Sipil Polmed
2. Mutu
Modul 2
Mutu
3-1
Manajemen Mutu Prodi D-III Teknik. Sipil Polmed
2. Mutu
- ketentuan timely decision oleh pemilih proyek dan perencana
- kontrak untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan pada
imbalan yang wajar dan time allowance yang layak
3. Dipenuhinya kepentingan dan pihak kontraktor terhadap:
- penerjemahan persyaratan/tuntutan kontrak yang wajar dan
memungkinkan dalam segi waktu dan staff design lapangan dan staff
pengawas lapangan.
- ketentuan perencana kontrak, spesifikasi dan dokumen-dokumen lain
yang telah dipersiapkan secara mendetail oleh kontraktor sebagai harga
proposal pelelangan.
- kontrak untuk melakukan pekerjaan dalam jadwal yang wajar dan dapat
menghasikan keuntungan yang layak
4. Dipenuhinya kepentingan dari pihak pemerintah terhadap:
- pertimbangan lingkungan
- perlindungan terhadap kepemilikan umum termasuk fasilitasfasilitasnya.
- sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan dan norma yang berlaku.
- keamanan dan kesehatah umum.
3-2
Manajemen Mutu Prodi D-III Teknik. Sipil Polmed
2. Mutu
komponen, instalasi struktrur telah dibuat, dibeli dan dibangun sesuai dengan
prosedur, gambar dan spesifikasi proyek.
Dalam sistem manajemen mutu, sering terdengar istilah Quality Control dan
Quality Assurance, lstilah Quality Control dikenal lebih dahulu dari pada Quality
Assurance. Quality Control berarti berbagai teknik dan kegiatan untuk memantau,
mengevaluasi, dan menindaklanjuti agar persyaratan mutu yang telah ditetapkan tercapai.
Misal pengendalian mutu hasil akhir pengecoran beton. Petugas pengendalian mutu
memantau hasil produk secara fisik. Jika teijadi penyimpangan yang cukup potensial, maka
pengaruhnya terhadap kekuatan struktur devaluasi dan kemudian ditindaklanjuti dengan
menetapkan cara- cara perbaikan.
3-3
Manajemen Mutu Prodi D-III Teknik. Sipil Polmed
2. Mutu
Pada gambar 2.1. tersebut dapat diuraikan antara lain bahwa manajemen mutu
proyek tersebut terdiri dari:
1. Perencanaan Kualitas (Quality Planning) yaitu untuk mengidentifikasi
standar kualitas mana yang relevan untuk proyek tersebut dan menentukan
apakah sudah memenuhi syarat.
2. Penjaminan Mutu (Quality Assurance) yaitu untuk mengevaluasi kinerja
proyek secara keseluruhan berdasarkan keyakinan bahwa produk/proyek akan
memenuhi standar yang relevan
3. Kontrol Mutu/kualitas (Quality Control) yaitu untuk memonitor hasil-hasil
proyek yang spesifik untuk menentukan bilamana terjadi komplain terhadap
standar dan untuk mengidentifikasi penyebab menurunnya kinerja yang tidak
memuaskan
Ketiga proses ini saling interaksi antara satu proses dengan proses yang lain.
Sedangkan penjaminan mutu/kualitas memerlukan masukan, alat-alat dan teknik, serta
keluarannya adalah peningkatan mutu/kualitas; misal untuk masukan seperti :
• Mutu/kualitas manajemen perencanaan
• Hasil ukuran dari kontrol mutu/kualitas
• Definisi operasiorial
Untuk alat-alat dan teknik meliputi:
• Perencanaan kualitas alat dan teknik:
- Analisa biaya
- Batasan-batasan
- Flow chart /diagram
- Desain experimen
- Biaya dan mutu
• Audit kualitas
Untuk keluaran dari jaminan kualitas adalah :
• Peningkatan mutu/kualitas
3-4
Manajemen Mutu Prodi D-III Teknik. Sipil Polmed
2. Mutu
persyaratan mutu proyek dengan cara yang efektif & efisien, sedangkan unsur
pengelolaan proyek secara keseluruhan sebagai berikut :
a. Meletakkan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek.
Pada umumnya perusahaan-perusahaan besar memiliki dokumen yang berisi
pedoman dasar, filosofi, dan kebijakan mutu yang harus diikuti selama
menjalankan operasi atau produksinya.
b. Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu biaya dan
jadwal.
Karena secara umum setiap kegiatan proyek selalu terkait dengan mutu, biaya
dan waktu maka pimpinan perusahaan harus menggariskan/memberi bobot
mutu relatif terhadap biaya dan waktu, sehingga keputusan ini akan menjadi
pegangan pengelolaan sepanjang siklus proyek.
c. Membuat program penjaminan mutu proyek (QA).
Program ini digunakan untuk keperluan proyek yang spesifik dan tidak
bertentangan dengan program mutu perusahaan secara keseluruhan sedangkan
dari pihak pelanggan adanya program QA yang lengkap dan menyeluruh serta
dokumen yang membuktikan bahwa program tersebut telah dilaksanakan
dengan baik, atau memberikan keyakinan bahwa mutu proyek atau produk
yang dipesannya telah memenuhi syarat yang diinginkan.
d. Implementasi Program QA.
Setelah program Quality Assurance (QA) disusun, implementssi program
tersebut dilaksanakan sepanjang siklus proyek. Agar diperoleh basil yang
efektif, perlu diselesaikan terlebih dahulu langkah-langkah persiapan
penyusunan organisasi serta menyebarluaskan arti dan maksud dari program
Q A kepada semua pihak yang berkepentingan.
3-5
Manajemen Mutu Prodi D-III Teknik. Sipil Polmed
2. Mutu
digunakan, lembaran kontrak dan gambar-gambar detail.
2. Pelatihan: pelatihan umumnya dilaksanakan oleh tenaga ahli misal site
manager karena yang paling mengetahui kondisi penyebab pekerjaan
ulang/kesalahan, sedangkan kelompok ini terdiri dari pelatihan karyawan
maupun perorangan termasuk tim manajemen.
3. Kerjasama tim: merupakan faktor yang perlu diperhatikan karena
memungkinkan terjadinya konflik. Secara tradisionil umumnya sumberdaya
diatur sesuai dengan struktur tim, dan meningkatkan efisiensi dan koordinasi
antar tim adalah tugas manajer proyek. Menurut Deming (1986) tim-tim dapat
meningkatkan mutu/kualitas jika mereka diberi keleluasaan untuk
mengekspresikan pendapat-pendapat mereka; Mereka juga dapat meningkatkan
teknik-teknik konstruksi dan produktfitas sehingga akan mengurangi
"pekerjaan ulang" dan menekan biaya. Tingkat koordinasi yang tidak sesuai
dapat memicu konflik, seperti pekerjaan yang tumpang tindih, kekurangan
material, alokasi sumberdaya yang tidak efisien dan lain-lain.
4. Metode statistik: menurut (Joiner, 1994 dalam Dofir, 2002) menyatakan bahwa
proses yang lebih baik dapat diidentifikasi dari data, dimana pemahaman yang
mendalam atas suatu proses akan menghasilkan data yang lebih baik pula.
Menurut Oberlender (1993), setelah proyek selesai dan siap pakai, pertemuan
formal harus diadakan dengan perwakilan pemilik untuk mendapatkan "umpan
balik" berkaitan dengan penampilan fasilitas yang terbangun. Ini adalah hal
penting untuk mengevaluasi mutu/kualitas proyek dan kepuasan pemilik,
karena perhitungan keberbasilan suatu proyek hanya dapat ditentukan baik
tidaknya fasilitas yang terbangun disesuaikan dengan permintaan pemilik.
5. Keterlibatan penyedia dan pengguna (pemesan), karena kemampuan produksi
sangat tergantung pada hubungan antara penyedia dan pemesan, sehingga
kualitas pada setiap tahapan dalam suatu proses sangat ditentukan oleh tahapan
yang dilakukan sebelumnya, pada tahap konstruksi kontraktor adalah penyedia
sedangkan pemilik adalah pemesan.
Referensi:
1. Dipohusodo, Istimawan (1996), Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1dan 2,
Yogyakarta, Karnisius.
3-6
Manajemen Mutu Prodi D-III Teknik. Sipil Polmed
2. Mutu
2. Dohir, Ahmad (2002), Pengaruh Penerapan Quality Assurance Pada Tahap
Konstruksi Terhadap Kinerja Mutu Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi Di
Jabotabek, Jakarta: http://eprints.ui.ac.id/ 73541-T1566-Pengaruh penerapan-
QA.pdf (25 Desember 2010)
3. Gryna, Frank M (1994), Juran’s Quality Planning And Analisys, London,
Higher Education
4. LPJK, (2005), Panduan Penerapan, Manajemen Mutu ISO 9001:2000, Kompas
Gramedia, Jakarta
5. Nasution, M.N (2001), Manajemen Mutu Terpadu, Edisi pertama, Ghalia
Indonesia, Jakarta
6. Suharto, Iman (2001), Manajemen Proyek, dari Konseptual Sampai Operasiona,
Edisi kedua, Jakarta: Erlangga.
Soal Latihan:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mutu atau kualitas
2. Sebutkan kriteria persyaratan mutu
3. Jelaskan siapa saja pihak-pihak yang berkepentingan terhadap mutu suatu hasil
proyek konstruksi
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan quality control jika ditinjau dari sisi
perencanaan dan pelaksanaan
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan lelemen mutu proyek
6. Jelaskan unsur-unsur pengelolaan mutu proyek
7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
3-7