Abstract
Baja karbon rendah kekuatan tinggi memperlihatkan kombinasi yang baik dalam kekuatan dan keuletan
yang menarik perhatian dari berbagai penelitian. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menyelidiki dan
mempelajari dalam analisa mikrostruktur dan perilaku permukaan patah pada tensile properties dengan variasi
temperatur pada baja dual phase. Sebelumnya,bahan telah di austenised pada temperatur 1000C selama 30
menit dan diikuti dengan water quench untuk menghasilkan full martensit pada specimen. Kemudian bahan di
anneal dalam kawasan interkritikal untuk mendapatkan 20, 50 dan 80% ’. Mikrostruktur baja dual phase
setelah di annealing pada daerah dual phase dan water quenching, kekerasan baja dual phase ini meningkat
dengan seiring meningkatnya vol.% martensit. Disamping itu, volume % martensit yang dihasilkan adalah lebih
banyak dari pada ferit.Perubahan tegangan dan regangan lebih tinggi/meningkat dari pada kondisi 20% dan
50%. Dari kondisi pengujian tarik ini dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatnya vol.% martensit maka
tegangan maupun regangan bahan meningkat.Kekerasan bahan meningkat dengan meningkatnya %vol.
martensit, ini terlihat bahwa kekerasan baja Cu adalah lebih tinggi dari baja base.
Kata Kunci : Uji Tarik, Mikrostruktur, Baja Karbon Rendah dan Perlakuan.
1
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 2, September 2013
eksperimen pengujian tarik. Pembentukan sampel melakukan uji tarik adalah jenis Shimadzu
untuk proses pengujian tarik menurut standar ASTM kapasitas 300 kN pada Gambar 5.
E 8M, seperti terlihat pada Gambar 3. Proses
perlakuan panas baja untuk perlakuan masing-
masing temperatur dan diikuti dengan water quench
seperti skema pada Gambar 4, sedangkan Universal
Testing Machine (UTM) yang digunakan dalam t=5
100
baja base
90
baja Cu
80 80%
Volume % martensite
70
60
50 50%
40
30
20 20%
10
0
600 650 700 750 800 850 900
Tem peratur (C)
Gambar 2. Grafik hubungan antara temperatur dengan vol.% α’ untuk memperoleh suhu pemanasan pada proses
sebelum perlakuan panas pada 20, 50 dan 80 vol%.
54
45
9
8
Gambar 3. Dimensi sampel untuk uji tarik menurut standar ASTM E 8M (mm).
2
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 2, September 2013
Suhu °C
3
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 2, September 2013
20 m
20 m
Gambar 6. Permukaan patah bahan setelah mengalami penarikan, baja base (a) dan baja cu (b), pada 20%, 50%
dan 80 vol%.
Analisa Tegangan Gambar 7(b) pada kondisi 50%, nilai tegangan baja
meningkat lebih tinggi jika dibandingkan pada
Pengujian sifat mekanik dilakukan adalah
kondisi 20% untuk kedua baja. Dalam hal ini, baja
bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan
Cu juga lebih tinggi dari baja base. Grafik gambar
makrostruktur dan pengaruh penambahan unsur Cu
7(c), adalah kondisi pada 80% martensit. Grafik
pada baja. Variasi sifat mekanik seperti
menghasilkan perubahan tegangan dan regangan
pengurangan luas permukaan dan kekuatan
yang lebih tinggi/meningkat dari pada kondisi 20%
tegangan akan berpengaruh terhadap perubahan
dan 50%. Dari kondisi pengujian tarik ini dapat
mikrostruktur saat penarikan. Bentuk martensit
disimpulkan bahwa dengan meningkatnya vol.%
akan menyebabkan terjadinya kondisi maksimum
martensit maka tegangan maupun regangan bahan
dalam pengecilan luas permukaan, mengubah
meningkat.
kekuatan tegangan. Ruang antara butir yang lebih
halus akibat pembesaran volume martensit 1600
menyebabkan kekuatan tegangan menjadi lebih 1400 a 20% martensit
tinggi. Sifat-sifat tegangan baja yang annealing,
1200
terlihat bahwa yield dan regangan baja meningkat
Tegangan (MPa)
80% adalah sebesar 1410 Mpa dan baja base 1351 1000
Mpa. Sementara itu, nilai YS(yield stress) pada
800
kondisi 80% untuk baja Cu juga menghasilkan nilai
yang tinggi berbanding baja base yaitu 575 Mpa. 600
Pada kondisi ini, regangan bahan yang terjadi lebih 400 base
tinggi berbanding pada kondisi 50% dan 80%. Cu
200
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
4 Regangan (%)
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 2, September 2013
1600 410
392
1400 c 80% martensit 380
Kekerasan (Hv)
1000
Kesimpulan 320
296
800
290
600 255
260
400 261
Base 248 base
230
200 Cu Cu
0 200
20 30 40 50 60 70 80 90 100
0 5 10 15 20 25 30 35 40 Vol.%
Regangan (%) Gambar 8. Grafik nilai kekerasan bahan pada
masing-masing % area.
Gambar 7. Grafik pengujian tarik kedua bahan pada
kondisi area 20%, 50% dan 80%.
5
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 2, September 2013