Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK

Nama: Alaya Tidiazmara Dahana


NIM: 24116001
Kelas: RA

Design Bid Build


Design Bid Build (DBB) atau sering disebut dengan istilah Kontrak Konvensional adalah suatu metode
yang memisahkan antara kontrak perencanaan dengan pelaksanaan dan dilaksanakan secara berurutan.
Owner akan melakukan tahapan planning yang dapat dibantu oleh professional, sementara perancang
atau konsultan melakukan perancangan (design) serta mempersiapkan dokumen pengadaan (bid) untuk
konstruksi.

Kemudian pada tahapan pengadaan (bid), calon kontraktor berkompetisi mengusulkan proposal baik
teknis maupun harga. Pemilihan biasanya didasarkan pada beberapa aspek, seperti harga terendah,
lama waktu pelaksanaan, dan metode kerja yang digunakan. Pada tahap ini juga akan ada banyak
negoisasi antara owner dengan calon kontraktor.

Kontraktor yang terpilih kemudian melakukan pelaksanaan konstruksi (build). Sementara itu, owner
akan memilih perwakilan baik dari sumber daya yang dimiliki maupun dari profesional yang dikontrak
oleh owner untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek apakah pekerjaan yang dilakukan
kontraktor sudah benar.

Kelebihan dari DBB yaitu :

• Owner mendapatkan desain dan masukan atas biaya yang diperlukan untuk pembangunan,
secara independen dari Konsultan;
• Owner mendapatkan kepastian desain dan perkiraan biaya yang lebih baik sebelum
penandatanganan kontrak;
• Owner mendapatkan mutu desain atau desain khusus yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan;
• Penunjukkan kontraktor dilakukan melalui proses tender yang kompetitif;
• Merupakan metoda pengadaan yang paling lama teruji dan dipahami oleh banyak kalangan
industri konstruksi.
Design and Build
Design and build dapat didefinisikan sebagai suatu pengadaan dengan sistem satu kontrak antara
pemilik proyek (owner), dengan sebuah tim pelaksana konstruksi yang bertanggung jawab
melaksanakan proses perancangan dan konstruksi sekaligus secara efisien. Design and Build lebih
sederhana dalam proses, bila dibandingkan dengan metode tradisional yang disebut dengan design bid
build, dimana proses desain dan pelaksanaan konstruksi secara jelas terpisah oleh kontrak pekerjaan.

Pemilihan Design-Builder oleh owner dapat dilakukan dengan kompetitif maupun dengan negosiasi.
Berbagai aspek menjadi pertimbangan dalam memilih Design-Builder, seperti pengalaman, reputasi,
sumber dana, dan hal-hal lain yang terkait dalam keberhasilan proyek. Penunjukan kontraktor
kebanyakan dilakukan dalam tender 2 tahap, yang tetap dapat mempertahankan kompetisi antar
peserta namun tidak mutlak mensyaratkan setiap peserta tender untuk memberikan penawaran (desain
dan spesifikasi) yang sangat lengkap.

Owner mempunyai kontrol atas elemen desain yang ditetapkan dalam TOR, namun begitu kontrak
ditandatangani, owner tidak mempunyai kewenangan kontrol langsung atas perkembangan detail
desain yang dilakukan oleh kontraktor. Sejak kontrak ditandatangani, tanggung jawab desain penuh
berada pada pihak kontraktor.

Tenggat waktu atau batas waktu penyelesaian pekerjaan yang sudah ditetapkan merupakan tanggal
yang pasti dan harus dipenuhi oleh kontraktor dengan kelonggaran atas keterlambatan penyelesaian
dapat diberikan oleh owner sesuai dengan kondisi yang mempengaruhi pekerjaan yang diatur dalam
kontrak yang ditandatangani.

Kelebihan dari Design and Build yaitu:

• Proses desain dan konstruksi dapat berjalan pararel atau bersamaan, sehingga mempersingkat
waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan dibandingkan dengan sistem yang lain;
• Kepastian nilai pekerjaan yang dilaksanakan dapat lebih dijaga selama owner dapat menahan
diri untuk tidak menginstruksikan atau meminta perubahan selama pelaksanaan pekerjaan --
yang dapat dicapai apabila penyusunan TOR betul-betul sesuai dengan kebutuhan owner akan
fungsi dan pemakaian di kemudian hari;
• Tidak mutlak memerlukan Konsultan MK independen, untuk kebutuhan pemberian keputusan
maupun instruksi dari owner, dapat dilakukan dengan menyewa atau menugaskan personel
yang kompeten dan dapat bertindak atas nama owner;
• Perubahan atas desain atau spesifikasi masih memungkinkan untuk dilakukan oleh owner,
namun harus mempertimbangkan aspek atau konsekuensi atas biaya langsung (pelaksanaan),
biaya yang timbul karena gangguan atas pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan
(overhead) dan penambahan waktu yang mungkin diperlukan, yang pada umumnya akan
diajukan oleh kontraktor;
• Apabila penyusunan TOR dan evaluasi atas proposal atau usulan desain terkait kesesuaian
dengan TOR dilakukan dengan baik dan hati-hati, sistem ini mempunyai faktor resiko yang relatif
kecil, dengan potensi resiko kurangnya kemampuan kontrol atas pengembangan dan
pendetailan desain dan kualitas pelaksanaan pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Kesimpulan
Sistem kontrak Design Bid Build dengan Design and Build memiliki perbedaan dalam tahap
pelaksanaannya. Kedua sistem kontrak tersebut keduanya memiliki kelebihannya masing-masing
tergantung dari apa yang dibutuhkan oleh pihak owner. Pada setiap proyek, umumnya owner akan
berfokus pada tiga elemen yaitu waktu pelaksanaan, biaya yang harus dikeluarkan dan mutu atau
kepuasan atas hasil desain dan hasil fisik bangunan. Sistem kontrak mencakup seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh owner dalam mewujudkan pengadaan, baik barang, peralatan dan mesin-mesin maupun
bangunan/konstruksi maupun perbaikan atau perawatan atas aset yang dimiliki. Sistem kontrak diawali
dengan merancang strategi proyek, yang mencakup menimbang manfaat, resiko dan batasan
pembiayaan yang melekat pada proyek yang akan dilaksanakan dan pada akhirnya akan tercermin pada
pemilihan jenis sistem kontrak apa yang akan dipakai.

Sistem kontrak design and build lebih sederhana dalam proses, bila dibandingkan dengan design bid
build. Namun apabila TOR tidak dipersiapkan dengan baik, serta tidak dipantau dengan baik kesesuaian
proposal atau usulan desain yang diajukan kontraktor dengan TOR yang diberikan, maka berpotensi
mengakibatkan resiko pembengkakan biaya akibat perubahan yang harus dilakukan selama pekerjaan
yang berimbas pula pada waktu pelaksanaan yang tidak dapat sesuai dengan tenggat waktu yang
direncanakan dan ditetapkan semula.

Begitu pula dengan sistem kontrak design bid build, kontraktor tidak terlibat atau sangat kecil
keterlibatannya dalam proses desain, yang pada konstruksi yang kompleks akan beresiko menimbulkan
masalah desain yang tidak dapat dilaksanakan (dibangun) karena ketidaksinkronan atau ketidaksesuaian
antara teori desain dan teknologi pelaksanaan konstruksi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai