Anda di halaman 1dari 48

Perecanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia teknik sipil, terdapat berbagai macam konstruksi bangunan seperti gedung,
jembatan, drainase, waduk, perkerasan jalan dan sebagainya. Semua konstruksi bangunan
tersebut akan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada
tahap perencanaan dan pelaksanaan diperlukan suatu disiplin ilmu (teknik sipil) yang
mantap supaya menghasilkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis. Pada
kesempatan ini, saya mencoba untuk merencanakan dan mendesain suatu konstruksi
bangunan gedung dua lantai.
1.2 Ruang Lingkup Perencanaan
Perencanaan Bangunan Gedung I merupakan bagian dari kurikulum Fakultas
Teknik Jurusan Sipil Universitas Syiah Kuala, dimana dalam tugas perencanaan ini
mencakup 3 sub perencanaan, diantaranya : Struktur Kayu, Struktur Baja, dan Struktur
Beton. Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan harus dilakukan analisa struktur yang
harus diperhatikan perilaku struktur dan ketelitiannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis sesuai dengan
yang diharapkan.
Pada perencanaan kuda - kuda kayu, akan dihitung pembebanan pada konstruksi
kayu, perhitungan panjang batang, perencanaan gording, pendimensian batang, perhitungan
sambungan serta perhitungan kubikasinya.
Untuk perhitungan kombinasi gaya - gaya batang akibat pembebanan pada masing masing titik buhul dan beban gabungan serta perhitungan sambungan dapat dilihat secara
rinci pada lampiran Perencanaan Konstruksi Kuda - kuda Kayu.

RAHMATUL FADDIS (1004101010016)

Perecanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)

1.3 Tujuan
Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan ilmu-ilmu
yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga sebagai perbandingan
antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga memberikan wawasan yang lebih
luas bagi para mahasiswa.
1.4 Peraturan yang Digunakan
Perhitungan muatan berpedoman pada Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI1967) dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PBI - 1987). Ukuran kayu yang digunakan
berdasarkan gaya-gaya yang bekerja tiap batang, dimana besarnya gaya-gaya batang
tersebut dihitung dengan metode Cremona.
1.5 Penempatan Beban
1.5.1

Beban Mati

Beban mati dapat dibagi 2 bagian yaitu :


1. Muatan yang diakibatkan oleh berat sendiri. Yaitu atap, gording dan kuda-kuda,
muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas.
2. Muatan yang diakibatkan oleh berat plafond, dianggap bekerja pada titik buhul
bagian bawah.
1.5.2

Beban Hidup

Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat air hujan
yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum sebesar 100 kg dan
beserta air hujan adalah (40 - 0,8 a) kg/m2, dimana a adalah kemiringan atap.
1.5.3

Beban Angin

Angin tekan dan angin hisap yang bekerja dianggap bekerja pada tiap titik buhul
bagian atas dan arahnya tegak lurus bidang atap.

RAHMATUL FADDIS (1004101010016)

Perecanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)

Untuk konstruksi gedung tertutup dengan a< 65 maka :

Koefisien angin tekan = (0,02 a - 0,4) dan


Koefisien angin isap = - 0,4

RAHMATUL FADDIS (1004101010016)

Perecanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)

1.6 Ketentuan Mengenai Tegangan Kayu


Jenis kayu yang digunakan untuk rangka kuda-kuda adalah kayu Rasamala dengan
berat jenis rata-rata adalah 0,81g/cm3, Konstruksi terlindung sehingga P =1 dan pada
konstruksi bekerja muatan tidak tetap 5 = 5/4 dan muatan tetap 5 = 1 (PKKI - 1961 pasal
6

). Untuk rangka kuda-kuda digunakan kayu kelas II, yaitu kayu Rasamala dengan berat

jenis rata-rata 0,81 g/cm3, berdasarkan PKKI - 1961 daftar II untuk kayu kelas II (mutu A),
korelasi tegangannya adalah :
aT =
170 x 0,81
=
137,7 kg/cm
2

//

Gtk

OtkL =

Gtr

//

=1

5 0

x 0,81

40x 0,81
32,4 kg/cm

T// =
=

20 x 0,81
16,2 kg/cm

= 121,5 kg/cm

Berdasarkan PKKI - 1961 kayu Rasamala termasuk kayu kelas II dengan tegangan izin:

aIT

atk //= atr //

Gtkk =

T//

1 0 0

kg/cm

= 85 kg/cm

25 kg/cm

1 2

kg/cm

1.7 Ketentuan Mengenai Alat Sambung


Alat sambung yang digunakan adalah paku, untuk perencanaan dimensi alat
sambung digunakan rumus yang tertera pada PKKI - 1961 yang disesuaikan dengan ukuran
jenis kayu.

RAHMATUL FADDIS (1004101010016)

BAB II
PEMBEBANAN
J

2.1 Pembebanan Pada Konstruksi Kayu


Kuda-kuda seperti tergambar diatas
Jenis kayu

Rasamala ( Bj = 0,81g/cm3 ) PKKI 1961

Kelas kayu

Kelas kuat II Seng Metal 30o

Jenis atap

3,60 m

Kemiringan atap (a)


Jarak

antar

kuda-

Panjang
bentang kuda-kuda = 10,80 m
kuda
Jarak antar gording Alat

= 0,60 m

sambung Tekanan angin

= Paku

(ra) Plafond +

= 40 kg/m2 (PPI 1983, pasal 4.2 ayat 2) =

Penggantung

( Bj = 18 kg/m2 ) PPI 1983

2.2 Perhitungan Panjang Batang

Batang Mendatar
Batang H1 = H2 = H3= 1,80 m

Batang Kaki Kuda-kuda


Batang A1 = A2 = A3
A,- "1

1,80
Cosa Cos30

= 2,08 m

Batang Tegak Lurus


Batang Vi = Ai Sin A = 2,08 Sin 30 = 1,04 m
Batang V2 = (A1+ A2) x Sin A = (4,16) x Sin 30

= 2,08 m

Batang V3 = h = 3,i2 m
Batang Diagonal

D = 4V

+H

=41,042 +1,802 = 2,08 m D

4 V + H =42,08 +1,80 = 2,75 m

Tabel 2.1. Panjang Batang


Nomor
Panjang Batang
Batang

(m)

Nomor

Panjang Batang

Batang

(m)

A1

2,08

H6

1,80

A2

2,08

D1

A3

2,08

D2

2,08
2,75

A4

2,08

D3

2,75

A5

2,08

D4

A6

2,08

V1

2,08
1,04

H1

1,80

V2

H2

1,80

V3

H3

1,80

V4

H4

1,80

V5

H5

1,80

2.3 Perencanaan Gording


Direncanakan:

Jarak antar kuda-kuda

Ukuran gording

Jarak antar gording

Jenis atap

Berat atap Seng metal (PPI 1983)

3,60 m 8/12 cm
0,60 m Seng
metal (Bj = 10
kg/m2)

2,08
3,12
2,08
1,04

= 40 Kg/m2

Tekanan angin (PPI 1983)

Kayu yang dipakai adalah kayu kelas II jenis Rasamala dengan berat jenis
0,81g/cm3. Beban yang diperhitungkan pada gording adalah beban mati, beban hidup dan
beban angin
2.3.1

Perhitungan gaya dalam

A. Beban mati
Beban mati merupakan beban gaya berat pada suatu posisi tertentu. Beban mati
yang diperhitungkan disini adalah jenis kayu Rasamala dengan berat jenis 810 kg/m3 (PPKI
1961).
Berat gording

= 0,08 x 0,12 x 810

Berat penutup atap = 0,60 x 10

7,780 kg/m

kg/m +

q = 13,780 kg/m

3,60 m

qx

= q sin a

= 13,780 x sin 30o

= 6,890 kg/m

qy

= q cos a

= 13,780 x cos 30o

= 11,930 kg/m

Mx = 1/8 qy l2
My = 1/8 qx l2

= 1/8 x 11,930 x (3,60)2= 19,330 kg.m


= 1/8 x 6,890 x (3,60)2 = 11,162 kg.m

B. Beban hidup
Beban hidup yang diperhitungkan pada atap gedung menurut PPI-1983 adalah
beban terpusat akibat pekerja dan peralatannya serta beban terbagi rata akibat air hujan.
Momen akibat beban hidup ini diambil yang paling besar atau yang paling menentukan
diantara dua jenis muatan berikut :
1. Beban terpusat

Berdasarkan PPI-1983 ( Bab-3 pasal 3.2 ayat 2.b), akibat beban terpusat dari
seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran yang bekerja di tengah bentang
merupakan beban hidup sebesar P = 100 kg.

Px

= P sin A

= 100 x sin 30o

= 50 kg/m

Py

= P cos A

= 100 x cos 30o

= 86,60 kg/m

Mx

= '/4 Py L

= / x 86,60x 3,60

= 77,94 kg.m

My

= / Px L

= / x 50x 3,60

= 45 kg.m

2. Beban terbagi rata


Menurut PPI-1983 muatan air hujan per meter persegi bidang datar berasal dari air
hujan, dapat ditentukan dengan rumus :
(40 - 0,8 a) = (40 - 0,8(30)) = 16 kg/m2 Jadi Beban
akibat air hujan yang diterima gording adalah :
q

= 16x 0,60

qx

= q sin A

= 9,60 x sin 30o

= 4,80 kg/m

qy

= q cos A

= 9,60 x cos 30o

= 8,314 kg/m

Mx

= 1/8 qy l2

= 1/8 x 8,314 x (3,60)2

My

= 1/8 qy l

= 9,60 kg/m

= 1/8 x 4,80 x (3,60)

= 13,469 kg.m
= 7,776 kg.m

Dari kedua beban hidup di atas, momen yang menentukan adalah momen yang
terbesar, yaitu akibat pekerja dan peralatannya P = 100 kg.
C. Beban angin
Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positif dan negatif
(hisap). Tekanan angin bekerja tegak lurus pada bidang atap sebesar ro= 40 kg/m 2 dengan
demikian tekanan angin hanya bekerja pada sumbu y saja sedangkan sumbu x = 0. Ada dua
jenis beban angin yang harus ditinjau, yaitu:
1. Angin tekan
Koefisien angin tekan untuk sudut < 65o adalah:

CT = 0,02 a - 0,4 = 0,02 (30o) - 0,4 = 0,2


jadi :
qx = 0

DIMANA

: Li = jarak antara gording

qy = CT x L1 x ro

= 0,2 x 0,60 x 40

4,8 kg/m

Mx = 1/8 x qy x L2

= 1/8 x 4,8 x (3,60)2 =7,776 kg.m

My = 0
2. Angin hisap
Koefisien angin hisap CH = - 0,4 ( PPI-1983 )
qx = 0
qy = CH x L1 x ro

= (-0,4) x 0,60 x 40 = 9,6 kg/m (-)

Mx = 1/8 x qy x L2

= 1/8 x (-9,6) x (3,60)2= 15,552 kg.m (-)

My = 0
Di dalam perhitungan hanya angin tekan saja yang diperhitungkan karena angin
hisap malah akan memperkecil tegangan pada batang.
Besarnya momen akibat variasi dan kombinasi beban, diperlihatkan pada tabel berikut :
Tabel 2.2. Besarnya Momen Akibat Variasi dan Kombinasi Beban
Beban Hidup
Beban
Beban

Mati

Terpusat

Beban
Terbagi

Beban Angin
Angin

Angin

Tekan

Hisab

Kombinasi Beban

Primer

Sekunder

(2)

(3)

rata
(4)

(5)

(6)

(7= 2+3)

(8= 2+3+5)

Mx(kg.m)

19,330

77,94

13,462

7,776

15,552

97,270

105,05

My(kg.m)

11,160

45,00

7,776

0,00

0,00

56,160

56,160

(1)

2.3.2

Pendimensian gording

Berdasarkan PPKI-1961, Kayu Rasamala dengan Bj = 810 kg/m tergolong kayu


3

kelas kuat II dengan

lt = 100 kg/cm2, konstruksi terlindung (P = 1),muatan tetap / primer

(5 = 1), muatan tidak tetap (5 = 5/4), maka tegangan izin lentur :

12 cm

Wx = 1/6 x b xh2

2
3
Wy = 1/6
x b2 xh
= 1/6
x 8direncanakan
x 12 = 128cm8/12,
Untuk
ukuran
gording
yang
maka
3
3
4
Ix = 1/12 x b x h = 1/12 x 8 x 12 = 1152cm
diperoleh:

8 cm

2.4 Kontrol Keamanan

2.4.1

a lt
==
1/6
P x 85 x 12
Olt2 = 192cm3

iy = 1/12 x b3 x h

= 1/12 x 83 x 12= 512cm4

Kontrol Tegangan

Kontrol tegangan dilakukan terhadap 2 jenis kombinasi, yaitu kombinasi


pembebanan primer dan kombinasi pembebanan sekunder.
A. Kombinasi pembebanan primer.
Merupakan beban tetap (5 = 1) pada konstruksi terlindung (P = 1), sehingga :
A

lt = A lt x 5 x P = 100 x 1 x 1 = 100 kg/cm2

Dengan :

Mx = 97,270kg.m = 9727 kg.cm


My = 56,160 kg.m = 5616 kg.cm

Diperoleh :

MX MY
9727
5616
,2
GI B =------+------- = ------- +--------= 94,54 kg/cm2
D
WX
WY 192
128
TYT

L TYT

l tytb <

lt

94,54 kg/cm2< 100 kg/cm2................................ (AMAN)

B. Kombinasi pembebanan sekunder


Merupakan beban tidak tetap (5 =5/4) pada konstruksi terlindung (P = 1), sehingga
A

Dengan :

lt = A lt x 5 x P = 100 x 5/4 x 1 = 125 kg/cm2


Mx = 105,05kg.m = 10505 kg.cm
My = 56,16 kg.m = 5616 kg.cm

Mx + M^= 10505
Wx Wy 128

Diperoleh :

5616
192

111,32 kg/cm2

Gl tytb <l t
111,32 kg/cm2<125 kg/cm2................................ (AMAN)
Konstruksi gording aman terhadap tegangan lentur.
2.4.2

Kontrol lendutan
Menurut PKKI-1961, lendutan yang diizinkan untuk gording adalah:
f = x L = (360) = 1,80 cm 200 200
Modulus elastisitas kayu Rasamala adalah : E =100000 kg/cm2

A. Akibat beban mati

qx = q sin a

= 13,780 x sin 30o

= 6,890 kg/m

qy = q cos a

= 13,780 x cos 30o

= 11,930 kg/m

Momen Inersia gording


Ix

= 1/12 x b x h3 = 1/12 x 8 x 123

= 1152 cm4

Iy

= 1/12 x b3 x h = 1/12 x 83 x 12

= 512 cm4

Lendutan gording

5 QXL
5 (0,06890) x(360)4
fy1 =------X-------=-------X ------------------= 0,2354cm
384 E.IY
384 (125000) x(512)

QY.L4

(0,11930) x(360)4

384 ELX 384 (125000)x(1152)


B. Akibat beban hidup
Px

= P sin A

= 100 x sin 30o

Py

= P cos A

= 100 x cos 30o

Momen Inersia gording Ix

= 1/12 x

b x h3 = 1/12 x 8 x 123
Iy

= 1/12 x b x h = 1/12 x 8 x 12

50 kg/m
86,60 kg/m
1152 cm4
512 cm4

Lendutan gording
.
1 PxL
IV2 = X---------------------------48 E.Iy

(50) x(360)3
=

48 (125000) x(512)

0,760cm
0,585cm

.
1 Py.L
1 (86,60) x(360)
fx2 = X---- = X ------------
48 EIx
48 (125000) x(1152)

C. Akibat beban angin


1. Angin tekan
qx = 0
qy = CT x Li x ro = 0,2 x 0,60 x 40

= 4,8 kg/m

Lendutan gording
fy3 = 0
.
5 QY.L4
5
(0,048)x(360)4
fx3 =------X------=-------X----------------------= 0,0729cm
384 EIX 384 (125000)x(1152)

2. Angin hisap
Lendutan akibat angin hisap tidak perlu diperhitungkan, karena angin hisap hanya
memperkecil lendutan.
fytotai = fx1 + fx2 + fx3 = 0,2354 + 0,760 + 0,000

=0,9954 cm

fxtotai = fy1 + fy2 + fy3 = 0,1812 + 0,585 + 0,0729

=0,8391 cm

fytb = (FA TOTAL )2 + (f y

t OTAl

)2 = V(0,8391)2 + (0,9954)2

= 1,302 cm

fytb < f
fytb = 1,302 cm < 1,80 cm....................................................................(AMAN)
Dari perhitungan dapat disimpulkan bahwa gording yang direncanakan dengan
ukuran 8/12 cm dapat digunakan, karena telah memenuhi syarat kontrol tegangan dan
lendutan.

2.5 Pembebanan pada Kuda-kuda


Perhitungan beban disini berpedoman pada Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI1983) dan untuk konstruksi kayu juga menggunakan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
(PKKI-1961).

2.6.1

Beban mati

Beban mati kuda-kuda terdiri dari :


A. Berat sendiri konstruksi kuda-kuda
B. Berat atap
C. Berat plafond dan penggantung
D. Berat gording
A. Berat sendiri konstruksi kuda-kuda
Ukuran kayu direncanakan :
Balok Bint

= 2 x 4/14 cm

Balok kaki kuda-kuda

= 8/12 cm

Balok vertikal

= 8/12 cm

Balok diagonal

= 8/12 cm

Balok gapit

= 2 x 4/14 cm

Ikatan angin

= 2 x 4/14 cm

Berat masing-masing batang :


1. Balok bint = 2 x 4/14 cm

Hi = H2 =H3 = H4 =H5 =H6 =1,80 m P = 2


x 0,04 x 0,14 x 1,80 x 810= 16,330 kg
2. Balok kaki kuda-kuda = 8/12 cm
A1 =A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = 2,08 m P
= 0,08 x 0,12 x 2,08 x 810= 16,174 kg
3. Balok vertikal = 8/12 cm
V1 = V5 = 1,04 m
P = 0,08 x 0,12 x 1,04 x 810= 8,087 kg V2
= V4 = 2,08 m
P = 0,08 x 0,12 x 2,08 x 810= 16,174 kg
V3 = 3,12 m
P = 0,08 x 0,12 x 3,12 x 810= 24,261 kg
4. Balok diagonal = 8/12 cm
D1= D4 = 2,08 m
P = 0,08 x 0,12 x 2,08 x 810= 16,174 kg
D2 = D3 = 2,75 m
P = 0,08 x 0,12 x 2,75 x 810= 21,384 kg
5. Ikatan Angin = 2 x 4/14 cm
Panj ang Ikatan Angin =-N/(2,00)2 + (3,60)2 = 4,118 m
P = 2 x 0,04 x 0,14 x 4,118 x 810
6. Tritisan = 0,08 x 0,12 x 1,15 x 810

= 37,358 kg
= 8,942 kg

Pelimpahan beban pada masing-masing titik buhul akibat berat batang sendiri :
1. Titik A = B = 'A (A1 + H1 ) + tritisan
= A (16,174+ 16,330) +8,942 = 25,194 kg
2. Titik C = G = A (H1 + H2 + V1 )
= A (16,330+ 16,330+8,087) = 20,374 kg
3. Titik D = F = / (Di + H2 + H3 + V2 )

= / (16,174+ 16,330 + 16,330 + 16,174) = 32,504kg


4. Titik E = / (H + H + D + D + Ikatan Angin + V3)
3

= / (16,330+ 16,330+ 21,384 + 21,384+ 37,358+ 24,261) = 68,524 kg


5. Titik H = L = / (A1 + A2 + V1 + D1 )
= / (16,174 + 16,174+ 8,087+ 16,174) = 28,305 kg
6. Titik I = K = / (A2 + A + V2 + D2 )
3

= / (16,174+ 16,174+ 16,174+ 21,384) = 34,953 kg


7. Titik J = / (A + A4 + V + ikatan angin)
3

= / (16,174+ 16,174+ 24,261 + 37,358) = 46,984 kg


B. Berat penutup atap + berat gording
Menurut PPI- 1983,berat penutup atap seng metal per m bidang atap = 10 kg/m2.
2

Bila jarak antar kuda-kuda 3,60 m, maka beban yang diterima :


Gording = 0,08 x 0,12 x 810 = 7,776 kg/m
P1 = Berat penutup atap = 10 x jarak antar kuda - kuda x jarak gording
= 10 x 3,60 x 0,6 = 21,6 kg
P2 = Berat gording =7,776 x jarak antar kuda kuda = 7,776 x 3,6 = 27,994 kg P = P1 + P2 = 21,6
+ 27,994 = 49,594 kg P = 1/2P1 + P2 = '/2 (2 1 ,6 )
+ 27,994 = 38,794 kg

IMH = 0
RAH (2,08) = 49,594 (2) + 49,594 (1,4) + 49,594 (0,8) + 49,594 (0,2)
RAH = 104,910 kg IV = 0
RHA = 4(49,594) -104,910= 93,446kg
IMI = 0
RHI (2,08) = 49,594 (1,68) + 49,594 (1,08) + 49,594 (0,48) RHI =
77,252 kg IV = 0
RIH = 3(49,594) -77,252= 71,530kg

IMJ = 0
RIJ (2,08) = 49,594 (1,96) + 49,594 (1,36) + 49,594 (0,76) + 49,594 (0,16)
RIJ = 101,094 kg IV = 0
RJI = 4(49,594) -101,094 = 97,282 kg
Balok nok 5/10 kayu Rasamala dengan Bj = 810 kg/m3 Berat nok = 0,05 x
0,10 x 3,60 x 810 = 14,580 kg Jadi, Pelimpahan beban penutup atap + gording pada
masing-masing titik buhul :
1. Titik A = B

= RAH
= 104,910kg

2. Titik H = L

= RHA+ RHI
= 93,446+ 77,252= 170,712 kg

3. Titik I = K

= RIH + RIJ

= 71,530+ 101,094= 172,624 kg


4. Titik J

= (2 x RJI) + berat nok


= (2 x 97,282) + 14,580 = 209,144 kg

C. Berat plafond dan penggantung


Berat plafond dan penggantung = (11 + 7) = 18 kg/m2 (PPI-1983)
1. Titik A = B

= / (H1 ) x 3,60 x 18
= / (1,80) x 3,60 x 18 = 58,320 kg

2. Titik C = D = E = F = G = / (H1 + H2 ) x 3,60 x 18


= / (1,80 + 1,80) x 3,60 x 18 = 116,64 kg
2.6.2
A.

Beban hidup

Beban orang/pekerja
PPI-1983 menegaskan bahwa pada tiap titik buhul bagian atas perlu ditambah beban

sebesar 100 kg yang diakibatkan oleh seorang pekerja dan peralatannya. Tetapi pada kantilever
ditambah beban sebesar 200 kg. Demikian juga pada titik buhul bagian bawah ditambah 100 kg
sebagai akibat dari pemasangan instalasi listrik. Penyambungan titik buhul dan keduanya
merupakan bagian dari beban hidup.
B.

Beban air hujan


Menurut PPI-1983, beban air hujan yang bekerja pada titik buhul bagian atas dapat

dicari dengan menggunakan rumus :


beban air hujan = 40 - 0,8 a = 40 - (0,8 x 30o) = 16 kg/m1

Beban terhadap titik buhul masing-masing :


1. Titik A = B = 'A (A + tritisan) x 3,60 x 16
1

1 Angin tekanC = 0,02 a - 0,4 = (0,02 x 30o) - 0,4 = 0,2


Beban yang diterima masing-masing titik buhul :

Titik buhul A = B= (A (A1)+ tritisan) x 3,60 x 0,2 x 40


= (A(2,08) + 1,15) x 3,60 x 0,2 x 40 = 46,512 kg

Titik buhul H = I = K = L = A (A1 + A2) x 3,60 x 0,2 x 40


= A (2,08+ 2,08) x 3,60 x 0,2 x 40 = 59,904 kg
2Titik buhul J= A (A3) x 3,60 x 0,2 x 40= A (2,08) x 3,60
x 0,2 x 40 = 29,952 kg

= A (2,08 + 1,15) x 3,60 x 16 = 93,024 kg


2. Titik H = I = J = K = L = A (A1 + A2 ) x 3,60 x 16
= A (2,08 + 2,08) x 3,60 x 16 = 119,808 kg Dari kedua jenis
beban hidup di atas (beban orang/pekerja dan air hujan), maka beban yang diperhitungkan
adalah beban yang terbesar yaitu beban air hujan.
2.6.3

Beban angin

Beban angin yang bekerja ro = 40 kg/m2. Untuk bangunan yang tertutup menurut PPI1983 untuk sudut kemiringan atap = 30o, maka koefisien angin tekan dan angin hisap.
2. Angin hisap
C = - 0,4
Beban yang diterima masing-masing titik buhul :

Titik buhul A = B

= ('A (A1)+ tritisan)x 3,60 x (-0,4) x 40


= (A(2,08) + 1,15) x 3,60 x (-0,4) x 40 = 93,024 kg (-)

Titik buhul H = I = K = L = A (A1 + A2 ) x 3,60 x (-0,4) x 40


= A (2,08+ 2,08) x 3,60 x (-0,4) x 40 = 119,808 kg (-)

Titik buhul J

= A (A3 ) x 3,60 x (-0,4) x 40


= A (2,08) x 3,60 x (-0,4) x 40 = 59,904 kg (-)

Tabel 2.3. Tabel Pembebanan pada masing - masing titik.


BEBAN TETAP

BEBAN HIDUP

JUMLAH

DIBULATKAN

TITIK
BUHUL
BERAT

BEBAN ATAP +

BERAT PLAFOND +

( G)

( G)

( G)

( G)

104,910
104,910

58,32

100

93,024

381,448

382

58,32

100

93,024

381,448

382

116,64

100

237,014

238

116,64

100

248,694

249

116,64

100

285,164

286

116,64

1 0 0

248,694

249

116,64

100

237,014

238

100

119,808 318,825

319

100

119,808 327,385

328

100

119,808 375,936

376

100

119,808 327,385

328

100

119,808 318,825

319

sendiri
K

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L

25,194
25,194
20,374
32,504
68,524
32,504
20,374
28,305
34,953
46,984
34,953
28,305

gording
K

170,712
172,624
209,144
172,624
170,712

penggantung
K

PEKERJA
K

HUJAN
(K

G)

Tabel 2.4. Kombinasi Gaya Batang Akibat Beban Gabungan


Kombinasi Muatan
Panjang
No.
Batang

Batang

Muatan
Tetap

Muatan Angin Muatan Angin


Tekan Kiri Hisap Tekan Kanan
Kanan
Hisap Kiri
( kg )
( kg )

( kg )

( kg )

A1

2,08

-2930

52,07

A2

2,08

-2373

A3

2,08

A4

(2 + 3)

(2 + 4)

Gaya
Maksimum

Gaya
Desain

( kg )

( kg )

( kg )

( kg )

207,26

-2877,93

-2722,74

-2877,93

86,65

138,09

-2286,35

-2234,91

-2286,35

-1802,7

121,24

70,48

-1681,46

-1732,22

-1732,22

2,08

-1802,7

69,36

122,36

-1733,34

-1680,34

-1733,34

A5

2,08

-2373

138,72

88,3

-2234,28

-2284,7

-2284,7

A6

2,08

-2930

207,33

52,148

-2722,67

-2877,852

H1

1,8

2537,5

226,06

-427,39

2763,56

2110,11

2763,56

H2

1,8

2537,5

226,06

-427,39

2763,56

2110,11

2763,56

H3

1,8

2055,1

166,16

-119,59

2221,26

1935,51

2221,26

H4

1,8

2055,1

-88,65

58,32

1966,45

2113,42

2113,42

H5

1,8

2537,5

-134,01

116,93

2403,49

2654,43

2654,43

H6

1,8

2537,5

-134,01

116,93

2403,49

2654,43

2654,43

D1

2,08

-557

-69,17

138,34

-626,17

-418,66

-626,17

D2

2,75

-754,5

-91,5

180,94

-846

-573,56

-846

D3

2,75

-754,5

183,26

90,81

-571,24

-663,69

-663,69

D4

2,08

-557

138,91

67,59

-418,09

-489,41

-2877,852

238

238

238

458,33

562,09

1356,22

1357,34

561,3

596,95

238

238

1,04

238

V2

2,08

527,5

34,59

-69,17

562,09

V3

3,12

1426,7

-69,36

-70,48

1357,34

V4
V5

2,08
1,04

527,5
238

69,45
0

33,8
0

596,95
238

2763,56

-846

-489,41

V1

-2877,93

1357,34

BAB III
PENDIMENSIAN BATANG
3.1 Dasar Perhitungan

Untuk rangka kuda-kuda digunakan kayu kelas I, yaitu kayu rasamala dengan
berat jenis rata-rata 810 kg/cm2, berdasarkan PKKI-1961 daftar II untuk kayu kelas II
adalah:

ATT

=1

ATK

//= ATR // = 85 kg/cm

ATK

= 25 kg/cm

T// = 12 kg/cm

0 0

kg/cm

Konstruksi terlindung (konstruksi kuda-kuda), faktor p = 1. Pembebanan akibat muatan


tetap dan angin, faktor 5 = 5/4 (PKKI-1961), maka tegangan-tegangan izinnya adalah:
ATT

= 125 kg/cm

= 1 x 5/4 x 85 kg/cm
= 1 x 5/4 x 25 kg/cm

=
106,25kg/cm2
= 31,25 kg/cm

= 1 x 5/4 x 12 kg/cm

= 15 kg/cm

A TK //
TR //
A TK

= 1 x 5/4 x 100 kg/cm


=A

T//

Alat sambung menggunakan baut dengan pelemahannya

2 0

% sehingga Fnetto = 80% x Fbruto.

Berdasarkan PKKI-1961 bab V pasal 9, batang-batang kayu konstruksi rangka (vakwerk)


harus mempunyai ukuran lebih besar atau sama dengan 4 cm, dan luas penampang lebih
besar atau sama dengan 32 cm .
2

1. Perhitungan batang tarik menggunakan rumus :


Fn = 0,9 Fbr

P
_
dimana:F

ytb

< a tr
0,8 X F r //
b

besar gaya pada batang yang ditinjau

Luas tampang bruto

br

2. Perhitungan batang tekan menggunakan rumus :


Untuk perhitungan batang tekan, ujung batang dianggap sendi-sendi (Lk = L). Menurut
PKKI-1963, gaya yang ditahan batang harus digandakan dengan faktor tekuk (ro) untuk
dimana:

lk

= panjang tekuk

i min = jari-jari kelembaman


I min = momen lembam minimum

Gytb
i min =

Pa
Fr

tk //
Im
in
Fbr

1/12.b.h
3
bh

0,289 h

menghindari bahaya tekukan.


Di dalam suatu konstruksi, tiap-tiap batang tertekan harus mempunyai angka kelangsingan
X 150, dimana :
Lk
i
min
Harga ro dapat dilihat pada daftar III PKKI-1963.
3.2 Perhitungan Batang Tekan
a. Balok kaki kuda-kuda Al, A2 , A3 , A4 , A5, A6
Gaya batang yang bekerja P = 2877,93 kg (tekan)
Setiap titik buhul dianggap sendi. Maka, Lk = L = 2,08 m = 208 cm
Ukuran kayu yang digunakan 8/12 cm Ix = 0,289 h = 0,289 x 12 = 3,468
cm iy = 0,289 b = 0,289 x 8 = 2,312 cm imindiambil yang terkecil antara
ix dan iy, yaitu iy = 2,312 cm
LK _ 208 I min
89,965
2,312
Dari daftar III PKKI, diperoleh :

X = 89

= 2,46

X = 90

= 2,50

X = 89,965

^ dengan interpolasi diperoleh ra = 2,4986

, PRA
2877,93x2,4986
A ytb = -------- = -------------------------FBR
8x12
= 74,904 kg/cm2< ATK //

162,5 kg/cm (Aman)


2

Kayu ukuran 8/12 aman untuk digunakan.


b. Batang diagonal
1. Di, D4
Gaya batang yang bekerja P = 846 kg (tekan)
Setiap titik buhul dianggap sendi. Maka, Lk = L = 2,08 m = 208 cm
Ukuran kayu yang digunakan 8/12 cm
Ix

= 0,289 h = 0,289 x 12 = 3,468 cm

Iy

= 0,289 b = 0,289 x 8 = 2,312 cm

imindiambil yang terkecil antara ix dan iy, yaitu iy = 2,312 cm


X

lk _ 208
i min 2,312

89,965

Dari daftar III PKKI, diperoleh :

X = 89,965

X = 89

= 2,46

X = 90

= 2,50

^ dengan interpolasi diperoleh ra = 2,4986

,
PRA
846x2,4986
ytb = -------- = ---------------------FBR
8x12
= 22,019 kg/cm <atk // = 162,5 kg/cm ........(AMAN)
2

Kayu ukuran 8/12 aman untuk digunakan.


2. D2, D3
Gaya batang yang bekerja P = 846 kg (tekan)

Setiap titik buhul dianggap sendi. Maka, Lk = L = 2,75 m = 275 cm Ukuran kayu yang
digunakan 8/12 cm ix = 0,289 h = 0,289 x 12 = 3,468 cm

Iy

= 0,289 b = 0,289 x 8

= 2,312 cm

imindiambil yang terkecil antara ix dan iy, yaitu iy = 2,312 cm


275
Ik
= 118,945
k=
i min 2,312
k = 118 ^-ra
Dari daftar III PKKI, diperoleh :
k = 119
k = 109,945

^ra

a ytb
4,38
4,46
4,4556

^ dengan interpolasi diperoleh ra

PRA
= 846x4,4556
FBR
8x12
2
= 39,265 kg/cm <a // = 162,5 kg/cm (AMAN)
2

Kayu ukuran 8/12 aman untuk digunakan.

3.3 Perhitungan Batang Tarik


a. Balok bint Hi , H2 , H3 , H4 , H5 , H6
Gaya batang yang bekerja P = 2763,56 kg (tarik)
Ukuran kayu yang digunakan 2x 4/14 cm
Fn = 0,8 x 2 x 4 x 14 = 89,60 cm
, P 2763,56
A ytb =
= ----------FN
89,6

= 30,843 kg/cm <afr // = 162,5 kg/cm Kayu


2

ukuran 2 x 4/14 aman untuk digunakan.


b. Balok Vertikal V1 , V2, V3 , V4, V5
Gaya batang yang bekerja P = 1357,34 kg (tarik) Ukuran kayu yang
digunakan 8/12 cm Fn = 0,8 x 8 x 12 = 76,8 cm
= 17,674 kg/cm <afr // = 162,5 kg/cm
1357,34
P_
a ytb
76,8
Fn
Kayu ukuran 8/12 aman untuk digunakan.
2

(Aman)

(Aman)

Tabel 3.1.Ukuran Batang Kuda-kuda Kayu


Batang
A1

, A2

Ukuran kayu yang digunakan


8/12

, A5
, H5 , H6

, A3 , A4 , A5

H1 , H 2 , H 3 , H 4

V1 , V2 , V3 , V4 , V5

2 x 4/14
8/12

D1 , D2 , D3 , D4

8/12

3.4 Perhitungan Zetting


Zetting (penurunan) yang terjadi pada konstruksi kuda-kuda akibat pembebanandapat dihitung dengan
rumus :

_ SxLxU
Sf
FxE
dimana :
SF = Penurunan yang terjadi (cm)
S = Gaya batang akibat beban luar (kg)
L = Panjang masing-masing batang (cm)
U = Gaya akibat beban 1 satuan ditengah bentang (ton)
F = Luas penampang profil (cm2)
E = Modulus elastisitas kayu (kelas kuat I : 125000 kg/cm2)

Penurunan maksimum yang diizinkan dihitung dengan rumus :

(PKKI NI-5/1961)

dimana :
L = panjang bentang kuda-kuda = 10,80 m = 1080 cm

Dalam perhitungan zetting, digunakan metode cremona untuk mendapatkan gaya batang akibat beban 1 satuan yang
berada di tengah-tengah konstruksi.

/max ^ x 1080 = 3,6 cm

Tabel 3.2. Perhitungan Zetting


Batang

F
2

(kg)

(cm)

(ton)

i
H2
H3
H4

2763,56

180

0,87

100000

112

0,038640491

2763,56

180

0,87

100000

112

0,038640491

2221,26

180

100000

112

2113,42

180

0,87

100000

112

0,02955014

H5

2654,43

180

0,87

100000

112

0,037114619

2654,43

180

0,87

100000

112

0,037114619

1
2
3
4
5

-2877,93

96

0,06235515

-2286,35

96

0,049537583

-1732,22

96

0,037531433

-1733,34

-2284,7

-2877,852

i
V2

238
562,09

V3

1357,34

V4

596,95

V5

238

0,87

-1

208

-1

208

-1

208

-1

208

-1

208

-1

208

104

(kg/cm )

SF
2

100000
100000
100000
100000
100000
100000

100000

208

100000

312

100000

208

100000

104

-626,17

D2

-846

275

D3

-663,69

275

D4

-489,41

208

100000

100000

0
0

208

100000
100000
100000

jumlah

Jadi, lendutan yang timbul akibat zetting adalah : SF = 0,555cm < fmax =
3,6 cm................................................................................(aman)

(cm )

96

(cm)

0,031057975

0,0375557

96

0,049501833

96

0,06235346

96
96
96
96
96

96
96
96
96

0
0
0,04411355
0
0

0
0
0
0
0,555067045

BAB IV
PERHITUNGAN SAMBUNGAN
4.1 Sambungan Perpanjangan

Panjang maksimum kayu yang ada di pasaran adalah 4-5m, sehingga untuk batang - batang yang lebih
dari 4-5 m harus disambung. Sambungan batang untuk konstruksi kayu kelas II, alat sambung yang direncanakan
adalah paku.

Gaya
Maks
Batang

(Kg)

A1

-2877,93

A2

-2286,35

A3

-1732,22

A4

-1733,34

A5

-2284,7

A6

2763,56

H2

2763,56

H3

2221,26

H4

2113,42

H5

2654,43

H6

2654,43

562,09

V3

1357,34

V4

596,95

V5

tarik

238

V2

D1

tekan

-2877,852

H1

V1

Gaya

tarik

238
-626,17

D2

-846

D3

-663,69

D4

-489,41

tekan

4.1.1

Sambungan Perpanjangan Batang Horizontal (Balok Bint)

- Dilakukan 2 kali penyambungan yaitu pada H3 dan H5


Ukuran kayu = 2 x 4/14 cm Ukuran plat penyambung = 4/14 cm
Digunakan kayu Rasamala (kelas kuat II) Bj = 0,81 gr/cm3 Konstruksi
terlindung P = 1 Muatan tidak tetap 5 = 5 /4 BATANG H3

P=

2221,26kg (tarik)
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% o kd untuk
kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2

Digunakan paku 4

BWG 8 dengan diameter 4,19 mm

1,5x 2221,26

tr
=

4x 14

=59,498k^/ cm 2<atr // =106,25 kg / cm 2(ok )

Digunakan sambungan tampang satu, dimana b2 =b1 maka,

2,5b1 = 2,5x4 = 10 cm < 10,2 cm (memenuhi)

Untuk b > 7d,


S = 3,5d2 okd = 3,5 x (0,4192 ) x 150 = 92,17 kg Jumlah paku,

2221,26
n= 9 2

1 7

= 24,09 ^ digunakan 28 paku

(masing-masing sisi 14 paku)


Pengaturan penempatan paku
a.

Arah tegak lurus gaya


5d = 5 x 0,419 = 2,095 cm
3 x 5d = 6,285 cm diambil tinggi kayu 14 cm -> Ok Digunakan 2
baris @ 7 paku
Posisi paku pada arah tegak lurus gaya: 3+6+3=12 cm

b.

Arah sejajar gaya


2

x 12d = 12 x 0,419 = 10,056 cm 6 x 10d = 25,14 cm


Panjang satu sisi = 10,056 + 25,14 = 35,196 cm

Panjang pelat penyambung yang dibutuhkan = 2 x 35,196 = 70,392 cm ~ 71 cm Gambar sambungan :

BATANG H5
P = 2654,43kg (tarik)
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% o k d untuk kayu
dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan
diameter 4,19 mm

ATR

= ^,43 = 71,101 KG/CM2 < <ITr// = 106,25 KG/CM2(OK)

Digunakan sambungan tampang satu, dimana b2 =bi maka,

2,5b1 = 2,5x4 = 10 cm < 10,2 cm (memenuhi)

Untuk b < 7d,


S = 3,5d2 ok d = 3,5 x (0,4192 ) x 150 = 92,17 kg Jumlah paku,

2654,43
n Y ] = 28,8 ^ digunakan 32 paku
(masing-masing sisi 16 paku)

Pengaturan penempatan paku


a.

Arah tegak lurus gaya


5d = 5 x 0,419 = 2,095 cm

x 5d = 6,285 cm diambil tinggi kayu 14 cm -> Ok Digunakan 2 baris @ 8


paku
Posisi paku pada arah tegak lurus gaya: 3+6+3=12 cm

b.

Arah sejajar gaya

x 12d = 12 x 0,419 = 10,056 cm 7 x 10d = 29,33 cm


Panjang satu sisi = 10,056 + 29,33 = 39,386 cm
Panjang pelat penyambung yang dibutuhkan = 2 x 39,386 = 78,772 cm ~ 80 cm Gambar sambungan :

4.1.2

Sambungan Perpanjangan Balok Kaki Kuda-Kuda

Dilakukan satu kali penyambungan yaitu pada A2 atau A5 Ukuran kayu =


8/12 cm
Menggunakan sambungan bibir miring Digunakan kayu Rasamala (kelas kuat II) Bj = 0,81 gr/cm 3

tr
= 35,72 kg/cm2 < otr// = 106,25 kg/cm2(ok)
1,5x2286,35
8x12
Untuk b < 7d,
S = 3,5d2 okd = 3,5 x (0,4192 ) x 150 = 92,17 kg
Jumlah paku,

2286,35
N =^ 2 Y] = 24,81 ^ DIGUNAKAN 28 PAKU
(masing-masing sisi 14 paku)
Pengaturan penempatan paku
a.

Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x 0,419 =


2,1 cm 6 x 5d = 12,6 cm Digunakan 2
baris @ 7 paku

b.

Arah sejajar gaya


2 x 5d = 2 x 5 x 0,419 = 4,2 cm 10d =
4,2 cm
Panjang satu sisi = 4,2 + 4,2 = 8,4 cm digunakan kayu ukuran 12 cm -> OK Gambar sambungan:

4.2 Sambungan Titik Buhul

4.2.1

Titik Buhul A dan B


Ai = 2877,93 kg (tekan)
Hi = 2763,56 kg (tarik)
Perhitungan berdasarkan gaya A1 2877,93 kg (tekan)

Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% okd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan
diameter 4,19 mm Kayu muka tebal 4 cm = 40 mm.

Digunakan sambungan tampang satu, dimana b2>1,5bi maka,

l 2,5b1 = 2,5x4 = 10 cm < 10,2 cm (memenuhi)


P = 77x5/4 = 96,25
Jumlah paku,

n=

2877,93
= 29,90 ^ digunakan 30 paku
96,25

(masing-masing sisi 15 paku)


Pengaturan penempatan paku
a.

Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm

x 5d = 6,285 cm diambil tinggi kayu 12 cm -> Ok Digunakan 2 baris @ 8 paku

b.

Arah sejajar gaya


12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~10 cm jarak miring 10d = 4,2 cm ~8cm jarak miring 5d = 5x0,419 = 2,095 cm ~ 3,4

jarak miring Gambar sambungan :

2.2

Titik BuhulC dan G

KAYU 2 x 4/14

^ H1

H2 X

KAYU 2 x 4/14

KAYU 8/12

V1 = 238 kg (tarik)
Hi = H2 = 2763,56 kg (tarik)

V1

Perhitungan berdasarkan gaya V1 = 238,00 (tarik)


Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10%
Gkd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan diameter 4,19 mm Kayu muka tebal 4 cm = 40
mm.
Digunakan sambungan tampang satu, dimana b2 >1,5b1 maka, l 2,5b 1 = 2,5x4 = 10 cm < 10,2 cm (memenuhi)

P = 77x5/4 = 96,25
Jumlah paku,

n=

238

= 2,47 ^ digunakan 4 paku (masing masing sisi 2 paku)

Pengaturan penempatan paku


a.

Arah tegak lurus gaya


5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~ 4 cm

b.

Arah sejajar gaya


12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm
10d = 4,2cm
5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm

Gambar sambungan:

12

4.2.3

Titik BuhulD dan F

V2 = 562,09 kg (tarik)
H2 = 2763,56 kg (tarik)
H3 = 2221,26 kg (tarik)
Di = 626,17 kg (tekan)
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10%
Okd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan diameter 4,19 mm Kayu muka tebal 4 cm = 40 mm.
Digunakan sambungan tampang satu, dimana b2 >1,5b1 maka,

2,5B1 = 2,5x4 = 10 CM < 10,2 CM (MEMENUHI)


P = 77x5/4 = 96,25
Jumlah paku,
n = 626^17 = 6,51 ^ digunakan 8 paku (masing masing sisi 4 paku)

Pengaturan penempatan paku


a. Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~ 7 cm 10d = 4,2cm ~ 5 cm 5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~
3 cm Gambar sambungan:

4.2.4

Titik BuhulE

H3 = 2221,26 kg (tarik) H4 = 2113,42 kg (tarik) D = 846 kg (tekan)


2

D = 663,69 kg (tekan) V3 = 1357,34 kg (tarik)


3

Perhitungan berdasarkan gaya V3 = 1357,34 kg (tarik)


Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% okd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150
kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan diameter 4,19 mm Kayu muka tebal 4 cm = 40 mm.
Digunakan sambungan tampang satu, dimana b2>1,5b1 maka, l 2,5b1 = 2,5x4 = 10 cm < 10,2 cm (memenuhi)

P = 77x5/4 = 96,25 Jumlah paku,


1357 34

n=

'

= 14,1 ^ digunakan 16 paku (masing masing sisi 8 paku)

Pengaturan penempatan paku


a. Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~ 6 cm
10d = 4,2cm ~ 5 cm
5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~ 3 cm
Perhitungan berdasarkan gaya D2 = 846 kg (tekan)
Digunakan sambungan gigi tunggal, a = 30o
- Kedalaman gigi (t V) :
tV

846

S
112 xb

112 x 8

0,944 cm

a 60o ^ t V / h t V /6 (12) t V 2
1

Di pakai tv = 1,5 cm
- Kayu muka (Lv )
_ S cos a _ 846x cos(30) V =
bxu ~

7,632

8(12)

Lv 15 cm
Di pakai L = 25 cm
Sambungan gigi tunggal dapat dipakai.
Perhitungan berdasarkan gaya D3 = 663,69kg (tekan) Digunakan sambungan gigi tunggal, a = 30o - Kedalaman
gigi (t ) :
tV

S
112 xb

663,69

0,741cm

112 x 8

a 60o ^ tv !/6 h
t V '/6 (12) t V 2
Di pakai t V = 1,5 cm
- Kayu muka (L V )
_ S cos a
663,69x cos(30)
Lt/ --------= --------------------- 5,987
V

b.m

8(12)

Lv 15 cm
Di pakai lv = 25 cm
Sambungan gigi tunggal dapat dipakai.

Gambar sambungan:

4.2.5

Titik BuhulH dan L

Vi = 238 kg (tarik)
Di = 626,17 kg (tekan)
A2 = 2286,35 kg (tekan)
Ai = 2877,93 kg (tekan)

Perhitungan berdasarkan gaya V1 = 238kg (tarik) , a = 60o Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% Dipakai pelat penyambung 4/12
okd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan diameter 4,19 mm Digunakan sambungan tampang satu,

P = 77x5/4 = 96,25

Jumlah paku,
n = -28. = 2,4 ^ digunakan 4 paku (masing masing sisi 2 paku)
Pengaturan penempatan paku
a. Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x
0,419 = 2,1 cm
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~ 6 cm
10d = 4,2cm ~ 5 cm
5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~ 3 cm

Perhitungan berdasarkan gaya Di = 626,17kg (tekan) Digunakan


sambungan gigi tunggal, a = 30o - Kedalaman gigi (t F) :

tV

626,17

S
112 xb

112 x 8

0,699 cm

a 60o ^ t V /6 h
1

t V /6 (12) t V
1

2
Di pakai tV = 2 cm
Sambungan gigi tunggal dapat dipakai.
Pengaturan penempatan paku
a. Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x 0,419 = 2,1
cm
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~ 6 cm
10d = 4,2cm ~ 5 cm
5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~ 3 cm

Gambar Sambungan Pada Titik Buhul H :

4.2.6

Titik BuhulI dan K

V2 = 562,09 kg (tarik)
D2 = 846 kg (tekan)
A2 = 2286,35 kg (tekan)
A3 = 1732,22 kg (tekan)

Perhitungan berdasarkan gaya V2 = 562,09kg (tarik)


Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% ok d untuk kayu dengan
BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan diameter
4,19 mm Digunakan sambungan tampang satu,

P = 77x5/4 = 96,25
Jumlah paku,
n = 56209 = 5,8 ^ digunakan 6 paku (masing masing sisi 3 paku)
Pengaturan penempatan paku
a. Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x
0,419 = 2,1 cm
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~ 6 cm 10d = 4,2cm
~ 5 cm 5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~ 3 cm Perhitungan
berdasarkan gaya D2 = 846 kg (tekan)
Digunakan sambungan gigi tunggal,
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% okd untuk kayu
dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan
diameter 4,19 mm Digunakan sambungan tampang satu,
P = 77x5/4 = 96,25
Jumlah paku,
n = <846^ = 8,8 ^ digunakan 12 paku (masing masing sisi 6 paku)
Pengaturan penempatan paku
a. Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x
0,419 = 2,1 cm
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~ 6 cm
10d = 4,2cm ~ 5 cm
5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~ 3 cm

Gambar Sambungan Pada Titik Buhul I :

4.2.7

Titik BuhulJ

A3 = 1732,22 kg (tekan)
A4 = 1733,34 kg (tekan)
V3 = 1357,34 kg (tarik)
Perhitungan berdasarkan gaya A4 = 1733,34kg (tekan) dicoba dengan
menggunakan sambungan gigi rangkap; Digunakan alat sambung paku, dengan
perlemahan 10% okd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2

Digunakan paku 4 BWG 8 dengan diameter 4,19 mm


Digunakan sambungan tampang satu,
P = 77x5/4 = 96,25
Jumlah paku,
1733 34

n=

'

= 8,01 ^ digunakan 10 paku (masing masing sisi 5 paku)

Pengaturan penempatan paku


c. Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x
0,419 = 2,1 cm
d. Arah sej aj ar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~ 6 cm 10d =
4,2cm ~ 5 cm 5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~ 3 cm
Digunakan sambungan gigi tunggal, a = 30o Kedalaman gigi (t F) :

tV

1733,34

S
112 xb

112 x 8

1,935 cm

a 60o ^ t V V6 h
t V V6 (12)
tV 2
Sambungan gigi tunggal tidak dapat dipakai, maka dicoba dengan menggunakan
sambungan gigi rangkap;
Gigi kedua dibuat tegak lurus batang diagonal (keadaan 2)
Tn

a = G tk // - (G tk // - G tk ) sin a Tn

a = 85- (85 - 25) sin 30 = 33,038 S2


= / .S
S7.cosA
866,67.cos30 ,
tv = ----------=------- -----------= 1,640
V2
b.Ga
8.33,038
tv < A . h, digunakan tF = 1,5 cm Gigi
kedua mendukung gaya sebesar
ts =2 - =
= 3cm
cos a cos30

S2 = TS2 ,B.AA = 3 x 8 x 33,038 = 792,912 Kg Sehingga S


= S - S2 = 1733,34 - 792,912 = 940,428 Kg
tV
1

940,428
112.8

1,050c
m

Kayu muka (L F )
_ St cosa _ 940,428xcos(30)
b.x
LV 15 cm

8(12)

4,898 cm

Di pakai = 15 cm
_ S cos a _ 1733,34x cos(30)
b.x
LV 15 cm
2

Di pakai L = 25 cm

Gambar Sambungan :

8(12)

9,028 cm

BAB V
PERHITUNGAN KUBIKASI

5.1 Tabel Kubikasi

Batang

Panjang
Batang
L

Ukuran
Kayu
(cm)

(cm)

Luas
Penampang
F=bxh

Kubikasi
V=FxL

(cm2)

(cm3)

Hi

180

2 x 4/14

20160

H2

180

2 x 4/14

H3

180

2 x 4/14

H4

180

2 x 4/14

H5

180

2 x 4/14

H6

180

2 x 4/14

112
112
112
112
112
112

208

8/12
8/12
8/12
8/12
8/12

96

19968

96

19968

96

19968

96

19968

96

19968

8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12

96

19968

96

9984

96

19968

96

29952

96

19968

96

9984

96

19968

96

26400

96

26400

96

19968

A
A
A
A
A
A

1
2
3
4
5
6

208
208
208
208
208

V1

104

V2

208

V3

312

V4

208

V5

104

D1

208

D2

275

D3

275

D4

208

20160
20160
20160
20160
20160

Total

423360

Dari tabel 5.1 didapat volume kayu untuk satu rangka kuda-kuda adalah : 423360 cm 3 = 0,423360
m3 Berat total untuk satu rangka kuda- kuda adalah :
W = 0,423360 x 810 = 342,9216
kg

Penyambungan dan pemotongan


= 10 % x jumlah volume kayu = 10% x
0,423360 = 0,0423360 m3

Sehingga volume kayu yang dibutuhkan untuk satu rangka kuda-kuda adalah :
= 0,423360 + 0,0423360 = 0,4657 m3

Anda mungkin juga menyukai