Anda di halaman 1dari 5

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan : Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan


Pekerjaan : Pemagaran Gedung Kantor BPS
Lokasi : Putussibau Utara
Tahun Anggaran : 2011

1. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi


Kontraktor harus membersihkan halaman lokasi dari segala sesuatu yang dapat
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan, termasuk pohon-pohon dan semak-
semak yang terdapat pada areal harus ditebang dan dibersihkan sampai ke akar-
akarnya, kemudian disingkirkan dari lapangan pekerjaan.

2. Papan Nama Proyek


Kontraktor diwajibkan membuat papan nama atas biaya Kontraktor untuk
kepentingan pelaksanaan proyek. Bentuk dan ukuran serta isi papan nama
berdasarkan ketentuan yang berlaku dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

2. PEKERJAAN PAGAR

1. Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum penetapan peil
0,00 sumbu dinding, tiang dan as saluran disetujui oleh Direksi.
Pekerjaan galian tanah dilaksanakan untuk semua titik pondasi dan semua
pemasangan lainnya didalam tanah dan lain-lain yang harus dilakukan sesuai gambar
rencana. Tanah kelebihannya digunakan untuk urugan kembali atau dibuang keluar
lokasi.
Semua kotoran yang mengganggu harus dibersihkan dan disingkirkan.
Untuk galian sedalam yang ditetapkan pada gambar kerja, lebar galian harus 10 cm
lebih dari pasangan arah kiri dan ke kanan galian, kemiringan harus cukup untuk
mencegah longsor tanah.
Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama setelah pekerjaan disetujui Direksi
segera mulai dengan tahap berikutnya.
2. Tiang Kayu Klas I 8/8 - 4,2 Cm
Kayu yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan dalam PKKI 1961 (NI-5),
berkualitas baik dan tidak cacat.
Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan penyimpannya
ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas.
Semua ukuran yang ada dalam gambar adalah ukuran jadi, yaitu ukuran setelah
kayu selesai dikerjakan/ dipasang dengan toleransi 3 mm untuk setiap permukaan
kayu yang sudah dikerjakan, kecuali untuk pekerjaan kayu kasar diambil ukuran
rata-rata.
Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan benda lain dan
kerusakan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul
adalah tanggung jawab Kontraktor.
Kayu Kasar digunakan untuk tiang tongkat, laci, alas laci, keep dan gelegar induk
dan selempang.

3. Rangka Kayu Klas I 8/8


Jenisnya terdiri dari kayu Bengkirai, Tembesu, tekam, resak atau sejenisnya.
Digunakan untuk jenis pengerjaan halus seperti pintu panel, daun jendela, rangka
badan, lantai, dorpel, ventilasi, lisplank dan konsul.
Untuk pekerjaan kayu halus, proses pengerjaannya harus menggunakan mesin, atau
secara mekanik dengan tenaga-tenaga terampiil (berpengalaman).

4. Melancip Tiang
Tiang Tongkat Kayu 8/8 harus dilancipkan sebelum ditancapkan ke dalam lubang
galian pondasi untuk mempermudah masuknya tongkat kayu ke dalam tanah.

5. Membuat Pen dan Lobang


Pada bagian atas tiang tongkat harus dibuatkan sambungan dengan menggunakan
putting kayu yang bor dan disambung dengan pen kayu yang sudah disiapkan.

6. Memancang Tiang
Menumbuk tiang tongkat ke dalam lubang pondasi dengan menggunakan alat bantu
yang disyaratkan oleh pihak direksi dan pemancangan tiang harus persetujuan pihak
direksi.
7. Urug Pasir
Mengurug pasir kasar pada dasar pondasi yang telah dipersiapkan dengan ketebalan
yang sesuai gambar rencana dan disetujui oleh pihak direksi pelaksanaannya.

8. Kolom Beton uk.30x30 cm


Kolom beton uk. 30x30 cm 1m3 dibuat dengan campuran Beton Tumbuk 1Pc : 3Ps :
5Kr (P.BB. 01), menggunakan material semen, pasir dan kerikil sungai saring.

9. Fondasi Beton uk.60x45x35 cm


Dibuat dengan campuran Beton Tumbuk 1Pc : 3Ps : 5Kr (P.BB. 01), menggunakan
material semen, pasir dan kerikil sungai saring.

10. Lantai Kerja Beton T-5cm


Dibuat dengan campuran Beton Tumbuk 1Pc : 3Ps : 5Kr (P.BB. 01), menggunakan
material semen, pasir dan kerikil sungai saring.

11. Bekisting
Sebelum dilakukan pengecoran, pemasangan bekisting dengan menggunakan papan
mal kayu kls III sudah terpasang baik, kokoh dan siku sesuai instruksi dari pihak
direksi. Pemasangan mal / bekisting sesuai ukuran konstruksi beton terpasang,
dengan cara pemasangan menggunakan paku dan diberi minyak bekisting.

12. Besi Beton dia.10 mm


Untuk setiap penulangan menggunakan besi dia. 10 mm pada tulangan pokok sesuai
dimensi yang direncanakan dalam gambar kerja dan petunjuk direksi.

13. Besi Beton dia.6 mm


Untuk setiap penulangan menggunakan besi dia. 6 mm pada tulangan
pembagi/beugel yang akan dipasangkan pada tulangan pokok dengan menggunakan
kawat ikat beton dengan jarak penulangan sesuai gambar yang direncanakan dan
sesuai petunjuk direksi.

14. Batako
Pemasangan batako untuk dinding pagar disesuaikan pada gambar rencana
penempatannya dan pemasangan batako harus dengan petunjuk pihak direksi.
15. Keramik 30 x 30 Cm Polos
Bagian yang akan dipasang keramik sudah dalam kondisi siap terpasang, dengan
cara pemasangan bagian permukaan harus dibasahi terlebih dahulu dan diberi acian
semen secukupnya. Setiap pemasangan harus siku dan rata yang dilakukan
berdasarkan petunjuk dari direksi lapangan.

16. Kawat Simpai


Pemasangan kawat simpai untuk dinding plesteran harus sesuai petunjuk direksi.

17. Plesteran T-2 cm


Bagian yang sudah dipasang kawat simpai dan dipasang mal papan siap dilakukan
pekerjaan plesteran dengan ketebalan plesteran 2 cm.

3. PEKERJAAN PENGECATAN

Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, bagian yang akan dicat harus telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Cat yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi
Lapangan (diutamakan dari produksi dalam negeri).
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor
mengajukan daftar kepada Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas untuk memilih warnanya
dan memberikan persetujuan. Setelah itu membuat mook up (contoh pengecatan)
sebagai acuan kerja.

1. Cat tembok
Permukaan bidang dinding dengan plesteran sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosoknya memakai kayu yang dibasahi air. Setelah kering diberi dempul/filter coat
pada tempat-tempat yang berlubang sehingga tertutup dan permukaannya rata.
Sesudah kering dan keras lapisan ini digosok dengan ampelas agar halus, licin,
kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan roller 20 cm / kuas sampai baik atau
dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik. Selewat minimum 12 jam lapisan cat
berikutnya dapat dilaksanakan setelah lapisan pertama. Lapisan terakhir adalah cat anti
kotor.

2. Cat Kilat
Pengecatan dilakukan sesuai petunjuk dari pabrik atau sebelum pekerjaan pengecatan
dimulai, permukaan kayu harus diampelas dengan kertas ampelas kemudian dibersihkan
dari semua kotoran. Setelah diberi cat dasar, lubang-lubang dari bekas paku, retak-retak
dan cat-cat lain harus didempul dengan warna dempul yang sesuai dengan warna cat
sehingga permukaannya menjadi rata dan halus/licin baru kemudian dicat minimum 2
(dua) kali. Pengecatan dilakukan ditempat yang bebas dari panas matahari langsung,
lapis demi lapis dengan jarak waktu minimum 12 jam setelah pengecatan pertama
dilakukan.

4. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Batu Andersif (Lengkap)
2. Pintu Pagar (Lengkap)
3. Besi Pagar
4. Hurup (kwalitas Baik)
5. Lampu Pagar
6. Jalan Masuk
7. Instalasi Listrik
8. Profil Type I
9. Profil Type I
Demikian metode pelaksanaan yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.

Putussibau, Januari 2011


Penawar,
CV. MUTIARA INDAH

ROBY ARIYADI
Direktur

Anda mungkin juga menyukai