A. LATAR BELAKANG
1. GAMBARAN Untuk menjaga kelestarian sumber daya air dan konservasi sumber daya air yang
UMUM berada di wilayah Banten, pembangunan situ-situ merupakan suatu kebutuhan mutlak.
Situ sediri dikenal sebagai suatu cekungan di permukaan tanah yang dapat terbentuk
secara alami atau buatan. Kualitas serta kuantitas air yang ada pada situ sangat
berkaitan dengan tata air dan drainasi wilayah situ itu sendiri. Sebagai salah satu
sumber daya air, situ seringkali mengalami penurunan fungsi dan mengalami
kerusakan. Kondisi ini perlu ditangani secara serius agar fungsi dan kelestarian situ
tersebut dapat terjaga. Penanganan dilakukan mulai dari pemeliharaan rutin, berkala,
hingga rehabilitasi.
Namun saat ini, kondisi situ-situ yang berada wilayah Kabupaten Lebak banyak
menghadapi masalah seperti sedimentasi, longsor, pencemaran akibat limbah,
kerusakan bangunan utama hingga okupasi oleh masyarakat sekitar yang mengancam
keberadaan tampungan dan bangunan pada Situ Cibojan, Situ Cidengdong, Situ
Cikekel, Situ Ciumen, Situ Kompeni (Lampiran Nota Dinas Kasatker OPSDA BBWS
Cidanau-Ciujung-Cidurian). Atas dasar tersebut, pemerintah melalui PPK
Perencanaan dan Program, Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-
Ciujung-Cidurian melaksanakan kegiatan Detail Desain dan Penyusunan Dokumen
Lingkungan Rehabilitasi Situ-Situ di Kab. Lebak .
2. DASAR HUKUM 2.1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2.2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2.3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
2.4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
2.5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber
Daya Air;
2.6. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja;
2.7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air;
2.8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan;
2.9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
2.10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan;
2.11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak
Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan;
2.12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 16
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
2.13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013 tentang
Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta
Penerbitan Izin Lingkungan;
2.14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai;
2.15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
27/PRT/M/2015 tentang Bendungan;
2.16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis
Sempadan Danau;
2.17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 tahun 2017 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum;
2.18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
11/PRT/M/2017 tentang Perubahan ke dua Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Melalui Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan;
2.19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun
2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
2.20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26 Tahun
2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
2.21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang
Bendungan;
2.22. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021
tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;
2.23. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik
Indonesia No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
2.24. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 48/MENLH/II/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan.
2.25. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 07
Tahun 2018 Tentang Pedoman Pembangunan Embung Kecil dan Bangunan
Penambungan Air Lainnya di Desa;
2.26. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18
Tahun 2021 Tentang Pedoman Operasional Tertib Penyelenggaraan
Persiapan Pemilihan Untuk Pengadaan Jasa Konstruksi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
2.27. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19
Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tertib Evaluasi Kewajaran
Harga Pada Tender Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat;
2.28. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20
Tahun 2021 Tentang Pedoman Operasional Tertib Penyelenggaraan
Penunjukan Langsung Permintaan Berulang (Repeat Order) dalam
Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat;
2.29. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 5 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010-2030;
2.30. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak Tahun 2014 – 2034.
B PENERIMA MANFAAT
3. MAKSUD DAN Maksud dan tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah tersedianya dokumen desain
TUJUAN serta dokumen lingkungan hidup untuk rehabilitasi situ-situ di Kabupaten Lebak.
4. SASARAN Sasaran yang hendak dicapai dalam pekerjaan ini adalah terpenuhinya kebutuhan
layanan air pada wilayahnya cakupan layanan situ baik untuk irigasi, air baku dan/atau
konservasi.
5. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah mendapatkan
dokumen detail desain dan dokumen lingkungan dari rehabilitasi situ di Kabupaten
Lebak.
7. NAMA DAN Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program, Satuan Kerja Balai Besar
ORGANISASI Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
PENGGUNA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
JASA
• Pengukuran Topografi;
Kegiatan Pengukuran Topografi mengikuti KP-07 Tahun 2010 Standar
Penggambaran, dengan uraian sebagai berikut:
➢ Volume Pekerjaan:
▪ Pengukuran situasi detail skala 1 : 500 pada setiap bangunan yang akan
didesain yang meliputi luas daerah tersebut.
▪ Pengukuran situasi 1 : 2.000, potongan memanjang/trase saluran skala
1 : 2000, serta potongan melintang skala 1 : 200, sepanjang jaringan
irigasi rencana dengan jarak menurut petunjuk Direksi.
▪ Penetapan titik Benchmark mencantumkan koordinat UTM dan
koordinat global.
- Orientasi Arah:
o Apabila di sekitar lokasi terdapat titik referensi berikut control
point yang telah diketahui dan direkomendasi oleh Direksi, maka
orientasi arah titik referensi dan control point tersebut.
o Apabila tidak didapatkan titik referensi berikut control point,
orientasi akan dilakukan dengan melakukan pengamatan
azimuth matahari yang diorientasikan terhadap rangka horizontal
yang dilakukan minimal 4 seri pengamatan pada titik tersebut.
o Sebagai contoh azimuth diusahakan setiap 5 km panjang
pengukuran horizontal dilakukan pengamatan azimuth matahari.
- Pengukuran Kerangka Horizontal:
Pengukuran menggunakan metode poligon tertutup dengan
pengukuran sudut:
o Alat yang digunakan Total Station (TS) toleransi 1 detik.
o Salah penutup yang izinkan 10 detik n, dimana n jumlah titik
pengamatan.
- Pengukuran Jarak:
o Pengukuran jarak juga dikontrol dengan jarak optis.
o Diharapkan setelah perataan sudut, salah linier tidak lebih dari 1
: 5.000.
c. Rincian Pengukuran Kerangka Vertikal:
- Alat yang dipergunakan adalah automatic level orde 2.
- Salah penutup beda tinggi diharapkan tidak lebih besar dari 10 mm
D, dimana D adalah jumlah jarak ukur dalam km.
- Pengukuran harus melewati seluruh titik poligon dan Benchmark
maupun control point.
- Referensi ketinggian sesuai dengan referensi kerangka horizontal
yang telah disebutkan di atas sesuai dengan petunjuk Direksi.
d. Hidrologi
Lingkup Studi Komponen Hidrologi meliputi komponen-komponen
sebagai berikut : Air Permukaan, diukur menggunakan air limpasan
(surface run off), dengan menilai kualitas air sungai (fisik, kimia, dan
mikrobiologi). Sedangkan parameter lain adalah Air Tanah, dengan
mengukur kuantitas air tanah (sumur penduduk & mata air). Selain
parameter tersebut juga digunakan parameter Erosi dan Sedimentasi.
Metoda Analisis Data : Parameter yang telah diukur/ diamati kemudian
dianalisis dengan metode Persamaan matematik dari metoda studi
hidrologi menggunakan rumus USLE (Erosi) dan rumus Rational Method
(run-off).
e. Kualitas Air, Air Tanah dan Air Permukaan
• Metode pengumpulan data
Uji kualitas air permukaan bisa dilakukan sesuai PP No. 82 Tahun
2001 (Temperatur, TSS, TDS, pH, BOD, COD, DO, Total Fosfat
sebagai P (PO4), Nitrat sebagai N (NO3-N), Amonia (NH3-N), Arsen
(As), Kobalt (Co), Barium (Ba), Boron (B), Selenium (Se), Kadmium
(Cd), Khrom (VI), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Timbal (Pb), Mangan
(Mn), Air Raksa (Hg), Sulfat (SO4), Khlorin bebas (Cl2), Belerang
sebagai H2S, Fecal coliform, Total coliform, Minyak dan Lemak,
Detergen sebagai MBAS).
• Metode analisis data
Data kualitas air tanah yang diperoleh melalui analisis laboratorium
akan dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 32 tahun 2017.
• Jumlah dan lokasi pengukuran
Pengambilan sampel air permukaan di sungai dilakukan pada lokasi
yang mewakili di wilayah studi (SNI 6989.57:2008).
2. Komponen Lingkungan Biologi
1. Flora
• Metode pengumpulan data
Data flora dikumpulkan melalui identifikasi yang akan dilakukan pada
lokasi yang memiliki vegetasi asli yang tumbuh secara alami dan
merupakan vegetasi yang khas pada lokasi tersebut yang membentuk
suatu komunitas tersendiri serta hamparan vegetasinya relatif luas
untuk dapat mengetahui dominansi dari vegetasi tersebut. Untuk
mengetahui parameter flora yang dibagi dalam 3 tingkat pertumbuhan
yaitu semai (seedling), pancang (sampling) dan pohon (trees).
• Metode Analisis Data
Data flora darat yang terkumpul di analisis secara deskriptif dengan
menggunakan ukuran jumlah jenis dan kepadatannya. Selain itu juga
diperhitungkan indeks nilai penting dan keanekaragaman vegetasi.
• Metode Pengumpulan Data
Data fauna darat akan dikumpulkan dengan pengamatan lapangan/
inventarisasi untuk fauna liar dan metode wawancara untuk fauna
budidaya. Wilayah studi disesuaikan dengan wilayah studi flora.
Metode pengamatan lapangan/inventarisasi dilakukan dengan cara
mencatat semua jenis fauna, seperti aves, reptil, dan mamalia. Setiap
fauna yang ditemui langsung dicatat nama jenis (nama daerah dan
atau lokal) dan habitatnya.
• Metode Analisis Data
Data fauna darat yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis
deskriptif dengan ukuran jenis dan jumlah fauna darat yang ditemui di
lokasi pengamatan.
2. Biota Perairan
• Metode Pengumpulan Data
Pengamatan biota akuatik akan dilakukan pada perairan yang
diprakirakan akan terkena dampak dari pekerjaan. Kajian dibatasi
pada komunitas plankton (fitoplankton dan zooplankton), serta
makrozoobenthos.
• Metode Analisis Data
Ada dua cara pengukuran keanekaragaman yang biasa digunakan
yaitu cara yang dikembangkan oleh Simpson (Odum, 1975) dan
Shannon & Wiener (Lee, et al, 1978). Akan dianalisis Indeks
keanekaragaman, Indeks kesamaan jenis serta Indeks dominasi.
• Lokasi Pengamatan
Lokasi sampling plankton dan benthos sama dengan lokasi
sampling kualitas kualitas air sungai.
3. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya dan Kesehatan Masyarakat
• Metode pengumpulan data
Data sosekbud dilakukan dengan berbagai metode, antara lain studi
kepustakaan, studi lapangan, pengamatan (observasi) dan pencatatan
data, wawancara bebas dan wawancara mendalam dengan tokoh
masyarakat, wawancara kelompok terfokus (FGD) dan dilakukan
penyebaran angket tersusun (program structural questionnaire) yang
sudah disiapkan yang mempunyai kaitan dengan komponen lingkungan
sosial-ekonomi-budaya.
• Metode analisis data
Untuk menganalisis data primer dan sekunder dilakukan metode deskriptif
analitik, dengan memanfaatkan data kuantitatif dan kualitatif yang ada.
Data sosekbudkesmas tersebut meliputi:
a) Demografi/kependudukan, meliputi struktur penduduk, jumlah dan
pertumbuhan penduduk
b) Sosial ekonomi, meliputi pola mata pencaharian, peluang bekerja
dan berusaha, tingkat dan kegiatan perekonomian
c) Sosial Budaya, meliputi pranata dan proses sosial, sistem nilai,
persepsi masyarakat dan kamtibmas.
d) Kesehatan Masyarakat, meliputi penyakit yang sering diderita,
sumber penyakit dan lain-lain.
e) Sanitasi Lingkungan, meliputi kebiasaan hidup, kondisi rumah,
kondisi sanitasi, dan lain-lain.
• Lokasi penelitian
Lokasi penelitian sosekbudkemas meliputi batas administrasi penelitian
yaitu wilayah yang direncanakan pembangunan rehabilitasi daerah irigasi.
2. Analisa Laboratorium
Laboratorium Lingkungan merupakan laboratorium yang melakukan
pengujian parameter Fisika, Kimia dan biologi yang sejalan dengan Undang-
Undang yang berlaku dalam kerangka kerja pengelolaan lingkungan.
Tentunya laboratorium harus mempunyai sertifikat akreditasi laboratorium
pengujian parameter kualitas lingkungan dan mempunyai identitas registrasi
dari pemerintah.
12. PERALATAN, Data dan fasilitas yang disediakan Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-
MATERIAL, Ciujung-Cidurian harus dipelihara dengan baik.
PERSONIL DAN
FASILITAS DARI a) Laporan dan Data
PEJABAT
PEMBUAT Data yang ada dapat dipakai sebagai data sekunder untuk menunjang pekerjaan
KOMITMEN yang dilakukan.
14. LINGKUP Meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana yang tersedia pada
KEWENANG-AN Pejabat Pembuat Komitmen untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
PENYEDIA JASA
15. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 210 (Dua Ratus Sepuluh Puluh)
PENYELESAIAN hari kalender, terhitung sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
KEGIATAN dari PPK Perencanaan dan Program.
16. PERSONIL Tenaga Ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sekurang-kurangnya
harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
16.1 Ketua Tim (Team Leader)
Mempunyai Sertifikat Keahlian sebagai Ahli Sumber Daya Air Madya dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 7 (tujuh) OB.
Ketua Tim disyaratkan sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik, Strata Satu
(S1), Jurusan Teknik Sipil/Pengairan lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri
atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus Ujian
Negara atau Perguruan Tinggi Luar Negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di bidang Sumber Daya Air
sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman sebagai ketua tim.
Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim, adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab untuk keseluruhan manajemen proyek, menjalin hubungan
dengan pemberi tugas, semua wewenang mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan pekerjaan ini serta melaporkan kemajuan pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Bertanggung jawab untuk pengumpulan data dan informasi yang diperlukan,
penentuan kebutuhan survei, organisasi personil, dan penyampaian serta
pembahasan laporan untuk mendapatkan persetujuan pemberi tugas.
c. Mengorganisasi personil, manajemen tim tenaga ahli dan staf penunjang dalam
setiap aktivitas pekerjaan.
d. Bertanggung jawab dalam penyusunan semua laporan pekerjaan dan
pembuatan rekomendasi dalam review desain.
e. Bertanggung jawab penuh atas penyelesaian seluruh pekerjaan.
16.2 Ahli Hidrolika
Mempunyai Sertifikat Keahlian sebagai Ahli Sumber Daya Air Muda dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 6 (enam) OB.
Ahli Hidrolika disyaratkan seorang Sarjana Teknik, Strata Satu (S1), Jurusan Teknik
Sipil/Pengairan lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus Ujian Negara atau Perguruan
Tinggi Luar Negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan di bidang Sumber Daya Air sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Ahli Hidraulika.
16.10 Ahli OP
Mempunyai Sertifikat Keahlian sebagai Ahli Sumber Daya Air Muda dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 4 (empat) OB.
Ahli OP disyaratkan sekurang-kurangnya seorang Sarjana Sipil/Pengairan, Strata
Satu (S1), Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun,
diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Ahli OP.
Tugas Ahli OP:
a. Menyiapkan rencana kerja detail, mengumpulkan dan meninjau sistem
perencanaan, data desain dan manual O&P dari studi sebelumnya (jika ada);
b. Memeriksa organisasi O&P yang telah ada di wilayah proyek termasuk Balai,
Dinas;
c. Memeriksa dan menyelidiki hambatan/kendala untuk pelaksanaan O&P dan
mempertimbangkan tindakan penyelesaian masalahnya sebagai masukan
dalam penyusunan pedoman O&P;
d. Berdiskusi dengan pihak terkait untuk finalisasi atas draf pedoman O&P
bangunan dan kawasan situ;
e. Menyelesaikan pedoman O&P berdasarkan hasil diskusi tersebut di atas dan
menjelaskan isi pedoman O&P kepada pihak terkait;
f. Membantu ketua tim dalam penyusunan laporan.
Kualifikasi
No Jenis Personil Pengalaman
Pendidikan
D3 T. Sipil/
1. Surveyor Geoteknik 2 Tahun
Geologi
D3 T. Sipil/
2. Surveyor Topografi 2 Tahun
Geodesi
D3
3. Surveyor Sosial Ekonomi 2 Tahun
Sosial/Ekonomi
D3
4. Surveyor Lingkungan 2 Tahun
T.Lingkungan
Administrasi dan
7. SMA/ Sederajat 2 Tahun
Keuangan
8. Pesuruh Kantor - -
12. Pengemudi - -
19. LAPORAN Laporan Bulanan ini dibuat 5 (lima) buku pada setiap bulannya. Laporan ini memuat:
BULANAN a. Kemajuan pekerjaan bulan kemarin
b. Kemajuan pekerjaan bulan sekarang
c. Rencana pekerjaan bulan yang akan datang
d. Kendala dan Rekomendasi yang dihadapi
e. Dilampiri dengan absen personil dan kurva-s (realisasi dan rencana), serta
dokumentasi kegiatan yang ditampilkan secara sistematis dan jelas.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya setiap 25 hari kalender pada setiap
bulan setelah SPMK ditanda tangani.
20. LAPORAN Laporan Interim diserahkan kepada pemberi pekerjaan paling lambat 3,5 (tiga
ANTARA setengah) bulan dari ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja. Laporan interim ini
dibuat dalam 2 (dua) tahap, yaitu:
a. Laporan Kegiatan Survei Sosek dan Pelaksanaan PKM, dibuat sebanyak 5 (lima)
buku
b. Analisa Hidrologi, Hidrolika dan Kualitas Air dibuat sebanyak 5 (lima) buku
c. Laporan Survei Topografi dan Buku Ukur, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
d. Laporan Survei Geoteknik dan Penyelidikan Tanah, dibuat sebanyak 5 (lima)
buku
e. Laporan Survei dan Analisa Lingkungan, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
f. Laporan Hasil Inventarisasi dan Analisa Kondisi, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
g. Nota Desain, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
h. BOQ dan RAB, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
i. Spesifikasi Teknik dan Metode Pelaksanaan, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
j. Buku Manual O dan P, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
k. Dokumen ANDAL, RKL, RPL, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
l. Pembuatan Peta GIS dan Peta Bidang Tanah, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
m. Buku Deskripsi BM, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
n. Laporan Rancangan Konseptual SMKK, dibuat sebanyak 5 (lima) buku
o. Laporan dalam bentuk external SSD 1 TB, dibuat sebanyak 1 (satu) buah
21.5. Album Gambar
Laporan ini merupakan gambar desain final secara rinci hasil pelaksanaan pekerjaan.
Laporan gambar desain diserahkan dalam waktu 7 (tujuh) bulan sejak SPMK
dikeluarkan yang meliputi:
a. Print/Cetak Ukuran A1, dibuat sebanyak 3 (tiga) set.
b. Gambar Ukuran A3, dibuat sebanyak 5 (lima) set.
E. BIAYA YANG DIBUTUHKAN
22. SUMBER Kegiatan ini dibiayai dari dana APBN, DIPA. Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai
PENDANAAN Cidanau-Ciujung-Cidurian, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2022 yaitu Rp
3.000.000.000,- (Tiga Milyar Rupiah).
F. HAL-HAL LAIN
23 PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
DALAM NEGERI Wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
24 PERSYARATAN Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
KERJA SAMA kegiatan jasa konsultansi ini, maka persyaratan berikut harus dipatuhi:
Wajib mempunyai Perjanjian Kerja Sama Operasi/Kemitraan yang memuat
presentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut.
25 PEDOMAN Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara sosialisasi, wawancara terstruktur,
PENGUMPULAN dialog dan pengukuran di lapangan.
DATA
LAPANGAN
26 ALIH PENGE- Apabila dipandang perlu oleh Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-
TAHUAN Ciujung-Cidurian, maka penyedia jasa harus mengadakan kursus singkat, diskusi
dengan subtansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf
di lingkungan Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian.
JENIS PRODUK DAN PELAPORAN YANG HARUS DISUSUN
DAN DISERAHKAN PENYEDIA JASA
Serang, 2021
TAHUN 2022
No Uraian Kegiatan BULAN KE - 1 BULAN KE - 2 BULAN KE - 3 BULAN KE - 4 BULAN KE - 5 BULAN KE - 6 BULAN KE - 7 Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
10 Laporan Pendukung :
Diskusi :
1 Diskusi Pendahuluan 0,00