S S
Untuk menentukan luas tampang batang
yang mengalami tarikan harus diperhatikan
berkurangnya luas tampang akibat adanya
alat-alat sambung.
Untuk itu dalam hitungan selalu digunakan
luas tampang netto (Fn,)
Besarnya luas netto :
Fnt = Fbr • C
C = adalah faktor'perlemahan akibat adanya
alat sambung
Fbr = adalah luas tampang bruto
S S
Untuk merencanakan batang tekan harus
diperhatikan adanya bahaya tekuk. tetapi
tidak perlu memperhatikan faktor
perlemahan seperti batang tarik
Besarnya faktor tekuk (ω) tergantung dari
angka kelangsingan batang (λ)
ℓk I min
λ = ----- i min = √ ----
i min Abr
P P P P
S B S J
ℓ
S J J J
ℓk=ℓ ℓk=2ℓ ℓk=1/2√2ℓ ℓk=1/2ℓ
P.ω
σtk// = --- - ≤ σtk// (ijin)
Abr
Untuk merencanakan dimensi batang tekan,
sebagai pedoman awal dapat digunakan rumus-
rumus, sebagai berikut :
M M
P P
M M
dimana :
σtr//
α = ----
σlt
b. Lenturan dan tekanan
P P
M M
dimana :
σtk//
α = ----
σlt
SOAL 1 :
Sebuah batang tarik dari kayu mutu A, dengan Bj = 0,5
menahan gaya sebesar 5 ton. Konstruksi terlindung dan
menahan muatan tetap. Tentukan dimensi batang tarik
tersebut yang aman dan ekonomis,jika nantinya akan
digunakan sambungan bout ?
Jawab :
σ tr// = 150 . g = 150 . 0,5 = 75 kg/cm2
P = 5.000 kg
Bj = 0,5
SOAL 2 :
Suatu batang tekan panjang 2 m mendukung gaya 6
ton. Batang tersebut merupakan bagian dari suatu
konstruksi kuda-kuda yang direncanakan untuk
menahan muatan tetap dan muatan angin. Jika Bj
kayu = 0,65 mutu A, rencanakan dimensi batang
tekan tersebut.
Jawab :
Konstruksi kuda-kuda (terlindung),
Muatan tetap dan muatan angin , γ = 5/4
Konstruksi kuda-kuda = konstruksi rangka batang
ℓk =ℓ =2m
Bj = 0,65 (Kayu kelas II)
σ tk//(ijin) = 150 . 0,65 . 5/4 = 121,875 kg /cm2
Imin = 50 . Ptk . Ik2
eksentrisitas e
momen sekunder = P . e
b.
e=0
Sambungan Dengan Baut
Baut sebagai alat penyambung banyak dipakai,
meskipun tidak begitu baik, karena :
◦ efisiensi rendah
◦ deformasi besar
Tegangan-tegangan dalam arah sambungan maupun
pada penampang baut dianggap rata dalam
perhitungan. Sesungguhnya pembagian tegangan
tegangan sebagai berikut :
Menurut PPKI pasal 14.
◦ Alat penyambung baut harus dibuat dari baja st 37
atau dari besi yang mempunyai kekuatan paling
sedikit seperti st 37
◦ Lubang baut harus dibuat secukupnya saja dan
kelonggaran tidak boleh lebih dari 1,3 mm.
◦ Garis tengah baut paling kecil harus 10 mm (3,8"),
sedang untuk sambungan baik bertampang satu
maupun bertampang dua, dengan tebal kayu lebih
besar dari 8 cm, harus dipakai baut dengan garis
tengah paling kecil 12,7 mm (1/2").
◦ Baut harus disertai plat ikutan yang tebalnya min 0,3d
dan maks 5 mm dengan garis tengah 3d atau jika
mempunyai bentuk persegi empat, lebarnya 3d,
dimana d = garis tengah baut. Jika bautnya hanya
sebagai pelekat, maka tebal plat ikutan dapat diambil
min 0,2d dan maksimum 4 mm.
•Sambungan bertampang satu / geser tunggal
Sambungan bertampang dua / geser ganda
ɸ baut (d) 12 14 16 18 20 22 24
ɸ ulir (dk) 9 10,5 12,5 14 16 18 20,5
Ukuran dalam mm
Sambungan kayu dengan plat simpul :
Direncanakan menggunakan sambungan baut
dengan menggunakan pelat simpul dari baja (
sambungan tampang dua ).Sambungan bertampang
dua golongan II ( PKKI 1961 Pasal 14 ayat 5 ). Gaya
batang tekan 33,5 kg, sudut arah gaya 90 deg.
λb = 4.3
S = 100db3( 1 – 0.6 sin α)
S = 200 db1( 1 – 0.6 sin α )
S = 430 d2 ( 1 – 0.35 sin α )
Direncanakan
• Diameter baut 10 mm (PKKI 1961 Pasal 14 ayat 3 )
• Tebal plat = 0.3 d = 0.3(10)= 3 mm ( PKKI Pasal
14 ayat 4 )
SAMBUNGAN – A
Batang B1 = -33,5 kg 5/7
S1 = 100 d b3. (1 – 0,6 sin 90)
S1= 100 (1) (5) (0,4) = 200 kg
S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 )
S2 =200 . 1. 0,3 (0,4)
S2 =24 kg (diambil S yang terkecil)
S3= 430 d². (1 – 0,35 sin 90)
S3= 430 (1)²(0,65)= 279,5 kg
Sr = 1,25 . S .(5/4).(5/6)
Sr = 1,25 . 24 .(5/4).(5/6)
Sr = 31,25 kg
η = P/S = 33,5 kg / 31,25 = 1,072 2 Baut
Contoh soal menghitung plat ikutan:
Ap = μ2 - ¼.Л.(1.8+0.2)2
Ap = μ2 - ¼.Л.22
Ap = μ2 - Л
Ap ≥ P / σtk⊥
μ2 – Л ≥ 1400 / 25
μ ≥ 7,69 ~ 8 cm (lebar plat ikutan)
Chek :
Tebal plat ikutan = 0,3 d = 0,3. 1,8 = 0,54 cm ~ 5 mm
Lebar plat ikutan = 3 d = 3 . 1,8 = 5,4 < 8 cm (Tidak OK)
dipilih 8 cm.
Ukuran plat ikutan = 8/8/0,5
SAMBUNGAN DENGAN PAKU
Suatu sambungan dengan menggunakan paku, adalah
sambungan dengan memakai perekat.
Deformasi sambungan paku lebih kecil dibandingkan
sambungan baut
S = b.d.σkd (ijin) b ≤ 7d
S =7.d2 σkd (ijin) b ≥ 7d
S = Gaya yang diperkenankan per paku
b = Tebal kayu
d = Diameter paku (daftar Vb)
σkd = Kokoh desak kayu
Ujung paku yang keluar dari sambungan
sebaiknya dibengkokkan tegak lurus arah
serat, asal pembengkokan tersebut tidak
akan merusakkan kayu.
1
tm h untuk 50 o
4
1
t m h untuk 60 o
6
h : tinggi batang mendatar
Untuk harga antara 50 deg. dan 60 deg.
besarnya gigi maksimum harus disisipkan
lurus.
Gigi supaya dibuat menurut garis bagi sudut luar
β
Panjang kayu muka lm harus dihitung
S cos α
Im = -----------, tetapi Im ≥ 15 cm , b = lebar
Ʈ .b batang
mendatar
lm
tm
a
CONTOH SOAL :
Penyelesaian :
Kayu kelas II mutu A γ = 1, β= 1
σtk// = 85 kg/cm2
σtk = 25 kg/cm2
Ʈ = 12 kg/cm2
a. PH = P . cos a = 2.000 . cos 28° = 1.765,9 kg
b. PV = P . sin a = 2.000 . sin 28° = 938,94 kg
c. tmmax = ¼ h = ¼ . 12 = 3 cm
PH 1765,9
d. tm = ----- = ------ = 2,6 cm < 3 cm(ok)
σtk//. b 85 x 8
dipakai tm = 2,6 cm
e. lm = .........
f. a = .........