Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ADMINISTRASI PROYEK

MAKALAH SISTEM KONTRAK DAN SISTEM PEMBAYARAN


KONTRAK PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN 9 – PIK 2
JAKARTA UTARA

Disusun oleh:

Alifiah Devi Rahmawati


1631310168
3 KBG 3

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019

Alifiah Devi Rahmawati Page 1


Soal :

Buatlah makalah tentang sistem kontrak dan sistem pembayaran kontrak di proyek
Jembatan 9 – PIK 2.

JAWABAN:
A. PENGERTIAN SECARA UMUM:
1. Kontrak
Kontrak adalah perjanjian tertulis yang berlandaskan hukum, antarapihak yang
satu dengan pihak yang lain untuk mewujudkan tujuan perjanjian yang telah
disepakati. Kontrak harus bersifat wajar terhadap kedua belah pihak, dan tidak
bermaksud untuk mengambil keunlungan sepihak dengan cara merugikan pihak lain
(Soeharto,1995).
Unsur – unsur yang ada dalam perjanjian (Muhni,2002),yaitu :
a. Ada pihak – pihak yang berjanji, sedikitnya dua orang,
b. Ada persetujuan antara pihak – pihak tersebut,
c. Ada tujuan yang ingin dicapai,
d. Adanya kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak - pihak yang terlibat dalam
perjanjian, yang harus dilaksanakan,
e. Ada bentuk tertentu dari perjanjian, dan
f. Ada syarat – syarat tertenlu yang merupakan isi perjanjian.
Syarat sahnya suatu perjanjian (Muhni, 2002) adalah :
a. Ada kesepakatan dari pihak-pihak yang melakukan ikatan perjanjian,
b. Pihak-pihak yang melakukan ikatan perjanjian, memiliki kecakapan untuk
membuat perjanjian,
c. Adanya pokok – pokok persoalan tertentu, yang dijadikan sebagai obyek
perjanjian, dan
d. Ada suatu sebab yang tidak dilarang.
Untuk tahap pelaksanaan konstruksi yang dimaksud dengan kontrak adalah
perjanjian pemborongan pekerjaanan antara pihak pemberi tugas dengan kontraktor.
Kedua belah pihak harus tunduk dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam kontrak, meliputi kewajiban, tanggungjawab, dan wewenang masing
– masing (Djojowirono,2000).

Alifiah Devi Rahmawati Page 2


2. Dokumen Kontrak
Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi, selain ikatan kontrak, masih diperlukan
beberapa dokumen kontrak sebagai kelengkapan dari syarat teknis dan administrasi
secara yuridis formal. Bagian-bagian tersebut termasuk kontrak, secara keseluruhan
disebut dokumen kontrak yang merupakan suatu kesatuan keterangan. Dokumen
kontrak terdiri dari beberapa bagian yang akan diterangkan sebagai berikutini.
a. Surat Perintah Kerja (SPK).
b. Fotocopy jaminan pelaksanaan.
c. Surat perjanjian pekerjaan pemborongan / kontrak.
d. Surat keputusan penetapan pemenang lelang.
e. Surat pengumuman pemenang pemilihan langsung.
f. Surat kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan.
g. Surat persetujuan penetapan pemenang.
h. Surat pengusulan penetapan pemenang.
i. Berita acara pembukaan penawaran, berita acara hasil penelitian (administrasi,
teknis, dan harga penawaran) dan lampiran surat penawaran dan lampiran -
lampirannya.
j. Rencana kerja dan syarat – syarat (termasuk gambar – gambar rencana).
k. Berita acara penjelasan pekerjaan
l. Fotocopy surat keputusan pengangkatan panitia pelelangan.
m. Fotocopy daftar isian proyek.

3. Menurut Soeharto (1997) kontrak terdiri dari dua golongan besar, yaitu kontrak dengan
harga tetap dan harga tidak tetap.
a. Kontrak harga tetap (lump-sum fixed price)
Pada kontrak jenis ini pihak kontraktor setuju untuk melaksanakan semua
pekerjaan proyek yang dicantumkan dalam kontrak dengan jumlah biaya tetap.
Kontraktor menanggung semua risiko kemungkinan kenaikan biaya yang tidak
dapat diduga, atau diramalkan selama proyek berlangsung. Kenaikan biaya dapat
berasal dari kenaikan harga material keperluan proyek, kenaikan gaji atau keadaan
cuaca yang tidak mendukung. Sebaliknya kontraktor akan memperoleh keuntungan

Alifiah Devi Rahmawati Page 3


sepenuhnya bila penggunaan biaya proyek kurang dari harga yang tercantum dalam
kontrak. Di samping itu pemilik mengharapkan proyek selesai pada waktunya,
dengan biaya yang telah ditentukan terlepas dari berapa biaya yang harus
dikeluarkan oleh kontraktor. Jenis kontrak ini biasanya diterapkan pada pekerjaan
- pekerjaan yang definisinya telah lengkap dicantumkan di dalam dokumen kontrak,
atau pekerjaan – pekerjaan yang mempunyai risiko rendah atau risiko yang dapat
diperkirakan dengan hasil yang tidak jauh menyimpang.
Kontrak dengan harga tetap terdiri dari dua jenis yang akan dijelaskan sebagai
berikut ini.
1. Harga tetap dengan tambahan bonus
Dalam hal ini kontraktor akan mendapat tambahan harga yang telah
disetujui formulanya sebagai bonus, misalnya bila kontraktor dapat
menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu rencana.
2. Kontrak dengan satuan harga tetap (unitprice)
Kontrak tipe ini sering dijumpai dalam keadaan bilamana pekerjaan dan
spesifikasinya dapat secara jelas ditentukan, sedangkan jumlah atau besarnya
pekerjaan belum dapat diketahui secara tetap. Contohnya pada pekerjaan
pembuatan jalan raya, kontrak dapat disusun berdasarkan harga satuan
perkubik tanah yang dipindahkan, atau permeter kubik aspal yang harus
dikerjakan.
b. Kontrak dengan harga tidak tetap (cost plus)
Pada kontrak tipe ini, pemilik membayar semua biaya yang dikeluarkan untuk
melaksanakan proyek yang diatur dalam kontrak ditambah sejumlah uang dalam
bentuk bonus (fee). Dipihak lain kontraktor berjanji melakukan usaha sebaik -
baiknya untuk melaksanakan proyek sesuai sasaran yang ditentukan. Kontrak ini
memberikan keluwesan yang besar bagi pemilik, karena dapat menentukan
pekerjaan – pekerjaan yang perlu dan tidak perlu dilakukan, menyetujui atau
menolak harga yang diajukan oleh kontraktor dalam pembelian barang tertentu.
Dalam pada itu, pemilik menanggung risiko seluruhnya atas beban biaya proyek,
termasuk hal-hal yang belum diketahui sewaktu penandatanganan kontrak,
misalnya eskalasi, perubahan nilai tukar mata uang, dan Iain-lain.

Alifiah Devi Rahmawati Page 4


Kontrak harga tidak tetap terdiri dari empat jenis yang akan dijelaskan
sebagai berikut ini.(1).
1. Harga tidak tetap dengan upah tetap (cost-plus fixed fee)
Kontraktor menerima pembayaran yang jumlahnya sama dengan
pengeluaran ditambah fee dengan jumlah tetap. Jenis kontrak ini sesuai untuk
pekerjaan yang definisinya belum lengkap, atau lingkup kerjanya masih
umum.
2. Kontrak harga tidak tetap ditambah bonus
Pertama-tama diadakan persetujuan bersama mengenai sasaran biaya
proyek dan jumlah fee yang diterima kontraktor. Bila pada akhir proyek
ternyata biaya proyek yang sesungguhnya berada dibawah sasaran, maka
jumlah fee akan naik, demikian pula sebaliknya, tetapi disini kontraktor tidak
dikenakan denda karena pemilik akan membayar semua biaya proyek.
3. Harga tidak tetap dengan suatu batas maksimum
Pemilik membayar semua biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor untuk
menyelesaikan proyek ditambah / tv, sampai pada batas maksimum.
Pengeluaran di atas batas maksimum menjadi tanggungan kontraktor.
4. Harga tidak tetap dengan risiko ditanggung bersama
Pada kontrak jenis ini, jumlah fee akan naik sesuai penghematan yang
dihasilkan, tetapi akan mendapat hukuman danda sesuai dengan jumlah
kelebihan biaya yang terjadi atas sasaran.
Selain pengklasifikasian kontrak konstruksi seperti yang telah disebutkan di atas.
maka dalam perkembangannya semakin lama semakin banyak ragam dari tipe
kontrak konstruksi ini, seirama dengan perkembangan bisnis konstruksi itu sendiri.
Paling tidak dalam praktek ada 2 macam tipe kontrak konstruksi,yang tentunya satu
sama lain terkadang saling overlapping atau bahkan dalam satu proyek dapat
digunakan kombinasi dari dua atau lebih tipe kontrak konstruksi tersebut. Untuk
lebih jelasnya tentang pengklasifikasian tersebut akan diuraikan sebagai berikut
(Fuady,1998).
1. Tipe Tradisional
Ini merupakan tipe yang konvensional dan suatu kontrak konstruksi.
Untuk pembangunan proyek secara tradisional dan sederhana sering

Alifiah Devi Rahmawati Page 5


menggunakan system seperti ini, dimana tidak banyak Pihak yang terlibat.
Umumnya yang ada hanyalah pihak bouwheer dan pihak kontraktor
(ditambah supplier). Sementara fungsi-fungsi lainnya, seperti fungsi desainer
dilakukan sendiri oleh pihak kontraktor atau oleh pihak bouwheer atau fungsi
engineer, controller, contract administrator, quality surveyor yang dilakukan
sendiri oleh pihak bouwheer.
2. Tipe Kontrak Turnkey
Kontrak konstruksi ini menempatkan pihak kontraktor untuk
melakukan segala-galanya dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, mulai dan
permulaan mendesain proyek sampai dengan penyerahan proyek yang
bersangkutan. Untuk beberapa proyek, tugas kontraktor bahkan termasuk
juga pencarianlahan sebelum masuk kepembuatan desainnya. Bahkan ada
juga kontrak turnkey dimana kontrakto rjuga diberi tugas untuk melakukan
long term maintenance work. Dengan demikian, seluruh pekerjaan dilakukan
atau dibebankan tanggung jawabnya kepada kontraktor.

Alifiah Devi Rahmawati Page 6


B. SISTEM KONTRAK:
Dalam dunia konstruksi, perjanjian antara pihak owner dengan pihak kontraktor
diikat dalam sebuah kontrak kerja. Pengaturan hukum kontrak kerja proyek konstruksi
diatur oleh pihak-pihak yang terlibat dan sesuai dengan ketentuan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku (KUHP pasal 1601b). Kontrak proyek konstruksi
ini berupa dokumen tertulis dan wajib menjelaskan tentang kesepakatan keselamatan
umum dan tertib bangunan karena sebuah proyek konstruksi merupakan pekerjaan
yang mengandung resiko tinggi.
Berikut adalah jenis-jenis sistem kontrak yang umum digunakan dalam dunia
konstruksi :
1. Kontrak Harga Satuan atau Unit Price Contract
2. Kontrak Biaya Plus Jasa atau Cost Plus Fee Contract
3. Kontrak Biaya Menyeluruh atau Lump Sum Contract
4. Kontrak Terima Jadi atau Turn Key Contract
5. Kontrak Gabungan
Perjanjian adalah suatu ikatan atau hubungan hukum mengenai benda-benda
(barang) atau kebendaan (jasa) antara dua pihak atau lebih, dimana para pihak tersebut
saling berjanji atau dianggap saling berjanji untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu.
Unsur – unsur perjanjian kontrak :
a) Adanya para pihak yaitu pihak pengguna barang/jasa dan pihak penyedia
barang/jasa
b) Adanya kesepakatan dari para pihak
c) Obyek perjanjian yaitu barang/jasa
Syarat Khusus Kontrak :
a) Ketentuan Umum :
o Definisi.
o Asal barang/jasa
o Jaminan
o Asuransi
o Pembayaran
o Harga

Alifiah Devi Rahmawati Page 7


o Hak dan kewajiban para pihak
o Penyelesaian perselisihan.
b) Ketentuan Khusus :
o Pengadaan barang : menjelaskan layanan tambahan
o Pengadaan jasa konsultasi
o Pengadaan jasa pemborongan

Proyek “Jembatan 9 – PIK 2” terlekatak di Pantai Indak Kapuk (PIK) 2 Jakarta


Utara, owner Agung Sedayu Groub, Kontraktornya PT. Kukuh Mandiri Lestari kepada
dan Sub. Kontraktor adalah PT. Wijaya Karya (Persero). Proyek pembanguan “Jembatan
9 – PIK 2” dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan jasa
konstruksi dengan nilai kontrak sebesar Rp. 212.000.000.000.
System kontrak yang digunakan pada lokasi proyek tempat PKL kami adalah
system Gabungan dari system Lump Sum dan Harga Satuan atau Unit Price. Dalam
kontrak ini, pihak kontraktor hanya menentukan harga satuan pekerjaan untuk biaya
semua jenis pekerjaan yang mungkin dikeluarkan termasuk biaya overhead dan
keuntungan. Semua jenis pekerjaan menggunakan system Lump Sump dan untuk
pekerjaan pemancangan menggunakan system Harga Satuan atau Unit Price.
Lump Sum adalah kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan yang ditawarkan
sesuai dengan persyaratan yang disepakati (gambar konstruksi, spesifikasi, schedule, dan
semua persyaratan dalam dokumen lainnya) dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah
harga yang pasti, tertentu dan tetap yang disetujui secara tertulis sebelum pekerjaan
dimulai.
Syarat kontrak unit price bahwa semua volume yang akan dibayar harus sesuai
dengan volume yang terpasang di lapangan. Ini membawa konsekuensi bahwa tiap
mengajukan termin, harus ada perhitungan bersama terhadap volume pekerjaan yang
terpasang. Sistem Kontrak Unit Price tepat digunakan untuk :
1. Jenis pekerjaan yang untuk mendapatkan keakuratan perhitungan volume pekerjaan
yang pasti diperlukan adanya survey dan penelitian yang sangat dalam, detail dan
sample yang sangat banyak, dan waktu yang lama sehingga biaya sangat besar.

Alifiah Devi Rahmawati Page 8


2. Jenis pekerjaan yang mana volume pekerjaan yang pasti sama sekali tidak dapat
diperoleh sebelum pekerjaan selesai dilaksanakan, sehingga tidak memungkinkan
untuk digunakan sistem kontrak Lump Sum.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan system kontrak Unit Price /
Harga Satuan ini adalah :
1. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang terdiri dari banyak sekali item pekerjaan namun
volume pekerjaan sudah dapat dihitung dari gambar rencana seperti halnya
bangunan gedung, maka kurang tepat apabila digunakan system kontrak unit price
ini karena :
o Untuk setiap proses pembayaran harus dilakukan pengukuran bersama di
lapangan yang dapat dipastikan memerlukan waktu yang cukup lama.
o Biaya total pekerjaan belum dapat diprediksi dari awal sehingga untuk pekerjaan
dengan budget tertentu sangat riskan bagi pemberi tugas terhadap terjadinya
resiko pembengkakan biaya proyek
2. Untuk penggunaan system kontrak unit price agar dihindari terjadi adanya harga
satuan timpang karena harga satuan bersifat mengikat untuk perhitungan realisasi
biaya kontrak. Dalam hal penawaran kontraktor terdapat harga satuan timpang
untuk item pekerjaan tertentu harus dilakukan klarifikasi & dibuat Berita Acara
Kesepakatan mengenai harga satuan yg akan digunakan untuk perhitungan biaya
perubahan. Dalam penggunaan system kontrak ini jarang dijumpai adanya
implikasi seperti halnya pada kontrak lump sum di atas karena kontraktor tidak
terbebani oleh adanya resiko-resiko pekerjaan yang belum terprediksi pada saat
pelelangan.

Alifiah Devi Rahmawati Page 9


KONTRAK KONSTRUKSI:

Tender

Persyaratan
Kualisasi dan
Klasifikasi
Klarifikasi dan
Negosiasi

Pelelangan dan
Pelolosan

Sanggahan dan
Penunjukan
Pemenang

Tahap Pembuatan
Dokumen
Kontrak

Kick off Meeting

Surat Perintah
Kerja

Alifiah Devi Rahmawati Page 10


C. SISTEM PEMBAYARAN KONTRAK :
Sistem pembayaran kontrak pada proyek “Jembatan 9 – PIK 2” dilaksanakan
oleh owner Agung Sedayu Groub, Kontraktornya PT. Kukuh Mandiri Lestari kepada
dan Sub. Kontraktor adalah PT. Wijaya Karya (Persero) dengan cara Progres Bulanan
atau Monthly Certificate.
Monthly Certificate adalah pembayaran prestasi pekerjaan dalam bentuk
dokumen internal proyek yang berisikan perhitungan besaran pembayaran prestasi
pekerjaan penyedia jasa, untuk diajukan kepada pengguna jasa guna mendapatkan
pembayaran dalam bentuk mata uang rupiah atau mata uang lainnya.
Sistem pembaran PT. Wijaya Karya (Persero) dengan Sub. Kontrusi lainnya
yang dibawahnya dapan menggunakan system SCF (Supply chain financing),
Konvesional, dan SKBDN. Dapat menggunakan metode pembayaran salah satu dari
yang telah disebutkan diatas tergantung dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Namun biasanya metode SCF digunakan untuk yang berhubungan dengan Jasa
Konstruksi, SKBDN digunakan untuk yang berhubungan dengan Material, dan
Konvensional untuk nilai yang kecil. Prosedur – prosedur tersebut tergantung pada
kesepakatan kedua belah pihak dan prosedur perusahaan group wika berbeda – beda.

Alifiah Devi Rahmawati Page 11

Anda mungkin juga menyukai