I. DEFINISI
Quality Assurance / Penjamin Mutu / Jaminan Mutu
QA adalah suatu sistem yang terencana dan aktivitas manajemen yang sistematik, yang diperlukan,
untuk menyediakan kepercayaan yang cukup, yang data, produk, atau jasa-nya akan memenuhi
kualitas yang diinginkan.
QA mengacu pada tindakan, prosedur, dan metoda yang dilaksanakan pada tingkat manajemen dan
tingkat senior teknis untuk mengamati dan memastikan bahwa prosedur mutu adalah pada
tempatnya dan dilaksanakan, dan hasil yang diinginkan dari suatu mutu produk adalah tercapai.
QA meliputi organisasi, perencanaan, pengumpulan data, quality control, dokumentasi, rencana
pelatihan, auditing, pelaporan, dan peningkatan mutu untuk memastikan bahwa sasaran kualitas
adalah terpenuhi.
QA tidak hanya meliputi tinjauan ulang berkala untuk memastikan pemenuhan dengan QC proses
tetapi juga meliputi tinjauan ulang beberapa proses mapan lainnya. Manager Proyek akan
memastikan bahwa tingkatan tinjauan ulang sesuai (dan kerjasama didalam proses tinjauan ulang)
sudah terjadi untuk: constructability, bid-ability, value engineering, dan dokumentasi proyek.
QA juga menyertakan suatu tinjauan ulang umum dari personil, untuk memastikan suatu tingkat
keahlian yang dapat diterima untuk produk desain yang berkualitas. Semua personil desain akan
diberitahukan tentang detil QC rencana.
Komunikasi adalah juga suatu hal penting dalam semua proses. QA meliputi tinjauan ulang
tingkatan dan mutu komunikasi dan dokumentasi yang terpenuhi sepanjang proses.
V. REVIEW RENCANA
Sebagai review rencana, designer/engineer akan mengecek desain dari semua dokumen. Review ini
akan meliputi aktivitas-aktivitas berikut:
1. Pemenuhan dengan kebutuhan proyek
2. Ketercukupan dan ketelitian teknis
3. Kecocokan dengan dokumen proyek lain yang berhubungan
4. Pemenuhan dengan komentar review sebelumnya.
VII.3. Metodologi
VII.3.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan ini metodologi dan sistematika yang harus dilakukan antara
lain :
a. Metode survey untuk mengetahui kinerja pemberdayaan dan proses konstruksi
dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah berbasis
masyarakat.
b. Pengujian terhadap komponen struktural bangunan, mencakup system pondasi,
rangka beton (sloof, kolom, balok), dan system konstruksi atap untuk mengetahui
kualitas ketahanan bangunan rumah terhadap gempa.
c. Metode uji ulang (trianguulasi) untuk mengetahui kinerja pelaksanaan dan mutu
hasil kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah pasca gempa. Temuan dari
proses ini akan dipergunakan dalam menaksir kekuatan dalam komponen struktur
secara umum.
d. Metode preskriptif untuk pemberian saran perlakuan tertulis dengan cara
Profesional Judgement oleh ahli bangunan berdasar masukan petugas lapangan
(surveyor), yakni data hasil uji kekuatan struktur diramu dengan data observasi
kelengkapan struktur bangunan dan informasi riwayat pembangunan.
2. Rusak Berat
Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh;
Bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat;
Sekitar 50% struktur utama mengalami kerusakan
Sudah tidak layak huni.
Kerusakan konstruksi di atas, rumah harus dirubuhkan dan diperbaiki secara
menyeluruh.
3. Kerusakan Total
Bangunan roboh seluruhnya (>65%);
Sebagian besar komponen utama struktur rusak;
Tidak layak huni.
Kerusakan konstruksi di atas, rumah harus dirubuhkan, lokasi dibersihkan dari
puing bangunan dan selanjutnya dibangun bangunan baru.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah bangunan rumah yang telah direhabilitasi
dan direkonstruksi memakai sistem struktur dan teknik konstruksi yang memenuhi kaidah
teknis dan syarat ketahanan terhadap gempa. Dengan demikian bangunan secara nyata
memiliki kekuatan yang mencukup dalam menahan beban lateral khususnya gempa.