Anda di halaman 1dari 5

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TOWER CRANE LANDMARK

RESIDENCE OLEH PT. PP PERSERO


(Studi Kasus Pembangunan Proyek Landmark Residence)
Dheviya Kemala Ningrum, Ghina Azizah, Rais Rahayu
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa setiap perusahaan wajib menetapkan sistem
manajemen K3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Pada pasal 3 ayat 1
dan 2 dinyatakan bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100
orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik
proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan sistem
manajemen K3. Dengan demikian kewajiban penerapan SMK3 didasarkan pada dua hal yaitu
ukuran besarnya perusahaan dan tingkat potensi bahaya yang ditimbulkan.
Dimana telah disebutkan di atas kesehatan dan keselamatan di tempat kerja
merupakan hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. Perusaahan juga harus sadar
bahwa para pekerja tidak hanya merupakan sumber daya yang terus menerus bisa di
pekerjakan. Para pekerja juga merupakan makhluk sosial yang juga harus di perhatikan
lingkungannya termasuk faktor-faktor yang dapat membahayakan di tempat kerja. Selain
perusahaan, pemerintah juga turut bertanggung jawab untuk melindungi keselamatan dan
kesehatan kerja para pekerja.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang dapat diidentifikasi diantaranya adalah :
1. Pekerjaan konstruksi yang dikerjakan oleh PT. PP PERSERO ini berada ditengah
pemukiman yang padat penduduk, sehingga diperlukan pengawasan yang tinggi agar
tidak terjadi kecelakaan yang meninmpa pekerja ataupun warga sekitar.
2. Pekerjaan konstruksi yang dikerjakan oleh PT. PP PERSERO ini berencana
membangun gedung tinggi sehingga diperlukan pengawasan K3 yang tinggi agar
tidak ada pihak yang dirugian.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah memahami penerapan K3 dalam proyek
pembangunan, mengetahui ketentuan-ketentuan K3 pada tower crane serta mengetahui cara
untuk menjadi seorang operator tower crane.
Hasil Penelitian
Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah penerapan K3 dan ketentuan-ketentuan
K3 pada tower crane di proyek pembangunan telah tersusun dan terlaksana dengan baik, serta
menjadi seorang operator harus melewati tahap pelatihan.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Jalan Bima no.81. Secara geugrafis lokasi pekerjaan
terletak pada
TINJAUAN PUSTAKA

Kran (Crane) merupakan perlengkapan pengangkat yang memiliki pergerakan bebas.


Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane sangat cocok dipakai untuk
pelayanan bangunan bertingkat (high rise building) untuk melayani daerah konstruksi sesuai
luas lahan. Tower crane menjadi sentral atau alat yang paling utama karena dalam proyek
gedung bertingkat tower crane digunakan untuk mengangkat muatan secara horisontal
maupun vertikal, menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain
yang ditentukan dengan mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan
(travelling).
Tower crane yang memegang peranan penting soal kecepatan dan percepatan
pekerjaan. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh berfungsinya tower crane,
disebabkan peranannya yang dominan untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek.
Untuk efisiensi biaya proyek, perkiraan jadwal dan waktu penggunaan tower crane perlu
dilakukan sebelum 2-2 pelaksanaan konstruksi.
Pada proyek bangunan bertingkat tower crane pada umumnya digunakan untuk
pekerjaan pengangkatan tulangan, pekerjaan pengecoran, pengangkatan bekisting,
pengangkatan dinding precast, pasir, batu bata, atap rangka baja, unit-unit elektrikal dan
mekanikal. Banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan tower crane maka dibutuhkan
perhitungan yang dapat menghitung efektivitas penggunaan tower crane. Dengan
mempelajari karakteristik dan spesifikasi tower crane beserta observasi lapangan. Untuk
keperluan operasional, ketinggian tower crane minimal harus lebih tinggi 4-6 meter dari
ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani.
Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan beban,
momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat. Pada prinsipnya,
tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme
gerakan yang cukup lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser
(trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang
ditentukan (slewing dan travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang seragam
yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan hanya
untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan. Tower crane mampu
menjangkau tempat yang jauh, mempunyai kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur
mengikuti ketinggian bangunan.
Pemilihan dan penempatan tower crane harus sebaik mungkin agar dapat mengangkut
material secara maksimal dan menjangkau seluruh wilayah proyek 2-3 dengan menggunakan
panjang lengan (jib length). Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun.
Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch :
• Switch beban maksimum : untuk memonitor pada kabel dan memastikan tidak
terjadinya overload.
• Switch momen beban : untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-meter
bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head assembly”
pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi overload.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan pada lokasi pembangunan gedung Landmark Residence. Metode
pengumpulan data digunakan sebagai upaya pembuktian data yang akan dibuat, maka diperlukan
data-data yang mendukungnya. Adapun metode yang digunakan adalah:
Metode Observasi
Metode ini dengan cara melakukan penelitian secara langsung ke obyek penelitian, yakni
proyek-proyek yang menggunakan alat berat tower crane dalam proses pembangunannya. Lokasi
yang dikunjungi adalah Jalan Bima No.81
Untuk mendapatkan mengenai penerapan K3 dam ketentuan kerja pada tower crane langkah-langkah
analisis yang diambil sebagai berikut:

1. Pengamatan kondisi lapangan kerja proyek konstruksi


2. Pengumpulan data hasil observasi
3. Analisis penerapan sistem K3
4. Analisis tahap-tahap menjadi seorang operator tower crane
5. Analisis resiko cedera

HASIL PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan peninjauan lapangan, gambaran umum lokasi penelitian adalah sebagai berikut :

 Lokasi penelitian berada di Jalan Bima No.81 Bandung


 .
 .
 .
 .

Pengumpulan Data

Data keselamatan dan kesehatan kerja didapat dari hasil interview bersama Bapak Aldi selaku
pengawas K3 PT. PP Persero.
Analisis K3

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya perlindungan agar tenaga kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja serta
bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber dan proses produksi secara
aman dan efisien dalam pemakaiannya. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian
dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja
dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasara
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja serta bagi
orang lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber dan proses produksi secara aman dan
efisien dalam pemakaiannya. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan
mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala
tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara.
Analisis SMK3
Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman efisien dan
produktif.
Analisis Tower Crane
Tower Crane merupakan perlengkapan pengangkat yang memiliki pergerakan bebas.
Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane sangat cocok dipakai untuk
pelayanan bangunan bertingkat (high rise building) untuk melayani daerah konstruksi sesuai
luas lahan. Tower crane menjadi sentral atau alat yang paling utama karena dalam proyek
gedung bertingkat tower crane digunakan untuk mengangkat muatan secara horisontal
maupun vertikal, menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain
yang ditentukan dengan mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan
(travelling).
Pada saat mengoperasikan crane, pekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
APD yang dipakai seperti helm, sarung tangan, sepatu khusus, baju warepack, safety belt, dan
sebagainya.
Tower crane yang digunakan dalam proyek ini merupakan sewaan dari perusahaan
POTENT. Tower crane yang digunakan ketinggiannya mencapai 110-120 meter. Tower crane
ini berfungsi untuk mengangkut material ke atas, material yang diangkut seperti hebel, besi,
dan sebagainya. Untuk beban maksimal yang dapat diangkut tower crane ini adalah 3 ton,
apabila beban yang dingkat lebih dari batas maksimum maka secara otomatis alarm dari
tower crane tersebut akan berbunyi.

Anda mungkin juga menyukai