NIM : 195060107111035
I. PENDAHULUAN
• Kecelakaaan Pada Pelaksanaan Konstruksi yang terjadi akibat, alat berat proyek pembangunan empat jalur
kereta atau (double-double track) yang menghubungkan Manggarai dan Jatinegara ambruk pada Minggu Pagi, 4
Februari 2018. Ambruknya alat berat crane di proyek pembangunan empat jalur kereta terjadi di Mataraman,
Jakarta Pusat, pada Minggu pagi, ketika lima orang pekerja sedang menaikkan bantalan rel. Lantaran posisinya
tidak pas bantalan rel jatuh dan menimpa pekerja, menewaskan empat orang.
• Berdasar pendapat para pengamat konstruksi menilai kecelakaan konstruksi yang berulang, lantaran kegagalan
manajemen konstruksi.
PENYEBAB DAN PENDAPAT MENGENAI KECELAKAAN PADA
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
• Guru Besar Manajemen Konstruksi Universitas Pelita Harapan (UPH), Manlian Ronald Simanjuntak,
mengusulkan perbaikan manajemen konstruksi untuk mencegah kecelakaan dengan melibatkan semua pihak.
Dikatakan tidak hanya kegagalan teknis melainkan juga kegagalan manajemen konstruksi.
• Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setiadi Moerwanto,
menyebutkan minimnya pengawasan jadi penyebab kecelakaan dalam proses kontruksi. Yang berkaitan dengan
girder dan workability dari sistem, proses pengerjaan perlu ketelitian yang sangat tinggi.
• Menyusul ambruknya alat berat crane, konsorsium pelaksana proyek ini langsung terjun ke lapangan untuk
memastikan situasi yang kondusif, baik bagi para pekerja dan masyarakat sekitar.
PENYEBAB PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
• Dikarenakan Bantalan Rel Tidak Pas, Ketika bantalan rel sudah berada di atas namun dudukannya tidak pas
sehingga bantal rel jatuh menimpa korban yang mengakibatkan keempat korban meninggal dunia.
• Terdapat problem (permasalahan/kesalahan) dalam aspek manajemen konstruksi, faktor keselamatan konstruksi
yang melibatkan aspek desain, aspek procurement atau pengadaan alat sebelum konstruksi, dan aspek proses
konstruksi. Kurangnya safety engineering dan ketelitian disaat penggunaan crane yang merupakan alat berat,
digunakan sebagai alat pengangkat dalam proyek konstruksi. Seharusnya dilakukan pengecekan terlebih dahulu
besaran alat, proses dan beban yang diangkat crane.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN PROYEK
PENUTUP
Kesimpulan Saran
• Pengawasan yang intensif selama pelaksanaan • Pengawas lapangan hendaknya selalu berada di lokasi
proyek sangat diperlukan dalam upaya menghindari proyek untuk mengontrol semua hasil pekerjaan sesuai
adanya kegagalan bangunan maupun kecelakaan dengan syarat – syarat yang telah ditentukan.
dalam pelaksanaan konstruksi • Menerapkan kaidah manajemen kontruksi yaitu
• Fasilitas dan peralatan pada konstruksi yang perencanaan, perancangan, pengorganisasian,
memadai serta tenaga kerja yang terampil, koordinasi dan pengawasan.
berpengalaman dan disiplin sangat menentukan • Meningkatkan hubungan kerja sama dan pembagian
keberhasilan proyek. tugas yang jelas antara unsur pelaksana proyek.
• Sistem kerja atau metode pelaksanaan pekerjaan • Pihak perencana proyek harus mempertimbangkan dan
yang profesional akan memudahkan pelaksanan di memperhitungkan segala kemungkinan dan resiko
lapangan sehingga schedule pekerjaan diharapkan yang bisa terjadi, sehingga tidak mengakibatkan
tidak mengalami keterlambatan. kerugian dan kegagalan dalam pelaksanaan konstruksi.