Anda di halaman 1dari 14

PETA KONSEP

PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN : NURAIMAN, M. Pd

DISUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD QADHAFI

NIM : 1948201053

UNIVERSITAS FORT DE KOCK


2019/2020
Peta Konsep 2

Esensi dan Urgensi


Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila
Pendidikan untuk Masa Depan
Pancasila

Alasan Dinamika dan


diperlukannya Tantangan
Pendidikan Pendidikan Pancasila
Pancasila

Sumber historis,
sosiaologis, politik
pendidikan pancasila
Periode Pengusulan Pancasila
Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana
Peta Konsep 3.4 yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam
artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai
Modal Rasionalitas Politik,menengarai bahwa
benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat
dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang
sangat menekankan solidaritas dan kesatuan
bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau
agar segenap suku bangsa bersatu teguh Periode Pengesahan Pancasila
menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Putusan putusan penting yang dihasilkan
Ir. Soekarno yang berpidato pada 1 Juni 1945 mencakup hal-hal berikut:
menyampaikan lima butir gagasan tentang 1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar
dasar negara sebagai berikut: Negara (UUD ‘45) yang terdiri atas
a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia, embukaan dan Batang Tubuh. Naskah
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Pembukaan berasal dari Piagam Jakarta
c. Mufakat atau Demokrasi, dengan sejumlah perubahan. Batang Tubuh
d. Kesejahteraan Sosial, juga berasal dari rancangan BPUPKI
e. Ketuhanan yang berkebudayaan. dengan sejumlah perubahan pula.
Konsep dan Urgensi Pancasila Sejarah mencatat bahwa pidato lisan Soekarno 2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden
inilah yang di kemudian hari diterbitkan oleh yang pertama (Soekarno dan Hatta).
dalam Arus Sejarah Bangsa Kementerian Penerangan Republik Indonesia 3. Membentuk KNIP yang anggota intinya
Indonesia dalam bentuk buku yang berjudul Lahirnya adalah mantan anggota PPKI
Pancasila (1947).
ditambah tokoh-tokoh masyarakat dari
banyak golongan. Komite ini
dilantik 29 Agustus 1945 dengan ketua Mr.
Kasman Singodimejo.
Setelah kemerdekaan Indonesia
Periode Perumusan Pancasila diproklamasikan yang kemudian diikuti
Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang dengan pengesahaan Undang-Undang Dasar
BPUPKI kedua pada 10 - 16 Juli 1945 adalah 1945, maka roda pemerintahan yang
disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum seharusnya dapat berjalan dengan baik dan
Dasar” yang kemudian dikenal dengan nama tertib, ternyata menghadapi
sejumlah tantangan yang mengancam
Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan
kemerdekaan negara dan eksistensi
naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia.
Pancasila. Salah satu bentuk ancaman itu
Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang
muncul dari pihak Belanda yang ingin
dijuluki “Piagam Jakarta” ini di kemudian hari
menjajah kembali Indonesia.
dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan
sejumlah perubahan di sana-sini.
1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa
melalui proses inkulturasi dan akulturasi. 2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa
Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia Indonesia
merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi Pancasila disebut juga sebagai kepribadian
dan akulturasi tersebut. Hasil inkulturasi, yaitu bangs Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan,
proses perpaduan berbagai elemen budaya kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
dalam kehidupan masyarakat sehingga keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan
menjadikan masyarakat berkembang secara tingkah laku serta amal perbuatan. Kepribadian
dinamis. Akulturasi adalah perubahan besar itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas
karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama.
yang terjadi sebagai akibat dari kontak
Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau
Antar kebudayaan yang berlangsung lama. halnya sendiri, demikian pula halnya dengan
ideologi bangsa (Bakry, 1994: 157).
Alasan Diperlukannya
Pancasila dalam Kajian
Sejarah Bangsa
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia Indonesia
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup
bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan,
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila
diyakini kebenarannya, kebaikannya,
sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa
keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa
disepakati oleh para pendiri negara (political
Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman
consensus) sebagai dasar negara Indonesia
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan
(Bakry, 1994: 161).
menimbulkan tekad yang kuat untuk
mengamalkannya dalam kehidupan nyata (Bakry,
1994: 158).

4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa


Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan
dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila
telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan
adanya bangsa Indonesia (Bakry, 1994: 157).
Sumber Historis Pancasila
kepercayaan kepada kekuatan supranatural, perbedaan
Sumber Historis, antara yang sakral dan yang profan, tindakan ritual
pada objek sakral, sembahyang atau doa sebagai
Sosiologis, Politis bentuk komunikasi kepada Tuhan, takjub sebagai
tentang Pancasila perasaan khas keagamaan, tuntunan moral diyakini dari
dalam Kajian Tuhan, konsep hidup di dunia dihubungkan dengan
Tuhan, kelompok sosial seagama dan seiman. Sumber Sosiologis Pancasila
Sejarah Bangsa Kebiasaan bergotongroyong, baik berupa saling
Indonesia membantu antar tetangga maupun bekerjasama untuk
keperluan umum di desa-desa. Kegiatan gotong royong
itu dilakukan dengan semangat kekeluargaan sebagai
cerminan dari sila Keadilan Sosial.
Sumber Politis Pancasila
nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana
kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama yang
bersatu dan demokratis yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan. Semangat seperti ini diperlukan dalam
mengambil keputusan yang mencerminkan
musyawarah.

Argumen tentang Dinamika Pancasila


Dinamika Pancasila dalam sejarah bangsa
Dinamika dan Indonesia memperlihatkan adanya pasang
Tantangan Pancasila surut dalam pemahaman dan pelaksanaan
Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila
dalam Kajian Sejarah nilai-nilai Pancasila. Misalnya pada masa
Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan
pemerintahan presiden Soekarno, terutama
Bangsa Indonesia pada 1960-an NASAKOM lebih populer
berbangsa dan bernegara adalah meletakkan nilai-nilai
Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya sehingga nilai-
daripada Pancasila.
nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup
berbangsa dan bernegara. Salah satu contohnya,
pengangkatan presiden seumur hidup oleh MPRS dalam
TAP No.III/MPRS/1960 Tentang Pengangkatan Soekarno
sebagai Presiden Seumur Hidup.
Peta Konsep 5.6

Konsep Negara, Tujuan


Negara, dan Urgensi
Dasar Negara

Alasan
Diperlukannya
Kajian Pancasila
sebagai Dasar
Negara

Sumber Yuridis,
Historis,
Sosiologis, dan
Politis tentang
Pancasila sebagai
Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara lahir dan
berkembang melalui suatu proses
yang cukup panjang. Pada mulanya, adat
istiadat dan agama menjadikekuatan yang
membentuk adanya pandangan hidup. Pada era
globalisasi dewasa ini, banyak hal yang akan
Argumen tentang merusak mental dannilai moral Pancasila yang
Dinamika dan menjadi kebanggaan bangsa dan negara
Tantangan Indonesia. Dengan demikian, Indonesia perlu
waspada dan berupaya agar ketahananmental-
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia tidak tergerus.
Dasar Negara Pancasila harus senantiasa menjadi benteng
moral dalam menjawab tantangan-tantangan
terhadap unsur-unsur kehidupan bernegara,
yaitu sosial, politik, ekonomi, budaya, dan
agama.
Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar
Negara
Esensi pertikaian atara kedua tokoh itu ialah
pertentangan ideologi. Jadi segala sesuatu yang
merupakan Hakikat, dasar, inti, sari, hal yang
pokok, penting,ekstrak dan konsentrat dari
segala sesuatu disebut esensi tergantung dalam
konteks dan penggunaannya. Memahami urgensi
pancasila sebagai dasar negara, bisa
menggunakan dua pendekatan yaitu, Pendekatan
Esensi dan Urgensi institusional dan pendekatan sumber daya
Pancasila sebagai Dasar manusia, Pendekatan institusional adalah
membentuk dan menyelenggarakan negara yang
Negara berdasarkan pada nilai-nilai pancasila sehingga
negara Indonesia dapat mewujudkan tujuan
negara atau terpenuhinya kepentingan nasional.
Sementara itu pendekatan sumber daya
manusiaterdapat pada dua aspek, yaitu orang-
orang yang menjalankan pemerintahan dengan
cara melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara
murni dan konsekuen di dalam mengemban
tugas dan brtanggung jawab. Sehingga
kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan
yang mengedepankan kepentingan rakyat.

Hubungan Pancasila dengan Proklamasi


Kemerdekaan RI
Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum, pandangan hidup, kesadaran
dan cita-cita hukum serta citacita moral yang
meliputi suasana kejiwaan serta watak dari
bangsa Indonesia, yaitu cita-cita mengenai
kemerdekaan. Karena itu antara Pancasila
dengan Proklamasi mempunyai hubungan
yang erat.
Hubungan Pancasila dengan Pembukaan
UUD 1945
Suasana kebatinan UUD 1945 bersumber pada
dasar filsafat negara yaitu pancasila. Pengertian
inilah yang menunjukkan kedudukan dan fungsi
pancasila sebagai dasar negara republik
Indonesia. Keduanya juga membentuk suatu
hubungan yang dapat dibedakan menjadi
hubungan formal dan material

Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD NRI


1945
1. Ketuhanan Yang Maha Esa Pasal 28E Ayat 1 &
2, Pasal 29 Ayat 1 & 2
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab Pasal
27(1), Pasal 28, Pasal 30(1), Pasal 31(2).
3. Persatuan Indonesia Pasal 1, Pasal 32(2), Pasal
35, Pasal 36(A).
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan Pasal 37(3)
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia Pasal
34(1), Pasal 34(2)

Implementasi Pancasila dalam


Perumusan Kebijakan
1. Bidang Politik
2. Bidang Ekonomi
3. Bidang Sosial Budaya
4. Bidang Hankam
Peta Konsep 7.8 Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan hasil
perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan
Indonesia. Hasil perenungan itu semula dimaksudkan
untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka.
Selain itu, hasil perenungan tersebut merupakan suatu
sistem filsafat karena telah memenuhi ciri-ciri berpikir
kefilsafatan.

Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan


Genetivus Subjectivus
Pancasila sebagai genetivus-subjectivus, artinya nilai-
Konsep dan Urgensi nilai Pancasila dipergunakan untuk mengkritisi
berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk
Pancasila sebagai menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai
Sistem Filsafat Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Landasan Ontologis Filsafat Pancasila


Landasan ontologis Pancasila artinya sebuah pemikiran
filosofis atas hakikat dan raison d’etre sila-sila Pancasila
sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Oleh karena
itu, pemahaman atas hakikat sila-sila Pancasila itu
diperlukan sebagai bentuk pengakuan atas modus
eksistensi bangsa Indonesia.

Landasan Aksiologis Pancasila


Landasan aksiologis Pancasila artinya nilai atau
kualitas yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
Sila pertama mengandung kualitas monoteis, spiritual,
kekudusan, dan sakral. Sila kemanusiaan mengandung
Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila nilai martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung
Landasan epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai
jawab. Sila persatuan mengandung nilai solidaritas dan
Pancasila digali dari pengalaman (empiris) bangsa
kesetiakawanan. Sila keempat mengandung nilai
Indonesia, kemudian disintesiskan menjadi sebuah
demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar.
pandangan yang komprehensif tentang kehidupan
Sila keadilan mengandung nilai kepedulian dan gotong
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
royong.
Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pada 12 Agustus 1928, Soekarno pernah menulis di Suluh
Indonesia yang menyebutkan bahwanasionalisme adalah
nasionalisme yang membuat manusia menjadi perkakasnya
Tuhan dan membuat manusia hidup dalam roh. Pembahasan
sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat dapat ditelusuri
dalam sejarah masyarakat Indonesia

Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat


Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat
dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok. Kelompok
Sumber Historis, pertama, masyarakat awam yang memahami Pancasila
Sosiologis, Politis sebagai sistem filsafat yang sudah dikenal masyarakat
Indonesia dalam bentuk pandangan hidup, Way of life
tentang Pancasila yang terdapat dalam agama, adat istiadat, dan budaya
sebagai Sistem Filsafat berbagai suku bangsa di Indonesia. Kelompok
kedua,masyarakat ilmiah-akademis yang memahami
Pancasila sebagai sistem filsafat dengan teori-teori yang
bersifat akademis.

Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat


Sumber politis Pancasila sebagai sistem
filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok.
Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang
Pancasila sebagai sistem filsafat pada sidang
BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara
tahun 1958 dan 1959, tentang pembahasan sila-sila
Pancasila secara filosofis. Kelompok kedua, mencakup
berbagai argumen politis tentang Pancasila sebagai sistem
filsafat yang disuarakan kembali di era reformasi dalam
pidato politik Habibie 1 Juni 2011.
Dinamika Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
Sebagaimana diketahui, pendidikan
Pancasila mengalami pasang surut dalam
pengimplementasiannya. Apabila
ditelusuri secara historis, upaya
Membangun argumen tentang pembudayaan atau pewarisan nilai-nilai
Dinamika dan Tantangan Pancasila Pancasila tersebut telah secara konsisten
dilakukan sejak awal kemerdekaan
sebagai Sistem Filsafat sampai dengan sekarang.

Tantangan Pancasila sebagai Sistem


Filsafat
Tantangannya ialah menentukan bentuk
dan format agar mata kuliah pendidikan
Pancasila dapat diselenggarakan di
berbagai program studi dengan menarik
dan efektif.

Contoh urgensi pendidikan Pancasila bagi suatu program studi,


misalnya yang berkaitan dengan tugas menyusun/membentuk peraturan
Mendeskripsikan Esensi dan perundang-undangan. Orang yang bertugas untuk melaksanakan hal
Urgensi Pancasila sebagai Sistem tersebut, harus mempunyai pengetahuan, pengertian, pemahaman,
Filsafat penghargaan, komitmen, penghayatan dan pola pengamalan yang lebih
baik daripada warga negara yang lain karena merekalah yang akan
menentukan meresap atau tidaknya nilai-nilai Pancasila ke dalam
peraturan perundang-undangan yang disusun/dibentuknya.
Refleksi

Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal :


1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama,kebudayaan, dan adat istiadat
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan.
Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada negara Republik Indonesia harus
berlandaskan dan/ harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut bermakna, antara lain bahwa Pancasila
harus senantiasa menjadi ruh atau spirit yang menjiwai kegiatan membentuk negara.
Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu :
1. Agar para pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah, dan
2. Agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan
bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran ideologi sebagai
penuntun moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga ancaman berupa
penyalahgunaan narkoba, terorisme, dan korupsi dapat dicegah. Disamping itu, Pancasila sebagai ideologi negara
pada hakikatnya mengandung dimensi realitas, idealitas, dan fleksibilitas yang memuat nilai-nilai dasar, cita-cita,
dan keterbukaan sehingga mahasiswa mampu menerima kedudukan Pancasila secara akademis.
Daftar Isi
Pendidikan pancasila untuk perguruan tinggi cetakan 1 2016 RISTEKDIKTI Direktorat jenderal pembelajaran dan kemahasiswaan
kementerian riset, teknologi, dan pendidikan tinggi republic Indonesia 2016.

Anda mungkin juga menyukai