Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Umum.
Laporan Pendahuluan ini kami susun untuk memenuhi tuntutan Kerangka Acuan Kerja
untuk Pekerjaan Core Team Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan pada Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan.

I.2. Latar Belakang

Tujuan dari Pekerjaan Core Team Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan ini adalah
melakukukan koordinasi dan mengkoordinir terhadap Supervision Engineer pada
setiap paket pekerjaan yang dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana agar pekerjaan yang
dikerjakan tepat mutu, tepat waktu dan tepat sasaran sesuai dengan jadwal rencana
pekerjaan atau time schedule.
Dengan demikian langkah- langkah penanganan untuk peningkatan harus tetap
dilakukan, salah satu upaya adalah dengan meningkatkan mutu jalan yang sudah ada
dan membuat jalur-jalur baru untuk memaksimalkan mobilitas kendaraan dan orang
secara berkelanjutan dengan melakukan metode dan model Pengawasan yang lebih
mengedepankan aspirasi masyarakat sebagai modal sosial pembangunan.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sumatera selatan dalam
kaitan pelaksanaanya sangat membutuhkan dan mengharapkan bantuan Konsultan
Supervisi yang memenuhi kriteria yaitu terampil, andal dan dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya secara profesional, sehingga didapat hasil pembangunan yang tepat
waktu, mutu dan jumlah serta tertib administrasi. Sehingga Konsultan pengawas yang
diharapkan betul-betul berperan sebagai Konsultan Pengawas (Supervisi Teknis) yang
disiplin dan berdedikasi tinggi pada pelaksanaan pengawasan dan supervisi pada
pembangunan yang dimaksud. Untuk mendapatkan hasil pelaksanaan pekerjaan yang
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, kualitas, kuantitas, waktu pelaksanaan dan
biaya.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Core Team Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan adalah
membantu Pihak Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi

1
Sumatera Selatan didalam mengawasi pelaksanaan pembangunan fisik agar sesuai
dengan perencanaan, dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam
spesifikasi/dokumen kontrak juga untuk menghindari kegagalan pekerjaan, baik dalam
hal kualitas maupun kuantitas.

1.4 Ruang Lingkup


Secara umum lingkup pekerjaan ini meliputi:
a. Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Provinsi Sumatera Selatan yang dapat
dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu:
- Memantau dalam pelaksanaan pengawasan mutu.
- Membantu dalam review design mendesak.
- Memeriksa dengan sungguh-sungguh bahwa dalam pengukuran volume
pekerjaan dilaksanakan dengan benar, teliti dan sempurna.
- Menjamin bahwa laporan (Report) yang diserahkan tepat pada waktunya dan
dibuat sesuai aturan yang benar, teliti dan memuat semua catatan kemajuan serta
hal-hal lain yang berkaitan dengan proyek.
- Bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang
Provinsi Sumatera Selatan dalam hal-hal yang menyangkut masalah teknis.
b. Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh konsultan sesuai dengan tahapannya
adalah sebagai berikut:
- Konsultan akan bertindak sebagai Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Di
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan
(Engineer’s Representative) dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan
manjamin bahwa semua hasil pekerjaan itu sesuai dan memenuhi syarat
perencanaan teknis, spesifikasi teknik dari dokumen kontrak.
- Selama berlangsungnya pekerjaan, setiap kemajuan pekerjaan sesuai dengan
lingkup tugasnya harus dilaporkan kepada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan
- Keterangan yang dituangkan dalam laporan Pendahuluan pengawasan konstruksi
harus mencakup seluruh bagian kegiatan yang tercantum dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK).
- Kewajiban tersebut di atas harus berhubungan dengan wewenang Direksi
Pekerjaan dan Direksi Lapangan berdasarkan kontrak konstruksi yang akan
dikelola berdasarkan konsep tugas.
1.5 Lokasi Pekerjaan
Lokasi Kegiatan menyebar didalam kota dan kabupaten diantaranya:
1. Dalam kota Palembang
2. Kabupaten Muara Enim
3. Kabupaten OKU
4. Kabupaten Ogan Ilir
5. Kabupaten OKI
6. Kabupaten Musi Rawas
7. Kabupaten OKUT

1.6 Fasilitas Penunjang


Semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan jasa konsultan untuk personil, seperti peralatan dan kendaraan sudah
disediakan oleh konsultan.

3
BAB II
PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENGAWASAN

2.1 UMUM

Secara umum pekerjaan yang ditangani oleh tim konsultan adalah Pekerjaan
Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan dalam kaitanya membantu Pihak Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan didalam
mengawasi pelaksanaan pembangunan fisik agar sesuai dengan perencanaan dan
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi/dokumen kontrak serta
untuk menghindari kegagalan pekerjaan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas.

2.1.1. Metodologi
Dalam pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Provinsi
Sumatera Selatan Konsultan Supervisi perlu menjelaskan tentang metodologi
dan sistematika pelaksanaan Pengawasan.
Yang dimaksud metodologi dalam kegiatan ini adalah suatu cara atau metode
dari konsultan supervisi dalam menangani hal-hal yang berkaitan dengan tugas
dan tanggung jawab konsultan sebagaimana tertuang dalam Kerangka Acuan
Kerja dan diuraikan secara rinci di dalam Kerangka Acuan Kerja.
Bagan Alir Metodologi Pengawasan Teknik :
BAGAN ALIR KEGIATAN POKOK

5
JADWAL REKAYASA LAPANGAN
PEMERIKSAAN TANAH

7
PEMERIKSAAN AGREGAT

Q1

Q2
PEMERIKSAAN RIGID PAVEMENT

Catatan :
Pengujian Laboratorium Meliputi :
 Marshall Test
- Bitument Contant
- Marshall Quotient
- Marshall Stability
- Flow
- Air Voids
 Compaction Test / Trial
 Soflening Point and Penetration Test
 Core Drill
 Abrasi

9
PEMERIKSAAN BETON
2.1.2. Cara Pendekatan terdiri dari :
a. Model Pendekatan Teknik (Technical Approach)
Secara umum dipakai untuk memahami nilai guna dari aspek fungsi dan manfaat
engineering dan tingkatan teknologi yang dibutuhkan didalam menangani
pekerjaan ini, terutama acuan kerja yang telah distandarisasikan seperti konstruksi
bangunan dan fasilitas umum lainnya.
b. Pendekatan sosial (Social Approach)
Secara mendasar dipakai untuk mengukur kapasitas penerimaan masyarakat
terhadap kebaradaan pembangunan. hal ini di hubungkan dengan analisa potensi
kelemahan,hambatan dan peluang yang ada di Lokasi.
c. Metode Pemantauan berjenjang (Level Monitoring Method ).
Pendekatan ini dipergunakan dalam upaya konsultan supervisi melaksanakan
tugas-tugas pengawasan yang meliputi :
Pemahaman mengenai pekerjaan yang ditanganinya
Maksud dan tujuan proyek yang diselenggarakan
Pemahaman dan Penguasaan Teknologi
Penguasaan Sistem Administrasi Proyek
Program Pelaksanaan, Pengawasan, Evaluasi proyek dan dokumentasi
proyek serta jaringan proyek (Rolling Programe)
d. Pendekatan Manajemen Teknik (Technical Management Approach)
Model pendekatan ini pada dasarnya bertumpu pada suatu sistem pelaksanaan
proyek dengan fokus operasional dan kontrol kegiatan yang terukur dengan uraian
sebagai berikut :
Sumber dan potensi tenaga yang handal dan memahami maksud dan tujuan
pembangunan (Human Resource Development) serta penguasaan
teknologinya merupakan salah satu awal kesuksesan proyek.
Program Manjemen dan Pemantauan (Monitoring and Management
programme) terhadap proyek yang dilaksanakan baik dalam tahap persiapan
maupun pelaksanaan.
Ketersediaan Perangkat keras dan lunak serta material (material and
Equipment Hardwere) penunjang terselenggaranya pelaksanaan pekerjaan.
Konsep ini harus dipahami oleh konsultan, karena sangat berkaitan dengan
pengawasan terhadap mutu bahan dan mutu operasional serta rencana
prasarana dan sarana.
Mental para pelaksana teknik maupun administrasi harus tangguh sesuai
dengan azaz dan etos kerja yang produktif (Mentality and Personality
Confidence) penguasaan terhadap standar kerja keras dan diimbangi oleh
mental yang baik, sangat mempengaruhi hasil dan nilai akhir suatu kegiatan.

2.1.3. Sistematika Pelaksanaan


Tingkat dan tata laksana pelaksanaan pekerjaan Konsultan Supervisi sebagaimana
dikehendaki oleh Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan umumnya berlaku dalam suatu
konteks pelaksanaan pekerjaan sejenis berdasarkan pada :
a. Herarki / jenjang yang harus dilewati secara prosedural baik dalam kontek
teknis operasional maupun non teknis.
b. Tahapan Pelaksanaan pekerjaan seperti :
Latar belakang Proyek
Tahapan Teknis yang sesuai dengan sistimatika operasional proyek .
Langkah-langkah yang ditetapkan didalam menilai program serta alternatif
penyelesaian masalah.
Kemampuan melihat potensi dan hambatan teknis dan non teknis serta
solusi pengembangannya.

Adapun sistimatika yang berkaitan dengan operasional konsultan yang meliputi kegiatan
sebagai berikut :

a. Persiapan awal harus dikoordinasikan secara matang


b. Rencana Kerja harus disusun sesuai dengan kapasitas personil dan peralatan yang
tersedia
c. Mobilisasi dan demobilisasi
d. Struktur organisasi dan bagan-bagan harus menjadi pedoman/acuan
e. Jadwal kegiatan harus ditepati/dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten
f. Personil konsultan dan jadual personil yang bertanggung jawab atas tugas dan
kewajibannya
g. Kantor dan Studio relatif baik
h. Kegiatan lapangan harus dikoordinasikan dengan instansi terkait dan jelas maksud dan
tujuannya
i. Hambatan dan penyelesaianya disesuaikan dengan strata permasalahan yang timbul
j. Technical Note sesuai standar.
k. Produk Konsultan ( laporan-laporan ) dibuat tepat waktu dan sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
Schematik Diagram Pekerjaan Konsultan Supervisi dapat dilihat pada Gambar 2.2

GAMBAR 2-2
SCHEMATIK DIAGRAM PEKERJAAN KONSULTAN SUPERVISI

Dukungan Manajemen Bantuan Teknis


Proyek

Pengawasan Mutu

Pengawasan
Kuantitas

Pelaksanaan Supervisi Pengendalian Serah Terima


Persiapan Awal
Teknis Mutu Pekerjaan

Pengendalian Biaya

Sertifikasi dan
Pembayaran

Pelaporan

Untuk mencapai hasil yang optimal, maka konsultan perlu menyusun rencana kerja yang
terpadu antara sub-sub kegiatan pekerjaan diatas, sehingga tidak terjadi saling menunggu atau
malah saling berbenturan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada Lampiran,
Uraian tersebut diatas akan diuraikan pada bagian Rencana Kerja.
BAB III
RENCANA OPERASIONAL KERJA

3.1. RENCANA OPERASIONAL


Dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program kerja
konsepsional yang efektif dan efisien sedemikian rupa sehingga setiap aktivitas kerja
terprogram dengan baik dalam rangka mencapai target sukses pekerjaan. Program kerja
yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja
Dalam penyusunan Rencana Operasional kerja yang perlu diketahui antara lain:
 Ruang Lingkup Pekerjaan
 Volume Pekerjaan
 Batas Waktu
 Keahlian Personil
 Peralatan yang dipakai
 Schedule Mobilisasi
 Arahan Pemberi Tugas
 Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya
Secara garis besar program kerja tersebut diuraikan pada bagian berikut ini :

3.2. RENCANA KERJA KONSULTAN


Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu dan hasil dengan mutu yang baik
akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal kerja yang direncanakan. Rencana kerja
disusun dan dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan, efesiensi dan waktu
pelaksanaannya. Rencana Kerja disusun secara sistematis dengan tujuan agar tercapai
sasaran dan tujuan pekerjaan ini. Untuk mendapatkan efektifitas dan efesiensi waktu
atas infut Konsultan dan menggunakan sumber daya yang tersedia, kita perlu menyusun
suatu alur sebagai acuan pelaksanaan system kerja yang baik. Dengan cara ini
diharapkan pekerjaan dapat berjalan dengan baik, tepat waktu dan tepat mutu sesuai
dengan spesifiksi yang ada.
Bagan alur tahapan kerja dapat dilihat pada lampiran Gambar 3-1

Gambar. 3.1

START

- Persiapan Awal
- Orientasi Lapangan
- Identifikasi & Analisis Data

- Koordinasi dengan PPK


- Koordinasi dengan Unsur Proyek
- Koordinasi dengan Tim Konsultan
- Koordinasi dengan Unsur Terkait

Pelaksanaan
Konsep Supervisi Supervisi

- Pelaporan
- Laporan RMK
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Bulanan
- Laporan Akhir

SELESAI
Tahapan dan aktivitas pekerjaan Supervisi / pengawasan meliputi sebagai berikut :
1. Persiapan Awal
2. Koordinasi konsultan dengan instansi terkait
3. Koordinasi /konsolidasi sesama Tim
4. Tahap Pelaksanaan Pengawasan
5. Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli
6. Penempatan tugas
7. Pengaturan logistik
8. Hubungan kerja (struktur organisasi) Konsultan

Rincian rencana kerja tersebut di atas disajikan di bawah ini

3.2.1. Persiapan Awal


Pada kegiatan ini konsultan menyiapkan dan menyelesaikan hal-hal yang
menyangkut prosedur pelakasanaan proyek baik dalam lingkup interen konsultan
sendiri maupun dengan pihak pemberi tugas yang terdiri atas :
1. Menyiapkan, menata dan memenuhi peralatan penunjang kegiatan kantor sesuai
kebutuhan
2. Penyiapan format/form-form standar yang akan diperlukan, digunakan selama
periode pekerjaan yang disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
3. Surat pengantar tugas sebagai keterangan resmi dari PPTK.
4. Mempersiapkan perlengkapan pekerjaan pengawasan
5. Segera setelah item 1 s/d 4 tersedia Konsultan segera melanjuti dengan tahap
berikutnya yaitu memobilisasi personil sesuai dengan personil dan kebutuhan
awal kegiatan sesuai jadwal penugasan personil.

3.2.2. Koordinasi dengan Pemimpin Kegiatan dan Instansi terkait


1. Koordinasi Konsultan dengan Pemimpin Kegiatan
Dalam melaksanakan tugasnya selaku pengawas konsultan akan selalu
berkoordinasi secara rutin dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
2. Koordinasi dengan Instansi terkait
Dalam tahap pengawasan, agar didapat hasil yang maksimal konsultan juga akan
melakukan koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan skop pekerjaan.
3.2.3. Koordinasi dengan tim :
Dalam melaksanakan tugas, tim Konsultan selain melaksanakan tugasnya sesuai
dengan job description pada Term of References, juga perlu ada koordinasi antara
Team Leader dengan timnya, seperti antara lain dan tidak terbatas pada :

1. Rapat dua mingguan antara Team Leader dan staf Ahli membahas
 Masalah lapangan dan pemecahannya
 Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan
2. Tenaga Ahli (Tenaga pengawas) Konsultan akan melakukan pemantauan
secara langsung di lokasi sesuai dengan tugas dan kebutuhan serta ketentuan
Kerangka Acuan Kerja untuk menyakinkan bahwa pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan kontrak dan Persyaratan-persyaratan teknis, standar-standar yang
berlaku.
BAB IV
TAHAP PENGAWASAN PEKERJAAN

4.1. UMUM
Pekerjaan Core Team Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga dan Tata Ruang pada dasarnya untuk membantu Site Engineer. Dengan
demikian langkah-langkah penanganan untuk perbaikan dan Normalisasi harus tetap
dilakukan, salah satu upaya adalah dengan pemeliharaan secara berkelanjutan dengan
melakukan metode dan model Pengawasan yang lebih mengedepankan aspirasi
masyarakat sebagai modal sosial pembangunan. Untuk mendorong kawasan menjadi
kawasan yang mandiri adalah dengan pembangunan infrastruktur yang di butuhkan
sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat
Secara regional maupun nasional akan menimbulkan dampak positif di segala bidang,
baik pendapatan masyarakat daerah, maupun peningkatan di bidang teknologi secara
regional. Penanganan dan penanggulangan serta Perawatan Jalan merupakan suatu
stimulan bagi suatu kawasan dalam pengendalian pembangunan yang orientasi
utamanya pada peningkatan ekonomi lokal secara komprehensif dan mempercepat
peningkatan mutu kehidupan masyarakat terutama golongan masyarakat
berpenghasilan rendah di kawasan permukiman pedesaan. Melalui Dinas Pekerjaan
Umum melaksanakan pembangunan Prasarana dan sarana yang di butuhkan.

4.1.1. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan


1. Memberi petunjuk dan arahan kepada Site Engineer(SI), dalam hal ini
penjelasan secara teknis maupun non teknis seluruh aspek pekerjaan mengacu
pada ketetapan dalam program kerja ( time schedule ) sesuai urutan dalam
pelaksanaan, diskusi dan penetapan metode dan sistimatika pelaksanaan
kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Mengevaluasi gambar kerja baik secara kualitas maupun kuantitas serta
mengarahkan pelaksanaan fisik agar bekerja sesuai gambar rencana serta
bestek
3. Penelaahan informasi data sekunder yang berkaitan dengan pekerjaan
4. Membuat catatan potensi dan hambatan yang terjadi serta solusi
penanganannya
5. Penyusunan Laporan berkala
4.1.2. Sistem Pelaporan
Laporan yang harus dibuat oleh Core Team adalah sebagai berikut :

1. Laporan Pendahuluan
Merupakan laporan pendahuluan kegiatan pekerjaan dimana harus tercantum
semua kegiatan awal yang dilaksanakan selama pekerjaan persiapan
berlangsung antara lain termasuk persiapan rencana kerja, jadwal pelaksanaan,
dan peralatan dan lain-lain.
2. Laporan Bulanan
Pada akhir bulan layanan pelaksanaan pekerjaan, Konsultan harus
menyerahkan Laporan Bulanan, yang berisi antara lain :
1. Rangkuman tanggapan dan perubahan yang telah disepakati sebelumnya,
dan meliputi :
 Kesimpulan dan Saran
 Surat penyerahan laporan yang menyatakan pokok-pokok kesimpulan dan
saran.
2. Bagian pokok, yang memuat uraian dan hasil pelaksanaan jasa.
3. Gambar dan spesifikasi sebagaimana yang diperlukan (misalnya
gambar pendahuluan, denah umum, dan gambar terbangun/terpasang)
4. Analisa menyeluruh yang lebih rinci dan luas pada masing-masing bidang
dapat disajikan sebagai tambahan. Tambahan ini harus dibatasi pada hal-hal
yang diperlukan untuk mendukung kebenaran laporan
5. Fakta dan dokumentasi yang menggambarkan pendekatan dan metodologi
yang dipilih oleh Konsultan dalam memberikan jasa.
3. Laporan Akhir
Pada akhir pekerjaan layanan pelaksanaan pekerjaan, Konsultan harus
menyerahkan Laporan Akhir, yang berisi antara lain :
 Ringkasan tentang hal-hal penting dan pernah dilaporkan dalam laporan
bulanan.
 Evaluasi kegiatan pelaksanaan dari awal hingga selesai pekerjaan yang
menguraikan tentang daftar kuantitas dan kualitas pekerjaan.
 Menyerahkan Gambar terlaksana ( As Built Drawing)
BAB V
ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Program Kerja


Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dari konsultan supervisi untuk
melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) yang telah diberikan. Dalam program kerja ini diuraikan tahapan pekerjaan,
konsep penanganan pekerjaan, tanggung jawab dan personil yang terlibat, jadual
pelaksanaan dan jadual personil.
Secara garis besar, program kerja menyangkut antara lain:
Tahap I Pekerjaan Persiapan/ Pendahuluan
Tahap II Koordinasi Lapangan
Tahap III Review Data Perencanaan dan Pelaksanaan
Tahap IV Pengawasan Pelaksanaan
Tahap V Sertifikat Bulanan/Termijn
Tahap VI Persiapan PHO (Provisional Hand Over)
Tahap VII Pelaporan

5.2 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan (Penyedia Jasa)


Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan (Penyedia Jasa) dapat dilihat pada gambar 4..1
STRUKTUR ORGANISASI CORE TEAM
PEKERJAAN : PENGAWASAN TEKNIS JALAN DAN JEMBATAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Ir. Meisyal Aidil, CES


Team Leader
1. Febriana Lusiani Wicaksari
(Sekretaris)
2. Handoko, ST (Operator
Komputer)
3. Liki Aprilah, ST (Operator
CAD)
4. Syamsul (Office Boy)

Ir. Syahrizal Bastari Ir. Eci Arham Ir. Sudarsono


Pavement & Material Engineer/ Structure Engineer/Bridge Estimate Engineer/Quantity
Quality Engineer Engineer Engineer Konsultan Pengawas
PT. CAKRA JAYA PERSADA

Ir. Meisyal Aidil, CES


20 Team Leader
PERSONIL DAN PERALATAN KONSULTAN PENGAWAS.
PT. CAKRA JAYA PERSADA

5.3 Personil.
Personil yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

No Nama Personil Jabatan Lokasi Tugas


A. Tenaga Ahli
1 Ir. Meisyal Aidil, CES Team Leader Kantor/Lapangan
2 Ir. Syahrizal Bastari Pavement & Material/Quality Kantor/Lapangan
3 Ir. Eci Arham Engineer Kantor/Lapangan
4 Ir. Sudarsono Structure Engineer/Bridge Engineer Kantor/Lapangan
Estimate Engineer/Quantity Engineer
B. Tenaga Pendukung
1 Febriana Lusiani Sekretaris Kantor Kantor
2 Wicaksari Operator Komputer Kantor
3 Handoko, ST Operator CAD Kantor
4 Liki Aprilah, ST Office Boy Kantor
Syamsul

5.4 Peralatan.
Peralatan yang digunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan Ini Adalah:

 PERLENGKAPAN KANTOR
1. Bahan Tulis Kantor
2. Kantor/perumahan + Furniture
3. Komputer
4. Laptop

 ALAT LAPANGAN
1. Camera Digital
2. Rompi Lapangan/Pakaian Pengaman

 ALAT TRANSPORTASI
1. Kendaraan Roda 4
2. Kendaraan Roda 2
23

Anda mungkin juga menyukai