Anda di halaman 1dari 16

PT.

TRANS PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


MEDIAKOM
INDONESIA
( PRA - RK-3K )
PRA - R K - 3 K

I. VISI DAN MISI

VISI
PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA menyediakan jasa pelayanan Kontruksi, Perawatan, Mekanikal &
Elektrikal yang sesuai dengan harapan klien dalam hal mutu. PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA
terikat dengan memenuhi suatu tingkatan mutu, untuk menentukan posisi dalam pemasaran
Kontruksi, Perawatan, Mekanikal & Elektrikal dalam kaitan dengan nilai dan pelayanan
terhadap klien.
PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA bertekad untuk meningkatkan secara berkesinambungan jasa
pelayanan Kontruksi, Perawatan, Mekanikal & Elektrikal dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang dilayani.

MISI
Untuk memenuhi kebutuhan klien terhadap Pelayanan jasa Konstruksi, Perawatan, Mekanikal &
Elektrikal yang akan meningkatkan profil dan kesan dari klien terhadap PT. TRANS MEDIAKOM
INDONESIA, perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Untuk mencapai misi ini PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA akan menempatkan suatu organisasi
manajemen yang akan menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan, Keselamatan Kerja & Lindungan
Lingkungan.

II. KEBIJAKAN - KEBIJAKAN K3 PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA

A. KEBIJAKAN PERATURAN UMUM KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)
1. Semua karyawan harus mematuhi tanda-tanda larangan, petunjuk dan ketentuan
keselamatan kerja.
2. Tidak diperkenankan bersendau gurau, mengganggu pihak lain, berkelahi atau berbuat
sesuatu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
3. Laporkan segera kepada pihak yang berwenang apabila ada kondisi atau cara kerja yang
menurut anda mengganggu keselamatan dan menyebabkan terjadinya kecelakaan.
4. Apabila anda tidak berwenang, anda jangan menggunakan, merubah atau memperbaiki
suatu peralatan.
5. Pakailah alat pelindung diri perorangan yang telah ditentukan, peliharalah dan jaga
agar selalu dalam keadaan baik.
6. Pakailah peralatan yang benar untuk suatu pekerjaan dan gunakanlah dengan aman.
7. Laporkanlah pada atasan anda, kepada pihak yang terkait serta dapatkan pertolongan
pertama dengan segera apabila anda atau peralatan yang dijalankan mengakibatkan
terjadinya suatu kecelakaan tanpa memandang sekecil apa pun.
8. Jagalah kebersihan dan kerapian lingkungan kerja anda, letakkan segala sesuatu pada
tempat yang benar, penempatan yang salah akan mengakibatkan cidera dan membuang-
buang waktu
9. Tidak diperkenankan berlari, kecuali dalam kedaan darurat. Hati hatilah bila sedang
berjalan dan selalu waspada terhadap adanya pergerakan peralatan dan orang disekitar
anda.
10. Bila mengangkat barang, berjongkoklah didekat barang yang akan diangkat. Pegang
beban tersebut dengan kuat, tegak luruskan selalu punggung anda dan angkatlah secara
perlahan-lahan dengan menggunakan tumpuan pada kaki anda, jangan menyentak atau
berputar. Mintalah bantuan tenaga untuk mengangkat barang besar atau berat.
11. Berpikirlah sebelum bertindak, jangan mencoba-coba bila anda ragu terhadap seuatu
yang dapat mengganggu pikiran anda tentang kesehatan, keselamatan atau
kesejahteraan, Bertanyalah.
B. PERNYATAAN KEBIJAKAN K3
PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA menyadari perlunya kesadaran dari seluruh jajaran
perusahaan dalam melindungi kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan, karyawan, mitra
kerja, lingkungan dan asset perusahaan. Kesadaran ini akan menumbuhkan suatu komitmen
untuk memenuhi standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, juga untuk bertindak secara
positif dalam hal mencegah terjadinya cedera, sakit kerusakan harta benda, kebakaran,
ledakan dan kerugian lain yang mungkin timbul dari operasi kerja
PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA.
Untuk tercapainya tujuan dari komitmen ini, dan untuk menjaga agar lingkungan kerja
tetap baik dimana sasaran K3LL dijadikan sebagai prioritas utama, PT. TRANS MEDIAKOM
INDONESIA mengeluarkan pernyataan kebijakan :
1. PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA akan selalu taat pada Kebijaksanaan dan Peraturan
Perundang-undangan tentang K3LL yang berlaku di Indonesia serta aturan tambahan yang
ditetapkan oleh pengguna jasa, serta akan menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan
Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (SMK3LL)
2. Bahwa sasaran Utama PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA adalah zero accident
3. Tiap manajer atau pengawas lini bertanggung jawab untuk mengupayakan, agar pekerjaan
yang diawasinya bebas dari kecelakaan, dan melakukan penyelidikan semua
kecelakaan,keadaan hamper celaka dan semua penyimpangan yang terjadi dengan tujuan
untuk mengetahui dan menghilangkan sebab dasarnya dan melaksanakan tindakan
perbaikan dengan segera
4. Manajemen akan melaksanakan inspeksi-inspeksi terencana secara berkala untuk
mengetahui dan mengurangi potensi bahaya
5. Mengembangkan perencanaan tindakan darurat beserta prosedur penanggulangan yang
efektif, utuk mendukung program keselamatan, dan kesehatan kerja di tempat kerja dan
lindungan lingkungan
6. Menyiapkan dan melaksanakan pelatihan bagi seluruh karyawan dan mendorong mereka
untuk memberikan masukan-masukan untu perbaikan masalah kesehatan, keselamatan kerja
dan lindungan lingkungan.
7. Setiap karyawan akan melaporkan semua kasus kecelakaan, hampir celaka (nearmiss) dan
anomaly.

C. KEBIJAKAN LINGKUNGAN
PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA menyadari sepenuhnya bahwa lingkungan merupakan amanah dan
anugerah dari Tuhan, sehingga berusaha mengelola tanpa mengesampingkan kelestariannya.
PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA memiliki komitmen yang tinggi untuk melakukan perlindungan
terhadap lingkungan yang dapat terjadi akibat proses kerja perusahaan.
PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA berusaha meminimalkan dampak negative terhadap lingkungan
seperti beberapa polusi dan kerusakan habitat dengan cara mengganti dan mengurangi
penggunaan bahan pencemar serta memperbaiki kerusakan yang sudah ditimbulkan.
Pengurangan bahaya lingkungan pada semua tahapan dari aktivitas perusahaan merupakan hal
yang sangat penting, terutama terkait dengan usaha penanganan limbah produksi dan
sampah.

D. KEBIJAKAN ALAT PELINDUNG DIRI


Setiap karyawan akan diberi alat-alat pelindung diri dan bertanggung jawab untuk
memakainya, merawat dan melaporkan segala kerusakan atau kesalahan yang terdapat pada
alat-alat tersebut.
Topi Keselamatan :
Semua karyawan harus memakai topi pengaman selama berada di lapangan fabrikasi, kecuali
saat berada selama dalam kendaraan, kantor atau daerah bebas Alat Pelindung Diri.
Kacamata Keselamatan :
Seluruh karyawan termasuk karyawan kontrak yang melaksanakan pekerjaan apapun – sebelum,
ketika dan sampai selesai pekerjaan dan sewaktu bekerja di fasilitas-fasilitas
(misalnya; bengkel dan daerah terbuka) harus menggunakan kacamata yang telah disetujui
oleh Perusahaan. Pekerjaan proyek dimana bahaya pada mata ada disebut zone wajib pakai
pelindung mata. Hanya pelindung mata yang telah disetujui yang boleh dipakai.
Sepatu Keselamatan :
Pelindung kaki yang dilengkapi dengan penutup jari dari baja harus selalu dipakai di
lapangan, kecuali saat berada di kendaraan, kantor atau daerah bebas Perlengkapan
Pelindung Diri.
Sarung Tangan Keselamatan :
Sarung tangan (biasa) atau yang panjang (menutupi lengan bawah) harus dipakai dimana ada
resiko terluka. Sarung tangan tahan bahan kimia harus dipakai apabila menangani produk-
produk dari minyak, bahan kimia dan cairan pelarut.
Pelindung Pernafasan :
Pelindung pernafasan yang sudah disetujui oleh OSHA harus dipakai bilamana terdapat
benda – benda di udara yang berbahaya untuk keselamatan
Pakaian Kerja :
Pakaian pelindung yang sesuai harus dipakai setiap saat. Tidak seorangpun karyawan
diperkenankan bekerja tanpa kemeja. Celana pendek tidak diperkenankan dipakai saat
melakukan pekerjaan apapun dan saat di daerah konstruksi. Pakaian yang longgar atau
robek tidak boleh dipakai saat bekerja dengan perlengkapan dan perkakas yang berputar.
Peralatan Pelindung Jatuh :
Peralatan Pelindung Jatuh termasuk, tapi bila tidak terbatas pada, tali pengaman (Safety
Harness), tali penolong (life line), tali penyandang (lanyards) atau alat lain yang
serupa.

III. PERENCANAAN K3
A. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO BAHAYA
Nama Pekerjaan : PEMBANGUNAN SUMUR DALAM 1 ( SATU ) UNIT DAN PERPIPAAN
LOK TUAN KOTA BONTANG
Tahun Pekerjaan : 2015
Waktu Pelaksanaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender
No KEGIATAN IDENTIFIKASI RESIKO / BAHAYA K3 PENGENDALIAN RESIKO / BAHAYA K3

PPE/SOP dan Ijin Kerja yg di butuhkan : Safety Helmet, Safety Glasses, Safety Gloves, Safety Shoes, Body Hardness, Welding
Mask, Masker Debu, Fire Extinguisher, First Aid Box.

B MOBILISASI PERALATAN

1 Muat peralatan dan  Gravitasi – Benda (peralatan /  Memperhatikan posisi material / alat pada saat
perlengkapan material) terjatuh memuat peralatan / material.
pengeboran
 Motion - Tabrakan, terguling  Material / Peralatan yang dapat bergeral,
bergeser, terguling, diganjal / diletakan
dengan benar.

2 Angkut peralatan dan  Gravitasi – Benda (peralatan /  Material ditaruh dalam basket dan diikat dengan
material ke lokasi material) terjatuh kuat
dengan Truck
 Motion - Tabrakan, terguling  Pastikan kondisi kendaraan baik, dengan
melakukan stándar pemerikasaan kendaraan
 Sopir memiliki SIM Perusahaan, pastikan sopir
kondisis sehat, dan mematuhi aturan
berkendaraan di dalam terminal maks kecepatan <
30 KM/Jam
 Pastikan setiap mau bergerak dalam posisi maju,
rem tangan diaktifkan, dan roda kendaraan
diganjal.

3 Bongkar Perlengkapan  Gravitasi – Kejatuhan benda,  Pengangkatan secara bertahap disesuaikan dengan
dan material dilokasi terjatuh dari Kendaraan kemampuan orang dan mesin yang mengangkat
pengeboran dengan cara
 Motion – Posisi Ergonomis, posisi  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
manual atau alat bantu
terjepit pengangkatan yang berbahaya
alat pengangkat
(Crane)  Selalu fokus pada pekerjaan, jangan memindahkan
benda dengan cara melempar, dibanting.

4 Pembuatan bak  Gravitasi - Terjatuh ke dalam  Fokus pada pekerjaan, pandangan pada jalan,
pengendap lumpur, kolam lumpur, semen runtuh jangan berdiri di tepi kolam. Pasang barikade/
sirkulasi lumpur, dan Pita tanda bahaya ( Danger Line)
 Biologi – Tersengat tawon, digigit
saluran lumpur dari
ular, dimakan buaya  Lakukan survey dan pastikan disekitar tempat
titik Pengeboran ke
itu bersih dari semak-semak
bak pengedap lumpur  Motion – Terkena peralatan
penyemenan  Gunakan Masker Debu
 Kimia - Terpapar dengan debu
semen,
C. PERSIAPAN PENGEBORAN

1 Setting Peralatan dan  Gravitasi – Menara roboh, benda  Pastikan peralatan pengeboran ditempatkan di
mendirikan Menara terjatuh, terpeleset daerah dengan permukaan datar, pada saat unit
(Rigging Up) Pengeboran posisi Jeck up, tanah diberi alas
 Motion – Menara Roboh
dengan bantalan kayu.
 Tekanan – Selang hydrolic pecah,
 Dilakukan pengetesan beban sebelum digunakan
tanah amblas atau terturun.
melakukan pengeboran.
 Mechnical – Join putus, PTO Gear
pecah  Pastikan tekanan hidrolik tidak melebihi batas
aman, alat pengaman harus bekerja
 Lakukan pengangkatan secara bertahap, dengan
cara memberi beban setengah dari capasitas <50%
beban, kemudian lakukan pengamatan, kalau ada
kelainan harus diulang dari awal.
 Lakukan pengecekan awal setiap akan
mengoperasikan peralatan

2 Seting Perlengkapan  Gravitas – Pipa jatuh, terpeleset  Pipa disusun didalam rack khusus (Tri pot)
pendukung pengeboran
 Motion -- Ergonomis,  Menggunakan peralatan khusus yang dipasang
(Menata stang bor
diujung pipa (Swivel) ditahan dengan kunci
(DP), DC, dan Mata  Mechanical – Tangan terjepit
pipa.
Bor) terputar

3 Penempatan Material  Gravitas – Pipa jatuh, Bentonite  Pipa disusun didalam rack khusus
Pengeboran terjatuh, orang  Menggunakan alat bantu (crane)
tersandung/terjatuh
 Pastikan kemasan bentonite dan semen tidak
 Motion – Ergonomis rusak serta mengenakan masker debu
 Kimia _ terpapar dengan debu
Bentonite dan debu semen

D. PENGEBORAN DAN PEMASANGAN SURFACE CASING / CONDUCTOR PIPE.

1. Pemeriksaan dan  Gravitas – Bagian tubuh terhantuk,  Fokus terhadap pekerjaan


pengetesan seluruh tersandung/terpeleset
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
peralatan pengeboran
 Motion – tangan terjepit bahaya
 Mechanical – Tangan terjepit  Pada saat menghidupkan mesin pastikan tidak ada
terputar orang disekitar mesin yang bergerak
 Kimia – Bagian tubuh terpapar  Matikan mesin, cabut kunci apabila keadaan
solar dan oli. mesin tidak normal dan pada saat istirahat.
 Pastikan sambungan selang-selang dan tangki
bahan bakar tidak ada yang bocor.

2. Penggalian di titik  Gravitasi – Kejatuhan cangkul  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
Pengeboran dengan bahaya ( 1 pekerja di dalam lubang dan pekerja
 Motion – Terpukul cangkul,
ukuran sesuai yang lain di luar)
Ergonomis, Terlempar tanah
spesifikasi teknis
 Fokus terhadap pekerjaan dan memperhatikan
pekerja yang lain

3. Pemasangan mata bor  Gravitas – Kejatuhan mata bor,  Pengangkatan mata bor dibantu dengan alat
surface casing tepeleset. angkat dan dibantu dengan kawat baja diikat
dengan tali pengendali
 Motion – tangan terjepit, kepala
terbentur.  Dilakukan paling sedikit 3 orang dibagian bawah
dan 1 orang di posisi bagian operator.
 Mechanical – Tangan terjepit,
terputar  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
bahaya

4. Percampuran lumpur  Gravitasi – Terpeleset, terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
Pengeboran (Bentonite kejatuhan bentonite atau pipa. minimal 2 orang, pada saat memindahkan/
MIL-GEL disirkulasikan memasukan bentonite dengan gerobak.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
/ dicampur dengan air
tergores, terhantam pipa.  Selalu mengenakan PPE
bersih)
 Tekanan – Tersembur lumpur  Jangan menghidupkan pompa sebelum dipastikan
bentonite dan air. sambungan telah terpasang dengan sempurna
 Kimia – Tubuh terpapar bentonite.  Tuangkan bentonite secara perlahan-lahan.
 Mekanikal – Tangan terjepit dan  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
terputar bahaya

5. Pengeboran surface  Gravitas – Kejatuhan mata bor,  Pengangkatan mata bor dibantu dengan alat
casing tepeleset. angkat dan dibantu dengan kawat baja diikat
dengan tali pengendali
 Motion – tangan terjepit, kepala
terbentur.  Dilakukan paling sedikit 3 orang dibagian bawah
dan 1 orang di posisi bagian operator.
 Mechanical – Tangan terjepit,
terputar  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
bahaya

6. Pemasangan Surface  Gravitasi – Pipa terjatuh, pekerja  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
Casing Diameter dan terpeleset, formasi tanah runtuh. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
Pengelasan Safety bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
Surface Casing
tergores, terhantam pipa dan pipa  Selalu mengenakan PPE
(Pekerjaan Panas)
tidak dapat masuk sesuai dengan
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
desain awal.
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
 Tekanan – Tersembur lumpur supervisor
pengeboran dari lubang bor.
 Pastikan sambungan pipa tersambung dengan baik
 Kimia – bagian tubuh terpapar dan benar.
bentonite, solar, oli dan gris
(gemuk)  Kontrol lumpur Pengeboran dengan menambah
 Mekanikal – Tangan terjepit dan bentonite + drispack sehingga massa berat jenis
terputar Lumpur dapat memblok dan menutup rongga dari
gas tersebut.
 Suhu – tubuh terkena percikan las
 Jangan meninggalkan lubang bor dalam keadaan
 Kimia – terhirup asap las. lumpur pengeboran cair dan terdapat benda
 Radiasi – mata terpapar sinar las. didalam lubang tersebut.
 Listrik – Tersengat arus listrik.  Pastikan peralatan logging siap dilaksanakan.
 Biologi – Masker las tidak pernah  Perhatikan dan pengamatan terhadap perubahan
dibersihkan formasi pada saat pengeboran.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.
 Ijin kerja panas, lakukan secara berkala
pengetesan level kandungan gas (LEL) dan fire
watch ada ditempat selama pengelasan.
 Welder menggunakan sarung tangan las, welding
mask dan apron.
 Pada saat pekerjaan pengelasan hanya welder dan
pipe fitter yang berada di sekitar lokasi
kerja.
 Kabel las disusun rapi dan pastikan bahwa kabel
negative dari mesin las di lekatkan sedekat
mungkin dengan benda yang akan di las.
 Rutin merawat dan membersihkan masker las.

7. Cement Grouting di  Gravitasi – Pipa terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan,


bagian rongga annulus terpeleset.
 Selalu mengenakan PPE
yaitu diantara pipa
 Motion – Tangan terjepit, tangan
bagian luar surface  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
tergores, terhantam pipa,
casing dengan hole bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
tersembur cairan semen, cairan supervisor
pengeboran
semen tidak terisi dengan sempurna
/ buntu.  Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
 Kimia – Bagian tubuh terpapar debu
tanda bahaya atau barikade.
semen.
 Mengenakan masker debu
 Pada saat menuangkan cairan semen dituangkan
secara perlahan – lahan.
 Diberi saringan dengan ukuran 6 - 9 mesh screen
pada bagian atas corong.

E. PENGEBORAN PILOT HOLE

1. Pemasangan mata bor  Gravitas – Kejatuhan mata bor,  Pengangkatan mata bor dibantu dengan alat
pilot hole dia. 8” tepeleset. angkat dan dibantu dengan kawat baja diikat
dengan tali pengendali
 Motion – tangan terjepit, kepala
terbentur.  Dilakukan paling sedikit 3 orang dibagian bawah
dan 1 orang di posisi bagian operator.
 Mechanical – Tangan terjepit,
terputar  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
bahaya

2. Pencampuran lumpur  Gravitasi – Terpeleset, terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
pengeboran kejatuhan bentonite atau pipa. minimal 2 orang, pada saat memindahkan/
memasukan bentonite dengan gerobak.
(Bentonite MIL-GEL  Motion – Tangan terjepit, tangan
disirkulasi/dicampur tergores, terhantam pipa.  Selalu mengenakan PPE
dengan air bersih)
 Tekanan – Tersembur lumpur  Jangan menghidupkan pompa sebelum dipastikan
bentonite dan air. sambungan telah terpasang dengan sempurna
 Kimia – Tubuh terpapar bentonite.  Tuangkan bentonite secara perlahan-lahan.
 Mekanikal – Tangan terjepit dan  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
terputar bahaya

3. Pengeboran dia. 8”  Gravitasi – Pipa terjatuh, pekerja  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
terpeleset, formasi tanah runtuh. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa dan pipa  Selalu mengenakan PPE
tidak dapat masuk sesuai dengan  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
desain awal.
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
 Tekanan – Tersembur lumpur supervisor
pengeboran dari lubang bor.
 Pastikan sambungan pipa tersambung dengan baik
 Kimia – bagian tubuh terpapar dan benar.
bentonite, solar, oli dan gris
 Kontrol lumpur Pengeboran dengan menambah
(gemuk)
bentonite + drispack sehingga massa berat jenis
 Mekanikal – Tangan terjepit dan Lumpur dapat memblok dan menutup rongga dari
terputar gas tersebut.
 Jangan meninggalkan lubang bor dalam keadaan
lumpur pengeboran cair dan terdapat benda
didalam lubang tersebut.
 Pastikan peralatan logging siap dilaksanakan.
 Perhatikan dan pengamatan terhadap perubahan
formasi pada saat pengeboran.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.

4. Pengurasan lumpur  Gravitasi – Terpeleset, terjatuh.  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
Pengeboran minimal 2 orang pada saat pengurasan bak
 Motion – Tangan terjepit, tangan
lumpur.
tergores.
 Selalu mengenakan PPE
 Kimia – bagian tubuh terendam di
bak lumpur pengeboran  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
 Biologi – Air atau sungai dapat
supervisor
terkontaminasi.
 Hisap / kuras secara perlahan-lahan lumpur
 Mekanikal – Selang hisap pompa
lumpur bergerak tidak terarah. pengeboran sampai dengan batas terakhir selang
hisap pompa lumpur
 Pembuatan kotak pengurasan di bak lumpur
Pengeboran dengan ukuran 1 m x 1 m x 0,5 m.
 Lumpur pengeboran dari hasil pengurasan
disalurkan ke bak pengendap lumpur Pengeboran.
 Pastikan selang hisap pompa terikat dengan
kuat.

5. Pencampuran kembali  Gravitasi – Terpeleset, terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
lumpur pengeboran kejatuhan bentonite atau pipa. minimal 2 orang, pada saat memindahkan/
memasukan bentonite dengan gerobak.
(Bentonite MIL-GEL  Motion – Tangan terjepit, tangan
disirkulasi/dicampur tergores, terhantam pipa.  Selalu mengenakan PPE
dengan air bersih)
 Tekanan – Tersembur lumpur  Jangan menghidupkan pompa sebelum dipastikan
bentonite dan air. sambungan telah terpasang dengan sempurna
 Kimia – Tubuh terpapar bentonite.  Tuangkan bentonite secara perlahan-lahan.
 Mekanikal – Tangan terjepit dan  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
terputar bahaya

6. Sirkulasikan lumpur  Gravitasi – Pipa terjatuh, pekerja  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
pengeboran terpeleset, formasi tanah runtuh. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa dan pipa  Selalu mengenakan PPE
tidak dapat masuk sesuai dengan
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
desain awal.
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
 Tekanan – Tersembur lumpur supervisor
pengeboran dari lubang bor.
 Pastikan sambungan pipa tersambung dengan baik
 Kimia – bagian tubuh terpapar dan benar.
bentonite, solar, oli dan gris  Kontrol lumpur Pengeboran dengan menambah
(gemuk)
bentonite + drispack sehingga massa berat jenis
 Mekanikal – Tangan terjepit dan Lumpur dapat memblok dan menutup rongga dari
terputar gas tersebut.
 Jangan meninggalkan lubang bor dalam keadaan
lumpur pengeboran cair dan terdapat benda
didalam lubang tersebut.
 Pastikan peralatan logging siap dilaksanakan.
 Perhatikan dan pengamatan terhadap perubahan
formasi pada saat pengeboran.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.

F. PELAKSANAAN GEOPHYSICAL WELL LOGGING

1. Sirkulasikan lumpur  Gravitasi – Pipa terjatuh, pekerja  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
pengeboran terpeleset, formasi tanah runtuh. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa dan pipa  Selalu mengenakan PPE
tidak dapat masuk sesuai dengan
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
desain awal.
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
 Tekanan – Tersembur lumpur supervisor
pengeboran dari lubang bor.
 Pastikan sambungan pipa tersambung dengan baik
 Kimia – bagian tubuh terpapar dan benar.
bentonite, solar, oli dan gris
 Kontrol lumpur Pengeboran dengan menambah
(gemuk)
bentonite + drispack sehingga massa berat jenis
 Mekanikal – Tangan terjepit dan Lumpur dapat memblok dan menutup rongga dari
terputar gas tersebut.
 Jangan meninggalkan lubang bor dalam keadaan
lumpur pengeboran cair dan terdapat benda
didalam lubang tersebut.
 Pastikan peralatan logging siap dilaksanakan.
 Perhatikan dan pengamatan terhadap perubahan
formasi pada saat pengeboran.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.

2. Pengambilan data  Gravitasi – kabel dan elektroda  Kabel dan elektoda diturunkan secara perlahan –
logging geophysical terjatuh, terjatuh kedalam lubang lahan dengan menggunakan roll.
pengeboran.
 Pastikan bagian ujung elektroda diberi pemberat
dan diikat dengan benar.
 Pasang tali pengaman pada ujung kabel bagian
atas dan diikatkan pada struktur yang kokoh.
 Pasang penutup di atas surface casing.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.

G. PEMBESARAN LUBANG BOR / UNDER REAMING

1. Penggantian Mata bor  Gravitas – Kejatuhan mata bor,  Pengangkatan mata bor dibantu dengan alat
8” menjadi 12” tepeleset. angkat dan dibantu dengan kawat baja diikat
dengan tali pengendali
 Motion – tangan terjepit, kepala
terbentur.  Dilakukan paling sedikit 3 orang dibagian bawah
dan 1 orang di posisi bagian operator.
 Mechanical – Tangan terjepit,
terputar  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
bahaya

2. Pencampuran lumpur  Gravitasi – Terpeleset, terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
pengeboran (Bentonite kejatuhan bentonite atau pipa. minimal 2 orang, pada saat memindahkan/
MIL-GEL memasukan bentonite dengan gerobak.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
disirkulasi/dicampur
tergores, terhantam pipa.  Selalu mengenakan PPE
dengan air bersih)
 Tekanan – Tersembur lumpur  Jangan menghidupkan pompa sebelum dipastikan
bentonite dan air. sambungan telah terpasang dengan sempurna
 Kimia – Tubuh terpapar bentonite.  Tuangkan bentonite secara perlahan-lahan.
 Mekanikal – Tangan terjepit dan  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
terputar bahaya

3. Pengeboran /  Gravitasi – Pipa terjatuh, pekerja  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
pembesaran lubang terpeleset, formasi tanah runtuh. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
Diameter 12” bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa dan pipa  Selalu mengenakan PPE
tidak dapat masuk sesuai dengan  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
desain awal.
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
 Tekanan – Tersembur lumpur supervisor
pengeboran dari lubang bor.
 Pastikan sambungan pipa tersambung dengan baik
 Kimia – bagian tubuh terpapar dan benar.
bentonite, solar, oli dan gris  Kontrol lumpur Pengeboran dengan menambah
(gemuk)
bentonite + drispack sehingga massa berat jenis
 Mekanikal – Tangan terjepit dan Lumpur dapat memblok dan menutup rongga dari
terputar gas tersebut.
 Jangan meninggalkan lubang bor dalam keadaan
lumpur pengeboran cair dan terdapat benda
didalam lubang tersebut.
 Pastikan peralatan logging siap dilaksanakan.
 Perhatikan dan pengamatan terhadap perubahan
formasi pada saat pengeboran.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.

4. Pengurasan lumpur  Gravitasi – Terpeleset, terjatuh.  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
pengeboran minimal 2 orang pada saat pengurasan bak
 Motion – Tangan terjepit, tangan
lumpur.
tergores.
 Selalu mengenakan PPE
 Kimia – bagian tubuh terendam di
bak lumpur pengeboran  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
 Biologi – Air atau sungai dapat bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
supervisor
terkontaminasi.
 Hisap / kuras secara perlahan-lahan lumpur
 Mekanikal – Selang hisap pompa
lumpur bergerak tidak terarah. pengeboran sampai dengan batas terakhir selang
hisap pompa lumpur
 Pembuatan kotak pengurasan di bak lumpur
Pengeboran dengan ukuran 1 m x 1 m x 0,5 m.
 Lumpur pengeboran dari hasil pengurasan
disalurkan ke bak pengendap lumpur Pengeboran.
 Pastikan selang hisap pompa terikat dengan
kuat.

5. Pencampuran kembali  Gravitasi – Terpeleset, terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
lumpur pengeboran kejatuhan bentonite atau pipa. minimal 2 orang, pada saat memindahkan/
memasukan bentonite dengan gerobak.
(Bentonite MIL-GEL  Motion – Tangan terjepit, tangan
disirkulasi/dicampur tergores, terhantam pipa.  Selalu mengenakan PPE
dengan air bersih)
 Tekanan – Tersembur lumpur  Jangan menghidupkan pompa sebelum dipastikan
bentonite dan air. sambungan telah terpasang dengan sempurna
 Kimia – Tubuh terpapar bentonite.  Tuangkan bentonite secara perlahan-lahan.
 Mekanikal – Tangan terjepit dan  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
terputar bahaya

6. Sirkulasikan lumpur  Gravitasi – Pipa terjatuh, pekerja  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
pengeboran terpeleset, formasi tanah runtuh. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa dan pipa  Selalu mengenakan PPE
tidak dapat masuk sesuai dengan
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
desain awal.
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
 Tekanan – Tersembur lumpur supervisor
pengeboran dari lubang bor.
 Pastikan sambungan pipa tersambung dengan baik
 Kimia – bagian tubuh terpapar dan benar.
bentonite, solar, oli dan gris
 Kontrol lumpur Pengeboran dengan menambah
(gemuk)
bentonite + drispack sehingga massa berat jenis
 Mekanikal – Tangan terjepit dan Lumpur dapat memblok dan menutup rongga dari
terputar gas tersebut.
 Jangan meninggalkan lubang bor dalam keadaan
lumpur pengeboran cair dan terdapat benda
didalam lubang tersebut.
 Pastikan peralatan logging siap dilaksanakan.
 Perhatikan dan pengamatan terhadap perubahan
formasi pada saat pengeboran.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.

7. Penggantian Mata bor  Gravitas – Kejatuhan mata bor,  Pengangkatan mata bor dibantu dengan alat
12” menjadi 17” tepeleset. angkat dan dibantu dengan kawat baja diikat
dengan tali pengendali
 Motion – tangan terjepit, kepala
terbentur.  Dilakukan paling sedikit 3 orang dibagian bawah
dan 1 orang di posisi bagian operator.
 Mechanical – Tangan terjepit,
terputar  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
bahaya

8. Pencampuran lumpur  Gravitasi – Terpeleset, terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
pengeboran (Bentonite kejatuhan bentonite atau pipa. minimal 2 orang, pada saat memindahkan/
MIL-GEL memasukan bentonite dengan gerobak.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
disirkulasi/dicampur
tergores, terhantam pipa.  Selalu mengenakan PPE
dengan air bersih)
 Tekanan – Tersembur lumpur  Jangan menghidupkan pompa sebelum dipastikan
bentonite dan air. sambungan telah terpasang dengan sempurna
 Kimia – Tubuh terpapar bentonite.  Tuangkan bentonite secara perlahan-lahan.
 Mekanikal – Tangan terjepit dan  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
terputar bahaya

9. Pengeboran /  Gravitasi – Pipa terjatuh, pekerja  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
pembesaran lubang terpeleset, formasi tanah runtuh. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
Diameter 17” bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa dan pipa  Selalu mengenakan PPE
tidak dapat masuk sesuai dengan  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
desain awal.
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
 Tekanan – Tersembur lumpur supervisor
pengeboran dari lubang bor.
 Pastikan sambungan pipa tersambung dengan baik
 Kimia – bagian tubuh terpapar dan benar.
bentonite, solar, oli dan gris  Kontrol lumpur Pengeboran dengan menambah
(gemuk)
bentonite + drispack sehingga massa berat jenis
 Mekanikal – Tangan terjepit dan Lumpur dapat memblok dan menutup rongga dari
terputar gas tersebut.
 Jangan meninggalkan lubang bor dalam keadaan
lumpur pengeboran cair dan terdapat benda
didalam lubang tersebut.
 Pastikan peralatan logging siap dilaksanakan.
 Perhatikan dan pengamatan terhadap perubahan
formasi pada saat pengeboran.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.

10 Pengurasan lumpur  Gravitasi – Terpeleset, terjatuh.  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
. pengeboran minimal 2 orang pada saat pengurasan bak
 Motion – Tangan terjepit, tangan
lumpur.
tergores.
 Selalu mengenakan PPE
 Kimia – bagian tubuh terendam di
bak lumpur pengeboran  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
 Biologi – Air atau sungai dapat bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
supervisor
terkontaminasi.
 Hisap / kuras secara perlahan-lahan lumpur
 Mekanikal – Selang hisap pompa
lumpur bergerak tidak terarah. pengeboran sampai dengan batas terakhir selang
hisap pompa lumpur
 Pembuatan kotak pengurasan di bak lumpur
Pengeboran dengan ukuran 1 m x 1 m x 0,5 m.
 Lumpur pengeboran dari hasil pengurasan
disalurkan ke bak pengendap lumpur Pengeboran.
 Pastikan selang hisap pompa terikat dengan
kuat.

11 Pencampuran kembali  Gravitasi – Terpeleset, terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
. lumpur pengeboran kejatuhan bentonite atau pipa. minimal 2 orang, pada saat memindahkan/
(Bentonite MIL-GEL memasukan bentonite dengan gerobak.
disirkulasi/dicampur  Motion – Tangan terjepit, tangan  Selalu mengenakan PPE
dengan air bersih) tergores, terhantam pipa.
 Jangan menghidupkan pompa sebelum dipastikan
 Tekanan – Tersembur lumpur sambungan telah terpasang dengan sempurna
bentonite dan air.
 Tuangkan bentonite secara perlahan-lahan.
 Kimia – Tubuh terpapar bentonite.
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
 Mekanikal – Tangan terjepit dan bahaya
terputar

12 Sirkulasikan lumpur  Gravitasi – Pipa terjatuh, pekerja  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
. pengeboran terpeleset, formasi tanah runtuh. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa dan pipa  Selalu mengenakan PPE
tidak dapat masuk sesuai dengan  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
desain awal.
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
 Tekanan – Tersembur lumpur supervisor
pengeboran dari lubang bor.
 Pastikan sambungan pipa tersambung dengan baik
 Kimia – bagian tubuh terpapar dan benar.
bentonite, solar, oli dan gris
 Kontrol lumpur Pengeboran dengan menambah
(gemuk)
bentonite + drispack sehingga massa berat jenis
 Mekanikal – Tangan terjepit dan Lumpur dapat memblok dan menutup rongga dari
terputar gas tersebut.
 Jangan meninggalkan lubang bor dalam keadaan
lumpur pengeboran cair dan terdapat benda
didalam lubang tersebut.
 Pastikan peralatan logging siap dilaksanakan.
 Perhatikan dan pengamatan terhadap perubahan
formasi pada saat pengeboran.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.

G. PELAKSANAAN KONTRUKSI SUMUR

1. Pemasangan pipa blank  Gravitas – Kejatuhan pipa,  Pengangkatan piap dibantu dengan alat angkat
casing diameter 10” tepeleset. dan dibantu dengan kawat baja diikat dengan
(Pekerja Panas) tali pengendali
 Motion – tangan terjepit, kepala
terbentur.  Dilakukan paling sedikit 3 orang dibagian bawah
dan 1 orang di posisi bagian operator.
 Mechanical – Tangan terjepit,
terputar Suhu – bagian tubuh  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
terkena percikan las bahaya
 Kimia – terhirup asap las.  Ijin kerja panas, lakukan secara berkala
pengetesan level kandungan gas (LEL) dan fire
 Radiasi – mata terpapar sinar las.
watch ada ditempat selama pengelasan
 Listrik – Tersengat arus listrik.
 Welder menggunakan sarung tangan las, welding
 Biologi – Masker las tidak pernah mask dan apron (Jaket kulit las)
dibersihkan
 Pada saat pekerjaan pengelasan hanya welder dan
pipe fitter yang berada di sekitar lokasi
kerja.
 Kabel las disusun rapi dan pastikan bahwa kabel
negative dari mesin las di lekatkan sedekat
mungkin dengan benda yang akan di las.
 Rutin merawat dan membersihkan masker las.
 Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan non-stop
sampai pipa kontruksi sesuai dengan desain dan
total kedalaman.

2. Pemasangan Pipa  Gravitas – Kejatuhan pipa,  Pengangkatan pipa dibantu dengan alat angkat
saringan / screen tepeleset. dan dibantu dengan kawat baja diikat dengan
diameter 10” (Pekerja tali pengendali
 Motion – tangan terjepit, kepala
Panas).
terbentur.  Dilakukan paling sedikit 3 orang dibagian bawah
dan 1 orang di posisi bagian operator.
 Mechanical – Tangan terjepit,
terputar Suhu – bagian tubuh  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
terkena percikan las bahaya
 Kimia – terhirup asap las.  Ijin kerja panas, lakukan secara berkala
pengetesan level kandungan gas (LEL) dan fire
 Radiasi – mata terpapar sinar las.
watch ada ditempat selama pengelasan
 Listrik – Tersengat arus listrik.
 Welder menggunakan sarung tangan las, welding
 Biologi – Masker las tidak pernah mask dan apron (Jaket kulit las)
dibersihkan
 Pada saat pekerjaan pengelasan hanya welder dan
 Motion – Pipa Screen tersandar pipe fitter yang berada di sekitar lokasi
pada dinding pengeboran kerja.
 Kabel las disusun rapi dan pastikan bahwa kabel
negative dari mesin las di lekatkan sedekat
mungkin dengan benda yang akan di las.
 Rutin merawat dan membersihkan masker las.
 Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan non-stop
sampai pipa kontruksi sesuai dengan desain dan
total kedalaman.
 Pengelasan centralizer / central guide pada
setiap screen pada bagian atas dan bawah screen
sehingga gravel dapat terselimuti dengan
sempurna di bagian luar screen.
 Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan non-stop
sampai pipa kontruksi sesuai dengan desain dan
total kedalaman.

3. Pemasangan pipa blank  Gravitas – Kejatuhan pipa,  Pengangkatan piap dibantu dengan alat angkat
casing diameter 8” tepeleset. dan dibantu dengan kawat baja diikat dengan
(Pekerja Panas) tali pengendali
 Motion – tangan terjepit, kepala
terbentur.  Dilakukan paling sedikit 3 orang dibagian bawah
dan 1 orang di posisi bagian operator.
 Mechanical – Tangan terjepit,
terputar Suhu – bagian tubuh  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
terkena percikan las bahaya
 Kimia – terhirup asap las.  Ijin kerja panas, lakukan secara berkala
pengetesan level kandungan gas (LEL) dan fire
 Radiasi – mata terpapar sinar las.
watch ada ditempat selama pengelasan
 Listrik – Tersengat arus listrik.
 Welder menggunakan sarung tangan las, welding
 Biologi – Masker las tidak pernah mask dan apron (Jaket kulit las)
dibersihkan
 Pada saat pekerjaan pengelasan hanya welder dan
pipe fitter yang berada di sekitar lokasi
kerja.
 Kabel las disusun rapi dan pastikan bahwa kabel
negative dari mesin las di lekatkan sedekat
mungkin dengan benda yang akan di las.
 Rutin merawat dan membersihkan masker las.
 Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan non-stop
sampai pipa kontruksi sesuai dengan desain dan
total kedalaman.

4. Pemasangan Pipa  Gravitas – Kejatuhan pipa,  Pengangkatan pipa dibantu dengan alat angkat
saringan / screen tepeleset. dan dibantu dengan kawat baja diikat dengan
diameter 8” (Pekerja tali pengendali
 Motion – tangan terjepit, kepala
Panas).
terbentur.  Dilakukan paling sedikit 3 orang dibagian bawah
dan 1 orang di posisi bagian operator.
 Mechanical – Tangan terjepit,
terputar Suhu – bagian tubuh  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
terkena percikan las bahaya
 Kimia – terhirup asap las.  Ijin kerja panas, lakukan secara berkala
pengetesan level kandungan gas (LEL) dan fire
 Radiasi – mata terpapar sinar las.
watch ada ditempat selama pengelasan
 Listrik – Tersengat arus listrik.
 Welder menggunakan sarung tangan las, welding
 Biologi – Masker las tidak pernah mask dan apron (Jaket kulit las)
dibersihkan
 Pada saat pekerjaan pengelasan hanya welder dan
 Motion – Pipa Screen tersandar pipe fitter yang berada di sekitar lokasi
pada dinding pengeboran kerja.
 Kabel las disusun rapi dan pastikan bahwa kabel
negative dari mesin las di lekatkan sedekat
mungkin dengan benda yang akan di las.
 Rutin merawat dan membersihkan masker las.
 Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan non-stop
sampai pipa kontruksi sesuai dengan desain dan
total kedalaman.
 Pengelasan centralizer / central guide pada
setiap screen pada bagian atas dan bawah screen
sehingga gravel dapat terselimuti dengan
sempurna di bagian luar screen.
 Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan non-stop
sampai pipa kontruksi sesuai dengan desain dan
total kedalaman.

5. Pemasangan Pipa  Motion – tangan terjepit, kepala  Dilakukan paling sedikit 3 orang dibagian bawah
Piezometric diameter terbentur. dan 1 orang di posisi bagian operator.
1” (Pekerja Panas).
 Mechanical – Tangan terjepit,  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
terputar Suhu – bagian tubuh bahaya
terkena percikan las
 Welder menggunakan sarung tangan las, welding
 Kimia – terhirup asap las. mask dan apron (Jaket kulit las)
 Radiasi – mata terpapar sinar las.  Pada saat pekerjaan pengelasan hanya welder dan
 Listrik – Tersengat arus listrik. pipe fitter yang berada di sekitar lokasi
kerja.
 Biologi – Masker las tidak pernah
dibersihkan  Kabel las disusun rapi dan pastikan bahwa kabel
negative dari mesin las di lekatkan sedekat
mungkin dengan benda yang akan di las.
 Rutin merawat dan membersihkan masker las.
 Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan non-stop
sampai pipa kontruksi sesuai dengan desain dan
total kedalaman.

6. Pengisian Gravel pack  Gravitasi – Pipa terjatuh,  Selalu mengenakan PPE


Kejatuhan Karung Gravel terjatuh.
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
 Motion – Tangan terjepit, tangan bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
tergores, terhantam pipa, gravel supervisor
tidak terisi dengan sempurna.
 Pastikan sambungan pipa tersambung dengan baik
 Mekanikal – Tangan terjepit dan dan benar.
terputar  Pengisian gravel ke karung tidak melebihi
kapasitas tonase karung, maksimal pengisian 20
karung (50 kg/karung).
 Pengangkatan karung gravel dibantu dengan alat
angkat dan dibantu dengan kawat baja diikat
dengan tali pengendali
 Diberi saringan dengan ukuran 6 - 9 mesh screen
pada bagian atas corong.
 Pengeceran lumpur pengeboran agar gravel dapat
turun dan duduk dengan sempurna.
 Pastikan gravel telah terisi sesuai dengan
target level pengisian dengan menurunkan lot
yang telah diukur sesuai dengan target.

H. PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SUMUR / WELL DEVELOPMENT

1. Pengenceran Lumpur Bor  Gravitasi – Pipa terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
terpeleset. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa, sumur  Selalu mengenakan PPE
masih banyak mengandung pasir,
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
screen masih tertutup lumpur
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
Pengeboran.
supervisor
 Tekanan – Tersembur air bertekanan
 Air yang keluar dari sumur langsung di salurkan
tinggi.
ke bak pengendap lumpur.
 Mekanikal – Tangan terjepit dan
 Pastikan pipa stang bor berada pada posisi
terputar
paling bawah / bottom sumur agar pasir yang
terendap dapat terangkat.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.

2. Pemberian bahan kimia  Gravitasi – Pipa terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
pengurai Mud Cake terpeleset. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
(STPP) bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa, sumur  Selalu mengenakan PPE
masih banyak mengandung pasir,
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
screen masih tertutup lumpur
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
Pengeboran.
supervisor
 Tekanan – Tersembur air bertekanan
 Air yang keluar dari sumur langsung di salurkan
tinggi.
ke bak pengendap lumpur.
 Mekanikal – Tangan terjepit dan
 Pastikan pipa stang bor berada pada posisi
terputar
paling bawah / bottom sumur agar pasir yang
 Kimia - bagian tubuh terpapar terendap dapat terangkat.
baham kimia STPP
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.
 Lakukan Jetting disetiap screen dengan gerakan
naik turun selama 4 kali secara perlahan-lahan.

3. Water jetting  Gravitasi – Pipa terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
terpeleset. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa, sumur  Selalu mengenakan PPE
masih banyak mengandung pasir,
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
screen masih tertutup lumpur
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
Pengeboran.
supervisor
 Tekanan – Tersembur air bertekanan
 Air yang keluar dari sumur langsung di salurkan
tinggi.
ke bak pengendap lumpur.
 Mekanikal – Tangan terjepit dan
 Pastikan pipa stang bor berada pada posisi
terputar
paling bawah / bottom sumur agar pasir yang
terendap dapat terangkat.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
tanda bahaya atau barikade.
 Lakukan Jetting disetiap screen dengan gerakan
naik turun selama 4 kali secara perlahan-lahan.

4. Air Lifting dengan  Gravitasi – Pipa terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
mesin compressor. terpeleset. minimal 2 orang pada saat penyambungan stang
bor.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa, sumur  Selalu mengenakan PPE
masih banyak mengandung pasir.
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
 Tekanan – Selang compressor bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
(terlepas,terputus dan pecah), supervisor
Tersembur udara bertekanan tinggi.
 Pastikan tabung mesin compressor dalam keadaan
 Mekanikal – Tangan terjepit dan baik dan terdapat safety valves.
terputar.
 Posisikan selang compressor dalam keadaan tidak
terjepit, tidak melingkar dan rapi.
 Pastikan sambungan pipa tersambung dengan baik
dan benar.
 Pasangan pin safety dan karet pada setiap
sambungan selang compressor.

5. Over Pumping  Gravitasi – Pipa terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
terpeleset. minimal 4 orang pada saat penyambungan pipa
hisap pompa.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
tergores, terhantam pipa, kabel  Selalu mengenakan PPE
tergesek dengan pipa sumur, benda
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
asing masuk kedalam sumur.
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
 Mekanikal – Tangan terjepit dan supervisor.
terputar
 Pasang kable ties disetiap 2 meter lalu eratkan
bersamaan dengan pipa hisap pompa.
 Merger sambungan kabel pada setiap penurunan 6
meter.
 Pastikan pipa hisap pompa berada ditengah
sumur.
 Pembuatan tutup sumur untuk mencegah benda
asing masuk kedalam sumur.

6. Cement Grouting di  Gravitasi – Pipa terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan,


bagian rongga annulus terpeleset.
 Selalu mengenakan PPE
yaitu diantara pipa
 Motion – Tangan terjepit, tangan
bagian luar pipa blank  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
tergores, terhantam pipa,
casing dia10” dengan bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
tersembur cairan semen, cairan supervisor
hole pengeboran 17”
semen tidak terisi dengan sempurna
/ buntu.  Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
 Kimia – Bagian tubuh terpapar debu
tanda bahaya atau barikade.
semen.
 Mengenakan masker debu
 Pada saat menuangkan cairan semen dituangkan
secara perlahan – lahan.
 Diberi saringan dengan ukuran 6 - 9 mesh screen
pada bagian atas corong.

I. PEMASANGAN POMPA PERMANENT

1. Pemasangan submersible  Gravitasi – Pipa terjatuh,  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
pump termasuk kabel terpeleset. minimal 4 orang pada saat penyambungan pipa
power , kabel WLC, dan hisap pompa.
 Motion – Tangan terjepit, tangan
electrode.
tergores, terhantam pipa, kabel  Selalu mengenakan PPE
tergesek dengan pipa sumur, benda
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
asing masuk kedalam sumur.
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
 Mekanikal – Tangan terjepit dan supervisor.
terputar
 Pasang kable ties disetiap 2 meter lalu eratkan
bersamaan dengan pipa hisap pompa.
 Merger sambungan kabel pada setiap penurunan 6
meter.
 Pastikan pipa hisap pompa berada ditengah
sumur.
 Pembuatan tutup sumur untuk mencegah benda
asing masuk kedalam sumur.

2. Kegiatan pumping test  Gravitasi – Kabel water level  Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
dan analisa sample indicator terjatuh, drum minimal 2 orang pada saat pemeriksaan pumping
akhir kulitas air pengetesan debit terpental. wáter level, uji debit pemompaan, dan
pengambilan simple air.
 Motion – Ergonomis
 Selalu mengenakan PPE.
 Listrik – tersengat aliran listrik
dari kabel power pompa menuju ke  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
power control panel. bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
supervisor.

J. PEMASANGAN TIANG TRAKER

1. Pembuatan pondasi dan  Gravitasi – Terjatuh, terpeleset.  Fokus terhadap pekerjaan,


lantai tracker
 Motion – Tangan terjepit, tangan  Selalu mengenakan PPE
tergores, terhantam pipa,  Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
tersembur cairan semen, cairan
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
semen tidak terisi dengan sempurna supervisor
/ buntu.
 Pastikan setiap meninggalkan lokasi kerja
 Kimia – Bagian tubuh terpapar debu
lubang sumur dalam keadaan tertutup dan diberi
semen.
tanda bahaya atau barikade.
 Mengenakan masker debu
 Diberi saringan dengan ukuran 6 - 9 mesh screen
pada bagian atas corong.

2. Pemasangan tiang  Gravitasi – Tiang roboh, benda  Lakukan pengangkatan secara bertahap, dengan
tracker terjatuh, terpeleset cara memberi beban setengah dari capasitas <50%
 Motion – Tiang bergeser beban, kemudian lakukan pengamatan, kalau ada
kelainan harus diulang dari awal.
 Tekanan – Tanah amblas atau
terturun.  Lakukan pengecekan awal setiap akan
mengoperasikan peralatan.
 Pastikan kedudukan tiang berada pada posisi
yang aman dan tidak condong ke arah yang
berbahaya.

K. PEMASANGAN INSTRUMENT PERPIPAAN

1. Pemasangan Instrument  Gravitasi – Pipa terjatuh,  Selalu mengenakan PPE


pipa termasuk terpeleset.
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
penyambungan kabel
 Motion – Tangan terjepit, tangan bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
power pompa ke control
tergores, terhantam pipa, kabel supervisor.
panel
tergesek dengan pipa sumur, benda
asing masuk kedalam sumur.
 Mekanikal – Tangan terjepit dan
terputar.

L. PEMASANGAN CATHODIC PROTECTION

1. Pemasangan catodic  Gravitas – tepeleset, tertimpa,  Galian pemasangan catodic protection dilakukan
protection tertimbun. dengan hati-hati dan selalu di dampingi oleh 1
orang.
 Motion – tangan terjepit, kepala
terbentur.  Welder menggunakan sarung tangan las, welding
mask dan apron (Jaket kulit las)
 Mechanical – Tangan terjepit,
terputar  Pada saat pekerjaan pengelasan hanya welder dan
pipe fitter yang berada di sekitar lokasi
 Suhu – bagian tubuh terkena
kerja.
percikan las
 Kabel las disusun rapi dan pastikan bahwa kabel
 Kimia – terhirup asap las,
terhirup debu magnesium. negative dari mesin las di lekatkan sedekat
mungkin dengan benda yang akan di las.
 Radiasi – mata terpapar sinar las.
 menggunakan masker debu.
 Listrik – Tersengat arus listrik.
 Biologi – Masker las tidak pernah
dibersihkan

M. PEMBUATAN PAGAR PENGAMAN SUMUR

1. Pembuatan pagar  Gravitasi – Pipa terjatuh,  Selalu mengenakan PPE


terpeleset.
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
 Motion – Tangan terjepit, tangan bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
tergores, terhantam pipa, supervisor.
tertusuk.
 Mekanikal – Tangan terjepit dan
terputar.

2. Pembuatan Drainase  Gravitasi – Terjatuh, terpeleset,  Selalu mengenakan PPE


tertimbun.
 dinding galian drainase harus di pasangai
 Motion – Tangan terjepit, tangan pondasi sementara untuk memperkuat dinding.
tergores, terhantam, tertusuk.
 Meletakan peralatan kerja dengan aman dan
benar.
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
supervisor.

N. PEKERJAAN AKHIR

1. Setting Down Peralatan  Gravitasi – Menara roboh, pipa  Pastikan dan lakukan pemeriksaan peralatan
(menurunkan menara terjatuh, terpeleset. pengeboran dan perlengkapan Pengeboran dalam
Pengeboran) termasuk keadaan baik.
 Motion – Menara Roboh, ergonomis
pembongkaran seluruh
 Dilakukan pemeriksaan terhadap pondasi
perlengkapan  Tekanan – Selang hydrolic pecah,
peralatan pengeboran dalam keadaan tetap rata.
Pengeboran tanah amblas / terturun.
 Pemeriksaan selang hidrolik tidak mengalami
 Mechnical – Join putus, PTO Gear
kebocoran dan dapat berfungsi dengan baik.
pecah, tangan terjepit, terputar.
 Turunkan menara secara perlahan-lahan dalam
kondisi mesin Pengeboran stabil / rata.
 Fokus terhadap pekerjaan, dilakukan oleh
minimal 2 orang pembongkaran selang hisap dan
pipa – pipa perlengkapan Pengeboran
 Selalu mengenakan PPE
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
bahaya dengan selalu menempatkan 1 orang
supervisor.

2. Muat seluruh peralatan  Gravitasi – peralatan dan  Perlengkapan ditaruh dalam posisi aman dan
dan perlengkapan perlengkapan terjatuh. diikat dengan kuat.
Pengeboran ke truck
 Motion - Tabrakan, terguling,  Pastikan kondisi kendaraan baik
dengan cara manual
tangan dan kaki terjepit,
ataupun dengan alat  Sopir memiliki SIM Perusahaan, pastikan sopir
tergores, ergonomis.
bantu (crane) kondisis sehat, dan mematuhi aturan
 Mechanical – Tangan terjepit berkendaraan di dalam terminal maks kecepatan <
terputar 30 KM/Jam
 Pastikan setiap mau bergerak dalam posisi maju,
rem tangan diaktifkan, dan roda kendaraan
diganjal.
 Selalu mengenakan PPE
 Fokus terhadap pekerjaan
 Jangan menempatkan diri pada posisi di lintasan
bahaya
 Pastikan tonase muatan sesuai dengan kemampuan
truck.

3. HouseKeeping  Motion – Tangan terjepit, tangan  Menyediakan tempat sampah di lokasi pekerjaan
tergores, ergonomis. sesuai dengan kategorinya yaitu : sampah
organik, non-organik dan chemical.
 Biologi – wabah serangga / lalat.
 Mengumpulkan dan membuang sampah di lokasi
pekerjaan sesuai dengan kategorinya yang telah
ditentukan dan disediakan.
 Selalu mengenakan PPE
 Fokus terhadap pekerjaan

4. Tutup ijin kerja  Tidak ada bahaya yang terjadi  Tidak ada
secara signifikan

5. Perjalanan menuju  Tidak ada potensi bahaya di  Tidak ada


workshop PT. TRANS lingkungan pekerjaan
MEDIAKOM INDONESIA.
(dilakukan diluar area
Lokasi kerja
pengeboran)

6. Laporan akhir dan  Tidak ada bahaya yang terjadi  Tidak ada
dokumetasi proyek secara signifikan

7. Serah terima pekerjaan  Tidak ada bahaya yang terjadi  Tidak ada
secara signifikan
B. PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN LAIN
Berikut ini adalah daftar peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib
dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanakan paket pekerjaan "PEMBANGUNAN SUMUR DALAM 1 (
SATU ) UNIT DAN PERPIPAAN LOK TUAN KOTA BONTANG" adalah:
1. UU No.01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
3. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU

C. SASARAN K3 DAN PROGRAM K3


SASARAN K3
Agar tercapainya tujuan dan untuk menjaga agar lingkungan kerja tetap baik dimana
sasaran K3 dijadikan sebagai prioritas utama PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA. Sasaran K3
adalah sebagai berikut:
1. PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA akan selalu taat pada Kebijaksanaan dan Peraturan
Perundang-undangan tentang K3LL yang berlaku di Indonesia serta aturan tambahan yang
ditetapkan oleh pengguna jasa, serta akan menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan
Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (SMK3LL)
2. Bahwa sasaran Utama PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA adalah zero accident
3. Tiap manajer atau pengawas lini bertanggung jawab untuk mengupayakan, agar pekerjaan
yang diawasinya bebas dari kecelakaan, dan melakukan penyelidikan semua
kecelakaan,keadaan hamper celaka dan semua penyimpangan yang terjadi dengan tujuan
untuk mengetahui dan menghilangkan sebab dasarnya dan melaksanakan tindakan
perbaikan dengan segera
4. Manajemen akan melaksanakan inspeksi-inspeksi terencana secara berkala untuk
mengetahui dan mengurangi potensi bahaya
5. Mengembangkan perencanaan tindakan darurat beserta prosedur penanggulangan yang
efektif, utuk mendukung program keselamatan, dan kesehatan kerja di tempat kerja dan
lindungan lingkungan
6. Menyiapkan dan melaksanakan pelatihan bagi seluruh karyawan dan mendorong mereka
untuk memberikan masukan-masukan untu perbaikan masalah kesehatan, keselamatan kerja
dan lindungan lingkungan.
7. Setiap karyawan akan melaporkan semua kasus kecelakaan, hampir celaka (nearmiss) dan
anomaly.

PROGRAM K3
Program K3 PT. TRANS MEDIAKOM INDONESIA adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui daerah – daerah yang berpotensi terhadap kecelakaan dengan menghilangkan
bahaya tersebut.
2. Memberikan pelatihan kepada semua karyawan
3. Melakukan Induksi dan orientasi keselamatan kepada setiap karyawan baru
atau karyawan yang baru dipindahkan dari satu bagian kebagian lainnya.
4. Memasang pelindung – pelindung pada mesin.
5. Melakukan pertemuan kelompok (group meeting) secara teratur
6. Melakukan kampanye keselamatan dengan memasang poster, spanduk, safety flash dan
lain – lain.
7. Memakai alat pelindung diri yang telah disediakan
8. Melaporkan dan melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan, dan nyaris celaka serta
menindak lanjuti semua saran – saran yang telah diberikan
9. Melaksanakan latihan tentang rencana keadaan darurat.
10. Melakukan inspeksi dan internal audit secara teratur serta menindak lanjuti hasil
temuannya.
D. STRUKTUR ORGANISASI K3.

Sandy Aditya Susilo,


ST.
Direktur Utama

Safety Officer /
Ahli K3 Konstruksi

Lasher Arthur
Silitonga, ST
Manajer Proyek (Project
Managers)

Oey Welly Siratu Rachmat


Andryono R. Ashri Bambang
Wijaya Akbar Mekanik &
Prihantono, ST. Suharyono
Adm. & Tukang Ukur Elektrikal
Pipa Geologist Tukang Las Juru Bor
Keuangan

Drill Crew /
Tenaga
Terampil

Security /
Penjaga
Keamanan

Anda mungkin juga menyukai