I. PENDAHULUAN
Dalam Konstruksi Pekerjaan Jalan terdapat dua Penyedia Jasa Konsultansi salah
satunya merupakan Konsultan Perencana, yang memiliki tugas dan wewenang
sesuai Perpres Nomor 16 Tahun 2018 dan pembaharuannya pada perpres Nomor
12 Tahun 2021. Pada proyek yang akan dilakukan pembangunan, perbaikan
maupun rehab, perlu dilakukan metode pemilihan penyedia jasa konsultansi
(Perencana maupun Pengawas) dan kontraktor pelaksana, dengan penetapan
metode (Penyampaian Dokumen, Evaluasi Penawaran), berdasar Penilaian
Kualifikasi antara lain, Prakualifikasi dan Pascakualifikasi. Metode pemilihan
penyedia jasa konsultansi diatur dalam Perpres Nomor 16 Tahun 2018 dan
Perpres Nomor 12 Tahun 2021 pada Pasal 41 Ayat 1, dengan metode pemilihan
yang terdiri antara lain, Seleksi, Pengadaan Langsung dan Penunjukan Langsung.
Beberapa hal tersebut juga mencakup adanya kriteria pemilihan yang tercantum
pada ayat 5 dengan sedikit perubahan pada Perpres yang baru.
Secara umum mengenai Konsultan Perencana dapat dijelaskan, sebagai pihak
yang ditunjuk oleh pemberi tugas atau klien untuk melaksanakan pekerjaan
proyek perencanaan dalam hal ini konstruksi jalan. Konsultan perencana dapat
berupa perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah.
Konsultan perencana bertugas merencanakan struktur, mekanikan elektrikal,
arsitektur, lanscape, (RAB) serta dokumen pelengkap lainnya. Konsultan
perencana mendapatkan proyek melalui proses lelang yang diadakan panitia
tender pekerjaan konstruksi. Agar tugas dan wewenang tersebut dapat berjalan
lancar, konsultan perencana membuat jadwal pertemuan rutin dengan kontraktor
untuk membahas hal-hal yang mungkin perlu mendapat pemecahan dari
perencana misalnya, pembuatan gambar shop drawing atau saat aproval material
sebagai pedoman pelaksanaan proyek. Dikarenakan dapat terjadi beberapa
masalah antara lain, RKS sulit ditemukan saat pelaksanaan proyek, harga terlalu
mahal melebihi RAB dan perbedaan gambar rencana dengan kondisi exsiting
lapangan.
II. PEMBAHASAN
Pada Konstruksi Pekerjaan Jalan, Konsultan Perencana memiliki Ruang Lingkup
dan tugas perencanaan yang telah disepakati oleh pemilik proyek dengan aturan
sesuai Perpres yang berlaku. Dalam lingkup kegiatan tersebut, Konsultan harus
berusaha untuk mendapatkan informasi umum mengenai kondisi eksisting jalan
maupun sekitarnya, melalui dokumen teknis yang telah ada maupun rencana
masterplan wilayah perencanaan. Konsultan terdiri dari Tim Perencana yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan Perencanaan pekerjaan fisik selama
waktu pelaksanaan yang telah ditentukan dengan menggunakan data lapangan
yang diperoleh dari Penyedia Jasa dan menggunakan standard design serta cara
yang telah ditentukan oleh Dinas Bina Marga, antara lain:
Inventarisasi geometrik jalan dengan menyertakan foto dokumentasi
Pengukuran Topografi yang meliputi, (Pengukuran titik kontrol,
Pengukuran situasi, Pengukuran penampang, Patok-patok, Perhitungan
dan penggambaran peta)
Data CBR Lapangan dan perencanaan Jalan metode DCP dengan
mendapatkan data tanah lokasi.
Berdasar hal tersebut Penyedia Jasa Konsultansi (Konsultan Perencana)
diwajibkan untuk menyediakan segala perlengkapan dan peralatan yang berkaitan
dengan tugas Perencanaan. Barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia
jasa dengan cara sewa atas nama Pengguna Jasa, diantaranya:
o Akomodasi dan perlengkapan kantor mencakup, (Peralatan Kerja
Lapangan, peralatan elektronik penunjang perencanaan, kendaraan).
o Peralatan khusus meliputi, (roll meter, theodolit, waterpass, peralatan
lab.)
Dalam Pekerjaan Jalan, Konsultan Perencana memiliki tanggung jawab
perencana (lingkup kewenangan), antara lain:
Melakukan konsultasi dengan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pengendali Kegiatan untuk