Anda di halaman 1dari 63

Usulan Teknis

PENDEKATAN, METODELOGI
DAN RENCANA KERJA

F. URAIAN PENDEKATAN, METODELOGI DAN PROGRAM KERJA


F.1. UMUM
Metodologi pelaksanaan layanan Jasa Konsultansi Pekerjaan Jasa PENGAWASAN PEMBANGUNAN
GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB, mengacu pada pemahaman dan apresiasi konsultan
terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) untuk paket
pekerjaan tersebut di atas. Orientasi pokok dalam penyusunan metodologi ini adalah tercapainya
maksud dan tujuan dari pelaksanaan pekerjaan pengawasan dalam pengendalian dan pengawasan
teknik bangunan gedung secara memuaskan.
Metodologi ini disusun berdasarkan beberapa pendekatan yaitu pendekatan umum, pendekatan teknis
dan administrasi serta pendekatan professional. Pendekatan-pendekatan tersebut akan menjadi
kerangka dasar dari penyusunan program kerja secara terperinci khususnya yang berhubungan dengan
teknik pelaksanaan Pengawasan pekerjaan di lapangan.

F.2. KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT


Koordinasi dengan instansi terkait atau lembaga yang terkait di semua tingkatan merupakan hal yang
sangat penting untuk dilakukan, agar implementasi dan pelaksanaan pekerjaan Pengawasan di lapangan
dapat berjalan secara lancar tanpa ada benturan dan kesalah pahaman yang diakibatkan kurangnya
koordinasi dan informasi dari pihak - pihak yang terkait.

Pihak - pihak yang terkait yang dimaksud bukan hanya dari pihak Proyek, namun juga instansi - instansi
terkait lainnya. Prasarana sebelum pelaksanaan pekerjaan Pengawasan dilaksanakan perlu adanya
koordinasi dan pemberian informasi baik secara formal maupun secara non formal. Hal ini perlu ditekankan
khususnya kepada personil - personil yang akan melakukan pengendalian dan pengawasan langsung
pada setiap harinya di lapangan.

F-1
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

F.3. PENDEKATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI


Pendekatan teknis dan administrasi yang dimaksud adalah pendekatan terhadap semua aspek teknis
dan administrasi yang akan dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan Pengawasan di lapangan.
Pendekatan ini akan menunjukkan pemahaman konsultan mengenai aspek teknis dan administrasi yang
terkait dengan pelaksanaan pekerjaan Pengawasan di lapangan.
a. Pendekatan Secara Teknis
Prinsip-prinsip keteknikan yang akan diaplikasikan dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini
adalah pedoman - pedoman teknik yang biasa dipakai di lingkungan Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah. Pedoman yang dimaksud adalah semua produk yang diterbitkan oleh Dinas Permukiman dan
Prasarana Wilayah yang relevan dengan item pekerjaan - pekerjaan yang akan dilaksanakan di
lapangan yang tentunya akan mengacu pada dokumen kontrak termasuk pada lingkup pekerjaan Jasa
PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB. Prinsip keteknikan
dalam hal pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang akan diaplikasikan, pada
dasarnya merupakan alat Bantu agar pengelolaan pembangunan dapat menghasilkan out – put
seperti yang diharapkan. Alat Bantu tersebut adalah sarana dan bukan tujuan yang akan dicapai, dan
hasil pelaksanaan prinsip - prinsip tersebut sangat tergantung kepada komitmen para pelaksana
di lapangan untuk melaksanakannya.

Ukuran dasar untuk mendapatkan hasil pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya
pendekatan teknis yang digunakan adalah Pendekatan Manajemen Mutu

1. Prinsip dari Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan adalah sebagaimana tergambar dalam kerangka
pengawasan Pelaksanaan konstruksi sebagai berikut :

Pengawasan Waktu
(Scheduling Control)

Pengawasan Ukuran
(Dimention Control)

Pengawasan Pengawasan kualitas (Quality


Pelaksanaan Control)
Pekerjaan
Pengawasan keselamatan dan
kesehatan (Safety Control)

Pengawasan Biaya (Cost


Control)

F-2
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

Dimana :

1) Aspek Time Control


• Kegiatan pekerjaan harus dikendalikan sesuai schedule yang ada bahkan dapat
dipercepat.
• Bila terjadi kelambatan, dapat dievaluasi pada bagian pekerjaan yang mana
terjadi kelambatan, kemudian dapat diatasi dengan :
- Menambah tenaga kerja bila kekurangan tenaga kerja.
- Menambah / mempercepat datangnya bahan dilokasi apabila kekurangan
bahan.
- Dan lain-lain
• Bila terjadi kelambatan yang terlalu besar, sementara dari pihak Kontraktor
kesulitan mengatasinya maka Pengawas Lapangan harus berinisiatif untuk
mengadakan rapat direksi ditambah pejabat setingkat Kepala Sub Dinas / Kepala
Dinas untuk mencari solusinya.

2) Aspek Quality Control


• Mutu pekerjaan harus dikendalikan agar selalu masuk/sesuai dengan spesifikasi.
• Mutu pekerjaan sangat tergantung dari mutu bahan, mutu pekerja dan mutu pelaksanaan.
• Untuk mengurangi terjadinya kegagalan mutu (perbaikan/penolakan pekerjaan) perlu
penerapan manajemen mutu.

3) Aspek Dimension Control


• Dimensi / ukuran tiap komponen pekerjaan harus dikontrol terus agar ukuran sesuai
dengan gambar / desain.
• Untuk beberapa komponen pekerjaan, dimensi ini sangat ditentukan oleh
ukuran cetakan ( begesting, mal ) sehingga diperlukan pengawasan yang teliti pada
ukuran cetakan ( begesting, mal )

4) Aspek Safety Control


• Safety harus dikendalikan untuk meniadakan accident selama pekerjaan berlangsung
dengan menyediakan peralatan safety yang layak seperti : sepatu, helm, save belt
dan lain –lain. Untuk accident kecil perlu disipakan kotak P3K
• Untuk mengurangi terjadinya kecelakaan proyek diperlukan : Manajemen Safety (K3).

F-3
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

5) Aspek Cost Control


• Menghindari terjadinya kesalahan pelaksanaan sehingga akan terjadi perbaikan-
perbaikan karena pekerjaan ditolak. Ini akan menambah biaya untuk perbaikan dan
waktu yang terpakai.
• Menghindari penggunaan bahan (bahan yang didatangkan di lokasi) yang
kualitasnya tidak sesuai spesifikasi ini akan menambah biaya untuk mendatangkan
bahan baru dan waktu yang terpakai.

2. Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu


Untuk menjamin keberhasilan dari pekerjaan Pengawas khususnya dalam pelaksanaan konstruksi ini,
alangkah tepatnya menggunakan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu antara lain :

1) Quality Control ( QC) :

Teknik-teknik dan kegiatan-kegiatan operasional yang digunakan untuk memenuhi


kebutuhan akan mutu hasil pekerjaan.

Semua ini adalah teknik-teknik dan kegiatan pengendalian untuk menjamin bahwa produk/jasa
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan, dimana termasuk didalamnya adalah kegiatan
pemeriksaan desain, tes / pengujian selama masa pelaksanaan konstruksi, pengujian atas
sampel material dan sebagainya.

Quality Control ( QC ) diperlukan untuk memberikan indikator pada berbagai tahapan


pelaksanaan pekerjaan yang menunjukkan bahwa persyaratan dan spesifikasi telah dipenuhi.

2) Quality Assurance ( QA ) :

Tindakan sistematis dan terencana guna mencapai tingkat mutu yang diinginkan, dimana
filosofinya adalah : Write What You Do. Do What You Write. Record what You Did. Check
The Result. Act On The Difference.

Maksudnya adalaah bahwa semua kegiatan yang dikerjakan mulai dari kegiatan : proses
pelaksanaan, pengecekaan (control), pemeriksaan (audit) dan perbaikan (tindak turun
tangan/action) haruslah dicatat / tertulis serta didokumentasikan secara tertib dan teratur.

3) Quality Manajement ( Manajemen Mutu ) :

Salah satu aspek dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menetapkan dan
mengimplementasikan kebijakan mutu.

Manajemen Mutu ( Quality Management ) memerlukan komitmen serta keterlibatan dari top

F-4
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

manajemen secara konsisten dan terus menerus, termasuk didalamnya adalah menetapkan
mutu sebagai bagian dari tujuan dan sasaran yang akan dicapai, menetapkan strategi
dan standard mutu, mengalokasikan sumber daya manusia yang tepat dan memadai
menetapkan Sistem Mutu ( Quality System )

4) Quality System ( Sistem Mutu )

Struktur Organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya untuk
menunjang penerapan manajemen mutu.

Tujuan dari sistem mutu ini adalah untuk memberi kesempatan kepada masing-masing petugas
memahami apa-apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing.

3. Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu


Penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu khususnya pada pekerjaan Jasa PENGAWASAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB Sebelum pekerjaan dimulai,
Konsultan Pengawas terlebih dahulu memantapkan struktur organisasi lapangan dengan
menempatkan personil tenaga ahli yang tepat dan memadai dalam posisi jabatan masing-masing
kemudian membuat jadwal penugasan dan uraian tugas ( job descriptions ) serta tanggung jawabnya.
Kejelasan akan tugas yang diberikan dan dipercayakan kepada seseorang merupakan tiang
utama bagi keberhasilan pelaksanaan tugas itu nantinya. Dengan kejelasan atas tugas seseorang,
maka akan mudahlah bagi pengemban tugas untuk menyiapkan dirinya gunanya melaksanakan
tugas-tugasnya sesuai lingkup, tanggung jawab dan wewenangnya. Adalah mutlak bagi seorang
pejabat (jabatan apapun dan pada level manapun yang diserahkan kepadanya) untuk mengenali,
memahami dan mampu melaksanakan dengan baik fungsi, lingkup tugas dan bagaimana dia
melaksanakannya, disamping mengenal fungsi, lingkup tugas pejabat lain. Dan juga tidak boleh
dilupakan Sasaran Kerja Individu (SKI) dan Sasaran kerja Kelompok (SKK) serta target yang harus
dicapai.

1) Membuat prosedur kerja yang harus dikuti oleh semua personil dan harus di dokumentasikan.
Prosedur tersebut meliputi :
• Segmen-segmen daari kegiatan, guna menunjukkan bagaimana kegiatan tersebut harus
dilaksanakan.
• Personil yang bertanggung jawab dalam kegiatan tersebut.
• Personil yang bertanggung jawab atas inspeksi dan tes
• Check list atau form-form dari setiap kegiatan, termasuk contoh form harus dilampirkan pada
prosedur.
2) Pada saat akan memulai pekerjaan, harus diadakan pertemuan (meeting) antara Konsultan

F-5
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

Pengawas, Kontraktor (Pemborong), dan Pihak Proyek (Pengguna Jasa), guna membicarakan
masalah prosedur pelaksanaan untuk mencapai hasil pekerjaan yang tepat waktu dan tepat mutu.
3) Pada saat pelaksanaan pekerjaan pengawasan masing-masing personil melaksanakan tugas
yang dipercayakan kepadanya sebagaimana diatur dalam struktur organisasi lapangan.
4) Pekerjaan meliputi :
• Pengendalian Material / Bahan yang Masuk Di Lapangan
✓ Melakukan test/identifikasi atas material / bahan pada etiap kedatangan di lokasi dan
dibuat catatan untuk itu.
✓ Jika hasil cek sesuai dengan spesifikasi maka material /bahan tersebut dapat diterima.
✓ Jika hasil cek tidak sesuai dengan spesifikasi, maka material /bahan tersebut harus ditolak
dan dipisahkan untuk mencegah/ menjaga agar material/bahan yang cacat tersebut tidak
digunakan baik sengaja ataupun tidak sengaja dalam pembangunan.
• Pengendalian Proses

Dalam rangka memastikan hasil pekerjaan, Pengawas Lapangan mengendalikan proses


pelaksanaan pekerjaan. Untuk menunjang konsistensi mutu produk pekerjaan, Konsultan
Pengawas menyiapkan perangkat lunak seperti : Gambar kerja dan instruksi kerja.

• Inspeksi dan Pengujian

Inspeksi dan Pengujian ini adalah upaya verifikasi dalam usaha memastikaan bahan / produk,
proses pelaksanaan dan hasil pekerjaan sebelum diserahkan kepada pengguna jasa. Inspeksi
dan Pengujian dilakukan bertahap, mulai dari tahap penerimaan bahan / produk selama proses
pelaksanaan dan tahap akhir yaitu sebelum produk yang dihasilkan diserahterimakan kepada
pengguna jasa. Pelaksanaan inspeksi dan pengujian ini dilaksanakan pada setiap
melaksanakan satu jenis pekerjaan. Dan pemborong tidak dapat melanjutkan ke jenis
pekerjaan berikutnya bila inspeksi dan pengujian belum dilaksanakan. Bila ditemukan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai maka akan diberi tanda status berdasarkan prosedur status
inspeksi dan pengujian serta ditindak lanjuti sesuai prosedur pengendalian produk yang tidak
sesuai.

• Status Inspeksi dan Pengujian

Suatu elemen pekerjaan yang telah diselesaikan sebelum dilanjutkan dengan kegiatan
berikutnya, akan di inspeksi dan dites terlebih dahulu. Untuk mencegah pekerjaan diteruskan
ssebelum inspeksi dan pengujian yang diperlukan selesai dilaksanakan, bahan / produk yang
telah dilakukan inspeksi dan pengujian diberi tanda status inspeksi dan pengujian yang terdiri
dari tanda status “menunggu”, tanda status “diterima” dan tanda status “tidak sesuai”.

F-6
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

• Pengendalian Hasil Pekerjaan yang Tidak Sesuai

Selama pelaksanaan pekerjaan, walaupun telah diupayakan berbagai kegiatan pencegahan,


masih dapat terjadi adanya hasil pekerjaan yang tidak sesuai . ketidaksesuaian ini akan
ditemukan melalui inspeksi dan pengujian. Bila ditemukan hasil pekerjaan yang tidak sesuai,
Konsultan Pengawas melakukan penyelidikan dan melaporkan hasilnya disertai usulan tindak
lanjut yang akan diambil. Tindak lanjut tersebut dapat berupa perbaikan pekerjaan, atau
dibongkar atau tetap diterima dengan seijin pengguna jasa apabila ketidaksesuain tersebut tidak
mempengaruhi kekuatan struktur dan mutu. Apabila ketidaksesuain ini menyebabkan
pengurangan volume pekerjaan, tentunya diperhitungkan pekerjaan tambah-kurang.

• Tindakan Korelatif dan Pencegahan

Dalam pelaksanaan pekerjaan walaupun telah diupayakan berbagai kegiatan pencegahan masih
ada kemungkinan bahwa Pengguna Jasa tidak puas dan mengeluh terhadap hasil pekerjaan.
Keluhan Pengguna Jasa ini tentunya harus ditangani dengan meneliti kembali hal yang
dikeluhkan tersebut. Bila keluhan Pengguna Jasa tersebut beralasan, maka wajib
menindak lanjutinya agar dapat kembali memenuhi persyaratan kontrak. Mengingat pentingnya
tindak lanjut terhadap keluhan ini, Pengawas Lapangan akan mencatat dan memantau sejauh
mana keluhan ini telah diselesaikan oleh kontraktor.

Selain keluhan Pengguna Jasa, Pengawas Lapangan juga akan memantau pencapaian mutu
hasil kerja kontraktor dalam rapat- rapat lapangan yang dilakukan secara berkala ataupun
sewaktu- waktu diperlukan.

• Pengendalian Catatan Kualitas

Untuk memastikan bahwa kualitas yang disyaratkan dicapai dan sistem mutu diterapkan secara
efektif maka catatan kualitas selalu dihimpun dan dipelihara sebagai bukti pencapaian mutu
dilapangan. Catatan mutu ini juga bermanfaat sebagai sumber informasi tentang kinerja semua
unsur yang terkait dengan proyek dalam hal mutu.

• Prosedur Pengendalian Cacat

Prosedur ini mendefinisikan proses pengendalian cacat yang menguraikan peran dan tanggung
jawab pengawas lapangan dalam proses verifikasi/penerimaan / penolakan bahan/maaterial saat
datang di lokasi pekerjaan serta verifikasi / penerimaan / penolakan hasil bangunan yang telah
jadi / belum jadi.

- Jika hasil cek sesuai dengan spesifikasi, maka material /bahan dapat diterima dan

F-7
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

selesai.

- Jika hasil cek tidak sesuai dengan spesifikasi, maka material / bahan harus ditolak dan
dipisahkan untuk mencegah / menjaga agar material / bahan yang cacat tersebut tidak
digunakan baik sengaja ataupun tidak sengaja dalam pembangunan.

- Jika hasil cek tidak sesuai dengan spesifikasi tapi kontraktor pelaksana menginsyaratkan
bahwa dia tidak mampu menyediakan karena tidak ada di pasaraan, maka material / bahan
yang cacat tersebut dipisahkan lebih dahulu kemudian pengawas lapangan segera
membuat usulan tertulis perlunya kaji ulang. Aksi Koreksi KAK (Kerangka Acuan Kerja)
perihal cacat material / bahan tersebut diatas dan dalam waktu 1 x 24 jam KAK harus sudah
diterima atausan langsung dan Pengawas Lapangan ( awal dari bergulirnya prosedur
aksi koreksi ) dan pengawas lapangan harus menunggu keputusan lebih lanjut.

- Jika hasil cek sesuai dengan spesifikasi, maka produk / hasil pekerjaan konstruksi dapat
diterima dan selesai.

- Jika hasil cek tidak sesuai dengan spesifikasi, maka produk / hasil pekerjaan konstruksi
harus ditolak dan diminta untuk diperbaiki sesuai spesifikasi dan gambar dan dapat diterima.

- Jika hasil cek tidak sesuai dengan spesifikasi, maka produk / hasil pekerjaan konstruksi
harus ditolak, tetapi jika dihadapi situasi krusial (contoh : jika kedalaman pondasi belum
tercapai sesuai spesifikasi / gambar, sedang galian pondasi mendapatkan batu besar) maka
produk / hasil pekerjaan konstruksi “ galian Fondasi “ tersebut diatas perlu ditunda lebih
dahulu. Pengawas lapangan segera membuat usulan tertuilis perlunya kaji ulang aksi koreksi
Kerangka Acuan Kerja KAK perihal “ galian fondasi “ tersebut diatas dan dalam waktu 1 x
24 jam KAK harus sudah diterima atasan langsungnya ( awal dari bergulirnya prosedur aksi
koreksi ) dan menunggu keputusan lebih lanjut melalui Prosedur Aksi Koreksi.

• Prosedur Aksi Koreksi

Prosedur ini dipergunakan sebgai petunjuk dalam menetapkan proses Aksi Koreksi dimana
peran dan tanggung jawab Pengawas lapangan dalam proses Aksi Koreksi adalah memulai
langkah awal melalui laporan hariannya tentang perlunya Kerangka Auan Kerja (KAK) supaya
proses ini dapat mulai bergulir dan prosedurnya adalah :

- Jika ada permasalahan lapangan yang tidak mampu diselesaikan oleh kontraktor, atau
permasalahan yang ditemukan berulang, harus dilaporkan kepada Pengawas Lapangan
secara tertulis oleh Kontraktor dalam waktu 1 x 24 jam.

F-8
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

- Pengawas lapangan akan meneliti / mengkaji ulang dan berusaha menyelesaikan


permasalahannya. Setiap permasalahan yang dapat diselesaikan oleh pengawas lapangan
harus ditandatangani dan dikumpulkan yang pada gilirannya akan diserahkan ke atasan
langsungnya periode mingguan, sebaliknya permasalahan yang tidak dapat diselesaikan
beserta usul pemecahannya jika mampu ditulis sebagai lapaoran KAK cukup di paraf
dan harus dikirim kepada atasan langsungnya dalam waktu 2 x 24 jam untuk direkam dan
diusahakan untuk diselesaikan.

Penanggung jawab proyek mencatat setiap Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diterima dalam buku
register dan akan meneliti dan berusaha menyelesaikan permasalahan yang tidak dapat diselesaikan
oleh pengawas lapangan melalui rapat (meeting) yang diadakan khusus untuk ini dengan mengundang
unsur yang terlibat pada proyek.

b. Pendekatan Administrasi
Administrasi pelaksanaan pekerjaan Pengawasan merupakan bagian penting yang tidak boleh
diabaikan. Bagian ini merupakan catatan penting mengenai jalannya pelaksanaan program, mulai
dari tahap awal pengendalian dan pengawasan pekerjaan, sampai dengan masa pemeliharaan
pekerjaan. Administrasi pelaksanaan program secara umum terdiri dari administrasi teknik,
keuangan dan pelaporan.

Dalam pelaksanaan di lapangan konsultan akan menerapkan prinsip -prinsip administrasi


sebagai berikut :

• Menggunakan format - format standar yang sudah ada dan sudah biasa dipakai di lingkungan
Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
• Menggunakan format sederhana namun informatif (semua informasi penting yang dibutuhkan
dapat tercatat), sehingga mudah dipahami oleh para pelaksana di lapangan maupun oleh
penerima laporan.
• Sistem pelaporan yang jelas dan berjenjang serta tidak “overlapping “

F.4. PENDEKATAN PROFESSIONAL

Secara umum tugas konsultan Pekerjaan Jasa PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG


PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

1. Tugas - tugas yang bersifat “ Assistance Concept “


Dalam hal ini konsultan Pengawas bertindak sebagai pemberi saran dan bantuan teknis,
administrasi dan manajerial kepada Pejabat Pembuat Komitmen yaitu Pekerjaan Jasa

F-9
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB. Dalam konsep ini


konsultan tidak berwenang memutuskan suatu kebijakan atau suatu langkah konkret, karena hal
tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab dari instansi terkait.

2. Tugas - tugas yang bersifat “ Task Concept ”


Dalam hal ini konsultan bertindak untuk melaksanakan suatu kegiatan, baik lingkup organisasi
konsultan sendiri, maupun dalam lingkup secara keseluruhan. Dalam konsep ini konsultan
berwenang mengambil keputusan dan menentukan kebijakan dimana keputusan yang diambil oleh
konsultan bersifat mengikat terhadap pihak lain yang terkait (misal : kontraktor). Konsultan
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua implikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat dari
keputusan yang diambil.

Dalam Pendekatan Profesional perlu kiranya ditekankan mengenai Prinsip dasar yang harus dipahami
dalam pelaksanaan pekerjaan Pengawasan, yang meliputi hal - hal sebagai berikut :

a. Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan


Konsultan akan melakukan kegiatan pengendalian dalam lingkup kerja secara cepat, tepat,
praktis dan efisien. Kegiatan pengendalian ini meliputi sasaran, target dan keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan.
b. Pengaturan Tata Kerja Personil
Konsultan akan membentuk suatu organisasi intern konsultan maupun pembentukan organisasi
proyek secara keseluruhan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pengaturan tata
kerja atau organisasi yang kurang baik akan menyebabkan kegiatan berjalan tanpa arah dan
terget.
c. Pemeriksaan Kegiatan Kerja
Pemeriksaan kegiatan kerja akan dilakukan dengan memeriksa :

• Penetapan langkah (apa, dimana, dan bagaimana ?)


• Pengaturan waktu (kapan ?)
• Penugasan (siapa ?)
• Tahap lanjutan (atau penyelesaian dengan segera)

F.5. METODELOGI PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang diajukan ini merupakan penjabaran secara lebih konkrit terhadap bidang
kerja jasa konsultansi Konsultan Pengawas. Metode ini meliputi pembahasan mengenai prosedur umum Jasa
PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB secara keseluruhan, maupun

F - 10
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

prosedur pelaksanaan kegiatan dari bagian - bagian pekerjaan, termasuk didalamnya uraian sistem informasi
dan pelaporan yang akan dilaksanakan.

Sasaran yang diharapkan adalah penyelesaian konstruksi tepat waktu dengan kualitas yang sesuai dengan
dokumen pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang telah ditetapkan dengan alokasi biaya yang telah ditetapkan.

Ruang lingkup

• Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang disusun oleh pelaksana konstruksi.
• Mengendalikan program pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik yang meliputi pengendalian lingkungan,
sumberdaya, biaya, waktu, sasaran besaran konstruksi, tertib administrasi, kesehatan dan keselamatan
kerja.
• Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, termasuk
menyusun rekomendasi penyelesaiannya.
• Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
• Melakukan kegiatan Pengawasan yang terdiri atas :
1) Pemeriksaan dan penyusunan rekomendasi kelengkapan dan kelayakan dokumen pelaksanaan
konstruksi yang akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun sebagai
dasar pengawasan.
2) Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, metode pelaksanaan, ketepatan waktu dan biaya
pelaksanaan pekerjaan
3) Mengawasi pelaksanaan dan hasil pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju kemajuan
pelaksanaan/realisasi fisik.
4) Mengumpulkan data dan informasi untuk maksud pemecahan persoalan dan atau hambatan yang timbul
selama masa pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
5) Meneliti dokumen, gambar usulan dan susulan dalam rangka koreksi maupun perjelas untuk maksud
kelancaran pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
6) Menyusun dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran jasa pelaksanaan pekerjaan.
7) Menyusun laporan ketidak sesuaian dan atau cacat untuk maksud perbaikan

Metode

• Mengembangkan dan memelihara koordinasi yang kondusif dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
kegiatan konstruksi
• Mengembangkan dan menerapkan pola pengendalian dan pengawasan yang sistemik yang cenderung
bersifat preventif dan efisien.

F - 11
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

• Menerapkan keahlian teknis secara proporsional dalam setiap kegiatan pengendalian dan pengawasan
sesuai dengan tahapan pelaksanaan konstruksi.
• Menerapkan prinsip-prinsip ketaatan pada jadwal kerja yang telah ditetapkan.
• Menerapkan/memelihara disiplin/kepatuhan terhadap standart operating procedure (SOP) yang telah
ditetapkan.
• Melaksanakan tertib administrasi/kontrol dokumen

Pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas bertujuan memberikan kepastian kesesuaian
pelaksanaan dan hasil pekerjaan konstruksi dengan acuan umum sebagaimana tercantum dalam dokumen
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Prosedur umum yang diberlakukan terhadap bagian penting dan didahulukan adalah mengacu pada ijin
melaksanakan sebagaimana ditunjukkan dalam gambar/diagram Ijin Pelaksanaan.

F - 12
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

RENCANA KONSTRUKSI FISIK AKTIFITAS


HARIAN KONSULTAN
PENGAWAS AKTIFITAS
• Pengendalian MANAJERIAL DAN
Jadwal
RENCANA KONSTRUKSI Kualitas KOORDINASI
Konstruksi
FISIK • Pengendalian
Waktu
Jadwal Bahan • Pengendalian Biaya
dan • Pengendalian
Komponen Ruang Lingkup

Jadwal
Peralatan

Jadwal
Kebutuhan
Tenaga Kerja Masalah
Kebijakan
Teknis
Gambar dan
Metode Kerja

Program Masalah
Kendali Mutu Kebijakan
Kontraktual

Keselamatan
Kerja

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KOPERATIF

Dalam hal ini, peran, tugas dan fungsi Konsultan Pengawas harus dan khusus pada tahap pelaksanaan pekerjaan
konstruksi ijin pelaksanaan merupakan prosedur umum yang sangat mendasar. Dalam penerapan tidak semua
pekerjaan harus melewati prosedur dan persyaratan pendahulu. Hal ini dapat berakibat menjadi penghambat laju
kecepatan pelaksanaan konstruksi itu sendiri. Bagian-bagian tertentu yang dianggap kritikal adalah yang
berkaitan dengan fungsi bagian/komponen konstruksi yang berkaitan dengan keamanan, fungsional, kualitas,
biaya dan waktu.

Untuk bagian/komponen yang penting inilah harus dipenuhi/ditempuh prosedur yang bersifat preventif.

Komunikasi dan Koordinasi


Komunikasi dan koordinasi merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai sasaran kegiatan/ pelaksanaan
konstruksi.

F - 13
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

Aktifitas komunikasi dan koordinasi dilaksanakan dalam bentuk :

1. Surat / Dokumentasi Resmi


Komunikasi dengan surt (dokumen resmi) perlu mendapat perhatian khusus dalam hal konfirmasi dan atau
keputusan yang berdampak kontraktual maupun teknis yang berkaitan dengan kualitas.

2. Rapat-rapat
Rapat diselenggarakan dalam beberapa bentuk / jenis yaitu :
a. Rapat rutin/berkala
Diselenggarakan secara berkala 2 kali dalam sebulandengan unsur KPA/PPK, PTP, Konsultan
Perencana dan Kontraktor.
Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan dan membuat risalah rapat dan dikirim
kepada semua pihak yang bersangkutan serta serta sudah diterima paling lambat 1 (satu minggu
kemudian.
b. Rapat Khusus
Diselenggarakan sesuai kebutuhan membahas hal-hal yang bersifat khusus dan atau mendesak

3. Konsultasi
Disamping koordinasi formal (rapat) pihak-pihak yang berperan dalam pelaksanaan konstruksi senantiasa
melakukan konsultasi yang digunakan dalam penyamaan persepsi dan bahan pengambilan keputusan.

F.6. PENGETAHUAN TENTANG DOKUMEN KONTRAK

Dalam setiap kegiatan proyek perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan sistem pengawasan/pengendalian
yang teratur, agar hasil akhir yang dicapai dapat memuaskan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari proyek
itu dan memenuhi sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan. Pada umumnya dan sudah menjadi suatu
keharusan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai antara pemilik proyek dengan pelaksana pekerjaan perlu
dibuat suatu Dokumen Kontrak Kerja, dokumen kontrak ini merupakan acuan dan pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan di lapangan. Dengan demikian perlu kiranya personil-personil Konsultan Pengawas menguasai hal-hal
yang berhubungan dengan manajemen proyek, yang salah satu diantaranya adalah penguasaan Dokumen
Kontrak tersebut.
Dokumen Kontrak Fisik merupakan dokumen yang harus dikuasai oleh personil konsultan Pengawas . Biasanya
dokumen kontrak berisi:
• Instruksi Kepada Peserta Lelang/Penunjukan Langsung
• Syarat - syarat Umum
• Syarat - syarat Khusus

F - 14
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

• Spesifikasi Teknik
• Gambar Rencana Proyek
• Surat Penawaran Kontraktor beserta lampiran - lampirannya.
• Addendum Kontrak (jika ada).
Di dalam pengendalian dan pengawasan di lapangan nantinya Konsultan PENGAWASAN PEMBANGUNAN
GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB akan selalu berpedoman pada Dokumen Kontrak yang telah
dibuat. dan disepakati antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan pihak-pihak yang terkait, termasuk
kalau ada perintah perubahan (Contract Change Order) atau Addendum yang dikeluarkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.

F.7. PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PEKERJAAN


Program Pengendalian dan Pengawasan dalam pekerjaan Konsultan Pengawas harus dilaksanakan secara
ketat dan terus menerus sepanjang waktu kontrak, dimana masing masing periode mempunyai tahapan/langkah
sendiri sendiri dan berkesinambungan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya.

Konsultan Pengawas diwajibkan untuk kerja penuh waktu dalam pemberian saran kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) pada PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB yang
masuk dalam pekerjaan proyek dan pelaksanaan dokumen kontrak. Konsultan akan menentukan dengan jelas
dan spesifik, luas dan dalam cakupan kerja Konsultan Pengawas dalam penugasan ini, dan akan
mengkonfirmasikan tingkat pelayanan dan/atau masukan dari staf yang disyaratkan untuk kepastian cukupnya
pengawasan dan pemeriksaan.

a. Masa Mobilisasi
Pada periode Mobilisasi ini disamping Konsultan akan melakukan mobilisasi personil personilnya yang akan
terlibat dalam pekerjaan Jasa PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI
NTB, Konsultan juga sudah harus mulai mengadakan checking, pengendalian dan pengawasan terhadap :

• Schedule mobilisasi Kontraktor.


• Realisasi Mobilisasi Peralatan, Personil serta Kantor (direksi-keet) Kontraktor.
• Realisasi pemenuhan spesifikasi atas fasilitas untuk Team Pengawas / Pengawasan (jika ada).
• Schedule Pekerjaan yang diajukan Kontraktor, diarahkan agar efektif, dituangkan dalam Kurva S,
sehingga Konsultan akan mudah mengawasi atas kemajuan pekerjaan Kontraktor.
• Review terhadap design yang ada, serta alternatif design bila dipandang perlu.
• Pembuatan Shop Drawing.
• Mulai meneliti bahan-bahan yang akan dipakai, menurut spesifikasi yang ada.
• Penyiapan blangko-blangko (form) yang akan dipergunakan selama masa kontrak, termasuk

F - 15
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

diantaranya blanko pengujian, blangko perhitungan volume, blangko laporan, serta blangko termin
angsuran pembayaran, sertifikat bulanan (MC) atau sertifikat eskalasi bulanan (Price Escalation
Certificate) (jika ada).

Dalam masa mobilisasi inilah Konsultan Pengawas benar benar harus dapat mengarahkan dan memberi
bimbingan kepada kontraktor agar semuanya dapat selesai dalam jangka waktu mobilisasi tersebut.

Penekanan dalam pembuatan schedule pekerjaan yang diajukan Kontraktor, harus diteliti betul serta
diperiksa kemungkinan kemungkinan dalam penerapan urutan pekerjaan apakah sudah sesuai dengan
tahapan serta sesuai dengan kondisi dan keadaan di lapangan. Yang jelas di dalam pembuatan schedule
ini harus memperhatikan "hari efektif" yang ada didalam jangka waktu pelaksanaan (terutama kaitannya
dengan datangnya bulan musim hujan dan hari libur keagamaan, serta harus mengingat batas waktu yang
harus diselesaikan.

b. Masa Pelaksanaan Pekerjaan Fisik


Pada masa pelaksanaan pekerjaan fisik ada beberapa pokok pengendalian dan pengawasan yang dapat
dibagi dalam kategori sebagai berikut :

1) Pengendalian dan Pengawasan Kualitas (Mutu) Pekerjaan :

Kualitas adalah kesesuaian dengan Rencana Kerja dan Syarat Teknis dan atau standart Teknis
tertentu yang telah ditetapkan. Dalam hal yang berkaitan dengan estetika maka akan mengacu pada
kewajaran konstruksi yang sebanding, dan atau ditetapkan terlebih dahulu sebagai acuan.

Acuan Kualitas.
Kualitas dapat merupakan suatu yang mengandung unsur relatif. Hal ini sedapat mungkin dihindari. Oleh
karena itu acuan kualitas dalam kerangka pengendalian dan pengawasan proses dan hasil pekerjaan
konstruksi, mengacu (secara hirarkis –terurut) pada :

✓ Dokumen pelaksanaan konstruksi


✓ Peraturan-peratura dan standart-standart teknis
✓ Perbandingan
✓ Kewajaran
✓ Pengendalian dan pengawasan kualitas
✓ Aktivitas preventif
✓ Pemeriksaan visual
✓ Pemeriksaan/perbandingan dokumen teknis penyerta
✓ Pengujian tak merusak
✓ Pengujian merusak

F - 16
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

✓ Tindakan korektif
✓ Perbaikan
✓ Perbaikan dengan pembongkaran
✓ Penggantian

Metode Kerja

Metode kerja diperlukan untuk lingkup/bagian konstruksi tertentu agar dapat diperoleh hasil konstruksi
sesuai tetapan kualitas sebagai pedoman pelaksanaan maupun pengendalian mutu.

Ruang lingkup/bagian yang memerlukan metode kerja adalah :

✓ Keamanan pelaksanaan selama masa pekerjaan


✓ Tingkat kesulitan/pelaksanaan yang cukup tinggi
✓ Interface/saling multi bidang yang cukup rumit
✓ Tingkat kemungkinan penemuan alternatif yang lebih efisien/efektif dalam biaya dan waktu
✓ Termasuk ruang lingkup/bagian konstruksi yang memerlukan metode kerja antara lain :
- Pelaksanaan pondasi tiang pancang, bor dan sejenisnya
- Galian dalam
- Pengecoran mass concrete
- Bagian konstruksi khusus yang berat dan atau berhubungan dengan resiko pihak lain
- Struktur baja (dalam kaitan metode erection)
- Perancah/bekisting konstruksi beton yang berat
- Dan lain sebagainya.

Metode kerja dibahas dan disepakati bersama oleh pelaksana konstruksi dan Konsultan pengawas
sebelum pelaksanaan konstruksi.

Gambar Kerja

Gambar kerja (shop drawing) diperlukan untuk lingkup/bagian pekerjaan yang gambar pelaksanaannya
(construction drawing) belum ada atau kurang jelas dan atau perlu dibuat gambar yang lebih detail.

Termasuk ruang lingkup/bagian konstruksi yang memerlukan gambar kerja antara lain :

✓ Penulangan/pembesian untuk konstruksi beton yang cukup berat atau dengan penulangan nyang
cukup rumit
✓ Bekisting konstruksi beton yang bentuk geometris tidak teratur
✓ Pola pemasangan lantai yang modular (keramik, marmer dan sejenisnya)

F - 17
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

Bagian konstruksi yang memerlukan pembahasan (pelaksana konstruksi – konsultan pengawas –


konsultan perencana) terlebih dahulu mengingat capaian hasil yang tidak disepakati.

2) Pengendalian dan Pengawasan (Media Koordinasi Teknis) :


✓ Pengendalian dan pengawasan langsung pekerjaan dilapangan maupun bengkel kerja
pelaksana konstruksi
✓ Memberikan peringatan dini yang bersifat pencegahan terhadap semua aspek pelaksanaan
pekerjaan konstruksi
✓ Menyelenggarakan rapat teknis secara intensif untuk memelihara kelancaran pelaksanaan,
terutama pada fokus bagian konstruksi kritikal.
✓ Menyelenggarakan rapat lapangan secara teratur
✓ Menyelenggarakan rapat koordinasi antar berbagai pihak yang berkepentingan.
✓ Penerapan prosedur

3) Pengendalian Biaya/Anggaran :

Acuan pengendalian biaya

✓ Biaya menyeluruh yang tertera dalam dokumen kontrak pelaksanaan konstruksi


✓ Biaya satuan masing-masing bagian atau satuan pekerjaan yang tertera dalam dokumen kontrak
pelaksana konstruksi
✓ Biaya/harga pedoman, yaitu biaya-biaya satuan standar konstruksi dan atau biaya satuan bagian
konstruksi yang ditetapkan oleh instansi berwenang terkait dan diberlakukan secara
formal/ditetapkan sebagai suatu acuan resmi yang berlaku nasional dan atau regional tertentu.
✓ Biaya/harga pasar, adalah harga satuan bagian konstruksi yang secara umum diindikasi sebagai
pengganti biaya/harga satuan.
✓ Biaya/harga wajar adalah tetapan biaya yang disusun/dirumuskan secara musyawarah obyektif
antara Pengguna Jasa dan Pelaksana Konstruksi

Pengendalian dan Pengawasan Biaya

Balance Budget adalah salah satu metode pengendalian biaya. Setiap perubahan ruang lingkup
pekerjaan konstruksi yang berdampak pada biaya senantiasa dicatat dan dicarikan penyeimbang
(balancing)

Dasar penerapan metode ini adalah penyusunan prioritas kepentingan atas bagian atau komponen
konstruksi, sedemikian hingga tidak perlu mengganggu fungsi konstruksi secara utuh.

F - 18
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

Aktifitas Preventif

Pengendalian ruang lingkup pekerjaan konstruksi sedemikian rupa hingga tidak berdampak pada
penambahan biaya.

Monitoring perubahan-perubahan lingkup pekerjaan konstruksi dengan menerapkan Balance Budget.

Aktifitas Korektif

Pencarian/penemuan lingkup pengganti, apabila terjadi perubahan biaya yang bersifat penambahan.

Pencarian metode dan penggunaan bahan yang lebih hemat tanpa harus menurunkan kualitas

4) Pengendalian Waktu

Sasaran Pengendalian waktu adalah penyelesaian konstruksi sesuai jdwal yang ditetapkan
Pada umumnya monitoring prestasi/progres pelaksanaan yaitu perbandingan antara kurva S rencana
dan pelaksanaan, yang menghasilkan deviasi/ deviasi ini menunjukkan status kemajuan atau
keterlambatan prosentual lingkup konstruksi.
Waktu Pelaksanaa.
✓ Tenaga kerja (jumlah dan tingkat keterampilan)
✓ Ketersediaan bahan dan komponen
✓ Lokasi dan elevasi
✓ Cuaca
✓ Hal-hal non teknis
“Kebiasaan” yang melekat pada pelaksanaan konstruksi adalah menempatkan waktu sebagai suatu
tetapan (given), sedemikian hingga faktor-faktor yang membentuk/mempengaruhi harus
menyesuaikan.

Acuan Pengendalian Waktu


Waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa dan menjadi salah
satu hal yang penting yang ditetapkan dalam surat perjanjian (kontrak) menjadi acuan utama
pengendali waktu.

5) SOP (Standart Operating Procedure)

Merupakan sarana pengendalian dan pengawasan sedemikian hingga terpeliharan ketertiban


pelaksanaan konstruksi dan kelancaran pelaksanaan jasa Konsultan Pengawas dan mengatur suatu
aktivitas yang berulang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi ditinjau dari pelaksanaan jasa
konsultan pengawas, yang terdiri dari :

F - 19
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

✓ Pengusulan/persetujuan gambar kerja


✓ Permohonan/persetujuan perubahan material
✓ Pengujian material/komponen
✓ Usulan/persetujuan perubahan pekerjaan
✓ Teguran penyimpangan pelaksanaan
✓ Penilaian kemajuan pelaksanaan (prestasi) bulanan
✓ Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan untuk pembayaran angsuran
✓ Proses penyusunan laporan
✓ Serah terima pertama dan atau kedua pekerjaan
Untuk aktivitas-aktivitas lain lebih teknis disusun kemudian sesuai dengan keperluan

6) Formulir Pengendalian dan Laporan

Pelaksanaan jasa konsultan pengawas selalu menggunakan prosedure-prosedure yang


penerapannya tidak terlepas penggunaan bantuan formulir-formulir dengan bentuk baku. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya mempermudah komunikasi dan memelihara konsistensi dokumen dan
dokumentasi.
Formulir atau bentuk baku sistem dokumentasi ini antara lain terdiri dari :
✓ Laporan harian
✓ Lapran mingguan
✓ Risalah rapat
✓ Laporan progres/prestasi mingguan
✓ Berita-berita acara
✓ Pengusulan/persetujuan gambar kerja
✓ Permohonan/persetujuan perubahan
material
✓ Pengujian material/komponen
✓ Usulan/persetujuan perubahan
pekerjaan
✓ Teguran penyimpangan pelaksanaan
✓ Penilaian kemajuan pelaksanaan
(prestasi) bulanan
✓ Dan lain-lain

F - 20
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

7) Luaran Jasa

Selain jasa keahlian (intangible) yang diberikan selama aktivitas/proses layanan jasa konsultan
pengawas sebagai suatu bentuk jasa yang disediakan kepada pengguna jasa, maka yang dimaksud
dengan luaran dalam hal ini adalah bentuk-bentuk dokumen pelaksanaan jasa. Luaran ini
dikelompokan menurut tahapan-tahapan yaitu, awal, proses, dan penyelesaian/akhir.
Luaran-luaran ini antara lain dirinci di bawah ini :
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Luaran Awal
Sebelum pelaksanaan konstruksi, penyedia jasa konsultan pengawas melaksanakan layanan jasa
yang meliputi hal-hal yang bersifat pemberian dukungan awal yang diperlukan oleh pengguna jasa
yang dimaksud membuka peluang pelaksanaan konstruksi dimulai lebih awal. Luaran awal ini paling
sedikit terdiri dari :
✓ Berita acara serah terima lahan/tapak konstruksi (bila ada)
✓ SOP (Standart Operating Procedure) yang telah diketahui/disahkan pengguna jasa.
✓ Review jadwal pelaksanaan (Kurve S, network planning) yang disusun oleh pelaksana
konstruksi.
✓ Risalah rapat mula (Kick off Meeting)
✓ Luaran proses
✓ Laporan harian (disusun oleh kontraktor/pelaksana konstruksi)
✓ Laporan mingguan
✓ Laporan bulanan
✓ Rekomendasi dan instruksi umum pelaksanaan konstruksi.
✓ Rekomendasi perubahan/penyempurnaan pelaksanaan konstruksi
✓ Laporan-laporan prestasi/progress pelaksaan konstruksi
✓ Berita-berita acara pembayaran angsuran, perubahan pekerjaan dan lain-lain
✓ Laporan akhir, merupakan bentuk pertanggung jawaban akhir pelaksanaan jasa konsultan
pengawas.
- Himpunan (copy) laporang harian
- Himpunan laporan mingguan
- Himpunan laporan bulanan
- Himpunan data/informasi yang berkenaan dengan keputusan-keputusan selama masa
pelaksanaan konstruksi
- Himpunan berbagai berita acara
- Hasil uji teknis bahan/material yang digunakan dalam konstruksi

F - 21
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

- Himpunan photo dokumentasi pelaksanaan pekerjaan


- Brosur/spesifikasi teknis atas bahan dan peralatan yang terpasang dalam konstruksi
- Gambar terangun (copy) gambar terbangun merupakan ruang lingkup tugas/pekerjaan
pelaksana konstruksi
- Ijin pemanfaatan bangunan (bila perlu)
- Daftar periksa (chek list)
- Laporan commisioning
Dalam penyusunan laporan akhir ini, dibantu oleh pelaksana konstruksi (kontraktor), khususnya
dalam hal penyediaan data yang sesungguhnya dan sesuai dengan dokumen pelaksanaan
konstruksi dan atau kewajaran jasa konstruksi harus disediakan oleh pelaksana konstruksi.

8) Sistem Laporan CV. MITRA CIPTA NUGRAHA


✓ Menjadi alat pengendali aktivitas pelaksanaan konstruksi
✓ Memberikan pedoman prosedur dan persyaratan teknis maupun administrasi
✓ Menjadikan standar format hampir semua luaran administrasi teknis dan pelaporan
✓ Mengakomodasi hampir semua aktivitas prosedural, monitoring dan pelaporan aktivitas/kegiatan
konstruksi.

9) Tahapan/ruang lingkup pekerjaan Konsultan Pengawas


✓ Tahap konstruksi, meliputi :
a) Tahap pelaksanaan proyek
- Memeriksa dan mempelajari dokumen pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan
dasar dalam pengawasan pekerjaan lapangan.
- Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik yang meliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian
sasaran fisik (kualitas dan sumber daya kuantitas) pekerjaan, pengendalian dan
keselamatan kerja.
- Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang
timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan.
- Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan fisik dan
menyelenggarakan kegiatan rapat lapangan berkala.
- Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta ketetapan
waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan lajur
pencapaian/eralisasi fisik.

F - 22
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

- Mengumpulkan data informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi


selama pekerjaan konstruksi.
- Penyelenggaraan kegiatan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
harian, mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan dengan masukan hasil rapat-
rapat lapangan dan laporan-laporan yang dibuat oleh kontraktor.
- Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan
- Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan pemborong.
- Mengusulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian di alapangan untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

b) Tahap Akhir Proyek


- Memeriksa hasil pekerjaan konstruksi dari segi kualitas dan kuantitas
- Membuat berita acara pemeriksaan pekerjaan
- Menyusun data cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama dan mengawasi
perbaikannya
- Menyusun berita acara serah terima pertama pekerjaan
- Meneliti as built drawing

✓ Tahap Pemeliharaan :
a) Mengendalikan schedulle masa pemeliharaan
b) Mengevaluasi biaya pekerjaan tambah kurang akibat perubahan pekerjaan.
c) Bersama dengan konsultan perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan
bangunan
d) Menyusun berita acara serah terima kedua pekerjaan
✓ Tahap Pembuatan Laporan Akhir (Final Report) :

Membuat Laporan Akhir yang berisikan antara lain laporan tahap persiapan proyek, laporan
tahap pelaksanaan konstruksi, laporan tahap pemeliharaan, foto-foto dokumentasi, as built
drawing.

10) Contract Change Order dan Addendum

Apabila selama jangka waktu pelaksanaan ini terdapat hal-hal yang tidak sama (dalam hal volume
atau biaya dimana jumlah akhir tidak melebihi harga kontrak) harus ada perintah perubahan (change
order) dari pemilik.

F - 23
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

Kalau perubahan itu bersifat mendasar, termasuk perubahan Spesifikasi Teknis serta Anggaran yang
melebihi Harga Kontrak harus dibuat Addendum.

c. Masa Akhir Pelaksanaan

Pada Akhir Pelaksanaan ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan, yaitu :

1) Penyiapan As Built Drawing


Pada akhir masa pelaksanaan Kontraktor diwajibkan membuat As Built Drawing. Gambar ini akan
merupakan dasar pembayaran terakhir. Tanggung jawab Konsultan adalah memeriksa kebenaran
dari As Built Drawing tersebut.

Supaya pada saat akhir pekerjaan kontraktor tidak terlalu banyak, kontraktor dapat menyiapkan
gambar terlaksana ini sedikit demi sedikit seiring dengan selesainya item-item pekerjaan di lapangan
(item pekerjaan yang telah selesai dikerjakan/dipasang).

Gambar terlaksana ini merupakan gambar kenyataan di lapangan yang dikerjakan oleh Kontraktor,
dimana gambar ini akan sangat bermanfaat untuk masa ke depan, untuk masa pemeliharaan
konstruksi, juga diperlukan jika nantinya akan diadakan renovasi (perbaikan ulang), rehabilitasi
bangunan/konstruksi kembali.

2) Pembuatan Berita Acara untuk Pembayaran Angsuran (Serah Terima Pertama Pekerjaan)
Setelah pembuatan As Built Drawing, harus dibuat Berita Acara untuk Pembayaran Angsuran (Serah
Terima Pertama Pekerjaan)

Karena setelah Serah Terima Pertama pekerjaan ini tidak ada lagi pembayaran, Konsultan
Pengawas harus hati-hati dan harus teliti dalam memeriksa dan menyiapkannya. Semua hitungan,
ukuran, lokasi, aturan pembayaran mulai dari Termin pertama sampai Termin terakhir,
dihitung/diperiksa ulang.

3) Claim
Selama mulai periode kontrak mungkin terjadi claim atau tuntutan dari pihak Kontraktor maupun
pihak luar, dalam hal ini konsultan Pengawas harus selalu mendasarkan jawabannya berpedoman
dan mengacu pada Dokumen Kontrak yang ada.

Semaksimal mungkin Konsultan Pengawas harus mengamankan Pemilik dari segala macam
claim/tuntutan yang timbul.

4) Provisional Hand Over (Serah Terima Sementara) dan Final Hand Over
(Serah Terima Terakhir)

F - 24
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

Bahwa apabila pekerjaan sudah mencapai 100. Kontraktor dapat mengajukan permohonan untuk
dilakukan Serah Terima Sementara.

Konsultan Pengawas berkewajiban menyiapkan semua data yang perlu untuk pelaksanaan Serah
Terima ini.

Kegiatan ini meliputi :

❖ Penyiapan daftar kerusakan/kekurangan (Checklist) dari pekerjaan yang dilaksanakan


kontraktor.
❖ Penyiapan buku informasi bagi Panitia Serah Terima ini yang berisi data proyek, status
pembayaran dan progress serta data quality.
❖ Ikut didalam anggota Tim Teknis yang akan menjadi petunjuk didalam pelaksanaan
pemeriksaan Serah Terima.
❖ Menyiapkan semua pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan kegiatan Serah Terima.
❖ Menyiapkan Berita Acara Serah Terima Sementara dan memberi pertimbangan kepada
Penanggung Jawab Kegiatan dalam menyetujui jangka waktu perbaikan (grace period) yang
diajukan kontraktor.
❖ Setelah jangka waktu perbaikan berakhir diadakan lagi pemeriksaan kedua yang merupakan
bagian dari proses Professional Hand Over (PHO). Kalau hasil pemeriksaan memenuhi
Spesifikasi dan syarat, baru dikeluarkan Berita Acara Serah Terima. Untuk serah terima akhir
(FHO) yang dilaksanakan setelah Masa Pemeliharaan habis secara prosedur sama dengan
pelaksanaan Professional Hand Over.

d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pelaksanaan pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja memiliki target “zero accident”.
Dalam rangka target tersebut, Konsultan Pengawas melaksanakan fungsi sebagai berikut:
1) Bersama-sama pelaksana konstruksi menyusun program pengendalian K3
2) Pembentukan tim khusus K3 yang beranggotakan wakil-wakil semua pihak yang berpartisifasi dalam
kegiatan konstruksi.
3) Menyusun dan melaskanakan pedoman penanggulangan K3
4) Melaksanakan kampanye, inspeksi dan pemeliharaan K3

F.8. URAIAN KAJIAN DAN PENDEKATAN PENGAWASAN

Uraian kajian dan pendekatan pengawasan sesuai dengan tugas konsultan pengawas adalah
menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal, mutu pekerjaan yang baik/berkualitas, dan waktu

F - 25
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

pelaksanaan yang tepat. Ketiga nya adalah 3 elemen yang saling mempengaruhi, seperti tertera pada
gambar berikut :

BIAYA MUTU

WAKTU

1. Pengawasan Pengujian Material di Lokasi


a. Mengawasi pelaksanaan pengujian material di lapangan
b. Mengawasi pelaksanan pengujian material di laboratorium meliputi metode pengambilan sample dari
lapangan sampai hasil yang diperoleh di laboratorium.
c. Mengawasi pengelolaan material batu, kayu dan semua bahan yang digunakan mengenai spesifikasi,
ukuran dalam masing-masing sub pekerjaan. Pengawasan Mutu Pengerjaan
2. Pengawasan Mutu Pengerjaan
Item pekerjaan utama yang harus diawasi adalah mutu bahan, alat dan rosedurnya meliputi:

a. Pekerjaan Galian (Excavation works), pekerjaan yang dilakukan antara lain ;

• Memeriksa keefektifan metode kerja yang diajukan kontraktor, dan apabila diperlukan maka
konsultan supervisi akan memberikan masukan metode yang lebih baik demi efisiensi dan
optimalisasi pekerjaan

• Melakukan pemantauan terhadap keamanan kerja dari pelaksana di lapangan dan alat yang
bekerja.
• Menentukan batas, elevasi dan dimensi pekerjaan galian yang dikerjakan kontraktor.
• Menentukan area pembuangan material hasil galian.
• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan galian.
• Melakukan pengawasan pengecekan hasil pekerjaan dan pekerjaan lain yang termasuk dalam
item pekerjaan.
b. Pekerjaan Beton (Concrete Works), meliputi:

1) Mutu Bahan :

F - 26
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

Semen
• Semen harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknik dan dilengkapi dengan sertifikat
lolos pengujian untuk kekerasan (soundness), Time of setting (Waktu Mengeras),
Compressive Strength (Kuat Tekan).
• Mengawasi dan memeriksa proses pengangkutan, pemindahan dan penyimpanan semen
agar tidak menurunkan kualitas beton.
• Kontraktor harus menjamin bahwa cukup ada persediaan semen. Pada hari pertama setiap
bulan harus memberitahu kepada Direksi mengenai data sebagai berikut :
▪ Persediaan semen yang ada di lokasi pada setiap akhir bulan.
▪ Pengiriman semen yang diterima bulan itu.
▪ Semen yang dipakai bulan itu.
▪ Semen yang dibuang atau hilang bulan itu dan alasannya.

Aditif
o Menentukan penambahan aditif jika diperlukan.
o Mengawasi proses pengangkutan, pemindahan dan penyimpanan aditif agar tidak
menurunkan kualitas beton.

Agregat Halus dan Kasar

• Mengawasi proses produksi agregat di quarry dan mengawasi pengujian agregat di


lapangan.
• Mengawasi dan menentukan alat, metode kerja dan spesifikasi agregat yang diperlukan
dalam tiap item pekerjaan.
• Mengawasi pengujian agregat di laboratorium.

Air Campuran
• Mengawasi dan memeriksa kualitas air pencampur.
• Air harus bebas dari unsur kimia dan organik yang dapat menurunkan kualitas beton,
turbiditas < 2000 ppm, kandungan sulfat < 1 gr/lt

2) Mutu Pekerjaan :
Campuran Beton
• Tipe dan kelas beton yang digunakan sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (PBBI) 1971 N. 1 – 2.

F - 27
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

• Mengawasi dan memberikan keputusan terhadap hasil pengujian Trial Mixer.


• Mengawasi proses pencampuran sampai pengangkutan beton ke lokasi pekerjaan,
termasuk memeriksa kondisi peralatan pencampur, peralatan bantu dan alat
pengangkutan campuran.

Besi Tulangan

o Mengawasi pengangkutan, penyimpanan dan penempatan besi tulangan pada lokasi


pengecoran agar bersih, tidak kotor dan tidak berkarat.
o Material yang direkomendasikan untuk besi tulangan dengan mutu U39 dengan tulangan
ulir (deformed).
o Mengecek sertifikat mutu besi tulangan dari pabrik dan mengawasi pengetesan di
laboratorium untuk besi yang dipasang kontraktor.
o Mengecek daftar gambar kontraktor mengenai potongan-potongan besi yang akan
digunakan.
o Melakukan analisa volume besi yang digunakan terhadap volume rencana (gambar desain)
yang digunakan untuk keperluan pembayaran.
Bekisting

• Mengawasi dan menentukan penggunaan bahan untuk bekisting karena terkait dengan
durability dan workability pekerjaan pembetonan.
• Mengawasi kualitas, bekisting harus rata dan seragam, cukup tebal dan kaku supaya tidak
terjadi lendutan.
• Mengawasi pemasangan bekisting supaya tetap kokoh bila beton dituangkan dan sesuai
dengan dimensi gambar.
• Mengawasi kondisi bekisting sehingga tetap dalam kondisi kedap air dan mudah dibongkar
bila beton selesai dituang dengan kualitas beton ekspose.
Penempatan Beton

o Mengawasi persiapan pondasi yang sesuai dengan pekerjaan beton.


o Mengawasi dan memberikan petunjuk mengenai penempatan campuran beton pada kondisi
cuaca dan karakteristik di lokasi pekerjaan.
o Memeriksa dan mengawasi mutu beton yang telah ditempatkan (dicor).
o Melakukan pengukuran hasil pekerjaan dan unsur pekerjaan lain yang termasuk dalam
item pengukuran dan pembayaran.

F - 28
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

3) Pekerjaan Prasarana Penunjang, meliputi:


• Melakukan pengecekan terhadap semua material yang dipergunakan, dari aspek kualitas
dan kuantitas. Semua material yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada akan
dikembalikan dan menjadi tanggung jawab kontraktor.
• Melakukan pengecekan terhadap gambar shop drawing sesuai dengan desain yang
terpasang.
• Melakukan pengecekan ketat terhadap semua campuran bahan yang digunakan untuk
menjaga usia guna bangunan.

3. PEKERJAAN SISTEM INSTALASI AIR BERSIH


Sistem air bersih yang dominan berada di dalam bangunan/gedung adalah jaringan instalasi
pemipaannya. Dengan merujuk pada faktor kesehatan, kebersihan, kemudahan dalam melaksanakan
instalasi serta life time system instalasi, konsultan pengawas akan mengusulkan dan memberikan
pertimbangan serta rekomendasi pemakaian pipa instalasi air bersih.

4. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

a. TAHAP PELAKSANAAN

Pada tahap pelaksanaan, Konsultan Pengawas melakukan pengendalian administrasi dan


pengendalian teknis. Dalam hal pengendalian ini diantaranya yang harus dilakukan terutama yang
berkaitan dengan pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah sebagai berikut:

a.1. Ketepatan Konstruksi dan Koordinasi Sistem Dalam Pelaksanaan.

Untuk mencapai ketepatan dalam konstruksi serta koordinasi antara pekerjaan yang satu
dengan lainnya dilakukan melalui:

• Pembuatan gambar kerja (Shop Drawing) yang dibuat dan diusulkan oleh kontraktor
sebelum pekerjaan yang dimaksud dikerjakan. Shop drawing hanya dibuat untuk posisi-
posisi yang dipandang sulit untuk dikerjakan dan tidak tergambar secara detil di dalam
dokumen perencanaan
• Sebelum ada persetujuan dari pihak Konsultan PENGAWAS maka pekerjaan tersebut tidak
boleh dikerjakan.
• Setiap tahapan pekerjaan harus didahului oleh pembuatan surat ijin memulai pekerjaan.

a.2. Pencapaian Kualitas Material/Equipment sesuai yang diinginkan Rencana Kerja dan
Syarat.

F - 29
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

1. APROVAL MATERIAL/EQUIPMENT

DIAJUKAN OLEH

KONTRAKTOR

CONTOH
MATERIAL/BROSURE

PENGAJUAN BARU CEK KAPASITAS/KUALITAS

SESUAI YANG DIMINTA SESUAI RKS

TIDAK
SESUAI
SPEK

YA

PERSETUJUAN

PENGADAAN

F - 30
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

2. PENGECEKAN MATERIAL/EQUIPMENT

-o DOKUMEN
EKSPEDISI
-o FISIK

-o DATA NAME PLATE

CEK KAPASITAS/KUALITAS

SESUAI RKS

DIKEMBALIKAN SESUAI
APROV
AL
?

YA

PERSETUJUAN

MASUK
GUDANG

F - 31
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

Untuk mencapai kualitas sesuai dengan yang direncanakan, kontraktor diwajibkan untuk
mengajukan persetujuan material terlebih dahulu, baik berupa material ataupun brosur. Jika
diperlukan, untuk memberikan keyakinan atas kualitas bahan atau equipment yang diusulkan,
dapat dilakukan melalui peninjauan (victory visit) ke work shop pembuat/pabrikan.

a.3. Pencapaian keselamatan Kerja.

Pencapaian Kesehatan dan Keselamatan Kerja dapat diupayakan melalui pemenuhan segala
aspek yang ditentukan oleh undang-undang dan peraturan tentang K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja)

a.4. Menghindari kegagalan operasional system

Dalam pekerjaan mekanikal/elektrikal, terjadinya kegagalan operasional system lebih banyak


disebabkan oleh human error dari pada disebabkan oleh peralatannya/materialnya itu sendiri.
Penyebab utamanya adalah ketidak telitian dan sembarangan di dalam melaksanakan
pekerjaan, misal penyambungan kabel hanya diputar saja dan tidak diberikan isolasi serta
perlindungan yang cukup. Kejadian ini dilakukan dengan melakukan pengendalian dan
pengawasan/inspeksi secara terus menerus di setiap tahapan pekerjaan.

a.5. Pencapaian Unjuk Kerja


Pada saat pelaksanaan sering terjadi harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi
lapangan dan tempat yang sebenarnya. Atau pada saat pengangkutan/transportasi terjadi
hentakan-hentakan yang tidak sengaja sehingga mengakibatkan adanya pergeseran atau
perubahan karakteristik peralatan sehingga dapat menimbulkan peralatan tidak dapat bekerja
secara optimal seperti yang direncanakan. Untuk mendapatkan unjuk kerja yang baik harus
dilakukan test. Dari data hasil tes inilah dapat dilakukan optimalisasi dengan melaksanakan
setting ulang atau perbaikan seperlunya. Dengan demikian diharapkan ada jaminan bahwa
system akan bekerja secara optimal seperti yang direncanakan.

F.8. TAHAPAN PENCERMATAN/PERSIAPAN DAN TESTING (COMMISSIONING AND TESTING)


Tujuan dari pencermatan/persiapan (lebih dikenal dengan istilah commissioning) dan pengujian secara umum
adalah untuk tercapainya jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan para pengguna dan lingkungan
yang berada disekitarnya serta terjaminnya kerja system sesuai dengan yang direncanakan. Secara spesifik
bertujuan sebagai berikut:

F - 32
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

a. Menjamin terpasangnya instalasi secara cukup dan aman dalam menunjang terselenggaranya kegiatan
dalam gedung sesuai dengan fungsinya
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dan adanya kejadian yang tidak
diinginkan
c. Menjamin kehandalan system yang dipasang
d. Menjamin mudahnya dilakukan perawatan
e. Menjamin life time peralatan, minimum sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat
f. Menjamin beroperasinya system sehingga dapat menunjang terselenggaranya
kegiatan di dalam gedung sesuai dengan fungsinya secara optimal.

Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan (baik electrical maupun mechanical) harus diuji sehingga mencapai
hasil baik dan bekerja sempurna sesuai dengan standar dan persyaratan yang diacu dalam pekerjaan ini seperti
termaktub pada RKS Mechanical Electrical tentang Standard dan Referensi atau sesuai dengan standard pabrik.
Bilamana diperlukan, bahan-bahan instalasi atau peralatan dapat diminta oleh Direksi Proyek untuk diuji di
laboratorium atas tanggungan biaya kontraktor.

F - 33
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

3. COMMISSIONING DAN TESTING

SCHEDULE
PELAKSANA
AN -o JENIS PEKERJAAN

-o ALAT YANG DIGUNAKAN

-o METODE KERJA

-o PENANGGUNG JAWAB
SIAPKAN FORM

COMMICIONING DAN

TESTING TAHAPAN

COMMISIONING

PERBAIKI CEK SISTEM INSTALASI

DENGAN SEKSAMA

TIDAK

SUDAH
TERPASANG
DENGAN BAIK

YA TAHAPAN
TESTING

TESTING

TIDAK

SESUAI
RKS

BERITA ACARA

PENERIMAAN

F - 34
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

F.9. PROGRAM KERJA

Program/rencana kerja disusun berdasarkan tahapan-tahapan pelaksnaan pekerjaan agar pemanfaatan tenaga serta
peralatan pendukung pelaksanaan pekerjaan dapat sejalan dan terstuktur. Rencana kerja dijadikan pedoman bagi
pelaksana masingmasing kegiatan.
Berdasarkan pengelompokan aktivitas tugas, Konsultan Pengawas akan melakukan hal-hal berikut ini:
• Konsultan akan bertindak secara pro-aktif, produk nyata dan semuanya berjalan lancar;
• Semua kegiatan yang dilakukan akan dikonfirmasikan secara tertulis;
• Risalah rapat (berita acara) dan laporan-laporan akan membuktikan keterlibatan Konsultan;

Penyusunan rencana kerja menjadi sangat penting, terutama untuk hal-hal sebagai berikut :
• Rencana kerja dapat dijadikan pedoman bagi konsultan dalam melaksanakan pekerjaan, dalam hal pentahapan
pekerjaan, koordinasi yang diperlukan dengan disiplin lain.
• Adanya suatu rencana kerja akan memudahkan dalam pekerjaan, pengawasan dan evaluasi hasil kerja baik oleh
Ketua Tim maupun oleh pihak pemberi tugas.
• Dengan adanya Rencana Kerja, maka pelaksanaan tiap tahap pekerjaan akan dapat memberikan hasil yang
optimal.
• Suatu rencana kerja dapat memberi informasi mengenai pencapaian target waktu dan pekerjaan yang
diselesaikan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
• Jadwal aktivitas kegiatan Konsultan ini disusun berdasarkan pendekatan teknis dan metodologi yang telah disusun.
Berdasarkan lingkup pekerjaan yang telah diberikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) pemahaman konsultan
terhadap proyek dan strategi pendekatan serta metodologi pelaksanaan pekerjaan sebagaimana telah dipaparkan
sebelumnya maka konsultan membuat suatu rancangan tahapan pelaksanaan supervisi konstruksi sebagaimana yang
telah disusun pada jadwal pelaksanaan Pekerjaan.
Sebagaimana diuraiakan pada jadwal pelaksanaan pekerjaan supervisi konstruksi yang akan dilaksanakan dan meliputi
kegiatan:

1. Tahap Persiapan
• Rapat Team Pengawas, Persiapan Administrasi, Mobilisasi Personil dan Program Kerja
• Penyusunan Detail Rencana Kerja
• Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor
• Penyusunan Program Pelaksanaan Konstruksi;
2. Preconstruction Meeting
• Pengumpulan Data Desain Pelaksana
• Kajian dan Evaluasi Data

F - 35
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

• Review Desain Sesuai dengan Perubahan yang direkomendasikan


3. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
• Pengawasan dan Pengendalian Mutu Konstruksi
• Pengujian Mutu Bahan-Bahan Material.
• Kontrol Terhadap Dokumen Administrasi dan Kontrak
• Dokumentasi Pelaksanaan Konstruksi
4. Penyusunan Laporan
Setiap laporan harus disusun dalam bahasa Indonesia dan harus memua /menguraikan hal– hal sebagai berikut :
a. Laporan Bulanan sebanyak 3 (tiga) buku
b. Laporan Akhir sebanyak 3 (tiga) buku.
c. Dokumentasi.

F.9.1. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan

Struktur Organisasi khususnya dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan adalah sangat penting mengingat
melalui struktur organisasi personil Team Pengawasan akan dapat mengetahui alur tanggung jawab masing-
masing. Pada Struktur Organisasi ini tiap personil Team Pengawas dapat mengetahui kepada siapa garis
perintah dan garis koordinasi di arahkan. Sehingga dengan demikian pelaksanaan pekerjaan pengawasan
oleh Team Pengawas akan berjalan efektif dan efisien

F - 36
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

PPK
Manajemen
Konsultan Pengawas

TEAM LEADER

Adm/Keuangan
Operator Komputer

PENGAWAS LAPANGAN

F - 37
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

F.9.2. Fasiltas Pendukung/Penunjang dalam pekerjaan Pengawasan


Setiap penanganan pekerjaan haruslah
didukung oleh personil dan peralatan
yang memadai guna menghasilkan
pekerjaan yang baik dan optimal sesuai
dengan persyaratan yang telah
ditentukan dan KAK atau TOR.

Untuk itu maka CV. MITRA CIPTA


NUGRAHA survey-investigasi-desain-arsitektur-suverpisi

dalam menangani paket pekerjaan ini


telah menyiapkan personil dan peralatan yang memadai guna mencapai
hasil Pengawasan yang optimal.

Berbagai peralatan telah disiapkan untk mendukung pekerjaan ini, yang


secara garis besar dapat digolongkan dalam 3 kelompok peralatan, yaitu :

– Peralatan Administrasi / Kantor


– Peralatan Lapangan / Survey
– Peralatan Laboratorium / Pengendalian mutu

a. Fasilitas Kantor
Disamping peralatan sebuah kantor juga sangat penting artinya guna
pusat kegiatan dan pengendalian suatu pekerjaan, oleh kerena itu
maka Konsultan Pengawas akan menyediakan suatu kantor untuk
keperluan tersebut. Ruang kantor akan dilengkapi dengan
penerangan, toilet/kamar mandi, sarana air bersih dan telpon

b. Peralatan
Guna mendukung kelancaran kegiatan Pengawasan dilapangan
maka Supervision Engineering dibekali oleh kendaraan sesuai
dengan kebutuhan yang ada (Dokumen penawaran) dan dan bila
dirasa kurang maka kami siap menambah fasilitas kendaraan
tambahan sesuai dengan kebutuhan lapangan.

F - 38
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

JUMLAH/ TAHUN
No NAMA PERALATAN KAPASITAS MERK/TYPE KONDISI LOKASI SEKARANG
SAT PEMBUATAN

Calculator 3 12 Digit Casio 2005 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram


Sony Handycam DCR-DVD92 Camcorder 1 Sony 2015 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Camera Digital 3 Canon 2015 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Plotter Design Jet 450 A-0 1 A-0 HP 2005 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Printer 3 A4, F4, A3 Canon Epson, HP 2015 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Komputer Desktop 2 500 Gb i3, i5 Asus 2015 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Laptop 3 500 Gb i3, i5 Hp, Asus, Acer 2015 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Pantograph 1 2004 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Roll Meter 3 MIXASA 2004 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Curve Meter 1 2001 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Theodolite 1 TOPCON 2002 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
1 TOPCON 2002 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
1 MBT 2000 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Sondir 1 MBT 2000 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Waterpass 3 2 org Honda 2008 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Angker Bor 2 8 Org Avanza, Kijang 2014, 1997 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram
Ruang Kantor/Studio 1 150 m2 1994 Baik Jl Panjtilar 43 Mataram

F.10. KINERJA KONSULTAN PENGAWAS


Berdasarkan uraian tentang Pendekatan Teknis dan Metodelogi Pelaksanaan pekerjaan maka dapat disusun
Rencana Kerja dalam Pelaksanaan Pekerjaan Jasa PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN
PROVINSI NTB Kami menyampaikan analisis gambaran pelaksanaan pekerjaan konsultan untuk membantu
menyiapkan spesifikasi teknik yang akan dilaksanakan dan menyiapkan laporan-laporan kegiatan selama pelaksanaan
konstruksi.

F.10.1 PADA TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN

Setelah proses pengadaan penyedia jasa pelaksanaan Konstruksi dilaksanakan yang menghasilkan,
pemenang untuk melaksanakan pekerjaan Jasa PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB, maka tugas Konsultan Pengawas selanjutnya adalah melakukan fungsi
Pengawasan terhadap jalannya Pelaksanaan Pekerjaan Fisik sebagai berikut :

F.10.1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Pihak Manajemen Perusahaan Mengundang seluruh tenaga Ahli, sub Tenaga ahli dan
Tenaga Penunjang yang akan terlibat dalam pekerjaan Jasa PENGAWASAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB. Dalam pertemuan tersebut
dijelaskan sebagai berikut :

1) Lingkup pekerjaan yang akan diawasi


2) Identitas Kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut
3) Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan yang memberikan gambaran
tentang ;

✓ Job Discription / pembagian tugas


✓ Hubungan kewenangan berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab.

F - 39
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

4) Jadwal Kehadiran Personil yang memberikan gambaran tentang waktu bulan masing-
masing personil
5) Jadwal Pelaksanaan pekerjaan yang memberikan gambaran tentang Keluaran dari Hasil
Pekerjaan Pengawasan seperti Laporan-laporan, waktu diserahkan Laporan.
6) Diberikan penjelasan tentang prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan sebagai
berikut :
✓ Prosedur Penerimaan Bahan yang masuk di lokasi harus menggunakan from
/blako Penerimaan Bahan yang mencatat sebagai berikut :
- Tanggal datangnya bahan
- Jenis Bahan
- Volume bahan yang didatangkan
- Diterima/ditolak

Apabila bahan tersebut ditolak, Kontraktor harus mengeluarkan dari lokasi paling
lambat 2 x 24 jam

✓ Prosedur mulai melaksanakan setiap item pekerjaan :


Kontraktor harus mengajukan request pada setiap akan memulai atau melanjutkan
pelaksanaan pekerjaan per item pekerjaan disertai dengan gambar pelaksanaan
(shop Drawing), dan Konsultan Pengawas melalui pengawas lapangan
menyetujui/member ijin untuk melaksanakan setiap item pekerjaan secara tertulis
melalui format/blako yang telah disiapkan

b. Mobilisasi Tenaga

Pengendalian administrasi pekerjaan pengawasan dipusatkan di Kantor Konsultan


Pengawas yaitu di Jalan Panjitilar Negara No.43 Mataram

Tenaga ahli schedulekan untuk kunjungan lapangan sesuai dengan orang bulan. Sementara
untuk tenaga Pendukung yaitu Pengawas Lapangan yang harus setiap hari berada di
lapangan.

F.10.1.2. PRE CONSTRACTION MEETING (PCM)

Pada minggu pertama setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), Konsultan
Pengawas menginisiasi untuk rapat sebelum pelaksanaan Pekerjaan dimulai (Pre Contraction
Meeting) dengan menundang unsure-unsur terkait seperti :

• Konsultan Perencana

F - 40
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

• Kontraktor Pelaksana
• Pejabat Pembuat Komitmen PPK
• Pengelola Teknis Proyek (PTP)
Hal-hal yang dibahas dalam rapat ini, adalah :
a. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time schedule)

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor pemenang ternder


dipresentasikan didepan peserta rapat, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan. Dan
apabila sudah tidak ada permasalahan-permasalahan seperti :

• Waktu sesuai dengan yang dialokasikan


• Kesesuaian waktu pelaksanaan pekerjaan
• Urutan-urutan pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai

Jadwal Pelaksanaan tersebut ditandatangani bersama oleh :

• Kontraktor Pelaksana diwakili oleh Site Manager (SM)


• Konsultan Pengawas diwakili oleh Team Leader
• Pengelola Teknis Proyek (PTP)
• Pejabat Pembuat Komitmet (PPK)

b. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan


Mengisi from Penerimaan bahan pada setiap bahan masuk kelokasi yaitu :

• Spesifikasi bahan
• Jenis bahan
• Volume bahan
• Diterima/tidak diterima oleh Konsultan Pengawas, apabila tidak diterima harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 2 x 24 jam

Mengajukan request pada saat Kontraktor akan melakukan setiap kegiatan pekerjaan yang
dilampirkan dengan gambar pelaksanaan pekerjaan (shop drawing).

Request ini akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas (Pengawas Lapangan) dan apabila
disetujui Kontraktor, Pengawas memberikan ijin melaksanakan pekerjaan secara tertulis.

Kontraktor tidak boleh memulai atau melanjutkan kegiatan pekerjaan sebelum konsultan
Pengawas memeriksa hasil pekerjaan sebelumnya.

F - 41
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

c. Menyiapkan Kantor Konsultan dibagian Direksi Keet yang layak.


Kontraktor Konsultan ini akan dijadikan ruang rapat untuk berkoordinasi secara berkala
(rapat-rapat berkala), dan rapat dengan pihak direksi

Direksi Keet dilengkapi dengan penyediaan buku tamu dan buku direksi, menempelkan
gambar-gambar pelaksanaan, Jadwal Pelaksanaan dan Struktur Organisasi Pelaksanaan
Pekerjaan di dinding.

d. Memberi penjelasan kepada Kontraktor untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

• Mendatangkan material yang kualitasnya sesuai dengan spesifikasi sehingga tidak ada
penolakan bahan bila perlu diberikan contoh bahan untuk setujui bersama Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana, Pengelola Teknis Proyek (PTP) dan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK)
Ditolaknya bahan/material yang dating dilokasi akan memberikan peluang untuk
pekerjaan jadi terlambat, apalagi material itu didatangkan dari luar daerah (Pulau Jawa)

• Tenaga Kerja yang akan dipekerjakan harus benar-benar mempunyai keterampilan


dengan etos kerja yang tinggi sehingga tidak ada peluang untuk penolakan hasil
pekerjaan.

e. Untuk kelancaran pekerjaan perlu diadakan rapat koordinasi antara konsultan


Pengawas, Kontraktor dan Pengelola Teknis Proyek (PTP) secara berkala yaitu 2 (dua)
minggu sekali.

F.10.1.3 TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN FISIK

a. Tahap Pelaksanaan Pembangunan Fisik


1) Memeriksa dokumen pelaksanaan pekerjaan konstruksi termasuk izin-izin yang
diperlukan dalam pelaksanaan dilapangan.
2) Memeriksa rencana jadwal waktu pelaksanaan konstruksi (masterschedule) dan
jadwal rinci (detail time schedule) yang disiapkan oleh Kontraktor.
3) Mengarahkan rencana kerja pelaksanaan konstruksi agar sejalan dengan rencana
induk pelaksanaan yang terpadu.
4) Mengkoordinasikan, mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontraktor dalam waktu, mutu
dan ikut membantu memantau aspek biaya konstruksi.
5) Memimpin rapat pra-pelaksanaan (pre construction meeting) dengan Kontraktor.
6) Menyusun semua prosedur yang diperlukan, antara lain prosedur lapangan,
prosedur pengajuan shop drawing dan contoh material, prosedur variation/change

F - 42
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

order (perintah perubahan pekerjaan) untuk disetujui oleh Pengelola Kegiatan dan
dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan di lapangan.
7) Mengkoordinasikan pekerjaan fasilitas penunjang sementara (prasarana kerja)
misalnya: air kerja, listrik dan daya sementara, kantor lapangan, gedung sementara,
jalan darurat dan lain-lain
8) Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing) dan contoh- contoh material
yang diajukan oleh Kontraktor sesuai dokumen kontrak
9) Mengadakan rapat koordinasi proyek baik rapat rutin (mingguan) maupun rapat
khusus (Ad-hoc)
10) Mengevaluasi perubahan pekerjaan (change order) dan merekomendasikan
pada Pengelola Kegiatan mengenai aspek teknis, biaya dan waktu
11) Membuat laporan kemajuan pekerjaan Kontraktor secara periodik kepada Pengelola
Kegiatan
12) Memeriksa Berita Acara prestasi Kontraktor secara p eriodik kepada Pengelola
Kegiatan
13) Membuat laporan dan dokumentasi (foto-foto) pelaksanaan pembangunan
proyek secara periodik/bulanan
14) Mengevaluasi Sub Kontraktor yang akan dipakai oleh Kontraktor
15) Mengevaluasi kemampuan personil Kontraktor
16) Mengevaluasi performance personil Kontraktor
17) Memerintahkan pemeriksaan khusus terhadap bagian pekerjaan konstruksi yang
meragukan
18) Memperingatkan Kontraktor secara tertulis mengenai kelalaiannya dalam memenuhi
persyaratan pekerjaan sesuai dokumen kontrak
19) Menghentikan sementara pekerjaan Kontraktor bila terdapat penyimpangan
yang kritis dari ketentuan yang berlaku/dokumen
20) Memerintahkan Kontraktor untuk bekerja lembur sesuai kebutuhan, merubah,
memberi atau menolak permintaan perpanjangan waktu
21) Membuat daftar perbaikan pekerjaan (defect list) dalam rangka penyerahan
pertama dari Kontraktor kepada Pemberi Tugas
22) Membuat konsep addendum kontrak jika sekiranya ada pekerjaan tambah/kurang
atau perpanjangan waktu pelaksanaan bersama- sama Pengelola Kegiatan
23) Memeriksa as built drawing (gambar yang sesuai dengan yang dilaksanakan)
24) Memeriksa manual pedoman pemakaian dan pemeliharaan bangunan serta
peralatan

F - 43
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

25) Memeriksa tersedianya garansi/sertifikat peralatan dan training operator


26) Memproses dan memeriksa Berita Acara Serah Terima I pekerjaan Kontraktor dan
disampaikan kepada Pengelola Kegiatan.

F.10.1.4. TAHAP PASCA KONSTRUKSI

a. Mengawasi, memeriksa dan menerima/menolak hasil perbaikan pekerjaan Kontraktor


sesuai defect list selama masa pemeliharaan sebelum Serah Terima II
b. Membantu kegiatan pemeliharaan dan operasional Pengelola Kegiatan agar dapat
berjalan dengan baik
c. Membuat Berita Acara Serah Terima II (terakhir) pekerjaan Kontraktor kepada
Pengelola Kegiatan
d. Membantu Pengelola Kegiatan mempersiapkan dan menyusun dokumen pendaftaran
gedung pemerintah
e. Membantu Pengelola Kegiatan mengurus Izin Penggunaan Bangunan (IPB) dari
Pemerintah Kabupaten setempat.

F.10.1.5. PELAPORAN, DOKUMENTASI DAN RAPAT-RAPAT BERKALA

Sebagai keluaran dari pekerjaan pengawasan, Konsultan Pengawas membuat laporan-laporan,


Foto Dokumentasi dan Berita Acara Rapat-rapat Berkala
a. Laporan
Laporan-laporan yang merupakan keluaran dari pelaksanaan pekerjaan Jasa
PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB
1) Laporan Harian Pelaksanaan Pekerjaan

Laporan harian ini dibuat oleh Kontraktor melalui Pelaksana Lapangan dan diperiksa
atau disetujui oleh Konsultan Pengawas melalui Pengawas Lapangan.

Laporan ini dibuat pada setiap hari kerja dan berisikan antara lain :

• Pekerjaan yang dilaksanakan pada hari itu.


• Tenaga Kerja yang dipekerjakan menyangkut jumlah dan bidang keterampilan.
• Alat-alat yang digunakan menyangkut jumlah dan jenis alat
• Cuaca pada hari itu
• Dan lain-lain

2) Laporan Mingguan (Laporan Progres Fisik)


• Laporan Mingguan Kontraktor

F - 44
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

Laporan mingguan ini dibuat oleh Kontraktor (Pelaksana Lapangan) diperiksa


oleh Konsultan Pengawas (pengawas lapangan) dan disetujui oleh Pengelola
Teknis Proyek (PTP).
Laporan ini dibuat pada hari terakhir setiap minggunya dan diserahkan ke PPK dan
PTP pada hari pertama minggu berikutnya.
Laporan Mingguan ini berisikan : Prosentase nilai bobot masing-masing item
pekerjaan yang merupakan prosentase bobot realisasi pelaksana pekerjaan.
Prosentase bobot realisasi pelaksanaan pekerjaan ini dimasukkan kedalam jadwal
pelaksanaan pekerjaan (curve S) maka akan dapat dilihat besar nilai bobot
rencana komulatif dan besar nilai bobot realisasi komulatif. Sehingga bisa
diketahui pelaksanaan pekerjaan tersebut maju atau mengalami
keterlambatan.
Laporan Mingguan ini dilampirkan dengan poto-poto dokumentasin pekerjaan
yang dilaksanakan pada minggu tersebut.

3) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan ini adalah merupakan rangkuman dari laporan Mingguan.
Laporan Bulanan ini dibuat oleh Konsultan Pengawas (Team Leader) , Laporan
Bulanan ini dibuat sebanyak 7 (tujuh) buku dan diserahkan paling lambat 3 (tiga) hari di
awal bulan berikutnya.
Laporan Bulanan ini berisikan antara lain :
• Prosentase nilai bobot rencana dan realisasi bagian-bagian pekerjaan.
• Prosentase nilai bobot komulatif rencana dan realisasi pekerjaan.
• Penjelasan tentang maju/mundurnya pekerjaan
• Permasalahan-permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan.
• Cara Penyelesaian masalah
• Berita Acara Rapat-rapat berkala dan rapat untuk pekerjaan tambah kurang (kalau
ada)
• Foto-foto dokumentasi.

4) Laporan Akhir Supervisi.


Laporan Akhir ini merupakan rangkuman dari proses pelaksanaan pekerjaan
pengawasan.

F - 45
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

Laporan Akhir ini dibuat oleh Konsultan Pengawas (Team Leader) dibuat dalam 5 (lima)
buku dan diserahkan paling lambat 1 (satu) hari setelah Serah Terima Pertama
Pekerjaan.
Laporan Akhir ini bersikan antara lain :
• Uraian tentang pelaksanaan pekerjaan pengawasan dan kendala/permasalahan-
permasalahan yang dihadapi serta cara menyelesaikan permasalahan selama
pelaksanaan pekerjaan.
• Kumpulan Berita Acara Rapat Berkala dan Rapat-rapat lainnya seperti Tentang
Pekerjaan Tambah Kurang
• Berita Acara Rapat Pemeriksaan Pekerjaan dalam rangka Serah Terima I
Pekerjaan.
• Foto-foto Dokumentasi selama pelaksanaan pekerjaan.

F - 46
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

FLOWCHART PENGAJUAN MATERIAL

MULAI

CONTOH MATERIAL & BROSUR

DIAJUKAN

PROSES PEMERIKSAAN & EVALUASI

MATERIAL & BROSUR

TIDAK
SESUAI
PERBAIKAN OLEH
KONTRAKTOR

YA
KONSULTAN
PEMERIKSAAN PENGAWAS. PERENCANA
PPK
SETUJU

YA

TIDAK
CONTOH MATERIAL & BROSUR

SELESAI

F - 47
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

PLOW CHAT PEKERJAAN BEGISTING KOLOM

SHOP TIE ROD


WING NUT

DRAWING
STEEL WHALER
WOOD 6/12
PLYWOOD

PEMBESIAN/KOLO CULOMN

M POTONGAN 1

WOOD 6/12

STEEL WHALER

BEKISTING/KOLOM TIE ROD

CEK SURVEYOR
1

STEEL SUPPORT
PERSETUJUAN

TOP SLAB

COR

BEKISTING KOLOM
BONGKAR/KOLOM

CURING

F - 48
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

FLOWCHART PEKERJAAN PASANGAN BATA

MULAI

STELKAN PROFIL

KAYU PADA UJUNG

UJUNG PASANGAN

SIRAM BATA YANG AKAN BUAT ADUKAN SESUAI


DIPASANG HINGGA JENUH
KEBUTUHAN YANG

DISYARATKAN

TARIK BENANG PADA

PROFIL-PROFIL YANG

SUDAH DISETELKAN

BERI TATAKAN

DI KEDUA SISI

PASANGAN BATA

BISA DILAKSANAKAN

SESUAI KETENTUAN

SELESAI

F - 49
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

FLOWCHART PEKERJAAN PLESTERAN

MULAI

SIRAM PERMUKAAN DINDING YANG AKAN DIPLESTER

BUAT KEPALA PLESTERAN LOT SIKUAN DAN RATAKAN

DENGAN JIDAR PADA JARAK

YANG DITENTUKAN

TUNGGU KEPALA

PLESTERAN HINGGA KERAS

PLESTERAN BISA DILAKSANAKAN DENGAN

MENGGOSOK-GOSOKKAN JIDAR PADA ARAH VERTIKAL

DAN HORIZONTAL HINGGA

PLESTERAN BENAR-BENAR RATA

SELESAI

F - 50
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

FLOWCHART PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN

START

YA

MATERAL APP SHOP DRAWING REQUEST & APPROVAL

ROVAL

YA

PREPARATION

YA

PREPARATION OF SLEEVE

(INBOW)

YA

AIR TERMINAL AND DOWN

CONDUCTOR INSTALATION

EARTHING POINT AND INSPECTION

CHAMBER REQUESTED
YES CHECK EARTHING POINT & REPAIR

MEASUREMENT OF
EARTHING RESISTANCE
NO

YES

SELESAI

F - 51
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

FLOWCHART PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

START

MATERALREQUEST SHOP DRAWING REQUEST &


APPROVAL
AND APPROVAL

YES

PREPARATION

YES

SLEEVE INSTALATION

YES

ERECTION PIPE SUPPORT

YES

PIPE INSTALATION

REPAIR JOINTING
PIPE

MEASUREMENT

OF EARTHING

RESISTANCE

YES

F - 52
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

CERTIFICATE HYDRO TEST

YES

SHOP DRAWING REQUEST & APPROVAL

CEK:

- Wiring Diagram
- Componen pumps

NO
RUNNING TEST

YES

TEST AND COMISSIONING

CERTIFICATE OF TEST AND

COMISSIONING

END

F - 53
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

FLOWCHART PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR

START

MATERALREQUEST SHOP DRAWING REQUEST &


APPROVAL
AND APPROVAL

PREPARATION

SLEEVE INSTALATION

ERECTION PIPE SUPPORT

INSTALATION PIPE

CHECK AND REPAIR


INSTALATION

INSTALATION TEST

F - 54
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

CERTIFICATE OF TEST INSTALLATION

YES

SETTING OF SANITARRY

YES

CHECK AND REPAIR

SANITARY TEST

NO

YES

CERTIFICATE OF TEST

END

F - 55
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

PROSEDUR SURAT PERINGATAN KEPADA KONTRAKTOR

START

SP/IS melihat adanya TBPK melihat adanya


Penyimpangan terhadap gambar Penyimpangan terhadao gambar
dan RKS dan perintah-perintah
dan RKS dan perintah SP/IS

SP/IS

Melaporkannya ke TL

TL
Menerbitkan surat perintah Supaya K
melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku

TL
Dituruti (1 Minggu)
Memberikan Surat Peringatan
Tidak
Dengan sanksi denda
Ya
SP/IS
Keterangan :
Pekerjaan diselesaikan sesuai dengan spec.
K : Kontraktor
Teknis Perintah SP/IS dan TBPK
SP/IS : Supervisor/Inspector
TBPK : Tim Bimbingan Pelaksana
Kegiatan
TL : Team Leader
STOP

F - 56
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

PROSEDUR PEKERJAAN TAMBAH KURANG

START

PPK melihat KPs melihat KP melihat


Perlunya Perlunya
pekerjaan pekerjaan Perlunya

pekerjaan

PPK
Memerintahkan KPs dan KP melihat Perlunya
pek. Tambah kurang

TL TL
Pengecekan segi biaya Dan pelaksanaan Pengecekan segi biaya Dan
pelaksanaan

PPK, KPs, KP

Memerintahkan KP Melihat
perlunya pek.

Tambah kurang

Tidak
Setuju

Keterengan

PPK = Pejabat Pembuat Komitmen Ya


KPs = Konsultan Pengawas PPK
PPK
PTP = Pengelola Teknis Proyek Surat Penolakan
B A Kerja
K = Kontraktor

STOP

F - 57
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

PROSEDUR PEMBAYARAN ANGSURAN

START

K melihat bahwa hasil prestasi pekerjaan sudah memenuhi syara


Untuk pekerjaan pengajuan angsuran

Membuat surat permohonan angs. (termijn) kepada PPK (cc KPs)

KPs

Memeriksa rekapitulasi hasil perhitungan prestasi bulanan K di DEP

Memenuhi syarat ? KPs & PTP


Menolak permohonan angsuran
Tidak

Ya

PPK & K
Membuat BA Angsuran
Keterengan

PPK = Pejabat Pembuat Komitmen


STOP
KPs = Konsultan Pengawas

PTP = Pengelola Teknis Proyek

K = Kontraktor

F - 58
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

PROSEDUR PENYERAHAN PEKERJAAN KESATU

START

K melihat bahwa pekerjaan telah memenuhi segala persyaratanUntuk


penyerahan kesatu

Mengajukan permintaan kepada (KPs dan TBPK) untuk Pemeriksanaan


pekerjaan

KPs & TBPK

Memeriksa Hasil Pekerjaan (Kuantitas & Kualitas)

K
Memenuhi syarat
? Menambah/meperbaiki
Tidak
pekerjaan
Ya

KPs & K
Membuat BA penyelesaian pekerjaan

KPs & K
Memeriksa BA selesaikan pekerjaan dari bidang

KPs, K & PTK


Membuat BA Selesainya pekerjaan, diajukan ke PP

PP & K
Membuat BA Penyerahan Pekerjaan
Keterangan :
K : Kontraktor
STOP PP : Owner (Pemilik Proyek)
KPs : Konsultan Pengawas
TBPK : Tim Bimbingan Pelaksana
Kegiatan (PTP)
BA : Berita Acara

F - 59
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

PROSEDUR PENYERAHAN PEKERJAAN KEDUA

START

K melihat bahwa pekerjaan telah


Memenuhi segala persyaratan

K
Mengajukan permohonan untuk serah terima
Pekerjaan kedua

KPs & TBPK


Memeriksa Hasil Pekerjaan

Setuju hasil K
pekerjaan Menambah/meperbaiki
Tidak

Ya

K
KPs & K Memperbaiki kerusakan
Membuat BA selesainya pekerjaan

KPs & K
Memeriksa BA selesaikan pekerjaan dari bidang K
Memeriksa pekerjaan

KPs, K & TBPK


Membuat BA Selesai pekerjaan, diajukan ke PPK
Hasil
Pekerjaan
baik
PPK & K
Membuat BA Penyerahan Pekerjaan
Keterangan :
K : Kontraktor
PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
STOP KPs : Konsultan Pengawas
TBPK : Tim Bimbingan Pelaksana
Kegiatan (PTP)
BA : Berita Acara

F - 60
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

F.11. GAGASAN BARU


Secara umum Kerangka Acuan Kerja (KAK) menjelaskan hal - hal yang mendasar tentang pekerjaan ini, antara
lain dikemukakan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup kegiatan, tenaga ahli
yang diperlukan sampai produk akhir berupa laporan yang harus diserahkan. Dalam rangka menuangkan suatu
gagasan baru maka disusunlah apresiasi dan inovasi dengan maksud menjadikan suatu bahan / imbuhan yang
menunjang suatu pekerjaan.

Dalam hal ini kami dari CV. MITRA CIPTA NUGRAHA mencoba mempelajari isi serta uraian yang diberikan
saat penjelasan, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan baik berupa sarana dan prasarananya, dalam hal-
hal sebagai berikut :
1. Kriteria / standar teknis yang akan dipakai dalam perencanaan dan apabila diperlukan akan diadakan
penyesuaian - penyesuaian dengan perkembangan terakhir dan kondisi setempat, setelah dilakukan
diskusi dengan dan persetujuan Direksi.
2. Pengendalian Mutu Pekerjaan, sehingga dihasilkan pekerjaan yang sesuai standar yang bekualitas.

F.11.1 Apresiasi dan Inovasi Penanganan Pekerjaan


Dalam sub bab ini disajikan apresiasi dan inovasi konsultan terhadap diadakannya pekerjaan ini serta inovasi-
inovasi yang diajukan konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini jika nantinya konsultan dipercaya untuk
melaksanakan pekerjaan ini.
Hal-hal pokok yang ingin disampaikan melalui Dokumen Penawaran Teknik ini, dimana hal ini dapat
dipergunakan oleh Pihak Proyek sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan penilaian yang lebih terhadap
Dokumen Penawaran ini, adalah :

a. Pengendalian Mutu Pekerjaan


1) Umum
Pemantauan terhadap pelaksanaan pekerjaan merupakan hal yang sangat penting agar pekerjaan
dapat diselesaikan tepat waktu, tepat sasaran dan mutu yang terjamin.
Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan suatu instrumen pengendali yang berlaku di lingkungan
pekerjaan. Dalam hal ini konsultan mengusulkan instrumen pengendali mutu berupa Rencana Mutu
Kontrak meskipun dalam Kerangka Acuan Kerja tidak dicantumkan/diminta.
Mutu pekerjaan ini merupakan cara pengendalian proses mutu untuk Pekerjaan PENGAWASAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB.
Rencana mutu ini digunakan untuk memonitor dan menilai spesifikasi teknis yang tercantum dalam
kontrak dengan maksud agar dalam pelaksanaannya dapat dihindari terjadinya ketidak sesuaian,

F - 61
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

sehingga dapat diperoleh produk yang dapat memenuhi sasaran yang diinginkan oleh Pemberi
Pekerjaan.
2) Maksud, Tujuan dan Sasaran
Maksud Rencana Mutu pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan Mutu Produk Pekerjaan dan Mutu
Proses Kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tujuan rencana mutu pekerjaan adalah untuk memantapkan tingkat mutu produk maupun proses
produksi melalui proses kegiatan yang terencana, sistematis dan seragam, sehingga akan
memberikan dampak peningkatan efisiensi serta efektif dalam:
• Penggunaan tenaga kerja Profesional
• Penerapan teknologi bidang supervisi
• Penggunaan peralatan survey/penyelidikan yang tepat
• Pemanfaatan waktu kerja yang lebih singkat
• Penggunaan Anggaran Biaya yang lebih hemat.
Dengan demikian pada akhirnya akan memperoleh jaminan mutu/kemajuan mencapai tingkat mutu
proses pembuatan maupun produk disain mencapai sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
atau disepakati bersama.Sasaran rencana mutu pekerjaan adalah untuk memperoleh desain
pengaman pantai yang efektif dan efisien baik dari segi teknis, ekonomis dan sosial budaya.
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan adalah sebagai mana terdapat dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Untuk
tujuan jaminan mutu pekerjaan akan dilakukan inspeksi dan test, bagan alirnya dapat dilihat pada
pada sub bab sebelumnya.
4) Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari masing-masing pihak baik dari pihak Pemberi Kerja dengan instansi terkaitnya
maupun pihak konsultan sebagai penyedia jasa konsultansi.

F - 62
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram
Usulan Teknis

F.12. PENUTUP

Dari uraian yang telah disajikan di atas tentang segala aspek dari pekerjaan Jasa PENGAWASAN PEMBANGUNAN
GEDUNG PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB yaitu tentang identifikasi pekerjaan, tujuan, sasaran, metode-metode
yang digunakan, program kerja , personil, fasilitas dan lain-lain, maka dapat disimpulkan bahwa segala aspek untuk
mendukung tercapainya hasil yang optimal sudah dapat diprediksi.

Keberhasilan suatu pekerjaan konstruksi tidak lepas dari peran serta semua pihak yang terlibat, yakni bouwher,
kontraktor pelaksana, konsultan perencana, dan konsultan Pengawas. Kerja sama yang baik dan harmonis antara
tripartit ini akan sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan dari pekerjaan tersebut.

Konsultan Pengawas mempunyai peran yang sangat vital sebagai lembaga terdepan dalam hal pembangunan,
sehingga segala aspek dari pelaksanaan pekerjaan fisik akan dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi biaya, mutu
pekerjaan maupun waktu penyelesaiannnya.

Semoga dengan pemahaman terhadap KAK dan metode kerja yang telah diuraikan di atas akan dapat memperoleh
hasil yang optimal dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable).

F - 63
Jalan Panjitilar Negara No. 43 Mataram

Anda mungkin juga menyukai