Anda di halaman 1dari 19

SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

DINAS PEKERJAAN UMUM,


PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN TAHUN 2024

SPESIFIKASI TEKNIS

PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI


Halaman - 1 -

D.I. TIMANG GAJAH II


SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

Latar Belakang

Kondisi sistem jaringan irigasi di Daerah Irigasi (DI) Timang Gajah II berdasarkan
Indikator Kinerja Irigasi (IKSI) tahun 2021 meunjukkan bahwa nilai kinerja di bawah 30 %.
Ini menunjukkan bahwa aset dan kinerja berada di kondisi rusak berat dan perlu penanganan
yang optimal sehingga bisa mendapatkan potensi Indeks Pertanaman (IP) yang maksimal.
Berdasarkan kondisi di atas maka diperlukan peningkatan fungsional sistem jaringan
irigasi agar mengotimalkan dan meningkatkan kinerja fungsi sistem jaringan irigasi. Salah
satu tipe saluran yang harus ditingkatkan adalah dari saluran tanah ke salauran pasangan
beton (lining). Peningkatan ini diperlukan agar memperkecil rembesan saluran .Saluran tanah
yang ingin ditingkatkan sebesar 1.058 meter saluran primer; 460 meter saluran sekunder;
dan pemasangan pintu air sebanyak delapan unit. Kesemua nilai di atas menjadi basis untuk
peningkatan jaringan irigasi yang akan diusulkan di pendanaan Dana Alokasi Khusu (DAK)
Bidang Irigasi Tahun 2024.
Tanaman padi merupakan tanaman yang banyak membutuhkan air, khususnya pada saat
tumbuh mereka harus selalu tergenangi air, Agar produktivitas padi dapat efektif dalam satu
satuan luas lahan, maka dibutuhkan suplay air yang cukup Melalui jaringan irigasi. Irigasi
merupakan prasarana untuk meningkatkan produktifitas lahan dan meningkatkan intensitas
panen pertahun. Ketersediaan air irigasi yang cukup terkontrol merupakan input untuk
meningkatkan produksi padi, mengingat begitu pentingnya jaringan irigasi maka
kebijaksanaan pemerintah dalam Pembangunan pengairan harus diikuti dengan perluasan
jaringan irigasi. Pembangunan dan Peningkatan jaringan irigasi perlu ditingkatkan untuk
memelihara tetap berfungsinya sumber air dan jaringan irigasi bagi pertanian. Dalam rangka
usaha meningkatkan pembangunan di sector pertainan untuk mencukupi kebutuhan pangan
khususnya beras, salah satu upaya pemerintah Indonesia adalah menempatkan
pembangunan di sektoririgasi. Untuk mendukung penyediaan air di Kabupaten Bener
Meriah,maka pelestarian lingkungan menjadi salah satu program prioritas, terutama pada
kawasan daerah aliran sungai (DAS). Sebab tidak bias dipung kiri bahwa didaerah ini, juga
terdapat ribuan hektar lahan kritis serta banyaknya kerusakan hutan yang dapat mengancam
kerusakan penyediaan air yang memadai untuk kebutuhan air irigasi.
Pada umumnya padi di daerah ini ditanami dua kali setahun, dengan mengandalkan air
irigasi dari Bendung, dan air hujan Pengelolaan lingkungan hidup yang baik akan
mendatangkan manfaat yang baik pula bagi masyarakat sekitarnya utamanya pada
pemanfaatan air untuk irigasi sederhana, semi teknis atau irigasi teknis nantinya.
Pengelolaan sumberdaya air secara terpadu adalah suatu proses yang mengedepankan
pembangunan dan pengelolaan sumber daya terkait lainnya secara terkoordinasi dalam
rangka memaksimalkan result anekonomi dan kesejahteraan social secara adil tanpa
mengorbankan keberlanjutan ekosistem yang vital.
Prinsip-prinsip pengelolaan air secara terpadu ini dikembangkan sebagai respon pola
pengelolaan sumber daya air yang diterapkan selama ini yang cenderung terpisah-pisah
sehingga menimbulkan berbagai persoalan seperti banjir, pengambilan air tanah yang
berlebihan, pencemaran dan sebagainya.

Halaman - 2 -
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

I. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Kegiatan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I TIMANG GAJAH II Kecamatan Gajah Putih
dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi jaringan irigasi agar mengoptimalkan
sistim pelayanan irigasi dan meningkatkan produktifitas hasil pertanian serta
kesejahteraan masyarakat..
b. Tujuan
Tujuan dari pengadaan pekerjaan ini adalah terlaksananya Peningkatan
Jaringan Irigasi sebanyak 1 paket.

II. SASARAN
Sasaran kegiatan dimaksudkan untuk melaksanakan Peningkatan Jaringan Irigasi Seluas
55 Ha untuk menjamin sistim pendistribusian air irigasi ke areal persawahan yang dapat
menunjang program pemerintah dalam penguatan kawasan sentra produksi pangan
(pertanian, perikanan, dan hewani).

III. ORGANISASI PENGGUNA BARANG / JASA


a. K/L/P/D : Pemerintah Kabupaten Bener Meriah
b. OPD : Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Bener Meriah
c. PPK : Ir. ERWIN, S.T, M.Si.

IV. DASAR HUKUM


1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah;
2. Undang – undang no 02 tahun 2017 tentang jasa kontruksi.
3. Undang – Undang No 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air.
4.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dokumentasi dan Tugas
Perbantuan;
6. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Beserta Perubahan Terakhir tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
7. Peraturan Presiden Nomor 123 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi
Khusus Fisik.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor. 21/PRT/M/2017
Tentang Petunjuk Operasional Penyelenggaraan Dana Alokasi Khusus Insfrastruktur.
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.02/2017 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2018;
10. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
11. Undang-Undang No.03 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Bener Meriah
di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 17 Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor : 4179);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
13. Peraturan Presiden No.12 Tahun 2021 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya
dan aturan turunannya.
14. Peraturan lembangan kebijakan pengadaan barang/ jasa pemerintah nomor 12 tahun
2021 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/ jasa pemerintahan melalui
Halaman - 3 -
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

penyedia.
15. Peraturan kemen pu nomor 8 tahun 2023 tentang pendoman penyusunan perkiraan
biaya pekerjaan kontruksi bidang pekerjaan umum bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat.

V. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


Biaya yang di perlukan untuk Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Timang Gajah II
Berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2024 Bidang Irigasi Rp.
1.029.989.000,- (Satu milyar dua puluh sembilan juta sembilan ratus delapan puluh
sembilan ribu Rupiah ). Termasuk pajak yang Berlaku.

VI. RUANG LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN


a. Ruang Lingkup
Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Timang Gajah II sesuai Standar Sarana dan
Prasarana yang mencakup:
a. Saluran Primer : 1.131,56 Meter
b. Pintu Air : 11,00 Unit
c. Gorong-Gorong : - Buah

b. Lokasi Pekerjaan
Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Timang Gajah II berlokasi di Kampung Uung
Gele, Kec. Gajah Putih, Kabupaten Bener Meriah.

VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Perkiraan jangka waktu penyelesaian Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Timang Gajah
II, dimulai dari tahap persiapan sampai dengan penyelesaian adalah 180 (Seratus
Delapan Puluh) hari kalender.
No Uraian Pekerjaa Bulan

2 3 4 5 6 7 8
1 Persiapan
2 Proses Tender
3 Pelaksanaan
4 Pelaporan

VIII. KUALIFIKASI DAN KLASIFIKASI TENAGA AHLI

No Jabatan Jumlah Pendidikan Sertifikat Keahlian Pengalaman


1 SKT Pelaksana Saluran
Pelaksana 1 S1 Sipil 2 Tahun
Irigasi (TS 031)
2 Petugas
Keselamatan 1 S1/SMK/STM Sertifikat Petugas KK 0 Tahun
Konstruksi

IX. KELUARAN / PRODUK YANG DIHASILKAN


Pelaksanaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Timang Gajah II, ini dikatakan berhasil
apabila:
Halaman - 4 -
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

a. Melaksanakan Pekerjaan Pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya dan


ketepatan waktu pelaksaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan
kelengkapannya yang sesuai dengan dokumen pelaksaaan dan kelacaran
penyelesaiaan administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta
penyelesaiaan kelengkapan pembangunan.
b. Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari :
1) Metode pelaksaan program kerja, alokasi tenaga, dan konsepsi pelaksanaan
pekerjaan.
2) Melakukan kontrol terhadap kondisi eksisting di lapangan
3) Mengajukan shop drawing pada awal pekerjaan yang dilaksanakan
4) Membuat laporan harian yang berisikan keterangan tentang:
 Tenaga kerja
 Bahan bangunan yang didatangkan, diterima, atau tidak
 Peralatan yang yang berhubungan dengan kebutuhan
 Kegiatan perkomponen pekerjaan yang diselenggarakan
 Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan
 Kejadian-kejadian yang berakibat menghabat pelaksanaan
5) Membuat laporan mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan,
tenaga, dan hari kerja), laporan bulanan
6) Mengajukan berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran termyn
7) Surat perintah perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan pekerjaan
tambah dan kurang (jika ada)
8) Membuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan
9) Membuat berita acara pernyataan selesainya pekerjaan
10) Membuat gambar-gambar sesuai perencanaan (as built drawing)
11) Membuat time schedule atau kurva S untuk pelaksanaan pekerjaan

X. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI


A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS
1. Spesifikasi Teknis Input
a. Spesifikasi bahan/material sebagai berikut:
NO BAHAN/MATERIAL : SPESIFIKASI

1. Semen : Portland Pozzolan Cement PPC ;SNI 0302 : 2014

2. Pasir : S- 10 ; SNI 06-0084-2002


: Keausan agregat dengan mesin Los Angeles max. 40%
3. Kerikil Beton
;SNI 2417 : 2008
4. Besi : BJTP U 24, SNI

5. Batu Gunung/Kali : P.B.I1971

b. Spesifikasi Peralatan Minimum


NO PERALATAN JUMLAH KAPASITAS
Halaman - 5 -
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

1. Concrete Mixer (Molen) 1 Unit Concrete Mixer digunakan sebagai pengaduk


campuran beton dan memiliki kapasitas 0.3-0.6
M³.
2. Dump Truck 2 Unit Dump truck yang digunakan adalah dum truck
memiliki kapasitas 3-5 m³.

1. Kereta sorong
3. Peralatan lainnya
2. Cangkul
3. Pengki
4. Genset
5. Sekop
6. Parang
7. Ember
8. Sendok semen & Raskam
9. Waterpass
10. Meteran

2. Spesifikasi Proses/Kegiatan (Spek Tahap Pekerjaan dan instruksi


kerja)
2.1 Pekerjaan Persiapan
2.1.1 Uitzet Trase Saluran
Pengertian uitzet (Pengukuran Lapangan) adalah kegiatan pengukuran
ulang lapangan yang dilakukan pada tahap awal suatu pekerjaan pada
area tertentu. Tujuan uitzet ini adalah untuk memastikan ada tidaknya
perubahan terhadap dokumen perencanaan yang telah dibuat. Jika tidak
ada perubahan maka dilaksanakan sesuai dengan dokumen perencanaan.
namun jika diperlukan perubahan maka perubahan tersebut dituangkan
dalam bentuk berita acara dan laporan MC-0.

2.1.2 Biaya SMKK (Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi)


Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) adalah bagian dari
sistem manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka
menjamin terwujudnya “keselamatan konstruksi”, yaitu pemenuhan
standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang
menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja, keselamatan publik dan lingkungan. Konsultan manajemen
konstruksi, konsultan pengawasan konstruksi, dan kontraktor harus
menerapkan SMKK yang memenuhi standar keamanan, keselamatan,
kesehatan dan keberlanjutan. SMKK diterapkan pada tahapan pemilihan,
pelaksanaan, dan serah terima pekerjaan.

2.1.3 Papan Nama Proyek


a. Uraian Umum
Papan nama proyek harus dipasang oleh kontraktor yang berfungsi
untuk menjelaskan tentang pelaksanaan proyek yang sedang
Halaman - 6 -
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

dilaksanakan.
b. Bahan
 Tiang kayu ukuran 5 s/d 7 cm.
 Papan untuk dinding ukuran 2 s/d 20 cm.
 Cat Minyak warna putih dan hitam.
 Paku secukupnya.

2.1.4 Administrasi dan Dokumentasi


a. Administrasi
 Setiap harinya membuat Laporan Kemajuan Pekerjaan, agar
pekerjaan tepat waktu diselesaikan.
 Membuat Laporan Kemajuan Pekerjaan (Progres)/Termin.
 Membuat Laporan Akhir Pekerjaan.
 Membuat laporan Harian kegiatan pekerjaan
 Membuat Request item pekerjaan yang memiliki resiko tinggi
 Mengajukan segala perubahan terhadap perubahan desain konstruksi

b. Dokumentasi
 Mendokumentasikan prestasi pekerjaan lapangan, baik menggunakan
Kamera maupun Visual.
 Menyusun Photo Visual dalam bentuk laporan/photo form mulai dari
0 % sampai dengan 100 %.
 Kami akan membuat poto kemajuan pekerjaan dari 0% sampai
100% yang dapat dibuat dari semua arah konstruksi. Pengulangan
potoakan dilakukan pada sisi yang sama secara berurutan sehingga
akan jelas terlihat sisi tersebut dari permulaan pekerjaan sampai akhir
pekerjaan.

2.2 Pekerjaan Saluran


Terase saluran harus di-striping (dikupas) setebal minimum 20 cm dan
lebar sesuai dengan gambar rencana. Pada lokasi bangunan yang tanah
hasil galiannya akan digunakan untuk timbunan kembali pada bangunan
tersebut atau akan dipakai di tempat lain harus di-striping lebih dahulu. Hal
ini untuk menghindari bercampurnya tanah yang baik dengan yang tidak
baik. Striping untuk saluran dilakukan secara manual (Tenaga Manusia).
Borrow area yang akan dijadikan sumber bahan untuk timbunan harus di-
striping (dikupas), terlebih dahulu untuk membuang tanah bahagian atas
(top soil), akar tanaman, sampah, dan lain lain yang tidak dapat digunakan
untuk bahan timbunan.

2.3 Pekerjaan Plat Beton


Pada pekerjaan plat beton proses/kegiatan awal yang dilakukan adalah
pekerjaan pembesian dengan memakai besi polos dan dilanjutkan dengan
pekerjaan bekesting, bekisting harus difabrikasi terlebih dahulu dan dibuat
sesuai dengan shop drawing, setelah pekerjaan pembesian dan bekesting
selesai, selanjutnya besi dan bekesting dikombinasian dengan Beton Cor
K.175.

Halaman - 7 -
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

3. Spesifikasi Metode (Tahap Pekerjaan Sesuai Schedule)


3.1 Pekerjaan Persiapan
a. Pengukuran & Pembersihan Lokasi
Pembersihan Lokasi: Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini adalah membersihkan areal pekerjaan dengan cara
membersihkan tanaman semak belukar yang ada di sekitar lokasi agar
dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala. Sekelompok
pekerja membersihkan dengan menggunakan alat pertukangan (cangkul,
skop dll.) dan diangkut dengan kereta sorong atau alat trasportasi lainnya
ke luar lokasi proyek.

Dalam hal ini pengukuran dilakukan untuk menentukan titik acuan sebagai
titik dasar untuk memulai pekerjaan konstruksi. pekerjaan pengukurandan
setting out ini dilakukan menentukan lokasi atau denah pekerjaan dan
mendapattitik-titik elevasiyang dibutuhkan.

Persiapan Kerja :
 Perlengkapan APD
 Bahan – bahan (kayu/cat/dll.)
 Peralatan kerja

Tahapan Kerja:
 Gunakan kompas atau GPS atau alat navigasi lainnya untuk menandai
lokasi pekerjaan sebagai bahan referensi dalam penentuan jenis kontur
dan ketinggian.
 Gunakan alat ukur sipat datar dan sipat vertikal sesuai kaidah pengukuran
untuk mendapatkan data jarak, elevasi, serta kemiringan area.
 Meginterprestasi data dan informasi yang disajikan pada gambar kerja
(gambar site plan dan gambar konstruksi)
 Lakukan pengukuran tahap demi tahap apabila perlu ditancapkan kayu
sebagai penanda (titik yang telah diukur)
 Menyajikan hasil hitungan dalam bentuk tabel.
 Lakukan dokumentasi(photo) untuk laporan.

b. Papan Nama Proyek


Papan nama proyek ditempatkan di pintu masuk lokasi proyek,
Papan nama proyek dipasang dan berfungsi untuk menjelaskan tentang
pelaksanaan proyek yang sedang dilaksanakan. Dimensi serta bentuk
papan nama disesuaikandengan Rencana kerjasyarat-syarat.
Tahapan pelaksanaan :
i. Galitanah dengan ukuran 10/10cm dengan tinggi ≤ 40cm.
ii. Pasang kayu 2/2 2btg tegak keatas sebagai tumpuan papan nama
iii. Pasang papan nama pada kayu tumpuan, rekatkan dengan
beberapa paku.
iv. Usahakan ketinggian papan nama dari permukaan tanah setinggi
150-180cm
v. Setelah selesai bersihkan sisa – sisa bahan dari area tersebut.
Halaman - 8 -
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

c. Penerapana Spek SMK3 Dan Perlengkapan P3K


Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran K3. Suatu tempat kerja dalam menerapkan
kebijakan K3 harus dapat mengitegrasikan Sistem Manajemen
Perusahaan yang sudah ada.
Yang perlu diperhatikan oleh perusahaan pada tahap ini adalah:
 Jaminan kemampuan
 Dukungan tindakan
 Indentifikasi sumber bahaya dan pengendalian resiko
 Pengukuran dan evaluasi
 Tinjauan oleh pihak manajemen
Sebelum pekerjaan dilaksakan maka perlu dilakukan pengarahan pada
semua staf dan pekerja tentang tujuan dan sasaran untuk diketahui
dipatuhi bersama bersama dalam teamwork yang antara lain sebagai
berikut:
 Menjamin bahwa seluruh aktifitas pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan aspek keselamatan kerja (health and work safety aspects).
 Menjamin bahwa seluruh aktifitas pekerjaan yang dilakukan dengan
peralatan dan tenaga manusia dilakukan oleh orang yang punya
kewenangan melakukan dan menggunakan alat dan peralatan sesuai
dengan keahliannya masing-masing.
 Menjamin agar keselamatan kerja dilakukan secara konsisten dan
sesuai dengan peraturan serta prosedur kerja yang telah dibuat
dalam proyek.
 Menjamin Produktifitas kerja tidak terganggu dan aman bekerja
secara kontinu. Menuju Kondisi Nol Kecelakaan (Zero Accident).
Mengintruksikan memakai Perlengkapan K3 selama berada dalam
lingkungan Proyek Memasang Rambu-rambu peringatan pada tempat yang
dianggap berbahaya bagi pekerja dan masyarakat yang berada disekitar
kegiatan proyek.
Sarana Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3):
Sarana K3 merupakan fasilitas yang harus tersedia di lokasi proyek
kostruksi untukmenjamin kesehatan dan keselamatan pekerja. Adapun
sarana tersebut adalah sebagaiberikut:
 Tersedia sarana cuci mata dan tangan. Sarana ini digunakan untuk
membersihkan diri setelah bekerja. Air pada fasilitas ini harus bersih
dan bisa melayani semua pekerja.
 Tersedia barak kerja, barak kerja merupakan rumah sementara/tempat
tinggal Bagi pekerja yang menginap dilokasi proyek. Barak pekerja
harus disediakan dengan kondisi yang nyaman, baik dan rapi supaya
pekerja dapat beristirahat dengan baik. Pemulihan tenaga pekerja
merupakan hal yang penting karena salahsatu penyebab kecelakaan
kerja adalah hilangnya konsentrasi pekerja yang terlalu capai.

Halaman - 9 -
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

 Tersedia kotak P3K, Kotak P3K merupakan perlengkapan


pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja. Kotak P3K
dianjurkan terdiri dari kapas, perban, plester, obat luka bakar, kasa,
Sopra-Tulle, gelas pencuci mata, aquades, obat tetes mata, obat
merah, rivanol, alkohol70%, balsem, peniti, gunting, vinset dan
sarung tangan karet.

3.2 Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

a. Pembongkaran Bangunan Lama


 Apabila bagian dari bangunan pasangan batu atau beton lama akan
dibongkar, Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan tersebut
sedemikian rupa sehingga tidak memberi pengaruh buruk kepada
keadaan bangunan yang tertinggal.
 Tiap kerusakan, atau terjadi lubang atau pecah pada bagian bangunan
yang masih tinggal sebagai akibat dari pembongkaran tersebut, harus
diperbaiki dan dikembalikan ke kondisi semula atas persetujuan
Direksi.
 Hasil bongkaran harus dibuang dengan persetujuan Direksi dan
permukaan tanah atau tampang lintang saluran harus diselesaikan dan
dirapikan sampai memuaskan Direksi.

b. Galian Tanah sedalam ≤ 1 meter


Persiapan:
 Perlengkapan APD
 Gambar kerja(workplan)
 Kereta sorong
 Alat tukang
 Alat bantu

Tahap pelaksanaan:
 Plot dan ukuran yang akan digali
 Menggali tanah dengan ukuran sesuai gambar kerja dengan
kedalaman yang disyaratkan.
 Menggali sisi – sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan
yang tepat.
 Buang tanah sisa galian disamping lubang galian, untuk memudah kan
pemakaian kembali sebagai timbunan.
 Sekelompok pekerja mengangkut tanah berlebih dengan kereta sorong
ke area penumpukan
 Cek posisi, lebar, kedalaman dan kerapiannya sesuai dengan rencana

c. Pasangan Batu dengan dengan jenis mortar PC – PP (1 m3)


Persiapan:
 Perlengkapan APD
Halaman - 10
-
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

 GambarKerja (workplan)
 Dump truck
 Concrete Mixer (molen)
 Kereta Sorong
 Alat tukang
 Alat bantu

Bahan :
Bahan/Material Jenis TKDN Spesifikasi
83.96 SNI
Semen PPC
0202:2004
Pasir Baik/bersih 100 P.B.I1971
Batu Gunung/Kali Baik/bersih 100 P.B.I1971
Air Baik/besih 100 P.B.I1971

Dump truck mengangkut material dari quary dan dituangkan pada lokasi
penumpukan material/disposal.
Tahap pelaksanaan :
 Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
 Pasang benang pada sisi luar untuk setiap beda tinggi 25cm dari
permukaan tanah.
 Sekelompok pekerja mengaduk bahan/material dengan
menggunakan Concretemixer (molen) dan diangkut dengan kereta
sorong yang digunakan sebagai pengisi celah batu-batu tersebut.
 Susun batu-batu dengan tinggi 25 cm dan isikan adukan dalam
celah-celah batutersebut sehingga tak ada rongga antar batu
kemudian siramlah pasangan batu tersebut dengan air.
 Naikkan benang pada 25cm berikutnya dan pasang batu kali dengan
adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasang
anter sebut rata.

d. Plesteran Tebal 1.5 cm


Plesteran adalah membalut atau melapisi baik itu lantai atau dinding
saluran dengan adukan (spesi). Spesi (adukan) adalah campuran antara
PC (Portland Cement) ditambah pasir+air.
Persiapan:
 Perlengkapan APD
 Gambar kerja (workplan)
 Alat tukang (jidar,unting unting/Lot, meteran, paku, benang, palu)
 Kerata Sorong
 Alat bantu

Tahapan pelaksanaan:
 Angkut material pasir dengan kereta orong dari area disposal ke
lokasi dekat dengan konstruksi yang akan diplester.
Halaman - 11
-
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

 Sekelompok pekerja membuat adukan (semen,pasir dan air) pada


sebuah wadah, campuran disesuaikan dengan spesifikasi.
 Bersihkan area yang ingin diplester.
 Buatlah patokan ketebalan (kelabangan/Kepalaan) yang dipasang
Vertikal sebagai pedoman nya biasanya jarak±30. Paku tembok
bagian atas dangan tungkan unting unting (LOT) jarak nya ± 3 cm
dari tembok. usahakan benang rata dengan ujung paku. untuk
kerataan vertikal. paku juga dinding bagian bawah,lurus/rata dengan
benang
 Ikatkan benang ke paku pertama dan tarik kepaku yang ada disudut
lainnya
 Buatlah titik paku lagitan palepas benang, dengan jarak kira kira per 1
meter
 Setelah ketebalan titik paku selesai, kini langkah selanjutnya
menyelesaikan patokan jidar(klabangan/Kepalaan)
 Lempar adukan segaris lurus dari paku atas sampai paku bawah
hingga menjadi seperti polisi tidur yang menempel di dinding. Tidak
perlu terlalu lebar, cukup 5cm.
 Gesekkan jidar dari paku atas kepaku bawah hingga tercetak dan
membentuk seperti rel, lakukan hal yang sama pada titik paku
berikutnya
 Untuk Hasil Yang terbaik biarkan kelabangan/kepalaan plesteran
kering ± 1hari.
 Langkah selanjutnya yaitu memplester, karena rel/ biasa tukang
menyebutnya Klabangan/Kepalan sudah jadi. jadi tinggal melempar
adukan kemudian gosokkan jidar horisontal dengan patokan
kelabangan yang sudah dibuat sebelumnya.
 Setelah selesai bersihkan sisa-sisa plesteran yang terjatuh.

e. Pemasangan Pintu Besi Ukuran 70 x 200 cm


 Jadwal pemasangan pintu air sebaiknya disesuaikan dengan jadwal
penggunaan air di saluran utama
 Pintu air yang telah terpasang dilakukan penggambaran sesuai dengan
yang terbangun
 pada pondasi pintu air eksisting. Pemasangan pintu air menyesuaikan
dengan kondisi
 eksisting terutama untuk lebar pintu, tinggi daun pintu, serta tinggi
rangka pintu air
 sampai dengan lantai layanan. Gambar sesuai terbangun juga terfokus
pada detail
 pengangkuran antara frame pintu air dengan pondasi.

f. Pembanganan Pasangan Bronjong/Tebing Penahan Sungai


 Bronjong kawat adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis
seng yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk pencegah erosi yang
dipasang pada tebing-tebing, tepi-tepi sungai, yang proses penganyamannya
Halaman - 12
-
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

meng gunakan mesin. Acuannya adalah SNI 03-0090- 1987 tentang Mutu
dan Cara Uji Bronjong dan Kawat Bronjong, dan syarat bahan baku mengacu
pada SNI 03-6154-1999 tentang Kawat Bronjong.

 Sifat tampak bronjong kawat harus kokoh, bentuk anyaman heksagonal


dengan lilitan ganda dan berjarak maksimum 40 mm serta harus simetri.
Lilitan harus erat, tidak terjadi kerenggangan hubungan antara kawat sisi dan
kawat anyaman dililit minimum 3 kali sehingga kawat mampu menahan
beban dari segala jurusan.

 Bentuk dan ukuran bronjong kawat adalah bentuk I, ukuran anyamannya 80


mm x 100 mm atau 100 mm x 120 mm dengan ø kawat anyaman 2,70 mm
atau 3,00 mm, kawat sisi ø 3,40 mm atau 4,00 mm, kawat pengikat ø 2 mm.
Toleransi ukuran kotak (panjang, lebar, tinggi) sebesar 5%.

 Bronjong kawat bentuk II, ukuran anyamannya 60 mm x 80 mm, diameter


kawat anyaman 2 mm, kawat sisi ø 2,70 mm, kawat pengikat ø 2 mm. Untuk
ukuran anyaman 80 cm x 100 cm, diameter kawat anyaman 2,7 mm, kawat
sisi ø 3,40 mm dan kawat ikat ø 2 mm.

 Toleransi ukuran kotak (panjang, tinggi, lebar) sebesar 5%.


BENTUK I (meter)
Panjang Lebar Tinggi BENTUK II (meter)
(a) (b) (c) Panjang Lebar Tinggi
2 1 0,5 (a) (b) (c)
3 1 0,5 6 2 0,17
4 1 0,5 6 2 0,23
3 1,5 0,5 6 2 0,30
2 1 0,5
3 1 0,5
4 1 0,5

g. Pembangunan Pasangan Gorong- gorong


 Pekerjaan ini mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian,
atau pembuatan gorong-gorong pipa beton bertulang maupun
tanpa tulangan atau pipa logam gelombang (corrugated), gorong-
gorong persegi dan pelat beton bertulang, termasuk tembok
kepala, struktur lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lainnya
yang berhubungan dengan perlindungan terhadap penggerusan,
sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini dan pada lokasi yang
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Pekerjaan ini juga mencakup pemasangan Drainase dengan
pelapisan beton (concreted lined drains), bilamana diperlukan
dilengkapi dengan plat penutup, pada lokasi yang disetujui seperti
dalam daerah perkotaan dan dimana air rembesan dari selokan
yang tidak dilapisi dapat mengakibatkan ketidakstabilan lereng.

3.3 Beton Struktural


Beton dengan mutu sesuai dengan spesifikasi menyatakan kekuatan
tekan karakteristik minimum pada umur beton 28 hari Mendapatkan
Halaman - 13
-
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

beton berkualitas Beton yang baik dihasilkan dari hasil adukan yang
merata dari kualitas dan proporsi bahan baku yang digunakan (semen,
pasir, batu split dan air). Pemakaian air yang berlebihan dapat
mengakibatkan porositas dan penurunan kualitas beton cor.
Bahan:
Bahan/Material Jenis TKDN Spesifikasi
Pasir Baik/bersih 100 P.B.I1971
Kerikil Baik/bersih 100 P.B.I1971
Semen Type1 83.96 P.B.I1971
Air Bersih 100 P.B.I1971
Bahan additive Baik Standarpabrik

Sampel dari quary didatangkan dan Membuat mix design beton sesuai
yang dipersyaratkan dengan kondisi pengawasan pelaksanaan di
Lapangan. Pelaksanaan Perencanaan mix design menggunakan metode
SNI 03-2834-1993. Jumlah sampel yang digunakan untuk umur pengujian
3 hari ada 3 sampel, umur 7 hari ada 3 sampel, umur 14 hari ada 3
sampel, dan umur 28 hari 30 sampel, Nilai slump yang digunakan 10 ± 2
cm dan dengan ukuran kubus beton 15 cm x 15 cm x 15 cm atau kubus
ukuran 20x20x20cm. Dan berdasarkan hasil uji kuat tekan dan diproleh
mix design maka pekerjaan beton dapat dilaksanakan. Persiapkan bahan
- bahan yang akan digunakan untuk campuran beton dengan
Ketentuan sebagai berikut :
a) Agregat kasar (split/Krikil)
b) Pasir
c) Semen
d) Air

3.4 Pembesian/Tulangan
Pelaksanaan pabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang
cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton dan
membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui.
 Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter
(spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambarkerja.
 Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan
penempatannya,supaya tidak membingungkan/membuang waktu
untuk saat akan dipasang.
 Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru
setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bekesting.

Mengingat beton kuat menahan tekan dan lemah dalam menahan


tarik, makadalam penggunaannya sebagai komponen struktur,
umumnya beton diperkuat dengan tulangan yanag mampu menahan
gaya tarik. Untuk keperluan penulangan tersebut digunakan bahan
Halaman - 14
-
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

baja yang memiliki sifat teknis menguntungkan, dan baja tulangan


yang digunakan dapat berupa batang baja lonjoran ataupun
kawatrangkaian las (wire mesh) yang berupa batang kawat baja yang
dirangkai denganteknik pengelasan. Di dalam setiap struktur beton
bertulang, harus diusahakan supaya tulangan bajadan beton dapat
mengalami deformasi secara bersamaan, dengan maksud agar terjadi
kompatibilitas regangan. Ada dua jenis baja tulangan yaitu, baja
tulangan polos dan baja tulangan ulir(deformed). Baja tulangan ulir
berfungsi untuk menambah lekatan antara beton dengan baja. Baja
tulangan ulir yaitu batang tulangan baja yang permukaannya
dikasarkan secara khusus, diberi sirip teratur dengan pola tertentu atau
batang tulangan yang dipilin pada proses produksinya (R.Parkand
T.Paulay,1975).
Sebelum melakukan pekerjaan perlu diyakinkan bahwa besi yang anda
gunakansudah sesuai dengan yang direncanakan dan telah memenuhi
syarat.
Cara membengkokkan besi:
 Pembengkokan yang dilakukan setelah tulangan dirakit adalah
keliru, akan tetapi di dalam pekerjaan pelaksanaan penulangan
atau pembesian beton terakit. Inti dari pebengkokan tulangan
beton yang dibolehkan adalah selama tidak merubah susunan
tulangan yang telah dikerjakan dan tidak merubah jarak antara
tulangan beton dengan begisting sehingga pekerjaan
penulangan besi beton sesuai yang direncanakan. Jarak yang
terjadi antara tulangan dan begisting nantinya akan menjadi
selimut beton setelah pekerjaan pengecoran beton selesai
dilakukan.
 Semakin panjang alat pembengkok maka tenaga yang
dikeluarkan ketika proses pembengkokan kecil, hanya saja
konsekwensinya bahwa maneuver ketika pembengkokan jadi
agak sulit dikarenakan panjangnya alat. Intinya semakin besar
diameter besi
 Tulangan beton, maka alat pembengkok yang digunakan harus
semakin panjang.

Yang Harus diperhatikan:


 Penggunaan besi tulangan polos atau tidak bersirip (BJTP),
ujung dari baja tulangan beton wajib dibuat penjang karan
dengan panjang 6 dikalikan dengan diameter tulangan yang
digunakan (panjang penjang karan6D). C=6D (artinya panjang
C adalah 6 dikalikan diameter tulangan yang digunakan). Sekali
lagi ingat bahwa tip ujung BJTP harus dilakukan
penjangkaran/dibuat kait. Akan tetapi ada pengecualian pada
pembuatan begel dimana ujungnya tidak perlu dibuat
penjangkaran atau kait.
 Panjang besi standar di pasaran adalah 12 meter (lihat syarat
SNI tentang baja tulangan beton). Maka pertimbangkanlah sisa-
Halaman - 15
-
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

sisa hasil potongan, untuk kemudian di agar dapat digunakan


untuk membuat penulangan yang lainya. Secara teknis
penyambungan baja tulangan beton dibolehkan, hanya saja
cara penyambungan, jumlah sambungan maksimal tiap bentang
dan letak sambungan diatur agar sesuai dengan kaidah teknis.
Detail sambungan dan detail pertemuan masing-masing
penulangan.

3.5 Cetakan/Bekisting
 Perencanaan Bekisting
1. Mempelajaristrukturkonstuksiyangakandibuat
2. Menentukan metodepelaksanaanyangakandipakai
3. Pembuatangambarshopdrawingbekisting
4. Menghitungjumlah danjenis bekistingyangakan digunakan

 Pemasangan Bekisting
1. Ukur dengan tepat berdasarkan shop drawing bekisting
2. Bekisting dibersihkan sebelum dipasang, karena sering
terjadi kelalaian mengecek kotoran pada dinding bekisting
sehingga hasil cor beton tidak rapi
3. Pasang bekisting sesuai garis marka ukur yang telah dibuat
4. Cek ukuran (posisi, ketegakan, dan kedataran)
5. Cek Perkuatan bekisting (pastikan telah kuat)
6. Jika semua sudah di-ceklist bekisting telah siap dilakukan
pengecoran.

 Pembongkaran Bekisting
Tahapan pembukaan cetakan/bekisting:
1. Cetakan beton dapat dibongkar jika umur beton melampaui
waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 hari
Cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang
kondisi perawatan nya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28 hari.
Pembongkaran cetakan beton harus dilaksanakan dengan hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan
tidak pecah.
1. Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang
terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum
dilaksanakan pengurugan tanah kembali
2. Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk
fisik yang ratadan halus. Menaburkan semen kering pada
permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air tidak
Halaman - 16
-
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

dibenarkan sama sekali.


Persiapan:
 Perlengkapan APD
 Gambar Kerja (workplan)
 Dump truk
 Water Tanker
 Concrete Mixer (molen)
 Kereta Sorong
 Alat tukang
 Alat bantu
Tahap pelaksanaan: Plat Beton
 Pada pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan pembesian
selesai dilaksanakan.
 Sekelompok kerja mengaduk material (kerikil, pasir, semen, air
dan bahan addective) dengan menggunakan concrete mixer,
untuk campuran disesuai dengan permintaan spesifikasi.
 Bersihkan area lantai yang akan dicor.
 Angkut hasil adukan dengan kereta sorong.
 Pasang bekesting dan bila semua telah terpasang pada
tulangan, tuang/hampar adukan diselingi pemadatan dengan
concrete vibrator.
 Tunggu kering dan bersihkan sisa-sisa adukan.

4. Spesifikasi Jabatan Kerja

Jabatan Dalam
Pengalaman Sertifikat
No Pekerjaan yang akan
Kerja (tahun) Kompetensi Kerja
dilaksanakan

SKT Pelaksana Saluran


1 Pelaksana 2 Tahun
Irigasi (TS 031)
Petugas Keselamatan
2 0 Tahun Sertifikat Petugas KK
Konstruksi

B. KETERANGAN GAMBAR
1. Peta lokasi
2. Layout
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

Halaman - 17
-
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

C. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)


1. Uraian pekerjaan

PENILAIAN RISIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI JENIS
NO
PEKERJAAN BAHAYA
TINGKAT
KEKERAPAN KEPARAHAN
RISIKO
1 Pekerjaan  Kontak Fisik dengan 1 2 2
Persiapan peralatan Kerja
antar pekerja
 Tertimpa/terjepit
material
 Terkena ranting
kayu
 Terjatuh pada
pengambilan
dokumentasi
2 Pekerjaan  Terkena alat gali 1 2 2
Saluran akibat terlalu dekat
antar penggali
 Terjebit material
bongkaran
 Tertimpa batu
gunung
 Terpeleset saat
proses angkutan
material

3 Pekerjaan  Terjepit batu 1 2 2
Bronjong  Tertimpa batu
 Terkena kawat

Halaman - 18
-
SPESIFIKASI TEKNIS DAK IRIGASI 2024

Redelong, April 2023

PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN BENER MERIAH

Ir. ERWIN,S.T, M.Si


Pembina Utama Muda/
NIP. 19761225 200112 1 002

Halaman - 19
-

Anda mungkin juga menyukai