BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia teknik sipil, terdapat berbagai macam konstruksi bangunan seperti gedung,
jembatan, drainase, waduk, perkerasan jalan dan sebagainya. Semua konstruksi bangunan
tersebut akan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada
tahap perencanaan dan pelaksanaan diperlukan suatu disiplin ilmu (teknik sipil) yang
mantap supaya menghasilkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis. Pada
kesempatan ini, saya mencoba untuk merencanakan dan mendesain suatu konstruksi
bangunan gedung dua lantai.
1.2 Ruang Lingkup Perencanaan
Perencanaan Bangunan Gedung I merupakan bagian dari kurikulum Fakultas
Teknik Jurusan Sipil Universitas Syiah Kuala, dimana dalam tugas perencanaan ini
mencakup 3 sub perencanaan, diantaranya : Struktur Kayu, Struktur Baja, dan Struktur
Beton. Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan harus dilakukan analisa struktur yang
harus diperhatikan perilaku struktur dan ketelitiannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis sesuai dengan
yang diharapkan.
Pada perencanaan kuda - kuda kayu, akan dihitung pembebanan pada konstruksi
kayu, perhitungan panjang batang, perencanaan gording, pendimensian batang, perhitungan
sambungan serta perhitungan kubikasinya.
Untuk perhitungan kombinasi gaya - gaya batang akibat pembebanan pada masing masing titik buhul dan beban gabungan serta perhitungan sambungan dapat dilihat secara
rinci pada lampiran Perencanaan Konstruksi Kuda - kuda Kayu.
1.3 Tujuan
Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan ilmu-ilmu
yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga sebagai perbandingan
antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga memberikan wawasan yang lebih
luas bagi para mahasiswa.
1.4 Peraturan yang Digunakan
Perhitungan muatan berpedoman pada Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI1967) dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PBI - 1987). Ukuran kayu yang digunakan
berdasarkan gaya-gaya yang bekerja tiap batang, dimana besarnya gaya-gaya batang
tersebut dihitung dengan metode Cremona.
1.5 Penempatan Beban
1.5.1
Beban Mati
Beban Hidup
Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat air hujan
yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum sebesar 100 kg dan
beserta air hujan adalah (40 - 0,8 a) kg/m2, dimana a adalah kemiringan atap.
1.5.3
Beban Angin
Angin tekan dan angin hisap yang bekerja dianggap bekerja pada tiap titik buhul
bagian atas dan arahnya tegak lurus bidang atap.
). Untuk rangka kuda-kuda digunakan kayu kelas II, yaitu kayu Rasamala dengan berat
jenis rata-rata 0,81 g/cm3, berdasarkan PKKI - 1961 daftar II untuk kayu kelas II (mutu A),
korelasi tegangannya adalah :
aT =
170 x 0,81
=
137,7 kg/cm
2
//
Gtk
OtkL =
Gtr
//
=1
5 0
x 0,81
40x 0,81
32,4 kg/cm
T// =
=
20 x 0,81
16,2 kg/cm
= 121,5 kg/cm
Berdasarkan PKKI - 1961 kayu Rasamala termasuk kayu kelas II dengan tegangan izin:
aIT
Gtkk =
T//
1 0 0
kg/cm
= 85 kg/cm
25 kg/cm
1 2
kg/cm
BAB II
PEMBEBANAN
J
Kelas kayu
Jenis atap
3,60 m
antar
kuda-
Panjang
bentang kuda-kuda = 10,80 m
kuda
Jarak antar gording Alat
= 0,60 m
= Paku
(ra) Plafond +
Penggantung
Batang Mendatar
Batang H1 = H2 = H3= 1,80 m
1,80
Cosa Cos30
= 2,08 m
= 2,08 m
Batang V3 = h = 3,i2 m
Batang Diagonal
D = 4V
+H
(m)
Nomor
Panjang Batang
Batang
(m)
A1
2,08
H6
1,80
A2
2,08
D1
A3
2,08
D2
2,08
2,75
A4
2,08
D3
2,75
A5
2,08
D4
A6
2,08
V1
2,08
1,04
H1
1,80
V2
H2
1,80
V3
H3
1,80
V4
H4
1,80
V5
H5
1,80
Ukuran gording
Jenis atap
3,60 m 8/12 cm
0,60 m Seng
metal (Bj = 10
kg/m2)
2,08
3,12
2,08
1,04
= 40 Kg/m2
Kayu yang dipakai adalah kayu kelas II jenis Rasamala dengan berat jenis
0,81g/cm3. Beban yang diperhitungkan pada gording adalah beban mati, beban hidup dan
beban angin
2.3.1
A. Beban mati
Beban mati merupakan beban gaya berat pada suatu posisi tertentu. Beban mati
yang diperhitungkan disini adalah jenis kayu Rasamala dengan berat jenis 810 kg/m3 (PPKI
1961).
Berat gording
7,780 kg/m
kg/m +
q = 13,780 kg/m
3,60 m
qx
= q sin a
= 6,890 kg/m
qy
= q cos a
= 11,930 kg/m
Mx = 1/8 qy l2
My = 1/8 qx l2
B. Beban hidup
Beban hidup yang diperhitungkan pada atap gedung menurut PPI-1983 adalah
beban terpusat akibat pekerja dan peralatannya serta beban terbagi rata akibat air hujan.
Momen akibat beban hidup ini diambil yang paling besar atau yang paling menentukan
diantara dua jenis muatan berikut :
1. Beban terpusat
Berdasarkan PPI-1983 ( Bab-3 pasal 3.2 ayat 2.b), akibat beban terpusat dari
seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran yang bekerja di tengah bentang
merupakan beban hidup sebesar P = 100 kg.
Px
= P sin A
= 50 kg/m
Py
= P cos A
= 86,60 kg/m
Mx
= '/4 Py L
= / x 86,60x 3,60
= 77,94 kg.m
My
= / Px L
= / x 50x 3,60
= 45 kg.m
= 16x 0,60
qx
= q sin A
= 4,80 kg/m
qy
= q cos A
= 8,314 kg/m
Mx
= 1/8 qy l2
My
= 1/8 qy l
= 9,60 kg/m
= 13,469 kg.m
= 7,776 kg.m
Dari kedua beban hidup di atas, momen yang menentukan adalah momen yang
terbesar, yaitu akibat pekerja dan peralatannya P = 100 kg.
C. Beban angin
Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positif dan negatif
(hisap). Tekanan angin bekerja tegak lurus pada bidang atap sebesar ro= 40 kg/m 2 dengan
demikian tekanan angin hanya bekerja pada sumbu y saja sedangkan sumbu x = 0. Ada dua
jenis beban angin yang harus ditinjau, yaitu:
1. Angin tekan
Koefisien angin tekan untuk sudut < 65o adalah:
DIMANA
qy = CT x L1 x ro
= 0,2 x 0,60 x 40
4,8 kg/m
Mx = 1/8 x qy x L2
My = 0
2. Angin hisap
Koefisien angin hisap CH = - 0,4 ( PPI-1983 )
qx = 0
qy = CH x L1 x ro
Mx = 1/8 x qy x L2
My = 0
Di dalam perhitungan hanya angin tekan saja yang diperhitungkan karena angin
hisap malah akan memperkecil tegangan pada batang.
Besarnya momen akibat variasi dan kombinasi beban, diperlihatkan pada tabel berikut :
Tabel 2.2. Besarnya Momen Akibat Variasi dan Kombinasi Beban
Beban Hidup
Beban
Beban
Mati
Terpusat
Beban
Terbagi
Beban Angin
Angin
Angin
Tekan
Hisab
Kombinasi Beban
Primer
Sekunder
(2)
(3)
rata
(4)
(5)
(6)
(7= 2+3)
(8= 2+3+5)
Mx(kg.m)
19,330
77,94
13,462
7,776
15,552
97,270
105,05
My(kg.m)
11,160
45,00
7,776
0,00
0,00
56,160
56,160
(1)
2.3.2
Pendimensian gording
12 cm
Wx = 1/6 x b xh2
2
3
Wy = 1/6
x b2 xh
= 1/6
x 8direncanakan
x 12 = 128cm8/12,
Untuk
ukuran
gording
yang
maka
3
3
4
Ix = 1/12 x b x h = 1/12 x 8 x 12 = 1152cm
diperoleh:
8 cm
2.4.1
a lt
==
1/6
P x 85 x 12
Olt2 = 192cm3
iy = 1/12 x b3 x h
Kontrol Tegangan
Dengan :
Diperoleh :
MX MY
9727
5616
,2
GI B =------+------- = ------- +--------= 94,54 kg/cm2
D
WX
WY 192
128
TYT
L TYT
l tytb <
lt
Dengan :
Mx + M^= 10505
Wx Wy 128
Diperoleh :
5616
192
111,32 kg/cm2
Gl tytb <l t
111,32 kg/cm2<125 kg/cm2................................ (AMAN)
Konstruksi gording aman terhadap tegangan lentur.
2.4.2
Kontrol lendutan
Menurut PKKI-1961, lendutan yang diizinkan untuk gording adalah:
f = x L = (360) = 1,80 cm 200 200
Modulus elastisitas kayu Rasamala adalah : E =100000 kg/cm2
qx = q sin a
= 6,890 kg/m
qy = q cos a
= 11,930 kg/m
= 1152 cm4
Iy
= 1/12 x b3 x h = 1/12 x 83 x 12
= 512 cm4
Lendutan gording
5 QXL
5 (0,06890) x(360)4
fy1 =------X-------=-------X ------------------= 0,2354cm
384 E.IY
384 (125000) x(512)
QY.L4
(0,11930) x(360)4
= P sin A
Py
= P cos A
= 1/12 x
b x h3 = 1/12 x 8 x 123
Iy
= 1/12 x b x h = 1/12 x 8 x 12
50 kg/m
86,60 kg/m
1152 cm4
512 cm4
Lendutan gording
.
1 PxL
IV2 = X---------------------------48 E.Iy
(50) x(360)3
=
48 (125000) x(512)
0,760cm
0,585cm
.
1 Py.L
1 (86,60) x(360)
fx2 = X---- = X ------------
48 EIx
48 (125000) x(1152)
= 4,8 kg/m
Lendutan gording
fy3 = 0
.
5 QY.L4
5
(0,048)x(360)4
fx3 =------X------=-------X----------------------= 0,0729cm
384 EIX 384 (125000)x(1152)
2. Angin hisap
Lendutan akibat angin hisap tidak perlu diperhitungkan, karena angin hisap hanya
memperkecil lendutan.
fytotai = fx1 + fx2 + fx3 = 0,2354 + 0,760 + 0,000
=0,9954 cm
=0,8391 cm
t OTAl
)2 = V(0,8391)2 + (0,9954)2
= 1,302 cm
fytb < f
fytb = 1,302 cm < 1,80 cm....................................................................(AMAN)
Dari perhitungan dapat disimpulkan bahwa gording yang direncanakan dengan
ukuran 8/12 cm dapat digunakan, karena telah memenuhi syarat kontrol tegangan dan
lendutan.
2.6.1
Beban mati
= 2 x 4/14 cm
= 8/12 cm
Balok vertikal
= 8/12 cm
Balok diagonal
= 8/12 cm
Balok gapit
= 2 x 4/14 cm
Ikatan angin
= 2 x 4/14 cm
= 37,358 kg
= 8,942 kg
Pelimpahan beban pada masing-masing titik buhul akibat berat batang sendiri :
1. Titik A = B = 'A (A1 + H1 ) + tritisan
= A (16,174+ 16,330) +8,942 = 25,194 kg
2. Titik C = G = A (H1 + H2 + V1 )
= A (16,330+ 16,330+8,087) = 20,374 kg
3. Titik D = F = / (Di + H2 + H3 + V2 )
IMH = 0
RAH (2,08) = 49,594 (2) + 49,594 (1,4) + 49,594 (0,8) + 49,594 (0,2)
RAH = 104,910 kg IV = 0
RHA = 4(49,594) -104,910= 93,446kg
IMI = 0
RHI (2,08) = 49,594 (1,68) + 49,594 (1,08) + 49,594 (0,48) RHI =
77,252 kg IV = 0
RIH = 3(49,594) -77,252= 71,530kg
IMJ = 0
RIJ (2,08) = 49,594 (1,96) + 49,594 (1,36) + 49,594 (0,76) + 49,594 (0,16)
RIJ = 101,094 kg IV = 0
RJI = 4(49,594) -101,094 = 97,282 kg
Balok nok 5/10 kayu Rasamala dengan Bj = 810 kg/m3 Berat nok = 0,05 x
0,10 x 3,60 x 810 = 14,580 kg Jadi, Pelimpahan beban penutup atap + gording pada
masing-masing titik buhul :
1. Titik A = B
= RAH
= 104,910kg
2. Titik H = L
= RHA+ RHI
= 93,446+ 77,252= 170,712 kg
3. Titik I = K
= RIH + RIJ
= / (H1 ) x 3,60 x 18
= / (1,80) x 3,60 x 18 = 58,320 kg
Beban hidup
Beban orang/pekerja
PPI-1983 menegaskan bahwa pada tiap titik buhul bagian atas perlu ditambah beban
sebesar 100 kg yang diakibatkan oleh seorang pekerja dan peralatannya. Tetapi pada kantilever
ditambah beban sebesar 200 kg. Demikian juga pada titik buhul bagian bawah ditambah 100 kg
sebagai akibat dari pemasangan instalasi listrik. Penyambungan titik buhul dan keduanya
merupakan bagian dari beban hidup.
B.
Beban angin
Beban angin yang bekerja ro = 40 kg/m2. Untuk bangunan yang tertutup menurut PPI1983 untuk sudut kemiringan atap = 30o, maka koefisien angin tekan dan angin hisap.
2. Angin hisap
C = - 0,4
Beban yang diterima masing-masing titik buhul :
Titik buhul A = B
Titik buhul J
BEBAN HIDUP
JUMLAH
DIBULATKAN
TITIK
BUHUL
BERAT
BEBAN ATAP +
BERAT PLAFOND +
( G)
( G)
( G)
( G)
104,910
104,910
58,32
100
93,024
381,448
382
58,32
100
93,024
381,448
382
116,64
100
237,014
238
116,64
100
248,694
249
116,64
100
285,164
286
116,64
1 0 0
248,694
249
116,64
100
237,014
238
100
119,808 318,825
319
100
119,808 327,385
328
100
119,808 375,936
376
100
119,808 327,385
328
100
119,808 318,825
319
sendiri
K
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
25,194
25,194
20,374
32,504
68,524
32,504
20,374
28,305
34,953
46,984
34,953
28,305
gording
K
170,712
172,624
209,144
172,624
170,712
penggantung
K
PEKERJA
K
HUJAN
(K
G)
Batang
Muatan
Tetap
( kg )
( kg )
A1
2,08
-2930
52,07
A2
2,08
-2373
A3
2,08
A4
(2 + 3)
(2 + 4)
Gaya
Maksimum
Gaya
Desain
( kg )
( kg )
( kg )
( kg )
207,26
-2877,93
-2722,74
-2877,93
86,65
138,09
-2286,35
-2234,91
-2286,35
-1802,7
121,24
70,48
-1681,46
-1732,22
-1732,22
2,08
-1802,7
69,36
122,36
-1733,34
-1680,34
-1733,34
A5
2,08
-2373
138,72
88,3
-2234,28
-2284,7
-2284,7
A6
2,08
-2930
207,33
52,148
-2722,67
-2877,852
H1
1,8
2537,5
226,06
-427,39
2763,56
2110,11
2763,56
H2
1,8
2537,5
226,06
-427,39
2763,56
2110,11
2763,56
H3
1,8
2055,1
166,16
-119,59
2221,26
1935,51
2221,26
H4
1,8
2055,1
-88,65
58,32
1966,45
2113,42
2113,42
H5
1,8
2537,5
-134,01
116,93
2403,49
2654,43
2654,43
H6
1,8
2537,5
-134,01
116,93
2403,49
2654,43
2654,43
D1
2,08
-557
-69,17
138,34
-626,17
-418,66
-626,17
D2
2,75
-754,5
-91,5
180,94
-846
-573,56
-846
D3
2,75
-754,5
183,26
90,81
-571,24
-663,69
-663,69
D4
2,08
-557
138,91
67,59
-418,09
-489,41
-2877,852
238
238
238
458,33
562,09
1356,22
1357,34
561,3
596,95
238
238
1,04
238
V2
2,08
527,5
34,59
-69,17
562,09
V3
3,12
1426,7
-69,36
-70,48
1357,34
V4
V5
2,08
1,04
527,5
238
69,45
0
33,8
0
596,95
238
2763,56
-846
-489,41
V1
-2877,93
1357,34
BAB III
PENDIMENSIAN BATANG
3.1 Dasar Perhitungan
Untuk rangka kuda-kuda digunakan kayu kelas I, yaitu kayu rasamala dengan
berat jenis rata-rata 810 kg/cm2, berdasarkan PKKI-1961 daftar II untuk kayu kelas II
adalah:
ATT
=1
ATK
ATK
= 25 kg/cm
T// = 12 kg/cm
0 0
kg/cm
= 125 kg/cm
= 1 x 5/4 x 85 kg/cm
= 1 x 5/4 x 25 kg/cm
=
106,25kg/cm2
= 31,25 kg/cm
= 1 x 5/4 x 12 kg/cm
= 15 kg/cm
A TK //
TR //
A TK
T//
2 0
P
_
dimana:F
ytb
< a tr
0,8 X F r //
b
br
lk
= panjang tekuk
Gytb
i min =
Pa
Fr
tk //
Im
in
Fbr
1/12.b.h
3
bh
0,289 h
X = 89
= 2,46
X = 90
= 2,50
X = 89,965
, PRA
2877,93x2,4986
A ytb = -------- = -------------------------FBR
8x12
= 74,904 kg/cm2< ATK //
Iy
lk _ 208
i min 2,312
89,965
X = 89,965
X = 89
= 2,46
X = 90
= 2,50
,
PRA
846x2,4986
ytb = -------- = ---------------------FBR
8x12
= 22,019 kg/cm <atk // = 162,5 kg/cm ........(AMAN)
2
Setiap titik buhul dianggap sendi. Maka, Lk = L = 2,75 m = 275 cm Ukuran kayu yang
digunakan 8/12 cm ix = 0,289 h = 0,289 x 12 = 3,468 cm
Iy
= 0,289 b = 0,289 x 8
= 2,312 cm
^ra
a ytb
4,38
4,46
4,4556
PRA
= 846x4,4556
FBR
8x12
2
= 39,265 kg/cm <a // = 162,5 kg/cm (AMAN)
2
(Aman)
(Aman)
, A2
, A5
, H5 , H6
, A3 , A4 , A5
H1 , H 2 , H 3 , H 4
V1 , V2 , V3 , V4 , V5
2 x 4/14
8/12
D1 , D2 , D3 , D4
8/12
_ SxLxU
Sf
FxE
dimana :
SF = Penurunan yang terjadi (cm)
S = Gaya batang akibat beban luar (kg)
L = Panjang masing-masing batang (cm)
U = Gaya akibat beban 1 satuan ditengah bentang (ton)
F = Luas penampang profil (cm2)
E = Modulus elastisitas kayu (kelas kuat I : 125000 kg/cm2)
(PKKI NI-5/1961)
dimana :
L = panjang bentang kuda-kuda = 10,80 m = 1080 cm
Dalam perhitungan zetting, digunakan metode cremona untuk mendapatkan gaya batang akibat beban 1 satuan yang
berada di tengah-tengah konstruksi.
F
2
(kg)
(cm)
(ton)
i
H2
H3
H4
2763,56
180
0,87
100000
112
0,038640491
2763,56
180
0,87
100000
112
0,038640491
2221,26
180
100000
112
2113,42
180
0,87
100000
112
0,02955014
H5
2654,43
180
0,87
100000
112
0,037114619
2654,43
180
0,87
100000
112
0,037114619
1
2
3
4
5
-2877,93
96
0,06235515
-2286,35
96
0,049537583
-1732,22
96
0,037531433
-1733,34
-2284,7
-2877,852
i
V2
238
562,09
V3
1357,34
V4
596,95
V5
238
0,87
-1
208
-1
208
-1
208
-1
208
-1
208
-1
208
104
(kg/cm )
SF
2
100000
100000
100000
100000
100000
100000
100000
208
100000
312
100000
208
100000
104
-626,17
D2
-846
275
D3
-663,69
275
D4
-489,41
208
100000
100000
0
0
208
100000
100000
100000
jumlah
Jadi, lendutan yang timbul akibat zetting adalah : SF = 0,555cm < fmax =
3,6 cm................................................................................(aman)
(cm )
96
(cm)
0,031057975
0,0375557
96
0,049501833
96
0,06235346
96
96
96
96
96
96
96
96
96
0
0
0,04411355
0
0
0
0
0
0
0,555067045
BAB IV
PERHITUNGAN SAMBUNGAN
4.1 Sambungan Perpanjangan
Panjang maksimum kayu yang ada di pasaran adalah 4-5m, sehingga untuk batang - batang yang lebih
dari 4-5 m harus disambung. Sambungan batang untuk konstruksi kayu kelas II, alat sambung yang direncanakan
adalah paku.
Gaya
Maks
Batang
(Kg)
A1
-2877,93
A2
-2286,35
A3
-1732,22
A4
-1733,34
A5
-2284,7
A6
2763,56
H2
2763,56
H3
2221,26
H4
2113,42
H5
2654,43
H6
2654,43
562,09
V3
1357,34
V4
596,95
V5
tarik
238
V2
D1
tekan
-2877,852
H1
V1
Gaya
tarik
238
-626,17
D2
-846
D3
-663,69
D4
-489,41
tekan
4.1.1
P=
2221,26kg (tarik)
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% o kd untuk
kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2
Digunakan paku 4
1,5x 2221,26
tr
=
4x 14
2221,26
n= 9 2
1 7
b.
BATANG H5
P = 2654,43kg (tarik)
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% o k d untuk kayu
dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan
diameter 4,19 mm
ATR
2654,43
n Y ] = 28,8 ^ digunakan 32 paku
(masing-masing sisi 16 paku)
b.
4.1.2
tr
= 35,72 kg/cm2 < otr// = 106,25 kg/cm2(ok)
1,5x2286,35
8x12
Untuk b < 7d,
S = 3,5d2 okd = 3,5 x (0,4192 ) x 150 = 92,17 kg
Jumlah paku,
2286,35
N =^ 2 Y] = 24,81 ^ DIGUNAKAN 28 PAKU
(masing-masing sisi 14 paku)
Pengaturan penempatan paku
a.
b.
4.2.1
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% okd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan
diameter 4,19 mm Kayu muka tebal 4 cm = 40 mm.
n=
2877,93
= 29,90 ^ digunakan 30 paku
96,25
b.
2.2
KAYU 2 x 4/14
^ H1
H2 X
KAYU 2 x 4/14
KAYU 8/12
V1 = 238 kg (tarik)
Hi = H2 = 2763,56 kg (tarik)
V1
P = 77x5/4 = 96,25
Jumlah paku,
n=
238
b.
Gambar sambungan:
12
4.2.3
V2 = 562,09 kg (tarik)
H2 = 2763,56 kg (tarik)
H3 = 2221,26 kg (tarik)
Di = 626,17 kg (tekan)
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10%
Okd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan diameter 4,19 mm Kayu muka tebal 4 cm = 40 mm.
Digunakan sambungan tampang satu, dimana b2 >1,5b1 maka,
4.2.4
Titik BuhulE
n=
'
846
S
112 xb
112 x 8
0,944 cm
a 60o ^ t V / h t V /6 (12) t V 2
1
Di pakai tv = 1,5 cm
- Kayu muka (Lv )
_ S cos a _ 846x cos(30) V =
bxu ~
7,632
8(12)
Lv 15 cm
Di pakai L = 25 cm
Sambungan gigi tunggal dapat dipakai.
Perhitungan berdasarkan gaya D3 = 663,69kg (tekan) Digunakan sambungan gigi tunggal, a = 30o - Kedalaman
gigi (t ) :
tV
S
112 xb
663,69
0,741cm
112 x 8
a 60o ^ tv !/6 h
t V '/6 (12) t V 2
Di pakai t V = 1,5 cm
- Kayu muka (L V )
_ S cos a
663,69x cos(30)
Lt/ --------= --------------------- 5,987
V
b.m
8(12)
Lv 15 cm
Di pakai lv = 25 cm
Sambungan gigi tunggal dapat dipakai.
Gambar sambungan:
4.2.5
Vi = 238 kg (tarik)
Di = 626,17 kg (tekan)
A2 = 2286,35 kg (tekan)
Ai = 2877,93 kg (tekan)
Perhitungan berdasarkan gaya V1 = 238kg (tarik) , a = 60o Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% Dipakai pelat penyambung 4/12
okd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan diameter 4,19 mm Digunakan sambungan tampang satu,
P = 77x5/4 = 96,25
Jumlah paku,
n = -28. = 2,4 ^ digunakan 4 paku (masing masing sisi 2 paku)
Pengaturan penempatan paku
a. Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x
0,419 = 2,1 cm
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~ 6 cm
10d = 4,2cm ~ 5 cm
5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~ 3 cm
tV
626,17
S
112 xb
112 x 8
0,699 cm
a 60o ^ t V /6 h
1
t V /6 (12) t V
1
2
Di pakai tV = 2 cm
Sambungan gigi tunggal dapat dipakai.
Pengaturan penempatan paku
a. Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x 0,419 = 2,1
cm
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~ 6 cm
10d = 4,2cm ~ 5 cm
5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~ 3 cm
4.2.6
V2 = 562,09 kg (tarik)
D2 = 846 kg (tekan)
A2 = 2286,35 kg (tekan)
A3 = 1732,22 kg (tekan)
P = 77x5/4 = 96,25
Jumlah paku,
n = 56209 = 5,8 ^ digunakan 6 paku (masing masing sisi 3 paku)
Pengaturan penempatan paku
a. Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x
0,419 = 2,1 cm
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~ 6 cm 10d = 4,2cm
~ 5 cm 5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~ 3 cm Perhitungan
berdasarkan gaya D2 = 846 kg (tekan)
Digunakan sambungan gigi tunggal,
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10% okd untuk kayu
dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2 Digunakan paku 4 BWG 8 dengan
diameter 4,19 mm Digunakan sambungan tampang satu,
P = 77x5/4 = 96,25
Jumlah paku,
n = <846^ = 8,8 ^ digunakan 12 paku (masing masing sisi 6 paku)
Pengaturan penempatan paku
a. Arah tegak lurus gaya 5d = 5 x
0,419 = 2,1 cm
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ~ 6 cm
10d = 4,2cm ~ 5 cm
5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ~ 3 cm
4.2.7
Titik BuhulJ
A3 = 1732,22 kg (tekan)
A4 = 1733,34 kg (tekan)
V3 = 1357,34 kg (tarik)
Perhitungan berdasarkan gaya A4 = 1733,34kg (tekan) dicoba dengan
menggunakan sambungan gigi rangkap; Digunakan alat sambung paku, dengan
perlemahan 10% okd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2
n=
'
tV
1733,34
S
112 xb
112 x 8
1,935 cm
a 60o ^ t V V6 h
t V V6 (12)
tV 2
Sambungan gigi tunggal tidak dapat dipakai, maka dicoba dengan menggunakan
sambungan gigi rangkap;
Gigi kedua dibuat tegak lurus batang diagonal (keadaan 2)
Tn
a = G tk // - (G tk // - G tk ) sin a Tn
940,428
112.8
1,050c
m
Kayu muka (L F )
_ St cosa _ 940,428xcos(30)
b.x
LV 15 cm
8(12)
4,898 cm
Di pakai = 15 cm
_ S cos a _ 1733,34x cos(30)
b.x
LV 15 cm
2
Di pakai L = 25 cm
Gambar Sambungan :
8(12)
9,028 cm
BAB V
PERHITUNGAN KUBIKASI
Batang
Panjang
Batang
L
Ukuran
Kayu
(cm)
(cm)
Luas
Penampang
F=bxh
Kubikasi
V=FxL
(cm2)
(cm3)
Hi
180
2 x 4/14
20160
H2
180
2 x 4/14
H3
180
2 x 4/14
H4
180
2 x 4/14
H5
180
2 x 4/14
H6
180
2 x 4/14
112
112
112
112
112
112
208
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
96
19968
96
19968
96
19968
96
19968
96
19968
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
8/12
96
19968
96
9984
96
19968
96
29952
96
19968
96
9984
96
19968
96
26400
96
26400
96
19968
A
A
A
A
A
A
1
2
3
4
5
6
208
208
208
208
208
V1
104
V2
208
V3
312
V4
208
V5
104
D1
208
D2
275
D3
275
D4
208
20160
20160
20160
20160
20160
Total
423360
Dari tabel 5.1 didapat volume kayu untuk satu rangka kuda-kuda adalah : 423360 cm 3 = 0,423360
m3 Berat total untuk satu rangka kuda- kuda adalah :
W = 0,423360 x 810 = 342,9216
kg
Sehingga volume kayu yang dibutuhkan untuk satu rangka kuda-kuda adalah :
= 0,423360 + 0,0423360 = 0,4657 m3