Anda di halaman 1dari 10

PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM KERJA

I. PENDEKATAN
Pendekatan umum konsultan dalam dalam layanan jasa konsultansi melalui
pekerjaan pengawasan adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Operasional

Dalam pendekatan ini konsultan akan mengatur strategi dalam pelaksanaan


operasionalnya :
• Konsultan akan melengkapi kantor kecil dilokasi terdekat dari lokasi pengawasan
agar memudahkan dalam koordinasi pekerjaan dengan pihak pelaksana.
• Dikantor akan dilengkapi dengan perlengkapan kerja seperti: furniture, peralatan
kantor, perlengkapan kantor, komunikasi, komputer dan lain-lain yang akan
menunjang kegiatan personil.
• Melengkapi operasional kerja dengan sarana transportasi kendaraan agar pekerjaan
dapat dilakukan dengan cepat dan lancar.
• Melakukan hubungan-hubungan kerja dengan instansi terkait yang akan membantu
terhadap kelancaran kerja serta masyarakat disekitar lokasi proyek.

2. Pendekatan Permasalahan
Didalam pelaksanaan pekerjaan Pengawasan Perbaikan Instalasi Listrik
Politeknik Negeri Banyuwangi, tidak sedikit terjadi kesalahan-kesalahan yang
diakibatkan oleh kelalaian pihak pelaksana. Akibatnya kualitas hasil pekerjaan menjadi
tidak sesuai dengan dokumen pelaksanaan bahkan sampai gagalnya konstruksi.
Guna mengantisipasi atau mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi perlu
dilakukan tindakan untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan
pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan pekerjaan baik secara teknis maupun
administratif.

3. Pendekatan Pengendalian Mutu


Konsultan pengawas menempatkan Pengendalian Mutu sebagai bagian dari
pekerjaan pengendalian yang penting sehingga perlu membuat metode-metode, Iangkah-
Iangkah dan sistem pelaporan untuk menjamin setiap pekerjaan yang dilaksanakan
konsutan perencana maupun kontraktor sesuai dengan spesifìkasi yang ada. Pada sisi
pengendalian mutu ini, konsultan menentukan parameter yang digunakan untuk mengukur
tingkat ideal kualitas sesuai dengan spesifikasi pekerjaan kontraktor pada Dokumen
Kontrak. Pada sisi lain, konsultan memberikan perameter yang dapat digunakan pula
sebagai solusi dalam penyelesaian setiap masalah agar hasil pekerjaan sesuai dengan
spesifìkasi.
Secara garis besar program pengendalian mutu yang diusulkan diuraikan seperti
dibawah ini.

1) Pematokan dan Pengontrolan Patok Referensi Pengukuran


Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, konsultan memeriksa semua patok
kontrol - Bench Mark vertikal dan horizontal yang dibuat pada perencanaan. Jika
diperlukan tambahan Bench Mark dibuat dengan cara yang sama untuk kemudahan
pelaksanaan konstruksi. Konsultan memeriksa ketepatan semua stake-out dari
kontraktor. Setiap penyimpangan atau ketidaktepatan dicatat dan diselesaikan
bersama antara Konsultan dan Kontraktor. Data yang berkaitan dengan pematokan
dan pekerjaan survei akan menjadi rekaman dalam buku Iapangan dan diserahan
kepada Satuan Kerja.

2) Pengujian Bahan
Konsultan melakukan pengujian rutin sebagai bentuk pengendalian bahan
melalui peralatan Iaboratorium yang disediakan Kontraktor sesuai dengan
Dokumen Kontrak. Mutu bahan yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi di
kontrol dengan mengadakan tes pengujian Iaboratorium dan test lapangan secara
ketat agar sesuai dengan standard-standard seperti yang tercantum didalam
Dokumen Kontrak. Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, Konsultan menyiapkan
langkah-langkah secara terinci yang menyatakan jenis test yang harus ditempuh
berikut jumlah pengetesan, dengan memberikan contoh langkah-langkah tersebut
kepada Kontraktor sehingga bisa dipahami.

4. Pendekatan Pengendalian Waktu

Pendekatan yang akan digunakan di dalam pengendalian waktu adalah


menggunakan “Precedence Diagram” atau “Arrow Diagram”, analisa terhadap Network
dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Analisa terhadap Network tersebut dapat
menghasilkan “Time Analysis” serta “Barchart” yang memudahkan untuk dimengerti
dalam pelaksanaannya di lapangan.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut Konsultan Pengawas akan
merumuskan pencapaian sasaran kegiatan yang terdiri dari Jadwal Induk (Master
Schedule) dalam bentuk diagram panah (Network Panning) dan diagram balok (Bar Chart)
program penyediaan dan penggunaan tenaga kerja Ahli Kepala, Ahli Utama, dan Ahli
Muda serta staf pendukung.

II. METODOLOGI

1. Metode Pelaksanaan Pengawasan

Pada pelaksanaan supervisi kontruksi pekerjaan sesuai spesifikasi (kontrak),


konsultan akan mengerahkan tenaga supervisi kontruksi yang telah berpengalaman/
profesional dalam bidangnya. Untuk mencapai sasaran batas waktu pelaksanaan proyek,
maka konsultan akan mendesiminisasikan dan melaksanakan pengendalian proyek (waktu
– biaya – pelaksanaan) sesuai dengan standar yang telah disepakati (kontrak).

Tugas Konsultan Pengawas secara garis besar akan meliputi :

1) Pengendalian teknis
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh kontraktor. Lingkup pengendalian antara lain meliputi :
• Aspek mutu hasil pekerjaan
• Aspek volume pekerjaan
• Aspek waktu penyelesaian pekerjaan
• Aspek biaya keseluruhan pekerjaan

2) Pengendalian atas proses koordinasi terkait


Konsultan supervisi dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis
berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak lain
(khususnya pemberi tugas).
3) Pengendalian administrasi proyek
Dalam hal ini Konsultan Pengawas berkewajiban merancang, memperlakukan serta
mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi proyek yang diawasinya yaitu
mencakup antara lain surat, risalah, laporan, contoh barang, foto, berita acara, gambar,
sketsa, kontrak dan adendum dan lain-lain yang dianggap perlu.

4) Evaluasi rencana proyek


Konsultan Pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan
bahwa hasil pekerjaan kontraktor telah memenuhi persyaratan untuk disetujui atau
disahkan oleh pemberi tugas.

2. Metode Pengendalian Mutu

Tujuan supervisi pekerjaan fisik yaitu untuk mencapai hasil pekerjaan yang optimal
sesuai dengan spesifikasi teknis dan berwawasan lingkungan. Keberhasilan pengendalian
kualitas/ mutu pekerjaan kontruksi di lapangan akan sangat memberikan manfaat, yaitu
kemungkinan kinerja listrik seperti yang direncanakan, sedangkan apabila pengendalian
mutu dilapangan tidak baik akan memberikan kerugian besar. Untuk mencapai
keberhasilan pengendalian kualitas (mutu) dilapangan, ada beberapa faktor yang harus
dipenuhi antara lain:

1) Adanya spesifikasi Pengendalian Mutu yang Baik


Dengan adanya spesifikasi yang lengkap, isinya jelas dan sesuai dengan
standar yang berlaku, akan memberikan kemudahan bagi kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan dan bagi pengawas dalam pengawasan dilapangan.
Spesifikasi pengendalian mutu yang baik mencakup :
• Jenis/ nama pekerjaan/ pengujian
• Metode pemeriksaan/ pengujian yang harus dilaksanakan
• Frekuensi dan jumlah pemeriksaan
• Standar mutu yang harus dipenuhi
• Toleransi hasil yang masih dapat diterima
2) Pemantauan/Pengendalian Mutu Yang dilaksanakan oleh pengawas, yaitu:

Pengendalian mutu hasil pekerjaan jadi dilaksanakan untuk memastikan apakah hasil
pekerjaan jadi dari bahan olahan yang dihasilkan sudah sesuai dan memenuhi
persyaratan yang disepakati
3) Cakupan Pengendalian Mutu Yang dilaksanakan
Cakupan pengendalian mutu yang harus dilaksanakan dilapangan akan
mencakup:
• Pengendalian mutu yang berkaitan dengan dimensi atau geometri dari
hasil pekerjaan seperti lebar, tinggi, tebal, kemiringan dan lain – lain.
• Pengendalian mutu yang mencakup proporsi dari bahan baku yang
dipakai.
• Pengendalian mutu yang mencakup kualitas dari bahan baku, bahan
olahan pekerjaan jadi.
4) Metode Pengambilan Benda Uji
Bahan baku, bahan olahan dan pekerjaan jadi yang digunakan untuk
pembuatan suatu konstruksi jalan sebaiknya mempunyai kualitas yang seragam,
mengingat pertimbangan ekonomis dan efisiensi. Metode sampling sering
digunakan dikarenakan sifat homogenitas bahan baku dan bahan olahan sangat sulit
didapatkan.

5) Peralatan Yang digunakan


Ketepatan dan kondisi jenis peralatan yang digunakan pada saat
pemeriksaan dilaboratorium maupun yang dilakukan dilapangan.

6) Kemampuan dan Kejujuran Personel Pengawas


Kemampuan personil mengenai tahapan dan pelaksanaan pemantauan serta
kejujuran personil dalam pelaksanaan sangat menentukan mengenai ke-valid-an
dari hasil pemantauan yang dilaksanakan.
III. PROGRAM KERJA

1. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan “ Pengawasan Perbaikan Instalasi Listrik
Politeknik Negeri Banyuwangi “ adalah selama 1 (Satu) bulan terhitung setelah
penandatanganan kontrak/SPMK. Konsultan akan menyusun alokasi waktu yang efektif
dan terencana dengan baik agar kegiatan ini bisa mengikuti spesifikasi teknis yang ada.
Sehingga output dari kegiatan ini akan dapat diterima dengan baik oleh pengguna jasa.

2. TAHAPAN PEKERJAAN

1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Persiapan dan Pertemuan Pendahuluan
Tahap ini mencakup mobilisasi seluruh personil yang telah ditentukan,
mempersiapkan formulir-formulir standar untuk keperluan operasional pekerjaan,
menetapkan prosedur rutin, dan membuat format pelaporan serta dokumentasi
proyek.

2) Survey Pendahuluan dan Staking Out


Survey pendahuluan dilaksanakan untuk memeriksa semua bench mark yang
ada dan patok referensi yang menunjukkan koordinat horizontal dan vertikal. Jika
dianggap perlu akan dibuat bench mark dan patok referensi tambahan. Pada tahap
ini konsultan akan membantu mengawasi pekerjaan kontraktor dalam hal
pematokan pada lokasi yang telah ditentukan yang dilaksanakan pada saat
Rekayasa Lapangan (Field Engineering).

3) Perencanaan Kegiatan Lapangan


Perencanaan kegiatan ini pada awalnya dibuat secara global yang kemudian
akan selalu diperbaharui sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lapangan. Konsultan
akan membantu kontraktor untuk mempersiapkan jadwal kerja bulanan yang akan
memperlihatkan dan memprediksi kegiatan lapangan selama satu bulan mendatang.
2. Tahap Pengawasan Konstruksi

Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


1) Pengendalian Teknis
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan
fisik pembangunan yang dilakukan oleh kontraktor. Lingkup pengendalian antara
lain meliputi :
• Aspek mutu hasil pekerjaan
• Aspek volume pekerjaan
• Aspek waktu penyelesaian pekerjaan
• Aspek biaya keseluruhan pekerjaan

2) Pengendalian atas Proses Koordinasi Terkait


Konsultan supervisi dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis
berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak
lain (khususnya pemberi tugas).

3) Pengendalian Administrasi Proyek


Dalam hal ini Konsultan Supervisi berkewajiban merancang,
memperlakukan serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi
proyek yang diawasinya yaitu mencakup antara lain surat, risalah, laporan, contoh
barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, kontrak dan adendum dan lain-lain yang
dianggap perlu.

4) Evaluasi dan Serah Terima Proyek


Eavaluasi dilakukan terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan dan
membuat desain untuk pekerjaan-pekerjaan baru. Selain itu, Konsultan supervisi
berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan bahwa hasil pekerjaan
kontraktor telah memenuhi persyaratan untuk disetujui atau disahkan oleh pemberi
tugas.
3. Tahap Akhir Pekerjaan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


1) Inspeksi Akhir
Setelah seluruh pekerjaan diselesaikan, Pengendali Kegiatan Fisik dan Unit
Pengendali Lapangan dibantu oleh konsultan melakukan inspeksi akhir guna
memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah diselesaikan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi dan syarat-syarat kontrak/volume terlaksana. Apabila terdapat kesalahan
atau kerusakan pada hasil pekerjaan tersebut maka Pengendali Kegiatan atau Unit
Pengendali Lapangan dibantu konsultan akan memerintahkan untuk mengganti atau
memperbaiki pekerjaan tersebut dalam jangka waktu tertentu.

2) Gambar Terlaksana
Gambar desain yang ada akan direvisi dan disesuaikan dengan konstruksi yang
dilaksanakan (As-Built Drawing) Ini menunjukkan atau membuktikan bahwa setiap
perubahan telah dibuat terhadap gambar desain tersebut.
3) Masa Pemeliharaan
Konsultan supervisi akan mempersiapkan laporan mengenai saran dan metoda
pemeliharaan berupa rekomendasi untuk masa pemeliharaan dan sesudahnya.

4. Tahap Pelaporan

Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
adalah sebagai berikut:
1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan yang terdiri dari
1 (satu) asli dan 9 (empat) copy diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas)
hari sejak dikeluarkannya SPMK. Laporan ini berisikan:
• Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh
• Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
• Jadwal kegiatan penyedia jasa
2) Laporan Bulanan
Berupa laporan singkat, dibuat dengan menggunakan bentuk standar sesuai
yang dikeluarkan oleh politeknik Negeri Banyuwangi, menunjukan kemajuan
kemajuan fisik dari tiap paket. Isi statistik yang utama dari laporan bulanan harus
dikirim melalui telex, facsimile atau telegram/laporan tertulis ke Politeknik Negeri
Banyuwangi. Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dalam waktu 7 (tujuh)
hari dihitung akhir bulan sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan yang terdiri dari 1
(satu) asli dan 9 (Sembilan) copy.

3) Laporan Akhir
Pada saat berikutnya layanan konsultan pada masing-masing kontrak, hal
ini adalah segera Take-Over (TO). Konsultan harus mengirim ke Politeknik Negeri
Banyuwangi melalui Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan yang berisi
ringkasan konstruksi yang telah dilaksanakan, rekomendasi untuk pemeliharaan
yang akan datang, segala permasalahan teknis yang muncul selama pelaksanaan,
persoalan yang mungkin akan timbul bila ada, dan berbagai macam perbaikan yang
diperlukan dimasa datang oleh Politeknik Negeri Banyuwangi bagi proyek-proyek
sejenis. Jumlah laporan ini sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan yang terdiri dari 1
(satu) asli dan 9 (sembilan) copy.

B. ORGANISASI DAN PERSONIL

1. KEBUTUHAN PERSONIL
Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana ditetapkan di dalam KAK ini,
terdiri dari tenaga ahli dengan disiplin ilmu yang setara dengan keahlian seperti
berikut di bawah ini:

1) Tenaga Ahli
a. Ketua Tim (Tim Leader)
Tim Leader harus seorang Sarjana Teknik Elektro, dia harus mempunyai
pengalaman di bidang Pengawasan Mekanikal Elektrikal selama 1 (Satu) Tahun,
dan harus mempunyai sertifikat keahlian Elektrika.
Dia akan berkedudukan di tempat berdekatan dengan tempat-tempat
pekerjaan yang menjadi bertanggung jawabnya.
b. Pengawas Lapangan
Pengawas Lapangan harus Seorang Sarjana Muda Teknik Sipil (D3).
Memiliki Pengalaman minimum selama 3 (Tiga) Tahun,
.
2) Tenaga Pendukung
a. Administrasi
Mempunyai latar belakang pendidikan minimal SLTA, berpengalaman
minimal 3 (tiga) tahun dibidangnya.

Demikian Proposal Teknis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan penawaran,


sebagai gambaran tata kerja Konsultan Pengawasan CV. IRA BIRO KONSULTAN dan
sebagai informasi dalam melaksanakan tugas perencanaan.

Banyuwangi, 28 Oktober 2019


CV. IRA BIRO KONSULTAN

Ir. HARIJANTO
Direktur

Anda mungkin juga menyukai