Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian kontrak konstruksi menurut para ahli


 R. Subekti perjanjian pemborongan adalah perjanjian dimana pihak yang satu, si
Menurut
pemborong mengikatkan diriuntuk menyelenggarakan suatu pekerjaan  bagi  pihak  yang
memborongkan denganmenerima  suatu  harga yang ditentukan. R. Subekti, Aneka Perjanjian
(Bandung : Alumni, 1985). Hal 57.

 Dalam  KUH  Perdata  ,  perjanjian  pemborongan  disebut   dengan istilah pemborongan


pekerjaan, sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal    1601 (b) KUH Perdata bahwa :
“Perjanjian peborongan adalah perjanjian dengan mana pihak satu (sipemborong)
mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak lain (pihak yang
memborongkan) dengan menerima suatu harga yang ditentukan”.

 Menurut Mariam Darus Badrulzaman, dilihat dari sistem hukum maka kontrak bangunan
merupakan salah satu komponen dari hukum bangunan (construction law, bouwrecht).
Istilah construction law biasa dipakai dalam kepustakaan anglo saxon, sedangkan
bouwrecht lazim dipergunakan dalam kepustakaan Hukum Belanda. Dengan demikian,
yang dinamakan hukum bangunan adalah seluruh perangkat peraturan perundang-
undangan yang bertalian dengan bangunan meliputi pendirian, perawatan,
pembongkaran, penyerahan, baik bersifat perdata maupun publik/administratif. H.
Mohammad Amari dan Asep Mulyana., Op.Cit. Hal 104.

 Dalam kontrak konstruksi, sebagaimana kontrak pada umumnya akan menimbulkan


hubungan hukum maupun akibat hukum antara para pihak yang membuat perjanjian.
Hubungan hukum merupakan hubungan antara pengguna  jasa dan penyedia jasa yang
menimbulkan akibat hukum dalam bidang konstruksi. Akibat hukum, yaitu timbulnya
hak dan kewajiban diantara para pihak. Momentum timbulnya akibat itu adalah sejak
ditandatanganinya kontrak konstruksi oleh pengguna jasa dan penyedia jasa. Dengan
demikian dapat disimpulkan,  bahwa  unsur-unsur  yang  harus  ada  dalam kontrak      
konstruksi adalah: Salim H.S., Op.Cit. Hal 91. a. Adanya subjek,
yaitu pengguna jasa dan penyedia jasa; b.Adanya objek,
yaitu konstruksi; c.Adanya
dokumen yang mengatur hubungan antara pengguna jasa dan penyedia jasa.

2. Jenis-jenis Kontrak proyek Konstruksi

 Menurut cara terjadinya:

–        Hasil tender

–        Penunjukan

–        negosiasi

 Menurut cara penentuan harga:


–        Fixed price or lump sum price contract

–        Fixed unit price contract

–        Escalation contract

–        Cost plus fee contract

–        Target estimate with penalty and incentive fee contract

Jenis-jenis Kontrak Konstruksi menurut Keppres 80 tahun 2003

 Berdasarkan bentuk imbalan

–        Lump sum

–        Harga satuan

–        Gabungan lump sum dan harga satuan

–        Terima jadi (turn key)

–        persentase

¨       Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan

–        Tahun tunggal

–        Tahun jamak

 Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa:

–        Kontrak pengadaan tunggal

–        Kontrak pengadaan bersama

Jenis-jenis Kontrak proyek Konstruksi

 Menurut cara terjadinya:

–        Hasil tender


–        Penunjukan

–        negosiasi

 Menurut cara penentuan harga:

–        Fixed price or lump sum price contract

–        Fixed unit price contract

–        Escalation contract

–        Cost plus fee contract

–        Target estimate with penalty and incentive fee contract

Jenis-jenis Kontrak Konstruksi menurut Keppres 80 tahun 2003

 Berdasarkan bentuk imbalan

–        Lump sum

–        Harga satuan

–        Gabungan lump sum dan harga satuan

–        Terima jadi (turn key)

–        persentase

¨       Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan

–        Tahun tunggal

–        Tahun jamak

 Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa:

–        Kontrak pengadaan tunggal

–        Kontrak pengadaan bersama


3. Faktor Penentu Pemilihan Kontrak Proyek (M. Ikhsan S) hal51

a. Project Management Contract.


Disini pemilik menetapkan sebuah tim yang
dipimpin oleh project manager untuk mengelola proyek dari tahap konseptual
sampai selesai.
b. Construction Management Contract. Tipe ini mirip dengan project
management contract, hanya disini pelaksanaan seluruh pekerjaan dipecah-
pecah dan dilelangkan segera sehingga waktu pelaksanaan secara keseluruhan
dapat dipersingkat.

Berbagai macam delivery system yang dikemukakan oleh Arditi (1996) yaitu :
a. Traditional System.
Pada sistem ini pemilik memilih designer dan general
contractor yang berlainan, bukan dari perusahaan yang sama.
b. System and Build System.
Pada sistem ini pekerjaan desain dan konstruksi
diserahkan kepada perusahaan. Perusahaan yang ditunjuk dapat
mengerjakan proyek dan pekerjaannya sendiri atau mengalihkan sebagian
pekerjaannya pada sub contractor.
c. Construction Management.
Pada sistem ini proses desain dan pembuatan
jadwal ditangani oleh konsultan. Pemilihan suatu kontraktor dilakukan
secara langsung oleh klien. Kontraktor yang dipilih dapat lebih dari satu,
jadi dalam satu proyek bisa terdapat beberapa kontraktor. Untuk
mengkoordinasikan para kontraktor tersebut, maka klien mengangkat
sebuah tim construction manager.
d. Design Manage System.
Pada sistem ini, semua pekerjaan baik desain
maupun konstruksi dilakukan oleh satu perusahaan kontraktor.
e. Owner Buildere.
Dalam sistem ini owner ikut mengendalikan dan
mengawasi proyek secara langsung namun untuk beberapa pekerjaan
yang tidak sempat ditangani oleh owner diberikan kepada kontraktor dan
sub kontraktor.
f. General Contractor. Pada sistem ini owner hanya memberikan desain
kepada general contractor yang berungsi sebagai construction manager
untuk mengkoordinasikan sub kontraktor.
g. Management Contracting. Pada sistem ini klien menyerahkan tugas desain
kepada konsultan yang juga bertindak sebagai pengawas jalannya proyek.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan suatu jenis kontrak adalah:
Faktor Ekonomi
Stabil atau tidaknya harga barang dipasaran
Mudah atau tidaknya memperoleh barang yang dibutuhkan
Fluktuasi suku bungan bank.
Faktor Lingkungan Sekitar
Transportasi material ke lokasi proyek
Faktor Tenaga Kerja
Produktivitas pekerja pada proyek tersebut
Ada tidaknya tenaga ahli yang dibutuhkan
Faktor Dokumen
Kemungkinan terjadinya perubahan design ketika proyek sedang berjalan
52
NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005
Kelengkapan design, apakah sudah fix atau belum
Faktor Tehnologi
Tehnologi yang digunakan
Faktor Pemerintah
Peraturan pemerintah mengenai import tentang pajak bea masuk

Anda mungkin juga menyukai