Anda di halaman 1dari 11

FR.IA.6B.

LEMBAR JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS ESAI

Skema Sertifikasi Judul : AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA UMUM


(KKNI/Okupasi/Klaster) Nomor : SKM/2037/00013/2/2021/1
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor : Ibu Sri Handayani
Nama Asesi : Muh. Rasul
Tanggal : 24/09/2022
Waktu : 60 Menit
*Coret yang tidak perlu

M.71KKK01.001.1 Merancang Strategi Pengendalian Risiko K3 di Tempat Kerja


M.71KKK01.002.1 Merancang Sistem Tanggap Darurat
M.71KKK01.003.1 Melakukan Komunikasi K3
M.71KKK01.004.1 Mengawasi Pelaksanaan Izin Kerja
M.71KKK01.005.1 Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja
Mengelola Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja (P3K) di
M.71KKK01.006.1
Kode dan Judul Tempat Kerja
Unit Kompetensi M.71KKK01.007.1 Mengelola Tindakan Tanggap Darurat
M.71KKK01.008.1 Mengelola Alat Pelindung Diri (APD) di Tempat Kerja
M.71KKK01.009.1 Menerapkan Program Pelayanan Kesehatan Kerja
M.71KKK01.010.1 Mengelola Sistem Dokumentasi K3
M.71KKK01.011.1 Menerapkan Manajemen Risiko K3
M.71KKK01.012.1 Mengevaluasi Pemenuhan Persyaratan dan Prosedur K3
M.71KKK01.013.1 Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja

Rekomendasi
Jawaban
K BK
1. HIRADC ialah metode penilaian risiko dari suatu pekerjaan yang ada di suatu perusahaan ☐ ☐
sehingga bisa memperoleh gambaran prioritas pekerjaan mana dulu yang harus kita
kendalikan bahayanya.
JSA adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan bahaya dan risiko dari suatu
pekerjaan yang diberi penjelasan secara mendetail step per step pekerjaannya.

2. 1. Eliminasi – memodifikasi desain untuk menghilangkan bahaya; misalnya, memperkenalkan perangkat


mengangkat mekanik untuk menghilangkan penanganan bahaya manual;
☐ ☐
2. Subtitusi – pengganti bahan kurang berbahaya atau mengurangi energi sistem (misalnya, menurunkan
kekuatan, ampere, tekanan, suhu, dll);
3. Kontrol teknik / Perancangan – menginstal sistem ventilasi, mesin penjagaan, interlock, dll .;
4. Kontrol administratif – tanda-tanda keselamatan, daerah berbahaya tanda, tanda-tanda foto-
luminescent, tanda untuk trotoar pejalan kaki, peringatan sirene / lampu, alarm, prosedur keselamatan,
inspeksi peralatan, kontrol akses, sistem yang aman, penandaan, dan izin kerja, dll .;
5. Alat Pelindung Diri (APD) – kacamata safety, perlindungan pendengaran, pelindung wajah,
respirator, dan sarung tangan.
3. 1. Identifikasi kemungkinan bahaya. Anda perlu mengetahui area mana saja yang bisa menimbulkan
potensi bahaya. Misalnya, penempatan bahan kimia berbahaya, area listrik bertegangan tinggi, atau
☐ ☐
mungkin lokasi tempat kerja Anda termasuk daerah yang sering terkena banjir.
2. Prosedur evakuasi. Dalam hal ini, Anda harus mengetahui bagaimana cara mengevakuasi para
karyawan untuk keluar dari gedung? Untuk prosedur evakuasi, Anda harus menentukan jalur evakuasi
secara tepat, memasang emergency signs, dan menentukan titik kumpul darurat.
3. Ingat tugas Anda! Petugas evakuasi harus menerapkan tugas dan kewajibannya, baik perorangan
maupun kerja sama tim. Misalnya, petugas harus segera menyalakan alarm sesuai dengan keadaan
darurat yang terjadi, menghubungi polisi, ambulance, petugas pemadam kebakaran, atau jasa-jasa
penanganan keadaan darurat lainnya, hingga mengevakuasi para karyawan hingga berkumpul di area
yang sudah ditentukan (assembly point).
Nomor telepon penting dan alamat kantor harus dipasang di setiap telepon di tempat kerja Anda untuk
memudahkan saat keadaan darurat.
4. Sistem alarm. Para karyawan juga harus peka dengan berbagai suara alarm di tempat kerja. Biasanya
alarm akan mengeluarkan bunyi berbeda sesuai dengan masing-masing kondisi, seperti
keadaan emergency, evakuasi, dan aman.

4. a. Aksesibilitas ☐ ☐
Pertama, lokasi titik kumpul harus mudah dijangkau, bebas hambatan, dan berada pada jarak
yang aman dari bahaya, termasuk memperhitungkan kemungkinan bahaya runtuhan gedung,
bahaya kebakaran, dan bahaya lainnya.  titik kumpul tidak menghalangi kendaraan
penanggulangan keadaan darurat, baik mobil pemadam kebakaran atau ambulans. Hindari
menentukan lokasi titik kumpul di area yang terdapat banyak instalasi listrik, lalu lintas ramai,
atau medan berbahaya.
b. Luas Area
Titik kumpul juga harus cukup besar untuk menampung seluruh orang yang berada di tempat
kerja (termasuk karyawan, kontraktor, atau tamu perusahaan) agar tidak berdesak-desakan
atau membatasi pergerakan jika terjadi ledakan atau keadaan darurat sekunder.
c. Keamanan
Titik kumpul juga harus cukup jauh dari bahaya langsung lainnya, sehingga tidak ada orang
yang berada dalam bahaya tambahan selama keadaan darurat. Ini dapat mencakup area di
dekat sungai, pohon besar, pagar, atau penghalang lainnya.
d. Penanda Titik Kumpul
Titik kumpul harus ditandai dengan jelas menggunakan rambu K3 titik kumpul. Rambu K3
titik kumpul harus dipasang cukup tinggi sehingga tidak tertutup oleh pejalan kaki atau
kendaraan yang melintas dan cukup besar untuk dilihat dalam kondisi pencahayaan yang
buruk.

5. ☐ ☐
1. Adanya Komitmen Manajemen
Peran utama tentunya datang dari pihak manajemen, dalam hal ini pemilik perusahaan.
Untuk mewujudkan kesadaran akan keselamatan lingkungan kerja, komitmen tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk kebijakan tertulis yang mudah dimengerti dan diketahu oleh
seluruh pekerja. Bersama dengan peraturan, tunjukkan pula sikap dan segala tindakan
terkait K3. Misalnya, bekerja berdasarkan SOP, menyediakan fasilitas keselamatan kerja
yang memadai, dan membekali sumber daya manusia dengan pengetahuan tentang
keselamatan kerja melalui pelatihan K3.
2. Menerapkan Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja
Selain membuat kebijakan tertulis, manajemen juga bertanggung jawab dalam membuat
peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang mudah dimengerti serta harus
disosialisasikan ke seluruh pekerja. Prosedur ini bertujuan untuk meminimalisasi risiko
kecelakaan kerja dan melindungi para pekerja. Peraturan dan prosedur K3 bisa berbentuk
penyediaan dan penggunaan alat pelindung diri (APD), prosedur izin kerja khusus, praktik
kerja aman, dan prosedur tanggap darurat.
3. Komunikasi yang Baik
Tersedianya komunikasi dua arah yang sehat antara manajemen dan pekerja juga bisa
menjadi bagian penting dalam terwujudnya kesadaran akan keselamatan kerja. Inilah
mengapa dalam suatu perusahaan harus ada komunikasi yang terbuka (transparan), diskusi
rutin, dan mengizinkan karyawan untuk mengungkapkan pendapatnya. Sediakan wadah
yang tepat untuk mendukung proses komunikasi ini sehingga karyawan atau pekerja
merasa bahwa posisi mereka penting dan memiliki tanggung jawab yang setara dalam
menciptakan lingkungan kerja aman, selamat, serta sejahtera.
4. Melibatkan Pekerja Secara Aktif
Langkah selanjutnya, buang jauh-jauh pikiran bahwa keselamatan lingkungan kerja
bergantung pada ahli atau departemen yang menangani K3. Budaya keselamatan akan
lebih efektif apabila manajemen memiliki komitmen nyata dan melibatkan setiap lapisan
pekerja secara aktif dalam penerapan K3. Langkah ini tidak hanya mampu meningkatkan
kesadaran, tetapi juga membuat para pekerja merasa dihargai. Jadi secara tidak langsung,
mereka juga akan merasa bertanggung jawab terhadap terciptanya lingkunga kerja yang
aman sesuai dengan standar K3
5. Pelatihan Intensif
Penerapan yang baik tidak akan memberikan hasil maksimal tanpa adanya pembekalan
atau pelatihan yang memadai. Inilah mengapa, manajemen dan pemilik perusahaan harus
memfasilitasi setiap pekerja mereka dengan pengetahuan mengenai K3. Pelatihan tentang
K3 sendiri idealnya dilakukan secara berkala setiap beberapa periode, setahun sekali
misalnya. Jika pelatihan dilakukan secara intensif dan para pekerja senantiasa diikutkan,
maka secara tidak langsung kesadaran akan pentingnya lingkungan kerja aman muncul di
benaka masing-masing individu. Untuk mendapat pelatihan yang tepat serta memperoleh
sertifikat sah dan diakui pemerintah, Anda bisa bekerja sama dengan lembaga pelatihan K3
seperti Mutu Institute. Lembaga ini akan membantu karyawan memperoleh pengetahuan
memadai tentang lingkungan kerja aman melalui serangkaian pelatihan K3 Jadi selain
meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja, kita juga bisa menghasilkan
individu-individu berkualitas yang memiliki keahlian khusus dalam bidang K3. Itulah
beberapa tips tentang meningkatkan kesadaran akan terbentuknya lingkungan kerja yang
aman, selamat, dan sejahtera, Semoga bermanfaat.

6. waktu yang tidak mengganggu aktivitas kerja dan dimana pikiran serta konsentrasi pekerja ☐ ☐
masih segar dan fokus. Pagi hari sebelum memulai pekerjaan adalah waktu yang tepat untuk
melaksanakan safety talk
1. Memastikan Pengawas Pekerjaan / Pengawas K3 ada
2. Memastikan Personil / Pelaksana Pekerjaan sesuai dengan Dokumen K3
3. Memastikan SOP / IK dibacakan dan dipahami
4. Memastikan WP / JSA / Check List sudah dibuat
5. Memastikan Alat Kerja yang digunakan layak pakai
6. Memastikan Alat Pelindung Diri (APD) digunakan layak pakai
7. Pembahasan tentang kecelakaan, seperti cedera, kerusakan properti, pencemaran
lingkungan dan  insiden  near miss yang terakhir terjadi dalam di tempat kerja yang akan
dilaksanakan

7.  izin kerja mengacu pada sistem manajemen yang digunakan untuk memastikan bahwa ☐ ☐
pekerjaan dilakukan dengan aman dan efisien. Work pemit ini mempunyai tujuan untuk
menyatakan bahwa kondisi tempat dimana pekerjaan akan dilakukan sudah safety dan juga
diketahui identifikasi bahaya tahap awal serta tindakan-tindakan pencegahan yang dilakukan
oleh pekerja serta peralatan pekerja yang meraka gunakan.
 beberapa macam misalnya izin kerja panas (Hot Work Permit), izin kerja dingin (Cold Work
Permit), izin kerja memasuki ruang terbatas (Confined Space Entry Permit), Izin kerja
penggalian, Izin kerja listrik, izin kerja radiografi, dan izin bekerja di atas ketinggian .
8. 1. menghentikan kegiatan sementara ☐ ☐
2. mengumpulkan data-data
3. menganalisa data
4. invensitasi data
5. membuat laporan
6. menganalisa data
7. membuat kesimpulan

9. Faktor Bahaya Fisik/Mekanik ☐ ☐


1. Ketinggian.
2. Konstruksi (Infrastruktur).
3. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
4. Ruangan Terbatas (Terkurung).
5. Tekanan.
6. Kebisingan.
7. Suhu.
8. Cahaya.
9. Listrik.
10. Getaran.
11. Radiasi.
Faktor Bahaya Kimia
1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap
Berbahaya.
2. Beracun.
3. Reaktif.
4. Radioaktif.
5. Mudah Meledak.
6. Mudah Terbakar/Menyala.
7. Iritan.
8. Korosif.
Faktor Bahaya Biologi
1. Jamur.
2. Virus.
3. Bakteri.
4. Tanaman.
5. Binatang.
aktor Bahaya Biomekanik
1. Gerakan Berulang.
2. Postur/Posisi Kerja.
3. Pengangkutan Manual.
4. Desain tempat kerja/alat/mesin.
Faktor Bahaya Sosial-Psikologis
1. Stress.
2. Kekerasan.
3. Pelecehan.
4. Pengucilan.
5. Intimidasi.
6. Emosi Negatif
10. 4 jam waktu yang aman bekerja di lokasi dengan kebisingan 88 dBA ☐ ☐

11. Setiap 100 pekerja ☐ ☐


 pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup cahaya
serta mudah diangkat apabila akan digunakan; 
 disesuaikan dengan jumlah  pekerja/buruh, jenis dan jumlah kotak P3K sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini;
 dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-masing unit
kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
 dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh

Fasilitas P3K di Tempat kerja

 Ruang P3K
 Kotak P3K dan isinya
 Tandu
 Mobil Ambulance
.

12. Tenaga kerja dengan potensi bahya tinggi ☐ ☐


Lebih dari 100 sampai 200 orang
Yaitu 1.1 untuk setiap 100 orang {2 untuk 200 orang
dst}
Tenaga kerja dengan potensi bahya rendah
Lebih dari 100 sampai 200 orang
Yaitu 1.1 untuk setiap 100 orang {2 untuk 300 orang dst}

13.  SEGERA : Hentikan pekerjaan dan tinggalkan gedung ketika diketahui/didengar terdapat ☐ ☐


tanda bahaya atau ketika anda diminta untuk melakukannya;
 HINDARI : Kepanikan;
 IKUTI : Instruksi dan bekerjasamalah dengan mereka yang bertanggungjawab atas
keadaan darurat;
 MATIKAN : Semua peralatan kerja terutama listrik dan tutup laci meja;
 JANGAN : Menunda untuk segera meninggalkan gedung dengan mencari barang-barang
pribadi dan/atau orang lain;
 PERGI : Ke daerah terbuka yang cukup jauh dari gedung dan jangan menghalangi petugas
dan peralatan mereka;
14. Kebakaran Kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang ☐ ☐
mudah terbakar seperti Minyak (Bensin, Solar, Oli), Alkohol, Cat, Solvent, Methanol dan lain
sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas B adalah  APAR
jenis Karbon Diokside (CO2),

15.  Helm Keselamatan. ... ☐ ☐


 Sabuk dan tali Keselamatan. ...
 Sepatu Boot. ...
 Sepatu Pelindung. ...
 Masker. ...
 Kacamata Pengaman. ...
 Sarung Tangan. ...
 Pelindung Wajah
 Sarung Tangan
 Bee Net

16. 1. APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang dan/atau ☐ ☐
dimusnahkan.
2. APD yang habis masa pakainya/kedaluwarsa serta mengandung bahan berbahaya, harus
dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.

17. Pelayanan kesehatan komprehensif adalah upaya melakukan perawatan medis secara ☐ ☐
menyeluruh, menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik pasien dengan memperhatikan
kompetensi dan keterampilan yang dimiliki dokter serta menyesuaikan dengan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
 Jaminan Rawat Inap,
Jaminan Rawat Jalan,
Jaminan Gigi,
Jaminan Melahirkan,
Jaminan Kacamata,
Jaminan Kesehatan lainnya.
Sistem Pelayanan Kesehatan

18. 1. Manfaat Rawat Jalan Umumnya dalam program kesehatan karyawan terdapat manfaat ☐ ☐
kesehatan rawat jalan. Perawatan rawat jalan biasanya berupa layanan konsultasi dan
penebusan resep obat ketika karyawan mengalami sakit. Karyawan dapat melakukan klaim
biaya untuk perawatan rawat jalan yang dialaminya dengan adanya manfaat rawat jalan.

2. Manfaat Rawat Inap Pelayanan rawat inap dapat dilakukan oleh karyawan jika karyawan
didiagnosis suatu penyakit dan harus menjalani perawatan berdasarkan saran dari dokter.
Manfaat ini juga mencakup berbagai tindakan medis sesuai dengan kesepakatan yang telah
disepakati.Dengan adanya manfaat rawat inap, karyawan dapat melakukan klaim biaya atas
biaya yang dikeluarkannya untuk perawatan rawat inap yang dijalaninya.
3. Manfaat Kelahiran Biasanya manfaat yang satu ini diberikan kepada pekerja wanita yang
sudah menikah dan akan melahirkan. Seperti manfaat lainnya, jumlah dan manfaat yang
diberikan sesuai dengan kesepakatan. Biasanya manfaat mencakup biaya proses persalinan
dan perawatan rawat inap hingga karyawan dan bayinya pulih dan keluar dari rumah sakit.

4. Santunan Kematian Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada karyawan, yakni
kematian. Salah satu manfaat kesehatan yang dapat berikan adalah santunan kematian.
Santunan ini diberikan kepada keluarga karyawan sebagai tanda atas jasa dan pengabdian
yang diberikan karyawan kepada perusahaan atau organisasi. 

19. 1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang ☐ ☐


terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh, dan
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas . 

20. Konsep Plan-Do-Check-Action adalah metode manajemen empat langkah yang berulang agar ☐ ☐


proses bisnis dapat mengontrol dan terus meningkatkan proses dan produk yang dihasilkan
perusahaan. Empat tahap yaitu
 Plan (perencanaan), 
Do (melakukan),
 Check (pemeriksaan),
dan Action (tindakan).

21. 1. Bencana: kematian atau cacat total permanen, dampak lingkungan yang tidak dapat diubah ☐ ☐
yang signifikan, kehilangan total peralatan
2. Kritis: cedera tingkat kecelakaan yang mengakibatkan rawat inap, cacat parsial permanen,
dampak lingkungan reversibel yang signifikan, kerusakan peralatan
3. Marginal: cedera menyebabkan hari kerja yang hilang, dampak lingkungan moderat
reversibel, tingkat kerusakan kecelakaan ringan
4. Minor: cedera yang tidak menyebabkan hari kerja yang hilang, dampak lingkungan
minimal, kerusakan kurang dari tingkat kecelakaan kecil
Kemungkinan bahaya yang terjadi dapat dikategorikan sebagai ‘tertentu’, ‘mungkin’,
‘mungkin’, ‘tidak mungkin’ dan ‘langka’. Namun harus dipertimbangkan bahwa
probabilitas yang sangat rendah mungkin tidak terlalu dapat diandalkan. Matriks risiko
yang dihasilkan bisa menjadi:
22. Parah Memerlukan tindakan medis lanjut/rujukan, cacat sementara, terdapat jam kerja hilang ☐ ☐
1X24 jam Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000
Sangat Parah Cacat Permanen, Kematian, terdapat jam kerja hilang lebih dari 1X24 jam
Total kerugian kecelakaan kerja lebih dari Rp. 10.000.000
Sangat Sering Terjadi hampir setiap hari Probabilitas 1 dari 100 jam kerja orang

23. Penetapan kebijakan K3; ☐ ☐


Penyusunan Kebijakan K3:
Penetapan Kebijakan:
Pelaksanaan No.2 diatas harus: a s/e
Peninjauan ulang no.3
Komitmen tingkatan pimpinan
Peran serta pekerja & orang lain di tempat
Perencanaan K3;
Rencana K3 berdasarkan: penelahaan awal, HIRA, peraturan & sumber daya
Rencana K3 memuat: tujuan & sasaran, skala prioritas, upaya pengendalian bahaya, penetapan
sumber daya, jangka waktu pel, indikator pencapaian, sistem pertanggung jawaban

 Pelaksanaan rencana K3
Penyediaan SDM : perusahaan berkewajiban untuk memiliki SDM yang berkompeten dan
bersertifikat sesuai peraturan perundangan
Penyediaan sarana & prasarana : Organisasi/unit K3, Anggaran, Prosedur kerja, informasi,
pelaporan, pendokumentasian, Instruksi kerja
Kegiatan pelaksanaan meliputi:

Tindakan pengendalian risiko kec. & PAK


Perancangan dan rekayasa
Prosedur & instruksi kerja
Penyerahan sbg Pelaksana Pekerjaan
Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3;
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3;
Pemeriksaan, Pengujian dan Pengukuran
Audit Internal SMK3
 Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
Tinjauan ulang secara berkala dengan melakukan Rapat Tinjauan Manajemen
Dapat mengatasi implikasi K3

24. Menjaga Jarak atau Social Distancing. ☐ ☐


Menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan.
Komunikasi dan Pelatihan.
Alat pelindung diri (APD).
Response

25. Saksi langsung diantaranya pelaku atau korban (jika masih hidup), dan orang-orang yang ☐ ☐
melihat di lokasi kejadian. Saksi Tidak langsung adalah orang yang tidak terlibat langsung
atau tidak melihat kejadian namuan masih memiliki hubungan dengan pelaku atau korban

26. 1. what (kasus ledakan blasting ) ☐ ☐


2. who (Jacob 30 tahun)
3. where (di area pertambangan)
4. when (pukul 12.00 WIB)
5. why (miss komunikasi antara tim blasting dengan pekerja.)
6. who (memperbaiki komunikasi antar para pekerja)
Nama Asesi: Asesor:

Muh. Rasul Ibu SriHandayani

Tanda Tangan dan


Tanggal
24/09/2022

Anda mungkin juga menyukai