I. PENDEKATAN
Pendekatan umum konsultan dalam dalam layanan jasa konsultansi melalui
pekerjaan pengawasan adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan Operasional
2. Pendekatan Permasalahan
Didalam pelaksanaan pekerjaan Pengawasan Perbaikan Instalasi Listrik
Politeknik Negeri Banyuwangi, tidak sedikit terjadi kesalahan-kesalahan yang
diakibatkan oleh kelalaian pihak pelaksana. Akibatnya kualitas hasil pekerjaan menjadi
tidak sesuai dengan dokumen pelaksanaan bahkan sampai gagalnya konstruksi.
Guna mengantisipasi atau mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi perlu
dilakukan tindakan untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan
pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan pekerjaan baik secara teknis maupun
administratif.
2) Pengujian Bahan
Konsultan melakukan pengujian rutin sebagai bentuk pengendalian bahan
melalui peralatan Iaboratorium yang disediakan Kontraktor sesuai dengan
Dokumen Kontrak. Mutu bahan yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi di
kontrol dengan mengadakan tes pengujian Iaboratorium dan test lapangan secara
ketat agar sesuai dengan standard-standard seperti yang tercantum didalam
Dokumen Kontrak. Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, Konsultan menyiapkan
langkah-langkah secara terinci yang menyatakan jenis test yang harus ditempuh
berikut jumlah pengetesan, dengan memberikan contoh langkah-langkah tersebut
kepada Kontraktor sehingga bisa dipahami.
II. METODOLOGI
1) Pengendalian teknis
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh kontraktor. Lingkup pengendalian antara lain meliputi :
• Aspek mutu hasil pekerjaan
• Aspek volume pekerjaan
• Aspek waktu penyelesaian pekerjaan
• Aspek biaya keseluruhan pekerjaan
Tujuan supervisi pekerjaan fisik yaitu untuk mencapai hasil pekerjaan yang optimal
sesuai dengan spesifikasi teknis dan berwawasan lingkungan. Keberhasilan pengendalian
kualitas/ mutu pekerjaan kontruksi di lapangan akan sangat memberikan manfaat, yaitu
kemungkinan kinerja listrik seperti yang direncanakan, sedangkan apabila pengendalian
mutu dilapangan tidak baik akan memberikan kerugian besar. Untuk mencapai
keberhasilan pengendalian kualitas (mutu) dilapangan, ada beberapa faktor yang harus
dipenuhi antara lain:
Pengendalian mutu hasil pekerjaan jadi dilaksanakan untuk memastikan apakah hasil
pekerjaan jadi dari bahan olahan yang dihasilkan sudah sesuai dan memenuhi
persyaratan yang disepakati
3) Cakupan Pengendalian Mutu Yang dilaksanakan
Cakupan pengendalian mutu yang harus dilaksanakan dilapangan akan
mencakup:
• Pengendalian mutu yang berkaitan dengan dimensi atau geometri dari
hasil pekerjaan seperti lebar, tinggi, tebal, kemiringan dan lain – lain.
• Pengendalian mutu yang mencakup proporsi dari bahan baku yang
dipakai.
• Pengendalian mutu yang mencakup kualitas dari bahan baku, bahan
olahan pekerjaan jadi.
4) Metode Pengambilan Benda Uji
Bahan baku, bahan olahan dan pekerjaan jadi yang digunakan untuk
pembuatan suatu konstruksi jalan sebaiknya mempunyai kualitas yang seragam,
mengingat pertimbangan ekonomis dan efisiensi. Metode sampling sering
digunakan dikarenakan sifat homogenitas bahan baku dan bahan olahan sangat sulit
didapatkan.
2. TAHAPAN PEKERJAAN
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Persiapan dan Pertemuan Pendahuluan
Tahap ini mencakup mobilisasi seluruh personil yang telah ditentukan,
mempersiapkan formulir-formulir standar untuk keperluan operasional pekerjaan,
menetapkan prosedur rutin, dan membuat format pelaporan serta dokumentasi
proyek.
2) Gambar Terlaksana
Gambar desain yang ada akan direvisi dan disesuaikan dengan konstruksi yang
dilaksanakan (As-Built Drawing) Ini menunjukkan atau membuktikan bahwa setiap
perubahan telah dibuat terhadap gambar desain tersebut.
3) Masa Pemeliharaan
Konsultan supervisi akan mempersiapkan laporan mengenai saran dan metoda
pemeliharaan berupa rekomendasi untuk masa pemeliharaan dan sesudahnya.
4. Tahap Pelaporan
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
adalah sebagai berikut:
1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan yang terdiri dari
1 (satu) asli dan 9 (empat) copy diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas)
hari sejak dikeluarkannya SPMK. Laporan ini berisikan:
• Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh
• Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
• Jadwal kegiatan penyedia jasa
2) Laporan Bulanan
Berupa laporan singkat, dibuat dengan menggunakan bentuk standar sesuai
yang dikeluarkan oleh politeknik Negeri Banyuwangi, menunjukan kemajuan
kemajuan fisik dari tiap paket. Isi statistik yang utama dari laporan bulanan harus
dikirim melalui telex, facsimile atau telegram/laporan tertulis ke Politeknik Negeri
Banyuwangi. Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dalam waktu 7 (tujuh)
hari dihitung akhir bulan sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan yang terdiri dari 1
(satu) asli dan 9 (Sembilan) copy.
3) Laporan Akhir
Pada saat berikutnya layanan konsultan pada masing-masing kontrak, hal
ini adalah segera Take-Over (TO). Konsultan harus mengirim ke Politeknik Negeri
Banyuwangi melalui Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan yang berisi
ringkasan konstruksi yang telah dilaksanakan, rekomendasi untuk pemeliharaan
yang akan datang, segala permasalahan teknis yang muncul selama pelaksanaan,
persoalan yang mungkin akan timbul bila ada, dan berbagai macam perbaikan yang
diperlukan dimasa datang oleh Politeknik Negeri Banyuwangi bagi proyek-proyek
sejenis. Jumlah laporan ini sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan yang terdiri dari 1
(satu) asli dan 9 (sembilan) copy.
1. KEBUTUHAN PERSONIL
Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana ditetapkan di dalam KAK ini,
terdiri dari tenaga ahli dengan disiplin ilmu yang setara dengan keahlian seperti
berikut di bawah ini:
1) Tenaga Ahli
a. Ketua Tim (Tim Leader)
Tim Leader harus seorang Sarjana Teknik Elektro, dia harus mempunyai
pengalaman di bidang Pengawasan Mekanikal Elektrikal selama 1 (Satu) Tahun,
dan harus mempunyai sertifikat keahlian Elektrika.
Dia akan berkedudukan di tempat berdekatan dengan tempat-tempat
pekerjaan yang menjadi bertanggung jawabnya.
b. Pengawas Lapangan
Pengawas Lapangan harus Seorang Sarjana Muda Teknik Sipil (D3).
Memiliki Pengalaman minimum selama 3 (Tiga) Tahun,
.
2) Tenaga Pendukung
a. Administrasi
Mempunyai latar belakang pendidikan minimal SLTA, berpengalaman
minimal 3 (tiga) tahun dibidangnya.
Ir. HARIJANTO
Direktur