Anda di halaman 1dari 16

Kode Mata Kuliah/PANCASILA

Modul #1 Lembar Kegiatan Mahasiswa

Nama:_________________________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Materi:


Sasaran Pembelajaran: Alat tulis dan modul, Pembelajaran
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat: Daring
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Sejarah Perumusan
Pancasila Referensi:
2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi Pancasila dalam 1. Kaelan (2002). Pendidikan
Kehidupan Bangsa Indonesia Pancasila. Jakarta : Paradigma
2. Latif, Y. (2011). Negara Paripurna
1. : Historisistas,, Rasionalitas,
Aktualitas Pancasila. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
3. Naskah Undang Undang Dasar
1945
4. Nurwardani, P, dkk (2016).
Pendidikan Pancasila: Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kemristekdikti Ditjen Belmawa.

A. TINJAUAN PENDAHULUAN (Introduction)


Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila dijadikan pedoman oleh masyarakat Indonesia
dalam menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila menjadi
landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi manusia, dan bekerja sama.
Pada bab ini, Anda akan dihantarkan untuk memahami arus sejarah bangsa Indonesia, terutama
terkait dengan sejarah perumusan Pancasila. Hal tersebut penting untuk diketahui karena perumusan
Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia mengalami dinamika yang kaya dan penuh tantangan.
Perumusan Pancasila mulai dari sidang BPUPKI sampai pengesahan Pancasila sebagai dasar negara
dalam sidang PPKI, masih mengalami tantangan berupa “amnesia sejarah” (istilah yang dipergunakan
Habibie dalam pidato 1 Juni 2011).
Sejak awal proklamasi kemerdekaan, saat terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
bangsa Indonesia telah bersepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara meskipun hakikatnya
Pancasila terbentuk secara tidak langsung mulai dari zaman kerajaan. Kesepakatan inilah yang
merupakan konsensus nasional bagi bangsa Indonesia yang harus dijunjung tinggi bersama. perjanjian
luhur itu secara resmi tertuang dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, yang disebut juga
sebagai “Pokok kaidah negara yang fundamental” atau staat fundamental norm.

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
Dengan demikian sejak bangsa Indonesia mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sejak
saat itu pula telah untuk mengatur sendiri kehidupan negara, bangsa, dan masyarakat Indonesia
berdasarkan Pancasila. Dengan sikap ini setiap warga negara Indonesia seharusnya merasa bertanggung
jawab pada asas-asas yang telah disepakati bersama oleh masyarakat bangsanya dan asas-asas yang
dimaksud adalah kelima asas Pancasila. Maka dari itu Pancasila tidak boleh hanya menjadi sesuatu yang
di angan-angan saja, Pancasila harus benar-benar dapat dimengerti dan dapat memberikan pedoman
kepada kita dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan kita yang nyata.”Apabila Pancasila
tidak menyentuh kehidupan yang nyata, tidak kita rasakan wujudnya sehari-hari, maka lambat laun
pengertiannya akan kabur.

B. MATERI PEMBELAJARAN (Content Notes)

“PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA”

Soekarno pernah mengatakan “jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”. Dari perkataan tersebut
dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi yang beragam bagi kehidupan. Seperti diungkap seorang
filsuf Yunani yang bernama Cicero (106-43 SM) yang mengungkapkan “Historia Vitae Magistra”, yang
bermakna, “sejarah memberikan kearifan”. Pengertian yang lebih umum yaitu “sejarah merupakan guru
kehidupan”. Sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan suatu konsepsi
dan cita-cita. Jika mereka tidak memilikinya atau jika konsepsi dan cita-cita itu menjadi kabur dan usang,
maka bangsa itu adalah dalam bahaya (Soekarno, 1989: 64).
Cita-cita ideal sebagai landasan moralitas bagi kebesaran bangsa diperkuat oleh cendekiawan-
politisi Amerika Serikat, John Gardner, “No nation can achieve greatness unless it believes in something,
and unless that something has moral dimensions to sustain a great civilization” (tidak ada bangsa yang
dapat mencapai kebesaran kecuali jika bangsa itu mempercayai sesuatu, dan sesuatu yang dipercayainya
itu memiliki dimensi-dimensi moral guna menopang peradaban besar) (Madjid dalam Latif, 2011: 42).

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
Sebuah Negara pada hakikatnya dibangun berdasarkan suatu landasan yang kemudian dijadikan
dasar Negara. Pengertian dasar negara sendiri yaitu alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan
mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Berdirinya negara kebangsaan
Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang
bangsa Indonesia. Tanpa disadari nilai – nilai luhur pancasila sudah mulai terbentuk sejak masa kerajaan –
kerajaan di Indonesia, diantaranya adalah 2 kerajaan terbesar di Indonesia yaitu Kerajaan Sriwijaya dan
Kerajaan Majapahit. Sebelum adanya pancasila sebagai dasar negara pada saat ini, Isi dasar pancasila
banyak mengalami amandemen atau perubahan. Ada beberapa sejarah yang tercatat, diantaranya:

1. Pancasila Pada Era Pra Kemerdekaan


A. Nilai-Nilai Pancasila pada Zaman Kerjaan
Menurut sejarah pada kira-kira abad VII-XII, bangsa Indonesia telah mendirikan kerajaan Sriwijaya di
Sumatera Selatan dan kemudian pada abad XIII-XVI didirikan pula kerajaan Majapahit di Jawa Timur.
Kedua zaman itu merupakan tonggak sejarah bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia masa itu telah
memenuhi syarat-syarat sebagai suatu bangsa yang mempunyai negara. Kedua kerajaan itu
telah merupakan negara-negara berdaulat, bersatu serta mempunyai wilayah yang meliputi seluruh
Nusantara ini, kedua zaman kerajaan itu telah mengalami kehidupan masyarakat yang sejahtera.
Menurut Mr. Muhammad Yamin berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan
dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Negara
kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu: Pertama, zaman Sriwijaya di bawah Wangsa
Syailendra (600-1400). Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525). Kedua tahap negara
kebangsaan tersebut adalah negara kebangsaan lama. Ketiga, negara kebangsaan modern yaitu negara
Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 (Sekretariat Negara.RI. 1995:11).
1. Masa Kerajaan Sriwijaya
Pada abad ke VII berdirilah kerajaan Sriwijaya dibawah kekuasaan wangsa Syailendra di Sumatera.
Kerajaan yang berbahasa Melayu Kuno dan huruf pallawa adalah kerajaan maritime yang mengandalkan
jalur perhubungan laut. Kekuasaan Sriwijaya menguasai selat Sunda (686), kemudian Selat Malaka (775).
Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, dimana pemerintah melalui pegawai raja membentuk suatu
badan yang dapat mengumpulkan hasil kerajinan rakyat sehingga rakyat mengalami kemudahan dalam
pemasarannya. Dalam sistem pemerintahan sudah terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda
kerajaan, rohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan patung-patung
suci sehingga saat itu kerajaan dapat menjalankan sistem negaranya dengan nilai-nilai Ketuhanan
(Kaelan,1999:27)
Pada zaman Sriwijaya telah didirikan Universitas Agama Budha yang sudah dikenal di Asia. Pelajar
dari Universitas ini dapat melanjutkan ke India, banyak guru-guru tamu yang mengajar di sini dari India,
seperti Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada kerajaan

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
Sriwijaya sebagai terebut dalam perkataan “marvuat vannua Criwijaya ssiddhayatra subhiksa” (suatu cita-
cita negara yang adil dan makmur).(1999:27).
Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila yaitu: Ke-Tuhan-an, Kemanusiaan, Persatuan, Tata
pemerintahan atas dasar musyawarah dan keadilan sosial telah terdapat sebagai asas-asas yang menjiwai
bangsa Indonesia, yang dihayati serta dilaksanakan pada waktu itu, hanya saja belum dirumuskan secara
kongkrit. Dokumen tertulis yang membuktikan terdapatnya unsur-unsur tersebut ialah Prasasti-prasasti di
Talaga Batu, Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo dan Kota Kapur (Dardji Darmodihardjo.1974:22-23).
Pada hakekatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan Sriwijaya telah menunjukkan nilkai-
nilai Pancasila, yaitu:
1. Nilai Sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu hidup berdampingan
secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan
agama Budha.
2. Nilai Sila Kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti Harsha). Pengiriman
para pemuda untuk belajar di India. Telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif.
3. Nilai Sila Ketiga, sebagai negara martitim, Sriwijaya telah menerapkan konsep negara kepulauan
sesuai dengan konsepsi Wawasan Nusantara.
4. Nilai Sila Keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas, meliputi (Indonesia
sekarang) Siam, semenanjung Melayu.
5. Nilai Sila Kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga kehidupan rakyatnya
sangat makmur.
2. Masa Kerajaan Majapahit
Sebelum kerajaan Majapahit berdiri telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur
secara silih berganti, yaitu Kerajaan Kalingga (abad ke VII), Sanjaya (abad ke VIII), sebagai refleksi puncak
budaya dari kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobudur (candi agama Budha pada abad ke IX)
dan candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad ke X).
Di Jawa Timur muncul pula kerajaan-kerajaan, yaitu Isana (abad ke IX), Dharmawangsa (abad ke X),
Airlangga (abad ke XI). Agama yang diakui kerajaan adalah agama Budha, agama Wisnu dan agama
Syiwa telah hidup berdampingan secara damai. Nilai-nilai kemanusiaan telah tercermin dalam kerajaan ini,
terbukti menurut prasasti Kelagen bahwa Raja Airlangga telah mengadakan hubungan dagang dan bekerja
sama dengan Benggala, Chola dan Champa. Sebagai nilai-nilai sila keempat telah terwujud yaitu dengan
diangkatnya Airlangga sebagai raja melalui musyawarah antara pengikut Airlangga dengan rakyat dan
kaum Brahmana. Sedangkan nilai-nilai keadilan sosial terwujud pada saat raja Airlangga memerintahkan
untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan pertanian rakyat (Aziz Toyibin. 1997:28-29).
Pada abad ke XIII berdiri kerajaan Singasari di Kediri Jawa Timur yang ada hubungannya dengan
berdirinya kerajaan Majapahit (1293) Zaman Keemasan Majapahit pada pemerintahan raja Hayam Wuruk

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
dengan maha patih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang dari
semananjung Melayu sampai ke Irian Jaya.
Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa telah terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha
hidup berdampingan secara damai, Empu Prapanca menulis Negarakertagama (1365) yang di dalamnya
telah terdapat istilah “Pancasila”. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma dimana dalam buku itu
tedapat seloka persatuan nasional yang berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”,
artinya walaupun berbeda-beda, namun satu jua dan tidak ada agama yang memiliki tujuan yang berbeda.
Hal ini menunjukkan realitas beragama saat itu. Seloka toleransi ini juga diterima oleh kerajaan Pasai di
Sumatera sebagai bagian kerajaan Majapihit yang telah memeluk agama Islam.
Sila kemanusiaan telah terwujud, yaitu hubungan raja Hayam Wuruk dengan baik dengan kerajaan
Tiongkok, Ayoda, Champa dan Kamboja. Mengadakan persahabatan dengan negara-negara tetangga atas
dasar “ Mitreka Satata”. Sebagai perwujudan nilai-nilai Sila Persatuan Indonesia telah terwujud dengan
keutuhan kerajaan, khususnya Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada yang diucapkannya pada
sidang Ratu dan Menteri-menteri pada tahun 1331 yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara
raya yang berbunyi : Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jika seluruh nusantara bertakluk di
bawah kekuasaan negara, jika gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sundda, Palembang
dan Tumasik telah dikalahkan (Muh. Yamin. 1960: 60).
Sila Kerakyatan (keempat) sebagai nilai-nilai musyawarah dan mufakat yang dilakukan oleh sistim
pemerintahan kerajaan Majapahit Menurut prasasti Brumbung (1329) dalam tata pemerintahan kerajaan
Majapahit terdapat semacam penasehat kerajaan seperti Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu yang berarti
memberikan nasehat kepada raja. Kerukuan dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat telah
menumbuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan masalah bersama.
Sedangkan perwujudan sila keadilan sosial adalah sebagai wujud dari berdirinya kerajaan beberapa
abad yang tentunya ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Berdasarkan uraian
diatas dapat kita fahami bahwa zaman Sriwijaya dan Majapahit adalah sebagai tonggak sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya.
3. Kerajaan Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan ditemukannya prasasti yang berupa
7 yupa (tiang batu). Diyakini prasasti tersebut berasal dari kerajaan yang bernama Kutai. Berdasarkan
prasasti tersebut dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman keturunan dari
Kudungga. Raja Mulawarman mengadakan kenduri dan memberikan sedekah kepada Brahmana dan para
Brahmana membangun Yupa itu sebagai tanda terima kasih kepada Raja yang dermawan. Masyarakat
kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai politik, dan
ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para brahmana.

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
B. Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahan
Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama rempah-rempah yang sangat
dibutuhkan oleh negara-negara di luar Indonesia, menyebabkan bangsa Asing masuk ke Indonesia.
Bangsa Barat yang membutuhkan rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia, yaitu Portugis, Spanyol,
Inggris dan Belanda. Kemasukan bangsa Barat seiring dengan keruntuhan Majapahit sebagai akibat
perselisihan dan perang saudara, yang berarti nilai-nilai nasionalisme sudah ditinggalkan, walaupun abad
ke XVI agama Islam berkembang dengan pesat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam,
seperti Samudra Pasai dan Demak, nampaknya tidak mampu membendung tekanan Barat memasuki
Indonesia.
Bangsa-bangsa Barat berlomba-lomba memperebutkan kemakmuran bumi Indonesia ini. Maka sejak
itu mulailah lembaran hitam sejarah Indonesia dengan penjajahan Barat, khususnya Belanda. Masa
pejajahan Belanda itu dijadikan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-
citanya, sebab pada zaman penjajahan ini apa yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia pada zaman
Sriwijaya dan Majapahit menjadi hilang. Kedaulatan negara hilang, persatuan dihancurkan, kemakmuran
lenyap, wilayah dinjak-injak oleh penjajah.
1. Perjuangan Sebelum Abad ke XX
Penjajahan Barat yang memusnahkan kemakmuran bangsa Indonesia itu tidak dibiarkan begitu saja
oleh segenab Bangsa Indonesia. Sejak semula imprialis itu menjejakkan kakinya di Indonesia, di mana-
mana bangsa Indonesia melawannya dengan semangat patriotik melalui perlawanan secara fisik. Kita
mengenal nama-nama Pahlawan Bangsa yang berjuang dengan gigih melawan penjajah. Pada abad ke
XVII dan XVIII perlawanan terhadap penjajah digerakkan oleh pahlawan Sultan Agung (Mataram 1645),
Sultan Ageng Tirta Yasa dan Ki Tapa (Banten 1650), Hasanuddin Makasar 1660), Iskandar Muda Aceh
1635) Untung Surapati dan Trunojoyo (Jawa Timur 1670), Ibnu Iskandar (Minangkabau 1680) dan lain-lain.
Pada permulaan abad ke XIX penjajah Belanda mengubah sistem kolonialismenya yang semula
berbentuk perseroan dagang partikelir yang bernama VOC berganti dengan Badan Pemerintahan resmi
yaitu Pemerintahan Hindia Belanda. Semula pernah terjadi pergeseran Pemerintahan penjajahan dari
Hindia Belanda kepada Inggris, tetapi tidak berjalan lama dan segera kembali kepada Belanda lagi. Dalam
usaha memperkuat kolonialismenya Belanda menghadapi perlawanan bangsa Indonesia yang dipimpin
oleh Patimura (1817), Imam Bonjol di Minangkabau (1822-1837), Diponogoro di Mataram (1825-1830),
Badaruddin di Palembang (1817), Pangeran Antasari di Kalimantan (1860) Jelantik di Bali (1850), Anang
Agung Made di Lombok (1895) Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nya’Din di Aceh (1873-1904), Si
Singamangaraja di Batak (1900).
Pada Hakikatnya perlawanan terhadap Belanda itu terjadi hampir setiap daerah di Indonesia. Akan
tetapi perlawanan-perlawanan secara fisik terjadi secara sendiri-sendiri di setiap daerah. Tidak adanya
persatuan serta koordinasi dalam melakukan perlawanan sehingga tidak berhasilnya bangsa Indonesia

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
mengusir kolonialis, sebaliknya semakin memperkukuh kedudukan penjajah. Hal ini membuktikan betapa
pentingnya rasa persatuan (nasionalisme) dalam menghadapi penjajahan.
2. Kebangkitan Nasional 1908
Pada permulaan abad ke XX bangsa Indonesia mengubah cara-caranya dalam melakukan
perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kegagalan perlawanan secara fisik yang tidak adanya kordinasi
pada masa lalu mendorong pemimpin-pemimpin Indonesia abad ke XX itu untuk merubah bentuk
perlawanan yang lain. Bentuk perlawanan itu ialah dengan membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia
akan pentingnya bernegara. Usaha-usaha yang dilakukan adalah mendirikan berbagai macam organisasi
politik di samping organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial. Organisai sebagai pelopor
pertama adalah Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Mereka yang tergabung dalam organisasi itu
memulai merintis jalan baru ke arah tercapainya cita-cita perjuangan bangsa Indonesia., tokohnya yang
terkenal adalah dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian bermunculan organisasi pergerakan lain, yaitu
Sarikat Dagang Islam (1909), kemudian berubah bentuknya menjadi pergerakan politik dengan menganti
nama menjadi Sarikat Islam (1911) di bawah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Berikutnya muncul pula
Indische Parti (1913) dengan pimpinan Douwes Dekker, Ciptomangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara,
namun karena terlalu radikal sehingga pemimpinnya di buang ke luar negeri (1913). Akan tetapi perjuangan
tidak kendur karena kemudian berdiri Partai Nasional Indonesia (1927) yang di pelopori oleh Sukarno dan
kawan-kawan.
4. Sumpah Pemuda 1928
Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia
mencapai cita-citanya. Pemuda-pemuda Indonesia yang di pelopori oleh Muh. Yamin,
Kuncoro Purbopranoto dan lain-lain mengumandangkan Sumpah Pemuda yang berisi pengakuan akan
adanya Bangsa, tanah air dan bahasa satu yaitu Indonesia.
Melalui sumpah pemuda ini makin tegaslah apa yang diinginkan oleh Bangsa Indonesia, yaitu
kemerdekaan tanah air dan bangsa itu diperlukan adanya persatuan sebagai suatu bangsa yang
merupakan syarat mutlak. Sebagai tali pengikat persatuan itu adalah Bahasa Indonesia.Realisasi
perjuangan bangsa pada tahun 1930 berdirilah Partai Indonesia yang disingkat dengan Partindo (1931)
sebagai pengganti PNI yang dibubarkan. Kemudian golongan Demokrat yang terdiri dari Moh. Hatta dan
Sutan Syahrir mendirikan PNI Baru, dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan
kekuatan sendiri.
C. Perjuangan Bangsa Indonesia Zaman Penjajahan Jepang
Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah Perang Pasifik, dengan dibomnya Pearl Harbour oleh
Jepang. Dalam waktu yang singkat Jepang dapat menduduki daerah-daerah jajahan Sekutu di daerah
Pasifik. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942 Jepang masuk ke Indonesia menghalau penjajah Belanda,
pada saat itu Jepang mengetahui keinginan bangsa Indonesia, yaitu Kemerdekaan Bangsa dan tanah air

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
Indonesia. Peristiwa penyerahan Indonesia dari Belanda kepada Jepang terjadi di Kalijati Jawa Tengah
tanggal 8 Maret 1942.
Jepang mempropagandakan kehadirannya di Indonesia untuk membebaskan Indonesia dari
cengkraman Belanda. Oleh sebab itu Jepang memperbolehkan pengibaran bendera merah putih serta
menyanyikan lagu Indonesia raya. Akan tetapi hal itu merupakan tipu muslihat agar rakyat Indonesia
membantu Jepang untuk menghancurkan Belanda. Kenyataan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
bahwa sesungguhnya Jepang tidak kurang kejamnya dengan penjajahan Belanda, bahkan pada zaman ini
bangsa Indonesia mengalami penderitaan dan penindasan yang sampai kepada puncaknya. Kemerdekaan
tanah air dan bangsa Indonesia yang didambakan tak pernah menunjukkan tanda-tanda kedatangannya,
bahkan terasa semakin menjauh bersamaan dengan semakin mengganasnya bala tentara Jepang.
Kekecewaan rakyat Indonesia akibat perlakuan Jepang itu menimbulkan perlawanan-perlawanan terhadap
Jepang baik secara illegal maupun secara legal, seperti pemberontakan PETA di Blitar.

Sejarah berjalan terus, di mana Perang Pasifik menunjukan tanda-tanda akan berakhirnya dengan
kekalahan Jepang di mana-mana. Untuk mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia, Jepang berusaha
membujuk hati bangsa Indonesia dengan mengumumkan janji kemerdekaan kelak di kemudian hari
apabila perang telah selesai. Kemudian janji yang kedua kemerdekaan diumumkan lagi oleh Jepang
berupa “Kemerdekaan tanpa syarat” yang disampaikan seminggu sebelum Jepang menyerahkan kepada
bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaannya, bahkan menganjurkan agar berani mendirikan
negara Indonesia merdeka dihadapan musuh Jepang.

2. Pancasila Pada Era Kemerdekaan

Era kemerdekaan dimulai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945. Secara ilmiah proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian sebagai berikut:

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
1. Dari sudut ilmu hukum proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib hukum kolonial, dan
saat mulai berlakunya tertib hukum nasional.
2. Secara politis ideologi proklamasi mengandung arti bahwa bangsa Indonesia terbatas nasib
sendiri dalam suatu Negara proklamasi republik Indonesia.
Kemudian tanggal 18 Agustus pada rapat PPKI, ditetapkan UUD 1945 dan Presiden serta Wakilnya.
Sesudah itu dimulailah pergolakan politik dalam negeri seperti berikut ini:
1. Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sebagai hasil dari konferensi meja bundar (KMB) maka ditanda tangani suatu persetujuan (mantel
resolusi) Oleh Ratu Belanda Yuliana dan wakil pemerintah RI di Kota Den Hag pada tanggal 27
Desember 1949, maka berlaku pulalah secara otomatis anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya
dengan konstitusi RIS, antara lain :
a) Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalis) yaitu 16 Negara pasal (1 dan 2)
b) Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal dimana
mentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah terhadap parlemen
(pasal 118 ayat 2)
c) Mukadiamah RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun isi pembukaan
UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi yang terinci.
d) Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena itu
persetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan kedaulatan melainkan
“pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan”
2. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950
Berdirinya negara RIS dalam Sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu taktik
secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 taitu negara persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam alinea IV,
bahwa pemerintah negara…….” yang melindungi segenap bangsa Indoneia dan seluruh tumpah
darah negara Indonesia …..” yang berdasarkan kepada UUD 1945 dan Pancasila. Maka terjadilah
gerakan unitaristis secara spontan dan rakyat untuk membentuk negara kesatuan yaitu
menggabungkan diri dengan Negara Proklamasi RI yang berpusat di Yogyakarta, walaupun pada saat
itu Negara RI yang berpusat di Yogyakarta itu hanya berstatus sebagai negara bagian RIS saja. Pada
suatu ketika negara bagian dalam RIS tinggalah 3 buah negara bagian saja yaitu :
1. Negara Bagian RI Proklamasi
2. Negara Indonesia Timur (NIT)
3. Negara Sumatera Timur (NST)
Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 Mei 1950, maka seluruh negara
bersatu dalam negara kesatuan, dengan Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak untuk menuju cita-cita Proklamasi, Pancasila dan
UUD 1945, namun kenyataannya masih berorientasi kepada Pemerintah yang berasas Demokrasi
Liberal sehingga isi maupun jiwanya merupakan penyimpangan terhadap Pancasila. Hal ini disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya kabinet yang rata-rata hanya
berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat tidak mempunyai Pemerintah yang menyusun program
serta tidak mampu menyalurkan dinamika masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan
pertentangan – pertentangan, gangguan – gangguan keamanan serta penyelewengan –
penyelewengan dalam masyarakat.
b. Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil mendekati perumusan
otentik Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai Declaration of Independence bangsa
Indonesia. Demikian pula perumusan Pancasila dasar negara juga terjadi penyimpangan. Namun
bagaimanapun juga RIS yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik
Indonesia Serikat.
Tahun 1950-an muncul inisiatif dari sejumlah tokoh yang hendak melakukan interpretasi ulang
terhadap Pancasila. Saat itu muncul perbedaan perspektif yang dikelompokkan dalam dua kubu.
Pertama, beberapa tokoh berusaha menempatkan Pancasila lebih dari sekedar kompromi politik atau
kontrak sosial. Mereka memandang Pancasila tidak hanya kompromi politik melainkan sebuah filsafat
sosial atau weltanschauung bangsa. Kedua, mereka yang menempatkan Pancasila sebagai sebuah
kompromi politik. Dasar argumentasinya adalah fakta yang muncul dalam sidang-sidang BPUPKI dan
PPKI. Pancasila pada saat itu benar-benar merupakan kompromi politik di antara golongan nasionalis
netral agama (Sidik Djojosukarto dan Sutan takdir Alisyahbana dkk) dan nasionalis Islam (Hamka,
Syaifuddin Zuhri sampai Muhammad Natsir dkk) mengenai dasar negara. Sehingga, terjadi pergolakan
politik yang tidak berujung. Hal inilah yang mendorong Presiden Soekarno megeluarkan Dekrit Presiden
pada tanggal 5 Juli 1959.

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
3. Pancasila Pada Era Orde Lama

Setelah kemerdekaan, Indonesia mengalami beberapa periode pemerintahan diantaranya orde


lama, orde baru, dan reformasi. Orde lama adalah sebutan bagi periode pemerintahan di bawah
kepemimpinan Presiden Soekarno yang berlangsung pada tahun 1945 sampai tahun 1968. Pada periode
ini, Presiden Soekarno berlaku sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Pada masa orde lama,
sistem pemerintahan di Indonesia mengalami beberapa peralihan. Indonesia pernah menerapkan sistem
pemerintahan presidensial, parlementer, demokrasi liberal, dan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin.

Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada situasi
dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan keamanan dalam negeri
diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana transisional dari masyarakat
terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk
implementasi Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk
yang berbeda-beda pada masa orde lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu
periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.
Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi masalah, tetapi lebih dari itu
ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan faham komunis oleh PKI
melalui pemberontakan di Madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang akan mendirikan negara dengan dasar
islam. Pada periode ini, nilai persatuan dan kesatuan masih tinggi ketika menghadapi Belanda yang masih
ingin mempertahankan penjajahannya di bumi Indonesia. Namun setelah penjajah dapat diusir, persatuan
mulai mendapat tantangan. Dalam kehidupan politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan
mufakat tidak dapat dilaksanakan, sebab demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi parlementer,
dimana presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, sedang kepala pemerintahan dipegang oleh
Perdana Menteri. Sistem ini menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan. Kesimpulannya walaupun
konstitusi yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang presidensiil, namun dalam praktek

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
kenegaraan system presidensiil tak dapat diwujudkan.
Dalam sejarah politik Indonesia, istilah orde lama merujuk kepada masa pemerintahan
Presiden Soekarno yang berlangsung mulai tahun 1945 sampai tahun 1968. Secara resmi, orde
baru berakhir pada tahun 1967 ketika Sidang Istimewa MPR menetapkan Soeharto sebagai
Presiden menggantikan Soekarno. Masa – masa awal orde lama adalah ketika Indonesia baru
saja menjadi negara merdeka, lepas dari penjajahan Belanda dan Jepang. Istilah Orde Lama
muncul ketika pemerintahan di era Presiden Soeharto mendapatkan sebutan sebagai Orde Baru.
Pada periode orde lama Presiden Soekarno menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan. Sebagai negara yang baru saja merdeka, tidak aneh jika terjadi beberapa
peralihan sistem pemerintahan di masa orde lama ini. Sistem – sistem pemerintahan demokrasi
pada masa orde lama yang berbeda terjadi dalam tiga tahap pada era kepemimpinan Presiden
Soekarno.
Pada periode 1950-1959, walaupun dasar negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila
keempat bukan berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting). Sistem
pemerintahannya yang liberal sehingga lebih menekankan hak-hak individual. Pada periode ini
persatuan dan kesatuan mendapat tantangan yang berat dengan munculnya pemberontakan
RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik, demokrasi
berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis. Tetapi
anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun UUD seperti yang diharapkan. Hal ini
menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah
mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, UUD 1950 tidak berlaku,
dan kembali kepada UUD 1945. Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama
periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideology liberal yang ternyata tidak menjamin
stabilitas pemerintahan.
Pada periode 1956-1965, dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan
berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada
pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran
terhadap Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi
presiden seumur hidup, politik konfrontasi, menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis,
yang ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat
yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha untuk menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain. Dalam mengimplentasikan Pancasila, Bung Karno melakukan
pemahaman Pancasila dengan paradigma yang disebut USDEK. Untuk memberi arah perjalanan

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
bangsa, beliau menekankan pentingnya memegang teguh UUD 1945, sosialisme ala Indonesia,
demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan kepribadian nasional. Hasilnya terjadi kudeta PKI dan
kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Walaupun posisi Indonesia tetap dihormati di dunia
internasional dan integritas wilayah serta semangat kebangsaan dapat ditegakkan. Kesimpulan
yang ditarik adalah Pancasila telah diarahkan sebagai ideologi otoriter, konfrotatif dan tidak
member ruang pada demokrasi bagi rakyat.

C. MENGECEK PEMAHAMAN (Checking for Understanding)

Kegiatan 1:
Setelah mempelajari materi tentang Pacasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia, cobalah untuk
menjawab pertanyaan berikut:

Bagaimana pancasila pada Era Pra Kemerdekaan

Bagaimana pancasila pada Era Kemerdekaan

Bagaimana pancasila pada Era Orde lama

D. PENUTUP PEMBELAJARAN
Kunci Jawaban
Kegiatan 1.

Bagaimana pancasila pada Era Pra Kemerdekaan Untuk menjawab pertanyaan tersebut anda harus
menambahkan materi dari berbagai sumber, baik
dari buku, jurnal, artikel ataupun sumber lainnya
yang relevan dengan pertanyaan pancasila dalam
kajian sejarah Bangsa khususnya pada masa Era
Pra Kemerdekaan.
Bagaimana pancasila pada Era Kemerdekaan Untuk menjawab pertanyaan tersebut anda harus
menambahkan materi dari berbagai sumber, baik
dari buku, jurnal, artikel ataupun sumber lainnya
yang relevan dengan pertanyaan pancasila dalam
kajian sejarah Bangsa khususnya pada masa Era
Kemerdekaan.
Bagaimana pancasila pada Era Orde lama Untuk menjawab pertanyaan tersebut anda harus

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
menambahkan materi dari berbagai sumber, baik
dari buku, jurnal, artikel ataupun sumber lainnya
yang relevan dengan pertanyaan pancasila dalam
kajian sejarah Bangsa khususnya pada masa Era
Orda Lama.

Kegiatan 2

Kerjakan soal-soal dibawah ini:

1. Tiga asas teori yang yaitu Sila pertama Teori Negara Perseorangan (Individualis), Sila kedua
"Paham Negara kelas (Class Theory)", dan Sila ketiga "Paham Negara Integralistik"
dikemumukan oleh ?
A. Prof. Dr. Soepomo
B. Ir. Sokarno
C. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung
D. Moh. Yamin
E. Abdul Kahar
2. Pada tanggal 1 Maret 1945 di bentuk Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yang diketuai oleh ?
A. Prof. Dr. Soepomo
B. Ir. Sokarno
C. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung
D. Moh. Yamin
E. Abdul Kahar
3. Piagam Jakarta disahkan pada sidang PPKI dalam pembentukkan UUD 1945 pada tanggal ?
A. 18 Agustus 1945
B. 17 Agustus 1945
C. 22 juni 1945
D. 1 Juni 1945
E. 1 Maret 1945

4. Sidang Istimewa MPR menetapkan Soeharto sebagai Presiden menggantikan Soekarno,


menandai terbentuknya era ?
A. Era pra kemerdekaan
B. Era kemerdekaan
C. Era orde lama

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
D. Era orde baru
E. Era demokrasi
F.
5. Berikut adalah tokoh yang menandatangani piagama Jakarata, kecuali ?
A. Ir. Soekarno
B. Moh Hatta
C. A.A Maramis
D. Abdul Kahar
E. Prof Dr. Soepomo

Kunci Jawaban
Kegiatan 1
1. Era pra kemerdekaan, ditandai dengan perumusan bentuk dan dasar negara. Pancasila adalah ideologi
dasar negara dan rumusan kehidupan bagi negara Indonesia. Pada tanggal 1 Maret 1945 di bentuk
Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden
Tumenggung (K.R.T) Radjiman Wedyodiningrat. Untuk merumuskan Pancasila sebagai dasar negara,
terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam sidang BPUKI yaitu Muhammad Yamin,
Soekarno, dan Soepomo.
2. Dibentuk panitia kecil ( 9 Orang ) untuk merumuskan gagasan-gagasan tentang dasar-dasar negara
yang dilontarkan oleh 3 pembicara pada persidangan pertama. Pada tanggal 18 Agustus 1945 Piagam
Jakarta mengesahkan pada sidang PPKI dalam pembentukkan UUD 1945.
3. Dalam sejarah politik Indonesia, istilah orde lama merujuk kepada masa pemerintahan Presiden
Soekarno yang berlangsung mulai tahun 1945 sampai tahun 1968. Masa – masa awal orde lama adalah
ketika Indonesia baru saja menjadi negara merdeka, lepas dari penjajahan Belanda dan Jepang. Istilah
Orde Lama muncul ketika pemerintahan di era Presiden Soeharto mendapatkan sebutan sebagai Orde
Baru.

Kegiatan 2
1. A. Prof. Dr. Soepomo
2. C. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung
3. A. 18 Agustus 1945
4. D. Era orde baru
5. E. Prof Dr. Soepomo

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)
Dari semua penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan:
Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1) Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The Founding fathers).
2) Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat.
3) Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila dijadikan pedoman oleh masyarakat Indonesia
dalam menjalankan kehidupannya.
4) Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan.
5) Terbentuknya pancasia sebagai dasar negara melalui beberapa tahapan perumusan yaitu :
- Era pra kemerdekaan
- Era kemerkaan
- Era orde lama

Project dan Tugas Mahasiswa

Tugas Kelompok

Berikan penjelasan terkait, mengapa dasar negara Indonesia harus mengalami amandemen pada
era pra kemerdekaan, era kemerdekaan, era orda lama!

Tugas Mandiri
Berikan pandangan anda terhadap nilai pancasila saat ini dengan kehidupan sehari-hari di
masyarakat?

Modul Mata Kuliah PANCASILA oleh M. Januar Ibnu Adham (Universitas Singaperbangsa Karawang 2021)

Anda mungkin juga menyukai