1. PENDAHULUAN
Jadi, spesifikasi teknik dalam bidang pekerjaan struktur jembatan adalah dengan
maksud:
• Persyaratan teknis yang disusun oleh perencana untuk mencapai mutu
bangunan sesuai dengan yang diinginkan oleh Pemilik
• Bagian dari perjanjian kerja antara Pemilik dan Pelaksana
• Acuan pelaksana untuk menyusun strategi dalam penyusunan harga penawaran
pada proses tender
• Acuan prosedur kerja untuk mewujudkan rencana perencana, pelaksana dan
pengawas untuk mencapai mutu, waktu pelaksanaan dan dana yang telah
disepakati bersama dalam perjanjian kontrak.
• Acuan pokok pelaksana, memberikan batas-batas bagi usahanya yang kreatif
untuk melakukan penghematan sumber daya, pengehematan waktu
pelaksanaan dan meningkatkan keuntungan bagi pelaksana.
Sebagai seorang pelaksana, yaitu penyedia jasa dapat dikatakan wajib memahami
spesifikasi sebagi dokumen resmi kesepakatan bersama, mengerti bagian-bagian
yang harus dicapai dan dipatuhi, selalu mengusahakan cara-cara dan alternatif
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan tanpa menyalahi
ketentuan yang tertera di dalam spesifikasi. Menyusun usulan kesepakatan baru
(change order) yang akan mendukung pekerjaan secara efektif dan efisien.
Juga pelaksana harus dapat melakukan pekerjaan dengan pedoman spesifikasi atau
dengan cara lain yang lebih baik dan disepakati bersama. Pelaksana juga harus
mempunyai visi mewujudkan bangunan sesuai persyaratan minimum yang diminta
oleh spesifikasi, namun selalu berusaha untuk bekerja lebih capat, efektif dan efisien,
mampu menghemat sumber daya dan berusaha meningkatkan keuntungan dengan
cara-cara yang sehat.
2. SISTEMATIKA SPESIFIKASI
2.1. Umum
Dalam bagian umum ini menjelaskan tentang ruang lingkup yang tercakup dalam
seksi yang bersangkutan, yang akan ada hubungannya dengan analisa harga satuan
yang harus dipahami pengguna jasa dalam melakukan penawaran. Karena tanpa
hal ini penawaran akan menjadi salah dan kemungkinan besar penyedia jasa dapat
mengalami kerugian yang cukup besar.
2.2. Persyaratan
Dalam bagian persyaratan dijelaskan tentang standar rujukan atau acuan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, serta toleransi-
toleransi yang diizinkan atau yang menjadi acuan dalam hasil
pelaksanaan untuk pengukuran dan penerimaan hasil kerja.
Demikian juga dengan bahan yang harus digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan serta persyaratan-persyaratan kerja
sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut dimulai.
2.3. Pelaksanaan
Pada pasal pelaksanaan dijelaskan tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan yang
mengacu pada pedoman pelaksanaan atau standar-standar yang ada.
Pada pasal ini dijelaskan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup penggunaan
bahan sampai dengan persyaratan pernggunaan peralatan atau manajemen peralatan
yang harus digunakan dan tata cara pelaksanaannya.
Jadi bagi seorang penyedia jasa wajib memahami permasalahan pelaksanaan ini agar
produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan mutu sesuai dengan spesifikasi
atau persyaratan pengguna jasa.
Spesifikasi jembatan terdiri atas 18 seksi yang tercakup dalam divisi 7 sebagai
berikut :
1. Beton
2. Baja tulangan
3. Kayu
4. Tiang pancang
5. Sumuran
6. Adukan semen
7. Pasangan batu
8. Pasangan batu kosong dan bronjong
9. Pipa cucuran
10. Parapet
11. Solar Cell
12. Railing pagar jembatan
Berikut akan dijelaskan secara garis besar tentang isi dari masing-masing seksi
yang tercakup dalam spesifikasi jembatan. Selain dari seksi tersebut dalam pekerjaan
struktur masih terkait juga dengan divisi 1, yang secara umum akan mengikat pada
pekerjaan jalan dan jembatan.
1. BETON
1.1. UMUM
Cakupan pekerjaan ini adalah pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan beton sebagai
berikut:
• struktur beton bertulang,
• Beton tanpa tulangan,
• beton prategang,
• struktur beton pracetak,
• beton untuk struktur komposit
Pekerjaan beton ini meliputi penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pemeliharaan pondasi, pengadaan penutup beton, lantai kerja, pemompaan dan lain
sebagainya.
1.2. PERSYARATAN
Standar rujukan yang digunakan dalam seksi ini adalah :
• SNI
• AASHTO
• ASTM
1.2.1. Persyaratan
Persyaratan ini mencakup untuk hal-hal sebagai berikut:
o Cakupan Jaminan Mutu
o Mutu bahan yang dipasok,
o proses pelaksanaan
o hasil akhir
• Agregat harus terlindung dan tidak langsung terkena matahari dan hujan
sepanjang waktu pengecoran.
Campuran percobaan
• Penyedia jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan sesuai SNI
03-2834-2000
• Disaksikan oleh Direksi pekerjaan
• Menggunakan jenis instalasi dan peralatan sesuai lapangan
Spesifikasi Jembatan
1.3. PELAKSANAAN
BETON
Secara umum pelaksanaan beton mencakup pekerjaan:
• Penakaran material
• Pencampuran
• Pengangkutan
• Pengecoran
• Pemadatan
• Pengerjaan akhir (finishing)
• Perawatan (Curing)
1.3.3. Pencampuran
• Mesin yang digunakan harus mekanis yang menjamin distribusi merata
• Alat dilengkapi dengan tanki air dan alat ukur yang akurat
• Cara pencampuran – pertama masukkan sebagian air + agregat kasar + agregat
halus sampai mencapai kondisi cukup basah sampai merata + semen – campur
dan terakhir masukkan sisa air untuk menyempurnakan campuran
• Waktu pencampuran dimulai sejak sisa air dimasukkan. Untuk kapasitas < ¾
m3 sekira 1,5 menit dan untuk mesin lebih besar ditingkatkan 15 detik untuk
setiap penambahan 0,5 m3
1.3.4. Acuan
• Acuan tanah, harus dipastikan bahwa semua tebing dalam kondisi stabil dan
tidak ada tanah yang lepas
• Acuan kayu, baja pastikan semua sambungan tidak bocor dan kaku sehingga
posisinya tetap selama pengecoran, pemadatan dan perawatan
• Acuan kayu yang permukaannya tidak diserut dapat digunakan untuk bagian
yang tidak ekspos
• Harus dapat dibongkar tanpa merusak permukaan struktur, perlu diberi oil
form
• Seluruh sudut acuan harus dibulatkan atau tidak ada sudut acuan yang tajam
• Acuan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibongkar tanpa merusak beton
1.3.5. Pengecoran
• Penyedia jasa memberitahu Direksi pekerjaan minimal 24 jam sebelum
pekerjaan dimulai dan meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan
tanggal serta waktu pencampuran dimulai atau adanya penundaan pengecoran
> 6 jam
• Penyedia jasa tidak boleh memulai pekerjaannya sebelum ada persetujuan dari
Direksi Pekerjaan secara tertulis
• Pengecoran tidak boleh dilaksanakan apabila, Direksi pekerjaan atau wakilnya
tidak menyaksikan, walau sudah ada persetujuan pengecoran
• Acuan harus diolesi minyak atau oilform sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai
• Beton yang dicorkan tidak boleh berumur lebih dari 1 jam setelah
pencampuran, dan berdasarkan waktu pengerasan semen, apabila terjadi maka
campuran beton harus ditambah retarder
• Pengecoran harus berkesinambungan sampai lokasi sambungan pelaksanaan
• Pengecoran harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan segregasi
• Untuk bagian yang rumit dan tulangan yang rapat beton harus dicor dalam
lapisan yang tidak lebih dari 15 cm. Untuk dinding tinggi boleh 30 cm
• Tinggi jatuh beton ke dalam cetakan tidak lebih dari 150 cm
• kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa sehingga beton masih dalam
kondisi plastis
• Beton lama yang akan disambung dengan beton baru harus dikasarkan,
dibersihkan dan dilapisi dengan bonding agent
• Perawatan beton dimulai segera setelah terjadinya pengikatan akhir (final
setting)
• Apabila digunakan ready mix, perhatikan kapasitas, daya pemompaan,
kelecakan beton
1.3.6. Pemadatan
• Harus menggunakan alat penggetar mekanis
• Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton
daari satu titik ke titik yang lain
• Pemadatan pada daerah antar tulangan harus hati-hati sehingga tulangan tidak
bergeser
• Waktu penggetaran harus dibatasi untuk mengihidari terjadinya segregasi
• Putaran alat penggetar minimum 5000/menit dengan berat efektif 0,25 kg
Spesifikasi Jembatan
• Alat penggetar harus vertikal hingga dapat penetrasi sampai 10 cm dari dasar
beton
• Pemadatan harus selesai sebelum terjadi pengikatan awal (initial setting)
1.3.10. Perawatan
1.3.10.1. Tujuan perawatan
• Memperbaiki kualitas beton dan menjadikan beton lebih awet terhadap agresi
kimia
Spesifikasi Jembatan
• Menjadikan beton lebih tahan terhadap aus karena lau lintas dan lebih kedap
air
• Reaksi kimia pada beton terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton
tergantung pada pengadaan airnya, sehingga perlu adanya jaminan bahwa air
masih tertahan atau jenuh untuk memungkinkan kelanjutan reaksi kimia
• Penguapan menyebabkan beton kehilangan air sehingga terhenti proses hidrasi
dengan konsekuensi berkurangnya peningkatan kekuatan
• Penguapan menyebabkan penyusutan kering yang terlalu awal dan cepat,
sehingga berakibat timbulnya tegangan tarik yang dapat menyebabkan retak.
1.4.2. Pengawasan
Adanya personil dengan keahlian khusus untuk melakukan pengawasan
• Pengujian merupakan uji tekan dengan sepasang benda uji silinder diameter
150 mm dan tinggi 300 mm
• Mutu beton yang diterima apabila
• Rata-rata nilai hasil uji kuat tekan dari benda uji > (fc’ + k.S.r) di mana S =
nilai deviasi dan tidak ada satupun benda uji mempunyai nilai < 0,85 fc’, k =
1,64 dan r = faktor koreksi untuk jumlah benda uji < 30 buah
• Pengambilan benda uji yang mewakili
• Menggunakan statistik sesuai dengan standar deviasi
fc’= fcm – ( k.S).r
Nilai k adalah 1,64 untuk jumlah benda uji 30 buah
• Jumlah benda uji 1 set (3 buah) setiap 10 m3 pada setiap jenis struktur. Benda
uji yang diuji adalah 2 buah, apabila dari 2 buah benda uji tersebut terdapat
perbedaan > 5%, maka benda uji ke-3 diuji, dan untuk perhitungan S
digunakan 2 buah benda uji dengan nilai terdekat
• Syarat tidak boleh ada satupun benda uji mempunyai nilai < 0,85 fc’,
1
S=
n −1
dimana,
fc’ = Kuat tekan beton karakteristik
fci = Kuat tekan beton yang diuji
fcm = Kuat tekan beton rata-rata
n = Jumlah benda uji
Untuk benda uji kurang dari 10 buah atau data pengujian tidak tersedia, maka
dilakukan koreksi dengan menambahkan nilai kekuatan lebih minimal sesuai Tabel
4
• Jika hasil dari 3 buah core drill rata-rata > 0,85 fc dan tidak ada satupun <
0,75 fc maka secara struktural beton dianggap baik
• Pengujian tambahan dapat dilakukan apabila diperlukan, dengan alat impact
echo, UPV, core drill dll.
2. BAJA TULANGAN
2.1. UMUM
Mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan spesifikasi,
penerbitan detail pelaksanaan, detail pelaksanaan baja tulangan yang tidak
termasuk dalam dokumen kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi
pekerjaan setelah peninjauan lapangan
2.2. PERSYARATAN
Standar rujukan
• SNI, AASHTO, ACI, AWS
Toleransi
• Sesuai ACI 315
• Mempunyai selimut beton:
• 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos
• 7,5 cm untuk beton yang terendam/tertanam
Persyaratan bahan
Persyaratan kerja
2.3. PELAKSANAAN
2.3.1. Penyimpanan dan penanganan
• Tulangan diberi label untuk identifikasi yang menunjukkan ukuran batang,
panjang dan informasi lainnya
• Ditangani dan disimpan untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi atau
kerusakan
2.3.2. Pembengkokan
• Dibengkokkan dengan cara dingin sesuai ACI 315
• Diemeter > 20 mm dibengkokkan dengan mesin pembengkok
2.4.2. Pembayaran
Kompensasi penuh terhadap pemasokan, pembuatan, pemasangan termasuk
pekerja, perkakas, pengujian dan pelengkap lainnya
Spesifikasi Jembatan
3. KAYU
3.1. UMUM
• Bahan kayu yang digunakan untuk lantai kayu jembatan atau struktur jembatan
kayu
• Mencakup pengadaan, penyimpanan, perlindunganm pemasangan sesuai
dengan gambar rencana
• Mencakup pekerjaan persiapan yaitu pembongkaran struktur lama
3.2. PERSYARATAN
• jenis kayu yang digunakan adalah jenis kelas 1 dan 2
• Toleransi
▪ Paku yang digunakan dengan diameter 2,75 mm – 8 mm, panjang 40
mm – 200 mm
▪ Pelat baja sudah digalvanis dengan ketabalan 0,9 mm – 2,5 mm
▪ Baut dengan kepala segi 4 atau segi 8, diameter antara 12 mm – 30
mm, toleransi lubang baut 1 mm
▪ Sekrup, diameter 6mm – 20 mm, panjang 25 mm – 300 mm
• Persyaratan bahan
▪ Mutu kayu yang digunakan adalah kayu kelas I atau setara kelas I yang
dibuktikan dengan pengujian
▪ Bahan pendukung mencakup pelat baja, baut sambungan, palu, klem
sesuai dengan gambar rencana
• Persyaratan kerja
▪ Pengajuan kesiapan kerja, pengajuan program pekerjaan pemasangan
struktur termasuk metoda pelaksanaannya
4. SUMURAN
4.1. UMUM
• Fondasi sumuran adalah komponen struktur fondasi yang berinteraksi dengan
tanah secara loangsung dan menyalurkan beban ke dalam tanah
4.2. Persyaratan
• Standar rujukan
• Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
Toleransi
• Sesuai dengan toleransi beton
Persyaratan bahan
• Sesuai dengan seksi 7.1. dan 7.3.
Persyaratan kerja
• Sesuai dengan seksi 7.1.
4.3. Pelaksanaan
4.3.1. Umum
• Dinding sumuran cor ditempat
• Dimensi sesuai gambar rencana
• Acuan tidak boleh dibuka sebelum 3 hari
• Penurunan minimal beton sudah mencapai kuat tekan 70% terhadap kuat tekan
rencana
• Pengisian sumuran dengan beton siklop
• Galian dan penurunan
• Sumbat dasar sumuran
• Pengisian sumuran
Spesifikasi Jembatan
• Pekerjaan penahan rembesan
• Pembongkaran bagian atas sumuran
• Pengendalian keselamatan
4.3.2. Persiapan
• Lokasi fundasi (staking out)
• Pembuatan cincin sumuran (sebelum mempunyai kekuatan 85% fc’ tidak boleh
dipasang)
• Alat untuk penggalian (manual atau konvensional, alat besar)
• Pompa, apabila diperlukan untuk menjaga kestabilan tinggi air tanah
4.3.3. Pelaksanaan
• Penurunan cincin sumuran
• Penggalian dengan cara gravitasi
• Pengecoran beton kedap air dengan fc’ 20 MPa
• Pengecoran beton siklop (volume batu besar 1/3 dan volume beton fc’ 15 MPa
2/3)
• Stek tulangan pada bagian teratas cincin sumuran dan bagian beton kedap air
sebagai penghubung antara poer dan fundasi
Dalam pelaksanaan juga perlu diperhatikan masalah unit beton pracetak yang telah
dibuat sebelumnya:
• Unit beton pracetak dicetak pada landasan pengecoran
• Tidak boleh diangkut sebelum berumur 14 hari atau mencapai 85% dari kuat
tekan
• Tidak boleh diturunkan sebelum sambungan berumur 24 jam
• Penurunan sumuran disesuaikan dengan kondisi tanah
• Dinding sumuran diturunkan dengan gravitasi (akibat berat sendiri)
• Dasar sumuran diberi beton
• Sumuran diisi dengan mutu beton K-250 sampai 1 m di bawah poer bangunan
bawah
• Bagian atas sumuran tidak boleh lebih tinggi daripada dasar poer
• Baja tulangan dari sumuran harus dimasukkan dalam poer 40 x diameter
Dasar pembayaran
• Berdasarkan kompensasi penuh penyediaan pekerja, bahan, peralatan, galian
untuk penurunan dan pembuangan bahan galian, pembongkaran (jika perlu),
penghubung, sambungan dan semua pekerjaan pelengkap.
• Pembayaran berdasarkan :
• Pengadaan dinding sumuran
• Penurunan dinding sumuran
5. ADUKAN SEMEN
Adukan semen seringkali diabaikan dalam pelaksanaan struktur jembatan atau
struktur pada konstruksi jalan yang menggunakannya. Tetapi adukan semen
walaupun merupakan bagian minor dalam struktur, tetap harus diperhatikan baik
pada waktu pencampuran maupun pada waktu pengerjaan akhir dalam
pengendalian mutu.
6.1. PERSYARATAN
Batu
• Bersih, keras, tanpa bagian tipis atau retak
• Bentuk rata, lancip atau lonjong
• Lebar > 1,5 x tebal
Adukan
Sesuai dengan persyaratan adukan semen
6.2. PELAKSANAAN
Persiapan pondasi
• Bila diperlukan landasan yang permeable perlu disyaratkan
• Pemasangan batu
• Landasan adukan minimal tebal 3 cm
• Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang
Penempatan adukan
• Sebelum dipasang, permukaan batu harus bersih dan dibasahi
• Tebal landasan adukan antara 2 – 5 cm
7.1. PERSYARATAN
Pasangan batu kosong
• Keras, awet dan bersudut tajam
• Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus beton K175
Bronjong
• Kawat Bronjong
• baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279 Kelas 1, dan ASTM A239.
Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m 2
• Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga
lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 60 mm
Batu
• batu yang keras dan awet
• Landasan
• Landasan haruslah dari bahan drainase porous
7.2. PELAKSANAAN
Persiapan
• Galian, termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan batu
kosong dan bronjong
Penempatan bronjong
• Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat sehingga bentuk serta
posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil
sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong
• Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan
maksimum dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi
setengah dari tingginya, dua kawat pengaku horinsontal dari muka ke belakang
harus dipasang
Spesifikasi Jembatan
Penempatan pasangan batu kosong
• Penimbunan kembali
• Penempatan batu kosong yang diisi adukan
8. TURAP
• Lingkup pekerjaan adalah turap kayu, baja dan beton pracetak
• Lokasi kepala turap sesuai gambar rencana dan pergeseran lateral maksimum
75 mm
• Bahan turap sebelum dipasang harus disetujui terlebih dahulu
• Apabila perlu dapat dilakukan tiang uji turap untuk menentukan panjang
turap yang diperlukan
9. PIPA CUCURAN
• Adalah pipa pembuangan air hujan yang terletak pada lantai jembatan ke
arah bawah
• Diameter minimum 75 mm
• Bahan baja galvanis
• Panjang pipa cucuran 20 cm lebih panjang dari bagian terbawah struktur
utama bangunan atas
10. PARAPET
• Adalah bagian dari jembatan yang berguna untuk mengarahkan lalu
lintas sebelum masuk ke jembatan
• Bahan yang digunakan adalah pasangan batu dengan ketinggian dan
dimensi sesuai dengan gambar rencana
• Harga terpasang dalam meter kubik sesuai gambar rencana
11 SOLAR CELL
• Solar panel adalah konversi cahaya sinar matahari menjadi listrik, baik secara
langsung dengan menggunakan photovoltaic, atau tidak langsung dengan
menggunakan tenaga surya terkonsentrasi sehingga menghasilakn tenaga listrik.
Dalam hal ini digunakan sebagai sumber tenaga untuk penerangan jembatan
• Bahan yang digunakan adalah panel solar beserta dengan kelengkapannya dan
tiang pipa galvanis, serta lampu panel surya.
• Harga terpasang dalam satuan buah pada rencana anggaran biaya sesuai gambar
rencana
12 RAILING JEMBATAN
• Adalah konstruksi tambahan yang berfungsi sebagai pengaman jembatan dan
juga memiliki fungsi estetika bagi jembatan
• Bahan yang digunakan adalah pipa galvanis 3in dan perlengkapan welding (las)
• Harga terpasang dalam satuan meter persegi.
Spesifikasi Jembatan