Anda di halaman 1dari 2

Fungsi dan Jenis Kontrak Konstruksi

Kontrak Konstruksi adalah suatu keterikatan hubungan antara owner dengan penyedia
jasa konstruksi atau kontraktor yang tertulis dalam suatu dokumen kontrak. Pada dokumen
kontrak ini akan terdefinisi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Secara umum, fungsi dari Kontrak Konstruksi adalah sebagai berikut.


1. Sebagai tanda legal untuk para pihak-pihak yang terlibat dalam melakukan
kewajibannya masing-masing
2. Menentukan jenis-jenis kegiatan pekerjaan serta prosedur yang digunakan
3. Menentukan spesifikasi standar serta kualitas material/tenaga kerja/peralatan.
4. Mendefinisikan risiko-risiko serta penanggulangannya

Jenis-jenis Kontrak Konstruksi


1. Unit Price Contract
2. Cost-Plus Contract
3. Lump Sum Contract
Penentuan jenis kontrak konstruksi akan ditentukan berdasarkan sifat proyek dan
kebutuhan owner

Unit Price Contract


Jenis kontrak ini menentukan harga satuan untuk setiap pekerjaan yang ada. Seluruh
harga satuan untuk berbagai jenis pekerjaan ditentukan sebelum mulainya proses konstruksi.

Owner terlebih dahulu mengestimasi jumlah unit yang diperlukan untuk setiap elemen
pekerjaan. Kontraktor hanya akan menentukan harga lelang dalam satuan unit untuk berbagai
item pekerjaan, mencakup material dan peralatan.

Jenis kontrak ini biasanya digunakan untuk jenis proyek yang sulit untuk menentukan
jumlah kebutuhan material yang diperlukan, atau memiliki akurasi yang rendah dalam
penentuan materialnya. Sehingga biaya proyek yang sebenarnya hanya akan diketahui apabila
proyek telah selesai dibangun.

Renegosiasi harga per satuan unit dapat dilakukan apabila estimasi jumlah unit awal tidak
sama dengan kondisi aktual setelah proyek selesai. Benefit bagi pihak kontraktor sudah
dimasukkan dalam harga satuan.
Cost-Plus Contract
Pada Cost-Plus Contract, biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor selama pembangunan
proyek akan diganti oleh owner termasuk biaya overhead.

Keuntungan atau profit untuk kontraktor yang telah menyediakan jasanya juga akan
diberikan oleh owner sesuai kesepakatan.

Kontrak jenis ini biasanya dipakai saat biaya aktual proyek sulit diestimasikan,
digunakan untuk proyek swasta serta tidak ada pelelangan.

Lump Sump Contract


Jenis kontrak ini paling sering digunakan. Lump Sum Contract juga sering kali disebut
dengan fixed-price, dimana nilai kontrak sudah final dan tidak dapat diubah.

Waktu penyelesaian proyek sudah ditentukan dan tidak diperbolehkan ada pekerjaan
tambah kurang.
Oleh karena itu, estimator dari pihak konstruksi harus benar-benar profesional.

Namun, apabila memang perlu melakukan perubahan, kontraktor perlu negosiasi kembali
dengan owner dan akan diatur dalam kontrak yang baru apabila owner menyetujui.

Jenis kontrak ini berisiko bagi kontraktor karena dapat mengalami kerugian apabila
terjadi kendala. Pembayaran akan dilakukan setiap persentase kemajuan proyek.

Anda mungkin juga menyukai