Anda di halaman 1dari 67

Qualty Control dan

Kendali Mutu
Pekerjaan Proyek
Nama Anggota :
1. Harjuna Wahyu Nugraha
2. Muhamad Iqbal G.U
3. Nur Aini Mufadillah
4. Sinta Indiana Zulfa
Pengertian Quality Control

• Pengertian secara umum, Quality Control (QC) adalah proses pengecekan dan pengujian yang
dilakukan untuk mengukur serta memastikan kualitas produk telah sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan dalam bisnis.

• Quality control adalah pengendali mutu dalam sektor industri, mulai dari suatu manufaktur
hingga sebuah produksi tangan.

• Quality Control menurut Ishita Nobuyuki adalah segala kegiatan untuk memelihara dan
memperbaiki produk dan service yang ditawarkan kepada suatu perusahaan. Menurutnya, Quality
Control bukan hanya menjadi sebuah tanggung jawab bagian Quality Control saja, tetapi juga
seluruh karyawan atau pihak menjadi satu kesatuan untuk dapat memecahkan masalah.
Tujuan & Fungsi Quality Control

Fungsi Quality Control sendiri adalah untuk memastikan bahwa


produk layanan yang disediakan memenuhi persyaratan spesifik
dan dapat diandalkan memuaskan dan sehat secara fiskal
(berfungsi), mengidentifikasi produk /jasa yang tidak memenuhi
spesifikasi perusahaan standar kualifikasi (menghilangkan tidak
sesuaian) dan Masalah yang teridentifikasi oleh QC dilakukan
tindakan .Tim QC memiliki hak untuk menghentikan produksi
sementara potensi masalah tetap ada.
Tugas Quality Control

Tugas Pelaksana Quality Control


 Mengerti, paham, dan mempelajari spesifikasi teknis yang diterapkan dalam suatu proyek.
 Melakukan pemeriksaan alat QC.
 Menguji mutu item yang dipakai dalam proyek.
 Melakukan evaluasi atau uji kelayakan hasil pekerjaan di laboratorium maupun lapangan.
 Memeriksa hasil evaluasi atau uji kelayakan hasil pekerjaan di laboratorium maupun lapangan.
 Memahami perencanaan mutu dalam proyek yang dikerjakan.
 Mencegah penyimpangan atau penurunan mutu dari proyek yang dikerjakan.
 Membuat dan menyiapkan bahan laporan tentang kontrol dan pengendalian mutu.
 Menyelaraskan metode kerja, efisiensi waktu, serta spesifikasi teknis agar proyek berjalan
baik.
 Memberikan teguran tertulis maupun lisan terhadap hasil kerja yang tidak sesuai standar.
 Menyiapkan dan menyerahkan data pemeriksaan mutu ke quality assurance.
 Melakukan pemeriksaan dan penjagaan kualitas pekerjaan agar sesuai dengan perjanjian dan
standar yang telah ditentukan.
Mengatur Kegiatan Operasional Quality Control
 Melakukan koordinasi dengan Project Manager, terkait dengan kualitas hasil pekerjaan.
 Melakukan koordinasi dengan Site Manager, terkait dengan persiapan lahankerja dan hasil
pekerjaan.
 Melakukan koordinasi denganSupervisor, terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
 Melakukan koordinasi dengan owner / konsultan, terkait dengan chek list.
 Melakukan koordinasi dengan Chief Engineer, terkait dengan metode kerja dan spesifikasi
teknis.
 Melakukan koordinasi dengan Safety Officer, terkait dengan K3.
Melaksanakan Kegiatan Operasional Quality Control
• Melaksanakan pengujian mutu terhadap bahan atau material yang digunakan.
• Mendukung kegiatan audit dibidang QC.
• Memastikan bahwa aset yang ada di bagian Quality Control terpelihara dengan baik.
• Memeriksa kualitas setiap item pekerjaan di lapangan.
• Melaksanakan pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan ataupun di laboratorium
• Melakukan verifikasi pemeriksaan hasil pekerjaan maupun tahap pekerjaan apakah sudah
sesuai spek.
 Membuat teguran baik lisan maupun tulisan jika terjadi penyimpangan
dalam pekerjaan proyek
 Melakukan pengecekan terhadap kualitas material yang datang dan
melakukan pengujian sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan
dalam RMP (Rencana Mutu Proyek) bila diperlukan.
 Melakukan analisa terhadap hasil pengujian laboratorium.

 Melakukan analisa terhadap laporan kalibrasi peralatan pengujian (kecuali


alat-alat survey).
 Membuat laporan ketidaksesuaian khususnya untuk material dan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknik yang berlaku,
menganalisa, mengajukan proposal perbaikan, tindakan koreksi dan
pencegahan agar tidak terulang lagi kepada Project Manager.
 Melakukan monitoring hasil pekerjaan di lapangan sesuai format dokumen
sistem kualitas atau format dari pemberi tugas.
 Membuat laporan keluhan pelanggan berkaitan dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
• Membuat laporan pengecoran.

• Melakukan verifikasi hasil perbaikan.

• Membuat, merekap, menyimpan dan mendistribusikan dokumen hasil


pekerjaan (hasil check-list) kepada bagian terkait.
• Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek
dibidangnya yang diberikan oleh atasan langsung / lebih tinggi.
• Melaksanakan K3, memelihara kebersihan dan kerapian area kerja
Membuat Perencanaan Kegiatan
Operasional Quality Control

 Menyiapakaan dan memberikan data pemeriksaan mutu yang dibutuhkan oleh quality
assurance.
 Menyusun rencana inspeksi dan tes untuk material datang serta rencana inspeksi dan tes
proses pekerjaan di lapangan.
 Mempelajari dan memahami spesifikasi teknis yang digunakan pada proyek konstruksi
tersebut.
 Mempelajari perencanaan mutu yang dipakai pada pekerjaan
 Menyiapkan bahan laporan yang terkait pemeriksaan atau pengendalian mutu dari pekerjaan.
 Mempelajari metode kerja yang digunakan agar sesuai spesifikasi teknis yang dipakai
Keahlian Yang Di Butuhkan
Oleh Quality Control

Quality Control keahliannya harus didasarkan pada inspeksi visual dari suatu kualitas
produk. Dia harus memiliki pendekatan profesional mengenai metode jaminan kualitas
dan mampu menggunakan alat-alat canggih untuk tujuan ini. QC juga harus memiliki
keterampilan dokumentasi profesional untuk proses jaminan kualitas. Kualitas yang
diinginkan dalam setiap produk saat ini. Oleh karena itu, QC dibutuhkan dalam setiap
bidang seperti konstruksi.

Berikut merupakan kegiatan dan hal-hal yang hubunganya antara quality control dan
pemberi tugas.
1) Pengecekan Dan Pelaporan
Penyedia jasa konstruksi kontraktor harus memastikan bahwa rencana
pengawasan kualitas yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan selama
pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara berkala kepada wakil pemberi
kerja.
2) Perubahan Rencana Pada Pengawasan Kualitas
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi tahukan kepada
wakil pemberi kerja secara tertulis segala usulan perubahan pada rencana
pengawasan kuaitas. Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kualitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari wakil pemberi kerja.
3) Rencana Penggawasan Kualitas
Penyedia jasa konstruksi kontraktor harus mendapatkan persetujuan
dari wakil pemberi kerja mengenai quality control dan quality assurance untuk
seluruh pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan mengontrol
kualitas pekerjaan.
Rencana Quality Control harus diajukan penyedia jasa konstruksi (kontraktor)
kepada wakil pemberi kerja sebelum rapat mulainya proyek. Penyedia jasa
konstruksi (kontraktor) harus menyajikan kepada wakil pemberi kerja rencana
pengawasan kualitas yang akan dilaksanakannya. Rencana Quality Control tersebut
harus disetujui oleh wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.
4) Penunjukan Quality Control

Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang Quality Control manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. Quality Control atau manajer akan
bertaggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan
kualitas. Orang yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai
Quality Control manajer harus disetujui oleh wakil pemberi kerja. Quality Control atau
manajer akan melaporkan pekerjaannya langsung kepada Manajer proyek dari penyedia
jasa konstruksi (kontraktor).
Tanggung Jawab
Quality Control

 Memantau dan menguji perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan.
 Memverifikasi kualitas produk
 Memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk.
 Memastikan kualitas barang produksi sesuai standar agar lulus pemeriksaan.
 Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah.
 Melakukan dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada produk dari sebuah
perusahaan.
 Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi produk sebelumnya untuk
referensi di masa mendatang
Kendali Mutu Pekerjaan
Proyek

Proyek EPC adalah salah satu bentuk konsep manajemen proyek yang
melimpahkan tanggung jawab atas kegiatan perancangan/desain (Engineering),
pengadaan material/peralatan (Procurement) dan pelaksanaan konstruksi
(Construction) kepada kontraktor EPC.

Pengendalian mutu dalam sebuah proyek terdiri dari tiga langkah utama yakni
perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan kualitas.
 Pada langkah perencanaan mutu dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan konsumen,
kemudian dibuatlah rancangan proyek yang sesuai kebutuhan konsumen dan rancangan proses
pembuatan proyek sesuai dengan rancangan proyek.

 Pada langkah pengendalian mutu, dilakukan identifikasi faktor-faktor yang harus diperhatikan,
mengembangkan metode pengukuran mutu, mengembangkan standar, dan mengembangkan
alat pengendalian mutu.

• Pada langkah peningkatan kualitas, dilakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi
ketidaksesuaian antara kondisi standar dan kondisi aktual di lapangan. Tindakan ini bisa
berupa penyesuaian ataupun perbaikan
Perencanaan Mutu

Pengawasan dan pengendalian mutu dapat dilakukan, bila telah mempunyai standard
mutu yang akan menjadi pedoman dasar penilaian. Oleh karena itu mutu suatu produk
harus dibuatkan perencanaanya terlebih dahulu. Dalam merencanakan mutu suatu
produk, hendaknya berorientasi dengan mutu selera konsumen artinya mutu yang
disukai konsumen dan tentu saja sekaligus mutu yang diperlukan konsumen secara
efektif. Namun demikian, rencana mutu yang selaras dengan selera konsumenpun
ditentukan oleh rencana produk yang berkaitan erat dengan rencana proses produksi
termasuk prosedur sistem operasional dan kendali mutu.
Pengembangan Persyaratan
Perencanaan Mutu Proyek

1. Input/Masukan
Didalam perencanaan mutu/quality planning Sebagai masukannya adalah
beberapa peraturan, undang undang, standar, petunjuk petunjuk yang terkait
dengan keperluan perencanaan mutu proyek, Kebijakan perusahaan, standar
dan prosedur operasi, pelajaran dari proyek yang lalu, pernyataan lingkup
proyek, dan rencana manajemen proyek.
2. Cost Benefit Analysis

Yaitu memperkecil pekerjaan ulang dan meningkatkan productivitas, biaya


murah (biaya sesuai persyaratan mutu) dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

3. Banchmarking

Yaitu membandingkan realisasi atau rencana mutu terhadap proyek lain yang
membangkitkan ide untuk peningkatan dan menyiapkan dasar pengukuran
kinerja.
4. Design of Experiments (DOE)

Yaitu metode statistik yang membantu dalam mengidentifikasi faktor yang


mana yang mungkin mempengaruhi variable produk atau proses yang sedang
dikembangkan atau di produksi.

5. Cost of Quality (COQ)/ Biaya Mutu

Yaitu total biaya yang terjadi pada investasi dalam mencegah terjadinya ketidak
sesuaian terhadap persyaratan atau produk cacat, penilaian produk atau jasa agar
sesuai dengan persyaratan dan terjadinya pekerjaan ulang.
6. Additional Quality Planning Tools

Menggunakan alat lain dalam merencanakan mutu dengan membantu


menggambarkan situasi dengan baik dan membantu manajemen kegiatan
perencanaan mutu yang efektif (brainstorming, affinity diagrams, force field
analysis, nominal group techniques, matrix diagrams, flowcharts, and
prioritization matrices).
Output/Keluaran Dari
Perencanaan Mutu

• Rencana Manajemen Mutu sebagai masukan untuk seluruh rencana manajemen proyek dan
harus sesuai dengan pengendalian mutu (QC), penjaminan mutu/Quality assurance (QA),
dan proses peningkatan mutu proyek terus menerus. Rencana mutu proyek mungkin formal
atau tidak formal, Sangat rinci atau kerangkanya yang luas, tergantung dari persyaratan
proyek.

• Quality Metric/ mutu secara metrik, digunakan didalam proses QA (Penjaminan Mutu) dan
QC (Pengendalian Mutu) , besaran cacat, acuan kegagalan, ketersediaan, realistik dan
cakupan pengetesan.
• Quality Cheklists/daftar simak mutu, suatu alat yang tersusun, biasanya komponen
khusus, digunakan untuk memverifikasi bahwa tahapan yang dibutuhkan dalam
persyaratan telah dilaksanakan. (“Do this”/kerjakan ini) or (“have you done this/
apakah sudah selesai?”)
• Process Improvement Plan/ rencana proses peningkatan mutu, yaitu membatasi
proses ( purpose, start-end, inputoutput,etc), proses konfigurasi (Flowchart-
analysis), proses matrics (maintain control over status of process), Target untuk
peningkatan kinerja (guides process improve)
• Quality Baseline/ Acuan Mutu, Dasar untuk mengukur dan melaporkan kinerja
mutu sebagai bagian dari acuan pengukuran kinerja.

• Project management Plan (updates)/rencana manajemen proyek diperbaharui,


memperbaharuhi melalui masukan dari bagian rencana manajemen mutu dan
rencana proses peningkatan, pengajuan (tambahan, modifikasi, menghapus) tinjau
ulang dan disposisi melalui bagian proses pengendalian perubahan yang terpadu.
Pelaksanaan Jaminan
Mutu Proyek

Aspek yang berkaitan dengan kesesuaian mutu suatu produk yang harus dilakukan oleh penyedia jasa adalah :

a) Hubungan pengendalian mutu dengan proses produksi

b) Ruang lingkup standar mutu terpadu,

c) Pengendalian mutu dan dukungan manajemen,

d) Multi tujuan pengendalian mutu,

e) Ruang lingkup pengendalian mutu produk,

f) Faktor teknis yang mempengaruhi pengendalian mutu,

g) Pengendalian mutu dan bahan sisa,

h) Organisasi dan unit pengendalian mutu


Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan
Sesuai Standart Mutu dan Panduan

1. Input/Masukan Untuk Penjaminan Mutu


 Rencana manajemen mutu bagaimana Quality Assurance akan dilaksanakan sesuai
persyaratan proyek,
 Quality Matrics, Rencana proses peningkatan, informasi kinerja pekerjaan termasuk
teknik pengukuran kinerja, status serahan proyek, diperlukan tindakan koreksi dan
laporan kinerja,
 Permintaan perubahan yang disetujui termasuk modifikasi metode kerja, persyaratan produk,
persyaratan mutu, cakupan, dan schedule. Perlu dianalisis terhadap segala dampak yang ada
pada rencana manajemen mutu, quality metrics, atau quality checklists. Bisa digunakan
sebagai audits, peninjauan ulang mutu, proses analisis.
 Pengukuran pengendalian mutu yang menghasilkan kegiatan pengendalian mutu sebagai feed
back terhadap proses Quality Assurance untuk digunakan dalam evaluasi ulang dan analisis
standar mutu dan proses yang dilaksanakan perusahaan. Penerapan permintaan perubahan,
penerapan tindakan koreksi, Penerapan perbaikan produk cacat, Penerapan tindakan
pencegahan.
2. Penggunaan Teknik Dan Cara Didalam Penjaminan Mutu
 Quality Planning Tools and Techniques bisa digunakan untuk kegiatan Quality
Assurance.
 Quality Audit, peninjauan ulang secara mandiri untuk menggambarkan apakah kegiatan
proyek mematuhi kebijakan dan organisasi proyek, proses proses, dan prosedur.
Bertujuan untuk mengidentifikasikan keefektifan kebijakan, proses, dan prosedur yang
digunakan pada proyek sesuai dengan penerapan dari persetujuan permintaan perubahan,
tindakan koreksi, perbaikan produk cacat, dan tindakan pencegahan.
• Process Analysis menguji masalah yang dialami, batasan yang dialami, dan
kegiatan yang tak bernilai selama proses operasi termasuk analisis sebab akibat,
cara khusus untuk menganalisis suatu masalah/situasi, menciptakan tindakan
pencegahan untuk masalah yang hampir sama. Teknik dan Cara didalam
pengendalian mutu
3. Output/Keluaran Dari Penjaminan Mutu
 Permintaan perubahan peningkatan kualitas termasuk mengambil tindakan untuk
meningkatkan kebijakan yang efektif dan efisien, proses, prosedur dalam
penyelenggaraan organisasi, yang mana akan menyiapkan nilai tambah kepada
stakeholder diseluruh proyek.
 Recomendasi tindakan koreksi merekomendasikan langsung sebagai hasil dari kegiatan
qulity assurance, seperti analisis proses dan audit.
 Organizational process Assets (diperbaharui) digunakan selama penerapan
proses quality control.
 Rencana Manajemen Proyek (diperbaharui) diperbaharui dari adanya
perubahan terhadap rencana manajemen mutu hasil dari perubahan proses
pelaksanaan kepastian mutu.
Administrasi Manajemen
Mutu

Untuk mencapai tujuan mutu proyek, tujuan mutu secara khusus diidentifikasi kedalam
kebijakan mutu yang terdokumentasi. Prosedur yang terdokumentasi menjelaskan
bagaimana kegiatan direncanakan dan dilaksanakan untuk tujuan mutu tersebut.. Untuk
evaluasi sistem mutu , yaitu menggunakan audit dan tinjauan manajemen untuk
menciptakan dan mempertahankan peningkatan mutu secara terus menerus.
Keuntungan dokumen tersebut antara lain :
• Proses dapat diidentifikasi secara baik dan akurat, hali ini meliputi tujuan dan
cakupan proses.
• Prosedur diakui oleh orang yang berwenang dan dikendalikan secara efektif, hal ini
biasanya meliputi daftar distribusi, tanggal tanggal penting, revisi dan pengakuan
oleh penerima/ pelaksana prosedur
• Dokumentasi yang tepat disertai dengan rekaman dan data dapat secara membuktikan
bahwa kedua kepentingan tersebut dapat dicapai . First Party Audits atau second party
audits kemudian menyediakan evaluasi yang berarti untuk pemenuhan dokumentasi
sistem mutu dan implementasi prosedur.
• Sistem manajemen yang terdokumentasi dan memenuhi keperluan ISO 9001 atau
9002 mampu memberikan sasaran nyata untuk menunjukkan bahwa kegiatan kegiatan
tersebut dikendalikan dalam kebiasaan yang sistematik Hal ini menjamin bahwa
setiap kegiatan dilaksanakan dengan benar sebelum memulai kegiatan selanjutnya.
Proses Peningkatan Mutu
Secara Terus Menerus

Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa Jepang yang dapat diartikan sebagai
perbaikan secara terus menerus (Continuous improvement). Kaizen merupakan suatu
kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang meliputi :
 Ber orientasi pada pelanggan
 Pengendalian mutu secara menyeluruh (Total Quality Management)
 Robotik
 Gugus kendali mutu
 Sistem saran
 Daftar simak mutu
 Proses yang ada di Perusahaan/proyek (prosedur operasi yang dimiliki
perusahaan/proyek)
 Work Performance Information/ Informasi kinerja pekerjaan termasuk teknik pengukuran
kinerja, status serahan proyek yang selesai, sebagai masukan kepada Quality Control.
 Approved Change Requests/ Persetujuan permintaan perubahan termasuk modifikasi
seperti revisi metode kerja dan schedule.
 Deliverables /hasil serahan
 Otomatisasi,

 Disiplin ditempat kerja,

 Pemeliharaan produktifitas secara menyeluruh dan terpadu, Kanban,

 Penyempurnaan dan perbaikan mutu,

 Tepat waktu,

 Tanpa cacat,

 Kegiatan kelompok kecil,


• Hubungan kerja sama antara manajer dan karyawan,

• Pengembangan Produk baru, Kizen memiliki semangat

mengadakan perbaikan secara terus menerus dan

berkesinambungan dengan berpedoman pada semangat


Pelaksanaan Mutu Pekerjaan
Sesuai Standart Mutu dan Panduan

Didalam melaksanakan mutu diperlukan pemantauan dan pengendalian, dengan proses sebagai berikut :

1. Input/Masukan Untuk Pengendalian Mutu (QC)

 Quality management Plan/ rencana manajemen mutu bagaimana Quality Assurance dilaksanakan sesuai

persyaratan proyek.

 Mutu matrik adalah terminology khusus bagaimana proses pengendalian mutu diukur contohnya : tidak

cukup hanya mengatakan sesuai dengan rencana, tim proyek juga mengindikasikan setiap kegiatan harus

dimulai tepat waktu atau selesainya tepat waktu) dan quality matric digunakan pada proses QA dan QC

termasuk tingkat keparahan, tarif kegagalan, ketersediaan, kehandalan dan jenis dan jumlah test yang

dilakukan.
2. Penggunaan Teknik Dan Cara Didalam Pengendalian Mutu

 Cause and effect diagram.

Menganalisis persoalan dan factor factor yang menimbulkan factor tersebut. Dengan demikian diagram

tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan sebab sebab suatu persoalan, Juga disebut Ichikawa Diagram

dan juga disebut Fishbone diagram yang berguna untuk :

Untuk menyimpulkan sebab sebab variasi dalam proses,

 Untuk mengidentifikasi kategori dan sub kategori sebab sebab yang mempengaruhi suatu karakteristik

mutu tertentu,

 Untuk memberikan petunjuk mengenai macam macam data yang perlu dikumpulkan.
• Berguana dalam tahap perencanaan (plan) dari Plan-DoCheck-Action cycle karena dapat
membantu mengidentifikasi sebab sebab proses yang memiliki peranan bagi timbulnya
efek yang dikehendaki oleh pelanggan
 Control charts
• Menggunakan Grafik yang menyerupai run chart yang digunakan untuk menentukan
apakah suatu proses berada dalam keadaan in control atau out of control. Control limit
yang meliputi batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower control limit)
dapat membantu dalam menggambarkan performansi yang diharapkan dari suatu
proses,
yang menunjukkan bawa proses tersebut konsisten. Dengan mengetahui kondisi
proses maka dapat mengetahui sumber variasi proses, apakah merupakan
common cause atau special cause. Apabila merupakan special cause maka dapat
mengadakan perubahan tanpa mengubah proses secara keseluruhan, tetapi bila
Common cause tidak dapat mengadakan perubaan. Dalam cyclus PDCA, control
chart digunakan dalam tahap pelaksanaan (do) dan pengujian (check).
 Flowcharting

Menggambarkan dengan skematik atau diagram yang menunjukkan seluruh langkah dalam suatu proses
dan menunjukkan bagaimana langkah itu saling berinteraksi satu sama lain. Digambarkan dengan simbol
symbol dan setiap orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu proses harus mengetahui
seluruh langkah dalam proses tersebut. Digunakan untuk tujuan :
 Memberikan pengertian dan petunjuk tentang jalannya proses,
 Membandingkan proses sesungguhnya dengan proses ideal,
 Mengetahui langkah langkah yang duplikatif dan langkah langkah yang tidak perlu,
 Mengetahui dimana pengukuran dapat dilakukan,
 Histogram

Menggunakan alat untuk menunjukkan variasi data pengukuran dan variasi setiap proses.
Bebeda dengan pareto chart yang penyusunannya menurut urutan yang memiliki proporsi
terbesar ke kiri hingga proporsi terkecil, histogram ini penyusunannya tidak
menggunakan arutan apapun.
 Pareto Chart
Menggunakan diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Vilfredo
Pareto adalah alat untuk membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut
ukurannya untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian kejadian atau sebab
sebab kejadian yang akan dianalisis, sehingga memusatkan perhatian pada sebab sebab yang
mempunyai dampak terbesar terhadap kejadian tersebut.
Menggunakan Grafik yang menunjukkan variasi ukuran sepanjang waktu,
kecenderungan, daur, dan pola pola lain dalam suatu proses, misalnya perubahan dalam proses dan
memperbandingkan performansi beberapa kelompok, tetapi tanpa menyebutkan sebab sebab
terjadinya kecenderungan, daur, atau pola-pola tersebut.
 Scatter Diagram
Menggambarkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variable dan
menunjukkan keeratan hubungan antara dua variable tersebut yang sering diwujudkan sebagai
koefisien korelasi. Juga dapat digunakan untuk mengganti variable yang lain.
 Statiscal Sampling
Pengambilan sampel statistik, yaitu pendekatan terhadap pengambilan sampel dengan ciri-ciri:
 Sampel dipilih secara acak. Ini berarti bahwa setiap item dalam populasimemiliki peluang
untuk dipilih, dan peluang ini secara statistik tepat.
 Hasilnya dapat secara matematis. Teori probabilitas dapat digunakan untuk termasuk hasil dari
sampel tersebut.
 Insperction
Inspection Dapat dilakukan pada bahan baku atau penerimaan bahan baku, proses, dan produk akhir.
Dapat dilaksanakan di beberapa waktu, antara lain :
 Pada waktu bahan baku masih ada ditangan pemasok,
 Pada waktu bahan baku sampai ditangan perusahaan/proyek tersebut,
 Sebelum proses dimulai,
 Selama proses produksi berlangsung, Setelah proses produksi,
• Sebelum dikirim ke pelanggan, dan sebagainya. Ada pilihan inspeksi yaitu inspeksi 100% yang
berarti proyek menguji semua bahan baku yang datang, seluruh produk selama masih ada dalam
proses, atau seluruh produk jadi yang telah dihasilkan. Atau dengan menggunakan teknik
sampling, yaitu menguji hanya pada produk yang diambil sebagai sampel dalam pengujian. Kedua
macam cara pengujian ini masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain :
Pengujian 100% Kelebihannya tingkat ketelitian tinggi, kelemahannya produk justru rusak selama
dalam pengujian. Dan pengujian cara ini membutuhkan biaya , waktu dan tenaga yang tidak
sedikit. Pengujian dengan pengambilan sampel Kelebihannya lebih berat biaya, waktu, dan tenaga
dibanding cara 100% inspeksi. Kelemahannya dalam ketelitian rendah sering menimbulkan risiko.
 Defect Repair Review

Perbaikan cacat mengacu terutama pada titik dalam siklus hidup proyek di mana pemimpin proyek, tim
manajemen proyek, atau individu yang telah diberi tanggung jawab untuk komponen tertentu yang
bersangkutan, telah mengidentifikasi cacat tertentu.dalam komponen proyek (disebut sebagai kesalahan,
ketidaksempurnaan, atau kekurangan dalam komponen proyek tertentu), dan sekarang pada titik ini
bertindak untuk memperbaiki situasi baik melalui perbaikan atau penggantian komponen. Proses
perbaikan cacat ada dua. Pertama, tim proyek harus menilai situasi, dan membuat keputusan yang cermat,
apakah cacat spesifik dalam komponen dapat diperbaiki atau tidak. Jika tidak dapat diperbaiki, maka
komponen tersebut harus diganti seluruhnya, biasanya (tetapi tidak selalu) pilihan yang lebih mahal.
Ketika penentuan dibuat apakah komponen harus diperbaiki atau diganti, rekomendasi biasanya harus
disajikan secara tertulis baik tim proyek secara massal atau pihak yang bertanggung jawab secara finansial.
3. Output/Keluaran Dari Pengendalian Mutu
 Pengukuran pengendalian mutu mewakili dari hasil kegiatan quality control sebagai feedback
terhadap quality assurance untuk mengevaluasi kembali dan analisis standar mutu dan proses yang
dilaksanakan proyek/organisasi.
 Validasi perbaikan cacat. Inspeksi ulang dan akan menghasilkan apakah diterima atau ditolak atau
ditolak sebelum pemberitahuan disampaikan. Penolakan mungkin diperlukan tindakan perbaikan .
 Quality Baseline (updates)Acuan Mutu diperbaharui
 Rekomendasi tindakan koreksi, tindakan diambil sebagai suatu hasil pengukuran dari Quality control
yang mengindikasikan bahwa proses pengembangan telah melebihi parameter yang telah ditetapkan.
 Rekomendasi tindakan pencegahan, mencegah semua kondisi yang mungkin melebihi parameter yang
telah ditetapkan pada pengembangan proses, yang mana telah terindikasikan dari pengukuran quality
control.
 Permintaan perubahan jika rekomendasi baik tindakan koreksi maupun pencegahan diperlukan
perubahan pada proyek. Suatu permintaan perubahan harus di inisiasi sesuai dengan yang ditetapkan
oleh proses pengendalian perubahan terpadu
 Rekomendasi perbaikan produk cacat, Cacat adalah dimana komponen tidak memenuhi persyaratan atau
specifikasi, perlu diperbaiki atau diganti
 Prosedur yang dimiliki perusahaan/ptoyek diperbaharui, daftar simak yang lengkap,
dokumen sebagai pembelajaran (sebab adanya variasi harus di dokumentasikan sehingga
menjadi bagian dari database bagi proyek maupun perusahaan

 Validasi serahan tujuan quality control adalah menetapkan serahan yang tepat dan betul.
Hasil dari pelaksanaan proses quality control adalah serahan yang telah divalidasi

 Rencana Manajemen Proyek (diperbaharui). Pembaharuan mencerminkan perubahan


rencana manajemen mutu bahwa hasil perubahan didalam proses pelaksanaan quality
control.
Proses Peningkatan
Mutu

Untuk dapat mencapai mutu produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
pelanggan, proyek/perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan
keinginan pelanggan Untuk mewujudkannya perlu suatu filosofi untuk menghilangkan
pemborosan. Perbaikan perbaikan yang dapat dilakukan dengan penghematan di berbagai
bidang hanya dapat dilakukan dalam suatu proses yang panjang dan berlangsung secara
terus menerus dan berkesinambungan. Sasaran utama JIT (Just In Time) meningkatkan
produktifitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam
kegiatan yqang tidak menambah nilai inilah yang disebut pemborosan.
Usaha mengadakan perbaikan secara terus menerus dan dilaksanakan secara
berkesinambungan atau dalam istilah Jepang menyebutkannya dengan Kaizen. Juga
dapat dikenal re engineering, yang berarti mengadakan perombakan proses bisnis
secara total sampai ke akar akarnya oleh Amerika untuk menyaingi Kaizen di Jepang
setelah itu baru pemeliharaan dan peningkatan secara terus menerus dan
berkesinambungan dapat dilaksanakan. Atau dengan benchmarking untuk mengadakan
perbaikan dengan cara meniru proses dan sistemnya
Contoh Quality control
Proyek Kontruksi

1. Tujuan Proyek
Tujuan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan manajemen mutu
saat proses pelaksanaan pembangunan struktur beton pada gedung Rumah
Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Surakarta
2. Data Umum Proyek
Nama Proyek : Pembangunan rumah susun sederhana (RUSUNAWA) di Surakarta.
Pemilik Proyek : Satuan kerja pelaksanaan Pengembanagan permukiman. Jl.Penjernihan
1/19A Pejompongan Jakarta.
Pusat Pelaksana : PT.Limajabat Jaya. Jl.Tebet Timur dalam III E No.1 Tebet Jakarta
Selatan.
Nilai Kontrak : Rp.7.274.500.000,-
Sifat Kontrak : Lumpsump.
Waktu Pelaksanaan : 180 (seratus delapan puluh) hari.
3. Penjaminan Mutu
Komponen pracetak pada
pembangunan RUSUNAWA di
Surakarat ini di rakit di pabrik dan di
lapangan (lokasi proyek) dengan
pengawasan yang baik dan mengikuti
standar kerja yang telah diatur. Untuk
mencapai mutu yang telah
ditetapkan, pada proses fabrikasi
komponen pracetak ini maka proses
fabrikasi harus melalui prosedur
proses fabrikasi yang telah di buat
4. Tim Vebrikasi
Didalam pembuatan beton pracetak dibentuk 4 tim fabrikasi, yaitu tim :
Persiapan casting, tim persiapan bekisting, tim percetakan dan tim pembongkaran.Tim persiapan
casting, bertugas memotong dan merangkai besi sesuai shop drawing
 Satu orang pengawas (pelaksana)
 Satu orang mandor
 Satu orang kepala tukang
 Dua orang tukang besi
 Dua orang laden
Tim persiapan bekisting (moulding), bertugas membuat bekisting sesuai ukuran
komponen dan mengukur secara presisi sesuai shop drawing
 Satu orang pengawas (pelaksana)
 Satu orang mandor
 Satu orang kepala tukang
 Dua orang tukang besi
 Dua orang setengah tukang kayu
Tim pencetakan, bertugas yang menempatkan tulangan ke bekisting, mengecor dan
membersihkan cetakan
 Satu orang pengawas (pelaksana)
 Satu orang mandor
 Satu orang tukang
 Dua orang setengah tukang besi & kayu
 Lima orang laden

Tim pembongkaran, bertugas mengangkat komponen dari cetakan dan menumpuk ditempat
yang sesuai. Tim terdiri dari empat orang pekerja.
5. Tahap Kontruksi

Untuk mengantisipasi kesalahan- kesalahan


yang mungkin timbul pada waktu pelaksanaan
maka harus mengikuti tahap-tahap
pelaksanaan.

Pemasangan komponen pracetak yang telah


dibuat agar mutu dari konstruksi tetap terjaga.
Tahap-tahap pelaksanaa pemasangan
komponen pracetak tersebut adalah sebagai
berikut :
Kesimpulan

Penggunaan teknik Quality Control dalam dunia kontruksi ternyata sangatlah membantu dalam
menganalisa atau mencari sebab-sebab terjadinya suatu masalah. Sehingga dengan diketahui sebab-
sebabnya dapat dilakukan usaha perbaikan mulai dari perancangan sampai pengendalian kontruksi
untuk menghasilkan hasil yang maksimal dalam suatu proyek.

Adapun skill / keahlian yang dibutuhkan oleh seorang quality controller yaitu Pengecekan Dan
Pelaporan, Perubahan Rencana Pada Pengawasan Kualitas, Rencana Penggawasan Kualitas dan
Penunjukan Quality Control Atau Quality Assurance. Dan banyak lagi yang harus diperhatikan
dalam quality control dan kendali mutu suatu pekerjaan proyek sebagaimana yang telah kami
jelaskan tadi
Sekian Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai