Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1
PENDAHULUAN

Halaman
1
1.1 Latar Belakang

Dalam rangka pengelolaan sumber daya air berkelanjutan di Kabupaten Purworejo dan
sekitarnya, khususnya yang mengalir melalui Sungai Bogowonto, maka saat ini Balai
Besar Wilayah Sungai Serayu Opak selaku pemrakarsa kegiatan dari Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah melaksanakan Pembangunan Bendungan
Bener mulai tahun 2018. Dengan adanya Bendungan Bener maka diharapkan masalah
banjir di wilayah Kabupaten Purworejo akan berkurang, sehingga secara tidak langsung
akan meningkatkan pula perekonomian masyarakat setempat. Serta mempertimbangkan
bahwa kawasan hulu dan hilir bendungan merupakan bagian dari aset yang perlu dikelola
dan dimanfaatkan secara optimal dan dihuni oleh masyarakat maka perlu dilakukan
bentuk pengembangan konservasi secara holistik dan terintegratif dengan masyarakat
sekitar. Sehingga dalam menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya serta menjamin
bangunan yang dibangun dapat dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan.
DED Penataan Kawasan Genangan dan Ex Quarry Bendungan Bener Kabupaten
Purworejo ini merupakan usaha pengembangan konservasi sumber daya air hulu dan hilir
bendungan dalam bentuk Grand Desain Daerah Sabuk Hijau dan Ex Quarry yang
merupakan suatu upaya konservatif untuk menjaga daerah tangkapan waduk tetap dalam
kondisi optimal dan mencegah berkurangnya umur layanan bendungan karena faktor
sedimentasi. Upaya konservatif ini perlu dipadukan dengan potensi lain yang diharapkan
dari pembangunan waduk ini adalah ekowisata dimana dalam pengelolaan dan
pemanfaatan area tersebut memerlukan suatu wadah sosial kelembagaan terpadu dalam
mengakomodir pelaksanaan kegiatan yang ada.
Ekowisata merupakan suatu model pengembangan wisata alam yang bertanggung jawab
di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola secara alami dimana
tujuannya selain untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan usaha konservasi serta
peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Pada dasarnya ekowisata merupakan
perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari keprihatinan lingkungan, ekonomi, dan
sosial. Secara ekonomi pengembangan ekowisata harus dapat memberi keuntungan bagi
penyelenggaranya bagi setiap wilayah yang memiliki dan mengembangkan ekowisata.
Dalam pengelolaan yang terpadu, ekowisata berpotensi untuk menggerakkan ekonomi
wilayah dan mensejahterakan rakyat di sekitar kawasan yang dikembangkan sebagai
pariwisata alam, dengan mekanisme pembiayaan dana untuk kegiatan konservasi

Halaman
2
sumberdaya alam dan secara ekonomis akan memberdayakan masyarakat lokal.
Keterlibatan masyarakat dan seluruh stakeholder dalam menjamin keamanan dan
keberadayaan sumberdaya alam sangat membantu dalam memajukan potensi alam yang
dimiliki pada setiap wilayah.

1.2 Uraian Singkat


Bendungan Bener sedang dalam tahap pelaksanaan oleh SNVT Pembangunan Bendungan
BBWS Serayu Opak, pelaksanaan konstruksi nya dilakukan pada tahun 2018-2023.
Bendungan dengan tipe Urugan Batu Membran Beton ( Concrete Face Rock Fill Dam) yang
membendung sungai Bogowonto ini berfungsi untuk mereduksi banjir sebesar 410,18
m3/det, menyediakan air baku kabupaten purworejo, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten
Kulon Progo sebesar 1500 lt/detik, serta mensuplai pembangkit listrik sebesar 10 MW.
Bendungan dengan total tinggi 169 m ini mempunyai Volume tampungan efektif sebesar
68,346 juta m3. Lokasi Bendungan Bener terletak di Desa Guntur, Kecamatan Bener
Kabupaten Purworejo.

1.3 Maksud Dan Tujuan

1.3.1 Maksud
Maksud dari studi ini adalah adalah untuk menentukan Grand Desain Konservasi Sumber
Daya Air partisipatif untuk Daerah Sabuk Hijau dan Ex Quarry Bendungan Bener sehingga
diharapkan dapat terhindar dari adanya kerusakan lingkungan serta terjaganya
kelestarian area hulu dan hilir bendungan serta mengembalikan fungsi area ex quarry
untuk konservasi.
1.3.2 Tujuan
Tujuan dari studi ini adalah untuk terwujudnya pengembangan rencana konsevasi sumber
daya air partisipatif melalui penatagunaan lahan di kawasan sabuk hijau dan Ex Quarry
Bendungan Bener sesuai dengan daya dukung lahan dan jenis peruntukan yang sesuai
dengan kemampuan lahan, sekaligus untuk memberikan kepastian pemanfaatan ruang
yang sesuai dengan peran dan fungsi waduk dengan memperhatikan karateristik
masyarakat dan lingkungan.

1.4 Sasaran

Halaman
3
Sasaran pekerjaan ini adalah teridentifikasinya desain konservasi sumber daya air melalui
pengembangan potensi dan pemanfaatan kawasan sabuk hijau dan eks quarry
bendungan bener dengan memadukan antara unsur teknis dan sosial pemberdayaan
masyarakat, serta tersusunnya arahan pengendalian dan pemanfaatan ruang kawasan
Bendungan Bener.

1.5 Lokasi Kegiatan


Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan di Lokasi Bendungan Bener terletak di Desa
Guntur, Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi
bendungan berada di sebelah utara Kota Purworejo, dengan jarak 12 Km. Secara
geografis Bendungan terletak pada 7°35' 54.59" LS dan 112° 1'12.94" BT atau dengan
koordinat X = 391927.12 m E dan Y= 9159959.76 m S. Lokasi daerah genangan dan
greenbelt Bendungan Bener berada di Desa Limbangan, Guntur dan Nglaris Kecamatan
Bener Kabupaten Purworejo, dan Desa Kemiri Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo,
dan Desa Burat dan Bener Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo serta Desa Wadas
Kabupaten Purworejo khususnya pada area yang dilakukan pembebasan dan diambil
material batunya untuk bahan timbunan tubuh bendungan.

1.6 Standar Teknis


1. Standar Teknis SNI.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/PRT/M/2015 tentang Rencana dan
Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan.
3. Surat Edaran Dirjen SDA Kementerian Pekerjaan Umum No. 04/SE/D/2012 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca Air dan Penyelenggaraan Alokasi Air.
4. SNI 19-6724-2002 Tata Cara Pengukuran Kotrol Horizontal dan SNI 19-6988-2004
Tata Cara Pengukuran Kontrol Vertikal;
5. SNI 19-6502-2000 Tata Cara Pembuatan Peta Rupa Bumi Skala 1 : 25000;
6. SNI-03-1727-2013 Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.
7. SNI 2847-2019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
8. SNI-1726-2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung dan non Gedung
9. SNI 1729:2015 Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
10. ACI 318-202 Building Code Requirements for Structural Concrete

Halaman
4
11. ANSI/AISC 360-10 Specification for Structural Steel Buildings
12. ANSI/ASCE-7 Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures, 2005
13. UBC 1997 Uniform Building Code, 1997 Edition
14. Standar teknis lain yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang yang berkaitan
dengan pekerjaan ini

1.7 Referensi Hukum

1. UUD 1945 dan Perubahannya.;


2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
5. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 71
Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun 2022
tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 6 Tahun 2020
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2015
tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 06/PRT/M/2015
tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan;
12. Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
13. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18/SE/M/2021
Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional Tertib Penyelenggaraan Persiapan
Pemilihan untuk Pengadaan Jasa Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;

Halaman
5
14. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun
2021 tentang Tata Cara Pemenuhan Persyaratan Perizinan Berusaha, Pelaksanaan
Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi, Dan Pemberlakuan Sertifikasi Badan Usaha
Serta Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi;
15. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
524/KPTS/M/2022 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 10 Tahun 2021 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Purworejo Tahun 2021-2041;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 22 Tahun 2019 tentang Garis
Sempadan;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2031;
19. Peraturan lainnya yang terkait.

1.8 Lingkup Kegiatan


Berdasarkan lingkup pekerjaan diatas dapat diuraikan secara detail sebagai berikut:
1. Survei Lokasi dan Inventarisasi Batas Area Genangan, Greenbelt dan Ex
Quarry Desa Wadas
Data-data yang dikumpulkan adalah segala jenis informasi yang diperlukan untuk
melakukan an alisis kawasan dan wilayah sekitar bendungan. Dari hasil pendataan
akan diperoleh identifikasi kawasan waduk dari segi fisik, sosial, budaya, dan
ekonomi, serta identifikasi atas kondisi di wilayah waduk dan sekitarnya. Data yang
dibutuhkan meliputi:
a. Data hidrologi
b. Data geologi setempat
c. Peta Regional skala 1 : 10.000
d. Peta kawasan Bendungan Bener dengan skala 1 : 1.000 yang memperlihatkan
kondisi topografi/garis kontur)
e. Foto-foto meliputi : foto udara/citra satelit dan foto kawasan Bendungan Bener
f. Peraturan dan rencana-rencana terkait penataan kawasan genangan/greenbelt
dan lahan ex quarry untuk Bendungan Bener
g. Sejarah dan asal-usul kawasan Bendungan Bener
h. Kondisi kependudukan dan sosial-budaya kawasan Bendungan Bener

Halaman
6
i. Kondisi perekonomian masyarakat sekitar bendungan
j. Kondisi fisik dan lingkungan serta kepemilikan lahan di sekitar bendungan
k. Kondisi prasarana dan sarana di sekitar bendungan
l. Kondisi DAS Bogowonto
m. Kualitas dan kuantitas air sungai Bogowonto
n. Kondisi kelembagaan terkait dengan bentuk peran serta dan kerjasama
masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam upaya konservasi di kawasan
bendungan dan sekitarnya.
2. Pengukuran Topografi
a. Pengukuran topografi dilakukan di sepanjang zona Greenbelt dengan batas
elevasi terendah pada muka air banjir dan elevasi tertinggi sesuai dengan batas
penetapan lahan, dan Ex Quarry.
b. Pengukuran topografi pada area batas Ex Quarry sesuai penetapan lokasi
pengadaan tanah Bendungan Bener
c. Pengukuran topografi meliputi pembuatan poligon dan penampang melintang
(cross section) dengan jarak antar cross 100 m dan pada daerah yang perlu
ketelitian (belokan dan bangunan eksiting) menggunakan jarak 25 m.
d. Penggambaran Layout (area greenbelt) dibuat dengan skala 1 : 1000.
e. Hasil pengukuran dibuat dalam bentuk laporan.
3. Pemeriksaan Kualitas Air
Pemeriksaan kualitas air dilakukan dengan cara pengambilan sampel dan
pemeriksaan laboratorium.
4. Pemeriksaan Sedimen
Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan cara pengambilan sampel pada sungai dan
anak sungai yang masuk ke waduk yang kemudian diuji di laboratorium.
5. Analisa kawasan dan wilayah pada lokasi studi (Bendungan Bener)
Analisa adalah penguraian atau pengkajian atas data yang telah dikumpulkan. Analisa
yang dilakukan pada kawasan Bendungan Bener antara lain :
a. Analisa sosial kependudukan
b. Prospek pertumbuhan ekonomi
c. Daya dukung fisik dan lingkungan
d. Aspek legal konsolidasi lahan
e. Daya dukung prasarana dan fasilitasf. Kajian aspek historis Dari hasil analisis
akan diperoleh arahan solusi atau konsep perencanaan atas permasalahan yang
telah diidentifikasi pada tahap pendataan.

Halaman
7
6. Penyusunan konsep program penataan dan pemanfaatan ruang untuk
konservasi pada kawasan Bendungan Bener
Hasil tahapan analisis program penataan dan pemanfaatan kawasan waduk akan
memuat gambaran dasar penataan pada kawasan Bendungan Bener yang akan
ditindaklanjuti dengan penyusunan konsep dasar perancangan tata wilayah yang
merupakan visi pengembangan kawasan. Penetapan konsep disesuikan dengan
karakter wilayah studi dan hasil analisis
7. Penyusunan Rencana Umum Dan Panduan Rancangan Konservasi Berbasis
Ekowisata
Rencana umum dan panduan rancangan merupakan ketentuan tata bangunan dan
lingkungan pada suatu kawasan yang bersifat lebih detail dan bersifat sebagai
panduan atau arahan pengembangan. Panduan rancangan bersifat melengkapi dan
menjelasakan secara lebih rinci rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya,
meliputi ketentuan dasar implementasi rancangan dan prinsip-prinsip pengembangan
rancangan kawasan. Adapun komponen rancangan meliputi :
a. Struktur peruntukan lahan
b. Intensitas pemanfaatan lahan
c. Identifikasi metode konservasi melalui pendekatan vegetatif dan struktural
d. Tata bangunan dan desain bangunan pendukung
e. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung
f. Sistem ruang terbuka dan tata hijau
g. Tata kualitas lingkungan
h. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan Ketentuan dasar implementasi
rancangan dapat diatur melalui aturan wajib, aturan anjuran utama, dan aturan
anjuran pada kawasan perencanaan dimaksud.
8. Penyusunan Rencana Kerja Kegiatan Pertisipatif Masyarakat Untuk
Konservasi Sumber Daya Air Berbasis Ekowisata
Rencana kerja partisipatif masyarakat berdasarkan dokumen RTBL (Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan) yang memperhitungkan kebutuhan nyata para pemangku
kepentingan dalam proses pengendalian kegiatan dan pembiayaan dalam penataan
lingkungan/ kawasan. Rencana ini menjadi rujukan bagi para pemangku kepentingan
untuk menghitung kelayakan sosial, ekonomi dan investasi serta besaran biaya suatu
program penataan, ataupun sekaligus menjadi tolak ukur keberhasilan program.
Kajian ini memuat tentang konsep pengembangan kawasan waduk untuk wisata yang
disesuaikan dengan RTRW Kabupaten Bener atau dokumen terkait yang merupakan

Halaman
8
salah satu bagian dari upaya pemulihan pendapatan warga yang terkena dampak.
Secara umum rencana kerja mengatur tentang:
a. Analisa kelayakan
b. Besaran biaya yang dikeluarkan dalam satu program penataan kawasan
greenbelt, genangan dan Ex Quarry dalam suatu kurun waktu tertentu
c. Tahapan pengembangan kegiatan dan nilai investasi
d. Pola partisipatif masyarakat
e. Peran dari masing-masing pemangku kepentingan
9. Penyusunan Ketentuan Pengendalian Rencana
Ketentuan Pengendalian Rencana bertujuan untuk mengendalikan berbagai rencana
kerja, program kerja maupun kelembagaan kerja pada masa pemberlakukan aturan
dalam RTBL dan pelaksanaan penataan suatu kawasan, dan mengatur
pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan RTBL pada tahap
pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan. Ketentuan pengendalian rencana
disusun sebagai bagian proses penyusunan RTBL yang melibatkan masyarakat, baik
secara langsung (individu) maupun secara tidak langsung melalui pihak yang
dianggap dapat mewakili (misalnya Kelurahan, Badan Keswadayaan Masyarakat/ BKM
dan Forum Rembug Desa). Ketentuan Pengendalian Rencana menjadi alat mobilisasi
peran masing-masing pemangku kepentingan pada masa pelaksanaan atau masa
pemberlakuan RTBL sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati
bersama, dan berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk
mengukur tingkat keberhasilan kesinambungan pentahapan pelaksanaan
pembangunan.
10. Penyusunan Rencana Usulan Kelembagaan
Kajian ini memuat tentang pembagian kewenangan antar instansi terkait dan
stakeholder (pemangku kebijakan) dalam upaya penataan kawasan greenbelt,
genangan dan Ex Quarry Bendungan Bener termasuk pengelolaannya.
11. Penyusunan Detail Desain Penataan Kawasan Greenbelt, Genangan, dan Ex
Quarry Bendungan Bener
Detail desain greenbelt dan genangan berisi tentang pembagian zonasi sebagai
berikut:
a. Arboretum: areal konservasi (in situ maupun ex situ) dan koleksi hidup jenis
tanaman untuk tujuan ilmu pengetahuan, pendidikan/laboratorium alam dan
estetika.

Halaman
9
b. Agroforestry (Tumpangsari): Pola dan sistem usaha tani yang memadukan jenis
tanaman tahunan (pohon) dengan tanaman musiman.
c. Ecotourism (Agrowisata): obyek wisata yang menitikberatkan pada keindahan
alam dan kegiatan pertanian.
d. Bufferzone (Daerah penyangga): areal yang berfungsi untuk menetralisir limbah
agar kualitas air dan lingkungan tetap terjaga dengan baik . Pada tiap-tiap zona
dilengkapi dengan struktur pendukung diantaranya meliputi: sumur, rumah
pompa, bak-bak penampungan, saluran drainase, jalan akses, sistem pengolahan
limbah dan sistem pengendalian sedimen yang masuk ke waduk disertai
spesifikasi teknis pelaksanaan. Sedangkan area Ex Quarry terbagi menjadi zona
konservasi dan ekowisata sesuai hasil survey dan studi yang disepakati.
12. Penyusunan Pedoman Pemeliharaan
Pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam upaya pemeliharaan kawasan
konservasi di area Greenbelt, genangan, dan Ex Quarry di sekitar Bendungan Bener.
13. Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)
Pertemuan konsultasi masyarakat (PKM) merupakan kegiatan untuk menampung
aspirasi para pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya air
dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yang pertama setelah laporan pendahuluan selesai
dan yang kedua saat konsep laporan akhir selesai.
14. Penyusunan dokumen pengadaan penataan Greenbelt, genangan, dan Ex
Quarry Bendungan Bener
Dokumen pengadaan terdiri dari informasi-informasi pekerjaan, spesifikasi umum dan
teknis, gambar-gambar dan metode kerja.
15. Penyusunan Laporan Akhir memuat :
a. Data dan Informasi terkait lokasi studi disertai gambar dan foto lokasi studi.
b. Survei Pengukuran Topografi
c. Survei dan Investigasi meliputi : saluran air, vegetasi, dan area kosong atau tidak
termanfaatkan.
d. Detail Desain Kawasan Genangan dan Greenbelt serta Spesifikasi Teknisnya
e. Detail Desain Kawasan Ex Quarry dan Spesifikasi Teknisnya
f. Pengembangan Tata Kawasan Bendungan Bener
g. Bentuk Partisipasi Masyarakat
h. Rencana Pengembangan Ekonomi
i. Pedoman Pemeliharaan
j. Manajemen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Halaman
10
k. Dokumen Pengadaan

1.9 Keluaran

Hasil diharapkan dari pekerjaan ini adalah :


1. Detail Desain Penataan Kawasan Genangan, Greenbelt, dan Ex Quarry Kawasan
Bendungan Bener berikut Spesifikasi Teknis dan Perkiraan Biayanya.
2. Kajian tentang bentuk peran serta dan kerjasama masyarakat dan pihak-pihak terkait
dalam upaya konservasi.
3. Kajian terhadap pola sosial dan kelembagaan masyarakat sekitar area genangan,
greenbelt Bendungan Bener dan Ex Quarry
4. Kajian terkait rencana pengembangan ekonomi termasuk potensi wisata
5. Pedoman Pemeliharaan Kawasan Hijau Bendungan Bener
6. Pembelajaran Pengelolaan DAS berbasis Konservasi
7. Dokumen Pengadaan

1.10 Sistematika Pelaporan


Sistematika penulisan Konsep Laporan Pendahuluan “DED Penataan Kawasan Genangan
Dan Ex Quarry Bendungan Bener, Kabupaten Purworejo” sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan
BAB ini berisi Latar Belakang, Uraian Singkat, Maksud dan Tujuan, Sasaran,
Lokasi Kegiatan, Standar Teknis, Referensi Hukum, Lingkup Kegiatan, Keluaran,
dan Sistematika Pelaporan.
BAB 2 Tinjauan Literatur dan Kebijakan
BAB ini berisi mengenai dasar teori yang disertai literatur yang digunakan, serta
membahas kebijakan-kebijakan terkait yang berasal dari Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah. Secara keseluruhan Tinjauan Peraturan dan
Kebijakan ini terkait dengan pekerjaan DED Penataan Kawasan Genangan Dan
Ex Quarry Bendungan Bener, Kabupaten Purworejo.
BAB 3 Gambaran Umum
BAB ini menguraikan tentang Gambaran Umum dan Karakteristik Wilayah Studi
yang meliputi informasi mengenai Bendungan Bener dan Quarry Wadas serta
informasi-informasi pendukung lainnya.
BAB 4 Pendekatan dan Metodologi

Halaman
11
Pada bab ini menjelaskan mengenai konsep pendekatan dan metodologi. Dalam
metodologi diuraikan mengenai tahapan persiapan, dan analisis yang akan
digunakan dalam pekerjaan DED Penataan Kawasan Genangan Dan Ex Quarry
Bendungan Bener, Kabupaten Purworejo.
BAB 5 Jadwal dan Rencana Kerja
Pada bab ini akan diuraikan mengenai waktu pelaksanaan pekerjaan, personel,
jadwal penugasan personel, dan pelaporan.

Halaman
12

Anda mungkin juga menyukai