Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
Modul 9
Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
9.1 Umum
Badan Usaha yang telah membangun system manajemen mutu (SMM) dan
menyelesaikan pembuatan dokumen SMM, maka tahapan selanjutnya adalah
menerapkan perangkat SMM tersebut. Penerapan dilakukan mulai dari kantor pusat
hingga setiap proyek sesuai dengan lingkup penerapannya seperti dijelaskan pada
manual mutu. Pada saat menerapkan dan mengelola serta mengembangkan SMM,
Badan Usaha harus mempertimbangkan prinsip-prinsip manajemen mutu.
Atas dasar prinsip ini, direksi dan manager hendaknya mampu memperagakan
kepemimpinan dan komitmennya untuk:
a. Memahami kebutuhan dan harapan pelanggan sesuai kondisi terkini dan
yang akan dating termasuk melakukan persyaratan yang ada.
b. Memperomosikan kebijakan mutu dan sasaran mutu untuk meningkatkan
kesadaran, motivasi dan pelibatan karyawan dalam Badan Usaha.
c. Menetapkan perbaikan berkesinambungan sebagai upaya peningkatan
kinerja setiap proses Badan Usaha.
d. Merencanakan masa depan Badan Usaha dan mengelola perusahaan
berdasarkan penerapan SMM.
e. Menyusun dan mengkomunikasikan kerangka kerja untuk mencapai
kepuasan pihak yang berkepentingan.
9-1
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
9-2
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
9-3
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
9-4
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
9-5
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
9-6
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
9-7
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
tersebut.
c. Penyediaan peralatan
Jasa konstruksi tidak lepas dari peralatan yang harus dikelola dan harus
memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan. Penyediaan peralatan harus
sesuai dengan kemampuan efektif dari peralatan yang digunakan untuk
menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan tepat waktu sesuai criteria mutu
yang ditetapkan.
d. Penyediaan material
Badan Usaha harus dapat menyediakan semua jenis material yang
memenuhi spesifikasi teknis. Apabila terjadi penyimpangan atas spesifikasi
harus diupayakan dengan material lainnya yang mempunyai kemampuan
yang setara. Menejer proyek harus menetapkan segala tindakan penggunaan
material atas persetujuan pengguna jasa dalam proyek karena pengadaan
material member andil besar terhadap mutu. Badan Usaha harus
mengendalikan pemasok material untuk menjamin kesesuaian spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan.
e. Pembinaan subkonsultan/subkontraktor.
Subkonsultan/subkontraktor adalah mitra kerja Badan Usaha penyedia jasa
konstruksi. Pembinaan mitra usaha harus menjadi perhatian oleh Badan
Usaha. Keberhasilan pencapaian mutu harus diimbangi pula oleh
kemampuan subkonsultan. Badan Usaha harus mengendalikan
subkonsultan/subkontraktor untuk menjamin keseuaian spesifikasi teknis
yang telah ditetapkan.
f. System manajemen mutu
SMM merupakan bagian yang tak terlepas dari kegiatan bisnis Badan
Usaha. SMM yang telah ditetapkan harus diterapkan dengan sebaik-baiknya
sesuai rencana dan dikendalikan untuk memenuhi kesesuaian dan selelu
ditingkatkan secara berkesinambungan. Menerapkan SMM dengan efektif
akan ditunjukkan dengan meningkatnya kinerja Badan Usaha secara
keseluruhan.
9-8
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
9-9
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
prosedur. Apabila di dalam proses sering kali terjadi kesalahan, maka dapat
dipertimbangkan apakah perlu ada prosedur dan instruksi kerja.
b. Kompleksitas proses
Apabila proses memiliki level kerumitan yang tinggi atau banyak persyaratan
yang harus dipenuhi, maka harus dipertimbangkan adanya prosedur yang
mengatur tahapan proses tersebut. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana
dan mudah dilakukan semua orang, maka tidak perlu prosdur.
c. Kompentensi karyawan
Apabila pekerjaan memerlukan persyaratan kompetensi dan keterampilan
karyawan, maka dibaut dokumen prosedur atau instruksi kerja yang sesuai
agar karyawan baru dapar segera mengadaptasi prosedur dan aturan pekerjaan
tersebut.
9-10
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
prakarsa dan komitmen terhadap penerapan SMM harus ditetapkan oleh direksi dan
karyawan dibawahnya harus taat dan turut berperan dalam penerapan SMM.
Tugas dan tanggung jawab direksi Badan Usaha dalam system manajemen
mutu adalah seperti berikut:
a. Menetapkan komitmen yang harus dipahami oleh semia karyawan untuk
sadar bahwa Badan Usaha telah menerapkan SMM ISO 9001:2000
b. Memastikan persyaratan pelanggan selalu dipenuhi dan setiao proses kerja
dan hasil produknya.
c. Menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu yang telah dipahami oleh
karyawan.
d. Menetapkan struktur organisasi Badan Usaha termasuk tanggung jawab dan
wewenang masing-masing fungsi pada Badan Usaha.
e. Menunjuk seorang wakil manajemen yang memiliki tugas dan wewenang
untuk memastikan bahwa system manajemen mutu telah ditetapkan,
diterapkan dan dipelihara secara konsisten. Pemilihan pesonil wakil
manajemen merupakan upaya strategis mengingat konsekuensi keberhasilan
terselenggaranya system manajemen mutu di semua jajaran Badan Usaha.
Setidaknya personil yang dipilih adalah orang yang mempunyai power di
Badan Usaha.
f. Menjamin terjadinya komunikasi internal untuk meningkatkan keefektifan
system manajemen mutu Badan Usaha.
g. Menyelenggarakan rapat manajemen untuk meninjau keefektifan penerapan
system manajemen mutu yang dilaksanakan secara priodik. Pada rapat
tinjauan manajemen hendaknya dibahas segala sesuatu yang terkait dengan
kinerja Badan Usaha termasuk hasil audit dan upaya perbaikan keluhan
pelanggan.
9-11
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
9-12
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
Direksi Badan Usaha harus memastikan bahwa sumber daya sangat penting
bagi penerapan SMM dan pencapaian sasaran mutu Badan Usaha. Penyediaan sumber
daya mencakup keperluan untuk operasional, perbaikan SMM, pemenuhan persyaratan
pelanggan dan upaya peningkatan kepuasan pelanggan.
Penyedia sumber daya yang efektif, efisien dan tepat waktu dalam upaya
penerapan SMM meliputi penyediaan tenaga kerja, prasarana, lingkungan kerja,
informasi, pemasok, mitra dan terutama keuangan.
9-13
Manajemen Mutu MRKG D-IV T. Sipil Polmed
9. Penerapan SMM Pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
Referensi:
1. LPJK, (2005), Panduan Penerapan, Manajemen Mutu ISO 9001:2000, Kompas
Gramedia, Jakarta
Soal Latihan:
1. Jelaskan manfaat kepemimpinan dan komitmen dari direksi atau manger
2. Jelaskan pertimbangan seorang manager dalam optimalisasi realisasi produk
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan manual mutu
4. Jelaskan fungsi visi misi dalam arah kehidupan suatu organisasi
5. Jelaskan yang dimaksud dengan kebijakan mutu dan sasaran mutu
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengendalian dokumen dan pengendlian
rekaman
7. Jelaskan tugas-tugas manajemen
8. Jelaskan komitmen dari manajemen
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rapat tinjauan manajemen
9-14