1. PENDAHULUAN
Saat ini begitu banyak permasalahan lingkungan yang terjadi, diantaranya adalah
banjir.
Kini banjir sudah umum terjadi di kawasan pedesaan dan perkotaan. Persoalan ini
diakibatkan karena berbagai hal, salah satu penyebabya adalah kurangnya perhatian
dalam mengelola sistem Saluran Pembuang. Sistem Saluran Pembuang sendiri terdiri
dari dua macam, yaitu sistem Saluran Pembuang Primer, sistem Saluran Pembuang
sekunder.
Sistem Saluran Pembuang ini memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Sudah
seharusnya bahwa fungsi Saluran Pembuang ini tidak dialihfungsikan atau berfungsi
ganda sebagai saluran pembuang, yang kini marak terjadi. Alih fungsi ini tidak hanya
menimbulkan satu permasalahan saja, tetapi nantinya akan timbulnya kekacauan dalam
penanganan sistem Saluran Pembuang pula. Permasalahan-permasalahan ini terjadi
akibatnya adanya peningkatan debit pada saluran Saluran Pembuang. Penyebab
lainnya adalah karena peningkatan jumlah penduduk, amblasan tanah, penyempitan
dan pendangkalan saluran, serata sampah disaluran Saluran Pembuang.
Pertama perlu dipahami bahwa masalah banjir adalah bukan masalah parsial, tetapi
masalah yang terintegrasi. Begitu juga penanganannya harus dilakukan secara
terintegrasi. Masalah banjir erat sekali kaitannya dengan sistem Saluran Pembuang
yang kita terapkan, Di mana dalam sistem Saluran Pembuang seluruh komponen
masyarakat pasti terlibat.
b. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan dari Peningkatan Saluran Pembuang RT.01 Kel. Waru Kec. Waru
(Bankeu TA.2022) adalah tercapainya infrastruktur Saluran Drainase yang tepat
waktu dan tepat mutu sehingga meningkatkan kinerja saluran primer dan sekunder
serta mendukung kinerja daerah permukiman dan perkotaan.
2
SPESIFIKASI TEKNIS
2. DATA PENUNJANG
b. Peruntukan Lokasi;
Lokasi yang dipilih untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam RUTRK Kabupaten Penajam Paser Utara
dan/atau RDTR.
3
SPESIFIKASI TEKNIS
e. Peraturan Menteri
1) PeraturanMenteri PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Status Daerah Irigasi;
2) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 33 tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengawasan Ketenagakerjaan;
3) Peraturan Menteri PUPR No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
4) Peraturan Menteri PUPR No. 10 tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi;
5) Peraturan Menteri PUPR No. 14 Tahun 2020 Tentang Standart Dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
f. Peraturan Lembaga
1) Peraturan Lembaga LKPP Nomor 12 tahun 2021 tentang Pedoman Pemilihan
PBJP melalui Penyedia;
4
SPESIFIKASI TEKNIS
3. RUANG LINGKUP
5
SPESIFIKASI TEKNIS
6
SPESIFIKASI TEKNIS
g. Metode Pelaksanaan
1) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan metode pelaksanaan terhadap
pekerjaan pembesian, pengecoran, pekerjaan–pekerjaan lain yang
memerlukanya;
2) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan analisis Resiko K3 Konstruksi (RK3K)
dan rencana penerapan manajemen K3 Konstruksi (SMK3) yang akan
diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan;
3) Metode pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan;
4) Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika metode
pelaksanaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pengairan;
5) Item-item pekerjaan yang memerlukan metode pelaksanaan ditentukan oleh
Konsultan Supervisi.
7
SPESIFIKASI TEKNIS
8
SPESIFIKASI TEKNIS
9
SPESIFIKASI TEKNIS
3.7 PERSONIL
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini, tenaga personil yang dibutuhkan antara lain:
TENAGA PENDUKUNG
10
SPESIFIKASI TEKNIS
3.8 PERALATAN
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini, peralatan yang digunakan antara lain:
Peralatan Utama
Jenis Kapasitas Jumlah
Dump Truck 3-4 m3 (6 Ton) 2
Concrete Mixer (Molen) 0,3 m3 1
11
SPESIFIKASI TEKNIS
12
SPESIFIKASI TEKNIS
13
SPESIFIKASI TEKNIS
4.3.6. Pemberitahuan
a. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan
Direksi Pengairan.
b. Pemberitahuan tertulis lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan dan dalam jangka waktu yang cukup
sebelum dimulainya pelaksanaan bagian pekerjaan itu, agar Konsultan Supervisi
dan Direksi Pengairan mempunyai waktu yang cukup apabila dipertimbangkan
bahwa perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan
pekerjaan tersebut.
c. Pemberitahuan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan harus disertai
kelengkapan sebagai berikut :
Jadual pekerjaan termasuk jadual pengujian.
Metoda kerja (cara kerja, urutan-urutan kerja, jenis alat, penguji dan lain-lain).
Gambar kerja (shop drawing) untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan
yang memerlukan penjelasan dalam bentuk gambar.
14
SPESIFIKASI TEKNIS
4.3.9. Pengamanan
a. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di
wilayahnya ialah mengenai:
Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang
disengaja ataupun tidak;
Penggunaan sesuatu yang keliru/salah;
Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor Pelaksana harus
melaporkan kepada Direksi Pengairan dalam waktu paling lambat 24 jam untuk
diusut dan selesaikan persoalannya lebih lanjut;
c. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas Kontraktor Pelaksana harus
mengadakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran
sementara dan sebagainya;
d. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan pengaman dalam pelaksanaannya, agar
upaya keselamatan lingkungan dapat terjamin dengan baik;
15
SPESIFIKASI TEKNIS
e. Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, penggantung dan
lain-lain yang dianggap perlu.
4.3.10. Pengawasan
a. Setiap saat Direksi Pengairan harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa
dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, Kontraktor Pelaksana
harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan;
b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengawasan
Direksi Pengairan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana. Pekerjaan
tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya;
c. Jika Kontraktor Pelaksana perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja normal
sehingga diperlukan pengawasan oleh Direksi Pengairan, maka segala biaya untuk
itu menjadi beban Kontraktor Pelaksana. Permohonan oleh Kontraktor Pelaksana
untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat disampaikan kepada
Direksi Pengairan 24 jam sebelum pelaksanaan;
d. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugas-petugas
Direksi Pengairan adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan
didalam gambar-gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan dari
padanya haruslah seizin Direksi Pengairan.
16
SPESIFIKASI TEKNIS
5.1 U M U M
Bahan-bahan yang akan digunakan di dalam proyek ini harus mengutamakan
penggunaan bahan-bahan yang telah diproduksi di dalam negeri dan sesuai dengan
spesifikasi yang diajukan dalam Rencana Kerja &Syarat-Syarat Kerja (RKS) Teknis.
17
SPESIFIKASI TEKNIS
dengan kualitas dan sifat-sifatnya yang telah disetujui. Kontraktor Pelaksana harus
segera memindahkan bahan-bahan atau membongkar pekerjaan-pekerjaan yang
dimaksud atas tanggungannya.
5.4 SEMEN
5.4.1 Umum
a. Untuk konstruksi beton bertulang dan beton pratekan dipakai jenis-jenis semen yang
memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI 8 dan
SNI/SII. Semen yang digunakan adalah jenis Semen-Portland jenis I (satu) (Portland
Cement, Normal, Type I) sesuai dengan standar NI 8;
b. Penggunaan bahan tambahan dan semen jenis lain misalnya yang dapat cepat
mengeras, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi;
c. Pekerjaan beton harus menggunakan beton ready mix untuk pelaksanaan pekerjaan
beton. Jika diperlukan pengecoran sendiri oleh Kontraktor Pelaksana maka harus
memenuhi syarat-syarat di bawah ini.
5.4.2 Beton
a. Untuk pekerjaan Beton Struktural pada proyek ini, digunakan beton Ready Mix K-
125, dengan slump 10 ± 2cm. Metode pengambilan slump beton harus sesuai
dengan SNI 03-1972-1990;
b. Seluruh tata cara dan pengadaan, pengerjaan dan pengetesan harus mengikuti
peraturan SNI 03-6861.1-2000 (air), SNI 15-2530-1991 (semen), SNI 03-6820-2002
(semen), SNI 03-6861-2002 (agregat) dan SNI 03-6861.1-2002 (pasir)
5.4.3 Pengujian
a. Semen yang digunakan harus disertai tanggal produksi dan batas kadaluwarsanya
disertai dengan sertifikat dari pabrik yang menunjukkan bahwa semen tersebut telah
diuji dan dianalisa mengenai komposisi kimianya sesuai dengan persyaratan yang
relevan dengan NI 8;
b. Setiap pengiriman semen yang dikirim ke site/lapangan harus dalam keadaan belum
kadaluwarsa dan belum terjadi penggumpalan atau membatu;
c. Semen yang akan dipakai dan telah dikirim tidak diijinkan untuk dipergunakan pada
pekerjaan apapun sebelum hasil pemeriksaan dilapangan diterima dengan baik oleh
Konsultan Supervisi. Hal ini untuk menentukan apakah semen yang didatangkan
telah rusak selama pengangkutan atau selama disimpan. Dan tidak ada semen yang
dapat digunakan sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Konsultan Supervisi;
d. Konsultan Supervisi dapat menolak semen yang didatangkan/yang ada,
berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, meskipun telah mendapat sertifikat dari
pabrik.
18
SPESIFIKASI TEKNIS
5.5 AIR
a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum;
b. Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, atau didapat dari
sumber lain dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi;
c. Untuk penggunaan air yang diperoleh dari sumber sumur dalam lokasi proyek, maka
seluruh biaya pengadaan, pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan lain-lain
ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana;
d. Bila terdapat keragu-raguan mengenai air untuk pembuatan beton, Kontraktor
Pelaksana diharuskan untuk mengirim contoh air itu, ke lembaga pemeriksaan
bahan yang diakui untuk diselidiki kandungan zat yang dapat merusak beton
dan/atau baja tulangan. Dan hanya air dengan kualitas yang telah disetujui
Konsultan Supervisi yang dapat digunakan;
e. Apabila pemeriksaan contoh air tersebut di atas tidak dapat dilakukan, maka dalam
hal adanya keragu-raguan mengenai air harus diadakan percobaan perbandingan
antara kekuatan tekan campuran semen + pasir dengan memakai air tersebut di
atas, dan dengan memakai air suling;
f. Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan mortar dengan memakai air
tersebut pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekan
mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama;
g. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat seperti yang disyaratkan dan harus dilakukan setepat-
tepatnya.
19
SPESIFIKASI TEKNIS
6. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan
ketentuanketentuandari Standar Normalisasi Indonesia dari edisi / revisi terakhir atau
standarinternasional yang secara substantial setara atau lebih tinggi dari standar
nasional yangdisyaratkan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau dicakup
olehStandar Normalisasi Indonesia haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau diantarkan
untuk penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan tersebut, dan keputusan
Direksi dalamhal ini pasti dan menentukan.
Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan
oleh Kontraktor Pelaksana, maka Kontraktor Pelaksana harus menjelaskan secara
tertulis kepada DireksiPekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi
Pekerjaan menetapkan setuju atautidak terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
20
SPESIFIKASI TEKNIS
21
SPESIFIKASI TEKNIS
termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan
yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
c. Gambar-gambar bengkel/gedung
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana untuk
keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Kontraktor Pelaksana.
d. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di
lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi
adalahmenjadi resiko Kontraktor Pelaksana. Persetujuan Direksi terhadap gambar-
gambar tersebuttidak akan meringankan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana atas
kebenaran gambartersebut.
22
SPESIFIKASI TEKNIS
23
SPESIFIKASI TEKNIS
berukuran 6/10 cm atau dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat sumbu-
sumbu yang diperlukan, dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh cuaca;
c. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m, dari garis bangunanterluar, untuk
mencegah kelongsoran terhadap galian-galian tanah pondasi;
d. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, Kontraktor Pelaksana wajib meminta
pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi;
24
SPESIFIKASI TEKNIS
25
SPESIFIKASI TEKNIS
7. HAL-HAL LAIN
ABDUL GAPUR, ST
NIP. 19790517 201001 1 008
26
SPESIFIKASI TEKNIS
Nama Perusahaan :
Kegiatan : Peningkatan Saluran Pembuang RT.01 Kel. Waru Kec. Waru (BANKEU TA.2022)
Lokasi : Kecamatan Waru
Tanggal dibuat :
1 Galian tanah biasa sedalam s.d 1m Kaki terkena cangkul pada saat
menggali
2 Pasangan batu belah tipe mortar N fc=5,2 Kaki kejatuhan batu pada saat
Mpa, Beda tinggi >0 s.d 1m', cara manual memasang batu
3 Pasangan batu belah tipe mortar N fc=5,2 Kaki kejatuhan batu pada saat
Mpa, Beda tinggi >1 s.d 2m', cara manual memasang batu
4 Plesteran tebal 1,5 cm dengan mortar tipe N, Tangan terkena cetok pada saat
fc=5,2 Mpa (setara 1PC : 4PP) pekerjaan plesteran list
Keterangan :
uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya didasarkan pada tingkat risiko terbesar dari seluruh uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya yang telah ditetapkan Pejabat Penandatangan
Kontrak di Nomor 2 dalam rancangan konseptual sistem manajemen keselamatan konstruksi.
Kolom (1), (2), (3) mengikuti tabel dalam LDP huruf M.6
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia
27