Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 13 – TUGAS BESAR 2 MANAJEMEN KONSTRUKSI

MAKALAH
QUATITY PEKERJAAN, ANALISA HARGA SATUAN & RAB PROYEK

FAISAL HILMI / 41120110126


RAMADHAN ESTU UTOMO / 41120110046
MOHAMAD ALI HASAN / 41120110086
RIFQI KHOIRUL ANAM / 41120110097

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Dosen :
Dr. Ir. Mawardi Amin, M. T.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TAHUN 2022
QUALY CONTROL KONSTRUKSI

Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi di Indonesia, ditemui banyak kegagalan


konstruksi dengan salah satu penyebabnya akibat pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai
dengan mutu standar atau rujukan yang ada. Dalam hal ini peran quality control dalam
pekerjaaan konstruksi memegang peranan penting, karena dapat menentukan kualitas dari
hasil pelaksanaan pekerjaan. Pada postingan ini saya akan memaparkan materi salah satu
profesi dalam bidang konstruksi dari mulai latar belakang kenapa adanya quality control,
seperti yang dijelaskan pada pembuka tadi, dan di bawah ini mengenai uraian sudut pandang
definisi serta tanggung jawabnya.

Definisi Quality Control

Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah suatu proses yang
pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang
terlibat dalam kegiatan produksi. Sedangkan dalam ruang lingkup proyek konstruksi Quality
Control atau disingkat QC merupakan penanggung jawab dalam pengendalian
mutu pelaksanaan proyek.
Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
1) Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan
telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
2) Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
3) Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi,
semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
Profesi quality control membutuhkan pengalaman dan juga pemahaman yang baik tentang
pengendalian mutu oleh karena itu quality control dituntut mampu melaksanakan kegiatan
dengan mengacu pada pedoman yang berlaku sesuai dengan RSNI dan seorang quality
control bisa melaksanakan spesifikasi teknik yang digunakan dan metode praktis dalam
rencana mutu dimulai dari kegiatan pemeriksaaan, pengetesan, pengujian bahan/ material dan
hasil pekerjaan sehingga sesuai dengan spesifikasi teknis, selain itu quality contol juga harus
bisa membuat laporan pemeriksaan kepada quality assurance. Untuk lebih jelas dibawah ini
merupakan uraian tugas dan tanggung jawab utama seorang quality control:

Tabel tugas dan tanggung jawab Quality Control


1 Mengontrol Pelaksanaan Operasional Quality Control
Mengontrol tindak lanjut hasil uji / tes terkait dengan Quality Control
Memeriksa kelayakan peralatan pengendalian mutu yang digunakan.
Mengontrol pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan
standart kualitas yang telah ditentukan.
Mencegah terjadinya penyimpangan mutu dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi
Mengontrol akurasi dan validasi dokumen hasil pekerjaan.
Memeriksa dan menjaga kualitas pekerjaan dari subkontraktor agar sesuai dengan
spesifikasi teknis yang berlaku.
Memeriksa hasil pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan ataupun di
laboratorium.
Mengontrol kualitas material dan ketersediaan peralatan kerja.
2 Mengatur Kegiatan Operasional Quality Control
Melakukan koordinasi dengan Project Manager, terkait dengan kualitas hasil
pekerjaan.
Melakukan koordinasi dengan Site Manager, terkait dengan persiapan lahankerja
dan hasil pekerjaan.
Melakukan koordinasi denganSupervisor, terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
Melakukan koordinasi dengan owner / konsultan, terkait dengan chek list.
Melakukan koordinasi dengan Chief Engineer, terkait dengan metode kerja dan
spesifikasi teknis.
Melakukan koordinasi dengan Safety Officer, terkait dengan K3.
3 Melaksanakan Kegiatan Operasional Quality Control
Melaksanakan pengujian mutu terhadap bahan atau material yang digunakan.
Mendukung kegiatan audit dibidang QC.
Memastikan bahwa aset yang ada di bagian Quality Control terpelihara dengan
baik.
Memeriksa kualitas setiap item pekerjaan di lapangan.
Melaksanakan pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan ataupun di
laboratorium
Melakukan verifikasi pemeriksaan hasil pekerjaan maupun tahap pekerjaan
apakah sudah sesuai spek.
Membuat teguran baik lisan maupun tulisan jika terjadi penyimpangan dalam
pekerjaan proyek
Melakukan pengecekan terhadap kualitas material yang datang dan melakukan
pengujian sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam RMP (Rencana
Mutu Proyek) bila diperlukan.
Melakukan analisa terhadap hasil pengujian laboratorium.
Melakukan analisa terhadap laporan kalibrasi peralatan pengujian (kecuali alat-
alat survey).
Membuat laporan ketidaksesuaian khususnya untuk material dan hasil pekerjaan
yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknik yang berlaku, menganalisa,
mengajukan proposal perbaikan, tindakan koreksi dan pencegahan agar tidak
terulang lagi kepada Project Manager.
Melakukan monitoring hasil pekerjaan di lapangan sesuai format dokumen sistem
kualitas atau format dari pemberi tugas.
Membuat laporan keluhan pelanggan berkaitan dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
Membuat laporan pengecoran.
Melakukan verifikasi hasil perbaikan.
Membuat, merekap, menyimpan dan mendistribusikan dokumen hasil pekerjaan
(hasil check-list) kepada bagian terkait.
Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek
dibidangnya yang diberikan oleh atasan langsung / lebih tinggi.
Melaksanakan K3, memelihara kebersihan dan kerapian area kerja.
4 Membuat Perencanaan Kegiatan Operasional Quality Control
Menyiapakaan dan memberikan data pemeriksaan mutu yang dibutuhkan oleh
quality assurance.
Menyusun rencana inspeksi dan tes untuk material datang serta rencana inspeksi
dan tes proses pekerjaan di lapangan.
Mempelajari dan memahami spesifikasi teknis yang digunakan pada proyek
konstruksi tersebut.
Mempelajari perencanaan mutu yang dipakai pada pekerjaan
Menyiapkan bahan laporan yang terkait pemeriksaan atau pengendalian mutu
dari pekerjaan.
Mempelajari metode kerja yang digunakan agar sesuai spesifikasi teknis yang
dipakai

Keahlian Yang Dibutuhkan Quality Control


Pada bagian ini dipaparkan hal-hal yang harus dilakukan oleh quality control dan quality
assurance dalam lingkup pekerjaan kontruski dari susut pandang keahlian yang dibutuhkan
oleh profesi quality control. Quality Control keahliannya harus didasarkan pada inspeksi
visual dari suatu kualitas produk. Dia harus memiliki pendekatan profesional mengenai
metode jaminan kualitas dan mampu menggunakan alat-alat canggih untuk tujuan ini. QC
juga harus memiliki keterampilan dokumentasi profesional untuk proses jaminan kualitas.
Kualitas yang diinginkan dalam setiap produk saat ini. Oleh karena itu, QC dibutuhkan dalam
setiap bidang seperti konstruksi.
Jika tabel diatas merupakan tanggung jawab dan wewenang quality control yang bersifat
teknis, maka dibawah ini merupakan kegiatan dan hal-hal yang hubunganya antara quality
control dan pemberi tugas.
Kegiatan Quality Control dan Quality Assurance dalam Rencana pengawasan kualitas dan
kepastian kualitas.
1) Pengecekan Dan Pelaporan
Penyedia jasa konstruksi kontraktor harus memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh
hasil pengawasan, record dan seluruh operasi pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
2) Perubahan Rencana Pada Pengawasan Kualitas
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi tahukan kepada wakil pemberi kerja
secara tertulis segala usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas. Perubahan yang
dibuat pada rencana pengawasan kualitas tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan
tertulis dari wakil pemberi kerja.
3) Rencana Penggawasan Kualitas
Penyedia jasa konstruksi kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari wakil pemberi kerja
mengenai quality control dan quality assurance untuk seluruh pekerjaan yang menjelaskan
seluruh prosedur, instruksi, rekaman-rekaman, dan personil yang digunakan untuk
memastikan dan mengontrol kualitas pekerjaan.
Rencana Quality Control atau Quality Assurance harus diajukan penyedia jasa konstruksi
(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapat mulainya proyek. Penyedia jasa
konstruksi (kontraktor) harus menyajikan kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan
kualitas yang akan dilaksanakannya. Rencana Quality Control atau Quality Assurance
tersebut harus disetujui oleh wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.
4) Penunjukan Quality Control Atau Quality Assurance
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang Quality Control atau Quality
Assurance manajer sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. Quality Control atau Quality
Assurance manajer akan bertaggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan
rencana pengawasan kualitas. Orang yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor)
sebagai Quality Control atau Quality Assurance manajer harus disetujui oleh wakil pemberi
kerja. Quality Control atau Quality Assurance manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Kualifikasi Quality Control
Kualifikasi penting yang dibutuhkan untuk menjadi QC adalah ijazah sekolah tinggi atau
Diploma ataupun Sarjana bidang yang sesuai dengan pekerjaan di atas. Dia harus memiliki
keterampilan komunikasi yang baik lisan dan tertulis. Dia harus baik dalam perhitungan
aritmatika dan memiliki bakat mekanik bila diperlukan. Pengalaman lebih dari 2 tahun
biasanya diperlukan untuk menjadi QC di lapangan diperlukan. Kemampuan untuk
menggunakan komputer dan utilitas juga wajib dimiliki Qc. Dengan sertifikasi dan program
pelatihan yang ditawarkan oleh organisasi internasional untuk Kualitas dapat membantu
untuk memperoleh pekerjaan sebagai QC lebih nyaman. Hal ini juga dianjurkan untuk
memiliki pengetahuan kerja departemen lain dari perusahaan dan aturan dan peraturan yang
dapat membantu untuk mempertahankan standar kualitas dengan cara yang lebih efektif.
RAB
( RENCANA ANGGARAN BIAYA )

A. pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek,adalah nilai estimasi biaya yang harus
disediakan untuk pelaksanaan sebuah kegiatan proyek. Namun beberapa praktisi
mendefinisikannya secara lebih detail, seperti :
a. Menurut Sugeng Djojowirono, 1984, Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Proyek merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam
suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu proyek.
b. J. A. Mukomoko, dalam bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan,
1987 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perkiraan nilai uang dari suatu
kegiatan (proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana
kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya,
serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
c. Bachtiar Ibrahim dalam bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost,1993, yang
dimaksud Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyekadalah perhitungan banyaknya
biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.

B. Peranan dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perusahaan


a. Sebagai pedoman perencanaan, misalnya digunakan sebagai pedoman untuk
penyusunan program kegiatan perusahaan.
b. Sebagia alat koordinasi, mislanya pada saat melaksanakan program kegiatan tentunya
harus memperlihatkan berbagai fungsi atau bagian yang ada dalam perusahaan
c. Senbagi alat pengendalian, misalnya saat pengevaluasiann hasil pelaksanaan program
kegiatan atau pekerjaan dalam perusahaan dengan standar yang telah ditentukan.

C.Tujuan dari Pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perusahaan:


a. Untuk memberikann imbalan usaha
b. Untuk meningkatkan investasi usaha
c. c. Untuk meningkatkan kemampuan usaha.
d. Untuk meningkatkan efisien usaha.
e. Untuk memberikan harapan pertumbuhan usaha.
D. Manfaat dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perusahaan:
a. Untuk perbandingan secara berkala antara hasil nyata yang telah tercapai dengan
target.
b. Untuk menetapkan tujuan khusus oprasional usaha dimasa yang akan datang
c. Untuk menetapkan gambaran taksiran biaya iusaha.
d. Untk menetapkan pengawasan terhadap semua kegiatan usaha.
e. Untuk menetakan suatu rencana biaya dalam pengelolaan usaha.
f. Unuk mengadakan koordinasi semua jenis pekerjaan dalam usaha atau bisnis..
g. Untuk pemeriksaan maju mundurnya kegiatan usaha.
h. Untuk pemberian tuga kepada bagia para pelaksana dalam usaha.

E. Langkah-langkah dalam Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)


a. Menetapkan RAB perusahaan.
b. Menggunakan perencanaan anggaran biaya usaha sebagai kekuatan motivasi dengan
mengonsumsi hasil-hasilnya kepada bagian inti perusahaan.
c. Memastikan proses perencanaan anggaran biaya usaha serta diskusi oleh
pengendaliannya.
d. Mengevaluasi strategi di dalam perencanaan.
e. Mengumpulkan dan mengevaluasi fakta anggaran biaya usaha untuk melengkapi
kebutuhan usaha.
f. Meningkatkan dan menetapkan target efisien baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
g. Mengembangkan sebuah perencanaan anggaran biaya usaha dengan
membandingkannya terhadap prestasi standar yang sudah ditetapkan perusahaan baik
intern maupun ekstern.
h. Memeriksa kebenaran perencanaan anggaran biaya usaha secara menyeluruh.
i. Meninjau kembali perencanaan anggaran biaya usaha yang salah dan merevisinya
sampai tercapai sebuah kombinasi strategi dan factor secara tepat.

F. Berikut ini jenis-jenis anggaran biaya dalam mengelola usaha:


a. Anggaran biaya untuk pengenalan produk baru dengan menambah dan
menggunakan mesin-mesin dan peralatan baru
b. Anggaran biaya untuk penggantian mesin-mesin dan peralatan baru
c. Anggran biaya untuk perluasan produk dengan menambah kapasitas mesin-mesin
dan peralatan yang dibutuhkan perusahaan
d. Anggaran biaya untuk memperluas gedung kantor, toko, pabrik, gudang dll
ESKALASI/ANALISA HARGA SATUAN\

Pengertian Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)

Apa itu Analisa harga satuan pekerjaan (AHSP)? AHSP adalah suatu cara perhitungan harga
satuan pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan,
upah kerja, dan peralatan dengan harga bangunan, standar pengupahan pekerja dan harga
sewa/beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan konstruksi.

Besarnya harga per satuan pekerjaan tersebut tergantung dari besarnya harga satuan bahan,
harga satuan upah dan harga satuan alat dimana harga satuan upah tergantung pada tingkat
produktivitas dari pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan.
Penentuan harga satuan bahan tergantung pada ketelitian dalam perhitungan kebutuhan
spesifikasi bahan material untuk setiap jenis pekerjaan. Sedangkan penentuan harga satuan
peralatan baik sewa ataupun investasi tergantung dari kondisi lapangan, kondisi alat/efisiensi,
metode pelaksanaan, jarak angkut dan pemeliharaan jenis alat itu sendiri.

1. Analisa Harga Satuan Upah

Upah pekerja merupakan suatu imbalan yang harus diberikan oleh kontraktor kepada pekerja
sebagai balas jasa terhadap hasil kerja mereka. Besaran upah menjadi salah satu faktor
pendorong bagi manusia untuk bekerja karena mendapat upah berarti mereka akan dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan pemberian besaran upah yang sesuai dengan jasa
yang mereka berikan akan menimbulkan rasa puas, sehingga para pekerja akan berusaha
untuk bekerja lebih baik lagi.

Analisa harga satuan upah pekerjaan adalah menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan,
serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Tingkatan dan tugas tenaga kerja pada masing-masing pekerjaan dapat dijelaskan sebagai
berikut ini:

 Pekerja, jenis tenaga kerja ini berada pada tingkatan tenaga kerja terendah yang
tugasnya membantu dalam persiapan bahan atau pekerjaan yang tidak membutuhkan
keterampilan khusus. Karena berada tingkatan yang paling rendah, tenaga kerja yang
satu ini mendapatkan upah yang rendah pula.
 Tukang, yaitu tenaga kerja yang mempunyai keahlian khusus dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan tertentu, seperti tukang kayu, tukang batu, dan tukang las.
 Kepala Tukang, yaitu tenaga kerja yang bertugas mengelola tukang lainnya untuk
suatu bidang pekerjaan, misalnya kepala tukang kayu, kepala tukang batu, kepala
tukang las.
 Mandor, yaitu tenaga kerja yang mempunyai tingkatan paling tinggi dalam suatu
pekerjaan yang bertugas untuk memonitor jalannya pekerjaan dan memantau kinerja
tenaga kerja yang lain.
Sedangkan untuk upah pekerjaan, secara luas dapat dibedakan beberapa macam yaitu :

 Upah borongan, yaitu upah yang harus dibayarkan kepada tenaga kerja yang
ditentukan berdasarkan kesepakatan antar pekerja dengan yang memberikan pekerjaan
pada saat belum dimulai pekerjaan.
 Upah per potong atau upah satuan, yaitu besaran upah yang akan ditentukan dengan
banyaknya hasil produksi yang dicapai oleh pekerja dalam waktu tertentu. Dengan
model pembayaran upah seperti ini akan membuat para pekerja berusaha segiat-
segiatnya untuk mengejar penghasilan yang besar sehingga perusahaan berproduksi
lebih cepat dan lebih besar.
Sedangkan jenis upah yang banyak dimanfaatkan di perusahaan-perusahaan diklasifikasikan
menjadi 2 golongan yaitu :

1) Upah menurut waktu

Merupakan sistem pengupahan pekerja yang dibayar berdasarkan waktu yang dihabiskan,
misalnya perjam, per hari, per bulan, per tahun, misalnya:

 Hari orang standar (standar man day). Satuan upah dalam 1 hari kerja dan disingkat
h.o atau m.d., dimana 1 h.o. (m.d) = upah standar dalam 1 hari kerja. Pekerja standar
adalah pekerja terampil yang dapat mengerjakan satu jenis pekerjaan saja misalnya
pekerja gali, pekerja kayu, tukang batu, tukang kayu, mandor, kepala tukang, dan lain-
lain.
 Jam orang standar (standar man hour). Pemberian upah tenaga kerja yang dihitung
berdasarkan jam kerja efektif dan diberikan kepada tenaga yang bekerja sungguh-
sungguh dan tidak boleh lengah seperti pekerja pabrik, pekerja konstruksi, dan lain-
lain.
 Bulan orang standar (standar man month). Pemberian upah untuk bulanan seperti
pelaksana lapangan, manajer prroyek, dan lain-lain.
2) Upah menurut hasil kerja

Dengan sistem ini tenaga kerja dibayar untuk jumlah unit pekerjaan yang telah diselesaikan
tanpa menghiraukan jumlah waktu yang dipergunakan.
 Upah menurut standar waktu. Dengan sistem ini upah dibayarkan berdasarkan waktu
yang telah distandarisasi guna menyelesaikan suatu pekerjaan.
 Upah menurut kerja sama pekerja dan pengusaha. Sistem ini meliputi pembagian
keuntungan yang pembayarannya dilakukan kemudian sebagai tambahan atau
kombinasikan dengan sistem pembayaran upah yang telah disebutkan di atas.
Faktor Pengaruah Tingkatan Upah

Diantara berbagai faktor penting yang mempengaruhi tingkatan upah pekerja adalah sebagai
berikut:

1) Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja

Jenis pekerjaan yang membutuhkan kompetensi atau keterampilan tinggi dan jumlah tenaga
kerjanya langka, maka besaran upah cenderung tinggi sedangkan untuk jenis pekerjaan yang
mempunyai penawaran melimpah akan cenderung turun.

2) Organisasi atau Asosiasi Profesi

Ada tidaknya organisasi atau asosiasi profesi sejenis serta lemah kuatnya organisasi tersebut
akan ikut mempengaruhi terbentuknya besaran upah. Adanya asosiasi profesi yang kuat, yang
berarti posisi “bargaining” pegawai/tenaga kerja tersebut juga kuat.

3) Kemampuan perusahaan untuk membayar\

Upah yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan salah satu komponen biaya produksi.
Tingginya upah pekerja akan mengakibatkan naiknya biaya produksi dan akhirnya akan
mengurangi keuntungan/laba yang didapat oleh perusahaan. Jika kendala biaya produksi
sampai mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, maka jelas perusahaan akan tidak mampu
memenuhi fasilitas pegawainya.

4) Produktivitas

Upah pekerja merupakan imbalan atas prestasi pekerjaan. Semakin tinggi prestasi pegawai
seharusnya semakin besar pula upah yang akan diterima. Prestasi biaya ini dinyatakan
sebagai produktivitas.

5) Biaya Hidup
Setiap kota di Indonesia pastinya memiliki tingkatan UMR yang berbeda yang dipengaruhi
oleh kebutuhan biaya hidup masyarakatnya. Dimana biaya hidup tinggi, maka upah juga
cenderung tinggi. Sehingga besaran upah untuk masing-masing kota tentunya memiliki
perbedaan.

6) Pemerintah Daerah

Pemerintah dengan peraturan-peraturannya juga mempengaruhi tinggi rendahnya upah.


Peraturan tentang upah minimum merupakan batas bawah dari tingkat upah yang akan
dibayarkan.

2. Analisa Harga Satuan Bahan

Bahan yang disebut disini jenisnya tergantung pada item pekerjaannya (material pokok) dan
metodenya (material penunjang). Material bangunan dapat berupa bahan dasar (raw material)
yang harus diproses dalam pelaksanaan proyek konstruksi, atau berupa bahan jadi/setengah
jadi yang tinggal dipasang saja pada saat pekerjaan di lapangan.

Dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu proyek, faktor waste (pemborosan) bahan sangat
penting untuk dikendalikan. Yang dimaksud dengan waste bahan dalah sejumlah bahan yang
dipergunakan/ telah dibeli, tetapi tidak menambah nilai jual dari produknya.
Biasanya ada beberapa waste bahan yang dialami oleh sebuah perusahaan sehingga perlu
untuk dikendalikan, yaitu antara lain :

 Penolakan oleh owner karena bahan tidak memenuhi syarat.


 Kerusakan bahan karena kelemahan dalam handling atau penyimpanan.
 Kehilangan bahan karena kelemahan pengwasan keamanan.
 Pemborosan pemakaian di lapangan.
Analisa harga satuan bahan adalah menghitung banyaknya/volume masing-masing bahan,
serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Sedangkan indeks satuan bahan menunjukkan
banyaknya bahan yang akan diperlukan untuk menghasilkan suatu volume pekerjaan yang
akan dikerjakan, baik dalam volume 1 m3, 1m2, atau per m’.
3. Analisa Harga Satuan Peralatan

Banyak jenis pekerjaan konstruksi yang memerlukan peranan alat guna membantu manusia
dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Oleh karena itu bila
dalam pelaksanaan suatu item pekerjaan tertentu memerlukan alat-alat konstruksi, terutama
jenis alat-alat berat, maka sub harga satuan alat harus dihitung tersendiri seperti halnya sub
harga bahan.

Alat berat yang umum dipakai terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar
antara lain dozer, excavator, front shovel, clamshell, loader, truck, roller, dan lain-lain.
Dengan bantuan alat berat tersebut, penyelesaian pekerjaan bisa tercapai dengan lebih mudah
dengan waktu yang relatif lebih singkat.
Dasar perhitungan sub harga satuan peralatan ini sama dengan sub harga satuan upah, yaitu
mempertimbangkan tingkat roduktivitas alat tersebut. Bila alat yang digunakan adalah sewa,
maka harga sewa alat tersebut dipakai sebagai dasar perhitungan sub harga satuan peralatan.
Namun bila alat yang digunakan adalah milik sendiri, maka harus dipakai “konsep biaya alat”
yang terdiri dari :

 Biaya penyusutan (depresiasi) alat, yaitu biaya yang disisihkan untuk pengembalian
investasi alat yang bersangkutan.
 Biaya perbaikan, yaitu meliputi biaya yang diperlukan untuk penggantian suku
cadang dan upah mekanik.
 Biaya operasi, yaitu meliputi biaya-biaya yang diperlukan untuk keperluan bahan
bakar, pelumas, minyak hidrolis, grease, dan upah operator.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam keberhasilan suatu proyek. Ketepatan dalam pemilihan peralatan untuk pekerjaan
konstruksi akan memperlancar jalannya proyek.

Cara Menghitung AHSP

Dalam menghitung analisa harga satuan pekerjaan (AHSP) sendiri dipengaruhi oleh angka
koefisien yang menunjukkan nilai satuan upah tenaga kerja, nilai satuan bahan/material, dan
nilai satuan alat yang dapat digunakan sebagai acuan/panduan untuk merencanakan atau
mengendalikan biaya suatu pekerjaan.

Kontraktor di dalam menghitung suatu AHSP tidak hanya menggunakan Analisa Bina Marga
(K) ataupun Analisis SNI, tetapi juga menggunakan perhitungan sendiri. Di dalam
perhitungan sendiri perusahaan kontraktor tidak mempunyai patokan koefisien, akan tetapi
berdasarkan pengalaman, metode pelaksanaan, kondisi lapangan, kondisi/efisiensi peralatan,
keadaan cuaca pada saat pekerjaan dilaksanakan serta jarak angkut bahan material ke lokasi
pekerjaan.
Tahapan menghitung analisa bahan material adalah didapat dari harga pasaran, yang
kemudian dikumpulkan didalam suatu daftar yang dinamakan harga satuan bahan/material,
sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di lokasi setempat yang kemudian dikumpulkan dan
didata dalam suatu daftar yang dinamakan daftar satuan upah tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai