MODUL PERKULIAHAN
U002100007
PANCASILA
Abstrak Sub-CPMK 2
DAFTAR ISI
Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh
FASILKOM SISTEM INFORMASI
03
RANI PURWANTI KEMALASARI SH.,MH
1. Pendahuluan 3
2. Pancasila Era Pra Kemerdekaan 4
1. Masa masa kejayaan nasional 4
a. Zaman Kerajaan Kutai 4
b. Zaman Kerajaan Sriwijaya 5
c. Zaman Kerajaan Majapahit 6
d. Zaman Kerajaan Demak 8
e. Masa Penjajahan Belanda 8
2. Era Kebangkitan Nasional 9
a. Boedi Oetomo 9
b. Sarekat Islam 10
c. Indische Partij 10
d. Sumpah Pemuda 10
3. Zaman Penjajahan Jepang 11
4. Badan Penyelidik Usaha Usaha Kemerdekaan Indonesia 12
a. Masa sidang BPUPKI yang pertama 12
1) Sidang Hari Pertama ( Pidato Moh Yamin ) 13
2) Sidang Hari kedua ( Pidato Prof. Soepomo ) 14
3) Sidang Hari ketiga ( Pidato Ir.Soekarno ) 14
b. Piagam Jakarta 15
c. Masa sidang BPUPKI yang ke dua 16
5. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) 17
G. Assesment 20
DAFTAR PUSTAKA
2021
2 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
MODUL 3 PENDIDIKAN PANCASILA
PANCASILA DALAM KAJIAN
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
( Era Pra Kemerdekaan )
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, tidak semata-mata
terbentuk begitu saja, akan tetapi mengalami proses yang sangat panjang dalam sejarah bangsa
Indonesia.
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki
oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara yakni Zaman Kerajaan
Kuno.Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern kemudian dirintis oleh para pejuang
Kebangkitan Nasional pada tahun 1908 dengan membentuk suatu perkumpulan yang dinamakan
Boedi Oetomo.
Para pendiri negara kemudian mengangkat nilai-nilai tersebut dan dirumuskan secara
musyawarah mufakat dalam sidang BPUPKI dan detelah kemerdekaan Indonesia, Pancasila sebagai
rancangan dasar negara akhirnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagai Dasar
Negara Republik Indonesia.
A. Pendahuluan.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, tidak
semata-mata terbentuk begitu saja, akan tetapi mengalami proses yang sangat panjang
dalam sejarah bangsa Indonesia. Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila
yaitu : ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan, dalam
kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu
kala sebelum mendirikan negara. Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia
melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu mulai pada abad ke-VII, yaitu
sejak adanya kerajaan Sriwijaya di bawah kekuasaan Raja Syailendra di Palembang,
Kerajaan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
2021
3 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
diteruskan dengan adanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang
menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air yaitu Indonesia Raya.
Untuk dapat mengetahui proses lahirnya Pancasila, marilah kita terlebih dahulu
kita mendalami proses perjuangan bangsa dalam mencapai kemerdekaan yang dilakukan
dengan berbagi cara, serta berproses selama berabad-abad.
2021
4 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
yang mengandalkan kekuatan lautnya. Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera
karena kekuasaannya yang luas membentang dari Kamboja, Thailand Selatan,
Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Sriwijaya memiliki letak yang strategis di jalur pelayaran dan perdagangan
internasional Asia Tenggara.
Kerajaan Sriwijaya dapat dipandang sebagai penjelmaan negara kesatuan yang
pertama karena memenuhi syarat sebagai negara modern. Unsur-unsur ketuhanan, tata
pemerintahan atas dasar musyawarah, keadilan sosial, kedaulatan dan sebagainya, telah
ada pada waktu itu. Pada Abad ke-20, kerajaan ini menjadi referensi oleh kaum nasionalis
untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelum
kolonialisme Belanda.
Pada masa Kerajaan Sriwijaya, nilai-nilai dasar berkehidupan berbangsa dan
bernegara ( yang ada di dalam Pancasila ) belum dirumuskan secara tertulis. Namun
demikian, nilai-nilai dasar berkehidupan berbangsa dan bernegara telah dipraktikkan
dalam Kerajaan tersebut pada saat menjalankan pemerintahannya. Nilai- nilai tersebut
adalah sebagai berikut :
2021
5 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
Hindu-Buddha terakhir yang menguasai nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari
negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra,
Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur. Kerajaan ini mencapai
puncak kejayaannya menjadi Kemaharajaan Raya pada masa kekuasaan Raja Hayam
Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang pada waktu itu mempimpin armada
Angkatan Lautnya untuk mempersatukan nusantara.
Pada masa Kerajaan Majapahit, nilai-nilai dasar berkehidupan berbangsa dan
bernegara sudah dirumuskan secara tertulis oleh dua orang penyair besar di masa itu
yaitu Mpu Prapanca dengan kitab Negarakertagama dan Mpu Tantular dengan kitab
Sutasoma. Nilai-nilai persatuan juga telah diugkapkan oleh Mahapatih Gajah Mada
melalui Sumpah Palapa yang berisi cita cita untuk mempersatukan nusantara. Nilai-nilai
dasar berkehidupan berbangsa dan bernegara juga telah dipraktikkan oleh Kerajaan
tersebut saat menjalankan roda pemerintahannya. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Mpu Tantular dalam Kitab Sutasoma dan Mpu Prapanca dengan kitab
Nagarakertagama.
Kitab Sutasoma digubah oleh Mpu Tantular dalam bentuk syair pada masa
puncak kejayaan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Kitab yang berupa
lembaran-lembaran lontar ini demikian masyhur dalam khazanah sejarah negeri
ini karena terdapat sebaris kalimat yang kemudian di sunting oleh para ‘founding
fathers’ Republik ini untuk dijadikan motto dalam Garuda Pancasila, lambang
Negara RI. Kalimat tersebut adalah Bhinekka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.
Walaupun berbeda beda, namun satu jua, tidak ada agama yang memiliki tujuan
yang berbeda selain pengabdian manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam hidup ini tidak boleh ada pengabdian mendua, selain pengabdian makhluk
kepada Penciptanya. Walaupun kita hidup penuh dengan pluralisme dengan latar
belakang suku, ras, budaya dan sebagainya namun kebenaran hanya milik Tuhan
Yang Maha Esa. Meskipun Pancasila saat itu belum dirumuskan namun, hal ini
mencerminkan nilai nilai Sila Pertama Pancasila yakni : Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, istilah Pancasila juga dapat kita jumpai
dalam kitab Sutasoma karya Empu Tantular. Dalam Kitab itu terdapat istilah Pancasila
yang diartikan sebagai pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama), yaitu:
• Tidak boleh melakukan kekerasan.
• Tidak boleh mencuri.
2021
6 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Tidak boleh berwatak dengki.
• Tidak boleh berbohong.
• Tidak boleh mabuk minuman keras.
Istilah Pancasila juga dimasukkan dalam Kitab Negarakertagama karya Empu
Prapanca. Dalam buku tersebut dituliskan “Yatnanggegwani Pancasyiila
Kertasangskarbhisekaka Krama” yang artinya Raja menjalankan kelima pantangan
(Pancasila) dengan setia.
2) Sumpah Palapa.
Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Patih Gajah
Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit. Sumpah
ini berisi cita cita mempersatukan seluruh nusantara raya. Isi sumpah tersebut adalah
sebagai berikut : “Saya baru akan berhenti berpuasa makan buah Palapa, jikalau
seluruh nusantara bertakluk dibawah kekuasaan Negara”.
Meskipun Pancasila saat itu belum dirumuskan namun, hal ini mencerminkan
nilai nilai Sila Ketiga Pancasila yakni nilai nilai persatuan.
3) Toleransi Umat Beragama.
Pada masa Kerajaan Majapahit ada dua agama yang dianut mayoritas penduduknya,
yaitu agama Hindu dan Budha. Namun demikian, mereka tetap hidup dengan rukun dan
damai. Hal ini menunjukkan adanya toleransi positif dalam realitas kehidupan beragama
yang cukup tinggi pada masa tersebut. Meskipun Pancasila saat itu belum dirumuskan
namun, hal ini mencerminkan nilai nilai Sila Pertama Pancasila yakni : Ketuhanan
Yang Maha Esa.
4) Hubungan bertetangga baik dengan Kerajaan Tiongkok.
Selain hubungan dengan negara lain, Raja Hayam Wuruk senantiasa mengadakan
hubungan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa dan Kamboja. Meskipun
Pancasila saat itu belum dirumuskan namun, hal ini mencerminkan nilai nilai Sila
kedua Pancasila yakni nilai nilai kemanusiaan.
2021
7 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
Setelah Majapahit runtuh, maka berkembanglah Agama Islam dengan pesatnya di
Indonesia. Bersamaan dengan itu berkembang pulalah kerajaan-kerajaan Islam seperti
Kerajaan Demak. Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak adalah Kerajaan Islam
pertama dan terbesar di pantai utara Jawa. Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya
merupakan Kadipaten dari Kerajaan Majapahit, yang kemudian muncul sebagai kekuatan
baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit. Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor
penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya. Bersama dengan
berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Demak, disaat inilah mulai berdatangan
orang-orang Eropa di nusantara. Mereka itu antara lain orang Portugis yang kemudian
diikuti oleh orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.
Makasar yang memiliki kedudukan yang sangat vital di bagian Indonesia Timur,
juga berhasil dikuasai Kompeni Belanda pada tahun 1667. Atas dasar tersebut, timbullah
perlawanan dari rakyat Makasar dibawah pimpinan Sultan Hasanudin. Menyusul pula
perlawanan di wilayah Banten yang dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtoyoso, dapat
ditundukkan pula oleh Kompeni Belanda pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo,
Untung Suropati di Jawa Timur pada akhir abad ke XVII nampaknya tidak mampu
meruntuhkan kekuasaan Kompeni Belanda.
2021
8 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
secara sendiri-sendiri. Karena belum adanya koordinasi inilah, maka perlawanan itu
belum berhasil mengenyahkan penjajah.
a. Boedi Oetomo.
Kebangkitan Nasional diawali dengan berdirinya Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei
1908.
2021
9 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
penyatu kekuatan pedagang-pedagang Islam. Pemerintah Hindia Belanda merasa
khawatir terhadap perkembangan SI yang begitu pesat. SI dianggap membahayakan
kedudukan pemerintah Hindia Belanda, karena mampu memobilisasikan massa.
c. Indische Partij.
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Dr.
Ernest Francois Eugene Douwes Dekker yang kemudian dikenal sebagai Dr. Danu Dirdjo
Setia Budhi, Dr. Cipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat yang kemudian
terkenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara.
Indische Partij bermaksud membangun rasa cinta dalam setiap hati orang terhadap
bangsa dan tanah airnya. Hal ini dilakukan dengan cara menyadarkan masyarakat
dengan menghidupkan kembali harga diri, rasa mampu, dan rasa kebangsaan atau
nasionalisme.
d. Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa Bangsa Indonesia telah lahir.
Sumpah Pemuda merupakan suatu gagasan yang berasal dari Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari
seluruh Indonesia. Kongres Pemuda yang ke-I diselenggarakan pada tahun 1926,
sedangkan Kongres Pemuda yang ke-II diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober
1928 di Jakarta.
Pada Kongres Pemuda yang yang ke-II, peserta yang hadir adalah wakil organisasi
pemuda dari seluruh Indonesia yaitu Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak,
Jong Sumatrane Bond, Jong Islamieten Bond. Adapun maksud dan tujuan Kongres
Pemuda ke-II adalah hendak melahirkan cita-cita semua perkumpulan pemuda Indonesia
yakni membicarakan masalah-masalah tentang pergerakan pemuda Indonesia, serta
memperkuat perasaan kebangsaan Indonesia dan memperteguh persatuan Indonesia.
Keputusan yang terpenting yang diambil dalam kongres ini adalah pengakuan dan janji
setia seluruh organisasi pemuda untuk: “Berbangsa Satu, Bertanah Air Satu dan
2021
10 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berbahasa Persatuan Satu, yakni Indonesia”. Keputusan ini dicetuskan pada 28
Oktober 1928, kemudian dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
2021
11 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung
(K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dengan ketua muda Fuku Kaicoo Ichibangase (orang
Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.
Anggota BPUPKI berjumlah 60 orang yaitu sebagai berikut :
2021
12 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
19. K.H. Abdul Halim 49. Mr. Soewandi
Tugas dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan
dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan
dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka. Masa Sidang BPUPKI yang
pertama diselenggarakan dalam waktu tiga hari yaitu tanggal 29 Mei 1945 ( Pidato
Muh.Yamin ), Tanggal 31 Mei 1945 ( Pidato Prof.Soepomo ) dan 1 Juni 1945 ( Pidato
Ir.Soekarno ).
2021
13 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
Rumusan Pidato : Baik dalam kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi lisan
Muh Yamin mengemukakan lima rancangan dasar negara yaitu :
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri ke-Tuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan Rakyat.
Rumusan Tertulis
Selain usulan lisan, Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis mengenai
rancangan dasar negara. Usulan tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh
Yamin berbeda dengan rumusan kata-kata dan sistematikanya dengan yang
dipresentasikan secara lisan, yaitu:
Pada sidang hari kedua tanggal 31 Mei 1945, Prof. Soepomo mendapat kesempatan
untuk berpidato. Dalam pidatonya, Prof Soepomo menguraikan panjang lebar tentang
teori teori kenegaraan secara yuridis, politis dan sosiologis serta syarat-syarat berdirinya
negara, bentuk negara, bentuk pemerintahan dan hubungan antara negara dan agama.
Prof. Dr.Mr Soepomo juga mengajukan dasar negara Indonesia Merdeka yaitu sebagai
berikut :
1. Persatuan ( persatuan hidup ).
2. Kekeluargaan.
3. Keseimbangan lahir batin.
4. Musyawarah.
5. Semangat gotong royong ( keadilan Sosial ).
2021
14 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
Selain Muh Yamin, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan usul dasar negara,
diantaranya adalah Ir Sukarno. Usul Ir Soekarno disampaikan pada 1 Juni 1945 yang
kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu
melainkan tiga buah usulan dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip.
Sukarno pula-lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara
harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran dari seorang ahli bahasa. Oleh
karena itu rumusan Sukarno disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila.
Rumusan Pancasila ( Lima Dasar )
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan .
3. Mufakat atau demokrasi .
4. Kesejahteraan sosial.
5. Ketuhanan yang berkebudayaan ( Ketuhanan yang berkebudayaan ).
Rumusan Trisila : Socio Nationalism, Socio Demokratie, Ketuhanan.
Rumusan Ekasila : Gotong-Royong
Tanggal 1 Juni 1945, dimana Soekarno mengemukakan Panca Sila pada dalam
pidato spontannya, kemudian dikenal dengan hari lahir Pancasila.
Jika kita bandingkan sistematika Pancasila yang dikemukaan oleh Soekarno dengan
Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945, nampak sekali perbedaan dari segi urutan dan
susunan kalimat, namun sama sekali tidak mengurangi substansi dari rumusan Pancasila
yang diusukan oleh Soekarno itu sendiri.
4) Piagam Jakarta.
Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama, masih belum ditemukan
titik temu kesepakatan dalam perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-
benar tepat. Atas dasar tersebut, kemudian oleh Ketua BPUPKI dibentuklah "Panitia
Sembilan" guna membahas berbagai masukan yang telah dikemukakan oleh para
anggota BPUPKI pada masa sidang pertama. Adapun susunan keanggotaan dari "Panitia
Sembilan" ini sebagai berikut :
1. Ir. Soekarno (ketua).
2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua).
3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota).
4. Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota).
5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota).
6. Abdoel Kahar Moezakir (anggota).
2021
15 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota).
8. Haji Agus Salim (anggota).
9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota).
Secara representative, Panitia Sembilan telah mewakili golongan kebangsaan dan
golongan Islam. Sesudah melakukan perundingan yang cukup sulit antara 4 orang dari
kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") dan 4 orang dari kaum keagamaan (pihak "Islam"),
maka pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan menghasilkan
rumusan dasar negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai "Piagam
Jakarta" atau "Jakarta Charter”. Setelah itu sebagai ketua "Panitia Sembilan", Ir.
Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI
berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka" yang disebut dengan
"Piagam Jakarta" itu.
Menurut dokumen tersebut, dasar negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2021
16 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
Rancangan itu diterima untuk selanjutnya dimatangkan dalam masa persidangan
BPUPKI yang kedua, yang diselenggarakan mulai tanggal 10 Juli 1945.
Pada tanggal 10 Juli sampai dengan 16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan masa
sidangnya yang ke-II. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rancangan
Undang-Undang Dasar. Dalam masa sidang ini, Ketua sidang kemudian membentuk
Panitia Khusus, yaitu :
2021
17 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dengan alasan telah selesai menjalankan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada 7
Agustus 1945 oleh Jepang. Untuk menindaklanjuti hasil kerja BPUPKI Sebagai
penggantinya dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Jumlah
anggota PPKI awalnya sebanyak 21 orang, namun bertambah tanpa persetujuan
pemerintah Jepang sebanyak 6 orang sehingga menjadi 27 orang. Ketua PPKI adalah Ir
Soekarno dan wakilnya Drs Muhammad Hatta. Sebagai penasehat ditunjuk Mr. Ahmad
Soebarjo.
Terbentuknya BPUPKI dan PPKI memiliki arti sangat penting sebagai pintu
gerbang kemerdekaan bangsa baru yang disebut “Indonesia” yang digerakkan oleh tokoh-
tokoh nasional Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Jam 10.00 WIB, terjadi sebuah peristiwa yang sangat
bersejarah bagi bangsa Indonesia yaitu Pembacaan Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Proklamasi telah mengubah perjalanan sejarah, membangkitkan rakyat dalam semangat
kebebasan dan merdeka dari segala bentuk penjajahan. Untuk merealisasikan tujuan
Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945 ketua dan anggota PPKI
berkumpul untuk mengadakan sidang. Berkaitan dengan UUD, bahan yang dihasilkan
oleh BPUPKI, kemudian dirubah di sidang PPKI, antara lain:
2021
18 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
d. Mengesahkan Rancangan Hukum Dasar yang telah diterima oleh BPUPKI
(pada sidang kedua) sebagai Undang-Undang Dasar Negara RI (1945) setelah
mengalami berbagai perubahan.
Setelah Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia disahkan Pada Sidang
PPKI tanggal 18 Agustus 1945, maka Alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945 berbunyi :
“.......... Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada : Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
1. Fungsi dan Tujuan Negara Indonesia adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2. Bentuk negara Indonesia adalah Republik.
3. Negara Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat.
4. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Negara Indonesia adalah negara yang tertib berdasarkan konstitusi dan hukum
karena negara menyusun kemerdekaan kebangsaan dalam suatu Undang-Undang
Dasar sebagai hukum dasar yang tertulis.
2021
19 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
G. Assesment.
2021
20 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
A. Literatur.
Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI (28 Mei-22 Agustus 1945, Sekretariat Negara)
Syahrial Syarbaini, 2014, Pancasila di perguruan tinggi, Jakarta, Ghalia Indonesia.
C. Peraturan.
2021
21 Pancasila Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH http://pbael.mercubuana.ac.id/