I. PENDAHULUAN
Kontrak secara umum, merupakan suatu perjanjian antara pihak pemberi
pekerjaan (owner/pengguna jasa) dan pihak penerima pekerjaan (penyedia jasa)
yang berisi kesepakatan perikatan secara hukum, hal tersebut diatur dalam
kontrak kerja konstruksi pasal 22 UU Jasa Konstruksi. Untuk kontrak kerja
konstruksi sendiri memiliki penjelasan berupa, keseluruhan dokumen yang
mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Dalam kontrak kerja konstruksi,
memiliki keterkaitan dengan penyelenggaraan suatu pekerjaan konstruksi,
dengan pengertian pekerjaan konstruksi itu sendiri adalah seluruh pekerjaan
yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya. Sebuah kontrak yang ingin disepakati untuk jalannya suatu
pekerjaan konstruksi atau pemilihan penyedia jasa konsultansi, perlu adanya
dokumen sah dan berdasar UU yang berlaku untuk menvalidasi kebenaran
daripada kontrak tersebut dan dapat tercapainya tujuan dari tiap pihak pada
kontrak yang ada. Secara garis besar, dalam hal ini merujuk pada kontrak
pengadaan untuk meyakinkan agar tujuan pengadaan berupa pengendalian mutu,
resiko dan biaya yang dilakukan penyedia dapat tercapai dan terlaksana,
diperlukan sebuah dokumen kontrak dengan penjelasan, merupakan suatu
dokumen yang mengatur hubungan hukum antara PPK (pengguna jasa) dan
penyedia jasa.
Sesuai ketentuan pasal 27 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barng/Jasa Pemerintah maka untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dapat menggunakan beberapa jenis kontrak seperti,
kontrak lump sum, kontrak harga satuan, kontrak gabungan lumsum dan harga
satuan, kontrak terima jadi (turnkey) dan kontrak payung. Sedangkan, dalam
pasal yang baru, Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Lainnya dan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi diberlakukan hampir
keseluruhan perubahan pada isi pasal. Sebagai contoh, kontrak terima jadi
(turnkey) dihapus dan diganti dengan biaya plus imbalan ataupun kontrak putar
kunci. Sedangkan untuk pengadaan Jasa Konsultansi dapat menggunakan
4) Sumber Pendanaan
a) Kontrak Pengadaan Tunggal
Merupakan Kontrak yang dibuat oleh 1(satu) PPK dengan 1(satu)
Penyedia Barang/Jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu
dalam waktu tertentu.
b) Kontrak Pengadaan Bersama
Merupakan Kontrak antara beberapa PPK dengan 1(satu) Penyedia
Barang/Jasa untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tertentu, sesuai
dengan kebutuhan masing-masing PPK yang menandatangani Kontrak.
c) Kontrak Payung
Merupakan Kontrak Harga Satuan antara Pemerintah dengan Penyedia
Barang/Jasa yang dapat dimanfaatkan oleh K/L/D/I, dengan ketentuan
sebagai berikut:
Diadakan untuk menjamin harga Barang/Jasa yang lebih efisien,
ketersediaan Barang/Jasa terjamin dan sifatnya dibutuhkan secara
berulang dengan volume atau kuantitas pekerjaan yang belum
dapat ditentukan pada saat Kontrak ditandatangani; dan
Pembayarannya dilakukan oleh setiap PPK/satuan kerja yang
didasarkan pada hasil penilaian/pengukuran bersama terhadap
volume /kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
Barang/Jasa secara nyata.
III. PENUTUP
Kesimpulan, dengan demikian Proses pembentukan kontrak (contract
formation) diawali dengan adanya dua pihak atau lebih yang telah saling
menyetujui untuk mengadakan suatu transaksi, dan Persetujuan hanya dapat
dilanjutkan dalam bentuk kontrak bila memenuhi dua aspek utama, yaitu saling
menyetujui (mutual consent) serta ada penawaran dan penerimaan (offer and