Anda di halaman 1dari 4

Struktur Kayu I

BAB III
DASAR PERENCANAAN KONSTRUKSI KAYU

Persamaan kekuatan secara umum dalam perencanaan konstruksi kayu dapat dituliskan
pada Persamaan 3.1 sebagai berikut :

Fu ≤ λ ф Π Ci F (3.1)
Keterangan :
Fu = gaya maksimum yang disebabkan oleh serangkaian system pembebanan,
dan disebut juga sebagai gaya terfaktor
λ = faktor waktu sesuai jenis kombinasi pembebanan (lihat Tabel 3.1)
ф = faktor reduksi tahanan (lihat Tabel 3.2)
Π Ci = faktor koreksi masa layan
F = kuat tahanan acuan pada Tabel 2.1.

Tabel 3.1 Faktor waktu λ

Kombinasi pembebanan Faktor waktu (λ)


1,4D 0,6
1,2D + 1,6L + 0,5(La atau H) 0,7 jika L dari gudang
0,8 jika L dari ruangan umum
1,25 jika L dari kejut
1,2D + 1,6(La atau H) + (0,5L atau 0,8W) 0,8
1,2D + 1,3W + 0,5L + 0,5(La atau H) 1,0
1,2D + 1,0E + 0,5L 1,0
0,9D + (1,3W atau 1,0E) 1,0
Catatan Untuk sambungan, λ=1,0 jika L dari kejut

Keterangan :
D : beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen dan peralatan layan
tetap.
L : beban hidup yang diakibatkan oleh penggunaan gedung termasuk pengaruh kejut,
tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain.
La : beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan, dan
material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak.
H : beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan oleh genangan air.
W : beban angin dengan memperhitungkan bentuk aerodinamika bangunandan
peninjauan terhadap pengaruh angin.
E : beban gempa.

Jurusan Teknik Sipil – Polmed III- 1


Struktur Kayu I

Tabel 3.2. Faktor tahanan, Φ


Jenis Simbol Nilai
Tekan Φc 0,90
Lentur Φb 0,85
Stabilitas Φs 0,85
Tarik Φt 0,80
Geser/Puntir Φv 0,75
Sambungan Φz 0,65

Faktor koreksi masa layan merupakan hasil perkalian dari beberapa faktor koreksi seperti
ditunjukkan pada persamaan 3.2 berikut ini.

Π Ci = CM Ct Cpt Crt (3.2)

Keterangan :

CM : faktor koreksi layan basah, untuk memperhitungkan kadar air masa layan yang
lebih tinggi dari 19% pada kayu masif. Nilai faktor koreksi layan basah CM dapat
dilihat pada Tabel 3.3.

Ct : faktor koreksi temperatur, untuk memperhitungkan temperatur layan lebih tinggi


dari 38oC secara berkelanjutan. Nilai faktor koreksi temperatur Ct dapat dilihat
pada Tabel 3.4.

Cpt : faktor koreksi pengawetan kayu, untuk memperhitungkan pengaruh pengawetan


terhadap produk-produk kayu dan sambungan.

Crt : faktor koreksi tahan api, untuk memperhitungkan pengaruh perlakuan tahan api
terhadap produk-produk kayu dan sambungan.

Cr : faktor koreksi pembagi beban pada balok tersusun atau komponen struktur lantai
kayu, dinding kayu, dan plafon kayu, untuk memperhitungkan peningkatan tahanan
lentur penampang.

CF : faktor koreksi ukuran, untuk memperhitungkan pengaruh dimensi komponen


struktur sesuai dengan tata cara yang berlaku; untuk kayu yang mutunya ditentukan
secara masinal, CF = 1,0.

CL : faktor koreksi stabilitas balok, untuk memperhitungkan pengaruh pengekang lateral


parsial.

CP : faktor koreksi stabilitas kolom, untuk memperhitungkan pengaruh pengekang


lateral parsial.

Cb : faktor koreksi luas tumpu, untuk memperhitungkan peningkatan luas efektif bidang
tumpu balok.

Jurusan Teknik Sipil – Polmed III- 2


Struktur Kayu I

Cf : faktor koreksi bentuk, untuk memperhitungkan pengaruh penampang tak persegi


panjang pada perhitungan tahanan lentur.

Cfu : faktor koreksi penggunaan datar, untuk memperhitungkan peningkatan tahanan


lentur dari komponen struktur kayu yang digunakan secara datar/tidur.

Tabel 3.3 Faktor koreksi layan basah, CM

Fb Ft // Fv Fc ┴ Fc // Ew

Balok kayu 0,85 1,00 0,97 0,67 0,80+ 0,90


Balok kayu besar (125
mm x 125 mm atau lebih 1,00 1,00 1,00 0,67 0,91 0,90
besar
Lantai papan kayu 0,85 - - 0,67 - 0,90

Tabel 3.4 Faktor koreksi temperatur, Ct

Kadar air pada Ct


Kondisi acuan
masa layan T≤ 380C 380C< T ≤ 520C 520C< T ≤ 650C
Ft // , Ew Basah atau kering 1,00 0,90 0,90
Fb , Fv Kering 1,00 0,80 0,70
Fc┴ , Fc // Basah 1,00 0,70 0,50

Keberadaan cacat kayu seperti retak, mata kayu, kemiringan serat, dapat menurunkan
kekuatan kayu. Pada kayu yang memiliki cacat, nilai tahanan acuan pada Tabel 2.1 harus
dikalikan dengan nilai rasio tahanan seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Nilai rasio tahanan

Kelas mutu Nilai rasio tahanan


A 0,80
B 0,63
C 0,50

Jurusan Teknik Sipil – Polmed III- 3


Struktur Kayu I

Cacat maksimum yang diperkenankan pada kayu mutu A, B, dan C dapat dilihat pada
Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Cacat maksimum untuk setiap mutu kayu

Macam cacat Kelas Mutu A Kelas Mutu B Kelas Mutu C


Mata kayu :
I. Pada arah lebar 1/6 lebar kayu ¼ lebar kayu ½ lebar kayu
II. Pada arah sempit 1/8 lebar kayu 1/6 lebar kayu ¼ lebar kayu
Retak 1/5 tebal kayu 1/6 tebal kayu ½ tebal kayu
1/10 tebal atau lebar 1/6 tebal atau lebar ¼ tebal atau lebar
Pingul
kayu kayu kayu
Arah serat 1: 3 1: 9 1:6
1/5 tebal kayu 2/5 tebal kayu ½ tebal kayu
Saluran damar eksudasi tidak
diperkenankan
Gubal Diperkenankan Diperkenankan Diperkenankan
Diperkenankan asal Diperkenankan asal Diperkenankan asal
terpencar dan ukuran terpencar dan ukuran terpencar dan ukuran
Lubang serangga dibatasi dan tidak ada dibatasi dan tidak ada dibatasi dan tidak ada
tanda-tanda serangga tanda-tanda serangga tanda-tanda serangga
hidup. hidup. hidup.
Cacat lain (lapuk, hati
Tidak diperkenankan Tidak diperkenankan Tidak diperkenankan
rapuh,retak melintang)

Jurusan Teknik Sipil – Polmed III- 4

Anda mungkin juga menyukai