Anda di halaman 1dari 11

PUTRO BINTORO

13.11.106.701501.1105
PT. Surya Gita adalah perusahaan yang bergerak di
bidang jasa bongkar muat petikemas memiliki
lapangan penumpukan yang tidak begitu luas dan
diperkenankan untuk bongkar muat dan menumpuk
petikemas yang dibongkar atau yang akan dimuat ke
kapal TOTAL E&P INDONESIE merupakan perusahaan
yang memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan dan
kelancaran Logistic di Delta Mahakam.
Sebagai upaya untuk mempertahankan komitmen dan
konsistensi tujuan tersebut, agar adanya suatu
perbaikan yang berkesinambungan dalam bidang K3,
maka PT. Surya Gita telah memasukan beberapa
ketentuan standard yang relevan sebagai acuan dasar
penyusunan kebijakan K3.
PT. SURYAGITA NUSARAYA, adalah
Logistic Freight Forwarder yang didirikan
pada tahun 1994 di Balikpapan,
Kalimantan Timur-Indonesia. PT Suryagita
Nusaraya adalah perusahaan Indonesia
yang independen, milik pribadi, memiliki
jaringan di seluruh dunia dan
menawarkan layanan yang luas.

Head Office
Jl. Jend. SudirmanKomp. Balikpapan Permai Blok G-2 No. 06
Balikpapan – East Kalimantan
Telephone :0542 – 427715 (Hunting)
Fax: 0542 – 427714
Bahaya adalah sifat dari suatu bahan, cara Resiko merupakan sesuatu yang sering
kerja suatu alat, cara melakukan suatu melekat dalam aktivitas. Kegiatan apa
pekerjaan atau lingkungan kerja yang pun yang kita lakukan pasti memiliki
dapat menimbulkan kerusakan harta benda, potensi risiko. Hal terpenting yang
penyakit akibat kerja atau bahkan hilangnya harus kita lakukan adalah bukan lari
nyawa manusia (Santoso, 2004). Selain itu dari risiko yang akan terjadi tetapi
Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yang bagaimana kita mengelola potensi
dapat mengakibatkan cidera (injury) atau risiko yang timbul sehingga peluang
kerusakan (damage) baik manusia, properti
terjadi atau akibat yang ditimbulkan
dan lingkungan (Baktiyar,2009). Dalam
tidak besar, dengan kita mengetahui
proses pencegahan kecelakaan di tempat
kerja perlu sekali dianalisa mengenai potensi tingkat risiko yang akan terjadi maka
bahaya dan faktor bahaya yang ada di kita akan tahu bagaimana
tempat kerja bahkan merupakan hal yang mengurangi dampak yang akan
sangat penting untuk memperkirakan pula ditimbulkannya (Suardi, 2009).
tindakan pencegahannya.
1. Boom limit switch: pengaman pada crane untuk mencegah
berlebih nya derajat angkat sehingga beam dari crane
tersebut menabrak ke badan utama dari crane dan dapat
berakibat hilangnya kestabilan saat proses pengangkatan
dan beban dapat jatuh atau menabrak pada beam crane
itu sendiri (terdiri dari penunjuk derajat / pointer dan angle
plate)
2. Hook Latch: pengaman pada hook crane yang berguna
untuk mengunci beban yang dikaitkan pada hook agar
tidak terlepas dari hook itu sendiri.
3. Over hoist limit switch: Pengaman pada crane yang
berfungsi untuk menahan ketika terjadi over height pada
saat pengangkatan yang dapat berakibat terlepas nya
hook dan beban menjadi tidak stabil.
Waktu pengamatan dilakukan selama
mahasiswa melakukan praktek kerja lapangan
di lokasi tersebut, yang dilaksankan tanggal 1
september 2018 s/d 30 september 2018.
1. Keselamatan Penggunaan Crane
Ketentuan umum yang harus dipatuhi selama pengoperasian crane:
• Hanya orang yang memiliki sertifikat diperbolehkan mengoperasikan crane
Pekerja lainnya yang berhubungan dengan penggunaan crane harus diberi
pelatihan dan sertifikat bila diperlukan.
• Keselamatan orang lain termasuk umum harus selalu dijamin.
• Penggunaan crane setiap waktu harus didahului dengan perencanaan dari
semua aktifitas.
• Mempertimbangkan ketinggian dari kabel listrik.
• Keputusan yang dibuat harus jelas, sesuai dengan prosedur, peralatan dan
pekerja yang terlibat dalam aktifitas crane harus dijamin keselamatannya.
• Peralatan harus diperiksa dalam kondisi yang optimal.
• Hanya orang yang terlatih dan memiliki sertifikat berhak memeriksa,
memperbaiki, dan merawat peralatan.
• Operator harus selalu diawasi setiap saat agar posisi dari peralatan terhindar
dari keadaan membahayakan, dan dapat berkomunikasi dengan pekerja
yang membantu operator.
• Crane harus selalu dioperasikan dalam keadaan stabil.
2. Perhitungan Beban
Catatan pengoperasian dari pabrik yang disertakan pada crane berisi informasi
penting mengenai bagaimana mendirikan crane dengan benar, pengoperasian
dan penambahan point yang perlu dipertimbangkan ketika menghitung kapasitas
penggunaan beban dari crane. Kesalahan dalam menghitung kapasitas dapat
menyebabkan kecelakaan.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung
kapasitas beban crane seperti di bawah ini:
• Radius beban jarak horizontal antara titik tengah perputaran crane dengan
titik tengah beban
• Panjang boom, termasuk jib luasnya daerah ayun atau segala penambahan
yang dapat menambah panjang dari boom.
• Operasi kwadran, daerah operasi dimana pengangkatan dilakukan,
perbedaan kwadran biasanya menurunkan kapasitas pengangkatan.
• Sudut boom, sudut yang dibentuk antara perputaran horizontal dan garis
tengah dari boom.
• Berat dari penambahan jib penambahan kisi-kisi, atau titik Bantu boom.
• Berat dari daya pemakaian, bola, kerek dan atau segala perlengkapan yang
diperlukan.
3. Identifikasi Bahaya
Menurut Soehatman Ramli (2010) identifikasi bahaya adalah salah satu tahapan dari
manajeman resiko K3 yang bertujuan untuk mengetahui semua potensibahaya yang ada pada
suatu kegiatan kerja atau proses kerja tertentu. Identifikasi bahaya memberikan berbagai
manfaat antara lain :
1. Mengurangi peluang kecelakaan karena dengan melakukan identifikasi dapat
diketahui faktor penyebab terjadinya kecelakaan.
2. Untuk memberikan pemahaman bagi semua pihak mengenai potensi bahaya yang ada dari
setiap aktivitas perusahaan, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan karyawan
untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran akan safety saat bekerja
3. Sebagai landasan sekaligus masukan untuk menentukan strategi pencegahan dan
penanganan yang tepat, selain itu perusahaan dapat memprioritaskan tindakan pengendalian
berdasarkan potensi bahaya tertinggi.
4. Memberikan informasi yang terdokumentasi mengenai sumber bahaya dalam
perusahaan.
Cara melakukan identifikasi bahaya adalah :
Tentukan pekerjaan yang akan diidentifikasi
Urutkan langkah kerja mulai dari tahapan awal sampai pada tahap akhir pekerjaan.
Kemudian tentukan jenis bahaya apa saja yang terkandung pada setiap tahapan
tersebut, dilihat dari bahaya fisik, kimia, mekanik, biologi, ergonomic, psikologi, listrik dan
kebakaran.
Setelah potensi bahaya diketahui, maka tentukan dampak kerugian yang dapat
ditimbulkan dari potensi bahaya tersebut.
Kemudian catat dalam tabel, semua keterangan yang didapat.
Menurut Soehatman Ramli (2010) Pengendalian resiko berperan dalam meminimalisir atau mengurangi tingkat resiko
yang ada sampai tingkat terendah atau sampai tingkatan yang dapat ditolerir. Menurut Permenaker No.
05/MEN/1996 tindakan pengendalian atau pengurangan resiko yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan
meliputi:
• Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi eliminasi, substitusi, isolasi, ventilasi, higiene, dan sanitasi.
• Pendidikan dan pelatihan.
• Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi: sistem bonus, insentif, penghargaan, dan motivasi
diri.
• Evaluasi melalui intemal audit, penyelidikan insiden, dan etiologi dan Penegakan hukum.
Tindakan pengendalian yang mengacu pada hierarki pengendalian, yaitu:
• Eliminasi merupakan langkah memodifikasi atau menghilangkan metode, bahan ataupun proses untuk
menghilangkan bahaya secara keseluruhan (nol). Efektifitas dari eliminasi ini adalah 100%, artinya dapat
menghilangkan bahaya sampai pada titik nol.
• Subtitusi merupakan penggantian material, bahan, proses yang mempunyai nilai resiko yang tinggi dengan
yang mempunyai nilai resiko lebih kecil. Rekayasa teknik
• Rekayasa teknik termasuk merubah struktur objek kerja untuk mencegah seseorang terpapar kepada potensi
bahaya, seperti pemberian pengaman mesin, penutup ban berjalan, pembuatan struktur pondasi mesin dengan
cor beton pemberian alat bantu mekanik, pemberian absorben suara pada dinding ruang mesin yang
menghasilkan kebisingan
• Pengendalian administratif dengan mengurangi atau menghilangkan kandungan bahaya dengan memenuhi
prosedur atau instruksi. Pengendalian tersebut diantaranya adalah mengurangi pemaparan terhadap kandungan
bahaya dengan pergiliran atau perputaran kerja (job rotation), sistem ijin kerja, atau hanya dengan
menggunakan tanda bahaya. Pengendalian administratif tergantung pada perilaku manusia untuk mencapai
keberhasilan.
• Alat pelindung diri dikenakan oleh pekerja sebagai pelindung terhadap bahaya. Dengan memberikan alat
pengaman ini dapat mengurangi keparahan resiko yang timbul. Keberhasilan pengendalian ini tergantung dari
alat pelindung diri yang dikenakan itu sendiri, artinya alat yang digunakan haruslah sesuai dan dipilih dengan
benar sesuai dengan potensi bahaya dan jenis pekerjaan yang ada.
Kesimpulan Saran
PT SURYA GITA sudah melakukan upaya Saya berharap PT. SURYA GITA
pengendalian bahaya dan resiko pada meningkatkan upaya-upaya
pekerjaan bongkar muat barang yang ada di pengendalian bahaya dan resiko
PT SURYA GITA, dengan adanya upaya-upaya khususnya pada pekerjaan bongkar muat
pengendalian bahaya dan resiko dalam barang. Saya juga berharap seluruh
pekerjaan bongkar muat barang yang ada di pekerja dapat menyadari betapa
PT SURYA GITA, perusahaan tersebut berharap pentingnya keselamatan dalam
agar dapat meminimalisir atau mengurangi melakukan pekerjaan di PT. SURYA GITA.
angka kecelakaan kerja, khususnya dalam
pekerjaan bongkar muat barang yang ada di
PT SURYA GITA.

Anda mungkin juga menyukai