Anda di halaman 1dari 55

2021

SIGAP MEMBANGUN NEGERI

PERIODE, 10 MEI 2021 - 04 PEBRUARI 2022

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap
Akibat Bencana Banjir Bandang
Di Kabupaten Dompu dan
Di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

BAB.I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


1.1.1. Gambaran Singkat Tentang Bencana Banjir Bandang Di Kabupaten Dompu dan Di
Kabupaten Bima
Bencana Banjir Bandang yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu di Kabupaten
Dompu pada tanggal 28 Februari 2021 dan tanggal 10 Maret 2021 di dan di Kabupaten Bima
tanggal 02 April 2021 mengakibatkan kerusakan infrastruktur, kerusakan rumah-rumah dan
korban meninggal dunia.
• Di Kabupaten Dompu, bencana banjir bandang mengakibatkan kerugian material
dan trauma bagi masyarakat kecamatan Hu;u, khususnya di Desa Marada dan Desa
Daha terdapat 580 rumah yang rusak

• Di Kabupaten Bima, bencana banjir bandang ini mengakibatkan terjadinya


kerusakan infrastruktur, kerusakan fasilitas umum dan kerusakan rumah-rumah.
Terdapat 45 desa di 6 kecamatan yang terdampak yaitu Kecamatan Monta,
Kecamatan Bolo, Kecamatan Woha, Kecamatan Belo, Kecamatan Palibelo dan
Kecamatan Madapangga. Dan total terdapat 5.547 rumah yang rusak terdiri dari 363
rusak berat, 2.542 rusak sedang dan 2.642 rusak ringan.

Gambar 1. Foto Kondisi Dampak Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Dompu

Gambar 2. Foto Kondisi Dampak Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Bima


Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 1|P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

1.1.2. Relokasi Dengan Pembangunan Hunian Tetap


Kepala Satuan Tugas Pelaksana (SATGASLAK) Penanggulangan Bencana NTT dan NTB
pada tanggal 16 April 2021 telah melakukan kunjungan lapangan untuk melihat dan meninjau
langsung situasi akibat bencana banjir bandang di Provinsi Nusa Tenggara Barat, seperti
halnya bencana yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai instruksi Presiden
kepada Menteri PUPR, masyarakat yang terdampak bencana akan di relokasi dengan
Pembangunan Hunian Tetap.

Menindaklanjuti hal tersebut di atas, Direktur Jenderal Perumahan menginstruksikan Balai


Pelaksana Penyedia Perumahan Nusa Tenggara I untuk segera membangun Hunian Tetap
yaitu 107 unit di desa Daha Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu dan 185 unit di Desa Tambe
Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Pelaksanaan Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang di Kabupaten


Dompu dan Kabupaten Bima ini merupakan penanganan Tanggap Darurat Pasca Bencana
yang berarti memerlukan penanganan kegiatan yang cepat dan terarah artinya pelaksanaan
kegiatan ini berdasarkan hasil perencanaan yang matang, kemudian pelaksanaan pekerjaan
fisik harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, sehingga pada akhirnya pekerjaan
ini dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya.

Untuk itu dalam proses pelaksanaan kegiatan ini diperlukan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) yang akan membantu Pengguna Jasa/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
melakukan kegiatan yang meliputi pengendalian waktu, biaya dan mutu meliputi pencapaian
sarana fisik (kuantitas dan kwalitas) dan tertib administrasi mulai dari tahap persiapan, tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan.
Secara kontraktual, Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) bertanggung jawab kepada
pemberi tugas yaitu Pejabat Pembuat Komitmen Rumah Susun dan Rumah Khusus Satuan
Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan dalam melaksanakan
kegiatannya Konsultan Manajemen Konsruksi (MK) akan selalu berkonsultasi, menerima
saran-saran dan arahan dari Direksi termasuk dari Tim Teknis yang ditunjuk dan bertanggung
jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 2|P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

1.2. Maksud dan Tujuan Serta Sasaran


1.2.1. Maksud
Dalam melaksanakan kegiatan Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang
di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima ini diperlukan Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) karena kegiatan Manajemen Konstruksi (MK) dimulai dari tahap persiapan, tahap
perencanaan dan tahap pelaksanaan, artinya Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
bertugas sejak ditetapkan berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) mulai dari tahap
perencanaan teknis sampai dengan serah terima pekerjaan Konstruksi Fisik.

1.2.2. Tujuan
Dalam pelaksanaan kegiatan Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang di
Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan teknis dan tahap pelaksanaan konstruksi,
baik di tingkat program maupun tingkat operasional.

1.2.3. Sasaran
a. Tersedianya Dokumen Administrasi/Dokumen Perencanaan Pekerjaan Pembangunan
Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten
Bima.
b. Terarahnya Pelaksanaan Program Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir
Bandang di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima.
c. Terlaksananya Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Hunian Tetap Pasca
Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima, sejak tahap
persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan.
d. Terkendalinya proses pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Hunian Tetap Akibat
Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu, tepat biaya, serta diselenggarakan seara tertib
dan akuntable

1.3. Dasar hukum relokasi pembangunan hunian tetap pasca bencana banjir bandang di
kabupaten dompu dan DI kabupaten bima

a. Peraturan Menteri PUPR Nomor : 20/PRT/M/2017 Tentang Penyediaan Rumah Khusus


dimana masyarakat terdampak bencana merupakan salah satu kriteria penerima manfaat.
Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 3|P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

b. Keputusan Bupati Dompu Nomor 360/71/BPBD/2021, tanggal 01 Maret 2021 tentang


Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir di Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu;
c. Keputusan Bupati Dompu Nomor 360/83/BPBD/2021, tanggal 30 Maret 2021 tentang
Penetapan Status Transisi Darurat ke Pemulihan Bencana Banjir di Kecamatan Hu’u
Kabupaten Dompu;
d. Surat Bupati Dompu Nomor 800/100A/Perkim/2021 tanggal 1 April 2021, tentang Usulan
Penyediaan Rumah Khusus Terdampak Bencana Banjir;
e. Keputusan Bupati Dompu Nomor 800/132/PERKIM/2021 tanggal 30 April 2021 tentang
Penetapan Lokasi Relokasi Bagi Masyarakat Terdampak Bencana Alam banjir di Desa
Daha dan Desa Marada Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu.
f. Keputusan Bupati Bima Nomor 188.45/131/06.23/2021, tanggal 2 April 2021 tentang
Penetapan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Banjir Bandang, Tanah Longsor
dan Angin Puting Beliung di Wilayah Kabupaten Bima Tahun 2021;
g. Keputusan Bupati Bima Nomor 188.45/132/06.23/2021, tanggal 16 April 2021, tentang
Penetapan Status Perpanjangan Tanggap Darurat Penanganan Bencana Alam Banjir
Bandang, Angin Puting Beliung dan Tanah Longsor di Kabupaten Bima Tahun 2021;
h. Keputusan Bupati Bima Nomor 188.45/133/06.23/2021, tanggal 23 April 2021, tentang
Penetapan Status Perpanjangan Kedua Tanggap Darurat Penanganan Bencana Alam Banjir
Bandang, Angin Puting Beliung dan Tanah Longsor di Kabupaten Bima Tahun 2021;
i. Keputusan Bupati Bima Nomor 188.45/134/06.23/2021, tanggal 30 April 2021 tentang
Penetapan Status Transisi Darurat ke Pemulihan Bencana Alam Banjir Bandang, Angin
Puting Beliung dan Tanah Longsor di Kabupaten Bima;
j. Surat Bupati Bima Nomor 360/007/06.10/2021 tanggal April 2021, tentang Usulan
Penyediaan Rumah Khusus Terdampak Bencana Banjir;
k. Keputusan Bupati Bima No. 188.45/170/03.1 TAHUN 2021, tanggal 17 Mei 2021, tentang
Penetapan Lokasi Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Kabupaten Bima di
Desa Tambe Kecamatan Bolo.
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 20/PRT/M/2017
Tentang Penyediaan Rumah Khusus.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 4|P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

1.4. LOKASI KEGIATAN


Lokasi Kegiatan Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang di Kabupaten
Dompu dan Kabupaten Bima sebagai berikut :
• Untuk Kabupaten Dompu berlokasi di Desa Daha Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu
• Untuk Kabupaten Bima berlokasi di Desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima

1.4.1. Lokasi Kabupaten Dompu

KABUPATEN DOMPU

Relokasi Huntap Pasca Bencana Banjir Bandang di


Desa Daha, Kecamatan Hu;u Kabupaten Dompu

Gambar 3. Peta Relokasi Huntap Kabupaten Dompu

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 5|P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

Gambar 4. Foto Udara Lokasi Huntap Desa Daha Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu

Gambar 5. Foto Existing Lokasi Huntap Kabupaten Dompu

1.4.2. Lokasi Kabupaten Bima

KABUPATEN BIMA

Relokasi Huntap Pasca Bencana Banjir Bandang di


Dusun Tembe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima

Gambar 6. Peta Relokasi Huntap Kabupaten Bima

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 6|P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

Gambar 7. Foto Udara Lokasi Huntap Desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima

Gambar 8. Foto Existing Lokasi Huntap Kabupaten Bima

1.5. INFORMASI KEGIATAN


Nama Paket

Paket Pekerjaan Manajemen Konstruksi (MK) Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana
Banjir Bandang di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima

Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Penyediaan Perumahan Provinsi Nusa Tenggara Barat:
Pudjiasti Lestari, ST. M.Si

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rumah Susun dan Rumah Khusus Satuan Kerja
Penyediaan Perumahan Provinsi NTB : Heru Sujarwo, SE. ST

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 7|P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

Tim Teknis Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang di Kabupaten
Dompu dan Kabupaten Bima

Ketua : Dudi Mustofa, ST


Anggota : Fachri Abdul Samad, ST
Anggota : IGM. Prayudi Setiawan, ST
Anggota : Lalu Samsul Hadi, ST
Anggota : Lalu Agatha, SH
1.1.1. Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
Nama : PT. YODYA KARYA (Persero) Wilayah II Makasar
Alamat : Jalan A. P. Pettarani No. 74 Makasar
Nomor SPMK : 90/SPMK/Rb.15.9/2021
Tanggal SPMK : 10 Mei 2021
Waktu Pelaksanaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
Nilai Kontrak : Rp. 1.559.964.000
(satu milyar lima ratus lima puluh sembilan juta sembilan
ratus enam puluh empat ribu rupiah)

Sumber Dana : APBN


Serah Terima Kontrak : 05 Nopember 2021
1.1.2. Penyedia Jasa Kontraktor

Nama : PT HUTAMA KARYA (Tbk) – Divisi Sipil Umum


Alamat : Jl. Majapahit No.100 Dasan Agung Baru Selaparang Kota
Mataram
Nomor SPMK : 89/SPMK/Rb.15.9/2021
Tanggal SPMK : 20 Mei 2021
Waktu Pelaksanaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
Nilai Kontrak : Rp. 36.569.786.975
(Tiga puluh enam milyar lima ratus enam puluh sembilan
juta tujuh ratus delapan puluh enam ribu sembilan ratus
tujuh puluh lima rupiah)
Sumber Dana : APBN
Serah Terima Kontrak : 05 Nopember 2021

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 8|P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

1.6 SISTEMATIKA LAPORAN


1.1.3. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian mengenai Latar Belakang, Maksud, Tujuan dan Sasaran, Dasar
Hukum, Lokasi Kegiatan, Informasi Kegiatan dan Sistematika Laporan.
1.1.4. Bab II Lingkup Kegiatan Manajemen Konstruksi (MK)

Bab ini berisi uraian mengenai Lingkup Kegiatan Manajemen Konstruksi (MK) dan
Keluaran.

1.1.5. Bab III Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Bab ini berisi uraian Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaan Fisik

1.1.6. Bab IV Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan


Bab ini berisi uraian mengenai Pengawasan Pekerjaan Fisik

1.1.7. Bab V Permasalahan dan Penyelesaian Masalah


Bab ini berisi uraian mengenai permasalahan-permasalahan di lapangan dan sekaligus
uraian pemecahanan atau penyelesaian masalah di lapangan.

1.1.8. Bab VI Kesimpulan dan Saran-saran


Bab ini berisi uraian hasil dari pengawasan dan saran-saran yang akan jadi acuan untuk
pembenahan di bulan berikutnya.

1.1.9. Bab VII Penutup.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 9|P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

BAB.II LINGKUP KEGIATAN MANAJEMEN KONSTRUKSI (MK)


Kegiatan Manajemen Konstruksi (MK) meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik
(kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam pembangunan bangunan gedung negara, mulai
dari tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa
pemeliharaan.
Untuk Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Dompu dan
Kabupaten Bima, pengendalian dilakukan mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan.

2.1. Tahap Evaluasi Perencanaan


a. Memberikan konsultansi kegiatan perencanaan, yang meliputi penelitian dan pemeriksaan
hasil perencanaan dari sudut efisiensi sumber daya dan biaya, serta kemungkinan
keterlaksanaan konstruksi.
b. Mengendalikan program perencanaan, melalui kegiatan evaluasi program terhadap hasil
perencanaan, perubahan-perubahan lingkungan, penyimpangan teknis dan administrasi atas
persoalan yang timbul, serta pengusulan koreksi program.
c. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap perencanaan.
d. Menyusun laporan bulanan kegiatan konsultansi Manajemen Konstruksi (MK) tahap
perencanaan, merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
e. Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan.
f. Membuat laporan review desain pada setiap tahapan penyusunan rencana teknis sebagai
acuan persetujuan pengguna jasa.
g. Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan, menyusun laporan hasil
rapat koordinasi, dan membuat laporan kemajuan pekerjaan Manajemen Konstruksi (MK).

2.2. Tahap Pelaksanaan


a. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi, yang meliputi program-program pencapaian sasaran fisik,
penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa: tenaga kerja, peralatan dan

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 10 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program Quality AssuraPnce atau


Quality Control, dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
b. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian
sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan,
pengen-dalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul,
usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila
terjadi penyimpangan.
d. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi
fisik.
• Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
• Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi
ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian volume atau realisasi fisik.
• Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang
terjadi selama pekerjaan konstruksi.
• Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan
dan bulanan pekerjaan Manajemen Konstruksi (MK), dengan masukan hasil rapat-
rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik
yang dibuat oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.
• Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan
pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
• Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan oleh
penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.
• Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built
Drawing) sebelum serah terima I.
• Menyusun daftar cacat atau kerusakan sebelum serah terima I, dan mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 11 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

• Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan konstruksi menyusun petunjuk


pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.
• Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima pertama, berita
acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua pekerjaan konstruksi, sebagai
kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi.
e. Menyusun laporan akhir pekerjaan Manajemen Konstruksi (MK).

2.3. KELUARAN

Kegiatan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dalam Pembangunan Hunian Tetap Pasca
Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima ini menghasilkan
keluaran dalam setiap tahapannya, sebagai berikut :

2.3.1. Pada Tahap Evaluasi Perencanaan/Review Desain


a. Hasil Review Desain
Gambar desain
• Denah
• Tampak = Muka, Belakang dan Samping
• Potongan
b. Gambar Detail (DED)
c. Volume Pekerjaan (BOQ)
d. Back Up Data Volume Pekerjaan
e. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
f. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

2.3.2. Pada Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


a. Laporan Harian Pelaksanaan Pekerjaan
b. Laporan Mingguan Pelaksanaan Pekerjaan
c. Laporan Bulanan
d. Laporan Akhir

2.3.3. Pelaporan
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang kegiatan, maksud,
tujuan dan sasaran kegiatan, informasi kegiatan, lokasi kegiatan, lingkup kegiatan
Manajemen Konstruksi (MK), keluaran kegiatan, metodelogi pelaksanaan
Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 12 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

Manajemen Konstruksi (MK), rencana kerja Manajemen Konstruksi (MK) dan


penugasan personil tenaga ahli dan tenaga pendukung serta struktur organisasi
pelaksanaan pekerjaan Manajemen Konstruksi (MK).
Lapran Pendahuluan ini harus di serahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas)
hari kalender sejak tanggal di mulainya pekerjaan manajemen kontruksi, dibuat
sebanyak 5 (lima) buku laporan termasuk 1 (satu) asli dan di bahas bersama
dengan Tim Teknis.
b. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan ini memuat progres rencana dan realisasi pelaksanaan kegiatan,
masalah yang dihadapi, penyimpangan yang terjadi, tindakan koreksi dan/atau
penyesuaian yang dilakukan, evaluasi dan kesimpulan kegiatan Manajemen
Konstruksi (MK) setiap bulannya.
Lapran Bulanan ini dibuat sebanyak 5 (lima) buku, termasuk 1 (satu) asli selama
7 (tujuh) bulan.
c. Laporan Akhir
Laporan Akhir ini merupakan proses pelaksanaan, indikasi keberhasilan dan
kendala serta hambatan yang ditemui di lapangan sebagai masukan kepada
Pemberi Tugas.
Laporan ini diserahkan sebanyak 5 (lima) buku dan Soft Copy Hardisk minimal 1
TB.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 13 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

BAB.III TAHAP EVALUASI PERENCANAAN

Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) yang mempunyai lingkup tugas sejak dari proses
perencanaan sampai dengan selesainya pekerjaan fisik di tuntut untuk melaksanakan tugasnya secara
profeional dan bertanggung jawab untuk memenuhi standar-standar yang ditetapkan oleh pihak
pemberi tugas sehingga pekerjaan dapat selesai tepat waktu, tepat mutu dan akuntabel.
Pelaksanaan evaluasi perencanaan pekerjaan meliputi :

3.1. TAHAPAN PEKERJAAN PERSIAPAN

Dalam tahap persiapan ini, perwakilan manajemen PT. YODYA KARYA (Persero) Wilayah
II Makasar sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) Pembangunan Hunian Tetap
Pasca Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima melakukan
mobilisasi dan rapat koordinasi dengan Tenaga Ahli yang akan menangani pekerjaan Review
Desain/Evaluasi Perencanaan yang terdiri dari:

• Ketua Tim,
• Tenaga Ahli Arsitektur,
• Tenaga Ahli Struktur,
• Tenaga Ahli Estimasi Quantity/Quality,
• Tenaga Ahli M/E.
Tahap selanjutnya pada tanggal 10 Mei 2021 dilakukan rapat koordinasi dengan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Rumah Susun dan Rumah Khusus Satuan Kerja Penyediaan
Perumahan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rapat koordinasi ini juga dihadiri oleh Tim Teknis
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang Di Kabupaten Dompu dan
Kabupaten Bima. Pada saat pertemuan ini PPK dan Tim Teknis menyerahkan dokumen hasil
perencanaan untuk dilakukan evaluasi.

3.2. TAHAPAN PEKERJAAN EVALUASI PERENCANAAN/REVIEW DESAIN


Pada tahap ini, Tim Evaluasi Perencanaan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
mempelajari Dokumen Hasil Perencanaan, untuk kemudian melaksanakan evaluasi.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 14 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

Hasil evaluasi ini, kemudian dikoordinasikan dengan PPK dan Tim Teknis untuk dibahas
sekaligus mencari solusi yaitu menambah apa yang kurang dan memperbaiki apa yang salah
dari hasil evaluasi perencanaan yang menyangkut perbaikan :

• Gambar Desain :
➢ Denah,
➢ Tampak (Depan, Belakang, dan Samping) dan Potongan.
➢ Gambar Perspektif 3D
• Detail Engineering Design (DED),
• Rencana Anggaran Biaya (RAB),
• Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).

3.2.1. Evaluasi Gambar Desain


Dalam evaluasi gambar desain, hal - hal yang menjadi pertimbangan, yaitu Kearifan lokal
dari bentuk bangunan tradisional Uma Lengge dan warna- warna pada pakaian adat suku
Mbojo yang diaplikasi pada fasade /tampak bangunan.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 15 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

Sebelum Sesudah
A. DESAIN

• Desain Kabupaten Dompu

• Desain Kabupaten Bima

1. Ada Kitchen zink dalam rumah 1. Tidak ada Kitchen zink dalam
2. Tidak ada ornament atap rumah
3. Tidak ada Rabat beton untuk teras 2. Ada ornament atap
depan dan belakang 3. Ada Rabat beton untuk teras depan
dan belakang

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 16 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

3.2.2. Evaluasi Detail Engineering Design (DED)


Beberapa perubahan dalam detail perencanaan yang dilakukan adalah :

a. Perubahan pada Kuda- Kuda Rangka Atap yang semula berjumlah 5 (lima) buah menjadi
3 (tiga) buah dan 2 (dua) buah Kuda – Kuda Rangka Atap yang diganti dengan Geuvel
pasangan bata.
b. Perubahan Kolom Praktis dari dimensi 10/10 menjadi 11/11.
c. Perubahan Pembesian Sloof, kolom praktis dan sopi-sopi dari tulangan Ø12 mm dengan
sengkang Ø6 – 150 menjadi tulangan Ø10 mm dengan sengkang Ø8 – 150.
d. Perubahan Ketinggian plafon semula + 2, 80 menjadi +2,65.
e. Ukuran Rangka Plafon menjadi 60 x 120 cm
f. Perubahan Pondasi P1 semula 40 x 40 menjadi 40 x 60 ( Bentuk Trapesium lebar atas 40,
lebar bawah 60 )
g. Penambahan Lantai beton area teras K-100.
h. Penambahan balok latei diatas jendela dan pintu serta kolom opening pintu.

3.2.3. Evaluasi Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Dalam melakukan evaluasi RAB beberapa hal yang diperhatikan adalah :

• Kebenaran volume setiap item pekerjaan dilakukan dengan membuat back up data.
• Harga dasar yang digunakan untuk perhitungan analisa harga satuan
menggunakan:
o Standar Satuan Harga Propinsi Nusa Tenggara Barat 2021.
o Standar Satuan Harga Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima tahun 2021.
o Survey Harga Toko ( 3 toko ) di Kabupaten setempat.
o Harga kontrak proyek sekitar yang sedang berjalan.
• Analisa Harga Satuan menggunakan Permen PUPR no. 28 tahun 2016

Tim Evaluasi Perencanaan melaksanakan evaluasi RAB sebagai berikut :

a. Berdasarkan SSH Provinsi NTB nilai RAB sebesar Rp. 231.293.000,-/unit


b. Berdasarkan SSH Kabupaten Dompu nilai RAB sebesar Rp. 229.302.000,-/ unit
c. Berdasarkan SSH Kabupaten Bima nilai RAB sebesar Rp. 161.008.000,-/unit

Dalam perencanaan ini, pagu dana yang tersedia adalah Rp. 36.569.786.975 (Tiga
Puluh Enam Milyar Lima Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Delapan

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 17 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus Tujuh Puluh Lima Rupiah) untuk membangun 292
Unit Rumah RISHA.

Harga diatas sudah termasuk PPN 10 % dan Keuntungan 15%.

3.2.4. Evaluasi Rencana Kerja Dan Syarat_Syarat (RKS)


Evaluasi yang dilaksanakan terhadap item pekerjaan sebagai berikut :

No Jenis Kegiatan Draf RKS Koreksi


1 Penentuan tinggi Peil (level) Sebagai patokan tinggi peil Sebagai patokan tinggi peil
dan Ukuran. Halaman 12 Bangunan diambil ; Lantai Bangunan diambil ; Lantai terletak
Point 1 terletak pada ± 0,00 atau + 0.30 pada +0.35 dari muka level
dari muka level jalan halaman
Lingkungan
2 Pekerjaan Beton, Halaman 14 b). Tulangan yang dipakai untuk b). Tulangan yang dipakai
point 2 Syarat-Syarat tulangan sloof, kolom praktis, untuktulangan Sloof, kolom praktis,
Pelaksanaan Bagian b balok latei, dan ring balk balok latei, dan ring balk
menggunakan tulangan Ø12 mm menggunakan tulangan Ø10 mm
dengan sengkang Ø6 – 150 dengan sengkang Ø8 – 150
3 Pekerjaan Penutup Atap Atap dan Nok harus di Dihilangkan
Spandek. Halaman 22 Point 2 zinkromat/meni dan dicat dengan
bagian 1 cat besi

3 Pekerjaan Pasangan Dinding Pekerjaan Pasangan Dinding Pekerjaan Pasangan Dinding Bata
Batako. Halaman 23, point 2 Batako Merah

4 Pekerjaan Finishing Lantai. Ketebalan minimum keramik : 2 Ketebalan minimum keramik : 0,6
Halaman 27 point 2.3 bagian cm cm
b
5 Pekerjaan Plafon. Halaman Rangka: b. List Plafon Kayu Rangka : b. dihilangkan
30 point 2 bagian 4 kelas II 10 x 30 mm

6 Pekerjaan Septictank dan Ada Tidak Ada (dihapus)


Peresapan Halaman 47

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 18 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

BAB.IV METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pada Laporan Akhir ini berisi proses pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Hunian Tetap Akibat
Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu periode tanggal 10 Mei sampai
dengan 4 Pebruari 2022. Dalam pelaksanaannya meliputi pekerjaan -. pekerjaan sebagai berikut :

4.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


4.1.1. PEMBAGIAN ZONING PEKERJAAN
Pada Pembangunan Hunian Tetap Akibat Bencana Banjir Bandang di Kabupaten
Dompu dan Kabupaten Bima dibuat penzoningan lahan berupa blok-blok hunian
sebagai berikut :

4.1.1.1. Lokasi Kabupaten Dompu


Blok – blok lahan pada Pembangunan Hunian Tetap Akibat Bencana Banjir
Bandang di desa Daha Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu terdiri dari 11
Blok yang berisi rumah sebanyak 107 unit yang dibagi sebagai berikut :
a) Blok A sebanyak 11 unit
b) Blok B sebanyak 4 unit
c) Blok C sebanyak 12 unit
d) Blok D sebanyak 13 unit
e) Blok E sebanyak 9 unit
f) Blok F sebanyak 13 unit
g) Blok G sebanyak 10 unit
h) Blok H sebanyak 9 unit
i) Blok I sebanyak 12 unit
j) Blok J sebanyak 12 unit
k) Blok K sebanyak 2 unit
4.1.1.2. Lokasi Kabupaten Bima
Blok – blok lahan pada Pembangunan Hunian Tetap Akibat Bencana Banjir
Bandang di desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima terdiri dari 11 Blok
yang berisi rumah sebanyak 185 unit yang dibagi sebagai berikut :
a) Blok A sebanyak 9 unit
b) Blok B sebanyak 6 unit
Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 19 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

c) Blok C sebanyak 27 unit


d) Blok D sebanyak 24 unit
e) Blok E sebanyak 14 unit
f) Blok F sebanyak 20 unit
g) Blok G sebanyak 10 unit
h) Blok H sebanyak 24 unit
i) Blok I sebanyak 14 unit
j) Blok J1 sebanyak 21 unit
k) Blok J2 sebanyak 16 unit

4.1.2 PEMBUATAN DIREKSI KEET


Pada Pembangunan Hunian Tetap Akibat Bencana Banjir Bandang di Kabupaten
Dompu dan Kabupaten Bima masing – masing dibuatkan direksi keet yang berada di
dalam lokasi proyek berfungsi sebagai :
• Kantor penyedia jasa PT. Hutama Karya (persero)
• Kantor Manajemen Konstruksi (MK) PT. Yodya Karya (persero), dan
• Gudang Material

4.1.3. MOBILISASI PANEL RISHA


a. Mobilisasi Panel RISHA ini di datangkan dari Mojokerjo Jawa Timur ke lokasi
pekerjaan di Desa Daha. Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu dan di Desa Tambe,
. Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
b. Penentuan tingkat kerusakan panel RISHA di atur dengan:
• Rusak Ringan : Permukaan panel terkelupas/tergores sedikit/tipis, tulangan
tidak tampak.
• Rusak Sedang : Komponen beton panel pecah dan terkelupas kearah
memendek (30 cm) sehingga tulangannya terbuka/tampak.
• RusakBerat : Komponen beton panel pecah dan terkelupas kearah
memanjang ( 120 cm ) sehingga tulangannya terbuka/tampak.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 20 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

Panel – panel yang rusak berat dan rusak sedang dikelompokkan ditempat terpisah dan
tidak boleh digunakan/dipasang, sedangkan panel yang rusak ringan dapat digunakan
karena panel setelah dipasang akan ditutup dengan plesteran.

c. Mengatasi permasalahan panel – panel yang rusak ini, Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) mengutus 2 (dua) orang Tenaga Ahli (TA) yaitu :
1) Saktiudin Idris, ST.,M.Eng,
2) Imam Sufwan, ST.

Tenaga Ahli ini bertugas untuk memeriksa kualitas Panel RISHA beserta kelengkapannya
seperti baut, mur, plat ring dan angkur di Mojokerto Jawa Timur pada tanggal 15 Juni
2021.

d. Pemeriksaan ini menghasilkan kesepakatan lisan antara utusan dari Konsultan MK PT.
Yodya Karya dan Perwakilan Pelaksana PT. Hutama Karya dengan staff PPK Huntap
Kementerian PUPR Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :
1) Panel – panel RISHA yang mengalami kerusakan selama dalam perjalanan dari
Mojokerto Jawa Timur menuju Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima akan diganti
dengan panel RISHA yang baik dan terjaga mutunya sampai lokasi.
2) Panel – panel RISHA yang telah rusak dan tidak bisa lagi digunakan untuk
Pembangunan Hunian Tetap di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima akan
dikembalikan ke Mojokerto atau akan dihancurkan dilokasi setempat.
3) Dalam proses pengangkutan selanjutnya Panel – panel RISHA tahap selanjutnya akan
dilaksanakan penyortiran yang sangat ketatterhadap Panel – panel RISHA yang masih
bagus dan kondisinya memenuhi standar perencanaan serta juknis RISHA.
4) Teknik pengangkutan Panel – panel RISHA akan disusun dengan kuncian agar selama
dalam perjalanan menuju Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, tetap terjaga atau
tidak mengalami kerusakan.
5) Panel – panel RISHA yang akan di angkut pada tahap selanjutnya adalah panel –
panel RISHA yang hasilproduksiterbaru, bukan dari hasil produksi waktu bencana
gempa pulau Lombok.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 21 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

4.1.4. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK


Pengukuran Tapak Bangunan dan Pemasangan Bouwplank dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, pengawas telah memeriksa hasil pekerjaan, khususnya terkait dengan
Kebenaran ukuran unit rumah 6 x 6 m2.

4.2. PEKERJAAN STRUKTUR


4.2.1. PEKERJAAN GALIAN TANAH UNTUK PONDASI SETEMPAT
Galian tanah untuk pondasi setempat telah dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang
telah ditentukan dalam gambar kerja

Ukuran galian tanah untuk pondasi setempat bangunan struktur RISHA ada 3 (tiga)
macam yaitu :
a. Ukuran galian pondasi PD1 (sebanyak 4 titik)
• Ukuran dasar 75 cm x 75 cm
• Tinggi 85 cm
b. Ukuran galian pondasi PD2 (sebanyak 1 titik)
• Ukuran dasar 85 cm x 85 cm
• Tinggi 85 cm
c. Ukuran galian pondasi PD3 (sebanyak 4 titik)
• Ukuran dasar 55 cm x 85 cm
• Tinggi 85 cm

4.2.2. PEKERJAAN PEMASANGAN PONDASI BATU KALI SETEMPAT


Pekerjaan pemasangan pondasi batu kali setempat telah dilaksanakan sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan dalam gambar kerja, dengancampuran 1 pc : 5 ps.
Ukuran pondasi batu kali setempat ada 3 (tiga) macam yaitu :
a. Pondasi 1 ( P1), berbentuk trapesium sebanyak 4 (empat) buah dengan ukuran:
• Sisi atas 40 cm x 40 cm
• Sisi bawah 60 cm x 60 cm
• Tinggi 70 cm
b. Pondasi 2 (P2) berbentuk kotak sebanyak 1 (satu) buah dengan ukuran:
• Sisi atas dan sisibawah 70 cm x 70 cm
• Tinggi 70 cm
c. Pondasi 3 (P2) berbentuk kotak sebanyak 4 (empat) buah dengan ukuran:
Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 22 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

• Sisi atas dan sisi bawah 70 cm x 70 cm


• Tinggi 70 cm

4.2.3. PEKERJAAN PLAT BETON DIATAS PONDASI SETEMPAT


Ketentuan pada struktur RISHA adalah meletakkan plat benton diatas pondasi batu kali
setempat. Ukuran plat beton adalah seluas permukaan bagian atas dari masing-masing
pondasi dengan ketebalan 15 cm. Untuk tulangan plat beton ini digunakan wire mesh
dengan jarak 15 cm x 15 cm. plat beton ini telah dilaksanakan menggunakan campuran
1pc : 2ps : 3kr.
Ukuran plat beton adalah sebagai berikut :
• Plat beton P1 : 40 cm x 40 cm (4 titik)
• Plat beton P2 : 70 cm x 70 cm (1 titik)
• Plat beton P3 : 40 cm x 70 cm (4 titik)

4.2.4. PEKERJAAN STRUKTUR PANEL RISHA


Pekerjaan Pemasangan Struktur Panel RISHA telah sesuai dengan Petunjuk Teknis
(Juknis) panel RISHA berjalan lancer karena kelengkapan aksesorisnya (mur, baut,
angkur dan ring plat).
a. Panel Struktur RISHA
Struktur RISHA adalah struktur bangunan yang terdiri dari 3 (tiga) jenis panel yaitu
panel P1, P2 dan P3.
• Panel P2 dan P2 berfungi sebagai kolom, balok sloof dan ring balok.
• Panel P3 berfungsi sebagai penyambung panel P1 dan P2 di bagian sudut.
• Ukuran Panel :
✓ Panel P1 Tebal : 2,50 cm
Lebar : 30 cm
Tinggi : 120 cm
Dikelilingi bingkai ukuran : 6 cm x 10 cm
✓ Panel P2 Tebal : 2,50 cm
Lebar : 20 cm
Tinggi : 120 cm
Dikelilingi bingkai ukuran : 6 cm x 10 cm
✓ Panel P3 Tebal : 2,50 cm
Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 23 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

Lebar : 30 cm
Tinggi : 30 cm
Dikelilingi bingkai ukuran : 6 cm x 10 cm

b. Pemasangan Panel Struktur RISHA


• Panel yang berfungsi sebagai balok sloof diletakkan diatas plat beton dan diatas
pondasi batu kali setempat.
• Pada setiap sudut dipasang panel P3 yang befungsi sebagai penyambung dengan panel
yang befungsi sebagai kolom dengan memasang angker dan baut pada masing-masing
panel, kemudian diperkuat lagi dengan memasang plat untuk mengikat angker-angker
yang sudah terpasang. Untuk mengikat panel P3 dengan pondasi batu kali juga
menggunakan angker yang dipasang melalui lubang yang sudah tersedia dipanel P3
dan plat beton yang langsung masuk kedalam pondasi batu kali kemudian diikat
dengan baut.
• Demikian juga yang dilakukan pada saat memasang panel yang berfungsi sebagai ring
balok untuk disambung dengan panel yang berfungsi sebagai kolom, sehingga setelah
komponen-komponen panel P1, P2 dan P3 terpasang dengan benar maka berarti
struktur panel RISHA ini telah terpasang dan menjadi struktur yang kokoh dan
struktur yang tahan gempa.

4.2.5. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP


a. Pekerjaan rangka atap baja ringan menggunakan kanal C dengan bentuk rangka sebagai
berikut :
✓ Baja Ringan : C75-0,65 TCT A2.100. G550
✓ Reng : U 0,45 TCT dengan jarak reng 600 mm

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 24 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

• Jarak kuda- kuda rangka baja ringan = 1.475 m


• Reng menggunakan U 0,45 TCT dipasang dengan jarak 600 mm
✓ Bahan Rangka Atap Baja Ringan
✓ Bahan Rangka Atap Baja Ringan
✓ Bahan Rangka Atap Baja Ringan
✓ Bahan Rangka Atap Baja Ringan

b. Pekerjaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan


• Perakitan kuda-kuda rangka atap baja ringan dilaksanakan di bawah dan sudah
dilaksanakan dengan benar sesuai dengan gambar kerja sebagai berikut :
✓ Menggunakan baja ringan C75-065 TCT A2 100.G550
✓ Bentuk kuda kuda rangka atap baja ringan
✓ Jumlah batang
✓ Sudut kemiringan atap
✓ Jumlah baut pada setia buhul
✓ Jarak antara tiap titik buhul
• Pemasangan rangka atap baja ringan dilaksanakan sebagai berikut:
✓ Dibuat sepatu kuda-kuda dari bahan yang sama yaitu baja ringan C75-0,65TCT
A2 100.G550 yang berfungsi untuk mengikat kuda-kuda pada tumpuannya .
✓ Sepatu kuda kuda ini dipasang dengan meletakkan pada tempat yang
berdempetan dengan letak kedudukan dengan kedudukan kuda kuda sehingga
mudah diletakkan dengan menggunakan baut.
✓ Kuda-kuda rangka baja yang sudah dirakit ini, kemudian dinaikkan dan
ditempatkan bertempetan dengan sepatu kuda-kuda.
✓ Kuda-kuda trangka ini dibaut dengan sepatu kuda-kuda sehingga kuda-kuda
rangka ini akan tetap pada kedudukannya, hal ini dilakukan setelah diadakan
pengecekan terhadap ketinggian/elevasi yang sama sehingga akan menghasilkan
permukaan atap yang rata, lurus dan tidak bergelombang.
• Pemasangan Reng dilaksanakan sebagaiberikut
✓ Reng yang dipasang adalah reng U 0,45 TCT.
✓ Reng dipasang dengan dibaut pada kuda-kuda dengan jarak 60 cm

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 25 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

✓ Reng berbentuk trapisium digunakan sebagai perletakan atap dengan tebal 0,45
mm dan tinggi 40 cm.
Pemasangan kait angin telah dilaksanakan menggunakan bahan yang sama dengan bahan
kuda-kuda rangka baja ringan dan dipasang menyilang antara kuda-kuda dengan kuda-kuda
dan anatar kuda-kuda dengan sopi-sopi. Kait angin ini berfungsi untuk memperkokoh
kedudukan kuda-kuda sehingga kuda-kuda akan tetap pada kedudukannya walapun ada
goyangan gempa.

4.3. PEKERJAAN ARSITEKTUR


4.3.1. PEKERJAAN PEMASANGAN DINDING ½ BATA
Pekerjaan plesteran dan acian dinding dengan campuran 1 pc : 5ps
1. Bahan-bahan
a. Bahan yang digunakan adalah bahan:
✓ Berkuailitas baik
✓ Sudah matang dan matangnya rata
✓ Utuh tidak pecah
✓ Tidak cacat
✓ Ukuran sama (5 cm x 11 cm x 22 cm)
b. Perekat/speci menggunakan:
✓ 1 pc = 3 ps untuk pasangan trasram
✓ 1 pc = 5 ps untuk pasangan dinding ½ bata
2. Pekerjaan Pasangan
a. Sebelum melaksanakan pemasangan, terlebih dahulu ditentukan as pasangan bata
kemudian di pasang benang dari ujung ke ujung (kolom ke kolom) sebaga acuan jalur
pasangan.
b. Bata sebelum dipasang, direndam terlebih dahulu dalam bak air sampai jenuh.
c. Pemasangan bata menggunakan speci dengan ketebalan 2,50 mm dan terisi penuh
sehingga tidak ada rongga atau bagian yang tidak terisi speci.
d. Bata dipasang lurus dan rata (ketinggiannya terkontrol) sehingga meenghasilkan
pasangan dinding yang rata dan tidak bergelombang.
e. Bata dipasang dengan memperhatikan perletakan batanya sehingga nat-nat antara
batanya tidak membentuk satu garis lurus.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 26 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

f. Hubungan kolom beton dengan pasangan bata diikat dengan angker dari besi beton Ø
8 mm yang dimasukkan ke dalam kolom beton dan pasangan bata sepanjang 40 cm
dan permukaan kolom dan dipasang pada setiap jarak 80 cm ke arah vertikal

4.3.2. PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS, RING BALOK DAN SLOOF


1. Jenis Pekerjaan
a. Kolom Praktis
✓ Kolom Praktis KM/WC
✓ Kolom Praktis Sopi sopi
✓ Kolom Praktis openingan pintu
✓ Ukuran kolom praktis 11 cm x 11 cm
✓ Pembesian Tulangan Pokok 4 Ø 10 mm, Beugel Ø 8 mm – 15 cm
b. Ring Balok
✓ Ring Balok KM/wc
✓ Ring Balok Sopi sopi
✓ Ukuran Ring Balok 10 cm x 12 cm
✓ Pembesian Tulangan Pokok 4 Ø 10 mm, Beugel Ø 8 mm – 15 cm
c. Balok Sloof Praktis
✓ Balok Sloof Praktis KM/wc
✓ Ukuran Balok Sloof Praktis 10 cm x 12 cm
✓ Pembesian Tulangan Pokok 4 Ø 10 mm, Beugel Ø 8 mm – 15 cm
2. Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kolom praktis, ring balok dan balok sloof praktis menggunakan
beton campuran 1pc = 2ps = 3kr, dengan tahapan pekerjaan sebagai berikut :
a. Tulangan untuk kolom praktis, ring balok dan balok sloof praktos di rakit terlebih
dahulu dengan tulangan pokok 4 x Ø 10 mm dirakit dengan beugel Ø 8 mm – 15 cm.
b. Ukuran lingkar luar dari beugel diseuaikan dengan ukuran kolom praktis, ring balok
dan balok sloof praktis
✓ Ukuran kolom praktis 11 cm x 11 cm maka ukuran lingkar luar beugelnya menjadi
8 cm x 8 cm
✓ Ukuran ring balok dan balok sloof praktis 10 cm x 12 cm maka ukuran lingkar
luar beugelnya menjadi 7 cm x 9 cm

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 27 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

✓ Selimut beton 1, 50 cm
c. Rakitan besi untuk kolom prakti dipasang dengan mengaitkan pada :
✓ Panel balok sloof untuk kolom praktis openingan pintu.
✓ Panel ring balok untuk kolom praktois sopi sopi
✓ Tulangan balok sloof praktis untuk kolom praktis KM/WC
d. Rakitan besi untuk kolom prakti dipasang dengan mengaitkan pada :Kolom praktis
ini di core dengan beton campuran 1pc = 2ps = 3kr setelah pasangan ½ bata selesai
dilaksanakan pada tempat yang terkait dengan kolom praktis ini.
e. Untuk pengikat antara pasangan bata dengan kolom praktis ini dipasangkan angker
pada setiap jarak 80 cm ke arah vertikal.
f. Rakitan besi ring balok dipasang dengan mengaitkan pada:
✓ Besi kolom praktis sopi sopi untuk tulangan ring balok sopi sopi di ujung yang
satu (yang diatas) sedangkan yang ujung bagian bawah dikaitkan dengan panel
ring balok
✓ Besi kolom praktis KN/WC untuk tulangan ring balok KM/WC
g. Ring balok ini di cor dengan beton campuran 1pc = 2ps = 3kr setelah pasangan ½ bata
yang jadi tumpuannya selesai dilaksanakan
h. Rakitan tulangan balok sloof praktis KM/WC dipasang di atas pondasi batu kali
menerus dan dikaitkan dengan tulangan kolom praktis KM/WC
i. Balok sloof praktis ini di cor setelh dipasangkan begisting yang ukuran lubang
begisting nya sama dengan ukurang balok sloof praktis yaitu 10 cm x 12 cm
Demikian juga yang dilaksanakan pada saat pengecoran kolom praktis dan ring balok
dipasangkan begisting dengan ukuran lubang begisting sama seperti ukuran kolom praktis 11
cm x 11 cm dan ring balok 10 cm x 12 cm.
4.3.3. PEKERJAAN PELESTERAN DAN ACIAN
1. Macam Pekerjaan Plesteran
a. Pekerjaan plesteran dinding bata trasram 1pc : 3ps
b. Pekerjaan plesteran dinding bata 1pc : 5ps
c. Pekerjaan plesteran beton 1pc : 3ps
2. Pencampuran
Untuk mendapatkan campuran yang sesuai dengan perbandingan material pc dan
pasir yang telah ditentukan, digunakan bak takar (ember) yang diisi penuh dengan

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 28 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

material sesuai dengan perbandingan yang telah ditentukan kemudian di campur dan
diaduk aduk hingga rata kemudian dimasukkan air secukupnya sehingga campuran
tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair. Material pasir yang digunakan adalah pasir
yang sudah diayak.
3. Persiapan dan pembersih permukaan
Semua permukaan tembok yang akan diplester telah dibersihkan dari bahan-bahan
yang mengganggu dan sebelum diplester permukaan tersebut telah disiram air
sehingga jenuh.
4. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran untuk Dinding Bata dan Trasram
a. Pelaksanaan plesteran trasram dan dinding bata pada prinsipnya sama, yang
membedakan hanya campurannya saja, yaitu : plesteran trasram campurannya 1pc :
4ps, sedangkan plesteran dinding bata campurannya 1pc : 5ps
b. Pekerjaan plesteran dimulai setalah pekerjaan persiapan dan pembersihan selesai.
c. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan rata (tidak bergelombang) maka bidang
permukaan yang akan diplester dibagi-bagi dengan membuat kepala pleteran dari
plesteran dengan tebal 6mm dengan lebar 10-15 cm dan jarak antara kepala plesteran
adalah 100 cm.
d. Setelah kepala plesteran ini dibuat baruslah pekerjaan plesteran dilaksanakan sampai
rata dan rapi (tidak bergelombang)
e. Campuran plesteran yang jatuh ke lantai segera di bersihkan.
f. Tebal plesteran 2,50 cm
5. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran Permukaan Beton
✓ Permukaan beton yang akan diplester dari bahan-bahan cat, minyak, lemak dan
lumpur kemudian dibasahi dengan air.
✓ Setelah dilaksanakan pembesihan permukaan selesai barulah pleteran muli
dilaksanakan sampai rata dengan plesteran tembok dan trasram.
✓ Bagian beton yang diplester adalah beton panel RISHA yang berfungsi sebagai kolom
dan ring balok diantaranya kolom-kolom yang berdiri di sudut-sudut bangunan
sehingga di posisi sudut ini, plesteran harus membentuk sudut siku yang lurus luar dan
dalam.
✓ Setelah plesteran selesai dan mulai mengering, permukaan plesteran disiram dengan
air.
Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 29 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

✓ Tebal plesteran 2,50 cm

4.3.4. PEKERJAAN KUSEN DAN PANEL PINTU / JENDELA


Pekerjaan Kusen Pintu / Jendela menggunakan kusen aluminium dengan spesifikasi
adalah aluminium warna natural 1 mm tipe Door Jamb untuk kusen Pintu dan Casement
Windows untuk Jendela dengan spesikfikasi aluminium 3”. Sedangkan Panel Pintu
menggunakan Panel Pintu Pabrikasi tipe Engineering Door Solid Wood Subtitution
ukuran 80 x 200 x 3,5 cm.
1. Type Kusen Pintu dan Jendela
a. Type Kusen Pintu
✓ Type Pintu P1, kusen pintu depan belakang
▪ Ukuran Tinggi 2.038 mm, Lebar 876 mm
▪ Spesifikasi Kusen pintu aluminium 3” natural 1,30 mm
▪ Jumlah 2 (dua) buah
✓ Type Pintu P2, kuzen pintu KM/WC
• Ukuran Tinggi 2.038 mm, Lebar 776 mm
• Spesifikasi Kusen pintu PVC Natural 1,30 m
• Jumlah 1 (satu) buah
✓ Type Pintu P3, kusen pintu kamar tidur
• Ukuran Tinggi 2.038 mm, Lebar 776 mm
• Spesifikasi Kusen pintu PVC Natural 1,30 m
• Jumlah 2 (dua) buah
b. Type Kusen Jendela
✓ Type Pintu J1, kusen jendela 2 (dua) daun
• Ukuran Tinggi 1.300 mm, Lebar 1.150 mm
• Spesifikasi Kusen daun jendela aluminium 3” natural 1,30 mm
• Jumlah 1 (satu) buah

✓ Type Pintu J2, kuzen jendela 1 (satu) daun


• Ukuran Tinggi 1.300 mm, Lebar 1.150 mm
• Spesifikasi Kusen daun jendela aluminium 3” natural 1,30 mm
• Jumlah 3 (satu) buah
Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 30 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

2. Pembuatan Kuzen Pintu dan Jendela


Pembuatan kuzen pintu dan jendela dilaksanakan di luar lokasi pekerjaan/kegiatan. Hasil
pengecekan setelah kuzen datang di lokasi pekerjaan/kegiatan adalah:
✓ Jenis, jumlah, ukuran dan spesifikasi kuzen pintu dan jendela telah sesuai dengan yang
ditentukan
✓ Kuzen pintu dan jela aluminium ini telah dibuat dengan memperhatikan kesikuannya.
3. Pemasangan kuzen pintu dan jendela
a. Lubang untuk penempatan kusen pintu dan jendela telah disiapkan dan dibuatkan
openingan yaitu disetiap sisi lubang di aci halus dan rata dan siku dengan ukuran lubang
dibuat lebih besar ½ cm dari ukuran kuzen pintu dan jendela pada setiap sisinya tidak ada
kesulitan pada saat menempatkan kuzen pint dan jendela pada lubangnya.
b. Ketinggian perletakan untuk kuzen jendela telah dibuat sesuai dengan ketentuan yaitu 738
mm dari permukaan lantai sampai dengan ambang bawah lubang kusennya.
Kusen pintu dan jendela kemudian dipasang dan menempel yang kuat di dinding digunakan
fischer dan scroup yang dimasukkan kedalam kuzen dan langsung menembus kedalam
dinding tembok melalui lubang yang telah dibuatkan dengan cara dibor.
4.3.5. PEKERJAAN PEMASANGAN ATAP SPANDEK
1. Spesifikasi Bahan
a. Spesifikasi bahan spandek untuk penutup atap di lokasi desa Tambe Kabupaten Bima
sebagai berikut :
✓ Spesifikasi E-5/750 0,30 TCT
✓ Warna Coating warna PPGL (Merah maroom)
b. Spesifikasi bahan spandek untuk penutup atap di lokasi desa Daha Kabupaten Dompu
sebagai berikut :
✓ Spesifikasi E-5/750 0,30 TCT
✓ Warna Coating warna PPGL (Hijau)
2. Pemasangan Atap Spandek
a. Atap spandek dipasang dengan menggunakan skrup khusus yang dilengkapi dengan
kepala dari karet untuk mencegah merembesnya air .

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 31 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

b. Sekrup ini dipasang dengan menggunakan mesin bor listrik dengan mata bor yang
sesuai supaya lebih mudah dan cepat. Sekrup ini dipasang dengan dibor pada spandek
langsung ke reng yang sudah dipasang dengan jarak 60 cm.

4.3.6. PEKERJAAN PEMASANGAN PENUTUP PLAFON


1. Bahan-bahan
a. Bahan untuk penutup plafound menggunakan gypsum 9 mm kecuali untuk tritisan
menggunakan kalsiboard 6 mm
b. Bahan untuk menyambung gypsum menggunakan perekat dan pita kertas
berperforasi.
c. Bahan untuk rangka plafound menggunakan hollow ukuran 40 x 40 mm yang dirakit
menjadi rangka ukuran 1200 x 600 mm
d. Bahan untuk penggantung plafound menggunakan hollow ukuran 40 x 40 cm
2. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Plafound
a. Pemasangan plafound gypsum dilaksanakan pada elevasi 265 cm dari muka lantai
sesuai dengan yang telah ditentukan dalam gambar kerja.
b. Rangka plafound dipasang di awali dengan memasang hollow 40 x 40 mm2 di tembok
setiap sisinya untuk ketinggian plafound 265 cm. Batang hollow yang sudah dipasang
di tembok ini digunakan sebagai tempat mengikat untuk batang hollow yang lain
dengan skrup untuk membuat rangka plafound dengan ukuran 120 x 60 cm2. Untuk
memperkuat kedudukan plafount ini, dibuatkan penggantung dari hollow ukuran yang
sama yaitu 40 x 40 mm2 yang digantung pada kuda-kuda baja ringan.
c. Rangka plafound ini kemudian ditutup dengan lembaran gypsum tebal 9 mm di beri
penguat dengan sekrup gypsum pada setiap jarak 10 cm sehingga lebar gypsum
terpasang dengan kuat.
d. Nat-nat antara lembaran gypsum yang telah terpasang kemudian diberi perekat dan
ditutup dengan pita kertas berperforasi.

4.3.7. PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING


1. Bahan-bahan
a. Bahan yang digunakan adalah keramik ukuran 30 x 30 cm kecuali untuk KM/WC dan
meja dapur

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 32 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

b. Bahan yang digunakan untuk KM/WC adalah keramik ukuran 20 x 20 cm untuk lantai
dan dinding.
c. Bahan yang digunakan untuk meja beton dapur adalah keramik ukuran 30 x 30 untuk
lantai meja dan dinding.
2. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan pemasangan keramik khususnya untuk lantai dilaksanakan setelah lantai
dipadatkan, ditentukan elevasinya kemudian di urug pasir setebal 10 cm.
3. Pemasangan
a. Untuk mendapatkan permukaan lantai yang rata dan siku maka terlebih dahulu
dilaksanakan pengecekan ulang terkait dengen elevasi (peil ± 0,00) lantai dan dicek
kesikuannya kemudian hasil pengecekan elevasi dan kesikuannya ini ditandai dengen
diberi/dipasang benang sehingga tidak akan berubah.
b. Adukan speci 1pc : 5ps diletakkan pada permukaan lantai yang akan dipasang keramik
setebal 3 cm
c. Keramik yang akan dipasang di rendam dalam air sampai jenuh (sudah tidak ada lagi
gelembung air di permukaan keramik)
d. Pemasangan keramik dilaksanakan dengan menempatkan lapisan semen yang telah
dicampur dengan air sampai kental di permukaan adukan speci 1pc : 5ps dan diperkukaan
bagian bawah keramik kemudian dipasang. Selanjutnya pasangan keramik ini
dipukul0pukul dengan alat yang dibuat khusus untuk itu sampai dengan permukaan
keramik lantai menjadi rata, lurus dan siku sesuai dengan acuan benang yang telah
dipasang.
e. Keramik dipasang dari salah satu sisi saja sehingga pola metris yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik dan rapi.
f. Nat-nat keramik yang telah terpasang, menjadi lurus, sama besar dan tegak lurus.
g. Pemasangan keramik dinding untuk KM/WC dan meja dapur prinsip pelaksanaannya
sama dengan pemasangan keramik lantai.
Setelah pemasangan keramik selesai , nat-nat antara keramik di tutup dengan semen warna
sesuai dengan warna keramik kemudian dibersihkan.
4.3.8. PEKERJAAN MEJA BETON DAPUR
Pekerjaan Meja Dapur mempunyai ukuran 150 x 60 cm dengan tinggi 80 cm dilapisi
keramik ukuran 30 x 30 dilengkapi dengan Kitchen Zink dan Keran air.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 33 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

1. Pembuatan meja beton dapur


a. Meja beton dibuat dari beton bertulang dengan campuran 1pc : 2ps : 3kr dengan
tulangan Ø 10 mm – 15 cm dalam dua arah
b. Ukuran meja beton
✓ Panjang = 150 cm
✓ Lebar = 60 cm
✓ Tebal = 10 cm
c. Sebagai penyangga dibuat pasangan ½ bata pada ujung-ujungnya dengan ketentuan:
✓ Tinggi permukaan bagian atas dari meja beton 80 cm dari permukaan halaman
rumah.
✓ Tebal plat meja beton = 10 cm
✓ Tinggi pasangan ½ bata = 70 cm
Pasangan ½ bata menggunakan campuran 1pc : 5ps
d. Pasangan ½ bata ini sebagai tumpuan untuk memasang begisting dalam pembuatan
plat beton ditambah dengan perancah untuk menahan beban pada saat dilaksanakan
pengecoran beton pada begisting untuk plat beton ini dibuatkan lubang dengan ukuran
40 x 40 cm untuk meletakkan zink wastafel.
e. Setelah begisting selesai, tulangan yang sudah dirakit diletakkan pada begisting
dengan memperhatikan ruang untuk selimut beton kemudian di cor dengan beton
campuran 1pc : 2ps : 3kr.
4.3.9. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan pengecatan sesuai dengan gambar kerja
1. Jenis dan Merk Cat yang Digunakan
a. Cat tembok eksterior merk
b. Cat tembok interior merk
c. Cat tembok interior merk
d. Cat plafound KM/WC + Tritisan merk
e. Cat dasar yaitu kalsium dan lem
2. Warna Cat
a. Warna cat tembok dalam = putih
b. Warna cat plafound bagian dalam = putih

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 34 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

c. Warna cat tembok bagian luar = krem dengan tambahan warna merah diberi sabuk
warna kuning dibagian bawah tembok setinggi 100 cm dari lantai untuk lokasi desa
Tambe kabupaten Bima
d. Warna cat tembok bagian luar = krem dengan tambahan warna hijau diberi sabuk
warna kuning dibagian bawah tembok setinggi 100 cm dari lantai untuk lokasi desa
Daha kabupaten Dompu
e. Warna cat tembok tritisan = putih
3. Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan
a. Permukaan tembok dan plafound yang akan dicat telah dibersihkan dari debu dan
kotoran lainnya
b. Permukaan tembok dan plaound yang akan dicat telah dipastikan dalam keadaan
kering
c. Melaksanakan pengecatan dasar dengan menggunakan kuas
d. Sebelum dilanjutkan dengan pengecatan, cat dasar di haluskan terlebih dahulu dengan
amplas sampai permukaan nya licin dan rata
e. Selanjutnya pekerjaan pengecatan dilaksanakan berulang sampai 3 (tiga) kali dengan
menggunakan kuas dan roll
f. Ada jarak waktu yang cukup untuk melaksanakan pengecatan berikutnya sehingga
adakesempatan pengeringan yang sempurna
g. Selama pelaksanaan pengecatan, cat selalu di aduk secara menyeluruh sehingga
konsistensinya sama selama pengecatan
h. Permukaan tembok dan plafound yang telah di cat menghasilkan permukaan yang
rata, halus dan warna sesuai dengan warna aslinya tanpa pudar

4.4. PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PLUMBING


4.4.1. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Bahan-bahan
a. Material Kabel Elektrikal
• Spesifikasi NYM 3 x 2,50 mm
• Merk Eterna
b. Material Pipa COndoit
• Type Type D (ketebalan sedang)

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 35 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

• Condoit Pengaman Instalasi Kabel Listrik


• Spesifikasi Ø 5/8” Termasuk Junction Box (T-Dus)
2. Pekerjaan Pemasangan
Pekerjaan pemasangan instalasi listrik ini meliputi:
a. Pemasangan satu buah NCB
b. Pemasangan instalasi penerangan + saklar single 5 titik
c. Pemasangan instalasi penerangan + saklar tunggal 1 titik
d. Pemasangan instalasi stop kontak 3 titik
e. Pemasangan lampi 15 watt 7 titik

3. Cara Pemasangan
a. Semua kabel instalasi dimasukkan kedalam pipa conduit
b. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik ini dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan
bata selesai dilaksanakan. Pasangan bata ini di dedel atau dibetel sehingga membentuk
lekukan pada jalur yang telah ditetntukan atau disesuaikan dengan posisi perletakan
saklar dan stop kontak. Lekukan ini dibuat sedemikian rupa sehingga pipa konduit
dapat masuk kedalam lekukan dan pada saat ditutup dengan plesteran tidak akan
timbul atau berbekas.
c. Pekerjaan pemasangan instalasi di atas tembok di letakkan di atas plafound.

4.4.2. PEKERJAAN PLUMBING


1. Bahan-bahan
a. Untuk instalasi air bersih
✓ Material Pipa PVC kelas AW
• Ø ¾” Nominal 20 mm, Outside 25 mm
• Ø 1” Nominal 25 mm, Outside 32 mm
b. Untuk instalasi air kotor
✓ Material Pipa PVC kelas D
• Ø 3” Nominal 75 mm, Outside 90 mm
• Ø 4” Nominal 100 mm, Outside 110 mm
c. Merk wavin
2. Pemasangan Pipa
Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 36 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

a. Pemasangan pipa air bersih Ø ¾” dengan assesorisnya sepanjang 14 m dari pinggir


jalan akses didepan rumah sampai dengan titik kran di km/wc dan di kitchen zink.
b. Pemasangan pipa air kotor Ø 3” dengan assesorisnya sepanjang 11 m dari tempat
pembuangan air kotor/air bekas di kitchen zink di floor drain sampai dengan pinggir
jalan akses depan rumah.
Pemasangan pipa air kotor Ø 4” dengan assesorisnya sepanjang 8,50 m dari tempat
pembuangan air kotor/air bekas di kloset jongkok sampai dengan jalan akses di depan
rumah.
4.5. PENGENDALIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
a. Tugas dan Tanggung Jawab Petugas K3
Berikut uraian tugas dan tanggung jawab petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
yaitu :

Tenaga Ahli K3 harus mengikuti petunjuk Team Leader dalam mengawasi pelaksanaan
kegiatan pengawasan agar memenuhi persyaratan/ketentuan dalam dokumen kontrak
dan memahami semua standar prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
• Memberikan petunjuk kepada Field Team agar dapat memastikan bahwa seluruh orang
yang memasuki lokasi pekerjaan menggunakan alat pengaman diri secara lengkap dan
benar.
• Memberikan panduan bagi pihak lapangan yang terkait dengan pekerjaan agar
memahami pentingnya keselamatan dan keamanan kerja.
• Memantau peralatan (K3) yang harus dipakai untuk masing-masing pekerjaan.
• Memantau dilapangan pada semua lokasi pekerjaan yang sedang berjalan dan
memberitahu dengan segera kepda Field Team tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan K3.
b. Hasil Monitoring Lapangan
Kegiatan monitoring dilakukan dalam rangka memastikan diterapkannya Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi di lapangan selama pekerjaan
berlangsung. Adapun hasil monitoring adalah sebagai berikut :

• Penerapan kesehatan kerja


Temuan positif terhadap penyelenggaraan program kesehatan kerja yang
terselenggarakan adalah sebagai berikut :
o Melaksanakan protokol kesehatan penyelenggaraan penanganan covid 19.
o Tersedianya tempat pencuci tangan
o Tersedianya handsanitizer
o Diatur dalam kelompok kerja sehingga tidak terjadi penumpukan pada saat
pelaksanaan pekerjaan
• Penerapan keselamatan kerja
Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 37 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

Dalam rangka monitoring aktivitas program keselamatan kerja di lingkungan proyek,


hasil monitoring adalah sebagai berikut :
Temuan postif
o Beberapa tenaga kerja telah dilengkapi dengan APD yang memadai
o Belum tersedianya rambu -rambu keselamatan kerja
o Masih ditemukan pekerja yang kurang disiplin terhadap penggunaan APD di
lingkungan kerja
• Penerapan kesiapsiagaan tanggap darurat
Adapun temuan positif dalam penyelenggaraan tanggap darurat dilingkungan proyek
sebagai berikut
o Tersedianya kotak P3K
o Tersedianya jalur evakuasi
o Tersedianya titik kumpul bagi pekerja.
• Rekomendasi Perbaikan
Rekomendasi yang dapat diberikan terhadap penyelenggaraan program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yaitu :
➢ Menyelenggarakan pelatihan K3 bagi seleruh pekerja proyek
➢ Memastikan protokol kesehatan dilingkungan kerja berjalan sesuai rencana
➢ Memastikan bahaya di tempat kerja telah dikendalikan secara seksama

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 38 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

BAB.V PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa telah menjalankan prosedur pelaksanaan
pekerjaan sebagai berikut :
5.1. PEKERJAAN APPROVAL MATERIAL
1. Penyedia jasa telah mengajukan approval material/persetujuan material kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi dalam format tersebut menyebutkan dan menjelaskan :
a. Nama material
b. Produk/type
c. Peruntukan material
d. Spesifikasi material
2. Dalam formatnya bisa ditambah foto atau gambar material yang dimaksud dan menyertai
dengan contoh material.
3. Pada kolom tanggapan/persetujuan, Kondultan MK menyatakan sikapnya setuju atau
tidak setuju dengan material tersebut tentunya setelah memeriksa approval material
tersebut apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam rencana kerja dan
syarat-syarat.
5.2. WORK PERMIT/IJIN PELAKSANAAN
1. Penyedia jasa telah mengajukan work permit/ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) .
Dalam format work permit disebutkan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan melampirkan :
a. Shop drawing/gambar kerja
b. Methode kerja
2. Pada kolom tanggapan/persetujuan Konsultan MK dapat menyatakan persetujuannya
setelah memeriksa dan menyetujui shop drawing/gambar kerja dan methode kerja
pelaksanaan dengan catatan:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan shop drawing baik bentuk ukuran dan
spesifikasi.
b. Menggunakan tenaga kerja yang terampil untuk pekerjaan tersebut.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 39 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

c. Material yang digunakan sudah sesuai dengan yang telah disetujui pada approval
material.

5.3. SHOP DRAWING/GAMBAR KERJA


1. Shop drawing/gambar kerja ini sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan karena
apabila terjadi perubahan-perubahan dilapangan perubahan ini dapat dituangkan dalam
shop drawing.
2. .Pada setiap melaksanakan item pekerjaan harus dibuat shop drawing, demikian
seterusnya sehingga pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan shop drawing ini dijilid
menjadi satu 1 (satu) dokumen untuk menjadi acuan dalam membuat As built drawing
pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan.
3. Apabila dalam perjalanan pelaksanaan pekerjaan banyak terjadi perubahan-perubahan,
dapat diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang tanpa terjadi perubahan nilai
kontrak.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 40 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

BAB.VI PROGRESS PELAKSANAAN FISIK


BAB VI
PROGRESS PELAKSANAAN FISIK

Pada bulan ke 9 (Sembilan) periode tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Januari 2021 ini, pelaksanaan
pekerjaan fisik Pembangunan Hunian Tetap Akibat Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Dompu
dan Kabupaten Bima meliputi pekerjaan -. pekerjaan sebagai berikut :

6.1. CAPAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN FISIK


Akumulasi Pekerjaan fisik yang telah dilaksanakan sebagai berikut :

6.2. PERSENTASE BOBOT KEMAJUAN PEKERJAAN FISIK PADA SETIAP MINGGU


Persentase bobot kemajuan pekerjaan fisik Pembangunan Hunian Tetap Akibat Bencana
Banjir Bandang di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima di bulan ke 9 adalah sebagai
berikut :
Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 41 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

s/d
Bobot Bobot
Minggu Tanggal Minggu Deviasi
Realisasi Rencana
Ke-
35 1 -7 Januari 2021 92.10% 88.52% 3.58%
36 8 14 Januari 2021 96.42% 90.79% 5.63%
37 15-21 Januari 2021 97.61% 93.02% 4.60%
38 22-28 Januari 2021 98.90% 95.00% 3.90%
39 29 Januari – 4 Pebruari 2021 100.00% 96.67% 3.33%
Keterangan :

(+) = Pekerjaan mengalami kemajuan

(-) = Pekerjaan mengalami keterlambatan

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 42 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

BAB.VII PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN MASALAH

7.1 PERMASALAHAN
Permasalahan-permasalahan yang terjadi selama masa pelaksannan pekerjaan pembangunan
hunian tetap akibat banjir bandang di Kabupaten Bima dan Kabpaten Dompu mulai dari
tanggal 10 Mei 2021 sampai dengan tanggal 31 Desember 2021adalah sebagai berikut:
1) Pada tahap pelaksanaan pekerjaan review design, permasalahnnya adalah besaran pasu
dana yang tersedia untuk lokasi desa Tambe Kabupaten Bima = Rp. 129.779.000 dan
untuk lokasi desa Daha Kabupaten Dompu = Rp. 117.389.000. Berdasarkan harga satuan
Kabupaten Bima lebih kecil dari harga satuan kabupaten Dompu.
2) Pada tahap pelaksanaan pekerjaan fisik, permasalahan-permasalahan yang terjadi adalah
sebagai berikut:
a. Pada tahap awal pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa PT. Hatam Karya (persero)
belum dapat melaksanakan pekerjaan fisik kecuali mendatangkan panel RISHA dari
Mojokerto Jawa Timur ke lokasi pekerjaan di desa Tambe Kabupaten Bima dan desa
Daha Kabupaten Dompu. Kondisi ini berlangsung selama 5 (lima) minggu yaitu dari
tanggal 10 Mei 2021 sampai dengan tanggal 13 Juni 2021. Ini disebabkan karena 1
(satu) bulan diawal pelaksanaan pekerjaan ini tahapan pelaksanaannya adalah
pekerjaan perencanaan, baik dari perencanaan hunian tetap maupun perencanaan
infrastruktur. Sehingga pada saat pelaksanaan peletakan batu pertama (Ground
Breaking) pada tanggal03 Juni 2021 di lokasi desa Daha Kabupaten Dompu dan
tanggal 04 Juni 2021 di lokasi desa Tambe Kabupaten Bima lahan masih belum
dimatangkan sesuai dengan elevasinya.
b. Terjadi Progres dengan deviasi negative yang terus berlanjut sampai dengan bulan
Desember 2021. Berdasarkan SPMK Nomer: 89/SPMK/Rb15.9/2021 tanggal 10 Mei
2021 dengan nilai Rp. 36.569.786.975, masa pelaksanaan selama 180 hari kalender
yaitu sampai dengan tanggal 05 November 2021. Kemudian dibuat addendum SPMK
Nomer: 244.1/ADD.SPMK/Rb15.9/2021 tanggal 29 Oktober 2021 dengan nilai Rp.
38.999.084.000 masa pelaksanaan 235 hari kalender yaitu sampai dengan tanggal 31
Desember 2021.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 43 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

• Masalah ketersediaan tanaga kerja yang paling dominan sebagai penyebab


keterlambatan pekerjaan. Jumlah tenaga kerja di lapangan selalu lebih kecil
dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan seperti waktu pelaksanaan pekerjaan
pada (sebagai berikut):
• Permasalahan kesulitan untuk mendatangkan tenaga kerja ini. Penyediaan jasa PT.
Hutama Karya menyatakan bahwa:
▪ Kesulitan mendatangkan tenaga kerja dari pulau Jawa karena sedang PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dengan status level 4 Covid-19
di Jawa Bali yang memberlakukan ketentuan bagi orang yang berpergian hasud
sudah melakukan vaksinasi. Ini berlaku dari bulan Juli sampai dengan bulan
September 2021.
▪ Tenaga kerja local, keterampilannya terbatas dan upah yang diminta cukup besar.
▪ Tenaga kerja dari pulau Lombok kebiasaannya pulang ke Lombok setelah gajian.
• Mulai pertengahan bulan Oktober 2021, hujan sudah mulai turun di lokasi dengan
intensitas yang cukup tinggi khususnya di Desa Daha Kabupaten Dompu pada
bulan November 2021. Karena struktur tanahnya lembek (tanah hitam) sehingga
akibat hujanini, jalan akses sulit untuk dilewati kendaraan (dump truck) yang
membawa material. Terdapat 3 (tiga) unit rumah yang terdampak yang belum bisa
digali pondasinya karena selain jalan akses yang tidak bisa dilewati, juga karena
ditempat ini terdapat genangan akibat akibat limpahan air dari area di luar lokasi
yang permukaan tanahnya lebih tinggi (±2 meter) dari permukaan tanah di lokasi.
3) Pada tanggal 21 September 2021, terjadi penutupan jalan akses masuk ke lokasi Tambe
Kabupaten Bima oleh warga setempat yang dijanjikan tuker guling lahan tetapi belum
direalisasi.
4) Pada saat rapat percepatan Progres Pembangunan Hunian Tetap Akibat Bencana Banjir
Bandang di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu pada tanggal 15 Sepetember 2021
bertempat di Ruang Rapat Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi NTB,
Penyedia Jasa PT. Hutama Karya (Persero) telah menjanjikan untuk memperkerjakan
tenaga kerja masing-masing lokasi untuk lokasi Desa Tambe Kabupaten Bima sebanyak
210 orang, dan untuk lokasi Desa Daha Kabupaten Dompu sebanyak 155 orang,

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 44 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

7.2. PENYELESAIAN MASALAH


1) Penyedia jasa untuk pekerjaan infrastruktur di Desa Tambe Kabupaten Bima juga adalah
PT. Hutama Karya (persero) sehingga dengan desakan untuk percepatan pelaksanaan
pembangunan hunian tetap dari unsur-unsur terkait, PT. Hutama Karya (persero)
melaksanakan pematangan lahan pada block-block yang tidak ada masalah dalam
pembebasan lahan yaitu sebanyak 5 (lima) block yaitu: block A, block B, block C, block
E, dan block G. Pematangan lahan ini deselesaikan dalam bulan Agustus 2021.
Sedangkan, 5 (lima) block yaitu block D, block F, block H, block I, dan block J masih ada
masalah dalam pembebasan lahannya dengan tukar guling lahan.
2) Masalah tukar guling lahan sudah diselesaikan oleh pemerintah Kabupaten Bima setelah
kepala balai pelaksanaan penyediaan perumahan Nusa Tenggara 1 bersurat kepada Ibu
Bupati Kabupaten Bima dengan surat Nomer: RU.12-Rb15/271 tanggal 03 September
2021 perihal permohonan percepatan clear and clean lahan pembangunan hunian tetap
akibat bencana banjir bandang di Kabupaten Bima.
3) Selalu berusaha untuk menambah tenaga kerja baik itu dari pulai Lombok dan pulau Jawa
maupun dalam kenyataannya itu masih tetap kurang dari yang dibutuhkan, menambah
jam kerja sampai dengan jam 22.00 wita, dan menyiapkan terpal dan jas hujan sehingga
tetap bisa tetap bisabekerja walaupun dalam keadaan hujan.
4) Mengatasi permasalahan jalan akses yang tidak bisa dilewati akibat hujan yaitu dengan
menggali tanah hitam sedalam 40cm kemudian dibuang keluar area dan diganti dengan
sirtu sampai dengan jalan akses bisa dilewati. Sedangkan untuk menghilangkan genangan
air dilokasi bangunan rumah dibuatkan saluran pembuangan air sementara dan
produktifitas pekerjaan saluran u ditch dipercepat.
5) Segera memenuhi kebutuhan materiak lokal seperti : pasir, kerikil, batu kali belah, bata
merah dan mengadakan material pabrikan seperti : PC, rangka atap baja ringan, atap
spandek, kuzen pintu/jendela, aluminium, material untuk elektrikal dan lain-lain.
6) Menjadwalkan tenaga kerja untuk kerja lembur sampai dengan pukul 22.00 wita.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 45 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

BAB.VIII KESIMPULAN

1. Penyedia jasa untuk pekerjaan pembangunan hunian tetap akibat benca banjir bandang di
Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu berdasarkan SPMK nomor 89/SPMK/Rb.15/2021
tanggal 10 Mei 2021 adalah: PT. Hutama Karya (persero) dengan nilai Rp. 36.569.786.975
dengan masa pelaksanaan selama 180 hari kalender yaitu samapi dengan tanggal 05 November
2021. Dalam pelaksanaan pekerjaannya PT. Hutama Karya (persero) tidak mampu
menyelesaikan pekerjaannya (proses fisik 100%). Proses fisik yang dapat dicapai sampai dengan
tanggal 7 November 2021 adalah:
s/d
Bobot Bobot
Minggu Tanggal Minggu Deviasi
Realisasi Rencana
Ke-
23 11-17 Oktober 2021 48.29% 64.69% (-) 16.40%
24 18-24 Oktober 2021 51.56% 68.73% (-) 17.17%
25 25-31 Oktober 2021 54.81% 72.67% (-) 17.86%
26 1 – 7 November 2021 58.25% 76.61% (-) 18.35%

Kemudian dibuatkan addendum SPMK nomer: 244.1/ADD.SPMK/Rb15.9/2021 tanggal 29


Oktober 2021 dengan nilai Rp. 38.999.084.000 dengan masa pelaksanaan pekerjaan selama 235
hari kalender yaitu sampai dengan tanggal 31 Desember 2021 pekerjaan harus sudah dapat
diselesaikan (proses fisik 100%). Dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan tanggal 31
Desember 2021, progress fisik tidak bisa tercapai, artinya pelaksanaan belum dapat diselesaikan.
Progres fisik yang dapat dicapai adalah:
s/d
Bobot Bobot
Minggu Tanggal Minggu Deviasi
Realisasi Rencana
Ke-
31 6 – 12 Desember 2021 75.90% 95.91% (-) 20.01%
32 13-19 Desember 2021 79.38% 98.19% (-) 18.82%
33 20 – 26 Desember 2021 82.84% 99.14% (-) 16.30%
34 27-31 Desember 2021 86.25% 100.00% (-) 13.75%
Karena sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan, pihak penyedia jasa belum bisa
menyelesaikan pekerjaan, maka dinerikan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dan bisa
diselesaikan pekerjaannya pada minggu ke 39 (periode 29 januari – 4 Pebruari 2022) dengan
rincian progress sebagai berikut:
s/d
Bobot Bobot
Minggu Tanggal Minggu Deviasi
Realisasi Rencana
Ke-
Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 46 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

35 1 -7 Januari 2021 92.10% 88.52% 3.58%


36 8 14 Januari 2021 96.42% 90.79% 5.63%
37 15-21 Januari 2021 97.61% 93.02% 4.60%
38 22-28 Januari 2021 98.90% 95.00% 3.90%
39 29 Januari – 4 Pebruari 2021 100.00% 96.67% 3.33%

2. Faktor utama terjadinya keterlambatan pekerjaan ini adalah kesulitan keberadaan tenaga
kerja. Tenaga kerja yang didatangkan tidak pernah sesuai (selalu lebih kecil) dari tenaga
kerja yang dibutuhkan.
Kesulitan mendapatkan tenaga kerja ini disebabkan karena:
1) Pemberlakuan Pembatasan Kesehatan Masyarakat (PPKM) dengan status level 4
Covid-19 di Jawa-Bali yang memberlakukan ketentuan bagi orang yang berpergian
harus sudah divaksinasi dan harus tes antigen. Tenaga kerja ini tidak mau divaksinasi
(ketentuan ini berlaku dari bulan Juli sampai dengan bulan September 2021).
2) Tenaga kerja local keterampilannya terbatas dan upah yang diminta cukup tinggi.
3) Tenaga kerja dari pulau Lombok kebiasaan pulang ke Lombok setelah gajian.
3. Ada hambatan-hambatan lain seperti pembebasan lahan yang membutuhkan waktu yang
lama, walaupun dapat diatasi/diselesaikan oleh pemerintah Kabupaten Bima.
4. Faktor Cuaca (hujan) yang kurang mendukung yang disertai dengann sulitnya akses
masuk akibat jalan berlumpur
5. Penyedia jasa konsultan manajemen konsultasi untuk pembangunan hunian tetap akibat
bencana banjir bandang di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu adalah PT. Yodya
Karya (persero) berdasarkan SPMK Nomor: 90/SPMK/Rb15.9/2021 tanggal 10 Mei 2021
dengan nilai Rp. 1.559.964.000 (Satu Milyar Lima Ratus Lima Puluh Sembilan Juta
Sembilan Ratus Enam Puluh Empat Ribu Rupiah) dan waktu pelaksanaan selama 180
(seratus delapan puluh) hari kalender yaitu sampai dengan tanggal 05 November 2021.
Akibat keterlambatan progress fisik, maka konsultan manajemen diberikan addendum
SPMK No. 244/ADD.SPMK/Rb15.9/2021 tanggal 29 Oktober 2021 dengan waktu
pelaksanaan 235 (Dua Ratus Tiga Puluh Lima) Hari Kalender

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 47 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima
Laporan Akhir

BAB.IX PENUTUP

Laporan Akhir Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Hunian Tetap Akibat Bencana Banjir Bandang
Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu yang dibuat oleh Konsultan Manajemen Kontruksi
PT.Yodya Karya (Persero) Wilayah II Makasar ,pada intinya memberikan gambaran tentang :
✓ Pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa PT.Hutama Karya (Persero)
✓ Pengawasan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen Kontruksi PT.Yodya
Karya (Persero)
✓ Progres kemajuan pekerjaan yang di capai sampai dengan Akhir pelaksanaan pekerjaan
✓ Permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bagaimana menyelesaikan
masalah.

Dari urain di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa keberhasilan suatu pekerjaan kontruksi tidak bisa
lepas dari peran serta semua pihak terutama unsur-unsur yang terkait seperti :

✓ Kasatker Penyediaan Permukiman Provinsi NTB


✓ PPK Rumah Susun Dan Rumah Khusus Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi NTB
✓ Tim Teknik Pembangunan Hunian Tetap Bencana Banjir Bandang Kabupaten Bima Dan
Kabupaten Dompu.
✓ Penyedia Jasa PT.Hutama Karya (Persero)
✓ Konsultan Manajemen Kontruksi PT. Yodya Karya (Persero)

Kerja sama yang baik dan harmonis antara unsur-unsur ini akan sangat berpengaruh terhadap
tercapainya tujuan Pembangunan Hunian Tetap Akibat Banjir Bandang di Kabupaen Bima Dan
Kabupaten Dompu..

Kami dari Konsultan Manajemen Kontruksi PT.Yodya Karya (Persero) menyampaikan terma kasih
kepada semua pihak khususnya unsur-unsur yang terkait antas kerja samanya sehingga laporan Akhir
ini dapat kami buat dan semoga laporan ini akan memberikan manfaat bagi kita semua.

Manajemen Konstruksi
Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Banjir Bandang 48 | P a g e
di Kabupaten Dompu dan di Kabupaten Bima

Anda mungkin juga menyukai