Anda di halaman 1dari 13

Administrasi Kontrak Konstruksi (Bagian 1)

Pembahasan:
 Defenisi dan skop
 Prosedur dan administrasi
 Jenis kontrak dan kontrak standard
 Contract terms (Istilah dalam kontrak)

Capaian Pembelajaran:
Setelah membaca dan mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk
1. Menjelaskan peranan QS dalam pengadministrasian kontrak konstruksi
2. Menjelaskan kandungan umum sebuah kontrak konstruksi
3. Membedakan jenis-jenis kontrak standar yang ada
4. Menjelaskan istilah-istilah umum yang terkandung di dalam kontrak konstruksi

Pendahuluan

Setelah memahami apa saja tugas-tugas seorang QS difase Pra-kontrak, pembahasan


selanjutnya adalah peranan dan tugas QS ditahap Pasca-kontrak (setelah kontrak di
tandatangani).

Keberhasilan penyelesaian proyek tidak saja hanya keberhasilan pencapaian sasaran


proyek secara fisik sesuai dengan waktu, mutu dan biaya yang telah direncanakan, namun
juga bagaimana penyelesaian proyek tersebut diselenggarakan secara tertib administrasi.
Ketentuan mengenai penyelenggaraan administrasi kontrak secara tertib tersebut menjadi
penting manakala para pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan proyek harus
menghadapi permasalahan yang harus didukung dengan ketentuan-ketentuan kontrak
seperti; adanya usulan-usulan atau klaim dari kontraktor terkait dengan waktu dan biaya,
pembayaran hasil pekerjaan, penyelesaian keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan,
ataupun malah penyelesaian perselisihan yang mungkin timbul.

Administrasi kontrak secara tertib semakin dirasakan pentingnya sehubungan dengan


adanya ketentuan mengenai kegagalan bangunan sebagaimana diatur dalam UU No.2/2017
tentang Jasa Konstruksi, yang mengharuskan semua pihak dalam penyelenggaraan proyek
tetap masih mempunyai tanggung jawab atas hasil pelaksanaan pekerjaan proyek setelah
serah tarima akhir pekerjaan selesai.
Secara umum hubungan dan pelaksanaan peran masing-masing pihak terkait dengan
penyelenggaraan proyek telah diatur dalam dokumen kontrak terutama dokumen syarat-
syarat kontrak yang mengatur hubungan tersebut secara hukum. Sebagian besar
pelaksanaan ketentuan syarat-syarat kontrak harus didukung dokumen administrasi yang
harus disiapkan masing-masing pihak.

Dukungan administrasi tersebut diperlukan oleh pengawas dalam menjalankan tugas- tugas
pengawasannya. Persyaratan penyelenggaraan administrasi kontrak tersebut tidak terbatas
dalam rangka penyusunan laporan pengawasan, tetapi juga dalam hamoir seluruh aspek
pengawasan seperti: pengawasan mutu, biaya dan waktu. Penyelenggaraan administrasi
kontrak yang tertib menjadi persyaratan mutlak bagi seorang pengawas dalam
menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pengawasan pekerjaan.

Defenisi dan Skop Administrasi Kontrak

Administrasi kontrak adalah salah satu pekerjaan paling penting yang terkait dengan proyek
konstruksi dan melibatkan banyak tugas yang terjadi sebelum dan sesudah pelaksanaan
kontrak dan penerbitan perintah kerja. Administrasi kontrak, adalah, manajemen kontrak
antara majikan, atau klien, dan kontraktor bangunan. Administrator kontrak atau agen
pemberi kerja diperlukan untuk mengelola, bernegosiasi, mendukung, dan melaksanakan
proses kontrak. Semua pekerjaan harus diurus sesuai dengan spesifikasi kontrak, syarat
dan ketentuan, hukum dan peraturan perundang-undangan.

Administrasi kontrak yang tepat meliputi:

 mengembangkan dokumen penawaran dan kontrak yang tepat dan akurat,

 mematuhi dokumen dan spesifikasi kontrak,

 memastikan kepatuhan dengan peraturan perundang-undangan yang ada,

 memastikan kontrol kualitas dengan mengawasi, memeriksa, dan meninjau


pengambilan sampel dan pengujian semua bahan dan pekerjaan,

 membuat dan memelihara catatan proyek yang akurat,

 menyiapkan perkiraan pembayaran bulanan,

 negosiasi dan pemrosesan perintah perubahan, perjanjian tambahan dan modifikasi


kontrak lainnya tepat waktu,

 mempromosikan hubungan masyarakat yang baik, dan

 melakukan dan mempertahankan standar profesional yang tinggi.

Administrator kontrak (Contract Administrator/Contract Manager)

Dalam industri konstruksi, administrator kontrak adalah individu yang bertanggung jawab
untuk mengelola kontrak standar konstruksi. Administrator kontrak dapat menjadi arsitek
proyek, tetapi juga bisa menjadi konsultan utama, konsultan biaya, konsultan spesialis,
perwakilan klien atau agen pemberi kerja, manajer proyek atau insinyur. Pada kontrak
manajemen konstruksi, peran administrator kontrak mungkin dikaitkan dengan manajer
konstruksi, dan pada kontrak manajemen kontraktor manajemen akan melakukan peran
administrator kontrak.
Administrator kontrak ditunjuk oleh klien, tetapi ketika mensertifikasi atau memberikan
penilaian atau keputusan, mereka harus bertindak jujur dan wajar dan keputusan mereka
terbuka untuk ditentang melalui prosedur penyelesaian sengketa kecuali kontrak membuat
keputusan mereka final dan konklusif.

Peran administrator kontrak umumnya akan mencakup:

 Mengundang dan memproses tender.


 Mempersiapkan dokumen kontrak untuk dieksekusi.
 Mengelola prosedur kontrol perubahan.
 Mencari instruksi dari klien sehubungan dengan kontrak.
 Mengeluarkan instruksi seperti variasi, atau berkaitan dengan jumlah biaya prima
atau membuat cacat yang baik.
 Mempertimbangkan klaim.
 Mengetuai rapat kemajuan konstruksi.
 Mempersiapkan dan menerbitkan laporan kemajuan konstruksi.
 Mengkoordinasikan dan menginstruksikan pengawas lokasi.
 Menyetujui prosedur komisioning dan pengujian.
 Menyetujui prosedur pelaporan cacat.
 Memastikan bahwa dokumentasi proyek dikeluarkan untuk klien.
 Menerbitkan sertifikat penyelesaian sementara dan sertifikat sementara.
 Menyusun dan menerbitkan jadwal cacat.
 Menerbitkan sertifikat membuat kerusakan yang baik.
 Menerbitkan sertifikat akhir.

Mengapa Administrasi Kontrak Penting?

Administrasi kontrak yang baik sangat penting untuk berfungsinya kontrak konstruksi
secara efektif; Namun, administrasi kontrak sering tidak mendapat perhatian yang memadai
sampai muncul masalah serius. Agar efektif, administrasi kontrak harus diprioritaskan sejak
awal proyek. Mengetahui dan memahami di mana risiko berada di bawah kontrak
memungkinkan pihak untuk memastikan, atau setidaknya berusaha untuk memastikan
kepatuhan dengan kewajiban kontrak dan mengelola risiko. Namun, administrator kontrak
seringkali ditunjuk lebih lambat dalam proyek daripada yang seharusnya, pada saat mana
suatu pihak mungkin telah gagal untuk memenuhi berbagai kewajiban berdasarkan kontrak.

Bergantung pada keadaan pasar, suatu pihak dapat menandatangani kontrak yang
terlalu berat untuk memenuhi tujuan perusahaan mereka. Pada saat-saat seperti ini ketika
administrasi kontrak sangat penting untuk penyelesaian proyek yang berhasil. Administrator
kontrak yang baik akan memastikan kepatuhan dengan kewajiban kontraktual, sehingga jika
terjadi peristiwa atau perselisihan, ada catatan yang memadai untuk mendukung posisi
partai.

Salah satu masalah yang paling umum dalam administrasi kontrak adalah kepatuhan
dengan kewajiban kontrak, terutama pemberitahuan dan batasan waktu. Administrator
kontrak yang efektif akan memastikan semua pihak mengetahui bagaimana proyek ini
mengalami kemajuan, termasuk setiap kekurangan oleh salah satu pihak dan bidang yang
menjadi perhatian yang mungkin memiliki efek buruk terhadap kemajuan.

Administrator kontrak harus secara teratur bekerja sama dengan anggota tim proyek
lainnya untuk segera mengatasi masalah dan menyelesaikannya tepat waktu, menggunakan
mekanisme yang benar yang disediakan oleh kontrak alih-alih membiarkan mereka
meningkat. Keterlambatan kepatuhan dengan kewajiban kontrak dapat mengakibatkan
kontrak memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan sehingga menimbulkan biaya
tambahan.

Ini dapat menyebabkan klaim dan perselisihan jika dibiarkan tidak terselesaikan.
Dengan memastikan kepatuhan dengan kewajiban kontrak, administrator kontrak membantu
menjaga perselisihan seminimal mungkin. Dalam hal terjadi klaim atau perselisihan,
membantu membatasi risiko bahwa majikannya akan kehilangan perselisihan karena
kurangnya catatan pendukung.

Mengingat bahwa klaim konstruksi dapat sangat kompleks dan melibatkan jumlah
uang yang besar, pentingnya administrator kontrak ditunjuk sejak penerimaan undangan
untuk tender tidak dapat nafikan. Administrasi kontrak yang buruk kemungkinan
mengakibatkan masalah dengan proyek, pihak yang tidak puas, dan akhirnya, klaim dan
perselisihan, apa pun bentuk kontraknya. Jumlah uang yang terlibat dalam klaim dan
perselisihan tersebut bisa sangat besar.

Pengeluaran pada administrator kontrak mungkin tampak sebagai pengeluaran yang


tidak perlu pada awal proyek ketika seorang kontraktor berusaha untuk menjaga harga
tender kompetitif. Namun, administrator kontrak yang efektif dapat menjadi perbedaan
antara proyek yang sukses dan kegagalan yang mengakibatkan perselisihan yang
menghabiskan waktu dan uang.

Oleh karena itu administrator kontrak dapat dikatakan sebagai garis pertahanan
pertama dalam sistem penghindaran sengketa proyek, atau sebagai alternatif, aset yang tak
ternilai jika terjadi sengketa. Dengan demikian, kebutuhan akan pendekatan yang efisien
dan proaktif untuk administrasi dan manajemen kontrak selama siklus hidup proyek tidak
dapat - dan tidak boleh - diremehkan.

Penyelenggaraan Administrasi Kontrak

Secara umum di Indonesia penyelenggaraan proyek konstruksi yang dilakukan secara


kontrak akan melibatkan para pihak yakni: pemilik/pengguna jasa, direksi pekerjaan, direksi
teknis/konsultan pengawas dan kontraktor. Direksi pekerjaan sebagai wakil
pemilik/pengguna jasa menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan proyek, kontraktor
sebagai pelaksana proyek, dan direksi teknis sebagai konsultan pengawas
meyelenggarakan pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan terutama terkait dengan mutu,
waktu dan biaya proyek.

Administrasi kontrak yang harus diselenggarakan oleh pengawas pelaksanaan


pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan-kegiatan pengumpulan, penyusunan, penataan,
pengelolaan dan penyimpanan dokumen pengawasan dalam rangka mendukung tugas-
tugas pengawasannya.

Administrasi kontrak dalam rangka penyelenggaraan pengawasan pekerjaan


konstruksi pada dasarnya adalah bagian dari penyelenggaraan administrasi proyek yang
dilakukan oleh pihak proyek. Pengawas sebagai wakil dari direksi pekerjaan yang secara
langsung mengawasi pekerjaan kontraktor di samping harus melaksanakan administrasi
dalam rangaka pelaksanaan pengawasan juga harus mengawasi pelaksanaan
penyelenggaraan administrasi pelaksanaan yeng diselenggarakan oleh kontraktor yang
terkait dengan peneyelnggaraan administrasi sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak.

Penyelenggaraan administrasi kontrak tersebut dimulai saat diselenggarakannya


persiapan rapat persiapan pelaksanaan (pre-construction meeting), selama pelaksanaan
konstruksi, dan sampai dengan penyerahan akhir pekerjaan (kalau kontrak menentukan
demikian).

Ketentuan kontrak mengatur persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh


kontraktor dalam hal yang bersangkutan mengajukan usulan (waktu dan biaya) dan klaim-
klaim yang harus diperiksa oleh pengawas dalam membantu direksi pekerjaan untuk
mengambil keputusan atas usulan maupun klaim-klaim tersebut.

Agar pengawas mampu melakukan tugas memeriksa atau mengevaluasi atas usulan
dan klaim kontraktor, dukungan administrasi dokumen pelaksanaan pengawasan mutlak
dibutuhkan, terlebih lagi apabila hal-hal tersebut terkait dengan aspek hukum termasuk
bukti-bukti dokumen yang dibutuhkan. Sering terjadi dalam pelaksanaan pengajuan klaim-
klaim kontraktor tidak dapat dipertimbangkan akibat tidak dipenuhinya persyaratan sahnya
klaim seperti tidak dilampirkannya dokumen pendukung yang disyaratkan sementara pihak
pengawas sendiri juga tidak mempunyai dokumen pendukung dimaksud.

Dukungan dokumen pengawasan sebagai dokumen acuan dalam memeriksa dan


mengevaluasi usulan kontraktor serta sebagai bahan pemberian rekomendasi kepada
direksi pekerjaan akan sangat membantu dalam pemberian rekomendasi secara tepat dan
dapat dipertanggungjawabkan.Selain berguna dalam memeriksa, mengevaluasi dan
merokemdasikan usulan dan klaim kontraktor, administrasi pengawasan tersebut juag
berguna dalam penyusunan pelaporan, terutam terkait dengan pelaporan pengawasan yang
harus disampaikan kepada direksi pekerjaan.

Administrasi yang tertib akan memudahkan para pihak dalam menyusuri perjalanan
dari suatu permasalahan, sehingga memberikan suatu pemahaman yang sama terhadap
suatu permasalahan dengan adanya kesamaan dokumen pendukungnya.

Di dalam struktur oraganisasi proyek konstruksi yang melibatkan kehadiran QS


sebagai konsultan independen, maka tugas Pengawas yang disebutkan pada penjelasan di
atas akan diambil sebagiannya oleh QS. Pada tahap Pasca-kontrak ini (pelaksanaan
konstruksi di lapangan), QS akan betugas sebagai administrator kontrak sekaligus akuntan
keuangan proyek sebagaimana tugas Pengawas. Hanya QS tidak berperan dalam
mensupervisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan, memberikan instruksi teknis pelaksanaan
pekerjaan serta menguji dan menilai mutu hasil pekerjaan.
Oleh karena kedua sistem ini di Indonesia (Pengawas dan QS) terlibat secara
terpisah, dimana Pengawas selalu terlibat di proyek Pemerintah sementara QS diproyek
bangunan Swasta, maka kedua pihak ini akan dituliskan bergantian bergantung pada
konteks diskusinya.

Sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak pelaksanaan pekerjaan konstruksi, tugas


konsultan pengawas/engineer’s representative adalah mewakili pengguna jasa/direksi
pekerjaan/engineer dalam mengawasi (skop yang luas) pelaksanaan pekerjaan kontraktor.

Rincian tugas-tugas konsultan pengawas sebagaimana termuat dalam ketentuan


syarat- syarat kontrak seperti dibawah ini. Dari tugas-tugas tersebut yang dapat dikatakan
juga menjadi peranan QS pada sebuah proyek adalah item yang ditulis dengan warna
MERAH

1. Ikut berperan serta dalam rapat persiapan pelaksanaan yang dilakukan oleh pengguna
jasa/direksi pekerjaan;

2. Bersama-sama dengan kontraktor melakukan pemeriksaan lapangan bersama pada


awal pelaksanaan kontrak dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail
kondisi lapangan untuk setiap rencana mata pembayaran/jenis pekerjaan guna
menetapkan kuantitas awal;

3. Bersama-sama dengan kontraktor melakukan pemeriksaan lapangan bersama selama


masa pelaksanaan kontrak untuk menetapkan kuantitas pekerjaan yang telah
dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan;

4. Menyetujui program mutu yang disusun oleh kontraktor;

5. Menyetujui usulan gambar kerja yang diajukan kontraktor;

6. Menerima, meneliti dan menetapkan sertifikat bulanan yang diajukan oleh kontraktor;

7. Memberikan persetujuan kemajuan hasil pekerjaan untuk pengajuan


pembayarannyakepada pengguna jasa;

8. Bersama-sama direksi pekerjaan, memberikan persetujuan tagihan untuk pembayaran


hasil pekerjaan;

9. Melakukan penilaian terhadap usulan biaya dari kontraktor sebagai akibat pelaksanaan
perintah perubahan;

10. Memeriksa pekerjaan kontraktor dan memberitahukan kepada kontraktor apabila


terdapat cacat mutu dalam pekerjaan dan dapat memerintahkan kontraktor untuk
menguji hasil pekerjaan yang dianggap terdapat cacat mutu;

11. Meneliti dan mengevaluasi dan memberikan rekomendasi atas usulan perpanjangan
waktu pelaksanaan yang diajukan kontraktor;
12. Menerima pemberitahuan kerja di luar jam kerja normal dari kontraktor;

13. Menerima peringatan dini dari kontraktor atas klaim kontraktor sebagai akibatterjadinya
peristiwa atau keadaan yang akan menimbulkan akibat buruk kepada pekerjaan,
kenaikan harga kontrak atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan, termasuk meminta
kepada kontraktor untuk membuat perkiraan/perhitungannya;

14. Bersama-sama direksi pekerjaan dan kontraktor membahas upaya-upaya untuk


menghindari atau mengurangi akibat dari kejadian atau keadaan atau peristiwa tersebut
di atas;

15. Bersama-sama kontraktor ikut serta dalam rapat pelaksanaan yang diselenggarakan
oleh direksi pekerjaan yang membahas pelaksanaan pekerjaan dan pemecahan
masalah yang timbul sebagai akibat adanya peringatan dini dari kontraktor dan
membuat risalah rapatnya;

16. Memeriksa laporan-laporan harian, mingguan dan bulanan yang dibuat oleh kontraktor
untuk disetujui direksi pekerjaan;

17. Membuat foto-foto pelaksanaan untuk digunakan sebagai kelengkapan laporan;

18. Membuat laporan bulanan yang akan digunakan sebagai dasar pembayaran;

19. Berperan serta dalam proses serah terima pekerjaan;

20. Tugas-tugas lain yang secara spesifik didelegasikan oleh direksi pekerjaan/enginer.

Jenis Kontrak

Ada berbagai jenis kontrak yang mungkin menarik pada proyek tertentu. Pilihan jenis
tertentu dari sistem kontrak proyek akan tergantung pada banyak faktor, misalnya:
• kemudahan desain (bangunan vs proyek-proyek teknik rumit);
• keinginan untuk fleksibilitas desain selama konstruksi;
• ketersediaan kontraktor / manajer proyek yang sesuai, dan neraca kontraktor tersebut;
• pertimbangan politik;
• kendala anggaran vs kinerja proyek yang diselesaikan.

Pada proyek-proyek sektor publik utama, penggunaan kontrak standar bentuk harga
tetap (lum sum) akan lebih lazim daripada pada proyek-proyek sektor swasta skala yang
sama (walaupun, sebaliknya, proyek-proyek BOOT pada dasarnya adalah proyek-proyek
sektor publik yang disampaikan oleh sektor swasta, lihat di bawah).

Ada beberapa jenis sistem kontrak proyek sebagai berikut:

1. Kontrak Harga Tetap (Fixed Price Contract)


Bentuk tradisional dari kontrak konstruksi adalah kontrak harga tetap. Operasi umum
dari jenis kontrak ini mengharuskan Kontraktor untuk menawar, dan kemudian mengambil
risiko sehubungan dengan, harga pekerjaan. Kontraktor berhak untuk dibayar tidak lebih dan
tidak kurang dari Jumlah Kontrak, sebagaimana disepakati antara para pihak sebelum
memulai pekerjaan, terlepas dari biaya aktual pekerjaan.
Kontrak harga tetap biasanya jarang dilakukan dengan jumlah yang tepat dari Jumlah
Kontrak yang disepakati sebelumnya. Misalnya, jika owner meminta perubahan kerja, nilai
kontrak biasanya akan terpengaruh oleh hal tersebut. Ciri utama kontrak ini adalah bahwa
Kontraktor mengambil menanggung semua risiko atas nilai kontrak, dan bahwa para pihak
setuju untuk membayar senilai kontrak (sebagaimana disesuaikan sesuai dengan ketentuan
Kontrak).

2. Biaya Plus (Cost Plus)


Karakteristik penting dari kontrak biaya ditambah adalah bahwa tidak ada risiko,
seperti biaya, ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor dan owner sepakat, pada saat masuk ke dalam Kontrak, bahwa Kontraktor akan
melakukan pekerjaan, dan bahwa owner akan membayar untuk pekerjaan-pekerjaan itu,
berdasarkan biaya aktual Pekerjaan kepada Kontraktor, ditambah kesepakatan yang
disepakati. Biaya, biasanya persentase yang disepakati dari jumlah nilai aktual pekerjaan
(atau insentif lain yang disepakati atas dan di atas biaya aktual dari pekerjaan).
Walaupun kontrak biaya plus bebas risiko, untuk biaya, bagi Kontraktor, namu ini tidak
berarti bahwa Kontraktor berhak membebankan biaya apa pun yang disukainya. Kontrak
biasanya akan menetapkan bahwa Kontraktor harus memverifikasi dan / atau membenarkan
biaya pekerjaan yang akan dibebankan berdasarkan Kontrak. Lebih lanjut, seseorang dapat
membayangkan keadaan di mana, melalui kelalaian oleh Kontraktor atau alasan lain,
Kontraktor tidak berhak untuk mendapatkan kembali biaya penuh dari pekerjaan-pekerjaan
tersebut.
Ada alasan fleksibilitas mengapa pengaturan semacam itu mungkin menarik dari
waktu ke waktu bagi owner.
Sebagai contoh, owner mungkin memiliki anggaran yang ketat untuk dipatuhi, dan
mungkin berada dalam posisi untuk dapat menambah atau mengurangi Pekerjaan saat
dilakukan (misalnya, dengan menghapus atau menambahkan bagian-bagian dari pekerjaan,
atau dengan menambah atau mengurangi kualitas bahan yang dipilih) untuk memastikan
bahwa biaya akhir Pekerjaan tetap dalam anggaran ketat itu. (Secara teori, ini seharusnya
sama-sama dimungkinkan di bawah kontrak harga tetap. Namun, untuk alasan yang
disebutkan di atas, dalam kasus tertentu Jumlah Kontrak dapat disesuaikan, Kontrak Biaya
Plus, di mana Pekerjaan itu sendiri dapat berubah selama konstruksi, mungkin, dapat
dibayangkan, menyediakan metode yang lebih mudah untuk memastikan bahwa biaya tetap
dalam batas-batas tertentu, meskipun pekerjaan yang dilakukan dapat berubah dari apa
yang semula diusulkan.)
Oleh karena itu sifat dari kontrak biaya-plus adalah bahwa Kontraktor setuju untuk
melakukan pekerjaan tetapi risiko mengenai biaya akhir dari pekerjaan tersebut ditanggung
oleh owner, bukan Kontraktor (kebalikan dari posisi di bawah harga tetap kontrak).

3. Desain & Konstruksi (Rancang-Bangun / Design and Build)


Kontrak desain & konstruksi (rancang-bangun) mengharuskan Kontraktor untuk
melakukan tender pada pekerjaan yang dijelaskan dalam brief desain (disiapkan oleh
owner), dan tender tidak hanya untuk konstruksi pekerjaan yang dijelaskan dalam brief
desain, tetapi juga untuk penyelesaian desain rinci, konsisten dengan brief desain tersebut.
Ada sejumlah alasan konstruksi yang menunjukkan bahwa metode desain &
konstruksi dari kontrak memiliki potensi untuk mengurangi keseluruhan biaya konstruksi
kepada owner.
Sifat dari jenis kontrak ini adalah owner dapat menikmati keuntungan dari efisiensi desain
dimana Kontraktor, melalui pengalaman kontrak mereka, mungkin dapat dimasukkan ke
dalam desain pekerjaan, yang mungkin memiliki efek mengurangi biaya proyek keseluruhan.

4. Kontrak Manajemen Proyek (Project Management)


Perjanjian manajemen proyek adalah perjanjian di mana owner kontrak, bukan dengan
Kontraktor yang akan melakukan pekerjaan konstruksi (atau desain dan konstruksi), tetapi
dengan seseorang yang akan mengelola proyek atas nama owner. Ada berbagai jenis
kontrak manajemen proyek yang kemungkinan tidak bisa dibahas satu persatu dalam materi
ini.
Akan tetapi, sifat dari perjanjian manajemen proyek adalah bahwa owner melibatkan
seseorang untuk mengelola proyek atas namanya, alih-alih melibatkan seorang Kontraktor
untuk membangun Pekerjaan. Fungsi biasanya dilakukan oleh Manajer Proyek, biasanya
lebih luas daripada yang mungkin dilakukan oleh Kontraktor. Selanjutnya, risiko ditanggung
oleh manajer proyek, di bawah perjanjian manajemen proyek, biasanya kurang dari, atau
setidaknya berbeda dengan, yang ditanggung oleh Kontraktor.
Jenis fungsi yang dilakukan oleh manajer proyek, sesuai dengan perjanjian
manajemen proyek, biasanya meliputi desain, atau pengadaan desain atas nama owner,
konstruksi atau pengadaan konstruksi atas nama owner, dan, kegiatan lain contohnya:
pemilihan lokasi, akuisisi lokasi, persetujuan izin, iklan proyek, penyewaan atau pra-
penyewaan proyek, dan / atau kegiatan lain yang mungkin perlu dilakukan oleh owner.
Ciri-ciri penting dari perjanjian manajemen proyek adalah pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan perjanjian layanan manajemen yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi.

5. Kontrak Manajemen Konstruksi (Construction Management)


Perjanjian manajemen konstruksi dalam banyak hal serupa dengan perjanjian
manajemen proyek, kecuali bahwa, biasanya, layanan yang disediakan oleh Manajer
Konstruksi dibatasi hanya untuk kegiatan konstruksi (bukan, misalnya, kegiatan desain,
akuisisi lokasi, kegiatan leasing dsb). Dengan demikian, perjanjian manajemen konstruksi,
biasanya, memiliki struktur yang mirip dengan perjanjian manajemen proyek. Fungsi
substantif yang akan dilakukan oleh manajemen konstruksi, biasanya, termasuk melibatkan
kontraktor atas nama owner.

6. Kontrak Pengelolaan Kontraktor (Managing Contractor Contract)


Kontrak Pengelolaan Kontraktor mungkin dicirikan sebagai hibrida atau gabungan dari
kontrak manajemen / biaya-plus / harga tetap. Biasanya ciri-ciri kontrak ini akan mencakup:

 Kontraktor Pengelola berkontrak dengan Prinsipal untuk mengelola proyek atas nama
owner
 Kontraktor Pengelola berkontrak dengan Prinsipal untuk menyediakan, dengan harga
tetap, atau sebagai alternatif pada persentase dari harga total kontrak, aspek-aspek
tertentu dari pekerjaan (misalnya, pendahuluan, termasuk sewa crane, gudang situs,
layanan pengawasan ...)
 Kontraktor Pengelola dapat melakukan semua atau sebagian dari layanan desain
untuk owner
 Kontraktor Pengelola akan mengatur paket-paket pekerjaan, tender dan masuk ke
dalam kontrak atas nama owner dan, berpotensi, sendiri melakukan beberapa kontrak
kerja
 Kontraktor Pengelola akan melakukan pengawasan, kegiatan pelaporan yang
diperlukan pada proyek untuk memberi informasi kepada owner tentang kemajuan
pekerjaan.

Daya tarik dari jenis kontrak Managing Contractor adalah fleksibilitas dan keterampilan yang
mungkin dapat dibawa oleh Managing Contractor ke proyek, untuk membantu owner.

7. Kontrak Jaminan Harga Maksimal Waran (Warranted Maximum Price Contract)


Kontrak JHMW, pada dasarnya, merupakan kontrak biaya-plus antara owner dan
Kontraktor, namun ada kesepakatan batasan maksimal nilai yang harus disetujui (jika
melebihi itu, Kontraktor akan menanggung risiko terkait biaya).
Di bawah kontrak ini, Kontraktor harus dibayar berdasarkan biaya-plus hingga batas
tertentu. Melampaui batas itu, Kontraktor tidak berhak atas pembayaran lebih lanjut. Batas
itu, bagaimanapun, seperti dalam kasus Jumlah Kontrak berdasarkan Kontrak Harga Tetap,
dapat disesuaikan dalam keadaan tertentu (misalnya, owner memvariasikan pekerjaan, atau
owner menyebabkan keterlambatan dan / atau biaya tambahan untuk Kontraktor).
Manfaat dari kontrak jenis ini adalah memberikan tingkat kenyamanan batas atas
terhadap total biaya pekerjaan, asalkan pekerjaan tersebut dijelaskan secara memadai
sebagai ruang lingkup, namun memungkinkan para pihak untuk masuk ke dalam Kontrak
berdasarkan biaya-plus sebagai metode yang tepat untuk mereka.

8. Bangun Miliki Operasi Transfer (Build Own Operate Transfer - BOOT) / Proyek PPP
Sejak 1989, di Australia, ada sejumlah besar proyek konstruksi besar yang dilakukan
menggunakan BOOT, atau metode BOT. Jenis proyek ini lebih sering disebut, sekarang,
proyek PPP atau "Public Private Partnership" (Kerjasama Pemerintah - Badan Usah).

Struktur dasar proyek BOOT adalah bahwa Kontraktor setuju dengan owner tidak hanya
untuk membangun proyek tetapi untuk mengatur keuangan untuk proyek, dan kemudian,
menggunakan keuangan itu, untuk membangun proyek, untuk memiliki proyek untuk jangka
waktu terbatas (waktu konsensus), untuk mengoperasikan proyek selama periode itu, dan
kemudian, pada akhir waktu konsensus itu mentransfer atau menyerahkan kembali proyek
kepada owner.
Biasanya, model ini digunakan pada proyek infrastruktur publik yang didanai
(investasi) oleh pihak swasta, dimana pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk
melaksanakan pekerjaan itu. Contoh konkrit proyek dengan model kontrak seperti ini adalah
pembangunan jalan tol.

Kontrak Standard (Standardized Contract)


Pada proyek konstruksi internasional, dikenal beberapa kontrak standar yang biasa
digunakan. Kontak standar maksudnya adalah, klausul-klausul umum (general conditions)
yang ditetapkan didalam suatu kontrak, tidak akan mengalami perubahan (karena telah
diratifikasi oleh profesi atau orgasnisasi tertentu) walaupun digunakan untuk jenis proyek
yang berbeda. Ada bebrapa kontrak standar yang telah dikenal luas diseluruh dunia, antara
lain

1. Fédération Internationale des Ingénieurs-Conseils (FIDIC)


FIDIC, juga disebut sebagai Federasi Konsultan Insinyur Internasional, menghasilkan
bentuk standar kontrak untuk konstruksi teknik sipil yang digunakan di seluruh dunia.
Kontrak FIDIC sering disebut sebagai standar internasional.
Paket kontrak FIDIC yang sekarang sering dikenal dengan warna mereka, dirinci di
bawah ini, menggantikan set yang diterbitkan pada tahun 1987. Ada perubahan penting
antara yang dikeluarkan pada tahun 1987 dan saat ini. Dalam periode antara 1987 dan 1999
FIDIC menerima bahwa ada kebutuhan untuk desain dan kontrak konstruksi, dan dengan
demikian menghasilkan pada 1995 apa yang kemudian dikenal sebagai Orange Book, yang
dalam beberapa hal merupakan kompromi yang sedikit tidak nyaman antara total Turnkey
dan desain ortodoks dan membangun.
Dengan diterbitkannya suite tahun 1999, kebutuhan akan Buku Oranye menjadi
mubazir karena kebutuhan akan kontrak desain dan pembangunan ditampung oleh Buku
Kuning atau Buku Perak. Namun, Buku Jeruk masih kadang-kadang digunakan tetapi harus
digunakan dengan hati-hati karena tidak menjadi anggota suite 1987 atau 1999.

Jenis standar kontrak yang telah dikeluarkan FIDIC antara lain:

a) Conditions of Contract for Construction (First Edition, 1999) The Red Book

b) Conditions of Contract for Plant and Design-Build (First Edition, 1999) The Yellow
Book

c) Conditions of Contract for EPC/Turnkey Projects (First Edition, 1999) The Silver
Book

d) Short Form of Contract (First Edition, 1999) The Green Book

e) Form of Contract for Dredging and Reclamation Works “Dredgers Contract” The Blue

f) A form of agreement for engagement of Consultants (The White Book)

g) A form of agreement for Subconsultants

h) A joint venture agreement form

2. Institution of Civil Engineers (ICE)

ICE adalah lembaga teknik independen dan mewakili sekitar 80.000 insinyur sipil di seluruh
dunia. Keanggotaan utama ada di Inggris, tetapi memiliki keanggotaan di Cina, Hong Kong,
Rusia, India, dan sekitar 140 negara lainnya. Dokumen ICE secara tradisional untuk
Kontraktor Teknik. Versi FIDIC sebelum 1987 sangat banyak didasarkan pada formulir ICE
tetapi ada jauh lebih sedikit kesamaan sekarang. Secara tradisional mereka adalah kontrak
berbasis Engineer di mana owner menunjuk Engineer/Insinyur.
Jenis standar kontrak yang telah dikeluarkan FIDIC antara lain:

a) ICE Conditions of Contract Measurement Version 7th Edition: July 2004


b) ICE Conditions of Contract Design and Construct 2nd Edition: July 2004
c) ICE Conditions of Contract Minor Works 3rd Edition: July 2004
d) ICE Conditions of Contract Term Version: July 2004
e) ICE Conditions of Contract Ground Investigation 2nd Edition: July 2004
f) Agreement for Consultancy Work in respect of Domestic or Small Works:
amendments Dec 1999

The New Engineering Contract (the NEC)

NEC dikembangkan oleh ICE pada awal 1990-an dengan tujuan memperkenalkan
bentuk baru dari bentuk non-permusuhan (non-adversarial) dari strategi kontrak yang akan
berkontribusi terhadap manajemen proyek yang lebih efektif dan lebih lancar. NEC sekarang
dalam Edisi Ketiga dan akan diproyeksikan sebagai bentuk kontrak yang dipilih untuk
pekerjaan yang berkaitan dengan Olimpiade 2012 di London.
Ini secara radikal berbeda dari bentuk Kontrak Konstruksi dan Teknik Sipil gaya
Inggris lainnya (FIDIC dan ICE), dalam bentuk kontrak inti, yang ditulis dalam istilah
sederhana dan baut besar untuk memungkinkan penggunaan dalam berbagai keadaan.
Pilihan opsi harus menjadi subjek saran dalam setiap kasus.
NEC adalah kerangka hukum prosedur manajemen proyek yang dirancang untuk
menangani semua aspek manajemen proyek rekayasa dan konstruksi. Ini digunakan di
seluruh spektrum kegiatan rekayasa dan konstruksi oleh berbagai klien, konsultan dan
kontraktor. Penggunaannya mencakup proyek-proyek besar dan kecil, teknik sipil dan
bangunan, nasional dan internasional. Ini terdiri dari seperangkat dokumen kontrak dan
berbagai layanan dukungan yang terdiri dari pelatihan, konsultasi, perangkat lunak, dan grup
pengguna.
Sejak peluncuran asli kontrak teknik dan konstruksi utama dan subkontrak, NEC
telah diperluas untuk mencakup kontrak layanan profesional, kontrak adjudicator, dan
kontrak pendek. Perpanjangan lebih lanjut, misalnya, kontrak layanan berjangka, sedang
dalam pengembangan.

NEC digunakan untuk:


 Pekerjaan teknik dan konstruksi tradisional baik pekerjaan sipil, listrik, mekanik dan
bangunan;
 proyek-proyek di mana Kontraktor memiliki tanggung jawab desain penuh, tanggung
jawab desain sebagian atau tanpa tanggung jawab desain;
 semua opsi normal saat ini seperti tender kompetitif, kontrak target, kontrak biaya
penggantian dan kontrak manajemen;

Join Contract Tribunal (JCT)

Sejak 1931, JCT, yang berbasis di London, Inggris, telah memproduksi bentuk
standar kontrak, pedoman, dan dokumen standar lainnya yang digunakan dalam industri
konstruksi. Kontrak JCT secara fundamental digunakan untuk proyek bangunan
dibandingkan dengan proyek pekerjaan sipil. Namun juga digunakan untuk pekerjaan
bangunan yang melibatkan pekerjaan sipil di dalamnya.
JCT menyediakan standar kontrak untuk jenis kontrak tradisional, rancang-bangun
dan kontrak manajemen. Dokumen-dokumen yang dimiliki JCT

1. Major Project Form


2. PCC 2005 Standard Form of Prime Cost Contract
3. WCD 2005 Standard Form of Building Contract With Contractor's Design
4. 2005 Standard Form of Building Contract
5. MC 2005 Standard Form of Management Contract
6. IC 2005 Intermediate Form of Building Contract
7. MW 2005 Agreement for Minor Building Works
8. MTC 2005 Standard Form of Measured Term Contract

Istilah Umum dalam Kontrak Konstruksi (Continued)

1. The Superintendent (Dual Role of the Superintendent, Functions of the


Superintendent dan Liability of the Superintendent)
2. Time (Practical Completion, Extension of Time, Liquidated Damages, Delay Costs,
Program dan Time Bars)
3. Payment (Progress Claim/ Certificate/ Payment, Security, Valuation of Progress
Claims, Variations dan Latent Conditions)
4. Quality (Contract Requirements, Defects, Quality Assurance dan Defects Liability
Period)
5. Insurance (Care and Control of the Works, Types of Construction Insurance,
Insurance dan Principal or Contractor?)
6. Security (Cash Retention/Bank Guarantee, Security to Remedy/Rectify dan
Conversion of Security to Cash)
7. Default/Termination (Default by the Contractor, Default by the Principal dan
Remedies)
8. Claims (Types of Claims, Quantification of Claims, Restitution claims – claim for a
“reasonable sum”)

Referensi

https://www.designingbuildings.co.uk/wiki/Contract_administrator_for_construction_contracts
https://www.constructionweekonline.com/article-36198-the-benefits-of-effective-contract-
administration
http://mcmullansolicitors.com/wp-content/uploads/2019/02/Contract-Administration-
Principles-2019.pdf

Anda mungkin juga menyukai