Anda di halaman 1dari 46

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Nama dan Lokasi Proyek


Perencanaan Bangunan Gedung I merupakan bagian dari kurikulum Fakultas

Teknik Jurusan Sipil Universitas Syiah Kuala, dimana dalam tugas perencanaan ini
mencakup 3 bidang ilmu, yaitu : Struktur Kayu, Struktur Baja, dan Struktur Beton.
Perencanaan konstruksi yang dipilih dalam penulisan Perencanaan Konstruksi Gedung I ini
adalah perhitungan kembali, pendimensian pada bangunan Gedung MAN Model Banda
Aceh jalan Pocut Baren Banda Aceh. Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan harus
dilakukan suatu analisa struktur yang harus diperhatikan ketelitiannya. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis
sesuai dengan yang diharapkan.
1.2

Peraturan yang Digunakan


Perhitungan muatan didasarkan pada Peraturan Perencaaan Bangunan Baja

(PPBBI) 1983, SKBI 1987, dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI 1983).
1.3

Penempatan Beban

1.3.1

Beban Mati
Beban mati dapat dibagi 2 bagian yaitu :
1. Muatan yang diakibatkan oleh berat sendiri. Yaitu atap, gording dan kuda-kuda,
muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas.
2. Muatan yang diakibatkan oleh berat plafond, dianggap bekerja pada titik buhul
bagian bawah.

1.3.2

Beban Hidup

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


2
Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat air
hujan yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum sebesar 100 kg dan
beserta air hujan adalah (40 0,8 ) kg/m, dimana adalah kemiringan atap.
1.3.3

Beban Angin
Angin tekan dan angin hisap yang bekerja dianggap bekerja pada tiap titik buhul

bagian atas dan arahnya tegak lurus bidang atap.


Untuk konstruksi gedung tertutup dengan < 65 maka :

Koefisien angin tekan = (0,02 0,4) dan

Koefisien angin isap = - 0,4

1.4

Ketentuan Mengenai Tegangan Baja


Jenis baja yang digunakan Bj 34 dengan tegangan leleh (1) adalah 2100 kg/cm2

dan tegangan dasar izin ( ) adalah 1400 kg/cm2. Modulus Elastisitas baja (E) adalah 2,10
x 106 kg/cm2 (PPBBI 1983) .
1.5

Ketentuan Mengenai Alat Sambung


Alat sambung yang digunakan adalah baut, dimana penentuan dimensi baut

disesuaikan dengan ukuran dan jenis profil baja dengan menggunakan rumus pada (PPBBI
1983).
1.6

Tujuan
Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan ilmu-ilmu

yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga sebagai perbandingan
antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga memberikan wawasan yang lebih
luas bagi para mahasiswa.

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


3
BAB II
PEMBEBANAN
2.1

Pembebanan Pada Konstruksi Baja


H
A4

A3
V2

F
A2
A
A1

V1

B2

D2

D1
B3

A5

V3
E

B4

B5

V5

B
A6

V6

B1

B6

Direncanakan :

2.2

Panjang bentang kuda-kuda = 9 m

Sudut kemiringan atap

= 30 o

Penutup atap

= Seng 6 kaki = 180 cm (10 kg/m2 - PPI 1983)

Jarak antar kuda-kuda

=4m

Plafond + penggantung

= 18 kg/m2 (PPI 1983)

Mutu baja yang digunakan

= Bj 34

Tegangan dasar izin

Modulus elastisitas baja

( ) = 1400 kg/cm2
= 2,1 x 106 kg/cm2

Perhitungan Panjang Batang


Batang Mendatar
Batang B1 = B6 = 1,5 m
Batang B2 = B3 = B4 = B5 = 2,25 m
Batang Kaki Kuda-kuda
Batang A2 = A3 = A4 = A5
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


4
Batang A2

B2
2,25

2,60 m
cos cos 30

A2

V1

B2

Batang A1 = A6
Batang A1

B1
1,50

1,73 m
cos cos 30

A1

V5

B1

Batang Tegak Lurus


Batang V1 = V3

= B2 x tan

= 2,25 x tan 30

= 1,30 m

Batang V2

= (B2 + B3) x tan

= (4,50) x tan 30

= 2,60 m

Batang V5 = V6

= B1 x tan

= 1,50 x tan 30

= 0,87 m

Batang Diagonal
Batang D1 = D2
D1
2

D1 V1 B3 1,30 2,25 2,60 m


2

V1
B3

Tabel 2.1. Panjang Batang

2.3

Nama Batang
B2 = B 3 = B 4 = B 5

Panjang Batang (m)


2,25

A2 = A3 = A4 = A5 = V2

2,60

V1 = V3

1,30

A1 = A6

1,70

B1 = B 6

1,50

V5 = V6

0,87

D1 = D2

2,60

Perencanaan Gording
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


5

Direncanakan:

Jarak antar kuda-kuda

= 4,0 m

Jarak antar gording

= 0,80 m

Jenis atap

= Seng gelombang 6 kaki = 180 cm (10 kg/m2)

Mutu baja

= Bj 34

Tegangan dasar izin ( )

= 1400 kg/cm2

Modulus elastisitas baja (E) = 2.1 x 106 kg/cm2

Profil baja rencana : LLC 100 x 50 x 20 x 3,2


Dari tabel baja, diperoleh data profil :
= 107 cm4

Ix

Iy

Wx = 21,3 cm3

Wy = 7,81 cm3

= 7,007 cm2

= 24,5 cm4

= 5,50 kg/m

Rumus yang digunakan :

Beban terpusat

Bidang momen

: M = PL

Bidang geser

:D

= P

Lendutan

:f

PL3
48 EI

Beban terbagi rata

2.3.1

Bidang momen

: M = 1/8 qL2

Bidang geser

:D

= qL

Lendutan

:f

5qL4
384 EI

Perhitungan Momen Akibat Beban

A. Beban Mati
Berat sendiri gording

= (profil LLC 100 x 50 x 20 x 3,2)

Berat atap

= berat seng x jarak gording

= 5,50 kg/m

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


6
= 10 x 0,80

= 8 kg/m+
q = 13,5 kg/m

qx = q sin = 13,5 sin 30 = 6,75 kg/m


qy = q cos = 13,5 cos 30 = 11,69 kg/m
Mx = 1/8 qy L2 = 1/8 (11,69) (4)2 = 23,38 kg.m
My = 1/8 qx L2 = 1/8 (6,75) (4)2 = 13,5 kg.m
Dx = qy L = (11,69) (4) = 23,38 kg
Dy = qx L = (6,75) (4) = 13,5 kg
Lendutan yang timbul :
fx =

5q y L4

384 EI x

5(11,69)(10 2 )(400) 4
0,173 cm
384( 2,1.10 6 )(107)

5q x L4
5(6,75)(10 2 )(400) 4
0,437 cm
fy =
=
384 EI y
384( 2,1.10 6 )(24,5)

B. Beban Hidup
1. Beban Terpusat ( P = 100 kg)
Px = P sin = 100 sin 30 = 50 kg
Py = P cos = 100 cos 30 = 86,6 kg
Mx = Py L = (86,6) (4) = 86,6 kg.m
My = Px L = (50) (4) = 50 kg.m
Dx = Py = (86,6) = 43,3 kg
Dy = Px = (50) = 25 kg
Lendutan yang timbul :
fx =

Py L3
48 EI x

86,6(400) 3
0,514 cm
48(2,1.10 6 )(107)

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


7
fy =

Px L3
50( 400) 3
1,295 cm
=
48 EI y
48( 2,1.10 6 )(24,5)

2. Beban terbagi rata


q = (40 0,8) = (40 0,8 (30)) = 16 kg/m
Beban akibat air hujan yang diterima gording :
q = Beban air hujan x jarak gording
= 16 x 0,8 = 12,8 kg/m
qx = q sin = 12,8 sin 30 = 6,4 kg/m
qy = q cos = 12,8 cos 30 = 11,085 kg/m
Mx = 1/8 qy L2 = 1/8 (11,085) (4)2 = 22,17 kg.m
My = 1/8 qx L2 = 1/8 (6,4) (4)2 = 12,8 kg.m
Dx = qy L = (11,085) (4) = 22,17 kg
Dy = qx L = (6,4) (4) = 12,8 kg
Lendutan yang timbul :
fx =

5q y L4
384 EI x

5(11,085)(10 2 )(400) 4
0,16cm
384( 2,1.10 6 )(107)

5q x L4
5(6,4)(10 2 )(400) 4
0,415 cm
fy =
=
384 EI y
384( 2,1.10 6 )(24,5)

Momen akibat beban terpusat > momen akibat beban terbagi rata, maka
tegangan yang timbul ditentukan oleh beban terpusat.
C. Beban angin
Tekanan angin rencana diambil 25 kg/m2 (PPI 1983 hal 22)
1. Angin tekan
< 65o, maka koefisien angin tekan :
C = 0,02 0,4
= 0,02 (30) 0,4
= 0,2
qx = 0
qy = koef angin x tekanan angin x jarak gording
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


8
= 0,2 x 25 x 0,8
= 4 kg/m
Mx = 1/8 qy L2 = 1/8 (4) (4)2 = 8 kg.m
My = 0
Dx = qy L = (4) (4) = 8 kg
Dy = 0
Lendutan yang timbul
5q y L4

5( 4)(10 2 )( 400) 4
0,059 cm
fx =
=
384(2,1.10 6 )(107)
384 EI x

fy = 0
2. Angin hisap
Koef angin hisap = -0,4
qx = 0
qy = koef angin x tek. angin x jarak gording
= - 0,4 x 25 x 0,8
= 8 kg/m (-)
Mx = 1/8 qy L2 = 1/8 (-8) (4)2 = 16 kg.m (-)
My = 0
Dx = qy L = (8) (4) = 16 kg (-)
Dy = 0
Lendutan yang timbul
fx =

5q y L4
384 EI x

5(8)(10 2 )(400) 4
0,518 cm
384( 2,1.10 6 )(24,5)

fy = 0

Komentar : Beban angin hisap tidak di perhitungkan dalam kombinasi beban


Tabel 2.1 Momen dan bidang geser akibat variasi dan kombinasi beban
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


9
Momen
dan
Bidang Geser
(1)
Mx (kg.m)
My (kg.m)
Dx (kg)
Dy (kg)

2.3.2

Beban
Mati

Beban
Hidup

(2)
23,38
13,5
23,38
13,5

(3)
86,60
50
43,3
25

Beban
Angin
tekan
(4)
8
0
8
0

Kombinasi Beban
Primer

Sekunder

(2) + (3)
109,98
63,5
66,68
38,5

(2)+(3)+(4)
117,98
63,5
74,68
38,5

Kontrol Kekuatan Gording

Direncanakan gording dari profil LLC 100 x 50 x 20 x 3,2


Ix = 107 cm4

Iy = 24,5 cm4

ix = 3,90 cm

iy = 1,87 cm

Wx = 21,3 cm3

Wy = 7,81 cm3

A. Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan


lt

ytb

M tot
W

< = 1400 kg/cm2 (beban primer)

lt

ytb

M tot
W

< 1,3 x = 1,3 x 1400 kg/cm2 = 1820 kg/cm2 (beban sekunder)

1. Pembebanan primer
lt ytb =

M tot Mx My 10998 6350


= Wx Wy = 21,3 7,81 = 1329,40 kg/cm2 < = 1400 kg/cm2
W
............ (aman)

2. Pembebanan sekunder
lt

ytb

M tot Mx My 11798 6350


= Wx Wy = 21,3 7,81 = 1366,96 kg/cm2 < 1,3 x = 1820 kg/cm2
W
............. (aman)

B. Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan geser


Tegangan geser yang diizinkan untuk pembebanan tetap, besarnya sama dengan
0,58 kali tegangan dasar (PPBBI 1983 hal 5)
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


10

ytb < 0,58 = 0,58 x 1400 = 812 kg/cm2 (beban primer)


ytb < 1,3 x 0,58 = 1,3 x 0,58 x 1400 = 1055,6 kg/cm2 (beban sekunder)
y

Profil LLC 100 x 50 x 20 x 3,2


A

= 100 mm = 10 cm

= 50 mm = 5 cm

= 20 mm = 2 cm

F2
F4

Cx
F1
A

= 3,2 mm = 0,32 cm

Cx = 0 cm
Cy = 1,86 cm

t
F5

F3

Tegangan Geser Maksimum

a. Terhadap sumbu x x

Cy

F1 = 0,32 x 5

= 1,6 cm2

F2 = 0,32 x (5 (2 x 0,32))

= 1,39 cm2

F3 = 0,32 x 2

= 0,64 cm2

y1 = (5)

= 2,5 cm2

y2 = 5 ( x 0,32)

= 4,84 cm

y3 = 5 ( x 2)

= 4 cm2

F1

y1
y3

0,32

y2

F3
2

F2

Sx = (F1 . y1x1
) + (F2 . y2) + (F3 . y3)
F2
= (1,6 x 2,5)
+ (1,39 x 4,84) + (0,64 x 4)
0,32

= 13,288 cm3
F1

bx = 0,32 cm

10

b. Terhadap sumbu y y
F1 = 0,32 x 10
F3
1,86
0,32

0,32

= 3,2 cm2
Nizar Helmi / 0341110093

x2 = x3

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


11
F2 = F3 = 0,32 (1,86 0,32) = 0,493 cm2
x1 = 1,86 (0,32 / 2)

= 1,7 cm

x2 = x3 = (1,86 0,32)

= 0,77 cm

Sy = (F1 . x1) + (F2 . x2) + (F3 . x3)


= (3,2 x 1,7) + (0,493 x 0,77) + (0,493 x 0,77)
= 6,19 cm3
by = 0,32 x 2 = 0,64 cm

Beban Primer
ytb =
=

D y .S y
b y .I y

66,68 x13,288
38,5 x 6,19

= 41,07 kg/cm2 < = 812 kg/cm2


0,32 x107
0,64 x 24,5

Beban Sekunder
ytb =
=

2.3.3

D x .S x
+
bx .I x

D x .S x D y .S y
+
b y .I y
b x .I x
74,68 x13,288
38,5 x 6,19

= 44,179 kg/cm2 < 1,3 x 0,58 =1055,6 kg/cm2


0,32 x107
0,64 x 24,5

Kontrol kekuatan gording terhadap lendutan

Batas lendutan maksimum arah vertikal untuk gording batang tunggal menerus adalah :
fmaks =

1
1
.L =
x 400 = 2,22 cm
180
180

Lendutan yang timbul terhadap sb. x x


fx = fx beban mati + fx beban hidup + fx beban angin
= 0,173 + 0,514 + 0,059
= 0,746 cm

Lendutan yang timbul terhadap sb. y y


fy = fy beban mati + fy beban hidup + fy beban angin
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


12
= 0,437 + 1,295 + 0
= 1,732 cm
Total lendutan yang dialami gording :
fytb

( fx) 2 ( fy ) 2

(0,746) 2 (1,732) 2

= 1,88 cm

fytb = 1,88 cm < fmaks = 2,22 cm .......................... (aman)


Gording dengan profil LLC 100 x 50 x 20 x 3,2 dapat digunakan.
2.4

Pembebanan pada Kuda-kuda

2.4.1 Beban Mati


A. Berat Rangka Kuda-kuda

Berat rangka kuda-kuda dihitung didasarkan rumus Ir. Loa Wan Kiong
q

= (L 2) s/d (L + 5)
= (9 2) s/d (9 + 5)
= 7 kg/m2 s/d 14 kg/m2

Diambil yang maksimum yaitu 14 kg/m2

Pelimpahan ke titik buhul :


q maks x jarak kuda kuda x pjg ben tan g kuda kuda
jumlah titik buhul

14 x 4 x9
63 kg
8

Bracing / ikatan angin


Diambil 25% dari berat sendiri kuda-kuda (PPBBI 1984)
P = 25 % x 63 = 15,75 kg

B. Berat Penutup Atap + Berat Gording


Penutup atap = seng (10 kg/m2)
Gording

= 5,5 kg/m

Jarak gording = 0,80 m


Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


13

P1 = Berat penutup atap

= 10 x jarak kuda-kuda x jarak gording


= 10 x 4 x 0,8 = 32 kg

P2 = Berat gording

= 5,5 x jarak kuda-kuda = 5,5 x 4

= 22 kg

P = P1 + P2 = 32 + 22 = 54 kg
P = P1 + P2 = (32) + 22 = 38 kg

1. Batang O A = O B
G1= 38 kg

G2 = 54 kg

G3 = 54 kg

RB1

Ro
MB = 0
RO (1,70) (38)(1,70) (54)(0,80) (54)(0,10) = 0
RO = 66,59 kg
V = 0

G4 = 54 kg

RB1 = (38 + 54 + 54) 66,59


RB1 = B79,41 kg

G5 = 54 kg

G6 = 54 kg

2. Batang A F = B G

RB2

RG1
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


14

MG = 0
RB2 (2,60) (54)(1,90) (54)(1,10) (54)(0,30) = 0
RB2 = 68,54 kg
V = 0
RG1 = (54 + 54 + 54) 68,54
RG1 = 93,46 kg
3. Batang F H = G H
G7 = 54 kg

G8 = 54 kg

G9 = 54 kg

G10 = 54 kg

RG2

RH

MH = 0
RG2 (2,60) (54)(2,10) (54)(1,30) (54)(0,50) = 0
RG2 = 81 kg
V = 0
RH = (54 + 54 + 54 + 54) 81
RH = 135 kg
Pelimpahan beban atap dan gording pada masing-masing titik buhul :
1.

Titik A = B

= RB1 + RB2
= 79,41 + 68,54 = 147,95 kg

2.

Titik F = G

= RG1 + RG2
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


15
= 93,46 + 81 = 174,46 kg
3.

Titik H

= (2 x RH)
= (2 x 135) = 270 kg

C. Berat Plafond + Penggantung


Berat plafond dan penggantung = 18 kg/m2 (PPI 1983)
1. Titik A = B

= (B2) x 4 x 18
= (2,25) x 4 x 18 = 81 kg

2. Titik C = E

= (B2 + B3) x 4 x 18
= (2,25 + 2,25) x 4 x 18 = 162 kg

3. Titik D

= (B3 + B4) x 4 x 18
= (2,25 + 2,25) x 4 x 18 = 162 kg

2.4.2 Beban Hidup


A. Beban Orang / Pekerja
PPI-1983 menegaskan bahwa pada tiap titik buhul bagian atas perlu ditambah
beban sebesar 100 kg yang diakibatkan oleh seorang pekerja dan peralatannya. Tetapi pada
kantilever ditambah beban sebesar 200 kg. Demikian juga pada titik buhul bagian bawah
ditambah 100 kg sebagai akibat dari pemasangan instalasi listrik. Penyambungan titik
buhul dan keduanya merupakan bagian dari beban hidup.
B. Beban Air Hujan
Menurut PPI-1983, beban air hujan yang bekerja pada titik buhul bagian atas dapat
dicari dengan menggunakan rumus :
beban air hujan = 40 0,8 = 40 (0,8 x 30o) = 16 kg/m2
Beban terhadap titik buhul masing-masing :
1. Titik A = B

= (A1 + A2) x 4 x 16
= (1,70 + 2,60) x 4 x 16 = 137,6 kg

2. Titik F = G

= (A2 + A3) x 4 x 16
= (2,60 + 2,60) x 4 x 16 = 166,4 kg

3. Titik H

= (A3 + A4) x 4 x 16
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


16
= (2,60 + 2,60) x 4 x 16 = 166,4 kg
Dari kedua jenis beban hidup di atas (beban orang/pekerja dan air hujan), maka
beban yang diperhitungkan adalah beban yang terbesar yaitu beban air hujan.
C. Beban Angin
Beban angin yang bekerja = 25 kg/m2. Untuk bangunan yang tertutup menurut
PPI-1983 untuk sudut kemiringan atap = 30o, maka koefisien angin tekan dan angin hisap.
1. Angin tekan
C = 0,02 0,4 = (0,02 x 30o) 0,4 = 0,2
Beban yang diterima masing-masing titik buhul :

Titik buhul A = B

= (A1 + A2) x 4 x 0,2 x 25


= (1,70 + 2,60) x 4 x 0,2 x 25

Titik buhul F = G

= (A2 + A3) x 4 x 0,2 x 25


= (2,60 + 2,60) x 4 x 0,2 x 25

Titik buhul H

= 43 kg

= 52 kg

= (A3) x 4 x 0,2 x 25
= (2,60) x 4 x 0,2 x 25

= 26 kg

2. Angin hisap
C = 0,4
Beban yang diterima masing-masing titik buhul :

Titik buhul A = B

= (A1 + A2) x 4 x (-0,4) x 25


= (1,70 + 2,60) x 4 x (-0,4) x 25

Titik buhul F = G

= (A2 + A3) x 4 x (-0,4) x 25


= (2,60 + 2,60) x 4 x (-0,4) x 25

Titik buhul H

= 86 kg (-)

= 104 kg (-)

= (A3) x 4 x (-0,4) x 25
= (2,60) x 4 x (-0,4) x 25

= 52 kg (-)

Tabel 2.3. Tabel Pembebanan pada masing masing titik.

Titik
Buhul

Beban Tetap

Beban Hidup
Jumlah
(kg)

Dibulatkan
(kg)

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


17
A

63

147,95

81

429,55

429,6

63

147,95

81

137,6

137,6

429,55

429,6

C
D
E

63
63
63

162
162
162

15,75
-

100
100
100

325
340,75
325

325
340,8
325

166,4

403,86

403,9

166,4

403,86

403,9

166,4

515,15

515,2

63

174,46

63

174,46

63

270

15,75

Tabel 2.4. Kombinasi Beban


Panjang
Batang

Batang

(1)
B2
B3
B4
B5
A2
A3
A4
A5
V1
V2
V3
D1
D2

(m)
(2)
2,25
2,25
2,25
2,25
2,6
2,6
2,6
2,6
1,3
2,6
1,3
2,6
2,6

Beban Tetap
(Kg)
(3)
2003,80
2003,80
2003,80
2003,80
-2313,80
-1584,90
-1584,90
-2313,80
325
1069,70
325
-728,90
-728,90

Beban Angin

Kombinasi Beban

(Kg)

(Kg)

Kiri
(4)
122,96
122,96
-34,35
-34,35
43,55
74,30
29,27
89,31
0,00
-29,27
0,00
-61,55
120,09

Kanan
(5)
-216,50
-216,50
-60,51
-60,51
90,06
30,02
75,06
45,04
0,00
-30,03
0,00
120,09
-60,02

Kiri
(3) + (4)
2126,76
2126,76
1969,45
1969,45
-2270,25
-1510,60
-1555,63
-2224,49
325,00
1040,43
325,00
-790,45
-608,81

Kanan
(3) + (5)
1787,30
1787,30
1943,29
1943,29
-2223,74
-1554,88
-1509,84
-2268,76
325,00
1039,67
325,00
-608,81
-788,92

Gaya Maks

Gaya Desain

(Kg)

(Kg)

2126,76
2126,76
1969,45
1969,45
-2270,25
-1554,88
-1555,63
-2268,76
325,00
1040,43
325,00
-790,45
-788,92

2126,76

-2270,25
325,00
1040,43
325,00
-790,45

BAB III
PENDIMENSIAN BATANG
Rangka batang kuda-kuda direncanakan dari profil tersusun siku-siku sama kaki
().
3.1

Ketentuan dan Rumus yang Digunakan


(Berdasarkan PPBBI 1983 hal 20 22)

3.1.1 Batang Tarik

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


18

Perhitungan didasarkan pada daya dukung luas netto (Fn)


Fn =

Pmaks

Fn

Fbr = 0,85

Kontrol tegangan
ytb =

Pmaks

2F

Kelangsingan batang tarik


L
maks , maks 240
ix

x =

i = i maks
min

(konstruksi aman)

3.1.2 Batang Tekan

Dipengaruhi oleh tekuk


Panjang tekuk (Lk)
Dimana : Lk = L (sendi-sendi, K (koef, tekuk) = 1)
KL

Kelangsingan : = i

min

Syarat : maks 140 untuk konstruksi utama (SKBI 1987)

Profil yang dipilih berdasarkan i = imin

Kelangsingan sumbu masif (x < 140)


x =

Lk
ix

Kelangsingan sumbu ( I < 50)


Lk

1 = i

Iy1 = 2 [Iy + F (e +

iy =

)2 ]

I y1
2F

Kelangsingan sumbu tidak masif (y < 140)

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


19
Lk

y = i
y

iy =

( y ) 2 m 2 (1 ) 2

Dimana : m = jumlah batang tunggal yang membentuk batang tersusun

Syarat untuk menjaga kestabilan elemen :


x 1,2 1
x 1,2 1

Tegangan yang timbul :


ytb =

P
2 Fn

3.1.3 Kekuatan Kopel

Digunakan pada batang tekan

Pelat kopel harus dihitung dengan menganggap bahwa seluruh panjang batang
tersusun terdapat gaya lintang sebesar :
D = 0,02 P

Gaya geser memanjang (torsi)


DL1
2a

T=
dimana :

L1 = jarak kopel
a

= (e + )

Momen pada plat kopel


M = T . C
dimana :

C = jarak antar baut pada profil


C = (2w + )

Plat kopel harus cukup kaku, sehingga memenuhi persamaan :


Il
IP
>10
Ll
a

dimana : IP

(PPBBI 1983 hal 21)

= Momen inersia plat kopel

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


20
a

= jarak profil tersusun

Ll

= jarak tengah-tengah plat kopel pada arah batang tekan

Il = I = Momen inersia minimum 1 profil


3.2

Perhitungan Pendimensian
H
A4

A3

V2

F
A2

30

D1

V1

D2

A5

V3

30

B2

B3

B4

B5

Gaya desain untuk masing-masing batang :


A2, A3, A4, A5 = 2270,25 kg (Tekan)
D1, D2 = 790,45 kg (Tekan)
B2, B3, B4, B5 = 2126,76 kg (Tarik)
V1, V3, = 325 kg (Tarik)
V2 = 1040,43 kg (Tarik)
3.2.1

Perhitungan Batang Tekan

a. Batang A2, A3, A4, A5


Gaya design Pmaks = 2270,25 kg (tekan)
Lk = L = 2,6 m = 260 cm
max = 140

Untuk batang tekan ( PPBBI 1983 )

i = imin =

Lk

maks

260
= 1,857 cm
140

Berdasarkan i dipilih profil 65.65.7


Dari tabel baja diperoleh data :
4

Ix

= Iy = 33,4 cm

i = 1,26 cm

= 8,70 cm2

I = 13,8 cm4

Fn

= 7,30 cm

ix = iy = 1,96 cm

w = 4,60 cm
e = 1,85 cm

w
d

b
w

45
x

x
r
e

d
e

Nizar Helmi / b0341110093


y

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


21
b = 6,5 cm
Direncanakan jarak punggung kedua profil = 0,6 cm

Kontrol
x

Lk
260

132,653 < 140 . (aman)


ix
1,96

Lk
260

206,349 > 50 .. (perlu plat kopel)


i
1,26

Jarak Plat Kopel


Panjang Lmax = maks . i = 50 x 1,26 = 63 cm
Lk
260

4,13 5 lapangan 4 buah plat kopel


Lmax
63

Jumlah Lapangan, n
L1

Lk 260

52 cm
n
5

L1
52

41,27 cm < 50 ............ (aman)


i
1,26

Iy1 = 2 [Iy + F (e +
iy

I y1
2F

)2 ] = 2 [33,4 + 8,70 (1,85 +

0,6 2
) ] = 147,232 cm4
2

147,232
2,91 cm
2 8,70

Lk
260

89,35
iy
2,91

iy ( y ) 2

m
(1 ) 2
2

(89,35) 2

2
( 41,27) 2 98,42 < 140 ............ (aman)
2

Syarat :
1,2 1 = 1,2 x 41,27 = 49,524
x 1,2 1 132,653 > 49,524 ............(aman)
iy 1,2 1 98,42 > 49,524 ............(aman)

Kontrol Tegangan yang timbul akibat plat kopel :


Karena x > iy, maka untuk menentukan faktor tekuk () diambil x = 132,653
Dari tabel 2 PPBBI 1983 hal 11, untuk mutu baja Fe 310 (Bj 34) :

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


22
x = 132,653 diperoleh = 2,833 (interpolasi)
Kontrol tegangan :
ytb

P
2,833 2270,25

440,522 kg / cm 2 < = 1400 kg/cm2


2 Fn
2 7,30

Perhitungan Plat Kopel


Panjang plat kopel = 2 (b + ) = 2 (6,5 + ( x 0,6)) = 13,6 cm
Jarak antar plat kopel = 43,3 cm
Tebal plat kopel direncanakan = 0,5 cm
Ip

10 x

I min
L1

I
th3
10
2e
L1
1
12

1
0,5 h 3
13,8
12
10
2(1,85) 0,6
52

h3 = 276,44
h = 6,51 cm
Direncanakan baut = 1/2" = 1,27 cm
h = 1,5d + 3d + 1,5d = 6d = (6 x 1,27) = 7,62 diambil h = 8 cm
T1

T2

Jarak baut :
1,5d = 1,5 x 1,27 = 1,905 = 2 cm
3d = 3 x 1,27 = 3,81 = 4 cm
D

baja = 1400 kg/cm2

baut = 1400 kg/cm2

D = 0,02 P = 0,02 x 2270,25 = 45,405 kg


M1 = M2
M1

D.L1 = T1(2e + )
T1

D L1
45,405 52

549,084 kg
( 2e ) (2(1,85) 0,6)

T1 = T2 = 549,084 kg
Jarak antar baut :

Nizar Helmi / 0341110093


M2

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


23
C = 2 w + = 2(4,60) + 0,6 = 9,8 cm
Momen :

M = T x C = 549,084 x x 9,8 = 2690,51 kg.cm


Kontrol tegangan :
W = 1/6 t h2 = 1/6 (0,5) (8)2 = 5,33 cm3
ytb

M
2690,51

504,786 kg / cm 2 < = 1400 kg/cm2 ..(Aman)


W
5,33

ytb

3T
3T
3 549,084

205,906 kg / cm 2
2F
2t h
2 0,5 8

ytb = 205,906 kg/cm2 < 0,58. = 0,58 x 1400 kg/cm2 = 812 kg/cm2 (Aman)

Gaya yang bekerja pada baut


Kv

T 549,084

274,542 kg
n
2

Kh

2690,51 (4 / 2)
M .y

672,627 kg arah horizontal


2
x y
0 2 ( 4 / 2) 2

(K h ) (K v )

arah vertikal

672,627 2 274,542 2

726,499 kg

Kontrol kekuatan baut :

Terhadap geser
= 0,6

Pgsr

PPBBI 1983 hal 68

= d2 n 0,6

n = jumlah bidang geseran

= x 1,272 x 1 x 0,6 x 1400


Pgsr

= 1064,085 kg > R = 726,499 kg (Aman)

Terhadap tumpuan

Ptu

tu
tu

= 1,5 (untuk S1 2d)


= 1,2 (untuk 1,5d S1 2d)
= d x t x 1,2 x

PPBBI 1983 hal 68

t = tebal plat

= 1,27 x 0,5 x 1,2 x 1400


Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


24
Ptu

= 1066,8 kg > R = 726,499 kg (Aman)

Jadi ukuran plat kopel b = 13,6 cm, h = 8 cm, t = 0,5 cm cukup aman untuk
digunakan.

''

b. Batang Diagonal D1, D2


Gaya design Pmaks = 790,45 kg (tekan)
Lk = L = 2,6 m = 260 cm
max = 140

Untuk batang tekan ( PPBBI 1983 )

i = imin =

Lk

maks

260
= 1,857 cm
140

Berdasarkan i dipilih profil 65.65.7

= Iy = 33,4 cm4

w
d

i = 1,26 cm

= 8,70 cm

I = 13,8 cm

Fn

= 7,30 cm2

w = 4,60 cm
x

ix = iy = 1,96 cm

Dari tabel baja diperoleh data :


Ix

e = 1,85 cm

45
x
r
e

b = 6,5 cm

e
b

Direncanakan jarak punggung kedua profil = 0,6 cm

Kontrol
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


25

Lk
260

132,653 < 140 . (aman)


ix
1,96

Lk
260

206,349 > 50 .. (perlu plat kopel)


i
1,26

Jarak Plat Kopel


Panjang Lmax = maks . i = 50 x 1,26 = 63 cm
Lk
260

4,13 5 lapangan 4 buah plat kopel


Lmax
63

Jumlah Lapangan, n
L1

Lk 260

52 cm
n
5

L1
52

41,27 cm < 50 ............ (aman)


i
1,26

Iy1 = 2 [Iy + F (e +
I y1

iy

2F

)2 ] = 2 [33,4 + 8,70 (1,85 +

0,6 2
) ] = 147,232 cm4
2

147,232
2,91 cm
2 8,70

Lk
260

89,35
iy
2,91

iy ( y ) 2

m
(1 ) 2
2

(89,35) 2

2
( 41,27) 2 98,42 < 140 ............ (aman)
2

Syarat :
1,2 1 = 1,2 x 41,27 = 49,524
x 1,2 1 132,653 > 49,524 ............(aman)
iy 1,2 1 98,42 > 49,524 ............(aman)

Kontrol Tegangan yang timbul akibat plat kopel :


Karena x > iy, maka untuk menentukan faktor tekuk () diambil x = 132,653
Dari tabel 2 PPBBI 1983 hal 11, untuk mutu baja Fe 310 (Bj 34) :
x = 132,653 diperoleh = 2,833 (interpolasi)
Kontrol tegangan :
ytb

P
2,833 790,45

153,38 kg / cm 2 < = 1400 kg/cm2


2 Fn
2 7,30

Perhitungan Plat Kopel


Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


26
Panjang plat kopel = 2 (b + ) = 2 (6,5 + ( x 0,6)) = 13,6 cm
Jarak antar plat kopel = 43,3 cm
Tebal plat kopel direncanakan = 0,5 cm
Ip
a

10 x

I min
L1

I
th3
10
2e
L1
1
12

1
0,5 h 3
13,8
12
10
2(1,85) 0,6
52

h3 = 276,44
h = 6,51 cm
Direncanakan baut = 1/2" = 1,27 cm
h = 1,5d + 3d + 1,5d = 6d = (6 x 1,27) = 7,62 diambil h = 8 cm
Jarak baut :
1,5d = 1,5 x 1,27 = 1,905 = 2 cm
3d = 3 x 1,27 = 3,81 = 4 cm
T1
T2 2
baja
= 1400 kg/cm

baut = 1400 kg/cm2

D = 0,02 P = 0,02 x 790,45 = 15,809 kg


M1 = M2
D.L1 = T1(2e + )
D

T1
M1

D L1
15,809 52

191,179 kg
( 2e ) ( 2(1,85) 0,6)

T1 = T2 = 191,179 kg
Jarak antar baut :

C = 2 w + = 2(4,60) + 0,6 = 9,8 cm


Momen :
M = T x C = 191,179 x x 9,8 = 936,775 kg.cm
Kontrol tegangan :

W = 1/6 tM2h2 = 1/6 (0,5) (8)2 = 5,33 cm3


ytb

M
936,775

175,755 kg / cm 2 < = 1400 kg/cm2 ..(Aman)


W
5,33
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


27
3T
3T
3 191,179

71,692 kg / cm 2
2F
2t h
2 0,5 8

ytb

ytb = 71,692 kg/cm2 < 0,58. = 0,58 x 1400 kg/cm2 = 812 kg/cm2 (Aman)

Gaya yang bekerja pada baut


Kv

T 191,179

95,59 kg
n
2

Kh

936,775 ( 4 / 2)
M .y

234,194 kg arah horizontal


2
x y
0 2 ( 4 / 2) 2

(K h ) (K v )

arah vertikal

234,194 2 95,59 2

252,951 kg

Kontrol kekuatan baut :

Terhadap geser
= 0,6

Pgsr

PPBBI 1983 hal 68

= d2 n 0,6

n = jumlah bidang geseran

= x 1,272 x 1 x 0,6 x 1400


Pgsr

= 1064,085 kg > R = 252,951 kg (Aman)

Terhadap tumpuan

Ptu

= 1,5 (untuk S1 2d)


tu = 1,2 (untuk 1,5d S1 2d)
tu

= d x t x 1,2 x

PPBBI 1983 hal 68

t = tebal plat

= 1,27 x 0,5 x 1,2 x 1400


Ptu

= 1066,8 kg > R = 252,951 kg (Aman)

Jadi ukuran plat kopel b = 13,6 cm, h = 8 cm, t = 0,5 cm cukup aman untuk
digunakan.

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


28

''

3.2.2

Perhitungan Batang Tarik


y

a. Batang B2, B3, B4, B5


Gaya design Pmaks = 2126,76 kg (tarik)

Lk = 2,25 m = 225 cm

baja = 1400 kg/cm2


Fn
Fbr

ix

Pmaks

v
2126,76
1,519 cm 2
1400

F
1,519
n
1,79 cm 2
0,85
0,85

w
d

b
w

45
x

x
r
e

Lk 225

0,937 cm
240

e
b

Dipilih profil 35.35.4

F = 2,67 cm2

i = 0,68 cm

e = 1,00 cm

I = 1,24 cm4

Ix = Iy = 2,96 cm4

w = 2,47 cm

ix = iy = 1,05 cm
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


29
Kontrol
L x 225

214,286 max 240 ..........(aman)


ix
1,05

Lk
225

330,882 max 240 ..........(aman)


i
0,68

ytb

P
2126,76

398,269 kg / cm 2 1400 kg / cm 2 ...........(aman)


2F
2 2,67

Tidak memerlukan plat kopel.


b. Batang V1, V3
Gaya design Pmaks = 325 kg (tarik)
Lk = 1,30 m = 130 cm
baja = 1400 kg/cm2
Pmaks

Fn

Fbr

ix

325
0,23 cm 2
1400

Fn
0,23

0,27 cm 2
0,85 0,85

Lk 130

0,542 cm
240

Dipilih profil 20.20.3


F = 1,12 cm2

i = 0,37 cm

e = 0,60 cm

I = 0,15 cm4

Ix = Iy = 0,39 cm4

w = 1,41 cm

ix = iy = 0,59 cm
Kontrol
L x 130

220,339 max 240 ..........(aman)


ix
0,59

x
1

Lk
130

351,351 max 240 ..........(aman)


i
0,37

ytb

P
325

145,089 kg / cm 2 1400 kg / cm 2 ...........(aman)


2F
2 1,12

Tidak memerlukan plat kopel.

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


30
c. Batang V2
Gaya design Pmaks = 1040,43 kg (tarik)
Lk = 2,60 m = 260 cm
baja = 1400 kg/cm2
Pmaks

Fn

Fbr

ix

1040,43
0,74 cm 2
1400

Fn
0,74

0,87 cm 2
0,85 0,85

Lk 260

1,083 cm

240

Dipilih profil 40.40.4


F = 3,08 cm2

i = 0,78 cm

e = 1,12 cm

I = 1,86 cm4

Ix = Iy = 4,48 cm4

w = 2,83 cm

ix = iy = 1,21 cm
Kontrol
Lx 260

214,876 max 240 ..........(aman)


ix
1,21

x
1

Lk
260

333,333 max 240 ..........(aman)


i
0,78

ytb

P
1040,43

168,900 kg / cm 2 1400 kg / cm 2 ...........(aman)


2F
2 3,08

Tidak memerlukan plat kopel.


Tabel 3.1 Daftar Profil yang digunakan pada Kuda-kuda
Batang
(1)
B2
B3
B4
B5
V1
V2

Profil

Berat profil

Panjang batang

(mm)
(2)
35 . 35 . 4
35 . 35 . 4
35 . 35 . 4
35 . 35 . 4

(kg/m)
(3)
2,10
2,10
2,10
2,10

(m)
(4)

20 . 20 . 3
40 . 40 . 4

0,88
2,42

2,25

1,30
2,60

faktor reduksi

Berat batang

(5)
0,9
0,9
0,9
0,9

(kg)
(3) x (4) x (5)
4,2525
4,2525
4,2525
4,2525

0,9
0,9

1,0296
5,6628

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


31
V3

D1
D2

A2
A3
A4
A5
A1
A6
B1
B6
V5
V6

20 . 20 . 3

0,88

1,30

0,9

1,0296

65 . 65 . 7
65 . 65 . 7

6,83
6,83

2,60

0,9
0,9

15,9822
15,9822

65 . 65 . 7
65 . 65 . 7
65 . 65 . 7
65 . 65 . 7
65 . 65 . 7
65 . 65 . 7
20 . 20 . 3
20 . 20 . 3
20 . 20 . 3
20 . 20 . 3

6,83
6,83
6,83
6,83
6,83
6,83
0,88
0,88
0,88
0,88
JUMLAH

0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9

15,9822
15,9822
15,9822
15,9822
10,6343
10,6343
1,188
1,188
0,689
0,689
145,6478

* (3) = tabel baja


(5) = PPI - 1983 hal 10

2,60

1,73
1,50
0,87

Karena profil kuda-kuda baja berupa profil ganda, maka :


Berat total

= 2 x 145,6478 = 291,2956 kg

Kebutuhan total rangka baja = berat total + 25% berat total


= 291,2956 + 72,8239
= 364,1195 kg 370 kg
3.3

Perhitungan zetting
Zetting (penurunan) yang terjadi pada konstruksi kuda-kuda akibat pembebanan

dapat dihitung dengan rumus :


fs

S .L.U
F .E

dimana :
fs = Penurunan yang terjadi (cm)
S = Gaya batang akibat beban luar (kg)
L = Panjang masing-masing batang (cm)
U = Gaya akibat beban 1 satuan
F = Luas penampang profil (cm2)
E = Modulus elastisitas baja (2,1 x 106 kg/cm2)
Penurunan maksimum yang diizinkan dihitung dengan rumus :

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


32

f max

1
L
180

(PPBBI, 1983)

dimana :
L = panjang bentang kuda-kuda
Dalam perhitungan zetting, digunakan metode cremona untuk mendapatkan gaya batang
akibat beban 1 satuan yang berada di tengah-tengah konstruksi,
f max

1
x900 = 5 cm
180

Tabel 3.2. Perhitungan Zetting

B2
B3
B4
B5

S
(kg)
2126,76
2126,76
1969,45
1969,45

L
(cm)
225
225
225
225

U
(ton)
0,866
0,866
0,866
0,866

E
(kg/cm2)
2100000
2100000
2100000
2100000

F
(cm2)
5,34
5,34
5,34
5,34

fS
(cm)
0,03695
0,03695
0,03422
0,03422

A2
A3
A4
A5

-2270,25
-1554,88
-1555,63
-2268,76

260
260
260
260

-1
-1
-1
-1

2100000
2100000
2100000
2100000

17,4
17,4
17,4
17,4

0,01615
0,01106
0,01107
0,01614

V1
V2
V3

325
1040,43
325

130
260
130

0
1
0

2100000
2100000
2100000

2,24
6,16
2,24

0
0,02091
0

D1
D2

-790,45
-788,92

260
260

0
0

2100000
2100000

17,4
17,4

0
0
0,21767

Batang

jumlah

Jadi, lendutan yang timbul akibat zetting adalah :


fs = 0,21767 cm < fmax = 5 cm............(aman)

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


33

BAB IV
PERHITUNGAN SAMBUNGAN
Alat sambung yang digunakan adalah baut, Berdasarkan ketentuan PPBBI 1983 hal
68, untuk alat sambung baut, berlaku :

Tegangan geser yang diizinkan :


=0,6

Tegangan tarik yang diizinkan :


tr = 0,7

Tegangan tumpu yang diizinkan :


tu = 1,5

( untuk S1 2d )

tu = 1,2

( untuk 1,5d S1 2d )

dimana :
S1 = Jarak dari sumbu baut yang paling luar ke tepi bagian yang
''

disambung
Direncanakan ketebalan plat buhul : 0,6 cm
baut = 1400 kg/cm2
plat = 1400 kg/cm2

''

Kekuatan baut dengan diameter 5/8" (1,6 cm)


a. Kekuatan baut terhadap geser
Pgsr = Fgsr .
= n (1/4 d2) . 0,6
= 2 x 1/4 (1,6)2 x 0,6 x 1400
= 3377,84 kg
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


34
b. Kekuatan baut terhadap tumpuan
Ptu

= Ftu . tu
= t . d . 1,2
= 0,6 x 1,6 x 1,2 x 1400
= 1612,8 kg

Kekuatan baut dengan diameter 1/2" (1,27 cm)


a. Kekuatan baut terhadap geser
Pgsr = Fgsr .
= n (1/4 d2) . 0,6
= 2 x 1/4 (1,27)2 x 0,6 x 1400
= 2128,16 kg
b. Kekuatan baut terhadap tumpuan
''

Ptu

= Ftu . tu
= t . d . 1,2
= 0,6 x 1,27 x 1,2 x 1400
''

= 1280,16 kg
Kekuatan baut dengan diameter 5/16" (0,8 cm)
a. Kekuatan baut terhadap geser
Pgsr = Fgsr .
= n (1/4 d2) . 0,6
= 2 x 1/4 (0,8)2 x 0,6 x 1400
= 844,46 kg
''

b. Kekuatan baut terhadap tumpuan


Ptu

= Ftu . tu
= t . d . 1,2

''

= 0,6 x 0,8 x 1,2 x 1400


= 806,4 kg
Pgsr > Ptu, maka perhitungan jumlah baut didasarkan pada harga Ptu dengan rumus :

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


35

n= P
gsr
dimana :
n

= jumlah baut

= Beban / gaya yang bekerja

Pgsr = Kekuatan baut terhadap geser


H
A4

A3

V2

F
A2

30

D1

V1

G
D2

A5

V3

30

B2

B3

B4

B5

B2 = 2126,76 kg (tarik)
B3 = 2126,76 kg (tarik)
B4 = 1969,45 kg (tarik)
B5 = 1969,45 kg (tarik)
A2 = 2270,25 kg (tekan)
A3 = 1554,88 kg (tekan)
A4 = 1555,63 kg (tekan)
A5 = 2268,76 kg (tekan)
V1 = 325 kg (tarik)
V2 = 1040,43 kg (tarik)
V3 = 325 kg (tarik)
D1 = 790,45 kg (tekan)
D2 = 788,92 kg (tekan)
4.1 Perhitungan Titik Buhul
4.1.1 Titik buhul A = B
Tebal plat direncanakan = 0,6 cm

A2

Batang A2 (Tekan)
PA2 tk = 2270,25 kg
2270,25
n = 1612,8 = 1,407

2 baut 5/8" = 1,6 cm

30

B2

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


36

Batang B2 (Tarik)
PB2 tr = 2126,76 kg
n

2126,76

= 1280,16 = 1,66

2 baut 1/2" = 1,27 cm

4.1.2 Titik Buhul C = E


Tebal plat direncanakan = 0,6 cm

Batang B2 dan B3 (Tarik)


PB2 tr = 2126,76 kg
n =

V1

PB3 tr = 2126,76 kg

2126,76 2126,76
=0
1280,16

2 baut 1/2" = 1,27 cm

B2

B3

Batang V1 (Tarik)
PV1 tr = 325 kg
n

325

= 806,4 = 0,403

2 baut 5/16" = 0,8 cm

4.1.3 Titik Buhul F = G

A3

Tebal plat direncanakan = 0,6 cm

Batang A2 dan A3 (Tekan)


PA2 tk = 2270,25 kg

PA3 tk = 1554,84 kg

2270,25 1554,84
n =
= 0,443
1612,8

D1

A2

V1

2 baut 5/8" = 1,6 cm

Batang D1 (Tekan)
PD1 tk = 790,45 kg
790,45

n = 1612,88 = 0,49

2 baut 5/8" = 1,6 cm

Batang V1 (Tarik)
PV1 tr = 325 kg
325

n = 806,4 = 0,403

2 baut 5/16" = 0,8 cm

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


37

4.1.4 Titik Buhul H


H

Tebal plat direncanakan = 0,6 cm

1554,88
n = 1612,8 = 0,96

V2

2 baut 5/8" = 1,6 cm

2 baut 5/8" = 1,6 cm

Batang A4 (Tekan)
PA4 tk = 1555,63 kg
1555,63

n = 1612,8 = 0,96

A4

A3

Batang A3 (Tekan)
PA3 tk = 1554,88 kg

Batang V2 (Tarik)
PV2 tr = 1040,43 kg
n

1040,43

= 1280,16 = 0,813

2 baut 1/2" = 1,27 cm

4.1.5 Titik Buhul D


Tebal plat direncanakan = 0,6 cm

Batang B3 dan B4 (Tarik)


PB3 tr = 2126,76 kg

PB4 tr = 1969,45 kg

2126,76 1969,45
n =
= 0,123
1280,16

D1

B3

V2

D2

B4

2 baut 1/2" = 1,27 cm

Batang V2 (Tarik)
PV2 tr = 1040,43 kg
1040,43

n = 1280,16 = 0,813

2 baut 1/2" = 1,27 cm

Batang D1 (Tekan)
PD1 tk = 790,45 kg
790,45

n = 1612,8 = 0,490

2 baut 5/8 = 1,6 cm


Batang D2 (Tekan)

PD2 tk = 788,92 kg
788,92

n = 1612,8 = 0,489

2 baut 5/8 = 1,6 cm

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


38

Tabel 4.1 Jumlah baut yang digunakan


Batang

Baut yang digunakan

A2, A3, A4, A5


B2, B3, B4, B5, V2
V1, V3
D1, D2
V5, V6
B1, B6
A1, A6
Ikatan angin D1, D2
Ikatan angin V1, V2

4 (4 5/8'')
5 (4 1/2'')
2 (4 5/16'')
2 (4 5/8'')
2 (4 1/2'')
2 (4 1/2'')
2 (4 5/8'')
2 (4 3/8'')
2 (4 3/8'')

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


39

BAB V
IKATAN ANGIN
Ikatan angin berguna untuk memberikan kekuatan yang diperlukan pada sebuah
bangunan. Pemasangan ikatan angin yang paling sederhana berupa batang-batang diagonal
pada bidang atap dan bidang dinding.
Ikatan angin yang digunakan adalah :
a.Ikatan angin horizontal
b. Ikatan angin vertikal
5.1 Ikatan Angin Horizontal
Berdasarkan PPBBI 1983 Bab 7 (Stabilisasi Konstruksi Atap), maka :
1. Pada hubungan gording dengan kuda-kuda, harus dianggap ada gaya P yang
arahnya sejajar sumbu gording, yang besarnya adalah :
P = 0,01 Pkuda-kuda
Dimana :
Pkuda-kuda = Gaya pada bagian tepi kuda-kuda di tempat gording itu
(Pmaks kaki kuda-kuda)
Dari diagram cremona, diketahui Pkuda-kuda = 2270,25 kg
P = 0,01 x 2270,25 = 22,7025 kg
2. Pada hubungan gording dan ikatan angin harus dianggap ada gaya P yang arahnya
sejajar sumbu gording yang besarnya adalah :
P = 0,01 Pkuda-kuda + (0,005n . q . dk . dg)
= 0,01 (2270,25) + (0,005 x 2 x 10 x 4 x 0,80)
= 22,7025 + 0,32
= 23,0225 kg
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


40
dimana :
n = Jumlah trave antara 2 bentang ikatan angin = 2
q = Beban atap vertikal terbagi rata (Seng 6 kaki : 10 kg/m2)
dk = Jarak kuda-kuda (4 m)
dg = Jarak gording (0,80 m)
3. Pada bentang ikatan angin harus dipenuhi syarat :
0,25 Q
EA tepi

dimana :
h

= Jarak kuda-kuda pada bentang ikatan angin = 4 m

L = Panjang tepi atas kuda-kuda


= 2 (A2 + A3)
= 2 (2,60 + 2,60)
= 10,4 m = 1040 cm
E = Modulus Elastistitas Baja (2,1 . 106 kg/cm2)
Q = n . q . L . dk = 2 x 10 x 10,4 x 4 = 832 kg
A = Luas bagian tepi kuda-kuda
= L x dk
= 10,4 x 4
= 41,6 m2
= 416000 cm2
Maka :
h

L
400
>
1040

0,25 Q
EA tepi

0,25 (832)
(2,1 . 10 6 ) ( 416000)

0,38 > 1,5 x 10-5 .................. (aman)


5.1.1 Pendimensian Bentang Ikatan Angin Horizontal
Diketahui : P = 23,0225 kg
F =

P
23,0225
= 0,8 x 1400 = 0,021 cm2
0,8

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


41
d =

4F

4 x 0,021

= 0,164 cm

Dipilih baja bulat dengan 1 cm


F = d2 = (1)2 = 0,785 cm2 > 0,021 cm2 ......... (aman)

Kontrol Tegangan :
ytb =

23,0225
P
= 0,785 = 29,328 kg/cm2 < = 1400 kg/cm2
F

............. (aman)

5.2 Ikatan Angin Vertikal

dk = 4 m

V4 = 2,60 m
33

tg =

2,60
= 0,65
4

Pot. A - A

= 33o

y1
=
2,60

. 12 L
1 L
2

y1 = 1,73 m

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


42
y2 = tg 30 (1/3 . L)
y2 = tg 30 (1,5)
y2 = 0,866 m
y3 =

(1,5 2 0,866 2 )

y3 = 1,73 m

Luas
Luas total

= Luas bidang persegi + luas bidang segitiga


= ( y1 x 2(1,5) ) + ( 2(1/2 x y2 x 1,5) )
= ( 1,73 x 2(1,5) ) + ( 2(1/2 x 0,866 x 1,5) )
= 6,489 m

o Pembebanan Ikatan Angin


Beban angin = 25 kg/m2
P1 = .Luas x 25 = (6,489) x 25 = 81,11 kg
P2 = .Luas x 25 = (6,489) x 25 = 81,11 kg
o Penentuan Gaya

dk = 4 m
IV

P1

D1
V2

2,6 m V1
D2
III

II

P2

Titik I
H = 0
P1 D2 cos = 0
D2 =

P1

33
D2

V2

P1
81,11

96,71 kg
cos cos 33

V = 0
V2 D2 sin = 0
Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


43
V2

= D2 sin = 96,71 (sin 33) = 52,67 kg

Titik II

H = 0
P2 D1 cos = 0
P2
81.11

96,71 kg
D1 =
cos cos 33

V2

D1
33

II

P2

Titik III

V = 0
-V1 + D2 sin = 0

V1
D2

V1 = D2 sin = 96,71 (sin 33) = 52,67 kg

III

33

5.2.1 Pendimensian Batang Ikatan Angin Vertikal


Diambil Pmaks, yaitu sebesar P = 96,71 kg
F =

P 96,71

0,069 cm2
1400

L = Panjang ikatan angin diagonal


L =
=

(Tinggi kuda kuda ) 2 ( jarak kuda kuda ) 2


( 2,60) 2 ( 4) 2

= 4,77 m = 477 cm
Bentang ikatan angin dianggap merupakan batang tarik.
Dipilih baja bulat dengan 1 cm
F = d2 = (1)2 = 0,79 cm2

Kontrol tegangan :

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


44
P

96,71

ytb = F 0,79 122.42 kg/cm2 < = 1400 kg/cm2


Alat sambung dipilih baut dengan diameter 3/8" (0,95 cm)

Kekuatan baut terhadap geser


Pgsr = Fgsr .
= d2 . 0,6
= (0,95)2 (0,6) (1400)
= 595,41 kg

Kekuatan baut terhadap tumpuan


Ptu

= Ftu . tu
= d . t . 1,2

dimana t = tebal plat buhul = 0,6 cm

= 0,95 ( 0,6) (1,2) (1400)


= 957,6 kg
Diambil P yang terkecil yaitu Pbaut = 595,41 kg
Maka :

Batang V1 dan V2
P = 52,67 kg
Pbaut = 595,41 kg
Jumlah baut (n) =

P
52,67

0,088 2 3/8"
Pbaut
595,41

Batang D1 dan D2
P = 96,71 kg
Pbaut = 595,41 kg
Jumlah baut (n) =

P
96,71

0,162 2 3/8"
Pbaut
595,41

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


45

BAB VI
PERHITUNGAN KUBIKASI
6.1 Tabel Kubikasi
Batang
(1)
B1
B2
B3
B4
B5
B6
A1
A2
A3
A4
A5
A6
V1
V2
V3
V5
V6
D1
D2

Panjang Batang
L
(cm)
(2)
150
225
225
225
225
150
170
260
260
260
260
170
130
260
130
87
87
260
260

Profil
(mm)
(3)
20 . 20 . 3
35 . 35 . 4
35 . 35 . 4
35 . 35 . 4
35 . 35 . 4
20 . 20 . 3
65 . 65 . 7
65 . 65 . 7
65 . 65 . 7
65 . 65 . 7
65 . 65 . 7
65 . 65 . 7
20 . 20 . 3
40 . 40 . 4
20 . 20 . 3
20 . 20 . 3
20 . 20 . 3
65 . 65 .7
65 . 65 .7

Luas Penampang
F
(cm2)
(4)
1,12
2,67
2,67
2,67
2,67
1,12
8,70
8,70
8,70
8,70
8,70
8,70
1,12
3,08
1,12
1,12
1,12
8,70
8,70
Total

Kubikasi
V=FxL
(cm3)
(5)
168
600,75
600,75
600,75
600,75
168
1479
2262
2262
2262
2262
1479
145,6
800,8
145,6
97,44
97,44
2262
2262
20555,88

Dari tabel didapat volume profil untuk satu rangka kuda-kuda adalah :
20555,88 cm = 0,02055588 m

Volume profil untuk penyambungan dan pemotongan


= 25 % x 0,02055588 = 0,0051389 m3

Volume total baja = 0,02055588 + 0,0051389 = 0,02568588 m3

Nizar Helmi / 0341110093

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)


46

Nizar Helmi / 0341110093

Anda mungkin juga menyukai