebisingan di lokasi TPA ditunjukkan

pada Tabel 2.21 dan Tabel 2.22

Tabel 2.21. Hasil Analisa Kualitas Udara di Lokasi TPA


No Parameter Hasil Waktu Baku Mutu Satuan Metode
Pengujian Pengujian
1 Sulfur Dioksida 25,89 1 jam 900/1H µg/Nm2 SNI 19-7119.7-
(SO2) 2017
2 Carbon Monoxide 341,5 1 jam 30000/1H µg/Nm2 SNI 19-7119.10-
(CO) 2011
3 Nitrogen Dioksida <13 1 jam 400/1H µg/Nm2 SNI 19-7119.2-
(NO2) 2017
4 Oxidant (O3) 14,68 1 jam 235/1H µg/Nm2 SNI 19-7119.8-
2017
5 Debu (Partikulat) 44,9 1 jam µg/Nm2 SNI 19-7119.3-
2005
6 Timbal (Pb) <0,01 1 jam µg/Nm2 SNI 19-7119.4-
2017
(*)Bakumutu :Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-63


Tabel 2.22. Hasil Analisa Intensitas Kebisingan di Lokasi TPA
No Parameter Hasil Pengujian Baku Mutu Metode

1 Kebisingan 31,0 30000/1H Sound Level Meter


(**)Bakumutu : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996

Berdasarkan Tabel 2.21. diatas, tidak terdapat parameter unsur

kualitas udara yang melebihi bakumutu berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999, tentang Pengendalian

Pencemaran Udara. Demikian pula untuk parameter kebisingan (Tabel

2.22), masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan berdasarkan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 yaitu 50

dBA (baku tingkat kebisingan untuk ruang terbuka hijau).

2.6.2. Kondisi Komponen Lingkungan Biologi

2.6.2.1. Flora

Pengamatan terhadap komponen flora secara umum di sekitar

wilayah studi menunjukan bahwa tipe vegetasi didominasi oleh vegetasi

jenis paku pakuan. Jenis-jenis paku pakuan tersebut antara lain

Pteridophyta dan Stenochlaena. Selain itu jenis vegetasi di sekitar lokasi

rencana kegiatan antara lain Akar manis (Glycyrrhiza lepidota), Tenggek

burung (Euodia redleyi), Beringin (Ficus benjamina).

2.6.2.2.Fauna

Jenis-jenis fauna di sekitar wilayah studi berdasarkan pengamatan

sesaat dan informasi penduduk, teridentifikasi beberapa jenis dari kelas

mamalia, reptil, aves dan insekta. Jenis-jenis fauna yang dapat

diidentifikasi antara lain : Kelas Mamalia : Anjing (Felip sp.), Kucing (Felis

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-64


domestica), Tupai (Calosciurus notatus), Kelas Reptil : Biawak (Varanus

salvator), Kadal (Mabuya multifasciata) dan Ular Air Pelangi (Enhydris

enhydris). Kelas Burung : Elang (Accipiter virgatus), Bangau (Ciconiidae),

Kelas Amfibi : Katak (Rana sp), Kodok (Bufo melanotictus). Data flora dan

fauna yang terdapat di rencana lokasi kegiatan disajikan pada Tabel 2.23

Tabel 2.23. Data Flora dan Fauna Di Rencana Lokasi Kegiatan

No Nama Flora Nama Fauna


1 Pteridophyta Anjing (Felip sp.)
2 Stenochlaena Kucing (Felis domestica)
3 Akar manis (Glycyrrhiza Tupai (Calosciurus notatus)
lepidota)
4 Tenggek burung (Euodia redleyi) Biawak (Varanus salvator)
5 Beringin (Ficus benjamina) Kadal (Mabuya
multifasciata)
6 Ular Air Pelangi (Enhydris
enhydris)
7 Elang (Accipiter virgatus)
8 Bangau (Ciconiidae)
9 Katak (Rana sp)
10 Kodok (Bufo melanotictus)

2.6.3. Komponen Sosekbudkesmas

2.6.3.1. Kesehatan Masyarakat

Dalam Pembangunan dibidang kesehatan, pemerintah telah

menyediakan sarana kesehatan untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat Kabupaten Bengkalis. Pada Tabel 2.24 dibawah dapat

dilihat banyaknya sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten

Bengkalis.

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-65


Tabel 2.24. Banyaknya Fasiltas Kesehatan di Kabupaten Bengkalis
Tahun 2018
RUMAH SAKIT
NO KECAMATAN PUSKESMAS POSYANDU POLINDES
UMUM
1 Mandau 5 2 91 -
2 Bathin Solapan - 2 63 2
3 Pinggir 1 2 56 6
4 Talang Muandau - 1 26 2
5 Bukit Batu - 1 25 -
6 Bandar Laksamana - 1 18 1
7 Siak Kecil - 2 34 -
8 Rupat - 2 62 5
9 Rupat Utara - 1 20 4
10 Bengkalis 1 2 63 -
11 Bantan - 2 45 5
TOTAL 2 18 503 25
Sumber : Bengkalis Dalam Angka Tahun 2019

Penyakit terbanyak selama tahun 2018 di Kabupaten Bengkalis

persentase terbesar adalah pada kasus dengan jenis penyakit Influensa

sebesar 31502 kasus. Pada Tabel 2.25 dibawah ini dapat dilihat Jumlah

Kasus Penyakit Terbanyak di Kabupaten Bengkalis

Tabel 2.25.Jumlah Kasus Penyakit Terbanyak di Kabupaten Bengkalis


Tahun 2018
NO JENIS PENYAKIT BANYAKNYA KASUS
1 Influensa UTAMA 31502
2 Diare 10720
3 Hipertensi 4951
4 Asma 1095
5 ISPA 500
Sumber : Bengkalis Dalam Angka Tahun 2019

PENYUSUNAN UKL UPL TPA BENGKALIS II-66

Anda mungkin juga menyukai