Anda di halaman 1dari 50

PEKERJAAN:

DETAIL DESAIN DAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN


REHABILITASI SITU-SITU DI KAB. LEBAK

PPK PERENCANAAN DAN PROGRAM


SATUAN KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI
CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN

TAHUN ANGGARAN 2022


KERANGKA ACUAN KERJA

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Program : Ketahanan Sumber Daya Air
Hasil : Diperolehnya perencanaan teknis (desain rinci) serta dokumen
lingkungan untuk pelaksanaan konstruksi rehabilitasi situ.
Unit Eselon II/Satker : Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian
Kegiatan : Detail Desain dan Penyusunan Dokumen Lingkungan
Rehabilitasi Situ-Situ di Kab. Lebak
Indikator Kinerja Kegiatan : Meningkatnya pengelolaan tampungan serta untuk memenuhi
kebutuhan irigasi, air baku dan konservasi serta mencapai
keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara kegiatan
pembangunan dengan lingkungan, serta untuk menjamin bahwa
pertimbangan lingkungan telah diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan baik dalam perencanaan maupun
pelaksanaan pembangunan.
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Laporan
Volume : 1 (satu) Kegiatan

A. LATAR BELAKANG

1. GAMBARAN Untuk menjaga kelestarian sumber daya air dan konservasi sumber daya air yang
UMUM berada di wilayah Banten, pembangunan situ-situ merupakan suatu kebutuhan mutlak.
Situ sediri dikenal sebagai suatu cekungan di permukaan tanah yang dapat terbentuk
secara alami atau buatan. Kualitas serta kuantitas air yang ada pada situ sangat
berkaitan dengan tata air dan drainasi wilayah situ itu sendiri. Sebagai salah satu
sumber daya air, situ seringkali mengalami penurunan fungsi dan mengalami
kerusakan. Kondisi ini perlu ditangani secara serius agar fungsi dan kelestarian situ
tersebut dapat terjaga. Penanganan dilakukan mulai dari pemeliharaan rutin, berkala,
hingga rehabilitasi.

Di Provinsi Banten khususnya Kabupaten Lebak keberadaan situ-situ patut dikelola


dengan baik mengingat tampungan air pada situ merupakan sumber air yang potensial
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar untuk irigasi pertanian, air baku,
pengendali banjir (retensi) perikanan, pariwisata serta sebagai sarana konservasi air
tanah.

Namun saat ini, kondisi situ-situ yang berada wilayah Kabupaten Lebak banyak
menghadapi masalah seperti sedimentasi, longsor, pencemaran akibat limbah,
kerusakan bangunan utama hingga okupasi oleh masyarakat sekitar yang mengancam
keberadaan tampungan dan bangunan pada Situ Cibojan, Situ Cidengdong, Situ
Cikekel, Situ Ciumen, Situ Kompeni (Lampiran Nota Dinas Kasatker OPSDA BBWS
Cidanau-Ciujung-Cidurian). Atas dasar tersebut, pemerintah melalui PPK
Perencanaan dan Program, Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-
Ciujung-Cidurian melaksanakan kegiatan Detail Desain dan Penyusunan Dokumen
Lingkungan Rehabilitasi Situ-Situ di Kab. Lebak .

2. DASAR HUKUM 2.1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2.2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2.3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
2.4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
2.5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber
Daya Air;
2.6. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja;
2.7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air;
2.8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan;
2.9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
2.10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan;
2.11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak
Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan;
2.12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 16
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
2.13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013 tentang
Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta
Penerbitan Izin Lingkungan;
2.14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai;
2.15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
27/PRT/M/2015 tentang Bendungan;
2.16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis
Sempadan Danau;
2.17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 tahun 2017 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum;
2.18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
11/PRT/M/2017 tentang Perubahan ke dua Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Melalui Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan;
2.19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun
2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
2.20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26 Tahun
2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
2.21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang
Bendungan;
2.22. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021
tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;
2.23. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik
Indonesia No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
2.24. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 48/MENLH/II/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan.
2.25. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 07
Tahun 2018 Tentang Pedoman Pembangunan Embung Kecil dan Bangunan
Penambungan Air Lainnya di Desa;
2.26. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18
Tahun 2021 Tentang Pedoman Operasional Tertib Penyelenggaraan
Persiapan Pemilihan Untuk Pengadaan Jasa Konstruksi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
2.27. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19
Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tertib Evaluasi Kewajaran
Harga Pada Tender Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat;
2.28. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20
Tahun 2021 Tentang Pedoman Operasional Tertib Penyelenggaraan
Penunjukan Langsung Permintaan Berulang (Repeat Order) dalam
Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat;
2.29. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 5 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010-2030;
2.30. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak Tahun 2014 – 2034.
B PENERIMA MANFAAT
3. MAKSUD DAN Maksud dan tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah tersedianya dokumen desain
TUJUAN serta dokumen lingkungan hidup untuk rehabilitasi situ-situ di Kabupaten Lebak.

4. SASARAN Sasaran yang hendak dicapai dalam pekerjaan ini adalah terpenuhinya kebutuhan
layanan air pada wilayahnya cakupan layanan situ baik untuk irigasi, air baku dan/atau
konservasi.

5. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah mendapatkan
dokumen detail desain dan dokumen lingkungan dari rehabilitasi situ di Kabupaten
Lebak.

6. LOKASI Lokasi kegiatan di Provinsi Banten.


KEGIATAN

7. NAMA DAN Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program, Satuan Kerja Balai Besar
ORGANISASI Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
PENGGUNA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
JASA

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


C.1 METODE PELAKSANAAN
8. DATA DASAR 8.1. Peta Lokasi Pekerjaan
8.2. Peta Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian
8.3. Data-data sekunder lainnya
9. STANDAR 9.1. Semua perencanaan teknis yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus
TEKNIS dilaksanakan sesuai dengan SNI/SK-SNI dan pedoman yang berkaitan yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air serta persyaratan
teknis lainnya yang umum dan berlaku untuk pekerjaan sejenis di Indonesia
pada saat ini.
9.2. Dalam hal Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Pedoman Perencanaan
Teknis yang berkaitan dengan pekerjaan ini belum ada, diperbolehkan
menggunakan standar lain yang berlaku umum di Indonesia dengan
mempertimbangkan fleksibilitas dan penyesuaian terhadap keadaan di
Indonesia.
10. STUDI-STUDI Studi yang pernah dilakukan terkait kegiatan ini:
TERDAHULU • SID Pembangunan Situ Cikondang, Situ Pasir Ayunan, Situ Ciunem, Situ
Cidengdong Kab. Lebak (Tahun 2015)
• DD Situ-Situ Di Kabupaten Lebak (Tahun 2016)

C.2 TAHAP DAN WAKTU PELAKSANAAN


11. LINGKUP A. Kegiatan Detail Desain
KEGIATAN 1. Tahap Pengumpulan Data Penunjang dan Orientasi Lapangan;
a. Survei Pendahuluan
Maksud dari survei ini adalah untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang
ada di daerah survei, dalam rangka penyiapan pelaksanaan survei lapangan
yang meliputi:
• Koordinasi dengan instansi-instansi terkait di daerah sehubungan dengan
program pembangunan sektoral/regional dan perencanaan pengembangan
wilayah di lokasi kegiatan.
• Pengumpulan data dan informasi tentang permasalahan dan penyebab
kekurangan air irigasi serta data sosial ekonomi lainnya yang berkaitan
dengan kekurangan air irigasi.
• Pengumpulan data-data topografi hasil studi terdahulu, hasil pengukuran
terbaru, data klimatologi dan meteorologi yang terkait, hidrologi, geologi dan
peta-peta lainnya yang mendukung kegiatan desain.
• Pencarian daerah quarry (sumber material), apabila diperlukan.
• Pencarian lokasi disposable Area (buangan material galian/sedimen).

b. Persiapan Administrasi dan Teknis


Persiapan administrasi dan teknis meliputi:
• Mobilisasi sumber daya, meliputi kegiatan mobilisasi personil dan
mempersiapkan dana operasi.
• Persiapan pekerjaan kantor, menyangkut pengolahan data, analisis data
sekunder, dan pengurusan administrasi.
• Persiapan pekerjaan survei, membutuhkan perencanaan jadwal dan
perencanaan perjalanan survei yang meliputi kegiatan perencanaan jadwal
pelaksanaan survei, perhitungan waktu persiapan, lama perjalanan,
persiapan ketersediaan alat-alat survei, dan waktu pelaksanaan survei.

c. Pembuatan Draft Laporan Pendahuluan dan Laporan Pendahuluan


Laporan ini berisi kerangka kerja yang akan dilakukan mengenai persiapan,
pengurusan perijinan, mobilisasi tenaga dan peralatan, rencana kerja dan
pengorganisasian personil atau tenaga ahli dan rencana pengumpulan data
sekunder serta sumber data.

2. Tahap Survei dan Investigasi Lapangan


• Survei dan Analisa Data Hidrologi;
➢ Maksud dari Survei dan Analisa Data Hidrologi adalah untuk mendapatkan
parameter-parameter yang diperlukan dalam desain, yaitu:
a. Pengumpulan data curah hujan: Data yang diperlukan merupakan data
harapan sebanyak mungkin.
b. Pengumpulan data sekunder: data yang diambil dari hasil stasiun
pencatat debit sungai. Apabila data tersebut tidak tersedia, maka dapat
diambil data stasiun curah hujan.

➢ Tujuan dari analisa hidrologi ini adalah untuk, yaitu:


a. Menghitung ketersediaan air di lokasi dengan Debit Andalan
(dependable discharge) 80 %;
b. Menghitung debit banjir dalam periode ulang 10, 25, 50 dan 100 tahun;
c. Menghitung volume tampungan air yang dapat ditampung;
d. Menentukan muka air/genangan air serta kapasitas tampungan yang
efektif di hulu saluran (dari volume tampung total);

• Pengukuran Topografi;
Kegiatan Pengukuran Topografi mengikuti KP-07 Tahun 2010 Standar
Penggambaran, dengan uraian sebagai berikut:
➢ Volume Pekerjaan:
▪ Pengukuran situasi detail skala 1 : 500 pada setiap bangunan yang akan
didesain yang meliputi luas daerah tersebut.
▪ Pengukuran situasi 1 : 2.000, potongan memanjang/trase saluran skala
1 : 2000, serta potongan melintang skala 1 : 200, sepanjang jaringan
irigasi rencana dengan jarak menurut petunjuk Direksi.
▪ Penetapan titik Benchmark mencantumkan koordinat UTM dan
koordinat global.

➢ Lingkup Kegiatan Survei Topografi:


a. Pemasangan Benchmark dengan spesifikasi:
- Berukuran 20 x 20 x 100 cm, terbuat dari beton campuran 1 : 2 : 3
dengan memakai tulangan besi dan notasi Benchmark terbuat dari
marmer berukuran 12 x 12 cm yang digrafir.
- Pada setiap Benchmark harus terpasang dengan sebuah control
point terbuat dari pipa paralon diameter 4" yang dicor beton
campuran 1 : 2 : 3 sebagai control arah jarak + 100 meter dari
Benchmark serta dapat terlihat langsung dari Benchmark.
b. Pengukuran Kerangka Horizontal terdiri dari:
- Titik Referensi:
Titik referensi x dan y didapatkan dengan mengikat terhadap
Benchmark yang telah diketahui dan rekomendasi Direksi pekerjaan,
atau terhadap titik triangulasi.

- Orientasi Arah:
o Apabila di sekitar lokasi terdapat titik referensi berikut control
point yang telah diketahui dan direkomendasi oleh Direksi, maka
orientasi arah titik referensi dan control point tersebut.
o Apabila tidak didapatkan titik referensi berikut control point,
orientasi akan dilakukan dengan melakukan pengamatan
azimuth matahari yang diorientasikan terhadap rangka horizontal
yang dilakukan minimal 4 seri pengamatan pada titik tersebut.
o Sebagai contoh azimuth diusahakan setiap 5 km panjang
pengukuran horizontal dilakukan pengamatan azimuth matahari.
- Pengukuran Kerangka Horizontal:
Pengukuran menggunakan metode poligon tertutup dengan
pengukuran sudut:
o Alat yang digunakan Total Station (TS) toleransi 1 detik.
o Salah penutup yang izinkan 10 detik n, dimana n jumlah titik
pengamatan.
- Pengukuran Jarak:
o Pengukuran jarak juga dikontrol dengan jarak optis.
o Diharapkan setelah perataan sudut, salah linier tidak lebih dari 1
: 5.000.
c. Rincian Pengukuran Kerangka Vertikal:
- Alat yang dipergunakan adalah automatic level orde 2.
- Salah penutup beda tinggi diharapkan tidak lebih besar dari 10 mm
D, dimana D adalah jumlah jarak ukur dalam km.
- Pengukuran harus melewati seluruh titik poligon dan Benchmark
maupun control point.
- Referensi ketinggian sesuai dengan referensi kerangka horizontal
yang telah disebutkan di atas sesuai dengan petunjuk Direksi.

d. Rincian Kegiatan Pengukuran Situasi:


- Alat yang digunakan:
Alat yang digunakan adalah Total Station (TS) agar bisa melakukan
pengukuran secara tachimetris dari titik kerangka yang telah diukur.
- Metode Pengukuran:
o Pengambilan detail dilakukan secara tachimetri dari titik poligon
utama ataupun poligon sepanjang lokasi rencana trase saluran
serta untuk mengisi detail yang kurang dilakukan metode array.
o Detail yang diambil meliputi setiap perubahan bentuk morfologi
serta klimapakan yang ada (unsur dalam maupun buatan
manusia) dengan memperhatikan kerapatan detail ini mencukupi
kebutuhan skala 1 : 500 atau rata-rata setiap kerataan 10 m di
lapangan dilakukan pengukuran (di peta rata-rata kerapatan 2
cm).
o Tidak diperkenankan melakukan pengukuran tachimetri
(pengambilan detailnya) dari titik yang bukan termasuk kerangka
ukur.

e. Rincian Kegiatan Pengukuran Potongan Melintang:


- Alat yang digunakan:
Alat yang dipergunakan adalah Total Station (TS).
- Metode Pengukuran:
o Pengukuran potongan melintang setiap 50 meter dengan lebar
koridor 50 m ke kiri dan 50 m ke kanan atau disesuaikan dengan
kebutuhan.
o Titik tempat melakukan pengukuran potongan melintang posisi
horizontalnya harus terikat pada jalur poligon.
o Kerapatan titik detail potongan melintang meliputi setiap
perubahan permukaan tanah.
o Titik detail saluran harus terambil seperti as saluran, muka air.

f. Rincian Kegiatan Menggambar:


Gambar yang harus diserahkan:
- Peta situasi 1 : 500 untuk lokasi rencana di atas kertas HVS dengan
ukuran standar A1.
- Peta situasi skala 1 : 2000 atau atas Petunjuk Direksi sepanjang
sungai serta potongan memanjang sungai dengan skala panjang 1 :
2000 dan skala tinggi 1 : 200.
- Potongan melintang sungai dengan setiap 50 m dengan skala tinggi
1 : 100 dan skala panjang 1 : 100 atau skala tinggi 1 : 200 dan
panjang 1 : 200, 1 km hulu dan 2 km hilir.
- Laporan Pengukuran Topografi
Laporan Pengukuran Topografi merupakan laporan penunjang yang
meliputi:
o Metode Pelaksanaan.
o Hasil Pengukuran dan ketelitiannya.
o Deskripsi benchmark.

g. Data Hasil pengukuran dengan menggunakan alat Total Station (TS)


disimpan di Harddisk dalam bentuk softcopy dan dicetak pada kertas
HVS.

• Penyelidikan Geologi Teknik Sederhana dan Mekanika Tanah


➢ Kegiatan Lapangan
a. Pemboran menggunakan bor tangan dengan jumlah titik 3 lubang bor
pada masing-masing lokasi dengan distribusi titik-titik pemboran tangan
didistribusikan sesuai dengan bentuk lay-out rencana jenis bangunan
yaitu 3 titik pada poros saluran interkoneksi. Elevasi pemboran tangan
harus diukur terhadap referensi yang ada sehingga titik pemboran dapat
diplot pada peta topografi yang ada.
b. Permeability Test
Tes Permeabilitas yang dimaksud untuk koefesien permeabilitas dan
dilakukan pada setiap lubang Bor Tangan dengan sistem Falling head
setiap interval 2 meter atau pada setiap perubahan perlapisan.
c. Uji Test Pit (Sumur Uji)
Ukuran Lubang uji (Test Pit) 1.25 x 1.25 dengan kedalaman penggalian
tanah maksimum + 4 m. Pada keadaan muka air tanah dangkal, lubang
uji diganti dengan percobaan pemboran dengan menggunakan bor
tangan sampai maksimum kedalaman + 5 m. Pada tiap lubang uji
diambil contoh tanah terganggu (disturbed sample) pada setiap
perubahan lapisan seberat + 20 kg untuk diuji sifat-sifat pemadatannya
(compaction test) di laboratorium untuk mengetahui karakteristik tanah
yang akan digunakan sebagai timbunan juga untuk mengetahui
ketebalan dan jenis material Borrow Area dan dilaksanakan sebanyak 2
titik untuk setiap lokasi.
d. Pengambilan Sampel Tanah
Pemboran contoh tanah dilakukan untuk kebutuhan test laboratorium.
Pengambilan contoh tanah dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu contoh
tanah asli (Undisturbed Sample) yang diambil dari setiap pemboran
tangan. Sedangkan pengambilan contoh tanah terganggu (Disturbed
Sample) diambil pada setiap pengujian Test Pit dengan berat contoh +
20 Kg.

➢ Kegiatan Penelitian Laboratorium.


Penelitian laboratorium dilakukan terhadap:
o Undisturbed Sampel
o Disturbed Sampel
Pada contoh-contoh tanah yang diambil, baik tanah asli maupun contoh
tanah terganggu akan dilakuan beberapa macam percobaan di
laboratorium, sehingga data parameter dan sifat-sifat tanahnya dapat
diketahui. Jenis dan macam percobaan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
- Index Propeties:
o Berat Satuan (Unit Weight)
o Berat Jenis (Spesific Gravity)
o Kadar Air (Moisture Content)
o Analisa Butiran(Grain Size Analysis)
- Engineering Properties :
o Uji Konsolidasi (Consolidation Test)
o Tes Permeabilitas (Permeability Test)
o Tes Pemadatan (Compaction Test)
➢ Laporan Hasil Penyelidikan Tanah.
Dalam laporan hasil penelitian tanah yang merupakan laporan penunjang
dari kegiatan ini diharapkan munculnya saran-saran terutama mengenai
pondasi dan masalah yang akan timbul baik pada saat pelaksanaan
kontruksi maupun pada masa yang akan datang, misalnya :
- Persediaan air tanah dan bocoran-bocoran yang terjadi.
- Daya dukung tanah disertai analisa settlement dan penentuan Borrow
Area yang direkomendasikan pada pelaksanaan.

3. Tahap Analisa Data


Melakukan pengolahan dan perhitungan data hasil survei lapangan dan
menganalisa data-data hasil survei maupun studi literatur yang didapat antara
lain:
• Data-data primer dan sekunder yang dikumpulkan akan dianalisis dengan
mempergunakan berbagai metode seperti analisis data dasar, analisis
laboratorium, analisis matematis atau statistik. Data yang dianalisis akan
disusun dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, peta, gambar dan uraian
sebagaimana mestinya.
• Penentuan dimensi bangunan utama dan pelengkap pada situ.
• Memproduksi visualisasi dalam bentuk Harddisk eksternal (editing hasil
visualisasi lapangan, memberikan narasi dan penggandaan);

4. Desain Penyiapan Gambar Rencana dan Perhitungan Kuantitas.


Dalam perencanaan desain ini dilakukan perhitungan yang cukup mendetail
dengan memperhatikan berbagai aspek. Perhitungan tersebut meliputi:

• Perhitungan dan perencanaan desain.


• Pembuatan gambar rencana/ desain bangunan utama dan bangunan
pelengkap situ.
• Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak AutoCad.
Pencetakan Gambar Draft untuk keperluan asistensi dapat dilakukan pada
kertas HVS, sedangkan pencetakan akhir dilakukan pada kertas kalkir.
• Kuantitas pekerjaan (BOQ) fisik dapat dihitung setelah gambar rancangan
telah diasistensi dan disetujui oleh direksi. Kuantitas pekerjaan (BOQ)
tersebut akan digunakan untuk perhitungan rencana anggaran biaya (RAB).
• Penyusunan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan (O&P), Pedoman O&P
disusun sebagai monitoring dan pemeliharaan serta untuk mempertahankan
fungsinya.
• Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisis kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter
ekonomi yaitu:
- Economic Internal Rate of Return (EIRR)
- Benefit/Cost ratio (B/Cratio)
- Net present value(NPV)

• Penyusunan Spesifikasi Teknik dan Metode Pelaksanaan


Spesifikasi teknis harus berisi metode pelaksanaan dan ketentunan-
ketentuan teknis untuk menjadi pedoman dalam tahap pelaksanaan.

• Penyusunan Rancangan Konseptual SMKK sesuai format yang sesuai


dengan peraraturan yang berlaku.

B. Penyusunan Dokumen Lingkungan


a. Tahap Pendahuluan
1. Pengumuman Kegiatan AMDAL dan konsultasi publik (PKM).
2. Pengumpulan Data Sekunder.
3. Persiapan Pembuatan Kerangka Acuan Analisa Dampak Lingkungan
(KA-ANDAL).
Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan dokumen memenuhi kriteria
berikut, namun tidak terbatas pada:
a. Kesesuaian dan pengembangan panduan penyusunan AMDAL;
b. Kesesuaian dan pengembangan peraturan perundang-undangan
di bidang sektor yang bersangkutan;
c. Kesesuaian lokasi dengan tata ruang;
d. Kesesuaian dan pengembangan metodologi;
e. Keabsahan data yang digunakan termasuk hasil pengujian
laboratorium;
f. Kesesuaian dan pengembangan desain, teknologi dan proses
produksi yang digunakan;
g. Tahapan rencana pelaksanaan pekerjaan:
I. Tahap I
- Perizinan ke instansi terkait dan koordinasi dengan
pemerintah setempat.
- Pengumpulan data primer dan sekunder.
II. Tahap II
- Penyusunan draft ANDAL-RKL-RPL.
- Penyempurnaan ANDAL-RKL-RPL.
III. Tahap III
- Penyerahan ANDAL-RKL-RPL kepada Komisi Penilai
AMDAL.
- Presentasi ANDAL-RKL-RPL di Komisi Penilai AMDAL.
- Penyempurnaan dan Persetujuan ANDAL-RKL-RPL.

4. Penelaahan dan Pelingkupan Studi AMDAL


Pembangunan Rehabilitasi Daerah Irigasi ini akan menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan sekitar. Dampak penting yang
saling terkait dan harus ditelaah dalam penyusunan studi AMDAL
tersebut adalah:
I. Kegiatan yang menimbulkan dampak
a) Tahap Pra Konstruksi
• Survei (FS, DED, studi Lingkungan lainnya)
• Pembebasan lahan
b) Tahap Konstruksi
• Mobilisasi tenaga kerja dan alat berat
• Pematangan Lahan
• Konstruksi bangunan
• Demolisasi tenaga kerja
c) Tahap Operasional
• Mobilisasi/rekruitmen tenaga kerja
• Operasional Pengamanan
II. Rona lingkungan yang diprediksi terkena dampak
Kegiatan Rehabilitasi ini diprediksi akan menimbulkan dampak
negatif maupun dampak positif, pada setiap tahapan kegiatan.
Penelaahan dampak akan dilakukan terhadap dampak penting saja
yang relevan dengan studi, atau yang akan mengakibatkan
perubahan mendasar pada komponen lingkungan (rona lingkungan
awal), sedangkan dampak yang tidak penting tidak ditelaah lebih
lanjut.
Dampak yang terjadi dengan adanya kegiatan ini akan
mengakibatkan perubahan lingkungan awal, terutama pada
komponen lingkungan sebagai berikut:
a) Tahap Pra-Konstruksi
Komponen lingkungan yang akan terkena dampak pada tahap
ini diprediksi adalah komponen sosial ekonomi dan budaya
b) Tahap Konstruksi
Komponen lingkungan yang akan terkena dampak pada tahap
ini diprediksi adalah:
• Komponen kualitas udara dan kebisingan
• Komponen fisiografi dan geologi
• Komponen flora dan fauna
• Komponen ruang, lahan dan tanah
• Komponen sosial, ekonomi dan budaya
c) Tahap Operasional
• Komponen hidrologi
• Komponen kesehatan dan sanitasi lingkungan
• Komponen biota perairan sungai
• Komponen sosial ekonomi
III. Aspek lingkungan yang ditelaah
Aspek lingkungan yang ditelaah dalam Penyusunan Dokumen
Lingkungan:
1) Aspek Iklim-Kualitas udara
• Data Iklim: curah hujan (10 tahun terakhir), temperatur,
kelembaban, arah dan kecepatan angin.
• Kualitas udara: bau, NOx, CO, Sox, debu dan kebisingan.
2) Aspek Fisiografi dan Geologi
• Relief topografi.
• Potensi air tanah.
• Penyebaran air tanah dan pola alirannya.
3) Aspek Hidrologi dan Kualitas Air
• Debit dan fluktuasi debit sungai.
• Kualitas air permukaan dan air sumur.
• Karekteristik fisik sungai/penerima limbah.
4) Aspek Ruang, Lahan dan Tanah
• Tapak proyek dan daerah sekitarnya yang kemungkinan
terkena dampak
• Rencana pengembangan wilayah, tata ruang, tata guna lahan
dan sumber daya lainnya.
• Kesuburan fisik-kimia tanah.
• Drainase wilayah.
• Potensi banjir wilayah sekitarnya.
5) Aspek Biologi Darat
• Flora (jumlah dan komposisi jenis, dominasi jenis,
keanekaragaman, spesies yang dilindungi).
• Fauna (keanekaragaman spesies jenis/indeks, kelimpahan,
keseragaman komunitas, jumlah endemik, jumlah yang
dilindungi).
6) Aspek Biologi Perairan
• Plankton (kelimpahan, indeks keragaman, indeks dominasi,
indeks keseragaman).
• Benthos (kelimpahan, indeks keragaman, indeks dominasi,
indeks keseragaman).
• Nekton (Jenis)
7) Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya
• Struktur kependudukan: jumlah/kepadatan penduduk,
angkatan kerja, tingkat Pendidikan.
• Mobilitas penduduk.
• Struktur perekonomian dan mata pencaharian penduduk.
8) Aspek Kesehatan Masyarakat
• Sepuluh jenis penyakit yang dominan menjangkiti masyarakat
sekitar proyek.
• Sarana dan prasarana Kesehatan.
• Pemanfaatan/kebutuhan air sehari-hari oleh masyarakat.
• Sanitasi lingkungan.
• Pengumpulan Sampah (TPS dan TPA).
• Penyakit endemik.
IV. Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi penyusunan dokumen lingkungan rehabilitasi
daerah irigasi disampaikan pada bagian lampiran.

b. Tahap Penelitian Lapangan


1. Komponen Lingkungan Geofisik – Kimia.
a. Iklim
Parameter yang diteliti dalam sub komponen iklim meliputi data iklim yang
relevan dengan studi ini adalah Curah Hujan, Suhu, Kelembaban dan
Kecepatan Angin.
b. Kualitas Udara dan Kebisingan
- Kualitas Udara
• Metode Pengumpulan Data
Penentuan wilayah studi kualitas udara didasarkan pada dampak
pencemaran udara yang akan ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas
selama tahap konstruksi. Parameter kualitas udara ambien yang
dianalisis meliputi Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO),
Nitrogen Dioksida (NO2), Oksidan (O3), Hidro Carbon (HC), PM10,
PM2,5, Debu (TSP), sert Timah Hitam (Pb)) di udara. Pengambilan dan
pengujian sampel mengikuti SNI 19-7119.6-2005.
• Metode Analisis Data
Data hasil pengukuran lapangan dan analisis laboratorium selanjutnya
akan dibandingkan dengan Peraturan pemerintah (PP) Nomor 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian pencemaran Udara.
Selain itu, analisis deskriptif atas situasi kegiatan yang menjadi
sumber dampak juga dilakukan untuk menggambarkan rona
lingkungan udara saat ini.
• Jumlah dan Lokasi pengukuran
Lokasi pengukuran kualitas udara akan didasarkan pada perkiraan
dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas pada tahap konstruksi.
Penentuan lokasi tersebut didasarkan pada arah angin dan sumber
kegiatan yang menimbulkan dampak pada lingkungan di sekitarnya.
- Kebisingan
• Metode pengumpulan data
Penentuan wilayah studi kebisingan didasarkan pada dampak
kebisingan yang akan ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas selama
tahap pekerjaan.
• Metode analisis data
Data hasil pengukuran lapangan dan analisis laboratorium akan
dibandingkan dengan baku mutu Kebisingan berdasarkan Keputusan
Menteri LH No. 48/MenLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
• Jumlah dan lokasi pengukuran
Lokasi pengukuran kebisingan akan didasarkan pada perkiraan
dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas konstruksi. Penentuan lokasi
tersebut didasarkan pada sumber kegiatan yang menimbulkan
dampak pada lingkungan di sekitarnya.
c. Fisiografi dan Geologi
Pengumpulan data komponen fisiografi dan geologi perlu dilakukan
dengan tujuan umtuk mengetahui kondisi fisiografi dan geologi tapak
proyek dan sekitarnya, sehingga dampak yang akan ditimbulkan oleh
rencana pembangunan dapat diprakirakan.

d. Hidrologi
Lingkup Studi Komponen Hidrologi meliputi komponen-komponen
sebagai berikut : Air Permukaan, diukur menggunakan air limpasan
(surface run off), dengan menilai kualitas air sungai (fisik, kimia, dan
mikrobiologi). Sedangkan parameter lain adalah Air Tanah, dengan
mengukur kuantitas air tanah (sumur penduduk & mata air). Selain
parameter tersebut juga digunakan parameter Erosi dan Sedimentasi.
Metoda Analisis Data : Parameter yang telah diukur/ diamati kemudian
dianalisis dengan metode Persamaan matematik dari metoda studi
hidrologi menggunakan rumus USLE (Erosi) dan rumus Rational Method
(run-off).
e. Kualitas Air, Air Tanah dan Air Permukaan
• Metode pengumpulan data
Uji kualitas air permukaan bisa dilakukan sesuai PP No. 82 Tahun
2001 (Temperatur, TSS, TDS, pH, BOD, COD, DO, Total Fosfat
sebagai P (PO4), Nitrat sebagai N (NO3-N), Amonia (NH3-N), Arsen
(As), Kobalt (Co), Barium (Ba), Boron (B), Selenium (Se), Kadmium
(Cd), Khrom (VI), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Timbal (Pb), Mangan
(Mn), Air Raksa (Hg), Sulfat (SO4), Khlorin bebas (Cl2), Belerang
sebagai H2S, Fecal coliform, Total coliform, Minyak dan Lemak,
Detergen sebagai MBAS).
• Metode analisis data
Data kualitas air tanah yang diperoleh melalui analisis laboratorium
akan dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 32 tahun 2017.
• Jumlah dan lokasi pengukuran
Pengambilan sampel air permukaan di sungai dilakukan pada lokasi
yang mewakili di wilayah studi (SNI 6989.57:2008).
2. Komponen Lingkungan Biologi
1. Flora
• Metode pengumpulan data
Data flora dikumpulkan melalui identifikasi yang akan dilakukan pada
lokasi yang memiliki vegetasi asli yang tumbuh secara alami dan
merupakan vegetasi yang khas pada lokasi tersebut yang membentuk
suatu komunitas tersendiri serta hamparan vegetasinya relatif luas
untuk dapat mengetahui dominansi dari vegetasi tersebut. Untuk
mengetahui parameter flora yang dibagi dalam 3 tingkat pertumbuhan
yaitu semai (seedling), pancang (sampling) dan pohon (trees).
• Metode Analisis Data
Data flora darat yang terkumpul di analisis secara deskriptif dengan
menggunakan ukuran jumlah jenis dan kepadatannya. Selain itu juga
diperhitungkan indeks nilai penting dan keanekaragaman vegetasi.
• Metode Pengumpulan Data
Data fauna darat akan dikumpulkan dengan pengamatan lapangan/
inventarisasi untuk fauna liar dan metode wawancara untuk fauna
budidaya. Wilayah studi disesuaikan dengan wilayah studi flora.
Metode pengamatan lapangan/inventarisasi dilakukan dengan cara
mencatat semua jenis fauna, seperti aves, reptil, dan mamalia. Setiap
fauna yang ditemui langsung dicatat nama jenis (nama daerah dan
atau lokal) dan habitatnya.
• Metode Analisis Data
Data fauna darat yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis
deskriptif dengan ukuran jenis dan jumlah fauna darat yang ditemui di
lokasi pengamatan.
2. Biota Perairan
• Metode Pengumpulan Data
Pengamatan biota akuatik akan dilakukan pada perairan yang
diprakirakan akan terkena dampak dari pekerjaan. Kajian dibatasi
pada komunitas plankton (fitoplankton dan zooplankton), serta
makrozoobenthos.
• Metode Analisis Data
Ada dua cara pengukuran keanekaragaman yang biasa digunakan
yaitu cara yang dikembangkan oleh Simpson (Odum, 1975) dan
Shannon & Wiener (Lee, et al, 1978). Akan dianalisis Indeks
keanekaragaman, Indeks kesamaan jenis serta Indeks dominasi.
• Lokasi Pengamatan
Lokasi sampling plankton dan benthos sama dengan lokasi
sampling kualitas kualitas air sungai.
3. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya dan Kesehatan Masyarakat
• Metode pengumpulan data
Data sosekbud dilakukan dengan berbagai metode, antara lain studi
kepustakaan, studi lapangan, pengamatan (observasi) dan pencatatan
data, wawancara bebas dan wawancara mendalam dengan tokoh
masyarakat, wawancara kelompok terfokus (FGD) dan dilakukan
penyebaran angket tersusun (program structural questionnaire) yang
sudah disiapkan yang mempunyai kaitan dengan komponen lingkungan
sosial-ekonomi-budaya.
• Metode analisis data
Untuk menganalisis data primer dan sekunder dilakukan metode deskriptif
analitik, dengan memanfaatkan data kuantitatif dan kualitatif yang ada.
Data sosekbudkesmas tersebut meliputi:
a) Demografi/kependudukan, meliputi struktur penduduk, jumlah dan
pertumbuhan penduduk
b) Sosial ekonomi, meliputi pola mata pencaharian, peluang bekerja
dan berusaha, tingkat dan kegiatan perekonomian
c) Sosial Budaya, meliputi pranata dan proses sosial, sistem nilai,
persepsi masyarakat dan kamtibmas.
d) Kesehatan Masyarakat, meliputi penyakit yang sering diderita,
sumber penyakit dan lain-lain.
e) Sanitasi Lingkungan, meliputi kebiasaan hidup, kondisi rumah,
kondisi sanitasi, dan lain-lain.
• Lokasi penelitian
Lokasi penelitian sosekbudkemas meliputi batas administrasi penelitian
yaitu wilayah yang direncanakan pembangunan rehabilitasi daerah irigasi.

c. Tahap Analisa Data, Identifikasi, Prediksi dan Evaluasi Dampak


1. Kompilasi Data
Pada proses pengumpulan data akan diperoleh rincian tentang kondisi
lingkungan yang perlu dianalisis menggunakan AMDAL. Adapun proses
pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi atau tinjauan
langsung ke lapangan. Tinjauan lapangan dapat berupa :
a. Pengukuran langsung dan wawancara (data primer).
b. Pengumpulan data sekunder dari instansi terkait.

2. Analisa Laboratorium
Laboratorium Lingkungan merupakan laboratorium yang melakukan
pengujian parameter Fisika, Kimia dan biologi yang sejalan dengan Undang-
Undang yang berlaku dalam kerangka kerja pengelolaan lingkungan.
Tentunya laboratorium harus mempunyai sertifikat akreditasi laboratorium
pengujian parameter kualitas lingkungan dan mempunyai identitas registrasi
dari pemerintah.

3. Identifikasi dan Prediksi Dampak Penting


Metode prakirakan dampak besar dan penting dilakukan untuk mengetahui
besaran dampak dan tingkat penting dampak akibat komponen kegiatan
terhadap komponen lingkungan digunakan metode sebagai berikut:
a. Metode Matematis
Metode matematis digunakan untuk memprakirakan dampak
menggunakan model matematika atau statistik. Metode ini digunakan
untuk memprakirakan penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan
serta gangguan lalu-lintas.
b. Metode Analogi
Pendekatan analogi dilakukan dengan mempelajari dampak lingkungan
yang timbul akibat kegiatan sejenis yang telah berlangsung pada areal
tertentu di tempat yang sama atau di tempat lain yang kondisi
lingkungannya identik dengan kondisi wilayah studi. Pendekatan ini
digunakan untuk memprakirakan dampak penurunan kualitas udara,
peningkatan kebisingan, gangguan lalu lintas dan sosekbud serta kesmas.
Untuk memprediksi penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan,
dan kualitas air limbah dari kegiatan basecamp pada tahap konstruksi
digunakan hasil pemantauan lingkungan hidup (data sekunder) yang
dilakukan oleh kegiatan sejenis di tempat lain.
c. Metode Professional Judgement
Prakiraan dampak akan ditetapkan berdasarkan penilaian para pakar
(ahli) dan diterapkan bila data dan informasi yang diperoleh di lapangan
sangat terbatas serta kurang dipahaminya gejala yang diperkirakan akan
terjadi, terutama dampak yang terkait sosial ekonomi dan budaya serta
kesehatan masyarakat. Prakiraan dampak penting dilakukan dengan
mengacu pada Kriteria Dampak Penting ditentukan melalui kriteria:
1) Jumlah manusia yang akan terkena dampak (population number of
impact)
2) Luas wilayah persebaran dampak (Area of impact distribution)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung (Impact duration and
impact intensity)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang akan terkena dampak
(number of impact environment component)
5) Sifat kumulatif dampak (Cummulative characteristic).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak (reversibility or irreversibility
of the impact)

d. Evaluasi Dampak Penting


Metode evaluasi dampak penting dilakukan dengan mengevaluasi terhadap
dampak penting yang diperkirakan terjadi, yaitu keterkaitan masing-masing
secara utuh dan menyeluruh (holistik) dengan mempertimbangkan sifat-sifat dari
setiap dampak penting tersebut, seperti sebab akibat (kausatif), sinergis dan
antagonis, lamanya dampak berlangsung dan intensitasnya. Metode evaluasi
dampak penting yang digunakan adalah metode bagan alir.

12. PERALATAN, Data dan fasilitas yang disediakan Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-
MATERIAL, Ciujung-Cidurian harus dipelihara dengan baik.
PERSONIL DAN
FASILITAS DARI a) Laporan dan Data
PEJABAT
PEMBUAT Data yang ada dapat dipakai sebagai data sekunder untuk menunjang pekerjaan
KOMITMEN yang dilakukan.

b) Akomodasi dan Ruangan Kantor


- Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian tidak
menyediakan akomodasi dalam melaksanakan pekerjaan ini.
- Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian tidak
menyediakan fasilitas kantor, peralatan Survei, kendaraan roda-4 dan roda-2,
komputer, sehingga harus disediakan sendiri oleh penyedia jasa yang dapat
digunakan demi kelancaran pekerjaan.
- Koordinator tim perlu mengupayakan sistem kerja dan komunikasi yang
efisien sehingga dapat menghubungi dengan mudah untuk kelancaran
pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan.
c) Staf Pengawas/ Pendamping

Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian melalui PPK


Perencanaan dan Program akan mengangkat/menugaskan pejabat dan petugas
yang bertindak sebagai Direksi pekerjaan dan pengawas pekerjaan untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan sehingga menghasilkan pekerjaan sesuai
lingkup pekerjaan yang diminta dalam Kerangka Acuan Kerja.
13. PERALATAN, 13.1. Penyedia Jasa harus menyediakan semua peralatan yang diperlukan dalam
MATERIAL, rangka pelaksanaan pekerjaan.
PERSONIL DAN 13.2. Penyedia Jasa diminta menyerahkan foto atau gambar berkaitan dengan
FASILITAS DARI
pelaksanaan pekerjaan lapangan.
PENYEDIA JASA
KONSULTANSI 13.3. Penyedia Jasa harus menunjuk seorang wakilnya sewaktu-waktu dapat
dihubungi dalam rangka pelaksanaan pekerjaan tersebut dan mempunyai
kuasa untuk bertindak dan mengambil keputusan atas nama Penyedia Jasa.

14. LINGKUP Meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana yang tersedia pada
KEWENANG-AN Pejabat Pembuat Komitmen untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
PENYEDIA JASA

15. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 210 (Dua Ratus Sepuluh Puluh)
PENYELESAIAN hari kalender, terhitung sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
KEGIATAN dari PPK Perencanaan dan Program.

16. PERSONIL Tenaga Ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sekurang-kurangnya
harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
16.1 Ketua Tim (Team Leader)
Mempunyai Sertifikat Keahlian sebagai Ahli Sumber Daya Air Madya dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 7 (tujuh) OB.
Ketua Tim disyaratkan sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik, Strata Satu
(S1), Jurusan Teknik Sipil/Pengairan lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri
atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus Ujian
Negara atau Perguruan Tinggi Luar Negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di bidang Sumber Daya Air
sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman sebagai ketua tim.
Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim, adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab untuk keseluruhan manajemen proyek, menjalin hubungan
dengan pemberi tugas, semua wewenang mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan pekerjaan ini serta melaporkan kemajuan pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Bertanggung jawab untuk pengumpulan data dan informasi yang diperlukan,
penentuan kebutuhan survei, organisasi personil, dan penyampaian serta
pembahasan laporan untuk mendapatkan persetujuan pemberi tugas.
c. Mengorganisasi personil, manajemen tim tenaga ahli dan staf penunjang dalam
setiap aktivitas pekerjaan.
d. Bertanggung jawab dalam penyusunan semua laporan pekerjaan dan
pembuatan rekomendasi dalam review desain.
e. Bertanggung jawab penuh atas penyelesaian seluruh pekerjaan.
16.2 Ahli Hidrolika
Mempunyai Sertifikat Keahlian sebagai Ahli Sumber Daya Air Muda dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 6 (enam) OB.
Ahli Hidrolika disyaratkan seorang Sarjana Teknik, Strata Satu (S1), Jurusan Teknik
Sipil/Pengairan lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus Ujian Negara atau Perguruan
Tinggi Luar Negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan di bidang Sumber Daya Air sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Ahli Hidraulika.

Tugas dan tanggung jawab Ahli Hidraulika, adalah sebagai berikut:


a. Melakukan penelitian dan kajian mengenai karakteristik dan simulasi hidrolika
pada situ.
b. Merumuskan dan menyusun laporan hidraulika.
c. Membuat dan membantu laporan yang diperlukan Team Leader.

16.3 Ahli Geodesi


Mempunyai Sertifikat Keahlian sebagai Ahli Muda Geodesi dengan jumlah Orang
Bulan sebesar 6 (enam) OB.
Ahli Geodesi disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik, Strata Satu (S1), Jurusan
Teknik Geodesi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus Ujian Negara atau Perguruan
Tinggi Luar Negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan di bidang Sumber Daya Air sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Ahli Geodesi.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Geodesi, adalah sebagai berikut:
a. Membuat peta dasar yang akan digunakan sebagai dasar kajian.
b. Mengkoordinasikan peta dari data sekunder ke dalam peta dasar.
c. Mengarahkan Surveyor untuk melakukan survei topografi.
d. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung penentuan
kelayakan/ tata letak bangunan dan situasi lokasi kegiatan pekerjaan.
e. Merumuskan dan menyusun laporan survei topografi.
f. Membantu Team Leader dalam menyusun laporan.

16.4 Ahli Geoteknik


Mempunyai Sertifikat Keahlian sebagai Ahli Geoteknik Muda dengan jumlah Orang
Bulan sebesar 6 (enam) OB.
Ahli Geoteknik disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik, Strata Satu (S1),
Jurusan Teknik Geologi/Sipil lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus Ujian Negara
atau Perguruan Tinggi Luar Negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan di bidang Sumber Daya Air sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun. Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Ahli Geoteknik.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Geodesi, adalah sebagai berikut:
a. Mengarahkan Surveyor untuk melakukan survei geoteknik.
b. Melakukan analisis-analisis geoteknik.
c. Melakukan penelitian dan kajian menyangkut aspek-aspek penelitian tanah,
pengujian laboratorium dan kelayakan bangunan Air dari segi geoteknik dan
keamanan bangunan.
d. Membantu Team Leader dalam penyusunan laporan.

16.5 Ahli Hidrologi


Mempunyai Sertifikat Keahlian sebagai Ahli Sumber Daya Air Muda dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 5 (lima) OB.

Ahli Hidrologi disyaratkan sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik, Strata Satu


(S1), Jurusan Teknik Sipil/Pengairan lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri
atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan di bidang Sumber Daya Air sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun. Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Ahli Hidrologi.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Hidrologi, adalah sebagai berikut:
a. Melakukan analisa Hidrologi pada kawasan situ dan daerah tangkapannya.
b. Bersama-sama dengan tenaga ahli lain menyusun dan memberikan
rekomendasi teknis.
c. Membantu Team Leader dalam menyusun laporan.
16.6 Ahli Arsitektur Lansekap
Mempunyai sertifikat keahlian sebagai Ahli Teknik Arsitektur Lansekap Muda
dengan jumlah Orang Bulan sebesar 5 (lima) OB.

Ahli Arsitektur Landscape disyaratkan sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik,


Strata Satu (S1), Jurusan Teknik Arsitektur lulusan Universitas/Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus
ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di bidang Sumber Daya Air
sekurang-kurangnya 5 (Lima) tahun. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman sebagai ahli teknik Arsitektur.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Arsitektur Landscape, adalah sebagai berikut :
a. Membuat kerangka umum/konsep rencana arsitektur, penataan kawasan dan
pengembangan disain rinci pada areal situ.
b. Bersama-sama dengan tenaga ahli lain menyusun perencanaan teknis dan
penataan kawasan, serta penyusunan rekomendasi teknis dari aspek arsitektur.
c. Membantu Team Leader dalam menyusun laporan.
16.7 Ahli Teknik Lingkungan
Mempunyai sertifikat keahlian sebagai Ketua Tim Penyusul AMDAL (KTPA)
dengan jumlah Orang Bulan sebesar 6 (enam) OB.
Ahli Teknik Lingkungan disyaratkan sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik,
Strata Satu (S1), Jurusan Teknik Lingkungan lulusan Universitas/Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus
ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di bidang Sumber Daya Air
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman
sebagai ahli teknik lingkungan.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Teknik Lingkungan, adalah sebagai berikut:
d. Mengumpulkan dan mempelajari informasi tentang komponen lingkungan yang
terkena dampak
e. Melakukan verifikasi metode prakiraan dampak penting.
f. Melakukan prakiraan besaran dampak.
g. Melakukan identifikasi kriteria sifat penting dampak.
h. Melakukan prakiraan sifat penting dampak.
i. Merumuskan dan menyusun rekomendasi dan atau format dokumen
lingkungan yang diperlukan.
j. Membantu Team Leader dalam menyusun laporan.

16.8 Ahli Biologi


Mempunyai sertifikat keahlian sebagai Anggota Tim Penyusul AMDAL (ATPA)
dengan jumlah Orang Bulan sebesar 5 (lima) OB.
Ahli Biologi disyaratkan seorang Sarjana, Strata Satu (S1) Jurusan Biologi lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di bidang
Sumber Daya Air sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Biologi, adalah sebagai berikut:
a. Menentukan lokasi-lokasi pengambilan contoh uji.
b. Menentukan metode-metode pengambilan contoh uji.
c. Mengumpulkan data sekunder dan primer.
d. Melakukan verifikasi dan analisis data.
e. Membantu Team Leader dalam menyusun laporan.
16.9 Ahli Kesehatan Masyarakat
Ahli Kesehatan Masyarakat dengan Orang Bulan sebesar 4 (empat) OB.
Ahli Kesehatan Masyarakat disyaratkan seorang Sarjana, Strata Satu (S1) Jurusan
Kesehatan Masyarakat lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan
Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan di bidang Sumber Daya Air sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Kesehatan Masyarakat, adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jenis kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak dari rencana
kegiatan terhadap masyarakat.
b. Mengumpulkan data sekunder dan primer.
c. Melakukan verifikasi dan analisis data.
d. Membantu Team Leader dalam menyusun laporan.

16.10 Ahli OP
Mempunyai Sertifikat Keahlian sebagai Ahli Sumber Daya Air Muda dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 4 (empat) OB.
Ahli OP disyaratkan sekurang-kurangnya seorang Sarjana Sipil/Pengairan, Strata
Satu (S1), Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun,
diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Ahli OP.
Tugas Ahli OP:
a. Menyiapkan rencana kerja detail, mengumpulkan dan meninjau sistem
perencanaan, data desain dan manual O&P dari studi sebelumnya (jika ada);
b. Memeriksa organisasi O&P yang telah ada di wilayah proyek termasuk Balai,
Dinas;
c. Memeriksa dan menyelidiki hambatan/kendala untuk pelaksanaan O&P dan
mempertimbangkan tindakan penyelesaian masalahnya sebagai masukan
dalam penyusunan pedoman O&P;
d. Berdiskusi dengan pihak terkait untuk finalisasi atas draf pedoman O&P
bangunan dan kawasan situ;
e. Menyelesaikan pedoman O&P berdasarkan hasil diskusi tersebut di atas dan
menjelaskan isi pedoman O&P kepada pihak terkait;
f. Membantu ketua tim dalam penyusunan laporan.

16.11 Ahli Sosial Ekonomi


Mempunyai keahlian sebagai Ahli Sosial Ekonomi dengan jumlah Orang Bulan
sebesar 3 (tiga) OB.
Ahli Sosial Ekonomi disyaratkan sekurang-kurangnya seorang Sarjana
Sosial/Ekonomi, Strata Satu (S1), Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, diutamakan yang telah mempunyai pengalaman
sebagai Ahli Sosial Ekonomi.
Tugas Ahli Sosial Ekonomi:
a. Mempelajari dan memasukkan saran dan tanggapan masyarakat terhadap
rencana kegiatan dari aspek sosial ekonomi.
b. Melakukan pengumpulan data primer (kuisioner dan interview) kepada para
stake holder terkait.
c. Menganalisa respon masyarakat terkait dampak potensi dari pelaksanaan
pekerjaan (dukungan dan penolakan terhadap rencana kegiatan).
d. Membantu ketua tim dalam penyusunan laporan.
16.12 Ahli K3 Konstruksi
Mempunyai Sertifikat Keahlian sebagai Ahli K3 Konstruksi Muda dengan jumlah
Orang Bulan 3 (tiga) OB.
Ahli K3 Konstruksi disyaratkan sekurang-kurangnya seorang Sarjana, Strata Satu
(S1), Jurusan Teknik Sipil/Teknik Lingkungan/Kesehatan Masyarakat,
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi dan berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun,
diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Ahli K3 Konstruksi.
Tugas Ahli K3 Konstruksi:
a. Mengidentifikasi dan menganalisis dampak dan resiko pekerjaan dari aspek
keselamatan konstruksi.
b. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait
Sistem Manageman Keselamatan Konstruksi.
c. Merencanakan dan menyusun program Keselamatan Konstruksi.
d. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan Keselamatan
Konstruksi .
e. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis
Keselamatan Konstruksi.
f. Menyusun Rancangan Konseptual SMKK bagi lingkup rencana kegiatan, yang
berisi antara lain :
1. Rencana Pemeriksaan dan Pengujian (Inspection Test Plan/ITP)
2. Rekomendasi Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Rencana Manajemen Lalu Lintas
4. Identifikasi Bahaya, Mitigasi Bahaya, dan Penetapan Tingkat Risiko
Pekerjaan
5. Daftar Standar dan/atau Peraturan Perundang-undangan Keselamatan
Konstruksi
6. Pernyataan Penetapan Tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi
7. Dukungan Keselamatan Konstruksi
8. Biaya SMKK
9. Kebutuhan Personil Keselamatan Konstruksi
10. Rancangan Panduan Keselamatan Pengoperasian dan Pemeliharaan
Konstruksi Bangunan
g. Bersama-sama tenaga ahli yang lain menyusun rekomendasi upaya
penanganan dampak lingkungan hidup dari setiap tahap konstruksi.
h. Membantu ketua tim dalam penyusunan laporan.

16.13 Tenaga Pendukung/Supporting Staff


Kebutuhan tenaga sub profesional dan pendukung dijelaskan sebagai berikut:

Ketentuan Minimum Sub profesional dan Pendukung:

Kualifikasi
No Jenis Personil Pengalaman
Pendidikan

D3 T. Sipil/
1. Surveyor Geoteknik 2 Tahun
Geologi

D3 T. Sipil/
2. Surveyor Topografi 2 Tahun
Geodesi

D3
3. Surveyor Sosial Ekonomi 2 Tahun
Sosial/Ekonomi

D3
4. Surveyor Lingkungan 2 Tahun
T.Lingkungan

5. Drafter CAD/GIS D3 T. Sipil 2 Tahun


6. Operator Komputer SMA/ Sederajat 2 Tahun

Administrasi dan
7. SMA/ Sederajat 2 Tahun
Keuangan

8. Pesuruh Kantor - -

9. Tenaga Lokal Topografi - -

10. Tenaga Lokal Geoteknik - -

Tenaga Lokal Sosial


11. - -
Ekonomi

12. Pengemudi - -

17. JADWAL Terlampir.


PELAKSANAAN
KEGIATAN

18. LAPORAN 18.1. Laporan Program Mutu


PENDAHU-LUAN
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) buku yang menjelaskan tentang maksud
dan tujuan pekerjaan, lokasi pekerjaan, lingkup pekerjaan, rencana kerja dan
personil yang akan terlibat, serta daftar simak yang akan dilaksanakan dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya yang dituangkan secara sistematis dan
terencana demi pencapaian tingkat mutu yang diinginkan
Laporan Program Mutu harus diserahkan kepada pemberi pekerjaan paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja dari ditetapkannya SPMK.
18.2. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan diserahkan kepada pemberi pekerjaan paling lambat 1
(satu) bulan dari ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Laporan
ini dibuat dalam 2 (dua) tahap, yaitu:
a. Konsep Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku
sebagai bahan diskusi Pendahuluan.
b. Laporan Pendahuluan (Final) dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku sebagai
revisi hasil diskusi pendahuluan.
Laporan ini berisi kerangka kerja penyedia jasa secara menyeluruh, mobilisasi
tenaga dan peralatan, pengorganisasian personil/tenaga ahli, jadwal
pelaksanaan kegiatan, rencana pengumpulan data serta metodologi/analisa
yang akan dilakukan.

19. LAPORAN Laporan Bulanan ini dibuat 5 (lima) buku pada setiap bulannya. Laporan ini memuat:
BULANAN a. Kemajuan pekerjaan bulan kemarin
b. Kemajuan pekerjaan bulan sekarang
c. Rencana pekerjaan bulan yang akan datang
d. Kendala dan Rekomendasi yang dihadapi
e. Dilampiri dengan absen personil dan kurva-s (realisasi dan rencana), serta
dokumentasi kegiatan yang ditampilkan secara sistematis dan jelas.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya setiap 25 hari kalender pada setiap
bulan setelah SPMK ditanda tangani.
20. LAPORAN Laporan Interim diserahkan kepada pemberi pekerjaan paling lambat 3,5 (tiga
ANTARA setengah) bulan dari ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja. Laporan interim ini
dibuat dalam 2 (dua) tahap, yaitu:

a. Konsep Laporan Interim dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku sebagai bahan


diskusi interim.
b. Laporan Interim (Final) dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku sebagai revisi hasil
diskusi interim.

21. LAPORAN 21.1. Konsep Laporan Akhir


AKHIR
Konsep Laporan Akhir berisi tentang seluruh hasil pelaksanaan pekerjaan yang telah
dilakukan serta rekomendasi untuk pekerjaan terkait. Konsep Laporan Akhir ini akan
didiskusikan/dibahas dengan pihak Pemberi Kerja dalam waktu 6 (enam) bulan
setelah SPMK.
21.2. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan perbaikan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan Akhir Final ini
diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) buku dalam waktu 7 (tujuh) bulan sejak SPMK
dikeluarkan.
21.3. Laporan Ringkasan
Laporan ini merupakan ringkasan dari keseluruhan laporan yang telah dibuat dalam
pelaksanaan pekerjaan. Laporan Ringkasan ini diserahkan sebanyak 10 (sepuluh)
buku dalam waktu 7 (tujuh) bulan sejak SPMK dikeluarkan.

21.4. Laporan Pendukung


Laporan ini harus diserahkan pada saat yang sama dengan pemasukan Laporan
Akhir. Laporan ini adalah laporan hasil survei dan analisa hasil survei yang terdiri dari:

a. Laporan Kegiatan Survei Sosek dan Pelaksanaan PKM, dibuat sebanyak 5 (lima)
buku
b. Analisa Hidrologi, Hidrolika dan Kualitas Air dibuat sebanyak 5 (lima) buku
c. Laporan Survei Topografi dan Buku Ukur, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
d. Laporan Survei Geoteknik dan Penyelidikan Tanah, dibuat sebanyak 5 (lima)
buku
e. Laporan Survei dan Analisa Lingkungan, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
f. Laporan Hasil Inventarisasi dan Analisa Kondisi, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
g. Nota Desain, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
h. BOQ dan RAB, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
i. Spesifikasi Teknik dan Metode Pelaksanaan, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
j. Buku Manual O dan P, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
k. Dokumen ANDAL, RKL, RPL, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
l. Pembuatan Peta GIS dan Peta Bidang Tanah, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
m. Buku Deskripsi BM, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
n. Laporan Rancangan Konseptual SMKK, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
o. Laporan dalam bentuk external SSD 1 TB, dibuat sebanyak 1 (satu) buah
21.5. Album Gambar

Laporan ini merupakan gambar desain final secara rinci hasil pelaksanaan pekerjaan.
Laporan gambar desain diserahkan dalam waktu 7 (tujuh) bulan sejak SPMK
dikeluarkan yang meliputi:
a. Print/Cetak Ukuran A1, dibuat sebanyak 3 (tiga) set.
b. Gambar Ukuran A3, dibuat sebanyak 5 (lima) set.
E. BIAYA YANG DIBUTUHKAN
22. SUMBER Kegiatan ini dibiayai dari dana APBN, DIPA. Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai
PENDANAAN Cidanau-Ciujung-Cidurian, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2022 yaitu Rp
3.000.000.000,- (Tiga Milyar Rupiah).

F. HAL-HAL LAIN

23 PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
DALAM NEGERI Wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

24 PERSYARATAN Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
KERJA SAMA kegiatan jasa konsultansi ini, maka persyaratan berikut harus dipatuhi:
Wajib mempunyai Perjanjian Kerja Sama Operasi/Kemitraan yang memuat
presentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut.

25 PEDOMAN Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara sosialisasi, wawancara terstruktur,
PENGUMPULAN dialog dan pengukuran di lapangan.
DATA
LAPANGAN
26 ALIH PENGE- Apabila dipandang perlu oleh Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-
TAHUAN Ciujung-Cidurian, maka penyedia jasa harus mengadakan kursus singkat, diskusi
dengan subtansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf
di lingkungan Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian.
JENIS PRODUK DAN PELAPORAN YANG HARUS DISUSUN
DAN DISERAHKAN PENYEDIA JASA

No. NAMA PRODUK PELAPORAN KUANTITAS KETERANGAN


1. Laporan Program Mutu 5 buku 1 Asli ; 4 copy
2. Laporan Bulanan (5 buku x 7 bulan) 35 buku 7 Asli ; 28 copy
3. Konsep Laporan Pendahuluan 10 buku 1 Asli ; 9 copy
4. Laporan Pendahuluan 10 buku 1 Asli ; 9 copy
5. Konsep Laporan Interim 10 buku 1 Asli ; 9 copy
6. Laporan Interim 10 buku 1 Asli ; 9 copy
7. Konsep Laporan Akhir 10 buku 1 Asli ; 9 copy
8. Laporan Akhir 10 buku 1 Asli ; 9 copy
9. Laporan Ringkasan 10 buku 1 Asli ; 9 copy
10. Laporan Pendukung
a. Laporan Kegiatan Survei Sosek dan 5 buku 1 Asli ; 4 copy
Pelaksanaan PKM
b. Laporan Analisa Hidrologi, Hidrolika dan Kualitas 5 buku 1 Asli ; 4 copy
Air
c. Laporan Survei Topografi dan Buku Ukur 5 buku 1 Asli ; 4 copy
d. Laporan Survei Geoteknik & Penyelidikan Tanah 5 buku 1 Asli ; 4 copy
e. Laporan Survei dan Analisa Lingkungan 5 buku 1 Asli ; 4 copy
f. Laporan Hasil Inventarisasi dan Analisa Kondisi 5 buku 1 Asli ; 4 copy
g. Nota Desain 5 buku 1 Asli ; 4 copy
h. BOQ dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) 5 buku 1 Asli ; 4 copy
i. Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan 5 buku 1 Asli ; 4 copy
j. Buku Manual O&P 5 buku 1 Asli ; 4 copy
k. Dokumen ANDAL, RKL, dan RPL 5 buku 1 Asli ; 4 copy
l. Pembuatan Peta GIS 5 buku 1 Asli ; 4 copy
m. Buku Deskripsi BM 5 buku 1 Asli ; 4 copy
n. Laporan Rancangan Konseptual SMKK 5 buku 1 Asli ; 4 copy
o. Video Animasi Hasil Perencanaan Teknis 1 buah -
11. Laporan dalam bentuk external SSD 1 TB 1 buah -
12. Laporan Gambar
a. Print/Cetak Ukuran A1 3 Set -
b. Foto Copy Gambar Ukuran A3 5 Set -

Serang, 2021

Mengetahui : Ditetapkan oleh:


PPK. Perencanaan dan Program Kepala Satker Balai Besar Wilayah Sungai
Satker BBWS Cidanau – Ciujung - Cibanten Cidanau-Ciujung-Cidurian

Suherlan, ST., MMT


NIP. 19640609 199603 1 001
I Ketut Jayada, S.T,
NIP. 19701015 199703 1008
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
KEGIATAN : PPK Perencanaan dan Program
SATUAN KERJA : Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian
PEKERJAAN : Penyusunan Dokumen Lingkungan Daerah Irigasi Cibanten
JANGKA WAKTU : 210 (Dua Ratus Sepuluh) Hari Kalender
LOKASI : Banten

TAHUN 2022
No Uraian Kegiatan BULAN KE - 1 BULAN KE - 2 BULAN KE - 3 BULAN KE - 4 BULAN KE - 5 BULAN KE - 6 BULAN KE - 7 Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I. KEGIATAN A : PEKERJAAN PERSIAPAN


1 Persiapan Administrasi dan Teknis 0,00

2 Mobilisasi Personil dan Peralatan 0,00

3 Penyusunan Program Mutu 0,00

4 Review Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan dan Rencana Kerja 0,00

5 Inventarisasi Data dan Informasi 0,00

6 Survei Pendahuluan 0,00

II. KEGIATAN B : SURVEI DAN INVESTIGASI LAPANGAN


Survei dan Investigasi Kegiatan Detail Desain
1 Survei Hidrologi, Hidrolika dan Kualitas Air 0,00

2 Survei Topografi 0,00

3 Survei Geologi Teknik dan Mekanika Tanah 0,00

4 Survei Sosial, Ekonomi dan Lingkungan 0,00

Survei dan Investigasi Kegiatan Dokumen Lingkungan


1 Survei dan Investigasi Komponen Lingkungan Geofisik - Kimia 0,00

2 Survei dan Investigasi Komponen Lingkungan Biologi 0,00

3 Survei dan Investigasi Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi 0,00

4 Survei dan Investigasi Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat 0,00

KEGIATAN C : ANALISIS DATA, IDENTIFIKASI, PRAKIRAAN BESARAN DAN


III.
EVALUASI DAMPAK
Analisa Data dan Identifikasi Kegiatan Detail Desain
1 Analisa Data Topografi 0,00

2 Analisa Hidrologi, Hidrolika dan Kualitas Air 0,00

3 Analisa Data Geologi Teknik dan Mekanika Tanah 0,00

4 Analisa Sosial Ekonomi dan Lingkungan 0,00

5 Penggambaran Hasil Pengukuran 0,00

Analisa Data dan Identifikasi Kegiatan Dokumen Lingkungan


1 Kompilasi Data 0,00

2 Analisa Laboratorium 0,00

3 Identifikasi dan Prakiraan Besaran Dampak Penting 0,00

4 Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan Hidup

5 Pembuatan Video Dokumentasi Survei dan Pelaksanaan PKM

KEGIATAN D : DESAIN PENYIAPAN GAMBAR RENCANA DAN PERHITUNGAN


IV.
KUANTITAS PEKERJAAN
1 Penggambaran Detail Perencanaan 0,00

2 Perhitungan BOQ dan RAB 0,00

3 Penyusunan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan 0,00

4 Penyusunan Sosial Ekonomi dan Lingkungan 0,00

5 Penyusunan Spesifikasi Teknis 0,00

6 Pembuatan Video Animasi Perencanaan Teknis 0,00

V. KEGIATAN E : DISKUSI DAN PELAPORAN


1 Laporan Program Mutu 0,00

2 Laporan Bulanan 0,00

3 Konsep Laporan Pendahuluan 0,00

4 Laporan Pendahuluan 0,00

5 Konsep Laporan Interim 0,00

6 Laporan Interim 0,00

7 Konsep Laporan Akhir 0,00

8 Laporan Akhir 0,00

9 Laporan Ringkasan (Executive Summary) 0,00

10 Laporan Pendukung :

11 Laporan dalam bentuk External SSD

Diskusi :
1 Diskusi Pendahuluan 0,00

2 Diskusi Pertengahan 0,00

3 Diskusi Akhir 0,00

4 Pembahasan Dokumen Lingkungan Hidup 0,00

5 Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) 0,00


LAMPIRAN
Peta Lokasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai