Anda di halaman 1dari 25

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

TAHUN ANGGARAN 2019

PROGRAM
PROGRAM PENGEMBANGAN, PENGELOLAAN, DAN KONSERVASI SUNGAI, DANAU DAN
SUMBER DAYA AIR LAINNYA

KEGIATAN
PEMBANGUNAN EMBUNG DAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR LAINNYA

PEKERJAAN
FEASIBILITY STUDY EMBUNG DESA SUNGAI BELIT
DESA SEJAHTERA DAN DESA RIAM BERASAP JAYA

DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN KAYONG UTARA
2019
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
FEASIBILITY STUDY EMBUNG DESA SUNGAI BELIT, DESA SEJAHTERA
DAN DESA RIAM BERASAP KABUPATEN KAYONG UTARA

1. Latar Belakang
Sumberdaya air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan dan penghidupan
manusia yang perlu dikelola dan dimanfaatkan bagi berbagai keperluan dalam
memenuhi hajat hidup masyarakat. Dalam pemanfaatan sumberdaya air tersebut
perlu ditingkatkan usaha-usaha konservasi, pengendalian daya rusak, dan
pendayagunaan sumberdaya air melalui pengelolaan sumberdaya air yang
berkelanjutan dan berkeadilan.
Berdasarkan kebijakan nasional sumberdaya air, pembangunan sumberdaya air
antara lain adalah penyeimbangan upaya konservasi dan pendayagunaan
sumberdaya air agar tercipta manfaat sumberdaya air yang berkelanjutan bagi
kesejahteraan seluruh rakyat baik pada generasi sekarang maupun pada generasi
yang akan datangyang ada.
penyeimbangan fungsi sosial dan nilai ekonomi air untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan pokok setiap individu dan mendayagunakan sumberdaya air sebagai
sumberdaya ekonomi yang memberikan nilai tambah optimal bagi masyarakat
dengan memperhatikan biaya pelestarian dan pemeliharaannya.
Dengan berlakunya Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
dan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air,
maka Pemerintah Daerah berwenang menyelenggarakan pengelolaan air permukaan
yang ada di daerah. Maka dengan demikian pemerintah daerah khususnya,
pemerintah daerah Kabupaten Kayong Utara wajib menyelengarakan sistem
pengelolaan air permukaan. Dan perlu diketahui bahwa pemerintah daerah
Kabupaten Kayong Utara yang memiliki 6 Kecamatan dan 43 Desa serta masing –
masing Desa memiliki topografi sumber daya air dan topografi perekonomian yang
bervariasi sebagai besar pemanfaaatan sistem pengelolaan air permukaan dapat di
realisasikan di beberapa Desa di Kayong Utara seperti di Desa Sungai Belit, Desa
Sejahtera dan Desa Riam Berasap Jaya di manfaatkan untuk kegiatan pertanian dan
perkebunan.
Berdasarkan hal tersebut, dan menimbang air permukaan mempunyai peran yang
penting kehidupan dan penghidupan rakyat ataupun masyarakat sesuai program
MDG.s ( Millenium Development Goals ) karena fungsinya sebagai salah satu
kebutuhan pokok sehari-hari dan memenuhi berbagai kepentingan di daerah
Kabupaten Kayong Utara tepatnya di Desa Sungai Belit , Desa Sejahtera dan Desa
Riam Berasap Jaya serta dalam rangka menyelenggarakan otonomi, maka Pemerintah
Daerah Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat, mempunyai kewajiban
melestarikan lingkungan hidup dan sumber daya air
Air merupakan sumber daya dan faktor determinan yang menentukan kinerja sektor
pertanian di Kabupaten Kayong Utara dan beberapa di Desa seperti Desa Sungai Belit,
Desa Sejahtera dan Desa Riam Berasap Jaya Kecamatan Sukadana yang memiliki
peran yang sangat strategis, namun pengelolaan air masih jauh dari yang diharapkan.
Di musim kemarau, ladang dan sawah sering kali kekeringan dan sebaliknya di
musim penghujan, ladang dan sawah banyak yang terendam air.

Secara kuantitas, permasalahan air bagi pertanian terutama di lahan kering adalah
persoalan ketidaksesuaian distribusi air antara kebutuhan dan pasokan menurut
waktu (temporal) dan tempat (spatial). Persoalan menjadi semakin kompleks, rumit
dan sulit diprediksi karena pasokan air tergantung dari sebaran curah hujan di
sepanjang tahun, yang sebarannya tidak merata walau di musim hujan sekalipun.
Oleh karena itu, diperlukan teknologi tepat guna, murah dan aplicable untuk
mengatur ketersediaan air agar dapat memenuhi kebutuhan air (water demand) yang
semakin sulit dilakukan dengan cara-cara alamiah (natural manner).

Berdasarkan Surat Edaran Nomor: 07/SE/M/2018 Tentang Pedoman Pembangunan


Embung kecil dan Bangunan Penampung Air lainya di Desa. Dan terbitnya instruksi
Presiden Nomor 1 Tahun 2018 tentang percepatan penyedian embung kecil dan
bangunan penampung air lainnya di Desa dalam rangka memenuhi kebutuhan air
baku pertanian guna meningkatkan produksi pertanian, teknologi embung atau
tandon air merupakan salah satu pilihan yang menjanjikan karena teknologinya
sederhana, biayanya relatif murah dan dapat dijangkau kemampuan petani. Embung
atau tandon air merupakan embung berukuran mikro di lahan pertanian (small farm
reservoir) yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan.
Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi
suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi (high
added value crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang.
Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air (water harvesting) yang sangat
sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond yang berfungsi
sebagai tempat penampungan air drainase saat kelebihan air di musim hujan dan
sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau.

Sementara pada ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan intensitas dan
distribusi hujan yang tidak merata, embung dapat digunakan untuk menahan
kelebihan air dan menjadi sumber air irigasi pada musim kemarau. Secara
operasional embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas
ketersediaan pasokan air untuk keperluan tanaman ataupun ternak di musim
kemarau dan penghujan.

Dalam pembangunan suatu tembung, tentunya diperlukan tahapan – tahapan mulai


dari studi potensi, studi kelayakan, perencanaan atau masterplan, perencanaan detail
design sampai pada pelaksanaan fisik. Dimana kedudukan studi kelayakan cukup
penting sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan pengambilan suatu keputusan
yang akan diambil pemerintah daerah Kabupaten Kayong Utara.

Studi kelayakan embung merupakan salah satu tahapan awal dari serangkaian
pelaksanaan pembangunan embung yang dilakukan secara komprehensif dari
berbagai aspek terkait, sehingga pembangunan embung dapat dialokasikan pada
lokasi yang mendatangkan kemanfaatan paling tinggi.

Berdasarkan uraian tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Kayong Utara beserta


perangkat Desa di Desa Sungai Belit ,Desa Sejahtera dan Desa Riam Berasap Jaya
memandang perlu untuk mengkaji kelayakan pembangunan embung dan
merealisasikan pembangunan embung di wilayah-wilayah kecamatan Sukadana
yang ada di Kabupaten Kayong Utara secara bertahap dalam usaha pengembangan
konservasi air untuk mendukung kebijakan sumber daya air dan mendukung sektor
pertanian dalam mensukseskan usaha swasembada berkelanjutan, diversifikasi
pangan, nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani
khususnya di wilayah Kabupaten Kayong Utara tepatnya di Desa Sungai Belit, Desa
Sejahtera, dan Desa Riam Berasap Jaya.

.
2. Maksud Dan Tujuan
Maksud dilaksanakannya pekerjaan ini adalah menganalisa kelayakan rencana
pembangunan embung Desa Sungai Belit, embung Desa Sejahtera dan embung Desa
Riam Berasap Jaya dari aspek teknis maupun non-teknis yang dapat dipertanggung
jawabkan, membuat pra-desain bangunan embung yang optimal dari segi fungsi, biaya,
dan keamanan konstruksi, sehingga layak untuk dikonstruksi.
Tujuan pekerjaan ini adalah melakukan Studi Kelayakan bangunan embung sesuai
Inpres ( Intruksi Presiden ) Nomor 1 Tahun 2018 dan Peraturan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 09/PRT//M/2015) tentang Embung
Desa dan Bangunan Penahan Air Lainnya. Mengindentifikasi dan merencanakan basic
desain rencana Embung Desa dengan beberapa alternatif site bangunan. Menganalisa
aspek ekonomi rencana pembangunan terhadap rencana manfaat.

3. Sasaran
Sasaran diadakannya paket pekerjaan ini adalah merencanakan suatu bangunan embung
yang ditinjau dari kelayakannya, dan membuat pra desain bangunan utama yang
dilengkapi dengan pra-desain bangunan pelengkap embung yang dapat dimanfaatkan
untuk multipurpose (PLTA, PDAM, Irigasi, air baku, pengendali banjir, dll).
Diharapkan dari hasil studi kelayakan perencanaan ini nantinya dapat ditindak lanjuti
dengan pekerjaan Survey dan Investigasi Desain Embung Sungai Belit, embung Desa
Sejahtera dan embung Desa Riam Berasap Jaya dengan sasaran sebagai berikut :
 Pra-Desain bangunan embung yang sesuai dengan karakteristik kebutuhan air
dengan hasil manfaat yang paling optimal dan efisien dari segi ekonomi, teknis
serta pelaksanaannya, juga konstruksi bangunan yang paling ekonomis.

4. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Lokasi pekerjaan berada di Kabupaten Kayong Utara Kecamatan Sukadana
Desa Sungai Belit, Desa Sejahtera dan Desa Riam Berasap Jaya Provinsi Kalimantan
Barat.
5. Sumber Pendanaan
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. 200.000.000,- (Dua
Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Kayong Utara yang tercantum dalam DPA SKPD Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman TA 2019.

6. Sertifikat Badan Usaha


- RE 103, JASA DESAIN REKAYASA UNTUK PEKERJAAN SIPIL AIR
- RE 108, JASA DESAIN REKAYASA LAINNYA

7. Nama dan Organisasi Pejabat Pelaksana


Kuasa Pengguna Anggaran/Barang Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman TA 2019

8. Data Dasar
- Peta topografi/RBI skala 1 : 25.000 / 1 : 50.000
- Peta geologi
- Data hidrologi
- Data klimatologi
9. Standar Teknis
Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar/Kriteria Perencanaan (KP) yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Standar lainnya yang
berlaku, diantaranya :
a. SNI 03-2849-1992, Tata Cara Pemetaan Geologi Teknik Lapangan.
b. SNI T-15-1991-03, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
c. Surat Edaran Menteri PUPR No 07/SE/M/2018 Pedoman Pembangunan Embung
Kecil dan Bangunan Penampung Air Lainnya di Desa
d. Buku Pedoman Teknis Pengembangan Embung Pertanian Direktorat Kementerian
Pertanian Tahun 2017

e. SNI 2415:2016 , Tata Cara Perhitungan Debit Banjir Rencana.

f. Buku Standar Perencanaan Teknis Bangunan Embung Wilayah Lombok


g. Pedoman Penentuan Lokasi, Rancangan dan Pembuatan Embung Pertanian, Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber daya lahan pertanian, Bogor April
2006.
h. PT-02 Pengukuran Topografi, Standar Perencanaan Irigasi, Ditjen Air 1986.
i. SNI 19-6724, 2002 Tata Cara Pengukuran Kontrol Horizontal dan SNI 19-6988,
2004 Tata Cara Pengukuran Kontrol Vertikal.
j. Standar pedoman Lain yang Terkait.

10. Referensi Hukum


Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada :
a) UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
b) SE Menteri PUPR 07/SE/M/2018 tentang pedoman pembangunan embung
desa dan bangunan penahan air lainnya.
c) PP No. 42 Tahun 2008 tentang bangunan embung.
d) PP No. 42 Tahun 2008 tengan Pengelolaan Sumber Daya Air.
e) PP No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
f) PP No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
g) PP No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
11. Bahan dan Peralatan dalam Pelaksnaaan Study Kelayakan Embung
Bahan yang diperlukan dalam kegiatan studi kelayakan adalah sebagai berikut:
a) Peta Lokasi ( Google Earth)
b) Peta digital tutupan Lahan ( BIG)
c) Peta digital kontur ( BIG)
d) Curah Hujan Harian ( BMKG)

Peralatan yang digunakan antara lain:


a) Thedolite
b) Pita Ukur
c) Unting – unting
d) Target rod
e) GPS
f) Patok Bambu/besi 50 cm
Perangkat lunak yang diperlukan
a) Autocad
b) ArcGis
c) Perangkat lunal surfer 10
d) Microsoft Office

12. Lingkup Kegiatan


A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan Konsultan sesuai dengan PP No. 42
Tahun 2008 adalah:
a. Analisis kondisi topografi/ interpretasi peta topografi dan peta tutupan lahan
untuk potensi rencana embung dan daerah genangan;
b. Analisis geologi yang berkaitan dengan site, lokasi material bahan bangunan
embung dan daerah genangan;
c. Analisis hidrologi daerah tangkapan air;
d. Analisis kependudukan di daerah potensi embung dan rencana genangan serta
daerah penerima manfaat bangunan embung;
e. Analisis sosial, ekonomi, dan budaya pada daerah potensi bangunan embung
dan rencana genangan serta daerah penerima manfaat embung;
f. Analisis kelayakan teknis, ekonomis termasuk umur layanan embung, dan
lingkungan untuk setiap alternatif rencana embung;
g. Mengkaji rencana embung yang paling layak dipilih;
h. Pra-desain site bangunan embung yang dipilih;
i. Rencana penggunaan sumber daya air;

Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa dijelaskan dengan


metodologi sebagai berikut :
1) Pengumpulan data dan survey investigasi
Pengumpulan dan pengadaan data :
a) Pengumpulan data studi terdahulu,
b) Pengadaan peta daerah kerja dan sekitarnya yang masih terkait,
c) Pengadaan peta land use, peta atau hasil survey topografi dan atau wilayah
geografi,
d) Mengumpulkan data hidrologi (curah hujan) dan hidraulik (muka air, debit,
laju sedimentasi),
e) Mengumpulkan data kuantitatif banjir/genangan yang pernah terjadi di hilir
rencana embung.
f) Mengumpulkan laporan-laporan hasil studi bidang ke-PU-an yang
berkaitan dengan permasalahan banjir dan pengembangan sumber daya air,
g) Mengumpulkan data dan informasi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten, Kota dan Propinsi
h) Mengumpulkan data demografi di DAS Sungai Belit dan sungai di
kecamatan lainnya antara lain :
 Melakukan identifikasi dan inventarisasi apa saja yang akan terkena
genangan (hutan, jalan, rumah, kebun, sawah, dll.)
 Pengumpulan data sosial ekonomi penduduk di sekitar lokasi rencana
pekerjaan
 Identifikasi permasalahan sosial yang ada
 Inventarisasi kepemilikan dan status tanah/lahan
 Pelaksanaan survey sosial, ekonomi dan budaya.
 Identifikasi permasalahan yang mungkin timbul dengan adanya
pekerjaan pembangunan embung.
i) Data dan informasi lainnya yang dianggap perlu
2) Peninjauan Lapangan
a) Maksud peninjauan lapangan adalah untuk mempelajari kondisi lapangan
atau kondisi biofisik ( tutup lahan, elevasi dan landscape) dan situasi daerah
kerja, secara langsung melaporkan diri kepada Pemerintah daerah setempat,
serta mendapatkan masukan-masukan dalam rangka menyusun program
kerja dalam kaitannya dengan program selanjutnya, termasuk permasalahan
banjir.
b) Menetapkan titik reference pengukuran (BM) benchmark, sebagai titik
dasar untuk koordinat dan elevasi menggunakan GPS.
3) Pengukuran Topografi dan Penyelidikan Geologi
a) Survey Topografi
Survey topografi di sini merupakan suatu kegiatan pengukuran topografi
situasi detail pada lokasi yang terpilih sebagai as embung dan telah
mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan. Pengukuran menggunakan
theodolite dan Pemetaan situasi dengan skala 1 : 2000 untuk peta situasi
dan kontur menggunakan surfer 10 rencana daerah genangan dan 1 : 1000
untuk peta situasi detail adalah untuk keperluan perencanaan teknis. Peta
tersebut harus memuat data ketinggian planimeter dan keadaan topografi
secara rinci dengan benar dan jelas.Penggambaran arah aliran air
permukaan menggunakan surfer 10, penentuan lokasi tempat aliran
permukaan berkumpul menggunakan surfer 10, dan Survey topografi
terhadap rencana embung meliputi lokasi as embung, bangunan pelengkap
(jalan masuk/access road, bangunan pelimpah/spillway, bangunan
pengelak/diversion works channel/tunnel, daerah genangan, dan lain-lain),
yang terdiri dari :
o Pengukuran topografi situasi embung
o Pemetaan Situasi Genangan
o Pengukuran penampang memanjang rencana as embung
o Pemasangan patok tanda (Bench Mark/BM) sebanyak 15 buah sebagai
titik kontrol kerangka dasar peta.
o Pemasangan patok tanda genangan (Check Point/CP) sebanyak 30
buah.
o Hasil pengukuran harus menggambarkan keadaan topografi yang akan
digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut :
- Perhitungan Luas genangan
- Volume kedalaman tampungan dan genangan
- Perencanaan struktur bangunan embung
- Rencana pembebasan lahan (jika ada), dll.
Output :
 Peta Topografi
 Layout peta dalam format .shp
 Laporan Lapangan Survei Topografi dan Deskripsi BM

b) Penyelidikan Geologi
Penyelidikan Geologi dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui
lapisan tanah, kondisi geologi, aspek geoteknik rencana lokasi site embung
dan bangunan pelengkap lainnya. Adapun tujuan penyelidikan tersebut
adalah untuk memperoleh data-data mengenai sifat-sifat fisik dan teknis
dari lapisan tanah/batuan dasar yang terdapat di lokasi penyelidikan untuk
menunjang perencanaan bangunan, berupa :
o Analisa stabilitas lereng
o Besaran konsolidasi dan settlement
o Sifat-sifat pemadatan
o Daya dukung tanah
Secara umum pekerjaan penyelidikan geologi ini terbagai atas 3 bagian
yaitu :
o Pekerjaan lapangan
o Pekerjaan laboratorium
o Pemetaan Geologi Permukaan

 Uraian pekerjaan lapangan


 Mobilisasi, Demobilisasi Tenaga dan Peralatan
 Pekerjaan Pemilihan Lokasi Embung
Pelaksanaan pembangunan embung harus ditentukan terlebih
dahulu titik lokasi awal atau titik pematokan pengukuran
(benchmark) karena letaknya juga dipengaruhi bangunan –
bangunan lain seperti bangunan pelimpah, bangunan penyadap dan
bangunan pengeluaran.maka dengan demikian harus diupayakan
titik benchmark harus pada lahan yang datar dan bebas dari
gangguan atau hambatan lain seperti pepohonan , semak belukar
 Tes Permeabilitas Lapangan dilakukan sebanyak 30 pengujian.
 Pekerjaan Sondir dilakukan untuk mengetahui nilai hambatan
lekat dan nilai perlawanan konus (daya dukung tanah) dari variasi
kedalaman pada lapisan-lapisan tanah. Lokasi sondir ditetapkan
berdekatan dengan lokasi titik Bor Inti (mesin). Alat sondir yang
digunakan berkapasitas sedang, dan dapat membaca nilai
maksimum perlawanan konus sebesar 250 kg/cm2. Sondir
dilakukan sebanyak 5 titik yang tersebar di rencana as embung,
lokasi spillway dan lokasi diversion channel.
 Sumur Uji (Test Pit), Pekerjaan sumur uji atau test pit ini gunanya
untuk mengetahui jenis dan ketebalan lapisan dibawah top soil
dengan lebih jelas. Selain itu pekerjaan ini untuk menentukan
jenis-jenis bahan timbunan tubuh embung. Dengan demikian dapat
lebih positif dalam menguraikan jenis lapisan dan ketebalannya.
Pada saat pelaksanaan tersebut juga perlu dicatat uraian-uraian
jenis dan warna tanah disertai photo dari atas dan photo dari
samping juga harus dicatat elevasi ketinggian dari lokasi tersebut.
Ukuran sumuran uji tersebut 1 – 1,5 meter persegi dengan
maximum kedalaman galian 5 m disesuaikan dengan keadaan
lapisan tanahnya. Test Pit dilakukan sebanyak 3 titik.
 Standard Penetration Test (SPT), pengujian yang digunakan
untuk menentukan kepadatan dan konsistensi tanah/batuan secara
dinamis di tempat (insitu) atau untuk mendapatkan gambaran
keadaan kekuatan geser jenis tanah langsung di lapangan. SPT
dilakukan sebanyak 30 pengujian.
 Pengambilan Sampel Tanah (Tidak Terganggu) sebanyak 15
Sampel.
 Kotak contoh batuan/tanah dan photo berwarna contoh
bantuan (core box and colour photo)
Kotak contoh batuan pada prinsipnya bertujuan untuk
penyimpanan contoh batuan/tanah agar tidak terganggu, rusak dan
hancur hingga sewaktu-waktu diadakan penelitian ulang contoh
batuan/tanah tersebut masih bisa didiskripsi dan dipergunakan
semestinya.

 Pekerjaan Laboratorium
Pada contoh-contoh tanah yang terambil, baik tanah asli maupun
contoh tanah terganggu akan dilakukan beberapa macam percobaan
dilaboratorium, sehingga data parameter dan sifat-sifat tanahnya dapat
diketahui jenis dan macam-macam percobaan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
 Soil Properties : (SKSNI – M-22 –1990-F)
- Unit weight
- Specific grafity (SNI-1742-1989-F)
- Moisture content
 Grain Size Analysis (SNI-1968-1999-F)
 Atterberg Limit
- Liquit limit (W1) (SNI-1967-1990-F)
- Plastic limit (Wp) (SNI-1966-1990-F)
- Placticity Index (PI)
- Shrinkage limit (SNI-M-18-1991-03)
 Trixial Test (SKSN-M-05-1990-F)
 Consolidation Test (SKSNI-M-108-1990-F)
 Permeability Test
 Compaction Test (SNI-1743-1989-F)
 Pengujian Kuat Tekan Bebas
Pengujian Laboratorium masing-masing dilaksanakan 10 (Sepuluh )
sampel.

 Penyelidikan Geologi Permukaan


Pokok-pokok pekerjaan
 Pemetaan geologi permukaan regional
 Pemetaan geologi daerah pekerjaan
Uraian pekerjaan
 Pemetaan geologi pada lokasi as dilakukan pada peta dasar hasil
pengukuran situasi dengan skala 1 : 2000 atau 1 : 1000.
 Pemetaan geologi harus mencakup aspek-aspek geomorfologi,
litologi,stratigrafi dan struktur geologi dengan penekanan terhadap
informasi geologiteknik untuk embung, seperti keterkaitannya
data tentang ketebalan tanah penutup, kemungkinan adanya
bocoran, daya dukung pondasi, kemungkinan terjadinya
longsoran, data geohidrologi seperti rembesan, mata air, muka air
tanah, dsb.
 Analisis Hidrologi
Keadaan DAS : uraikan pembagian DAS yang ada, keadaan ekosistem
dan vegetasinya, status hutan, luas penyebaran lahan kritis, tingkat
erosi dan sedimentasi, upaya-upaya rehabiltasi dan konservasi tanah
yang telah dan akan dilakukan, dan lain-lain.
Keadaan aliran, mencakup pola aliran sungai, Intensitas Curah Hujan
,keberadaan dan kondisi alat ukur debit yang ada, kualitas dan panjang
data debit yang tersedia, ketersediaan air, banjir dan lain-lain.
Kualitas air ; jelaskan kualitas air permukaan dan air tanah terkait
dengan rencana penggunaan air baku dan lain-lain.

Tataguna lahan :
Jelaskan keadaan tataguna lahan saat ini, jenis, peruntukan lahan,
luasan dan prosentase penyebarannya; kecenderungan perubahaan dan
pengendaliannya dimasa yang akan datang terkait dengan
pengembangan irigasi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi dan
Kabupaten yang bersangkutan. Lengkapi dengan peta tataguna lahan
saat ini dan prediksi tataguna lahan yang akan datang, diharuskan
berkoordinasi dengan SKPD terkait di Kabupaten/Kota.

Pemanfaatan sumber daya air :


Pemanfaatan SDA untuk berbagai sektor seperti : irigasi/ pertanian,
domestik, industri, berikut besarnya kebutuhan setiap sektor; pola
kebutuhan air yang ada, tingkat keandalan debit, termasuk
kecenderungan peningkatan kebutuhan air dimasa yang akan datang.

 Analisa Hidrologi dan Neraca Air


 Menghitung ketersediaan air (dependable flow) menggunakan
metode yang sesuai dengan ketersediaan data maupun
karakteristik daerah studi, dikoreksi dengan hasil pengamatan/
survai hidrologi
 Membuat grafik hubungan antara H (tinggi muka air) dengan Q
(debit) yaitu berupa rating curve dari hasil survai hidrologi.
 Membuat grafik hubungan antara luas genangan dengan
kapasitas embung (area-capacity curve)
 Menghitung dan menganalisa kebutuhan air untuk irigasi, air
baku, kemampuan pengendalian banjir, dan kemungkinan
untuk pembangkit tenaga listrik. Hal ini dilakukan dengan
kajian optimasi embung/simulasi embung.
 Menghitung dan menganalisa debit banjir rancangan (design
flood) dengan kala ulang sesuai dengan kebutuhan desain dan
menghitung reduksi banjirnya
 Analisa keseimbangan air (water balance)
 Penelusuran banjir (flood routing) lewat sungai / curah hujan
dan pelimpah
 Menghitung dan menganalisa sediment transport, dikoreksi
dengan hasil pengamatan angkutan sedimen.
 Menghitung usia guna embung

 Analisa Hidrolika dan Desain Embung


 Membuat pra-desain bangunan utama dan bangunan pelengkap
embung desa sungai belit, desa sejahtera dan desa riam berasap
jaya yang terpilih
 Analisa kapasitas tampungan embung
 Detail Desain tubuh embung, meliputi tata letak (site), tipe
embung, pemilihan dan perhitungan pondasi, stabilitas,
hitungan filtrasi dan rembesan, serta penurunan.
 Hitungan dan desain bangunan embung.
Untuk menentukan semua besaran tersebut di atas, maka dalam
melakukan analisa hidrologi diperlukan bantuan gambar dan peta
pengukuran. Hal ini dilakukan supaya dalam menentukan parameter-
parameter yang berkaitan dengan analisa hidrologi dapat lebih
mendekati kondisi yang ada. Parameter tersebut antara lain berkaitan
dengan hujan daerah aliran sungai, elevasi dasar sungai dan juga
perhitungan banjir desain.

 Melakukan analisa perencanaan dan desain Embung berdasarkan


hasil survei dan investigasi, paling sedikit memuat :
 Gambar teknis rencana embung beserta bangunan pelengkapnya
dan fasilitas yang berkaitan dengan pembangunan embung dan
peta genangan.
 Nota desain yang meliputi kriteria yang dipergunakan dalam
menyusun desain dan perhitungan gambar teknis
 Spesifikasi teknis yang meliputi ukuran yang harus dipenuhi untuk
mencapai kualitas pekerjaan yang diisyaratkan dan peralatan yang
dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi
 Rencana anggaran biaya pelaksanaan konstruksi embung yang
meliputi perhitungan volume pekerjaan dan biaya
 Hasil Desain Embung akan digunakan untuk memperoleh
persetujuan desain.

 Melakukan kegiatan Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)


dan analisa kependudukan sosial, ekonomi, dan budaya di daerah
tapak embung, rencana genangan, serta daerah penerima manfaat
embung
Wawancara dan pemberian kuesioner terhadap masyarakat, serta
melaksanakan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan staf
Dinas/Instansi terkait. Pertemuan konsultasi masyarakat
diselenggarakan untuk memberikan informasi tentang pembangunan
embung dengan mengikutsertakan instansi dan masyarakat berupa
saran, pendapat, dan/atau tanggapan. Dalam acara pertemuan
konsultasi masyarakat (PKM) ini memaparkan maksud dari kegiatan
sosialisasi rencana embung adalah memberikan penjelasan kepada
masyarakat yang terkena dampak rencana embung, apabila rencana ini
dilaksanakan. Tujuannya agar masyarakat dapat memahami manfaat
dari dibangunnya embung tersebut, sehingga tidak terjadi kesalah
pahaman.
13. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah berupa laporan dan
gambar hasil Feasibility Study Embung di Kabupaten Kayong Utara Kecamatan
Sukadana di Desa Sungai Belit , Desa Sejahtera dan Desa Riam Berasap Jaya.

14. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat PelaksanaTeknis


Kegiatan
Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang
dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa:
A. Laporan dan Data
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta fotografi (bila ada)
dapat dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa.
B. Akomodasi dan Ruangan Kantor
Pengguna Jasa dan harus disediakan oleh penyedia jasa sendiri dengan cara sewa.
C. Staf Pengawas/Pendamping
Pengguna Jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.
D. Fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan oleh penyedia
jasa:
a. Dukungan administrasi dan surat menyurat.
b. Dalam hal konsultasi rutin dengan pihak-pihak terkait atau direksi pekerjaan,
penyedia jasa dapat menggunakan ruang rapat yang ada pada kantor Bidang
Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kayong Utara dengan
catatan ruang rapat tersebut sedang tidak dipergunakan.

15. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi


Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
A. Kantor beserta fasilitasnya (sewa).
B. Komputer, printer, plotter (sewa).
C. Kendaraan Operasional (sewa).
D. Peralatan survei dan investigasi (sewa).
16. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa
A. Penyedia jasa berwenang untuk melaksanakan jasa konsultansi maupun
mengadakan barang yang sesuai dengan kontrak.
B. Penyedia jasa berwenang untuk tidak melakukan kegiatan yang akan menimbulkan
pertentangan kepentingan (conflict of interest) dengan kegiatan yang merupakan
tugas penyedia
C. Kewenangan anggota penyedia adalah ketentuan yang mengatur mengenai apabila
penyedia adalah sebuah joint venture yang beranggotakan lebih dari satu penyedia,
anggota joint venture tersebut memberi kuasa kepada salah satu anggota joint
venture untuk bertindak dan mewakili hak-hak dan kewajiban anggota penyedia
lainnya terhadap Pengguna Jasa.

17. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 5 (Bulan) bulan atau 150 (Seratus
Lima Puluh) hari kalender, terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda
tangani.

18. Personil
Jumlah
Posisi Kualifikasi Orang/
Bulan
Tenaga Ahli

1. KetuaTim Seorang tenaga ahli bertindak sebagai Ketua Tim, 1 Orang


(Team berpendidikan Sarjana Teknik Sipil/ Pengairan,
1 Bulan
Leader) lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi.
Ketua Tim harus telah berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan embung/
bidang Sumber Daya Air, memiliki sertifikat keahlian
bidang :
- Ahli Teknik Bangunan Air (210)
Memiliki kompetensi merancang bentuk struktur
bangunan air, melaksanakan dan mengawasi
konstruksi bangunan air
Mempunyai pengalaman efektif pada bidangnya
selama 3 tahun (Madya),
2. Ahli Berpendidikan minimal Diploma III (D3) jurusan Teknik 1 Orang
Sumber Pengairan/Sipil Hidro lulusan universitas/perguruan
Daya Air tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah 1 Bulan
diakreditasi
Tenaga ahli ini harus memiliki sertifikat keahlian
bidang:
- Ahli Teknik Irigasi (212)
Memiliki kompetensi merancang bentuk dan
struktur irigasi, termasuk embung, melaksanakan
dan mengawasi pekerjaan konstruksi irigasi
Mempunyai pengalaman efektif pada bidangnya
selama 3 tahun (Madya). Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana (S1) Teknik Sipil/Pengairan.
Berpengalaman efektif pada bidangnya selama 3
(lima) tahun. Tenaga ahli harus telah berpengalaman
melaksanakan pekerjaan Survei dan Analisis Sumber
Daya Air. Tenaga ahli ini tugas utamanya adalah
sebagai koordinator kegiatan Survei dan Analisis
Sumber Daya Air yang diperlukan untuk perencanaan
dan bertanggung jawab kepada Ketua Tim
3. Tenaga Tenaga ahli ini harus memiliki sertifikat keahlian 2 Orang
Ahli GIS / bidang : 1 Bulan
Perencana
- Ahli perencanaan wilayah kotadan Ahli Geodesi
Wilayah
(217)
Kota
Memiliki kompetensi melaksanakan pemetaan
tanah/ kontur , topografi menggunakan ArcGis
maupun GPS yang diperlukan sebagai dasar
merancang bangunan dan atau wilayah tertentu

4. Ahli Tenaga ahli ini harus memiliki sertifikat keahlian 1 Orang


Lingkungan bidang :
1 Bulan
- Ahli Teknik Lingkungan (501)
Memiliki kompetensi merancang bentuk dan
struktur teknik lingkungan, melaksanakan dan
mengawasi pekerjaan konstruksi teknik
lingkungan, pemasangan instalasi teknik
lingkungan.
Mempunyai pengalaman efektif pada bidangnya
selama 5 tahun (Madya). Tenaga ahli yang
disyaratkan adalah Sarjana (S1) Teknik Lingkungan.
berpengalaman melaksanakan pekerjaan survai
Lingkungan. Tenaga ahli ini tugas utamanya adalah
sebagai koordinator kegiatan survai Lingkungan di
rencana daerah pekerjaan Analisis/Kajian
Lingkungan dalam rangka justifikasi rencana
pekerjaan Konstruksi dan bertanggung jawab kepada
Ketua Tim.
5. Ahli Cost Tenaga ahli ini harus memiliki sertifikat keahlian 1 Orang
Estimate bidang : 1 Bulan
- Ahli Teknik bangunan gedung (201)
Mempunyai pengalaman efektif pada bidangnya
selama 5 tahun (Madya). Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Diploma III ataupun Sarjana (S1) Teknik Sipil.
berpengalaman melaksanakan pekerjaan Perhitungan
Volume Pekerjaan (BOQ), RAB pelaksanaan
Konstruksi, Penyusunan Dokumen Tender (termasuk
Spesifikasi Teknis) dan Analisis Ekonomi Teknik.
Tenaga ahli yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an akan lebih diutamakan.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya adalah sebagai
koordinator kegiatan Perhitungan Volume Pekerjaan
(BOQ), RAB pelaksanaan Konstruksi, Penyusunan
Dokumen Lelang (termasuk Spesifikasi Teknis) dan
Analisis Ekonomi Teknik dalam rangka justifikasi
rencana pekerjaan Konstruksi dan bertanggung jawab
kepada Ketua Tim.

Tenaga Pendukung

1. Surveyor Surveyor bertugas untuk melakukan pengukuran 3 Orang


situasi lokasi rencana yang dituangkan dalam gambar 2 Bulan
untuk desain/perencanaan. Minimal berpendidikan
setingkat SMK / STM bangunan dan ber-pengalaman
meng-operasikan perangkat pengukuran seperti WP,
TS dan lainnya untuk pekerjaan Pengukuran.
2. Bor Bor MAster bertugas untuk melakukan pengeboran di 1 Orang
Master lokasi rencana dan melakukan pengambilan sampel 2 Bulan
untuk digunakan pada desain/perencanaan. Minimal
berpendidikan setingkat SMK/D3 Sipil/Geologi atau
sederajat dan ber-pengalaman meng-operasikan
perangkat Pengeboran.
3. Juru Juru gambar bertugas untuk membuat gambar-gambar 1 Orang
Gambar desain/perencanaan. Minimal berpendidikan setingkat 2 Bulan
CAD Man SLTA/SMK atau sederajatdan ber-pengalaman meng-
operasikan perangkat lunak (Autocad) untuk
pekerjaan teknik.
4. Tenaga Bertugas melaksanakan survai pengukuran. 1 Orang
Lokal Berpendidikan minimal setingkat SLTA/ SMK, dan 1 Bulan
Pengukura telah berpengalaman melaksanakan survai
n
pengukuran, tenaga ini bertanggungjawab pada
Surveyor.
3. Supir Berpendidikan minimal setingkat SLTA/ SMK, dan 1 Orang
telah mengenal existing di lapangan 2 Bulan

19. Jadwal /Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan/ Kegiatan yang antara
lain paling sedikit memuat :
A. Jenis/butir-butir pekerjaan yang dilakukan
B. Diagram batang yang menunjukkan waktu pelaksanaan tiap jenis pekerjaan jenis
pekerjaan dengan satuan kolom waktu mingguan)
C. Lengkung-S mulai awal pekerjaan (kemajuan pekerjaan 0 %) sampai dengan
akhir pekerjaan (kemajuan pekerjaan 100 %).
Pembagian waktu kerja harus dibuat mingguan dan setiap bulan dibagi dalam empat
minggu.

20. Laporan Pendahuluan


Laporan Pendahuluan/Inception, memuat :
A. Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh (antara lain persiapan meliputi
mobilisasi personil, penyediaan kantor lapangan, peralatan kantor, peralatan
survei, kendaraan operasional, dll.)
B. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung Iainnya.
C. Jadwal kegiatan penyedia jasa.
D. Jadwal penugasan personil dan peralatan.
E. Hasil kesimpulan sementara hasil pengumpulan data, gambar/peta dan laporan
hasil kegiatan terdahulu yang terkait (bila ada), tinjauan lapangan, identifikasi
permasalahan dan evaluasi permasalahan.
F. Membuat/menyusun matrik kerangka pikir logis (Logical Frame) untuk kegiatan
perencanaan embung.
G. Penyusunan rencana kerja bulan berikutnya
H. Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK
diterbitkan.
Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil pembahasan Laporan
Pendahuluan dimasukkan dalam Laporan Antara.
Jumlah laporan yang diserahkan : 5 (lima) buku.
21. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Rencana Mutu Kontrak (Quality Assurance), memuat :
Pedoman teknis pelaksanaan pekerjaan secara rinci untuk menjamin mutu proses
pelaksanaan pekerjaan sehingga didapatkan keluaran yang diharapkan sesuai Kerangka
Acuan Kerja (KAK).
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sejak SPMK
diterbitkan.
Jumlah laporan yang diserahkan : 5 (lima) buku.

22. Laporan Bulanan


Laporan Bulanan, memuat :
A. Hasil kemajuan pekerjaan yang telah dicapai selama satu bulan dilengkapi
lengkung-S kemajuan kerja.
B. Penjelasan program berikutnya baik teknis maupun administratif dan
permasalahannya.
Laporan harus diserahkan selama 5 bulan, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setiap
awal bulan berikutnya.
Jumlah laporan yang diserahkan : 8 (Delapan) buku / bulan
23. Laporan Pendahuluan
Laporan berisi tentang:
- Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh
- Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
- Jadual kegiatan penyedia jasa
- Metodologi yang akan dilakukan

24. Laporan Antara


Laporan ini, memuat :
Hasil sementara pelaksanaan pekerjaan yang sudah dilaksanakan seperti hasil survei
atau penyelidikan lapangan yang telah dilaksanakan dan analisis data, rencana
alternatif, formulasi dan desain tipikal. Dalam laporan interim sudah disampaikan draft
sistem planning. Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil pembahasan
Laporan Antara dimasukkan dalam Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report).
Jumlah laporan yang diserahkan : 5 (lima) buku
25. Laporan Akhir Sementara (draft)
Laporan Akhir Sementara, memuat :
A. Rangkuman sementara hasil pekerjaan secara keseluruhan.
B. Semua hasil analisa baik dari segi hidrologi, topografi, geoteknik, desain bangunan
utama & pelengkap, alokasi air dan rencana anggaran biaya.
C. Kesimpulan sementara hasil optimasi dan pengembangan sumber daya air embung
yang bersangkutan.
Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil pembahasan Laporan Akhir
Sementara dimasukkan dalam Laporan Akhir.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 15 (limabelas) hari sebelum kontrak
berakhir.
Jumlah laporan yang diserahkan : 5 (lima) buku.

26. Laporan Akhir


Laporan Akhir terdiri dari :
A. Rangkuman akhir (final) hasil pekerjaan secara keseluruhan.
B. Kesimpulan akhir hasil pekerjaan
Laporan Akhir ini merupakan penyempurnaan atau bentuk akhir dari Laporan Akhir
Sementara yang telah dibahas dalam diskusi bersama dengan memperbaiki isi laporan
sesuai dengan masukan dan rekomendasi dari hasil diskusi Laporan Akhir Sementara,
harus diserahkan selambat-lambatnya 5 (Lima) bulan sejak SPMK diterbitkan.
Jumlah laporan yang diserahkan : 5 (Lima) buku.

27. Laporan Ex Summary


Memuat ringkasan atau sari dari Laporan Akhir yang dibahas secara ringkas.
Mengingat lingkup peruntukan laporan, maka penyajian laporan harus dapat
menjelaskan pokok-pokok kesimpulan dan saran dari penanggulangan masalah yang
terjadi, dilengkapi dengan gambar dan tabel yang relevan. Laporan diserahkan pada
tahap akhir pelaksanaan pekerjaan. Jumlah laporan yang diserahkan : 5 (lima) buku.

Sebelum menyerahkan Laporan Pendahuluan,Interm dan Akhir diharuskan untuk


melakukan assistensi kepada Direksi/Pengawas yang telah ditunjuk.
28. Laporan Penunjang
Laporan Penunjang Terdiri dari:
A. Laporan Pengukuran dan Topografi diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
B. Laporan Mekanika Tanah dan Geologi , laporan ini, memuat :Uraian dan
analisa, serta penjelasan tentang semua aspek yang terkait dengan kajian
geologi/mekanika tanah di lokasi pekerjaan dan hasil test laboratorium, terutama
parameter-parameter yang akan dipakai dalam perencanaan. Laporan dilengkapi
Matrik kerangka pikir logis (logikal frame) analisa geoteknik terkait perencanaan
embung. Jumlah laporan yang diserahkan : 5 (lima) buku.
C. Laporan Nota Perhitungan / Desain, Laporan ini berisi analisis perencanaan
embung dan bangunan pelengkapnya, berupa perhitungan desain struktur bangunan
utama dan semua bangunan pelengkap serta perhitungan stabilitas struktur yang
diuraikan beserta konsep dasar perencanaannya dilengkapi pula referensi yang
menunjukkan semua metoda, rumus, dan pedoman yang digunakan. Laporan
dilengkapi dengan matrik kerangka pikir logis (logikal frame) kajian desain terkait
perencanaan embung. Jumlah laporan yang diserahkan : 5 (lima) buku.
D. Pembahasan Konsultan diharuskan melakukan kegiatan pembahasan (presentasi)
maupun diskusi.

E. Laporan Hidrologi, memuat :


 Membuat kerangka pikir logis (logical frame) analisa hidrologi terkait
perencanaan embung.
 Analisa karakteristik DAS
 Analisa Hujan Rencana dan Hujan andalan daerah
 Analisa Debit Banjir Rancangan dengan berbagai kala ulang dengan beberapa
metode.
 Analisa Ketersediaan dan Kebutuhan air
 Hasil Routing banjir dan Simulasi Embung
 Hasil Analisis Sedimentasi.
Jumlah laporan yang diserahkan : 5 (lima) buku.
F. Album Gambar Desain (A3) Asli, diserahkan sebanyak 2 (satu) set / buku.
G. Album Gambar Desain (A3) Copy, diserahkan sebanyak 2 (satu) set / buku.
H. Dokumentasi Kegiatan Lapangan (Album Foto), diserahkan sebanyak 5 (Lima)
Album
I. Dokumentasi Kegiatan Lapangan (Film), diserahkan sebanyak 5 (Lima) DVD
J. Dokumentasi Seluruh Laporan & Gambar Teknik dan Peta dalam Flashdisk
25 GB, diserahkan sebanyak 1 (satu) unit.
29. Penyimpanan Dokumentasi
Seluruh Laporan dan gambar disajikan dalam Bahasa Indonesia sesuai format (bentuk)
laporan yang berlaku di lingkungan Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Kalimantan Utara dan Standar /Kriteria Perencanaan (KP) yang diterbitkan
oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Untuk istilah-istilah dalam bahasa asing,
agar ditulis dalam format huruf miring.
Disamping itu berkas komputer (computer files) seluruh hasil pekerjaan di simpan
(backup) dalam sebuahExternal Harddisk kapasitas 1000GB
Jumlah hard disk yang diserahkan : 1 (satu) buah.
30. Produksi Dalam Negeri
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam KAK, dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
31. Persyaratan Kerjasama
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi.
A. Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub-penyedia harus diatur dalam kontrak
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPTK.
B. Ketentuan-ketentuan dalam kerjasama dengan sub- penyedia harus megacu kepada
harga yang tercantum dalam kontrak serta menganut sistem penyetaraan.
C. Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub-
penyedia.
D. Masing-masing anggota KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua
aspek pelaksanaan.
32. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan
Pengumpulan Data Lapangan harus memenuhi persyaratan dengan mengacu pada SNI
atau Standar lainnya yang berlaku.
33. Alih Pengetahuan
Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada :
A. Staf Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
B. Staf Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Utara
yang berkompeten di bidang yang dimaksud.
34. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi, penyedia jasa wajib menerapkan sistem
manajemen K3 dan menyusun Rencana Kesela-matan dan Kesehatan Kerja Kontrak
(RK3K). Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan jasa konsultansi harus mencakup
aspek-aspek K3.
35. Pembayaran
Pembiayaan Pekerjaan Feasibility Study Embung Mentarang berdasarkan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Pekerjaan
Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kayong
Utara Nomor :,,,,,,,,,,,,,,, dengan Kode Rekening : ,,,,,,,,,,,,,,, melalui sumber dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kayong Utara Tahun
Anggaran 2019 dengan nilai sebesar Rp. 200.000.000,00 ( Dua Ratus Juta Rupiah)
termasuk PPN 10%.
Hal-hal yang lebih rinci mengenai tata cara pembayaran dimaksud diatur pada syarat-
syarat khusus kontrak yang terdapat di dalam Surat Perjanjian (Kontrak).

Kayong Utara. Mei 2019

Di Buat Oleh
Kepala Bidang Sumber Daya Air
Dinas PUPR – PERKIM Kabupaten Kayong Utara
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

Anda mungkin juga menyukai