Anda di halaman 1dari 12

MASALAH PENGELOLAAN SAMPAH

Sampah merupakan produk samping dari aktifitas manusia sehari-hari, sampah


ini apabila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan tumpukan sampah yang
semakin banyak.  Menurut UU 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
mendefinisikan sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat. Atau bisa juga diartikan sebagai ”Sampah adalah semua
buangan yang timbul akibat aktifitas manusia dan hewan yang biasanya berbentuk
padat yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi
(tchobanoglous,1993)”.
Pasal 28H Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan terciptanya kehidupan
yang sejahtera lahir dan batin dalam suatu lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Pengelolaan sampah dengan paradigma yang sampai saat ini dianut tidaklah kondusif
untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 tersebut. Untuk dapat
melaksanakan amanat Undang-undang Dasar 1945 tersebut pengelolaan sampah
harus melandaskan diri pada paradigma baru yang memandang sampah sebagai
sumber daya yang dapat memberikan manfaat. Paradigma baru pengelolaan sampah
ini membawa konsekuensi harus dilakukannya pergeseran pendekatan dari pendekatan
ujung-pipa ke pendekatan sumber.

Sampah terbagi atas 2 jenis yaitu sampah Anorganik dan Organik.

1. Sampah Anorganik/kering

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya
dapat diuraikan melalui proses yang cukup lama. Sampah jenis ini pada tingkat
rumah tangga, misalnya berupa botol kaca, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas
koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan
karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng,
dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.

2. Sampah Organik/basah

Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan


hewan yang berasal dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan,
rumah tangga atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses
alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.
Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran,
kulit buah, dan daun.
Sumber sampah pada umumnya berkaitan dengan tata guna lahan, seperti daerah
perumahan, perkantoran, kawasan komersial, dan lain-lain sehingga sumber-sumber
sampah ini dapat dikembangkan sejalan dengan pengembangan tata guna lahannya.
Ada beberapa kategori sumber sampah yang dapat digunakan sebagai acuan , yaitu :

a. Pemukiman/rumah tangga

Biasanya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan,


perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain,
sampah/kebun/halaman, dan lain-lain.

b. Pertanian dan Perkebunan

Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan
sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen
dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti
pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari
lungkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat
tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan
penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.

c. Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung

Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini
bisa berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah organik, misalnya : kayu,
bambu, triplek. Sampah Anorganik, misalnya : semen, pasir, spesi, batu bata,
ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng.

d. Perdagangan dan Perkantoran

Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti : toko, pasar tradisional,
warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan
organik termasuk sampah makanan dari restoran.

Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta,
biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner
foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium,
pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan
limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh
perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun.
e. Industri

Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia
serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu,
plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri
berupa bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus
sebelum dibuang.

PROSES PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan


berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.  Sistem
pengumpulan sampah adalah cara atau proses pengambilan sampah mulai dari tempat
pewadahan sampah (sumber timbulan sampah) sampai ke tempat pengumpulan
sementara (TPS) atau stasiun pemindahan atau langsung ke tempat pembuangan akhir
(TPA).  Yang mempengaruhi pola pengumpulan adalah jumlah penduduk, luas daerah
operasi, kepadatan penduduk, tingkat penyebaran rumah di daerah pelayanan, dan
kondisi fisik alam daerah pelayanan, seperti panjang dan lebar jalan, kondisi sarana
penghubung, jalan objek pengumpulan dengan lokasi pemindahan,wakturitoperasi.
Prinsip penanganan sampah adalah membersihkan lingkungan dari sampah yang
dihasilkan dan mengamankan sampah tersebut di tempat pembuangan akhirnya agar
tidak mencemari lingkungan. Pola pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu:

1. Pemilahan

Kegiatan pemilahan sampah merupakan bagian yang sangat penting dalam


upaya mengurangi timbunan sampah yang akan dibawa ke TPA. Kegiatan
pemilahan ini dilakukan dengan memasukkan sampah ke dalam 3 wadah/tempat
berdasarkan jenisnya.

Sampah-sampah organik, seperti sisa makanan, sayuran, buah-buahan, dan


daun-daunan. Sampah jenis ini dapat dimanfaatkan untuk diolah menjdai
kompos.

Sampah-sampah anorganik yang bermanfaat, seperti kertas bekas, plastik,


gelas/kaca. Sampah keras dapat dimanfaatkan kembali menjadi kertas daur dan
memiliki nilai ekonomis.

Sampah plastik dapat digunakan kembali atau dapat dijual. Sampah gelas/kaca
dapat dimanfaatkan kembali atau dijual.

Sampah-sampah anorganik yang tidak bermanfaat, seperti logam kecil,


puntung rokok. Sampah ini ditampung, dikumpulkan untuk kemudian diangkut
oleh petugas kebersihan.

2. Pengumpulan

Sistem pengumpulan sampah, khususnya sampah rumah tangga yang saat ini
dilakukan berdasarkan kondisi dan kultur masyarakat. Umumnya di kota-kota
besar terutama di wilayah Jakarta pengumpulan sampah dilakukan sebagai
berikut

Tiap Rumah Tangga menyediakan tempat atau wadah sampah tertutup yang
dilapisi kantong plastik, untuk menampung sampah yang tidak dapat
dimanfaatkan.

Dipo adalah tempat penampungan sampah sementara (TPS) yang meliputi satu
kelurahan kurang lebih 30.000 warga, dengan daya tampung sampah sekitar 150
meter kubik.
Pool Container, biasanya terletak di pinggir jalan di sebuah lokasi pemukiman
dan memiliki volume kurang lebih 6-10 meter kubik, berbentuk sebuah bak
penampungan besi. Pool caontainer ini diangkut oleh truk dinas kebersihan
dengan sistem hidrolik.

3. Pengangkutan

Pengangkutan sampah daarti tempat penampungan sementara (TPS) ke


tempat pembuangan akhir (TPA) dilakukan oleh dinas kebersihan.
Pengangkutan sampah dilakukan dengan sistem pembagian lokasi, setiap truk
pengangkut sampah mempunyai tugas di wilayah tertentu. Jenis angkut yang
digunakan dalam pengangkutan sampah ke TPA antara lain:

Truk Terbuka, memiliki kapasitas cukup besar untuk mengangkut sampah dari
TPS ke TPA dengan menutup bagian atas dengan jaring atau terpal.

Truk Kompaktor, mengangkut sampah dari pemukiman sebagai tempat


pembuangan sampah sementara.
Truk Tripper, mengangkut sampah dari TPS ke TPA.

Truk Hidrolik Kontainer, bertugas mengangkut kontainer yang sudah penuh ke


TPA.

4. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) harus memenuhi persyaratan umum antara


lain:

1. Sudah tercakup dalam tata ruang kota dan daerah.


2. Jenis tanah harus kedap air, sehingga mencegah tercemarinya air tanah.
3. Daerah yang tidak produktif untuk tanah pertanian.
4. Digunakan minimal 5 sampai 10 tahun.
5. Tidak berpotensi mencemari sumber air.
6. Jarak dengan daerah pusat pelayanan kurang lebih 10 km.
7. Merupakan daerah bebas banjir.
8. Tidak berlokasi di danau, sungai, atau laut.
1. Metode Pembuangan Akhir

Metode Open Dumping

Cara pembuangan yang umum dilakukan di Indonesia dan dilakukan secara


sederhana dimana sampah dihamparkan di suatu tempat terbuka tanpa penutupan
dan pengolahan. Cara ini tidak dianjurkan karena memiliki dampak negatif yangang
tinggi terhadap kesehatan lingkungan.

Metode Controlled Landfill


Sampah dihamparkan pada lokasi cekungan dan permukaannya diratakan serta
ditutupi tanah pada ketebalan tertentu yang dilakukan secara periodik. Cara ini
bukan yang ideal namun untuk saat ini cocok diterapkan di Indonesia.

Metode Sanitary Landfill

Sampah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian pada ketebalan tertentu


diurug dengan tanah. Pada bagian atas urugan digunakan lagi untuk menimbun
sampah lalu diurug lagi dengan tenah sehingga berbentuk lapisan-lapisan
sampah dan tanah. Bagian dasar konstruksi sanitary landfill dibuat lapisan
kedap air yang dilengkapi dengan pipa pengumpul dan penyalur air lindi
(leachate) yang terbentuk dari proses penguraian sampah organik. Metode ini
merupakan cara yang ideal namun memerlukan biaya investasi dan operasional
yang tinggi.

5. Pemusnahan Sampah

Pemusnahan dilakukan dengan insenator. Sampah dibakar secara terkendali


sehingga berubah menjadi gas, asap dan abu. Teknologi ini harus mampu
menghasilkan limbah gas yang sesuai standar baku mutu udara, memerlukan
biaya tinggi dan diperlukan perencanaan yang matang.
Insenator di Indonesia tidak ada yang baik, karena 3 hal:

1) kelayakan teknis tidak terpenuhi;

2) kelayakan finansial tidak terpenuhi;

3) efektifitas pengelolaan sampah kota lebih diutamakan (100% terangkut).

PROSES MENGOLAH SAMPAH

Daur ulang adalah proses tuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu
yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca
jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah
satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas
pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga
adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).

Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil,
dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya
menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan
sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak
bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara
garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran,
pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang
mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas
harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus
menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena
lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi,
daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda.
Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti
emas dari prosessor komputer, timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang
berbahaya bagi lingkungan,seperti merkuri.

Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses
daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara
sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga
prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan
mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:

Bahan bangunan 

Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin


penghancur, terkadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil
yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih
halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.

Baterai 

Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit.
Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam
pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan
kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan
dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah
untuk didaur ulang.

Barang Elektronik 

Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur
ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur
ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang
elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih
dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama
dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan
diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih
belum jelas.

Logam 

Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk
salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya
dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan
pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di
dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa
mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat
didaur ulang dengan tidak terbatas.
Bahan Lainnya 

Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya
dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material
kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada
Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur
ulang.

Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah
dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami
penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang
dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi
bahan yang berkualitas lebih rendah.

Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja,
terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat
kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga
mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga
3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu
menunjukkan jenis plastik tertentu, dan terkadang diikuti dengan singkatan, misalnya
LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga
mempermudah proses daur ulang.

Jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:

 PET (Polietilena tereftalat). Umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan
konsumsi lainnya yang cair.
 HDPE (High Density Polyethylene, Polietilena berdensitas tinggi) biasanya
terdapat pada botol deterjen.
 PVC (polivinil klorida) yang biasa terdapat pada pipa, rnitur, dan sebagainya.
 LDPE (Low Density Polyethylene, Polietilena berdensitas rendah) biasa terdapat
pada pembungkus makanan.
 PP (polipropilena) umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan
beberapa jenis mainan.
 PS (polistirena) umum terdapat pada kotak makan, kotak pembungkus daging,
cangkir, dan peralatan dapur lainnya.

Anda mungkin juga menyukai